waktu dalam line balancing(ws wb wn)

23
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi massal, dimana dalam proses produksinya harus dibagikan pada seluruh operator sehingga beban kerja operator merata. Jadi dalam keseimbangan lini produksi kita dapat merancang bagaimana seharusnya suatu lintasan produksi sehingga dapat tercapai keseimbangan beban yang dialokasikan pada setiap stasiun kerja dalam menghasilkan produk. Istilah keseimbangan lini (line balancing) atau biasa disebut keseimbangan lintasan adalah suatu metode penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun- stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus dari stasiun kerja tersebut. Keseimbangan lini juga dapat dikatakan sebagai usaha untuk mengadakan keseimbangan kapasitas antara satu bagian dengan bagian lain didalam suatu proses produksi. Keterkaitan sejumlah pekerjaan dalam suatu lini produksi harus dipertimbangkan dalam menentukan pembagian pekerjaan ke dalam masing- masing stasiun kerja. Hubungan atau saling keterkaitan antara satu pekerjaan

Upload: arief-sulistyawan

Post on 19-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

penjelasan mengenai waktu-waktu dalam analisa line balancing

TRANSCRIPT

  • BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Definisi Line Balancing

    Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi massal, dimana dalam

    proses produksinya harus dibagikan pada seluruh operator sehingga beban kerja

    operator merata. Jadi dalam keseimbangan lini produksi kita dapat merancang

    bagaimana seharusnya suatu lintasan produksi sehingga dapat tercapai

    keseimbangan beban yang dialokasikan pada setiap stasiun kerja dalam

    menghasilkan produk.

    Istilah keseimbangan lini (line balancing) atau biasa disebut keseimbangan

    lintasan adalah suatu metode penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun-

    stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini produksi sehingga setiap

    stasiun kerja memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus dari stasiun kerja

    tersebut. Keseimbangan lini juga dapat dikatakan sebagai usaha untuk

    mengadakan keseimbangan kapasitas antara satu bagian dengan bagian lain

    didalam suatu proses produksi.

    Keterkaitan sejumlah pekerjaan dalam suatu lini produksi harus

    dipertimbangkan dalam menentukan pembagian pekerjaan ke dalam masing-

    masing stasiun kerja. Hubungan atau saling keterkaitan antara satu pekerjaan

  • 16

    dengan pekerjaan lainnya digambarkan dalam suatu presedence diagram atau

    diagram pendahuluan.

    2.2 Permasalahan Keseimbangan Lintasan Produksi

    Dalam suatu perusahaan yang mempunyai tipe produksi massal, yang

    melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi

    memegang peranan yang penting dalam membuat penjadwalan produksi,

    terutama dalam pengaturan operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus

    dilakukan.

    Bila pengaturan dan perencanaannya tidak tepat, maka setiap stasiun kerja di

    lintas perakitan mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Hal ini akan

    mengakibatkan lintas perakitan tersebut tidak efisien karena terjadi

    penumpukkan material atau produk setengah jadi di antara stasiun kerja yang

    tidak berimbang kecepatan produksinya.

    Persoalan keseimbangan lini bermula dari keadaan kombinasi penugasan

    kerja kepada operator yang menempati tempat kerja tertentu. Karena penugasan

    elemen kerja yang berbeda akan menyebabkan perbedaan dalam sejumlah waktu

    yang tidak produktif dan variasi jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk

    menghasilkan output produksi tertentu didalam suatu lintasan. Masalah

    kombinasi itu menjadi masalah menyeimbangkan lintasan.

  • 17

    Masalah utama yang dihadapi dalam lintasan produksi adalah:

    Kendala sistem, yang erat kaitannya dengan maintenance

    Menyeimbangkan beban kerja pada beberapa stasiun kerja untuk:

    - Mencapai suatu efisiensi yang tinggi

    - Memenuhi rencana produksi yang telah dibuat

    Sedangkan hal-hal yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan pada

    lintasan produksi antara lain:

    Rancangan lintasan yang salah

    Peralatan atau mesin sudah tua sehingga seringkali breakdown dan perlu

    diset-up ulang

    Metode kerja yang kurang baik

    Rancangan lintasan produksi yang seimbang bertujuan:

    Untuk menyeimbangkan beban kerja yang dialokasi pada setiap stasiun kerja

    sehingga pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang seimbang dan mencegah

    terjadinya bottleneck

    Menjaga lini perakitan agar tetap lancar dan berlangsung secara kontinu

    Pada usaha pencapaian keseimbangan lini, terdapat beberapa cara yang

    dikenal, antara lain:

    1. Penumpukan material

    Caranya dengan membuat tumpukan material pada stasiun kerja yang lambat.

