fitrianiwati9.files.wordpress.com€¦ · web viewbab i. pendahuluan. latar belakang. pendidikan...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sektor yang sangat menentukan kualitas hidup
suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu
bangsa, keberhasilan pendidikan juga secara otomatis membawa
keberhasilan sebuah bangsa. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki kehidupan
suatu bangsa, harus dimulai dari penataan dalam segala pembelajaran,
menejerial dan aspek lain yang secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.1 Pendidikan tidak akan
berjalan tanpa adanya arah atau tujuan yang akan dicapai. Tujuan
pendidikan itu sendiri telah diatur di dalam Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan
kurikulum terbaru di Indonesia yang disarankan untuk
dijadikan rujukan oleh para pengembang kurikulum di
1 E. Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . Bandung : Rosdakarya,2007. cet 2 hlm.11.2 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Undang – undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. Jakarta : Depag RI, 2006 hlm. 8.
2
tingkat satuan pendidikan.3 Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun
dan dilaksanakan oleh masing – masing satuan
pendidikan.4 Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
untuk pendidikan Menengah: meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.5 Sekolah merupakan suatu lembaga khusus,
suatu wahana, suatu tempat untuk menyelenggarakan pendidikan, yang di
dalamnya terdapat suatu proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.6
Pembelajaran merupakan suatu kegiatanyang melibatkan seseorang
dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.
Pembelajaran melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan
guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran
adalah terjadinya proses belajar (learning process).7
Pembelajaran IPA khususnya fisika di sekolah selalu mengalami
titik jenuh bagi para siswa disamping banyaknya rumus yang harus
3 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) ,Jakarta,Kencana, 2009, h. 1274 Ibid, h. 1285 Mulyasa E. Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 1786 Uyoh Sadulloh,dkk, Pedagogik (Ilmu mendidik), Jakarta, Alfabeta,2010, h. 197.7 Azhar Arsyad., Media Pembelajaran , Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2004, h. 23.
3
dihafal, siswa kurang memahami materi fisika yang bersifat abstrak dan
selalu mendapatkan suasana belajar yang membosankan. Oleh karena itu
pembelajaran fisika harus dibuat lebih menarik dan mudah dipahami,
karena fisika lebih membutuhkan pemahaman daripada penghafalan
berbagai rumus yang begitu banyak. Untuk mengantisipasi hal tersebut
salah satunya perlu didukung media pembelajaran yang sesuai.
Secara umum pengajaran sains bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman konsep dan keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Fisika
sebagai proses berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang
alam secara sistematis, sehingga fisika bukan hanya sebagai produk yaitu
sekumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-
prinsip saja tetapi jugamerupakan suatu proses penemuan untuk
mendapatkan pengetahuan.
Proses pembelajaran di sekolah sangat membutuhkan strategi
dalam penyampaian, dan system evaluasi yang tepat. Strategi itu dapat
berupa pembelajaran yang mempesona, menyenangkan, menarik,
mengasyikkan, tidak membosankan, variatif, kreatif dan indah.8
Adanya media pembelajaran ini didukung oleh perkembangan
IPTEK khususnya TIK telah berkembang pesat dalam semua aspek
kehidupan kita. Pembelajaran dengan menggunakan media berbasis
komputer sudah dilakukan di beberapa sekolah dengan menggunakan
seperangkat komputer atau laptop, proyektor digital, dan perangkat audio.
8 Rosa Rohmatika, Efektivitas Penerapan MMI dengan metode diskusi terhadap fisika Siswa SMP, ( Jurnal Pendidikan, 2006).
4
Tujuannya agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif. Siswa
dipercaya untuk belajar melalui tata cara menyimak tayangan dilayar
monitor atau mungkin menggunakan sarana lain berupa digital proyektor.
