penggunaan birth ball sebagai metode …

114
PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE PENGURANGAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF (Studi Kasus Di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat Tahun 2019) LAPORAN TUGAS AKHIR THALIA GEA NOVIYANTI NIM P3.73.24.2.16.044 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN TAHUN 2019

Upload: others

Post on 03-Dec-2021

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

i

PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE

PENGURANGAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

(Studi Kasus Di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat Tahun 2019)

LAPORAN TUGAS AKHIR

THALIA GEA NOVIYANTI

NIM P3.73.24.2.16.044

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN

TAHUN 2019

Page 2: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

ii

PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE

PENGURANGAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

(Studi Kasus Di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat Tahun 2019)

Untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan D.III

Kebidanan pada Jurusan Kebidanan Poltekkes Jakarta III

LAPORAN TUGAS AKHIR

THALIA GEA NOVIYANTI

NIM P3.73.24.2.16.044

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN

TAHUN 2019

Page 3: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Thalia Gea Noviyanti

NIM : P3.73.24.2.16.044

Prodi : D.III Kebidanan

Angkatan : Sembilan Belas (19)

Jenjang : Diploma III Kebidanan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas

Akhir, yang berjudul “Penggunaan Birth Ball Sebagai Metode Pengurangan Nyeri

Persalinan Kala I Fase Aktif (Studi Kasus Di Puskesmas Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat Tahun 2019)”.

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan

menerima sangsi yang telah ditetapkan. Demikian surat penyataan ini saya buat

dengan sebenar-benarnya.

Bekasi, 1 Mei 2019

(Thalia Gea Noviyanti)

Page 4: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE

PENGURANGAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

(Studi Kasus Di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat Tahun 2019)

Oleh :

Thalia Gea Noviyanti

NIM P3.73.24.2.16.044

Laporan tugas akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk

dipertahankan di hadapan penguji

Bekasi, 1 Mei 2019

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Nessi Meilan, S.ST, M.Kes Wahyudin Rajab, SKp, M.Epid

NIP. 198205022006042035 NIP. 196806131995031004

Page 5: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

v

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini diajukan oleh :

Nama : Thalia Gea Noviyanti

NIM : P3.73.24.2.16.044

Program Studi : D III Kebidanan

Judul : Penggunaan Birth Ball Sebagai Metode Pengurangan Nyeri

Persalinan Kala I Fase Aktif (Studi Kasus Di Puskesmas Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat Tahun 2019)

DEWAN PENGUJI

PENGUJI I PENGUJI II

Debbiyantina, SST. Mkeb Sri Sukamti, Skp. MKM

NIP. 196812172002122001 NIP. 196902201989012001

Ditetapkan di : Bekasi

Tanggal : 09 Mei 2019

Mengetahui :

Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Hamidah, AM.Keb, M.Kes

NIP: 195910091982012001

Page 6: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai

kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Penggunaan Birth Ball Sebagai

Metode Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif (Studi Kasus Di

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat Tahun 2019)”.

Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Jakarta III. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis

telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yupi Supartini, S.Kp, M.Sc selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Jakarta III

2. Erika Yulita Ichwan, S.ST., M.Keb selaku ketua jurusan kebidanan, Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III.

3. Hamidah, Am,Keb., S.Pd., M.Kes, selaku ketua program studi DIII kebidanan,

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III

4. Nessi Meilan, SST, M.Kes selaku pembimbing I, yang telah memberikan

bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir

ini dapat terwujud.

5. Wahyudin Rajab, S.Kp, M.Epid selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir

ini dapat terwujud.

6. Debbiyantina, SST.,MKeb dan Sri Sukamti, SKp. MKM selaku Penguji yang telah

memberikan masukan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan Laporan

Tugas Akhir ini

Page 7: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

vii

7. Kepala Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan beserta pegawai yang telah

memberi ijin dan membantu penelitian ini.

8. Orang tua yang telah mendidik penulis hingga seperti sekarang ini. Terima kasih

karena telah memberikan support mental dan materil serta doa-doanya, penulis

memohonkan rahmat kesejahteraan yang tiada habisnya dan dengan iringan doa

dari lubuk hati yang paling dalam semoga Mama dan Papa senantiasa mendapatkan

lindungan dan keselamatan dari Allah SWT di dunia akhirat kelak.

9. Sahabat-sahabatku Atika Zahara, Rami Handayani, Buluk 2013 dan Denoas yang

selalu mendukung dan memberi semangat

10. Teman-teman kelas A dan Ansembel yang selalu membawa canda tawa serta

semangat, semoga menjadi orang yang sukses dan menjadi bidan yang profesional

kelak.

11. Adik-adik tingkat yang telah memberi semangat, terima kasih atas semua

perhatiannya.

12. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis

sadar sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam Penulisan

Proposal Laporan tugas Akhir ini, Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan Proposal ini.

Jakarta, 1 Mei 2019

Thalia Gea Noviyanti

Page 8: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Thalia Gea Noviyanti

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : Jakarta, 05 November 1997

Alamat : Jl Kalibaru Timur VII RT/RW 012/001 No 40 Cilincing, Jakarta

Utara

No HP : 0877 1525 3402

Riwayat Pendidikan

2004 – 2010 : SD Negeri Kalibaru 10 Jakarta Utara

2010 – 2013 : SMP Negeri 53 Jakarta Utara

2013 – 2016 : SMA Negeri 73 Jakarta Utara

2016 – Sekarang : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Page 9: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ iii

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5

E. Ruang Lingkup ............................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................................... 6

A. Persalinan .................................................................................................... 6

B. Nyeri Persalinan ........................................................................................ 11

C. Birth Ball ................................................................................................... 25

D. Penelitian Sebelumnya .............................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 30

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 30

B. Desain ........................................................................................................ 30

C. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ................................................................. 30

D. Responden ................................................................................................ 30

E.Teknik/Cara Pengumpulan Data ................................................................ 31

Page 10: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

x

F.Instrument Laporan Kasus ......................................................................... 33

G.Alat dan Bahan .......................................................................................... 33

H.Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 33

I. Etika Penelitian .......................................................................................... 33

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................................... 35

A. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 35

B. Hasil .......................................................................................................... 35

C. Pembahasan .............................................................................................. 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 49

A. Simpulan .................................................................................................. 49

B. Saran ......................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Gambaran Kondisi Responden ................................................................... 41

Page 12: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal LTA

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin

Lampiran 3 Surat Jawaban Izin

Lampiran 4 Bimbingan Proposal

Lampiran 5 Bimbingan LTA

Lampiran 6 Persetujuan Menjadi Informan

Lampiran 7 Kuesioner NRS Responden 1

Lampiran 8 Kuesioner NRS Responden 2

Lampiran 9 Kuesioner NRS Responden 3

Lampiran 10 Kuesioner NRS Responden 4

Lampiran 11 Logbook Lahan

Lampiran 12 SOP Penggunaan Birth Ball

Lampiran 13 Dokumentasi Foto

Page 13: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

1

ABSTRAK

PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE PENGURANGAN NYERI

PERSALINAN KALA I FASE AKTIF (Studi Kasus Di Puskesmas Kecamatan

Grogol Petamburan Jakarta Barat Tahun 2019)

Thalia Gea Noviyanti, Nessi Meilan, Wahyudin Radjab

Proses kelahiran identik dengan rasa nyeri. Nyeri pada persalinan merupakan proses

yang fisiologis namun rasa nyeri tersebut menyebabkan beberapa ibu merasa khawatir

tidak akan mampu melewati proses persalinan. Rasa takut dan cemas dapat

menyebabkan rasa nyeri sehingga membuat otot rahim semakin kuat dan keras.

Padahal kecemasan yang tidak dapat dikelola dengan baik dapat berdampak buruk pada

kesehatan ibu dan janin. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan nyeri

pada persalinan, dengan menggunakan metode nonfarmakologi. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin menggunakan

latihan birth ball dan yang tidak. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian

deskriptif yang dilakukan dengan cara meneliti empat responden ibu inpartu kala 1 fase

aktif dengan metode studi kasus. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah

NRS (Numeric Rating Scale). Hasilnya adalah subjek yang menggunakan birth ball

mengalami penurunan nyeri sedang menjadi ringan. Penelitian ini menunjukkan bahwa

penggunaan birth ball dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan nyeri

saat persalinan.

Kata Kunci : Nyeri Persalinan, Relaksasi dengan Birth Ball

Pustaka : 25 (2010-2017)

Page 14: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

2

ABSTRACT

USING BIRTH BALL AS A METHODS FOR REDUCING LABOR PAIN OF

ACTIVE LABOR PHASE I (Case Study At Grogol Petamburan Public Health

Center 2019)

Thalia Gea Noviyanti, Nessi Meilan, Wahyudin Radjab

The birth process is known with pain. Pain in labor is a physiological process.

but the pain caused some mothers felt worried that they would not be able to go through

labor.

Fear and anxiety can cause pain that makes the uterine muscles stronger and harder.

anxiety that cannot be managed properly can adversely affect the health of the mother

and fetus.

Many efforts have been made to reduce labor pain. by using nonpharmacology

methods. The purpose of this study is to determine the difference in pain intensity on

maternity mothers use birth ball exercises and those who don't. In this study using

descriptive research conducted by examining four in-part mothers during the active

phase with case study method. The measuring instrument used in this research is NRS

Pain Scale. The result is the subject who uses a birth ball has decreased pain from the

high to be low. This research shows that he use of birth ball can be used as a way to

reduce pain during labor.

Key Words: labor pain, Relaxation with Birth Ball

Pustaka : 25 (2010-2017)

Page 15: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

1

Page 16: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang

telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau

melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini

dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai 26 dengan

perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

Proses kelahiran identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani nyeri pada

persalinan merupakan proses yang fisiologis. Nyeri menyebabkan frustasi dan

putus asa, sehingga beberapa ibu merasa khawatir tidak akan mampu melewati

proses persalinan. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bonica (1995)

terhadap 2.700 parturien di 212 pusat obstetric dari 36 negara menemukan bahwa

persalinan yang berlangsung tanpa nyeri 15%, persalinan dengan nyeri sedang

30%, persalinan di sertai dengan nyeri hebat 35%, dan persalinan dengan nyeri

yang sangat hebat 20% (Ajartha (2007) dalam Hanesty, 2017). Hal ini sejalan

dengan program yang dicanangkan kementrian kesehatan yaitu program Making

Pregnancy Saver (MPS) yang merupakan salah satu aspek penatalaksanaan dalam

persalinan yaitu aspek sayang ibu (Aryani, et al, 2015).

Rasa ketidaknyamanan dan nyeri dalam persalinan merupakan hal unik dan

fisiologis yang akan di alami oleh setiap ibu yang akan bersalin. Nyeri persalinan

tidak bersifat terus menerus yang akan hilang dengan sendirinya. Nyeri persalinan

mulai timbul pada persalinan kala I fase laten pada pembukaan 0 – 3 cm nyeri

tersebut menimbulkan rasa sakit yang tidak nyaman, pada pembukaan 4 – 7 cm

nyeri yang dirasakan agak menusuk, dan pada pembukaan 7 – 10 cm nyeri yang

ditimbulkan menjadi lebih hebat, menusuk dan kaku. Nyeri tersebut disebabkan

oleh kontraksi uterus dan dilatasi serviks (Maryunani,2010).

Page 17: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

2

Penanggulangan nyeri persalinan merupakan usaha untuk menurunkan AKI.

Nyeri persalinan harus diatasi dengan cara yang efektif karena bila nyeri yang

dibarengi dengan reaksi stress maka akan memiliki efek samping yang berbahaya

bagi ibu dan juga janinnya (Danuatmaja, 2004 dalam Marni, 2014). Nyeri pada saat

proses persalinan menempati skor 30 – 40 dari 50 skor yang telah ditetapkan oleh

Wall dan Mellzack. Skor tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan nyeri klinik

seperti nyeri punggung kronik, nyeri akibat kanker, nyeri tungkai dan lainnya

(Fraser, 2009).

Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan rasa nyeri sehingga membuat otot

rahim semakin kuat dan keras. Kecemasan dan ketakutan juga dapat memicu

keluarnya hormon adrenalin yang menyebabkan serviks menjadi kaku yang

berdampak pada proses persalinan menjadi lambat. Kecemasan dan ketakutan

menyebabkan pernapasan ibu tidak teratur sehingga dapat mengurangi sirkulasi

oksigen bagi tubuh ibu dan janin (Maryunani,2010).

Banyak upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan,

dengan menggunakan metode nonfarmakologi diantaranya kompres hangat,

kompres dingin, hidroterapi, counterpressure, penekanan lutut, gerakan,

pengaturan posisi, relaksasi dan latihan pernafasan, usapan di punggung atau

abdomen, dan pengosongan kandung kemih. Keluhan yang biasanya dialami oleh

ibu yang akan bersalin merupakan suatu keluhan umum yang dianggap sebagai hal

biasa, sehingga perhatian yang diberikan oleh bidan kepada ibu yang akan bersalin

tidak cukup memuaskan. (Yuliatun (2008) dalam Kholisotin, 2010).

Bidan dalam prakteknya memberikan asuhan persalinan diharapkan dapat

memberikan kenyamanan selama persalinan, untuk itu perlu dilakukan upaya

pengendalian nyeri saat persalinan. Birthball (bola kelahiran) adalah bola terapi

fisik yang membantu ibu inpartu kala I ke posisi yang membantu kemajuan

persalinan. Sebuah bola terapi fisik dapat digunakan dalam berbagai posisi. Dengan

duduk di bola dan bergoyang-goyang membuat rasa nyaman dan membantu

kemajuan persalinan dengan menggunakan gravitasi, sambil meningkatkan

pelepasan endorphin karena elastisitas dan lengkungan bola merangsang reseptor

Page 18: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

3

di panggul yang bertanggung jawab untuk mengsekresi endorphin (Maurenne,

2005).

Adapun keuntungan dari pemakaian birthball ini adalah meningkatkan aliran

darah ke rahim, plasenta dan bayi, meredakan tekanan dan dapat meningkatkan

oulet panggul sebanyak 30%, memberikan rasa nyaman untuk lutut dan

pergelangan kaki, memberikan kontra-tekanan pada perineum dan paha tegak.

Postur ini bekerja dengan gravitasi mendorong turunnya bayi sehingga

mempercepat proses persalinan (Maurenne, 2005).

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Rusmayani (2012) di Malang

didapatkan bahwa teknik distraksi birthball terhadap penurunan nyeri ibu inpartu

kala I yang didapatkan bahwa pengaruh skala nyeri ibu setelah diberikan teknik

distraksi birthball lebih rendah dari skala nyeri ibu sebelum diberikan teknik

distraksi birthball.

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan merupakan unit pelaksana teknis

kesehatan dibawah supervisi suku dinas kesehatan Jakarta Barat. Pelayanan yang

diberikan , salah satunya yaitu persalinan normal. Di Puskesmas Kecamatan Grogol

Petamburan, upaya untuk penurunan nyeri persalinan menggunakan penggunaan

birth ball, teknik pernapasan dan usapan pada punggung dengan teknik back

effuerage

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti dengan wawancara

terhadap 4 orang ibu nifas di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan mengenai

cara mengatasi nyeri persalinan, 2 ibu mengatakan tidak tahu cara yang efektif

untuk mengatasi nyeri persalinan, 1 ibu dengan mendengarkan murotal quran dan

1 ibu melakukan metode dengan usapan di bagian pinggang ibu yang dilakukan

oleh suami atau keluarga, hasilnya ibu merasa lebih nyaman dalam menghadapi

nyeri persalinan.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang “pengaruh penggunaan birth ball sebagai metode pengurangan nyeri

persalinan kala i fase aktif (studi kasus di puskesmas kecamatan grogol petamburan

jakarta barat tahun 2019)”.

Page 19: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

4

B. Rumusan Masalah

Nyeri persalinan merupakan hal yang biasa terjadi, namun tidak semua

perempuan merasakan sakit yang sama karena terdapat beberapa faktor yang

berkontribusi menjadi rasa tidak nyaman. Salah satu metode yang digunakan untuk

menurunkan nyeri persalinan yaitu dengan penggunaan birthball, Berdasarkan

uraian dalam latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu

bagaimana pengaruh penggunaan birth ball sebagai metode pengurangan nyeri

persalinan kala 1 fase aktif (studi kasus di puskesmas kecamatan grogol petamburan

jakarta barat tahun 2019)?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan birth ball sebagai metode

pengurangan nyeri persalinan kala 1 fase aktif (studi kasus di puskesmas

kecamatan grogol petamburan jakarta barat tahun 2019).

