eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/isi tesis ani (repaired).docx · web viewpembelajaran...

32
PENDAHULUAN Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dinamis untuk mempengaruhi seluruh aspek pribadi dan kehidupan individu, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor individu. Karena telah disadari bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat dinamis, untuk itu hendaknya pendidikan dapat melihat jauh ke depan dan mampu memikirkan apa yang akan dihadapi siswa dimasa yang akan datang. Untuk itu pendidikan hendaknya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya guna memperoleh hasil yang maksimal. Dengan demikian pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajarannya, yang dimaksudkan tepat waktu adalah pendidikan yang diberikan sejak dini, yang dimulai dengan memberikan pendidikan di sekolah dasar, dan pendidikan tepat guna yang dimaksud adalah pendidikan yang dapat digunakan sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang diharapkan, guna dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan 2

Upload: phungbao

Post on 22-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

PENDAHULUAN

Pada dasarnya pendidikan

merupakan suatu kegiatan yang

dinamis untuk mempengaruhi

seluruh aspek pribadi dan kehidupan

individu, baik aspek kognitif, afektif

maupun psikomotor individu. Karena

telah disadari bahwa pendidikan

merupakan suatu kegiatan yang

sangat dinamis, untuk itu hendaknya

pendidikan dapat melihat jauh ke

depan dan mampu memikirkan apa

yang akan dihadapi siswa dimasa

yang akan datang. Untuk itu

pendidikan hendaknya dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya guna

memperoleh hasil yang maksimal.

Dengan demikian pendidikan yang

tepat waktu dan tepat guna untuk

mencapai tujuan pembelajarannya,

yang dimaksudkan tepat waktu

adalah pendidikan yang diberikan

sejak dini, yang dimulai dengan

memberikan pendidikan di sekolah

dasar, dan pendidikan tepat guna

yang dimaksud adalah pendidikan

yang dapat digunakan sebagai upaya

untuk mencapai tujuan yang

diharapkan, guna dapat

meningkatkan kualitas sumber daya

manusia (SDM).

Sebagaimana tertuang dalam

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 3, menyebutkan

bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pemerintah telah melakukan

berbagai upaya guna meningkatkan

mutu pendidikan. Salah satu upaya

yang dilakukan pemerintah adalah

menyempurnakan Kurikulum 1994

menjadi Kurikulum 2004 atau

Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) yang kemudian direvisi

kembali menjadi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam

KTSP dituntut adanya perubahan

dari proses pembelajaran yang

cenderung pasif, teoritis, dan

berpusat pada guru menjadi proses

pembelajaran yang bersifat aktif,

2

Page 2: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

kreatif dan produktif, serta berpusat

pada siswa (Depdikbud, 1993).

Namun pada kenyataannya,

upaya-upaya pemerintah maupun

strategi pendidik belum optimal.

Fenomena tersebut disebabkan pula

karena guru sebagai panutan siswa

kurang mampu memberikan

bimbingan, bahkan pada proses

pembelajaran guru hanya

menekankan pada aspek kognitif

saja. Alasan ini diperkuat melalui

observasi yang dilakukan di SDN

Lanto Dg. Pasewang, Kota

Makassar.

Guru sebagai sosok yang digugu

dan ditiru sudah seharusnya menjadi

panutan peserta didiknya. Guru

dalam kamus besar Bahasa Indonesia

diartikan sebagai orang yang

pekerjaannya (mata pencahariannya

atau profesinya) mengajar. Namun,

tuntutan pada masa ini guru

diharapkan tidak hanya mengajar,

tetapi juga dapat merancang kegiatan

pembelajaran. Pembelajaran

diartikan bahwa peserta didik dalam

memperoleh pengetahuannya tidak

hanya bersumber dari guru, tetapi

juga melalui sumber belajar

(Haryanto, 2012). Guru juga

berperan sebagai fasilitator dan

motivator sedangkan siswa harus

lebih aktif dalam pembelajaran.

Pada kenyataannya, guru sering

menggunakan model pembelajaran

kovensional dalam proses

pembelajaran.

Hal ini berdampak pada motivasi

belajar siswa semakin menurun.

