prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...brawijaya_w…  · web view4.3...

53
Wo-Rambooo (Wonderfull Rainbow Bamboo): Implementasi Plasma Nutfah Bambu sebagai Upaya Pengembangan Wisata Alam Desa Sedulang Melalui Konsep Collaboration Colour of Bamboos dengan Strategi Pengembangan Sociopreneur Tourism Berbasis AISAS Diajukan untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah IT’S MEE 4 TH 2017 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Diusulkan Oleh: Ratih Eka Santosa (145040200111021/2014) Cindy Diah Ayu Fitriana (155040201111043/2015) Putra Aji Pratama (165040200111030/2016) i

Upload: others

Post on 16-Sep-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Wo-Rambooo (Wonderfull Rainbow Bamboo): Implementasi Plasma Nutfah Bambu sebagai Upaya Pengembangan Wisata Alam Desa Sedulang Melalui Konsep Collaboration Colour of Bamboos dengan Strategi Pengembangan

Sociopreneur Tourism Berbasis AISAS

Diajukan untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah IT’S MEE 4TH 2017 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman

Diusulkan Oleh:Ratih Eka Santosa (145040200111021/2014)Cindy Diah Ayu Fitriana (155040201111043/2015)Putra Aji Pratama (165040200111030/2016)

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2017

i

Page 2: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

ii

Page 3: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat

menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah berupa proposal karya tulis ilmiah

yang penulis buat dalam rangka berpartisipasi aktif pada lomba karya tulis ilmiah

IT’S MEE 4TH 2017 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas

Mulawarman.

Atas selesainya penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menyampaikan

ucapan terimakasih yang tak terhingga pada pihak Fakultas Pertanian Universitas

Brawijaya, khususnya Ibu Dwi Retnoningsih SP., MP., MBA. sebagai

pembimbing. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat dan dapat

dijadikan sebagai solusi yang berguna untuk menyelesaikan masalah di Desa

Sedulang Muara Kaman Kutai Kartanegara.

Harapan penulis adalah dapat memberikan ide tentang Ekowisata baru yang

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta sebagai upaya konservasi

lingkungan di Desa Sedulang Muara Kaman Kutai Kertanegara. Kami berharap

agar karya kami dapat mengispirasi generasi muda untuk ikut berperan aktif

dalam penanganan masalah yang ada disekitar melalui karya tulis ilmiah.

Penulis berharap kepaada semua pembaca dari karya tulis ilmiah kami untuk

memberikan kritik dan saran yang membangun. Atas berkenannya semua pihak

yang mendukung karya tulis ilmiah yang kami susun, kami mengucapakan

terimakasih.

Malang, 07 Mei 2017

Tim Penulis

iii

Page 4: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................3

1.1 Manfaat......................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4

2.1 Kondisi Aktual Desa Sedulang Kecamatan Muara Kaman Kalimantan

Timur....................................................................................................................4

2.2 Plasma Nutfah Bambu....................................................................................4

2.3 Ekowisata........................................................................................................5

2.4 Pemasaran Berbasis AISAS............................................................................6

BAB III METODOLOGI.........................................................................................8

3.1 Teknik Penulisan............................................................................................8

3.2 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data..............................................................8

3.3 Metode Analisis dan Sintesis (Pembahasan)..................................................8

3.4 Kerangka Berfikir...........................................................................................9

BAB VI ISI...........................................................................................................10

4.1 Konsep Wisata Alam Wo-Ramboo dengan Collaboration of Bamboo........10

4.2 Stakeholder Wo-Ramboo..............................................................................11

4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS.................12

4.4 Analisis Biaya Implementasi Wo-Ramboo..................................................17

BAB V PENUTUP.............................................................................................19

5.1 Kesimpulan...................................................................................................19

DAFTAR GAMBAR

iv

Page 5: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Gambar 1. Konsep Wo-Ramboo............................................................................14Gambar 2. Stakeholder Wo-Ramboo.....................................................................15

v

Page 6: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

vi

Page 7: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

RINGKASAN

Kalimantan timur terletak di ujung paling timur pulau Kalimantan dan

berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia yang terdiri dari 14 kabupaten dan

kota yang terbagi dalam 136 kecamatan dan terdiri 1.435 desa (BPBD, 2016).

Salah satu kabupaten dengan jumlah wisatawan yang cenderung meningkat setiap

tahunnya yaitu kabupaten kuati kartanegara yang terbagi menjadi 7 kecamatan

salah satunya yaitu kecaman Muara Kaman. Muara Kaman memiliki potensi

wisata yang besar khususnya di Desa Sedulang karena terdapat Cagar Alam

Muara Kaman Sedulang yang seharusya dapat dikelola dan dikembangkan dengan

baik sehingga dapat menjadi menjadi sumber perekonomian masayarakat

setempat, mengingat di kecamatan Muara Kaman khususnya Desa Sedulang

mayoritas masyarakatnya memiliki perekonomian yang terbilang rata-rata

menengah ke bawah dengan mata pencaharian utama yaitu nelayan, petani lahan

hutan dan buruh pertambangan. Selain itu, wialayah muara Kaman menjadi

daerah rawan banjir karena dampak dari luapan aliran sungai dan tingginya curah

hujan serta kurangnya kepedulian masyarakat dalam menjaga kawasan hutan.

Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan dan potensi yang ada maka Wo-

Rambo merupakan salah satu inovasi mengenai rencana dan pengolahan cagar

alam nuara Kaman di desa sedulag dalam proses rehabilitasi dan konservasi

melalui implementasi plasma nutfah bamboo sebagai upaya dalam pengembangan

wisata alam melalui konsep collaboration colour of bamboos yang memadukan

berbagai jenis bamboo dari seluruh Indonesia dengan tata letak yang indah

sehingga dapat menjadi salah satu destinasi wisata yang menerapkan aspek

suistanable dan berwawasan linkungan serta Wo-Rambo menjadi salah satu

kawasan wisata yang berperan penting dalam upaya pencegahan banjir. Wo-

Rambo merupakan salah satu kawasan cagar alam yang dalam proses realisasi

pemasarannya dengan menggunakan strategi pemasaran digital berbasis AISAS

(Attention,Interest, Search, Action and Share) dalam mempromosikan kawasan

wisata alam terbaru kepada wisatawan local maupun mancanegara.

