· web viewpenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan...

37
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Page 2:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang
Page 3:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

BAB XIII

PERUMAHAN DAN

PERMUKIMAN A. PENDAHULUAN

Sejak awal Repelita V berbagai upaya pemenuhan kebutuhan akan perumahan dan permukiman bagi penduduk di daerah-daerah perkotaan dan perdesaan terus ditingkatkan dan dikembangkan baik secara kuantitatif maupun kualitatif sejalan dengan arah yang diamanatkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1988 di bidang perumahan dan permukiman. Selain itu pem-bangunan perumahan dan permukiman diupayakan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong per -tumbuhan ekonomi.

Pembangunan perumahan dan permukiman pada dasarnya merupakan tugas dan tanggung jawab masyarakat sendiri. Peranan pemerintah dalam hubungan ini dititikberatkan pada penyediaan berbagai kemudahan dan penciptaan iklim yang dapat mendorong terwujudnya perumahan dan permukiman yang layak, sehat, aman, tertib, dan serasi. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya bagi

XIII/3

Page 4:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang bermukim di daerah-daerah perkotaan dan perdesaan antara lain melalui penyediaan rumah-rumah sederhana dengan harga yang terjangkau oleh sebagian besar masyarakat serta penggunaan teknologi tepat guna yang melibatkan masyarakat dalam pengelolaannya.

Selama kurun waktu Repelita V telah berhasil diterbitkan sejumlah peraturan perundang-undangan yang memberi landasan hukum bagi pembangunan perumahan dan permukiman yang tertib, didasarkan pada rasa kekeluargaan, kebersamaan dan kesetiakawanan sosial antar berbagai lapisan masyarakat, antara lain Inpres Nomor 5 Tahun 1990 yang telah memungkinkan peran serta swasta dalam penanganan kawasan kumuh kota yang terletak di atas tanah negara; Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman memberikan kepastian hukum bagi persyaratan pembangunan perumahan, pembinaan badan usaha di bidang perumahan, pelepasan hak tanah, pengelolaan kawasan siap bangun untuk perumahan, sews-menyewa hunian, serta penyerahan sebagian urusan pemerintah di bidang perumahan dan permukiman kepada pemerintah daerah; dan Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 1993 yang menetapkan tabungan wajib pegawai negeri sipil (TAPERUM) dengan tujuan menghimpun dana bagi pembangunan perumahan. Sebesar 40 persen dari dana tersebut dapat digunakan untuk perumahan pegawai negeri sipil, khususnya golongan I dan II dan 60 persen untuk investasi pembangunan prasarana pendukungnya.

Pembangunan perumahan yang mencerminkan rasa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan kebersamaan juga diwujudkan melalui penetapan pembangunan perumahan berdasarkan hunian berimbang (satu rumah mewah, tiga rumah menengah, dan enam rumah sederhana). Di samping itu pengungkapan keperdulian sosial yang dikaitkan dengan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), diwujudkan dalam penataan dan perbaikan kawasan kumuh di perkotaan. Untuk mendorong kemandirian masyarakat telah pula dilaksanakan dan

XIII/4

Page 5:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

dikembangkan pola pembangunan perumahan yang bertumpu pada peran serta masyarakat (P2BPM).

Untuk daerah perkotaan, penanganan pembangunan perumahan dan permukiman dilaksanakan dengan pendekatan pembangunan prasarana kota terpadu atau P3KT yang bertujuan menyediakan pelayanan prasarana dasar yang berlandaskan pada prinsip pemulihan biaya investasi pembangunannya, baik melalui sistem pelanggan/tarif maupun peremakan. Penyediaan prasarana perkotaan pada dasarnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Peran pemerintah pusat adalah memberikan bantuan teknis, pembinaan dan pengaturan serta proyek-proyek perintisan yang diperlukan dalam pembangunan perkotaan.

Di daerah perdesaan penanganan pembangunan perumahan dan permukiman dilaksanakan dengan pendekatan pembangunan perumahan dan lingkungan desa terpadu atau P2LDT yang bertujuan mengembangkan prakarsa dan swadaya masyarakat melalui kegiatan penyuluhan dan percontohan yang dapat mendorong masyarakat agar lebih mandiri dalam pembangunan perumahan dan permukiman. Peran pemerintah dalam P2LDT adalah sebagai fasilitator/motivator dengan memberi bimbingan teknis, bantuan stimulasi dan percontohan. P2LDT dilaksanakan secara gotong royong berdasarkan musyawarah dan berjenjang melalui kegiatan apresiasi penyuluhan di tingkat pusat hingga tingkat kecamatan, sedang di tingkat desa dilaksanakan penyuluhan teknis langsung kepada masyarakat yang menghadapi permasalahan permukiman.

