warta_vol_13_no.1_2007
DESCRIPTION
apaTRANSCRIPT
-
Pola tanam akar wangi dengan tanaman sela di Kabupaten Garut suatu ..
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 1
KROKOT (Portulaca oleracea ) GULMA BERKHASIAT OBAT MENGANDUNG OMEGA 3
Krokot (Portulaca oleracea), di daerah Sunda disebut gelang, suku Jawa menyebutnya krokot, oleh suku Madura disebut re sereyan, dan di Maluku disebut jalu-jalu kiki. Secara sistematis, krokot termasuk kelas dicoty-ledonae dan famili Portulacaceae. Krokot merupakan gulma lahan kering tumbuh baik di daerah yang terbuka maupun di bawah naungan tanaman lainnya, yang banyak dijumpai di sela-sela ta-naman palawija seperti kedelai, kacang tanah, ubi jalar, kentang, cabe, tomat, dan tanaman sayuran
serta palawija lainnya. Habitat tumbuhnya mulai dari dataran rendah sampai ketinggian tempat 1800 m di atas permukaan laut.
aerah asalnya adalah Persia dan telah dimanfaatkan 2000 tahun yang lalu. Tanaman ini
diintroduksi ke USA dan Eropa, serta keseluruh dunia termasuk Indonesia. Seluruh bagian tanaman yang masih muda dapat dimanfaat-
kan, terutama daun dan batang yang lunak dapat dimakan sebagai sayur dan salad. Kandungan proteinnya 2 - 2,5%.
Tanaman krokot merupakan terna banyak mengandung air, tumbuh tegak atau sebagian/seluruh bagian tanaman merayap di permukaan tanah tanpa keluar akar dari bagian tanaman yang merayap tersebut. Batangnya bulat dan warnanya co-kelat keunguan, panjangnya dapat mencapai 50 cm. Tanaman ini ber-daun tunggal, berdaging tebal, per-mukaannya datar, tataletaknya duduk tersebar atau berhadapan, mem-punyai tangkai pendek. Bentuk daunnya bulat telur sungsang, ujung bulat melekuk ke dalam, pangkalnya membaji, tepi rata, panjang daun antara 1 - 4 cm, lebarnya 5 - 14 mm, ketiak daun tidak berambut. Warna permukaan atas daun hijau tua, sedangkan permukaan bawahnya berwarna merah tua.
Bunga terletak di ujung per-cabangan, berkelompok terdiri dari 2 - 6 kuntum bunga, daun mahkota-nya berjumlah lima, kecil-kecil mempunyai warna kuning, mulai mekar di waktu pagi hari antara pu-kul 08.00 - 11.00, dan bunga mulai layu menjelang sore hari. Buahnya tergolong buah kotak, mempunyai biji yang berjumlah berjumlah ba-
Gambar : Krokot
D
Volume 13, Nomor 1 April 2007
W A R T A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN
TERBIT TIGA KALI SETAHUN
ISSN 0853 - 8204
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Dok : Puslitbanbangbun
-
Reorientasi industri kelapa
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 2
nyak warnanya hitam cokelat mengkilap, cara perbanyakannya melalui biji.
Kandungan, sifat kimia dan efek far-makologis.
Terna krokot rasanya asam, mempunyai sifat antipyretik (pe-nurun panas), analgetik (meng-hilangkan rasa sakit), diuretik (pe-luruh air seni), anti toksi, sedative (penenang), menurunkan gula darah, anti skorbut (bibir retak akibat ke-kurangan vitamin C), cardiotonic (menguatkan jantung), menghilang-kan bengkak dan melancarkan darah.
Herba krokot mengandung kom-ponen kimia yang bermanfaat bagi kesehatan, terdeteksi sebanyak 31 komponen kimia di dalam tanaman krokot, salah satunya adalah Omega-3 yaitu suatu komponen kimia yang penting (essential) yang tidak dapat diproduksi (disintesis) di dalam tubuh, namun komponen kimia ini
dapat disintesis oleh tumbuhan, alga dan phytoplankton.
Komponen ini dapat diperoleh dari makanan berasal dari tanaman dan hewan. Selain tanaman P. ole-racea, ada beberapa tanaman yang juga mengandung Omega 3 yaitu Salvia hispanica, Perilla frutescens, Linum usitatissimum, Vaccinium vitis-idaea dan Cannabis sativa. Omega-3 berfungsi sangat penting untuk kesehatan manusia sebagai nutrisi adalah -linolenic acid (ALA), eicosapentaenoic acid (EPA), dan docosahexaenoic acid (DHA). Efek farmakologis Omega-3 adalah dapat meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecer-dasan dan sebagai antioksidan yang dapat mencegah pertumbuhan sel kanker.
Kandungan komponen kimia tanaman P. oleracea
Alga dan phytoplankton banyak tersebar luas di lautan, merupakan
Kandungan komponen kimia tanaman P. Oleracea
Komponen kimia Seluruh tanaman (ppm)
Batang (ppm)
Daun (ppm)
Biji (ppm)
Alanine 570-13400 - - - Alkaloids - - 300 - Caffeic acid * Calcium oxalate - * - - Catechol * - - - Beta-cyanin - * - - Digalactosyldiacylglycerol - * - - Docosahexaenoic acid - * - - Dopa * - - - Eicosapentaenoic acid - 10 - - HCN * - - - Histidine - 220-5170 - - L-noradrenalin 2500 - - Linoleic acid - 704-18245 - 67686 Linolenic acid - 3221-64315 - 17226 Alpha-linolenic acid - 4000-80000 - - Lysine - 650-13200 - - Methionine 90-2814 - - Norepinephrine * - - - Oleic acid - 16-2160 - 49935 Omega-3's 30000 - - - Oxalates - * - - Oxalic acid 1679-16790 - - - Phytin-p 4-40 - - - Saponin * - - - Sinapic acid * - - - Beta-sitosterol - - - * Tannin * - - - Threonine - 470-9400 - - Tryptophan - 160-3400 - - Valine - 660-13200 - -
Sumber : Ezekwe, et al. 1999, Duke's Phytochemical Database) Keterangan : - tidak mengandung komponen kimia
* mengandung komponen kimia kadarnya tidak diketahui.
Warta Penelitian dan Pengem-bangan Tanaman Industri me-muat pokok-pokok kegiatan ser-ta hasil penelitian dan pengem-bangan tanaman perkebunan.
PENANGGUNG JAWAB : Kapuslitbang Perkebunan
BAMBANG PRASTOWO
A. DEWAN REDAKSI Ketua Merangkap Anggota
AGUS KARDINAN
Anggota :
DONO WAHYUNO MONO RAHARDJO E. RINI PRIBADI YANG NURYANI YUSNIARTI
B. REDAKSI PELAKSANA
SUSILOWATI MALA DEWI
ELFIANSYAH DAMANIK
Alamat Redaksi dan Penerbit Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan. Jl. Tentara Pelajar No. 1 Bogor 16111
Telp. (0251) 313083 Faks. (0251) 336194
Sumber Dana :
DIPA 2OO7 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
DAFTAR ISI
Informasi Komoditas
Krokot (Portulaca oleracea ) gulma berkhasiat obat mengandung omega 3 1 Potensi pengembangan kelapa kopyor di Indonesia......................................... 4 Penanganan demam berdarah dengue dengan ramuan alami .......................... 6 Status kebun koleksi plasma nutfah kelapa internasional Asia Tenggara (the International Coconut Gene Bank for South East and East Asia) di Iindo nesia ............................................... 8 Manfaat dan budidaya wijen (Sesa- num indicum) ...................................... 11 Potensi kaktus sebagai tanaman obat .. 14 Penanganan luka bakar menggunakan berbagai jenis tanaman obat................ 16 Upaya memperoleh nilai tambah me lalui pembuatan instan purwoceng...... 19 Keladi tikus (Typonium flagellifor- me), tanaman obat yang berpeluang menyembuhkan kanker ....................... 21 Peluang pemanfaatan penghapusan subsidi kapas negara maju tahun 2006 22 Berbagai jenis tumbuhan yang berkha- siat obat pencegah ketombe ................ 24 Penampilan tanaman nilam tetua dan hasil fusi protoplas berdasarkan ana- tomi dan morfologi daun..................... 27 Status keberadaan tanaman tabat barito (ficus deltoidea) dan penggunaannya oleh suku Dayak di Kalimantan .......... 29 ...........................................
Berita
Rapat program dan koordinasi peneli- tian tanaman perkebunan .................. . 32
-
Ketumbar tanaman multifungsi
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 3
makanan dari ikan salmon dan tuna, karena alga dan phytoplankton me-ngandung Omega 3, maka minyak yang dihasilkan dari ikan tersebut mengandung Omega 3. Demikian juga tanaman krokot yang banyak tumbuh liar di halaman rumah dan pekarangan. Cara pemeliharaan ayam dilepas bebas, pola demikian banyak dilakukan di pedesaan, se-hingga ayam bebas memakan apa saja termasuk tanaman krokot yang mengandung Omega 3. Ayam yang memakan krokot telurnyaakan me-ngandung Omega 3. Oleh karena itu berternak ayam dengan mengguna-kan ransum krokot sebagai campur-an di dalam makanan, ayam dapat di buat telurnya agar mengandung Omega 3. Berdasarkan hasil peneli-tian, ayam yang diberi ransum ma-kanan tanaman krokot telurnya me-ngandung Omega 3 sampai 20 kali lipat dibandingkan dengan ayam yang diberi ransum makanan biji-bijian.
Kegunaan
Untuk obat dalam (oral) herba krokot banyak sekali digunakan se-bagai obat tradisional, antaralain : untuk pengobatan disentri, diare akut, radang akut usus buntu (appen-dicitis acuta), radang payu dara (mastitis), wasir berdarah (hemor-rhoidal bleeding), badan pegal-pegal dan sakit (rheumatism), keputihan, gang-guan sistem saluran kencing, sakit kuning (hepatitis), cacingan dan sesak napas digunakan biji/ buahnya, obat masuk angin, diabet, influensa, herpes, liver, gonorrhea, penyakit kelamin, anthrax, tumor, sakit gigi, stroke dan meningkatkan kecerdasan, sebagai tonikum, mem-perlancar peredaran darah, penguat jantung, bakterisida.
Untuk obat luar, terna segar dapat sebagai obat bisul, ekzema, borok, erysipelas, luka bakar, penyakit ku-lit, gigitan ular dan serangga.
Pemakaian
1. Sebagai sayur dapat dimanfaat-kan sebagai lalab, sayur bening, urab, pecel dan tumis.
2. Sebagai minuman : 9 - 13 g terna kering digodok, airnya
diminum atau 60 - 120 g terna segar dilumatkan, lalu diperas dan airnya diminum. Wanita yang sedang hamil dilarang mengkonsumsi krokot.
3. Pemakaian luar : terna segar di-lumatkan atau yang sudah men-jadi bubuk diaduk dengan air, untuk ditempelkan ke tempat yang sakit. Sebagai pencuci luka, dipakai air rebusan terna segar yang sudah dingin.
Cara pemakaian
1. Radang akut usus buntu :
- Ambil terna segar segenggam,
dicuci bersih lalu ditumbuk dan
diperas, sampai terkumpul 30
ml. Tambahkan gula pasir se-
cukupnya dan air matang yang
sudah dingin sampai menjadi
100 ml, lakukan 3 kali sehari.
- Krokot dan jimbang (Taraxa-
cum officinale) masing-masing
60 g, digodok dengan 3 gelas
air sampai tersisa 1 gelas, di-
bagi untuk 3 kali minum.
2. Luka digigit lipan : Terna segar setelah dicuci bersih ditumbuk halus, lalu diperas airnya dipakai untuk mengoles luka bekas gigit-an.
3. Borok, ekzema, radang kulit : Terna segar setelah dicuci bersih ditumbuk halus tambahkan se-dikit garam, dipakai untuk me-nurap yang sakit.
4. Disentri : 550 g terna segar kro-kot diuapkan selama 3 - 4 menit, lalu ditumbuk halus dan diperas, sampai tekumpul air perasan kira-kira 150 cc. Minum sebanyak 50 cc, sehari 3 kali.
