a410080205.files.wordpress.com€¦ · web view2012. 1. 11. · 1). dilatar belakangi dari hal...
TRANSCRIPT
LAPORAN WORKSHOP
SIMILARITAS ELECTRIC
Diajukan guna memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Workshop Pembelajaran Matematika
Dosen pengampu : Drs. Sumardi, M.Si
Disusun oleh:
1. Ita Bekti Utami (A 410 08 0205)2. Agus Trisusetyo (A 410 08 0214)3. Umi Haniah N.A (A 410 08 0222)4. Apriyanto Nugroho (A 410 08 0234)5. Aprilia Suryaning P. (A 410 09 0058)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penjelasan UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”,
karena melalui upaya pendidikan, kebudayaan dapat diwariskan dan
dipelihara oleh setiap generasi bangsa. Pendidikan merupakan salah satu
pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu
diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan dimasa yang
akan datang.(UU No. 20 Tahun 2003:3)
Permasalahan baru dalam pendidikan yaitu rendahnya hasil belajar
siswa atau peserta didik disekolah, khususnya dalam pembelajaran
matematika. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya
kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan
berfikir kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat obyektif, jujur, disiplin,
dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika,
bidang lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Didalam proses kegiatan belajar mengajar proses komunikasi
antara guru dan siswa tidak selamanya berjalan lancar, sehingga hal
tersebut dapat mempengaruhi pemahaman siswa tentang materi pelajaran
pada umumnya dan pelajaran matematika pada khususnya. Untuk
menghindari hal tersebut maka digunakan sarana yang dapat membantu
siswa dalam memahami atau mengembangkan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip matematika yang bersifat abstrak, maka dalam proses
pembelajaran matematika diperlukan bantuan penyajian materi yang
berupa benda konkrit, dimana benda ini biasa disebut alat peraga.
Alat peraga matematika mempunyai peranan yang sangat penting
dalam memahami konsep matematika, bahkan dalam hal-hal tertentu akan
menentukan keberhasilan proses belajar itu sendiri. Karena dalam hal ini
siswa belajar melalui hal-hal yang bersifat konkrit untuk memahami
konsep yang abstrak sebagai perantara atau visualisasi.
Seorang psikolog, Zoltan P. Dienes berpendapat bahwa setiap
konsep matematika dapat dipahami dengan cukup, bila hal ini disajikan
dengan siswa dengan bantuan berbagai macam penyajian konkrit,
sehingga dalam pendidikan matematika dituntut adanya benda-benda
konkrit yang menyatakan model dari ide-ide matematika. Benda-benda
konkrit ini yang disebut alat peraga.(kris-21.blogspot.com,11 Oktober
2011).
Dilatar belakangi dari hal tersebut maka akan dibuat alat peraga
“Similaritas Electric” yang diharapkan dapat membantu dalam pengajaran
materi kesebangunan dan kekongruenan untuk subbab dua segitiga yang
sebangun pada siswa SMP kelas IX.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
permasalahan yang muncul berkaitan dengan alat peraga “Similaritas
Electric” adalah:
1. Bagaimana cara membuat alat peraga “Similaritas Electric” ?
2. Bagaimana cara menggunakan alat peraga “Similaritas Electric” ?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada pembuatan alat peraga “Similaritas
Electric” ini adalah:
1. Menjelaskan konsep materi kesebangunan.
2. Mempermudah siswa dalam mempelajari dan memahami materi
kesebangunan.
D. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari alat peraga ini adalah:
1. Secara teoritis
Meningkatkan pemahaman pembelajaran matematika pada umumnya
dan kesebangunan pada khususnya dengan menggunakan alat peraga.
2. Secara praktis
a. Bagi siswa
Meningkatkan minat siswa dalam mempelajari dan memahami
materi kesebangunan.
b. Bagi guru
Membantu guru dalam menjelaskan materi kesebangunan.
c. Bagi sekolah
Membantu sekolah mengembangkan model alat peraga baru untuk
mata pelajaran matematika.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
Ukuran-ukuran gambar tersebut adalah sebagai berikut.
