· web viewselain dari pada itu pemerintah belanda djuga telah memberi sumbangan kepada pemerintah...

115
BAB VI. PRODUKSI A. PERTANIAN. Pertanian merupakan titik sentral Repelita jang sedang kita laksanakan dewasa ini oleh karena itu berhasil tidaknja, mun- dur-madjunja produksi pertanian akan menentukan ukuran berhasil tidaknja pelaksanaan Repelita. Perkembangan produksi pertanian dalam tahun 1969/1970 tampak pada tabel terlampir (Tabel VI — 1). Produksi beras menundjukkan kenaikan dari 10,2 djuta ton mendjadi 10,8 djuta tan. Sebaliknja produksi djagung ternjata menurun dari 3,2 dju- ta tan mendjadi 2,3 djuta ton. Demikian pula produksi ubi kaju menurun dari 11,3 djuta ton mendjadi 11,1 djuta ton. Perikanan that menundjukkan kenaikan produksi, sedangkan produksi perikanan darat tampak berkurang. Dalam bidang produksi bahan-bahan ekspor tampak kenaikankenaikan produksi karet perkebunan dari 206.000 ton mendjadi 227.000 ton, karet rakjat dari 529.000 ton mendjadi 545.000 ton. Minjak kelapa sawit djuga meningkat dari 180.000 ton mendjadi 189.000 ton. Produksi kopi tidak banjak berobah, sedangkan produksi tembakau tampak bertambah. Tabel VI — 1 PRODUKSI PERTANIAN 1967 - 1969 (ribuan ton) 1967 1968 1969 Bahan Makanan: Beras 9.320 10.166 10.798 Djagung 2.369 3.165 2.286 Ubi kaju 10.747 11.379 11.140 109

Upload: others

Post on 16-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

BAB VI. PRODUKSI

A. PERTANIAN.Pertanian merupakan titik sentral Repelita jang sedang kita

laksanakan dewasa ini oleh karena itu berhasil tidaknja, mun- dur-madjunja produksi pertanian akan menentukan ukuran berhasil tidaknja pelaksanaan Repelita.

Perkembangan produksi pertanian dalam tahun 1969/1970 tampak pada tabel terlampir (Tabel VI — 1). Produksi beras menundjukkan kenaikan dari 10,2 djuta ton mendjadi 10,8 djuta tan. Sebaliknja produksi djagung ternjata menurun dari 3,2 dju- ta tan mendjadi 2,3 djuta ton. Demikian pula produksi ubi kaju menurun dari 11,3 djuta ton mendjadi 11,1 djuta ton. Perikanan that menundjukkan kenaikan produksi, sedangkan produksi per-ikanan darat tampak berkurang.

Dalam bidang produksi bahan-bahan ekspor tampak kenaikan-kenaikan produksi karet perkebunan dari 206.000 ton mendjadi 227.000 ton, karet rakjat dari 529.000 ton mendjadi 545.000 ton. Minjak kelapa sawit djuga meningkat dari 180.000 ton mendjadi 189.000 ton. Produksi kopi tidak banjak berobah, sedangkan pro-duksi tembakau tampak bertambah.

Tabel VI — 1PRODUKSI PERTANIAN 1967 - 1969

(ribuan ton)1967 1968 1969

Bahan Makanan:Beras 9.320 10.166 10.798Djagung 2.369 3.165 2.286

Ubi kaju 10.747 11.379 11.140Ubi djalar 2.144 2.364 1.979Kedele 416 419 416Katjang tanah 242 286 257

109

Page 2:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Sambungan Tabel VI — I

1967 1968

1999

Perikanan Laut 720 638 762Perikanan Darat 481 480 447Perkebunan Besar :

Karet 201 206 227Kelapa sawit/minjak 174 180 189Teh 33 41 40Gula 626 526 624Kopi 19 . 13 14

Perkebunan Rakjat:Karet 538 529 545Teh 47 61 62Gula 271 203 270Kopi 143 143 143Tembakau 100 48 66

1. Beras.Produksi beras dalam tahun 1969 diperkirakan berdjumlah

10,8 djuta ton. Dibandingkan dengan tahun 1968 produksi ter-sebut merupakan peningkatan sebesar 6,22% dan berarti pula bahwa target Repelita untuk 1969/1970 telah dilampaui dengan 3%. Namun demikian pada tahun 1969 Indonesia masih harus mengimpor beras sebanjak 610.000 ton dengan nilai lebih dari 90 djuta dollar Amerika. Impor beras tersebut diperlukan untuk menstabilisasi harga-harga beras jang pada bulan-bulan ter- achir dari tahun 1969 menundjukkan suatu ketjenderungan untuk meningkat. Hal ini menundjukkan bahwa konsumsi beras djuga turut meningkat dengan tjepat. Djadi djelas sekali bahwa usaha-usaha peningkatan produksi beras masih harus diinten-sifkan untuk memungkinkan Indonesia tidak mengimpor beras lagi pada achir Repelita pertama.

Peningkatan produksi tersebut disebabkan karena beberapa faktor. Pertama, areal panenan meningkat dengan 2,5% djika

110

Page 3:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

dibandingkan dengan tahun sebelumnja. Perluasan areal panen- an ini terutama terdjadi diluar pulau Djawa. Namun demikian areal panenan di Djawa djuga meningkat sehingga tertjapai luas areal panenan hampir setinggi tahun 1958. Luas areal pa-nenan di Djawa pada tahun 1958 merupakan angka tertinggi selama 17 tahun terachir. Kembalinja luas areal panenan pada tahun 1969 kepada hampir angka jang tertinggi selama masa 1953-1969 disebabkan antara lain karena berhasilnja usaha-usa- ha rehabilitasi prasarana dan pengairan, meningkatnja program Bimas dan tertjapainja stabilisasi dibidang ekonomi.

Faktor kedua jang mengakibatkan meningkatnja produksi pada tahun 1969 adalah meningkatnja hasil rata-rata per ha. dengan 4% jaitu dari 1,27 ton beras per ha. mendjadi 1,32 ton per ha. Angka inipun merupakan angka tertinggi selama 17 ta- hun jang terachir. Untuk djelasnja dilampirkan grafik perkem-bangam produksi dan hasil rata-rata per ha.

Hal-hal tersebut diatas merupakan suatu tanda bahwa usaha-usaha intensifikasi telah berhasil dengan baik.

Sebagaimana diketahui usaha-usaha intensifikasi dititik-beratkan pada pelaksanaan program Bimas. Berhasil tidaknja program Bimas tergantung dari banjak faktor terutama dari pengadaan sarana produksi jang diperlukan petani, penjuluhan dan pemasaran jang efisien, prasarana perlembagaan jang wa- djar dan penjediaan air jang tjukup dan teratur. Perkembangan masing-masing faktor tersebut dalam tahun 1969/1970 akan dibahas setjara terperintji dibawah ini.

Benih Unggul.Benih unggul merupakan sarana produksi terpenting untuk

meningkatkan produksi beras. Penggunaan benih unggul djenis PB, sudah lebih mantap pada tahun 1969 daripada tahun sebe-lumnja. Areal persawahan jang menggunakan benih unggul ini pada tahun 1969 adalah seluas 706.000 ha. Dibandingkan dengan tahun 1968 jang meliputi hanja 198.000 ha. maka angka tersebut merupakan peningkatan lebih dari 300%. Angka-angka tersebut adalah angka-angka projek Bimas/linmas, sehingga belum ter-

111

Page 4:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

masuk usaha-usaha perorangan jang tidak terdaftar didalam Bimas/ linmas.

Perluasan jang sangat tjepat ini disebabkan banjak faktor. Pertama, diterimanja oleh petard djenis PB setjara tjepat karena keunggulannja memang sangat menjolok djika dibandingkan dengan varietas-varietas lain. Kedua, berhasilnja usaha-usaha penjuluhan dibidang penjebaran benih.

Disamping itu 70 kebun benih jang tersebar diseluruh Indo- nesia telah berhasil direhabilitasi sedangkan pembangunan Ke-bun-kebun Benih Sentral di 4 propinsi utama telah dimulai. Tam-bahan pula dalam rangka peningkatan keahlian dan tenaga jang berketjimpung dalam tugas perbenihan telah dilaksanakan ber-bagai latihan singkat ditingkat Pusat maupun Daerah, terma- suk pemberian bimbingan kepada 731 orang kontak-kontak tani dan pamong tani desa di 11 propinsi dan 62 kabupaten.

Pada tahun 1969 djuga telah disiapkan suatu projek jang bertudjuan untuk mengembangkan suatu sistim produksi dan distribusi benih unggul setjara integral. Projek ini djika ber- hasil dapat mendjamin produksi dan penjebaran-penjebaran benih-benih unggul jang murni.

Kemungkinan besar sekali bahwa projek ini dapat dilaksanakan pada permulaan tahun Repelita ketiga. Projek ini akan dilaksanakan dengan bantuan kredit dari Bank Dunia karena memerlukan investasi jang 'besar.

Sementara itu penelitian dan pertjobaan-pertjobaan untuk mendapatkan bibit unggul jang lebih baik telah menghasilkan djenis-djenis lain. Dalam tahun 1969 telah dilepaskan dua varietas baru jaitu C-4 dan Dewi Ratih. Penjebaran djenis C-4 sangat mengesankan. Ditahun 1969 sadja telah dilaporkan areal 66.000 ha jang menggunakan djenis tersebut. Djenis-djenis baru ini mempunjai daja produksi setinggi djenis PB tetapi rasanja lebih serasi dengan selera konsumen.

Pupuk dan obat hama.Pupuk dan obat hama adalah sarana-sarana produksi jang

pokok bagi peningkatan produksi padi. Didalam tahun 1969

112

Page 5:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

GRAFIK VI - 1

PRODUKSI BERAS DAN HASIL RATA2 PER - H.A.

112a

Page 6:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

tampak njata sekali kesediaan para petani untuk mempergu- nakan pupuk dan obat bagi keperluan peningkatan produksi. Disamping itu pengadaan pupuk dalam tahun tersebut tidak merupakan persoalan berkat tersedianja devisa jang tjukup. Jang mendjadi persoalan ialah penjaluran pupuk kedesa-desa sehingga sampai pada para petani jang memerlukannja. Mes-kipun masih merupakan soal, namun keadaan dalam tahun 1969 sudah lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnja.

Disamping penjaluran pupuk jang berdjalan sesuai dengan rentjana, maka terdapat pula gedjala bahwa sebagian dari petani peserta tidak memperoleh pupuk pada waktunja atau memperoleh dalam djumlah jang lebih sedikit dari pada jang diperlukannja. Bersamaan dengan itu timbul pula gedjala didjual-belikannja pupuk dengan harga jang sangat murah.

Keadaan ini menghambat pertumbuhan sistim penjaluran pupuk jang sehat. Lagi pula hat tersebut mengakibatkan keti- dak-seimbangan antara pengadaan dan permintaan pupuk sebagaimana jang telah direntjanakan.

Untuk mentjegah terulangnja gedjala tersebut diatas, maka telah dikembangkan suatu sistim penjaluran pupuk jang lebih baik dengan mempergunakan lebih banjak penjalur-penjalur.

Berbagai djenis obat hama telah diimpor dalam tahun 1969 dan pertjobaan-pertjobaan terus-menerus diadakan untuk mendapat djenis obat hama jang terbaik di Indonesia dalam arti efektip, murah dan ber-"toxity" rendah, selain itu djuga telah ditjoba bermatjam tjara penjemprotan. Penjemprotan dari udara telah terbukti kurang efektip, ketjuali dalam hal-hal ada serangan hama jang eksplosip. "Power spraying" menun-djukkan suatu kemungkinan jang baik. Pertjobaan-pertjobaan untuk menggunakan obat hama jang tidak memerlukan alat penjemprot, jakni obat hama jang berbentuk butir-butir, masih terus dilaksanakan.

Penjuluhan, Pendidikan dan Penelitian.

Dalam tahun 1969/1970 usaha-usaha dibidang penjuiuhan ditudjukan untuk meningkatkan djumlah, mutu dan ketram-

113011322-(8).

Page 7:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

pilan para penjuluh, sarana-sarana jang diperlukan dan mem-perbaiki program penjuluhan. Mutu para penjuluh telah dapat diperbaiki tetapi melalui pendjendjangan. Usaha-usaha ini masih terns dilandjutkan. Djumlah para penjuluh masih kurang dan rentjana jang lebih mantap untuk memperbesar djumlah penjuluh akan dilaksanakan pada tahun 1970 ini. Mobilitas penjuluh-penjuluh sudah lebih memuaskan dengan disediakan-nja kendaraan-kendaraan bermotor maupun sepeda bagi para penjuluh.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman dalam tahun 1969 maka untuk lebih menguatkan hubungan antara petani dan para penjuluh diusahakan agar dalam tahun 1970 ditiap unit desa meliputi areal seluas kurang-lebih 100 ha akan ditempat- kan seorang penjuluh.

Penjuluhan melalui radio, poster-poster, publikasi-publikasi, film dan slide, sudah dimulai dalam tahun 1969 dan diinten-sipkan pada tahun ini.

Dibidang pendidikan, pada tahun 1969 telah dimulai rehabi-litasi fasilitas-fasilitas pendidikan dan pendjendjangan tenaga-tenaga guru jang diperlukan. Lebih-kurang 1000 orang dari lulusan S.P.M.A. akan ditampung sebagai penjuluh dalam tahun 1970.

Penelitian untuk mendapatkan benih-benih unggul jang lebih produktip dan lebih disukai terus dilandjutkan. Sebagai hasilnja varietas Dewi Ratih sudah dilepaskan kepada masja-rakat. Demikian djuga penelitian mengenai djenis obat hama, tjara-tjara penjemprotan dan dosis pupuk diintensipkan pada tahun 1969. Aspek-aspek ekonomi dan sosial djuga mendapat perhatian jang wadjar pads tahun 1969. Hasil-hasil penelitian-penelitian tersebut telah banjak dimanfaatkan dalam menju- sun kebidjaksanaan dibidang ini.