5. Sakit kuning, radang gusi : 200 g
krokot digodok, minum airnya.
6. Demam : Krokot direbus sebentar
tidak terlalu matang dan di-
makan.
7. Gugup, gelisah : Terna segar
dikukus/diuapkan sebentar lalu
digiling halus, peras, minum air
perasannya.
8. Jantung berdebar : 4 batang
tanaman krokot dicuci bersih lalu
digiling halus, tambahkan 0,5
cangkir air masak dan 1 sendok
makan madu, diperas dan di-
saring lalu diminum, lakukan 2
kali sehari.
9. Bisul : minum teh krokot setiap
hari.
10. Kencing darah : 100 g krokot dan
25 g daun sendok digodok dan
diminum.
Budidaya tanaman krokot
Perbanyakan
Tanaman krokot dapat diper-banyak melalui biji (benih) dengan mudah, biji yang telah masak dan mengering kemudian jatuh ke tanah akan tumbuh dengan sendirinya. Se-belum biji jatuh hendaknya biji di-panen kemudian dikeringkan. Biji yang sudah kering dapat disemaikan di dalam petak persemaian. Setelah biji berkecambah dan mempunyai 5 - 10 daun dapat dipindahkan ke tempat penanaman.
Persyaratan tumbuh
Krokot dapat tumbuh baik di dataran rendah dan tinggi, di tanah yang gembur dan subur, dengan pH tanah 5,5 - 6, curah hujan 200 mm/bulan dengan bulan kering 2 - 4 bulan pertahun. Namun tanaman ini dapat tumbuh juga di jenis tanah apapun, bahkan di lahan-lahan mar-ginal sekalipun. Krokot dapat tum-buh di tempat terbuka maupun di sela-sela tanaman lain. Tanaman ini lebih menyukai tanah-tanah yang cenderung basah.
Penanaman
Tanaman krokot dapat ditanam secara monokultur maupun sebgai tanaman sela. Secara monokultur ditanam dengan jarak tanam 30 x 30 cm atau 25 x 40 cm, dan dapat ditanam di dalam pot plastik maupun jenis pot lainnya. Sebagai tanaman sela krokot dapat ditanam di antara tanaman jagung, kedele, kacang tanah, cabe, tomat dan sayuran atau palawija lainnya.
Pemeliharaan
Pemupukan disarankan dengan
menggunakan pupuk organik (pupuk
-
Reorientasi industri kelapa
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 4
kandang), apabila ditanam di dalam
pot (volume 20 kg tanah) diperlukan
lebih kurang 1 - 2 kg pupuk kanda-
ng/pot. Untuk di lapang pupuk kan-
dang diperlukan lebih kurang 0,5
kg/tanaman. Pemupukan susulan di-
lakukan setelah tanaman dipanen
(selang dua kali panen) dengan dosis
0,5 kg pupuk kandang/tanaman/dua
kali panen. Usahakan tanaman ter-
bebas dari gulma, serangan hama
dan penyakit biasanya jarang di-
temukan. Di musim kering, tanaman
perlu disiram agar tidak kekeringan.
Panen
Seluruh bagian tanaman (akar, batang, daun dan bunga/buah) baik segar maupun yang sudah dikering-kan dapat dipergunakan sebagai obat tradisional. Tanaman krokot dapat dipanen pada umur 2 - 3 bulan se-telah tanam. Panen dilakukan de-ngan cara memangkas sebagian ta-naman lebih kurang 10 cm dari pangkal batang atau pangkas bagian tanaman yang muda (lunak). Bagian batang yang ditinggalkan akan tumbuh tunas baru, 1,5 - 2 bulan berikutnya dapat dipanen ulang.
Hasil panen dicuci bersih, dapat dimanfaatkan langsung sebagai sa-yur dan pengobatan, serta sebagai pakan ayam dikeringkan. Agar dapat disimpan lebih lama herba krokot setelah dicuci bersih, dapat juga di-keringkan lewat sinar matahari mau-pun oven, menjadi simplisia kering dengan kadar air antara 10 - 12%, lantas disimpan. Bisa juga simplisia yang sudah kering tersebut digiling menjadi bentuk bubuk kenudian disimpan untuk dipergunakan di kemudian waktu.
POTENSI PENGEMBANGAN KELAPA KOPYOR DI INDONESIA
Indonesia mempunyai keaneka-ragaman genetika kelapa yang besar, diantara berbagai jenis ke-lapa yang ada di Indonesia, ter-dapat satu tipe kelapa yang ter-golong unik dan langka, yaitu ke-lapa kopyor. Kelapa kopyor me-miliki endosperm (daging buah) yang tidak normal (lunak dan se-bagian tidak melekat pada tem-purung). Buah kelapa kopyor me-rupakan buah elite yang mahal, di pasar harga perbutir mencapai Rp 20.000,-_s/d Rp 30.000,-, se-hingga menu Es kopyor hanya dapat ditemukan di restoran besar saja. Buah kelapa kopyor dihasil-kan dari tanaman kelapa yang di-duga mengalami penyimpangan genetik (mutasi alami), yang di-temukan di antara populasi kelapa normal. Hasil penelitian biokimia endosperm kelapa kopyor, menun-jukkan adanya defisiensi enzim a-D Galaktosidase yang menye-babkan tidak normalnya pem-bentukan endosperm sehingga tidak mampu mendukung per-kecambahan embrio. Melalui tek-nik kultur in vitro, embrio dari buah endosperm abnormal ter-sebut dapat ditumbuhkan pada media buatan menjadi tanaman lengkap. Tanaman hasil kultur embrio tersebut akan dapat meng-hasilkan buah kelapa kopyor lebih bayak yaitu 90 - 100% dibanding bibit alami yang haya 3 - 25%.
elapa yang mirip dengan sifat kelapa kopyor ini ter-dapat juga di negara lain,
seperti Filipina yang dikenal dengan nama kelapa Makapuno. Kelapa Ma-kapuno sangat terkenal di Filipina dan mulai dimasuki pasar interna-sional, sedangkan kopyor masih do-mestik itupun terbatas di Jawa dan Lampung. Erlinda Rilllo, peneliti utama PCA (Phlippine Coconut Au-thority) Albay, menulis di Coconuts Today (Nopember 2002) bahwa nilai komersial makapuno selalu sangat tinggi di Filipina dan meningkat pada waktu-waktu tertentu seperti hari natal. Kelapa ini terutama se-bagai sirup (80,4%) dan es krim (10,7%). Di Indonesia, kopyor umumnya dikonsumsi segar atau di-sajikan sebagai bahan es campur. Industri pengolah Makapuno ber-kembang baik di Filipina. Tahun 1988 tercatatat lebih dari 20 pe-rusahaan yang mengolah atau meng-gunakan kelapa ini untuk dikemas dalam botol, es krim dan campuran kue (Buko Pie) yang sudah diekspor ke Australia. Bahkan masih terjadi pertumbuhan tambahan 4 juta butir kelapa Makapuno pertahun untuk memenuhi kebutuhan industri ini. Survei nasional di Filipina tahun 1998 tercatat sekitar 31 000 pohon kelapa yang menghasilkan Makapu-no. Untuk industri eskrim dan pastry
saja diperlukan sekitar 700 ton daging kelapa Makapuno/tahun (Greenfields Magazine, Desember 2003). Kebutuhan kopyor di Indone-sia belum pernah disurvei, namun diduga masih jauh di bawah Filipina, walaupun potensi kelapa kopyor cukup besar di Indonesia.
Saat ini diketahui bahwa kelapa kopyor hanya tumbuh dan berkem-bang di beberapa wilayah di pulau Jawa dan Sumatera, yaitu tumbuh secara individu dan tersebar parsial dalam suatu populasi. Beberapa pe-tani yang sudah maju telah melaku-kan seleksi kelapa kopyor buah nor-mal dari tanaman. Kemudian di-bibitkan secara alami dan ditanam dalam suatu hamparan atau sisipan di antara kelapa tua lainnya. Hasil seleksi ini diperoleh jumlah tanaman kelapa kopyor yang makin besar dalam satu hamparan populasi. Di balik potensi dan peluangnya se-bagai komoditi alternatif untuk me-ningkatkan pendapatan petani, be-berapa masalah yang dihadapi ada-lah ketersediaan bibit yang cukup untuk pengembangan dan pengola-han hasil kelapa kopyor, terutama bibit hasil kultur embrio.
Penyebaran populasi kelapa kopyor di Indonesia
Pada awalnya populasi kelapa kopyor diketahui menyebar di pulau
K
Mono Rahardjo, Balittro
-
Ketumbar tanaman multifungsi
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 5
Jawa dan sebagian Sumatra. Di pulau Jawa populasi kelapa kopyor dilaporkan terdapat Sume-nep, Madura, Jawa Timur ; Pati, Jawa Tengah dan Bogor, Jawa Barat. Sedangkan di Sumatera ditemukan di Kalianda, Lampung Selatan, saat ini tanaman kelapa kopyor sudah mulai dikembangkan di daerah Riau dan Kalimantan Timur.
Populasi kelapa kopyor di Kabu-paten Sumenep terdapat di kecamat-an Batang-batang, Gapura dan Dungke. Tanaman tersebut hanya diusahakan oleh beberapa petani dan dikembangkan secara turun temurun. Di Kalianda, Lampung Selatan terdapat satu populasi kelapa berbuak kopyor yang dikem-bangkan secara turun temurun. Po-pulasi yang ditanam di Desa Agom Kecamatan Kalianda berjumlah ku-rang lebih 150 tanaman. Dari pohon kelapa penghasil buah kopyor ter-sebut telah diseleksi dan di hasilkan bibit yang dikembangkan di daerah sekitar Kalianda dan Propinsi Jambi serta Bengkulu. Jawa Tengah me-rupakan daerah penyebaran terluas tanaman kelapa kopyor. Tanaman kelapa kopyor menyebar di 3 Kabu-paten, yaitu Pati, Krembang, dan Jepara. Populasi kelapa kopyor juga terdapat di Ciomas Bogor, Jawa Barat yang dikelola oleh Balai Penenelitian Bioteknologi Perkebun-an (BPBP), merupakan hasil per-bayakan melalui kultur embrio yang berjumlah 80 pohon. Tanaman ter-sebut terutama digunakan sebagai sumber embrio di laboratorium. Ta-naman hasil perbayakan dari Labora-torium BP BP telah ditanam di Ke-bun PTPN VIII Cikumpay Jawa Barat seluas 4 Ha, di Riau dan Kali-mantan Timur masing-masing 1 Ha.
Status penelitian dan pengembangan kelapa kopyor
Populasi kelapa kopyor yang di-miliki oleh petani saat ini umumnya merupakan tanama kelapa kopyor alami yang dikembangkan secara turu temurun. Perbayakkanya meng-gunakan benih yang berasal dari po-hon-pohon yang diamati menghasil-kan jumlah buah kopyor yang ban-
yak secara terus menerus. pada po-hon yang menghasilkan buah kopyor juga terdapat buah normal yang dapat tumbuh secara alami. Buah tersebut dideder kemudian diseleksi sebagai bibit untuk ditanam. Tanam-an yang diperoleh melalui bibit alami tersebut hanya menghasilkan buah kopyor sebayak 3 - 25%.
Dengan berkembangnya teknolo-gi kultur in vitro, embrio buah kelapa kopyor dapat ditumbuhkan di dalam media buatan yang dikenal dengan teknik kultur embrio. Bibit yang dihasilkan melalui metode ini akan menghasilkan tanaman kopyor berbuah. Hal ini sebabkan bibit ter-sebut di peroleh dari embrio buah kopyor yang memiliki gen homo-zigote resesif. Dengan terjadinya pe-rkawinan sendiri (selfing) atau de-ngan tanaman lain (crossing) yang juga memiliki sipat kopyor maka akan dihasilkan buah kopyor yang lebih banyak dibandingkan tanaman dari bibit alami.
Kelapa kopyor hasil kultur em-brio sudah dihasilkan oleh Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan (BPBP) Bogor, harga bibit masih relatif mahal yaitu kurang lebih Rp 280.000,-/bibit kelapa kopyor puno, untuk memenuhi kebutuhan bibit tersebut, Balai Penelitian Ta-naman Kelapa dan Palma lain (Balit-ka) Manado terus melakukan pene-litian dan pengembangan kelapa kopyor dengan sumber embrio dari Sumenep Jawa Timur.
