vol. 114 ags-sep ’19 - bpr lestari

92
1 Vol. 114 | Ags - Sep 2019 M oney &I VOL. 114 AGS-SEP ’19 EMPOWERING ENTREPRENEUR ISSN: 2087-5975 Rp. 32.500 WWW.MONEYINSIGHT.ID MONTHLY MAGAZINE Rp. 32.500 WWW.MONEYINSIGHT.ID MONTHLY MAGAZINE WORD PRENEUR ZARRY HENDRIK Pelapak yang satu ini, punya produk yang tak biasa, kulaannya adalah caption alias kata-kata. Jasa yang dulu mungkin ‘absurd’ bagi kebanyakan orang. Tapi jangan salah, ia sukses mendulang cuan, dan menjadi salah satu pioner di kelas bisnis ini SPEcIAl FEAtURE SOcIAl MEDIA StARS Layaknya pesohor dunia hiburan, para bintang ini lahir dari platform bernama media sosial, terkenal dan mampu mengonversi semua itu sebagai aset yang menghasilkan proft JONAtHAN END “Jadi infuencer itu punya tanggung jawab moral.” KOMEDI AlA PUJA AStAWA “Dari semua akun, YouTube, Facebook dan Instagram, menghasilkan Income” AgOENg SOEDARtANtO POEtRA Mulai Dari Koreografer Tari Sekolah, Kini Ke Kancah Nasional JONAtHAN END “Jadi infuencer itu punya tanggung jawab moral.” KOMEDI AlA PUJA AStAWA “Dari semua akun, YouTube, Facebook dan Instagram, menghasilkan Income” AgOENg SOEDARtANtO POEtRA Mulai Dari Koreografer Tari Sekolah, Kini Ke Kancah Nasional Pelapak yang satu ini, punya produk yang tak biasa, kulaannya adalah caption alias kata-kata. Jasa yang dulu mungkin ‘absurd’ bagi kebanyakan orang. Tapi jangan salah, ia sukses mendulang cuan, dan menjadi salah satu pioner di kelas bisnis ini Pelapak yang satu ini, punya produk yang tak biasa, kulaannya adalah caption alias kata-kata. Jasa yang dulu mungkin ‘absurd’ bagi kebanyakan orang. Tapi jangan salah, ia sukses mendulang cuan, dan menjadi salah satu pioner di kelas bisnis ini SPEcIAl FEAtURE SOcIAl MEDIA StARS Layaknya pesohor dunia hiburan, para bintang ini lahir dari platform bernama media sosial, terkenal dan mampu mengonversi semua itu sebagai aset yang menghasilkan proft

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

1Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Money&IVOL. 114 AGS-SEP ’19

EMPOWERING ENTREPRENEUR

ISSN: 2087-5975

Rp. 32.500WWW.MONEYINSIGHT.ID

MONTHLY MAGAZINE

Rp. 32.500WWW.MONEYINSIGHT.ID

MONTHLY MAGAZINE

WORD PRENEUR

ZARRY HENDRIK

Pelapak yang satu ini, punya produk yang tak biasa,

kulaannya adalah caption alias kata-kata. Jasa

yang dulu mungkin ‘absurd’ bagi kebanyakan orang.

Tapi jangan salah, ia sukses mendulang cuan, dan

menjadi salah satu pioner di kelas bisnis ini

SPEcIAl FEAtURE

SOcIAl MEDIA StARSLayaknya pesohor dunia hiburan, para

bintang ini lahir dari platform bernama

media sosial, terkenal dan mampu

mengonversi semua itu sebagai aset

yang menghasilkan profit

JONAtHAN END

“Jadi influencer itu punya tanggung jawab moral.”

KOMEDI AlA PUJA AStAWA

“Dari semua akun, YouTube, Facebook dan Instagram,

menghasilkan Income”

AgOENg SOEDARtANtO

POEtRAMulai Dari Koreografer

Tari Sekolah, KiniKe Kancah Nasional

JONAtHAN END

“Jadi influencer itu punya tanggung jawab moral.”

KOMEDI AlA PUJA AStAWA

“Dari semua akun, YouTube, Facebook dan Instagram,

menghasilkan Income”

AgOENg SOEDARtANtO

POEtRAMulai Dari Koreografer

Tari Sekolah, KiniKe Kancah Nasional

Pelapak yang satu ini, punya produk yang tak biasa,

kulaannya adalah caption alias kata-kata. Jasa

yang dulu mungkin ‘absurd’ bagi kebanyakan orang.

Tapi jangan salah, ia sukses mendulang cuan, dan

menjadi salah satu pioner di kelas bisnis ini

Pelapak yang satu ini, punya produk yang tak biasa,

kulaannya adalah caption alias kata-kata. Jasa

yang dulu mungkin ‘absurd’ bagi kebanyakan orang.