Metode penelitian yang digunakan sebagai landasan acuan penulisan proposal

ini yaitu dengan menggunakan Teknik penulisan deksriptif dan dengan melakukan

vii

Page 8: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka serta penelusuran digital yang

kemudian dianalisis dan sintesis menggunakan studi silang sehinga ditemukan

titik utama yang diolah menjadi beberapa kesimpulan.

Berdasarkan metode penelitian tersebut maka ditemukan salah satu inovasi

baru dalam pengolahan kawasan wisata cagar alam yang digagas sebagai upaya

pelestarian plasma nutfah bambu di seluruh Indonesia. Konsep wisata alam yang

baru dengan memanfaatkan tata letak 24 jenis bamboo di Indonesia dengan

berbagai ciri khas warna akan menghasilkan perpaduan layer warna yang

memiliki nilai estestika tinggi dan dapat menjadikan icon pada kecamatan Muara

Kaman khususnya di desa Sedulang Kalimantan timur. Wo-Rambo yang terdiri

dari 3 rangkaian wisata berupa Bamboo Art yang meruapakan titik point utama

dari Wo-Rambo yang dijadikan sebagai tempat wisata alam utama untuk

mengenal berbagai jenis bamboo di Indonesia, sebagai pusat research dan icon

fotogenik . Rambo’s homemade yang merupakan tempat pengolahan dan

produksi dari berbagai kerajanan khas Kalimantan timur dengan bahan dasar

pembuatan berupa bambu, selain itu keistimewaan di Rambo’s homemade

wisatawan boleh mempraktekkan langsung cara membuat kerajian dari bambu.

Kedai kado Rambo yang menjadi pusat oleh oleh kerajinan khas yang berbahan

baku bambu yang ditanam di lokasi cagar alam Wo-Rambo

Sebagai upaya realisasi diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak yang

meliputi Dinas Kehutanan dan Masyarakat, Kementerian lingkungan hidup dan

kehutanan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kalimantan Timur, Arsitektur

Lansekap dan Masyarakat di Desa Sedulang Kecamtan Muara Kaman. Sedangkan

target pasar Wo-Rambo dibedakan menjadi dua yaitu jangka pendek dan jangka

panjang yang dijadikan acuan pada pemasarana digital berbasis AISAS. Disisi

lain analisis STP yang digunakan yaitu segmenting yang dibedakan menurut unit

geografi, targetingnya merupakan lapisan masyarakat terkhususnya usia 17-30

tahun dan seluruh lapisan masyarakat Kalimantan timur sehingga Wo-Rambo

dapat diposisikan sebagai inovasi wisata alam yang berpotensi dikembangkan

dalam lingkup nasional dan internasional. Sebagai salah satu upaya suistanability

viii

Page 9: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Wo-Rambo maka terdapat Quality control yang terbagi menjadi 3 yaitu proses

realisasi, SOP Pemasaran wisata dan SOP pada research and development.

Dilihat berdasarkan konsep mengenai pelestarian plasma nutfah bamboo

belum ditemui di Indonesia dan kancah international maka konsep wisata alam

yang memadukan kekayaan hayati yang dipadukan dengan tata konsep pelestarian

bamboo yang memiliki cirikhas maka akan bersatu padu menghasilkan nilai

estestika yang tinggi sebagai sasaran wisata yang di buru oleh wisatawan lokal

maupun mancanegara. Sehingga jika dilihat dari trend pasar mengenai inovasi

wisata alam maka Wo-Rambo yang terbilang sebagai fresh innovation yang

menjadikan wisata Wo-Rambo mampu untuk bersaing dan bertahan secara

konsisten untuk menunjang perkembangan kawasan wisata di wilayah Kalimantan

Timur. Realisasi kawasan wisata ini memiliki efek jangka panjang yang multiply

karena secara menyeluruh dengan adanya Wo-Rambo memberikan keuntungan

bagi seluruh elemen masyarat.

ix

Page 10: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kalimantan timur terletak di ujung paling timur pulau Kalimantan dan

berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia yang terdiri dari 14 kabupaten dan

kota yang terbagi dalam 136 kecamatan dan terdiri 1.435 desa (BPBD, 2016).

Masing- masing wilayah di Kalimantan timur terkenal sebagai salah satu wilayah

dengan industri pertambangan yang maju dan memiliki potensi pariwisata yang

layak jual kepada para wisatawan local maupun mancanegara. Salah satu

kabupaten dengan jumlah wisatawan yang cenderung meningkat setiap tahunnya

yaitu kabupaten kuati kartanegara yang terbagi menjadi 7 kecamatan salah

satunya yaitu kecaman Muara Kaman. Muara Kaman menajadi salah satu

kecamatan yang memiliki berbagai potensi wisata yang masih belum terkelola

dengan baik padahal apabila lokasi tersebut dikelola dengan baik maka memiliki

potensi besar sebagai salah satu sumber penyumbang pendapatan Asli Daerah

(PDA) dan menjadi sumber perekonomian masayarakat setempat, mengingat di

kecamatan Muara Kaman khususnya Desa Sedulang mayoritas masyarakatnya

memiliki perekonomian yang terbilang rata-rata menengah ke bawah dengan mata

pencaharian utama yaitu nelayan, petani lahan hutan dan buruh pertambangan.

Padahal Desa Sedulang sebagai salah satu desa yang memiliki potensi wisata

yang besar karenaa memiliki Cagar Alam Muara Kaman Sedulang.

Cagar Alam Muara Kaman merupakan cagar alam dengan kekayaan dan

keanekaragaman hayari yang melimpah. Kawasan cagar alam muara Kaman

sadulang terletak di kecamatan Muara Kaman di Desa Sedulang. Namun terdapat

beberapa permasalahan yang berkaitan dengan perkebunan kelapa sawi dan

aktifitas pertambangan yang bersifat merusak kawasan cagar alam. Selain itu,

belum adanya Rencana Pengolahan bagi kawasn Cagar Alam menyebabkan Balai

Konservasi Sumberdaya Aam (BKSDA) Kalimantan Timur tidak mempunyai

arah dan pegangan dalam mengelola kawasan tersebut (Bakrie, 2014).