Bibit yang dihasilkan melalui tek-nik kultur embrio umumnya berasal dari kelapa kopyor tipe Dalam. Secara alami, tanaman kelapa kop-yor Tipe Dalam haya menghasilkan buah kopyor 1-2 butir pada setiap tandanya. hal ini disebabkan pola peyerbukan kelapa tipe Dalam me-yerbuk silang sehingga peluang ber-temunya gen resesiif pada bakal buah dan serbuk sari relatif kecil. Pada kondisi demikian bibit hasil kultur embrio dari kopyor Tipe Dalam harus ditanam terisolasi dari tanaman kelapa normal lainya dan tidak disarankan ditanam secara indipidu karena berpeluang terjadi-nya kontaminasi dengan serbuk sari kelapa lain yang meyebabkan tidak
terjadinya buah kopyor. Dengan diketahuinya kelapa kopyor tipe Genjah yang berkembang cukup banyak di Pati, Jawa Tengah, Me-mungkinkan dihasilkan tanaman hasil kultur embrio dapat mulai berbuah umur 3 tahun dan persentasi buah kopyor 100%, karena kelapa kopyor tipe Genjah memiliki pola peyerbukan yang meyerbuk sendiri (selfing) hal ini dibuktikan dengan persentase buah pada pohon kopyor alami di Pati, Jawa Tengah dapat mencapai 50%, dibandingkan kelapa kopyor dari tipe kelapa Dalam hanya 3 - 25%
Potensi dan peluang pengembangan kelapa kopyor
Peluang pengembangan tanaman
kelapa kopyor cukup besar, baik
skala petani maupun dalam bentuk
perkebunan. produksi buah kopyor
dari beberapa daerah sentra kelapa
kopyor belum bisa memenuhi per-
mintaan pasar. buah kopyor yang
jumlahnya terbatas dari Lampung
haya memenuhi beberapa swlayan
dan toko buah di Jakarta, demikian
juga buah kopyor yang berasal dari
Sumenep tidak cukup memenuhi
permintaan pasar diwilayah Sura-
baya dan sekitarnya, selain untuk
memenuhi kebutuhan daerahnya
juga dikirim ke Jakarta dan Surabaya
dalam jumlah terbatas. Pemanpaatan
buah kopyor tidak hanya terbatas
sebagai konsumsi segar, tetapi me-
rupakan bahan baku pembuat es
krim, sehingga pengembangan da-
lam jumlah besar perlu dilakukan.
Kebutuhan kelapa kopyor di Indone-
sia, untuk subsitusi makanan/minum-
an tanpa bahan pengawet sangat
tinggi, terutama di Jawa. Sebagai
gambaran kebutuhan kelapa kopyor
di Jawa dipenuhi dari 3 daerah peng-
hasi utama yaitu Sumenep, Jawa
Timur, Banjarnegara, Jawa Tengah
dan Lampung, Sumatra Selatan. Pro-
duksi kelapa kopyor di Sumenep se-
banyak 2000 butir/minggu semuanya
diserap oleh pasar di Surabaya.
Pengembangan kelapa kopyor
dapat di lakukan menggunakan bibit
alami dari buah maupun bibit hasil
-
Reorientasi industri kelapa
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 6
kultur embrio. Untuk sekala petani
saat ini disarankan mengembangkan
tanaman kopyor alami tipe Genjah
seperti dilakukan di Pati, Jawa
Tengah persentasi buah kopyornya
bisa mencapai 50% setip tandanya.
Kelapa kopyor tipe Genjah cepat
berbuah dan dapat ditanam dalam
jumlah terbatas oleh petani, karena
dengan pola pembangunannya me-
nyerbuk sendiri, pohon yang ditanam
secara individu dapat menghasilkan
buah kopyor yang relatif banyak. Dengan adanya bibit hasil kultur
embrio yang sudah dikembang-
kan maka peluang pengembang-
an kelapa kopyor makin besar.
Karena harga bibit hasil kultur
embrio relatif mahal sehingga ha- nya dapat dikembangkan oleh peng-
usaha perkebunan dengan modal besar. Dari luas perusahaan 1 ha
dengan jumlah tanaman 143 pohon
akan diperoleh keuntungan seki-
tar Rp 44.000.000.-/tahun. Inves-
tasi awal Rp 61.000.000,- antara
pembelian bibit (Rp 280.000,-/bi- bit) dan biaya produksi sekitar
Rp 14.000.000,- tahun, modal kem-
bali pada tahun ke-6 dengan asumsi
produksi kopyor setiap pohon 95%
dan produksi rata-rata 80 butir/po-hon/tahun.
Penutup
Kelapa kopyor merupajkan salah satu jenis kelapa unik dan spesifik yang memiliki potensi pasar yang cukup besar untuk konsumsi segar maupun untuk memenuhi perminta-
an pengolahan sebagai bahan baku es krim. Penyebarannya terbatas pada beberapa kelapa kopyor tipe Genjah. Adanya teknologi in vitro diharapkan pengembangan tanaman kelapa kopyor dapat diarahkan ke produksi kelapa lainnya di Indone-sia, sehingga produksinya dapat me-menuhi permintaan pasar yang sema-kin meningkat. Selain itu pengem-bangan kelapa kopyor dapat dilaku-kan mengunkan bibit kopyor alami tipe Genjah, karena persentase buah kopyornya dapat mencapai 50%, dan dapat ditanam oleh petani dipe-karangan rumah sebagai penghasilan tambahan.
PENANGANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN RAMUAN BAHAN ALAMI
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1968 di Su-rabaya. Menurut laporan dari Dirjen PPM & PL, Depkes RI tahun 2002, ledakan kasus DBD terjadi pada tahun 2001 sebanyak 755 kasus, meningkat 53,5% di-bandingkan dengan kasus yang terjadi pada tahun 2000 sebanyak 141 kasus. Jumlah kematian aki-bat DBD tahun 2001 adalah 493 orang dari 30 Propinsi terjangkit atau dari 265 Kab/Kota terjangkit. Di Wilayah Asia Tenggara, Indo-nesia menempati peringkat per-tama endemisitas penyakit DBD di atas Thailand dan Myanmar. Dua tahun terakhir ini DBD menjadi masalah kesehatan masyarakat karena perkembangannnya secara signifikan. Dengan terjadinya Ke-jadian Luar Biasa (KLB) yang di-akibatkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini, telah menyebabkan ratusan penderita meninggal du-nia. Penyebab penyakit demam berdarah adalah virus genue flava yang dapat ditularkan oleh Arto-poda yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sedangkan untuk virusnya adalah dari jenis dengue. Demam biasanya terjadi setelah virus masuk kedalam da-
rah selama 1-2 hari, dan tetap ver-ada dalam darah selama 4-7 hari. Dalam masa ini penderita sebagai sumber penularan, bila penderita digigit nyamuk Aedes, maka virus terhisap dalam lambung nyamuk yang kemudian memperbanyak dalam berbagai kelenjar terutama kelenjar air liur nyamuk dan se-telah 3 - 10 hari siap ditularkaan lewat gigitan nyamuk tersebut.
anda-tanda seseorang terkena demam berdarah yaitu suhu badan tinggi (>37,5C) se-
lama 2 - 7 hari, nyeri perut terutama di daerah ulu hati, pendarahan be-rupa bintik-bintik merah di kulit, mimisan, gusi berdarah dan mual. Pertolongan pertama yang dapat di-lakukan terhadap penderita DBD antara lain :
1. Memberikan minum sebanyak-banyaknya, seperti :
Air masak yang dibubuhi ga-ram oralit atau gula
Susu
Air kelapa atau air teh Rebusan air angkak (beras
merah)
2. Mengecek darah dan segera ke
rumah sakit bila ada penurunan
trombosit.
Menurut organisasi kesehatan
dunia (WHO) trombosit yang jum-
lahnya kurang dari 100.000 mili-
meter perkubik harus hati-hati.
Pencegahan dan Pemberantasan De-
mam Bedarah Dengue
Departemen Kesehatan RI telah
menetapkan berbagai kebijakan na-
sional untuk pemberantasan masalah
DBD, seperti peningkatan kewas-
padaan dini penyakit DBD, pem-
berantasan dengan memutuskan
mata rantai penularan terhadap vek-
tor nyamuk dan jentik aedes, pe-
nanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB), peningkatan kemampuan
SDM dan meningkatkan kemitraan.
Nyamuk biasanya terdapat pada air
tergenang dan bersih.
Dalam pemutusan mata rantai, bagi penderita sebaiknya diisolasi
T
Ismail Maskromo, Nuraini
Mashud, dan Hengky Novarianto,
Balittka
-
Ketumbar tanaman multifungsi
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 7
agar tidak digigit oleh nyamuk ae-des, sampai saat ini belum ditemu-
kan vaksin untuk penyakit DBD.
Untuk melenyapkan virus dilakukan
dengan obat anti virus, walaupun
belum ada obat khusus untuk anti
virus, obat yang diberikan dimaksud-kan untuk mempertinggi/memper-
baiki kondisisi dan daya tahan tubuh.
Penanganan Demam Berdarah De-ngue dengan Bahan-Bahan Alami
Sampai saat ini belum ada obat yang tepat untuk mengobati penyakit DBD, bila seseorang dinyatakan positif terhadap DBD. Penanganan terhadap penderita biasanya diarah-kan terhadap penurunan panas dan peningkatan trombosit darah. Selain obat/infus yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit, beberapa tanaman obat diketahui ada yang mempunyai kha-siat untuk menangani masalah DBD, diantaranya adalah meniran, daun dan buah jambu biji merah, daun pepaya gandul, kunyit dan temu ireng. Disamping itu ada suatu bahan berupa beras merah (angkak) dapat menaikkan trombosit.
Meniran (Phyllanthus niruri)
Meniran merupakan gulma yang
secara liar tumbuh ditempat lembab dan berbatu. Tanaman meniran me-
ngandung bahan aktif filantin, hipo-filantin, kalium, damar, tannin, sa-ponin dan flavonoid. Tanaman ini berkhasiat sebagai anti diare, peluruh kencing (diuretic), sariawan mulut, pereda demam (anti piretik), kencing nanah, radang ginjal, pembersih darah dan hepatitis. Bahan aktif ta-nin dapat mencegah berbagai macam infeksi virus dan bakteri, sedangkan filantin dan hipofilantin melindungi sel hati dari zat toksik. Sedangkan rasa pahit yang dihasilkan meniran dapat menurunkan demam/panas.
Jambu biji (Psidium guajava)
Jenis jambu biji yang digunakan
untuk menanggulangi DBD adalah
jenis jambu yang berdaging merah.
Kandungan bahan aktif yang ter-
dapat dalam daun jambu tersebut
adalah tannin, minyak atsiri, minyak
lemak, flavonoid dan asam malat,
sedangkan dalam buahnya yang su-
dah masak terdapat asam elegat, leu-
kosianidin, quersetin dan asam ok-
salat. Daun jambu biji berkhasiat se-
bagai antidiare, astrigens, sariawan
dan menghentikan pendarahan (he-
mostatik). Hasil uji in vitro, ekstrak
daun terbukti dapat menghambat
pertumbuhan virus dengue dan mem-
percepat peningkatan jumlah trom-
bosit. Komponen aktif yang berper-
an untuk DBD ini diperkirakan tanin
dan flavonoid. Selain daunnya, juice
buahnya juga dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan jumlah trom-
bosit.
Pepaya (Carica papaya)
Bagian tanaman yang digunakan untuk penyakit DBD adalah daun dari jenis pepaya gandul (jantan). Dari hasil analisis diketahui bahwa pepaya jantan memiliki kadar K, Ca dan Fe lebih tinggi dibandingkan dengan pepaya betina. Pepaya di-ketahui mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, dektrosa, saponin, glikosida, sakarosa dan levulosa. Dari hasil uji farmakologi, diketahui bahwa alkaloid karpain mempunyai aktivitas sebagai anti amuba dan anti bakteri, sedangkan ekstrak buah pe-paya muda menggunakan pelarut minyak bumi memberikan efek anti fertilitas. Daun pepaya berkhasiat untuk mengatasi penyakit malaria, cacingan, sakit perut, digigit ular berbisa, demam, kaki gajah (ele-phantiasis), biri-biri, kurang nafsu makan dan buahnya untuk sembelit.
