peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... ·...

142
WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DI KABUPATEN ACEH BESAR OLEH BRR NAD – NIAS T E S I S Oleh MUHAMMAD ZAKI 077011044/MKn SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DI KABUPATEN

ACEH BESAR OLEH BRR NAD – NIAS

T E S I S 

Oleh

MUHAMMAD ZAKI 077011044/MKn

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 2: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DI KABUPATEN

ACEH BESAR OLEH BRR NAD – NIAS

T E S I S 

 

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan dalam Program Studi Kenotariatan

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

MUHAMMAD ZAKI 077011044/MKn

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 3: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

ABSTRAK

Keputusa Presiden No. 80 Tahun 2003 Tentang Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pasal 20 pada intinya menentukan bahwa cara pemilihan penyedia jasa, yaitu dapat dilakukan melalui Penunjukan Langsung. Metode penunjukan langsung dibuat dalam bentuk kontrak konstruksi yang berisi perjanjian pemborongan antara pemilik pekerjaan dan kontraktor untuk melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara pekerjaan, namun pelaksana jasa kontruksi tidak melaksanakan prestasinya sebagaimana yang ditentukan hanya melakukan pembangunan seadanya dan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Berdasarkan kondisi tersebut, adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui bentuk-bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan kontrak kerja konstruksi pada Satuan Kerja Perumahan dan Permukiman (Satker Perkim) Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-NIAS dan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi dalam pelaksanaan kontrak kerja konstruksi melalui penunjukan langsung serta untuk mengetahui akibat hukum wanprestasi dalam pelaksanaan kontrak kerja konstruksi pada Satuan Kerja Perumahan dan Permukiman (Satker Perkim) Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-NIAS.

Untuk membahas permasalahan tersebut diatas, maka penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitis dan jenis penelitian yang diterapkan adalah memakai pendekatan gabungan antara yuridis normatif dan yuridis sosiologis. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Aceh Besar. Alasannya adalah pelaksanaan kontrak kerja konstruksi tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dan lapangan dengan wawancara kepada responden dan informan. Responden adalah Divisi Perumahan dan Permukiman BRR NAD – NIAS, Bidang Layanan Hukum BRR NAD-NIAS, Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa Konstruksi (kontraktor). Sedangkan yang menjadi informan adalah Bidang Pengawasan BRR NAD – NIAS, Biro HUMAS BRR NAD-NIAS, Biro HUMAS/HUKUM Pemerintah Aceh dan masyarakat korban bencana.

Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk-bentuk wanprestasi adalah penyedia jasa konstruksi tidak menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya; melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan bestek dan spesifikasi yang ada dalam kontrak; mensub kontrakkan pekerjaan kepada pihak ketiga. Sehingga ketiada pemenuhan atau kegagalan oleh penyedia jasa dalam perjanjian ini untuk melaksanakan kontra prestasi merupakan suatu pelanggaran terhadap perjanjian (wanprestasi). Prosedur pelaksanaan penunjukan langsung terhadap proyek pembangunan perumahan bantuan yang didanai oleh BRR NAD

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 4: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

tersebut kepada penyedia jasa konstruksi sebenarnya telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hanya saja akibat kurang telitinya panitia pelaksana dalam menilai rekanan tersebut mengakibatkan terjadinya wanprestasi. Wanprestasi terjadi karena kenaikan harga material, besarnya biaya tambahan yang harus dikeluarkan, dan akibat kelalaian penyedia jasa untuk dapat menyelesaikan proyek tepat pada waktunya. Akibat hukum yang timbul dari tindakan penyedia jasa yang tidak melaksanakan kewajibannya adalah penyedia jasa bersangkutan dikenakan sanksi salah satunya dengan memasukkan penyedia jasa dalam daftar hitam rekanan sehingga tidak dipercaya lagi melaksanakan proyek lainnya. Upaya penyelesaian yang ditempuh terhadap penyedia jasa yang tidak melaksanakan kewajibannya dilakukan melalui musyawarah di antara para pihak. Hal ini didahului dengan pemberian teguran dan diupayakan penyelesaian kontrak dengan membuat addendum kontrak. Disarankan bagi pengguna jasa untuk melihat kemampuan penyedia jasa yang melaksanakan pembangunan perumahan tersebut, jangan asal anak daerah atau kontraktor lokal, yang perlu kualitas. Disarankan kepada pengguna jasa untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tidak perlu harus penyedia jasa anak daerah, untuk pembangunan perumahan Aceh/Nias di pergunakan tenaga yang benar-benar ahli dan bertanggung jawab. Dituntut kesadaran pengguna jasa untuk tidak menuntut pemotongan harga proyek yang terlalu banyak.

 

Kata Kunci : Wanprestasi Kontrak Kerja Konstruksi; Pembangunan perumahan  

 

 

 

 

 

 

 

 

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 5: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

ABSTRACT

Decision of president, number 80, the year of 2003 about execution of implementing of goods/service govemment. At section 20 it determining that way of election of service feeder, that is can be done through direction. Direction method of direct is made in the form of works and contractor to execute its, finalizes and looks after work, but construction service executor didn’t execute its achievement as much as possible, based on the condition, as for intention of this research is to know form of defaults in execution of construction job contract at set of housing job and settlement of rehabilitation body and reconstruction NAD-NIAS and know factors causing the happening of default dalm execution of construction of construction job contrac at set of housing job and settlement of rehabilitation body and reconstruction NAD-NIAS.

To study the problems is upper, hence research done, it has the character of analytical descriptical and research type which will be applied is use approach of alliance between juridical normative and juridical sociological. Location of this research is big Aceh sub-province. Its reason is execution of construction job contract unmatched to rule applied. Data collecting method applied is bibliography research and field by interviewing responder and informan. Responder is housing division and settlement of rehabilitation body and reconstruction NAD-NIAS, law service area BRR NAD-NIAS, service user and reconstruction service feeder, although an informan is observation area BRR NAD-NIAS, public bureau BRR NAD-NIAS, law bureau at Acehnese government and disaster victim public.

Result of research indicates that forms of default is construction service feeder doesn’t finalize punctual work; works are unmatched to description plan (bestek) and specification of the is in bond; and hand over the work to third party. So no accomplishment or failure by service feeder in this agreement to execute counter of achievement is a collision to agreement (default). Execution procedure of Direct direction for project of development of housing of help is fund by BRR NAD for construction service feeder actually has pursuant to applied. But effect unable to check it executer committee in assessing the partner results the happening of default. Default happened because increase of the price of material, level of surcharger which must be released, and negligence effect of service feeder to be able to finalize punctual project. Legal consequences arising from action of service feeder that is is not executes its obligation is respected service feeder in sanctioning one of them is by entering service feeder in partner blacklist so that was not believe again executes ather project. Solution effort gone through to service feeder that is is not executes its obligation in doing through deliberation

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 6: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

between the parties. This thing is preceded with giving of exhortation and strived solving of contract with making contract addendum.

Suggested that service feeder in tendering can do correct consideration to the price of various in bond materials to avoid loss later. To service feeder is suggested to execute provisions in contract carefully to avoid sanction and penalty and in order not to the happening of exhortation by service user. Suggested to consumer to do assessment carefully to ability of service feeder in working so that not happened default and dispute later. Suggested to service user and service feeder to finalize dispute upon mutual consensus because more profitingly is both parties.

Keywords : Construction Job Contract Default; Development of Housing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 7: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Berkat,

Rahmat dan Hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul “Wanprestasi Dalam

Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di

Kabupaten Aceh Besar Oleh BRR NAD-NIAS”. Shalawat dan Salam

disampaikan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah

mengantarkan umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh

dengan ilmu pengetahuan. Tesis ini merupakan suatu persyaratan akademik

untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan (MKn) pada Program

Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Medan.

Dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis banyak menerima

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga penulis sangat berbesar

hati untuk mengucapkan terima kasih. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor I Universitas Sumatera Utara yang amat terpelajar Prof. dr. Chairuddin P.

Lubis, DTM dan H. Sp.A (K), para pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Yang amat terpelajar Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa. B, M.Sc., beserta para

Wakil Direktur, Sekretaris dan Staf serta seluruh jajarannya yang telah membina

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 8: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

3. Yang amat terpelajar Bapak Prof.Dr.H.Muhammad Yamin,SH,MS,CN., selaku

Ketua Jurusan Program Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan dalam Program Magister Kenotariatan yang sangat

berharga ini, dan juga sebagai Ketua Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk menyumbangkan pikiran dan memberikan petunjuk dalam

pengarahan materi ilmiah;

4. Yang amat terpelajar Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum., sebagai

anggota Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, petunjuk dalam pengarahan materi ilmiah serta dorongan dalam

menyelesaikan tesis ini.

5. Yang amat terpelajar Ibu Hj. Chairani Bustami, SH, SpN, MKn., sebagai anggota

Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

saran maupun masukan dalam menyempurnakan penulisan tesis ini.

6. Yang amat terpelajar Bapak Syahril Sofyan, SH, SpN, MKn dan juga

Dr. Teungku Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum, yang masing-masing sebagai

penguji mulai dari tahap proposal tesis yang selalu memberikan arahan dan

petunjuk dalam penyempurnaan tesis ini hingga selesainya tesis ini.

7. Bapak Ir. Bambang Sudiatmo., selaku Deputi Bidang Perumahan dan

Permukiman BRR NAD-NIAS, Ibu Sarma Marpaung., selaku staf Deputi Bidang

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 9: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Bapak Ir. Ramli Ibrahim, MMA.,

selaku Deputi Pengawasan BRR NAD-NIAS, Bapak Ir. Adjar Sabdo Budi.,

selaku Inspektur II Kedeputian Pengawasan BRR NAD-NIAS, Bapak

Muhammad Insa Ansyari, SH., selaku Kepala Bidang Layanan Hukum BRR

NAD-NIAS, Bapak Hamid Zein, SH, M.Hum., selaku Kepala Biro Humas dan

Hukum Pemerintah Aceh, yang telah bertindak sebagai responden dan informan

selama penulis melakukan kegiatan penelitian.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan membimbing penulis

sampai kepada tingkat Magister Kenotariatan.

9. Seluruh Staf Biro Pendidikan serta teman-teman di Sekolah Pascasarjana

Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak

memberikan bantuan dalam penulisan tesis ini.

10. Pada kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada kedua

orang tua tercinta, khususnya kepada Ayahanda Drs. Armiya Mahyiddin dan

Ibunda Nuriah Saad, yang selalu memberikan do’a, dorongan dan motivasi baik

lahiriah dan bathiniah, serta pendidikan yang amat sangat berguna sehingga dapat

menyelesaikan program studi ini dengan baik, serta kepada keponakanku Firman

Syahputra dan Putri Sara yang manis-manis, kakanda Mursyida, adik-adikku Sri

Marlina, SKM dan Sirajul Munir, SE.Ak, serta juga abang ipar Tarifuddin dan

adik ipar Darma Fahmi,SE yang telah memberikan semangat serta bantuan moral

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 10: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

11. Untuk teman-teman yang setia berdialog kualitatif, Bang Satiruddin, Bang Surya,

Zulhujjaian (Zul), Juni, Bang Ancha, Bang Edi, Bang Umri, Bangun, Sabrina,

Henny, Kak Herly, Kak Ros, Kak Emi, Wira, dan Keluarga Besar AMA Medan

atas perhatian, bantuan dan dorongan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini, serta rekan-rekan Magister Kenotariatan Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

12. Terima kasih kepada Staf dan Pegawai di Magister Kenotariatan Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah melayani dengan baik.

Medan, 06 Juli 2009 Penulis

MUHAMMAD ZAKI, SH

 

 

 

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 11: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

Nama : Muhammad Zaki, SH

Tempat/Tgl. Lahir : Banda Aceh, 25 Juli 1977

Alamat : Jl. Jama’ah Lr.B Gang Sahabat No.6 Kelurahan

Beurawe Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh 23124

II. Orang Tua

Ayah : Drs. Armiya Mahyiddin

Ibu : Nuriah M. Saad

III. Pendidikan

1. SDN 44 Banda Aceh : Tamat Tahun 1991

2. MTs Al-Fauzul Kabir Kota Jantho : Tamat Tahun 1994

3. SMA Al Mishbah Banda Aceh : Tamat Tahun 1997

4. S-1 Fakultas Hukum UNMUHA Aceh : Tamat Tahun 2005

5. S-2 Magister Kenotariatan (M.K.n) SPs-USU : Tamat Tahun 2009

Medan, 06 Juli 2009

Penulis,

Muhammad Zaki

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 12: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .......................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................ v

RIWAYAT HIDUP ............................................................................ ix

DAFTAR ISI....................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................. xii

BAB I :.................................................... PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 16

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 17

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 17

E. Keaslian Penelitian ................................................................... 18

F. Kerangka Teori dan Konsep..................................................... 18

G. Metode Penelitian..................................................................... 35

1. Jenis Penelitian .................................................................. 35

2. Lokasi Penelitian ............................................................... 36

3. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 37

4. Sumber Data ...................................................................... 37

5. Metode Pengumpulan Data ............................................... 39

6. Alat Pengumpulan Data..................................................... 41

7. Analisis Data ..................................................................... 42

BAB II : BENTUK - BENTUK WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG .................................. 43

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 13: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

1. Hak Dan Kewajiban Para Pihak Dalam Kontrak Kerja

Konstruksi.................................................................................. 43

2. Bentuk-bentuk Wanprestasi Dalam Kontrak Kerja Konstruksi 49

3. Prosedur Yang ditempuh Dalam Melakukan Penunjukan

Langsung ................................................................................... 54

4. Kedudukan Dan Eksistensi Dari Sub Kontraktor Dalam

Perjanjian Pemborongan dan Konstruksi .................................. 66

BAB III : FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA WANPRESTASI BERKAITAN DENGAN PENUNJUKAN LANGSUNG PELAKSANA JASA KONSTRUKSI .................. 72

1. Faktor Kenaikan Barang Bangunan.......................................... 72

2. Besarnya Biaya Tambahan yang Dikeluarkan ......................... 76

3. Kelalaian Penyedia Jasa ........................................................... 81

BAB IV : AKIBAT HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI ................................................................ 95

A. Akibat Hukum Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak

Kerja Konstruksi....................................................................... 95

B. Upaya Penyelesaian Wanprestasi ............................................. 108

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 120

A. Kesimpulan ....................................................................................... 120

B. Saran.................................................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 122

 

 

 

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 14: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Pembangunan Rumah Baru Untuk Kabupaten Aceh Besar Belum Dimanfaatkan .................................................................................................... 85

2. Kontrak Pembangunan Perumahan Yang Tidak Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku ................................................................................... 96

3. Hasil Analisa Pekerjaan Pembangunan Rumah Tipe 36 dikabupaten Aceh Besar ........................................................................................................ 101

4. Asas dan Tujuan Pengaturan Jasa Konstruksi Sesuai Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 ...................................................................................... 110

5. Jenis Usaha Jasa Konstruksi Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 dan PP Nomor 28 Tahun 2000 ...................................................... 112

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 15: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Telah diuji pada

Tanggal : 06 Juli 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Yamin Lubis, SH, MS, CN

Anggota : 1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum

2. Chairani Bustami Bustami, SH, SpN, MKn

3. Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum

4. Notaris Syahril Sofyan, SH, SpN, MKn

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 16: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah bencana dasyat gempa bumi dan tsunami berlalu, kini para korban

bencana yang tersisa, terutama bagi mereka yang rumahnya hancur diterjang

gelombang tsunami atau bahkan hilang tidak berbekas akibat telah menjadi lautan

memerlukan rumah tempat mereka berteduh demi kelangsungan hidup mereka.

sebelumnya bagi mereka telah didirikan barak-barak, namun kondisi barak tersebut

tidak memungkinkan bagi mereka untuk bisa hidup leluasa. hal ini disebabkan

disamping barak tersebut sangat kecil, kebutuhan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) tidak

memadai, juga kebutuhan air bersih tidak mencukupi. mereka menginginkan adanya

bantuan untuk didirikan rumah, walaupun rumah tersebut tidak sebagus tempat

tinggal mereka sebelumnya yaitu sebelum bencana itu datang.

Memulihkan kondisi Nanggroe Aceh Darussalam pasca Tsunami dan

merealisasikan keinginan warga tentulah tidak mudah dan tidak segampang

membalikkan telapak tangan. hal ini perlu dilakukan dengan bertahap-tahap.

Pelaksanaan rekonstruksi oleh pemerintah pada tahap awal yang mereka bangun

adalah sarana dan prasarana umum, seperti jalan, sekolah-sekolah, tempat-tempat

ibadah, jembatan, pelabuhan, jaringan-jaringan listrik dan komunikasi dan lain

sebagainya yang dapat memperlancar kehidupan sosial ekonomi. Pada berikutnya

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 17: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

mereka mendirikan rumah-rumah bagi mereka para korban Tsunami terutama bagi

mereka yang telah lama tinggal dibarak-barak dan tenda-tenda pengungsian.1

Penyerahan suatu pekerjaan kepada penyedia jasa konstruksi didahului

dengan pemilihan oleh pengguna jasa terhadap penyedia jasa konstruksi yang dinilai

mampu dan layak melaksanakan pekerjaan tersebut. Pemilihan ini didasarkan

Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah. Berdasarkan Pasal 20 Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun

2003 pada intinya menentukan bahwa cara pemilihan penyedia jasa, yaitu melalui (1)

Pelelangan Umum; (2) Pelelangan Terbatas; (3) Penunjukan Langsung; dan (4)

Pemilihan Langsung.

Metoda Pelelangan Umum/Seleksi Umum adalah metoda pemilihan Penyedia

Barang/Jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui

media massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga

masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat

mengikutinya.

Metoda Pelelangan Terbatas/Seleksi Terbatas adalah metoda pemilihan

Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan dengan pengumuman secara luas melalui

media massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia

barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia

barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.

                                                            

1 www.e-aceh-nias.org

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 18: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Metoda Pemilihan Langsung/Seleksi Langsung adalah metoda pemilihan

Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya

penawaran, sekurang-kurangnya 3 penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah

lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus

diumumkan minimal melalui papan penumuman resmi untuk penerangan umum dan

bila memungkinkan melalui internet.

Metoda Penunjukan Langsung adalah metoda pemilihan Penyedia

Barang/Jasa yang dilakukan dengan menunjuk langsung 1 penyedia barang/jasa

dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga

yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

Mengenai teknis pelaksanaan terdapat pula peraturan-peraturan lain seperti

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dalam lampiran 1 keputusan tersebut

dicantumkan mengenai ketentuan-ketentuan tentang pelelangan, pengadaan dan

penunjukan langsung unit pemborong/pembelian.

Berdasarkan ketentuan tersebut jelaslah bahwa penentuan pelaksana jasa

konstruksi dapat dilakukan melalui penunjukan langsung. Penunjukan langsung

merupakan salah satu sistem penetapan pelaksanaan kontrak kerja konstruksi tanpa

melalui tender, dimana pengguna jasa dapat memilih pelaksana jasa yang dipandang

layak dan memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 19: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Dalam menentukan pelaksana jasa yang akan ditetapkan sebagai pelaksana

suatu proyek konstruksi dilakukan oleh panitia pemilihan langsung yang dibentuk

oleh Kepala Kantor/Satuan Kerja atau Pemimpin Proyek yang beranggotakan 5 orang

yang terdiri dari unsur-unsur (1) Perencanaan Pekerjaan, (2) Penanggung Jawab

Keuangan dan (3) Penanggung Jawab Peralatan dan Pemeliharaan.

Setelah penunjukan langsung perjanjian pelaksanaan pekerjaan konstruksi

juga dibuat dalam bentuk kontrak konstruksi yang berisi perjanjian pemborongan

seperti pada kontrak konstruksi melalui pelelangan umum maupun pelelangan

terbatas. Dalam pembuatan kontrak selama ini tidak melibatkan Notaris baik dari segi

pembuatan maupun dalam hal Legalisasi. kontrak yang dibuat merupakan perjanjian

baku, dimana isi kontrak telah dibuat terlebih dahulu oleh pihak BRR selanjutnya

kontraktor atau penyedia jasa tinggal menyetujui saja isi kontrak yang telah dibuat

tersebut, selain kontrak yang telah dipersiapkan, pihak BRR juga yang menyediakan

bestek rumah (gambar rumah yang akan dibangun). Di dalam kontrak dimaksud juga

ikut diperjanjikan hal-hal yang menjadi kewajiban pelaksana jasa konstruksi dalam

masa pemeliharaan kecuali dalam hal tertentu.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 20: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Dalam rangka mencari pelaksana jasa yang benar-benar berbobot untuk

melaksanakan pembangunan fisik ini, juga berpedoman pada syarat-syarat yang harus

dipenuhi oleh pelaksana jasa/kontraktor yang ingin ikut serta dalam pelaksanaan

pekerjaan tersebut yaitu antara lain :

a. Telah lulus prakualifikasi sesuai dengan bidang dan klasifikasi yang telah

ditentukan.

b. Tidak termasuk Daftar Hitam Rekanan.

Syarat-syarat tersebut di atas merupakan syarat yang harus dipenuhi penyedia

jasa sebelum pelelangan pekerjaan dilaksanakan dan ini merupakan seleksi

pendahuluan oleh Pemerintah Daerah, dalam hal ini dilaksanakan oleh panitia

pelelangan pekerjaan. Sedangkan pada kualifikasi yang dinilai adalah kemampuannya

dalam menangani proyek, Termasuk kemampuan modal yang cukup untuk

membiayai pekerjaan selama borongan itu belum diserahterimakan.

Untuk kelancaran proses administrasi dalam pelaksanaan Kontrak Kerja

Konstruksi, maka dibuat suatu perjanjian dibawah tangan dan ditandatangani antara

para pihak (pemerintah/pimpinan proyek dengan perusahaan/kontraktor) untuk

melakukan pekerjaan pemborongan dimaksud. dalam hal ini perjanjian dibuat dengan

menggunakan Bahasa Indonesia, yang dibuat dalam rangkap secukupnya dan masing-

masing rangkap mempunyai kekuatan hukum yang sama. Dalam surat perjanjian

sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku antara pemilik pekerjaan dan kontraktor

untuk melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara pekerjaan termasuk bagian-

bagiannya serta termasuk denda jika terjadi kelalaian atau tidak sesuai bestek.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 21: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Namun demikian, dalam pelaksanaannya penunjukan langsung yang

dilakukan selama ini sering menyebabkan terjadinya kegagalan bangunan. Hal ini

disebabkan pelaksana jasa tidak mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

kontrak.

Dalam kontrak melalui penunjukan langsung ini juga menghendaki kontraktor

pelaksana bertanggung jawab untuk melaksanakan kewajibannya sesusai dengan

yang dimuat dalam kontrak. Akan tetapi, dalam kenyataannya masih terdapat para

pelaksana jasa konstruksi yang tidak melaksanakan prestasinya sebagaimana yang

ditentukan. Kondisi ini disebabkan kontraktor pelaksana yang menjadi rekanan dalam

penunjukan langsung hanya melakukan pembangunan seadanya dan mencari

keuntungan sebanyak-banyaknya. Hal ini dapat dilihat dari proyek baik proyek

bangunan maupun jalan di Provinsi NAD yang dibangun dengan asal-asalan. Hal

ini dibuktikan dengan seringnya terjadi kegagalan bangunan akibat wanprestasi dari

pelaksana jasa.

Berdasarkan penelitian pada Deputi Perumahan dan Permukiman BRR NAD-

NIAS diketahui bahwa dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan

perumahan akibat bencana gempa dan tsunami juga dilakukan penunjukan langsung

terhadap penyedia jasa. Pada tahun 2005 telah dilakukan penunjukan langsung

kepada 5 (lima) kontraktor pelaksana pembangunan rumah 214 unit Type 36 di

Kabupaten Aceh Besar yang kesemuanya berakibat pada terjadinya kegagalan

bangunan sehingga merugikan pengguna jasa.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 22: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Hal ini seperti yang dilakukan oleh PT. Aceh Setia Abadi membangun 37

(tiga puluh tujuh) unit berlokasi di Kecamatan Lhoknga; PT. Putra Sinar Desa

membangun 80 (delapan puluh) unit berlokasi di Kecamatan Leupung; CV. Putera H-

Dua membangun 17 (tujuh belas) unit berlokasi di Kecamatan Baitussalam; PT. Jasa

Mandiri membangun 40 (empat puluh) unit berlokasi di Kecamatan Baitussalam; PT.

Jasa Adek membangun 40 (empat puluh) unit berlokasi di Kecamatan Peukan Bada.

Kelima kontraktor pelaksana tersebut tidak mampu menyelesaikan

pembangunan perumahan dilokasi proyek yang dibangun mereka masing-masing

sebagaimana ditentukan dalam kontrak dengan pengguna jasa pemborongan. Setelah

jangka waktu pembangunan habis, kontraktor pelaksana yang dipilih melalui

penunjukan langsung tersebut hanya melaksanakan pekerjaan awal saja. Sebagian

besar rumah telah ditempati oleh pemiliknya namun kondisi rumah tersebut seperti

fasilitas listrik, air bersih dan jalan serta saluran belum ada, oleh karena itu pemilik

berinisiatif untuk mengurus sendiri.

Selain daripada tersebut diatas terdapat dua perusahaan yang melakukan hal

yang sama adalah CV. Ranup Lampuan membangun 30 (tiga puluh) unit berlokasi di

Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar dan CV. Fakta Utama Jaya membangun

13 (tiga belas) Unit rumah yang berlokasi di Desa Lambaro Najid, Kecamatan Peukan

Bada Kabupaten Aceh Besar. Kedua penyedia jasa tersebut sudah lama tidak ada

kegiatan dan dibiarkan proyek terlantar begitu saja tanpa ada pemberitahuan pada

pihak pengguna jasa, ketika dikonfirmasi kepada penyedia jasa mereka malah tidak

ada tanda-tanda untuk memulai kembali pengerjaannya dan dianggap angin lalu saja,

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 23: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

yang selanjutnya berakibat pemutusan kontrak oleh pengguna jasa, tidak hanya itu

kasus tersebut sudah diperkarakan ke pengadilan oleh pengguna jasa dalam hal

Satuan Kerja Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kabupaten Aceh Besar.

Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan penunjukan langsung

juga dapat menimbulkan kegagalan bangunan akibat pemilihan yang dilakukan tidak

melalui prosedur dan pengawasan yang ketat. karena pengguna jasa dalam hal ini

bidang Pengawasan BRR memprioritaskan kontraktor lokal yang mengerjakan

proyek tersebut, padahal kalau dilihat dari segi kualitas maupun kemampuannya

melaksanakan pekerjaan jauh dari kriteria atau prosedur yang telah ditetapkan,

demikian juga situasi dan kondisi masyarakat pada saat itu menjadi salah satu

pertimbangan pihak BRR untuk menyerahkan proyek perumahan tersebut untuk

dikerjakan sampai selesai meskipun tidak sesuai dengan prosedur dan pengawasan

yang seharusnya dilakukan.2

Peraturan mengenai hukum perjanjian tercantum dalam buku III KUHPerdata

yang berjudul Perikatan. Memang antara perjanjian dengan perikatan mempunyai

hubungan yang sangat erat, hal ini dapat diketahui dari isi Pasal 1233 Kitab Undang-

undang Hukum Perdata yang menunjukkan bahwa perjanjian merupakan sumber

perikatan di samping undang-undang.

                                                            

2 Adjar Sabdo Budi, Inspektur II Deputi Pengawasan BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 27 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 24: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Perjanjian pemborongan bangunan termasuk ke dalam perjanjian

pemborongan pekerjaan yang merupakan bagian penting dari hukum perjanjian.

Dalam hukum perjanjian dikenal istilah perjanjian umum dan perjanjian khusus.

Perjanjian khusus biasanya disebut juga perjanjian bernama.

Dengan istilah perjanjian khusus atau disebut juga perjanjian bernama

maksudnya adalah perjanjian yang telah mempunyai nama-nama sendiri. Jadi jenis

perjanjian ini telah mempunyai nama tersendiri yang diberikan oleh pembuat undang-

undang berdasarkan tipe-tipe atau bentuk-bentuk yang banyak terjadi sehari-harinya.

Perjanjian pemborongan pekerjaan adalah termasuk salah satu dari jenis

perjanjian khusus tersebut. Oleh sebab itu dalam menguraikan pengertian perjanjian

pemborongan pekerjaan secara bersama ada baiknya terlebih dahhulu diuraikan pula

perjanjian. Mengenai definisi perjanjian, Pasal 1313 KUHPerdata menyebutkan

“Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan yang dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan diri dengan satu orang atau lebih”. Selain itu, juga perlu ditelaah

beberapa pendapat para sarjana.

Menurut Sri Soedewi Masjchun Sofwan, pengertian perjanjian itu adalah

suatu perbuatan hukum dimana seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

seseorang ataupun lebih.3 Wirjono prodjodikoro, juga mengartikan perjanjian sebagai

suatu perbuatan hukum mengenai harta kekayaan antara dua pihak dalam mana pihak

yang satu berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal dan pihak yang

                                                            

3 Sofwan, Sri Soedewi Masjchun, Kumpulan Kuliah Hukum Perdata, Yayasan Gajah Mada, Yogyakarta, 1972 hal.18

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 25: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

lain berhak menuntut.4 Sedangkan menurut Subekti, perjanjian adalah peristiwa

dimana seseorang berjanji kepada seseorang lain atau dimana orang itu saling berjanji

untuk melaksanakan suatu hal.5

Dengan demikian jelaslah bagi kita tentang pengertian perjanjian tersebut

yaitu suatu perbuatan hukum dimana seorang atau lebih mengikatkan dirinya atau

berjanji terhadap seorang atau lebih untuk melaksanakan sesuatu hak tertentu yang

meletakkan hak pada satu pihak dan kewajiban pada pihak lain.

Berkenaan dengan perjanjian pemborongan pekerjaan sebagaimana yang telah

disebutkan terlebih dahulu adalah termasuk jenis perjanjian khusus atau perjanjian

bernama, diatur dalam Buku III, Bab VII a, Pasal 1601 b dan dari Pasal 1604-1616

KUH Perdata. Pengertian perjanjian pemborongan pekerjaan tersebut oleh pasal 1601

b disebutkan: “Pemborongan pekerjaan adalah suatu persetujuan yang dengan mana

pihak yang satu, si pemborong, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu

pekerjaan bagi pihak yang lain, pihak yang memborongkan, dengan menerima suatu

harga yang telah ditentukan”.

Dari bunyi Pasal 1601 b KUHPerdata tersebut dapat ditafsirkan bahwa

pengertian perjanjian pemborongan pekerjaan adalah suatu perjanjian antara

seseorang atau badan hukum (pihak yang memborongkan pekerjaan) dengan

seseorang atau badan usaha lain (si pemborong) dimana pihak pertama menghendaki

atau mengharapkan hasil pekerjaan tertentu yang telah diberikannya dan telah

                                                            

4 R. Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perdata, Bale, Bandung, 1986, hal.9 5 R. Subekti, Hukum Perjanjian, Inter Masa, Jakarta, 1979, hal.1

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 26: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

disanggupi untuk diadakan oleh pihak lain atas pembayaran sejumlah uang tertentu

sebagai harganya.6

Oleh karena itu hal terpenting yang perlu diperhatikan bagi tiap-taip orang

yang membuat atau mengadakan suatu perjanjian adalah apapun yang telah

diperjanjikannya secara sah berdasarkan hukum harus dilakukan dengan itikad baik

sebagai hukum bagi mereka (Pasal 1338 ayat (1) dan (3) Kitab Undang-undang

Hukum Perdata).

Menurut A, Meliala Qirom Samsudin, bahwa:

Itikad baik dalam pengertian yang subjektif dapat diartikan sebagai kejujuran seseorang dalam melakukan sesuatu perbuatan hukum yaitu apa yang terletak pada sikap batin seseorang pada waktu diadakan perbuatan hukum, sedangkan itikad baik dalam pengertian yang objektif maksudnya bahwa pelaksanaan suatu perjanjian itu harus didasarkan pada norma kepatuhan atau apa-apa yang dirasakan sesuai dengan yang patut dalam masyarakat.7

Dengan demikian dalam membuktikan adanya itikad baik dalam suatu

perjanjian adalah apabila pada saat membuat perjanjian adanya kejujuran dari kedua

belah pihak, dan pada tahap pelaksanaan perjanjian itikad baik itu ditunjukkan oleh

kepatuhan dan kebiasaan.

Adapun yang dimaksud dengan perjanjian pengadaan jasa konstruksi menurut

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 adalah suatu perjanjian antara dua pihak yang

pengguna jasa konstruksi dan penyedia jasa konstruksi untuk melaksanakan sesuatu

pekerjaan berupa pembangunan suatu objek tertentu dengan ongkos tertentu pula.                                                             

6 R. Wirjono Prodjodikoro, Op.Cit, hal.19 7 Qirom Syamsuddin Meliala.A, Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya,

Liberty, Yogyakarta, 1995, hal.2

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 27: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Menurut syarat-syarat perjanjian pemborongan yang ditetapkan Direktorat

Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia Pasal 1 butir j bahwa:

“Pengertian perjanjian pemborongan bangunan atau kontrak adalah suatu perjanjian

tertulis sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku antara pemilik dan kontraktor

meliputi segala aspek pelaksanaan pekerjaan”.

Khusus bagi perjanjian pemborongan bangunan yang melibatkan pemerintah

sebagai salah satu pihak, peraturan Hukum Administrasi juga berlaku dalam

pembuatan dan pelaksanaan pemborongan bangunan. Dengan demikian dapatlah

dinyatakan bahwa perjanjian pemborongan bangunan di samping tunduk kepada

Hukum Perdata (hukum privat) juga tunduk kepada ketentuan-ketentuan Hukum

Administrasi Negara (hukum publik). Ketentuan Hukum Perdata mengatur tentang

hak dan kewajiban para pihak sedangkan ketentuan hukum publik mengatur soal-soal

teknis/administrasi.

Menurut Sri Soedewi Masjchun Sofwan bahwa pengaturan standar tersebut

selain berlaku bagi perjanjian pemborongan bangunan mengenai pekerjaan berlaku

bagi pemborong bangunan oleh pihak swasta.8

Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa perjanjian telah terjadi pada saat

persetujuan itu disepakati. Dalam hal ini jelaslah persetujuan merupakan hal yang

utama karena setiap pihak yang membuat perjanjian/kontrak telah memikirkan

                                                            

8 Sofwan, Sri Soedewi Masjchun, Hukum Bangunan Perjanjian Pemborongan Bangunan. Liberty, Yogyakarta, 1982, hal.5

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 28: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

tentang hak yang akan diperoleh sebagai keuntungan baginya dan kewajiban sebagai

beban prestasi yang harus dilaksanakan.

Selanjutnya, dapat dilihat pula pendapat Djumialdji tentang kontrak kerja

konstruksi yang mengatakan bahwa “Kontrak kerja konstruksi adalah suatu

persetujuan dengan mana pihak yang satu, si pemborong, mengikatkan diri untuk

menyelenggarakan suatu pekerjaan, sedangkan pihak yang lain, yang memborong,

mengikatkan diri untuk membayar suatu harga ditentukan”.9

Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa :

1. Pihak yang membuat perjanjian pemborongan atau dengan kata lain yang terkait dalam perjanjian pemborongan disebut yang memborongkan (bouwheer/aanbestender), sedangkan pihak kedua disebut pemborong/kontraktor/ rekanan/pelaksana (annemer).

2. Objek perjanjian pemborongan adalah pembuatan suatu karya (het maken van werk).10

Dalam pelaksanaannya kontrak kerja konstruksi dibuat dalam bentuk

dokumen yang dikenal dengan dokumen kontrak kerja konstruksi. Dokumen tersebut

yang merupakan surat-surat yang berkaitan dengan kegiatan konstruksi termasuk

mengenai susunan (model, letak) dari suatu bangunan yang dijadikan objek kontrak.

                                                            

9 Djumialdji FX, Hukum Bangunan (dasar-dasar hukum dalam Proyek dan sumber Daya Manusia), Rineka Cipta, Jakarta, 1995, hal.4

10 Ibid.,hal.5

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 29: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

H.S. Salim mengatakan bahwa di dalam suatu dokumen kontrak jasa

konstruksi memuat atau meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Surat perjanjian yang ditandatangani oleh pengguna jasa dan penyedia jasa; 2. Dokumen lelang, yaitu dokumen yang disusun oleh pengguna jasa yang

merupakan dasar bagi penyedia jasa untuk menyusun usulan atau penawaran untuk melaksanakan tugas yang berisi lingkup tugas dan persyaratannya (umum dan khusus, teknis dan administrasi, kondisi kontrak);

3. Usulan atau penawaran, yaitu dokumen yang disusun oleh penyedia jasa berdasarkan dokumen lelang yang berisi metode, harga penawaran, jadwal waktu, dan sumber daya;

4. Berita acara yang berisi kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa selama proses evaluasi usulan atau penawaran oleh pengguna jasa antara lain klarifikasi atas hal-hal yang menimbulkan keraguan;

5. Surat pernyataan dari pengguna jasa yang menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan.11 Hubungan hukum merupakan hubungan antara pengguna jasa dan penyedia

jasa yang menimbulkan akibat hukum dalam bidang konstruksi. Akibat hukum, yaitu

timbulnya hak dan kewajiban di antara para pihak. Momentum timbulnya akibat itu

adalah sejak ditandatangani kontrak konstruksi oleh pengguna jasa dan penyedia

jasa.12

Dengan demikian, dapat dikemukakan unsur-unsur yang harus ada dalam

kontrak konstruksi yaitu :

1. Adanya subjek, yaitu pengguna jasa dan penyedia jasa;

2. Adanya objek, yaitu konstruksi;

                                                            

11 Salim, HS., H., Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hal. 90.

12 Ibid.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 30: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

3. Adanya dokumen yang mengatur hubungan antara pengguna jasa dan penyedia

jasa.13

Di dalam Blacklaws Dictionary, Contract construction, is : Type of contract in which plans and specification for construction are made a part of the contract it self and commonly it secured by performance and payment bonds to protect both subcontractor and party for whom building is being constructed. Artinya, kontrak konstruksi adalah suatu tipe perjanjian atau kontrak yang merencanakan dan khusus untuk konstruksi yang dibuat menjadi bagian dari perjanjian itu sendiri. Kontrak konstruksi itu pada umumnya melindungi kedua subkontraktor dan para pihak sebagai pemilik bangunan sebagai dasar dari perjanjian tersebut.14

Unsur-unsur kontrak konstruksi yang tercantum dalam definisi di atas adalah

(a) adanya kontrak; (b) perencanaan; (c) pembangunan; dan (d) melindungi

subkontraktor dan pemilik bangunan.15

Berdasarkan pengertian di atas, maka bila dilihat dari segi objek yang

diperjanjikan, perjanjian atau kontrak jasa konstruksi terdapat persamaan dan

perbedaan dengan perjanjian kerja dan perjanjian melakukan jasa. Persamaannya,

dimana sama-sama menyebutkan pihak yang satu setuju melaksanakan pekerjaan bagi

pihak lainnya dengan pembayaran tertentu. Sedangkan perbedaan pada perjanjian

kerja terdapat hubungan kedinasan antara bawahan dan atasan antara buruh dan

majikan. Pada kontrak kerja konstruksi tidak terdapat hubungan yang demikian,

melainkan penyedia jasa melaksanakan pekerjaan secara mandiri.

                                                            

13 Ibid, hal. 91 14 Loc.cit 15 Loc.cit

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 31: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Selanjutnya dalam melaksanakan kontrak kerja konstruksi juga tidak terlepas

dari ketentuan syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-

undang Hukum Perdata sebagai patokan yang berlaku umum untuk semua jenis dan

bentuk perjanjian baik yang telah ada maupun yang akan ada. Dengan lain perkataan

merupakan ketentuan yang mengatur syarat-syarat agar kedua belah pihak yang

mengadakan janji dapat dinyatakan telah mengadakan perjanjian.

B. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah bentuk-bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan kontrak kerja

konstruksi pada Satuan Kerja Perumahan dan Permukiman (Satker Perkim) Badan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-NIAS?

2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi dalam

pelaksanaan kontrak kerja konstruksi melalui penunjukan langsung?

3. Bagaimanakah akibat hukum wanprestasi dalam pelaksanaan kontrak kerja

konstruksi pada Satuan Kerja Perumahan dan Permukiman (Satker Perkim) Badan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-NIAS?

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 32: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan kontrak kerja

konstruksi pada Satuan Kerja Perumahan dan Permukiman (Satker Perkim) Badan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-NIAS.

2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi dalam

pelaksanaan kontrak kerja konstruksi melalui penunjukan langsung.

3. Untuk mengetahui akibat hukum wanprestasi dalam pelaksanaan kontrak kerja

konstruksi pada Satuan Kerja Perumahan dan Permukiman (Satker Perkim) Badan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-NIAS.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih

lanjut untuk melahirkan berbagai konsep ilmiah yang pada gilirannya

memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam

bidang hukum kontrak.

2. Secara praktis, penulis juga berharap bahwa tulisan ini akan bermanfaat bagi

masyarakat umumnya dan praktisi khususnya.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 33: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

E. Keaslian Penelitian

Sepanjang informasi dan penelusuran kepustakaan yang dilakukan di

lingkungan Universitas Sumatera Utara, ada penelitian atas nama Desi Helfira yang

berjudul “Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Dalam Pelaksanaan Pembangunan

Perumahan Oleh BRR dan Non-Government Organization (NGO) Bagi Korban

Bencana Alam Gempa Bumi Dan Tsunami (Studi Pada Kecamatan Kuta Alam Kota

Banda Aceh) yang membahas tentang bentuk dan isi perjanjian pemborongan yang

dilakukan oleh BRR dan Non-Government Organization (NGO) terhadap

pembangunan perumahan bagi korban Gempa Bumi dan Tsunami dan Pelaksanaan

Perjanjian Pemborongan Pembangunan Perumahan Bagi Korban Bencana serta

Perilaku Penerima Rumah Bantuan Terhadap Pembangunan Rumah, Jadi berbeda

permasalahannya. karena penelitian ini berjudul “Wanprestasi Dalam Pelaksanaan

Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar

Oleh BRR NAD –NIAS”, belum pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya,

sehingga penelitian ini adalah asli dan dapat penulis pertanggungjawabkan.

F. Kerangka teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Kontrak jasa konstruksi adalah perjanjian pemborongan sebagai suatu

kesepakatan antara pemilik proyek (pengguna jasa) dengan pelaksana

pekerjaan (penyedia jasa), untuk membangun suatu konstruksi dalam hal ini

bangunan perumahan.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 34: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Penunjukan langsung adalah penetapan pelaksana jasa tanpa melalui

tender atau pelelangan.

Pelaksana jasa konstruksi adalah orang perseorangan atau badan usaha

yang kegiatan usahanya menyediakan jasa layanan jasa konstruksi.

Kegagalan bangunan adalah bangunan yang menjadi objek kontrak

tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati dalam kontrak atau bangunan

yang terlambat diselesaikan.

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Rumah

adalah kebutuhan dasar yang bersifat struktural. Perbaikan mutu hidup

masyarakat yang diwujudkan dalam pembangunan nasional harus diikuti dan

disertai perbaikan perumahan secara seimbang. Perbaikan bukan saja dalam

pengertian kuantitatif, tetapi juga dalam pengertian kualitatif dengan

memungkinkan terselenggaranya perumahan sesuai dengan hakekat dan

fungsinya. Upaya pengadaan perumahan tidak harus diwujudkan dalam

pemilikan tanah, akan tetapi sekurang-kurangnya daapt diwujudkan dalam

mendapatkan kesempatan mempergunakan rumah.

Masalah hunian merupakan kebutuhan dasar manusia dan sebagai hak

bagi semua orang untuk menempati hunian yang layak dan terjangkau (shelter

for All) serta perlunya pembangunan perumahan dan permukiman sebagai

bagian dari proses pembangunan yang berkelanjutan (sustainable

development) dengan mengedepankan strategi pemberdayaan (enabling

strategy) dalam penyelenggaraan pembangunan dan permukiman. Ditambah

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 35: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

dengan deklarasi “Cities Without Slums” yang mengamanatkan pentingnya

upaya perwujudan daerah perkotaan yang bebas dari permukiman kumuh.16

Untuk itu diperlukan partisipasi masyarakat sebagai pelaku utama guna

mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan

berkelanjutan dalam mendukung terbentuknya masyarakat yang mandiri,

produktif dan berjati diri.

Pembangunan perumahan dan permukiman diatur dalam Undang-

undang Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman (LN

Tahun 1992 No.23;TLN No.343669) mulai berlaku tanggal 10 Maret 1992.

Undang-undang ini sebagai Pengganti Undang-undang No. 1 Tahun

1964 Tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 6

Tahun 1962 Tentang Pokok-pokok Perumahan (LN Tahun 1962 No.40;TLN

No.2476) menjadi undang-undang (LN Tahun 1964 No.3;TLN No.2611).

Pembangunan perumahan dan permukiman dilaksanakan melalui

penyediaan rumah sederhana sehat yang diatur dengan Keputusan Menteri

(Kepmen) Kimpraswil No.403/kpts/m/2002 Tentang Pedoman Teknis

Pembangunan Rumah Sederhana Sehat dan Keputusan Menteri (Kepmen)

Kimpraswil No.24/kpts/m/2003 Tentang Pengadaan Rumah Sehat Sederhana

Dengan Fasilitas Subsidi Perumahan.

                                                            

16 Joko Kirmanto, Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP), http//www.kimpraswil.go.id/Ditjen_mukim/ensiklopedia/perumahan/ksnpp.htm.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 36: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Untuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimana dimuat di dalam

Undang-undang Dasar 1945 dilaksanakan pembangunan nasional, yang pada

hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan

seluruh masyarakat Indonesia yang menekankan pada keseimbangan

pembangunan kemakmuran lahiriah dan kepuasan batiniah, dalam suatu

masyarakat Indonesia yang maju dan berkeadilan sosial berdasarkan

Pancasila.

Perumahan dan Permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan

mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta

kepribadian bangsa, dan perlu dibina serta dikembangkan demi kelangsungan

dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Perumahan dan

Permukiman tidak dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan kehidupan semata-

mata, tetapi lebih dari itu merupakan proses bermukim manusia dalam

menciptakan ruang kehidupan untuk memasyarakatkan dirinya, dan

menampakkan jati dirinya.

Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam pembangunan

dan pemilihan setiap pembangunan rumah hanya dapat dilakukan diatas tanah

yang dimiliki berdasarkan hak-hak atas tanah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Namun ada juga yang dilakukan dengan

hak sewa tanah dan tukar bangun, dimana dia hanya menyewa tanah orang

lain untuk selanjutnya dapat didirikan rumah. Dalam hal ini antara rumah dan

tanah terpisah dalam hal sertifikatnya.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 37: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Kebijakan perbaikan permukiman dilakukan melalui pengembangan

konsep Tridaya, yaitu pendayagunaan lingkungan, pemberdayaan sosial dan

pemberdayaan ekonomi. Dengan ketiga pendekatan tadi kelompok miskin

dapat meningkatkan kapasitas mereka untuk memperbaiki secara lebih

mendiri kondisi perumahan dan permukiman mereka.17

Langkah strategis yang perlu dilakukan adalah pembangunan

perumahan untuk miskin, penataan lingkungan permukiman, rehabilitasi

prasarana permukiman, pengembangan forum lintas pelaku sebagai dasar

pemecahan konflik perumahan, pengembangan mekanisme relokasi yang

lebih manusiawi dan pelibatan orang miskin dalam pengadaan perumahan.

2. Konsepsi

Agar tidak terjadi perbedaan pengertian tentang konsep-konsep yang

dipergunakan dalam pengertian ini, maka perlu diuraikan pengertian-

pengertian konsep yang dipakai, yaitu sebagai berikut:

a. Pengertian Perjanjian Pemborongan Dan Konstruksi

Istilah pemborongan dan konstruksi mempunyai keterikatan satu sama

lain. Istilah pemborongan mempunyai cakupan yang lebih luas dari istilah

konstruksi.18 Sebab istilah pemborongan dapat saja berarti bahwa yang

dibangun tersebut bukan hanya konstruksinya (pembangunannya), melainkan

                                                            

17 Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan, http//:www.Yahoo.com 18 Munir Fuady, 1998, Kontrak Pemborongan Mega Proyek, PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung, hal. 12.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 38: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

dapat juga berupa pengadaan barang saja, tetapi dalam teori dan praktek

hukum kedua istilah tersebut dianggap sama terutama jika terkait dengan

istilah hukum/kontrak konstruksi atau hukum/kontrak pemborongan. Jadi

dalam hal ini istilah konstruksi dianggap sama, karena mencakup keduanya

yaitu ada konstruksi (pembangunannya) dan ada pengadaan barangnya dalam

pelaksanaan pembangunan.

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (disingkat

KUHPerdata), perjanjian pemborongan disebut dengan istilah pemborongan

pekerjaan. Menurut Pasal 1601 (b) KUHPerdata, “Perjanjian Pemborongan

adalah perjanjian dengan mana pihak satu (sipemborong), mengikatkan diri

untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak lain (pihak yang

memborongkan), dengan menerima suatu harga yang ditentukan”.

Dari definisi tersebut diatas, undang-undang memandang bahwa

perjanjian pemborongan dan konstruksi tersebut sebagai suatu jenis perjanjian

unilateral, dimana hanya pihak kontraktor (si pemborong) yang mengikatkan

diri dan berprestasi terhadap yang memborongkan. Padahal antara si

pemborong dengan yang memborongkan saling mengikatkan diri dan masing-

masing mempunyai hak dan kewajiban. Kewajiban utama dari pihak

pemborong adalah melaksanakan pekerjaan, sementara kewajiban yang

memborongkan adalah membayar uang borongan (baik dengan sistem fee atau

turn key) atau membiarkan pihak pemborong memungut hasil dari

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 39: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

pekerjaannya atau melakukan hal-hal lain dari perjanjian-perjanjian

pemborongan yang lain lagi.

Perjanjian pemborongan selain diatur dalam KUHPerdata, dan A.V.

1941 singkatan dari “Algemene voorwaarden voorde unitvoening bij

aanneming Van openbore werken in Indonesia”, yang terjemahannya sebagai

berikut: syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan

umum di Indonesia.19 Juga diatur dalam Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999

tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000

tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Ketentuan-ketentuan perjanjian pemborongan di dalam KUHPerdata

berlaku baik bagi perjanjian pemborongan pada proyek-proyek swasta

maupun pada proyek-proyek pemerintah. Perjanjian pemborongan pada

KUHPerdata itu bersifat pelengkap, artinya ketentuan-ketentuan perjanjian

pemborongan dalam KUHPerdata dapat digunakan oleh para pihak dalam

perjanjian pemborongan atau para pihak dalam perjanjian pemborongan dapat

membuat sendiri ketentuan-ketentuan perjanjian pemborongan asal tidak

dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum

dan kesusilaan. Apabila para pihak membuat sendiri ketentuan-ketentuan

                                                            

19 F.X. Djumialdji, 1995, Hukum Bangunan, Dasar-dasar Hukum Dalam Proyek dan Sumber Daya Manusia, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal. 6.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 40: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

dalam perjanjian pemborongan, maka ketentuan-ketentuan dalam

KUHPerdata dapat melengkapi apabila ada kekurangan.

