web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief....

27

Click here to load reader

Upload: doantuong

Post on 05-Mar-2018

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

KASUS LAUT CINA SELATAN DAN KEPENTINGAN

NASIONAL CINA

OLEH :

BASRI HASANUDDIN LATIEF

E13111258

Page 2: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2013

2

Page 3: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya

dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kasus Laut Cina Selatan dan

Kepentingan Nasional Cina”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem

Politik dan Kebijakan Luar Negeri Cina, selain itu sebagai bahan acuan pembelajaran

bagi orang-orang yang ingin mengetahui bagaimana latar belakang konflik ini dan

kepentingan nasional cina dalam konflik ini

Saya menyadari sebagai penulis bahwa dalam makalah ini terdapat banyak

kekurangan, sehingga kami sangat memohon kritik dan saran agar kami dapat

berkembang serta dapat menciptkan makalah-makalah yang lebih baik dari ini.

Sekian dan terima kasih.

Makassar, 01 Oktober 2013

Penulis

i

Page 4: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG......................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................... 2

C. TUJUAN ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG KONFLIK LAUT CINA SELATAN ............ 3

B. KEPENTINGAN NASIONAL CINA DI LAUT CINA SELATAN.. 8

1. Konsep Kepentingan Nasional....................................................... 8

2. Kepentingan Nasional Cina........................................................... 9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 5: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dunia internasional ditengah masalah yang cukup kompleks kembali di perumit

oleh kasus yang terjadi di Laut Cina Selatan. Laut Cina Selatan merupakan bagian

dari samudra pasifik, yang meliputi sebagian wilayah dari Singapura dan Selat

Malaka hingga ke Selat Taiwan dengan luas sekitar 3.5 juta km². Berdasarkan

ukurannya, Laut Cina Selatan ini merupakan wilayah perairan terluas atau terluas

kedua setelah kelima samudra. Laut Cina Selatan merupakan sebuah perairan dengan

berbagai potensi yang sangat besar karena di dalamnya terkandung minyak bumi dan

gas alam dan selain itu juga peranannya sangat penting sebagai jalur distribusi

minyak dunia, perdagangan, dan pelayaran internasional.

Di Laut ini, ada lebih dari 200 pulau dan karang yang diidentifikasi, kebanyakan

darinya di daerah Kepulauan Spratly. Kepulauan Spratly tersebar seluas 810 sampai

900 km yang meliputi beberapa 175 fitur insuler yang diidentifikasi, yang terbesarnya

menjadi Kepulauan Taiping (Itu Aba) yang panjangnya 1,3 km dan dengan

ketinggian 3,8 m. Pulau-pulau kecil di Laut Cina Selatan, yang membentuk

kepulauan, jumlahnya mencapai ratusan. Laut dan pulau-pulau yang sebagian besar

tidak berpenghuni tersebut di klaim oleh beberapa negara, klaim tersebut jelas

tercermin pada beragam nama yang digunakan untuk menyebut pulau-pulau dan laut

tersebut.

Negara-negara dan wilayah yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan adalah

(searah jarum jam dari utara) Republik Rakyat Cina (RRC) termasuk (Makau dan

Hongkong), Republik Cina (Taiwan), Filiphina, Malaysia, Singapura, Indonesia,

Brunei, dan Vietnam. Negara – Negara yang berbatasan inilah yang kemudian

memperebutkan wilayah tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1

Page 6: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

1. Latar Belakang Konflik Laut Cina Selatan?

2. Kepentingan Nasional Cina di Laut Cina Selatan?

C. TUJUAN

1. Untuk Mengetahui Latar Belakang Konflik Laut Cina Selatan

2. Untuk Mengetahui kepentingan Cina di Laut Cina Selatan

3.

2

Page 7: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

BAB II

PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG KONFLIK LAUT CINA SELATAN

Laut Cina Selatan merupakan kawasan yang memiliki potensi sumber daya

alam dan potensi geografis yang sangat besar. Sumber daya alam yang dimiliki

Laut Cina Selatan berupa minyak bumi dan gas alam yang terkandung di

dalamnya dengan jumlah yang cukup besar, serta memiliki potensi geografis,

karena kawasan tersebut merupakan jalur pelayaran dan komunikasi internasional

(jalur lintas laut perdagangan internasional). Kawasan ini juga banyak dilalui oleh

Armada Angkatan Laut, baik berupa kapal tangker maupun Armada Angkatan

Laut dari negara-negara maju, seperti dari Amerika Serikat, Australia, Jepang,

Korea yang melintasi laut itu.