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik ibu bersalin di Puskesmas Kecamatan Grogol

Petamburan tahun 2019.

b. Mendeskripsikan skala nyeri sebelum tindakan penggunaan birthball pada

ibu di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan tahun 2019.

c. Mendeskripsikan skala nyeri sesudah tindakan penggunaan birthball pada

ibu di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan tahun 2019.

d. Mengetahui perbedaan skala nyeri ibu bersalin yang menggunakan dan

yang tidak menggunakan birthball di Puskesmas Kecamatan Grogol

Petamburan tahun 2019.

Page 20: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan penulis tentang gambaran penggunaan birthball

terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif. Selain itu dapat

menambah pengetahuan serta pengalaman dalam penyusunan karya tulis ilmiah

dan dapat mengembangkan teori yang telah didapat selama proses perkuliahan.

2. Bagi Klien

Dapat membantu pasien dalam mengurangi rasa nyeri saat persalinan, sehingga

proses persalinan menjadi, aman, nyaman, dan tentram. Selain itu membantu

pasien dalam menambah pengetahuannya.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sumber referensi penerapan asuhan kebidanan dengan

penggunaan birthball terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif

pada ibu.

4. Bagi Institusi pelayanan Kesehatan

Dapat dijadikan sumber referensi untuk menerapkan asuhan kebidanan dengan

penggunaan birthball yang dapat diaplikasikan kepada ibu bersalin di tempat

praktik.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini meneliti tentang asuhan kebidanan dengan penggunaan birthball

terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif pada ibu bersalin di Puskesmas

Kecamatan Grogol Petamburan tahun 2019. Responden dalam penelitian ini adalah

ibu multipara yang akan bersalin dengan nyeri persalinan pada kala I fase aktif di

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan. Penelitian ini akan dimulai pada bulan

Februari sampai bulan April tahun 2019. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer. Jenis metode penelitian ini adalah studi kasus dengan

pendekatan penelitian yang dipakai adalah pendekatan deskriptif.

Page 21: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

6

Page 22: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir

atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).

Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai 26

dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran

plasenta (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun

ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban

didorong keluar atau melalui jalan lahir (Sumarah, dkk, 2009).

2. Tujuan Asuhan Persalinan Normal

Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan

hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui

berbagai upaya yang berintergrasi dan lengkap serta intervensi minimal

sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat

yang optimal.

3. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

Beberapa teori yang menyatakan sebab mulainya persalinan (Sulistyawati,

2010):

a. Penurunan kadar progesterone

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Selama kehamilan

terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam

darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga

timbul his.

Page 23: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

7

b. Keregangan otot

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat dimulai. Contohnya pada kehamilan gemeli, sering terjadi

kontraksi karena uterus teregang oleh ukuran janin ganda, sehingga kadang

kehamilan gemeli mengalami persalinan yang lebih dini.

c. Teori oksitosin

Pada akhir kehamilan kadar oksitosinn bertambah. Oleh karena itu

timbul kontraksi otot-otot Rahim.

d. Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangkasebagai salah satu

sebab permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa

prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena menimbulkan

kontraksi miometrium pada setiap usia kehamilan. Hal ini juga disokong

dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban

maupun darah perifer pada ibu hamil sebelum melahirkan atau selama

proses persalinan.

4. Tanda-Tanda Persalinan

Sebelum terjadi persalinan, beberapa minggu sebelumnya perempuan

memasuki kala pendahuluan (preparatory stage of labor), dengan tanda-tanda

sebagai berikut:

a. Terjadi lightening

Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus

uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP. Pada multigravida tanda ini

tidak begitu terlihat. Mulai menurunnya bagian terbawah bayi ke pelvis

terjadi sekitar 2 minggu menjelang persalinan. Bila bagian bawah bayi telah

turun, maka ibu akan merasa tidak nyaman. Ketidak nyamanan disebabkan

karena adanya tekanan bagian terbawah pada struktur daerah pelvis, secara

spesifik akan mengalami hal berikut :

Page 24: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

8

1) Kandung kemih tertekan sedikit, menyebabkan peluang untuk

melakukan ekspansi berkurang, sehingga frekuensi berkemih

meningkat.

2) tekanan oleh sebagian besar bagian janin pada saraf yang melewati

foramen obturator yang menuju kaki, menyebabkan sering terjadi kram

kaki.

3) Meningkatnya tekanan pada pembuluh darah vena menyebabkan

terjadinya udema karena bagian terbesar dari janin menghambat darah

yang kembali dari bagian bawah tubuh.

b. Terjadinya his permulaan

Adanya perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron

menyebabkan oksitosin semakin meningkat dan dapat menjalankan

fungsinya dengan efektif untuk menimbulkan kontraksi atau his permulaan.

Sifat his permulaan (palsu) adalah seperti, rasa nyeri ringan di bagian

bawah, datang tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks atau

pembawa tanda, durasi pendek, tidak bertambah bila beraktivitas (Rohani,

2011).

5. Faktor – Fator yang Mempengaruhi Persalinan

a. Passage (jalan lahir)

Passage atau faktor jalan lahir terbagi atas bagian keras dan bagian

lunak. Bagian keras terdiri dari tulang-tulang panggul (rangka panggul).

Bagian lunak terdiri dari otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamenligamen.

b. Power (Tenaga)

Kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang mendorong

janin keluar dalam persalinan ialah : his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi

diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerjasama yang baik dan

sempurna.

1) His, adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja

dengan baik dan sempurna dengan sifat-sifat: kontraksi simetris, fundus

dominan, kemudian diikuti relaksasi. Pada saat kontraksi otot-otot

Page 25: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

9

rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum

uteri menjadi lebih kecil mendorong janin dan kantong amnion kearah

bawah rahim dan serviks. Dalam melakukan observasi pada ibu

bersalin, hal-hal yang harus diperhatikandari his adalah :

a) Frekuensi his adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya

permenitatau per 10 menit

b) Intensitas his adalah kekuatan his (adekuat atau lemah)

c) Durasi (lama his) adalah lamanya setiap his berlangsung dan

ditentukan dengan detik, misalnya 50 detik d) Interval his adalah

jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap

2 – 3 menit

d) Datangnya his apakah sering, teratur atau tidak. Perubahan-

perubahan akibat his, diantaranya :

(1) Pada uterus dan serviks: uterus teraba keras/padat karena

kontraksi. Serviks tidak mempunyai otot-otot yang banyak,

sehingga setiap muncul his maka terjadi pendataran

(effacement) dan pembukaan (dilatasi) dari serviks.

(2) Pada ibu: rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim,

terdapat pula kenaikan nadi dan tekanan darah.

(3) Pada janin: pertukaran oksigen pada sirkulasi utero–plasenter

kurang sehingga timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin

melembat dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia

fisiologis. Jika benar terjadi hipoksia yang cukup lama, misalnya

pada kontraksi tetanik, maka terjadi gawat janin asfiksia dengan

denyut jantung janin diatas 160 permenit dan tidak teratur.

2) Tenaga mengejan Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban

pecah tenaga yang mendorong anak keluar selain his, terutama

disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan

peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga

mengejan saat buang air besar tetapi jauh lebih kuat lagi. Saat kepala

Page 26: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

10

sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan ibu

menutup glottisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan

diafragmanya kebawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila

pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu ada his.Tanpa

tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita

yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan

forceps. Tenaga mengejan ini juga melahirkan placenta setelah plasenta

lepas daridinding rahim.

c. Passenger

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah factor janin,

yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian terbawah,

dan posisi janin.

1) Sikap (habitus) Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan

sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya

dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam

keadaan fleksi, lengan bersilang di dada.

2) Letak (situs) Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu

misalnya Letak Lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu

ibu. Letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini

bisa letak kepala atau letak sungsang.

3) Presentasi Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian

bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam.

Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu dan

lain-lain.

a) Bagian terbawah janin, sama dengan presentasi hanya lebih

diperjelas istilahnya.

b) Posisi janin untuk indikator atau menetapkan arah bagian terbawah

janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap

sumbu ibu (maternal–pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala

Page 27: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

11

(LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang

(Kurniawati, 2010).

6. Tahap Persalinan

a. Kala I atau kala pembukaan dimulai dari adanya his yang adekuat sampai

pembukaan lengkap. Kala I dibagi dalam 2 fase: fase laten (pembukaan

serviks 1-3 cm) membutuhkan waktu 8 jam, fase aktif (pembukaan serviks

4-10 cm/lengkap), membutuhkan waktu 6 jam. Fase aktif terbagi lagi

menjadi:

1) Fase akselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm

yang dicapai dalam 2 jam.

2) Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai

dalam 2 jam.

3) Fase diselerasi (kurangnya percepatan), dari pembukaan 9 cm sampai

10 cm selama 2 jam (Kurniawati, 2010).

b. Kala II atau kala pengeluaran, dari pembukaan lengkap sampai lahirnya

bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primipara dan 1 jam pada

multipara.

c. Kala III atau kala uri, dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

d. Kala IV atau kala pengawasan, dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2

jam pertama post partum (Hidayat, 2010).

B. Nyeri Persalinan

1. Pengertian

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri timbul bila

ada jaringan rusak, dan hal ini menyebabkan individu bereaksi dengan cara

memindahkan stimulus nyeri. Bila kulit nyeri akibat iskemia, maka secara tak

sadar orang itu akan mengubah posisinya (Guyton, (1997) dalam Tazkiyah &

Yanti, 2014).

Page 28: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

12

Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan ataupun berat

(Robert, 1995). Menurut International Association for Study of Pain (IASP),

nyeri adalah sensasi subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang

didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau

menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (Tazkiyah & Yanti, 2014).

2. Etiologi Nyeri dalam Persalinan

a. Nyeri Persalinan

Nyeri selama persalinan adalah satu hal yang membuat wanita merasa

cemas. Banyak wanita menganggap bahwa nyeri merupakan bagian besar

dari proses kelahiran. Nyeri saat persalinan merupakan proses yang

fisiologis meskipun pada tipe nyeri yang lain selalu disebabkan oleh suatu

kecelakaan atau penyakit ( Kinney, (2002) dalam Handayani, et al, 2013).

Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik

yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta

penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri

meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat,

diameter pupil, dan ketegangan otot (Arifin, (2008) dalam Handayani, et al,

2013).

Banyak penelitian yang mendukung bahwa nyeri persalinan kala satu

adalah akibat dilatasi serviks dan segmen uterus bawah, dengan distensi

lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot dan ligamen yang

menyokong struktur-struktur ini Bonika dan McDonald, menyatakan bahwa

faktor berikut mendukung teori tersebut :

1) Peregangan otot polos telah ditunjukan menjadi rangsangan pada nyeri

versal. Intensitas yang dialami pada konntraksi dikaitkan dengan derajat

dan kecepatan dilatasi serviks dan segmen uterus bawah.

2) Intensitas dan waktu nyeri dikaitkan dengan terbentuknya tekanan

intrauterin yang menambah dilatasi struktural tesebut. Pada awal

persalinan, terdapat pembentukan tekanan perlahan, dan nyeri dirasakan

kira-kira 20 detik setelah mulai kontraksi uterus. Pada persalinan

Page 29: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

13

selanjutnya, terdapat pembentukan tekanan lebuh cepat yang

mengakibatkan waktu kelambatan minimal sebelum adanya persepsi

nyeri.

3) Ketika serviks dilatasi cepat pada wanita yang tidak melahirkan, mereka

mengalami nyeri serupa dengan yang dirasakan selama kontraksi uterus.

Rangsangan persalinan kala-satu ditransmisikan dari serat aferen

melalui pleksus hipogastrik superior, inferior dan tengah, rantai

simpatik torakal bawah, dan lumbal, ke ganglia akar saraf posterior.

Nyeri dapat disebar dari area pelvik ke umbilikus, paha atas, dan area

midsakral (Hanesty, 2017).

3. Penyebab Rasa Nyeri dalam Persalinan

Menurut Judha (2012), Nyeri persalinan muncul karena:

a. Kontraksi otot rahim

Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia

rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Biasanya ibu hanya mengalami

rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval

antar kontraksi.

b. Regangan otot dasar panggul

Nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Nyeri ini terlokalisir di daerah

vagina, rectum dan perineum, sekitar anus dan disebabkan peregangan

struktur jalan lahir bagian bawah akibat penurunan bagian terbawah janin.

c. Episiotomy

Nyeri dirasakan apabila ada tindakan episiotomy, tindakan ini dilakukan

sebelum jalan lahir mengalami laserasi maupun rupture pada jalan lahir.

d. Kondisi psikologi

Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas. Takut,

cemas dan tegang memicu produksi hormone prostaglandine sehingga

timbul stress. Kondisi stress dapat mempengaruhi kemampuan tubuh

menahan rasa nyeri.

Page 30: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

14

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nyeri dalam Persalinan

Adapun beberapa factor yang mempengaruhi nyeri persalinan, diantaranya:

a. Usia

Menurut Perry & Potter (2005) dalam Judha (2012) usia merupakan

variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak dan

lansia. Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia

ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan lansia bereaksi terhadap

nyeri. Usia muda cendrung dikaitkan dengan kondisi psikologis yang masih

labil, yang memicu terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang dirasakan

menjadi lebih berat.

b. Budaya

Menurut Perry & Potter (2005) dalam Judha (2012) Keyakinan dan

nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu

mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan

mereka. Menurut Clancy dan Vicar (Cit Perry & Potter, 2005) mengatakan

bahwa sosialisasi budaya menentukan perilaku psikologis seseorang.

Persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan dipengaruhi oleh budaya

individu. Budaya dapat mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin

(Pilliteri, 2003 dalam Judha 2012).

c. Pendidikan

Pendidikan adalah proses pembelajaran yang sudah dialami pada

jenjang-jenjang tertentu pada institusi formal dan nonformal, semakin

tinggi jenjang pendidikan seseorang semakin mempermudah dalam

penyampaian dan penyerapan informasi. Pendidikan merupakan suatu

proses perubahan sikap dan tata laku yang berlangsung secara terus

menerus, dimana pendidikan merupakan faktor eksternal yang

mempengaruhi tingkat kesehatan manusia, karena dengan semakin tinggi

pendidikan sesorang, diharapkan pengetahuan dan kemampuan, semakin

meningkat menuju suatu perubahan tingkah laku.

Page 31: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

15

d. Emosi (Cemas dan Takut)

Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan

kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri. Saat ibu akan bersalin

mengalami stress maka secara otomatis tubuh akan melakukan reaksi

defensif sehingga secara otomatis dari stres tersebut merangsang tubuh

mengeluarkan hormone stressor, yaitu hormon Katekolamin dan hormone

Adrenalin. Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat

persalinan jika calon ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum

melahirkan. Akibat respon tubuh tersebut, maka uterus menjadi semakin

tegang sehingga aliran darah dan oksigen menjadi semakin berkurang

karena arteri menyempit akhirnya rasa nyeri yang tak tertahankan. Selain

itu, dengan adanya sistem saraf simpatis, stimulus nyeri juga dapat

mengakibatkan berbagai perubahan, seperti peningkatan frekuensi jantung,

peningkatan tekanan darah, pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran

darah, dan meningkatkan kadar glukosa darah. Sehingga terjadilah

penurunan motilitas lambung dan penurunan suplai darah ke kulit yang

menyebabkannya tubuh berkeringat. Dengan demikian stimulus yang

menyebabkan nyeri akan menyebabkan terjadinya insiden atau peristiwa

sensorik.

e. Pengalaman persalinan

Menurut Bobok (2000), dalam Judha (2012) pengalaman melahirkan

sebelumnya juga dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri.

Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu akan

menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Apabila

individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode nyeri tanpa

pernah sembuh maka rasa takut akan muncul, dan juga sebaliknya.

f. Dukungan Keluarga

Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri adalah

kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap

klien. Kehadiran keluarga sangat bermakna, selain itu dapat meminimalkan

Page 32: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

16

kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada keluarga atau teman, seringkali

pengalaman nyeri membuat klien semakin tertekan, sebaliknya tersedianya

seseorang yang memberi dukungan sangatlah berguna karena akan

membuat seseorang menjadi lebih nyaman. Dukungan dari pasangan,

keluarga maupun pendamping persalinan dapat membantu memenuhi

kebutuhan ibu bersalin, juga membantu mengatasi rasa nyeri Martin (2002)

dalam Judha (2012).

