wawasan ipteks dalam sistem pemerintahan daerah
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejak berlakunya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah sebagai bagian dari
Administrasi Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan UUD 1945 maka Negara
kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi daerah kabupaten dan daerah kota
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur oleh undang-undang. Pemerintahan daerah Provinsi
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Di
dalam perkembangan setiap daerah pemerintah telah menjalankan kebijakannya di dalam bidang
pendidikan, ekonomi, politik, sosial dan budaya. Salah satunya yaitu pemerintah telah menerapkan
beberapa kebijakan khususnya dalam bidang pendidikan. Dengan adanya kebijakan tersebut maka
masyarakat yang tidak dapat menempuh atau sama sekali tidak mendapatkan hak pendidikan maka semua
telah dihapuskan, dan wajib belajar telah terpenuhi. Masyarakat yang dulunya kekurangan informasi,
sekarang telah mampu mendapatkannya, dengan mengenal Ilmu pengetahuan, teknologi dan sains yang
merupakan tiga unsur utama kemajuan peradaban manusia yang sangat penting yang biasa disingkat
dengan IPTEKS. maka, masyarakat dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa untuk menunjang kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan
adanya Wawasan IPTEKS, maka dalam pembangunan disetiap daerah akan lebih berkembang dimana
teknologi yang merupakan media dan sarana disetiap informasi sangat dibuthkan dalam pembangunan
infrastrutktur daerah, serta sarana dan prasarana yang dapat membantu kehidupan masyarakat maupun
perangkat pemerintahan disetiap daerah.
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan kandungan yang terdapat dalam wawasan IPTEKS !
2. Jelaskan tentang Pemerintahan Daerah !
3. Jelaskan bagaimana hubungan wawasan IPTEKS dalam sistem pemerintahan daerah !
C. Tujuan
Tujuan penulisan yaitu, untuk menjelaskan dan melihat bagaimana pemerintah dalam menerapkan
wawasan IPTEKS dalam pembangunan daerah.
D. Manfaat
Manfaat penulisan yaitu, menimbulkan kesadaran bahwa pentingnya wawasan IPTEKS bukan hanya
dalam pemerintahan daerah tetapi juga dapat diterapkan dalam pemanfaatan kehidupan manusia sehari-
hari.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Kandungan yang terdapat dalam wawasan IPTEKS
Kandungan yang terdapat dalam wawasan IPTEKS atau Ilmu pengetahuan, teknologi dan sains
adalah sebagai berikut:
a. Konsep Pengetahuan
Pada hakekatnya pengetahuan merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang sesuatu objek
tertentu termasuk kedalamnya adalah ilmu, sehingga ilmu dikatakan merupakan bagian dari pengetahuan
yang diketahui manusia.
Dalam Konsep pengetahuan, terdapat 2 jenis pengetahuan, yakni Pengetahuan Non Ilmiah
(knowledge) dan Pengetahuan Ilmiah / Ilmu Pengetahuan (Science).
Pengetahuan Non Ilmiah (Knowledge)
Pengetahuan Non Ilmiah atau yang dikenal dengan sains semu (Pseudo Science) diperoleh
terutama dengan mengandalkan perasaan, keyakinan, dan tanpa diikuti proses pemikiran
cermat. Oleh karenanya, pencarian pengetahuan dengan cara ini persentase kebenarannya
rendah. Pengetahuan yang diperoleh mungkin benar namun mungkin juga salah seperti pada
cara prasangka dan intuisi, serta tidak efisien karena harus mencoba-coba (coba ralat) tanpa
dasar dan kalaupun benar sering karena kebetulan saja. Sampai saat ini belum ada metode
tertentu atau khusus yang dapat digunakan untuk mendekati kebenaran pengetahuan non
ilmiah namun umumnya manusia melakukan pendekatan terhadap suatu hal melalui cara-
cara berikut:
Mitos
Mitos merupakan gabungan dari pengamatan, pengalaman namun sebagian lainnya
berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan. Contoh: Cerita-cerita Legenda
Wahyu
Wahyu merupakan komunikasi antara sang pencipta dengan makhluknya dan
merupakan substansi pengetahuan yang disampaiakan kepada utusannya. Wahyu
merupakan kebenaran mutlak dan tidak dapat dipertanyakan dan diperdebatkan
kebenarannya dengan akal pikiran manusia namun dapat dipelajari maksud atau
makna yang terkandung didalamnya, yang tidak boleh adalah memperdebatkan
wujud dari sang pencipta.
