· web viewsalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan...

71
BAB 14 PERDAGANGAN

Upload: others

Post on 11-Feb-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

BAB 14PERDAGANGA

N

Page 2:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985
Page 3:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

BAB 14

PERDAGANGAN

I. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) menetapkan bahwa

pembangunan perdagangan diarahkan untuk menunjang peningkatan

produksi sesuai dengan perkembangan kebutuhan pembangunan

serta perkembangan ekonomi dunia. Pembangunan perdagangan di-

tujukan pula untuk meningkatkan pendapatan produsen dan seka-

ligus menjamin kepentingan konsumen, meningkatkan penerimaan

devisa, memperluas lapangan kerja dan lebih memeratakan ke-

sempatan berusaha.

Guna menunjang peningkatan produksi seperti tersebut di

atas perlu ditingkatkan perdagangan dalam negeri dan luar ne-

geri. Selanjutnya agar peningkatan perdagangan tersebut se-

kaligus dapat meningkatkan pendapatan produsen dan menjamin

kepentingan konsumen, kebijaksanaan perdagangan perlu diarah-

kan untuk menciptakan keadaan dan perkembangan harga yang la-

yak dan bersaing melalui peningkatan efisiensi perdagangan

dalam dan luar negeri menuju terwujudnya sistem tata niaga

dan distribusi nasional yang efisien dan efektif. Peningkat-

an efisiensi perdagangan tersebut diharapkan dapat menurunkan

289

Page 4:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

biaya pemasaran serta memperlancar arus barang dan jasa se-

hingga tercipta kemantapan harga-harga. Dengan terciptanya

harga yang layak dan bersaing tersebut pada gilirannya dapat

menunjang usaha peningkatan produksi dan ekspor dan selanjut-

nya akan memperluas lapangan kerja; menunjang peningkatan

pendapatan produsen, eksportir dan tenaga kerja serta menun-

jang pemantapan stabilitas ekonomi dan melindungi kepentingan

konsumen. Deregulasi perdagangan yang dilaksanakan dalam Re-

pelita IV ditujukan untuk meningkatkan efisiensi perdagangan

seperti tersebut di atas menuju terwujudnya sistem tata niaga

dan distribusi nasional yang efisien dan efektif.

Selanjutnya GBHN menetapkan kebijaksanaan perdagangan

untuk kurun waktu Repelita V sebagai berikut.

1. Sistem tata niaga dan distribusi nasional yang efisien

dan efektif diupayakan melalui kebijaksanaan perdagangan

yang terpadu dan saling mendukung dengan kebijaksanaan

di bidang-bidang lainnya.

2. Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi; me-

ningkatkan pendapatan produsen dan sekaligus menjamin

kepentingan konsumen, meningkatkan penerimaan devisa,

memperluas lapangan kerja dan memeratakan kesempatan

berusaha, perlu ditingkatkan penyebaran informasi pasar

yang lebih merata dan upaya penyederhanaan tata niaga

termasuk perizinan serta penyempurnaan lembaga-lembaga

perdagangan dan pemasaran.

3. Guna menjamin penyebaran bahan-bahan kebutuhan pokok dan

bahan penting lainnya secara merata dan dengan harga

yang layak perlu ditingkatkan perdagangan dan penyediaan

barang-barang tersebut.

290

Page 5:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

4. Dalam rangka mendorong ekspor dan produksi untuk ekspor,

khususnya barang-barang di luar minyak dan gas bumi,

perlu ditingkatkan daya saing dan upaya penerobosan ser-

ta perluasan pasar luar negeri. Sejalan dengan itu per-

lu terus ditingkatkan dan dimantapkan berbagai kebijak-

sanaan penunjang seperti perkreditan, perasuransian dan

perhubungan.

5. Dalam hubungannya dengan impor, kebijaksanaan ditujukan

terutama untuk menjamin pengadaan barang dan jasa, khu-

susnya barang modal, bahan baku dan penolong serta tek-

nologi yang diperlukan untuk pembangunan di berbagai

sektor. Kebijaksanaan impor ditujukan pula untuk mendo-

rong pengembangan industri dalam negeri yang efisien se-

hingga mampu menghasilkan barang dan jasa dengan mutu

dan harga yang bersaing baik di dalam maupun di luar ne-

geri sekaligus menunjang ekspor dan mendorong penggunaan

hasil produksi dalam negeri, serta memberikan perlin-

dungan yang wajar kepada industri dalam negeri. Dalam

pada itu impor barang-barang mewah terus dikendalikan

dalam rangka penghematan devisa dan pelaksanaan pola hi-

dup sederhana.

6. Dalam rangka pemerataan kesempatan berusaha, kebijaksana-

an perdagangan yang mendorong dan membantu koperasi

dan pengusaha golongan ekonomi lemah perlu dilanjutkan

dan makin disempurnakan. Juga perlu didorong kerja sama

antara usaha besar dan menengah baik usaha negara maupun

swasta dengan koperasi dan pengusaha golongan ekonomi

lemah.

Rangkaian arah kebijaksanaan tersebut di atas diharapkan

dapat menunjang terwujudnya sistem tata niaga dan distribusi

291

Page 6:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

nasional yang efisien dan efektif serta keseimbangan dan ke-

serasian pembangunan sektor perdagangan. Kondisi sektor per-

dagangan seperti itu sekaligus akan membantu terwujudnya pe-

merataan pembangunan dan hasil-hasilnya, peningkatan pertum-

buhan ekonomi dan stabilitas nasional.

II. KEADAAN DAN MASALAH

1. Perdagangan Dalam Negeri

kebijaksanaan pengembangan perdagangan dalam negeri se-

lama Repelita IV diarahkan untuk memelihara stabilitas harga-

harga, memperluas pemasaran barang-barang produksi dalam ne-

geri dan meningkatkan peranan pengusaha/pedagang nasional

khususnya pedagang golongan ekonomi lemah.

Sasaran yang ingin dicapai dari upaya menjaga stabilitas

harga adalah tercapainya suatu tingkat harga yang wajar bagi

produsen dan terjangkau oleh rakyat banyak. Pemeliharaan

stabilitas harga tersebut dilakukan dengan meningkatkan ke-

lancaran penyaluran barang dari produsen kepada konsumen,

baik konsumen antara maupun konsumen akhir, serta pengendali-

an cadangan melalui koordinasi yang serasi dengan sektor pro-

duksi dan sektor perhubungan. Dengan demikian, perbedaan

harga yang diakibatkan oleh adanya perbedaan waktu dan daerah

dapat ditekan serendah mungkin. Secara makro, stabilitas har-

ga juga dicapai melalui upaya pengendalian inflasi.

Selama Repelita IV, dapat dikatakan bahwa upaya memeli-

hara stabilitas harga-harga telah mencapai hasil-hasil yang

menggembirakan. Keberhasilan tersebut tercermin dari rendah-

nya laju inflasi, yang diukur dari indeks harga konsumen

292

Page 7:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

(IHK) gabungan di 17 ibu kota propinsi, yaitu rata-rata di

bawah 7% setahun. Indikator-indikator lain seperti kenaikan

harga-harga tahunan, triwulanan dan bulanan selama Repe-

lita IV juga menunjukkan peningkatan yang rendah. Demikian

pula perbedaan tingkat inflasi antar daerah seperti yang

diukur dari INK 17 kota; indeks 9 bahan pokok di 17 kota dan

indeks harga bahan-bahan penting lainnya di 3 kota, yaitu

Medan, Jakarta dan Surabaya; juga menunjukkan kecenderungan

yang semakin menurun.

Seperti telah disebutkan di atas, upaya memelihara sta-

bilitas harga dilaksanakan melalui upaya peningkatan kelan-

caran arus bahan-bahan penting serta pengendalian cadangan.