Tapi jangan salah, ia sukses mendulang cuan, dan

menjadi salah satu pioner di kelas bisnis ini

SPEcIAl FEAtURE

SOcIAl MEDIA StARSLayaknya pesohor dunia hiburan, para

bintang ini lahir dari platform bernama

media sosial, terkenal dan mampu

mengonversi semua itu sebagai aset

yang menghasilkan profit

Page 2: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

2 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 3: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

3Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 4: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

4 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 5: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

5Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 6: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

6 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

FROM THE EDITORArif RahmanIG @arifrahman.journal

Semua diawali dari revolusi

industri yang terjadi pada

tahun 1784 (Industri 1.0)

dengan ditemukannya mesin

uap, berlanjut dengan ditemukannya

listrik di tahun 1870 (Industri 2.0) yang

berakumulasi dengan munculnya berbagai

mesin, termasuk mesin cetak untuk surat

kabar, majalah atau buku-buku.

Maka muncullah istilah press pada tahun

1920, yang berarti ‘tekan’ sebagaimana

mesin cetak bekerja. Di periode ini pula

muncul radio dan televisi, saluran baru

penyampaian berita yang lebih cepat

dan real time. Kotomi istilah media cetak

(seperti koran) dan elektronik (TV dan

radio) pun terjadi.

Pekerjaan pers kemudian jadi lebih

mudah di industri 3.0 (tahun 1969) ketika

penggunaan komputer dan otomasi

berjalan. Cikal bakal dari munculnya

generasi pers digital. Dan saat ini,

industri 4.0 berlangsung. Istilah yang

populer di Hannover Fair tahun 2011

ini memperkenalkan prinsip rancangan

Internet of Things (IoT), di mana terjadi

interoperabilitas (kesesuaian) antara

kemampuan mesin, perangkat, sensor

dan manusia untuk berhubungan dan

berkomunikasi dengan satu sama lain

lewat internet. Terjadinya transparansi

informasi dan kemampuan visualisasi

informasi secara menyeluruh.

Inilah yang kemudian melahirkan jurnalis

era baru, di mana melalui internet, semua

orang bisa jadi pewarta, mengabarkan

berita semudah makan bakpao, dengan

beberapa touch pada layar gadget,

maka jadilah sebuah informasi yang

bisa dikonsumsi oleh publik, bahkan

dalam gilirannya, menjadikan pewartanya

sebagai bintang layaknya selebriti. Mereka

dikenal, memiliki status sosial dan jumlah

fans yang juga tak sedikit. Merekalah para

pembuat konten atau kerap kita dengar

dengan istilah Kreator Konten.

Jurnalis Zaman Now!

Sumber : Freepik.com

Page 7: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

7Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Makin ke sini, makin banyak anak-anak muda yang menekuni

profesi ini, hebatnya, tidak sedikit yang sukses secara financial.

Sebut saja Zarry Hendrik, anak muda yang satu ini sanggup

mengantongi antara Rp. 30-80 juta per bulan dari kemampuannya

membuat konten teks, alias kata-kata.

Ada pula Jonathan End, yang punya kemampuan bisnis nyaris

serupa dengan kemampuannya merangkai konten. Bahkan

menariknya, ini bukan hanya menjadi area kekuasaan bagi yang

muda-muda saja, namun bagi siapa saja yang mau belajar. Ini

dibuktikan oleh Puja Astawa, melalui video-video komedinya, ia

pun mendulang pendapatan yang tidak sedikit dari konten-konten

karyanya.

Ketiga profil inilah yang kami angkat kisahnya dalam edisi kali

ini, yang mengupas soal kiprah para pekarya kreatif yang sukses

menjadi selebriti melalui sosial media. Kiprah dan sepak terjang

mereka, kami sajikan dalam rubrik utama Special Feature,

Interview. Selamat membaca.

Jabat Erat,

Arif Rahman

Money & I Magazine is published monthly by PT. Literatur Negeri, Jalan Dewi Madri III, Bali, Indonesia. Tel: +62 821 4402 1868. No part of

this publication may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any

information storage or retrieval system without permission in writing from PT. Literatur Negeri. While the editors do their utmost to verify information

published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy; Editorial & Advertising E-mail: [email protected]. Tel: +62 821

4402 1868.