Berdasarkan hasil observasi, terlihat

pada saat belajar siswa hanya duduk

dan hanya mendengarkan apa yang

disampaikan guru tanpa ada

semangat untuk mengikuti pelajaran,

sehingga pada saat belajar siswa

sering mengantuk. Menurut dari

beberapa guru di sekolah SD Negeri

Lanto Dg.Pasewang bahwa guru

masih masih dominan terhadap

model pembelajaran langsung, bukan

bearti guru tidak memahami tentang

pelaksanaa berbagai model

pembelajaran, melainkan

menganggap bahwa penggunaan

model membuat guru lebih repo dan

menyita banyak waktu. Padahal

beberapa penelitian tentang prestasi

belajar menunjukan motivasi sebagai

faktor yang banyak berpengaruh

3

Page 3: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

terhadap proses dan hasil belajar

siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat

dikatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Pair-Share (TPS) diduga

berpengaruh terhadap motivasi

belajar siswa. Namun, seberapa jauh

pengaruh model pembelajaran

tersebut belum dapat diungkapkan.

Untuk itu, akan dilakukan penelitian

eksperimen yang berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Think-Pair-Share (TPS)

terhadap Motivasi Belajar IPS Siswa

di SDN Lanto Dg. Pasewang, Kota

Makassar”.

Berdasarkan latar belakang yang

telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

Apakah terdapat pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Pair-Share (TPS) terhadap Motivasi

belajar pada Mata Pelajaran IPS

Siswa di SDN Lanto Dg. Pasewang,

Kota Makassar?

Sesuai dengan permasalahan-

permasalahan yang telah diuraikan

tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Mengetahui pengaruh model

pembelajaran koperatif tipe Think-

Pair-Share (TPS) terhadap Motivasi

dan minat Belajar siswa pada Mata

Pelajaran IPS Siswa di SDN Lanto

Dg. Pasewang, Kota Makassar.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis

1. Hakekat IPS

a. Pengertian IPS

IPS adalah bidang studi yang

mempelajari dan menelaah serta

menganalisis gejala dan masalah

sosial dimasyarakat ditinjau

dariberbagai aspek kehidupan secara

terpadu. IPS adalah studi yang

mempelajari, menelaah, menganalisis

gejala dan masalah sosial di

masyarakat dengan meninjau dari

berbagai kehidupan atau satu

perpaduan. Menurut Faqih dan

Bunyamin (2001: 1), Ilmu

Pengetahuan Sosial merupakan mata

pelajaran yang memadukan konsep-

konsep dari berbagai ilmu sosial

yang disusun melalui pendekatan

pendidikan dan psikologis serta

kelayakan dan kebermaknaannya

bagi siswa dan kehidupannya.

4

Page 4: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

Sedangkan Menurut National

Council for Social Studies dalam

Agus Badrudin (http:// beduatsuko.

blogspot.com/,di akses pada tanggal

2 Oktober 2015), mendifisikan IPS

sebagai berikut:

Social studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world.

IPS adalah studi terintegrasi dari ilmu pengetahuan dan humaniora untuk mempromosikan kompetensi masyarakat. Dalam pembelajaran di sekolah, IPS terpadu, menggambarkan secara sistematis terkait disiplin ilmu seperti antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, serta konten yang sesuai dari humaniora, matematika , dan ilmu alam . Tujuan utama studi sosial adalah untuk membantu generasi muda

mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan dan bermanfaat untuk kepentingan publik sebagai warga masyarakat berbudaya, mewujudkan masyarakat dunia yang demokratis.

Jadi, pengertian Ilmu

Pengetahuan Sosial adalah bidang

studi yang mempelajari, menelaah

dan menganalisis gejala dan masalah

sosial di masyarakat dinjau dari

berbagai aspek kehidupan secara

terpadu.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Menurut Badan Standar Nasional

Pendidikandalam Dekdiknas

(2006:22), mata pelajaran IPS

bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

5

Page 5: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

Jadi, tujuan Ilmu Pengetahuan

Sosial adalah mengenalkan konsep-

konsep kehidupan manusia dan

lingkungannya dan membekali siswa

agar memiliki kemampuan

berkomunikasi dan berinteraksi

dengan lingkungan sekitarnya.

2. Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think- Pair-

Share (TPS).

a. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Trianto (2010: 56)

pembelajaran kooperatif bernaung

dalam teori konstruktivis.

Pembelajaran ini muncul dari konsep

bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep

yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temannya. Siswa

secara rutin bekerja dalam kelompok

untuk saling membantu memecahkan

masalah-masalah yang kompleks.

Jadi, hakikat sosial dan penggunaan

kelompok sejawat menjadi aspek

utama dalam pembelajaran

kooperatif.