Panjang EF = 3 x panjang AB, atau EF : AB = 3 : 1
Panjang EH = 3 x panjang AD, atau EH : AD =3 : 1
Jadi perbandingan bagian-bagian yang bersesuaian adalah sama, yaitu
EF : AB = EH : AD = 3 : 1
Ukuran sudut-sudut yang bersesuaian juga sama, yaitu
∠A = ∠E = 90o
∠B = ∠F = 90o
∠C = ∠G = 90o
∠D = ∠H = 90o
Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh:
1. Sisi-sisi yang bersesuaian dari persegi panjang ABCD dan persegi panjang
DEFG sama panjang.
2. Sudut-sudut yang bersesuain dari persegipanjang ABCD dan persegi
panjang DEFG sama besar.
Sehingga diperoleh gambaran bahwa dua bangun yang sebangun berlaku:
1. Pasang sisi yang bersesuaian sebanding, dan
2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
(Sigit, 2011:5)
Dua segitiga dikatakan sebangun jika pasang sisi yang bersesuaian
sebanding dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Prinsip-prinsip
kesebangunan dua segitiga adalah sebagai berikut.
a. Sudut-sudut-sudut (sd.sd.sd)
Segitiga-segitiga pada Gambar 1.1 berikut dibentuk oleh kelompok garis-
garis yang sejajar.
Gambar 1.1
Perhatikan ∆ ABC dan ∆≝¿!∠A = ∠D (karena sehadap)∠B = ∠E (karena sehadap)∠C = ∠F (karena kedua sudut yang berlainan sama)
Jadi, ∆ ABC dan ∆≝¿ sama sudut (sudut-sudut yang bersesuaian sama besar).
AB : DE = 3 : 4
AC : DF = 3 : 4
BC : EF = 3 : 4
Jadi, sisi-sisi yang bersesuaian pada ∆ ABC dan ∆≝¿ sebanding.
Berikutnya perhatikan ∆ ABC dan ∆ PQR!∠A = ∠P (karena sehadap)
∠B = ∠Q (karena sehadap)∠C = ∠R (karena kedua sudut yang berlainan sama)
Jadi, ∆ ABC dan ∆ PQR sama sudut (sudut-sudut yang bersesuaian sama
besar).
AB : PQ = 3 : 6 = 1 : 2
AC : PR = 3 : 6 = 1 : 2
BC : QR = 3 : 6 = 1 : 2
Jadi, sisi-sisi yang bersesuaian pada ∆ ABC dan ∆ PQR sebanding.
Dari hasil-hasil di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Jika sudut-sudut yang bersesuaian pada dua buah segitiga sama besar,
maka sisi-sisi yang bersesuaian adalah sebanding.
2. Jadi, jika sudut-sudut yang bersesuaian pada dua buah segitiga sama
besar, maka kedua segitiga itu pasti sebangun.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan ∆ ABC dan ∆ PQR pada Gambar 1.2
berikut ini!
Gambar 1.2
Pada Gambar 1.2 diatas diperoleh:∠A = ∠P∠B = ∠Q ∠C = ∠R
Jadi, ∆ ABC dan ∆ PQR sebangun, karena sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar, sehingga sisi-sisi yang bersesuaian sebanding, yaitu:
ABPQ
= ACPR
=BCQR
b. Sisi-sisi-sisi (s.s.s)
Perhatikan berikut ini!
Gambar 1.3
Pada Gambar 1.3 ∆ ABC dan ∆≝¿ memiliki sudut-sudut bersesuaian
yang sama besar yaitu ∠A = ∠D, ∠B = ∠E, dan ∠C = ∠F. Panjang sisi-
sisi pada ∆≝¿ adalah 2 kali panjang sisi-sisi pada ∆ ABC yang bersesuaian,
jadi sebanding.
Jadi, ∆ ABC dan ∆≝¿ merupakan dua segitiga yang sebangun.