PuBLISHER

PT Literatur Negeri

EDITORIAL BOARD

Alex P. Chandra

EDITOR IN CHIEF

Arif Rahman

MANAGING EDITOR

Indah Kencana Putri

COMMuNICATION

OFFICER

Kadek Pebriyanti

DESIGN & ART WORKING

Ida Bagus Baruna Luhur

Sahal Putra

KORESPONDEN

Rheza Alfian I Jakarta

Cucuk Espe I Jatim

Yeti Kartika Sari I Jatim

Angga Wijaya I Bali

MONEY&I MAGAZINE

AKUBANK Business School

Jl. Dewi Madri III

Denpasar - Bali

T. +62 [email protected]

www.moneyinsight.id

For advertising enquiries please

send an email to :

Indah Kencana Putri

[email protected]

M. 0812 2212 2931

Desak Putu Widyawati

[email protected]

M. 0823 4112 7767

DISTRIBuTION SuPPORT

Adi Setiawan

[email protected]

M. 081 337 666 430

For transfers and payments :

PT Literatur Negeri

BCA KCP Teuku umar Denpasar

7680391216

Confirm / Info about transfer &

payment to :

Eka Putri Widyasari

[email protected]

M. 0878 6151 1609

@MNImagz

Money&I Magazine

@moneyandimagz

COVERFoto oleh Dok. Zarry Hendrik

Desain oleh Sahal Putra

Page 8: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

8 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

CONTENTS

Puja Astawa - Komedi Ala Puja

Karirnya sebagai pembuat konten, termasuk

di dalamnya sebagai Youtuber, melesat

dalam waktu singkat. Dia lah Puja Astawa,

komedian kepepet yang menjadi lakon

utama dari konten-kontennya yang kocak.

Agoeng Soedartanto Poetra

Seperti kebanyakan pengusaha sukses,

Agoeng merintis sekolah modelnya dari

garasi. Karena ia berprinsip, pekerjaan yang

dilakukan dengan hati, akan membawa

kebahagiaan, sekalipun dimulai dari garasi.

34Interview Zarry Hendrik

Awalnya lewat sajak dan puisi yang kerap di unggahnya melalui Twitter, belakangan

tanpa ia sadari, semua itu menjadi aset digital yang melambungkan namanya. Dengan

cerdik, ia pun mengonversinya menjadi bisnis yang menggiurkan.

6616Special Feature Interview Entrepreneur

Social Media Stars

Media sosial adalah wadah untuk berbagi

sesuatu, seperti halnya cerita, berita dan hal-

hal up to date lainnya. Namun di saat yang

sama, ia menjadi platform yang juga berpotensi

hebat menjadi bisnis.

38

Page 9: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

9Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 10: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

10 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

CONTRIBUTORSAlso In thIs edItIon

06 From the Editor :

Jurnalis Zaman Now!

14 Notes From A Friend

Do Not Give up oleh Alex P

Chandra

52 Smart Family

Bersyukur Itu Penangkal

Kegalauan oleh Suzana Chandra

56 Coaching Clinic

Kenapa Pebisnis Membutuhkan

Coach oleh Ben Abadi

60 Leadership

Rencana Tidak Mengubah Apa-

Apa oleh Pribadi Budiono

ALEX P CHANDRA

Entrepreneur

Memulai karir sebagai profesional

banker di BCA selama 8 tahun sebelum

akhirnya memutuskan untuk mendirikan

bisnisnya sendiri BPR Lestari,

perusahaan yang dibawanya menjadi

BPR terbesar di Bali dalam waktu 5

tahun.

BEN ABADI

Coach

Menciptakan seseorang untuk menjadi

miliuner & pebisnis. Penulis buku laris

yang sudah melatih lebih dari 200

pengusaha dan pemimpin dari ribuan

sales. Misinya menciptakan miliader me-

lalui training yang inovatif

PRIBADI BUDIONO

CEO BPR Lestari

ulasannya erat terkait dengan

kepemimpinan yang banyak di adopsi

dari sejumlah pemikir besar. Memberikan

alternatif solusi pada permasalahan yang

kerap dihadapi bangsa ini khususnya

yang ada di Bali.

SUZANA CHANDRA

Managing Director Kampoeng Villa

Smart Family adalah rubrik yang

diasuh. Wanita yang pernah menimba

pengalaman hidup di Australia ini

dengan lugas memaparkan bagaimana

kiat cerdik untuk mengelola investasi

khususnya di bidang properti.

Redaksi Money&I membuka kesempatan untuk Anda berpartisipasi lewat media

ini, baik online maupun cetak. Kirimkan kolom ataupun opini mengenai isu

ekonomi, profil pebisnis atau wirausahawan, cerita traveling atau tulisan non-berita,

semacam esai atau tips. Tulisan tidak lebih dari 6000 karakter, orisinal, belum

pernah dimuat di media lain, disertai dengan identitas atau biodata diri singkat.

Kirimkan tulisan ke [email protected]. Setiap tulisan akan melalui proses

kurasi, dan redaksi berhak menyunting serta melakukan penyesuaian seperlunya

tanpa mengubah esensi isi dan pesan yang hendak disampaikan. Tersedia

honorarium untuk tulisan yang dimuat. Kami tunggu karya Anda.

