feunpak.files.wordpress.com · web viewpuji syukur atas kehadirat allah swt, karena dengan rahmat...
TRANSCRIPT
Pengembangan Untuk Meningkatkan Efektivitas
Kerja Karyawan Serta Penentuan Kariernya
Tugas MSDM
Disusun oleh : Nunik Priastuti
NPM : 021110035
Kelas : 3A (Manajemen)
Universitas Pakuan Bogor
Fakultas Ekonomi
2011
Kata Pengantar1
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya, saya
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas ini
sehingga tercapailah tugas ini dengan sebaik-baiknya dan dengan kemampuan yang saya miliki
sesuai dengan kepustakaan yang dibaca dan diambil pembahasannya dalam tugas yang saya
kerjakan ini. Saya menyadari bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika
ada kesalahan dalam penulisan tugas, dapat dikoreksi dan menilai kemampuan saya di dalam
penyelesaian tugas ini. Karena saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan
semoga dengan selesainya tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amiiin..
Daftar Isi
2
Kata Pengantar………………………………………………………………………. 2
Daftar Isi……………………………………………………………………………... 3
Bab 1. Tinjauan Pustaka…………………………………………………………….. 4
1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)……………………………….. 4
1.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)…………………… 5
1.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)……………………….. 6
1.1.3 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)……………………… 8
1.2 Latihan Dan Pengembangan…………………………………………………. 9
1.2.1 Latihan Dan Pengembangan Karyawan……………………………………… 10
1.2.2 Teknik-teknik Dan Latihan Pengembangan………………………………….. 11
1.3 Perencanaan Dan Pengembangan Karier……………………………………... 15
1.3.1 Peranan Departemen Personalia Dan Perencanaan Karier…………………… 16
1.3.2 Peranan Departemen Personalia Dalam Pengembangan Karier……………… 17
Bab 2. Daftar Pustaka………………………………………………………………… 19
Bab 1. Tinjauan Pustaka
3
Pada kemajuan teknologi yang semakin pesat dan berkembang serta pertumbuhan
persaingan nasional dan internasional, dan perkembangan korektif para karyawan. Ini semua
merupakan faktor-faktor lingkungan. Faktor-faktor organisasi seperti semakin tingginya tingkat
pendidikan dan pelonjakan biaya personalia. Maka dalam kondisi tersebut manajemen personalia
dituntut mengembangkan cara-cara untuk dapat menarik dan mempertahankan karyawannya.
Bab ini akan memberikan pengantar tentang pengertian manajemen sumber daya
manusia, peranan manajemen personalia dalam menghadapi tantangan-tantangan lingkungan dan
organisasional di bidang pengelolaan sumber daya manusia. Sedangkan bab-bab selanjutnya
menguraikan berbagai konsep dan praktek manajemen sumber daya manusia yang efektif. Secara
ringkas, pembahasan akan kita ringkas pada:
1. Mengerti dan memahami pengertian manajemen sumber daya manusia (MSDM). Seperti
fungsi-fungsi dan peranan manajemen personalia atau manajemen sumber daya manusia.
2. Bagaimana melatih dan mengembangkan karyawan, untuk menghasilkan karyawan yang
baik di dalam keefektifan kinerjanya.
3. Menjelaskan tentang peranan departemen personalia dalam melatih dan mengembangkan
karyawan sebagai perencanaan kesuksesan kerja dalam memperoleh karier.
1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Masalah-masalah personalia yang dihadapi pada zaman dahulu secara fundamental sama
dengan yang dihadapi para manajer perusahaan atau pemimpin organisasi lainnya pada zaman
sekarang. Hanya masalah personalia kini lebih kompleks karena manajemen harus menghadapi
kemajuan teknologi secara dahsyat, pembatasan oleh peraturan pemerintah, penyusutan suplai
energi dan sumber daya alam lainnya, pertumbuhan persaingan nasional dan internasional
tuntutan peningkatan perhatian terhadap kelestarian lingkungan, dan perkembangan kegiatan
kolektif para karyawan. Ini semua merupakan faktor-faktor lingkungan. Faktor-faktor
organisasional. Seperti semakin tingginya tingkat pendidikan karyawan, peningkatan
heterogenesis angkatan kerja, pelonjakan biaya-biaya personalia dan penurunan produktivitas.