Sejak tahun pertama Repelita V, 1989/90 hingga tahun 1993/94 telah dibangun kurang lebih 316.701 rumah sederhana dan rumah sangat sederhana, sejumlah kurang lebih 295.239 rumah dipugar di 22.891 desa, perbaikan kampung seluas 46.334 hektare di 504 kota serta peremajaan kota seluas 166 hektare. Sementara itu telah ditingkatkan penyediaan lebih dari 20.000 liter per detik air bersih, serta dibangun pengadaan sarana air bersih di 3.992

XIII/5

Page 6:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

desa. Penanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V.

Mengacu kepada arahan yang ditetapkan GBHN 1988, dalam Repelita V pembangunan perumahan dan permukiman telah dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan dasar masyarakat berkat iklim pembangunan yang menggairahkan. Dalam hubungan ini, jumlah perumahan yang telah dibangun menunjukkan peranan swasta dan masyarakat dalam pembangunan perumahan dari tahun ke tahun makin meningkat bahkan telah melampaui hasil dari upaya yang diprakarsai oleh pemerintah.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN

Dalam Repelita V, pembangunan perumahan dan permukiman ditingkatkan melalui tiga program utama, yaitu: (1) Program Perumahan Rakyat; (2) Program Penyediaan Air Bersih; dan (3) Program Penyehatan Lingkungan Permukiman. Ketiga program tersebut dilaksanakan berdasarkan rencana tata ruang masing-masing tingkat daerah pemerintahan, serta sejauh dimungkinkan melibatkan masyarakat dan swasta yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan daerah setempat. Pelaksanaan ketiga program tersebut diarahkan pula untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di daerah-daerah kumuh kota dan desa sebagai salah satu kegiatan pengentasan kemiskinan.

1. Program Perumahan Rakyat

Program Pembangunan Perumahan Rakyat dilaksanakan melalui kegiatan: (a) pengadaan perumahan sederhana, (b) pemugaran perumahan desa, (c) perbaikan kampung dan lingkungan pasar, (d) peremajaan kawasan kota dan rumah susun sewa, (e) penataan bangunan serta kegiatan penyuluhan perumahan sehat. Berbagai kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan

XIII/6

Page 7:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

kesejahteraan rakyat khususnya pada kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah.

a. Pengadaan Perumahan Sederhana

Pembangunan perumahan sederhana ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perumahan di daerah perkotaan, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Pembangunan rumah sederhana dilaksanakan oleh Perum Perumnas dan developer swasta dengan pemilikan rumah berdasarkan fasilitas kredit dari Bank Tabungan Negara atau bank swasta lainnya.

Selama kurun waktu Repelita V pembangunan perumahan sederhana banyak dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi dan tingginya suku bunga, tanah di perkotaan yang semakin langka dan mahal harganya, serta kemampuan pemerintah untuk memberikan subsidi makin terbatas. Dalam hubungan ini, telah diambil langkah-langkah untuk tetap membangun perumahan sederhana yang terjangkau oleh daya bell masyarakat, yaitu penurunan suku bunga bagi tipe rumah 18 dan 21 meter persegi, penyediaan rumah sangat sederhana atau RSS, dan pelaksanaan pola pembangunan perumahan yang bertumpu pada peran serta masyarakat, seperti melalui Koperasi dan Yayasan. Pada akhir Repelita IV berhasil dibangun sekitar 113.880 unit rumah sederhana, sedangkan dalam kurun waktu Repelita V berhasil dibangun sejumlah 316.701 unit rumah sederhana dan rumah sangat sederhana. Sementara itu jika pada awal tahun 1978/79 terbangun 2.992 unit rumah sederhana maka dalam tahun 1993/94 telah di bangun sebanyak 17.354 rumah sederhana melalui Perumnas (Tabel XIII-1). Dengan demikian selama

XIII/7

Page 8:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

PJP I telah terbangun rumah sederhana sebanyak 856.008 unit.