Kunyit (Curcuma domestica)
Bagian yang digunakan dari ta-
naman ini adalah rimpangnya. Kan-
dungan bahan aktifnya adalah min-
yak atsiri, kurkumin, pati, tannin, da-
mar, saponin, flavonoid, polifenol dan beta karoten. Hasil penelitian
farmakologi menunjukkan bahwa
ekstrak alkohol, kurkumin dan min-
yak atsiri yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pe-
nyebab radang kandung empedu. Selain itu ekstrak air dari rimpang
kunyit dapat bekerja sebagai anti-
fertilitas. Rimpang kunyit mempu-
nyai khasiat sebagai anti diare, kar-
minatif, kholagogum dan skabisid.
Senyawa flavonoid, polifenol dan beta karoten berfungsi sebagai anti-
oksidan.
Temu ireng (Curcuma aeruginosa)
Bagian yang digunakan dari ta-naman ini adalah rimpangnya. Ba-han aktif yang terkandung di dalam-nnya antara lain minyak atsiri, pati,
Gambar . Ramuan jamu Demam Berdarah Dengue
-
Reorientasi industri kelapa
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 8
damar dan lemak. Khasiat tanaman ini adalah sebagai anti rematik, kar-minatif, obat cacing, obat koreng, obesitas dan pembersih darah.
Kelima tanaman tersebut diatas relatif mudah ditanam sebagai toga
atau diperoleh dilingkungan sekitar
dan cara pengolahannya cukup
mudah, yaitu semua bahan tersebut
dicampur lalu digodok sampai
mendidih kemudian disaring dan airnya diminum. Dengan demikian
sosialisasi mengenai penanganan
awal DBD dengan mengoptimalkan
potensi yang ada, khususnya pada
daerah endemik perlu ditingkatkan.
Ramuan Bahan Almi Untuk Demam
Berarah Dengue
Balittro telah membuat ramuan
obat bahan alami untuk menangkal
Demam Berdarah Dengue, ramuan
tersebut diberikan dalam bentuk:
Jamu godogan, merupakan
ramuan yang dibuat dari lima jenis
tanaman obat yaitu meniran, daun
jambu biji merah, daun pepaya
jantan (gandul), kunyit dan temu
ireng, yang diperuntukkan bagi
orang dewasa.
Sirup, produk ini dibuat dari
kelima jenis tanaman obat yang
sama, agar tidak pahit kedalam
ramuan ditambahkan gula dan jeruk
nipis, produk ini diperuntukkan bagi
anak-anak juga orang dewasa yang
tidak suka rasa pahit.
Seduhan angkak.
Juice jambu biji merah. Kedua
produk terakhir ini dapat dipakai/di-
minum untuk semua umur.
Penutup
Program penanggulangan ma-
salah DBD harus dilakukan secara
terpadu, baik oleh pemerintah dan
masyarakat pada umumnya dengan
target penurunan angka kejadian
maupun kematian akibat DBD. So-
sialisasi masalah DBD harus terus
ditingkatkan sehingga masyarakat
paham akan masalah tersebut. Se-
lain pemberantasan dengan memu-
tuskan mata rantai penularan, ma-
syarakat wajib mengetahui mengenai
gejala-gejala maupun penanggulang-
an DBD dan tindakan pencegahan
secara dini sehingga dapat mengu-
rangi resiko kematian bagi penderita
maupun keluarga disekitarnya. Pertolonan pertama bagi pen-
derita, selain pemberian obat pe-nurun panas juga dapat diberikan ramuan pencegah DBD yang dapat dibuat sendiri dirumah dengan teknologi yang sangat sederhana dengan biaya yang relatif murah, sehingga terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
STATUS KEBUN KOLEKSI PLASMA NUTFAH KELAPA INTERNASIONAL ASIA TENGGARA (The Internasional Coconut Gene Bank For Saouth East and East Asia
(ICG-SEA) DI INDONESIA
Plasma nutfah tanaman kelapa merupakan modal dasar dalam program pemulihan tanaman ke-lapa baik untuk merakit jenis kelapa unggul maupun pemanfa-atan lainnya untuk memenuhi kebutuhan stakeholder keragaman genetik plasma nutfah kelapa me-rupakan kekayaan hayati perlu dilindungi dan manfaatkan se-maksimal mungkin untuk berba-gai tujuan. Namun dengan adanya perubahan peruntukan lahan, ke-ragaman genetik plasma nutfah kelapa tersebut mulai terdesak ke-beradaannya, terjadi erosi genetik dan terancam punah. Untuk me-lindungi plasma nutfah kelapa dari erosi genetik, dan kepunahan coget (The Internasional Coconut Netwerk) telah mendirikan pusat konservasi Plasma Nutfah kelapa international (ICG-The Interna-tional Coconut Gene Bank) di lima wilayah di dunia, untuk kawasan
Asia Tenggara, lokasi pusat kon-servasi Plasma Nutfah ICG-SEA (The Internasional Coconut Gene Bank For South East and East Asia) ditetapkan di Indonesia, dan ditempatkan di Sikijang, Pekan-baru, Riau anggota ICG-SEA ter-diri dari Cina, Malaysia, Myan-mar, Philipina, Thaliand, Vietman dan Indonesia tuan rumah. Ren-canaya aksesi yang akan dikoleksi dan dikonserpasi di ICG-SEA Si-kijang meliputi aksesi yang hasil-nya ekplorasi di wilayah Indonesia dan kontribusi dari masing-masing anggota ICG.
egiata koleksi di ICG-SEA Sikijang telah dimulai pada tahun 1996 dengan mena-
nam 5 aksesi kelapa genjah yang me-
rupakan duplikasi dari koleksi plas-ma nutfah Mapaget, Sulawesi Utara. Selanjutnya ditambah dengan aksesi hasil ekplorasi di Maluku, Nusa Tenggara, Jawa Barat, dan Riau. sampai tahun 2002 telah dikoleksi sejumlah 29 aksesi kelapa. Untuk mendukung kegiatan di Sikijang juga telah dibangun infartaktur se-perti jalan, perumahan, listrik, la-boratorium, dan rumah kaca serta disediakan fasilitas seperti traktor, mobil dan sepeda motor. Namun aki-bat okupasi tanah oleh masyarakat di sekitar lokasi, meyebabkan ke-giatan di ICG-SEA Sikijang ter-hambat dan tidak memungkinkan lagi untuk dilanjutkan. pada tahun 2005 kebun Sikilang diserahkan pengelolaannya pada LRPI (Lem-baga riset perkebunan Indonesia) selanjutnya melalui pertemuan ko-
K
Bagem Sembiring, Balittro
-
Ketumbar tanaman multifungsi
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 9
ordinator cogent dengan pemerintah Indonesia yang diwakili Puslitbang-bun dan Balittka di Bogor pada bulan Februari 2002 diputuskan untuk memindahkan lokasi ICG-SEA di Sulawesi Utara, yaitu di-pandu dan paniki. Lahan lokasi Pan-du memiliki luas 80 ha. Sedangkan tahun 2006 telah dikoleksi 34 aksesi kelapa dikebun koleksi Pandu dan Paniki.
Rencana konservasi Plasma Nutfah di ICG - SEA
Sejak awal cogent telah merenca-nakan untuk mengkonservasi sejum-lah 200 aksesi plasma nutfah kelapa di ICG - SEA Sikijang. Berdasarkan rekomendasi dalam pertemuan di Pekanbaru pada tahun 1996, ditetep-kan bahwa Plasma Nutfah yang akan ditanama di UCG-SEA harus me-menuhi kriteria sebagai berikut : (a) aksesi yang dominan dari negara anggota, (b) aksesi yang sudah lang-ka dan terancam punah (c) aksesi yang memiliki karakteristik spesifik/ unik, (d) aksesi hasil eksplorasi dan (e) duplikasi aksesi dilokasi air. aksesi yang direncanakan untuk di-koleksi sesuai dengan memorandum of agreement (MoA) 26 Mei 1999 di Beijing Cina berjumlah 52 aksesi (Tabel Lampiran 1). Dari total 52 aksesi ter-sebut, 42 aksesi berasal dari anggota ICG - SEA sedangkan 10 aksesi lainnya dari luar wilayah Pada pertemuan tahunan ke-dua yang dibiayai ADB pada tanggal 16 - 18 September 1999 di Ho Chi Minh City Vietnam yang dihadiri oleh semua anggota ICG-SEA kecuali Myanmar, telah disepakati aksesi - aksesi yang akan dikoleksi di ICG - SEA Sikijang sebayak 96 aksesi
Plasma nutfah yang telah dikoleksi dan di introduksi di ICG - SEA
Berdasarkan kriteria aksesi yang harus dikonservasi dan duplikasi
untuk pengamanan dari kepunahan.
Salah satu proyek kerjasama antara
COGENTIPGRI dan Balittka Ma-
nado adalah eksplorasi dan koleksi
Plasma Nutfah kelapa di beberapa propinsi di Indonesia. melalui pro-
yek yang dibiaya ADB tahap 1 tahun 1996 - 1997 dan ADB 2 tahun 1998
- 2000, telah dilakukan survei ke
Maluku, Nusa Tenggra Timur, Nusa
Tenggra Barat, Sulawesi Utara dan
Sulawesi Tengah. Selain itu juga
telah dilakukan survei kepropinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Riau
dengan biaya APBN. Semua materi
benih kelapa telah dikirim di Pe-
kanbaru dan di tanam di ICG-SEA
Sikijang. Beberapa aksesi yang me-rupakan duplikasi dari aksesi yang
telah ditanam dikebun koleksi Ma-
panget, Sulawesi Utara. juga telah
ditanam di Sikijang. Sampai bulan
September tahun 2002, telah ditanam
29 aksesi di ICG-SEA yang terdiri dari 15 aksesi yang kegiatan survei-
nya ADB dan 14 aksesi dibiayai
APBN. Untuk mendukung ICG-
SEA sejak tahun 1996 pemerintah
Indonesia dari biaya APBN telah membiayai dua kegiatan penelitian
membangun infrastuktur seperti
jalan, perubahan, laboratorium, dan
rumah kaca serta fasilitas seperti
traktor, mobil dan sepeda motor.
Pada tanggal 24 Januari 2001, IPGRI telah menetujui Balitka untuk
menetujui balitka untuk mengerjakan
dua proyek yang berhubungan de-
ngan pengiriman plasmanutfah ke-
lapa dari anggota cogent ke ICG-SEA (LOA APO1/011 dan LOA
APO1/013) proyek tersebut dibiaya
oleh ADB dan DFID. Namun sampai
bulan oktober 2002 tidak ada satu
pun aksesi yang dikirim dari negara -
negara anggota. dua hal yang men-jadi hambatan adalah (1) persetujuan
dari pemerintah masing-masing ne-
gara dan (2) biaya penyimpanan dan
pengiriman embrio dari negara asal
ke Indonesia. Sejak status ICG-SEA dipindah-
kan ke Sulawesi Utara tahun 2002 telah dimulai kolekasi dengan me-nanam aksesi-aksesi hasil eksplorasi dari Jawa Timur dan Sulawesi Utara, yakni di KP. Paniki dan KP. Pandu. Sampai akhir Mei 2006 telah di-tanam sebanyak 34 aksesi kelapa, yaitu di Paniki 24 aksesi dan Pandu 10 Aksesi. Atas usulan koordinator Cogent pada saat kunjungan ke Ma-nado awal tahun 2006, direncanakan
untuk mengambil kembali aksesi-aksesi kelapa yang telah dikoleksi di Sikijang yang saat ini sudah tidak terpelihara dengan baik dan banyak yang mati. Selain itu memenuhi tar-get Sejumlah 200 Aksesi yang akan dikoleksi di ICG-SEA, diharpakan adanya tambahan aksesi dari negara-negara anggota di samping yang telah disepakati padapertemuan di Ho Chi Minh City, Vietnam. Penam-bahan ini didasarkan pada potensi jumlah aksesi yang dimiliki masing-masing negara anggota ICG-SEA sesuai data padaCGRD Versi 5. dibandingkan dengan jumlah yang rencana dikontribusikan untuk ICG SEA sesuai pertemuan di HO Chi Minh City, Vietnam. Selain itu juga tambahan aksesi akan di peroleh dari kegiatan eksplorasi yang dilakukan Balitka pada tahun 2007 dari be-berapa daerah yang belum dieksplo-rasi.