Karena itu peranan manajer personalia sangat penting, peranan yang dominan adalah untuk
membantu manajemen puncak dalam usaha untuk memperoleh dan memelihara suatu angkatan
4
kerja yang penting bagi produktivitas organisasi. Oleh karena itu manajer personalia modern
memerlukan latar belakang yang luas dalam bidang- bidang psikolog, sosiologi, filsafat, ekonomi
dan manajemen. Dari manajer personalia dituntut persyaratan kemampuan untuk memahami hal-
hal yang tidak logis, kemampuan untuk memproyeksikan diri sendiri ke posisi orang lain tanpa
kehilangan perspektif, dan keterampilan mermalkan perilaku manusia dan organisasi.
1.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Manajemen telah banyak disebut sebagai “ seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain”. Definisi ini, yang dikemukakan oleh Mary Parker Follet, mengandung arti bahwa
para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk
melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain dengan tidak
melakukan pekerjaan itu sendiri.
Menurut Edwin B. Flippo, manajemen personalia adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja
dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan
masyarakat.
H. Malayu S.P Hasibuan, Dalam Sumber Daya Manusia (MSDM) pembahasan
difokuskan pada unsur manusia pekerja, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu
dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan. Hal-hal pokok yang dipelajari dalam MSDM ini adalah perencanaan
(human resources planning), pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan
pemberhentian karyawan.
Wendell French, mendefinisikan manajemen personalia sebagai penarikan, seleksi,
pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi.
5
Dari ketiga definisi tersebut menekenkan pada kenyataan yang paling utama adalah mengelola
manusia, bukan sumber daya lain. Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan
kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia.
Bidang personalia ini mempunyai dua fungsi pokok, di mana fungsi pertama berkaitan dengan
fungsi kedua:
1. Untuk menjalin kerja sama dalam pengembangan administrasi berbagai
kebijaksanaan yang mempengaruhi orang-orang yang membentuk organisasi
2. Untuk membantu para manajer mengelola sumber daya manusia
Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa manajemen personalia dan sumber
daya manusia adalah “pengakuan” terhadap pentingnya satuan tenaga kerja organisasi sebagai
sumber daya manusia yang vital bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi, dan pemanfaatan
berbagai fungsi dan kegiatan personalia untuk menjamin bahwa mereka digunakan secara efektif
dan bijak agar bermanfaat bagi individu, organisasi masyarakat. Dalam masa peralihan
“manajemen personalia dan sumber daya manusia” merupakan istilah yang paling banyak
digunakan. Pergantian istilah ini mencerminkan adanya peranan vital dan semakin penting yang
dimainkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi, adanya tantangan-tantangan semakin
besar dalam pengelolaan sumber daya manusia secara efektif, serta terjadinya pertumbuhan ilmu
pengetahuan dan profesionalisme di bidang manajemen personalia dan sumber daya manusia.
1.1.2 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Definisi tentang manajemen sumber daya manusia mengemukakan fungu-fungsi
personalia, meskipun setiap manajer mengemban tanggung jawab atas fungsi-fungsi tersebut
sebagai bagian pekerjaan mereka, ada sejumlah kegiatan personalia khusus yang diterjemahkan
dari berbagai fungsi itu, yang menjadi tugas manajer personalia. Kegiatan-kegiatan personalia
adalah tindakan-tindakan yang diambil untuk memberikan kepada organisasi satuan yang efektif
dalam mengevaluasi kinerja dari karyawannya, sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam organisasinya.
6
Fungsi-fungsi manajemen
Perencanaan (planning) berarti penentuan program personalia yang akan membantu
tercapainya sasaran yang lebih disusun untuk perusahaan itu.
Pengorganisasian (Organizing) jika telah ditentukan bahwa fungsi-fungsi personalia
tentu akan membantu ke arah tercapainya sasaran perusahaan, maka manajer personalia
harus menyusun suatu organisasi dengan mencapai struktur hubungan anatara pekerjaan,
personalia, dan faktor-faktor fisik.
Pengarahan (Directing) mungkin diberi nama-nama lain seperti “motivasi”,
“pelaksanaan” atau “pemberian perintah”. Banyak sekali kesulitan yang dihadapi dalam
menyuruh orang untuk bersedia bekerja secara efektif, walaupun tingkat kesulitan itu
bermacam-macam.