5. Fisiologi Nyeri

Menurut Judha (2012), beberapa teori yang menjelaskan mekanisme nyeri

diantaranya:

a. Nyeri berdasarkan tingkat kedalaman dan letaknya

1) Nyeri Viseral yaitu rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan

serviks dan iskemia uterus pada persalinan kala I. Pada kala I fase laten

lebih banyak penipisan di serviks sedangkan pembukaan serviks dan

penurunan daerah terendah janin terjadi pada fase aktif dan transisi. Ibu

merasakan nyeri yang berasal dari bagian bawah abdomen dan

menyebar ke daerah lumbal punggung dan menurun ke paha. Ibu

biasanya mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan bebas rasa nyeri

pada interval antar kontraksi.

2) Nyeri Somatik yaitu nyeri yang dialami ibu pada akhir kala I dan kala

II persalinan. Nyeri disebabkan oleh peregangan perineum dan vulva,

tekanan servikal saat kontraksi, penekanan bagian terendah janin secara

progesif pada fleksus lumboskral, kandung kemih, usus dan struktur

sensitif panggul yang lain.

b. Teori Kontrol Gerbang (Gate Control Theory)

Teori Gate Control menyatakan bahwa selama proses persalinan implus

nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat syaraf besar kearah uterus

ke subtansia gelatinosa di dalam spina kolumna, sel-sel transmisi

memproyeksikan pesan nyeri ke otak, adanya stimulasi ( seperti vibrasi atau

massage) mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih kuat, cepat dan

Page 33: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

17

berjalan sepanjang serat syaraf kecil. Pesan yang berlawanan ini menutup

gate di substansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga otak tidak

mencatat pesan nyeri tersebut.

6. Teori Nyeri

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, yaitu :

a. Teori Pemisahan (Specificiy Theory)

Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal cord)

melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior, kemudian naik

ke tractus lissur, dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir

di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.

b. Teori Pola (Pattern Theory)

Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis

dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang

merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta

kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga

menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi oleh modalitas respons dari

reaksi sel T.

c. Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control Theory)

Teori yang dikemukakan oleh melzak dan wall, menjelaskan tramisi dan

presepsi nyeri secara komprehensip, nyeri tergantung dari kerja serta saraf

besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis.

Rangsang pada serat saraf besar akan mengakibatkan tertutupnya pintu

mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran

rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung

merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam

medulla spinalis melalui spinalis serat eferen dan reaksinya memengaruhi

aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas

substansia gelatiosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang

aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.

Page 34: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

18

d. Teori Trasmisi dan Inhibisi

Terdapat stimulus pada noiciceptor memulai implus-implus saraf, sehingga

transmisi implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik.

Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implusimplus pada

serabut-serabut besar yang memblok implus-implus pada serabut lamban

dan endogen opiate system supresif.

7. Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri dibagi menjadi dua, yaitu nyeri secara umum dan nyeri dalam

proses persalinan yaitu :

a. Klasifikasi nyeri secara umum, antara lain adalah

1) Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang

setelah penyembuhan.

2) Nyeri kronik yaitu nyeri ini dapat berlangsung lama (lebih dari enam

bulan) dibandingkan dengan nyeri akut dan resisten dengan pengobatan.

b. Klasifikasi nyeri persalinan dibagi beberapa nyeri yaitu :

1) Nyeri Viseral, bersifat lambat dalam yang tidak terlokalisir. Implus

nyeri selama kala I pada persalinan di trasmisi melalui segment saraf

spinal dan bagian bawah thorak dan bagian atas lumbal saraf simpatis.

Lokasi nyeri ini meliputi bagian segmen abdomen dan menjalar

kedaerah lumbal bagian belakang dan turun sampai dengan paha.

2) Nyeri somatic bersifat lebih cepat dan tajam menusuk dan lokasi jelas.

Implus nyeri pada kala II ditransmisi melalui saraf spina dan

parasimpatis dari jaringan perinal. Nyeri ini pada akhirnya kala I dan

selama kala II yang merupakan akibat dari penurunan kepala janin yang

menekan jaringan-jaringan maternal dan tarikan perinium dan

Utercocervical selama kontraksi.

3) After pain, nyeri selama kala II dimana uterus mengecil, sobek dari hasil

distensi dan laserasi dari serviks, vagina dan jaringan perinal nyeri yang

dirasakan seperti awal kala I dan kala II.

Page 35: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

19

8. Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri

dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual

dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda

oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif

yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap

nyeri itu sendiri. Pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan

gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri Tamsuri, (2007) dalam Handayani, et

al, (2013).

Skala penilaian numerik (Numerical Rating Scales, NRS) lebih digunakan

sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri

dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji

intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan

skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm Tamsuri,

(2007) dalam Handayani, et al, (2013).

a. Visual Analog Scale (VAS)

Visual Analog Scale (VAS) merupakan cara yang paling banyak

digunakan untuk menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara

visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin di alami seorang pasien. Rentang

nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada

tiap sentimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau

pernyataan deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri,

sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin

terjadi. Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal dan dapat diadaptasi

menjadi skala hilangnya atau reda rasa nyeri. Digunakan pada pasien anak

>8 tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaannya sangat

mudah dan sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah, VAS tidak

banyak bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi visual dan

motorik serta kemampuan konsentrasi.

Page 36: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

20

Gambar 1. Visual Analog Scale (Sumber :

https://www.google.com/search?q=Visual+Analog+Scale+(VAS)&client=firefox-b-

ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiXlIuzm57ZAhXKLI8KHYVgCBYQ_AUIC

igB&biw=1365&bih=651#imgrc=2CGzm0_0AtInnM:)

b. Verbal Rating Scale (VRS)

Skala ini menggunakan angka 0 sampai 10 untuk menggambarkan

tingkat nyeri, terdapat dua ujung ekstrem yang digunakan pada skala ini.

Skala numerik verbal ini lebih bermanfaat pada periode pascabedah, karena

secara alami verbal atau kata-kata tidak terlalu mengandalkan koordinasi

visual dan motorik. Skala verbal menggunakan kata-kata dan bukan garis

atau angka untuk menggambarkan tingkat nyeri. Skala yang digunakan

dapat berupa tidak ada nyeri, sedang, dan parah. Hilang atau redanya nyeri

dapat dinyatakan dengan kata sama sekali tidak hilang, sedikit berkurang,

cukup berkurang, baik atau nyeri hilang sama sekali. Karena skala ini

membatasi pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat membedakan berbagai

tipe nyeri.

Page 37: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

21

Gambar 2. Verbal Rating Scale (VRS) (Sumber :

https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ve

d=0ahUKEwiVst37nZ7ZAhWGuI8KHcM4DAAQjRwIBw&url=https%3A%2F%2Fwww.science

direct.com%2Fscience%2Farticle%2Fpii%2FS1521694215000303&psig=AOvVaw1zMqHF3S4

MOFbCfb9ARDyE&ust=1518451085049087)

c. Numeric Rating Scale (NRS)

Numeric Rating Scale (NRS) dianggap sederhana dan mudah untuk

dimengerti, sensitif terhadap dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis.

Kekurangannya adalah keterbatasan pilihan kata untuk menggambarkan

rasa nyeri, tidak memungkinkan untuk membedakan tingkat nyeri dengan

lebih teliti dan dianggap terdapat jarak yang sama antar kata yang

menggambarkan efek analgesik.

Gambar 3. Numeric rating Scale (NRS) (Sumber :

https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ve

d=0ahUKEwjozZ32n57ZAhXGr48KHdBHCjEQjRwIBw&url=https%3A%2F%2Fwww.physio-

pedia.com%2FNumeric_Pain_Rating_Scale&psig=AOvVaw38o_6ubQsSJALDnoh8Jdq4&ust=15

18451795674961)

d. Wong Baker Pain Rating Scale

Page 38: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

22

Wong Baker Pain Rating Scale merupakan skala nyeri yang tergolong

mudah untuk dilakukan hanya dengan melihat ekspresi wajah pasien pada

saat bertatap muka tanpa kita menanyakan keluhannya. Digunakan pada

pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak dapat menggambarkan

intensitas nyerinya dengan angka.

Gambar 4. Wong Baker Pain Rating Sclae (Sumber :

https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ve

d=0ahUKEwjslrKboZ7ZAhUmT48KHQPwDWEQjRwIBw&url=https%3A%2F%2Fmediskus.co

m%2Fpenyakit%2Fmenilai-skala-

nyeri&psig=AOvVaw3HIacM0SEbT3B1RP2J3WHm&ust=1518451975541508)

Penilaian Skala nyeri dari kiri ke kanan:

1) Wajah Pertama : Sangat senang karena ia tidak merasa sakit sama sekali.

2) Wajah Kedua : Sakit hanya sedikit.

3) wajah ketiga : Sedikit lebih sakit.

4) Wajah Keempat : Jauh lebih sakit.

5) Wajah Kelima : Jauh lebih sakit banget.

6) Wajah Keenam : Sangat sakit luar biasa sampai-sampai menangis.

9. Penatalaksanaan Nyeri dalam Persalinan Secara Non Farmakologis

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi (memanajemen) nyeri

saat persalinan, yaitu salah satunya dengan memberikan terapi non

farmakologis. Terapi nonfarmakologis yaitu terapi yang digunakan yakni

dengan tanpa menggunakan obat-obatan, tetapi dengan memberikan berbagai

Page 39: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

23

teknik yang setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa nyeri saat persalinan tiba.

Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah (Mander, 2012):

a. Distraksi

Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain nyeri.

Ada empat tipe distraksi, yaitu distraksi visual, misalnya membaca atau

menonton televisi, Distraksi auditory, misalnya mendengarkan musik,

Distraksi taktil, misalnya menarik nafas dan massase, Distraksi kognitif,

misalnya bermain puzzle.

b. Hypnosis-diri

Hypnosis-diri dengan membantu merubah persepsi nyeri melalui pengaruh

sugesti positif. Hypnosis-diri menggunakan sugesti dari dankesan tentang

perasaan yang rileks dan damai. Individu memasuki keadaan rileks dengan

menggunakan bagian ide pikiran dan kemudian kondisikondisi yang

menghasilkan respons tertentu bagi mereka (Edelman & Mandel, 1994).

Hypnosis-diri sama seperti dengan melamun. Konsentrasi yang efektif

mengurangi ketakutan dan sters karena individu berkonsentrasi hanya pada

satu pikiran. Selain itu juga mengurangi persepsi nyeri merupakan salah

satu sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman ialah membuang atau

mencegah stimulasi nyeri. Hal ini terutama penting bagi klien yang

imobilisasi atau tidak mampu merasakan sensasi ketidaknyamanan. Nyeri

juga dapat dicegah dengan mengantisipasi kejadian yang menyakitkan,

misalnya seorang klien yang dibiarkan mengalami konstipasi akan

menderita distensi dan kram abdomen. Upaya ini hanya klien alami dan

sedikit waktu ekstra dalam upaya menghindari situasi yang menenyebabkan

nyeri (Mander, 2012).

c. Stimulas Kutaneus

Terapi stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk

menghilangkan nyeri massase, mandi air hangat, kompres panas atau dingin

dan stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS) merupakan langkah-langkah

sederhana dalam upaya menurunkan persepsi nyeri. Cara kerja khusus

Page 40: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

24

stimulasi kutaneus masih belum jelas. Salah satu pemikiran adalah cara ini

menyebabkan pelepasan endorfin, sehingga memblog transmisi stimulasi

nyeri. Teori Gate-kontrol mengatakn bahwa stimulasi kutaneus

mengaktifkan transmisi tersebut saraf sensori A-Beta yang lebih besar dan

lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut dan

delta-A berdiameter kecil. Gerbang sinaps menutup transmisi impuls nyeri.

Bahwa keuntungan stimulasi kutaneus adalah tindakan ini dapat dilakkan

dirumah, sehingga memungkinkan klien dan keluarga melakukan upaya

kontrol gejala nyeri dan penanganannya. Penggunaan yang benar dapat

mengurangi persepsi nyeri dan membantu mengurangi ketegangan otot. 31

Stimulasi kutaneus jangan digunakan secara langsung pada daerah kulit

yang sensitif (misalnya luka bakar, luka memar, cram kulit, inflamasi dan

kulit dibawah tulang yang fraktur) (Mander,2012).

d. Massase

Masasse adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya

otot, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi

sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan / atau

memperbaiki sirkulasi. Masase adalah terapi nyeri yang paling primitive

dan menggunakan refleks lembut manusia untuk menahan, menggosok,

atau meremas bagian tubuh yang nyeri .

e. Terapi Hangat dan Dingin

Terapi hangat dan dingin bekerja dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri

(non-nosiseptor). Terapi dingin dapat menurunkan prostaglandin yang

memperkuat sensitifitas reseptor nyeri. Agar efektif es harus diletakkan di

area sekitar pembedahan. Penggunaan panas dapat meningkatkan aliran

darah yang dapat mempercepat penyembuhan dan penurunan nyeri.

f. Relaksasi pernafasan

Relaksasi pernafasan yang merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,

yang dalam hal ini perawat mengajakan pada klien bagaimana cara

melakukan pernafasan, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)

Page 41: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

25

dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat

menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi pernafasan juga dapat

meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer

& Bare, 32 2002). Menurut kegunaanya teknik relaksasi pernafasan

dianggap mampu meredakan nyeri, prosesnya menarik nafas lambat melalui

hidung (menahan inspirasi secara maksimal) dan menghembuskan nafas

melalui mulut secara perlahan-lahan.

C. Birth Ball

1. Pengertian

Birth ball adalah bola terapi fisik yang membantu ibu inpartu kala I ke posisi

yang membantu kemajuan persalinan. Sebuah bola terapi fisik yang membantu

kemajuan persalinan dan dapat digunakan dalam berbagai posisi. Salah satu

gerakannya yaitu dengan duduk di bola dan bergoyang-goyang membuat rasa

nyaman dan membantu kemajuan persalinan dengan menggunakan gravitasi

sambil meningkatkan pelepasan endorfin karena elastisitas dan lengkungan bola

merangsang reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk mensekresi

endorfin (Gau & Tian S-H, 2011).

2. Manfaat

Birth ball bermanfaat secara fisik sehingga dapat digunakan selama

kehamilan dan persalinan. Dalam hal ini, birth ball memposisikan tubuh ibu

secara optimal dan pengurangan nyeri selama kontraksi uterus memunculkan

gerakan yang tidak biasa. Alasan yang mendasari hal ini adalah latihan birth ball

dapat bekerja secara efektif dalam persalinan (Gau & Tian S-H, 2011). Manfaat

yang disarankan menggunakan birth ball adalah penuruan rasa sakit,

pengurangan kecemasan. Namun sebagian manfaat yang dilaporkan dari birth

ball bersifat deskriptif, dan sampai sekarang penggunaanya belum dipelajari dan

dievaluasi dengan menggunakan metode penelitian yang objektif (Hau & Kwan

W, 2012)

3. Macam-macam Gerakan Birth Ball

Page 42: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

26

Menurut Oktifa, et al, (2012) jenis gerakan yang dapat dilakukan dengan birth

ball yaitu:

a. Duduk di atas bola

• Duduklah di atas bola seperti halnya duduk di kursi dengan kaki sedikit

membuka agar keseimbangan badan di atas bola terjaga.

• Dengan tangan di pinggang atau di lutut, gerakkan pinggul ke samping

kanan dan ke samping kiri mengikuti aliran gelinding bola. Lakukan

secara berulang minimal 2 x 8 hitungan.

• Tetap dengan tangan di pinggang, lakukan gerakan pinggul ke depan

dan kebelakang mengikuti aliran menggelinding bola. Lakukan secara

berulang minimal 2 x 8 hitungan.

• Dengan tetap duduk di atas bola, lakukan gerakan memutar pinggul

searah jarum jam dan sebaliknya seperti membentuk lingkaran atau

hula hoop.

• Kemudian lakukan gerakan pinggul seperti spiral maju dan mundur.