    Kemudian pada stasiun kerja ini harus melakukan kerja lembur atau

    menambah tenaga kerja. Cara ini merupakan cara yang paling mudah, tetapi

  • 18

    tidak menjadikan lebih baik karena dengan adanya penumpukkan material

    akan mengakibatkan pemborosan waktu pada stasiun kerja yang lain dan

    pemborosan ruangan yang dipakai.

    2. Pergerakan operator

    Caranya adalah apabila seorang operator mempunyai waktu operasi yang

    lebih cepat dari operator lainnya, ia dapat bergerak sepanjang lini produksi

    tersebut untuk membantu operator lainnya yang waktu operasinya lebih lama.

    3. Pemecahan elemen pekerjaan

    Cara ini dilakukan jika suatu operasi membutuhkan waktu yang lebih singkat

    daripada stasiun kerja lainnya. Operator tersebut dapat menangani lebih dari

    satu operasi.

    4. Perbaikan operasi

    Cara ini harus ditempuh melalui perbaikan metode kerja khususnya jika

    terdapat operasi yang lebih lama dibandingkan dengan yang lainnya dan

    memerlukan waktu set-up yang lama. Studi gerakan akan selalu

    menghasilkan cara yang lebih baik untuk melakukan pekerjaan dan akan

    mengurangi waktu kerja yang dibutuhkan.

    5. Perbaikan performansi operator

    Pada umumnya operasi yang mengalami kemacetan (bottleneck) dapat

    diseimbangkan melalui penambahan latihan pada operator yang

    bersangkutan atau pergantian operator dengan operator yang bekerja lebih

    cepat atau lebih baik. Performansi keseimbangan lini produksi yang baik

  • 19

    dapat diketahui melalui efisiensi lini dan efisiensi dari stasiun kerja. Semakin

    tinggi efisiensinya berarti performansi keseimbangan lini produksi juga

    semakin baik.

    6. Pengelompokkan operasi

    Cara ini berusaha untuk mengelompokkan beberapa operasi atau elemen

    kerja hasil pembagian ke dalam grup-grup atau stasiun-stasiun kerja secara

    seimbang, sehingga setiap setiap grup memiliki waktu kerja yang sama

    panjang.

    Pada umumnya, merencanakan suatu keseimbangan di dalam sebuah lintas

    perakitan meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas optimal,

    dimana tidak terjadi penghamburan fasilitas. Tujuan tersebut dapat tercapai bila:

    Lintas perakitan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapat tugas yang

    sama nilainya bila diukur dengan waktu

    Stasiun-stasiun kerja berjumlah minimum

    Jumlah waktu menganggur di setiap stasiun kerja sepanjang lintas perakitan

    minimum

    Dengan demikian, kriteria yang umum digunakan dalam suatu keseimbangan

    lintas perakitan adalah :

    Minimum waktu menganggur

    Minimum keseimbangan waktu senggang

  • 20

    Selain itu ada pula yang menggunakan maksimum efisiensi, tetapi pada

    prinsipnya ketiga hal tersebut sama. Waktu menganggur biasanya digunakan

    untuk menyatakan ukuran ketidakseimbangan suatu lintas produksi.

    Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keseimbangan

    lintas perakitan didasarkan pada hubungan antara:

    Kecepatan produksi (production rate)

    Operasi-operasi yang diperlukan dan urutan-urutan kebergantungan

    (sequence)

    Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap operasi (work element

    time)

    Jumlah operator atau pekerja yang melakukan operasi tersebut

    2.3 Terminologi Line Balancing

    1. Work Element

    Bagian dari keseluruhan pekerjaan dalam proses assembly. Umumnya, N

    didefinisikan sebagai jumlah total dari elemen kerja yang dibutuhkan untuk

    menyelesaikan suatu assembly dan i adalah elemen kerja.