Perjanjian harus dibuat secara tertulis, namun hal ini bukanlah

merupakan hal yang mutlak, karena tanpa dibuat secara tertulis, perjanjian

juga merupakan berlaku sah asal memenuhi persyaratan sahnya perjanjian

yang terdapat dalam Pasal 1320 KUH Perdata yaitu :

1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri;

Maksudnya kedua pihak yang mengadakan perjanjian itu harus

bersepakat mengenai hal-hal yang pokok mengenai perjanjian yang diadakan.

Kedua pihak dalam suatu perjanjian, harus mempunyai kemauan yang bebas

untuk mengikatkan diri, dan kemauan itu harus dinyatakan. Karena

bagaimanapun kuatnya atas besarnya kemauan kita, kalau hanya disimpan

dalam hati saja tanpa diucapkan, maka hal itu tidak mempunyai arti apa-apa.

Tegasnya sesuatu kemauan itu harus diucapkan lebih dahulu baru mempunyai

arti dalam bidang hukum. Pernyataan dapat dilakukan dengan tegas atau

secara diam-diam. Kemauan yang bebas tersebut dianggap tidak ada jika

perjanjian telah terjadi karena paksaan (dwang), kekhilafan (dwaling) atau

penipuan (bedrog).20

                                                            

20 R. Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 1992, cetakan ke-24, hal 135.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 41: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian;

Hal-hal yang berhubungan kecakapan dan kewenangan bertindak

dalam rangka perbuatan untuk kepentingan diri orang perorangan ini diatur

dalam Pasal 1329 sampai dengan Pasal 1331 Kitan Undang-undang Hukum

Perdata. Pasal 1329 Kitab Undang-undang Hukum Perdata menyatakan :

“Setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan-perikatan, jika ia oleh

undang-undang tidak dinyatakan tidak cakap”.

Pada dasarnya setiap orang yang sudah dewasa dan sehat akalnya

adalah cakap dimuka hukum. Kecuali mereka yang disebut dalam Pasal 1330

Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata), yaitu :

1. Orang-orang yang belum dewasa;

2. Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan;

3. Orang perempuan bersuami dalam hal-hal yang ditetapkan dengan

undang-undang dan semua orang kepada siapa undang-undang telah

melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu.21

Menurut Pasal 108 KUH Perdata, seorang perempuan yang bersuami,

untuk mengadakan suatu perjanjian memerlukan izin atau kuasa tertulis dari

suaminya. Namun dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun

1963 tanggal 4 Agustus 1963, maka Pasal 108 dan 110 KUH Perdata yang

                                                            

21 R. Subekti, 1990, Op. Cit.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 42: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

berisi tentang ketidakwenangan seorang perempuan bersuami untuk bertindak

dimuka hukum, dicabut.

Dimana bila ditelaah tentang salah satu isi surat edaran dimaksud

adalah bahwa seorang perempuan yang sudah bersuami atau berada dalam

suatu ikatan perkawinan telah dapat melakukan tindakan hukum dengan bebas

serta sudah dibenarkan menghadap di pengadilan walupun tanpa izin

suaminya. Dan dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan, juga diakui kecakapan seorang perempuan bersuami untuk

melakukan perbuatan hukum. Hal ini terdapat dalam Pasal 31 Undang-undang

Perkawinan, yang menyatakan:

1. Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan

suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam

mayarakat.

2. Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

3. Suami adalah kepala rumah tangga dan isteri ibu rumah tangga.

Disamping kecapakan ada juga ketidak-cakapan dan ketidakwenangan

daam membuat perjanjian. Akibat hukum ketidak-cakapan dan

ketidakwenangan dalam membuat perjanjian ialah bahwa perjanjian yang

telah dibuat dapat dimintakan pembatalannya kepada hakim pengadilan, tetapi

jika pembatalannya tidak dimintakan maka perjanjian itu tetap sah dan

mengikat pihak-pihak yang bersangkutan.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 43: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

3. Mengenai suatu hal tertentu;

Maksudnya bahwa perjanjian itu harus mengenai suatu objek tertentu

yang sekurang-kurangnya harus sudah ditentukan jenisnya. Suatu hal tertentu

tersebut merupakan pokok perjanjian yang berupa prestasi yang harus

dipenuhi dalam suatu perjanjian, dan juga merupakan objek perjanjian.

Prestasi itu haruslah tertentu atau sekurang-kurangnya dapat ditentukan. Hal

ini perlu, untuk menetapkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban kedua belah

pihak jika timbul perselisihan.

Syarat bahwa prestasi itu harus tertentu atau dapat ditentukan, gunanya ialah untuk menetapkan hak dan kewajiban kedua belah pihak jika timbul perselisihan dalam perjanjian. Jika prestai itu kabur, sehingga perselisihan itu tidak dapat dilaksanakan, maka dianggap tidak ada objek perjanjian. Akibat tidak dipenuhinya syarat ini, perjanjian batal demi hukum.22

3. Suatu sebab yang sah.

Maksudnya bahwa isi dari perjanjian atau hal-hal yang dikehendaki

oleh para pihak yang mengadakan perjanjian itu harus merupakan sesuatu

yang tidak dilarang oleh undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.

Sebab adalah suatu yang menyebabkan orang membuat perjanjian, yang mendorong orang membuat perjanjian. Tapi yang dimaksud dengan cause yang halal dalam Pasal 1320 KUH Perdata itu bukanlah sebab dalam arti yang menyebabkan atau yang mendorong orang membuat perjanjian, melainkan sebab dalam arti “isi perjanjian itu sendiri” yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai oleh pihak-pihak.23

                                                            

22 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, alumni Bandung, hal.94 23 Ibid.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 44: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Dua syarat yang pertama disebut syarat-syarat subjektif karena

mengenai pihak-pihak atau subjek yang terdapat dalam suatu perjanjian,

sedangkan dua syarat yang terakhir disebut syarat objektif karena mengenai

perjanjian itu sendiri atau objek hukum yang dilakukan itu.24

Perbedaan antara syarat subjektif dan syarat objektif terletak pada

akibat hukum yang terjadi.

1. Syarat Subjektif

Syarat subjektif adalah sepakat para pihak yang mengikatkan diri dan

kecakapan bertindak dalam bidang hukum yang ditujukan pada orang/subjek

perjanjian. Apabila salah satu syarat subjektif tidak dipenuhi maka perjanjian

dapat dibatalkan, dalam arti bahwa salah satu pihak yang mengadakan

perjanjian tidak cakap/pihak yang memberikan kesepakatan secara tidak bebas

tanpa meminta kepada hakim agar perjanjian dibatalkan karena subjektif tidak

terpenuhi.

2. Syarat Objektif

Syarat objektif adalah suatu hal tertentu dan suatu hal yang halal.

Keduanya dikatakan syarat objektif karena ditujukan pada benda/objek

perjanjian. Apabila salah satu objektif tidak terpenuhi, maka perjanjian

tersebut batal demi hukum, artinya bahwa secara yuridis perjanjian tersebut

                                                            

24 R. Subekti, 1985, Op. Cit, hal. 17.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 45: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

dianggap tidak pernah ada dan pihak yang satu tidak dapat menuntut pihak

yang lain untuk memenuhi prestasinya karena dasar hukumnya tidak ada.

Sehubungan dengan uraian diatas, perlu diperlihatkan bahwa undang-

undang tidak memperdulikan apa yang menjadi sebab orang mengadakan

suatu perjanjian. Tapi yang diperhatikan dan yang diawasi oleh undang-

undang ialah “isi perjanjian itu”, yang menggambarkan tujuan yang akan

dicapai, apakah dilarang undang-undang atau tidak, apakah bertentangan

dengan ketertiban umum atau tidak, apakah bertentangan dengan kesusilaan

atau tidak.

Menurut undang-undang cause atau sebab yang halal itu adalah

apabila tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan

kesusilaan, tidak bertentangan dengan ketertiban umum, sebagaimana

ditegaskan di dalam Pasal 1337 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Saat terciptanya perjanjian ini adalah merupakan suatu hal atau

masalah yang penting dalam hukum perjanjian demi terciptanya suatu

kepastian hukum yang diharapkan oleh pihak-pihak khususnya. Untuk itu para

ahli telah menciptakan beberapa teori tentang terciptanya perjanjian.

Selalu dipertanyakan saat-saat terjadinya perjanjian antara pihak

mengenai hal ini ada beberapa ajaran, yaitu :

1. Teori kehendak (wilstheori) mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada

saat kehendak pihak penerima dinyatakan, misalnya dengan menulis surat.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 46: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

2. Teori pengiriman (verzendtheori) mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi

pada saat kehendak dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang menerima

tawaran.

3. Teori pengetahuan (vernemingstheori) mengajarkan bahwa pihak yang

menawarkan seharusnya sudah mengetahui bahwa tawarannya diterima.

4. Teori kepercayaan (vertrouwenstheori) mengajarkan bahwa kesepakatan

itu terjadi pada saat pernyataan kehendak itu dianggap layak diterima oleh

pihak yang menawarkan.25

Mengenai ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Presiden Nomor 24

tahun 2002, perjanjian pemborongan berlaku bagi perjanjian pemborongan

pada proyek-proyek pemerintah, tetapi bagi perjanjian pemborongan pada

proyek-proyek swasta tidak menutup kemungkinan untuk memberlakukan

ketentuan-ketentuan tersebut. Sedangkan ketentuan Undang-undang Nomor

18 Tahun 1999, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 dan Keputusan

Presiden Nomor 42 tahun 2002 tersebut bersifat memaksa atau dengan kata

lain tidak boleh dilanggar, terutama bagi perjanjian pemborongan pada

proyek-proyek pemerintah.

4. Pengertian Perumahan

Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia setelah pangan dan

sandang. Selain berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan alam atau

                                                            

25 Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Bisnis, Eresco, Jakarta, 1997, hal 98.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 47: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

cuaca dan makhluk lainnya, rumah juga memiliki peran sosial budaya sebagai

pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya dan nilai kehidupan, penyiapan

generasi muda, dan sebagai manifestasi jatidiri. Dalam kerangka hubungan

ekologis antara manusia dan lingkungan permukimannya maka terlihat bahwa

kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang sangat dipengaruhi

oleh kualitas perumahan dan permukiman dimana masyarakat menempati

tempat tinggalnya.26

Perumahan dan permukiman merupakan yang seutuhnya. Selain

sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, perumahan dan permukiman,

“papan” juga berfungsi strategis di dalam mendukung terselenggaranya

pendidikan keluarga, persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi

akan datang yang berjatidiri. Indonesia yang memiliki kesadaran untuk selalu

menjalin hubungan dengan sesama manusia, lingkungan tempat tinggalnya

serta senantiasa mengingat akan Tuhannya.

Rumah tinggal merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan

manusia. Setiap keluarga pasti membutuhkan rumah untuk kelangsungan

hidup dan kehidupannya, rumah juga sebagai wadah kegiatan keluarga, rumah

berperan besar dalam membentuk kebahagian dan kesejahteraan manusia

sebagai individu, keluarga dan masyarakat.

                                                            

26 Eko Budi Hardjo, 1998, Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Perkotaan, Gajahmada Univrsity Press, Yogyakarta,hal.20

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 48: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Pada tahap awal pembangunan perumahan bagi rakyat, rumah dilihat

sebagai barang konsumtif yang bersifat fasif dan statis semata, karena dahulu

rumah tidak begitu dianggap penting, namun kemudian bahwa rumah disadari

sebagai kebutuhan sosial dan bahkan dapat berperan sebagai alat atau

instrumen pembangunan yang aktif dan dinamis, maka perumahan telah

membawa fungsi yang lebih luas bukan saja sekedar untuk pengadaan papan

saja, melainkan untuk menggairahkan semangat membangun, menumbuhkan

motivasi untuk kegiatan swadaya masyarakat.

Kebutuhan akan rumah mewah pada mulanya tidak begitu penting,

karena rumah dilihat sebagai barang konsumtif yang bersifat fasif dan statis

semata, pembangunannya dilakukan secara tradisional seimbang dengan iklim

dan suhu. Tipe perumahan disesuaikan dengan adat istiadat serta kebudayaan

dan bahan-bahan pembangunan setempat.27

Perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat memunculkan

kecenderungan untuk membangun rumah-rumah dengan dinding batu merah

dan batako yang biasanya mencerminkan kedudukan sosial penghuninya.

Keadaan tersebut membuat masalah perumahan dan permukiman menjadi

sangat penting, sebab perhatian akan ditujukan terhadap banyaknya dan

kualitas perumahan.

                                                            

27 Heinz Frick, 1995, Rumah Sederhana Kebijaksanaan Perencanaan dan konstruksi, Kanisius, Jakarta, hal. 10.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 49: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang perumahan

dan permukiman dalam Pasal 1 angka 1 di sebutkan bahwa “rumah adalah

bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

pembinaan keluarga”, selanjutnya dalam Pasal 1 angka 2 Undang-undang

Nomor 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman dan Pasal 1 angka

9 Peraturan Pemerintah Republik indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Perusahaan Umum (Perum) Pembangunan Perumahan Nasional disebutkan

bahwa “Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan

prasarana dan sarana lingkungan”.

Berdasarkan Pasal 5 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang

perumahan dan permukiman, disebutkan bahwa:

(1) Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan/atau memiliki

rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.

(2) Setiap warga negara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk

berperan serta dalam pembangunan perumahan dan permukiman.

Menurut Hayward mengemukakan bahwa konsep tentang rumah

adalah sebagai berikut:

a. Rumah sebagai pengejewantahan jati diri yaitu rumah sebagai simbol dan pencerminan tata nilai selera pribadi penghuninya.

b. Rumah sebagai wadah keakraban yaitu rasa memiliki, kebersamaan, kehangatan, kasih dan rasa aman.

c. Rumah sebagai tempat menyendiri dan menyepi yaitu rumah disini dan merupakan tempat kita melepaskan diri dari dunia luar, dari tekanan dan ketegangan dari kegiatan rutin.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 50: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

d. Rumah sebagai akar kesinambungan yaitu rumah dilihat sebagai tempat untuk kembali pada akar dan menumbuhkan rasa kesinambungan dalam proses masa depan.

e. Rumah sebagai wadah kegiatan utama sehari-hari. f. Rumah sebagai pusat jaringan sosial. g. Rumah sebagai struktur fisik.28

G. Metode Penelitian

Sebagai sebuah penelitian ilmiah, maka rangkaian kegiatan penelitian mulai

dari pengumpulan data sampai pada analisis data dilakukan dengan memperhatikan

kaidah-kaidah penelitian ilmiah, sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dari judul dan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka

penelitian ini bersifat deskriptif analitis. sifat penelitian deskriptif29 adalah

bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala

atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu atau untuk

menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam

masyarakat. jenis penelitian yang diterapkan adalah memakai pendekatan

gabungan antara juridis normatif dan pendekatan yuridis sosiologis yang

didukung oleh data primer dan data sekunder. penggunaan pendekatan yuridis

                                                            

28 Hayward, P.G. Home as an Enviromental and psychological concept, 1987:3, lihat Eko Budihardjo, 1994, Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Perkotaan, Gajahmada University, Yogyakarta, hal. 55.

29 C.F.G. Sunaryati Hartono, 1994, Penelitian Hukum Di Indonesia, Abad ke-20, Penerbit Alumni, Bandung, hal. 81.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 51: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

normatif30 dimaksudkan adalah pendekatan untuk mengetahui masalah dan cara

melihat dari segi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan wanprestasi

terhadap pelaksanaan kontrak kerja konstruksi melalui penunjukan langsung, dan

perjanjian diatur dalam buku III KUHPerdata yang berjudul perikatan. sedangkan

pendekatan yuridis sosiologis31 dimaksudkan untuk mengetahui implementasi

penegakan hukum dan mencari serta mengambil fakta dari melihat kenyataan

secara langsung terhadap kontrak kerja konstruksi dan segala akibat hukumnya.

Adapun penelitian yuridis sosiologis ini menggunakan data sekunder.

Penelitian hukum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penelitian hukum

normatif atau penelitian hukum doktrinal yang condong bersifat (kualitatif tidak

berbentuk angka) berdasarkan data sekunder dan penelitian hukum sosiologis atau

non dokrtrinal yang condong bersifat kuantitatif (berbentuk angka), berdasarkan

data primer. Data primer ialah data yang langsung diperoleh dalam bentuk yang

sudah jadi, berupa publikasi/laporan. Penelitian hukum normatif sering disebut

studi hukum dalam buku (law in books), sedangkan penelitian hukum sosiologis

disebut studi hukum dalam aksi/tindakan (law in action). Disebut demikian,

karena penelitian menyangkut hubungan timbal balik antara hukum dan lembaga-

                                                            

30 Roni Hanitijo Soemitro, 1980, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Semarang, hal. 11.

31 Ibid, hal. 31. Perhatikan Bagir Manan, 1999, Penelitian di Bidang Hukum, Jurnal Hukum Puslitbangkum, diterbitkan oleh Puslitbangkum, Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor Perdana: I, Bandung, hal. 4, yang menyatakan bahwa penelitian yuridis sosiologis adalah penelitian yang mengkaji korelasi antara kaedah hukum dengan lingkungan tempat hukum itu berlaku, korelasi ini dapat dilihat dalam kaitan pembuatan atau penerapan hukum. 

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 52: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

lembaga sosial lain, jadi merupakan studi sosial yang non doktrinal, bersifat

empiris, artinya berdasarkan data yang terjadi di lapangan.32

2. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul tesis yaitu “Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak

Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung”, maka lokasi penelitian

ditetapkan di Kabupaten Aceh Besar. Alasan dan pertimbangan lokasi penelitian

ini adalah berdasarkan hasil pengamatan bahwa di wilayah tersebut ditemukan

adanya kontrak jasa konstruksi yang mengalami kegagalan bangunan akibat

penunjukan langsung pelaksana jasa.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Semua kontraktor atau penyedia jasa konstruksi yang membangun

perumahan dan permukiman Type 36 Korban Gempa bumi dan Tsunami di

Kabupaten Aceh Besar, Pada tahun 2005 Pelaksanaan Program yang bersumber

dari dana APBN dilakukan secara cermat dengan mengacu pada Keputusan

Presiden Nomor 80 tahun 2003. Saat ini tercatat sebanyak 20 perusahaan kontrak

kerja konstruksi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. dari 20

perusahaan tersebut, diambil secara acak 5 (lima) perusahaan, yaitu PT. Aceh

Setia Abadi, PT. Putera Sinar Desa, CV. Putera H-Dua, PT. Jasa Adek, dan PT.

Jasa Mandiri.

                                                            

32 J. Supranto, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Rineka Cipta, Jakarta, Cetakan Pertama, 2003, hal. 2-3.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 53: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

4. Sumber Data

a. Data Sekunder

Sebagai data sekunder dalam penelitian ini adalah bahan dasar penelitian

hukum normatif dari sudut kekuatan mengikatnya dibedakan atas bahan hukum

primer, sekunder dan tertier.33

(1) Bahan hukum primer terdiri dari peraturan Perundang-undangan yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu:

(a) Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi (UUJK);

(b) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2002 Tentang

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

(c) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 dan

perubahan keempat Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2006 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Kitab

Undang-undang Hukum Perdata;

(d) Kontrak-kontrak dari dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR)

NAD-NIAS.

(2) Bahan hukum sekunder, seperti buku-buku, teori-teori, rancangan undang-

undang, yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, artikel-artikel, tulisan-

                                                            

33 Bahan hukum Primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat, yakni norma (dasar) atau kaidah dasar, peraturan dasar dan peraturan perundang-undangan. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. Selanjutnya bahan hukum tertier adalah yang memberikan petunjuk ataupun penjelasan terhadap bahan-bahan hukum primer dan sekunder, lihat Soejono soekanto dan Sri Mamudji, 1986, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali, Jakarta, hal. 14-15.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 54: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

tulisan,jurnal-jurnal, makalah-makalah, hasil-hasil penelitian, hasil-hasil

seminar atau pertemuan ilmiah lainnya dari kalangan pakar hukum;

(3) Bahan hukum tertier atau bahan hukum penunjang yang mencakup bahan

yang memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer

dan sekunder, serta bahan-bahan primer, sekunder dan tertier (penunjang)

diluar bidang hukum. Seperti dari bidang sosiologi, teknik, filsafat dan lainnya

yang dipergunakan untuk melengkapi atau menunjang data penelitian. Surat

kabar, majalah mingguan dan juga situs-situs internet juga menjadi sumber

bahan bagi penulisan tesis ini, sepanjang surat kabar, majalah mingguan dan

situs-situs internet tersebut memuat informasi yang relevan terhadap penulisan

tesis ini.

b. Data Primer

Data primer diperoleh dari penelitian dilapangan dengan menggunakan

metode wawancara, wawancara yang dilakukan dimaksudkan untuk mengetahui

lebih mendalam keadaan dan sikap narasumber terhadap pelaksanaan Kontrak

Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung, serta untuk menjawab

permasalahan yang ada.

5. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh hasil yang objektif dan dapat dipertanggung jawabkan

secara ilmiah, maka dalam penelitian tesis ini dipergunakan metode pengumpulan

data sebagai berikut:

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 55: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghimpun data yang

berasal dari kepustakaan, berupa buku-buku atau literatur, jurnal ilmiah,

majalah-majalah, peraturan perundang-undangan yang ada hubungannya

dengan masalah yang diteliti serta tulisan-tulisan yang terkait dengan Kontrak

Kerja Konstruksi.

b. Penelitian Lapangan (Field Risearch)

Penelitian lapangan ini dimaksudkan untuk memperoleh data primer

yang berkaitan dengan materi penelitian.

Metode yang digunakan yaitu wawancara (indepth interview) secara

langsung kepada responden34 dan informan35 dengan menggunakan pedoman

wawancara yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Yang dijadikan

responden yaitu:

1. Divisi Perumahan dan Permukiman BRR NAD – NIAS 2 (dua) Orang;

2. Bidang Layanan Hukum BRR NAD-NIAS 2 (dua) orang

3. Pengguna Jasa Konstruksi 2 (dua) orang;

4. Penyedia Jasa Konstruksi 5 (lima) orang;

                                                            

34 Herman Warsito, 1997, Pengantar Metodologi Penelitian, Buku Panduan Mahasiswa, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 71, menyatakan responden merupakan pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawan semua pertanyaan.

35 Burhan Ashshofa, 2001, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 4, menyebutkan informasi adalah sumber informasi untuk pengumpulan data. Informan juga dapat didefinisikan sebagai orang yang dianggap mengetahui dan berkompeten dengan masalah objek penelitian.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 56: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Di samping responden di atas, untuk melengkapi data primer ini juga

dikumpulkan data melalui wawancara dengan beberapa informan, yaitu:

1. Bidang Pengawasan BRR NAD – NIAS 3 (tiga) orang;

2. Biro HUMAS/Juru Bicara BRR NAD-NIAS 2 (dua) orang;

3. Biro HUMAS dan HUKUM Pemerintah Aceh 1 (satu) orang;

4. Masyarakat Korban Bencana 3 (tiga) orang.

6. Alat Pengumpulan Data

Berdasarkan metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini,

maka alat pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Studi Dokumen yaitu dengan meneliti dokumen-dokumen dan kontrak-

kontrak konstruksi. Dokumen ini merupakan sumber informasi yang penting.

2. Pengamatan (observasi) dengan alat-alat (check List). Pengamatan ini

dipergunakan dengan tujuan untuk menambah kejelasan yang jujur yang jujur

dan seksama atau suatu situasi tertentu sehingga mendapatkan perimbangan

sejumlah data yang objektif.

3. Wawancara36 dengan menggunakan pedoman wawancara (interview quide).37

Alat pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini adalah

dokumen dan bahan pustaka serta dari hasil wawancara. Bahan pustaka yang                                                             

36 Herman Warsito, Loc. Cit, yang menyatakan wawancara merupakan alat pengumpulan data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu pewawancara (interviewer), responden (interview) informasi dalam wawancara, yaitu pewawancara (interviewer), responden (interview) pedoman wawancara dan situasi wawancara.

37 Ibid, hal. 76, menyatakan pedoman wawancara yang digunakan pewawancara, mengenalkan masalah penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan. Isi pertanyaan yang peka dan tidak menghambat jalannya wawancara.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 57: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

dimaksud terdiri dari bahan hukum primer yaitu peraturan perundang-undangan,

dokumen-dokumen dan teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Sedangkan

penelitian melalui wawancara diperoleh dengan mewawancarai pihak responden

dan informan yang terlibat dalam pelaksanaan kontrak kerja konstruksi di lokasi

penelitian dengan menyusun pedoman wawancara.

7. Analisis Data

Analisis data38 merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian

dalam rangka memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti. Sebelum

analisis dilakukan, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan dan evaluasi terhadap

semua data yang ada untuk mengetahui validitasnya. Untuk selanjutnya diadakan

pengelompokan terhadap data yang sejenis untuk kepentingan analisis dan

penulisan. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode kualitatif. Penarikan

kesimpulan dilakukan dengan menggunakan logika berpikir induktif kepada

logika berpikir deduktif yang dimulai dari hal-hal yang khusus untuk selanjutnya

menarik hal-hal yang umum sebagai kesimpulan, dan dipresentasekan dalam

bentuk deskriptif.                                                             

38 Bambang Waluyo, 1996, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, hal. Hal 76-77, menyatakan terhadap data yang sudah terkumpul dapat dilakukan analisis kualitatif apabila: 1) Data yang terkumpul tidak berupa angka-angka yang dapat dilakukan pengukurannya, 2) Data tersebut sukar diukur dengan angka, 3) Hubungan antara variabel tidak jelas, 4) Sample lebih bersifat non probabilitas, 5) Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan pengamatan, 6) penggunaan teori kurang diperlukan bandingkan dengan pendapat Maria S.W. Sumardjono, yang menyatakan bahwa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif tidak harus dipisahkan sama sekali apabila digunakan dengan tepat sepanjang hal itu mungkin keduanya saling menunjang, Lexy Molcong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Resdakarya, Bandung, hal. 103, Bandingkan juga dengan pendapat Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, hal. 66.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 58: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

BAB II

BENTUK-BENTUK WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

A. Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Kontrak Kerja Konstruksi

Dalam setiap perjanjian atau kontrak yang melibatkan dua pihak pastilah

mempunyai hak dan kewajiban. Hak bagi salah satu pihak merupakan

kewajiban/prestasi yang harus dilaksanakan oleh pihak lainnya. Demikian pula dalam

kontrak kerja konstruksi terdapat dua pihak yaitu pengguna jasa dan pelaksana jasa

konstruksi yang masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban sebagaimana telah

diuraikan di atas dan merupakan prestasi yang harus dilaksanakan.

