water birth
TRANSCRIPT
5/16/2018 Water Birth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/water-birth-55ab56f137d5d 1/11
WATER BIRTH
Waterbirth adalah proses persalinan yang dilakukan di dalam air. Sang ibu yang akan melakukan
proses persalinan memasuki air kolam saat mulut rahim sudah tahap pembukaan 6. Proses
melahirkan di air (Waterbirth) pada dasarnya sama dengan melahirkan normal, hanya tempatnya
yang berbeda. Dilakukan di dalam sebuah kolam cukup besar (berukuran 2 meter) yang terbuat
dari plastik dengan benjolan - benjolan pada alasnya agar posisi ibu tidak merosot. (Wordpress,
2007)
Semenjak water birth mulai diperkenalkan secara luas pada tahun 1991 sebagai bagian dari
konsep melahirkan cara baru yang terdiri dari managemen kelahiran dengan pemantauan yang
teliti dan membatasi penggunaan metode invasif
(http://www.public.iastate.edu/~chart/JournalAbstractsForBirting.html ), banyak orang percaya
metode ini lebih aman dan memberikan banyak manfaat bagi ibu maupun bayi. Kelahiran yang
merupakan pengalaman yang berat bagi setiap bayi dapat diminimalisasi dengan metode water
birth. Air yang hangatnya telah disesuaikan dapat membantu memudahkan transisi bayi dari
dalam kandungan ke dunia luar, karena kehangatan dan air, kelembutan cahaya, warna dan
suaranya sesuai dengan lingkungan di dalam rahim (Bobby, 2008). Sedangkan manfaat
melahirkan di air bagi ibu antara lain ibu akan merasa lebih relaks, sehingga nyeri selama
persalinan tidak terlalu dirasakan, karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan
menjadi elastis dan juga dapat mengurangi robekan dan rasa sakit pada perineum. Hal ini
membuat kebutuhan terhadap obat-obatan lebih sedikit atau sama sekali tidak dibutuhkan. Energi
yang dibutuhkan juga lebih sedikit dan kecemasan yang terjadi selama persalinan berkurang
(Indriani, 2008).
Di Indonesia water birth masih baru dan mulai populer ketika Liz Adianti Harlizon melahirkan
dengan metode ini, selasa 4 Oktober 2006 pukul 06.05 WIB di SanMarie Family Healthcare,
Jakarta ditangani oleh dr. T. Otamar Samsudin, SpOG dan dr. Keumala Pringgadini, SpA.
Di Bali telah ada sejak tahun 2003, Robin Lim dari klinik Yayasan Bumi Sehat Desa Nyuh
Kuning, Ubud-Bali telah menangani lebih dari 400 kasus water birth per tahun termasuk Oppie
Andaresta (20 Juli 2007). Sementara Rumah Sakit Umum di Bali yang pertama kali
menyediakan fasilitas water birth adalah Rumah Sakit Umum Harapan Bunda ~ Maternity
5/16/2018 Water Birth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/water-birth-55ab56f137d5d 2/11
Hospital, Jl. Tukad Unda No. 1, Renon, Denpasar-Bali. Water Birth telah dilaksanakan sejak 7
Oktober 2007 dan persalinan ini ditangani oleh dr. I Nyoman Hariyasa Sanjaya, SpOG.
METODE PERSALINAN WATER BIRTH
1. Water birth murni, yaitu metode persalinan water birth dimana ibu masuk ke kolam
persalinan setelah mengalami pembukaan 6 sampai proses melahirkan terjadi.
2. Water birth emulsion, yaitu metode persalinan water birth dimana ibu hanya berada di
dalam kolam hingga masa kontraksi akhir. Proses melahirkan tetap dilakukan di tempat tidur.
PROSES PERSALINAN WATER BIRTH
1. Ibu mengambil sikap yang dirasakan aman dan nyaman untuknya. Keleluasaan gerakan yang
mengijinkan ibu mengambil posisi yang tepat untuk bersalin. Ibu masuk berendam ke dalam
air direkomendasikan saat pembukaan serviks 4-5 cm dengan kontraksi uterus baik.