Kawasan Laut Cina Selatan bila dilihat dalam tata Lautan Internasional,

merupakan kawasan yang memiliki nilai ekonomis, politis, dan strategis.

Sehingga menjadikan kawasan ini mengandung potensi konflik serkaligus potensi

kerja sama. Dengan kata lain, kawasan Laut Cina Selatan yang memiliki

kandungan minyak bumi dan gas alam yang terdapat didalamnya, serta

peranannya yang sangat penting sebagai jalur perdagangan dan distribusi minyak

dunia, menjadikan kawasan Laut Cina Selatan sebagai objek perdebatan regional

selama bertahun-tahun.

Hal ini dapat diketahui sejak tahun 1947 hingga saat ini tahun 2013. Dimana

terdapat pertikaian atau saling klaim antara negara yang mengaku memiliki dasar

kepemilikan berdasarkan batas wilayah laut atau perairan, seperti Republik

Rakyat Cina (RRC), Vietnam, Filiphina, Malaysia, Taiwan, dan Brunei

Darussalam. Selain saling klaim di antara negara-negara yang berlokasi di

perairan Laut Cina Selatan tersebut, juga terdapat kepentingan-kepentingan

negara-negara besar seperti : Amerika Serikat, Rusia, negara-negara Eropa Barat,

Jepang, Korea, Taiwan dalam hal keperluan pelayaran dan keperluan kandungan-

3

Page 8: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

kandungan sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi yang terkandung di

dalam wilayah Laut Cina Selatan tersebut.

Laut Cina Selatan terbentuk sebagai sebuah kepulauan. Dimana, benih-benih

perselisihan yang terdapat di Lautan itu, banyak di sebabkan oleh latar belakang

historis, baik dari segi penamaan terhadap lautan itu maupun batas-batas

kepemilikannya. Dalam hal penamaan misalnya, Republik Rakyat China (RRC),

menyebutnya dengan nama Laut Selatan saja. Filipina, menyebutnya dengan

nama Laut Luzón (Laut Filiphina Barat), karena keberatan dengan nama Laut

Cina Selatan, sebab seolah-olah kawasan itu milik Republik Rakyat Cina (RRC).

Sedangkan Vietnam menyebutnya dengan nama Laut Timur. Dari beberapa

negara yang mengklaim Laut Cina Selatan, diketahui Republik Rakyat Cina

(RRC) dan Vietnam adalah yang begitu gencar dalam mempertahankan kawasan

ini.

Perairan Laut Cina Selatan, di klaim oleh sejumlah negara. Republik Rakyat

Cina (RRC) berebut kepulauan Spartly dengan Brunei, Filiphina, Malaysia,

Vietnam, dan Taiwan. Sementara itu, kepulauan Paracel di klaim oleh Republik

Rakyat Cina (RRC), Taiwan, dan Vietnam. Ditelusuri dari akar permasalahannya,

konflik yang sebenarnya adalah mengenai klaim-klaim di wilayah perairan dan

kepulauan di kawasan Laut Cina Selatan yang terjadi mulai sejak Desember tahun

1947 dan terus berlanjut hingga saat ini tahun 2013. Di dalam kawasan Laut Cina

Selatan terdapat kepulauan Spartly dan Paracel yang tergolong titik rawan titik

rawan dalam soal klaim teritorial. Kepulauan Spartly dan kepulauan Paracel

adalah yang menjadi fokus perebutan antara negara-negara pengklaim

(claimantans). Tetapi yang lebih di sorot adalah kepulauan Spartly yang

kemudian menjadi isu dominan Internasional.

Pada Desember 1947 Pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC) mengklaim

hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan dengan menerbitkan peta yang tidak

hanya memuat kepulauan-kepulauan utama di wilayah Laut Cina Selatan, tetapi

juga memberi tanda sebelas garis putus-putus (yang juga di sebut garis-garis

berbentuk huruf U) di seputar wilayah perairan Laut Cina Selatan. Pihak Republik

4

Page 9: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

Rakyat Cina (RRC) mengklaim saat peta tersebut diterbitkan pertama kali tidak

ada satupun negara yang menyampaikan protes diplomatik, sehingga terus

digunakan pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC), sejak setelah kemenangan

Partai Komunis 1949. Meski demikian, Republik Rakyat Cina (RRC) tidak

pernah secara terbuka menyatakan detail klaimnya tersebut. Pada tahun 1976

pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC) secara paksa mengambil alih dan

menguasai kepulauan Paracel dari Vietnam. Kepulauan itu berada di sebelah

Utara kepulauan Spartly. Keduanya sama-sama di yakini kaya akan sumber daya

alam gas dan minyak bumi.