  • 21

    2. Workstation (WS)

    Lokasi pada lini assembly atau pembuatan suatu produk dimana pekerjaan

    diselesaikan baik secara manual ataupun otomatis. Jumlah minimum stasiun

    kerja adalah K, dimana K harus i.

    3. Minimum Rational Work Element (Elemen Kerja Terkecil)

    Untuk menyeimbangkan pekerjaan dalam setiap stasiun yang ada maka

    pekerjaan tersebut harus dipecah menjadi elemen-elemen pekerjaan. Elemen

    kerja minimum adalah elemen pekerjaan terkecil dari suatu pekerjaan yang

    tidak dapat dibagi lagi.

    4. Total Work Content (Total Waktu Pengerjaan)

    Jumlah dari seluruh waktu pengerjaan setiap elemen pekerjaan dari suatu lini.

    5. Workstation Process Time (Waktu Proses Stasiun Kerja)

    - Elemen pekerjaan yang diselesaikan dalam satu stasiun kerja dapat terdiri

    dari satu elemen pekerjaan atau lebih.

    - Waktu proses dalam stasiun kerja merupakan penjumlahan dari seluruh

    waktu pengerjaan setiap elemen yang berada di dalam stasiun kerja

    tersebut.

  • 22

    6. Presedence Constraints (Pembatas Pendahulu)

    Dalam menyelesaikan suatu elemen pekerjaan seringkali terdapat urutan-

    urutan yang harus terpenuhi sebelumnya agar elemen tersebut dapat

    dijalankan.

    7. Precedence Diagram (Diagram Pendahulu)

    Diagram pendahuluan adalah suatu gambaran secara grafis dari suatu urutan

    pekerjaan yang memperlihatkan keseluruhan operasi pekerjaan dan

    ketergantungan masing-masing operasi pekerjaan tersebut dimana elemen

    pekerjaan tertentu tidak dapat dikerjakan sebelum elemen pekerjaan yang

    mendahuluinya dikerjakan lebih dulu.

    8. Cycle Time (CT)

    Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk dari lini

    perakitan dengan asumsi setiap assembly mempunyai kecepatan yang

    konstan. Nilai minimum dari waktu siklus nwaktu stasiun yang terpanjang.

    TsiTc max_

    9. Delay Time of a Station

    Merupakan selisih antara waktu siklus dengan waktu stasiun. Perbedaan

    antara waktu stasiun dengan waktu siklus disebut juga idle time.

  • 23

    Waktu menganggur stasiun = Wd Wi

    Total waktu menganggur = =

    n

    iWiWdn

    1.

    10. Line Efficiency

    Rasio dari total waktu stasiun terhadap keterkaitan waktu siklus dengan

    jumlah stasiun kerja yang dinyatakan dalam persentase.

    %100)).((

    xCTK

    TSiLE =

    Dimana:

    TSi = station time atau waktu stasiun ke-i

    K = jumlah total stasiun kerja

    CT = cycle time atau waktu siklus terpanjang

    11. Balance Delay

    Merupakan rasio dari total waktu menganggur dengan keterkaitan waktu

    siklus dan jumlah stasiun kerja atau dengan kata lain jumlah antara balance

    delay dan line efficiency sama dengan 1.

    Balance delay (BD) = %100.

    .1 x

    Wdn

    WiWdnn

    i=

    Dimana:

  • 24

    n = jumlah stasiun kerja

    Wd = waktu stasiun terbesar

    Wi = waktu sebenarnya pada setiap stasiun

    i = 1,2,3,,n

    atau BD = 100% - LE

    12. Station Efficiency

    Rasio dari waktu stasiun kerja terhadap waktu siklus atau waktu stasiun kerja

    terbesar.

    %100xCTTSiSE =

    13. Smoothness Index (SI)

    Merupakan suatu index yang menunjukkan kelancaran relatif dari suatu

    keseimbangan lini assembly. Suatu smoothness index sempurna jika nilainya

    0 atau disebut perfect balance.

