legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah...

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Penyakit Hutan (Forest Pathology) ialah ilmu yang mempelajari tentang faktor biotik dan abiotik yang dapat menyebabkan sakit pada tanaman/tumbuhan hutan dan hasil hutan sehingga timbul kerugian. Penyakit adalah suatu proses atau akibat dari suatu penyebab penyakit (patogen). Jadi pernyataan “diserang penyakit” adalah tidak benar, seharusnya “diserang patogen, diserang jamur, diserang hama” dsb. Penyebab penyakit hutan (patogen) terdiri atas: faktor biotik mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, mikoplasma, spiroplasma, riketsia, nematoda) dan makroorganisme (kutu, bekicot, cacing, larva, serangga, kumbang, satwa mamalia, manusia) serta faktor abiotik (cuaca, tanah, api, bahan kimia). Gejala serangan (symptom): perubahan proses fisiologis dan sifat morfologis dari normal menjadi tidak normal pada tumbuhan. Tanda serangan (sign): semua faktor penyebab penyakit (patogen), baik faktor biotik maupun abiotik. Sangat penting sekali mempelajari berbagai jenis penyakit hutan yang ada di HTI, karena kalau penyakit dapat dikendalikan dengan baik tentunya tanaman mendi sehat sehingga kualitas produk akan menjadi lebih baik. Begitu pula dengan kuantitas yang baik produksi akan mencapai hasil yang maksimal. B. Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu : o untuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri o Mengetahui Karakteristik Jenis-jenis penyakit hutan o Untuk menciptakan mahasiswa fakultas Kehutanan UNWIM ahli dalam menanggulangi penyakit hutan 1

Upload: others

Post on 22-Aug-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangIlmu Penyakit Hutan (Forest Pathology) ialah ilmu yang mempelajari tentang

faktor biotik dan abiotik yang dapat menyebabkan sakit pada tanaman/tumbuhan hutan dan hasil hutan sehingga timbul kerugian.

Penyakit adalah suatu proses atau akibat dari suatu penyebab penyakit (patogen). Jadi pernyataan “diserang penyakit” adalah tidak benar, seharusnya “diserang patogen, diserang jamur, diserang hama” dsb. Penyebab penyakit hutan (patogen) terdiri atas: faktor biotik mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, mikoplasma, spiroplasma, riketsia, nematoda) dan makroorganisme (kutu, bekicot, cacing, larva, serangga, kumbang, satwa mamalia, manusia) serta faktor abiotik (cuaca, tanah, api, bahan kimia). Gejala serangan (symptom): perubahan proses fisiologis dan sifat morfologis dari normal menjadi tidak normal pada tumbuhan. Tanda serangan (sign): semua faktor penyebab penyakit (patogen), baik faktor biotik maupun abiotik.

Sangat penting sekali mempelajari berbagai jenis penyakit hutan yang ada di HTI, karena kalau penyakit dapat dikendalikan dengan baik tentunya tanaman mendi sehat sehingga kualitas produk akan menjadi lebih baik. Begitu pula dengan kuantitas yang baik produksi akan mencapai hasil yang maksimal.

B. TujuanTujuan dibuatnya makalah ini yaitu :

o untuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri

o Mengetahui Karakteristik Jenis-jenis penyakit hutano Untuk menciptakan mahasiswa fakultas Kehutanan UNWIM ahli dalam

menanggulangi penyakit hutan

C. Rumusan Masalaho Jenis penyakit yang menyerang tanaman di Hutan Tanaman Industri (HTI)o Kriteria/tanda-tanda tanaman terserang penyakito Cara penanggulangan penyakit tersebut

