b y lembah · kekelaman”. ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan...

12
Dalam Kekelaman Lembah Dalam kehidupan dan kematian, Bapa Surgawilah satu-satunya pengharapan kita.

Upload: others

Post on 21-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: B Y Lembah · kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata

Dukungan dana untuk RBC Ministries berasal dari persembahan kasih para sahabat seperti Anda. Kami tidak didanai atau berada dibawah suatu kelompok atau denominasi mana pun.

Dalam Mazmur 23, dengan indah Daud mengungkapkan kepedihan dan penghiburan yang sama-sama kita rasakan di masa kedukaan dan kehilangan. Ia menuliskan: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. —Mzm. 23:4 Kita semua akan mengalami masa-masa di dalam “lembah kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata. Kita tidak perlu sendirian menanggung pergumulan-pergumulan berat ini. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam penderitaannya, ia berseru kepada Allah surgawi dengan kata-kata yang juga menyuarakan seruan kita kepada Gembala hati kita di masa sekarang: “Engkau besertaku.” Kita tidak dapat terlepas dari lembah duka atau kelamnya penderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan bersama kita untuk melalui penderitaan itu. Di masa Anda mengalami kehilangan dan kepedihan, kami meneruskan pada Anda kasih dari sang Penolong itu. Doa kami adalah kiranya saat Anda berjalan di dalam lembah kekelaman, Anda akan mengalami penghiburan dan kasih-Nya dengan cara-cara yang tak terbayangkan oleh Anda sebelumnya. Kiranya sang Gembala yang menuntun Daud—Gembala kita juga—memberkati dan melindungi Anda di hari-hari mendatang. Renungan-renungan terpilih dari Santapan Rohani ini bertujuan untuk menolong Anda menemukan kasih dan pengharapan di dalam Tuhan, sang Gembala Agung kita. Bila Anda menikmati renungan-renungan ini dan ingin menerima buku renungan Santapan Rohani secara rutin, silakan mengisi formulir permohonan yang tersedia dan mengirimkannya kembali kepada kami. Anda dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih para sahabat kami.

HE963

Dalam Lembah KekelamanDalam upacara pemakaman seorang jemaat, Pendeta Eloy Pacheco

mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya sumber penghiburan yang abadi. Kemudian datanglah seorang wanita mendekati Pendeta Eloy dan berkata, “Pendeta seperti Anda semuanya sama saja. Yang selalu kalian bicarakan hanyalah Yesus, Yesus, Yesus!” “Benar,” jawabnya ramah. “Namun, penghiburan seperti apa yang bisa Ibu berikan kepada keluarga yang sedang berkabung?” Ibu itu terdiam sebentar, kemudian menjawab, “Anda benar. Setidaknya Anda mempunyai Yesus.” Cepat atau lambat orang yang kita kasihi akan meninggal, dan kita ingin mendapatkan penghiburan. Pelukan,

ungkapan bela sungkawa dan air mata, serta kehadiran seorang teman, dapat sedikit meringankan penderitaan yang begitu pedih. Namun, semua perbuatan ini tidak akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kita yang paling mendesak: Apa yang terjadi setelah kematian? Di manakah orang yang kita kasihi itu sekarang? Apakah kita akan dipersatukan kembali dengannya di surga? Bagaimana kita dapat memperoleh kepastian bahwa kita akan hidup kekal? Jawaban atas semua pertanyaan itu ada pada Yesus Kristus. Dialah yang telah mengalahkan dosa dan kematian dengan wafat di kayu salib bagi kita dan bangkit dari kubur (1 Kor. 15:1-28,57). Karena Dia hidup, semua yang beriman kepada-Nya akan hidup selamanya bersama dengan Dia (Yoh. 11:25). Ketika orang yang percaya kepada Kristus meninggal, kita yang ditinggalkan dapat memperoleh penghiburan dan keyakinan di dalam Dia. Oleh karena itu, marilah kita tetap berbicara tentang Yesus. —DJD

Kita punya pengharapan, karena Kristus telah bangkit,Kematian telah ditaklukkan oleh Anak Allah;

Kiranya kita dengan lembut menceritakan berita iniKepada mereka yang terluka dan berduka. —D. De Haan

Dalam kehidupan dan kematian,Yesuslah satu-satunya harapan kita.

Cornelia Dobner berusia 90 tahun ketika ia meninggal dan kembali

ke rumahnya di surga. Hidupnya telah diwarnai dengan kerja keras, pengorbanan bagi keluarganya, dan kesetiaan kepada Allah dan suaminya. Segera setelah pemakaman, dua orang buyut perempuannya mengungkapkan perasaan mereka melalui catatan-catatan yang mereka tulis kepada Cornelia. Salah seorang dari mereka, dengan tulisan yang cukup rapi untuk seorang anak berusia enam tahun, menuliskan, “Kuharap nenek buyut hidup bahagia di surga.” Pengharapan seorang anak bagi nenek buyutnya itu merupakan kepastian yang tak perlu dipertanyakan lagi bagi setiap pengikut Kristus yang telah meninggal. Alkitab menjelaskan rumah kekal kita

sebagai suatu tempat di mana tidak akan ada lagi penderitaan, perkabungan, ratap tangis, kesakitan, kenajisan, kekejian, ataupun dusta (Why. 21:4,27). Alkitab juga menyatakan kepada kita apa yang ada di sana: sang Anak Domba (Yesus), umat tebusan, sungai air kehidupan, takhta Allah, pohon kehidupan, dan terang Allah (Why. 21:22; 22:1-5). Yesus mengatakan bahwa Dia akan pergi dan menyiapkan suatu tempat bagi kita (Yoh. 14:1-3). Rasul Paulus menggambarkan tempat itu sebagai tempat di mana “kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (1 Tes. 4:17). Jika itu bukan suatu kebahagiaan, lalu apakah itu? Ya, sama seperti Cornelia Dobner, setiap orang percaya di dalam Yesus Kristus dapat menantikan “suatu hidup bahagia di surga”. —DCE

Setelah penderitaan di bumi, ada sukacita surgawi,Setelah kegelapan bumi, ada fajar kemuliaan;

Setelah pertempuran duniawi, ada damai indah yang kekal;Setelah malam di bumi, terbitlah mentari surgawi. —Gilmore

Bersama Yesus untuk selamanya adalah puncak dari segala kebahagiaan.

BerBicara tentang Yesus

Baca:1 Korintus 15:51-57

“Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.”—Yohanes 11:25

hiDuP BahagiaBaca:Wahyu 21:1-17

Kematian tidak akan ada lagi; kesedihan, tangisan, atau kesakitan pun akan tidak ada pula. Hal-hal yang lama sudah lenyap.—Wahyu 21:4 (BIS)

Hari 5 Hari 6

Dalam Mazmur 23, dengan indah Daud mengungkapkan kepedihan dan penghiburan yang sama-sama kita rasakan di masa kedukaan dan kehilangan. Ia menuliskan:

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak

Dalam Lembah Kekelaman

Dalam

bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam penderitaannya, ia berseru kepada Allah surgawi dengan kata-kata yang juga menyuarakan seruan kita kepada Gembala hati kita di masa sekarang: “Engkau besertaku.” Kita tidak dapat terlepas dari lembah duka atau kelamnya penderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan

Kekelaman

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Kita semua akan mengalami masa-masa di dalam “lembah kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata. Kita tidak perlu sendirian menanggung pergumulan-pergumulan berat ini. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Kita semua akan mengalami masa-masa di dalam “lembah

kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata. Kita tidak perlu sendirian menanggung pergumulan-pergumulan berat ini. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam Kekelaman

Lembahpenderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan bersama kita untuk melalui penderitaan itu. Di masa Anda mengalami kehilangan dan kepedihan, kami meneruskan pada

kata yang juga menyuarakan seruan kita kepada Gembala hati kita di masa sekarang: “Engkau besertaku.” Kita tidak dapat terlepas dari lembah duka atau kelamnya penderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan

Dalam kehidupan dan kematian,

Bapa Surgawilah

satu-satunya pengharapan kita.

Dukungan dana untuk RBC Ministries berasal dari persembahan kasih

RBC Ministries Asia Ltd.MacPherson Road Post Offi ce, PO Box 146, Singapore 913405Tel: (65) 6858-0900 • Fax: (65) 6858-0400 • E-mail: [email protected] Ministries Australia Ltd.PO Box 393 Glen Waverley VIC 3150, AustraliaTel: (03) 9574 7780 • Fax: (03) 9574 7787 • E-mail: [email protected] Ministries Ltd.PO Box 74025, Kowloon Central Post Offi ce, Kowloon, Hong KongTel: (852) 2626 1102 • Fax: (852) 2626 0216 • E-mail: [email protected] IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (021) 544 2152 • Fax: (021) 5435 1975 • E-mail: [email protected] Ministries PO Box 1622, Windsor, Ontario N9A 6Z7Tel: (519) 979-1073 • Fax: (519) 979-1684 • E-mail: [email protected]

SR-Valley-5Jan-e.indd 1 2/5/10 4:40:08 PM

Page 2: B Y Lembah · kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata

Dukungan dana untuk RBC Ministries berasal dari persembahan kasih para sahabat seperti Anda. Kami tidak didanai atau berada dibawah suatu kelompok atau denominasi mana pun.

Dalam Mazmur 23, dengan indah Daud mengungkapkan kepedihan dan penghiburan yang sama-sama kita rasakan di masa kedukaan dan kehilangan. Ia menuliskan: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. —Mzm. 23:4 Kita semua akan mengalami masa-masa di dalam “lembah kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata. Kita tidak perlu sendirian menanggung pergumulan-pergumulan berat ini. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam penderitaannya, ia berseru kepada Allah surgawi dengan kata-kata yang juga menyuarakan seruan kita kepada Gembala hati kita di masa sekarang: “Engkau besertaku.” Kita tidak dapat terlepas dari lembah duka atau kelamnya penderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan bersama kita untuk melalui penderitaan itu. Di masa Anda mengalami kehilangan dan kepedihan, kami meneruskan pada Anda kasih dari sang Penolong itu. Doa kami adalah kiranya saat Anda berjalan di dalam lembah kekelaman, Anda akan mengalami penghiburan dan kasih-Nya dengan cara-cara yang tak terbayangkan oleh Anda sebelumnya. Kiranya sang Gembala yang menuntun Daud—Gembala kita juga—memberkati dan melindungi Anda di hari-hari mendatang. Renungan-renungan terpilih dari Santapan Rohani ini bertujuan untuk menolong Anda menemukan kasih dan pengharapan di dalam Tuhan, sang Gembala Agung kita. Bila Anda menikmati renungan-renungan ini dan ingin menerima buku renungan Santapan Rohani secara rutin, silakan mengisi formulir permohonan yang tersedia dan mengirimkannya kembali kepada kami. Anda dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih para sahabat kami.