Gambar 1. Duduk di atas bola (Sumber : https://www.babycentre.co.uk/a1048463/using-a-birthing-ball)

b. Duduk di atas bola bersandar ke depan

• Setelah menggerakkan pinggul mengikuti aliran menggelinding

bola, lakukan fase istirahat dengan bersandar ke depan pada kursi

atau pendamping (bisa instruktur atau salah satu anggota keluarga).

• Sisipkan latihan tarikan nafas dalam.

Page 43: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

27

• Lakukan teknik ini selama 5 menit.

Gambar 2. Duduk di atas bola bersandar ke depan (Sumber : https://www.babycentre.co.uk/a1048463/using-a-

birthing-ball)

c. Berdiri bersandar di atas bola

• Letakkan bola di atas kursi.

• Berdiri dengan kaki sedikit dibuka dan bersandar ke depan pada

bola seperti merangkul bola.

• Lakukan gerakan ini selama 5 menit.

Gambar 3. Berdiri bersandar di atas bola (Sumber : https://www.babycentre.co.uk/a1048463/using-a-birthing-ball)

Page 44: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

28

d. Berlutut dan bersandar di atas bola

• Letakkan bola di lantai.

• Dengan menggunakan bantal atau pengalas yang empuk lakukan

posisi berlutut.

• Kemudian posisikan badan bersandar ke depan di atas bola seperti

merangkul bola.

• Dengan tetap pada posisi

• Merangkul bola, gerakkan badan ke samping kanan dan kiri

mengikuti aliran menggelinding bola.

• Dengan tetap merangkul bola, minta pendamping untuk memijat

atau melakukan tekanan halus pada punggung bawah. Lakukan

tindakan ini selama 5 menit.

Gambar 4. Berlutut dan bersandar di atas bola (Sumber : https://www.babycentre.co.uk/a1048463/using-a-

birthing-ball)

e. Jongkok bersandar pada bola

• Letakkan bola menempel pada tembok atau papan sandaran.

• Ibu duduk di lantai dengan posisi jongkok dan membelakangi atau

menyandar pada bola.

• Sisipkan latihan tarikan nafas dalam pada posisi ini.

Page 45: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

29

• Lakukan selama 5-10 menit.

Gambar 5. Jongkok bersandar pada bola (Sumber : https://id.theasianparent.com/birth-ball/)

D. Penelitian Sebelumnya

Penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusmayani (2012) di Malang

didapatkan bahwa teknik distraksi birthball terhadap penurunan nyeri ibu

inpartu kala I yang didapatkan bahwa pengaruh skala nyeri ibu setelah

diberikan teknik distraksi birthball lebih rendah dari skala nyeri ibu

sebelum diberikan teknik distraksi birthball.

2. Penelitian Dyah dkk, 2013 menemukan bahwa melakukan pelvic rocking

dengan birthing ball mampu memperlancar proses persalinan khususnya

pada kala I dan membantu ibu mengalami waktu persalinan kala I yang

normal.

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktifa dkk, 2012 menunjukkan bahwa

dari 15 responden setelah dilakukan terapi Birthing Ball dan Musik

sebanyak 10 responden (66,7%) mengalami penurunan intensitas nyeri dan

5 responden (33,3%) tidak mengalami perubahan intensitas nyeri.

4. Hasil penelitian Hendri P. dengan judul Pengaruh Terapi Musik Klasik

Terhadap Intensitas Nyeri Pada Ibu Primigravida Kala I Fase Aktif

Persalinan didapatkan hasil Penggunaan Birthing Ball dan Musik lebih

efektif terhadap penurunan tingkat nyeri kala I fase aktif persalinan normal

ibu primipara

Page 46: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang dilakukan dengan

cara meneliti ibu yang akan bersalin dengan nyeri persalinan. Strategi atau

pendekatan penelitian yang dipakai adalah pendekatan penelitian deskriptif dengan

metode studi kasus.

B. Desain

Dalam penelitian ini menggunakan desain studi kasus bentuk tunggal (One-

Shot Case Study). Desain dimulai dengan melakukan pengamatan terhadap nyeri

persalinan sebelum penggunaan birth ball, kemudian penggunaan birth ball, Untuk

melihat perbandingan penggunaan birth ball, terhadap penurunan skala nyeri

persalinan.

C. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi pelaksanaan di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta

Barat. Waktu Pelaksanaan Pengambilan studi kasus ini akan dilakukan mulai bulan

Maret 2019 sampai bulan April 2019.

D. Responden

Responden berjumlah 4 orang ibu yang sedang inpartu kala I fase aktif dengan

nyeri persalinan, di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat. 2

Orang menggunakan birth ball dan 2 orang tidak. Dengan kriteria responden :

1. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

2. Ibu bersalin dengan kala I fase aktif di Puskesmas Kecamatan Grogol

Petamburan.

3. Tidak memiliki resiko tinggi.

Page 47: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

31

4. Primipara dan multipara dengan persalinan sebelumnya tidak menggunakan

birth ball.

5. Sudah diberikan informasi dan latihan sebanyak 2 kali sejak Trimester III.

E. Teknik/Cara Pengumpulan Data

1. Data primer

a. Perizinan

Izin dengan pihak Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan bahwa peneliti

akan mengambil data berupa wawancara dan observasi serta memberi latihan

birth ball mulai dari trimester III sampai inpartu kala I fase aktif. Serta

berkoordinasi dengan bidan jaga apabila peneliti sedang melakukan

pengambilan data melalui wawancara, observasi serta melakukan tindakan

menggunakan birth ball.

b. Wawancara

Berupa anamnesa kepada klien ditunjukan untuk mengetahui identitas, riwayat

kesehatan, kebiasaan sehari – hari, personal hygiene, dan adanya komplikasi

atau tidak.

c. Observasi

Mengobservasi keadaan klien dan perkembangan keadaan nyeri yang dialami

selama proses melahirkan yang dilakukan pada kala I fase aktif.

d. Kegiatan yang dilakukan

Melaksanakan penggunaan birth ball pada ibu bersalin kala I fase aktif. Peneliti

melakukan perizinan kepada Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan bahwa

peneliti akan mengambil data berupa wawancara dan observasi kepada ibu

multigravida kala I fase aktif, setelah peneliti mendapatkan data ibu hamil

trimester III dengan usia kehamilan 37 – 40 minggu akan dijelaskan mengenai

penelitian yang dilakukan. Ibu dan keluarga setuju untuk menjadi responden

dalam penelitian, maka peneliti akan melakukan kunjungan rumah untuk serta

memberikan latihan penggunaan birth ball maksimal sebanyak 2 kali kepada

ibu dan keluarga. Ibu sudah mengalami tanda – tanda persalinan dan datang ke

Page 48: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

32

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, peneliti akan melakukan terapi

sesuai dengan informed consent yang telah disetujui.

Langkah – langkah pengumpulan data :

Pada dua responden A (Yang diberikan tindakan menggunakan birth ball)

1. Memilih responden.

2. Menyiapkan alat.

3. Menjelaskan kepada ibu mengenai prosedur yang akan dilakukan setelah ibu

bersedia menjadi responden.

4. Memberikan kuesioner dan melakukan wawancara dengan ibu.

5. Melakukan kunjungan rumah untuk memberikan materi dan latihan

penggunaan birth ball kepada ibu dan suami.

6. Mengukur tingkatan nyeri yang dialami ibu sebelum melakukan penggunaan

birth ball dengan menggunakan pedoman observasi skala nyeri.

7. Melakukan penggunaan birth ball dimulai dari kala I fase aktif dengan

berganti gerakan setiap 5-10 menit.

8. Mencatat perubahan tingkatan nyeri yang terjadi pada ibu bersalin sesudah

penggunaan birth ball. Pencatatan skala nyeri akan dipantau setiap 30 menit

sekali dengan menggunakan pedoman observasi skala nyeri.

Pada dua responden B (Yang tidak menggunakan latihan birth ball)

1. Memilih responden.

2. Menyiapkan alat.

3. Menjelaskan kepada ibu mengenai prosedur yang akan dilakukan setelah ibu

bersedia menjadi responden.

4. Memberikan kuesioner dan melakukan wawancara dengan ibu.

5. Mengukur tingkatan nyeri yang dialami ibu sebelum memulai observasi

dengan menggunakan pedoman observasi skala nyeri.

Page 49: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

33

6. Mencatat perubahan tingkatan nyeri yang terjadi pada ibu bersalin yang akan

dipantau setiap 30 menit sekali dengan menggunakan pedoman observasi

skala nyeri.

F. Instrument Laporan Kasus

Terlampir

G. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Guling atau bantal atau kursi.

b. Tensimeter

c. Stetoskop

d. Doppler/Laenec

e. Partus Set

f. Birth Ball

g. Informed consent

h. Lembar observasi skala nyeri

i. Format pengkajian asuhan kebidanan pada ibu bersalin, dan partograf.

H. Jadwal Kegiatan

Waktu yang digunakan dalam melaksanakan penelitian. Jadwal terlampir.

I. Etika Penelitian

Sebelumnya peneliti membuat informed consent atau persetujuan kepada

responden dengan menjelaskan jati diri, identitas peneliti, tujuan peneliti, serta

permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain, adalah sebagai

berikut :

Page 50: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

34

1. Informed concent

Pemberian informed concent bertujuan agar responden mengerti maksud

dan tujuan serta agar mengetahui dampak dari penelitian tersebut. Jika

responden bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan dan

jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan

tersebut.

2. Anonymity

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam

hasil penelitian.

Page 51: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan. Beberapa keterbatasan

penelitian ini antara lain, saat memberikan treatment pada responden,

suami/pendamping saat persalinan belum mengetahui cara-cara terapi

menggunakan birth ball sehingga sedikit menghambat pemberian treatment itu

terjadi karena saat responden diberi latihan menggunakan birth ball suami tidak

mendampingi responden saat ANC.

B. Hasil

Penelitian dilakukan dengan jumlah responden 4 yaitu, 2 ibu yang

diberikan treatment dan 2 ibu tidak diberikan treatment di kala I fase aktif.

Sebelum responden diberikan treatment, peneliti melakukan 2 kali latihan

menggunakan birth ball pada 2 responden saat melakukan ANC di puskesmas

dan dievaluasi setiap pertemuan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

wawancara, observasi, dan melaksanakan kegiatan pengurangan nyeri

menggunakan birth ball pada responden yang diberikan treatment dan pada

responden yg lain menggunakan teknik pengurangan nyeri dengan massase,

latihan napas dalam dan affirmasi positif. Setelah penelitian dilaksanakan,

kemudian data yang telah didapat diolah dan hasil wawancara dan observasi

disajikan dalam bentuk tabel.

Page 52: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

36

Gambaran Karakteristik Responden 1

Nama Ny. G usia 25 tahun agama islam Pendidikan terakhir SD pekerjaan

saat ini yaitu sebagai ibu rumah tangga, alamat saat ini di Jl. Satria X, Jelambar

Jakarta Barat. Ini adalah kehamilan kedua dengan riwayat kehamilan pertama

tahun 2014, persalinan spontan di Rumah Sakit dengan indikasi post term

ditolong oleh dokter. Saat pengambilan data usia kehamilan Ny. G 37 minggu

semua hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal dan ibu dalam keadaan sehat.

Setelah menjelaskan informasi tentang penelitian, pasien bersedia menjadi

responden dan mengisi lembar informed consent.

Treatment pertama dilakukan pada tanggal 1 April 2019 di Puskesmas

Kecamatan Grogol Petamburan, menjelaskan tentang kegunaan dan fungsi

birth ball, macam-macam gerakan latihan, dilanjutkan dengan latihan dengan

birth ball selama kurang lebih 20 menit. Lalu mengevaluasi apakah ibu paham

dan mengerti serta menanyakan apakah ibu merasa nyaman setelah

menggunakan birth ball. Ny. G merasa lebih rileks dan bisa mengikuti

treatment dengan baik. Selanjutnya kontrak waktu untuk treatment selanjutnya

yaitu saat ibu kunjungan ANC berikutnya. Ibu bersedia

Treatment kedua dilakukan pada kunjungan ANC Ny.G seminggu

kemudian yaitu tanggal 8 April 2019 di Puskesmas Kecamatan Grogol

Petamburan. Kegiatan kurang lebih sama dengan treatment yang pertama yaitu

memberi latihan dengan birth ball selama kurang lebih 20 menit dan

mengevaluasinya. Di sela-sela latihan birth ball ibu mengeluh sudah merasa

tidak nyaman dengan kehamilannya dan takut karena sampai saat ini ia belum

melahirkan juga, peneliti memberikan dukungan serta affirmasi positif untuk

mengurangi rasa tidak nyaman ibu serta mengedukasi ibu bahwa ibu harus

sabar dan menjalani masa kehamilannya dengan bahagia.

Tanggal 14 april 2019 pukul 04.00 WIB ibu mengeluh mulas yang teratur

setiap 10 menit sekali namun ibu masih ingin menunggu mulasnya sampai

teratur 5 menit sekali, ibu belum ingin periksa ke puskesmas. Pukul 10.00 WIB

ibu datang didampingi suami dan ibunya ke puskesmas dengan keluhan mulas

Page 53: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

37

yang teratur setiap 5 menit dan keluar lendir darah dan belum keluar air-air.

Hasil pemeriksaan ibu dan janin dalam keadaan baik, pembukaan 6 cm dan his

3x10’x35’’. Ibu mengatakan makan terakhir pukul 09.00. Peneliti menilai skala

nyeri yang dirasakan ibu. Ibu memiliki skor nyeri 6 selanjutnya peneliti

melakukan latihan birth ball dengan didampingi oleh ibu responden, melatih

napas dalam yang benar setiap His muncul dan memberikan affirmasi positif

agar ibu merasa tenang dan rileks. Setelah melakukan intervensi birth ball

peneliti menilai ulang skala nyeri ibu. Ibu mengalami penurunan skala nyeri

dengan skor nyeri saat ini yaitu 2.

Pukul 13.20 ketuban pecah dan ibu mengatakan ingin BAB, setelah

dilakukan pemeriksaan pembukaan 10 cm (lengkap). Pukul 13.30 bayi lahir

spontan, menangis kuat tonus otot aktif jenis kelamin perempuan.

Gambaran Karakteristik Responden 2

Nama Ny. R usia 26 tahun agama kristen Pendidikan terakhir S1 pekerjaan

saat ini yaitu sebagai ibu rumah tangga, alamat saat ini di Jl. Jelambar Raya

Noo.36 Jelambar Baru Jakarta Barat. Ini adalah kehamilan pertama. Ibu

mengatakan tidak ada riwayat penyakit apapun. Saat pengambilan data usia

kehamilan Ny. R 38 minggu semua hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal

dan ibu dalam keadaan sehat. Setelah menjelaskan informasi tentang penelitian,

Ny. R bersedia menjadi responden dan mengisi lembar informed consent.

Treatment pertama dilakukan pada tanggal 1 April 2019 di Puskesmas

Kecamatan Grogol Petamburan, menjelaskan tentang kegunaan dan fungsi

birth ball, macam-macam gerakan latihan, dilanjutkan dengan latihan dengan

birth ball selama kurang lebih 25 menit. Sebelum latihan ibu mengeluh merasa

pegal dan kaku di bagian punggung dan pinggangnya, ibu mengatakan bahwa

selama kehamilannya ia tidak pernah mengikuti senam ibu hamil dengan

keluhan tersebut maka peneliti memfokuskan gerakan di bagian punggung dan

sekitar panggul. Selanjutnya mengizinkan ibu untuk bertanya seputar

kehamilan. mengevaluasi apakah ibu paham dan mengerti serta menanyakan

Page 54: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

38

apakah ibu merasa nyaman setelah menggunakan birth ball. Ny. R merasa lebih

nyaman dan bisa mengikuti treatment dengan baik. Selanjutnya kontrak waktu

untuk treatment selanjutnya yaitu saat ibu kunjungan ANC berikutnya. Ibu

bersedia

Treatment kedua dilakukan pada kunjungan ANC Ny.R seminggu

kemudian yaitu tanggal 8 April di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan.

Kegiatan kurang lebih sama dengan treatment yang pertama yaitu memberi

latihan dengan birth ball selama kurang lebih 20 menit dan mengevaluasinya..