Dua upaya tersebut pada gilirannya dituangkan ke dalam peng-

aturan tata niaga barang-barang penting, yang meliputi garam,

minyak goreng, pupuk, cengkeh, kapas, semen, besi baja dan

kertas koran.

Di samping pengaturan tata niaga, upaya pemeliharaan

stabilitas harga didukung pula oleh penyempurnaan prasarana

pemasaran, yang meliputi prasarana fisik dan prasarana kelem-

bagaan. Dalam rangka penyempurnaan prasarana fisik, langkah

awal yang telah diambil adalah pendataan mengenai jumlah, pe-

nyebaran serta kualitas prasarana yang tersedia. Informasi

yang diperoleh digunakan untuk masukan perencanaan, pemba-

ngunan dan pengawasan prasarana pemasaran serta perencanaan

cadangan dalam rangka pengendalian cadangan nasional barang-

barang penting. Langkah selanjutnya yang telah dilaksanakan,

di samping pendataan, adalah penyediaan tempat berusaha yang

layak bagi para pedagang. Upaya tersebut dilakukan melalui

pembangunan dan atau pemugaran prasarana fisik perdagangan

seperti pasar Inpres, pusat pertokoan dan pusat perbelanjaan,

293

Page 8:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

pergudangan dan pembangunan kawasan berikat. Sementara itu

penyempurnaan prasarana kelembagaan ditujukan untuk memberi-

kan kemudahan, kepastian dan perluasan kesempatan berusaha

kepada masyarakat. Kebijaksanaan tersebut dilaksanakan mela-

lui perundang-undangan, peraturan-peraturan serta paket-paket

kebijaksanaan lainnya.

Untuk memantapkan harga dan melaksanakan pemerataan

pengadaan barang untuk daerah yang dinilai terpencil dan ra-

wan dari segi prasarana dilaksanakan perdagangan perintis.

Kebijaksanaan ini antara lain diselenggarakan melalui kegiat-

an pelayaran perintis. Kegiatan ini diselenggarakan sebelum

kegiatan komersial bisa diselenggarakan pada tingkat harga

yang wajar dan terjangkau oleh masyarakat di daerah yang ber-

sangkutan. Daerah yang dinilai terpencil dan rawan dari segi

prasarana perdagangan tersebut meliputi 16 daerah, antara lain

adalah kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur, Maluku Teng-

gara, Maluku Tengah, Maluku Utara dan Irian Jaya.

Sasaran lain yang ingin dicapai oleh kebijaksanaan pe-

ngembangan perdagangan dalam negeri dalam Repelita IV adalah

memperluas pasaran barang-barang hasil produksi dalam negeri.

Dalam rangka itu telah diselenggarakan pusat-pusat pameran

dagang tetap di 12 ibu kota propinsi dan pameran dagang keli-

ling di 35 ibu kota kabupaten. Pameran tersebut selain ber-

fungsi sebagai pusat pemasaran barang hasil produksi dalam

negeri juga berfungsi sebagai pusat informasi bagi para peda-

gang dan para produsen barang-barang yang dipasarkan. Sampai

dengan akhir Repelita IV telah disebarkan informasi yang mem-

perkenalkan 60 mata dagang hasil industri dan pertambangan serta

74 mata dagang hasil pertanian.

294

Page 9:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

Dalam usaha meningkatkan peranan pengusaha golongan eko-

nomi lemah selama Repelita IV telah dilaksanakan beberapa

upaya sebagai berikut.

a. Peningkatan keterampilan dan kewiraswastaan peng-

usaha golongan ekonomi lemah melalui penelusuran

minat, penataran, penyuluhan dan konsultasi. Sampai

dengan akhir Repelita IV telah dibina lebih dari

120 ribu pedagang dan telah dilaksanakan pendidik-

an dan latihan untuk tenaga penyuluh lapangan yang

diikuti oleh 466 anggota yang terdiri dari

pegawai Departemen Perdagangan dan perguruan

tinggi.

b. Pemberian sarana dan kemudahan-kemudahan bagi peng-

usaha golongan ekonomi lemah yang berupa pengusaha-

an bantuan modal kerja dengan tingkat bunga rendah

(KIK, KAKI), Kredit Usaha Pedesaan dan sebagainya),

pengusahaan tempat usaha yang layak, dan memadai

me- lalui Inpres pasar dan Inpres pertokoan.

Sampai akhir tahun keempat

Repelita IV telah ditampung se- banyak lebih

dari 517 ribu pedagang di 2,8 ribu pa-

sar Inpres dan lebih dari 15 ribu pedagang di pusat

pasar dan pertokoan.

c. Pemberian kemudahan dalam perizinan dengan diberi-

kan SIUP yang berlaku seumur hidup di seluruh Indo-

nesia. Sebelumnya SIUP hanya berlaku untuk lima ta-

hun khusus di tempat SIUP dikeluarkan.

d. Pengikutsertaan pengusaha golongan ekonomi lemah

dalam kegiatan perdagangan yang ditunjuk Pemerin-

tah, baik sebagai penyalur maupun pengecer, beker-

ja sama dengan persero niaga.

295

Page 10:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

e. Pemberian bantuan pemasaran bagi pengusaha golongan

ekonomi lemah melalui fasilitas pameran dagang dan

pekan-pekan yang dilakukan baik di dalam maupun di

luar negeri. Sampai akhir tahun keempat Repelita IV

sebanyak 21,8 ribu pedagang golongan ekonomi lemah

telah mengikuti pameran dagang secara tetap.

f. Pelayanan dan pemberian informasi pasar melalui se-

lebaran, siaran radio, pameran dan peragaan; dan

ketujuh, pendirian pusat-pusat pembinaan dan

pelayanan pedagang golongan ekonomi lemah di 12

propinsi.

Di samping hal-hal yang disebutkan di atas selama Repe-

lita IV telah dibina lebih dari 18 ribu pedagang golongan

ekonomi lemah. Kepada para pedagang yang telah mengikuti

pembinaan tersebut masih terus diberikan kemudahan-kemudahan

seperti yang diuraikan di atas antara lain berupa bantuan

modal kerja dengan tingkat bunga rendah.

Dalam usaha pembinaan sektor informal di bidang perda-

gangan sampai dengan akhir Repelita IV telah dilakukan pen-

dataan pada 300,3 ribu pedagang yang terdapat di 1.995 lokasi

yang tersebar hampir di semua propinsi. Fasilitas yang diberi-

kan adalah kios, tenda, los, kredit dan lain-lain. Di

samping itu kepada mereka diberikan penataran, penyuluhan dan

konsultasi.

2. Perdagangan Luar Negeri

Kebijaksanaan pengembangan perdagangan luar negeri meli-

puti kebijaksanaan ekspor dan kebijaksanaan impor. Dalam Re-

pelita IV kebijaksanaan ekspor diarahkan untuk meningkatkan

296

Page 11:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

penerimaan devisa dan perluasan kesempatan kerja melalui pe-

ningkatan ekspor dan produksi untuk ekspor. Sementara itu ke-

bijaksanaan impor diarahkan untuk menjamin penyediaan barang

modal, bahan baku dan barang penolong serta teknologi yang

diperlukan untuk pembangunan di berbagai sektor; untuk mendo-

rong pengembangan industri dalam negeri yang efisien; dan

untuk pengendalian impor barang mewah.

Berbagai langkah telah dilaksanakan untuk meningkatkan

ekspor, khususnya ekspor komoditi di luar migas. Salah satu

langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula-

si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan

dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985 yang dimaksudkan untuk

meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa di pelabuhan.