HE963

Dalam Lembah KekelamanDalam upacara pemakaman seorang jemaat, Pendeta Eloy Pacheco

mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya sumber penghiburan yang abadi. Kemudian datanglah seorang wanita mendekati Pendeta Eloy dan berkata, “Pendeta seperti Anda semuanya sama saja. Yang selalu kalian bicarakan hanyalah Yesus, Yesus, Yesus!” “Benar,” jawabnya ramah. “Namun, penghiburan seperti apa yang bisa Ibu berikan kepada keluarga yang sedang berkabung?” Ibu itu terdiam sebentar, kemudian menjawab, “Anda benar. Setidaknya Anda mempunyai Yesus.” Cepat atau lambat orang yang kita kasihi akan meninggal, dan kita ingin mendapatkan penghiburan. Pelukan,

ungkapan bela sungkawa dan air mata, serta kehadiran seorang teman, dapat sedikit meringankan penderitaan yang begitu pedih. Namun, semua perbuatan ini tidak akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kita yang paling mendesak: Apa yang terjadi setelah kematian? Di manakah orang yang kita kasihi itu sekarang? Apakah kita akan dipersatukan kembali dengannya di surga? Bagaimana kita dapat memperoleh kepastian bahwa kita akan hidup kekal? Jawaban atas semua pertanyaan itu ada pada Yesus Kristus. Dialah yang telah mengalahkan dosa dan kematian dengan wafat di kayu salib bagi kita dan bangkit dari kubur (1 Kor. 15:1-28,57). Karena Dia hidup, semua yang beriman kepada-Nya akan hidup selamanya bersama dengan Dia (Yoh. 11:25). Ketika orang yang percaya kepada Kristus meninggal, kita yang ditinggalkan dapat memperoleh penghiburan dan keyakinan di dalam Dia. Oleh karena itu, marilah kita tetap berbicara tentang Yesus. —DJD

Kita punya pengharapan, karena Kristus telah bangkit,Kematian telah ditaklukkan oleh Anak Allah;

Kiranya kita dengan lembut menceritakan berita iniKepada mereka yang terluka dan berduka. —D. De Haan

Dalam kehidupan dan kematian,Yesuslah satu-satunya harapan kita.

Cornelia Dobner berusia 90 tahun ketika ia meninggal dan kembali

ke rumahnya di surga. Hidupnya telah diwarnai dengan kerja keras, pengorbanan bagi keluarganya, dan kesetiaan kepada Allah dan suaminya. Segera setelah pemakaman, dua orang buyut perempuannya mengungkapkan perasaan mereka melalui catatan-catatan yang mereka tulis kepada Cornelia. Salah seorang dari mereka, dengan tulisan yang cukup rapi untuk seorang anak berusia enam tahun, menuliskan, “Kuharap nenek buyut hidup bahagia di surga.” Pengharapan seorang anak bagi nenek buyutnya itu merupakan kepastian yang tak perlu dipertanyakan lagi bagi setiap pengikut Kristus yang telah meninggal. Alkitab menjelaskan rumah kekal kita

sebagai suatu tempat di mana tidak akan ada lagi penderitaan, perkabungan, ratap tangis, kesakitan, kenajisan, kekejian, ataupun dusta (Why. 21:4,27). Alkitab juga menyatakan kepada kita apa yang ada di sana: sang Anak Domba (Yesus), umat tebusan, sungai air kehidupan, takhta Allah, pohon kehidupan, dan terang Allah (Why. 21:22; 22:1-5). Yesus mengatakan bahwa Dia akan pergi dan menyiapkan suatu tempat bagi kita (Yoh. 14:1-3). Rasul Paulus menggambarkan tempat itu sebagai tempat di mana “kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (1 Tes. 4:17). Jika itu bukan suatu kebahagiaan, lalu apakah itu? Ya, sama seperti Cornelia Dobner, setiap orang percaya di dalam Yesus Kristus dapat menantikan “suatu hidup bahagia di surga”. —DCE

Setelah penderitaan di bumi, ada sukacita surgawi,Setelah kegelapan bumi, ada fajar kemuliaan;

Setelah pertempuran duniawi, ada damai indah yang kekal;Setelah malam di bumi, terbitlah mentari surgawi. —Gilmore

Bersama Yesus untuk selamanya adalah puncak dari segala kebahagiaan.

BerBicara tentang Yesus

Baca:1 Korintus 15:51-57

“Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.”—Yohanes 11:25

hiDuP BahagiaBaca:Wahyu 21:1-17

Kematian tidak akan ada lagi; kesedihan, tangisan, atau kesakitan pun akan tidak ada pula. Hal-hal yang lama sudah lenyap.—Wahyu 21:4 (BIS)

Hari 5 Hari 6

Dalam Mazmur 23, dengan indah Daud mengungkapkan kepedihan dan penghiburan yang sama-sama kita rasakan di masa kedukaan dan kehilangan. Ia menuliskan:

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak

Dalam Lembah Kekelaman

Dalam

bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam penderitaannya, ia berseru kepada Allah surgawi dengan kata-kata yang juga menyuarakan seruan kita kepada Gembala hati kita di masa sekarang: “Engkau besertaku.” Kita tidak dapat terlepas dari lembah duka atau kelamnya penderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan

Kekelaman

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Kita semua akan mengalami masa-masa di dalam “lembah kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata. Kita tidak perlu sendirian menanggung pergumulan-pergumulan berat ini. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Kita semua akan mengalami masa-masa di dalam “lembah

kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata. Kita tidak perlu sendirian menanggung pergumulan-pergumulan berat ini. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam Kekelaman

Lembahpenderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan bersama kita untuk melalui penderitaan itu. Di masa Anda mengalami kehilangan dan kepedihan, kami meneruskan pada

kata yang juga menyuarakan seruan kita kepada Gembala hati kita di masa sekarang: “Engkau besertaku.” Kita tidak dapat terlepas dari lembah duka atau kelamnya penderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan

Dalam kehidupan dan kematian,

Bapa Surgawilah

satu-satunya pengharapan kita.

Dukungan dana untuk RBC Ministries berasal dari persembahan kasih

RBC Ministries Asia Ltd.MacPherson Road Post Offi ce, PO Box 146, Singapore 913405Tel: (65) 6858-0900 • Fax: (65) 6858-0400 • E-mail: [email protected] Ministries Australia Ltd.PO Box 393 Glen Waverley VIC 3150, AustraliaTel: (03) 9574 7780 • Fax: (03) 9574 7787 • E-mail: [email protected] Ministries Ltd.PO Box 74025, Kowloon Central Post Offi ce, Kowloon, Hong KongTel: (852) 2626 1102 • Fax: (852) 2626 0216 • E-mail: [email protected] IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (021) 544 2152 • Fax: (021) 5435 1975 • E-mail: [email protected] Ministries PO Box 1622, Windsor, Ontario N9A 6Z7Tel: (519) 979-1073 • Fax: (519) 979-1684 • E-mail: [email protected]

SR-Valley-5Jan-e.indd 1 2/5/10 4:40:08 PM

Page 3: B Y Lembah · kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata

Sejak tahun 1988, saya senang dapat menulis beberapa artikel Our Daily

Bread setiap bulannya. Saya mendapat banyak berkat ketika menggali Alkitab, mengulas kehidupan, dan menyediakan pertolongan rohani melalui buku renungan ini. Namun, pada tangal 6 Juni 2002, saya merasa tidak dapat lagi memberikan pertolongan semacam itu. Pada hari terakhir dari tahun keduanya di SMA, Melissa, anak perempuan kami yang berusia 17 tahun, meninggal dalam suatu kecelakaan mobil. Seketika itu juga, kami mengalami ujian dalam segala sesuatu yang kami pahami tentang Allah, Alkitab, dan surga. Kami membutuhkan saudara-saudara seiman untuk menumbuhkan

kembali harapan kami, ketika kami harus menyaksikan pemakaman anak perempuan kami yang telah menyentuh begitu banyak orang dengan senyuman, kesalehan, sukacita, dan perhatiannya kepada orang lain. Selama berminggu-minggu, saya tidak dapat menulis. Apa yang dapat saya katakan? Bagaimana saya dapat menyusun kata-kata untuk menguatkan orang lain ketika keluarga saya—bahkan saya sendiri—sangat membutuhkan kata-kata itu? Beberapa bulan berikutnya ketika saya mulai menulis lagi, saya dapat mengatakan bahwa Allah tidak pernah berubah. Dia tetaplah Bapa Surgawi yang penuh kasih, “Allah sumber segala penghiburan” (2 Kor. 1:3). Dia tetaplah Allah yang menjadi sumber harapan ketika menghadapi dukacita yang tidak terduga. Saya menulis tentang Allah dengan suatu pemahaman baru tentang kebutuhan saya akan jamahan Allah, kasih Allah, dan kekuatan kasih Allah. Dengan hati hancur, saya menulis tentang Allah, satu-satunya Pribadi yang dapat menjadikan kita utuh kembali. —JDB

Aku telah melewati lembah air mata,Lembah duka dan penderitaan;

Tetapi Allah sumber dari segala penghiburan selalu bersamaku,Berada dekat untuk mengangkat dan menopang. —NN.

Saat Allah mengizinkan terjadinya pencobaan, Dia juga menyediakan penghiburan.

Dukacita Yang tak terDuga

Baca:2 Korintus 1:3-11

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan. —2 Korintus 1:3

Hari 1 Seorang ibu menulis surat kepada saya untuk menceritakan bahwa ia telah

berdoa setiap hari demi keselamatan anak laki-lakinya. Namun, suatu hari sang anak meninggal dalam suatu kecelakaan di tempat kerja. “Sudah empat tahun belakangan ini,” kata ibu ini, “Aku terus mencari-cari jawaban mengapa hal ini terjadi.” Di keluarga yang lain, serangan jantung yang tiba-tiba telah merenggut keberadaan Ray dari sisi Sylvia, meninggalkan sang istri untuk menjalani hidupnya sendirian. Ketika saya dan istri mengunjunginya di rumah duka, kami menemukan bahwa Sylvia memang berduka, tetapi ia tidak meminta-minta penjelasan dari Allah. Apa yang membedakan kedua wanita

tersebut? Apakah ibu itu salah karena mempertanyakan Allah? Sama sekali tidak! Sylvia pasti juga bertanya-tanya tentang tujuan Allah di dalam tragedi yang dialaminya. Namun belajar dari pengalaman, Sylvia telah mengenal Allah yang dapat dipercaya sepenuhnya. Ia dapat menunda penilaian. “Aku tak perlu menanyakan alasannya,” kata Sylvia kepada kami. Yeremia mengungkapkan tanggapan yang hampir sama di bacaan Alkitab hari ini. Tampak seolah-olah Allah telah mengabaikan dirinya, tetapi ia berkata, “Aku berharap kepada-Nya.” Imannya bukanlah suatu sikap irasional yang lugu, melainkan ditunjang oleh akal sehat yang didasari pengalaman yang kuat. Menunda penilaian saat Allah berdiam diri menunjukkan sikap hormat kepada-Nya karena sikap ini berarti menolak untuk menuduh Allah telah berbuat tidak adil. Mereka yang menunjukkan iman semacam ini dikuatkan oleh Roh Allah dan belajar betapa Allah itu sungguh baik dan berkuasa. —DJD

Meskipun pencobaan menghampiri, ketakutan melanda,Melalui beragam ujian yang jarang dapat dimengerti,

Satu kebenaran bersinar cemerlang dan tak pernah gagal—Allahku benar dan baik. —Hager

Saat kita mempercayai kesetiaan Allah, ketakutan kita pun enyah.

