yunipurwanti30.files.wordpress.com · web viewpada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk...

156
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan oleh Dosen Pembina Drs. Tubagus Hidayattulah, M.Pd. , Di Susun Oleh: Yuni Purwanti 135060285 Kelas 2F PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PASUNDAN

Upload: others

Post on 19-Sep-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Diajukan untuk memenuhi salah satu TugasMata Kuliah Landasan Pendidikan oleh Dosen Pembina

Drs. Tubagus Hidayattulah, M.Pd. ,

Di Susun Oleh:

Yuni Purwanti 135060285Kelas 2F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN2013/2014

Page 2: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

BAB 1Manusia dan Pendidikan

1. Manusia dan Pendidikan

Pada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada dan berlangsung di dalam masyarakat, oleh karena itu manusia adalah mahluk yang memiliki masa belajar yangpanjang.

Anak adalah mahluk unik yaitu berbeda satu dengan yang lain dan berkembang secara fisik, sosial mental maupun emosional, perkembanganya bersifat holistik dan memiliki kesiapan belajar hasil dari pengalaman dan kematangan. Kebutuhan anak akan pendidikan muncul dari kondisi eksistensi manusia sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Kesenjangan yang ada pada anak mereka akan menyesuaikan, mengembangkan dan merealisasikan diri karena kebutuhan.

Pendidikan adalah proses membantu anak agar berkembang secara optimal sesuai dengan potensipadadirinya.

Keluarga, sekolah dan masyarakat adalah tiga lingkungan belajar, ketiga lingkungan tersebut sebagai tritunggal ligkungan pendidikan yang oleh Ki Hajar Dewantoro disebut tripusat pendidikan.

2. Hubungan manusia dan pendidikanDalam membahas hubungan antara manusia dan pendidikan terlebih

dahulu kitabahas mengenai :

Manusia adalah makhluk Tuhan YME :

Ada dua aliran filsafat yang mengatakan tentang asal-usul manusia yaitu Evolusianisme dan kreasionisme . menurut  evolinisme , manusia adalah hasil puncak dari mata rant.ai evolusi yang terjadi di alam semesta. Sedangkan menurut kreasionisme mengatakan asal-usul manusia adalah ciptaan Tuhan YME. Secara filosofi penolakan terhadap paham evolusionisme antara lain didasarkan kepada empat argumen:

Argument antologis yaitu semua manusia memiliki ide tentang TUHAN Argument kosmologis yaitu segala sesuatu yang ada mesti mempunyai

suatu sebab Argument teleogis yaitu segala sesuatu mempunyai tujuan

Page 3: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Argument moral yaitu manusia itu bermoral ia, dapat membedakan perbuatan yang baik dan jahat.

Manusia sebagai kesatuan badani dan rohani

Menurut Schumacher (1980) masnusia adalah kesaruan dari yang  bersifat badani dan rohani yang secara prinsip berbeda daipada benda, tumbuhan, hewan maupun tuhan. Sejalan dengan ini abdurahman sholih Abdullah (1991) menegaskan:

Meski manusia merupakan perpaduan dua unsur yan berbeda roh dan badan namun ia merupakan pribadi yang internal. Manusia mempunyai potensi untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan potensi untuk berbuat baik namun, disamping itu karena hawa nafsunya . ia pun memiliki potensi untuk berbuat jahat.

a. Individualitas/ personalitas

Mengapa demikian, karena manusia adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan yang lainnya sehingga besifat unik, dan merupakan subyek / pribadi yang atonom.

b. Sosialitas

Sekalipun setiap manusia adalah individual / personal tetapi ia tidak hidup sendirian, tidak mungkin hidup sendirian dan tidak mungkin hidup hanya untuk dirinya sendiri, melainkan ia juga hidup dalam keterpautan dengan sesamanya. Karena setiap manusia adalah pribadi / individu dank arena terdapat hubungan pengaruh timbal balik anatara individu dengan sesamanya, maka idealnya situasi hubungan anatara individu dengan sesamanya itu tidk merupakan hubungan anatara subjek dengan objek melainkan subjek dengan subjek yang di kemukakan oleh Martin buber disebut hubungan I-Thou/ aku engkau (maurie s. friedman).

c. Kebudayaan

Manusia memiliki inisiatif dalam menciptakan kebudayaan, ia hidup berbudaya dan membudaya. Karena itu kebudayaan bukan sesuatu yang ada diluar manusia, melainkan meliputi perbuatan manusia itu sendiri. Didalam kebudayaan dan dengan kebudayaan itu manusia dapat menemukan dan memwujudkan diri.

d. Moralitas

Manusia memiliki dimensi moralitas karena ia memiliki kata hati yang dapat membedakan anatar baik dan jahat. Karena manusia mempunyai kebebasan

Page 4: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

memilih untuk bertindak / berbuat maka selalu ada penilaian moral atau tuntutan pertanggungjawaban atas setiap perbuatanya.

e. Keberagaman

Dalam keberagaman ini manusia dapat meraskan hidupnya menjadi bermakna. Ia memperoleh kejelasan tentang asal-usulnya, dasar hidupnya, tata carahidupnya, dan menjadi jelas pula kemana arah tujuan hidupnya.

f. Historitas

Eksistensi manusia memiliki dimensi historistas , artinya bahwa keberadaan manusia pada saat ini terpaut kepada masa lalunya, ia belum selesai mewujudkan dirinya sebagai manusia, ia mengarah ke masa depan untuk mencapai tujuan hidupnya.

g. Komunikasi / interaksi

Dalam rangka mencapai tujuan hidupnya, manusia berinteraksi / berkomunikasi. Komunikasi / interaksi ini dilakukan nya baik secara vertical, yaitu dengan Tuhannya secara horizontal yaitu dengan alam dan sesame manusia serta budayanya.

h. Dinamika

Adapun  dinnamika itu adalah untuk penyempurnaan diri baik dalam hubungan nya dengan sesame, dunia dan Tuhan. Manusia adalah subjek , sebab itu ia dapat mengontrol dinamikanya. Idealnya manusia harus secara sengaja dan secara prinsip menguasai dirinya agar dinamikanya itu betul-betul sesuai dengan arah yang seharusnya.

i. Eksistensi

Manusia adalah untuk menjadi manusia, adapun manusia ideal yang dimagsud adalah manusia yang mampu mewujudkan berbagai potensinya secara optimal, sehingga beriman dan  bertaqwa kepada Tuhan YME. Berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya, mampu memenuhi berbagai kebutuhannya secara wajar, mampu mengendalikan hawa nafsunya berkepribadian bermasyarakat dan berbudaya.

3.Hubungan Hakekat Manusia dengan Pendidikana. Asas-Asas Keharusan atau Perlunya Pendidikan bagi Manusia

a.    Manusia sebagai Makhluk yang Belum Selesai

Page 5: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Manusia tidak mampu menciptakan dirinya sendiri, beradanya manusia di dunia bukan pula sebagai hasil evolusi tanpa Pencipta sebagaimana diyakini penganut Evolusionisme, melainkan sebagai ciptaan Tuhan. Manusia berbeda dengan benda. Perbedaan itu antara lain dalam hal cara beradanya. Menurut Martin Hedegger, benda-benda di sebut sebagai “yang berada” (Seinde), dan bahwa benda-benda itu hanya “vorhanden”, artinya hanya terletak begitu saja di depan orang, tanpa ada hubungannya dengan orang itu, benda-benda itu baru berarti. Sedangkan manusia, ia berinteraksi di dunia di mana ia secara aktif “mengadakan” diriya, tetapi bukan dalam arti menciptakan dirinya sebagai mana Tuhan menciptakan manusia, melainkan manusia harus bertanggung jawab atas keberadaan dirinya, ia harus bertanggung jawab menjadi apa atau menjadi siapa nantinya.

Sebagai kesatuan badan-rohani manusia memiliki historisaitas dan hidup bertujuan. Karena itu, eksistensi manusia terpaut dengan masa lalunya (misal ia berada karena diciptakan Tuhan, lahir ke dunia dalam keadaan tidak berdaya sehingga memerlukan bantuan orang tuanya atau orang lain, dan seterusnya), dan sekaligus menjangkau masa depan untuk mencapai tujuan hidupnya. Manusia berada dalam perjalanan hidup, perkembangan dan pengembangan diri. Ia adalah manusia, tertapi sekaligus “belum selesai” mewujudkan diri sebagai manusia (Pengantar Pendidikan, Dinn Wahyudin, 2008: 1.18-1.19).

b.    Tugas dan Tujuan Manusia adalah Menjadi Manusia

Manusia hidup di dunia ini dalam keadaan belum tertentukan menjadi apa atau menjadi siapa nantinya. Sebagai individu atau pribadi, manusia bersifat otonom, ia bebas menentukan pilihan mau menjadi apa atau menjadi siapa di masa depannya. Andaikan seseorang menentukan pilihan dan berupaya untuk tidak menjadi manusia atau tidak mewujudkan aspek-aspek hakikatnya sebagai manusia, maka berarti yang bersangkutan menurunkan martabat kemanusiannya.

Sebagai pribadi setiap orang memang otonom, ia bebas menentukan pilihannya, tetapi bahwa bebas itu selalu berarti terikat pada nilai-nilai tertentu yang menjadi pilihannya dan dengan kebebasannya itulah seseorang pribadi wajib bertanggung jawab serta akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karena itu, tiada makna lain bahwa berada sebagai manusia adalah mengemban tugas dan mempunyai tujuan untuk menjadi manusia, atau bertugas mewujudkan berbagai aspek hakikat manusia. Karl Jaspers menyatakannya dalam kalimat “to be a man is to become a man”, ada sebagai manusia adalah menjadi manusia (Fuad Hasan, 1973). Implikasinya jika seorang tidak selalu berupaya untuk menjadi manusia maka ia tidaklah berada sebagai manusia (Pengantar Pendidikan, Dinn Wahyudin, 2008: 1.19-1.20).

Page 6: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

c.    Perkembangan Manusia Bersifat Terbuka

Dalam kenyataan hidupnya, perkembangan manusia bersifat terbuka atau mengandung berbagai kemungkinan. Manusia mungkin berkembang sesuai kodrat dan martabat kemanusiaannya atau mampu menjadi manusia, sebaliknya mungkin pula ia berkembang ke arah yang kurang sesuai atau bahkan tidak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaanya. Menurut Gehlen seorang pemikir Jerman mengemukakan kesimpulan yang sama dengan Teori Retardasi dari Bolk, yaitu bahwa “Pada saat kelahirannya taraf perkembangan manusia tidak lebih maju dari hewan, tetapi kurang maju daripada hewan yang paling dekat dengan dia (primat) sekalipun. Manusia lahir prematur dan tidak mengenal spesialisai seperi hewan. Ia adalah makhluk yang ditandai kekurangan” (C.A. Van Peursen, 1982). Nietzsche juga mendukung kesimpulan ini yang menyebut manusia sebagai das nicht festgestellte Tier, artinya sebagai hewan yang belum ditetapkan. Ada beberapa akibat manusia dilahirkan terlalu dini :

a.    Kelanjutan hidup manusia menunjukkan keragaman, baik ragam dalam hal kesehatannya, dalam dimensi kehidupan individualitasnya, sosialitasnya, keberbudayaannnya, kesusilaanya, keberagamaanya.

b.    Oleh karena itu spesialisasi manusia itu harus diperoleh setelah ia lahir dalam perkembangan menuju kedewasaanya.

Pada dasarnya kemampuan berjalan tegak di atas dua kaki, kemampuan berperilaku lainnya yang lazim dilakukan manusia yang berkebudayaan, tidak dibawa manusia sejak kelahirannya. Demikian halnya dengan kesadaran akan tujuan hidupnya, kemampuan untuk hidup sesuai individualitas, sosialitasnya, tidak dibawa manusia sejak kelahirannya, melainkan harus diperoleh manusia melalui belajar, melalu bantuan berupa pengajaran, bimbingan, latihan, dan kegiatan lainnya yang dapat dirangkumkan dalam istilah pendidikan.

Dari hal inilah dapat dipahami bahwa manusia belum selesai menjadi manusia, ia dibebani keharusan untuk menjadi manusia, tetapi ia tidak dengan sendirinya menjadi manusia, adapun untuk menjadi manusia ia memerlukan pendidikan atau harus dididik. “Man can become man through education only”, demikian pernyataan Immanuel Kant dalam teori pendidikannya (Henderson, 1959). Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil studi M. J. Langeveld. Bahkan sehubungan dengan kodrat manusia seperti dikemukakan di atas, Langeveld memberikan identitas kepada manusia dengan sebutan Animal Educandum (M.J. Langeveld, 1980) (Pengantar Pendidikan, Dinn Wahyudin, 2008: 1.20-1.22).

b. Asas-Asas Kemungkinan Pendidikan

Page 7: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Atas dasar studi fenomenologis yang dilakukannya, M.J. Langeveld (1980) menyatakan bahwa “manusia itu sebagai animal educandum, dan ia memang adalah animal educabile”. Jika kita mengacu kepada uraian terdahulu tentang sosok manusia dalam berbagai dimensinya, ada 5 asas antropologis yang mendasari kesimpulan bahwa manusia mungkin dididik yaitu:a.    Asas Potensialitas

Berbagai potensi yang ada pada manusia yang memungkinkan ia akan mampu menjadi manusia, tetapi untuk itu memerlukan suatu sebab, yaitu pendidikan. Contohnya dalam aspek kesusilaan, manusia diharapkan mampu berperilaku sesuai dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral yang diakui. Ini adalah salah satu tujuan pendidikan atau sosok manusia ideal berkenaan dengan dimensi moralitas. Oleh karena itu manusia akan dapat dididik karena ia memiliki berbagai potensi untuk dapat menjadi manusia (Pengantar Pendidikan, Dinn Wahyudin, 2008: 1.23).

b.    Asas DinamikaJika ditinjau dari sudut pendidik, pendidikan dilakukan dalam rangka

membantu manusia (peserta didik) agar menjadi manusia ideal. Di pihak lain, manusia itu sendiri (peserta didik) memiliki dinamika untuk menjadi manusia ideal. Oleh karena itu, dimensi dinamika mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik (Pengantar Pendidikan, Dinn Wahyudin, 2008: 1.23-1.24).

c.    Asas Individualitas Individu antara lain memiliki kedirisendirian (subjektivitas), ia berbeda

dari yang lainnya dan memiliki keinginan untuk menjadi seseorang sesuai keinginan dirinya sendiri. Pendidikan dilaksanakan untuk membantu manusia dalam rangka mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya. Pendidikan bukan untuk membentuk manusia sebagaimana kehendak pendidik dengan mengabaikan dimensi individualitas manusia (peserta didik). Di pihak lain manusia sesuai dengan individualitasnya berupaya untuk mewujudkan dirinya. Oleh karena itu individualitas manusia mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik (Pengantar Pendidikan, Dinn Wahyudin, 2008: 1.24).d.   Asas sosialitas

Sebagai insan sosial, manusia hidup bersama dengan sesamanya, maka ia butuh beraul dengan orang lain. Dalam kehidupan bersama dengan sesamanya ini akan terjadi hubungan pengaruh timbal balik setiap individu akan menerima pegaruh dari individu yang lainnya. Kenyataan ini memberikan kemungkinan bagi manusia untuk dapat dididik, oleh karena itu upaya bantuan atau pengaruh pendidikan itu disampaikan justru melalui interaksi atau komunikasi antar sesama manusia dan bahwa manusia dapat menerima bantuan atau pengaruh pendidikan

Page 8: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

juga melalui interaksi atau komunikasi dengan sesamanya (Pengantar Pendidikan, Dinn Wahyudin, 2008: 1.24).e.    Asas Moralitas

Manusia memiliki kemampuan untuk membedakan yang baik dan tidak baik, dan pada dasarnya ia berpotensi untuk beperilaku baik atas dasar kebebasan dan tanggung jawabnya (aspek moralitas).

Pendidikan pada hakikatnya bersifat normatif, artinya dilaksanakan berdasarkan sistem nilai dan norma tertentu serta diarahkan untuk mewujudkan manusia ideal, yaitu manusia yang diharapkan sesuai dengan sistem nilai dan norma tertentu yang bersumber dari agama maupun budaya yang diakui. Pendidikan bersifat normatif dan manusia memiliki dimensi moralitas karena itu aspek moralitas memungkinkan manusia untuk dapat dididik (Pengantar Pendidikan, Dinn Wahyudin, 2008: 1.24-1.25).

Atas dasar berbagai asas di atas, pendidikan mutlak harus dilaksanakan. Jika berbagai asumsi tersebut diingkari, kita harus sampai pada kesimpulan bahwa manusia tidak perlu dididik, tidak akan dapat dididik karena itu kita tak perlu melaksanakan pendidikan.

4. Prinsip antropologi keharusan pendidikan (Manusia mendapat pendidikan dan perlu mendidik diri )

Menurut Immanuel Kant dalam teori pendidikannya, menyimpulkan manusia dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan.

Berdasarkan uraian terdahulu dapat disimpulkan, bahwa manusia adalah mahluk yang perlu didik dan mendidik diri. Terdapat 3 prinsip antropologis yang menjadi asumsi, perlunya manusia mendapat pendidikan dan perlu mendidik diri yaitu :

Manusia sebagai mahluk yang perlu di didik dan perlu mendidik diri .

Prinsip historitas

Manusia berada dalam perjalanan hidup,dalam perkembangan dan pengembangan diri .

Prinsip idealitas

Manusia mengemban tugas untuk menjadi manusia ideal. Sosok ideal merupakan gambaran manusia yang dicita-citakan atau yang seharusnya.

Prinsip pobillitas / aktualitas

Page 9: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Perkembangan manusia bersifat terbuka. Manusia telah dibekali berbagai potensi untuk mampu menjadi manusia. Berbagai kemampuan yang seharusnya dilakukan manusia tidak di bawa sejak kelahirannya melainkan harus di proleh setelah kelahirannya dalam perkembangannya menuju kedewasaannya.

Sebaik dan sekuat apapun upaya yang di berikan pihak lain (pendidik) kepada seseorang (peserta didik) untuk membatunya menjadi manusia, tetapi apabila seseorang tersebut tidak mau mendidik diri, maka upaya bantuan tersebut tidak akan memberikan kontribusi bagi kemungkinan seseorang tadi untuk menjadi manusia.

Hubungan Hakekat Manusia dengan Pendidikan1. Asas-Asas Keharusan atau Perlunya Pendidikan Bagi Manusia

a. Manusia sebagai Mahluk yang Belum Selesaib. Tugas dan Tujuan Manusia adalah Menjadi Manusiac. Perkembangan Manusia Bersifat Terbuka

2. Asas-Asas Kemungkinan Pendidikana. Asas Potensialitasb. Asas Dinamikac. Asas Individualitasd. Asas Sosialitase. Asas Moralitas

BAB 2

PENGERTIAN PENDIDIKAN1. Pengertian Pendidikan

Anda akan mengkaji dua pokok bahasan dalam kegiatan belajar ini, yaitu: (1) pengertian pendidikan berdasarkan lingkupnya, dan (2) pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah dan pendekatan sistem.

Kajian dalam pokok bahasan pertama meliputi definisi dan karakteristik pendidikan dalam arti luas dan sempit. Kajian dalam pokok bahasan kedua meliputi berbagai definisi atau konsep dalam ilmu-ilmu tertentu yang memiliki makna pendidikan, dan pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan sistem.

Rangkuman

Page 10: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

2. Pengertian Pendidikan berdasarkan Lingkupnya

2.1 Pendidikan dalam ArtiLuasDalam artiluas, pendidikan adalah hidup. Artinya, pendidikan adalah

segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagiperkembangan individu. Contoh: Seorang anak tertarik dengan nyala apiyang membara, ia memegangnya, merasakan panas, dan berdasarkan pengalaman itu akhirnya ia selalu hati-hatiapabila mengahadapiatau menggunakan api. Para siswa dan para guru sedang terlibat dalam kegiatan pembelajaran di madradsah ibtidayah. Ketika terjadi bencana alam tsunami, seseorang menyadari dosa-dosa yang telah diperbuatnya, segera bertaubat kepada Allah swt dan berupaya untuk tidak berbuat dosa lagi.

Daricontoh diatas Anda dapat memahamibahwa pendidikan berlangsung dalam konteks hubungan manusia yang bersifat multidimensi, baik dalam hubungan manusia dengan sesama manusia dan budayanya, dengan alam, bahkan dengan Tuhannya.Dalam hubungan yang bersifat multidimensiitu pendidikan belangsung melaluiberbagaibentuk kegiatan, berbagaibentuk tindakan, dan berbagaiperistiwa, baik yang pada awalnya disengaja untuk pendidikan maupun yang tidak disengaja untuk pendidikan.

Dalam arti luas, pendidikan berlangsung bagisiapa pun, kapan pun, dan dimana pun. Pendidikan tidak terbatas pada penyekolahan (schooling) saja, bahkan pendidikan berlangsung sejak lahir hingga meninggal dunia atau sepanjang hayat. Pendidikan berlangsung diberbagaitempat atau lingkungan, baik didalam keluarga, disekolah maupun didalam masyarakat.

Disadari maupun tidak disadari, pendidikan selalu diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti luas, tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar dan tidak ditentukan dari luar individu. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan, jumlah tujuan pendidikan tidak terbatas. Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup (Redja Mudyahardjo, 2001).

2.2 Pendidikan dalam Arti SempitDalam artisempit, pendidikan dalam prakteknya identik dengan

penyekolahan (schooling), yaitu pengajaran formal di bawah kondisi-kondisi yang terkontrol.

Dalam arti sempit, pendidikan hanya berlangsung bagi mereka yang menjadi siswa pada suatu madrasah atau mahasiswa pada suatu perguruan tinggi(lembaga pendidikan formal). Pendidikan dilakukan dalam bentuk pengajaran (instruction) yang terprogram dan bersifat formal. Pendidikan

Page 11: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

berlangsung disekolah atau didalam lingkungan tertentu yang diciptakan secara sengaja dalam konteks kurikulum sekolah yang bersangkutan.

Lamanya pendidikan untuk setiap individu bervariasi, mungkin enam tahun, sembilan tahun, dan bahkan mungkin kurang atau lebih lebih dariitu sesuaidengan kesempatan dan kemampuan biaya yang dimilikinya. Pendidikan mempunyaititik terminal yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

Dalam pengertian sempit, tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar individu; tujuan pendidikan terbatas pada pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu; tujuan pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik untuk dapat hidup di masyarakat (Redja Mudyahardjo, 2001).

3. Pengertian Pendidikan berdasarkan Pendekatan Ilmiah dan Pendekatan Sistem 3.1 Pengertian Pendidikan berdasarkan Pendekatan Ilmiah

Terdapat berbagai konsep hasil studi beberapa disiplin ilmu tertentu yang dipandang memiliki makna pendidikan. Munculnya berbagai konsep tersebut disebabkan setiap disiplin ilmu memiliki objek studi yang spesifik berkenaan dengan manusia.

Berdasarkan pendekatanan antropologi, pendidikan dipandang identik dengan enkulturasi atau pembudayaan, yaitu suatu proses dengan jalan mana seseorang menyesuaikan dirikepada suatu kultur masyarakat dan mengasimilasikan nilai-nilainya. Menurut Hansen enkulturasimencakup “proses perolehan keterampilan bertingkah laku, pengetahuan tentang standar-standar budaya, dan kode-kode perlambangan sepertibahasa dan seni, motivasiyang didukung oleh kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan menanggapi, ideologidan sikap-sikap” (Imran Manan. 1989).

Berdasarkan pendekatan ekonomi, pendidikan dipandang sebagai human investment atau usaha penanaman modal pada dirimanusia untuk mempertinggimutu tenaga kerja sehingga mempertinggi produksi barang dan/atau jasa. Sedangkan berdasarkan tinjauan politik, pendidikan didefinisikan sebagai proses civilisasi, yaitu “suatu upaya menyiapkan warga negara yang sesuaidengan aspirasibangsa dan negaranya” (Odang Muchtar, 1976).

Berdasarkan pendekatan sosiologi, pendidikan dipandang identik dengan sosialisasi yaitu suatu proses membantu generasi muda agar mampu menjadi anggota masyarakat yang diharapkan. Hal ini sebagaimana didefinisikan oleh Emile Durkheim (Jeane H. Ballantine,1985) bahwa: “Education is the influence exercised by adult generations on those that are not yet ready for social life. It is object is to arouse and to develop in the child a certain number of physical, intellectual and moral states which are demanded of him by both the political society as a whole and the special milieu for which he is specifically destined.

Page 12: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

(Pendidikan adalah pengaruh yang dilakukan oleh generasiorang dewasa kepada mereka yang belum siap untuk melakukan kehidupan sosial. Sasarannya adalah membangun dan mengembangkan sejumlah kondisi fisik, intelek, dan moral pada diri anak sesuaidengan tuntutan masyarakat politis secara keseluruhan dan oleh lingkungan khusus tempat ia akan hidup dan berada).

Berdasarkan pendekatan biologi, pendidikan berarti proses adaptasi. Hal inisebagaimana didefinisikan oleh Horne bahwa pendidikan merupakan proses “penyesuaian diriyang terbaik dariseseorang manusia yang sadar terhadap lingkungannya” (Redja Mudyahardjo, 1995). Sedangkan menurut pendekatan psikologi, pendidikan identik dengan personalisasi, yaitu upaya membantu perubahan tingkah laku individu untuk mencapai perkembangan optimal menjadi diri sendiri.

Selanjutnya uraian berikut akan menjelaskan pengertian pendidikan berdasarkan tinjauan pedagogik. M.J. Langeveld dalam bukunya “Beknopte Theoritische Paedagogiek’’ (Simajuntak, 1980) mengemukakan: “Pendidikan dalam artinya yang hakiki, ialah pemberian bimbingan dan bantuan rohanikepada orang yang belum dewasa”. Pada bagian lain dalam bukunya tersebut, Langeveld juga menyatakan: “mendidik berarti melakukan tindakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan”. Adapun menurutnya tujuan pendidikan itu adalah kedewasaan. Berdasarkan pernyataan-pernyatan di atas dapat Anda simpulkan bahwa pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh orang dewasa untuk membantu anak atau orang yang belum dewasa agarmencapaikedewasaan.

Pendidikan berlangsung dalam pergaulan antara orang dewasa (pendidik) dengan orang yang belum dewasa (anak didik/peserta didik) didalam suatu lingkungan. Karena pendidikan merupakan upaya yang disengaja, maka pendidik tentunya harus menyadari tujuan pendidikannya. Adapun untuk mencapai tujuan tersebut, pendidik memilih isipendidikan (pengaruh) tertentu dan menggunakan alat pendidikan tertentu pula. Dengan demikian, ada berbagaiunsur yang terlibat dalam pergaulan pendidikan. Unsur-unsur yang terlibat dalam pergaulan pendidikan itu adalah:

(1) Tujuan pendidikan.(2) Pendidik.(3) Anak Didik/Peserta Didik.(4) IsiPendidikan (kurikulum).(5) Alat Pendidikan.(6) Lingkungan Pendidikan.