Pendapat senada dikemukakan

oleh Sanjaya (2006: 242) bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran dengan

menggunakan sistem

pengelompokkan/tim kecil yaitu

antara empat sampai enam orang

yang mempunyai latar belakang

kemampuan akademik, jenis

kelamin, ras, suku yang berbeda

(heterogen). Selanjutnya Isjoni

(2009), berpendapat bahwa

pembelajaran kooperatif atau

cooperatif learning adalah suatu

model pembelajaran yang saat ini

banyak digunakan untuk

mewujudkan kegiatan mengajar yang

berpusat pada siswa (student

oriented), terutama untuk mengatasi

permasalahan yang ditemukan oleh

guru dalam mengaktifkan siswa,

yang tidak dapat bekerja sama

dengan orang lain, siswa yang agresif

yang tidak peduli pada orang lain.

b. Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS)

Strategi Think-Pair-Share (TPS)

atau berpikir berpasangan adalah

merupakan jenis pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk

memengaruhi pola interaksi siswa.

Strategi Think-Pair-Share (TPS) ini

berkembang dari penelitian belajar

kooperatif dan waktu tunggu.

6

Page 6: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

Pertama kali dikembangkan oleh

Frank Lyman dan koleganya di

Universitas Maryland sesuai yang

dikutip Arends (Trianto, 2010: 81),

menyatakan bahwa Think-Pair-

Share (TPS) merupakan suatu cara

yang efektif untuk membuat variasi

suasana pola diskusi kelas. Dengan

asumsi bahwa semua resitasi atau

diskusi membutuhkan pengaturan

untuk mengendalikan kelas secara

keseluruhan, dan prosedur yang

digunakan dalam Think-Pair-Share

(TPS) dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir, untuk

merespon dan saling membantu.

Guru memperkirakan hanya

melengkapi penyajian singkat atau

siswa membaca tugas, atau situasi

yang menjadi tanda tanya. Sekarang

guru menginginkan siswa

mempertimbangkan lebih banyak apa

yang telah dijelaskan dan dialami.

Guru memilih menggunakan Think-

Pair-Share (TPS) untuk

membandingkan tanya jawab

kelompok keseluruhan.

Guru menggunakan langkah-

langkah (fase) berikut:

1. Langkah 1:Berpikir (Thinking)

Guru mengajukan suatu

pertanyaan atau masalah yang

dikaitkan dengan pelajaran, dan

meminta siswa menggunakan

waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau

masalah. Siswa membutuhkan

penjelasan bahwa berbicara atau

mengerjakan bukan bagian dari

berpikir.

2. Langkah 2: Berpasangan

(Pairing).

Selanjutnya guru meminta untuk

berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh.

Interaksi selama waktu yang

disediakan dapat menyatukan

jawaban jika suatu pertanyaan

yang diajukan atau menyatukan

gagasan apabila suatu masalah

khusus yang diidentifikasi.

Secara normal guru memberi

waktu tidak lebih dari 4 atau 5

menit untuk berpasangan.

3. Langkah 3 : Berbagi (Sharing)

Pada langkah akhir, guru

meminta pasangan-pasangan

untuk berbagi dengan

7

Page 7: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

keseluruhan kelas yang telah

mereka bicarakan. Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari

pasangan ke pasangan dan

melanjutkan sampai sekitar

sebagian pasangan mendapat

kesempatan untuk melaporkan.

Arends (Trianto, 2010: 82).

Model Pembelajaran

kooperatiftipe Think Pair Share

menggunakan model diskusi

berpasangan yang dilanjutkandengan

diskusi pleno memberikan

kesempatan kepada siswa

mengutarakan pendapat dan siswa

juga belajarmenghargai pendapat

orang lain dengantetap mengacu

pada materi/tujuanpembelajaran.

Think-Pair-Share memberi siswa

kesempatan untuk bekerja

sendiriserta bekerja sama dengan

orang lain.

3. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan (Djaali, 2006: 57).

Setiap manusia pada dasarnya berbuat sesuatu karena adanya dorongan oleh suatu motivasi tertentu.

Menurut Sardiman A.M (2011: 73), motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan hal yang diinginkan dalam mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai rancangan atau kehendak untuk menuju keberhasilan dan mengelakkan/ menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain, motivasi adalah proses menghasilkan tenaga oleh suatu keperluan yang di

8

Page 8: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

arahkan untuk mencapai suatu tujuan.B. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang

relevan dengan judul peneliti yang

telah dilakukan untuk mengetahui

penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS, antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan pada

tahun 2014. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (a)

kemampuan guru mengelola

pembelajaran melalui

pembelajaran kooperatif Tipe

TPS berada pada kategori baik;

(b) kemampuan guru mengelola

pembelajaran melalui

pembelajaran ekspositori berada

pada kategori baik; (c) aktivitas

siswa yang diajar melalui

pembelajaran kooperatif Tipe

TPS berada pada kategori aktif;