MenunDaPenilaian Baca:Ratapan 3:1-24

“tuhan adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. —Ratapan 3:24

Hari 2 Ketika masih kanak-kanak, saya terpesona dengan kilat dan suara

badai. Kedua hal ini selalu membuat saya memikirkan tentang Allah. Tatkala halilintar menggelegar, saya membayangkan bahwa saya sedang mendengar pasukan kereta kuda-Nya berderap-derap melintasi langit. Ketika kilat sambar-menyambar, saya merasakan kekaguman yang berpadu dengan rasa takut dan percaya. Ketika masih menjadi mahasiswa seminari, ketika saya dan istri melihat ada badai yang mendekat, kami langsung mengejarnya dengan mobil agar kami dapat menikmati keajaiban badai itu dengan lebih jelas. Sekarang saya tidak terlalu berani lagi, tetapi melihat badai masih membuat saya memikirkan tentang

kemuliaan dan kekuasaan Allah. Mazmur 29 menggambarkan tentang badai yang dengan segala kedahsyatannya telah menyapu bersih laut Mediterania, meluluhlantakkan pegunungan, membabat habis hutan belantara, dan mencurahkan hujan segar di seluruh wilayah. Menjulang di atas semuanya itu, Allah bertakhta. Unsur-unsur dari hujan badai itu digambarkan sebagai “suara tuhan”. Pemazmur menutup bagian ini dengan meyakinkan kita bahwa Allah yang memegang kendali ketika Dia mengirimkan banjir sebagai penghukuman, juga memegang kendali ketika Dia mencurahkan hujan sebagai berkat. Melalui itu semua, Allah sedang bekerja untuk memberikan kekuatan dan kedamaian bagi umat-Nya. Allah Mahakuasa dan Mahamulia yang ada di balik badai itu memiliki tujuan akhir untuk kebaikan kita, dan Dia akan mencapai tujuan-Nya ini. Sungguh merupakan suatu penghiburan ketika mengetahui bahwa Allah seperti itulah yang mengasihi dan memperhatikan kita! —HVL

Kilat badai di musim panas,Halilintarnya menggelegar silih berganti,

Menyatakan betapa menakjubkannya AllahKuasa-Nya tak dapat kita sangkali. —Sper

Kita mengalami kedamaian—bukan kepanikan— ketika kita mempercayai kuasa Allah.

allah Berkuasa atas BaDai

Baca:Mazmur 29

Suara tuhan penuh kekuatan, suara tuhan penuh semarak. —Mazmur 29:4

Hari 3 Ketika saya berumur sekitar 8 tahun, saya berusaha menyangkal

kenyataan tentang kematian. Hal itu terjadi pada saat pemakaman nenek saya. Ketika melihat tubuh nenek yang tidak bernyawa di dalam peti mati, saya berpikir, Seandainya saya yang ada di dalam peti itu, saya akan segera bangun dan keluar dari peti. Sekarang saya berusia lebih dari 70 tahun, dan saya memandang kematian dengan sudut pandang yang berbeda. Saya sudah memimpin banyak ibadah pemakaman. Saya telah mengucapkan selamat tinggal kepada kedua orangtua saya, semua bibi dan paman saya, juga banyak sahabat saya. Saya tidak dapat lagi menyangkal kenyataan yang kejam tentang kematian. Kematian memutuskan

ikatan kehidupan, menghancurkan hati, membawa kesunyian, dan membobolkan tembok air mata. Makna kematian tetap tidak akan berubah, sekalipun kita menggunakan kata-kata yang enak didengar atau menyebut ibadah pemakaman sebagai suatu “perayaan”. Namun, ada kenyataan lebih agung yang dapat membangkitkan keinginan kita untuk melanjutkan hidup dengan pengharapan. Yesus Kristus telah mematahkan kuasa kematian. Dia sungguh “bangkit dan berjalan keluar” dari kubur. Suatu hari “musuh yang terakhir” ini, demikian Paulus menyebutnya, akan dibinasakan selamanya (1 Kor. 15:26). Ia berkata: “‘Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut di manakah sengatmu?’ Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Namun, syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (ay.54-57). Puji Tuhan! Kematian sudah pasti dikalahkan! —DJD

Oh, kematian Kristus—kematian dari ketakutan!Kematian dari kutukan!

Oh, hidup! Anugerah-Nya untuk jiwa yang percaya—Keselamatan kekal yang cuma-cuma. —Hess

Karena kubur Kristus yang kosong, kita dapat dipenuhi dengan pengharapan.

keMatianPastiDikalahkan Baca:1 Korintus 15:20-28

Musuh yang terakhir, dibinasakan ialah maut. —1 Korintus 15:26

Hari 4

HE

963

Anda dapat m

enerima S

antapan Rohani secara langsung!

Kirim

kan contoh Santapan R

ohani kepada saya.

Saya ingin m

enjadi anggota RB

C M

inistries. Kirim

kan Santapan R

ohani triwulanan secara rutin.

Berikan tanda” 3

” di tempat yang tersedia untuk m

endaftarkan diri Anda.

Untuk m

emproses perm

intaan Anda, kam

i mem

inta Anda untuk m

emberikan data A

nda sebagai berikut.K

ami m

enjamin bahw

a data Anda akan dirahasiakan dan tidak akan digunakan untuk kepentingan lain.

Nam

a Lengkap: __________________________________________________________________________________

Alam

at: _________________________________________________________________________________________

_______________________________________________________________ Kode P

os: _______________________

Tel: ________________________ (Rum

ah) ________________________ (Kantor) _________________________(H

P)

Pekerjaan: ______________________________________________________________________________________

E-m

ail: _____________________________________________________ Tgl Lahir: ____________________________

SR-Valley-5Jan-e.indd 2 2/5/10 4:40:08 PM

Page 4: B Y Lembah · kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata

Sejak tahun 1988, saya senang dapat menulis beberapa artikel Our Daily

Bread setiap bulannya. Saya mendapat banyak berkat ketika menggali Alkitab, mengulas kehidupan, dan menyediakan pertolongan rohani melalui buku renungan ini. Namun, pada tangal 6 Juni 2002, saya merasa tidak dapat lagi memberikan pertolongan semacam itu. Pada hari terakhir dari tahun keduanya di SMA, Melissa, anak perempuan kami yang berusia 17 tahun, meninggal dalam suatu kecelakaan mobil. Seketika itu juga, kami mengalami ujian dalam segala sesuatu yang kami pahami tentang Allah, Alkitab, dan surga. Kami membutuhkan saudara-saudara seiman untuk menumbuhkan

kembali harapan kami, ketika kami harus menyaksikan pemakaman anak perempuan kami yang telah menyentuh begitu banyak orang dengan senyuman, kesalehan, sukacita, dan perhatiannya kepada orang lain. Selama berminggu-minggu, saya tidak dapat menulis. Apa yang dapat saya katakan? Bagaimana saya dapat menyusun kata-kata untuk menguatkan orang lain ketika keluarga saya—bahkan saya sendiri—sangat membutuhkan kata-kata itu? Beberapa bulan berikutnya ketika saya mulai menulis lagi, saya dapat mengatakan bahwa Allah tidak pernah berubah. Dia tetaplah Bapa Surgawi yang penuh kasih, “Allah sumber segala penghiburan” (2 Kor. 1:3). Dia tetaplah Allah yang menjadi sumber harapan ketika menghadapi dukacita yang tidak terduga. Saya menulis tentang Allah dengan suatu pemahaman baru tentang kebutuhan saya akan jamahan Allah, kasih Allah, dan kekuatan kasih Allah. Dengan hati hancur, saya menulis tentang Allah, satu-satunya Pribadi yang dapat menjadikan kita utuh kembali. —JDB

Aku telah melewati lembah air mata,Lembah duka dan penderitaan;

Tetapi Allah sumber dari segala penghiburan selalu bersamaku,Berada dekat untuk mengangkat dan menopang. —NN.

Saat Allah mengizinkan terjadinya pencobaan, Dia juga menyediakan penghiburan.

Dukacita Yang tak terDuga

Baca:2 Korintus 1:3-11

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan. —2 Korintus 1:3

Hari 1 Seorang ibu menulis surat kepada saya untuk menceritakan bahwa ia telah

berdoa setiap hari demi keselamatan anak laki-lakinya. Namun, suatu hari sang anak meninggal dalam suatu kecelakaan di tempat kerja. “Sudah empat tahun belakangan ini,” kata ibu ini, “Aku terus mencari-cari jawaban mengapa hal ini terjadi.” Di keluarga yang lain, serangan jantung yang tiba-tiba telah merenggut keberadaan Ray dari sisi Sylvia, meninggalkan sang istri untuk menjalani hidupnya sendirian. Ketika saya dan istri mengunjunginya di rumah duka, kami menemukan bahwa Sylvia memang berduka, tetapi ia tidak meminta-minta penjelasan dari Allah. Apa yang membedakan kedua wanita

tersebut? Apakah ibu itu salah karena mempertanyakan Allah? Sama sekali tidak! Sylvia pasti juga bertanya-tanya tentang tujuan Allah di dalam tragedi yang dialaminya. Namun belajar dari pengalaman, Sylvia telah mengenal Allah yang dapat dipercaya sepenuhnya. Ia dapat menunda penilaian. “Aku tak perlu menanyakan alasannya,” kata Sylvia kepada kami. Yeremia mengungkapkan tanggapan yang hampir sama di bacaan Alkitab hari ini. Tampak seolah-olah Allah telah mengabaikan dirinya, tetapi ia berkata, “Aku berharap kepada-Nya.” Imannya bukanlah suatu sikap irasional yang lugu, melainkan ditunjang oleh akal sehat yang didasari pengalaman yang kuat. Menunda penilaian saat Allah berdiam diri menunjukkan sikap hormat kepada-Nya karena sikap ini berarti menolak untuk menuduh Allah telah berbuat tidak adil. Mereka yang menunjukkan iman semacam ini dikuatkan oleh Roh Allah dan belajar betapa Allah itu sungguh baik dan berkuasa. —DJD

Meskipun pencobaan menghampiri, ketakutan melanda,Melalui beragam ujian yang jarang dapat dimengerti,

Satu kebenaran bersinar cemerlang dan tak pernah gagal—Allahku benar dan baik. —Hager

Saat kita mempercayai kesetiaan Allah, ketakutan kita pun enyah.

MenunDaPenilaian Baca:Ratapan 3:1-24

“tuhan adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. —Ratapan 3:24

Hari 2 Ketika masih kanak-kanak, saya terpesona dengan kilat dan suara

badai. Kedua hal ini selalu membuat saya memikirkan tentang Allah. Tatkala halilintar menggelegar, saya membayangkan bahwa saya sedang mendengar pasukan kereta kuda-Nya berderap-derap melintasi langit. Ketika kilat sambar-menyambar, saya merasakan kekaguman yang berpadu dengan rasa takut dan percaya. Ketika masih menjadi mahasiswa seminari, ketika saya dan istri melihat ada badai yang mendekat, kami langsung mengejarnya dengan mobil agar kami dapat menikmati keajaiban badai itu dengan lebih jelas. Sekarang saya tidak terlalu berani lagi, tetapi melihat badai masih membuat saya memikirkan tentang

kemuliaan dan kekuasaan Allah. Mazmur 29 menggambarkan tentang badai yang dengan segala kedahsyatannya telah menyapu bersih laut Mediterania, meluluhlantakkan pegunungan, membabat habis hutan belantara, dan mencurahkan hujan segar di seluruh wilayah. Menjulang di atas semuanya itu, Allah bertakhta. Unsur-unsur dari hujan badai itu digambarkan sebagai “suara tuhan”. Pemazmur menutup bagian ini dengan meyakinkan kita bahwa Allah yang memegang kendali ketika Dia mengirimkan banjir sebagai penghukuman, juga memegang kendali ketika Dia mencurahkan hujan sebagai berkat. Melalui itu semua, Allah sedang bekerja untuk memberikan kekuatan dan kedamaian bagi umat-Nya. Allah Mahakuasa dan Mahamulia yang ada di balik badai itu memiliki tujuan akhir untuk kebaikan kita, dan Dia akan mencapai tujuan-Nya ini. Sungguh merupakan suatu penghiburan ketika mengetahui bahwa Allah seperti itulah yang mengasihi dan memperhatikan kita! —HVL

Kilat badai di musim panas,Halilintarnya menggelegar silih berganti,

Menyatakan betapa menakjubkannya AllahKuasa-Nya tak dapat kita sangkali. —Sper

Kita mengalami kedamaian—bukan kepanikan— ketika kita mempercayai kuasa Allah.

