library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab1doc/2013-2... · web viewbab 1...

14
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme dalam usaha bisnisnya. Agar perusahaan dapat bertahan hidup dan terus berkompetisi dalam bidang usahanya, perusahaan harus mengelola usahanya dengan baik. Perusahaan dituntut untuk menggunakan segala kemampuan dan keunggulan yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu cara dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan menjaga kualitas produk yang dihasilkan, maka perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan kinerjanya sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Dari sisi konsumen, dengan adanya kualitas produk terbaik yang diberikan perusahaan, maka konsumen akan dapat menunjukkan loyalitasnya, yang mana sebagai salah satu tujuan perusahaan untuk mampu bertahan dikerasnya dunia bisnis saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan I tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 4,84% dari triwulan I tahun 2012. Sedangkan pertumbuhan industri minuman 1

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2013-2... · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDewasa ini, persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut

perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme dalam usaha bisnisnya.

Agar perusahaan dapat bertahan hidup dan terus berkompetisi dalam bidang

usahanya, perusahaan harus mengelola usahanya dengan baik. Perusahaan

dituntut untuk menggunakan segala kemampuan dan keunggulan yang ada

untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu cara dalam mencapai tujuan

perusahaan adalah dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produk yang

dihasilkan.

Dengan menjaga kualitas produk yang dihasilkan, maka perusahaan

dapat meningkatkan produktivitas dan kinerjanya sehingga dapat

memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Dari sisi konsumen,

dengan adanya kualitas produk terbaik yang diberikan perusahaan, maka

konsumen akan dapat menunjukkan loyalitasnya, yang mana sebagai salah

satu tujuan perusahaan untuk mampu bertahan dikerasnya dunia bisnis saat

ini.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa, pertumbuhan

produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan I tahun 2013

mengalami kenaikan sebesar 4,84% dari triwulan I tahun 2012. Sedangkan

pertumbuhan industri minuman sendiri mengalami kenaikan sebesar 9,41%.

BPS juga menunjukkan provinsi-provinsi yang mengalami kenaikan produksi

industri manufaktur mikro dan kecil lebih dari dua persen pada triwulan I

tahun 2013 terhadap triwulan IV tahun 2012. Pada provinsi Jawa Tengah,

yaitu provinsi tempat berdirinya industri air minum yang penulis analisa,

mengalami kenaikan sebesar 3,4%. Berikut tabel yang memperlihatkan

pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun

2013:

1

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2013-2... · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut

2

Sumber: bps.go.id (2013)

Data di atas menunjukkan bahwa adanya kenaikan jumlah produksi

untuk seluruh industri secara umum dan industri minuman khususnya.

Dengan demikian, dilihat dari pertumbuhan produksi industri manufaktur di

Indonesia menurut Badan Pusat Statistik, dapat disimpulkan bahwa dengan

meningkatnya pertumbuhan produksi dari perusahaan, maka pendapatan dan

keuntungan perusahaan pun akan meningkat.

Perusahaan harus mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kualitas

suatu produk agar sesuai standar dan memenuhi selera konsumen. Di sisi

lain, perusahaan juga ingin produk yang dihasilkannya dapat laku terjual di

pasaran dan dapat bersaing dengan produk lain yang sejenis. Untuk menjaga

kualitas produk yang dihasilkan, sebuah perusahaan membutuhkan

pengendalian kualitas.

Pengendalian kualitas ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana

menjaga dan mengarahkan produk dari sebuah perusahaan agar dapat

memenuhi standar kualitas produknya dan diharapkan agar setiap kesalahan

Gambar 1. 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I-2013

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2013-2... · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut

3

yang terjadi pada proses produksi dapat diperbaiki dan tidak akan berlanjut

pada masa yang akan datang. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak

terdapat produk-produk yang tidak sesuai dengan standar (cacat) yang

ditetapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, penulis menggunakan metode

Statistical Processing Control (SPC) dan Failure Mode and Effect Analysis

(FMEA) untuk menerapkan quality control yang lebih baik dalam

perusahaan. Diharapkan pendekatan ini nantinya dapat berguna dan

bermanfaat bagi perusahaan serta dapat membantu pengurangan cacat

(defect) yang terjadi dalam aliran proses produksi.

