sitinursiami4ict.files.wordpress.com€¦ · web viewpembelajaran yang monoton memungkinkan siswa...
TRANSCRIPT
NAMA : SITI NURSIAMI
NIM : 4301410002
PRODI : PENDIDIKAN KIMIA 2010
TAKE HOME EXAM PTK
KERJAKAN SOAL BERIKUT, BOLEH BUKA BUKU, NILAI KERJASAMA NILAI
DIBAGI DUA
Pak Bagyo memiliki permasalahan pembelajaran dengan data sebagai berikut:
1. Hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA rendah, rata-rata 60 di bawah KKM 68
2. Jumlah yang tuntas 60% di bawah target 75%
3. Aktivitas belajar siswa rendah, hanya belajar jika ada ulangan
4. PBM kurang menarik karena pak Bagyo sudah hampir pensiun (5 th lagi), kurang
gairah mengajar
5. PBM cenderung konvensional, karena mengejar target pencapaian materi
6. Pak bagyo diminta Kep Sekolah untum ber PTK dengan pembelajaran yang
inovatif
Jika seandainya Sdr. sebagai pak bagyo, RANCANGLAH PTK yang mampu
memecahkan masalah tersebut
1. Buat JUDUL sesuai data yang ada di atas
2. Buat RANCANGAN PTK dengan Perencanaan umum dan per siklus, demikian juga
RANCANGAN TINDAKAN, Observasi dan refleksi
3. Buat Rencana ANALISIS DATA
4. JAGAN LUPA TETAPKAN TARGET realistis dan cara mencapainya
JAWABAN
1. Judul yang sesuai dengan data diatas adalah…
“ PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA XI IPA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DALAM
PEMBELAJARAN KIMIA “
RANCANGAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA XI IPA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DALAM
PEMBELAJARAN KIMIA
Diajukan oleh :
Drs. Bagyo Sumarno
SMA NEGERI 1 xxxxxxxx
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan kegiatan belajar mengajar merupakan proses pembelajaran utuh
dan menyeluruh yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi
pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan
(Daryanto 2009:173). Untuk itulah, seorang guru dituntut untuk dapat melaksanakan
dan mengelola kegiatan belajar mengajar agar tujuan dalam pendidikan dapat
tercapai dan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Penyelenggaraan pendidikan tak selamanya sesuai dengan yang diharapkan.
Ada berbagai masalah yang sering dihadapi dalam pelaksanaan
penyelenggaraannya. Salah satu masalah yang mendasar dalam dunia pendidikan
adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga
memperoleh hasil yang efektif dan efisien.
Berdasarkan pengamatan guru mata pelajaran kimia kelas XI IPA, hasil belajar
siswa kelas XI IPA rata-rata dibawah KKM. Ketuntasan kelas yang dicapai hanya
sebesar 60% dari target yang diharapkan sebesar 75%. Kenyataan ini menunjukkan
masih rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Oleh karena
itu, diperlukan upaya lebih lanjut dalam mengoptimalkan pembelajaran yang ada
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembelajaran yang monoton memungkinkan siswa merasakan kejenuhan
dalam pembelajaran. Siswa lebih senang melanjutkan belajarnya jika kondisi
pengajaran menyenangkan. Oleh karena itu guru dapat melakukan cara-cara seperti:
(1) usahakan jangan mengulangi hal-hal yang mereka ketahui, karena akan
menyebabkan kejenuhan, (2) suasana fisik kelas jangan sampai membosankan, (3)
hindarkan terjadinya frustasi dikarenakan situasi kelas yang tak menentu atau
mengajukan permintaan yang tak masuk di akal dan di luar jangkauan pikiran
manusia dan (4) hindarkan suasana kelas yang bersifat emosional sebagai akibat
adanya kontak personal (Hamalik 2008:161).
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti merasa bahwa penggunaan media
buku paket saja dalam penyampaian materi pelajaran kimia sangat kurang efektif
dan efisien. pembelajaran kimia sering dirasa membosankan oleh siswa dan siswa
hanya akan belajar apabila besok akan ada ulangan harian. Untuk mengatasi hal
tersebut diperlukan adanya variasi dalam pembelajaran sejarah agar pembelajaran
tidak monoton. Selain itu, variasi tersebut dapat digunakan sebagai motivasi siswa
dalam belajar agar dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Variasi
dalam proses pembelajaran secara keseluruhan akan membawa pada suasana belajar
yang menyenangkan dan tidak monoton sehingga siswa lebih menyerap pelajaran
dengan baik dan hasil belajar lebih memuaskan.