Kebijaksanaan tersebut telah berhasil memperlancar arus doku-

men dan mengurangi biaya pengurusannya. Inpres No. 4 terse-

but diikuti oleh paket kebijaksanaan 6 Mei 1986 yang mengatur

pembebasan dan pengembalian bea masuk yang diberikan untuk

barang dan bahan yang diimpor untuk keperluan produksi yang

diekspor. Untuk melanjutkan serta menyempurnakan kedua pa-

ket kebijaksanaan tersebut di atas, dikeluarkan kebijaksanaan-

kebijaksanaan deregulasi lanjutan yaitu paket kebijaksana-

an Oktober 1986, paket kebijaksanaan Januari 1987 dan paket

kebijaksanaan Desember 1987. Tiga paket kebijaksanaan terse-

but dimaksudkan untuk: (a) membebaskan sektor ekspor dari

dampak negatif ekonomi biaya tinggi di dalam negeri melalui

pemberian kemudahan impor bahan baku untuk produksi ekspor,

dan (b) menyempurnakan peraturan-peraturan yang tidak sesuai

lagi dengan keadaan melalui pemberian kelonggaran-kelonggaran

kepada produsen barang ekspor untuk mengekspor barang yang

sama dari produsen lain, kepada perusahaan asing untuk meng-

adakan usaha patungan (joint venture) dengan pihak Indonesia

297

Page 12:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

dalam usaha ekspor dan kepada pengusaha pemilik izin usaha di

luar angka pengenal ekspor (APE) untuk melakukan ekspor.

Langkah kebijaksanaan lainnya dalam rangka mendorong

ekspor adalah peningkatan mutu barang ekspor yang meliputi

penetapan standar mutu barang ekspor, penyebarluasan standar

mutu tersebut di dalam negeri dan di luar negeri, serta pe-

nyuluhan dan pengawasan mutu barang ekspor.

Upaya peningkatan ekspor dilaksanakan pula melalui di-

versifikasi ekspor yang meliputi diversifikasi barang maupun

pasar. Usaha diversifikasi produk dilaksanakan dengan mendo-

rong ekspor komoditi-komoditi baru yang potensial, termasuk

di dalamnya mendorong ekspor dari produk yang telah diproses

lebih lanjut yang sebelumnya diekspor dalam bentuk bahan men-

tah maupun barang setengah jadi. Sementara itu diversifikasi

pasar diupayakan melalui peningkatan peranan perwakilan R.I.

di luar negeri, pengiriman misi dagang dan partisipasi pada

pameran dagang di luar negeri serta peningkatan hubungan ker-

ja sama ekonomi inter nasional baik secara bilateral, regio-

nal, maupun internasional.

Untuk meningkatkan kerja sama bilateral selama Repe-

lita IV telah dirintis kerja sama dagang Baru dengan negara-

negara Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin dan Eropa Timur.

Indonesia telah menandatangani perjanjian bilateral dengan 46

negara. Selain perjanjian perdagangan telah pula dibentuk

berbagai forum kerja sama dalam komisi-komisi bersama, kelompok-

kelompok kerja, pertemuan-pertemuan tingkat menteri dan

pertemuan-pertemuan yang bersifat konsultatif dengan 17

negara. Berbagai pembicaraan diadakan terutama untuk mengu-

rangi hambatan-hambatan perdagangan ataupun masalah-masalah

yang dapat mengarah kehubungan perdagangan antara negara yang

298

Page 13:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

kurang harmonis, termasuk pembicaraan tentang adanya rencana

perwujudan pasar bersama negara-negara MEE pada tahun 1992,

dan rencana dibentuknya wilayah perdagangan bebas antara

Amerika Serikat dengan Kanada.

Kerja sama regional dalam rangka ASEAN ditempuh dengan

meneruskan komitmen-komitmen yang lalu, terutama melalui

Committee on Trade and Tourism (COTT). Sampai saat ini alat

yang efektip adalah pendekatan tarif di mana telah dipertu-

karkan keringanan tarif terhadap hampir 13 ribu jenis komoditi.

Persetujuan tersebut dikenal sebagai ASEAN Preferential

Trade Arrangements. Forum dialog ASEAN dengan mitra-mitra

dagangnya, seperti Australia, Canada, MEE, Jepang, New

Zealand, USA, dan lembaga UNDP/ITC/UNCTAD terus dikembang-

kan. Inti dialog adalah penghapusan atau pengurangan hambat-

an perdagangan, baik tarif maupun non tarif, serta peningkat-

an peluang pasar, pemanfaatan GSP dan masalah-masalah lainnya

yang dianggap penting.

Kerja sama perdagangan multilateral yang bertujuan meng-

hapuskan atau mengurangi hambatan tarif dan non tarif melalui

lembaga-lembaga internasional juga dilakukan melalui perun-

dingan-perundingan dalam forum-forum GATT dan UNCTAD. Mela-

lui wadah ini Indonesia berusaha berpartisipasi aktif guna

melindungi dan memperjuangkan kepentingan Indonesia, baik

sendiri maupun secara bersama-sama dengan negara berkembang

lainnya. Melalui forum UNCTAD, Indonesia bersama negara ber-

kembang lainnya dapat memperoleh fasilitas GSP. Adapun da-

lam rangka menggalang kerja sama antar negara berkembang te-

lah dirintis adanya Global System of Trade Preferences (GSTP)

dan State Trading Organization (STO).

299

Page 14:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

Forum lainnya di mana Indonesia aktif memainkan peranan-

nya adalah Organisasi Konperensi Islam (OKI). Kerja sama ini

semula lebih berorientasi politik, dalam perkembangannya te-

lah mengarah pula ke dalam masalah-masalah ekonomi dan per-

dagangan. Sebagai hasilnya Indonesia telah meratifikasi "Sta-

tus Agreement on Promotion, Protection and Guarantee of In-

vestment". Dalam rangka program komoditi terpadu UNCTAD,

Indonesia turut dalam perundingan-perundingan untuk terwujud-

nya stabilisasi harga komoditi-komoditi di pasaran interna-

sional seperti kopi, karet, kayu lapis, coklat, jute, dan

produknya.

Usaha lainnya yang dilakukan untuk mendorong peningkatan

ekspor ialah mengkaitkan pembelian barang kebutuhan Pemerint-

ah dari luar negeri dengan kewajiban membeli barang ekspor

dari Indonesia atau disebut kebijaksanaan imbal beli. Kebi-

jaksanaan imbal beli ini merupakan salah satu bagian dari

sistem "counter trade". Kebijaksanaan imbal beli mulai di-

berlakukan pertama kali pada tahun 1982. Pada tahun pertama

kebijaksanaan tersebut dimulai, hanya terdapat 10 negara yang

melakukan kegiatan imbal beli dengan Indonesia, tetapi pada

tahun 1986 meningkat menjadi 25 negara. Nilai realisasinya

juga meningkat dari US$ 130 juta pada tahun 1982 menjadi US$

1,4 milyar pada tahun 1987. Jenis komoditi yang banyak dibe-

li oleh perusahaan asing yang dikenakan kewajiban imbal beli

terutama adalah komoditi yang mudah dipasarkan dan perminta-

annya di pasaran dunia cukup besar, seperti karet, kayu olah-

an, ikan tuna dan udang. Cara yang juga sudah diterapkan da-

lam perdagangan imbal beli di Indonesia, khususnya dalam peng-

adaan peralatan produksi dengan teknologi tinggi adalah cara

"offset" dan "pay back". Cara "offset" menentukan bahwa untuk

setiap pengadaan peralatan yang diimpor, pemasok diwajibkan

300

Page 15:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

untuk menggunakan komponen produksi dalam negeri. Sedangkan

cara "pay back" menentukan bahwa pembayaran kembali terhadap

investasi yang telah ditanamkan dilakukan dengan hasil pro-

duksi dari perusahaan yang bersangkutan.