1

Page 2: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

BAB IIPEMBAHASAN

A. Busuk Hati (Heart Rot)A. mangium termasuk jenis yang rentan terhadap serangan busuk hati. Busuk hati (heart rot) merupakan jenis kerusakan kayu yang menyerang kayu teras. Rimbawanto (2005) menyebutkan bahwa jamur busuk hati umumnya adalah jamur pelapuk kayu yang saprophytic kosmopolitan atau parasit luka. Serangan busuk hati pada tegakan A. mangium menyebabkan kehilangan volume kayu hingga 17,5% di Malaysia, sedangkan di Indonesia data kuantitatif belum tersedia meskipun serangan penyakit ini sudah ditemukan (Zakaria et al., 1994 dalam Rimbawanto, 2005). Gejala dan TandaGejala serangan busuk hati pada A. mangium di antaranya adalah perubahan warna kayu teras menjadi keunguan/hitam (warna gelap hingga kuning pada kayu yang sehat) kayu gubal menjadi hijau/coklat. Gejala awal pelapukan kayu teras agak sulit dideteksi tetapi akan tampak perubahan warna kayu teras menjadi agak gelap. Busuk hati pada A. mangium disebabkan oleh hymenomycetes (dari kelompok basidiomycetes) yang menyerang selulosa dan lignin kayu. (Mohammed et al., 2005).Cara PengendalianUsaha pencegahan dengan cara memanipulasi iklim mikro tegakan hutan supaya tidak sesuai untuk perkembangan jamur. Usaha ini dapat dimulai pada saat penyiapan lahan, pemilihan jarak tanam dan metode pemeliharaan.

B. Busuk Akar (Root Rot)Dari beberapa penyakit yang ditemukan pada A. mangium, busuk akar merupakan penyakit yang paling merugikan karena menyebabkan hilangnya produktifitas tanaman dan kematian (Old et al., 2000). Busuk akar pada tanaman A. mangium oleh Ganoderma spp. atau Phellinus spp telah dilaporkan terjadi di berbagai tempat di Asia Tenggara, seperti di Malaysia, Filipina, Papua New Guinea, India dan Indonesia meskipun laporan penyakit ini masih terbatas (Barry dan Beadle, 2004 dalam Rimbawanto, 2005).Telah dikenali beberapa jenis busuk akar pada A. mangium dan dibedakan sebagai penyakit akar merah, coklat, hitam dan putih tergantung pada warna jaringan jamur atau akar yang terinfeksi. Dari berbagai hasil penelitian Mohammed et al., (2005) mengemukakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh jamur dari kelompok basidomycetes di antaranya Amauroderma cf. Parasiticum, Ganoderma spp (akar merah), Phellinus noxeus (akar coklat), Rigidoporus lignosus (akar putih) dan Tinctoporellus apimiltinus (akar hitam). Ganoderma spp dilaporkan sebagai jamur yang paling banyak menyerang akar pada tanaman A. mangium di Malaysia dan Indonesia (Lee, 2002). Gejala dan TandaPada stadium awal infeksi, kayu masih keras dan tidak menunjukkan perubahan warna yang berarti, tapi pada stadium lanjut kayu menjadi berwarna kuning suram, pucat dan berlubang-lubang atau kering (Old, et al.,2000). Pada tegakan hutan, pohon yang

2

Page 3: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

terserang cenderung berkelompok sebagai akibat dari penyebaran jamur dari sumber infeksinya. Pohon dengan tingkat serangan lanjut berada di tengah dari pusat infeksi sedangkan dengan tingkat serangan ringan berada di pinggir luar. Lingkaran serangan ini akan meluas seiring dengan menyebarnya jamur ke pohon-pohon sehat di sekitarnya (bollan, 1984;Gabelotto et al., 1977;Kile, 2000 dalam Muhammed et al.,2005).Gejala A. mangium yang terserang penyakit akar merah dapat dilihat pada bagian tanaman yakni daun menguning, layu dan gugur sehingga pohon menjadi gundul (Semangun, 1991). Akar pada tanaman yang sakit tertutupi hifa dari jamur Ganoderma spp yang berwarna coklat kemerahan yang terlihat sangat jelas ketika akar dibersihkan dari tanah yang menempel. Bila serangan sudah sampai pada taraf lanjut, badan buah fungi Ganoderma spp akan muncul pada batang tanaman. Badan buah Ganoderma spp seperti kuku kuda, tipis, keras, berkayu, permukaan bawah berwarna putih, bagian atas tengah berwarna coklat dan dapat mencapai ukuran 40 cm (Semangun,1991).Cara PengendalianUpaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan cara pembersihan tonggak pohon-pohon pada lokasi yang telah terserang, pembuatan parit isolasi, serta penggunaan pestisida (Anonim, 2008). Agen pengendali hayati yang sudah dikembangkan dewasa ini diantaranya adalah Trichoderma spp, Gliocladium spp, Pseudomonas fluorescens, Bacillus subtilis dan lain-lain.Pada penelitian yang telah dilakukan Trichoderma sp efektif menghambat perkembangan jamur Ganoderma speudoferreum (patogen akar merah pada tanaman akasia, karet dan teh) dan jamur akar putih yang disebabkan oleh Rigidoporus sp pada skala laboratorium (Widyastuti dkk, 1998).