Kehadiran media elektronik seperti komputer dengan fasilitas internetnya
dan ditambah digital proyektor untuk penayangannya sebagai media
belajar menurut guru untuk lebih biasa memanfaatkannya sebagai
penunjang yang menarik.9
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Cara
Perpindahan Kalor”, jika materi ini disampaikan hanya dengan metode
ceramah saja, maka siswa merasa jenuh dan tidak tertarik untuk
mempelajarinya. Media presentasi dengan program macromedia flash
diharapkan tepat untuk materi “Cara Perpindahan Kalor” karena materi ini
dapat digambarkan dengan simulasi, visualisasi, dan animasi yang dapat
memudahkan siswa dalam memahami materi. Materi tersebut termasuk
materi yang bersifat abstrak, sehingga penggunaan media pembelajaran
sebagai alat bantu mengajar yang baik harus bisa memberikan
pemahaman lebih konkret kepada siswa, disampaikan lewat media
tersebut. Presentasi dengan menggunakan macromedia flash dapat
membantu pembelajaran secara visual yang dapat didesain dengan
memanfaatkan animasi, gambar, dan gerakan yang digabungkan dalam
penyajian pembelajaran, ini merupakan suatu teknologi yang terus
9 Muhammad Hartato, Pengaruh Pemanfaatan Program Adobe Flash Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Energi Bernuansa Nilai, Jakarta, Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, h. 2.
5
dikembangkan dalam dunia pendidikan. Karena penyajiannya dalam
bentuk visual maka media ini diharapkan dapat membantu dalam proses
pembelajaran dan dapat menarik perhatian siswa, serta memudahkan bagi
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menyelidiki
apakah terdapat pengaruh penggunaan media presentasi dengan program
macromedia flash terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu sebagai
judul penelitian ini adalah “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran
Visual Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Materi Cara Perpindahan Kalor Pada Kelas X MAN Pangkalan Bun”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Siswa kurang memahami terhadap materi tertentu yang bersifat
abstrak.
2. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran metode konvensional.
3. Pembelajaran fisika kebanyakan menggunakan metode ceramah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini
dibatasi pada :
1. Ruang lingkup pembahasan materi meliputi : penggunaan media
pembelajaran visual macromedia flash terhadap hasil belajar siswa
kelas X MAN Pangkalan Bun.
6
2. Hasil belajar diambil dari nilai raport siswa kelas X MAN Pangkalan
Bun.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
“Adakah perbedaan yang signifikan antara penggunaan media
pembelajaran visual macromedia flash dengan metode konvensional
terhadap hasil belajar siswa kelas X MAN Pangkalan Bun Tahun Ajaran
2015/2016?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media pembelajaran visual Macromedia Flash dalam materi
cara perpindahan kalor terhadap hasil belajar fisika siswa.
7
BAB II
Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Visual Macromedia Flash
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Cara Perpindahan Kalor Pada
Kelas X MAN Pangkalan Bun
A. Kajian Penelitian yang Relevan
Peneliti menyadari bahwa secara substansial penelitian ini
tidaklah baru lagi, terbukti dengan telah adanya penelitian-penelitian
sejenis yang telah membahas masalah tersebut. Dengan demikian
penelitian ini bersifat meneruskan penelitian-penelitian yang sudah ada,
untuk itu peneliti mencoba mengenali informasi dari buku-buku dan hasil
penelitian yang berhubungan untuk dijadikan sebagai sumber acuan
dalam penelitian ini.
Pertama, penelitian Muhammad Hartato dalam skripsinya yang
berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Program Adobe Flash Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Energi Bernuansa Nilai” memberikan
kesimpulan bahwa pemanfaatan program Adobe Flash berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada konsep energi. Selain hasil belajar yang
baik, siswa merasa termotivasi dan aktif selama proses pembelajaran.10
10 Muhammad Hartato, Pengaruh Pemanfaatan Program Adobe Flash Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Energi Bernuansa Nilai, Jakarta, Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
8
Kedua, penelitian Taharudin dalam skripsinya yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash Terhadap Motivasi Dan
Prestasi Belajar Mata Diklat Las Busur Manual Di Smk N 2 Pengasih”
memberikan kesimpulan bahwa Terdapat pengaruh penggunaan
Macromedia Flash terhadap motivasi belajar siswa yang
mendapatkan mata diklat Las Busur Manual pada praktek pembuatan
jalur las posisi bawah tangan di SMK N 2 Pengasih. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian pada kelas eksperimen yang diberi
perlakuan menggunakan Macromedia Flash memiliki skor motivasi yang
lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang diberikan pembelajaran
secara konvensional. Pada kelas eksperimen rata-rata skor motivasi
belajar siswa sebesar 73,53. Sedangkan pada kelas kontrol skor rata-
rata lebih rendah yaitu sebesar 68,82. Terdapat pengaruh penggunaan
Macromedia Flash terhadap prestasi belajar siswa yang
mendapatkan mata diklat Las Busur Manual pada praktek pembuatan
jalur las posisi bawah tangan di SMK N 2 Pengasih. Dilihat dari hasil
penelitian pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan
Macromedia Flash mengalami peningkatan nilai rata-rata, dari
perbandingan nilai rata-rata pada posttest prestasi siswa diperoleh
nilai rata-rata siswa kelas kontrol adalah 23,24 dan nilai rata-rata
kelas eksperimen adalah 26,47.11
11 Taharudin, Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Mata Diklat Las Busur Manual Di Smk N 2 Pengasih, Yogyakarta, Jurusan Pendidika Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, h. 63.