Permasalahan lain di Muara Kaman yaitu salah satu daerah yang rawan akan

bencana banjir yang disebabkan oleh luapan aliran sungai serta didukung dengan

tingginya angka curah hujan di daerah ini menimbulkan genangan dalam waktu

1

Page 11: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

lama di berbagai tempat di sekitar muara Kaman. Selain itu, bencana banjir yang

terjadi diprediksi karena akibat dari kerusakan lingkungan hutan yang diakibatkan

karena kurangnya kepedulian masyarakat dalam menjaga kawasan hutan, serta

adanya fungsi alih lahan menjadi lahan pertanian dan pertambangan berdampak

pada berkurangnya jumlah plasma nutfah yang ada.

Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan dan potensi yang ada maka Wo-

Ramboo merupakan salah satu inovasi mengenai rencana dan pengolahan cagar

alam nuara Kaman di desa sedulag dalam proses rehabilitasi dan konservasi

melalui implementasi plasma nutfah bamboo sebagai upaya dalam pengembangan

wisata alam melalui konsep collaboration colour of bamboos yang memadukan

berbagai jenis bamboo dari seluruh Indonesia dengan tata letak yang indah

sehingga dapat menjadi salah satu destinasi wisata yang menerapkan aspek

suistanable dan berwawasan linkungan serta Wo-Ramboo menjadi salah satu

kawasan wisata yang berperan penting dalam upaya pencegahan banjir mengingat

tanaman yang di introduksi sebagai wisata meruapakn pohon bambu yang

memiliki kelebihan mampu mengikat air dalam jumlah yang banyak. Selain itu,

Wo-Ramboo merupakan salah satu kawasan cagar alam yang dalam proses

realisasi pemasarannya dengan menggunakan strategi pemasaran digital berbasis

AISAS (Attention,Interest, Search, Action and Share) dalam mempromosikan

kawasan wisata alam terbaru kepada wisatawan local maupun mancanegara.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada maka rumusan masalah Wo-Ramboo

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep wisata Wo-Ramboo Sebagai salah satu wisata alam

yang mampu menjadi inovasi baru dalam pengolahan cagar alam Muara

Kaman di Desa Sedulang?

2. Baimana strategi dalam mempromosikan wisata Wo-Ramboo melalui

pemasaran digital berbasis AISAS?

3. Bagaimana langkah strategis dan peran masyarakat serta stakeholder

dalam pengembangan konsep wisata alam Wo-Ramboo ?

2

Page 12: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

4. Bagaimanakah analisis biaya sebagai upaya implementasi konsep wista

Wo-Rambooo?

1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan, maka tujuan penulisan

secara umum dan khusus adalah sebagai berikut:

Secara umum penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk memberikan

alternatif baru dalam upaya konservasi dan rehabilitasi cagar alam melalui konsep

wisata Wo-Ramboo pada rancangan wisata alam di Desa Sedulang.

Tujuan khusus dari penulisan adalah untuk menawarkan konsep hutan

wisata alam di Cagar Alam yakni Wo-Ramboo untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat Desa Sedulang dengan menggunakan sistem pemasaran AISAS.

1.1 Manfaat

Adapun manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

Dapat memberikan konstribusi positif melalui solusi konkret dakam

meningkatkan perekonomian masyarakat kawasan Desa Sedulang

melalui konsep wisata alam Wo-Ramboo

2. Bagi masyarakat

Melalui konsep Wo-Ramboo dapat menjadikan solusi yang tepat dalam

mengangkat kembali potensi Cagar Alam Desa Sedulang sehingga

perekonomian masyarakat semakin meningkat

3. Mahasiswa atau Penulis

Memaksimalkan fungsi mahasiswa sebagai agent of change dan

social control dengan melakukan respon intelektual dalam bentuk karya

tulis yang bertujuan memberikan kontribusi dalam penyelesaian suatu

masalah melalui konsep terbaru untuk membawa perubahan yang lebih

baik

3

Page 13: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Aktual Desa Sedulang Kecamatan Muara Kaman Kalimantan Timur

Desa Sedulang secara administrasi pemerintah terdapat di Kecamatan Muara

Kaman Kalimantan Timur. Desa Sedulang memiliki luas wilayah 373,33 Ha

dengan ketinggian 0-50 meter diatas permukaan laut dan kemiringan 20-50o. Desa

Sedulang dihuni oleh 350 Kepala Keluarga dengan total penduduk sebanyak 1560

jiwa, dengan jumlah laki-laki 834 jiwa dan perempuan 726 jiwa (Monografi Desa

Sedulang, 2013).

a. Kondisi Sosial dan Ekonomi

Masyarakat Desa Sedulang bermata pencaharian sebagai nalayan. Namun

pada musim kemarau, karena pendapatan masyarakat berkurang drastis maka

masyarakat beralih profesi menjadi petani dengan membuka lahan di kawasan

Cagar Alam Muara Kanam. Masyarakat Desa edalung terdiri dari berbagai

macam etnis namun tidak pernah memunculkan konflik antara etnik. Interaksi

sosial multietnik nyaris tidak ada hambatan yang berarti.

b. Kondisi Geografi Wilayah

Kecamatan Muara Kaman tercatat merupakan kawasan yang terkena

bencana banjir dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Bencana banjir tersebut

diakibatkan karena meluapnya aliran sungai pada kawasan tersebut (BPPD, 2015).

2.2 Plasma Nutfah BambuBambu merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki keragaman tinggi di

Indonesia. Indonesia memiliki 159 jenis bambu dengan 88 jenis merupakan

endemik Indonesia dan 10 genus bambu terkenal di Indonesia antara lain:

Arundinaria, Bambusa, Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, Melocanna,

Nastus, Phyllostachys, Schizostachyum, dan Thyrsostachys. Bambu tergolong

dalam famili Gramineae (rumput-rumputan) atau disebut juga Giant Grass

(rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh). Batang

bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruang berongga, berdinding

keras, pada setiap buku memiliki mata tunas atau cabang (Otjo dan Atmadja,

2006). Bambu yang tumbuh subur di Indonesia merupakan bambu yang

4

Page 14: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul didalam rumpun karena

percabangan di dalam tanah cenderung mengumpul (Agus et al., 2006).