allah Berkuasa atas BaDai

Baca:Mazmur 29

Suara tuhan penuh kekuatan, suara tuhan penuh semarak. —Mazmur 29:4

Hari 3 Ketika saya berumur sekitar 8 tahun, saya berusaha menyangkal

kenyataan tentang kematian. Hal itu terjadi pada saat pemakaman nenek saya. Ketika melihat tubuh nenek yang tidak bernyawa di dalam peti mati, saya berpikir, Seandainya saya yang ada di dalam peti itu, saya akan segera bangun dan keluar dari peti. Sekarang saya berusia lebih dari 70 tahun, dan saya memandang kematian dengan sudut pandang yang berbeda. Saya sudah memimpin banyak ibadah pemakaman. Saya telah mengucapkan selamat tinggal kepada kedua orangtua saya, semua bibi dan paman saya, juga banyak sahabat saya. Saya tidak dapat lagi menyangkal kenyataan yang kejam tentang kematian. Kematian memutuskan

ikatan kehidupan, menghancurkan hati, membawa kesunyian, dan membobolkan tembok air mata. Makna kematian tetap tidak akan berubah, sekalipun kita menggunakan kata-kata yang enak didengar atau menyebut ibadah pemakaman sebagai suatu “perayaan”. Namun, ada kenyataan lebih agung yang dapat membangkitkan keinginan kita untuk melanjutkan hidup dengan pengharapan. Yesus Kristus telah mematahkan kuasa kematian. Dia sungguh “bangkit dan berjalan keluar” dari kubur. Suatu hari “musuh yang terakhir” ini, demikian Paulus menyebutnya, akan dibinasakan selamanya (1 Kor. 15:26). Ia berkata: “‘Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut di manakah sengatmu?’ Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Namun, syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (ay.54-57). Puji Tuhan! Kematian sudah pasti dikalahkan! —DJD

Oh, kematian Kristus—kematian dari ketakutan!Kematian dari kutukan!

Oh, hidup! Anugerah-Nya untuk jiwa yang percaya—Keselamatan kekal yang cuma-cuma. —Hess

Karena kubur Kristus yang kosong, kita dapat dipenuhi dengan pengharapan.

keMatianPastiDikalahkan Baca:1 Korintus 15:20-28

Musuh yang terakhir, dibinasakan ialah maut. —1 Korintus 15:26

Hari 4

HE

963

Anda dapat m

enerima S

antapan Rohani secara langsung!

Kirim

kan contoh Santapan R

ohani kepada saya.

Saya ingin m

enjadi anggota RB

C M

inistries. Kirim

kan Santapan R

ohani triwulanan secara rutin.

Berikan tanda” 3

” di tempat yang tersedia untuk m

endaftarkan diri Anda.

Untuk m

emproses perm

intaan Anda, kam

i mem

inta Anda untuk m

emberikan data A

nda sebagai berikut.K

ami m

enjamin bahw

a data Anda akan dirahasiakan dan tidak akan digunakan untuk kepentingan lain.

Nam

a Lengkap: __________________________________________________________________________________

Alam

at: _________________________________________________________________________________________

_______________________________________________________________ Kode P

os: _______________________

Tel: ________________________ (Rum

ah) ________________________ (Kantor) _________________________(H

P)

Pekerjaan: ______________________________________________________________________________________

E-m

ail: _____________________________________________________ Tgl Lahir: ____________________________

SR-Valley-5Jan-e.indd 2 2/5/10 4:40:08 PM

Page 5: B Y Lembah · kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata

Apakah Anda menerima manfaat dari bacaan ini? Berikan tanggapan

dan usul Anda di sini.

Jika Anda ingin menerima Seri Pengharapan Hidup terbaru secara rutin

atau ingin membagikan materi ini kepada orang lain, silakan:

KOMENTAR

BACA ARTIKEL LAIN

Daftar di sini

Page 6: B Y Lembah · kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata

Sejak tahun 1988, saya senang dapat menulis beberapa artikel Our Daily

Bread setiap bulannya. Saya mendapat banyak berkat ketika menggali Alkitab, mengulas kehidupan, dan menyediakan pertolongan rohani melalui buku renungan ini. Namun, pada tangal 6 Juni 2002, saya merasa tidak dapat lagi memberikan pertolongan semacam itu. Pada hari terakhir dari tahun keduanya di SMA, Melissa, anak perempuan kami yang berusia 17 tahun, meninggal dalam suatu kecelakaan mobil. Seketika itu juga, kami mengalami ujian dalam segala sesuatu yang kami pahami tentang Allah, Alkitab, dan surga. Kami membutuhkan saudara-saudara seiman untuk menumbuhkan

kembali harapan kami, ketika kami harus menyaksikan pemakaman anak perempuan kami yang telah menyentuh begitu banyak orang dengan senyuman, kesalehan, sukacita, dan perhatiannya kepada orang lain. Selama berminggu-minggu, saya tidak dapat menulis. Apa yang dapat saya katakan? Bagaimana saya dapat menyusun kata-kata untuk menguatkan orang lain ketika keluarga saya—bahkan saya sendiri—sangat membutuhkan kata-kata itu? Beberapa bulan berikutnya ketika saya mulai menulis lagi, saya dapat mengatakan bahwa Allah tidak pernah berubah. Dia tetaplah Bapa Surgawi yang penuh kasih, “Allah sumber segala penghiburan” (2 Kor. 1:3). Dia tetaplah Allah yang menjadi sumber harapan ketika menghadapi dukacita yang tidak terduga. Saya menulis tentang Allah dengan suatu pemahaman baru tentang kebutuhan saya akan jamahan Allah, kasih Allah, dan kekuatan kasih Allah. Dengan hati hancur, saya menulis tentang Allah, satu-satunya Pribadi yang dapat menjadikan kita utuh kembali. —JDB

Aku telah melewati lembah air mata,Lembah duka dan penderitaan;

Tetapi Allah sumber dari segala penghiburan selalu bersamaku,Berada dekat untuk mengangkat dan menopang. —NN.

Saat Allah mengizinkan terjadinya pencobaan, Dia juga menyediakan penghiburan.

Dukacita Yang tak terDuga

Baca:2 Korintus 1:3-11

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan. —2 Korintus 1:3

Hari 1 Seorang ibu menulis surat kepada saya untuk menceritakan bahwa ia telah

berdoa setiap hari demi keselamatan anak laki-lakinya. Namun, suatu hari sang anak meninggal dalam suatu kecelakaan di tempat kerja. “Sudah empat tahun belakangan ini,” kata ibu ini, “Aku terus mencari-cari jawaban mengapa hal ini terjadi.” Di keluarga yang lain, serangan jantung yang tiba-tiba telah merenggut keberadaan Ray dari sisi Sylvia, meninggalkan sang istri untuk menjalani hidupnya sendirian. Ketika saya dan istri mengunjunginya di rumah duka, kami menemukan bahwa Sylvia memang berduka, tetapi ia tidak meminta-minta penjelasan dari Allah. Apa yang membedakan kedua wanita

tersebut? Apakah ibu itu salah karena mempertanyakan Allah? Sama sekali tidak! Sylvia pasti juga bertanya-tanya tentang tujuan Allah di dalam tragedi yang dialaminya. Namun belajar dari pengalaman, Sylvia telah mengenal Allah yang dapat dipercaya sepenuhnya. Ia dapat menunda penilaian. “Aku tak perlu menanyakan alasannya,” kata Sylvia kepada kami. Yeremia mengungkapkan tanggapan yang hampir sama di bacaan Alkitab hari ini. Tampak seolah-olah Allah telah mengabaikan dirinya, tetapi ia berkata, “Aku berharap kepada-Nya.” Imannya bukanlah suatu sikap irasional yang lugu, melainkan ditunjang oleh akal sehat yang didasari pengalaman yang kuat. Menunda penilaian saat Allah berdiam diri menunjukkan sikap hormat kepada-Nya karena sikap ini berarti menolak untuk menuduh Allah telah berbuat tidak adil. Mereka yang menunjukkan iman semacam ini dikuatkan oleh Roh Allah dan belajar betapa Allah itu sungguh baik dan berkuasa. —DJD

Meskipun pencobaan menghampiri, ketakutan melanda,Melalui beragam ujian yang jarang dapat dimengerti,

Satu kebenaran bersinar cemerlang dan tak pernah gagal—Allahku benar dan baik. —Hager

Saat kita mempercayai kesetiaan Allah, ketakutan kita pun enyah.

MenunDaPenilaian Baca:Ratapan 3:1-24

“tuhan adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. —Ratapan 3:24

Hari 2 Ketika masih kanak-kanak, saya terpesona dengan kilat dan suara

badai. Kedua hal ini selalu membuat saya memikirkan tentang Allah. Tatkala halilintar menggelegar, saya membayangkan bahwa saya sedang mendengar pasukan kereta kuda-Nya berderap-derap melintasi langit. Ketika kilat sambar-menyambar, saya merasakan kekaguman yang berpadu dengan rasa takut dan percaya. Ketika masih menjadi mahasiswa seminari, ketika saya dan istri melihat ada badai yang mendekat, kami langsung mengejarnya dengan mobil agar kami dapat menikmati keajaiban badai itu dengan lebih jelas. Sekarang saya tidak terlalu berani lagi, tetapi melihat badai masih membuat saya memikirkan tentang

kemuliaan dan kekuasaan Allah. Mazmur 29 menggambarkan tentang badai yang dengan segala kedahsyatannya telah menyapu bersih laut Mediterania, meluluhlantakkan pegunungan, membabat habis hutan belantara, dan mencurahkan hujan segar di seluruh wilayah. Menjulang di atas semuanya itu, Allah bertakhta. Unsur-unsur dari hujan badai itu digambarkan sebagai “suara tuhan”. Pemazmur menutup bagian ini dengan meyakinkan kita bahwa Allah yang memegang kendali ketika Dia mengirimkan banjir sebagai penghukuman, juga memegang kendali ketika Dia mencurahkan hujan sebagai berkat. Melalui itu semua, Allah sedang bekerja untuk memberikan kekuatan dan kedamaian bagi umat-Nya. Allah Mahakuasa dan Mahamulia yang ada di balik badai itu memiliki tujuan akhir untuk kebaikan kita, dan Dia akan mencapai tujuan-Nya ini. Sungguh merupakan suatu penghiburan ketika mengetahui bahwa Allah seperti itulah yang mengasihi dan memperhatikan kita! —HVL

Kilat badai di musim panas,Halilintarnya menggelegar silih berganti,

Menyatakan betapa menakjubkannya AllahKuasa-Nya tak dapat kita sangkali. —Sper

Kita mengalami kedamaian—bukan kepanikan— ketika kita mempercayai kuasa Allah.

allah Berkuasa atas BaDai

Baca:Mazmur 29

Suara tuhan penuh kekuatan, suara tuhan penuh semarak. —Mazmur 29:4

Hari 3 Ketika saya berumur sekitar 8 tahun, saya berusaha menyangkal

kenyataan tentang kematian. Hal itu terjadi pada saat pemakaman nenek saya. Ketika melihat tubuh nenek yang tidak bernyawa di dalam peti mati, saya berpikir, Seandainya saya yang ada di dalam peti itu, saya akan segera bangun dan keluar dari peti. Sekarang saya berusia lebih dari 70 tahun, dan saya memandang kematian dengan sudut pandang yang berbeda. Saya sudah memimpin banyak ibadah pemakaman. Saya telah mengucapkan selamat tinggal kepada kedua orangtua saya, semua bibi dan paman saya, juga banyak sahabat saya. Saya tidak dapat lagi menyangkal kenyataan yang kejam tentang kematian. Kematian memutuskan

ikatan kehidupan, menghancurkan hati, membawa kesunyian, dan membobolkan tembok air mata. Makna kematian tetap tidak akan berubah, sekalipun kita menggunakan kata-kata yang enak didengar atau menyebut ibadah pemakaman sebagai suatu “perayaan”. Namun, ada kenyataan lebih agung yang dapat membangkitkan keinginan kita untuk melanjutkan hidup dengan pengharapan. Yesus Kristus telah mematahkan kuasa kematian. Dia sungguh “bangkit dan berjalan keluar” dari kubur. Suatu hari “musuh yang terakhir” ini, demikian Paulus menyebutnya, akan dibinasakan selamanya (1 Kor. 15:26). Ia berkata: “‘Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut di manakah sengatmu?’ Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Namun, syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (ay.54-57). Puji Tuhan! Kematian sudah pasti dikalahkan! —DJD

Oh, kematian Kristus—kematian dari ketakutan!Kematian dari kutukan!