Otoritas dan tradisi
Pengetahuan yang telah ada dan mapan sering digunakan oleh pemimpin atau secara
tradisi untuk menyatakan kebenaran. Contoh: sampai abad pertengahan manusia
menganggap bumi adalah pusat dari alam semesta (Geosentris).
Prasangka
Berupa dugaan yang kemungkinannya benar atau mungkin juga salah. Dengan
prasangka orang sering mengambik keputusan atau kesimpulaln yang keliru. Cara ini
hanya berguna untuk mencari kemungkinan lain tentang konsep kebenaran.
Intuisi
Intuisi merupakan kegiatan berfikir tertentu yang non analitik (tanpa nalar), tidak
berdasarkan pada pola piker tertentu, dan biasanya pendapat tersebut diperoleh
dengan cepat tanpa melalui proses yang dipikirkan terlebih dahulu. Contoh: ramalan
bintang (astrologi), para astrolog saat meramal seseorang disamping menggunakan
rumusnya juga menggunakan intuisinya.
Penemuan kebetulan
Beberapa pengetahuan pada awalnya ditemukan secara kebetulan dan beberapa
diantaranya adalah sangat berguna. Sebagai contoh adalah penemuan obat kina
sebagai obat malaria.
Cara Coba-coba (Trial and Error)
Cara ini merupakan serangkaian percobaan asal saja yang tidak didasari oleh teori-
teori yang ada sebelumnya, sehingga tidak memungkinkan diperolehnya kepastian
pemecahan suatu masalah atau hal yang diketahui. Sebagai contoh adalah anak
kecil yang berusaha mengetahui bagaimana cara kerja mainan yang dimilikinya
dengan membongkar mainan tersebut sampai didapatkan kepuasan tentang rasa ingin
tahunya.
Pengetahuan Ilmiah / Ilmu pengetahuan (Science
Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran rasional,
pengalaman empiris (fakta) maupun referansi pengalaman sebelumnya. Pengetahuan yang
diperoleh dengan menggunakan cara atau metode ilmiah (Scientific Method) disebut Ilmu.
1. Ada beberapa defenisi menurut para ahli dalam pengertian Ilmu Pengetahuan:
o Ralph Ross and Ernest Van Den Haag dalam bukunya “The Fabric of Society”
menulis bahwa science is empirical, rasional, general and cumulative and it is all
four at once. Artinya ilmu memiliki kriteria empiris rasional, umum, kumulatif
dan keempatnya serentak terpenuhi.
o Ashley Montagu dalam bukunya “The Cultured Man” menyebutkan bahwa:
Science is a systematized knowledge services from observation, study and what
being studied. Artinya ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang disusun dalam
satu sistem yang berasal dari pengalaman, studi, dan percobaan untuk menentukan
hakekat prinsip tentang hak yang sedang dipelajari.
o Dadang Ahmad, menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu proses
pembentukan (konstruksi) yang terus-menerus sampai dapat menjelaskan
fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
2. Fungsi Ilmu Pengetahuan
- Menjelaskan (Explaining, Discribing)
- Meramalkan (Prediction)
- Mengendalikan
3. Kriteria Ilmu Pengetahuan
- Logis atau masuk akal
- Objektif
- Metodik
- Sistematik
- Berlaku umum atau Universal
- Kumulatif berkembang dan tentative
4. Tinjauan Konstruksi Ilmu Pengetahuan
Konstruksi/pembentukan ilmu pengetahuan melalui langkah-langkah metode
ilmiah (Scientific Method) yang dijabarkan dalam tahapan berikut:
- Perumusan Masalah
Masalah adalah topik atau objek yamg diteliti dengan batasan yang jelas serta
dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait.
- Penyusunan Hipotesis
Pengujian Hipotesis merupakan usaha pengumpulan fakta yang relevan dengan
hipotesis dan kemudian diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis yang
diajukan.
- Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah
hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Hipotesis yang diterima merupakan
pengetahuan yang kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari
ilmu pengetahuan.