    = 2max )( TSiTSiSI

    Dimana:

    TSi max = waktu stasiun maksimum

    TSi = waktu stasiun ke-i

  • 25

    2.4 Langkah-langkah dalam Line Balancing

    Langkah-langkah yang perlu diketahui dalam melakukan penyeimbangan lini

    adalah:

    1) Tentukan hubungan antara pekerjaan-pekerjaan yang terlibat dalam suatu

    lini produksi dan hubungan atau keterkaitan antara pekerjaan tersebut

    digambarkan dalam precedence diagram.

    2) Menentukan waktu siklus yang dibutuhkan dengan menggunakan rumus:

    )(//_

    unitharioutputharitimeproductionCT =

    3) Menentukan jumlah minimum waktu kerja teoritis yang dibutuhkan untuk

    memenuhi pembatas waktu siklus dengan menggunakan rumus:

    timecycleelemensetiapjaanpewaktudaritotaljumlahN

    ___ker____

    =

    4) Memilih metode untuk melakukan penyeimbangan lini.

    5) Menghitung efisiensi lini, efisiensi stasiun kerja, waktu menganggur dan

    balance delay berdasarkan metode yang dipilih untuk melihat performansi

    keseimbangan lintasan produksi.

    2.5 Pengukuran Waktu

    2.5.1 Uji Keseragaman Data

    Keseragaman data ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil

    pengukuran waktu cukup seragam. Suatu data dikatakan seragam

  • 26

    apabila berada dalam rentang batas kontrol tertentu. Rentang batas

    kontrol tersebut adalah Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol

    Bawah (BKB) dimana rumusnya adalah:

    BKA = xzx +

    BKB = xzx

    Dimana z adalah bilangan konversi pada distribusi normal sesuai

    dengan tingkat kepercayaan yang dipergunakan, misalnya:

    Tingkat kepercayaan = 90%, maka z = 1.65

    Tingkat kepercayaan = 95%, maka z = 2.00

    Tingkat kepercayaan = 99%, maka z = 3.00

    Hasil pengukuran dikatakan seragam apabila semua harga rata-rata

    sub grup berada dalam batas kontrol. Bila tidak, maka subgrup tersebut

    dibuang dan tidak diperhitungkan dalam menghitung kecukupan data.

    2.5.2 Kecukupan Data

    Kecukupan data dihitung setelah semua harga rata-rata sub grup

    berada dalam batas kontrol. Rumus dari kecukupan data adalah:

    222 )(

    '

    =

    j

    jj

    x

    xxNzN

    Dimana:

    N = jumlah data pengukuran data minimum yang dibutuhkan

  • 27

    N = jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan

    Jumlah pengukuran waktu dikatakan cukup apabila jumlah

    pengukuran minimum yang dibutuhkan secara teoritis lebih kecil atau

    sama dengan jumlah pengukuran pendahuluan yang sudah dilakukan

    (N N). Jika jumlah pengukuran masih belum mencukupi, maka harus

    dilakukan pengukuran lagi sampai jumlah pengukuran tersebut cukup.

    2.5.3 Tingkat Ketelitian dan Keyakinan

    Pengukuran yang ideal adalah pengukuran dengan data yang sangat

    banyak untuk memperoleh jawaban yang pasti. Tetapi hal ini tidaklah

    mungkin karena adanya keterbatasan waktu, biaya dan tenaga. Oleh

    karena itu dibutuhkan pengukuran kerja dengan jumlah yang tidak

    terlalu memakan waktu, biaya dan tenaga, tetapi hasilnya dapat

    dipercaya, yaitu pengukuran waktu yang disesuaikan dengan tingkat

    kepercayaan dan keyakinan yang dipergunakan.

    Tingkat ketelitian dan kepercayaan adalah suatu pencerminan

    tingkat kepastian yang diinginkan pengukur setelah memutuskan tidak

    akan melakukan pengukuran yang sangat banyak. Tingkat ketelitian

    menujukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu

    penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen.

    Sedangkan tingkat kepercayaan menunjukkan besarnya kepercayaan

  • 28

    pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi,

    yang juga dinyatakan dalam persen.

    2.5.4 Waktu Baku

    Kegiatan pengukuran waktu dikatakan selesai bila semua data yang

    diperoleh telah seragam dan jumlahnya telah memenuhi tingkat

    ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan.