Hildon Natural Mineral Water merupakan salah satu produk air

minum dalam kemasan terbaik di dunia. Dalam foxnews.com, 6 Agustus

2013, disebutkan bahwa,”One of the UK’s most prestigious bottled waters,

Hildon Natural Mineral Water is served at the House of Commons and the

Royal Opera House (and is rumored to be the water of choice at Buckingham

Palace)”. Dalam artikel tersebut dikatakan juga bagaimana Hildon Natural

Mineral Water berasal dan terbentuk dari mata air yang sekarang menjadi

salah satu air minum terbaik di dunia.

Saat ini juga sudah banyak perusahaan di Indonesia yang menerapkan

konsep pengendalian kualitas pada bisnis yang dijalankannya. Seperti

contohnya pada perusahaan air minum Danone Aqua yang sudah

menyediakan air dengan standar mutu menurut SNI. “Untuk menyediakan air

putih yang baik kepada konsumennya, para ahli di Aqua bekerjasama dengan

pakar dari luar negeri. Aqua melakukan tiga pendekatan, yakni: melakukan

seleksi, memastikan terjaga seutuhnya, dan melestarikan. Pendekatan

pertama, seleksi, dilakukan untuk memilih sumber air terpilih. Pendekatan

kedua, terjaga seutuhnya, dibuktikan dengan adanya sistem terpadu di semua

pabrik Aqua, dan serangkaian upaya pelestarian di sekitar sumber air.

Sedangkan pendekatan ketiga adalah adanya upaya pelestarian lingkungan di

sekitar sumber air.” (Sumber: Harian KOMPAS.com, 26 Maret 2014).

Dengan menerapkan konsep pengendalian kualitas ini, diharapkan

perusahaan air minum di Indonesia yang sudah sesuai standar mutu menurut

SNI dapat menjaga kualitasnya dengan baik dan diharapkan perusahaan dapat

terus meningkatkan kualitas produk yang dibuatnya agar dapat tetap bersaing

di dunia Internasional.

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2013-2... · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut

4

Berikut persyaratan mutu air minum dalam kemasan menurut SNI 01-

3553-2006:

Sumber: Standar Nasional Indonesia (2012)

Selain itu, kemasan air mineral juga menentukan kualitas air minum

yang dikonsumsi masyarakat. “Tubuh membutuhkan setidaknya 2 liter air

setiap hari. Namun, tidak sembarang air bisa dikonsumsi. Memilih air minum

berkualitas penting untuk menjaga kesehatan keluarga. Salah satu cara

memilih air minum berkualitas adalah dengan melihat kemasannya.

”Kemasan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjaga kualitas

mutu makanan dan minuman yang terkait dengan kesehatan kita,” ujar

Ariana Susanti, Direktur Pengembangan Bisnis Indonesian Packaging

Federation (IPF), yang menyediakan kemasan untuk galon dan tutup galon

Aqua.” (Sumber: KOMPAS.com, 26 Agustus 2011). Jadi, dengan

Gambar 1. 2. Persyaratan Mutu Air menurut SNI 01-3553-2006

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2013-2... · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut

5

mempertimbangkan kualitas kemasaan pada produk yang akan dikonsumsi,

masyarakat tidak hanya bisa menutup mata saja dan harus dapat memilih

produk mana yang aman untuk dibeli dan dikonsumsi un tuk kesehatan

dirinya.

PT Tirta Agung Wijaya (TAW) adalah salah satu manufaktur

pembuat air minum dalam kemasan (AMDK) daerah yang cukup populer di

area Jawa Tengah. Oleh sebab itu, kualitas merupakan salah satu faktor

penting yang harus dijaga oleh PT Tirta Agung Wijaya dalam upaya untuk

mempertahankan keunggulan, daya saing serta loyalitas konsumen mereka.