Menurut M. J. Langeveld, pendidikan baru terjadi ketika anak telah mengenal kewibawaan. Adapun syarat anak mengenal kewibawaan adalah

Page 13: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

kemampuan anak dalam memahamibahasa. Dengan demikian batas bawah pendidikan atau saat pendidikan dapat mulaiberlangsung yakniketika anak mengenal kewibawaan. Sedangkan batas atas pendidikan atau saat akhir pendidikan adalah ketika tujuan pendidikan telah tercapai, yaitu kedewasaan. Bila anak belum mengenal kewibawaan, pendidikan belum dapat dilaksanakan. Dalam keadaan anak sepertiini, yang dapat dilaksanakan adalah pra pendidikan atau pambiasaan. Sedangkan apabila anak telah mencapaikedewasaan, yang mungkin terjadi adalah bildung atau pengembangan dirisendiri. Sehubungan dengan itu, dalam kegiatan pra pendidikan (pembiasaan) dan atau dalam praktek pendidikan yang dilakukan oleh pendidik dengan anak yang belum dewasa, tanggung jawab pendidikan terletak pada diri pendidik. Sedangkan dalam bildung, tanggung jawab terletak pada orang dewasa yang melaksanakan bildung tersebut.

3.2 Pengertian Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem Berdasarkan pendekatan sistem, pendidikandapat didefinisikan sebagai

suatu keseluruhan yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan secara fungsional dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (mentransformasi input menjadi out put).

Sistem pendidikan merupakan salah satu sistem dari sejumlah sistem lainnya (sepertisistem ekonomi, sistem politik, dsb.) yang berada didalam suatu supra sistem (masyarakat). Sistem pendidikan juga merupakan sistem buatan manusia yang bersifat terbuka, artinya sistem yang sengaja diciptakan manusia dengan mengambil input darimasyarakat dan memberikan out put-nya kepada masyarakat. Sebab itu, antara sistem pendidikan dengan sistem lainnya yang ada didalam masyarakat akan saling mempengaruhi.

Menurut Rakhmat W., komponen siswa tergolong raw input (masukan mentah), sedangkan komponen lainnya sepertiguru, kurikulum, dsb. tergolong instrumental input (Odang Muchtar, 1976). Input lain yang turut mempengaruhisistem pendidikan adalah environmental input yang antara lain berupa faktor sosial budaya, keamanan lingkungan, dsb.

Didalam sistem pendidikan berlangsung suatu proses pendidikan. Proses inipada dasarnya merupakan interaksifungsional antar berbagaikomponen pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan atau mentransformasi raw input (siswa) menjadi out put pendidikan, adapun out put pendidikan adalah manusia terdidik.

Rangkuman

Page 14: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Dalam artiluas, pendidikan adalah hidup, sedangkan dalam artisempit identik dengan schooling. Kedua pengertian pendidikan tersebut memilikikarakteristik masing-masing.

Berdasarkan pendekatan ilmiah, ada beberapa konsep/istilah yang dipandang mengandung makna identik dengan pendidikan, yaitu: sosialisasi, enkulturasi, civilisasi, adaptasi, individualisasi/personalisasi, human investment dsb. Sedangkan menurut sudut pandang pedagogik pendidikan diartikan sebagaiupaya sadar yang dilakukan orang dewasa dalam membantu anak untuk mecapaikedewasaan. Adapun berdasarkan pendekatan sistem, pendidikan didefinisikan sebagai keseluruhan terpadu dari berbagai komponen yang saling berinteraksi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan pendekatan religius (Islam), ada dua istilah yang memilikimakna pendidikan, yaitu tarbiyah dan ta’lim. Kedua istilah inimemang memilikikesamaan arti, tetapi juga memiliki perbedaan. Tarbiyah berkenaan dengan pendidikan anak-anak, sedangkan ta’lim memilki pengertian yang lebih luas jangkauannya.

Adanya keragaman pengertian pendidikan merupakan buktiadanya berbagaipihak yang menaruh perhatian terhadap pendidikan, initiada lain mengingat begitu pentingnya pendidikan dalam rangka eksisitensimanusia. Tetapiberbagaipengertian pendidikan tersebut hendaknya tidak kita pahamisecara parsial, berbagaipengertian tersebut pada dasarnya saling melengkapimengingat pendidikan itu hakikatnya adalah humanisasi.

BAB 3KONSEP LANDASAN PENDIDIKAN sd

1.     Pengertian Landasan Pendidikan

            Landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan.Titik tolak atau dasar pijakan

Page 15: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

ini dapat bersifat material; dapat pula bersifat konseptual.Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.

            Pendidikan dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).Studi pendidikanadalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan.   Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak. dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

2.     Fungsi Landasan Pendidikan

Misi utama landasan pendidikan ini tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya.Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

3. UUD Pendidikan

a. UUD 1945

yang merupakan hukum tertinggi di indonesia ada 2 pasal yaitu pasal 31 dan 32- pasal 31 (1)"Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran"- pasal 31 (1)" Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dan pemerintah wajib membiayainya".berkaitan wajib belajar 9 tahun yaitu SD, SMP. -pasal 32 (1)" Memajukan budaya nasional serta memberi kebebasan kepada masyarakat untuk mengembangkannya". -pasal 32 (2) " Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai budaya nasional"

b. UUD RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional - pasal 1 (2)" Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasar pancasila dan UUD

Page 16: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman. - pasal 1 (5) "tenaga pendidikan untuk anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidik. -pasal 36 (1) " Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. -UU RI No.20/2003 pasal (58) mengatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh lembaga mandiri yang mengacu pada kriteria standar nasional.

4.TujuanPendidikan            Mendidik adalah kegiatan memberi pengajaran, membuat seorang memahami, dan dengan pemahaman yang dimiliki peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dengan menerapkan apa yang dipelajari. Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat pada:

         UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.

         Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehatjasmanidan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.

         TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memilikipengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945, Bab II (Pasal 2, 3, dan 4).

5. LANDASAN PENDIDIKAN MI / SD

Page 17: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

                Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda. Mutu bangsa di kemudian hari bergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang  diterima di sekolah. Apa yang akan dicapai di sekolah, ditentukan oleh landasan dan kurikulum sekolah itu. Jadi barangsiapa yang memegang landasan yang benar dan menerjemahkan dalam kurikulum akan memegang nasib bangsa dan negara. Berikut saya uraikan landasan-landasan pendidikan.

                    a.      Yuridis         Landasan yuridis memberikan lampu hijau penyelenggaraan lembaga

pendidikan di sebuah negara. Di Indonesia UU RI No.20 tahun 2003 tentang sisdiknas: “Setiap warga negara yang berusia 7 s.d. 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (pasal 6) “Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikutip rogram wajib belajar” (pasal 34) menjadi dasar penerimaan siswa baru di SD.  UU No.2 tahun 1989 tentang Sisdiknas pasal 39 menyatakan: “Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarga-negaraan. Dan masih banyak sumber UU negara Indonesia yang dijadikan dasar yuridis penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.

                  b.   Historis         “Jas Merah” Jangan lupakan sejarah (Bung Karno). Kita tidak bisa

melupakan sejarah pendidikan di Indonesia agar tidak melupakan jati diri kita sebagai warga negara dan menghargai jasa pendahulu kita.

         Ada tiga tokoh pendidikan yang mewarnai pendidikan di negara ini. Mohamad Syafei yang mendirikan Sekolah Indonesisch Nedrlands School / Kayutanan di Sumatra Barat (1926) yang memiliki konsep; mendidik anak-ana agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka karena sekolah Hindia Belanda hanya menyiapkan anak-anak menjadi pegawai mereka saja.

       Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa di Yogjakarta (1922) melahirkan falsafah “Tut Wuri Handayani” 'Tut Wuri Handayani' (mengikuti sambil mempengaruhi) Mengikuti, namun maknanya ialah mengikuti perkembangan  sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih & tanpa pamrih, tanpa keinginan menguasai & memaksa,  & makna Handayani ialah mempengaruhi dlm arti merangsang, memupuk, membimbing, memberi teladan agar sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi". K. H. Ahmad Dahlan mendirikan Oganisasi Islam (1912) di Yogjakarta ingin mewujudkan orang muslim yang berakhlak mulia cakap, percaya kepada diri sendiri, berguna masyarakat & negara.

c.  Filosofis

Page 18: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

         Filsafat sangat penting karena harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan tentang setiap aspek kurikulum. Untuk tiap keputusan harus ada dasarnya. Filsafat adalah cara berpikir yang sedalam-dalamnya yakni sampai akarnya tentang hakikat sesuatu.   Filsafat pendidikan terdiri dari filsafat tradisionalis yaitu esensialis, parenialis, dan filsafattradisionalis yaitu progresivis, eksistensialis, dan rekontuksionis.   Parenialis menghendaki agar pendidikan kembali kepada jiwa yang menguasai abad pertengahan, karena ia telah merupakan jiwa yang menuntun manusia hingga dapat dimengerti adanya tata kehidupan yang telah ditentukan secara rasional. Essentialis menghendaki pendidikan yang berpendikan atas nilai-nilai yang tinggi, yang hakiki kedudukannya dalam kebudayaan. Nilai-nilai ini hendaklah yang sampai kepada manusia melalui sivilisasi dan yang telah teruji oleh waktu. Tugas pendidikan adalah perantara atau pembawa nilai-nilai yang ada dalam gudang di luar ke dalam jiwa peserta didik, sehingga perlu dilatih agar mempunyai kemampuan absorbi (penerapan) yang tinggi.  

 Progressivism menghenadi pendidikan yang pada hakikatnya progresif, tujuan pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus menerus, agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang intelligent dan mampu mengadakan penyesuaian dan penyesuaian kembali sesuai dengan tuntuan dari lingkungan.  Reconstructionsm menghendaki agar peserta didik dapat dibangkitkan kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan dan perkembangan masyarakat sebagai akibat adanya pengaruh dari ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik tetap berada dalam suasana aman dan bebas. Existentialism menghendaki agar pendidikan selalu melibatkan peserta didik dalam mencari pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing dan menemukan jati dirinya, karena masing-asing individu adalah makhluk yang unik dan bertanggung jawab atas diri dan nasibnya sendiri.

d. Psikologis         Mengetahui landasan psikologis dalam penerapan dengan pendidikan

sangatlah urgent. Dengan mengetahui psikologis pendidikan (Psikologi perkembangan, psikologi belajar, dan psikologi social) maka pemberian porsi materi serta pendekatan yang digunakan dalam kegiatan kependidikan akan pas sesuai dengan tingkat perkembangannya

         e.  Sosiologis         Menurut Ibnu Taimiyyah "anak terlahir dalam keadaan fitrah"; dalam

suatu keadaan kebajikan bawaan & lingkungan sosial itulah yang mempengaruhi tingkah laku manusia.

Page 19: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

         Pada tingkat dan skala mikro pendidikan merupakan gejala sosial yang mengandalkan interaksi manusia sebagai sesama (subyek) yang masing-masing bernilai setara.

f.  Antropologis         Antropologi pendidikan mencoba mengungkapkan proses-proses transmisi

budaya atau pewarisan pengetahuan melalui proses enkulturasi dan sosialisasi.         G.D. Spindler berpendirian bahwa kontribusi utama yang bisa diberikan

antropologi terhadap pendidikan adalah menghimpun sejumlah pengetahuan empiris yang sudah diverifikasikan dengan menganalisa aspek-aspek proses pendidikan yang berbeda-beda dalam lingkungan sosial budayanya.

g.   Ekonomi         Pada zaman pasca modern atau globalisasi sekarang ini, yang sebagian

besar manusianya cenderung mengutamakan kesejahteraan materi dibanding kesejahteraan rohani, membuat ekonomi mendapat perhatian yang sangat besar.

  Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk mendapatkan keuntungan.

Perkembangan lain yang menggembirakan di bidang pendidikan adalah terlaksananya sistem ganda dalam pendidikan. Sistem ini bisa berlangsung pada sejumlah lembaga pendidikan, yaitu kerjasama antara sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa.

h. Religi  Manusia terdiri dari tiga komponen; “Jasmani, Rohani dan Akal”. Ketiga

komponen tersebut akhirnya akan kembali kepada sang khaliq untuk mempertanggungjawabkan kinerja ketiga komponen itu. Manusia diutus ke dunia sebagai khalifah.

Selain dibekali jasmani, rohani, dan akal, manusia juga dibekali oleh ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat qauliyah. Ayat kauniyah berupa gejala-gejala alam yang perlu direnungkan oleh  manusia dengan menggunakan rohani dan akalnya. Sedangnya ayat-ayat qauliyah berupa kitab Al-Qur’an dan Hadits. Landasan pendidikan religi ini berkiblat kepada Al-Qur’an dan Sunah. 

6.      AYAT-AYAT AL-QUR’AN DAN HADIST TENTANG PENDIDIKAN1.      Surat Al-a’alq ayat 1-5:

خلق الذي ك رب باسم علق  {1} اقرأ من اإلنسان األكرم  {2} خلق ك ورب ذي {3} اقرأ ال ابالقلم م يعلم  {4} عل مالم اإلنسان م {5}عل

Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang

Page 20: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.

2.      Surat Al-Mujadalah ayat 11:

درجات العلم أوتوا ذين وال منكم ءامنوا ذين ال الله ............ يرفعArtinya :”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)

3.      Surat Thoha ayat 114:

علم زدني ب ر وقل

Artinya :”Dan katakanlah (olehmu muhammad),”ya tuhanku, tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan.”

4.      Surat Shod ayat 29:

األلباب أولوا ر وليتذك ءاياته روا ب يد ل مبارك إليك أنزلناه {29} كتاب

Artinya :”ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya, dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”

6.      Hadist Nabi:Artinya : “mencari ilmu adalah  diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan wanita dari mulai lahir sampai ke liang lahat.”7.      Hadist Nabi :Artinya :”Carilah ilmu walupun ke negri cina.”8.      Hadist Nabi :Artinya :”Didiklah anak-anak kalian, karena sesungguhnya mereka itu dijadikan untuk menghadapi masa yang berlainan dengan masa kalian ini.”9.      Hadist Nabi :Artinya :”Tidaklah henti-hentinya seseorang tiu dapat dianggap orang berilmu selama ia masih terus belajar ilmu. Apabila ia menyangka bahwa sesungguhnya ia sudah serbatahu, maka sungguh ia seorang yang jahil.”10.  Hadist Nabi :Artinya :”Barang siapa yang menginginkan dunia, hendaklah ia berilmu, Barang siapa yang menginginkan akhirat hendaklah ia berilmu, Barang siapa yang menginginkan kedua-duanya sekaligus, ia pun harus berilmu.”11.  Hadist Nabi:Artinya :”manusia itu ada dua macam:”orang alim(berilmu) dan orang yang belajar ilmu, dan tidaklah ada kebaikan selain dari dua golongan itu”

7.      PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

Page 21: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

            Akibat yang mungkin nampak dari tindakan pengajaran adalah siswa akan (1) belajar sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa adanya tindakan pengajaran, atau (2) mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih efisien. Tujuan tindakan pengajaran pada hakekatnya adalah mempengaruhi siswa agar mau dan tertarik untuk belajar. Peran guru sebagai bagian dari variabel-variabel eksternal cukup berpengaruh dan penting bagi terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan dan mendidik. Guru dalam proses belajar mengajar merupakan unsur penguat motivasi siswa dalam belajar.Tindakan guru dan perhatiannya terhadap siswa memiliki dampak positif bagi bertumbuh-kembangnya minat siswa terhadap matapelajaran dan keinginanmya untuk belajar. Komponen siswa sebagai bagian tak terpisahkan dari sejumlah komponen pembelajaran lainnya merupakan suatu unsur unik yang perlu diperhatikan secara seksama oleh guru. Oleh karena itu seorang guru harus mampu mengenali perkembangan psikologis yang tengah terjadi pada diri para siswanya.            Pemahaman guru terhadap keunikan kepribadian siswa ini diperlukan dalam upaya menetapkan strategi pengorganisasian,penyampaian hingga pada strategi pengelolaan kelas yang memperhatikan berbagai persoalan psikologis individual (siswa). Karakteristik siswa merupakan kajian yang tak terpisahkan dalam variabel-variabel metode pembelajaran disamping 2 kelompok lainnya yaitu (1) tujuan dan karakteristik bidang studi; (2) kendala dankarakteristik bidang studi (Degeng1989).            Reigeluth (1983, 2000) dengan jelas menunjukkan bahwa variabel kondisional yang paling berpengaruh dalam menetapkan strategi penyampaian dan pengelolaan kelas adalah karakteristik siswa. Disamping itu, sebagai media belajar, seorang guru dapat bertindak sebagai motivator bagi siswa. Guru yang mendidik adalah guru yang mampu membelajarkan siswanya. Dalam konteks ini, melalui tindakan pengajaran siswa diharapkan memiliki keinginan dan motivasi yang kuat untuk belajar yang pada akhirnya berdampak pada prestasi belajar siswa yang lebih baik. Berbagai temuan dan pengalaman empirik dari sisi psikologi pendidikan menunjukkan bahwa kepiawaian guru dalam mengelola interaksi dengan siswa menyebabkan siswa memiliki keinginan kuat untuk belajar, sehingga prestasi belajar siswa berubah secara cukup signifikan.`Sebaliknya, guru yang kurang piawai dalam melakukan pendekatan pengajaran kepada siswa akan menimbulkan kebosanan bahkan kesulitan siswa dalam memahami makna matapelajaran yang dibawakan guru tersebut.            Tugas guru selain mengajarkan kepada siswa bidang studi yang menjadi tanggungjawab akademisnya, juga harus dapat membantu siswa agar menyenangi bidang studi yang diajarkan. Apabila kondisi seperti ini terjadi, maka tujuan pembelajaran yang diartikan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa memahami matapelajaran yang dipelajari akan dengan mudah dapat dicapai.

Page 22: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Namun, dalam banyak kesempatan guru kurang mampu memanfaatkan pemahaman atas perkembangan psikologis anak didik secara akurat dan optimal. Hal ini telah dibuktiikan melalui pemberitaan media massa diatas bahwa pendekatan pengajaran guru dinilai masih kurang tepat, sehingga tidak memiliki daya tarik dan minat siswa terhadap matapelajaran yang diajarkannya tersebut..            Seorang guru yang sehari-hari berhadapan dengan anak didik dengan berbagai karakter dan perilakunya diharapkan mampu mencermati kebutuhan-kebutuhan psikologis mereka. Salah satu kebutuhan itu adalah perlunya kedekatan psikologis antara anak didik dan guru. Contohnya, seorang guru yang memiliki kecakapan inter-personal diharapkan mampu menjalin kedekatan psikologis dengan anak didik. Secara teoretik, kedekatan ini akan mampu menghasilkan perasaan trust pada diri individu terhadap orang lain. Adanya trust akan "membolehkan" orang lain memasuki wilayah emosi kita. Jika trust ini dimiliki baik oleh siswa maupun guru, maka niscaya akan terjalin dan berkembang suatu interaksi antar-individu (inter-personal) yang diwarnai empati (Sussman, 2005). Pada akhirnya, kecakapan inter-personal guru terhadap anak didik bisa membuat kondisi nyaman dan menyenangkan bagi siswa menekuni matapelajaran yang memang harus dia tekuni.            Persoalan kronis yang mengemuka di dunia pendidikan Indonesia dalam tata pandang pendekatan mengajar adalah kemampuan guru "membawa" anak didiknya dari ketidak-sukaan terhadap mata-mata pelajaran yang dianggap sulit, menjadi suka, tertarik dan termotivasi untuk mempelajari mata-mata pelajaran tersebut. Meningkat dan tingginya keinginan dan kemauan siswa terhadap suatu matapelajaran tidak terlepas dari peran guru yang memperkenalkan matapelajaran sulit secara sederhana dan mudah dimengerti. Pengejawantahan kemampuan inter-personal guru dapat dilihat pada kualitas interaksinya dengan anak didik. Semakin baik kualitas kecakapan inter-personal guru semakin nyaman dan senang siswa terhadap gurunya itu. Semakin senang siswa itu terhadap gurunya, semakin termotivasi diri siswa dalam mempelajari pelajaran yang diajarkan gurunya.8.    Penilaian Kompetensi Pedagogik, kegiatan pembelajaran yang mendidik.9.      Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya.

10.  Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik,bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan.

11.  Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik.

Page 23: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

12.  Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses  pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yang benar.

13.  Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.

14.  Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik.

15.  Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif.

16.  Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas.

17.  Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,  mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain.

18.  Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya.

19.  Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Proses Penilaian:A.     Sebelum Pengamatan20.  Mintalah RPP pada guru dan periksalah RPP tersebut. Tanyakan tentang topik dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Tanyakan apakah kemungkinan akan ada kesulitan dalam membahas topik tersebut untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

21.  Bila ada peserta didik yang mengalami kesulitan untuk memahami materi  tersebut, bagaimana strategi guru untuk mengatasinya.

22.  Tanyakan bagaimana cara menentukan tingkat pemahaman peserta didik terhadap topik tersebut.

B.     Selama Pengamatan23.  Amati apakah guru menyesuaikan kemampuan peserta untuk berkonsentrasi dalam menerima pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Page 24: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

24.  Amati apakah semua kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

25.  Amati bagaimana guru mengelola aktivitas (misalnya apakah waktunya sesuai dengan RPP atau yang direncanakan, apakah guru melaksanakan pembelajaran sesuai/tidak dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan

26.  Amati seberapa lama waktu yang digunakan oleh peserta didik untuk melaksanakan kegiatan/aktivitas pembelajaran untuk menghasilkan sesuatu yang bersifat produktif, dan berapa lama peserta didik hanya menerima keterangan, informasi atau instruksi dari guru dalam pembelajarannya

27.  Amati bagaimana guru membantu setiap peserta didik untuk melakukan kegiatannya masing-masing, apakah ada peserta didik yang tidak terlibat aktif dalam pembelajarannya dan bagaimana guru menangani peserta didik tersebut.

28.  Amati bagaimana guru menggunakan media pembelajaran tersebut di bawah ini, apakah sesuai dengan tujuan pembelajaran, apakah dapat membantu cara belajar atau memotivisai peserta didik, serta seberapa terampil guru menggunakannya.

C.    Setelah pengamatanMintalah guru untuk menjelaskan seberapa jauh tingkat keberhasilan dalam pembelajaran yang dilaksanakan, dan mengidentifikasikan bagian apa yang perlu diperbaiki.9. Tujuan Pendidikan Islama. Surah al-Baqarah (1-5):1. Menambah ketaqwaan manusia pada Allah2. Agar manusia mempercayai akan keberadaan Allah3. mewujudkan manusia yang banyak beramal shaleh4. Mewujudkan manusia yang percaya akan hari akhir5. Mewujudkan kesuksesan dalam hidup.

b. Surah A1i lmran: 138-139:1. Mewujudkan bimbingan pada manusia agar tidak binasa dengan hukum-hukum alam 2. Mewujudkan kebahagiaan pada hambanya 3. menjadikan manusia yang intelek dan mempunyai derajat yang tinggi

c. Surah al-Fath:29:1. Mewujudkan seorang yang selalu menegakkan kebenaran dan mencegah kemunkaran2. Mewujudkan manusia yang selalu bertawaqqal pada Allah.

e. Surah adz-Dzariyat: 56:1. Mewujudkan seorang hamba yang shaleh2. Mewujudkan akan keesaan Tuhan3. Mewujudkan manusia yang ahli do’a4. Menunjukkan akan luasnya ilmu Tuhan

a. Subjek Pendidikan

Page 25: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

a. Ar-Rahman:1-4(Rabb):Yang Maha Pemurah, (QS. 55:1)Yang telab mengajarkan al Qur’an. (QS. 55:2)Dia menciptakan manusia, (QS. 55:3)Mengajarnya pandai berbicara (QS. 55:4)

b. Surah an Nahl: 43-44:mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajarinya.

b. Objek Pendidikan

a.Surah asy-Syu’ara: 214:Demikianlah ayat ini mengajarkan kepada rasul SAW dan umatnya agar tidak pilih kasih, atau memberi kemudahan kepada keluarga dalam hal pemberian peringatan. Ini berarti Nabi Muhammad SAW dan keluarga beliau tidak kebal hukum, tidak juga terbebaskan dari kewajiban. Mereka tidak memiliki hak berlebih atas dasar kekerabatan kepada rasul SAW, karena semua adalah hamba Allah, tidak ada perbedaan antara keluarga atau orang lain. Bila ada kelebihan yang berhak mereka peroleh, maka itu disebabkan karena keberhasilan mereka mendekat kepada Allah dan menghiasi diri dengan ilmu serta akhlak yang mulia.

b.Surah an Nisa: 170:Rasul SAW telah membawa kebenaran dari Allah sambil membuktikan keliruan bahkan kesesatan pandangan ahl kitab, kini menjadi sangat wajar menyampaikan ajakan kepada seluruh manusia bukan hanya ahl kitab: wahai seluruh manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu rasul yakni Muhammad SAW, dengan membawa tuntunan al-Qur’an dan syari’at yang mengandung kebenaran dari Tuhan Pembimbing dan Pemelihara kamu, maka karena itu berimanlah dengan iman yang benar. Itulah, yakni keimanan itu yang baik bagimu. Dan jika kamu terus menerus kafir, maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun, tidak juga mengurangi kekuasaan dan kepemilikan-Nya, karena sesurgguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah di bawah kendali-Nya.Kehadiran rasul yang dinyatakan dating kepadamu, serta pernyataan bahwa yang beliau bawa adalah tuntunan dari Tuhan pembimbing dan pemelihara kamu dimaksudkan sebagai rangsangan kepada mitra bicara, agar menerima siapa yang datang dan menerima apa yang di bawanya.

c. Kewajiban Belajar Mengajar

a Surah al-Ankabut: 19-20: memerintahkan untuk melakukan perjalanan, dengannya seseorang akan menemukan banyak pelajaran berharga baik melalui ciptaan Allah yang terhampar dan beraneka ragam, maupun dari peninggalan lama yang masih tersisa puing-puingnya. Pandangan kepada hal-hal itu akan mengantarkan seseorang yang menggunakan akalnya untuk sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini, dan bahwa di balik peristiwa

Page 26: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

dan ciptaan itu, wujud satu kekuatan dan kekuasaan Yang Maha Besar lagi Maha Esa yaitu Allah SWT:

d.Metode Pendidikan

a.Surah al-Maidah: 67:ayat ini merupakan janji Allah kepada nabi-Nya Muhammad SAW bahwa beliau akan dipelihara Allah dari gangguan dan tipu daya orang-orang Yahudi dan Nasrani, karena ayat-ayat yang mendahuluinya demikian juga sesudahnya berbicara tentang mereka.Thahir ibn Asyur menambahkan bahwa ayat ini mengingatkan rasul agar menyampaikan ajaran agama kepada ahl kitab tanpa menghiraukan kritik dan ancaman mereka, apalagi teguran-teguran pada ayat-ayat yang lalu merupakan teguran yang keras. Teguran keras ini pada hakikatnya tidak sejalan dengan sifat nabi yang cenderung memilih sikap lembut, bermujadalah dengan yang terbaik. Tetapi di sini Allah memerintahkan bersikap lebih tegas menerapkan pengecualian yang diperintahkan-Nya pada Qur’an surah an-Nisa ayat 148

b. Surah al A’raf: 176-177:Ayat ini menguraikan keadaan siapapun yang melepaskan diri dari pengetahuan yang telah dimilikinya. Allah SWT menyatakan bahwa sekiranya Kami menghendaki, pasti Kami menyucikan jiwanya dan meninggikan derajatnya dengannya yakni melalui pengamalannya terhadap ayat-ayat itu, tetapi dia mengekal yakni cenderung menetap terus menerus di dunia menikmati gemerlapnya serta merasa bahagia dan tenang menghadapinya dan menurutkan dengan antusias hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya adalah seperti anjing yang selalu menjulurkan lidahnya.

e.Evaluasi Pendidikan

Surah al-Baqarah: 184:(yaitu) dalam beberapa hari yang tertextu. Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblab baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya jika mereka tidak berpuasa), membayar fidyab, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebib baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetabui. (QS. 2: 184)

          Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap umat sebagai salah satu

bentuk ibadah kita kepada Allah,SWT.Selain itu menuntut ilmu juga telah diatur dalam UNDANG-UNDANG dan AL-QUR'AN.Maka rugilah setiap orang yang tidak mau menuntut ilmu

Rangkuman

Page 27: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

yang jauh lebih tinngi,padahal kesempatan menuntut ilmu terbuka lebar.Menuntut ilmu tidakhanya disekolah saja tetapi dimana pun kita berada,dan menutut ilmu tidak dibatasi oleh usia.