Pengendalian (Controlling) pengamatan atas tindakan dan perbandingannya dengan
rencana dan perbaikan atas setiap penyimpangan yang mungkin terjadi, penyusunan
kembali rencana-rencana dan penyesuaiannya terhadap penyimpangan yang tidak dapat
diubah.
Fungsi-fungsi Operasional
Pengadaan tenaga kerja (Procurement) fungsi utama dari manajemen personalia adalah
berupa usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari personalia yang
diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam kaitan
ini adalah penentuan sumber daya manusia yang dibutuhkan dan perekrutannya, seleksi
dan penempatan.
Pengembangan (Development) pengembangan merupakan peningkatan keterampilan
melalui pelatihan yang perlu untuk prestasi kerja yang tepat. Ini merupakan suatu
kegiatan yang amat penting dan akan terus tumbuh karena perubahan-perubahan
teknologi.
Kompensasi (Compensation) balas jasa yang memadai dan layak kepada personalia untuk
sumbangan mereka kepada tujuan organisasi. Unsur-unsur dasar kompensasi dengan
tekanan pada pokok-pokok seperti evaluasi pekerjaan, kebijakan pengupahan, dan
beberapa rencana kompensasi tambahan yang baru-baru ini diperhitungkan.
7
Integrasi (Integration), merupakan usaha untuk menghasilkan suatu rekonsiliasi
(kecocokan) yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan (individu), masyarakat
dan orgaisasi. Definisi ini berpijak atas dasar kepercayaan bahwa dalam masyarakat kita
terdapat tumpang tindih yang cukup berarti.
Pemeliharaan (Maintenance) memiliki angkatan kerja yang mempunyai kemauan dan
mampu untuk bekerja. Pemeliharaan merupakan usaha untuk mengabadikan keadaan ini.
Terpeliharanya kemauan bekerja, keadaan jasmani karyawan harus terpelihara, dan
kesehatan serta keselamatan kerja.
Pemisahan (Separation) memutuskan hubungan kerja dan mengembalikan orang-orang
tersebut kepada masyarakat, sebagian karyawan tidak meninggal dunia pada masa
kerjanya. Organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemutusan
hubungan kerja sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, dan
menjamin bahwa warga masyarakat dikembalikan itu berada dalam keadaan yang sebaik
mungkin.
1.1.3 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Departemen personalia adalah departemen pelayanan, departemen ini ada untuk melayani
karyawan, manajer dan organisasi. Manajer personalia tidak mempunyai wewenang untuk
memerintah para manajer lain dalam departemen-departemen lain. Departemen personalia
biasanya mempunyai wewenang staff (staff authority), yang merupakan wewenang untuk
menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi, bukan mengarahkan, kepada para manajer
departemen-departemen lain.
Setiap organisasi mempunyai suatu fungsi personalia, setiap organisasi harus
mengangkat, melatih, membayar, memotivasi, memelihara, dan pada akhirnya berpisah dengan
para karyawannya. Jika terdapat seorang manajer personalia yang khusus, dia dapat memberikan
banyak sumbangan untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Dalam situasi yang sangat teknik
atau rutin, departemen personalia bisa diberi wewenang fungsional. Wewenang fungsional
memungkinkan departemen personalia untuk mengambil keputusan-keputusan yang biasanya
dibuat oleh para manajer lini atau manajemen puncak.
8
Tipe pelayanan yang dapat diberikan kepada karyawan, manajer dan organisasi
dipengaruhi oleh besarnya departemen personalia. Sebagai contoh, dalam departemen personalia
kecil, manajer personalia menangani banyak kegiatan harian yang berkaitan dengan kebutuhan-
kebutuhan sumber daya manusia organisasi. Sedangkan, dalam departemen personalia besar,
fungsi personalia tumbuh menjadi lebih besar sehingga masalah-masalah khusus ditangani oleh
bawahan yang memang spesialisasinya adalah di bidang tertentu. Dengan kata lain, fungsi-fungsi
personalia ditangani secara lebih terspesialisasi.