Akan tetapi, dalam proses mempertahankan keunggulannya sebagai

manufaktur pembuat sebuah produk yang hampir dikonsumsi oleh

masyarakat setiap hari, masih saja terdapat produk yang rusak (defect) dalam

proses produksi gelas plastik (cup) yang berfungsi sebagai packaging air

minum tersebut. Dari observasi awal terhadap data yang ada di perusahaan

terutama pada bagian produksi, banyak produk cacat ditemukan dalam proses

filling, proses filling sendiri ada beberapa proses yaitu proses pemasukan cup

pada holder, proses pengisian air produk pada cup, proses pelekatan lid pada

cup dengan menggunakan panas dan proses pemotongan lid. Proses inspeksi

pada proses filling dilakukan secara visual sebelum produk disusun ke dalam

box, pada proses ini ditemukan beberapa kriteria cacat yaitu cacat air, cacat

lid, cacat cup, dan cacat AMDK.

Dari wawancara kepada pihak PT Tirta Agung Wijaya, ditemukan

bahwa pengendalian kualitas produk AMDK masih belum optimal, oleh

sebab itu, penelitian ini mengambil judul “Analisis Metode Statistical

Processing Control dan Failure Mode and Effect Analysis Untuk

Pengendalian Kualitas Produk Pada PT Tirta Agung Wijaya“.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis cacat (defect) apakah yang paling banyak ditemui dalam

produksi air minum dalam kemasan (AMDK) pada PT Tirta Agung

Wijaya?

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2013-2... · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut

6

2. Apakah pelaksanaan proses produksi pada PT Tirta Agung Wijaya

berada dalam batas kendali?

3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan atau kecacatan

pada produk yang diproduksi oleh PT Tirta Agung Wijaya?

4. Apa rekomendasi bagi perusahaan agar dapat meminimalisasi cacat

produksi pada PT Tirta Agung Wijaya?

1.3 Ruang Lingkup MasalahRuang lingkup dalam penelitian ini mencakup beberapa hal, yaitu:

1. Pengambilan data pada PT Tirta Agung Wijaya dilakukan dalam unit

kerja produksi untuk periode Mei sampai Juli 2013.

2. Jenis pekerjaan yang akan diteliti adalah pengecekan air, cup, lid dan

AMDK yang mengalami cacat (defect).

3. Macam-macam defect yang terjadi meliputi: air kotor, potongan lid,

serbuk cup, air kurang, lid miring, lid kurang lengket, lid kepanasan,

lid bocor, cup jelek, cup tipis, lid bocor jarum, lid jelek atau rusak,

AMDK lengket, AMDK jatuh, AMDK pecah, dan AMDK kena oli.

4. Metode penyelesaian masalah yang digunakan adalah metode SPC

(Statistical Processing Control) dan FMEA (Failure Mode and Effect

Analysis).

1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui jenis cacat (defect) yang paling banyak ditemui

dalam produksi air minum dalam kemasan (AMDK) pada PT

Tirta Agung Wijaya.

2. Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas

pada PT Tirta Agung Wijaya dalam upaya untuk menekan jumlah

produk yang rusak.

3. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

kerusakan atau kecacatan pada produk AMDK yang diproduksi

oleh PT Tirta Agung Wijaya.

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2013-2... · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut

7

4. Memberikan rekomendasi bagi perusahaan agat dapat

meminimalisir cacat produksi pada PT Tirta Agung Wijaya

dengan kaitannya dalam meningkatkan keuntungan perusahaan.

1.4.2 Manfaat PenelitianManfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan adalah:

1. Bagi PT Tirta Agung Wijaya

Sebagai dasar pertimbangan perusahaan dalam

penggunaan metode Statistical Processing Control dan

Failure Mode and Effect Analysis dalam hal pengurangan

defect dalam produksi AMDKnya.

Perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang

menyebabkan penurunan kualitas produksinya, serta

mampu mengambil keputusan dan langkah yang tepat

untuk mengatasi permasalahan tersebut.

2. Bagi pelajar

Pelajar dapat menggunakan ilmu dan pengetahuan selama

perkuliahan dengan menggunakan metode Statistical

Processing Control dan Failure Mode and Effect Analysis

yang diterapkan dalam perusahaan.

Pelajar dapat menambah wawasan dengan

mengaplikasikan metode Statistical Processing Control

dan Failure Mode and Effect Analysis dalam kehidupan

nyata.

3. Bagi pembaca

Pembaca dapat menambah wawasan dengan mengetahui

metode Statistical Processing Control dan Failure Mode

and Effect Analysis dalam kehidupan nyata.

1.5 State of The ArtTabel State of The Art di bawah ini menggambarkan penelitian di

masa lalu yang berkaitan dengan penelitian saat ini.

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2013-2... · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut

8

Tabel 1. 1. Tabel State of The Art

Judul Kesimpulan

Ratnanto Fitriadi, Much Djunaidi, Chodariyanti,

ANALISIS KECACATAN PRODUK AIR MINUM

DALAM KEMASAN SEBAGAI UPAYA

PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE

DMAIC, 2010Hal. C.22-C.29

Dengan adanya metode DMIC dan FMEA, PT Tirta Investama dapat mengetahui usulan perbaikan untuk RPN tertinggi dengan nilai 36 yaitu cacat cup kosong tanpa lid. Usulan perbaikan dapat dilakukan dengan memeriksa kondisi mesin sebelum beroperasi, memberikan bimbingan kepada operator, penggantian komponen mesin, melakukan inspeksi secara intensif terhadap operator. Usulan pengendalian dilakukan dengan pemeriksaan sebelum proses produksi, memantau jalannya produksi dan menganalisa setiap masalah yang terjadi.

Edy Susanto,KUALITAS PRODUK

BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE

STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN

FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE

COSMETIC2009

Hal. 105-111

PT Universal Science menggunakan metode SPC yang mana metode ini dapat mengetahui kapabilitas sigma yaitu sebesar 3.2064 dimana nilai ini dianggap cukup baik untuk perusahaan baru. Selain itu, dengan menggunakan diagram pareto dapat diketahui presentase cacat bedak retak yaitu sebesar 60.6% dan cacat bedak kasar sebesar 32.5%. Hal ini membuat perusahaan harus dapat mengurangi cacat pada produk yang dihasilkannya.

R. Raj Mohan, K. Thiruppathi, R.

Venkatraman and S. Raghuraman,

QUALITY IMPROVEMENT

THROUGH FIRST PASS YIELD USING

STATISTICAL PROCESS CONTROL APPROACH

Statistical Processing Control merupakan cara yang efektif untuk mengkontrol dan mengukur kualitas. Ini dapat dilihat dari gambar chart mengenai peningkatakn FPY (First Pass Yield) yang mana merupakan jumlah unit yang keluar dari proses dibagi dengan jumlah unit yang masuk dalam proses selama periode tertentu. Dari chart dapat disimpulkan bahwa SPC dapat meningkatkan

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2013-2... · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut

9

2012Hal. 985-991

FPY untuk Alumunium dari 95.75% menjadi 95.99%, Brass Components dari 96.58% menjadi 97.19% dan Copper dari 98.01% menjadi 98.77%.

Timothy M. Young, Brian H. Bond, Jan Wiedenbeck,

IMPLEMENTATION OF A REAL-TIME

STATISTICAL PROCESS CONTROL SYSTEM IN

HARDWOOD SAWMILLS2007

Statistical Processing Control dapat mengurangi variasi ketebalan kayu sehingga berdampak pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Dari data dapat diketahui dengan pemanfaatan SPC yang dilakukan perusahaan, estimasi peningkatan financial perusahaan berkisar antara $128,000 sampai $752,000.