C. Kanker Batang (Stem Cancer)Kanker batang (stem cancers) adalah kerusakan yang menyerang batang pokok tanaman. Kerusakan ini sangat merugikan karena batang yang telah terserang kanker akan rusak struktur kayunya dan pada kerusakan tingkat lanjut, tanaman tidak akan dapat dimanfaatkan. Kerusakan kanker batang disebabkan oleh jamur. Seperti jamur patogen pada umumnya, perkembangannya sangat dipengaruhi oleh iklim mikro tegakan hutan. Patogen penyebab kanker lebih aktif pada daerah dengan curah hujan tinggi di mana banyak terdapat tanaman rentan (Old et al., 2000). Patogen yang berasosiasi dengan dengan kanker sulit dipastikan. Dilaporkan di Indonesia ditemukan Lasiodiploa theobromae dalam biakan penyakit kanker sedangkan di India penyakit kanker disebabkan oleh Nattrassia mangiferae dan di Thailand disebabkan oleh Botryosphaeria sp (Hadi and Numahara, 1997; Pongpanich 1997 dalam Old et al., 2000). Menurut Old et al (2000) pada kebanyakan tanaman Acacia diketahui penyakit kanker berasosiasi dengan jamur upas (pink disease) yang disebabkan oleh Corticium salmonicolor. Serangan kanker batang dilaporkan oleh JICA (Japan International Cooperation Agency) di Benakat, Sumatera Selatan yang disebabkan oleh Cytospora sp. (Hadi dan Simon, 1996)GejalaTanaman yang terserang kanker batang akan mengalami kerusakan pada batang pokok. Kerusakan berupa benjolan/pembengkakan jaringan batang dan serat kayu mengalami

3

Page 4: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

kerusakan (Gambar 3). Pada kerusakan tingkat lanjut batang akan mengalami pembengkakan dari pangkal sampai batang bebas cabang.

D. Embun Tepung (PowderyMildew)GejalaKarakteristik penyakit ini adalah tumbuhnya bercak-bercak putih keabuan sepertu bedak. Bentuk dan ukurannya lebih kecil dari jarum pentul, dengan struktur bulat seperti buah yang awalnya berwarna putih kemudian berubah kuning kecoklatan dan akhirnya berubah menjadi hitam, tumbuh menyendiri atau secara berkelompok (koloni). Ini yang dinamakan cleistothesia atau selongsong tubuh jamur.Penyakit ini paling sering dijumpai pada sisis bagian atas daun. Selain menyerang bagian bawah daun juga menyerang batang muda, tunas, bunga dan buah muda. Daun yang terinfeksi menjadi rusak, menjadi menguning dengan bercak hijau dan rontok sebelum waktunya. Kuncup bunga yang terinfeksi akan gagal berkembang.Tempat & KondisiTingkat keparahan penyakit ini tergantung pada banyak faktor : jenis tanaman inang yang dihinggapi, umur dan kondisi lapangan, dan kondisi tanaman/iklim masa tanaman.Embun tepung tumbuh semakin subur pada cuaca hangat dan kering. Hal ini disebabkan karena jamur tidak membutuhkan air pada permukaan tanah yang diserang. Namun faktor kelembaban udara yang tinggi masih diperlukan untuk penyemaian spora jamur. Penyakit ini sering ditemukan pada tanaman yang jarak tanamnya terlalu rapat dan kekurangan sirkulasi udara serta tempat-tempat rimbun dan lembab. Penyebaran infeksi akan semakin cepat dan meluas apabila tingkat kelembaban mencapai diatas 90 %, namun tidak terjadi pada permukaan daun yang basah karena faktor hujan. Jaringan sel muda tanaman biasanya lebih rentan terinfeksi dibandingkan sel tua. FungusJamur embun tepung tidak bisa hidup tanpa inang yang cocok. Penyakit jamur ini sangat spesifik pada tanaman inang yang ditulari. Sebagai contoh : sebagai jamur Uncinula necator yang menulari tanaman anggur dan linden, tidak akan menulari lilac. Jamur Microsphaea alni menulari tanaman elm, catalpa, lilac, dan oak, tetapi tidak menulari turfgrass.Jamur embun tepung memproduksi Hifa (mycelium) atau semacam banang/bulu halus yang tumbuh pada permukaan tanaman. Mereka tidak menyerang jaringan sel tanaman secara langsung. Jamur ini menyerap makanan dari inangnya melalui haustoria, yaitu struktur atau bentuk semacam akar pada jaringan sel terluar (epidermal) tanaman. Selama musim dingin jamur ini “tidur” pada sisa-sisa tanaman dalam bentuk cleistothecia atau mycelium. Pada musim semi mereka mulai bangun dan memproduksi spora yang mudah ditukarkan memalui hembusan angin, percikan air hujan atau serangga.Pengendalian LingkunganBila terjadi penularan/infeksi :• Hindari penggunaan pupuk nitrogen untuk membatasi pertumbuhan jaringan baru yang lembut dan retan terhadap penyakit ini.