9
B. Kerangka Teoritik
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut kamus besar bahasa indonesia, media berarti perantara
atau penghubung yang terletak diantara dua pihak. Banyak batasan yang
diberikan tentang media. AECT (Association of Educational and
Communication Technology) di Amerika, membatasi media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyampaikan
pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Brings (1970), berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk
menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.
b. Tujuan dan manfaat media pembelajaran
Menurut Sukayati (2003), pembelajaran yang terjadi di
sekolah-sekolah saat ini, pada umumnya dikelola secara klasikal. Artinya
10
semua siswa diperlakukan sama oleh guru. Pembelajaran klasikal
merupakan pembelajaran yang paling disenangi oleh guru karena cara
pembelajaran ini yang paling mudah dilaksanakan. Pada pembelajaran
klasikal umumya komunikasi terjadi searah, yaitu dari guru ke siswa,
dan hampir tidak terjadi sebaliknya. Oleh sebab itu tentu penggunaan
media banyak didominasi oleh guru. Umumnya hanya sebagian kecil
dari jumlah siswa yang dapat memanfaatkan media tersebut. Untuk
meminimalkan dominasi dari guru, maka perlu direncanakan media
untuk kelompok atau individual, baik untuk alat peraga maupun sarana.
Ada beberapa keuntungan bila media digunakan dalam proses
pembelajaran, yaitu adanya tutor sebaya dalam kelas, yang kadang-
kadang lebih mudah menerangkan temuan dan pemahamannya kepada
temannya. Selain itu, kerjasama yang terjadi dalam penggunaan media
akan membuat suasana lebih menyenangkan.
Namun demikian, paling tidak ada 2 hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan media untuk pembelajaran kelompok,
yaitu tugas-tudas pelengkap dari media yang menjadi tanggung jawab
guru adalah mengaktifkan semua siswa, agar tidak terjadi dominasi
seorang siswa atau sekelompok siswa (Sukayati, 2003: 8).
c. Pengenalan macam-macam media
Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti
perkembangan teknologi. Menurut Seel & Richey dalam Arsyad
11
(2009: 29-32) berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media
pembelajaran dapat dikelompokan dalam empat kelompok, yaitu :
1) Teknologi cetak, adalah cara-cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama
melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Meliputi teks,
grafik, foto atau reperentasi fotografik dan reproduksi.
2) Teknologi audio-visual, adalah cara mengasilkan atau penyampaian
materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis edan elektronik
untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.
3) Teknologi berbasis komputer, adalah merupakan cara menghasilkan
atau menyampaikan materi dalam menggunakan sumber-sumber yang
berbasisi mikro prosesor. Perbedaan media yang dihasilkan oleh
teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari dua
teknologi yang dihasilkan lainnya adalah karena informasi atau materi
disimpan dalambentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau
visual.
4) Teknologi gabungan, adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi yang menggabungkan beberapa pemakaian bentuk
media yang dikendalikan oleh komputer.12
12 Arif Rahman Aththibby, Perancangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Animasi Komputer Untuk Sekolah Menengah Atas Pokok Bahasan Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak,Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, h. 9.
12
Menurut Arief S. Sadiman (2003:16) media pendidikan
mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk bentuk kata-kata tertulis atau lisan berlaka)
b. Mengantasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
seperti misalnya :
1) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar,
film bingkai, film, atau model
2) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film
bingkai, film, atau gambar
3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu
dengan timelapse atau high-speed photography
4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto
maupun secara verbal
5) Objek yang terlalu kompleks (misal mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain
6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim,
dan lain-lain) dapat divisualkan dalalm bentuk film, film bingkai,
gambar, dan lain-lain.
13
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan
bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media
pendidikan berguna untuk :
1) Menimbulkan kegairahan belajar
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedang kurikulum dan
materi pendidikan ditentukan sama untuk setiapsswa, maka guru akan
mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.