Bambu memiliki peranan penting secara ekonomi, ekologi, lingkungan dan

budaya. Tumbuhan bambu dapat tumbuh dengan cepat serta memiliki batang yang

kuat sebagai material hijau (green material). Selain itu, tanaman bambu juga

mudah di budidayakan serta dapat menghasilkan berbagai macam produk seperti

keranjang, anyaman, tikar, bahan masakan (rebung), kertas, bahan konstruksi,

sumpit, arang, mebel, keranjang, pipa air, tanaman hias, furniture dan lain-lain.

Bambu merupakan komoditas yang menjanjikan yang sarat dengan unsur budaya

dan filosofi. Bambu juga dijadikan sebagai dasar pengembangan industri

kerakyatan untuk meningkatkan kesejahteraan (ITTO, 2013).

Manfaat ekologi dari penanaman bambu diantaranya bambu dapat

meningkatkan volume air bawah tanah. Bambu memiliki akar rimpang yang dapat

menyerap air hujan mencaai 90%. Hal tersebut sangat memungkinkan bambu

menjadi tanaman yang dapat menjaga ketersediaan air tanah, mecegah terjadinya

banjir dan longsor dalam suatu wilayah, serta mempertahankan kelestarian

lingkungan hidup. Selain itu Bambu dapat menyerap karbon lebih banyak dari

pada tanaman kayu-kayuan yang lain (BAPEDAL, 2010).

2.3 EkowisataEkowisata merupakan pengembangan dari konsep pariwisata yang

merupakan perjalanan yang bertanggung jawab ke areal yang masih alami untuk

menjaga lingkungan dan menopang kesejahteraan masyarakat (Hendarto, 2003).

Konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk upaya-

upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dalam pengelolaan yang konservatif sehingga memberikan manfaat

bagi masyarakat setempat (Dirjen Pariwisata, 1995). Konsep ekowisata

dikembangkan selain untuk melestarikan alam dan budaya juga ditujukan untuk

menopang ekonomi masyarakat setempat yang ikut serta dalam mengelola

ekowisata tersebut.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang

Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah tercantum prinsip Ekowisata

sebagai berikut:

5

Page 15: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

1. Kesesuaian antara jenis dan karakteristik ekowisata

2. Konservasi, yang melindungi, mengawetkan dan memanfaatkan secara lestari

sumberdaya alam yang digunakan untuk ekowisata

3. Ekonomis, yang memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi

penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya serta memastikan usaha

ekowisata dapat berkelanjutan

4. Edukasi, yang mengandung unsur pendidikan untuk mengubah persepsi

seseorang agar memiliki kepedulian , tanggung jawab, dan komitmen terhadap

pelestarian lingkungan dan budaya

5. Memberikan kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung

6. Partisipasi masyarakat, yaitu peran serta masyarakat dalam kegiatan

perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata dengan menghormati

nilai-nilai sosial budaya dan keagamaan di masyarakat di sekitar kawasan

7. Menampung kearifan lokal.

2.4 Pemasaran Berbasis AISAS Pemasaran merupakan aktivitas yang memfasilitasi dan memperlancar

suatu hubungan pertukaran yang saling memuaskan melalui penciptaan,

pendistribusian, promosi dan penentuan harga dari suatu barang, jasa maupun ide

(Marketing Association of Australia and New Zealand (MAANZ) dalam Alma,

Buchari, 2007). Seiring perkembangan jaman maka teknik pemasaran juga

semakin berkembang salah satunya internet marketing. Dengan adanya internet

marketing dapat mempermudah seseorang memperoleh informasi secara langsung

yakni salah satunya menggunakan media sosial. Tingkat efisiensi metode

penyebaran informasi dengan hal ini lebih efisien, sehingga muncullah suatu

konsep yaitu AISAS

AISAS merupakan kepanjangan dari Attention - Interest – Search – Action

– Share. AISAS ditujukan sebagai refleksi atas besarnya penggunaan internet

terhadap aktivitas manusia sekarang ini, dimana kegiatan search dan share

menjadi poin penting dalam surving internet sehingga dengan elemen yang sangat

transparan ini produsen dapat mengetahui informasi berupa pengalaman pemakai,

tingkat pelayanan, kepuasan akan produk atau jasa yang ditawarkan langsung dari

6

Page 16: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

konsumen berupa testimoni dan WOM (Word of Mouth) (Sugiyama dan Tim

Andree, 2011).

Attention dalam AISAS bertujuan untuk meningkatkan perhatian

konsumen akan suatu produk, dengan adanya internet maka informasi tentang

produk dapat tersebar luas di masyarakat dan biaya untuk penyebaran ini

informasinya pun lebih murah sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak.

Kemudian, Interest yang maksudnya adalah produsen harus memiliki kreatifitas

dalam menarik konsumen agar terjalin komunikasi yang baik sehingga konsumen

tertarik terhadap tawaran produsen. Selanjutnya, Search merupakan suatu proses

dan keadaan dimana konsumen melakukan pencarian informasi mengenai suatu

produk dengan memanfaatkan media sosial dan juga berbagai situs online . Action

merupakan tahap dimana konsumen membeli suatu produk yang ditawarkan.

Dalam hal ini produsen juga harus memberikan pelayanan yang baik agar

konsumen puas dan akan melakukan pembelian produk kedua kalinya. Setelah

melakukan action langkah selanjutnya yakni share, dimana konsumen akan

mengulas atau menceritakan kepada orang lain tentang sebuah produk yang

mereka beli kepada orang lain melalui internet dengan bantuan media sosial atau

forum online, konsumen ini akan memperkuat citra brand produk sehingga

konsumen lain menjadi ingin merasakan hal yang sama dengan pengalaman oleh

konsumen pertama, sehingga hal ini juga dapat membantu pihak produsen untuk

terus menggencarkan produknya (Sugiyama dan Andre, 2010).