4

Page 5: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

• Hindari penyiraman tanaman dari atas untuk mengurangi tingkat kelembaban udara• Basmi dan musnahkan semua bagian tanaman yang terinfeksi (daun dll). Untuk sayuran atau tanaman semusim bersihkan semua sisa-sisa merekadari tanah dan untuk bagian tanaman yang terinfeksi jangan dijadikan pupuk kompos karena sering jamur masih bsa bertahan hidup.• Pangkas bagian-bagian tanaman yang terlalu rimbun untuk membantu meingkatkan sirkulasi udara, mengurangi kelembanan udara serta resiko penularan. Bahan KimiaBila pengendalian lingkungan tidak terlalu berhasil untuk menekan penyebaran infeksi penyakit ini maka saatnya menggunakan fungisida. Termasuk penggunaan :• Sulfur (belerang)• Minyak neem (Rose Defence)• Triforine (Ortho Funginex), hanya untuk tanaman hias• Potassium Bicarbonate (Kaligreen, First Steep)Penggunaan bahan kimia akan lebih efektif apabila dibarengi adanya praktek pengendalian lingkungan. Penggunaan/aplikasi fungisida dilakukan setiap atau dalam interval 7-14 hari utuk membari proteksi berkelanjutan selama masa tanam. Ikuti petunjuk aturan pakai yang dianjurkan untuk jenis, varietas, dosis, interval waktu serta masa tunggu sebelum panen.

E. Penyakit Layu – Busuk SemaiSerangan penyakit pada persemaian terjadi pada kondisi lingkungan yang lembab, biasanya pada musim hujan. Berdasarkan karakteristik serangannya, penyakit yang muncul pada persemaian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :• Serangan penyakit dipicu oleh kondisi lingkungan yang lembab. Gejala yang timbul biasanya bibit busuk. Penanganan secara mekanis dapat dilakukan dengan penjarangan bibit, wiwil daun, serta pemindahan bibit ke open area, dengan tujuan untuk mengurangi kelembaban. • Serangan penyakit dipicu oleh hujan malam hari/dini hari pada awal musim hujan (penyakit embun upas). Gejala yang timbul berupa daun layu seperti terkena air panas. Serangan penyakit ini umumnya muncul pada saat pergantian musim dari musim kemarau ke musim penghujan, saat hujan pertama turun yang terjadi pada malam hari atau dini hari pada awal musim hujan. Serangan penyakit terutama pada bibit yang masih muda, jumlah bibit yang terserang relatif banyak, cepat menular melalui sentuhan atau kontak daun, dan bersifat mematikan.