2. Observasi dan monitoring antara lain :
Fetal Heart Rate (FHR) dengan doppler atau fetoskop setiap 30 menit selama persalinan
kala I aktif, kemudian setiap 15 menit selama persalinan kala II. Auskultasi dilakukan
sebelum, selama, dan setelah kontraksi.
Penipisan dan Pembukaan serviks dan posisi janin. Pemeriksaan vagina (VT) dapat
dilakukan di dalam air atau pasien di minta sementara keluar dari air untuk diperiksa.
Status Ketuban, jika terjadi ruptur ketuban, periksa FHR, dan periksa adanya prolaps tali
pusat. Jika cairan ketuban mekonium, pasien harus meninggalkan kolam.
Tanda vital ibu diperiksa setiap jam, dengan suhu setiap 2 jam (atau jika diperlukan). Jika
ibu mengalami pusing, periksa vital sign, ajarkan ibu mengatur napas selama kontraksi.
Hidrasi Ibu. Dehidrasi dibuktikan dengan adanya takikardi ibu dan janin dan peningkatan
suhu badan ibu. Jika tanda dan gejala dehidrasi terjadi, ibu diberi cairan. Jika tidak
berhasil pasang infus ringer laktat (RL).
3. Mengedan seharusnya secara fisiologis. Ibu diperkenankan mengedan spontan, risiko
ketidakseimbangan oksigen dan karbondioksida dalam sirkulasi maternal-fetal berkurang,
dan juga akan dapat melelahkan ibu dan bayi.
5/16/2018 Water Birth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/water-birth-55ab56f137d5d 3/11
4. Persalinan, bila mungkin metode ”hand off ”. Ini akan meminimalkan stimulasi.
5. Lahirnya kepala bayi difasilitasi oleh adanya dorongan lembut kontraksi uterus. Sarung
tangan digunakan penolong untuk melahirkan bayi. Sokong perineum, massage, dan tekan
dengan lembut jika diperlukan. Ibu dapat mengontrol dorongan kepala dengan tangannya.
6. Manipulasi kepala biasanya tidak diperlukan untuk melahirkan bayi karena air memiliki
kemampuan untuk mengapungkan. Walaupun demikian, pasien perlu berdiri membantu
mengurangi atau memotong dan mengklem lilitan tali pusat. Meminimalkan rangsangan
mengurangi risiko gangguan pernapasan.
7. Bayi seharusnya lahir lengkap di dalam air. Kemudian sesegera mungkin dibawa ke
permukaan secara “gentle”. Pada saat bayi telah lahir kepala bayi berada diatas permukaan
air dan badannya masih di dalam air untuk menghindari hipotermia, mencegah transfusi ibu
ke bayi. Sewaktu kepala bayi telah berada di atas air, jangan merendamnya kembali.
8. Sewaktu bayi lahir, kepala bayi dikendalikan dengan gerakan yang lembut, muka ke bawah,
dan muncul dari dalam air tidak lebih dari 20 detik. Janin dapat diistirahatkan di dada ibu
sambil membersihkan hidung dan mulutnya, jika diperlukan. Penanganan ini sebaiknya
melihat juga panjang tali pusat agar tidak sampai putus. Kemudian bayi diberi selimut, dan di
monitor.
9. Idealnya, ibu dan bayi dibantu keluar dari air untuk melahirkan plasenta. Tali pusat di klem
dan dipotong, dan bayi dikeringkan dengan handuk dan diselimuti dan kemudian diberikankepada penolong lain, keluarga, atau perawat. Ibu dibantu keluar dari kolam. Plasenta dapat
dilahirkan di dalam air atau di luar tergantung penolong (Kitzinger, 2000). Ibu dianjurkan
menyusui sesegera mungkin setelah bayi lahir untuk membantu kontraksi uterus dan
pengeluaran plasenta. Risiko secara teori yang dihubungkan dengan efek relaksasi air hangat
terhadap otot-otot uterus termasuk solusio plasenta, emboli air dan peningkatan perdarahan.
KEUNTUNGAN WATER BIRTH
1. Mengurangi Nyeri Persalinan Dan Memberi Rasa Nyaman
Nyeri persalinan berkurang disebabkan ibu berendam dalam air hangat yang membuat rileks
dan nyaman sehingga rasa sakit dan stres akan berkurang. Mengurangi rasa sakit adalah
tujuan utamanya, sedangkan secara teknis water birth pada dasarnya sama seperti melahirkan
normal, proses dan prosedurnya sama, hanya tempatnya yang berbeda.
