warta_vol_13_no.1_2007

34
Pola tanam akar wangi dengan tanaman sela di Kabupaten Garut suatu ….. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 1 KROKOT (Portulaca oleracea ) GULMA BERKHASIAT OBAT MENGANDUNG OMEGA 3 Krokot (Portulaca oleracea), di daerah Sunda disebut gelang, suku Jawa menyebutnya krokot, oleh suku Madura disebut re sereyan, dan di Maluku disebut jalu-jalu kiki. Secara sistematis, krokot termasuk kelas dicoty- ledonae dan famili Portulacaceae. Krokot merupakan gulma lahan kering tumbuh baik di daerah yang terbuka maupun di bawah naungan tanaman lainnya, yang banyak dijumpai di sela-sela ta- naman palawija seperti kedelai, kacang tanah, ubi jalar, kentang, cabe, tomat, dan tanaman sayuran serta palawija lainnya. Habitat tumbuhnya mulai dari dataran rendah sampai ketinggian tempat 1800 m di atas permukaan laut. aerah asalnya adalah Persia dan telah dimanfaatkan 2000 tahun yang lalu. Tanaman ini diintroduksi ke USA dan Eropa, serta keseluruh dunia termasuk Indonesia. Seluruh bagian tanaman yang masih muda dapat dimanfaat- kan, terutama daun dan batang yang lunak dapat dimakan sebagai sayur dan salad. Kandungan proteinnya 2 - 2,5%. Tanaman krokot merupakan terna banyak mengandung air, tumbuh tegak atau sebagian/seluruh bagian tanaman merayap di permukaan tanah tanpa keluar akar dari bagian tanaman yang merayap tersebut. Batangnya bulat dan warnanya co- kelat keunguan, panjangnya dapat mencapai 50 cm. Tanaman ini ber- daun tunggal, berdaging tebal, per- mukaannya datar, tataletaknya duduk tersebar atau berhadapan, mem- punyai tangkai pendek. Bentuk daunnya bulat telur sungsang, ujung bulat melekuk ke dalam, pangkalnya membaji, tepi rata, panjang daun antara 1 - 4 cm, lebarnya 5 - 14 mm, ketiak daun tidak berambut. Warna permukaan atas daun hijau tua, sedangkan permukaan bawahnya berwarna merah tua. Bunga terletak di ujung per- cabangan, berkelompok terdiri dari 2 - 6 kuntum bunga, daun mahkota- nya berjumlah lima, kecil-kecil mempunyai warna kuning, mulai mekar di waktu pagi hari antara pu- kul 08.00 - 11.00, dan bunga mulai layu menjelang sore hari. Buahnya tergolong buah kotak, mempunyai biji yang berjumlah berjumlah ba- Gambar : Krokot D Volume 13, Nomor 1 April 2007 W A R T A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TERBIT TIGA KALI SETAHUN ISSN 0853 - 8204 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Dok : Puslitbanbangbun

Upload: amrullah9292

Post on 22-Nov-2015

122 views

Category:

Documents


58 download

DESCRIPTION

apa

TRANSCRIPT

  • Pola tanam akar wangi dengan tanaman sela di Kabupaten Garut suatu ..

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 1

    KROKOT (Portulaca oleracea ) GULMA BERKHASIAT OBAT MENGANDUNG OMEGA 3

    Krokot (Portulaca oleracea), di daerah Sunda disebut gelang, suku Jawa menyebutnya krokot, oleh suku Madura disebut re sereyan, dan di Maluku disebut jalu-jalu kiki. Secara sistematis, krokot termasuk kelas dicoty-ledonae dan famili Portulacaceae. Krokot merupakan gulma lahan kering tumbuh baik di daerah yang terbuka maupun di bawah naungan tanaman lainnya, yang banyak dijumpai di sela-sela ta-naman palawija seperti kedelai, kacang tanah, ubi jalar, kentang, cabe, tomat, dan tanaman sayuran

    serta palawija lainnya. Habitat tumbuhnya mulai dari dataran rendah sampai ketinggian tempat 1800 m di atas permukaan laut.

    aerah asalnya adalah Persia dan telah dimanfaatkan 2000 tahun yang lalu. Tanaman ini

    diintroduksi ke USA dan Eropa, serta keseluruh dunia termasuk Indonesia. Seluruh bagian tanaman yang masih muda dapat dimanfaat-

    kan, terutama daun dan batang yang lunak dapat dimakan sebagai sayur dan salad. Kandungan proteinnya 2 - 2,5%.

    Tanaman krokot merupakan terna banyak mengandung air, tumbuh tegak atau sebagian/seluruh bagian tanaman merayap di permukaan tanah tanpa keluar akar dari bagian tanaman yang merayap tersebut. Batangnya bulat dan warnanya co-kelat keunguan, panjangnya dapat mencapai 50 cm. Tanaman ini ber-daun tunggal, berdaging tebal, per-mukaannya datar, tataletaknya duduk tersebar atau berhadapan, mem-punyai tangkai pendek. Bentuk daunnya bulat telur sungsang, ujung bulat melekuk ke dalam, pangkalnya membaji, tepi rata, panjang daun antara 1 - 4 cm, lebarnya 5 - 14 mm, ketiak daun tidak berambut. Warna permukaan atas daun hijau tua, sedangkan permukaan bawahnya berwarna merah tua.

    Bunga terletak di ujung per-cabangan, berkelompok terdiri dari 2 - 6 kuntum bunga, daun mahkota-nya berjumlah lima, kecil-kecil mempunyai warna kuning, mulai mekar di waktu pagi hari antara pu-kul 08.00 - 11.00, dan bunga mulai layu menjelang sore hari. Buahnya tergolong buah kotak, mempunyai biji yang berjumlah berjumlah ba-

    Gambar : Krokot

    D

    Volume 13, Nomor 1 April 2007

    W A R T A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

    PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN

    TERBIT TIGA KALI SETAHUN

    ISSN 0853 - 8204

    PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    Dok : Puslitbanbangbun

  • Reorientasi industri kelapa

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 2

    nyak warnanya hitam cokelat mengkilap, cara perbanyakannya melalui biji.

    Kandungan, sifat kimia dan efek far-makologis.

    Terna krokot rasanya asam, mempunyai sifat antipyretik (pe-nurun panas), analgetik (meng-hilangkan rasa sakit), diuretik (pe-luruh air seni), anti toksi, sedative (penenang), menurunkan gula darah, anti skorbut (bibir retak akibat ke-kurangan vitamin C), cardiotonic (menguatkan jantung), menghilang-kan bengkak dan melancarkan darah.

    Herba krokot mengandung kom-ponen kimia yang bermanfaat bagi kesehatan, terdeteksi sebanyak 31 komponen kimia di dalam tanaman krokot, salah satunya adalah Omega-3 yaitu suatu komponen kimia yang penting (essential) yang tidak dapat diproduksi (disintesis) di dalam tubuh, namun komponen kimia ini

    dapat disintesis oleh tumbuhan, alga dan phytoplankton.

    Komponen ini dapat diperoleh dari makanan berasal dari tanaman dan hewan. Selain tanaman P. ole-racea, ada beberapa tanaman yang juga mengandung Omega 3 yaitu Salvia hispanica, Perilla frutescens, Linum usitatissimum, Vaccinium vitis-idaea dan Cannabis sativa. Omega-3 berfungsi sangat penting untuk kesehatan manusia sebagai nutrisi adalah -linolenic acid (ALA), eicosapentaenoic acid (EPA), dan docosahexaenoic acid (DHA). Efek farmakologis Omega-3 adalah dapat meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecer-dasan dan sebagai antioksidan yang dapat mencegah pertumbuhan sel kanker.

    Kandungan komponen kimia tanaman P. oleracea

    Alga dan phytoplankton banyak tersebar luas di lautan, merupakan

    Kandungan komponen kimia tanaman P. Oleracea

    Komponen kimia Seluruh tanaman (ppm)

    Batang (ppm)

    Daun (ppm)

    Biji (ppm)

    Alanine 570-13400 - - - Alkaloids - - 300 - Caffeic acid * Calcium oxalate - * - - Catechol * - - - Beta-cyanin - * - - Digalactosyldiacylglycerol - * - - Docosahexaenoic acid - * - - Dopa * - - - Eicosapentaenoic acid - 10 - - HCN * - - - Histidine - 220-5170 - - L-noradrenalin 2500 - - Linoleic acid - 704-18245 - 67686 Linolenic acid - 3221-64315 - 17226 Alpha-linolenic acid - 4000-80000 - - Lysine - 650-13200 - - Methionine 90-2814 - - Norepinephrine * - - - Oleic acid - 16-2160 - 49935 Omega-3's 30000 - - - Oxalates - * - - Oxalic acid 1679-16790 - - - Phytin-p 4-40 - - - Saponin * - - - Sinapic acid * - - - Beta-sitosterol - - - * Tannin * - - - Threonine - 470-9400 - - Tryptophan - 160-3400 - - Valine - 660-13200 - -

    Sumber : Ezekwe, et al. 1999, Duke's Phytochemical Database) Keterangan : - tidak mengandung komponen kimia

    * mengandung komponen kimia kadarnya tidak diketahui.

    Warta Penelitian dan Pengem-bangan Tanaman Industri me-muat pokok-pokok kegiatan ser-ta hasil penelitian dan pengem-bangan tanaman perkebunan.

    PENANGGUNG JAWAB : Kapuslitbang Perkebunan

    BAMBANG PRASTOWO

    A. DEWAN REDAKSI Ketua Merangkap Anggota

    AGUS KARDINAN

    Anggota :

    DONO WAHYUNO MONO RAHARDJO E. RINI PRIBADI YANG NURYANI YUSNIARTI

    B. REDAKSI PELAKSANA

    SUSILOWATI MALA DEWI

    ELFIANSYAH DAMANIK

    Alamat Redaksi dan Penerbit Pusat Penelitian dan Pengembangan

    Perkebunan. Jl. Tentara Pelajar No. 1 Bogor 16111

    Telp. (0251) 313083 Faks. (0251) 336194

    Sumber Dana :

    DIPA 2OO7 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

    DAFTAR ISI

    Informasi Komoditas

    Krokot (Portulaca oleracea ) gulma berkhasiat obat mengandung omega 3 1 Potensi pengembangan kelapa kopyor di Indonesia......................................... 4 Penanganan demam berdarah dengue dengan ramuan alami .......................... 6 Status kebun koleksi plasma nutfah kelapa internasional Asia Tenggara (the International Coconut Gene Bank for South East and East Asia) di Iindo nesia ............................................... 8 Manfaat dan budidaya wijen (Sesa- num indicum) ...................................... 11 Potensi kaktus sebagai tanaman obat .. 14 Penanganan luka bakar menggunakan berbagai jenis tanaman obat................ 16 Upaya memperoleh nilai tambah me lalui pembuatan instan purwoceng...... 19 Keladi tikus (Typonium flagellifor- me), tanaman obat yang berpeluang menyembuhkan kanker ....................... 21 Peluang pemanfaatan penghapusan subsidi kapas negara maju tahun 2006 22 Berbagai jenis tumbuhan yang berkha- siat obat pencegah ketombe ................ 24 Penampilan tanaman nilam tetua dan hasil fusi protoplas berdasarkan ana- tomi dan morfologi daun..................... 27 Status keberadaan tanaman tabat barito (ficus deltoidea) dan penggunaannya oleh suku Dayak di Kalimantan .......... 29 ...........................................

    Berita

    Rapat program dan koordinasi peneli- tian tanaman perkebunan .................. . 32

  • Ketumbar tanaman multifungsi

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 3

    makanan dari ikan salmon dan tuna, karena alga dan phytoplankton me-ngandung Omega 3, maka minyak yang dihasilkan dari ikan tersebut mengandung Omega 3. Demikian juga tanaman krokot yang banyak tumbuh liar di halaman rumah dan pekarangan. Cara pemeliharaan ayam dilepas bebas, pola demikian banyak dilakukan di pedesaan, se-hingga ayam bebas memakan apa saja termasuk tanaman krokot yang mengandung Omega 3. Ayam yang memakan krokot telurnyaakan me-ngandung Omega 3. Oleh karena itu berternak ayam dengan mengguna-kan ransum krokot sebagai campur-an di dalam makanan, ayam dapat di buat telurnya agar mengandung Omega 3. Berdasarkan hasil peneli-tian, ayam yang diberi ransum ma-kanan tanaman krokot telurnya me-ngandung Omega 3 sampai 20 kali lipat dibandingkan dengan ayam yang diberi ransum makanan biji-bijian.