F. Layu BakteriPenyakit layu bakteri dapat menyerang bibit maupun tanaman muda di lapangan (umur 1-5 tahun) yang dapat menyebabkan kematian. Gejalanya daun (layu, menggulung, mengering dan rontok), batang (layu dan mengering) serta bagian akar rusak. Pada kambium atau permukaan luar kayu gubal nampak garis-garis hitam membujur sepanjang batang. Pengendaliannya dapat dilakukan secara biologis, kimiawi dan cara

5

Page 6: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

silvikultur. Cara biologi dan kimiawi baik untuk mengatasi serangan di persemaian, sedangkan untuk serangan pada tanaman di lapangan, maka cara silvikultur lebih efektif dan aman. Cara biologi dilakukan dengan menggunakan bakteri antagonis Pseudomonas fluorescens dan cara kimiawi menggunakan bakterisida, yang disemprotkan ke seluruh permukaan tanaman dan sekitar perakaran. Cara silvikultur dilakukan dengan memperbaiki drainase lahan dan pengaturan jenis tumpang sari pada tanaman pokok jati.

G. Penyakit Mati Pucuk (Die Back) oleh jamur Phoma sp.

Gejala atau Tanda SeranganGejalanya yaitu pucuk utama tanaman jati (terutama pada musim penghujan) kadangkala gagal untuk tumbuh dan bersemi. Pada pucuk tersebut lapisan jamur berwarna hitam disertai kerusakan fisik akibat serangga bertipe alat mulut penggeek pengisap. Jaringan pucuk yang diserang serangga ini menjadi kering, rapuh dan busuk (terlihat pada musim kemarau). Pucuk tanaman jati yang lain dari tanaman yang diserang tetap dapat bersemi dan berkembang secara normal, namun pertumbuhan tanaman jati tersebut tidak lurus. Akibat serangan mati pucuk, pertambahan tanaman menjadi tidak lurus dan kualitas pertumbuhannya pun menurun.Teknik Pencegahan dan PengendalianPada Jati gejala mati pucuk terlihat jelas pada musim hujan, maka pada awal musim hujan pucuk-pucuk yang menunjukkan gejala serangan penyakit harus dipotong untuk menghilangkan sumber inokulum disertai dengan pemupukkan untuk memacu pertumbuhan tanaman.Pada musim hujan perlu dilakukan pemangkasan terhadap tanaman pelindung untuk mengurang kelembapan, sedangkan pada musim kemarau, pemangkasan terhadap tanaman pelindung tidak perlu dilakukan atau hanya dilakukan pemangkasan ringan saja agar kelembapan lingkungan tetap terjamin. Tanaman jati yang menunjukkan gejala mati pucuk harus diberi tanda dan diprioritaskan untuk ditebang pada saat penjarangan tanaman.

6

Page 7: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

H. Penyakit Tumor Batang oleh Nectria sp. dan Cytospora sp.

Gejala atau Tanda SeranganGejala serangan penyakit tumor batang berupa luka atau kematian (nekrotik) pada kulit batang yang terjadi secara lokal. Jaringan yang masih hidup yang terdapat di pinggir kanker akan menebal sehingga seakan-akan bagian yang sakit tenggelam dan terletak lebih rendah daripada bagian di sekelilingnya, gejala serangan lebih lanjut adalah terjadinya pembengkakan batang sehingga kulit batang pecah-pecah arah membujur. Demikian pula bagian kambiumnya dan bagian kayunya ikut pecah. Tumor batang sering berasal dari luka pada kulit batang atau mulai pada bekas patahan cabang yang mati yang kemudian menyebar kesekelilingnya. Pohon dapat hidup terus dan menahan meluasnya kanker dengan jalan membentuk kalus di sekitar kanker. Tetapi bila kanker berkembang lebih cepat dari pada pembentukan jaringan pertahanan, maka tidak akan ada kalus yang terbentuk hingga kanker akna meluas dengan cepat dan menyerang kalus yang baru terbentuk.Teknik Pencegahan dan PengendalianSebelum penanaman perlu dilakukan kajian kecocokan lahan dan jenis yang akan ditanaman. Jarak tanaman harus dibuat sedemikian rupa sehingga kelembapan pertanaman tidak tinggi. Perawatan monitoring yang terus-menerus perlu dilakukan, terutama di daerah yang rawan terhadap penyakit kanker. Apabila dalam satu lokasi telah ditemukan beberapa pohon yang menunjukan gejala kanker batang, hendaknya pohon-pohon tersebut segera ditebang dan disingkirkan untuk mencegah meluasnya penyakit. Apabila dalam satu rotasi tanam telah ditemukan banyak pohon yang menderita kanker batang, maka pada rotasi berikutnya hendaknya tidak dilakukan penanaman dengan jenis tersebut.