5. Unsur-Unsur Pembentuk Ilmu Pengetahuan
Keberadaan Ilmu Pengetahuan terbentuk dari hukum secara khusus dan teori yang lebih
general. Baik dalam rumusan hukum maupun teori melibatkan unsur konsep yang
merupakan konstruksi mental dalam menginterprestasi hasil observasi. Konsep
merupakan symbol-simbol yang membantu untuk mengorganisasikan pengalaman.
Hukum adalah kolerasi antara dua konsep atau lebih yang dekat kaitannya dengan hal-
hal yang yang terobservasi. Hukum mencerminkan urutan sistematik suatu pengalaman
dan berfungsi untuk memberikan pengalaman menurut pola yang beraturan dan dapat
dinyatakan dalam bentuk grafik, persamaan atau ekspresi verbal tentang interrelasi
antara konsep yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan Teori adalah kerangka
konsepsi yang terorganisasi menjadi suatu generalisasi yang dapat dijabarkan menjadi
hukum-hukum. Dibandingkan dengan hukum, teori memiliki generalisasi yang jauh
lebih luas dan konprehensif.
6. Sikap Ilmiah
Berdasarkan pada syarat, kriteria, langkah operasional dan unsur pembentukan ilmu
pengetahuan, maka semua aspek tersebut hendaknya diperhatikan secara menyeluruh
agar dapat menuntun pembentukan karakter seorang ilmuan yang umum diharapkan
mempunyai sikap ilmiah, antara lain:
- Jujur - Terbuka
- Toleran - Skeptis
- Optimis - Pemberani
- Kreatif dan Inovatif - Bertanggung Jawab
b. Konsep Teknologi
Secara etimologi , kata teknologi berasal dari perpaduan dua buah akar kata yaitu ‘techne’ atau
‘techton’ dan ‘logops’, keduanya berasal dari bahasa yunani. Akar kata yang pertama pada mulanya
berarti ‘keterampilan’, dengaan arti yang sama dalam bahasa sansekerta padanannya disebut ‘taksan’ dan
dalam bahasa arab disebut ‘taskhir’ lalu dalam bahasa latin disebut ‘tegere’ atau jika ditimjau dari sudut
karyanya kata tersebut sepadan dengan kata ‘art’ (seni) yang kemudian digunakan dalam bahasa inggris
sebagai ‘fine art’. Defenisi tentang teknologi yang masih relevan dengan penggunaan pada masa kini
adalah kecerdasan pengalaman praktis dari pengetahuan tentang ketertiban alam semesta yang dapat
diwujudkan dalam bentuk dunia kebendaan dan atau dunia kecerdasan sendiri.
c. Konsep Seni dan Keindahan
Siapapun mempunyai sensibilitas keharuan dan siapapun memiliki getar hati yang dapat diiringi
dengan genangan dan linangan air mata keharuan yang merupakan puncak kebahagiaan dalam bentuk
immaterial. Peristiwa keharuan ini bukan murni wilayah intelektualitas dan moralitas namun memiliki
wilayah otoritas tersendiri yang disepakati sebagai manifestasi batin yang sekarang disebut sebagai seni.
Katakanlah orang-orang yang tinggal didaerah-daerah pedesaan bahkan yang terisolasi dari informasi
sekalipun, mereka juga pasti tetap memiliki jiwa seni ketika berinteraksi dengan objek diluar dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari kita tidak dapat lepas dari seni. Konsepsi seni ini
melekat pada diri manusia dan seluruh aspek kehidupan manusia, bahkan lahirnya seni selalu bersamaan
dengan kebutuhan manusia. Karenya gerak seni selalu dinamis dan berkembang mengikuti laju
perkembangan manusia dan zaman. Berikut beberapa pengertian tentang seni dari beberapa para ahli:
Schopenhauer, Seni adalah usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang
menyenangkan
Sudarmaji, Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan
menggunakan media garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.
Ensiklopedia Indonesia, Seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang
karena keindahannya orang senang melihatnya, mendengarkan, dan
menikmatinya.
Ki Hajar Dewantara, Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari
hidup perasaannya bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan
manusia.
Suwaji Bastomi, Seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang
dinyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa
takjub dan haru.
1. Fungsi Seni
Manusia dalam hidupnya senantiasa berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan ini tentu saja berbeda-beda baik kulitas maupun kuantitasnya berdasarkan
pengalaman hidup dan perhatian yang berbeda, baik manusia sebagai makhluk pribadi
atau manusia sebagai bagian dari masyarakat luas. Dari sedemikian banyak kebutuhan
tersebut salah satu kebutuhan yang selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari adalah
seni.