5/16/2018 Water Birth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/water-birth-55ab56f137d5d 4/11
Harper melaporkan bahwa water birth efektif untuk menangani nyeri persalinan. Suatu
Randomized Controlled Trial (RCT), ibu hamil yang berendam di dalam air hangat pada
persalinan dengan penyulit (distosia) dibandingkan dengan augmentasi standar menunjukkan
bahwa angka penggunaan epidural analgesia dan intervensi obstetri lebih rendah. Secara
retrospektif dilaporkan berkurangnya nyeri dan meningkatnya kepuasan.
Water Birth merupakan suatu bentuk hydrotherapy, metode ini efektif dan bermanfaat dalam
penanganan nyeri pada kondisi seperti lower back pain (yang umumnya menjadi keluhan ibu
saat persalinan). Evaluasi terhadap 17 Randomized Controlled Trial (RCT), 2 Controlled
Studies, 12 Cohort Studies, dan 2 laporan kasus, menyimpulkan bahwa terdapat keuntungan
hydrotherapy dalam penanganan nyeri, bermanfaat, manjur dan memiliki efek mobilitas,
kekuatan, dan keseimbangan, terutama sekali pada orang dengan rematik dan nyeri pinggangbawah kronik. Hydrotherapy juga merupakan suatu alternatif yang relatif aman jika
dibandingkan dengan penanganan nyeri persalinan konvensional (menggunakan anastesi dan
narkotik). Berendam dalam air akan dapat mengurangi 75% nyeri persalinan (Busser, 2005).
2. Mengurangi Tindakan Episiotomi
Dalam hal trauma perineum, dukungan air pada waktu kepala bayi yang crowning lambat
akan menurunkan risiko robekan, dan dapat mengurangi keperluan akan tindakan episiotomi.
Dalam literatur water birth bahkan tidak ditemukan angka kejadian episiotomi (Herper,
2000). Selain hal tersebut, trauma perineum yang terjadi dilaporkan tidak berat, dengan
dijumpai lebih banyak kejadian intak perineum, tetapi beberapa literatur mendapatkan
frekuensi robekan sama pada persalinan primipara di dalam maupun di luar air (Herper,
2000). Masih terdapat mitos bahwa ibu yang melahirkan dalam air lebih mungkin untuk
mengalami robekan karena yang membantu persalinan kesulitan untuk melakukan episiotomi
jika diperlukan. Namun sesungguhnya ibu yang melahirkan dalam air hangat kurang
mengalami robekan, karena air hangat dapat meningkatkan aliran darah dan mampumelunakkan jaringan di sekitar perineum ibu. Ketika memerlukan episiotomi, penolong
justru lebih mudah menjangkau bagian perineum ibu untuk melakukan massage atau
tindakan lain. Kebanyakan episiotomi tidak diperlukan, dan jika penolong mengganggap
selama proses persalinan terdapat keadaan emergensi, penolong akan membatalkan
pelaksanaan metode ini (McFarland, 2004 ; Wattis, 2005).
5/16/2018 Water Birth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/water-birth-55ab56f137d5d 5/11
The Birth Centre Network UK, Nicoll A. et al. mendapatkan 300 kelahiran pertahun, 150
diantaranya menggunakan water birth dengan episiotomy rate 2%.28 A Comparative Study
tentang water birth yang membandingkan antara metode Maia-birthing stool, bedbirths
(kecuali vakum ekstraksi), dimana didapatkan data bahwa kejadian episiotomi pada water
birth 12,8%, Maia-birthing stool 27,7%, bedbirths 35,4%, perbedaan ini secara statistik
sangat bermakna (Geissbừhler, 2005).