Travellers NoteKe Museum Yuk!76

Page 11: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

11Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 12: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

12 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Indonesia HR Summit (IHRS) adalah konferensi tahunan bergengsi mengenai Sumber Daya Manusia (SDM).

IHRS mulai diselenggarakan sejak tahun 2009 oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan usaha Hulu

Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di Indonesia.

Sebagai ajang bertemu para profesional SDM dari berbagai industri di Indonesia dan regional, IHRS

menghadirkan tema-tema terkini dan para pembicara yang mumpuni di bidangnya. IHRS juga menjadi tempat

untuk bertukar pengalaman dan jejaring di antara para pegiat bidang SDM.

Tahun 2019 menandai pelaksanaan IHRS ke-11. Kali ini, penyelenggara SKK Migas, Holding Industri

Pertambangan, ConocoPhillips (Grissik) Ltd., PetroChina International Jabung Ltd., PETRONAS Carigali

Indonesia, membawa tema “HR Transformation to Win Employee Experience”.

Rasakan “Employee Experience” di Indonesia HR Summit 2019

Page 13: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

13Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Corporate News

Tema tersebut terinspirasi dari buku

yang ditulis Jacob Morgan berjudul

“The Employee Experience Advantage:

How to Win the War for Talent by Giving

Employees the Workspace They Want, the

Tools They Need, and a Culture They Can

Celebrate”. Jacob Morgan hadir sebagai

pembicara utama IHRS 2019 dan akan

berbincang tentang apa itu employee

experience atau pengalaman pekerja,

bagaimana mewujudkannya dan apa

manfaatnya bagi perusahaan.

Ada 3 (tiga) lingkungan yang membentuk

employee experience yaitu culture (budaya

perusahaan), physical space (ruang kerja),

dan technology (teknologi).

Pertama adalah budaya yang dapat

memotivasi atau menginspirasi karyawan.

Kedua adalah ruang physical space yang

memberikan rasa nyaman dan penting

untuk menciptakan kreativitas dan

keterikatan dengan perusahaan.

Ketiga adalah technology yang mengacu

kepada penggunaan berbagai perangkat

untuk mempermudah pekerjaan karyawan.

Menggunakan teknologi yang ketinggalan

zaman akan mempersulit karyawan

untuk berkomunikasi dan menciptakan

lingkungan yang tidak produktif.

IHRS 2019 akan membagi pengalaman

yang lebih luas tentang bagaimana suatu

organisasi mengoptimalkan tiga konsep

di atas. Hal baru yang akan ditemukan

di IHRS 2019 adalah experience zone,

dimana peserta akan dapat mendapatkan

pengalaman menarik dan berbeda dengan

berada di dalam suatu zona kreatif yang

mengintegrasikan budaya, teknologi,

dan ruang kerja inovatif yang dapat

menginspirasi peserta dalam membangun

employee experience yang lebih baik.

IHRS 2019 berlangsung di Bali Nusa Dua

Convention Center, Bali – Indonesia pada

tanggal 18-19 September 2019.

Selain Jacob Morgan, Menteri ESDM

Ignasius Jonan, pengusaha dan Founder

Ancora Group Gita Wirjawan, Gubernur

Jawa Barat Ridwan Kamil, Chairman

Netmediatama Televisi dan Direktur Kreatif

OCC Asian Games 2018 Wishnutama

juga akan hadir sebagai pembicara dalam

acara ini.

IHRS 2019 akan diikuti lebih dari 700

praktisi SDM dari berbagai industri

termasuk BuMN, penerbangan, edukasi,

rumah sakit dan medis, TI, aplikasi HR

dan management training, minyak dan

gas, asuransi, manufaktur, pertambangan,

dan masih banyak lagi.

Biaya keikutsertaan IHRS 2019 sebesar

Rp 7.000.000/orang. Pendaftaran dan

informasi penting lain dapat diakses

melalui www.hrsummitindonesia.com.

Instagram (@hrsummit_indonesia) I Twitter (@IHRS2019)

Facebook Fanpage (Indonesia HR Summit) I LinkedIn (HR Summit Indonesia)

Page 14: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

14 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

NOTES FROM A FRIEND

L ebih dari 15 tahun yang lalu,

saya sedang galau-galaunya.

Saat itu belum lama saya

meninggalkan karir sebagai

eksekutif dan membeli BPR Lestari.

Namun setelah mencoba selama 3 tahun,

nothing happened.

Semangat yang tadinya membara untuk

menjadi pengusaha perlahan mulai

padam. Keyakinan pelan beralih menjadi

keputusasaan.

Saya berpikir untuk menjual kembali bank-

nya. Saya sudah berkata kepada istri

saya. “Saya jual saja bank-nya ya, saya

kembali bekerja. Mumpung masih muda,

pasti masih bisa memulai karir lagi,”

demikian kata saya.

Namun apa mau dikata, bank-nya tidak

laku-laku dijual. I’m stuck.