1.2 Latihan dan Pengembangan
Pengertian latihan dan pengembangan adalah berbeda. Latihan (training) dimaksudkan
untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu,
terinci dan rutin. Pengembangan (development) mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam
upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat-sifat
kepribadian. Kegiatan-kegiatan latihan dan pengembangan biasanya merupakan tanggung jawab
departemen personalia dan penyelia langsung.
Para karyawan baru biasanya telah memiliki keterampilan dasar yang dibutuhkan.
Mereka adalah produk dari suatu sistem pendidikan dan mempunyai pengalaman yang diperoleh
dari organisasi lain. Karyawan yang sudah direkrut, dipilih, dan dilantik, selanjutnya dia harus
dikembangkan agar lebih sesuai dengan pekerjaan dan organisasi. Tidak seorang pun yang
sepenuhnya sesuai pada saat pengangkatan, sehingga harus dilakukan pendidikan dan pelatihan.
Pengembangan meliputi baik pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan
pekerjaan tertentu maupun pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan umum dan pemahaman
atas keseluruhan lingkungan. Meskipun program orientasi serta latihan memakan waktu dan
dana, hampir semua organisasi melaksanakannya., dan menyebut biaya-biaya untuk program
tersebut sebagai investasi untuk sumber daya manusia.
Ada dua tujuan utama program latihan dan pengembangan karyawan. Pertama, latihan
dan pengembangan dilakukan untuk menutup “gap” antara kecakapan dengan kemampuan
karyawan dengan permintaan jabatan. Kedua, program-program tersebut diharapkan dapat
9
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran-sasaran kerja
yang telah ditetapkan. Program-program yang direncanakan akan memberikan manfaat kepada
organisasi berupa peningkatan produktivitas, peningkatan moral, pengurangan biaya, dan
stabilitas serta keluwesan (fleksibelitas) organisasi yang makin besar untuk menyesuaikan diri
dengan persyaratan-persyaratan eksternal yang berubah. Program-program semacam itu juga
akan membantu memenuhi kebutuhan perorangan dalam usaha mencari pekerjaan yang
bermakna bagi karier seumur hidup. Latihan dan pengembangan membantu mereka dalam
menghindarkan diri dari keusangan dan melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik.
1.2.1 Latihan dan Pengembangan Karyawan
Latihan dan pengembangan mempunyai berbagai manfaat karier jangka panjang yang
mempunyai berbagai manfaat karier jangka panjang yang membaantu karyawan untuk tanggung
jawab lebih besar dengan di waktu yang akan datang. Program-program latihan tidak hanya
penting bagi program individu, tetapi juga organisasi dan hubungan manusiawi dalam kelompok
kerja, dan bahkan bagi negara. Cara paling mudah untuk meringkas manfaat-manfaat latihan
adalah dengan menyadarinya sebagai investasi organisasi dalam sumber daya manusia. Sebagai
bagian proses latihan dan pengembangan, departemen personalia dan para manajer harus menilai
kebutuhan, tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran program, isi dan prinsip-prinsip belajar. Setelah
sasaran-sasaran ditetapkan, isi dan prinsip-prinsip belajar diperhatikan. Meskipun proses belajar
ditangani oleh para instruktor dalam departemen personalia atau penyelia lini pertama. Langkah-
langkah pendahuluan ini harus dilakukan untuk mengembangkan suatu program yang efektif.
Penilaian Dan Identifikasi Kebutuhan
Untuk memutuskan pendekatan yang akan digunakan, organisasi perlu
mengidentifikasi kebututhan-kebutuhan latihan dan pengembangan. Penilaian
kebutuhan mengdiagnosa masalah-masalah dan tantangan-tantangan lingkungan yang
dihadapi organisasi sekarang. Kemudian, manajemen mengidentifikasi berbagai
masalah dan tantangan yang dapat diatasi melalui latihan dan pengembangan jangka
panjang.
10
Sasaran-sasaran Latihan Dan Pengembangan
Sasaran-sasaran ini mencerminkan perilaku dan kondisi yang diinginkan, dan
berfungsi sebagai standar-standar dengan mana prestasi kerja individual dan
efektivitas program dapat diukur.