Bab 4Lingkungan dan pendidikan anak

1. LINGKUNGAN DAN PENDIDIKAN ANAK

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri individu .Lingkungan dapat dibedakan menjadi dua jenis,yaitu: (1).Lingkungan alam,dan (2).Lingkungan sosial budaya. Di dalam lingkungannya anak memperoleh berbagai pengalaman,sehingga lingkungan sekitar dimana anak hidup akan turut mempengaruhi perkembangan pribadinya.

Lingkungan pendidikan adalah suatu tempat dengan situasi dan kondisi social budaya yang ada di mana pergaulan pendidikan berlangsung.Lingkungan pendidikan dibedakan menjadi tiga jenis,yaitu:(1). Keluarga (2). Sekolah dasar (3). Masyarakat

Pengemban tanggung jawab pendidikan,dalam kehidupan ini anak tidak cukup dididik di dalam lingkungan keluarga nya saja,melainkan perlu dididik didalam lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

A. Keluarga

Keluarga merupakan unit social terkecil yang bersifat universal,artinya unit social terkecil atau keluarga itu terdapat di setiap tempat dunia (universe). Dalam arti sempit,keluarga adalah unit social yang terdiri dari dua orang (suami,istri) atau lebih (ayah,ibu dan anak) berdasarkan ikatan pernikahan,sedangkan dalam arti luas, keluarga adalah unit social berdasarkan hubungan darah atau keturunan,yang terdiri atas beberapa keluarga dalam arti sempit.

Jenis-jenis keluarga Menurut Kamanto Sunarto (1993:159160), keluarga dapat dibedakan dalam berbagai macam bentuk. Berdasarkan keanggotaannya, keluarga dibedakan menjadi keluarga batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Keluarga batih adalah keluarga terkecil yang terdiri atas ayah,ibu dan anak; sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri dari beberapa keluarga batih.

Page 28: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Berdasarkan garis keturuannya,keluarga dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu:

1. Keluarga patrinial ( garis keturunan ditarik dari pria atau ayah)2. Keluarga matrinial (garis keturunan ditarik dari wanita atau ibu)3. Keluarga bilateral (garis keturunan di tarik dari pria dan wanita atau ayah

dan ibu).

Selain itu, berdasarkan pemegang kekuasaannya, keluarga dibedakan menjadi :

1. Keluarga patriarhat (patriarchat), yaitu dominasi kekuasaan berada pada pihak ayah

2. Keluarga matriarhat (matriarchat), yaitu dominasi kekuasaan berada pada pihak ibu

3. Keluarga equalitarian, yaitu ayah dan ibu mempunyai kekuasaan yang sama. Berdasarkan bentuk perkawinannya, keluarga dibedakan menjadi:

1. Keluarga monogamy, yaitu pernikahan antara satu orang laki-laki dan satu orang perempuan

2. Keluarga poligami, yaitu pernikahan satu orang laki-laki dengan lebih dari satu perempuan

3. Keluarga poliandri, yaitu satu orang perempuan mempunyai lebih dari satu orang suami. Berdasarkan status social ekonominya keluarga dibedakan menjadi: keluarga golongan rendah, keluarga golongan menengah dan keluarga golongan tinggi. Berdasarkan keutuhannya, keluarga dibedakan menjadi keluarga utuh; keluarga pecah atau bercerai, dan keluarga pecah semu, yaitu keluarga yang tidak bercerai tetapi hubungan antara suami dengan istri dengan anak-anaknya sudah tidak harmonis lagi. Selain keluarga tidak utuh karena bercerai dan pecah semu, dikenal pula jenis keluarga tidak utuh karena diantara kepala keluarga atau anggota keluarganya ada yang telah meninggal dunia.

Fungsi keluarga, keluarga memiliki berbagai fungsi, anatara lain fungsi biologis, fungsi ekonomi, fungsi edukatif, fungsi religius, fungsi sosialisasi, fungsi rekreasi, fungsi orientasi dan lain-lain.

Menurut ahli antropologi terdapat fungsi-fungsi keluarga yang bersifat universal. George Peter Murdock (Sudardja Adiwikarta,1988:67) mengemukakan empat fungsi keluarga yang bersifat universal, yaitu:

Page 29: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

1. Sebagai pranata yang membenarkan hubungan seksual antara pria dan wanita dewasa berdasarkan pernikahan.

2. Mengembangkan keturunan.3. Melaksanakan pendidikan.4. Sebagai kesatuan ekonomi.

a. Orang Tua (Ayah dan Ibu) sebagai pengemban tanggung jawab pendidikan anak.

Tersurat dalam pernyataan di atas, bahwa salah satu fungsi keluarga yang bersifat universal yaitu melaksanakan pendidikan. Orang tua ( ibu dan ayah) adalah pengemban tanggung jawab pendidikan bagi anak-anaknya. Secara kodrati orang tua bertanggung jawab atas pendidikan anak, dan atas kasih sayangnya orang tua mendidik anak. Orang yang berperan sebagai pendidik bagi anak di dalam keluarga, utamanya adalah ayahdan ibu. Akan tetapi selain ayah dan ibu saudara-saudaranya yang sudah dewasa dan masih tinggal serumah pun akan turut bergaul dengan anak sehingga akan turut mempenagruhi bahkan mendidiknya.

b. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang bersifat wajar atau informal.

Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar tanggung jawab kodrati dan atas dasar kasih sayang secara naluriah muncul pada diri orang tua. Sejak anaknya lahir orang tua sudah terpanggil untuk menolongnya, melindunginya, dan membantunya. Di dalam keluarga, pelaksanaan pendidikan berlangsung tidak dengan cara-cara yang artificial, melainkan bersifat wajar.c. Keluarga sebagai peletak dasar pendidikan anak.

Pendidikan yang dilakukan didalam keluarga sejak anak masih kecil akan menjadi dasar bagi pendidikan dan kehidupannya di masa yang akan datang.

Menurut M.I. Soelaeman (1958) bahwa: “ penalaman dan perlakuan yang di dapat anak dari lingkungannya semasa kecil – dari keluarganya – menggariskan semacam pola hidup bagi kehidupan selanjutnya. Adler menyebut pola hidup ini dengan kata Leitlinie, yaitu semacam garis yang membimbing kehidupannya,yang – sadar atau tidak sadar – diusahakan anak untuk meraihnya”. Pengalaman yang diterima anak semasa kecil akan menentukan sikap hidupnya dikemudian hari. Sehubungan dengan itu keluarga merupakan peletak dasar pendidikan.

d. Tujuan dan isi pendidikan dalam keluarga

Page 30: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Tujuan pendidikan dalam keluarga adalah agar anak menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermoral, dan menjadi anggota masyarakat yang baik dan bertanggung jawab. Isi pendidikan dalam keluarga biasanya meliputi: nilai agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan.

e. Fungsi pendidikan dalam keluarga

Fungsi pendidikan keluarga ada dua, kedua fungsi yang dimaksud adalah:

(1). Sebagai peletak dasar pendidikan anak, dan

(2). Sebagai persiapan ke arah kehidupan anak dalam masyarakatnya.

f. Faktor-faktor yang menentukan kualitas pendidikan di dalam keluarga

Berbagai factor yang akan turut menentukan kualitas hasil pendidikan anak. Jenis keluarga, gaya kepemimpinan orang tua, kedudukan anak dalam urutan keanggotaan keluarga, fasilitas yang ada dalam, keluarga, hubungan keluarga dengan dunia luar, status social ekonomi orang tua, dan sebagainya akan turut mempengaruhi pendidikan dalam keluarga, yang pada akhirnya akan turut pula mempengaruhi perkembangan pribadi anak.

B. Sekolah dasar

Istilah sekolah berasal dari bahasa Yunani schole (latin: schola; inggris: school). Pada awalnya di Yunani yang masih mengenal perbudakan, schole berarti “bebas dari pekerjaan”. Golongan masyarakat merdeka yang bebas dari pekerjaan mengisi waktu senggangnya untuk mengembangkan diri melalui percakapan-percakapn, ceramah, pembacaan karya ilmiah atau filsafat. Istilah schole berubah arti sebagai tempat dimana orang melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pengembangan diri.

Seiring dengan perkembangan kebudayaan masyarakat, pada abad kelima sebelum masehi para kaum sophis di yunani mendirikan sekolah-sekolah untuk pendidikan para pemuda dari golongan bangsawan. Pada akhir abad kesatu sebelum masehi hal ini berkembang menjadi pendidikan Yunani klasik dengan isi kurikulumnya yang meliputi Trivium (rhetorika, gramatika, dialetika) dan Quadrivium (geometri, arithmatik, astronomi, dan musik). Pada abad ke tujuh berdiri sekolah-sekolah gereja dan katedral yang sampai di perluas menjadi universitas pada abad ke tiga belas. Pada awalnya sekolah di dirikan oleh masyarakat, tetapi selanjutnya masyarakat (lembaga-lembaga yang ada di masyarakat) bersama-sama pemerintah mendirikan dan menyelenggarakannya. Sekolah terus berkembang sehingga muncul berbagai jenjang dan jenis sekolah dengan keragaman kurikulumnya.

Page 31: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Menurut pasal 17 UU RI No. 20 Tahun 2003,” pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat”.

Sekolah Dasar (SD) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelengarakan pendidikan enam tahun.Tujuan pendidikan di Sekolah Dasar adalah “memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, serta mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( Pasal 2 Keputusan Mendikbud No.0487/U/1992 tentang Sekolah Dasar).

Kurikulum pendidikan di SD mengacu kepada pasal 37 UU RI No. 20 Tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa kurikulum pendidikan dasar termasuk di dalamnya SD wajb memuat:

a. Pendidikan agama;b. Pendidikan kewarganegaraan;c. Bahasa;d. Matematika;e. Ilmu pengetahuan alam;f. Ilmu pengetahuan social;g. Seni dan budaya;h. Pendidikan jasmani dan olahraga;i. Keterampilan/kejuruan; dan j. Muatan local;

Pasal 6 Peraturan Pemerintah R.I. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa kurikulum untuk pendidikan SD terdiri atas:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;d. Kelompok mata pelajaran estetika;e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Kurikulum dan silabus SD menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung,serta kemampuan berkomunikasi. Pendidikan SD berfungsi sebagai salah satu landasan jenjang pendidikan menengah.

Page 32: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Secara kodrati tanggung jawab pendidikan anak berada pada orang tua, namun dalma pendidikan di sekolah dasar – para guru pun bertanggung jawab atas pendidikan para anak didiknya. Oleh karena itu antara guru dengan orang tua anak didik perlu menjalin kerjasama yang baikdalm rangga menyelenggarakan pendidikan di SD. Jadi guru perlu memahami latar belakang keluarga anak didiknya. Melalui jalinan kerjasama antara orang tua dengan guru, guru akan memperoleh berbagai masukan sebagai dasar pertimbangan dalam membantu anak didik mengembangakan kepribadiannya.

1. Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal

Sebagai lemabaga pendidikan formal, sekolah dasar merupakan kesatuan kegiatan-kegiatan menyelenggarakan pembelajaran yang di lakukan oleh para petugas khusus dengan cara-cara yang terencana dan teratur menurut tatanan nilai dan norma yang telah di tentukkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah di tetapkan.

2. Formalitas Sekolah Dasar merembes ke dalam Kurikulum dan Pembelajaran

Formalitas sekolah berakar pada status para individu yang menjadi komponennya,serta sistem nilai dan norma yang serba resmi. Perlu kita sadari bahwa selanjutnya formalitas tersebut merembes kedalam kurikulum dan cara-cara pembelajaran. Contohnya: kurikulum formal sekolah berisi mata pelajaran-mata pelajaran yang bersifat terpisah-pisah atau tidak terintegrasi. Dalam prakteknya (kurikulum actual), cara-cara pembelajaran pun menjadi begitu formal, sehingga pembelajaran articipial ( dibuat-buat) dan membosankan.Pendidikan tereduksi menjadi hanya sebatas pengajaran atau latihan saja. Pada akhirnya menimbulkan hasil pendidikan yang kurang sesuai dengan harapan masyarakat maupun individu. Misal:pendidikan di sekolah menjadi parsial/memihak hanya untuk mengembangkan aspek tertentu saja dari kepribadian peserta didik (terlalu bersifat intelektual), kurang mengembangkan aspek kepribadian peserta didiknya. Pendidikan sekolah menjadi jauh dari akenyataan di dalam masyarakatnya. Hasilnya banyak lulusan sekolah tidak memiliki kecakapan hidup,mereka tidak dapat memecahkan masalah yang di hadapi dalam hidupnya dan sebagainya.Sekolah adalah lembaga pendidikan formal tetapi formalitas sekolah itu jangan sampai mengurangi makna pendidikan dalam rangka membantu anak mencapai tujuan pendidikan

Page 33: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

(kedewasaannya). Dengan memperhatikan hal teresbut, sekolah akan tetap di butuhkan dan didukung masyarakatnya.

C. Masyarakat

Masyarakat adlah sekelompok manusia yang berintegrasi secara terorganisasi, menempati daerah tertentu, dan mengikuti suatu cara hidup atau budya tertentu.Jenis masyarakat antara lain: masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan ( urban community). Perbedaan ini berkenaan dengan karakteristik daerah tempat tinggalnya, nilai-nilai budayanya,dsb. Jenis masyarakat dan perbedaan-pebedaan yang dimiliki suatu masyarakat, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pendidikan anak-anak di lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

1. Fungsi Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan bagi Anak

Masyarakat merupakan tempat berlangsungnya pendidikan bagi anak, di dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar bagi anak. Anak akan terpengaruh oleh lingkungan masyarakatnya, akan tetapi di dalam masyarakat pun terdapat potensi yang dapat memberikan pengaruh tidak baik bagi perkembangan pribadi anak. Melalui pergaulan secara langsung maupun tidak langsung misalnya melalui berbagai media informasi dan telekomunikasi seperti televise, internet,dsb. Pemerintah dan orang dewasa hendaknya menyadari pengaruh positif dan pengaruh negative tersebut bagi perkembangan generasi muda. Pemerintah dan orang dewasa seharusnya menciptakan situasi lingkungan masyarakat agar memberikan pengaruh positif bagi anak-anak atau generasi mudanya.Pendidikan anak dalam lingkungan masyarakat dapat berfungsi sebagai pelengkap, penambah, dan munkin juga pengembang pendidikan di dalam keluarga dan sekolah (SD), bahkan dapat berfungsi sebagai pengganti pendidikan di sekolah (SD).

2. Tanggung jawab pendidikan di lingkungan masyarakat

Pendidikan di lingkungan masyarakat harus menjadi tanggung jawab bersama para orang dewasa yang ada di lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Agar terciptanya homogenitas dan konformitas di dalam masyarakat, dan demi terjadinya inovasi di dalam masyarakat.

3. Pendidikan informal dalam masyarakat

Pendidikan informal dalam masyarakat antara lain dapat berlangsung melalui adat kebiasaan, pergaulan anak sebaya,pagelaran kesenian, dan bahkan percakapan

Page 34: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

biasa sehari-hari. Dalam hal ini pendidikan merupakan pewarisan social yang berfungsi untuk melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat.

4. Pendidikan nonformal di dalam masyarakat.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat di laksanakan secara tersetruktur dan berjenjang (Pasal 1 ayat 12) UU RI No. 20 Tahun 2003.

5. Fungsi Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.

6. Lingkup

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikakan kepemudaan,pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang di tujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

7. Satuan Pendidikan

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Maka dari itu, pendidikan perlu ditunjang dengan lingkungan pendidikan yang baik.Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri individu .Lingkungan dapat dibedakan menjadi dua jenis,yaitu: (1).Lingkungan alam,dan (2).Lingkungan sosial budaya. Di dalam lingkungannya anak memperoleh berbagai pengalaman,sehingga lingkungan sekitar dimana anak hidup akan turut mempengaruhi perkembangan pribadinya.

Lingkungan pendidikan adalah suatu tempat dengan situasi dan kondisi social budaya yang ada di mana pergaulan pendidikan berlangsung.Lingkungan pendidikan dibedakan menjadi tiga jenis,yaitu:(1). Keluarga

Rangkuman

Page 35: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

(2). Sekolah dasar (3). Masyarakat

Bab 5Pendidikan sebagai ilmu dan seni

1. Study dan Ilmu Pendidikan

Ilmu Pendidikan berfungsi sebagai landasan dan petunjuk tentang cara-cara melaksanakan pendidikan. Praktek pendidikan menuntut diaplikasikannya ilmu pendidikan, tetapi disamping itu praktek pendidikan juga sekaligus adalah seni.

Study pendidikan adalah upaya yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan atau menghasilkan sistem konsep pendidikan. Terdapat beberapa metode dalam study pendidikan, yaitu :

Metode Kerja AwamMerupakan upaya memahami pendidikan dengan cara berfikir commonsense dan pengamatan (observasi) sepintas yang kurang sistematis dan teliti.

Metode IlmiahUpaya memahami pendidikan dengan menggunakan prosedur penelitian yang cermat dan terencana atau melalui berfikir kritis dengan menggunakan logika tertentu dan pengamatan empiris yang teliti, sebagai mana dilakukan para ilmuan.

Metode FilsafatUpaya memahami pendidikan melalui berfikir reflektif sistematis, kritis radikal dan sinoptik. Untuk menghasilkan sistem gagasan pendidikan yang komperehensif dan preskiftip.

Ilmu pendidikan adalah sistem pengetahuan tentang fenomena pendidikan yang dihasilkan melalui penelitian dengan menggunakan metode ilmiah.

Karakteristik Ilmu Pendidikan

a)      Objek Study

Objek study ilmu meliputi berbagai hal sebatas yang dialami manusia. Setiap ilmu memiliki objek material dan objek formal tertentu, adapun objek material ilmu pendidikan adalah manusia dan objek formalnya adalah fenomena pendidikan yaitu fenomena mendidik dan fenomena yang lain yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan.

Page 36: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

b)      Metode

Ilmu pendidikan menggunakan metode ilmiah, dengan menggunakan metode kualitatif atau metode kuantitatif. Dari kedua metode ini digunakan sesuai dengan sifat masalah dan objek penelitiannya.

c)      Isi

Isi ilmu pendidikan berupa kensep, aksioma, postulat, prinsip, hukum, teori, dan model yang disusun secara sistematis. Pada umumnya bersifat deskriftif dan objektif.

d)     Fungsi

Fungsi adalah menjelaskan, memprediksi dan mengontrol. Ilmu pendidkan menggunkan ilmu-ilmu lain dalam mempelajari pendidikan. Menurut M.J Langeveld (1952) ilmu pendidikan sebagai tuan rumah sedangkan ilmu yang lain berperan sebagai tamunya.

Sistematika Ilmu Pendidikan

Menutu Redja Mudyahardjo (2001), ilmu pendidikan dibagi menjadi, sebagai berikut :

Ilmu Pendidikan Makro

1)      Ilmu Pendidikan Administrasi

2)      Ilmu Pendidikan Komparatif

3)      Ilmu Pendidikan Historis

4)      Ilmu Pendidikan Kependudukan

Ilmu Pendidikan Mikro

Ilmu Mendidik Umum yang meliputi :

a)      Pedagogik teoritis

b)      Ilmu pendidikan psikologis

c)      Ilmu pendidikan sosiologis

d)     Ilmu pendidikan antropologis

e)      Ilmu pendidikan ekonomik

Page 37: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Ilmu Pendidikan Khusus :

Ilmu Persekolahan

a)      Ilmu administrasi sekolah

b)      Ilmu administrasi kelas

c)      Ilmu kegiatan pendidikan sekolah

Ilmu bimbingan

Ilmu pengajaran (didaktik/metodek)

Ilmu kepelatihan

Ilmu Pendidikan Luar Sekoah :

a)      Pedagogik keluarga

b)      Pedagogik Taman Kanak-kanak

c)      Ilmu pendidikan Masyarakat (andragogi)

Ilmu Pendidikan Luar Biasa (orthopedagogik)

a)      Orthopedagogik fisik

b)      Orthopedagogik mental

Menurut Redja M (Depdikbud : IKIP Bandung, 1991) yang dimaksud dengan praktik pendidikan adalah seperangkat kegiatan bersama yang bertujuan untuk membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan, contohnya : seorang guru yang sedang menjelaskan masalah Biologi kepada siswanya di depan kelas. Di dalam pelaksanaan praktek pendidikan harus adanya interaksi ataupun hubungan diantara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan tujuan tersebut maka seorang pendidik harus pandai memilih isi, alat dan cara (metode pendidikan) yang hendaknya sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang melekat pada peserta didik karena pada hakikatnya yang menjadi objek (sasarannya) adalah manusia bukan hewan.

Hubungan antara Study dan Praktek Pendidikan

Study pendidikan menjadi dasar sesuatu praktek pendidikan.

Page 38: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Study menjadi alat untuk mencek keberhasilan praktek pendidikan sehingga dapat diketahui arah dan tujuan yang akan dicapai.

Praktek pendidikan menjadi sumber bagi pelaksanaan study pendidikan.

Praktek pendidikan menjadi sarana pengujian kebenaran prinsip pendidikan hasil study pendidikan.

2. Praktek Pendidikan Sebagai Paduan Ilmu dan Seni

Pendidikan Sebagai Ilmu

Fenomena pendidikan dapat dipelajari melalui metode ilmiah yang menghasilkan ilmu pendidikan yang menjadi dasar dan petunjuk dalam praktek pendidikan. Dengan dasar Ilmu Pendidikan para pendidik dapat menyusun desain pembelajaran yang memuat tujuan, isi, metode, teknik mengajar serta evaluasinya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa praktek pendidikan merupakan aplikasi dalam ilmu pendidikan. Implikasi bahwa untuk menjadi seorang guru dapat dipelajari oleh siapapun melalui ilmu pendidikan tersebut.

Pendidikan Sebagai Seni

Gilbert Highet dalam bukunya “ The art of teaching “ yang menyatakan bahwa buku ini “ Seni Mengajar ” karena beliau yakin bahwa belajar itu adalah sebuah seni bukan ilmu. Menurutnya sangatlah berbahaya mempergunakan tujuan-tujuan dan metode ilmu untuk urusan manusia sebagai individu meskipun sistem statistik sering digunakan untuk menerangkan tingkah laku manusia dalam kelompok yang besar dan suatu diagnosa ilmiah tentang struktur fisik manusia selalu sangat bermanfaat. Mengajar tidaklah seperti menimbulkan reaksi kimia tetapi lebih mirip dengan melukis sebuah gambar atau menggelar sebuah musik dengan arti bahwa di dalam mengajar itu seseorang harus melibatkan diri didalamnya dan menyadari bahwa mengajar tidak seluruhya dikerjakan berdasarkan formula-formula atau anda akan merusak sendiri pekerjaan anda dan murid-murid anda serta anda sendiri (Redja M, 1995). Dengan demikian pendapat ini sangat bertentangan dengan pendapat sebelumnya tentang pendidikan sebagai ilmu.

Pendidikan Sebagai Panduan Ilmu dan Seni

Menurut A.S Neil “ mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu tetapi adalah seni “. Diartikan sebagai seni adalah bagaimana kita hidup dan mengerti anak-anak seolah-olah kita menjadi seperti anak.

Menurut aliran konstruksivisme mengakui hal yang sama. Implikasi bahwa “ tugas guru adalah membantu agar siswa mampu merekonstruksi pengetahuannya

Page 39: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

sesuai dengan situasinya yang konkrit maka strategi mengajar perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi murid. Mengajar adalah merupakan seni yang menuntut bukan hanya penguasaan teknik, melainkan juga intuisi “.

Dengan demikian pendidik memerlukan ilmu pendidikan dalam rangka memahami dan mempersiapkan suatu praktek pendidikan. Namun dalam prakteknya pendidik harus kreatif, skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, pendidik perlu melakukan improvisasi dengan harus memperhatikan karakteristik anak didik. Esensinya bahwa praktek pendidikan hendaknya merupakan perpasuan antara ilmu dan seni.

Pengertian antara praktek pendidikan study pendidikan hampir sama namun pada kenyatannya berbeda yaitu pada ruang lingkupnya. Praktek pendidikan memiliki tiga aspek yaitu aspek tujuan, kegiatan dan dorongan (motivasi) jadi praktek pendidikan menitikberatkan pada kegiatan sedangkan study pendidikan lebih menitikberatkan terhadap teori, dalam hal ini teori pendidikan.

Karakteristik Ilmu pendidikan antara lain : objek study, metode, isi, fungsi dan ilmu-ilmu yang lainnya. Ada beberapa manfaat study pendidikan antara lain :

Study pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai.

Study pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktek pendidikan.

Study pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur sampai dimana kita telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan

Ada banyak pendapat yang mempertentangkan tentang pendidikan sebgai ilmu dan pendidikan sebagai seni. Padahal sebenarnya kedua hal itu tidak perlu dipertentangkan karena keduanya merupakan aspek yang penting dalam pendidikan dimana peran pendidik itu harus mempersiapkan praktek pendidikannya dengan baik dan dalam prakteknya itu harus kreatif dan harus melakukan improvisasi. Yang baik dengan peserta didik.

Bab 6Landasan filosofis pendidikan sd

Rangkuman

Page 40: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Landasan Filosofis Pedidikan Sekolah Dasar

Ada dua alasan kenapa pendidik harus memiliki landasan filosofis pendidikan. Petama, karena pendidikan bersifat normatif (sesuai dengan norma yang ada) maka dalam rangka pendidikan di perlukan asumsi atau sesuatu titik tolak yang bersifat normatif pula. Maka dasar dari pedidikan yang memiliki sifat normatif bersumber dari filsafat. Landasan filosofi pendidikan berfungsi memberi petunjuk tentang apa yang di cita-citakan dalam pendidikan. Kedua, pedidikan bukan hanya untuk di pahami melalui pendekatan ilmiah yang bersifat persial (inti keseluruhan) dan deskriptif (kenyataan yang ada) saja, melaikan juga perlu di pandang secara holistik (cara pandang yang menganggap bahwa keseluruhan yang lebih penting pada sa tu-satu bagian organisme/meneluruh). Sedangkan cara memwujudkan kajian pendidikan secara holistik dapat melalui pendekatan filosofis.