Suatu ketika, orang tua saya datang

berkunjung ke Bali. Mereka ke rumah

kontrakan saya di Jalan Sandat.

Ibu saya kelihatan cukup prihatin dengan

keadaan saya, dan bertanya-tanya.

“Bagaimana perkembangan bank-nya,

ada untung enggak?” Saya jawab, “sudah

untung sih, 100 juta.”

Do Not Give Up

“..dan ibu saya juga tahu

berapa hutang-hutang

saya. Air matanya

menetes, dan berkata,

“Lex, kamu tidak punya

apa-apa.”

Alex P. Chandra@alex_lestari

Founder of Lestari Group

www.alexpchandra.com

Sumber : Freepik.com

Page 15: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

15Vol. 114 | Ags - Sep 2019

NOTES FROM A FRIEND

berkata, “Wahh, elo sih sudah di kuadran

3, Gw nih masih di kuadran 1”.

Saya tidak mengerti apa yang teman saya

maksudkan itu. Dia menjelaskan masalah

kuadran-nya Kiyosaki. Dan menceritakan

buku Rich Dad Poor Dad-nya Kiyosaki itu.

Saya penasaran dan kemudian membeli

bukunya.

The book changed my life.

Saya menjadi confirm terhadap pilihan

hidup saya. Saya sudah mengambil jalan

yang jarang diambil oleh orang lain. “The

road less traveled,” demikian katanya. And

that, makes all the different.

I keep on moving, sampai suatu ketika I

see the light at the end of the tunnel.

Tentu saja perjalanannya lumayan panjang

dan berliku. Dalam perjalanannya, saya

bertemu dengan Tung Desem Waringin,

kawan lama saya yang kemudian menjadi

guru saya. Tung yang mengenalkan

saya dengan hidup itu ada caranya,

ada teknologinya. Dia mengajak saya

menghadiri seminarnya Tony Robbins.

Saya juga bertemu dengan Pak

Hermawan Kartajaya yang inspiratif. Saya

jadi mengerti bahwa selama ini saya play

the games without knowing the rules of

the games.

Saya belajar the rules of the games of

life kepada Tony Robbins, the rules of

the games of business kepada guru-guru

imajiner saya seperti Jack Welch, Peter

Drucker, Kiyosaki, Trump, sir Richard

Branson, yang buku-bukunya banyak

bisa kita beli.

Saya beruntung tidak menyerah ketika

itu. Saya beruntung istri yang tidak

melemahkan semangat saya. Saya

beruntung bank-nya tidak laku dijual.

Saya beruntung ketika teman saya

menyarankan saya membaca buku Rich

Dad Poor Dad-nya. Saya beruntung

bertemu kembali dengan kawan lama saya

di BCA Tung Desem itu.

Kini saya menyadari bahwa kesuksesan

hanya bisa didapatkan ketika kita tidak

menyerah. When the going gets tough, the

tough gets going, demikian katanya.

Waktu itu saya bukannya punya strong

will, namun opsi saya waktu itu sudah

terbatas. Saya sudah tidak punya pilihan

lain, wong bank-nya mau dijual tidak laku-

laku. Sebenarnya saya ini produk kepepet.

Tapi saya tahu sekarang, sepanjang

kita tidak menyerah, namun fleksibel

mengubah strategi dan belajar terus

memperbaiki diri, suatu saat kita akan

melihat the light at the end of the tunnel.

Setelah itu tinggal menciptakan

momentum. Sambil terus belajar dan

praktek dan memperbaiki diri.

“Seratus juta setahun?” kata orang tua

saya. Kemudian beliau mulai berhitung

sendiri, berapa persen saham saya, dan

mengalkulasi berapa real income saya.

Dan ibu saya juga tahu berapa hutang-

hutang saya.

Air matanya menetes, dan berkata, “Lex,

kamu tidak punya apa-apa.”

Agak kecewa dan prihatin ibu saya melihat

anaknya yang dibanggakan, yang tadinya

punya karir gemilang, ternyata tidak punya

apa-apa di usianya yang hampir 35.

That is the darkest point of my life. I’m

about to give up.

Cuma istri saya yang tidak pernah

mengeluh. Walaupun sebenarnya ia

khawatir juga terhadap masa depan

kita, namun tidak pernah sekalipun

ia mengeluh dan mempertanyakan

‘kemampuan’ saya untuk menjadi

pengusaha.

Kalau saja waktu itu, istri saya share

kekhawatirannya kepada saya, kalau

saja dia mengeluh, “Ini masa depan

kita bagaimana ya? Nanti anak-anak

sekolahnya bagaimana?” Kalau saja kata-

kata itu yang diucapkannya, I’m finished.

But instead, istri saya berkata, “sudah,

jalannya sudah benar, terusin saja”.