Satatus data ICG- SEA
Pengumpulan data meliputi data
paspor dan data karakterisasi telah
dilakukan pada 29 aksesi kelapa
yang terdiri dari 4 aksesi kelapa
genjah dan 24 aksesi kelapa dalam
.sampai bulan September 2002 tidak
ada kegiatan tukar menukar infor-
masi antar negara anggota kecuali
adanya permintaan laporan dari
CIRAD tetang perkembangan data
untuk pengelolaan database namun
demikian untuk kebutuhan intern.
Laporan pengembangan ICG-SEA
sakijang tetap dibuat secara periodik. Database morfologi dari koleksi
Plasma Nutfah kelapa di Sulawesi Utara diamati seacra rutin dengan menggunakan pedoman Stantech COGENT. Dari 34 aksesi kelapa tersebut, terdiri dari 32 aksesi asal indonesia dan 2 aksesi asal negara Malaysia, yaitukelapa malayan tall dan malayan Green Dwarf (Tabel 1.). Sehingga sampai saat ini sejak ditandatangani MoA pertama tahun 1999 pada pertemuan di Beijing. Kelapa introduksi dari negara anggota baru dari malaysia tersebut sebanyak 2 aksesi, sedangkan negara anggota lain seperti Cina, Philipina, Thailand dan Vietnam belum pernah
-
Reorientasi industri kelapa
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 10
mengirim materinya ke Indonesia sebagai host country ICG-SEA. Pada saat ini status MoA telah berakhir, dan perlu diperpanjang lagi untuk kesepakatan mendatang.
Pembiyaan ICG-SEA
Kegiatan-kegiatan yang men-dukung pembangunan ICG-SEA telah dimulai pada tahun 1996 sejak ditetapkan Sikijang sebagai lokasi ICG-SEA baik kegiataan peneliti maupun pembangunan beberapa in-frastruktur. Kegiatan peneliti me-liputi ekplorasi dan koleksi plasma-nutfah di beberapa wilayah di In-donesia ,peningkataan efisiensi dan keberhasilan kultur embrio, partisi-pasi petani dan studikelayakan pada proses pengolahan sabut. Biaya ke-giatan berasal dari ADB, IFAD, DFID sebagai donor IPGRI - CO-GENT dan sebagaian dari APBN se-dangkan untuk pembangunan in-frastuktur dan fasilitas di Sikijang biaya sepenuhya berasal dari APBN kurang lebih 10 kegiatan yang di-biayai oleh IPGRI-Coget dengan total dana US$ 105,890 sedangkan
untuk pembangunan ICG-SEA se-besar US$ 284,398 dariperintah In-donesia melalui APBN.
Proses peralihan ICG-SEA dari Sikijang ke Sulawesi Utara
Dengan ditetapkannya sebagai
salah satu pusat konservasi plasma
nutfah kelapa internasional berdasar-
kan pertemuan steering committee
cogent tahun 1992 dan hasil evaluasi tim cogent di lokasi Sikijang, Riau
tahun 1995 kegiatan di ICG-SEA
telah dimulai sejak tahun 1996.
diawali dengan pembukaan lahan
dan penanaman 5 aksesi kelapa
genjah, selanjutnya diikuti dengan penenanaman aksesi-aksesi hasil
ekplorasi dari beberapa daerah di
Indonesia. Tanah yang dilokasinya pemda
riau dan departemen pertanian untuk pembangunan ICG-SEA di sikijang seluas kurang lebih 1000 ha. Ber-samaan dengan dimulainya kegiata-an-kegiataan di ICG-SEA, masyara-kat di sekitar lokasi juga melakukan okupasi tanah tersebut, dan mena-nam kelapa sawit. pada awalnya
Balitka dan Puslitbangbun Bogor, mencoba untuk mendapatkan kem-bali lahan-lahan yang telah dibuka oleh masyarakat tersebut, melalui pengganti biaya pembukaan lahan. namun karena tanah-tanah tersebut terus meningkat harganya, sehingga sulit dibebaskan lahan seluas 100 ha namun kegiatan konservasi Plasma Nutfah kelapa sakijang menjadi ter-hambat, karena selain kesulitan me-nambah luasan lahan untuk kegiatan koleksi selanjutnya lahan yang sudah dibebaskan juga terancam diokupasi lagi oleh masyarakat sekitar. Ber-bagai usaha telah dilakukan untuk meyelesaikan masalah lahan dilokasi ICG-SEA sikijang melalui pendekat-an pada masyarakat di sekitar lokasi dengan melibatkan pemerintah se-tempat pemda riau maupun intasi terkait. namun sampai tahun 2002 masalah lahan tersebut belum bisa diselesaikan.
Dengan berbagai pertimbangan, pada pertemuan koordinator cogent dengan pemerintah Indonesia yang diwakili balitka manado dan Pus-litbangbun Bogor diputuskan untuk memindahkan lokasi ICG-SEA ke Sulawesi Utara yaitu di pandu dan panika pada tahun 2005 lokasi ICG-SEA Sikijang Riau diserahkan kem-bali badan litbang pertanian dan pengelolaannya diserahkan pada LRPI yaitu dikelola oleh pusat penelitian karet sungei putih dengan hamparan koleksi aksesi kelapa yang ditanam di lokasi tersebut dapat di-pertahankan sehingga tetap ada pada saat nanti dibutuhkan untuk kegiatan ICG atau untuk tujuan lainnya. In-ormasi terakhir yang diperoleh dari salah satu mantan staf honorer Balitka yang sekarang bertugas di kebun percobaan sakijang riau puslit karet sungei putih bahwa status dari 29 aksesi kelapa yang ditinggalkan Balitka sejak diserahkan ke LRPI, saat ini tinggal aksesi kelapa genjah yang eksis dilapangan dan sisanya sudah mati.
Sejak status ICG-SEA dipindah-kan ke Sulawesi Utara tahun 2005 telah dimulai aksesi-aksesi hasil eks-plorasi dari jawa timur dan Sulawesi Utara yakni di KP. Pandu sampai akhir Mei 2006 telah ditanam
Tabel 1. Daftar aksesi kelapa yang dikoleksi di lokasi ICG-SEA Paniki dan Pandu
s/d tahun 2006
Paniki Pandu
Aksesi Aksesi
Santombolang Tall Nias Yellw Nias Dwarf
Rarumis Tall Nias Green Dwarf
Melongoarane Tall Raja Brown Dwarf
Bitunuris Tall Salak Green Dwarf
Solo Semi Tall Tebing Tinggi Dwarf
Palapi Tall Mapanget Tall
Sumenep 1 Tall Tenga Tall
Banyuwangi Tall Palu Tall
Sumenep II Tall Bali Tall
Tilong Tall Swarna Tall
Bloro Tall
Koting B Tall
Boera Tall
Matanggonawe Tall
Kolono
Nias Yellw Nias Dwarf
Nias Green Dwarf
Raja Brown Dwarf
Salak Green Dwarf
Kapal Tall
Aru Dwarf
Aru Tall
Malayan Tall
Malayan Green Dwarf
-
Ketumbar tanaman multifungsi
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 11
sebayak 34 aksesi kelapa, yaitu di KP. Paniki 24 aksesi dan dipandu 10 aksesi. database Morfologi dari ko-leksi Plasma Nutfah kelapa ini di-amati secara rutin dengan menggu-nakan pedoman stantech COGENT. Dari 34 aksesi kelapa tesebut terdiri dari 32 aksesi asal Indonesia dan 2 aksesi asal negara Malaysia, yaitu kelapa Malayan Tall dan Malayan Green Dwarf sehingga sampai saat ini sejak ditandatangani MoA per-tama tahun 1999 pada pertemuan di Beijing kelapa introduktip dari negara anggota baru dari Malaysia tersebut sebanyak 2 aksesi sedang-kan anggota lainya seperti Cina,
Philipina, Thailand dan Vietnam belum pernah mengirim materinya ke Indonesia sebagai host country ICG-SEA pada saat ini status MoA telah berakhir dan perlu diperpan-jang lagi untuk kesempatan men-datang.
Selanjutnya untuk rencana pem-bangunan kebun ICG-SEA kedepan sesuai dengan saran dari Dr. Pons Batugal sebagai COGENT coordina-tor di minta agar negara Indonesia sebagai host country melengkapi sendiri 200 aksesi yang akan dikole-ksi sepanjang 7 tahun ke depan. Hal ini ditegaskan karena seharusnya 200 aksesi itu diperoleh informasi
dari setiap negara anggota aksesi mana dari negara yang akan di-konservasi tapi informasi tersebut sulit diperoleh secara lengkap, ke-cuali negara Cina yang mengirim via email pada tahun 2005 bahwa ada sebanyak 20 aksesi kelapa asal china yang akan dikonservasi di ICG-SEA jenis kelapa asal dari 200 aksesi kelapa yang akan disusun untuk dikoleksi di ICG-SEA disajikan pada tabel lampiran 5.
MANFAAT DAN BUDIDAYA WIJEN (Sesamum indicum L.)
Tanaman wijen (Sesamum indi-cum L.) adalah tanaman herba se-musim yang termasuk pada famili Pedaliaceae dan genus Sesamum. Tanaman wijen berasal dari Afri-ka dan pertama kalinya dibudi-dayakan di Ethiopia dan kemudi-an menyebar sampai ke Asia ter-utama India, Cina termasuk Indo-nesia. Di Indonesia wijen tersebar di banyak daerah khususnya dae-rah dengan iklim kering di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Se-hubungan dengan berkembang-nya industri di Indonesia dan me-ningkatnya permintaan dalam ne-geri terhadap komoditas ini maka pengembangannya diarahkan ke luar pulau Jawa seperti di NTB, NTT dan Sulawesi Selatan.
anaman wijen merupakan
salah satu komoditas tanaman
perkebunan yang mempunyai
nilai ekonomi cukup tinggi. Minyak
wijen mengandung protein tinggi
dan mengandung asam lemak tidak
jenuh (40,0 - 45,4%). Biji wijen
selain diambil minyaknya juga dapat
digunakan sebagai bahan makanan.
Biji wijen termasuk bahan makanan
yang bermutu tinggi sehingga sering
digunakan untuk penderita kelebihan
kolesterol. Selain untuk bahan ma-
kanan minyak wijen dapat diman-
faatkan untuk keperluan industri di-
antaranya sabun, kosmetik, dan pes-
tisida. Di bidang farmasi tanaman
wijen juga dimanfaatkan sebagai
obat alami yang potensial diantara-
nya untuk obat batuk, kholik, disen-
tri, tumor bahkan untuk sakit kanker.
Di Indonesia dikenal dua jenis wijen yaitu wijen putih dan wijen hitam. Wijen putih (sesamum white seed) banyak digunakan untuk in-dustri makanan ringan, sedangkan wijen hitam (sesamum black seed) di samping untuk industri makanan juga banyak digunakan untuk bahan industri minyak wijen.
Seiring dengan berkembangnya
industri di negara Indonesia baik in-
dustri makanan, kosmetika dan far-
masi, dengan meningkatnya laju per-
tambahan penduduk maka kebutuh-
an akan komoditas ini juga semakin
meningkat. Akan tetapi peningkat-
an permintaan terhadap tanaman ini
tidak diiringi oleh produktivitas ta-
naman yang tinggi (350 kg/ha/tahun)
sehingga negara Indonesia harus
mengimpor wijen setiap tahunnya.