(e) aktivitas siswa yang diajar

melalui pembelajaran ekspositori

berada pada kategori aktif; (f)

hasil belajar siswa yang diajar

melalui pembelajaran kooperatif

Tipe TPS berada pada kategori

baik; (g) hasil belajar siswa

yang diajar melalui pembelajaran

ekspositori berada pada kategori

cukup; (h) terdapat perbedaan

hasil belajar IPS antara siswa

yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif Tipe

TPS dengan siswa yang diajar

dengan dengan pembelajaran

ekspositori dengan nilai t = 4,396;

p = < 0,05.

2. Penelitian yang dilakukan pada

tahun 2015. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (a) adanya

peningkatan kemampuan

komunikasi matematis yang

mendapatkan pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share

lebih tinggi daripada siswa yang

mendapatkan pembelajaran

konvensional. (b) peningkatan

motivasi belajar matematika yang

mendapatkan pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share

lebih tinggi daripada siswa yang

mendapatkan pembelajaran

konvensional.

C. Hipotesis Penelitian

Sebagai tindak lanjut dari

anggapan dasar merupakan langkah

penyelesaian masalah yang tahap

kebenarannya secara teoritis.

Dikatakan oleh Suharsimi Arikunto

9

Page 9: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

(2006:71) bahwa ”Hipotesis dapat

diartikan sebagai suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai

terbukti melalui data yang

terkumpul.”

Berdasarkan teori-teori dan

kerangka pemikiran yang telah

diuraikan, maka penulis merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak Ada pengaruh yang

signifikan model

pembelajaran Think-Pair-

Share terhadap

MotivasiBelajar IPS Siswa

SDN Lanto Dg.Pasewang,

Kota Makassar.

Ha : Ada pengaruh yang signifikan

model pembelajaran Think-

Pair-Share terhadap Motivasi

Belajar IPS Siswa SDN Lanto

Daeng Pasewang, Kota

Makassar.

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif dan

digolongkan ke dalam penelitian

eksperimen, yaitu penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain

dalam kondisi yang terkendali.

Karena tidak semua variabel luar

yang dapat mempengaruhi jalannya

eksperimen tidak dapat dikontrol,

maka jenis penelitian ini adalah

eksperimen semu (Quasi Experimen)

dengan desain penelitian yang

digunakan adalah Non

equivalentcontrol group design.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada

semester genap tahun ajaran 2015/

2016, di SDNLanto Dg. Pasewang,

Kota Makassar. Peneliti melakukan

4 kali pertemuan pada kedua

kelompok.

C. Variabel Penelitian dan

Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Ada dua jenis variabel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu

variabel bebas (independen) dan

variabel terikat (dependen). Adapun

variabel bebas dalam penelitian ini

adalah model pembelajaran tipe

Think-Pair-Share (TPS). Sedangkan

variabel terikat yaitu Motivasi

Belajar IPSsiswa SDN Lanto Daeng

Pasewang, Kota Makassar.

2. Defenisi Operasional Variabel

10

Page 10: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

Variabel-variabel penelitian ini

perlu diketahui secara jelas batasan

dan ruang lingkup kajiannya, agar

tidak menimbulkan penafsiran yang

berbeda-beda, maka secara

operasional variabel penelitian

didefinisikan sebagai berikut:

a. Pembelajaran kooperatif tipe

TPS (Think-Pair-Share) adalah

pembelajaran kooperatif yang

menempatkan siswa dalam

kelompok kecil yang dalam

pelaksanaannya meliputi tiga

komponen utama yaitu: berpikir

(kerja mandiri), berpasangan

(kerja berduaan dengan teman

sebangkunya), dan berbagi

(bergabung dengan pasangan

yang lain).

b. Motivasi Belajar

Motivasi Belajar adalah

perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan

timbulnya perasaan dan reaksi

untuk mencapai tujuan. Indikator

motivasi Belajar menurut Worrel

dan stillwel (Harliana, 1998)

aspek-aspek motivasi belajar ;

1) Tanggung Jawab2) Menghabiskan waktu untuk

belajar 3) Tekun

4) Menyukai tantangan5) Menetapkan tujuan yang

realistis6) Usaha dan berjuang.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian (Arikunto,

2006:130). Jadi yang dimaksud

populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh individu yang akan dijadikan

responden dalam penelitian. Dalam

penelitian ini yang menjadi populasi

adalah seluruh siswa kelas IV,V dan

VI yang terdiri dari dua rombel

dengan jumlah siswa sebanyak 150.