Di samping kebijaksanaan-kebijaksanaan di atas telah di-

tempuh beberapa kebijaksanaan yang menyangkut kelembagaan dan

lembaga penunjang. Dalam Repelita IV telah berhasil diben-

tuk Bursa Komoditi Indonesia yang berfungsi untuk meningkat-

kan keteraturan perdagangan melalui sistem pemasaran yang

tertib, teratur dan transparan. Dengan sistem tersebut diha-

rapkan dapat mendorong terciptanya kepastian berusaha, per-

lindungan yang lebih besar untuk kelangsungan usaha produ-

sen, peningkatan pendapatan, khususnya pendapatan petani pro-

dusen. Dengan pelaksanaan sistem tersebut pada gilirannya

akan membantu meningkatkan penghasilan devisa.

Bursa Komoditi Indonesia mulai melakukan kegiatannya pa-

da tahun 1985 dengan perdagangan fisik karet. Kemudian, pada

tahun 1986, diperluas dengan perdagangan fisik kopi. Dalam

rangka deregulasi dan debirokratisasi, Bursa Komoditi Indone-

sia berfungsi pula sebagai sarana pelaksanaan dari kebijaksa-

naan Pemerintah. Di samping kegiatan tersebut di atas, Bursa

Komoditi Indonesia juga melakukan kegiatan promosi baik di

dalam maupun di luar negeri, membantu menyelesaikan sengketa

dagang melalui arbitrase yang dibentuk oleh Bursa Komoditi

Indonesia dan membantu industri barang jadi hasil karet me-

lalui pemberian fasilitas pembayaran di muka (bridging finan-

cing).

Fasilitas penunjang lainnya yang telah dibentuk adalah

Kawasan Berikat Nusantara (KBN), yang menyediakan tempat be-

serta segala fasilitas dan kemudahannya guna menunjang

301

Page 16:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

eksportir untuk memproduksi dan mengekspor barang agar daya

saingnya meningkat.

Berbagai upaya peningkatan ekspor komoditi-komoditi non

migas tersebut telah memberikan hasil yang menggembirakan,

berupa meningkatnya ekspor komoditi non migas selama Repe-

lita IV. Nilai ekspor di luar migas telah meningkat dari US$

5.367 juta pada tahun terakhir Repelita III menjadi US$

11.225 juta pada tahun terakhir Repelita IV. Dengan demikian

selama kurun waktu Repelita IV, laju pertumbuhan nilai ekspor

di luar migas mencapai 15,9% per tahun, yang terdiri atas ni-

lai ekspor komoditi pertanian dengan laju pertumbuhan sebesar

6,7% per tahun, nilai ekspor komoditi pertambangan dengan la-

ju pertumbuhan sebesar 7,9% per tahun dan nilai ekspor komo-

diti industri dengan laju pertumbuhan sebesar 28,2% per tahun.

Seperti telah disebutkan di muka kebijaksanaan impor di-

tujukan untuk menjamin impor barang dan jasa yang sangat di-

perlukan di berbagai sektor; untuk mendorong pertumbuhan pro-

duktivitas industri dalam negeri, baik industri yang ber-

orientasi ekspor maupun industri substitusi impor dan untuk

mengendalikan penggunaan devisa. Sasaran tersebut dicapai

melalui kebijaksanaan pelaksanaan yang bersifat tidak lang-

sung yaitu dengan mengurangi peraturan-peraturan tata niaga

dan menggantikannya dengan kebijaksanaan tarif. Dalam tahun

1985 tingkat tarif maksimum telah diturunkan dari 225% menja-

di 60%, sedang jumlah golongan tarif diturunkan dari 26 men-

jadi 16. Struktur tarif tersebut telah mengalami banyak

perubahan-perubahan melalui berbagai paket kebijaksanaan de-

regulasi yang dikeluarkan sejak tahun 1986 sampai dengan ta-

hun 1988. Beberapa jenis barang dikenakan pembebasan, ke-

ringanan atau kenaikan bea masuk dan beberapa jenis barang

302

Page 17:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

lainnya dikenakan bea masuk tambahan. Pembebasan dan ke-

ringanan bea masuk dimaksudkan untuk melancarkan impor ba-

rang-barang penting yang diperlukan oleh berbagai sektor ter-

masuk untuk peningkatan ekspor; sedangkan kenaikan bea masuk,

pengenaan bea masuk tambahan dimaksudkan sebagai pengganti

penghapusan hambatan non tarif untuk barang-barang yang masih

memerlukan perlindungan.

Sebagai hasil dari kebijaksanaan tersebut maka berbagai

sektor telah mengalami kemajuan yang menggembirakan seperti

yang antara lain tercermin dari peningkatan ekspor hasil-ha-

sil industri. Keberhasilan tersebut tercermin pula dari per-

ubahan struktur impor, yakni penurunan pangsa impor barang-

barang konsumsi dari seluruh nilai impor dan kenaikan pangsa

impor bahan baku dan penolong serta kenaikan pangsa impor

barang modal.

3. Beberapa Hal yang Memerlukan Tindak Lanjut

Pelaksanaan pembangunan sektor perdagangan selama Repe-

lita IV telah mencapai berbagai hasil. Selama kurun waktu

tersebut ekspor non migas terus meningkat, pasar dalam nege-

ri makin mantap, efisiensi produksi dalam negeri meningkat

sehingga daya saing baik di pasaran dalam negeri maupun di

luar negeri juga meningkat. Di samping itu kemampuan lembaga

perdagangan dan pemasaran terutama peranan pengusaha golongan

ekonomi lemah dan koperasi meningkat pula. Selanjutnya pra-

sarana pemasaran juga semakin baik seperti yang tercermin da-

lam kegiatan-kegiatan usaha yang makin tertib dan sarana

serta prasarana penunjang kegiatan perdagangan yang makin

berfungsi. Peningkatan efisiensi perdagangan tersebut amat

penting artinya untuk masa pembangunan jangka panjang tahap

303

Page 18:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

kedua. Dengan perkataan la in dalam Repel ita IV te lah berhasi l dimantapkan kerangka landasan dalam sektor perdagangan. Wa- laupun demikian beberapa masalah di bidang perdagangan masih perlu mendapat perhatian dan memerlukan penanganan lebih l an ju t .

Kerangka landasan di sektor perdagangan masih perlu dimantapkan agar mampu berperan dalam mengatasi dampak nega- t i f dar i gejolak s i t uas i perekonomian dunia yang masih belum menunjukkan tanda-tanda untuk membaik, maupun dalam meman-faatkan peluang-peluang yang terbuka. Di samping i tu sektor perdagangan harus mampu pula berperan dalam menghadapi kecen-derungan makin meningkatnya proteksionisme di negara-negara maju di satu pihak, dan meningkatnya persaingan yang semakin tajam antara sesama negara penghasil komoditi yang sama di l a in pihak. Kerangka landasan yang mantap di sektor perda- gangan diperlukan juga agar dapat berperan dalam menjaga ke-langsungan pembangunan, khususnya dalam menciptakan kesempat- an ker ja dan dalam menghadapi kendala neraca pembayaran.

Peningkatan dan pemantapan ekspor, terutama ekspor non migas, akan tetap merupakan upaya yang penting dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa dan meningkatkan peluang pen-ciptaan kesempatan ker ja . Di samping itu s t a b i l i t a s pasar dalam negeri juga perlu dimantapkan terus karena merupakan prasyarat bagi kelancaran pembangunan ekonomi nasional .

304

Page 19:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

III. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

1. Kebijaksanaan Pembangunan PerdaganganPembangunan subsektor perdagangan dalam negeri

mempu- nya i peranan yang pent ing da lam rangka mewujudkan Tr i log i

Page 20:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

Pembangunan yang meliputi pemerataan pembangunan dan hasil-

hasilnya, meningkatkan laju pertumbuhan dan memantapkan sta-

bilitas ekonomi. Perdagangan dalam negeri yang efisien dan

efektif menunjang kelancaran arus barang dan jasa antar

daerah dan pada gilirannya dapat mendorong kegiatan pemba-

ngunan di daerah-daerah dan menyebarkan hasil-hasil pemba-

ngunan dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Kelancaran

dan meratanya penyebaran barang dan jasa ke seluruh daerah

Indonesia tersebut turut mengurangi kesenjangan antar daerah.