Oh, hidup! Anugerah-Nya untuk jiwa yang percaya—Keselamatan kekal yang cuma-cuma. —Hess

Karena kubur Kristus yang kosong, kita dapat dipenuhi dengan pengharapan.

keMatianPastiDikalahkan Baca:1 Korintus 15:20-28

Musuh yang terakhir, dibinasakan ialah maut. —1 Korintus 15:26

Hari 4

HE

963

Anda dapat m

enerima S

antapan Rohani secara langsung!

Kirim

kan contoh Santapan R

ohani kepada saya.

Saya ingin m

enjadi anggota RB

C M

inistries. Kirim

kan Santapan R

ohani triwulanan secara rutin.

Berikan tanda” 3

” di tempat yang tersedia untuk m

endaftarkan diri Anda.

Untuk m

emproses perm

intaan Anda, kam

i mem

inta Anda untuk m

emberikan data A

nda sebagai berikut.K

ami m

enjamin bahw

a data Anda akan dirahasiakan dan tidak akan digunakan untuk kepentingan lain.

Nam

a Lengkap: __________________________________________________________________________________

Alam

at: _________________________________________________________________________________________

_______________________________________________________________ Kode P

os: _______________________

Tel: ________________________ (Rum

ah) ________________________ (Kantor) _________________________(H

P)

Pekerjaan: ______________________________________________________________________________________

E-m

ail: _____________________________________________________ Tgl Lahir: ____________________________

SR-Valley-5Jan-e.indd 2 2/5/10 4:40:08 PM

Page 7: B Y Lembah · kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata

Sejak tahun 1988, saya senang dapat menulis beberapa artikel Our Daily

Bread setiap bulannya. Saya mendapat banyak berkat ketika menggali Alkitab, mengulas kehidupan, dan menyediakan pertolongan rohani melalui buku renungan ini. Namun, pada tangal 6 Juni 2002, saya merasa tidak dapat lagi memberikan pertolongan semacam itu. Pada hari terakhir dari tahun keduanya di SMA, Melissa, anak perempuan kami yang berusia 17 tahun, meninggal dalam suatu kecelakaan mobil. Seketika itu juga, kami mengalami ujian dalam segala sesuatu yang kami pahami tentang Allah, Alkitab, dan surga. Kami membutuhkan saudara-saudara seiman untuk menumbuhkan

kembali harapan kami, ketika kami harus menyaksikan pemakaman anak perempuan kami yang telah menyentuh begitu banyak orang dengan senyuman, kesalehan, sukacita, dan perhatiannya kepada orang lain. Selama berminggu-minggu, saya tidak dapat menulis. Apa yang dapat saya katakan? Bagaimana saya dapat menyusun kata-kata untuk menguatkan orang lain ketika keluarga saya—bahkan saya sendiri—sangat membutuhkan kata-kata itu? Beberapa bulan berikutnya ketika saya mulai menulis lagi, saya dapat mengatakan bahwa Allah tidak pernah berubah. Dia tetaplah Bapa Surgawi yang penuh kasih, “Allah sumber segala penghiburan” (2 Kor. 1:3). Dia tetaplah Allah yang menjadi sumber harapan ketika menghadapi dukacita yang tidak terduga. Saya menulis tentang Allah dengan suatu pemahaman baru tentang kebutuhan saya akan jamahan Allah, kasih Allah, dan kekuatan kasih Allah. Dengan hati hancur, saya menulis tentang Allah, satu-satunya Pribadi yang dapat menjadikan kita utuh kembali. —JDB

Aku telah melewati lembah air mata,Lembah duka dan penderitaan;

Tetapi Allah sumber dari segala penghiburan selalu bersamaku,Berada dekat untuk mengangkat dan menopang. —NN.

Saat Allah mengizinkan terjadinya pencobaan, Dia juga menyediakan penghiburan.

Dukacita Yang tak terDuga

Baca:2 Korintus 1:3-11

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan. —2 Korintus 1:3

Hari 1 Seorang ibu menulis surat kepada saya untuk menceritakan bahwa ia telah

berdoa setiap hari demi keselamatan anak laki-lakinya. Namun, suatu hari sang anak meninggal dalam suatu kecelakaan di tempat kerja. “Sudah empat tahun belakangan ini,” kata ibu ini, “Aku terus mencari-cari jawaban mengapa hal ini terjadi.” Di keluarga yang lain, serangan jantung yang tiba-tiba telah merenggut keberadaan Ray dari sisi Sylvia, meninggalkan sang istri untuk menjalani hidupnya sendirian. Ketika saya dan istri mengunjunginya di rumah duka, kami menemukan bahwa Sylvia memang berduka, tetapi ia tidak meminta-minta penjelasan dari Allah. Apa yang membedakan kedua wanita

tersebut? Apakah ibu itu salah karena mempertanyakan Allah? Sama sekali tidak! Sylvia pasti juga bertanya-tanya tentang tujuan Allah di dalam tragedi yang dialaminya. Namun belajar dari pengalaman, Sylvia telah mengenal Allah yang dapat dipercaya sepenuhnya. Ia dapat menunda penilaian. “Aku tak perlu menanyakan alasannya,” kata Sylvia kepada kami. Yeremia mengungkapkan tanggapan yang hampir sama di bacaan Alkitab hari ini. Tampak seolah-olah Allah telah mengabaikan dirinya, tetapi ia berkata, “Aku berharap kepada-Nya.” Imannya bukanlah suatu sikap irasional yang lugu, melainkan ditunjang oleh akal sehat yang didasari pengalaman yang kuat. Menunda penilaian saat Allah berdiam diri menunjukkan sikap hormat kepada-Nya karena sikap ini berarti menolak untuk menuduh Allah telah berbuat tidak adil. Mereka yang menunjukkan iman semacam ini dikuatkan oleh Roh Allah dan belajar betapa Allah itu sungguh baik dan berkuasa. —DJD

Meskipun pencobaan menghampiri, ketakutan melanda,Melalui beragam ujian yang jarang dapat dimengerti,

Satu kebenaran bersinar cemerlang dan tak pernah gagal—Allahku benar dan baik. —Hager

Saat kita mempercayai kesetiaan Allah, ketakutan kita pun enyah.

MenunDaPenilaian Baca:Ratapan 3:1-24

“tuhan adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. —Ratapan 3:24

Hari 2 Ketika masih kanak-kanak, saya terpesona dengan kilat dan suara

badai. Kedua hal ini selalu membuat saya memikirkan tentang Allah. Tatkala halilintar menggelegar, saya membayangkan bahwa saya sedang mendengar pasukan kereta kuda-Nya berderap-derap melintasi langit. Ketika kilat sambar-menyambar, saya merasakan kekaguman yang berpadu dengan rasa takut dan percaya. Ketika masih menjadi mahasiswa seminari, ketika saya dan istri melihat ada badai yang mendekat, kami langsung mengejarnya dengan mobil agar kami dapat menikmati keajaiban badai itu dengan lebih jelas. Sekarang saya tidak terlalu berani lagi, tetapi melihat badai masih membuat saya memikirkan tentang

kemuliaan dan kekuasaan Allah. Mazmur 29 menggambarkan tentang badai yang dengan segala kedahsyatannya telah menyapu bersih laut Mediterania, meluluhlantakkan pegunungan, membabat habis hutan belantara, dan mencurahkan hujan segar di seluruh wilayah. Menjulang di atas semuanya itu, Allah bertakhta. Unsur-unsur dari hujan badai itu digambarkan sebagai “suara tuhan”. Pemazmur menutup bagian ini dengan meyakinkan kita bahwa Allah yang memegang kendali ketika Dia mengirimkan banjir sebagai penghukuman, juga memegang kendali ketika Dia mencurahkan hujan sebagai berkat. Melalui itu semua, Allah sedang bekerja untuk memberikan kekuatan dan kedamaian bagi umat-Nya. Allah Mahakuasa dan Mahamulia yang ada di balik badai itu memiliki tujuan akhir untuk kebaikan kita, dan Dia akan mencapai tujuan-Nya ini. Sungguh merupakan suatu penghiburan ketika mengetahui bahwa Allah seperti itulah yang mengasihi dan memperhatikan kita! —HVL

Kilat badai di musim panas,Halilintarnya menggelegar silih berganti,

Menyatakan betapa menakjubkannya AllahKuasa-Nya tak dapat kita sangkali. —Sper

Kita mengalami kedamaian—bukan kepanikan— ketika kita mempercayai kuasa Allah.

allah Berkuasa atas BaDai

Baca:Mazmur 29

Suara tuhan penuh kekuatan, suara tuhan penuh semarak. —Mazmur 29:4

Hari 3 Ketika saya berumur sekitar 8 tahun, saya berusaha menyangkal

kenyataan tentang kematian. Hal itu terjadi pada saat pemakaman nenek saya. Ketika melihat tubuh nenek yang tidak bernyawa di dalam peti mati, saya berpikir, Seandainya saya yang ada di dalam peti itu, saya akan segera bangun dan keluar dari peti. Sekarang saya berusia lebih dari 70 tahun, dan saya memandang kematian dengan sudut pandang yang berbeda. Saya sudah memimpin banyak ibadah pemakaman. Saya telah mengucapkan selamat tinggal kepada kedua orangtua saya, semua bibi dan paman saya, juga banyak sahabat saya. Saya tidak dapat lagi menyangkal kenyataan yang kejam tentang kematian. Kematian memutuskan

ikatan kehidupan, menghancurkan hati, membawa kesunyian, dan membobolkan tembok air mata. Makna kematian tetap tidak akan berubah, sekalipun kita menggunakan kata-kata yang enak didengar atau menyebut ibadah pemakaman sebagai suatu “perayaan”. Namun, ada kenyataan lebih agung yang dapat membangkitkan keinginan kita untuk melanjutkan hidup dengan pengharapan. Yesus Kristus telah mematahkan kuasa kematian. Dia sungguh “bangkit dan berjalan keluar” dari kubur. Suatu hari “musuh yang terakhir” ini, demikian Paulus menyebutnya, akan dibinasakan selamanya (1 Kor. 15:26). Ia berkata: “‘Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut di manakah sengatmu?’ Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Namun, syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (ay.54-57). Puji Tuhan! Kematian sudah pasti dikalahkan! —DJD

Oh, kematian Kristus—kematian dari ketakutan!Kematian dari kutukan!

Oh, hidup! Anugerah-Nya untuk jiwa yang percaya—Keselamatan kekal yang cuma-cuma. —Hess

Karena kubur Kristus yang kosong, kita dapat dipenuhi dengan pengharapan.

keMatianPastiDikalahkan Baca:1 Korintus 15:20-28

Musuh yang terakhir, dibinasakan ialah maut. —1 Korintus 15:26

Hari 4

HE

963

Anda dapat m

enerima S

antapan Rohani secara langsung!