1. Konsep landasan filosofis pendidikan

1.1 Ladasan Filosofis Pendidikan

Ladasan filosofis pendidikan merupakan asumsi yang bersumber dari filsafat yang di jadikan titik tolak dari pendidikan atau juga dapat di artikan sebagai pikiran yang bersal dari filsafat yang kemudian dijadikan sebagai landasan atau dasar dari pendidikan.

1.2 Struktur Landasan Filosofi Pendidikan

Ladasan filosofis pedidikan merupakan seperangkat asumsi tentang pendidikan yang dideduksi atau di jabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum sistem gagasan filsafat umum tersebut yaitu yang berhubungan dengan hakekat realitas dan hakikat manusia (metafisika), hakikat pengetahuan (epistemologi), serta hakikat nilai aksiologi yang di anjurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu.

Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan atau dipahami bahwa terdapat hubungan implikasi antara sistem gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum terdapat gagasan pendidikan hal ini antaralain dapat di fisualkan seperti berikut :

Konsep Filsafat Umum Konsep Pendidikan

Page 41: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

- Hakikat Realitas- Hakikat Manusia- Hakikat Pengetahuan- Hakikat Nilai

- Tujan pendidikan- Kurikulum pendidikan- Metode pendidikan- Peranan pendidik dan

anak didik

1.3 Karakteristik Landasan Filosofi Pedidikan

Ladasan filosofis pendidikan dikatakan bersifat normatif, karena landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep tentang pendidikan apa adanya (faktual), akan tetapi berisi tentang konsep-konsep pendidikan yang seharusnya atau yang di cita-citakan ideal, yang di saran kan oleh filsuf tertentu untuk di jadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan atau studi pendidikan

1.4 Aliran dalam Landasan Filosofis Pendidikan

Di dalam landasan filsafat pendidikan juga memiliki berbagai aliran. Sehubungan dengan ini di kenal dengan adanya landasan filosofis pendidikan idealisme, landsan filosofis realisme, landsan filosofis pendidikan pragmatisme dan sebagainya. Akantetapi kita sebagai bangsa indonesia memiliki filsafat pendidikan nasional tersendiri yaitu filsafat pendidikan yang berdasarkan pancasila.

1.5 Pancasila Sebagai Landasan Filsafat Pendidikan Nasional

Pancasi la adalah dasar negara Republik Indonesia. Rumusan pancasila termaktub dalam pembukaan UUD negara RI tahun 1945 yang berisi: ketuhanan yang maha esa, kemanusaian yang adil dan beradap, persatuan indonesia, kerakyatan yang di pipin oleh hikmah kebijak sanaan dalam pemusyawaraan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena pancasila adalah dsar negara, implikasinya maka pancasila juga adalah dasar pendidikan nasional. Sesuai dengan pasal 2 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Sehubungan dengan hal di atas bangsa Indonesai memiliki ladasan filosofis pendidikan tersendiri dalam sistem pendidikan nasionalnya. Kita perlu mengkaji nilai-nilai pancasila untuk di jadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan maupun studi pendidikan. Berikut ini akan di kemukakan mengenai konsep dilsafat umum berdasarka pancasila dan inplikasinya terhadap

Page 42: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

pendidikan sesuai dengan struktur landsan filosofis seperti yang sudah di jelaskan di awal:

2. Konsep Filsafat Umuma. MetafisikaHakikat Realitas ada dengan sendirinya, melainkan sebagai ciptaan

(makhluk) Tuhan yang Maha Esa. Realitas yang bersifat abadi dan realitas yang bersifat fana. Realitas juga tidak bersifat given (terberi) dan final, melainkan juga “mewujud” sebagaiman kita manusia dan semua anggota alam semesta berpatisipasi “mewujudkannya”.

Hakikat Manusia, manusia adalah makhluk Tuhan YME. Manusia adalah kesatuan badani rohani yang hidup dalam ruang dan waktu, memiliki kesadaran (consciousness) dan penyadaran diri (self-awareness), mempunyai berbagai kebutuhan dibekali naluri dan nafsu, serta memniliki tujuan hidup.

Pancasila mengajarkan bahwa eksistensi manusia bersifat mono-pluralis tetapi bersifat integral, artinya manusia yang serba dimensi itu hakikatnya adalah satu kesatuan utuh. Pancasila menganut azas Ketuhanan Yna Maha Esa. Azas mono-dualisme: manusia dalah kesatuan badani rohani, ia adalah pribadi atau individual atau indivual tetapi sekaligua insan sosial. Azas mono-pluralisme: menyakini keragaman manusia, baik suku bangsa, budaya,dsb. Azas nasionalisme:  dalam eksistensinya manusia rerikat oleh ruang dan waktu, maka ia mempunyai relasi dengan daerah, zaman, dsb.. Azas internasionalisme: manusia tidak meniadakn eksistensi manusia lain baik sebagai pribad, kelompok, atau bangsa lain. Azas demokrasi: dalam mecapai tujuan kesejahteraan bersama, kesamaan hak dan kewajibanmenjadi dasar hak hubungan antara warga negara dan negara dan sebaliknya. Azas keadilan sosial: dalam merealisasikan diri manusia harus senantiasa menjungjung tinggi tujuan kepentingan bersana dalam membagi hasil pemberdayaannya.

b. EpistemologiHakikat pengetahuan, bersumber dari sumber pertama yaitu Tuhan YME.

Tuhan telah menurunkan pengetahuan baik melalui utusan-Nya (berupa wahyu) maupun melalui berbagai  hal yang digelarkan-nya didalam semesta dan hukum-hukum yang terdapat didalamnya. Manusia dapat memperoleh pengetahuan melalui keimanan atau kepercayaan, berpikir, pengalaman empiris, penghayatan, dan intuisi.

Pengetauan yang bersifat mutlak (ajaran agama) diayakini mutlak kebenaran nya atas dasar keimanan kepada tuhan YME. Pengetahuan yang bersifat relatif (filasafat, sains, dll) di uji kebenaran nya melalui uji konsistensi logis ide-idenya, kesesuaian dengan data ataufakta empiris dan nilai kegunaan praktisinya bagi kesejah teraan manusia.

c. Aksiologi

Page 43: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Hakikat Nilai, sumber pertama segala nilai hakikatnya adalah Tuhan YME. Hakikat nilai diturunkan dari Tuhan YME. Karena manusia adalah mahkluk Tuhan, pribadi atau individual dan sekaligus insan sosial maka hakikan nilai di turunkan dari tuhan YMH masyarakat dan individu.

3.Implikasi Terhadap Pendidikan dan Pendidikan di SD3.1. Tujuan pendidikan

Pendidikan nasiaonal seyogyanya bertujuan untuk berkembang nya potensi peserta didik agar mejadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia sehat perilmu cakap kreatif madiri dan mejadi warga negar demokratif serta bertanggung jawab, ini sesuai dengan isi pasal tiga UU RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Dalam kontes pendidikan di SD hedaknya tujuan pendidikan tesebut kita sadari betul sehingga pedidikan yangdiselenggarakan tak hanya mengembangkan satu pontensi saja peserta didik agar menjadi manusai yang pandai dalam calistum saja, bukan hanya untuk meperoleh keterampilan saja dan dsb. Pendidikan yang di selenggarakan bertujuan demi berkembangnya seluruh potensi peserta didik dalam konteks keseluruhan di mensi kehidupan nya baik di mensi individualitas, sosialitas, kultural, moralitas, dan keberagamaan nya. 3.2 Kurikulum Pendidikan

Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: a). peningkatan iman dan taqwa, b). peningkatan akhlak mulia, c). peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik, d). keragaman potensi daerah dan lingkungan, e). tuntutan pembangunan daerah dan nasional, f). tuntutan dunia kerja, g). perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan SNI, h). agama, i). dinamika perkembangan global, dan j). kurikulm sebagaimana dimaksud di atas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah (Pasal 36 UURI NO.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Dapat kita kaji bebagai hal yang musti di perhatikan dalam kurikulum pendidikan antara lain adalah relevan dengan keperluan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. Namun demikian dalam penjabarannya dalam kurikulum pendidikan SD hendaknya memperhatikan pula dan mempertimbangkan pula perkembangan anak didik usia SD.

3.3 Tentang Metode PendidikanBerbagai metode pendidikan yang ada merupakan alternatif untuk di

aplikasikan. Karena sesungguhnya tidak ada satupun metode mengajar yang terbaik di banding metode lainnya dalam segala konteks praktek pendidikan. Pemilihan dan aplikasi metode hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan pendidikan yang hendaknya di capai hakikat

Page 44: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

manusia atau anak didik, karakteristik isi/materi pendidikan, dan fasilitas alat bantu pendidik yang tersedia. Penggunaan metode pandidikan di harapkan mengacuh kepada prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA) dan sebaiknya bersifat multi metode.3.3.1 Peranan Pendidikan dan Anak Didik

Ada berbagai peranan pendidik dan anak didik yang harus di laksanakannya namun pada dasarnya berbagai peranan tersebut tersurat dan tersirat dalam seboyan “ Ing ngarso sung tulodo “ artinya pendidik harus memberikan atau menjadi teladan bagi anak didiknya, “ Ing madya mangun karso “ artinya pendidik harus mampu membangun harsa (kehendak) pada diri anak didiknya, dan “ Tut wuri handayani “ artinya bahwa sepanjang tidak berbahaya pendidik harus memberi kebebasan atau kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri.3.3.2 Pendidikan di SD

Pendidikan di SD hendaknya merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual ke agamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya masyarakat bangsa dan negara sebagai usaha sadar dan terencana, pendidikan di SD tentunya harus mempunyai dasar dan tujuan yang jelas, sehingga dengan demikian isi pendidikan dan cara-cara pembelajarannya di pilih, diturunkan dan di laksanakan dengan mengacu kepada dasar dan tujuan pendidikan SD yang telah di tetapkan. Selain itu pendidikan di SD “bukanlah proses pembentukan” anak didik untuk menjadi orang tertentu sesuai kehendak pihak dari pendidiknya karena hakikatnya manusai adalah pribadi yang memiliki potensi dan memiliki keinginan untuk menjadi dirinya sendiri, maka upaya pendidikan di SD harus di pandang sebagai upaya bantuan dan memfasilitasi anak didik dalam rangka mengembangkan potensi dirinya. Upaya pendidikan di SD adalah pemberdayaan peserta didik.3.3.3 Oriaentasi Pendidikan di SD

Secara umum pendidikan di SD memiliki dua fungi utama yaitu fungsi konserfasi yang di landasi asumsi bahwa terdapat nilai-nilai, pengetahuan, norma, dan sebagainya., yang di jungjung tinggi dan di pandang berharga untuk tetap di pertahankan. Lalu yang ke dua adalah fungsi kreasi, fungsi kreasi sendiri di landasi asumsi bahwa realitas tidaklah besifat terberi dan selesai sebagai mana diajarkan oleh sains moderen. Tetapi realitas mewujud sebagaimana kita manusia dan semua angota alam semesta berpartisipasi mewujudkannya. Semua anggota semesta ikut berpartisipasi dalam mewujudkan realitas. Sebeb itu peran manusai baik sebagai individu maupun

Page 45: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

kelompok adalah merajut realitas yang di inginkan nyanyang dapat di terima oleh lingkungannya. Dalam hal ini maka pendidikan di SD se yogyanya di letakan pada upaya-upaya untuk menggali dan mengembangkan potensi para pelajar agar mereka tidak saja mampu memahami perubahan tetapi mampu berperan sebagai agen perubahan atau perajut realitas.

bersumber dari filsafat yang di jadikan titik tolak dari pendidikan atau juga dapat di artikan sebagai pikiran yang bersal dari filsafat yang kemudian dijadikan sebagai landasan atau dasar dari pendidikan. Pancasia adalah dasar negara Republik Indonesia. Kita perlu mengkaji nilai-nilai pancasila untuk di jadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan maupun studi pendidikan.

Ada beberapa aliran dalam landasan filosfis pendidikan seperti landasan filosofis pendidikan idealisme, landsan filosofis pendidikan realisme, landsan filosofis pendidikan pragmatisme dan sebagainya, dan tiga konsep filsafat umum yaitu metafisika, efistemologi, dan aksiologi.

Bebagai hal yang musti di perhatikan dalam kurikulum pendidikan antara lain adalah relevan dengan keperluan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. Namun demikian dalam penjabarannya dalam kurikulum pendidikan SD hendaknya memperhatikan pula dan mempertimbangkan pula perkembangan anak didik usia SD. Pendidikan di SD memiliki dua fungi utama yaitu fungsi konserfasi yang di landasi asumsi bahwa terdapat nilai-nilai, pengetahuan, norma, dan sebagainya, yang di jungjung tinggi dan di pandang berharga untuk tetap di pertahankan.

Bab 7Landasan psikologis pendidikan sd

1. Pengertian Landasan Psikologis dalam Pendidikan

Secara etimologis, istilah psikologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata psyche berarti ”jiwa”, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala

Rangkuman

Page 46: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

kejiwaan. Namun apabila mengacu pada salah satu syarat ilmu yaitu adanya objek yang dipelajari maka tidaklah tepat mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa karena jiwa bersifat abstrak.  Oleh karena itu yang sangat mungkin dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yaitu dalam wujud perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan dasar ini maka psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut Whiterington (1982:10) bahwa pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Itu artinya bahwa tindakan-tindakan belajar yang berlangsung secara terus menerus akan menghasilkan pertumbuhan pengetahuan dan perilaku sesuai dengan tingkatan pembelajaran yang dilalui oleh individu sendiri melalui proses belajar-mengajar. Karena itu untuk mencapai hasil yang diharapkan, metode dan pendekatan yang benar dalam proses pendidikan sangat diperlukan.

Kalau kita berbicara tentang individu yaitu manusia, maka kita akan bertemu dengan beberapa keunikan perilaku/jiwa (psyche), dan faktor ini akan berhubungan erat bahkan menentukan dalam keberhasilan proses belajar. Didasari pada begitu eratnya antara tugas psikologi (jiwa) dan ilmu pendidikan, kemudian lahirlah suatu subdisiplin yaitu psikologi pendidikan (educational psychology).

Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari dua definisi ini maka jelas fokus dari psikologi pendidikan adalah proses belajar mengajar. Pemahaman peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psiologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan. Misalnya pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan, dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya. Untuk itu psikologi menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta berkaitan dengan aspek pribadi.

Individu memiliki bakat, kemampuan, minat, kekuatan serta tempo, dan irama perkembangan yang berbeda satu dengan yang lain. Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka mungkin memiliki beberapa persamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar program pengajaran serta tingkat keterincian bahan belajar yang digariskan.

Page 47: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir dan belajar (Tirtarahardja, 2005: 106).

1.2 Perkembangan Individu

Perkembangan adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya. Sedangkan belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan membuat suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari tidak mau menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi bisa (psikomotorik).

Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang, misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan memiliki kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan seseorang yang proses kematangan dan belajarnya buruk.

Manusia dalam perkembangannya mengalami perubahan dalam berbagai aspek yang ada pada manusia dan aspek-aspek tersebut saling berhubungan dan berkaitan. Aspek-aspek dalam perkembangan tersebut diantaranya adalah aspek fisik, mental, emosional dan sosial.

Semua manusia pasti akan mengalami perkembangan dengan tingkat perkembangan yang berbeda, ada yang berkembang dengan cepat dan ada pula yang berkembang dengan lambat. Namun demikian dalam proses perkembangan terdapat nilai-nilai universal yang dimiliki oleh semua orang yaitu prinsip perkembangan. Prinsip perkembangan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Perkembangan terjadi secara terus menerus hingga manusia meninggal dunia. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda. Semua aspek perkembangan saling berkaitan dan berhubungan satu sama lainnya. Arah

Page 48: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

perkembangan individu dapat diprediksi Perkembangan terjadi secara bertahap dan tiap tahapan mempunyai karakteristik tertentu.

1.3 Pengaruh Hereditas dan Lingkungan terhadap Perkembangan Individua. Nativisme

Teori nativisme adalah teori yang berasumsi bahwa setiap individu dilahirkan kedunia dengan membawa faktor-faktor turunan dari orang tuanya dan faktor tersebut yang menjadi faktor penentu perkembangan individu. Tokoh teori ini adalah Schoupenhauer dan Arnold Gessel Implikasi teori nativisme terhadap pendidikan yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi pendidik untuk mengubah kepribadian peserta didik.

b. EmpirismeTeori empirisme adalah teori yang berasumsi bahwa setiap individu yang terlahir ke dunia adalah dalam keadaan bersih sedangkan faktor penentu perkembangan individu tersebut adalah lingkungan dan pengalaman. Tokoh teori ini adalah John Lock dan J.B.Watson Implikasinya teori empirisme terhadap pendidikan yaitu dapat memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi pendidik untuk dapat membentuk kepribadian peserta didik.

c. Konvergensi Teori konvergensi adalah teori yang berasumsi bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan serta pengalaman, atau dengan kata lain teori ini adalah gabungan dari teori empirisme dan teori konvergensi. Tokoh teori ini adalah Wiliam Stern dan Robert J Havighurst Implikasinya teori konvergensi terhadap pendidikan yaitu dapat memberikan kemungkinan kepada pendidik untuk membentuk kepribadian individu sesuai yang diharapkan akan tetapi tetap memperhatikan faktor-faktor heriditas yang ada pada individu.

2.Tugas Perkembangan dan Implikasinya terhadap Perlakuan Pendidik

A. Tahap dan Tugas Perkembangan Anak/Siswa SDAsumsi bahwa anak adalah orang dewasa dalam skala kecil (anak adalah

orang dewasa mini) telah ditinggalkan orang sejak lama, sebagaimana kita maklumi bahwa masa anak-anak adalah suatu tahap yang berbeda dengan orang dewasa. Anak menjadi dewasa melalui suatu proses pertumbuhan bertahap mengenai keadaan fisik, sosial, emosional, moral dan mentalnya. Seraya mereka berkembang, mereka mempunyai cara-cara memahami bereaksi, dan mempresepsi yang sesuai dengan usianya. Inilah yang oleh ahli psikologi disebut tahap perkembangan.

Page 49: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Robert Havighurst (1953) membagi perkembangan individu menjadi empat tahap, yaitu masa bayi dan kanak kanak kecil (0-6tahun), masa kanak-kanak (6-12 tahun), masa remaja atau adoselen (12-18 tahun), dan masa dewasa (18 …tahun). Selain itu, Havighurst mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan (development task) yang harus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan. Mengacu pada tahap dan tugas perkembangan yang dikemukakan oleh Havighurst, anak didik di sekolah dasar tergolongkan ke dalam masa kanak-kanak. Adapun tugas perkembangan pada masa kanak-kanak (6-12 tahun) adalah :

a. Belajar keterampilan fisik yang perlu untuk permainan sehari-hari. b. Pembentukan kesatuan sikap terhadap dirinya sebagai suatu organisme

yang tumbuh. c. Belajar bermain dengan teman-teman mainnya.d. Belajar memahami peranan-peranan kepriaan atau kewanitaan. e. Pengembangan kemahiran dasar dalam membaca, menulis dan

berhitung. f. Pengembangan konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari. g. Pengembangan kesadaran diri moralitas, dan suatu skala nilai-nilai. h. Pengembangan kebebasan pribadi. i. Pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.

Yelon dan Weinstein (1977:14-17) sepakat bahwa perkembangan individu berlangsung secara bertahap. Sehubungan dengan hal ini, dengan bersumber pada karya Suterly dan Donnely ( 1973), Krogman (1972), dan Papalia dan Olds (1975), mereka mengemukakan perkembangan jenis-jenis tingkah laku dalam kebudayaan barat pada umur yang bervariasi. Berdasarkan hal ini kita dapat memahami bahwa perkembangan jenis-jenis tingkah laku anak usia Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:

1) Perkembangan Tingkah Laku Fisika) Keterampilan-keterampilan badan cukup baik, otot-otot kuat, dan

terkoordinasi.b) Turut serta dalam permainan-permainan kelompok.c) Perkembangan keseimbangan lebih lanjut, kegesitan, daya tahan,

kekuatan tenaga dan keterampilan khusus.2) Perkembasngan tingkah laku mental

a) Egosentris berkurang.b) Menggunakan symbol-simbol dan bahasa untuk memcahkan

masalah-masalah dan komunikasi.c) Rasa ingin tahu, berhasrat untuk belajar.d) Tertarik pada arti kata dan lelucon.e) Membaca menggunakan sebagai alat dan untuk kesenenangan.

3) Perkembangan tingkah laku sosial

Page 50: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

a) Berorientasi kepada kelompok tetapi kehidupan di rumsah masih berpengaruh.

b) Ingin bebas.c) Memuja pahlawan.d) Pemisahan dari jenis kelamin lain.e) Kelompok mempengaruhi konsep dirinya.

4) Perkembangan tingkah laku emosionala) Banyak menggunakan waktu untuk membebaskan diri dari rumah.b) Menyamakan diri dengan teman sebayanya.c) Masih tetap menyenangi persetujuan orang dewasa.d) Mudah terharu, sedih.e) Pemberani dan sangat percaya pada diri sendiri.

B. Implikasi Perkembangan Anak Usia SD Terhadap Perlakuan Pendidik

Sebagaimana dikemukakan Yelon dan Weinstein (1977), implikasi perkembnagan anak pada masa kanak-kanak (anak usia SD) terhadap perlakuan pendidik yang diharapkan dalam rangka membantu penyelesaian tugas-tugas perkembangannnya adalah sebagai berikut:

1) Menerima kebutuhan-kebutuhan anak kebebasan akan dan menambah tanggung jawab anak.

2) Mendorong pertemanan melalui pemecahan masalah secara bersama-sama dan melalui permainan.

3) Membangkitkan rasa ingin tahu.4) Secara konsisten mengupayakan displin yang tegas dan dapat dipahami.5) Menghadapkan anak pada gagasan-gagasan dan pandangan-pandangan

baru.6) Bersama-sama menciptakan aturan dan kejujuran.7) Memberikan contoh model hubungan sosial.8) Terbuka terhadap kritik.

3. Teori Belajar dan Implikasinya Terhadap Pendidikan SDPeranan guru antara lain adalah sebagai fasilitator dan motivator bagi anak

dalam belajar. Demi pelaksanaan peranannya itu ia perlu memahami bagaimana anak belajar, adapun hal ini berkenaan dengan teori belajar.

Secara umum teori belajar dapat di kelompokkan menjadi tiga aliran utama yaitu : Behaviorime, Kognitif, dan Humanisme.

Tokoh teori belajar Behaviorisme antara lain adalah B.F.Skinner. Teori belajar Behaviorisme didasarkan pada asumsi bahwa (1) hasil belajar adalah berupa perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi; (2) tingkah laku dan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dimodifikasi oleh kondisi-kondisi

Page 51: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

lingkungan; (3) komponen teori Behavioral ini adalah stimulus, respon anak konsekuensi; (4) faktor penentu yang penting sebagai kondisi lingkungan dalam belajar adalah reinforcement.

Tokoh teori belajar kognitif adalah Jerome Bruner. Teorinya di dasarkan pada asumsi bahwa : (1) individu mempunyai kemampuan memproses informasi .(2) kemampuan memproses informasi tergantung pada faktor kognitif yang perkembangan nya berlangsung secara bertahap sejalan dengan tahapan usianya. (3) belajar adalah proses internal yang kompleks berupa pemerosesan informasi. (4) hasil belajar adalah berupa perubahan struktur kognitif . (5) cara belajar pada anak –anak dan orang dewasa berbeda sesuai tahap perkembanganya.

Tokoh teori belajar humanisme antara lain Carl Rogers. Teorinya didasarkan pada asumsi bahwa : (1) individu adalah pribadi utuh, ia mempunyai kebebasan memilih unutk menentukan kehidupanya;(2) individu mempunyai hasrat untuk mengetahui (curiosity),hasrat untuk bereksplorasi dan mengasimilasi pengalaman- pengalamanya;(3)belajar adalah funsi seluruh kepribadian individu;(4) belajar akan bermakna jika melibatkan seluruh kepribadian individu( jika relvan dengan kebutuhan individu dan melibatkan aspek intektual dan emosional individu.)

Perbandingan ketiga teori belajar diatas dan implikasinya terhadap pendidikan di kemukakan oleh Yelon dan Weinstein(1977)

1) Behaviorismea) ]hh dIndividualisasi: perlakusn individual di dasarkan pada tugas,

ganjaran dan disiplin.b) Motivasi: motivasi belajar bersifat ekstrinsik melalui pembiasaan

secara terus menerus atau melalui reinforcementc) Metodologi : metode belajar dijabarkan secara rinci untuk

mengembangkan keterampilan dan pengetahuan tertentu dan mengggunakam teknologi.

d) Tujuan kurikuler :berpusat pada pengetahuan dan keterampilan akademis serta tingkah laku social .

e) Bentuk pengelolan kelas: pengelolaan kelas berpusat pada guru, hubungan- hubungan social hanya merupakan cara untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan yang hendak dicapai

f) Usaha mengefektifan mengajar dengan cara menyusun program secara rici dan bertingkat serta mengutamakan penguasaan bahan atau keterampilan

g) Partisipasi: siswa mungkin pasif .h) Kegiatan belajar siswa : pemahiran keterampilan melalui pembiasaan

setahap demi setahap secara rinci.i) Tujuan umum: kemampuan mengerjakan sesuatu (kompetensi).

Page 52: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

2) Kognitifa) Individulisasi: perlakuan individu didasarkan pada tingkat

perkembangan kognitif anak.b) Motivasi: bersifat intrinsic yang timbul berdasarkan pengetahuan yang

telah dikuasainya.c) Metodologi : menggunakan kurikulum dan metode- metode yang

berfunsi mengembangkan keterampilan dasar berpikir.d) Tujuan kulikuler: difokuskan untuk mengembangkan keseluruhan

kemamopuan sensori motor, bahasa, kognitif adapun interkasi social merupakan cara atau alat untuk mengembangkan intelegensi.

e) Bentuk pengelolaan kelas: berpusat pada anak; guru hendaknya berperan untuk membimbing siswa dalam belajar, bereksplorasi dan discovery.

f) Usaha mengefektifkan mengajar: dengan cara mengutamakan program- program pendidikan berupa pengetahuan- pengetahuan yang terpadu, adapun konsep- konsep dan keterampilan harus di susun secara hierarkhis.

g) Partisipasi siswa: siswa dituntut berpartisipasi aktif untuk mengembangkan kognitif, siswa belajar dengan berkerja.

h) Kegiatan belajar siswa: mengutamakan belajar melalui tilikan(insight learning)dan pemahaman .

i) Tujuan umum: mengembangkan kemampuan atau fungsi- fungsi kognitif secara optimal dan kemampouan mengguanakan kecerdasan secara bijaksana.