Pada tahun 2004 Indonesia meng-
impor wijen dalam bentuk biji dari
negara Jepang, Hongkong, Korea,
Taiwan, Cina, Thailand, Singapura,
Malaysia, Australia dan USA se-
besar 2.113.738 ton dengan nilai
US$ 864.779, dan dalam bentuk mi-
nyak wijen sebesar 324.020 ton de-
ngan nilai US$ 283.718, negara
pengimpor terbesar adalah India.
Mengingat kegunaannya yang
beragam dalam bidang industri baik
industri makanan, kosmetika mau-
pun obat-obatan, sehingga tanaman
ini potensial untuk dikembangkan di
beberapa daerah di Indonesia ter-T Tabel 1. Komposisi kimia dari wijen putih, hitam dan cokelat.
Wijen Unsur
Putih Hitam Cokelat
Kadar air 4,87 5,42 5,37 Minyak 48,13 46,50 46,20 Albumin 22,50 25,01 21,03 Karbohidrat 14,50 9,06 15,87 Serat Kasar 4,49 6,52 4,18 Abu 5,96 6,69 7,35
Sumber: Weiss (1971)
Meity Tulalo, Ismail Maskromo,
dan Hengky Novarianto, Balittka
-
Reorientasi industri kelapa
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 12
utama daerah-daerah Kawasan Ti-
mur Indonesia yang beriklim kering
seperti NTT, NTB dan Sulawesi Se-
latan Untuk mendukung pegembang-
an tanaman tersebut perlu diketahui
informasi tentang tanaman wijen
mulai dari kegunaan, syarat tumbuh,
dan teknik budidayanya.
Deskripsi tanaman wijen
Tanaman wijen merupakan ta-
naman herba semusim dengan tipe
pertumbuhan tegak. Tinggi tanaman
berkisar antara 30 - 200 cm, ada
yang bercabang banyak, dan ada
juga yang tidak bercabang. Batang
tegak berkayu, berlekuk empat, ber-
alur, berbuku dan berbulu halus. Daun umumnya berselang-seling,
dengan bentuk dan ukuran antara daun bawah, tengah dan atas ber-beda. Panjang daun berkisar antara 3 - 17,5 cm, dengan panjang tangkai daun 1 - 5 cm. Daun bawah ber-hadapan, dengan tangkai panjang dan berbentuk agak lebar. Bagian tengah lebar dan seringkali berlekuk, sedangkan bagian atas berbentuk lanset. Warna daun bervariasi dari hijau, hijau tua, sampai hijau ke-unguan.
Bunga wijen tumbuh pada ketiak
daun, baik pada batang maupun ca-
bang. Setiap ketiak daun biasanya
menghasilkan 1 - 3 bunga yang ber-
tangkai pendek dengan nektar pada
dasar bunga. Kelopak bunga kom-
pak, terletak pada bagian basal
bunga. Mahkota bunga bentuknya
menyerupai tabung, dengan lima
lekukan yang saling menyatu. Mah-
kota bunga berbulu terutama pada
permukaan luar, warna mahkota
bunga bervariasi dari ungu sampai
putih dan pada permukaan bagian
bawah terdapat bintik merah. Be-
nang sari berjumlah lima dan me-
nempel pada tabung mahkota bunga.
Empat benang sari fertil sedangkan
yang satu steril. Benang sari yang
fertil tersusun berhadapan dan se-
pasang diantaranya lebih pendek dari
yang lainnya. Mahkota bunga mekar
pada pagi hari dan mulai layu pada
tengah hari dan gugur pada sore
harinya.
Buah wijen berbentuk polong dindingnya terdiri dari dua lapisan. Lapisan luar tersusun dari sel-sel parenkim dan lapisan dalam tersusun dari serat-serat panjang. Polong mempunyai lokul (ruang polong) sebanyak 4 - 8 lokul tergantung pada varietasnya. Biji berbentuk oval, salah satu ujungnya runcing, dan berukuran kecil. Kulit biji umumnya halus dan ada beberapa varietas yang berkulit kasar. Kandungan dan komposisi kimia biji wijen
Biji wijen mengandung asam oleat dan linoleat tinggi, keduanya merupakan asam lemak tidak jenuh, mempunyai ikatan rangkap sehingga dapat mengikat kelebihan kolesterol pada tubuh manusia. Biji wijen me-ngandung minyak 35% - 60%, pro-tein 19% - 25% dan karbohidrat 11% - 15%.
Dari biji yang diperas akan menghasilkan minyak wijen (bening berwarna kuning, tidak berbau, berasa manis dan tidak mudah menjadi tengik), gliserida dengan berbagai asam lemak (asam stearin, palmitin dan olein) beserta sesamid. Kandungan bahan lain yang telah dilaporkan adalah lechitin, cholin, fytin, globulin, sesamin dan asam amin arginin.
Manfaat Tanaman Wijen
Kegunaan sebagai bahan makanan:
Di Negara Jepang biji wijen yang telah dipanaskan dihidangkan pada acara tertentu dengan cara menabur-kan pada bermacam-macam hidang-an dan untuk campuran salad. Di Bangladesh dan di beberapa daerah kering di India, biji wijen dibuat ber-bagai macam bentuk kue baik de-ngan cara digoreng maupun di-tambah pemanis. Di Afrika biji wijen digunakan untuk aneka kue, tetapi dapat juga dicampur dengan bubur maupun sop. Di Amerika Selatan biji wijen ditaburkan pada makanan tra-disional, yakni berupa roti yang ter-buat dari jagung. Sedangkan di In-donesia, biji wijen digunakan untuk berbagai makanan ringan antara lain adalah onde-onde, keciput dan geti
(biji wijen diberi gula dan dicetak dalam berbagai bentuk). Di daerah pedalaman, wijen juga digunakan se-bagai lauk (sambal wijen).
Di samping itu, biji wijen juga menghasilkan minyak goreng dan mentega yang bermutu tinggi karena mengandung mineral dan protein tinggi dan asam lemak tidak jenuh yang tinggi (40,4 - 45,4%).
Kegunaan dalam bidang industri:
Beberapa industri telah meng-
gunakan wijen sebagai bahan baku-
nya. Di Afrika bunga wijen diguna-kan dalam industri parfum dan colo-
gne. Kandungan myristic Acid di-
gunakan sebagai bahan kosmetik, se-
samin digunakan sebagai bakterisida
dan insektisida dan juga bisa sebagai anti oksidan (yang dapat mencegah
penyerapan kolesterol dan mencegah
produksi kolesterol dalam liver). Mi-
nyak wijen dapat digunakan sebagai
pelarut, penghalus kulit dan diguna-
kan juga dalam pembuatan margarin dan sabun. Kandungan chlorosesa-
mone dari akar wijen dapat juga
sebagai antifungal.
Kegunaan dalam bidang farmasi dan obat alami
Biji wijen telah teridentifikasi mengandung sesamin dan sesamolin dalam jumlah yang besar, dimana kedua kandungan ini dilaporkan bisa meningkatkan mitokondria he-patik dan laju oksidasi asam lemak peroksiomal. Dengan mengkonsum-si biji wijen memperlihatkan pening-katan plasma gamma tokoperol dan meningkatkan aktifitas vitamin E yang dipercaya bisa mencegah kan-ker dan penyakit liver. Serat biji dan daun wijen dapat digunakan sebagai antidiabetes, antitumor, antielcer, pencegahan kanker, pencegahan sakit jantung dan memperlancar ASI. Lechitin bisa untuk mengobati pen-yakit kulit dan mencegah kulit kering.
Sebagai bahan obat alami dari
daun yang ditumbuk dapat dipakai
sebagai obat luar untuk sakit kepala.
Air rendaman biji dipakai untuk obat
penyubur rambut, mencret, dan sakit
-
Ketumbar tanaman multifungsi
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 13
kencing nanah. Bijinya dapat di-
gunakan sebagai tonikum (penyubur
rambut), obat batuk dan apabila di-
campur pemakaiannya dengan ken-
cur bisa dipakai sebagai obat luar
untuk memperlancar ASI. Minyak
wijen dapat digunakan sebagai obat
batuk, dan obat encok. Lihat pada
Tabel 2. Wijen juga digunakan sebagai
pakan ternak untuk menggemukkan burung, kuda, dan sapi. Untuk ke-perluan tersebut biji wijen dicampur dengan biji-bijian tanaman lain, ke-mudian digiling. Limbah biji wijen yang telah diambil minyaknya juga dapat digunakan untuk pakan ternak dan pupuk organik karena masih mengandung protein yang cukup tinggi.
Persyaratan Tumbuh dan Budi-
daya Wijen
Persyaratan tumbuh
Pada umumnya wijen dapat tum-buh dan menghasilkan mulai dari dataran rendah sampai ketinggian tempat 1 250 m di atas permukaan laut (dpl.), ada beberapa jenis ter-tentu yang bisa tumbuh dan meng-hasilkan sampai ketinggian 2 500 m dpl. Suhu udara optimal untuk dapat mencapai produksi tinggi adalah 25C - 27C. Suhu tinggi diperlukan pada saat masa pertumbuhan sampai dengan pembentukan bunga dan persarian.
Wijen merupakan tanaman yang
tahan kering, selama masa pertum-
buhannya menghendaki curah hujan
400 - 650 mm selama masa pertum-
buhannya. Curah hujan kurang dari
300 mm atau lebih dari 1 000 mm
yang terjadi selama masa pertum-
buhan akan mengganggu pertumbuh-
an tanaman, disamping itu tanaman
wijen menghendaki cahaya penuh. Tanaman wijen tumbuh baik
pada semua jenis tanah, tetapi yang terbaik adalah jenis tanah lempung berpasir yang subur dengan pH 5,5 - 8,0 dengan drainase baik (tidak tahan pada genangan air). Tanah dangkal dan dan berkadar garam tinggi kurang sesuai untuk tanaman wijen.
Bahan tanaman
Tanaman wijen diperbanyak de-ngan menggunakan benih (genera-tif). Benih diambil dari areal per-tanaman yang seragam dengan per-syaratan daya berkecambah >80%. Kebutuhan benih untuk pertanaman monokultur dengan cara ditugal ada-lah sekitar 2,5 - 5 kg/ha, sedangkan dengan cara disebar memerlukan benih sekitar 6 - 8 kg/ha.
Pemilihan varietas disesuaikan dengan kondisi iklim, tanah dan tu-juan pertanaman, mengingat masing- masing varietas mempunyai daya adaptasi yang berbeda. Beberapa varietas unggul yang telah dilepas oleh Balittas di antaranya adalah varietas Sumberrejo1 (potensi pro-duksi 1,0 - 1,6 ton/ha) dan Sumber-rejo 2 (potensi produksi 0,8 - 1,4 ton/ha).
Teknik budidaya
Pengolahan lahan dimulai dari
pembersihan lahan dari gulma, pen-
cangkulan dan penggarpuan dengan
kedalaman 20 cm yang dilanjutkan
dengan pembuangan sisa-sisa akar
tanaman lain. Selanjutnya dilakukan
pembuatan lubang tanam dengan
jarak tanam bervariasi (10 - 25) cm
x (30 - 75) cm tergantung pada va-
rietas yang digunakan Untuk daerah yang mempunyai
musim hujan pendek, penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, dimana setiap lubang tanam ditanam 5 butir/lubang. Wi-jen selain dibudidayakan secara mo-nokultur juga biasa ditanam dengan cara tumpang sari dengan tanaman lain. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyulaman terhadap ta-naman yang mati, penyiangan gul-
ma, pemupukan susulan dan pem-berantasan hama dan penyakit.
Pemupukan dilakukan dengan
dosis 100 kg Urea, 50 kg TSP, dan
100 kg KCL/ha. Pemberian pupuk
TSP, KCL dan 1/3 Urea dilakukan
pada saat tanam dan sisanya (2/3
Urea) diberikan pada saat tanaman
berumur 4 - 5 minggu setelah tanam.
Pemberian pupuk dapat dilakukan
dengan cara ditugal sedalam 5 - 7,5
cm dengan jarak 5 cm dari lubang
tanam. Pemberian pupuk Urea ke
dua dilakukan dengan jarak 10 cm
dari pangkal batang.