Setelah berlakunya ketentuan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999

mengenai hak dan kewajiban dalam kontrak kerja konstruksi secara jelas ditentukan

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa

Konstruksi, kewajiban pengguna jasa dalam hal ini Pasal 15 menentukan :

Pengguna jasa dalam pemilihan penyedia jasa berkewajiban untuk:

a. Mengumumkan secara luas melalui media masa dan papan pengumuman setiap pekerjaan yang ditawarkan dengan cara pelelangan umum atau pelelangan terbatas;

b. Menertibkan dokumen pelelangan umum, pelelangan terbatas, dan pemilihan langsung secara lengkap, jelas dan benar serta dapat di pahami, yaitu memuat: (1) Petunjuk bagi penawaran; (2) Tata cara pelelangan dan atau pemilihan mencakup prosedur, persyaratan dan kewenangan; (3) Persyaratan kontrak mencakup syarat umum dan syarat khusus dan (4) Ketentuan evaluasi.

c. Mengundang semua penyedia jasa yang lulus prakualifikasi untuk memasukkan penawaran.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 59: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

d. Menertibkan dokumen menunjukkan langsung secara lengkap, jelas, dan benar serta dapat di pahami yang memuat: (1) Tata cara penunjukan langsung mencakup prosedur, persyaratan, dan kewenangan (2) Syarat-syarat kontrak mencakup syarat umum dan syarat khusus.

e. Memberikan penjelasan tentang pekerjaan termasuk mengadakan peninjauan lapangan apabila diperlukan;

f. Memberikan tanggapan terhadap sanggahan dari penyedia jasa; g. Menetapkan penyedia jasa dan batas waktu yang ditentukan dalam

dokumen lelang; h. Mengembalikan jaminan penawaran bagi penyedia jasa yang kalah

sedangkan bagi penyedia jasa yang menang mengikuti ketentuan yang diatur dalam dokumen pelelangan;

i. Menunjukkan bukti kemampuan membayar; j. Menandatangani kontrak kerja konstruksi dalam batas waktu yang

ditentukan dalam dokumen lelang; k. Mengganti biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk penyiapan

pelelangan apabila pengguna jasa membatalkan pemilihan penyedia jasa,dan

l. Memberikan penjelasan tentang resiko pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya yang timbul dalam pekerjaan konstruksi dan mengadakan peninjauan lapangan apabila diperlukan.

Sedangkan mengenai hak dari pengguna jasa dalam hal pemilihan penyedia

jasa ditentukan dalam Pasal 16, yaitu :

Pengguna jasa dalam pemilihan penyedia jasa berhak untuk: a.Memungut

biaya penggandaan dokumen pelelangan umum dan pelelangan terbatas dari penyedia

jasa; b. Mencairkan jaminan penawaran dan selanjutnya memiliki uangnya dalam hal

penyedia jasa tidak memenuhi ketentuan pelelangan dan c. Menolak seluruh

penawaran apabila dipandang seluruh penawaran tidak menghasilkan kompetisi yang

efektif atau seluruh penawaran tidak cukup tanggap terhadap dokumen pelelangan.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 60: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Kewajiban penyedia jasa diatur dalam Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor

29 Tahun 2000, yang menentukan bahwa :

Penyedia jasa dalam pemilihan penyedia jasa berkewajiban untuk :a.

Menyusun dokumen penawaran yang memuat rencana dan metode kerja, rencana

usulan biaya tenaga terampil dan tenaga ahli, rencana dan anggaran keselamatan dan

kesehatan kerja, dan peralatan; b. Menyerahkan jaminan penawaran; dan c.

Menandatangani kontrak kerja konstruksi dalam batas waktu yang ditentukan dalam

dokumen lelang.

Sedangkan yang menjadi hak penyedia jasa diatur dalam Pasal 18 Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2000, bahwa :

Penyedia jasa dalam proses pemilihan berhak untuk : a.Memperoleh

penjelasan pekerjaan; b.Melakukan peninjauan lapangan apabila diperlukan;

c.Mengajukan sanggahan terhadap bagi penyedia jasa yang kalah; dan d.Mendapat

ganti rugi apabila terjadi pembatalan pemilihan jasa yang tidak sesuai dengan

ketentuan dokumen lelang.

Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa

Konstruksi juga dijelaskan mengenai tahapan dalam penyelenggaraan pekerjaan

konstruksi adalah perencanaan yang meliputi: pra studi kelayakan, studi kelayakan,

perencanaan umum, dan perencanaan teknik; serta pelaksanaan beserta

pengawasannya yang meliputi: pelaksanaan fisik, pengawasan uji coba dan

penyerahan bangunan.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 61: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Berdasarkan ketentuan di atas diketahui bahwa sebagaimana layaknya

perjanjian selalu melibatkan para pihak yang terkait di dalamnya. Demikian pula

halnya kontrak kerja konstruksi yang merupakan perjanjian timbal balik juga

melibatkan para pihak dalam pekerjaan konstruksi terdiri dari pengguna jasa dan

penyedia jasa. Oleh karena itu, pengaturan hak dan kewajiban pun dilakukan secara

timbal balik, dimana yang menjadi hak pengguna jasa menjadi kewajiban penyedia

jasa dan hak penyedia jasa menjadi kewajiban bagi pengguna jasa.

Dari penjelasan Pasal 23 ayat (1) Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999,

yang menyebutkan bahwa kewajiban para pihak dalam penyelenggaraan perjanjian

pemborongan termasuk kontrak jasa konstruksi, yaitu :

1. Dalam kegiatan penyiapan.

a. Kewajiban pengguna jasa, antara lain :

1) Menyerahkan dokumen lapangan untuk pelaksanaan konstruksi dan

fasilitas sebagaimana yang ditentukan dalam kontrak jasa konstruksi; dan

2) Membayar uang muka atas penyerahan jaminan uang muka dari pelaksana

jasa apabila diperjanjikan.

b. Kewajiban pelaksana jasa, antara lain :

1) Menyampaikan usul rencana kerja dan penanggung jawab pekerjaan untuk

mendapatkan persetujuan pengguna jasa;

2) Memberikan jaminan uang muka kepada pengguna jasa apabila

diperjanjikan; dan

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 62: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

3) Mengusulkan calon sub pelaksana dan pemasok bahan untuk mendapatkan

persetujuan pengguna jasa.

2. Dalam Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan

a. Kewajiban pengguna jasa, antara lain :

Memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan kontrak kerja dan menanggung

semua resiko atas ketidakbenaran permintaan, ketetapan yang

dimintanya/ditetapkannya yang tertuang dalam kontrak jasa konstruksi.

b. Kewajiban pelaksana jasa, antara lain :

Mempelajari, meneliti perjanjian pengadaan jasa konstruksi dan

melaksanakan sepenuhnya semua materi kontrak kerja baik teknik dan

asministrasi serta menanggung resiko akibat kelalaiannya.

3. Dalam Kegiatan Pengakhiran

a. Kewajiban pengguna jasa, antara lain :

Memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan isi kontrak kerja kepada

pelaksana jasa yang telah berhasil mengakhiri dan melaksanakan serah terima

teknis dan administrasi sesuai dengan perjanjian pengadaan jasa konstruksi.

b. Kewajiban secara seksama keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakannya

termasuk melakukan pemeliharaan dengan baik sebelum mengajukan serah

terima akhir pekerjaan kepada pihak pengguna jasa.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 63: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

4. Dalam Perjanjian pengadaan jasa konstruksi

a. Kewajiban pengguna jasa; Membayar pelaksana jasa konstruksi sebagaimana

yang tertera dalam perjanjian pengadaan jasa konstruksi atas pelaksanaan.

Penyelesaian dan perbaikan pekerjaan berdasarkan hasil pengukuran dan

harga satuan serta total tetap (lumpsum) yang tertera dalam daftar kuantitas

dan harga, pada waktu dan cara yang telah ditentukan dalam dokumen

perjanjian pengadaan jasa konstruksi atau secara lain berdasarkan ketentuan

SPK/Kontrak memberikan izin masuk untuk pihak pelaksana jasa konstruksi

ke lokasi pekerjaan, penggunaan lahan dan bangunan sebagaimana yang

dinyatakan dalam gambar rencana dan atau dokumen lain dalam perjanjian

pengadaan jasa konstruksi.

b. Kewajiban pelaksana jasa; Sesuai dengan ketentuan perjanjian pengadaan jasa

konstruksi pihak pelaksana jasa wajib melaksanakan, menyelesaikan,

memperbaiki pekerjaan dengan penuh ketelitian dan kesungguhan serta

menyediakan segala tenaga kerja termasuk pengawasannya bahan-bahan,

peralatan, pengangkutan ke atau dari lapangan dan di dalam atau disekitar

pekerjaan, serta melaksanakan segala sesuatu baik yang bersifat permanen

maupun bersifat sementara yang dipergunakan untuk pelaksanaan,

penyelesaian, perbaikan sebagaimana yang dirinci dalam kontrak jasa

konstruksi.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 64: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

B. Bentuk-bentuk Wanprestasi Dalam Kontrak Kerja Konstruksi

Suatu perjanjian mempunyai konsekuensi yang dikenakan kepada pihak-pihak

yang membuat perjanjian tersebut, guna memenuhi kewajiban-kewajiban

sebagaimana yang telah diperjanjikan. Dengan demikian perjanjian mempunyai

kekuatan sebagai undang-undang bagi pihak-pihak yang membuat perjanjian itu.

Ada atau tidak adanya akibat hukum dari perjanjian tersebut sangat

bergantung pada pelaksanaan prestasi oleh salah satu pihak dalam perjanjian.

Pelaksanaan ini tidaklah harus merupakan prestasi yang diwajibkan melainkan dapat

hanya berupa dengan menunjukkan itikad yang baik atau kehendak untuk

melaksanakan prestasi yang diwajibkan pada saat prestasi tersebut wajib

dilaksanakan.

Dalam hal salah satu pihak telah melakukan itikad baik tersebut, maka hak-

hak dan kewajiban-kewajiban dalam perjanjian tersebut telah lahir. Maka

konsekuensi dari perjanjian adalah memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus

dilaksanakan para pihak, yang terdiri dari :

a. Pihak-pihak harus mentaati isi perjanjian yang telah disepakati secara

bersama.

b. Salah satu pihak tidak dapat membatalkan perjanjian apabila tidak dapat

memperoleh persetujuan dari pihak lainnya kecuali ditentukan dalam

perjanjian maupun undang-undang.

c. Perjanjian yang telah dibuat dan disepakati itu harus dilaksanakan dengan

itikad baik.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 65: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada para pihak dapat diartikan

suatu prestasi yaitu sesuatu yang wajib untuk dipenuhi oleh penyedia jasa dalam

setiap perikatan.39

Sehingga ketiada pemenuhan atau kegagalan oleh pihak lainnya dalam

perjanjian ini untuk melaksanakan kontra prestasi merupakan suatu pelanggaran

terhadap perjanjian (wanprestasi).

Wanprestasi adalah suatu keadaan tidak dilaksanakannya apa yang telah

diperjanjikan dalam suatu perjanjian, oleh karena kelalaian salah satu pihak yang

terikat dalam perjanjian.

Wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanaan kontrak kerja konstruksi melalui

penunjukan langsung pada proyek pembangunan perumahan di Kabupaten Aceh

Besar oleh BRR NAD-NIAS, yaitu :40

a. Tidak melaksanakan pekerjaan tepat pada waktunya;

b. Tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana (bestek) dan

spesifikasi yang ada dalam kontrak;

c. Mensub-kontrakkan pekerjaan kepada kontraktor lain.

                                                            

39 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Buana, Bandung, 1993, hal. 17

40 R. Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 1992, Cetakan ke-24, hal. 135.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 66: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Wanprestasi diatas menyebabkan pelaksanaan pengerjaan pembangunan

perumahan dan permukiman di Kabupaten Aceh Besar yang dilakukan oleh kelima

penyedia jasa tersebut menjadi terhambat dan tersendat-sendat, sehingga melanggar

aturan dalam kontrak konstruksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa konstruksi.

Pada saat penandatanganan kontrak kelima penyedia jasa konstruksi sudah

menyepakati hal-hal yang tertulis dalam kontrak, akan tetapi memasuki pada tahap

pelaksanaannya hal tersebut tidak dapat dielakkannya, sehingga hasil yang diperoleh

tidak maksimal. Tidak tepatnya waktu pengerjaan sesuai jadwal yang telah ditentukan

dalam kontrak merupakan faktor kurang telitinya dan kelalaian pihak penyedia jasa

sendiri. Gambar rencana (bestek) dan spesifikasi tidak memenuhi kontrak karena

banyak bahan material yang terpasang dari agregat kelas C, sehingga menyebabkan

tidak pada waktunya bahan material tersebut menjadi rusak dan tidak bisa dipakai

lagi. Dalam kontrak disebutkan bahwa dalam pelaksanaan pemborongan penyedia

jasa (kontraktor) tidak boleh mensub-kontrakkan kepada kontraktor lain, kecuali

dinyatakan secara dalam kontrak dan disetujui oleh pengguna jasa konstruksi, dalam

hal ini adalah pihak BRR. Namun demikian pengerjaan proyek tersebut tetap

diteruskan atas pertimbangan bahwa biaya yang sudah dikeluarkan sudah cukup besar

dan menghindari kerugian oleh penyedia jasa atas modal yang telah dikeluarkan.

Langkah yang ditempuh untuk mengatasi ketiga hal tersebut diatas adalah pengguna

jasa membuat suatu addendum kontrak baik mengenai biaya maupun waktu

pelaksanaannya, Pihak yang lalai dan melakukan wanprestasi dapat digugat di depan

hakim.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 67: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Tentang wanprestasi ini harus dinyatakan dahulu secara tertulis, yaitu dengan

memperingatkan pihak tersebut, bahwa pihak yang lain menghendaki pembayaran

seketika atau dalam jangka waktu yang pendek. Peringatan atau tagihan ini disebut

somasi. Cara melakukan somasi ini ditentukan dalam pasal 1238 KUH Perdata.

Apabila Penyedia jasa sudah diperingatkan atau sudah dengan tegas ditagih

janjinya dan ia tidak memenuhi prestasinya, maka pengguna jasa dapat menuntut

penyedia jasa untuk :

a) Pelaksanaan perjanjian;

b) Ganti rugi;

c. Pelaksanaan perjanjian dan ganti rugi;

d. Pembatalan persetujuan timbal balik;

e. Pembatalan persetujuan timbal balik dan ganti rugi.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1246 KUH Perdata, ganti rugi terdiri dari dua

unsur yaitu :

a. Kerugian yang nyata-nyata diderita dan

b. Keuntungan yang seharusnya diperoleh.

Kedua unsur dicakupi dalam :

a. Biaya yaitu segala pengeluaran yang nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh satu

pihak, misalnya biaya notaris, biaya perjalanan dan lain-lain.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 68: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

b. Kerugian, yaitu berkurangnya kekayaan pengguna jasa sebagai akibat dari

wanprestasi kerugian yang diatur oleh KUH Perdata hanya bersifat materil.

Sedangkan yang inmateril tidak diatur.

c. Bunga, yaitu keuntungan yang seharusnya diperoleh pengguna jasa jika

wanprestasi tidak terjadi.

Ganti rugi atas wanprestasi harus memenuhi 2 (dua) syarat yaitu:

a. Kerugian yang dapat diduga atau sepenuhnya diduga pada saat perjanjian

dibuat (Pasal 1247 KUH Perdata);

b. Kerugian yang merupakan akibat langsung dan serta merta dari perjanjian

(pasal 1248 KUH Perdata);

Dalam hal ini untuk mengetahui apakah kerugian sebagai akibat langsung

wanprestasi atau tidak, terdapat dua teori:

a. Teori Conditio Sine Qua Nonn (Von Bury)

Menurut teori ini suatu akibat ditimbulkan oleh berbagai peristiwa yang tidak

dapat ditiadakan untuk adanya akibat. berbagai peristiwa tersebut merupakan

satu kesatuan yang disebut “sebab”, ajaran ini menganggap setiap syarat

adalah sebab.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 69: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

b. Teori adequate (Van Kries)

Menurut teori ini suatu peristiwa dianggap sebagai akibat dari peristiwa lain,

apabila peristiwa yang pertama secara langsung diakibatkan oleh peristiwa

yang kedua dan menurut pengalaman dapat diduga akan terjadinya hal

tersebut.

Terhadap wanprestasi tersebut, penyedia jasa yang gagal melaksanakan

kewajibannya tersebut, diberikan hak pembelaan untuk mengajukan alasannya

terhadap kegagalannya dalam melaksanakan prestasi tersebut. Ada tiga macam alasan

pembelaan yang dapat dipergunakan oleh pihak yang wanprestasi, yaitu:

a. Adanya keadaan memaksa (force mejeure), yaitu suatu keadaan yang terjadi diluar kemampuan manusia untuk menduga atau menanganinya, sehingga pelaksanaan dari perjanjian atau perikatan itu menjadi hal yang mustahil ataupun jika dapat dilaksanakan, maka pelaksanaannya akan menimbulkan kerugian yang demikian besar dari pihak penyedia jasa.

b. Bahwa pengguna jasa sendiri juga belum sepenuhnya melunasi seluruh kewajibannya kepada penyedia jasa (exeptio non ademleti contractus).

c. Bahwa pengguna jasa telah melepaskan haknya untuk meminta pelaksanaan prestasi tersebut dari penyedia jasa (rechtsverwerking).39

C. Prosedur yang Ditempuh Dalam Melakukan Penunjukan Langsung

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa penunjukan langsung merupakan salah

satu sistem penetapan pelaksana kontrak kerja konstruksi tanpa melalui tender,

dimana pengguna jasa dapat memilih pelaksana jasa yang dipandang layak dan

memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.

                                                            

39 Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis, Lisens, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2001. 

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 70: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Dalam menentukan pelakasana jasa yang akan ditetapkan sebagai pelaksana

suatu proyek konstruksi dilakukan oleh panitia pemilihan langsung yang dibentuk

oleh Kepala Kantor/Satuan Kerja atau Pemimpin Proyek yang beranggotakan 5 orang

yang terdiri dari unsur-unsur (1) Perencana pekerjaan, (2) penanggung jawab

keuangan dan (3) Penanggung jawab peralatan dan pemeliharaan. Kesemuanya

merupakan orang yang terlibat dalam pelaksanaan pemilihan.40

Penentuan penyedia jasa melalui pemilihan langsung dilakukan adalah untuk

mencari penyedia jasa yang berbobot untuk melaksanakan pembangunan fisik ini,

juga berpedoman pada syarat yang harus dipenuhi oleh pelaksana jasa/kontraktor

yang ingin ikut serta dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut yaitu telah lulus

prakualifikasi sesuai dengan bidang dan klasifikasi yang telah ditentukan dan tidak

termasuk daftar hitam rekanan.41

Syarat-syarat tersebut di atas merupakan syarat yang harus dipenuhi penyedia

jasa sebelum pelelangan pekerjaan dilaksanakan dan ini merupakan seleksi

pendahuluan oleh pemerintah daerah, dalam hal ini dilaksanakan oleh panitia

pelelangan pekerjaan. Sedangkan pada kualifikasi yang dinilai adalah kemampuannya

dalam menangani proyek. Termasuk kemampuan modal yang cukup untuk

membiayai pekerjaan selama borongan itu belum diserahterimakan.

                                                            

40 Bambang Sudiatmo, Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 13 Februari 2009.

41 Sarma Marpaung, Staf Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 14 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 71: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Adapun prosedur dilakukannya penunjukan langsung penyedia jasa guna

pelaksanaan pembangunan rumah bantuan korban bencana tsunami menurutnya

adalah sudah tepat dengan mempertimbangkan keadaan tertentu hal ini diatur di

lampiran I Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 dan Peraturan Presiden Nomor

70 Tahun 2005, pada bab I; yaitu :

1. Penanganan darurat untuk keamanan dan keselamatan masyarakat yang masih

dimungkinkan untuk mengadakan penunjukan langsung;

2. Pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan teknologi

baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya sangat terbatas;

3. Pekerjaan yang perlu dirahasiakan, yang menyangkut keamanan dan

keselamatan negara yang ditetapkan oleh Presiden; dan atau

4. Pekerjaan yang berskala kecil dengan ketentuan untuk kepentingan pelayanan

umum dalam hal ini bagi korban bencana, mempunyai risiko kecil,

menggunakan teknologi sederhana, dan dilaksanakan penyedia jasa usaha

orang perseorangan dan badan Usaha Kecil.42

Lebih lanjut dapat dijelaskan pula bahwa pelaksanaan penunjukan penyedia

jasa/pelaksana konstruksi untuk pekerjaan pembangunan rumah bantuan korban

tsunami pada Kepala Satuan Kerja Perumahan dan Permukiman Wilayah I BRR

NAD termasuk untuk wilayah Kabupaten Aceh Besar juga dilakukan dengan cara

penunjukan langsung ini dan dilaksanakan dengan beberapa persyaratan :

                                                            

42 Bambang Sudiatmo, Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara. Tanggal 13 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 72: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

1. Diundang sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar; 2. Pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran tidak perlu pada waktu

yang bersamaan; 3. Peserta yang berbentuk badan usaha atau usaha orang perseorangan harus

sudah diregistrasi pada lembaga; 4. Tenaga ahli dan tenaga terampil yang dipekerjakan oleh badan usaha atau

usaha perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga.43 Tata cara pemilihan pelaksana konstruksi dengan cara penunjukan langsung

terdiri dari:

1. Undangan, yang dilakukan terhadap tiga penyedia jasa yang memenuhi syarat;

2. Penjelasan, penjelasan ini diberikan menyangkut dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan termasuk dengan memberikan pagu dana yang tersedia untuk pekerjaan yang bersangkutan;

3. Pemasukan penawaran, setelah mendengar penjelasan dan pagu dana yang tersedia penyedia jasa yang diundang memasukkan penawaran atas pekerjaan dimaksud;

4. Dapat dilakukan negosiasi setelah ditentukan peringkatnya; negosiasi ini dimaksudkan untuk menelaah dan menentukan berbagai spesifikasi yang mungkin dilakukan penggantian guna memudahkan penyedia jasa melakukan penawaran;

5. Penetapan pemenang, hal ini dilakukan setelah panitia menilai semua penawaran yang dilakukan oleh penyedia jasa yang diundang.44

Kesemua kegiatan ini dilakukan dan diikuti oleh kelima penyedia jasa yang

menjadi pemenang dalam pelaksanaan proyek pembangunan tersebut dan hal ini

dibenarkan oleh kelima penyedia jasa yang berhasil ditemui.45 Setelah melalui

prosedur penunjukan langsung tersebut, maka dalam penunjukan langsung terhadap

                                                            

43 Sarma Marpaung, Staf Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara, Tanggal 14 Februari 2009.

44 Bambang Sudiatmo, Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 13 Februari 2009.

45 Zulkifli Ali, Muzakkir, Muslim Kasim, Najib AR dan Firman Putra, Penyedia Jasa, Wawancara, tanggal 10 – 12 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 73: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

kelima penyedia jasa yang dipilih sebagai sampel penelitian diterbitkan Surat

Keputusan Kepala Satuan Kerja Perumahan Permukiman (Satker) Wilayah I BRR

NAD, yaitu :

1. Surat Keputusan No. KU.08.08/SKS-BRR-P2P/643/2005, jangka waktu

pelaksanaan terhitung sejak 28 Oktober 2005 sampai dengan 6 Maret 2006

tentang Penunjukan Penyedia Jasa Pekerjaan Pembangunan Perumahan Type – 36

berlokasi di Kecamatan Lhoknga Aceh Besar. Didalam Surat Keputusan tersebut

memutuskan bahwa : Pertama : Perusahaan : PT. Aceh Setia Abadi, Untuk

Melaksanakan Pekerjaan : Pembangunan Perumahan Type 36, sebanyak 37 (tiga

puluh tujuh), Kecamatan : Lhoknga Kabupaten/Kota : Aceh Besar, Harga : Rp. 1.