b. Pemugaran Perumahan Desa

Kegiatan pemugaran perumahan desa dilaksanakan dengan pembinaan swadaya masyarakat melalui penyuluhan, pembangunan

Page 9:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

TABEL XIII-1 1)

PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA MELALUI KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) OLEH BANK TABUNGAN NEGARAMENURUT DAERAH TINGKAT I 1978/79, 1988/89, 1989/90 - 1993/94

(Unit rumah/debitur)

AkhirRepelita V

2) Repelita IV 3)No. Daerah Tingkat-1 1978/79 (198889) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93 1993/94

Perumnas Swasta Perumnas Swasta Perumnas Swasta Perumnas Swasta Perumnas Swasta Perumnas Swasta Perumnas Swasta

1. Daerah Istimewa Aceh - - 129 232 159 5 2 251 - 280 3 6 2 -2. Sumatera Utara - 427 2.485 190 3.226 535 1.531 542 90 500 189 67 274 -3. Sumatera Barat - - 267 1.075 107 1.497 608 831 340 386 398 74 692 -4. Riau - - 82 293 268 83 450 205 168 125 121 25 178 -5. Jambi - - 1.032 1.172 179 42 368 - 140 4 76 - 125 -6. Sumatera Selatan - 70 133 116 873 594 311 333 165 206 503 194 328 -7. Bengkulu - - 74 135 148 61 195 98 422 34 114 - 149 -8. Lampung - - 102 1.090 119 654 46 558 29 358 45 202 203 -9. DKI Jakarta - 219 596 - 146 518 151 144 113 18 832 - 283 -10. Jawa Barat 250 606 11.545 56.454 5.140 42.550 3.556 36.245 3.804 28.828 4.849 10.238 5.898 -11. Jawa Tengah - 589 6.279 8.752 1.959 5.991 447 3.158 308 3.515 880 1.837 1.667 -12. DI Yogyakarta - 66 80 855 - 641 - 33 - 263 20 174 9 -13. Jawa Timur - 243 1.642 11.182 2.068 12.041 719 3.406 390 3.026 1.069 1.024 1.496 -14. Bali - 100 125 648 99 562 51 431 4 196 192 14 230 -15. Nusa Tenggara Barat - - 42 477 107 220 112 112 73 112 217 38 127 -16. Nusa Tenggara Timur - - 135 136 128 116 56 134 - 26 14 - - -17. Timor Timur - - 34 - 26 - - 322 - 60 1 - 8 -18. Kalimantan Barat - - 463 30 614 3 192 88 127 200 154 132 380 -19. Kalimantan Barat - - - 42 202 67 53 - 88 10 31 2 66 -20. Kalimantan Selawn - 95 78 61 68 98 76 124 - 44 77 6 496 -21. Kalimantan Timm- - 31 - 103 137 - 103 921 - 381 218 184 1.294 -22. Sulawesi Utara - - 11 207 92 137 11 28 - 1 42 45 186 -23. Sulawesi Tengah - - - 15 184 386 69 133 26 80 21 - 89 -24. Sulawesi Selatan - 296 1.974 2.619 924 2.132 1.357 688 1.230 905 1.069 733 2.991 -25. Sulawesi Tenggara - - - 104 - 30 119 9 - 3 25 - 36 -26. Maluku - - - 150 109 225 217 205 60 164 79 46 54 -27. Irian Jaya - - 427 7 78 118 79 118 126 52 200 1 93 -

Jumlah 250 2.742 27.735 86.145 17.160 69.306 10.879 49.417 7.703 39.777 11.439 15.042 17.354 -

1) Mempakan angka tahunan2) Merupakan angka komulatif lima tahunan3) Merupakan angka sementara sampai Desember 1993

XIII/8

Page 10:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

rumah-rumah contoh, perbaikan bangunan rumah, perbaikan jalan lingkungan, pengadaan sarana air bersih, pengadaan sarana mandi cuci kakus (MCK), pembangunan balai desa dan gardu jaga. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terpadu antara instansi pemerintah yang terkait dan LKMD di bawah koordinasi kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat. Pelaksanaan pemugaran perumahan desa diutamakan bagi desa-desa miskin yang terisolasi, desa-desa perbatasan, desa-desa nelayan, dan desa-desa pusat pertumbuhan.