    Kegunaan

    Untuk obat dalam (oral) herba krokot banyak sekali digunakan se-bagai obat tradisional, antaralain : untuk pengobatan disentri, diare akut, radang akut usus buntu (appen-dicitis acuta), radang payu dara (mastitis), wasir berdarah (hemor-rhoidal bleeding), badan pegal-pegal dan sakit (rheumatism), keputihan, gang-guan sistem saluran kencing, sakit kuning (hepatitis), cacingan dan sesak napas digunakan biji/ buahnya, obat masuk angin, diabet, influensa, herpes, liver, gonorrhea, penyakit kelamin, anthrax, tumor, sakit gigi, stroke dan meningkatkan kecerdasan, sebagai tonikum, mem-perlancar peredaran darah, penguat jantung, bakterisida.

    Untuk obat luar, terna segar dapat sebagai obat bisul, ekzema, borok, erysipelas, luka bakar, penyakit ku-lit, gigitan ular dan serangga.

    Pemakaian

    1. Sebagai sayur dapat dimanfaat-kan sebagai lalab, sayur bening, urab, pecel dan tumis.

    2. Sebagai minuman : 9 - 13 g terna kering digodok, airnya

    diminum atau 60 - 120 g terna segar dilumatkan, lalu diperas dan airnya diminum. Wanita yang sedang hamil dilarang mengkonsumsi krokot.

    3. Pemakaian luar : terna segar di-lumatkan atau yang sudah men-jadi bubuk diaduk dengan air, untuk ditempelkan ke tempat yang sakit. Sebagai pencuci luka, dipakai air rebusan terna segar yang sudah dingin.

    Cara pemakaian

    1. Radang akut usus buntu :

    - Ambil terna segar segenggam,

    dicuci bersih lalu ditumbuk dan

    diperas, sampai terkumpul 30

    ml. Tambahkan gula pasir se-

    cukupnya dan air matang yang

    sudah dingin sampai menjadi

    100 ml, lakukan 3 kali sehari.

    - Krokot dan jimbang (Taraxa-

    cum officinale) masing-masing

    60 g, digodok dengan 3 gelas

    air sampai tersisa 1 gelas, di-

    bagi untuk 3 kali minum.

    2. Luka digigit lipan : Terna segar setelah dicuci bersih ditumbuk halus, lalu diperas airnya dipakai untuk mengoles luka bekas gigit-an.

    3. Borok, ekzema, radang kulit : Terna segar setelah dicuci bersih ditumbuk halus tambahkan se-dikit garam, dipakai untuk me-nurap yang sakit.

    4. Disentri : 550 g terna segar kro-kot diuapkan selama 3 - 4 menit, lalu ditumbuk halus dan diperas, sampai tekumpul air perasan kira-kira 150 cc. Minum sebanyak 50 cc, sehari 3 kali.

    5. Sakit kuning, radang gusi : 200 g

    krokot digodok, minum airnya.

    6. Demam : Krokot direbus sebentar

    tidak terlalu matang dan di-

    makan.

    7. Gugup, gelisah : Terna segar

    dikukus/diuapkan sebentar lalu

    digiling halus, peras, minum air

    perasannya.

    8. Jantung berdebar : 4 batang

    tanaman krokot dicuci bersih lalu

    digiling halus, tambahkan 0,5

    cangkir air masak dan 1 sendok

    makan madu, diperas dan di-

    saring lalu diminum, lakukan 2

    kali sehari.

    9. Bisul : minum teh krokot setiap

    hari.

    10. Kencing darah : 100 g krokot dan

    25 g daun sendok digodok dan

    diminum.

    Budidaya tanaman krokot

    Perbanyakan

    Tanaman krokot dapat diper-banyak melalui biji (benih) dengan mudah, biji yang telah masak dan mengering kemudian jatuh ke tanah akan tumbuh dengan sendirinya. Se-belum biji jatuh hendaknya biji di-panen kemudian dikeringkan. Biji yang sudah kering dapat disemaikan di dalam petak persemaian. Setelah biji berkecambah dan mempunyai 5 - 10 daun dapat dipindahkan ke tempat penanaman.

    Persyaratan tumbuh

    Krokot dapat tumbuh baik di dataran rendah dan tinggi, di tanah yang gembur dan subur, dengan pH tanah 5,5 - 6, curah hujan 200 mm/bulan dengan bulan kering 2 - 4 bulan pertahun. Namun tanaman ini dapat tumbuh juga di jenis tanah apapun, bahkan di lahan-lahan mar-ginal sekalipun. Krokot dapat tum-buh di tempat terbuka maupun di sela-sela tanaman lain. Tanaman ini lebih menyukai tanah-tanah yang cenderung basah.

    Penanaman

    Tanaman krokot dapat ditanam secara monokultur maupun sebgai tanaman sela. Secara monokultur ditanam dengan jarak tanam 30 x 30 cm atau 25 x 40 cm, dan dapat ditanam di dalam pot plastik maupun jenis pot lainnya. Sebagai tanaman sela krokot dapat ditanam di antara tanaman jagung, kedele, kacang tanah, cabe, tomat dan sayuran atau palawija lainnya.

    Pemeliharaan

    Pemupukan disarankan dengan

    menggunakan pupuk organik (pupuk

  • Reorientasi industri kelapa

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 4

    kandang), apabila ditanam di dalam

    pot (volume 20 kg tanah) diperlukan

    lebih kurang 1 - 2 kg pupuk kanda-

    ng/pot. Untuk di lapang pupuk kan-

    dang diperlukan lebih kurang 0,5

    kg/tanaman. Pemupukan susulan di-

    lakukan setelah tanaman dipanen

    (selang dua kali panen) dengan dosis

    0,5 kg pupuk kandang/tanaman/dua

    kali panen. Usahakan tanaman ter-

    bebas dari gulma, serangan hama

    dan penyakit biasanya jarang di-

    temukan. Di musim kering, tanaman

    perlu disiram agar tidak kekeringan.

    Panen

    Seluruh bagian tanaman (akar, batang, daun dan bunga/buah) baik segar maupun yang sudah dikering-kan dapat dipergunakan sebagai obat tradisional. Tanaman krokot dapat dipanen pada umur 2 - 3 bulan se-telah tanam. Panen dilakukan de-ngan cara memangkas sebagian ta-naman lebih kurang 10 cm dari pangkal batang atau pangkas bagian tanaman yang muda (lunak). Bagian batang yang ditinggalkan akan tumbuh tunas baru, 1,5 - 2 bulan berikutnya dapat dipanen ulang.

    Hasil panen dicuci bersih, dapat dimanfaatkan langsung sebagai sa-yur dan pengobatan, serta sebagai pakan ayam dikeringkan. Agar dapat disimpan lebih lama herba krokot setelah dicuci bersih, dapat juga di-keringkan lewat sinar matahari mau-pun oven, menjadi simplisia kering dengan kadar air antara 10 - 12%, lantas disimpan. Bisa juga simplisia yang sudah kering tersebut digiling menjadi bentuk bubuk kenudian disimpan untuk dipergunakan di kemudian waktu.

    POTENSI PENGEMBANGAN KELAPA KOPYOR DI INDONESIA

    Indonesia mempunyai keaneka-ragaman genetika kelapa yang besar, diantara berbagai jenis ke-lapa yang ada di Indonesia, ter-dapat satu tipe kelapa yang ter-golong unik dan langka, yaitu ke-lapa kopyor. Kelapa kopyor me-miliki endosperm (daging buah) yang tidak normal (lunak dan se-bagian tidak melekat pada tem-purung). Buah kelapa kopyor me-rupakan buah elite yang mahal, di pasar harga perbutir mencapai Rp 20.000,-_s/d Rp 30.000,-, se-hingga menu Es kopyor hanya dapat ditemukan di restoran besar saja. Buah kelapa kopyor dihasil-kan dari tanaman kelapa yang di-duga mengalami penyimpangan genetik (mutasi alami), yang di-temukan di antara populasi kelapa normal. Hasil penelitian biokimia endosperm kelapa kopyor, menun-jukkan adanya defisiensi enzim a-D Galaktosidase yang menye-babkan tidak normalnya pem-bentukan endosperm sehingga tidak mampu mendukung per-kecambahan embrio. Melalui tek-nik kultur in vitro, embrio dari buah endosperm abnormal ter-sebut dapat ditumbuhkan pada media buatan menjadi tanaman lengkap. Tanaman hasil kultur embrio tersebut akan dapat meng-hasilkan buah kelapa kopyor lebih bayak yaitu 90 - 100% dibanding bibit alami yang haya 3 - 25%.

    elapa yang mirip dengan sifat kelapa kopyor ini ter-dapat juga di negara lain,

    seperti Filipina yang dikenal dengan nama kelapa Makapuno. Kelapa Ma-kapuno sangat terkenal di Filipina dan mulai dimasuki pasar interna-sional, sedangkan kopyor masih do-mestik itupun terbatas di Jawa dan Lampung. Erlinda Rilllo, peneliti utama PCA (Phlippine Coconut Au-thority) Albay, menulis di Coconuts Today (Nopember 2002) bahwa nilai komersial makapuno selalu sangat tinggi di Filipina dan meningkat pada waktu-waktu tertentu seperti hari natal. Kelapa ini terutama se-bagai sirup (80,4%) dan es krim (10,7%). Di Indonesia, kopyor umumnya dikonsumsi segar atau di-sajikan sebagai bahan es campur. Industri pengolah Makapuno ber-kembang baik di Filipina. Tahun 1988 tercatatat lebih dari 20 pe-rusahaan yang mengolah atau meng-gunakan kelapa ini untuk dikemas dalam botol, es krim dan campuran kue (Buko Pie) yang sudah diekspor ke Australia. Bahkan masih terjadi pertumbuhan tambahan 4 juta butir kelapa Makapuno pertahun untuk memenuhi kebutuhan industri ini. Survei nasional di Filipina tahun 1998 tercatat sekitar 31 000 pohon kelapa yang menghasilkan Makapu-no. Untuk industri eskrim dan pastry

    saja diperlukan sekitar 700 ton daging kelapa Makapuno/tahun (Greenfields Magazine, Desember 2003). Kebutuhan kopyor di Indone-sia belum pernah disurvei, namun diduga masih jauh di bawah Filipina, walaupun potensi kelapa kopyor cukup besar di Indonesia.

    Saat ini diketahui bahwa kelapa kopyor hanya tumbuh dan berkem-bang di beberapa wilayah di pulau Jawa dan Sumatera, yaitu tumbuh secara individu dan tersebar parsial dalam suatu populasi. Beberapa pe-tani yang sudah maju telah melaku-kan seleksi kelapa kopyor buah nor-mal dari tanaman. Kemudian di-bibitkan secara alami dan ditanam dalam suatu hamparan atau sisipan di antara kelapa tua lainnya. Hasil seleksi ini diperoleh jumlah tanaman kelapa kopyor yang makin besar dalam satu hamparan populasi. Di balik potensi dan peluangnya se-bagai komoditi alternatif untuk me-ningkatkan pendapatan petani, be-berapa masalah yang dihadapi ada-lah ketersediaan bibit yang cukup untuk pengembangan dan pengola-han hasil kelapa kopyor, terutama bibit hasil kultur embrio.

    Penyebaran populasi kelapa kopyor di Indonesia

    Pada awalnya populasi kelapa kopyor diketahui menyebar di pulau

    K

    Mono Rahardjo, Balittro

  • Ketumbar tanaman multifungsi

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 5

    Jawa dan sebagian Sumatra. Di pulau Jawa populasi kelapa kopyor dilaporkan terdapat Sume-nep, Madura, Jawa Timur ; Pati, Jawa Tengah dan Bogor, Jawa Barat. Sedangkan di Sumatera ditemukan di Kalianda, Lampung Selatan, saat ini tanaman kelapa kopyor sudah mulai dikembangkan di daerah Riau dan Kalimantan Timur.

    Populasi kelapa kopyor di Kabu-paten Sumenep terdapat di kecamat-an Batang-batang, Gapura dan Dungke. Tanaman tersebut hanya diusahakan oleh beberapa petani dan dikembangkan secara turun temurun. Di Kalianda, Lampung Selatan terdapat satu populasi kelapa berbuak kopyor yang dikem-bangkan secara turun temurun. Po-pulasi yang ditanam di Desa Agom Kecamatan Kalianda berjumlah ku-rang lebih 150 tanaman. Dari pohon kelapa penghasil buah kopyor ter-sebut telah diseleksi dan di hasilkan bibit yang dikembangkan di daerah sekitar Kalianda dan Propinsi Jambi serta Bengkulu. Jawa Tengah me-rupakan daerah penyebaran terluas tanaman kelapa kopyor. Tanaman kelapa kopyor menyebar di 3 Kabu-paten, yaitu Pati, Krembang, dan Jepara. Populasi kelapa kopyor juga terdapat di Ciomas Bogor, Jawa Barat yang dikelola oleh Balai Penenelitian Bioteknologi Perkebun-an (BPBP), merupakan hasil per-bayakan melalui kultur embrio yang berjumlah 80 pohon. Tanaman ter-sebut terutama digunakan sebagai sumber embrio di laboratorium. Ta-naman hasil perbayakan dari Labora-torium BP BP telah ditanam di Ke-bun PTPN VIII Cikumpay Jawa Barat seluas 4 Ha, di Riau dan Kali-mantan Timur masing-masing 1 Ha.