Dari tiga kelas ini dipilih kelas yang

akan dijadikan sebagai sampel

penelitian, yang terpilih menjadi

sampel adalah kelas IV. Kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen

ditentukan dengan cara pengundian.

Hasilnya kelas IVA dijadikan

sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa 23 dan kelas IVB

sebagai kelas kontrol dengan jumlah

siswa 22.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

a. Kusioner/Angket.

11

Page 11: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

Metode yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah dengan

menggunakan metode skala likert.

Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan skala motivasi belajar

yang dikemukakan oleh worrel dan

Stillwel (Harlina, 1998). Skala

motivasi belajar disini menyangkut

tanggung jawab, tekun terhadap

tugas, berkonsentrasi untuk

menyelesaikan tugas dan tidak

mudah, menyerah, memiliki

sejumlah, bekerja keras dan

menghabiskan waktu untuk kegiatan

belajar, memperhatikan umpan balik,

waktu penyelesaikan tugas dan

menetapkan tujuan yang realistis.

b. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini,

pedoman observasi ada dua macam

yaitu pedoman observasi guru pada

pembelajaran di kelompok

eksperimen dan pedoman observasi

motivasi siswa dalam pembelajaran

di kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Sedangkan

pedoman observasi siswa berisi

butir-butir item pernyataan yang

berisi pilihan yang harus dipilih

berdasarkan pengamatan tentang

motivasi siswa selama proses

pelaksanaan kegiatan Belajar

Mengajar yang menggunakan Think-

Pair-Share (TPS).

2. Uji Instrument

a. Uji Validitas

Berdasarkan hasil perhitungan

melalui bantuan software SPSS 20.0

for Windows, diperoleh hasil dari 25

item yang diujicobakan terdapat 20

item yang dinyatakan valid dan 5 item

dinyatakan tidak valid. Butir

pernyataan tersebut yaitu 1, 2, 3, 5, 6, 7,

9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18 19, 20 21,

23, 24, 25. Data selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 9 halaman 195.

b. Uji Realibilitas Tes

Pengujian reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan metode Alpha-

Cronbach. Standar yang digunakan

dalam menentukan reliabel tidaknya

suatu instrument penelitian

umumnya adalah perbandingan

antara nilai rhitung dengan rtabel pada

taraf kepercayaan 95% atau tingkat

signifikansi 5%. Tingkat reabilitas

dengan menggunakan metode Alpha-

Cronbach diukur berdasarkan skala

alpha 0 sampai dengan 1.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas

diperoleh nilai reliabilitas sebesar

12

Page 12: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

0,869. Nilai tersebut lebih dari 0,60

yang berarti bahwa instrumen tersebut

reliabel.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah statistika deskriptif.

Statistika deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data

dengan

cara

mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum

atau generalisasi. 

Analisis data dalam penelitian ini

dilakukan dengan menghitung mean dan

standar deviasi. Standar variasi

dilakukan untuk mengetahui tingkat

variasi kelompok.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Dari penelitian tentang

pengaruh model Pembelajaran

Kooperatif Learning tipe Think-

Paire-Share (TPS) terhadap

motivasi belajar IPS siswa di

SDN Lanto Dg Pasewang, Kota

Makassar, dapat diperoleh data-data

sebagai berikut.

1. Data Deskripsi Data Pretest

a. Data Pretest Kelompok

Eksprimen

Pretest pada kelompok

eksperimen yaitu kelas IVA

terdapat 23 siswa, yang mengerjakan

pretest berjumlah 22 siswa, 1 siswa

tidak berangkat sekolah. Data yang

terkumpul disajikan dalam tabel

berikut.

Dari tabel diperoleh nilai

tertinggi yaitu 88,75, nilai terendah

yaitu 47,5 , rata-rata pretest yang

diperoleh kelompok eksperimen

yaitu 66,93 dan standar deviasi

9,79. Berikut ini penggolongan

kriteria hasil pretest yang

diperoleh kelompok eksperimen.

b. Data Pretest Kelompok Kontrol

Pretest pada kelompok kontrol

yaitu kelas IVB yang dilaksanakan

pada hari yang sama dengan pretest

kelompok eksperimen. Siswa yang

mengikuti pretest berjumlah 22

siswa.