Pada akhir Repelita IV berhasil dilaksanakan pemugaran sekitar 32.479 unit rumah di 2.506 desa, dan dalam Repelita V telah dilaksanakan pemugaran sejumlah 295.239 unit rumah di 22.891 desa. Jika pada tahun 1978/79 telah terpugar 32.746 unit rumah di 900 desa maka pada tahun 1993/94 kegiatan pemugaran perumahan desa telah dilaksanakan di 3.600 desa di 26 propinsi dengan jumlah rumah terpugar sebanyak 79.780 unit (Tabel XIII-2). Dengan demikian selama PJP I, dimulai pada Repelita II, telah dilaksanakan pemugaran 558.152 unit rumah di 37.536 desa.

c. Perbaikan Kampung

Kegiatan perbaikan kampung bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan golongan masyarakat berpenghasilan rendah yang tinggal di kampung-kampung perkotaan melalui peningkatan kondisi dan kualitas fisik lingkungannya berupa perbaikan jalan lingkungan, jalan setapak, saluran air hujan dan air kotor, pengadaan MCK, pengadaan air bersih, dan pengadaan sarana persampahan. Kegiatan perbaikan kampung juga termasuk upaya -upaya perbaikan prasarana yang ada di sekitar pasar berupa perbaikan jalan setapak, pengadaan MCK dan fas i l i tas persampahan.

Jika pada Repelita IV perbaikan kampung dilaksanakan di 451 kota dengan luas 4.981,7 hektare yang dinikmati sekitar 1.372,6 ribu orang maka dalam Repelita V telah dilaksanakan perbaikan

XIII/9

Page 11:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

TABEL XIII-2 PELAKSANAAN PEMUGARAN PERUMAHAN DESA 1)

MENURUT DAERAH TINGKAT I,1978/79, 1988/89,1989/90 - 1993/94

Repelita VAkhir

2)

Repelita V 3)

No. Daerah Tingkat I 1978/79 (1988189) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93 1993/94 Desa Rumah Desa Rumah Desa Rumah

terpugarDesa Rumah

terpugarDesa Rumah

terpugarDesa Rumah

terpugar Desa Rumah

terpugar(buah) (buah) (buah) (unit) (buah) (unit) (buah) (unit) (buah) (unit) (buah) (unit) (buah) _ (unit)

1. Daerah Istimewa Aceh 12 256 102 1.196 119 1.395 134 1.608 256 3.072 374 4.044 255 5.6252. Sumatera Utara 41 999 134 1.696 160 2.025 149 1.788 158 1.896 307 2.937 172 4.300

3Sumatera Barat 20 612 136 1.476 152 1.650 153 1.836 172 2.064 197 2.112 126 3.1504. R i a u 15 550 23 202 65 570 138. 1.656 110 1.320 212 2.076 108 2.7005. J a m b i 13 367 64 399 125 780 98 1.176 109 1.308 173 2.016 100 23006. Sumatera Selatan 17 257 96 758 169 1335 106 1.272 105 1260 189 2.208 109 2.7257. Bengkulu 7 168 26 431 48 795 113 1356 84 1.008 159 1.860 92 23008. Lamming 24 682 133 1.337 194 1.950 107 1284 142 1.704 205 2200 131 31759. DKI Jakarta - -

10. Jawa Barat 114 4.850 415 7.631 332 6.105 431 5.172 433 5.196 590 6.888 207 5.17511. Jawa Tengah 244 9.803 415 6.446 394 6.120 406 4.872 408 5.046 599 6.852 405 10.12512. DI Yogyakarta 66 2.602 6 45 18 135 23 276 60 720 79 756 44 1.10013. Jawa Timur 133 5.608 415 4.932 515 6.120 649 7.788 601 7.212 832 6.912 407 10.17514. B a l i 26 1.080 8 47 "23 135 62 744 86 1.032 139 1.416 68 1.70015. Nona Tenggara Barat 20 847 16 360 28 630 81 972 90 1.080 181 1.980 103 1.54516. Nusa Tenggara Timur 19 501 14 2747 23 450 115 1380 125 1.500 183 2.148 160 2.40017. Timor Timur - - 11 97 17 150 63 756' 63 756 94 990 100 1.00018. Kalimantan Barat 10 337 27 370 58 795 156 1.872 110 1320 174 1.788 85 1.27519. Kalimantan Tengah 8 269 34 348 44 450 104 1248 105 840 193 1.812 83 124520. Kalimantan &Satan 22 586 98 1.688 81 1.395 129 1.548 164 1.968 197 2.316 121 1.81521. Kalimantan Timur 8 142 19 119 67 420 125 1300 177 2.124 252 1.608 86 129022. Sulawesi Utara 18 587 86 784 153 1395 116 1.392 104 1.248 199 2.040 100 2.50023. Sulawesi Tengah 13 382 28 249 86 765 189 2268 70 840 294 1.920 150 3.75024. Sulawesi Selman 36 147 1.011 205 1.410 110 1320 122 1.464 251 2.796 139 3.47525. Sulawesi Tenggara 7 192 21 203 48 465 82 984 87 1.044 135 1.441 95 2.37526. Maluku 7 227 13 166 34 435 109 1.308 88 1.056 133 1.364 54 126027. Irian Jaya - - 19 214 20 225 74 888 75 900 117 1356 100 1.000

