volume 10, nomor 20, desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/jurnal_aliansi/jurnal_vol.10_no... ·...

154
Volume 10, Nomor 20, Desember 2015

Upload: ngodung

Post on 09-Apr-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

Volume 10, Nomor 20, Desember 2015

Page 2: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

149Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

ISSN 1907 - 3666

Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007Volume 10, Nomor 20, Desember 2015

Penasehat Dewan Redaksi :Dr. Zulkifli Rangkuti, SE., M.Si. Dr. Rokhmad Slamet, MM.Dr. Jus Usman Sumanegara, MM. Dr. Boyke Setiawan Soeratin, MM.Agr.

Ketua Dewan Redaksi : Dr. Boyke Setiawan Soeratin, MM.Agr.Wakil Ketua Dewan Redaksi : Dr. Dwi Suryanto, SE, M.Sc.

Staf Ahli :Dr. Zulkifli Amsyah, MLS. Dr. Sugito Effendi, M.Si.Dr. M. Riduan, SE, MM. Dr. Ir. Achmad Nasir, M.Si.Dr. H. Sumiyar, M.Pd. Dr. HarniatiDr. Hj. Farida Hanum Lubis, M.Pd. Dr. Yana SuryamanDr. Enny Ariyanto Suherman Sapri, MM.

Editor :Dr. Dwi Suryanto, SE, M.Sc. Dr. Boyke Setiawan Soeratin, MM.Agr.Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd. Hj. Sri Wahyuningsih, SE, MM.Dr. Enjang Sudarman, M.Si. Ir. Djodi Achmad Hussain, MM.

Penyunting Pelaksana :Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM.Indri Astuti, S.Pd., MM., M.Pd. Ir. Aswin Naldi Sahim, MM.Hadi Mulyo Wibowo, SH, MM. Ir. Hj. Nyayu Siti Rahmaliya, MM.Drs. Rokhmad Slamet, MM.

Mitra Bestari :Dr. Eny Ariyanto (UMB) Dr. Sugito Efendi, M.Si (UNAS)Dr. Etty Riani, MS. (IPB) Dr. Albert Napitupulu, M.Si (UKI)Olivia Yolanda, SE, MM. (STIE MBI)

Sekretariat Editing : Budi Purnomo, SE.Sugito Hartadi, SE.Hengki Supriyanto, SH.

Sekretariat Administrasi : Dewi Listiorini, SE.Kunto Atmojo, SE, MM.Gopi Susanto, SE.

Alamat Redaksi :Program Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI JakartaJl. Tanjung Barat No.11 Jakarta Selatan 12530 Telp. (021) 781 7823, 781 5142Fax. (021) 781 5144 E-mail : [email protected]

Page 3: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

150 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Page 4: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

151Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

DARI REDAKSI

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, Jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen Volume 10, Nomor 20, bulanDesember 2015 dapat menjumpai pembaca sesuai waktu yang direncanakan.

Dalam edisi ke sepuluh ini, redaksi Jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen menyajikan beberapa topik antaralain:1. Kekuatan Faktor Inovasi, Pengawasan dan Faktor Distribusi untuk Meningkatkan Kinerja Manajemen

Suplai Chain Pupuk Bersubsidi di Indonesia.2. Kekuatan Faktor Inovasi, Pengawasan dan Faktor Distribusi untuk Meningkatkan Kinerja Manajemen

Suplai Chain Pupuk Bersubsidi di Indonesia3. Pengaruh Mutu Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Marche Restaurant Grand Indonesia Di

Jakarta4. Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Di Kabupaten Ciamis5. Analisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan dalam Pendaftaran Tanah Pertama Kali

Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor6. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Cv. Berkah Sejati Mulya6. Pengaruh Pola Pemberian Pakan Terhadap Konsumsi Pakan, Kecernaan NDF dan ADF, Produksi

dan Komposisi Susu Pada Sapi Perah Laktasi.8. Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil Melalui Kegiatan Sertifikasi Hak Atas Tanah untuk

Peningkatan Akses Permodalan Di Jawa Barat9. Perbaikan Tata Letak Gudang Pada PT. XYZ Menggunakan Metode Shared Storage10. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Perolehan Laba Usaha ( Studi Kasus Di PT. Bintang Cipta Sarana )11. Analysis of Effect of Growth, Leverage and Profitability Against Dividend Policy: a Case Study

In The Financing Company Listed on The Stock Exchange Year 2008 to 2012.12. Kampung Hijau : Sebagai Upaya Peningkatan Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup13. Analisa Faktor-faktor yang Berperan dalam Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada

Pegawai Bulanan Perusahaan Nylon Tire Andayani Megah Jatake Tangerang)14. Pemberdayaan Peternak Sapi dan Kambing Melalui Pemberian Konsentrat Tertentu untuk Meningkatkan

Berat Badan Ternak serta Dapat Menghasilkan Keuntungan yang Lebih Baik15. Pembelajaran life skill dan Prestasi Belajar Sebagai Pendorong Minat Berwirausaha16. Analisis dan Strategi Pemasaran Toyota Kijang dalam Menghadapi Persaingan Mobil Import Pada PT

Toyota Astra Motor (Studi Kasus Pada PT. Toyota Auto 2000 Cabang Tebet)17. Pengaruh RAO, ROE, PER, Inflasi dan DER Terhadap PBV Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

Redaksi mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan penulis, dan dengan pembacayang menggunakan jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen sebagai salah satu referensi. Besar harapan kamiJurnal ini turut memberikan kontribusi dalam pengembangan bisnis dan manajemen. Kami sangat terbukamenerima kritik dan saran guna penyempurnaan Jurnal kita pada edisi mendatang.

Terima kasih

Redaksi

Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007Volume 10, Nomor 20, Desember 2015

Page 5: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

152 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Page 6: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

153Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

DAFTAR ISI

Kekuatan Faktor Inovasi, Pengawasan dan Faktor Distribusi untuk MeningkatkanKinerja Manajemen Suplai Chain Pupuk Bersubsidi di IndonesiaOleh : Aswin Naldi SahimPengaruh Mutu Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Marche RestaurantGrand Indonesia Di JakartaOleh : Akka Latifah YusdinarAnalisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Di Kabupaten CiamisOleh : Boyke Setiawan SoeratinAnalisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan dalam PendaftaranTanah Pertama Kali Pada Kantor Pertanahan Kabupaten BogorOleh : Wawan Hermawan1, Dedi Budiman2, Parulian Hutagaol3

Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Cv. Berkah Sejati MulyaOleh : SumarsidPengaruh Pola Pemberian Pakan Terhadap Konsumsi Pakan, KecernaanNDF dan ADF, Produksi dan Komposisi Susu Pada Sapi Perah Laktasi.Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain SupartoProgram Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil Melalui Kegiatan Sertifikasi HakAtas Tanah untuk Peningkatan Akses Permodalan Di Jawa BaratOleh : Enjang SudarmanPerbaikan Tata Letak Gudang Pada PT. XYZ Menggunakan Metode SharedStorageOleh : Aulia Naro dan Trie FinalaPengaruh Modal Kerja Terhadap Perolehan Laba Usaha ( Studi Kasus Di PT.Bintang Cipta Sarana )Oleh : M. Setiadi. HartokoAnalysis of Effect of Growth, Leverage and Profitability Against DividendPolicy: a Case Study In The Financing Company Listed on The StockExchange Year 2008 to 2012.Oleh : KusnadiKampung Hijau : Sebagai Upaya Peningkatan Peran Masyarakat dalamPengelolaan Lingkungan HidupOleh : MunawirAnalisa Faktor-faktor yang Berperan dalam Mempengaruhi Kepuasan KerjaKaryawan (Studi Pada Pegawai Bulanan Perusahaan Nylon Tire Andayani MegahJatake Tangerang)Oleh : Djamarel Hermanto

------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------

------------------------

------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------

--------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------

1

9

17

23

33

41

55

61

67

79

87

97

Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007Volume 10, Nomor 20, Desember 2015

Page 7: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

154 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007Volume 10, Nomor 20, Desember 2015

Pemberdayaan Peternak Sapi dan Kambing Melalui Pemberian KonsentratTertentu untuk Meningkatkan Berat Badan Ternak serta Dapat MenghasilkanKeuntungan yang Lebih BaikOleh : Nyayu Siti RahmaliyaPembelajaran life skill dan Prestasi Belajar Sebagai Pendorong MinatBerwirausahaOleh : Djati Poetryono DharmosamoederoAnalisis dan Strategi Pemasaran Toyota Kijang dalam Menghadapi PersainganMobil Import Pada PT Toyota Astra Motor (Studi Kasus Pada PT. Toyota Auto2000 Cabang Tebet)Oleh : Kunto AtmojoPengaruh RAO, ROE, PER, Inflasi dan DER Terhadap PBV Studi Kasus PadaPerusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013Oleh : Inung Wijayanti

---------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------

107

113

121

137

Page 8: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

1Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

KEKUATAN FAKTOR INOVASI, PENGAWASAN DAN FAKTORDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA MANAJEMEN

SUPLAI CHAIN PUPUK BERSUBSIDI DI INDONESIAOleh : Aswin Naldi Sahim*

ABSTRACTSupply chain (SC) is increasingly recognized as an important factor for improving business performance. Because

of that, the supply chain activities need to be optimized and this can be done through the supply chain management(SCM). This study has two key objectives: to reveal the influence of government policy in terms of surveillance, tocheck the reliability of distribution and innovation factors on the performance of the supply chain management ofsubsidized fertilizer in Indonesia. A total of 800 questionnaires have been distributed to the test site and a number of587 or 73% successfully returned. Furthermore, the data from 513 respondents, or 64% of the spread, was analyzedby statistical software Structural Equation Modeling (SEM) with software Amos 22. The findings from this studyshows that the government policy in terms of supervision and the reliability of the distribution has direct andsignificant effect on performance management supply chain of subsidized fertilizer. However although no directinfluence on the performance of supply chain management, factors innovation is playing an important role becauseit determines the success of control and reliability of the distribution. Moreover, this monitoring factor and thereliability of the distribution is acting as a mediator between the factors of innovation with the full performance ofsupply chain management. To improve the performance of supply chain management of subsidized fertilizer in Indonesia,this research suggests that the government pays attention to supervision, the reliability of the distribution as well asinnovation factors. Due to that, the distribution of fertilizer will be more suited to its purpose at the right time with theappropriate location, type, quantity and the right quality, and at an appropriate price. In future research, the samestudy could be used for other subsidized commodities.

Keywords: Supply chain management performace, Control, Distribution, Inovation, Stuctural equation model(SEM)

1. PENDAHULUANSuplai chain (SC) kini semakin diakui sebagai

faktor penting untuk meningkatkan kinerja bisnis.Perusahaan yang melaksanakan suplai chain secaraefisien dan efektif, bisnisnya akan berhasil. Karenaitu kegiatan supply chain perlu dioptimalkan, denganmelakukan proses manajemen suplai chain (MSC) (Janvier-James, 2012). [1].

Manajemen suplai chain (MSC) adalahmanajemen terhadap beberapa perusahaan dari hulukehilir; pemasok, manufaktur, distributor, pengecer,logistik, pengangkutan, pergudangan, informasi danlain-lain yang terlibat dalam menyediakan barangkepada pelanggan akhir (user) [2]. Tujuan dasarMSC adalah menghubungkan semua suplai chain agardapat bekerja sama untuk memaksimumkan

produktifitas, memberi nilai tambah sebanyakmungkin, mengurangi biaya serendah mungkin,menambah kepuasan pelanggan sehingga dapatmeningkatkan daya saing perusahaan [3].

Pengukuran kinerja manajemen suplai chain(KMSC) perlu dilakukan untuk menilai apakahmanajemen suplai chain sudah berjalan secaraoptimum atau tidak,. Dengan mengukur kinerjamanajemen suplai chain dapat diketahui keberhasilanyang sudah dicapai, kebutuhan pelanggan yang sudahdipenuhi, pemahaman yang lebih baik tentang proses,mengetahui kesalahan dan hal yang tidak perlu,memahami masalah dan peluang untuk perbaikan,memberikan keputusan faktual untuk mendapatkankemajuan, memudahkan kerja sama dan komunikasiyang terbuka dan lebih baik [4].

* Dosen dan Sekretaris Program Studi Pascasarjana Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 9: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

2 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

1.1 Latar belakang penelitianPenelitian ini akan melakukan penilaian dan

pengukuran kinerja manajemen suplai chain pupukbersubsidi, karena pupuk merupakan salah satusarana produksi untuk meningkatkan produksi danproduktifitas lahan pertanian. Sehingga pupukmendapat perhatian yang amat besar dari pemerintahuntuk mencapai ketahanan pangan nasional.

Sebagai sarana produksi yang strategik,pemerintah telah membuat 2 (dua) kebijakan utamatentang pupuk, iaitu Pertama, memberikan subsidipupuk kepada petani, dan Kedua, menetapkanmanajemen suplai chain pupuk [5].

Pendistribusian pupuk mulai dari pabrik sampaike petani dilakukan oleh Pemerintah melalui BUMN(Badan Usaha Milik Negara), yaitu PT. PupukIndonesia (Holding) bersama distributor dan pengecermelalui sistem manajemen suplai chain barangpengawasan [6]. Dengan itu diharapkan pupuk akantersedia bagi petani secara 6 tepat; tepat jumlah, tepatjenis, tepat waktu, tepat lokasi, tepat harga dan tepatmutu. Selanjutnya produktifitas lahan dan produksipadi diharapkan dapat ditingkatkan, dan lebih lanjutakan meningkatkan pendapatan petani danketersediaan beras secara nasional.

1.2 Isu PenelitianBeberapa fenomena terjadi pada kinerja

manajemen suplai chain pupuk bersubsidi (KMSC) :1) Data BPS (2013) [7] bahwa tidak ada peningkatanproduksi padi yang signifikan dalam lima tahun terakhirini, karena produktifitas tanaman padi masih rendahdan bahkan mengalami penurunan pada tahun 2011.2) Statistik PT. Pupuk Indonesia [8], menunjukkanperbedaan yang cukup besar antara alokasi pupuksubsidi yang ditetapkan Kementerian Pertaniandengan potensi kebutuhan. Juga terdapat perbedaanyang cukup besar antara alokasi pupuk subsidi denganrealisasi pendistribusiannya. Selanjutnya 3) MenurutPhilip Kotler (2003)[9] jika perusahaan tidakmelakukan inovasi mereka akan mati. Dan jikamereka melakukan inovasi – kemudian mereka tidakberhasil mereka akan mati juga, namun lebih baikdari pada hanya diam. Pemerintah melakukan inovasipada manajemen suplai chain pupuk bersubsidi.Kajian Pattiro-USAID (2011) [10] menyatakanbahwa telah terjadi beberapa kali penyempurnaandalam perarturan pupuk bersubsidi. Namun demikian

fenomena yang sering terjadi sampai sekarang adalahkelangkaan pupuk terutama pada musim panen (11].

Dari isu diatas mungkin dapat terjadi karenaadanya hal yang kurang baik pada faktor inovasi,pengawasan dan factor distribusi dalam manajemensuplai chain pupuk bersubsidi.

1.3 Tujuan PenelitianSehubungan permasalahan yang dikemukakan,

tujuan utama penelitian ini adalah untuk pembuktiansecara empirik kekuatan inovasi, pengawasan dandistribusi dampaknya terhadap kinerja manajemensuplai chain (KMSC) pupuk bersubsidi.

Secara lebih spesifik tujuan penelitian ini adalah :a) Untuk menentukan apakah pengawasan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadapKMSC.

b) Untuk menyelidiki apakah distribusi memilikidampak signifikan pada KMSC

c) Untuk mengetahui apakah faktor inovasimemiliki pengaruh yang signifikan padapengawasan.

d) Untuk melihat sejauh mana faktor inovasimemiliki dampak yang signifikan terhadapdistribusi.

e) Untuk menguji pengaruh mediasi pengawasanpada hubungan antara faktor inovasi denganKMSC.

f) Untuk secara empiris menguji pengaruh mediasidari distribusi pada hubungan antara faktorinovasi dengan KMSC.

1.4 Manfaat PenelitianUntuk membantu kelancaran pengadaan dan

penyaluran pupuk subsidi, agar petani dapatmenerima pupuk pada waktu dan jumlah yangdibutuhkan, sehingga dapat meningkatkan produksidan produktifitas tanaman padinya, selanjutnyameningkatkan pendapatannya, dan lebih jauhmeningkatkan produksi padi untuk ketahanan pangannasional.

Dan, dari sisi praktis diharapkan untukmemberikan pemahaman yang lebih baik tentangfaktor penentu kinerja manajemen suplai chainbarang pengawasan pupuk bersubsidi. Terutama,dalam pembangunan aplikasi kinerja manajemensuplai chain barang pengawasan seperti analisis bisnisdan pengambil keputusan.

KEKUATAN FAKTOR INOVASI, PENGAWASAN DAN FAKTOR DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KINERJAMANAJEMEN SUPLAI CHAIN PUPUK BERSUBSIDI DI INDONESIA

Oleh : Aswin Naldi Sahim

Page 10: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

3Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

2. TINJAUAN LITERATUR2. 1. Kinerja manajemen suplai chain (KMSC)

Manajemen suplai chain meliputi pengelolaanpermintaan, suplaier, sumber bahan baku, manufakturdan perakitan, gudang dan pengaturan stok,manajemen order dan distribusi di semua saluran, sertapengiriman ke pelanggan [12].

2.2 Hubungan antara faktor pengawasandengan KMSC

Abu Suleiman, Boardman dan Imam (2004) [13]menyatakan bahwa umpan balik merupakan bagianpenting dari proses apapun. Mengukur sistem untukmanajemen suplai chain yang efisien memungkinkanpemantauan kepatuhan dengan proses bisnis.Demikian pula Janifer-James (2012) [1] menyatakanbahwa proses manajemen suplai chain tergantungpada kontrol terhadap apa yang terjadi disetiap chain.

2.3 Hubungan antara factor distribusi denganKMSC

Kinerja manajemen suplai chain ditentukan olehaktivitas distribusi untuk menyediakan barang danjasa, termasuk manajemen pesanan, manajementransportasi, dan manajemen gudang untuk memenuhipermintaan [14]. Hal ini sejalan dengan temuanpenelitian Ghasemi R Mohaghar A,. (2011) [15].

2.4 Hubungan faktor inovasi dan distribusiLeavy (2010) [16] menggunakan faktor inovasi

untuk mengevaluasi kinerja distribusi, denganpandangan bahwa inovasi harus dilihat sebagai bagiandari bisnis yang memngkinkan pelaksanaan prosesbaru dan pelayanan produk bagi kebutuhanpelanggan. Demikian pula Schramm (2008) [17]menyatakan bahwa inovasi adalah model tata niagamewujudkan nilai baru bagi pelanggan, dan memilikidampak langsung pada keandalan distribusi.

2.5 Hubungan antara inovasi denganpengawasan

Philip Kotler (2003) menyatakan bahwa prosesinovasi perlu dikelola dengan hati hati sebagai suatukumpulan proses analisis bisnis[9].

2,6 Pengaruh Mediasi pengawasan dandistribusi pada hubungan faktor inovasidan KMSC.

Pelaksanaan pengawasan dan aktifitas disribusidapat memediasi keberhasilan inovasi dalammeningkatkan kinerja manajemen suplai chain [17].

3. MODEL KONSEPTUAL DANHIPOTESIS.

3.1 Model KonseptualSebuah model persamaan struktural yang

digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisispengaruh struktur faktor pengawasan, distribusi danfaktor inovasi pada kinerja manajemen suplai chain(KMSC).

Sesuai dengan teori yang sudah dikemukakan,maka KMSC adalah variabel dependen, sedangkanpengawasan (K), distribusi (KP), dan Inovasi (I)adalah variabel independen. Selain itu, K dan KPmerupakan variabel mediator antara I dan KMSC.

Untuk kinerja manajemen suplai chain (KMSC)akan menggunakan dua indikator; Kesesuaian datarekaman dengan kebutuhan pupuk petani (KMSC 1)dan kesesuaian alokasi dengan kebutuhan pupukpetani (KMSC2). Kelancaran distribusi pupuk daripabrik ke daerah (KP3) dan kelancaran transportasipupuk (KP4) merupakan indikator faktor distribusi.Selanjutnya, Peraturan pendistribusian pupuk (I8) danAdminstrasi penebusan pupuk bersubsidi (I9) adalahindikator faktor Inovasi. Sedangkan pengawasanterhadap alokasi distribusi (K1) dan pengawasanuntuk distribusi ke lokasi yang sesuai (K2) merupakanindikator pengawasan.

Berdasarkan penjelasan diatas, kerangkaKonseptual disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 : Model konseptual teoritis penelitian

KEKUATAN FAKTOR INOVASI, PENGAWASAN DAN FAKTOR DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KINERJAMANAJEMEN SUPLAI CHAIN PUPUK BERSUBSIDI DI INDONESIAOleh : Aswin Naldi Sahim

Page 11: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

4 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

3.2 HipotesisStudi ini akan melihat hipotesis utama dari

penelitian ini tentang dampak power faktorpengawasan, distribusi dan faktor inovasi terhadapkinerja manajemen suplai chain (KMSC). Hipotesispertama, menyatakan bahwa faktor pengawasanefektif meningkatkan SCM. Hipotesis kedua,mengusulkan bahwa pelaksanaan distribusi yang baikmeningkatkan SCM. Selain itu, penelitian ini jugamencoba untuk menguji hipotesis ketiga dan keempatbahwa kualitas inovasi memiliki pengaruh positif padafaktor pengwasan dan distribusi. Terakhir, adalahmenarik untuk menyelidiki apakah faktor pengwasandan distribusi memediasi hubungan inovasi dan SCM(hipotesis kelima dan keenam).

Oleh karena itu, hipotesis penelitian ini adalah:H1: Faktor Pengawasan memiliki pengaruh positif

pada KMSCH2: Faktor Distribusi memiliki efek positif pada

KMSCH3: Faktor Inovasi memiliki pengaruh langsung pada

faktor distribusiH4: Faktor Inovasi memiliki pengaruh positif pada

faktor pengawasanH5: Faktor distribusi memediasi hubungan antara

faktor inovasi dan KMSCH6: Faktor pengawasan memediasi hubungan

antara faktor inovasi dan KMSC

4 METODOLOGI PENELITIAN4.1 Sampel dan pengumpulan data

Untuk mendapatkan item kuesioner yang validdan realibel, telah dilakukan tiga (3) kali uji cobadilapangan, di mana setiap uji coba menggunakan 40responden. Setelah item kuesioner dicapai valid danrealibel, delapan ratus (800) kuesioner disebar kepadaresponden, yaitu dua kali ukuran sampel yangdiperlukan (450). Hal ini sesuai Hair et al, (1998)[18] yang menyatakan bahwa jumlah sampelmenggunakan SEM menjadi efektif pada ukuransampel 150 -. 450. Dari jumlah tersebut lima ratusdelapan puluh (580), atau 73% dari kuesioner telahdikembalikan. Setelah penyaringan data, makasebanyak 513, atau 64% dapat digunakan untukanalisis.

Sampling dari populasi dilakukan dalam dua tahap.Tahap pertama, pemilihan propinsi sampel denganmetode stratified random sampling. Dari 33 provinsidi Indonesia telah didapat 5 (lima) Propinsi, danmenurut pengamatan penulis cukup mewakili karenaumumnya daerah lumbung padi dengan infrastrukturbervariasi. Tahap kedua, pemilihan jumlah sampel disetiap provinsi dilakukan dengan tabel sampel acakdan sistematis terhadap 450 dari total rencana [19].

4. 2 PengukuranPengolahan data dilakukan dengan analisis

statistik SEM (Structural Equation Model)menggunakan sofwer Amos 22, terdiri dari 3 tahap;tahap identifikasi model, tahap uji model pengukurandan tahap uji model struktural [20].

Kedua pengukuran variabel dependen dan inde-penden variabel menggunakan skala Likert (1 =sangat tidak setuju dan 7 = sangat setuju) [21].

5. HASIL PENELITIAN5.1 Profil Demografis dari Responden

Responden pada penelitian ini adalah manajerdistributor dan pengecer resmi pupuk bersubsidi ,mayoritas laki-laki (78,2%), umunnya berusia 31-50tahun (59,3%). Menjadi distributor dan pengecerantara 5-10 tahun (47,8), dengan penddikanresponden umumnya lulus SMA (60,1%). Hanya 72orang (14%) pernah mengikuti kursus sebagaidistributor dan pengecer pupuk, dan 38 orangmenerima penghargaan (7,4%). Jumlah penjualanpupuk bersubidi umumnya di bawah 1.000 ton setiapmusim tanam (85%). Memiliki gudang pupuk dengankapasitas sedang, yaitu 500 ton (91,2%), dan sekitar149 orang (32,9%) memiliki armada truk. Secaraumum, responden dalam tugas kerja umumnyamemiliki 3 orang karyawan, dan melayani kurang dari10 pengecer atau petani.

5.2 Generated Model Struktural (GM)Dengan menggunakan indeks modifikasi, yaitu

memberikan hubungan kovarians antara e 40 dan e46penelitian menghasilkan Generated Struktural Modelyang lebih baik dan lebih sesuai, karena p-value 0.104(p-value> 0.05). Oleh karena itu, penjelasan hasilhipotesis akan didasarkan pada Generated StrukturalModel dengan Model Revisi (Gambar 3).

KEKUATAN FAKTOR INOVASI, PENGAWASAN DAN FAKTOR DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KINERJAMANAJEMEN SUPLAI CHAIN PUPUK BERSUBSIDI DI INDONESIA

Oleh : Aswin Naldi Sahim

Page 12: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

5Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Hypo Endo Exo Beta S.E. C.R. P Status H1 SCMP <--- K .271 .009 5.271 *** Sig H2 SCMP <-- KP .525 .024 8.990 *** Sig H3 K <--- I .652 .432 3.012 .003 Sig H4 KP <--- I .396 .097 3.521 *** Sig

Gambar 2. Generated Structural Model

5. 3 Estimasi regresi.Berdasarkan hasil analisis statistik SEM, diperoleh

koefesien regresi dari standar estimate, seperti table1 dibawah ini.

Tabel 1. Estimasi regresi (beta) standardGenerated Structural Model

Dari Tabel 1 dapat dilihat, bahwa Pengawasan(K) memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadapkinerja manajemen suplai chain (Beta = 0,271; CR =5,271; p <0,001), atau H1 diterima.

Kedua, distribusi (KP) memiliki pengaruh positifdan signifikan terhadap kinerja manajemen suplaichain (Beta = 0,525; CR = 8,990; p <0,001), atau H2diterima. Ketiga, faktor Inovasi (I) memilikipengaruh signifikan dan positif pada factorpengawasan (K) (Beta = 0,652; CR = 3,012; p<0,005) atau H3 diterima. Keempat, faktor Inovasi(I) memiliki pengaruh langsung yang signifikan padafaktor distribusi (KP) (Beta = 0,396; CR = 3.521; p<0,001), atau H4 diterima.

5.4 Mediasi factor Pengawasan untukhubungan antara Inovasi dan SCMP.

Selanjutnya, untuk menguji peran mediasi faktorpengawasan dan distribusi antara inovasi dan SCMP,akan dibandingkan hasil uji hubungan langsung dantidak langsung, setelah dimasukan faktor Inovasi.Model dan Koefesien regresi dari standar estimate,seperti gambar 3 dan table 2 dibawah ini.

Gambar 3. Generated Structural Model setelahdimasukan faktor Inovasi

Tabel 2. Estimasi regresi (beta) standard setelahdimasukan faktor Inovasi

Dari perbandingan hasil uji hubungan langsung dantidak langsung, setelah dimasukan faktor Inovasi,model tidak mendukung temuan bahwa faktorpengawasan (K) memberikan mediasi yang signifikanpada hubungan antara I dan SCMP (Tabel 2). Dapatdisimpulkan bahwa H5 ditolak.

Tabel 3: Mediasi factor pengawasan padahubungan Inovasi dan SCMP

5.5 Mediasi faktor Distribusi pada hubunganantara Inovasi dan SCMP.

Dari perbandingan hasil uji pada hubunganpengaruh langsung dan tidak langsung, setelahdimasukan faktor Inovasi (I), model mendukungtemuan bahwa factor distribusi (KP) adalah mediatoryang signifikan pada hubungan antara inovasi danSCMP (Tabel 3). Dapat disimpulkan bahwa hipotesisH6 diterima.

Hypo Endo Exo Beta S.E. C.R. P Status

H1 SCMP <--- K .010 .037 .049 .961 NoSig H2 SCMP <-- KP .430 .032 5.546 *** Sig H3 K <--- I .671 .492 2.868 .004 Sig H4 KP <--- I .383 .099 3.500 *** Sig

SCMP <-- I .420 .122 1.269 .204 NoSig

Model Element Test Mediation in

SCMP Revised model with

Direct Effect Model Fit

Chi-square 19.586 17.843 Df .14 .14 P-value .144 .214 RMSEA .029 .024 CFI .996 .997

Std Estimates IK .652** .671** KSCMP .271*** .010ns ISCMP -Indirect .177 .067 -Direct 0 .346 -Total Effect .177 .413

KEKUATAN FAKTOR INOVASI, PENGAWASAN DAN FAKTOR DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KINERJAMANAJEMEN SUPLAI CHAIN PUPUK BERSUBSIDI DI INDONESIAOleh : Aswin Naldi Sahim

Page 13: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

6 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tabel 4: Mediasi faktor Distribution pada hubunganInovasi and SCMP

6. DISKUSI.Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebijakan

pemerintah dalam hal pengawasan dan distribusimemiliki efek langsung dan signifikan terhadap kinerjamanajemen suplai chain pupuk bersubsidi diIndonesia.

Ternyata faktor distribusi, memainkan peran yanglebih penting bagi keberhasilan kinerja manajemensuplai chain. Suksesnya faktor distribusi akanmenentukan distribusi pupuk dapat tersedia sesuaidengan kebutuhan petani dalam jumlah yang tepat,jenis, waktu, lokasi yang tepat, harga yang yangditetapkan dan kualitas yang sesuai. Hal ini sejalandengan temuan dari Darwis & Chairul (2007) [22]bahwa kekurangan pupuk kepada petani di Indonesiatidak disebabkan oleh kurangnya produksi pupuk,tetapi karena kelemahan sistem distribusi.

Menurut analisis kami, masalahnya adalah hampirselalu terjadi kekurangan pupuk, terutama di musimtanam, karena petani membutuhkan pupuk secarabersamaan, sehingga pupuk yang dibutuhkan dalamjumlah besar. Bila terjadi masalah pada sistemdistribusi, petani akan memiliki kesulitan dalammemperoleh pupuk, atau lebih dikenal sebagaipenomena “kelangkaan pupuk”. Demikian pula,masalah dalam hal penyimpanan dan pemasaranumumnya berasal dari sistem distribusi yang belumterkordinasi secara efektif.

Menurut hasil penelitian, ada dua masalah yangperlu mendapat sorotan pada distribusi. Pertamadistribusi pupuk bersubsidi dari pabrik ke petani(KP3), dan kedua, transportasi untuk distribusi pupukdari pabrik ke petani ( KP5). Hal ini akanmeningkatkan kinerja distribusi pupuk bersubsidi daripabrik ke distributor dan kemudian ke pengecer danke pengguna akhir, yaitu petani.

Hasil studi selanjutnya menunjukkan bahwapengawasan (K) secara langsung mempengaruhikinerja manajemen suplai chain pupuk bersubsidi.Untuk faktor pengawasan ini, ada dua hal yang perludiperhatikan untuk perbaikan, yaitu pengawasanterhadap alokasi distribusi (K1) dan pengawasanterhadap distribusi pupuk di lapangan ke lokasi yangdituju (K2).

Menurut penulis, deviasi dari distribusi pupukbersubsidi dapat terjadi karena perbedaan hargapupuk dalam negeri yang cukup besar, yaitu hargabersubsidi dan non-subsidi. Oleh karena itu, tanpadiikuti pengawasan dan penerapan sanksi yang ketat,terjadi perembesan pupuk bersubsidi ke pasar nonsubsidi. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnyadari Sarjono (2011) [23] bahwa pemerintah Indonesiadengan tegas harus melaksanakan kontrol atas suplaichain, yang berarti bahwa sanksi tegas harusditerapkan terhadap penyimpangan, sehingga dapatmemberikan shock therapy bagi pelaku lainnya.

Faktor inovasi meskipun tidak memiliki pengaruhlangsung terhadap kinerja manajemen suplai chain,tetapi memiliki peranan penting, karena menentukanfaktor keberhasilan factor pengawasan dan distribusi.Dengan kata lain, kinerja manajemen suplai chaindimulai dari faktor inovasi, karena keberhasilandistribusi dan pengawasan langsung dipengaruhi olehfaktor inovasi. Pengembangan dari manajemen suplaichain yang konstruktif memerlukan inovasi.Perbaikan pada inovasi bisa dilakukan, terutamaterhadap peraturan pendistribusian pupuk bersubsidi(I8) dan adminstrasi penebusan pupuk bersubsidi (I9)Dengan faktor inovasi yang baik, dapatmempengaruhi keberhasilan dan keandalan distribusidan pengawasan, yang pada gilirannya akanmenentukan keberhasilan kinerja manajemen suplaichain pupuk bersubsidi di masa depan.

7. KESIMPULAN.Faktor pengawasan dan faktor distribusi memiliki

pengaruh signifikan terhadap kinerja manajemensuplai chain pupuk bersubsidi.

Meskipun faktor inovasi tidak secara langsungmempengaruhi kinerja manajemen suplai chain pupukbersubsidi, namun perannya sangat penting karenafaktor inovasi secara signifikan mempengaruhi faktorpengawasan dan faktor distribusi.

Faktor distribusi menjadi mediator terhadaphubungan antara faktor inovasi dengan kinerja

M ode l E lem ent T est M edia t ion in SC M P

R evised m o de l w ith D irec t Effect

M o de l F it C hi-squ are 19.586 17 .843 D f .14 .14 P -va lu e .144 .214 R M SE A .029 .024 C FI .996 .997

S td E stim ates IK P .3 96**

* .383***

KP SC M P .5 25***

.430***

I SC M P -Ind irect .157 .164 -D irec t 0 .420 -Total E ffect .208 .584

KEKUATAN FAKTOR INOVASI, PENGAWASAN DAN FAKTOR DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KINERJAMANAJEMEN SUPLAI CHAIN PUPUK BERSUBSIDI DI INDONESIA

Oleh : Aswin Naldi Sahim

Page 14: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

7Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

manajemen suplai chain, sementara faktorpengawasan tidak.

8. IMPLIKASI MANAJERIAL.Penelitian ini mengungkapkan pentingnya faktor

pengawasan, distribusi dan faktor inovasi dalamkinerja manajemen suplai chain pupuk bersubsidi,sehingga organisasi terkait dapat menentukan langkahdan sikap dalam pengambilan keputusan untukperbaikan di masa depan.

Studi ini menemukan bahwa beberapa aspekpenting dari kinerja manajemen suplai chain pupukbersubsidi di Indonesia perlu ditangani di masa depan,sehingga kebijakan yang dapat disesuaikan dengankondisi faktor-faktor ini.

RUJUKAN[1] Assey Mbang Janvier-James ( 2012), A New

Introduction to Supply Chains and Supply ChainManagement: Definitions and TheoriesPerspective. Glorious Sun School of Businessand Management, Donghua UniversityShanghai 200051, China, Internationalbusiness Research, Canadian Center ofSience and Education.5 (1),

[2] Simchi-Levi D, Kaminsky P, Simchi-Levi E.(2003) Managing the Supply Chain. NewYork: McGraw Hill.

[3] Finch,BJ (2006),‘Operation sNow:Profitability, Processes, Performance’,2ndedn, McGraw-Hill/ Irwin, United States.

[4] Gunasekaran,A.and Kobu, B.(2007),Performance measures and metrics in logisticsand Supply Chain management: are view ofrecent literature (1995–2004) for research andapplications. International Journal ofProduction Research.

[5] Ditjen PSP Kementan (2012), EvaluasiProgram Peningkatan Produksi Padi, DitjenProduksi Tanaman Pangan, Jakarta.

[7] Badan Pusat Statistik Indonesia ( 2012 ),Statistik Indonesia

[8] PT. Pupuk Indonesia (2012), RealisasiPengadaan dan Distribusi Pupuk: Jakarta

[9] Kotler, Phillip (2003), Marketing insights fromA to Z, John Wiley & Sons.

[10] PATTIRO (2011), Laporan Penelitian - PetaMasalah Pupuk Bersubsidi di IndonesiaProgram lntegritas dan Akuntabilitas Sosial,USAID

[11] Lembaga Penelitian & PemberdayaanMasyarakat Institut Pertanian Bogor (2011),Studi Perbandingan Distribusi Fisik UreaSubsidi, Gula & Beras. IPB Bogor

[12] Agus, Arawati. (2010). Supply ChainManagement, Process Performance andBusiness Performance, Conference of theInternational Journal of Arts and Sciences,Rome, Itali,

[13] Abu-Suleiman,A.,Boardman,B.,& Priest,J.(2004). A frame work for an integrated SupplyChain Performance Management System.Industrial Engineering Research Conference.Houston: TX. Refereed Research Article andPresentation

[14] Bigliardi, B.and Bottani,E. (2010). Performancemeasurement in the food Supply Chain: abalanced scorecard approach. Facilities,28 (5/6), 249-260.

[15] Ghasemi R Mohaghar A,. (2011). A ConceptualModel for Cooperate Strategy and Supply ChainPerformance by Structural Equation Modelinga Case Study in the Iranian Automotive Industry.European Journal of Social Sciences. 22,519

[16] Leavy B. (2010), Design thinking - a new mentalmodel of value innovation. Strategy &Leadership 38:5

[17] Schramm C. (2008). Innovation Measurement:Tracking the State of Innovation in the AmericanEconomy. A report to the Secretary ofCommerce by The Advisory Committee onMeasuring Innovation in the 12st CenturyEconomy.

[18] J.F. Hair, R.E. Anderson, R.I, and W.C Black(1998), Multivariate Data Analysis, EnglewoodCliffs, NJ: Practice-Hall.

[19] Sakaran, U (2000). Research Method forBussiness, A Skill Building Approach, 3 rd Ed,John Wiley and Sons Inc, Singapore.

[20] Santoso, S (2013) Konsep dasar dan AplikasiSEM dengan AMOS 22, PT Elex MediaKomputindo, Kompas Gramedia, Jakarta.

[21] Sugiyono (2013), Metode PenelitianManajemen ; Bandung, Penerbit Alfabet

[22] Darwis Valariano & Chairul Muslim (2007),Revitalisasi Kebijakan Sistem Distribusi PupukDalam Mendukung Ketersediaan PupukBersubsidi Di Tingkat Petani, Jurnal EkonomiDan Pembaugujtajt (JEP), Vol. XV (2).

KEKUATAN FAKTOR INOVASI, PENGAWASAN DAN FAKTOR DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KINERJAMANAJEMEN SUPLAI CHAIN PUPUK BERSUBSIDI DI INDONESIAOleh : Aswin Naldi Sahim

Page 15: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

8 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

[23] Spudnik Sarjono (2011), Sistem Distribusiberbasis Reationship : Kajian PenyempurnaanPenyaluran Pupuk Bersubsidi kepada Petani,Universitas Brawijaya Malang

KEKUATAN FAKTOR INOVASI, PENGAWASAN DAN FAKTOR DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KINERJAMANAJEMEN SUPLAI CHAIN PUPUK BERSUBSIDI DI INDONESIA

Oleh : Aswin Naldi Sahim

Page 16: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

9Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PENGARUH MUTU PRODUK TERHADAP KEPUASANPELANGGAN PADA MARCHE RESTAURANT GRAND

INDONESIA DI JAKARTAOleh : Akka Latifah*

ABSTRACTMarche Restaurant is one branch Marche of Switzerland, the restaurant has a very unique concept on the theme

of this Italian restaurant has its own appeal, in addition to the delicacy of the food, the restaurant is suitable forvegetarians This has many variants western menu. The main problem in this research is how the influence of productquality to customer satisfaction at Restaurant Grand Indonesia in Jakarta.

To apply these objectives normality analysis method is used, the method of correlation analysis and simple linearregression, hypothesis testing and analysis methods. Based on the results of simple linear regression equation Y =11.998 + 0,787X.

From the analysis of the correlation between the quality of the product, showing that there is a significantrelationship because it is positive and has a strong relationship to the volume of customer satisfaction. For r = 0.658,while R Square = 0.433, which means no effect and the relationship between product quality to customer satisfactionat Restaurant Marche. Because r approaches 1 and R Square = 0.433 showed that the percentage contribution of theinfluence of the independent variables on the dependent variable Product Quality Customer Satisfaction 43.2%,while the remaining 56.8% influenced or explained by other variables not included by the author in the researchmodel this.

Keywords: Product Quality, Customer Satisfaction

LATAR BELAKANG MASALAHPada zaman globalisasi saat ini banyak sekali

kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam duniabisnis modern. Adapun perubahan yang terjadiditandai dengan pola pikir masyarakat yangberkembang, kemajuan teknologi dan gaya hidup yangtidak terlepas dari pengaruh globalisasi. Pengaruh dariperkembangan zama yaitu banyak sekalibermunculan produk barang dan jasa yangmenawarkan berbagai kelebihan dan keunikan darimasing-masing produk barang atau jasa.

Sejalan dengan perkembangan dunia usaha di In-donesia, perkembangan sektor jasa khususnyarestoran semakin berkembang dengan pesat. Usaharestoran semakin menjamur karena mereka melihatpeluang yang besar dalam usaha ini. Usaha restoranmempunyai masa depan yang cukup baik bila dikeloladengan management yang baik. Hal ini disebabkansemakin maju dan terus berkembangnya zamanmembuat pola pikir, gaya hidup dan kebiasaanmasyarakat berubah.

Selain itu ada kecenderungan bagi masyarakatuntuk mencari makanan yang unik karena inginmencoba makanan yang lain dari biasanya untuk re-freshing, berkumpul, bersosialisai, bertukar pikiran,memperluas jaringan, dan bahkan menjadi salah satutempat untuk melakukan prospecting business antareksekutif perusahaan. Sehingga dapat dikatakankebiasaan makan dan minum diluar rumah telahmenjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupanmasyarakat modern dan bertambah luas dari fungsiutamanya.

Menurut Kotler yang dikutip oleh Ratih Hurriyati(2008:50) pengertian produk adalah segala sesuatuyang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasarsebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasaryang bersangkutan. Dari uraian definisi tersebut dapatdiketahui bahwa produk bukan hanya sesuatu yangberwujud seperti makanan, pakaian, buku dansebagainya, akan tetapi pada inti yang sebenarnya

* Dosen Tetap Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 17: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

10 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

konsumen membeli manfaat dari produk yangbersangkutan.

Kualitas produk adalah faktor penentu kepuasankonsumen setelah melakukan pembelian danpemakaian terhadap suatu produk. Dengan kualitasproduk yang baik maka keinginan dan kebutuhankonsumen trerhadap suatu produk akan terpenuhi.Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggandari produsen adalah kualitas produk dan jasa yangtertinggi. Menurut American Society for QualityControl, kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifatsuatu produk atau pelayanan yang berpengaruh padakemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yangdinyatakan atau tersirat. Menurut Hanoko (2002 :23) kualitas produk adalah suatu kondisi dari sebuahbarang berdasarkan pada penelitian ataskesesuaiannya denga standar ukur yang telahditetapkan. Semakin sesuai standar yang ditetapkanmaka akan dinilai produk tersebut semakin berkulitas.

Selain kualitas produk, kepuasan pelanggan jugamerupakan acuan keberhasilan suatu perusahaandalam memberikan pelayananannya kepadapelanggan. Kepuasan pelanggan dapat dijadikansebagai pencapaian harapan dari sebuah perusahaandalam memberikan pelayanannya kepada pelanggan.Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewaseseorang yang berasal dari perbandingan antarakesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produkdan harapan-harapannya. Perasaan tersebut munculkarena telah terpenuhinya harapan dari pelanggantersebut.

Kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatdimana kebutuhan, keinginan dan harapan daripelanggan dapat terpenuhi yang akan mengakibatkanterjadinya pembelian ulang atas kesetiaan yangberlanjut. Tjiptono (2008) mendefinisikan kepuasanpelanggan sebagai evaluasi secara sadar ataupenilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produkrelatif bagus atau jelek atau apakah produkbersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/pemakaiannya.

Melihat tingginya pertumbuhan bisnis restorandewasa ini, bisnis restoran bukan lagi sekedar bisnismenjual makanan tetapi menjual jasa seperti suasanayang nyaman, pelayanan yang memuaskan,berkualitas dah menyentuh hati para pelanggan.Dengan banyaknya jumlah restoran, maka wajar kalautimbul persaingan ketat untuk mencari konsumen baikasing maupun domestik. Seperti Sushi Tei, ninety nine,

potato had, nannys pavillion yang menjadi pesaingyang bisa disamakan kelasnya dengan Marche.Menurut survei dari Badan Pusat statistikmenyebutkan bahwa peningkatan sektorperdagangan, hotel dan Restoran meningkat 9,2% ditahun 2012. (Sumber: BPS)

LANDASAN TEORIPengertian Manajemen Pemasaran

Agar dapat tercapai tujuan perusahaan yaitumemberikan kepuasan kepada konsumen, makasetiap perusahaan harus melakukan analisa,merencanakan, mengimplementasikan danmengontrol aktifitas pemasarannya. Hal ini dapatdilaksanakan dengan melaksanakan manajemenpemasaran.

Pengertian Manajemen Pemasaran menurutBuchari (2006:130) dalam buku ManajemenPemasaran dan Pemasaran Jasa yaitu

“Pemasaran adalah proses untuk meningkatkanefisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yangdilakukan oleh individu atau perusahaan”.

Pengertian Manajemen pemasaran menurutKotler (2009) dalam buku Dasar-dasar Pemasaranadalah

“Seni dan ilmu memilih pasar sasaran danmendapatkan, menjaga serta menumbuhkanpelanggan dengan menciptakan, menyerahkan danmengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa tugasmanajemen pemasaran bukan hanya menawarkanbarang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dankeinginan pasarnya, menetapkan harga yang efektif,komunikasi dan distribusi untuk memberikaninformasi, mempengaruhi dan melayani pasarnyatetapi lebih dari itu. Tugas manajemen pemasaranadalah mempengaruhi tingkat, waktu dan komposisipermintaan untuk membantu perusahaan mencapaitarget perusahaan.

Marketing Mix /Bauran PemasaranDalam pemasaran terdapat strategi yang disebut

bauran pemasaran (Marketing Mix) yangmempunyai peranan penting dalam mempengaruhikonsumen untuk membeli produk atau jasa yangditawarkan perusahaan ke pasar. Setelah perusahaanmenentukan strategi pemasaran yang tepat, makaperusahaan sudah siap merencanakan rincian danbauran pemasaran.

PENGARUH MUTU PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA MARCHE RESTAURANTGRAND INDONESIA DI JAKARTA

Oleh: Akka Latifah Yusdinar

Page 18: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

11Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri darisemua variabel yang dapat dikontrol perusahaandalam komunikasinya dengan konsumen dan akandipakai untuk memuaskan konsumen.

Menurut Philip Kotler (2007:23) dalam bukuManajemen Pemasaran pengertian bauranpemasaran adalah sebagai berikut:

“Bauran pemasaran adalah seperangkat alatpemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasarsasaran.”

Maka dapat dikatakan bahwa bauran pemasaranmerupakan satu perangkat yang terdiri dari produk,harga, promosi dan distribusi, yang didalamnya akanmenentukan tingkat keberhasilan pemasaran dansemua itu ditujukan untuk mendapatkan respon yangdiinginkan dari pasar sasaran.

Mutu Produk Pengertian mutu menurut ISO 9000:2000 adalah

derajat atau tingkat karakteristik yang melekat padaproduk yang mencukupi persyaratan atau keinginansecara konvensional. Mutu biasanya menggambarkankarakteristik langsung suatu produk, sepertipenampilan, keindahan, kemudahan pengguanaan,estetika dan sebagainya.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) mutuadalah karakteristik dari produk dalam kemampuanuntuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telahditentukan dan bersifat laten.

Menurut Garvin dan A. Dale Timpe (1990) yangdikutip oleh Alma (2011) mutu adalah keunggulanyang dimiliki oleh produk tersebut. Mutu dalampandangan konsumen adalah hal yang mempunyairuang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitasdalam pandangan produsen saat mengeluarkan suatuproduk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya.

Menurut Kotler (2009), Mutu didefinisikansebagai keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasayang berpengaruh pada kemampuan memenuhikebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat.

Menurut Tjiptono (2008), Mutu merupakanperpaduan antara sifat dan karakteristik yangmenentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhiprasyarat kebutuhan pelanggan atau menilai sampaiseberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhikebutuhannya.

Pengertian produkPengertian produk (product) menurut Kotler

(2009) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkankepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskankeinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produkadalah pemahaman subyektif dari produsen atassesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untukmencapai tujuan organisasi melalui pemenuhankebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengankompetensi dan kapasitas organisasi serta daya belipasar.

Menurut Kotler dan Keller (2008), produk adalahelemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar.Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagaipersepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsenmelalui hasil produksinya (Tjiptono, 2008). Daridefinisi diatas, maka produk didefinisikan sebagaikumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidaknyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga,kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasipenjualannya.

Menurut Kotler and Amstrong (2008) arti darikualitas produk adalah “the ability of a product toperform its functions, it includes the product’soverall durability, reliability, precision, ease ofoperation and repair, and other valued attributes”yang artinya kemampuan sebuah produk dalammemperagakan fungsinya, hal itu termasukkeseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan,kemudahan pengoperasian dan reparasi produk jugaatribut produk lainnya.

Atribut ProdukMenurut Kotler dan Armstrong (2008) beberapa

atribut yang menyertai dan melengkapi produk(karakteristik atribut produk) adalah:1. Merek (branding)2. Pengemasan (Packing)3. Kualitas Produk (Product Quality)

Tingkatan ProdukPada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai

berikut (Tjiptono, 2008):1. Produk Inti (Core Product) Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk

pemecahan masalah yang dicari konsumenketika mereka membeli produk atau jasa.

PENGARUH MUTU PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA MARCHE RESTAURANTGRAND INDONESIA DI JAKARTAOleh: Akka Latifah Yusdinar

Page 19: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

12 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

2. Produk Aktual (Actual Product)Seorang perencana produk harus menciptakanproduk aktual (actual product) disekitar produkinti. Karakteristik dari produk aktual diantaranya,tingkat kualitas, nama merek, kemasan yangdikombinasikan dengan cermat untukmenyampaikan manfaat inti (Kotler danArmstrong, 2008).

3. Produk TambahanProduk tambahan harus diwujudkan denganmenawarkan jasa pelayanan tambahan untukmemuaskan konsumen, misalnya denganmenanggapi dengan baik claim dari konsumendan melayani konsumen lewat telepon jikakonsumen mempunyai masalah atau pertanyaan(Kotler dan Keller, 2009).

Klasifikasi ProdukMenurut Tjiptono (2008) klasifikasi produk bisa

dilakukan atas berbagai macam sudut pandang.Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapatdiklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitubarang dan jasa. Ditinjau dari aspek daya tahannya,terdapat dua macam barang, yaitu:1. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable

Goods)2. Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Pengertian Kepuasan PelangganTjiptono (2008) mendefinisikan kepuasan

pelanggan sebagai evaluasi secara sadar ataupenilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produkrelatif bagus atau jelek atau apakah produkbersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/pemakaiannya.

Menurut Kotler (2009) kepuasan pelangganadalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yangmengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuaidengan harapannya. Pelanggan merasa puas kalauharapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembirakalau harapan mereka terlampaui. Pelanggan yangpuas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebihbanyak, kurang peka terhadap perubahan harga danpembicaraannya menguntungkan perusahaan.

Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan,produk yang ditawarkan organisasi atau perusahaanharus berkualitas. Kualitas mencerminkan semuadimensi penawaran produk yang menghasilkanmanfaat (benefits) bagi pelanggan.

Customer satisfaction adalah perasaan senangatau kecewa yang dirasakan seseorang yang berasaldari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja(hasil) suatu produk dan harapan-harapannya, dengankata lain kepuasan sebagai evaluasi paska konsumsidimana suatu alternatif yang dipilih setidaknyamemenuhi atau melebihi harapan (Kotler, 2009).

Konsumen yang merasa puas adalah konsumenyang menerima nilai tambah yang lebih dariperusahaan. Memuaskan konsumen tidak hanyaberarti memberikan tambahan produk atau jasa,pelayanan ataupun sistem yang digunakan (Kotlerdan Keller, 2008). Kepuasan pelanggan merupakansuatu hal yang sangat berharga demimempertahankan keberadaan pelanggan tersebutuntuk tetap berjalannya bisnis atau usaha (Alma,2011).

Kepuasan pelanggan merupakan fungsi darikualitas pelayanan dikurangi harapan pelanggan(Zeithaml dan Bitner, 2008) dengan kata lainpengukuran kepuasan konsumen dirumuskan sebagaiberikut:1. Service quality < Expectation2. Service quality = Expectation3. Service quality > Expectation

Bila ini terjadi dapat dikatakan bahwa pelangganmerasakan pelayanan yang diberikan oleh perusahaantidak hanya sesuai dengan kebutuhan, namunsekaligus memuaskan dan menyenangkan. Jikakualitas pelayanan lebih besar dari harapan yangdiinginkan pelanggan, maka akan membuat kepuasanpelanggan sangat luar biasa. Pelayanan ketiga inidisebut pelayanan prima (excellent service) yangselalu diharapkan oleh pelanggan.

Dimensi Kepuasan PelangganTingkat kepuasan konsumen dapat ditentukan

berdasar pada lima (5) faktor utama yang harusdiperhatikan oleh sebuah perusahaan (Irawan, 2009),yaitu:1 Kualitas produk

Konsumen akan merasa puas apabila hasilevaluasi mereka menunjukan bahwa produkyang mereka gunakan berkualitas.

2 Kualitas pelayananKonsumen akan merasa puas apabila merekamendapatkan pelayanan yang sesuai yangdiharapkan terutama untuk industri jasa.

PENGARUH MUTU PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA MARCHE RESTAURANTGRAND INDONESIA DI JAKARTA

Oleh: Akka Latifah Yusdinar

Page 20: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

13Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

3 EmosionalKonsumen akan merasa bangga danmendapatkan keyakinan bahwa orang lain akankagum terhadap konsumen tersebut apabilamenggunakan merek tertentu yang cenderungmempunyai tingkat kepuasan.

4 HargaProduk yang mempunyai kualitas yang samatetapi menetapkan harga yang relatif murahakan memberikan nilai lebih tinggi kepadakonsumennya.

5 BiayaKonsumen tidak perlu mengeluarkan biayatambahan atau tidak perlu membuang waktuuntuk mendapatkan suatu produk atau jasa,cenderung puas terhadap produk atau jasatersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkanbahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasanpelanggan adalah performa produk dan jasa, kualitasproduk, kualitas pelayanan, emosional, harga dan nilaiyang sesuai dengan harapan pelanggan.

Pengukuran Kepuasan Pelanggan Menurut Kotler (1994) dalam Nasution (2006 :

66), ada 4 metode untuk mengukur kepuasanpelanggan, yaitu :

a. Sistem Keluhan dan Saranb. Ghost Shoppingc. Lost Customer Analysisd. Survei Kepuasan Pelanggan.  

METODE PENELITIANMetode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif dan verikatif. Metodedeskriptif adalah metode yang menggambarkan apayang sedang dilakukan perusahan berdasarkan faktafakta atau kejadian pada perusahaan tersebut. Untukkemudian diolah menjadi data dan selanjutnyadiadakan suatu analisis sehingga pada akhirnyamenghasilkan suatu kesimpulan. Sedangkan metodeverikatif adalah suatu metode yang digunakan untukmenguji hipotesis dengan menggunakan perhitungandari data statistik.

POPULASI DAN SAMPEL1. Populasi menurut umar (2004:77) , menyatakan

populasi adalah sebagai wilayah generalisasiyang terdiri atas objek/ subyek yang mempunyai

karakteristik tertentu dan mempunyaikesempatan yang sama untuk dipilih menjadianggota sampel. Dalam penelitian ini penelitimenggunakan populasi yang merupakankonsumen Marche restoran Grand Indonesia.

2. Teknik pengambilan sampel, menurut Umar(2004:77) “sampel merupakan bagian kecil darisuatu populasi (bagian atau wakil dari populasiyang diteliti). Sampel yang digunakan dalampenelitian ini adalah kuisioner yang dibagikankepada konsumen Marche restoran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANMarche yang berasal dari bahasa jerman yang

berarti pasaradalah restoran yang berasal dari Swit-zerland, sudah berdiri selama 30 tahun sejak tanggal2 November 1983. Restaurant yang tidak pernah sepidari pengunjung ini mempunyai ciri khas makananyang semua hidangan tersaji di hadapan tamu,kesegaran, kualitas, dan transparasi adalah karakterdasar dari Marche.

“Front Cooking” atau konsep memasak di areaterbuka, kenyamanan suasana pasar, dimana seluruhkeluarga dapat merasakannya. Konsep marche punsangat identik dengan anak-anak dengan memilikimaskot “picky bird”. Menu makanannya pun sangatbervariasi dengan tema kuliner masakan musimandan masakan daerah, seperti kreasi salad dan sayuransesuai musiman,makanan panggang, pasta buatansendiri, aneka sup, swiss rosti, kue buatan sendiri,dessert, ice cream dll. Selain makanan ada jugaminuman yang sangat baik untuk kesehatan sepertijus buah-buahan segar yang langsung di buat sendiri,aneka kopi movenpick dan minuman dingin yang dibuat sendiri seperti ice apple tea, ice lemon tea,aneka minuman dari lemonade dll.

Sudah banyak cabang marche di berbagainegaraseperti Germany, Switzerland, Slovenia, Aus-tria, Norway, Singapore, Korea, Croatia, Canada,England dan Indonesia. Restaurant yang memilikikonsep fresh, healthy, and fast ini mendirikan out-let pertamanya di Stuttgart (Germany) yangkemudian mendirikan outlet ke-2 nya di Switzerlandpada tahun1986, karena perkembangannya semakinmeningkat marche pun semakin melebarkan sayapnyadengan mendirikan kembali di Hamburg (Germany)pada tahun 1988. Tiga tahun setelahnya, yaitu padatahun 1991 dibangunlah Marche di Austria, Englanddan Canada. Empat tahun setelah itu tepatnya tahun

PENGARUH MUTU PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA MARCHE RESTAURANTGRAND INDONESIA DI JAKARTAOleh: Akka Latifah Yusdinar

Page 21: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

14 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

1995 marche melakukan kerjasama franchise dibeberapa negara.

Oliver Altherr adalah CEO marche yang mulaibergabung sejak tahun 2003, tahun demi tahun marchesemakin berkembang hingga pada tahun 2009dibangunlah marche pertama di Indonesia yangterletak di pusat perbelanjaan di jakarta selatan yaitudi Plaza Senayan, lalu di akhir tahun 2010 dibangunkembali marche restaurant di Grand Indonesia.

Uji Korelasi dan uji regresiKorelasi ini digunakan untuk mengetahui keeratan

hubungan antara variabel independent yaitu mutuproduk (X) dengan variabel dependent yaitukepuasan pelanggan (Y) dapat dilihat pada tabelberikut ini :

TabelHasil analisis korelasi

Dari hasil analisis data-data dengan menggunakankomputer program SPSS ( Statistic Produch andService Solution ) versi 20 for windows, dilakukanpengujian antara variabel mutu produk (X) terhadapvariabel kepuasan pelanggan (Y) pada Marcherestoran Grand Indonesia, berdasarkan tabel ModelSummary tersebut dihasilkan nilai R sebesar 0,658dannilai R Square sebesar 0,433. Hal ini menunjukanbahwa hasil analisis antara variabel mutu produk (X)dengan kepuasan pelanggan (Y) bernilai positif danmempunyai hubungan yang sedang.

Kp = r2x 100% = 0,6582 x 100% = 0,432Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan

bahwa variabel mutu produk (X) mempunyaipengaruh sebesar 43,2% terhadap variabel kepuasanpelanggan (Y) dan sisanya sebesar 56,8%berhubungan dengan faktor lainnya yang tidak diamatioleh penulis.

Nilai koefisien korelasi r berkisar antara -1 sampai+1 yang keriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagaiberikut :

1. Jika nilai r > 0 artinya telah terjadi hubunganpositif antara variabel X dan variabel Y, yaitumakin besar nilai variabel X makn makin besarpula nilai variabel Y, makin kecil nilai variabel Xmakan makin kecil pula nilai variabel Y.

2. Jika nilai r < 0 artinya telah terjadi hubunganyang negatif antaran variabel X dan variabel Y,yaitu makin kecil nilai variabel X, makin besarnilai variabel Y atau makin besar nilai variabelX, maka makin kecil nilai varibel Y.

3. Jika nilai r = 0 artinya tidak ada hubungan samasekali antara variabel X dan variabel Y.

4. Jika nilai r =1 atau r = -1 terjadi hubungan linearyag sempurna yaitu berpa garis lurus, sedangkanutuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0,maka garis makin tidak lurus.

Analisis Regresi Linear sederhanaAnalisis regresi linier sederhana adalah hubungan

secara linier antara satu variabel independent (X)dengan variabel dependent (Y). Analisis ini untukmengetahui arah hubungan antara variabel indepen-dent (X) dengan variabel dependent (Y) apakahbernilai positif atau negatif, dan untuk memprediksinilai dari variabel dependent (Y) apabila nilai variabelindependent (X) mengalami kenaikan atau penurunan.

Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut :Y= a + bXKeterangan :Y= Subyek dalam variabel terikata = konstantab = Koefisien regresiX = Subyek variabel bebas

TabelHasil uji regresi linear sederhana

Coefficientsa

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhanadengan menggunakan komputer program SPSS ( Sta-tistic Produch and Service Solution ) versi 20 forwindows. Hasil analisis regresi linier sederhanadidapat nilai persamaan regresi linier sebagai berikut:

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,658a ,433 ,421 4,826

a. Predictors: (Constant), mutuproduk_x

b. Dependent Variable: kepuasanpelanggan_y

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 11,998 7,859 1,527 ,133

mutuproduk

_x ,787 ,130 ,658 6,055 ,000

a. Dependent Variable: kepuasanpelanggan_y

PENGARUH MUTU PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA MARCHE RESTAURANTGRAND INDONESIA DI JAKARTA

Oleh: Akka Latifah Yusdinar

Page 22: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

15Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Y = 11,998 + 0,787X, dimana jika kepuasanpelanggan (Y) meningkat 1 satuan, maka mutu produk(X) meningkat. Sebaliknya jika kepuasan pelanggan(Y) diturunkan 1 satuan, maka mutu produk (X)menurun.

Gambar 4.1Persamaan Regresi Linier Sederhana

Uji HipotesisPengujian t hitungdigunakan untuk mengetahui

kualitas keberadaan regresi antara tiap-tiap variabelindependent (X) terdapat pengaruh atau tidaknyaterhadap variabel dependent (Y). Dengan keterangansebagai berikut :

Ho : Tidak ada hubungan positif antara mutuproduk terhadap kepuasan pelanggan.

Ha : Ada hubungan positif antara mutu produkterhadap kepuasan pelanggan.

TabelHasil Uji t antara mutu produk (X)dengan kepuasan pelanggan (Y)

Berdasarkan hasil uji hipotesis denganmenggunakan komputer program SPSS ( StatisticProduch and Service Solution ) versi 20 for win-dows. Hasil analisis uji hipotesis didapat nilai sebagaiberikut : Nilai t hitung dengan nilai 6,055>dari nilai ttabel dengan nilai 1,67591 yang menandakan bahwaHo di tolak dan Ha diterima. Dari hasil uji hipotesisini menandakan bahwa variabel mutu prodakmempengaruhi variabel kepuasan pelanggan.

Berikut hasil uji t antara variabel mutu produk (X)dengan variabel kepuasan pelanggan (Y), maka dapatdilihat dalam bentuk kurva sebagai berikut :

Dari hasil uji hipotesis variabel Mutu Produk (X)diperoleh nilai t hitung sebesar =6,055 > t 0,05=1,67591 maka Ho ditolak dan Ha diterima yangberarti bahwa variabel mutu produk (X) mempunyaipengaruh yang signifikan terhadap kepuasanpelanggan.

KESIMPULANDari hasil pembahasan mengenai mutu produk

terhadap kepuasan pelanggan maka dapat disajikankesimpulan sebagai berikut :1. Berdasarkan nilai korelasi untuk r sebesar

0,658dan R Square sebesar 0,433. Hal inimenunjukan bahwa hasil analisis korelasivariabel mutu produk dengan kepuasanpelanggan bernilai positif dan mempunyaihubungan yang kuat. Memiliki kontribusi senilai43,2% adalah kontribusi mutu produk terhadapkepuasan pelanggan sedangkan sisanya (100%- 43,2% = 56,8%) dipengaruhi oleh faktorlainnya.Diperoleh persamaan regresi liniersederhana Y = 11,998 + 0,787X.T hitung> Ttabel yang berarti Ho ditolak dan Ha diterimadan berarti bahwa ada hubungan positif antaramutu produk terhadap kepuasan pelanggan padaMarche Restaurant Grand Indonesia.

SaranSetelah menyimpulkan hasil analisis, maka akan

dicoba memberikan saran-saran yang mungkin dapatberguna bagi perusahaan, yaitu :1. Agar lebih meningkatkan mutu produk dengan

menstandarisasi kembali semua makanan yangdijual agar kepuasan pelanggan dapat terjagadan tetap stabil. Sedangkan meningkatkanpromosi yang dilakukan dengan banyak bekerjasama dengan berbagai perusahaan yang dapatmeningkatkan pendapatan perusahaan.

y

Y = 11,998+ 0,787X

11,998

x

00,787

Variabel Nilai Standart Eror

t hitung t tabel

Mutu produk(X)

0,787 0,130 6,055 1,67591

α = 5%

Ho

ditolak

Ha diterima

-6,055 -1,675911,675916,055

PENGARUH MUTU PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA MARCHE RESTAURANTGRAND INDONESIA DI JAKARTAOleh: Akka Latifah Yusdinar

Page 23: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

16 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

DAFTAR PUSTAKAAlma, Buchari. 2006. Manajemen Pemasaran dan

Pemasaran Jasa, Alfabeta : BandungAlma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan

Pemasaran Jasa, Alfabeta : Bandung.Aritonang. 2005. Kepuasan Pelanggan, Gramedia

Pustaka Utama : Jakarta.Hurriyati, Ratih. 2008. Bauran Pemasaran dan

Loyalitas Pelanggan, Alfabeta : Bandung.Kotler, Philip. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran,

Erlangga : Jakarta.Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran,

Erlangga : Jakarta.

PENGARUH MUTU PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA MARCHE RESTAURANTGRAND INDONESIA DI JAKARTA

Oleh: Akka Latifah Yusdinar

Molan, Benyamin. 2007. Manajemen Pemasaran,PT. INDEKS: Jakarta.

Pramita, Mita. 2010. Manajemen Pemasaran, Lib-erty : Yogyakarta.

Sugiono. 2011. Statistik untuk penelitian, Alfabeta: Bandung.

Tjiptono, Fandy. 2008. Pemasaran Jasa, Bayu Me-dia Publishing : Malang.

www.bps.go.idwww.marche-international.com

Page 24: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

17Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGADI KABUPATEN CIAMISOleh : Boyke Setiawan Soeratin*

ABSTRACTFood security is a major pillar in national development and identical with national security. Availability of

national energy and protein are sufficient, but the diversity and quality of food consumption has not varied nutritionallybalanced. One of the indicator to assess the pattern of food consumption, use a “Deserible dietery Pattern”, translatedas Hope Dietary Pattern (PPH). Food Security Agency (BKP) Ministry of Agriculture, since 2006 has been implementingthe Village Independent Food Program (Desa Mapan) which is expected to encourage the ability of rural communitiesto achieve food security and nutrition communities. Based on this, the research objectives formulated to analyze thefood consumption patterns of households in the Independent Village Food Program location in the district of Ciamis.

The analysis showed:1. AKE affinity group of 1,203 kcal / kap / day, higher than the non-affinity with AKE of 1,028 kcal / kap / day.2. AKP affinity group of 36,7 g / kap / day, higher than the non-affinity with the AKP of 33,9 g / cap / kay, and3. Dietary Pattern Hope (PHH) households affinity groups in Baregbeg, Ciamis district, West Java province

amounted to 50,4 is generally higher than the non-affinity 43,9.Keywords: Well-established village, Food Consumption Pattern

1. PENDAHULUANKetahanan pangan merupakan pilar utama dalam

pembangunan nasional dan identik dengan ketahanannasional. Urusan pangan merupakan urusan pentingyang harus diperhatikan tidak hanya di Indonesia,tetapi juga di dunia. Presiden AS, Goerge W. Bushdalam pidatonya pada acara Future Farmers ofAmerica 27 Juli 2001 menyatakan bahwa:

It’s important for our nation to build to growfoodstuffs, to feed our people. Can you imaginea country that was unable to grow enough foodto feed the people ? It would be a nation subjectto international pressure. It would be a nation atrisk (Nainggolan, 2007).

Undang-Undang (UU) Nomor 39 tahun 1999tentang Hak Azasi Manusia Pasal 9 ayat 1menyebutkan “Setiap orang berhak untuk hidup,mempertahankan hidup dan meningkatkan tarafkehidupannya”. Walaupun secara eksplisit hak ataspangan tidak disebutkan, kedua ayat tersebut secaraimplisit memuat perintah kepada penyelenggara

negara untuk menjamin kecukupan pangan dalamrangka memenuhi hak azasi pangan setiap warganyadan menyatakan pentingnya pangan sebagai salahsatu komponen utama dalam mencapai kehidupansejahtera lahir dan batin (Dewan Ketahanan Pangan,2006). Pemenuhan kebutuhan pangan masihmenghadapi berbagai permasalahan, antara lain lajupertumbuhan penduduk tidak diiringi dengan lajupeningkatan produksi pangan dalam negeri.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS)menunjukkan selama kurun waktu 2005–2010 rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia sebesar1,61 persen per tahun dari 219,3 juta pada tahun 2005menjadi 237,6 juta pada tahun 2010. Jumlah pendudukIndonesia yang terus meningkat, tentu harus diiringidengan ketersedian pangan yang cukup bagipenduduknya. Walaupun dari sisi ketersediaan energidan protein secara nasional tahun 2006 – 2010 sudahmencukupi, akan tetapi keragaman dan mutukonsumsi pangan masyarakat belum beragam bergiziseimbang (Dirhamsyah dkk, 2014).

* Kepala Program Studi Pascasarjana Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI, Dosen Universitas WinayamuktiBandung, UNILA Bandar Lampung, Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Medan dan Yogyakarta, Fakultas Pertanian UniversitasGadjah Mada Yogyakarta, Instruktur Inkubator Bisnis (IPB) Bandung

Page 25: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

18 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Dewasa ini pola konsumsi pangan masyarakatIndonesia terkonsentrasi pada beras. Hasil analisisdengan data runtut waktu Susenas yang dilakukanoleh Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan KebijakanPertanian serta Badan Ketahanan PanganDepartemen Pertanian menunjukkan : (1) semuaprovinsi di Indonesia pada tahun 1979 mempunyaipola pangan pokok utama beras dan pada tahun 2005posisi tersebut masih tetap, kalaupun berubah hanyaterjadi pada pangan kedua, antara jagung dan umbi-umbian, (2) pada tahun 2002, pangan pokok keduamasyarakat sudah tidak dari umbi-umbian ataujagung, tetapi dari mie (Ariani, 2008).

Salah satu indikator untuk menilai pola panganmasyarakat, digunakan pendekatan “DeseribleDietery Pattern”, yang diterjemahkan sebagai PolaPangan Harapan (PPH) (BKP, 2010). Tabel 1menunjukkan skor PPH penduduk periode 2007 –2011 masih relatif rendah dan fluktuatif, yaitu dari82,8 (tahun 2007) menjadi 77,3 (tahun 2011).Pemerintah melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP)Departemen Pertanian, sejak tahun 2006 telahmeluncurkan Program Desa Mandiri Pangan (DesaMapan) yang diharapkan dapat mendorongkemampuan masyarakat desa untuk mewujudkanketahanan pangan dan gizi keluarganya, sehinggadapat menjalani hidup sehat dan produktif.

Tabel 1. Perkembangan Mutu Konsumsi Pangan(Skor PPH) Berdasarkan Wilayah

Tahun 2007-2011

Sumber: Hardinsyah et. al (2012) dalam WNPG X

Salah satu tujuan Desa Mapan adalah untukmewujudkan konsumsi pangan yang beragam bergiziseimbang masyarakat perima program, untuk itudirumuskan penelitian bagaimana Pola KonsumsiPangan Rumah Tangga pada Lokasi Program DesaMandiri Pangan di Kabupaten Ciamis. Berdasarkanhal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah (1)menganalisis konsumsi energi dan proteinrumahtangga pada Program Desa Mandiri Pangandi Kabupaten Ciamis, dan (2) menganalisis PolaPangan Harapan (PPH) rumahtangga pada ProgramDesa Mandiri Pangan di Kabupaten Ciamis.

2. KAJIAN LITERATURPembangunan pertanian merupakan hal yang

kompleks, pandangan dari berbagai pakar/ahliberbeda-beda, baik itu pakar budidaya, pakarekonomika pertanian, pakar penyakit dan hamatanaman, pakar perilaku manusia, semuanyamemberikan diagnosis dan pemecahan yang berbeda-beda dan hal tersebut benar, akan tetapi tidak lengkap.Pertanian adalah suatu sistem masalah (sistem prob-lem). Suatu hasil diagnosis akan menunjukkan suatupemecahan yang efektif, kalau tidak hanya satu, ataudua, atau bahkan beberapa persyaratan yangdipenuhi, melainkan hanya kalau keseluruhan keadaanyang saling terkait dipenuhi semuanya. Namun dengankemampuan manusia dan sumber daya yang terbatassukar bagi negara-negara kurang berkembang untukdapat berupaya sekaligus memenuhi semua faktor.Yang penting bagaimana dapat menetapkan pilihanfaktor penghambat yang paling menentukan untukdapat melakukan upaya terbatas yang dapatmemberikan hasil yang optimal (Widodo, 2011).

Hayami (1985) telah mengungkapkan bahwa jikakondisi lingkungan sosial dimana inovasi teknologiakan diterapkan ditandai dengan adanya distribusikekayaan dan kekuasaan yang pincang, makaperbaikan kelembagaan menjadi penting dandibutuhkan untuk mencapai penyebaran yang lebihluas, sehingga inovasi teknologi dapat memberisumbangan, baik terhadap pertumbuhan maupunpemerataan. Pakpahan et al (2006) mengemukakanbahwa menjadi perlu adanya upaya-upaya dantindakan konkrit untuk membangun sebuah ideologipembangunan pertanian berkeadilan yang dapatmempertemukan dan mengharmoniskan antarakepentingan negara (pemerintah) dengan kepentinganpetani. Pada dasarnya pembangunan pertanian yangideal adalah dapat diwujudkan jika bersendikan pada“kemandirian” dan “keberpihakan”, dalam pengertianpetani seharusnya diberdayakan untuk mandiri dalammengambil segala keputusan yang berkaitan denganusaha pertaniannya dan pemerintah memberidukungan dan keberpihakan untuk mewujudkankemandirian tersebut. Program yang telah dansedang dilaksanakan dalam rangka perwujudanketahanan dan kemandirian pangan adalah ProgramDesa Mandiri Pangan.

Program Desa Mandiri Pangan (Desa Mapan)merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat didesa rawan pangan, dengan karakteristik: kualitassumberdaya masyarakat rendah, sumber daya modalterbatas, akses teknologi rendah, dan infrastruktur

Tahun Kota Desa Kota+Desa 2007 85,2 80,7 82,8 2008 83,0 80,5 81,9 2009 78,2 73,3 75,7 2010 79,4 75,5 77,5 2011 78,7 78,8 77,3

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI KABUPATEN CIAMISOleh : Boyke Setiawan Soeratin

Page 26: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

19Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

perdesaan terbatas. Komponen kegiatan DesaMapan meliputi: (1) pemberdayaan masyarakat; (2)penguatan kelembagaan; (3) pengembangan SistemKetahanan Pangan; dan (4) integrasi program lintassektor dalam menjalin dukungan pengembangansarana prasarana perdesaan (Badan KetahananPangan, 2006).