Sejalan dengan perkembangan teknologi di bidang pendidikan banyak
dikembangkan model-model pembelajaran, salah satunya adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Model pembelajaran kooperatif
tipe Snowball Throwing menuntut agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran di
kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing melibatkan siswa
agar aktif dalam pembelajaran, baik dari segi fisik, mental, dan emosional. Model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dilakukan dengan cara siswa
membentuk kelompok untuk selanjutnya dilakukan pelemparan pertanyaan dari satu
siswa ke siswa yang lain sehingga masing-masing siswa memperoleh pertanyaan
untuk selanjutnya pertanyaan tersebut dijawab. Oleh karena itu peran aktif siswa
diutamakan dalam model pembelajaran ini, dan guru bertindak sebagai pemberi
semangat, dorongan belajar dan bimbingan kepada siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa XI IPA Dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Dalam Pembelajaran
Kimia”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan, peneliti menemukan adanya
beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran kimia oleh siswa kelas XI
IPA, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas belajar siswa rendah dan siswa hanya akan belajar jika ada ulangan
keesokan harinya.
b. Proses Belajar Mengajar yang dipakai oleh guru kurang menarik dan kurang
memiliki gairah mengajar karena guru hampir habis masa jabatan
mengajarnya, sehingga factor usia guru menjadi penentu terjadinya proses
belajar mengajar yang kurang menarik dan membuat siswa cenderung bosan
dan malas untuk menerima pengajaran.
c. Proses Belajar Mengajar yang digunakan oleh guru cenderung konvensional
karena mengejar target pencapaian materi, sehingga siswa akan lebih mudah
jenuh menerima pengajaran yang diberikan karena siswa hanya diberi materi
saja dan pengajaran ini tidak mengaktifkan siswa, sehingga akan sangat
berpengaruh kepada asupan ilmu yang diterima siswa yang menyebabkan hasil
belajar siswa cenderung rendah dan berada dibawah KKM yaitu dengan nilai
68.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan media pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA dalam pembelajaran
kimia?
2. Bagaimana penggunaan media pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA dalam
pembelajaran kimia?
D. Pemecahan Masalah
Peneliti menggunakan media pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
untuk meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas XI IPA dalam pembelajaran kimia.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah :
a. Menggunakan media pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA dalam pembelajaran
kimia.
b. Mengetahui penggunaan media pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI dalam
pembelajaran kimia.
2. Tujuan Khusus
a. Menggunakan media pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
untuk meningkatkan rerata hasil belajar siswa kelas XI IPA dalam
pembelajaran kimia hingga mencapai nilai diatas nilai KKM.
b. Menggunakan media pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
untuk meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI IPA dalam
pembelajaran kimia hingga mencapai 75%.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Siswa diharapkan dapat mengetahui model-model pembelajaran
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran terutama model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
b. Agar siswa dapat gambaran yang jelas mengenai manfaat-manfaat
yang positif dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing untuk proses pembelajaran;
c. Siswa diharapkan dapat lebih semangat dalam belajar sejarah.
2. Bagi guru
a. Agar guru dapat gambaran yang jelas mengenai manfaat-manfaat
yang positif dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing untuk proses pembelajaran;
b. Sebagai motivasi guru untuk meningkatkan ketrampilan memilih
strategi pembelajaran yang sesuai dan bervariasi;
c. Meningkatkan profesionalisme guru.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif
pembelajaran dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti
mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Belajar Mengajar
1. Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar
memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap,
keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia. Konsep
tentang belajar banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi, antara lain:
(a) Gagne dan Berliner, menyatakan bahwa belajar merupakan proses
dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dan
pengalaman; (b) Morgan et.al, menyatakan bahwa belajar merupakan
perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau
pengalaman; (c) Slavin, menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan
individu yang disebabkan oleh pengalaman; (d) Gagne, menyatakan bahwa
belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang
berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak
berasal dari proses pertumbuhan (Anni 2007:2).