3) Humanismea) Individualisasi: perlakuan terhadap individu didasarkan atas

kebutuhan- kebutuhan individual dan kepribadian siswab) Motivasi: bersifat intrinsic yaitu berdasarkan pemuasaan kebutuhan-

kebutuhan individu.c) Metodologi: menggunakan metode atau pendekatan proyek yang

terpadu, menekankan pada studi- studi social atau mempelajari kehidupan social.

d) Tujuan kurikuler: mengutamakan pada pengembangan social, keterampilan berkomunikasi, kemampuan untuk tanggap terhadap kebutuhan krlompok dan individu.

e) Bentuk pengelolaan kelas: berpusat pada anak , anak bebas memilih sedangkan guru berperan untuk membantu dan bukan uintuk mengarahkan.

Page 53: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

f) Usaha mengefektipkan mengajar: pengajaran disusun dalam bentuk topik- topik yang terpadu berdasarkan kebutuhan siswa secara perorangan.

g) Partisipasi siswa: mengutamakan partisipasi aktif.h) Kegiatan belajar siswa: mengutamakan pada belajar melalui

pemahaman dan pengertian, bukan hanya memperoleh pengetahuan.i) Tujuan umum: mencapai kesempurnaan diri dan pemahaman.Dalam rangka pendidikan disekolah dasar, kita hendaknya tidak

mengadopsi hanya salah satu aliran teori belajar di atas. Kita perlu cermat dalam mengadopsi dan mengaplikasikan konsep yang cocook dengan karakteristik anak usia SD, fungsi pendidikan sekolah dasar, serta situasi dan kondisi yang dihadapi. Sehubungan dengan hal di atas, barangkali perlu diperhatikan hal sebagai berikut:

a) Individualisasi: dapat mengacu pada konsep hiumanisme dan kognitif, yaitu bahwa perlakuan terhadap individu didasarkan pada kebutuhan- kebutuhan individualitas, kepribadian anak dan tingkat perkembangan kognitif anak.

Sedangkan tugas, ganjaran dan disiplin sebagai dasar perlakuan individu (konsep behaviorisme) – sekalipun diperlakukan – kiranya tidak tepat diadopsi dan di aplikasikan jika difungsikan sebagai satu- satunya dasar perlakuan terhadap individu.

b) Motivasi: dapat mengacu pada teori Humanisme dan Kognitif, yaitu bahawa motivasi belajar utamanya bersifat intrinsic, baik berupa pemuasan kebutuhan-kebutuhan individual maupun yang timbul berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki anak. Sebagaimana konsep Behaviorisme, motivasi ekstrinsik juga perlu diberikan dalam rangka memperkenalkan anak kepada objek belajarnya, menyediakan lingkungan yang akan dieksplorasi anak, atau dalam rangka melaraskan perilaku menyimpang yang dilakukan anak, tetapi harus dilakukan dengan cara-cara yang bijaksana.

c) Bentuk pengelolaan kelas: utamanya adalah berpusat pada anak, anak diberi kebebasan untuk memilih kegiatannya untuk bereksplorasi, dll. Guru utamanya berperan untuk membantu bukan mengarahkan (Humanisme dan kognitif); tetapi dalam kegiatan-kegiatan tertentu pengelolaan kelas yang berpusat pada guru pun diperlukan.

d) Partisipasi anak: anak hendaknya aktif dalam belajar. Prinsip keaktifan anak dalam belajar sesuai dengan jiwa anak pada usia SD (Humanisme dan Kognitif).

e) Kegiatan belajar siswa: kegiatan belajar siswa bukan untuk penguasaan pengetahuan secara akademik, melainkan untuk menguasai kemampuan dasar atau kompetensi untuk hidup sehari-hari baik

Page 54: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga Negara serta mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke SMP.

Keberhasilan pendidikan dalam melaksanakan peranannya antara lain dipengaruhi oleh pemahaman pendidik tentang perkembangan anakdidik serta kemampuan mengaplikasikanya dalam praktek pendidikan. Dengan pemahaman tentang perkembangan individu atau anak didik, guru diharapkan tidak keliru dalam mengenal anak didiknya dan memahami perbedaan yang nyata diantara peserta didiknya serta guru sebagai fasilitator dan motivator bagi anak dalam belajar perlu juga memahami bagaimana anak belajar dan memilih teori ynag tepat dalam pembelajarannya. Teori belajar ini dikelompokan menjadi 3 aliran yaitu : behaviorime, kognitif dan humanisme. Dalam rangka pendidikan sekolah dasar guru hendaknya tidak mengadopsi salah satu aliran teori belajar.

Perkembangan itu sendiri itu ialah proses perubahan yang berlangsung terus menerus sejak terjadinya pembuahan hingga meninggal dunia. Tahap perkembangan dibagi menjadi empat tahap yaitu masa bayi, masa anak kecil, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa. Masalah Faktor penentu perkembangan individu dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu nativisme, empirisme, dan konfergensi. Perkembangan jenis-jenis tingkah laku anak usia sekolah dasr adalah sebagai berikut, perkembangan tingkah laku fisik, tingkah laku mental, tingkah laku social.

Bab 8Landasan sosiologis-antropologis pendidikan Sd

1. Individu, Masyarakat, dan Kebudayaan

Individu adalah manusia perseorangan sebagai kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan yang lainnya. Sehingga bersifat unik, serta bebas mengambil keputusan atau tindakan atas pilihan dan tanggung jawabnya sendiri (otonom).

Adapun masyarakatdidefinisikan oleh Ralph Linton sebagai “setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas”. Sejalan dengan definisi Ralph Linton, Selo Sumardjan mendefinisikan masyarakat sebagai “orang-orang yang

Rangkuman

Page 55: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan” (Soerjono Soekanto, 1986). Dari dua definisi tersebut, dapat diidentifikasi adanya empat unsur di dalam masyarakat, yaitu :

1. Manusia (individu-individu) yang hidup bersama2. Melakukan interaksi sosial dalam waktu yang cukup lama3. Mereka mempunyai kesadaran sebagai satu kesatuan 4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama yang menghasilkan

kebudayaan, sehingga setiap individu di dalamnya merasa terikat satu dengan yang lainnya.

Manusia hidup bermasyarakat dan menghasilkan kebudayaan,yaitu “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yng dijadikan milik diri manusia dengan belajar” (Koentjaraningrat, 1985). Terdapat 3 jenis wujud dari kebudayaan, ketiga wujud kebudayaan tersebut adalah:

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan sebagainya.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Antara individu, masyarakat dan kebudayaannya tidak dapat dipisahkan. Hal ini sebagaimana kita maklumi bahwa setiap individu hidup bermasyarakat dan berbudaya, adapun masyarakat itu sendiri terbentuk dari individu-individu. Masyarakat dan kebudayaan mempengaruhi individu, sebaliknya masyarakat dan kebudayaan dipengaruhi pula oleh individu-individu yang membangunnya.

2. Struktur Sosial, Status, dan PerananDi dalam masyarakat terdapat struktur sosial, Komblum mendefinisikannya

yaitu pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat. Dalam struktur sosial tersebut setiap individu mempunyai kedudukan (status) dan peranan (role) tertentu. Menurut Ralph Linton status adalah suatu kumpulan hak dan kewajiban, sedangkan peranan adalah aspek dinamis dari suatu status. Seseorang dikatakan melaksanakan peranannya jika ia melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan statusnya. Status dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Status yang diperoleh sejak lahir atau diberikan kepada individu (ascribed status)

Page 56: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

2. Status yang diraih, yaitu status yang memerlukan kualitas tertentu yang diraih melalui upaya tertentu atau persaingan (achieved status) (Kamanto Sunarto, 1993).

3. Interaksi Sosial, Tindakan Sosial, Kompormitas, Penyimpangan Tingkah Laku atau Sosial, dan Kontrol Sosial

Dalam rangka memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan-tujuannya, setiap individu maupun kelompok melakukan interaksi sosial, adapun dalam interaksi sosial tersebut mereka melakukan berbagai tindakan sosial, yaitu perilaku individu yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi kepada perilaku orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tindakan sosial yang dilakukan individu hendaknya sesuai dengan status dan peranannya, dan diharapkan sesuai pula dengan kebudayaan masyarakatnya. Masyarakat menuntut hal tersebut tiada lain agar tercipta konformitas, yaitu bentuk interaksi yang didalamnya setiap individu berperilaku terhadap individu lainnya sesuai dengan yang diharapkan kelompok atau masyarakat. Apabila dalam berinteraksi sosial tersebut tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu tidak sesuai dengan sistem nilai dan norma atau kebudayaan masyarakatnya, maka individu yang bersangkutan akan dipandang melakukan penyimpangan tingkah laku atau penyimpangan sosial (deviant behavior atau social deviant). Terhadap pelaku penyimpangan tingkah laku atau penyimpangan sosial tersebut masyarakat akan mengucilkannya, bahkan melakukan pengendalian sosial (social control), yaitu apa yang didefinisikan Peter L. Berger sebagai “berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang” (Kamanto Sunarto, 1993).

4. Pendidikan: Sosialisasi dan Enkulturasi Upaya mempertahankan kelangsungan eksistensi masyarakat dan kebudayaan.

Salah satu unsur masyarakat adalah adanya interaksi sosial. Interaksi sosial antara lain mengimplikasikan reproduksi sehingga masyarakat menghasilkan keturunan, generasi muda yang akan menjadi generasi penerus dari generasi sebelumnya. Khususnya agar tetap tercipta konformitas di dalam masyarakat, dan umumnya untuk menjaga kelangsungan eksistensi masyarakat serta kebudayaannya, maka terhadap generasi mudanya masyarakat antara lain harus melakukan apa yang di dalam sosiologi disebut sosialisasi (socialization), atau apa yang di dalam antropologi disebut enkulturasi (enculturation).

Manusia berbeda dengan hewan yang seluruh perilakunya dikendalikan oleh naluri yang diperoleh sejak kelahirannya. Sejak kelahirannya, manusia dalam keadaan tidak berdaya karena naluri yang dibawa ketika kelahirannya relatif tidak lengkap. Anak manusia yang baru lahir, sekalipun ia telah mempunyai sebuah

Page 57: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

status sebagai anak, namun ia belum tahu status dan peranannya. Dan anak belum tahu atau mampu melaksanakan status dan peranannya di dalam masyarakat.

Demikian pula mengenai kebudayaan masyarakatnya. Ia belum memiliki sistem nilai, norma, pengetahuan, adat kebiasaan, serta belum mengetahui dan belum dapat menggunakan dengan tepat berbagai benda sebagai hasil karya masyarakatnya. Anak manusia harus belajar dalam waktu yang relatif lebih panjang untuk mampu melaksanakan berbagai peranan sesuai statusnya dan sesuai dengan kebudayaan masyarakatnya. Berbagai peranan yang harus dipelajari oleh anak dalam masyarakat melalui proses sosialisasi, adapun mengenai kebudayaan yang perlu dipelajarinya melalui enkulturasi.

Jika anak tidak mengalami sosialisasi dan enkulturasi, maka anak tidak akan dapat berinteraksi sosial, dan tidak akan dapat melakukan tindakan sosial sesuai status dan peranannya serta kebudayaan masyarakatnya. Sosialisasi dan Enkulturasi

Ditinjau dari sudut masyarakat, sosialisasi dan enkulturasi merupakan fungsi masyarakat dalam rangka mengantarkan setiap individu khususnya generasi muda ke dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya. Adapun jika ditinjau dari sudut individu, dalam proses sosialisasi dan enkulturasi setiap individu sesuai dengan statusnya dituntut untuk belajar mengenai berbagai peranan dalam konteks kebudayaan masyarakatnya, sehingga mereka mampu hidup bermasyarakat dan berbudaya.

Menurut Peter L. Berger ”sosialisasi adalah suatu proses dimana anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat” (Kamanto Sunarto, 1993). Dan yang dipelajari individu melalui sosialisasi ini adalah mengenai peranan peranan. Dalam proses sosialisasi individu belajar untuk mengetahui peranan yang harus dijalankannyaserta peranan-peranan yang harus dijalankan oleh oranglain. Melalui penguasaan peranan-peranan yang ada dalam masyarakat ini, individu akan dapat berinteraksi dengan oranglain.

Sedangkan enkulturasi adalah suatu proses dimana individu belajar cara berpikir, bertindak, dan merasa melakukan apa yang mencerminkan kebudayaan masyarakatnya. Pendidikan

Pendidikan diupayakan antara lain agar peserta didik mampu hidup bermasyarakat dan berbudaya. Sebab, apabila ditinjau dari sudut pandang sosiologi, pendidikan identik dengan sosialisasi, sedangkan apabila ditinjau dari sudut pandang antropologi, pendidikan identik dengan enkulturasi. Karena di dalam proses sosialisasi hakikatnya terjadi juga proses enkulturasi, dan sebaliknya bahwa di dalam proses enkulturasi juga terjadi proses sosialisasi, dalam konteks ini maka pendidikan hakikatnya meliputi sosialisasi dan enkulturasi.

Page 58: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

5. Sekolah Dasar sebagai Pranata Sosial yang Berfungsi Melaksanakan Sosialisasi dan Enkulturasi

Menurut Theodorson G.A mendefinisikan pranata sosial adalah suatu sistem peran dan norma sosial yang saling berhubungan dan terorganisasi disekitar pemenuhan kebutuhan atau fungsi sosial yang penting. Komblum menggunakan istilah institusi untuk menjelaskan pranata sosial, ia mendefinisikannya sebagai “suatu struktur status dan peranan yang diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar anggota masyarakat” (Kamanto Sunarto, 1993:64).

Adapun Koentjaraningrat (1984:14-15), dalam definisinya secara tersurat meyebutkan juga peralatan-peralatan dan manusia-manusia yang melaksanakan peranan-peranan itu. Redaksi definisi-definisi diatas memang berbeda namun mengandung pengertian yang relative sama. Esensisnya bahwa pranata sosial merupakan suatu sistem aktivitas yang khas dari suatu kelakuan berpola : aktivitas yang khas ini dilakukan oleh berbagai individu atau manusia yang mempunyai status dan peran masing-masing yang saling berhubungan atau mempunyai struktur; mengacu kepada sistem ide, nilai dan norma atau tata kelakuan tertentu; dilakukan dengan menggunakan berbagai peralatan dan aktifitas khas ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota masyarakat. Pendek kata, pranata sosial adalah perilaku terpola yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasarnya.

Setiap anggota masyarakat (individu) dan masyarakat sebagai suatu kesatuan individu-individu tentu mempunyai berbagai kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut masyarakat membangun atau mempunyai pranata-pranata sosial. Misalnya: pranata ekonomi merupakan salah satu pranata sosial yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan mengenai mata pencaharian hidup, memproduksi barang dan jasa, menyimpan, menditribusikan hasil produksi, dll. Demikian halnya, bahwa pranata pendidikan merupakan salah satu pranata sosial yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam rangka sosialisasi atau enkulturasi dan untuk mengantarkan individu ke dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya, serta untuk menjaga kelangsungan eksistensi masyarakat dan kebudayaannya. Melalui pranata pendidikan sosialisasi dan enkulturasi diselenggarakan masyarakat, sehingga dengan demikian eksistensi masyarakat dan kebudayaanya dapat bertahan sekalipun individu-individu anggota masyarakatnya berganti karena terjadinya kelahiran, kematian, dan perpindahan.

Jika kita analisa, Sekolah Dasar mewujudkan aktivitas khas dari kelakuan berpola yang ada di masyarakat; aktivitas khas ini dilakukan oleh berbagai pribadi atau manusia yang mempunyai struktur yang mencakup berbagai kedudukan dan peranan, misal: kepala SD, guru, murid, dsb; aktivitas khas di Sekolah Dasar

Page 59: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

mengacu kepada sistem ide, nilai, norma atau tata kelakuan tertentu; menggunakan berbagai peralatan; dan berfungsi memenuhi kebutuhan masyarakat dibidang pendidikan bagi anak-anak usia 6 atau 7 tahun s.d. 12 atau 13 tahun. Dengan demikian, Sekolah Dasar adalah pranata pendidikan; Sekolah Dasar adalah salah satu pranata sosial yang berfungsi memenuhi kebutuhan masyarakat, yaitu melaksanakan sosialisasi atau enkulturasi bagi anak-anak usia 6 atau 7 tahun s.d. 12 atau 13 tahun.

Perbedaan Sosialisasi di Sekolah dan di dalam Keluarga

Menurut George Herbert mead, manusia yang baru lahir belum mempunyai diri (self) manusia. Diri manusia berkembang melalui interaksi dengan anggota masyarakatnya. Adapun perkembangan diri manusia berlangsung melalui tahapan: play stage, game stage, dan generalized other.

Pada tahap play stage anak kecil mulai mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya melalui cara meniru peranan orang tuanya atau orang dewasa lain yang sering berinteraksi dengannya dikala mereka bermain. Misalnya, anak menirukan peranan ayahnya atau ibunya berangkat kerja. Tetapi anak belum memahami isi peranan tersebut dan alasan tentang peranan yang dilakukan atau ditirunya itu.

Pada tahap game stage anak bukan hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dilakukan orang lain dengan siapa ia berinteraksi (melakukan permainan). Pada tahap ini anak telah mampu mengambil peranan orang lain.

Pada tahap generalized other, anak telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami perananya sendiri serta peranan orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Anak telah mampu mengambil peranan-peranan yang dijalankan orang lain di masyarakat. Selaku anak ia telah memahami peranan yang dilakuknan orang tua; selaku siswa ia telah memahami perana yang dilakukan oleh guru, dan sebagainya. Menurut Mead, jika seseorang telah mencapai tahap ini maka orang tersebut telah mempunyai suatu diri. Pandangan Mead menunjukan bahwa diri seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain (Kamanto Sunarto, 1993). Sesuai dengan tahap perkembangannya, di Sekolah Dasar sosialisasi telah mulai meningkat dari tahap game stage memasuki tahap generalized other.

Sejumlah ahli sosiologi mempelajari perbedaan antara sosialisasi disekolah dengan di keluarga. Robert Dreeben (1968) misalnya, ia mengemukakan empat perbedaan aturan yang dipelajari anak di keluarga dan disekolah, yaitu independence, achievement, universalism, dan specifity.

Page 60: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Keempat perbedaan yang dikemukakan Dreeben kiranya berlaku pula dalam sosialisasi di Sekolah Dasar. Di Sekolah Dasar, anak mempelajari berbagai peranan atau aturan yang berbeda dengan dikeluarga, antara lain adalah:

1) Kemandirian (independence)

Di SD anak mulai belajar hidup lepas dari orang tuanya. Kalau dirumah anak dapat mengharapkan bantuan orang tuanya dalam mengerjakan sesuatu. Di SD ia belajar menyelesaikannya sendiri.

2) Prestasi (achievement)

Kalau dirumah anak lebih banyak terkait dengan status yang diterimanya (ascribed status) dan peranan-peranan yang diterimanya, dalam hal tertentu di SD anak dituntut belajar dengan apa yang dapat diraihnya.

3) Universalisme (universalism)

Kalau dirumah anak mendapat perlakuan khusus dari orang tuanya karena ia memang anak mereka, di SD setiap anak memperoleh perlakuan yang relatif sama dengan anak-anak lain dari gurunya.

4) Spesifitas (specifity)

Di SD kegiatan siswa serta penilaian terhadap kelakuan mereka dibatasi secara spesifik. Missal: kekeliruan siswa dalam mata pelajaran Matematila tidak mempengaruhi penilaian gurunya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa dapat memperoleh kegagalan serta kritik dalam jam pelajaran tertentu, tetapi ia pun tidak dapat meraih keberhasilan dan pujian pada jam pelajaran lainnya.

6. Pola-Pola Kegiatan Sosial PendidikanMenurut J.W Getzels dan H.A.Thelen, pada dasarnya ada dua dimensi

tingkah laku yang saling berinteraksi dan menentukan tingkah laku individu di dalam sistem sosialnya, yaitu:a. Dimensi Nomothetis

Dimensi nomothetis meliputi variable pranata (institution), peranan, dan harapan-harapan sosial. Selanjutnya, bahwa dimensi nomothetis saling berhubungan dengan variable-variable kebudayaan, yaitu ethos, mores, dan nilai-nilai masyarakat.

b. Dimensi IdeografisDimensi Ideografis meliputi variable individu (individual), kepribadian,

dan kebutuhan-kebutuhan perorangan. Sedangkan, bahwa Dimensi ideografis

Page 61: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

saling berhubungan dengan variable-variable biologis, yaitu individu sebagai makhluk hidup, keadaan jasmaninya, dan kemampuan-kemapuannya.

Apabila kegiatan sosial pendidikan dianalisis berdasarkan kecenderungan orientasinya terhadap fungsi dimensi-dimensi tingkah laku, maka dapat diidentifikasi adanya tiga pola kegiatan sosial pendidikan, yaitu:

a. Pola Nomothetis Pola Nomothetis lebih mengutamakan fungsi dimensi tingkah laku yang

bersifat normatif/nomothetis dari pada fungsi tingkah laku ideografis. Dengan demikian, maka tingkah laku pendidik dan peserta didik akan lebih mengutamakan tuntunan-tuntunan institusi, peranan-peranan yang seharusnya, dan harapan-harapan sosial dari pada tuntunan-tuntunan individual, kepribadian, dan kebutuhan-kebutuhan individual. Pendidikan berdasarkan pola nomothetis mempunyai pengertian sebagai sosialisasi kepribadian. Pendidikan dipandang sebagai upaya pewarisan nilai-nilai sosial kepada generasi muda. Hal ini menimbulkam sosilogisme dalam pendidikan.b. Pola Ideografis

Kebalikan dari pola Nomothetis adalah pola Ideografis. Karena itu pendidikan berdasarkan pola kegiatan sosial ideografis mempunyai pengertian sebagai personalisasi peranan, yaitu upaya membantu seseorang untuk mengetahui dan mengembangkan tentang apa yang ingin diketahui atau yang ingin dikembangkannya. c. Pola Transaksional

Kegiatan sosial pendidikan pola Transaksional mengutamakan keseimbangan berfungsinya tingkah laku nomothetis dan dimensi tingkah laku ideografis. Sebab itu pendidikan berdasarkan pola ini dipahami sebagai suatu sistem sosial yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Setiap individu mengenal tujuan-tujuan sistem, dan tujuan-tujuan itu juga merupakan bagian dari kebutuhan pribadinya

2. Setiap individu percaya bahwa harapan-harapan sosial yang dikenakan kepada dirinya adalah rasional apabila harapan-harapan tersebut dapat dicapai

3. Setiap individu merasa bahwa ia termasuk suatu kelompok dengan suasana emosional yang sama.

7. Pola Sikap Guru kepada Siswa dan Implikasinya terhadap Fungsi dan Tipe Guru

Page 62: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

David Hargreaves mengemukakan tiga kemungkinan pola sikap guru terhadap muridnya serta implikasinya terhadap fungsi dan tipe atau kategori guru (Sudarja Adiwikarta, 1988) :

Pola pertama : guru berasumsi bahwa para muridnya belum menguasai kebudayaan, sedangkan pendidikan diartikan sebagai enkulturasi (pembudayaan). Implikasinya maka tugas dan fungsi guru adalah menggiring murid-muridnya untuk mempelajari hal-hal yang dipilihkan oleh guru dengan pertimbangan itulah yang terbaik bagi mereka. Tipe gutu dalam kategori ini dinamakan Hargreaves sebagai penjinak atau penggembala singa .

Pola kedua : guru berasumsi bahwa para muridnya mempunyai dorongan untuk belajar yang harus menghadapi materi pengajaran yang baru baginya, cukup berat dan kurang menarik. Implikasinya maka tugas guru adalah membuat pengajaran menjadi menyenangkan, menarik dan mudah bagi para muridnya. Tipe guru demikian dikategorikan sebagai penghibur.

Pola ketiga : guru berasumsi bahwa para muridnya mempunyai dorongan untuk belajar, ditambah dengan harapan bahwa murid harus mampu menggali sendiri sumber belajar, dan harus mampu mengimbangi dan berperan dalam kehidupan masyarakat yang terus menerus berubah, bahkan dengan kecepatan yang semakin meningkat. Implikasinya guru harus memberikan kebebasan yang cukup luas kepada murid. Baik secara individual maupun kelompok kecil, guru dan murid bersama-sama menyusun program kurikuler. Hubungan guru-murid didasari kepercayaan, dan arah belajar-mengajar adalah pengembangan kemampuan dan kemauan belajar dikalangan murid. Tipe guru demikian dikategorikan oleh Hargreaves sebagai “guru romantik” .

8. Hubungan Sekolah Dasar dengan Masyarakat dan Kebudayaan

Sebagai pranata sosial, Sekolah Dasar berada di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Sekolah Dasar mengambil masukan (input) dari masyarakat dan kebudayaannya, serta memberikan out put kepada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat dan kebudayaannya menyediakan atau memberikan sumber-sumber input bagi Sekolah Dasar dan menerima out put dari Sekolah Dasar. Dengan demikian terdapat hubungan timbal balik antara Sekolah Dasar dengan masyarakat dan kebudayaannya.

Hal yang perlu dikemukakan adalah bahwa pendidikan di Sekolah Dasar, baik tujuan, isi kurikulum, cara-cara pelaksanaannya, dan alat-alat yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan keadaan serta harapan lingkungan masyarakat dan kebudayaannya.

Page 63: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Dalam hubungan dengan keadaan serta harapan masyarakat dan kebudayaannya, pendidikan di Sekolah Dasar memiliki dua fungsi, yaitu:

1) Fungsi konservasi, yaitu fungsi untuk mewariskan atau melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat.

2) Fungsi inovasi, yaitu fungsi untuk melakukan pembaharuan nilai-nilai budaya masyarakat.

Setiap individu hidup di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Antara individu, masyarakat dan kebudayaan pada dasarnya tak dapat dipisahkan dan terdapat hubungan pengaruh-mempengaruhi. Di dalam masyarakat terdapat struktur sosial. Dalam struktur sosial tersebut setiap individu mempunyai kedudukan (status) dan peranan (role) tertentu. Seseorang dikatakan melaksanakan peranannya jika ia melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan statusnya. Dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya, setiap individu maupun kelompok melakukan interaksi sosial.

Dalam kehidupan yang riil antara sosialisasi dan enkulturasi akan sulit untuk dapat dipisahkan, sebab di dalam proses sosialisasi hakikatnya terjadi juga proses enkulturasi, sebaliknya, bahwa di dalam proses enkulturasi juga terjadi proses sosialisasi. Sehubungan dengan itu, maka hendaknya dipahami bahwa pendidikan hakikatnya meliputi sosialisasi dan enkulturasi.

Pranata pendidikan adalah salah satu pranata sosial dalam rangka proses sosialisasi dan enkulturasi untuk mengantarkan individu ke dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya, serta untuk menjaga kelangsungan eksistensi masyarakat dan kebudayaannya.