Apalagi bila latar-belakang lingkungan guru dengan siswa juga
berbeda. Masalah ini dapat diantisipasi dengan media pendidikan,
yaitu dengan kemampuannya dalam
1) Memberikan perangsang yang sama
2) Mempersamakan pengalaman
3) Menimbulkan persepsi yang sama
Perhatikan gambar berikut ini:
14
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Edgar Dale dalam Arief S. Sadiman (2003: 8) mengklasifikasi
pengalaman menurut tingkat diri yang paling kongkret ke yang paling
abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut
pengalaman Cone of Experience dari Edgar Dale, dan sejak saat itu
dikenal secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling
sesuai untuk pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar seseorang
diperoleh mulai dari pengalaman lapangan (kongkret), kenyataan yang
ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda
tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas di
puncak kerucut semakin abstrak media penyampaian pesan itu.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar yang
15
baik harus bisa memberikan pemahaman lebih konkret kepada siswa,
disampaikan lewat media tersebut.13
2. Macromedia Flash
Flash merupakan salah satu produk andalan macromedia
yang cukup banyak digunakan saat ini. Banyak sekali situs yang
menggunakan Flash sebagai software pendukung, atau bahkan
juga sebagai software utama dalam pembuatan web, selain sebagai
software pembuat animasi. Kemampuan Flash cukup popular di
kalangan para pembuat animasi dan aplikasi web yang menarik. Versi
Flash terbaru pada saat ini adalah Macromedia Flash 8 yang
menyediakan berbagai hal baru yang bukan saja semakin
menyempurnakan fitur-fitur yang ada pada versi sebelumnya,
tetapi juga menyediakan fitur-fitur yang sama sekali baru.
Beberapa fitur baru pada Macromedia Flash 8 adalah
sebagai berikut:
a. object drawing model, setiap objek gambar yang berada pada
layer yang sama tidak akan saling mempengaruhi.
b. gradient enchancement, merupakan kontrol terbaru yang mampu
menangani gradiasi warna yang lebih kompleks.
c. flash type, penulisan teks memiliki tampilan yang lebih konsisten.
13 Taharudin, op.cit.,h. 11.
16
d. script assist mode, memberikan bantuan yang sangat memadai
dalam penggunaan Action Script.
e. expanded stage work area, memberikan ruang yang luas
untuk menyimpan objek-objek animasi tanpa menampilkannya saat
animasi dijalankan.14
3.Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu hasil nyata yang dicapai
oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan
rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport
pada setiap semester.
Hasil belajar siswa menurut W. Winkel adalah
keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar
siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.15
Menurut Winarno Surakhmad hasil belajar siswa bagi
kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud
ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek
dalam menentukan keberhasilan siswa.16
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai
siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan
membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku 14 Ibid., h. 29.15 Winkel. W 1989;Psikologi Pengajaran.Bandung. h. 8216 Winarno Surahman,1980.Interaksi Belajar Mengajar.Jemars.h. 25
17
seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar
dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan
masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk
menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada
kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan,
antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang
suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila
tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di
mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam
belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk
menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada
kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah
ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar
pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan
belajar siswa.
Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa
adalah sebagai berikut:
a) Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran
yang diajarkan, baik secara individual maupun
kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini
biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria
Ketuntasan Belajar Minimal (KKM).
18
b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran
telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun
kelompok.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal.
Secara umum Hasil belajar dipengaruhi 3 hal atau
faktor Faktor-faktor tersebut akan saya uraikan dibawah
ini, yaitu : Faktor internal (factor dalam diri), Faktor
eksternal (factor diluar diri) dan Faktor pendekatan belajar.
4. Cara Perpindahan Kalor
Kalor atau panas dari suatu benda dapat berbeda-beda. Nah, ketika terjadi
kontak antara dua benda atau lebih yang memiliki perbedaan kalor, maka akan
terjadi aliran kalor atau perpindahan kalor. Kalor berpindah dari benda yang
memiliki temperatur lebih tinggi ke benda dengan temperatur lebih rendah hingga
tercapai keseimbangan termal atau kesamaan temperatur. Secara sederhana,
kondisi ini dapat dipahami sebagai suatu perpindahan kalor yang terjadi pada
benda-benda yang dengan suhu yang berbeda agar suhunya menjadi sama.
Proses perpindahan panas antar benda satu dengan lainnya tidak selalu
sama. Ada tiga mekanisme atau cara perpindahan kalor yakni secara konduksi,
konveksi dan radiasi.