I. Penyakit Busuk Kulit oleh jamur Pythophtora palmivora

7

Page 8: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

Gejala atau Tanda SeranganGejala penyakit busuk kulit berupa cairan berwarna hitam yang berbau busuk pada kulit batang. Cairan ini menjadi kering pada musim kemarau dan menjadi basah berlendiri pada musim penghujan. Kulit batang yang sehat dan yang terkena cairan hitam memiliki batas yang jelas. Batas tersebut semula tebal karena adanya cairan hitam yang mengendap (susut) dan menjadi lunka. Bila kulit yang berwarna hitam dikupas, warna kayunya lebih gelap dibandingkan denganwarna kayu dibawah kayu yang sehat. Kulit kayu yang terserang berat akan berwarna cokelat merah baunya menjadi lebih tajam (bau khas legum hilang). Cairan hitam menyebar atau bahkan menyelimuti batang dan berkembang ke bawah mulai dari pangkal penyebaran, baikpada batang ganda (multi stem) maupun batang tunggal (single stem).Teknik Pencegahan dan PengendalianKarena penyakit sangat didukung oleh kondisi yang lembab dan gelap serta adanya pelukaan dan percabangan, maka salah satu cara pengendaliannya adalah dengan pemangkasan cabang (pruning) untuk memberikan suasana terang dan mengurangi kelembapan pada area pertanaman. Pemakaian fungisida untuk melumas kulit tidak dianjurkan karena tingkat efektifitasnya masih diragukan dan secara ekonomis mahal.

J. Penyakit Kerdil (Mikoplasma) oleh Cicadelidae atau Jassidae.

Gejala atau Tanda SeranganGejala serangan berupa prolepsis, yaitu munculnya kallus yang menumpuk mirip bola-bola kecil yang bergerombol pada batang, terutama di ketiak cabang. Gejala ini dapat berkembang sangat intensif dan pada kallus yang masih segar sering tumbuh daun berwarna hijau muda, kecil dan kaku. Gejala ini banyak terjadi pada tanaman yang berasal dari cabutan alam, sedangkan tanaman yang berasal dari stek pucuk jarang menunjukkan gejala tersebut. Gejala ini dapat mengakibatkan pertuubuhan tanaman menjadi terhambat dan tidak dapat tumbuh normal meskipun umurnya telah mencapai beberapa tahun.Teknik Pencegahan dan Pengendalian• Infeksi mikoplasma diduga sudah terjadi sejak anakan tanaman masih berada di alam. Oleh karena itu anakan tanaman perlu diseleksi untuk mengurangi terjadinya penyakit.• Semai yanga berasal dari pembiakan vegetatif jarang terserang mikroplasma, maka perlu dikembangkan tanaman yang berasal dari pembiakan vegetatif, misalnya stek pucuk, untuk menghindarkan tanaman dari infeksi mikroplasma.

8

Page 9: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

• Pengendalian serangga (vektor) mikroplasma dapat menggunakan pestisida (terutama dipersemaian) dan pengendalian biologinya perlu dicarikan musuh alaminya di lapangan.• Untuk menjamin kualitas tanaman yang berasal dari cabutan alam, perlu dicari pohon induk yang berkualitas (pohon plus), baik dari segi penampilan maupun kesehatannya.• Indakan sanitasi dan eradikasi perlu dilakukan untuk mengurangi sumber inokulum dan populasi serangga vektor yang di lapangan.

9

Page 10: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanKesimpulan dari makalah ini bahwa penting sekali mengenal jenis penyakit

hutan. Setelah mengenal jenis penyakit kemudian mempelajari karasteristik penyakit itu sendiri. Dengan demikian akan tidak terlalu sulit mengendalikannya.

Cara pengendalian penyakit ada berbagai cara seperti yang terdapat dalab buku PHT (Pengendalian Hama Terpadu) ada pencegahan, pengendalian, dan pembasmian. Caranya ada yang secara fisik, biologis, budidaya, dan pestisida.

B. SaranSemoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan

menambah wawasan kita tentang Penyakit di Hutan Tanaman Industri (HTI), lebih jauhnya penyusun berharap dengan memahami ilmu biologi kita semua dapat menyikapi segala kemajuan dan perkembangannya sehingga dapat berdampak positif bagi kehidupan kita semua.

Dari pembahasan materi ini kami mengalami beberapa kendala dalam penyusunan makalah ini. Maka ada beberapa kesalahan oleh kami atau kekurangan. Oleh karena itu kami juga membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

10

Page 11: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Perlindungan Hutan tentang Penyakit di Hutan Tanaman Indutri (HTI).Adapun makalah ilmiah Perlindungan Hutan tentang Penyakit di Hutan Tanaman Indutri (HTI) ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah biologi ini.Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Perlindungan Hutan tentang Penyakit di Hutan Tanaman Indutri (HTI) dan pemanfaatannya ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan pengetahuan terhadap pembaca.

Sumedang, Agustus 2015

Penyusun

11

Page 12: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

DAFTAR ISIhalaman

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ………………………………………………………….B. Tujuan …………………………………………………………………..C. Rumusan Masalah ………………………………………………………

II. PEMBAHASANA. Busuk Hati (Heart Rot) …………………………………………………B. Busuk Akar (Root Rot) …………………………………………………C. Kanker Batang (Stem Cancer) …………………………………………..D. Embun Tepung (PowderyMildew) ……………………………………..E. Penyakit Layu – Busuk Semai ………………………………………….F. Layu Bakteri …………………………………………………………….G. Penyakit Mati Pucuk (Die Back) oleh jamur Phoma sp. ……………….H. Penyakit Tumor Batang oleh Nectria sp. dan Cytospora sp ……………I. Penyakit Busuk Kulit oleh jamur Pythophtora palmivora ……….……...J. Penyakit Kerdil (Mikoplasma) oleh Cicadelidae atau Jassidae …..……..

III. PENUTUPA. Kesimpulan ……………………………………………………………...B. Saran …………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

iii

111

2234556778

1010

12

Page 13: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

DAFTAR PUSTAKA

1. https://agusresearchweb.wordpress.com/2008/06/13/penyakit-pada-acacia- mangium-serta-alternatif-pengendaliannya/

2. http://www.yomusa.com/2015/04/jenis-jenis-tanaman-pokok-hti-hutan-tanaman- industri.html

3. http://hidroponiq.com/2014/08/embun-tepung-powdery-mildew/ 4. http://070055495.blogspot.com/2011/10/hama-dan-penyakit-tanaman-jati.html 5. https://forestryinformation.wordpress.com/2011/07/16/hama-dan-penyakit-pada-

tanaman-jatidan-cara-pengendaliannya/6. https://fitrilebeks.wordpress.com/2009/06/09/jenis-jenis-hama-dan-penyakit-

yang-menyerang-tanaman-kehutanan/

13

Page 14: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

MAKALAH PERLINDUNGAN HUTANPENYAKIT DI HUTAN TANAMAN INDUSTRI

DI SUSUN OLEH :1.TATANG RAHMAT ( 4122.2.14.11.0001)2.NIRMA AUDINA ( 4122.2.14.11.0003)

FAKULTAS KEHUTANANUNIVERSITAS WINAYA MUKTI

2015KATA PENGANTAR

14

Page 15: legugkarpas.files.wordpress.com€¦  · Web viewuntuk membantu mahasiswa memahami dan menambah wawasan tentang penyakit yang berada di dalam Hutan Tanaman Industri. Mengetahui Karakteristik

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Ekologi Hutan yang berjudul Dampak Proyek Galian Batu Jatigede Terhadap Kerusakan Hutan.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yth :1. Bapak Asep Purwanto, Ir., M.M, selaku Dekan Fakultas Kehutanan UNWIM.2. Ibu Dr. Sri Wilujeng., Ir., M.Si, Selaku Dosen Mata Kuliah Ekologi Hutan.3. Teman-teman semua yang membantu dan menyemangati penulis dalam

menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Semoga tugas makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Tanjungsari, Agustus 2015

Penulis

15