Apabila kegiatan sosial pendidikan dianalisis berdasarkan kecenderungan orientasinya terhadap fungsi dimensi-dimensi tingkah laku individu, maka dapat diidentifikasi adanya tiga pola kegiatan sosial pendidikan, yaitu: (1) Pola Nomothetis, (2) Pola Ideografis, dan (3) Pola Transaksional.

Dalam hubungan dengan keadaan serta harapan masyarakat dan kebudayaannya, pendidikan di Sekolah Dasar memiliki dua fungsi, yaitu: fungsi konservasi dan fungsi inovasi.

Rangkuman

Page 64: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

bab 9landasan yuridis pendidikan sd

1. Fungsi Landasan Pendidikan

Misi utama landasan pendidikan ini tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya.Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

2. UUD Pendidikan

2.1 UUD 1945

Yang merupakan hukum tertinggi di indonesia ada 2 pasal yaitu pasal 31 dan 32 :- pasal 31 (1)"Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran"- pasal 31 (1)" Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dan pemerintah wajib membiayainya".berkaitan wajib belajar 9 tahun yaitu SD, SMP.-pasal 32 (1)" Memajukan budaya nasional serta memberi kebebasan kepada masyarakat untuk mengembangkannya".-pasal 32 (2)" Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai budaya nasional"

2.2 UUD RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

- pasal 1 (2)" Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasar pancasila dan

UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman. - pasal 1 (5)

Page 65: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

" tenaga pendidikan untuk anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidik.-pasal 36 (1)

" Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.- UU RI No.20/2003 pasal (58) mengatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh lembaga mandiri yang mengacu pada kriteria standar nasional.

3. Tujuan Pendidikan

Mendidik adalah kegiatan memberi pengajaran, membuat seorang memahami, dan dengan pemahaman yang dimiliki peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dengan menerapkan apa yang dipelajari. Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat pada:

UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.

Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.

TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memilikipengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945, Bab II (Pasal 2, 3, dan 4).

4. HAL-HAL YANG MELANDASI PENDIDIKAN

Page 66: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Diantara peraturan perundangan-undangan RI yang paling banyak membicarakan pendidikan adalah Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Undang-undang ini disebut sebagai induk peraturan perundang-undangan pendidikan . Undang-undang ini mengatur pendidikan pada umumnya artinya segala sesuatu yang bertalian dengan pendidikan, mulai dari prasekolah sampai dengan pendidikan tinggi ditentukan dalam undang-undang ini. Ada beberapa pasal yang berkaitan dengan pendidikan antara lain:

1. Pasal 1 ayat 2 dan ayat 5 tentang pendidikan yang berakar pada kebudayaan dan nilai-nilai agama yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945.2. Pasal 5 tentang hak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

3. Pasal 6 tentang kewajiban mengikuti pendidikan dasar dan kerja sama antara komponen masyarakat dalam uapaya pengembangan pendidikan.

4. Pasal 13 tentang perbedaan pendidikan jalur formal, nonformal dan informal.

5. Pasal 15 tentang pembagian jalur pendidikan formal

6. Pasal 29 tentang jalur kedinasan

7. Pasal 28 tentang pendidikan anak usia dini

8. Pasal 20 tentang pendidikan akademik dan pendidikan profesional

9. Pasal 24 tentang kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan.

10. Pasal 12 tentang hak peserta didik untuk memperoleh pendidikan agama

11. Pasal 39 tentang tenaga kependidikan

12. Pasal 36 tentang pengembangan kurikulum

13. Pasal 45 tentang pengadaan dan pemberdayaan sumber daya pendidikan

14. Pasal 58 tentang evaluasi hasil belajar peserta didik.

2. Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Global

Dalam menghadapi tantangan globalisasi yang sedang melanda dunia, maka harus ada minimal satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan yang dapat dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik oleh pemerintah (pusat) maupun pemerintah daerah (pasal 50 ayat 3). Untuk itu perlu dibentuk suatu badan hukum pendidikan, sehingga semua penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan formal, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat, harus berbentuk badan hukum pendidikan (pasal 53 ayat 1). Badan hukum pendidikan yang dimaksud akan berfungsi memberikan

Page 67: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

pelayanan kepada peserta didik (pasal 53 ayat 2). Badan hukum pendidikan yang akan diatur dengan undang-undang tersendiri (pasal 53 ayat 4) itu, harus berprinsip nirlaba dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan (pasal 53 ayat 3). Dengan adanya badan hukum pendidikan itu, maka dana dari masyarakat dan bantuan asing dapat diserap dan dikelola secara profesional, transparan dan akuntabilitas publiknya dapat dijamin. Dengan demikian badan hukum pendidikan akan memberikan landasan hukum yang kuat kepada penyelenggaraan pendidikan dan/atau satuan pendidikan nasional yang bertaraf internasional dalam menghadapi persaingan global. Selain itu diperlukan pula lembaga akreditasi dan sertifikasi. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (pasal 60 ayat 1), yang dilakukan oleh pemerintah (pusat) dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik (pasal 60 ayat 2). Akreditasi dilakukan atas kriteria yang bersifat terbuka (pasal 60 ayat 3), sehingga semua pihak, terutama penyelenggara dapat mengetahui posisi satuan pendidikannya secara transparan.Dalam menghadapi globalisasi, maka penyerapan tenaga kerja akan ditentukan oleh kompetensi yang dibuktikan oleh sertifikat kompetensi, yang diberikan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi kepada peserta didik dan masyarakat yang dinyatakan lulus setelah mengikuti uji kompetensi tertentu (pasal 61 ayat 3). Dalam mengantisipasi perkembangan global dan kemajuan teknologi komunikasi, maka pendidikan jarak jauh diakomodasikan dalam sisdiknas, sebagai paradigma baru pendidikan. Pendidikan jarak jauh tersebut dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, yang berfungsi untuk memberi layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler (pasal 31 ayat 1 dan 2).

3. Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Nasional

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yang telah diamandemen, Pasal 31 tentang Pendidikan Nasional mengamanatkan: (1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; (2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; (3) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang; (4) negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; (5) pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung

Page 68: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 (ayat 1) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada (ayat 2) pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Paradigma baru lainnya yang dituangkan dalam UU Sisdiknas yang baru adalah konsep kesetaraan, antara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Demikian juga adanya kesetaraan antara satuan pendidikan yang dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional dengan satuan pendidikan yang dikelola oleh Departemen Agama yang memiliki ciri khas tertentu. Itulah sebabnya dalam semua jenjang pendidikan disebutkan mengenai nama pendidikan yang diselenggarakan oleh Departemen Agama (madrasah, dst.). Dengan demikian UU Sisdiknas telah menempatkan pendidikan sebagai satu kesatuan yang sistemik (pasal 4 ayat 2). Selain itu UU Sisdiknas yang dijabarkan dari UUD 45, telah memberikan keseimbangan antara peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tergambar dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (pasal 3).

Dengan demikian UU Sisdiknas yang baru telah memberikan keseimbangan antara iman, ilmu dan amal (shaleh). Hal itu selain tercermin dari fungsi dan tujuan pendidikan nasional, juga dalam penyusunan kurikulum (pasal 36 ayat 3) , dimana peningkatan iman dan takwa, akhlak mulia, kecerdasan, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan sebagainya dipadukan menjadi satu.

4. Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Daerah

Tuntutan reformasi yang sangat penting adalah demokratisasi, yang mengarah pada dua hal yakni pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan pemerintah

Page 69: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

daerah (otda). Hal ini berarti peranan pemerintah akan dikurangi dan memperbesar partisipasi masyarakat. Demikian juga perana pemerintah pusat yang bersifat sentralistis dan yang telah berlangsung selama 50 tahun lebih, akan diperkecil dengan memberikan peranan yang lebih besar kepada pemerintah daerah yang dikenal dengan sistem desentralisasi. Kedua hal ini harus berjalan secara simultan; inilah yang merupakan paradigma baru, yang menggantikan paradigma lama yang sentralistis.

Konsep demokratisasi dalam pengelolaan pendidikan yang dituangkan dalam UU Sisdiknas 2003 bab III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan (pasal 4) disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan , nilai kultural, dan kemajemukan bangsa (ayat 1). Karena pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (ayat 3), serta dengan memberdayakan semua komponen masyarakat, melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan bermutu bagi warga negara tanpa diskriminasi (pasal 11 ayat 1). Konsekuensinya pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia 7- 15 tahun (pasal 11 ayat 2). Itulah sebabnya pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar, minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa dipungut biaya, karena wajib belajar adalah tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah, dan masyarakat (pasal 34 ayat 2).

Dengan adanya desentralisai penyelenggaraan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, maka pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah (pusat), pemerintah daerah, dan masyarakat (pasal 46 ayat 1). Bahkan, pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah bertanggungjawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (4) Undang Undang Dasar Negara RI tahun 1945 – (“Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”) – (pasal 46 ayat 2). Itulah sebabnya dana pendidikan, selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan, harus dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan, dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan

Page 70: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Belanja daerah (APBD) (pasal 49 ayat 1). Khusus gaji guru dan dosen yang diangkat oleh pemerintah (pusat) dialokasikan dalam APBN (pasal 49 ayat 2). Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan (pasal 47 ayat 1). Dalam memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut maka pemerintah (pusat), pemerintah daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 47 ayat 2). Oleh karena itu maka pengelolaan dan pendidikan harus berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik (pasal 48 ayat 2)Meskipun terjadi desentralisasi pengelolaan pendidikan, namun tanggungjawab pengelolaan sistem pendidikan nasional tetap berada di tangan menteri yang diberi tugas oleh presiden (pasal 50 ayat 1), yaitu menteri pendidikan nasional. Dalam hal ini pemerintah (pusat) menentukan kebijakan nasional dan standard nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional (pasal 50 ayat 2). Sedangkan pemerintah provinsi melakukan koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas penyelenggaraan pendidikan lintas daerah kabupaten/kota untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah. Khusus untuk pemerintah kabupaten/kota diberi tugas untuk mengelola pendidikan dasar dan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.

5. Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Lokal

Satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal, merupakan paradigma baru pendidikan, untuk mendorong percepatan pembangunan di daerah berdasarkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat lokal. Dalam hal ini pewilayahan komoditas harus dibarengi dengan lokalisasi pendidikan dengan basis keunggulan lokal. Hak ini bukan saja berkaitan dengan kurikulum yang memperhatikan juga muatan lokal (pasal 37 ayat 1 huruf j), melainkan lebih memperjelas spesialisasi peserta didik, untuk segera memasuki dunia kerja di lingkungan terdekatnya, dan juga untuk menjadi ahli dalam bidang tersebut. Dengan demikian persoalan penyediaan tenaga kerja dengan mudah teratasi dan bahkan dapat tercipta secara otomatis.

Selain itu pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikanm yang bertaraf internasional (pasal 50 ayat 3). Hal ini dimaksudkan agar selain mengembangkan keunggulan lokal melalui penyediaan tenaga-tenaga terdidik, juga menyikapi perlunya tersedia satuan pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan kaliber dunia di Indonesia. Untuk menjamin terselenggaranya pendidikan

Page 71: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

yang berkualitas, maka pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan (pasal 42 ayat 2). Dalam hal ini termasuk memfasilitasi dan/atau menyediakan pendidik dan/atau guru yang seagama dengan peserta didik dan pendidik dan/atau guru untuk mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik (pasa 12 ayat 1 huruf a dan b). Pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja secara lintas daerah, yang pengangkatan, penempatan dan penyebarannya diatur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal (pasal 41 ayat 1 dan 2).

Selain itu pemerintah (pusat) atau pemerintah daerah memiliki kewenangan mengeluarkan dan mencabut izin bagi semua satuan pendidikan formal maupun non formal (pasal 62 ayat 1), sesuai dengan lingkup tugas masing-masing. Dengan adanya desentralisasi perizinan akan semakin mendekatkan pelayanan kepada rakyat, sesuai dengan tujuan otonomi pemerintahan daerah.Tata Urutan Peraturan Perundangan R.I Menurut UUD 1945 (TAP MPR No XX/MPRS/1966) antara lain sebagai berikut:

a. UUD 1945 Ketentuan yang tercantum dalam UUD merupakan ketentuan tertinggi tingkatanya dalam pelaksanaanya dilakukan dengan ketentuan MPR, UU atau keputusan Presiden.

b. Ketetapan MPR Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang Legeslatif dilaksanakan dengan UU, sedangkan untuk bidang Eksekutif dengan keputusan Presiden.c. Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti UU, UU adalah untuk melaksanakan UUD atau ketetapan MPR. Dalam hal ihwal yang memaksa Presiden berhak menetapkan peraturan sebagai pengganti undang-undang, dengan 2 hal: 1). Peraturan itu harus mendapatkan persetujuan DPR dalam persidangan. 2). Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah harus dicabut

d. Peraturan Pemerintah Peraturan pemerintah adalah memuat aturan umum untuk melaksanakan undang-undang.

e. Keputusan Presiden Keputusan Presiden berisi keputusan yang bersifat khusus (einmalig) yakni untuk melaksanakan ketentuan UUD yang bersangkutan, ketetpan MPR dalam bidang Eksekutif atau peraturan pemerintah.

f. Peraturan – Peraturan pelaksanaan lainnya Peraturan Menteri, Instruksi Menteri dan lainnya dengan jelas bersumber dan berdasarkan peraturan perundangan yang lebih tinggi.

6. UUD 1945 Sebagai Landasan Yuridis SPNI

Page 72: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

1. Pancasila sebagai Landasan idil Pancasila sebagai dasar Negara RI yang berkedaulatan rakyat yang mempunyai nilai yang mengatur tingkah laku bersama dalam berbangsa dan bernegara, yang terwujud dalam pemerintahan negara.Bangsa Indonesia yang sudah mempunyai bekal tersebut beritikad untuk mewujudkannya. Karena itu, sebagai bangsa yang merdeka membentuk sebuah wadah yang disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia. Cita – cita bangsa Indonesia pun kemudian menjadi cita – cita negara karena Pancasila merupakan landasan idealisme Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pasal – pasal UUD 1945 sebagai Landasan Yuridis Pendidikan NasionalUndang Undang Dasar 1945 merupakan hukum tertinggi di Indonesia. Semua peraturan harus tunduk kepada undang undang termasuk pendidikan. Pasal-pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam UUD 1945 yaitu pasal 31 dan 32 yang menceritakan tentang pendidikan dan kebudayaan. Pasal 31 UUD 1945 sebagai berikut :

Ayat1: Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

Ayat2: Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiyayainya.

Ayat3: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak yang mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Ayat4: Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Ayat5: Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Pasal 32 UUD 1945 sebagai berikut : Ayat1: Memajukan kebudayaan nasional serta memberi kebebasan kepada masyarakat untuk mengembangkannya.Ayat2: Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai bagian dari budaya nasional.

7. Ketetapan MPR Sebagai Landasan Yuridis SPNI

Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang legislatif dilaksanakan dengan UU dan garis besar pada bidang eksekutif dilaksanakan

Page 73: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

dengan keputusan presiden. Berikut ini dikemukakan Ketetapan MPR Sejak tahun 1966-2003 sebagai landasan operasional pendidikan nasional dan tujuan pendidikan nasional :

1. TAP MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 3 Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila, tujuan pendidikan adalah membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh Pembukaan dan isi UUD 1945.

2. TAP MPR No. IV/MPR/1973 Tujuan pendidikan membentuk manusia-manusia pembangunan yang Pancasila dan untuk membentuk manusia Pancasila yang sehat jasmani dan rohania, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dan mengembangkan aktivitas dan tanggung jawab, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD1945.

3. TAP MPR No. IV/MPR/1978 Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

4. TAP MPR No. II/MPR/1983 Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan, dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.

5. TAP MPR No. II/MPR/1988 Pendidikan nasional untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

6. Bab II Pasal 4 UU RI No. 2 tahun 1989 Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan

Page 74: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

7. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional : Peraturan perundang-undangan ini disahkan tanggal 8 Juli 2003. Undang-undang ini merupakan pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, fungsi pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dibandingkan dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, Undang-Undang No. 20/2003 memuat lebih banyak aturan baru terutama yang mendukung aspek akuisisi pengetahuan, penciptaan pengetahuan dan penyebaran pengetahuan.

8. Undang – Undang Sebagai Landasan Yuridis SPNI

1. Rujukan Yuridis

a. Rujukan Teknis ada pada pasal 5 ayat (1), Presiden RI memegang kekuasan pemerintah menurut UUD dan Pasal 20 ayat (1), Tiap UU menghendaki persetujuan DPR.

b. Rujukan Material yakni pada pasal 31, UUD 1945

2. Latar Belakang Perlunya UU No 2 Th 1089

a. UUD 1945 mengamanatkan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

b. Pembangunan Nasional dibidang pendidikan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan SDM.

c. UU yang lama perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan pendidikan Nasional.

d. Dalam mewujudkan pembangunan Nasional pada pendidikan perlu adanya peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional.

e. Pancasila dan UUD 1945 merupakan dasar kebudayaan dan persatuan bangsa.

3. Ketentuan Umum

Page 75: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

a. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dimasa yang akan datang.

b. Pendidikan nasional merupakan pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa.

c. Sistem Pendidikan Nasional merupakan satu keseluruhan yang terpadu demi tercapainya tujuan pendidikan nasional.

d. Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai sifat dan kekhususan tujuan.

e. Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik.

f. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

g. Tenaga kependidikan merupakan anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan penidikan.

h. Tenaga pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar dan melatih peserta didik.

i. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran.

j. Sumber daya pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksana yang terwujud sebgai tenaga, dana, sarana dan prasarana yang tersedia.

9. Peraturan Pemerintah Sebagai Landasan Yuridis SPNI

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang tercermin dalam rumusan Visi dan Misi pendidikan nasional adalah salah satu upaya untuk perbaikan mutu pendidikan. Visi pendidikan nasional adalah “ Mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah “. Sedangkan misinya adalah:

a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;

Page 76: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

b. Meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional, regional, dan internasional;

c. Meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global;

d. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;

e. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;

f. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global; dan

g. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

F. Keputusan Presiden Sebagai Landasan Yuridis Pelaksanaan SPNI

1. Keputusan Presiden No.34 th 1972 yang dilengkapi dengan instruksi Presiden no 15 th 1974 tentang pokok-pokok Pelaksanaan Pembinaan Pendidikan dan Latihan.

2. Keputusan Presiden No 45 Th 1975 mengenai susunan Organisasi Departemen.

G. Keputusan Menteri Sebagai Landasan Yuridis Pelaksana SPNI

Beberapa keputusan Menteri yang mempunyai hubungan erat dengan pelaksanaan UU No 2 Th 1989, diantaranya adalah:

1. Kepmen No 0468/U/1992 tentang Taman Kanak-Kanak.

2. Kepmen No 0487/U/1992 tentang Sekolah Dasar.

3. Kepmen No 054/U/1992 tentang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

4. Kepmen No 0489/U/1992 tentang Sekolah Menengah Umum.

5. Kepmen No 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan.

6. Kepmen No 0491/U/1992 tentang Pendidikan Luar Biasa.

7. Kepmen No 060/U/1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar.

8. Kepmen No 061/U/1993 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Umum.

Page 77: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

9. Kepmen No 081/U/1993 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan.

10. Instruksi Menteri Sebagai Landasan Yuridis Pelaksana SPNI

1. Instruksi Menteri No 3/U 1987 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Atasan Langsung diLingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Instruksi Menteri No 3/U 1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Mendikbud No 0668/U/1989 tentang Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Terpadu Sumber Daya diLingkungan Depdibud.

Landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material; dapat pula bersifat konseptual. Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.

Pendidikan dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).Studi pendidikanadalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan.

Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak. dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

Pendidikan adalah pengaruh yang dilaksanakan oleh orang dewasa atas generasi yang belum matang untuk penghidupan social (Emile Durkheim, dalam Ardiwinata 2007). Pendidikan adalah proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk perilaku lainnya di dalam masyarakat di mana dia hidup (Dictionary of Education dalam Ardiwinata 2007). Menurut Thomson (Ardiwinata 2007) pendidikan merupakan pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam kebiasaan-kebiasaan perilakunya, pikirannya dan sikapnya.

Rangkuman

Page 78: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Pendidikan adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohaniah (Soegarda Poerbakawatja, dalam Ardiwinata 2007). Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara (Ardiwinata 2007) pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, dan tubuh anak, dalam pengertian tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu, supaya dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan alamnya dan masyarakatnya.

Undang-Undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa mendatang”.

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan tujuan pendidikan di sekolah dasar adalah peletak dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Susilana, 2006).

Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistem nilai dan budaya ini dilakukan terutama dengan mediasi proses belajar mengajar sejumlah mata pelajaran di kelas. Salah satu mata pelajaran yang turut berperan penting dalam pendidikan wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah mata pelajaran IPS.

Belajar adalah suatu proses psikologis, yaitu perubahan prilaku peserta didik, baik berupa pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan (Wahyudin, 2007). Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan proses dari yang sederhana ke yang kompleks. Menurut Piaget belajar sifatnya individual, artinya proses belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Sedangkan menurut rogers, belajar harus memiliki makna bagi peserta didik (Wahyudin, 2007).

Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengulangan. Belajar tidak hanya sekedar menghapal konsep-konsep atau fakta-

Page 79: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

fakta belaka tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Agar belajar lebih bermakna, maka guru harus berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan (Sanjaya, 2008)

Pada realitasnya banyak sekali orang yang sudah terdidik tidak tahu bagai mana caranya pendidikan itu bisa dikembangkan, tidak tahu fungsi itu sendiri, kermana harus di aplikasikannya, dan sebagainya, sehingga ilmu pendidikan itu hanya sebagai pejangan didalam dirinya sendiri, dengan kata lain kurang teraplikasikan dalam kehidupannya.

Banyak pula orang yang sedang, dan sudah berpendidikan, dan memiliki title dengan berbagai gelarnya, tetapi ilmunya kurang ter aplikasikan dengan benar dan baik, yang ternyata membuat banyak sekali permasalahn-permasahan yang melibatkan dinamika sosial, politik, kesejahteraan, hak asasi manisia, bahkan pendidikan pun tidak stabil karna kekurangan manusia itu sendiri.

Fungsi pendidikan memiliki Misi utama landasan pendidikan ini tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya.Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

tujuan pendidikan adalah kegiatan memberi pengajaran, membuat seorang memahami, dan dengan pemahaman yang dimiliki peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dengan menerapkan apa yang dipelajari.

Hal-hal yang melandasi pendidikan diantaranya Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Global, Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Nasional, Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Daerah, Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Lokal, UUD 1945 Sebagai Landasan Yuridis SPNI, Ketetapan MPR Sebagai Landasan Yuridis SPNI, Instruksi Menteri Sebagai Landasan Yuridis Pelaksana SPNI.

Page 80: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Bab 10Landasan ekonomi dan politik

1.Landasan pendidikan ekonomi

1.1 Peran Ekonomi dalam Pendidikan

Dunia sekarang tidak hanya disibukkan oleh masalah-masalah politik yang membuat banyak pertentangan, melainkan juga masalah ekonomi atau perdagangan. Malah ada yang mengatakan sesudah perang dingin berakhir, kini diikuti oleh perang ekonomi. Masing-masing negara berusaha meningkatkan perekonomiannya. Berbagai cara mereka lakukan termasuk membentuk organisasi atau blok-blok ekonomi.

Di samping memajukan perekonomian di nergeri sendiri, sejumlah negara yang sudah makmur juga memberi bantuan kepada negara-negara berkembang berupa pinjaman lunak atau bantuan khusus. Kerja sama ekonomi yang lain adalah diperbolehkannya suatu negara membentuk usaha atau industri di negara lain dengan bentuk perjanjian tertentu. Bukan hanya negara diizinkan mengadakan kerja sama seperti itu, tetapi juga usaha-usaha swasta. Bentuk kerja sama yang lain adalah diproduksinya komponen-komponen suatu produksi di daerah atau di negara lain. Artinya, suatu hasil produksi tidak selalu memakai komponen produksinya sendiri, seringkali memakai sejumlah komponen yang dihasilkan oleh industri lain. Semua ini merupakan wujud dari globalisasi ekonomi. Negara seolah-olah kehilangan batasnya, lebih-lebih bila disertai dengan pasar bebas.

Globalisasi ekonomi yang melanda dunia, otomatis mempengaruhi hampir semua negara di dunia, termasukIindonesia. Alasannya sederhana, yaitu karena takut digulung dan dihempaskan oleh gelombang globalisasi ekonomi dunia. Demikianlah Indonesia dalam era globalisasi ini mulai memasang kuda-kuda agar tidak dihanyutkan oleh gelombang itu, tetapi ikut berpartisipasi di dalamnya.

Pemerintahan Indonesia memutuskan tetap mengutamakan pembangunan ekonomi. Kalau dahulu alasannya ekonomi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, maka kini di samping alasa itu juga agar tidak kalah bersaing dalam era globalisasi ekonomi ini. Berbagai kebijaksanaan dengan peraturannya ini cukup banyak. Dan jelas berbeda sekali dengan frekuensi munculnya kebijakan dan peraturan-peraturan baru di bidang lain.

Akibat pengutamaan pembangunan di bidang ekonomi adalah munculnya berbagai usaha baru, pabrik-pabrik baru, industri-industri baru, badan-badan

Page 81: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

perdagangan baru, dan badan-badan jasa yang baru pula.jumlah konglomerat bertambah banyak, walaupun orang-orang miskin masih tetap ada. Pertumbuhan ekonomi dan penghasilan negara bertambah, walaupun hutang luar negeri cukup besar dan penghasilan rakyat kecil masih minim.

Perkembangan ekonomi makro berpengaruh pula dalam bidang pendidikan. Cukup banyak orang kaya sudah mau secara sukarela menjadi bapak angkat agar anak-anak dari orang tidak mampu bisa bersekolah, terlepah dari apakah karena dorongan hati sendiri atau berkat imbauan pemerintahan yang tidak pernah berhanti. Sikap dan tindakan seperti ini sangat terpuji, bukan hanya karena bersifat perikemanusiaan, melainkan juga dalam upaya membantu menyukseskan wajib belajar 9 tahun. Mereka telah menyisihkan sebagian dari rejekinya untuk beramal bagi yang memerlukan. Tindakan seperti ini patut dicontoh oleh mereka yang kaya tetapi belum menjadi bapak angkat.

Perkembangan lain yang menggembirakan di bidang pendidikan adalah terkesannya sistem ganda dalam pendidikan. Sistem bisa berlangsung pada sejumlah lembaga pendidikan, yaitu kerja sama antara sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa adalah berkat kesadaran para pemimpin perusahaan atau industri akan pentingnya pendidikan. Kesadaran ini pun muncul sebagian karena usaha mereka berhasil dan memberi keuntungan lebih banyak.