3. Pemendekan Persalinan Kala I
Persalinan dan kelahiran di dalam air juga dapat mempercepat proses persalinan yang
dihubungkan secara signifikan dengan persalinan kala I yang akan menjadi lebih pendek
(Thoni et al., 2005). Dalam hal ini ibu dapat lebih mengontrol perasaannya, menurunkan
tekanan darah, lebih rileks, nyaman, menghemat tenaga ibu, mengurangi keperluan obat-
obatan dan intervensi lainnya, memberi perlindungan secara pribadi, mengurangi trauma
perineum, meminimalkan penggunaan episiotomi, mengurangi kejadian seksio sesarea,
memudahkan persalinan (Schroeter, 2004; Garland et al.,2007; Palmer, 2007).
Pemendekan persalinan kala I selain memudahkan persalinan bagi ibu, juga baik untuk bayi
yaitu mencegah trauma atau risiko cedera kepala bayi, kulit bayi lebih bersih, menurunkan
risiko bayi keracunan air ketuban (Garland et al., 2000; Palmer, 2001; Schroeter, 2004). Olehkarena itu metode ini dikenal sebagai persalinan “ Easier for Mom ~ Better for Babies”.
(http://www.waterbirth.org/mc/page.do.)
A comparative study after 555 birth in water . Penelitian ini menunjukkan keuntungan medis
yang relevan untuk water birth, dan pengurangan yang signifikan terhadap durasi persalinan
kala I, bermaknanya pengurangan episiotomi dan laserasi perineum serta keperluananalgesik. Keamanan neonatus terjamin dengan tetap memperhatikan kontraindikasi yang
ada (Thoni, 2001).
4. Menurunkan Tekanan Darah
5/16/2018 Water Birth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/water-birth-55ab56f137d5d 6/11
Dalam hal menurunkan tekanan darah. Menurut Pre & Perinatal Psycology Association of
North America Conference, wanita dengan hipertensi akan mengalami penurunan tekanan
darah setelah berendam dalam air hangat selama 10-15 menit. Kecemasan yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah akan dapat dikurangi dengan berendam dalam air
hangat. (http://www.waterbirth.org/mc/page.do )
Keuntungan Bagi Bayi
Persalinan sendiri dapat menjadi masalah, mungkin juga mengganggu, dan merupakan
pengalaman bagi bayi. Water Birth memberikan keuntungan terutama saat kepala bayi masuk ke
jalan lahir, dimana persalinan akan menjadi lebih mudah. Air hangat dengan suhu yang tepat
suasananya menyerupai lingkungan intrauterin sehingga memudahkan transisi dari jalan lahir ke
dunia luar. Air hangat juga dapat mengurangi ketegangan perineum dan memberi rasa nyamanbagi ibu dan bayi, sehingga bayi lahir kurang mendapatkan trauma (oleh karena adanya efek
dapat melenturkan dan meregangkan jaringan perineum dan vulva) dibandingkan pada persalinan
air dingin dan tempat bersalin umumnya.
Bayi yang lahir di dalam air tidak segera menangis, bayi tampak menjadi tenang. Bayi tidak
tenggelam jika dilahirkan di air, karena selama kehamilan bayi hidup dalam lingkungan air
(amnion) sampai terjadi transisi persalinan dari uterus ke permukaan air.
Demikian pula masalah lilitan tali pusat di leher, tidak menjadi masalah, sepanjang tidak ada
deselerasi denyut jantung bayi (yang menunjukkan fetal distress) sebagai akibat ketatnya belitan
tali pusat di leher. Pemendekan persalinan kala I selain memudahkan persalinan bagi ibu, juga
baik untuk bayi yaitu mencegah trauma atau risiko cedera kepala bayi, kulit bayi lebih bersih,
menurunkan risiko bayi keracunan air ketuban. Oleh karena itu metode ini dikenal sebagai
persalinan “Easier for Mom ~ Better for Babies”.
KERUGIAN WATER BIRTH
Risiko dan Komplikasi
1. Risiko Maternal
INFEKSI.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa water birth menyebabkan risiko infeksi oleh karena
berendam dalam air yang tidak steril dan ibu dapat mengeluarkan kotoran saat mengedan
5/16/2018 Water Birth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/water-birth-55ab56f137d5d 7/11
dalam kolam air. Namun penelitian menunjukkan bahwa traktus intestinal bayi mendapatkan
keuntungan dari paparan ini. Kelahiran tersebut dan diri kita sendiri tidak steril. Sekresi
vagina, blood slim, cairan amnion, dan feses ibu ketika bayi masuk ke dalam rongga panggul,
keseluruhannya tidak steril. Jika ibu dalam keadaan persalinan kala aktif, air tidak akan
masuk ke jalan lahir sewaktu ibu ada dalam kolam. Air dapat masuk ke vagina, namun tidak
dapat masuk ke vagina bagian dalam, ke serviks maupun uterus. Penyakit infeksi tertentu,
akan mati segera ketika kontak dengan air.