Pemasaran.

Dengan adanja perbaikan-perbaikan dibidang prasarana maka pemasaran beras dan padi menundjukkan gedjala-ge-

114

Page 8:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

djala jang memberikan harapan baik. Dengan berhasilnja program rehabilitasi djalan serta bertambahnja kendaraan, angkutan, maka biaja pemasaran dapat ditekan. Dalam tahun 1969 gudang-gudang tempat penjimpanan padi/beras pada taraf pedesaan telah mulai dibangun oleh B.R.I., meskipun djumlahnja masih ketjil. Kalau „pilot project” ini berhasil, maka B.R.I. merentjanakan untuk melipat gandakan pemba-ngunan gudang-gudang tersebut.

Mengenai pengolahan dapat diketengahkan, bahwa djumlah huller bertambah, sedangkan rehabilitasi dari penggilingan beras telah dimulai dengan disediakannja kredit investasi oleh bank.

Perangsang Produksi.Pada pertengahan tahun 1969 telah dimulai pembahasan-

pembahasan untuk menentukan harga minimum dan maximum beras. Setelah pembahasan setjara mendalam maka telah di-tentukan bahwa harga minimum padi kering lumbung didesa adalah Rp. 13,20/kg. Diperkirakan bahwa harga ini sesuai dengan harga beras af. penggilingan setinggi Rp. 36/kg dan harga konsumen Rp. 42/kg. Diperkirakan bahwa kalau petani mendjual berasnja dengan harga minimum maka is akan men-dapatkan tjukup perangsang untuk ikut serta dalam program Bimas. Setelah harga-harga tersebut ditetapkan maka Pe-merintah telah menjebar-luaskan kebidjaksanaan tentang penetapan harga minimum tersebut agar para petani menge-tahui adanja kebidjaksanaan tersebut. Pelaksanaan dimulai pada panen raja jang bare lalu, dengan hasil jang memuas- kan. Untuk mendjaga stabilitas ekonomi djuga telah ditetap- kan harga maximum setinggi Rp. 50/kg untuk beras bermutu sedang. Apabila harga beras berada disekitar harga maximum tersebut, Pemerintah mendjual beras dipasar bebas untuk menekan harga sampai ketaraf harga maximum. Kalau harga beras berada dibawah harga minimum, Pemerintah membeli- nja dengan harga minimum, sehingga dengan demikian harga naik sampai pada harga minimum.

115

Page 9:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Dengan adanja kebidjakaanaan harga tersebut tertjapailah suatu struktur perangsang pada taraf pedesaan jang me- muaskan. Diharapkan bahwa dengan demikian petani akan terdorong untuk lebih banjak menggunakan tjara-tjara baru, jang didasarkan atas penelitian teknologis jang tepat.

Untuk memperkuat struktur perangsang, Pemerintah djuga telah memberikan subsidi pada harga pupuk. Diharapkan adanja subsidi harga pupuk ini disamping ketentuan harga minimum padi, akan merupakan perangsang jang kuat untuk meningkatkan produksi.

Perkreditan.

Kredit jang diperlukan para petani untuk meningkatkan produksi dengan mempergunakan sarana-sarana modern untuk sebagian disalurkan melalui Bank Rakjat Indonesia (B.R.I.) dan untuk sebagian lagi berbentuk kredit natura dalam rang- ka Bimas Gotong Rojong. Karena terbatasnja dana B.R.I. dan karma djumlah kantor-kantornja tidak tjukup tersebar didaerah pedesaan maka penjaluran kredit masih tidak men- tjukupi. Pengembalian kredit dalam bentuk natura sebagai bagian dari pada projek Bimas Gotong Rojong djuga tidak sebagaimana jang diharapkan.

Sementara itu B.R.I. dalam usahanja mentjari sistim per- kreditan jang memenuhi perajaratan telah mulai dengan suatu „pilot project”, jaitu dengan membuka unit-unit desa.

Tiap unit desa mentjakup areal seluas 600 sampai 1000 ha. Dengan sistim ini tertjapailah suatu hubungan langsung antara petani dan unit bank. „Pilot project” ini mulai dilak- sanakan pada achir tahun 1969. Karena hasilnja sangat memuaskan maka sistim ini merupakan sistim jang akan digunakan dalam muslin hudjan jang akan datang.

Pembatasan-pembatasan fisik tidak memungkinkan pentja- kupan seluruh areal Bimas dengan sistim unit desa. Dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip hubungan langsung antara petani dan bank maka untuk sebagian areal Bimas akan di-

116

Page 10:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

gunakan „mobile bank unit”. Dengan perbaikan-perbaikan sistim perkreditan ini dan tersedianja dana-dana jang tjukup maka diharapkan masalah kredit dimasa-masa jang akan datang dapat diatasi.

Bimas Gotong Rojong.

Pada tahun 1969 selain Bimas biasa djuga dilaksanakan Bimas Gotong Rojong jang dimulai pada achir tahun 1968 dengan 300.000 ha. kemudian 550.000 ha pada musim kema-rau 1969 dan 1.085.000 ha pada musim hudjan 1969/1970. Bimas Gotong Rojong dimulai waktu keadaan devisa belum mentjukupi sehingga pengadaan pupuk dan sarana produksi lain masih sexing terganggu. Disamping itu pengadaan kredit kepada petani masih belum memadai. Dalam keadaan jang demikian maka diadakan penjertaan pihak ketiga dengan tudjuan mengamankan kedua aspek tersebut.

Berbarengan dengan tersedianja lebih banjak devisa dan adanja perbaikan dalam pengadaan kredit maka pada per-tengahan tahun 1969 telah diputuskan untuk mengurangi areal Bimas Gotong Rojong setjara berangsur sambil menjiapkan penggantinja dalam bentuk program Bimas jang disempurna- kan. Setelah persiapan-persiapan diselesaikan maka diputus- kan untuk menghentikan program Bimas Gotong Rojong.

2. Palawidja dan Hortikultura.Produksi palawidja dalam tahun pertama Repelita dapat

dilihat pada Tabel VI — 1.Dari angka-angka tersebut tampak bahwa produksi pala-

widja pada tahun 1969 telah menurun, djika dibandingkan dengan produksi tahun 1968 dan tidak mentjapai target jang telah ditentukan. Penurunan produksi palawidja ini mempeng-aruhi permintaan akan beras, jang menimbulkan ketjenderungan harga beras meningkat pada achir tahun 1969. Menurunnja produksi palawidja disebabkan antara lain karena iklim jang

117

Page 11:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

tidak merata, kurangnja perangsang karena rendahnja harga- harga beras pada musim tanam dan adanja serangan-serangan tikus.

Produksi hortikultura belum diketahui setjara lengkap. Jang diketahui pada saat sekarang ialah bahwa laporan-la- poran dari 17 propinsi menundjukkan bahwa produksi sajur- majur dan buah-buahan adalah 6.293.000 ton, sedang target produksi menundjukkan angka 8.300.000 ton. Sedjenis penja- kit virus telah banjak menjerang tanaman djeruk jang dengan sendirinja berpengaruh pada angka produksi buah-buahan.

3. Perkebunan.

Perkebunan merupakan sektor panting dalam perekonomian Indonesia. Kira-kira 70% dart nilai seluruh ekspor Indonesia berasal dari sektor ini.

Perkebunan lazim dibagi dalam dua golongan besar jaitu perkebunan besar dan perkebunan rakjat. Selandjutnja perke-bunan besar dibagi lagi dalam dua golongan jaitu Perusahaan Negara Perkebunan dan Swasta, sesuai dengan perbedaan pe-milikan atau pengelolaannja. Pada dasarnja Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) melakukan ekspor sandhi, sedang- kan Perusahaan perkebunan swasta hanja memprodusir dan menjerahkan pemasarannja kepada badan lain. Keadaan Per-kebunan rakjat sama dengan Perkebunan swasta, ditambah lagi bahwa "processing", pemasaran dan pembiajaannja terle- tak ditangan fihak lain.

Produksi perkebunan besar ads jang melebihi target dan ada jang kurang. Tabel dibawah ini menundjukkan angka-angka untuk tahun 1969.

118

Page 12:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Tabel VI — 2

PRODUKSI PERKEBUNAN BESAR, 1969 (dalam ton)

Djenis hasil Target Realisasi

Karat 230.000 226.610Minjak sawit 172.000 188.783Intl sawit 41.000 41.566Teh 39.500 40.689Kopi 20.880 13.990Tjoklat 1.155Kina 2.669Gula kristal 625.102 624.366Serat agave 7.551

Untuk meningkatkan produksi per-satuan luas perlu adanja peremadjaan. Walaupun dalam pelaksanaannja menemui kesu- litan kesulitan, tetapi dalam tahun 1969 peremadjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan program jang telah ditentukan. Disamping peremadjaan-peremadjaan djuga telah dilaksanakan konversi dan perluasan perluasan. Untuk karat telah diadakan peremadjaan seluas 10.500 HA atau 4,6% dark seluruh areal karat, sedangkan untuk kelapa sawit telah diadakan perluasan seluas 9.000 HA atau 11,4% dari seluruh areal kelapa sawit.

Usaha-usaha untuk perbaikan mutu hasil telah dilakukan misalnja untuk tembakau, teh dan gala. Untuk usaha perbaikan mutu tembakau digunakan tjara baru jaitu dengan sistim me- njewa tanah dan semua pekerdjaan dibajar atas dasar upah, sedangkan diwaktu jang lampau pekerdjaan pengolahan tanah sampai dengan memetik hasil dikerdjakan oleh para petani di-tanahnja masing-masing. Pihak perkebunan hanja memberi bibit serta memberi petundjuk-petundjuk sedangkan hasil tem- bakaunja dibeli oleh perkebunan.

119

Page 13:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Untuk menundjukkan hasil jang ditjapai oleh Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) make tabel dibawah ini akan mem- -berikan gambaran jang telah direntjanakan dan ditjapai dalam tahun 1969.

Tabel VI -- 3PRODUKSI PERUSAHAAN NEGARA PERKEBUNAN, 1969.

Djenis Produksi Target 1969 Produksi 1969 Realisasi(ton) (ton) %

Karet 106.463 110.353 103,7Minjak sawit 127.254 128.562 101,0Intl sawit 25.868 28.419 109,8Teh 31.621 30.772 97,3Kopi Arabica 1.367 445 32,0Kopi Robusta 9.912 7.395 74,6Gula (SHS + HS) 625.102 624.366 99,9*)Gula Hablur 627.516 628.343 100,1

*) Belum termasuk gula sebanjak ± 85.000 kwt. jang masih harus diolah kembali dalam kampanje giling tahun 1970.Pada umumnja hasil produksi perkebunan rakjat

mentjapai target jang telah ditetapkan, bahkan ada jang melebihi target. Angka-angka dalam tabel dibawah akan menggambarkan ke- adaan hasil produksi perkebunan rakjat.

Tabel VI — 4PRODUKSI PERKEBUNAN RAKJAT, 1969.

Djenis produksi Target 1969(ton)

Produksi 1969(ton) taksiran

% dari target

Karet 510.000 544.700 106,8Kopi 120.000 143.300 119,4Lada 45.000 50.000 112Teh hidjau 40.000 40.000 100Kopra 1.300.000 1.300.000 100Kapok 20.000 28.150 142,5

1 2 0

Page 14:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Tembakau Virginia 17.500 17.500 100

Page 15:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Untuk pembangunan dibidang Perkebunan Rakjat, pembia- jaan didapatkan dart anggaran pembangunan langsung jang terbatas pada pembiajaan kegiatan dasar dan penjuluhan. Untuk perkebunan besar termasuk PNP, pembiajaan pemba-ngunan didapat dari sumber-sumber kredit investasi, bantuan projek, pengerahan modal dalam negeri dan sumber-sumber kredit jang lain.

Untuk tahun anggaran 1969 dan 1970 projek-projek perke-bunan rakjat mendapat anggaran pembangunan langsung sebesar Rp. 140,- djuta. Pada umumnja projek-projek terse- but dapat dilaksanakan sesuai dengan rentjana, ketjuali pro- jek pembibitan tjengkeh, jang karena faktor iklim tidak dapat diwudjudkan.

Selain itu terdapat djuga beberapa kegiatan pembangunan/ projek pada perkebunan negara, jang dibiajai dari anggaran pembangunan, jaitu Projek Pengerukan sungai-sungai di Su-matera Utara, Projek Kapas Lombok dan Pilot Projek Rehabi- litasi kebun-kebun di Indonesia Timur (Piprek INTIM).

Projek Pengerukan Sungai-sungai di Sumatera Utara merupakan kelandjutan daripada kerdjasama antara ex Departemen Perkebunan, Pemerintah Daerah dan Departemen P.U. & T.L. jang telah mulai mengadakan pengerukan Sungai Ular pada bulan April 1968. Hingga achir tahun 1969/1970 telah berhasil dikeruk 235.500 m3.

Projek Kapas Lombok dilaksanakan dengan kerdjasama dengan Pemerintah Belanda sedjak tahun 1967 dan diharap- kan selesai achir tahun 1970. Pemerintah Belanda menjediakan tenaga-tenaga expert dan peralatan sedangkan pihak Indonesia menjediakan biaja-biaja counterpart Indonesia serta biaja lokal. Tudjuan projek ini adalah untuk mengusahakan penanaman kapas sesudah padi dan memperoleh rehabilitas tanaman kapas jang lebih baik dibanding dengan tanaman lain.

121

Page 16:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Pilot projek rehabilitasi kebun-kebun di Indonesia Timur bertudjuan menjelamatkan keadaan kebun-kebun jang telah lama terlantar. Biaja pembangunan terutama ditudjukan kepada rehabilitasi, peremadjaan dan perluasan budidaja tanaman-tanaman pale, kelapa, kopi, tjoklat dan tjengkeh.