    Selanjutnya adalah mengolah data untuk menghitung waktu baku

    yang diperoleh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Menghitung waktu siklus

    xN

    xiWs ==

    2. Menghitung waktu normal

    =Wn Ws x p

    Dimana:

    p = faktor penyesuaian

    Faktor ini diperhitungkan bila operator bekerja dengan tidak wajar,

    sehingga hasil perhitungan waktu perlu disesuaikan untuk

    mendapatkan waktu penyelesaian pekerjaan yang normal

    3. Menghitung waktu baku

    Wb = Wn x (1 + a)

    Dimana:

  • 29

    a adalah kelonggaran (allowance) yang diberikan kepada operator

    untuk menyelesaikan pekerjaannya. Kelonggaran ini diberikan

    untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa lelah,

    dan gangguan yang mungkin terjadi yang tidak dapat dihindarkan

    oleh operator.

    2.5.5 Penyesuaian

    Penyesuaian adalah proses dimana analisa pengukuran waktu

    membandingkan penampilan operator (kecepatan atau tempo) dalam

    pengamatan dengan konsep pengukur sendiri tentang bekerja secara

    wajar.

    Selama pengukuran berlangsung, pengukur harus mengamati

    kewajaran kerja yang ditunjukkan operator. Ketidakwajaran dapat saja

    terjadi, misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat lamabt karena

    disengaja, sangat cepat seolah dikejar waktu atau menjumpai kesulitan

    seperti kondisi ruangan yang buruk. Hal-hal inilah yang mempengaruhi

    kecepatan kerja yang berakibat terlalu cepat atau lambat dalam

    menyelesaikan suatu pekerjaan.

    Waktu baku yang telah kita cari adalah waktu yang diperoleh dari

    kondisi dan cara kerja yang diselesaikan secara wajar dan benar oleh

    operator. Bila ketidakwajaran terjadi, maka pengukur harus menilainya

    dan berdasarkan penilaian inilah penyesuaian dilakukan.

  • 30

    2.5.6 Kelonggaran

    Waktu normal suatu pekerjaan tidak terdiri atas kelonggaran. Suatu

    hal yang tidak mungkin bahwa seseorang terus menerus bekerja

    seharian tanpa gangguan. Operator mungkin mengambil waktu untuk

    kebutuhan pribadi, untuk istirahat dan hambatan-hambatan yang tidak

    dapat dihindarkan.

    Beberapa jenis kelonggaran meliputi:

    1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi

    Yang termasuk dalam kelonggaran pribadi adalah hal-hal seperti

    minum sekedar untuk menghilangkan rasa haus, untuk

    menghilangkan ketegangan atau kejemuan dalam bekerja.

    Kelonggaran seperti ini adalah hal yang mutlak, bila dilarang akan

    mengakibatkan pekerja tertekan dan tidak dapat bekerja dengan

    baik sehingga produktivitas akan menurun.

    2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique

    Rasa fatique tercermin bila menurunnya hasil produksi baik jumlah

    maupun kualitas. Bila rasa fatique telah datang dan pekerja harus

    bekerja untuk menghasilkan performace normalnya maka usaha

    yang dikeluarkan pekerja lebih besar dari keadaan normal dan hal

    ini akan menambahkan rasa fatique.

  • 31

    3. Kelonggaran untuk hambatan yang tak terhindarkan

    Yang termasuk dalam hambatan yang tak terhindarkan adalah

    menerima atau meminta petunjuk pengawas, melakukan

    penyesuaian mesin, memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat,

    mengasah peralatan gerinda, dan lain-lain. Hal-hal seperti ini hanya

    dapat diusahakan serendah mungkin.

    2.6 Metode Keseimbangan Lini Produksi

    Dalam menentukan keseimbangan lini produksi dikenal beberapa metode

    pendekatan diantaranya adalah:

    Metode Analitik

    Merupakan metode yang dapat menghasilakan solusi optimal, seperti metode

    branch and bound.

    Metode Probabilistik

    Merupakan metode yang menggunakan ilmu-ilmu statistika.