Kemudian dibuat ∆ PQR dengan panjang sisi-sisinya 2 kali panjang sisi-
sisi pada ∆ ABC yang bersesuaian, maka:
AB : PQ = 1 : 2
AC : PR = 1 : 2
BC : QR = 1 : 2
Jadi, ∆ ABC dan ∆ PQR memiliki sisi-sisi bersesuaian yang sebanding.
Apakah ∆ ABC dan ∆ PQR memiliki sudut-sudut bersesuaian yang sama
besar?
Panjang sisi-sisi pada ∆≝¿ adalah 2 kali panjang sisi-sisi pada ∆ ABC
yang bersesuaian. Sehingga ∆≝¿ dan ∆ PQR sama dan sebangun atau
kongruen, sebab sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
Karena ∆ ABC dan ∆≝¿ memiliki sudut bersesuaian yang sama besar,
dan ∆≝¿ dan ∆ PQR sama dan sebangun, maka ∆ ABC dan ∆ PQR memiliki
sudut-sudut bersesuaian yang sama juga. Hal ini berarti bahwa ∆ ABC dan
∆ PQR sebangun.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan sebagai berikut!
1. Jika sisi-sisi yang bersesuaian pada dua buah segitiga sebanding atau
memiliki perbandingan yang sama, maka sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar.
2. Jadi, bila sisi-sisi yang bersesuaian pada dua buah segitiga sebanding,
maka kedua segitiga itu pasti sebangun.
PerhatikanGambar 1.4 berikut ini!
Gambar 1.4
Pada Gambar 1.4 di atas, diketahui besar ∠A = 40o, ∠D = 40o, panjang
AB = 3 cm, AC = 2,5 cm, DE = 6 cm, dan DF = 5 cm.
Maka:∠A = ∠D = 40o
AB : DE = 3 : 6 = 1 : 2
AC : DF = 2,5 : 5 = 1 : 2
Jadi, pada ∆ ABC dan ∆≝¿ diatas diketahui sebuah sudut sama besar
dan dua sisi bersesuaian yang mengapit sudut itu sebanding.
Untuk membuktikan ∆ ABC sebangun dengan ∆≝¿, perhatikan langkah-
langkah berikut ini!
1. Pada Gambar 1.4, kita dapat menentukan besar ∠B, ∠C, ∠E, dan ∠F
dengan menggunakan busur derajat secara teliti.
2. Dengan menggunakan penggaris, kita dapat menentukan panjang BC dan
EF, kemudian membuat perbandingannya dalam bentuk sederhana.
3. Kita dapat memasangkan sudut-sudut bersesuaian yang sama dan sisi-sisi
bersesuaian yang sebanding.
Dari langkah diatas dapat disimpulkan, jika dua segitiga memiliki satu
sudut sama dan dua sisi bersesuaian yang mengapit sudut itu sebanding,
maka dua segitiga itu sebangun (Cholik, 2002: 15-29).
B. Hubungan Alat dengan Materi
Salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah penerapan atau
pengaplikasian alat peraga dalam pembelajaran matematika secara tepat dan
benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi waktu dan jenis alat peraga
apa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Agar dalam pemilihan dan
penggunaan alat peraga sesuai dengan tujuan pembelajaran, alangkah
baiknya memeahami terlebihdahulu tentang fungsi dari suatu alat peraga.
Alat peraga Similaritas Electric ini merupakan alat peraga yang
digunakan untuk pokok bahasan kesebangunan dan kongruensi pada jenjang
SMP / MTS kelas XI semester 1.
BAB III
METODE PEMBUATAN ALAT PERAGA
A. Bentuk Alat Peraga
Alat peraga yang dibuat berupa Similaritas Electric yang berbentuk
persegi dengan ukuran panjang 100 cm dan lebar 87 cm dan tebal 4 cm.