Selain itu PNP. mempunjai pula projek-projek prioritas jang memperoleh kredit investasi Bank dalam tahun 1969 jaitu Rehabilitasi Kabuli Sawit Sebrang (Sumut), Rehabili- tasi dan pengembangan Perkebunan-perkebunan Karet, Pem-bangunan "Crumb Rubber Factories", Rehabilitasi/Pemba- ngunan Perkebunan Teh, Penjelesaian Projek Gula Tjot Girek, Rehabilitasi angkutan dan pabrik gula, dan Rehabilitasi Siluwok Sawangan (kopi dan tjoklat).

Disamping kredit untuk projek-projek prioritas tersebut diatas terdapat lags sedjumlah kredit investasi jang telah disetudjui oleh Bank jaitu untuk : Pembangunan Pabrik Crumb Rubber di Sukamadju (Djabar) PNP. XI dan di Danau Salak (Kalsel) PNP. XVIII, pemasangan alat-alat Pengolahan Teh di Semugih (Djateng) jang berada dibawah PNP. XVIII, pembuatan gudang tembakau (Djateng) PNP. XLX, rehabili- tasi Ketel Pabrik Gula Djatiroto (Djatim) dibawah PNP. XXIV dan alat-alat Transport bagi PNP. XI[.

Dalam tahun 1969 djuga telah direalisasikan permohonan fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri untuk Pembangunan Pabrik Kaju Lapis di Langkat (PNP. VIII) dan Pendirian Pa- brik Crumb Rubber di Sukamadju (PNP. XI).

Selandjutnja pada PNP. terdapat pula projek-projek jang memperoleh pembiajaan pembangunannja berupa kredit luar negeri, bantuan projek maupun bantuan tehnis dari World Bank (IDA), ADB, Belanda, Inggris dan Djerman.

Untuk rehabilitasi areal Karet di PNP. V dan areal Kelapa Sawit di PNP. VII diperoleh kredit dari IDA sebesar US. $. 16 djuta.

Selain itu untuk Rehabilitasi Kebon Sawit Sebrang telah diberikan kredit oleh ADB sebesar US. $. 2,4 djuta pada tahun 1969.

122

Page 17:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Dalam rangka persiapan kredit dari IDA, telah dilakukan survey oleh IDA untuk rehabilitasi PNP. IV (karat) dan PNP. VI (kelapa sawit) . Pada bulan Djuni 1970 telah disetudjui oleh IDA kredit sebesar US. S. 12 djuta untuk keperluan projek tersebut.

Pada tahun 1969 negeri Belanda telah memberikan bantuan projek untuk „Rehabilitasi Penggilingan Gula” sebesar US. S. 2 djuta, jaitu untuk PNP. XIV, PNP. XV, PNP. XXI, PNP. XXII dan PNP. XXV. Untuk rehabilitasi keadaan ta- naman dan alat-alat pengolahan teh di PNP. VIII oleh Peme- rintah Belanda sedang dipertimbangkan bantuan projek sebe- sar US. $. 2 djuta.

Pada achir 1969 Pemerintah Inggris menjampaikan kesedia-annja untuk memberikan bantuan projek bagi pembangunan 4 unit pabrik Crumb Rubber sebesar US. $. 960.000. Survey untuk keperluan tersebut telah dilaksanakan pada PNP II, I I I , XdanX I .

Bantuan Technis jang telah diterima pada tahun 1969 adalah dari World Bank untuk Survey feasibility dan prospek Pabrik Gula Tjot Girek dan Bone, sebesar US. $. 55.000.

Untuk mengadakan survey rehabilitasi Budidaja Teh telah diberikan bantuan teknik, pada tahap pertama seorang expert.

Selandjutnja untuk pengembangan penanaman kapas di Indonesia sebelah Timur telah diterima bantuan dari Peme- rintah Belanda sedjak 1967 dan akan berachir tahun 1970.

Selandjutnja masih ada „bantuan teknik” jang sedang dalam persiapan jaitu survey industri Gula seluruh Indonesia jang telah diadjukan kepada UNDP, rehabilitasi RISPA oleh Peme-rintah Belanda, "feasibility study sprinkler irrigation" bagi tembakau Deli oleh Pemerintah Djerman dan untuk "Breeding dan Selection" Tembakau Deli oleh Pemerintah Belanda.

4. Kehutanan

Kurang lebih dua pertiga dari luas seluruh wilajah Indo- nesia atau kurang lebih 120 djuta Ha adalah terdiri dari hutan, sebagian besar terletak diluar Djawa.

123

Page 18:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Hutan-hutan di Indonesia dapat dibagi sebagai berikut : 48 djuta Ha. hutan lindung jang karena keadaan sifat alamnja diperlukan guna pengaturan tata air, pentjegahan bandjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah; 24 djuta Ha hutan produksi jang diperuntukkan guna produksi hasil-hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan masjarakat, untuk pembangunan industri dan ekspor ; 18 djuta Ha hutan konversi fang dapat dikonversikan mendjadi tanah-tanah pertanian, dan 30 djuta Ha digolongkan kepada hutan rusak.

Angka-angka produksi kaju menundjukkan keadaan jang menurun selama masa 1955 -- 1965. Produksi kaju djati me- nurun ,dari 572.000 ms mendjadi 439.000 m3 dan produksi kaju rimba menurun dari 1.151.000 m3 mendjadi 1.113.000 m3. Penu- runan produksi disebabkan karena bermatjam-matjam hal, antara lain, memburuknja keadaan prasarana dan fasilitas-fasilitas penebangan didaerah produksi, kurangnja kapal-kapal pengangkut kaju dan sebagainja.

Untuk pemeliharaan hutan-hutan dan untuk menanggulangi penurunan basil produksi maka telah diadakan rentjana-ren- tjana pembangunan serta rehabilitasi prasarana dalam bidang kehutanan seperti dapat dilihat dalam Repelita.

Reboisasi & penghidjauan.Untuk mentjapai kelestarian fungsi hutan sebagai jang

tentjantum dalam Undang-undang Pokok Kehutanan maka reboisasi dan penghidjauan mendapat prioritas jang utama. Disamping itu dalam tahun 1969 telah diselenggarakan djuga survey-survey terhadap 23 daerah jang ditudjukan terhadap tertjapainja suatu "macro land-use planning" dalam pelaksa- naan effisiensi tata guna tanah, Rehabilitasi tanah-tanah kritis dan daerah-daerah aliran sungai untuk pengendalian bandjir, erosi dan "soil conservation", dalam tahun 1969 telah meng- alami kemadjuan jang pesat.

Projek-projek penghidjauan jang pada tahun 1967 meliputi hanja 12 daerah aliran sungai, didalam tahun 1969 telah ber-kembang mendjadi 33 projek. Ini disebabkan karena tersedia- nja biaja jang tjukup.

124

Page 19:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Pada achir tahun 1968 telah berhasil dihidjaukan 70.150 Ha.

Walaupun demikian tanah kosong dan padang alang-alang jang harus dihidjaukan kembali masih ada 373.950 Ha. Tanah- tanah kosong tersebut adalah akibat darn penebangan-pene-bangan, baik jang dilakukan setjara biasa ataupun mekanis. Setiap tahun kira-kira 60.000 Ha. luas tanah bekas tebangan perlu dihidjaukan. Disamping itu masih ada perladangan dan pengrusakan hutan lainnja jang perlu mendapat perhatian pula.

Reboisasi dan penghidjauan setjara biasa belum dapat meng-imbangi luas tanah jang perlu dihidjaukan. Penghidjauan se- tjara mekanis akan mendapat perhatian untuk mengimbangi kegiatan-kegiatan penebangan setjara mekanis.

Pengusahaan hutan.Hutan jang disediakan sebagai hutan produksi telah dilaku-

kan pengusahaannja baik oleh investor-investor nasional mau- pun asing. Perkembangan pengusahaan hutan dan jang sudah mendapat surat keputusan Hak Pengusahaan Hutan adalah sebagai berikut :

Tabel VI — 5PENANAMAN MODAL DIBIDANG HUTAN

Sifat investasi Areal (1.000 ha) Investasi (US. $ ribu)Achir 1968 Achir 1969 Achir 1968 Achir 1969

1. Usaha Nasional 354 1.284 1.000 20.9002. Production Sharing 987 897 23.250 23.0063. Joint Enterprise 787 3.639 9.700 72.5004. Investasi langsung 1.015 1.191 72.700 78.700D j u m l a h 3.053 6.931 106.650 a) 195.106

Dalam pengusahaan hutan, Pemerintah balk daerah maupun Pusat memperoleh pendapatan jang berupa iuran-iuran, berupa license fee, maupun royalties.

125

Page 20:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Produksi dan Ekspor.Hasil produksi jang penting dalam bidang kehutanan adalah

kaju djati, kaju rimba, kaju bakar, arang, rotan, damar, gon-dorukem, kaju hitam dan tjendana. Sebagian dam hasil produksi tersebut digunakan didalam negeri dan sebagian lagi diekspor.

Angka-angka produksi dapat kita lihat dari tabel dibawah ini.

Tabel VI — 6PRODUKSI KAJU, 1969

Djenis Target Realisasi

Kaju djati 400.000 m3 477.000 m3Kaju rimba 2.400.000 m3 4.914.000 m3Kaju bakar — 1.009.000 m3Arang — 210.000 tonRotan — 587.214 tonDamar — 1.154 tonGondorukem — 1.050 tonKaju hitam — 6.739 ton

Dari angka-angka tersebut diatas terlihat bahwa produksi kaju melampaui target jang sudah ditentukan.

Disamping angka-angka produksi dapat kita lihat angka- angka ekspor seperti jang terdapat pads tabel dibawah ini.

Tabel VI — 7

EKSPOR KAJU, 1969

Djenis Target Realisasi

Kaju djati 24.000 m3 35.500 m3Kaju rimba 1.204.000 m3 3.194.400 m3Kaju hitam — 1.000 ton

Tjendana — 634 ton

126

Page 21:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Devisa jang diperoleh dari ekspor adalah berdjumlah US. $. 66 djuta jang merupakan hampir 3 kali dari pada target jang telah ditetapkan jaitu US. $ 22,4 djuta.

Djelaslah bahwa hasil produksi hutan merupakan sumber devisa jang berarti.

Anggaran belandja 1969/1970.Anggaran belandja pembangunan 1969 jang diperoleh dari

Pemerintah Pusat sebesar kurang lebih Rp. 1,1 miljar.Penerimaan jang diperoleh dari bidang kehutanan adalah

sebagai berikut : Penerimaan dari Iuran Hak Pengusaha Hutan (licence fee) adalah sebesar US. $. 609.124,50 dan Rp. 164.214. 592,56 sedangkan penerimaan dari Iuran Hasil Hutan (royalties) adalah sebesar Rp. 1.261.952.346,70. Dari djumlah penerimaan tersebut maka 30% adalah untuk Pemerintah Pusat sedangkan jang 70% adalah untuk daerah jang bersangkutan jang menghasilkan iuran-iuran tersebut. Dari angkaangka tersebut terlihat bahwa bidang kehutanan menghasilkan pendapatan negara jang tidak ketjil.

Penelitian hutan.Kegiatan penelitian kehutanan meliputi berbagai segi dan

ditudjukan kearah penjempurnaan tehnik kehutanan dalam usaha mengikuti perkembangan. Kegiatan tersebut merupakan penundjang untuk mensukseskan pelaksanaan Repelita. Kegiatan penelitian djuga ditudjukan kearah usaha-usaha pemetjahan persoalan jang timbul dalam pemanfaatan hutan, tanah hutan dan hasil hutan jang telah berkembang dengan pesatnja.

Dalam tahun 1969 telah diterbitkan 8 buah laporan menge-nai objek-objek botani dan explorasi hutan dan 12 laporan mengenai objek Silvikultur oleh Lembaga Penelitian di Bogor. Disamping itu lain-lain penelitian telah pula dilakukan antara lain penelitian mengenai pengaruh perladangan liar terhadap Tata Air dan Pengawetan Tanah, penelitian-penelitian

127

Page 22:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

mengenai

Page 23:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

nilai hutan, penelitian Hama dan Penjakit dan penelitian mengenai kemungkinan perluasan areal djati diluar Djawa. Projek „Seed Bank” diharapkan akan dapat memetjahkan masalah kebutuhan bibit.

Penelitian dibidang anatomi dan fisika kaju telah menjelesaikan 10 djenis laporan jang lengkap. Penelitian -penelitian dibi- dang kimia kaju dengan mentjoba berbagai methode pengolahan rotan, pina tors, pulp, perekat kaju, dan lain-lain telah pula dilakukan dalam tahun 1969.

5. Perikanan.Potensi perikanan laut dan perikanan darat di Indonesia

ditaksir dapat menghasilkan 7,6 djuta ton ikan setiap tahun. Produksi jang baru dapat ditjapai jaitu 1,1 djuta ton (tahun 1969), atau lebih kurang 15% dari potensi jang ada.

Peningkatan produksi ikan laut dilaksanakan dengan usaha-usaha intensifikasi penangkapan antara lain dengan perbaikan alat-alat dan perbaikan tjara-tjara penangkapannja.

Peningkatan produksi ikan darat dilaksanakan pula dengan perbaikan-perbaikan dalam bidang tehnik pemeliharaan dan sistim penjediaan benih.

Tabel VI -- 8 PRODUKSI PERIKANAN, 1969

(sementara)

D j e n i s Target 1969(ton)

Produksi 1969(ton)

1. Ikan laut 898.000 762.4002. Ikan darat 525.000 446.940

Djumlah : 1.428.000 1.109.840

128

Page 24:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Daerah produksi ikan laut jang terbesar ditahun 1969 meli- puti 8 daerah jakni Djawa Barat, Djawa Tengah, Djawa Ti- mur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku, Sumatera Utara dan Riau.

Dad Produksi ikan darat ditahun 1969 lebih kurang 74% berasal dari penangkapan ikan dipengairan umum seperti di-rawa-rawa, sungai-sungai dan danau-danau, sedangkan 26% lainnja didapat dari hasil pemeliharaan dikolam, disawah dan ditambak (setjara kultur).