Jumlah 900 32.746 2506 32.479 3.178 38.100 4.022 48.264 4.104 48.978 6.458 65.836 3.600 79.780

1)Merupakan angka tahunan2)Merupakan angka kumulatif lima tahunan

3)Merupakan angka sementara sampai Desember 1993

Page 12:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

kampung di 1.308 kota dengan luas 42.989 hektare yang dinikmati oleh 11,842 ribu orang. Sementara itu j ika pada tahun 1973/74 dilaksanakan perintisan perbaikan kampung di 1 kota dengan luas 2.400 hektare yang dinikmati oleh 1.200 ribu orang maka pada tahun 1993/94 telah dilaksanakan perbaikan kampung di 352 kota dengan luas 6.591 hektare yang dinikmati oleh 1.642 ribu orang (Tabel XIII-3). Dengan demikian selama PJP I telah dilaksanakan perbaikan kampung di 1.970 kota dengan luas 129.145,5 hektare, yang dapat dinikmati oleh 41.008 ribu orang.

d. Peremajaan Permukiman Kota dan Rumah Sewa

Pembangunan rumah susun sederhana dengan sistem sewa merupakan suatu alternatif penyediaan perumahan bagi masyarakat kota yang berpenghasilan rendah. Kehadiran rumah susun sewa ini dengan biaya sewa yang cukup terjangkau telah dapat diterima oleh masyarakat kota. Peremajaan kota dengan pembangunan rumah susun diarahkan untuk mendukung penataan ruang yang dikaitkan dengan pengembangan daerah perkotaan dan juga untuk mendayagunakan tanah perkotaan.

Selama Repelita V telah berhasil dibangun perumahan susun berdasarkan prinsip tanpa menggusur penduduk setempat, antara lain di kawasan Pekunden di Semarang, Sombo di Surabaya, dan Pulogadung di Jakarta. Dalam tahun 1993/94 telah dilaksanakan peremajaan permukiman kota di 15 propinsi (16 kawasan kota) dengan luas tiap kawasan lebih kurang 2 hektare.

e. Penataan BangunanXIII/11

Page 13:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

Kegiatan penataan bangunan mencakup penyusunan perencanaan tata bangunan, pembinaan tertib dan keselamatan bangunan, dan pembinaan penyelenggaraan pembangunan gedung negara. Perencanaan tata bangunan merupakan kelanjutan dari perencanaan tata ruang berupa penyusunan tata bangunan dan lingkungan atau RTBL dan penyusunan rencana teknik bangunan

Page 14:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

TABEL XIII - 3 1) PERBAIKAN LINGKUNGAN PERUMAHAN KOTA (P2LPK)/ PERBAIKAN KAMPUNG MENURUT DAERAH TINGKAT I,

1973(74, 1988/89,1989/90 - 1993/94

1) Merupakan angka tahunan2) Merupakan angka kumulatif lima tahunan3) Merupakan angka sementara sampai Desember 1993

XIII/12

XIII/12

Page 15:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

atau RTB. RTBL bertujuan untuk mewujudkan ketertiban, keindahan dan keserasian lingkungan di daerah perkotaan maupun perdesaan sebagai rencana tindak lanjut dari rencana tata ruang yang diperlukan sebagai rencana pengendalian tata ruang dan sebagai dasar bagi penyusunan RTB untuk proses perizinan pembangunan. Pembinaan tertib dan keselamatan bangunan dimaksudkan untuk menjamin adanya pengaturan bagi penyelenggaraan penataan bangunan berupa penyusunan peraturan perundang-undangan, pedoman dan prosedur pembangunan, masukan standar spesifikasi teknis pembangunan dan masukan standar tata cara.