Menurut Suryana (2004), negara atau wilayahmempunyai ketahanan pangan yang baik apabilamampu menyelenggarakan pasokan pangan yangstabil dan berkelanjutan bagi seluruh penduduknya,dan masing-masing rumah tangga mampumemperoleh pangan sesuai kebutuhannya. Denganketahanan pangan yang baik, terdapat suatu jaminanbagi seluruh penduduk untuk memperoleh pangan dangizi untuk menghasilkan sumberdaya manusia yangberkualitas. Indikator ketahanan pangan dapat puladilihat dari perhitungan konsumsi energi per kapitaper hari. Indikator ini sesuai dengan informasi dariDepartemen Kesehatan tahun 1996, yaitu membagi3 kategori: tahan pangan, rawan dan sangat rawan.Jonsson dan Toole (1991 dalam Maxwell et al., 2000)mengukur ketahanan pangan dengan klasifikasi silangantara proporsi pengeluaran pangan dan konsumsigizi rumah tangga.

Data makro Susenas (BPS, 2008), menunjukkanbahwa antara pengeluaran total dengan pangsapengeluaran pangan terdapat pola yang konsisten,semakin besar total pengeluaran rumahtangga,cenderung pangsa pengeluaran pangan semakin besar,kondisi ini antara lain karena pengaruh budaya danselera masyarakat dalam menerapkan pola panganmasing-masing. Salah satu indikator untuk menilaipola pangan masyarakat, digunakan pendekatan“Deserible Dietery Pattern”, yang diterjemahkansebagai Pola Pangan Harapan (PPH) (BKP, 2010).PPH merupakan susunan beragam pangan yangdidasarkan atas proporsi keseimbangan energi dariberbagai kelompok pangan untuk memenuhikebutuhan gizi baik dalam jumlah maupun mutunyadengan mempertimbangkan segi daya terima,ketersediaan pangan, ekonomi, budaya, dan agama(BKP, 2010).

3. METODE PENELITIANMetode dasar yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode penelitian deskriptif analisis.Metode deskriptif analisis adalah suatu metode dalampenelitian yang dilaksanakan untuk meneliti statuskelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu

sistem pemikiran atau suatu peristiwa pada saatsekarang (Nasir, 1988). Penelitian ini menggunakanmetode survey untuk pengumpulan datanya. Metodesurvey merupakan cara pengumpulan data denganpengamatan atau penyelidikan yang kritis untukmendapatkan keterangan terhadap suatu persoalantertentu di suatu daerah tertentu (Teken, 1965).

Pengambilan sampel daerah dilakukan denganteknik purposive sampling method. Penelitian inidilaksanakan di daerah rawan pangan hasil pemetaanPeta Kerawanan Pangan (Food Insecurity Atlas/FIA 2004). Daerah rawan pangan ini merupakanlokasi yang menjadi program desa mandiri panganyang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian sejaktahun 2006, yaitu di Kecamatan Baregbeg,Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.

Pengambilan sampel rumah tangga dilakukandengan sampel acak (random sampling). Sesuaidengan pendapat Sumodiningrat (2007) menyatakanbahwa dalam populasi terbatas suatu sampel randomdiperoleh dengan cara memberikan kesempatan yangsama kepada setiap individu dalam populasi untukterpilih sebagai sampel. Kriteria rumah tangga (RT)sampel adalah RT miskin yang menjadi anggotakelompok afinitas (RTKA) yang menerima programdan RT miskin bukan anggota KA (RTBKA), diambilsebanyak 30 responden rumah tangga (15 RTKA dan15 RTBKA) per desa, maka total responden rumahtangga mencapai 60 responden. Untuk kelompokafinitas (KA) dengan jumlah anggota 15 RT makasemuanya dijadikan sampel, sedangkan yang lebihdari 15 RT dilakukan dengan random sampling.Untuk RTBKA pengambilan sampel dilakukandengan random sampling.

3.1. Konsumsi Energi RumahtanggaKonsumsi energi rumahtangga dihitung dengan

mengalikan jumlah pangan yang dikonsumsi dengankonversi bahan pangan dan kandungan energi yangterdapat dalam masing-masing komoditas yangdikonsumsi. Melalui data konsumsi energirumahtangga dapat diketahui tingkat konsumsi energi(TKE).

TKE menggambarkan persentase konsumsienergi penduduk dibandingkan dengan AngkaKecukupan Energi (AKE) sebesar 2.150 kkalperkapita perhari (WNPG X, 2012). Misalnya:konsumsi energi seorang anggota rumahtanggasebesar 1.926 kkal perhari (BKP, 2010) :

TKE = (1.926/2.150) x 100 % = 89,58 %

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI KABUPATEN CIAMISOleh : Boyke Setiawan Soeratin

Page 27: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

20 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

3.2. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)Skor PPH merupakan indikator mutu gizi dan

keragaman konsumsi pangan. Skor PPH maksimaladalah 100. Semakin tinggi skor PPH, maka semakinberagam dan seimbang konsumsi pangan penduduk.Menurut Suyatno (2012) , nilai skor PPH dapatdikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu : 1) < 78,termasuk kategori kurang (segitiga perunggu); 2) 78– 88, termasuk kategori sedang (segitiga perak); dan3) > 88, termasuk kategori baik (segitiga emas).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Situasi Konsumsi Pangan Rumahtangga di

Kabupaten CiamisHasil analisis situasi konsumsi pangan di

Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, ProvinsiJawa Barat yang merupakan lokasi Desa MandiriPangan tahun 2006 menunjukan adanya perbedaankonsumsi pangan baik angka kecukupan Energi(AKE) maupun dan angka kecukupan protein (AKP)antara rumahtangga yang tergabung kelompok afinitas(mendapatkan program Desa Mapan) denganrumahtangga yang bukan menjadi kelompok afinitas,sebagaimana tercantum dalam tabel 2.Tabel 2. Situasi Konsumsi Pangan Rumahtangga di

Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis

Sumber: Analisis data primer 2013

Tabel 2 menunjukkan AKE kelompok afinitassebesar 1.203 kkal/kap/hari, lebih tinggi dibanding nonafinitas dengan AKE sebesar 1.028 kkal/kap/hari.Rata-rata AKE masyarakat di Kecamatan BaregbegKabupaten Ciamis sebesar 1.116 kkal/kap/hari lebihrendah dari ideal sebesar 2.000 kkal/kap/hari. AKPkelompok afinitas sebesar 36,7 gram/kap/hari, lebihtinggi dibanding non afinitas dengan AKP sebesar33,9 gram/kap/hari. Rata-rata AKP masyarakat diKecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis sebesar 35,3gram/kap/hari lebih rendah dari ideal sebesar 52 gram/kap/hari.

Tingkat konsumsi energi (% AKE) rumahtanggakelompok afinitas di Kecamatan Baregbeg,Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat sebesar 60%

(sangat rawan pangan) secara umum lebih tinggidibanding non afinitas sebesar 51%, (sangat rawanpangan). Adapun rata-rata tingkat konsumsi energirumahtangganya sebesar 56% (sangat rawanpangan), masih jauh dari ideal 100% dari anjuransebesar 2.000 kkal/kap/hari seperti tercantum dalamgambar 1.Gambar 1. Tingkat Konsumsi Energi Rumahtangga

di Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis,Provinsi Jawa Barat

Tingkat konsumsi protein (% AKP) rumahtanggakelompok afinitas di Kecamatan Baregbeg,Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat sebesar70,5% secara umum lebih tinggi dibanding non afinitassebesar 65,1%. Adapun rata-rata tingkat konsumsiprotein rumahtangganya sebesar 67,8%, masih jauhdari ideal 100 % dari anjuran sebesar 52 gram/kap/hari seperti tercantum dalam gambar 2.

Gambar 2. Tingkat Konsumsi ProteinRumahtangga di Kecamatan Baregbeg, Kabupaten

Ciamis, Provinsi Jawa Barat

4.2. Analisis Pola Pangan Harapan (PPH) diKabupaten Ciamis

Kualitas konsumsi pangan yang ditunjukan olehPHH rumahtangga kelompok afinitas di KecamatanBaregbeg, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Baratsebesar 50,4 secara umum lebih tinggi dibanding nonafinitas sebesar 43,9. Adapun rata-rata PPHrumahtangganya sebesar 47,6, masih jauh dari skormaksimal 100 dan target 95 sesuai dengan ProgramPercepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan(P2KP) seperti dalam gambar 3. Nilai PPH 50,4dibanding 43,9 menunjukkan bahwa konsumsi pangan

Konsumsi Perkapita/ hari Kecamatan Energi

(kkal/kap/hari) %AKE Protein (g/kap/hari) %AKP

Skor PPH

Kelompok Afinitas 1,203 60.2 36.7 70.5 50.4 Non Afinitas 1,028 51.4 33.9 65.1 43.9 Kab. Ciamis Kec. Baregbeg 1,116 55.8 35.3 67.8 47.6

Ideal 2,000 100.0 52.0 100.0 100.0 P2KP 95

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI KABUPATEN CIAMISOleh : Boyke Setiawan Soeratin

Page 28: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

21Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

rumahtangga kelompok afinitas lebih beragamdibandingkan dengan rumahtangga non afinitas.

Gambar 3. Kualitas Konsumsi Pangan (PPH)Rumahtangga di Kecamatan Baregbeg, KabupatenCiamis, Provinsi Jawa Barat

5. KESIMPULANSituasi konsumsi pangan dan pola pangan harapan

(PPH) Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis,Provinsi Jawa Barat masih jauh dari harapan. Halini ditunjukan dengan rata-rata tingkat konsumsi energi(AKE) rumahtangga (RT) di Kecamatan BaregbegKabupaten Ciamis sebesar 1.116 kkal/kap/hari lebihrendah dari ideal sebesar 2.000 kkal/kap/hari. Rata-rata AKP masyarakat di Kecamatan BaregbegKabupaten Ciamis sebesar 35,3 gram/kap/hari lebihrendah dari ideal sebesar 52 gram/kap/hari. Adapunrata-rata PPH rumahtangganya sebesar 47,6, masihjauh dari skor maksimal 100 dan target 95 sesuaidengan Program Percepatan PenganekaragamanKonsumsi Pangan (P2KP).

Sisi keprograman Desa Mandiri Pangan cukupberdampak, hal ini ditunjukan dengan : (1) AKEkelompok afinitas sebesar 1.203 kkal/kap/hari, lebihtinggi dibanding non afinitas dengan AKE sebesar1.028 kkal/kap/hari, (2) AKP kelompok afinitassebesar 36,7 gram/kap/hari, lebih tinggi dibanding nonafinitas dengan AKP sebesar 33,9 gram/kap/hari, dan(3) Pola Pangan Harapan (PHH) rumahtanggakelompok afinitas di Kecamatan Baregbeg,Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat sebesar 50,4secara umum lebih tinggi dibanding non afinitassebesar 43,9.

REFERENSIAriani, M., 2008. Keberhasilan Diversifikasi Pangan

Tanggung Jawab Bersama. Badak Pos, Banten16-22 Juni 2008. http://Banten.litbang.go.id.Diakses tanggal 18 Februari 2009.

Badan Ketahanan Pangan, 2006. PemantauanKonsumsi Pangan Rumahtangga (SecaraMandiri). Pusat Konsumsi dan KeamananPangan - Badan Ketahanan Pangan,Departemen Pertanian RI, Jakarta.

Badan Ketahanan Pangan, 2010. PedomanPenyusunan Pola Pangan Harapan (PPH).Badan Ketahanan Pangan KementerianPertanian RI, Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS), 2008. Pengeluaranuntuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2006. BPS,Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS), 2009. Data SrategisBPS, Jakarta.

Dewan Ketahanan Pangan, (2010). Kebijakan UmumKetahanan Pangan 2010-2014, Jakarta, DewanKetahanan Pangan.

Dirhamsyah, T., Mulyo, J.H., Darwanto, D.H., danHartono, S., (2014). Dampak Program DesaMandiri Pangan terhadap Pola Pangan Harapan(PPH) Masyarakat di Kabupaten Sumedang.Prosiding Seminar Nasional “KedaulatanPangan dan Pertanian”, 6 Desember 2014,Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, FakultasPertanian Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

Hayami, Y., (1985). Pertumbuhan dan Pemerataan:Saling Meniadakan Kah? Dalam dinamikaPembangunan Pedesaan, Jakarta, PT.Gramedia.

Maxwell, D., C. Levin., M.A. Klemeseau., M. Rull.,S. Morris and C. Aliadeke., 2000. UrbanLivehood and Food Nutrition Security inGreat Accra, Ghana. IFPRI in Collborativewith Noguchi Memorial for Medical Researchand World Healt Organization. Research Re-port no. 112. Washington, D.C.

Nainggolan.,K., (2007). Program dan KegiatanKetahanan Pangan Tahun 2008, MusyawarahPembangunan Pertanian Nasional, Jakarta.

Nasir, M., 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indone-sia, Jakarta.

Pakpahan, A., (2004). Membangun Pertanian Indo-nesia: Bekerja, Bermartabat dan Sejahtera.Bogor, DPP Himpunan Alumni IPB.

Sumodiningrat, G., Santosa, B., dan Maiwan, M.,1999. Teori, Fakta, dan Kebijakan, EdisiPertama. Penerbit IMPAC, Jakarta.

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI KABUPATEN CIAMISOleh : Boyke Setiawan Soeratin

Page 29: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

22 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Suryana, A., 2012. Ketahanan Pangan dan PerbaikanGizi Masyarakat Berbasis Kemandirian danKearifan Lokal: dari Perspektif UU PanganBaru. Widayakarya Nasional Pangan dan GiziX, 2012, Jakarta.

Teken, I.B., 1965. Penelitian Bidang Ilmu EkonomiPertanian dan Beberapa Metode PengambilanContoh. Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Undang - Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentangPerlindungan Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan.

Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentangPangan.

Widodo, S., (2011). Konsep, Teori dan ParadigmaPembangunan Pertanian, dalam PembangunanPertanian : Membangun Kedaulatan Pangan.Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi X, 20-21 No-vember 2012. Pemantapan Ketahanan Pangandan Perbaikan Gizi Berbasis Kemandirian danKearifan Lokal. Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia, Badan Perencanaan PembangunanNasional, Kementerian Pertanian, KementerianKesehatan, Badan Pengawas Obat danMakanan, Kementerian Riset dan Teknologi,Kementerian Kelautan dan Perikanan, sertaKementerian Koordinator KesejahteraanRakyat, Jakarta

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI KABUPATEN CIAMISOleh : Boyke Setiawan Soeratin

Page 30: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

23Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITASPELAYANAN DALAM PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI

PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOGOROleh : Wawan Hermawan1, Dedi Budiman2, Parulian Hutagaol3*

ABSTRACTThe level of satisfaction of the people in this study was measured through five dimensions , namely reliability,

responsiveness , assurance , empathy and tangible . This study aims to determine the level of public satisfaction withservices Bogor District Land Office and most prioritized indicators to be improved in order to increase the satisfactionof the people , which will be used as the basis for determining policy . Based on the results of the research , that theoverall dimensions of service quality in service quality land registration was first through the recognition processrights provided by the Bogor District Land Office not meet the satisfaction of the people . This is demonstrated by theresults of research as a whole do not satisfy the quality of service pensertipikatan . Community dissatisfaction with thequality indicators waiter marked difference between the acquisition of the average performance score of 3.58 with anaverage score of 3.76 expectations in order to obtain an average score of negative gap of -0.18 . The indicators areprioritized to improve people’s satisfaction with the quality of the land registration service is the service requirementsof clarity , certainty of cost of service , and timeliness of completion certificate , hereinafter managerial implicationsrecommended increase service satisfaction , ie evaluate and assess existing policies and no longer relevant forcurrent conditions and improve the knowledge and abilities of employees through education and training .

Keywords: Public Satisfaction, Importance performence Analysis, Quality services,

PENDAHULUANPeningkatan pelayanan pertanahan yang

berkualitas dan berasaskan keadilan oleh KantorPertanahan masih merupakan salah satu tuntutanatau ekspektasi masyarakat dalam era reformasisaat ini.Masyarakat pada saat ini beranggapan bahwapelayanan di bidang pertanahan masih terlalu sulitdan berbelit-belit dalam prosedur, lamanya waktupemrosesan, serta biaya yang tinggi, walaupunketentuan-ketentuan yang mengaturnya sudah adadan sudah diimplementasikan.

Kuantitas atau jumlah bidang tanah yang terdaftardi Kabupaten Bogor sesuai dengan laporanrekapitulasi hak atas tanah pada Kantor PertanahanKabupaten Bogor baru ± 938.670 bidang atau ± 43%dari perkiraan total tanah yang ada, kondisi tersebuttergolong masih sangat rendah, oleh karena itudiperlukan adanya percepatan dalam upayamendukung kepastian hukum dan perlindunganhukum bagi masyarakat untuk meminimalisirkemungkinan terjadinya sengketa dan konflikpertanahan.

Banyaknya pengaduan dan keluhan darimasyarakat sebagai pengguna layanan baik yangdisampaikan secara lisan, kelembagaan maupunmelalui media cetak ataupun elektronik mengenaiketidakpuasan atau kekecewaan masyarakat ataskualitas pelayanan yang diberikan oleh KantorPertanahan Kabupaten Bogor dalam pendaftarantanah pertama kali melalui pengakuan hak. Hal inimengisyaratkan bahwa kualitas pelayanan padakantor pertanahan Kabupaten Bogor perlu diadakanpembenahan secara menyeluruh. sebagaimanadikutip dari Harian Umum Republika (Rabu, 13 Maret2013), “bahwa DPRD Kabupaten Bogor, memintakepada Kepala Badan Pertanahan Nasional untukmengevaluasi kinerja Kantor Pertanahan KabupatenBogor permintaan ini terkait dengan keluhanmasyarakat atas pelayanan yang diberikan olehBPN”.

Berdasarkan laporan hasil rekapitulasi realisasipermohonan dan penyelesaian sertipikat dalampendaftaran tanah pertama kali melalui prosespengakuan hak pada bulan Januari sampai dengan

* Mahasiswa Program Studi Pascasarjana IPB

Page 31: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

24 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tabel 1.1 Rekapitulasi - Realisasi Permohonan dan Penyelesaian PendaftaranTanah Pertama Kali (Pengakuan Hak) pada Bulan Januari s/d Desember 2012.

No.

Jenis Kegiatan (DI.301)

Sisa Bulan lalu

Pendaftaran Bln ini Jumlah

Penyelesaian Bulan ini Sisa s/d Bln

ini Bln/Thn Bidang Luas

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Januari 4.052 960 5.012 431 709.132 4.581

2 Pebruari 4.581 790 5.371 502 942.622 4.869

3 Maret 4.869 540 5.409 629 1.366.190 4.780

4 April 4.780 543 5.323 554 737.338 4.769

5 Mei 4.769 810 5.579 367 528.663 5.212

6 Juni 5.212 554 5.766 593 821.046 5.173

7 Juli 5.173 719 5.892 526 669.835 5.366

8 Agustus 5.366 455 5.821 358 445.154 5.463

9 September 5.463 511 5.974 214 290.853 5.760

bulan Desember Tahun 2012, realisasi penyelesaiansertipikat Kantor Pertanahan Kabupaten Bogorrendah dari target yang telah ditetapkan sebagaimanaditunjukan dalam Tabel 1.Tabel 1.1 Rekapitulasi - Realisasi Permohonan

dan Penyelesaian PendaftaranTanah PertamaKali (Pengakuan Hak) pada Bulan Januari s/dDesember 2012.

Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor memilikitunggakan pekerjaan yang tidak terselesaikan dankondisinya cenderung mengalami peningkatan daritahun 2012 sampai dengan tahun 2013, sehingga

sangat menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjutpada Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor dalamrangka mengukur tingkat kepuasan masyarakatterhadap kualitas pelayanan dalam pendaftaran tanahpertama kali melalui pengakuan hak.

METODOLOGIPenelitian ini dilakukan di Kantor Pertanahan

Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada bulan Aprilsampai Juli 2014. Desain yang digunakan dalampenelitian ini yaitu cross-sectional study. Respondenyang disertakan dalam penelitian ini berjumlah 120orang dari populasi 2440 orang. Pengambilan sampelmenggunakan teknik convenience sampling yaituresponden yang dijadikan sampel sedang berada diKantor Pertanahan Kabupaten bogor dalam rangkapermohonan pelayanan hak atas tanah untukpengambilan sertipikat.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitudata primer. Data primer merupakan data yangdiperoleh langsung dari masyarakat melalui pengisiankuesioner mengenai aspek kualitas dan kepentinganpelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Bogorsebagai penyedia layanan publik di bidang

pertanahan.Sumber data penelitian lainnya berasaldari Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor danberbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini.Responden yang ditemui adalah responden yangsedang melakukan pendaftaran pembuatan sertifikatuntuk pertama kalinya. Skala pengukuran yangdigunakan adalah skala ordinal, dimana skala inimengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ketingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan in-terval yang tidak harus sama.

Skala 1 = Sangat Tidak BaikSkala 2 = Tidak BaikSkala 3 = Cukup BaikSkala 4 = BaikSkala 5 = Sangat Baik

Tahapan analisis data dalam penelitian ini yaitu,analisis deskriptif, dan Importance PerformanceAnalysis (IPA). Tujuan dari analisi deskriptif untukmengetahui rataan dari setiap indikator kualitaspelayanan. Teknik IPA untuk mengukur perbedaanantara apa yang diharapkan pelanggan dengan apayang dipikirkan pelanggan atau perbedaan aspekkepentingan dengan kinerja pelayanannya. Hasil ujiIPA ditampilkan pada Gambar 1 sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram kartesius kinerja danharapan kualitas pelayanan

Dengan menggunakan Analisis ImportancePerformence Analysis (IPA) tersebut dapatdiperoleh gambaran penilaian masyarakat terhadapkualitas pelayanan pendaftaran tanah pada KantorPertanahan Kabupaten Bogor, sehingga diperolehhasil penilaian masyarakat secara keseluruhanterhadap indikator-indikator kualitas pelayanan yangdikelompokan menjadi empat kuadran. Adapun garis

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DALAM PENDAFTARAN TANAHPERTAMA KALI PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOGOR

Oleh : Wawan Hermawan1, Dedi Budiman2, Parulian Hutagaol3

Page 32: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

25Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

pembagi dalam analisis tersebut adalah nilai rata-ratadari skor rata-rata kinerja (performance) yaitusebesar 3.22 dan nilai rata-rata dari skor rata-ratakepentingan (importance) sebesar 3.77, denganpenjelasan sebagai berikut:a. Kuadran I (Prioritas Utama)

Kuadran ini menunjukkan indikator-indikatorkualitas pelayanan yang memiliki nilaikepentingan relatif tinggi sedangkan nilaikinerjanya relatif rendah. Indikator kualitaspelayanan pendaftaran tanah pada KantorPertanahan Kabupaten Bogor yang beradadalam kuadran ini, kinerjanya harus ditingkatkandengan melakukan perbaikan secaraberkesinambungan. Berdsarkan hasilImportance Performance Analysis (IPA)tersebut di atas, diperoleh indikator yang beradadi dalam kuadran ini, yaitu :1. X5 Kejelasan persyaratan pelayanan

b. Kuadran II (Pertahankan Prestasi)Kuadran ini terdiri dari indikator-indikatorkualitas pelayanan yang memiliki nilaikepentingan dan kinerja yang relatif tinggi.Indikator-indikator yang termasuk dalamkuadran ini dapat dipertahankan dan harus terusdikelola dengan baik karena memiliki keunggulanpelayanan dalam memberikan kepuasanmasyarakat. Indikator yang termasuk dalamkuadran ini, yaitu :1. X6 Kesederhanaan prosedur pelayanan2. X7 Kepastian biaya pelayanan3. X8 Ketepatan waktu penyelesaian

sertipikat4. X9 Daya tanggap pegawai terhadap

keluhan yang dihadapi masyarakat5. X10 Ketepatan dalam memberikan

informasi pertanahan6 X11 Kecepatan pegawai dalam

memberikan pelayanan7 X12 Ketepatan janji pegawai8 X14 Kejujuran pegawai dalam memberikan

pelayanan9 X15 Tanggung jawab pegawai dalam

pengelolaan berkas permohonan10 X16 Kesiapan pegawai melayani tepat

waktu sesuai ketentuan jam kerja11 X17 Perhatian pegawai terhadap

kebutuhan masyarakat

12 X18 Keramahan sikap pegawai dalammemberikan pelayanan

13 X20 Keikhlasan pegawai dalammemberikan pelayanan

c. Kuadran III (Prioritas Rendah)Kuadran ini memuat indikator-indikator kualitaspelayanan yang memiliki nilai kepentingan dankinerja relatif rendah. Indikator-indikator kualitaspelayanan yang berada dalam kuadran ini tetapperlu dicermati karena kepentingan masyarakatdapat berubah dengan meningkatnya kebutuhanmasyarakat terhadap jaminan kepastian hukumdan perlindungan hukum hak atas tanah.Indikator yang termasuk dalam kuadran ini,yaitu:1. X1 Fasilitas fisik kantor2. X2 Ruang tunggu pelayanan3. X3 Keberadaan loket pelayanan4. X4 Penampilan pegawai dalam

memberikan pelayanan5. X13 Kemampuan pegawai dalam

memberikan pelayanand. Kuadran IV (Berlebihan)

Kuadran ini terdiri dari indikator-indikatorkualitas pelayanan yang memiliki nilaikepentingan relatif rendah, sedangkan nilaikinerjanya relatif tinggi, sehingga dirasakanberlebihan oleh masyarakat. Indikator yangtermasuk dalam kuadran ini, yaitu :1. X19 Kesabaran pegawai dalam

memberikan pelayanan

HASILKarakteristik responden dalam penelitian ini adalah

masyarakat yang menggunakan jasa pelayananpendaftaran tanah di Kantor Pertanahan KabupatenBogor berjumlah 120 orang. Profil respondendiuraikan berdasarkan variabel demografi respondenyang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, jenispekerjaan, biaya mengurus sertifikat dan waktupenyelesaian pembuatan sertifikat.Jumlah jeniskelamin laki-laki sebanyak 96 orang atau 80%,sedangkan perempuan sebanyak 24 orang atau20%.Untuk usia dibagi empat kategori, yaitu usiadiantara 20 tahun sampai 30 tahun sebanyak 14 or-ang atau 11.7%, usia diantara 31 tahun sampai dengan40 tahun ada 72 orang atau 60%, usia diantara 41tahun sampai 50 tahun ada 31 orang atau 25.8%,

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DALAM PENDAFTARAN TANAHPERTAMA KALI PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOGOROleh : Wawan Hermawan1, Dedi Budiman2, Parulian Hutagaol3

Page 33: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

26 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

dan usia si atas 50 tahun ada 3 orang atau 2.5%.Pendidikan SMP ada 2 orang atau 1.7%, SMA ada89 orang atau 74.2%, dan perguruan tinggi ada 29orang atau 24.2%.Kategori jenis pekerjaan untukPNS/TNI/POLRI ada 30 orang atau 25%, pegawaiswasta ada 42 orang atau 35%, wiraswasta 38 or-ang atau 31.7% dan staf PPAT ada 10 orang atau8.3%. Kategori biaya mengurus sertipikat diantaraRp.500.000 sampai Rp.1.000.000, ada 1 orang atau0.8%, diantara Rp.1.000.000 sampai denganRp.2.000.000 ada 62 orang atau 51.7% , danpendapatan diatas Rp.2.000.000 ada 57 orang atau47.5%.

Analisis kepuasan dapat diperoleh denganmengetahui besarnya nilai kesenjangan antarakepentingan dan harapan. Hasil analisis tersebutdiharapkan dapat memberikan masukan untukmeningkatkan kinerja pegawai pertanahan.Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilairata-rata dari indikator pembentuk dimensi tangiblesyaitu, indikator X1 dinilai oleh masyarakat tidakmemuaskan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai GAP ataukesenjangan yang negatif yaitu sebesar -0.16. Kondisiini disebabkan kondisi fisik kantor yang masih belummemadai seperti lahan parkir yang kurang luas,sehingga parkir kendaraan masyarakat yang sedangmengurus pembuatan sertipikat tanah susahmenempatkan kendaraannya. Kondisi ini jugadiperparah oleh banyaknya kendaraan yang asalparkir. Oleh sebab itu untuk meningkatkan tingkatkepuasan masyarakat diperlukan renovasi danmemperluas lahan parkir. Indikator X2 mempunyainilai kesenjangan (GAP) negatif antara kinerja danharapan yaitu sebesar -0.18. Berdasarkan nilaikesenjangan tersebut, berarti masyarakat merasakanketidakpuasan terhadap kenyamanan rung tunggupelayanan. Ketidakpuasan masyarakat tersebutdisebabkan oleh kurangnya tempat duduk yangtersedia dan kualitas tempat duduk yang juga dinilaikurang nyaman sehingga diperlukan penambahanjumlah tempat duduk dan meningkatkan kualitastempat duduk yang ada saat ini, serta menggantitempat duduk yang rusak. Indikator X3keberadaannya saat ini dinilai tidak memuaskan.Masyarakat menilai bahwa keberadaan loketpelayanan yang tersedia belum memuaskanmasyarakat, hal ini ditunjukkan oleh nilai kesenjanganyang negatif sebesar -0.11. Keberadaan loketpelayanan yang tidak tertata dengan baik,, tidak rapih

dan kurang bersih, juga menjadi faktor penentukepuasan masyarakat. Oleh sebab itu renovasi,penataan dan mengganti loket pengumuman mutlakdiperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayananpendaftaran tanah pada Kantor PertanahanKabupaten Bogor. Indikator X4 dalam memberikanpelayanan dinilai tidak memuaskan dengan rentangGAP sebesar -0.18. Ketidakpuasan masyarakat iniditunjukkan terutama dalam cara berpakaian petugasyang dinilai kurang rapi, penggunaan kelengkapanatribut yang tidak sesuai, serta penggunaan kartupengenal yang tidak dikenakan pada tempatnya.Penampilan petugas yang baik dan rapi dalammemberikan pelayanan sangat penting untukmenentukan kualitas pelayanan, karena penampilanyang baik dan rapi merupakan salah satu komponenuntuk mencapai pelayanan yang unggul (prima). Halini diperkuat oleh pendapat Tjiptono (2002), bahwauntuk mencapai tingkat excellence setiap karyawanharus memiliki keterampilan tertentu, diantaranyaberpenampilan baik dan rapi. Apabila ada komponenyang kurang, maka pelayanan menjadi tidakexellence.

Dimensi reliability, terdiri dari empat indikator,yaitu kejelasan persyaratan pelayanan (X5),kesederhanan prosedur pelayanan (X6), kepastianbiaya pelayanan (X7), dan ketepatan waktupelayanan (X8). Indikator X5, masyarakat merasatidak puas terhadap kejelasan persyaratan pelayananyang diberikan. Kejelasan persyaratan pelayananyang diberikan dirasakan masih sulit untuk dipahamidan dipenuhi kelengkapannya oleh masyarakatterutama dalam hal kelengkapan persyaratan berkaspermohonan untuk pelayanan pengakuan hak maupunpenegasan hak.Indikator X6, dirasakan tidakmemuaskan masyarakat dalam proses pelayananpendaftaran tanah, karena prosedur pelayanan yangsudah disusun secara sistematis dirasakan sulit untukdimengerti. Namun demikian, masyarakat jugamengharapkan agar kesederhanaan prosedurpelayanan yang diberikan dapat dilaksanakan secaraterbuka, tidak berbelit-belit, menggunakan bahasayang mudah dimengerti agar lebih mudah dipahamidan dilaksanakan dalam mendukung kelancaranpelayanan pendaftaran tanah. Untuk itu, perluperbaikan secara menyeluruh dan penyederhanaanterhadap tahapan prosedur pelayanan dan senantiasadisosialisasikan sesuai standar yang berlaku, sehinggamasyarakat dapat mengetahui dengan jelas rangkaian

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DALAM PENDAFTARAN TANAHPERTAMA KALI PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOGOR

Oleh : Wawan Hermawan1, Dedi Budiman2, Parulian Hutagaol3

Page 34: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

27Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

proses yang harus ditempuh untuk setiap jenispelayanan yang diinginkan.Indikator X7 dinilai tidakmemuaskan masyarakat. Ketidakpuasan ini terkaitdengan biaya yang dikeluarkan dalam pengurusanpermohonan sertipikat. Kepastian biaya pelayanansaat ini banyak mendapat perhatian masyarakatkarena dinilai belum transparan, sehingga masyarakatsulit membedakan beberapa biaya resmi yang harusdikeluarkan dalam pengurusan permohonan sertipikathak atas tanah.Indikator X8, dinilai tidak memuaskan.Ketidakpuasan masyarakat terhadap ketepatan waktupenyelesaian sertifikat tanah seringkali dikeluhkankarena terbitnya sertipikat hak atas tanah terlalulama. Berdasarkan jawaban responden, sebanyak87.5% masyarakat yang membutuhkan waktu lebihdari 12 bulan. Hal ini dinilai oleh masyarakat waktuyang terlalu lama dalam penyelesaian pembuatansertipikat. Ketepatan waktu penyelesaian sertipikatseringkali menimbulkan keraguan masyarakat yangdisebabkan oleh ketidaktepatan waktu pelayanansertipikat dari waktu yang telah ditentukan.Masyarakat mengharapkan kemampuan petugasdalam meneliti bukti-bukti kepemilikan tanah secaraakurat dan dapat memastikan status tanah secaratepat agar nantinya tidak terjadi kekurangan berkasyang dipersyaratkan sehingga berkas permohonanyang masuk ke Kantor Pertanahan Kabupaten Bogordapat diproses dan diselesaikan dengan tepat waktu.Berdasarkan uraian di atas, dimensi keandalan (reli-ability) untuk kejelasan persyaratan pelayananmemiliki nilai kesenjangan yang paling besar, karenapersyaratan pelayanan yang telah diinformasikan olehpetugas informasi belum secara utuh tersampaikandan masih belum bisa dimengerti oleh masyarakat.Untuk itu masyarakat berharap agar persyaratanpelayanan diinformasikan dengan jelas.

Dimensi responsiveness terdiri dari empatindikator, yaitu daya tanggap pegawai terhadapkeluhan masyarakat (X9), ketepatan petugas dalammenyampaikan informasi (X10), kecepatan pegawaidalam memberikan pelayanan (X11), ketepatan janjipegawai (X12).Indikator X9 dinilai tidak memuaskanoleh masyarakat dengan nilai gap sebesar -0.11.Ketidakpuasan masyarakat ini tercermin daribanyaknya keluhan masyarakat atas pelayananpertanahan yang kuarang ditanggapi secara serius,sehingga timbul persepsi bahwa petugas kurangtanggap terhadap keluhan masyarakat. Masyarakatsangat berharap agar petugas dalam menanggapi

setiap keluhan tidak hanya sekadar memberikanjawaban, tetapi dapat memberikan solusi yang terbaikserta memberikan akses melalui pemberian informasipertanahan, sehingga apa yang dikeluhkanmasyarakat setidaknya dapat diperoleh alternativepemecahannya. Keluhan masyarakat yang diajukanbisa menjadi umpan balik yang bersifat positif bagiusaha peningkatan kualitas pelayanan, denganmemberikan solusi terbaik maupun menjadi media-tor dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapioleh masyarakat. Hal ini diperjelas oleh pendapatSumardjono (2006), yang mengatakan bahwa pihakyang bersengketa menunjuk pihak ketiga sebagaimediator yang membantu tercapainya hal-hal yangdisepakati bersama.Keberhasilan mediasi ditentukanoleh itikad baik kedua belah pihak untuk bersama-sama menemukan jalan keluar yangdisepakati.Indikator X10 dinilai tidak memuaskandengan nilai gap sebesar -0.17.Ketidakpuasanmasyarakat terhadap ketepatan dalam memberikaninformasi pertanahan tercermin dari pemberianinformasi kepada masyarakat yang masih belummemahami dan belum sesuai dengan harapan. Tidaksemua masyarakat memiliki pengalaman yang samadalam menurus sertifikasi di Kantor Pertanahan.Minimnya pengetahuan masyarakat akan pengurusansertipikat hak atas tanah, membuat masyarakatsangat butuh akan informasi yang berkaitan denganpengurusan sertipikat hak atas tanah tersebut.Kebutuhan masyarakat akan informasi inilah yangdinilai masih kurang didapatkan dari petugaspertahanan, sehingga terkadang informasi yangdiperoleh tidak mengenai sasaran yangdimaksud.Indikator kecepatan pegawai dalammemberikan pelayanan (X11) terhadap masyarakatdinilai tidak memuaskan. Ketidakpuasan masyarakattercermin dari lambatnya pelayanan yang diberikankepada masyarakat.Sebagai penyelenggaranpelayanan publik di bidang pertahanan, KantorPertahanan berkewajiban memberikan pelayananyang dapat diakses secarah mudah, murah, dancepat.Dengan menerapkan prinsip cepat dan tepatdalam bekerja, maka dapat membuat efisiensiterhadap waktu yang tersedia untuk pelayananpendaftaran hak atas tanah.Prinsip bekerja sepertiinilah yang masih kurang dirasakan oleh masyarakatatas pelayanan pertahanan yang diberikan sehinggadapat menimbulkan kekecewaan bagimasyarakat.Indikator ketepatan janji pegawai (X12)

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DALAM PENDAFTARAN TANAHPERTAMA KALI PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOGOROleh : Wawan Hermawan1, Dedi Budiman2, Parulian Hutagaol3

Page 35: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

28 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

dalam menyelesaikan masalah dinilai tidakmemuaskan. Penilaian ini didasarkan pada lambannyapetugas dalam menyelesaikan masalah yang dihadapimasyarakat dalam pembuatan sertipikat tanah.Masalah klasik yang dihadapi masyarakat biasanyamengenai lamanya waktu penyelesaian, kurangnyainformasi, dan kelengkapan berkas permohonan.

Dimensi assurance terdiri dari empat indikator,yaitu kemampuan pegawai dalam memberikanpelayanan (X13), kejujuran pegawai dalammemberikan pelayanan, (X14), tanggung jawabpegawai dalam pengelolaan berkas permohonan(X15), kesiapan pegawai melayani tepat waktu(X16).Indikator X13, dinilai tidak puas olehmasyarakat. Ketidakpuasan ini ditunjukan oleh nilaigap yang negatif sebesar -0.04. Selain itu, petugaskurang mampu dalam memberikan pelayanan terbaikterhadap masyarakat. Hal ini ditandai dengan oknumpetugas yang banyak bermain dalam besaran biayapembuatan sertifikat tanah.Indikator X14, respondenmemberikan nilai tidak memuaskan, artinya kepuasanmasyarakat terhadap kejujuran pegawai dalammemberikan pelayanan belum terpenuhi.Ketidakpuasan masyarakat tercermin dari sikappetugas yang dinilai belum berperilaku sesuai dengantanggung jawab dan kewenangan yang diberikan,serta tidak transparan dalam memberikan pelayanankepada masyarakat.Kejujuran petugas dalammemberikan pelayanan kepada masyarakat sangatdiperlukan karena dengan kejujuran petugas dapatlebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, lebihberani dalam bertindak dan berani mengatakan iaataupun tidak dengan tetap berpegang teguh terhadapketentuan yang berlaku, sehingga tidak akanmerugikan masyarakat yang sedang memerlukanpelayanan. Selain itu, kejujuran akan memberikandampak terhadap kepercayaan seseorang(Mangkuprawira, 2008). Dengan demikian kejujuranpetugas dalam memberikan penjelasan kepadamasyarakat menjadi sangat penting. Masyarakatsecara umum belum melihat penjelasan-penjelasanyang telah disampaikan oleh petugas pertanahan telahsesuai dengan keadaan yang sebenarnya.Selanjutnya,Ratminto dan Winarsih (2006), mengatakan bahwakejujuran sangat diperlukan karena akan mendorongpetugas untuk melaksanakan tugas sesuai amanahyang diberikan. Sikap jujur akan membentengiseseorang dari melakukan hal-hal yang tidak sesuaidengan nilai-nilai yang dianutnya.Indikator X15,

responden memberikan nilai tidak memuaskan,artinya kepuasan masyarakat terhadap tanggungjawab pegawai dalam pengelolaan berkaspermohonan belum terpenuhi. Ketidakpuasanmasyarakat tercermin dari sikap pegawai yang dinilaibelum tanggung jawab, dan tidak transparan dalammemberikan pelayanan kepada masyarakat.IndikatorX16, dinilai tidak memuaskan oleh masyarakat yangditunjukkan pada nilai gap sebesar -0.15. Hal iniberarti bahwa pegawai masih belum siap dalammelayani masyarakat dengan tepat waktu dan sesuaijam kerja. Berdasarkan uraian tersebut diketahuibahwa dari empat indikator dimensi kepastian (as-surance), indikator kejujuran pegawai dalammemberikan pelayanan memiliki kesenjangan palingbesar dari indikator lainnya. Untuk meningkatkankejujuran pegawai dalam pelayanan diperlukanpengawasan dan penanaman tentang pentingnya sifatkejujuran dalam bertugas.

Dimensi empathy terdiri dari empat Indikator,yaitu (X17) perhatian pegawai terhadap kebutuhanmasyarakat, (X18) keramahan sikap pegawai dalammemberikan pelayanan, (X19) kesabaran petugasdalam melayani, (X20) keikhlasan pegawai dalammemberikan pelayanan.Indikator (X17), dinilai tidakmemuaskan dengan nilai gap sebesar -0.28, artinyakepuasan masyarakat untuk perhatian pegawai dalammemberikan pelayanan belum terpenuhi. Hal inidikarenakan perhatian pegawai lebih diberikan untukmelayani staff PPAT dibandingkan melayanimasyarakat pada umumnya. Hal inilah yang membuatmasyarakat merasa tidak puas atas perhatian pegawaiterhadap kebutuhan mereka. Indikator X18, dinilai tidakmemuaskan dengan nilai gap sebesar -0.46.Ketidakpuasan masyarakat tercermin dari penilaianintensitas pekerjaan petugas yang semakin meningkatsehingga mengurangi keramahan sikap dari pegawaidalam memberikan pelayanan. Kondisi inimenyebabkan kebutuhan masyarakat untuk dilayanitidak terpenuhi, apalagi sebagaian masyarakat belummengerti dan memahami tata cara pelayanan dibidang pertanahan ditambah lagi mengenaiketidakjelasan biaya. Keramahan pegawai dalammemberikan pelayanan adalah merupakan wujud daripenghormatan terhadap masyarakat. Indikator X19tentang kesabaran petugas dalam memberikanpelayanan dinilai tidak memuaskan. Ketidakpuasanmasyarakat tercermin dari perilaku petugas dalammemberikan pelayanan kepada masyarakat yang

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DALAM PENDAFTARAN TANAHPERTAMA KALI PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOGOR

Oleh : Wawan Hermawan1, Dedi Budiman2, Parulian Hutagaol3

Page 36: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

29Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

memberi kesan dilakukan tidak dengan sabar. Padahalkesabaran sangat diperlukan dalam setiap pekerjaanapapun jenisnya, karena dengan hati yang sabarpekerjaan yang berat akan terasa lebih ringan dansetiap pelaksanaan tugas yang diberikan akandilakukan dengan sepenuh hati serta dianggap sebagaiibadah semata bukan sebagai beban. Indikator X20,tentang keikhlasan pegawai dalam memberikanpelayanan, dinilai tidak memuaskan. Ketidakpuasanmasyarakat tercermin dari sikap petugas yang tidaksepenuh hati bersedia membantu masyarakat, kurangbijak dalam menyikapi keluhan masyarakat danmengharapkan sesuatu imbalan dengan kebaikanyang diberikannya dalam melayani masyarakat.Ketidakpuasan ditunjukkan oleh nilai gap yang negatifsebesar -0.15.

Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa darikeempat indikator dimensi empati (emphaty),indikator keramahan sikap pegawai dalammemberikan pelayanan memiliki kesenjangan palingbesar dari indikator lainnya. Dengan dilaksanakannyapelatihan saja belum cukup membuat sikap ramahpegawai meningkat terhadap masyarakat.

Berdasarkan analisis masing-masing dimensikualitas pelayanan pendaftaran tanah diperoleh bahwasecara keseluruhan kualitas pelayanan pendaftarantanah yang diberikan oleh Kantor PertanahanKabupaten Bogor belum memenuhi kepuasanmasyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh selisih perolehanantara skor rata-rata kinerja sebesar 3,58 dengan skorrata-rata harapan sebesar 3,78sehingga diperoleh skorrata-rata kesenjangan negatif sebesar -0,18.Sedangkan kesenjangan dari sertiap dimensiditampilkan dalam Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Kesenjangan tiap dimensi

Tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa dimensiyang memiliki gap paling lebar yaitu dimensi reliabil-ity sebesar -0,24. Untuk nilai gap yang paling rendahyaitu dimensi emphaty sebesar -0.10.

Kesenjangan negatif ini memberi arti bahwakualitas pelayanan pendaftaran tanah yang telahdiberikan oleh Kantor Pertahanan Kabupaten Bogor

secara keseluruhan belum memberikan kepuasan bagimasyarakat. Kesenjangan negatif tersebut di atasterjadi karena ketidaksesuaian antara kinerjamengenai pelayanan yang dirasakan denganpelayanan yang diharapkan oleh masyarakat. Olehkarena itu kualitas pelayanan pendaftaran tanah harusdapat ditingkatkan dalam rangka memberikankepuasan kepada masyarakat sebagai penggunalayanan di bidang perthanan.

PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat

disimpulkan prioritas peningkatan yang harusdirekomendasikan untuk meningkatkan kepuasanmasyarakat terhadap kualitas pelayanan pendaftarantanah pertama kali melalui pengakuan hak padaKantor Pertanahan Kabupaten Bogor adalahkejelasan persyaratan pelayanan, kepastian biayapelayanan dan ketepatan waktu penyelesaiansertipikat. Tujuannya untuk menyediakan informasibagi pembuat kebijakan untuk dijadikan bahanpertimbangan dalam memecahkan masalah yangterjadi terhadap pelaksanaan kebijakantersebut.Kantor Pertanahan Kabupaten Bogormenyediakan sebuah loket informasi. Pada lokettersebut ditugaskan salah seorang staf untuk melayanidan menjelaskan semua informasi yang ingin diketahuioleh mayarakat berkaitan dengan proses pelayananpendaftaran tanah.

Masyarakat yang membutuhkan informasi cukupbanyak, sedangkan petugas yang melayani hanyasatu orang. Kondisi ini, membuat petugas kewalahandan akhrinya memberikan informasi yang tidak jelaskepada masyarakat. Masyarakat yang menerimainformasi tidak lengkap akhirnya memberikan responyang kurang baik dan tidak puas terhadap pelayananKantor Pertanahan Kabupaten Bogor. Berdasarkanuraian di atas, untuk mengatasi ketidakjelasanpersyaratan pelayanan yang diberikan oleh petugasloket, pejabat berwenang perlu mengevaluasi danmenentukan kebijakan baru seperti meningkatkanfungsi loket informasi, memperluas loket informasi,menambah petugas loket informasi, menyediakaninformasi elektronik (anjungan informasi mandiri)yang dipandu oleh seorang operator, mengadakanpelatihan, serta melaksanakan rotasi pegawai secaraberkala dalam rangka penyegaran. Selain itu dapatjuga dilakukan dengan menempelkan brosur ataupamplet tentang syarat dan prosedur pelayanan pada

No Dimensi Mean

GAP Kualitas layanan (X)

Harapan (Y)

1 Tangible 2,74 2,90 -0,16 2 Reliability 3,86 4,09 -0,24 3 Responsiveness 3,94 4,05 -0,11 4 Assurace 3,67 3,86 -0,19 5 Emphaty 3,69 3,79 -0,10

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DALAM PENDAFTARAN TANAHPERTAMA KALI PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOGOROleh : Wawan Hermawan1, Dedi Budiman2, Parulian Hutagaol3

Page 37: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

30 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

tempat-tempat terbuka yang dapat dibaca olehmasyarakat.

Bahwa besaran biaya yang dikeluarkanmasyarakat tergantung pada luas bidang tanah dannilai obyek pajak, sehingga jika memiliki tanah denganluasan yang besar dengan NJOP tinggi, maka biayayang dikeluarkan masyarakat akan lebih besar, begitujuga dengan pengenaan pembayaran pajaknyaterkadang biayanya jauh lebih besar dari keseluruhanbiaya yang harus dikeluarkan untuk mengurussertipikat. Secara riil biaya yang harus dikeluarkanoleh masyarakat dalam hal ini adalah pemilik tanahuntuk mengurus sertipikat, berdasarkan penelitianyang dilakukan oleh Tim Peneliti dan PengembanganBPN (2004) mencakup tiga jenis biaya, yaitu pajakbagi yang terkena dan non pajak yang merupakanbiaya resmi untuk proses pensertipikatan tanah danbiaya lain-lain yang berupa biaya tidak resmi yangsangat rentan dipermainkan oleh para calo atauoknum. Sehubungan dengan pengenaan biaya lain-lain yang merupakan biaya tidak resmi, transparansimengenai biaya dilakukan dengan mengurangisemaksimal mungkin pertemuan secara personalantara masyarakat sebagai pengguna layanan denganpemberi layanan. Pemberi layanan seyogyanya tidakmenerima pembayaran secara langsung dari penerimalayanan. Beberapa upaya yang harus dilakukan olehKantor Pertanahan Kabupaten Bogor selain mengkajiketentuan sebagaimana tersebut diatas, juga perlumelakukan sosialisasi mengenai ketentuan biayapengurusan sertipikat dalam bentuk pengumumanyang dipasang di papan pengumuman yang tersediadi Kantor Pertanahan. Dengan sosialisasi tersebutdiharapkan masyarakat dapat mengetahui mengenaijenis-jenis biaya yang harus dibayarkan sejakpendaftaran sampai dengan terbitnya sertipikat hakatas tanah dan menghimbau kepada masyarakatdalam pembuatan sertipikat tanah agar langsungdatang ke Kantor Pertanahan tanpa melalui pihakketiga. Jangka waktu penyelesaian sertifikat tanahmelalui kegiatan pendaftaran tanah pertama kalisecara sporadik telah diatur dalam SP3. Akan tetapidalam kenyataan dilapangan masih banyakmasyarakat menilai pelayanan sertipikatmembutuhkan waktu yang lama dan ketepatan waktupenyelesaian sertipikat dipersepsikan negatif. Olehkarena itu perlu dilakukan upaya perbaikan untukmeningkatkan kepuasan masyarakat. Hanya saja,ketepatan waktu penyelesaian sertifikat tersebut

sangat tergantung dengan kelengkapan persyaratanadministrasi yang harus dipenuhi oleh masyarakat,terutama untuk keperluan pendaftaran hak-hak lamayang membutuhkan kelengkapan data yuridis dan alat-alat bukti kepemilikan mengenai adanya hak tersebutberupa bukti–bukti tertulis, keterangan saksi dan ataupernyataan yang bersangkutan. Selain itu ketepatanpenyelesaian sertipikat juga tergantung pada hasilukur dan penerbitan peta bidang tanah. Pengolahanhasil ukur oleh petugas ukur pada kenyataannyamemerlukan waktu yang lama untuk menghasilkanpeta bidang tanah yang dipakai sebagai dasar ataupedoman keberlanjutan suatu proses permohonan.Rumitnya prosedur pengukuran dan pengelolaan datahasil ukur menjadi penyebab banyak terjadinyaketerlambatan dalam penerbitan hasil ukur.Pelayanan terkait kepastian waktu penyelesaiansertifikat belum sesuai dengan harapan yangdiinginkan, sehingga menimbulkan kesan pelayananyang diberikan sangat lambat. Dalam mengkajikelayakan standar waktu, perlu memperhatikanketentuan-ketentuan yang masih relevan untuk tetapdipergunakan dan merubah ketentuan-ketentuanyang sudah tidak sesuai lagi. Ketidaksesuaian waktupenyelesaian sertipikat yang telah diatur dalam SP3dengan kenyataan yang ada dapat diminimumkandengan menambah waktu pelayanan, karenaketentuan tesebut sudah tidak relevan lagi dengankondisi saat ini dengan melihat tingkat permohonansertipikat yang semakin tinggi sedangkan jumlah dankemampuan petugas pertanahan sangat terbatas,menambah jumlah pegawai yang punya keahliankhusus diharapkan dapat mengatasi keterlambatanpenyelesaian sertipikat, menyederhanakan prosedurpengukuran dan pengelolaan data hasil ukur danpemberian informasi secara transparan langsungkepada masyarakat juga melalui media cetak danelektronik sangat diperlukan.

Implikasi manajerial yang direkomendasikanadalah mengevaluasi fungsi loket informasi danmenentukan kebijakan baru, seperti meningkatkanfungsi loket pemberian informasi, mengkaji kembalikelayakan standar biaya yang sudah dialokasikandalam PP Nomor 13 tahun 2010, mengadakanpenyuluhan kepada masyarakat tentang besaranbiaya pembuatan sertipikat tanah secara transparan,memberikan himbauan kepada masyarakat agardalam pembuatan sertifikat untuk datang langsungke kantor pertanahan, menambah waktu pelayanan

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DALAM PENDAFTARAN TANAHPERTAMA KALI PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOGOR

Oleh : Wawan Hermawan1, Dedi Budiman2, Parulian Hutagaol3

Page 38: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

31Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

karena ketentuan dalam SP3 sudah tidak relevan lagidengan kondisi saat ini, dan menyederhanakanprosedur pengukuran dan pengelolaan data hasil ukurdan pemberian informasi langsung secara transfarandan melalui media cetak atau elektronik.

SIMPULANDimensi kualitas pelayanan dalam pendaftaran

tanah pertama kali melalui pengakuan hak yangdiberikan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Bogordinilai belum memenuhi kepuasan masyarakat. Halini ditunjukan dari hasil penelitian yang secarakeseluruhan dinilai tidak memuaskan terhadap kualitaspelayanan pensertipikatan.Ketidakpuasanmasyarakat terhadap kualitas pelayanan ditunjukkanoleh selisih negatif antara perolehan skor rata-ratakinerja dengan skor rata-rata harapan atau rata-ratakinerja lebih rendah di bawah rata-rata harapan.Indikator-indikator yang perlu diprioritaskan untukmeningkatkan kepuasan masyarakat terhadapkualitas pelayanan dalam pendaftaran tanah pertamakali adalah kejelasan informasi persyaratan pelayanan,kepastian biaya pelayanan dan ketepatan waktupenyelesaian sertipikat. Kebijakan yangdirekomendasikan dalam rangka meningkatkankepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanandalam pendaftaran tanah pertama kali melaluipengakuan hak pada Kantor Pertanahan KabupatenBogor adalah melakukan evaluasi kualitas pelayananberdasarkan tingkat kualitas pelayanan yangmendapatkan prioritas untuk diperbaiki kualitaspelayanannya, agar pelayanan yang diberikan kepadamasyarakat dapat lebih baik dari pelayanansebelumnya.

SARAN1.Mengevaluasi fungsi loket yang sudah tidak

efektif dengan menempatkan pegawai yangmempunyai pengetahuan dan kemampuan teknispada loket pelayanan informasi pertanahan ditunjangfasilitas yang memadai, serta melaksanakan rotasipegawai secara berkala untuk mengatasi kejenuhandalam bekerja, 2.Mengkaji kembali kesesuaianstandar biaya pelayanan pensertipikatan dalampendaftaran tanah pertama kali melalui pengakuanhak dengan mempertimbangkan kondisi sosialekonomi masyarakat, 3.Mengkaji kembali kelayakanstandar waktu pelayanan dengan ketepatan waktupenyelesaian sertipikat dengan mempertimbangkan

jumlah pelayanan,4.Menyederhanakan prosedurpelayanan di bidang pertanahan dengan sesederhanamungkin agar lebih mudah dipahamai oleh setiap or-ang yang memerlukan tanpa harus menghilangkanfungsinya,5.Membentuk kelompok masyarakat sadartertib pertanahan pada setiap desa dalam rangkamembantu masyarakat untuk memperoleh jaminankepastian hukum dan perlindungan hukum atastanah,6.Meningkatkan kemampuan pegawai melaluipendidikan formal maupun pendidikan dan pelatihan(diklat) pegawai, baik diklat teknis maupun non teknissesuai bidang tugasnya masing-masing,7.Menambahjumlah pegawai dengan keakhlian khusus yangdirasakan kurang pada saat ini untuk mengimbangitingginya volume pekerjaan.8.Diperlukan adanyapenelitian lanjutan mengenai pengembangan modelkepuasan masyarakat yang lebih baik terhadapkualitas pelayanan sertipikat dalam pendaftaran tanahpertama kali dengan penggunaan indikator-indikatoryang lebih sesuai dengan kondisi riil pelayananpertanahan.

DAFTAR PUSTAKAAdnan, M.A. dan Subandi, F.A. (2007) Akutansi

Mutu Terpadu (Total QualityAccounting).Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Azizah, Noor., 2008. Analisis Kepuasan MasyarakatTerhadap Pelayanan Pendaftaran Tanah (Kasus: Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor). TesisMegister Manajemen Bisnis, IPB.

Badan Pertanahan Nasional, 2004. RingkasanPenelitian Persepsi Masyarakat TerhadapPelayanan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah.Puslitbang BPN.

Barata, A.A., 2006. Dasar-Dasar Pelayanan Prima.Penerbit Elex Media Komputindo KelompokGramedia, Jakarta.

Danandjojo, I., 2005. Kajian Kualitas PelayananAngkatan Laut Penumpang Jarak Dekat diPelabuhab Tenau Kupang. Jurnal PenelitianPerhubungan, No.07/THN.XVII/2005 STT No.1668, ISSN.0852-1824.

Mangkuprawira, S., 2008. Bisnis Manajemen danSDM. IPB Press, Bogor.

Pasolong, H., 2007. Teori Adminmistrasi Publik.Penerbit Alfabeta, Bandung.

Prasojo, E.,A. Perdana, dan N. Hiqmah, 2006. KinerjaPelayanan Publik :Persepsi MasyarakatTerhadap Kinerja, keterlibatan dan Partisipasi

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DALAM PENDAFTARAN TANAHPERTAMA KALI PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOGOROleh : Wawan Hermawan1, Dedi Budiman2, Parulian Hutagaol3

Page 39: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

32 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Dalam Pelayanan Bidang Pendidikan,Kesehatan, dan Kependudukan. PenerbitYAPPIKA, Jakarta.

Ratminto dan A.S. Winarsih.2005.ManajemenPelayanan Pengembangan ModelKonseptual. Pustaka Setia. Jakarta

Ridwan, 2005. Metode dan Teknik Menyususn Tesis.Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sumardjono, M.S.W.,2006. Kebijakan Pertanahan:Antara Regulasi dan Implementasi. PenerbitBuku Kompas, Jakarta.

Tjiptono, Fandy., dan Chandra, Gregorius. 2011.Service, Quality & Satisfaction. Penerbit CVAndi Offset, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandi., 2012. Service Management :Mewujudkan Layanan Prima.Penerbit CV AndiOffset, Yogyakarta.

Zeithaml,V., A.Parasuraman, and L.L. Bery. 1990.Delivering Quality of Service Balancing Cus-tomer Perception and Expectation. The FreePress:Adivision Of Macmillan, Inc.New York.

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DALAM PENDAFTARAN TANAHPERTAMA KALI PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOGOR

Oleh : Wawan Hermawan1, Dedi Budiman2, Parulian Hutagaol3

Page 40: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

33Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

“PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWANCV. BERKAH SEJATI MULYA”

Oleh : Sumarsid*

ABSTRACTCV. Berkah Sejati Mulya focused in the field of Construction Services and General Trading oriented social ethics,

is the ability to pay attention and tackle, as well as keeping the service completely customer services constructionand trade, for the present and the future by leveraging advantages in serving the needs level of user satisfactionconstruction services and the welfare of employees in particular and society in general.

Discussion Analysis of the training on the CV. Berkah Sejati Mulya affecting employee performance. The researchis based on a foundation of theory and practice, carried out on data analysis and discussion of the correlationcoefficient, coefficient determinant, and hypothesis testing. The results are as follows:

The coefficient of 0.613 with a significant value 0,000 <5% (0.000 <0.05). This shows that the relationshipbetween the implementation of training on employee performance is a strong positive.

From the results of the determining coefficient (KP) can be obtained that the contribution of variable X(implementation pelatiham) to fluctuations in the variable Y (the employee's performance) in. CV. Berkah SejatiMulya amounted to 37.6% and the remaining at 62.4% is affected by other factors that are not the authors carefully.

T Hypothesis test results (partial) produce t count equal to (4.108), therefore the test t is greater than t table(1.701), with significant 0,000 <0.05, Ha (alternative hypothesis) is accepted and Ho (null hypothesis ) was rejected,which means that the hypothesis that the authors pointed out that the implementation of the training is partiallysignificant effect on improving employee performance CV. Berkah Sejati Mulya has been proven.

As for suggestions that can author to convey as input for companies such as: Should the company continue toimplement the implementation of the training has been carried out so far and improve what is perceived is stilllacking, such as providing training materials are presented with a more attractive, so it is not boring and canimprove the morale of employees in training, and the company should provide and improve facilities in adequatetraining so that they can influence the success of the training.

Keywords: Training and Performance

1. PENDAHULUAN1.1 Masalah

Pelatihan yang dilakukan oleh CV. Berkah sejatiMulya untuk meningkatkan kinerja para kayawan,menjadi tanggung jawabnya. Dalam rangka upayapemenuhan kebutuhan pelayanan publik adalah terkaitdengan pemenuhan kebutuhan pencapaian tujuanperusahaan, baik visi, misi, tujuan dan sasaranperusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Masalah yang dihadapi oleh perusahaan terhadapkinerja karyawan, adalah berkaitan dengan sikapkerja, yaitu memberikan perhatian kepada karyawanyang memiliki macam dan jenis karakteristik yangberbeda-beda, sehingga menganggu arus komunikasi

dua arah antara sesama karyawan serta penggunajasa. Sehingga perlu dilakukan analisis pelatihan,sejauh mana kinerja karyawan, mencakup ;keterandalan, kesigapan, jaminan, empati, dankenyataan, dalam memberikan kepuasan sesuaiharapan pengguna jasa, sehingga dampak positif pundapat diterima oleh perusahaan, dan mendapatkaninformasi yaitu mengetahui hal-hal apa saja yang perludiperbaiki dan dipertahankan agat dapat meningkatkankepuasan pengguna jasa itu.

Manfaaat pelatihan dalam meningkatkan kinerjatermasuk peran tugas tanggung jawab karyawan yaitupelayanan terhadap pengguna jasa adalah lebihmendaya gunakan “mesin manusia” atau sumber

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI dan Sekolah Tinggi Manajemen LABORA

Page 41: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

34 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

daya manusia dengan kemahiran profesional, danmemanfaatkan sumber-sumber yang ada, hal iniadalah berkaitan asas-asas teknologis dan prinsip-prinsip psikologis untuk memecahkan berbagaimasalah, yang dapat memberikan dampak positifdalam bentuk sikap moral yang benar dan baik,sehubungan dengan moral, kebaikan, kebahagian lahirbathin, sehingga pelayanan konsumen dapatdirasakan sesuai dengan pemenuhan kebutuhannya.

Atas dasar pertimbangan tersebut penulis tertarikuntuk melakukan penelitian tentang pengaruhpengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan CV.Berkah sejati Mulya dengan menetapkanpermasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :“bagaimanakah pengaruh pelatihan terhadap kinerjakaryawan CV. Berkah sejati Mulya?”.

1.2 AsumsiDalam penelitin ini penulis merasa perlu untuk

untuk membatasi ruang lingkup penelitian, sehinggapenulisan diharapkan lebih terarah dan mudahdipahami. Adapun asumsi yang diajukan penulisadalah sebagai berikut :1.2.1 Kondisi fisik dan mental karyawan yang

mengikuti pelatihan dalam kondisi yang prima.1.2.2 Fasilitas dan sarana pelatihan dalam kondisi

yang baik.1.2.3 Suasana kerja cukup kondusif.1.2.4 Tenaga pengajar merupakan para profesional

di bidangnya.

1.3 Tujuan PenelitianAdapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini

adalah1.3.3 Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

pelatihan terhadap kinerja karyawan.1.3.3 Untuk mengetahui seberapa besarnya

kontribusi pelatihan terhadap kinerja karyawanCV. Berkah Sejati Mulya.

1.4 Manfaat PenelitianPenelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak, antara lain :1.4.1Bagi CV. Berkah Sejati Mulya

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasikepada manajemen CV. Berkah sejati Mulyadan dapat digunakan untuk melakukan evaluasidan kebijakan untuk meningkatkan kinerjakaryawan secara optimal.

1.4.2Bagi Ilmu PengetahuanBagi pihak lain dapat menjadi bahan masukandan perbandingan sehingga dapat menambahilmu pengetahuan Bagi pihak lain dapat menjadibahan masukan dan perbandingan sehinggadapat menambah ilmu pengetahuan.

1.4.3Bagi penulisSebagai bahan kajian untuk dapatmembandingkan antara teori dan prakteklangsung di lapangan, serta untuk menambahkhasanah keilmuan penulis yang dapatditerapkan dalam pekerjaan.

1.5 Sistematika PenulisanPenulisan penelitian ini terbagi dalam beberapa

yang berisi uraian/ penjelasan yang saling terkait satusama lain. Adapun susunannya adalah sebagai berikut:I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan tentang hal umum sepertipokok permasalahan, asumsi, tujuan penelitiandan manfaat penelitian, serta sistematikapenulisan.

II TINJAUAN PUSTAKABab ini berisi mengenai teori-teori yangdigunakan untuk lebih memperjelas bahasanyang ingin disampaikan, meliputi penjelasanmengenai pengertian dan fungsi manajemensumber daya manusia, pengertian pelatihan,pengertian kinerja karyawan, serta hipotesis.

III ANALISA DATA DAN PEMBAHASANDalam bab ini diuraikan mengenai penyajiandata penelitian, analisa data kuantitatif hubunganpelatihan terhadap kinerja karyawan, pengujianhipotesis dan pembahasan.

IV PENUTUPBab ini merupakan bab terakhir dari penelitianyang berisi mengenai kesimpulan dari hasilpembahasan pada bab sebelumnya serta saran-saran bagi CV. Berkah Sejati Mulya yangmungkin dapat bermanfaat

2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya

ManusiaMenurut Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya

Manajemen Sumber Daya Manusia, (2006, p. 10)“Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu

dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerjaagar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. BERKAH SEJATI MULYAOleh : Sumarsid

Page 42: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

35Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

perusahaan, karyawan dan masyarakat”. Pengertianmanajemen Sumber Daya Manusia yang diberikanoleh A.A. Anwar Parabu Mangkuprawira dalambukunya Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan, (2013, p. 2) ialah : “Manajemen sumberdaya manusia merupakan suatu perencanaan,pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan,dan pengawasan terhadap pengadaan,pengembangan, pemberian balas jasa,pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenagakerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.

Pengertian manajemen Sumber Daya Manusiamenurut Garry Dessler (2004, p. 4) ialah : “Kebijakandan praktik yang dibutuhkan seseorang untukmenjalankan aspek “orang” atau sumber dayamanusia dari posisi seorang manajemen meliputiperekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, danpenilaian”.

2.2 Pengertian PelatihanPendidikan (formal) di dalam suatu organisasi

adalah suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yangbersangkutan. Sedangkan pelatihan (training) seringdikacaukan penggunaannya dengan latihan (practiceatau exercise) ialah merupakan bagian dari suatuproses pendidikan yang tujuannya untukmeningkatkan kemampuan dan keterampilan khususseseorang atau sekelompok orang.

Pengertian pelatihan menurut Ivancevich dalamEdy Sutriso (2014, p. 67) : “Pelatihan adalah usahauntuk meningkatkan kinerja karyawan dalampekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan lainyang akan dijkabatnya segera. Pelatihan terkaitdengan keterampilan dan kemampuan yangdiperlukan, untuk pekerjaan yang sering dilakukan.Pelatihan berorientasi ke masa sekarang danmembantu karyawan untuk menguasai keterampilandalam pekerjaannya.

Pendapat lain juga disampaikan oleh T. HaniHandoko (2011, p.104) menyatakan bahwa :

“Latihan (training) dimaksudkan untukmemperbaiki penguasaan berbagai keterampilan danteknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.Latihan menyiapkan para karyawan untuk melakukanpekerjaan sekarang. Di lain pihak bila manajemeningin menyiapkan para karyawan untuk memegangtanggung jawab pekerjaan di waktu yang akandatang., kegiatan ini disebut pengembangan sumberdaya manusia. Pengembangan (development)mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam upaya

untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan,kemampuan, sikap dan sifat–sifat kepribadian”.

Sedangkan menurut Henry Simamora, (2006, p.27) pengertian pelatihan adalah: “Pelatihan(training) merupakan  proses  pembelajaran  yangmelibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan,atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja”.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapatdikatakan bahwa pelatihan merupakan suatu prosesyang dilakukan untuk lebih meningkatkanketerampilan dan kemampuan agar dapatmeningkatkan cara berfikir dan bertindak agar lebihefektif dan efisien dalam pelaksanaan tugas dantanggung jawab.

2.2.1 Tujuan dan Manfaat PelatihanMenurut Proctor dan Thorton yang dikutip oleh

M. Manullang dan Marihot Manullang (2008, p. 68) :“Pelatihan dapat menaikkan rasa puas pegawai,

mengurangi pemborosan, mengurangi ketidakhadirandan turn over pegawai, memperbaiki metode dansistem kerja, menaikkan tingkat penghasilan,mengurangi biaya lembur, mengurangi biayapemeliharaan mesin, mengurangi keluhan pegawai,mengurangi kecelakaan, memperbaiki komunikasi,meningkatkan pengetahuan serbaguna pegawai,memperbaiki moral pegawai, serta menimbulkankerjasama yang baik”.

Andrew F.Sikula (2008, p. 236) berpendapatbahwa pelatihan mempunyai andil besar dalammenentukan efektifitas dan efisiensi organisasi.Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dariprogram pelatihan kerja bagi karyawan adalah:a. Productivity, dengan pelatihan akan dapat

meningkatkan kemampuan, pengetahuan,keterampilan dan perubahan tingkah laku. Halini diharapkan dapat meningkatkan produktivitasperusahaan.

b. Quality, penyelenggaraan pelatihan tidak hanyadapat memperbaiki kualitas dari tenaga kerjanamun diharapkan akan dapat memperkecilkemungkinan terjadinya kesalahan dalambekerja.

c. Human Resource Planning, dengan adanyapelatihan akan memudahkan seorang pekerjauntuk mengisi kekosongan jabatan dalam suatuperusahaan, sehingga perencanaan tenaga kerjadapat dilakukan sebaik-baiknya.

d. Morale, pelatihan akan dapat meningkatkanmoril kerja karyawan untuk lebih bertanggungjawab terhadap tugasnya.

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. BERKAH SEJATI MULYAOleh : Sumarsid

Page 43: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

36 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

e. Health and Safety, pelatihan merupakanlangkah terbaik dalam rangka mencegah ataumengurangi kecelakaan kerja dalam suatuperusahaan.

f. Obsolence Prevention, pelatihan akanmendorong inisiatif dan kreativitas tenaga kerja,langkah ini diharapkan akan dapat mencegahtenaga kerja dari sifat kadaluwarsa.

g. Personal Growth, memberikan kesempatanbagi seorang tenaga kerja untuk meningkatkanpengetahuan dan kemampuan yang dimiliki olehkaryawan termasuk meningkatkanpengembangan dirinya

2.2.2Jenis-jenis Pendidikan dan PelatihanMenurut Endrew F. Sikula (1981) yang dikutip

oleh A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2013, p.52)mengemukakan beberapa jenis latihan antara lain:a. On-the-job training (latihan di tempat kerja)

Metode ini menyarankan perlunya latihan padatenaga kerja baru. Latihan 1dilakukan di tempatkerja. Sedangkan pelatihan tersebutterselenggara melekat dengan pekerjaan yangmenjadi tugasnya. Kelebihan dari metode iniadalah hemat waktu dan pegawai baru maupunpelatih tidak meninggalkan tugas. Akan tetapimetode ini juga mempunyai kelemahan, yaitupelatih kurang konsentrasi di dalam memberikanpelatihan karena kesibuk-kesibukannya.

b. Vestibule trainingMetode pelatihan ini berupa kusrus singkat yangdirekayasa sehingga kondisi dan fasilitas kusrusmendekati situasi kerja yang sebenarnya.Kelebihan metode ini adalah bahwa kursusdapat diikuti oleh peserta yang berjumlah relatifbanyak, tentu saja disesuaikan dengankemampuan dan fasilitas yang tersedia.

c. Metode Demontrasi dan ContohSurat demontrasi menunjukkan danmerencanakan bagaimana suatu pekerjaan ataubagaimana sesuatu dikerjakan. Metodedemontrasi melibatkan penguraian danmemperagakan sesuatu melalui contoh-contoh.

d. SimulasiSimulasi adalah suatu situasi atau peristiwamenciptakan bentuk realitas atau imitasi realitas.Simulasi ini merupakan pelengkap, sebagaitehnik duplikat yang mendekati kondisi nyatapada pekerjaan.

e. ApprenticeskipPegawai baru dimagangkan pada seseorang ahlidalam bidang tertentu. Biasanya metode inidigunakan untuk jenis pekerjaan yangmemerlukan skill tinggi. Metode ini didasarkanpula pada on the job training denganmemberikan petunjuk cara mengerjakannya.

f. Metode Ruang KelasMetode ruang kelas merupakan metodetraining yang dilakukandi dalam kelas,walaupun dapat pula dilakukan di areapekerjaan.

2.3 Kinerja2.3.1Pengertian Kinerja

Berikut ini akan penulis uraikan beberapapengertian kinerja menurut para ahli, di antaranya,menurut A.P. Mangkunegara, (2005, p 67)mengemukakan bahwa : “Kinerja adalah hasil kerjasecara kualitas dan kuantitas yang dicapai olehseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnyasesuai dengan tanggung jawab yang diberikankepadanya”.

Menurut Malayu SP. Hasibuan, (2006, p 94):“Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapaiseseorang dalam melakukan tugas-tugas yangdibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan,pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”.

Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2008, p195): “Kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan olehkaryawan atau perilaku yang nyata yang ditampilkansesuai dengan perannya dalam organisasi”.

Salah satu tujuan kinerja adalah meningkatkanpengetahuan dari suatu proses dorongan atau motivasiguna perbaikan kerja, didukung oleh sikap kerja danpencapaian penyelesaian pelaksanaan kinerja (workperformance) dan selanjutnya harus diketahui jugafungsi pelayanan kegiatan kinerja dalam masyarakatmodern.

Jadi berdasarkan pengertian-pengertian di atasdapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prosespenilaian ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja dan hasilkerja seorang karyawan yang dianggap menunjangpencapaian kerjanya.

2.3.3Tujuan Penilaian Kinerjaa. Menurut Sihotang A.(2007, p 186)

“Ada beberapa macam tujuan penilaian kinerjayang diperlukan untuk berbagai kepentinganyaitu :

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. BERKAH SEJATI MULYAOleh : Sumarsid

Page 44: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

37Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

1. Mengidentifikasi para karyawan yangpotensial untuk mengikuti pelatihan danpendidikan.

2. Menetapkan dan memilih karyawan yangakan dimutasikan pada jabatan baru.

3. Untuk keperluan kenaikan gaji dan upahkaryawan yang bersangkutan.

4. Mengidentifikasi karyawan yang akandipromosikan pada jabatan yang lebihtinggi.

Tujuan-tujuan tersebut harus jelas dan tegassehingga manfaat penilaian dapat dinikmati parakaryawan yang bersangkutan. Objektivitaspenilaian kinerja harus realistis, positif,konstruktif, dan merupakan kesatuan yang bulat.

b. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007, p 89)Penilaian kinerja karyawan berguna untukperusahaan serta harus bermanfaat bagikaryawan. Tujuan penilaian kinerja karyawansebagai berikut :1. Sebagai dasar pengambilan keputusan

yang digunakan untuk promosi, demosi,pemberhentian, dan penetapan besarnyabalas jasa.

2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauhmana karyawan bisa sukses dalampekerjaannya.

3. Sebagai dasar untuk mengevaluasiefektivitas seluruh kegiatan di dalamperusahaan.

4. Sebagai dasar untuk mengevaluasiprogram latihan dan keefektifan jadwalkerja, metode kerja, struktur organisasi,pengawasan, kondisi kerja, dan peralatankerja.

5. Sebagai indikator untuk menentukankebutuhan akan latihan bagi karyawanyang berada di dalam organisasi.

6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasikerja karyawan sehingga dicapai tujuanuntuk meningkatkan performance kerjayang baik.

7. Sebagai alat untuk mendorong ataumembiasakan para atasan (supervisor,managers, administrator) untukmengobservasi perilaku bawahan(subordinate) supaya diketahui minat dankebutuhan-kebutuhan bawahannya.