Tidak tertjapainja target produksi ditahun 1969 antara lain disebabkan karena datangnja hudjan terlambat, banjaknja nela-jan lebih tertarik bekerdja pada eksploitasi hutan, djumlah alat-alat penangkapan jang kurang, tjara penangkapan jang masih tradisionil.

Dalam penangkapan ikan laut sebagian besar masih mem-pergunakan perahu lajar (278.000 bh), sedangkan pemakaian perahu motor djumlahnja adalah kurang (3.357 bh), sehingga membatasi operasi dan areal penangkapan ikan.

Ekspor ikan dan hasil laut lainnja ditahun 1969 mentjapai US. $. 2.304.014, sedangkan target ekspor tahun itu hanja se-besar US. $. 1.500.000, ini berarti realisasi ekspor melebihi tar-get sebesar $. 804.014. Ikan dan hasil laut ini diekspor terutama kenegara-negara Djepang, Amerika, Hongkong dan Singapura.

Pelaksanaan pembangunan perikanan tahun 1969 sesuai de-ngan apa jang digariskan dalam Repelita, jang dituangkan dalam projek-projek Intensifikasi Perikanan Laut, Pembangun- an Pelabuhan Perikanan, Pengembangan Sumber-sumber Per-ikanan Darat, dan Pengembangan Prasarana Perikanan. Dari kegiatan projek-projek perikanan tahun 1969 tidak banjak jang dapat ditjatat. Jang dapat dikemukakan adalah, a.l. pembangun-na prasarana dalam rangka pemasaran ikan di Eretan (Tjire-bon,) Tegal (Djawa Tengah), Muntjar (Djawa Timur) dan Dumai (Riau).

Usaha pengembangan perikanan sawah, perikanan tambak, dan perbaikan saluran untuk pengairannja telah dilaksanakan dibeberapa daerah di Djawa Timur.

129 011322-(9).

Page 25:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Dalam peningkatan produksi ikan, selain untuk tudjuan kon-sumsi dalam negeri terdapat djuga tudjuan untuk diekspor. Usaha peningkatan produksi ikan tjakalang, tuna. dan udang adalah diutamakan. Kedua djenis ikan tersebut dan udang mendapat pasaran jang baik diluar negeri. Untuk mengusaha- kan setjara besar-besaran dibutuhkan peralatan jang modern, disamping penelitian-penelitian dibidang ini.

Penanaman modal disektor perikanan laut yang sudah di-laksanakan bersifat penanaman modal swasta asing dan swasta nasional. Penanaman modal asing meliputi 4 perusa- haan dan mentjapai investasi sebesar US. $. 6 djuta, sedang- kan 7 perusahaan asing lainnja masih dalam tingkat survey dengan rentjana investasi sebesar US. $. 18,6 djuta.

Pada tahun 1969, telah disiapkan dalam rangka bantuan projek, projek perikanan Air Tembaga. Untuk projek ini pada bulan Djuni 1970 telah diperoleh bantuan kredit dari World Bank (IDA) sebesar US. $. 3,5 djuta termasuk dalam projek ini adalah pembangunan pabrik es, "freezing plant", "cold storage", perbaikan dan perluasan kade, pembelian 30 kapal penangkap ikan dengan kapasitas 30 gross tons.

Projek-projek sematjam ini sedang dipersiapkan untuk daerah-daerah lain.

6. Peternakan.Sebagian besar dari usaha peternakan di Indonesia adalah

peternakan rakjat jang bersifat usaha sambilan dan non-komer- siil. Hanja peternakan sapi perah jang dapat diklasifikasikan dalam bentuk usaha peternakan komersiil. Peternakan ajam ras, dengan tudjuan utama memproduksikan telur konsumsi, sedang berkembang dalam bentuk usaha peternakan komersiil.

Dalam tahun 1969/70, target produksi daging, susu dan telur, tidak tertjapai. Target produksi daging sebesar 321.700.000 kg. hanja tertjapai sebesar 283.200.000 kg. atau 2,4 kg/kapita/ tahun. Target produksi susu sebesar 68.000.000 liter, tertjapai sebanjak 67.260.000 liter, atau 0,57 liter/kapita/tahun. Target

130

Page 26:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

produksi telur sebesar 1.673.334.000 butir, sedangkan sebanjak 1.628.400.000 butir jang dihasilkan, atau 13,8 butir perkapita, pertahun.

Demikian pula target ekspor ternak, hanja tertjapai kira-kira 55% sadja, jaitu dari target 62.000 ekor sapi dapat direalisir sebanjak 34.541 ekor, dan target 37.000 ekor kerbau direalisir sebanjak 15.377 ekor.

Meskipun tingkat produksi perkapita pertahun masih djauh dibawah norma konsumsi, jaitu: 8,1 kg daging/kapita diban-dingkan dengan produksi 2,4 kg/kapita, susu 2,2 liter diban-dingkan dengan produksi 0,57 liter, dan telur sebanjak 44 butir perkapita dibandingkan dengan produksi 13,8 butir, tetapi produksi jang ada masih menghadapi masalah pendjualannja. Dibeberapa daerah peternakan, sering terdjadi bahwa susu segar maupun telur, tidak terdjual, disebabkan oleh masalah process- ing dan pemasaran. Daja bell rakjat merupakan faktor utama dalam meningkatkan konsumsi dan pasaran hasil-hasil tersebut.

Dalam tiga tahun terachir anggaran dari sub-sektor Peter- nakan mengalami kemadjuan jang pesat, baik anggaran rutin maupun anggaran pembangunan.

Untuk tahun-tahun 1968/1969, 1969/1970 dan tahun 1970/ 1971, anggaran rutin jang diperolehnja adalah masing-masing 65 djuta, 81 djuta dan 137 djuta rupiah, sedangkan anggaran pembangunannja masing-masing adalah 160 djuta, 290 djuta dan 579 djuta rupiah. Dalam tahun 1969/1970, ada 9 projek peternakan dalam bidang ekonomi jang pokoknja terdiri dari projek-projek marketing dan processing, industri obat-obatan, pemberantasan penjakit, penjuluhan dan penelitian.

Usaha mempertinggi produksi peternakan jang didjalankan dewasa ini didasarkan ada pemberantasan penjakit, up-grading ras dan memperkembangkan usaha-usaha peternakan ajam ras.

Dalam hubungannja dengan up-grading ras telah diadjukan permohonan izin memasukkan bibit ajam jang baik dari luar negeri, untuk semester I-1970 sadja telah diminta idzin untuk

131

Page 27:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

memasukkan sebanjak 81.380 ekor. Djuga dalam bentuk telur tetas. Disamping ajam, djuga dimasukkan sapi perah, kuda dan babi.

Investasi modal asing merupakan langkah lainnja dalam usa- ha mempertinggi produksi peternakan. Di Kupang, suatu joint venture dengan modal investasi sebesar US. S. 1.900.000 dalam bidang farming dan processing, sedang dalam pembitjaraan. Di Sulawesi Selatan, suatu joint venture lain dibidang modern farming and fattening dengan rentjana investasi sebesar US. $. 500.000, dan di Bogor dengan modal investasi sebesar US. $. 100.000 dibidang Poultry Farm.

Dalam rangka peningkatan ekspor ternak, dalam tahun 1969 dititik beratkan pada pembangunan tempat-tempat penampung-an ternak ekspor dekat pelabuhan (holding ground) dan reha-bilitasi karantina hewan. Masalah-masalah lain dalam ekspor ternak sebagian besar berada diluar segi produksi, jakni peng-angkutan, ongkos angkutan, dan pasaran diluar negeri. Dewasa ini hanja Hongkong merupakan pararan dari ternak tersebut.

Dalam hubungannja dengan peningkatan pemberantasan pe-njakit ternak, seperti penjakit Surra, telah dibentuk 69 team pemberantasan penjakit jang meliputi daerah kerdja 23 Kabu- paten dengan target satu djuta ekor ternak besar untuk diperiksa (tertjapai sebanjak kira-kira setengah djuta ekor).

Adapun dibidang penelitian, dalam tahun 1969 ditekankan pada usaha meningkatkan mutu vaksin dan sera, meneliti watak penjakit ternak jang lebih efektif dan melakukan diagnose dengan tjepat.

132

Page 28:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

B. INDUSTRI.

Pendahuluan.

Didalam tahun pertama Repelita pembangunan industri ber-Langsung dalam keadaan ekonomi jang relatif stabil. Keadaan ini berbeda sekali dengan keadaan ekonomi jang lazim dikenal oleh industri selama sepuluh-limabelas tahun jang lampau, ke- tika inflasi sangat berpengaruh dan prinsip-prinsip ekonomi sukar ditegakkan.

Dalam keadaan perobahan itu maka dalam tahun pertama Repelita berlangsung pula penjesuaian-penjesuaian jang pen- ting dari beberapa tjabang industri. Industri-industri fang tadi- nja berkat inflasi ataupun pertimbangan-pertimbangan non-ekonomi masih bisa tumbuh, lambat lawn menghadapi keharusan untuk menjerasikan diri. Banjak diantaranja telah mampu menjesuaikan untuk kemudian setjara berangsur tumbuh madju. Akan tetapi disamping itu ada pula diantaranja jang harus mengundurkan diri.

Dalam setiap perobahan tidak semua perusahaan dapat dise-lamatkan. Akan tetapi dalam rangka Repelita pelbagai tjabang industri jang strategic setjara sadar lebih dikembangkan, jaitu industri-industri jang menundjang sektor pertanian, industri-industri jang menghasilkan atau menghemat devises, industri jang mengolah lebih banjak bahan-bahan dalam negeri, indus- tri jang mampu merangsang penampungan lebih banjak tena- ga-kerdja dan industri jang berpengaruh pada pembangunan daerah.

1. Industri pupuk, semen dan kimia.

Oleh karena sektor pertanian merupakan sektor sentral dalam Repelita, maka diusahakan agar kegiatan-kegiatan disek- tor lainnja ikut menundjang terlaksananja program pembangun-an disektor pertanian. Demikianlah maka bidang kegiatan

133

Page 29:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

disektor industri diletakkan pada usaha-usaha jang berkaitan dengan pertanian, seperti industri pupuk, semen dan peralatan pertanian lainnja.

Chusus dalam produksi pupuk, hingga sekarang Indonesia masih bergantung pada satu-satunja industri pupuk jaitu P.T. Pupuk Sriwidjaja (P.T. Pusri).

Dalam tahun pertama Repelita, produksi P.T. Pusri men- tjapai djumlah 85.445 ton, jang merupakan 85% dari sasaran. Tidak tertjapainja sasaran produksi adalah terutama akibat kerusakan pada mesin Cooper Bessemer compressor. Dewasa ini compressor ini sudah diperbaiki dan produksi P.T. Pusri berdjalan normal kembali.

Perkembangan jang panting dibidang pupuk adalah ditjapai- nja persetudjuan dari International Development Association (bagian dari Bank Dunia), Bank Pembangunan Asia, Peme- rintah Djepang dan Amerika Serikat untuk mengadakan per- luasan pabrik P.T. Pusri dari 100.000 ton mendjadi 480.000 ton setahun dengan biaja US. $. 68 djuta jang diperoleh dari International Development Association sebesar US. $. 30 djuta, Bank Pembangunan Asia sebesar US. S. 10 djuta, Pemerintah Amerika Serikat sebesar US. S. 20 djuta dan Pemerintah Dje- pang sebesar US. $. 8 djuta. Sebagian dari biaja ini dipakai untuk menjimpan dan menjalurkan gas bumi oleh P.N. Perta- mina. Diharapkan agar usaha pembangunan dapat segera dimu- lai dan selesai. ditahun 1973-1974.

Untuk mempersiapkan kemampuan pemasaran P.T. Pusri mendjelang perluasan produksinja, maka dewasa ini P.T. Pusri djuga mengimpor pupuk dan mendistribusikannja didalam negeri.

Ketjuali itu organisasi Pusri telah beralih dari bentuk Per-usahaan Negara mendjadi Perseroan Terbatas. Hal ini dipandang perlu untuk lebih melintjahkan usaha P.T. Pusri mendje- lang rampungnja perluasan pabrik.

Dalam tahun pertama Repelita berlangsung pula persiapan-persiapan mengenai survey pupuk nasional jang dibiajai oleh

134

Page 30:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

International Development Association, guna menelaah perkem- bangan konsumsi pupuk, saluran pemasaran pupuk, dan lain-lain.Survey ini telah dimulai dalam bulan Djuni 1970.Sementara itu projek Petrokimia di Gresik terus dikerdjakan

dan diharapkan dapat melakukan "trial operationnja" pada ta- hun 1971. Projek ini direntjanakan agar dapat menghasilkan 65.000 ton pupuk urea dan 110.000 ton pupuk Z.A. setahun.

Projek superphosphat di Tjilatjap belum menundjukkan kemadjuan jang berarti, dan sebagai projek jang tadinja di- biajai dari bantuan Uni Sovjet, kini menantikan penjelesaian antara Pemerintah Indonesia dan Uni Sovjet. Disamping itu tengah dilangsungkan pula pendjadjagan kepelbagai negara untuk menelaah kemungkinan diselesaikannja projek ini.

Kegiatan eksplorasi mengenai persediaan gas dan kemung-kinan penggunaan gas tengah berlangsung di Djatibarang, Djawa Barat.

Pengusahaan gas didaerah ini untuk pupuk akan diserasikan dengan perkembangan produksi PT Pusri dan kebutuhan konsumsi akan pupuk didalam negeri.

Disamping pengembangan industri pupuk, direntjanakan pula peningkatan produksi semen. Produksi semen terutama berasal dari P.T. Semen Gresik, P.N. Semen Padang di Indarung dan P.N. Semen Tonasa masing-masing dengan kapasitas (rated capacity) 375.000 ton, 120.000 ton dan 120.000 ton setahun. Dalam tahun pertama Repelita produksi semen dalam negeri meningkat dengan 32,7% mendjadi 545.405 ton.