Dalam Repelita V telah berhasil dilaksanakan kegiatan RTBL pada 95 kawasan di 95 Dati II. Sedangkan, kegiatan tertib dan keselamatan bangunan telah menerbitkan sebanyak 20 buah peraturan perundang-undangan, 25 buah pedoman, dan 24 buah standar. Pembangunan gedung mencakup sebanyak 5.721 unit, rumah dinas sebanyak 1.596 unit, prasarana sebanyak 1.821 unit dan rehabil i tas i gedung sebanyak 3.783 unit. Dengan meningkatnya kegiatan penataan bangunan maka kualitas lingkungan kawasan-kawasan perkotaan semakin meningkat pula.

2. Program Penyediaan Air Bersih

Pembangunan prasarana penyediaan air bersih dilaksanakan di daerah perkotaan maupun perdesaan dengan tujuan memberi kemudahan bagi penduduk untuk mendapatkan air bersih yang sehat dalam jumlah yang mencukupi untuk keperluan rumah tangga, serta melayani keperluan indust ri , pelabuhan, dan konsumen lainnya seperti rumah sakit, sekolah, gedung perkantoran, pasar dan lain sebagainya. Penyediaan air bersih dibangun dengan sistem perpipaan maupun nonperpipaan (teknologi sederhana atau tepat guna) dengan sistem pelayanan melalui sambungan rumah, hidran umum/kran umum dan warung-warung air. Sejumlah inovasi teknologi di bidang penyediaan air bersih telah dikembangkan, seperti pengolahan air bersih dengan

XIII/13

Page 16:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

biji kelor, pengolahan air gambut, saringan pasir rumah tangga, penjernihan air dengan penggunaan batu jempang, pembuatan instalasi pengolahan air bersih terapung untuk daerah-daerah sungai rawan air tawar, pengadaan instalasi pengolahan air bersih paket yang dapat dibuat secara massal, serta instalasi penjernihan air bersih dengan perencanaan standar yang dapat disediakan sesuai kebutuhan.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada daerah-daerah yang berpenduduk padat tetapi kapasitas produksinya terbatas, dilakukan kegiatan penambahan kapasitas produksi berupa optimasi kemampuan pengolahan air dari instalasi yang telah ada atau pembangunan instalasi pengolah air bersih yang baru. Di samping itu dilakukan pula kegiatan memanfaatkan kapasitas produksi yang telah terpasang tetapi belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh karena misalnya adanya kebocoran. Kegiatan tersebut antara lain berupa perluasan jaringan distribusi, dan rehabilitasi perpipaan yang telah tua atau rusak, serta perbaikan administrasi pelanggan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang layak ditetapkan kebutuhan air bersih minimum rata-rata sebesar 60 liter per orang per hari. Program Penyediaan Air Bersih ini dilaksanakan melalui kegiatan: (a) Penyediaan Air Bersih Perkotaan dan (b) Penyediaan Air Bersih Perdesaan.

a. Penyediaan Air Bersih Perkotaan

Penyediaan prasarana air bersih perkotaan dilaksanakan dengan prinsip pemulihan biaya investasi pembangunan melalui sistem tarif progresif yang dikenakan kepada para pelanggan. Penyediaan air bersih perkotaan ini diutamakan untuk kebutuhan rumah tangga dan penunjang pertumbuhan ekonomi daerah serta diprioritaskan pada kota-kota yang jangkauan pelayanannya masih sangat terbats.

Mulai Repelita I sampai Repelita IV kapasitas produksi air bersih meningkat dari sekitar 9.000 liter per detik pada tahun 1968

XIII/14

Page 17:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

menjadi kurang Iebih 52.000 liter per detik pada tahun 1988/89. Sementara itu dalam kurun waktu yang sama, pembangunan sarana perpipaan dengan kran umum meningkat dari 13.000 buah menjadi 52.000 buah. Sedangkan sarana perpipaan untuk sambungan rumah meningkat dari sekitar 141.000 sambungan menjadi 1,2 juta sambungan.