Isi Program
Isi program ditentukan oleh identifikasi kebutuhan-kebutuhan dan sasaran-sasaran
latihan. Program mungkin berupaya untuk mengajarkan berbagai keterampilan
tertentu, menyampaikan pengetahuan yang dibutuhkan atau mengubah sikap. Para
peserta juga perlu meninjau isi program, apakah relevan dengan kebutuhan, atau
motivasi mereka untuk mengikuti program tersebut rendah atau tinggi. Agar isi
program efektif, prinsip-prinsip belajar harus diperhatikan.
Prinsip-prinsip Belajar
Ada beberapa prinsip belajar (learning principles) yang dapat digunakan sebagai
pedoman tentang cara-cara belajar yang paling efektif bagi para karyawan. Prinsip-
prinsip ini adalah bahwa program bersifat partisipatif, relevan, pengulang (revetisi),
dan pemindahan, serta memberikan umpan balik mengenai kemajuan para peserta
latihan. Semakin terpenuhi prinsip-prinsip tersebut, latihan dan pengembangan akan
semakin efektif.
1.2.2 Teknik-teknik Latihan Dan Pengembangan
Ada 2 kategori pokok program latihan dan pengembangan manajemen, masing-masing
kategori mempunyai sasaran pengajaran sikap, konsep atau pengetahuan dan keterampilan utama
yang berbeda.
1. Metode Praktis (on the job training)
2. Teknik-teknik persentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training)
Ada beberapa “trade offs” ini berarti tidak ada satu teknik yang selalu paling baik, metode
terbaik tergantung pada sejauh mana teknik memenuhi faktor berikut:
1. Efektivitas biaya
11
2. Isi program yang dikehendaki
3. Kelayakan fasilitas-fasilitas
4. Preferensi dan kemampuan peserta
5. Preferensi dan kemampuan instruktor atau pelatih
6. Prinsip-prinsip belajar
Tingkat pentingnya keenam “trade off” tergantung pada situasi, manajer perlu mengenal semua
teknik latihan dan pengembangan yang tersedia, agar dapat melatih teknik yang paling tepat
untuk kebutuhan, sasaran, dan kondisi tertentu.
On The Job Training
Teknik ini merupakan yang paling banyak digunakan, karyawan dilatih dengan supervisi
yang berpengalaman. Berbagai macam teknik ini yang biasa digunakan dalam praktek adalah
sebagai berikut:
1. Rotasi Jabatan
Memberikan kepada karyawan pengetahuan tentang bagian-bagian organisasi yang
berbeda dan praktek berbagi macam keterampilan manajerial.
2. Latihan Dan Instruksi Pekerjaan
Petunjuk-petunjuk pekerjaan diberikan secara langsung pada pekerjaan dan
digunakan terutama untuk melatih para karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan
mereka.
3. Magang (Apprenticeships)
Merupakan proses belajar dari seseorang atau beberapa orang yang lebih
berpengalaman, pendekatan ini dapat dikombinasikan dengan latihan “off the job”.
4. Coaching
Penyelia atau atasan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada karyawan dalam
pelaksanaan kerja rutin mereka.
5. Penugasan Sementara
Penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu
untuk jangka waktu yang ditetapkan. Karyawan terlibat dalam pengambilan keputsan
dan pemecahan organisasi-organisasi nyata.
12
Metode-metode Simulasi
1. Metode Studi Kasus
Deskripsi tertulis suatu pengambilan keputusan, karyawan diminta untuk
mengidentifikasikan masalah-masalah, menganalisa situasi, dan merumuskan
penyelesaian-penyelesaian alternatif. Dengan metode ini, karyawan dapat
mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan.
2. Role Playing
Teknik ini merupakan suatau peralatan yang memungkinkan para karyawan (peserta
latihan) untuk memainkan berbagai peranana yang berbeda. Efektivitas metode ini
sangat bergantung pada kemampuan paserta untuk memainkan peranan (sedapat
mungkin sesuai dengan realitas) yang ditugaskan kepadanya.
3. Business Games
Business (management) game adalah suatu simulasi pengambilan keputusan skala
kecil yang dibuat sesuai dengan situasi kehidupan bisnis nyata. Tujuannya adalah
untuk melatih para karyawan dalam pengambilan keputusan dan cara mengelola
operasi-operasi perusahaan.
4. Vestibule Training
Bentuk latihan ini dilaksanakan bukan oleh atasan (penyelia), tetapi oleh pelatih-
pelatih khusus. Area-area terpisah dibangun dengan berbagai jenis peralatan sama
seperti yang akan digunakan pada pekerjaan yang sebenarnya.