Sungguhpun produksi meningkat namun belum dapat me-menuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri jang diperkirakan sebesar 800.000 ton setahun, sehingga kekurangannja diper-kirakan sebesar 33% dari kebutuhan jang diimpor dari Iuar negeri. Mengingat bahwa kebutuhan akan konsumsi semen senantiasa meningkat, lebih-lebih dalam tahap pembangunan ini, maka sudah sewadjarnjalah djika diusahakan peningkatan produksi semen. Oleh karena itu maka ditahun pertama Repe- lita telah dilangsungkan persiapan-persiapan, perundingan-

135

Page 31:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

perundingan serta survey-survey mengenai perluasan pabrik P.T. Semen Gresik dengan tambahan kapasitas 125.000 ton setahun. Persetudjuan telah ditjapai dengan Pemerintah Ame- rika Serikat jang akan membiajai perluasan pabrik P.T. Semen Gresik tersebut sebesar US. $. 6,3 djuta. Guna lebih melantjar- kan usaha perluasan, maka status Perusahaan Negara dari Semen Gresik telah dirobah mendjadi Perseroan Terbatas. Diharap bahwa perluasan pabrik ini akan selesai ditahun 1972-1973.

Disamping itu dalam tahun pertama Repelita tengah pula diselesaikan persiapan, survey dan perundingan mengenai rehabilitasi pabrik P.N. Semen Padang di Indarung. Produksi direntjanakan akan meningkat dari 120.000 ton mendjadi 220.000 ton setahun dengan biaja sebesar US. $. 2.470.000 jang diperoleh dari bantuan kredit Pemerintah Denmark. Pelaksana- an perluasan ini sudah akan berlangsung dalam tahun 1970 ini dan diharapkan akan selesai dalam tahun 1972. Sementara itu survey dan pembitjaraan telah berlangsung pula mengenai pa- brik Semen Tjibinong. Diperkirakan bahwa ditahun 1970 akan tertjapai suatu persetudjuan antara fihak Kayser Cement & Gypsum Corporation, Bank of Amerika, International Finance Corporation dan P.T. Semen Gresik, untuk membiajai sebuah pabrik semen dengan kapasitas lebih kurang 500.000 ton seta-hun; dengan biaja US. $. 25 djuta dan diharapkan dapat di-selesaikan ditahun 1973-1974. Apabila semua investasi dibi- dang semen terlaksana maka pada achir tahun Repelita pro- duksi semen dalam negeri dapat mentjapai 1,34 djuta ton setahun.

Industri kimia lainnja pada umumnja lebih memuaskan dari tahun-tahun jang lalu.

Beberapa produksi seperti, produksi galas berhasil mentjapai 128% daripada target, produksi asam arang dan zatas djuga dapat melampui target masing-masing dengan 128% dan 104%. Disamping itu unit-unit produksi fang menghasilkan "basic chemicals" untuk mensupply Industri-industri jang lain djuga telah didirikan.

136

Page 32:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Dalam kelompok industri kimia maka industri ban mendu- duki tempat jang penting. Ditahun pertama Repelita dua pabrik besar memiliki kemampuan untuk menghasilkan 541.000 ban luar dan 429.000 ban dalam bagi kendaraan dan 4.870.000 ban luar dan 2.100.000 ban dalam speda. Sebanjak 2.000 karya-wan bekerdja dikedua pabrik ini.

Sungguhpun hasil produksi masih berada dibawah kapasitas produksi, namun gambaran jang diperlihatkan adalah pening-katan produksi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnja. Untuk ban kendaraan produksi kedua pabrik naik dari 238.911 ban luar dan 134.885 ban dalam ditahun 1968 mendjadi ma- sing-masing 368.032 ban luar dan 226.981 ban dalam ditahun 1969. Untuk sepeda produksi ban luar naik dari 2.184.822 mendjadi 2.216.423 ban luar, sedangkan ban dalam mengalami penurunan dari 226.962 buah mendjadi 129.656 bidji masing-masing untuk tahun 1968 dan 1969.

Usaha rehabilitasi dan modernisasi jang tengah dilakukan diindustri ban ini memberi kemungkinan akan kenaikan pro- duksi ditahun-tahun jang akan datang.

Sebuah pabrik ban baru di Palembang telah mentjoba mem-buat prototypes dari ban luar, meskipun pabrik tersebut belum selesai sepenuhnja.

Dibidang asam alumunium sulfat tampak minat jang tjukup besar dalam bidang investasi. Beberapa joint venture dengan pengusaha acing dari Singapura dan Muang Thai tengah di-persiapkan dengan kapasitas total sebesar 25.500 ton asam sulfat dan 68.600 aluminium sulfat. Djumlah produksi ini diper-kirakan akan tertjapai ditahun 1971 — 1972.

Sementara itu P.N. Asam Arang telah berhasil mentjapai produksi 514,9 ton dibandingkan dengan sasaran tahun 1969 sebesar 400 ton, dan P.N. Zataspun mentjapai sedikit lebih dari 2 djuta m3, sesuai dengan sasaran tahun 1969.

137

Page 33:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Tabel VI – 9PERKEMBANGAN INDUSTRI KIMIA

1960, 1964, 1968 DAN 1969

138

Page 34:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

2. Industri Tekstil.Sebagai kelandjutan dari pertumbuhan mesa lampau maka

dalam bidang produksi tekstil terdapat kepintjangan antara ka-pasitas produksi pemintalan dengan kebutuhan pertenunan. Ke-giatan pemintalan umumnja memer4ukan modal jang relatif besar, mesin-mesin hampir semuanja masih harus diimpor se-dangkan .diperlukan pula ketrampilan dan keahlian jang sangat chusus.

Oleh karena itu terdapat pertumbuhan jang relatif lebih lam-ban diindustri pemintalan djika dibandingkan dengan pertum-buhan diindustri pertenunan ataupun peradjutan.

Dalam tahun pertama Repelita usaha Pemerintah lebih terpu-satkan pada usaha peningkatan mata pintal, sedangkan pertum-buhan pertenunan dan peradjutan lebih banjak dipasrahkan pada inisiatif swasta,

Dalam tahun pertama Repelita telah diselesaikan pabrik pe-mintalan Bekasi dengan 30.240 mata pintal dan pabrik pemin-talan Palembang dengan 30.000 mata pintal. Dengan tambahan mata pintal ini maka kapasitas terpasang meningkat mendjadi 481.396 pada achir tahun pertama Repelita. Dan produksi benang tenun naik dari 130.500 bal mendjadi 177.954 bal pada achir tahun pertama Repelita.

Sementara itu persiapan terus dilakukan, baik berupa survey, pemesanan dan lain-lain, guna lebih meningkatkan kepasitas terpasang pemintalan Dengan bantuan pro jek Inggeris tengah dipersiapkan penambahan 17.000 mata pintal pada Inbri- tex Pasuruan, disamping tambahan 200 alat tenun mesin dan beberapa mesin finishing. Projek ini diperkirakan akan selesai ditahun 1972. Perluasan kapasitas pemintalan tengah diper-siapkan pula di Pabrik Pemintalan Senajan dan Bandjaran ma-sing-ma-sing dengan 30.000 mata-pintal.

Sedangkan dengan usaha mendatangkan „spare-parts” effec- tive spindles meningkat dari 70% mendjadi 90% seperti tam- pak pada tabel. Dengan bantuan projek dari Djepang dan Ing- geris diusahakan peningkatan penggunaan penuh dari unit-unit

139

Page 35:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

jang ada. Sebagian besar ,dari unit sudah bekerdja dengan 3 shifts sehingga harga benang tenun dapat menjaingi barang-barang impor.

TABEL VI - 10

KE1ZAIKAN KAPASITAS UNIT - UNIT PEMINTALAN

U N I T DESIGN APRIL1969

APRIL1970

I . T . T 8.000 7.000 8.000Senajan 30.000 27.600 29.600Bandjaran 30.784 30.784 30.784Tjipadung 30.132 26.040 30.132Set j a n g 30.132 27.000 29.3880 r a t i 30.132 29.000 29.388L a w a n 15.200 13.200 12.400T o h p a t i 15.200 9.200 11.200B e IS a s i 30.240 5.200 23.328Palembang 30.384 29.220T j i l a t j a p 60.000 60.000 60.000D j a n t r a 31.140 20.000 29.460T e x i o 37.071 30.000 37.071G. K. B. i 34.000 30.000 34.000Pardedo 32.000 32.000 32.000I a t i te x 8.000 8.000 8.000

T o t a l 482.416 355.024 433.600

140

Page 36:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Dengan kapasitas terpasang dari pemintalan maka produksi benang tenun dalam tahun pertama Repelita mampu mentjapai 177.954 bal a 400 lbs. Benang tenun ini tjukup untuk tekstil sepandjang 222,4 djuta meter. Apabila produksi tekstil dalam negeri dalam tahun pertama Repelita mentjapai 449,8 djuta meter, maka kentaralah bahwa industri pemintalan kita mampu menghasilkan lebih kurang 50% dari kebutuhan industri perte-nunan. Dibandingkan dengan keadaan 17% ditahun 1964 maka djelaslah bahwa perkembangan ini menundjukkan garis naik.

Kebutuhan bahan baku kapas untuk pemintalan dapat dipe-nuhi dalam rangka bantuan Amerika Serikat. Djika stock pada 1 April 1969 adalah sebesar 44.436 bales, maka pada 31 Maret 1970 diperkirakan sebesar 55.710 bales, sedangkan persiapan untuk mendatangkan bahan baku kapas dewasa ini berdjalan dengan lantjar.

Sedjak terbuka kesempatan bagi penanaman modal tertjatat bahwa masing-masing mentjapai 46 projek investasi nasional dan 34 projek joint venture, dua diantaranja akan diikuti oleh International Finance Corporation (bagian dari Bank Dunia). Dalam tahun 1970-1971 diperkirakan bahwa beberapa dianta-ranja sudah akan berproduksi, antara lain tekstil sintetis bukan kapas.

Dalam penanaman modal dibidang pertenunan pengarahan di-tekankan pada „integrated mills",, malahan djika mungkin me-masukkan pula unit-unit pemintalan untuk memenuhi kebutuh- an sendiri.

Disamping itu dengan bantuan Inggeris dan Djepang telah diadakan rehabilitasi pabrik-pabrik dari P.N. Industri Sandang, Pinda Sandang, dan Institut Technologi Tekstil (I.T.T.) Bandung.

Selain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan Koperasi Batik Indonesia di Medari, projek „rotary screen” masing-masing di Djawa Barat, Djawa Tengah dan Djawa Timur. Projek-projek ini diharapkan mulai berproduksi ditahun 1970 ini.

141

Page 37:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Djuga diperoleh bantuan untuk modernisasi 1TT Bandung dari Belanda dan Belgia. Ada pula suatu usaha joint venture untuk memprodusir alat-alat pertenunan antara P.N. Sabang Merauke dengan firma acing. Penelitian setjara menjeluruh tentang industri pertekstilan merupakan salah satu prioritas bantuan tehnis dari United Nations Development Programme.

Untuk up-grading para petugas dibidang tekstil serta mem-perbaiki Institut Technologi Tekstil Bandung telah dimanfaat- kan bantuan dari Pemerintah Belgia.

Dengan perkembangan serupa ini maka produksi industri tek-stil menundjukkan gambaran sebagai berikut:

Tabel VI—11PRODUKSI INDUSTRI TEKSTIL.

Tahun Benang Tenun Tekstil1967 100.000 bales 225 djuta meter1968 130.000 bales 316,5 djuta meter1969 160.500 bales 415,2 djuta meter

Tahun pertama Repelita (1969/1970) 449,8 djuta meter

Djumlah produksi tekstil jang ditjapai ditahun pertama Re-pelita adalah sesuai dengan sasaran jang ditetapkan sebesar 450 djuta meter.

Disamping perkembangan produksi tekstil sangat menarik pula perkembangan harga-harga tekstil, jang pada umumnja menundjukkan keadaan jang relatif stabil.

Tabel VI — 12INDEK HARGA TEKSTIL.

Benang Tenun Tekstil kasar Tekstil halus

1 April 1969 ..................................................380 498 487,51 Djuli 1969 ................. 386,5 515 4791 Oktober 1969 396,5 534,5 5171 Djanuari 1970 ............................................380 472 487

142

Page 38:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

3. Industri Kertas.Sungguhpun produksi pabrik kertas Goa dan Pematang Sian-

tar mengalami kemunduran dan Pabrik kertas Basuki Rachmat belum bekerdja penuh, namun sasaran untuk tahun pertama Repelita sebesar 16.000 ton telah dapat didekati. Produksi jang ditjapai adalah 15.795 ton, jang dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnja sudah merupakan kenaikan sebesar 50%.

Dalam tahun pertama pabrik kertas Pematang Siantar dan Pabrik kertas Goa mengalami kemunduran. Ukuran besarnja pabrik jang berada dibawah titik optimal, lokasi pabrik jang agak djauh dari sumber air dan bahan mentah dan daerah pasaran menjebabkan bahwa pabrik tersebut harus bekerdja dalam keadaan jang tidak menguntungkan. Pada tahun 1969 Pabrik Kertas Goa hanja dapat memproduksi 1.424 ton atau 35,5% dari pada target 4.000 ton, sedangkan P.N. Kertas Pema-tang Siantar ditahun 1969 hanja mentjapai 381 ton atau 35,5% dari target 1.500 ton.

Dengan menjadari kesulitan-kesulitan ini maka dalam tahun pertama Repelita telah diusahakan untuk merehabilitasi serta memperluas kapasitas produksi Pabrik Goa hingga mentjapai titik optimal. Usaha ini tengah berdjalan dan diharapkan agar ditahun 1971 pelbagai kesulitan-kesulitan dapat teratasi.

Sementara itu pabrik kertas Banjuwangi, jaitu Pabrik Kertas Basuki Rachmat, telah selesai dan dalam tahun pertjobaan ter-sebut telah menghasilkan produksi sebesar 3.453 ton, selama enam bulan terachir tahun 1969. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 30 ton sehari.