    Metode Heuristic

    Heuristic berasal dari bahasa yunani yang berarti menemukan. Metode

    heuristic ini pertama kali digunakan oleh Simon dan Newll untuk

    menggambarkan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah dan

    membuat keputusan.

  • 32

    Model heuristic menggunakan aturan-aturan logis dalam memecahkan

    masalah. Inti dari pendekatan heuristic adalah untuk mengaplikasikan rutin

    secara selektif yang mengurangi bentuk permasalahan.

    Model heuristic tidak menjamin hasil yang optimal, tetapi model ini

    dirancang untuk menghasilkan strategi yang relatif lebih baik dengan

    mengacu pada pembatas-pembatas tertentu. Model heuristic ini banyak

    dipakai dalam masalah line balancing.

    Kriteria pokok pendekatan dengan metode ini adalah:

    Pemecahan yang lebih baik dan lebih cepat

    Lebih murah daripada metode lainnya

    Usaha yang dikeluarkan relatif lebih kecil

    2.6.1 Kilbridge & Wester ( Metode Region)

    Metode ini sudah mulai diperhatikan sejak dipublikasikan pada tahun

    1961 dan sudah diaplikasikan dengan sukses untuk masalah-masalah

    keseimbangan lini produksi yang sulit. Metode ini termasuk dalam model

    heuristic yang memilih elemen kerja untuk ditugaskan kedalam stasiun

    kerja berdasarkan posisi elemen-elemen kerja tersebut pada precedence

    diagramnya.

    Dalam metode ini, elemen-elemen kerja pada presedence diagram

    disusun dalam kolom-kolom. Elemen-elemen kerja dapat diatur ke dalam

  • 33

    list sesuai dengan kolomnya, dimana elemen yang berada pada kolom

    pertama yang akan dimasukkan ke dalam list terlebih dahulu.

    Langkah-langkah dalam menggunakam metode Kilbridge & Wester:

    1) Buat presedence diagram masing-masing operasi.

    2) Kelompokkan operasi-operasi ke dalam kolom, tampilkan dalam

    kolom 1 semua operasi yang tidak mempunyai pendahulu. Dalam

    kolom 2 menampilkan operasi-operasi yang mengikuti operasi di

    kolom 1 dan seterusnya, dengan cara yang sama untuk kolom-kolom

    berikutnya. Jika ada elemen yang dapat diletakkan pada lebih dari

    satu kolom maka semua alternatif kolom harus dicantumkan. Namun,

    elemen yang berada pada kolom terkecil tetap didahulukan dalam

    proses pengurutan elemen. Jadi dengan kata lain, semua elemen harus

    dibuat rapat kiri.

    3) Tugaskan atau kelompokkan operasi-operasi ke dalam stasiun kerja

    dengan jumlah waktu operasi tidak melebihi waktu siklus

    4) Jika waktu stasiun kerja ke-i melebihi waktu siklus maka operasi

    terakhir yang masuk dalam stasiun kerja tersebut harus ditugaskan ke

    dalam stasiun kerja berikutnya

    .

    2.6.2 Mansoor Aided Line Balancing (MALB)

    MALB merupakan salah satu teknik heuristic untuk masalah

    berskala besar yang telah dikomputerisasi. Metode ini merupakan

  • 34

    penyempurnaan dari metode Rank Positional Weight sebagai dasarnya

    yang diperoleh dari perhitungan manual. Penyempurnaan tersebut

    dikembangkan oleh Mansoor (1964) yang kemudian dikomputerisasi

    untuk masalah besar oleh Dar-El (1973).

    Pengelompokkan operasi ke dalam stasiun kerja dilakukan atas

    dasar urutan RPW (dari yang terbesar) dan juga memperhatikan

    pembatas berupa waktu siklus. Dar-El memperbaiki solusi tersebut

    dengan memperhitungkan waktu senggang sesudah penempatan stasiun

    kerja pertama untuk menguji kombinasi lain dari waktu pekerjaan

    untuk melihat apakah dapat dihasilkan perbaikan.

    Langkah-langkah metode MALB dengan perhitungan manual:

    1) Gambar jaringan precedence sesuai dengan keadaan yang

    sebenarnya.