Dengan perkataan lain keberhasilan pembangunan dalam sektor

perdagangan akan memberikan sumbangan yang besar untuk terwu-

judnya Wawasan Nusantara.

Sistem tata niaga yang efisien dan efektif dapat pula

mendorong tersedianya barang dan jasa di pasar dengan harga

yang layak bagi produsen dan terjangkau oleh daya beli rak-

yat; dengan demikian akan membantu meningkatkan kesejahteraan

hidup rakyat, baik sebagai produsen maupun konsumen. Dalam

pada itu kelancaran pengadaan bahan baku dan bahan penolong

akan membantu menjamin kelangsungan produksi barang yang ber-

sangkutan. Selanjutnya kelancaran arus barang dan jasa serta

meluasnya pasar bagi produk-produk dalam negeri akan mendo-

rong kegiatan produksi lebih lanjut baik langsung kepada sek-

tor yang bersangkutan maupun tidak langsung ke sektor-sektor

lainnya. Pada gilirannya meluas dan berkembangnya kegiatan

sektor perdagangan dan sektor-sektor lainnya akan meningkatkan

kesempatan kerja.

Perdagangan luar negeri, yang meliputi ekspor dan impor,

juga penting bagi perekonomian Indonesia. Ekspor merupakan sumber

penting bagi penerimaan devisa yang sangat diperlukan bagi

pembiayaan pembangunan. Peningkatan penerimaan devisa

305

Page 21:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

dari ekspor juga penting dalam ikut meringankan beban neraca

pembayaran. Di samping itu, ekspor juga merupakan pendorong

bagi perkembangan ekonomi lebih lanjut, terutama dalam keada-

an daya beli dalam negeri yang masih terbatas yang dapat me-

rupakan kendala bagi peningkatan produksi dalam negeri.

Impor barang dan jasa terutama bahan baku, barang modal

dan teknologi yang belum dapat atau belum cukup diproduksi

dalam negeri sangat diperlukan untuk melengkapi faktor pro-

duksi dalam negeri lainnya sehingga dimungkinkan kegiatan

produksi secara penuh.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka kebi-

jaksanaan pembangunan perdagangan diarahkan untuk meningkat-

kan efisiensi perdagangan dalam dan luar negeri dengan tujuan

lebih memperlancar arus barang dan jasa, mendorong pembentuk-

an harga yang layak dalam iklim persaingan yang sehat, menun-

jang usaha peningkatan efisiensi produksi, mengembangkan

ekspor, memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja,

meningkatkan dan meratakan pendapatan rakyat serta memantap-

kan stabilitas ekonomi.

Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembangunan sektor

perdagangan seperti tersebut di atas, GBHN menetapkan kebi-

jaksanaan perdagangan untuk Repelita V sebagai berikut. Pen-

bangunan sektor perdagangan yang diarahkan untuk mewujudkan

sistem tata niaga yang efisien dan efektif perlu diupayakan

melalui kebijaksanaan perdagangan yang terpadu dan saling

mendukung dengan kebijaksanaan di bidang-bidang lainnya. Ke-

terpaduan dan keserasian kebijaksanaan tersebut diperlukan

agar dapat dicapai keseimbangan dalam mencapai berbagai tuju-

an pembangunan.

Penyebaran informasi yang lebih merata perlu ditingkatkan

306

Page 22:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

agar lalu lintas perdagangan dapat berlangsung lebih lancar

serta dapat mendorong persaingan yang sehat dan meningkatkan

daya saing di pasar dunia. Kebijaksanaan tersebut perlu didu-

kung dengan kebijaksanaan penyederhanaan tata niaga serta

penyempurnaan lembaga perdagangan.

Selain itu kebijaksanaan deregulasi di sektor perdagang-

an akan dilanjutkan dan ditingkatkan. Kebijaksanaan deregula-

si tersebut sangat penting artinya dalam upaya meningkatkan

efisiensi perdagangan pada khususnya dan dalam upaya memera-

ngi ekonomi biaya tinggi pada umumnya. Kebijaksanaan tersebut

juga sangat diperlukan untuk meningkatkan pelayanan kepada

dunia usaha.

Kebijaksanaan peningkatan perdagangan dan penyediaan

bahan kebutuhan pokok dan bahan penting lainnya akan dilan-

jutkan sehingga lebih menjamin penyebarannya secara merata

dan tepat waktu dengan harga yang layak dan terjangkau oleh

masyarakat banyak sekaligus meningkatkan pendapatan konsu-

men. Untuk itu pola penyediaan dan penyaluran bahan-bahan

tersebut perlu lebih disempurnakan dan lebih terpadu dengan

bidang lainnya, seperti bidang produksi, perkreditan dan ja-

sa perhubungan.

Guna mendorong ekspor dan produksi untuk ekspor, khusus-

nya barang-barang di luar minyak dan gas bumi, kebijaksanaan

ekspor melalui peningkatan daya saing dan penerobosan serta

perluasan pasar akan ditingkatkan. Langkah-langkah yang akan

diambil meliputi usaha meningkatkan efisiensi dan mutu hasil

produksi, menjamin kesinambungan dan ketepatan waktu penye-

rahan, menganekaragamkan barang dan pasal; ekspor, meningkat-

kan informasi perdagangan dan promosi ekspor, menyempurnakan

sarana pemasaran ekspor serta meningkatkan kerja sama perda-

gangan internasional. Sejalan dengan itu akan dimantapkan

307

Page 23:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

pula berbagai kebijaksanaan penunjang seperti perkreditan,

perasuransian dan perhubungan.

Kebijaksanaan impor yang ditujukan untuk menjamin peng-

adaan barang-barang dan jasa penting, untuk mendorong pening-

katan efisiensi industri dalam negeri dan untuk pengendalian

pengeluaran devisa akan dilanjutkan dan disempurnakan. Sa-

saran-sasaran kebijaksanaan impor tersebut sedapat mungkin

akan dicapai secara tidak langsung, yaitu melalui kebijaksa-

naan tarif.

Dalam rangka pemerataan kesempatan berusaha, kebijaksana-

an pengembangan pedagang golongan ekonomi lemah akan dilan-

jutkan dan disempurnakan, antara lain dengan memberikan kemu-

dahan dalam mengembangkan usaha termasuk penyediaan kredit

dan permodalan, memberikan penyuluhan dan informasi perdagang-

an, memperluas penyediaan tempat berusaha yang layak serta

meningkatkan pembinaan. Juga perlu didorong kerja sama antara

usaha besar dan menengah dengan koperasi dan pedagang golong-

an ekonomi lemah.

2. Sasaran dan Langkah-langkah

Memperhatikan arah kebijaksanaan pembangunan seperti di-

uraikan di atas, maka sasaran yang hendak dicapai adalah ter-

ciptanya sistem tata niaga dan distribusi nasional yang efek-

tif dan efisien serta peningkatan partisipasi pengusaha na-

sional di sektor perdagangan. Rincian sasaran dan upaya

untuk mencapainya adalah sebagai berikut.

a. Meningkatnya tranparansi pasar agar pengusaha dapat

mengetahui perkembangan dan peluang pasar untuk da-

pat memanfaatkannya dalam kegiatan jual beli, baik

308

Page 24:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

dalam rangka kegiatan perdagangan dalam negeri

maupun perdagangan luar negeri. Hal ini dilakukan

melalui penyebaran informasi, brosur tentang per-

aturan dan perizinan, buku komoditi, profil per-

usahaan, dan sebagainya terutama mengenai usaha di

bidang ekspor dan impor.

b. Semakin tertibnya usaha niaga agar tercipta iklim

usaha dan kepastian berusaha yang semakin mantap

serta terlindunginya kepentingan konsumen. Hal ini

dilakukan melalui pemasyarakatan ketentuan-ketentu-

an di bidang perdagangan dan melalui upaya pening-

katan pemahaman dunia usaha atas peraturan per-

undang-undangan di bidang perdagangan dan upaya

peningkatan pelayanan di bidang perizinan.