Sengketa teritorial di Laut Cina Selatan, khususnya sengketa atas kepemilikan

kepulauan Spartly dan kepulauan Paracel mempunyai riwayat yang panjang.

Berawal dari konflik yang disebabkan oleh klaim-klaim mengenai perbatasan di

wilayah perairan dan kepulauan di Laut Cina Selatan. Sejarah menunjukan

bahwa, penguasaan kepulauan ini telah melibatkan banyak negara di antaranya

Ingris, Perancis, Jepang, Republik Rakyat Cina (RRC), Vietnam, yang kemudian

melibatkan pula Malaysia, Brunei Darussalam, Filiphina,dan Taiwan.

Sengketa teritorial dan penguasaan kepulauan di Laut Cina Selatan. Diawali

oleh tuntutan Republik Rakyat Cina (RRC) atas seluruh pulau-pulau di kawasan

Laut Cina Selatan yang mengacu kepada catatan sejarah, penemuan situs,

dokumen-dokumen kuno, peta-peta dan penggunaan gugus-gugus pulau oleh

nelayannya. Menurut Republik Rakyat Cina (RRC) sejak 2000 tahun yang lalu,

Laut Cina Selatan telah menjadi jalur pelayaran bagi mereka. Namun Vietnam

membantahnya dan menganggap kepulauan Spartly dan Paracel adalah bagian

dari wilayah kedaulatannya. Vietnam menyebutkan kepulauan Spartly dan Paracel

secara efektif di dudukinya sejak abad ke-17 ketika kedua kepulauan itu tidak

berada dalam penguasaan suatu negara.

Dalam perkembangannya, Vietnam tidak mengakui wilayah kedaulatan

Republik Rakyat Cina (RRC) di kawasan tersebut, sehingga pada saat perang

dunia II berakhir Vietnam Selatan menduduki kepulauan Paracel, termasuk

beberapa gugus di kepulauan Spartly. Selain Vietnam Selatan kepulauan Spartly

5

Page 10: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

juga diduduki oleh Taiwan sejak perang dunia II dan Filiphina tahun 1971, alasan

Filiphina menduduki kepulauan tersebut karena kawasan itu merupakan tanah

yang sedang tidak dimiliki oleh negara manapun. Filiphina juga menunjuk

perjanjian San-Fransisco 1951, yang antara lain menyatakan, Jepang telah

melepas haknya terhadap kepulauan Spartly. Malaysia juga menduduki beberapa

gugus kepulauan Spartly yang di namai terumbu layang. Menurut Malaysia,

langkah itu di ambil berdasarkan peta batas landasan kontinen Malaysia tahun

1979, yang mencakup sebagian dari kepulauan Spartly. Sementara Brunei yang

memperoleh kemerdekaan secara penuh dari Ingris juga 1 januari 1984 kemudian

juga ikut mengklaim, namun Brunei hanya mengklaim perairan dan bukan gugus

pulau. Sampai saat ini negara yang aktif menduduki di sekitar kawasan ini adalah

Taiwan, Vietnam, Filiphina dan Malaysia. Dengan kondisi seperti ini, masalah

penyelesaian sengketa teritorial di Laut Cina Selatan tampaknya akan menjadi

semakin rumit dan membutuhkan mekanisme pengolaan yang lebih berhati-hati.

Dimulai pada tahun 1988 ketegangan terjadi di kepulauan Spartly, Vietnam

dan Republik Rakyat Cina (RRC) berperang di Lautan memperebutkan gugusan

batu karang Johnson (Johnson South Reef). Saat itu Angkatan Laut Vietnam di

halang-halangi oleh dua puluh kapal perang milik Republik Rakyat Cina (RRC)

yang sedang berlayar di Laut Cina Selatan, sehingga terjadi bentrokan yang

mengakibatkan kurang lebih sebanyak 70 prajurit Angkatan Laut Vietnam tewas.