Tanaman wijen umumnya dibudi-
dayakan di lahan kering yang airnya
tergantung pada curah hujan. Apa-
bila wijen ditanam di lahan yang
mempunyai irigasi, maka dibutuhkan
pengairan pada saat setelah penana-
man sampai pada puncak pembunga-
an, dengan interval 15 - 20 hari.
Pengairan yang diberikan pada saat
akhir pembungaan akan dapat me-
nurunkan bobot biji dan kandungan
minyak.
Panen dan pasca panen
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 75 - 150 hari tergantung pada varietas yang di-gunakan. Pelaksanaan panen yang tepat adalah pada saat 2/3 dari po-long buah sudah bewarna hijau ke-kuningan. Perubahan warna polong dimulai dari polong-polong yang berkedudukan di bawah. Apabila pe-laksanaan panen terlambat, maka polong akan pecah biji kemudian jatuh dan tidak dapat diambil lagi. Pemanenan yang dilakukan pada saat polong mulai pecah, sebaiknya menggunakan sabit yang bergerigi karena dapat menahan kedudukan
Tabel 2. Penggunaan wijen secara etnomedisin di beberapa negara
Penggunaan Negara
Sakit kanker Jerman
Flu Republik Dominica
Kholik Haiti
Sakit kepala, impotensi, pelancar ASI, penyubur rambut,
malaria, pencegahan flu, kanker diare.
Cina
Batuk Venezuela
Pelancar ASI Meksico
Disentri, Pelancar ASI Turki
Penyubur rambut Malaya
Tumor India
-
Reorientasi industri kelapa
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 14
batang agar tetap berdiri tegak, se-hingga biji tidak jatuh. Pemotongan dilakukan dengan cara memegang batang dengan hati-hati, kemudian dipotong sekitar 10 - 15 cm di ba-wah polong buah. Setelah dipotong batang masih tegak kemudian di-balik agar biji di dalam polong yang sudah pecah dapat jatuh ke tempat yang sudah disediakan. Pemanenan yang dilakukan sebelum polong masak akan menurunkan mutu biji.
Batang wijen yang telah di-potong, kemudian disatukan dan di-ikat dengan garis tengah 15 - 20 cm, kemudian dijemur dalam posisi ver-
diri (tegak). Di bawah tempat pen-jemuran dipersiapkan tikar atau alas untuk menampung biji wijen yang jatuh.
Polong wijen yang masih melekat
pada batang, setelah dijemur akan
pecah. Apabila polong sudah pecah,
ikatan batang dibalik agar biji wijen
keluar dari polong. Untuk memper-
cepat biji wijen keluar dari polong,
maka batang dipukul-pukul dengan
tongkat. Pemukulan tersebut dilaku-
kan dengan hati-hati sehingga kotor-
an tanaman tidak ikut terjatuh dan
mengotori biji.
Biji yang sudah keluar dari po-long kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama 1 hari sampai mencapai kadar air 6%. Pengering-an biji bertujuan untuk menurunkan kadar air biji sehingga cukup aman untuk disimpan. Penyimpanan de-ngan kadar air yang tinggi menye-babkan biji mudah rusak akibat se-rangan hama gudang dan jamur. Biji yang telah kering kemudian dikemas dalam wadah yang bersih dan kedap udara. Apabila pengemasannya baik maka biji akan tahan disimpan se-lama 2 tahun.
POTENSI KAKTUS SEBAGAI TANAMAN OBAT
Kaktus walaupun lebih populer sebagai tanaman hias, tetapi kak-tus juga mempunyai manfaat se-bagai tanaman obat, bahkan po-tensinya sebagai tanaman obat cukup besar. Hal ini perlu digali lebih jauh lagi tentang manfaat-nya sebagai bahan obat alami. Sejak abad ke 19, tanaman kaktus telah dipelajari para ilmuwan karena mempunyai kandungan bahan aktif alkaloid, berupa -phenylethylamine dan tetraisoqui-noline. Sampai saat ini lebih dari 60 senyawa dalam tanaman kak-tus yang sudah diisolasi antara lain adalah anhalonine, hordenine, mescaline, N-acetylmescaline, pel-lontine, tyramine. Senyawa hor-denine dan tyramine mempunyai khasiat sebagai anti mikroba yang dapat mencegah berbagai jenis penyakit seperti arthritis, influen-za, infeksi, diabetes, sakit telinga, sakit mata, rematik, gigitan bina-tang berbisa dan sebagainya. Be-berapa jenis kaktus yang lain di-kenal sebagai tanaman obat ada-lah dari jenis prickly pear cactus yang terdiri dari beberapa spesies seperti Opuntia dillenii, Opuntia engelinanii, Opuntia ficus-indica, Opuntia playachatha, dan Opuntia santa-rita. Jenis kaktus yang di-kenal saat ini adalah buah naga (dragon fruit) yang termasuk da-lam genus Helocereus dan Seleni-cereus. Tananam ini mempunyai khasiat menurunkan kadar gula darah dan kolesterol serta untuk mencegah kanker usus, penguat fungsi ginjal dan tulang, pelin-
dung kesehatan mulut, pencegah pendarahan dan gejala keputihan, penguat daya kerja otak dan meningkatkan ketajaman mata.
ndonesia sebagai Negara ke-pulauan merupakan kawasan yang kaya dengan keaneka
ragaman hayati. Sampai saat ini telah diketahui sekitar 30.000 jenis tum-buhan yang tumbuhan liar maupun yang sudah dibudidayakan, salah satunya jenis kaktus yang potensial sebagai tanaman obat.
Tanaman kaktus adalah tanaman
sukulen, dikotiledon dan perennial,
termasuk famili Cactaceae dengan 3
jenis sub famili yaitu Pereskioideae,
Opuntioideae dan Cactoideae serta
mempunyai 87 genera dan 2000 spe-
sies. Tanaman kaktus sangat ver-
variasi dalam ukuran, dari yang kecil
sampai mencapai tinggi 24 meter,
dengan karakteristik utama adanya
duri. Duri kaktus sebenarnya me-
rupakan modifikasi dari daun atau
batang yang tumbuh dari areole,
yang salah satu fungsi sebagai alat
pertahanan dari gangguan binatang,
yang menggunakannya sebagai sum-
ber makanan dan minuman. Bentuk
I
Gambar 3. Tanaman Hylocereus undatus
Devi Rusmin, Balittro
-
Ketumbar tanaman multifungsi
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 15
batang tanaman kaktus yang bundar
berfungsi untuk meminimalkan pro-
ses transpirasi. Demikian pula untuk
tanaman kaktus yang mempunyai
batang berlilin, berfungsi untuk men-
cegah hilangnya kandungan air dari
dalam tanaman. Tanaman kaktus
juga sangat cepat menyerap air oleh
karenan itu mampu beradaptasi de-
ngan kondisi kekeringan (desert
plant) , walaupun ada jenis tanaman
kaktus yang dapat tumbuh pada
ketinggian 4000 m dari permukaan
laut atau jenis yang epifit, dan me-
merlukan naungan berupa semak
atau pohon. Bahkan beberapa jenis
kaktus, ada yang telah beradaptasi
dengan cuaca yang sangat dingin
dan bersalju.
Meskipun tanaman kaktus selama
ini banyak dikenal sebagai tanaman
hias, kaktus juga dapat dimanfaat-
kan sebagai bahan makanan, bahan
industri pewarna, pakan ternak dan
bahan obat-obatan. Alkaloid tanam-
an kaktus banyak mengandung -
phenylethylamine dan tetraisoquino-
line. Sampai saat ini, banyak peneli-
tian yang dilakukan terhadap tanam-
an kaktus ditekankan pada menge-
tahui kandungan metabolit sekun-
dernya yang berfungsi sebagai bio-
farmaka. Di Indonesia, budidaya
kaktus masih terfokus untuk tanam-
an hias, belum dikembangkan men-
jadi suatu industri yang menguntung-
kan, seperti industri pewarna dan
obat-obatan. Dalam tulisan ini akan
diuraikan kandungan kimia dan
potensi kaktus sebagai tanaman obat.
Kandungan kimia
Tanaman memproduksi berbagai macam bahan kimia untuk tujuan tertentu, yang disebut dengan meta-bolit sekunder. Metabolit sekunder tanaman merupakan bahan yang tidak esensial untuk kepentingan hidup tanaman tersebut, tetapi biasa-nya mempunyai fungsi yang unik misalnya untuk berkompetisi dengan makhluk hidup lainnya, atau untuk memikat serangga dalam menyebar-kan benih. Metabolit sekunder yang diproduksi tanaman adalah alkaloid, terpenoid, isoprenoid, flavonoid,
cyanogenic, glucoside,
glucosinolate dan non protein amino acid. Alka-loid merupakan metabolit sekun- der yang paling banyak diproduksi tanaman.
Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistim heterosiklik. Umumnya alkaloid diproduksi oleh tanaman, walaupun dapat ditemukan pada jamur. Nenek moyang kita telah lama memanfaatkan alkaloid dari tanaman sebagai obat.
Tanaman kaktus telah lama di-pelajari oleh para ilmuwan karena mempunyai kandungan alkaloid, se-perti pada jenis Lophophora william-sii Lem. (Gambar 1) yang banyak mengandung mescalin. Saat ini telah ditemukan lebih dari 60 senyawa dalam spesies Peyote cactus ini. Itulah sebabnya kaktus ini disebut A little green chemical factory.
Sebagian besar dari alkaloid ta-naman kaktus adalah -phenylethy-lamine dan Simple tetraisoquimoli-ne. Alkaloid yang telah diisolasi di-antaranya adalah anhalonine, hor-denine, mescaline N-acetyl mescali-
ne, N-methylmescaline, pellotine,
salsoline dan tyramine.
Spesies L. williamsii adalah spe-sies kaktus yang sangat dikenal
karena mengandung mescaline yaitu
alkaloid bersifat narkotik yang dapat
memberikan efek halusinasi. Kaktus
jenis ini telah digunakan secara tra-
disional ribuan tahun lamanya oleh suku Indian di Amerika Utara dan
Amerika Selatan untuk acara ke-
agamaan. Biosintesis alkaloid tanaman kak-
tus telah dipelajari pada spesies L. williamsii. Biosintesis mescaline di-mulai dari hidroksilasi tyrosine, lalu mengalami dekarboksilasi, dan hasil akhir beberapa kali metilasi meng-hasilkan mescaline.
Pontensi kaktus sebagai tanaman obat
Suku Indian di Amerika sejak da-hulu kala telah mengkonsumsi ta-naman kaktus L. williamsii untuk mencegah infeksi, obat influenza, arthritis, diabetes, obat telinga, obat
mata, obat rematik, serta obat karena gigitan ular dan kalajengking. Hor-donine dan tyramine dari tanaman kaktus ini mempunyai khasiat se-bagai anti mikroba. Selain itu, spe-sies lain dari Lophophora yaitu Lophophora schottii Lem, batangnya dijadikan obat untuk menyembuhkan kanker dan diabetes.
Jenis tanaman kaktus lainnya yang dikenal sebagai tanaman obat adalah prickly pear cactus. Prichly pear cactus ini terdiri dari beberapa spesies seperti Opuntia dillenii Haw (Raquette prickly pear), Opuntia engelinanii Auct (Engelmann prickly pear), Opuntia ficus-indica Auct (Indian tig opuntia) (Sicilian prickly pear), Opuntia playachatha Haw (plains prickly pear) dan Opuntia santa rita Haw (Santa rita prickly pear). Hasil penelitian pada Journal of American Medical Association bahwa prickly pear cactus dapat menyembukan penyakit hangover yaitu perasaan sakit pada saat bangun bagi.
O. dillenii digunakan untuk mengobati rematik dan gangguan pencernaan. Di campur dengan tum-buhan walangsinga (Amomum wa-lang Val.) dapat digunakan sebagai obat TBC. Selain untuk mengatasi penyakit amandel, influenza, dan radang saluran pernafasan, tanaman kaktus ini juga dipakai sebagai obat anti batuk, penurun panas, penetral racun (antitoksis) dan menghilang-kan rasa sakit (analgetik) serta mengobati penyakit tumor.