19
1. Konduksi
Konduksi terjadi ketika terjadi pertukaran energi kinetik antar molekul
(atom), dimana partikel dengan energi lebih rendah dapat meningkat dengan
menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi. Secara sederhana,
perpindahan kalor secara konduksi dapat dipahami sebagai suatu perpindahan
kalor yang terjadi dengan perantara benda padat. Jadi, benda-benda yang
berkontak dan saling memindahkan kalor ini adalah benda padat melalui
tumbukan-tumbukan partikelnya.
Contoh Konduksi:
1. ketika kita membakar besi, maka besi akan panas, tetapi partikel-partikel
pada besi tidak ikut berpindah atau tetap pada tempatnya.
20
2. Ketika kita mencelupkan sendok ke dalam air panas, maka sendok ujung
sendok yang tidak tercelup juga akan panas, meskipun tidak terjadi
perpindahan partikel di dalam sendok tersebut.
3. Ketika tangan kita memegang gelas yang panas, tangan kita pun akan
merasakan panasnya, meskipun tidak terjadi perpindahan partikel dari gelas
ke tangan kita.
2. Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi ketika kalor berpindah dengan
cara gerakan partikelnya yang telah dipanaskan. Konveksi dapat terjadi karena
dua macam yakni konveksi alami (natural convection) dan konveksi paksa
(forced convection). Konveksi alami terjadi ketika gerakan perpindahan kalornya
disebabkan oleh perbedaan kerapatan sehingga terjadi perpindahan partikel.
Sedangkan konveksi paksa terjadi ketika perpindahan partikel dilakukan secara
paksa misal didorong dengan pompa atau kipas.
Contoh koveksi
1. Ketika kita memanaskan air, maka kita akan melihat air itu seperti diaduk.
Inilah proses ketika partikel-partikel air yang ada di bawah yang telah panas
berpindah ke atas. Sehingga terjadilah perpindahan kalor yang diikuti oleh
perpindahan partikel air yang dipanaskan.
2. Terjadinya angin darat dan air laut, karena partikel-partikel udara yang panas
berpindah.
3. Adanya sirkulasi udara dari luar rumah ke dalam rumah karena partikel-
partikel udara panas dari luar ruangan masuk ke dalam rumah.
21
3. Radiasi
Proses perpindahan kalor secara radiasi terjadi ketika kalor disampaikan
tanpa melalui perantara. Prosesnya secara kimia dapat dijabarkan dengan energi
termal yang diubah menjadi energi radiasi. Dalam hal ini energi termuat dalam
gelombang elektromagnetik. Ketika gelombang elektromagnetik tersebut
berinteraksi dengan materi energi radiasi maka akan berubah menjadi energi
termal. Artinya, proses perpindahan kalor secara radiasi terjadi langsung tanpa
adanya perpindahan partikel-partikel zat.
Contoh:
1. Panas dari sinar matahari yang melewati luar angkasa hampa udara tetap
dapat sampai ke bumi tanpa perpindahan partikel apapun.
2. Ketika mendekatkan tangan kita ke api, maka akan terasa panas meskipun
tidak ada partikel api yang berpindah ke tangan kita.17
C. Hipotesa penelitian
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan media
pembelajaran visual macromedia flash dan metode konvensional dengan
hasil belajar siswa kelas X MAN Pangkalan Bun Tahun Ajaran
2015/2016.
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
penggunaan media pembelajaran visual macromedia flash dan metode
konvensional dengan hasil belajar siswa kelas X MAN Pangkalan Bun
Tahun Ajaran 2015/2016.
17 http://www.elmoe.info/2015/02/3-cara-perpindahan-kalor-konduksi.html , diakses tanggal 19 Juni 2015, pukul 20.45.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif, karena peneliti
beranggapan bahwa gejala yang diamati dapat diukur dan dinyatakan
dalam bentuk angka. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, satu
variabel bebas (variabel independen) yaitu macromedia flash serta
satu variabel terikat (variabel dependen) yaitu hasil belajar siswa. Dalam
hal ini digunakan true experimental design. Dalam model ini terdapat
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana pengambilannya
dilakukan secara random. Menurut Sugiyono (2007: 159) skema true
experimental design dapat digambarkan seperti tabel berikut :
23
Tabel 1. Skema Desain Penelitian
Kelas Pretest Treatment Posttest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3_
O4
Keterangan :
O1 dan O3 : Kedua kelompok tersebut diobservasi dengan pretest untuk mengetahui kemampuan awal yang diharapkan kemampuan awalnya sama.