Sengketa perbatasan yang memicu perang besar juga terjadi di perbatasan darat

kedua negara pada tahun 1979 dan 1984. Selain itu juga seperti yang terjadi

antara Republik Rakyat Cina (RRC) dan Vietnam yakni pendudukan Republik

Rakyat Cina (RRC) atas Karang Mischief 1995, dan baku tembak antara kapal

perang Republik Rakyat Cina (RRC) dan Filiphina didekat pulau Campones

1996, menunjukan sengketa tersebut bisa tersulut menjadi konflik terbuka

sewaktu-waktu.

Sampai saat ini konflik klaim tumpang tindih yang terjadi di wilayah Laut

Cina Selatan masih terus berlangsung dan menjadi perdebatan antara beberapa

negara di kawasan ASEAN melalui perundingan diplomasi.

6

Page 11: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

Melihat situasi yang semakin rumit, maka ASEAN mulai bertindak dan ikut

turun tangan menanggapi persoalan klaim teritorial yang terjadi di wilayah Laut

Cina Selatan. Karena jika konflik ini tidak ditanggapi dengan serius dan dibiarkan

begitu saja maka segala bentuk kerjasama di kawasan Laut Cina Selatan bisa

kehilangan daya dukung dan tidak berkelanjutan selain itu juga dapat megancam

keaman negara-negara ASEAN, dan sekitarnya. Sepuluh negara anggota ASEAN

sepakat mempercepat proses implementasi perilaku yang harus menjadi pegangan

sejumlah negara yang terlibat sengketa Laut Cina Selatan. Yakni dengan

diadakannya Declaration on the Conduct of Parties (DOC) yaitu hukum yang

mengikat pihak-pihak yang bertikai. ASEAN juga menunjukkan keinginan untuk

memulai penyusunan dan pembahasan kode etik DOC, yang kemudian akan

dibahas dengan Republik Rakyat Cina (RRC) dan diterapkan di wilayah perairan

itu.

Aktor yang berperan didalamnya tidak hanya Vietnam dan Republik Rakyat

Cina (RRC), tetapi juga melibatkan beberapa negara anggota ASEAN, yaitu

Malaysia dan Filiphina, serta Taiwan. Klaim-klaim tersebut bisa berdasarkan

klaim atas sejarah yang beraneka ragam, konsiderasi ekonomi, serta pertimbangan

geostrategis negara-negara yang terlibat. Selain itu Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)

dari hampir semua negara yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan, saling

tumpang tindih, sehingga menimbulkan masalah dalam penentuan batas.

Kenyataannya terjadi perang klaim dan upaya-upaya penguasaan atas

kawasan Laut Cina Selatan. Kepemilikan sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Cina

Selatan memperbesar masalah ini sehingga menimbulkan ketegangan tentang hak

atas Laut Teritorial atau Landasan Kontinen. Persoalannya menjadi semakin

kursial karena klaim-klaim tersebut saling tumpang tindih yang disebabkan

karena masing-masing negara mengklaim kepemilikannya yang berdasarkan

versinya sendiri, baik secara historis maupun secara legal formal (tertulis), demi

kepentingan masing-masing negara.

7

Page 12: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

B. KEPENTINGAN NASIONAL CINA DI LAUT CINA SELATAN

1. Kepentingan Nasional

Dalam mencermati sepak terjang China yang begitu agresif di kawasan

Laut Cina Selatan menurut penulis dapat dilihat dari kepentingan

nasionalnya. Konsep kepentingan nasional pada dasarnya menjelaskan

bahwa untuk mencapai kelangsungan hidup suatu negara harus memenuhi

kebutuhannya dengan memenuhi kepentingan nasionalnya. Dengan

tercapainya kepentingan nasional maka kehidupan Negara akan berlangsung

secara stabil, baik dari segi politik, ekonomi, sosial, maupun pertahanan

keamanan. Kepentingan nasional merupakan tujuan mendasar dan faktor

paling menentukan yang memandu para pembuat keputusan dalam

merumuskan politik luar negeri.

Kepentingan nasional (national interest) menurut Daniel S. Papp adalah

bahwa dalam kepentingan nasional terdapat beberapa aspek, seperti

ekonomi, ideologi, kekuatan dan keamanan militer, moralitas dan legalitas.