Kirim

kan contoh Santapan R

ohani kepada saya.

Saya ingin m

enjadi anggota RB

C M

inistries. Kirim

kan Santapan R

ohani triwulanan secara rutin.

Berikan tanda” 3

” di tempat yang tersedia untuk m

endaftarkan diri Anda.

Untuk m

emproses perm

intaan Anda, kam

i mem

inta Anda untuk m

emberikan data A

nda sebagai berikut.K

ami m

enjamin bahw

a data Anda akan dirahasiakan dan tidak akan digunakan untuk kepentingan lain.

Nam

a Lengkap: __________________________________________________________________________________

Alam

at: _________________________________________________________________________________________

_______________________________________________________________ Kode P

os: _______________________

Tel: ________________________ (Rum

ah) ________________________ (Kantor) _________________________(H

P)

Pekerjaan: ______________________________________________________________________________________

E-m

ail: _____________________________________________________ Tgl Lahir: ____________________________

SR-Valley-5Jan-e.indd 2 2/5/10 4:40:08 PM

Page 8: B Y Lembah · kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata

Dukungan dana untuk RBC Ministries berasal dari persembahan kasih para sahabat seperti Anda. Kami tidak didanai atau berada dibawah suatu kelompok atau denominasi mana pun.

Dalam Mazmur 23, dengan indah Daud mengungkapkan kepedihan dan penghiburan yang sama-sama kita rasakan di masa kedukaan dan kehilangan. Ia menuliskan: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. —Mzm. 23:4 Kita semua akan mengalami masa-masa di dalam “lembah kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata. Kita tidak perlu sendirian menanggung pergumulan-pergumulan berat ini. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam penderitaannya, ia berseru kepada Allah surgawi dengan kata-kata yang juga menyuarakan seruan kita kepada Gembala hati kita di masa sekarang: “Engkau besertaku.” Kita tidak dapat terlepas dari lembah duka atau kelamnya penderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan bersama kita untuk melalui penderitaan itu. Di masa Anda mengalami kehilangan dan kepedihan, kami meneruskan pada Anda kasih dari sang Penolong itu. Doa kami adalah kiranya saat Anda berjalan di dalam lembah kekelaman, Anda akan mengalami penghiburan dan kasih-Nya dengan cara-cara yang tak terbayangkan oleh Anda sebelumnya. Kiranya sang Gembala yang menuntun Daud—Gembala kita juga—memberkati dan melindungi Anda di hari-hari mendatang. Renungan-renungan terpilih dari Santapan Rohani ini bertujuan untuk menolong Anda menemukan kasih dan pengharapan di dalam Tuhan, sang Gembala Agung kita. Bila Anda menikmati renungan-renungan ini dan ingin menerima buku renungan Santapan Rohani secara rutin, silakan mengisi formulir permohonan yang tersedia dan mengirimkannya kembali kepada kami. Anda dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih para sahabat kami.

HE963

Dalam Lembah KekelamanDalam upacara pemakaman seorang jemaat, Pendeta Eloy Pacheco

mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya sumber penghiburan yang abadi. Kemudian datanglah seorang wanita mendekati Pendeta Eloy dan berkata, “Pendeta seperti Anda semuanya sama saja. Yang selalu kalian bicarakan hanyalah Yesus, Yesus, Yesus!” “Benar,” jawabnya ramah. “Namun, penghiburan seperti apa yang bisa Ibu berikan kepada keluarga yang sedang berkabung?” Ibu itu terdiam sebentar, kemudian menjawab, “Anda benar. Setidaknya Anda mempunyai Yesus.” Cepat atau lambat orang yang kita kasihi akan meninggal, dan kita ingin mendapatkan penghiburan. Pelukan,

ungkapan bela sungkawa dan air mata, serta kehadiran seorang teman, dapat sedikit meringankan penderitaan yang begitu pedih. Namun, semua perbuatan ini tidak akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kita yang paling mendesak: Apa yang terjadi setelah kematian? Di manakah orang yang kita kasihi itu sekarang? Apakah kita akan dipersatukan kembali dengannya di surga? Bagaimana kita dapat memperoleh kepastian bahwa kita akan hidup kekal? Jawaban atas semua pertanyaan itu ada pada Yesus Kristus. Dialah yang telah mengalahkan dosa dan kematian dengan wafat di kayu salib bagi kita dan bangkit dari kubur (1 Kor. 15:1-28,57). Karena Dia hidup, semua yang beriman kepada-Nya akan hidup selamanya bersama dengan Dia (Yoh. 11:25). Ketika orang yang percaya kepada Kristus meninggal, kita yang ditinggalkan dapat memperoleh penghiburan dan keyakinan di dalam Dia. Oleh karena itu, marilah kita tetap berbicara tentang Yesus. —DJD

Kita punya pengharapan, karena Kristus telah bangkit,Kematian telah ditaklukkan oleh Anak Allah;

Kiranya kita dengan lembut menceritakan berita iniKepada mereka yang terluka dan berduka. —D. De Haan

Dalam kehidupan dan kematian,Yesuslah satu-satunya harapan kita.

Cornelia Dobner berusia 90 tahun ketika ia meninggal dan kembali

ke rumahnya di surga. Hidupnya telah diwarnai dengan kerja keras, pengorbanan bagi keluarganya, dan kesetiaan kepada Allah dan suaminya. Segera setelah pemakaman, dua orang buyut perempuannya mengungkapkan perasaan mereka melalui catatan-catatan yang mereka tulis kepada Cornelia. Salah seorang dari mereka, dengan tulisan yang cukup rapi untuk seorang anak berusia enam tahun, menuliskan, “Kuharap nenek buyut hidup bahagia di surga.” Pengharapan seorang anak bagi nenek buyutnya itu merupakan kepastian yang tak perlu dipertanyakan lagi bagi setiap pengikut Kristus yang telah meninggal. Alkitab menjelaskan rumah kekal kita

sebagai suatu tempat di mana tidak akan ada lagi penderitaan, perkabungan, ratap tangis, kesakitan, kenajisan, kekejian, ataupun dusta (Why. 21:4,27). Alkitab juga menyatakan kepada kita apa yang ada di sana: sang Anak Domba (Yesus), umat tebusan, sungai air kehidupan, takhta Allah, pohon kehidupan, dan terang Allah (Why. 21:22; 22:1-5). Yesus mengatakan bahwa Dia akan pergi dan menyiapkan suatu tempat bagi kita (Yoh. 14:1-3). Rasul Paulus menggambarkan tempat itu sebagai tempat di mana “kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (1 Tes. 4:17). Jika itu bukan suatu kebahagiaan, lalu apakah itu? Ya, sama seperti Cornelia Dobner, setiap orang percaya di dalam Yesus Kristus dapat menantikan “suatu hidup bahagia di surga”. —DCE

Setelah penderitaan di bumi, ada sukacita surgawi,Setelah kegelapan bumi, ada fajar kemuliaan;

Setelah pertempuran duniawi, ada damai indah yang kekal;Setelah malam di bumi, terbitlah mentari surgawi. —Gilmore

Bersama Yesus untuk selamanya adalah puncak dari segala kebahagiaan.

BerBicara tentang Yesus

Baca:1 Korintus 15:51-57

“Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.”—Yohanes 11:25

hiDuP BahagiaBaca:Wahyu 21:1-17

Kematian tidak akan ada lagi; kesedihan, tangisan, atau kesakitan pun akan tidak ada pula. Hal-hal yang lama sudah lenyap.—Wahyu 21:4 (BIS)

Hari 5 Hari 6

Dalam Mazmur 23, dengan indah Daud mengungkapkan kepedihan dan penghiburan yang sama-sama kita rasakan di masa kedukaan dan kehilangan. Ia menuliskan:

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak

Dalam Lembah Kekelaman

Dalam

bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam penderitaannya, ia berseru kepada Allah surgawi dengan kata-kata yang juga menyuarakan seruan kita kepada Gembala hati kita di masa sekarang: “Engkau besertaku.” Kita tidak dapat terlepas dari lembah duka atau kelamnya penderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan

Kekelaman

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Kita semua akan mengalami masa-masa di dalam “lembah kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata. Kita tidak perlu sendirian menanggung pergumulan-pergumulan berat ini. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Kita semua akan mengalami masa-masa di dalam “lembah

kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata. Kita tidak perlu sendirian menanggung pergumulan-pergumulan berat ini. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam Kekelaman

Lembahpenderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan bersama kita untuk melalui penderitaan itu. Di masa Anda mengalami kehilangan dan kepedihan, kami meneruskan pada

kata yang juga menyuarakan seruan kita kepada Gembala hati kita di masa sekarang: “Engkau besertaku.” Kita tidak dapat terlepas dari lembah duka atau kelamnya penderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan

Dalam kehidupan dan kematian,

Bapa Surgawilah

satu-satunya pengharapan kita.

Dukungan dana untuk RBC Ministries berasal dari persembahan kasih

RBC Ministries Asia Ltd.MacPherson Road Post Offi ce, PO Box 146, Singapore 913405Tel: (65) 6858-0900 • Fax: (65) 6858-0400 • E-mail: [email protected] Ministries Australia Ltd.PO Box 393 Glen Waverley VIC 3150, AustraliaTel: (03) 9574 7780 • Fax: (03) 9574 7787 • E-mail: [email protected] Ministries Ltd.PO Box 74025, Kowloon Central Post Offi ce, Kowloon, Hong KongTel: (852) 2626 1102 • Fax: (852) 2626 0216 • E-mail: [email protected] IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (021) 544 2152 • Fax: (021) 5435 1975 • E-mail: [email protected] Ministries PO Box 1622, Windsor, Ontario N9A 6Z7Tel: (519) 979-1073 • Fax: (519) 979-1684 • E-mail: [email protected]

SR-Valley-5Jan-e.indd 1 2/5/10 4:40:08 PM

Page 9: B Y Lembah · kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata

Dukungan dana untuk RBC Ministries berasal dari persembahan kasih para sahabat seperti Anda. Kami tidak didanai atau berada dibawah suatu kelompok atau denominasi mana pun.

Dalam Mazmur 23, dengan indah Daud mengungkapkan kepedihan dan penghiburan yang sama-sama kita rasakan di masa kedukaan dan kehilangan. Ia menuliskan: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. —Mzm. 23:4 Kita semua akan mengalami masa-masa di dalam “lembah kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata. Kita tidak perlu sendirian menanggung pergumulan-pergumulan berat ini. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam penderitaannya, ia berseru kepada Allah surgawi dengan kata-kata yang juga menyuarakan seruan kita kepada Gembala hati kita di masa sekarang: “Engkau besertaku.” Kita tidak dapat terlepas dari lembah duka atau kelamnya penderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan bersama kita untuk melalui penderitaan itu. Di masa Anda mengalami kehilangan dan kepedihan, kami meneruskan pada Anda kasih dari sang Penolong itu. Doa kami adalah kiranya saat Anda berjalan di dalam lembah kekelaman, Anda akan mengalami penghiburan dan kasih-Nya dengan cara-cara yang tak terbayangkan oleh Anda sebelumnya. Kiranya sang Gembala yang menuntun Daud—Gembala kita juga—memberkati dan melindungi Anda di hari-hari mendatang. Renungan-renungan terpilih dari Santapan Rohani ini bertujuan untuk menolong Anda menemukan kasih dan pengharapan di dalam Tuhan, sang Gembala Agung kita. Bila Anda menikmati renungan-renungan ini dan ingin menerima buku renungan Santapan Rohani secara rutin, silakan mengisi formulir permohonan yang tersedia dan mengirimkannya kembali kepada kami. Anda dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih para sahabat kami.