5. Latihan Laboratorium (Laboratory Training)
Teknik ini adalah suatu bentuk latihan kelompok yang terutama digunakan untuk
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi. Salah satu bentuk latihan
laboratorium yang terkenal adalah latihan sensitivitas, di mana peserta belajar
menjadi lebih sensitif (peka) terhadap perasaan orang lain dan lingkungan.
6. Program-program Pengembangan Eksekutif
Program-program ini biasanya diselenggarakan di universitas atau lembaga-lembaga
pendidikan lainnya. Organisasi biasanya mengirimkan para karyawannya untuk
mengikuti paket-paket khusus yang ditawarkan atau bekerjasama dengan suatu
lembaga pendidikan untuk menyelenggarakan secara khusus suatu bentuk penataran,
pendidikan, atau latihan sesuai kebutuhan organisasi.
13
Teknik-teknik Presentasi Informasi
Tujuan utama teknik-teknik presentasi (penyajian) informasi adalah untuk mengajarkan
berbagai sikap, konsep atau keterampilan kepada para peserta. Metode-metode yang biasa
digunakan :
1. Kuliah
Ini merupakan metode tradisional dengan kemampuan penyampaian informasi,
banyak peserta dan biaya relatif murah. Kelemahannya adalah tidak atau kurang
adanya partisipasi dan umpan balik.
2. Presentasi Video
Presentasi TV, film, slides, dan sejenisnya adalah serupa dengan bentuk kuliah.
Metode ini biasanya digunakan sebagai bahan atau alat pelengkap bentuk-bentuk
latihan lainnya.
3. Metode Komperensi
Metode ini analog dengan bentuk kelas seminar diperguruan tinggi, sebagai pengganti
metode kuliah. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kecakapan dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan untuk mengubah sikap karyawan.
4. Programmed Intruction
Metode ini menggunakan mesin pengajar atau komputer untuk memperkenalkan
kepada peserta topik yang harus dipelajari. Sebelum pelajaran dimulai, perlu
dilakukan tes penempatan (placement test) untuk menentukan tingkat awal setiap
peserta. Intruksi-intruksi dipersiapkan oleh para ahli (spesialis) dari berbagai disiplin
ilmu antara lain, psikologi pendidikan yang bekerja pada pengembangan cara-cara
pengajaran.
5. Studi Sendiri (Self Study)
Programed introduction yang telah dibahas di atas merupakan salah satu bentuk studi
sendiri. Studi sendiri berguna bila para karyawan tersebar secara geografis atau bila
proses belajar hanya memerlukan sedikit interaksi. Ada beberapa bentuk latihan
lainnya yang dapat digunakan dalam program pengembangan manajemen dan
organisasi, antara lain analisis transaksional, grid OD, T-Group, dan sebagainya.
14
1.3 Perencanaan Dan Pengembangan Karier
Karier dapat didefinisikan sebagai suatu rangkain kegiatan kerja yang terpisah tetapi
berkaitan, yang memberikan kesinambungan, ketentraman, dan arti dalam hidup seseorang.
Dalam khasus-khasus yang lebih umum dikutip, suatu karier terdiri atas serangkaian pengalaman
peran yang diurut dengan tepat yang menuju kepada peningkatan tingkat tanggung jawab, status,
kekuasaan, dan ganjaran. Ada banyak kekuatan yang membantu pengembangan dan
pembentukan suatu karier, masukan-masukan dasar terdiri dari sifat-sifat fisik dan mental,
orangtua, sekolah, pengelompokan etnis, jenis kelamin, teman-teman sebaya, pengalaman dalam
organisasi, dan umur. dari semua ini, individu itu akan mengembangkan suatu gagasan tentang
suatu karier yang erat kaitannya dengan kebutuhannya akan harga diri (self esteem). Suatu arah
akan dipilih dan tujuan akan tingkat aspirasi akan muncul. Lima dasar (anchor) semacam itu
diidentifikasikan: (1) Kemampuan manajerial, (2) Kemampuan fungsional teknis, (3) Keamanan,
(4) Kreativitas, dan (5) Otonomi independensi. Disarankan bahwa mereka yang ingin untuk
menjadi manajer yang efektif harus memiliki kemampuan-kemampuan analistis, antarpribadi,
antarkelompok, dan emosional.