Mengenai pabrik kertas Martapura jang tadinja terbengkalai, dalam tahun 1969 diambil langkah-langkah survey dan penela-ahan sampai seberapa djauh dapat dilandjutkan. Direntjanakan agar usaha penjelesaiannja dapat dilakukan ditahun 1970-1971 ini.

Mengenai keadaan pabrik kertas lainnja maka pabrik kertas Padalarang dalam tahun pertama Repelita mentjapai produksi sebesar 3.796 jaitu 102% dari target sebesar 3.600 ton. Semen-

143

Page 39:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

tara itu ditelaah pula sampai seberapa djauh produksi dapat ditingkatkan, termasuk produksi kertas rokok, dengan bantuan projek dari Djepang.

Produksi P.N. Kertas Letjes ditahun pertama Repelita ada- lah 3.486 ton atau dibawah sasaran sebesar 3.600 ton. Pabrik ini telah menjelesaikan perluasan tahap pertama sehingga diha-rapkan agar sedjak tahun 1970-1971 kapasitas produksi dapat ditingkatkan dari 3.000 ton mendjadi 9.000 ton setahun. Disam-ping usaha ini djuga direntjanakan perluasan tahap kedua se-hingga pabrik ini dapat lebih ditingkatkan produksinja sampai 15.000 ton setahun. Untuk keperluan ini telah diusahakan biaja bantuan projek dari Djerman.

Pabrik kertas Blabak mentjapai produksi sebesar 3.355 ton jang berarti melampaui sasaran sebesar 3.000 ton. Perentjana- an tengah dilangsungkan untuk meningkatkan kapasitas sampai 24 ton sehari.

Disamping pabrik-pabrik kertas jang telah ada, dibidang penanaman modal tampak ada beberapa minat kearah pemba-ngunan pabrik kertas jang dihubungkan dengan konsesi kehu-tanan. Akan tetapi kapasitas dalam hal ini belum kentara pada tahun pertama Repelita.

4. Industri Farmasi dan Industri Ringan.Perkembangan panting dibidang industri farmasi adalah me-

ningkatnja perhatian usaha swasta. Sebanjak 11 perusahaan swasta nasional telah menundjukkan minat untuk memperluas dan menanam modal sebesar Rp. 1,5 mil jar baik sebagai inves-tasi langsung maupun dalam joint venture. Djumlah penanam- an modal jang telah disetudjui adalah sebesar $ 14,1 djuta. Kebanjakan dari usaha ini akan berproduksi ditahun 1971-1972.

Perkembangan jang serupa tampak pula dibidang industri ringan dan keradjinan rakjat. Kegiatan rehabilitasi, usaha per-luasan pabrik-pabrik jang ada dan penanaman modal nasional ataupun asing bagi pelbagai-pelbagai usaha baru tampak lebih meningkat ditahun pertama Repelita djika dibandingkan de-

144

Page 40:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

ngan tahun-tahun sebeIumnja. Menarik adalah bahwa djenis. barang jang diproduksipun bertambah. ragamnja, mentjapai „electronics”, alat-alat kendaraan speda, bahan pangan dan lain-lain.

Dalam rangka penanaman modal nasional telah diadjukan sebanjak 77 projek dibandingkan dengan 11 projek pada tahun 1968. Modal asing naik dari 36 projek dengan modal $. 36,08 djuta pada tahun 1968 ke 40 projek dengan modal $. 75,52 djuta. Jang sudah berproduksi adalah 15 perusahaan dengan modal $. 10,8 djuta sedangkan 9 perusahaan lainnja mengadakan per-luasan dengan modal sebanjak $. 7,06 djuta. Perusahaan-peru-sahaan ini meliputi tjabang industri makanan/ minuman, rokok, bahan pentjutji, barang-barang rumah tangga dan sebagainja.

Bagi beberapa perusahaan jang selatna ini dapat bertahan setjara marginal, maka meningkatnja persaingan dan lebih nor-malnja ekonomi telah menimbulkan kesulitan-kesulitan. Seba-liknja perusahaan-perusahaan jang dapat meningkat effisiensi- nja telah dapat tumbuh kembali.

Beberapa tjontoh dari kenaikan produksi adalah sebagai berikut :

Tabel VI-13.

PRODUKSI INDUSTRI RINGAN

1968 Tahun pertama Repelita(1869/1970)

Sabun 200.000 ton 250.000 tonMinjak kelapa 208.000 ton 249.790 tonMinjak goreng 23.465 ton 28.076 tonKorek api 238 djuta doos 262.9 djuta doosGosok gigs 13 djuta tubes 16 djuta tubesBatik 64 djuta meter 96 djuta meter

Dalam usaha menumbuhkan serta membina keradjinan rakjat ditempuh kebidjaksanaan :

— Pembentukan induk-induk.— Penggunaan limbah.

145011322-(10).

Page 41:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

— Peningkatan daerah minus.— Pembentukan sales emporium untuk keradjinan rakjat

jang berselera kesenian.Pada tahun pertama Repelita belum kelihatan hasil jang

njata, karena sifatnja ditudjukan kepada penjelidikan dan pe-nelitian. Namun dapat ditjatat peningkatan kegiatan diberbagai djenis keradjinan, chususnja jang ditudjukan untuk pendjualan kepada para wisatawan maupun untuk ekspor.

5. Industri Logam, Mesin dan lain-lain.

Diberbagai sentral industri dasar seperti di Surabaja, Ban- dung, Djakarta, Medan dan lain-lain dapat d lihat bahwa ke- giatan produksi dibidang industri dasar meningkat. Hal ini tampak pada pembuatan alat-alat pertanian/perkebunan, pipa-pipa besi beton, sang gelombang, accu, assembling radio, tele- visi, mesin djahit, lampu pidjar dan lain-lain.

Untuk merangsang pertumbuhan industri dasar maka suatu „sentra pengetjoran besi” (foundry centre) memegang peranan panting. Sedjak tahun pertama Repelita telah diusahakan sur- vey dan penelitian bagi pembangunan „sentra-pengetjoran” ini di Surabaja. Dengan bantuan projek dari Djerman Barat diha- rap bahwa P.N. Barata dapat membangun „sentra pengetjoran” tersebut. Sedangkan di Djakarta sentra jang serupa akan diba-ngan pula dengan bantuan projek dari Djepang bersama de- ngan P.N. Sabang Merauke. Diperkirakan bahwa kedua sentra ini akan dapat menghasilkan dalam tahun 1972.

Mengingat pentingnja peralatan pertanian bagi terlaksananja program pertanian maka dalam tahun pertama Repelita telah dilangsungkan survey dan penelaahan bagi produksi alat-alat penggilingan pad!, hullers, pompa-pompa irigasi, peralatan per-tanian lainnja. Projek ini direntjanakan akan dibiajai dengan bantuan-projek darn Djerman dan diselenggarakan dengan per-usahaan-perusahaan gabungan dari P.N. Boma, P.N. Bima dan P.N. Indra. Diperkirakan bahwa projek ini dapat selesai ditahun 1972-1973.

146

Page 42:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

TABEL VI - 14ICHTISAR PRODUKSI INDUSTRI DASAR

147

Page 43:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Disamping itu telah pula dilakukan peningkatan dalam industri prasarana perhubungan dan transport udara/laut. Di-bidang prasarana penerbangan telah selesai dilakukan survey jang menjeluruh mengenai fasilitas penerbangan dan mentja- kupi pembangunan "assembling plant", "overhauls & repair plant",, produksi spare-parts & component udara, produksi pe-sawat pertanian dan sebagainja.

Dibidang maritim, telah dapat diselesaikannja tahap I pem-bangunan galangan kapal Padang dengan kemampuan meng-hasilkan :— 3 kapal barn (kaju/besi) per tahun jang berukuran 100 s/d 200

ton.— Docking dislipway untuk kapal-kapal berukuran s/d 200 ton

sebanjak 18 s/d 24 per tahun.— Docking droog-dok untuk kapal-kapal berukuran s/d 200 ton

sebanjak 24-26 kapal setahun.Djuga telah selesai tahap I pembangunan galangan kapal Ma-

kasar, jang mampu membangun dan mereparasi kapal kaju s/d 200 ton dan kapal badja s/d 650 ton.

6. Penanaman Modal dalam Wang Industri.

Sumber terpenting bagi penanaman modal disektor industri adalah sumber swasta, baik nasional maupun asing. Menurut tjatatan maka djumlah projek penanaman modal dalam negeri pada achir Maret 1970 adalah 138 projek dengan kebutuhan biaja sebesar ± Rp. 31 miljard.

Menurut djenis dapat ditjatat 40 usaha dibidang pertenunan, 33 dibidang makanan dan minuman, 10 dibidang logam, per-mesinan dan sebagainja, 26 dibidang plastik, 29 dibidang per-tjetakan dan lain-lain, jang sedikit banjak mengikuti prioritas--prioritas Pemerintah. Menurut sifat dart projek-projek, maka sampai achir Maret 1970 tertjantum 93 projek bare sedangkan 45 lainnja merupakan suatu program rehabilitasi, modernisasi dan perluasan. Belumlah disini diperhitungkan projek-projek

148

Page 44:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

jang tidak tertjatat dalam daftar permohonan untuk diperla-kukan dalam rangka Undang-undang No. 6 tahun 1968 karena tidak memerlukan fasilitas-fasilitas fiskal.

Mengenai Penanaman Modal Asing dibidang Industri maka sedjak tahun 1967 tertjatat sebanjak 118 projek dengan djum-lah kapitalisasi sebagai berikut :

Tabel VI-15MODAL ASING DIBIDANG INDUSTRI *)

Djumlah Modal(djuta US $)

Industri logam 19 26,5Industri ringan 69 69,3Industri tekstil 9 51,9Industri kimia 6 17,2Pharmasi 15 18,5

118 183,4*) Sampai achir Maret 1970.

Bagian terbesar dari padanja merupakan joint-venture. Nilai investasi pada tahun 1969 ,adalah lebih banjak dari pada pen-djumlahan tahun 1967 dan 1968. Dalam hal lokasi dapat ditja-tat disini bahwa dari segala permintaan penanaman modal baik asing maupun dialam negeri lebih dari 60% berada di Djakarta, disusul dengan Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat sedangkan hanja sebagian ketjil diluar Djawa.

Tabel VI-16LOKASI PERMINTAAN PENANAMAN MODAL

DIBIDANG INDUSTRI.

Djakarta Djabar Djateng Djatim Sumatra Sulawesi Lain2

DalamNegeri 47,7% 16,4% 13,5% 11,7% 7,8% 0,7% 2,4%Asing 60 % 10 % 2i% 16,6% 7,8% 1,6% 1,6%

149

Page 45:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Pemusatan lokasi kepada lingkungan Djakarta dalam ba- njak hal dipengaruhi oleh sifat ibu-kota sebagai sentral dari pengambilan-keputusan Negara, tersedianja prasarana ekono- mi jang lebih memuaskan dibandingkan dengan daerah-daerah lain, iklim usaha jang lebih menguntungkan, kurang sulitnja memperoleh tanah dan sebagainja.

Tanpa mengurangi arus modal masuk kewilajah Djakarta perangsang bagi anus modal kelain daerah perlu lebih diting-katkan.

7. Langkah dan Kebidjaksanaan.Ketertinggalan dalam keadaan ekonomi, chususnja prasa-

rana, menjebabkan bahwa bagian terbesar dana tertumpahkan pada rehabilitasi dan pembangunan prasarana ekonomi dan sosial. Hal ini tertjermin dalam prioritas jang tinggi kepada prasarana ekonomi dan sosial jang diberikan dalam Repelita dan Anggaran Belandja Negara.

Lain dari pada itu dalam usaha pembangunan ingin diserta- kan sebanjak mungkin anggota masjarakat, sehingga langkah dan kebidjaksanaan diarahkan pada perangsangan sebanjak mungkin dan partisipasi masjarakat.

Hal ini menjebabkan bahwa dibidang industri kebidjak- sanaan diarahkan pada pentjiptaan iklim ekonomi jang mampu menggairahkan inisiatif dan partisipasi masjarakat. Dalam bidang-bidang kegiatan dimana gairah ini tidak tum- buh sedangkan usaha tersebut dipandang perlu, maka inisiatif dipelopori oleh Pemerintah.

Dalam tahun pertama Repelita pelbagai langkah-langkah penting telah diambil dalam usaha mentjiptakan iklim ekono- mi jang diharapkan lebih merangsang pertumbuhan industri.

Dibidang institusionil telah dimungkinkan perobahan status organisasi Perusahaan Negara mendjadi Perseroan Terbatas. Lebih kurang 56 Perusahaan Negara dibawah wewenang pelbagai Departemen, termasuk 19 Perusahaan

150

Page 46:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Negara dibawah naungan Departemen Perindustrian, tengah dipertimbangkan untuk dialihkan status hukumnja mendjadi Perseroan Terbatas.

Perobahan ini panting untuk lebih melintjahkan pimpinan perusahaan dalam gerak-usahanja sesuai dengan prinsip- prinsip ekonomi jang wadjar.

Untuk lebih memberi ruang gerak dan kesempatan jang lebih luas bagi pertumbuhan industri, telah pula dikeluarkan satu rangkaian Undang-undang jang menjangkut perpadjak- an, jaitu Undang-undang No. 8 Tahun 1970 tentang Perubah- an dan Tambahan Ordonansi Padjak Perseroan 1925, Undang-undang No. 9 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Ordonansi Padjak Pendapatan 1944, Undang-undang No. 10 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-undang Padjak Deviden 1959, Undang-undang No. 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-undang No. 12 Tahun 1970 tentang Perobahan dan Tambahan Undang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.

Dalam bulan April 1970 serangkaian peraturan-peraturan ekonomi telah dikeluarkan jang terutama dimaksudkan untuk lebih merangsang kegiatan ekspor. Terhadap ekspor barang djadi dan keradjinan rakjat tidak dikenakan padjak, sedangkan nilai devisa sepenuhnja dapat dinikmati oleh para eksportir dari barang-barang djadi dan keradjinan rakjat.