Seorang kawan saya semasa SMA yang

mengetahui kegalauan saya, kemudian

Page 16: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

16 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

StarS

Social Media

Zarry HENDrIK

“Di media sosial, kita punya maksud untuk

membagi sesuatu. Tidak mempedulikan apa

timbal baliknya dulu. Kalau fokus pertamanya di sini, saya rasa tidak akan ada pemikiran untuk meninggalkan, karena maksud awalnya jelas, untuk membagi sesuatu.”

Di awal tahun 2000-an, istilah

Kreator Konten relatif belum

populer, sekalipun profesi

ini sebenarnya sudah ada.

Karena pada dasarnya, profesi pembuat

konten ini adalah pekerjaan para jurnalis,

yang menurut Hikmat dan Purnama

Kusumaningrat dalam bukunya Jurnalistik,

Teori dan Praktek, journalisme berasal dari

kata journal, yang artinya catatan harian,

atau mengenai kejadian sehari-hari.

Journal sendiri asal katanya dari bahasa

latin “diurnalis”, yang artinya harian atau

tiap hari. Jadi yang namanya jurnalis,

adalah orang yang melakukan pekerjaan

jurnalistik, kegiatan menghimpun berita,

mencari fakta dan melaporkan peristiwa.

Kerjaan ini sudah ada sejak 3000 tahun

lalu, ketika Firaun di Mesir, Amenhotep

III mengirimkan ratusan pesan kepada

perwiranya yang berada di provinsi-

provinsi akan apa yang terjadi di ibukota.

Dan terus berkembang seiring waktu dan

kebutuhan, termasuk menjadi peraturan

pemerintah, berita kelahiran atau kematian

maupun bentuk berita lainnya.

Kemudian ketika revolusi industri terjadi,

maka informasi dikabarkan melalui

tulisan di kertas cetak. Dicetuskan oleh

Johann Gutenberg pada abad 15, yang

mencetak kata-kata pada selembar kertas,

dan jadilah sebuah komunikasi massa

yang bisa disebarkan, menariknya orang

bersedia membayar untuk mendapatkan

berita ini. Maka jadilah sebuah unit bisnis

baru muncul di Eropa waktu itu. Prosesnya

terus bergulir hingga munculnya

perusahaan-perusahaan media cetak,

dari surat kabar, tabloid, buletin sampai

dengan majalah.

“Di media sosial, kita punya maksud untuk

membagi sesuatu. Tidak mempedulikan apa

timbal baliknya dulu. Kalau fokus pertamanya di sini, saya rasa tidak akan ada pemikiran untuk meninggalkan, karena maksud awalnya jelas, untuk membagi sesuatu.”

Page 17: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

17Vol. 114 | Ags - Sep 2019

SPECIAL FEATURE

Belakangan muncul istilah baru untuk

industri ini, yakni Pers yang berasal dari

bahasa Belanda yang artinya menekan,

atau press dalam bahasa Inggris yang

juga punya arti sama. Yang mengacu pada

barang cetakan. Dalam arti luas, pers juga

mengacu pada kegiatan jurnalistik.

Kemajuan teknologi tak berhenti pada

mesin-mesin cetak, namun juga elektronik

yang memunculkan perangkat bernama

radio dan televisi, yang bisa mengabarkan

dengan lebih cepat bahkan real time lewat

gelombang suara dan visual. Sampai

disini, kita punya dua friksi yang kerap kali

dijadikan klasifikasi, yakni media cetak

dan elektronik. Yang cetak bisa berformat

majalah, buletin, koran, selebaran atau

tabloid, sementara elektronik meliputi

radio dan TV.

Profesi dan bidang kerjanya pun

mengalami perluasan. Dulu cuma ada

reporter (cari berita), penulis (menulis

berita) dan lay outer (penata letak), ketika

teknologi kian maju, maka gambar pun

bisa masuk dalam kertas cetak, entah foto

atau ilustrasi. Maka ada peran baru di sini,

yakni fotografer dan ilustrator. Belakangan

ada kameramen ketika medianya sudah

ke elektronik.

Hampir semua posisi kerja di perusahaan

media, diemban oleh para jurnalis

yang bekerja pada sebuah perusahaan

atau brand media tertentu, yang

secara struktural merupakan bagian

dari manajemen perusahaan, yang

mendapatkan gaji bulanan layaknya

karyawan pada umumnya.

Tapi perusahaan punya keterbatasan,

terutama untuk memberikan ruang pada

rubrikasi tertentu, maka muncullah

narasumber yang diminta pendapat atau

tulisannya, dan dibayar oleh perusahaan

tersebut. Mereka bisa penulis kolom, puisi,

cerpen, peresensi buku, penulis cerita

komik, ilustrator atau pembuat resep

masakan. Mereka bukanlah orang-orang

dari perusahaan media, tapi masyarakat

yang mengirimkan pemikiran dan ide-

idenya, baik berupa tulisan maupun

gambar, yang kemudian dibayar oleh

perusahaan. umumnya, mereka adalah

orang-orang yang kompeten dibidangnya.