Dalam hal ini, faktor ekonomi pada setiap kebijakan yang diambil oleh suatu

negara adalah untuk meningkatkan perekonomian bersama. Bidang inilah

yang sering dinilai sebagai suatu kepentingan nasional (Daniel S. Papp,

1988). Kepentingan nasional juga dapat dipahami sebagai konsep kunci

dalam politik luar negeri. Konsep tersebut dapat diorientasikan pada

ideology suatu negara ataupun pada sistem nilai sebagai pedoman perilaku

suatu Negara terhadap negara lain. Artinya bahwa keputusan dan tindakan

politik luar negeri bisa didasarkan pada pertimbanganpertimbangan ideologis

ataupun dapat terjadi atas dasar pertimbangan kepentingan ekonomi. Namun

bisa juga terjadi interplay antara ideologi dengan kepentingan ekonomi

sehingga terjalin hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara

pertimbanganpertimbangan ideologis dengan kepentingan ekonomi yang

tidak menutup kemungkinan terciptanya formulasi kebijaksanaan politik luar

negeri yang lain atau baru (Sumpena Prawira Saputra, 1985).

8

Page 13: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

Menurut Anak Agung Banyu Berwita dan Yanyan Mochmamad Yani,

konsep kepentingan nasional sangat penting untuk menjelaskan dan

memahami perilaku internasional. Konsep kepentingan nasional merupakan

dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara. Para penganut

realis menyamakan kepentingan nasional sebagai upaya negara untuk

mengejar power atau kekuasaan. Dalam ranah hubungan internasional power

adalah segala sesuatu yang dapat mengembangkan dan memelihara kontrol

satu negara terhadap negara lain baik secara individual maupun kolektif.

Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini dapat melalui cara halus atau

kasar. Antara lain adalah dengan teknik paksaan, atau kerjasama

(cooperation). Kekuasaan nasional dan kepentingan nasional dianggap

sebagai sarana dan sekaligus tujuan dari tindakan suatu negara untuk

bertahan hidup dalam politik internasional (Anak Agung Banyu Perwita,

2006).

2. Kepentingan Nasional Cina

Klaim kepemilikan atas kawasan Laut Cina Selatan yang dilakukan oleh

China sejak dekade 1970-an didasarkan pada tiga hal pokok yakni kemajuan

ekonomi, politik dankebutuhan akan pertahanan dan keamanan.

Pertumbuhan penduduk yang tergolong cepat memungkinkan adanya

peningkatan pemanfaatan energi minyak. Bagi China, dalam jangka panjang

cadangan minyak Laut Cina Selatan meskipun dalam jumlah yang belum

pasti tetap akan digunakan untuk menopang kebutuhan dalam negeri.

Kebutuhan akan cadangan minyak berlebih dari sumber baru sudah

dirasakan sejak pertengahan tahun 1970-an yakni ketika produksi minyak

China mengalami penurunan. Faktor eksternal yakni krisis minyak dunia

juga turut memengaruhi perekonomian dalam negeri akan pentingnya

cadangan minyak. Kemerosotan ini terus berlanjut sampai dekade

berikutnya meskipun tidak diketahui jumlahnya secara pasti. Kemungkinan

fakta ini dipengaruhi oleh cepatnya pertumbuhan penduduk dan

9

Page 14: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

industrialisasi selama program modernisasi. Kecenderungan itu berdampak

pada permintaan masyarakat terhadap sumber energi mineral terus

bertambah. Sebagai konsekuensinya, China harus meningkatkan impor

minyak dan gas, memperbaiki kapabilitas berproduksi atau kerjasama

gabungan dalam mengeksplorasi daerah tepi pantai. Meningkatnya

kebutuhan China akan minyak terlihat dari kebijakan impor pada tahun

1993. Menurut penilaian Hisahiro Kanayama dari Institute for International

Policy Studies sampai bulan Juni 1994 diperkirakan kebutuhan energy

China terutama minyak akan melebihi jumlah produksinya (Asnani Usman

dan Rizal Sukma, Konflik Laut Cina Selatan dan Tantangan bagi ASEAN,

CSIS, 1997). Guna mengurangi impor minyak, dalam jangka panjang

negara ini memanfaatkan Laut Cina Selatan sebagai tempat memperoleh

lading minyak baru dan sekaligus sebagai jalur lalu lintas perdagangan. Dari

aspek politik, klaim tersebut berkaitan dengan strategi politik luar negeri

China terhadap negara-negara Asia Tenggara. Laut Cina Selatan dianggap

sebagai territorial China untuk memproyeksikan peranan strategisnya secara

aktual. Keterlibatan Beijing dalam persengketaan tersebut sematamata

hanya untuk menegaskan kembali perannya sebagai negara besar dalam

percaturan regional.