456.397.000,- (satu milyar empat ratus lima puluh enam juta tiga ratus sembilan

puluh tujuh ribu rupiah) Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran : 2005. Kedua :

Untuk persiapan penandatanganan Surat Perjanjian (Kontrak) dan persiapan

pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kepada kontraktor yang ditunjuk tersebut

diminta untuk penyiapan bahan-bahan: 1.Jaminan pelaksanaan berupa jaminan

Bank atau surrety bond dengan nilai minimal 5% (lima persen) dari nilai kontrak;

2. Jadwal waktu pelaksanaan (schedule) pekerjaan; 3. Mengusulkan site manager

beserta struktur pelaksana yang mempunyai wewenang penuh untuk bertindak

dan mewakili atas nama perusahaan. Ketiga: Segala sesuatu yang berhubungan

dengan pekerjaan ini akan diatur dalam Surat Perjanjian (Kontrak) sesuai

ketentuan-ketentuan dalam dokumen lelang pekerjaan tersebut.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 74: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

2. Surat Keputusan No.KU.08.08/SKS-BRR-P2P/650/2005, jangka waktu

pelaksanaan terhitung sejak 28 Oktober 2005 sampai dengan 25 Maret 2006

tentang Penunjukan Penyedia Jasa Pekerjaan Pembangunan Perumahan Type – 36

Lokasi Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar. Didalam surat Keputusan

tersebut memutuskan bahwa : Pertama : Perusahaan: PT. Putra Sinar Desa

berlokasi di Kecamatan Leupung; Untuk Melaksanakan Pekerjaan : Pembangunan

Perumahan Type 36, sebanyak 80 (delapan puluh) Unit, Harga :

Rp.3.144.422.000,- (tiga Milyar seratus empat puluh empat juta empat ratus dua

puluh dua ribu rupiah) Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran : 2005. Kedua :

Untuk persiapan penandatanganan Surat Perjanjian (Kontrak) dan persiapan

pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kepda kontraktor yang ditunjuk tersebut

diminta untuk menyiapkan bahan-bahan: 1.Jaminan pelaksanaan berupa jaminan

Bank atau surrety bond dengan nilai minimal 5% (lima persen) dari nilai kontrak;

2. Jadwal waktu pelaksanaan (schedule) pekerjaan; 3. Mengusulkan site manager

beserta struktur pelaksana yang mempunyai wewenang penuh untuk bertindak

dan mewakili atas nama perusahaan. Ketiga: Segala sesuatu yang berhubungan

dengan pekerjaan ini akan diatur dalam Surat Perjanjian (Kontrak) sesuai

ketentuan-ketentuan dalam dokumen lelang pekerjaan tersebut.

3. Surat Keputusan No.KU.08.08/SKS-BRR-P2P/643/2005, jangka waktu

pelaksanaan terhitung sejak 28 Oktober 2005 sampai dengan 9 Februari 2006

tentang Penunjukan Penyedia Jasa Pekerjaan Pembangunan Perumahan Type – 36

berlokasi di Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Didalam surat

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 75: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Keputusan tersebut memutuskan bahwa : Pertama : Perusahaan: CV. Putera H – 2

Untuk Melaksanakan Pekerjaan : Pembangunan Perumahan Type 36, sebanyak 17

Unit Kecamatan : Baitussalam, Kabupaten/Kota : Aceh Besar. Harga :

Rp.669.711.000,- (enam ratus enam puluh sembilan juta tujuh ratus sebelas ribu

rupiah) Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran : 2005. Kedua : Untuk persiapan

penandatanganan Surat Perjanjian (Kontrak) dan persiapan pelaksanaan pekerjaan

di lapangan, kepda kontraktor yang ditunjuk tersebut diminta untuk menyiapkan

bahan-bahan: 1.Jaminan pelaksanaan berupa jaminan Bank atau surrety bond

dengan nilai minimal 5% (lima persen) dari nilai kontrak; 2. Jadwal waktu

pelaksanaan (schedule) pekerjaan; 3. Mengusulkan site manager beserta struktur

pelaksana yang mempunyai wewenang penuh untuk bertindak dan mewakili atas

nama perusahaan. Ketiga : Segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan ini

akan diatur dalam Surat Perjanjian (Kontrak) sesuai ketentuan-ketentuan

dalam dokumen lelang pekerjaan tersebut.

4. Surat Keputusan No.KU.08.08/SKS-BRR-P2P/637/2005, jangka waktu

pelaksanaan terhitung sejak 28 Oktober 2005 sampai dengan 6 Maret 2006

tentang Penunjukan Penyedia Jasa Pekerjaan Pembangunan Perumahan Type – 36

sebanyak 40 (empat puluh) Unit, Lokasi Kecamatan Baitussalam, Kabupaten

Aceh Besar. Didalam surat Keputusan tersebut memutuskan bahwa : Pertama :

Perusahaan: PT. Jasa Mandiri. Untuk Melaksanakan Pekerjaan : Pembangunan

Perumahan Type 36, sebanyak 40 Unit Kecamatan: Baitussalam, Kabupaten/Kota

: Aceh Besar. Harga : Rp. 1.564.940.000,- (satu milyar lima ratus enam puluh

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 76: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

empat juta sembilan ratus empat puluh ribu rupiah) Sumber Dana : APBN Tahun

Anggaran : 2005. Kedua : Untuk persiapan penandatanganan Surat Perjanjian

(Kontrak) dan persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kepeda kontraktor

yang ditunjuk tersebut diminta untuk menyiapkan bahan-bahan: 1.Jaminan

pelaksanaan berupa jaminan Bank atau surrety bond dengan nilai minimal 5%

(lima persen) dari nilai kontrak; 2. Jadwal waktu pelaksanaan (schedule)

pekerjaan; 3. Mengusulkan site manager beserta struktur pelaksana yang

mempunyai wewenang penuh untuk bertindak dan mewakili atas nama

perusahaan. Ketiga : Segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan ini akan

diatur dalam Surat Perjanjian (Kontrak) sesuai ketentuan-ketentuan dalam

dokumen lelang pekerjaan tersebut.

5. Surat Keputusan No. KU.08.08/SKS-BRR-P2P/658/2005, jangka waktu

pelaksanaan terhitung sejak 28 Oktober 2005 sampai dengan 25 Januari 2006

tentang Penunjukan Penyedia Jasa Pekerjaan Pembangunan Perumahan Type – 36

berlokasi di Kecamatan Peukan Bada Aceh Besar. Didalam Surat Keputusan

tersebut memutuskan bahwa : Pertama : Perusahaan : PT. Jasa Adek, Untuk

Melaksanakan Pekerjaan : Pembangunan Perumahan Type 36, sebanyak 40

(empat puluh tujuh) Unit, Kecamatan : Peukan Bada Kabupaten/Kota : Aceh

Besar, Harga : Rp. 1. 572.648.000,- (satu milyar lima ratus tujuh puluh dua juta

enam ratus empat puluh delapan ribu rupiah) Sumber Dana : APBN Tahun

Anggaran : 2005. Kedua : Untuk persiapan penandatanganan Surat Perjanjian

(Kontrak) dan persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kepada kontraktor

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 77: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

yang ditunjuk tersebut diminta untuk penyiapan bahan-bahan: 1.Jaminan

pelaksanaan berupa jaminan Bank atau surrety bond dengan nilai minimal 5%

(lima persen) dari nilai kontrak; 2. Jadwal waktu pelaksanaan (schedule)

pekerjaan; 3. Mengusulkan site manager beserta struktur pelaksana yang

mempunyai wewenang penuh untuk bertindak dan mewakili atas nama

perusahaan. Ketiga: Segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan ini akan

diatur dalam Surat Perjanjian (Kontrak) sesuai ketentuan-ketentuan dalam

dokumen lelang pekerjaan tersebut.

Setelah penunjukan langsung perjanjian pelaksanaan pekerjaan konstruksi

juga dibuat dalam bentuk kontrak yang berisi perjanjian pemborongan seperti pada

kontrak konstruksi melalui pelelangan umum maupun pelelangan terbatas. Di dalam

kontrak dimaksud juga ikut diperjanjikan hal-hal yang menjadi kewajiban

penyedia/pelaksana jasa konstruksi dalam masa pelaksanaan dan pemeliharaan

bangunan kecuali dalam hal tertentu.

Kelima kontrak kerja konstruksi diatas merupakan kontrak lumpsump dan

harga satuan dan bersifat tetap kecuali adanya perubahan pekerjaan/syarat atau

pekerjaan tambah kurang atas perintah tertulis pihak pengguna jasa. Hal ini secara

jelas disebutkan dalam Pasal 8 Surat Perjanjian. Karena kontrak ini bersifat lump

sump dan harga satuan nilai kontrak sebagaimana dimaksud bersifat tetap dan tidak

dapat diadakan amandemen pertahapan kecuali ada perintah dari pengguna jasa.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 78: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Kelima proyek di atas merupakan proyek yang dilakukan dengan cara

penunjukan langsung sesuai dengan ketentuan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun

2003 yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2007 dengan

membandingkan tiga pelaksana jasa yang lulus prakualifikasi. Kelima pelaksana jasa

telah menyetujui dan menyatakan sanggup dan bersedia menggunakan harga satuan

negosiasi langsung. Penunjukan langsung ini dilaksanakan karena nilai kontraknya

kecil.46

Dalam proses penunjukan langsung pelaksana jasa konstruksi yang ditunjuk

belum tentu memenuhi klasifikasi yang baik, karena prosesnya tidak melalui

pelelangan terbuka yang biasanya menyaring pelaksana jasa konstruksi yang punya

klasifikasi yang baik. Dalam penunjukan langsung kemungkinan tidak terlaksananya

kontrak sesuai dengan perjanjian sangat mungkin terjadi karena pelaksana jasa

konstruksi yang ditunjuk langsung tersebut bisa jadi tidak memiliki kemampuan

untuk menyelesaikan pekerjaan.

Dalam Pasal 17 ayat (5) Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang/Jasa Pemerintah disebutkan bahwa dalam

keadaan khusus pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara

penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa. Dalam hal ini

pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat dilakukan dengan cara melakukan negosiasi

                                                            

46 Bambang Sudiatmo, Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 13 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 79: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis

dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan hasil penelaahan pada kelima kontrak kerja konstruksi di atas

diketahui bahwa penyedia/pelaksana jasa konstruksi diwajibkan menyelesaikan

pekerjaannya dalam jangka waktu 90 dan 120 hari Kalender sejak dikeluarkannya

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan berakhir sampai dengan tanggal serah terima

pertama pekerjaan (PHO) (Pasal 9 (1) Surat Perjanjian). Jangka waktu 90 hari

kalender dimaksud adalah lamanya pelaksanaan proyek oleh pelaksana jasa

konstruksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan pembangunan rumah

bantuan yang dilakukan oleh kelima pelaksana jasa konstruksi. Tidak berjalan

maksimal. Hal ini dapat dilihat dari adanya pelanggaran yang dilakukan khususnya

dalam pemenuhan kewajiban untuk membangun perumahan sesuai dengan spesifikasi

teknis yang disepakati dan kewajiban lain yang dibebankan dalam kontrak dan jangka

waktu penyelesaian. Kondisi ini mengakibatkan sebagian bangunan mengalami

keterlambatan atau tidak sesuai spesifikasi dan penggunaan bahan serta proses

pekerjaannya di lapangan tidak selesai tepat pada waktu serah terima pertama, yaitu

tidak selesai dalam jangka waktu 90 dan 120 hari sesuai dengan ketentuan Pasal 9

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 80: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Perjanjian karena kedua proyek tersebut telah berjalan lebih dari enam bulan sehingga

menimbulkan permasalahan juga pada masa pemeliharaan.47

Menurut Deputi Pengawasan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR)

NAD-NIAS, pelanggaran yang dilakukan oleh kelima pelaksana jasa konstruksi

tersebut merupakan pelanggaran dari kontrak khususnya mengenai jangka waktu

penyelesaian pekerjaan. Pihak pelaksana konstruksi terkesan tidak memperhatikan

lagi kondisi dan situasi lapangan yang disebabkan faktor kejar target sehingga dalam

pelaksanaan pekerjaan di lapangan sering kali tidak memperhatikan proses dan

kualitas dalam pelaksanaannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil kajian lapangan oleh

Staf Pengawasan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Nad-Nias, dimana

ditemukan bahwa pelaksanaan pembangunan konstruksi perumahan oleh kelima

pelaksana jasa konstruksi tidak maksimal dan tidak sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam perencanaan dan telah ditentukan dalam kontrak.48

Menanggapi hal tersebut kelima pelaksana jasa konstruksi menjelaskan bahwa

ketidakmampuan pihaknya menyelesaikan proyek pembangunan dan memenuhi

spesifikasi adalah diakibatkan pihaknya tidak mampu menyediakan bahan sesuai

dengan harga yang ditentukan dalam kontrak, sehingga untuk mengejar target

penyelesaiannya pihak perusahaan harus berhemat agar tidak mengalami kerugian

yang besar akibat tidak tersedianya bahan dan harga material yang jauh lebih tinggi

                                                            

47 Bambang Sudiatmo, Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, wawancara, tanggal 13 Februari 2009.

48 Ramli Ibrahim, Deputi Pengawasan BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 16 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 81: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

dari nilai sebelumnya yang ditentukan dalam Rencana Anggaran Biaya. Padahal

kontrak yang disepakati adalah lump sump contract dengan harga satuan yang bersifat

tetap sehingga dalam pelaksanaannya tidak dapat dirubah walaupun ada kenaikan

harga material.49

Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa apabila ditinjau dari pelaksanaan

prosedur penunjukan langsung terhadap penyedia jasa yang menjadi pelaksana

proyek pembangunan perumahan bantuan yang didanai oleh Badan Rehabilitasi dan

Rekonstruksi (BRR) NAD tersebut sebenarnya telah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku, hanya saja akibat kurang jelinya panitia pelaksana dalam menilai penyedia

jasa tersebut mengakibatkan terjadinya Wanprestasi karena kemampuan finansial

penyedia jasa yang terbatas, dimana modal terbatas yang hanya berharap dari uang

muka proyek yang dikerjakannya dan kemampuan tenaga kerja yang harus

didatangkan dari luar daerah.

D. Kedudukan dan Eksistensi dari Sub Kontraktor dalam Perjanjian

Pemborongan dan Konstruksi

Seringkali terjadi setelah ditunjukkan pihak kontraktor, maka kontraktor

tersebut selanjutnya akan menunjuk pihak sub kontraktor untuk disubkan pekerjaan-

pekerjaan yang timbul dari kontrak tersebut.

                                                            

49 Zulkifli Ali, Muzakkir, Muslim Kasim, Najib AR dan Firman putra, Penyedia Jasa, Wawancara, tanggal 10 – 12 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 82: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Yang dimaksud dengan sub kontraktor adalah pihak ketiga yang dilibatkan

oleh pihak kontraktor utama untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban tertentu yang

terbit dari kontrak konstruksi antara pihak kontraktor utama dengan yang

memborongkan pekerjaan mana dilakukan oleh sub kontraktor untuk dan atas mana

pihak kontraktor utama.50

Secara hukum bahwa pihak yang memborongkan hanya mempunyai

hubungan hukum dengan kontraktor utama, maka tidak ditemukan adanya hubungan

yuridis antara pihak yang memborongkan dengan sub kontraktor, kecuali ditentukan

dengan tegas dan jelas di dalam kontrak, yang artinya bahwa jika sub kontraktor

tertera dengan jelas dan tegas dalam kontrak, maka pihak yang memborongkan telah

mengetahui eksistensi dari pekerjaan sub kontraktor tersebut, sebab pihak yang

memborongkan telah mendapat jaminan bahwa pihak sub kontraktor dapat

melakukan pekerjaan dengan mutu dan efiensi yang diharapkan.

Adakalanya sub kontraktor mempunyai hubungan langsung dengan pihak

yang memborongkan. adapun alasan-alasan pihak yang memborongkan mempunyai

hubungan langsung dengan sub kontraktor, adalah dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Apabila disebutkan dengan jelas untuk itu dalam kontrak; b. Misalnya pembayaran kepada sub kontraktor dilakukan langsung oleh pihak

yang memborongkan; c. Dalam kontrak ditentukan bahwa pihak kontraktor diwajibkan

menginformasikan kepada pihak yang memborongkan termasuk adanya pihak lain untuk bekerjasama diantara mereka.51

                                                            

50 Munir Fuady, Op.Cit, hal. 183. 51 Ibid, hal. 186 – 187.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 83: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Apabila kontraktor tidak menginformasikan adanya sub kontraktor yang

bekerjasama dengan mereka dan tidak pula disebutkan dengan jelas didalam kontrak,

maka kontraktor bertanggungjawab kepada pihak yang memborongkan atas tindakan

sub kontraktor, apabila sub kontraktor tersebut gagal memenuhi kewajibannya, maka

pihak yang memborongkan dapat mengajukan klaim atas kerugiannya kepada pihak

kontraktor, karena dalam hal ini pihak yang memborongkan hanya mempunyai

hubungan yuridis kepada kontraktor bukan terhadap sub kontraktor.

Namun dalam prakteknya dalam melaksanakan pembangunan, khususnya

dalam hal pembangunan rumah bagi korban Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam,

kontraktor selalu mensub kontrakkan kepada sub kontraktor, dengan alasan mereka

tidak dapat meraup keuntungan jika mereka sendiri yang melakukan pembangunan

tersebut. disini juga salah satu alasan mengapa rumah yang dibangun masih di bawah

standar. dan tidak sedikit kontraktor yang kabur setelah meraih fulus dikantongi bisa

jadi karena dari awal sudah ada niat. sehingga tidak dipungkiri, dari seribu lebih

kontraktor yang melaksanakan program Rehabilitasi dan Rekonstruksi, banyak juga

kontraktor yang telah dilapor ke kejaksaan karena kelalaian mereka tidak

menyelesaikan rumah. padahal mereka telah menarik 30 persen dari anggaran untuk

membangun rumah tersebut.52

Pihak kontraktor utama membuat suatu perjanjian tersendiri dengan

subkontrakktor tanpa diketahui oleh pengguna jasa kontruksi di hadapan notaris

                                                            

52 Aceh Recovery Forum, Senin, 29 Januari 2007.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 84: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

secara bersama-sama. Nah, disini akan melibatkan pihak notaris dalam hal pembuatan

akta perjanjian untuk kepentingan para pihak, guna mengikat kedua belah pihak

dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman korban tsunami di

Provinsi NAD kedalam sebuah perjanjian pemborongan antara kontraktor utama dan

sub kontaktor. Perjanjian pemborongan dibuat untuk mengalihkan pekerjaan dari

kontraktor utama kepada sub kontrakktor. Perjanjian pemborongan dibuat dalam

bentuk akta notaris atau cukup dilegalisasi oleh notaris saja, asalkan perjanjian tidak

menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Notaris

dalam membuat suatu perjanjian pemborongan meminta dokumen yang selengkap-

lengkapnya dari pihak kontraktor utama, kontrak tersebut akan dijadikan dasar dari

pembuatan perjanjian pemborongan antara kontraktor utama dengan subkontrakktor,

dengan kata lain pihak kontraktor utama harus menyerahkan salinan kontrak asli

beserta dokumen-dokumen pendukung lainnya kepada notaris. Ada model kontraktor

meminta jasa notaris dibuatkan perjanjian pemborongan pengalihan pekerjaan

pembangunan perumahan korban tsunami kepada sub kontraktor, kontrak tersebut

adalah fotocopi (palsu) bukan salinan asli.

Ketika penulis konfirmasi dengan notaris di Banda Aceh bahwa, pada tahun

2005/2006 banyak dibuat perjanjian pemborongan pengalihan pekerjaan

pembangunan rumah tsunami baik dalam bentuk akte otentik maupun legalisasi.

Notaris sangat hati-hati pada saat diminta oleh kontraktor untuk dibuatkan sebuah

perjanjian karena disamping dokumen-dokumen tidak lengkap mereka pun berani

memalsukan surat-surat yang berhubungan dengan kontrak. Kejelian seorang notaris

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 85: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

pada saat itu sangat diperlukan, kalau tidak harus menanggung resiko perjanjian yang

telah dibuatnya. Padahal sebuah akte hanya bernilai Rp. 300 sampai dengan 500 ribu.

Kalau seorang notaris yang kurang mengerti disamping keterampilan yang

dimilikinya sangat minim ditambah tidak jeli dalam melihat suatu persoalan, besar

kemungkinan uang sebesar tersebut diatas bisa menjerumuskan notaris kedalam

penjara.

Banyak juga kontraktor yang minta dibuatkan addendum kontrak, dalam

addendum tersebut diatur mengenai perpanjangan waktu kontrak dan penambahan

biaya. Pada sebelumnya semua ketentuan-ketentuan yang memenuhi syarat-syarat

suatu perjanjian sudah dimasukkan dalam sebuah perjanjian pemborongan, tapi itulah

kontraktor mau enaknya saja tidak mau memikirkan panjang kedepan padahal proyek

yang mereka bangun adalah penghuninya korban tsunami yang tidak mempunyai apa-

apa lagi, jangankan tempat tinggal orang tua dan saudara-saudara mereka pun sudah

lenyap ditelan gelombang tsunami. Selaku notaris, sering mengarahkan mereka

(kontraktor) agar mematuhi semua yang telah disepakati bersama dalam sebuah

perjanjian tersebut, agar nantinya pelaksanaan pembangunan perumahan bagi korban

tsunami bisa selesai dalam jangka waktu yang ditentukan. Kalaupun semua syarat-

syarat dan kewajiban sudah dipeunhi/jalankan tetapi masih ada juga yang tidak sesuai

dengan ketentuan kontrak dan point-point dalam kontrak tersebut tidak dilanggar tapi

karena oleh suatu sebab lain diluar jangkauan manusia misalnya keadaan kahar

sebagaimana pasal 12 surat Perjanjian disebutkan peristiwa-peristiwa seperti bencana

alam dan peperangan, kerusuhan dan sebagainya secara keseluruhan ada hubungan

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 86: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

langsung dengan penyelesaian pekerjaan pemborongan tersebut. ini sah-sah saja

sepanjang dapat dibuktikan dengan surat keterangan atau penjelasan dari penentu

kebijakan pada waktu itu dalam hal ini pemerintah daerah. Notaris selaku pejabat

umum yang membuat akta otentik dalam menjalankan tugas harus memperhatikan

ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku sekaligus melaksanakan kode

etik kenotarisannya. Apabila seorang notaris sudah tidak lagi mematuhi aturan-aturan

yang ada dan mengabaikan kode etik akan membawa akibat bagi notaris tersebut.

Akibat apa yang harus diterima misalnya dalam pembuatan perjanjian pemborongan

yang dokumen-dokumen asli tidak ada notaris tetap membuat perjanjian tersebut,

apabila para pihak dalam perjanjian tersebut dikemudian hari berseteru karena tidak

dipenuhi kewajiban salah satu pihak, maka akan berakibat bagi notaris yang membuat

perjanjian seperti akan dikenakan denda maupun sanksi pidana yang harus

ditanggung.53

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                            

53 Teuku Abdurahman, Notaris di Banda Aceh, Wawancara, tanggal 23 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 87: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

BAB III

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA WANPRESTASI BERKAITAN DENGAN PENUNJUKAN LANGSUNG

PELAKSANA JASA KONSTRUKSI

Dalam pelaksanaan kontrak kerja konstruksi adakalanya tidak berjalan

sebagaimana mestinya, hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan kontrak kerja

konstruksi disebabkan oleh kelalaian (wanprestasi) pihak penyedia jasa terhadap

kontrak yang dibuat dan telah disepakati bersama. Di samping itu, tidak terlaksananya

kewajiban atau berbuat yang pada prinsipnya tidak diinginkan oleh kedua pihak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 5 (lima) Kontrak Kerja Konstruksi

Proyek Pembangunan Rumah Type 36 pada Badan Rehabilitasi dan Rekonstrksi

(BRR) NAD-NIAS Divisi Perumahan dan Permukiman Nanggroe Aceh Darussalam

yang berlokasi di Kabupaten Aceh Besar penyedia jasa tidak melaksanakan

kewajiban penyelesaian pembangunan sesuai dengan kontrak (wanprestasi). Hal ini

dapat dilihat dari sebagian bangunan mengalami keterlambatan atau tidak sesuai

dengan spesifikasi dan penggunaan bahan serta proses pekerjaannya di lapangan tidak

selesai tepat pada waktu serah terima pertama, yaitu tidak selesai dalam jangka waktu

90 hari sesuai dengan ketentuan Pasal 9 Perjanjian karena kelima proyek tersebut

telah berjalan lebih dari enam bulan sehingga menimbulkan permasalahan juga pada

masa pemeliharaan.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 88: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Tidak terlaksananya kewajiban penyedia jasa tersebut sebagaimana yang

ditentukan dalam kontrak disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

5. Faktor Kenaikan Barang Bangunan

Penyebab wanprestasi yang sering terjadi berdasarkan hasil penelitian

adalah kondisi eksternal (26,79%), gambar rencana (21,43%), kondisi lapangan

(19,64%) dan spesifikasi teknis (16,07%). Temuan ini sejalan dengan kenyataan

bahwa pada tahap pelaksanaan konstruksi bangunan rumah, kinerja kontraktor

dipengaruhi oleh perubahan kondisi eksternal, seperti kebijakan pemerintah dalam

ekonomi dan fiskal, serta kondisi sosial. Sebagai contoh bila terjadi lonjakan

perubahan harga atau biaya baik tenaga kerja, bahan/material, peralatan dan lain-

lain, dapat menyebabkan tersendatnya pelaksanaan pekerjaan di lapangan karena

harga kontrak awal yang diajukan oleh penyedia jasa (kontraktor) sangat jauh

berbeda dengan harga pada saat pelaksanaan pekerjaan. Agar pekerjaan dapat

tetap diselesaikan maka penyedia jasa (kontraktor) akan mengajukan permintaan

perubahan kepada pihak pemilik baik perubahan biaya, perubahan waktu maupun

gabungan antara perubahan biaya, waktu dan lingkup pekerjaan (jasa). kondisi

ekonomi dalam negeri masih belum stabil, termasuk adanya kenaikan harga dasar

bahan bakar minyak (BBM) yang signifikan, mempengaruhi harga-harga bahan

dasar material untuk pekerjaan konstruksi dan menyebabkan terjadinya

pembengkakan biaya untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi. Atas kebijakan

pemerintah menaikkan harga dasar bahan bakar minyak (BBM) yang

mengakibatkan perubahan harga barang/material terhadap pembangunan

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 89: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

perumahan bagi korban gempa dan tsunami, maka kelima penyedia jasa yang

penulis ambil sebagai sample penelitian atas kebijakan pemerintah tersebut,

sehingga penyedia jasa (dari 20 perusahaan) dalam pelaksanaan pembangunan

mengalami kegagalan bangunan rata-ratanya 2 sampai dengan 10 persen, jikalau

ditotal dari dua puluh perusahaan tersebut semuanya mencapai 68,49 persen

tingkat kegagalan yang dilakukan oleh penyedia jasa konstruksi sebagaimana

perinciannya termaktub dalam Tabel 3 Hasil Analisa Pekerjaan dilapangan

berdasarkan data dari Badan Pemeriksa Keuangan RI.