    Status penelitian dan pengembangan kelapa kopyor

    Populasi kelapa kopyor yang di-miliki oleh petani saat ini umumnya merupakan tanama kelapa kopyor alami yang dikembangkan secara turu temurun. Perbayakkanya meng-gunakan benih yang berasal dari po-hon-pohon yang diamati menghasil-kan jumlah buah kopyor yang ban-

    yak secara terus menerus. pada po-hon yang menghasilkan buah kopyor juga terdapat buah normal yang dapat tumbuh secara alami. Buah tersebut dideder kemudian diseleksi sebagai bibit untuk ditanam. Tanam-an yang diperoleh melalui bibit alami tersebut hanya menghasilkan buah kopyor sebayak 3 - 25%.

    Dengan berkembangnya teknolo-gi kultur in vitro, embrio buah kelapa kopyor dapat ditumbuhkan di dalam media buatan yang dikenal dengan teknik kultur embrio. Bibit yang dihasilkan melalui metode ini akan menghasilkan tanaman kopyor berbuah. Hal ini sebabkan bibit ter-sebut di peroleh dari embrio buah kopyor yang memiliki gen homo-zigote resesif. Dengan terjadinya pe-rkawinan sendiri (selfing) atau de-ngan tanaman lain (crossing) yang juga memiliki sipat kopyor maka akan dihasilkan buah kopyor yang lebih banyak dibandingkan tanaman dari bibit alami.

    Kelapa kopyor hasil kultur em-brio sudah dihasilkan oleh Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan (BPBP) Bogor, harga bibit masih relatif mahal yaitu kurang lebih Rp 280.000,-/bibit kelapa kopyor puno, untuk memenuhi kebutuhan bibit tersebut, Balai Penelitian Ta-naman Kelapa dan Palma lain (Balit-ka) Manado terus melakukan pene-litian dan pengembangan kelapa kopyor dengan sumber embrio dari Sumenep Jawa Timur.

    Bibit yang dihasilkan melalui tek-nik kultur embrio umumnya berasal dari kelapa kopyor tipe Dalam. Secara alami, tanaman kelapa kop-yor Tipe Dalam haya menghasilkan buah kopyor 1-2 butir pada setiap tandanya. hal ini disebabkan pola peyerbukan kelapa tipe Dalam me-yerbuk silang sehingga peluang ber-temunya gen resesiif pada bakal buah dan serbuk sari relatif kecil. Pada kondisi demikian bibit hasil kultur embrio dari kopyor Tipe Dalam harus ditanam terisolasi dari tanaman kelapa normal lainya dan tidak disarankan ditanam secara indipidu karena berpeluang terjadi-nya kontaminasi dengan serbuk sari kelapa lain yang meyebabkan tidak

    terjadinya buah kopyor. Dengan diketahuinya kelapa kopyor tipe Genjah yang berkembang cukup banyak di Pati, Jawa Tengah, Me-mungkinkan dihasilkan tanaman hasil kultur embrio dapat mulai berbuah umur 3 tahun dan persentasi buah kopyor 100%, karena kelapa kopyor tipe Genjah memiliki pola peyerbukan yang meyerbuk sendiri (selfing) hal ini dibuktikan dengan persentase buah pada pohon kopyor alami di Pati, Jawa Tengah dapat mencapai 50%, dibandingkan kelapa kopyor dari tipe kelapa Dalam hanya 3 - 25%

    Potensi dan peluang pengembangan kelapa kopyor

    Peluang pengembangan tanaman

    kelapa kopyor cukup besar, baik

    skala petani maupun dalam bentuk

    perkebunan. produksi buah kopyor

    dari beberapa daerah sentra kelapa

    kopyor belum bisa memenuhi per-

    mintaan pasar. buah kopyor yang

    jumlahnya terbatas dari Lampung

    haya memenuhi beberapa swlayan

    dan toko buah di Jakarta, demikian

    juga buah kopyor yang berasal dari

    Sumenep tidak cukup memenuhi

    permintaan pasar diwilayah Sura-

    baya dan sekitarnya, selain untuk

    memenuhi kebutuhan daerahnya

    juga dikirim ke Jakarta dan Surabaya

    dalam jumlah terbatas. Pemanpaatan

    buah kopyor tidak hanya terbatas

    sebagai konsumsi segar, tetapi me-

    rupakan bahan baku pembuat es

    krim, sehingga pengembangan da-

    lam jumlah besar perlu dilakukan.

    Kebutuhan kelapa kopyor di Indone-

    sia, untuk subsitusi makanan/minum-

    an tanpa bahan pengawet sangat

    tinggi, terutama di Jawa. Sebagai

    gambaran kebutuhan kelapa kopyor

    di Jawa dipenuhi dari 3 daerah peng-

    hasi utama yaitu Sumenep, Jawa

    Timur, Banjarnegara, Jawa Tengah

    dan Lampung, Sumatra Selatan. Pro-

    duksi kelapa kopyor di Sumenep se-

    banyak 2000 butir/minggu semuanya

    diserap oleh pasar di Surabaya.

    Pengembangan kelapa kopyor

    dapat di lakukan menggunakan bibit

    alami dari buah maupun bibit hasil

  • Reorientasi industri kelapa

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 6

    kultur embrio. Untuk sekala petani

    saat ini disarankan mengembangkan

    tanaman kopyor alami tipe Genjah

    seperti dilakukan di Pati, Jawa

    Tengah persentasi buah kopyornya

    bisa mencapai 50% setip tandanya.

    Kelapa kopyor tipe Genjah cepat

    berbuah dan dapat ditanam dalam

    jumlah terbatas oleh petani, karena

    dengan pola pembangunannya me-

    nyerbuk sendiri, pohon yang ditanam

    secara individu dapat menghasilkan

    buah kopyor yang relatif banyak. Dengan adanya bibit hasil kultur

    embrio yang sudah dikembang-

    kan maka peluang pengembang-

    an kelapa kopyor makin besar.

    Karena harga bibit hasil kultur

    embrio relatif mahal sehingga ha- nya dapat dikembangkan oleh peng-

    usaha perkebunan dengan modal besar. Dari luas perusahaan 1 ha

    dengan jumlah tanaman 143 pohon

    akan diperoleh keuntungan seki-

    tar Rp 44.000.000.-/tahun. Inves-

    tasi awal Rp 61.000.000,- antara

    pembelian bibit (Rp 280.000,-/bi- bit) dan biaya produksi sekitar

    Rp 14.000.000,- tahun, modal kem-

    bali pada tahun ke-6 dengan asumsi

    produksi kopyor setiap pohon 95%

    dan produksi rata-rata 80 butir/po-hon/tahun.

    Penutup

    Kelapa kopyor merupajkan salah satu jenis kelapa unik dan spesifik yang memiliki potensi pasar yang cukup besar untuk konsumsi segar maupun untuk memenuhi perminta-

    an pengolahan sebagai bahan baku es krim. Penyebarannya terbatas pada beberapa kelapa kopyor tipe Genjah. Adanya teknologi in vitro diharapkan pengembangan tanaman kelapa kopyor dapat diarahkan ke produksi kelapa lainnya di Indone-sia, sehingga produksinya dapat me-menuhi permintaan pasar yang sema-kin meningkat. Selain itu pengem-bangan kelapa kopyor dapat dilaku-kan mengunkan bibit kopyor alami tipe Genjah, karena persentase buah kopyornya dapat mencapai 50%, dan dapat ditanam oleh petani dipe-karangan rumah sebagai penghasilan tambahan.

    PENANGANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN RAMUAN BAHAN ALAMI

    Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1968 di Su-rabaya. Menurut laporan dari Dirjen PPM & PL, Depkes RI tahun 2002, ledakan kasus DBD terjadi pada tahun 2001 sebanyak 755 kasus, meningkat 53,5% di-bandingkan dengan kasus yang terjadi pada tahun 2000 sebanyak 141 kasus. Jumlah kematian aki-bat DBD tahun 2001 adalah 493 orang dari 30 Propinsi terjangkit atau dari 265 Kab/Kota terjangkit. Di Wilayah Asia Tenggara, Indo-nesia menempati peringkat per-tama endemisitas penyakit DBD di atas Thailand dan Myanmar. Dua tahun terakhir ini DBD menjadi masalah kesehatan masyarakat karena perkembangannnya secara signifikan. Dengan terjadinya Ke-jadian Luar Biasa (KLB) yang di-akibatkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini, telah menyebabkan ratusan penderita meninggal du-nia. Penyebab penyakit demam berdarah adalah virus genue flava yang dapat ditularkan oleh Arto-poda yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sedangkan untuk virusnya adalah dari jenis dengue. Demam biasanya terjadi setelah virus masuk kedalam da-

    rah selama 1-2 hari, dan tetap ver-ada dalam darah selama 4-7 hari. Dalam masa ini penderita sebagai sumber penularan, bila penderita digigit nyamuk Aedes, maka virus terhisap dalam lambung nyamuk yang kemudian memperbanyak dalam berbagai kelenjar terutama kelenjar air liur nyamuk dan se-telah 3 - 10 hari siap ditularkaan lewat gigitan nyamuk tersebut.

    anda-tanda seseorang terkena demam berdarah yaitu suhu badan tinggi (>37,5C) se-

    lama 2 - 7 hari, nyeri perut terutama di daerah ulu hati, pendarahan be-rupa bintik-bintik merah di kulit, mimisan, gusi berdarah dan mual. Pertolongan pertama yang dapat di-lakukan terhadap penderita DBD antara lain :

    1. Memberikan minum sebanyak-banyaknya, seperti :

    Air masak yang dibubuhi ga-ram oralit atau gula

    Susu

    Air kelapa atau air teh Rebusan air angkak (beras

    merah)

    2. Mengecek darah dan segera ke

    rumah sakit bila ada penurunan

    trombosit.

    Menurut organisasi kesehatan

    dunia (WHO) trombosit yang jum-

    lahnya kurang dari 100.000 mili-

    meter perkubik harus hati-hati.

    Pencegahan dan Pemberantasan De-

    mam Bedarah Dengue

    Departemen Kesehatan RI telah

    menetapkan berbagai kebijakan na-

    sional untuk pemberantasan masalah

    DBD, seperti peningkatan kewas-

    padaan dini penyakit DBD, pem-

    berantasan dengan memutuskan

    mata rantai penularan terhadap vek-

    tor nyamuk dan jentik aedes, pe-

    nanggulangan Kejadian Luar Biasa

    (KLB), peningkatan kemampuan

    SDM dan meningkatkan kemitraan.

    Nyamuk biasanya terdapat pada air

    tergenang dan bersih.

    Dalam pemutusan mata rantai, bagi penderita sebaiknya diisolasi

    T

    Ismail Maskromo, Nuraini

    Mashud, dan Hengky Novarianto,

    Balittka

  • Ketumbar tanaman multifungsi

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 7

    agar tidak digigit oleh nyamuk ae-des, sampai saat ini belum ditemu-

    kan vaksin untuk penyakit DBD.

    Untuk melenyapkan virus dilakukan

    dengan obat anti virus, walaupun

    belum ada obat khusus untuk anti

    virus, obat yang diberikan dimaksud-kan untuk mempertinggi/memper-

    baiki kondisisi dan daya tahan tubuh.

    Penanganan Demam Berdarah De-ngue dengan Bahan-Bahan Alami

    Sampai saat ini belum ada obat yang tepat untuk mengobati penyakit DBD, bila seseorang dinyatakan positif terhadap DBD. Penanganan terhadap penderita biasanya diarah-kan terhadap penurunan panas dan peningkatan trombosit darah. Selain obat/infus yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit, beberapa tanaman obat diketahui ada yang mempunyai kha-siat untuk menangani masalah DBD, diantaranya adalah meniran, daun dan buah jambu biji merah, daun pepaya gandul, kunyit dan temu ireng. Disamping itu ada suatu bahan berupa beras merah (angkak) dapat menaikkan trombosit.

    Meniran (Phyllanthus niruri)

    Meniran merupakan gulma yang

    secara liar tumbuh ditempat lembab dan berbatu. Tanaman meniran me-

    ngandung bahan aktif filantin, hipo-filantin, kalium, damar, tannin, sa-ponin dan flavonoid. Tanaman ini berkhasiat sebagai anti diare, peluruh kencing (diuretic), sariawan mulut, pereda demam (anti piretik), kencing nanah, radang ginjal, pembersih darah dan hepatitis. Bahan aktif ta-nin dapat mencegah berbagai macam infeksi virus dan bakteri, sedangkan filantin dan hipofilantin melindungi sel hati dari zat toksik. Sedangkan rasa pahit yang dihasilkan meniran dapat menurunkan demam/panas.