Tampaknya mereka sudah mulai sadar bahwa sebagai seorang pengusaha, lebih-lebih yang berhasil, mempunyai kewajiban untuk memberi di samping menerima dari dunia pendidikan. Mereka sudah merasa bahwa tindakan menerima lulusan saja dari lembaga pendidikan adalah keliru. Sebagai pemakai lulusan mereka patut menyumbang pada pendidikan ini. Sumbangan nyang paling berarti bagi pendidikan adalah ikut menangani proses pendidikan itu sendiri dalam batas-batas kemampuan mereka masing-masing. Seperti diketahui, sistem ganda ini diadakan dalam rangka mengembangkan keterampilan para siswa. pengembangan ini membutuhkan alat-alat belajar yang cukup banyak jumlah dan jenisnya. Sementara itu sebagian besar sekolah tidak memilikinya, yang merupakan salah satu hambatan utama bagi sekolah. Berkat uluran tangan para pengusaha, maka secara pelan-pelan alat-alat belajar ini bisa dipenuhi. Dalam sistem ini para siswa belajar di dua tempat yaitu di sekolah dan di perusahaan.

Implikasi lain dari keberhasilan pembangunan ekonomi secara makro adalah munculnya sejumlah sekolah unggul. Sekolah-sekolah ini didirikan oleh orang-orang kaya atau konglomerat atau kumpulan dari mereka, yang bertebaran di seluruh Indonesia. Sudah tentu kondisi sekolah seperti ini berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Sekolah ini lebih unggul dalam prasarana dan sarana pendidikan, lebih unggul dalam menggeji pendidik-pendidiknya. Program

Page 82: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

belajarnya lebih beragam atau lebih kaya dan mungkin proses belajarnya juga lebih baik.

Pendapat masyarakat tentang sekolah unggul ini ada yang pro dan ada pula yang kontra. Hal seperti itu memang bisa terjadi terhadap sesuatu yang baru. Sesungguhnya ditinjau dari niat baik para konglomerat atau orang kaya untuk mendirikan sekolah sudah merupakan keuntungan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Mengapa demikian? Karena bantuan dana dari mereka terhadap lembaga-lembaga pendidikan yang sudah ada belum tampak secara berarti. Dengan mendirikan sekolah tersendiri, manunjukkan kepada kita bahwa sebagian dari penghasilan mereka sudah disumbangkan dalam wujud persekolahan. Memang sudah waktunya mereka menaruh perhatian kepada pendidikan, sebagai balas jasa terhadap republik, tempat mereka berusaha dan menjadi kaya. Diharapkan makin lama makin banyak sekolah unggul didirikan. Sehingga kelak tiba waktunya sekolah-sekolah swasta akan lebih tinggi mutunya daripada sekolah-sekolah negeri, seperti halnya dengan di negeri-negeri maju. Hal ini memang wajar sebab dana pendidikan dari pemerintah sangat terbatas.

Sekolah-sekolah unggul ini tetap di terima oleh negara maupun masyarakat, selama ia mengikuti atau tunduk pada undang-undang atau aturan pemerintah tentang pendidikan dan tidak menanamkan kebudayaan asing yang tidak cocok dengan kebudayaan Indonesia.

Walaupun kebijakan dan program sekolah ini tidak sama satu dengan yang lain, diharapkan mereka tidak pilih kasih menerima calon siswa. Artinya setiap calon dari mana pun asalnya hendak;ah diberi kesempatan yang sama adal mereka mampu membayar. Begitu pula proses belajar mengajar hendaklah lebih baik daripada sekolah-sekolah pada umumnya, sehingga ia patut menjadi contoh bagi sekolah-sekolah ;lain. Dan yang paling penting bisa menghasilkan lulusan yang bermutu serta tidak menyimpang dari tujuan pendidikan nasional kita.

Berbicara tentang lulusan sekolah unggul buchori (1996) menulis tentang arah sekolah-sekolah seperti ini di luar negeri sebagai berikut:

1. untuk membuat para siswa mencintai prestasi tinggi.2. Mau dan bisa bekerja secara sempurna.3. Memiliki etos kerja dan membenci kerja setengah-setengah.4. Keseimbangan pengembangan jasmani dan rohani, keseimbangan

pengesuaan pengetahuan masa sekarang dengan pengetahuan masa lampau.

Jadi, inti tujuan pendidikan ini adalah membentuk mental yang positif atau cinta terhadap prestasi, cara kerja dan hasil kerja yang sempurna. Tidak menolak pekerjaan kasar, menyadari akan kehidupan yang kurang beruntung dan mampu hidup dalam keadan apa pun.

Page 83: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Sesudah membicarakan peran ekonomi secara makro, maka ada baiknya bila pembicaraan ini diteruskan dengan peran ekonomi secara mikro dalam kehidupan. Pada umumnya orang mengatakan kehidupan seseorang meningkat atau menurun selalu dikaitkan dengan perekonomian orang tersebut. Meningkat atau menurunnya kehidupan dimulai dari rumah yang dimiliki, jenis kendaraan yang dipakai, perhiasan atau macam pakaian yang biasa dipakai, menu makanan sehari-hari, dan gaya hidup. Jarang sekali orang mengaitkan naik turunnya kehidupan dengan tingkat kedamaian hati, kebahagiaan keluarga, kejujuran, atau kebencian hidup seseorang. Padahal kondisi batin manusia juga merupakamn suatu kehidupan.

Dari penjelas di atas dapat dipahami bahwa ekonomi itu memang peran yang penting dalam kehidupan seseorang, walaupun orang itu sudah menyadari bahwa kehidupan yang gemerlap tidak menjamin akan memberi kebahadiaan. Mereka pada umumnya seperti tidak punya kemampuan untuk menahan diri dari kemauan untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Mereka bergelut untuk bisa meraih tingkat ekonomi yang tinggi.

Walaupun tiap keluarga berusaha meningkatkan perekonomiannya, namun mereka tidak selalu berhasil, sebab keberhasilan itu ditentukan oleh banyak faktor. Akibatnya masih banyak keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan. Dan bila secara kebetulan mereka diam pada lokasi yang sama, maka terjadilah suatu desa miksin. Desa-desa seperti ini masih cukup banyak jumlahnya di Indonesia.

Kata miskin di atas diukur dari tingkat perekonomian, bukan tingkat kualitas mental atau rohani. Sekali lagi betapa tinggi peran ekonomi dimata seseorang, bangsa, bahkan dunia. Hanya karena peran ekonomi suatu desa bisa dikategorikan miskin, sedang, atau kehidupan positif yang lain akan bisa dicapai manakah kehidupan ekonomi sudah memadai. Apakah benar demikian, sudah tentu hal ini membutuhkan suatu penelitian tersendiri.

Analog dengan tingkat kehidupan keluarga, tingkat kehidupan sekolah atau perguruan tinggi pun sangat ditentukan oleh kondisi ekonominya masing-masing. Sekolah atau perguruan tinggi yang kaya akan bisa hidup lebih leluasa, karena semua jenis pembiayaan dapat diberi dana sebagaimana mestinya. Malah ada sekolah yang memiliki sisa dana yang di simpan di bank agar mendapat bunga sebagai dana tambahan. Sebaliknya sekolah atau perguruan tinggi yang miskin sangat sulit bergerak, menggaji guru atau dosen saja masih sulit apalagi membuat gedung atau membeli perlengkapan belajar yang canggih sangat tidak mungkin dilaksanakan.

Page 84: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Persekolahan di Indonesia sebagian besar masih lemah ekonominya. Memang hampir semuanya sudah punya gedung, walaupun tidak megah tetapi perlengkapan belajarnya masih minim. Juga kesejahteraan guru dan dosennya belum memadai. Lebih-lebih bagi guru SD, keadaannya sangat menmyedihkan sehingga sebagian terbesar dari mereka terpaksa mencari sambilan di luar untuk menutupi ekonominya. Hal ini bisa terjadi karena keterbatasan dana dari pemerintah maupun dari yayasan. Sementara itu orang-orang kaya atau konglomerat tampaknya tidak bersedia membantu secara kontinu lembaga-lembaga pendidikan ini dalam bentuk uang. Rupanya mereka lebih memilik mendirikan uang kepada semua sekolah yang ada, dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

1.2 Fungsi Ekonomi dalam Proses Pendidikan

Fungsi produksi dalam pendidikan ini bersumber dari buku Thomas (tt), yang membagi fungsi produksi menjadi tiga macam, yaitu (1) fungsi produksi administator, (2) fungsi produksi psikologi, dan (3) fungsi produksi ekonomi. Sementara itu yang dimaksud fungsi produksi adalah hubungan antara output dengan input . jadi, suatu organisasi pendidikan dikatakan produktif kalau paling sedikit memiliki keseimbangan antara output dengan input . masing-masing fungsi produksi ini akan di bahas pada bagian berikut.

Pada fungsi produksi administrator yang dipandang input adalah segala suatu yang menjadi wahana dan proses pendidikan. Input yang dimaksud adalah:

1. Prasarana dan sarana belajar, termasuk ruangan kelas.Penilaian untuk dapat diuangkan adalah atas dasar luas dan kualitas bangunan

2. Perlengkapan belajar, media, dan alat peraga baik di dalam kelas maupun di laboratorium, yang juga dihitung harganya dalam bentuk uang.

3. Buku-buku dan bentuk material lainnya seperti film, disket, dan sebagainya, juga dapat dibuangkan.

4. Barang-barang habis pakai seperti zat-zat kimia di laboratorium, kapur, kertas, alat tulis, dan sebagainya dihitung dalam wujud uang.

5. Waktu guru bekerja dan persinalis lainnya yang dipakai dalam memproses peserta didik, yang juga dinilai dengan uang.

Kelima jenis input di atas sesudah dinilai dalam bentuk uang kemudian dijumlahkan.Sementara itu yang dimaksud dengan output dalam fungsi produksi ini

adalah berbagai bentuk layanan dalam memproses peserta didik. Layanan-layanan ini dihitung lewat sistem kredit semester atau SKS dan lama peserta didik belajar. Keduanya dalam bentuk uang.

Page 85: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Dengan dfemikian input maupun output pada fungsi produksi administrator ini, keduanya dapat dihitung dengan uang. Lembaga pendidikan yang baik akan memungkinkan harga input sama atau lebih kecil daripada harga output. Biaya input akan dibayar oleh lembaga, sedangkan biaya output akan dibayar oleh peserta didik.

Pengaturan biaya agar tidak merugikan lembaga ini adalah wewenang administrator, baik administrator terdepan, madya, maupun tertinggi. Itulah sebabnya ia disebut fungsi psoduksi administrator.

Sekarang, kita teruskan dengan fungsi produksi yang kedua yaitu fungsi produksi ekonomi. Input fungsi produksi ini adalah sebagai berikut:

1. Semua biaya pendidikan seperti pada input fungsi produksi administrator.2. Semua uang yang dikeluarkan secara pribadi untuk keperluan pendidikan

seperti uang saku, transportasi, membeli buku, alat-alat tulis, dan sebagainya selama masa belajar atau kuliah.

3. Uang yang mungkin diperoleh lewat bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi tidak didapat sebab waktu tersebut dipakai untuk belajar atau kuliah. Uang seperti ini disebut opportunity cost.

Sementara itu yang menjadi output-nya adalah tambahan penghasilan peserta didik kalau sudah tamat dan bekerja, manakala orang ini sudah bekerja sebelum belajar atau kuliah. Dan apabila ia belum pernah bekerja yang menjadi output-nya adalah gaji yang diterima setelah tamat.

Ada beberapa hambatan mengenai fungsi produksi ekonomi sebagai berikut:1. Kalau peserta didik tamat, belum tentu ia segera bekerja.

Kalaupun ada yang segera bekerja, atau sudah bekerja, tetapi masih banyak yang belum bekerja. Ini akan menyulitkan perhitungan. Mungkin bisa secara perseorangan tetapi inputnya juga harus dihitung secara perseorangan.

2. Selama menunggu untuk mendapat pekerjaan tetap, mungkin lulusan ini bekerja seadanya dengan penghasilan, yang tidak tetap. Sudah tentu hal ini cukup sulit menghitungnya.

3. Kalau lulusan ini membuat usaha sendiri dengan modal seadanya, penghasilan tiap bulannya, sangat mungkin tidak teratur, sehingga sulit menghitungnya.

4. Kalaupun lulusan ini bisa segera bekerja dengan penghasilan tetap tiap bulan, sangat mungkin dia mencari sambilan di luar untuk meningkatkan nafkahnya. Hasil sambilan ini juga sulit untuk dihitung.

5. Bila bekerja disektor swasta, penghasilannya juga sulit dihitung, sebab upah atau gaji pada perusahaan-perusahaan itu bervariasi, begitu pula dengan insentifnya.

Page 86: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Dengan demikian, fungsi produksi ekonomi ini akan bisa diaplikasikan dengan baik, bila ada jaminan bahwa para peserta didik segera bekerja setelah lulus sebagai pegawai negeri dengan gaji yang cukup, sehingga tidak perlu mencari sambilan di luar.

1.3 Ekonomi Pendidikan

Peranan ekonomi dalam dunia pendidikan cukup menentukan, tetapi bukan pemegang peranan utama. Sebab ada hal lain yang lebih menentukan hidup matinya dan maju mundurnya suatu pendidikan. Memang benar dalam dunia modern ini lebih-lebih zaman pasca modern seperti sekarang, hampir semuanya dikendalikan oleh uang. Sehingga tidak mengherankan kalau tujuan kebanyakan orang bersekolah adalah agar bisa mencari uang atau meningkatkan penghasilan seperti telah diceritakan pada bagian terdahulu. Akibatnya masyarakat yang hidupnya untuk mencari uang menjadi super sibuk dalam urusan bisnis. Situasi seperti ini tampak sekali dikota-kota besar.

Dunia pendidikan adalah lembaga yang berkewajiban mengembangkan individu manusia. Ke arah mana tujuan hidup seseorang dan hidup yang bagaimana diinginkannya banyak dipengaruhi oleh pendidikan yang dia terima di sekolah dan perguruan tinggi. Melihat kenyataan tersebut di atas, sudah tentu pendidikan tidak akan membawa peserta didik ke arah hidup yang membingungkan, menyusahkan, dan sengsara, walaupun bisa mencari uang banyak. Ini berarti dunia pendidikan bukan dunia bisnis tempat berlatih mencari uang, melainkan dunia pembinaan tempat peserta didik belajar agar bisa hidup wajar dan damai.

Sebagai tempat pembinaan, pendidikan tidak memandang ekonomi sebagai pemeran utama seperti halnya di dunia bisnis. Ekonomi hanya sebagai pemenang peran yang cukup menentukan. Mengapa demmikian? Sebab tanpa ekonomi yang memadai dunia pendidikan tidak akan bisa berjalan dengan baik dan lancar. Sekolah yang roboh karena gempa atau disapu oleh gelombang Tsunami, membuat anak-anak dan guru mengungsi ke tempat lain seperti balai desa atau tempat ibadah untuk belajar. Situasi seperti ini jelas dapat mengurangi intensitas proses belajar mengajar. Atau sekolah yang tidak mampu membeli bangku, meja, dan kursi akan membuat anak-anak belajar di lantai sambil duduk atau berbaring. Hal ini dapat mengurangi minat anak belajar. Sekolah yang tidak punya alat peraga akan membuat pemahaman anak-anak akan pelajaran itu menjadi dangkal. Sekolah yang tidak mampu membeli buku baru, akan membuat pengetahuan yang diberikan kepada anak-anak ketinggalan zaman. Sekolah dengan SPP terlalu kecil membuat guru-guru harus bekerja keras mencari tambahan di luar, yang membuat

Page 87: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

perhatian mereka berkurang dalam mengajar. Demikian besar dampak negatif pendidikan yang ekonominya terbatas.

Namun situasi ekonomi tersebut di atas, tidak mesti mengakibatkan suatu sekolah menjadi mati. Ada hal lain yang lebih menentukan hidup matinya dan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi, yaitu dedikasi, keadilan, dan keterampilan pengelola dan guru-gurunya. Sebetulnya inilah merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah atau perguruan tinggi. Artinya, kalau pengelola/penyelenggara dan guru-guru/dosen-dosen memiliki dedikasi yang memadai, ahli dalam bidangnya masing-masing dan memiliki keterampilan yang mencukupi dalam melaksanakan misinya, walalupun dengan ekonomi yang tidak memadai.

Sebagai contoh suatu adalah perguruan Santiniketan di India yang dikelola oleh Rabindranat Tagore. Satu-satunya modal yang dimiliki oleh perguruan ini adalah semangat dan cita-cita tinggi untuk membina anak-anak, ketika perguruan itu mulai berdiri. Mereka belajar dibawah pohon-pohon yang rindang untuk menghindarkan diri dari kepanasan dan kehujanan. Para siswa belajar sambil duduk-duduk mendengarkan guru bercerita. Untuk mendapatkan nafkah dan untuk mempertahankan hidupnya para siswa belajar sambil bekerja. Mereka bercocok tanam, beternak, mengerjakan kerajinan tangan, dan sebagainya di sekitar perguruan itu. Dari hasil ini dan sumbangan-sumbangan lain mereka mulai meningkatkan sarana belajar, alat-alat belajar, dan materi pelajaran. Meeka para siswa dan guru hidup sebagai kelompok besar dalam suatu asrama. Toleransi dan kegotongroyongan mereka tampak sangat besar. Anak-anak taat dan patuh kepada petunjuk-petunjuk gurunya. Demikianlah walaupun perguruan itu tidak dimulai dengan tunjangan dana yang memadai, perguruan itu bisa berdiri, hidup, dan semakin maju berkat dedikasi keahlian, dan keterampilan pengelola atau penyelenggara dan guru-gurunya.

Contoh di atas menyatakan bahwa ekonomi bukan memegang peranan yang mterpenting dalam menunjukan pendidikan. Peran ekonomi hanya cukup menentukan.

Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk mendapatkan keuntungan. Ekonomi pendidikan sama fungsinya dengan sumber-sumber pendidikan yang lain, seperti guru, kurikulum, alat peraga, dan sebagainya, untuk menyukseskan misi pendidikan, yang semuanya bermuara pada perkembangan peserta didik. Ekonomi merupakan salah satu bagian sumber pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan afeksi, kognisi, dan keterampilan. Termasuk memiliki keterampilan tertentu untuk bisa

Page 88: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

menjadi tenaga kerja sendiri, cinta pada pekerjaan halus maupun kasar, memiliki etos kerja, dan bisa hidup hemat.

Selain sebagai penunjang proses pendidikan, ekonomi pendidikan juga berfungsi sebagai materi pelajaran dalam masalah ekonomi dalam kehidupan manusia. Seperti diketahui, anak-anak jika dewasa kelak, hidupnya tidak akan bisa lepas dari masalah-masalah ekonomi. Oleh sebab itu, salah satunya tugas perkembangkan diri bertalian dengan ekonomi, seperti telah disebutkan di atas. Untuk mencapai sasaran itu pendidikan perlu menyiapkan materi atau lingkungan belajar yang mengandung perekonomian. Materi ini tidak harus merupakan bidang studi tersendiri, melainkan dapat diselipkan pada pelajaran-pelajaran yang lain. Dalam matematika anak-anak dapat belajar perkalian, pembagian, penambahan, pengurangan, dan soal-soal jual beli yuang sederhana. Dalam pelajaran IPS dapat dimasukkan prinsip-prinsip ekonomi. Dalam pelajaran Pancasila dan kewarganegaraan dapat dimasukkan sikap-sikap hidup sederhana dan hemat. Begitu seterusnya pada bidang-bidang studi yang lain. Dan dalam waktu-waktu tertentu ada baiknya menciptakan pengalaman khusus yang yang mengandung ekonomi, misalnya survei tentang tata cara perdagangan di toko swalayan. Atau anak-anak disuruh mencari masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat untuk mereka cari pemecahannya bersama.

Dengan demikian kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas dalam hal-hal berikut:

1. Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat sendiri atau bersama para siswa, orang tua, masyarakat, atau yang tidak bisa dipinjam dan ditemukan di lapangan, seperti:a. Prasarana.b. Sarana.c. Media.d. Alat belajar/peraga.e. Barang habis pakai.f. Materi pelajaran.

2. Membiayai segala perlengkapan gedung seperti air, listrik, telepon, televisi, dan radio.

3. Membayar jasa segala kegiatan pendidikan seperti pertemuan-pertemuan ilmiah, dan sebagainya.

4. Untuk materi pelajaran pendidikan ekonomi sederhana, agar bisa mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi seperti:a. Hidup hemat.b. Bersikap efisien.

Page 89: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

c. Memiliki keterampilan produktif.d. Memiliki etos kerja.e. Mengerti prinsip-prinsip ekonomi.

5. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para personalia pendidikan.

6. Meningkatkan motivasi kerja.7. Membuat para personalia pendidikan lebih bergariah bekerja.

Sumber-sumber dana pendidikan sebagai berikut:

1. Dari pemerintah dalam bentuk proyek-proyek pembangunan, penelitian-penelitian, bersaing, pertandingan karya ilmiah anak-anak, dengan perlombaan-perlombaan lainnya.

2. Dari kerja sama dengan instanti lain, baik pemerintah, swasta, maupun dunia usaha. Kerja sama ini bisa dalam bentuk proyek penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan proyek pengembangan bersama.

3. Membentuk pajak pendidikan, dapat dimulai sari satu desa yang mapan, satu daerah kecil, dan sebagainya. Program ini dirancang bersama anatara lembaga pendidikan dengan pemerintah setempat dan masyarakat. Dengan cara ini bukan orang tua siswa saja yang akan membayar dana pendidikan, melainkan semua masyarakat.

4. Usaha-usaha lain misalnya:a. Mengadakan seni pentas keliling atau dipentaskan dimasyarakat.b. Menjual hasil karya nyata anak-anak.c. Membuat bazar.d. Mendirikan kafetaria.e. Mendirikan toko keperluan personalia pendidikan dan anak-anak.f. Mencari donatur tetap.g. Mengumpulkan sumbangan.h. Mengaktifkan komite sekolah khusus dalam meningkatkan dana

pendidikan.

Inilah cara mendapatkan dana tambahan di samping dana pendidikan yang didapat dari pemerintah untuk lembaga pendidikan negeri dan dari yayasan untuk lembaga pendidikan swasta.

Selanjutnya, mari kita bahas mengenai pengelolaan pembiyaan pendidikan, yang dalam administrasi pendidikan yang dikenal dengan istilah administrasi keuangan! Administrasi ini pada prinsipnya sama antara di sekolah negeri dengan di sekolah swasta bahkan juga pada organisasi-organisasi lainnya. Hanya saja pada lembaga pendidikan negeri termasuk perguruan tinggi, rambu-rambu yang harus diikuti lebih banyak daripada di lembaga pendidikan swasta, dengan

Page 90: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

maksud agar lebih mudah mengawasi, tidak banyak kebocpo5ran dan untuk mengingkatkan efisiensi. Rambu-rambu ini dibuat oleh pemerintah.

Seperti diketahui setiap lembaga pendidikan mengelola sejumlah dana pendidikan yang bersumber dari pemerintah (untuk lembaga pendidikan negeri), masyarakat, dan usaha lembaga itusendiri. Menurut jenisnya biayanya pendidikan dijadikan tiga kelompok yaitu:

1. Dana rutin, ialah dana yang dipakai membiayai kegiatan rutin, seperti gaji, pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, perkantoran, biaya pemeliharaan, dan sebaginya.

2. Dana pembangunan ialah dana yang dipakai membiayai pembangunan-pembangunan dalam berbagai bidang. Yang dimaksudkan dengan pembangunan disini adalah membangun yang belum ada, seperti prasarana dan sarana, alat-alat belajar, media, pembentukan kurikulum baru, dan sebagainya.

3. Dana bantuan masyarakat, termasuk SPP, yang digunakan untuk membiayai hal-hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan atau untuk memperbesar dana itu.

4. Dana usaha lembaga sendiri yang penggunaannya sama dengan butir 3 di atas.

Untuk lembaga pendidikan negeri, dana rutin dan dana pembangunan yang sumbernya dari pemerintah diberi rambu-rambu pemakaiannya. Dengan demikian, kegiatan-kegiatannya sudah ditentukan dan besar dana untuk masing-masing kegiatan juga sudah ditentukan. Dana untuk satu kegiatan kalau tidak habis dipakai tidak boleh dipindahkan kegiatan yang lain. Dana itu menjadi hangus dan harus dikirim kembali ke pusat.

Ada dua macam perencanaan biaya pendidikan sebagai berikut:

1. Perencanaan secara tradisional, yaitu dengan menentukan macam-macam kegiatan pendidikan, kemudian masing-masing kegiatan ditentukan biaya.

2. SP4 (Sistem Perencanaan Penyusun Prgram dan Penganggaran). Pengaturan jenis-jenis kegiatan dilakukan secara sistem, atau lembaga pendidikan dipandang sebagai sistem dari segi pembiayaan. Alokasi dana disusun atas dasar relita. Dan semua kegiatan diorientasikan kepada pencapaian tujuan pendidikan. Anggaran tahun lalu menjadi umpan balik bagi anggaran tahun ini (perencaan bergulir).

Dalam menentukan biaya pada setiap kegiatan haruslah memperhatikan: (Vaizey, 1969)

Page 91: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

1. Perubahan harga pasar.2. Perubahan jumlah barang yang diperlukan.3. Pertambahan jumlah siswa.4. Peningkatan standar pendidikan.5. Tingkat umur peserta didik. Makin tua anak pada umumnya makin banyak

membutuhkan perlengkapan belajar.

Dengan demikian biaya-biaya ini harus direviu setiap tahun. Sehingga biaya-biaya ini mungkin tetap nilainya, bertambah besar, atau semakin kecil.

Penerimaan dana harus dipertanggungjawabkan melalui pemakaian yang jelas. Ada kalanya dana yang baru diterima disimpan di bank kalau belum dipakai dalam waktu dekat. Semua jenis dana dipertanggungjawabkan kepada badan atau organisasi pemberi dana.

1. Dana rutin dan dana pembangunan yang bersumber dari pemerintah bagi lembaga pendidikan negeri dipertanggungjawabkan dengan SPJ (Surat Pertanggungjawaban) yang disertai dengan bukti-bukti pembayaran yang sah.

2. Sana dari Yayasan bagi lembaga pendidikan swasta dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan yang juga disertai bukti-bukti pembayaran yang sah.

3. Dana dari masyarakat baik pada lembaga pendidikan negeri maupun swasta dipertanggungjawabkan dalam laporan yang disertai bukti-bukjti pembayaran yang sah kepada wakil-wakil masyarakat.

4. Dana yang diupayakan sendiri sendiri oleh lembaga pendidikan bersangkutan dipertanggungjawabkan kepada personalia lembaga yang juga disertai dengan bukti-bukti pembayaran yang sah.

Pertanggungjawaban ini dilakukan oleh bendahara yang disahkan oleh administrator, baik pertanggungjawaban kepada pemerintah, yayasan, Komite Sekolah, maupun kepasa personalia lembaga pendidikan itu sendiri.

Dalam menusun laporan pertanggungjawaban keuangan ini perlu disertakan: (Gorton, 1983),

1. Berapa banyak uang yang terserap secara nyata.2. Berapa banyak uang sisa.3. Berapa uang yang dibelanjakan, tetapi barang yang dibeli tidak dapat

dipakai karena beberapa sebab. Sebab-sebab ini perlu dijelaskan.

Page 92: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Dengan cara ini pemakaian dana pendidikan benar-benar dapar diawasi secara ketat. Lagi pula mekanisme seperti ini dapat memberikan umpan balik secara mendetail untuk perencanaan tahun berikutnya.