c. Semakin meluas dan berfungsinya sarana dan prasara-

na penunjang perdagangan, seperti perbankan, asu-

ransi, transportasi, promosi, surveyor, telekomuni-

kasi, periklanan, arbitrasi, bursa komoditi, kawas-

an berikat dan sebagainya, untuk dapat mening-

katkan efisiensi perdagangan. Hal ini diupayakan

melalui langkah-langkah memperluas dan mendorong

berkembangnya usaha di bidang jasa penunjang perda-

gangan, serta meningkatkan keterpaduan dan koordi-

nasi kebijaksanaan dan langkah antara instansi-

instansi pembina jasa penunjang perdagangan.

d. Semakin mempunyai lembaga-lembaga perdagangan dan

pemasaran, terutama koperasi dan golongan ekonomi

lemah, agar arus barang dan jasa makin lancar, per-

saingan yang sehat makin meningkat dan demikian ju-

ga daya saing di pasar dunia. Hal ini dilakukan

309

Page 25:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

melalui upaya memperluas fasilitas pendidikan dan

latihan di bidang pemasaran dan ekspor, terutama

bagi pengusaha golongan ekonomi lemah, dan mendo-

rong dunia usaha untuk memanfaatkan fasilitas ter-

sebut untuk meningkatkan kemampuan usahanya. Di

samping itu juga diupayakan perkembangan iklim

demi berkembangnya persaingan yang sehat agar dunia

usaha menjadi lebih kreatif. Selanjutnya didorong

kerja sama antara usaha besar, termasuk BUMN, kope-

rasi dan golongan ekonomi lemah antara lain dengan

pembentukan "trading house," serta didorong ber-

fungsinya asosiasi-asosiasi usaha.

e. Semakin mantapnya pasar dalam negeri yang ditandai

oleh semakin lancarnya arus barang dan jasa sehing-

ga harga-harga stabil pada. tingkat yang terjangkau

rakyat banyak; terpenuhinya kebutuhan rakyat akan

bahan pokok dan bahan penting, termasuk untuk yang

tinggal di daerah-daerah terpencil. Ini semua di-

upayakan melalui langkah-langkah meningkatkan dan

memperluas pengadaan dan penyaluran bahan pokok dan

penting ke daerah-daerah, termasuk ke daerah ter-

pencil. Di samping itu juga diusahakan melalui

upaya memperlancar arus barang dan jasa dalam rang-

ka memantapkan harga di pasaran.

f. Semakin meluasnya penggunaan barang hasil industri

dalam negeri dan semakin terkendalinya impor ba-

rang mewah. Hal ini dicapai dengan memperluas pe-

ngenalan barang-barang industri dalam negeri, pe-

ningkatan mutu melalui penyuluhan, bimbingan dan

pengawasan mutu barang, peningkatan penyuluhan dan

310

Page 26:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

perlindungan konsumen, dan pengendalian impor ba-

rang mewah.g. Penerimaan ekspor yang meningkat dan struktur ekspor

yang berkembang ke arah peningkatan ekspor komoditi

non migas, terutama hasil komoditi olahan, serta

semakin meluasnya pasaran ekspor di luar negeri.

Ini diupayakan melalui langkah-langkah yang bersi-

fat melanjutkan dan meningkatkan usaha diversify-

kasi komoditi baik secara horizontal maupun verti-

kal. Di samping itu juga diupayakan melalui pening-

katan penerobosan pasar luar negeri yang potensial

dengan cara meningkatkan promosi kepada calon-ca-

lon pembeli, serta melanjutkan dan meningkatkan

partisipasi dan peranan Indonesia dalam perunding-

an-perundingan bilateral, regional dan multilateral

dan dalam perundingan-perundingan komoditi di forum

internasional. Perundingan - perundingan tersebut

amat penting dalam rangka menghilangkan atau me-

ngurangi hambatan-hambatan di bidang perdagangan

luar negeri.

h. Meningkatnya daya saing produk-produk dalam negeri

baik di pasaran luar negeri maupun di dalam negeri

untuk mendukung upaya penerobosan pasar. Ini di-

upayakan melalui langkah-langkah meningkatkan per-

baikan mutu barang, menekan biaya produksi dan pe-

masaran, meningkatkan pengenalan produsen terhadap

kebutuhan atau permintaan konsumen terutama di pa-

sar-luar negeri. Di samping itu juga diusahakan me-

lalui upaya memperlancar pengadaan bahan baku dan

penolong bagi industri dalam negeri terutama

311

Page 27:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

industri ekspor, menyempurnakan sistem proteksi

bagi industri dalam negeri yang efisien, serta

meningkatkan dan memperluas pelayanan informasi

pasar terutama mengenai peluang ekspor ke luar negeri.

Pencapaian sasaran-sasaran pembangunan perdagangan se-

perti tersebut di atas memerlukan unsur-unsur penunjang, se-

perti : penataan kembali peraturan perundang-undangan yang

berlaku di bidang perdagangan, peningkatan kemampuan apara-

tur, kegiatan penelitian dan pengembangan, serta pengawasan.

Untuk itu di bidang penelitian dan pengembangan akan diupaya-

kan penyediaan data dan informasi yang semakin akurat dan

terolah secara cepat dan tepat waktu agar dapat memenuhi ke-

butuhan untuk penetapan kebijaksanaan dan perencanaan. Hal

ini dilakukan antara lain melalui upaya penelitian mengenai

peluang ekspor. Di samping itu juga dilakukan penelitian un-

tuk meningkatkan kemampuan lembaga perdagangan dan pemasaran,

serta untuk memantapkan tata niaga guna menunjang kelancaran

arus barang dan untuk mengembangkan kerja sama antara usaha

kuat dan lemah. Kemudian juga penelitian untuk mendukung pe-

rundingan multilateral, regional dan bilateral.

IV. PROGRAM-PROGRAM

Kebijaksanaan dan langkah-langkah pembangunan perdagang-

an tersebut di atas akan dilaksanakan melalui serangkaian

program dan proyek di bidang perdagangan. Program-program

untuk sektor perdagangan tersebut terdiri dari program pe-

ngembangan perdagangan dalam negeri, program pengembangan

perdagangan luar negeri dan program penunjang.

312

Page 28:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

1. Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri

Program pengembangan perdagangan dalam negeri meliputi

upaya-upaya pemantapan pasar dalam negeri, peningkatan daya

saing komoditi produk dalam negeri, pewujudan pasar yang

transparan, peningkatan kemampuan lembaga perdagangan, pewu-

judan tertib usaha di bidang perdagangan dan perlindungan

konsumen, pengembangan prasarana dan sarana penunjang perda-

gangan serta penunjangan peningkatan dan pemantapan ekspor.

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.

Pemantapan pasar dalam negeri diselenggarakan melalui

upaya-upaya sebagai berikut.

a. Pemantapan pengadaan dan penyaluran barang-barang

kebutuhan pokok dan penting bagi seluruh anggota

masyarakat termasuk anggota masyarakat di daerah-

daerah terpencil. Usaha ini meliputi kegiatan pe-

nyempurnaan pola pengadaan dan penyaluran barang

pokok dan penting, peningkatan pemantauan dan eva-

luasi pengadaan di tiap-tiap daerah, serta peman-

tapan pengadaan dan penyaluran bahan baku dan bahan

penolong untuk menunjang perkembangan produksi

industri dalam negeri.

b. Perluasan pasaran barang-barang produksi dalam ne-

geri, termasuk hasil produksi pengusaha golongan

ekonomi lemah, yang meliputi kegiatan pengembangan

pameran dagang di ibu kota-ibu kota propinsi, pe-

ngembangan kontak-kontak dagang, perluasan kegiatan

promosi dagang, pemantapan pengembangan sistem

informasi pasar, dan penertiban kegiatan periklanan.