8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekuranganatau kelemahan-kelemahan masa lampaudan meningkatkan kemampuan karyawan

selanjutnya.9. Sebagai kriteria di dalam mengidentifikasi

kelemahan-kelemahan personel dandengan demikian bisa sebagai bahanpertimbangan agar bisa diikutsertakandalam program latihan kerja tambahan.

10. Sebagai alat untuk memperbaiki ataumengembangkan uraian pekerjaan (jobdescription)

Bagi para karyawan, penilaian kinerjadapat menimbulkan perasaaan puas dalam dirimereka. Mereka merasa bahwa dengan caraini hasil kerja mereka dinilai oleh perusahaandengan sewajarnya dan sekaligus kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri individukaryawan dan akan timbul dorongan di hatiindividu karyawan untuk memperbaiki diri.

sBagi perusahaan, penilaian kinerjakaryawan memberikan faedah karena dengancara ini dapat diwujudkan semboyan orang yangtepat pada jabatan yang tepat. Ringkasnyapenilaian prestasi kerja karyawan harusmemberikan manfaat bagi karyawan dan dapatberguna untuk perusahaan dalam menetapkankebijakan-kebijakan program kepegawaian padamasa yang akan datang, sehingga diperolehkepuasan dan harmonisasi dalam perusahaan.

2.4 HipotesisHipotesis berguna dalam hal membantu penelitian

untuk menuntun jalan pikirannya agar mencapai hasilpenelitian. Untuk mengetahui diterima atau tidaknyasuatu hipotesis, terlebih dulu harus dilakukanpengujian. Untuk dapat diuji, suatu hipotesis harusdinyatakan ke dalam bentuk kuantitatif atau dalambentuk angka. Adapun hipotesis dari penelitian iniadalah diduga pelatihan yang dilaksanakan di CV.Berkah sejati Mulya berpengaruh terhadap kinerjakaryawannya.

3. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN3.1 Analisa Data3.1.1Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian dijelaskan sebagaisuatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentangisi atau arti sebenarnya yang diukur. Teknik yangdigunakan untuk melakukan uji validitas adalahdengan korelasi Pearson Product Moment, dimanasyarat minimum suatu nstrument untuk dianggap validjika nilai r e” 0,3. Dari perhitungan denganmenggunakan SPSS di dapat hasil berikut ini :

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. BERKAH SEJATI MULYAOleh : Sumarsid

Page 45: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

38 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tabel 1 Hasil Uji Validitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Dari data-data pada tabel di atas, menunjukkanbahwa seluruh butir pernyataan yang digunakan olehvariabel X (pelatihan) dan variabel Y (kinerjapegawai) memiliki nilai koefisien korelasi (r) / r hitunge” 0,3 e” r tabel pada taraf signifikan 5%. Sehinggadapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataantersebut adalah valid.

3.1.2Uji ReliabilitasUji Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian

atau akurasi yang ditunjukan oleh eliablet pengukuran,dengan kata lain uji reliabilitas digunakan untukmengetahui apakah eliablet penelitian yang digunakandapat dipercaya sebagai alat dalam pengumpulandata.

Teknik penghitungan uji reliabilitas dengan melihatnilai cronbach’s alpha, Suatu eliable dikatakaneliable apabila nilai alpha cronbach’s e” 0,6 Jikanilai koefsien cronbach’s alpha e” 0,6, maka dapatdisimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebuthandal atau reliabel.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil sepertitercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 2 Hasil Pengujian Reliabilitas'

Sumber : Hasil Pengolahan Data

3.1.3Analisis KorelasiTujuan dari analisis korelasi ini adalah mengukur

besarnya hubungan antara ariable X (pelatihan)dengan ariable Y (kinerja karyawan).

Tabel 3 Koefisien Korelasi

Sumber: Data yang diolah penulis

3.1.4Analisis Koefisien PenentuUntuk mengetahui berapa besar kontribusi ariable

X (pelaksanaan pelatihan) mempengaruhi naikturunnya variable Y (kinerja karyawan) di CV. BerkahSejati Mulya, perlu dilakukan perhitungan koefisienkorelasi penentu, sebagai berikut:

No Pernyataan Koefisien Korelasi

(r hitung)

Nilai Kritis (r-tabel)

Taraf Sig. (α = 0,05) Keterangan

1. X.1 0.624 0,361 0.000 Valid 2. X.2 0.714 0,361 0.000 Valid 3. X.3 0.459 0,361 0.011 Valid 4. X.4 0.637 0,361 0.000 Valid 5. X.5 0.881 0,361 0.000 Valid 6. X.6 0.685 0,361 0.000 Valid 7. X.7 0.439 0,361 0.015 Valid 8. X.8 0.736 0,361 0.000 Valid 9. X.9 0.529 0,361 0.003 Valid 10. X.10 0.660 0,361 0.000 Valid 11. Y.1 0.525 0,361 0.003 Valid 12. Y.2 0.653 0,361 0.000 Valid 13. Y.3 0.495 0,361 0.005 Valid 14. Y.4 0.436 0,361 0.016 Valid 15. Y.5 0.487 0,361 0.006 Valid 16. Y.6 0.552 0,361 0.002 Valid 17. Y.7 0.546 0,361 0.002 Valid 18. Y.8 0.757 0,361 0.000 Valid 19. Y.9 0.591 0,361 0.001 Valid 20. Y.10 0.725 0,361 0.000 Valid

No Butir Dalam

Kuesioner

Cronbach’s Alpha if

Item Deleted

Cronbach’s Alpha

Status

1. X.1 0.736 0,6 Reliabel 2. X.2 0.738 0,6 Reliabel 3. X.3 0.749 0,6 Reliabel 4. X.4 0.735 0,6 Reliabel 5. X.5 0.715 0,6 Reliabel 6. X.6 0.732 0,6 Reliabel 7. X.7 0.748 0,6 Reliabel 8. X.8 0.722 0,6 Reliabel 9. X.9 0.744 0,6 Reliabel 10. X.10 0.740 0,6 Reliabel 11. Y.1 0.712 0,6 Reliabel 12. Y.2 0.702 0,6 Reliabel 13. Y.3 0.716 0,6 Reliabel 14. Y.4 0.721 0,6 Reliabel 15. Y.5 0.716 0,6 Reliabel 16. Y.6 0.709 0,6 Reliabel 17. Y.7 0.727 0,6 Reliabel 18. Y.8 0.696 0,6 Reliabel 19. Y.9 0.707 0,6 Reliabel 20. Y.10 0.696 0,6 Reliabel

Correlations Pelatihan Kinerja

Karyawan

Pelatihan Pearson Correlation 1 .613** Sig. (2-tailed) .000 N 30 30

Kinerja Karyawan

Pearson Correlation .613** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. BERKAH SEJATI MULYAOleh : Sumarsid

Page 46: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

39Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tabel 4 Hasil Pengujian Koefisien DeterminasiModel Summary

Sumber: Data yang diolah penulis

3.1.5Teknik Analisa Uji HipotesisUntuk mengetahui apakah ada hubungan

pelaksanaan pelatihan terhadap kinerja karyawan diCV. Berkah Sejati Mulya digunakan distribusi t denganderajat kebebasan adalah 95 persen. Uji t dilakukanuntuk melihat signifikansi pengaruh variabel bebassecara sendiri-sendiri (parsial) terhadap variabelterikat dengan menggangap variabel lain bersifatkonstan. Pengujian ini dilakukan denganmembandingkan nilai signifikan t hitung masing-masing variabel bebas.

Adapun rumusan hipotesanya adalah sebagaiberikut :a. Ho = Pelaksanaan pelatihan secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap peningkatankinerja karyawan CV. Berkah Sejati Mulya.

b. Ha = Pelaksanaan pelatihan secara parsialberpengaruh signifikan terhadap peningkatankinerja karyawan CV. Berkah Sejati Mulya.

Tabel 5 Hasil Uji T

Sumber: Data yang diolah penulis

3.2 Pembahasan3.2.1Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitasa. Uji Validitas

Dari data-data pada tabel 1, menunjukkanbahwa seluruh butir pernyataan yang digunakanoleh variabel X (pelatihan) dan variabel Y(kinerja pegawai) memiliki nilai koefisienkorelasi (r) / r hitung e” 0,3 e” r tabel padataraf signifikan 5%. Sehingga dapat disimpulkanbahwa seluruh butir pernyataan tersebut adalahvalid..

b. Uji ReliabilitasTeknik pengujian reliabilitas item menggunakanmetode alpha cronbach. Hasil pengujianreliabilitas yang diperoleh pada tabel 2,menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alphakedua variabel penelitian tersebut berada di atasnilai 0,6 dengan demikian kedua variabelpenelitian tersebut adalah reliabel.

3.2.2Hasil Analisa Koefisien KorelasiBerdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi

pada tabel 3, diperoleh nilai r = 0,613 dengan nilaisignifikan 0,000 < 5% (0,000 < 0,005). Hal inimenunjukan bahwa hubungan antara pelatihanterhadap kinerja karyawan adalah kuat positif.

3.2.3Hasil Analisa Koefisien Penentu (determinasi)Dari data yang ada pada tabel 4 diperoleh nilai

koefisien penentu (determinasi) sebesar 0,376 artinyabahwa kontribusi variabel X (pelaksanaan pelatiham)terhadap naik turunnya variabel Y (kinerja karyawan)di CV. Berkah Sejati Mulya, adalah sebesar 37,6%dan sisanya yang sebesar 62,4% dipengaruhi olehfaktor-faktor lain yang tidak penulis teliti.

3.2.4Hasil Analisa Uji HipotesisBerdasarkan hasil pengujian yang tertera pada

tabel 5, dengan significant level (á) = 5% ataudiperkirakan tingkat kesalahan sebesar 5% danderajat bebas (db) = 28 maka diperoleh t pada tabeldistribusi normal = 1,701, oleh karena uji t hitung(4,108) lebih besar dari pada t tabel (1,701), dengansignifikan 0,000 < 0,05, maka Ha (hipotesis alternatif)diterima dan Ho (hipotesis nihil) ditolak., yang berartihipotesis yang penulis kemukakan bahwapelaksanaan pelatihan secara parsial berpengaruhsignifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan CV.Berkah Sejati Mulya, telah terbukti.

4. PENUTUP4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan yang telahdiuraikan serta hasil analisa data yang diperoleh makapenulis menyimpulkan sebagai berikut :4.1.1Berdasarkan hasil analisa koefisien korelasi

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi,diperoleh nilai r = 0,613 dengan nilai signifikan0,000 < 5% (0,000 < 0,05). Hal ini menunjukanbahwa hubungan antara pelaksanaan pelatihanterhadap kinerja karyawan adalah kuat positif.

Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate 1 .613a .376 .354 2.565 a. Predictors: (Constant), Pelatihan

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 26.942 3.397 7.930 .000 Pelatihan .367 .089 .613 4.108 .000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. BERKAH SEJATI MULYAOleh : Sumarsid

Page 47: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

40 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

karena nilai r yang mendekati angka 1, hubungankedua variabel yang searah dan positif artinyasetiap kenaikan atau penurunan pelaksanaanpelatihan akan diikuti oleh kenaikan ataupenurunan kinerja karyawan di CV. BerkahSejati Mulya.

4.1.2Berdasarkan hasil analisa koefisien penentu(determinasi)Dari hasil koefisien penentu (KP) dapatdiperoleh bahwa kontribusi variabel X(pelaksanaan pelatihan) terhadap naik turunnyavariabel Y (kinerja karyawan) di CV. BerkahSejati Mulya, adalah sebesar 37,6% dan sisanyayang sebesar 62,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak penulis teliti, di antaranyamotivasi, lingkungan kerja yang nyaman, gayakepemimpinan, hubungan kerjasama antarkaryawan, dan penghargaan atau pengakuan.

4.1.3Berdasarkan hasil uji hipotesisSelanjutnya dalam pengujian hipotesis penelitianyang digunakann dengan uji t (parsial) diperolehhasil bahwa t hitung sebesar (4,108), oleh karenauji t hitung lebih besar dari pada t tabel (1,701),dengan signifikan 0,000 > 0,05, maka Ha(hipotesis alternatif) diterima dan Ho (hipotesisnihil) ditolak, yang berarti hipotesis yang penuliskemukakan bahwa pelaksanaan pelatihansecara parsial berpengaruh signifikan terhadappeningkatan kinerja karyawan CV. BerkahSejati Mulya, telah terbukti.

4.2 Saran – saranBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

sehubungan dengan pelaksanaan pelatihanberpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerjakaryawan CV. Berkah Sejati Mulya, maka penulismencoba memberikan saran-saran agar kinerjakaryawan dapat lebih ditingkatkan lagi, di antaranyasebagai berikut:4.2.1Hendaknya perusahaan tetap melaksanakan

pelaksanaan pelatihan yang telah dijalankanselama ini dan meningkatkan apa saja yangdirasakan masih kurang, misalnya memberikanmateri pelatihan yang disajikan dengan lebihmenarik, sehingga tidak membosankan dandapat meningkatkan semangat karyawan dalammengikuti pelatihan.

4.2.2Hendaknya perusahaan menyediakan danmemperbaiki fasilitas dalam pelatihan yangmemadai sehingga dapat mempengaruhikeberhasilan pelaksanaan pelatihan.

DAFTAR PUSTAKAAnwar Prabu Mangkunegara, 2013, Manajemen

Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakankesebelas, Penerbit Remaja Rosda Karya,Bandung, 172 halaman.

Edy Sutrisno, 2014, Manajemen Sumber DayaManusia, Prenada Media, Cetakan Keenam,Jakarta. 254 halaman.

Gary Dessler, 2005, Manajemen Sumber DayaManusia, Edisi kesembilan, : PT. Indeks,Kelompok Gramedia Jakarta, 303 halaman.

Henry Simamora, 2004. Manajemen Sumber DayaManusia, Edisi Ke-3. STIEY K P N ,Yogyakarta.

J. Supranto, 2008, Statistika Teori dan Aplikasi, JilidSatu, Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta,392 halaman.

Malayu SP. Hasibuan, 2006, Manajemen SumberDaya Manusia, Edisi Revisi, Penerbit BumiAksara, Jakarta 273 halaman.

_________________, 2014, Manajemen Dasar,Pengertian dan Masalah, Edisi Revisi, PenerbitBumi Aksara, Jakarta 266 halaman

Marihot Tua Efendi Hariandja, 2007, ManajemenSumber Daya manusia : Pengadaan,Pengembangan, Pengkompensasian, danPeningkatan Produktivitas Pegawai. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sihotang, A., 2007, Manajemen Sumber DayaManusia, Cetakan Pertama, PT. PradnyaParamita, Jakarta, 415 halaman.

Sugiono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, EdisiKedelapan, Penerbit Alfabeta, Bandung, 335halaman.

_______, 2010, Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta,Bandung, 380 halaman.

T. Hani Handoko, 2004, Manajemen Personalia danSumber Daya Manusia, Penerbit BPFE,Yogyakarta

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. BERKAH SEJATI MULYAOleh : Sumarsid

Page 48: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

41Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSIPAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DAN

KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto*

ABSTRACTThis study was aimed at determining the effect of three ration dilevery pattern, namely Component Feeding (R0),

Cafeteria Feeding (R1) and Feeding Total Mixed Ration (R2) on Dry Matter Intake, the digestibility of NeutralDetergent Fiber (NDF) and Acid Detergent Fiber (ADF), the milk production and composition (fat, protein, lactose,Solid Non Fat/ SNF).

The material used were 15 primiparous lactating dairy cows in 3-8 months of lactation with the average bodyweight of 515 kg ± 61.5 kg, the cows were fed ration consisting 60% of forage (57% chopped Elephand grass, 3%Gleridiea) and 40% consentrate. The animals were randomly grouped in to three different feed delivery patterns,namely : Componen feeding (R0) (feed dilyvery of concentrates and forage orderly in a feed place at different time);Cafeteria feeding /Choice Feeding (R1) (feed delivery of concentrates and forage separately in a separate feedplaces at the same time); Total Mixed Ration/TMR (feed delivery of mixed forage and concentrates in a feed place atthe same time). The study was experimental method using a Completely Randomized Design (CRD). The variablesmeasured were Dry Matter Intake (DMI), NDF and ADF digestibilities, milk production and compositions. The datawere analyzed with Analysis of Varian (ANOVA) and continued with Honest Significant difference between feeddelivery treatments.

The result showed the average DMI was 16.44 ± 1.2 kg/d; 16.74 ± 0.6 kg/d. and 16.20 ± 0.9 kg/d. NDF digestibilitywas 60.84 ± 3.6%, 63.41±1.4% and 64.90±3.9%; ADF digestibility 60.12 ±3.7%, 63.99±1.4% and 63.85 ±4.1%; Milkproduction was 11:04 ±2.72 kg/d, 12.52± 1.75 kg/d., and 11.72±2.44 kg/d. for R0, R1 and R2, respectively. The milkfat content was 3.61 ± 0.71%, 3.74±0.43%, 3.41± 0.19%; the milk protein content was 2.67±0.20%, 2.74 ± 0.12%, and2.70±0.07%. The milk lactose content was 4.09±0.30%, 4.19±0.17%,4.18,± 0.06% while the milk SNF content7.74±0.54%, 7,91±0.32%, and 7.80±0.18%, for R0, R1 and R2, respectively. The present study showed that the feeddelivery pattern of Component Feeding, Cafetaria Feeding or TMR feeding did not effect (P>0.05) DMI, NDF andADF digestibility,milk production and composition of primiparous dairy cows.

Keywords: Feeding Patterns, Consumption DM, NDF and ADF digestibility, milk production and composition.

PENDAHULUANPola pemberian pakan ransum untuk sapi perah,

adalah cara pemberian pakan yang dilakukan padaternak sapi perah dengan mengatur cara pemberianpakan (Eastridge, 2006). Terdapat dua carapemberian pakan hijauan pada sapi perah antara laindengan sistem penggembalaan di padangpenggembalaan (pasture), dan dengan sistempemberian hijauan/rumput di kandang (cut andcarry). Pola pemberian ransum pada sistem cutand carry dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :

(1) Component feeding yaitu pemberiankonsentrat dan hijauan secara terpisah dan berurutandengan pemberian hijauan atau konsentrat terlebih

dahulu yang disajikan pada tempat pakan yang sama;(2) Selective Feeding atau Cafetaria Feeding

yaitu pemberian konsentrat dan hijauan secarabersama tetapi disajikan secara terpisah antarahijauan dan konsentrat dalam tempat pakan yangterpisah; dan

(3) Total Mixed Ration (TMR) atau CompleteFeed yaitu pemberian pakan konsentrat dan hijauanyang pemberianya dicampur dan disatukan dalam satubak pakan. Pemberian pakan TMR dapat dilakukandengan mencampur secara sempurna sebelumdisajikan atau dapat pula dengan memberi konsentratdi atas hijauan pada saat menyajikan pakan (TopDressing)

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 49: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

42 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruhpola pemberian pakan Component Feeding vsCafetaria vs TMR terhadap konsumsi bahan keringpakan, kecernaan NDF dan ADF, produksi dankomposisi susu sapi laktasi.

Metode pemberian pakan Component Feedingmempunyai beberapa kelemahan antara lain pHrumen yang fluktuatif (Stone, 2004). Pola pemberianpakan Component feeding dapat menimbulkanresiko terjadinya sub acute rumen acidosis (SARA).Pemberian konsentrat yang berlebihan, terutamadengan bahan penyusun yang mempunyaifermentabilitas tinggi, dapat meningkatkan produksiasam lemak Volatile Fatty acids (VFA) dalam rumen,sehingga menimbulkan penurunan pH rumen.Turunnya pH rumen dalam waktu yang relatif lamasampai mencapai pH 5,6 dapat menyebabkanturunnya aktivitas bakteri selulolitik, sehinggakecernaan serat kasar menurun, dan selanjutnyamengakibatkan menurunnya lemak susu (Goad etal., 1998; Tajima et al., 2001). Gangguan kondisirumen acidosis dan SARA merupakan problemgangguan metabolisme umum pada sapi perah(Nocek,1997).

Pola pemberian pakan Total Mixed Ration(TMR) atau Cafetaria Feeding (CF) kemungkinandapat memperkecil resiko terjadinya SARA karenadengan kedua pola pemberian pakan tersebut ternakdapat menjaga stabilitas pH rumen dibanding denganternak yang diberi pakan Component Feeding.Sehingga kedua pola pemberian pakan tersebut (TMRatau CF) diharapkan dapat memperbaiki kinerja sapiperah. Penelitian-penelitian sebelumnya sudahbanyak dilakukan untuk mengetahui pengaruh polapemberian pakan terhadap kinerja sapi perah didaerah sub tropis, dengan berbagai proporsi dantingkat fermentabilitas bahan pakan yang berbedadalam ransum. Namun demikian, penelitian tentangpengaruh strategi atau pola pemberian pakan pakanuntuk sapi perah di daerah tropis belum banyakdilakukan. Oleh sebab itu penelitian tentang pengaruhpola pemberian pakan terhadap konsumsi pakan,kecernaan NDF, ADF, produksi dan komposisi susupada sapi perah laktasi, sangat bermanfaat untukdilakukan.

Waktu Penelitian dan LokasiPenelitian ini dilakukan selama 70 hari mulai

tanggal 23 April – 1 Juli 2012 dilokasi Farm TegalsariBalai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi PerahBaturraden Purwokerto – Jawa Tengah. Analisalaboratorium dilakukan di Universitas JenderalSoedirman, Balai Pengujian Mutu Pakan TernakBekasi, Koperasi Pesat dan Institut Pertanian Bogor.

METODE PENELITIANMateri Penelitian

Materi penelitian adalah 15 ekor sapi perah laktasipertama, bulan laktasi 3-8, rataan produksi susu 11.76± 0.74 kg/ek/hari, rataan bobot badan 515,5 kg ±61,5 kg. Hewan percobaan ditempatkan padakandang permanen dengan ukuran 2 x 3 meterberalas beton dengan alas karpet, dilengkapi denganbak pakan dan bak minum terpisah, setiap tempatpakan perlakuan disekat menggunakan kayu untukmemisahkan konsentrat dan hijauan.

Bahan pakan sapi perlakuan terdiri dari hijauandan konsentrat dengan perbandingan 60:40 dari BK.Semua perlakuan (R0; R1 ;R2) mendapatkan pakanyang sama. Pakan hijauan di chopper berukuran ±3-10 cm yang terdiri dari rumput gajah, leguminosa(Gamal / Gliricidea sepium). Bahan pakankonsentrat terdiri dari bekatul, tepung jagung, bungkilkelapa, bungkil kedelai, pollard, onggok, mineral, dangaram (berdasarkan BK konsentrat).

Selain itu pakan yang diberikan ditambah denganUrea Molases Mineral Blok (UMMB). Pemberianpakan berdasarkan bahan kering (BK) danpendugaan Dry Matter Intake (DMI) menggunakanrumus dari Rayburn dan Fox, 1993; Roseler et al.,997 dalam NRC (2001). DMI (kg/d) = (0,372 x FCM+ 0,0968 x BW0.75) x (1 – e(-0,192 x (WOL + 3,67))Keterangan :FCM = 4% Fat Corrected Milk (kg/hari)

= 0,04 x produksi susu (kg/hari) + 15 x lemak susu (kg/hari)

BW = Body weight/ bobot badan (kg) ; e= 2,71828¹ ; WOL = Week of Lactations

minggu laktasi.

Komposisi dan nutrien bahan pakan konsentratsapi perlakuan R0, R1 dan R2 dapat dilihat pada tabel1

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 50: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

43Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tabel 1. Komposisi dan nutrien Bahan Pakan Konsentrat (%)

Bahan Konsentrat

Proporsi (%)

BK PK LK SK Abu BETN

Bekatul 7,0 89,66 9,3 15,02 28,99 12,15 34,55 Tepung jagung 1,9 87,3 8,05 15,53 3,26 1,42 71,75 Bungkil Kelapa 10,7 97,09 15,88 31,78 19,14 6,76 26,43 Bungkil Kedelai 2,6 85,37 46,41 14,05 8,33 9,4 21,81 Pollard 7,4 88,62 14,93 14,74 13,81 4,49 52,03 Onggok 6,3 82,99 1,8 0,48 7,85 2,9 74,53 Mineral 0,7 98,73 0,8 0,19 15,75 71,89 11,36 Garam 0,4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Sumber : Hasil Pengujian Bahan Pakan Konsentrat Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah Baturraden (2012)

Pakan BK PK LK SK Abu BETN TDN NDF ADF

Konsentrat 89,61 13,11 17,15 21,58 7,60 40,56 74,46 34,90 16,65 UMMB* 78,45 36,57 4,88 8,56 8,86 46,37 89,10 16,98 10,05 Rumput Gajah 13,00 11,31 5,31 30,64 4,86 37,88 56,72 64,89 45,90 Gamal 28,20 23,20 5,06 16,14 4,46 48,58 68,86 51,23 42,65

Pakan Proporsi BK %BK PK LK SK Abu BETN TDN NDF ADF

Konsentrat 37% 33,16 4,85 6,35 7,98 2,81 15,01 27,55 12,91 6,16 UMMB* 3% 2,35 1,10 0,15 0,26 0,27 1,39 2,67 0,51 0,30 Rumput Gajah 57% 7,41 6,45 3,03 17,46 2,77 21,59 32,33 36,99 26,16 Gamal 3% 0,85 0,70 0,15 0,48 0,13 1,46 2,07 1,54 1,28 Total 100% 41,41 11,99 9,52 25,93 5,72 38,06 61,95 51,44 33,60 Keterangan : BK : Bahan Kering, PK : Protein Kasar, LK : Lemak Kasar, SK : Serat Kasar, BETN : Bahan Ekstrak Tanpa

Nitrogen, TDN : Total Digestible Nutrients, NDF : Neutral Detergent Fibre, ADF : Acid Detergent Fibre *Analisis Proksimat Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah Baturaden (2012).

Komposisi ransum pakan yang diberikan pada ternak sapi perlakuan R0,R1 dan R2 dapat dilihat padaTabel 2.

Tabel 2. Komposisi ransum pakan dan nutrient pakan perlakuan (%)

Metode PenelitianMetode yang digunakan adalah metode eksperimental secara in vivo, rancangan dasarnya adalah

Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang diuji yaitu : R0 (kontrol) = Component Feeding ; R1 = CafetariaFeeding ; R2 = TMR Feeding setiap unit perlakuan diulang 5 kali, sehingga terdapat 15 unit percobaan.

Penelitian dilaksanakan dengan tahapan 3 hari masa adaptasi, 14 hari masa preliminary, 70 hari masapelaksanaan percobaan.

Pola pemberian pakan perlakuan R0, R1 dan R2 dalam penelitian ini sebagaimana tercantum pada Tabel3.

Tabel 3. Pola Pemberian Pakan Perlakuan

No. Waktu / WIB R0 (Componen Feeding) R1(Cafetaria Feeding) R2 (TMR)

1 06.00-07.00 Konsentrat 1 Konsentrat ; Hijauan Chopper TMR

2 08.00-09.00 Hijauan Chopper Konsentrat ; Hijauan Chopper TMR

3 11.00-12.00 Konsentrat 2 Konsentrat ; Hijauan Chopper TMR

4 15.00-16.00 Konsentrat 3 Konsentrat ; Hijauan Chopper TMR

5 17.00-18.00 Hijauan Chopper Konsentrat ; Hijauan Chopper TMR

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 51: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

44 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Konsentrat diberikan dalam bentuk mash.Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum.Pakan yang disajikan ditimbang terlebih dahulu padasore hari sebelumnya, sisa pakan ditimbang keesokanhari berikutnya sebelum pemberian pakan baru.

Pengukuran Produksi dan Komposisi susuProduksi susu sapi perlakuan diukur setiap hari

selama 70 hari dalam satuan kg, menggunakan alattimbangan merk Nagata type A100W-211169.Pengukuran komposisi susu dilakukan sebanyak 4kali yaitu pada tanggal 27 Mei, 4 Juni, 10 Juni 2012dan susu composit selama 5 hari (27 Juni - 1 Juli2012) disimpan pada freezher (-4ÚC) selanjutnyadianalisa pada tanggal 18 Juli 2012. Analisa denganmenggunakan alat Milk Analizer (Laktoscan SerialNo : 4018), untuk menentukan nilai komposisi susu(lemak, protein, laktosa dan SNF).

Perhitungan konsumsi (Harris, 1970)Perhitungan konsumsi dihitung dengan rumus

sebagai berikut:Konsumsi BK (kg/ekor/hr ; g/kg BB0,75/hari =(% BK pemberian x total pemberian) – (%BK sisa x total sisa)

Perhitungan kecernaan (Harris, 1970) Perhitungan kecernaan dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Analisis KimiaAnalisis bahan kering, terhadap sample pakan

pemberian dan sisa pakan, serta feses menurutAOAC (1990). Analisis NDF dan ADF pakanpemberian menurut Goering dan Vansoest (1970).

Analisis StatistikAnalisis statistik penelitian ini menggunakan

analisis of variansi (ANOVA) dengan pola rancanganacak lengkap (RAL) tiga perlakuan dan lima ulangan,untuk mengetahui pengaruh pola pemberian pakanterhadap konsumsi BK, Kecernaan NDF dan ADF,Produksi dan komposisi susu, menggunakan programSPSS for Windows Ver. 13.0 Bila perlakuanberpengaruh terhadap variabel yang diukur,dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (BNJ) (Steeldan Torrie, 1993).

Perubah yang Diamati :Konsumsi BK ; Kecernaan NDF, ADF ; Produksi

susu (kg/hari) ; Lemak susu ; Protein susu ; Laktosasusu dan SNF.

HASIL DAN PEMBAHASANKonsumsi Bahan Kering (BK)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah polapemberian pakan berpengaruh terhadap konsumsiBK. Sapi yang diberi Component Feeding denganmenyajikan konsentrat secara terpisah akanmenyebabkan penurunan konsumsi BK lebih tinggidibanding sapi yang diberi Cafetaria Feeding danTMR. Pengaruh pola pemberian pakan terhadaprataan konsumsi Bahan Kering (BK) sapi-sapipercobaan disajikan pada Tabel 4.

Ketiga pola pemberian pakan menyebabkan konsumsi BK yang cukup tinggi yaitu berkisar antara 16,20– 16,74 kg/ekor/hari (± 3% dari bobot badan). Semua sapi percobaan tidak memperlihatkan gangguanmetabolis SARA. Tercukupinya periode adaptasi pakan dan supply hijauan (rumput gajah dan legume), disertaiimbangan fermentabilitas dan buffering capacity bahan pakan penyusun konsentrat kemungkinan tidakmengakibatkan sapi-sapi percobaan mengalami depresi rumen acidosis. Hasil analisis menunjukkan ketigaperlakuan pola pemberian pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi BK (Tabel 4).

Perhitungan kecernaan dihitung dengan rumus sebagai berikut: KNDF,ADF (kg) – NDF,ADF feses (kg) KcNDF,ADF (%) = x 100% KNDF,ADF (kg) Kc.NDF,ADF (%) = Kecernaan NDF,ADF (%) KNDF,ADF (kg) = Konsumsi NDF,ADF (kg) NDF,ADF feses (kg) = NDF,ADF (kg) yang ada dalam feses.

N o V ariabe l Perlak uan

P< 0.05 R 0 R 1 R 2

1 K o nsum si BK (kg) 1 6,44±1,2 16,74 ±0,6 1 6,2 0±0,9 N S 2. K ecernaan N D F(% ) 6 0,84±3,6 63,41±1,4 6 4,9 0±3,9 N S 3. K ecernaan A D F(% ) 6 0,12±3,7 63,99±1,4 6 3,8 5±4,1 N S

Tabel 4. Pengaruh Pola Pemberian Pakan Terhadap Konsumsi BK (Rataan ± SD; kg/hr.), KecernaanNDF (Rataan ± SD ; %) dan Kecernaan ADF (Rataan ± SD ; %)

Ket : R0 : Componen Feeding; R1 : Cafetaria Feeding ; R2 : Total Mix Ration (TMR); NS = Non Siginifikan.

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 52: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

45Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Selain itu, ransum percobaan dalam penelitian initerdiri dari rumput gajah yang mempunyai kandunganserat cukup tinggi dan legume (glirisidae) (Tabel 2)yang mempunyai kandungan protein relatif tinggi.Sehingga meskipun sapi diberikan konsentrat danhijauan terpisah (component feeding), stabilitas pHrumen sapi-sapi percobaan kemungkinan dapat tetapterjaga dengan baik, tidak berpengaruh terhadapkonsumsi BK.

Rustomo et al. (2006b dan 2007) juga melaporkanbahwa pemberian ransum TMR dengan kandunganAV yang berbeda tidak menyebabkan pengaruhterhadap konsumsi BK. Berbeda dengan Briton andStock (1987) dan Brown et al. (2000) yangmenemukan bahwa penurunan pH dapat menurunkannafsu makan, menurunkan konsumsi bahan kering.Sapi-sapi yang mengalami gangguan metabolis SARAmengalami fluktuasi intake pakan sehinggamengakibatkan penurunan rataan konsumsi pakanharian (Shaver, 2002). Krause et al. (2002a) danRustomo (2006b) menyimpulkan bahwa lama waktuketika pH rumen dibawah 5,6 - 5,8 lebih berpengaruhterhadap konsumsi BK dibanding dengan rataanharian pH rumen. Sehingga, fluktuasi pH rumen yangtinggi sangat berpengaruh terhadap fluktuasi konsumsiBK.

Laju peningkatan konsumsi BK perlakuan R0,R1 dan R2 yang diukur dari awal penelitian sampaiakhir penelitian masing-masing berturut-turut sebesar7,81 %; 10,6%; dan 21,51%.

Laju peningkatan dan fluktuasi konsumsi BK sapi-sapi percobaan selama periode penelitian 70 hari dapatdilihat pada Gambar 1.Gambar 1. Laju Peningkatan dan Fluktuasi Harian

Konsumsi BK (Kg BK/hari) Sapi-SapiPercobaan Yang Diberi Perlakuan PolaPemberian Pakan Component Feeding,Cafetaria Feeding danTMR selama 70 hari

Dalam perlakuan pola Component Feeding,meskipun diberi pakan konsentrat terlebih dahulusebelum hijauan, jarak pemberian konsentrat denganpemberian hijauan relatif pendek (1-4 jam) denganfrekwensi pemberian pakan konsentrat sebanyak tigakali sehari dan hijauan dua kali sehari (Tabel 3).Frekwensi dan jarak waktu antara pemberiankonsentrat dan hijauan tersebut kemungkinan tidakmenyebabkan penurunan pH rumen secara drastissehingga tidak menyebabkan penurunan konsumsiBK.

Beberapa penelitian terdahulu (Sutton et al. 1986;Yang dan Varga, 1989; French dan Kenely 1990,Sotto-Navarro, 2000; dan Robels et al. 2007)melaporkan bahwa peningkatan frekwensi pemberianpakan konsentrat (tiga sampai lima kali sehari) dapatmenjaga stabilitas pH rumen dan mengurangipenurunan dan fluktuasi pH rumen secara drastis.Lebih lanjut, selain jarak waktu pemberian pakankonsentrat dan hijauan relatif singkat (Tabel 3), bahanpakan konsentrat percobaan tersusun dari bahanpakan dengan imbangan yang optimum antara bahanpakan yang mempunyai fermentabilitas tinggi (onggokdan pollard) dan bahan pakan lain dengan kandunganprotein tinggi (bungkil kedele, bungkil kelapa),sehingga kemungkinan tidak menyebabkan penurunanpH rumen yang drastis.

Rustomo et al. (2006a) mengevaluasi berbagaijenis bahan pakan sumber energi, sumber protein dansumber serat dan melaporkan bahwa acidogenicvalue (AV) berkorelasi positif dengan kandunganNFC ( Y=5.1 + 0.12; R2= 0.43; P <0.001) danberkorelasi negative dengan kandungan protein kasar(Y =12.2 – 0.12 X ; R2 = 0.69 ; P <0.0001). Semakintinggi kandungan NFC semakin tinggi AV, dansebaliknya semakin tinggi protein kasar semakinrendah AV.

Hal ini menunjukkan bahwa bahan pakan sumberprotein mampu berfungsi sebagai buffer. Tingkatpenurunan pH selama 24 jam inkubasi berkorelasipositif dengan AV (R2= 0.74; P=0.04), dan de Smetet al. (1995) dan Rustomo et al. (2006a) melaporkanbahwa bahan pakan yang fermentabilitasnya tinggimempunyai kapasistas untuk menurunkan pH padasaat yang singkat (1-5 jam) dan bahan yangmempunyai kandungan protein tinggi mempunyaibuffering capacity untuk menjaga stabilitas pHrumen.

Oleh sebab itu fermentabilitas dan bufferingcapacity bahan pakan konsentrat sangat menentukanlaju penurunan pH rumen.

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 53: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

46 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Ket : K_BK_R0 : Konsumsi Bahan Kering R0;K_BK_R1 : Konsumsi Bahan Kering R1;K_BK_R2 : Konsumsi Bahan Kering R2.

Gambar 1 diatas memperlihatkan ketiga perlakuanpola pemberian pakan menyebabkan kenaikankonsumsi BK yang berbeda dari sejak awal hinggaakhir penelitian. Akan tetapi tingkat kenaikankonsumsi BK lebih tinggi pada sapi-sapi yangdiberi pakan TMR (R2) dibanding dengan sapi yangdiberi component feeding (R0) (21,5 vs. 7.8%) dandibanding dengan sapi yang diberi cafetaria feeding(R1) (21.5 vs. 10.6 %). Lebih tingginya lajupeningkatan konsumsi BK dari awal penelitian hinggapertengahan periode penelitian (Gambar 1), padasapi-sapi R2 tersebut mengindikasikan perlunyawaktu yang cukup untuk keperluan adaptasimikroba rumen terhadap pakan TMR karena sapipercobaan sebelumnya tidak terbiasa diberi pakanTMR. Setelah mikroba rumen beradaptasi denganpakan TMR dan pH rumen dapat dipertahankanstabilitasnya, sapi terus meningkatkan konsumsi pakanuntuk memenuhi kebutuhan energi yang terusmeningkat selama kebuntingan dan pemulihan kondisifisik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sapi yangbelum pernah diberi pakan TMR membutuhkanwaktu yang cukup untuk mengadaptasi pakan TMRsampai pH rumen dijaga stabil. Dibutuhkan waktusekitar 30 hari untuk mengadaptasi pakan TMRsampai konsumsi pakan dipertahankan dalam kondisioptimum.

Fluktuasi konsumsi BK tertinggi ditunjukkan olehsapi-sapi yang diberi pakan Component feeding (R0)(± 1,2 Kg/hari), kemudian diikuti oleh sapi yang diberipakan TMR (R2) (± 0,9 Kg/hari), dan terendah padasapi yang diberi pakan Cafetaria Feeding (R1) (±0,6 Kg/hari)(Tabel 4). Pemberian pakan konsentratdan hijauan secara bergantian (Component Feeding)pada hasil penelitian ini mengindikasikan fluktuasiintake pakan yang lebih tinggi dibanding polapemberian Selective feeding dan TMR.

Kemampuan bahan pakan menghasilkan asam

dalam rumen (acidogenic value) dapat lebih akuratdiprediksi dengan kandungan Non FiberCarbohydrate (NFC) dibanding kandungan pati(Rustomo et al., 2006a). Beberapa bahan pakanmeskipun mengandung pati yang tinggi seperti tepungjagung mempunyai AV (fermentabilitas) yang rendah.Hal ini disebabkan karena pati yang terkandung dalamjagung terikat oleh protein matriks yang sulitdidegradasi oleh mikroba dalam rumen, sehingga tidakmenyebabkan penurunan pH rumen yang drastisselama inkubasi (Rustomo et al., 2006a).

Pola pemberian pakan Cafetria Feeding (R1)dengan menyajikan hijauan dan konsentrat secaraterpisah dalam waktu yang bersamaan menyebabkanfluktuasi konsumsi pakan harian yang paling rendah(Tabel 2). Dalam penelitian Selective Feeding,Keunen et al. (2002) melaporkan bahwa pada saatpH rumen menurun sampai 5,6 setelah mengkonsumsikonsentrat yang tinggi, sapi perah lebih memilih pakanyang mengandung serat kasar tinggi agar dapatmengoptimalkan kondisi pH rumen. Rustomo et al.(2007), menyimpulkan bahwa kondisi fisik hijauan(physically effective NDF) dapat meminimasidepresi pH rumen (SARA) ketika sapi diberikonsentrat dengan fermentabilitas tinggi. Oleh sebabitu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pakankonsentrat meskipun diberikan secara terpisahdengan hijauan Component Feeding (R0), apabiladisajikan dalam frekwensi yang sering (tiga kali) sertadiimbangi dengan bahan pakan yang mempunyaiBuffering Capacity (sumber protein dan serat)kemungkinan tidak mengakibatkan penurunan pHyang drastis (5,6) dalam waktu yang lama, sehinggatidak menyebabkan penurunan konsumsi BK. Tetapi,sapi yang diberi pakan Cafetaria Feeding (R1) danTMR (R2) dengan fluktuasi konsumsi BK yang lebihrendah mengindikasikan lebih stabilnya kondisi pHrumen dibanding pola Component Feeding (R0).

Kecernaan NDF dan ADF.Rataan kecernaan NDF dan ADF pada sapi-sapi

yang diberi pakan Component Feeding (R0),Cafetaria Feeding (R1) dan TMR (R2) dapat dilihatpada Tabel 4.

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 54: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

47Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tabel 4. Pengaruh Pola Pemberian Pakan Terhadap Konsumsi BK (Rataan ± SD; kg/hr.), KecernaanNDF (Rataan ± SD ; %) dan Kecernaan ADF (Rataan ± SD ; %)

Ket : R0 : Componen Feeding; R1 : Cafetaria Feeding ; R2 : Total Mix Ration (TMR); NS = Non Siginifikan.

Oleh sebab itu, mikroba selulolitikmembutuhkan stabilitas pH rumen dan dijaga agarpH rumen diatas 5,8 dalam waktu yang lama.Perlakuan Component Feeding, meskipunmempunyai indikasi berpengaruh terhadappeningkatan fluktuasi intake BK dan penurunankecernaan NDF dan ADF, tetapi pengaruhnya dapatdi minimasi dengan peningkatan frekwensi penyajiankonsetrat tiga kali sehari. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa ketiga pola pemberian pakankemungkinan dapat mempertahankan pH rumenoptimum (>5,8) dalam waktu yang lama sehinggatidak mempengaruhi kecernaan NDF dan ADF.

Produksi Susu dan Komposisi SusuTujuan lain dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh perlakuan pola pemberianpakan terhadap produksi dan komposisi susu. Tabel5 menunjukkan pengaruh perlakuan terhadap rataanharian produksi susu, produksi susu dalam 4% FCMdan total produksi susu selama 70 hari. Sedangkanpada Tabel 6 menunjukkan pengaruh perlakuanterhadap komposisi susu. Tabel 5. Rataan harianproduksi susu (Kg/ekor/hari); Produksi Susu Dalam4%FCM (Kg/ekor/hari) dan Total Produksi SusuSelama 70 Hari (Kg) ; Dari Sapi Yang DiberiPerlakuan Component Feeding (R0), CafetariaFeeding (R1) dan TMR (R2) (Mean ± SD ; Kg)

Ket : R0 : Componen Feeding; R1 : Cafetaria Feeding; R2 : Total Mixed Ration (TMR) Feeding; NS= Non Significant(P>0.05)

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa

No Variabel Perlakuan

P<0.05 R0 R1 R2

1 Konsumsi BK (kg) 16,44±1,2 16,74±0,6 16,20±0,9 NS 2. Kecernaan NDF(%) 60,84±3,6 63,41±1,4 64,90±3,9 NS 3. Kecernaan ADF(%) 60,12±3,7 63,99±1,4 63,85±4,1 NS

Kecernaan NDF dan ADF dari ketiga kelompokperlakuan cukup tinggi, yaitu untuk kecernaan NDFberkisar antara 60,84 ±3,6% (terendah) – 64,90 ±3,9% (tertinggi) dan kecernaan ADF antara 60,12 ±3,7(terendah)–63,99% ±1,4 (tertinggi) Hal inimengindikasikan bahwa sapi-sapi percobaan yangdiberi pola pemberian pakan yang berbedakemungkinan tidak mengalami gangguan metabolisberupa depresi rumen acidosis. SARA ditandaidengan penurunan pH rumen harian mencapai 5,2sampai 5,6 (Owens, 1998). Kecernaan serat olehmikroba cellulolytic menurun drastis ketika pH rumenturun dibawah 5,7 (Calsamiglia et al., 2002) dandibawah pH 5,8 (de Veth dan Kovler, 2011a).

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa polapemberian pakan tidak berpengaruh terhadapkecernaan NDF (P>0.05) dan kecernaan ADF(P>0.05) (Tabel 4). Sapi yang diberi pakanComponent Feeding (R0), menunjukkan kecernaanNDF dan ADF terendah dibanding sapi yang diberipakan Cafetaria Feeding (R1) dan TMR (R2) (Tabel4). Lebih rendahnya kecernaan NDF dan ADFsejalan dengan lebih tingginya fluktuasi konsumsiBK pada sapi-sapi R0 dibanding R1 dan R2 (Tabel4). Hal ini mengindikasikan bahwa sapi-sapi R0kemungkinan mengalami fluktuasi pH rumen yanglebih tinggi dibanding sapi-sapi R1 dan R2. Namundemikian pemberian pakan Component Feeding(R0) dengan frekwensi penyajian konsentratsebanyak tiga kali sehari kemungkinan tidakmenyebabkan akumulasi VFA yang tinggi dalamrumen sehingga sapi tidak mengalami penurunan pHrumen secara drastis dibawah sup optimum (5,6 -5,8) dalam waktu yang lama. Oleh sebab itu,perlakuan Component Feeding tidak menurunkankecernaan NDF dan ADF secara signifikan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan DeVries at al.(2005), yang melaporkan bahwa pemberian pakandengan frekuensi lebih dari dua kali sehari dapatmeningkatkan kecernaan NDF.

No Parameter Perlakuan P < 0.05

R0 R1 R2

1. Rataan harian produksi susu (Kg)

11.04±2,72 12,52±1,75 11,72±2,44 NS

2. Produksi susu 4% FCM (Kg)

10,40±2,56

12,03±1,68 11,26±2,35 NS

3. Total Prod. Susu 70hari (Kg)

773,10±190,5 876,4±122,2 820,5±171,08 NS

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 55: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

48 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

perlakuan pola pemberian pakan tidak berpengaruh(P>0,05) terhadap total produksi susu selama 70 hari; rataan harian produksi susu dan produksi susu dalam4% FCM (Tabel 5). Hipotesis dari penelitian iniadalah sapi yang diberi Component Feeding (R0)konsumsi BK nya paling rendah, sehingga akanmenghasilkan produksi susu lebih rendah dibandingsapi yang diberi Cafetaria Feeding (R1) dan TMR(R2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa,meskipun R0 menunjukkan kecenderungan fluktuasikonsumsi BK yang lebih tinggi dibanding R1 dan R2,ketiga perlakuan tidak memberi pengaruh nyata(P>0,05) terhadap rataan harian konsumsi BK.Ketiga pola pemberian pakan tidak menyebabkanperbedaan produksi susu harian, produksi susu dalam4%FCM dan total produksi susu dalam 70 hari.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitianRustomo et al. (2011) yang melaporkan bahwaproduksi susu harian dan produksi susu 4% FCM tidakdipengaruhi oleh fluktuasi pH rumen akbibat konsumsiransum yang mempunyai fermentabilitas berbeda,tetapi Rustomo et al. (2006b) melaporkan bahwaproduksi susu meningkat sesuai denganmeningkatnya fermentabilitas pakan meskipun isoenergetik. Dalam penelitian tersebut dilaporkanbahwa perbedaan fermentabilitas dilakukan melaluiperubahan komposisi bahan pakan. Sehingga produksisusu lebih dipengaruhi oleh pengaruh interaksi yangkompleks nutrien dari bahan penyusun ransum.

Dalam penelitian ini, ketiga ketiga perlakuanpercobaan diberi ransum dengan komposisi yangsama (iso energetic dan iso nitrogenous) (Tabel 1),sehingga tidak memberi pengaruh terhadap produksisusu. Laju peningkatan konsumsi BK dan lajupenurunan produksi susu 4%FCM selama 70 haridapat dilihat pada Gambar 2.Gambar 2. Laju peningkatan konsumsi BK dan lajupenurunan produksi susu 4%FCM selama 70 hari

percobaan

Ket : K_BK_R0 = Konsumsi bahan kering R0. ;K_BK_R1=Konsumsi bahan kering R1;K_BK_R2=Konsumsi bahan kering R2;Prd.ss_RO=Produksi susu 4%FCM RO;Prd.ss_R1=Produksi susu 4%FCM R1;Prd.ss_R2=Produksi susu 4%FCM R2

Gambar 2 menunjukkan bahwa selama 70 hariperiode penelitian terjadi kenaikan konsumsi BK,tetapi diikuti oleh penurunan produksi susu. Penurunanproduksi susu tersebut disebabkan karena sapiperlakuan berada pada periode pertengahan dan akhirlaktasi. Sehingga konsumsi pakan tidak digunakanuntuk produksi susu tetapi untuk peningkatan bobotbadan atau perbaikan fisik tubuh ternak, yang manapada awal penelitian kondisi fisik tubuh ternakumumnya dalam kondisi sedang sampai kurus.

Pengaruh pola pemberian pakan pada penelitianini selain tidak berpengaruh terhadap produksi susu,juga tidak berpengaruh terhadap komposisi susu yangdihasilkan. Hasil komposisi susu dari penelitian inidapat dilihat pada Tabel 6.Tabel 6. Kadar Lemak ; Protein, Laktosa dan Solid

Non Fat (SNF) Susu Dari Sapi Yang DiberiPerlakuan Component Feeding (R0),Cafetaria Feeding (R1) dan TMR (R2) (Mean± SD ; %)

Ket : Componen Feeding (R0); Cafetaria Feeding /Selective Feeding (R1); Total Mixed Ration (TMR)(R3); NS = Non Significant (P>0.05)

Tabel 6 menunjukkan menunjukkan polapemberian pakan tidak berpengaruh terhadapkomposisi susu (lemak, protein, laktosa dan SNF)(P>0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan Rustomo(2006b) yang melaporkan bahwa fluktuasi pH rumenakbibat konsumsi ransum isoenergetic dan isonitrogenous tapi dengan fermentabilitas berbeda tidakmempengaruhi kadar lemak, protein dan laktosa.Sehingga respon pembentukan komposisi susu tidakdapat dijelaskan dari pengaruh akibat pola pemberianpakan yang berbeda. Pembentukan komposisi susulebih dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks dariberbagai nutrient dalam pakan.

No Parameter Perlakuan

P<0.05 R0 R1 R2

1 Lemak (%) 3,61±0,71 3,74±0,43 3,41±0,19 NS 2 Protein (%) 2,67±0,20 2,74±0,12 2,70±0,07 NS 3 Laktosa (%) 4,09±0,30 4,19±0,17 4,18±0,06 NS 4 SNF (%) 7,74±0,54 7,91±0,32 7,80±0,18 NS

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 56: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

49Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi susubukan hanya dari faktor pakan saja, tetapi faktorlain yang mempengaruhinya misalnya jenis ternak,dan keturunannya, tingkat laktasi, umur ternak, infeksiatau peradangan ambing, lingkungan, serta prosedurpemerahan susu. Setiap tingkat laktasi, produksi dankomposisi susu akan mengalami perubahan. Padaumumnya produksi susu berbanding terbalik dengankualitasnya , artinya semakin tinggi produksi di puncaklaktasi umumnya kualitasnya lebih rendahdibandingkan dengan saat sapi mendekati masakering yang produksinya mulai turun. Namundemikian kisaran kandungan kualitas susu tidak jauhseperti yang direkomendasikan oleh SNI (2011),yaitu syarat mutu susu pada suhu 27,5ÚC Berat Jenisminimal 1,027 g/l, kandungan lemak susu minimal3,0%; protein susu minimal 2,8 % ; laktosa susu4,8 ; SNF 7,8%.

Sintesis lemak susu terjadi dalam sitoplasmakelenjar susu. Pada ternak rumiansia, asetat dan â-OH butirat (hasil metabolisme asam butirat), selainuntuk sumber energi juga digunakan untuk sintesislemak di dalam kelenjar susu oleh enzim asetil KoAkarboksilase (Annison et al. 1984; Collier 1985).Oksidasi glukosa melalui siklus pentosa oleh enzimglukosa 6-phosphat dehidrogenase menghasilkanNADPH yang diperlukan untuk sintesis asam lemakdi kelenjar susu (Baldwin dan Smith 1983).

Kandungan protein susu sapi perah penelitiantidak memperlihatkan pengaruh nyata akibatpemberian ketiga jenis ransum. Berdasarkan datayang diperoleh (Tabel 6) terlihat bahwa kandunganprotein susu sapi perah penelitian yang diberi pakanperlakuan cafeteria feeding (R1) dan TMR feeding(R2) cenderung sama dengan sapi yangmengkonsumsi pakan perlakuan component feeding(R0). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanyamobilisasi protein tubuh pada ternak yangmengkonsumsi pakan ketiga perlakuan, sehinggamendukung tersedianya asam amino baik esensialmaupun non esensial untuk sintesis protein susu.Sejalan dengan pendapat Wikantadi (1977) danSutardi (1988) bahwa asam amino esensial maupunnon esensial dibutuhkan untuk sintesis protein sususehingga apabila asam amino dari pakan tidakmencukupi maka akan terjadi mobilisasai proteintubuh. Laju sintesis protein akan semakin berkurangjika kertersediaan substrat di dalam kelenjar sususemakin sedikit (Bines dan Hart 1982).

Sintesis protein susu berasal dari asam amino yangberedar dalam darah sebagai hasil penyerapan

saluran pencernaan maupun hasil perombakan proteintubuh (Annison et al. 1984; Collier 1985) dan asamamino yang disintesis oleh sel epitel kelenjar susu.Sintesis protein susu ini dikontrol oleh gen, yangmengandung material genetik asam deoxiribonukleat(DNA) (Schmidt 1971; Akers 2002). Glukosa danbeberapa sumber nitrogen diperlukan untuk sintesisasam amino di kelenjar susu (Annison et al. 1984;Collier 1985). Asam amino tersebut akan diubahmenjadi casein, á-laktoglobulin dan â-laktalbumin didalam kelenjar mamae. Prekursor pembentukanprotein susu yang disintesis di dalam kelenjar mamaeadalah asam amino esensial dan asam amino nonesensial yang berasal dari plasma darah. Pengambilanasam amino non esensial oleh kelenjar mamae inilebih berfluktuasi tergantung waktu dan individuternak. Kelenjar mammae dapat beradaptasi sendiriterhadap ketersediaan asam amino non esensial yangberfluktuasi, tetapi tergantung pada ketersediaanasam amino esensial yang terdapat di dalam darah.

Kelenjar mammae dapat mensintesa asam aminonon esensial dari berbagai prekursor antara lain yaituasam lemak terbang seperti asetat dan propionat,glukosa dan asam amino yang lain (Fehr and Sauvant1982). Kandungan protein susu bervariasi tergantungdari bangsa, produksi susu, tingkat laktasi, kualitasdan kuantitas makanannya, kadar protein dalamransum (Toharmat 2002).

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam susu dankadarnya dipertahankan pada kisaran yang tetap didalam susu. Laktosa merupakan nutrien yangbertanggung jawab mempertahankan keseimbanganosmotik antara darah dan lumen susu (Hadiwinyoto1994).

Kandungan laktosa susu prekursor utamanyaadalah glukosa darah. Hampir 85% laktosa dibentukdari glukosa darah (Fehr dan Sauvant 1982). Padakelenjar susu, molekul glukosa mengalami posporilasidari bentuk glukosa 6-phosphat menjadi glukosa 1-phosphat. Glukosa 1-phosphat bersama uridintripohosphat (UTP) membentuk glukosa diphosphat(UDP). UDP glukosa kemudian dikonversi menjadiUDP galaktosa. UDP galaktosa bersama glukosabebas membentuk laktosa dengan pembebasan UDP,selanjutnya sintesis laktosa dikatalisasi oleh enzimlaktose (Schmidt 1971). Pada ternak ruminansia,konsentarsi glukosa dalam sistem sirkulasi darahberasal dari ekstraksi propionat dalam hati (Annisonet al. 1984; Collier 1985).

Kandungan Solid Non Fat (SNF) atau bahankering tanpa lemak susu merupakan komponen yang

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 57: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

50 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

sangat menentukan nilai ekonomis susu. SNF adalahpengurangan dari bahan kering dengan kandunganlemak susu. Hasil SNF susu pada penelitian iniberkisar 7,74±0,54 – 7,91±0,32 % dan kandunganSNF minimal 7,8 (SNI, 2011), yang artinya masihberada pada kisaran normal sesuai dengan standartSNI yang ditentukan.

KesimpulanPola pemberian pakan Component Feeding,

Cafetaria dan Total Mixed Ration (TMR) pada sapiperah laktasi tidak berpengaruh terhadap konsumsibahan kering, kecernaan NDF dan kecernaan ADF,produksi dan komposisi susu.Saran1. Dalam praktek managemen pemeliharaan sapi

perah perlu dipertimbangkan pola pemberianpakan yang tepat untuk mengoptimalkan fungsirumen, meminimasi resiko terjadinya SARA,dan mengoptimalkan intake pakan. Ketiga polapemberian pakan dalam penelitian inikemungkinan mampu menjaga stabilitas fungsirumen, tetapi pemberian pakan TMR mempunyaikelebihan dari segi kepraktisan dan efisiensitenaga kerja dibanding Component Feedingdan Cafetaria Feeding.

2. Selain praktis dan efisien, kelebihan pemberianpakan pola TMR yang lain adalah akan dapatmeningkatkan penyerapan bahan kering yanglebih tinggi (Konsumsi Bahan Kering TMR lebihtinggi dibandingkan dengan pemberian pakanpola Component Feeding ataupun CafetariaFeeding). Perkembangan ternak sapi akan lebihbagus, produksi daging dan produksi susu akanlebih tinggi. Masyarakat peternak akan sangatdiberdayakan dengan penerapan pemberianpakan pola Total Mix Ration(TMR) ini.

DAFTAR PUSTAKAAllen, M. S. 1997. Relationship between fermentation

acid production in the rumen and the requirementfor physically effective fiber. J. Dairy Sci.80:1447–1462.

Allison, M. J., I.M. Robinson, RW. Dougherty, andJ.A. Bucklin. 1975. Grain overload in Cattle andSheep: Changes in microbial populations in thececum and rumen. Am. J. Vet. Res. 36:181–185.

AlZahal, O., Rustomo, B., Odongo, N. E., Duffield,T. F., & McBride, B. W. (2007). Technical note:A system for continuous recording of ruminal

pH in cattle. Journal of animal science, 85(1),213-217.

Akers RM. 2002. Lactation and the MamaryGland. Ames, Lowa : Lowa State Press.

Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum.Cetakan V. PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Annison EF, Gooden JM, Houge GM, Mc Dowel GH.1984. Physicology Cost of Pregnancy andLactation in the Ewe. Di dalam : D.R Lindsay.Reproduction Sheep. Cambrige : D.T PearceEd Cambridge University Press.

AOAC, 1990. Official Method of Analysis.Association of Analytical Chemists, 15th Ed.Arlington Virginia, USA.

Armentano, L. and M. Pereira, 1997. Measuringthe effectiveness of fibre by animal respon trial.,Journal of Dairy Science; 1416 – 1425

Bargo, F., L.D.Muller., J.E. Delahoy., and T.W.Cassidy. 2002. Performance of high producingdairy cows with three different feeding systemscombining pasture and total mixed rations. J.Dairy. Sci. 85:2948–2963.

Bath, L.D. F.N. Dickinson, H.A. Tucker and P.D.Applemen. 1985. Dairy Cattle: Principles,Practices, Problems, Profits. Lea & Febiger.Philadelphia.

Baldwin RL,Smith NE.1983.Adaptation ofMetabolism to Various Condition ; MilkProduction. Dalam Dynamic Biochemistry ofAnim.Prod. New York : P.M. Riis Ed. Elsevier.

Beauchemin, K. A. 1996. Using ADF and NDF indairy cattle diet formulation-a western Canadianperspective. Anim. Feed Sci. Technol. 58:101-111.

Beauchemin, K. A. (2000). Managing rumenfermentation in barley based diets: Balancebetween high production and acidosis. Adv.Dairy Technol, 12, 109-125.

Bines JA, Hart IC. 1982. Metabolict Limits to MilkProduction, Especially Role of GrowthHormone and Insulin. J Dairy Sci 65:1375-1389.

Blakely & David H. Bade, 1994. Ilmu Peternakan.4th Ed.,Gajahmada Univ. Press, Yojakarta.

Britton, R. A., and Stock, R. A. 1987. Acidosis,Rate of Starch Digestion and Intake. Pages25-137 in Okla. Agric. Exp. Stn. Mp-121.

Brown, M.S., C.R. Krehbiel, M.L. Galyean, M.D.Remmenga, J.P. Peters, B. Hibbard, J.

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 58: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

51Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Robinson, and W.M. Moseley. 2000. Evaluationof models of acute and subacute acidosis ondry matter intake, ruminal fermentation, bloodchemistry, and endocrine profiles of beef steers.J. Anim. Sci. 78:3155–3168.

Castle,M.E.,W.C.Retter,and J.N.Watson,1979.Silageand milk production; comparison between grasssilage of three different chop lengths. Grass andforage Sci. 34:293-301.

Calsamiglia, S., Ferret, A., & Devant, M. (2002).Effects of pH and pH fluctuations on microbialfermentation and nutrient flow from a dual-flowcontinuous culture system. Journal of dairyscience, 85(3), 574-579.

Cerrato-Sánchez M, Calsamiglia S, Ferret A.2008.Effect of the magnitude of the decrease ofrumen pH on rumen fermentation in a dual-flowcontinuous culture system. J Anim Sci. Feb;86(2):378-83. Epub 2007 Nov 12.

Cherney, D.J.R. 2000. Characterization of Foragesby Chemical Analysis. Dalam : ForageEvaluation In Ruminant Nutrition. CABIPublishing, New York. Hal : 281-300.

Cooper, S. D., Kyriazakis, I., & Oldham, J. D. (1996).The effects of physical form of feed,carbohydrate source, and inclusion of sodiumbicarbonate on the diet selections ofsheep. Journal of animal science, 74(6),1240-1251.

Collier RJ. 1985. Nutritional Control of MilkSynthesis. Ames : Lowa State University Press.

Cumby, J. L., Plaizier, J. C., Kyriazakis, I., & McBride,B. W. (2001). Effect of subacute ruminalacidosis on the preference of cows for pelletscontaining sodium bicarbonate. CanadianJournal of Animal Science, 81(1), 149-152.

de Smet, A. M., de Boover, J. L., de Brabander, D.L., Vanacker, D. L. and Boucque, Ch. V. 1995.Investigation of dry matter degradation andacidotic effect of some feedstuffs by means ofin sacco and in vitro incubations. Anim. FeedSci. Technol. 51: 297–315.

Damron, W.S. 2003. Introduction to Animal Science:Global, Biological, Social, and IndustryProspective. Second Ed., Pearson Education,Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Departemen Pertanian. 2006. Pakan Sapi PerahLaktasi. BP3-BPTP, Ungaran.

De Veth, M. J., & Kolver, E. S. (2001a). Diurnalvariation in pH reduces digestion and synthesisof microbial protein when pasture is fermented

in continuous culture. Journal of dairyscience, 84(9), 2066-2072.

DeVries, T. J., and M. A. G. von Keyserlingk. 2005.Time of feed delivery affects the feeding andlying patterns of dairy cows. J.Dairy Sci.88:625–631.

Doepl,L.,D.Pacheco,J.J. Kennelly, M.D. Hanigan,I.F.Lopez, dan H.Lapierre.2004. Milk ProteinSynthesis as a Fungtion of Amino Acid Supply.J. Dairy Sci. 87:1279-1297.

Driedger, L. J., and Loerch, S. C. 1999. Limit-feedingcorn as an alternative to hay reduces manureand nutrient output by Holstein cows. J. Anim.Sci. 77: 967–972.

Eastridge,M.L.2006.Major advances in applied dairycattle nutrition. J.Dairy Sci.89:1311-1323.

Ensminger, M. E. (1980). Dairy cattle science.2th

Ed. Interstate Printers & Publishers, Inc..Ensminger, M. E. (1991). Dairy cattle science . 3th

Ed. Interstate Printers & Publishers, Inc..Fehr MP, Sauvan D. 1982. Composition and Yield of

Goat Milk as Affected by NutritionalManipulation. J Dairy Sci 63 : 1671-1680.

French, N., & Kennelly, J. J. (1990). Effects offeeding frequency on ruminal parameters,plasma insulin, milk yield, and milk compositionin Holstein cows.Journal of dairyscience, 73(7), 1857-1863.

Goad, D.W., C.L. Goad, and T.G. Nagaraja. 1998.Ruminal Microbial and Fermentative ChangesAssociated with Experimentally InducedSubacute Acidosis in Steers. J. Anim. Sci. 76:234–241.

Goering, H.K. and P.J. Van Soest 1970. ForageFiber Analysis (Apparatus, reagents,procedure, and some application) Agric.Handbook 379. ARS,USDA, Washington DC.

Hoover, W.H. 1986. Chemical factors involved inruminal fiber digestion. J. Anim. Dairy Sci. 69: 2755-2776.

Hadiwinyoto S. 1994. Teori dan ProsedurPengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya.Yogyakarta : Liberty.

Harris, L. E. (1970). Nutrition research techniquesfor domestic and wild animals (Vol. 1). LoganState Univ.

Keunen, J. E., Plaizier, J. C., Kyriazakis, I., Duffield,T. F., Widowski, T. M., Lindinger, .L. andMcBride, B. W. 2002. Effect of subacuteruminal acidosis model on the diet election ofdairy cows. J. Dairy Sci. 85: 3304–3313.

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 59: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

52 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Kleen, J. L., Hooijer, G. A., Rehage, J., &Noordhuizen, J. P. T. M. (2003). Subacuteruminal acidosis (SARA): a review. Journal ofVeterinary Medicine Series A, 50(8), 406-414.

Klinger, S.A., H.C. Block., and J. J. McKinnon. 2007.Nutrient digestibility, fecal output and eatingbehavior for different cattle background feedingstrategies. Can. J. Anim. Sci. 87: 393-399.

Kendall, C., Leonardi, C., Hoffman, P. C., and Combs,D. K. 2009. Intake and milk production of cowsfed diets that differed in dietary neutral detergentfiber and neutral detergent fiber digestibility. J.Dairy Sci. 92:313–323.

Koenig, K.M., Beauchemin, K.A. and Rode, L.M.2003. Effect of grain processing and silage onmicrobial protein synthesis and nutrientdigestibility in beef cattle fed barley-based diets.J. Anim. Sci. 81: 1057–1067.

Kolver, E.S., and L.D. Muller. 1998. Performanceand nutrient intake of high producing Holsteincows consuming pasture or a total mixed ration.J. Dairy Sci. 81: 1403-1411.

Kolver, E.S., A.R. Napper, P.J.A. Cooper, and L.D.Muller. 2000. A comparison of New Zealandand overseas Holstein Friesian heifers. Proc.N. Z. Soc. J.Anim. Prod. 60:265–269.

Krause, K.M., Combs, D.K. and Beauchemin, K.A.2002. Effects of particle size and grainfermentability in mid lactation cows. I. Milkproduction and diet digestibility. J. Dairy Sci.85: 1936–1946.

Krause, K.M., Combs, D. K. and Beauchemin, K.A. 2002b. Effects of particle size and grainfermentability in mid lactation cows. II. RuminalpH and chewing activity. J. Dairy Sci. 85:1947–1957.

Krause, K. M., & Combs, D. K. (2003). Effects offorage particle size, forage source, and grainfermentability on performance and ruminal pHin midlactation cows. Journal of dairyscience, 86(4), 1382-1397.

Krajcarski-Hunt,H.K., Plaizier, J.C., Walton, J.p.,Spratt, R and Mc Bride, B. W. 2002. Effectsof subacute ruminal acidosis on in situ fiberdigestion in lactating dairy cows. J. Dairy Sci.85 : 570-573.

Kyriazakis, I., Tolkamp, B. J., & Emmans, G. (1999,November). Diet selection and animal state: anintegrative framework. In Proceedings-Nutrition Society Of London (Vol. 58, No. 4,pp. 765-772). CABI Publishing; 1999.

Larson, B.L. 1995. Biosintthesis and SellulerSecretion of Milk. In. B.L. Larson: Lactation.Iowa State University. Ames. Pp: 129-163.

Lu, C.D., J.R. Kawas, O.G. Maghoub. 2005. Fiberdigestion and utilization in goats. Small. Rumin.Res. 60:45-65.

Lubis, D.A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT.Pembangunan. Jakarta.

Mertens, D.R. 1997. Creating a system for meetingthe fiber requirements of dairy cows. J. DairySci. 80: 1463-1481.

McDonald, P., R. A. Edwards., J. F. D. Greehalgh.,and C. A. Morgan. 1995. Animal Nutrition. 5thEdition. John Willey and Sons Inc., New York.page 157-165 and 221.

NRC(National Research Council)(2001).Nutrientrequirements of dairy cattle.7th rev.ed, 381.

Nocek,J.E.1997.Bovine Acidosis.Implications onLaminitis, J.Dairy Science,80:1005–1028.

O.AlZahal, E. Kebreab, J. France, and B. W.McBride1,2007. A Mathematical Approach toPredicting Biological Values from Ruminal pHMeasurements. J. Dairy Sci. 90:3777-3785 doi:10.3168/jds.2006-534

Owens, F. N., Secrist, D. S., Hill, W. J., & Gill, D. R.(1998). Acidosis in cattle: a review. Journal ofAnimal Science, 76(1), 275-286.

Plaizier, J. C., Martin, A., Duffield, T., Bagg, R., Dick,P. and McBride, B. W. 2001. Effect of subacuteruminal acidosis on in situ digestion of mixedhay in lactating dairy cows. Can. J. Anim. Sci.81: 421–423.

Phy, T. S., & Provenza, F. D. (1998). Sheep fed grainprefer foods and solutions that attenuateacidosis. Journal of animal science, 76(4),954-960.

Phy, T. S., & Provenza, F. D. (1998). Eating barleytoo frequently or in excess decreases lambs’preference for barley but sodium bicarbonateand lasalocid attenuate the response. Journalof animal science, 76(6), 1578-1583.

Rame M. S, 2011. Pengaruh Pola Pemberian PakanBerbasis Jerami Padi Pada Amoniasimenggunakan urea dan onggok terhadapfrekuensi dan lama makan sapi lokal. SkripsiS1 Universitas Jenderal Soedriman. 2011.

Ramelan. R. 2001. Efisiensi Produksi susu Pada SapiPerah Dara dan Laktasi Akibat PenyuntikanPMSG. Master Thesis, Program PascasarjanaUniversitas Diponegoro.

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 60: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

53Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Ranjhan, J.K. 1980. Animal Nutrition In Tropic. VikasPublishing House. New Delhi.

Rianto,E.,Anggalina, Deasy Dartosukarno, Sularno,& Purnomoadi, Agung (2012). Pengaruh metodepemberian pakan terhadap produktivitas dombaekor tipis. JITV, 17(2).

Riza, M. 2007. Pengaruh Suplementasi ProbiotikKomersial terhadap kuantitas dan kualitas sususapi perah. Artikel Ilmiah Fakultas KedokteranHewan Universitas Airlangga. Surabaya.

Rubianti., P. Th. Fernandez., H.H. Marawali., E.Budisantoso. 2000. Kecernaan Bahan Keringdan Bahan Organik Hay Clitoria ternatea danCentrocema pascourum cv cavalcade padaAnak Sapi Bali Jantan Lepas Sapih. KaryaIlmiah. Pusat Penelitian dan PengembanganPeternakan. Departemen Pertanian. Jakarta.

Russell, J.B. 1998. The importance of pH in theregulation of ruminal acetate to propionate ratioand methane production in vitro. J. Dairy Sci.81: 3222-3230.

Rustomo. B. et al., 2006a. Effects of rumen acidload from feed and forage particle size onruminal pH and dry matter intake in the lactatingdairy cows. J. Dairy Sci. 89:47584768.

Rustomo. B.et al.,2006b. Acidogenic value offeeds.I.Therelationship between the acidogenicvalue of feeds and in vitro ruminall pH changes.Can. J. Anim. Sci. 86:109-117.

Rustomo, B. et al., 2006. Acidogenic value of feeds.II. Effects of rumen acid load from feeds ondry matter intake, ruminal pH, fibre degradabilityand milk production in the lactating dairy cow.Can. J. Anim. Sci. 86: 119-126.

Rustomo B., 2008. Feeding Complete FeedContaining Different Acidogenic Value andEffective Fiber Affect Rumen Acidosis, J.Animal Production. Vol. 10: 2.

Robles, V., González, L. A., Ferret, A., Manteca, X.,& Calsamiglia, S. (2007). Effects of feedingfrequency on intake, ruminal fermentation, andfeeding behavior in heifers fed high-concentratediets. Journal of animal science, 85(10),2538-2547.

Schmidt GH. 1971. Biology of Lactation. SanFrancisco : Freeman dan Company.

SNI. 2011. No. 3141.1 Susu Segar http:/isjd.pdii.lipi.go.id.. Diakses tanggal 29 Juni2013.

Shaver, R.D. 2002. Rumen Acidosis in Dairy Cattle:Bunk Management Considerations. Advances

in Dairy Technology. Volume 14. University ofWisconsin, Madison.

Slyter, L.L., R.R. Oltjen, D.L. Kern, and F.C. Blank.1970. Influence of The Type and Level of Grainand Diethylstilbestrol on The Rumen MicrobialPopulations of The Steers Fed All-ConcentrateDiets. J. Anim. Sci. 31:996–1002.

Sutardi T. 1988. Landasan Ilmu Nutrisi. Bogor :Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak,Fakultas peternakan IPB.

Soto-Navarro, S. A., Krehbiel, C. R., Duff, G. C.,Galyean, M. L., Brown, M. S., & Steiner, R. L.(2000). Influence of feed intake fluctuation andfrequency of feeding on nutrient digestion,digesta kinetics, and ruminal fermentationprofiles in limit-fed steers. Journal of animalscience, 78(8), 2215-2222.

Stone, W.C., 2004. Nutritional Approaches toMinimize Subacute Ruminal Acidosis andLaminitis in Dairy Cattle*, Cornell UniversityIthaca, NY 14853, J. Dairy Sci. 87:(E.Suppl.):E13-E26.

Sukoharto. 1990. Pedoman untuk PerencanaanEkonomi Pembangunan Peternakan. JurusanSosial Ekonomi, Fakultas Peternakan,Universitas Gadjahmada. Yogyakarta. (Tidakdipublikasikan)

Soeparno. 1992. Prinsip Kimia dan Teknologi Susu.Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarla.

Suparno, 2007. Kajian Produksi dan Komposisi susukaitannya dengan kualitas pakan konsentrat dikoperasi peternak Bandung selatan dan koperasigemah ripah Sukabumi. Tesis Pasca SarjanaUnsoed Purwokerto. 2012.

Suparjo. 2010. Peningkatan Kualitas Nutrisi KulitBuah Kakao Sebagai Pakan Secara Bioprosesdengan Phanerochaete chrysosporium yangDiperkaya Ion Mn dan Ca2+. Disertasi. SekolahPascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sutton, J. D., Hart, I. C., Broster, W. H., Elliott, R.J., & Schuller, E. L. (1986). Feeding frequencyfor lactating cows: effects on rumenfermentation and blood metabolites andhormones. Br. J. Nutr, 56, 181-192.

Tajima, K., R.I. Aminov, T. Nagamine, H. Matsui,M. Nakamura, and Y. Benno. 2001. Diet-Dependent Shifts in The Bacterial Populationof The Rumen Revealed with Real-time PCR.Appl. Environ. Microbiol. 67:2766–2774.

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 61: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

54 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tillman, A.D. H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S.Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1998.Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan VI.Gadjahmada Univ. Press, Yogjakarta.

Taylor, RT. 1995 Scientific From Animal Production.Fifth Edition. Mac Milan Publishing CompanyAdvision of Mc Millan. Inc.USE.P.319-322.

Toharmat T. 2002. Peranan Komponen SeratPakan dalam Nutrisi Sapi Laktasi. BahanKuliah Ilmu Nutrisi Ternak Perah. Bogor :Fakultas Peternakan IPB.