7

Page 17: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

BAB III METODOLOGI3.1 Teknik Penulisan

Teknik penulisan ialah deskriptif, yaitu dengan menguraikan, menjabarkan

dan merangkai variabel-variabel yang diteliti menjadi sebuah pembahasannya

yang runut dan sistematis. Studi kajian deskriptif ini dilakukan dengan

mengambil studi kasus terhadap permasalahan sosial, ekonomi, dan ekologi di

wilayah Desa Sedalung Kecamatan Muara Kaman Kutai Kartanegara.

3.2 Teknik Pengumpulan dan Jenis DataTeknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi pustaka (library

research) dan penelusuran informasi digital dengan sasaran tujuan antara lain

studi literatur. Sumber pustaka studi yang didapatkan berasal dari membaca,

menganalis dan mengkaitkan informasi dari sumber bacaan dengan topik yang

diangkat. Studi pustaka ini meliputi buku,surat kabar cetak, online dan jurnal

penelitian yang dianggap relevan dengan pembahasan. Jenis data yang

digunakan dalam penulisan ini ialah data sekunder atau data pendukung yang

merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, atau

melalui media perantara.

3.3 Metode Analisis dan Sintesis (Pembahasan)Proses analisis dilakukan pada data-data yang terkumpul yang kemudian

dipaparkan dalam pembahasan. Sintesis dilakukan dengan menggunakan studi

silang (cross link) antara data yang terkumpul dengan teori dan konsep yang

relevan.Kemudian dapat diambil titik utama yang kemudian diolah menjadi

beberapa kesimpulan.Kesimpulan tersebut diperkuat dengan saran dan

rekomendasi yang terkait.

8

Page 18: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

3.4 Kerangka Berfikir

9

Budaya

Konservasi lingkungan

Hutan Bambu

Kerajinan bambu

Meningkatkanperekonomian masyarakat Desa Sedulang dan sekitarnya

Mengatasi permasalahan banjir dan sebagai konservasi lingkungan Desa

Sedulang

Konsep Ekowisata Plasma Nutfah Bambu dengan strategi pengembangan

Sociopreneur tourism berbasis AISAS

Permasalahan banjir dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang kurang serta potensi alam yang belum dikelola dengan baik

Desa Sedulang memiliki potensi alam yang layak untuk wisata

Solusi

Page 19: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

BAB VI ISI

4.1 Konsep Wisata Alam Wo-Ramboo dengan Collaboration of BambooWo-Ramboo merupakan salah satu inovasi baru dalam pengembangan

desa Sedulang yang digagas sebagai upaya pelestarian plasma nutfah bambu di

seluruh Indonesia. Konsep wisata alam yang baru dengan memanfaatkan tata letak

24 jenis bamboo di Indonesia dengan berbagai ciri khas warna akan menghasilkan

perpaduan layer warna yang memiliki nilai estestika tinggi dan dapat menjadikan

icon pada kecamatan Muara Kaman khususnya di desa Sedulang Kalimantan

timur. Keindahan wisata alam Wo-Ramboo yang ditawarkan berupa keindahan

plasma nutfah yang dirancang dengan melakukan introduksi jenis-jenis bamboo di

Indonesia sehingga memperkaya plasma nutfah yang ada di kawasan Cagar Alam

Mura Kaman desa Sedulang. Wo-Ramboo yang terdiri dari 3 rangkaian wisata

berupa Bamboo Art yang meruapakan titik point utama dari Wo-Ramboo yang

dijadikan sebagai tempat wisata alam utama untuk mengenal berbagai jenis

bamboo di Indonesia, sebagai pusat research dan icon photogenic, Rambo’s

homemade yang merupakan tempat pengolahan dan produksi dari berbagai

kerajanan khas Kalimantan timur dengan bahan dasar pembuatan berupa bambu,

selain itu keistimewaan di Rambo’s homemade wisatawan boleh mempraktekkan

langsung cara membuat kerajian dari bambu, dan adanya kedai kado Rambo yang

menjadi pusat oleh oleh kerajinan khas yang berbahan baku bambu yang ditanam

di lokasi cagar alam Wo-Ramboo. Berikut merupakan denah dari konsep wisata

alam Wo-Ramboo (Gambar 1.)

10

Page 20: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Gambar 1. Konsep Wo-Ramboo

Bambo art terdiri dari perpaduan 24 jenis bamboo yang memiliki 5 jenis

warna dasar yang meliputi warna hijau muda (Bambu ampel hijau, Bambu

Apus/Bambu Tali, Bambu Atter/Legi, Bambu Budha, Bambu Moso, bambu

lengka tabah), warna hijau tua ( Bambu Tutul, Bambu Sembilang, Bambu Peting,

Bambu Pagar Cina Hijau, Bambu Ori (duri), Bambu Lemang Hijau, Bambu balku,

Bambu tutul, Bambu mayan, Bambu manggong, Bambu gombong, Bambu batu) ,

warna putih ( Bambu putih), warna hitam (Bambu wulung hitam, Bambu petung

hitam, Bambu Magong) dan warna kuning ( Bambu ampel kuning, Bambu

kuning/gading, Bambu duri ). Impelmentasi 24 jenis bambu akan dilakukan sesuai

warna, yang mana masing masing spesies dengan warna dasar sama maka

disatupadukan menjadi satu sehingga terlihat keindahan dari bambu art.

Adapun keunggulan utama dari Wo-Ramboo ini yaitu dengan mengusung

konsep ekowisata yang mana selain melestarikan plasma nutfah bambu, dengan

adanya Wo-Ramboo maka kelestarian budaya Kalimantan timur semakin

terangkat. Sehingga Wo-Ramboo menjadi salah satu terobosan baru di bidang

wisata alam yang inovatif dan aplikatif.

4.2 Stakeholder Wo-Ramboo

Proses realisasi Kawasan Wisata Rainbow Forest membutukan managemen

SDM (Sumber Daya Manusia) dan kerjasama antara elemen masyarakat sehingga

diperlukan adanya strategi managemen sumber daya manusia yang berperan

penting sebagai stakeholder dalam pengembangan wisata alam di cagar alam Wo-

Ramboo. Berikut merupakan konsep Managemen SDM pada proses realisasi

kawasan Rainbow forest (Bagan 1.)