1.4 Efesiensi dan Efektivitas Pendidikan

Yang dimaksud dengan efisien dalam menggunakan dana pendidikan adalah penggunaan dana yang harganya sesuai atau lebih kecil daripada produksi dan layanan pendidikan yang telah durencanakan. Atau secara lebih luas biaya pendidikan lebih kecil daripada produksi pendidikan bila semuanya dapat dituangkan. Sementara itu yang dimaksud dengan penggunaan dana pendidikan secara efektif adalah bila dengan dana tersebut tujuan pendidikan yang telah direncanakan bisa dicapai dengan relatif sempurna.

Peningkatan efisien pendidikan adalah salah satu dari kebijakan pemerintah (hasil rapat kerja nasional, 1994). Kebijakan yang lain adalah pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, peningkatan relevansi pendidikan dengan pembangunan, dan peningkatan mutu pendidikan. Mengapa pemerintahan memandang pendidikan sangat terbatas dan kedua, seperti halnya dengan departemen-departemen lain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengalami banyak kebocoran dana. Untuk memanfaatkan dana yang sudah kecil ini secara optimal sangat diperlukan efisiensi dalam penggunaanya.

Fungsi produksi diciptakan orang dengan salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan efisiensi pendidikan. Mereka ingin mengelola pendidikan itu seefiesien mungkin seperti halnya yang dilakukan pada dunia bisnis. Semua bagian pendidikan mereka hitung dengan uang dengan maksud membanduingkan uang dengan uang agar mudah dilakukan. Tetapi sayang ada bagian-bagian produk pendidikan tidak mudah diukur dengan uang, lagi pula tidak semua produk pendidikan itu murni dihasilkan oleh lembaga pendidikan. Dengan demikian, sampai saat ini hanya fungsi produksi administrator yang bisa dimanfaatkan untuk mengukur efisiensi pendidikan. Mungkin kelak kalau negara Indonesia ini sudah mencapai adil dan makmur efisiensi pendidikan. Bertitik tolak dari sini, seharusnya semua pemakaian dana pada kegiatan apa pun dalam pendidikan perlu diukur efisiensinya.

Penentuan pemakaian dana dan efisiensi seperti ini sudah biasa dilakukan oleh pengawas keuangan pemerintah pusat.

Sehingga diketahui bahwa yang dilihat dalam menentukan tingkat efisiensi pendidikan adalah:

1. Penggunaan uang yang sudah dialokasikan untuk masing-masing kegiatan.

Page 93: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

2. Proses pada setiap kegiatan. Hal ini bisa dilihat langsung seperti dalam bidang pendidikan dan pengajaran dan bisa juga diperiksa dan hasil laporannya seperti pada bidang penelitian.

3. Hasil masing-masing kegiatan.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan efisiensi pendidikan, ada beberapa langkah yang diambil. Antara lain adalah:

1. Dalam menyusun anggaran belanja, khusunya diperguruan tinggi, pemerintah menyusun pedoman yang memakai kode-kode tertentu untuk memudahkan pengecekan. Kode-kode itu adalah nomor unit yang tercantum pada pedoman itu. Dana untuk peningkatan mutu pasca sarjana misalnya harus ditulis di bawah kode A.3.b. dalam pedoman itu dicantumkan tiga program, yaitu A program pembinaan kependidikan tinggi, B program pembinaan tenaga kependidikan, dan C program pengembangan IPTEK. Masing-masing program ada cabang program dan ranting program (Panduan, 1996)

2. Penyesuaian jumlah fakultas dengan kebutuhan pembangunan. Seperti diketahui bahwa zaman globalisasi ini adalah diwarnai oleh pemakai teknologi canggih. Berarti kebutuuhan akan ilmu yang mendukung teknologi dan teknologi itu sendiri sangat mendesak. Karena itu pemerintah berusaha memperbanyak Fakultas-fakultas Ilmu Eksaka dan Fakultas-fakultas Teknik. Sementara itu Fkultas-fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora tidak boleh ditambah.

3. Menutup jurusan-jurusan yang lulusannya sudah dipandang terlalu banyak dan tidak dapat mencari pekerjaan atau tidak mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Kalaupun jurusan-jurusan itu tetap ada tetapi mereka tidak boleh menerima mahasiswa baru. Kebijakan ini diambil, juga kebijakan butir 2 di atas, adalah untuk mengarahkan dana pendidikan yang tebatas ini kepada kebutuhan-kebutuhan pembentukan tenaga pembangunan yang dipandang lebih penting.

4. Tidak mengangkat pegawai negeri baru, termasuk guru dan dosen, kecuali sebagai pengganti mereka yang pensiun atau meninggal. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan etos kerja atau efisiensi kerja dan kesejahteraan, termasuk gaji, para pegawai negeri.

Sesudah membahas tentang efisiensi biaya mari kita teruskan dengan pembahasann tentang efektivitasnya biaya pendidikan. Anailisis tentang efektivitas biaya ialah upaya untuk mengetahui apakah sejumlah biaya tertentu dapat memberikan hasil pendidikan yang sudah ditentukan. Pembahasan ini bersumber dari tulisan Levis Tahun 1985.

Page 94: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Suatu pekerjaan disebut efektif, kalau pekerjaan itu dikerjakan dengan tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan. Biaya pendidikan digunakan secara efektif berarti biaya itu diarahkan hanya untuk mencapai tujuan pendidikan yang ternyata sudah selesai dikerjakan, tujuan yang direncanakan semula benar-benar tercapai. Dengan demikian biaya efektif suatu prog-ram ialah biaya yang menurut harga pasar yang sedang berlaku, dapat menyelesaikan program itu sesuai dengan tujuan yang direncanakan.

Dalam perencanaan pembiayaan pendidikan, alternatif yang dikembangkan untuk menyelesaikan suatu program perlu dinilai efektivitas biayanya, yaitu dengan mengukur kaitan biaya dengan pencapaian tujuan. Karena alternatif itu lebih dari satu, maka biaya yang digunakan oleh masing-masing alternatif perlu dibandingkan. Alternatif yang dipilih adalah yang memiliki biaya paling rendah. Pemilihan itu atas dasar asumsi bahwa (1) biaya yang digunakan oleh setiap alternatif beserta perangkat lainnya dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan tujuan-tujuan yang sama, dan (2) alat ukur efektivitas yang umum dapat dipakai menilainya.

Carpenter (1972) mengemukakan prinsip umum menilai efektivitas sebagi berikut:

1. Menilai efektivitas adalah berkaitan dengan problem tujuan dan alat memproses input untuk menjadi output. Tujuan atau upotput harus tepat dengan kriteria.

2. Sistem yang dibandingkan harus sama, kecuali alat pemrosesannya. Misalnya yang harus dama atau homogen adalah tingkat pendidikan, kemampuan anak, sosial ekonomi, dan sebagainya.

3. Mempertimbangkan semua output utama. Dalam pendidikan yang dikatakan output utama adalah jumlah siswa yang lulus. Kualitas lulusan, yang dinilai ketika meluluskan mencakup afeksi, kognisi, dan keterampilan, serta penilaian bersifat kontinu.

4. Kolerasi diharapkan bersifat kausalitas. Yaitu kolerasi antara cara memproses dengan output harus bersifat kausilitas.

Jadi, efektivitas pekerjaan mendidik erhadap beberapa kelompo5k siswa yang homogen, bergantung kepada alat dan cara memprosesnya atau pekerjaan mendidiknya. Bila tujuan yang dicapai lebih tepat dengan kelompok lainnya, maka pekerjaan mendidik yang paling tepat mencapai tujuan adalah yang paling efektif. Maka alat dan cara memproses inilah yang dipilih.

Page 95: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

Tetapi bla alat dan cara memproses itu sama efektifnya dalam arti sama-sama memberikan tujuan atau hasil pendidikan yang tepat, maka yang dipilih hendaklah yang memakan biaya paling sedikit.

1.5 Implikasi Konsep PendidikanKonsep-konsep pendidikan yang mungkin dikembangkan dari permbahasan

mengenai landasan ekonomi ini adalah bertalian dengan hal-hal berikut:1. Dalam dunia pendidikan, faktor ekonomi bukan sebagai pemegang pran

yang utama, melainkan sebagai pemeran yang cukup menentukan keberhasilan pendidikan. Sebab dengan ekonomi yang memadai:a. Prasarana, sarana, media, alat belajar, dan sebagainya bisa dipenuhi.b. Proses belajar mengajar bisa dilaksanakan secaralebih intensif, sebab

para pendidik lebih dapat memusatkan perhatiannya, mereka tidak mencari sambilan di luar.

c. Motivasi dan kegairahan kerja personalia pendidikan meningkat, mereka slap pula untuk meningkatkan profesi.

2. Faktor yang paling menentukan kehidupan dan kemajuan pendidikan adalah dedikasi, keahlian, dan keterampilan pengelola dan guru-guru atau dosen-dosen lembaga pendidikan itu.

3. Fungsi ekonomi pendidikan adalah:a. Untuk menunjang kelancaran proses pendidikanb. Sebagai bahan pelajaran untuk membentuk manusia ekonomi. Bahan

ini dapat disisipkan pada pembahassan semua bidang studi.4. Manusia ekonomi yang dimaksud di atas adalah manusia yang dalam

kehidupannya sehari-hari memiliki kemampuan dan kebiasaan ebagai berikut:a. Memiliki etos kerjab. Biasa bekerja dengan sempurna, tidak setengah-setengah.c. Bersifat produktif.d. Biasa hidup hemat, tidak bermewah-mewah.e. Biasa hidup efisien.

5. Dalam upaya membentuk SDM yang produktif, maka:a. Sistem pendidikan, struktur, kurikulum, dan jumlah serta jenis

pendidikan diatur kembali.b. Biaya pendidikan ditngkatkan.c. Semua a dan b di atas diorientasikan kepada kebutuhan pengembangan

ekonomi yang didasarkan pada teknologi tinggi, fleksibilitas, dan mobilitas angkatan kerja.

6. Tiap-tiap lembaga pendidikan diupayakan agar mampu menghidupi diri sendiri, dengan cara mencari sumber-sumber dana tambahan sebanyak mungkin, disamping menerima dana dari pemerintah atau yayasan.

Page 96: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

7. Dana pendidikan perlu eikelola secara profesional, pada umumnya direncanakan dengan SP4, pelaksanaanya diawasi secara ketat, dan dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti yang sah.

8. Semua penggunaan dana pada setiap kegiatan perlu dilakukan secara efiseien dan efektif.

9. Pengembangan konsep fungsi produksi dalam pendidikan adalah untuk memudahkan menentukan efisien pendidikan. Namun sampai saat ini baru fungsi produksi administrator yang bisa dilaksanakan.

10. Faktor-faktor utama yang diperhatikan dalam menentukan tingkat efisiensi pendidikan adalah:a. Penggunaan uangb. Proses kegiatan.c. Hasil kegiatan.

2.2 landasan Pendidikan Politik

2.1    KEBIJAKAN POLITIK DALAM PENDIDIKANDalam usia 63 tahun kemerdekaan Indonesia, dunia pendidikan kita

tampaknya masih terpasung kepentingan politik praktis dan ambiguitas kekuasaan. Padahal, politik dan kekuasaan suatu negara memegang kunci keberhasilan pendidikan.

Dalam konteks pembangunan demokratisasi dan desentralisasi di Indonesia, peran politik eksekutif dan legislatif untuk memajukan pendidikan begitu besar. Ranah politik dan kekuasaan harus mampu mewujudkan sistem pendidikan yang mencerdaskan dan mencerahkan peradaban bangsa ini.

Tokoh liberalisme pendidikan asal Amerika Latin Paulo Freire pernah menegaskan bahwa bagaimanapun kebijakan politik sangat menentukan arah pembinaan dan pembangunan pendidikan. Freire memandang politik pendidikan memiliki nilai penting untuk menentukan kinerja pendidikan suatu negara.

Bangsa yang politik pendidikannya buruk, maka kinerja pendidikannya pun pasti buruk. Sebaliknya, negara yang politik pendidikannya bagus, kinerja pendidikannya pun juga akan bagus. Pertanyaannya kini, bagaimanakah realitas politik pendidikan kita saat ini?

Semenjak kemerdekaan sampai dengan era reformasi perjalanan politik pendidikan nasional telah mengalami tiga kali perubahan, yaitu di era orde lama, pada tahun 1954, di era orade baru, dan sat ini di era reformasi.2.2     KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI ERA ORDE LAMA DITAHUN 1954

Pada masa ini penekanan kebijakan pendidikan pada isu nasionalisasi dan ideologisasi. Penekanan pada kedua bidang tersebut tidak lain karena masa tersebut masa krusial pasca kemerdekaan dimana banyak konflik yang mengarah

Page 97: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

pada separatisme dan terjadi interplay (tarik ulur) antara pihak yang sekuler dengan agamis.

Implikasi dari kebijakan politik pendidikan pada waktu itu adalah terbentuknya masyarakat yang berjiwa nasionalis dan berpatriot pancasila. Kebijakan politik tersebut sejatinya berupaya menjadi ”win-win solution” dengan mengakomodasi semua kepentingan. Di sini terjadi pengakuan terhadap keanekaragaman baik budaya, seni, maupun agama. Pada dasarnya upaya membangun nasionalisme melalui pendidikan relatif berhasil, hanya saja kurang diimbangi dengan kebijakan yang lain sehingga kemelut bernegara selalu ada di masa tersebut.2.3KEBIJAKAN POLITIK PENDIDIKAN NASIONAL DI ERA ORDE BARU

Dengan dikeluarkannya undang-undang sistem pendidikan ditahun 1989. Berbeda dengan kebijakan di era orde lama, kebijakan di era orde baru memberi penekanan pada sentralisasi dan birokratisasi. Di masa ini jalur birokrasi sebagai sebuah kepanjangan tangan dari pusat sangat kental. Orang-orang daerah didoktrin sedemikian rupa sehingga menjadi kader-kader yang ‘yes man’, selalu patuh buta terhadap kepentingan pusat. Akibat yang terjadi dari kebijakan ini adalah matinya daya kritis, daya kreatif dan daya inovatif, yang ada hanyalah birokrat yang “sendikho dhawuh”. Bahkan sistem pada masa ini berhasil membunuh idealisme. Orang-orang atau cendekia yang idealis, kritis, dan inovatif tiba-tiba memble ketika masuk pada jalur birokrasi.       

Disadari bahwa sistem pendidikan nasional pada masa itu sebab kuatnya intervensi kekuasaan sangat mewarnai di setiap aspek pendidikan. Dalam sistem pendidikan nasional pada masa orba, muatan kurikulumnya sempat dimanfaatkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk melanggengkan kekuasaan. Beberapa pelatihan di sekolah-sekolah atau instusi-institusi pendidikan pada umumnya lebih mengenalkan indoktrinasi ideologi penguasa. Praktek penataran P4 merupakan salah satu bukti riil dari indoktrinasi ideologi penguasa pada waktu itu. (Mu’arif, 2008:13.

Di era ini pula terjadi penyeragaman-penyeragaman sehingga budaya daerah, seni daerah, dan kearifan lokal mengalami nasib yang tragis, bahkan banyak yang telah mati. Yang tersisa hanyalah seni dan budaya yang sifatnya mondial. Bahkan istilah Bhinneka Tunggal Ika yang sejatinya bermakna berbeda-beda tetapi satu jua telah dimaknai menjadi sesuatu entitas yang seragam, ya serba seragam.2.4    KEBIJAKAN POLITIK PENDIDIKAN DI ERA REFORMASI.

Kebijakan ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional N0 20 tahun 2003. Di era reformasi ini penekanannya terletak pada desentralisasi dan demokratisasi. Kewenangan yang semula terletak

Page 98: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

di pusat dan berjalan secara top-down diubah dengan memberi kewenangan daerah yang lebih luas sehingga pola yang berjalan adalah bottom-up.

Regulasi yang relatif longgar di era reformasi ini ternyata belum memberi angin segar bagi dunia pendidikan, bahkan banyak potensi untuk diselewengkan dengan mengambil dalih demokratisasi dan desentralisasi. Demokrasi telah menjadi kebebasan dan desentralisasi daerah telah menjadi keangkuhan daerah.

Bahkan di era ini semakin jelas keterpurukan masyarakat miskin karena semakin sulit mengakses pendidikan tinggi. Lebih dari itu implementasi kebijakan pendidikan yang demokratis dan mengedepankan potensi daerah semakin dinafikkan. Sistem evaluasi yang masih terpusat, kekerasan dalam pendidikan, dan banyaknya penyimpangan dalam proses pendidikan semakin memberi catatan buram bagi pendidikan di era reformasi ini.

Kebijakan politik yang paling di sorot pada masa ini adalah kebijakan- kebijakan tentang otonomi daerah dalam bidang pendidikan, penerapan kurikulum yang berganti-ganti, hingga yang diterapkan saat ini yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan pro dan kontra yang terjadi pada pelaksanaan Ujian Nasional.1.    Otonomi Daerah dalam bidang pendidikan

Otonomi daerah sebagai salah satu bentuk desentralisasi pemerintahan, pada hakikatnya ditujukan untuk memenuhi kepentingan bangsa secara keseluruhan, yaitu upaya untuk lebih mendekati tujuan-tujuan penyelenggaraan pemerintah untuk mewujudkan cita-cita  masyarakat yang lebih baik, suatu masyarakat yang lebih adil dan lebih sejahtera.

Desentralisasi bidang pendidikan dimulai dengan keluarnya UU No.22/1999 tentang Pemerintah Daerah dan kemudian ditindak lanjuti dengan PP No. 20 tentang Peribangan Keuangan Daerah yang di dalamnya mengatur tentang sektor-sektor yang didesentralisasikan dan yang tetap menjadi urusan Pemerintah Pusat. Pendidikan termasuk salah satu sektor yang didesentralisasikan, sehingga sejak itu pendidikan terutama dari TK sampai dengan SMA menjadi urusan kabupaten/kota. Sedangkan pendidikan tinggi menjadi urusan Pemerintah Pusat dan Provinsi.

Sejak urusan pendidikan didesentralisasikan, signal-signal adanya banyak masalah baru sudah tampak. Diantaranya, adalah tarik menarik kepentingan untuk urusan guru serta saling lempar tanggung jawab untuk pembangunan gedung sekolah. Pengelolaan guru menjadi tarik menarik, karena jumlahnya yang banyak, sehingga banyak kepentingan politik maupun ekonomi yang bermain di dalamnya. Sedangkan pembangunan gedung sekolah, utamanya gedung SD menjadi lempar-lemparan tanggung jawab antara Pemerintah Pusat dan Pemda karena besarnya dana yang diperlukan untuk itu. Sementara, di lain pihak, baik Pemerintah Pusat maupun Pemda sama-sama mengeluh tidak memiliki dana.

Page 99: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

2     Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan angin segar

bagi dunia pendidikan dasar dan menengah. KTSP dimaknai sebagai kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Ini berarti satuan pendidikan tertantang untuk menterjemahkan standar isi yang ditentukan oleh Depdiknas. Bahkan diharapkan sekolah mampu mengembangkan lebih jauh standar isi tersebut.

Meskipun sekolah diberi kelonggaran untuk menyusun kurikulum, namun tetap harus memperhatikan rambu-rambu panduan KTSP yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Hal ini diharapkan agar selalu ada sinkronisasi antara standar isi dan masing-masing KTSP.

Dalam prakteknya, peluang ini juga akan menghadapi kendala yang tidak ringan, Pertama, belum semua guru atau bahkan kepala sekolah mempunyai kemampuan untuk menyusun kurikulum. Kedua, semua komite sekolah atau bahkan orang Depdiknas belum memahami tatacara penyusunan sebuah kurikulum yang baik. Ketiga, kebingungan pelaksana dalam menerjemahkan KTSP.

Sudah sering dikemukakan oleh berbagai kalangan, ketidaklogisan KTSP terjadi karena seolah diberikan kebebasan untuk mengolaborasikan kurikulum inti yang dibuat Depdiknas, tetapi evaluasi nasional oleh pemerintah dengan melalui Ujian Nasional (UN) justru yang paling menentukan kelulusan siswa.3. Ujian Nasional

Kebijakan pemerintah melaksanakan Ujian Nasional selalu menghadirkan pro dan kontra. Bagi yang sependapat UN merupakan wahana untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah di negeri ini. Sementara bagi yang kontra, UN justru akan membebani siswa dalam belajar. Bahkan menjadi hantu yang menakutkan dan kemungkinan besar justru mematikan potensi anak. Lepas dari setuju tidak setuju, UN sebenarnya diperlukan dalam memotret pemetaan kualitas satuan pendidikan nasional. Namun yang sering dikeluhkan, kenapa UN dijadikan alat vonis penentuan kelulusan? Adilkah suka duka siswa dalam belajar selama tiga tahun hanya ditentukan nasibnya selama tiga hari pelaksanaan UN?

 Kontroversi mengenai ujian nasional (UN) kebijakan ini dengan jelas menggambarkan betapa lemahnya visi pemerintah dalam kebijakan pendidikan selama ini. Visi adalah sebuah jangkauan terpanjang dari apa yang hendak dicapai dan dituju. Tetapi kalau suatu kebijakan hanya diarahkan semata-mata untuk mengejar target, di mana visi pendidikan kita yang mencerdaskan itu ? Inilah yang membuat paradigma pendidikan menjadi semakin tidak jelas. Sasaran apa yang hendak dicapai?Kita menghadapi persoalan sangat mendasar dalam konteks kebijakan ini. Apakah dengan adanya Ujian Nasional ini mutu pendidikan kita

Page 100: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

bisa ditingkatkan? Sayang sekali pertanyaan ini selalu luput dari perhatian.Mutu pendidikan bukan hanya sekedar ditentukan oleh Ujian Nasional melainkan pada paradigma pendidikan itu sendiri. Selama ini kita sering menjadikannya sebagai tolok ukur prestasi, padahal secara substansial hal itu tidak pernah menjadi bukti. Justru pendidikan kita semakin terperosok karena kebijakan tersebut selalu dibarengi dengan perilaku tak terpuji seperti korupsi, manipulasi anggaran, dan kecurangan-kecurangan lain yang dilakukan untuk mempertahankan kredibilitas sekolah maupun daerah.2.5     REALITAS POLITIK PENDIDIKAN

Sampai saat ini, realitas politik pendidikan di negara kita masih belum sepenuhnya merdeka. Hal ini bisa kita lihat dari komitmen pemerintah yang masih rendah dalam mewujudkan akses dan pemerataan pendidikan dasar yang bebas biaya, belum terpenuhinya anggaran pendidikan sebesar 20%, kurangnya penghargaan terhadap profesionalisme dan kesejahteraan guru, rendahnya mutu dan daya saing pendidikan, upaya otonomi pendidikan yang masih setengah hati, dan sebagainya. Pemerintah sebetulnya telah menetapkan Renstra pendidikan tahun 2005–2009 dengan tiga sasaran pembangunan pendidikan nasional yang akan dicapai, yaitu meningkatnya perluasan dan pemerataan pendidikan, meningkatnya mutu dan relevansi pendidikan, dan meningkatnya tata kepemerintahan (governance), akuntabilitas, dan pencitraan publik. Pemerintah Indonesia juga telah berupaya terus-menerus memberikan perhatian yang besar pada pembangunan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan negara, yaitu mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun dalam realitasnya, kita menyaksikan ternyata kebijakan dan praktik pendidikan kita masih jauh panggang dari api.

Sampai saat ini dunia pendidikan kita juga masih dihadapkan pada tantangan besar untuk mencerdaskan anak bangsa. Tantangan utama yang dihadapi di bidang pendidikan pada 2008 adalah meningkatkan akses, pemerataan, dan kualitas pelayanan pendidikan, terutama pada jenjang pendidikan dasar, perbaikan kurikulum pendidikan, dan tuntutan profesionalisme dan kesejahteraan guru.  Pada saat yang sama, kesenjangan partisipasi pendidikan juga masih terjadi, terutama antara penduduk miskin dan penduduk kaya. Meskipun pemerintah telah menyediakan bantuan operasional sekolah (BOS) untuk jenjang pendidikan dasar, masih ditemukan adanya beberapa sekolah yang masih menarik berbagai iuran, sehingga memberatkan orang tua, terutama bagi keluarga miskin. Kesenjangan partisipasi pendidikan tersebut terlihat makin mencolok pada jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.            

Selain itu, ada beberapa agenda yang perlu diperhatikan untuk menentukan arah dan masa depan politik pendidikan, diantaranya adalah, Pertama, menghapus

Page 101: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

dikotomi dualisme penyelenggaraan pendidikan. Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif. Pendidikan yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama harus berjalan seimbang dalam hal mutu, kualitas dan kemajuannya. Sehingga tidak ada lagi pandangan bahwa pendidikan keagamaan terkesan tidak bermutu dan terbelakang.  Kedua, peningkatan anggaran pendidikan. Kita semua menyadari, bahwa untuk memajukan dunia pendidikan nasional, pemenuhan alokasi anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN dan APBD adalah menjadi keniscayaan. Ini menjadi persoalan mendesak, jika kita betul-betul serius ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan, UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) telah mengamanahkannya. Ketiga, pembebasan biaya pendidikan dasar. Pemerintah dan pemerintah daerah harus punya kemauan kuat untuk bisa membebaskan siswa dari biaya operasional pendidikan untuk tingkat sekolah dasar. Pasal 31 ayat (2) UUD 1945 secara tegas mengamanatkan, “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.” Keempat, perbaikan kurikulum. Pendidikan mesti diarahkan pada sistem terbuka dan multimakna serta pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Karena itu, kurikulum pendidikan harus mampu membentuk insan cerdas, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan memiliki kebebasan mengembangkan potensi diri. Pendidikan juga mesti diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajarannya. Kelima, penghargaan pada pendidik. Pemerintah harus lebih serius meningkatkan kualifikasi, profesionalisme dan kesejahteraan guru. Sebab, guru merupakan pilar utama pendidikan dan pembangunan bangsa. Tanpa guru yang profesional dan sejahtera, mustahil pendidikan kita akan maju dan berdaya saing.

Pendidikan merupakan aktifitas rasional yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya.Pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Karena itu diperlukan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Pendidikan diperlukan agar kita manusia dapat meraih cita-cita. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Pendidikan adalah salah satu pilar kehidupan bangsa.masa depan suatu bangsa bisa diketahui melalui sejauh mana komitmen masyarakat, bangsa atau pun negara dalam menyelenggarakan Pendidikan Nasional. masalah politik, masalah ekonomi juga banyak membuat pertentangan. Pemerintah Indonesia mengutamakan

Rangkuman

Page 102: yunipurwanti30.files.wordpress.com · Web viewPada hakekatnya manusia adalah sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan. Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada

pembangunan ekonomi, karena selain ekonomi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, juga agar tidak kalah bersaing dalam era globalisasi ekonomi.

Daftar pustakaDi susun oleh Yuni Purwanti

Sumber dari Makalah yang di buat setiap kelompok di Kelas 2F (2013/2014)

Di susun 23 Mei 2014 (22.57)

Kurniasih, (2010), Landasan Pendidikan Sekolah Dasar: Percikan Ilmu, Sarijadi Bandung.