Van Der Meer, J.M. and A.J.H. Van Es. 2001.Optimal degradation of lignocellulosic feeds byruminants and in vitro digestibility tests.Proceedings of a workshop, Degradation ofLignocellulosics in Ruminant and IndustrialProcesses, March 17-20,1986, Lelystad,Netherlands.pp 21-34.

Van Soest P. J. 1994. Nutrional Ecology of theRuminant. 2nd ed. Cornel Ithaka and London.University Press

Weiss, W.P. 1993. Predicting energy values of feeds.Symposium: Prevailing concepts in energyutilization by ruminants. J. Dairy Sci. 76: 1802–1811.

Williamson, G. dan W.J.A Payne, 1993. PengantarPeternakan di Daerah Tropis. GajahmadaUniversity Press. Yojakarta.

Widodo, 2003. Bioteknologi Industri Susu. LacticiaPress. Yogyakarta.

Wikantadi B. 1977. Biologi Laktasi. Yogyakarta :Universitas Gajah Mada.

White,S.L., Benson, G. A., Washburn, S. P., & GreenJr, J. T. (2002) Milk production and economicmeasures in confinement or pasture systemsusing seasonally calved Holstein and Jerseycows. J. Dairy Sci. 85:95-104.

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DANKOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Achmad Marsudi, Djodi Achmad Hussain Suparto

Page 62: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

55Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO DAN KECILMELALUI KEGIATAN SERTIFIKASI HAK ATAS TANAH UNTUK

PENINGKATAN AKSES PERMODALAN DI JAWA BARATOleh : Enjang Sudarman*

ABSTRACTMicro, Small and Medium Enterprises is a business activity that is able to expand employment and provide

economic services to the wider community, Micro, Small and Medium Enterprises play a role in the process ofequalization increase public revenues, boost economic growth. Although the Micro, Small and Medium Enterpriseshas demonstrated its role in the national economy, but it still faces a variety of obstacles and constraints, bothinternal and external, in terms of production and processing, marketing, human resources, design and technology,capital, and climate business. To improve access to capital aided by the government through empowerment programwith Land Rights Certification activities that can be used to improve access to capital guarantees. The purpose of theprogram is to provide legal certainty of land rights Micro and Small Enterprises to improve access to capital in theform of an increase in the ability of credit guarantee / financing banks or cooperatives, in order to develop thebusiness. the results obtained have been conducted as many as 17 309 certification units (91.04%) of the target of 19012 units spread in regencies / cities in West Java in 2014. Constraints faced is location and status of the proposedland-related sectors, having studied physical and juridical ineligible, among others: not soil his / mismatch betweenobject and subject, enter the protected forest areas, land concession, and others that have to find a substitute to meetthe target achievement.

Keywords: Empowerment, Micro and Small Enterprises, Certification of Land Rights, Access Capital

I. PendahuluanProgram pembinaan UKM dilakukan pemerintah

melalui pembentukan komunitas UMK bebentuksentra. Terdapat 142 sentra UKM baik yang aktifmaupun tidak aktif, yang sebagian besar bergerakdalam agribisnis dan industri kerajinan rumah tangga.Inilah yang sementara menjadi target pembinaanPemerintah Provinsi Jawa Barat.Dengan berbagaiprogram akselerasi, makin banyak terbentukkomunitas UKM baru yang kedepannya dapat menjadisentra UKM binaan. Namun demikian terdapatbeberapa masalah dalam pembentukan sentra UKM.Masalah yang dihadapi selama ini menurut hasil kajianBPS Jawa Barat dengan Dinas KUKM pada tahun2011 adalah: (1) belum dimilikinya sistem administrasikeuangan dan manajemen yang baik karena belumdipisahkannya kepemilikan dan pengelolaanperusahaan. (2) belum mampu bagaimana menyusunproposal dan membuat studi kelayakan untukmemperoleh pinjaman, baik dari bank maupun modalventura, karena kebanyakan UKM mengeluhprosedur mendapatkan kredit yang berbelit, agunantidak memenuhi syarat, dan tingkat bunga dinilai

terlalu tinggi. (3) menyusun perencanaan bisniskarena persaingan dalam merebut pasar semakinketat. (4) akses terhadap teknologi, terutama bilapasar dikuasai oleh perusahaan atau grup bisnistertentu, sementara selera konsumen berubah dengancepat. (5) memperoleh bahan baku, terutama karenaadanya persaingan yang ketat dalam mendapatkanbahan baku, bahan baku berkualitas rendah, dantingginya harga bahan baku. (6) perbaikan kualitasbarang dan efisiensi, terutama bagi yang sudahmenggarap pasar ekspor yang harus mengikuti selerakonsumen. (7) tenaga kerja karena sulit mendapatkantenaga kerja yang terampil.(8) akses permodalanterhadap perbankan karena Jaminan hak atastanahnya belum terdaftar atau belumbersertipikat.Akses permodalan bagi usahamikro kecil masih menjadi kendala untukmenjadi debitur bank dikerenakan minimnyajaminan. Usaha Mikro dan Kecil calon dan/ataudebitur Bank atau Koperasi yang membutuhkantambahan plafon kredit/pembiayaan yang secarateknis dinyatakan layak (feasible) akan tetapi jaminanhak atas tanahnya belum terdaftar atau belum

* Dosen Tetap Program Studi Pascasarjana Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 63: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

56 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

bersertipikat. Untuk menyelasikan persoaalpermodalan bagi UKM . oleh karena itu, penulisanpaper ini dibatasi dalam mengatasi permasalahanpermodalan melalui program sertifikasi hak atastanah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebutpenulis mengambil judul “ program PemberdayaanUsaha Mikro dan Kecil melalui Kegiatan SertifikasiHak Atas Tanah untuk Peningkatan Akses Permoda

II. PembahasanMenurut uu no 12 th 2008 tentang UMKM

bahawaUsaha Mikro, Kecil, dan Menengahmerupakan kegiatan usaha yang mampumemperluaslapangan kerja dan memberikanpelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat,dandapat berperan dalam proses pemerataan danpeningkatan pendapatan masyarakat,mendorongpertumbuhan ekonomi, dan berperan dalammewujudkan stabilitas nasional. Selainitu, UsahaMikro, Kecil, dan Menengah adalah salah satu pilarutama ekonomi nasional yangharus memperolehkesempatan utama, dukungan, perlindungan danpengembangan seluasluasnyasebagai wujudkeberpihakan yang tegas kepada kelompok usahaekonomi rakyat,tanpa mengabaikan peranan UsahaBesar dan Badan Usaha Milik Negara.MeskipunUsaha Mikro, Kecil, dan Menengah telahmenunjukkan peranannya dalamperekonomiannasional, namun masih menghadapi berbagaihambatan dan kendala, baik yangbersifat internalmaupun eksternal, dalam hal produksi danpengolahan,

pemasaran, sumberdaya manusia, desain danteknologi, permodalan, serta iklim usaha.Untukmeningkatkan kesempatan, kemampuan, danperlindungan Usaha Mikro, Kecil, danMenengah,telah ditetapkan berbagai kebijakan tentangpencadangan usaha, pendanaan, danpengembangannya namun belum optimal. Hal itudikarenakan kebijakan tersebut belumdapatmemberikan perlindungan, kepastian berusaha,danfasilitas yang memadai untukpemberdayaanUsaha Mikro, Kecil, dan Menengah.Sehubungandengan itu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perludiberdayakan dengancara: (a). penumbuhan iklimusaha yang mendukung pengembangan Usaha Mikro,Kecil, danMenengah; dan (b). pengembangan danpembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan danperan serta kelembagaan Usaha Mikro, Kecil, danMenengah dalam perekonomian nasional, maka

pemberdayaan tersebut perlu dilaksanakan olehPemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, danmasyarakat secara menyeluruh, sinergis, danberkesinambungan.

Menurut Derajat Wibawa (2004) sikap dan nilainilai yang harus dipegang oleh pengusaha kecil agarmemperoleh kesuksesan adalah rajin dan ulet dalammelaksanakan usahanya, namun demikan posisinyaakan tetap lemah jika tidak sadar untuk bekerja samadan bergabung dalam bentuk koperasi. Keuntunganyang diperoleh adalah (1) jaringan pemasaran baikdalam nergeri maupun luar negri, sehingga omsetUKM relative stabil dan tidak fluktuatif, (2) informasipasar luar negeri untuk mengetahui gambaran bisnisluarnegeri termasuk pemasarannya, (3) pembinaandan pengembangan, melalui kerjasama denganbebagai instansi untuk mengadakan pelatihanketerampilan bagi tenaga kerja UKM, (4) aksespermodalan, langkah yang ditempuh dengan menjalinkerjasama dengan penyandang dana,pinjaman kepadalembaga keuangan.

Menurut M. Kwartono Adi (2005) pemodalanUKM terdiri dari modal kerja dan modal investasi.Analisis terhadap kebutuhan modal kerja dan modalinvestasi dalam proses penentuan jumlah kredit suatuusaha. Dasar utama analisis ini adalah kemampuanaliran kas (cash flow ) dan proyeksinya kedepan.Dalam proses pengajuan kredit, banyak permohonankredit yang ditolak pihak perbankan, karena nilai kredityang diajukan tidak mencerminkan kondisi kebutuhanusahanya. Analisis kebutuhan modal kerja daninvestasi UKM berdasarkan penilaian terhadap tujuhaspek yaitu: (1) aspek identitas nasabah mencakupnama dan alamat peminjam, jenis usaha, tujuan kredit,jumlah kredit dan jangka waktu pengembalian. (2)aspek legalitas mencakup status usaha, perijinan yangdimilki (SIUP, NPWP, TDP, SITU), (3) aspekmanajemen mencakup pengalaman dan pendidikanpeminjam, kelengkapan administrasi, pembukuan,perkembangan usaha, (4) Aspek teknis produksi

PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO DAN KECIL MELALUI KEGIATAN SERTIFIKASI HAK ATAS TANAH UNTUKPENINGKATAN AKSES PERMODALAN DI JAWA BARAT

Oleh : Enjang Sudarman

Page 64: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

57Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

mencakup peralatan produksi yang dimiliki, kapasitanproduksi yang dihasilkan, harga jual produksi, (5)aspek pemasaran mencakup daerah pemasaran danperluasannya, cara pemasaran, dan pesaing usaha.(6) aspek keuangan mencakup rugi laba, penerimaandan pengeluaran, neraca usaha.

Permodalan bagi Usaha Kecil dan Menengah(UKM) merupakan suatu permasalahan utama,setidaknya 30 % masalah yang dihadapi UKM diIndonesia adalah sulitnya memperoleh permodaian.Permodaian UKM tidak hanya diperoleh dari kreditperbankan saja, tetapi dapat juga diperoleh melaluilembaga keuangan non bank.

Jika rangsanganpermodaian UKM diwujudkandengan kemudahan memperoleh pembiayaan usaha,maka tidak sulit untuk mewujudkan UKM yangmandiri dan tangguh. Stake holder yang menanganiUKM tidak perlu susah-susah dalam membina danmemberdayakannya. Tidak mungkin terdengarkeluhan lagi menyangkut krisis modal usaha.Sayangnya, modal semangat dan kerja keras tidakcukup, UKM harus menyediakan agunan yangmemadai. Problemnya, lembaga penyedia kreditpinjaman penuh syarat untuk meloloskan permohonankredit pelaku UKM.Modal, diakui bukanlah menjadisatu-satunya masalah yang dihadapi oleh UKM.

Jika menggunakan pendekatan sistemik, banyakmasaiah lain yang membutuhkan terapi secaraintensif dan berkelanjutan seperti pemasaran, SDMdan iptek, modernisasi dan faktor persaingan usahatanpa harus mengabaikan variabel persoalan lainnya,permodalan setidaknyamenempati urutan terpopulerjika dilihat dari aspek wacana atau opini yangdikembangkan oleh media nasional saat ini.Kendatipun ada data real persentase persoalanpermodalan dibanding dengan persoalan lainnya yangmelilit UKM nasional.Krisis permodalan yang dialamioleh UKM dapat dilihat dari beberapa aspek. :1) Aspek kapasitas usaha. UKM menghadapi

kendala dalam memberikan kepastiankeberlanjutan usaha. Keberlanjutan usaha inisecara umum bisa dilihat dari kian menurunnyakualitas dan kuantitas produk UKM ini dalambersaing di pasar global. Kelayakan usaha initermasuk prospek bisnisnya tentu sajamempengaruhi tingkat kepercayaan lembagapermodalan untuk melakukan penambahanmodal.

2) Aspek akses permodalan. Networking denganlembaga keuangan di antaranya perbankandiakui masih belum kuat. Belum tampakkomunikasi dan transaksi informasi yang intensifantara UKM dengan pihak perbankan. Salahsatu indikasi kuat adalah masih sering ditemuiketidaktanggapan pelaku UKM dalammemahami produk-produk perbankan yangberkaitan dengan usahanya. Selain faktorpengetahuan dansensitivitas yang minim daripelaku UKM, lembaga keuangan juga masihbelum menerima sepenuhnya keberadaan UKMdengan segala keterbatasannya.

3) Aspek jaminan usaha. Jaminan usaha untukmendapatkan fasilitas permodalan dari lembagakeuangan, baik berupa kekayaan tetap sepertitanah dan bangunan, juga kekayaan yang tidaktetap berupa aset usaha yang berjalan, bagi

PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO DAN KECIL MELALUI KEGIATAN SERTIFIKASI HAK ATAS TANAH UNTUKPENINGKATAN AKSES PERMODALAN DI JAWA BARATOleh : Enjang Sudarman

Page 65: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

58 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

sebagian besar UKM masih terbatas. Jaminanusaha ini mempengaruhi kapasitas pemberianmodal dari lembaga keuangan.

4) Aspek sikap dan jiwa kewirausahaan.Kemampuan untuk mengelola modal usahasecara efektif dan efisien sangat tergantung padasikap dan jiwa kewirausahaan pengusaha UKM.Pengusaha UKM selain haras memilikipengetahuan dan keterampilan yang memadaitentang permodalan, juga harus memilikikepribadian (moralitas) yang baik. Darikeempat aspek ini, yang dinilai sangatmemberatkan pelaku UKM adalah aspek yangberkaitan langsung dengan pihak luar sepertilembaga pembiayaan (aspek jaminan usaha).Permasalahan sektor UKM selama ini lebihterfokus pada akses terhadap sumber-sumberpermodalan. Artinya sektor UKM belummendapat akses modal yang memadai dalampemberdayaan sektor UKM karena kenaikantingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia)yang membuat suku bunga pinjaman di bank-bank umum menjadi sangat tinggi yang padaakhirnya pengusaha kecil semakin sulit untukmendapatkan kredit dari bank. Sungguh punbegitu, dorongan pihak pemerintah dengankebijakan pengembangan UKM yangdinyatakan secara eksplisit di dalam Garis BesarHaluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004 padaperiode pemerintahan Megawati (Fitanto,2003:59) dan jaminan UU dan TAPMPR Nomor1V/MPR/1999 tentang Larangan PraktikMonopolidan Persaingan Usaha Tidak Sehatserta tentang Usaha Kecil belum menentukanarah keberhasilan dalam mengembangkansektor UKM di bidang permodalan.

Dasar Hukum Program PemberdayaanMasyarakat Melalui Sertipikasi Hak Atas Tanah :1. Keputusan Bersama Menteri Pertanian Dan

Kepala BPN Nomor : 515/Kpts/HK.060/9/2004dan Nomor : 2/SKB/BPN/2004 ttg PelaksanaanProgram Pensertipikatan Tanah Dalam RangkaPemberdayaan Petani Untuk MendukungPembangunan Pertanian.

2. Kesepakatan Bersama Menteri NegaraKoperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah,Menteri Dalam Negeri dan Kepala BadanPertanahan Nasional Republik Indonesia,Nomor : 01/SKB/M.KUKM/VII/2007, Nomor:570-351 Tahun 2007, dan Nomor : 5-SKB-BPN

RI-2007, Tanggal 31 Juli 2007, ttg PercepatanProgram Pemberdayaan UMK MelaluiKegiatan SHAT Untuk Peningkatan AksesPermodalan

3. Kesepakatan Bersama KementerianPerumahan Rakyat dengan BPN RI Tanggal03 Desember 2010 Nomor : 08/SKB/M/2010dan Nomor:7/SKB/XII/2010 TentangPemberdayaan MBR Untuk MembangunRumah Secara Swadaya Melalui SHAT

4. Kesepakatan Bersama antara KementerianKelautan Dan Perikanan Republik Indonesiadengan Badan Pertanahan Nasional RepublikIndonesia Nomor : 12/Men-KP/KB/VII/2011Dan Nomor : 9/SKB/VII/2011, Tanggal 25 Juli2011 Tentang Pemberdayaan Nelayan,pembudidaya Ikan, Pengolah, Dan MasyarakatPesisir Dan Pulau-pulau Kecil Serta LegalisasiAset Kementerian KP Melalui SHAT

5. Nota Kesepahaman antara Bank Indonesiadengan BPN RI Nomor : 14/1/GBI/DKBU/NKdan Nomor : 8/SKB/VI/2012 Tanggal 27 Juni2012 Tentang Pemberdayaan UMK MelaluiPercepatan dan Pemanfaatan Sertipikasi HATDalam Rangka Peningkatan Akses PembiayaanUMKMTujuan :1. Untuk memfasilitasi Usaha Mikro dan Kecil

dalam upaya memperkuat strukturpermodalan dan peningkatan aksespembiayaan UMK kepada lembagakeuangan bank dan non bank

2. Meningkatkan sinergitas programpendukungan sertifikasi Hak Atas Tanah bagiUMK

3. Memberikan kekuatan hukum ataskepemilikan hak atas tanah

4. Memfasilitasi penyediaan aset yang dapatdigunakan sebagai jaminan untukmemperoleh modal usaha

5. Meningkatkan kepastian dankeberlangsungan usaha penerima manfaat

6. Program ini bertujuan memberikan kepastianhukum hak atas tanah Usaha Mikro danKecil untuk meningkatkan akses permodalanberupa peningkatan kemampuan jaminankredit/pembiayaan pada perbankan ataukoperasi, dalam rangka pengembanganusaha.

PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO DAN KECIL MELALUI KEGIATAN SERTIFIKASI HAK ATAS TANAH UNTUKPENINGKATAN AKSES PERMODALAN DI JAWA BARAT

Oleh : Enjang Sudarman

Page 66: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

59Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Sasaran Program :Adalah Usaha Mikro dan Kecil calon dan/ataudebitur Bank atau Koperasi yang membutuhkantambahan plafon kredit/pembiayaan yang secarateknis dinyatakan layak (feasible) akan tetapijaminan hak atas tanahnya belum terdaftar ataubelum bersertipikat.Kriteria Subjek Peserta Program :a. Usaha Mikro, Kecil dan/atau Koperasib. Calon dan/atau debitur perbankan/koperasi

yang memenuhi kriteria kelayakan usaha dariperbankan/koperasi.

Kriteria Objek Program UMK :a. Tanah yang belum bersertipikatb. Tanah tidak dalam sengketa.c. Luas tanah : - Pertanian max 2 Ha

- Non pertanian max 2000 m²d. Bukan tanah warisan yang belum dibagi.e. Secara fisik tanah dikuasai.f. Lokasi tanah berada dalam wilayah kab/kota

lokasi program.g. Mempunyai alas hak (bukti kepemilikkan).h. Tidak di atas hak pengelolaan.i. Objek yang didaftarkan tidak boleh lebih dari

satu bidang.Pokja Lintas Sektor Kabupaten/Kota, TerdiriDari :Ketua : Sekretaris DaerahWakil Ketua : Kepala Kantor PertanahanSekretaris : Kepala Seksi Pengendalian Dan

PemberdayaanAnggota :1. Pejabat Yang Menyelenggarakan Bidang

Koperasi Dan Ukm2. Pejabat Yang Menyelenggarakan Bidang

Prasarana Dan Sarana Pertanian PadaDinas Lingkup Pertanian

3. Pejabat Yang Menyelenggarakan BidangPerikanan Tangkap

4. Pejabat Yang Menyelenggarakan BidangPerumahan

5. Pejabat Dinas Pendapatan Daerah6. Pejabat Bagian Ekonomi7. Unsur Perbankan/Lembaga Keuangan Non

Bank8. Pokja Kabupaten/Kota Ditetapkan Oleh

Sekretaris Daerah Atas Nama Bupati/Walikota

Tugas Pokja Lintas Sektor Kabupaten /Kota :1. Melakukan Koordinasi Pelaksanaan

Program Di Lingkup Kabupaten/Kota;

2. Melakukan Seleksi Atas Calon PesertaProgram Hasil Inventarisasi Dan IdentifikasiSubyek Dan Obyek Oleh Dinas/InstansiTerkait;

3. Menyampaikan Daftar Nominatif HasilSeleksi Calon Peserta Kepada KepalaKantor Pertanahan;

4. Melakukan Sosialisasi Kegiatan KepadaSasaran Program;

5. Menghimpun, Menyusun DanMenyampaikan Laporan PelaksanaanProgram Kepada Pokja Lintas SektorProvinsi; Dan

6. Melakukan Monitoring, Evaluasi DanPengendalikan Pelaksanaan KegiatanProgram.

Prosedur seleksi dan penetapan UMK sebagaipeserta program1. Dinas yang membidangi KUKM melakukan

inventarisasi dan identifikasi calon subyekpeserta program (T-1).

2. Hasilnya disampaikan kepada Pokja kab/kotauntuk dilakukan seleksi.

3. Kantor pertanahan melakukan verifikasi hasilseleksi.

4. Kepala Kantor Pertanahan menetapkan suratkeputusan peserta program definitif.

5. Kendala Dan Hambatan Dalam PelaksanaanSertipikasi Hak Atas Tanah Lintas Sektor :1. Penyampaian data calon peserta program

lintas sektor ke Kantor Pertanahan belumtepat waktu pada awal tahun berjalan;

2. Lokasi dan status tanah yang diusulkan darisektor terkait, setelah diteliti secara fisik danyuridis tidak memenuhi syarat, antara lain:bukan tanah miliknya/ ketidaksesuaian antaraobyek dan subyeknya, masuk kawasan hutanlindung, tanah HGU, dll sehingga harusmencari pengganti untuk memenuhipencapaian target;

3. Dalam Kegiatan Pra sertipikasi (T – 1), Dinasterkait belum seluruhnya melibatkan KantorPertanahan dalam kegiatan Inventarisasi &Identifikasi calon peserta program;

4. Persyaratan surat-surat kelengkapan datauntuk penerbitan sertipikat sampai di KantorPertanahan pada umumnya tidak lengkap;

5. PembentukanPokja Provinsi dan Kab/Kotabelum tepat waktu, yang merupakan payunghukum dalam pelaksanaan kegiatan.dan

PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO DAN KECIL MELALUI KEGIATAN SERTIFIKASI HAK ATAS TANAH UNTUKPENINGKATAN AKSES PERMODALAN DI JAWA BARATOleh : Enjang Sudarman

Page 67: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

60 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Peran Pokja belum maksimal;6. Masih adanya perpindahan lokasi dan target

sertipikasi yang menyebabkan pelaksanaankegiatan menjadi terlambat;.

7. Untuk sertipikasi Nelayan tanahnya masukdalam kawasan : Kawasan Hutan, kawasanlindung, Taman Nasional, TGHK, dll;

8. Pembayaran PPh dan BPHTB, masihmerupakan kendala yang belum teratasi.

Tabel Peleksanaan Sertifikasi Hak Atas Tanah

Berdasarkan tabel di atas,Sampai dengan tahun2014, dari target 19.012 unit telah dilakukan sertifikasisebanyak 17.309 unit (91,04%) yang tersebar diKabupaten/Kota se-Jawa Barat

II. Kesimpulan1. Program pemberdayaan UMKM melalui

kegiatan sertifikasi hak atas tanah dari mulaitahun 2003 sampai 2014 telah dilakukansertifikasi sebanyak 17.309 unit (91,04%) daritarget 19.012 unit yang tersebar di Kabupaten/Kota se-Jawa Barat pada tahun 2014. Kendalayang dihadapai adalah Lokasi dan status tanahyang diusulkan dari sektor terkait, setelah ditelitisecara fisik dan yuridis tidak memenuhi syarat,antara lain: bukan tanah miliknya/ ketidak-sesuaian antara obyek dan subyeknya, masukkawasan hutan lindung, tanah HGU, dan lainlain sehingga harus mencari pengganti untukmemenuhi pencapaian target.

2. Upaya Program Pemberdayaan Usaha Mikrodan Kecil melalui Kegiatan Sertifikasi Hak AtasTanah dapat meningkatan Akses Permodalandari perbankan.

III. Saran Saran1. Perlu melakukan sosialisai yang menyeluruh

sebelum melaksanakan kegiatan sertifikasi hakatas danah, dan didukung oleh dana yang cukupuntuk identifikasi dan inventarisasi calonpeserta.

2. Inventarisasi UMK calon peserta programdilaksanakan harus tepat waktu sesuai jadwalkegiatan.

3. Organisasi perangkat daerah (OPD) yangmembidangi KUMKM di kabupaten /kotamaupun propinsi harus memiliki Database hasilsertifikasi.

Daftar PustakaAdi Kwartono.M, Analisis Usaha Kecil dan

Menengah. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta,2007.

Badan Perencanaan dan Pembangunanan Daerah:Rencana Pembangunan JangkaMenengah Kabupaten Karawang. Bappeda,2005.

Badan Pusat Statistik, Karawang Dalam AngkaTahun 2010, Badan PerencanaanPembangunan Daerah Kabupaten Karawang.2010.

Partomo, Titik Sartika, Ekonomi Sekala Kecil/Menengah & Koperasi, Penerbit GhaliaIndonesia, Jakarta, 2002

Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan, Proses,masalah dan dasar Kebijakan,Kencana,Jakarta 2007.

Sukirno, Sadono. Mikro Ekonomi, Jakarta: PTRajagrafindo Persada, Jakarta, 2002.

Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi, Jakarta: PTRajagrafindo Persada, Jakarta, 2000.

Syahrir. Eknomi Indonesia dalam PersfektifBisnis, Jurnalindo Aksara Grafika, Jakarta,1994.

Rahardja, Pratama, Manurung, mandala (2008),Pengantar Ilmu Ekonomi (Makroekonomidan Mikro ekonomi), Edisi Ketiga, FakultasEkonomi Universitas Indonesia Jakarta, 2008.

Undang-Undang No. 9 tahun 1995 Tentang UsahaKecil.

Undang Undang No 10 Tahun 1998 TentangPerbankan

N o . T a h u n T a r g e t R e a l i s a s i Ju m la h

K a b . /K o ta

1 2 0 0 3 3 0 0 2 9 7 3

2 2 0 0 4 3 .0 0 0 2 .6 0 7 1 6

3 2 0 0 5 1 .0 5 1 8 7 7 5

4 2 0 0 6 9 0 2 2 7 5 1 4

5 2 0 0 7 1 .0 0 9 - -

6 2 0 0 8 1 .0 5 0 1 .0 4 3 6

7 2 0 0 9 3 .0 8 9 3 .0 8 9 1 0

8 2 0 1 0 3 .0 0 0 3 .0 0 0 7

9 2 0 1 1 2 .1 5 0 2 .1 5 0 1 2

1 0 2 0 1 2 1 .2 0 0 1 .2 0 0 1 2

1 1 2 0 1 3 1 .4 5 0 1 .4 5 0 1 2

1 2 2 0 1 4 1 .4 0 0 1 .3 2 1 1 2

J U M L A H 1 9 .0 1 2 1 7 .3 0 9

PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO DAN KECIL MELALUI KEGIATAN SERTIFIKASI HAK ATAS TANAH UNTUKPENINGKATAN AKSES PERMODALAN DI JAWA BARAT

Oleh : Enjang Sudarman

Page 68: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

61Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG PADA PT. XYZMENGGUNAKAN METODE SHARED STORAGE

Oleh : Aulia Naro dan Trie Finala*

ABSTRACTPT. XYZ is a company engaged in the plastics industry, which produces plastic ore and plastic bag (polybag). The

problem faced by the PT. XYZ is currently the irregularities in the preparation of the product, it will hamper thedelivery processing time, some of the gang that size does not match the size of material handling so difficult foremployees in the process of making a finished product in the warehouse. Other conditions are also contained in theproduct placement in an area that is not quite right, where should the items have the highest delivery frequency andoften come and go in the hold to the exit. Things like this often lead to further material handling and less effective. Thepurpose of this study was to propose improvements finished product warehouse layout in accordance with the needsof storage space and space allowances so that the removal of material handling products to become more effective.The method used in the management of shared storage warehousing is an approach in which products have thehighest frequency of delivery and are often out brought closer to the entrance to minimize the displacement distanceof material handling. Tests conducted on the layout of the proposed generating material handling mileage onaverage per month amounted to 3511.6 m per bulan.Sedangkan the initial layout mileage per month amounted to6,232 m per month.

Keywords: Warehouse, Method of Shared Storage, Warehouse Layout Design

I. PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerakdibidang industri plastik, yaitu menghasilkan bijihplastik dan kantong plastik (polybag) dimana dalammenjalankan kegiatan usahanya perusahaan inimemiliki lima gudang penyimpanan produk jadi yangdisebut dengan Finish Product Warehouse/FPWHyang terdiri dari 1 gudang untuk produk bijih plastikjenis PE, 1 gudang untuk produk bijih plastik jenisHD/PP, 1 gudang untuk bijih plastik jenis HDPEoriginal dan satu gudang untuk produk kantong plastik.Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dalamkegiatan penempatan serta penyusunan produk jadidi gudang masih belum teratur dan kurang rapi,sehingga menyebabkan ketidakefektifan kerja dalamproses perpindahan produk jadi. Permasalahan yangdihadapi oleh PT. XYZ saat ini adalahketidakteraturan dalam penyusunan produk, hal iniakan menghambat waktu proses pengiriman,beberapa gang yang ukurannya tidak sesuai denganukuran material handling sehingga menyulitkankaryawan dalam melakukan proses pengambilanproduk jadi dalam gudang. Kondisi lain juga terdapat

pada penempatan produk dalam suatu area yangkurang tepat, dimana seharusnya barang yangmemiliki frekuensi pengiriman terbanyak dan yangsering keluar-masuk di dekatkan dengan pintu keluar.Hal seperti ini yang sering menyebabkan materialhandling lebih jauh dan kurang efektif. Metodeshared storage merupakan salah satu metodepenyimpanan produk di gudang. Metode tersebutmenerapkan penyimpanan satu jenis produk tidakditempatkan di satu tempat yang khusus, melainkandapat saling berbagi tempat dengan berbagai jenisproduk lainnya, ketika satu area penyimpanankosong, maka dapat digunakan untuk penyimpananproduk berbeda [1].Dalam alokasi produk dalamgudang, metode ini tidak menempatkan produk secaraacak, melainkan lebih dapat dikendalikan peletakkanpenyimpanannya. Barang pertama yang masukdiletakkan dekat dengan titik I/O [2]

Maka dari beberapa permasalahan tersebut perluadanya perancangan ulang tata letak gudang produkjadi yang lebih teratur dan lebih baik sehingga dapatmemperoleh jarak perpindahan material handlingyang lebih pendek.

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 69: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

62 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Rumusan MasalahDari uraian latar belakang masalah diatas dapat

dirumuskan masalah yang dialami di PT. XYZ adalahbagaimana tata letak pada gudang produk jadiberdasarkan kebutuhan ruang penyimpanan danallowance ruang agar pemindahan produk denganmaterial handling menjadi lebih efektifmenggunakan metode shared storage.

Tujuan PenelitianBerdasarkan perumusan masalah, maka dapat

dideskripsikan tujuan dari penelitian adalah untukmemberikan usulan perbaikan tata letak gudangproduk jadi yang sesuai dengan kebutuhan ruangpenyimpanan dan allowance ruang agar pemindahanproduk dengan material handling menjadi lebihefektif menggunakan metode shared storage.

Batasan MasalahDalam pembuatan tugas akhir yang berjudul

Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang pada PT. XYZMenggunakan Metode Shared Storage inipermasalahan dibatasi pada :1. Analisis yang dilakukan hanya untuk tata letak

ruang simpan produk jadi di gudang barang jadiproduk bijih plastik jenis PE pada PT. XYZ.

2. Tidak memperhitungkan biaya perencanaan tataletak gudang yang baru.

3. Pengamatan hanya dilakukan pada gudangbarang jadi pada PT. XYZ.

Sedangkan asumsi yang digunakan dalampenelitian ini adalah :1. Kondisi perusahaan tidak berubah selama masa

penelitian.2. Tipe produk yang disimpan di FPWH (Finish

Product Warehouse) tidak berubah selamapenelitian dilakukan.

II. TINJAUAN PUSTAKAPengertian Gudang

Gudang dapat didefinisikan sebagai sebuahfasilitas yang berfungsi untuk menyimpan barangyang akan digunakan dalam produksi atau penjualan.Jadi gudang adalah suatu tempat yang digunakanuntuk menyimpan barang baik yang berupa rawmaterial, barang work in process atau finishedgoods. [3]

Perancangan Tata Letak GudangHakikat dari sebuah prosedur perancangan adalah

rangkaian dari metode yang menyeluruh dan saling

terkait satu dengan yang lainnya untuk mendapatkanhasil rancangan yang sesuai dengan kebutuhan.Kebutuhan dapat diidentifikasi dari pihak perusahaan,khususnya manajer pabrik yang mengetahui denganbaik peranan gudang dalam menunjang kegiatanproduksi.

Beberapa bagian utama dalam perancangangudang.1. Menentukan tingkat persediaan maksimum dari

setiap barang.2. Menetapkan pengalokasian area gudang untuk

setiap kelompok barang.3. Menetapkan ukuran standar lokasi

penyimpanan.4. Melilih metode tata letak yang sesuai. [3]

Tata Letak BarangDalam melakukan pengaturan tata letak barang

di gudang terdapat beberapa hal yang harusdiperhatikan.Hal yang harus diperhatikan dalammelakukan pengaturan tata letak gudang adalahsistem pengukuran kecepatan yang baik dan sistempengendalian yang baik. Sistem pengukurankecepatan akan melihat barang berdasarkanklasifikasi kecepatan arus aliran barang dimanabarang akan dibagi menjadi 3 macam yaitu slowmoving, medium moving, dan fast moving. Denganmelihat ketiga macam barang di atas maka akandapat dilakukan pengendalian barang dengan baik.[4]

Untuk barang-barang slow moving hendaknyadiletakkan dibagian gudang yang paling sulit untukdijangkau, dengan alasan karena barang ini sangatjarang mengalami perpindahan barang.Sedangkanuntuk barang-barang fast moving biasanya diletakkanbagian yang cukup terbuka sehingga dapatmemudahkan dalam melakukan pengambilan barang.Dengan melakukan peletakan barang seperti di atasmaka pengendalian dalam melakukan pengambilanbarang akan lebih mudah, sehingga efisiensi gudangakan menjadi tinggi.

Prinsip Jalan Lintasan (aisle)Prinsip ini diterapkan dalam area kunci fungsi

warehouse. Area fungsi tersebut adalah fungsipenerimaan, transportasi, pembukaan, penyortiran,penghitungan, penyimpanan, order pick, pemilihan,pengepakan, dan pengiriman. Aisle yang ideal sangatmempengaruhi proses perpindahan barang. Aisleyang terlalu lebar memberikan efek space untuksimpan barang semakin sedikit, sedangkan terlalu

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE SHARED STORAGEOleh : Aulia Naro dan Trie Finala

Page 70: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

63Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

sempit mengakibatkan proses simpan dan packingbarang menjadi lebih lama dan memberikan resikobarang tersebut jatuh atau rusak.

Penentuan luas gang yang diperlukan adalahberdasarkan dimensi terpanjang yaitu diagonal yangada pada peralatan pemindahan bahan yang digunakansaat membawa bahan Rumus yang dipakai adalah :

[5]

Metode Shared StorageMetode shared storage adalah suatu penyusunan

area-area penyimpanan berdasarkan kondisi luaslantai gudang, kemudian diurutkan area yang palingdekat sampai area yang terjauh dari pintu keluarmasuk I/O sehingga penempatan barang yang akansegera dikirim diletakkan pada area yang paling dekatdan begitu seterusnya. Shared storage bisa dianggapsebagai sistem pemindahan barang yang cepatterhadap suatu produk, jika masing-masing palet diisidi dalam area gudang yang berbeda dari waktu kewaktu. Tergantung pada jumlah dari produk di dalamgudang pada waktu pengiriman tiba, akan mungkinbahwa 5 palet yang terisi akan berada di ruang simpanhanya 1 hari. Sedangkan 5 palet yang lain di dalampengiriman yang sama akan berada di gudang untuk20 hari. [6]

III. METODOLOGI PENELITIANAdapun tahapan dalam penelitian ini dengan

alursebagai berikut :Gambar 1

Diagram Alir Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Tahapan pengumpulan data merupakan tahapyang penting untuk menunjang pencapaian tujuanpenelitian. Berikut merupakan data-data yangdiperlukan dalam penelitian ini :a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh daripengamatan dan penelitian secara langsung dilapangan. Pengumpulan data primer inidilakukan dengan cara mengamati langsungaktivitas yang terjadi di gudang barang jadi,khususnya digudang produk jadi (FPWH) PT.XYZ. Data yang diperlukan adalah:1. Luas gudang produk jadi (FPWH).2. Bentuk dan ukuran gudang produk jadi

(FPWH).3. Ukuran dimensi troli.

b. Data sekunderData sekunder merupakan data yang diperolehdari sumber kedua bukan dari hasil pengamatanlangsung, misalkan dari dokumen-dokumenperusahaan yang berkenaan dengan masalahyang dibahas, berikut data sekunder yangdibutuhkan :1. Data pengiriman bulan Oktober,

November, Desember 2014.2. Volume produksi.3. Data jenis produk.

Data yang telah dikumpulkan, kemudian diolahberdasarkan dengan metode yang digunakan, dalampenelitian ini metode yang digunakan adalah sharedstorage. Berikut langkah dalam pengolahan data :

Gambar 2Diagram Alir Metode Shared Storag

Studi Pendahuluan Tinjauan Pustaka

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Batasan Masalah

Pengolahan Data MenggunakanMetode Shared Storage

Hasil dan Analisis

Kesimpulan dan Saran

Pengumpulan Data

Mulai

Selesai

Data Primer Data Sekunder

Menentukan Jumlah Permintaan Produk Rata-Rata

Menghitung Rata-Rata Frekuensi Pemesanan

Menghitung Jum;lah Produk Per Pemesanan

Penentuan Kebutuhan Ruang

Menentukan Luas Area Penyimpanan

Penentuan RuangAllowance

Peletakan Area Penyimpanan

Menghitung Jarak Tempuh Tiap Area Gudang Ke Pintu Keluar

Merancang Usulan Tata Letak Gudang

Mulai

Selesai

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE SHARED STORAGEOleh : Aulia Naro dan Trie Finala

Page 71: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

64 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

IV. HASIL DAN ANALISISHasil

Dari hasil pengolahan terhadap data yangdiperoleh didapatkan data dibawah ini:

Tabel 1.Jarak Tempuh Rata-rata Material Handling Tata

Letak Usulan

Tabel 2.Jarak Tempuh Material handling

Tata Letak Awal

No Jenis Produk Area Pengiriman Jarak Tempuh

Saat Pengiriman (m)

Jarak Tempuh Total (m)

(1) (2) (3) (4) (5) 1 PE SUPER A1, A2 (70) 64,2 128,4

2 PE SUSU A3 (181) 30,75 61,5

3 PE AI/A+ A4, B1 (179) 62,9 125,8

4 PE NOBLEN B2, B3 (192) 53,5 107

5 PE SUPER A2 (170), B4 (140) 60,2 120,4

6 PE SUSU A3 (59), C1 (122) 56,2 112,4

7 PE AI/A+ B1 (61), C2, C3 (118) 74,95 149,9

8 PE NOBLEN B3 (48), C4, D1 (144) 73,65 147,3

9 PE SUPER B4 (100), D2 (210) 48,2 96,4

10 PE SUSU C1 (118), D3 (63) 44,2 88,4

11 PE AI/A+ C3 (122), D4, E1 (57) 61,65 123,3

12 PE NOBLEN D1 (96), E2, E3 (96) 50,95 101,9

13 PE SUPER D2 (30), E4, F1 (40) 49,65 99,3

14 PE SUSU A1 (181) 33,45 66,9

15 PE AI/A+ E1 (183), F2 (236) 28,2 56,4

16 PE NOBLEN E3 (144), F3, F4 (48) 38,95 77,9

17 PE SUSU A1 (59), A2 (122) 64,2 128,4

18 PE SUPER A4, B2 (70) 60,2 120,4

19 PE AI/A+ A3, B1 (179) 60,2 120,4

20 PE SUSU A2 (118), C1 (63) 56,2 112,4

21 PE SUPER B2 (170), B4 (140) 56,2 112,4

22 PE AI/A+ B1 (61), B3, C2 (118) 78,95 157,9

23 PE SUSU C1 (59), C4 (122) 50,9 101,8

24 PE SUPER B4 (100), D1 (210) 50,9 101,8

25 PE NOBLEN D4, E2 (192) 36,2 72,4

26 PE SUSU A1 (181) 33,45 66,9

27 PE SUPER C3, D1 (30), D2 (40) 62,95 125,9

28 PE AI/A+ C2 (122), E1, E4 (57) 57,65 115,3

29 PE SUPER A3, A4 (70) 64,2 128,4

30 PE NOBLEN E2 (48), E3, F3 (144) 40,25 80,5

31 PE SUSU A1 (59), A2 (122) 64,2 128,4

32 PE SUPER B1 , B2 (70) 56,2 112,4

33 PE SUSU A2 (118), B3 (63) 57,5 115

34 PE AI/A+ B4, C1 (179) 54,9 109,8

35 PE SUPER A4 (170), C2 (140) 56,2 112,4

36 PE NOBLEN C3, D1 (192) 44,2 88,4

37 PE SUPER A1, A3 (70) 64,2 128,4

38 PE SUSU B3 (177), C4 (4) 52,2 104,4

39 PE AI/A+ C1 (61), D2, D3 (118) 62,95 125,9

40 PE SUPER A2, A3 (70) 61,5 123

41 PE NOBLEN B1, B2 (192) 56,2 112,4

42 PE SUPER A4, B4 (70) 62,9 125,8

43 PE AI/A+ C1 (179), C2 48,2 96,4

44 PE SUPER A1, A3 (70) 64,2 128,4

45 PE SUSU B3 (181) 26,75 53,5

46 PE SUPER A2, A3 (70) 61,5 123

47 PE NOBLEN B1, B2 (192) 56,2 112,4

48 PE SUPER A3 (100), A4 (110) 64,2 128,4

49 PE AI/A+ B4, C1 (179) 54,9 109,8

50 PE SUSU A1 (181) 33,45 66,9

51 PE SUPER A3 (70), A4 (130) 64,2 128,4

52 PE NOBLEN B2 (68), B3, C2 (42) 76,25 152,5

53 PE SUSU A1 (59), A2 (122) 64,2 128,4

54 PE AI/A+ B1, C1 (61), C3 (118) 77,65 155,3

55 PE SUSU A1 (181) 33,45 66,9

56 PE SUPER

A3 (170), A4 (110), B4

(30) 93,65 187,3

TOTAL 6.232

N o J en is P r o d u k A rea P en g ir im an

J ar ak T em p u h

S aat P en g ir im an

(m )

J arak T em p u h

T o tal (m )

(1 ) (2 ) (3 ) (4 ) (5 ) 1 P E SU P ER A 1 , A2 (7 0 ) 1 1 .5 2 3

2 P E SU SU A 3 ( 1 8 1 ) 8 .4 5 1 6 ,9

3 P E A I/A + A 4 , B 1 (1 7 9) 1 9 .2 3 8 ,4

4 P E N O B L EN B 2 , B 3 (1 92 ) 2 4 .2 4 8 ,4

5 P E SU P ER A 2 (1 7 0 ) , B 4 ( 1 4 0) 1 9 .2 3 8 ,4

6 P E SU SU A 3 ( 5 9 ) , C 1 (1 2 2) 2 4 .2 4 8 ,4

7 P E A I/A + B 1 ( 6 1) , C 2 , C3 (1 1 8 ) 4 4 .9 5 8 9 ,9

8 P E N O B L EN B 3 (4 8) , C 4 , D 1 ( 1 4 4) 5 2 .6 5 1 0 5 ,3

9 P E SU P ER B 4 (1 0 0) , D 2 ( 2 1 0) 3 4 .2 6 8 ,4

1 0 P E SU SU C 1 ( 1 18 ), D 3 (6 3) 3 9 .2 7 8 ,4

1 1 P E A I/A + C 3 (1 22 ) , D 4 , E1 ( 5 7) 6 7 .6 5 1 3 5 ,3

1 2 P E N O B L EN D 1 ( 9 6 ) , E2 , E3 ( 9 6 ) 7 4 .9 5 1 4 9 ,9

1 3 P E SU P ER D 2 ( 3 0 ) , E4 , F1 ( 4 0 ) 7 9 .9 5 1 5 9 ,9

1 4 P E SU SU A 1 ( 1 8 1 ) 5 .7 5 1 1 ,5

1 5 P E A I/A + E1 (1 8 3) , F2 ( 2 3 6) 5 6 .5 1 1 3

1 6 P E N O B L EN E3 ( 1 4 4) , F3 , F4 ( 4 8) 9 5 .3 5 1 9 0 ,7

1 7 P E SU SU A 1 ( 5 9 ) , A 2 (12 2 ) 1 1 .5 2 3

1 8 P E SU P ER A 4 , B 2 ( 7 0) 1 9 .2 3 8 ,4

1 9 P E A I/A + A 3 , B 1 (1 7 9) 1 9 .2 3 8 ,4

2 0 P E SU SU A 2 ( 1 1 8 ) , C 1 (6 3) 2 1 .5 4 3

2 1 P E SU P ER B 2 (1 7 0) , B 4 ( 1 4 0) 2 4 .2 4 8 ,4

2 2 P E A I/A + B 1 ( 6 1) , B 3 , C 2 ( 11 8 ) 3 9 .9 5 7 9 ,9

2 3 P E SU SU C 1 ( 5 9), C 4 (12 2 ) 3 4 .2 6 8 ,4

2 4 P E SU P ER B 4 (1 0 0) , D 1 ( 2 1 0) 3 4 .2 6 8 ,4

2 5 P E N O B L EN D 4 , E2 (1 9 2) 4 9 .2 9 8 ,4

2 6 P E SU SU A 1 ( 1 8 1 ) 5 .7 5 1 1 ,5

2 7 P E SU P ER C 3 , D 1 ( 3 0), D 2 (4 0 ) 5 9 .9 5 1 1 9 ,9

2 8 P E A I/A + C 2 ( 122 ) , E1 , E4 ( 57 ) 6 9 .9 5 1 3 9 ,9

2 9 P E SU P ER A 3 , A4 (7 0 ) 1 6 .9 3 3 ,8

3 0 P E N O B L EN E2 ( 48 ) , E3 , F3 ( 1 4 4) 8 7 .6 5 1 7 5 ,3

3 1 P E SU SU A 1 ( 5 9 ) , A 2 (12 2 ) 1 1 .5 2 3

3 2 P E SU P ER B 1 , B 2 ( 7 0 ) 2 1 .5 4 3

3 3 P E SU SU A 2 ( 1 1 8 ), B 3 (6 3 ) 1 9 .2 3 8 ,4

3 4 P E A I/A + B 4 , C 1 ( 17 9 ) 2 9 .2 5 8 ,4

3 5 P E SU P ER A 4 (1 7 0 ) , C 2 ( 1 4 0) 2 4 .2 4 8 ,4

3 6 P E N O B L EN C 3 , D 1 (1 9 2) 3 9 .2 7 8 ,4

3 7 P E SU P ER A 1 , A3 (7 0 ) 1 4 .2 2 8 ,4

3 8 P E SU SU B 3 (1 7 7) , C 4 ( 4) 3 1 .9 6 3 ,8

3 9 P E A I/A + C 1 (6 1) , D 2 , D 3 ( 1 1 8) 5 9 .9 5 1 1 9 ,9

4 0 P E SU P ER A 2 , A3 (7 0 ) 1 4 .2 2 8 ,4

4 1 P E N O B L EN B 1 , B 2 (1 92 ) 2 1 .5 4 3

4 2 P E SU P ER A 4 , B 4 ( 7 0) 2 1 .9 4 3 ,8

4 3 P E A I/A + C 1 ( 1 79 ), C 2 3 1 .5 6 3

4 4 P E SU P ER A 1 , A3 (7 0 ) 1 4 .2 2 8 ,4

4 5 P E SU SU B 3 ( 1 8 1) 1 3 .4 5 2 6 ,9

4 6 P E SU P ER A 2 , A3 (7 0 ) 1 4 .2 2 8 ,4

4 7 P E N O B L EN B 1 , B 2 (1 92 ) 2 1 .5 4 3

4 8 P E SU P ER A 3 (1 0 0 ) , A 4 (1 1 0 ) 1 6 .9 3 3 ,8

4 9 P E A I/A + B 4 , C 1 ( 17 9 ) 2 9 .2 5 8 ,4

5 0 P E SU SU A 1 ( 1 8 1 ) 5 .7 5 1 1 ,5

5 1 P E SU P ER A 3 ( 7 0 ) , A 4 (13 0 ) 1 6 .9 3 3 ,8

5 2 P E N O B L EN B 2 ( 6 8) , B 3 , C 2 (42 ) 3 9 .9 5 7 9 ,9

5 3 P E SU SU A 1 ( 5 9 ) , A 2 (12 2 ) 1 1 .5 2 3

5 4 P E A I/A + B 1 , C 1 (61 ) , C3 (1 1 8 ) 4 4 .9 5 8 9 ,9

5 5 P E SU SU A 1 ( 1 8 1 ) 5 .7 5 1 1 ,5

5 6 P E SU P ER

A 3 ( 1 7 0 ) , A 4 (1 1 0 ) , B 4

(3 0 ) 3 0 .3 5 6 0 ,7

T O T AL 3 .51 1,6

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE SHARED STORAGEOleh : Aulia Naro dan Trie Finala

Page 72: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

65Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

AnalisisAnalisis Metode Shared Storage

Shared storage merupakan metode pengaturantata letak ruang gudang dengan menggunakan prinsipFIFO (First In First Out) dimana barang yang palingcepat dikirim diletakkan pada area penyimpanan yangterdekat dengan pintu keluar masuk (I/O).

Metode ini akan lebih baik digunakan pada jenisperusahaan yang memiliki ukuran dimensi produkyang sama atau tidak jauh berbeda, karena produkyang berbeda dapat menempati area penyimpananyang sama berdasarkan waktu produksi dan tanggalpengiriman produk tersebut, walaupun hanya satuprodukmenempati satu area ketika area tersebutterisi.

Analisis Kebutuhan RuangDalam menentukan kebutuhan ruang yang

diperlukan untuk gudang adalah dengan mengetahuilamanya satu jenis produk berada di dalam gudang(lead time) berdasarkan lamanya waktu antara orderdengan tanggal pengiriman.

Banyak kebutuhan ruang yang diperlukan untukgudang dengan cara mengalikan kapasitas produksi(720 per hari) dengan lama lead time terbesar (7hari) yaitu 5.040 produk di dalam gudang.

Untuk mempermudah dalam penyusunan produkke area penyimpanan dan juga pemanfaatan ruang,satu area terdapat 240 sak, dengan penyusunan 8 +12 yang terdiri dari 12 tingkat dengan luas area yangtersedia 372 m2. Jadi luas 1 area penyimpanan adalah:

Luas Area Penyimpanan= (4)panjang produk x[(2)panjang produk + (2)lebar produk]

Luas Area Penyimpanan= (4)0,75 m x [(2)0,75m + (2)0,5 m] = 7,5 m2

Banyaknya area penyimpanan yang dibutuhkanadalah:

Kebutuhan Area Penyimpanan =

Kebutuhan ruang untuk 21 area = 21 x 7,5 m2

= 157,5 m2

Kemudian kebutuhan ruang untuk pergerakanmaterial handling (troli) adalah dengan dimensiterpanjang dari troli ketika membawa produk yaitudiagonalnya (2 m).Maka dibutuhkan gang selebar 2m untuk pergerakan troli.

Penyusunan Tata Letak Gudang dengan MetodeShared Storage

Selanjutnya diatur dengan sedemikian rupasusunan tata letak area penyimpanan, gambar tataletak gudang usulan dapat dilihat pada gambar 3.

Berikut ini adalah prosedur penempatan produk,prosedur ini bertujuan agar penyusunan produkmenjadi teratur dan proses bongkar-muat menjadimudah sebagai berikut :1. 1 area terdiri dari 240 produk (12 tingkat).2. Produk yang pertama kali tiba diletakkan pada

area penyimpanan kosong terdekat dengan pintu(dengan tingkatan dari yang paling dekat sampaiterjauh adalah A, B, C kemudian D).

3. Tidak boleh ada 2 jenis produk atau lebih pada1 area penyimpanan.

4. Pencatatan produk di dalam gudangmenggunakan kartu gudang.

Gambar 3.Tata Letak Penyimpanan Usulan

Dengan tata letak gudang usulan seperti diatasyang terdiri 24 area penyimpanan maka tata letakgudang usulan akan mampu menampung produkdengan jumlah 5.760 zak, atau 8 hari penyimpanan.

Jarak Tempuh Material Handling Rata-rata PerBulan

Perhitungan jarak tempuh troli diuji pada periodeke-4, dimana periode ke-4 merupakan data rata-ratadata permintaan bulan Oktober, November,Desember 2014 untuk masing-masing produk,

Kebutuhan Area Penyimpanan = Jumlah Produk

Banyaknya Produk Dalam 1 Area

Kebutuhan Area Penyimpanan= 5.040240

= 21area

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE SHARED STORAGEOleh : Aulia Naro dan Trie Finala

Page 73: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

66 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

frekuensi permintaan rata-rata per bulan dan waktupengiriman rata-rata. Sehingga diperoleh jaraktempuh rata-rata per bulan.

Metode perhitungan jarak tempuh adalah denganmenggunakan rectlinier distance dan hasil yangdiperoleh adalah sebesar 3.511,6 m.

Perbandingan Tata Letak Gudang Usulan denganTata Letak Gudang Awal1. Jarak tempuh material handling rata-rata per

bulan untuk tata letak gudang usulan adalahsebesar 3.511,6 m sedangkan jarak tempuhuntuk tata letak gudang awal adalah sebesar6.232 m.

2. Dengan pengaturan menggunakan tata letakgudang usulan maka akan diperoleh kemudahandalam pengecekan barang yang ada di gudang.Dengan melihat kartu gudang, maka pengaturanbongkar muat akan lebih mudah karena dapatdiketahui area mana yang kosong untukditempati produk dan letak dari produk yang akandikirim mudah diidentifikasi.

V. KESIMPULANDari hasil penelitian,dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :1. Jumlah kebutuhan area penyimpanan adalah

sebanyak 21 area dengan jumlah area yangdapat dibentuk sebanyak 24 area.

2. Satu area terdiri dari 240 produk yang ditumpuksebanyak 12 tingkatan dengan ukuran 3 m x 2,5m jadi luas kebutuhan ruang untuk produk adalah180 m2.

3. Lebar gang yang diperlukan adalah 2 m,sehingga total kebutuhan ruang untuk gangadalah sebesar 180 m2.

4. Luas area yang tidak terpakai adalah 12 m2.

DAFTAR PUSTAKABartholdi, J., & Hackman, S. (2011). Warehouse &

Distribution Science. Atalanta: GeorgiaInstitute of Technology.

Heragu, S. S. (2008). Facilities Design. UnitedStates: CRC Press.

Hadiguna, R.A. (2009). Manajemen PabrikPendekatan Sistem untuk Efisiensi danEfektivitas.Jakarta : Bumi Aksara.

Warman, J. (2004). Manajemen Pergudangan, AlihBahasa Begdjo Muljo. Jakarta : Pustaka SinarHarapan.

Kurniawan, I. (2014). Perbaikan Tata Letak GudangPada PR Sukun Sigaret Menggunakan MetodeShared Storage. Semarang.

Richard L. Francis, Leon F. McGinnis, Jr., & JohnA. White. (1992). Facility Layout andLocation.An Analytical Approach,Prentice Hall,NJ.

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE SHARED STORAGEOleh : Aulia Naro dan Trie Finala

Page 74: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

67Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PEROLEHAN LABAUSAHA ( STUDI KASUS DI PT. BINTANG CIPTA SARANA )

Oleh : M. Setiadi. Hartoko*

ABSTRACTCompanies need to do a good capital management to make available sufficient capital to implement the increase

in operating activities. Needs the funds are used to finance the investment needs and to meet the needs of dailyoperations such as the purchase of raw materials, payment of wages, pay debts and other payments. Working capitalneeded to increase its profit In order to determine how much influence the working capital to profit at PT. BintangCipta Sarana and to analyze the relationship of working capital to profit at PT. Bintang Cipta Sarana. The methodsused to conduct the research that is the field of study through direct observation and interviews, while literature isalso made to load a defined benefit theory. With the conclusion of slow growth trend so that profits made were notsignificant according to the planned so it is advisable to continue to push the performance of the company

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha periklanan ini ditandaidengan makin tajamnya persaingan, khususnya dalampengelolaan unit usaha. Untuk menghadapipersaingan yang sangat ketat, perusahaan harusmenerapkan fungsi-fungsi manajemen yangdiantaranya meliputi perencanaan, pengorganisasian,dan pengendalian secara baik. sehingga tujuanperusahaan dapat tercapai. Disamping itu pulaperusahaan perlu melakukan pengelolaan modaldengan baik agar tersedia modal yang cukup dalammelaksanakan peningkatan kegiatan operasi.

Dalam melakukan kegiatannya usaha setiapperusahaan membutuhkan dana modal kerja.Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayaikebutuhan investasi maupun untuk memenuhikebutuhan operasional sehari-hari seperti pembelianbahan baku, pembayaran upah buruh, membayarutang dan pembayaran lainnya.

Modal kerja diperlukan untuk meningkatkan labaperusahan.

Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di atas,maka hal inilah yang membuat penulis untukmembahas lebih jauh tema ini dengan mengadakanpenelitian dengan judul “Pengaruh Modal KerjaTerhadap Perolehan Laba Usaha Pada PT.Bintang Cipta Sarana Jakarta”.

1.2. Alasan Pemilihan ObjekPenulis ingin memberikan informasi terkait

perolehan laba usaha perusahaan, apakahmempengaruhi modal kerja atau tidak dimana labaperusahaan menurut teori yang ada bisa digunakanjuga sebagai laba ditahan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan1. Tujuan dari penulisan ini adalah:

a. Untuk mengetahui berapa besar pengaruhmodal kerja terhadap perolehan laba padaPT. Bintang Cipta Sarana.

b. Untuk menganalisis hubungan modal kerjaterhadap perolehan laba pada PT. BintangCipta Sarana.

2. Manfaat dari penulisan ini adalah sebagaiberikut :a. Bagi pembaca (masyarakat) adalah agar

menambah ilmu pengetahuan danwawasan.

b. Bagi perusahaan sebagai bahan informasiatau masukan bagi pemimpin perusahaanuntuk mempertimbangkan kebijakannyakhususnya penambahan modal kerja.

1.4. Identifikasi MasalahDalam penulisan ini, maka penulis akan

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

* Dosen Program Studi Pascasarjana Magister Manajemen STIMA IMMI dan Praktisi Bidang Keuangan

Page 75: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

68 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

1. Bagaimana perkembangan modal kerja padaPT. Bintang Cipta Sarana ?

2. Bagaimana perkembangan perolehan laba padaPT. Bintang Cipta Sarana ?

3. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadapperolehan laba pada PT. Bintang Cipta Sarana1?

1.5 Batasan MasalahPokok masalah yang dibahas secara mendalam

pada penulisan ini adalah mengenai perhitunganpengaruh modal kerja terhadap perolehan laba padaPT. Bintang Cipta Sarana untuk periode tahun 2004sampai dengan 2013.

LANDASAN TEORI2.1. Modal2.1.1Pengertian Modal

Modal dalam usaha memegang peran yang sangatpenting, semakin besar suatu perusahaan, tuntutankeberadaan modal semakin besar. Menurut Kasmir(2012:363) menjelaskan pengertian modal sebagaiberikut “Modal adalah hak yang dimiliki perusahaanyang terdiri dari modal setor, agio saham, laba yangditahan, cadangan laba dan lainnya”.

Modal menurut Bambang (2014:28) adalah “Danayang bersumber dari perusahaan”. Sedangkandefinisi modal menurut PSAK No. 21 paragraf 2(IAI:2004), modal atau ekuitas adalah “Bagian hakmilik perusahaan yaitu selisih antara aktiva dankewajiban yang ada, dengan demikian tidakmerupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut”.

2.1.2 Pengertian Modal KerjaPengertian modal kerja menurut beberapa sumber

dinyatakan secara berbeda-beda. Berikut pengertianmodal kerja yang dikutip dari Kasmir (2012:250)modal kerja adalah “Investasi yang ditanamkan dalamaktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas,bank surat-surat berharga, piutang persediaan, danaktiva lancar lainnya”.

Sutrisno (2013:41) mendefinisikan modal kerjasebagai berikut : “Dana yang diperlukan untukmemenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upahburuh, membayar hutang, dan pembayaran lainnya”.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapatdijelaskan bahwa modal kerja adalah selisih aktivalancar dengan utang lancar, yang digunakan untukmembiayai aktivitas atau kegiatan sehari-hari.

2.1.3Konsep Modal KerjaPengertian modal kerja secara mendalam

terkandung dalam konsep modal kerja menurutKasmir (2012:250) yang dibagi menjadi tiga macam,yaitu:1. Konsep Kuantitatif

Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modalkerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalamkonsep ini adalah bagaimana mencukupikebutuhan dana untuk membiayai operasiperusahaan jangka pendek. Konsep ini seringdisebut modal kerja kotor (gross workingcapital).

2. Konsep KualitatifKonsep kualitatif adalah konsep yangmenitikberatkan kepada kualitas modal kerja.Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktivalancar dengan hutang lancar. Konsep ini disebutmodal kerja bersih atau (net working capital).

3. Konsep FungsionalKonsep fungsional menekankan kepada fungsidana yang dimiliki perusahaan dalammemperoleh laba. Artinya dana yang dimiliki dandigunakan perusahaan untuk meningkatkan labaperusahaan.

Dalam prakteknya modal kerja di perusahaanmenurut Kasmir (2012:250) dibagi menjadi dua jenisyaitu :1. Modal Kerja Kotor (gross working capital)

Modal kerja kotor adalah semua komponen yangada di aktiva lancar secara keseluruhan dansering disebut modal kerja, artinya mulai darikas, bank, surat-surat berharga, piutang,persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Nilai totalkomponen aktiva lancar tersebut menjadi jumlahmodal kerja yang dimiliki.

2. Modal Kerja Bersih (net working capital)Modal kerja bersih adalah seluruh komponenaktiva lancar dikurangi dengan seluruh totalkewajiban lancar (utang jangka pendek). Utanglancar meliputi utang dagang, utang wesel, utangbank jangka pendek (satu tahun), utang gaji,utang pajak, dan utang lancar lainnya.

2.1.4Jenis-jenis Modal KerjaMenurut A.W. Taylor modal kerja biasanya

dikelompokan ke dalam dua jenis sebagai berikut :

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PEROLEHAN LABA USAHA ( STUDI KASUS DI PT. BINTANG CIPTA SARANA )M. Setiadi. Hartoko

Page 76: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

69Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

1. Modal Kerja PermanenModal kerja permanen adalah modal kerja yangharus selalu ada dalam perusahaan agarperusahaan dapat menjalankan kegiatannyauntuk memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Modal Kerja VariabelAdalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupunkeadaan lain yang mempengaruhi perusahaan.

2.1.5 Tujuan Modal kerjaModal kerja memiliki arti yang sangat penting bagi

operasional suatu perusahaan.. Tujuan manajemenmodal kerja adalah sebagai berikut :1. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas

perusahaan.2. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan

memiliki kemampuan untuk memenuhikewajiban pada waktunya.

3. Memungkinkan perusahaan untuk memilikipersediaan yang cukup dalam rangka memenuhikebutuhan pelanggannya.

4. Memungkinkan perusahaan untuk memperolehtambahan dana dari bank, apabila rasiomemenuhi syarat.

2.1.6 Sumber Modal KerjaSumber-sumber dana untuk modal kerja dapat

diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikanpassive beberapa sumber modal yang dapatdigunakan menurut Kasmir (2012:256) :1. Hasil operasi perusahaan (pendapatan atau laba)2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga3. Penjualan saham4. Penjualan aktiva tetap5. Penjualan obligasi6. Memperoleh pinjaman7. Dana hibah

Secara umum kenaikan dan penurunan modalkerja disebabkan oleh :1. Adanya kenaikan modal (penambahan modal

pemilik atau laba)2. Adanya pengurangan aktiva tetap3. Adanya penambahan utang.

2.1.7Penggunaan Modal KerjaPenggunaan dana untuk modal kerja dapat

diperoleh dari kenaikan aktiva dan menurunnyapassiva. Penggunaan modal kerja biasa dilakukanperusahaan untuk :

1. Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasiperusahaan lainnya.

2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku ataubarang dagang.

3. Menutupi kerugian akibat penjualan suratberharga

4. Pembentukan dana.5. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan,

kendaraan, mesin, dan lain-lainnya).6. Pembayaran utang jangka panjang (obligasi,

hipotek, utang bank jangka panjang).7. Pembelian atau penarikan kembali saham

beredar.8. Pengambilan uang atau barang untuk

kepentingan pribadi.9. Penggunaan lainnya.

2.2 Laba Usaha2.2.1Pengertian Laba Usaha

Salah satu tujuan dari kegiatan operasi perusahaanadalah mendapatkan laba menurut Sofyan Harahap(2010:115) sebagai berikut :

Gains (laba) adalah “Naiknya nilai equity daritransaksi yang bersifat insidentil dan bukan kegiatanutama entity dan dari transaksi atau kegiatan lainnyayang mempengaruhi entity selama satu periodetertentu, kecuali yang berasal dari investasi pemilik”.

Sedangkan Surawardjono (2008:464)mendefinisikan laba adalah “imbalan atas upayaperusahaan menghasilkan barang atau jasa”.

2.2.2 Jenis-jenis LabaDalam pengelompokan laba berdasarkan laporan

keuangan, menurut Bambang (2014:35) maka labaterdiri dari berapa jenis yaitu :1. Laba kotor

Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualannetto dengan harga pokok penjualan.

2. Laba usahaLaba operasional merupakan laba kotordikurangi biaya usaha (biaya penjualan danadministrasi umum).

3. Laba sebelum pajakLaba sebelum pajak merupakan laba usahadikurangi dengan selisih pendapatan denganbeban diluar operasi.

4. Laba setelah pajakLaba bersih yang diperoleh dari hasilpengurangan laba dikurang pajak.

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PEROLEHAN LABA USAHA ( STUDI KASUS DI PT. BINTANG CIPTA SARANA )M. Setiadi. Hartoko

Page 77: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

70 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

2.2.3Unsur-unsur LabaUnsur-unsur laba adalah sebagai berikut :

1 Pendapatan (revenue) adalah arus masuk ataupenambahan nilai atas aktiva suatu entitas ataupenyelesaian kewajiban (atau kombinasikeduanya) yang berasal dari penyerahan atauproduksi barang, pemberi jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utamaatau operasi inti berkelanjutan.

2 Beban (expense) arus keluar atau pemakaianlain nilai aktiva atau terjadinya kewajiban (ataukombinasi keduanya) yang berasal daripenyerahan atau produksi barang, pemberi jasaatau pelaksanaan aktivitas-aktivitas lain yangmerupakan operasi utama atau operasi intiberkelanjutan dari suatu entitas.

3 Keuntungan (gain) adalah kenaikan ekuitas(aktiva bersih) yang berasal dari transaksiperipheral (menyatakan sesuatu yang bersifatsampingan, tidak merupakan hal utama) atauincidental pada suatu entitas dari transaksi lainyang mempengaruhi entitas kecuali yangdihasilkan dari pendapatan atau investasipemilik.

4 Kerugian (loss) adalah penurunan ekuitas (aktivabersih) yang berasal dari transaksi peripheral(menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan,tidak merupakan hal utama) atau incidental padasuatu entitas dari transaksi lain yangmempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkandari beban atau investasi pemilik.

2.2.4Fungsi LabaUkuran yang seringkali dipakai untuk menilai

berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaanadalah laba yang diperoleh perusahan, nantinya labaini akan digunakan oleh perusahaan untukkelangsungan hidupnya. Berikut fungsi laba adalah :1 Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar

pengenaan pajak yang akan diterima Negara.2 Mengitung deviden yang akan dibagikan kepada

pemilik dan yang akan ditahan dalam perusahan.3 Menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan

investasi dan pengambilan keputusan.4 Menjadi dasar peramalan laba maupun kejadian

ekonomi perusahaan lainnya dimasa yang akandatang.

5 Menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaianefesiensi.

6 Menilai prestasi atau kinerja perusahaan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasecara garis besar bahwa fungsi laba dalamperusahaan adalah sebagai dasar menekan biaya,merupakan kompensasi dari dana yang ditanamkan,untuk mengukur prestasi manajemen, sebagai dasarpengenaan pajak, untuk mengukur kemakmuran, danuntuk menarik investor baru agar mau menanamkanmodalnya kepada perusahaan

2.3 Hubungan Antara Modal Kerja danLaba Usaha

Hubungan antara modal kerja dengan kemampuanperusahaan dalam memperoleh laba dikemukakanoleh Kasmir (2008:251) menurutnya :

“Berdasarkan konsep fungsional modal kerja digunakan untuk meningkatan laba perusahaan.Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modalkerja seharusnya dapat meningkatkan laba, jika danayang digunakan sedikit laba pun akan menurun”.

Sebagai badan usaha yang bergerak di kegiatanperiklanan, sangat memerlukan modal sebagaipembiayaan dari usahanya tersebut. Besar kecilnyanilai modal yang ada menentukan pula besar kecilnyalapangan usaha yang dijalankan.

Metode Penelitian.3.1 Metodologi Penulisan

Dalam upaya memperoleh data guna penulisanini, metode penelitian yang digunakan adalah sebagaiberikut :

3.1.1Studi LapanganDalam penelitian lapangan, penulis melakukan

peninjauan langsung ke objek penelitian denganmaksud memperoleh data primer. Data primer yaitudata yang diperlukan secara langsung dari sumberpenelitian itu sendiri, dalam hal ini perusahaan yangdijadikan objek penelitian. Adapun cara yangdilakukan adalah sebagai berikut :1. Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan cara tanyajawab langsung dengan bagian marketing danbagian keuangan.

2. Pengamatan (observasi)Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh penulisdengan cara mengamati secara langsung objekyang diteliti. Adapun data yang diperlukantersebut berupa laporan keuangan yang telahdilakukan sebelumnya.

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PEROLEHAN LABA USAHA ( STUDI KASUS DI PT. BINTANG CIPTA SARANA )M. Setiadi. Hartoko

Page 78: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

71Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

3.1.2Studi Pustaka (Library Research)Yaitu pengumpulan data-data dari berbagai bentuk

bahan-bahan tertulis seperti buku-buku penunjangkajian, majalah, kajian website maupun referensi lainyang bersifat tertulis.

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakanadalah analisis kuantitatif. Pengukuran secarakuantitatif mengenai penggunaan modal kerja dalampenelitian ini berdasarkan data historis sepuluh tahunterakhir yaitu tahun 2004 sampai dengan 2013. Datatersebut kemudian diolah untuk memperoleh informasiyang diperlukan untuk menjawab permasalahan yangdiajukan.

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah modalkerja terhadap laba usaha pada PT. Bintang CiptaSarana dengan teknik korelasi Product Moment.Langkah yang ditempuh dalam menganalisis dataadalah sebagai berikut :1. Mencari Persamaan Regresi

Teknik analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah regresi sederhana.Regresi adalah suatu proses memperkirakansecara sistematis tentang apa yang palingmungkin terjadi di masa yang akan datangberdasarkan informasi masa lalu dan sekarangyang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.Peramalan tidak memberikan jawaban pastitentang apa yang akan terjadi, melainkanberusaha mencari pendekatan apa yang akanterjadi di masa yang akan datang. Sedangkanregresi menurut Asep Saefudin (2013:111)regresi adalah “analisis untuk menelah hubunganantara dua peubah pengukuran”.

Jadi, regresi mengemukakan tentangkeingintahuan apa yang terjadi di masa depanuntuk memberikan sumbangan menentukankeputusan yang terbaik. Regresi dapat jugadiartikan sebagai usaha memprediksi perubahan.

Persamaan dasar yang dibentuk olehregresi linier adalah persamaan garis lurusdengan satu variable dipenden dan satu variableindependen. Rumus inti dari persamaanregresi linier adalah :

Y = a + bXDimana :Y = Variabel DependenX = Variabel Independena = Intercept, artinya adalah besaran nilai

variable Y bila variable X bernilai nol.

b = Slope, artinya besarnya perubahan nilai variable Y bila variable X berubah sebesar

satu unit satuannya.

2. Perhitungan Koefisien KorelasiUntuk menghitung koefisien korelasi antaravariabel bebas (x) dan variabel terikat (y) denganmenggunakan rumus korelasi product momentdari pearson, sebagai berikut :

Keterangan :rxy = tingkat keterkaitan hubungan (koefisien

determinasi)x = jumlah skor dalam sebaran x yang

adalah modal kerja (variabel bebas)y = jumlah skor dalam sebaran y yang

adalah laba usaha (variabel terikat)Óxy = jumlah hasil kali skor x dan skor y yang

berpasanganÓx² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam

sebaran xÓy² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam

sebaran yn = banyaknya data

Dengan ketentuan penggunaan r adalah :1. Jika r mendekati 0, maka hubungan antara

kedua variabel tersebut adalah lemah.2. Jika r mendekati 1, maka hubungan antara

kedua variabel adalah kuat.3. Jika r positif, maka hubungan kedua

variabel adalah searah.4. Jika r negatif, maka hubungan kedua

variabel adalah berlawanan.

rxy = n . ( Σ xy ) - ( Σ x ) ( Σ y ) 

Nilai dari intercept (a) dapat di tentukan

sebagai berikut :

a = ( Σ y ) – b ( Σ x ) 

n

Nilai slop (b) dapat di tentukan

sebagai berikut:

b = n . ( Σ xy ) – ( Σ x ) . ( Σ y )

n . Σ x² - ( Σ x )² 

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PEROLEHAN LABA USAHA ( STUDI KASUS DI PT. BINTANG CIPTA SARANA )M. Setiadi. Hartoko

Page 79: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

72 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Dan juga dengan ketentuan interprestasiKoefisien Korelasi

3. Mencari Koefisien DeterminasiKoefisien determinasi adalah suatu angkakoefisien yang menunjukkan besarnyahubungan suatu variabel (x) dengan variabellainnya (y) yang Koefisien Determinasi adalahsuatu angka koefisien yang menunjukkanbesarnya hubungan suatu variabel (x) denganvariabel lainnya (y) yang dinyatakan dalamangka persentase, dengan rumus :

KD = rxy² x 100%.

4. Prosedur Umum Uji HipotesaMenurut Asep Saefudin (2013:83) Uji hipotesapada dasarnya mengikuti prosedur umumsebagai berikut :1. Menetapkan hipotesis, hipotesis ditetapkan

dalam bentuk H0 dan H1.2. Menetapkan taraf nyata pengujian, ,

peluang salah jenis I, yaitu besarnyapeluang salah apabila hasil ujimenyebabkan tertolaknya H0.

3. Menetapkan dan menghitung statistik uji,statistik uji ditetapkan sesuai denganparameter yang diuji dan keadaan populasiyang dihadapi.

4. Menetapkan kriteria penolakan H0berdasarkan statistik uji, sesuai hipotesisdan taraf nyata yang ditetapkan.

5. Memutuskan untuk “menolak H0” atau“tidak menolak H0” sesuai criteriapenolakan.

6. Menyimpulkan hasil uji, sesuai dengankeputusan yang dibuat dan hipotesispenelitian yang dibicarakan.

Untuk melihat keberartian koefisien korelasidilakukan pengujian hipotesis denganmenggunakan rumus uji – th sebagai berikut :th = r

Keterangan :th = nilai t hitungr = nilai koefisien korelasin = jumlah sampel

PEMBAHASAN4.1 Analisa Perkembangan Modal Kerja

Pada PT. Bintang Cipta Sarana.Penetapan modal kerja dalam penjualan jasa

periklanan memegang peranan yang sangat penting,karena merupakan salah satu faktor yang dapatmempengaruhi keberhasilan perusahaan yang eratkaitannya dengan pencapaian laba perusahaan.Demikian pula halnya PT. Bintang Cipta Sarana yangbergerak dalam bidang periklanan maka harus dapatmelaksanakan manajemen pembelanjaan biaya-biayadengan baik, khususnya menyangkut tentang peng-alokasian biaya produksi iklan dan biaya operasionalusaha untuk setiap kegiatan yang dilaksanakannya.