Diperoleh nilai tertinggi yaitu

78,75, nilai terendah yaitu 53,75 ,

rata-rata pretest yang diperoleh

kelompok eksperimen yaitu 65,57

13

N Maks Min Mean Sd22 88,75 47,5 66,93 9,79

Page 13: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

dan standar deviasi 8,05.

c. Perbandingan Hasil Pretest

Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Data rata-rata nilai pretest yang

diperoleh kelompok eksperimen

yaitu 66,93 dan data nilai rata-rata

keompok kontrol yaitu 65,57.

Selisih rata-rata kedua

kelompok tersebut yaitu 1,36.

Selisih nilai tersebut

mengindikasikan bahwa kedua

kelompok memiliki kemampuan

awal yang yang sama. Hasil

pretest kelompok eksperimen yaitu

66,93 berada pada kategori

motivasi cukup, dan hasil pretest

kelompok kontrol yaitu 65,57

berada pada kategori yang sama

yaitu motivasi cukup.

2. Deskripsi Data Posttest

a. Data Posttest Kelompok

Eksperimen

Posttest untuk kelompok

eksperimen yaitu kelas IVA. Siswa

yang mengikuti posttest berjumlah

22 siswa.

Dari tabel 4.6 diperoleh

data posttest untuk kelompok

eksperimen dengan nilai tertinggi

yaitu 93,75, nilai terendah yaitu

67,5, rata-rata posttest yang

diperoleh kelompok eksperimen

yaitu 81,82 da standar deviasi yaitu

7,53.

b. Data Posttest Kelompok Kontrol

Posttest untuk kelompok

kontrol yaitu kelas IVB . Siswa

yang mengikuti posttest berjumlah

22 siswa. Diperoleh data posttest

untuk kelompok kontrol dengan

nilai tertinggi yaitu 93,75, nilai

terendah yaitu 60, rata-rata

posttest yang diperoleh kelompok

kontrol yaitu 71,42, dan standar

deviasi yaitu 8,9. Menunjukkan

bahwa jumlah siswa yang

mempunyai kriteria motivasi

tinggi sekali sebanyak 3 siswa,

kriteria motivasi tinggi sebanyak

18 siswa, dan kriteria motivasi

cukup sebanyak 1 siswa.

c. Perbandingan Posttest Kelompok

Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Data hasil rata-rata posttest yang

diperoleh kelompok eksperimen

yaitu 81,82 berada pada kategori

motivasi belajar tinggi sekali,

sedangkan rata-rata posttest untuk

kelompok kontrol yaitu 71,42 ada

14

Page 14: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

pada kategori motivasi belajar

tinggi. Menunjukkan selisih hasil

rata-rata posttest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

cukup besar yaitu 10,40. Selisih

tersebut mengindikasikan bahwa

kedua kelompok memiliki perbedaan

motivasi belajar.

15

Page 15: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

3. Perbandingan Pretest dan

Posttest Eksperimen dan

Kontrol

Perbandingan hasil pretest dan

posttest antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

Dari tabel dan histogram di atas

dapat dilihat bahwa hasil skala

motivasi belajar kelompok

eksperimen dari 66,93 menjadi

81,82 dengan selisih 14,89,

sedangkan hasil skala motivasi

belajar kelompok kontrol dari 65,57

menjadi 71,42 dengan selisih 5,85.

Hal ini menunjukkan bahwa

model Pembelajaran Kooperatif tipe

Think-Paire-Share (TPS) pada mata

pelajaran IPS berpengaruh positif

terhadap motivasi belajar siswa di

SDN Lanto Dg. Pasewang Makassar.

B. Deskripsi Hasil Observasi

Dalam penelitian ini, observasi

dilakukan pada setiap pembelajaran

IPS baik di kelompok eksperimen

maupun di kelompok kontrol.

Observasi dilaksanakan untuk

mengetahuai kesesuaian antara

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dengan langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru.

1. Deskripsi Hasil Observasi

Guru Dalam Kelompok Eksperimen dan Kelompok KontrolBerdasarkan lembar observasi,

dapat dilihat bahwa secara

keseluruhan langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dalam kelompok eksperimen

yaitu kelas IVA sudah sesuai

dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang

memuat langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Paire-Share (TPS). Adapun

langkah- langkah dalam

pembelajaran terdiri dari kegiatan

awal yang meliputi: memeriksa

kesiapan siswa, melakukan

apersepsi, menjelaskan strategi

pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Paire-Share (TPS), menyampaikan

tujuan pembelajaran dan memotivasi

siswa serta menyampaikan informasi

yang berkaitan dengan materi

kepada siswa, kegiatan inti yang

meliputi: orientasi permasalahan

guru menjelaskan materi pelajaran

kepada siswa melalui media

gambar, guru mengajukan

pertanyaan kepada siswa

berdasarkan materi yang telah

16

Page 16: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

disismak (think), guru mengarahkan

siswa untuk berpasangan (pair), guru

membimbing siswa dalam

menyelesaikan LKS yang telah

dibagikan bersama pasangannya,

guru berkeliling memonitor aktivitas

siswa, guru meminta kepada setiap

pasangan untuk berbagi (share),

setiap kelompok kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya,

guru memberikan penhghargaan

kepada setiap individu dan

kelompok, dan kegiatan penutup

yang meliputi: membimbing siswa

menyimpulkan materi yang telah

dipelajari, memberikan pesan

moral kepada siswa.