O2 : Kelompok yang dikenai perlakuan.
O4 : Kelompok yang tidak dikenai perlakuan.
X : Kelompok atas sebagai kelompok eksperimen diberi treatment, sedangkan kelompok bawah yang tidak diberi treatment sebagai kelompok kontrol.
B. Operasional Variabel
Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.
Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek
yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam
kelompok itu. Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah
macromedia flash serta variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa
MAN Pangkalan Bun tahun ajaran 2015/2016.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
24
Tempat penelitian adalah di MAN Pangkalan Bun, Jl. Ahmad
Yani, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Februari 2016.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MAN Pangkalan Bun
tahun ajaran 2015/2016 yaitu kelas X-A, X-B, X-C dan X-D, yang
masing – masing kelas terdiri dari 32 siswa.
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai sampel adalah dua
kelas, yaitu kelas X-A dan X-B. Kelas X-B sebagai kelas kontrol dan
kelas X-A sebagai kelas eksperimen. Untuk menentukan kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan kelas yang telah ada dengan
Teknik Random Sampling.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan yang digunakan peneliti berupa:
a. Observasi ke sekolah untuk mengetahui masalah apa saja yang terdapat
pada sekolah yang akan diteliti.
b. Wawancara dengan guru mata pelajaran fisika pada sekolah yang akan
diteliti untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran fisika
berlangsung dan apa saja yang menjadi kesulitan siswa dalam
mempelajari fisika.
25
c. Untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa digunakan Pretest
dan Postest. Pretest digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa sebelum diberikan perlakuan dan Postest digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.
F. Analisis Data
Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis digunakan untuk membandingkan antara variabel X dan
variabel Y dengan menggunakan rumus uji-t (t-test ) pada taraf signifikasi
5 % ( 0,05 ), yaitu :
thitung =
M x−M y
√( ∑ x2+∑ y2
N (N−1) ) Untuk Nx = Ny
keterangan :
M = nilai rata-rata hasil perkelompok
N = banyaknya subjek
x = deviasi setiap nilai x2 dan x1
y = deviasi setiap nilai y2 dari mean y118
Uji hipotesis kesamaan rerata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol menggunakan uji t sampel independen SPSS for Windows
Versi 17.0. Uji ini menggunakan asumsi bahwa data berdistribusi normal
dan varians data adalah homogen, Kriteria pada penelitian ini apabila hasil 18Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktiik, h.311-312
26
uji Hipotesis nilai sig (2-tailed) lebih kecil dari nilai alpha/taraf
signifikansi uji 0,05 maka Ha diterima, dan Ho di tolak.19
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada. 2004.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rhineka Cipta. 2011.
E.,Mulyasa. Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Hartato, Muhammad. Pengaruh Pemanfaatan Program Adobe Flash
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Energi Bernuansa
Nilai. Jakarta: Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
19 http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/membaca_t-tes.pdf, diakses tanggal 19 Juni 2015, pukul 20.03
27
Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat. Undang – undang dan Peraturan
Pemerintah RI Tentang Pendidikan. Jakarta : Depag RI, 2006.
Rahman Aththibby, Arif. Perancangan Media Pembelajaran Fisika
Berbasis Animasi Komputer Untuk Sekolah Menengah Atas Pokok
Bahasan Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak. Yogyakarta : Universitas
Ahmad Dahlan.
Rohmatika, Rosa. Efektivitas Penerapan MMI dengan metode diskusi
terhadap fisika Siswa SMP. 2006.
Sanjaya,Wina. Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
( KTSP) .Jakarta:Kencana. 2009.
Sadulloh,Uyoh.,dkk. Pedagogik (Ilmu mendidik).Jakarta: Alfabeta. 2010.
Surahman, Winarno. Interaksi Belajar Mengajar.Jemars. 1980.
Taharudin. Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash Terhadap Motivasi
Dan Prestasi Belajar Mata Diklat Las Busur Manual Di Smk N 2
Pengasih. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.
W., Winkel. 1989. Psikologi Pengajaran. Bandung. 1989.
INTERNET
http://www.elmoe.info/2015/02/3-cara-perpindahan-kalor-konduksi.html,
diakses tanggal 19 Juni 2015, pukul 20.45.
http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/membaca_t-tes.pdf, diakses tanggal
19 Juni 2015, pukul 20.03