Demikian pula dengan warga yang

berhasil mendokumentasikan sebuah

kejadian, kebakaran sebuah pabrik

misalnya, mereka bisa mengirimkan

gambar monumental tersebut ke media

cetak, dan memperoleh imbalan dari

apa yang dilakukannya. Ini yang disebut

jurnalisme warga, dimana warga bisa ikut

terlibat sebagai jurnalis ketika berada

pada satu kejadian yang memiliki nilai

berita.

Jadi ada perusahaan yang memproduksi

media berita, baik cetak ataupun

elektronik, ada pekerja termasuk jurnalis

dalam perusahaan tersebut, serta warga

yang bisa berperan sebagai jurnalis,

ataupun sebagai ahli yang memberikan

opini. Maka di sini muncul istilah jurnalis

independen, seperti fotografer yang

tidak terikat oleh perusahaan media

manapun, dan mereka bisa menjual hasil

karya fotonya untuk perusahaan media

manapun.

Di Amerika dan Eropa, ada yang dikenal

dengan profesi sebagai Paparazzi, para

pencari berita baik foto maupun tulisan

yang memiliki nilai berita, khususnya dari

kalangan selebriti, yang kemudian dijual

kepada perusahaan-perusahaan media

pada umumnya.

Demikian pula yang pandai membuat

ilustrasi atau cerita komik, juga bisa

menjual karya mereka untuk perusahaan

media. Inilah model bisnis dari perusahaan

penghasil berita sampai dengan akhir

abad 20.

Di abad 21, perkembangan teknologi

semakin masif, terutama sejak

ditemukannya Web 2.0, munculnya

Yahoo dan Google serta media sosial

sebagai saluran baru penyampai ide dan

pemikiran, yang merupakan berita bagi

orang lain yang membacanya.

Web 2.0 juga memudahkan pengguna

untuk mengoperasikan aplikasi dengan

Perilaku dalam memperlakukan konten juga berubah, berita menarik di

media sosial, dengan cepat menjadi viral, bahkan bisa dibagikan melalui

saluran komunikasi seperti WhatApps atau Line. Inilah yang jadi alasan

kenapa media digital jadi sangat seksi, jurnalistik menemukan saluran

baru yang berada pada dimensi berbeda, yang jika dikapitalisasi

dengan benar, bisa menghasilkan cash flow yang menggiurkan.”

Page 18: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

18 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE

cara yang sederhana dan mudah,

dari membuat blog sampai dengan

berakselerasi di media sosial. Inilah yang

kemudian disebut dengan saluran digital.

Semua orang, menjadi storyteller,

berbagi cerita dan berita melalui

saluran ini, dan sejumlah orang mampu

mengkapitalisasinya menjadi sebuah

bisnis.

Perubahan radikal pun terjadi, setiap

orang, bisa menyampaikan materinya

sendiri. Kebutuhan bergeser, publik lebih

suka membaca dan mencari informasi

melalui internet. Dan berbagai perusahaan

maupun perorangan, berlomba-lomba

membuat materi yang bisa dibaca

atau dinikmati oleh publik sebanyak-

banyaknya, maka di sinilah muncul satu

lini usaha baru, namanya pembuat konten,

orang-orang yang membuat karya, baik

untuk dijual, ataupun untuk materi promosi

produknya sendiri.

Dalam wikipedia, definisi content creation

adalah kontribusi informasi untuk media

apa saja, namun terutama digital media

untuk pembaca secara langsung.

Kontennya bisa berupa teks pidato,

tulisan, karya seni, perangkat promosi dan

pemasaran atau publikasi lainnya. Bentuk

media penyampaiannya, bisa dalam

laman website, blog, foto atau videografi

dan sosial media ataupun konvensional

non digital, yang umumnya dibuat dalam

bentuk cetak atau print.

Belakangan, peran konten kreator

semakin vital, ketika portal berita tak

lagi dijadikan sebagai sumber utama

informasi, tapi justru media sosial. Studi

Reuters Institute menunjukkan ada 51%

responden mengaku memanfaatkan

media sosial sebagai sumber berita.

Perilaku dalam memperlakukan konten

juga berubah, berita menarik di media

sosial, dengan cepat menjadi viral, bahkan

bisa dibagikan melalui saluran komunikasi

seperti WhatApps atau Line. Inilah yang

jadi alasan kenapa media digital jadi

sangat seksi, jurnalistik menemukan

saluran baru yang berada pada dimensi

berbeda, yang jika dikapitalisasi dengan

benar, bisa menghasilkan cash flow yang

menggiurkan.