Hal ini dapat dilihat dari tindakan penyedia jasa konstruksi yang

mengerjakan proyek dengan tidak melalui pertimbangan yang matang. Penyedia

jasa hanya melihat keuntungan yang akan diperoleh saja tanpa perhitungan

untung rugi dan baru menyadari setelah pekerjaan dimulai sehingga pada saat

pekerjaan sedang berjalan terjadi perbedaan kondisi di lapangan dengan yang

dimuat dalam kontrak. Sementara itu, harga atau nilai kontrak tidak dapat

disesuaikan karena kontraknya adalah lump sump dan harga satuan.

Tidak terlaksananya kewajiban penyedia jasa konstruksi ini memang dapat

dilihat dari kondisi penyedia jasa konstruksi yang tidak lagi mampu melanjutkan

pembangunan karena salah perhitungan dalam menerima pekerjaan. Semula

perhitungan yang dilakukan dengan tingkat harga material yang sedikit lebih

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 90: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

murah sedangkan pada saat pelaksanaan nilai material yang diperlukan sudah

meningkat dan tidak sesuai dengan kontrak yang dibuat sebelumnya.54

Apabila dilihat dari kelima kontrak tersebut yang merupakan kontrak lump

sump dan harga satuan dan bersifat tetap kecuali adanya perubahan

pekerjaan/syarat atau pekerjaan tambah kurang atas perintah tertulis pihak

pengguna jasa, maka faktur kenaikan harga material tersebut tidak dapat dijadikan

alasan untuk mengubah atau mengajukan adendum atau perubahan nilai kontrak.

Bahwa tidak adanya pertimbangan yang matang mengenai harga material

bangunan dari pelaksana jasa konstruksi dan langsung menerima pekerjaan tanpa

konfirmasi di lapangan merupakan faktor sangat mempengaruhi berhasil tidaknya

pengerjaan suatu proyek yang diterima pelaksana jasa konstruksi. Tindakan

pelaksana jasa konstruksi pada saat menerima ketentuan penetapan harga atau

nilai proyek seharusnya perlu mendapat perhatian, disamping juga harus

disesuaikan dengan kondisi keuangan dari perusahaan. Hal ini sama sekali tidak

diperhatikan oleh kelima pelaksana jasa tersebut sehingga mereka tidak mampu

melaksanakan kewajibannya. Oleh karena itu pelaksana jasa konstruksi akan

kekurangan dan atau bahkan mengalami kerugian sehingga tidak lagi mampu

                                                            

54  Bambang Sudiatmo, Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 13 Februari 2009. 

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 91: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

melaksanakan masa pemeliharaan karena nilai proyek habis untuk pengadaan

material dan kebutuhan lainnya.55

Menanggapi hal ini kelima penyedia jasa konstruksi juga membenarkan

bahwa akibat kenaikan harga material yang lebih dari 40% dari nilai RAB

sehingga keuntungan yang semula diharapkan sebesar 20 persen dari nilai proyek

telah habis untuk mengejar target penyelesaian pekerjaan sedangkan untuk

pelaksanaan masa pemeliharaan tidak lagi memiliki dan sehingga perusahaan

tidak melaksanakan pembangunan sampai dengan selesai. Terhadap hal tersebut

pihak penyedia jasa seharusnya dapat mengajukan addendum guna pembaharuan

kontrak. Namun hal tersebut telah terlambat untuk dilakukan disamping kelima

kontrak tersebut yang merupakan kontrak lump sump dan harga satuan dan

bersifat tetap.56

Dengan demikian, jelas bahwa faktor kenaikan harga bahan bangunan

merupakan salah satu faktor penyebab tidak dilaksanakannya kewajiban

pelaksana jasa dalam penyelesaian proyek.

6. Besarnya Biaya Tambahan yang Dikeluarkan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pihak penyedia jasa juga dianggap tidak

selesai melaksanakan pembangunan dan penyelesaian pekerjaan sehingga pihak

penyedia jasa konstruksi mendapatkan surat teguran secara lisan dari pihak

                                                            

55 Adjar Sabdo Budi, Inspektur II Kedeputian Pengawasan BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 17 Februari 2009.

56 Zulkifli Ali, Muzakkir, Muslim Kasim, Najib AR dan Firman Putra, Penyedia Jasa, Wawancara, tanggal 10 – 12 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 92: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

pengguna jasa melalui deputi pengawasan yang dilakukan oleh konsultan

pengawas supaya dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Akan tetapi hal

tersebut tidak dilakukan oleh penyedia jasa karena guna menyelesaikan pekerjaan

tepat waktu terlalu banyak memerlukan tenaga kerja dan biaya sehingga penyedia

jasa tidak mampu menyediakan dana yang besar akibat kondisi di lapangan tidak

sesuai dengan nilai kontrak.57

Diakui memang sebelum pelaksanaan pekerjaan pembangunan rumah

korban tsunami tidak ada masalah dengan nilai kontrak, namun setelah

pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut terdapat kendala di lapangan

diantaranya disamping harga material yang melonjak naik dengan tinggi juga

barang-barang bangunan sulit didapatkan di daerah Aceh pada waktu itu. menurut

kontraktor/penyedia jasa yang bergerak dibidang konstruksi pembangunan rumah

tsunami di Aceh seperti ada permainan harga barang material, padahal stok kayu

sangat banyak namun ini sepertinya ada cukong-cukong yang bermain atau

memonopoli barang-barang tersebut sehingga kayu bisa banyak di suatu tempat

yang tidak bisa diprediksikan dimana keberadaannya. kalaupun ada barangnya

tapi harganya sangat tinggi beda dari harga-harga normal biasanya baik di daerah

Aceh khususnya maupun daerah-daerah lain diluar provinsi Aceh. disamping itu

tidak terlepas juga pengusaha-pengusaha luar Aceh yang datang mengadu nasib

dengan mendirikan tempat-tempat usaha seperti pabrik-pabrik baik itu pabrik

                                                            

57 Zulkifli Ali, Muzakir, Muslim Kasim, Najib AR dan Firman Putra, Tanggal 27-28 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 93: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Batu bata, jadi pengusaha kayu, toke toko bangunan, tempat galian C dan lain-

lain, dengan cara menyewa tanah dalam jangka panjang dari masyarakat

setempat. dari hasil usaha mereka menjualnya sangat tinggi tidak kepada penyedia

jasa saja tetapi kepada masyarakat biasa yang membutuhkan juga sama.

Dalam Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam

pengerjaan pembangunan perumahan dan permukiman oleh penyedia jasa sulit

mendapatkan material terutama batu bata yang harus didatangkan dari luar Aceh

seperti Medan dan Pekan Baru, stok batu bata Aceh sudah habis di borong oleh

kontraktor-kontraktor yang pembangunannya membutuhkan material yang besar.

disamping harganya mahal kualitasnya diragukan juga, ketika sudah sampai

kelokasi proyek banyak batu bata yang patah dan hancur faktor ukurannya pun

agak kecil dan tipis.

Selain daripada itu faktor lokasi antara satu rumah dengan rumah yang

lain tidak dekat saling berjauhan dan juga lokasi menuju tempat pembangunan

rumah tidak semulus yang diperkirakan sebelumnya karena curah hujan yang

lebat sehingga barang material yang didatangkan hanya ditaruh diperempatan

jalan yang dekat lokasi proyek, yang mengakibatkan tidak tercapainya barang

material ke lokasi tujuan tepat pada waktunya, supaya bisa mencapai kelokasi

penyedia jasa harus membuat terlebih dahulu badan jalan menuju lokasi proyek

dengan menimbun dan menambah pelebaran badan jalan melakukannya pada saat

cuaca cerah. tetapi sebelumnya kontraktor/penyedia jasa guna mengantisipasi hal

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 94: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

tersebut dengan memakai tenaga/jasa masyarakat setempat untuk mengangkat

barang material walaupun tidak efesien, seperti yang dialami oleh PT. Jasa

Mandiri dan CV. Putera H-Dua, kedua penyedia jasa tersebut mengambil lokasi di

dua desa yang berbeda tetapi masih satu Kecamatan Baitussalam. oleh karena

kedua hal tersebut kontraktor/penyedia jasa harus mengeluarkan dana buat

pengerjaan badan jalan dan pengupahan tenaga masyarakat. Hal yang sama juga

dialami oleh PT. Putera Sinar Desa yang berlokasi di Kecamatan Leupung. Kalau

bagi PT. Jasa Adek dan PT. Aceh Setia Abadi mungkin tidak ada masalah dengan

kondisi jalan menuju lokasi proyek karena lokasi proyek agak dekat dengan jalan

utama, nah sepanjang air pasang dari laut tidak menggenangi desa tersebut,

pemasukan material tidak mengalami hambatan yang berarti.

Dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman korban

tsunami di Kabupaten Aceh Besar pihak penyedia jasa harus berurusan dengan

pihak Gerakan Aceh Merdeka yang bermarkas di daerah itu yang meminta fee

sebesar 5% (lima) persen dari nilai kontrak, dengan dalih pengamanan atau pajak

nanggroe, apabila tidak diberikan proyek akan dihentikan dan berada dibawah

penguasaan mereka (GAM). Bagi penyedia jasa uang muka (DP) sebagai modal

awal pengerjaan proyek yang sedang dikerjakannya, karena untuk memenuhi

kebutuhan material dilokasi proyek membutuhkan modal yang besar, penyedia

jasa hanya bisa mengandalkan dari uang muka (DP) sebesar 20% (dua puluh

persen) yang telah diterima. Oleh sebab itu untuk menghindari dari hal-hal yang

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 95: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

tidak diinginkan penyedia jasa menyisihkan dana uang muka (DP) tadi kepada

GAM sebesar 20% (dua puluh persen) sehingga pelaksanaan pembangunan rumah

bagi korban tsunami agar tetap terlaksana kendati dana akan kebutuhan material

dan ongkos pekerja dilapangan sudah tidak mencukupi semua dan sisa harus

dibayarkan pada tahapan selanjutnya.58

Pada tahun 2005 pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman

korban tsunami harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu faktor

masyarakat, agama, budaya, adat istiadat. disamping itu faktor situasi dan kondisi

yang tidak menentu adalah keberadaan Pihak Gerakan Aceh Merdeka yang

dirasakan sangat mempunyai peranan yang kuat dikala itu. kalaupun ada penyedia

jasa yang dimintakan fee sebesar 5% (lima) persen oleh pihak Gerakan Aceh

Merdeka sudah menjadi resiko pihak penyedia jasa itu sendiri. Melesetnya waktu

penyelesaian pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman korban

tsunami diakibatkan penyedia jasa harus membangun badan jalan agar bisa

tembus atau terlewati ke lokasi proyek tidak menjadi alasan bagi penyedia jasa

untuk tidak menyelesaikan tepat pada waktu yang ditentukan dalam kontrak,

karena sebelum pelaksanaan konstruksi penyedia jasa sudah melakukan

pengecekan ke lapangan atau lokasi proyek.59

                                                            

58 Zulkifli Ali, Muzakkir, Muslim Kasim, Najib AR dan Firman Putra, Wawancara, tanggal 20 – 21 Februari 2009.

59 Adjar Sabdo Budi, Inspektur II Kedeputian Pengawasan BRR NAD – NIAS, Wawancara, Tanggal 17 Februari 2009

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 96: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

7. Kelalaian Penyedia Jasa

Akibat kelalaian dari penyedia jasa, maka pelaksanaan dengan jangka

waktu yang telah ditentukan dalam kelima kontrak tersebut yaitu 90 hari dan 120

hari, sehingga pihak penyedia jasa meminta jangka waktu tambahan untuk

menyelesaikan pembangunan tersebut yaitu dengan mengajukan permohonan

addendum, dan permohonan addendum tersebut disetujui oleh pihak pengguna

jasa sehingga di berikan perpanjangan waktu kelima kontrak yaitu 160 dan 190

hari terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Permintaan perpanjangan waktu kontrak tersebut oleh penyedia jasa

kepada pengguna jasa konstruksi tidak terlepas dari faktor ketidakmampuan

penyedia jasa sendiri yaitu, kurangnya pengalaman atau kesiapan penyedia jasa,

keterampilan atau skill yang rendah dibawah standar, peralatannya yang kurang

mendukung dan tenaga kerja yang terbatas, sehingga menyebabkan kevakuman

pengerjaan perumahan untuk sementara waktu.

Menurut Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPR Aceh, Sulaiman

Abda menyatakan, berdasarkan jadwal, seharusnya pada tahun 2008 ini

pemukiman kembali korban tsunami yang rumahnya hancur atau rusak, sudah

selesai. Tapi faktanya, jangankan semua rumah yang hancur selesai dibangun,

soal dana rehab rumah yang dituntut korban gempa dan tsunami dari Rp. 2,5 juta

menjadi Rp 15 juta saja pun, tidak dikabulkan BRR. Hal lain yang belum optimal

dilaksanakan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR), nilai Sulaiman Abda,

adalah penertiban terhadap penerima rumah bantuan yang lebih dari satu (bantuan

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 97: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

ganda). Akibatnya, masyarakat Aceh makin tidak percaya kepada Badan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR), kendati mereka sudah berbuat banyak

membangun kembali infrastruktur Aceh yang telah hancur akibat gempa dan

tsunami, Kecilnya daya serap dana di sektor perumahan dan permukiman

tergambar pula dari apa yang diterangkan Kepala KPPKN Khusus Banda Aceh,

Agus Santoso, Ia contohkan pada tahun ini jumlah dana yang dialokasikan cukup

besar, mencapai Rp 1,613 triliun, tapi sampai Kamis (10/4) realisasinya baru Rp

45,497 miliar, atau baru 2,82 persen. Sementara itu, sisa dana tahun 2007 yang

belum terserap kemudian diluncurkan pada tahun 2008 mencapai Rp 1,430 triliun.

Tapi yang terserap baru Rp. 288,8 miliar atau 20,19 persen. Ini artinya, masih ada

sisa Rp 1,142 triliun lagi, sehingga bila dijumlah dengan pagu tahun 2008 yang

belum terserap Rp 1,567 triliun, maka total pagu dana Perumahan dan

Permukiman Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias sampai

bulan empat yang belum terpakai adalah Rp 2,709 triliun lagi.60

Ulah kontraktor61 Deputi Pengawasan Badan Rehabilitasi dan

Rekonstruksi (BRR) NAD-NIAS, mengatakan masih besarnya sisa dana

perumahan dan permukiman pada tahun keempat pascatsunami, karena ulah

kontraktor.

                                                            

60 Serambi Indonesia, tanggal 11 April 2008. 61 Ibid.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 98: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Penyedia jasa merasa dirinya tidak lalai, pemilik rumah korban tsunami

merasa tidak puas dengan kondisi rumah yang peruntukkan kepadanya

berdasarkan hasil penelitian kondisi rumah bantuan bagi korban Tsunami

sangatlah mengecewakan. Menurut Nasrullah Umar warga desa Kareung

Kecamatan Lhoong Aceh Besar, meskipun rumah telah selesai dikerjakan pada

awal 2009, tetapi belum bisa ditempati karena air dan listrik belum terpasang.62

Demikian juga hal yang sama dialami Razaly warga desa Klieng Kecamatan

Baitussalam, menyebutkan bahwa selain air bersih dan fasilitas listrik kondisi

jalan dan saluran pun belum ada.63

Terhadap kondisi yang demikian untuk dapat dihuni dengan nyaman

sebagai tempat tinggal, mereka harus mengeluarkan biaya sendiri untuk

menambah fasilitas tersebut. Kemudian banyak juga yang belum dihuni atau

dimanfaatkan rumah bantuan tersebut karena berbagai kekurangan yang didapat

dari rumah itu, diantaranya 331 Unit Rumah Baru di Kabupaten Aceh Besar

Senilai Rp.13.012.146.306,79 Belum Dihuni. Satuan Kerja Sementara BRR

Pengembangan Perumahan dan Permukiman NAD (Satker BRR) pada TA 2005

telah membangun 850 unit perumahan tipe 36 untuk Kabupaten Aceh Besar,

dengan biaya sebesar Rp. 33.442.958.000,00. Adapun pembangunan perumahan

tersebut bertujuan untuk masyarakat yang terkena bencana gelombang tsunami.

                                                            

62 Wawancara dengan Nasrullah, warga desa Kareung, Kecamatan Lhoong Aceh Besar, Februari 2009.

63 Wawancara dengan khairul, warga desa Lamjamee, Kecamatan Peukan Bada Aceh besar, pada Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 99: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Pembangunan perumahan tipe 36 untuk Kabupaten Aceh Besar tersebar di empat

kecamatan yaitu: sebanyak 310 unit di kecamatan Baitussalam, sebanyak 216 unit

di kecamatan Lhoknga, sebanyak 145 unit di Kecamatan Leupung dan sebanyak

179 unit di Kecamatan Peukan Bada. Hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap

574 unit perumahan diketahui bahwa terdapat 331 unit perumahan yang belum

dimanfaatkan senilai Rp. 13.012.146.306,79.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 100: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Tabel 1. Pembangunan Rumah Baru Untuk Kabupaten Aceh Besar Belum Dimanfaatkan

PEMBANGUNAN RUMAH (UNIT) KONDISI (UNIT) No REKANAN /

KONTRAKTOR RENCANA REALISASI DIHUNI TDK DIHUNI

BAIK BURUK

KONDISI

KHUSUS KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Lokasi : Kecamatan LEUPUNG

1. PT. Putra Sinar Desa

80 80 * air bersih belum ada *listrik belum ada

Sampai berakhirnya pemeriksaan rumah belum ditempati karena belum memiliki air bersih dan aliran listrik serta menunggu pengundian untuk penentuan penghuni rumah

2. CV. Naguna 30 30 * air bersih belumada *listrik belum ada

Sampai berakhirnya pemeriksaan rumah belum ditempati karena belum memiliki air bersih dan aliran listrik serta menunggu pengundian untuk penentuan penghuni rumah.

3. Fa. Infecon Baru 35 35 * air bersih belumada *listrik belum ada *jalan dan saluran ada

Sebagian besar rumah telah ditempati oleh pemiliknya dan fasilitas listrik telah diurus oleh mereka masing-masing. Sedangkan rumah yang belum ditempati lebih kepada alasan pribadi pemiliknya, sementara kondisi dari dua rumah tersebut diantaranya ada yang

Jumlah di Kec. Leupung

145 145

Lokasi Kecamatan Baitussalam 1. PT. Jasa Mandiri 40 40 * air bersih

belumada *listrik belum ada *jalan dansaluran belumada

Sampai berakhirnya pemeriksaan rumah belum ditempati karena belum memiliki air bersih dan aliran listrik serta saluran juga belum ada. Para pengungsi lebih memilih untuk tinggal di Barak barak atau menumpang pada rumah saudaranya.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 101: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Lanjutan Tabel 1

2. PT. Kalkautsar 40 40 * air bersih belumada *listrik sebagian sudah ada

Alasan rumah belum ditempati adalah: 1. Pemilik tidak diketahui keberadaannya 2. Pemilik tinggal di rumah saudaranya 3. Pemilik masih di barak

3. PT. Asiapim Utama 38 38 * air bersih kurang bersih *listrik ada *jalan dan saluran ada

Secara umum mereka mengeluhkan kualitas rumah yang kurang memuaskan.

4. PT. Bintang Batara Sakti

38 38 *air bersih ada *listrik ada *jalan dan saluran ada

Alasan rumah belum ditempati adalah 1. Pemilik tidak diketahui keberadaannya 2. Pemilik tinggal di rumah saudaranya

5. PT. Citra Gunung Mas

30 30 *air bersih ada *listrik ada *jalan dan saluran ada

Alasan rumah belum ditempati adalah Pemilik tidak diketahui keberadaannya

6. CV. Kharyanti 15 15 *air bersih belum ada *listrik belum ada *jalan dan saluran ada

Sampai akhir pemeriksaan rumah belum ditempati karena belum memiliki air bersih dan aliran lisrik.

7. CV. Putra H. Dua 17 17 *air bersih belum ada *listrik belum ada

Sampai akhir pemeriksaan rumah belum ditempati karena belum memiliki air bersih dan aliran lisrik.

8. PT. Karia Asri 17 17 *air kurang bersih *listrik belum ada *jalan dan saluran ada

Alasan rumah belum ditempati adalah beberapa Pemilik ada yang masih tinggal dengan Saudaranya serta ada yang keberadaannya tidak Diketahui.

9. CV. Gaza Konstruksi 12 12 * air bersih belum ada *listrik ada *jalan dan saluran ada

Air bersih yang belum tersedia menyebabkan rumah baru yang telah dibangun belum ditempati. untuk sementara mereka masih tinggal di barak-barak.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 102: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Lanjutan Tabel 1

10.

CV. Tamitha Beuna 13 13 *air bersih dan listrik belum ada *jalan dan saluran belum ada *dinding tidak double triplek *pintu lapis seng tidakada *pengunci pintu tidak ada

Sampai dengan berakhirnya pemeriksaan rumah belum satupun yang ditempati karena belum tersedianya air bersih, instalasi listrik belum dipasang, pengunci pintu tidak ada, dinding kamar tidak dengan double tripleks serta pintu lapis seng untuk kamar mandi tidak ada.

Jumlah di Kec. Baitussalam

260 260

Lokasi : Kecamatan PEUKAN BADA 1. PT. Jasa Adeek 40 40 * air bersih

ada * listrik belum ada

Alasan belum ditempati adalah 1. Jalan menuju lokasi rumah rusak 2.Pasokan listrik belum ada 3.Kondisi rumah yang belum sempurna

2. PT.Ramaijaya Purnasejati

30 30 *air bersih ada *listrik ada *jalan dan saluran ada

Alasan rumah belum ditempati adalah beberapa pemilik ada yang masih tinggal dengan saudaranya serta ada yang keberadaannya tidak diketahui.

3. CV. Pusaka Tani 20 20 *air bersih ada *listrik ada *jalan dan saluran ada

Alasan rumah belum ditempati adalah 1.Pemilik tidak diketahui keberadaannya 2. Pemilik tinggal di rumah saudaranya

4. CV. Purnama Mulia 15 15 * air utk MCK ada *listrik belum ada *jalan dan saluran ada

Alasn rumah belum ditempati : 1. Ahli waris masih ditanggung keluarganya 2. Pemilik rumah masih tinggal di Sigli 3. Belum diketahui

5. CV. Sulthan Agung 10 10 *air bersih ada *listrik ada *jalan dan saluran ada

Masyarakat merasa cukup puas atas dibangunnya perumahan tersebut.

Jumlah di Kec. Peukan Bada

115 115

Lokasi : Kecamatan LHOKNGA 1. PT. Aceh Setia Abadi 37 37 *air kurang

bersih *listrik sebagian sudah ada *sebagian dengan dinding tidak double

Ada sebagian dari mereka yang masih memilih untuk tinggal di barak-barak pengungsian. Mereka mengeluhkan kualitas rumah yang kurang memuaskan. Tetapi sebagian yang lain memilih untuk

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 103: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Lanjutan Tabel 1 triplek *ada 2 unit yang atapnya rusak

menempatinya dengan alasan rumah yang dibangun BRR untuk daerah itu le

2. CV.Seulawah Perkasa 17 17 *air bersih belum ada *listrik belum ada *jalan dan saluran ada

Sampai berakhirnya pemeriksaan sebagian rumah belum ditempati karena belum memiliki air bersih dan disekitar perumahan belum ada jaringan listriknya. Tiga rumah didapati dengan kondisi dinding kamar yang tidak double tripleks. satu rumah didapati dengan k

Jumlah di Kec. Lhoknga

54 54

TOTAL

574

574

Sumber : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia NAD.

Adapun alasan masyarakat belum mau menempati rumah tersebut, karena

rumah yang telah dibangun belum mempunyai air dan listrik. Selain itu

masyarakat juga tidak mengetahui harga per unit rumah tersebut, sehingga

masyarakat berharap kualitas bangunan rumah mereka sama dengan program

perumahan TA 2006.

Banyak rekanan (kontraktor) yang telah menerima paket pekerjaan

pembangunan rumah bantuan untuk korban tsunami dari BRR, tapi belum

menyelesaikan borongan rumahnya, terutama untuk kontrak rumah tahun 2006

dan 2007. Besarnya sisa dana perumahan BRR, ujar Deputi Bidang Pengawasan

BRR, bukan mengindikasikan lambannya kinerja Deputi Perumahan Badan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR), melainkan ada kaitannya dengan

permintaan Pengurus Kadin Aceh bersama asosiasi kontraktor lokal kepada

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 104: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) dua tahun lalu agar dalam

pembangunan rumah bantuan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR)

melibatkan pengusaha lokal, terutama pengusaha kecil dan menengah.

Usul dan saran itu, menurut Deputi Pengawasan BRR, dipenuhi Badan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). Tapi dalam perjalanannya, sekitar 10

kontraktor kecil dan menengah yang telah menerima borongan rumah dari Badan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR), setelah mengambil uang muka kerja 20

persen, lalu meninggalkan pekerjaan. 10 perusahaan yang telah menarik uang

muka proyek tetapi tidak melakukan pekerjaan di lapangan itu adalah CV. RA

dengan total anggaran proyek sekitar Rp 400 juta untuk paket pekerjaan sebanyak

delapan unit rumah di Desa Cot Lamkeuweuh, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh,

CV. ADL (anggaran sekitar Rp 2 miliar untuk pembangunan 35 rumah di Desa

Nusa, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya), dan PT. BN (anggaran proyek sekitar Rp 2,7

miliar untuk pembangunan 45 rumah di Desa Nusa, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya).