Berakhirnya konflik Kamboja telah mengubah peran Beijing yang

sebelumnya memanfaatkan isu tersebut untuk menarik negara-negara non-

komunis ke dalam pengaruhnya. Melalui langkah ini, China dapat

mengisolasi posisi Vietnam secara regional. Penyelesaian Kamboja

berdampak pada corak politik luar negeri China terhadap negara-negara

Asia Tenggara terutama yang tergabung dalam ASEAN. Sebagai upaaya

alternatif, negara tirai bambu ini berusaha mengembangkan hubungan

kerjasama baru khususnya dalam bidang politik dan ekonomi. Kebijakan ini

ditempuh sebagai upaya menghapus kesan “bahaya kuning atau ancaman

dari utara”. Isu bahaya kuning seringkali dikaitkan dengan adanya

pemberontakan komunis yang terjadi di beberapa negara Asia Tenggara

10

Page 15: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

yang secara langsung maupun tidak disuport oleh China. Isu tersebut dan

juga peristiwa Tiananmen yang dikaitkan dengan pelanggaran HAM telah

menurunkan citra internasional.

Dari bidang pertahanan dan keamanan, klaim China berkaitan dengan

kesalahan pengalaman masa lalu yang kurang memberi perhatian pada

potensi laut. Pertama, faktor lemahnya kekuatan laut sekeliling China

merupakan peluang yang mempermudah penetrasi imperialisme Barat yang

pada akhirnya berakibat pada terbagibaginya wilayah China ke dalam

penguasaan kekuatan asing. Selama Perang Dingin persepsi ancaman

terhadap Soviet muncul seiring dengan pembangunan pangkalan militernya

di Vietnam. Hal ini terlihat ketika China memberi “pelajaran” terhadap

Vietnam (1979) Uni Soviet juga telah mengirimkan armadanya sebagai

penangkal terhadap inisiatif Angkatan Laut China di Pulau Hainan dan

Kepulauan Paracel. Kedua, dalam kaitannya dengan kepentingan keamanan,

Cina membutuhkan suatu armada angkatan laut yang kuat dan pangkalan

yang strategis. Ketegasan sikap China dalam mempertahankan klaimnya

atas wilayah Laut Cina Selatan juga berkaitan dengan niatnya untuk

memperoleh status sebagai kekuatan maritim yang handal bukan hanya di

tingkat regional (Asia Timur dan Asia Tenggara) tapi juga internasional.

Sebagai salah satu sasaran program modernisasi, China berusaha

mengembangkan kemampuan Angkatan Laut guna meningkatkan statusnya

dari “kekuatan pantai” menjadi kekuatan laut biru (blue water navy), suatu

kekuatan yang memiliki kemampuan proyeksi jauh ke wilayah samudra

luas. Artinya kekuatan laut biru dapat dijadikan sebagai penyeimbang

kekuatan ekonomi yang semakin dipertimbangkan di arena internasional.

Selain ketiga hal di atas, China sensitive terhadap masalah kedaulatan akibat

penindasan asing. Bayang-bayang ancaman dari luar negeri muncul kembali

bersamaan dengan pecahnya Soviet menjadi beberapa negara merdeka. Bagi

pemimpin Beijing, semangat nasionalisme tersebut dapat menyebar

sehingga bisa menimbulkan disintegrasi bangsa. Fenomena ini berkaitan

11

Page 16: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

dengan daerah-daerah minoritas yang pernah mengalami tekanan berat dari

pemerintah pusat. Strategi China dalam sengketa Laut Cina Selatan

merupakan paket yang sama dengan usaha mempertahankan integritas

teritorialnya. Kepentingan China terhadap Laut Cina Selatan terutama

Kepulauan Spratly dan Paracel tidak hanya dimaksudkan untuk memenuhi

dan menunjang program modernisasi namun juga upaya penyatuan Taiwan.

Apabila China berhasil menguasai dan mengontrol lalu lintas kapal yang

melintasi Laut Cina Selatan, maka negara ini mampu mempertahankan

integritas Taiwan sebagai teritorinya yang terwujud dalam semboyan “satu

China”.