2. Strategi Belajar Mengajar
Kemendikbud mulai tahun 1975 mencanangkan pendekatan sistem dan
beroriantasi tujuan. Sejak itu guru-guru dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran menggunakan kemasan “strategi belajar
mengajar” yang merupakan salah satu komponen pembelajaran. Pengertian
strategi pembelajaran menunjukkan 3 arti, yaitu:
a. Sesuatu yang menggunakan istilah “Strategic” mengandung arti
mendasar karena rasional, tepat, dilakukan secara efektif untuk mencapai
tujuan.
b. Strategi pembelajaran diartikan sebagai pola umum perbuatan
gurusiswa dalam mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
atau keseluruhan aktivitas guru dalam rangka menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya tujuan pembelajaran.
Dikatakan pola umum karena dalam perwujudannya dimungkinkan adanya
variasi, karena diwarnai oleh komponenkomponennya.
c. Strategi pembelajaran diartikan sebagai pendekatan dalam mengelola
kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan komponen urutan
kegiatan, cara mengorganisasi materi dan siswa, peralatan dan bahan serta
waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk pencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan efisien (Sugandi
2007:100-101).
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan
perilaku tergantung apa yang telah dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena
itu, apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka
perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.
Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh
pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran (Anni 2005:4).
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas.
Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan
untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada
guru di kelas. Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono 2009:45-46).
Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial yaitu
pembelajaran koperatif (cooperative learning) dan pembelajaran kolaboratif.
Pembelajaran kolaboratif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggung
jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung
jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Guru
bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan
kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Bentuk-bentuk
assesment oleh sesama peserta didik digunakan untuk melihat hasil prosesnya.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh guru, guru dapat menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan
serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk
membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru
biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono 2009:
54).
Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan
salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk
lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan
tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak
menggunakan tongkat seperti model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stik
akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi
sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang
mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas, dengan
menggunakan media pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing terdiri dari langkah-
langkah sebagai berikut. Pertama, tahap awal guru menanyakan kesiapan siswa selama
pelajaran berlangsung, guru mengulas kembali materi sebelumnya kemudian guru
menjelaskan aturan main ketika Snowball Throwing berlangsung. Kedua, tahap inti
guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 6-7 orang
yang ditentukan secara acak. Guru memberikan bahan diskusi kepada setiap kelompok
untuk didiskusikan dan kertas yang nantinya akan digunakan untuk menulis
pertanyaan. Kemudian, guru meminta setiap siswa untuk membuat satu pertanyaan
yang berhubungan dengan materi. Setelah semua siswa membuat pertanyaan, guru
meminta kertas pertanyaan yang sudah dibuat dibentuk menyerupai bola dan dilempar
ke kelompok lain untuk selanjutnya bola kertas tersebut akan dijawab oleh kelompok
yang mendapat lemparan bola kertas tersebut. Kelompok yang sudah mendapatkan
bola kertas langsung berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam bola
kertas tersebut. Lebih lanjut, guru meminta perwakilan dari tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok selesai melakukan
presentasi, maka guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi. Sedangkan
pada kelas kontrol dilakukan metode ceramah disertai dengan tanya jawab.
Kegiatan yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diharapkan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sejarah sehingga diharapkan hasil
belajar yang diperoleh baik. Selanjutnya hasil belajar kedua kelompok dibandingkan
untuk mengetahui hasil belajar setelah dilakukan treatmen.
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun
ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1 xxxxxxx sebanyak 4 kali pertemuan yang dibagi
menjadi 2 siklus. Siklus I sebanyak 2 kali pertemuan dan siklus II sebanyak 2 kali
pertemuan. Jumlah jam pelajaran kimia dalam satu minggu adalah 2 jam pelajaran
dimana satu jam pelajaran waktunya 45 menit.
Subyek yang diteliyi adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 xxxxxx tahun
ajaran 2012/2013.
B. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), adapun tahapan
yang akan dilakukan dalam PTK ini menggunakan model yang dikembangkan oleh
Kurt Lewin seperti disebutkan dalam Dikdasmen (2003:18) bahwa tahap-tahap
tersebut atau biasa disebut siklus (putaran) terdiri dari empat komponen yang
meliputi : (a) perencanaan (planning), (b) aksi/tindakan (acting), (c) observasi
(observing), (d) refleksi (reflecting).
Prosedur penelitian tindakan kelas ini secara garis besar dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :
Tabel 1 : Siklus Kegiatan Penelitian
Siklus
I
Perencanaan
Merencanakan pembelajaran yang akan
diterapkan dilaksanakan.