    Jambu biji (Psidium guajava)

    Jenis jambu biji yang digunakan

    untuk menanggulangi DBD adalah

    jenis jambu yang berdaging merah.

    Kandungan bahan aktif yang ter-

    dapat dalam daun jambu tersebut

    adalah tannin, minyak atsiri, minyak

    lemak, flavonoid dan asam malat,

    sedangkan dalam buahnya yang su-

    dah masak terdapat asam elegat, leu-

    kosianidin, quersetin dan asam ok-

    salat. Daun jambu biji berkhasiat se-

    bagai antidiare, astrigens, sariawan

    dan menghentikan pendarahan (he-

    mostatik). Hasil uji in vitro, ekstrak

    daun terbukti dapat menghambat

    pertumbuhan virus dengue dan mem-

    percepat peningkatan jumlah trom-

    bosit. Komponen aktif yang berper-

    an untuk DBD ini diperkirakan tanin

    dan flavonoid. Selain daunnya, juice

    buahnya juga dapat dimanfaatkan

    untuk meningkatkan jumlah trom-

    bosit.

    Pepaya (Carica papaya)

    Bagian tanaman yang digunakan untuk penyakit DBD adalah daun dari jenis pepaya gandul (jantan). Dari hasil analisis diketahui bahwa pepaya jantan memiliki kadar K, Ca dan Fe lebih tinggi dibandingkan dengan pepaya betina. Pepaya di-ketahui mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, dektrosa, saponin, glikosida, sakarosa dan levulosa. Dari hasil uji farmakologi, diketahui bahwa alkaloid karpain mempunyai aktivitas sebagai anti amuba dan anti bakteri, sedangkan ekstrak buah pe-paya muda menggunakan pelarut minyak bumi memberikan efek anti fertilitas. Daun pepaya berkhasiat untuk mengatasi penyakit malaria, cacingan, sakit perut, digigit ular berbisa, demam, kaki gajah (ele-phantiasis), biri-biri, kurang nafsu makan dan buahnya untuk sembelit.

    Kunyit (Curcuma domestica)

    Bagian yang digunakan dari ta-

    naman ini adalah rimpangnya. Kan-

    dungan bahan aktifnya adalah min-

    yak atsiri, kurkumin, pati, tannin, da-

    mar, saponin, flavonoid, polifenol dan beta karoten. Hasil penelitian

    farmakologi menunjukkan bahwa

    ekstrak alkohol, kurkumin dan min-

    yak atsiri yang dapat menghambat

    pertumbuhan mikroorganisme pe-

    nyebab radang kandung empedu. Selain itu ekstrak air dari rimpang

    kunyit dapat bekerja sebagai anti-

    fertilitas. Rimpang kunyit mempu-

    nyai khasiat sebagai anti diare, kar-

    minatif, kholagogum dan skabisid.

    Senyawa flavonoid, polifenol dan beta karoten berfungsi sebagai anti-

    oksidan.

    Temu ireng (Curcuma aeruginosa)

    Bagian yang digunakan dari ta-naman ini adalah rimpangnya. Ba-han aktif yang terkandung di dalam-nnya antara lain minyak atsiri, pati,

    Gambar . Ramuan jamu Demam Berdarah Dengue

  • Reorientasi industri kelapa

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 8

    damar dan lemak. Khasiat tanaman ini adalah sebagai anti rematik, kar-minatif, obat cacing, obat koreng, obesitas dan pembersih darah.

    Kelima tanaman tersebut diatas relatif mudah ditanam sebagai toga

    atau diperoleh dilingkungan sekitar

    dan cara pengolahannya cukup

    mudah, yaitu semua bahan tersebut

    dicampur lalu digodok sampai

    mendidih kemudian disaring dan airnya diminum. Dengan demikian

    sosialisasi mengenai penanganan

    awal DBD dengan mengoptimalkan

    potensi yang ada, khususnya pada

    daerah endemik perlu ditingkatkan.

    Ramuan Bahan Almi Untuk Demam

    Berarah Dengue

    Balittro telah membuat ramuan

    obat bahan alami untuk menangkal

    Demam Berdarah Dengue, ramuan

    tersebut diberikan dalam bentuk:

    Jamu godogan, merupakan

    ramuan yang dibuat dari lima jenis

    tanaman obat yaitu meniran, daun

    jambu biji merah, daun pepaya

    jantan (gandul), kunyit dan temu

    ireng, yang diperuntukkan bagi

    orang dewasa.

    Sirup, produk ini dibuat dari

    kelima jenis tanaman obat yang

    sama, agar tidak pahit kedalam

    ramuan ditambahkan gula dan jeruk

    nipis, produk ini diperuntukkan bagi

    anak-anak juga orang dewasa yang

    tidak suka rasa pahit.

    Seduhan angkak.

    Juice jambu biji merah. Kedua

    produk terakhir ini dapat dipakai/di-

    minum untuk semua umur.

    Penutup

    Program penanggulangan ma-

    salah DBD harus dilakukan secara

    terpadu, baik oleh pemerintah dan

    masyarakat pada umumnya dengan

    target penurunan angka kejadian

    maupun kematian akibat DBD. So-

    sialisasi masalah DBD harus terus

    ditingkatkan sehingga masyarakat

    paham akan masalah tersebut. Se-

    lain pemberantasan dengan memu-

    tuskan mata rantai penularan, ma-

    syarakat wajib mengetahui mengenai

    gejala-gejala maupun penanggulang-

    an DBD dan tindakan pencegahan

    secara dini sehingga dapat mengu-

    rangi resiko kematian bagi penderita

    maupun keluarga disekitarnya. Pertolonan pertama bagi pen-

    derita, selain pemberian obat pe-nurun panas juga dapat diberikan ramuan pencegah DBD yang dapat dibuat sendiri dirumah dengan teknologi yang sangat sederhana dengan biaya yang relatif murah, sehingga terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

    STATUS KEBUN KOLEKSI PLASMA NUTFAH KELAPA INTERNASIONAL ASIA TENGGARA (The Internasional Coconut Gene Bank For Saouth East and East Asia

    (ICG-SEA) DI INDONESIA

    Plasma nutfah tanaman kelapa merupakan modal dasar dalam program pemulihan tanaman ke-lapa baik untuk merakit jenis kelapa unggul maupun pemanfa-atan lainnya untuk memenuhi kebutuhan stakeholder keragaman genetik plasma nutfah kelapa me-rupakan kekayaan hayati perlu dilindungi dan manfaatkan se-maksimal mungkin untuk berba-gai tujuan. Namun dengan adanya perubahan peruntukan lahan, ke-ragaman genetik plasma nutfah kelapa tersebut mulai terdesak ke-beradaannya, terjadi erosi genetik dan terancam punah. Untuk me-lindungi plasma nutfah kelapa dari erosi genetik, dan kepunahan coget (The Internasional Coconut Netwerk) telah mendirikan pusat konservasi Plasma Nutfah kelapa international (ICG-The Interna-tional Coconut Gene Bank) di lima wilayah di dunia, untuk kawasan

    Asia Tenggara, lokasi pusat kon-servasi Plasma Nutfah ICG-SEA (The Internasional Coconut Gene Bank For South East and East Asia) ditetapkan di Indonesia, dan ditempatkan di Sikijang, Pekan-baru, Riau anggota ICG-SEA ter-diri dari Cina, Malaysia, Myan-mar, Philipina, Thaliand, Vietman dan Indonesia tuan rumah. Ren-canaya aksesi yang akan dikoleksi dan dikonserpasi di ICG-SEA Si-kijang meliputi aksesi yang hasil-nya ekplorasi di wilayah Indonesia dan kontribusi dari masing-masing anggota ICG.

    egiata koleksi di ICG-SEA Sikijang telah dimulai pada tahun 1996 dengan mena-

    nam 5 aksesi kelapa genjah yang me-

    rupakan duplikasi dari koleksi plas-ma nutfah Mapaget, Sulawesi Utara. Selanjutnya ditambah dengan aksesi hasil ekplorasi di Maluku, Nusa Tenggara, Jawa Barat, dan Riau. sampai tahun 2002 telah dikoleksi sejumlah 29 aksesi kelapa. Untuk mendukung kegiatan di Sikijang juga telah dibangun infartaktur se-perti jalan, perumahan, listrik, la-boratorium, dan rumah kaca serta disediakan fasilitas seperti traktor, mobil dan sepeda motor. Namun aki-bat okupasi tanah oleh masyarakat di sekitar lokasi, meyebabkan ke-giatan di ICG-SEA Sikijang ter-hambat dan tidak memungkinkan lagi untuk dilanjutkan. pada tahun 2005 kebun Sikilang diserahkan pengelolaannya pada LRPI (Lem-baga riset perkebunan Indonesia) selanjutnya melalui pertemuan ko-

    K

    Bagem Sembiring, Balittro

  • Ketumbar tanaman multifungsi

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 9

    ordinator cogent dengan pemerintah Indonesia yang diwakili Puslitbang-bun dan Balittka di Bogor pada bulan Februari 2002 diputuskan untuk memindahkan lokasi ICG-SEA di Sulawesi Utara, yaitu di-pandu dan paniki. Lahan lokasi Pan-du memiliki luas 80 ha. Sedangkan tahun 2006 telah dikoleksi 34 aksesi kelapa dikebun koleksi Pandu dan Paniki.

    Rencana konservasi Plasma Nutfah di ICG - SEA

    Sejak awal cogent telah merenca-nakan untuk mengkonservasi sejum-lah 200 aksesi plasma nutfah kelapa di ICG - SEA Sikijang. Berdasarkan rekomendasi dalam pertemuan di Pekanbaru pada tahun 1996, ditetep-kan bahwa Plasma Nutfah yang akan ditanama di UCG-SEA harus me-menuhi kriteria sebagai berikut : (a) aksesi yang dominan dari negara anggota, (b) aksesi yang sudah lang-ka dan terancam punah (c) aksesi yang memiliki karakteristik spesifik/ unik, (d) aksesi hasil eksplorasi dan (e) duplikasi aksesi dilokasi air. aksesi yang direncanakan untuk di-koleksi sesuai dengan memorandum of agreement (MoA) 26 Mei 1999 di Beijing Cina berjumlah 52 aksesi (Tabel Lampiran 1). Dari total 52 aksesi ter-sebut, 42 aksesi berasal dari anggota ICG - SEA sedangkan 10 aksesi lainnya dari luar wilayah Pada pertemuan tahunan ke-dua yang dibiayai ADB pada tanggal 16 - 18 September 1999 di Ho Chi Minh City Vietnam yang dihadiri oleh semua anggota ICG-SEA kecuali Myanmar, telah disepakati aksesi - aksesi yang akan dikoleksi di ICG - SEA Sikijang sebayak 96 aksesi

    Plasma nutfah yang telah dikoleksi dan di introduksi di ICG - SEA

    Berdasarkan kriteria aksesi yang harus dikonservasi dan duplikasi

    untuk pengamanan dari kepunahan.

    Salah satu proyek kerjasama antara

    COGENTIPGRI dan Balittka Ma-

    nado adalah eksplorasi dan koleksi

    Plasma Nutfah kelapa di beberapa propinsi di Indonesia. melalui pro-

    yek yang dibiaya ADB tahap 1 tahun 1996 - 1997 dan ADB 2 tahun 1998

    - 2000, telah dilakukan survei ke

    Maluku, Nusa Tenggra Timur, Nusa

    Tenggra Barat, Sulawesi Utara dan

    Sulawesi Tengah. Selain itu juga

    telah dilakukan survei kepropinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Riau

    dengan biaya APBN. Semua materi

    benih kelapa telah dikirim di Pe-

    kanbaru dan di tanam di ICG-SEA

    Sikijang. Beberapa aksesi yang me-rupakan duplikasi dari aksesi yang

    telah ditanam dikebun koleksi Ma-

    panget, Sulawesi Utara. juga telah

    ditanam di Sikijang. Sampai bulan

    September tahun 2002, telah ditanam

    29 aksesi di ICG-SEA yang terdiri dari 15 aksesi yang kegiatan survei-

    nya ADB dan 14 aksesi dibiayai

    APBN. Untuk mendukung ICG-

    SEA sejak tahun 1996 pemerintah

    Indonesia dari biaya APBN telah membiayai dua kegiatan penelitian

    membangun infrastuktur seperti

    jalan, perubahan, laboratorium, dan

    rumah kaca serta fasilitas seperti

    traktor, mobil dan sepeda motor.