12

Page 17: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kawasan Laut Cina Selatan adalah suatu kawasan yang memiliki berbagai

potensi yang sangat besar, yakni berupa potensi sumber daya alam seperti minyak

bumi dan gas alam maupun kekayaan alam berupa hasil ikan yang melimpah yang

terkandung di dalamnya serta potensi geografis yang dimilkinya yakni letaknya yang

sangat strategis dan banyak di lalui oleh kapal-kapal milik Negara maju, sebagai jalur

distribusi minyak dunia, jalur pelayaran serta komunikasi internasional. Hal ini

banyak menarik perhatian Negara-negara yang masih membutuhkan energy untuk

perkembangan industrialisasinya. Baik Negara-negara yang berbatasan langsung

dengan Kawasan Laut Cina Selatan, maupun Negara-negara besar yang mempunyai

ambisi global tersendiri bagi kepentingan pribadi masing-masing Negara.

Kawasan Laut Cina Selatan merupakan salah satu yang penting bagi negara-

negara yang membutuhkan energi bagi perkembangan industrialisasinya. Karena

kekayaan alam yang dimilikinya serta posisinya yang strategis, sehingga banyak

negara yang menginginkan kepemilikan kawasan ini. Laut Cina Selatan sebagai

kawasan yang memiliki banyak potensi yang terkandung di dalamnya di satu sisi

menjadikan kawasan ini sebagai kawasan yang sangat menguntungkan bagi negara-

negara yang mempunyai kepentingan tersendiri terhadap kawasan ini, akan tetapi di

sisi lain karena besarnya potensi yang dimiliki oleh Laut Cina Selatan dan banyaknya

negara yang menginginkan kepemilikan kawasan ini maka kawasan Laut Cina

Selatan juga mengandung potensi konflik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa insiden

13

Page 18: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

yang sempat terjadi di perairan Laut Cina Selatan, seperti bentrokan senjata yang

terjadi antara negara-negara yang berkonflik sepanjang konflik yang terjadi di

kawasan Laut Cina Selatan.

Keamanan kawasan Asia Timur pasca perang Dingin melahirkan ketidak pastian

strategis. Kondisi yang tidak pasti ini tentu saja mempengaruhi presepsi masing-

masing negara baik yang terlibat secara langsung maupun negara-negara yang berada

di kawasan tersebut tapi tidak terlibat secara langsung. Tingginya dinamika interaksi

di Laut Cina Selatan menunjukan besarnya kapabilitas ekonomi, politik, dan militer

di kawasan ini. Konflik perbatasan dan klaim tumpang tindih yang terjadi di Kawasan

Laut Cina Selatan masih kerap terjadi di antara Negara-negara yang berbatasan

langsung dengan perairan yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki posisi

yang sangat strategis, dan hal ini menjadi perdebatan antar beberapa negara-negara

pengklaim kawasan tersebut. Beberapa upaya telah dilakukan dalam mengatasi

konflik yang terjadi di kawasan Laut Cina Selatan salah satunya yakni dengan cara

diadakannnya perundingan-perundingan yang melibatkan beberapa negara yang

berkonflik hal ini ditujukan untuk meredam konflik yang tengah terjadi di kawasan

tersebut. Adapun hasil dari penelitin menunjukkan bahwa konflik yang terjadi di Laut

Cina Selatan dan yang melibatkan Republik Rakyat Cina (RRC), Vietnam, Malaysia,

Taiwan, Filiphina, dan Brunei Darussalam ini menimbulkan implikasi-implikasi

politik dan keamanan yang diakibatkan oleh adanya pergesekan kepentingan-

kepentingan di antara Negara-negara yang terlibat tersebut demi kepentingan masing-

masing negara.

14

Page 19: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

Apabila implikasi-implikasi tersebut dibiarkan begitu saja, dan tidak ditangani

dengan cepat maka dapat tidak menutup kemungkinan akan terjadinya perang

terbuka, yang dapat merugikan negara-negara yang berkonflik, dan juga negara-

negara yang ada di sekitar Laut Cina Selatan.

15

Page 20: Web viewkasus laut cina selatan dan kepentingan nasional cina . oleh : basri hasanuddin latief. e13111258. ilmu hubungan internasional. fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

Setyasih Harini, Kepentingan Nasional China Dalam Konflik Laut Cina Selatan

Internet http://www.anneahira.com/laut-cina-selatan.htm

http://judiono.wordpress.com/2009/01/05/mencermati-sengketa-teritorial-laut-cina-selatan/

16