Pengukuran modal kerja dalam penulisan ini diukurdengan net operating working capital (NOWC)yang didapat dari pengurangan aktiva lancar terhadaphutang lancar, untuk lebih jelasnya rumus dari modalkerja sebagai berikut:

Modal kerja/ (NOWC) =Aktiva Lancar – Hutang lancar

Berdasarkan konsep tersebut maka modal kerjadapat dikatakan merupakan jumlah keseluruhan dariaktiva lancar yang dipergunakan untuk membiayaioperasi sehari-hari dan membayar kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi olehperusahaan atau selisih lebih antara aktiva lancardengan hutang lancar.

Maka berdasarkan rumus diatas diperoleh dapatdisajikan data modal kerja pada PT. Bintang CiptaSarana sebagai berikut :

Tabel 4.1Data Modal Kerja PT. Bintang Cipta Sarana

Periode Tahun 2004 - 2013

sumber : PT. Bintang Cipta Sarana

Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan 0-0,299 Sangat Rendah

0,30-0,499 Rendah 0,50-0,699 Sedang 0,70-0,899 Kuat 0,90 – 1,00 Sangat kuat

Periode Aktiva Lancar Hutang lancar Modal Kerja

Tahun 2004 13.076.534.009 11.984.885.000 1.091.649.009 Tahun 2005 18.259.554.523 16.150.942.227 2.108.612.296 Tahun 2006 18.504.854.943 16.088.812.872 2.416.042.071 Tahun 2007 19.261.107.269 18.034.672.949 1.226.434.320 Tahun 2008 13.491.015.164 12.295.446.997 1.195.568.167 Tahun 2009 19.261.107.269 18.066.398.949 1.194.708.320 Tahun 2010 10.097.379.773 8.939.119.460 1.158.260.313 Tahun 2011 12.442.551.796 10.198.122.566 2.244.429.230 Tahun 2012 11.310.846.453 10.219.644.862 1.091.201.591 Tahun 2013 13.321.756.649 12.233.017.370 1.088.739.279

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PEROLEHAN LABA USAHA ( STUDI KASUS DI PT. BINTANG CIPTA SARANA )M. Setiadi. Hartoko

Page 80: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

73Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan modalkerja bersih sebagai alat untuk mengukur kemampuanperusahaan dalam membiayai kegiatan operasional.Dalam pelaksanaan usaha pemasangan iklan di tahun2004 sampai dengan tahun 2013 mengalami PT.Bintang Cipta Sarana mengalami fluktuasi. Denganadanya fluktuasi modal kerja, maka perlu dilakukananalisis pengaruh modal kerja terhadap perolehan laba.Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besarpengaruh modal kerja terhadap laba.

Berikut ini akan disajikan data perkembanganmodal kerja pada PT. Bintang Cipta Sarana tahun2004 sampai dengan tahun 2013 sebagai berikut :

Tabel 4.2Perkembangan Modal Kerja PT. Bintang Cipta

Sarana Periode Tahun 2004 – 2013(dalam jutaan rupiah)

Sumber : PT. Bintang Cipta Sarana

Untuk lebih jelas mengenai perkembangan modalkerja, dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Digram 4.1 Perkembangan Modal KerjaPT. Bintang Cipta Sarana

Berdasarkan tabel 4.2 dan diagram 4.1perkembangan modal kerja pada PT. Bintang CiptaSarana. Tahun 2004 sampai dengan 2013 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pada akhir tahun 2005 total modal kerja padaPT. Bintang Cipta Sarana mengalami kenaikansebesar Rp. 1.106.960.000 yaitu sekitar 93,16%,dibandingkan yang diperoleh pada tahunsebelumnya sebesar 1.091.650.000,-, kenaikanyang terjadi sama halnya pada tahun 2006 dimana modal kerja naik sebesar 14,58%.Peningkatan modal kerja disebabkan olehadanya peningkatan yang cukup tinggi pada nilaikas atau aktiva lancar perusahaan.

2. Pada akhir tahun 2007 total modal kerja padaPT. Bintang Cipta Sarana mengalami penurunanRp. 1.189.610.000 yaitu sebesar -49,24%,penurunan yang terjadi sama halnya pada tahun2008 di mana modal kerja menurun sebesar -2,52%. Hal tersebut disebabkan olehmenurunnya laba usaha yang menyebabkanhutang lancar mengalami peningkatan hal inidisebabkan oleh kemampuan perusahaan untukmembayar hutang lancar semakin menurun.

3. Pada akhir tahun 2009 total modal kerja padaPT. Bintang Cipta Sarana mengalami penurunansebesar Rp. 860.000 dari tahun sebelumnyapenurunan terjadi -0,07% karena menurunnyalaba usaha, dan juga penurunan terjadi pada akhirtahun 2010, total modal kerja pada PT. BintangCipta Sarana mengalami penurunan dari modalkerja tahun 2009 yaitu -3.05% karenamenurunnya nilai kas atau aktiva lancarperusahaan.

4. Pada akhir tahun 2011 total modal kerja padaPT. Bintang Cipta Sarana mengalami kenaikanyang cukup tinggi dari tahun sebelumnyakenaikan terjadi 93,78%. kenaikan tersebutdiakibatkan karena meningkatnya nilaipendapatan dan aktiva lancar seperti kas danpiutang usaha.

5. Pada akhir tahun 2012 total modal kerja padaPT. Bintang Cipta Sarana mengalami penurunansebesar -51,38%. Penurunan yang terjadi samahalnya pada tahun akhir tahun 2013, di manapersentase modal kerja turun -3%, penurunantersebut diakibatkan karena menurunnya nilaipendapatan dalam aktiva lancar seperti kas danpiutang usaha.

Berdasarkan hasil olahan data menunjukkanbahwa persentase perkembangan modal kerja dalamsepuluh tahun (tahun 2004 sampai dengan tahun2013) mengalami fluktusi. Di mana rata-rata modalkerja naik sebesar sebesar 11%. Terjadinya kenaikanrata-rata dalam modal kerja adalah disebabkan

Periode Modal kerja Kenaikan / Penurunan

(Rp) (%) Tahun 2004 1.091,65 Tahun 2005 2.108,61 1.016,96 93,16% Tahun 2006 2.416,04 307,43 14,58% Tahun 2007 1.226,43 (1.189,61) -49,24% Tahun 2008 1.195,57 (30,87) -2,52% Tahun 2009 1.194,71 (0,86) -0,07% Tahun 2010 1.158,26 (36,45) -3,05% Tahun 2011 2.244,43 1.086,17 93,78%

Tahun 2012

1.091,20 (1.153,23) -51,38% Tahun 2013 1.088,74 (2,46) -0,23%

Rata -Rata (%) 11%

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PEROLEHAN LABA USAHA ( STUDI KASUS DI PT. BINTANG CIPTA SARANA )M. Setiadi. Hartoko

Page 81: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

74 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

karena adanya pengaruh meningkatnya nilaipendapatan dan laba sehingga meningkatnya aktivalancar seperti kas ketersediaan kas untuk membiayaikegiatan operasional.

4.2 Analisa Perkembangan Laba PadaPT. Bintang Cipta Sarana

Dari laba yang dihasilkan perusahaan dapatdiketahui apakah perusahaan dalam keadaan sehatatau tidak. Dimana rasio pertumbuhan (growth)menurut Sofyan (2011:105) adalah “Rasio yangmenggambarkan persentasi pertumbuhan pos-posperusahaan dari tahun ke tahun”, dengan rumussebagai berikut dengan rumus :

LabaTahun ini – Laba Tahun lalu x 100% Laba Tahun lalu

Maka berdasarkan rumus diatas diperoleh dapatdisajikan perkembangan Laba pada PT. BintangCipta Sarana sebagai berikut :

Tabel 4.3Perkembangan Laba PT. Bintang Cipta Sarana

Periode Tahun 2004 – 2013(dalam jutaan rupiah)

Untuk lebih jelas mengenai perkembangan laba,dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Grafik 4.2 :Perkembangan Laba PadaPT. Bintang Cipta Sarana

Berdasarkan data Laporan Keuangan PT. BintangCipta Sarana disajikan laju perkembangan labasebagai berikut :1. Pada akhir tahun 2005 kondisi laba usaha pada

PT. Bintang Cipta Sarana mengalami kenaikansebesar 338% dari laba usaha tahun 2004.Kenaikan laba usaha juga terjadi pada akhirtahun 2006 kondisi laba usaha mengalamikenaikan Rp. 1.457.280.000 dari laba yaitusebesar 6% tersebut diakibatkan karenapendapatan usaha yang meningkat sehingga labausaha yang diperoleh juga meningkat.

2. Pada akhir tahun 2007 sampai dengan akhirtahun 2008 kondisi laba usaha pada PT. BintangCipta Sarana mengalami penurunan yang palingrendah sebesar Rp.650.970.000 sampai denganRp. 918.770.000 dari laba usaha yaitu sebesar-33% sampai dengan -68% penurunan tersebutdiakibatkan karena hasil penjualan yangdiperoleh perusahaan tahun 2007 sampai tahun2008 ini semakin menurun. Sehingga keuntunganyang diperoleh perusahaan pun pada akhir tahunmenjadi berkurang, hal ini terjadi karena dalamdua periode ini hasil pendapatan usaha yangdiperoleh perusahaan cenderung rendah danbeban terus meningkat dan keuntungan yangdidapat oleh perusahaan pun menjadi berkurang.

3. Pada akhir tahun 2009 kondisi laba usaha padaPT. Bintang Cipta Sarana mengalami kenaikanRp. 401.130.000 dari laba yaitu sebesar 94%kenaikan tersebut karena pendapatan usahaperusahaan yang meningkat sehinggamenyebabkan naiknya laba perusahaandibandingkan dengan periode sebelumnya.

4. Pada akhir tahun 2010 kondisi laba usaha padaPT. Bintang Cipta Sarana mengalami penurunanRp. 459.560.000 dari laba usaha sebelumnyayaitu sebesar -56% penurunan tersebutdiakibatkan karena pendapatan perusahaan yangmenurun sangat jauh sehingga laba bersih yangdiperoleh juga menurun.

5. Pada akhir tahun 2011 kondisi laba usaha padaPT. Bintang Cipta Sarana mengalami kenaikansebesar 365% dari laba usaha tahun 2010.Kenaikan tersebut diakibatkan karena modalkerja meningkat dan penjualan perusahaan yangmeningkat sehingga laba usaha yang diperolehjuga meningkat.

6. Pada akhir tahun 2012 sampai dengan akhirtahun 2013 kondisi laba usaha pada PT. BintangCipta Sarana mengalami penurunan sebesar

P eriode Laba K enaikan / Penurunan (Rp) (% )

T ahun 2004 431,36 T ahun 2005 1.888,64 1.457,28 338% T ahun 2006 1.994,75 106,11 6% T ahun 2007 1.343,79 (650,97) -33% T ahun 2008 425,02 (918,77) -68% T ahun 2009 826,14 401,13 94% T ahun 2010 366,58 (459,56) -56% T ahun 2011 1.705,76 1.339,18 365% T ahun 2012 453,82 (1.251,94) -73%

T ahun 2013 449,60 (4,22) -1%

R ata -R ata (% ) 64%

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PEROLEHAN LABA USAHA ( STUDI KASUS DI PT. BINTANG CIPTA SARANA )M. Setiadi. Hartoko

Page 82: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

75Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Rp. 1.251.940.000 dan Rp. 4.220.000 dari labausaha yaitu sebesar -73% sampai dengan -1%penurunan tersebut diakibatkan karena kinerjaperusahaan yang semakin menurun dan modalkerja yang dimiliki perusahaan tahun 2012sampai tahun 2013 ini relative menurun danmenyebabkan keuntungan yang diperolehperusahaan pun pada akhir tahun menjadiberkurang.

Dari penjelasan di atas perkembangan laba usahatahun 2004 sampai dengan 2013 pada PT. BintangCipta Sarana mengalami fluktuasi, kenaikan labatertinggi terjadi pada akhir tahun 2006, hal inidisebabkan karena semakin tinggi tingkat pendapatandan tersedianya modal kerja yang cukup. Begitu jugabila terjadi hal yang sebaliknya. Sementara akhir tahun2010 laba mengalami penurunan yang cukupsignifikan, hal ini disebabkan karena hasil pendapatanusaha yang diperoleh perusahaan rendah. Sehinggakeuntungan yang diperoleh perusahaan pun padaakhir tahun menjadi berkurang.

4.3 Hasil Analisis Kuantitatif PengaruhModal Kerja Terhadap Perolehan Labapada PT. Bintang Cipta Sarana

Untuk dapat membuktikan apakah ada pengaruhatau tidaknya antara modal kerja (variabel X) denganlaba (variabel Y), maka penulis akan melakukananalisis secara statistik. Untuk menyatakan hubunganfungsional secara statistik tersebut penulismengklasifikasikan modal kerja sebagai variabelbebas sebagai (dependent variabel) dan laba sebagaivariabel terikat (independent variabel).

Berikut ini merupakan gambaran bentukhubungan dua variabel, terhadap pasangan nilai-nilaimodal kerja (variabel X) dengan laba (variavel Y),yang dibentuk dalam diagram pencar (scatterdiagram).

Diagram 4.1Hubungan Modal Kerja dan Perolehan

Laba Usaha Pada PT. Bintang Cipta Sarana

Berdasarkan hasil eksplorasi data tersebut dalamdiagram pencar (scatter) menyatakan bahwa nilai ysejalan dengan nilai x, dan membentuk sebuah garisyang bias dikatakan bahwa ada hubungan yang positifantara modal kerja dan pendapatan usaha. Untukmembuktikan kebenaran itu , penulis menggunakantabel 4.4 seperti di bawah ini untuk mempermudahperhitungan :

Tabel 4.3Data Modal Kerja dan Laba PT. Bintang Cipta

Sarana Periode Tahun 2004 – 2013(dalam jutaan rupiah)

Sumber : PT. Bintang Cipta Sarana

Selanjutnya, Berdasarkan data-data dan hasilperhitungan diatas, maka dilakukan analisa tentangpengaruh modal kerja terhadap laba. Adapunperhitungan tersebut adalah sebagai berikut:

4.3.1Perhitungan Regresi Linear SederhanaPerhitungan regresi sederhana dengan

menggunakan rumus y = a + bx, dengan terlebihdahulu mencari konstanta a dan b.

Maka untuk mencari nilai b digunakanlah rumussebagai berikut:

Periode X Y X Y X.Y Tahun 2004 1,092 43 1,191,698 1,861 47,089 Tahun 2005 2,109 189 4,446,246 35,670 398,241 Tahun 2006 2,416 199 5,837,259 39,790 481,941 Tahun 2007 1,226 134 1,504,141 18,058 164,807 Tahun 2008 1,196 43 1,429,383 1,806 50,814 Tahun 2009 1,195 83 1,427,328 6,825 98,700 Tahun 2010 1,158 37 1,341,567 1,344 42,460 Tahun 2011 2,244 171 5,037,463 29,096 382,845 Tahun 2012 1,091 45 1,190,721 2,060 49,521 Tahun 2013 1,089 45 1,185,353 2,021 48,950 14,816 989 24,591,159 138,531 1,765,367

n : 10 ∑x2 : 24.591.159

∑x : 14.816 ∑y2 : 138.531

∑y : 989 ∑xy : 1.765.367

b = n(? xy) – (? x)( ? y)

n(? x2) – (? x) 2

b =

(10 x 1.765.367 ) – 14.816 x 989

10(24.591.159) - (14.816)2

b = 17.653.670 – 14.653.024

245.591.150 – 219.513.856

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PEROLEHAN LABA USAHA ( STUDI KASUS DI PT. BINTANG CIPTA SARANA )M. Setiadi. Hartoko

Page 83: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

76 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Dan untuk mencari nilai a maka digunakanlahrumus sebagai berikut:

a = 13.690,124 dibulatkan = 13.690,12

Dari hasil perhitungan dengan menggunakanrumus persamaan regresi linier. Diperoleha=13.690,12 sedangkan untuk nilai b = 0,11 maka didapatkan persamaan regresinya sebagai berikut:

Y = 13.690,12 + 0,11xYang mana Y adalah laba dan X adalah modal

kerja.a = 13.690,12 adalah jika nilai X (modal kerja) = (nol),

maka nilai Y (laba) akan menunjukan tingkatatau sebesar Rp.13.690.120.000.

b = 0,11 Ini menunjukkan di mana setiap perubahansatu juta rupiah akan berpengaruhterhadapmeningkatnya modal kerja sebesar Rp.110.000,-

Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa diantarakedua variabel tersebut mempunyai hubungan linear.Pada koefesien regresi b artinya setiap kenaikanmodal kerja akan meningkatkan laba. Nilai koefisienregresi a yang positif juga menujukkan bahwa grafiklinear dimulai dari titik 13.690,12 yang selanjutnyaakan dilanjutkan dengan kenaikan dalam kondisipersyaratan khusus.

4.3.2 Perhitungan Koefisien KorelasiKoefisien korelasi antara X (modal kerja) dan Y

(laba), apabila dianggap konstan dengan perhitungansebagai berikut:

dari nilai koefisien korelasi dapat ditentukanbesarnya nilai koefisien determinasi. Untukperhitungan nilai koefisien dapat digunakan rumussebagai berikut :

Koefisien determinasi (KD) KD = r2 x 100% = (0,91) x 100%

= 83%Dari hasil Perhitungan dengan penggunaan rumus

koefisien determinasi dan bahwa nilai kd = 83% yangberarti pengaruh yang di timbulkan perputaran modalkerja terhadap laba kuat 83% sedangkan sisanya 17%hal ini disebabkan karena faktor lain yaitu: rendahnyanilai penjualan bersih dan menyusutnya tingginyaharga pokok penjualan dan tingginya biaya operasionalkantor sehingga laba bersih yang didapat olehperusahaan relatif rendah.

b = 3.000.646

26.077.294

b = 0,1150 dibulatkan = 0,11

a = ∑Y – b(∑X)

n

a = 138.531 – 0,11 (14.816)

10

a = 138.531 – 1.629,76

10

a = 136.901,24

10

a = 13.690,124 dibulatkan = 13.690,12

r = n ∑XY – (∑X) (∑Y)

r = 10.( 1.765.367) – (14.816) (989)

r = 17.653.670 – 14.653.024

r = 17.653.670 – 14.653.024

r = 3.000.646

r = 3.000.646

3.278.546,46

r = 0,9152

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PEROLEHAN LABA USAHA ( STUDI KASUS DI PT. BINTANG CIPTA SARANA )M. Setiadi. Hartoko

Page 84: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

77Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

4.3.2Uji HipotesisHipotesa ini dapat dibuat dengan rumus sebagai

berikut :1. Hiposeta Awal

H0 : tidak ada hubungan antara modal kerjadengan laba usaha

H1 : ada hubungan antara modal kerjadengan laba usaha

2. Uji Hipotesa dengan uji t0

Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkandengan Nilai ttabel untuk kesalahan 5% uji dan dk = n-2 maka diperoleh ttabel = 2.306. Nilai t tabel yangdigunakan adalah 2.306. Nilai ini diperoleh dari tabeldistribusi t (terdapat dalam lampiran) dengan derajatkebebasan n - 2, yaitu 10 – 2 = 8 dan alpha yangdigunakan adalah 0,05 , maka diperolehlah nilai t tabelsebesar 2.306. sedangkan t hitung yang diperolehadalah sebesar 6.30.

Karena nilai -t= 6.30 > -t 2.306 maka, H1 diterimaatau H0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh antaramodal kerja terhadap perolehan laba usaha pada PT.Bintang Cipta Sarana. Dari hasil penelitian diketahui

bahwa salah satu faktor yang mempengaruhimeningkatnya laba usaha pada PT. Bintang CiptaSarana adalah karena meningkatnya modal kerja.Oleh karena itu untuk meningkan laba usahasebaiknya perusahaan menambah modal kerja yangada.

PENUTUP5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruhmodal kerja terhadap perolehan laba usaha pada PT.Bintang Cipta Sarana Jakarta, Maka dapat diambilkesimpulan sebagai berikut :1. Perkembangan modal kerja dalam sepuluh tahun

(tahun 2004 sampai dengan tahun 2013)mengalami fluktusi. Di mana rata-rata modalkerja naik sebesar sebesar 11%. Perputaranmodal kerja diperusahaan cenderung lambatkarena banyak piutang yang tidak tertagih tepatpada waktunya sehingga aliran aktiva lancarmenjadi terhambat.

2. Perkembangan laba usaha dalam sepuluh tahun(tahun 2004 sampai dengan tahun 2013)mengalami fluktusi. Di mana rata-rata labausaha sebesar 64%. Terjadinya kenaikan dalamlaba usaha adalah disebabkan karena adanyapengaruh meningkatnya nilai pendapatan danaktiva lancar seperti kas ketersediaan kas untukmembiayai kegiatan operasional.

3. Hasil analisis regresi linier sederhana makadiperoleh persamaan Y = 13.690,12 + 0,11x Inimenunjukkan di mana setiap perubahan modalkerja satu juta rupiah akan berpengaruhterhadap meningkatnya laba sebesar 0,11%.Dari hasil analisis korelasi antara modal kerjadan laba usaha, menunjukan bahwa terdapathubungan yang kuat dalam peningkatan labasebab r = 0,91 sedangkan R2 = 83% dan hasilanalisa uji hipotesa menunjukan Karena nilai -t= 6.30 > -t 2.306 maka, H1 diterima atau H0ditolak yang berarti ada pengaruh antara keduavariabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa adapengaruh hubungan yang kuat antara modalkerja dan laba usaha pada PT. Bintang CiptaSarana, sedangkan sisanya sebesar 17%dipengaruhi oleh faktor lain seperti volumepenjualan, harga jual, biaya produksi, keadaan,perkembangan teknologi.

t0 = r

t0 = 0,91

t0 = 0,91

t0 = 0,91 x 2,83

t0 = 2,58

0,41

t0 = 6,30

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PEROLEHAN LABA USAHA ( STUDI KASUS DI PT. BINTANG CIPTA SARANA )M. Setiadi. Hartoko

Page 85: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

78 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

5.2 SaranBerdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang

telah dijelaskan sebelumya, maka penulismemberikan saran yaitu :1. Untuk dapat meningkatkan modal kerja PT.

Bintang Cipta Sarana hendaknya pihakmanajemen dalam menjalankan kebijakan dalamupaya pemenuhan modal kerja harusmemperhatikan faktor-faktor yang dapatmempengaruhi modal kerja tersebut diantaranyasyarat kredit yang diberikan kepada konsumendan syarat pembelian jasa penempatan iklan, dankebijakan dalam pemberian potongan harga agarmenarik debitur untuk segera membayarutangnya sehingga perputaran modal kerjaterjadi lebih cepat.

2. Untuk meningkatkan laba usaha hendaknya PT.Bintang Cipta Sarana meningkatkan modal kerjayang cukup. Karena dengan modal kerja yangcukup perusahaan itu tidak akan mengalamikesulitan yang menggangu aktivitas sehinggamenimbulkan masalah yang akan menghambataktivitas perusahaan dalam memperolehpeluang untuk meraih pangsa pasar yang akanberdampak pada rendahnya volume penjualandan laba yang diperolehnya.

3. Upaya untuk dapat memperoleh laba yangmaksimal, maka perusahaan hendaknyamengoptimalkan kinerja dengan menekan biayaoperasional yang ada, dan harus mengelolapemakaian sumber daya yang tersedia denganbaik tetap melakukan penempatan dana padamodal kerja sebagai pemenuhan dalam kegiatanoperasi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKAKasmir, Analisa Laporan Laporan Keuangan.

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012.Saefudin, Asep et.al. Statistika Dasar. Jakarta : PT.

Grasindo, 2013Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori Konsep &

Aplikasi. Jakarta : PT. Gramedia, 2010Syafri Harahap, Sofyan. Analisis atas Laporan

Keuangan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,2010.

Wahyudiono, Bambang. Mudah Membaca laporanKeuangan. Jakarta : Raih Asa Sukses, 2014

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PEROLEHAN LABA USAHA ( STUDI KASUS DI PT. BINTANG CIPTA SARANA )M. Setiadi. Hartoko

Page 86: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

79Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

ANALYSIS OF EFFECT OF GROWTH, LEVERAGE ANDPROFITABILITY AGAINST DIVIDEND POLICY: A CASE STUDY

IN THE FINANCING COMPANY LISTED ON THE STOCK EXCHANGEYEAR 2008 TO 2012.

Oleh : Kusnadi*

ABSTRACTAbstract This study examined the influence exerted by the rate of growth, leverage and profitability of the dividend

policy is run companies in the field of financing (funding) that are listed in the Indonesia Stock Exchange in the period2008-2012. The growth level is measured through the results of the calculation of asset growth (Growth on Assets).Leverage is measured by calculating the ratio of Debt to Equity Ratio (DER). Profitability is measured by calculating theratio of return on equity (ROE). Kebihjakan dividend translated through counting results Dividend Payout Ratio (DPR).The study was conducted with descriptive associative approach using data from a sample of 8 (eight) companies. Datawere analyzed using multiple linear regression analysis method. The results showed that partially or jointly, threedependent variables ie, the rate of growth, leverage and profitability have no effect on dividend policy. The test resultsshowed the determination coefficient of 7.9%.

Keywords: dividend policy, the rate of growth, leverage, profitability, financing.

PENDAHULUANPada umumnya, tujuan suatu perusahaan dalam

beroperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraanatau memaksimalkan kekayaan yang dimilikipemegang saham melalui peningkatan nilaiperusahaan. Peningkatan nilai perusahaan tersebutakan dicapai dengan pemenuhan target keuntunganyang berasal dari operasi perusahaan. Darikeuntungan tersebut, perusahaan dapat melakukanpembagian dividen pada pemegang saham, ataumenanamkan kembali keuntungan tersebut dalamperusahaan untuk meningkatkan pertumbuhannya.

Salah satu hal penting yang akan dilihat olehinvestor dalam menilai suatu perusahaan adalahkebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaantersebut. Ketika menanamkan modalnya, investortentu mengharapkan tingkat pengembalian investasi(return) tertentu, baik itu berbentuk dividen maupunpendapatan untuk penambahan modal (capital gain).

Pembagian dividen dapat menjadi beban bagiperusahaan yang tidak mampu menyediakan sejumlahkas dalam jumlah relatif permanen. Manajemenperusahaan tentu akan cenderung menggunakan labauntuk peningkatan pertumbuhan perusahaan. Hal inisejalan dengan teori manajemen laba, yaitu usahamanajemen untuk memaksimalkan, ataumeminimalkan laba sesuai keinginan manajemen.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakandividen adalah kesempatan investasi yang tersedia,ketersediaan alternatif biaya modal dan keinginanpemegang saham. Hal ini kemudian menimbulkankecenderungan pada kebijakan dividen residual, yaitubesarnya pembayaran dividen yang sama denganlaba aktual dikurangi laba yang perlu ditahan untukmembiayai anggaran modal perusahaan yang optimal.Apabila hal ini dijalankan, maka pembayaran dividenhanya akan terjadi apabila laba yang tersedia lebihbesar daripada biaya yang dibutuhkan untukmendukung anggaran modal yang optimal. Sepanjangperusahaan mempunyai proyek investasi yangmemiliki laba diatas yang disyaratkan makaperusahaan akan menggunakan kelebihan tersebutuntuk mendukung pembiayaan modal atau investasi.

Apabila laba yang tersedia tidak lebih besar daripembiayaan modal tadi, maka tidak ada pembayarandividen. Apabila laba yang ditahan ditambah suratberharga yang ada masih kurang untuk pembiayaantersebut, maka perusahaan akan mengeluarkansaham baru atau mencari sumber pembiayaan lainseperti utang. Karena itu tingkat leverage mungkinmempengaruhi kebijakan dividen. Jannati (2011)dalam penelitiannya mengkonfirmasi hal ini, penelitianyang dilakukannya menyimpulkan bahwa leverageberpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 87: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

80 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

dividen. Meskipun Sulistyowati (2010) dan Suharli(2006) menyimpulkan hal sebaliknya dalam penelitianmereka.

Faktor lain yang juga berpengaruh adalah tingkatpertumbuhan perusahaan tersebut. Dari tingkatpertumbuhan perusahaan, pemegang saham dapatmemperkirakan return yang akan diperoleh. Jannati(2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwatingkat pertumbuhan berpengaruh secara signifikanterhadap kebijakan dividen, berbeda dengan hasilkesimpulan Sulistyowati (2010) yang menyatakan halsebaliknya.

Hal berikutnya yang akan coba dianalisispengaruhnya pada kebijakan dividen adalah tingkatprofitabilitas perusahaan. Suharli (2006) dan Darminto(2008) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwaprofitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadapkebijakan dividen. Hasil tersebut diyakini banyakorang sebagai sesuatu yang lumrah terjadi, namunternyata beberapa penelitian juga menghasilkankesimpulan yang berbeda, seperti Sulistyowati (2010)yang menyimpulkan bahwa profitabilitas tidakberpengaruh secara signifikan terhadap kebijakandividen.

Berdasarkan pemaparan di atas, dengan maksuduntuk menggali lebih dalam kaitan yang ada diantaraberbagai variabel tersebut, maka peneliti bermaksudmelakukan penelitian Analisis Pengaruh TingkatPertumbuhan, Leverage dan ProfitabilitasTerhadap Kebijakan Dividen : Studi Kasus padaPerusahaan di Bidang Financing yang Terdaftardi BEI Tahun 2008-2012".

Berdasarkan latar belakang di atas, makapermasalahan yang akan diteliti dalam penelitian iniadalah : a) Apakah terdapat pengaruh tingkatpertumbuhan terhadap kebijakan dividen b) Apakahterdapat pengaruh leverage terhadap kebijakandividen c) Apakah terdapat pengaruh profitabilitasterhadap kebijakan dividen d) pakah secara bersama-sama terdapat pengaruh tingkat pertumbuhan,leverage dan profitabilitas terhadap kebijakan dividene) Seberapa besar pengaruh tingkat pertumbuhan,leverage dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen.

Kajian Teori, Kerangka Pemikiran danPerumusan HipotesisTingkat Pertumbuhan

Pertumbuhan perusahaan dapat diukur denganbeberapa metode. Salah satu yang paling seringdigunakan adalah dengan mengukur pertumbuhantotal aset. Menurut Putrakrisnanda (2009) persentase

perubahan total aktiva merupakan indikator yanglebih baik dalam mengukur growth perusahaan.Growth adalah perubahan (penurunan ataupeningkatan) total aktiva yang dimiliki perusahaan.Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentaseperubahan aset pada periode tertentu yangdibandingkan dengan periode sebelumnya. Taswan(2003) menyatakan bahwa pertumbuhan aset masalalu akan menggambarkan profitabilitas yang akandatang dan pertumbuhan yang akan datang.

Tingkat pertumbuhan perusahaan dapat menjadipetunjuk untuk memprediksi seberapa jauh usahapenggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan. Jikakita lihat hubungannya dengan leverage, perusahaandengan tingkat pertumbuhan relatif tinggi cenderungmenggunakan ekuitas sebagai sumberpembiayaannya untuk menghindari timbulnya biayakeagenan antara pemegang saham denganmanajemen perusahaan. Dan sebaliknya, perusahaandengan tingkat pertumbuhan relatif rendah akancenderung menggunakan hutang sebagai sumberpembiayaan yang kemudian akan berdampaklangsung pada kewajiban pembayaran bunga yangtentu saja berpengaruh pada laba bersih perusahaan.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan relatiftinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkanarus kas dan kapitalisasi pasar tinggi. Perusahaansemacam ini juga akan cenderung meningkatkanpembayaran dividennya untuk memberikan sinyalpositif kepada pasar sebagai penegasan atas tingkatpertumbuhannya yang sedang meningkat.

LeverageStruktur modal adalah kombinasi dari hutang dan

equity yang dimiliki perusahaan. Berbicara tentangstruktur modal berarti berbicara tentang bagaimanasebuah perusahaan dapat membiayai operasionalperusahaannya dan mencapai tingkat pertumbuhanyang diinginkan dengan menggunakan sumber danayang berbeda-beda. Pembiayaan menggunakanhutang (debt financing) adalah ketika perusahaanmeminjam uang untuk mendapatkan dana. MenurutGitman (2006:49) Debt financing terbagi menjadi 2jenis, yaitu : Pertama Short term debt financingyang diperlukan untuk membiayai operasi bisnisharian, seperti membeli persediaan, perlengkapan ataumembayar gaji karyawan. Short term debt financingdikenal juga sebagai hutang operasi atau hutangjangka pendek karena jangka waktunya kurang dari1 tahun. Kedua Long term debt financing yang biasadigunakan untuk mendanai perolehan aset, seperti

ANALYSIS OF EFFECT OF GROWTH, LEVERAGE AND PROFITABILITY AGAINST DIVIDEND POLICY: A CASE STUDYIN THE FINANCING COMPANY LISTED ON THE STOCK EXCHANGE YEAR 2008 TO 2012.

Oleh : Kusnadi

Page 88: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

81Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

pembelian bangunan, tanah atau mesin. Pembiayaanini disebut jangka panjang karena waktu pengembalianhutangnya lebih dari 1 tahun. Sedangkan equityfinancing adalah dana yang didapatkan dari labaditahan dan saham. Laba ditahan didapatkan dari sisalaba bersih setelah dikurangi dividen yang dibagikankepada pemegang saham. Saham dijual kepadapemegang saham dalam 2 bentuk, yaitu commonstock dan preferred stock. Pemegang sahammenerima bagian kepemilikan dan berhakmendapatkan bagian keuntungan perusahaan dalambentuk dividen. Kombinasi hutang dan equity dalamstruktur modal terangkum dalam Debt to EquityRatio (DER), yang juga merupakan pengukuranlangsung dari leverage. Pengertian dari leverageadalah penggunaan aset atau dana yang mempunyaibiaya tetap untuk memperbesar imbal hasil (return)kepada pemilik perusahaan.

ProfitabilitasMenurut Gitman (2006:555), ada beberapa hal

yang perlu dipertimbangkan dalam menentukankebijakan struktur modal: Tax Benefit yangmerupakan beban bunga termasuk ke dalam bebanyang dapat dikurangkan dari pendapatan sebelumpajak (tax deductible expense). Dengan demikian,pajak yang dikenakan juga akan berkurang. Hal inibisa berarti ada keuntungan pajak yang didapatkandari adanya bunga hutang, sehingga meyebabkan lababersih lebih besar. Kemungkinan Bangkrut dimanasuatu perusahaan bisa bangkrut ketika tidak mampumemenuhi kewajibannya saat jatuh tempo. Hal inibergantung pada level dari bussiness risk danfinancial risk perusahaan tersebut. Business riskadalah resiko yang muncul dari aktivitas bisnisperusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhiadalah stabilitas pendapatan dan stabilisasi biaya.Stabilitas pendapatan merefleksikan variabilitas relatifterhadap pemjualan perusahaan. Stabilitas biayamerefleksikan perkiraan relatif dari harga input sepertitenaga kerja dan bahan baku. Jika faktor-faktor yangmempengaruhi semakin stabil dan bisa diperkirakan,maka business risk-nya semakin rendah. Sedangkanfinancial risk adalah resiko sebuah perusahaandalam memenuhi kewajiban finansialnya. Semakinbanyak pendanaan lewat hutang makan semakinbesar leverage dan resikonya. Agency Cost dimanadalam Gitman (2006:561), manajer perusahaanberperan sebagai agen dari pemegang saham.Pemegang saham (pemilik perusahaan) memberikan

otoritas kepada manajer untuk mengatur perusahaanagar menghasilkan keuntungan bagi pemilik. Akantetapi pada kenyataannya manajer juga peduli akankepentingan pribadi mereka, seperti kekayaan pribadi,jaminan kerja, dan lain-lain. Dengan demikian,kekayaan pemilik tidak bisa maksimal. Hal ini disebutagency problem, yaitu kecenderungan bahwamanajer menempatkan kepentingan atau tujuanpribadi mereka di atas kepentingan atau tujuanperusahaan. Perubahan struktur kepemilikan dalamperusahaan akan menyebabkan perubahan strukturmodal. Pemegang saham dengan kepemilikanmayoritas akan cenderung mendanai perusahaannyadengan hutang daripada menerbitkan saham barukarena dapat menyebabkan dilusi kepemilikan saham.Asymetric Information dimana menurut Gitman(2006:562) menyatakan bahwa manajer seringkalimempunyai informasi lebih baik tentang operasi danprospek masa depan daripada investor. Hal ini disebutasymetric information. Dengan mengasumsikanbahwa manajer membuat keputusan dengan tujuanmemaksimalkan kekayaan pemilik, maka asymetricinformation dapat berpegnaruh terhadap kebijakanstruktur modal yang dibuat manajer. Misalnya ketikamanajemen menemukan investasi yang bagus danmemerlukan pendanaan. Jika manajemen percayabahwa prospek perusahaan di masa mendatangbagus namun ternyata pasar kurang mengapresiasinilai perusahaan, maka manajer akan berhutang untukmendanai investasi tersebut dibanding denganmengeluarkan saham baru. Aksi pendanaan darimanajemen yang dipercaya merefleksikan pandanganterhadap harga saham ini disebut signal. Debtfinancing adalah positive signal yang berartimanajemen percaya bahwa saham perusahaan dinilailebih rendah dari yang sebenarnya (undervalued).Jika sebaliknya, ketika manajemen menganggapbahwa prospek perusahaan tidak begitu bagus danharga saham dinilai lebih tinggi, maka manajer akanmengeluarkan saham baru. Karena itu, investorseringkali menginterpretasikan pengumumankeluarnya saham baru sebagai negative signal, danharga saham akan turun.

Profitabilitas adalah tingkat keuntunganperusahaan. Tanpa profit, perusahaan tidak akanmampu menarik modal dari sumber eksternal.Pemilik, kreditor dan manajemen memberikanperhatian yang lebih untuk meningkatkan profit karenaperannya yang penting dalam memonitorperkembangan perusahaan. Semakin tinggi profit

ANALYSIS OF EFFECT OF GROWTH, LEVERAGE AND PROFITABILITY AGAINST DIVIDEND POLICY: A CASE STUDYIN THE FINANCING COMPANY LISTED ON THE STOCK EXCHANGE YEAR 2008 TO 2012.Oleh : Kusnadi

Page 89: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

82 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

perusahaan maka akan semakin baik dan berpengaruhpositif terhadap keputusan terkait struktur modalperusahaan.

Menurut Gitman (2006:65) ada beberapa carauntuk mengukur profitabilitas yang memungkinkananalis untuk mengevaluasi keuntungan perusahaanberdasarkan tingkat penjualan, aset atau investasipemilik. Sedangkan keuntungan perusahaan dapatdapat diukur dari Gross profit, operating profit(EBIT), atau net income. EBIT digunakan agar dapatmerepresentasikan profit murni yang didapatkanperusahaan. EBIT hanya mengukur profit yangdidapat dari operasi perusahaan dan tidakmemasukkan unsur bunga, pajak dan dividen sahampreferen. Profitabilitas menurut Martono (2007:18)adalah kemampuan perusahaan dalam memperolehlaba dibandingkan dengan jumlah modal sendiri yangdigunakan untuk memperoleh laba tersebut. Semakintinggi profitabilitas berarti semakin baik dan semakinmeningkat kemakmuran perusahaan. MenurutMadura (2006:592), perusahaan yang profitabilitasnyatinggi akan lebih banyak mempunyai dana internaldaripada perusahaan yang profitabilitasnya rendah.Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akanmenggunakan utang lebih kecil karena perusahaanmampu menyediakan dana yang cukup melalui labaditahan. Pemanfaatan sumber dana internal berupalaba ditahan dapat dilakukan apabila perusahaanmempunyai nilai laba ditahan yang cukup. Semakintinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan makasemakin besar kemungkinan untuk membiayaipeluang investasi dengan retained earnings yangdimiliki.

DividenDividen menurut Darmadji (2001:127) merupakan

pembagian sisa laba bersih perusahaan yangdidistribusikan kepada pemegang saham ataspersetujuan Rapat Umum Pemegang Saham(RUPS). Dividen dapat dibagikan berupa dividentunai atau dividen saham yang nantinya akanmenambah kepemilikan saham awal.

Keputusan dividen perusahaan dapat digabungkandengan keputusan pembiayaan dan investasi.Beberapa perusahaan membayar dividen denganrendah, karena pihak manajemen optimis akan masadepan perusahaan sehingga menggunakan labaditahan untuk ekspansi. Sebagian perusahaan lainmembayar dividen dengan tinggi karena manajemenmenggunakan hutang sebagai sumber pembiayaanmodalnya.

Bagi para investor, dividen dapat dijadikansebagai informasi untuk mengetahui harga sahamdimasa yang akan datang, karena kenaikan ataupenurunan dividen akan diikuti juga dengan kenaikanatau penurunan harga saham, meskipun pada kondisitertentu, penurunan dividen dapat juga menaikkanharga saham karena dengan adanya penurunandividen maka perusahaan akan memiliki cukup danauntuk meningkatkan investasi dan ekspansi usahasehingga nilai perusahaan akan naik dan semakindiminati investor.

Perumusan HipotesisHo1 : Tidak terdapat pengaruh tingkat pertumbuhan

terhadap kebijakan dividen.Ha1 : Terdapat pengaruh tingkat pertumbuhan

terhadap kebijakan dividen.Ho2 : Tidak terdapat pengaruh Leverage

terhadap kebijakan dividen.Ha2 : Terdapat pengaruh Leverage terhadap

kebijakan dividen.Ho3 : Tidak terdapat pengaruh Profitabilitas

terhadap kebijakan dividen.Ha3 : Terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap

kebijakan dividen.Ho4 : Tidak terdapat pengaruh Tingkat Pertumbuhan,

Leverage dan Profitabilitas terhadap kebijakandividen.

Ha4 : Terdapat pengaruh Tingkat Pertumbuhan,Leverage dan Profitabilitas terhadap kebijakandividen.

METODE PENELITIANPenelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan

deskriptif asosiatif. Penelitian deskriptif menurutSugiyono (2008:5) adalah penelitian yang dilakukanuntuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satuvariabel atau lebih (independen) tanpa membuatperbandingan, atau menghubungkan dengan variabellain. Sedangkan penelitian asosiatif menurut Sugiyono(2008:5) adalah penelitian yang bertujuan untukmengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.Variabel independen dalam penelitian ini terdiri daritingkat pertumbuhan, leverage dan tingkatprofitabilitas. Masing-masing variabel independentersebut akan diteliti pengaruhnya terhadap variabeldependen kebijakan dividen. Data yang digunakanadalah data perusahaan di bidang pembiayaan yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periodelaporan keuangan tahun 2008-2012.

ANALYSIS OF EFFECT OF GROWTH, LEVERAGE AND PROFITABILITY AGAINST DIVIDEND POLICY: A CASE STUDYIN THE FINANCING COMPANY LISTED ON THE STOCK EXCHANGE YEAR 2008 TO 2012.

Oleh : Kusnadi

Page 90: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

83Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Suatu populasi adalah sebuah kumpulan darisemua kemungkinan orang-orang, benda-benda,peristiwa, ukuran atau hal lain yang menjadi perhatiandari peneliti. Populasi yang digunakan oleh penelitipada penelitian kali ini adalah Perusahaan di bidangPembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiapada periode 2008-2012.

Dalam penelitian ini, peneliti penentuan sampeldengan menggunakan metode pengambilan sampelsecara sengaja berdasarkan kriteria atau tujuantertentu (nonprobability purposive sampling).Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagaiberikut: 1) Perusahaan pembiayaan tersebut tergolongdalam perusahaan pembiayaan papan utama (mainboard). 2) Perusahaan telah mempublikasikan danmenerbitkan laporan keuangan untuk tahun buku2008-2012. 3) Perusahaan melakukan pembayarandividen kas (tunai) selama lima tahun berturut-turutpada tahun 2008-2012.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian iniadalah data dokumenter. Data tersebut adalah berupadata dokumentasi yang diterbitkan oleh Bursa EfekIndonesia, melalui data laporan keuangan yang rutinditerbitkan setiap tahunnya dalam bentuk cetakanmaupun data hasil unduhan melalui internet. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperolehdari data sekunder. Data sekunder adalah data yanginformasinya diperoleh secara tidak langsung.Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian iniadalah dari Bursa Efek Indonesia berupa laporankeuangan tahun buku 2008-2012. dan data dariIndonesian Capital Market Directory (ICMD)tahun 2008-2012.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata sekunder yang dikumpulkan dengan metodedokumentasi. Metode ini dilakukan denganmenghimpun dan menganalisis berbagai jenisdokumen, baik yang berupa dokumen tertulis, gambarmaupun elektronik. Dokumen yang terkumpul akandianalisis, dibandingkan dan dipadukan denganharapan akan membentuk suatu hasil kajian yangsistematis dan utuh.

Metode analisa data yang digunakan adalahdengan menggunakan Uji T, Uji F dan Uji KoefisienDeterminasi. Analisis regresi adalah studi mengenaiketergantungan variabel dependen dengan satu ataulebih variabel independen, dengan tujuan untukmengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata

populasi atau nilai rata-rata variabel dependenberdasarkan nilai variabel independen yang diketahui(Guarajati,2003). Hasil analisis regresi adalah berupakoefisien untuk masing-masing variabel independen.Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilaivariabel dependen dengan suatu persamaan. Hal inidilakukan dengan tujuan untuk meminimalkanpenyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasivariabel dependen berdasarkan data yang ada.

Uji t adalah pengujian koefisien regresi individualdan untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing variabel dalam mempengaruhi variabeldependen, dengan menganggap variabel lain konstanatau tetap. Uji F digunakan untuk mengetahui adatidaknya pengaruh seluruh variabel-variabel dengancara bersama-sama terhadap variabel dependen.Koefisien determinasi ditentukan untuk mengukurkemampuan model regresi dalam menerangkanvariasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi(R2) ada diantara nol dan satu, jika nilainya mendekatinol maka variabel-variabel independen memilikikemampuan yang amat terbatas dalam menjelaskanvariasi variabel dependen. Sebaliknya jika nilai R2

mendekati satu maka variabel-variabel independendapat memberikan hampir semua informasi yangdibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Hal yang perlu dicermati dalam penggunaankoefisien determinasi ini adalah bias terhadap jumlahvariabel independen yang dimasukkan ke dalammodel. Hal ini kemudian dipandang sebagai sebuahkelemahan mendasar, oleh karena itu banyak penelitimenganjurkan penggunaan nilai Adjusted R2 karenadapat menyesuaikan dengan penambahan variabelindependen dalam model.

HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASANAnalisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studimengenai ketergantungan variabel dependen dengansatu atau lebih variabel independen, dengan tujuanuntuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-ratapopulasi atau nilai rata-rata variabel dependenberdasarkan nilai variabel independen yang diketahui(Gujarati, 2003). Hasil analisis regresi adalah berupakoefisien untuk masing-masing variabel independen.Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatnilai koefisien masing-masing variabel sebagai berikut:

ANALYSIS OF EFFECT OF GROWTH, LEVERAGE AND PROFITABILITY AGAINST DIVIDEND POLICY: A CASE STUDYIN THE FINANCING COMPANY LISTED ON THE STOCK EXCHANGE YEAR 2008 TO 2012.Oleh : Kusnadi

Page 91: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

84 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

TabelKoefisien Persamaan Regresi

Sumber: diolah dengan SPSS 20

Dari tabel di atas dapat kita susun persamaansebagai berikut:Y = 0,098 + 0,100X1 + 0,007X2 + 0,455X3 (4.1)Y = Variabel Dependen Dividend Payout Ratio

(DPR)X1= Variabel Independen Tingkat Pertumbuhan

(Growth)X2 = Variabel Independen Leverage (DER)X3 = Variabel Independen Profitabilitas (ROE)

Dari persamaan di atas dapat kita terjemahkansebagai berikut :a. Konstanta sebesar 0,098 menjelaskan bahwa

apabila variabel independen, yaitu Growth, DERdan ROE bernilai nol maka perusahaan akantetap mampu membayarkan dividen sebesar9,8% dari laba bersihnya.

b. Koefisien regresi untuk variabel Growth bernilaipositif sebesar 0,100 menjelaskan bahwa setiappeningkatan Growth sebesar 1 satuan akanmeningkatkan DPR sebesar 10% denganasumsi variabel lain konstan.

c. Koefisien regresi untuk variabel Leverage(DER) bernilai positif sebesar 0,007 berartibahwa setiap peningkatan DER sebesar 1satuan akan meingkatkan DPR sebesar 0,7%dengan asumsi variabel lain konstan.

d. Koefisien regresi untuk variabel Profitabilitas(ROE) bernilai positif sebesar 0,455 dapatdiartikan bahwa setiap kenaikan ROE sebesar1 satuan, akan meningkatkan DPR sebesar45,5% dengan asumsi variabel lain konstan.

Uji Hipotesis (Uji-t)Uji t dilakukan untuk menguji seberapa besar

pengaruh suatu variabel independen secara individualterhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengankriteria sebagai berikut: a) Bila df e” 20 dan derajatkepercayaan 5% maka Ho yang menyatakan bi = 0

dapat ditolak bila nilai t > 2 (dalam nilai absolut).Dengan kata lain, variabel independen secaraindividual mempengaruhi variabel dependen. b)Dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Apabilathitung > t tabel, maka variabel independen secaraindividual mempengaruhi variabel dependen. Berikutadalah hasil perhitungannya:

TabelHasil Uji t

Sumber: diolah dengan SPSS 20

Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa variabelGrowth memiliki nilai thitung = 0,694 dengan nilaisignifikansi 0,492 sedangkan nilai ttabel = 2,028 (df =36). Hal ini menunjukkan bahwa thitung (0,694) < ttabel(2,028), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Growthtidak berpengaruh terhadap DPR. Berikutnyavariabel DER memiliki nilai thitung = 0,977 dengan nilaisignifikansi 0,335 sedangkan nilai ttabel = 2,028 (df =36). Hal ini menunjukkan bahwa thitung (0,977) < ttabel(2,028), maka Ho diterima dan Ha ditolak. DER tidakberpengaruh terhadap DPR. Yang terakhir adalahvariabel ROE memiliki nilai thitung = 1,921 dengan nilaisignifikansi 0,063 sedangkan nilai ttabel = 2,028 (df =36). Hal ini menunjukkan bahwa thitung (1,921) < ttabel(2,028), maka Ho diterima dan Ha ditolak. ROE tidakberpengaruh terhadap DPR.

Uji Hipotesis (Uji-F)Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua

variabel independen yang diteliti mempunyai pengaruhsecara bersama-sama terhadap variabel dependen.Kriteria pengambilan keputusan dalam Uji F dapatdilakukan dengan dua cara, yaitu: a) Dengan melihatnilai F dalam hasil pengujian. Jika nilainya lebih besardari 4 maka Ho dapat ditolak pada derajatkepercayaan 5%. Artinya kita menerima Ha, yangmenyatakan bahwa semua variabel independensecara serentak dan signifikan berpengaruh terhadapvariabel dependen. b) Dengan membandingkan antaranilai Fhitung dengan Ftabel, jika Fhitung > Ftabel maka Hoditolak dan Ha diterima. Berikut ini adalah hasil uji Fyang dilakukan:

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .098 .087 1.124 .269 GROWTH .100 .144 .115 .694 .492 DER .007 .007 .152 .977 .335 ROE .455 .237 .315 1.921 .063

a. Dependent Variable: DPR

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .098 .087 1.124 .269 GROWTH .100 .144 .115 .694 .492 DER .007 .007 .152 .977 .335 ROE .455 .237 .315 1.921 .063

a. Dependent Variable: DPR

ANALYSIS OF EFFECT OF GROWTH, LEVERAGE AND PROFITABILITY AGAINST DIVIDEND POLICY: A CASE STUDYIN THE FINANCING COMPANY LISTED ON THE STOCK EXCHANGE YEAR 2008 TO 2012.

Oleh : Kusnadi

Page 92: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

85Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

TabelHasil Uji F

Sumber: diolah dengan SPSS 20

Tabel di atas menunjukkan nilai Fhitung sebesar2,110 dengan tingkat signifikansi 0,116 apabila kitagunakan pendekatan pertama maka nilai Fhitung < 4,sehingga dapat kita simpulkan bahwa variabelindependen secara bersama-sama tidak berpengaruhsecara signifikan terhadap variabel dependen.Berikutnya kita gunakan pendekatan kedua denganmenggunakan Ftabel. Dengan df1 = 3 (4-1) dan df2 =36 (40-4), maka didapat Ftabel = 2,87, sehingga didapathasil Fhitung < Ftabel, hal ini menyimpulkan bahwavariabel independen secara bersama-sama tidakberpengaruh secara signifikan terhadap variabeldependen. Hal ini sejalan dengan hasil penelitianSulistyowati (2010) yang menyimpulkan hal sama.

Koefisien DeterminasiKoefisien determinasi (R2) mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasivariabel independen. Nilai koefisien determinasiadalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecilmenunjukkan keterbatasan kemapuan variabelindependen dalam menjelaskan variabel dependen,jika nilai R2 mendekati satu, maka variabel independenmampu untuk memberikan hampir semua informasiyang diperlukan untuk memprediksi variabeldependen.

TabelKoefisien Determinasi

Sumber: diolah dengan SPSS 20

Dari tampilan tabel di atas besarnya Adjusted RSquare adalah 0,079 hal ini dapat diartikan bahwahanya 7,9% variasi DPR dapat dijelaskan oleh variasidari ketiga variabel independen; Growth, DER, ROE.

Sedangkan sisanya sebesar 92,1% dijelaskan olehsebab lain diluar model. Kecilnya pengaruh ketigavariabel ini terhadap kebijakan dividen dapatdijelaskan oleh Teori Agensi yang meyakini bahwaaspek fundamental keuangan perusahaan tidakmemberikan pengaruh yang signifikan terhadapkebijakan dividen. Manajemen tentunya akancenderung untuk mengembangkan perusahaannyadengan menggunakan dana internal. Sedangkan disisi lain, pemegang saham akan cenderung untukberusaha mendapatkan dividen sebagai keuntunganekonomis dari modal yang telah ditanamkan. Adanyakonflik kepentingan ini dapat mengganggu kinerjaperusahaan. Oleh karena itu pembagian dividendianggap sebagai solusi untuk menghindari hal ini,namun hal tersebut mengakibatkan pembagiandividen yang dilakukan tidak memperhatikan aspekfundamental perusahaan.

KESIMPULANBerdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada

penelitian ini, dapat kita tarik beberapa kesimpulansebagai berikut:1. Tidak terdapat pengaruh Tingkat Pertumbuhan

(Growth) terhadap kebijakan dividen (DPR).Variabel tingkat pertumbuhan terbukti secaraempiris tidak mempengaruhi kebijakan dividenberdasarkan hasil Uji t yang menunjukkan nilaithitung (0,694) < ttabel (2,028).

2. Tidak terdapat pengaruh Leverage (DER)terhadap kebijakan dividen (DPR). VariabelLeverage terbukti secara empiris tidakmempengaruhi kebijakan dividen berdasarkanhasil Uji t yang menunjukkan nilai thitung (0,977)< ttabel (2,028).

3. Tidak terdapat pengaruh Profitabilitas (ROE)terhadap kebijakan dividen (DPR). VariabelProfitabilitas terbukti secara empiris tidakmempengaruhikebijakan dividen berdasarkanhasil uji t yang menunjukkan nilai thitung (1,921)< ttabel (2,028).

4. Tidak terdapat pengaruh secara bersama-samayang dihasilkan oleh Tingkat Pertumbuhan(Growth), Leverage (DER) dan Profitabilitas(ROE) terhadap kebijakan dividen (DPR).Ketiga variabel independen yang diteliti dalampenelitian ini terbukti secara bersama-sama tidakberpengaruh terhadap variabel dependenberdasarkan hasil uji F yang menunjukkan nilaiFhitung (2,110) < Ftabel (2,87).

ANOVAa Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

1 Regression .265 3 .088 2.110 .116b Residual 1.509 36 .042

Total 1.774 39 a. Dependent Variable: DPR b. Predictors: (Constant), ROE, DER, GROWTH

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .387a .150 .079 .20471111690 2.048 a. Predictors: (Constant), ROE, DER, GROWTH b. Dependent Variable: DPR

ANALYSIS OF EFFECT OF GROWTH, LEVERAGE AND PROFITABILITY AGAINST DIVIDEND POLICY: A CASE STUDYIN THE FINANCING COMPANY LISTED ON THE STOCK EXCHANGE YEAR 2008 TO 2012.Oleh : Kusnadi

Page 93: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

86 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

5. Tingkat pertumbuhan, Leverage danProfitabilitas mempengaruhi 7,9% variasiKebijakan Dividen, sesuai dengan nilai koefisiendeterminasi adjusted R2 sebesar 0,079 dansisanya sebesar 92,1% dijelaskan oleh faktorlain diluar model.

DAFTAR PUSTAKABrigham. E. F & Joel F. Houston. (2001).

Manajemen Keuangan. Jilid 2. Edisi 8.Terjemahan Suharto, Dodo & Herman Wibowo.Jakarta: Erlangga.

Darmadji & Fakhrudin. (2001). Pasar Modal diIndonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program IBM SPSS 20. Edisi 6.Semarang: Badan Penerbit UniversitasDiponegoro.

Gitman, Lawrence J. (2006). Principles ofManagerial Finance. International Edition.Tenth Edition. Boston: Pearson Education.

Hasan, S. (2004). Dasar-Dasar ManajemenKeuangan. Jakarta: Gramedia.

Madura, J. (2006). International CorporateFinance: Keuangan PerusahaanInternasional. Jakarta: Salemba Empat.

Marlina, L & Clara Danica. (2009). Analisis PengaruhCash Position, Debt to Equity Ratio dan Returnon Asset Terhadap Dividend Payout Ratio.Jurnal Manajemen Bisnis. Vol 2 (1):1-6.

Martono & Agus Harjito. (2007). ManajemenKeuangan. Yogyakarta: Ekonisia.

Riyanto, B. (2001). Dasar-Dasar PembelanjaanPerusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Sartono, A. (2001). Manajemen Keuangan: Teoridan Aplikasi. Edisi ke-4. Yogyakarta: BPFE.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharli, M. (2006). Studi Empiris Mengenai PengaruhProfitabilitas, Leverage, dan Harga SahamTerhadap Jumlah Dividen Tunai. Jurnal Maksi,Vol.6 (2):243-256.

Suherli, M & Sofyan S. Harahap. (2004). StudiEmpiris Terhadap Faktor Penentu KebijakanJumlah Dividen. Media Riset Akuntansi,Auditing dan Informasi. Vol 4 (3).

Sulistyowati, I. (2010). Pengaruh Profitabilitas,Leverage dan Growth Terhadap KebijakanDividen Dengan Good Corporate GovernanceSebagai Variabel Intervening. Jurnal disajikandalam Simposium Nasional Akuntansi XIII,Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, 13Oktober.

Taswan. 2003. Analisis Pengaruh Insider Ownership,Kebijakan Hutang dan Dividen Terhadap NilaiPerusahaan Serta Faktor-Faktor yangMempengaruhinya. Jurnal Bisnis Ekonomi.Vol 10 (2).

Westerfield, Randolph W., Stephen A. Ross, danBradford D. Jordan, (2010). Fundamentals ofCorporate Finance. Alternate Edition. NinthEdition. New York: McGraw-Hill.

ANALYSIS OF EFFECT OF GROWTH, LEVERAGE AND PROFITABILITY AGAINST DIVIDEND POLICY: A CASE STUDYIN THE FINANCING COMPANY LISTED ON THE STOCK EXCHANGE YEAR 2008 TO 2012.

Oleh : Kusnadi

Page 94: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

87Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

KAMPUNG HIJAU :SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT

DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPOleh : Munawir*

ABSTRACTGreen village is village / regións that apply the principle of preservation of the environment in everyday life / in

achieving development. The concept of hometown greener departing from 3 philosophy, namely : (1). Ecology,related how people manage existing resources base on the principles of balances carrying capacity of land andenvironmental conditions (pay attention to environmental). (2). Social, cultural and governannce related to thesocial community. (3). Economy, with regard to the ecological and social impacts which proved to have positiveimplications for the economy of the citizens. Simple applicatiion, namely : (1). Waste management, to procurementand implementation of each house sorting garbage, litter bin provisión, the bank unit of garbage (trash bank) andwaste processing unit (organic and inorganic). (2). Manufacture of rain wáter infiltration wells, leach holes biopori/ hole infiltration biopori (HIB) and WWT (Waste Water Treatment) communal. (3). Planting / cultivating houshold(city), nursery and organic farming. (4). Doing aesthetic environment, by providing a colorful painting on theperimeter sides of the road and slogan / writings which gives passsion to promote and develop the village green. In2014 year, in Kota Tangerang through BPLH have created program “Increased Public Participation in EnvironmentalManagement” to establish 10 residental places (in 9 village) as a village green, among which is the object of researchhere in housing Jl. Langgar RW 01, Cipadu, Larangan, Kota Tangerang, whose implementation is in the green villagein RT 04/01 Cipadu, Larangan, Kota Tangerang.

Key words : green village, ecology, social, economy, application..

PENDAHULUANPemerintah Kota Tangerang melalui Badan

Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) pada tahun2014 telah membuat program “Peningkatan PeranSerta Masyarakat Dalam Pengelolaan LingkunganHidup” yang dikenal dengan “Kampung Hijau” telahmenetapkan daerah-daerah terpilih yang dianggaprepresentative dapat mewakili wilayah / daerah disekitarnya dan dianggap dapat memenuhi untukmelaksanakan program / kegiatan Kampung Hijau.

Pengertian Kampung Hijau adalah kampung /wilayah tertentu yang menerapkan asas pelestarianfungsi lingkungan dalam kehidupan sehari-hari / dalammewujudkan pembangunan. Konsep Kampung Hijauberangkat dari 3 (tiga) filosopi yaitu(1). Ekologi : berkaitan dengan bagaimana

masyarakat mengelola sumberdaya yang adaberdasarkan prinsip-prinsip keseimbangan dayadukung lahan dan kondisi lingkungan(memperhatikan aspek lingkungan hidup).

(2). Sosial : berkaitan dengan budaya dan tata sosialmasyarakat setempat.

(3). Ekonomi : berkaitan dengan dampak daripenerapan dua filosopi awal tadi. Artinyapelaksanaan prinsip-prinsip ekologi dan sosialternyata memiliki implikasi positif bagiperekonomian warga (BPLH Kota Tangerang,2014 : 1).

Konsep Kampung Hijau merupakan salah satusolusi untuk menyelesaikan permasalahan lingkungandalam satu wilayah tertentu. Aplikasi sederhanaantara lain :(1). Pengadaan dan penerapan pilah sampah terpisah

di setiap rumah. Penyediaan tampungansampah terpisah di fasilitas umum dan pinggirjalan. Adanya unit bank sampah dan unitpengolah sampah baik organik maupunanorganik.

(2). Memasyrakatkan sumur resapan air hujan danlubang biopori serta IPAL komunal. Pembuatangreen corridor atau pergola.

(3). Memasyarakatkan vertikultur dan persemaianskala rumah tangga dan praktek pertanianorganik.

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 95: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

88 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

(4). Estetika lingkungan, sebagai tambahan untukmenambah estetika atau keindahan kampunghijau antara lain dengan mengecat warna-warnidi pinggir jalan, tepi jalan kiri kanan dalamkampung hijau, gapura dan tulisan-tulisan yangmenunjukkan identitas serta semangat untukmembesarkan dan mengembangkan kampunghijau (BPLH Kota Tangerang, 2014 : 2).

Di Kota Tangerang, dari Kecamatan-kecamatanyang ada, Kelurahan-kelurahan yang terpilih untukmelaksanakan kampung hijau, ada 9 Kelurahan yaitu: (1). Kelurahan Cipadu. (2). Kelurahan Kreo. (3).Kelurahan Peninggilan Utara. (4). KelurahanPedurenan. (5). Kelurahan Buaran Indah. (6).Kelurahan Nusa Jaya. (7). Kelurahan KarawaciBaru. (9). Kelurahan Cibodas Baru. Pada masing-masing kelurahan tersebut ditetapkan perumahanwilayah RW atau RT yang dijadikan menjadi kampunghijau, ada 10 perumahan yaitu :(1). Perumahan Jl. Langgar RW 01 Kelurahan

Cipadu, Kecamatan Larangan.(2). Perumahan Jl. Muhasyim RW 12 Kecamatan

Kreo, Kecamatan Larangan.(3). Perumahan RW 13 Kelurahan Peninggilan

Utara, Kecamatan Ciledug.(4). Perumahan Ciledug Indah II RT 03 & 08 RW

08 Kelurahan Pedurenan, Kecamatan KarangTengah.

(5). Perumahan RT 05 RW 07 Buaran Indah,Kecamatan Tangerang.

(6). Perumahan Jl. Wijaya Kusuma Raya RW 06Kelurahan Nusa Jaya, Kecamatan Karawaci.

(7). Perumahan Jl. Gurame RT 01 RW 04 KelurahanKarawaci Baru, Kecamatan Karawaci.

(8). Perumahan Jl. Gede Raya & Jl. Krakatau RT02/03/04 RW 09 Kecamatan Cibodas.

(9). Perumahan Jl. Cenderawasih 3 RT 05 RW 13Kelurahan Cibodasari, Kecamatan Cibodas.

(10).Perumahan RT 05 RW 09 Rusa Raya,Kelurahan Cibodas baru, Kecamatan Cibodas.

Jumlah penduduk Indonesia, tahun 2010 sebanyak237,8 juta jiwa (Sensus Penduduk 2010, BPS). Padatahun 2014 diperkirakan jumlah penduduk sebanyak240 juta jiwa, dengan pertumbuhan 1,49%/th, dengan4 - 5 juta bayi lahir / th, 10.000 bayi lahir / hari,penduduk yang tinggal di Jawa sebanyak 58% padahal luas Jawa 7% dari luas Indonesia (KepalaBKKBN, 30 April 2014). Menurut Bank Duniajumlah penduduk Indonesia tahun 2015 diperkirakan

sebanyak 252,3 juta jiwa (Ari Wahyudi di Internet,12 Januari 2015). Dengan bertambahnya jumlahpenduduk tersebut maka peran serta masyarakatdalam pengelolaan lingkungan hidup sangatdiharapkan, yang dapat diwujudkan dalam kampunghijau.

Luas Kota Tangerang 184,23 km persegi, meliputi13 kecamatan, terbagi dalam 104 kelurahan, denganjumlah 539.421 KK, dengan jumlah penduduk1.566.190 jiwa yang meliputi laki-laki sebanyak797.997 jiwa dan perempuan sebanyak 768.193 jiwa( Biro Pemprov Banten, 17 Mei 2015).

Kota Tangerang memiliki letak yang sangatstrategis, dimana sebelah Timur berbatasan denganDKI Jakarta, sebelah Utara, Selatan dan Baratberbatasan dengan Kabupaten Tangerang. Secaragrafis terletak pada posisi 106.36 – 106.42 BT dan 6– 6,6 LS.

Sesuai dengan Instruksi Presiden No.13 th.1976tentang Pengembangan Jabotabek (Jakarta, Bogor,Tangerang, Bekasi), Kota Tangerang merupakansalah satu daerah penyangga ibukota Negara DKIJakarta. Posisi Kota Tangerang tersebut menjadikanpertumbuhannya pesat. Pada satu sisi wilayah KotaTangerang menjadi daerah limpahan berbagaikegiatan di ibukota negara DKI Jakarta. Disisi lainKota tangerang dapat menjadi daerah kolektorpengembangan wilayah Kabupaten Tangerangsebagai daerah dengan sumberdaya alam yangproduktif.

Pesatnya pertumbuhan Kota Tangerangdipercepat pula dengan keberadaan BandaraInternasional Sukarno hatta yang sebagian arealnyatermasuk kedalam wilayah administratif KotaTangerang. Gerbang perhubungan udara Indonesiatersebut telah membuka peluang bagi pengembangankegiatan perdagangan dan jasa secara luas di KotaTangerang.

Kegiatan ekonomi Kota Tangerang sangatdipengaruhi oleh sektor industri pengolahan. Sebagianbesar industri pengolahan ini terkonsentrasi diKecamatan Jatiuwung. Berbagai jenis pabrik, mulaidari industri makanan dan minuman, tekstil danpakaian jadi, kimia hingga industri logam, telahmenanamkan modal di kecamatan tersebut. Sekitar55% industri sedang dan besar berada di KecamatanJatiuwung, yang berbatasan dengan KabupatenTangerang, yang kemudian dimekarkan menjadi 3kecamatan yaitu Kecamatan Jatiuwung sendiri,Kecamatan Cibodas dan Kecamatan Periuk.

KAMPUNG HIJAU : SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DALAMPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Oleh : Munawir

Page 96: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

89Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Selain di Jatiuwung, ada beberapa industri besarseperti PT. Argo Pantes dan PT. Indofood berlokasidi Kecamatan Tangerang, tepatnya di KelurahanCikokol. Tentu saja dengan banyaknya industripengolahan itu telah membuat konsentrasi tenagakerja di Kota Tangerang menjadi sangat besar(Informasi tangerang.blogspot.com, 2010 : 1).

Dengan semakin bertambah besarnya jumlahpenduduk yang terjadi di Indonesia perkembanganindustrinya maka akan mendorong tumbuhnyawilayah-wilayah perkotaan baru untuk memperolehpemukiman-pemukiman baru. Konsentrasi pendudukdi wilayah perkotaan semakin bertambah besar danpadat serta terus berkembang dengan pesat dan bisamelampaui jumlah penduduk di wilayah pedesaan.Hal tersebut termasuk yang terjadi di KotaTangerang.

Pertambahan penduduk tersebut banyakbermukim di kota-kota besar dan karena daya tarikkota yang begitu menarik maka terjadi urbanisasi danmenjadi semakin padat jumlah penduduk di perkotaan,seperti yang bisa dilihat di Jakarta dan sekitarnya ataudi Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,Bekasi), termasuk yang terdapat di Kota Tangerang.

Dengan semakin padatnya jumlah penduduk diJabodetabek dan termasuk di Kota Tangerang, makadengan lahan yang terbatas atau adanya keterbatasanlahan dan dengan tertutupnya banyak bangunan-bangunan, akibatnya resapan air hujan menjadisemakin sulit terjadi serta terbatas pula peresapannyadan akan berdampak terjadi timbulnya banjir.

Disamping itu pemukiman yang padat tersebutyang rumah-rumahnya sangat berdekatan atau salingberhimpitan maka tempat-tempat pembuangankotoran manusia / tangki kotoran manusia (septictank) saling berdekatan jaraknya dan menyulitkanuntuk memperoleh air tanah dengan sumur pantek /sumur bor yang sehat atau yang memang air tanahnyatidak baik sehingga diperlukan upaya-upayamemperoleh air untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga antara lain dengan air PAM / PDAM ataudengan pengeboran air artesis dengan kedalamanlebih dari 100 meter disekitar pemukiman tersebutyang dibantu pemerintah seperti yng terjadi di RW01 Cipadu, Larangan, Kota Tangerang, yangdisalurkan ke rumah-rumah yang bersangkutandengan pengelolaan tertentu.

Disamping itu pula terdapat juga tanah-tanah yangtidak baik dalam pengelolaannya yang mengakibatkantanah tidak bisa menyerap air (infiltrasi), antara lain

akibat dari penggunaan pestisida, pupuk buatan,pembakaran sampah dan pembuangan air limbahsecara berlebihan.

Sejalan dengan itu dapat ditambahkan bahwadengan bertambahnya penduduk yang sangat besardari data pertumbuhan penduduk tersebut diatas makadalam pertumbuhan volume sampahnya di Indonesiajuga sangat besar. Pertumbuhan volume sampah yangsangat besar tersebut, sangat erat hubungannyadengan pertumbuhan penduduk, tingkat kesejahteraandan gaya hidup masyarakat yang bisa menjadikanjumlah timbunan sampah meningkat pesat, terutamadi wilayah perkotaan.

Berkaitan dengan hal tersebut, bila diasumsikantimbunan sampah rata-rata 800 g/kapita/hari, makadengan memperhitungkan hasil proyeksi jumlahpenduduk diduga akan terjadi peningkatan produksisampah sebesar sebesar 12% dan 24% selama 10tahun dan 20 tahun ke depan, atau meningkat sekitar164.674 ton / hari pada tahun 2000 menjadi sekitar198.544 ton/ hari pada tahun 2015 dan 218.921 ton/hari pada tahun 2025 (Sony L Tri Bangun, 2006 a :vii).

Dampak turunannya dari kepadatan pendudukyaitu adanya sampah domestik atau sampah rumahtangga merupakan salah satu jenis sampah yang turutmemperberat masalah persampahan yang dihadapioleh pemerintah suatu kota. Saat ini hampir setiapkota mengalami kesulitan dalam mendapatkan lahantempat pembuangan akhir sampah dan mendapattentangan yang keras dari masyarakat. Dimana halini terdapat sulitnya mencari lahan tempatpembuangan akhir sampah (TPA) karena terbatasnyalahan dan bisa berdekatan dengan pemukimanpenduduk.

Pada umumnya ruang terbuka hijau yang adacenderung berubah alih fungsinya untuk penggunaanlahan atau bangunan dan tidak memiliki tanaman.Kehadiran tanaman sebagai pendukung kehidupanmanusia di perkotaan menjadi sangat penting karenatanaman berfungsi tidak saja dari segi estetikanyatetapi lebih berfungsi untuk menjaga ketersediaanudara bersih, penahan hawa panas, penahankebisingan, penahan debu. Fungsi tersebut dapatmenurun atau hilang, apabila kehadiran tanaman didalam ruang terbuka hijau dialih fungsikan menjadilahan perumahan atau bangunan lainnya.

Dengan semakin berkurangnya jumlah tanahkosong yang ada disekitar kita dan semakin padatnyabangunan-bangunan, hal itu semua akan

KAMPUNG HIJAU : SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DALAMPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPOleh : Munawir

Page 97: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

90 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

menyebabkan ketidakseimbangan harmoni alam, yangberakibat banjir, ditambah juga kurangnya lahanpertanaman serta area terbuka hijau.

Kelangsungan daya dukung kehidupan tanamandipengaruhi kualitas tanah yang baik atau yang subur,yang kaya dengan unsur hara. Salah satu cara untukmendukung ekologi tanah adalah dengan melakukanpembuatan Lubang Biopori atau Lubang ResapanBiopori (LRB), sumur resapan air hujan, IPALkomunal. Kemudian dalam pengelolaan lingkup hiduplainnya yaitu dengan melakukan pengelolaan sampah(pengadaan dan penerapan pilah sampah, banksampah, unit pengolah sampah organik dananorganik), melakukan budidaya pertanian (dalampot / non pot, persemaian, organik diutamakan,vertikultur), melakukan estetika antara lain melakukanhiasan / pengecatan warna-warni untuk memberikansemangat pembangunan. Hal-hal tersebut diatastermasuk dalam lingkup yang dilakukan untukmengatasi persoalan lingkungan hidup dan melakukanaplikasi kampung hijau.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiperkembangan dan pelaksanaan Kampung Hijau diKota Tangerang dan lebih khusus lagi di PerumahanJl. Langgar RW 01 (yang centre / tempat konsentrasidilakukan di RT 04 / RW 01) Kelurahan Cipadu,Kecamatan Larangan., Kota Tangerang.

METODE PENELITIANMetode penelitian yang digunakan yaitu dengan

pendekatan deskriptif analitis dengan tujuan untukmembuat deskripsi, gambaran atau lukisan secarasistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yangdiselidiki. Dalam hal ini dengan melakukan penelitianmelalui kepustakaan / referensi dan di lokasi obyekpenelitian (Nazir Moh, 1983 : 63).

Melalui kepustakaan / referensi dapat diperolehdari berbagai media antara lain di makalah, jurnal,internet dan lainnya tentang yang berkaitan dengankampung hijau. Sedangkan penelitian di obyekpenelitian dengan melakukan wawancara denganpengurus RT 04 / RW 01 Kelurahan Cipadu,Kecamatan Larangan., Kota Tangerang.