Dalam kehidupan manusia, seni memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
Seni Untuk memenuhi kebutuhan Individu
Kebutuhan Fisik
Sejarah membuktikan bahwa perkembangan seni selalu seiring dengan peradaban
manusia. Sejak dulu perabot rumah tangga atau benda-benda yang diciptakan
manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, diciptakan dengan
mempertimbangkan nilai seni. Misalnya, perkembangan model kursi dari zaman
Romawi, Dinasti cina, sampai gaya kontemporer, atau perkembangan alat
transportasi dari sado, sepeda, mobil, pesawat ulang alik, yang kesemuanya dibuat
untuk memenuhi kebutuhan fisik manusia dengan memperhatikan segi keindahan.
Kebutuhan Emosional
Manusia juga mempunyai kebutuhan emosional yang harus dipenuhi. Emosi
seseorang muncul karena adanya hubungan atau interaksi dengan orang lain atau
sesuatu hal yang akhirnya menimbulkan perasaan sedih, susah, gembira dan
sebagainya. Mealui seni seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan hatinya.
Untuk itulah orang sekali melukis, membuat puisi, mendengarkan lagu atau
menonton, semuanya sebagai apresiasi seni.
Seni Untuk memenuhi kebutuhan sosial
Fungsi Sosial Seni di Bidang Agama
Pada bidang agama seni dapat memiliki fungsi sosial terutama yang berkaitan dengan
tempat peribadatan. Faktor artistic pada tempat-tempat peribadatan sangat
diperlukan, salah satunya untuk member suasana sejuk, damai, indah, berwibawa,
agung, suci agar dapat membuat umat beragama lebih betah untuk beribadah.
Fungsi Sosial Seni di Bidang Pendidikan
Setiap bangsa selalu mengharapkan masyarakatnya mempunyai budi pekerti yang
luhur. Salah satu cara pencapaiannya adalah melalui pendidikan seni baik secara
formal ataupun non formal, oleh karena pendidikan seni dapat menimbulkan
pengalaman estetika bahkan pengalaman etika pada setiap orang. Pengalaman ini
sangat penting sebab diharapkan dapat memberikan fungsi sosial bagi seseorang
manakala nilai tersebut diaktualisasikan ditengah masyarakat.
Fungsi Sosial Seni di Bidang Komunikasi
Proses interaksi antara dua pihak baik antar manusia maupun antara manusia dengan
lingkungannya, dapat terjadi melalui komunikasi. Artinya pada umumnya orang
yang berkomunikasi menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi karena bahasa
merupakan alat yang paling sederhana dan mudah dimengerti. Namun seni juga
dapat digunakan sebagai alat komunikasi misalnya seni musik dapat berkomunikasi
melalui rangkaian-rangkaian nada yang indah, seni rupa dapat berkomunikasi
menyampaikan pesan-pesan alam maupun bentuk rupa benda yang dituangkan
dalam karyannya kepada semua orang, dan lain-lain.
Fungsi Sosial Seni di Bidang Rekreasi
Dalam kesibukan pekerjaan rutinitas sehari-hari terkadang manusia diserang rasa
jenuh, apalagi seseorang yang bekerja dengan benda mati sehingga tidak jarang
orang mencari suasana baru demi menyegarkan diri. Untuk memenuhi hasrat
tersebut, masing-masing orang melakukan berbagai hal sesuai dengan kondisi
individu tersebut. Salah satu yang paling sesuai adalah mencari tempat rekreasi
yang bernuansa seni, apakah di alam pedesaan yang terbuka dan hijau, di museum
purbakala, di tempat-tempat artistic atau dimana saja yang dapat membuat hati
menjadi tentram karena adanya sentuhan seni dari benda atau objek yang kita
kunjungi.
2) Pemerintahan Daerah
Dalam hubungan dengan pemerintahan daerah, baiklah kita lihat pasal 18 UUD 1945 dengan
penjelasannya dan Undang-Undang No.5 Tahun1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah,
yang pelaksanannya diatur dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.26 Tahun 1974
Dalam Pasal 18 UUD 1945 dikatakan bahwa “Pembagian Daerah Indonesia atas daerah besar dan
kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang
dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan Negara, dan hak-hak asl-usul dalam
daerah-daerag yang bersifat istimewa”.
