file · web viewsebuah jaket berlumur darahkami semua telah menatapmutelah berbagi duka...

7
Puisi pilihan tingkat dasar 1 KITA ADALAH PEMILIK SAH REPUBLIK INI Karya : Taufiq Ismail Tidak ada pilihan lain. Kita harus Berjalan terus Karena berhenti atau mundur Berarti hancur. Apakah akan kita jual keyakinan kita Dalam pengabdian tanpa harga Akan maukah kita duduk satu meja Dengan para pembunuh tahun lalu Dalam setiap kalimat yang berakhiran "Duli Tuanku?" Tidak ada pilihan lain. Kita harus Berjalan terus Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan Mengacungkan tangat untuk oplet dan bus yang penuh Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan Dan seribu pengeras suara yang hampa suara Tidak ada pilihan lagi. Kita harus Berjalan terus

Upload: truongmien

Post on 05-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewSebuah jaket berlumur darahKami semua telah menatapmuTelah berbagi duka yang agungDalam kepedihan berahun-tahunSebuah sungai membatasi kitaDi bawah terik

Puisi pilihan tingkat dasar 1

KITA ADALAH PEMILIK SAH REPUBLIK INI Karya : Taufiq Ismail

Tidak ada pilihan lain. Kita harusBerjalan terusKarena berhenti atau mundurBerarti hancur.

Apakah akan kita jual keyakinan kitaDalam pengabdian tanpa hargaAkan maukah kita duduk satu meja Dengan para pembunuh tahun laluDalam setiap kalimat yang berakhiran"Duli Tuanku?"

Tidak ada pilihan lain. Kita harusBerjalan terusKita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalanMengacungkan tangat untuk oplet dan bus yang penuhKita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsaraDipukul banjir, gunung api, kutuk dan hamaDan bertanya-tanya inikah yang namanya merdekaKita yang tidak punya kepentingan dengan seribu sloganDan seribu pengeras suara yang hampa suara

Tidak ada pilihan lagi. Kita harusBerjalan terus

Page 2: file · Web viewSebuah jaket berlumur darahKami semua telah menatapmuTelah berbagi duka yang agungDalam kepedihan berahun-tahunSebuah sungai membatasi kitaDi bawah terik

Puisi pilihan tingkat dasar 2

DO’A Karya : Taufiq Ismail

Tuhan kamiTelah nista kami dalam dosa bersamaBertahun-tahun membangun kultus iniDalam pikiran yang gandaDan menutupi hati nurani

Ampunilah kamiAmpunilahAmin

Tuhan kamiTelah terlalu mudah kamiMenggunakan AsmaMuBertahun di negeri iniSemoga Kau rela menerima kembaliKami dalam barisanMu

Ampunilah kamiAmpunilahAmin

Page 3: file · Web viewSebuah jaket berlumur darahKami semua telah menatapmuTelah berbagi duka yang agungDalam kepedihan berahun-tahunSebuah sungai membatasi kitaDi bawah terik

Puisi pilihan tingkat dasar 3

Sebuah Jaket Berlumur Darah

Karya: Taufiq Ismail

Sebuah jaket berlumur darahKami semua telah menatapmuTelah berbagi duka yang agungDalam kepedihan berahun-tahun

Sebuah sungai membatasi kitaDi bawah terik matahari JakartaAntara kebebasan dan penindasanBerlapis senjata dan sangkur baja

Akan mundurkah kita sekarangSeraya mengucapkan 'Selamat tinggal perjuangan'Berikrar setia kepada tiraniDan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

Spanduk kumal itu, ya spanduk ituKami semua telah menatapmuDan di atas bangunan-bangunanMenunduk bendera setengah tiang

Pesan itu telah sampai kemana-manaMelalui kendaraan yang melintasAbang-abang beca, kuli-kuli pelabuhanteriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasaProsesi jenazah ke pemakamanMereka berkataSemuanya berkataLANJUTKAN PERJUANGAN