HASIL DAN PEMBAHASANPada tanggal 14 Agustus 2014 telah dilakukan

rapat evaluasi pelaksanaan kampung hijau dipimpinoleh Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup(BPLH) Kota Tangerang bertempat di Ruang RapatBPLH Gedung Pusat Pemerintah Kota Tangerang,

dihadiri oleh Lurah / Wakilnya dan Kader LingkunganPerumahan Kampung Hijau dari 10 perumahan yangditetapkan sebagai kampung hijau.

Semuanya dari 10 perumahan yang ditetapkan/ ditunjuk sebagai kampung hijau hadir danmempresentasikan / melaporkan apa yang telahdilakukan dalam melaksanakan prinsip-prinsipkampung hijau (aplikasi). Secara umum kesemuanyatelah melakukan hal tersebut, yang masih belumlengkap karena masih dalam proses akanmelengkapinya antara lain bank sampah, lubangresapan biopori, budidaya tanaman vertikultur, pot-pot tanaman, pengecatan warna-warni untukkeindahan di batas tepi jalan kiri-kanan dan slogan /tulisan-tulisan untuk promosi dan pengembangankampung hijau.

Pemerintah Kota Tangerang melalui BPLH /ataupun DKP (Dinas Kebersihan dan Pertanaman)memberikan bantuan antara lain berupa alat borlubang resapan biopori (LRB), berbagai jenistanaman-tanaman dalam polibag (tanaman obat dantanaman non obat / buah-buahan atau hortikultura),bumbung dari pralon untuk penanaman vertikultur,cat-cat yang berbagai jenis warna dan minyak tiner.

Bagi perumahan-perumahan dalam kawasankompeks BTN dimana fasilitasnya sudah tersediadengan baik antara lain akses jalan-nya cukup lebardan tertata dengan baik, fasilitas umum (fasum) telahtersedia, penghuninya cukup homogen, yang padadasarnya perumahanl tersebut telah terdesain denganbaik dan dilakukan sejak awal, maka denganditetapkan / ditunjuk sebagai kampung hijau, makadalam pelaksanaannya umumnya tidak banyakmengalami hambatan.

Hal tersebut akan berbeda dengan perumahanyang tidak dalam kawasan komplek BTN, contohnyapada perumahan Jl. Langgar RW 01, KelurahanCipadu, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang,suatu perumahan yang tumbuh secara swadaya dikampung yang tidak terdesain sejak awal, makatantangan dan hambatannya berbeda antara lainpenduduk / penghuninya heterogen status sosialnya,akses jalan tidak cukup lebar dan kurang tertataseperti di kompleks BTN, fasilitas umum (fasum)tidak tersedia, yang pada dasarnya tidak terdesainseperti pada kompleks BTN, sehingga dalampelaksanaannya untuk kampung hijau dilakukandengan perlakuan-perlakuan (treatment) tertentu /khusus, dimana centre / tempat konsentrasipelaksanaannya dilakukan di RT 04 / RW 01 Cipadu,Larangan, Kota Tangerang.

KAMPUNG HIJAU : SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DALAMPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Oleh : Munawir

Page 98: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

91Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Berkaitan dengan hal tersebut, yaitu RT 04 / RW01 Cipadu, Larangan, Kota Tangerang, dengan usaha-usaha yang dilakukan untuk bisa melaksanakansebagai kampung hijau dengan berbagai aplikasinya(LRB, tanaman, bank sampah, estetika / pengecatan)dan sebelumnya telah pula melakukan budidayatanaman organik dalam pot, maka dalam LombaKebersihan Tingkat Pratama Tahun 2014 yangdilakukan Pemerintah Kota Tangerang c.q DinasKebersihan dan Pertanaman Kota Tangerang, sangatbersyukur telah memperoleh Juara III. Oleh karenaitu maka di RT 04 / RW 01 Cipadu, Larangan, KotaTangerang disini dijadikan sebagai salah satu alasanmenjadi obyek penelitian kampung hijau, yang dapatdiuraikan kegiatannya sebagai berikut :1. Pembuatan Lubang Resapan Biopori

(LRB).Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah

lubang silindris yang dibuat secara vertikal kedalam tanah dengan diameter 10 – 30 cm,kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihikedalaman muka air tanah. Lubang kemudiandiisi sampah organik untuk mendorongterbentuknya biopori. Biopori adalah poriberbentuk liang (terowongan kecil) yangdibentuk olek aktivitas fauna tanah atau akartanaman. LRB dapat dibuat di dasar saluranyang semula dibuat untuk membuang air hujandi dasar alur yang dibuat sekeliling batang pohonatau batas tanam (Tim Biopori IPB, 2012 ; 1).

Pengertian tentang LRB dari pendapatlainnya yaitu lubang dengan diameter 10 – 30cm dengan kedalaman 30 sampai 100 cm yangditutupi sampah organik yang berfungsi untukmenjebak air yang mengalir di sekitarnya.Diharapkan dapat menjadi sumber cadangan airbagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnyaserta dapat juga membantu pelapukan sampahorganik menjadi kompos yang bisa dipakai untukpupuk tumbuh-tumbuhan.LRB dapat dibuat :(1) Pada saluran air hujan di sekitar rumah,

kantor, sekolah, dsb.(2) Di sekeliling pohon.(3) Pada tanah kosong antar tanaman / batas

tanaman (Awaludin Usman, 2012 : 1).Manfaat LRB antara lain :(1) Meningkatkan daya resapan air.(2) Mengubah sampah organik menjadi

kompos,

(3) Memanfaatkan peran aktifitas fauna tanahdan akar tanaman.

(4). Mengatasi masalah yang ditimbulkan olehgenangan air seperti penyakit demamberdarah dan malaria.

(5). Menjaga kelestarian air bawah tanah.(6). Sebagai “cabon sink” untuk membantu

mencegah terjadinya pemanasan global(Tim Biopori IPB, 2012 ; 1).

Pendapat lain tentang manfaat LRB adalah ;(1). Memaksimalkan air yang meresap ke

dalam tanah sehingga menambah airtanah.

(2). Membuat kompos alami dari sampahorganik dari pada dibakar.

(3). Mengurangi genangan air yangmenimbulkan penyakit.

(4). Mengurangi air hujan yang dibuangpercuma ke laut.

(5). Mengurangi resiko banjir di musim hujan.(6). Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan

fauna tanah.(7). Mencegah terjadinya erosi tanah dan

bencana tanah longsor ( Awaludin Usman,2012 : 1).

Prinsip-prinsip pembuatan dan manfaatLubang Resapan Biopori (LRB) telah dilakukanoleh RT 04 / RW 01 Cipadu, Larangan, KotaTangerang, dibuat di area Jalan Langgar.

Hasil pelaksanaan pembuatan LRB(tahap I) yang dilakukan pada pertengahan bulanJuni 2014 oleh RT 04 / RW 01 KelurahanCipadu, Kecamatan Larangan, KotaTangerang, sebagai centre / tempatkonsentrasinya wilayah RW 01, berdasarkanwawancara dengan pengurus RT nya adalahsebagai berikut :

Tabel 1 : Perhitungan pembiayaanpelaksanaan pembuatan LRB 40 bh (tahap I)

di RT 04 / RW 01 Cipadu, KecamatanLarangan, Kota Tangerang.

Sumber : RT 04 / RW 01, Kel. Cipadu, Kec.Larangan, Kota Tangerang, 2014.

No. Kegiatan Kebutuhan (unit)

Harga/unit (Rp./unit)

Jumlah (Rp.)

1. Alat bor Biopori *) 4 175.000,- 700.000,- 2. Pipa pralon wavin 3”

@ 4 m 2 75.000,- 150.000,-

3. Dop utk tutup pralon 3”

40 4.000,- 160.000,-

4. Semen 1 60.000,- 60.000,- 5. Konsumsi kerja bakti

warga, 10 orang 10 15.000,- 150.000,-

J u m l a h 1.220.000,-

KAMPUNG HIJAU : SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DALAMPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPOleh : Munawir

Page 99: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

92 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Luas wilayah RT 04 / RW 01 KelurahanCipadu, Kecamatan Larangan, KotaTangerang, tidak terlalu luas, jalan didalamnyaterbatas, terbatasnya tenaga dan dana, sehinggauntuk sementara (tahap I) dibuat LRB sejumlah40 buah disepanjang jalan yang ada, denganjarak sekitar 4 - 5 meter.. Sedangkan yangmempunyai pekarangan yang cukup ada danmampu melakukan, mereka membuat LRBsendiri secara swadana, sehingga di RT 04 /RW 01 tersebut keseluruhan LRB nya (tahapI) berjumlah sekitar 50 buah. Selanjutnya nantiakan dilakukan pembuatan tambahan LRBberikutnya untuk memperbanyak LRB danmemperpendek jarak antar LRB satu denganlainnya.

Alat bor biopori tersebut diperolehbantuan dari Pemerintah Kota Tangerang /BPLH yang bisa bertahan lama tergantungpemeliharaannya, yang bisa mempunyai umurekonomis paling tidak 5 tahun. Perhitungandiatas walaupun diperoleh dari bantuan namundikerta aji / dinilai seolah-olah membeli untukmemperhitungkannya secara ekonomi. Olehkarena itu biaya per LRB bisa diperhitungkanlebih rendah dari perhitungan yang ada danapalagi bila dilakukan penghitungan penyusutanalat bor LRB dari tabel tersebut di atas.

Lubang Resapan Biopori (LRB) telahbermanfaat dari aspek ekologi (mengatasi /mengendalikan banjir, menambah sumber airbawah tanah dan saat kemarau panjang tidakkekeringan, di dalamnya bisa merubah sampahorganik menjadi kompos, dll.), aspek sosial(menambah kesejahteraan masyarakat antaralain tidak terganggu banjir, musim kemaraucukup air, dll.) dan aspek ekonomi (kegiatanperekonomian masyarakat lancar tidakterganggu banjir dan lainnya, memperoleh nilaitambah, dll.).

2. Melakukan budidaya tanaman.Pertanian merupakan kegiatan

menanami tanah dengan tanaman yang nantinyamenghasilkan sesuatu yang dapat dipanen dankegiatan pertanian merupakan campur tanganmanusia terhadap tetumbuhan asli dan daurhidupnya.

Dalam pertanian modern, campurtangan manusia ini semakin jauh dalam bentukmemasukkan input bahan kimia pertanian,

termasuk pupuk kimia, pestisida (obat-obatan),dan bahan pembenah tanah lainnya.

Para pakar lingkungan mulaimemperhatikan masalah yang berhubungandengan penggunaan bahan kimia berupa pupukkimia dan pestisida setelah residu-nya mulaidiketahui telah mencemari lingkungan danbahaya yang ditimbulkannya terhadap kesehatanmanusia (Sutanto Rachman, 2002 a).

Memang diyakini bahwa penggunaanpupuk kimia tersebut dapat meningkatkanproduktivitas tanah dalam waktu relative singkatsehingga dianggap sebagai senjata yang ampuhuntuk meningkatkan produksi. Demikian pulahalnya dalam penggunaan pestisida dianggapsebagai senjata yang ampuh untukmemberantas hama, penyakit dan gulma.

Selanjutnya banyak pakar pertanian danlembaga swadaya masyarakat internasionalberusaha mengembangkan pertanian alternativeyang bertujuan untuk merehabilitasi kondisi tanahyang sedang sakit. Salah satu usaha untukmeningkatkan kesehatan tanah adalahmembangun kesuburan tanah yang dilaksanakandengan cara meningkatkan kandungan bahanorganik melalui kearifan tradisional ataumenggunakan masukan dari dalam usaha tani(on farm input) itu sendiri (Sutanto Rachman,2002 b).

Dalam hal ini, penggunaan pupuk hijau,pupuk hayati, peningkatan bio-massa (kotoranhewan, sisa tanaman), penyiapan kompos yangdiperkaya dan pelaksanaan pengendalian hamadan penyakit secara hayati, diharapkan mampumemperbaiki kesehatan tanah sehingga hasiltanaman dapat ditingkatkan tetapi aman danmenyehatkan manusia yang mengkonsumsi.

Berkaitan dengan kaidah-kaidahtersebut, pertanian alternative yang dimaksudadalah pertanian organik, dimana campur tanganmanusia lebih intensif untuk memanfaatkanlahan dan berusaha meningkatkan hasilberdasarkan prinsip daur ulang yangdilaksanakan sesuai kondisi setempat (SutantoRachman, 2002 c).

Berkaitan dengan hal tersebut telahdilakukan sosialisasi dan praktek penanamansayuran organik di pot pada hari Minggu tanggal17 Juli 2011 di RT 04 / RW 01 KelurahanCipadu, Kecamatan Larangan, Kota Tangerangdan panennya sampai dengan tiga bulan. Dapat

KAMPUNG HIJAU : SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DALAMPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Oleh : Munawir

Page 100: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

93Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

ditambahkan pula bahwa di RT 04 / RW 01terdapat 2 orang warganya yang memilahsampah organik yang diproses menjadi pupukkompos.

Acara Sosialisasi dan praktekpenanaman di pot tersebut sebagai suatuGerakan Serentak (Gertak) penanamantanaman sayur-sayuran organik di pot dilingkungan pekarangan rumah masing-masingdan agar terampil dalam menanam (pertaniankota), di RT 04 / RW 01 Cipadu, Larangan,Tangerang, yang diharapkan dapat diikuti olehRT-RT lain di lingkungan RW 01, selanjutnyadapat diikuti oleh RW-RW lainnya dan seluruhmasyarakat Kota Tangerang. Hal ini sejalan /terkait dengan adanya program Forum KotaTangerang Sehat (FKTS), dan di RW 01 Cipadu,Larangan, Kota Tangerang menjabarkan dalamK3 (Kebersihan, Keindahan dan Keamanan).

Tanaman sayur-sayuran ditanam, dapatmeliputi bayam (hijau, merah), sawi, kangkung,terong, cabe rawit / merah, dll, mudah dibudidayakan, cepat panen (sekitar 1 bulan untukbayam, sawi, kangkung, atau sampai dengan 3bulan untuk terong, cabe rawit / merah).Kegiatan ini dapat bermanfaat, yang dapatdilihat dari segi kebersihan, kesehatan dankeindahan antara lain hasilnya mengandungserat yang baik untuk lambung / tubuh, bernilaiekonomis, berfungsi penghijauan / go green,sebagai kegiatan untuk mengisi waktu luang /mengisi kesibukan, memanfaatkan ruangpekarangan yang ada / urban farming, untukmenghilangkan stres, meningkatkan gizi keluarga,untuk pemberdayaan masyarakat / ummat dandapat menghasilkan uang.

Kemudian dilanjutkan dengan programkampung hijau saat ini, RT 04 / RW 01 Cipadu,Larangan, Kota Tangerang, sebagai centre /tempat konsentrasinya wilayah RW 01, telahmelaksanakan penanaman budidaya vertikultur,penanaman tanaman dalam pot dan penanamantanaman dalam areal lahan.

Manfaat penanaman tersebut yaitu dariaspek ekologi (untuk penghijauan, penyejuk danmenyerap gas CO2, dll.), aspek sosial (sebagaisarana untuk healing / menghilangkan pikirannegative, keindahan, kesehatan, meningkatkangizi, dll.), dan aspek ekonomi (dapat diperolehpenghasilan dan nilai tambah, dll.).

3. Melakukan / Membuat Bank Sampah“Lestari” (BSL).

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008tentang Pengelolaan Sampah. Pasal 19 :menyebutkan bahwa pengelolaan sampahrumah tangga dan sampah sejenis sampahrumah tangga terdiri atas pengurangan sampahdan penanganan sampah. Pasal 20 :Pengurangan sampah meliputi kegiatanpembatasan timbulan sampah, pendaur ulangsampah dan atau pemanfaatan kembali sampah.Pasal 22 : Penanganan sampah meliputipemilahan dalam bentuk pengelompokan danpemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlahdan atau sifat sampah. Kemudian dilanjutkandengan Peratuan Pemerintah Nomor 81 Tahun2012 tentang Pengelolaan sampah rumahtangga dan sampah rumah tangga sejenis.Selanjutnya diterbitkan Peraturan MenteriLingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012tentang Pedoman Pelaksanaan Reduse, Reusedan Recycle.

Undang-Undang tersebut kalau dilihatdari pasal-pasalnya memberikan pengertian danmengamanatkan agar seluruh lapisanmasyarakat, baik pemerintah, dunia usahamaupun masyarakat luas melaksanakanpengelolaan sampah rumah tangga,pengurangan sampah meliputi kegiatan timbulansampah, pendauran ulang dan ataupemanfaatan kembali sampah serta pemilahansampah sesuai dengan jenis, jumlah dan atausifat sampah. Kemudian ada pedomanpelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle (3R)melalui upaya-upaya cerdas, efisien danterprogram sehingga mengurangi volumesampah yang diangkut ke TPA (TempatPembuangan Akhir, sampah).

Setelah UU tersebut berjalan 4 tahunkemudian diterbitkan Peraturan PemerintahNomor 81 Tahun 2012 tentang PengelolaanSampah Rumah Tangga dan Sampah RumahTangga Sejenis serta Peraturan MenteriLingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reusedan Recycle melalui Bank Sampah sebagaiacuan pelaksanaan UU No.18 Tahun 2008.Berkaitan dengan hal tersebut Bank SampahGemah Ripah di Kabupaten Bantul, PropinsiD.I.Yogyakarta, merupakan Bank Sampah yang

KAMPUNG HIJAU : SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DALAMPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPOleh : Munawir

Page 101: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

94 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

pertama kali didirikan pada tahun 2008 yangperlu mendapatkan apresiasi.

Selama ini yang dilakukan umumnyaoleh kota-kota besar pembuangan sampahnyadilakukan ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)yang kadang-kadang timbul konflik sosial antarmasyarakat, antara masyarakat denganpemerintah dan lainnya. TPA tersebut harustersedia yang sangat luas untuk menampungsampah penduduk kota setiap hari danpenambahan sampah dari pertambahanpenduduknya.

TPA (Tempat Pembuangan Akhir)sampah Kota Tangerang berlokasi di RawaKucing, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.Berkaitan dengan hal tersebut Dinas Kebersihandan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang,Pemerintah Kota Tangerang terusmenggalakkan sosialisasi kepada seluruhelemen masyarakat yang ada di KotaTangerang tentang pentingnya membangunlingkungan yang bersih dan sehat serta programuntuk mengurangi penumpukan sampah di TPARawa Kucing, Kecamatan Neglasari, KotaTangerang (Data Bank Sampah KotaTangerang, 2012 a : 1).

Disamping itu Bank Dunia tertarikjadikan Kota Tangerang Pilot Project terkaitdengan Program penanganan sampah yangsedang dilakukan merubah perkampungandalam kota menjadi kota hijau melalui programkampung hijau dan sekolah hijau. Selain itu jugasistem komposter dan bank sampah yangditerapkan di perkampungan serta pengelolaansampah menjadi gas metan (Data Bank SampahKota Tangerang, 2012 b : 1).

Pembuangan sampah di TPA tersebutumumnya sebagian besar / mayoritas adalahsampah basah / sampah organik yang tidakdilakukan proses komposterisasi menjadikompos dan hanya sebagian kecil adalah sampahkering karena sebagian besar / seluruhnya sudahdilakukan pemilahan oleh tukang sampah yangmengambil sampah di rumah-rumah / di tempatpol sampah yang dimanfaatkannya secaraekonomi, atau yang tidak dilakukan pemilahanoleh ibu-ibu rumah tangga.

Dengan melihat hal tersebut, apabilapenanganan sampah dilakukan secara progresif,simultan dan terpadu / terintegrasi pada sampah

basah / organik menjadi kompos (denganmelakukan komposterisasi) dan sampah kering/ anorganik dengan melakukan 3R (Reduce,Reuse, Recycle) menjadi barang yang lebihbermanfaat / berguna maka diharapkan dapatmereduksi sampah dalam jumlah yang sangatbesar yang dibuang ke TPA.

Menurut salah seorang konsultanlingkungan hidup Kota Tangerang bahwa target/ rencana pendirian / pembuatan Bank Sampahdi Kota Tangerang sebanyak 1000 buah di 13Kecamatan dan sampai dengan saat ini sudahrealisasi 343 buah ( 34,30 %). Salah satu banksampah yang dijadikan sampel dalam penulisanini adalah Bank Sampah Lestari (BSL) yangberada di RW 01, yang lokasinya di RT 04 /RW 01 Kelurahan Cipadu, KecamatanLarangan, Kota Tangerang, sebagai centre /tempat konsentrasinya wilayah RW 01 danberikut ini profilnya.

Tabel 1 : Profil Bank Sampah Lestari (BSL),lokasi di RT 04 / RW 01 (lingkup RW 01),

Kel. Cipadu, Kec. Larangan,Kota Tangerang.

Sumber : Pengurus BSL, 16 Juni 2015.

No. Profil BSL Keterangan 1. Tahun berdiri 11 Nopember 2014 2. Mulai penimbangan 29 Nopember 2014 3. Jumlah anggota 22 (sebagian tidak aktif). 4. Jumlah Kepala

Keluarga(KK) di RW 01

960 KK (ada 11 RT, termasuk yg sewa / kontrak rumah)

5. Persentase juml.anggota terhadap KK

2,29 %

6. Jumlah penduduk di RW 01

+3500 jiwa

7. Jumlah pengurus BSN

4 orang ( 3 orang laki-laki, 1 orang perempuan)

8. Hari buka untuk penimbangan

Awalnya 2 mingguan, kemudian 3 mingguan (pada 2 bulan terakhir), hari Sabtu jam 09.00 – selesai, sudah 10 kali penimbangan.

9. Jenis tabungan sampah

Botol plastik bersih (putih, warna, kotor, kotor warna), kardus (tebal, tipis), tetrapack, plastik emberan, koran, buku, kaleng aluminium, kaleng, aluminium, besi, botol kaca, gelas plastik bersih, gelas plastik kotor.

9. Rata-rata volume tabungan sampah

+ 100 kg / penimbangan

10. Jumlah nilai hasil sampah

+ Rp. 2.500.000,- (10 kali penimbangan), dibagi 16 Juni 2015 / sebelum puasa Romadhon

KAMPUNG HIJAU : SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DALAMPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Oleh : Munawir

Page 102: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

95Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Perkembangannya Bank SampahLestari (BSL) sejak berdiri pada akhir tahun2014 yang sudah berjalan sekitar 6 bulan sampaidengan laporan ini, anggotanya baru sebesar22 nasabah (orang), atau baru sebesar 2,29 %bila dilihat dari jumlah KK di wilayah RW 01.

Mekanisme pelaksanaannya yaitumasing-masing nasabah atau KK memilah-milahsampahnya sendiri (sampah anorganik) yangsudah dibersihkan sesuai ketentuan, kemudiandibawa ke lokasi penimbangan di halamanPosyandu Nusa Indah yang berlokasi di RT 04/ RW 01 Cipadu, Larangan, Kota Tangerang.Sampah anorganik per nasabah tersebutditimbang, dicatat oleh petugas sampai selesai.Kemudian semua sampah diambil / diangkut olehpengepul / pengumpul dari Bank SampahTaawun (BST).

Pembagian nilai hasil adalah 30% untuknasabah, 30% untuk pengelola BSL, 30% untukdana sosial dan 10% untuk pengangkutan olehBST. Harga per jenis sampah ditentukan olehBST sesuai harga pasar yang terjadi. Danasosial sebesar 30 % tersebut dipergunakan untukpelatihan bagi pengurus / pengelola BSL dannasabah BSL. Contoh yang sudah dilakukanyaitu untuk pelatihan budidaya ikan lele Bioflocsebanyak 2 orang pengurus BSL. Disampingitu BSL juga sudah mendapatkan bantuan tempat/ sarana pembesaran lele sebanyak 1 unit, untukpembesaran lele sebanyak 200 ekor lelesangkuriang, lengkap dengan pakannya yangsekitar sebulan lagi sudah dapat dipanen (umursekitar 3 bulan).

Sosialisasi / penyuluhan dengan berbagaicara tentang manfaat bank sampah dan untukmemperoleh jumlah anggota atau nasabah yangsebanyak-banyaknya serta peningkatan volumesampahnya, harus dilakukan secara gencar.Selanjutnya dapat diperoleh persentase jumlahKK yang ikut BSL meningkat melebihi dari 2,29% dan aktif, nilai hasil sampah yang diperolehper nasabah juga meningkat dan juga meningkatsecara keseluruhannya.

Bank Sampah atau Bank SampahLestari (BSL) ini bermanfaat yaitu aspek ekologi(memilah sampah anorganik dan dimanfaatkan,mengurangi / membersihkan sampah danmendaur ulang, lingkungan menjadi bersih, dll.),aspek sosial (masyarakat menjadi lebih sehat,

sejahtera, dll.), dan aspek ekonomi ( dapatdihasilkan uang, peningkatan ekonomi, dll.).

4. Melakukan Estetika.Estetika lingkungan, sebagai tambahan

untuk menambah estetika atau keindahankampung hijau antara lain dengan mengecatwarna-warni di pinggir jalan, tepi jalan kiri kanandalam kampung hija, papan nama di gapura dantulisan-tulisan atau slogan-slogan yangmenunjukkan identitas serta semangat untukmembesarkan dan mengembangkan kampunghijau.

Bahan-bahan / peralatan-peralatan telahdiberikan secara cukup berupa cat denganberbagai warna dan minyak tinernya oleh BPLH(Badan Pengendalian Lingkungan Hidup) KotaTangerang.

Pelaksanaan estetika lingkungantersebut telah dilakukan oleh RT 04 / RW 01Cipadu, Larangan, Kota Tangerang, sebagaicentre / tempat konsentrasinya dari wilayah RW01.

Estetika tersebut bermanfaat yaituaspek ekologi (lingkungan menjadi bersih, rapi,lebih tertata, dll.), aspek sosial (masyarakatmerasa menjadi lebih nyaman, sejahtera, dll.),dan aspek ekonomi ( dapat meningkatkan nilaitambah, peningkatan kegiatan ekonomi, dll.).

KESIMPULAN1. Lubang Resapan Biopori (LRB) pada tahap I

telah dibuat sebanyak sekitar 50 buah oleh RT04 / RW 01 Cipadu, Larangan, Kota Tangerangsebagai centre / tempat konsentrasinya wilayahRW 01. Perlu dilakukan pada tahap berikutnyauntuk memperbanyak jumlah LRB,memperpendek jarak antar LRB dan efektifserta bisa diikuti lokasi lainnya.

2. Penanaman budidaya tanaman vertikultur, dalampot dan lainnya serta yang pernah dilakukanpenanaman tanaman organik dalam pot oleh RT04 / RW 01 Cipadu, Larangan, Kota Tangerangsebagai centre / tempat konsentrasinya wilayahRW 01, perlu dilakukan pengembangan lebihlanjut serta bisa diikuti lokasi lainnya.

3. Membuat Bank Sampah Lestari (BSL) yangtelah melakukan fungsinya sebagai bank sampahyaitu melakukan pemilahan, penyetoran,penimbangan, penghitungan, pembagian hasil

KAMPUNG HIJAU : SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DALAMPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPOleh : Munawir

Page 103: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

96 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

dan manfaat lainnya kepada nasabah serta parapengurusnya, yang lokasinya di. RT 04 / RW 01Cipadu, Larangan, Kota Tangerang sebagaicentre / tempat konsentrasinya wilayah RW 01.Perlu dilakukan sosialisasi untuk memperbanyakjumlah nasabah, jumlah sampah organik dan nilaihasil sampahnya.

4. Membuat estetika lingkungan, sebagaitambahan untuk menambah estetika / keindahankampung hijau antara lain dengan mengecatwarna-warni di pinggir jalan, papan nama digapura, tepi jalan kiri kanan dalam kampung hijaudan tulisan-tulisan yang menunjukkan identitasserta semangat untuk membesarkan danmengembangkan kampung hijau, yang lokasinyadi. RT 04 / RW 01 Cipadu, Larangan, KotaTangerang sebagai centre / tempatkonsentrasinya wilayah RW 01. Perlu dilakukansosialisasi agar warga memelihara dan ikutberpartisipasi untuk estetika lingkungan.

5. LRB, budidaya tanaman, bank sampah danestetika lingkungan tersebut merupakan aplikasidalam melaksanakan kampung hijau. Haltersebut telah menjadikan point pada RT 04 /RW 01 Cipadu, Larangan, Kota Tangerang yangmewakili wilayah RW 01 dalam LombaKebersihan Tingkat Pratama Tahun 2014 yangdilakukan Pemerintah Kota Tangerang c.qDinas Kebersihan dan Pertanaman KotaTangerang, sangat bersyukur telah memperolehJuara III.

6. Manfaat kampung hijau dapat dilihat dari aspekekologi (lingkungan bersih, lestari, sumber dayaalam menjadi lebih baik, dll.), aspek sosial(masyarakat menjadi lebih sehat, sejahtera, dll.)dan aspek ekonomi (dapat dipeoleh penghasilan,peningkatan ekonomi, dll.).

DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2009, Majalah Flona (Hobi & Bisnis Flora

Fauna), Edisi 76/VI, Juni 2009, Penerbit KompasGramedia, Jakarta.

Anne Ahira.com, dari http//www.gogle.co.id, 3Oktober 2011.

Awaludin Usman, 2012, Lubang Resapan Biopori(LRB), Salah Satu Cara Mengendalikan Banjir,Tangerang.

Ari Wahyudi, 12 Januari 2012, di internet.Adityo Waluyo, 7 Januari 2013, di internet.Banten.antara news,com, 8 Maret 2013, di internet.Buku Profil Bank Sampah Indonesia, 2012, di internet.Djamaludin Murniati Sri, Wahyono Sri, 2008,

Pengomposan Sampah, Skala Rumah Tangga,Edisi Kedua, November 2008, Penerbit AsdepUrusan Limbah Domestik dan Usaha SkalaKecil, Kementerian Negara Lingkungan Hidup,Jakarta.

Data Bank Sampah Kota Tangerang, 2012, diinternet.

http//Garasibu.wordpress.com, 31 Agustus 2008.id.wikipedia.org/wiki/kompos , 2014, Kompos, di

internet.Nazir, Moh, 1983, Metode Penelitian, Ghalia

Indonesia, Jakarta.Sutanto Rachman, 2002, Pertanian Organik, Menuju

Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan, Cetakanke 5, Tahun ke 6, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Tim Biopori IPB, Dep. Ilmu tanah dan SumberdayaLahan, Faperta IPB, Kampus Dermaga, Bogor.

www.biropemerintahan .bantenprov.go.id, 17 Mei2015.

www.informasitangerang.blogspot.com, 11 Maret2010.

www.inilah.com, 25 Mei 2008.

KAMPUNG HIJAU : SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DALAMPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Oleh : Munawir

Page 104: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

97Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAMMEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN

(Studi pada Pegawai Bulanan Perusahaan Nylon Tire Andayani Megah Jatake Tangerang)

Oleh : Djamarel Hermanto*

ABSTRACTThe objective of research is to describe and to explain the degree of the factors influencing work satisfaction

of the employees of Andayani Megah Nylon Tire Company, Production Division of Jatake Tangerang. Researchtype is description study with questionnaire as the main instrument of research. The population of researchwithin Andayani Megah Nylon Tire Company is 263 regular employees at production division who receive monthlysalary. The sample is 159 employees. Result of analysis indicates that the variabel of work satisfaction with thehighest mean is payment variabel with mean 4,1, and it is followed by co-worker variabel with mean 4,0,supervisor variabel with mean 3,8, promotion opportunity variables with the highest deviation standard is workvariabel with 0,63, followes by supervisor variabel with 0,55, then work opportunity variabel with 0,52, co- workervariabel with 0,48, and lastly, payment variabel with 0,43. Research concludes that a factor with the greatest rolein influencing the work satisfaction of employees of Andayani Megah Nylon Tire Company is payment, and thenit is followed by other factors such as co- worker, supervisor, promotion opportunity and work.

Keyword : Work Satisfaction

PENDAHULUANKeberhasilan perusahaan sangat bergantung pada

kemampuan dalam mengelola sumberdaya yang adadi dalamnya. Sumberdaya yang dikelola perusahaanbukan hanya yang bersifat material seperti uang,mesin atau bahan-bahan material lainnya yangdiperlukan dalam memproduksi suatu barang, tetapijuga hal-hal yang bersifat non material yaitu manusiayang ada di dalam perusahaan. Sumberdaya manusiayang ada didalam perusahaan menjadi pelaku utamadalam menggerakkan tata laksana perusahaan danmerupakan faktor kunci yang memegang peranandalam pencapaian tujuan bersama. Sumberdayamanusia merupakan aset utama yang memegangperanan penting dalam pencapaian tujuanperusahaan.

Menyadari arti pentingnya sumberdaya manusiadalam perusahaan maka keberadaannya perludilindungi dalam hal keamanan, kesehatan dankesejahteraan. Pembinaan kondisi organisasi denganmenciptakan iklim kerja yang baik dapat digunakansebagai cara efektif yang dapat mempengaruhipembentukan semangat kerja seseorang dalam

organisasi. Semangat kerja merupakan suatu saranauntuk menuju ke arah terpenuhinya kepuasan pribadi.Manusia dalam bekerja menginginkan suatu kepuasankerja baik segi materiil maupun dalam segi moril.Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yangbersifat individual. Setiap individu akan memilikitingkat kepuasan yang berbeda- beda sesuai dengansistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal inidisebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu.

Keberagaman tenaga kerja mempunyai implikasipenting pada praktik manajemen. Perusahaandituntut untuk mengerti apa yang menjadi kebutuhankaryawan. Para manajer harus mengubah filosofimereka dari memperlakukan setiap orang dengancara yang sama menjadi mengenali perbedaan danmenyikapi mereka yang berbeda dengan cara-carayang menjamin kesetiaan karyawan dan peningkatanproduktivitas namun tidak melakukan diskriminasi.Memahami keberagaman tenaga kerja ini bukan halyang mudah, dan ketika keberagaman tidak ditanganidengan tepat akan memicu timbulnya konflik dalamperusahaan berupa ketidakpuasan karyawan.

* Dosen Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 105: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

98 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Perusahaan dituntut untuk mengerti danmemahami kebutuhan karyawan serta merumuskankebijakan-kebijakan yang dapat mendorong ke arahpeningkatan prestasi kerja. Salah satu cara untukmengetahui apa yang diinginkan dan diharapkankaryawan adalah dengan mengetahui tingkatkepuasan kerja karyawan. Siagian (2003:126)menyatakan “Kepuasan kerja merupakan sikapumum seseorang terhadap pekerjaannya, dimanaseseorang yang memiliki rasa puas terhadappekerjaannya akan mempunyai sikap yang positifterhadap organisasinya”. Setiap perusahaanmenginginkan agar para karyawannya memperolehkepuasan kerja maka perusahaan harusmemperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapatmempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan.Mathis & Jackson (2011:121) menyatakan “Faktoryang menentukan adalah apa yang diharapkan olehkaryawan dari pekerjaannya dan apa yang merekaterima sebagai penghargaan dari pekerjaannya”.

Kepuasan kerja karyawan dapat disebabkan olehberbagai kondisi yang terdapat dalam perusahaan,bisa saja seorang karyawan merasa puas dalamlingkungan kerjanya tapi ia tidak merasa puasterhadap kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaaan.Oleh karena itu perusahaan perlu mengetahuibagaimana kondisi yang dapat memberikan kepuasanterhadap karyawan, hal ini bertujuan agar perusahaandapat melakukan prioritas dalam melakukanperbaikan dan meningkatkan kepuasan kerjakaryawan. Semakin banyak aspek-aspek dalampekerjaan yang sesuai dengan keinginan individutersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yangdirasakan. Apabila kepuasan kerja mereka terpenuhi,karyawan cenderung akan memiliki semangat kerjayang tinggi dalam bekerja. Untuk mengetahui faktor-faktor kepuasan kerja ada beberapa tokoh yangberpendapat diantaranya, menurut Robbins(2006:103) menjelaskan “fakor-faktor yangmempengaruhi kepuasan kerja diantaranya suasanakerja yang mendukung, pengawasan, tingkat upahsaat ini, peluang promosi, dan hubungan dengan mitrakerja saat ini”.

Kepuasan kerja seseorang dalam suatuperusahaan sangat mungkin akan berbeda- beda.Perbedaan ini dikarenakan adanya kebutuhan individuyang berbeda atau situasi dan kondisi dalam

perusahaan yang dapat menyebabkan seseorangmenjadi puas dalam bekerja. Tingkat kepuasan kerjakaryawan dapat diukur oleh perusahaan denganmempertimbangkan teori Hierarki kebutuhan olehMaslow yang menjelaskan tentang apa yangdibutuhkan orang untuk memenuhi kebutuhannya,apabila seorang karyawan kebutuhannya belumterpenuhi maka karyawan tersebut akanmenunjukkan perilaku yang kecewa, sebaliknya bilakebutuhannya terpenuhi, ia akan merasa puas danmemperlihatkan perilaku yang sangat baik (Robbin,2006:214). Salah satu kebutuhan dalam teori hierarkikebutuhan Maslow adalah kebutuhan sosial, yaitukebutuhan akan teman, kerjasama, adanya perhatian,dan lain-lain.

Sebagai manusia yang merupakan makhluk sosialmaka manusia membutuhkan interaksi dalampergaulan sehari-hari. Dalam hal ini karyawanmenginginkan suatu persahabatan dan interaksi yanglebih baik dengan orang lain, dimana karyawan inginditerima dalam lingkungan kerjanya. Hal tersebutsebagai cermin dari salah satu faktor penentukepuasan kerja yaitu hubungan antar karyawan, bilahubungan antar karyawan baik maka karyawan akanmerasa nyaman dalam bekerja dan berujung padamunculnya kepuasan kerja.

Perusahaan Nylon Tire Andayani Megah JatakeTangerang merupakan salah satu perusahaan yangbergerak dalam bidang industri nylon tire, strukturorganisasi yang diterapkan yaitu menggunakan sistemgaris yaitu organisasi dengan wewenang yang berasaldari atas langsung turun ke bawah. Wewenang,keputusan dan kebijakan langsung terpusat padapimpinan. PT. Andayani Megah Jatake Tangerangdalam mencapai tujuan perusahaan dikelola secaraprofessional, kepuasan kerjanya dapat didorongdengan adanya pembayaran, pemberian tunjangan,dan lain-lain yang tentunya tidak lepas dari kondisiperusahaan itu sendiri, kondisi yang diharapkan adalahkeselarasan antara keadaan yang ada. Pihakmanajemen PT. Andayani Megah Jatake Tangerangselalu berusaha untuk memenuhi kepuasan kerjakaryawan.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu :menggambarkan dan menjelaskan besarnya tingkatfaktor-faktor yang berperan dalam mempengaruhikepuasan kerja karyawan.

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN(STUDI PADA PEGAWAI BULANAN PERUSAHAAN NYLON TIRE ANDAYANI MEGAH JATAKE TANGERANG)

Oleh : Djamarel Hermanto

Page 106: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

99Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

KAJIAN PUSTAKA2.1. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja mencerminkan perasaanseseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini tampakdalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dansegala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerja.Manajemen harus senantiasa memonitor kepuasankerja, karena hal tersebut mempengaruhi tingkatabsensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, danmasalah personalia lainnya. Suatu kepuasan kerjayang tinggi diinginkan oleh setiap manajemen, karenadapat dikaitkan dengan hasil positif yang merekaharapkan dan merupakan tanda bahwa suatuorganisasi dikelola dengan baik. Seorang karyawandalam suatu perusahaan mempunyai seperangkatkeinginan, kebutuhan, dan hasrat yang menyatu danmembentuk suatu harapan yang diharapkan dapatterpenuhi di tempat ia bekerja. Kepuasan kerja akandidapat apabila ada kesesuaian antara harapanpekerja dengan kenyataan yang didapat di tempat iabekerja.

Kepuasan kerja seseorang dalam suatuperusahaan sangat mungkin akan berbeda- beda.Perbedaan ini karena adanya kebutuhan individu yangberbeda-beda pula atau situasi dan kondisi dalamperusahaan yang dapat menyebabkan seseorangmenjadi puas dalam bekerja. Kepuasan kerja akanmempengaruhi produktivitas yang diharapkanmanajer. Apabila kepuasan kerja mereka terpenuhi,karyawan cenderung akan memiliki semangat kerjayang tinggi dalam bekerja, sebaliknya ketidakpuasankerja akan mengakibatkan tingginya tingkat keluarmasuk pekerja, ketidakhadiran, pemogokan dantindakan-tindakan lain yang merugikan organisasi.

Dalam pencapaian kepuasan kerja, secaralangsung atau tidak langsung ditentukan oleh hal- halyang mendukung pencapaian kepuasan kerja baik daridalam maupun luar lingkungan kerja. Untuk itu,manajer perlu memahami apa yang harus dilakukanuntuk menciptakan kepuasan kerja karyawannya.Davis, dkk dalam Mangkunegara (2001:117)menjelaskan “kepuasan kerja adalah suatu keadaanyang menyokong atau tidak menyokong diri pegawaiyang berhubungan dengan pekerjaannya”. Setiapindividu memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbedasesuai sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya,

semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yangsesuai dengan individu maka semakin tinggi tingkatkepuasan yang dirasakannya, dan sebaliknya.

Definisi kepuasan kerja yang lain oleh Siagian(2003:295) ditinjau dari cara pandangnya, yaitu“kepuasan kerja adalah suatu cara pandangseseorang, baik bersifat positif maupun negatiftentang pekerjaannya”. Apabila seseorang merasapuas terhadap pekerjaannya, maka dia memiliki sifatpositif dan bangga serta menilai tinggi pekerjaannya.Karyawan akan merasa puas apabila aspek-aspekpekerjaan dan dirinya mendukung dan sebaliknyaakan merasa tidak puas apabila aspek-aspek tersebuttidak mendukung. Seorang pimpinan harus selalumemperhatikan suatu kondisi yang dapatmeningkatkan kepuasan kerja, karena kepuasan kerjadapat dengan cepat timbul dan dengan cepatmenurun.

Walaupun definisi tentang kepuasan kerja berbedabeda antara penulis dengan penulis lainnya, namunpada intinya mereka mengemukakan bahwakepuasan kerja adalah suatu sikap positif atau negatifterhadap pekerjaan seseorang. Artinya bila suatupekerjaan dianggap menyenangkan ada duakemungkinan yang dapat terjadi yakni pegawaitersebut bersikap lebih produktif/ berprestasi ataubersikap jalan ditempat/ stagnan. Sebaliknya bila suatupekerjaan dianggap tidak/ kurang menyenangkanakan muncul pula dua kemungkinan yakni karyawantersebut bersikap stagnan dengan cara berusahabertahan semampunya untuk melawan perasaan tidakmenyenangkan itu atau bersikap apatis/ ekstrimsehingga tidak perduli dengan produktivitas/ prestasikerjanya lagi (Greenberg dan Baron. 2003: Robbins.2007: Gibson, Ivancevich & Donelly. 1996: Kreitnerdan Kinicki. 2001: Handoko. 2010 ).

Kepuasan kerja tidak nampak secara nyata, padadasarnya merujuk pada seberapa besar seorangpekerja menyukai pekerjaannya. Oleh karena itukepuasan kerja tidak dapat diobservasi secaralangsung, tetapi dapat diketahui dari pernyataan danperilaku seseorang, akan nampak bila seseorangkehilangan keyakinan atas pekerjaannya, makaketidakpuasan kerja akan terjadi kemudian diacenderung meninggalkan pekerjaan atau mengurangiusahanya.

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN(STUDI PADA PEGAWAI BULANAN PERUSAHAAN NYLON TIRE ANDAYANI MEGAH JATAKE TANGERANG)Oleh : Djamarel Hermanto

Page 107: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

100 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

2.2. Teori KepuasanTeori kepuasan yang dikemukakan oleh Gibson

(1996:186) mengacu kepada empat teori yaitu TeoriKebutuhan Maslow, Teori ERG-Adelfer, Teori duaFaktor – Herzbergh, Teori kebutuhan McClelland.Teori-teori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Teori Kebutuhan Maslow

Teori ini dikembangkan oleh Abraham Maslowdalam Gibson (1996:189) dijelaskan bahwa teoriMaslow menganggap bahwa orang mencobamemuaskan kebutuhan yang lebih mendasarsebelum mengarahkan perilaku dalammemuaskan kebutuhan yang tinggi (aktualisasidiri). Maslow membagi kebutuhan manusia atas:a. Fisiologis : makanan, minuman, tempat

tinggal, dan sembuh dari sakit.b. Keamanan dan kesehatan : kebutuhan

untuk kemerdekaan dari ancaman, yaitukeamanan dari kejadian atau lingkunganyang mengancam.

c. Rasa memiliki, social dan kasih sayang :kebutuhan atas persahabatan,berkelompok, interaksi dan kasih saying.

d. Penghargaan (esteem) : kebutuhan atasharga diri (self-esteem) dan penghargaandari pihak lain.

e. Aktualisasi diri : kebutuhan untukmemenuhi diri seseorang melaluimemaksimumkan penggunaankemampuan, keahlian dan potensi.

2. Teori ERG-AdelferDalam Gibson (1996:193) menjelaskan bahwaAldelfer setuju dengan maslow bahwakebutuhan-kebutuhan individual tersusun secrahirarki. Namun demikian hirarki kebutuhan yangdiusulkannya hanya terdiri dari tiga setkebutuhan.a. Eksistensi : kebutuhan-kebutuhan

terpuaskan oleh faktor-faktor sepertimakanan, udara, air, gaji dan kondisipekerjaan.

b. Keterkaitan : kebutuhan-kebutuhanterpuaskan dengan adanya hubungan sosialdan interpersonal yang berarti.

c. Pertumbuhan : kebutuhan-kebutuhan yangterpuaskan oleh seorang individumenciptakan kontribusi yang kreatif danproduktif.

3. Teori dua Faktor – HerzbergFrederick Herzberg mengembangkan teori duafaktor. Dalam Gibson, (1996: 197) teori inimemandang kepuasan kerja berasal darikeberadaan motivator intrinsik dan bahwaketidakpuasan kerja berasal dari ketidak-adaanfaktor-faktor ekstrinsik.a. Kondisi ekstrinsik, (konteks pekerjaan),

yang meliputi : upah, keamanan kerja,kondisi kerja, status, prosedurperusahaaan, mutu penyelia.

b. Kondisi intrinsik, isi kerja yang meliputi :pencapaian prestasi, pengakuan, tanggungjawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri,kemungkinan berkembang.

4. Teori kebutuhan McClelland DavidC. Mc. Clelland telah mengajukan teorikebutuhan motivasi yang dipelajari yang erathubungannya dengan konsep belajar. DalamGibson (1996:200) dijelaskan bahwa teori yangmengatakan bahwa seseorang dengan suatukebutuhan yang kuat akan termotivasi untukmenggunakan tingkah laku yang sesuai gunamemuaskan kebutuhan. Kebutuhan seseorangdipelajari dari kebudayaan suatu masyarakat.

2.3. Faktor-Faktor Penentu Kepuasan KerjaGibson (1996:153) mengidentifikasi lima faktor

yang mempengaruhi faktor kepuasan kerja, yaitu :1. Pembayaran : suatu jumlah yang diterima dan

keadaan yang dirasakan dari pembayaran.2. Pekerjaan : sampai sejauh mana tugas kerja itu

dianggap manarik dan memberi kesempatanuntuk belajar dan menerima tanggung jawab.

3. Kesempatan promosi : adanya kesempatanuntuk maju.

4. Penyelia : kemampuan penyelia untukmemperlihatkan ketertarikan dan perhatiankepada pekerja.

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN(STUDI PADA PEGAWAI BULANAN PERUSAHAAN NYLON TIRE ANDAYANI MEGAH JATAKE TANGERANG)

Oleh : Djamarel Hermanto

Page 108: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

101Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

5. Rekan sekerja : sampai sejauh mana rekansekerja bisa bersahabat, kompeten, danmendukung.

METODEPenelitian ini tergolong penelitian deskriptif, karena

sesuai dengan tujuanya yaitu mendapatkan informasisecara lengkap dan akurat mengenai faktor yangpaling berperan dalam mempengaruhi kepuasan kerjakaryawan. Teknik analisis yang dipergunakan dalampenelitian ini adalah : 1. Analisis Statistik DeskriptifAnalisis ini digunakan untuk menggambarkankeadaan gejala sosial dari lokasi penelitian, objekpenelitian serta distribusi item – item dari masing–masing variabel. Data dikumpulkan dan ditabulasikandalam tabel, kemudian dilakukan pembahasan secaradeskriprif dalam angka dan presentase.HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif4.1.1. Analisis Persentasea. Variabel Metode Pembayaran Distribusi

frekuensi variabel pembayaran disajikan padatabel berikut :

Tabel 1Distribusi Frekuensi Variabel Pembayaran

Keterangan :Item_1 : Saya merasa gaji yang diterima

sudah mencukupiItem_2 : Saya merasa gaji yang diterima

sesuai dengan hasil kerja.Item_3 : Saya merasa gaji yang saya terima

disesuaikan dengan perjanjian kerjaItem_4 : Saya merasa menerima tunjangan

hari rayaItem_5 : Saya merasa menerima tunjangan

kesehatan.Item_6 : Saya merasa menerima bonusan

sesuai absensi

Item_7 : Saya merasa menerima bonusansaat lembur.

Dari ketujuh item tersebut dapatdiketahui skor rata-rata pembayaran sebesar4,1, sehingga masuk dalam kategori puas. Halini menunjukkan bahwa karyawan merasa puasdengan pembayaran yang dilakukanperusahaan karena sudah mencukupi, sesuaidengan hasil kerja, sesuai dengan perjanjiankerja, serta karyawan menerima tunjangan hariraya, tunjangan kesehatan, bonusan sesuaiabsensi dan bonusan saat lembur.

b. Variabel Pekerjaan Distribusi frekuensi variabelpekerjaan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2Distribusi Frekuensi Variabel Pekerjaan

Keterangan :Item_8 : Saya merasa pekerjaan sayamenarik karena tidak pernah disortir mandorItem_9 : Saya merasa tertantang untuk

menghasilkan dan meningkatkan hasilproduksi yang terbaik

Item_10 : Saya merasa perusahaan memberikesempatan untuk mengikuti pelatihanke perusahaan lain perusahaan memberikesempatan mengikuti seminar

Item_12 : Saya bekerja sesuai hasilItem_13 : Saya merasa pekerjaan saya

mencapai target produksi.

Dari keenam item tersebut dapatdiketahui skor rata-rata pekerjaan sebesar3,2, sehingga masuk dalam kategori cukup puas.Hal ini menunjukkan bahwa hasil pekerjaankaryawan PT. Andayani Megah cukup sesuaidengan apa yang yang menjadi targetperusahaan.

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN(STUDI PADA PEGAWAI BULANAN PERUSAHAAN NYLON TIRE ANDAYANI MEGAH JATAKE TANGERANG)Oleh : Djamarel Hermanto

Page 109: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

102 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

c. Variabel Kesempatan Promosi Distribusifrekuensi variabel Kesempatan Promosidisajikan pada tabel berikut:

Tabel 3Distribusi Frekuensi Variabel Kesempatan

Promosi

Keterangan :Item_14 : Saya merasa perusahaan

memberikan kesempatan saya untukmenduduki jabatan sebagai mandor

Item_15 : Saya merasa perusahaanmemberikan kesempatan saya untukmenduduki jabatan sebagai QOC

Item_16 : Saya merasa penilaian promosiberdasarkan absensi

Item_17 : Saya merasa penilaian promosiberdasarkan hasil kerja.

Dari keempat item tersebut dapatdiketahui skor rata-rata kesempatan promosisebesar 3,7, sehingga masuk dalam kategoricukup puas. Hal ini menunjukkan bahwakaryawan PT. Andayani Megah merasa puasdengan kesempatan promosi yang dilakukanperusahaan.

d. Variabel Penyelia Distribusi frekuensi variabelPenyelia disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4Distribusi Frekuensi Variabel Penyelia

Keterangan :Item_18 : Saya merasa hubungan yang baik

dengan penyelia Item_19 : Saya merasapenyelia sudah memberikan pengarahanyang tepat dalam melaksanakan pekerjaan

Item_20 : Saya merasa penyelia menciptakansuasana kerja yang kondusif

Item_21 : Saya merasa penyelia memperhatikansetiap karyawan.

Dari keempat item tersebut dapatdiketahui skor rata-rata kesempatan promosisebesar 3,8, sehingga masuk dalam kategoricukup puas. Hal ini menunjukkan bahwakaryawan PT. Andayani Megah merasa puasdengan penyelia karena penyelia mampumenciptakan hubungan yang baik dengankaryawan, memberikan pengarahan yang tepat,mampu menciptakan suasana kerja yangkondusif dan memperhatikan setiap karyawan.

e. Variabel Rekan Kerja Distribusi frekuensivariabel Rekan Kerja disajikan pada tabelberikut:

Tabel 5Distribusi Frekuensi Rekan Kerja

Keterangan :Item_22 : Saya merasa hubungan yang baik

antara sesama karyawanItem_23 : Saya merasa mudah menjalin

hubungan dengan sesama karyawanItem_24 : Saya merasa rekan sekerja saya

menciptakan suasana kerja yang kondusifItem_25 : Saya merasa rekan sekerja saya

memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi.

Dari keempat item tersebut dapatdiketahui skor rata-rata rekan kerja sebesar 4,0,sehingga masuk dalam kategori puas. Hal inimenunjukkan bahwa karyawan PT. AndayaniMegah merasa puas dengan rekan kerja, karenaterdapat hubungan yang baik antara sesamakaryawan, mudah menjalin hubungan danmemiliki rasa kekeluargaan. 4.1.2. Analisis MeanAnalisis mean digunakan untuk menentukan

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN(STUDI PADA PEGAWAI BULANAN PERUSAHAAN NYLON TIRE ANDAYANI MEGAH JATAKE TANGERANG)

Oleh : Djamarel Hermanto

Page 110: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

103Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

kecenderungan pemusatan skor yang dicapaipada karyawan pada tiap-tiap variabel kepuasankerja.

Berikut ini disajikan mean variabelkepuasan kerja pada tabel berikut.

Tabel 6Analisis Mean Kepuasan Kerja

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahuibahwa variabel kepuasan kerja yang memilikimean tertinggi yaitu variabel pembayarandengan mean sebesar 4,1 diikuti dengan variabelrekan kerja dengan mean sebesar 4,0, kemudianvariabel penyelia sebesar 3,8, kemudian variabelkesempatan promosi sebesar 3,7 dan yangterakhir yaitu pekerjaan dengan mean sebesar3,2. Dengan demikian dapat faktor yang palingberperan dalam mempengaruhi kepuasan kerjakaryawan yaitu pembayaran. 4.1.3. AnalisisStandar Deviasi Analisis standar deviasidigunakan untuk menentukan rentang skor yangdicapai karyawan pada tiap-tiap variabelkepuasan kerja.

Berikut ini disajikan standar deviasimasing-masing variabel kepuasan kerja.

Tabel 7Analisis Standar Deviasi Kepuasan Kerja

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahuibahwa semua variabel kepuasan kerja yangmemiliki standar deviasi dengan kategori sedang.Variabel kepuasan kerja yang memiliki standardeviasi tertinggi yaitu variabel pekerjaansebesar 0,63 diikuti dengan variabel penyeliasebesar 0,55, kemudian variabel kesempatankerja sebesar 0,52, kemudian variabel rekankerja sebesar 0,48 dan yang terakhir yaitupembayaran sebesar 0,43.

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN(STUDI PADA PEGAWAI BULANAN PERUSAHAAN NYLON TIRE ANDAYANI MEGAH JATAKE TANGERANG)Oleh : Djamarel Hermanto

Page 111: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

104 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

5. PembahasanKepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

individual. Setiap individu akan memiliki tingkatkepuasan yang berbeda- beda sesuai dengan sistemnilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal inidisebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu, semakin banyak aspek- aspek yangsesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggitingkat kepuasan yang dirasakannya, dan sebaliknya.Agar karyawan merasakan kepuasan kerja, tentunyaperusahaan harus menyediakan, memenuhi danmemelihara secara terus-menerus faktor-faktor yangdapat meningkatkan kepuasan kerja karyawannya.Sesuai dengan teori Gibson (1996:153), penelitian inimenunjukkan adanya lima faktor yang dapatmenetukan kepuasan kerja karyawan PT. AndayaniMegah Tangerang. Kelima faktor tersebut adalah :1. Pembayaran2. Pekerjaan3. Kesempatan promosi4. Penyelia5. Rekan sekerja

Pemimpin PT. Andayani Megah Tangerang perlumemperhatikan dan meningkatkan keberadaan kelimafaktor penentu kepuasan tersebut dan selalu berusahaagar kelima faktor penentu kepuasan kerja tersebutdapat memberikan kepuasan kerja kepada karyawanPT. Andayani Megah Jatake Tangerang. Jikakepuasan kerja telah dirasakan oleh karyawan makakaryawan akan bekerja dengan penuh semangat yangnantinya akan berpengaruh dalam meningkatkanproduktivitas PT. Andayani Megah JatakeTangerang.

Berdasarkan kuisioner yang disebarkan kepadakaryawan PT. Andayani Megah Jatake Tangerangdan berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkanbahwa faktor yang paling berperan dalammempengaruhi kepuasan kerja karyawan PT.Andayani Megah adalah pembayaran, faktor lain yangberperan secara berturut-turut pada karyawan PT.Andayani Megah yaitu rekan kerja, penyelia,kesempatan promosi dan yang terakhir yaitupekerjaan. Kebijakan pembayaran atau balas jasayang ditentukan perusahaan dapat mempengaruhiperilaku kerja karyawan yang pada akhirnya akanberdampak pada semangat kerja yang bersangkutan.

Bagi karyawan pembayaran yang diterimnaya akandipergunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya beserta keluarganya. Selain itu,besarnya pembayaran yang diterimanyamencerminkan status, pengakuan dan tingkatpemenuhan kebutuhan karyawan. Perusahaanmengharapkan agar pembayaran yang dikeluarkanmemperoleh imbalan hasil kerja yang lebih besar darikaryawan. Jadi nilai hasil kerja karyawan harus lebihbesar dari pembayaran yang diberikan perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis mean kebijakanpembayaran memperoleh nilai kepuasan terendah.Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan padakaryawan PT. Andayani Megah Jatake Tangerangsebanyak 70 orang (44,0%) menjawab tidak setujupada item 8 yang menyatakan saya merasa pekerjaansaya menarik karena tidak pernah disortir mandor.Hal ini dapat dijelaskan bahwa sebanyak 70 orang(44,0)% karyawan yang merasa tidak puas karenapekerjaan mereka sering disortir oleh mandor.Perusahaan harus dapat meningkatkan kepuasankerja karyawan agar hasil kerja karyawan dapatmaksimal misalkan dengan lebih sering mengadakanpelatihan bagi karyawan dan lebih banyakmengikutsertakan karyawan dalam seminar-seminaragar karyawan semakin ahli dalam membuat nylontire yang sesuai dengan standard dan pekerjaanmereka tidak banyak disortir oleh mandor sehinggakepuasan kerja karyawan dapat meningkat.

Rekan kerja merupakan faktor yangmempengaruhi kepuasan kerja, hal ini karena bagikebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhanakan interaksi sosial. Oleh karena itu tidaklahmengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yangramah dan mendukung menghantar ke kepuasan kerjayang meningkat. Perilaku atasan juga merupakandeterminan utama dari kepuasan bila penyelialangsung bersifat ramah dan dapat memahami,memberikan pujian untuk kinerja yang baik,mendengarkan pendapat karyawan dan menunjukkansuatu minat pribadi pada mereka serta dapat menjalinhubungan dengan sesama karyawan. Kepuasankerja bukan keadaan yang menyatu padu seperti yangdapat dibayangkan dari namanya. Hasil penelitian inididukung pendapat Luthans (1995: 114) yangmenyatakan bahwa ”salah satu yang mempengaruhikepuasan kerja karyawan adalah pekerjaan itu sendiri

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN(STUDI PADA PEGAWAI BULANAN PERUSAHAAN NYLON TIRE ANDAYANI MEGAH JATAKE TANGERANG)

Oleh : Djamarel Hermanto

Page 112: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

105Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

(the work itself)”. Ukuran kepuasan kerja karyawanadalah mereka dapat menikmati terhadap pekerjaanyang mereka hadapi, untuk bisa menyelesaikan tugas/kewajiban dengan baik dan tepat waktu. Kepuasankerja merupakan sikap umum seorang individuterhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkatkepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positifterhadap kerja itu, seseorang yang tak puas denganpekerjaannya menunjukkan sikap yang negatifterhadap pekerjaan itu.

6. KESIMPULAN DAN SARAN6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukanpada karyawan PT. Andayani Megah JatakeTangerang tentang analisa faktor-faktor yangberperan dalam mempengaruhi kepuasan kerjakaryawan, maka dapat disimpulkan dari penelitian ini,yaitu ada lima faktor yang berperan dalammenentukan kepuasan kerja karyawan PT. AndayaniMegah Jatake Tangerang yaitu : pembayaran,pekerjaan, kesempatan promosi, penyelia, rekan kerja.Faktor yang paling berperan dalam mempengaruhikepuasan kerja karyawan PT. Andayani Megah yaitupembayaran, kemudian faktor lain yang berperandalam mempengaruhi kepuasan kerja karyawansecara berturut-turut yaitu rekan kerja, penyelia,kesempatan promosi dan yang terakhir yaitupekerjaan.

6.2. Saran1. Berdasarkan hasil analisis mean menunjukkan

bahwa variabel yang memiliki tingkat kepuasanyang terendah yaitu variabel pekerjaan pada item8 yang menyatakan bahwa saya merasapekerjaan menarik karena tidak pernah disortirmandor, oleh karena itu disarankan kepada pihakperusahaan untuk dapat meningkatkankepuasan kerja karyawan dalam hal pekerjaanmisalnya dengan melakukan pelatihan terhadapkaryawan dan lebih banyak mengikut sertakankaryawan dalam seminar-seminar agarkaryawan dapat lebih ahli dalam membuat nylontire yang sesuai dengan standar sehingga hasilkerja mereka tidak banyak disortir oleh mandor.

2. Pada variabel kesempatan promosi item 14 yangmenyatakan saya merasa perusahaan

memberikan kesempatan saya untuk mendudukijabatan sebagai mandor memiliki rata-rata 3,6yang termasuk dalam kategori cukup puas. Olehkarena itu disarankan kepada perusahaan untuklebih membuka peluang agar karyawan dapatmenduduki jabatan yang lebih tinggi lagi.

3. Variabel pembayaran memiliki tingkat kepuasanyang tertinggi namun apabila dilihat dari masing-masing item, item 8 yang menyatan saya merasamenerima tunjangan kesehatan memiliki rata-rata yang cukup puas berarti ada beberapakaryawan yang merasa kurang puas dengantunjangan yang telah diberikan perusahaanterhadap karyawan oleh karena itu disarankankepada perusahaan untuk lebih meningkatkantunjangan-tunjangan kesehatan yang diberikan,menyediakan suatu wadah yang dapatmenjembatani informasi antara pihakperusahaan dengan karyawan sehingga terjalinkomunikasi yang baik.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian, Suatu

Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta :PT. Rineka Cipta.

Espector, paul, 1997, Job Satisfaction, USA : SagePubications.

Fraser, TM, 1992, Stress dan Kepuasan kerja, Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Gibson,James, L. Jhon. Ivancevich & James H

Donwlly, 1996, Organisasi, Edisi kedelapan, Jakarta: Binarupa Aksara. Handoko, Hani, 2010,Manajemen personalia dan sumberdayamanusia, Edisi Ketujuh belas, Yogyakarta :BPFE.

Herzberg, Frederick, 1969, Work and The Nature ofMan, Cleveland : The World PublishingCompany.

Hartono, K, 1991, Pemimpin dan Kepemimpinan,Jakarta : Rajawali Pers.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis& Ekonomi. Bagaimana Meneliti & MenulisTesis ? Edisi 3. Jakarta : Erlangga.

Malayu S.P. Hasibuan. 2007. Manajemen SumberDaya Manusia. Cetakan Kesembilan.Jakarta :Bumi Aksara.

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN(STUDI PADA PEGAWAI BULANAN PERUSAHAAN NYLON TIRE ANDAYANI MEGAH JATAKE TANGERANG)Oleh : Djamarel Hermanto

Page 113: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

106 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Mangkunegara, A, P, 2001, Manajemen Sumber DayaManusia Perusahaan, Bandung : RemajaRosdakarya.

Mathis, R. L and Jackson, J. H. 2006. HumanResource Management 10th ed. Yogyakarta :Salemba Empat.

Nazir, Moh, 2003, Metode Penelitian, Jakarta, GhaliaIndonesia

Phil, M, Wibowo, 2007, Manajemen Kinerja, EdisiKedua, Jakarta : PT Raja Grafindo Pers.

Robbins, Stephen P, 2001, Perilaku Organisasi VersiBahasa Indonesia, edisi kedelapan, Jakarta : PT.Prenhallindo.

Setyadi, B, 2005, Desain dan Metode PenelitianKuantitatif, Malang : Lembaga Penelitian

Universitas Negeri Malang.Siagian, Sondang P, 2003, Manajemen Sumberdaya,

Jakarta : Bumi Aksara.Singarimbun, Masri dan Effendy, Sofyan, 2008,

Metode Penelitian Survey, Cetakan Kesembilanbelas, Jakarta : LP3ES.

Sopiah, 2008, Perilaku Organisasi, Yogyakarta : CVANDI Yogyakarta. Swasto, Bambang. 2011.Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang :UB Press

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Administrasi,Bandung, Alfabeta.

Sugiyono, 2012, Statistika untukPenelitian, Bandung, Alfabeta

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN(STUDI PADA PEGAWAI BULANAN PERUSAHAAN NYLON TIRE ANDAYANI MEGAH JATAKE TANGERANG)

Oleh : Djamarel Hermanto

Page 114: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

107Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PEMBERDAYAAN PETERNAK SAPI DAN KAMBING MELALUIPEMBERIAN KONSENTRAT TERTENTU UNTUK

MENINGKATKAN BERAT BADAN TERNAK SERTA DAPATMENGHASILKAN KEUNTUNGAN YANG LEBIH BAIK

Oleh : Nyayu Siti Rahmaliya*

ABSTRACTCommunity service activity through conseling addressed to give compreheusion and more values to some cattle

raiser and goat breeders espectally in Ranca Bango village in Garut. This activity held for two (2) years/ Idul Adha.Conclusion of this activityes are : (1) Through conseling/ accompaniment especially for animal feed with consentrateif proved increase on cattle weight in four (4) month. (2) In crease on the breeders income. Breeder empowermentactivity will give more benefit if carried casefully.

Keyword : conseling, finance, management, marketing.

PENDAHULUANKondisi peternak sapi dan peternak kambing pada

umumnya masih sangat kurang,khususnya apabilamenghadapi Bulan Ramadhan dan Idul Fitri,sehinggaPemerintah sering kali membuat kebijakan untukekspor sapi dari Australia, yang mengakibatkan parapeternak dalam Negri tersisihkan,juga dikarenakanpara spekulan spekulan yang tidak manusiawi.Dengan keadaan tersebut kami merasa terpanggiluntuk dapat meningkatkan kesejahteraan parapeternak khususnya di Desa Ranca Bango.

Populasi kambing dan sapi sampai saat ini masihsangat terbatas,untuk itu kami berinisiatif dalamrangka pemberdayaan para peternak,membuka lahanseluas 1800m2 untuk area kandang kambing,dan 2000m2 untuk area kandang sapi. Dengan membimbingbeberapa peternak untuk dilatih dalam hal pemberianpakan dengan konsentrat tertentu. Untuk memiliharea yg cukup kondusif kami pilih Desa Ranca BangoKab.Garut .

Sebelum melaksanakan pembuatan kandangterlebih dahulu kami membuat Musholla, denganukuran 6x7 m, dengan harapan masyarakat dapatterjaga tali silaturahimnya,dan Alhamdulilah Mushollatersebut dapat terselesaikan dengan kurun waktukurang lebih selama 6 bulan,dengan bantuan biayadari berbagai kalangan. Pembangunan dimulai dari

januari 2014 selesai Bulan Juni 2014 denganmenghabiskan biaya kurang lebih 95 Juta rupiah, sertadapat menampung 40 jamaah.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESISUsaha dagang yg berhasil baik ditentukan oleh

bagaimana mengelola usaha tersebut. Mengelolausaha sangat penting sebab apabila tidak dikeloladengan baik, akan terjadi kegagalan usaha.Manajemen berkaitan dengan keahlian danketekunan. M.Quraish Shihab (2008:150)menyatakan bahwa untuk meraih kualitas suatupekerjaan diperlukan keahlian dan ketekunan, karenaitu pilihlah bidang yg anda merasa mampumelakukannya dengan baik.

Berniaga atau berdagang adalah salah satupekerjaan yang mulia,tentunya bilamana tidakmengandung unsur penipuan dan memenuhipersyaratan sesuai dengan ajaran Islam. DalamAl’quran surah Al’Baqarah ayat 275 ditegaskan ygartinya Allah menghalalkan jual beli danmengharamkan riba”.

Al’quran bukan hanya memperbolehkan danmendorong segala bentuk kerja produktif,namunAl’quran menyatakan bahwa bagi seorang muslimhal tersebut adalah suatu kewajiban. Al’quranmengganggap bahwasanya berdagang adalah

* Ketua LPPM dan Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 115: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

108 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

tindakan yg halal dan diperbolehkan, baik dan sangatmenguntungkan, baik keuntungan secara individumaupun masyrakat. Perdagangan yg jujur sangatdihargai dan dianjurkan oleh Al’quran.Usaha dagangyg dilakukan dengan baik tidak hanya memberikanmanfaat ekonomi bagi pedagang,tetapi yg utamaadalah nilai ibadah dan karenanya harus dengankesungguhan dan memperhatikan etika dagang dalamIslam.

Rahasia keberhasilan dalam perdagangan adalahjujur dan adil dalam mengadakan hubungan dagangdengan para pelanggan. Dengan berpegang teguhpada prinsip ini, Nabi Muhamad SAW. Telah memberteladan cara yg terbaik untuk berdagang yang berhasildan Lebih lanjut dijelaskan bahwa menurut NabiMuhamad SAW, peraturan perturan ini harusdiperhatikan dalam berdagang, disamping sikap adildan jujur dalam melakukan transaksi ;1. Penjual tidak boleh mempraktikan kebohongan

dan penipuan mengenai barang barang yg akandijual kepada pembeli.

2. Para pelanggan yg tidak sanggup membayarkontan hendaknya diberi tempo untukmelunasinya.

3. Penjual harus menjauhi sumpah yang berlebihandalam menjual suatu barang.

4. Hanya dengan kesepakatan bersama ataudengan suatu usulan dan penerimaan, penjualansuatu barang akan sempurna.

5. Penjual harus tegas terhadap timbangan dantakaran.

6. Orang yang membayar dimuka untuk pembeliansuatu barang tidak boleh menjualnya sebelumbarang itu miliknya.

7. Nabi telah melarang bentuk monopoli dalamperdagangan.

8. Tidak ada harga komoditas yg boleh dibatasi.Inimerupakan suatu keputusan dalam menanganimasalah perdagangan besar. jika hargadibatasi,lalu tidak aka nada perusahaan dagangdan niaga, maka perdagangan dunia akanberhenti (Afzalurrahman, 2000:26-28).

METODE PELAKSANAAN PENGABDIANMASYARAKAT

Metode Pengabdian kepada Masyarakat inimelalui penyuluhan dan pedampingan dalampembuatan pakan lengkap Fermentasi ,dengan tujuandapat meningkatkan berat badan hewan ternak pada

saat menghadapi kebutuhan Idul Adha.Ujipemahaman /pendampingan pembuatan pakan inidilakukan selama 2 tahun dan penyuluhan dilakukansecara berkala setiap bulan nya.dimulai dari tahun2013 sampai awal 2015 ,adapun langkahnya sebagaiberikut :1. Pertama tim melakukan survey ke lapangan dan

melihat kondisi dan permasalahan yang dihadapiMitra

2. Tahap PengkajianTahap ini sangat penting mencakup identifikasipotensi dan masalah yg terjadi denganmitra.kegiatan yg meliputi pengumpulan dananalisis informasi,serta memadukan berbagaifakta yg ada sehingga memberikan suatupemahaman.

3. Tahap perencanaan dan alternatif program.Tim secara aktif melibatkan mitra untukmemberikan solusi atas permasalahan ygterjadi.Solusi solusi diatas ditetapkan untukdiimplementasikan kepada Mitra.

4. SosialisasiMembantu Mitra untuk melakukan pelatihan /pendampingan pembuatan konsentrat danmelakukan pelatihan tentang pembukuan dancara pemasaran supaya para peternakmendapatkan hasil yg lebih baik.

5. Tahap EvaluasiEvaluasi senantiasa dilakukan denganmelibatkan Mitra.Tahap evaluasi dilakukan daritahap persiapan sampai dengan pelaksanaan.

ANALISIS HASIL PENGABDIAN KEPADAMASYARAKAT

Kegiatan PKM melalui penyuluhan danpedampingan yg dilaksanakan di Desa RancabangoGarut,adalah untuk memberikan pemahaman kepadapara peternak sebagai khalayak sasaran dalamkegiatan PKM ini,mengenai pola pakan serta sertasystem dagang secara Islami.1. Pelatihan pembuatan pakan ternak mempunyai

nilai jual tinggi, pelatihan ini didasari karenamasyarakat selama ini menginginkan kwalitasdaging disamping sehat juga berat badan.

2. Pelatihan dan pendampingan cara memasarkanhewan kambing dan sapi setelah diberikanpelatihan dan pedampingan melalui pemasaranlewat jejaring sosial ternyata cukup dapat responyg positif, disamping melalui kerabat kerabat yg

PEMBERDAYAAN PETERNAK SAPI DAN KAMBING MELALUI PEMBERIAN KONSENTRAT TERTENTU UNTUKMENINGKATKAN BERAT BADAN TERNAK SERTA DAPAT MENGHASILKAN KEUNTUNGAN YANG LEBIH BAIK

Oleh : Nyayu Siti Rahmaliya

Page 116: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

109Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

dekat untuk memenuhi kebutuhan IdulAdha.Juga si penjual harus memiliki keyakinanuntuk dapat meyakinkan pembeli bahwakwalitas hewan ternaknya yang akan dijual patutuntuk dibeli.

3. Pelatihan dan pendampingan mengenaimanajemen keuangan dan akuntansi, selama inipara peternak belum mempunyai manajemen ygbaik karena masih mencampurkan keuanganrumah tangga dan usahanya. Kondisi inimengakibatkan modal usaha yg dimiliki ikutterpakai dalam pemenuhan modal rumahtangganya.Alasan diberikan nya pelatihantentang manajemen keuangan akutansi adalahagar para peternak mengetahui bahwa :a) Sumber informasi usaha bagi manajemen

perencanaan, pelaksanaan, pengawasandan pengambilan keputusan.

b) Alat untuk menilai keberhasilan usaha yaitusebagai bukti layak tidaknya usaha Bagipeternak dapat dijadikan untuk meminjammodal ke Bank.

c) Alat bantu untuk mengamankan danmengawasi asset perusahaan sehinggamampu mencegah penyimpangan danpemborosan.

Berdasarkan dari hasil analisa data-datamenggunakan Komputer program SPSS (StatisticProduch and Service Solution) Versi 21 forwindows, dilakukan pengujian antara variabelpeternak terhadap penyuluh dan berdasarkan tabelModel Summary tersebut dihasilkan nilai R (KoefisienKorelasi) sebesar 0,217 yang berarti hubungannyalemah karena diantara 0,20-0,399

Nilai R Square (Koefisien Determinasi) diperolehsebesar 4,7%. yang berarti pengaruh variabelpeternak (X) terhadap penyuluh (Y) sebesar 4,7%.

Jika F hitung > F tabel = 4,624 > 3,09Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel x

(peternak) mempengaruhi variabel y (penyuluh).

Nilai konstanta sebesar 6,879 menyatakan bahwajika variabel independen (X) = 0 , maka variabledependen (Y) sebesar 6,879 unit.

Koefisien regresi peternak (X) sebesar 0,306 yangberarti bahwa penambahan atau peningkatan Xsebesar 1 unit akan meningkatkan penyuluh (Y)sebesar 0,306 unit.

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai thitung(2,206) > ttabel (1,9845) maka dapat di simpulkanbahwa H0 di tolak dan Ha diterima, artinya peternak(X) secara parsial berpengaruh signifikan terhadappenyuluh (Y).