Salah satu cara yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi adalah menggunakan
pompa pengatur agar air tetap bersirkulasi dengan filter/penyaring air sehingga jika air
terminum tidak berisiko infeksi. Kolam yang sudah disterilkan kemudian akan diisi air yang
suhunya sekitar 32-370C disesuaikan dengan suhu tubuh.
PERDARAHAN POSTPARTUM.
Risiko perdarahan pada ibu dan bayi juga harus dipertimbangkan. Walaupun comparative
study di Swiss menunjukkan suatu hal yang positif, namun penelitian lain di Inggris tidak
menemukan adanya perbedaan yang bermakna antara metode water birth dengan metode
persalinan lainnya.
Penyedia layanan water birth yang tidak berpengalaman akan sukar menilai jumlah
perdarahan post partum, sementara metode penanganannya telah berkembang dengan baik.
Hal ini menyebabkan sejumlah penyedia layanan lebih memilih melahirkan plasenta di luarkolam seperti di The University of Michigan Hospital.
TRAUMA PERINEUM
Penggunaan episiotomi pada water birth 8,3% tidak menunjukkan laserasi perineum derajat
tingkat III dan IV dan 25,7%, pada land birth menunjukkan kejadian laserasi perineum
derajat tingkat III dan IV dengan angka penggunaan episiotomi lebih tinggi. A Cochrane
review oleh Cluett et all, membuktikan bahwa ada risiko terjadi trauma perineum pada
persalinan dengan water birth, namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada luaran
klinik dalam hal trauma perineum.
Pada penelitian tahun 1991-1997 Obstetrics and Gynecology of Cantonal Hospital of
Frauenfeld, Switzerland membandingkan 3 grup persalinan pervaginam : water birth, Maia-
birthing stool, dan bedbirth mendapatkan angka kejadian episiotomi 12,8% pada water birth
27,7% pada Maia-birthing stool, dan 35,4% pada bedbirth. Ini secara statistik sangat
5/16/2018 Water Birth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/water-birth-55ab56f137d5d 8/11
bermakna. Disamping angka episiotomi bedbirth terjadi paling tinggi juga menunjukkan
derajat laserasi perineum III dan IV (4,1%)
2. Risiko Neonatal
Terdapat risiko penting secara klinik pada bayi, termasuk masalah pernapasan, ruptur tali
pusat disertai perdarahan, dan penularan infeksi melalui air. Laporan dari sejumlah kasus
menghubungkan water birth dengan respiratory distress, hyponatremia, infeksi, hypoxic
ischemic encephalopathy, ruptur tali pusat, kejang, takikardia, demam (dihubungkan dengan
temperatur air), serta near drowning pada bayi atau fetus.
TERPUTUSNYA TALI PUSAT
Mekanisme terputusnya tali pusat ini terjadi ketika bayi lahir sesegera mungkin dibawa ke
permukaan air tidak secara “gentle”, jika tali pusat pendek akan dapat mengakibatkan
tegangan yang berlebihan pada tali pusat. Suatu review yang mengidentifikasi 16 artikel,
melaporkan adanya 63 komplikasi neonatal diakibatkan oleh water birth, salah satu
diantaranya adalah masalah putusnya tali pusat. Suatu penelitian yang tidak terduga
menunjukkan hasil bahwa 5 dari 37 bayi (14%) yang lahir di air dan memerlukan perawatan
khusus karena terputusnya tali pusat, 1 bayi memerlukan tranfusi. Kasus terputusnya tali
pusat kemungkinan disebabkan oleh terlalu cepat mengangkat bayi kepermukaan sehingga
menyebabkan tarikan cepat dari tali pusat yang melampaui panjang tali dibandingkan
biasanya. Tidak ada data risiko terputusnya tali pusat pada persalinan normal di luar air. INFEKSI
Risiko infeksi jarang terjadi pada water birth. Infeksi saluran pernapasan pada bayi yang
dilahirkan secara water birth jarang terjadi, namun risiko ini tetap harus diperhitungkan.