    2) Tentukan bobot posisi untuk setiap elemen pekerjaan dari suatu

    operasi yang memiliki waktu penyelesaian (waktu baku) terpanjang

    mulai dari awal pekerjaan hingga ke akhir elemen pekerjaan yang

    memiliki waktu penyelesaian (waktu baku) terendah.

    3) Urutkan elemen pekerjaan berdasarkan bobot posisi pada langkah

    ke-2 di atas. Elemen pekerjaan yang memiliki bobot posisi tertinggi

    diurutkan pertama kali.

    4) Lanjutkan dengan menempatkan elemen pekerjaan yang memiliki

    bobot posisi tertinggi pada variabel penampung, lalu hitung waktu

  • 35

    senggangnya. Bila sesuai dengan prohibit table, tempatkan pada

    variabel penampung.

    5) Bila waktu proses lebih besar dari cycle time, pindahkan proses

    terakhir ke variabel penampung berikutnya dan hitung waktu

    senggangnya.

    6) Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 di atas sampai seluruh elemen

    pekerjaan sudah ditempatkan.

    2.6.3 Computer Method of Sequencing Operations for Assembly Lines

    (COMSOAL)

    Metodologi dasar COMSOAL yang dikembangkan oleh A.L.

    Arcus (1966), didasarkan pada berkembangnya sejumlah besar

    pemecahan yang layak bagi keseimbangan lini dengan metode biased

    sampling. Pemecahan alternatif untuk masalah keseimbangan lini

    tertentu kemudian didasarkan pada pemecahan terbaik yang

    dihasilkan.

    Metodologi yang dikembangkan oleh Arcus ini dilakukan dengan

    pembobotan untuk memilih tugas yang sesuai dengan precedence

    diagram melalui hasil perkalian lima bobot dasar sebagai berikut:

  • 36

    1) Bobotlah tugas yang sesuai dengan proporsi waktu tugas (a).

    pengaruh pembobotan ini adalah memebrikan tugas yang lama

    peluang lebih tinggi untuk dipilih ketimbang tugas yang singkat.

    2) Bobotlah tugas yang sesuai dengan 1/X, dimana X adalah sama

    dengan jumlah total tugas yang belum terpilih kedalam stasiun

    dikurangi 1, dikurangi dengan jumlah semua tugas yang

    mengikuti tugas yang sedang dipertimbangkan. Pengaruh dari

    aturan nomor 2 ini adalah memberikan kepada tugas-tugas yang

    mempunyai banyak tugas yang mengikutinya peluang lebih besar

    untuk terpilih dibandingkan dengan tugas yang mempunyai

    sedikit tugas yang mengikutinya.

    3) Bobotlah tugas yang sesuai dengan jumlah total semua tugas yang

    mengikutinya ditambah 1 (b).

    Akibat dari aturan ini adalah mendahulukan tugas yang bila

    terpilih akan digantikan dan dengan demikian memperluas daftar

    tersedia.

    4) Bobotlah tugas yang sesuai dengan waktu tugas tersebut dan

    waktu semua tugas yang mengikutinya. Hasil dari aturan ini

    adalah menggabungkan manfaat aturan ke-1 dan ke-3 dengan

    memilih tugas yang lama secara dini pada tiap-tiap stasiun di

    keseluruhan urutan atau dengan mendahulukan tugas yang

  • 37

    walaupun singkat tetapi cenderung akan memperluas daftar

    tersedia.

    5) Bobotlah tugas yang sesuai dengan jumlah total tugas yang

    mengikutinya ditambah 1, dibagi dengan jumlah tingkat (level)

    yang ditempati oleh tugas-tugas yang mengikutinya. (d)

    Pengaruh dari pembobotan ini adalah memberikan tugas yang

    memiliki rantai terpanjang untuk dipilih.

    6) Hitunglah rasio yang diperoleh dari perkalian factor-faktor diatas

    sehingga elemen yang memiliki rasio terbesar dapat masuk ke

    dalam pembagian stasiun. Namun yang perlu diingat bahwa suatu

    elemen dapat masuk ke dalam stasiun bila elemen-elemen yang

    mendahuluinya sudah lebih dahulu ditugaskan dan waktu siklus

    yang tersisa masih mencukupi.