O. ficus-indica, dipakai untuk mengobati rematik, asma, diare, obat mata, obat jerawat, dan obat karena gigitan ular.
Hasil penelitian darai beberapa ilmuwan melaporkan bahwa O.ficus-indica mengadung 8 flavonoid yaitu kaemferol, quercetin, kaemfero 3-
methyl ether, quercetin 3-methyl
ether, narcissin, aromadendri, taxi-
folin dan eriodictyol. Selain itu di-katakan bahwa jus buah O. ficus-indica mengandung ascorbic acid, total polyphenol dan menunjukkan adanya aktivitas antioksidan. Sari buah tanaman kaktus Opuntia dapat digunakan sebagai salep atau pelem-bab untuk mengobati luka bakar dan
-
Reorientasi industri kelapa
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 16
tersengat panas matahari. Spesies lain yakni Opuntia Cylindropuntia Haw digunakan untuk mengatasi penyakit arthritis (radang sendi tulang) dan diare.
Jenis kaktus yang saat ini sudah
dikenal di Indonesia adalah buah
naga (dragon fruit), termasuk dalam
genus Hylocereus dan Celenicereus.
Buahnya dapat menurunkan kadar
gula darah dan kolesterol, selain itu
untuk mencegah kanker usus, pe-
nguat fungsi ginjal dan tulang, pe-
lindung kesehatan mulut, pencegah
pendarahan dan gejala keputihan,
menguat daya kerja otak dan me-
ningkatkan ketajaman mata. Ada 4
jenis buah naga, tetapi yang banyak
digemari adalah Hylocereus undatus
Mill yang dikenal dengan white
pitayo atau buah naga yang kulitnya
berwarna merah dan dagingnya
berwarna putih
Batang H. undatus yang di-
keringkan dan dijadikan powder me-
ngandung -sitosterol. Ke tiga jenis
lainnya adalah Hylocereus polyrhi-
zus Mill, Hylocereus costariensis
Slam-dyck dan Selenicereus mega-
lanthus P.Dc. Buah naga jenis H.
polyrhizus kulit buahnya merah dan
daging buahnya merah keunguan.
Banyaknya khasiat buah naga karena
kandungan nutrisi buahnya yang
sangat mendukung kesehatan ma-
nusia.
Pengembangan buah naga ini te-
lah dilakukan di 5 kabupaten, di Pro-
pinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten
Jombang, Mojokerto, Pasuruan,
Jember dan Batu. Tanaman ini dapat
dibudidayakan pada daerah dataran
rendah maupun dataran tinggi de-
ngan curah hujan 600 mm sampai
1 300 mm pertahun dan temperatur
maksimum yang dibutuh kan sekitar
38-40 derajat. Jarak tanam 2,5 x 2,5
m dan untuk mencegah batangnya
yang lemah maka dibutuhkan tiang
penyangga. Panen buah pertama kali
pada umur satu tahun. Setiap panen
mampu menghasilkan buah seki-
tar 50 ton/ha dengan harga jual
Rp 6000,-/kg dengan berat buahnya
antara 200 - 800 gram Buah ini dapat
dikonsumsi dalam keadaan segar
dengan rasa manis.Buah naga telah
diekspor ke berbagai negra Asia dan
Eropa.
Penutup
Tanaman kaktus mempunyai
banyak manfaat selain sebagai
tanaman hias juga digunakan sebagai
bahan makanan, bahan industri pe-
warna, pakan ternak, dan bahan
obat-obatan. Tanaman kaktus poten-
sial untuk dibudidayakan dan dikem-
bangkan di Indonesia, mengingat
tanaman kaktus dapat beradaptasi
dengan mudah disetiap jenis lahan
dan tahan terhadap kekeringan. Ta-
naman kaktus yang jenisnya begitu
banyak berpotensi sebagi bahan
baku biofarmaka, karena banyak
kaktus yang mengandung alkaloid
dan senyawa lainnya yang berkhasiat
obat.
PENANGANAN LUKA BAKAR MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS TANAMAN OBAT
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan, yang di-sebabkan kontak dengan sumber panas, listrik, radiasi dan bahan kimia. Perubahan pada jaringan luka bakar disebabkan olen kon-tak panas yang terlalu lama. Tin-dakan dalam melakukan penyem-buhan luka bakar tergantung dari klasifikasi jenis luka yang ada antara lain : Luka ringan, Luka sedang dan Luka berat. Penyem-buhan luka merupakan proses dinamik yang kompleks. Guna menghasilkan pemulihan kontinui-tas beserta fungsinya. Dalam pengobatan luka bakar dengan cara tradisional dapat dilakukan berbagai cara yaitu dengan menggunakan ekstrak tanaman obat baik dari akar, batang dan daun. Beberapa pengobatan dengan tanaman obat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis sumber tanam obat yang
lebih dari satu jenis tanaman karena khasiatnya dapat lebih baik di bandingkan satu jenis tanaman obat.
anaman obat merupakan salah satu unsur penting dalam upa-ya pelaksanaan pengendalian
kesehatan. Tanaman obat sudah di-kenal sejak dahulu dalam pengobat-an tradisional, namun pengunaannya sebagai bahan baku belum diman-faatkan secara optimal, sedangkan upaya yang telah dilakukan masih tertuju kepada khasiat dan keguna-annya saja. Luka bakar dalam peng-obatan tradisional dengan meng-gunakan tanaman obat tidaklah asing bagi masyarakat Indonesia, karena sebelum rakyat Indonesia merdeka pun, masyarakat pelosok desa sudah
menggunakan tanaman obat tersebut, antara lain sebagai obat kecacingan, panas, pusing, dan lain-lain. Sedang-kan pengobatan secara medis sudah biasa dilakukan. Satu hal yang me-narik dengan pengobatan tradisional ini disamping khasiatnya, juga untuk mendapatkan bahan tanaman ter-sebut tidaklah sulit karena berada dilingkungan kita.
Luka bakar adalah salah satu ke-
rusakan kulit atau mukosa akibat
kontak dengan panas. Bila kontak
kulit dengan panas pada temperatur
tertentu (rendah) efeknya tidak me-
nimbulkan kerusakan, tetapi bila ter-
kena panas yang tinggi dan waktu
kontak yang cukup lama dapat me-
nyebabkan kerusakan jaringan kulit.
Kulit merupakan salah satu organ
tubuh yang mempunyai peranan pen-
ting dalam sistim fisiologi tubuh.
T
Feri Manoi, Balittro
-
Ketumbar tanaman multifungsi
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 17
Kulit berfungsi sebagai indera perasa
yang dapat menerima rangsangan
panas, dingin, rasa sakit, halus dan
sebagainya. Kulit juga berfungsi
menjaga stabilisasi suhu badan dan
mencegah penguapan air yang
berlebihan.
Untuk menjaga kerusakan kulit
sebagai akibat luka bakar ada baik-
nya kita menggunakan pengobatan
dengan cara tradisional. Adapun
maksud pengobatan dengan cara
tradisional adalah tindak lanjut untuk
memanfaatkan obat tradisional se-
cara maksimal dengan tidak mengu-
rangi nilai pengobatan dibanding
dengan mempergunakan obat medis.
Menurut Hadi Santoso 1992 - 1994
cidera kecelakaan dan keracunan
termasuk luka bakar menduduki ke-3
sebagai penyebab penyakit dibawah
penyakit infeksi usus dan komplikasi
obstetric dan abortus.
Penyebab luka bakar dan klasifikasi-nya
Pada dasarnya penyebab luka
bakar disebabkan oleh panas, di-
mana terjadi kontak antara kulit de-
ngan panas dalam batas temperatur
dan waktu kontak tertentu tidak
menyebabkan kerusakan kulit tetapi
panas yang tinggi dan waktu kontak
yang cukup lama dapat menyebab-
kan kerusakan kulit. Dari beberapa
jenis luka bakar yang ada, penyebab
luka bakar disebabkan dari beberapa
sumber antara lain : api, listrik, mi-
nyak panas, air panas, dan lain-lain,
dari contoh tersebut cara penanga-
nannya pun berbeda-beda tergantung
pada jenis luka yang terkena.
Klasifikasi Luka Bakar
Menurut American Association luka bakar dibagi atas tiga jenis :
1. Luka bakar ringan
Luka bakar derajat dua pada orang dewasa dengan luas luka kurang dari 15%.
Luka bakar derajat dua pada anak-anak dengan luas luka kurang dari 10%.
Luka bakar derajat tiga de-ngan luas luka bakar kurang dari 2%.
Luka bakar derajat dua de-ngan luas luka kurang dari 5% atau derajat tiga luas luka kurang dari 1% yang ber-lokasi pada tangan, kaki atau wajah.
2. Luka bakar sedang
Luka bakar derajat dua pada orang dewasa dengan luas luka kurang dari 15-25%.
Luka bakar derajat tiga pada orang anak-anak dengan luas luka bakar dari 10-20%.
Luka bakar derajat tiga de-ngan luas luka bakar kurang dari 10%, kecuali pada ta-ngan, kaki dan wajah.
3. Luka bakar berat
Luka bakar derajat dua pada orang dewasa dengan luas luka lebih dari 25%.
Luka bakar derajat dua pada anak-anak dengan luas luka bakar lebih dari 20%.
Luka bakar derajat tiga dengan luas luka bakar 10% atau luka bakar yang disertai komplikasi gangguan jalan nafas, fraktur, troma jaringan lunak dan yang disebabkan oleh aliran listrik.
Penanganan Penderita Luka Ba-kar
1. Secara umum
a. Resusitasi gangguan perna-pasan oleh inhalasi, edema jalan pernapasan atau shock.
b. Resusitasi cairan pada si pen-derita dengan luas luka bakar lebih 20% atau menunjukkan gejala shock. Pemberian cair-an secaar praktis dapat me-ngunakan formula Parkland Rumah sakit : 24 jam pertama diberikan dalam 3 porsi larut-an Ringer Laktat sejumlah : 4 ml / berat badan.
2. Pengobatan luka setempat
a. Debridement luka, gelombang tingkat II jaringan dipecah
b. Pengolesan obat topical yang mengandung antibacterial se-perti silver sulfadiazine atau larutan 0,5% Ag-Nitrat : peng-obatan dapat terbuka atau ter-tutup.
c. Perawatan hidroterapi, mem-percepat tumbuhnya jaringan granulasi.
d. Skin grafting. Perlu dipertim-bangkan saat yang tepat untuk melakukan skin grafting guna menghindari/mengurangi tim-bulnya cacat dan kontraktur yang sangat mengganggu ke-hidupan penderita. Memper-baiki cacat hebat di kemudian, jauh lebih sulit dan kurang efisien dibandingkan pada saat langsung sesudah keadaan gawat darurat diatasi.
Cara tanaman obat dalam mengatasi luka bakar antara lain :
1. Jenis-jenis tanaman obat yang sudah terpilih diambil dari sumbernya
2. Kemudian dilakukan perlakuan dari masing-masing bahan sesuai dengan bentuknya (daun, batang, dan akar/tunggal) untuk dibersih-kan dan lain-lain.
3. Bisanya setelah bahan tersedia baik dalam bentuk ekstrak, te-pung dan lain-lain. Dicampur dari beberapa jenis tanaman obat untuk digunakan.
4. Pengobatan ini dilakukan ber-ulang-ulang 1-3 kali sesuai de-ngan kebutuhan dalam peng-obatan.
5. Luka bakar yang cukup berat
biasanya dibawa ke Rumah Sakit
untuk dijeksi. Sedangkan luka
ringan sampai dengan sedang
cukup dilakukan dengan tanaman
obat saja.
6. Biasanya penyembuhan luka
bakar tergantung pada kondisi
luka dan penggunaan jenis
tanaman obat yang berkhasiat.
Dari beberapa survey yang telah
dilakukan pengobatan secara tradisional sudah banyak dikenal
masyarakat terutama Sumatera
-
Reorientasi industri kelapa
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 18
(karo). Hasil survey yang telah dilakukan pasien penderita luka
bakar ringan sampai seadng dapat
diobati selama 1 - 2 minggu.
Bahan yang digunakan antara
lain kulit jengkol dan biji pinang
yang ditumbuk dengan halus, ke-mudian ditambahkan air kedalam
bahan yang sudah ditumbuk ke-
mudian diaduk merata dan di-
saring untuk memisahkan am