11

Page 21: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Gambar 2. Stakeholder Wo-Ramboo

4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISASStrategi pemasaran yang di induksi dalam perencanaan tata kelola Cagara

Alam wisata Wo-Ramboo yaitu dengan menerapkan konsep pemasaran digital

yang berbasis AISAS (Attention, Interest, Search, Action, and Share). Pemasaran

12

Pembangunan, pelaksanaan, dan pengembangan Wo-Ramboo

Memvisualisasikan konsep Wo-Ramboo

Pengelolaan Wo-Ramboo

Sarana promosi

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kalimantan Timur

Penjagaan Wo-Ramboo

Mendesain dan memperhitungkan peletakan pohon bambu dengan

Sarana promosi Wo-Ramboo

Masyarakat di Desa Sedulang Kecamtan Muara Kaman

Mempertajam konsep Wo-Ramboo

Arsitektur Lansekap

Mengelola Wo-Ramboo

Penyuluhan dan pengembangan sumber daya alam di kawasan hutan

Membuat kebijakan dalam penyelenggaraan pemantapan kawasan hutan dan lingkungan secara berkelanjutan

Pengawasan terhadap pembangunan dan rehabilitasi Wo-Rambooo

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Membantu proses rehabilitasi, konservasi dan evaluasi

Menyediakan bibit 24 jenis bambu dari berbagai daerah Dinas

Kehutanan dan Masyarakat

Page 22: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

ini akan dilakukan setelah 5 tahun setelah masa tanam bibit. target pemasaranya

dibedakan menjadi dua yaitu target jangka pendek dan jangka panjang yang telah

di rinci pada tabel 1.

Tabel 1. Strategi Pemasaran Digital AISAS

ATTENTION

Strategi IklanEksekusi Jangka

Pendek Iklan melalui Instagram di (info.kaltim, explorekaltim.id ,

Kabar Kaltim, Kaltmku) Membuat Video Iklan di youtube Iklan Facebook Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kalimantan Timur Iklan di WEB Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kalimantan timur Iklan di Stasiun TV LokalIklan di Berbagai Surat Kabar Lokal

Prediksi Hasil

Terdapat iklan di akun instagram info.kaltim, explorekaltim.id , Kabar Kaltim, Kaltmku

Terdapat video iklan di youtube tentang Wo-Ramboo Terdapat iklan Facebook Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

di Kalimantan Timur Terdapat iklan di WEB Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

diKalimantan Timur Terdapat iklan di Stasiun TV Lokal Terdapat iklan disurat kabar local

Jangka Panjang

Iklan melalui KEMENPAR (Kementerian Pariwisata) Indonesia

melalui web resmi pariwisata Indonesia dan menjadi salah satu scene pada iklan Wonderful Indonesia

Prediksi Hasil

Terdapat iklan Wo-Ramboo di Wonderful Indonesia

Strategi Festival (Kerjasama Dengan Berbagai PihakEksekusi Jangka

Pendek Lomba fotografi tingkat Nasional

Prediksi Hasil

Pelaksanaan lomba fotografi tingkat Nasional tiap tahun

Jangka Panjang

Lomba fotografi tingkat Asia

Prediksi Hasil

Pelaksanaan lomba fotografi tingkat Asia tiap tahun

INTERESTStrategi Update di Seluruh Website dan Media Sosial yang telah

menjadi media patnerEksekusi Jangka

Pendek Adanya peliputan dari berbagai media (stasiun Tv, majalah,

surat kabar, website)Prediksi Dilakukan penayangan khusus tentang wisata hutan

13

Page 23: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Hasil pelangi di tv nasional Dimuatnya Wo-Ramboo sebagai headline di majalah, surat

kabar dan website media partnerJangka Panjang

Adanya peliputan dari berbagai media internasional seperti The National Geographic

Prediksi Hasil

Adanya penayangan di stasiun Tv National Geographic yang terkait masalah lingkungan

SEARCHStrategi Informasi dari website dan media patner

Membuat akun youtube khusus untuk hutan pelangiEksekusi Jangka

Pendek Wisatawan akan mencari informasi tentang Wo-Ramb di

akun instagram, facebook, dan web site resmi media partner

Wisatawan melakukan repost pada akun instagram Wisatawan melakukan subscripe di akun youtube

Prediksi Hasil

Adanya repost dari berbagai akun instagram dan facebook lebih dari 500 repost

Pencarian melalui web Kediri dengan pengunjung lebih dari 500 pengunjung

Like pada akun instagram (info.kaltim, explorekaltim.id , Kabar Kaltim, Kaltmku) lebih dari 1000 likers

Dibuka dan dilihatnya akun youtube yang meliput tentang Wo-Ramboo dengan jumlah pengunjung lebih dari 50.000 pengunjung

Jangka Panjang

Wisatawan melakukan pencarian pada majalah dan menonton berita hutan pelangi di The National Geographic

Melakukan pencarian pada akun Wonderful Indonesia dengan tema dan objek wisata Wo-Ramboo

Prediksi Hasil

berita hutan pelangi dalam majalah serta stasiun Tv The National Geographic

Melakukan pencarian pada akun Wonderful Indonesia dengan tema dan objek wisata Wo-Ramboo dengan jumlah pengunjung 500 orang

ACTIONStrategi Pengunjung berdatangan untuk melakukan wisata ke Wo-

Ramboo Melakukan peliputan di kawasan Wo-Ramboo

Eksekusi Jangka Pendek

Jumlah pengunjung bertambah sebesar 50% dari jumlah pengunjung semula

Dilakukan peliputan oleh media tv, Koran dan media partner (instragram)

Prediksi Hasil

Jumlah pengunjung lebih dari 50% dari jumlah pengunjung semula

Tersebarnya informasi tentang Wo-Ramboo melalui media partner

Jangka Penambahan jumlah pengunjung mencapai 70% dari

14

Page 24: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Panjang jumlah semula Peliputan dari media asing seperti The National

geographic Diadakan Summer Camp

Prediksi Hasil

Jumlah pengunjung lebih dari 70% dari jumlah pengunjung semula

Dilakukan peliputan dari pihak The National Geographic Pelaksanaan Summer Camp tiap tahun