313

Page 29:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

Peningkatan daya saing komoditi produk-produk dalam ne-

geri dilaksanakan melalui upaya perluasan pengenalan produk-

produk dalam negeri, peningkatan dan pengawasan mutu barang

produksi dalam negeri, penekanan biaya produksi dalam negeri

melalui persaingan yang sehat, dan pengendalian impor ter-

utama impor barang-barang mewah.

Pewujudan pasar yang transparan dilaksanakan melalui

upaya peningkatan pelayanan informasi pasar yang makin me-

luas bagi produsen, pengusaha dan lembaga-lembaga pemasaran.

Usaha ini meliputi kegiatan peningkatan dan penyebaran in-

formasi pasar melalui penyebaran bahan terbitan dan penyu-

luhan lapangan. Informasi yang disebarkan mencakup data me-

ngenai profil perusahaan, profil komoditi dan informasi ten-

tang tata niaga barang-barang, termasuk barang yang diatur.

Peningkatan kemampuan lembaga perdagangan dilaksanakan

melalui upaya:

a. Pemantapan pengembangan peranan pedagang golongan

ekonomi lemah dan koperasi, termasuk mereka yang

tergolong dalam pengusaha muda dan wanita peng-

usaha. Usaha ini diarahkan pada peningkatan kemam-

puan kewiraswastaan dan keterampilan berusaha. Di

samping itu usaha ini meliputi kegiatan-kegiatan

penataran, penyuluhan dan pemberian kesempatan ber-

konsultasi, pengupayaan pengembangan kegiatan-ke-

giatan pemasaran produk-produk baru, pengupayaan

agar sistem perkreditan semakin membantu pengem-

bangan usaha, dan pendorongan pengembangan sistem

bapak dan anak angkat dengan melibatkan pengusaha-

pengusaha besar, menengah dan BUMN dalam rangka me-

ningkatkan kemampuan berusaha bagi golongan ekonomi

314

Page 30:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

lemah dan koperasi. Selanjutnya dilakukan juga

pengupayaan perluasan tempat-tempat berusaha mela-

lui pembangunan pusat-pusat pertokoan dan pasar,

dan peningkatan kegiatan pelayanan oleh unit pela-

yanan di daerah bagi para pengusaha golongan ekonomi

lemah.

b. Pendorongan pertumbuhan lembaga pendidikan dan la-

tihan di masyarakat dalam rangka memperluas kesem-

patan bagi dunia usaha untuk meningkatkan keteram-

pilan di bidang pemasaran terutama pemasaran eks-

por. Di samping itu akan diefektifkan peranan aso-

siasi-asosiasi usaha dalam rangka pengembangan

usaha dari anggota-anggotanya.

c. Peningkatan kemampuan dan penyempurnaan lembaga

perdagangan dan pemasaran. Usaha ini meliputi ke-

giatan peningkatan keterampilan dan peningkatan pe-

ranan grosir dan distributor serta penyalur dan

pengumpul, perluasan peranan bursa komoditi, serta

pengembangan usaha niaga dengan kemampuan pelayanan

yang lebih luas. Juga diusahakan peningkatan peran-

an lembaga konsumen, peningkatan peranan persero-

persero niaga, pengembangan kerja sama usaha antara

Koperasi, BUNN dan Swasta terutama dalam rangka

pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemah. Di

samping itu diusahakan peningkatan pembinaan

terhadap pendirian berbagai jenis pasar.

Pewujudan tertib usaha di bidang perdagangan dan perlin-

dungan konsumen dilaksanakan melalui upaya:

a. Pemantapan tertib dan kepastian usaha perdagangan,

yang meliputi kegiatan penyempurnaan sistem admi-

315

Page 31:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

nistrasi dalam perdagangan; termasuk penyempurnaan per-

undang-undangan dan peraturan-peraturan di bidang perda-

gangan, penyederhanaan perizinan serta peningkatan daya

guna pelaksanaannya, serta peningkatan pelayanan dalam

pemberian SIUP dan pelaksanaan WDP.

b. Peningkatan perlindungan konsumen melalui peraturan

perundang-undangan, pengawasan mutu dan kemetrolo-

gian, serta mendorong peran serta masyarakat dalam

perlindungan kepentingan konsumen.

Pengembangan prasarana dan sarana penunjang perdagangan

dalam negeri dilaksananakan melalui upaya.

a. Pemantapan langkah-langkah pengembangan prasarana

perdagangan yang meliputi kegiatan pembinaan pasar,

tempat-tempat pelelangan, pusat-pusat perdagangan

antar pulau dan antar daerah serta pengembangan pu-

sat-pusat pengumpulan hasil produksi. Juga dibina

pusat-pusat penyimpanan dan penyaluran sarana pro-

duksi, pengembangan kawasan berikat, pengembangan

pasar-pasar untuk komoditi sejenis dan penyempurna-

an sistem perkreditan untuk kegiatan pemasaran.

b. Peningkatan peranan kemetrologian, termasuk di da-

lamnya kegiatan perluasan sarana maupun prasarana

kemetrologian, pemantapan upaya peningkatan kemampu-

an petugas-petugas metrologi, dan peningkatan pe-

nyuluhan kemetrologian.

c. Peningkatan kerja sama dan koordinasi antara ins-

tansi-instansi yang memberikan jasa penunjang per-

dagangan. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan

dan mengembangkan daya guna lembaga atau sarana

316

Page 32:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

perdagangan, pemantapan kerja sama antar instansi

dalam pembinaan dan pengawasan tenaga kerja asing,

peningkatan pembinaan dan kerja sama antara asosiasi-

asosiasi niaga dan komoditi.

d. Pengupayaan kerja sama di tingkat pusat dan daerah

dalam pengembangan Inpres pasar dan pertokoan di

daerah perbatasan, daerah pedalaman, daerah terpen-

cil dan daerah transmigrasi.

e. Pengupayaan keterpaduan kerja sama antar instansi

dan antara lembaga-lembaga perdagangan, pengupayaan

kemudahan tempat berusaha dan fasilitas lainnya,

peningkatan dan pengembangan pelayanan, tugas-tugas

operasional, kerja sama teknis, peningkatan kuali-

tas dan kuantitas standar kemetrologian.

Peningkatan dan pemantapan ekspor dilaksanakan melalui

peningkatan kelancaran arus barang di dalam negeri, terutama

barang-barang ekspor hasil pertanian, hasil-hasil industri

dan hasil-hasil pertambangan. Peningkatan dan pemantapan itu

diupayakan melalui kegiatan peningkatan efisiensi dan penu-

runan biaya sarana dan prasarana angkutan barang dari pusat-

pusat produksi ke pusat-pusat pemasaran.

2. Program Pengembangan Perdagangan Luar Negeri

Program pengembangan perdagangan luar negeri meliputi

upaya-upaya peningkatan dan pemantapan ekspor, peningkatan

daya saing komoditi ekspor, penyebaran informasi mengenai pa-

sar luar negeri, pengendalian impor, pembinaan kelembagaan,

pewujudan tertib usaha dan pengembangan prasarana dan sarana

penunjang perdagangan luar negeri.