Sedangkan pembelajaran yang

dilakukan di kelompok kontrol yaitu

kelas IVB, peneliti yang berperan

sebagai guru telah melaksanakan

proses pembelajaran yang dilakukan

seperti guru kelas IVB yaitu

menggunakan metode ceramah dan

tanya jawab. Adapun perbedaanya

terletak pada kegiatan inti

pembelajaran yaitu pada kelas

kontrol menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab. Pemilihan

metode tersebut berdasarkan RPP

yang telah dibuat oleh guru kelas

IVB itu sendiri, sehingga peneliti

hanya melaksanakannya dalam

kegiatan pembelajaran.

2. Hasil Observasi Siswa

Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol.

Observasi siswa dilakukan

menggunakan pedoman

observasi siswa. Observasi yang

dilakukan sesuai dengan indikator-

indikator motivasi belajar yang telah

ditentukan yaitu adanya hasrat

dan keinginan untuk berhasil,

adanya dorongan

dan kebutuhan dalam belajar,

adanya harapan dan cita-cita masa

depan, adanya penghargaan dalam

belajar, dan adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar. Observasi

dilakukan pada setiap pertemuan

yaitu masing-masing sebanyak 4

kali.

C. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut.

Ha: ada pengaruh positif

penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe

Think-Paire-Share (TPS)

terhadap motivasi belajar IPS

siswa.

17

Page 17: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

Ho: tidak ada pengaruh positif

penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe

Think-Paire-Share (TPS)

terhadap motivasi belajar IPS

siswa

Uji hipoteisis dalam penelitian

ini dilakukan untuk menjawab

tujuan penelitian yaitu mengetahui

pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Paire-Share (TPS) terhadap motivasi

belajar siswa di SDN Lanto Dg.

Pasewang, Kota Makassar. Uji

hipotesis dilakukan dengan

membandingkan data posttest antara

kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

Tabel Uji Hipotesis

Kelompok Mean Keterangan

Eksperimen 81,82

Eksperimen>kontro

lKontrol 71,42

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa hasil posttest

yang diperoleh kelompok

eksperimen yaitu 81,82 berada

pada kriteria motivasi belajar

tinggi sekali. Sedangkan, kelompok

kontrol yaitu 71,42 berada pada

pada kriteria motivasi belajar

tinggi. Hal tersebut menunjukkan

bahwa ada perbedaan antara kelas

yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-

Paire-Share (TPS) dengan kelas

yang menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab.

D. Pembahasan

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa hasil posttest

yang diperoleh kelompok

eksperimen yaitu 81,82 berada

pada kriteria motivasi belajar

tinggi sekali. Sedangkan, kelompok

kontrol yaitu 71,42 berada pada

pada kriteria motivasi belajar

tinggi. Dengan demikian, dapat

diinterpretasikan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan motivasi

belajar siswa antara kelompok siswa

yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dengan

kelompok siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran

konvensional.

Hasil penelitian ini sejalan

dengan teori ini, karena jika seorang

guru mampu menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan serta

bisa membuat siswa merasaaman di

18

Page 18: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

dalam maupun di lar kelas, maka hal

tersebutdapat menstimulus

munculnya motivasi pada diri siswa.

(2) Teori Dorongan (Drive Theory).

Istliah dorongan dalam

kaitannya dengan motivasi pertama

kali digunakanoleh Woodworth

(Ratumanan, 2004:94). Menurut

teori ini, perilaku seseorang didorong

ke arah tujuan tertentu karena adanya

suatu kebutuhan. Kebutuhan

inimenyebabkan adanya dorongan

internal yang membuatseseorang

berupaya melakukan sesuatu

tindakan yangmengarah pada

tercapainya tujuan tersebut.