Suatu karier adalah semua pekerjaan atau jabatan yang dipegang selama kehidupan kerja
seseorang. Bagi banyak orang, pekerjaan-pekerjaan tersebut merupakan suatu bagian dari
rencana yang disusunnya secara hati-hati. Orang-orang sukses biasanya mengembangkan
berbagai rencana karier dan kemudian berupaya untuk mencapai rencana-rencana mereka dan
harus dikelola melalui suatu perencanaan yang cermat. Istilah “karier” telah digunakan untuk
menunjukan orang-orang pada masing-masing peranan atau status mereka. Literature ilmu
pengetahuan mengenai prilaku (behavioral science) pada umumnya menggunakan istilah-istilah
perencanaan karier:
Karier
Suatu karier adalah seluruh pekerjaan atau jabatan yang ditangani atau dipegang
selama kehidupan kerja seseorang.
Jalur Karier (Career Path)
Suatu jalur karier adalah pola pekerjaan-pekerjaan berurutan yang membentuk karier
seseorang.
15
Sasaran-sasaran Karier (Career Goals)
Sasaran karier adalah posisi diwaktu yang akan datang dimana seseorang berjuang
untuk mencapai sebagai bagian dari kariernya.
Perencanaan Karier (Career Planning)
Perencanaan Karier adalah proses melalui mana seseorang memilih sasaran karier,
dan jalur ke sasaran tersebut.
Pengembangan Karier (Career Development)
Pengembangan karier adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan
seseorang untuk mencapai suatu rencana karier.
1.3.1 Peranan Departemen Personalia Dan Perencanaan Karier
Departemen personalia harus mengambil peranan aktif dalam perencanaan karier
karyawan. Dalam merencanakan pengembangan karier, para manajer personalia memerlukan
pengetahuan tentang dorongan-dorongan dan kebutuhan-kebutuhan dasar para karyawan. Telah
terdapat cukup banyak penelitian mengenai beraneka ragamnya jumlah orientasi manajerial,
teknis, dan rasa aman diantara personalia professional dalam organisasi-organisasi bisnis.
Organisasi itu menuntut kesetiaan utama, dengan keterampilan-keterampilan professional secara
eksklusif disesuaikan dengan tujuan organisasi, sikap itu disebut “lokal”. Professional yang
ditempatkan oleh suatu organisasi mempunyai unsur-unsur “lokalisme” dan
“kosmopolitanisme”. Sikap dapat ditentukan pada satu dari keempat kuadran: (1) tidak
berambisi, (2) sangat erorientasi kepada kepada profesi (kemampuan teknis), (3) sangat
berorientasi kepada organisasi (kemampuan-kemampuan manajerial dan rasa aman), dan (4)
sangat berorientasi baik pada profesi maupun organisasi. Disamping itu, manajer personalia
selalu berkepentingan dengan kesempatan-kesempatan latihan atau pengembangan. Berbagai
manfaat yang akan diperoleh bila departemen personalia terlibat dalam perencanaan karier
adalah:
1. Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan
Perencanaan karier membantu untuk mengembangkan suplai karyawan internal.
2. Menurunkan perputaran karyawan
16
Perhatian terhadap karier individual akan meninggalkan kesetiaan organisasi dan
menurunkan perputaran karyawan.
3. Mengungkapkan potensi karyawan
Perencanaan karier mendorong para karyawan untuk lebih menggali kemampuan-
kemampuan potensial mereka karena mereka mempunyai sasaran-sasaran karier
tertentu.
4. Mendorong pertumbuhan
Berbagai rencana dan sasaran karier memotivasi karyawan untuk tumbuh dan
berkembang.
5. Mengurangi penimbunan
Tanpa perencanaan karier, para manajer akan mudah menimbun bawahan-bawahan
kunci yang berketerampilan dan berprestasi kerja tinggi. Perencanaan karier
menyebabkan karyawan, manajer dan departemen personalia menjadi sadar akan
kualifikasi karyawan.
6. Memuaskan kebutuhan karyawan
Dengan sedikit penimbunan dan meningkatnya kesempatan-kesempatan untuk
tumbuh bagi karyawan, kebutuhan-kebutuhan penghargaan individual, seperti
penghargaan dan prestasi, akan lebih terpuaskan.
7. Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui
Perencanaan karier dapat membantu para anggota kelompok agar siap untuk jabatan-
jabatan yang lebih penting. Persiapan ini akan membantu pencapaian rencana-rencana
kegiatan yang telah disetujui.
Dalam praktek, departemen personalia mendorong perencanaan karier dengan tiga
cara yaitu melalui pendidikan karier, penyediaan informasi, dan konseling.
1.3.2 Peranan Departemen Personalia Dalam Pengembangan Karier
Pengembangan karier seharusnya tidak hanya tergantung pada usaha-usaha individual
saja, karena hal itu tidak selalu sesuai dengan kepentingan organisasi. Untuk mengarahkan
pengembangan karier agar menguntungkan organisasi dan karyawan, departemen personalia
sering mengadakan program-program latihan dan pengembangan bagi para karyawan. Dukungan
17
manajemen merupakan berbagai usaha departemen personalia untuk mendorong pengembangan
karier akan memperoleh dampak kecil tanpa dukungan dari para manajer. Umpan balik
merupakan upaya pengembangan karier mereka, tanpa umpan balik akan sulit bagi para
karyawan untuk meneruskan persiapan bertahun-tahun yang kadang-kadang dibutuhkan untuk
mencapai sasaran-sasaran karier. Kelompok-kelompok kerja kohesif bagi para karyawan yang
ingin mencapai suatu karier dalam organisasi, mereka harus merasa bahwa organisasi adalah
lingkungan yang memuaskan. Bila mereka merasa sebagai bagian kelompok kerja kohesif,
usaha-uasaha pengembangan karier mereka akan lebih terarah menuju peningkatan kesenpatan-
kesempatan karier dalm organisasi.
Suatu program pengambangan karier yang dirancang dengan tepat menyangkut tiga
unsur utama: (1) membantu para karyawan dalam menilai kebutuhan-kebutuhan karier internal
mereka sendiri, (2) mengembangkan dan menyiarkan kesempatan-kesempatan karier yang
tersedia dalam organisasi itu, (3) menghubungkan kebutuhan-kebutuhan dan kemampuan-
kemampuan karyawan dengan kesempatan-kesempatan karier. Penilaian kebutuhan karier
seseorang adalah suatu kehidupan yang sangat pribadi dan sangat penting. Peran dari manajer
personalia adalah membantu dalam proses pengambilan keputusan ini dengan menyediakan
sebanyak mungkin informasi tentang karyawan kepada karyawan itu sendiri. Kesempatan-
kesempatan karier, para karyawan perlu mengetahui bagaimana mereka bisa memenuhi syarat
untuk pelatihan, dan kriteria seleksi bagi mereka yang sudah menyelesaikan pelatihan.
Penyelarasan kebutuhan dan kesempatan jika para karyawan menilai dengan teliti kebutuhan-
kebutuhan karier mereka dengan telah menyadari kesempatan karier di dalam organisasi.
Keputusan promosi dan pemindahan yang diambil oleh manajemen bagi setiap karyawan adalah
hasil akhir dari suatu program pengembangan karier. Penilaian, penyuluhan, pelatihan, dan
pendidikan akan sia-sia jika karyawan itu tidak maju disepanjang jalur karier yang dirasakan
sendiri. Disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan pangkat.
Kemampuan manajerial adalah yang pertama kali harus ditentukan tetapi kehilangan arti
pentingnya sebagai alat penyaring bagi posisi-posisi yang lebih tinggi karena hal itu dianggap
sebagai suatu yang sama-sama dimiliki oleh semua kelompok calon kenaikan pangkat dalam
peningkatan karier.
18
Bab 2. Daftar Pustaka
Flippo Edwin, Personnel Management, Edisi Kelima, McGraw Hill, Inc., Singapore,
1980.
French Wendell, The Personnel Management Process, Edisi Ketiga, Houghton
Mifflin Company, Boston, 1974.
Handoko T. Hani, Manajemen, BPFE dan LMP2M AMP YKPN, Yogyakarta, 1984.
Hasibuan Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar dan Kunci
Keberhasilan, Edisi Revisi Cetak Kesatu, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000.
19