    Pada tanggal 24 Januari 2001, IPGRI telah menetujui Balitka untuk

    menetujui balitka untuk mengerjakan

    dua proyek yang berhubungan de-

    ngan pengiriman plasmanutfah ke-

    lapa dari anggota cogent ke ICG-SEA (LOA APO1/011 dan LOA

    APO1/013) proyek tersebut dibiaya

    oleh ADB dan DFID. Namun sampai

    bulan oktober 2002 tidak ada satu

    pun aksesi yang dikirim dari negara -

    negara anggota. dua hal yang men-jadi hambatan adalah (1) persetujuan

    dari pemerintah masing-masing ne-

    gara dan (2) biaya penyimpanan dan

    pengiriman embrio dari negara asal

    ke Indonesia. Sejak status ICG-SEA dipindah-

    kan ke Sulawesi Utara tahun 2002 telah dimulai kolekasi dengan me-nanam aksesi-aksesi hasil eksplorasi dari Jawa Timur dan Sulawesi Utara, yakni di KP. Paniki dan KP. Pandu. Sampai akhir Mei 2006 telah di-tanam sebanyak 34 aksesi kelapa, yaitu di Paniki 24 aksesi dan Pandu 10 Aksesi. Atas usulan koordinator Cogent pada saat kunjungan ke Ma-nado awal tahun 2006, direncanakan

    untuk mengambil kembali aksesi-aksesi kelapa yang telah dikoleksi di Sikijang yang saat ini sudah tidak terpelihara dengan baik dan banyak yang mati. Selain itu memenuhi tar-get Sejumlah 200 Aksesi yang akan dikoleksi di ICG-SEA, diharpakan adanya tambahan aksesi dari negara-negara anggota di samping yang telah disepakati padapertemuan di Ho Chi Minh City, Vietnam. Penam-bahan ini didasarkan pada potensi jumlah aksesi yang dimiliki masing-masing negara anggota ICG-SEA sesuai data padaCGRD Versi 5. dibandingkan dengan jumlah yang rencana dikontribusikan untuk ICG SEA sesuai pertemuan di HO Chi Minh City, Vietnam. Selain itu juga tambahan aksesi akan di peroleh dari kegiatan eksplorasi yang dilakukan Balitka pada tahun 2007 dari be-berapa daerah yang belum dieksplo-rasi.

    Satatus data ICG- SEA

    Pengumpulan data meliputi data

    paspor dan data karakterisasi telah

    dilakukan pada 29 aksesi kelapa

    yang terdiri dari 4 aksesi kelapa

    genjah dan 24 aksesi kelapa dalam

    .sampai bulan September 2002 tidak

    ada kegiatan tukar menukar infor-

    masi antar negara anggota kecuali

    adanya permintaan laporan dari

    CIRAD tetang perkembangan data

    untuk pengelolaan database namun

    demikian untuk kebutuhan intern.

    Laporan pengembangan ICG-SEA

    sakijang tetap dibuat secara periodik. Database morfologi dari koleksi

    Plasma Nutfah kelapa di Sulawesi Utara diamati seacra rutin dengan menggunakan pedoman Stantech COGENT. Dari 34 aksesi kelapa tersebut, terdiri dari 32 aksesi asal indonesia dan 2 aksesi asal negara Malaysia, yaitukelapa malayan tall dan malayan Green Dwarf (Tabel 1.). Sehingga sampai saat ini sejak ditandatangani MoA pertama tahun 1999 pada pertemuan di Beijing. Kelapa introduksi dari negara anggota baru dari malaysia tersebut sebanyak 2 aksesi, sedangkan negara anggota lain seperti Cina, Philipina, Thailand dan Vietnam belum pernah

  • Reorientasi industri kelapa

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 10

    mengirim materinya ke Indonesia sebagai host country ICG-SEA. Pada saat ini status MoA telah berakhir, dan perlu diperpanjang lagi untuk kesepakatan mendatang.

    Pembiyaan ICG-SEA

    Kegiatan-kegiatan yang men-dukung pembangunan ICG-SEA telah dimulai pada tahun 1996 sejak ditetapkan Sikijang sebagai lokasi ICG-SEA baik kegiataan peneliti maupun pembangunan beberapa in-frastruktur. Kegiatan peneliti me-liputi ekplorasi dan koleksi plasma-nutfah di beberapa wilayah di In-donesia ,peningkataan efisiensi dan keberhasilan kultur embrio, partisi-pasi petani dan studikelayakan pada proses pengolahan sabut. Biaya ke-giatan berasal dari ADB, IFAD, DFID sebagai donor IPGRI - CO-GENT dan sebagaian dari APBN se-dangkan untuk pembangunan in-frastuktur dan fasilitas di Sikijang biaya sepenuhya berasal dari APBN kurang lebih 10 kegiatan yang di-biayai oleh IPGRI-Coget dengan total dana US$ 105,890 sedangkan

    untuk pembangunan ICG-SEA se-besar US$ 284,398 dariperintah In-donesia melalui APBN.

    Proses peralihan ICG-SEA dari Sikijang ke Sulawesi Utara

    Dengan ditetapkannya sebagai

    salah satu pusat konservasi plasma

    nutfah kelapa internasional berdasar-

    kan pertemuan steering committee

    cogent tahun 1992 dan hasil evaluasi tim cogent di lokasi Sikijang, Riau

    tahun 1995 kegiatan di ICG-SEA

    telah dimulai sejak tahun 1996.

    diawali dengan pembukaan lahan

    dan penanaman 5 aksesi kelapa

    genjah, selanjutnya diikuti dengan penenanaman aksesi-aksesi hasil

    ekplorasi dari beberapa daerah di

    Indonesia. Tanah yang dilokasinya pemda

    riau dan departemen pertanian untuk pembangunan ICG-SEA di sikijang seluas kurang lebih 1000 ha. Ber-samaan dengan dimulainya kegiata-an-kegiataan di ICG-SEA, masyara-kat di sekitar lokasi juga melakukan okupasi tanah tersebut, dan mena-nam kelapa sawit. pada awalnya

    Balitka dan Puslitbangbun Bogor, mencoba untuk mendapatkan kem-bali lahan-lahan yang telah dibuka oleh masyarakat tersebut, melalui pengganti biaya pembukaan lahan. namun karena tanah-tanah tersebut terus meningkat harganya, sehingga sulit dibebaskan lahan seluas 100 ha namun kegiatan konservasi Plasma Nutfah kelapa sakijang menjadi ter-hambat, karena selain kesulitan me-nambah luasan lahan untuk kegiatan koleksi selanjutnya lahan yang sudah dibebaskan juga terancam diokupasi lagi oleh masyarakat sekitar. Ber-bagai usaha telah dilakukan untuk meyelesaikan masalah lahan dilokasi ICG-SEA sikijang melalui pendekat-an pada masyarakat di sekitar lokasi dengan melibatkan pemerintah se-tempat pemda riau maupun intasi terkait. namun sampai tahun 2002 masalah lahan tersebut belum bisa diselesaikan.

    Dengan berbagai pertimbangan, pada pertemuan koordinator cogent dengan pemerintah Indonesia yang diwakili balitka manado dan Pus-litbangbun Bogor diputuskan untuk memindahkan lokasi ICG-SEA ke Sulawesi Utara yaitu di pandu dan panika pada tahun 2005 lokasi ICG-SEA Sikijang Riau diserahkan kem-bali badan litbang pertanian dan pengelolaannya diserahkan pada LRPI yaitu dikelola oleh pusat penelitian karet sungei putih dengan hamparan koleksi aksesi kelapa yang ditanam di lokasi tersebut dapat di-pertahankan sehingga tetap ada pada saat nanti dibutuhkan untuk kegiatan ICG atau untuk tujuan lainnya. In-ormasi terakhir yang diperoleh dari salah satu mantan staf honorer Balitka yang sekarang bertugas di kebun percobaan sakijang riau puslit karet sungei putih bahwa status dari 29 aksesi kelapa yang ditinggalkan Balitka sejak diserahkan ke LRPI, saat ini tinggal aksesi kelapa genjah yang eksis dilapangan dan sisanya sudah mati.

    Sejak status ICG-SEA dipindah-kan ke Sulawesi Utara tahun 2005 telah dimulai aksesi-aksesi hasil eks-plorasi dari jawa timur dan Sulawesi Utara yakni di KP. Pandu sampai akhir Mei 2006 telah ditanam

    Tabel 1. Daftar aksesi kelapa yang dikoleksi di lokasi ICG-SEA Paniki dan Pandu

    s/d tahun 2006

    Paniki Pandu

    Aksesi Aksesi

    Santombolang Tall Nias Yellw Nias Dwarf

    Rarumis Tall Nias Green Dwarf

    Melongoarane Tall Raja Brown Dwarf

    Bitunuris Tall Salak Green Dwarf

    Solo Semi Tall Tebing Tinggi Dwarf

    Palapi Tall Mapanget Tall

    Sumenep 1 Tall Tenga Tall

    Banyuwangi Tall Palu Tall

    Sumenep II Tall Bali Tall

    Tilong Tall Swarna Tall

    Bloro Tall

    Koting B Tall

    Boera Tall

    Matanggonawe Tall

    Kolono

    Nias Yellw Nias Dwarf

    Nias Green Dwarf

    Raja Brown Dwarf

    Salak Green Dwarf

    Kapal Tall

    Aru Dwarf

    Aru Tall

    Malayan Tall

    Malayan Green Dwarf

  • Ketumbar tanaman multifungsi

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 11

    sebayak 34 aksesi kelapa, yaitu di KP. Paniki 24 aksesi dan dipandu 10 aksesi. database Morfologi dari ko-leksi Plasma Nutfah kelapa ini di-amati secara rutin dengan menggu-nakan pedoman stantech COGENT. Dari 34 aksesi kelapa tesebut terdiri dari 32 aksesi asal Indonesia dan 2 aksesi asal negara Malaysia, yaitu kelapa Malayan Tall dan Malayan Green Dwarf sehingga sampai saat ini sejak ditandatangani MoA per-tama tahun 1999 pada pertemuan di Beijing kelapa introduktip dari negara anggota baru dari Malaysia tersebut sebanyak 2 aksesi sedang-kan anggota lainya seperti Cina,

    Philipina, Thailand dan Vietnam belum pernah mengirim materinya ke Indonesia sebagai host country ICG-SEA pada saat ini status MoA telah berakhir dan perlu diperpan-jang lagi untuk kesempatan men-datang.

    Selanjutnya untuk rencana pem-bangunan kebun ICG-SEA kedepan sesuai dengan saran dari Dr. Pons Batugal sebagai COGENT coordina-tor di minta agar negara Indonesia sebagai host country melengkapi sendiri 200 aksesi yang akan dikole-ksi sepanjang 7 tahun ke depan. Hal ini ditegaskan karena seharusnya 200 aksesi itu diperoleh informasi

    dari setiap negara anggota aksesi mana dari negara yang akan di-konservasi tapi informasi tersebut sulit diperoleh secara lengkap, ke-cuali negara Cina yang mengirim via email pada tahun 2005 bahwa ada sebanyak 20 aksesi kelapa asal china yang akan dikonservasi di ICG-SEA jenis kelapa asal dari 200 aksesi kelapa yang akan disusun untuk dikoleksi di ICG-SEA disajikan pada tabel lampiran 5.

    MANFAAT DAN BUDIDAYA WIJEN (Sesamum indicum L.)

    Tanaman wijen (Sesamum indi-cum L.) adalah tanaman herba se-musim yang termasuk pada famili Pedaliaceae dan genus Sesamum. Tanaman wijen berasal dari Afri-ka dan pertama kalinya dibudi-dayakan di Ethiopia dan kemudi-an menyebar sampai ke Asia ter-utama India, Cina termasuk Indo-nesia. Di Indonesia wijen tersebar di banyak daerah khususnya dae-rah dengan iklim kering di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Se-hubungan dengan berkembang-nya industri di Indonesia dan me-ningkatnya permintaan dalam ne-geri terhadap komoditas ini maka pengembangannya diarahkan ke luar pulau Jawa seperti di NTB, NTT dan Sulawesi Selatan.

    anaman wijen merupakan

    salah satu komoditas tanaman

    perkebunan yang mempunyai

    nilai ekonomi cukup tinggi. Minyak

    wijen mengandung protein tinggi

    dan mengandung asam lemak tidak

    jenuh (40,0 - 45,4%). Biji wijen

    selain diambil minyaknya juga dapat

    digunakan sebagai bahan makanan.

    Biji wijen termasuk bahan makanan

    yang bermutu tinggi sehingga sering

    digunakan untuk penderita kelebihan

    kolesterol. Selain untuk bahan ma-

    kanan minyak wijen dapat diman-

    faatkan untuk keperluan industri di-

    antaranya sabun, kosmetik, dan pes-

    tisida. Di bidang farmasi tanaman

    wijen juga dimanfaatkan sebagai

    obat alami yang potensial diantara-

    nya untuk obat batuk, kholik, disen-

    tri, tumor bahkan untuk sakit kanker.