HE963

Dalam Lembah KekelamanDalam upacara pemakaman seorang jemaat, Pendeta Eloy Pacheco

mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya sumber penghiburan yang abadi. Kemudian datanglah seorang wanita mendekati Pendeta Eloy dan berkata, “Pendeta seperti Anda semuanya sama saja. Yang selalu kalian bicarakan hanyalah Yesus, Yesus, Yesus!” “Benar,” jawabnya ramah. “Namun, penghiburan seperti apa yang bisa Ibu berikan kepada keluarga yang sedang berkabung?” Ibu itu terdiam sebentar, kemudian menjawab, “Anda benar. Setidaknya Anda mempunyai Yesus.” Cepat atau lambat orang yang kita kasihi akan meninggal, dan kita ingin mendapatkan penghiburan. Pelukan,

ungkapan bela sungkawa dan air mata, serta kehadiran seorang teman, dapat sedikit meringankan penderitaan yang begitu pedih. Namun, semua perbuatan ini tidak akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kita yang paling mendesak: Apa yang terjadi setelah kematian? Di manakah orang yang kita kasihi itu sekarang? Apakah kita akan dipersatukan kembali dengannya di surga? Bagaimana kita dapat memperoleh kepastian bahwa kita akan hidup kekal? Jawaban atas semua pertanyaan itu ada pada Yesus Kristus. Dialah yang telah mengalahkan dosa dan kematian dengan wafat di kayu salib bagi kita dan bangkit dari kubur (1 Kor. 15:1-28,57). Karena Dia hidup, semua yang beriman kepada-Nya akan hidup selamanya bersama dengan Dia (Yoh. 11:25). Ketika orang yang percaya kepada Kristus meninggal, kita yang ditinggalkan dapat memperoleh penghiburan dan keyakinan di dalam Dia. Oleh karena itu, marilah kita tetap berbicara tentang Yesus. —DJD

Kita punya pengharapan, karena Kristus telah bangkit,Kematian telah ditaklukkan oleh Anak Allah;

Kiranya kita dengan lembut menceritakan berita iniKepada mereka yang terluka dan berduka. —D. De Haan

Dalam kehidupan dan kematian,Yesuslah satu-satunya harapan kita.

Cornelia Dobner berusia 90 tahun ketika ia meninggal dan kembali

ke rumahnya di surga. Hidupnya telah diwarnai dengan kerja keras, pengorbanan bagi keluarganya, dan kesetiaan kepada Allah dan suaminya. Segera setelah pemakaman, dua orang buyut perempuannya mengungkapkan perasaan mereka melalui catatan-catatan yang mereka tulis kepada Cornelia. Salah seorang dari mereka, dengan tulisan yang cukup rapi untuk seorang anak berusia enam tahun, menuliskan, “Kuharap nenek buyut hidup bahagia di surga.” Pengharapan seorang anak bagi nenek buyutnya itu merupakan kepastian yang tak perlu dipertanyakan lagi bagi setiap pengikut Kristus yang telah meninggal. Alkitab menjelaskan rumah kekal kita

sebagai suatu tempat di mana tidak akan ada lagi penderitaan, perkabungan, ratap tangis, kesakitan, kenajisan, kekejian, ataupun dusta (Why. 21:4,27). Alkitab juga menyatakan kepada kita apa yang ada di sana: sang Anak Domba (Yesus), umat tebusan, sungai air kehidupan, takhta Allah, pohon kehidupan, dan terang Allah (Why. 21:22; 22:1-5). Yesus mengatakan bahwa Dia akan pergi dan menyiapkan suatu tempat bagi kita (Yoh. 14:1-3). Rasul Paulus menggambarkan tempat itu sebagai tempat di mana “kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (1 Tes. 4:17). Jika itu bukan suatu kebahagiaan, lalu apakah itu? Ya, sama seperti Cornelia Dobner, setiap orang percaya di dalam Yesus Kristus dapat menantikan “suatu hidup bahagia di surga”. —DCE

Setelah penderitaan di bumi, ada sukacita surgawi,Setelah kegelapan bumi, ada fajar kemuliaan;

Setelah pertempuran duniawi, ada damai indah yang kekal;Setelah malam di bumi, terbitlah mentari surgawi. —Gilmore

Bersama Yesus untuk selamanya adalah puncak dari segala kebahagiaan.

BerBicara tentang Yesus

Baca:1 Korintus 15:51-57

“Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.”—Yohanes 11:25

hiDuP BahagiaBaca:Wahyu 21:1-17

Kematian tidak akan ada lagi; kesedihan, tangisan, atau kesakitan pun akan tidak ada pula. Hal-hal yang lama sudah lenyap.—Wahyu 21:4 (BIS)

Hari 5 Hari 6

Dalam Mazmur 23, dengan indah Daud mengungkapkan kepedihan dan penghiburan yang sama-sama kita rasakan di masa kedukaan dan kehilangan. Ia menuliskan:

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak

Dalam Lembah Kekelaman

Dalam

bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam penderitaannya, ia berseru kepada Allah surgawi dengan kata-kata yang juga menyuarakan seruan kita kepada Gembala hati kita di masa sekarang: “Engkau besertaku.” Kita tidak dapat terlepas dari lembah duka atau kelamnya penderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan

Kekelaman

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Kita semua akan mengalami masa-masa di dalam “lembah kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata. Kita tidak perlu sendirian menanggung pergumulan-pergumulan berat ini. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Kita semua akan mengalami masa-masa di dalam “lembah

kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata. Kita tidak perlu sendirian menanggung pergumulan-pergumulan berat ini. Daud menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi kelamnya lembah itu. Di dalam Kekelaman

Lembahpenderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan bersama kita untuk melalui penderitaan itu. Di masa Anda mengalami kehilangan dan kepedihan, kami meneruskan pada

kata yang juga menyuarakan seruan kita kepada Gembala hati kita di masa sekarang: “Engkau besertaku.” Kita tidak dapat terlepas dari lembah duka atau kelamnya penderitaan. Namun, kita punya Penolong yang berjalan

Dalam kehidupan dan kematian,

Bapa Surgawilah

satu-satunya pengharapan kita.

Dukungan dana untuk RBC Ministries berasal dari persembahan kasih

RBC Ministries Asia Ltd.MacPherson Road Post Offi ce, PO Box 146, Singapore 913405Tel: (65) 6858-0900 • Fax: (65) 6858-0400 • E-mail: [email protected] Ministries Australia Ltd.PO Box 393 Glen Waverley VIC 3150, AustraliaTel: (03) 9574 7780 • Fax: (03) 9574 7787 • E-mail: [email protected] Ministries Ltd.PO Box 74025, Kowloon Central Post Offi ce, Kowloon, Hong KongTel: (852) 2626 1102 • Fax: (852) 2626 0216 • E-mail: [email protected] IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (021) 544 2152 • Fax: (021) 5435 1975 • E-mail: [email protected] Ministries PO Box 1622, Windsor, Ontario N9A 6Z7Tel: (519) 979-1073 • Fax: (519) 979-1684 • E-mail: [email protected]

SR-Valley-5Jan-e.indd 1 2/5/10 4:40:08 PM

Page 10: B Y Lembah · kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata

Takkan Pernah Sendiri“Sendirian” merupakan salah satu kata yang paling memilukan tentang keberadaan seseorang. Kesendirian dapat melanda siapa saja tanpa membedakan usia, ras, kebangsaan, status sosial, atau kecerdasan seseorang. Dengan lebih dari 7 miliar orang mendiami muka bumi ini, dunia kita adalah tempat yang sangat ramai; tetapi masih saja kita sering merasa sendirian, dan begitu kesepian. Bahkan sebelum dosa memasuki dunia, Sang Pencipta pernah menyatakan bahwa tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Allah menciptakan kita sebagai makhluk yang berelasi dan memberi kita suatu kapasitas dan kebutuhan yang besar akan pertemanan dan kebersamaan. Pernahkah Anda merasa sendirian, benar-benar sendirian? Jika ya, ada kabar baik untuk Anda. Ada satu Sahabat—Sahabat terbaik—yang tidak akan pernah membiarkan Anda atau meninggalkan Anda. Artikel-artikel pilihan dari renungan Santapan Rohani berikut akan menjelaskan lebih lanjut tentang Sahabat sejati itu. Jika Anda menikmati renungan ini dan ingin menerimanya secara rutin, Anda dapat menerimanya dalam bentuk buku, e-mail, atau melalui aplikasi ponsel. Silakan membaca halaman terakhir untuk mengetahui caranya. Anda dapat menerima materi-materi yang kami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun.

EDITOR: Dwiyanto, Natalia EndahDESAIN & PENATA LETAK: Andy LiawFOTO: Shutterstock.comKutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, LAI ©1974.

© 2018 Our Daily Bread Ministries. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.Dicetak di Indonesia.

Indonesian ‘Never Alone’

Takkan Pernah Sendiri

Pernahkah Anda merasa sendirian—benar-benar sendirian? Banyak orang bisa menjawab ya karena mereka mengalaminya dalam hidup sehari-hari.

Maksud saya bukanlah orang-orang yang tinggal di pondok terpencil di atas gunung dan jauh dari peradaban, melainkan tentang mereka yang merasa sendirian di tengah keramaian suatu pusat perbelanjaan atau di dalam gereja yang penuh dengan jemaat. Yang saya maksud ialah orang yang tidak bisa menemukan seorang pun sebagai teman bergaulnya. Mungkin mereka masih baru di lingkungannya. Mungkin mereka baru saja kehilangan pasangan hidup mereka. Bisa saja mereka merasa sendirian karena menganggap dirinya berbeda, aneh, dan tidak bisa menjalin hubungan yang normal dengan orang lain. Pernahkah Anda merasa sendirian—benar-benar sendirian? Jika pernah, ada kabar baik untuk Anda. Apabila Anda telah mengundang Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidup Anda secara pribadi, Anda takkan pernah sendirian. Dia selalu hadir dalam hidup Anda. Dia berjanji: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (MATIUS 28:20). Bahkan Allah Bapa pun berjanji: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (IBRANI 13:5). Seperti pemazmur, sadarilah bahwa Anda tidak dapat pergi ke mana pun tanpa penyertaan Allah (MAZMUR 139:7). Kita semua memang membutuhkan teman yang tampak secara fisik, tetapi kita tidak boleh mengabaikan kehadiran Tuhan yang nyata. Kita dapat meyakini kebenaran itu. Bersama-Nya, kita takkan pernah sendiri. DAVE BRANON

Hari ke-6

Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Mazmur 139:7

Kehadiran Allah merupakan salah satu anugerah-Nya bagi kita.

BACAAN HARI INIMazmur 139:1-12

Takkan Pernah Sendiri

Temukan kasih yang tak pernah meninggalkan Anda

WR534

Apakah Anda ingin tahu lebih banyak tentang Yesus, apa yang telah disediakan-Nya untuk Anda, dan bagaimana Anda dapat

mengenal-Nya?

Tersedia buklet berjudul Kisah tentang Pengharapan, yang dapat lebih jauh

memperkenalkan tentang Yesus kepada Anda. Buklet ini dapat Anda peroleh

tanpa dikenakan biaya. Silakan menghubungi kami untuk mendapatkannya atau memindai QR-code ini

dengan ponsel Anda untuk membaca materinya secara online.

Anda juga dapat mengakses santapanrohani.org

untuk melihat materi cetak maupun materi digital yang kami terbitkan.

Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung lewat

persembahan kasih dari para pembaca kami.