317

Page 33:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

Peningkatan dan pemantapan ekspor dilaksanakan melalui

upaya.

a. Peningkatan kerja sama antara unsur-unsur yang ter-

kait dalam rangka peningkatan ekspor non migas,

baik di antara instansi Pemerintah maupun antara

instansi Pemerintah dengan dunia usaha. Dengan de-

mikian diharapkan dapat dimantapkan rencana pengem-

bangan ekspor non migas untuk dijadikan pedoman dan

arah pengembangan ekspor, baik bagi aparatur Peme-

rintah maupun dunia usaha yang terkait, dalam upaya

mendorong ekspor non migas.

b. Diversifikasi komoditi ekspor melalui kegiatan pe-

ngembangan baru produk-produk ekspor yang poten-

sial, peningkatan ekspor barang jadi yang mempunyai

nilai tambah lebih tinggi, serta pemantapan ekspor

komoditi tradisional.

c. Peningkatan usaha diversifikasi pasar ekspor di

luar negeri akan dilakukan melalui kegiatan penero-

bosan pasaran baru, pemantapan pasaran tradisional,

pemanfaatan fasilitas pelabuhan bebas atau kawasan

berikat, pemantapan kebijaksanaan imbal beli serta

counter trade lainnya.

d. Pembinaan dan peningkatan kerja sama internasional

akan digiatkan melalui forum perundingan bilateral,

regional dan multilateral.

e. Peningkatan promosi ekspor. Ini dilaksanakan mela-

lui pendekatan kepada dunia usaha atau importir dan

badan atau lembaga perdagangan di negara-negara tujuan

ekspor, peningkatan publikasi dan visualisasi

318

Page 34:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

ekspor Indonesia, pengiriman misi dagang dan pe-

ningkatan peran serta pengusaha nasional dalam pa-

meran dagang di luar negeri.

Peningkatan daya saing komoditi ekspor dilaksanakan de-

ngan upaya.

a. Peningkatan, pengawasan dan pengendalian mutu, pem-

binaan dunia usaha agar berperan aktif dalam peng-

awasan mutu, peningkatan jaringan dan peningkatan

tanggung jawab laboratorium penguji mutu di setiap

propinsi.

b. Peningkatan kesinambungan penyerahan barang dan pe-

ningkatan efisiensi pemasaran melalui kegiatan bur-

sa komoditi, pengusahaan rasionalisasi biaya tata

niaga di dalam negeri, penyederhanaan pola pengum-

pulan dan penyaluran arus barang ekspor.

c. Peningkatan kerja sama antara sektor perdagangan

dan sektor lainnya dalam upaya peningkatan produk-

tivitas yang berorientasi ekspor, pelanjutan penye-

derhanaan dan atau penghapusan perizinan, penyem-

purnaan pola pembiayaan ekspor, penyempurnaan kebi-

jaksanaan pengapalan barang ekspor, penyederhanaan

struktur perpajakan dan prosedur pengurusannya,

penyempurnaan sistem pengelolaan "draw back" dan

perangsang ekspor lainnya.

Peningkatan dan penyebaran informasi mengenai pasar luar

negeri melalui upaya.

319

Page 35:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

a. Peningkatan pelayanan informasi kepada dunia usaha

dengan cara penyebarluasan informasi pasar secara

kontinyu yang berasal dari luar negeri ke dalam ne-

geri.

b. Penyebaran informasi mengenai hasil-hasil pengamat-

an pasar yang mempunyai prospek di wilayah-wilayah

tujuan ekspor dan penerusan informasi, yang diper-

oleh tersebut kepada pengusaha di dalam negeri. Ju-

ga diusahakan penyusunan profil komoditi, profil

importir atau profil eksportir dan peraturan impor

di luar negeri bagi kepentingan dunia usaha dan

instansi di dalam negeri.

c. Pengembangan kegiatan perdagangan melalui bursa ko-

moditi dalam rangka pembentukan harga yang trans-

paran menuju kepada terbentuknya harga panutan bagi

komoditi ekspor utama.

Pengendalian impor dilaksanakan dengan upaya.

a. Memperlancar pengadaan barang modal dan bahan peno-

long yang menunjang produksi barang ekspor melalui

penyederhanaan peraturan, dan pengendalian impor

dengan mekanisme pembebanan bea masuk.

b. Penyempurnaan perangkat pengendalian impor, seperti

penyempurnaan klasifikasi barang impor dan penye-

suaian tarif pos.

Pembinaan kelembagaan ditempuh dengan upaya-upaya seba-

gai berikut.

320

Page 36:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

a. Peningkatan kemampuan pengusaha, baik yang bergerak

di bidang impor maupun ekspor, termasuk pengusaha

golongan ekonomi lemah.

b. Peningkatan kemampuan aparat yang menangani ,kegiat-

an perdagangan luar negeri, baik yang bertugas di

dalam negeri maupun yang bertugas di luar negeri.

Pewujudan tertib usaha di bidang perdagangan luar negeri

dilaksanakan dengan upaya.

a. Penertiban kegiatan usaha eksportir melalui kegiat-

an-kegiatan pemantapan asosiasi, pengamanan pelak-

sanaan kebijaksanaan ekspor dan kebijaksanaan pe-

nertiban eksportir.

b. Pemantapan pengoperasian bursa komoditi sebagai

lembaga penunjang bagi dunia usaha dan sebagai pe-

rangkat pelaksana kebijaksanaan untuk mewujudkan

transparansi pasar.

c. Pembinaan eksportir dalam penyusunan kontrak dagang

yang dapat memperkuat posisi eksportir menghadapi

pengusaha luar negeri, penyelesaian klaim-klaim da-

ri pembeli di luar negeri melalui lembaga banding.

Pengembangan prasarana dan sarana penunjang perdagangan

luar negeri akan terus dilakukan melalui upaya-upaya:

a. Peningkatan peran serta lembaga penunjang perda-

gangan luar negeri, seperti kawasan berikat, bursa

komoditi, asuransi ekspor, dan jasa surveyor.

b. Pengusahaan pembentukan dan pembinaan "Indonesia

Trade Centre" dan lembaga penunjang lainnya yang

dirasakan perlu, guna memperlancar kegiatan perda-

gangan luar negeri.

321

Page 37:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

c. Peningkatan kerja sama pengusaha di bidang perda-

gangan luar negeri, meliputi kerja sama antara

pengusaha menengah dan kecil, BUMN dan koperasi.

d. Penyelenggaraan pameran dagang dan keikutsertaan

dalam pameran dagang, baik di dalam maupun di luar

negeri, pengembangan laboratorium penguji mutu, pe-

nyempurnaan sistem jaringan informasi antara sum-

ber-sumber informasi, dengan unit-unitnya di pusat

dan daerah, pengadaan perangkat keras dan perangkat

lunak serta penyempurnaan mekanisme kerja.

e. Pemantapan dan peningkatan usaha keterpaduan antara

instansi yang terkait dalam kegiatan ekspor non mi-

gas dalam pembangunan, pembinaan dan pengembangan

prasarana dan saran penunjang perdagangan luar ne-

geri.

3. Program Penunjang

Program penunjang berupa program penelitian dan pengem-

bangan perdagangan, meliputi upaya.

a. Peningkatan dan pemantapan sistem dan kegiatan-ke-

giatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data

perdagangan.

b. Penelitian perdagangan dalam dan luar negeri yang

meliputi proyeksi barang-barang ekspor dan impor

Indonesia; penelitian tentang efisiensi tata niaga

dan jalur pemasaran barang-barang ekspor, bahan po-

kok, penting dan barang strategis; penelitian ten-

tang peta dagang dalam dan luar negeri; penelitian

322

Page 38:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

tentang kehidupan dunia usaha dan pelaku niaga,

termasuk ekonomi lemah; penelitian hukum terapan di

bidang perdagangan dan penelitian tentang masalah-

masalah khusus yang menunjang kebijaksanaan Peme-

rintah.

323

Page 39:  · Web viewSalah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregula- si dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985

TABEL 14-1PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KELIMA,

1989/90 - 1993/94(dalam milyar rupiah)

PERDAGANGAN

1989/90 1989/90-1993/94No. Kode SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM (anggaran

pembangunan)

(anggaran

pembangunan)

05 SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI 199 9 1.428,9

05.1 Subsektor perdagangan 54.9 400,6

05.1.01 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 26,3 149,1

05.1.02 Program Pengembangan PerdaganganLuar Negeri 28,6 251,5

324