Sejumlah kasus yang mungkin membahayakan bayi antara lain infeksi herpes, perdarahan
luas, dan berbagai infeksi lainnya. Metode water birth tidak direkomendasikan pada bayi
preterm. Berdasarkan laporan kasus yang dipublikasikan, infeksi P. aeruginosa didapatkan
pada swab telinga dan umbilicus bayi yang lahir dengan water birth.
Pada suatu Randomized Controlled Trial dari akibat water birth di Canada, tidak menemukan
perbedaan pada ibu risiko rendah dan adanya tanda infeksi pada ibu dengan ruptur membran
ketuban. Penelitian tahun 1999 tentang kultur bakteri di Oregon Health Sciences University
Hospital, tidak menemukan secara langsung bakteri pada kultur kolam persalinan, sementara
bakteri pseudomonas yang umumnya ada pada kran air ditemukan, namun janin yang
5/16/2018 Water Birth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/water-birth-55ab56f137d5d 9/11
terinfeksi bakteri tersebut tidak memerlukan terapi antiinfeksi. Ini mengkonfirmasi terhadap
apa yang ditemukan pada penelitian di Inggris lebih dari 3 tahun.
Sebaiknya ada protokol ketat untuk menjaga kebersihan kolam antara persalinan satu dengan
yang lain (terutama di rumah sakit), karena ada sedikit risiko perpindahan bakteri dari bayi
ke bayi atau ibu ke ibu. Selain itu biasanya pada keran air terdapat bakteri Pseudomonas.
Pediatri menganjurkan untuk mempertimbangkan adanya gejala infeksi pseudomonas pada
bayi dengan persalinan water birth.
HIPOKSIA
Tali pusat secara terus menerus akan menyediakan darah beroksigen, sambil bayi merespon
stimulasi baru yaitu pertama kali mengisi paru-parunya dengan udara. Penundaan
pengkleman dan pemotongan tali pusat sangat bermanfaat dalam proses transisi bayi untuk
hidup di luar uterus. Ini akan memaksimalkan fungsi perfusi jaringan paru. Garland (2000)
tidak merekomendasikan pemotongan dan pengkleman tali pusat sampai bayi mencapai
permukaan air disebabkan oleh meningkatnya risiko hipoksia. Hipoksia bayi akan
mengganggu baby’s dive reflex, yang mengakibatkan penekanan respon menelan sehingga
akan menimbulkan bayi menghirup air selama proses water birth. Odent (1998)
merekomendasikan pengkleman tali pusat 4-5 menit setelah persalinan. Namun menurut
Austin, Bridges, Markiewicz and Abrahamson (1997) penundaan pengkleman tali pusat
dapat mengakibatkan polisitemia, berdasarkan hipotesa bahwa air hangat mencegahvasokonstriksi tali pusat sehingga banyak darah ibu tertransfer ke bayi (vasokontriksi terjadi
ketika kontak dengan udara).
ASPIRASI AIR DAN TENGGELAM
Terdapat berbagai kritikan tentang water birth, dimana adanya risiko tenggelam jika bayi
menghirup air atau bernapas dalam air. Secara teoritis risiko terjadinya aspirasi air pada
water birth sekitar 95%. Risiko masuknya air ke dalam paru-paru bayi dapat dihindari dengan
mengangkat bayi yang lahir sesegera mungkin ke permukaan air. Pemanjangan fase
berendam mengakibatkan kekurangan oksigen, emboli air, dan perdarahan. Air hangat
mencegah pembekuan darah setelah persalinan, dan juga risiko infeksi. Menurut British
Medical Journal (BMJ) bulan juni 2005, bayi-bayi dengan sendirinya tidak akan bernapas
sampai terpapar udara, kecuali mengalami asfiksia yang diakibatkan penekanan tali pusat.