Pada tahun 1993/94, tahun terakhir Repelita V, produksi air bersih meningkat sebesar 3.600,5 liter per detik dan pemasangan sambungan rumah sebanyak 575.761 buah serta hidran umum sebesar 4.559 buah, yang dapat dimanfaatkan oleh sekitar 5.845 ribu orang (Tabel XIII-4). Dengan demikian, selama kurun Repelita V telah berhasil ditingkatkan kapasitas produksi air bersih sebesar kurang lebih 14.118 liter per detik, sambungan rumah telah terpasang sebanyak 1.410.443 unit dan hidran umum sebanyak 34.500 unit yang dapat dimanfaatkan oleh sekitar 16,5 juta orang. Dengan pencapaian ini, maka kegiatan penyediaan air bersih perkotaan sampai dengan akhir Repelita V, selama PJP I, telah dapat menyediakan air bersih dengan total kapasitas produksi sebesar kurang lebih 66.000 liter per detik. Untuk sambungan rumah telah terpasang sebanyak 3.733.571 unit dan hidran umum sebanyak 175.625 unit yang dapat melayani sekitar 67,5 juta penduduk. Dengan meningkatnya kapasitas produksi air bersih perkotaan serta jaringan distribusinya, maka cakupan pelayanan melalui sistem perpipaan di daerah perkotaan telah meningkat dari sekitar 32 persen pada akhir Repelita IV menjadi 40 persen pada akhir Repelita V. Secara keseluruhan cakupan pelayanan air bersih di perkotaan pada akhir Repelita V adalah sebesar kurang lebih 73 persen. Peningkatan kapasitas dan pelayanan air bersih perkotaan tersebut telah ikut meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan kegiatan ekonomi perkotaan.

Dalam kaitan peningkatar. kemampuan kelembagaan pengelola air bersih, pada akhir Repelita V jumlah badan lembaga pengelolaan air bersih telah tercatat sebanyak 276 PDAM, 17 BPAM dan 9 unit pengelola lainnya.

XIII/15

Page 18:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

TABEL XIII-4PELAKSANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PERKOTAAN 1)

MENURUT DAERAH TINGKAT I,1968, 1988/89, 1989/90 – 1993/94

XIII/16a

Page 19:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

Lanjutan tabel XIII - 4

XIII/16b

Page 20:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

b. Penyediaan Air Bersih Perdesaan

Pembangunan penyediaan air bersih di daerah perdesaan dilaksanakan dengan sistem perpipaan dan nonperpipaan. Pembangunannya diupayakan agar masyarakat desa dapat dengan mudah memelihara dan mengoperasikan fasilitas penyediaan air bersih dengan penggunaan teknologi sederhana , seperti pemanfaatan sumber-sumber mata air dengan pengaliran secara gravitasi, pengolahan air bersih dengan penggunaan tenaga surya, penjernihan air dengan saringan horisontal, pembuatan bak penampung air hujan, pembuatan saringan rumah tangga, dan lain sebagainya.

Penyediaan air bersih di perdesaan dilaksanakan selain melalui program-program sektoral juga dilaksanakan melalui Inpres Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan yang dimulai sejak Repelita II. Dalam Repelita V kebijaksanaan pembangunan sarana air bersih perdesaan ditekankan pada kegiatan rehabilitasi dari sarana yang sudah dipasang sampai akhir Repelita IV dan masih dapat difungsikan. Sedangkan kebijaksanaan lainnya adalah menekankan pada pembangunan sarana air bersih perpipaan untuk umum berupa hidran umum dan terminal air.

Dengan kebijaksanaan tersebut, jika dalam Repelita IV telah berhasil dibangun penyediaan air bersih dengan kapasitas produksi 140 liter per detik yang dapat dinikmati oleh sekitar 2.735 ribu orang, maka selama Repelita V telah berhasil dibangun penyediaan air bersih dengan kapasitas produksi sebesar kurang lebih 4.434 liter per detik di 3.992 desa, yang dapat dinikmati oleh sekitar 4,86 juta orang. Khusus pada tahun terakhir Repelita V telah berhasil dilaksanakan pembangunan penyediaan air bersih di 1.792 desa dengan jumlah hidran umum sebanyak 5.484 unit, dan sumur sebanyak 4.651 unit (Tabel XIII-5).