Sebagaicontoh, siswa ingin

memperoleh nilai atau hasil

belajaryang baik, dalam hal ini siswa

akan terdorong untukbelajar,

bertanya jika dia mengalami

kesulitan dalam memahami meteri

pelajaran, memecahkan masalah

ditemui dalam belajar, dan lain

sebagainya agar ia bisamencapai

tujuannya tersebut. Hasil penelitian

ini juga sejalan dengan teori ini,

karena motivasi yang sangat

berpengaruh pada diriseseorang dan

bisa bertahan lama adalah motivasi

yangmuncul dari dirinya sendiri. Hal

ini bisa terlihat dalamberbagai

dorongan, misalnya siswa ingin

memperolehnilai bagus maka dia

akan belajar dengan tekun,

dansebagainya. (3) Teori Intensif.

Ahli teori ini adalah Skinner

(Siagian, 2004:96).

Menurut teori Intensif ini,

adanya suatu karakteristik tertentu

pada tujuan dapatmenyebabkan

terjadiny perilaku ke arah tujuan

tersebut. Tujuan yang menyebabkan

terjadinya perilaku tersebutdisebut

Intensif. (4) Teori Motivasi

Berprestasi. McClelland (Siagan,

2004:99) memperkenalkan teori

prestasi ini. menurutnya, seseorang

mempunyai motivasi untuk bekerja

karena adanya kebutuhan dan untuk

berprestasi. Dalam hal ini, misalnya

saja siswa berusaha agar dapat

menyelesaikan tugas dengan baik,

menginginkan nilai yang

diperolehnya baik, menginginkan

mendapat peringkat di kelas, dsb.

Teori motivasi berprestasi juga

memperkuat penelitian ini, hal ini

sejalan dengan hasil angket diisi oleh

siswa yang mana di dalam angket

terdapat poin indikator yang

menyatakan bahwasiswa ingin

19

Page 19: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

mendapat nilai yang bagus, siswa

tekun dalam mengerjakan tugas guru,

dan siswa bersemangat dalam

pembelajaran. Hal ini meunjukkan

bahwa siswa memiliki motivasi

karena ingin mendapatkan suatu

prestasi. Hasil penelitian ini sejalan

dengan semua teori para ahli yang

telah tertulis di atas, hal ini Nampak

pada semua aspek yang diukur dalam

penelitian ini yaitu mulai dari

akivitas guru, aktivitas siswa, yang

diukur melalui lembar observasi serta

yang paling penting adalah motivasi

belajar siswa yang diukur melalui

angket.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh positif

penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Think-Paire-Share

(TPS) terhadap motivasi belajar siswa

di SDN Lanto Dg. Pasewang, Kota

Makassar. Hal tersebut dibuktikan

dengan rata-rata hasil motivasi

belajar kelompok eksperimen yaitu

81,82 lebih tinggi dibandingkan

dengan rata-rata hasil motivasi

belajar kelompok kontrol yaitu

71,42. Selain itu, rata-rata hasil

belajar kelompok eksperimen lebih

tinggi dibandingkan kelompok

kontrol.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan

berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Disarankan kepada siswa untuk

mengalami belajar yang lebih

bermakna melalui model

pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS), untuk

meningkatkan motivasi serta

kualitas pendidikan.

2. Disarankan kepada guru di

sekolah dasar agar lebih

berinovasi dalam pembelajaran

dengan menerapkan suatu

model yang inovatif seperti

model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS)

untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa.

3. Disarankan kepada sekolah untuk

memanfaatkan hasil penelitian ini

guna meningkatkan kualitas

pembelajaran IPS di sekolah.

4. Disarankan kepada peneliti lain

yang berminat untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut mengenai

20

Page 20: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4540/1/ISI TESIS ANI (Repaired).docx · Web viewPembelajaran diartikan bahwa peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya tidak hanya bersumber

model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS)

dalam bidang IPS maupun bidang

ilmu lainnya, agar

memperhatikan kendala-kendala

yang dialami dalam penelitian ini

sebagai bahan pertimbangan

untuk perbaikan dan

penyempurnaan penelitian yang

akan dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

B. Uno, Hamzah 2010. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Badrudin Agus. National Council for Social Studies, (online),(http:// beduatsuko.blogspot. com/, Diakses pada tanggal 2 Oktober 2015).

Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar (Landasan, Program dan Pengembangan). Jakarta: Depdikbud.

Djaali. 2006. Psikologi Pendidikan. Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fatimah Waddi. 2014. “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SD Inpres Kampus IKIP Makassar”. Tesis. Makassar: PPS Universitas Negeri Makassar.

Haryanto. 2012. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran, (online), (http://belajar psikologi. com/pengertia n-dan-tujuan-pembelajaran/, Diakses 17 Desember 2015).

21