SHAREStrategi Melakukan publikasi pada akun media sosial (instragram,

facebook) Melakukan publikasi pada web site atau blog dan

ditayangkan di tvEksekusi Jangka

Pendek Publikasi pada akun pribadi instagram dan facebook

dengan hashtag Wo-Ramboo Publikasi berupa informasi dan cerita dari blog mencapai Penayangan peliputan Wo-Ramboo di stasiun Tv Lokal

Prediksi Hasil

Penggunaan hashtag Wo-Ramboo mencapai 50.000 tag pada akun instagram dan facebook

Tersebarnya informasi Wo-Ramboo melalui cerita blog hingga mencapai 50 blog dan peliputan Wo-Ramboo

Jangka Panjang

Penayangan peliputan di stasiun Tv Mancanegara

Prediksi Hasil

Peliputan oleh National Geographic

Disis lain analisis STP yang digunakan dalam strategi pemasaran Wo-Ramboo

yaitu dengan memperhatikan tiga aspek utama yaitu segmenting, targeting dan

positioning. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai 3 aspek utama

dalam perencanaan strategi pemasaran AISAS;

1. Segmenting: Segmentasi dalam jasa wisata Wo-Ramboo dibagi menjadi

dua yaitu segementasi geografis. Segemntasi geografi menurut (Yoeti,

2002) yaitu segemntasi yang membagi pasar ke dalam unit-unit geografi,

yang mana pasar dari wisata Wo-Ramboo dibagi menjadi 2 yaitu

segmentasi geografi jangka pendek yang meliputi (wilayah Kalimantan

timur dan seluruh kota di pulau kalimantan) sedangkan segmentasi jangka

panjangnya meliputi seluruh kota di indonesia dan asia.

2. Targetting: target pasar dari Wisata Wo-Ramboo yaitu lapisan masyarakat

khususnya usia 17-30 tahun dan seluruh lapisan masyarakat di Kalimantan

timur maupun pulau Kalimantan . Sedangkan target pasar yang akan

15

Page 25: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

dicapai lima tahun setelah kawasan wisata Wo-Ramboo di buka yaitu

wisatawan dari seluruh indonesia dan wisatawan di asia.

3. Positioning: wisata Wo-Ramboo dapat diposisikan sebagai salah ssatu

inovasi wisata alam yang memanfaatkan Cagar Alam sebagai lokasi

pengembangan plasma nutfah bamboo dan berpotensi besar untuk

dikemabangkan baik lingkup nasional maupun internasional.

Adapun quality control yang harus dirancang sebagai panduan khusus dalam

proses realisasi dan pemasaran rainbow forest yang akan dijadikan sebagai

standart operating procedural terbagi menjadi 3 yaitu SOP dalam proses realisasi,

SOP Pemasaran wisata dan SOP pada research and development. Berikut

merupakan SOP dalam proses realisasi Wo-Ramboo terdiri dari 1) melakukan

kerjasama yang baik dari berbagai elemen yaitu elemen masyarakat dan

pemerintah 2) memastikan terpenuhinya bibit dalam proses penanaman 3)

memastikan pesiapan penanaman telah siap untuk dilakukan 4) bersama

arsitekstur lansekap memastikan penataan lokasi penanaman bibit sesuai dengan

design yang telah direncanakan 5) besama dinas perhutani dan seluruh elemen

masyarakat memastikan terjaminya perawatan 24 jenis bambu di Indonesia.

SOP yang menjadi quality control pada proses pemasaran wisata Wo-

Ramboo meliputi; 1) pemasaran dilakukan 5 tahun setelah waktu tanam bibit dan

penyebaran benih 2) pemasaran dilakukan secara digital sesuai dengan prinsip

AISAS 3) hasil pemasaran wisata Wo-Ramboo dikelola oleh masyarakat setempat

dan bersinergi dengan pemerintah daerah dan dinas parwisata 4) seluruh elemen

masyarakat, dinas perhutani dan wisatawan yang berkunjung wajib menjaga

kebersihan kawasan wisata alam Wo-Ramboo serta menjaga kelestariannya.

SOP yangmenjadi quality control pada prose Research and development

program (RnD) meliputi; 1)RnD mampu menjadi wadah alokasi riset dan

pengembangan untuk menjaga kelestarian kawasan Wo-Ramboo dan

dimungkinkan adanya inovasi baru yang mampu menambah nilai estestika dan

mampu menjadi lokasi riset yang bersinergi dengan dinas perhutani serta dapat

meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung; 2) RnD untuk pelayanan

adalah mengenai riset pemasaran dan pengembanggan wisatawan yang bertujuan

16

Page 26: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

untuk mengetahu respon wisatawan lokal maupun mancanegara terhadap wisata

Wo-Ramboo yang ditawarkan, tingkat kepuasan ataupun kelemahan.

Dilihat berdasarkan konsep mengenai pelestarian plasma nutfah bambu

belum ditemui di Indonesia dan kancah international maka konsep wisata alam

yang memadukan kekayaan hayati yang dipadukan dengan tata konsep pelestarian

bamboo yang memiliki ciri khas maka akan bersatu padu menghasilkan nilai

estestika yang tinggi sebagai sasaran wisata yang di buru oleh wisatawan lokal

maupun mancanegara. Sehingga jika dilihat dari trend pasar mengenai inovasi

wisata alam maka Wo-Ramboo yang terbilang sebagai fresh innovation yang

menjadikan wisata Wo-Ramboo mampu untuk bersaing dan bertahan secara

konsisten untuk menunjang perkembangan kawasan wisata di wilayah Kalimantan

Timur. Realisasi kawasan wisata ini memiliki efek jangka panjang yang multiply

karena secara menyeluruh dengan adanya Wo-Ramboo memberikan keuntungan

bagi seluruh elemen masyarat.

4.4 Analisis Biaya Implementasi Wo-RambooPelaksanaan program ini membutuhkan dana dengan rincian sebagai

berikut:

Material Jumlah Harga (Rp) Total (Rp)

1. Plasma

Nutfah

3.000 rumpun 30.000 90.000.000

2. Kedai Kado 3 bangunan 50.000.000 150.000.000

3. Rumah

Produksi

2 bangunan 40.000.000 80.000.000

4. Sarana dan

Prasarana

1 200.000.000 100.000.000

Total 420.000.000

Berdasarkan perhitungan dana yang dibutuhkan untuk implementasi Wo-

Ramboo pada lahan seluas 100 ha yaitu sebesar Rp. 420.000.000. Material yang

dibutuhkan dalam implementasi Wo-Ramboo yaitu Plasma Nutfah bambu

sebanyak 3.000 rumpun yang terdiri dari 24 jenis bambu yang akan ditanam,

Kedai kado sebanyak 3 bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemasaran

17

Page 27: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

kerajinan bambu oleh masyarakat Desa Sedulang, Rumah Produksi yang

berfungsi sebagai tempat produksi kerajinan, dan sarana prasarana yang

mendukung terwujudnya ekowisata Wo-Ramboo tersebut.