    Di Indonesia dikenal dua jenis wijen yaitu wijen putih dan wijen hitam. Wijen putih (sesamum white seed) banyak digunakan untuk in-dustri makanan ringan, sedangkan wijen hitam (sesamum black seed) di samping untuk industri makanan juga banyak digunakan untuk bahan industri minyak wijen.

    Seiring dengan berkembangnya

    industri di negara Indonesia baik in-

    dustri makanan, kosmetika dan far-

    masi, dengan meningkatnya laju per-

    tambahan penduduk maka kebutuh-

    an akan komoditas ini juga semakin

    meningkat. Akan tetapi peningkat-

    an permintaan terhadap tanaman ini

    tidak diiringi oleh produktivitas ta-

    naman yang tinggi (350 kg/ha/tahun)

    sehingga negara Indonesia harus

    mengimpor wijen setiap tahunnya.

    Pada tahun 2004 Indonesia meng-

    impor wijen dalam bentuk biji dari

    negara Jepang, Hongkong, Korea,

    Taiwan, Cina, Thailand, Singapura,

    Malaysia, Australia dan USA se-

    besar 2.113.738 ton dengan nilai

    US$ 864.779, dan dalam bentuk mi-

    nyak wijen sebesar 324.020 ton de-

    ngan nilai US$ 283.718, negara

    pengimpor terbesar adalah India.

    Mengingat kegunaannya yang

    beragam dalam bidang industri baik

    industri makanan, kosmetika mau-

    pun obat-obatan, sehingga tanaman

    ini potensial untuk dikembangkan di

    beberapa daerah di Indonesia ter-T Tabel 1. Komposisi kimia dari wijen putih, hitam dan cokelat.

    Wijen Unsur

    Putih Hitam Cokelat

    Kadar air 4,87 5,42 5,37 Minyak 48,13 46,50 46,20 Albumin 22,50 25,01 21,03 Karbohidrat 14,50 9,06 15,87 Serat Kasar 4,49 6,52 4,18 Abu 5,96 6,69 7,35

    Sumber: Weiss (1971)

    Meity Tulalo, Ismail Maskromo,

    dan Hengky Novarianto, Balittka

  • Reorientasi industri kelapa

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 12

    utama daerah-daerah Kawasan Ti-

    mur Indonesia yang beriklim kering

    seperti NTT, NTB dan Sulawesi Se-

    latan Untuk mendukung pegembang-

    an tanaman tersebut perlu diketahui

    informasi tentang tanaman wijen

    mulai dari kegunaan, syarat tumbuh,

    dan teknik budidayanya.

    Deskripsi tanaman wijen

    Tanaman wijen merupakan ta-

    naman herba semusim dengan tipe

    pertumbuhan tegak. Tinggi tanaman

    berkisar antara 30 - 200 cm, ada

    yang bercabang banyak, dan ada

    juga yang tidak bercabang. Batang

    tegak berkayu, berlekuk empat, ber-

    alur, berbuku dan berbulu halus. Daun umumnya berselang-seling,

    dengan bentuk dan ukuran antara daun bawah, tengah dan atas ber-beda. Panjang daun berkisar antara 3 - 17,5 cm, dengan panjang tangkai daun 1 - 5 cm. Daun bawah ber-hadapan, dengan tangkai panjang dan berbentuk agak lebar. Bagian tengah lebar dan seringkali berlekuk, sedangkan bagian atas berbentuk lanset. Warna daun bervariasi dari hijau, hijau tua, sampai hijau ke-unguan.

    Bunga wijen tumbuh pada ketiak

    daun, baik pada batang maupun ca-

    bang. Setiap ketiak daun biasanya

    menghasilkan 1 - 3 bunga yang ber-

    tangkai pendek dengan nektar pada

    dasar bunga. Kelopak bunga kom-

    pak, terletak pada bagian basal

    bunga. Mahkota bunga bentuknya

    menyerupai tabung, dengan lima

    lekukan yang saling menyatu. Mah-

    kota bunga berbulu terutama pada

    permukaan luar, warna mahkota

    bunga bervariasi dari ungu sampai

    putih dan pada permukaan bagian

    bawah terdapat bintik merah. Be-

    nang sari berjumlah lima dan me-

    nempel pada tabung mahkota bunga.

    Empat benang sari fertil sedangkan

    yang satu steril. Benang sari yang

    fertil tersusun berhadapan dan se-

    pasang diantaranya lebih pendek dari

    yang lainnya. Mahkota bunga mekar

    pada pagi hari dan mulai layu pada

    tengah hari dan gugur pada sore

    harinya.

    Buah wijen berbentuk polong dindingnya terdiri dari dua lapisan. Lapisan luar tersusun dari sel-sel parenkim dan lapisan dalam tersusun dari serat-serat panjang. Polong mempunyai lokul (ruang polong) sebanyak 4 - 8 lokul tergantung pada varietasnya. Biji berbentuk oval, salah satu ujungnya runcing, dan berukuran kecil. Kulit biji umumnya halus dan ada beberapa varietas yang berkulit kasar. Kandungan dan komposisi kimia biji wijen

    Biji wijen mengandung asam oleat dan linoleat tinggi, keduanya merupakan asam lemak tidak jenuh, mempunyai ikatan rangkap sehingga dapat mengikat kelebihan kolesterol pada tubuh manusia. Biji wijen me-ngandung minyak 35% - 60%, pro-tein 19% - 25% dan karbohidrat 11% - 15%.

    Dari biji yang diperas akan menghasilkan minyak wijen (bening berwarna kuning, tidak berbau, berasa manis dan tidak mudah menjadi tengik), gliserida dengan berbagai asam lemak (asam stearin, palmitin dan olein) beserta sesamid. Kandungan bahan lain yang telah dilaporkan adalah lechitin, cholin, fytin, globulin, sesamin dan asam amin arginin.

    Manfaat Tanaman Wijen

    Kegunaan sebagai bahan makanan:

    Di Negara Jepang biji wijen yang telah dipanaskan dihidangkan pada acara tertentu dengan cara menabur-kan pada bermacam-macam hidang-an dan untuk campuran salad. Di Bangladesh dan di beberapa daerah kering di India, biji wijen dibuat ber-bagai macam bentuk kue baik de-ngan cara digoreng maupun di-tambah pemanis. Di Afrika biji wijen digunakan untuk aneka kue, tetapi dapat juga dicampur dengan bubur maupun sop. Di Amerika Selatan biji wijen ditaburkan pada makanan tra-disional, yakni berupa roti yang ter-buat dari jagung. Sedangkan di In-donesia, biji wijen digunakan untuk berbagai makanan ringan antara lain adalah onde-onde, keciput dan geti

    (biji wijen diberi gula dan dicetak dalam berbagai bentuk). Di daerah pedalaman, wijen juga digunakan se-bagai lauk (sambal wijen).

    Di samping itu, biji wijen juga menghasilkan minyak goreng dan mentega yang bermutu tinggi karena mengandung mineral dan protein tinggi dan asam lemak tidak jenuh yang tinggi (40,4 - 45,4%).

    Kegunaan dalam bidang industri:

    Beberapa industri telah meng-

    gunakan wijen sebagai bahan baku-

    nya. Di Afrika bunga wijen diguna-kan dalam industri parfum dan colo-

    gne. Kandungan myristic Acid di-

    gunakan sebagai bahan kosmetik, se-

    samin digunakan sebagai bakterisida

    dan insektisida dan juga bisa sebagai anti oksidan (yang dapat mencegah

    penyerapan kolesterol dan mencegah

    produksi kolesterol dalam liver). Mi-

    nyak wijen dapat digunakan sebagai

    pelarut, penghalus kulit dan diguna-

    kan juga dalam pembuatan margarin dan sabun. Kandungan chlorosesa-

    mone dari akar wijen dapat juga

    sebagai antifungal.

    Kegunaan dalam bidang farmasi dan obat alami

    Biji wijen telah teridentifikasi mengandung sesamin dan sesamolin dalam jumlah yang besar, dimana kedua kandungan ini dilaporkan bisa meningkatkan mitokondria he-patik dan laju oksidasi asam lemak peroksiomal. Dengan mengkonsum-si biji wijen memperlihatkan pening-katan plasma gamma tokoperol dan meningkatkan aktifitas vitamin E yang dipercaya bisa mencegah kan-ker dan penyakit liver. Serat biji dan daun wijen dapat digunakan sebagai antidiabetes, antitumor, antielcer, pencegahan kanker, pencegahan sakit jantung dan memperlancar ASI. Lechitin bisa untuk mengobati pen-yakit kulit dan mencegah kulit kering.

    Sebagai bahan obat alami dari

    daun yang ditumbuk dapat dipakai

    sebagai obat luar untuk sakit kepala.

    Air rendaman biji dipakai untuk obat

    penyubur rambut, mencret, dan sakit

  • Ketumbar tanaman multifungsi

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 13

    kencing nanah. Bijinya dapat di-

    gunakan sebagai tonikum (penyubur

    rambut), obat batuk dan apabila di-

    campur pemakaiannya dengan ken-

    cur bisa dipakai sebagai obat luar

    untuk memperlancar ASI. Minyak

    wijen dapat digunakan sebagai obat

    batuk, dan obat encok. Lihat pada

    Tabel 2. Wijen juga digunakan sebagai

    pakan ternak untuk menggemukkan burung, kuda, dan sapi. Untuk ke-perluan tersebut biji wijen dicampur dengan biji-bijian tanaman lain, ke-mudian digiling. Limbah biji wijen yang telah diambil minyaknya juga dapat digunakan untuk pakan ternak dan pupuk organik karena masih mengandung protein yang cukup tinggi.

    Persyaratan Tumbuh dan Budi-

    daya Wijen

    Persyaratan tumbuh

    Pada umumnya wijen dapat tum-buh dan menghasilkan mulai dari dataran rendah sampai ketinggian tempat 1 250 m di atas permukaan laut (dpl.), ada beberapa jenis ter-tentu yang bisa tumbuh dan meng-hasilkan sampai ketinggian 2 500 m dpl. Suhu udara optimal untuk dapat mencapai produksi tinggi adalah 25C - 27C. Suhu tinggi diperlukan pada saat masa pertumbuhan sampai dengan pembentukan bunga dan persarian.

    Wijen merupakan tanaman yang

    tahan kering, selama masa pertum-

    buhannya menghendaki curah hujan

    400 - 650 mm selama masa pertum-

    buhannya. Curah hujan kurang dari

    300 mm atau lebih dari 1 000 mm

    yang terjadi selama masa pertum-

    buhan akan mengganggu pertumbuh-

    an tanaman, disamping itu tanaman

    wijen menghendaki cahaya penuh. Tanaman wijen tumbuh baik

    pada semua jenis tanah, tetapi yang terbaik adalah jenis tanah lempung berpasir yang subur dengan pH 5,5 - 8,0 dengan drainase baik (tidak tahan pada genangan air). Tanah dangkal dan dan berkadar garam tinggi kurang sesuai untuk tanaman wijen.

    Bahan tanaman

    Tanaman wijen diperbanyak de-ngan menggunakan benih (genera-tif). Benih diambil dari areal per-tanaman yang seragam dengan per-syaratan daya berkecambah >80%. Kebutuhan benih untuk pertanaman monokultur dengan cara ditugal ada-lah sekitar 2,5 - 5 kg/ha, sedangkan dengan cara disebar memerlukan benih sekitar 6 - 8 kg/ha.

    Pemilihan varietas disesuaikan dengan kondisi iklim, tanah dan tu-juan pertanaman, mengingat masing- masing varietas mempunyai daya adaptasi yang berbeda. Beberapa varietas unggul yang telah dilepas oleh Balittas di antaranya adalah varietas Sumberrejo1 (potensi pro-duksi 1,0 - 1,6 ton/ha) dan Sumber-rejo 2 (potensi produksi 0,8 - 1,4 ton/ha).

    Teknik budidaya

    Pengolahan lahan dimulai dari

    pembersihan lahan dari gulma, pen-

    cangkulan dan penggarpuan dengan

    kedalaman 20 cm yang dilanjutkan

    dengan pembuangan sisa-sisa akar

    tanaman lain. Selanjutnya dilakukan

    pembuatan lubang tanam dengan

    jarak tanam bervariasi (10 - 25) cm

    x (30 - 75) cm tergantung pada va-

    rietas yang digunakan Untuk daerah yang mempunyai

    musim hujan pendek, penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, dimana setiap lubang tanam ditanam 5 butir/lubang. Wi-jen selain dibudidayakan secara mo-nokultur juga biasa ditanam dengan cara tumpang sari dengan tanaman lain. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyulaman terhadap ta-naman yang mati, penyiangan gul-

    ma, pemupukan susulan dan pem-berantasan hama dan penyakit.

    Pemupukan dilakukan dengan

    dosis 100 kg Urea, 50 kg TSP, dan

    100 kg KCL/ha. Pemberian pupuk

    TSP, KCL dan 1/3 Urea dilakukan

    pada saat tanam dan sisanya (2/3

    Urea) diberikan pada saat tanaman

    berumur 4 - 5 minggu setelah tanam.