Tanggal 9 april pukul 01.00 WIB ibu datang ke puskesmas mengeluh

mulas dan keluar lendir darah. Hasil pemeriksaan ibu dan janin dalam batas

normal, His 1x10’10”, pembukaan 2 cm. Ibu dianjurkan pulang dan kembali ke

puskesmas jika mulas nya sudah teratur 5 menit sekali atau jika sudah keluar

air-air. Pukul 08.35 WIB ibu kembali datang didampingi suami ke puskesmas

dengan keluhan mulas yang teratur setiap 5 menit dan keluar lendir darah

namun belum keluar air-air. Hasil pemeriksaan ibu dan janin dalam keadaan

baik, pembukaan 4 cm dan his 2x10’x30’’. Menganjurkan ibu untuk makan dan

minum. Peneliti menilai skala nyeri yang dirasakan ibu. Ibu memiliki skor nyeri

7 selanjutnya peneliti melakukan latihan birth ball dengan didampingi oleh

suami responden, melatih napas dalam yang benar setiap His muncul dan

memberikan affirmasi positif agar ibu merasa tenang dan rileks. Setelah

melakukan latihan birth ball peneliti menilai ulang skala nyeri ibu. Ibu

mengalami penurunan skala nyeri dengan skor nyeri saat ini yaitu 4.

Pukul 12.30 ketuban pecah dan ibu mengatakan ingin BAB, setelah

dilakukan pemeriksaan pembukaan 10 cm (lengkap). Pukul 13.30 bayi lahir

spontan, menangis kuat tonus otot aktif jenis kelamin perempuan.

Page 55: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

39

Gambaran Karakteristik Responden 3

Nama Ny. U usia 24 tahun agama islam Pendidikan terakhir SMA

pekerjaan saat ini yaitu sebagai ibu rumah tangga, alamat saat ini di Jl. Utama

Sakti, Jelambar Jakarta Barat. Ini adalah kehamilan kedua, dengan riwayat

kehamilan pertama tahun 2015, persalinan spontan di BPM. Ibu mengatakan

tidak ada riwayat penyakit apapun. Saat pengambilan data usia kehamilan Ny.

U 38 minggu semua hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal dan ibu dalam

keadaan sehat. Setelah menjelaskan informasi tentang penelitian, Ny. U

bersedia menjadi responden dan mengisi lembar informed consent.

Tanggal 1 April 2019 pukul 16.10 ibu datang dengan keluhan mulas-mulas

sejak jam 07.00 WIB, sudah keluar lendir bercampur darah dan belum keluar

air-air. Hasil pemeriksaan ibu dan janin dalam keadaan baik, pembukaan 6 cm

dan his 3x10’x35’’. Menganjurkan ibu makan dan minum. Peneliti menilai

skala nyeri yang dirasakan ibu. Ibu memiliki skor nyeri 7 selanjutnya peneliti

melakukan massase effleurage di bagian pinggang dengan didampingi oleh ibu

responden, peneliti juga melatih napas dalam yang benar setiap His muncul

agar ibu merasa tenang dan rileks. Setelah melakukan massase effleurage dan

latihan napas dalam peneliti menilai ulang skala nyeri ibu. Ibu mengalami

penurunan skala nyeri dengan skor nyeri saat ini yaitu 6.

Pukul 20.30 WIB ibu mengatakan mulas yang tidak tertahan dan ingin

BAB, setelah dilakukan pemeriksaan pembukaan 10 cm (lengkap). Pukul 21.15

bayi lahir spontan, menangis kuat tonus otot aktif jenis kelamin laki-laki.

Gambaran Karakteristik Responden 4

Nama Ny. D usia 30 tahun agama islam Pendidikan terakhir SMA

pekerjaan saat ini yaitu sebagai ibu rumah tangga, alamat saat ini di Jl. Kebon

Pisang, Jelambar Jakarta Barat. Ini adalah kehamilan ketiga, dengan riwayat

kehamilan pertama tahun 2010 dan kehamilan kedua tahun 2014, persalinan

spontan di Puskesmas. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit apapun. Saat

Page 56: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

40

pengambilan data usia kehamilan Ny. U 39 minggu semua hasil pemeriksaan

ibu dalam batas normal dan ibu dalam keadaan sehat. Setelah menjelaskan

informasi tentang penelitian, Ny. D bersedia menjadi responden dan mengisi

lembar informed consent.

Tanggal 16 April 2019 pukul 05.00 ibu datang didampingi oleh adiknya

dengan keluhan mulas-mulas sejak jam 01.00 WIB, sudah keluar lendir

bercampur darah dan belum keluar air-air. Hasil pemeriksaan ibu dan janin

dalam keadaan baik, pembukaan 4 cm dan his 2x10’x30’’. Menganjurkan ibu

makan dan minum. Peneliti menilai skala nyeri yang dirasakan ibu. Ibu

memiliki skor nyeri 4 selanjutnya peneliti melakukan massase effleurage di

bagian pinggang dengan didampingi oleh adik responden karena suami sedang

berada di luar kota, peneliti juga memberikan dukungan serta affirmasi positif

agar ibu merasa tenang dan rileks. Setelah melakukan massase effleurage

peneliti menilai ulang skala nyeri ibu. Ibu mengalami peningkatan skala nyeri

dengan skor nyeri saat ini yaitu 5.

Pukul 10.30 WIB ketuban pecah dan ibu mengatakan ingin BAB, setelah

dilakukan pemeriksaan pembukaan 10 cm (lengkap). Pukul 11.00 bayi lahir

spontan, menangis kuat tonus otot aktif jenis kelamin perempuan.

Page 57: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

41

Tabel.4.1

Gambaran Kondisi Responden di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan

Tahun 2019

Pernyataan

Pasien Intervensi Birth Ball Pasien Non Intervensi Birth Ball

Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4

Keluhan Ibu datang pukul

10.00 WIB pada

tanggal 14 April

2019 dengan

keluhan mulas-

mulas sejak jam

04.00 WIB, sudah

keluar lendir

bercampur darah

dan belum keluar

air-air

Ibu datang pukul

08.35 pada

tanggal 9 April

2019 dengan

keluhan mulas-

mulas sejak jam

01.00 WIB,

belum keluar air-

air dan sudah

keluar lender

bercampur darah

Ibu datang pukul

16.10 pada

tanggal 1 April

2019 dengan

keluhan mulas-

mulas sejak jam

07.00 WIB,

sudah keluar

lendir bercampur

darah dan belum

keluar air-air

Ibu datang pukul

05.00 pada tanggal

16 April ; 2019

dengan keluhan

mulas-mulas sejak

jam 01.00 WIB,

belum keluar air-

air dan sudah

keluar lender

bercampur darah

Pembukaan 6 Cm 4 Cm 6 Cm 4 Cm

Pendamping

persalinan

Suami dan Ibu Suami Ibu Keluarga

His 3x10’x35’’ 2x10’x30’’ 3x10’x35’’ 2x10’x30’’

Riwayat

Penyakit

Ibu tidak memiliki

riwayat penyakit

menurun ataupun

menderita suatu

penyakit

Ibu tidak

memiliki riwayat

penyakit menurun

ataupun

menderita suatu

penyakit

Ibu tidak

memiliki riwayat

penyakit

menurun ataupun

menderita suatu

penyakit

Ibu tidak memiliki

riwayat penyakit

menurun ataupun

menderita suatu

penyakit

Page 58: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

42

Diagnosis G2P1A0 hamil 39

minggu inpartu

kala I fase aktif

Janin tunggal

hidup presentasi

kepala

G1P0A0 hamil 40

minggu inpartu

kala I fase aktif

Janin tunggal

hidup presentasi

kepala

G2P1A0 hamil 38

minggu inpartu

kala I fase aktif

Janin tunggal

hidup presentasi

kepala

G3P2A0 hamil 39

minggu inpartu

kala I fase aktif

Janin tunggal

hidup presentasi

kepala

Intervensi

yang

dilakukan

Bermain birth ball

selama 15 menit,

berlatih napas

dalam, affirmasi

positif, massase

effleurage

Bermain birth

ball selama 15

menit, berlatih

napas dalam ,

affirmasi positif,

massase

effleurage

Massase

effleurage,

berlatih napas

dalam

Massase

effleurage,

affirmasi positif

Skor Sebelum

Dilakukan

Treatment

6 7 7 4

Skor Sesudah

Dilakukan

Treatment

2 4 6 5

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil dari pemberian teknik relaksasi dengan penggunaan birth

ball kepada 2 responden ibu multipara dan primipara, dan kepada 2 responden

lainnya diberikan teknik relaksasi dengan massase serta affirmasi positif dan napas

dalam tetapi setiap responden mempunyai tingkat nyeri yang berbeda.

Page 59: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

43

1. Pengurangan nyeri persalinan dengan pengunaan birth ball

Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia

rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Biasanya ibu hanya mengalami rasa

nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar

kontraksi

Nyeri Ligamentum, ligament teres uteri melekat di sisi-sisi tepat di bawah

uterus. Secara anatomis memiliki kemampuan memanjang saat uterus meninggi

dan masuk ke dalam abdomen. Nyeri ligamentum teres uteri diduga akibat

peregangan dan penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada ligamentum.

Ketidak nyamanan ini merupakan salah satu yang harus ditoleransi oleh ibu

bersalin sejak masa kehamilan. Nyeri punggung bawah tepatnya pada lumbosakral

yang diakibatkan terjadinya pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh ibu

bersalin, yang semakin berat seiring semakin membesarnya uterus.

Sejak masa kehamilan ibu mengalami perubahan bentuk uterus yang semakin

membesar dan mulai menekan ke arah tulang belakang, menekan vena kava dan

aorta sehingga aliran darah tertekan. Posisi ibu bersalin juga mempengaruhi

tekanan arteri dan tekanan vena. Posisi terlentang uterus yang besar dan berat dapat

menekan aliran balik vena sehingga pengisian dan curah jantung menurun.

Membesarnya uterus sendi pelvik pada saat hamil sedikit bergerak untuk

mengkompensasi perubahan bahu lbh tertarik ke belakang, lebih melengkung,

sendi tulang belakang lebih lentur sehingga mengakibatnya nyeri punggung.

Penggunaan birth ball selama persalinan mencegah ibu dalam posisi terlentang

secara terus-menerus. Birth ball memposisikan tubuh ibu secara optimal dan

pengurangan nyeri selama kontraksi uterus memunculkan gerakan yang tidak biasa.

Latihan birth ball dapat meningkatkan mobilitas panggul ibu hamil. Latihan ini

dilakukan dalam posisi tegak dan duduk, yang diyakini untuk mendorong

persalinan dan mendukung perineum untuk relaksasi dan meredakan nyeri

persalinan (RW, 2013)

Gerakan jongkok atau duduk di atas birth ball dapat membuka panggul ibu

lebih lebar bahkan pada diameter yang terluas untuk bayi bisa bermanuver lebih

Page 60: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

44

mudah, membuat perineumnya lebih rileks sedangkan gerakan berdiri dan

bersandar pada birth ball bisa menjaga agar tubuhnya tetap tegak dan dengan

bantuan gaya gravitasi ini dapat memudahkan menurunkan bayinya. (Island

Childbirth Education).

Penggunaan birth ball juga dapat meningkatkan hormon-hormon yang

dibutuhkan saat proses persalinan yaitu hormon oksitosin dan hormon endorfin.

Hormon oksitosin sering dikenal sebagai “hormon cinta” karena hormon ini

berhubungan erat dengan bercinta, kesuburan, kontraksi selama persalinan dan

kelahiran, dan pelepasan ASI saat menyusui. Reseptor sel yang memungkinkan

tubuh wanita untuk menanggapi oksitosin mengalami peningkatan secara bertahap

pada kehamilan, dan kemudian meningkat tajam pada saat bersalin. (Aprilia, Yesie)

Oksitosin adalah stimulator paten dari kontraksi, yang membantu untuk

membuka dan melebarkan leher rahim, mengeluarkan bayi, melahirkan plasenta,

dan mengurangi perdarahan di lokasi perlekatan plasenta. Selama persalinan dan

kelahiran, tekanan bayi terhadap leher rahim dan kemudian terhadap jaringan di

dasar panggul merangsang oksitosin dan kontraksi. (Aprilia, Yesie)

Endorfin berefek menenangkan dan meredakan nyeri. Hormon ini seperti

morfin alami akan naik menjelang akhir kehamilan, dan kemudian naik terus dan

tajam selama persalinan pada proses persalinan alami tanpa pengobatan.Tingkat

endorfin lebih tinggi selama persalinan dan kelahiran dapat menghasilkan kondisi

kesadaran yang berubah yang membantu seoorang ibu dapat melewati proses

persalinan ini, bahkan ketika proses ini menjadi sangat panjang dan sulit. Dalam

proses persalinan seorang ibu dengan tingkat endorfin tinggi dapat merasa

waspada, penuh perhatian, dan bahkan euforia saat ia mulai mengenal dan merawat

bayinya setelah lahir. (Aprilia, Yesie)

Pendamping persalinan dan tenaga medis, memiliki peran untuk memberi

kenyamanan spiritual dan psikologis kepada sang ibu yang sedang menempuh

persalinannya. Kondisi spiritual yang yakin, perasaan yang nyaman, keadaan yang

aman dan privat tentu membuat ibu lebih rileks dalam proses persalinannya.

Page 61: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

45

Sehingga menyebabkan mengalirnya hormon oksitosin dan hormon endorfin ke

tubuh ibu (Evanov Rahayuev, 2015)

Terapi Birthball membantu ibu inpartu kala I ke posisi yang membantu

kemajuan persalinan. Sebuah bola terapi fisik dapat digunakan dalam berbagai

posisi. Dengan duduk di bola dan bergoyang-goyang membuat rasa nyaman dan

membantu kemajuan persalinan dengan menggunakan gravitasi, sambil

meningkatkan pelepasan endorphin karena elastisitas dan lengkungan bola

merangsang reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk mengsekresi

endorphin (Maurenne, 2005).

2. Perbedaan tingkatan nyeri persalinan dengan pengunaan birth ball dan tidak

Proses kelahiran identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani nyeri pada

persalinan merupakan proses yang fisiologis. Nyeri menyebabkan frustasi dan

putus asa, sehingga beberapa ibu merasa khawatir tidak akan mampu melewati

proses persalinan.

Banyak upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan,

dengan menggunakan metode nonfarmakologi diantaranya kompres hangat,

kompres dingin, hidroterapi, counterpressure, penekanan lutut, gerakan,

pengaturan posisi, relaksasi dan latihan pernafasan, usapan di punggung atau

abdomen, dan pengosongan kandung kemih.

Untuk menilai tingkatan nyeri pada setiap responden, peneiti menggunakan

Numeric Rating Scale (NRS) yang terdiri dari 0-10 angka diklasifikasikan dalam 3

tingkatan nyeri yaitu nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri berat.

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nyeri yang dialami responden,

responden 1 dan 2 yang diberikan treatment birth ball sejak hamil mengalami

penurunan intensitas nyeri yang awalnya nyeri sedang menjadi nyeri ringan,

sedangkan pada responden 3 dan 4 yang tidak menggunakan birth ball mengalami

penurunan intensitas nyeri namun hanya berkurang sedikit dan masih dalam

intensitas nyeri yang berat.

Page 62: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

46

Terdapat karakteristik pada ibu bersalin di Puskesmas Kecamatan Grogol

Petamburan Tahun 2019, antara lain:

a. Usia

Menurut Amalia (Utami & Lestari 2012) usia ibu hamil juga memberi

dampak terhadap munculnya perasaan takut dan cemas, pada individu dengan

usia 20-30 tahun dianggap telah memiliki kematangan secara emosi, namun

pada kenyataan nya usia tidak menjadi ukuran seorang memiliki kematangan

terhadap rasa nyeri.

Keempat responden sama sama pada usia yang produktif dan memiliki

tingkatan nyeri yang berbeda sesuai dilatasi serviks yang dialami. Hal ini

kemungkinan disebabkan karena usia yang produktif tidak menjadi ukuran

kematangan terhadap emosi karena saat ibu yang sedang menjalani proses

persalinan mempunyai rasa nyeri saat kontraksi, lalu pikiran dan emosinya

terpengaruh sehingga pikiran yang dominan adalah rasa takut, cemas, hingga

memikirkan hal yang negatif terjadi pada dirinya sehingga rasa nyeri saat

kontraksi semakin terasa.