Penjelasan Pasal 18 UUD 1945 menerangkan bahwa karena Negara Indonesia itu adalah suatu
negara kesatuan, Indonesia tidak akan mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang juga berbentuk
negara. Wilayah Indonesia dibagi menjadi daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi pula
menjadi daerah yang lebih kecil. Daerah-daerah itu bersifat otonom atau bersifat administrative belaka,
semuanya menurut aturan yang akan ditetapkan dengan undang-undang. Di daerah-daerah yang bersifat
otonom diadakan badan perwakilan daerah, karena didaerah pun pemerintah akan bersendikan dasar
permusyawaratan.
Maksud dari Pasal 18 UUD 1945 dan penjelasannya itu adalah bahwa wilayah Indonesia dibagi
menjadi sejumlah daerah besar dan daerah kecil yang bersifat otonom, yaitu daerah yang boleh mengurus
rumah tangganya sendiri dan daerah administrasi, yaitu daerah yang tidak boleh berdiri sendiri.
Untuk membentuk susunanpemerintahan daerah-daerah itu, pemerintah bersama-sama DPR telah
menetapkan Undang-Undang No.5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, yang
dilaksanakan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.26 Tahun 1974. Undang-undang itu mengatur
pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan pemerintah daerah otonom dan pokok-pokok
penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi tugas pemerintah pusat di daerah. Selain itu, diatur juga
pokok-pokok penyelenggaraan berdasarkan atas asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan asas tugas
perbantuan.
UU No.5 Tahun 1974 kemudian telah diganti dengan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah.
3) Hubungan Wawasan IPTEKS dengan Sistem Pemerintahan Daerah
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni atau IPTEKS merupakan tiga unsur utama kemajuan
peradaban manusia yang sangat penting karena melalui kemajua IPTEKS, manusia dapat
mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk menunjang
kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya.
Kita melihat dalam Sistem Pemerintahan Daerah yang dalam Penyelenggraraan Pemerintahan
Daerah dikenal dengan Asas Desentralisasi, Asas Dekonsentrasi, dan Asas Tugas Perbantuan sesuai
dengan Undang-Undang dan Ketentuan yang belaku. Hubungannya degan wawasan IPTEKS yaitu dapat
kita lihat dalam kebijakan Pemerintah Pusat terhadap masyarakat Indonesia dengan melihat Asas
Dekonsentrasi yaitu Asas yang menyatakan pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat atau kepala
wilayah atau kepala Instansi vertikal tingkat yang lebih tinggi kepada pejabat-pejabatnya di daerah.
Tanggung jawab tetap ada pada Pemerintah Pusat. Baik perencanaan dan pelaksanaannya dikoordinasikan
oleh kepala daerah dalam kedudukannya selaku wakil Pemerintah Pusat. Jadi kebijakan yang telah
ditetapkan daripada Pemerintah Pusat akan terselenggara pula pada Pemerintah Daerah.
Bangsa Indonesia menyadari bahwa dengan pesatnya kemajuan ipteks diperlukan penguasaan,
pemanfaatan, dan pengelola untuk memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam kehidupan global. Oleh
karena itu, bangsa Indonesia perlu merencanakan dan melaksanakan penguasaan, pemanfaatan dan
pengelola ipteks dengan pendekatan yang lebih optimal dan strategis. Ketetapan MPR Nomor
IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004 telah mengamanatkan bahwa untuk mempercepat
pencapaian tujuan Negara sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang dasar Negara RI 1999,
bangsa Indonesia harus menyadari pentingnya fungsi dan peran IPTEKS. Nampaknya memang
pemerintah Indonesia memberikan dukungan yang baik dan serius oleh karena melalui persidangan DPR
tahun 2008 telah diputuskan bahwa anggaran pendidikan 20 persen harus sesuai dengan amanat Undang-
Undang Dasar dan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan mengatakan akan direalisasikan pada tahun
2009. Hal ini penting apabila pemerintah Indonesia betul-betul serius mendukung perkembangan
IPTEKS.