Page 4: file · Web viewSebuah jaket berlumur darahKami semua telah menatapmuTelah berbagi duka yang agungDalam kepedihan berahun-tahunSebuah sungai membatasi kitaDi bawah terik

Pusi pilihan tingkat lanjutan 1

IKRAR Karya : Emha Ainun Najib

Di dalam sinar-Mu Segala soal dan wajah dunia Tak menyebabkan apa-apa Aku sendirilah yang menggerakkan laku Atas nama-Mu

Kuambil siakp, total dan tuntas maka getaranku Adalah getaran-Mu lenyap segala dimensi baik dan buruk, kuat dan lemah Keutuhan yang ada Terpelihara dalam pasrah dan setia

Menangis dalam tertawa Bersedih dalam gembira Atau sebaliknya tak ada kekaguman, kebanggaan, segala belenggu Mulus dalam nilai satu

Kesadaran yang lebih tinggi Mengatasi pikiran dan emosi menetaplah, berbahagialah Demi para tetangga tetapi di dalam kamu kosong Ialah wujud yang tak terucapkan, tak tertuliskan

Kugenggam kamu Kau genggam aku Jangan sentuh apapun Yang menyebabkan noda Untuk tidak melepaskan, menggenggam lainnya Berangkat ulang jengkal pertama    

Page 5: file · Web viewSebuah jaket berlumur darahKami semua telah menatapmuTelah berbagi duka yang agungDalam kepedihan berahun-tahunSebuah sungai membatasi kitaDi bawah terik

Pusi pilihan tingkat lanjutan 2

KUDEKAP KUSAYANG-SAYANG Karya : Emha Ainun Naijb

Kepadamu kekasih Aku persembahkan segala api keperihatinan di dada inidemi cintaku pada manusia Kupersembahkan sirnanya seluruh kepentingan diridalam hidup mempertahankan kemesraan rahasia cintayang teramat menyakitkan ini, padamu

Terima kasih karena engkau telah pilihkan rumah bagiku tempat bersemayam jiwa remuk redam hamba-hambamu Kudekap mereka, kupanggul, kugendong, dan kusayang-sayang,

Dan ketika mereka tancapkan pisau ke dadaku,lalu mengucur darah dari mereka sendiribersegera aku mengusapnya, kusumpal, kubalut, kugendong, dan kusayang-sayang

Dana ketika mereka tancapkan lagi pisau ke dadakuHingga mengucur darah dari batin mereka sendiriaku bersegera mengusapnya, kusumpal, kubalut, kugendong dan kusayang-sayang

Page 6: file · Web viewSebuah jaket berlumur darahKami semua telah menatapmuTelah berbagi duka yang agungDalam kepedihan berahun-tahunSebuah sungai membatasi kitaDi bawah terik

Puisi pilihan tingkat lanjutan 3

TANDA REPUBLIK CELAKAKarya: Dewanateguhsaktiguna adaptir dari Mata Najwa

Sebuah tanda republik celakaTercermin pada prilaku penguasaSenang memilih jalan mudahGentar mengubah kebiasaan lamaPerburuan menjadi paling kayaMenjadi hobi para abdi negaraKorupsi tampak jelas di depan mata melihatnyaNamun mengapa susah... seperti hantu menangkapnya

Sebuah tanda republik celakaMasalah korupsi menjadi perkara lumrahKorupsi yang merajalela tanpa hentiDicontohkan para pejabat silih bergantiPenegak hukum, polisi, ada dimana-manaTapi keadilan entah dimana rimbanya?Buat apa memberantas korupsiJika bui sejatinya hanya untuk kelas teri

Mari.... bergandengan tangan kita melawanMenolak korupsi mejadi hal kewajaranMari.... Menjaga negeri diambang ambrukMengawal penegak hukum yang sudah terpurukMari... menjadi generasi baruYang punya rasa malu, tabuh menjadi benaluMari.... bunuh sikap korupsiTuk jadikan negeri yang adil dan bersih