Gambar 1.1
B. Alat dan Bahan
Dalam pembuatan alat peraga Similaritas Electric dibutuhkan alat
dan bahan sebagai berikut:
1. Alat:
a. Gergaji
b. Palu
c. Gunting
d. Soldier
e. Meteran
f. Mistar
g. Pisau/Cutter
2. Bahan:
a. Triplek
b. Kayu
c. Lampu
d. Kabel
e. Saklar
f. List Almunium
g. Paku
h. Lem
i. Tenol
j. Resistor
k. Isolasi
l. Karton
m. Sterofom
n. Sampul Buku
C. Estimasi Dana
Dalam pembuatan alat peraga Similaritas Electric dibutuhkan
anggaran dana sebagai berikut:
a. Triplek (100 cm x 100 cm) Rp 12.000, 00
b. Kayu (400 cm x 4 cm x 4 cm ) Rp 9.000, 00
c. Lampu pijar/lampu tidur 2 watt (40 buah) Rp 60.000, 00
+
d. Kabel ( 10 meter ) Rp 5.000, 00
e. Karton Rp 4.000, 00
f. Lampu led( 30 buah) Rp 15.000, 00
g. Steroform Rp 5.000, 00
h. Saklar (14 buah ) Rp 15.000, 00
Jumlah Rp 125.000, 00
D. Cara Pembuatan
Adapun cara pembuatan alat peraga Similaritas Electric adalah
sebagai berikut:
a. Menyiapkan seluruh alat-alat yang akan digunakan.
b. Menyiapkan seluruh bahan - bahan yang akan digunakan.
c. Membuat sketsa sesuai gambar diatas dikertas karton dengan cara
membolongi karton.
d. Menutup karton yang telah dilubangi tadi dengan karton yang
seukuran..
e. Membuat penampang/tepian dengan kayu/kusen tiap tepinya.
f. Membuat pembatas ruang lampu dengan menggunakan steroform
untuk pembentuk gambar dari sinar lampu pijar. Usahakan antara
pembatas ruang lampu dan kertas karton menempel dengan baik.
g. Memasang lampu, saklar, dan kabel sumber energi ditempat yang
dibutuhkan.
h. Tutup tiap pembatas lampu dengan kertas duplek.
i. Menutup bagian belakang alat peraga dengan triplek.
j. Finishing, yaitu pengecekan semua lampu-lampu apakah sudah dapat
beroperasi dengan tepat atau tidak serta penyempurnaan Similaritas
Electric.
k. Alat peraga Similaritas Electric siap untuk digunakan.
Rangkaian Similaritas Electric
E. Cara Kerja
Similaritas Electric merupakan alat peraga yang di desain untuk
memudahkan pemahaman pengguna tentang materi kesebangunan dan
kekeongruenan. Pada alat peraga terdapat segitiga ABCDE yang dapat
bagi menjadi dua bangun segitiga ABC dan segitiga CDE yang
merupakan contoh kesebangunan.
Penggunaannya cukup mudah. Hal yang paling utama Anda
lakukan adalah menghubungkan alat peraga dengan sumber listrik AC,
kemudian hidupkan alat peraga dengan mengubah saklar on/off dari off
menjadi on, maka dengan otomatis judul alat peraga akan muncul.
Setelah judul alat peraga muncul, saklar kedua dinyalakan, maka
lampu-lampu dua segitiga sebangun. Anda dapat memulai pembuktian dua
segitiga sebangun dengan menekan saklar pembuktian yang di inginkan.
Jika anda menghendaki pembuktian pertama(sisi, sisi, sisi), maka
Anda harus menghidupkan saklarnya yang terletak diatasnya. Kemudian
akan muncul gambar sesuai saklar yang dinyalakan (sisi, sisi, sisi ).
Demikian juga jika Anda menghendaki pembuktian lain.
F. Contoh Soal
Apakah Δ ABC~ΔCDE? Jika ya, tentukan sisi-sisi yang bersesuaian!
Dari permasalahan diatas kita dapat menemukan jawaban dengan
menggunakan alat peraga Similaritas Electric.
Langkah-langkah menggunakan Similaritas Electric
adapun seperti berikut:
1. Tekan saklar power alat peraga
Similaritas Electric untuk mulai
menggunakan.