Selanjutnya, CV. AP (anggaran sekitar Rp 700 juta untuk pembangunan 12 rumah

di Desa Bireuk, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar), CV. JIK (anggaran proyek

sekitar Rp 580 juta untuk pembangunan 10 unit rumah di Desa Krueng Kareung,

Lhoong, Aceh Besar), CV. L (anggaran proyek sekitar Rp 470 juta untuk

pembangunan tujuh rumah di Desa Bireuk, Lhoong, Aceh Besar), dan CV. FA

(anggaran proyek sekitar Rp 300 juta untuk pembangunan lima rumah di Desa

Ladang Baro, Aceh Jaya). Kemudian, CV. JL (total anggaran proyek Rp 370 juta

untuk pembangunan enam rumah di Desa Nusa, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya),

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 105: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

CV. GMP (anggaran proyek sekitar Rp 740 juta untuk pembangunan 12 rumah di

Desa Gampong Baro, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya), dan CV. JBM (total anggaran

proyek sekitar Rp 860 juta untuk pembangunan 14 rumah di Desa Gampong Baro,

Kecamatan Jaya, Aceh Jaya).64 Kecuali itu, ada pula yang telah mengambil dana

tahap kedua sebesar 40 persen, tapi karena berbagai gangguan di lapangan

kemudian ia lari malah meninggalkan borongan rumah. Akibatnya, penyerahan

rumah bantuan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) untuk korban gempa

dan tsunami jadi terlambat. Terlambatnya pembangunan proyek fisik rehabilitasi

dan rekontruksi banyak disebabkan oleh terbatasnya tenaga kerja dan material

bahan bangunan yang tersedia terutama masalah kayu dan batu bata. perusahaan

tersebut sudah termasuk melanggar hukum dan telah merugikan negara.

Disamping itu harga material bahan bangunan yang naik hingga 20 sampai

dengan 50 persen. Sehingga dana sebesar 40% yang diambil dari tahap kedua

tersebut dipergunakan untuk membayar ongkos kerja dan menutupi material

bahan bangunan. Apalagi objek yang dirugikan adalah korban bencana tsunami.

Kalau seperti itu kejadiannya, kata Deputi Bidang Pengawasan, apakah BRR yang

harus disalahkan. Harusnya korban tsunami yang belum dapat rumah berdemo ke

kantor kontraktor yang tak mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik,

bukan ke Kantor Pusat BRR, ujar mantan Sekretaris BRR NAD-NIAS ini.

Terhadap rumah-rumah bantuan yang ditinggalkan pemborongnya, Badan

                                                            

64 Ramli Ibrahim, Deputi Pengawasan BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 16 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 106: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Rehabilitasi dan Rekonstruksi harus membangunnya kembali. Tahun ini

pekerjaannya akan digenjot, deputi Bidang Pengawasan menambahkan. Meski

risiko itu harus BRR yang menanggungnya,67 hujatan terus saja dilakukan

sekelompok orang kepada Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). Rumah

tak selesai atau rumah yang dibangun asal jadi, Badan Rehabilitasi dan

Rekonstruksi (BRR) yang disalahkan, padahal dalam kontraknya sudah jelas

bahwa penerima borongan harus membangun rumah berkualitas untuk korban

tsunami.

Pada Tahun Anggaran 2006 Satker BRR Pengembangan Perumahan dan

Permukiman NAD Wilayah 01 (Aceh Besar) melaksanakan 34 paket pekerjaan

pembangunan rumah tipe 36 sebanyak 361 unit dengan nilai kontrak setelah

addendum sebesar Rp. 21.618.789.817,00. Dari 34 paket tersebut, terdapat

pembangunan rumah yang dilaksanakan di Desa Lambaro Najid, Peukan Bada,

dengan pelaksana pekerjaan CV.Fakta Utama Jaya senilai Rp. 752.180.000,00

dan jangka waktu kontrak selama 90 hari kalender terhitung mulai tanggal 03 Juli

2006 sampai dengan tanggal 14 Oktober 2006. Pembayaran telah dilaksanakan

sebanyak 2 termin, yaitu pembayaran uang muka 20% dari kontrak atau sebesar

Rp. 147.427.280,00 dan pembayaran termin pertama sebesar Rp. 321.064.185,41

(bobot fisik sebesar 56,91%). Pada pelaksanaan pekerjaan berikutnya, ternyata

kontraktor (CV. Fakta Utama Jaya) tidak dapat menyelesaikan pekerjaan (wan

                                                            

67 Mirza Keumala, Juru Bicara BRR NAD – NIAS, Wawancara, Tanggal 16 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 107: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

prestasi). Hasil Show Couse Meeting (SCM) dan Test Case penyelesaian

pekerjaan menunjukkan kontraktor tidak mampu melaksanakan pekerjaan

sebagaimana jadwal yang telah disepakati dalam kontrak dan denda

keterlambatan telah melampaui batas maksimal sebesar nilai jaminan

pelaksanaan. Selanjutnya pihak satker melakukan pemutusan kontrak berdasarkan

Surat Nomor 03/PHK/PPK-AB/P2P-I/BRR/2006 tanggal 15 Desember 2006

(dibuat sepihak tanpa ditandatangani oleh kontraktor).

Dengan demikian adanya sisa uang muka sebesar Rp. 64.818.884,00 yang

masih harus ditagih ke kontraktor, dan denda sebesar 5% dari nilai kontrak yaitu

sebesar Rp. 37.609.000,00 atau uang jaminan pelaksanaan sebesar Rp.

37.609.000,00 yang harus dicairkan. Untuk uang muka dan denda, pihak satker

dan PPK Aceh Besar tidak berhasil memungut karena jaminan uang muka

terlambat dicairkan dan denda tidak dapat dikompensasi karena kontraktor tidak

mengajukan termin pembayaran lagi. Sampai dengan saat pemeriksaan berakhir

tanggal 22 November 2007 belum ada tindakan BRR NAD–Nias untuk

menyelesaikan pembangunan fisik rumah. Hasil pemeriksaan fisik ke lokasi

pembangunan 13 unit rumah tersebut menunjukkan bahwa kondisi rumah terhenti

pembangunan pada progress fisik +/- 48% dan belum terpasang atap, sehingga

pembangunan rumah dalam kondisi terbengkalai.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Kontrak yang disepakati dan tidak

sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 108: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah: Kondisi

tersebut mengakibatkan:

a. Pembangunan rumah tidak dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat;

b. Indikasi terjadi kerugian negara atas tidak terpungutnya sisa uang muka

sebesar Rp. 64.818.884,00;

c. Kontraktor harus dikenakan denda keterlambatan sebesar Rp.37.609.000,00.

Kondisi yang demikian tersebut terjadi karena : a. Kontraktor kurang

mampu dan kurang profesional dalam melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak

yang telah disepakati; b. Lemahnya pengendalian oleh BRR NAD-Nias atas

pelaksanaan pekerjaan tersebut Pihak Bapel RR menyatakan bahwa: a. Kepala

Satker dan Direktur MK.1 melalui pihak terkait telah melakukan upaya secara

hukum terhadap rekanan yang melakukan wanprestasi termasuk ke Komite

Verifikasi dan Penertiban BRR sebagai fasilitator sehingga permasalahan

kerugian negara dapat diselesaikan. b. Upaya untuk dapat menyelesaikan

permasalahan pembangunan rumah tersebut Direktorat MK.1 telah membuat

rencana dan program penanganan untuk menyelesaikan rumah yang terbengkalai.

Upaya yang telah dilakukan adalah dengan cara kerjasama dengan masyarakat

melalui program Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Dalam minggu kedua

bulan Desember 2007 sudah dilaksanakan penandatanganan kontrak antara PPK

dengan perwakilan masyarakat dengan dana yang telah diperhitungkan dengan

sisa nilai fisik bangunan dan sisa yang tersedia. Pihak Badan Pemeriksaan

Keuangan Republik Indonesia menyarankan kepada Badan Pelaksana Rehabilitasi

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 109: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

dan Rekonstruksi Nad-Nias agar segera mengambil langkah-langkah strategis

pembangunan rumah dapat segera diselesaikan, menarik kelebihan pembayaran

sisa uang muka sebesar Rp. 64.818.884,00 dan mengenakan sanksi denda

keterlambatan sebesar Rp. 37.609.000,00.68

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) juga salah69 Sulaiman Abda

selaku Ketua Komisi D DPRA berpendapat, belum tuntasnya pembangunan

rumah untuk korban tsunami sampai tahun keempat pascatsunami, tidak

seluruhnya karena kesalahan kontraktor. Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

(BRR) sebagai pemilik proyek juga punya kesalahan, karena kurang mengontrol

pelaksanaan pembangunan rumah. Begitu juga terhadap konsultan perencana dan

pengawas yang dikontrak tapi ternyata tidak bekerja secara profesional dan

maksimal. Kecuali itu, kata Sulaiman Abda, perubahan kebijakan yang sering

dilakukan pengambil keputusan di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR),

membuat sistem kerja rehab-rekon jadi terganggu dan terhambat.

 

 

 

 

 

 

                                                            

68 Dokumen Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia NAD. 69 Serambi Indonesia, Tanggal 11 April 2008.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 110: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

BAB IV

AKIBAT HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

B. Akibat Hukum Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi

Walaupun kontrak telah dibuat dalam bentuk tertulis dan memuat berbagai

ketentuan hak dan kewajiban para pihak, namun tetap saja tidak berjalan sebagaimana

mestinya seperti tidak tepat waktu dalam pelaksanaan pembangunan dan penyelesaian

serta tidak memenuhi spesifikasi sebagaimana yang ditentukan dalam kontrak.

Dalam praktek pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi pada satuan Kerja

Perumahan dan Permukiman Wilayah I BRR NAD dalam hal ini Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK) Aceh Besar diketahui bahwa terdapat 20 kontrak Berita Acara

Serah Terima Hasil Pekerjaan PHO memiliki tanggal yang sama dengan FHO.

Dengan demikian disimpulkan bahwa PHO dan FHO khususnya pada kontrak yang

dipilih sebagai sampel penelitian tidak berjalan sesuai ketentuan untuk dua puluh

kontrak perumahan, dengan rincian sebagai berikut:

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 111: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Tabel 2. Kontrak Pembangunan Perumahan Yang Tidak Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku

No Nama Rekanan  No. Kontrak/Jangka Waktu  Nilai Kontrak (Rp)

Realisasi Satuan

1 2 3 4 5 6 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

PT. Putra Sinar Desa  CV. Naguna  CV. Purnama Mulia  PT.Citra Gunung Mas  PT.Bintang BataraSakti  PT. Asiapim Utama  PT.Ramaijaya Purnasejati  CV. Pusaka Tani   CV. Sultahan Agung  CV. Putera H. Dua  CV. Kharyanti  CV. Gaza Konstruksi  Fa. Inpecon  PT. Jasa Mandiri   CV. Tamita Beuna  PT. Aceh Setia Abadi  PT Karia Asri   CV. Seulawah Perkasa   PT. Kalkausar   PT. Jasa Adeek  

KU.08.08/SKS-BRR-P2P/650/2005 28 Oktober 2005 - 25 Maret 2006 

KU.08.08/SKS-BRR-P2P/665/2005 28 Oktober 2005 - 6 Maret 2006

KU.08.08/SKS-BRR-P2P/699/2005 28 Oktober 2005 - 9 Pebruari 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/641/2005 

28 Oktober 2005 - 6 Maret 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/640/2005

28 Oktober 2005 -6 Maret 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/639/2005 

28 Oktober 2005 - 6 Maret 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/659/2005 28 Oktober 2005 - 9 Pebruari 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/661/2005 28 Oktober 2005 - 9 Pebruari 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/698/2005 28 Oktober 2005 - 25 Januari 2006 

KU.08.08/SKS-BRR-P2P/643/2005 28 Oktober 2005 - 9 Pebruari 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/645/2005 28 Oktober 2005 - 9 Pebruari 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/697/2005 28 Oktober 2005 - 9 Pebruari 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/651/2005 

8 Oktober 2005 - 6 Maret 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/637/2005 

8 Oktober 2005 - 6 Maret 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/667/2005 28 Oktober 2005 - 9 Pebruari 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/652/2005 

28 Oktober 2005 - 6 Maret 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/644/2005 8 Oktober 2005 - 9 Pebruari 2006

KU.08.08/SKS-BRR-P2P/646/2005 28 Oktober 2005 - 9 Pebruari 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/638/2005

28 Oktober 2005 – 6 Maret 2006 KU.08.08/SKS-BRR-P2P/658/2005

28 Oktober - 25 Januari 2006

3.144.422.000,00

1.181.562.000,00 

592.214.000,00 

1.180.298.000,00

1.495.682.000,00 

1.494.070.000,00

1.180.260.000,00 

788.140.000,00

394.853.000,00

669.711.000,00 

590.945.000,00 

472.127.000,00 

1.373.992.000,00 

1.564.940.000,00 

512.116.000,00 

1.456.397.000,00 

666.752.000,00 

670.317.000,00 

1.572.264.000,00 

1.572.648.000,00 

80 

30 

15 

30  

38 

38 

30 

20 

10  

17 

15 

12 

35 

40 

13 

37 

17 

17 

40 

40  

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit

Unit 

Unit 

Unit

Unit

Unit

Unit 

Unit 

Unit 

Unit 

Unit 

Unit 

Unit 

Unit 

Unit 

Unit 

Jumlah 22.573.710.000,00  574  Unit

Sumber : Dokumen Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia NAD.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 112: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Berdasarkan data tersebut, jelaslah bahwa kondisi ini menyebabkan pengguna

jasa keberatan dan merasa dirugikan atas kinerja dari penyedia jasa karena ketentuan

yang dimuat dalam kontrak tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Terhadap hal

tersebut tentunya membawa akibat terhadap kedua pihak secara hukum.65

Dari dua puluh kontrak konstruksi tersebut diatas, maka yang diambil

penelaahan terhadap 5 kontrak konstruksi pada Satuan Kerja Perumahan dan

Permukiman Wilayah I Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD dalam hal

ini Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Aceh Besar khususnya dalam kaitannya

dengan kontrak pembangunan perumahan bantuan yang didanai BRR NAD dimuat

ketentuan sanksi yang dapat diterima para pihak khususnya bagi penyedia jasa yang

tidak dilaksanakan prestasinya.

Hal ini tertuang dalam ketentuan sanksi yang dimuat dalam kontrak, yaitu

ketentuan Pasal 18 tentang Sanksi dan denda yang menentukan :

1. Bilamana progres pekerjaan terlambat lebih dari 30% dari target pekerjaan, maka

Pihak Kedua dikenakan sanksi berupa denda keterlambatan sebesar 100 (satu per

mil) dari nilai kontrak perhari kalender.

2. Pada saat nilai denda keterlambatan sama atau melebihi nilai jaminan

pelaksanaan, maka kontrak dihentikan dan penyedia jasa dimasukkan dalam

daftar hitam rekanan.

                                                            

65 Juanda DJamal, Juru Bicara/Humas BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 19 Februari 2009.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 113: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

3. Denda dihentikan bilamana Pihak Kedua telah mencapai target prestasi pekerjaan.

4. Denda yang telah dibebankan harus disetorkan ke Kas Negara oleh Pihak Kedua

atau jaminan pelaksanaannya dicairkan atau diperhitungkan dengan kewajiban

pembayaran Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

Pembangunan 1.710 Unit Rumah Senilai Rp. 1.421.156.578,00 Tidak Sesuai

dengan Spesifikasi Kontrak yang Ditetapkan. Berdasarkan hasil pemeriksaan secara

uji petik atas kontrak pembangunan rumah baru tipe 36 RSS TA 2005 di Kota Banda

Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Nagan Raya, dan

Kabupaten Aceh Selatan yang dikelola oleh Satuan Kerja Sementara (Satker) BRR -

Pengembangan Perumahan dan Permukiman NAD-Nias ditemukan hal-hal sebagai

berikut:

a. Pembangunan 706 unit rumah di Kota Banda Aceh tidak sesuai dengan spesifikasi

kontrak yang ditetapkan senilai Rp. 536.254.432,90;

b. Pembangunan 574 unit rumah di Kabupaten Aceh Besar tidak sesuai dengan

spesifikasi kontrak yang ditetapkan senilai Rp. 779.557.004,87 (lihat Tabel);

c. Pembangunan 430 unit rumah di Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh

Selatan tidak sesuai dengan spesifikasi kontrak yang ditetapkan senilai Rp.

105.345.140,55.66

                                                            

66 Dokumen Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia NAD.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 114: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Hal tersebut tidak sesuai dengan: a. Penjelasan Keputusan Presiden No. 80

Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal

33 Ayat (2) yang antara lain menyatakan bahwa khusus untuk pekerjaan konstruksi,

pembayaran hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak

termasuk bahan-bahan, alat-alat yang di lapangan; b. Syarat-syarat umum dan khusus,

syarat-syarat teknis dan gambar bestek yang telah ditetapkan dalam kontrak.

Hal ini terjadi karena : a. Konsultan pengawas dalam melaksanakan tugas

tidak mengikuti ketentuan yang berlaku; b. Kontraktor cenderung mencari keuntungan

yang tidak wajar; c. Pengawasan dan pengendalian atasan langsung (deputi, direktur)

secara berjenjang belum berfungsi sebagaimana mestinya; d. Kepala Badan Pelaksana

(Bapel) Reonstruksi dan Rehabilitasi, Kedeputian Perumahan, Infrastruktur dan

Penatagunaan Lahan tidak melakukan pemantauan dan evaluasi serta cenderung tidak

merasa bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan di bawah lingkup kerjanya.

Hal tersebut mengakibatkan adanya kelebihan pembayaran yang merugikan

negara minimal sebesar Rp. 1.421.156.578,00. Pihak Badan Pelaksana (Bapel)

Rekonstruksi dan Rehabilitasi sepakat bahwa Konsultan Pengawas dalam melakukan

tugas belum bekerja atau mengikuti ketentuan yang berlaku sehingga BRR telah

melakukan sanksi terhadap PT. Multi Areaconindo (Macon) bekerja sama dengan PT.

PPA Consultant dan PT. Trapenca Puga Raya sebagai Konsultan Pendamping,

Perencana dan Pengawasan terhadap pekerjaan yang dikerjakan kurang optimal dan

tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam kontrak dengan memotong

dana 20% dari nilai kontrak dan mengembalikan ke kas negara sebesar Rp.

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

Page 115: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

27.790.443,00 atas kelebihan pembayaran biaya langsung dan biaya non personil.

Pihak ketiga yang tidak beritikad baik (kontraktor dan konsultan), agar tidak

diikutsertakan dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi selanjutnya;

Mempertanggungjawabkan kekurangan pekerjaan dengan menyetorkan kelebihan

pembayaran ke kas negara sebesar Rp. 1.421.156.578,00; Kepala Badan Pelaksana

(Bapel) Rekonstruksi dan Rehabilitasi menegur secara tertulis deputi yang

bersangkutan dan beserta jajarannya agar meningkatkan pengawasan, pengendalian

dan evaluasi agar permasalahan yang sama tidak terulang kembali.

Page 116: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Lanjutan Tabel 3

  

Page 117: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Lanjutan Tabel 3

  

Page 118: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Berdasarkan data tersebut, jelaslah bahwa jenis pelanggaran yang dilakukan

oleh penyedia jasa konstruksi pada pelaksanaan proyek pembangunan perumahan

antara lain sebagai berikut: Bahan material agregat kelas C tidak memenuhi syarat

gradasi, Terdapatnya kelebihan pembayaran yang tidak sesuai ketentuan, Addendum

kontrak tidak sesuai ketentuan, Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan, Tidak

memiliki kemampuan yang memadai. Sedangkan jenis aturan yang dilanggar adalah

1. Keppres 80 Tahun 2003 lampiran I Bab II.D.2.d ; Pasal 35 ayat (2), (3), (4); dan

Lampiran I Bab II D.1.k.3); 2. Kontrak / SPK awal Pasal 7 ayat 2 dan Pasal 21 ayat

(1); 3.Pembuatan addendum kontrak tidak sesuai ketentuan; 4. Tidak memiliki

kemampuan yang memadai; 5. Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai

kontrak; 6. Keppres 80 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (17); pasal 11 ayat (1); pasal 35;

Pasal 37 ayat (1); Pasal 49 ayat (1) dan (2) 7. Kontrak pasal 12 ayat (g); Pasal 4 butir

(2) dan rincian anggaran biaya.

Dari ketentuan sanksi tersebut jelaslah bahwa pada intinya apabila terbukti

bahwa pelaksanaan pekerjaan pembangunan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen

kontrak yang antara lain meliputi semua ketentuan dasar pelaksanaan teknis

pekerjaan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 4 Perjanjian tentang Dasar

Pelaksanaan Pekerjaan yaitu :

  

Page 119: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 diatas harus dilaksanakan oleh Pihak Kedua atas

dasar referensi-referensi yang bagian tidak terpisahkan dari perjanjian ini, yaitu :

a. Gambar-gambar (termasuk gambar-gambar detail). Rencana Kerja dan Syarat-

syarat pekerjaan (RKS) dengan semua perubahan sesuai dengan Berita Acara

Penjelasanya.

b. Semua ketentuan-ketentuan dari peraturan administrasi teknis yang tercantum

dalam :

1. Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBBI 1982);

2. Standar umum Bahan Bangunan Indonesia (Tahun 1986);

3. Standard Industri Indonesia (SII-003-1981);

4. Standard dan peraturan mengenai pekerjaan utilitas yang berlaku. Misalnya:

PUIL, 1987, LMK,. SPLN, PUIPP, DIM, JIS, IEC, VDE, UFPA, UL, 864,

ASTM, SMAGNA, AVMI, PPI dan Peraturan Keselamatan Kerja Daerah

setempat;

5. Peraturan Perburuhan Indonesia;

6. Keputusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia;

7. Peraturan Pembangunan Daerah Setempat;

8. NI-Normalisasi Indonesia;

9. PPT GIUG Earthquake Codes;

10. Building-codes untuk wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan

Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara.

  

Page 120: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Oleh karena itu, apabila terbukti bahwa pelaksanaan pekerjaan pembangunan

tidak sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak, maka pihak pengguna jasa dalam

hal ini dapat melakukan :

1. Pemberian teguran-teguran dan peringatan-peringatan secara tertulis;

2. Penangguhan pembayaran;

3. Pemasukan Pihak Kedua ke dalam Daftar Hitam Rekanan dan pengalihan

pekerjaan;

4. Pengenaan denda sebesar Rp. 1/1000 (satu perseribu)

untuk setiap hari keterlambatan sampai setinggi-tingginya 5% (lima perseratus)

dari Nilai Kontrak.

Selain sanksi dan denda tersebut diatas juga terdapat tanggungjawab pelaku

jasa konstruksi baik secara perdata maupun secara pidana; menurut Mariam Darus

Badrulzaman tanggungjawab secara perdata pelaku jasa konstruksi dapat dilihat dari

perikatan yang terjadi antara pengguna jasa (pemilik proyek) dengan penyedia jasa

(konsultan atau kontraktor). perikatan yang berbentuk kontrak kerja konstruksi

tersebut terkait dengan Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1233, yaitu

bahwa tiap-tiap perikatan dilahirkan, baik karena persetujuan, dan atau karena

undang-undang. sedangkan tanggungjawab secara pidana menurut Undang-undang

Nomor 18 Tahun 1999 membuka peluang sanksi pidana bagi pelaku jasa konstruksi,

khususnya Pasal 41 dan Pasal 43 ayat (1), (2), dan (3). tujuan Undang-undang ini

adalah untuk melindungi masyarakat yang menderita sebagai akibat penyelenggaraan

pekerjaan konstruksi sedemikian rupa. pada prinsipnya barangsiapa yang

  

Page 121: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

merencanakan, melaksanakan maupun mengawasi pekerjaan konstruksi yang tidak

memenuhi persyaratan keteknikan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan

konstruksi (pada saat berlangsungnya pekerjaan konstruksi) atau kegagalan bangunan

(setelah bangunan beroperasi), maka akan dikenai sanksi pidana paling lama 5 (lima)

tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh persen) dari nilai

kontrak. selain sanksi pidana, para profesional (tenaga ahli) teknik juga akan dikenai

sanksi administrasi sebagaimana yang diatur Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28

tahun 2000 Pasal 31,32, dan 33 juncto PP Nomor 30 tahun 2000 Pasal 6 ayat (4).

sanksi pidana dirasakan perlu mengingat bahwa sanksi lain seperti sanksi administrasi

bagi pelanggaran norma-norma Hukum Tata Negara dan Tata Usaha Negara, dan

sanksi perdata bagi pelanggaran norma-norma hukum perdata mencukupi untuk

mencapai tujuan hukum, yaitu rasa keadilan.

Namun demikian walaupun telah memiliki dasar yang kuat mengenai

pengenaan sanksi bagi penyedia jasa yang tidak melaksanakan kewajiban sesuai

kontrak, pihak pengguna jasa tidak sepenuhnya dapat menerapkan ketentuan sanksi

tersebut tetapi hanya berbentuk teguran secara lisan saja. Padahal apabila dilihat dari

bentuk pelanggarannya terhadap penyedia jasa telah dapat dikenakan denda atau

pemutusan perjanjian. Akan tetapi, mengingat penyedia jasa telah banyak mengalami

kerugian dalam pelaksanaan pembangunan rumah dimaksud penyelesaian tetap

diserahkan kepada penyedia jasa disamping mengupayakan untuk membuat

addendum kontrak. Akibat langsung yang dirasakan oleh penyedia jasa adalah tidak

  

Page 122: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

lagi dipercaya untuk melaksanakan proyek lain atau dengan kata lain penyedia jasa

dimasukkan dalam daftar hitam rekanan.78

Berdasarkan uraian di atas terhadap tindakan penyedia jasa yang tidak

melaksanakan ketentuan sebagaimana yang diperjanjikan berakibat penyedia jasa

bersangkutan akan dikenakan sanksi. Dalam hal ini jelas bahwa akibat tindakan

penyedia jasa yang tidak memenuhi kewajiban sesuai dengan perjanjian, maka

pengguna jasa dapat mengambil tindakan hukum sesuai ketentuan sedangkan bagi

penyedia akan terkena tindakan hukum sesuai perjanjian seperti dimasukkan dalam

daftar hitam rekanan.