Sedjalan dengan itu pelbagai langkah telah diambil untuk lebih memperkenalkan hasil-hasil keradjinan kita, baik me- lalui pameran „sales emporiums”, „fairs” dan lain-lain.

Untuk lebih merangsang pertumbuhan industri, terutama industri nasional, pelbagai persiapan, survey dan penelaahan telah dilakukan ditahun pertama Repelita menudju kearah pembinaan „wilajah industri” (industrial-estate) di Djawa Timur, Djawa Tengah dan Djawa Barat.

151

Page 47:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Disamping pertumbuhan industri jang dibiajai dari modal nasional dan modal asing, tidak kurang pentingnja adalah usaha pembangunan industri melalui anggaran belandja Ne- gara, perkreditan perbankan dan bantuan luar negeri.

Dalam rangka kredit investasi sektor industri telah mem- peroleh pembiajaan sedjumlah Rp. 10,8 miljar sampai dengan Maret 1970.

Disamping itu dalam rangka bantuan luar negeri sektor industri hingga achir tahun pertama Repelita telah mendapat- kan djumlah biaja sebesar US. $ 95,0 djuta atau lebih kurang 30% dari djumlah bantuan projek.

Kemudian pelbagai survey, studi dan penelitianpun tengah berlangsung baik oleh pelbagai perusahaan, maupun jang di-selenggarakan oleh Pemerintah dalam rangka bantuan tehnis.

Dengan pelbagai langkah dan kebidjaksanaan serupa ini djelas tampak kemadjuan-kemadjuan untuk membina iklim ekonomi jang lebih merangsang 1nisiatif dan partisipasi masjarakat.

Djangka waktu satu tahun masih terlalu singkat untuk segera memberikan hasil jang njata, lebih-lebih dibidang in-dustri. Ketjuali itu tidak dapat dihindari pula pelbagai kesulitan dan masalah-masalah jang masih terdapat dalam keadaan ekonomi Indonesia dewasa ini. Belum pulihnja kon- disi perhubungan angkutan laut, belum banjak tersedianja fasilitas tenaga listrik, menjebabkan bahwa Indonesia nam- paknja masih memiliki fragmentasi dalam pemasaran. Besar- nja produksi perusahaan terpaksa diserasikan dengan luas pasaran jang terbatas, sehingga sering-sering kapasitas pro- duksi berada dibawah titik optimal. Ataupun lokasinja kurang berada ditempat sumber (resources).

Tambahan pula, sebagai negara jang masih terkebelakang ekonominja, maka Indonesia menderita kekurangan tenaga ahli, terutama dibidang management, organisasi dan tehnik.

152

Page 48:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Sedangkan keadaan tenaga kerdja, sungguhpun berlimpah dalam kwantitas, namun belum seberapa terlatih untuk usaha industri.

Sungguhpun pertumbuhan industri masih menghadapi pel-bagai kesulitan serupa itu, dan dengan menjadari bahwa sektor industri baru mengalami periods inflasi jang pandjang dan dahsjat, namun sangatlah menarik bahwa dalam masa jang relatif singkat telah berhasil mentjapai kemadjuan jang berarti. Tidak sadja kemadjuan setjara kwantitatif akan tetapi djuga kwalitatif. Setjara kwantitatif tampaklah bahwa kenaikan volume produksi ditjabang industri tekstil, kertas, semen, rokok, makanan kaleng, minjak kelapa, assembling kendaraan, assembling pesawat televisi radio, lampu pidjar dan lain-lain. Setjara kwalitatif tampaklah pula kemadjuan dalam mutu dan pelbagai tjabang produksi seperti rokok, korek api, bahan pentjutji, tekstil dan lain-lain.

Dengan latar belakang garis kemerosotan jang telah dide- rita bidang industri sedjak sepuluh — lima belas tahun lebih. maka garis pertumbuhan jang diperlihatkan dalam masa jang relatif singkat ini memberi harapan bahwa kehidupan industri dimasa depan tjukup menggembirakan.

153

Page 49:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

G r a f i k V I - 2 PRODUKSI HASIL INDUSTRI

TEKSTIL BENANG TENUN SABUN KOREK API BATIK LAMPU PIDJAR KERTAS

154

Page 50:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Grafik VI - 2PRODUKSI HASIL INDUSTRI

155

Page 51:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

C. PERTAMBANGAN.Baik mengenai produksi maupun pemasaran tampaklah bah-

wa perkembangan dibidang pertambangan menundjukkan kema-djuan. Hal ini adalah terutama berkat peningkatan kegiatan produksi, perbaikan organisasi dan perkembangan harga jang baik dipasaran dunia.

Selama tahun 1969 — 1970 telah ditingkatkan pula kegiatan survey, eksplorasi dan penelitian. Hasil-hasil penelaahan ini memberi harapan jang balk untuk perkembangan pertambangan dimasa depan.

Usaha pertambangan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan Indonesia, seperti Perusahaan-perusahaan Ne- gara, oleh kontraktor-kontraktor asing ataupun dengan kerdja-sama antara kontraktor asing dan fihak Indonesia.

Produksi hasil-hasil pertambangan menundjukkan perkem-bangan sebagai berikut

Tabel VI - 15Produksi Hasil-hasil Pertambangan

Satuan 1968/1969, 1969/70 KenaikanMinjak Crude djuta barrel 229 281 25,2 %Timah ribu ton 16,9 17,9 5.9%Bauksit ribu ton 837 901 7,7 %Nikkel ribu ton 269 311 15,3 %.E m a s kg 200 261 31 %perak ton 11 9,6 14 %Batubara ribu ton 169 176 4,2 %

produksi minjak pada tahun 1969/1970 meningkat dengan 25,2 %djika dibandingkan dengan tahun 1968/1969, sedangkan untuk

timah ......................

Page 52:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

timah, bauksit, nikkel, emas dan batubara masing-masing me-ningkat dengan 5,9%, 7,7%, 15,3%, 31% dan 4,2%. Sebaliknja produksi perak menurun dengan 14%. Karena sebagian be- sar dari hasil-hasil pertambangan tersebut diekspor, sumbang- an sektor pertambangan kepada penghasil devisa negara meningkat dari 35% pada tahun 1968 mendjadi lebih kurang 50%.

Sementara ini dibeberapa bidang usaha seperti minjak, nikkel, tembaga dan pasir besi maka survey, penjelidikan dan eksplo- rasi jang telah dimulai pada tahun-tahun sebelumnja dalam tahun 1969/1970 ada jang telah menghasilkan kesimpulan-kesimpulan jang positif, sehingga produksi hasil-hasil tersebut dalam tahun-tahun jang akan datang dapat ditingkatkan. Untuk keperluan survey, penjelidikan dan eksplorasi tersebut telah .diberikan antara lain 40 buah izin baik dalam kuasa pertam-bangan eksploitasi, eksplorasi maupun penjelidikan umum. Da-lam melaksanakan survey, penjelidikan dan eksplorasi timah telah diperoleh bantuan tehnis dari United Nation Development Program (U.N.D.P.), Pemerintah Belanda dan Belgia. Tam- bahan pula perusahaan-perusahaan asing diikut sertakan dalam kontrak karya eksplorasi jang dalam tahun 1969/1970 telah ditjapai persetudjuan-persetudjuan sebagai berikut :a. Didaerah Sumatera Barat dan Tapanuli Selatan telah diada-

kan penjelidikan umum oleh Overseas Mineral Resources Development Co., Ltd., jang kemudian akan diteruskan de-ngan eksplorasi.

b. P.T. Kennecott Indonesia telah mengadakan persiapan untuk mengadakan penjelidikan umum di Irian Barat dan Djawa Tengah.

c. P.T. Riotinto Bethlehem Indonesia akan segera mulai pula dengan penjelidikan umum didaerah Sumatera Barat dan Bengkulu.

Dibidang minjak dan gas bumi ditjapai kata sepakat dengan 37 buah kontraktor asing jang akan bekerdja di Indonesia guna mendapatkan sumber-sumber minjak baru.

157

Page 53:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Djuga penjelidikan geologi teknik dan hidrologi telah dilaku-kan untuk pekerdjaan geologi tata-kota Djakarta dan kebutuh- an air dibeberapa kota besar di Djawa, Sumatera dan Nusa Tenggara.

Dalam rangka penanaman modal asing telah berlangsung hal-hal sebagai berikut :a. Persetudjuan kontrak karya antara Freeport dengan Peme-

rintah ditanda-tangani pada tahun 1967 untuk penambangan tembaga di Pegunungan Tengah Irian Barat. Kini seluruh eksplorasi dan feasibility study telah selesai. Biaja jang telah dikeluarkan oleh perusahaan tersebut berdjumlah lebih kurang U.S. $. 7,25 djuta. Mulai triwulan kedua tahun 1970 projek ini telah mulai dengan masa konstruksinja. Investasi jang diperlukan untuk projek ini diperkirakan sebesar US. $. 120 djuta dan akan memakan waktu lebih kurang 3 tahun untuk suatu kapasitas produksi antara 220.000 sampai 250.000 ton konsentrat dengan kadar tembaga lebih kurang 25%. Untuk rentjana ini telah mulai dipersiapkan pemba-ngunan baik pertambangannja sendiri, pabrik pengolahan maupun prasarananja.

b. Mengenai endapan timah dilepas pantai daerah Pulau Tudjuh dan daerah lepas pantai antara Singkep dan Bangka oleh N.V. Billiton Mij sedang dilakukan penjelidikan-geofisika dan diteruskan dengan pemboran. Diperkirakan projek ini djika sudah terdapat kepastian penambangannja akan memerlukan investasi lebih kurang US. $. 6 djuta.

c. Oleh P.T. Inco sedang diselesaikan pula eksplorasi bidji nik-kel didaerah Malili dan sekitarnja. Hingga saat ini telah di-keluarkan pembiajaan lebih kurang US. $. 2,5 djuta untuk pekerdjaan-pekerdjaan pemetaan serta pemboran untuk mentjari bidji-bidji nikkel jang ekonomis.

d. Untuk endapan nikkel didaerah P. Waigeo dan sekitarnja serta daerah Sentani (Irian Barat) telah didalam eksplorasi oleh P.T. Pacific Nikel jang akan memerlukan biaja lebih kurang US. $. 1,5 djuta.

158

Page 54:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

e. P.T. Alcoa telah pula mengadakan eksplorasi untuk endapan bauksit dibeberapa wilajah Indonesia ketjuali P. Bintan dengan biaja lebih kurang U.S. $. 1 djuta.

f. Didaerah Halmahera dan sekitarnja telah pula dimulai eksplorasi untuk bidji nikel oleh Indonesia Nickel Develop- ment Co., Ltd.

1. Minjak dan gas bumi.Dalam tahun 1969/1970 perkembangan dibidang perminjakan

menundjukkan, bahwa produksi minjak kasar pada tahun 1968 adalah sebesar 219.884.000 bbl. dan pada tahun 1969 naik men-djadi 270.942.000 bbl.

Ekspor minjak kasar pada tahun 1968 adalah sebesar 144.475.000 bbl. dan pada tahun 1969 naik mendjadi 188.817.000 bbl.

Dengan meningkatkan effisiensi dari kilang-kilang jang sudah ada maka produksi dari kilang di Indonesia naik dari sebesar 65.506.000 bbl. ditahun 1968 mendjadi 70.141.000 bbl. ditahun 1969.

Ekspor basil pengilangan naik dari 27.583.000 bbl. ditahun 1968 mendjadi 33.779.000 bbl. ditahun 1969.

Sedjak permulaan tahun 1969 sudah dimulai pula pembangun-an kilang baru di Dumai (Riau) dengan rentjana kapasitas 100.000 bbl. per hari. Diperkirakan bahwa dalam tahun 1971 kilang ini sudah dapat mulai berproduksi.

Disamping itu sedang dibangun pula kilang di S. Pakning dengan rentjana produksi 50.000 bbl. per hari dan diharapkan selesai pada tahun 1971.

Dengan berkembangnja kebutuhan akan bahan bakar maka penjediaan minjak dalam negeri naik dari sebesar 37.610.000 bbl. ditahun 1968 mendjadi 39.976.000 bbl. ditahun 1969.

Sedangkan pemakaian minjak pelumas naik dari 50.547 KI ditahun 1968 mendjadi 53.620 HI. ditahun 1969.

Perkembangan bahan bakar untuk dalam negeri adalah seba- gai berikut:

159

Page 55:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Tabel VI — 15PENJEDIAAN MINJAK BAKAR DALAM NEGERI

Djenis produk (dalam 000 bbl.) 1968 1969Avigas 240 *) 306 *)Mogas 9.376 9.321Avtur 436 471Minjak tanah 14.474 *) 16.406 !Minjak gas 5.047 4.908Minjak diesel 2.234 2.177Minjak bakar 5.506 6.037Produk lain-lain 297 350

Djumlah 37.610 39.976*) Termasuk: Impor Avigas 141 86

Impor minjak tanah 1.719 2.255

Tabel VI-16.PENDJUALAN MINJAK PELUMAS.

(Dalam kilo-liter)Djenis Minjak Pelumas 1968 1969Auto lubs 25.283 18.954Ind. lubs 34.465 33.980Avi. lubs 799 686

Djumlah : 50.547 53.620

Untuk memenuhi penjediaan bahan bakar sesuai dengan waktu jang dikehendaki maka sedjak tahun 1969 telah diba- ngun tanki-tanki (terminal) di Pangkalan Susu untuk kapasitas 20.000 ton clan Rantau dengan kapasitas 25.000 ton. Selain dari pads itu telah selesai disurvey rentjana pembangunan saluran- saluran pipa minjak antara Tjilatjap -- Maos, Maos – Jog- ja -- Solo dan Maos — Garut. Begitu djuga pembangunan sa-luran pipa minjak dibawah laut sedang disurvey untuk daerah Semarang. Di Pangkalan Susu telah selesai dibangun "Sub marine loading line" dan "Inter connection pipe line".

Chusus untuk pembangunan tanki penjimpanan di Bali dan Merauke pekerdjaan survey sedang dilakukan.