Menentukan pokok bahasan
Mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Menyiapkan media pembelajaran kooperatif
tipe snowball throwing
Mengembangkan format evaluasi
Tindakan
Melaksanakan KBM yang mengacu pada
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
disiapkan menggunakan media pembelajaran
kooperatif tipe snowball throwing
Melakukan evaluasi dalam bentuk tes
kemampuan pemahaman konsep yang
dipelajari.
PengamatanMelakukan observasi dengan menggunakan
format observasi
Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan meliputi efektifitas waktu yang
telah dilaksanakan.
Membahas hasil tindakan.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan yang
telah dilakukan yang belum mencapai
sasaran.
Evaluasi tindakan.
Indikator
keberhasilan siklus I
Instrument-instrumen yang telah disiapkan
pada siklus I dapat dilaksanakan semua
70 % hasil belajar siswa meningkat setelah
mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran kooperatif
tipe snowball throwing
Siklus
IIPerencanaan
Identifikasi masalah dan penetapan alternatife
pemecahan masalah
Pengembangan program tindakan II
Tindakan Pelaksanaan program tindakan II
Pengamatan Pengumpulan data tindakan II
Refleksi Evaluasi tindakan II
Indikator
keberhasilan siklus II
Instrument-instrumen yang telah disiapkan
pada siklus II dapat terlaksanakan semua
Hail belajar siswa dalam KBM meningkat
75 % pencapaian hasil belajar menunjukan
peningkatan.
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa, sedangkan jenis data yang didapatkan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang meliputi :
a. data hasil pretes dan postes
b. hasil observasi terhadap proses Kegiatan Belajar-Mengajar
c. jurnal harian/catatan lapangan
d. foto kegiatan
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah siswa kelas XI
IPA SMA N 1 xxxxx
b. Observasi
Observasi awal dilakukan dengan pengamatan terhadap kondisi fisik sekolah,
meliputi kondisi bangunan sekolah, ketersediaan sarana prasarana pembelajaran,
kurikulum, metode pembelajaran yang digunakan guru dan hasil belajar siswa pada
pokok bahasan sebelumnya. Observasi lanjutan dilakukan terhadap kegiatan belajar
mengajar guru dan siswa di dalam kelas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan proses pembelajaran sejarah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
c. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data tingkat penguasaan siswa tentang hasil
belajar siswa kelas XI IPA. Soal yang digunakan adalah tes pilihan ganda. Sebelum
tes digunakan pada saat evaluasi terlebih dahulu diujicobakan.
Tes pada penelitian ini dilakukan dua kali yaitu:
1. Pre test
Merupakan uji soal sebelum dilakukan eksperimen pada sampel penelitian dan
menjadi langkah awal dalam penyamaan kondisi kelas XI IPA
2. Post test
Merupakan uji akhir, yaitu setelah dilakukannya perlakuan kelas XI IPA
D. Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Data Observasi
Data obsevasi ini di ambil melalui pengamatan yang dilakukan oleh
kolaborator sebagai observer, yang dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran di kelas. Pengolahannya dengan menggunakan rumus :
Dimana A = Jumlah siswa yang melakukan kegiatan
B = Jumlah siswa keseluruhan
2. Data Angket
Menganalisis data hasil angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
3. Data Tes Hasil Belajar
Peneliti menentukan nilai setiap siswa dari hasil pretes dan postes masing-
masing siklus dengan pemberian nilai skala 100, dimana KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) untuk pelajaran Kimia adalah 68. Kemudian menentukan
banyaknya siswa yang mendapat nilai diatas atau sama dengan 68 (siswa yang
sudah tuntas). Banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 68 di hitung prosentasenya
dengan menggunakan rumus :
Sementara skor nilai rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan skor nilai
seluruh siswa dibagi dengan jumlah siswa.
4. Data Jurnal Harian
Peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan tindakan,
dan juga guru lain sebagai observer menyimpulkan dan mendeskripsikan kejadian
selama penelitian berlangsung baik pada siklus I maupun siklus II.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, C.T. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.
Daryanto. 2009. Panduan Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV Publisher.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1980. Stategi Belajar Mengajar Penataran
Loka Karya Gelombang 4, 5, dan 6 Proyek Pengembangan Pendidikan Guru
(P3G).
Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sugandi, Achmad. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES Press.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperatif Learning Teori& Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.