B. Upaya Penyelesaian Wanprestasi

Sebagaimana diketahui bahwa pelaksanaan pembangunan fisik dibidang jasa

konstruksi cukup banyak melibatkan sumber-sumber daya, baik sumber daya

manusia, sumber daya alam berupa bahan bangunan, sumber daya tenaga dan energi

peralatan, mekanikal dan elektrikal, serta sumber daya keuangan. Dalam setiap

tahapan pekerjaan tersebut dilakukan dengan pendekatan manajemen proyek, yang

prosedurnya telah diatur dan ditetapkan sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan

pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu pelaksanaan. Namun

demikian, pada setiap tahapan-tahapan pekerjaan tersebut, adakalanya mengalami

hambatan, baik dari faktor manusia maupun sumber-sumber daya yang lain.

                                                            

78 Muhammad Insa Ansyari, Kepala Bidang Layanan Hukum BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 18 Februari 2009.

  

Page 123: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Hambatan-hambatan sekecil apapun harus diselesaikan dengan baik untuk mencegah

kerugian yang lebih besar, baik dari pelaksanaan waktu pekerjaan maupun

operasional bangunan kelak. Oleh karenanya tulisan ini akan berupaya membahas

lebih jauh sengketa yang terjadi dan bagaimana penyelesaiannya, berdasarkan pada

literatur maupun pengalaman lapangan yang penulis alami, khususnya untuk proyek

pembangunan ini.

Pada dasarnya, ilmu pengetahuan yang sangat luas itu merupakan bagian dari

kebutuhan manusia. Akan tetapi dengan keterbatasan yang dimiliki manusia itu

sendiri, mereka hanya mampu untuk menampung beberapa cabang keilmuan saja.

Oleh karenanya wajar apabila setiap pekerjaan profesi yang dilakukan oleh seorang

yang profesional, wajib didukung dengan pengetahuan yang cukup untuk melengkapi

keilmuan yang dimiliki. Maksudnya, sudah saatnya para profesional teknik memiliki

pengetahuan keilmuan yang bersentuhan dengan bidang pekerjaannya, yaitu ilmu

hukum. Dengan demikian diharapkan bahwa setiap langkah profesi yang dilakukan

oleh profesional teknik, mampu untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi

apabila bidang pekerjaan profesi teknik tersebut berakibat hukum. Kecenderungan

sengketa jasa konstruksi diakibatkan oleh beberapa hal : (1). Sengketa precontractual

(2) Sengketa contractual (3) Sengketa pascacontractual. Masing-masing segketa

tersebut memiliki karakteristik tersendiri dan merupakan bagian dari keseluruhan

manajemen proyek bidang jasa konstruksi.

  

Page 124: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

1. Jasa Konstruksi

Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan jasa konstruksi

umumnya masih mengikuti peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah

Hindia Belanda, dengan apa yang waktu itu kita kenal dengan Algemene

Voorwaarden (AV) 1941. Jauh setelah itu, peraturan perundang-undangan yang

terkait langsung dengan jasa konstruksi baru diterbitkan Pemerintah Indonesia

melalui Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 beserta Peraturan Pemerintah Nomor

28, 29 dan 30 Tahun 2000, serta peraturan perundang-undangan lain baik di tingkat

pusat maupun daerah. Untuk mengetahui lebih jauh tentang jasa konstruksi, berikut

dalam tabel 4 adalah asas dan tujuan pengaturan jasa konstruksi sebagaimana yang

diamanatkan UU. Nomor 18 Tahun 1999.

Tabel 4. Asas dan Tujuan Pengaturan Jasa Konstruksi Sesuai Undang-Undang No. 18 Tahun 1999

No Azas-azas Jasa Konstruksi No Tujuan Pengaturan Jasa Konstruksi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Asas Kejujuran Asas Keadilan Asas Manfaat Asas Keserasian Asas Keseimbangan Asas Keterbukaan Asas Kemitraan Asas Keamanan Asas Keselamatan

1.

2.

3.

Memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas. Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang jasa konstruksi

Sumber : Bambang Poerdyatmono (2003)

  

Page 125: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Dari penjelasan tabel 5 di atas jelaslah bahwa semua yang berkaitan dengan

asas-asas dan tujuan pengaturan jasa konstruksi tersebut ditujukan untuk kepentingan

masyarakat, bangsa dan negara. Berkaitan dengan pelaksanaan jasa konstruksi

sebagai bagian dari manajemen proyek/konstruksi, maka lingkup layanan jasa

konstruksi sebagaimana Pasal (3) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2000

adalah lingkup pelayanan jasa perencanaan, pelaksanaan, pengawasan secara strategis

dapat terdiri dari jasa : rancang bangun, perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan

terima jadi, penyelenggaraan pekerjaan terima jadi. Berikut pada Tabel 5 adalah jenis

usaha jasa konstruksi sebagaimana Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Pasal 4

ayat (1) dan ayat (2) dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2000 Pasal (2),

(3) dan Pasal (5).

  

Page 126: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Tabel 5. Jenis Usaha Jasa Konstruksi berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 1999 dan PP Nomor 28 Tahun 2000

No

Jenis Usaha Jasa Konstruksi

Menurut UU Nomor 18 Tahun 1999

Menurut PP Nomor 28 Tahun 2000

1.

Perencanaan Konstruksi Layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi

Survey, perencanaan umum, studi makro dan mikro, studi kelayakan proyek, industri dan produksi; perencanaan teknik, operasi dan pemeliharaan, serta penelitian.

2. Pelaksanaan Konstruksi Layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi.

Lingkup jasa perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan secara strategis dapat terdiri dari jasa : rancang bangun, perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan terima jadi, penyelenggaraan pekerjaan terima jadi.

3. Pengawasan Konstruksi Layanan jasa pengawasan baik keseluruhan maupun sebagian pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi.

Layanan pengawasan jasa konstruksi yang meliputi : pengawasan pekerjaan konstruksi, pengawasan keyakinan mutu dan ketepatan waktu, dan proses perusahaan dari hasil pekerjaan konstruksi

Sumber : Bambang Poerdyatmono (2003)

  

Page 127: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Dari tabel 5 di atas jelaslah bahwa lingkup sengketa jasa konstruksi dapat saja

terjadi pada tingkat perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi, juga pada

tingkat perngawasan konstruksi itu sendiri.

2. Sengketa Jasa Konstruksi

Sebagaimana diketahui dalam penulisan di depan, bahwa sengketa jasa

konstruksi terdiri dari 3 (tiga) bagian :

a. Sengketa precontractual yaitu sengketa yang terjadi sebelum adanya kesepakatan

kontraktual, dan dalam tahap proses tawar menawar.

b. Sengketa contractual yaitu sengketa yang terjadi pada saat berlangsungnya

pekerjaan pelaksanaan konstruksi.

c. Sengketa pascacontractual yaitu sengketa yang terjadi setelah bangunan

beroperasi atau dimanfaatkan selama 10 (sepuluh) tahun.

Perjanjian baik yang umum maupun yang khusus seperti halnya kontrak kerja

konstruksi yang dilakukan melalui penunjukan langsung, selalu menimbulkan

konsekuensi adanya hak dan kewajiban yang berlaku bagi para pihak dalam

pelaksanaan secara keseluruhan apabila hak dan kewajiban ini tidak dipenuhi oleh

salah satu pihak, maka para pihak tersebut dinyatakan telah melakukan wanprestasi

walaupun tidak sepenuhnya diakui dan tentunya hal ini menimbulkan suatu akibat

hukum sebagaimana yang diuraikan sebelumnya.

  

Page 128: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Wanprestasi atau tindakan penyedia jasa yang tidak melaksanakan kewajiban

terjadi memungkinkan terjadinya suatu perselisihan dan hal tersebut disadari betul

oleh para pihak, sehingga dalam kontrak kerja konstruksi juga dicantumkan cara-cara

menyelesaikan perselisihan. Hal ini dilakukan agar mudah penyelesaiannya.

Adapun penyelesaian yang dilakukan dalam pihak pengguna jasa dengan

penyedia jasa dalam hal penyedia jasa tidak melaksanakan prestasinya sesuai dengan

perjanjian menurut ketentuan perjanjian biasanya ditentukan melalui jalur pengadilan

pengguna jasa dalam praktek lebih sering dilakukan di luar pengadilan pengguna jasa

melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) biasanya melayangkan surat teguran

secara tertulis kepada penyedia jasa. Teguran dimaksudkan agar penyedia jasa segera

melaksanakan kewajiban dan prestasinya kecuali dalam hal keadaan overmacth atau

force majeure yang tidak memungkinkan untuk diminta perpanjangan waktu

penyelesaian pembangunan.

Berdasarkan ketentuan yang dimuat Kontrak Upaya Penyelesaian perselisihan

dilakukan dengan ketentuan yang dimuat dalam Pasal 20 tentang Penyelesaian

Perselisihan, yaitu:

1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan

diselesaikan secara musyawarah.

2. Jika perselisihan ini tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka kedua

belah pihak sepakat untuk membawa ke Badan Arbitrase Negara (BANI).

3. Keputusan Badan Arbitrase (BANI) bersifat mengikat kedua belah pihak, dan

biaya penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan/dipikul oleh Pihak Kedua.

  

Page 129: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima

oleh salah satu atau kedua belah pihak, maka perselisihan akan diteruskan

melalui Pengadilan Negeri Jantho Kabupaten Aceh.

Berbeda dengan diatas, penyelesaian sengketa jasa konstruksi yang dilakukan

oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-NIAS selama ini, menurut

Muhammad Insa Ansyari dalam Praktek bahwa ada 3 (tiga) kemungkinan yang dapat

diadakan untuk menyelesaikan perselisihan (wanprestasi) yang biasanya telah

dicantumkan dalam kontrak, yaitu:

1. Dengan cara musyawarah dimana penyelesaian, perselisihan itu dilakukan

sendiri oleh para pihak.

2. Melalui panitia arbitrase, yang arbiter-arbiternya ditunjuk oleh kedua

belah pihak.

3. Melalui Pengadilan Negeri, dimana domisili yang dicantumkan dalam

perjanjian.79

Dalam praktek sering dilakukan untuk menyelesaikan suatu perselisihan

dalam Kontrak Kerja Konstruksi pada Satuan Kerja Perumahan dan Permukiman

Wilayah I Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD adalah melalui

musyawarah diantara para pihak itu sendiri. Jalur pengadilan tidak dipakai karena

setelah menerima surat teguran dari pengguna jasa, maka penyedia jasa biasanya

                                                            

79 Muhammad Insa Ansyari, Kepala Layanan Hukum BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 18 Februari 2009.

  

Page 130: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

bertemu untuk mengadakan rapat atau musyawarah mengenai penyelesaian yang

ditempuh terhadap permasalahan yang dihadapi.

Dalam praktek selama ini yang dilakukan, pada Satuan Kerja Perumahan dan

Permukiman (Satker Perkim) Wilayah I Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR)

NAD sehubungan dengan tidak dilaksanakan kewajiban penyedia jasa sesuai dengan

kontrak, maka pihak pengguna jasa dalam hal ini pihak Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK) Aceh Besar Satuan Kerja Perumahan dan Permukiman (Satker Perkim)

Wilayah I Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD telah melakukan

beberapa tindakan yaitu:

1. Memberi teguran dengan surat resmi, yang pada intinya mengharapkan agar

penyedia jasa (1) mengoptimalkan kinerja tenaga kerja (2) persediaan

bahan/material harus siap di lapangan dan (3) mempersiapkan persediaan alat

yang diperlukan;

2. Memerintahkan kepada penyedia jasa untuk menunaikan prestasi sesuai dengan

isi perjanjian pengadaan barang/jasa yang telah disepakati;

3. Meminta penyedia jasa untuk membayar denda karena terlambat mengadakan

serah terima hasil pekerjaan kepada pengguna jasa;

4. Pihak pengguna jasa dapat mengambil biaya dari jaminan kontrak, memotong

pembayaran atau mempergunakan milik penyedia jasa;

  

Page 131: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

5. Memberi sanksi kepada pihak penyedia jasa untuk tidak dapat melakukan

penawaran untuk dapat dipilih menjadi penyedia jasa pada proyek yang akan

datang.80

Mengenai upaya penyelesaian dalam hal penyedia jasa tidak melakukan

tanggung jawabnya dalam kontrak karena wanprestasi adalah perdamaian diluar

pengadilan. Adanya penyelesaian perselisihan melalui jalur di luar pengadilan yang

didahului dengan adanya surat teguran tersebut dibenarkan oleh para penyedia jasa

yang berhasil ditemui bahwa dalam hal terjadi wanprestasi baik akibat keterlambatan

atau tidak sesuainya spesifikasi objek perjanjian tindakan yang paling sering

dilakukan oleh pengguna jasa adalah diberikan teguran agar penyedia jasa

melaksanakan kewajibannya.

Terhadap hal tersebut biasanya penyedia jasa memberikan respon positif,

sehingga dari hasil musyawarah biasanya yang dibuat pembaharuan kontrak atau

addendum guna menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Namun demikian tidak

semuanya kontrak dapat diterapkan hal tersebut dan hal ini sangat tergantung dari

kedua pihak khususnya penyedia jasa.81

                                                            

80 Bambang Sudiatmo, Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 19 Februari 2009.

81 Zulkifli Ali, Muzakkir, Muslim Kasim, Najib AR dan Firman Putra, Penyedia Jasa, Wawancara, tanggal 10 – 12 Februari 2009.

  

Page 132: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa mekanisme penyelesaian

perselisihan dalam kontrak konstruksi lebih mengutamakan upaya musyawarah,

sehingga perselisihan tersebut tidak sampai ke pengadilan. Namun dalam kasus

tertentu jika melalui musyawarah tidak membawa hasil maka para pihak dapat

menyelesaikan perselisihan melalui Panitia Arbitrase dan pengadilan Negeri.

Walaupun terdapat berbagai cara penyelesaian perselisihan, namun

penyelesaian secara musyawarah tetap menjadi pilihan utama karena dapat dilakukan

dengan cepat dan biaya ringan, termasuk kasus-kasus wanprestasi dalam kontrak

kerja konstruksi pada Divisi Perumahan dan Permukiman Badan Rehabilitasi dan

Rekonstruksi (BRR) NAD-NIAS. Disamping itu cara penyelesaian seperti ini dapat

menguntungkan kedua belah pihak sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat terus

dilangsungkan pembangunannya sampai dengan selesai.

Disaat Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-NIAS berakhir

masa tugasnya, sedangkan pembangunan rumah di Aceh bagi korban Tsunami belum

terbangun seluruhnya, institusi yang akan melanjutkan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Aceh adalah Badan Kesinambungan Rekonstruksi Aceh (BKRA) menggantikan BRR

yang sudah berakhir masa tugasnya pada tanggal 19 April 2009. badan baru yang

menggantikannya itu nanti juga merupakan badan bentukan pemerintah pusat dengan

dasar hukum Keputusan Presiden. Badan ini tidak hanya berfungsi melakukan

koordinasi, monitoring dan evaluasi, tapi juga berfungsi sebagai eksekusi dalam

melaksanakan program percepatan pembangunan Aceh di masa datang. badan ini

juga berfungsi mengoordinasikan dan menggalang sumber pendanaan off budget dari

  

Page 133: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

berbagai lembaga asing yang berkomitmen membantu pemulihan Aceh hingga 2012,

seperti USAID, WB, IDB, KWF dan beberapa donor lainnya. Untuk tahun 2009,

BKRA akan mendapat alokasi anggaran APBN yang bersumber dari rupiah murni

sebesar Rp 4 triliun. Namun, dari dana tersebut, baru tersedia Rp 1.3 triliun. “Dana

sebesar Rp 2.7 triliun akan diupayakan melalui APBN-P. Sedangkan alokasi

anggaran yang bersumber pada kementerian/lembaga yang bersumber dari PHLN

(Pinjaman Hutang Luar Negeri) sebesar Rp 1.78 Triliun,”82

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                            

82 Hamid Zein, Kepala Biro Humas dan Hukum Pemerintah Aceh, Wawancara, Tanggal 5 Maret 2009.

  

Page 134: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Di bagian ini penulis memberikan kesimpulan dari semua hal-hal yang telah

diuraikan pada bagian terdahulu yaitu :

1. Terjadinya wanprestasi dalam pelaksanaan kontrak kerja konstruksi melalui

penunjukan langsung di Kabupaten Aceh Besar adalah akibat terjadi suatu

keadaan tidak dilaksanakannya apa yang telah diperjanjikan dalam suatu

perjanjian, oleh karena kelalaian salah satu pihak yang terikat dalam

perjanjian. yaitu tidak melaksanakan pekerjaan tepat pada waktunya; tidak

melakukan pekerjaan sesuai gambar rencana (bestek) dan spesifikasi yang ada

dalam kontrak; mensub kontrakkan kepada pihak kontraktor lain.

2. Faktor penyebab terjadinya wanprestasi dalam pembangunan perumahan

untuk korban tsunami di Kabupaten Aceh Besar adalah karena terjadinya

kenaikan harga bahan material ditambah dengan besarnya biaya tambahan

yang harus dikeluarkan oleh penyedia jasa dan akibat kelalaian dari penyedia

jasa sendiri.

  

Page 135: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

3. Akibat hukum yang timbul dari tindakan penyedia jasa yang tidak

melaksanakan kewajibannya adalah penyedia jasa bersangkutan dikenakan

sanksi salah satunya dengan memasukkan penyedia jasa dalam daftar hitam

rekanan sehingga tidak dipercaya lagi melaksanakan proyek lainnya. Upaya

penyelesaian yang ditempuh terhadap penyedia jasa yang tidak melaksanakan

kewajibannya dilakukan melalui musyawarah di antara para pihak, hal ini

didahului dengan pemberian teguran dan diupayakan penyelesaian kontrak

dengan membuat addendum kontrak.

B. Saran

1. Disarankan bagi pengguna jasa untuk melihat kemampuan penyedia jasa yang

melaksanakan pembangunan perumahan tersebut, jangan asal anak daerah

atau kontraktor lokal, yang perlu kualitas.

2. Disarankan kepada pengguna jasa untuk mensosialisasikan kepada masyarakat

tidak perlu harus penyedia jasa anak daerah, untuk pembangunan perumahan

Aceh/Nias di pergunakan tenaga yang benar-benar ahli dan bertanggung

jawab.

3. Dituntut kesadaran pengguna jasa untuk tidak menuntut pemotongan harga

proyek yang terlalu banyak.

  

Page 136: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Abdulkadir Muhammad, 1990, Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung.

Andasasmita, Komar, 1990, Notaris II Contoh Akta Otentik dan Penjelasannya, Bandung, Penerbit INI (Ikatan Notaris Indonesia).

Ahmad Miru, 2007, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Rajawali Pers, Jakarta.

Ashshofa, Burhan, 1994, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta.

Badrulzaman, M.D., 1993, KUH Perdata, Buku III, Hukum Perikatan dengan Penyelesiannya, Penerbit Alumni, Bandung.

________________, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Djumialdji, F.X., 1991, Perjanjian Pemborongan, Bina Aksara, Jakarta.

_____________, 1995, Hukum Bangunan (Dasar-dasar Hukum Dalam Proyek dan Sumber Daya Manusia), Rineka Cipta, Yogyakarta.

Frick, Heinz, 1995, Rumah Sederhana, Kebijakan Perencanaan dan Konstruksi, Kanius, Jakarta.

___________, 1998, dan FX Bambang Suskiyatno.

Fuady, Munir, 1998, Kontrak Pemborongan Mega Proyek, PT. Cipta Adtya Bakti, Bandung.

Hamzah, Andi, 1992, Dasar-dasar Hukum Perumahan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Hartono, C.F.G. Sunaryati, 1994, Penelitian Hukum Di Indonesia Abad ke-20, Penerbit Alumni, Bandung.

Hardjo, Eko, Budi, 1998, Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Perkotaan, Gajahmada University Press, Yogyakarta.

Kartini Mulyadi da Gunawan Wijaya, 2004, Perikatan pada Umumnya, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

  

Page 137: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Komarudin, 1997, Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Permukiman, Yayasan REI _ PT. Rakasindo, Jakarta.

Khairandy, Ridwan, 2004, Itikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1982, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta.

Moleong, Lexy, 2002, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Nazarkhan Yasin, Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia, PT. Gramedia Pusat Utama, Jakarta, 2003.

Nazir, Moh, 1988, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Qirom Syamsuddin Meliala, A., 1995,Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya, Liberty, Yogyakarta.

Salim, HS, 2003, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.

________, 2006, Perkembangan Hukum Kontrak di Luar KUHPdt, Raja Grafindo, Jakarta.

Soedibyo, 1983, Pihak-pihak Yang Melakukan Pembangunan, Paradya Paramita, Jakarta.

Soekanto, Soejono, 1986, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan ke-2, UI-Press, Jakarta.

Soemitro, Roni Hanitijo, 1980, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Solindeho, John, 1993, Masalah Tanah Dalam Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta.

Subagio, Joko P., 1994, Metodologi Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Sunggono, Bambang, 1997, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

  

Page 138: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Suharnoko, 2004, Hukum Perjanjian, Kencana, Jakarta.

Sri Soedewi Masjchum Sofyan, 1972, Kumpulan Kuliah Hukum Perdata, Yayasan Gajah Mada, Yogyakarta.

__________________________, 1982, Hukum Bangunan Perjanjian Pemborongan Bangunan, Liberty, Yogyakarta.

__________________________, 1982, Himpunan Karya Tentang Pemborongan Bangunan, Liberty, Yogyakarta.

Subekti, R., 1979, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta.

_________, 1982, Pokok-pokok Hukum Perdata, PT. Pembimbing Masa, Jakarta.

_________, 1982, Aneka Perjanjian, Bandung.

Syahrin, Alvi, 1992, Azas Pembangunan yang berwawasan lingkungan (suatu Studi Tentang Peraturan Perundang-undangan Pembangunan Perumahan), Tesis Program Pascasarjana UNAIR, Surabaya.

___________, 2003, Pengaruh Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Berkelanjutan, Pustaka Bangsa Press, Medan.

Shahab, H., 2000, Menyingkap dan Meneropong Undang-undang Arbitrase No. 30 Tahun 1999 dan Penyelesaian Alternatif serta Kaitannya dengan UU Jasa Konstruksi No.18 Tahun 1999 dan FIDIC., Penerbit Liberty, Jogjakarta.

Wirjono Prodjodikoro, R. 1986, Azas-azas Hukum Perdata, PT. Bale, Bandung.

Warsito, Herman, 1997, Pengantar Metodologi Penelitian Buku Panduan Mahasiswa, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Waluyo, Bambang, 1996, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta.

Yudohusodo, Siswono, dkk, 1991, Rumah Untuk Seluruh Rakyat, INKOPPOL, Unit Percetakan Bharakerta, Jakarta.

Yahya, M. Harahap, 1986, Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung.

  

Page 139: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

B. Jurnal/Dokumen/Surat Kabar.

Dokumen Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR)

Dokumen BPK RI Atas Laporan Hasil Pemeriksaan BRR TA 2005.

Harian Serambi Indonesia,

Poerdyatmono, B., 1995, Asas Kebebasan Berkontrak (Contractvrijheid Beginselen) dan Penyalahgunaan Keadaan (Misbruik van Omstandigheden) pada Kontrak Jasa Konstruksi, Jurnal Teknik Sipil, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atmajaya, Jogjakarta, Volume 6 No. 1.

C. Peraturan Perundang-undangan.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Subekti, R dan Tjitrosudibio, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, cetakan kedua puluh lima 1992.

Undang-undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960.

Undang-undang No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman.

Undang-undang No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.

Undang-undang No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-undang No. 44 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh.

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-undang No. 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi (UUJK)

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2005 Tentang Badan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Wilayah Dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Dan Kepulaua Nias Provinsi Sumatera Utara Menjadi Undang-undang.

  

Page 140: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi.

Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2004 Tentang Perusahaan Umum (PERUM) Pembangunan Perumahan Nasional.

Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2005 Tentang Badan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Wilayah Dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Dan Kepulaua Nias Provinsi Sumatera Utara Menjadi Undang-undang.

Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009.

Peraturan Presiden No. 30 Tahun 2005 Tentang Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi NAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara.

Peraturan Presiden No. 69 Tahun 2005 Tentang Peran Serta Lembaga/Perorangan Asing dalam Rangka Hibah Untuk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi NAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara.

Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2005 Tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2005 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Serta Hak Keuangan Badan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Wilayah Dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara.

  

Page 141: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2005 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Serta Hak Keuangan Badan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Wilayah Dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2000 Tentang Badan Kebijakan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government.

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.192/KPTS/M/2004 Tentang Penetapan Paket-paket Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Secara Semi e-Procurement di Lingkungan Departemen Permukman dan Prasarana Wilayah.

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.339/KPTS/M/2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instruksi Pemerintah.

D. Situs Internet

http://www.e-aceh-nias.org. Diakses pada Februari 2009

http://www.acehmagazine.com. Diakses pada Maret 2009

http://www.serambinews.com. Diakses pada Maret 2009

  

Page 142: peraturansahabat.files.wordpress.comperaturansahabat.files.wordpress.com/2011/05/penunjukan... · WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG

  

  

http://www.kompas.cybermedia. Diakses pada Maret 2009

http://www.kimpraswil.go.id/Ditjen_mukim/ensiklopedia/perumahan/ksnpp.htm, Djoko Kirmanto, Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP). Diakses pada Maret 2009

http://www.yahoo.com, Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan. Diakses pada Maret 2009

http://www.google.com, Perkembangan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias

http://bpk_ri.go.id. Diakses pada Maret 2009