    Pemberian pupuk dapat dilakukan

    dengan cara ditugal sedalam 5 - 7,5

    cm dengan jarak 5 cm dari lubang

    tanam. Pemberian pupuk Urea ke

    dua dilakukan dengan jarak 10 cm

    dari pangkal batang.

    Tanaman wijen umumnya dibudi-

    dayakan di lahan kering yang airnya

    tergantung pada curah hujan. Apa-

    bila wijen ditanam di lahan yang

    mempunyai irigasi, maka dibutuhkan

    pengairan pada saat setelah penana-

    man sampai pada puncak pembunga-

    an, dengan interval 15 - 20 hari.

    Pengairan yang diberikan pada saat

    akhir pembungaan akan dapat me-

    nurunkan bobot biji dan kandungan

    minyak.

    Panen dan pasca panen

    Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 75 - 150 hari tergantung pada varietas yang di-gunakan. Pelaksanaan panen yang tepat adalah pada saat 2/3 dari po-long buah sudah bewarna hijau ke-kuningan. Perubahan warna polong dimulai dari polong-polong yang berkedudukan di bawah. Apabila pe-laksanaan panen terlambat, maka polong akan pecah biji kemudian jatuh dan tidak dapat diambil lagi. Pemanenan yang dilakukan pada saat polong mulai pecah, sebaiknya menggunakan sabit yang bergerigi karena dapat menahan kedudukan

    Tabel 2. Penggunaan wijen secara etnomedisin di beberapa negara

    Penggunaan Negara

    Sakit kanker Jerman

    Flu Republik Dominica

    Kholik Haiti

    Sakit kepala, impotensi, pelancar ASI, penyubur rambut,

    malaria, pencegahan flu, kanker diare.

    Cina

    Batuk Venezuela

    Pelancar ASI Meksico

    Disentri, Pelancar ASI Turki

    Penyubur rambut Malaya

    Tumor India

  • Reorientasi industri kelapa

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 14

    batang agar tetap berdiri tegak, se-hingga biji tidak jatuh. Pemotongan dilakukan dengan cara memegang batang dengan hati-hati, kemudian dipotong sekitar 10 - 15 cm di ba-wah polong buah. Setelah dipotong batang masih tegak kemudian di-balik agar biji di dalam polong yang sudah pecah dapat jatuh ke tempat yang sudah disediakan. Pemanenan yang dilakukan sebelum polong masak akan menurunkan mutu biji.

    Batang wijen yang telah di-potong, kemudian disatukan dan di-ikat dengan garis tengah 15 - 20 cm, kemudian dijemur dalam posisi ver-

    diri (tegak). Di bawah tempat pen-jemuran dipersiapkan tikar atau alas untuk menampung biji wijen yang jatuh.

    Polong wijen yang masih melekat

    pada batang, setelah dijemur akan

    pecah. Apabila polong sudah pecah,

    ikatan batang dibalik agar biji wijen

    keluar dari polong. Untuk memper-

    cepat biji wijen keluar dari polong,

    maka batang dipukul-pukul dengan

    tongkat. Pemukulan tersebut dilaku-

    kan dengan hati-hati sehingga kotor-

    an tanaman tidak ikut terjatuh dan

    mengotori biji.

    Biji yang sudah keluar dari po-long kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama 1 hari sampai mencapai kadar air 6%. Pengering-an biji bertujuan untuk menurunkan kadar air biji sehingga cukup aman untuk disimpan. Penyimpanan de-ngan kadar air yang tinggi menye-babkan biji mudah rusak akibat se-rangan hama gudang dan jamur. Biji yang telah kering kemudian dikemas dalam wadah yang bersih dan kedap udara. Apabila pengemasannya baik maka biji akan tahan disimpan se-lama 2 tahun.

    POTENSI KAKTUS SEBAGAI TANAMAN OBAT

    Kaktus walaupun lebih populer sebagai tanaman hias, tetapi kak-tus juga mempunyai manfaat se-bagai tanaman obat, bahkan po-tensinya sebagai tanaman obat cukup besar. Hal ini perlu digali lebih jauh lagi tentang manfaat-nya sebagai bahan obat alami. Sejak abad ke 19, tanaman kaktus telah dipelajari para ilmuwan karena mempunyai kandungan bahan aktif alkaloid, berupa -phenylethylamine dan tetraisoqui-noline. Sampai saat ini lebih dari 60 senyawa dalam tanaman kak-tus yang sudah diisolasi antara lain adalah anhalonine, hordenine, mescaline, N-acetylmescaline, pel-lontine, tyramine. Senyawa hor-denine dan tyramine mempunyai khasiat sebagai anti mikroba yang dapat mencegah berbagai jenis penyakit seperti arthritis, influen-za, infeksi, diabetes, sakit telinga, sakit mata, rematik, gigitan bina-tang berbisa dan sebagainya. Be-berapa jenis kaktus yang lain di-kenal sebagai tanaman obat ada-lah dari jenis prickly pear cactus yang terdiri dari beberapa spesies seperti Opuntia dillenii, Opuntia engelinanii, Opuntia ficus-indica, Opuntia playachatha, dan Opuntia santa-rita. Jenis kaktus yang di-kenal saat ini adalah buah naga (dragon fruit) yang termasuk da-lam genus Helocereus dan Seleni-cereus. Tananam ini mempunyai khasiat menurunkan kadar gula darah dan kolesterol serta untuk mencegah kanker usus, penguat fungsi ginjal dan tulang, pelin-

    dung kesehatan mulut, pencegah pendarahan dan gejala keputihan, penguat daya kerja otak dan meningkatkan ketajaman mata.

    ndonesia sebagai Negara ke-pulauan merupakan kawasan yang kaya dengan keaneka

    ragaman hayati. Sampai saat ini telah diketahui sekitar 30.000 jenis tum-buhan yang tumbuhan liar maupun yang sudah dibudidayakan, salah satunya jenis kaktus yang potensial sebagai tanaman obat.

    Tanaman kaktus adalah tanaman

    sukulen, dikotiledon dan perennial,

    termasuk famili Cactaceae dengan 3

    jenis sub famili yaitu Pereskioideae,

    Opuntioideae dan Cactoideae serta

    mempunyai 87 genera dan 2000 spe-

    sies. Tanaman kaktus sangat ver-

    variasi dalam ukuran, dari yang kecil

    sampai mencapai tinggi 24 meter,

    dengan karakteristik utama adanya

    duri. Duri kaktus sebenarnya me-

    rupakan modifikasi dari daun atau

    batang yang tumbuh dari areole,

    yang salah satu fungsi sebagai alat

    pertahanan dari gangguan binatang,

    yang menggunakannya sebagai sum-

    ber makanan dan minuman. Bentuk

    I

    Gambar 3. Tanaman Hylocereus undatus

    Devi Rusmin, Balittro

  • Ketumbar tanaman multifungsi

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 15

    batang tanaman kaktus yang bundar

    berfungsi untuk meminimalkan pro-

    ses transpirasi. Demikian pula untuk

    tanaman kaktus yang mempunyai

    batang berlilin, berfungsi untuk men-

    cegah hilangnya kandungan air dari

    dalam tanaman. Tanaman kaktus

    juga sangat cepat menyerap air oleh

    karenan itu mampu beradaptasi de-

    ngan kondisi kekeringan (desert

    plant) , walaupun ada jenis tanaman

    kaktus yang dapat tumbuh pada

    ketinggian 4000 m dari permukaan

    laut atau jenis yang epifit, dan me-

    merlukan naungan berupa semak

    atau pohon. Bahkan beberapa jenis

    kaktus, ada yang telah beradaptasi

    dengan cuaca yang sangat dingin

    dan bersalju.

    Meskipun tanaman kaktus selama

    ini banyak dikenal sebagai tanaman

    hias, kaktus juga dapat dimanfaat-

    kan sebagai bahan makanan, bahan

    industri pewarna, pakan ternak dan

    bahan obat-obatan. Alkaloid tanam-

    an kaktus banyak mengandung -

    phenylethylamine dan tetraisoquino-

    line. Sampai saat ini, banyak peneli-

    tian yang dilakukan terhadap tanam-

    an kaktus ditekankan pada menge-

    tahui kandungan metabolit sekun-

    dernya yang berfungsi sebagai bio-

    farmaka. Di Indonesia, budidaya

    kaktus masih terfokus untuk tanam-

    an hias, belum dikembangkan men-

    jadi suatu industri yang menguntung-

    kan, seperti industri pewarna dan

    obat-obatan. Dalam tulisan ini akan

    diuraikan kandungan kimia dan

    potensi kaktus sebagai tanaman obat.

    Kandungan kimia

    Tanaman memproduksi berbagai macam bahan kimia untuk tujuan tertentu, yang disebut dengan meta-bolit sekunder. Metabolit sekunder tanaman merupakan bahan yang tidak esensial untuk kepentingan hidup tanaman tersebut, tetapi biasa-nya mempunyai fungsi yang unik misalnya untuk berkompetisi dengan makhluk hidup lainnya, atau untuk memikat serangga dalam menyebar-kan benih. Metabolit sekunder yang diproduksi tanaman adalah alkaloid, terpenoid, isoprenoid, flavonoid,

    cyanogenic, glucoside,

    glucosinolate dan non protein amino acid. Alka-loid merupakan metabolit sekun- der yang paling banyak diproduksi tanaman.

    Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistim heterosiklik. Umumnya alkaloid diproduksi oleh tanaman, walaupun dapat ditemukan pada jamur. Nenek moyang kita telah lama memanfaatkan alkaloid dari tanaman sebagai obat.

    Tanaman kaktus telah lama di-pelajari oleh para ilmuwan karena mempunyai kandungan alkaloid, se-perti pada jenis Lophophora william-sii Lem. (Gambar 1) yang banyak mengandung mescalin. Saat ini telah ditemukan lebih dari 60 senyawa dalam spesies Peyote cactus ini. Itulah sebabnya kaktus ini disebut A little green chemical factory.

    Sebagian besar dari alkaloid ta-naman kaktus adalah -phenylethy-lamine dan Simple tetraisoquimoli-ne. Alkaloid yang telah diisolasi di-antaranya adalah anhalonine, hor-denine, mescaline N-acetyl mescali-

    ne, N-methylmescaline, pellotine,

    salsoline dan tyramine.

    Spesies L. williamsii adalah spe-sies kaktus yang sangat dikenal

    karena mengandung mescaline yaitu

    alkaloid bersifat narkotik yang dapat

    memberikan efek halusinasi. Kaktus

    jenis ini telah digunakan secara tra-

    disional ribuan tahun lamanya oleh suku Indian di Amerika Utara dan

    Amerika Selatan untuk acara ke-

    agamaan. Biosintesis alkaloid tanaman kak-

    tus telah dipelajari pada spesies L. williamsii. Biosintesis mescaline di-mulai dari hidroksilasi tyrosine, lalu mengalami dekarboksilasi, dan hasil akhir beberapa kali metilasi meng-hasilkan mescaline.

    Pontensi kaktus sebagai tanaman obat

    Suku Indian di Amerika sejak da-hulu kala telah mengkonsumsi ta-naman kaktus L. williamsii untuk mencegah infeksi, obat influenza, arthritis, diabetes, obat telinga, obat

    mata, obat rematik, serta obat karena gigitan ular dan kalajengking. Hor-donine dan tyramine dari tanaman kaktus ini mempunyai khasiat se-bagai anti mikroba. Selain itu, spe-sies lain dari Lophophora yaitu Lophophora schottii Lem, batangnya dijadikan obat untuk menyembuhkan kanker dan diabetes.

    Jenis tanaman kaktus lainnya yang dikenal sebagai tanaman obat adalah prickly pear cactus. Prichly pear cactus ini terdiri dari beberapa spesies seperti Opuntia dillenii Haw (Raquette prickly pear), Opuntia engelinanii Auct (Engelmann prickly pear), Opuntia ficus-indica Auct (Indian tig opuntia) (Sicilian prickly pear), Opuntia playachatha Haw (plains prickly pear) dan Opuntia santa rita Haw (Santa rita prickly pear). Hasil penelitian pada Journal of American Medical Association bahwa prickly pear cactus dapat menyembukan penyakit hangover yaitu perasaan sakit pada saat bangun bagi.

    O. dillenii digunakan untuk mengobati rematik dan gangguan pencernaan. Di campur dengan tum-buhan walangsinga (Amomum wa-lang Val.) dapat digunakan sebagai obat TBC. Selain untuk mengatasi penyakit amandel, influenza, dan radang saluran pernafasan, tanaman kaktus ini juga dipakai sebagai obat anti batuk, penurun panas, penetral racun (antitoksis) dan menghilang-kan rasa sakit (analgetik) serta mengobati penyakit tumor.