Our Daily Bread MinistriesPO Box 15, Kilsyth, VIC 3137, AustraliaTel: (+61-3) 9761-7086, [email protected]

Our Daily Bread Ministries LtdPO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong KongTel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, [email protected]

ODB IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975, [email protected]

Daily Bread Co. LtdPO Box 46, Ikoma Nara 630-0291, JapanTel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, [email protected]

Our Daily Bread BerhadPO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, MalaysiaTel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, [email protected]

Our Daily Bread MinistriesPO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New ZealandTel: (+64-9) 444-4146, [email protected]

Our Daily Bread Ministries FoundationPO Box 47-260, Taipei 10399, Taiwan R.O.C.Tel: (+886-2) 2585-5340, Fax: (+886-2) 2585-5349, [email protected]

Our Daily Bread Ministries ThailandPO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, ThailandTel: (+66-2) 718-5166, Fax: (+66-2) 718-6016, [email protected]

Our Daily Bread Ministries Asia Ltd5 Pereira Road, #07-01 Asiawide Industrial Building, Singapore 368025 Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, [email protected]

Ingin lebih mengenal Tuhan?Bacalah firman-Nya

dengan bantuan renungan Santapan Rohani

Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh

persembahan kasih dari para pembaca kami.

Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.

CETAKMenerima edisi

cetak secara triwulan.

APLIKASIOur Daily Bread/ Santapan Rohanidi Android & iOS.

E-MAILMenerima e-mail

secara harian.

H U B U N G I K A M I :

+62 21 2902 8950+62 815 8611 1002+62 878 7878 9978

Santapan.Rohani [email protected]

santapanrohani.orgourdailybread.org/locations/

Our Daily Bread MinistriesPO Box 15, Kilsyth, VIC 3137, AustraliaTel: (+61-3) 9761-7086, [email protected]

Our Daily Bread Ministries LtdPO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong KongTel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, [email protected]

ODB IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975, [email protected]

Daily Bread Co. LtdPO Box 46, Ikoma Nara 630-0291, JapanTel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, [email protected]

Our Daily Bread BerhadPO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, MalaysiaTel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, [email protected]

Our Daily Bread MinistriesPO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New ZealandTel: (+64-9) 444-4146, [email protected]

Our Daily Bread Ministries FoundationPO Box 47-260, Taipei 10399, Taiwan R.O.C.Tel: (+886-2) 2585-5340, Fax: (+886-2) 2585-5349, [email protected]

Our Daily Bread Ministries ThailandPO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, ThailandTel: (+66-2) 718-5166, Fax: (+66-2) 718-6016, [email protected]

Our Daily Bread Ministries Asia Ltd5 Pereira Road, #07-01 Asiawide Industrial Building, Singapore 368025 Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, [email protected]

Ingin lebih mengenal Tuhan?Bacalah firman-Nya

dengan bantuan renungan Santapan Rohani

Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh

persembahan kasih dari para pembaca kami.

Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.

CETAKMenerima edisi

cetak secara triwulan.

APLIKASIOur Daily Bread/ Santapan Rohanidi Android & iOS.

E-MAILMenerima e-mail

secara harian.

H U B U N G I K A M I :

+62 21 2902 8950+62 815 8611 1002+62 878 7878 9978

Santapan.Rohani [email protected]

santapanrohani.orgourdailybread.org/locations/

Page 11: B Y Lembah · kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata

Takkan Pernah Sendiri“Sendirian” merupakan salah satu kata yang paling memilukan tentang keberadaan seseorang. Kesendirian dapat melanda siapa saja tanpa membedakan usia, ras,kebangsaan, status sosial, atau kecerdasan seseorang.Dengan lebih dari 7 miliar orang mendiami muka bumi ini, dunia kita adalah tempat yang sangat ramai; tetapi masih saja kita sering merasa sendirian, dan begitu kesepian.

Bahkan sebelum dosa memasuki dunia, Sang Pencipta pernah menyatakan bahwa tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Allah menciptakan kita sebagai makhluk yang berelasi dan memberi kita suatu kapasitas dan kebutuhan yang besar akan pertemanan dankebersamaan.

Pernahkah Anda merasa sendirian, benar-benarsendirian? Jika ya, ada kabar baik untuk Anda. Adasatu Sahabat—Sahabat terbaik—yang tidak akan pernahmembiarkan Anda atau meninggalkan Anda. Artikel-artikel pilihan dari renungan Santapan Rohani berikutakan menjelaskan lebih lanjut tentang Sahabat sejati itu.

Jika Anda menikmati renungan ini dan inginmenerimanya secara rutin, Anda dapat menerimanya dalam bentuk buku, e-mail, atau melalui aplikasi ponsel.Silakan membaca halaman terakhir untuk mengetahui caranya. Anda dapat menerima materi-materi yangkami terbitkan tanpa dikenai biaya apa pun.

EDITOR: Dwiyanto, Natalia EndahDESAIN & PENATA LETAK: Andy LiawFOTO: Shutterstock.comKutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, LAI ©1974.

© 2018 Our Daily Bread Ministries. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.Dicetak di Indonesia.

Indonesian ‘Never Alone’

Takkan Pernah Sendiri

Pernahkah Anda merasa sendirian—benar-benarsendirian? Banyak orang bisa menjawab ya karena mereka mengalaminya dalam hidup sehari-hari.

Maksud saya bukanlah orang-orang yang tinggal dipondok terpencil di atas gunung dan jauh dari peradaban,melainkan tentang mereka yang merasa sendirian di tengah keramaian suatu pusatperbelanjaan atau di dalam gereja yang penuh dengan jemaat.

Yang saya maksud ialah orang yang tidak bisa menemukanseorang pun sebagai temanbergaulnya. Mungkin merekamasih baru di lingkungannya.Mungkin mereka baru sajakehilangan pasangan hidupmereka. Bisa saja mereka merasa sendirian karena menganggap dirinya berbeda, aneh,dan tidak bisa menjalin hubungan yang normal dengan orang lain.

Pernahkah Anda merasa sendirian—benar-benarsendirian? Jika pernah, ada kabar baik untuk Anda.Apabila Anda telah mengundang Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidup Anda secara pribadi, Anda takkan pernah sendirian. Dia selalu hadir dalam hidup Anda. Dia berjanji: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (MATIUS 28:20). BahkanAllah Bapa pun berjanji: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akanmeninggalkan engkau” (IBRANI 13:5). Seperti pemazmur,sadarilah bahwa Anda tidak dapat pergi ke mana pun tanpa penyertaan Allah (MAZMUR 139:7).

Kita semua memang membutuhkan teman yang tampaksecara fisik, tetapi kita tidak boleh mengabaikan kehadiranTuhan yang nyata. Kita dapat meyakini kebenaran itu.Bersama-Nya, kita takkan pernah sendiri. DAVE BRANON

Hari ke-6

Ke mana akudapat pergimenjauhi roh-Mu,ke mana akudapat lari darihadapan-Mu?Mazmur 139:7

Kehadiran Allah merupakan salah satu anugerah-Nya bagi kita.

BACAAN HARI INIMazmur 139:1-12

Takkan PernahSendiri

Temukan kasih yang tak pernahmeninggalkan Anda

Apakah Anda ingin tahu lebih banyaktentang Yesus, apa yang telahdisediakan-Nya untuk Anda,dan bagaimana Anda dapat

mengenal-Nya?

Tersedia buklet berjudul Kisah tentangPengharapan, yang dapat lebih jauh

memperkenalkan tentang Yesus kepadaAnda. Buklet ini dapat Anda peroleh

tanpa dikenakan biaya. Silakan menghubungi kamiuntuk mendapatkannya atau memindai QR-code ini

dengan ponsel Anda untuk membaca materinyasecara online.

Anda juga dapat mengaksessantapanrohani.org

untuk melihat materi cetak maupunmateri digital yang kami terbitkan.

Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung lewat

persembahan kasih dari para pembaca kami.

Our Daily Bread MinistriesPO Box 15, Kilsyth, VIC 3137, AustraliaTel: (+61-3) 9761-7086, [email protected]

Our Daily Bread Ministries LtdPO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong KongTel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, [email protected]

ODB IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975,[email protected]

Daily Bread Co. LtdPO Box 46, Ikoma Nara 630-0291, JapanTel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, [email protected]

Our Daily Bread BerhadPO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, MalaysiaTel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, [email protected]

Our Daily Bread MinistriesPO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New ZealandTel: (+64-9) 444-4146, [email protected]

Our Daily Bread Ministries FoundationPO Box 47-260, Taipei 10399, Taiwan R.O.C.Tel: (+886-2) 2585-5340, Fax: (+886-2) 2585-5349, [email protected]

Our Daily Bread Ministries ThailandPO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, ThailandTel: (+66-2) 718-5166, Fax: (+66-2) 718-6016, [email protected]

Our Daily Bread Ministries Asia Ltd5 Pereira Road, #07-01 Asiawide Industrial Building, Singapore 368025 Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, [email protected]

Ingin lebih mengenal Tuhan?Bacalah firman-Nya

dengan bantuan renungan Santapan Rohani

Materi kami tidak dikenakan biaya.Pelayanan kami didukung oleh

persembahan kasih dari para pembaca kami.

Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.

CETAKMenerima edisi

cetak secara triwulan.

APLIKASIOur Daily Bread/ Santapan Rohanidi Android & iOS.

E-MAILMenerima e-mail

secara harian.

H U B U N G I K A M I :

+62 21 2902 8950+62 815 8611 1002+62 878 7878 9978

Santapan.Rohani [email protected]

santapanrohani.orgourdailybread.org/locations/

Our Daily Bread MinistriesPO Box 15, Kilsyth, VIC 3137, AustraliaTel: (+61-3) 9761-7086, [email protected]

Our Daily Bread Ministries LtdPO Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong KongTel: (+852) 2626-1102, Fax: (+852) 2626-0216, [email protected]

ODB IndonesiaPO Box 2500, Jakarta 11025, IndonesiaTel: (+62-21) 2902-8950, Fax: (+62-21) 5435-1975,[email protected]

Daily Bread Co. LtdPO Box 46, Ikoma Nara 630-0291, JapanTel: (+81-743) 75-8230, Fax: (+81-743) 75-8299, [email protected]

Our Daily Bread BerhadPO Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, MalaysiaTel: (+060-7) 353-1718, Fax: (+060-7) 353-4439, [email protected]

Our Daily Bread MinistriesPO Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New ZealandTel: (+64-9) 444-4146, [email protected]

Our Daily Bread Ministries FoundationPO Box 47-260, Taipei 10399, Taiwan R.O.C.Tel: (+886-2) 2585-5340, Fax: (+886-2) 2585-5349, [email protected]

Our Daily Bread Ministries ThailandPO Box 35, Huamark, Bangkok 10243, ThailandTel: (+66-2) 718-5166, Fax: (+66-2) 718-6016, [email protected]

Our Daily Bread Ministries Asia Ltd5 Pereira Road, #07-01 Asiawide Industrial Building, Singapore 368025 Tel: (+65) 6858-0900, Fax: (+65) 6858-0400, [email protected]

Ingin lebih mengenal Tuhan?Bacalah firman-Nya

dengan bantuan renunganSantapan Rohani

Materi kami tidak dikenakan biaya.Pelayanan kami didukung oleh

persembahan kasih dari para pembaca kami.

Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.

CETAKMenerima edisi

cetak secara triwulan.

APLIKASIOur Daily Bread/Santapan Rohanidi Android & iOS.

E-MAILMenerima e-mail

secara harian.

H U B U N G I K A M I :

+62 21 2902 8950+62 815 8611 1002+62 878 7878 9978

Santapan.Rohani [email protected]

ourdailybread.org/locations/

Page 12: B Y Lembah · kekelaman”. Ketika orang yang kita kasihi meninggal, kita mungkin bergumul dengan penyesalan, kemarahan, dan kepedihan mendalam yang tak terucapkan dengan kata-kata