Tabel 1 Variabel Peternak Terhadap Penyuluh

Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,217a ,047 ,038 ,97487 a. Predictors: (Constant), NAK

Sumber: diolah dengan SPSS 21

Tabel 2 Variabel Peternak Terhadap Penyuluh

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 4,624 1 4,624 4,866 ,030b

Residual 93,136 98 ,950

Total 97,760 99

a. Dependent Variable: LUH

b. Predictors: (Constant), NAK Sumber: diolah dengan SPSS 21

Tabel 3 Variabel Peternak Terhadap Penyuluh

Coefficientsa Model Unstandardize

d Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6,879 1,274 5,400 ,000 NAK ,306 ,139 ,217 2,206 ,030 a. Dependent Variable: LUH

Sumber: diolah dengan SPSS 21

Tabel 4 Variabel Peternak Terhadap Konsentrat

Model Summary

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,532a ,283 ,275 ,85481

a. Predictors: (Constant), NAK

Sumber: diolah dengan SPSS 21

PEMBERDAYAAN PETERNAK SAPI DAN KAMBING MELALUI PEMBERIAN KONSENTRAT TERTENTU UNTUKMENINGKATKAN BERAT BADAN TERNAK SERTA DAPAT MENGHASILKAN KEUNTUNGAN YANG LEBIH BAIKOleh : Nyayu Siti Rahmaliya

Page 117: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

110 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

ANOVAa Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

1

Regression

28,232 1 28,232 38,636 ,000b

Residual 71,608 98 ,731 Total 99,840 99

a. Dependent Variable: RAT b. Predictors: (Constant), NAK

Sumber: diolah dengan SPSS 21

Tabel 7 Variabel Konsentrat Terhadap Marketing

Model Summary

Model

R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,236a ,056 ,046 1,31916

a. Predictors: (Constant), RAT

Sumber: diolah dengan SPSS 21

Berdasarkan dari hasil analisa data-datamenggunakan Komputer program SPSS (StatisticProduch and Service Solution) Versi 21 forwindows, dilakukan pengujian antara variabelpeternak terhadap konsentrat dan berdasarkan tabelModel Summary tersebut dihasilkan nilai R (KoefisienKorelasi) sebesar 0,532 yang berarti hubungannyasedang karena nilai R diantara 0,40 - 0,599.

Nilai R Square (Koefisien Determinasi) diperolehsebesar 28,3%. yang berarti pengaruh variabelpeternak (X) terhadap konsentrat (Y) sebesar 28,3%,sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Tabel 5Variabel Peternak Terhadap Konsentrat

jika F hitung > F tabel = 38,636 > 3,09Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel x

(peternak) mempengaruhi variabel y (konsentrat).

Nilai konstanta sebesar 2,118 menyatakan bahwajika variabel independen (X) = 0 , maka variabledependen (Y) sebesar 2,118 unit. Koefisien regresipeternak (X) sebesar 0,751 yang berarti bahwapenambahan atau peningkatan X sebesar 1 unit akanmeningkatkan konsentrat (Y) sebesar 0,751 unit

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai thitung(6,216) > ttabel (1,9845) maka dapat di simpulkanbahwa H0 di tolak dan Ha diterima, artinya peternak(X) secara parsial berpengaruh signifikan terhadapkonsentrat (Y).

Berdasarkan dari hasil analisa data-datamenggunakan Komputer program SPSS (StatisticProduch and Service Solution) Versi 21 forwindows, dilakukan pengujian antara variabelkonsentrat terhadap marketing dan berdasarkan tabelModel Summary tersebut dihasilkan nilai R (KoefisienKorelasi) sebesar 0,236 yang berarti hubungannyalemah karena diantara 0,20 - 0,399.

Nilai R Square (Koefisien Determinasi) diperolehsebesar 5,6%. yang berarti pengaruh variabelkonsentrat (X) terhadap marketing (Y) sebesar 5,6%,sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya.

jika F hitung > F tabel = 5,806 > 3,09Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel x

(konsentrat) mempengaruhi variabel y (marketing).

Tabel 6 Variabel Peternak Terhadap Konsentrat

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant)

2,118 1,117 1,896 ,061

NAK ,756 ,122 ,532 6,216 ,000 a. Dependent Variable: RAT

Sumber: diolah dengan SPSS 21

Tabel 8 Variabel Konsentrat Terhadap Marketing

ANOVAa Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

1

Regression

10,103 1 10,103 5,806 ,018b

Residual 170,537 98 1,740 Total 180,640 99

a. Dependent Variable: TING b. Predictors: (Constant), RAT

Sumber: diolah dengan SPSS 21

Tabel 9 Variabel Konsentrat Terhadap Marketing

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant)

15,316 1,201 12,755 ,000

RAT -,318 ,132 -,236 -2,410 ,018 a. Dependent Variable: TING Sumber: diolah dengan SPSS 21

PEMBERDAYAAN PETERNAK SAPI DAN KAMBING MELALUI PEMBERIAN KONSENTRAT TERTENTU UNTUKMENINGKATKAN BERAT BADAN TERNAK SERTA DAPAT MENGHASILKAN KEUNTUNGAN YANG LEBIH BAIK

Oleh : Nyayu Siti Rahmaliya

Page 118: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

111Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tabel 10 Variabel Penyuluh Terhadap Marketing

Model Summary R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

,016a ,000 -,010 1,35750

a. Predictors: (Constant), LUH

Sumber: diolah dengan SPSS 21

Nilai konstanta sebesar 15,316 menyatakan bahwajika variabel independen (X) = 0 , maka variabledependen (Y) sebesar 15,316 unit.

Koefisien regresi konsentrat (X) sebesar -0,318yang berarti bahwa penambahan atau peningkatanX sebesar 1 unit akan meningkatkan marketing (Y)sebesar -0,318 unit.

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai thitung (-0,2410) < ttabel (1,9845) maka dapat di simpulkanbahwa H0 di terima dan Ha ditolak, artinya konsentrat(X) secara parsial tidak berpengaruh signifikanterhadap marketing (Y).

Berdasarkan dari hasil analisa data-datamenggunakan Komputer program SPSS (StatisticProduch and Service Solution) Versi 21 forwindows, dilakukan pengujian antara variabelpenyuluh terhadap marketing dan berdasarkan tabelModel Summary tersebut dihasilkan nilai R (KoefisienKorelasi) sebesar 0,016 yang berarti tidak adahubungannya.

Nilai R Square (Koefisien Determinasi) diperolehsebesar 0,00%. yang berarti tidak ada pengaruhvariabel penyuluh (X) terhadap marketing (Y).

jika F hitung < F tabel = 0,24 < 3,09Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel x

(penyuluh) tidak mempengaruhi variabel y(marketing).

Nilai konstanta sebesar 12,234 menyatakan bahwajika variabel independen (X) = 0 , maka variabledependen (Y) sebesar 12,234 unit.

Koefisien regresi penyuluh (X) sebesar 0,021 yangberarti bahwa penambahan atau peningkatan Xsebesar 1 unit akan meningkatkan marketing (Y)sebesar 0,021 unit.

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai thitung(0,155) < ttabel (1,9845) maka dapat di simpulkanbahwa H0 di terima dan Ha ditolak, artinya penyuluh(X) secara parsial tidak berpengaruh signifikanterhadap marketing (Y).

KESIMPULAN· Data tingkat pemahaman kepada peternak

diperoleh nilai thitung (2,206) > ttabel (1,9845)maka dapat di simpulkan bahwa H0 di tolak danHa diterima, artinya peternak (X) secara parsialberpengaruh signifikan terhadap penyuluh (Y).

· Data hasil penyuluhan terhadap marketingterlihat diperoleh nilai thitung (0,155) > ttabel(1,9845) maka dapat di simpulkan bahwa H0di terima dan Ha ditolak, artinya penyuluh (X)secara parsial tidak berpengaruh signifikanterhadap marketing (Y), ini artinya dengankegiatan PKM melalui pemberdayaan peternakmelalui peningkatan hasil olahan pakan sertasistem marketing yang cukup baik, dapatmeningkatkan hasil pendapatan yang cukup baikbagi para peternak sehingga lebih lanjut harusditerapkan dalam kegiatan dagang dalammemenuhi kebutuhan pasar disamping untukkebutuhan idul adha, juga idul fitri.

· Penelitian ini masih banyak kekurangan,namundalam hal ini kami masih terus mengembangkanterutama dalam pembuatan pakan ,dikarenakanpeternak sempat mengalami kekurangan bahanuntuk pakan ternak akibat kemarau ygberkepanjangan.

Tabel 11

Variabel Penyuluh Terhadap Marketing ANOVAa

Model Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

1

Regression

,044 1 ,044 ,024 ,877b

Residual 180,596 98 1,843 Total 180,640 99

a. Dependent Variable: TING

b. Predictors: (Constant), LUH

Sumber: diolah dengan SPSS 21

Tabel 12 Variabel Penyuluh Terhadap Marketing

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error

Beta

1 (Constant)

12,234 1,336 9,158 ,000

LUH ,021 ,137 ,016 ,155 ,877 a. Dependent Variable: TING

Sumber: diolah dengan SPSS 21

PEMBERDAYAAN PETERNAK SAPI DAN KAMBING MELALUI PEMBERIAN KONSENTRAT TERTENTU UNTUKMENINGKATKAN BERAT BADAN TERNAK SERTA DAPAT MENGHASILKAN KEUNTUNGAN YANG LEBIH BAIKOleh : Nyayu Siti Rahmaliya

Page 119: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

112 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Daftar PustakaM. Quraish Shihab. 2008. Berbisnis Dengan Allah.

Pisangan, Ciputat, Tangerang: Penerbit LenteraHati.

Syaamil Al-Qur’an Terjemah Per-Kata. YayasanPenyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur’anRevisi Terjemah Oleh Lajnah Pentashih MushafAl-Qur ’an Departemen Agama RepublikIndonesia.

Hermawan Kartajaya, (2003), Marketing In Venus,Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Kotler, Philip and Gery Armstrong, (2008), Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga: Jakarta.

Ghozali, Imam. (2011), Aplikasi Analisis MultivariateDengan Program IBM. SPSS 19 (edisi kelima),Universitas Diponegoro: Semarang.

PEMBERDAYAAN PETERNAK SAPI DAN KAMBING MELALUI PEMBERIAN KONSENTRAT TERTENTU UNTUKMENINGKATKAN BERAT BADAN TERNAK SERTA DAPAT MENGHASILKAN KEUNTUNGAN YANG LEBIH BAIK

Oleh : Nyayu Siti Rahmaliya

Page 120: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

113Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PEMBELAJARAN LIFE SKILL DAN PRESTASI BELAJARSEBAGAI PENDORONG MINAT BERWIRAUSAHA

Oleh : Djati Poetryono Dharmosamoedero*

ABSTRACTEntrepreneurship is a supporting factor that determines the reciprocation of the economy of a country. For

college graduates be given with knowledge and skills should dare to create their own jobs to take advantage of itsknowledge and skills in accordance with their respective fields. By teaches entrepreneurship at each vocationalfield, the students are expected after graduation is able to develop the business world to create their own jobs inaccordance with their skills, thus the interest in entrepreneurship in students need is grown. Interest in entrepreneurshipinclude: willingness to work hard and diligently to achieve its business progress, the willingness to bear the variousrisks associated with the action sought is doing, willing to take the path and a new way, a willingness to live frugally,a willingness to learn from failures. The ability of existing skills and learning achievement that will either be able tocreate an interest in entrepreneurship.

Keywords: Learning life skills, academic achievement and student interest in entrepreneurship.

PENDAHULUANSeiring dengan meningkatnya jumlah penduduk

Indonesia, yang saat ini sudah mencapai lebih dari200 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan,papan, lapangan kerja, dan pendidikan yang harusdipenuhi. Memasuki persaingan global saat ini,masalah pengangguran dan kemiskinan merupakanmasalah klasik yang menghinggapi negara-negaraberkembang termasuk Indonesia. Setiap periodekepemimpinan nasional di Indonesia selaludihadapkan pada kedua isu tersebut. Sampaipergantian kepemimpinan nasional saat ini, masalahpengangguran dan kemiskinan terus berulang.Banyak ahli ekonomi bangsa ini mengajukan berbagaikonsep alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.Setiap tahun beratus-ratus atau berjuta-juta orangingin bekerja atau mendapatkan pekerjaan. Merekamencoba menjadi karyawan di sebuah instansi yangdirasa sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.Hanya sedikit yang berpikir untuk menciptakanlapangan pekerjaan. Mereka berharap menjadikaryawan, pegawai, buruh atau menjual tenaganyabegitu saja sekadar mengharapkan imbalan jasa. Halini disebabkan jumlah tenaga kerja jauh lebih banyakdibandingkan dengan lapangan kerja yang tersedia.Silalahi, 2005 (dalam Yuwono, 2008) menyebutkanbahwa pada tahun 2005 ada lebih dari 40 jutapenganggur, ditambah 2 juta hingga 3 juta pencarikerja baru lulusan sekolah. Fenomena di atas

seharusnya dapat dijadikan bahan pemikiran,bagaimana agar dapat menciptakan lapangan kerjabaru yang dapat menampung karyawan, tidak lagiberpikir untuk mempersiapkan diri menjadi calonkaryawan yang mencari pekerjaan. Hal ini akanteratasi apabila orang-orang tersebut tersebutmempunyai minat untuk menciptakan lapanganpekerjaan sendiri yaitu dengan bekerja sesuaiketerampilan dan pengetahuan yang dimiliki, tidakusah mengandalkan untuk mendapatkan pekerjaandari orang lain atau bekerja pada instansi pemerintah.

Wirausaha merupakan faktor pendukung yangmenentukan maju mundurnya perekonomian suatunegara. Bagi lulusan mahasiswa dimana diuniversitas telah dibekali pengetahuan danketerampilan hendaknya berani untuk menciptakanlapangan pekerjaan sendiri dengan memanfatkanpengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuaidengan bidangnya masing masing. Dengandiajarkannya kewirausahaan pada masing masingbidang kejuruan, para mahasiswa diharapkan setelahlulus kuliah mampu mengembangkannya pada duniausaha dengan menciptakan lapangan pekerjaansendiri sesuai dengan keterampilannya masing-masing, dengan demikian maka minat berwirausahapada mahasiswa harus ditumbuh kembangkan. Minatberwirausaha meliputi : kesediaan untuk bekerja kerasdan tekun untuk mencapai kemajuan usahanya,kesediaan untuk menanggung macam-macam resiko

* Dosen Universitas Sahid Surakarta

Page 121: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

114 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

berkaitan dengan tindakan berusaha yangdilakukannya, bersedia menempuh jalur dan carabaru, kesediaan untuk hidup hemat, kesediaan belajardari kegagalan yang dialami. Jadi yang dimaksud minatberwirausaha adalah keinginan, ketertarikan sertakesediaan untuk bekerja keras atau berkemauankeras untuk berdikari atau berusaha memenuhikebutuhan hidupnya tanpa merasa takut denganresiko yang akan terjadi, serta belajar dari kegagalan.

Mahasiswa yang telah dibekali pengajaran tentangkewirausahaan, diharapkan memiliki jiwa wirausahayang tinggi, sehingga hal ini akan mampu membukalapangan kerja yang lebih luas kedepannya. Kondisiseperti ini, tentu menjadikan para mahasiswa beranimengambil keputusan untuk berwirausaha denganbekal yang telah mereka miliki. Adapun untukmembentuk manusia yang berjiwa wirausaha dansekaligus mampu melakukan wirausaha, maka yangharus tertanam dahulu adalah minat untukberwirausaha itu sendiri. Selain harus memilikikeyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif danmandiri yang kuat seorang wirausaha harus memilikiminat pada usaha yang ingin ditekuninya. Sutjipto,2002 (dalam Yuwono, 2008) Individu yang mempunyaiminat pada suatu kegiatan akan melakukannyadengan giat daripada kegiatan yang tidak diminatinya.Pengertian minat berwirausaha yaitu rasa tertariknyaseseorang untuk melakukan kegiatan usaha yangmandiri dengan keberanian mengambil resiko. Minattinggi berarti kesadaran bahwa wirausaha melekatpada dirinya sehingga individu lebih banyak perhatiandan lebih senang melakukan kegiatan wirausaha.Tumbuhnya minat dipengaruhi oleh masuknyainformasi secara memadai tentang objek yangdiminati.

Informasi keberhasilan sebuah usahamemunculkan pemahaman kepada masyarakatbahwa wirausaha memiliki prospek keberhasilan yangsudah terbukti. Selain itu, munculnya minat terhadapsesuatu sangat dipengaruhi bagiamana sikapmasyarakat terhadap status sesuatu itu. Tidak mudahmemang untuk mengetahui minat mahasiswaterhadap kewirausahaan. Ini dikarenakan adanyaperbedaan setiap individu baik motivasinya,karakternya, cita-citanya dan lain lain yang dimilikioleh setiap siswa. Dengan perbedaan individu tersebutmenyebabkan keinginan dan minat wirausaha bagimahasiswa berbeda-beda. Ada yang memangmemiliki keinginan dan minat yang besar terhadapwirausaha tapi disisi lain banyak juga dari merekayang lebih memilih berkerja menjadi pegawai.

Dalam setiap usaha yang dilakukan seseorang itudilakukannya berdasarkan kepada modal dankemampuan diri sendiri, sanggup mengambil ataupunmenghadapi resiko dalam berusaha, dan usahanyaitu dapat menjadi teladan bagi orang lain. Kemudian,kepercayaan terhadap kemampuan diri sendirimerupakan faktor penting dalam meraih keberhasilanusahanya, dan setiap sukses yang diperoleh akanmempertebal kepercayaan diri yang bersangkutan.Menurut Drucker (1985:23-29) “dengan memulaiusaha baru, kecil dan milik sendiri, serta sekaligusmenjalankan sendiri usaha itu”. Menekankan suatuusaha sebagai milik sendiri warausaha kecil dandilakukan sendiri. Sebagai orang yang melakukanusaha wirausaha; bukanlah sosok manusia yangsepenuhnya rasional, yang hanya terdorong untukmencari laba dan hanya mengambil keputusan atasdasar perhitungan rasional semata. MenurutMcClelland (1987:9) seorang wirausaha jugamelakukan kegiatan untuk membangun suatukekuatan pribadi ataupun ekonomi keluarga yangkuat, menang dalam suatu persaingan, serta mencarikenikmatan dalam mencipta/berkarya.

Motivasi merupakan hal yang melatar belakangiindividu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu.Penulis tertarik untuk menggunakan variabel motivasikarena untuk mencapai tujuan yang sesuai denganminatnya, seorang siswa memerlukan motivasi daridalam dirinya sendiri. Motivasi ini diyakini dapatmempengaruhi minat siswa mahasiswa dalamberwirausaha. Dalam bukunya Ngalim Purwanto,Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatupernyataan yang kompleks di dalam suatu organismeyang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan(goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalahyang membatasi/menentukan tingkah laku organismeitu (Purwanto, 2007:61). Dengan demikian motivasidalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untukterjadinya percepatan dalam mencapai tujuanpendidikan dan pembelajaran secara khusus.

Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagaisuatu proses yang memungkinkan timbulnya atauberubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dariterbentuknya respon utama, dengan sarat bahwaperubahan atau munculnya tingkah laku baru itubukan disebabkan oleh adanya kematangan atau olehadanya perubahan sementara oleh suatu hal(Nasution, dkk: 2003). Belajar adalah suatu prosesyamg ditandai dengan adanya perubahan pada diriseseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapatditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti

PEMBELAJARAN LIFE SKILL DAN PRESTASI BELAJAR SEBAGAI PENDORONG MINAT BERWIRAUSAHAOleh : Djati Poetryono Dharmosamoedero

Page 122: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

115Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikapdan tingkah lakunya, keterampilan dankemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannyadan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana,2002:280). Djamarah mengemukakan bahwa belajaradalah “suatu aktifitas yang dilakukan secara sadaruntuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yangtelah dipelajari” (Djamarah,1991:19-21). Sedangkanmenurut Slameto belajar adalah “merupakan suatuproses usaha yang dilakukan oleh individu untukmemperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barusecara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individuitu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”(Slameto, 2003:2). Belajar merupakan usaha yangdilakukan secara sadar untuk mendapat dari bahanyang dipelajari dan adanya perubahan dalam diriseseorang baik itu pengetahuan, keterampilan,maupun sikap dan tingkah lakunya. Motivasi belajarmerupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diriseseorang individu dimana ada suatu dorongan untukmelakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

Perguruan Tinggi yang diharapkan dapatmencetak generasi muda yang memiliki kecakapanhidup yang tinggi yang dapat digunakan sebagaitenaga terampil menengah untuk dapat berwirausahadan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lainsehingga dapat menekan angka pengangguran. Tetapipada kenyataannya sebagian besar lulusannya lebihbanyak tertampung di perusahaan-perusahaan yangterkait dengan pendidikan program studi yang diambildan jarang lulusan tersebut mencoba melakukanwirausaha dibidangnya masing-masing sesuai denganstudinya.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapaiseseorang dalam pengusasaan pengetahuan danketerampilan yang dikembangkan dalam pelajaran,lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yangdiberikan oleh guru (Asmara. 2009:11 ). MenurutHetika (2008:23), prestasi belajar adalah pencapaianatau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlianatau kumpulan pengetahuan. Harjati (2008:43),menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usahayang dilakukan dan menghasilkan perubahan yangdinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkankemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalamwaktu tertentu. Pengtahuan, pengalaman danketerampilan yang diperoleh akan membentukkepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa,memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkankemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut makamahasiswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman.

Dengan demikian mahasiswa yang aktif dalampembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasibelajarnya meningkat. Sebaliknya mahasiswa yangtidak aktif akan minim/sedikit pengalaman sehinggadapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkatatau tidak berhasil. Dari beberapa pendapat diatasmaka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajaradalah sesuatu yang dapat dicapai yang dinampakkandalam pengetahuan, sikap, dan keahlian.

Saat ini masalah life skills melalui pendidikantinggi menjadi aktual untuk dibahas karena berbagaialasan yang sangat rasional seperti meningkatnyalulusan sarjana strata satu yang akhirnya hanyamenganggur tidak memiliki pekerjaan apa-apa. Lifeskill erat kaitannya dengan kecakapan ataukemampuan yang diperlukan sesorang agar menjadiindependen dalam kehidupan. Pendidikan life skillsmengorientasikan mahasiswa untuk memilikikemampuan dan modal dasar agar dapat hidupmandiri dan survive di lingkungannya. Pendidikan lifeskills diperlukan dan mendesak untuk diterapkan diIndonesia karena muatan kurikulum di Indonesiacenderung memperkuat kemampuan teoritis-akademik (academic skills). Pembelajaran life skillmerupakan salah satu alternatif sebagai upayamempersiapkan peserta didik agar memiliki sikap dankecakapan hidup berwirausaha sebagai bekal bagikehidupannya kelak melalui sebuah kegiatanpembelajaran yang aktif, kreatis, kreatif danmenyenangkan.

RUMUSAN MASALAH1. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran life

skill dan prestasi belajar terhadap minatmahasiswa berwirausaha?

Tujuan Penelitian1. Untuk menganalisis pembelajaran life skill dan

prestasi belajar terhadap minat mahasiswaberwirausaha.

HIPOTESISHipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakandalam perumusan masalah. Berdasarkan perumusanmasalah diatas maka hipotesis yang diajukan dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:1. H1: Pembelajaran life skill berpengaruh positif

terhadap minat mahasiswa berwirausaha.2. H2: Prestasi belajar berpengaruh positif

terhadap minat mahasisawa berwirausaha.

PEMBELAJARAN LIFE SKILL DAN PRESTASI BELAJAR SEBAGAI PENDORONG MINAT BERWIRAUSAHAOleh : Djati Poetryono Dharmosamoedero

Page 123: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

116 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

KAJIAN TEORIPembelajaran life skill

Pembelajaran merupakan suatu proses perolehanpengalaman, sehingga menjadi pengetahuan. Denganpengalaman belajar itu, diharapkan peserta didikmampu mengembangkan potensi dirinya dan jugamampu menghadapi kesulitan-kesulitan hidup dimasyarakat. Jika setelah selesai mengikutipendidikan, peserta didik belum mampu memecahkanmasalah kehidupannya, maka pertanda tujuanpendidikan belum tercapai. Berdasarkan hal itu, dalampelaksanaan pendidikan di sekolah perlu membekalipeserta didik tentang kecakapan hidup/ life skill.

Pembelajaran life skill merupakan pembelajaranyang dimiliki seseorang untuk berani menghadapiproblem hidup dan kehidupan dengan wajar tanpamerasa tertekan, kemudian secara proaktif dankreatif mencari serta menemukan solusi sehinggamampu mengatasinya. Secara umum ada dua macamlife skill, yaitu general life skill (GLS) dan specificlife skill (SLS). General life skill dibagi menjadidua yaitu personal life skill (kecakapan personal)dan social skill (kecakapan social). Kecakapanpersonal itu sendiri terdiri dari self awarness skill(kecakapan mengenal diri) dan thinking skill(kecakapan berpikir). Spesific life skill juga dibagimenjadi dua yaitu academic skill (kecakapanakademik) dan vocational skill (kecakapanvokasional/ kejuruan). Kecakapan mengenal dirimeliputi kesadaran sebagai makhluk Tuhan, kesadaranakan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri.Kecakapan berpikir meliputi kecakapan menggaliinformasi, mengolah informasi, mengambil keputusandan kecakapan memecahkan masalah. Kecakapansosial meliputi kecakapan komunikasi lisan,komunikasi tulisan, dan kecakapan bekerjasama.Kecakapan akademik meliputi kecakapanmengidentifikasi variabel, menghubungkan variabel,merumuskan hipotesis dan kecakapan melaksanakanpenelitian. Kecakapan vokasional/kejuruan terkaitdengan bidang pekerjaan tertentu (Depdiknas, 2008)

Pembelajaran life skill ini sebenarnya dimiliki olehsetiap orang, tetapi dalam jumlah dan kadar yangberbeda-beda. Yang mana dapat dikembangkanmenjadi karakter seseorang, oleh karena itu aspektersebut harus diasah dan dipraktikkan.

Unesco (2008) Berdasarkan hasil laporan daripertemuan ahli pendidikan menengah yang diadakandi Peking tahun 2001, merekomendasikan bahwapendidikan di abad ke-21 perlu adanya keseimbanganantara pengembangan keterampilan dan pendidikanakademis, yang mencakup teknis dan pendidikan

kejuruan ditingkat pendidikan menengah. Hal ini perludilakukan mengingat pada abad ke 21 terjadiperubahan yang sangat cepat yang memunculkantantangan yang lebih komplek dan meningkat darilingkungan. Hal ini bagi generasi muda menimbulkanketidakpastian dalam hidup mereka bagaimanamenghadapi masa depan yang tidak pasti,mengasumsikan kedewasaan maupun dalammemasuki dunia kerja.

Prestasi belajarPrestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri

dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kataprestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda.Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar,ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masing-masing permasalahan terlebih dahulu untukmendapatkan pemahaman lebih jauh mengenaimakna kata prestasi dan belajar.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,pengertian prestasi adalah hasil yang telahdicapai(dari yang telah diakukan, dikerjakan, dansebagainya) (1991: 787). Sedangkan menurutDjamarah (1994: 20-21) dalam bukunya PrestasiBelajar dan Kompetensi Guru, bahwa prestasi adalahapa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasilyang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalankeuletan kerja.

Menurut Slameto (2010), bahwa belajar adalahsuatu proses usaha yang dilakukan seseorang untukmemperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barusecara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannyasendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secarasederhana dari pengertian belajar sebagaimana yangdikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambilsuatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitasbelajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalamdiri individu. Ditambahkan bahwa prestasi belajarmerupakan hasil yang mengakibatkan perubahandalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalambelajar.

Minat mahasiswa berwirausaha.Menurut Slameto (2010) minat adalah rasa suka

dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnyaadalah penerimaan akan suatu hubungan antara dirisendiri dengan sesuatu diluar diri sendiri. Semakinbesar hubungan semakin besar minatnya.

Djamarah (2008) menyatakan bahwa minat adalahkecendrungan yang menetap untuk memperhatikandan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang

PEMBELAJARAN LIFE SKILL DAN PRESTASI BELAJAR SEBAGAI PENDORONG MINAT BERWIRAUSAHAOleh : Djati Poetryono Dharmosamoedero

Page 124: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

117Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

berminat terhadap suatu aktivitas itu secara konsistendengan rasa senang.

Crown dan Crow (dalam Djaali, 2009)mendefinisikan minat yaitu sesuatu yang berhubungandengan daya gerak yang mendorong kita cendrungatau merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatanataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yangdirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Definisi minat menurut Shaleh dan Wahab (2005)minat merupakan suatu kecenderungan untukmemberikan perhatian dan bertindak terhadap orang,aktivitas atau situasi yang menjadi objek dan minattersebut dengan disertai perasaan senang.Berdasarkan pemaparan definisi diatas dapat ditarikkesimpulan bahwa minat adalah suatu kondisi rasasuka, senang, ketertarikan atau kecenderungan untukmengarahkan atau memberikan perhatian terhadapsesuatu, aktivitas, benda dan orang yang mana haltersebut sangat berharga atau berarti bagi individu.

Hurlock (1978) Minat adalah merupakan sumbermotivasi yang mendorong orang untuk melakukan apayang mereka inginkan bila mereka bebas memilih,bila mereka melihat bahwa sesuatu akanmenguntungkan, mereka merasa berminat. Inikemudian mendatangkan kepuasan, bila kepuasanberkurang maka minatpun berkurang. MenurutSudjato (dalam Ali, 2009) minat adalah pemusatanperhatian yang tidak sengaja yang terlahir denganpenuh kemauan dan tergantung pada bakat danlingkungannya.

Minat seseorang dapat diekspresikan melaluipernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarikpada suatu obyek lain. Dapat pula dimanifestasikanmelalui partisipasi dalam suatu aktivitas seseorangyang berminat terhadap sesuatu obyek tertentucenderung menaruh perhatian lebih besar.

METODEJenis Penelitian

Penelitian ini mencangkup dalam ruang lingkupkewirausahaan yang membahas mengenai pengaruhpembelajaran life skill dan prestasi belajar terhadapminat mahasiswa berwirausaha.

Penelitian ini menggunakan skala likert,menanggapi dalam skala likert. Pertanyaan-pertanyaan pada angket tertutup dibuat dengan skalalikert 1-5 dengan menggunakan pertanyaan berskala(scaling questions). Skala likert digunakan untukmengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorangatau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalampenelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secaraspesifikasi oleh peneliti, yang selanjutnya disebut

sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap iteminstrumen yang menggunakan skala likertmempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangatnegatif. Penelitian ini juga menggunakan metodekuantitatif. Metode kuatitatif adalah pendekatanilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerialdan ekonomi.

Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Universitas Sahid

Surakarta yang merupakan anak perusahaan padaYayasan Sahid Jaya yang bergerak dibidangpendidikan. Berada di Jl. Adisucipto 154 di wilayahSurakarta Jawa Tengah, Indonesia. Penelitian inimengambil sample mahasiswa jurusan DesainKomunikasi Visual, Teknik Informatika, AdministrasiBisnis, dan Teknik Industri Universitas SahidSurakarta.

Teknik Pengambilan SampleTeknik pengambilan sample (sampling)

merupakan cara peneliti mengambil sample ataucontoh yang respresentatif dari populasi yang tersedia(Anwar, 2011). Teknik pengambilan sampel yangdigunakan dalam penelitian ini adalah melaluipendekatan non probability sampling yaitu purposivesampling. Berdasarkan purposive sampling, penelitimemilih sampel purposif secara subjektif dan dalampemilihan sampel digunakan pertimbangan tertentuyang disesuaikan dengan tujuan atau masalahpenelitian yang dikembangkan (Ferdinand, 2006).

Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data dapat dilakukan dengan

beberapa cara, seperti kuesioner, observasi dankepustakaan merupakan data yang diperoleh daripengumpulan langsung dilapangan (tidakmenggunakan perantara), berupa opini subjek (orang),individual atau kelompok, hasil observasi terhadapsuatu benda (fisik) kejadian atau kegiatan dan hasilpengujian. Pengambilan data yang digunakan dalampenelitian ini dengan kuesioner, observasi dankepustakaan

Validitas DataUji Validitas

Uji Validitas yang digunakan untuk mengukur sahatau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesionerdinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesionermampu mengungkapkan suatu yang akan diukur olehkuesioner tersebut (Ghozali, 2011) dalam penelitianini menggunakan instrumen berupa kuesioner, uji

PEMBELAJARAN LIFE SKILL DAN PRESTASI BELAJAR SEBAGAI PENDORONG MINAT BERWIRAUSAHAOleh : Djati Poetryono Dharmosamoedero

Page 125: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

118 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

validitas digunakan untuk melihat seberapa besarkemampuan pertanyaan dapat mempengaruhijawapan responden. Untuk mengukur tingkat validitasdapat digunakan cara mengkorelasikan antara skorbutir pertanyaan dengan skor konstruk atau variabel.Hipotesis yang diajukan adalah:Ho: Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan

total skor konstruk.Ha: Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif

dengan total skor konstruk. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 13

kuesioner tidak lengkap dan 23 responden yang dapatdiolah dengan tingkat signifikan 0,197. Cara yangdapat digunakan untuk mencari alat ukur adalahdengan mengkolerasikan nilai pengukuran dengantotal nilai. Apabila korelasi tersebut signifikan, makaalat ukur tersebut bisa dikatakan valid.

Koefisien korelasi antara variabel X dengan nilaisemua total variabel yang diuji (Y) disebut sebagai rhitung. Adapun kreteria valid atau tidaknya suatuvariabel adalah sebagai, berikut:r hitung > r tabel, berarti data tersebut dinyatakan

valid.r hitung < r tabel, berarti data tersebut dinyatakan

tidak valid

Uji ReliabilitasUji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel ataukonstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atauhandal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaanadalah konsisten atau stabil dengan jawabanya.pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara oneshot atau pengukuran sekali saja denganmenggunakan bantuan SPSS 16 uji statistikCronbach Alpha (á). Suatu konstruk atau variabeldikatakan riliabel jika memberikan nilai CronbachAlpha > 0,70 (Ghazali 2011).

Analisis Regresi Linier Berganda Pada hubungan yang bersifat linier, pola sebaran

data dapat diwakili oleh suatu garis linier (lurus) yangdisebut dengan garis regresi untuk mengetahuihubungan fungsional antara beberapa variabel bebas(X) secara bersama-sama terhadap variabel terikat(Y) digunakan regresi linier. Analisis ini digunakanuntuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabelbebas yaitu: motivasi belajar (X1), pembelajaran lifeskill (X2), dan prestasi belajar (X3) terhadap variabelterikatnya yaitu minat mahasiswa berwirausaha (Y)bentuk persamaan regresi berupa.

Y = a + b1X1 + b2X2 + eDimana,Y = Variabel dependen yang diprediksikana = Konstantab = Koefisien regresiX1, X2 = Variabel dependen

(pembelajaran life skill, prestasi belajar)

PEMBAHASAN DAN HASILUji Validitas

Pada uji validitas, variabel yang dinyatakan validapabila kuesioner nilai r hitung > r tabel (n-2).Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat padatable berikut ini:

Tabel 1. Uji Validitas

Uji ReliabilitasUji Reliabilitas instrumen menunjukan seberapa

besar suatu instrumen tersebut dapat dipecayakandan digunakan bsebagai alat pengumpulan data.pengujian reliabilitas dalam pengertian ini adalahdengan menggunakan rumus alpha. Hasil pengujianreliabilitas untuk masing-masing variabel yang diringkas pada tabel berikut:

Tabel 2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji sejauhmana suatu alat pengukur untuk dapat digunakan lagiuntuk penelitian yang sama. Hasil uji reliabilitastersabut menunjukan bahwa semua variabel

No. Variabel/Indikator r hitung r tabel Keterangan Pembelajaran Life Skill 1 Pertanyaan 1 0.086 0.197 Tidak Valid 2 Pertanyaan 2 0.039 0.197 Tidak Valid 3 Pertanyaan 3 0.686 0.197 Valid 4 Pertanyaan 4 0.401 0.197 Valid 5 Pertanyaan 5 0.617 0.197 Valid Prestasi Belajar 1 Pertanyaan 1 0.627 0.197 Valid 2 Pertanyaan 2 0.581 0.197 Valid 3 Pertanyaan 3 0.598 0.197 Valid 4 Pertanyaan 4 0.212 0.197 Valid 5 Pertanyaan 5 0.714 0.197 Valid Minat Mahasiswa Berwirausaha 1 Pertanyaan 1 0.752 0.197 Valid 2 Pertanyaan 2 0.357 0.197 Valid 3 Pertanyaan 3 0.592 0.197 Valid 4 Pertanyaan 4 0.468 0.197 Valid 5 Pertanyaan 5 0.265 0.197 Valid

Variabel Alpha Keterangan Pembelajaran Life Skill 0.678 Reliabel Prestasi Belajar 0.556 Reliabel Minat Mahasiswa Berwirausaha 0.667 Reliabel

PEMBELAJARAN LIFE SKILL DAN PRESTASI BELAJAR SEBAGAI PENDORONG MINAT BERWIRAUSAHAOleh : Djati Poetryono Dharmosamoedero

Page 126: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

119Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitudi atas 0,70 sehingga dapat dikatakan semua konseppengukur masing-masing variabel dari kuesioneradalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-itempada masing-masing konsep variabel tersebut layakdigunakan sebagai alat ukur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapatpengaruh positif antara pembelajaran life skillterhadap minat mahasiswa berwirausaha ditujukkandengan melihat signifikansi pembelajaran life skillsebesar 0,007 yang lebih kecil dari 0,05. Hal inimenunjukkan bahwa tinggi rendahnya pembelajaranlife skill memberikan pengaruh terhadap perubahanminat mahasiswa berwirausaha. Semakin baikpembelajaran life skill mahasiswa akan diikutikenaikan minat mahasiswa berwirausaha, begitu jugasebaliknya.

Dalam penelitian ini pembelajaran life skill danprestasi belajar diperoleh salah satunya dari matakuliah kewirausahaan, yaitu merupakan suatu disiplinilmu yang dipelajari dan diajarkan pada PerguruanTinggi sebagai salah satu mata kuliah wajib dikurikulum Universitas Sahid Surakarta. Tujuanpendidikan kewirausahaan adalah untuk memberikanperkuliahan pada mahasiswa agar mempunyai pribadiyang dinamis dan kreatif, sehingga mendorongmahasiswa untuk mampu usaha mandiri, tidakbergantung pada orang lain dan mandiri finansial.

Klasifikasi minat mahasiswa berwirausaha bahwa45,8% memiliki minat yang sangat tinggi. Terdapatpengaruh yang signifikan antara prestasi belajarterhadap minat mahasiswa berwirausaha, terdapatpengaruh yang signifikan antara pembelajaran lifeskill terhadap minat mahasiswa berwirausaha.

Terdapat pengaruh positif antara pembelajaranlife skill dan prestasi belajar secara bersama-samaterhadap minat mahasiswa berwirausaha. Hal iniditunjukan dengan koefisien korelasi r hitung sebesar0,81 yang dikonsultasikan dengan r tabel : 0,17 (N =23, taraf signifikasi 5%) dimana r hitung > r table.Sedangkan harga koefisien determinasi (R2) sebesar0,072 atau sebesar 7,2 %.

Hasil analisis statistk deskriptif dalam penelitianini bisa dilihat dalam tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Ringkasan Hasil Analisis Deskriptif

Dari tabel 3, variabel minat berwirausaha terdapatrata-rata (mean)4, 2505, dan standar deviasi 0,5136.

Hal ini berarti Minat mahasiswa berwirausaha padamahasiswa Universitas Sahid Surakarta sedang.Variabel Pembelajaran Life skill menunjukkan rata-rata 4,3124, standar deviasi 0,6732. Hal ini berartiPembelajaran Life skill terhadap minat mahasiswaberwirausaha di universitas Sahid Surakartamendukung. Variabel Prestasi Belajar menunjukkanrata-rata 3,3452, standar deviasi 0,3561. Hal ini berartiPrestasi Belajar mahasiswa dalam minat mahasiswaberwirausaha di Universitas Sahid Surakarta sedang.

Untuk mengetahui pengaruh masing-masingvariabel independen terhadap variabel dependenmenggunakan metode regresi linier bergandaSedangkan uji hipotesisnya menggunakan uji F untukmengetahui pengaruh variabel independen secarabersama-sama terhadap variabel dependen dan ujiparssial (uji t) untuk mengetahui pengaruh variabelindependen secara individual terhadap variabeldependen.Persamaan yang diperoleh adalah :Y = 0,073 X1 + 0,401 X2 +e

Persamaan regresi berganda di atas dapatdiinterpretasikan sebagai berikut :

Koefisien X1 = 0,073, koefisien positif, artinyasemakin tinggi nilai Pembelajaran Life skill makaakan semakin meningkat minat mahasiswaberwirausaha. Sebaliknya, jika Pembelajaran Lifeskill rendah maka minat mahasiswa berwirausaharendah.

Koefisien X2 = 0,401, koefisien positif, artinyasemakin tinggi prestasi belajar mahasiswa maka akansemakin meningkat minat mahasiswa berwirausaha.Sebaliknya, jika prestasi belajar rendah maka kesiapanberwirausaha rendah.

PENUTUPKesimpulan1. Terdapat pengaruh positif antara pembelajaran

life skill terhadap minat mahasiswaberwirausaha ditunjukkan dengan koefisienregresi sebesar 0,163 dengan p value 0,007 <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tinggirendahnya pembelajaran life skill memberikanpengaruh terhadap perubahan minat mahasiswaberwirausaha. Semakin baik pembelajaran lifeskill akan diikuti kenaikan minat mahasiswaberwirausaha.

2. Terdapat pengaruh positif prestasi belajarterhadap minat mahasiswa berwirausaha,ditunjukkan dari nilai koefisien regresi sebesar0,013 dengan p value 0,003 < 0,05. Hal inimenunjukkan bahwa tinggi rendahnya

Variabel Mean Std, Deviasi Minat Berwirausaha 4, 2505 0,5136 Pembelajaran Life skill 4, 3124 0,6732 Prestasi Belajar 3,3452 0,3561

PEMBELAJARAN LIFE SKILL DAN PRESTASI BELAJAR SEBAGAI PENDORONG MINAT BERWIRAUSAHAOleh : Djati Poetryono Dharmosamoedero

Page 127: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

120 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

kecenderungan prestasi belajar memberikanpengaruh terhadap perubahan minat mahasiswaberwirausaha. Semakin baik lingkungan prestasibelajar akan diikuti kenaikan minat mahasiswaberwirausaha.

SaranBerdasasarkan kesimpulan di atas dapat diajukan

saran saran sebagai berikut :1. Pengaruh Pembelajaran life skill terhadap minat

( mahasiswa berwirausaha masuk ke dalamgolongan bagus, untuk itu pihak PihakUniversitas dalam hal ini Dosen diharapkan bisamemberikan bekal matakuliah kewirausahaandan soft skill lainnya konsisten dan ditingkatkanlagi.

2. Pengaruh Prestasi belajar terhadap minat (mahasiswa berwirausaha masuk ke dalamgolongan sedang, untuk itu pihak PihakUniversitas dalam hal ini civitas akademikadiharapkan bisa memberikan pemahaman danbekal yang lebih mendalam lagi agar prestasibelajar mahasiswa meningkat.

3. Penelitian ini menggunakan responden denganjumlah yang sedikit, sebaiknya pada penelitianselanjutnya menggunakan responden denganjumlah yang lebih banyak dan tidak hanya padasatu perguruan tinggi, lebih baik jika dilakukanpenelitian pada skala yang lebih besar.

4. Penelitian ini hanya meneliti pada dua variabel ,untuk itu diharapakan kelak bagi para penelitibisa meneliti faktor-faktor lainnya yangmempengaruhi minat mahasiswa berwirausahayang tidak dibahas pada penelitan ini.

DAFTAR PUSTAKAAbdul Rahman Saleh, Dan Muhlib Abdul Wahab,

Psikologi Suatu Pengantar Dalam.Perspektif Islam. Jakarta. Gramedia PustakaUtama, 2005.

Ali, M & Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja(Perkembangan Peserta Didik). Jakarta.Bumi Aksara.

Anwar Sanusi, 2011, Metode Penelitian Bisnis,Salemba Empat, Jakarta

Asmara. (2009). Analisis Pelaksanaan ProgramRintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)Pada Pembelajaran Matematika Di SekolahMenengah Atas (Studi Kasus Kelas X SMANegeri 1 Cilacap Tahun Ajaran 2008/2009).Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Augusty Ferdinand, 2006. Metode PenelitianManajemen: Pedoman Penelitian untukSkripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen,Semarang: Badan Penerbit UniversitasDiponegoro.

Depdiknas ( 2008 ), Konsep Dasar KecakapanHidup, Direktorat Pembinaan

Djaali.2009.Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT.Bumi Aksara

Djamarah, aswan. 2002. Strategi BelajarMengajar.Jakarta:Rineka Cipta.

Djamarah. 1994. Psikologi Belajar. Jakarta : RinekaCipta

Ghazali,imam, 2006 Aplikasi AnalisisMultivariate dengan program IBM SPSS 19Universitas Diponegoro, Semarang

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi AnalisisMultivariate Dengan Program IBM SPSS 19(edisi kelima.) Semarang: UniversitasDiponegoro.

Harjati, Sri. 2008. Peningkatan Pemahaman KonsepSimetri Melalui Model Pembelajaran Kreatifdengan Permainan Matematika. Skripsi. FKIP(tidak diterbitkan)

Hetika. (2008). Pembelajaran Menurut AliranKognitif, [Online]. Edisi 11 April2008.Tersedia:http://teori pembelajaran.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-menurut-aliran-kognitif.html. [18 September 2012]

Hurlock, Elizabeth, B. (1978). Child Development,Sixth Edition. New York : Mc. Graw Hill,

McClelland.1987. Characteristic of SuccessfulEntrepreneur ’s”, Journal of. Creativebehavior 21:219-233

Nasution S. 2003, Metode Penelitian Naturallistikinkuiri: Bandung, Tarsito.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2007

Slameto.2003.Belajar dan Faktor-Faktor yangMempengaruhi.Jakarta:Rineka cipta.

Slameto.2010.Belajar dan Faktor-Faktor yangMempengaruhi.Jakarta:Rineka Cipta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.UNESCO, Life skill http://portal.Unesco.orgYuwono, S dan Partini, 2008. Pengaruh Pelatihan

Kewirausahaan Terhadap Tumbuhnya MinatBerwirausaha, Jurnal Penelitian Humaniora.Vol 9 No 2, Hal. 119 – 127

PEMBELAJARAN LIFE SKILL DAN PRESTASI BELAJAR SEBAGAI PENDORONG MINAT BERWIRAUSAHAOleh : Djati Poetryono Dharmosamoedero

Page 128: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

121Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANGDALAM MENGHADAPI PERSAINGAN MOBIL IMPORT

PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR(Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 cabang Tebet)

Oleh : Kunto Atmojo*

ABSTRACTThis research uses descriptive method with qualitative approach, interviewing methods used to collect primary

data. Resource persons came from internal party PT Toyota Astra Motor AUTO 2000 tebet branch, while the externalresource persons are consumers of Toyota products are taken at random or random domiciled in the Greater Jakartaarea around the circle of friends and relatives who met the author. Internal and external documents used in thecontext of secondary data collection. Customer satisfaction or customer is everything and absolutely must be improved,which is always held firm determination is consistent with the commitment of PT. TAM that after purchasing theproduct Toyota does not mean 'breakup' but will remain continuously refined, in line with the measures of promotionand marketing strategies that do always prioritized on customer satisfaction and convenience. Like the above imageformation has always been the main target PT. TAM order to compete amid rampant kopetisi national automotiveindustry. These results indicate that the overall program promotion and marketing strategies PT. TAM has beenrunning a systematic and targeted so as to generate maximum sales, although there are measures which may not beoptimized to the above can be explored optimally again. policy promotion and marketing strategies automotiveproducts, should always be approached with the concepts of promotion and marketing. The experience factor shouldbe a complementary factor of mutual support. Meanwhile, the staff of PT. TAM that handles research and surveys forpolicies of promotion and marketing strategies should be continuously equipped with the knowledge of the conceptsand theories of promotion and marketing and its alloys. In addition, it is also the need to study in greater depth theconcepts and theories of promotional strategies and marketing, so that the practitioners promotion and marketing ofincreasingly rich insights regarding aspects of the promotion strategy and marketing, especially in the process ofextracting the elements that fit conditions in the field.

Keywords: Competitive Strategy, Strategy Generic, Import Competition

PENDAHULUANDengan ketatnya persaingan diantara produsen

otomotif di pasar domestik, maka memaksa paraprodusen otomotif nasional mencoba menjajaki pasarInternasional. Adapun persaingan di pasar domestiksemakin lama semakin ketat sedangkan pertumbuhanpangsa pasarnya tidak berubah. Jenis selera pemakaiterbagi dua yaitu kendaraan penumpang dankendaraan niaga. Pangsa pasar untuk kendaraanpenumpang lebih kecil di banding pangsa pasar untukkendaraan niaga, walaupun masing-masing tingkatpenjualannya naik dari tahun ke tahun.

Dalam proyeksi perkembangan industri otomotifdi masa mendatang yang selalu meningkat, maka

produsen otomotif perlu melakukan inovasi danpenerapan strategi pemasaran yang lebih bersifatglobal agar dapat mengembangkan pangsa pasar yanglebih luas. Hal ini untuk memicu perusahaan untukmelakukan penetrasi ke pasar luar negeri apakah itutermasuk pasar regional ataupun antar negara.

Ekspansi ke luar negeri apabila dilakukan, akanbanyak bermanfaat bagi perkembangan kinerjaperusahaan otomotif tersebut baik dengan caramelakukan ekspansi pemasaran maupun kerjasamaproduksi. Kedua hal tersebut tidak dapat dilepaskandari pemilihan strategi bisnis perusahaan tersebut.

Persaingan produk otomotif di Indonesia tak lebihdari pergulatan sejumlah pabrikan yang selalu

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 129: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

122 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

mendominasi pasar tanah air, seperti: PT. ToyotaAstra Motor (PT. TAM), PT. Krama Yudha TigaBerlian (Mitsubishi), PT. Indomobil NiagaInternasional (Suzuki), dan PT. Pantja Motor (Isuzu).Selain Jepang Negara yang memasarkan mobilnyadi Indonesia adalah Korea, Jerman, Amerika,Perancis.

Di sisi operasional, persaingan pasar semakinkompetitif, disebabkan oleh masuknya para pesaingbaru (entry barrier) di bisnis otomotif sertaterobosan-terobosan baru yang dilakukan oleh parakompetitor lama.

Pembatasan MasalahBerdasarkan pada latar belakang masalah dan

identifikasi masalah di atas maka peneliti merumuskanpermasalahan sebagai berikut :a. Apakah yang menjadi hambatan dan kendala

PT. Toyota Astra Motor dalam menerapkanstrategi pemasarannya?

b. Bagaimanakah strategi pemasaran yangdilakukan PT. Toyota Astra Motor terhadapmobil Toyota Kijang untuk menghadapipersaingan mobil impor yang ada di Indonesia?

Tujuan Penelitiana. Menjelaskan berbagai hambatan dan kendala

yang dihadapi PT. Toyota Astra Motor dalammenerapkan strategi pemasarannya.

b. Menjelaskan tahapan-tahapan pelaksanaanstrategi pemasaran yang dilakukan AUTO 2000GROUP dari PT. Toyota Astra Motor terhadapmobil Toyota Kijang dalam menghadapipersaingan penjualan mobil impor yang ada diIndonesia.

Kegunaan PenelitianPenelitian ini dapat diambil dua manfaat, yaitu:Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan

bisa melakukan kajian secara akademis dan dikaitkandengan berbagai kasus manajemen perusahaansehingga bisa menguji secara langsung penerapanteori akademis dengan fakta manajemen bisnis yangada di AUTO 2000 Group dari Toyota Astra Motor.Hal ini tentunya sangat bermanfaat sekali untukmenambah wawasan pengetahuan tentang praktekbisnis dan wawasan dalam menghadapi permasalahanstrategi bisnis.

Secara praktis, diharapkan PT. Toyota AstraMotor dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain

dalam menghadapi persaingan bisnis kendaraanbermotor. Dan bertindak sebagai sumber informasibagi perusahaan lain untuk membuat rencana strategiusaha ataupun berbagai rencana keputusan bisnisyang sangat penting bagi kemajuan perusahaan.

LANDASAN TEORIDasar teori yang digunakan dalam menganalisis

strategi pemasaran yang dilakukan adalah denganmemakai Teori Strategi Bersaing Michael E. Porter(1980) serta Bauran Pemasaran

Teori Strategi BersaingMenurut Michael E. Porter, setiap perusahaan

yang bersaing dalam suatu industri mempunyaistrategi bersaing baik eksplisit atau implisit. Strategiini mungkin dikembangkan secara eksplisit melaluiproses perencanaan atau mungkin juga telahberkembang secara implisit melalui kegiatan-kegiatandari berbagai departemen fungsional perusahaan.Sehingga membantu perusahaan menganalisisindustrinya sebagai suatu keseluruhan danmeramalkan evolusi masa depan industri tersebut,memahami para pesaingnya serta posisinya sendiri,serta menerjemahkan analisis ini ke dalam strategibersaing untuk bisnis tertentu.

Pada tingkat yang paling luas kita dapatmengidentifikasi tiga strategi generik yang konsistensecara intern (yang dapat digunakan secara sendiri-sendiri maupun kombinasi) guna menciptakan posisiyang aman dalam jangka panjang dan mengunggulipara pesaing dalam industri.1. Tiga Strategi Generik

Tiga pendekatan strategis yang potensial berhasiluntuk mengungguli perusahaan lain dalamindustri, antara lain :a. Keunggulan biaya menyeluruh

Keunggulan biaya memerlukankonstruksi agresif dari fasilitas skala efisien,usaha giat mencapai penurunan biayakarena pengalaman, pengendalian biayadan overhead ketat, penghindaranpelanggan marjinal, serta meminimalkanbiaya dalam bidang litbang, pelayanan,armada penjualan, periklanan dan lain-lain.

b. DiferensiasiYaitu menciptakan sesuatu yang baru

dan dirasakan oleh konsumen merupakanhasil industri yang berbeda. Pendekatanuntuk melakukan diferensiasi dapat

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)

Oleh : Kunto Atmojo

Page 130: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

123Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

bermacam-macam bentuknya, yaitu ;merek, teknologi, pelayanan, jaringanpenyalur, dan lain-lain.

c. FokusMemusatkan pada kelompok pembeli,

segmen lini produk, atau pasar geografistertentu, Fokus dapat bermacam-macambentuknya. fokus dibangun untuk melayanitarget tertentu secara baik, dan semuakebijakan fungsional dikembangkan atasdasar pemikiran ini.

Gambar 2.1Tiga Strategi Generik

KEUNGGULAN STRATEGIS

Sumber : Michael E. Porter, Strategi Bersaing(teknik menganalisis industri dan pesaing), 1980

Dalam strategi bersaing adalah denganmelihat hubungan perusahaan denganlingkungannya, Walaupun lingkungan yangrelevan  sangat  luas,  meliputi  kekuatan­­kekuatan sosial sebagaimana juga kekuatan-kekuatan ekonomi, dan aspek utama darilingkungan perusahaan adalah industri di manaperusahaan tersebut berdiri.

Dalam tingkat yang lebih luas dalamperumusan strategi bersaing harusmempertimbangkan empat faktor utama yangmenentukan batas-batas yang berhasil di raiholeh perusahaan. Kekuatan dan kelemahanperusahaan merupakan profil dari kekayaan danketerampilannya yang relatif berbeda terhadappesaing. Meliputi; sumber daya keuangan, posisiteknologi, identifikasi merek, dan lain-lain. Nilai-nilai pribadi dari organisasi merupakan motivasidan kebutuhan para eksekutif kunci dan personillain yang harus menerapkan strategi yang sudahdi pilih. Kekuatan dan kelemahan yangdikombinasikan dengan nilai-nilai tersebutmenentukan batas intern (bagi perusahaan)terhadap strategi bersaing yang berhasil

Kekhasan yang dirasakan pelanggan

Posisi biaya rendah

T I N G K A T

Seluruh Industri

DIFERENSIASI KEUNGGULAN

BIAYA MENYELURUH

STRATEGIS Hanya segmen

tertentu

FOKUS

diterapkan oleh perusahaan. Batas-batasekstern ditentukan oleh industri danlingkungannya yang lebih luas. Peluang danancaman industri menentukan lingkunganpersaingan dengan resiko serta imbalan potensialyang menyertainya. Harapan masyarakatmencerminkan dampak dari hal-hal lain sepertikebijakan pemerintah, kepentingan sosial, adatistiadat yang berkembang, dan banyak lagi yanglain terhadap perusahaan. Keempat faktor iniharus dipertimbangkan sebelum suatu bisnisdapat mengembangkan perangkat tujuan dankebijakan yang realistis dapat diterapkan.

Gambar 2.2Konteks Dimana Strategi Bersaing Dirumuskan

2. Lima Kekuatan PersainganIntensitas persaingan dalam suatu

industri bukanlah masalah kebetulan Keadaanpersaingan dalam suatu industri tergantung padalima kekuatan persaingan pokok. Gabungan- darikelima kekuatan ini menentukan potensi labaakhir dalam industri, di mana potensi laba diukurdalam bentuk laba atas modal yang ditanamkanjangka panjang.Lima kekuatan persaingan tersebut adalah: Masuknya (ancaman) pendatang baru

Pendatang baru pada suatu industrimembawa kapasitas baru, keinginan untukmerebut bagian pasar, seringkali jugadengan sumberdaya yang besar.Akibatnya harga dapat menjadi turun ataubiaya membengkak sehingga mengurangikemampulabaan. Ancaman masuknyapendatang baru ke dalam industritergantung pada rintangan masuk yangada, di gabung dengan reaksi dari parapesaing yang sudah ada yang dapatdiperkirakan oleh si pendatang baru.

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)Oleh : Kunto Atmojo

Page 131: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

124 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Ancaman produk penggantiSemua perusahaan dalam suatu industribersaing, dalam arti yang luas denganindustri-industri yang menghasilkan produkpengganti. Produk pengganti membatasilaba potensial dari industri denganmenetapkan harga pagu (ceiling price)yang dapat diberikan oleh perusahaandalam industri; Makin menarik alternatifharga yang ditawarkan oleh produkpengganti, makin ketat pembatasan labaindustri.

Kekuatan tawar-menawar pembeliPembeli bersaing dengan industri dengancara  memaksa  harga  turun,  tawar­­menawar untuk mutu yang lebih tinggi danpelayanan yang lebih baik, serta berperansebagai pesaing satu sama lain. Kekuatandari tiap-tiap kelompok pembeli yangpenting dalam industri tergantung padasejumlah karakteristik situasi pasarnya danpada kepentingan relatif pembeliannya dariindustri yang bersangkutan dibandingkandengan keseluruhan bisnis pembelitersebut.

Kekuatan tawar-menawar pemasokPemasok dapat menggunakan kekuatantawar-menawar terhadap para pesertaindustri dengan mengancam akanmenaikkan harga atau menurunkan mutuproduk atau jasa yang di beli.

Persaingan di antara para pesaing yangadaPersaingan di kalangan pesaing yang adaberbentuk perlombaan untuk mendapatkanposisi dengan menggunakan taktik-taktikseperti persaingan harga, perang iklan,introduksi produk, dan meningkatkanpelayanan atau jaminan kepada pelanggan.

Kelima kekuatan persaingan di atassecara bersama-sama menentukan intensitaspersaingan dan kemampulabaan dalam industridan kekuatan-kekuatan yang paling besar akanmenentukan serta menjadi sangat penting darisudut pandang perumusan strategi, persaingandalam suatu industri berakar pada strukturekonomi yang mendasarinya dan berjalan di luarperilaku pesaing yang ada.

Gambar 2.3 Kekuatan-kekuatan yangMempengaruhi Persaingan Industri

Sumber : Michael E. Porter, Strategi Bersaing(teknik menganalisis industri dan pesaing), 1980

Bauran Pemasaran (Marketing Mix)Proses pemasaran adalah proses tentang

bagaimana pengusaha dapat mempengaruhikonsumen agar para konsumen tersebut menjadi tahu,senang lalu membeli produk yang ditawarkannya danakhirnya konsumen menjadi puas sehingga merekaakan selalu membeli produk perusahaan itu.Bagaimana caranya pengusaha itu agar dapatmempengaruhi konsumennya merupakan hal yangmemerlukan perencanaan dan pengawasan yangmatang serta perlu dilakukan tindakan-tindakankonkrit dan terprogram. Untuk keperluan tersebutpengusaha dapat melakukan tindakan-tindakan yangterdiri dari 4 macam strategi yaitu : Produk(Product), Harga (Price), Promosi (Promotion),Distribusi (Place) dikenal 4P

Perpaduan antara keempat macam hal itumerupakan senjata bagi pengusaha dalammemasarkan produknya atau melayani konsumennyaagar membeli barang atau jasa yang dihasilkannya.Senjata tersebut biasanya disebut sebagai “BauranPemasaran” atau “Marketing Mix”a. Strategi Produk

Agar strategi produk dapat lebih efektifdalam rangka mempengaruhi konsumen untuktertarik membeli dan memperoleh kepuasansetelah memilikinya. Manfaat dari suatu produkmerupakan pangkal tolak dari esensi suatuproduk, karena itu maka fungsi teknis ini seringdisebut sebagai “produk pangkal” atau“Generic Product”. Jadi produk harus mampumemberikan manfaat terhadap konsumen yangmemilih serta membelinya sehingga adakepuasan. Dan ada kebutuhan berulang-ulanguntuk melakukan pembelian.

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)

Oleh : Kunto Atmojo

Page 132: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

125Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

b. Strategi HargaPenetapan harga jual produk secara

tepat, oleh karena itu pada umumnya pengusahamenggunakan dasar penetapan harga jualproduknya atas dasar biaya produksinya dankemudian di tambah dengan margin keuntunganyang diinginkannya. Cara penetapan harga yangmendasarkan diri pada biaya produksi denganmenambahkan persentase tertentu keuntunganyang diinginkan ini disebut “Cost-plus Pricing”atau juga di kenal sebagai, “Mark­Up Pricing”.Cara penetapan yang tradisional ini banyakdipergunakan oleh para pengusaha meskipuncara ini tidaklah menjamin daya tarik yang tinggibagi konsumen untuk membeli produk yangditawarkan kepadanya.

c. Strategi PromosiPromosi adalah merupakan kegiatan

yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumenagar mereka dapat menjadi kenal akan produkyang ditawarkan oleh perusahaan kepadamereka dan kemudian mereka menjadi senanglalu membeli produk tersebut. Adapun alat-alatyang dapat dipergunakan untuk mempromosikanproduknya pengusaha dapat memilih beberapacara yaitu : iklan, promosi penjualan (salespromotion), Personal Selling dan Publisitas(publication).

Personal selling merupakan kegiatanperusahaan untuk melakukan kontak langsungdengan para calon konsumennya. Dengankontak langsung ini diharapkan akan terjadihubungan atau interaksi yang positif antarapengusaha dengan calon konsumennya. Kontaklangsung itu akan dapat mempengaruhi secaralebih intensif para konsumennya, karena dalamhal ini pengusaha dapat mengetahui keinginandan selera konsumennya serta gaya hidupnya.

Dengan demikian maka pengusahadapat menyesuaikan cara pendekatan ataukomunikasinya dengan konsumen itu secaralebih tepat yang sesuai dengan konsumen yangbersangkutan. Yang termasuk dalam kategoripersonal selling ini adalah : door to doorselling mail order, telephone selling dandirect selling.

Publisitas merupakan cara yang biasadigunakan juga oleh pengusaha untukmembentuk pengaruh secara tidak langsung

kepada konsumen agar mereka menjadi tahudan menyenangi produk yang dipasarkannya.Cara ini dilakukan dengan memuat berita tentangproduk atau perusahaan yang menghasilkanproduk tersebut di masa media, misalnya sajaberita di surat kabar, berita di radio atau televisidan sebagainya. Dengan memuat berita, makapara pembaca secara tidak sadar telahdipengaruhi oleh berita tersebut. Tindakan yangdilakukan tersebut akan lebih efektif karenadengan memuat berita, konsumen lebih percayaakan kebenarannya daripada informasi yangdatangnya dari para pengusaha sendiri dalambentuk Iklan ataupun cara promosi yang lain.

Keempat bentuk promosi ini haruslahdikombinasikan sedemikan rupa, sehingga akanmampu secara efektif untuk mempengaruhikonsumen untuk menjadi tertarik untuk membeliproduk yang dipasarkannya itu. Kombinasi darikeempat bentuk cara promosi itu sexing disebut“Promotional Mix”

d. Strategi Saluran DistribusiPengusaha mendistribusikan barangnya

kepada konsumen itu berada. Dapatmenggunakan bentuk-bentuk saluran distribusiyaitu Saluran distribusi langsung dan salurandistribusi tidak langsung.

Penelitian yang RelevanHennessy (1995:25) mengatakan bahwa

“Ekonomi global dalam suatu negara merupakantransisi dari kekuatan ekonomi nasional kehubungan kelompok perusahaan yang mengelolabisnis perdagangan internasional”. Oleh karenaitu, dengan adanya perkembangan ekonomi tersebutmaka perusahaan dituntut untuk mampu melakukanekspansi di pasar internasional dengan melakukankegiatan ekspor. Jolly (1989:55) memberikanpernyataan bahwa “Perusahaan dengan strategipasar global harus mampu mendayagunakanstrategi aset lokal yang ada dalam perusahaandi pasar domestik”.

Dengan adanya potensi pasar luar negeri tersebut,maka tuntutan ekspor produk juga meningkat untukmendapatkan margin keuntungan yang cukup. Saatini banyak produsen otomotif tingkat dunia yangmelakukan berbagai ekspansi pemasaran produknyadi Indonesia. Di Indonesia sendiri terdapat lebih daridua produsen otomotif nasional yang mampu bersaing

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)Oleh : Kunto Atmojo

Page 133: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

126 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

untuk menguasai pangsa pasar otomotif di Indonesia,di antaranya yang cukup besar Mitsubishi dan Suzuki.Kedua perusahaan tersebut mempunyai keunggulanproduk dan pangsa pasar sendiri yang sudahterbentuk sekian lama.

PT. Astra International dalam melakukan evaluasidan kajian terhadap efektifitas strategi pemasarannya.Menggunakan metode analisa berdasarkan TeoriStrategi Bersaing (strategy advantage) yangdikemukakan oleh Michael E. Porter (1980). Denganmenerapkan tiga strategi generik yang merupakanbagian dari strategi bersaing, meliputi strategidiferensiasi yaitu melakukan inovasi pembaharuanproduk atau cara pemasaran yang berbeda denganyang telah ada sebelumnya. Strategi diferensiasi inidiharapkan bisa memperkuat model strategi bisnisyang telah dijalankan sebelumnya. Strategi lain yangcukup penting yaitu adanya penerapan strategi fokus,di mana dibutuhkan perhatian yang khusus terhadapsegmen pasar yang akan di ambil untuk lebih mudahberkonsentrasi terhadap pemasaran produk yangdihasilkan. Dan strategi keunggulan biaya secaramenyeluruh (cost leadership) terhadap setiapkeseluruhan produksi, di mana setiap biaya yangdigunakan untuk memproduksi setiap satu unit barangharus dilakukan dengan pengeluaran yang efisien danefektif.

Porter dalam mengemukakan strategi generiktersebut mengaitkan juga lima kekuatan persainganyaitu masuknya pendatang baru, ancaman produkpengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli,kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers),serta persaingan di antara pesaing yang ada. Untukmelakukan analisis struktural industri, Portermengatakan bahwa ke lima kekuatan persaingandapat mempengaruhi kekuatan suatu industri dalammelakukan persaingan. Dengan melaksanakanstrategi bersaing ini sebuah perusahaan diharapkanmemiliki kemampuan untuk mendapatkan bentukposisi bisnis yang tepat dalam menghadapiperusahaan-perusahaan lain yang merupakan pesaingbagi perusahaannya, sehingga memiliki keunggulandan meraih keberhasilan untuk mampu bersaing dipasar internasional.

METODOLOGI PENELITIANTempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Auto 2000 Cab.TebetSoepomo Jakarta. Dalam melakukan penelitian,penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dan

eksplanatif dengan cara membandingkan modelstrategi pemasaran yang diterapkan oleh manajemenPT. Toyota Astra Motor dengan teori strategi bersainguntuk mengevaluasi berbagai bentuk strategi bisnisyang ada dan bauran pemasaran. Tujuannya adalahuntuk melihat sejauh mana optimalisasi dari strategipemasaran yang telah dilakukan oleh PT. ToyotaAstra Motor. Dalam hal ini metode deskriptif tidakterbatas pada pengumpulan dan penggunaan databelaka, tetapi juga meliputi analisa dan interpretasitentang arti data tersebut. Karena sifat penelitiannyadeskriftif, maka metode yang digunakan adalah studikasus yaitu dengan memfokuskan perhatian padakasus secara intensif dan mendalam. Sementarapendekatan kulitatif digunakan karena tehnik iniberguna untuk mendeteksi dan mengeksplorasipersoalan-persoalan.

Populasi dan Teknik Pengambilan SampelPopulasi

Menurut Sugiyono (2005 : h. 55) populasi adalah :3 wilayah yang terdiri dari obyek atau subyekyang mempunyai kualitas dan karakteristiktertentu yang diterapkan oleh peneliti untukdipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.

Menurut Aritonang (1998: h. 101), pengertianpopulasi atau universe adalah :

3 wilayah merupakan keseluruhan unsur yangmenjadi subjek suatu penelitian, sedangkanbagian dari populasi dinamakan sampel,penelitian terhadap populasi dinamakan sensus3.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalahstaff dan karyawan Auto yang merupakan grup dariToyota Astra Motor dan juga pelanggan ataupemakai produk toyota.

Teknik Penarikan SampelMenurut Sugiyono (2005: h. 56) adalah:

“Sampel adalah sebagian dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bilapopulasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajarisemua yang ada pada populasi, misalnya karenaketerbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka penelitidapat menggunakan sampel yang diambil daripopulasi itu”.

Suharsimi Arikunto (2006: h. 107) mengemukakan:“Apabila sampel kurang dari 100 orang, lebih baik

sampelnya diambil semua dari total sampling, sehinggapenelitiannya merupakan penelitian populasi”.

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)

Oleh : Kunto Atmojo

Page 134: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

127Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Berdasarkan pertimbangan masalah tujuanhipotesis dan metode penelitian, penulis akan menariksampel penuh artinya seluruh populasi menjadi objekdalam penelitian dan seluruh populasi terjangkaumenjadi responden. Sampel penelitian ini adalahpelanggan (customer) pemakai produk toyota, yaitusebanyak 11 (sebelas) orang. Penelitian inimenggunakan teknik survei, adalah teknikpengambilan sampel dimana tiap elemen dalampopulasi memiliki peluang yang sama untuk terpilihmenjadi subjek

Alat Pengumpulan DataPenulis dalam mendapatkan data yang akurat

menggunakan beberapa cara yang diambil dari lokasipenelitian sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto(2006: h. 134) teknik pengolahan data adalah: “cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untukmengumpulkan data”.

Menurut Sugiyono (2005: h. 139) bila dilihat darisumber datanya, maka pengumpulan data dapatmenggunakan sumber primer dan sumber sekunder.Sumber primer adalah data yang langsungmemberikan data kepada mengumpul data, dansumber sekunder merupakan sumber yang tidaklangsung memberikan data kepada mengumpul data,seperti lewat orang lain atau melihat dokumen.

Beberapa metode yang penulis lakukan dalammemperoleh data yang diperlukan berupa:

Data primerCara mendapatkan data primer, yaitu dengan cara

meninjau langsung perusahaan yang menjadi objekpenelitian, dan teknik yang digunakan adalah:1 Pengamatan (Observation)

Observasi adalah suatu teknis mencari ataumengumpulkan data dengan jalan mengamati kelapangan, melihat secara nyata keadaan dankondisi PT. Auto 2000 dengan segala aspekkegiatan yang berhubungan dengan penelitian.Observasi sebagai teknik pengumpulan datamempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkandengan teknik lain, yaitu wawancara dankuesioner. Dari data yang dapat dikumpulkan,dianalisis dan disimpulkan selanjutnyadirelevansikan terhadap judul yang akan dibahas.

2 Wawancara (interview)Interview adalah salah satu cara mendapatkandata dengan bertanya dalam bentukberkomunikasi verbal atau wawancara guna

mendapatkan informasi dari responden dalamhal ini adalah pengguna produk mobil toyota yangdiperlukan informasinya dalam mendukungpenulisan ini.

3 Angket (kuesioner)Yaitu teknik pengumpulan data dengan caramemperoleh data melalui responden denganmenyebar beberapa pertanyaan atau pernyataantertulis kepada responden.

Data SekunderData sekunder adalah data yang diperoleh dengan

cara mengumpulkan dokumen atau laporan yangbersumber dari PT. Auto 2000 itu sendiri dan internetjuga majalah-majalah otomotif juga mas media lainnyayang berkaitan. Teknik yang digunakan adalah:1 Studi Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan caramengumpulkan data dan mempelajari buku,buku pedoman, buku manajemen sekolah atauliteratur yang relevan.

2 Teknik DokumentasiDokumentasi sebagai sumber data dapatdiklasifikasikan menjadi dua golongan yaitusumber data primer dan sumber data sekunder.Sumber data primer adalah sumber asli yangdiambil atau diperoleh secara langsung daripihak pertama, sedangkan sumber datasekunder adalah sumber yang diperoleh daripihak lain.

Teknik Analisis DataUntuk memfokuskan penelitian maka obyek

pembahasan diutamakan pada strategi pemasaranmobil Toyota Kijang yang di produksi Toyota AstraMotor, khususnya dalam menghadapi penjualan mobilimpor di Indonesia. Dan untuk melengkapi datapenelitian, semua sumber informasi tentang PT.Toyota Astra Motor dibatasi pada laporan keuangandan kinerja perusahaan (annual report) dari tahun2009 sampai dengan tahun 2012. Laporan kinerjakeuangan meliputi jumlah penjualan total produkotomotif, serta pendapatan kotor penjualan produkotomotif dengan merek Toyota Kijang yangdipasarkan di pangsa pasar domestik dan pasar luarnegeri, didukung aktivitas pengembangan manajemenoperasi pada periode tersebut.

Metode pengumpulan data baik yang bersifatkualitatif maupun bersifat kuantitatif terdiri dari dataprimer dan data sekunder. Data primer adalah data

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)Oleh : Kunto Atmojo

Page 135: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

128 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

yang langsung didapat dari subyek penelitian melaluiwawancara, dan data sekunder didapat melalui studipustaka yang berkaitan dengan obyek penelitian.

Untuk melihat sejauh mana efektifitas daripenerapan strategi pemasaran dalam mencapai targetperusahaan maka perlu dilakukan berbagai metodeanalisis. Salah satu kunci kriteria keberhasilan suatustrategi adalah apakah metode strategi pemasaranyang dipakai mampu mengakomodasi setiap peluangdan tantangan yang ada di lingkungan internalperusahaan maupun eksternal perusahaan. Metodeyang dipakai dalam mengevaluasi model strategipemasaran yang ada, yaitu memakai metode studikasus yang bertujuan dapat memberikan gambaranlengkap dari obyek yang diteliti serta melakukanpengamatan langsung ke perusahaan. Dari data danfakta yang didapatkan dan dikaitkan dengan situasikondisi eksternal serta internal perusahaan, akanbermanfaat bagi perusahaan dalam menentukanmodel strategi bisnisnya untuk menghadapi peluangdan tantangan bisnisnya di masa sekarang atau pundi masa mendatang.

Kekuatan atau kompetensi dari perseroan dananak perusahaan Group Astra meliputi :· Manajemen yang profesional dan

berpengalaman beserta tenaga kerjanya yangterlatih.

· Jaringan sistem distribusi nasional yang tersebardi seluruh Indonesia yang layak dan baik.

· Jalinan usaha dengan para mitra usahainternasional selama lebih 30 tahun.

· Merek dan reputasi perseroan dan anakperusahaan dalam bidang produk dan jasaberkualitas.

· Keuntungan kompetitif Indonesia sebagaiproduser dengan biaya yang relatif rendah danmemiliki sumber daya alam.

Kemampuan untuk senantiasa meresponkebutuhan konsumen dengan penawaran model danfitur kendaraan yang beragam merupakan salah satukunci sukses Toyota selama ini. Di tahun 2012diluncurkan sebanyak 16 model baru Toyota danLexus di berbagai kategori segmen pasar. Denganberkolaborasi bersama Astra, Toyota dan Daihatsu,juga telah diperkenalkan Astra Toyota AGYA dalamkelas otomotif terbaru

Sumber Daya ManusiaDalam mempersiapkan diri menghadapi masuknya

pemain baru dan berkenaan akan dimulainya pasar

bebas, menuntut perseroan untuk semakinmeningkatkan kualitas proses bisnis dan sumber dayamanusia. Berkenaan itu, Toyota Astra Motormenyusun kembali buku panduan yang berisiPedoman Ekonomi Bisnis dan Etika Kerja.