    O. ficus-indica, dipakai untuk mengobati rematik, asma, diare, obat mata, obat jerawat, dan obat karena gigitan ular.

    Hasil penelitian darai beberapa ilmuwan melaporkan bahwa O.ficus-indica mengadung 8 flavonoid yaitu kaemferol, quercetin, kaemfero 3-

    methyl ether, quercetin 3-methyl

    ether, narcissin, aromadendri, taxi-

    folin dan eriodictyol. Selain itu di-katakan bahwa jus buah O. ficus-indica mengandung ascorbic acid, total polyphenol dan menunjukkan adanya aktivitas antioksidan. Sari buah tanaman kaktus Opuntia dapat digunakan sebagai salep atau pelem-bab untuk mengobati luka bakar dan

  • Reorientasi industri kelapa

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 16

    tersengat panas matahari. Spesies lain yakni Opuntia Cylindropuntia Haw digunakan untuk mengatasi penyakit arthritis (radang sendi tulang) dan diare.

    Jenis kaktus yang saat ini sudah

    dikenal di Indonesia adalah buah

    naga (dragon fruit), termasuk dalam

    genus Hylocereus dan Celenicereus.

    Buahnya dapat menurunkan kadar

    gula darah dan kolesterol, selain itu

    untuk mencegah kanker usus, pe-

    nguat fungsi ginjal dan tulang, pe-

    lindung kesehatan mulut, pencegah

    pendarahan dan gejala keputihan,

    menguat daya kerja otak dan me-

    ningkatkan ketajaman mata. Ada 4

    jenis buah naga, tetapi yang banyak

    digemari adalah Hylocereus undatus

    Mill yang dikenal dengan white

    pitayo atau buah naga yang kulitnya

    berwarna merah dan dagingnya

    berwarna putih

    Batang H. undatus yang di-

    keringkan dan dijadikan powder me-

    ngandung -sitosterol. Ke tiga jenis

    lainnya adalah Hylocereus polyrhi-

    zus Mill, Hylocereus costariensis

    Slam-dyck dan Selenicereus mega-

    lanthus P.Dc. Buah naga jenis H.

    polyrhizus kulit buahnya merah dan

    daging buahnya merah keunguan.

    Banyaknya khasiat buah naga karena

    kandungan nutrisi buahnya yang

    sangat mendukung kesehatan ma-

    nusia.

    Pengembangan buah naga ini te-

    lah dilakukan di 5 kabupaten, di Pro-

    pinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten

    Jombang, Mojokerto, Pasuruan,

    Jember dan Batu. Tanaman ini dapat

    dibudidayakan pada daerah dataran

    rendah maupun dataran tinggi de-

    ngan curah hujan 600 mm sampai

    1 300 mm pertahun dan temperatur

    maksimum yang dibutuh kan sekitar

    38-40 derajat. Jarak tanam 2,5 x 2,5

    m dan untuk mencegah batangnya

    yang lemah maka dibutuhkan tiang

    penyangga. Panen buah pertama kali

    pada umur satu tahun. Setiap panen

    mampu menghasilkan buah seki-

    tar 50 ton/ha dengan harga jual

    Rp 6000,-/kg dengan berat buahnya

    antara 200 - 800 gram Buah ini dapat

    dikonsumsi dalam keadaan segar

    dengan rasa manis.Buah naga telah

    diekspor ke berbagai negra Asia dan

    Eropa.

    Penutup

    Tanaman kaktus mempunyai

    banyak manfaat selain sebagai

    tanaman hias juga digunakan sebagai

    bahan makanan, bahan industri pe-

    warna, pakan ternak, dan bahan

    obat-obatan. Tanaman kaktus poten-

    sial untuk dibudidayakan dan dikem-

    bangkan di Indonesia, mengingat

    tanaman kaktus dapat beradaptasi

    dengan mudah disetiap jenis lahan

    dan tahan terhadap kekeringan. Ta-

    naman kaktus yang jenisnya begitu

    banyak berpotensi sebagi bahan

    baku biofarmaka, karena banyak

    kaktus yang mengandung alkaloid

    dan senyawa lainnya yang berkhasiat

    obat.

    PENANGANAN LUKA BAKAR MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS TANAMAN OBAT

    Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan, yang di-sebabkan kontak dengan sumber panas, listrik, radiasi dan bahan kimia. Perubahan pada jaringan luka bakar disebabkan olen kon-tak panas yang terlalu lama. Tin-dakan dalam melakukan penyem-buhan luka bakar tergantung dari klasifikasi jenis luka yang ada antara lain : Luka ringan, Luka sedang dan Luka berat. Penyem-buhan luka merupakan proses dinamik yang kompleks. Guna menghasilkan pemulihan kontinui-tas beserta fungsinya. Dalam pengobatan luka bakar dengan cara tradisional dapat dilakukan berbagai cara yaitu dengan menggunakan ekstrak tanaman obat baik dari akar, batang dan daun. Beberapa pengobatan dengan tanaman obat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis sumber tanam obat yang

    lebih dari satu jenis tanaman karena khasiatnya dapat lebih baik di bandingkan satu jenis tanaman obat.

    anaman obat merupakan salah satu unsur penting dalam upa-ya pelaksanaan pengendalian

    kesehatan. Tanaman obat sudah di-kenal sejak dahulu dalam pengobat-an tradisional, namun pengunaannya sebagai bahan baku belum diman-faatkan secara optimal, sedangkan upaya yang telah dilakukan masih tertuju kepada khasiat dan keguna-annya saja. Luka bakar dalam peng-obatan tradisional dengan meng-gunakan tanaman obat tidaklah asing bagi masyarakat Indonesia, karena sebelum rakyat Indonesia merdeka pun, masyarakat pelosok desa sudah

    menggunakan tanaman obat tersebut, antara lain sebagai obat kecacingan, panas, pusing, dan lain-lain. Sedang-kan pengobatan secara medis sudah biasa dilakukan. Satu hal yang me-narik dengan pengobatan tradisional ini disamping khasiatnya, juga untuk mendapatkan bahan tanaman ter-sebut tidaklah sulit karena berada dilingkungan kita.

    Luka bakar adalah salah satu ke-

    rusakan kulit atau mukosa akibat

    kontak dengan panas. Bila kontak

    kulit dengan panas pada temperatur

    tertentu (rendah) efeknya tidak me-

    nimbulkan kerusakan, tetapi bila ter-

    kena panas yang tinggi dan waktu

    kontak yang cukup lama dapat me-

    nyebabkan kerusakan jaringan kulit.

    Kulit merupakan salah satu organ

    tubuh yang mempunyai peranan pen-

    ting dalam sistim fisiologi tubuh.

    T

    Feri Manoi, Balittro

  • Ketumbar tanaman multifungsi

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 17

    Kulit berfungsi sebagai indera perasa

    yang dapat menerima rangsangan

    panas, dingin, rasa sakit, halus dan

    sebagainya. Kulit juga berfungsi

    menjaga stabilisasi suhu badan dan

    mencegah penguapan air yang

    berlebihan.

    Untuk menjaga kerusakan kulit

    sebagai akibat luka bakar ada baik-

    nya kita menggunakan pengobatan

    dengan cara tradisional. Adapun

    maksud pengobatan dengan cara

    tradisional adalah tindak lanjut untuk

    memanfaatkan obat tradisional se-

    cara maksimal dengan tidak mengu-

    rangi nilai pengobatan dibanding

    dengan mempergunakan obat medis.

    Menurut Hadi Santoso 1992 - 1994

    cidera kecelakaan dan keracunan

    termasuk luka bakar menduduki ke-3

    sebagai penyebab penyakit dibawah

    penyakit infeksi usus dan komplikasi

    obstetric dan abortus.

    Penyebab luka bakar dan klasifikasi-nya

    Pada dasarnya penyebab luka

    bakar disebabkan oleh panas, di-

    mana terjadi kontak antara kulit de-

    ngan panas dalam batas temperatur

    dan waktu kontak tertentu tidak

    menyebabkan kerusakan kulit tetapi

    panas yang tinggi dan waktu kontak

    yang cukup lama dapat menyebab-

    kan kerusakan kulit. Dari beberapa

    jenis luka bakar yang ada, penyebab

    luka bakar disebabkan dari beberapa

    sumber antara lain : api, listrik, mi-

    nyak panas, air panas, dan lain-lain,

    dari contoh tersebut cara penanga-

    nannya pun berbeda-beda tergantung

    pada jenis luka yang terkena.

    Klasifikasi Luka Bakar

    Menurut American Association luka bakar dibagi atas tiga jenis :

    1. Luka bakar ringan

    Luka bakar derajat dua pada orang dewasa dengan luas luka kurang dari 15%.

    Luka bakar derajat dua pada anak-anak dengan luas luka kurang dari 10%.

    Luka bakar derajat tiga de-ngan luas luka bakar kurang dari 2%.

    Luka bakar derajat dua de-ngan luas luka kurang dari 5% atau derajat tiga luas luka kurang dari 1% yang ber-lokasi pada tangan, kaki atau wajah.

    2. Luka bakar sedang

    Luka bakar derajat dua pada orang dewasa dengan luas luka kurang dari 15-25%.

    Luka bakar derajat tiga pada orang anak-anak dengan luas luka bakar dari 10-20%.

    Luka bakar derajat tiga de-ngan luas luka bakar kurang dari 10%, kecuali pada ta-ngan, kaki dan wajah.

    3. Luka bakar berat

    Luka bakar derajat dua pada orang dewasa dengan luas luka lebih dari 25%.

    Luka bakar derajat dua pada anak-anak dengan luas luka bakar lebih dari 20%.

    Luka bakar derajat tiga dengan luas luka bakar 10% atau luka bakar yang disertai komplikasi gangguan jalan nafas, fraktur, troma jaringan lunak dan yang disebabkan oleh aliran listrik.

    Penanganan Penderita Luka Ba-kar

    1. Secara umum

    a. Resusitasi gangguan perna-pasan oleh inhalasi, edema jalan pernapasan atau shock.

    b. Resusitasi cairan pada si pen-derita dengan luas luka bakar lebih 20% atau menunjukkan gejala shock. Pemberian cair-an secaar praktis dapat me-ngunakan formula Parkland Rumah sakit : 24 jam pertama diberikan dalam 3 porsi larut-an Ringer Laktat sejumlah : 4 ml / berat badan.

    2. Pengobatan luka setempat

    a. Debridement luka, gelombang tingkat II jaringan dipecah

    b. Pengolesan obat topical yang mengandung antibacterial se-perti silver sulfadiazine atau larutan 0,5% Ag-Nitrat : peng-obatan dapat terbuka atau ter-tutup.

    c. Perawatan hidroterapi, mem-percepat tumbuhnya jaringan granulasi.

    d. Skin grafting. Perlu dipertim-bangkan saat yang tepat untuk melakukan skin grafting guna menghindari/mengurangi tim-bulnya cacat dan kontraktur yang sangat mengganggu ke-hidupan penderita. Memper-baiki cacat hebat di kemudian, jauh lebih sulit dan kurang efisien dibandingkan pada saat langsung sesudah keadaan gawat darurat diatasi.

    Cara tanaman obat dalam mengatasi luka bakar antara lain :

    1. Jenis-jenis tanaman obat yang sudah terpilih diambil dari sumbernya

    2. Kemudian dilakukan perlakuan dari masing-masing bahan sesuai dengan bentuknya (daun, batang, dan akar/tunggal) untuk dibersih-kan dan lain-lain.

    3. Bisanya setelah bahan tersedia baik dalam bentuk ekstrak, te-pung dan lain-lain. Dicampur dari beberapa jenis tanaman obat untuk digunakan.

    4. Pengobatan ini dilakukan ber-ulang-ulang 1-3 kali sesuai de-ngan kebutuhan dalam peng-obatan.

    5. Luka bakar yang cukup berat

    biasanya dibawa ke Rumah Sakit

    untuk dijeksi. Sedangkan luka

    ringan sampai dengan sedang

    cukup dilakukan dengan tanaman

    obat saja.

    6. Biasanya penyembuhan luka

    bakar tergantung pada kondisi

    luka dan penggunaan jenis

    tanaman obat yang berkhasiat.

    Dari beberapa survey yang telah

    dilakukan pengobatan secara tradisional sudah banyak dikenal

    masyarakat terutama Sumatera

  • Reorientasi industri kelapa

    Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1, April 2007 18

    (karo). Hasil survey yang telah dilakukan pasien penderita luka

    bakar ringan sampai seadng dapat

    diobati selama 1 - 2 minggu.

    Bahan yang digunakan antara

    lain kulit jengkol dan biji pinang

    yang ditumbuk dengan halus, ke-mudian ditambahkan air kedalam

    bahan yang sudah ditumbuk ke-

    mudian diaduk merata dan di-

    saring untuk memisahkan am