Usia muda, usia reproduksi, ataupun usia tua pasti akan merasakan nyeri saat

saat proses persalinan, sebagai tenaga kesehatan kita bisa mengurangi rasa

ketidaknyamanan tersebut dengan memberikan asuhan sayang ibu yaitu

mendukung dan menggunakan metode alamiah seperti latihan birth ball agar

ibu lebih rileks dan bisa lebih menikmati rasa nyeri saat kontraksi.

b. Paritas

Pada hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat nyeri yang dialami

responden bervariasi, responden 1, 2, 3 dan 4 memiliki paritas yang berbeda.

Menurut (Handayani, 2015) Paritas dapat mempengaruhi tingkatan nyeri,

karena terkait dengan aspek psikologis, dengan semakin dekatnya masa

persalinan, terutama pada persalinan pertama, wajar jika timbul perasaan cemas

ataupun takut. Sedangkan pada multigravida perasaan ibu hamil terganggu

akibat rasa sakit, tegang, bingung yang selanjutnya ibu akan merasa cemas oleh

bayangan rasa sakit yang dideritanya dulu sewaktu melahirkan.

Page 63: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

47

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses perubahan sikap dan tata laku yang

berlangsung secara terus menerus, dimana pendidikan merupakan faktor

eksternal yang mempengaruhi tingkat kesehatan manusia, karena dengan

semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan pengetahuan dan

kemampuannya semakin meningkat. Menurut (Hawari, 2016) semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang dimana akan dapat mencari informasi dan

menerima informasi dengan matang sehingga akan memotivasi dirinya untuk

memecahkan sebuah masalah sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan

serta nyeri yang dirasakan.

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dari peneliti adalah pendidikan

berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri yang dirasakan pada proses

persalinan.

d. Dukungan Keluarga

Faktor lain yang mempengaruhi tingkat nyeri adalah kehadiran orang orang

terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien. Kehadiran keluarga

sangat bermakna, selain itu dapat meminimalkan kesepian dan ketakutan pada

ibu yang ingi bersalin. Apabila tidak ada keluarga atau teman dekat, sering kali

kecemasan yang dialami semakin tinggi sehingga intensitas nyeri yang

dirasakan semakin tinggi, sebaliknya jika adanya orang-orang yang memberi

dukungan sangatlah berguna karena akan membuat seseorang lebih aman dan

nyaman sehingga dapat mengurangi tingkat nyeri pada ibu yang ingin

menghadapi proses persalinan (Jannah,2015).

Pada kala I fase aktif reaksi ibu bersalin antara lain adalah kecemasan,

ketakutan dan meningkatnya sensitivitas nyeri. Dengan adanya dukungan orang-

orang berarti terutama suami akan memberi perasaan aman dan nyaman.

Kehadiran seseorang pendamping persalinan juga akan membantu merangsang

pengeluaran hormone oksitosin yang memberi pengaruh pada proses kemajuan

persalinan.

Page 64: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

48

Responden 1 dan 2 datang ke puskesmas diantar oleh suami dan keluarga,

sedangkan pada responden 3 datang hanya dengan Ibu karena suami sedang

bekerja dan pada responden 4 datang hanya ditemani adik karena suami sedang

berada di luar kota. Dalam hal ini tingkat nyeri yang dialami oleh masing-masing

responden pun berbeda.

Page 65: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

49

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Selama proses pelaksanaan studi kasus ini, maka dapat di ambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik ibu bersalin di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan

Tahun 2019 adalah usia, paritas, pendidikan dan dukungan keluarga.

2. Intensitas nyeri yang dialami oleh responden dengan intervensi

penggunaan birth ball dengan menggunakan skala NRS mengalami

penurunan tingkatan nyeri 3-4.

3. Intensitas nyeri yang dialami oleh responden 3 dengan non intervensi

penggunaan birth ball dengan menggunakan skala NRS mengalami

penurunan tingkatan nyeri 1.

4. Intensitas nyeri yang dialami oleh responden 4 dengan non intervensi

penggunaan birth ball dengan menggunakan skala NRS mengalami

peningkatan nyeri 1.

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan khususnya bidan dapat mempersiapkan ibu bersalin

dengan edukasi pengurangan rasa nyeri saat persalinan mulai sejak

kehamilan serta melengkapi fasilitas untuk pengurangan nyeri bagi ibu

bersalin dengan menggunakan birth ball. Serta bidan bisa memberikan

afirmasi positif agar ibu lebih tenang dan rileks saat proses persalinan

supaya ibu dapat mempunyai pengalaman persalinan yang nyaman,

menenangkan dan indah.

Page 66: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

50

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya laporan ini, diharapkan dapat menjadi bahan bacaan yang

bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya mahasiswa

kesehatan agar menjadi referensi untuk dapat menerapkan metode alamiah

seperti penggunaan birth ball saat proses persalinan untuk penurunan nyeri.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan:

a. Dapat mengembangkan metode penggunaan birth ball dengan

menambahkan metode lain yang dapat mempengaruhi penurunan

nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif

b. Dapat mengatur waktu dengan baik agar penelitiannya dapat berjalan

lebih cepat dan menambah referensi yang lebih baik lagi ke depannya.

Page 67: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …
Page 68: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, Ari., Esti Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.

Jakarta : Salemba Medika.

APN. 2014. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR

Hidayat. A. M., Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

IBI. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta : IBI

Judha, et al. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Maryunani, A., 2010. Nyeri dalam Persalinan, Edisi 1, Jakarta: Trans Info Media

Sriwenda, D. 2016. Efektifitas Latihan Birth Ball terhadap Efikasi Diri Primipara

dengan Persalinan Normal. Bandung : Journal Ners And Midwifery

Indonesia.

Hanesty, Dila. 2017. Jakarta. Perbandingan Efektifitas Kompres Hangat Terhadap

Penurunan Nyeri Persalinan Pada Ibu Multipara Di Puskesmas Pulo Gadung

Tahun 2017. Jakarta, Poltekkes Kemenkes Jakarta 3.

Fitriyani. 2018. Penggunaan Birth Ball Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I

Di Praktik Mandiri Bidan Aning Friyanti, Amd. Keb . Jurnal Stikes

Muhammadiyah Gombong. (http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/922/, diakses

pada 15-01-2019)

Maurenne. 2005. Birthing Ball (http://mynaturalchidbirth.org/birthing-ball/, diakses

tanggal 24-01-2019)

Aryani, Yeni, dkk. 2015. Pengaruh Masase pada Punggung Terhadap Intensitas

Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui Peningkatan Kadar

Endorfin. Jurnal FK Universitas Andalas (http://download.portalgaruda.org ,

diaskes pada tanggal 01-02-2019).

Bidan Andalan, 2015.,Birthing Ball dan Musik Yang Populer Saat Ini

(http://www.bidanandalan.com/2015/11/prosesmelahirkan-normal-

denganmetode.html , diakses, 12-02-2019)

Oktifa, dkk, 2012. Birth Ball, Seminar Akhir Departemen Maternitas, PSIK, FK

Universitas Brawijaya, Malang

Page 69: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Magfuroh, Annisa. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Nyeri

Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum

Kabupaten Tangerang. Jakarta, Univeritas Islam Syarif Hidayatullah.

(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25501/1/ANNISA

%20MAGFUROH%20-%20fkik%20.pdf, diakses pada tanggal 21-04-2019)

Aprilia, Y. dan Ricthmond, B (2011). Gentle Birth: Melahirkan Nyaman Tanpa Rasa

Sakit. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Rusmayani Astrina, 2012. Pengaruh Teknik Distraksi Birthball Terhadap Penurunan

Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Kala I.(http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/ , diakses

pada tanggal 24-02-2019). FK Universitas Brawijaya.

Mander, Rosemary. 2012. Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

_____________________. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Dyah, dkk. 2013. Hubungan Pelaksanaan Pelvic Rocking Dengan Birthing Ball

Terhadap Lamanya Kala I Pada Ibu Bersalin Di Griya Hamil Sehat Mejasem.

Politeknik Harapan Bersama Tegal

(http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/siklus/article/view/206, diakses

pada 28-01-2019)

Puspita, A D. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan

Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Puskesmas Mergangsan Tahun 2013

(online). Yogyakarta, STIKES Aisyiyah.

(http://opac.unisayogya.ac.id/1306/1/naskah%20publikasi.pdf , diakses pada

tanggal 20-03-2019)

Maryani, T. 2016. Terapi Birth Ball Berpengaruh Terhadap Lama Kala II Dan

lntensitas Nyeri Persalinan Pada lbu Bersalin Primigravida Di RB Kasih lbu

Yogyakarta. Jurnal Poltekkes Yogyakarta.

(http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/426/1/TERAPI%20BIRTH%20BALL%20

BERPENGARUH%20TERHADAP%20LAMA%20KALA%20II%20DAN%

20INTENSITAS%20NYERI%20PERSALINAN%20PADA%20IBU%20BE

RSALIN%20PRIMIGRAVIDA%20DI%20RB%20KASIH%20IBU%20YOG

YAKARTA.pdf, diakses pada tanggal 02-02-2019)

Sari, NM. 2013. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Intensitas Nyeri Pada Ibu

Primigravida kala I Fase Aktif persalinan di Klinik Bersalin Wilayah Kerja

Puskesmas Deliuta (online). Medan, Universitas Sumatra Utara. Thesis.

Page 70: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/46253 , diakses pada tanggal

11-02-2019)

Khoer, Amelia L. 2018. Jakarta. Gambaran Masase Punggung Dengan Teknik

Effluerage Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif

Di Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat Tahun 2018. Jakarta,

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3.

Tobing, Hendri. 2016. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Intensitas Nyeri

Pada Ibu Primigravida Kala I Fase Aktif Persalinan. Medan, Poltekkes

Kemenkes Medan.

Page 71: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

No. Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei

1. Pembuatan Proposal LTA

2. Pengumpulan Proposal

3. Ujian Sidang Proposal

4. Melakukan Penelitian

5. Pembuatan Lanjutan LTA

6. Ujian Akhir LTA

Page 72: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …
Page 73: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …
Page 74: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …
Page 75: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …
Page 76: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …
Page 77: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …
Page 78: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

INTENSITAS NYERI SEBELUM INTERVENSI DILAKUKAN

Reponden : 1. Ny. G Tanggal : 14 April 2019

Petunjuk :

1. Diisi oleh peneliti

Berikan tanda (√) pada tanda kurung yang sesuai tindakan yang dilakukan

( √ ) penggunaan birth ball ( √ ) massase effluerage

( √ ) affirmasi positif ( √ ) latihan napas dalam

2. Pada skala ini diisi oleh peneliti setelah ibu menunjukkan angka berapa nyeri

yang ibu rasakan dengan menggunakan skala nyeri numerik (0-10), yaitu :

Skala Keterangan

0 Tidak ada rasa sakit. Merasa normal

1 Nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) seperti gigitan

nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir

tentang rasa sakit

2 (Tidak menyenangkan) nyeri ringan, seperti cubitan ringan

pada kulit

3 (Bisa ditoleransi) nyeri sangat terasa, seperti pukulan ke

hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikkan oleh

dokter.

4 (menyedihkan) kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau

rasa sakit sengatan lebah.

5 (Sangat menyedihkan) kuat, dalam, nyeri yang menusuk,

seperti pergelangan kaki terkilir

Page 79: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

6 (Intens) kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat

sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra

anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu

7 (Sangat intens) sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-

benar mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat

berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan

perawatan diri

8 (Benar-benar mengerikan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami

perubahan kepribadian yang parah jika sakit datang dan

berlangsung lama

9 (Menyiksa tak tertahankan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk

segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya, tidak peduli

apa efek samping atau risikonya

10 (Sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) Nyeri begitu

kuat tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah

mengalami skala rasa sakit ini. Karena sudah keburu pingsan

seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan

kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar

biasa parah

Tanyakan kepada ibu pada angka berapa nyeri yang dirasakan dengan menunjukkan

posisi garis yang sesuai menurut ibu untuk menggambarkan nyeri yang ibu rasakan

sebelum intervensi dilakukan dengan membuat tanda silang (X) pada skala yang telah

disediakan.

Sebelum dilakukan tindakan (Intervensi)

X

Page 80: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

INTENSITAS NYERI SESUDAH INTERVENSI DILAKUKAN

Reponden : 1. Ny. G Tanggal : 14 April 2019

Petunjuk :

1. Diisi oleh peneliti

Berikan tanda (√) pada tanda kurung yang sesuai tindakan yang dilakukan

( √ ) penggunaan birth ball ( √ ) massase effleurage

( √ ) affirmasi positif ( √ ) latihan napas dalam

2. Pada skala ini diisi oleh peneliti setelah ibu menunjukkan angka berapa nyeri yang

ibu rasakan dengan menggunakan skala nyeri numerik (0-10), yaitu :

Skala Keterangan

0 Tidak ada rasa sakit. Merasa normal

1 Nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) seperti gigitan

nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir

tentang rasa sakit

2 (Tidak menyenangkan) nyeri ringan, seperti cubitan ringan

pada kulit

3 (Bisa ditoleransi) nyeri sangat terasa, seperti pukulan ke

hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikkan oleh

dokter.

4 (menyedihkan) kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau

rasa sakit sengatan lebah.

5 (Sangat menyedihkan) kuat, dalam, nyeri yang menusuk,

seperti pergelangan kaki terkilir

Page 81: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

6 (Intens) kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat

sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra

anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu

7 (Sangat intens) sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-

benar mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat

berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan

perawatan diri

8 (Benar-benar mengerikan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami

perubahan kepribadian yang parah jika sakit datang dan

berlangsung lama

9 (Menyiksa tak tertahankan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk

segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya, tidak peduli

apa efek samping atau risikonya

10 (Sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) Nyeri begitu

kuat tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah

mengalami skala rasa sakit ini. Karena sudah keburu pingsan

seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan

kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar

biasa parah

Tanyakan kepada ibu pada angka berapa nyeri yang dirasakan dengan

menunjukkan posisi garis yang sesuai menurut ibu untuk menggambarkan nyeri

yang ibu rasakan sebelum intervensi dilakukan dengan membuat tanda silang

(X) pada skala yang telah disediakan.

Sesudah dilakukan tindakan (Intervensi)

X

Page 82: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

INTENSITAS NYERI SEBELUM INTERVENSI DILAKUKAN

Reponden : 2. Ny. R Tanggal : 9 April 2019

Petunjuk :

3. Diisi oleh peneliti

Berikan tanda (√) pada tanda kurung yang sesuai tindakan yang dilakukan

( √ ) penggunaan birth ball ( √ ) massase effluerage

( √ ) affirmasi positif ( √ ) latihan napas dalam

4. Pada skala ini diisi oleh peneliti setelah ibu menunjukkan angka berapa nyeri

yang ibu rasakan dengan menggunakan skala nyeri numerik (0-10), yaitu :

Skala Keterangan

0 Tidak ada rasa sakit. Merasa normal

1 Nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) seperti gigitan

nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir

tentang rasa sakit

2 (Tidak menyenangkan) nyeri ringan, seperti cubitan ringan

pada kulit

3 (Bisa ditoleransi) nyeri sangat terasa, seperti pukulan ke

hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikkan oleh

dokter.

4 (menyedihkan) kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau

rasa sakit sengatan lebah.

5 (Sangat menyedihkan) kuat, dalam, nyeri yang menusuk,

seperti pergelangan kaki terkilir

Page 83: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

6 (Intens) kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat

sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra

anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu

7 (Sangat intens) sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-

benar mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat

berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan

perawatan diri

8 (Benar-benar mengerikan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami

perubahan kepribadian yang parah jika sakit datang dan

berlangsung lama

9 (Menyiksa tak tertahankan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk

segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya, tidak peduli

apa efek samping atau risikonya

10 (Sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) Nyeri begitu

kuat tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah

mengalami skala rasa sakit ini. Karena sudah keburu pingsan

seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan

kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar

biasa parah

Tanyakan kepada ibu pada angka berapa nyeri yang dirasakan dengan

menunjukkan posisi garis yang sesuai menurut ibu untuk menggambarkan nyeri

yang ibu rasakan sebelum intervensi dilakukan dengan membuat tanda silang

(X) pada skala yang telah disediakan.