5/16/2018 Water Birth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/water-birth-55ab56f137d5d 10/11
Berdasarkan penelitian diperkirakan sekitar 38% bayi yang lahir dengan water birth berisiko
tenggelam. Pada bulan Nopember 2005, dokter-dokter di New Zealand menemukan 4
kejadian bayi baru lahir nyaris tenggelam. Hal ini menandakan mengapa mereka percaya
bahwa fakta-fakta lebih baik dan lebih dapat membuktikan pentingya keamanan pada
persalinan ini, serta adanya risiko-risiko lain seperti severe respiratory distress dan masalah
pernapasan lainnya.
HYPNOBIRTHING
Hypnobirthing adalah suatu bentuk terapi alternatif yang secara holistik membantu ibu untuk
rileks, tenang, dan tetap dalam keadaan sadar sepenuhnya. Hypnobirthing adalah salah satu
cabang dari Hypnosis. Hypnosis telah diakui oleh WHO sebagai terapi alternatif di luar Ilmu
Kedokteran Barat yang sah. Hypnobirthing dilakukan oleh ibu dan pasangannya dalam keadaan
relaksasi mendalam. Setelah masuk dalam keadaan relaksasi mendalam, dilakukanlah suatu
penanaman sugesti ke otak mengenai hal-hal positif saat proses persalinan, misalnya bahwa
proses persalinan itu tidak menyakitkan (Catherine Maname, 2008).
Prinsip dasar metode hypnobirthing:
1. Pikiran mempengaruhi seluruh tubuh. Segala sesuatu yang dilakukan tubuh ditentukan oleh
pikiran. Oleh sebab itu ketika ditanamkan suatu pandangan bahwa proses persalinan adalah
suatu proses alami yang tidak menyebabkan rasa nyeri sedemikian hebatnya, maka tubuhakan mengekspresikan hanya sedikit rasa nyeri saat persalinan.
2. Rasa nyeri menghalangi proses persalinan.
3. Endorfin adalah pembunuh rasa nyeri alami yang terdapat dalam tubuh. Ini bisa dihasilkan
ketika tubuh dalam keadaan relaksasi.
Keuntungan hypnobirthing:
1. Keuntungan yang didapat oleh ibu hamil :
Mengurangi rasa sakit dengan kadar yang sangat besar hingga kadang tak terasa seperti
sakit melahirkan
Mengurangi kemungkinan adanya komplikasi kehamilan yang dipengaruhi faktor stress
dan depresi
Proses persalinan akan berjalan nyaman, lancar dan relatif lebih cepat
5/16/2018 Water Birth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/water-birth-55ab56f137d5d 11/11
Mengurangi kemungkinan diambilnya tindakan episiotomy
Ibu akan lebih merasakan ikatan batin dan emosi terhadap janin
Ibu akan merasakan ketenangan dan kenyamanan saat proses melahirkan
Ibu akan lebih dapat mengontrol emosi dan perasaan
Mencegah kelelahan yang berlebih saat proses persalinan
Bayi yang lahir tidak akan kekurangan oksigen sehingga menjadi lebih sehat
2. Keuntungan yang didapat janin :
Getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh janin dan merupakan dasar dari
perkembangan jiwa (Spiritual Quotient)
Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberikan hormon –
hormon yang seimbang ke janin melalui plasenta.
3. Keuntungan yang didapat suami :
Lebih tenang dalam mendampingi proses persalinan
Emosi istri akan menjadi lebih stabil dalam kehidupan sehari-harinya
Aura positif dan tenang yang dimiliki oleh istri akan mempengaruhi aura orang-orang di
sekitarnya juga
4. Keuntungan yang didapat tenaga kesehatan :
Dapat lebih fokus dan konsentrasi bekerja karena tidak perlu menghadapi emosi labil ibu
yang hendak melahirkan Kemungkinan timbulnya komplikasi dan masalah saat proses persalinan dan kelahiran,
sangat kecil
Tidak perlu untuk menggunakan obat bius untuk ibu yang hendak melahirkan
Lebih mudah menangani ibu hamil karena tidak panik dan tetap tenang (Evariny, 2006)
2.2.4 Kerugian hypnobirthing:
Teknik hypnobirthing ini tidak menggunakan ramuan atau obat-obatan tertentu dalam
prakteknya, sehingga tidak memiliki efek samping negative apapun.