XIII/17

Page 21:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

TABEL XIII – 5PELAKSANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN 1)

MENURUT DAERAH TINGKAT I1988/89, 1989/90 – 1993/94

1) Merupakan angka tahunan2) Merupakan angka sementara sampai Desember 19933) Terdiri dari hidran/kran umum dan terminal air4) Terdiri dari Sumur Artesis, Sumur Pompa Tangan Dangkal dan sumur gali

XIII/18

Page 22:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

Lanjutan Tabel XIII – 5

XIII/18b

Page 23:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

Dengan peningkatan penyediaan air bersih yang telah dicapai hingga akhir Repelita V maka salah satu kebutuhan dasar masyarakat semakin dapat dipenuhi sehingga kualitas kesehatan masyarakat dapat lebih meningkat. Sejalan dengan semakin meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat, kesejahteraan dan produktivitas masyarakatpun meningkat pula. Peningkatan penyediaan air bersih yang merupakan salah satu prasarana ekonomi penting, telah mendorong pula pertumbuhan perekonomian perdesaan.

3. Program Penyehatan Lingkungan Permukiman

Penyehatan lingkungan permukiman diutamakan di kawasankawasan perkotaan yang padat penduduk dan kondisi lingkungannya buruk. Sedang di daerah perdesaan diutamakan di lokasi desa-desa yang rawan penyakit. Program Penyehatan Lingkungan Permukiman meliputi kegiatan: (a) penanganan persampahan; (b) pengelolaan air limbah, di daerah perkotaan dan perdesaan; serta (c) drainase/pengendalian banjir, berupa pembangunan saluran pembuangan air hujan atau drainase perkotaan.

a. Penanganan Persampahan

Pelayanan persampahan kota dilaksanakan dengan meningkatkan kemampuan kelembagaan melalui penyediaan peralatan yang memadai berdasarkan sistem modul dan peningkatan pengelolaannya. Kebersihan kota telah dikaitkan dengan pemberian piagam Adipura bagi kategori kota besar, sedang dan kecil. Jika pada Repelita

XIII/19

Page 24:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

IV peningkatan pelayanan persampahan dilaksanakan di 204 kota yang dapat melayani sekitar 15.553 ribu orang, maka selama Repelita V telah dilaksanakan peningkatan pelayanan persampahan di 1.039 kota yang dapat melayani sekitar 14,85 juta orang. Sementara itu pada tahun terakhir Repelita V telah dilaksanakan perbaikan pengelolaan

Page 25:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

TABEL XIII – 6PELAKSANAAN PENYERTAAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN PERKOTAAN 1)

MENURUT DAERAH TINGKAT I,1988/89, 1989/90 – 1993/94

XIII/20a

Page 26:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

Lanjutan Tabel XIII – 6

XIII/20b

Page 27:  · Web viewPenanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota dalam Repelita V. Mengacu kepada arahan yang

persampahan kota di 210 kota yang melayani sekitar 3,5 juta orang (Tabel XIII-6).

b. Pengelolaan Air Limbah

Pembangunan pengelolaan air limbah/air kotor dilaksanakan di daerah perkotaan dan perdesaan dengan teknologi sistem pembuangan air kotor secara terpusat dan secara setempat. Pembangunannya berupa pengadaan instalasi pengolahan air kotor dengan sistem saluran pembuangan, pengolahan dengan teknologi sederhana, dan pembuangan air kotor berupa pembuatan jamban komunal dan jamban keluarga. Selama Repelita V telah berhasil dilaksanakan pembangunan instalasi air kotor di 686 kota. Pada tahun kelima Repelita V telah dibangun saluran pembuangan air kotor 2.415 kran di 157 kota yang dapat melayani sekitar 529 ribu orang, Pembangunan jamban keluarga telah dibangun sebanyak 121.386 buah, dimana 95.769 buah di antaranya merupakan swadaya masyarakat dengan stimulan kloset plastik dari sumber dana APBN.

c. Drainase/Pengendalian Banjir

Pembangunan saluran air hujan diutamakan pada kawasan-kawasan kota yang rawan banjir melalui perbaikan drainase air hujan dan pengendalian banjir. Selama Repelita V telah berhasil dilaksanakan perbaikan saluran pembuangan air hujan di 705 kota yang dapat dinikmati oleh sekitar 55,5 juta orang. Pada tahun terakhir Repelita V telah dibangun saluran pembuangan air hujan di 179 kota yang dapat dinikmati oleh sekitar 13,9 juta orang.

XIII/21