18

Page 28: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah kami lakukan, maka dapat tarik

kesimpulan sebagai berikut ;

1. Konsep wisata Wo-Ramboo mampu menjadi salah satu icon wisata di

Kalimantan Timur mengingat berdasarkan hasil analisis yang telah kami

lakukan, gagasan mengenai Wo-Ramboo ini merupakan inovasi terbaru

dan belum pernah direalisasikan sebelumnya. Sehingga, apabila gagasan di

realisasikan maka akan menggugah rasa penasaran masayarakat luas untuk

berkunjung sehingga bisa diprediksi bahwa pendapatan perekonomian

warga dapat meningkat.

2. Dengan menggunakan pemasaran digital berbasis AISAS maka dapat

diprediksi bahwa penyebaran informasi mengenai wisata alam baru akan

lebih mudah dan cepat. Jangka pendek dari pemasaran berbasis AISAS

adalah lingkup regional sedangkan dalam jangka panjangnya pemasaran

AISAS yaitu lingkup nasional dan asia

3. Pengembangan wisata Wo-Ramboo diperlukan kerjasama yang baik antar

elemen masyarakat meliputi; masyarakat kawasan Cagara Alam, dinas

kehutanan, dinas kementeri linkungan hidup, arsitekstur lansekap dan

dinas pariwisata da kebudayaan di Kalimantan Timur

4. Bedasarkan analisis biaya implementasi yang dilakukan maka Wo-

Ramboo merupakan salah satu rancangan konsep wisata yang

membutuhkan dana minimum sehingga berpotensi besar untuk di

realisasikan

5.2 Saran

Penulis dapat bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat terutama

Dinas Kehutanan, pemerintah daerah dan dinas pariwisata dan kebudayaan

Kalimantan Timur guna dalam upaya realisasi dan pembangunan serta

pengembangan kawasan wisata Wo-Ramboo guna mendukung adanya wisata

19

Page 29: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

alam yang berpotensi dan berpeluang besar untuk dikembangan sehigga mampu

menjadi icon Wisata di Kalimantan Timur

DAFTAR PUSTAKA

Bakrie, I., D. Derita., dan N. Yudistira. 2014. Studi Tentang Rencana Dan Realisasi Pengelolaan Cagar Alam Muara Kaman Sedulang oleh BKSDA Kalimantan Timur Selama 3 Tahun Terakhir. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Samarinda.

Bapedal, 2010. Pelestarian Bambu dan Manfaatnya Terhadap Lingkungan Hidup http://members.fortunecity.com/

BPBD. 2015. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.

ITTO. 2013. Model Peningkatan Kapasitas Pemanfaatan Bambu yang Efisien dan Berkelanjutan di Indonesia.Bogor.

Permen 33 Th 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah.

20

Page 30: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

LAMPIRAN1. Daftar Beberapa Jenis Bambu yang ada di Indonesia

Nama Ilmiah Nama Lokal Gambar

Bambusa vulgaris Scharader ex.

Wendland var vitata

Bambu Ampel Hijau

Bambusa vulgaris Scharader ex.

Wendland var striata

Bambu Ampel Kuning

Gigantochloa apus (J.A & J.H

Schultes)Kurz

Bambu Apus/Bambu Tali

Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz Bambu Atter/Legi

21

Page 31: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Schizostachyum brachycladum Kurz

Bambu Kuning/Gading

Bambusa balcoa Roxb Bambu Balku

Schizostachyum caudatum Bambu Batu

Bambusa vulgarus wamin-budha Bambu Budha

22

Page 32: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Phyllostachys aurea Bambu Cendani

Bambusa arundinacea (Retz.)

WildBambu Duri

Gigantochloa pseudoarundinaceae (Steudel) Widjaja

Bambu Gombong/Andong

Schizostachyum brachycladum v

hijau

Bambu Lemang Hijau

23

Page 33: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Gigantochloa nigrocilliata

Bambu Lengka/Tabah

Gigantochloa manggong Widjaja Bambu Manggong

Gigantochloa robusta Kurz Bambu Mayan

Phyllostachys pubescens Bambu Moso

24

Page 34: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Bambusa blumeana spiny or thorny

bambooBambu Ori (duri)

Bambusa multiplex Alphonso Karr

yellow

Bambu Pagar Cina Hijau

Gigantochloa verticillata Bambu Peting

Dendrocalamus asper var Black

Bambu Petung Hitam

25

Page 35: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

Bambusa glaucophylla Bambu Putih

Dendrocalamus giganteus Bambu Sembilang

Bambusa maculate Widjaja Bambu Tutul

Gigantochloa atrovilaceae

Bambu Wulung Hitam

26

Page 36: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

2. Daftar Riwayat Hidup Biodata Ketua TimA. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Ratih Eka Santosa2. Jenis Kelamin Perempuan3. Program Studi Agroekoteknologi4. NIM 1450402001110215. Tempat dan Tanggal Lahir Ngawi, 22 Oktober 19966. Email [email protected]. No Telepon/HP 089669078776

B. Riwayat PendidikanSD SMP SMA

Nama Institusi SDN Katikan 2 SMPN 1 Kedunggalar

SMAN 1 Jogorogo

Jurusan - - IPATahun Masuk-

Keluar2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)No Nama Pertemuan

Ilmiah/SeminarJudul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhirNo Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

PenghargaanWaktu

1. Juara 3 PKM MABA (PKM-K) Rektor Cup Universitas Brawijaya 2015

Universitas Brawijaya

2015

27

Page 37: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

28

Page 38: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W…  · Web view4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS12. 4.4 Analisis Biaya Implementasi

29