160

Page 56:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Di Ambon, Menado dan Sorong sedang dipersiapkan usaha upgrading pelabuhan minjak dan terminal.

Pembangunan pompa-pompa bensin untuk kota-kota besar sudah dimulai, chusus untuk daerah Djakarta direntjanakan 40 buah dan hingga saat ini telah selesai kurang lebih 20 buah.

Dengan meningkatnja baik produksi maupun distribusi mi-njak, maim meningkat pula kebutuhan akan tankers. Djumlah tankers mengalami kenaikan dari 623.576 DWT ditahun 1968 mendjadi 923.939 DWT ditahun 1969.

Disamping perbaikan produksi dan fasilitas distribusi telah selesai pula dibangun :— Pabrik carbon black (carbon black plant).— Instalasi pendjernihan air di P. Padjang, P. Brandan, P. Susu,

Bagus Kuning, Prabumulih, P. Sambu.— Upgrading untuk "Asphalt plant" di P. Susu dan Wonokromo.— Pembangunan "Asphalt Plant" di Pladju selesai 60%.— Persiapan "polypropylene Plant" di Pladju.

Untuk pembangunan "grease and blending plant" di Sura- baja dan "Drum plant" di Wonokromo telah dilakukan survey.

Dalam rangka perbaikan infra-struktur sedang dilaksanakan upgrading lapangan-lapangan udara Balikpapan, Tarakan,, Tan-djung dean Dumai.

Sedangkan jang masih disurvey adalah pembangunan Depot By Pass Djakarta, pembangunan beberapa "sub marine pipe- line" dan terminal.

Disamping projek-projek jang langsung berhubungan dengan produksi dan distribusi telah dibangun pula fasilitas-fasilitas sarana pembantu (supporting facilities) jang diperlukan dalam usaha mengembangkan kegiatan usaha dibidang perminjakan Indonesia seperti perumahan pegawai, kantor pusat, rumah sa- kit darn station radio di Tomang.

161

Page 57:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

2. Timah.

Pertambangan timah jang dilakukan P.N. Timah menundjuk-kan perbaikan-perbaikan jang njata dibidang produksi. Dalam tahun 1969/1970 telah dihasilkan sebanjak 17,9 ribu ton jang berarti kenaikan ± 6% djika dibandingkan dengan produksi tahun 1968/1969 sebanjak 16,942 ton.

Ekspor timah pada tahun 1969 adalah sebesar US $ 53,5 djuta, dibandingkan dengan tahun 1968 nilai ekspor tersebut merupakan kenaikan dengan US $ 5,7 djuta. Disamping untuk ekspor timah djuga dipergunakan untuk memperkembangkan industri dalam negeri.

Dalam rangka peningkatan produksi timah pada tahun 1969/ 1970 telah dilaksanakan beberapa usaha. Pertama, dalam rang- ka penanggulangan masalah tjadangan dari timah jang berhu-bungan dengan menurunnja kadar timah, telah diperoleh ban- tuan dari U.N.D.P. sedjumlah US $ 1.1 djuta untuk melaksa-nakan eksplorasi didaerah lepas pantai, di Bangka dan Biliton, dan penjelidikan-penjelidikan guna mempertinggi efisiensi peng-olahan. Kedua, dalam tahun 1969/1970 telah diselesaikan reha-bilitasi dua buah kapal keruk dengan kapasitas pemindahan tanah 3 a 3½ djuta m3. Ketiga, suatu penelitian sedang dilaku- kan untuk mempersiapkan rehabilitasi pusat-pusat pembangkit tenaga listrik dipulau Bangka dengan kapasitas 6250 K.V.A., di Biliton dengan 1800 K.V.A., dan pula untuk mempersiapkan rehabilitasi djaringan-djaringan transisi sepandjang 72 kilome- ter. Keempat, sehubungan dengan usaha untuk melebur bidjih timah didalam negeri, maka peleburan timah di Muntok setjara terus-menerus diperbaiki dan diperbesar kapasitas peleburan- nja, hingga permulaan tahun 1970 kapasitas peleburan timah adalah 13.500 ton per tahun, sedangkan produksi bidjih timah djauh melebihinja.

Selain daripada usaha-usaha rehabilitasi tersebut diatas, akan diusahakan pula ekspansi penambangan. Dalam rangka ini telah dibuka pembukaan-pembukaan daerah Karimun de- ngan menempatkan satu buah kapal keruk dan satu buah tam-

162

Page 58:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

bang semprot jang sudah mulai beroperasi pada tahun 1969. Selain daripada itu projek tambang timah putih Bangkinang (Riau Daratan) telah dimulai pada tahun 1969, akan tetapi usa-hanja baru terbatas pada pembelian konsentrat timah dari hasil pendulangan setempat, disamping mengintensifkan ker- dja eksploiasi selandjutnja.

3. Bauksit.

Dalam tahun pertama Repelita telah terdapat kenaikan pro-duksi sebesar ± 8%, jaitu 901.107 ton dalam tahun 1969/70 dibandingkan dengan 836.694 ton pada tahun 1968/1969.

Sedjak permulaan tahun 1969 telah dimulai usaha-usaha pe-ngerukan Selat Kidjang sepandjang 1250 M; lebar 150 M de- ngan kedalaman 11 M. Usaha pengerukan ini telah hampir 90% selesai dan pada bulan Agustus 1970 ini sudah dapat dilalui oleh kapal pengangkut bidjih (ore-ship) dengan kapasitas 30.000 ton. Sebelum diusahakan pengerukan ini maka ekspor hanja dapat dilakukan dengan kapal 15.000 ton.

Fasilitas ekspor lainnja jang akan selesai pula pada bulan Agustus ini ialah pembangunan tempat penumpukan bidjih bauksit (bunker) dengan kapasitas 90.000 ton, sedangkan sebe-lumnja hanja dapat ditumpuk dengan kapasitas sedjumlah 45.000 ton.

Begitu djuga fasiliitas pemuatan (loading fasility) pada ta- hun ini akan ditingkatkan mendjadi 1.000 ton/djam, sedangkan sebelumnja adalah 500 ton. Dengan demikian seluruh fasilitas ekspor telah ditingkatkan mend jadi 2 x dari sebelumnja. Selain daripada fasilitas ekspor tersebut pada achir tahun 1969 telah pula diselesaikan projek baru jaitu Pertambangan Bauksit di Tembiling dengan kapasitas 1.000 ton/hari. Projek ini adalah panting sebagai penghasil bauksit berkadar tinggi guna ditjam- pur dengan bauksit berkadar rendah untuk memenuhi persja-ratan ekspor. Dalam rangka kemungkinan pembangunan Pab- rik Alumina pada saat ini sedang dilakukan feasibility study oleh suatu group dari Aluminium Smelter Association di Dje-

163

Page 59:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

pang atas dasar pekerdjaan eksplorasi jang telah diselesaikan pada bulan September 1969.

Pembangunan Projek Alumina ini sangat panting guna me-ngolah bidjih bauksit jang berkadar rendah jang diketemukan dalam djumlah besar, jang pada saat ini tidak dapat memenuhi persjaratan ekspor. Dengan berdirinja Pabrik Alumina ini, kelak akan mempertinggi urgensi untuk pembangunan Projek Asahan dalam rangka Pembangunan Pabrik Aluminium.

4. Nikkei.Pada tahun 1969/1970 produksi nikkel adalah sebesar 310.685

ton dibandingkan dengan 268.897 ton pada tahun 1968/1969, atau suatu kenaikan sebesar 15,3%.

Pada tahun 1970/1971 diharapkan akan dapat diekspor seba-njak 600.000 ton bidjih nikkel atau berarti kenaikan hampir dua kali. Untuk dapat mentjapai kenaikan ekspor ini, telah dilakukan peningkatan frekwensi pemuatan dari 1500 ton/hari mendjadi 3.000 tom/hari. Dengan sistim pemuatan dua kapal setjara simultan akan diusahakan pengapalan/peningkatan ekspor sebesar ± 800.000 ton/tahun.

Prospek ekspor bidjih nikkel tjukup baik. Namun demikian perhatian pokok perusahaan ditudjukan kepada pemanfaatan bidjih-bidjih nikkel berkadar rendah jang terdapat di Pomalaa dalam djumlah jang tjukup banjak.

Kemadjuan ilmu dan technologi telah memungkinkan untuk mengolah bidjih jang berkadar rendah tersebut:

Dalam hubungan inilah maka mulai bulan September 1968 telah dilaksanakan eksplorasi besar-besaran diseluruh daerah Kuasa Pertambangan. Tudjuan dari pada eksplorasi tersebut adalah untuk menemukan bidjih nikkel berkadar rendah (non exportable ore) dalam djumlah jang tjukup untuk didjadikan dasar bagi pembangunan pabrik pengolahan. Biaja eksplorasi tersebut ditanggung seluruhnja oleh pihak pelebur-pelebur timah Djepang dan dilaksanakan oleh P.N. Aneka Tambang.

164

Page 60:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Dalam persetudjuan dengan pihak Djepang tersebut ditetap- kan bahwa apabila diketemukan tjadangan jang tjukup dan setjara technis ekonomis penambangannja mungkin, maka Djepang akan mendirikan pabrik pengolahan di Pomalaa. Pe-kerdjaan eksplorasi lapangan telah selesai pada bulan Djuli 1969 dan kini sedang diselesaikan analisa tjontoh-tjontoh dan lapor-annja.

Diharapkan apabila pemanfaatan bidjih nikkel berkadar ren- dah ini berhasil baik, akan dapat membuka kesempatan jang tjukup luas untuk perkembangan masa depan pertambangan nikkel Pomalaa.

5. Emas dan Perak.Unit pertambangan emas dan perak bertempat kedudukan di

Tjikotok (Banten Selatan). Produksi emas tahun 1969/1970 ada-lah sebanjak 261 kilogram dibandingkan dengan produksi tahun 1968/1969 merupakan kenaikan dengan 31%. Sebaliknja pro-duksi perak tahun 1969/1970 menurun dengan 14% djika diban-dingkan dengan tahun 1968,1969. Sedjak tahun 1969 telah di-usahakan eksplorasi setjara intensif guna memungkinkan di-tingkatkannja produksi dalam dua tahun jang akan datang ini sebanjak dua kali lipat.

Disamping pertambangan emas Tjikotok ini ada projek per-tambangan emas di Logas (Riau Daratan). Dengan mengguna- kan kapal keruk jang baru-baru ini telah selesai direhabilitir, diharapkan pada bulan Nopember 1970 sudah mulai berproduksi,.

Selain usaha pemurnian emas, perak dan logam-logam mulia lainnja telah dimulai pula usaha-usaha kearah pembangunan peleburan scrap tembaga.

6. Batubara.Sungguhpun djumlah batu-bara jang dihasilkan berada djauh

dibawah hasil jang pernah ditjapai, namun sangatlah menarik bahwa produksi meningkat dari 169.000 ton ditahun 1968/1969 mendjadi 176.000 ton ditahun 1969/1970, suatu kenaikan se-besar ± 6%.

165

Page 61:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Pingkatan produksi. ini terlaksana pads waktu pertambang- an batu-bara di Indonesia menghadapi keadaan jang tidak menggembirakan. Sedjak beberapa lama tampaklah bahwa per-mintaan akan batu-bara menundjukkan garis turun, diserahkan oleh beralihnja pola pemakaian bahan bakar dari batu-bara ke minjak.

Untuk merebut pasaran bagi batu-bara dirasa perlu untuk lebih meningkatkan effisiensi perusahaan, menekan biaja dan meningkatkan service dan kwalitas. Dimana perbaikan-perbai-kan serupa ini tidak dimungkinkan dapatlah dipertimbangkan penutupan tambang batu-bara.

Dalam tahun 1969/1970 telah diambil beberapa langkah untuk mentjari pemetjahan atas masalah batu-bara Suatu pene- laahan mengenai keadaan batu-bara tengah dilangsungkan dan langkah-langkah tindakan tengah dipertimbangkan.

Sementara itu sebuah team survey dari pihak swasta Djepang tengah melaksanakan survey dipertambangan Ombilin (Sawah Lunto) untuk menelaah kemungkinan ekspor batu-bara dari Indonesia.

7. Usaha-usaha pertambangan barn.a. Intan.

Pertambangan Intan di Kalimantan Selatan selama tahun 1966 hingga tahun 1968 tidak bekerdja, sebagai akibat tidak tersedianja biaja maupun tidak menentunjan pengurusannja.

Sedjak tahun 1968 projek ini diserahkan kepada P.N. Aneka Tambang. Pada saat ini sedang diselesaikan pembangunan Pabrik Pentjutjian dengan instalasi berkapasitas sebesar 20 ton grave/djam.

b. Pasir Besi Tjilatjap.

Setelah diketemukan pasaran dari pasir-besi diluar negeri dengan kemungkinan djumlah ekspor jang tjukup besar, maka oleh P.N. Aneka Tambang telah dimulai usaha pembangunan pertambangan pasir best ini.

166

Page 62:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Pada saat ini sedang dilakukan pengerukan pelabuhan untuk dapat berlabuhnja kapal 30.000 ton dengan fasilitas pemuatan 500 ton/djam, hingga Agustus 1970 ini telah selesai dikerdja- kan 60%.

Diharapkan pada triwulan I tahun 1971 produksi dan ekspor sudah dapat dimulai dengan target ekspor 300.000 ton/tahun.

c. Mangaan.

Oleh P.N. Aneka Tambang sedang dilakukan pula usaha-usaha eksplorasi di P. Doi, Halmahera dan Krengseng Jogjakarta dengan melakukan pemboran guna mentjari endapan-endapan mangaan dengan biaja rendah.

Eksplorasi ini akan selesai bulan Desember 1970.

167

Page 63:  · Web viewSelain dari pada itu Pemerintah Belanda djuga telah memberi sumbangan kepada Pemerintah Indonesia sebesar Nfl. 11,4 djuta jang dipakai untuk projek premisima Gabungan

Grafik VI - APRODUKSI HASIL-HASIL PERTAMBANGAN

168