Page 84: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Sebelum dilakukan tindakan (Intervensi)

INTENSITAS NYERI SESUDAH INTERVENSI DILAKUKAN

Reponden : 2. Ny. R Tanggal : 9 April 2019

Petunjuk :

1. Diisi oleh peneliti

Berikan tanda (√) pada tanda kurung yang sesuai tindakan yang dilakukan

( √ ) penggunaan birth ball ( √ ) massase effleurage

( √ ) affirmasi positif ( √ ) latihan napas dalam

2. Pada skala ini diisi oleh peneliti setelah ibu menunjukkan angka berapa nyeri yang

ibu rasakan dengan menggunakan skala nyeri numerik (0-10), yaitu :

Skala Keterangan

0 Tidak ada rasa sakit. Merasa normal

1 Nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) seperti gigitan

nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir

tentang rasa sakit

2 (Tidak menyenangkan) nyeri ringan, seperti cubitan ringan

pada kulit

x

Page 85: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

3 (Bisa ditoleransi) nyeri sangat terasa, seperti pukulan ke

hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikkan oleh

dokter.

4 (menyedihkan) kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau

rasa sakit sengatan lebah.

5 (Sangat menyedihkan) kuat, dalam, nyeri yang menusuk,

seperti pergelangan kaki terkilir

6 (Intens) kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat

sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra

anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu

7 (Sangat intens) sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-

benar mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat

berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan

perawatan diri

8 (Benar-benar mengerikan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami

perubahan kepribadian yang parah jika sakit datang dan

berlangsung lama

9 (Menyiksa tak tertahankan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk

segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya, tidak peduli

apa efek samping atau risikonya

10 (Sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) Nyeri begitu

kuat tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah

mengalami skala rasa sakit ini. Karena sudah keburu pingsan

seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan

Page 86: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar

biasa parah

Tanyakan kepada ibu pada angka berapa nyeri yang dirasakan dengan

menunjukkan posisi garis yang sesuai menurut ibu untuk menggambarkan nyeri

yang ibu rasakan sebelum intervensi dilakukan dengan membuat tanda silang

(X) pada skala yang telah disediakan.

Sesudah dilakukan tindakan (Intervensi)

X

Page 87: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

INTENSITAS NYERI SEBELUM INTERVENSI DILAKUKAN

Reponden : 3. Ny. U Tanggal : 1 April 2019

Petunjuk :

5. Diisi oleh peneliti

Berikan tanda (√) pada tanda kurung yang sesuai tindakan yang dilakukan

(….) penggunaan birth ball ( √ ) massase effluerage

(….) affirmasi positif ( √ ) latihan napas dalam

6. Pada skala ini diisi oleh peneliti setelah ibu menunjukkan angka berapa nyeri

yang ibu rasakan dengan menggunakan skala nyeri numerik (0-10), yaitu :

Skala Keterangan

0 Tidak ada rasa sakit. Merasa normal

1 Nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) seperti gigitan

nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir

tentang rasa sakit

2 (Tidak menyenangkan) nyeri ringan, seperti cubitan ringan

pada kulit

3 (Bisa ditoleransi) nyeri sangat terasa, seperti pukulan ke

hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikkan oleh

dokter.

4 (menyedihkan) kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau

rasa sakit sengatan lebah.

5 (Sangat menyedihkan) kuat, dalam, nyeri yang menusuk,

seperti pergelangan kaki terkilir

Page 88: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

6 (Intens) kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat

sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra

anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu

7 (Sangat intens) sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-

benar mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat

berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan

perawatan diri

8 (Benar-benar mengerikan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami

perubahan kepribadian yang parah jika sakit datang dan

berlangsung lama

9 (Menyiksa tak tertahankan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk

segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya, tidak peduli

apa efek samping atau risikonya

10 (Sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) Nyeri begitu

kuat tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah

mengalami skala rasa sakit ini. Karena sudah keburu pingsan

seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan

kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar

biasa parah

Tanyakan kepada ibu pada angka berapa nyeri yang dirasakan dengan

menunjukkan posisi garis yang sesuai menurut ibu untuk menggambarkan nyeri

yang ibu rasakan sebelum intervensi dilakukan dengan membuat tanda silang

(X) pada skala yang telah disediakan.

Page 89: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Sebelum dilakukan tindakan (Intervensi)

INTENSITAS NYERI SESUDAH INTERVENSI DILAKUKAN

Reponden : 3. Ny. U Tanggal : 1 April 2019

Petunjuk :

1. Diisi oleh peneliti

Berikan tanda (√) pada tanda kurung yang sesuai tindakan yang dilakukan

(….) penggunaan birth ball ( √ ) massase effluerage

(….) affirmasi positif ( √ ) latihan napas dalam

2. Pada skala ini diisi oleh peneliti setelah ibu menunjukkan angka berapa nyeri yang

ibu rasakan dengan menggunakan skala nyeri numerik (0-10), yaitu :

Skala Keterangan

0 Tidak ada rasa sakit. Merasa normal

1 Nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) seperti gigitan

nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir

tentang rasa sakit

2 (Tidak menyenangkan) nyeri ringan, seperti cubitan ringan

pada kulit

x

Page 90: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

3 (Bisa ditoleransi) nyeri sangat terasa, seperti pukulan ke

hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikkan oleh

dokter.

4 (menyedihkan) kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau

rasa sakit sengatan lebah.

5 (Sangat menyedihkan) kuat, dalam, nyeri yang menusuk,

seperti pergelangan kaki terkilir

6 (Intens) kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat

sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra

anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu

7 (Sangat intens) sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-

benar mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat

berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan

perawatan diri

8 (Benar-benar mengerikan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami

perubahan kepribadian yang parah jika sakit datang dan

berlangsung lama

9 (Menyiksa tak tertahankan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk

segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya, tidak peduli

apa efek samping atau risikonya

10 (Sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) Nyeri begitu

kuat tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah

mengalami skala rasa sakit ini. Karena sudah keburu pingsan

seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan

Page 91: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar

biasa parah

Tanyakan kepada ibu pada angka berapa nyeri yang dirasakan dengan

menunjukkan posisi garis yang sesuai menurut ibu untuk menggambarkan nyeri

yang ibu rasakan sebelum intervensi dilakukan dengan membuat tanda silang

(X) pada skala yang telah disediakan.

Sesudah dilakukan tindakan (Intervensi)

X

Page 92: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

INTENSITAS NYERI SEBELUM INTERVENSI DILAKUKAN

Reponden : 4. Ny. D Tanggal : 16 April 2019

Petunjuk :

7. Diisi oleh peneliti

Berikan tanda (√) pada tanda kurung yang sesuai tindakan yang dilakukan

(….) penggunaan birth ball ( √ ) massase effluerage

( √ ) affirmasi positif ( ... ) latihan napas dalam

8. Pada skala ini diisi oleh peneliti setelah ibu menunjukkan angka berapa nyeri

yang ibu rasakan dengan menggunakan skala nyeri numerik (0-10), yaitu :

Skala Keterangan

0 Tidak ada rasa sakit. Merasa normal

1 Nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) seperti gigitan

nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir

tentang rasa sakit

2 (Tidak menyenangkan) nyeri ringan, seperti cubitan ringan

pada kulit

3 (Bisa ditoleransi) nyeri sangat terasa, seperti pukulan ke

hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikkan oleh

dokter.

4 (menyedihkan) kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau

rasa sakit sengatan lebah.

5 (Sangat menyedihkan) kuat, dalam, nyeri yang menusuk,

seperti pergelangan kaki terkilir

Page 93: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

6 (Intens) kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat

sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra

anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu

7 (Sangat intens) sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-

benar mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat

berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan

perawatan diri

8 (Benar-benar mengerikan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami

perubahan kepribadian yang parah jika sakit datang dan

berlangsung lama

9 (Menyiksa tak tertahankan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk

segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya, tidak peduli

apa efek samping atau risikonya

10 (Sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) Nyeri begitu

kuat tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah

mengalami skala rasa sakit ini. Karena sudah keburu pingsan

seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan

kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar

biasa parah

Tanyakan kepada ibu pada angka berapa nyeri yang dirasakan dengan

menunjukkan posisi garis yang sesuai menurut ibu untuk menggambarkan nyeri

yang ibu rasakan sebelum intervensi dilakukan dengan membuat tanda silang

(X) pada skala yang telah disediakan.

Page 94: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Sebelum dilakukan tindakan (Intervensi)

INTENSITAS NYERI SESUDAH INTERVENSI DILAKUKAN

Reponden : 4. Ny. D Tanggal : 16 April 2019

Petunjuk :

1. Diisi oleh peneliti

Berikan tanda (√) pada tanda kurung yang sesuai tindakan yang dilakukan

(….) penggunaan birth ball ( √ ) massase effluerage

( √ ) affirmasi positif ( ... ) latihan napas dalam

2. Pada skala ini diisi oleh peneliti setelah ibu menunjukkan angka berapa nyeri yang

ibu rasakan dengan menggunakan skala nyeri numerik (0-10), yaitu :

Skala Keterangan

0 Tidak ada rasa sakit. Merasa normal

1 Nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) seperti gigitan

nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir

tentang rasa sakit

2 (Tidak menyenangkan) nyeri ringan, seperti cubitan ringan

pada kulit

x

Page 95: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

3 (Bisa ditoleransi) nyeri sangat terasa, seperti pukulan ke

hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikkan oleh

dokter.

4 (menyedihkan) kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau

rasa sakit sengatan lebah.

5 (Sangat menyedihkan) kuat, dalam, nyeri yang menusuk,

seperti pergelangan kaki terkilir

6 (Intens) kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat

sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra

anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu

7 (Sangat intens) sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-

benar mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat

berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan

perawatan diri

8 (Benar-benar mengerikan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami

perubahan kepribadian yang parah jika sakit datang dan

berlangsung lama

9 (Menyiksa tak tertahankan) Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk

segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya, tidak peduli

apa efek samping atau risikonya

10 (Sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) Nyeri begitu

kuat tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah

mengalami skala rasa sakit ini. Karena sudah keburu pingsan

seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan

Page 96: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar

biasa parah

Tanyakan kepada ibu pada angka berapa nyeri yang dirasakan dengan

menunjukkan posisi garis yang sesuai menurut ibu untuk menggambarkan nyeri

yang ibu rasakan sebelum intervensi dilakukan dengan membuat tanda silang

(X) pada skala yang telah disediakan.

Sesudah dilakukan tindakan (Intervensi)

X

Page 97: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …
Page 98: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Prosedur Pelaksanaan Penggunaan Birth Ball Sebagai Pengurangan Intensitas

Nyeri Persalinan

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Penggunaan Birth Ball

Pengertian Birth ball adalah bola terapi fisik yang membantu ibu

inpartu kala I ke posisi yang membantu kemajuan

persalinan

Tujuan Mengurangi nyeri persalinan dan membuat rasa nyaman

Petugas Bidan

Pasien Ibu bersalin pada kala 1

Persiapan Lingkungan 1. Menjaga privasi

2. Memberikan lingkungan yang nyaman

Prosedur A. PERSIAPAN ALAT:

• Birth ball

• Matras

• Kursi untuk bersandar

• Bantal untuk penyangga

• Lembar observasi

B. PERSIAPAN PASIEN:

• Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang

akan dilakukan

• Sudah dilakukan pemeriksaan keadaan umum,

tanda-tanda vital, serta DJJ ibu bersalin.

• Atur posisi pasien sesuai kebutuhan (comfortable)

C. PELAKSANAAN TERAPI:

• Melakukan terapi birth ball saat kontraksi pada

kala I fase aktif dengan cara berganti gerakan setiap

5-10 menit.

• Sisipkan gerakan dengan latihan napas dalam slow

breathing yaitu metode yang dilakukan dengan

cara menarik nafas perlahan-lahan dengan

menggunakan hitungan (1-3 hitungan) kemudian

anda keluarkan melalui hidung secara perlahan.

• Tambahkan affirmasi positif untuk merilekskan

pikiran ibu contoh kata-kata affirmasi positif

sebagai berikut “Setiap kali aku merasakan

kontraksi di perutku secara otomatis aku

mengambil nafas dalam untuk di arahkan ke dalam

Page 99: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

perutku dan saat aku menghembuskan nafas rasa

relaksasi mengalir ke dalam tubuhku. Kontraksi

yang kurasakan memandu bayiku dengan lemah

lembut untuk lahir dari rahimku dengan tenang

dan nyaman. Seluruh proses persalinanku

berlangsung dengan cepat, mudah dan nyaman.”

• Saat melakukan gerakan birth ball kita bisa

mempraktikkan massase teknik effleurage dengan

cara pijatan di daerah pinggang atau punggung

menggunakan telapak jari tangan dengan pola

gerakan melingkar atau diputar searah jam atau

pada punggung ibu bersalin setinggi servikal 7 ke

arah luar menuju sisi tulang rusuk, diberikan

massase 1 jam sekali selama 30 menit dengan

frekuensi 40 kali gosokan permenit (bisa dilakukan

oleh keluarga dan suami).

• Gerakan birth ball juga dapat dimodifikasi dengan

menambahkan gerakan rebozo perut atau rebozo

panggul menggunakan kain panjang.

• Lakukan pemantauan kemajuan persalinan dan

gerakan birth ball dapat diulang terus-menerus

• Pada saat melakukan tindakan harus

memperhatikan keadaan pasien. Apabila pasien

kurang nyaman terhadap tindakan tersebut maka

tindakan dapat dihentikan.

Page 100: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Responden 1

Page 101: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Responden 2

Page 102: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Responden 3

Responden 4

Page 103: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE

PENGURANGAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

(Studi Kasus Di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat Tahun 2019)

Thalia Gea Noviyanti, Nessi Meilan, Wahyudin Rajab

Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Email : [email protected]

ABSTRACT

The birth process is known with pain. Pain in labor is a physiological process. but the

pain caused some mothers felt worried that they would not be able to go through labor.

Fear and anxiety can cause pain that makes the uterine muscles stronger and harder.

anxiety that cannot be managed properly can adversely affect the health of the mother

and fetus.Many efforts have been made to reduce labor pain. by using

nonpharmacology methods. The purpose of this study is to determine the difference in

pain intensity on maternity mothers use birth ball exercises and those who don't. In this

study using descriptive research conducted by examining four in-part mothers during

the active phase with case study method. The measuring instrument used in this

research is NRS Pain Scale. The result is the subject who uses a birth ball has

decreased pain from the high to be low. This research shows that he use of birth ball

can be used as a way to reduce pain during labor.

Key Words: labor pain, Relaxation with Birth Ball

Page 104: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

ABSTRAK

Proses kelahiran identik dengan rasa nyeri. Nyeri pada persalinan merupakan proses

yang fisiologis namun rasa nyeri tersebut menyebabkan beberapa ibu merasa khawatir

tidak akan mampu melewati proses persalinan. Rasa takut dan cemas dapat

menyebabkan rasa nyeri sehingga membuat otot rahim semakin kuat dan keras.

Padahal kecemasan yang tidak dapat dikelola dengan baik dapat berdampak buruk pada

kesehatan ibu dan janin. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan nyeri

pada persalinan, dengan menggunakan metode nonfarmakologi. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin menggunakan

latihan birth ball dan yang tidak. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian

deskriptif yang dilakukan dengan cara meneliti empat responden ibu inpartu kala 1 fase

aktif dengan metode studi kasus. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah

NRS (Numeric Rating Scale). Hasilnya adalah subjek yang menggunakan birth ball

mengalami penurunan nyeri sedang menjadi ringan. Penelitian ini menunjukkan bahwa

penggunaan birth ball dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan nyeri

saat persalinan.

PENDAHULUAN

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang

telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010). Proses kelahiran identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani nyeri

pada persalinan merupakan proses yang fisiologis. Nyeri menyebabkan frustasi dan

putus asa, sehingga beberapa ibu merasa khawatir tidak akan mampu melewati proses

persalinan.

Penanggulangan nyeri persalinan merupakan usaha untuk menurunkan AKI. Nyeri

persalinan harus diatasi dengan cara yang efektif karena bila nyeri yang dibarengi

dengan reaksi stress maka akan memiliki efek samping yang berbahaya bagi ibu dan

juga janinnya (Danuatmaja, 2004 dalam Marni, 2014).

Page 105: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Banyak upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan, dengan

menggunakan metode nonfarmakologi diantaranya kompres hangat, kompres dingin,

hidroterapi, counterpressure, penekanan lutut, gerakan, pengaturan posisi, relaksasi dan

latihan pernafasan, usapan di punggung atau abdomen, dan pengosongan kandung

kemih (Yuliatun (2008) dalam Kholisotin, 2010).

Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan rasa nyeri sehingga membuat otot rahim

semakin kuat dan keras. Kecemasan dan ketakutan juga dapat memicu keluarnya

hormon adrenalin yang menyebabkan serviks menjadi kaku yang berdampak pada

proses persalinan menjadi lambat. Kecemasan dan ketakutan menyebabkan pernapasan

ibu tidak teratur sehingga dapat mengurangi sirkulasi oksigen bagi tubuh ibu dan janin

(Maryunani,2010).

Birthball (bola kelahiran) adalah bola terapi fisik yang membantu ibu inpartu kala

I ke posisi yang membantu kemajuan persalinan. Sebuah bola terapi fisik dapat

digunakan dalam berbagai posisi. Dengan duduk di bola dan bergoyang-goyang

membuat rasa nyaman dan membantu kemajuan persalinan dengan menggunakan

gravitasi, sambil meningkatkan pelepasan endorphin karena elastisitas dan lengkungan

bola merangsang reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk mengsekresi

endorphin (Maurenne, 2005).

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang “penggunaan birth ball sebagai metode pengurangan nyeri persalinan kala i

fase aktif (studi kasus di puskesmas kecamatan grogol petamburan jakarta barat tahun

2019)”.

METODE

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain studi

kasus bentuk tunggal (One-Shot Case Study). Responden berjumlah 4 orang ibu yang

sedang inpartu kala I fase aktif dengan nyeri persalinan di Puskesmas Kecamatan

Grogol Petamburan Jakarta Barat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah rekam medis untuk menunjang data penelitian, informed consent untuk

Page 106: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

mengetahui responden bersedia dalam penelitian, kuesinoer tingkat nyeri NRS

(Numeric Rating Scale). Pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan

data primer observasi dan wawancara langsung pada respomden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan dengan jumlah responden 4 yaitu, 2 ibu yang diberikan treatment

dan 2 ibu tidak diberikan treatment di kala I fase aktif. Sebelum responden diberikan

treatment, peneliti melakukan 2 kali latihan menggunakan birth ball pada 2 responden

saat melakukan ANC di puskesmas dan dievaluasi setiap pertemuan. Pengumpulan

data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan melaksanakan kegiatan

pengurangan nyeri menggunakan birth ball pada responden yang diberikan treatment

dan pada responden yg lain menggunakan teknik pengurangan nyeri dengan massase,

latihan napas dalam dan affirmasi positif. Setelah penelitian dilaksanakan, kemudian

data yang telah didapat diolah dan hasil wawancara dan observasi disajikan dalam

bentuk tabel.

Tabel.4.1

Gambaran Kondisi Responden di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan

Tahun 2019

Pernyataan

Pasien Intervensi Birth Ball Pasien Non Intervensi Birth Ball

Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4

Keluhan Ibu datang pukul

10.00 WIB pada

tanggal 14 April

2019 dengan

keluhan mulas-

mulas sejak jam

04.00 WIB, sudah

Ibu datang pukul

08.35 pada tanggal

9 April 2019

dengan keluhan

mulas-mulas sejak

jam 01.00 WIB,

belum keluar air-

Ibu datang pukul

16.10 pada

tanggal 1 April

2019 dengan

keluhan mulas-

mulas sejak jam

07.00 WIB,

Ibu datang pukul

05.00 pada tanggal 16

April ; 2019 dengan

keluhan mulas-mulas

sejak jam 01.00 WIB,

belum keluar air-air

dan sudah keluar

Page 107: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

keluar lendir

bercampur darah

dan belum keluar

air-air

air dan sudah

keluar lender

bercampur darah

sudah keluar

lendir bercampur

darah dan belum

keluar air-air

lender bercampur

darah

Pembukaan 6 Cm 4 Cm 6 Cm 4 Cm

Pendamping

persalinan

Suami dan Ibu Suami Ibu Keluarga

His 3x10’x35’’ 2x10’x30’’ 3x10’x35’’ 2x10’x30’’

Riwayat

Penyakit

Ibu tidak memiliki

riwayat penyakit

menurun ataupun

menderita suatu

penyakit

Ibu tidak memiliki

riwayat penyakit

menurun ataupun

menderita suatu

penyakit

Ibu tidak

memiliki riwayat

penyakit

menurun ataupun

menderita suatu

penyakit

Ibu tidak memiliki

riwayat penyakit

menurun ataupun

menderita suatu

penyakit

Diagnosis G2P1A0 hamil 39

minggu inpartu

kala I fase aktif

Janin tunggal

hidup presentasi

kepala

G1P0A0 hamil 40

minggu inpartu

kala I fase aktif

Janin tunggal hidup

presentasi kepala

G2P1A0 hamil 38

minggu inpartu

kala I fase aktif

Janin tunggal

hidup presentasi

kepala

G3P2A0 hamil 39

minggu inpartu kala I

fase aktif

Janin tunggal hidup

presentasi kepala

Intervensi

yang

dilakukan

Bermain birth ball

selama 15 menit,

berlatih napas

dalam, affirmasi

positif, massase

effleurage

Bermain birth ball

selama 15 menit,

berlatih napas

dalam , affirmasi

positif, massase

effleurage

Massase

effleurage,

berlatih napas

dalam

Massase effleurage,

affirmasi positif

Skor

Sebelum

6 7 7 4

Page 108: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Dilakukan

Treatment

Skor

Sesudah

Dilakukan

Treatment

2 4 6 5

Berdasarkan hasil dari pemberian teknik relaksasi dengan penggunaan birth

ball kepada 2 responden ibu multipara dan primipara, dan kepada 2 responden

lainnya diberikan teknik relaksasi dengan massase serta affirmasi positif dan napas

dalam tetapi setiap responden mempunyai tingkat nyeri yang berbeda.

1. Pengurangan nyeri persalinan dengan pengunaan birth ball

Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia

rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Biasanya ibu hanya mengalami rasa

nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar

kontraksi

Nyeri Ligamentum, ligament teres uteri melekat di sisi-sisi tepat di bawah

uterus. Secara anatomis memiliki kemampuan memanjang saat uterus meninggi

dan masuk ke dalam abdomen. Nyeri ligamentum teres uteri diduga akibat

peregangan dan penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada ligamentum.

Ketidak nyamanan ini merupakan salah satu yang harus ditoleransi oleh ibu

bersalin sejak masa kehamilan. Nyeri punggung bawah tepatnya pada lumbosakral

yang diakibatkan terjadinya pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh ibu

bersalin, yang semakin berat seiring semakin membesarnya uterus.

Penggunaan birth ball selama persalinan mencegah ibu dalam posisi terlentang

secara terus-menerus. Birth ball memposisikan tubuh ibu secara optimal dan

pengurangan nyeri selama kontraksi uterus memunculkan gerakan yang tidak biasa.

Latihan birth ball dapat meningkatkan mobilitas panggul ibu hamil. Latihan ini

Page 109: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

dilakukan dalam posisi tegak dan duduk, yang diyakini untuk mendorong

persalinan dan mendukung perineum untuk relaksasi dan meredakan nyeri

persalinan (RW, 2013)

Gerakan jongkok atau duduk di atas birth ball dapat membuka panggul ibu

lebih lebar bahkan pada diameter yang terluas untuk bayi bisa bermanuver lebih

mudah, membuat perineumnya lebih rileks sedangkan gerakan berdiri dan

bersandar pada birth ball bisa menjaga agar tubuhnya tetap tegak dan dengan

bantuan gaya gravitasi ini dapat memudahkan menurunkan bayinya. (Island

Childbirth Education).

2. Perbedaan tingkatan nyeri persalinan dengan pengunaan birth ball dan tidak

Proses kelahiran identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani nyeri pada

persalinan merupakan proses yang fisiologis. Nyeri menyebabkan frustasi dan

putus asa, sehingga beberapa ibu merasa khawatir tidak akan mampu melewati

proses persalinan.

Banyak upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan,

dengan menggunakan metode nonfarmakologi diantaranya kompres hangat,

kompres dingin, hidroterapi, counterpressure, penekanan lutut, gerakan,

pengaturan posisi, relaksasi dan latihan pernafasan, usapan di punggung atau

abdomen, dan pengosongan kandung kemih.

Untuk menilai tingkatan nyeri pada setiap responden, peneiti menggunakan

Numeric Rating Scale (NRS) yang terdiri dari 0-10 angka diklasifikasikan dalam 3

tingkatan nyeri yaitu nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri berat.

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nyeri yang dialami responden,

responden 1 dan 2 yang diberikan treatment birth ball sejak hamil mengalami

penurunan intensitas nyeri yang awalnya nyeri sedang menjadi nyeri ringan,

sedangkan pada responden 3 dan 4 yang tidak menggunakan birth ball mengalami

penurunan intensitas nyeri namun hanya berkurang sedikit dan masih dalam

intensitas nyeri yang berat.

Page 110: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Terdapat karakteristik pada ibu bersalin di Puskesmas Kecamatan Grogol

Petamburan Tahun 2019, antara lain:

a. Usia

Keempat responden sama sama pada usia yang produktif dan memiliki

tingkatan nyeri yang berbeda sesuai dilatasi serviks yang dialami. Hal ini

kemungkinan disebabkan karena usia yang produktif tidak menjadi ukuran

kematangan terhadap emosi karena saat ibu yang sedang menjalani proses

persalinan mempunyai rasa nyeri saat kontraksi, lalu pikiran dan emosinya

terpengaruh sehingga pikiran yang dominan adalah rasa takut, cemas, hingga

memikirkan hal yang negatif terjadi pada dirinya sehingga rasa nyeri saat

kontraksi semakin terasa.

b. Paritas

Pada hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat nyeri yang dialami

responden bervariasi, responden 1, 2, 3 dan 4 memiliki paritas yang berbeda.

Menurut (Handayani, 2015) Paritas dapat mempengaruhi tingkatan nyeri,

karena terkait dengan aspek psikologis, dengan semakin dekatnya masa

persalinan, terutama pada persalinan pertama, wajar jika timbul perasaan cemas

ataupun takut. Sedangkan pada multigravida perasaan ibu hamil terganggu

akibat rasa sakit, tegang, bingung yang selanjutnya ibu akan merasa cemas oleh

bayangan rasa sakit yang dideritanya dulu sewaktu melahirkan.

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses perubahan sikap dan tata laku yang

berlangsung secara terus menerus, dimana pendidikan merupakan faktor eksternal

yang mempengaruhi tingkat kesehatan manusia, karena dengan semakin tinggi

pendidikan seseorang maka diharapkan pengetahuan dan kemampuannya semakin

meningkat

d. Dukungan Keluarga

Pada kala I fase aktif reaksi ibu bersalin antara lain adalah kecemasan,

ketakutan dan meningkatnya sensitivitas nyeri. Dengan adanya dukungan orang-

orang berarti terutama suami akan memberi perasaan aman dan nyaman.

Page 111: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Kehadiran seseorang pendamping persalinan juga akan membantu merangsang

pengeluaran hormone oksitosin yang memberi pengaruh pada proses kemajuan

persalinan.

Responden 1 dan 2 datang ke puskesmas diantar oleh suami dan keluarga,

sedangkan pada responden 3 datang hanya dengan Ibu karena suami sedang

bekerja dan pada responden 4 datang hanya ditemani adik karena suami sedang

berada di luar kota. Dalam hal ini tingkat nyeri yang dialami oleh masing-masing

responden pun berbeda.

SIMPULAN

Selama proses pelaksanaan studi kasus ini, maka dapat di ambil kesimpulan yaitu

karakteristik ibu bersalin di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Tahun 2019

adalah usia, paritas, pendidikan dan dukungan keluarga. Intensitas nyeri yang dialami

oleh responden dengan intervensi penggunaan birth ball dengan menggunakan skala

NRS mengalami penurunan tingkatan nyeri 3-4.Intensitas nyeri yang dialami oleh

responden 3 dengan non intervensi penggunaan birth ball dengan menggunakan skala

NRS mengalami penurunan tingkatan nyeri 1. Sedangkan intensitas nyeri yang dialami

oleh responden 4 dengan non intervensi penggunaan birth ball dengan menggunakan

skala NRS mengalami peningkatan nyeri 1.

DAFTAR RUJUKAN

Sulistyawati, Ari., Esti Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.

Jakarta : Salemba Medika.

APN. 2014. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR

Hidayat. A. M., Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

IBI. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta : IBI

Page 112: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Judha, et al. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Maryunani, A., 2010. Nyeri dalam Persalinan, Edisi 1, Jakarta: Trans Info Media

Sriwenda, D. 2016. Efektifitas Latihan Birth Ball terhadap Efikasi Diri Primipara

dengan Persalinan Normal. Bandung : Journal Ners And Midwifery

Indonesia.

Hanesty, Dila. 2017. Jakarta. Perbandingan Efektifitas Kompres Hangat Terhadap

Penurunan Nyeri Persalinan Pada Ibu Multipara Di Puskesmas Pulo Gadung

Tahun 2017. Jakarta, Poltekkes Kemenkes Jakarta 3.

Fitriyani. 2018. Penggunaan Birth Ball Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I

Di Praktik Mandiri Bidan Aning Friyanti, Amd. Keb . Jurnal Stikes

Muhammadiyah Gombong. (http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/922/, diakses

pada 15-01-2019)

Maurenne. 2005. Birthing Ball (http://mynaturalchidbirth.org/birthing-ball/, diakses

tanggal 24-01-2019)

Bidan Andalan, 2015.,Birthing Ball dan Musik Yang Populer Saat Ini

(http://www.bidanandalan.com/2015/11/prosesmelahirkan-normal-

denganmetode.html , diakses, 12-02-2019)

Oktifa, dkk, 2012. Birth Ball, Seminar Akhir Departemen Maternitas, PSIK, FK

Universitas Brawijaya, Malang

Magfuroh, Annisa. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Nyeri

Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum

Kabupaten Tangerang. Jakarta, Univeritas Islam Syarif Hidayatullah.

(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25501/1/ANNISA

%20MAGFUROH%20-%20fkik%20.pdf, diakses pada tanggal 21-04-2019)

Aprilia, Y. dan Ricthmond, B (2011). Gentle Birth: Melahirkan Nyaman Tanpa Rasa

Sakit. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Page 113: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Rusmayani Astrina, 2012. Pengaruh Teknik Distraksi Birthball Terhadap Penurunan

Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Kala I.(http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/ , diakses

pada tanggal 24-02-2019). FK Universitas Brawijaya.

Mander, Rosemary. 2012. Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

_____________________. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Dyah, dkk. 2013. Hubungan Pelaksanaan Pelvic Rocking Dengan Birthing Ball

Terhadap Lamanya Kala I Pada Ibu Bersalin Di Griya Hamil Sehat Mejasem.

Politeknik Harapan Bersama Tegal

(http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/siklus/article/view/206, diakses

pada 28-01-2019)

Puspita, A D. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan

Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Puskesmas Mergangsan Tahun 2013

(online). Yogyakarta, STIKES Aisyiyah.

(http://opac.unisayogya.ac.id/1306/1/naskah%20publikasi.pdf , diakses pada

tanggal 20-03-2019)

Maryani, T. 2016. Terapi Birth Ball Berpengaruh Terhadap Lama Kala II Dan

lntensitas Nyeri Persalinan Pada lbu Bersalin Primigravida Di RB Kasih lbu

Yogyakarta. Jurnal Poltekkes Yogyakarta.

(http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/426/1/TERAPI%20BIRTH%20BALL%20

BERPENGARUH%20TERHADAP%20LAMA%20KALA%20II%20DAN%

20INTENSITAS%20NYERI%20PERSALINAN%20PADA%20IBU%20BE

RSALIN%20PRIMIGRAVIDA%20DI%20RB%20KASIH%20IBU%20YOG

YAKARTA.pdf, diakses pada tanggal 02-02-2019)

Page 114: PENGGUNAAN BIRTH BALL SEBAGAI METODE …

Sari, NM. 2013. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Intensitas Nyeri Pada Ibu

Primigravida kala I Fase Aktif persalinan di Klinik Bersalin Wilayah Kerja

Puskesmas Deliuta (online). Medan, Universitas Sumatra Utara. Thesis.

(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/46253 , diakses pada tanggal

11-02-2019)

Tobing, Hendri. 2016. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Intensitas Nyeri

Pada Ibu Primigravida Kala I Fase Aktif Persalinan. Medan, Poltekkes

Kemenkes Medan.