Sesuai amanat GBHN dalam mengembangkan IPTEKS perlu adanya beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Setiap unsur lembaga pelaksanaan IPTEKS harus menyadari dan mengupayakan secara sungguh-
sungguh penyelenggaraan fungsi dan peranannya dalam perkembangan penguasaan, Pemanfaatan
dan kemajuan IPTEKS.
b. Semua unsure lembaga harus menyadari bahwa kapasitas dan kemampuan yang dimiliki secara
personal tidak banyak berarti apabila dikaitkan dengan kapasitas yang saling memperkuat, saling
mengisi, dan saling mengendalikan. Dengan demikian secara keseluruhan kapsitas dan
kemampuan yang dimiliki tersebut dapat menumbuhkan rantai penguasaan, pemanfaatan, dan
kemajuan IPTEKS secara utuh untuk mendukung pencapaian tujuan Negara serta memperkuat
posisi Negara dalam pergaulan Internasional.
c. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta masyarakat harus menyadari pentingnya peran
serta semua pihak dalam meningkatkan motivasi, stimulasi, fatilasi, bagi pelaksana IPTEKS serta
dalam memperbesar sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan penguasaan, pemanfaatan
dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dalam hal ini pemerintah pusat dan
pemerintah daerah perlu mengalokasikan anggaran yang memadai serta menyediakan baerbagai
bentuk insentif agar segala potensi IPTEKS yang dimiliki dapat berkembang.
Berdasarkan GBHN pada poin (c) dalam mengembangkan IPTEKS telah jelas hubungannya dengan
Sistem Pemerintahan Daerah. Hubungan Wawasan IPTEKS dengan Sistem Pemerintahan Daerah sangat
berhubungan dimana setiap kebutuhan dan kelengkapan sarana dan prasarana dalam pemerintah daerah
membutuhkan kekuatan teknologi, ilmu pengetahuan, dan sains atau yang biasa disebut IPTEKS.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni atau IPTEKS merupakan tiga
unsur utama kemajuan peradaban manusia yang sangat penting karena melalui kemajua IPTEKS, manusia
dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk menunjang
kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Jadi, saya dapat menyimpulkan bahwa manusia
tidak luput dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan sains karena dalam perkembangan manusia yang selalu
dengan keingintahuan akan memunculkan metode-metode IPTEKS dengan cara yang lebih dinamis
nantinya utamanya dalam sistem pemerintahan daerah yang dapat memacu perkembangan dan
pembangunan di daerah-daerah di Indonesia. Oleh karena itu, marilah kita menerapakannya dalam
kehidupan sehari-hari dan mendukung aparatur pemerintah dalam kebijakan di bidang pendidikan demi
kulitas kehidupan kita.
B. SARAN
Dengan mengetahui manfaat dan fungsi dari yang terkandung oleh wawasan IPTEKS serta
hubungannya dengan Sistem Pemerintahan Daerah maka diharapakan bagi pembaca dapat memanfaatkan
fungsi dan manfaat IPTEKS bahkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat meningkatkan kualitas dalam
kehidupan kita bermasyarakat dan bernegara.
Daftar Pustaka
Kansil, C.S.T. dkk. Pemerintahan Daerah di Indonesia, Hukum Administrasi Daerah. Jakarta: Sinar
Grafika 2001
Usaman, Hanafi. Wawasan IPTEKS. Makassar. UPT-MKU Unhas 2008
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya kita masih
diberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan, dengan tema
“WAWASAN IPTEKS DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH”.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk menimbulkan kesadaran bahwa pentingnya
wawasan IPTEKS bukan hanya dalam sistem pemerintahan daerah tetapi juga dapat diterapkan dalam
pemanfaatan kehidupan manusia sehari-hari.
Walaupun makalah ini disusun dengan sangat sederhana dengan berbagai keterbatasan isi dan
materi yang disajikan, namun penulis berharap kiranya sudah dapat digunakan sebagai sumber informasi
sehingga dapat digunakan untuk kepentingan yang menyangkut masalah ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
Penulis pula menyampaikan rasa terima kasih teramat mendalam kepada pihak yang memberikan
bantuan dan dukungan sehingga penulisan makalah ini dapat berjalan dengan lancar.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki kekurangan-kekurangan,
untuk itu diharapkan kepada pembaca untuk m emberikan saran-saran perbaikan untuk makalah ini.
Terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Makassar, 21 Mei 2009
Penulis