Kesejahteraan KaryawanGrup Astra selalu mengikuti dan memenuhi

ketentuan-ketentuan Pemerintah yang berhubungandengan kesejahteraan karyawan berupa:1. Besarnya gaji sesuai dengan laju inflasi dan di

atas ketentuan upah minimum2. Bonus serta tunjangan lainnya (kepemilikan

kendaraan, tunjangan kesehatan)3. Kesejahteraan sosial (program keagamaan,

pemilihan karyawan terbaik).4. Program tunjangan hari tua yang

diselenggarakan oleh Dana Pensiun Astra.5. Menyediakan koperasi karyawan.

Berdasarkan UU No. 3 tahun 1992 dan PeraturanPemerintah No. 14 tahun 1993 perihal Jaminan SosialTenaga Kerja, maka perusahaan yang telah menjadipeserta Asuransi Tenaga Kerja harus menyesuaikandengan jamsostek, mencakup jaminan kecelakaankerja, jaminan hari tua, jaminan kematian dan jaminanpemeliharaan kesehatan tenaga kerja.

Program Pelatihan PendidikanManajemen juga memiliki pandangan jauh ke

depan untuk memastikan keberlanjutan Astra melaluiprogram-program pengembangan kompetensikaryawan dan penciptaan leadership. Menyadaripentingnya karyawan sebagai salah satu faktorpenunjang keberhasilan usahanya, denganmemberikan fasilitas pelatihan, pengembangan diridan kesejahteraan sosial bagi karyawannya, seperti:

Functional Training, Leadership Training,Basic Competence

ANALISIS DAN PEMBAHASANDeskripsi PenelitianStrategi Pemasaran Toyota Astra MotorTerhadap Mobil Toyota Kijang MelaluiPenerapan Strategi Bersaing

Pokok Perumusan Strategi bersaing adalahmenghubungkan perusahaan dengan lingkungamnya.Walaupun lingkungan yang hubungannya sangat luas,meliputi kekuatan-kekuatan sosial sebagaimana jugakekuatan-kekuatan ekonomi. Aspek utama darilingkungan perusahaan adalah industri, di manaperusahaan tersebut bersaing. Struktur industri

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)

Oleh : Kunto Atmojo

Page 136: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

129Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukanaturan permainan persaingan, selain juga strategi-strategi yang secara potensial tersedia bagiperusahaan. Kekuatan-kekuatan di luar biasanyamempengaruhi semua perusahaan yang ada dalamsuatu industri, maka kuncinya terletak padakemampuan yang berlainan di antara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan untuk menanganinya.

Persaingan dalam suatu industri terus-menerusmenekan tingkat hasil pengembalian modal yangditanamkan (rate return on invested capital) menujutingkat hasil pengembalian pasar yang bersaing, atautingkat pengembalian yang “persaingan sempurna”.Kekuatan gaya persaingan dalam suatu industrimenentukan seberapa jauh arus masuk investasi iniakan terjadi dan mengendalikan tingkat pengembalianmenuju tingkat pasar bebas, dengan demikianmengendalikan kemampuan perusahaan untukmempertahankan tingkat pengembalian modal yangdi atas rata-rata.

Semua mobil impor masuk ke Indonesia, baikmelalui pembukaan cabang maupun berdasarkanpesanan dari importir Indonesia. Tetapi kendaraanimpor tersebut kurang didukung dengan pemeliharaanyang dilakukan oleh teknisi berpengalaman dan sukucadang orisinil yang masih harus di impor langsungdari negara yang memproduksi mobil tersebut ataunegara yang di pilih sebagai distributor. Begitu puladengan strategi pemasaran yang harus dilakukanuntuk mensosialisasikan keunggulan-keunggulan yangdimiliki oleh mobil impor tersebut kepada calonkonsumen di Indonesia.

Sehingga dalam menjalankan strategi pemasaranuntuk mobil Toyota Kijang, Toyota Astra Motormenerapkan tahapan-tahapan yang perlu dilakukan,yaitu dengan cara :

Pertama : pendekatan kepada keluarga diIndonesia, yaitu dengan menyatakan bahwa konsepawal dibuatnya mobil kijang adalah untuk keluargaIndonesia. Di mana dalam satu keluarga dibutuhkanmobil yang cukup untuk transportasi keluargatersebut, sehingga pada akhirnya masyarakatmengenal Toyota Kijang sebagai mobil keluarga.Dengan konsep mobil keluarga inilah penjualan ToyotaKijang selalu meningkat setiap tahunnya, bahkan bolehdikatakan tidak pernah mengalami titik jenuh. Padamasa krisis ekonomi yang melanda Indonesia, ToyotaKijang menjadi kendaraan pilihan dari berbagai statussosial yang ada di masyarakat selain kendaraan

tertentu yang harganya menjadi tidak terjangkau,akibat melemahnya nilai rupiah terhadap DolarAmerika Serikat.

Kedua : memberitahukan ke masyarakat melaluisurat kabar, iklan dan Audio Visual mengenai kesiapansuku cadang dan pemeliharaan serta perbaikan olehteknisi-teknisi berpengalaman yang sudah dididikdengan materi pendidikan yang sama dari negaraaplikasinya dan sudah memiliki kualitas yang standarinternasional.

Ketiga : penerapan harga yang sudah melalui risetpasar dari kemampuan daya beli masyarakatIndonesia, sehingga harga yang ditawarkan memilikidaya saing.

Ketiga hal tersebut telah dilakukan oleh PT.Toyota Astra Motor sebagai bentuk penerapanstrategi bersaing untuk mendukung strategipemasaran. Sehingga penjualan mobil Toyota Kijangselalu teratas setiap tahunnya, dan masyarakatmemiliki tingkat kepercayaan dan kesetiaan untukmemilih mobil tersebut sebagai kendaraan keluargauntuk memenuhi kebutuhan transportasi sehari-harinya.

Penerapan Strategi Generik Dari Strategi BersaingDalam Mengevaluasi Strategi Pemasaran ToyotaKijang

Keunggulan Biaya MenyeluruhPT. TAM sebagai perusahaan yang bergerak

dibidang produksi kendaraan bermotor dan sukucadangnya dalam waktu yang cukup lamamemberikan berbagai keunggulan, seperti biayaproduksi setiap satu unit mobilnya, iklan, distribusi,dan lain-lain. Ini dibuktikan dengan adanya biayaproduksi untuk setiap satu unit mobil Toyota Kijang,bisa ditekan oleh penggunaan kandungan lokal yanglebih besar di banding kandungan impornya padasetiap tahunnya. Sehingga dapat mengurangi biayaproduksi setiap satu unit kendaraan dan biaya imporhanya dikenakan terhadap komponen inti. Harga jualkepada masyarakat yaitu calon konsumen bisa dibuatlebih rendah lagi, dibandingkan dengan mobil impor,di mana satu unit mobil yang di impor adalah dalambentuk utuh dan dikenakan bea impor sebesar kuranglebih 150 persen dari nilai satu unit mobil yang di impor(samsat polda metro jaya;2001), belum ditambah darimargin profit yang ditambahkan dalam harga jualmobil tersebut yang harus diterima oleo importir untukmenjual mobil impor tersebut.

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)Oleh : Kunto Atmojo

Page 137: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

130 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Sehingga mobil Toyota Kijang memiliki keunggulandari segi biaya produksi, selain biaya-biaya sepertiIklan, promosi, distribusi dibandingkan mobil impor.Keunggulan kijang dari mobil impor adalah suatugambaran nyata dari suatu industri otomotif, di manapengalaman perusahaan dalam suatu negara menjadisuatu kekuatan yang memberikan kemudahan untukmengimplementasikan strategi pemasaran, sehinggapara pesaing tidak siap baik secara persepsi maupunekonomis untuk mengambil langkah yang diperlukanuntuk meminimalkan biaya. Karena para pengusahayang melakukan impor mobil dari pasar internasionalmengalami kesulitan untuk sampai kepada skalaekonomis yang diperlukan untuk mengimpor mobiltersebut, disebabkan adanya ketergantunganterhadap jumlah calon konsumen yang memesanterlebih dahulu untuk mobil impor, kemudian dilakukanimpor.

Setiap satu unit mobil Toyota Kijang yangdiproduksi oleh Toyota Astra Motor selalu mencapaiskala ekonomis yang diperlukan agar biaya produksitetap pada posisi aman yaitu tidak mengalamikerugian, bila penetapan harga jual ditetapkan padaharga yang cukup rendah dibandingkan penjualanmobil impor yang telah ada di masyarakat. Adaperbedaan dengan mobil impor, di mana harusmenanggung risiko untuk membeli mobil dengan nilaiharga yang mungkin saja lebih murah dari mobilToyota Kijang dengan jumlah yang tertentu,tergantung kemampuan dari importir tersebut danharus membayar bea impor yang dikenakan olehpemerintah serta kewajiban-kewajiban lainnya sepertikelengkapan administrasi mobil yang di impor untukdi proses menjadi mobil yang siap dijual di pasar dalamnegeri Indonesia, sehingga harga jual mobil importersebut dapat menjadi lebih tinggi dari harga jual mobilToyota Kijang.

Dalam Strategi-Bersaing, apa yang telah dilakukanPT. TAM sudah tepat yaitu memanfaatkankeunggulan yang dimilikinya, baik dari segipengalaman, kesiapan pengadaan suku cadang,pangsa pasar yang telah dikuasainya. Dankemampuan untuk menjaga kesetiaan pelangganterhadap mobil kijang melalui pelayanan pemeliharaandan perbaikan, sehingga menjadi keunggulan biayamenyeluruh untuk dapat memenangkan persainganterhadap mobil impor.

Sehingga keunggulan biaya dari penerapan strategigenerik dapat dijadikan evaluasi terhadap strategipemasaran yang telah dilakukan oleh PT. Toyota

Astra Motor untuk menjual mobil Toyota Kijang. Yaituberapa banyak mobil Toyota Kijang yang terjualdengan harga jual yang ditetapkan perusahaan telahmemberikan penambahan pendapatan, kepadaperusahaan.

PT. Toyota Astra Motor telah menguasai secaradominan untuk pangsa pasar jenis mobil niaga, danbelum dapat dikalahkan oleh penjualan mobil imporyang ada di Indonesia, dan masih berada di atas untuktingkat penjualannya. Di lihat dari volume tingkatpenjualan pertahunnya dimulai dengan dibukanyakebijakan impor bebas untuk berbagai jenis mobil yangada di pasar internasional untuk kelas mobil niaga.

Keunggulan biaya menyeluruh yang merupakansalah satu penerapan strategi generik tersebut jugamerupakan bagian dari strategi bersaing untuk dapatmengatasi lima kekuatan persaingan dalam suatuindustri yang bersaing untuk tetap dapat bertahan.Lima kekuatan persaingan tersebut adalah masuknyapendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatantawar-menawar pembeli, kekuatan tawar--menawarpemasok (suppliers), serta persaingan di antara parapesaing yang ada. Semua itu mencerminkankenyataan bahwa persaingan dalam suatu industritidak hanya terbatas pada para pemain yang ada.Pelanggan, pemasok, produk pengganti, sertapendatang baru potensial semuanya merupakan“pesaing” bagi perusahaan-perusahaan dalam industriotomotif dan dapat lebih atau kurang menonjol,tergantung pada situasi tertentu. Persaingan dalamartian yang lebih luas ini dapat disebut sebagaipersaingan yang diperluas (extended rivalry).

Persaingan yang diperluas tersebut adalah denganmemasuki persaingan baru, dimana setelahmemenangkan persaingan di dalam negeri untukpangsa pasar jenis mobil niaga. Memberi motivasibagi PT. Toyota Astra Motor untuk menambahpangsa pasar baru bagi mobil Toyota Kijang, yaitudengan melakukan ekspor ke negara-negara yangmasih memiliki budaya yang tidak jauh berbeda dariIndonesia, misalnya beriklim tropis dan jumlahmasyarakatnya cukup banyak serta ikatankekeluargaannya masih cukup kuat, contohnya negaraMalaysia. Sehingga relatif masih memiliki kemudahanuntuk masuk ke dalam pangsa pasar tersebut danmenghadapi persaingan dengan industri otomotif yangsudah ada terlebih dahulu di pasar tujuan ekspor,misalnya di Malaysia sudah ada mobil merek ProtonSaga yang merupakan industri otomotif yangmendapat dukungan penuh dari pemerintah Malaysia.

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)

Oleh : Kunto Atmojo

Page 138: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

131Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Analisis Lima Kekuatan PersainganDengan menganalisis satu-persatu lima kekuatan

persaingan tersebut. maka akan diketahui sejauhmana keberhasilan PT. Toyota Astra Motor untukbertahan menghadapi persaingan di pasar dalamnegeri. Adanya produk mobil yang di impor olehimportir umum untuk jenis mobil niaga di Indonesia,dapat diketahui dengan melihat lima kekuatanpersaingan, antara lain :1. Masuknya Pendatang Baru

Banyaknya mobil-mobil baru yangdiimpor secara langsung dalam bentuk CBU,seperti halnya Carnival, Carens, produksi KIAMotor dan Trajet, produksi Hyundai, dan lain-lain yang merupakan jenis mobil niaga. Tidakmemiliki pengaruh terhadap penjualan mobilToyota Kijang di Indonesia, sebagai perusahaanyang sudah lama berdiri di Indonesia dan sudahlebih di kenal oleh masyarakat lebih dari sepuluhtahun yang lalu.

Toyota Astra Motor yang menerapkanpertama kali konsep mobil keluarga untuk mobilToyota Kijang, berhasil membangun kesetiaankonsumen memilih kijang sebagai kendaraankeluarga. Hal tersebut bukanlah suatu konsepyang diterapkan untuk satu hingga dua tahun,tetapi konsep yang sudah ditanamkan dimasyarakat sebagai calon konsumen melaluiberbagai iklan, melalui surat kabar, majalah,billboard, radio, serta televisi. Sulit untukkonsumen beralih dari pilihan mereka kepadaproduk lain, walaupun produk tersebut memilikikelebihan dibandingkan kijang. Ada dua alasankijang memiliki keunggulan dari pendatang baru,yaitu :Kesetiaan MasyarakatKepercayaan masyarakat terhadap kijang sudahdemikian tinggi, baik terhadap harga jual yangditawarkan, pelayanan puma jual, sertadukungan suku cadang untuk perbaikankendaraan yang sudah dikenal oleh masyarakat.Untuk produk-produk lain agak sulit untukmerubah kesetiaan yang sudah terlalu lama adadi pikiran masyarakat tersebut.Skala EkonomisLamanya kijang sebagai mobil niaga yang diproduksi oleh Toyota Astra Motor, secaralangsung sudah mencapai skala ekonomis yangdibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksimobil tersebut. Sehingga dapat menjadi

penghalang bagi pendatang baru untuk merebutpangsa pasar yang sudah dimiliki oleh kijang.Skala ekonomis dapat berkaitan dengankeseluruhan bidang fungsional, seperti dalam halarmada wiraniaga, mungkin muncul darikegiatan operasional tertentu yang merupakanbagian dari suatu bidang fungsional. Sebagaicontoh, pada pembuatan mobil kijang, skalaekonomis harus besar dalam pembuatan bodimobil, dan sedikit dalam pembuatan mesin danperakitannya. Dan ini yang tidak dapat dilakukanuntuk mobil-mobil impor yang secara utuh didatangkan ke Indonesia. Adalah penting untukmenelaah tiap-tiap komponen biaya secarasendiri-sendiri untuk mengenali hubungan antarabiaya dengan skala ekonomisnya.

2. Ancaman Produk PenggantiMeningkatnya permintaan terhadap

mobil kijang yang tinggi, sehingga seringkaliharus didahului dengan masa tunggu menjadipenyebab berpalingnya calon konsumen kepadamobil produk lain sebagai mobil pengganti untukmemenuhi kebutuhan transportasi masyarakat.PT. Toyota Astra Motor mencoba mengatasihal tersebut dengan meningkatkan produksihingga kapasitas yang memungkinkan untukmemenuhi kebutuhan konsumen akan mobilkijang yaitu dengan berhasil memperpendekmasa tunggu untuk pembelian mobil kijang darimasa tunggu tiga bulan menjadi maksimal satubulan.

3. Kekuatan Tawar-Menawar pembeliToyota Astra Motor dalam menghadapi

kekuatan tawar-menawar pembeli telahmengeluarkan beberapa tipe mobil yang dapatmenjadi pilihan pembeli. Dalam tipe mobil kijangyang di produksi oleh Toyota Astra Motortersebut ada perbedaan harga, fasilitaselektronik, posisi tempat duduk dan spesifikasimesin dari 1800 cc sampai dengan 2000 cc.

4. Kekuatan Tawar-Menawar PemasokToyota Astra Motor telah meng-

antisipasi kebutuhan akan barang pendukunguntuk bahan baku pembuatan mobil seperti platbaja untuk dasar mobil, aksesoris pendukung,elektronik dan komponen dengan suatu ikatansemacam kontrak kerjasama dengan

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)Oleh : Kunto Atmojo

Page 139: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

132 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

perusahaan prinsipalnya dan juga penguranganketergantungan terhadap bahan baku yangdigunakan untuk membuat mobil kijang yaitudengan membuat sendiri sebagian komponen didalam negeri. Sehingga kekuatan tawar-menawar pemasok tidak sampai merusak prosesproduksi dan penjualan mobil kijang.

5. Persaingan diantara pesaing yang adaToyota Astra Motor telah memposisikan

mobil kijang sebagai mobil keluarga, sehinggatidak terpengaruh terhadap adanya perlombaanuntuk meraih konsumen sebanyak-banyaknyadengan menggunakan taktik-taktik sepertipersaingan harga, perang iklan, introduksiproduk, dan meningkatkan pelayanan ataujaminan kepada calon pelanggan atau pelanggansecara berlebihan dibandingkan produsen mobillain yang secara nyata melakukan hal demikian.

Pada kebanyakan industri, gerakanpemasaran oleh satu perusahaan mempunyaipengaruh yang besar terhadap para pesaingnyadan dengan demikian dapat mendorongperlawanan atau usaha untuk menandingigerakan tersebut, artinya, perusahaan-perusahaan saling tergantung satu sama lain(mutually dependent). Pola aksi dan reaksi inimungkin tidak membuat Toyota Astra Motormenjadi lebih baik bila ikut terlibat melakukanhal tersebut, bahkan akan menjadi semakin burukkarena tidak percaya kepada kemampuan danmerek perusahaan sendiri di masyarakat.

Inilah yang mendasari Toyota AstraMotor untuk tetap mempertahankan konsepmobil Toyota Kijang sebagai mobil keluarga danmemiliki kekuatan pasar di dalam negeri, sebagaipemimpin pasar untuk jenis mobil niaga dan tetaptertuju terhadap inovasi produk. Sehingga mobilToyota Kijang yang ada di masyarakat terlihatberbeda pada setiap produknya baik untuk tipemaupun aksesorisnya, kandungan lokal yangharus bertambah diikuti dengan pengurangankandungan impor agar harga bisa ditekanserendah mungkin, sehingga terjangkau olehseluruh lapisan masyarakat. Serta penambahanjalur distribusi dengan dukungan promosi yangefektif, melalui penambahan cabang di setiapdaerah seluruh Indonesia agar penjualan dapatlebih mendekati calon konsumen yaitumasyarakat yang tinggal di daerah tersebut.

Optimalisasi Strategi Pemasaran Toyota AstraMotor Terhadap Toyota Kijang MelaluiMarketing Mix

Sebagai market leader di dalam industri otomotif,Toyota Astra Motor terus meningkatkan kemampuandalam menjaga pangsa pasar otomotif tetap stabil.Dan sangat wajar bila konsep marketingcompanynya menjadi pertimbangan sendiri bagikondisi pasar otomotif yang buyer marketnya(kondisi dimana pembeli mempunyai kekuatan lebihdibanding penjual), customer satisfaction merupakanhal yang utama. Dan untuk mencapai customersatisfaction tersebut Toyota Astra Motormembangun Astra World. Dimana konsep AstraWorld ini adalah menyediakan pelayanankomprehensif bagi konsumen melalui satu atap.Konsep tersebut sudah.. diterapkan oleh Toyota AstraMotor di Jakarta dan ada divisi tersendiri yangmenanganinya, yaitu divisi Astra World.

Astra konsisten dalam menjabarkan konsepbauran pemasaran untuk Perseroannya, ini dibuktikandengan tingkat penjualan yang semakin meningkat.Bahkan sebagai pendukung dari konsep tersebutdilibatkan juga peran tim dari Total QualityManagement yang menangani Quality Control darisetiap otomotif yang diproduksinya. Bahkan untukhal mutu Astra sudah membentuk Astra Total QualityManagement (ATQM) yang merupakan manajemenmutu terpadu yang di adopsi dari Jepang dandisesuaikan dengan kondisi perusahaan Toyota AstraMotor.

Hadirnya kompetitor bagi Toyota Astra Motormerupakan motivasi untuk membuat produk yangberkualitas dengan harga yang terjangkau. Namunbukan berarti dengan hadirnya kompetitor ini ToyotaAstra Motor membuat pricing policy yang kurangpopulis, seperti membanting harga denganmengesampingkan kualitas. Menurut CorporateSecretary Toyota Astra Motor, Aminuddin (prospektifJuni 2002, p.19.)

“Alasan dibuatnya beragam tipe mobil ToyotaKijang dengan harga lebih murah bukan karenakualitasnya lebih rendah dari yang dibuat terdahulu,melainkan kualitas tetap dipertahankan, hanyaefisiensi yang dilaksanakan lebih ketat darisebelumnya”.

Dilakukannya pricing strategy oleh Toyota AstraMotor cukup beralasan mengingat kondisi marketyang masih elastis terhadap perubahan harga, danpositioningnya yang sudah mantap. Sehingga

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)

Oleh : Kunto Atmojo

Page 140: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

133Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

walaupun harganya dibuat lebih rendah, imagekonsumen bahwa kualitas mobil Toyota Kijang yangmerupakan salah satu dari produk Toyota AstraMotor bagus dan terjamin merupakan nilai tambahtersendiri. Sehingga tinggal mengoptimalkanMarketing mix-nya saja.

Dalam mengoptimalkan marketing mix ini ToyotaAstra Motor telah menerapkan strategi lain yangbertindak sebagai pendorong agar optimalisasi darimarketing mix tersebut berhasil. Pendorong tersebutyaitu pembentukan Divisi Astra World “pelayanankomprehensif untuk konsumen dalam satu atap”,penerapan Astra Total Quality Management“menjamin standar mutu pelayanan dan mutuproduk”, Pricing Strategy “strategi harga sebagaihasil dari efisiensi biaya yang dilakukan pihakmanajemen.

Strategi Pemasaran Melalui Marketing Mixbauran pemasaran yang dioptimalkan oleh ToyotaAstra Motor, meliputi :

PT. TAM mengedepankan customersatisfaction, untuk mencapai itu Toyota Astra Motormembangun Astra World. Dimana konsep AstraWorld ini adalah menyediakan pelayanankomprehensif bagi konsumen melalui satu atap.Untuk mensukseskan strategi pemasarannya PT.Toyota Astra Motor menerapkan bauran pemasarandalam menetapkan strategi bisnisnya.1. Produk (product)

Seluruh produk yang dihasilkan olehToyota Astra Motor merupakan produk yangsudah dibuat dengan melihat kepentingankonsumen dan dapat menarik perhatiankonsumen untuk tergerak membeli ataumemilikinya. Produk-produk otomotif yangdikeluarkan oleh Astra cukup mewakili unsur-unsur:

Menarik, Prestise, interior mewah,kelengkapan atribut, keamanan, kesehatan &lingkungan, konsumen mantap dan yakinkemampuan produk, tidak lepas pula unsurgengsi atau status sosialnya juga dibuat berbagaitipe yang dapat masuk di kalangan menengahdan atas dan beberapa keunggulan lain dariproduk Toyota adalah:o Kuat dilarikan diatas medan berat.o Kekuatan mesinya, baik bermesin diesel

dan bermesin dengan bahan bakar bensin.o Berkapasitas penumpang yang dapat

menampung banyak orang.

o Setiap jenis mobil mempunyai kemampuanmedan masing-masing; semisal berjalandiatas medan berair, pada medan terjalataupun melaju kencang pada medanberat.

o Modelnya yang gaya dan modern.Unsur tersebut merupakan unsur yang

bersifat sosial budaya, memberikan keuntungankepada PT. Toyota Astra Motor. Diproduksinyamobil Toyota Kijang dengan interior yang tidakjauh berbeda dengan mobil sedan merupakanunsur yang berpangkal dari kebutuhan manusiasebagai makhluk sosial yang selalu memilikikebutuhan-kebutuhan yang tidak hanyakebutuhan fisik atau teknis saja akan tetapi jugakebutuhan sosial yang lain seperti gengsi, statussosial, pertimbangan keamanan, kesehatan sertapertimbangan lingkungan dan sebagainya.

2. Harga (price) Dengan Strategi Cost-PlusPricing

Toyota Astra Motor menerapkan hargayang memiliki nilai jual kompetitif untuk produkotomotif yang dihasilkannya bila di bandingkandengan harga dari produk otomotif yang di imporoleh perusahaan lainnya. Harga tersebut sudahmemiliki aspek psikologis untuk masyarakatsebagai calon konsumen untuk produk­­produkyang dihasilkan oleh Astra.

Harga yang diterapkan oleh ToyotaAstra Motor umumnya sudah melalui riset pasarterlebih dahulu mengenai produk lain danpenetapan harga yang mendasarkan diri kepadabiaya produksi dan menambah persentase (hasildari riset pasar) tertentu keuntungan yang diharapkan. Persentase dapat diperbesar dandiperkecil tergantung segmen masyarakat yangmana yang menjadi tujuan dari pemasaran mobilToyota Kijang yang diproduksinya. Cara ini dilakukan untuk menghadapi para pesaing yangmenerapkan harga rendah tetapi kurangmemiliki pelayanan, baik pada saat menjualmaupun pelayanan setelah menjual (After SalesService)

Dalam hal-hal tertentu penetapan hargadengan cara tersebut kurang berhasil di lakukanoleh Toyota Astra Motor, disebabkan tidaksesuai dengan selera dan keinginan konsumen.Mungkin konsumen tidak senang harga jualmobil Toyota Kijang yang rendah meskipun

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)Oleh : Kunto Atmojo

Page 141: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

134 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

biaya produksinya sebenarnya rendah.Sebaliknya dalam kondisi tertentu di manakonsumen masih perlu diperkenalkan dahuludengan mobil Toyota Kijang tipe tertentu makameskipun biaya produksinya tinggi perludiberlakukan harga jual yang rendah. Dengandemikian maka perlu penetapan harga jual atasdasar yang lain untuk mendukung penerapanharga yang dipakai yaitu atas dasar kondisi selerakonsumen atau permintaan konsumen. Apabilaselera atau permintaan konsumen menghendakirendah sebaiknya harga jual juga harusditetapkan rendah dan sebaliknya apabilakonsumen menghendaki harga jual tinggi makasebaliknya juga haruslah ditetapkan hargajualnya tinggi pula.Promosi (promotion) Dengan CaraAdvertensi

TAM melakukan promosi terus-menerusmelalui berbagai media dalam menerapkanstrategi pemasarannya, melalui surat kabar,majalah, radio dan televisi ataupun poster-posteratau billboard yang dipasang di pingir-pinggirjalan serta berbagai brosur yang di cetakkemudian diletakkan di counter-counter yangada pada setiap pusat perbelanjaan dankadangkala dibagikan oleh salesman dansalesgirl untuk masa promosi tertentu. TAMmelakukan Advertensi terpusat, yaitu biayaadvertensi dikeluarkan dan menjadi tanggungjawab kantor pusat. Yaitu melalui media televisi,radio, surat kabar dan majalah. Tetapi promosiyang dilakukan melalui pencetakan brosurdiserahkan kepada cabang-cabang. Toyota diIndonesia juga memberikan kontribusi nyatakepada konsumen seperti :o Membuka jasa tanya jawab di counter

layanan pelanggano Mempunyai club binaan khusus bidang

otomotif di masyarakat yaitu ‘AutomotiveOwner Club’

o Membuka jasa gratis konsultasi bebastentang otomotif secara umum dan produkToyota secara khusus.

o Menggelar undian spektakuler Toyota.o Mengadakan program mudik gratis Toyota.o Menjadi sponsor-sponsor acara amal dan

bakti sosialo Menjadi sponsor acara yang bertemakan

pendidikan.

3. Distribusi (Place)TAM selalu berusaha menjangkau calon

konsumennya dengan pendirian beberapa kantorcabang dan dealer yang berfungsi sebagaitempat penjualan dan pelayanan perbaikan dansuku cadang. Jumlah keseluruhan dari kantorcabang dan dealer adalah 257, dengan perincian99 cabang dan 158 dealer yang tersebar diseluruh wilayah. Jalur distribusi dilakukan adalahjalur distribusi langsung maupun tidak langsung.Langsung yaitu dengan penjualan dari cabangatau dealer milik astra sendiri, dan tidaklangsung yaitu calon konsumen membeli produkastra dari rekanan yang menjadi mitra astra didaerah yang tidak terjangkau oleh TAM.

Dari kedua teori yang digunakan yaitu StrategiBersaing dan Bauran Pemasaran. Dapat digunakanuntuk mengevaluasi serta mendukung strategipemasaran yang diterapkan untuk menghadapipenjualan mobil impor di Indonesia, sehingga tidakmemiliki pengaruh negatif terhadap pemasaran mobilToyota Kijang. Ada manfaat yang, bisa di ambil olehPT. Toyota Astra Motor. baik untuk peningkatanpenjualan mobil Toyota Kijang maupun peningkatandaya saing produk mobil Toyota Kijang itu sendiriyang lebih dari lima tahun menguasai pangsa pasarjenis kendaraan niaga. Yaitu dengan mempergunakantiga strategi generik dan mengatasi lima kekuatanpersaingan dari strategi bersaing untuk menciptakanproduk yang memiliki keunggulan mutlak sertamenerapkan bauran pemasaran sesuai dengankondisi perusahaan, agar tetap dapat mempengaruhicalon konsumen untuk tetap menjatuhkan pilihandengan membeli mobil Toyota Kijang.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan1. Berdasarkan analisa pembahasan maka dapat

disimpulkan bahwa :2. Hambatan dan kendala yang di hadapi PT.

Toyota Astra Motor melaksanakan strategipemasaran adalah perkembangan kondisieksternal yang kurang menguntungkan sepertikrisis keuangan global berkelanjutan, rencanapenyesuaian subsidi BBM yang tertunda di tahun2012 serta kenaikan upah minimum yangberpotensi mendorong laju inflasi, melemahnyaharga-harga komoditas global yang menjadiandalan ekspor Indonesia telah berdampak pada

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)

Oleh : Kunto Atmojo

Page 142: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

135Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

kinerja lini bisnis Astra. Pemberlakuanketentuan Bank Indonesia mengenai Loan-to-Value minimum untuk kredit konsumer jugaberpotensi besar menekan permintaan pasarkendaraan bermotor domestik, yang merupakansumber pendapatan terbesar Astra. Kondisipolitik yang masih mencari jatidiri.

3. Pemanfaatan tiga strategi generik. memberikankemudahan untuk melihat tahapan pelaksanaandari strategi pemasaran mobil Toyota Kijangyang dilakukan Toyota Astra Motor agar tetapmemiliki keunggulan daya saing terhadap mobilimpor.

4. Alasan utama Toyota Astra Motor memasukipasar internasional adalah untuk menambahpendapatan perusahaan dan menambah pangsapasar untuk mengantisipasi terjadinyapenurunan daya beli masyarakat Indonesia,serta mengurangi ketergantungan terhadappangsa pasar dalam negeri.

5. Strategi pemasaran Toyota Astra Motor dalammelakukan ekspansi bisnis dimasa mendatangyaitu penambahan jaringan pemasaran,pelayanan pemeliharaan dan perbaikan sertapenyediaan suku cadang mobil Toyota Kijang.

SaranSaran-saran yang-dapat diberikan, sebagai-

berikut:1. Efisiensi biaya dan inovasi produk mobil Toyota

Kijang harus terus dilakukan agar dapatmemperkuat daya saing produk dengan produk-­produk  pesaing  khususnya  untuk  jeniskendaraan niaga.

2. Tiga strategik generik dari strategi bersaingdapat dijadikan misi Toyota Astra Motor agardapat memperkuat posisi perseroan sebagaipemimpin pasar otomotif khususnya untuk pasarmobil Toyota Kijang di Indonesia.

3. Kandungan komponen lokal terhadap setiapproduk mobil kijang yang diproduksi harusmelebihi kandungan komponen impor, agartercapai nilai jual yang termurah baik untuk pasardomestik, sehingga dapat menambah daya saingdengan mobil impor.

4. Bauran Pemasaran yang didukung denganpendirian Astra World harus menjadi ujungtombak perseroan dalam menjalankan kebijakanCustomer Satisfaction oleh Toyota Astra

Motor, sehingga loyalitas pelanggan terhadapproduk Astra tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKAPeter, J Paul & Olson Jerry C, Consumer Behavior,

Perilaku konsumen & Strategi Pemasaran, Ed.4,Jakarta: Erlangga, 1999

Purwanto, Iwan Manajemen Strategi, Yrama Widya,2007

Kotler, Philip & Amstrong, Gary, Prinsip PrinsipPemasaran, jil.2, Ed.8, Jakarta, Erlangga, 2001

Gitosudarmo, Indriyo, Manajemen Pemasaran, 2000Kotler, Philip, Marketing Management Analysis,

Planning, Implementation & Control, PrenticeHall, 1988

Sugiyono, “ Metode Penelitian Bisnis”, AlfabetaBandung, 1999

Meleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 1997

Auto 2000 Cab. Tebet Soepomo, Sejarah Perusahaan,Struktur Organisasi,

Jakarta Selatan.Supranto. J. 1997 Kepuasan Pelanggan. Jakarta.Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi, Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek(Revisi VI). Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.Sendjaya, Sasa Djuarsa, Teori Komunikasi (Materi

Pokok, IKOM 4230) Jakarta; UniversitasTerbuka 1996.

Lehmann, Product Management, McGrawHill, 2005,NY

Sugiyono, DR, Prof, “ Metode Penelitian BisnisKuantitatif, Kualitatif dan R&D”, AlfabetaBandung, Cetakan kesembilan, Februari 2010

Rugman, Alan and Richard Hodgetts, InternationalBusiness, 3rd edition, Prentice Hall, 2002, Essex.

Kasali, Rhenald, Membidik Pasar Indonesia:Segmentasi, Targeting, Positioning, Jakarta, PT.Gramedia Pustaka Utama, 1999.

Belch, George F & Belch, Michael A., Introductionto Advertising and Promotion: An Integratedmarketing Communication Perspective, NewYork: Irwin Inc, 1995.

Effendi, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori danPraktek, Bandung: Penerbit PT. RemajaRosdakarya, Cetakan ketigabelas, September2000.

Buchari, Alma. Pengantar Bisnis, Alfabeta, Bandung,1988.

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)Oleh : Kunto Atmojo

Page 143: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

136 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

ARTIKEL MAJALAH, SURAT KABAR,LAPORAN PENELITIANAutobiz, Suplemen Edisi Maret 2011Company Profile PT. Toyota Astra MotorCompany Profile PT. Auto 2000Kompas Online Edisi Desember 2013Kontan OnLine (Kontan.co.id) Edisi Oktober 2013Kontan OnLine (Kontan.co.id) Edisi Februari 2013Strategi Pemasaran PT. Toyota Astra MotorAutomotif 2010, 2012

ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN TOYOTA KIJANG DALAM MENGHADAPI PERSAINGANMOBIL IMPORT PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR (Studi Kasus Pada PT Toyota AUTO 2000 Cabang Tebet)

Oleh : Kunto Atmojo

Page 144: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

137Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PENGARUH ROA, ROE, PER, INFLASI DAN DER TERHADAPPBV Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek

Indonesia Tahun2011-2013Oleh : Inung Wijayanti

ABSTRACTThe aim of the study is to observe the effect of probability grade (ROA and ROE), infestation decision (PER),

inflation and funding decision (DER) into company value (PBV). This study uses secondary data which is got fromfinancial data which is in Jakarta Effect stock, that is yearly report from every obligation, also data from IndonesiaCapital Market Directory (ICMD). Data analysis method which is used is quantitative method by examining the effect(ROA, ROE, PER, Inflation, DER) into PBV partially and simultaneously by using double linier regression analysismethod. The samples of the study are 23 financial factories included in Indonesian Effect stock during 2011-2013periods. The research method is clausal associative research. The research result finds out that the probability PER,Inflation and DER simultaneously influents into the company grade significantly. While the only ROE and PERVariable influent company grade significantly, ROA Variable, Inflation, and DER influent insignificantly. The resultof the study show the determination coefficient grade as big as 0,908 that declares that the variables of probabilitygrade, Infestation, and funding decision influents as big as 90,8 % into the company grade, while the rest 9,2 %influenced by other factors outside the research.

The key words: Price to book value (PBV) return on asset (ROA), return on equity (ROE), price earning ratio/PER, Inflation, Debt to Equity Ratio(DER)

I. PENDAHULUANPada umumnya perusahaan didirikan dengan

tujuan untuk memperoleh laba yang tinggi dan dapatmemaksimalkan nilai-nilai perusahaan, yang dicapaimelalui peningkatan kemakmuran para pemegangsaham (Afzal dan Rohman, 2012). Nilai perusahaandapat dipengaruhi oleh tingkat profitabilitasperusahaan yang tinggi, karena dengan profitabilitasyang tinggi maka akan mempengaruhi investor untukmenanamkan modalnya, sehingga nilai perusahaanakan tinggi (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).Profitabilitas merupakan suatu analisis rasiokeuangan untuk mengukur kemampuan dalammemperoleh laba dengan menggunakan asset ataumodal perusahaan (Sjahrial dan Purba, 2011:40).Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilaiperusahaan karena merupakan faktor yang pentingdalam fungsi keuangan suatu perusahaan. Keputusankeuangan akan mempengaruhi keputusan keuanganlainnya dan berdampak pada nilai perusahaan, hal inijuga sangat mempengaruhi peluang-peluang dalaminvestasi (Soejono, 2010). Pengambilan keputusaninvestasi biasanya sulit karena adanya faktor

ketidakpastian di masa yang akan datang(Ayuningtias dan Kurnia, 2013). Ketidakpastian masadepan disebabkan oleh perubahan teknologi, ekonomidan sosial serta kekuatan-kekuatan persaingan dantindakan atau kebijakan (Gitosudarmo dan Basri,2008:134) Dengan adanya laporan keuangan,investor dapat menilai bagaimana kinerja dariperusahaan tersebut. Faktor eksternal yang dapatmempengaruhi nilai perusahaan seperti perubahandalam perekonomian secara makro, risiko tingkatbunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar danrisiko pasar (Suharli, 2005).

Keputusan pendanaan juga akan berpengaruhterhadap nilai perusahaan. Keputusan pendanaan atauyang biasa disebut kebijakan hutang merupakankebijakan manajemen keuangan untuk mendapatkandana baik dari pasar uang maupun pasar modal.Setelah mendapatkan dana, manajemen keuanganakan menginvestasikan dana yang diperoleh ke dalamperusahaan (Afzal dan Rohman, 2012). Berdasarkanhasil penelitian-penelitian sebelumnya maka penelitianini akan menguji kembali apakah tingkat profitabilitas,keputusan investasi, inflasi, dan keputusan pendanaan

* Dosen Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 145: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

138 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

berpengaruh terhadap nilai perusahaan yangdilakukan pada perusahaan perbankan.

II. TINJAUAN LITERATUR1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan sangat penting karenadengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikutioleh tingginya kemakmuran pemegang saham.Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pulanilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggimenjadi keinginan para pemilik perusahaan,sebab dengan nilai yang tinggi menunjukankemakmuran pemegang saham juga tinggi(Mahendra, 2011).

Semakin tinggi nilai perusahaanmenggambarkan semakin sejahtera pulapemiliknya. Tinggi rendahnya nilai perusahaanakan terlihat dari harga sahamnya (Wahyudi danPawestri, 2006). Nilai perusahaan seringdiproksikan dengan price to book value(Hermuningsih dan Wardani, 2009). Price tobook value atau PBV menggambarkanseberapa besar pasar menghargai nilai bukusaham suatu perusahaan. PBV juga dapatmenunjukkan seberapa jauh suatu perusahaanmampu menciptakan nilai perusahaan relatifterhadap jumlah modal yang diinvestasikan(Wardjono, 2010).

2. Tingkat ProfitabilitasProfitabilitas merupakan aspek

fundamental perusahaan, karena selainmemberikan daya tarik yang besar bagi investoryang akan menanamkan dananya padaperusahaan, profitabilitas juga sebagai alat ukurterhadap efektivitas dan efisiensi penggunaansemua sumber daya yang ada di dalam prosesoperasional perusahaan (Tandiotong,Sitanggang, dan Carolina, 2010). Profitabilitasyang tinggi menunjukkan prospek perusahaanyang baik sehingga investor akan meresponpositif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akanmeningkat (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).Efektivitas dinilai dengan menghubungkan lababersih yang didefinisikan dalam berbagai rasioterhadap aktiva yaitu rasio profitabilitas(Hermuningsih, 2013), Rasio profitabilitas dalampenelitian ini diproksikan dengan return on asset(ROA) dan return on equity (ROE).

ROA dan ROE digunakan sebagaipengukuran rasio profitabilitas karena memilikikeunggulan yaitu mudah dihitung dan dipahami.Jika Return On Asset semakin meningkat, makakinerja perusahaan juga semakin membaik,karena tingkat pengembalian semakinmeningkat (Hardiningsih dkk, 2002 dalamPrihantini, 2009). Semakin tinggi ROE makasemakin baik kinerja perusahaan dalammengelola modalnya untuk menghasilkankeuntungan bagi para pemegang saham(Hutami, 2012).

3. Keputusan InvestasiInvestasi yang sering dilakukan

perusahaan seringkali memberikan peluang bagiperusahaan untuk meningkatkan keunggulandalam bersaing. Peluang investasi yang seringdilakukan oleh perusahaan harus dilakukandengan pertimbangan yang baik dan tepat agarsemakin meningkatkan kinerja perusahaan.Sebaliknya bila peluang investasi tidakdimanfaatkan dengan tepat maka perusahaanakan mengalami kerugian (Soejono, 2010).Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006), nilaiperusahaan yang dibentuk melalui indikator nilaipasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Nilai perusahaan seolah-olahditentukan oleh keputusan investasi. Pendapattersebut dapat diartikan bahwa keputusaninvestasi itu penting karena untuk mencapaitujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melaluikegiatan investasi perusahaan.

Afzal (2012) menyatakan bahwainvestasi dapat diukur melalui price earningratio. Penelitian ini diproksikan dengan PER(price earning ratio), di mana PERmenunjukkan perbandingan antara closingprice dengan laba per lembar saham (earningper share). PER mengindikasikan besarnyadana yang dikeluarkan oleh investor untukmemperoleh setiap rupiah laba perusahaan.Hasnawati (2005) dalam penelitiannyamenemukan bahwa keputusan investasiberpengaruh positif terhadap nilai perusahaansebesar 12,25%, sedangkan sisanya sebesar87,72% dipengaruhi oleh faktor lain sepertikeputusan pendanaan, kebijakan dividen, faktoreksternal perusahaan seperti tingkat inflasi, kursmata uang, pertumbuhan ekonomi, dan politik.

PENGARUH ROA, ROE, PER, INFLASI DAN DER TERHADAP PBV Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankandi Bursa Efek Indonesia Tahun2011-2013

Oleh : Inung Wijayanti

Page 146: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

139Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

4. InflasiInflasi adalah kenaikan harga barang-

barang yang bersifat umum dan terus menerus(Rahardja dan Manurung, 2008:165). Tigakomponen yang harus dipenuhi agar dapatdikatakan telah terjadi inflasi adalah kenaikanharga, bersifat umum dan berlangsung terusmenerus. Adanya inflasi maka kemampuan dayabeli masyarakat rendah, sehingga denganmeningkatnya tingkat inflasi berdampakterhadap penurunan penjualan, yangmenyebabkan penurunan laba perusahaan.Turunnya laba perusahaan membuat investortidak tertarik untuk berinvestasi, akibatnyapermintaanpun menurun dan menyebabkanharga saham pun turun. Menurunnya hargasaham juga berakibat pada turunnya nilaiperusahaan.

5. Keputusan PendanaanKeputusan pendanaan dipengaruhi oleh

faktor eksternal dan selanjutnya mempengaruhikinerja keuangan yang dicapai maupun dalammenentukan kebijakan dividen. Keputusanpengelolaan aktiva (assets managementdecision) menyangkut operasi berbagai jenisaktiva yaitu komponen aktiva lancar dan semuajenis aktiva tetap secara efisiensi untukmemperoleh laba bersih secara maksimal(Darminto, 2008). Perusahaan lebihmengutamakan dana internal daripada danaeksternal dalam aktivitas pendanaan.Perusahaan membutuhkan dana eksternalhanya apabila dana internal tidak cukup dansumber dana yang dibutuhkan adalah hutangbukan saham (Siregar, 2005 dalam Steven danLina, 2011).

Berdasarkan teori Trade off Theorymengemukakan bahwa kenaikan hutang akanbermanfaat jika dapat meningkatkan nilaiperusahaan, artinya bahwa penambahan hutangbelum mencapai titik optimal (suatu batas optimaldari jumlah hutang yang dapat menyebabkan nilaiperusahaan tersebut maksimal). Jika manfaathutang menjadi lebih kecil dibandingkan nilaikebangkrutan maka penambahan hutang akanmenurunkan nilai perusahaan (Efni dkk, 2012).Pada penelitian ini rasio yang digunakan untukmengukur struktur pendanaan adalah Debt toEquity Ratio (DER). DER adalah rasio yangdapat digunakan untuk mengukur proporsi

hutang dalam suatu perusahaan (Husnan,2002:333).

Kerangka PemikiranSecara sistematis kerangka pemikiran teoretis

dapat dilihat pada gambar di bawah ini :Gambar 1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Perumusan HipotesisHipotesis dalam penelitian ini dapat disusun

sebagai berikut :Ha1: Tingkat profitabilitas, keputusan investasi, inflasi

dan keputusan pendanaan berpengaruh terhadapnilai perusahaan.

Ha2: Tingkat profitabilitas berpengaruh positifterhadap nilai perusahaan.

Ha3: Keputusan investasi berpengaruh positifterhadap nilai perusahaan.

Ha4: Inflasi berpengaruh negatif terhadap nilaiperusahaan.

Ha5: Keputusan pendanaan berpengaruh negatifterhadap nilai perusahaan.

III. METODE PENELITIANDefinisi operasional variabel yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah:Tingkat Profitabilitas adalah tingkat pengembalian

atas aset-aset yang digunakan untuk menghasilkanpendapatan dan merupakan kemampuan perusahaandalam mendapatkan laba bagi pemegang saham.

Keputusan Investasi adalah kombinasi antaraaktiva yang dimiliki dan pilihan investasi di masa yangakan datang dengan net present value positifsebelumnya.

(+)

( (+)

(-)

(-)

Tingkat Profitabilitas

Keputusan Investasi

Inflasi

Nilai Perusahaan

Keputusan Pendanaan

PENGARUH ROA, ROE, PER, INFLASI DAN DER TERHADAP PBV Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankandi Bursa Efek Indonesia Tahun2011-2013Oleh : Inung Wijayanti

Page 147: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

140 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Inflasi adalah risiko yang dapat dihindarkan olehinvestor

Keputusan Pendanaan Keputusan yangmenyangkut komposisi pendanaan yang dipilih olehperusahaan saham beredar

Nilai Perusahaan adalah nilai pasar karenaperusahaan dapat memberikan kemakmuran bagipemegang saham secara maksimum apabila hargasaham perusahaan meningkat.

Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham

perusahaan-perusahaan yang aktif dalam melakukanperdagangan di Bursa Efek Indonesia. Teknikpengambilan sampel yang digunakan dalam penelitianini adalah menggunakan purposive sampling yaitupengambilan sampel secara disengaja dengan kriteriayang telah ditentukan sebelumnya. Hal inidikarenakan populasi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia lebih beragam. Adapun kriteria sampelyang diambil dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut :1. Perusahaan perbankan go public yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telahmenyajikan laporan keuangannya secaralengkap dan dapat diandalkan kebenarannya.

2. Perusahaan yang menawarkan saham kepadapublik atau penawaran saham perdana IPO(Initial Public Offering) sebelum tahun 2011.

3. Perusahaan yang laporan keuangan dilaporkanper Desember setiap tahunnya.

4. Perusahaan perbankan yang selalu mengalamikeuntungan pada periode 2011-2013.

Jenis dan Sumber DataJenis data yang akan diolah dalam penelitian ini

adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan danannual report yang dipublikasi tahunan oleh BursaEfek Indonesia dari tahun 2011-2013. Berdasarkansumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini

seluruhnya adalah data sekunder, yaitu data yang tidakdidapat langsung dari perusahaan tetapi diperolehdalam bentuk data yang telah dikumpulkan, diolahdan dipublikasikan oleh pihak lain yaitu Bursa EfekIndonesia berupa data melalui internet(www.idx.co.id) dalam hal ini data keuangan daritahun 2011-2013, Indonesia Capital Market Directory(ICMD), annual report perusahaan dan mediainternet.

Metode Analisis DataUntuk menguji hipotesis dalam penelitian ini model

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalahStatistik desriptif, Uji Normalitas, Uji hipotesis (Uji fdan Uji t), dan regresi berganda di mana untukperhitungannya dapat dilakukan denganmenggunakan program Statistical Package forSocial Science (SPSS). Penerapan model ini adalahsebagai berikut :1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah proses pengumpulan,penyajian, peringkasan berbagai karakteristikdata untuk memberikan gambaran atau deskripsisuatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standardeviasi, nilai minimum dan nilai maksimum(Ghozali, 2013).

2. Uji NormalitasUji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakahdalam model regresi, variabel bebas dan variabelterikat keduanya memiliki distribusi normal atautidak. Model regresi yang baik adalah memilikidata berdistribusi normal. Untuk menguji apakahterdapat distribusi yang normal atau tidak dalammodel regresi maka digunakanlah uji KolmogorofSmirnov dan analisis grafik.

Dasar pengambilan keputusan analisisstatistik dengan Kolmogorov- Smirnov Z (1-Sample K-S) adalah (Widarjono, 2010:111): (a)Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurangdari 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti dataresidual terdistribusi tidak normal; (b) Apabilanilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05maka Ho diterima. Hal ini berarti data residualterdistribusi normal.

3. Uji HipotesisPengujian hipotesis dilakukan untuk mengujihipotesis yang telah dibuat dan dilakukan untukmelihat apakah hipotesis yang dibuat benar atautidak.

Menurut Widarjono (2010: 23), pengujian hipotesisdibedakan menjadi:

PENGARUH ROA, ROE, PER, INFLASI DAN DER TERHADAP PBV Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankandi Bursa Efek Indonesia Tahun2011-2013

Oleh : Inung Wijayanti

Page 148: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

141Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

1. Uji FUji F digunakan untuk menguji signifikasi semuavariabel independen secara bersama-samaterhadap variabel dependen (Widarjono,2010:19).a. Apabila F hitung < F tabel maka Ha

diterima dan Ho ditolak artinya tidak adapengaruh antara variabel bebas secarasimultan terhadap variabel terikat

b. Apabila F hitung > F tabel maka Ha ditolakdan Ho diterima artinya ada pengaruhantara variabel bebas secara simultanterhadap variabel terikat

c. Uji F ditentukan tingkat signifikansi sebesar(á) = 5% atau 0,05. Jika angka signifikansiF < á (0,05) maka dapat dikatakan bahwaada pengaruh yang signifikan antaravariabel bebas (X) terhadap variabel terikat(Y) secara simultan. Dan sebaliknya, jikaangka signifikansi F > á (0,05) maka dapatdikatakan bahwa tidak ada pengaruh yangsignifikan antara variabel bebas (X)terhadap variabel terikat (Y) secarasimultan.

Statistik uji yang digunakan dapatdinyatakan sebagai berikut:

Fhit =

2. Uji tUji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknyapengaruh secara linier antara variabel bebas danvariabel terikat (Widarjono, 2010:19).a. Jika t hitung < t tabel maka Ho ditolak dan

menerima Ha, artinya tidak ada pengaruhantara variabel bebas secara parsialterhadap variabel terikat

b. Jika t hitung > t tabel maka Ho diterimadan menolak Ha, artinya ada pengaruhantara variabel bebas secara parsialterhadap variabel terikat

c. Uji t ditentukan tingkat signifikansi sebesar(á) = 5% atau 0,05. Jika angka signifikansit < á (0,05) maka dapat dikatakan bahwavariable-variabel bebas secara parsialmempunyai pengaruh terhadap variableterikat. Tetapi sebaliknya, jika angkasignifikansi t > á (0,05) maka dapatdikatakan bahwa variabel-variabel bebassecara parsial tidak mempunyai pengaruhterhadap variable terikat

Statistik uji dinyatakan dalam:

thit =

Koefisien determinasi (R2)Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalammenerangkan variasi variabel dependen. Nilaikoefisien determinasi adalah antara nol dan satu. NilaiR2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabelindependen dalam menjelaskan variasi variabelindependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semuainformasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasivariabel dependen (Widarjono, 2010:19).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisiendeterminasi adalah bias terhadap jumlah variabelindependen yang dimasukkan ke dalam model. Setiaptambahan satu variabel independen, maka R2 akanmeningkat, tidak peduli apakah variabel tersebutberpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan R2.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANDeskripsi Statistik

Statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahuigambaran nilai variabel - variabel yang menjadisampel. Adapun hasil perhitungan statistik deskriptifdisajikan dalam tabel 2:

Tabel 2

Dari tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa :1. Variabel terikat price to book value (PBV)

yang terletak antara 0,460000 (min) sampaidengan 4,690000 (max), dengan rata-rata(mean) sebesar 1,55086957 dan standar deviasisebesar 0,998726747.

2. Variabel bebas tingkat profitabilitas yang diukurmenggunakan return on assets (ROA) terletakantara 0,000000 (min) sampai dengan 0,090000(max), dengan rata-rata (mean) sebesar0,01623188 dan standar deviasi sebesar0,011644419.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 69 .000000 .090000 .01623188 .011644419

ROE 69 .030000 .300000 .13594203 .057479378

PER 69 3.160000 35.220000 12.08550725 6.854823449

DER 69 4.420000 15.620000 8.38405797 2.133024171

INFLASI 69 3.790000 8.380000 5.49000000 2.069166499

PBV 69 .460000 4.690000 1.55086957 .998726747

Valid N (listwise) 69 Sumber : Data sekunder yang diolah

PENGARUH ROA, ROE, PER, INFLASI DAN DER TERHADAP PBV Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankandi Bursa Efek Indonesia Tahun2011-2013Oleh : Inung Wijayanti

Page 149: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

142 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

3. Variabel bebas tingkat profitabilitas yang diukurmenggunakan return on equity (ROE) terletakantara 0,030000 (min) sampai dengan 0,300000(max), dengan rata-rata (mean) sebesar0,13594203 dan standar deviasi sebesar0,057479378.

4. Variabel bebas keputusan investasi yang dilihatmenggunakan price earning ratio (PER)terletak antara 3,160000 (min) sampai dengan35,220000 (max), dengan rata-rata (mean)sebesar 12,08550725 dan standar deviasisebesar 6,854823449.

5. Variabel bebas inflasi yang dilihat menggunakaninflasi terletak antara 3,790000 (min) sampaidengan 8,380000 (max), dengan rata-rata(mean) sebesar 5,49000000 dan standar deviasisebesar 2,069166499.

6. Variabel bebas keputusan pendanaan yangdilihat menggunakan debt to equity ratio(DER) terletak antara 4,420000 (min) sampaidengan 15,620000 (max), dengan rata-rata(mean) sebesar 8,38405797 dan standar deviasisebesar 2,133024171.

Pengujian NormalitasUji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel terikat dan variabelbebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusidata normal atau mendekati normal. Distribusi normalakan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plotingdata akan dibandingkan dengan dengan garisdiagonal. Untuk menguji apakah terdapat distribusiyang normal atau tidak dalam model regresi makadigunakanlah uji Kolmogorof Smirnov dan analisisgrafik. Pada gambar 4.1 merupakan analisis grafikdalam uji normalitas ini:

Gambar 1Uji Normalitas

Dalam grafik normalitas plot terlihat datamengumpul di sekitar garis diagonal dan mengikutiarah garis diagonal, maka dapat disimpulkan variabelmemiliki data yang terdistribusi normal. Hal inimengindikasikan bahwa penelitian ini layakmenggunakan parametrik, seperti: uji t dalampembahasannya.

Tabel 3 di bawah ini merupakan uji KolmogorofSmirnov untuk menguji apakah terdapat distribusinormal atau tidak dalam model regresi ini.

Tabel 3Uji Normalitas

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel di atas terlihat Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,051 yang berarti lebih besar dari0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa modelregresi yang digunakan dalam penelitian ini sesuaidengan asumsi normalitas.

Uji HipotesisUji F

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi semuavariabel independen secara bersama-sama terhadapvariabel dependen (Widardjono, 2010:19).

Berikut hasil Uji F yang diolah menggunakan SPSSdisajikan dalam tabel 4.6:

Tabel 4Uji F

Sumber : Data sekunder yang diolah

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized

Residual

N 69

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .30215459

Most Extreme Differences

Absolute .163

Positive .163

Negative -.102

Kolmogorov-Smirnov Z 1.353

Asymp. Sig. (2-tailed) .051

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 61.619 5 12.324 125.059 .000b

Residual 6.208 63 .099

Total 67.827 68

a. Dependent Variable: PBV

b. Predictors: (Constant), INFLASI, ROE, DER, PER, ROA

PENGARUH ROA, ROE, PER, INFLASI DAN DER TERHADAP PBV Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankandi Bursa Efek Indonesia Tahun2011-2013

Oleh : Inung Wijayanti

Page 150: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

143Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Dari tabel uji F dapat dilihat, nilai signifikansisebesar 0,000 dan nilai F hitung sebesar 125,059. Nilaisignifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Dasarpengambilan keputusan yang lain adalah nilai F hitungharus lebih besar dari F tabel untuk menentukanadanya pengaruh secara simultan. Dari perhitungan,dapat dilihat nilai F hitung (125,059) lebih besar darinilai F tabel (2,74).

Maka dapat disimpulkan variabel return onassets, return on equity, price earning ratio,inflasi, dan debt to equity ratio berpengaruh secarasimultan terhadap price to book value.

Uji TUji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabelbebas : ROA (X1), ROE (X2), PER (X3), Inflasi (X4),dan DER (X5) terhadap PBV (Y). Berikut hasil ujit disajikan dalam tabel 4.7 :

Tabel 5Uji t

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel di atas terlihat 3 variabel yangberpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap PBV ,yaitu variabel return on assets, inflasi dan debt toequity ratio . Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung0,908 pada variabel ROA lebih kecil dari t tabel1,99601 (0,908 < 1,99), serta nilai signifikansi yanglebih besar dari 0,05 (0,368 > 0,05) sehingga ROAberpengaruh tetapi tidak signifikan. Sementara untukvariabel ROE berpengaruh signifikan terhadap PBVkarena memiliki nilai t hitung 15,789 lebih besar darit tabel 1,99601 (15,789 > 1,99) serta nilai signifikansilebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Untuk variabelPER berpengaruh signifikan terhadap PBV dengannilai t hitung 20,631 lebih besar dari t tabel 1,99601(20,631 > 1,99) serta nilai signifikansi lebih kecil dari0,05 (0,000 < 0,05). Untuk variabel inflasi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap PBV dengannilai t hitung -1,309 lebih kecil dari t tabel 1,99601 (-1,309 < 1,99) serta nilai signifikansi lebih besar dari0,05 (0,195 > 0,05). Untuk variabel DER tidakberpengaruh secara signifikan terhadap PBV dengannilai t hitung 0,238 lebih kecil dari t tabel 1,99601(0,238 > 1,99) serta nilai signifikansi lebih besar dari0,05 (0,778 > 0,05).

Koefisien DeterminasiKoefisien determinasi (R2) digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalammenerangkan variasi variabel dependen. Nilaikoefisien determinasi adalah antara nol dan satu. NilaiR2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabelindependen dalam menjelaskan variasi variabelindependen amat terbatas. Nilai yang mendekatisatu berarti variabel-variabel independenmemberikan hampir semua informasi yang dibutuhkanuntuk memprediksi variasi variabel dependen(Widardjono, 2010:19). Nilai koefisien determinasi (R)pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 6 :

Tabel 6Koefisien Determinasi

Sumber : Data sekunder yang diolah

Nilai R Square secara simultan adalah sebesar0,908. Hal ini berarti varians ROA (X1), ROE (X2),PER (X3), inflasi (X4) dan DER (X5) dapatmenjelaskan PBV (Y) sebesar 90,8%. Sedangkansisanya yaitu sebesar 100% - 90,8% = 9,2% dijelaskanoleh faktor – faktor lain selain variabel yang diteliti diatas.

Analisis Linear BergandaPenelitian ini menganalisis pengaruh dari return

on assets (X1), return on equity (X2), price earningratio (X3), inflasi (X4) dan debt to equity ratio (X5)terhadap price to book value (Y) pada perusahaanperbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia(BEI) periode 2011–2013. Hasil persamaan regresidapat dilihat pada tabel 7:

a. Dependent Variable: PBV

Model T Sig.

(Constant) -5.344 .000 ROA .908 .368 ROE 15.789 .000 PER Inflasi DER

20.631 -1.309

.238

.000

.195

.778

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of

the

Estimate

Durbin-Watson

1 .953a .908 .901 .313915942 1.397

a. Predictors: (Constant), INFLASI, ROE, DER, PER, ROA

b. Dependent Variable: PBV

PENGARUH ROA, ROE, PER, INFLASI DAN DER TERHADAP PBV Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankandi Bursa Efek Indonesia Tahun2011-2013Oleh : Inung Wijayanti

Page 151: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

144 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tabel 7Persamaan Regresi

Sumber : Data sekunder yang diolah

Dari tabel diperoleh hasil regresi linier bergandayaitu sebagai berikut :Y = -1,424 + 3,447 X1 + 12,095 X2 + 0,120 X3 + 0,005

X4 – 0,025 X5Dan pembahasan model regresi tersebut dapat

dijelaskan bahwa :1. Konstanta (nilai mutlak y) apabila ROA, ROE,

PER, DER dan inflasi = 0, maka PBV sebesar-1,424

2. Koefisien regresi X1 (ROA) sebesar 3,447artinya apabila ROA naik sebesar 1% akanmenyebabkan kenaikan PBV sebesar 344,7%;bila variabel lain konstan.

3. Koefisien regresi X2 (ROE) sebesar 12,095artinya apabila ROE naik sebesar 1% akanmenyebabkan kenaikan PBV sebesar 1209,5%;bila variabel lain konstan.

4. Koefisien regresi X3 (PER) sebesar 0,120artinya apabila PER naik sebesar 1% akanmenyebabkan kenaikan PBV sebesar 12%; bilavariabel lain konstan.

5. Koefisien regresi X4 (INFLASI) sebesar 0,005artinya apabila inflasi naik sebesar 1% akanmenyebabkan kenaikan PBV sebesar 0,5%; bilavariabel lain konstan.

6. Koefisien regresi X5 (DER) sebesar -0,025artinya apabila inflasi naik sebesar 1% akanmenyebabkan penurunan PBV sebesar -2,5%;bila variabel lain konstan.

Pembahasan Hasil PenelitianHipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian

ini adalah variabel tingkat profitabilitas, keputusaninvestasi, inflasi dan keputusan pendanaanberpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasilperhitungan menunjukkan bahwa variabel tingkat

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta (Constant) -1.424 .266 ROA 3.447 3.798 .040 ROE 12.095 .766 .696 PER .120 .006 .825 DER -.025 .019 -.053 INFLASI .005 .019 .011 a. Dependent Variable: PBV

profitabilitas, keputusan investasi, inflasi dankeputusan pendanaan berpengaruh secara signifikanterhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti hipotesispertama diterima.

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitianini adalah variabel tingkat profitabilitas (ROA) returnon assets dan (ROE) return on equity berpengaruhterhadap nilai perusahaan. Hasil perhitunganmenunjukkan bahwa variabel tingkat profitabilitasyang dihitung dengan ROA berpengaruh positif tetapitidak signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkanROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilaiperusahaan. Hal ini berarti hipotesis 2 diterima. Hasilini mendukung penelitian dari Yuniasih danWirakusuma (2007) menemukan bahwa ROA(return on asset) terbukti berpengaruh positif secarastatistik pada nilai perusahaan.

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitianini adalah variabel Keputusan investasi berpengaruhterhadap nilai perusahaan. Hasil perhitunganmenunjukkan bahwa variabel PER berpengaruhsecara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.Hal ini berarti hipotesis 4 diterima. Hasil inimendukung penelitian Hasnawati (2005) menemukanbahwa keputusan investasi berpengaruh positifterhadap nilai perusahaan.

Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitianini adalah inflasi berpengaruh terhadap nilaiperusahaan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwavariabel inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikanterhadap nilai perusahaan.

Hal ini berarti hipotesis 5 ditolak. Hasil inimendukung penelitian Noerirawan dan Muid (2012)yang menyatakan inflasi memiliki pengaruh yangpositif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hipotesis kelima yang diajukan dalam penelitianini adalah keputusan pendanaan berpengaruhterhadap nilai perusahaan. Hasil perhitunganmenunjukkan bahwa variabel DER berpengaruhnegatif secara signifikan terhadap nilai perusahaan.Hal ini berarti hipotesis kelima diterima. Hasil inimendukung penelitian Rosje dan Astuti, (2003) dalamPutra dkk (2007) dalam penelitiannya menunjukkanbahwa DER mempunyai pengaruh yang negatifterhadap PBV pada perusahaan yang listed di BEI.

V. SIMPULAN DAN SARANSimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,maka ditarik beberapa kesimpulan pada pengujianpengaruh antara tingkat profitabilitas yang di proksikan

PENGARUH ROA, ROE, PER, INFLASI DAN DER TERHADAP PBV Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankandi Bursa Efek Indonesia Tahun2011-2013

Oleh : Inung Wijayanti

Page 152: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

145Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

dengan return on assets (X1) dan return on equity(X2), keputusan investasi yang diproksikan denganprice earning ratio (X3), inflasi (X4) dan keputusanpendanaan yang diproksikan dengan debt to equityratio (X5) terhadap nilai perusahaan yang diproksikandengan price to book value pada perusahaanperbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2011 –2013:

Tingkat profitabilitas yang diproksikan denganROA (return on assets) dan ROE (return on equity)memiliki hasil yang berbeda yaitu: 1) Tingkatprofitabilitas ROA (X1) berpengaruh positif tetapi tidaksignifikan terhadap Y nilai perusahaan (PBV), Halini dapat dilihat dari nilai t hitung yang lebih kecildibandingkan t tabel 1,99601 (0,908 < 1,99), serta nilaisignifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,368 > 0,05);2) Tingkat profitabilitas ROE (X2) berpengaruh positifdan signifikan terhadap Y nilai perusahaan (PBV),hal ini dilihat dari memiliki nilai t hitung yang lebihbesar dari t tabel 1,99601 (15,789 > 1,99) serta nilaisignifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). 3)Keputusan investasi yang diproksikan PER (X3)berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y nilaiperusahaan (PBV), hal ini dilihat dari nilai t hitungyang lebih besar dari t tabel 1,99601 (20,631 > 1,99)serta nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 <0,05); 4) Inflasi (X4) berpengaruh positif tetapi tidaksignifikan terhadap Y nilai perusahaan (PBV), hal inidilihat dari nilai t hitung yang lebih kecil dari t tabel1,99601 (-1,309 < 1,99) serta nilai signifikansi lebihbesar dari 0,05 (0,195 > 0,05); 5) Keputusanpendanaan yang diproksikan DER (X5) berpengaruhnegatif dan tidak signifikan terhadap Y nilaiperusahaan (PBV), hal ini dilihat dari nilai t hitungyang lebih kecil dari t tabel 1,99601 (0,238 > 1,99)serta nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,778 >0,05); 6)Hasil perhitungan nilai koefisien determinasi(R Square) adalah sebesar 0,908. Hal ini berartivariabel Tingkat profitabilitas ROA (X1) dan ROE(X2), keputusan investasi PER (X3), Inflasi (X4), dankeputusan pendanaan DER (X5) dapat menjelaskannilai perusahaan PBV (Y) sebesar 90,8 %. Inimenunjukkan bahwa masih banyak variabelindependen di luar fungsi yang dapat memengaruhinilai perusahaan yaitu sebesar 0,092 atau 9,2%.

RekomendasiKeterbatasan dalam penelitian ini adalah

1)banyaknya faktor yang mempengaruhi nilaiperusahaan, maka dalam pembahasan penelitian ini,penelitian ini membatasi masalah hanya pada

profitabilitas, keputusan investasi, inflasi, dankeputusan pendanaan; 2) ruang lingkup penelitian inidibatasi hanya pada perusahaan perbankan yangsudah go public yang berada dalam Bursa EfekIndonesia selama periode 2011 – 2013.

Karena adanya keterbatasan tersebut, maka untukpenelitian mendatang adalah sebaiknya 1)Mengindikasikan perlunya memperhitungkan faktorlain yang mempunyai pengaruh terhadap nilaiperusahaan seperti tingkat suku bunga, growth, firmsize. Selain itu perlu dilakukan perluasan penelitianyang menghubungkan antara variabel lain yangmungkin memiliki pengaruh dan signifikan terhadapnilai perusahaan di BEI. 2) Memperpanjang periodepengamatan serta penelitian berikutnya diharapkandapat menggunakan sampel penelitian yang lebihbesar dari perusahaan – perusahaan yang terdaftardan aktif di BEI terutama di bidang lain selainperbankan.

DAFTAR PUSTAKAAfzal, A & Rohman, A. (2012). Pengaruh Keputusan

Investasi, Keputusan Pendanaan, dan KebijakanDividen Terhadap Nilai Perusahaan. JurnalAkuntansi Diponegoro, Vol. 1, No. 1 : 1-9.

Ayuningtias, Dwi & Kurnia. (2013). PengaruhProfitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan:Kebijakan Dividen dan Kesempatan InvestasiSebagai Variabel Antara. Jurnal Ilmu dan RisetAkuntansi, Vol. 1, No. 1.

Darminto. (2008). Pengaruh Faktor Eksternal danBerbagai Keputusan Keuangan terhadap NilaiPerusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen,Vol. 8, No.1.

Efni, Yulia dkk. (2012). Keputusan Investasi,Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen:Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan: Studipada Sektor Properti dan Real Estate di BursaEfek Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen,Vol. 10, No. 1, Maret: 128-141.

Hasnawati, S. (2005). Dampak Set Peluang InvestasiTerhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa EfekIndonesia. JAAI, Vol. 9, No. 2: 117-126.

Hermuningsih, Sri. (2013). Pengaruh profitabilitas,growth opportunity, struktur modal terhadapnilai perusahaan pada perusahaan publik diIndonesia. Buletin ekonomi moneter danperbankan.

Hermuningsih, Sri & Wardani, Dewi K. (2009).Faktor-Faktor yang Mempengaruhi NilaiPerusahaan Pada Perusahaan yang Terdaftar

PENGARUH ROA, ROE, PER, INFLASI DAN DER TERHADAP PBV Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankandi Bursa Efek Indonesia Tahun2011-2013Oleh : Inung Wijayanti

Page 153: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144

146 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Di Bursa Efek Malaysia dan Bursa EfekIndonesia. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 13, No. 2: 173-183.

Husnan, Suad. (2002). Manajemen Keuangan Teoridan Penerapan (Keputusan JangkaPanjang). Buku 1. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Hutami, Rescyana Putri. (2012). Pengaruh DividendPer Share, Return On Equity dan Net ProfitMargin Terhadap Harga Saham PerusahaanIndustri Manufaktur yang Tercatat di BursaEfek Indonesia Tahun 2006-2010. JurnalNominal, Vol. 1, No. 1.

Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. (2002). ManajemenKeuangan. BPFE: Yogyakarta.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi AnalisisMultivariate Dengan Program IBM SPSS 21up date PLS regresi. Edisi 7. Badan PenerbitUniversitas Diponegoro, Semarang.

Mahendra, Alfredo. (2011). Pengaruh KinerjaKeuangan Terhadap Nilai Perusahaan(Kebijakan Dividen sebagai VariabelModerating) pada Perusahaan Manufakturdi Bursa Efek Indonesia. Tesis tidakditerbitkan. Denpasar: Program PascasarjanaUniversitas Udayana.

Noerirawan, Moch Ronni & Muid, Abdul. (2012).Pengaruh Faktor Internal dan EksternalPerusahaan Terhadap Nilai Perusahaan: Studiempiris pada perusahaan manufaktur di BEItahun 2007-2010. Jurnal AkuntansiDiponegoro, Vol. 1, No. 2 : 1-12.

Prihantini, Ratna. (2009). Pengaruh Inflasi, NilaiTukar, ROA, DER, dan CR Terhadap ReturnSaham: Studi Kasus Saham Industri RealEstate and Property yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia Tahun 2003-2006. Tesis tidakditerbitkam. Semarang: Program MagisterManajemen PascaSarjana UniversitasDipenegoro.

Putra, Tito Perdana dkk. (2007). Pengaruh KinerjaKeuangan dan Beta Saham Terhadap price tobook value: studi pada perusahaan real estatedan property yang listed di Bursa EfekIndonesia Periode Tahun 2004-2006. JurnalStudi Manajemen dan Organisasi, Vol. 4, No.2, Juli: 81.

Rahardja, Pratama dan Mandalla Manurung. (2008).Teori Ekonomi makro suatu pengantar. Edisikeempat. Jakarta: Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia.

Sjahrial, D & Purba, D. (2011). Analisa LaporanKeuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Soejono, Fransiska. (2010). Pengaruh Kepemilikan,Keputusan Investasi, Pengalaman dan KinerjaFinansial. Jurnal Bisnis & Akuntansi, Vol. 12,No. 1, April : 29-38.

Steven & Lina. (2011). Faktor-Faktor yangmemengaruhi Kebijkan Hutang PerusahaanManufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.Vol. 13, No. 3, Desember: 163-181.

Suharli, Michell. (2005). Studi Empiris TerhadapDua Faktor yang Mempengaruhi ReturnSaham Pada Industri Food &Beverages diBursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntasi &Keuangan, Vol. 7, No. 2.

Sujoko & Soebiantoro, Ugy. (2007). PengaruhStruktur Kepemilikan, Leverage, Faktor Intern,dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan(Studi Empirik pada Perusahaan Manufakturdan Non Manufaktur di Bursa Efek Jakarta).Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.9, No. 1, Maret: 41-48.

Tandiotong, Mathius dkk. (2010). Pengaruh BiayaKualitas Terhadap Tingkat ProfitabilitasPerusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 1,No.2.

Wahyudi, U & Pawestri, H.P. (2006). ImplikasiStruktur Kepemilikan Terhadap NilaiPerusahaan: dengan Keputusan Keuangansebagai Variabel Intervening. SimposiumNasional Akuntansi 9 Padang: 1-25.

Wardjono. (2010). Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Price To Book Value danImplikasinya pada Return Saham: Studi kasuspada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi BEI. Jurnal Dinamika Keuangan danPerbankan, Vol. 2, No. 1, Mei: 83-96.

Widarjono, Agus. (2010). Analisis StatistikaMultivariat Terapan. Edisi ke-1. Yogyakarta:STIM YKPN.

Yuniasih, Wayan N & Wirakusuma, Made G. (2007).Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap NilaiPerusahaan Dengan Pengungkapan CorporateSocial Responsibility dan Good CorporateGovernance Sebagai Variabel Pemoderasi.Jurusan Akuntansi Universitas Udayana.

PENGARUH ROA, ROE, PER, INFLASI DAN DER TERHADAP PBV Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankandi Bursa Efek Indonesia Tahun2011-2013

Oleh : Inung Wijayanti

149-154,1-146

Page 154: Volume 10, Nomor 20, Desember 2015dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/Jurnal_Vol.10_NO... · 2016-11-29 · Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Akka Latifa Yusdinar, SE, MM. ... 781 5144