2. Untuk membuktikan sisi-sisi mana yang bersesuaian, kita
menggunakan pembuktian pertama. (sisi, sisi, sisi)
3. Tekan saklar pembuktian. Maka akan muncul dua buah segitiga
dan titik P. Gambar 1.3
4.
Gambar 1.3
5. Tekan saklar sisi pertama. Untuk menentukan sisi yang bersesuaian
pertama. Gambar 1. 4
6. Tekan saklar sisi kedua. Untuk menentukan sisi yang bersesuaian
kedua. Gambar 1. 5
Gambar 1.5
Gambar 1.4
7. Tekan saklar sisi ketiga. Untuk menentukan sisi yang bersesuaian
ketiga. Gambar 1. 6
8. Dengan kata lain, Karena C1, D, dan E berturut-turut merupakan
titik tengah PC2, PA, dan PB maka PC1 : PC2 = PE : PB = PD :
PA. Perhatikan ΔPC1E dan ΔPC2B. Jelas bahwa <C1PE =
<C2PB dan <EC1P = <BC2P. . Akibatnya C1E : C2B = C1D :
C2A = DE : AB. Sesuai dengan prinsip kesebangunan ( s.s.s )
maka ΔABC ~ ΔCDE .
Gambar 1.6
BAB IV
HASIL
A. Deskripsi Alat Peraga
Peneliti membuat alat peraga yaitu Similaritas Electric.
Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Bagian Depan
Menggunakan Karton dan ditutup sengan plastic sampul buku dengan
ukuran 100cm x 87cm dan tepinya di tutup dengan lis almunium.
2. Bagian Belakang
Bagian belakang ditutup dengan triplek. Antara karton dan triplek
diberi ruang untuk meletakkan rangkaian kabel dan rangkaian adaptor
dengan menggunakan kayu berukuran 100x4x6 cm dan 87x4x6 cm
yang masing-masing berjumlah 2.
3. Tampak depan ketika lampu dinyalakan
Tampak depan alat peraga ini ketika lampu-lampunya dinyalakan
adalah inti untuk membuktikan kesebangunan. Untuk pembuktian
kesebangunan dalam alat ini kami menggunakan beberapa segitiga
yang sebangun. Segitiga-segitiga tersebut terbentuk dari beberapa
lampu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah
segitiga (seperti yang terlihat pada gambar diatas).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengajaran dengan alat peraga adalah suatu proses penyajian bahan
atau belajar mengajar oleh seorang guru kepada siswa dalam
menyampaikan meteri pembelajaran. Dari penjelasan di atas alat
peraga Similaritas Electric adalah salah satu alat peraga matematika
yang dalam prosesnya sangat dapat membantu dalam penyampaian
materi kesebangunan dan kekongruenan di tingkat SMP kelas IX
semester I, sehingga matematika matematika dapat menarik perhatian
siswa untuk mempelajarinya.
2. Alat peraga Similaritas Electric dapat digunakan untuk melatih
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah terutama pada pokok
bahasan dua segitiga sebangun.
B. Saran
1. Bagi siswa
a. Aktif dalam menggunakan alat peraga.
b. Kritis dalam memahami materi dua segitiga sebangun.
2. Bagi guru
a. Membantu siswa dalam memahami penggunaan alat peraga.
b. Menciptakan suatu metode pengajaran yang aktif, iinovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
3. Bagi sekolah
a. Menyediakan alat peraga untuk proses belajar mengajar.
b. Menyediakan sarana dan prasarana penggunaan alat peraga dalam
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, A. Cholik, dan Sugijono. 2002. Matematika untuk SMP / MTS Kelas
IX. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. 2003. UU. 20. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Guntoro, Sigit Tri, dan Sapon Suryopurnomo. 2011. Aplikasi Konsep
Kesebangunan Dalam Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta:
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Matematika
Kristanto, A. 2011. Pembelajaran Matematika Berdasarkan Teori. http: kris-
21.blogspot.com/…/pembelajaran-matematika-berdasarkan-teori_04.html
Diakses tanggal 11 Oktober 2011.