Perusahaan pembuat konten pun tak

hanya dikuasai oleh perusahaan media

besar, namun oleh pemain-pemain baru

yang bahkan ada banyak diantaranya dari

komunitas kecil bahkan perseorangan.

Perusahaan dan sejumlah bisnis, juga

menjadikan digital sebagai saluran

pemasaran mereka, maka media korporasi

pun melebarkan sayapnya dijejaring

online.

Satu-satunya persamaan bagi Konten

Kreator dengan jurnalis, adalah membuat

informasi yang memiliki nilai berita,

sehingga bisa menaruh perhatian

bagi orang ramai untuk melihatnya,

membacanya, menikmatinya.

Nah.. membuat informasi yang memiliki

nilai berita inilah yang akan menentukan

nilai jual dari materi yang dibuat. Sejumlah

orang, mampu melakukannya dengan

baik, sehingga mendapatkan banyak

penikmat dari apa yang dikerjakannya,

mereka menjadi selebgram dengan

ratusan ribu follower (yang dalam hal ini

adalah pembacanya), dan memperoleh

pendapatan dari iklan (endorsment)

yang menggunakan jasanya. Merekalah

yang kini, menjadi pekarya yang populer

layaknya artis. Pada beberapa istilah,

disebut sebagai Social Media Stars.

Satu-satunya persamaan bagi

Konten Kreator dengan jurnalis,

adalah membuat informasi yang

memiliki nilai berita, sehingga

bisa menaruh perhatian bagi

orang ramai untuk melihatnya,

membacanya, menikmatinya.

Sumber : Freepik.com

Page 19: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

19Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 20: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

20 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Salah, jangan berpikir bahwa dengan memindahkan semua hal yang offline menjadi online itu artinya

sudah go digital ya. Misalnya di media, dulu sistemnya cetak, terus begitu masuk ke online, mereka

berpikir tinggal memindahkan kontennya di media cetak ke online, padahal nggak kayak gitu. Konten

media online dan cetak itu karakternya beda. Salah satu media online besar yang ada di Indonesia, itu

bisa posting berita sampai 120 judul perharinya, dan punya karyawan itu hingga 4 shift. Dan ini biayanya

juga nggak murah, padahal di luar sana orang berpikir portal berita digital itu murah, padahal kalau mau

jadi bisnisnya, nggak seperti itu.

- Wawancara dengan Yansen Kamto, Mengejar 1000 Start Up! Money&I Vol 89, 2017

AtuRAn MAIn Konten DIGItAl

SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE

Sumber : Freepik.com

Page 21: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

21Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Yup… inilah salah satu

penggalan wawancara kami

dengan Yansen Kamto, pria

berkepala plontos dan kerap

bercelana pendek ini, dikenal sebagai

pendiri KIBAR Kreasi Indonesia yang

merupakan perusahaan inkubasi startup

digital, yang tergabung dalam Google

Developer Groups (GDG) di Indonesia.

Kami mewawancarainya ketika ia

menggagas Gerakan 1000 Startup Digital

beberapa tahun silam.

Satu hal yang mencerahkan kami waktu

itu, saat Yansen cerita kalau perusahaan

media digital, tak berarti lebih murah

daripada perusahaan media cetak

konvensional. Dulunya, orang kerap

berpikir bahwa media digital tak butuh

biaya cetak yang mahal. Tapi bukan berarti

perusahaan digital punya biaya produksi

lebih murah.

Salah satu kelebihan dari media berita

digital, adalah kecepatannya, real time

beritanya. Karena itulah media berita

digital dituntut selalu siap siaga setiap

saat. Kedodoran sedikit, pesaing akan

meninggalkan jauh di depan. Mau nggak

mau, mereka harus terus menerus

memproduksi berita, jumlah yang

diproduksi per hari, bisa jauh lebih banyak

daripada tulisan di media koran harian.

Belum lagi dengan materi infografis atau

video. Itu sebabnya, jumlah karyawan

mereka lebih banyak, bahkan harus 4 shift

agar konsisten menghasilkan berita yang

tak putus.

Itu baru yang di platform website atau

blog, belum di media sosial, yang juga

tak kalah ramainya, jumlah unggahan-an

perhari tak boleh sedikit, agar pembaca

tak mudah lepas.

Jadi sebenarnya, membuat media di

konten digital, butuh pendekatan dan

biaya yang sama sulit dan besarnya

dengan media konvensional.

Fatalnya, banyak yang berpikir bahwa

cara kerja media digital sama dengan

konvensional, memindahkan mentah-

mentah materi konvensional ke platform

digital, yang pada akhirnya membuat

mereka terjebak pada proses produksi

yang tidak relevan, dan pada gilirannya

tak mampu menciptakan nilai tambah atau

keuntungan baik langsung maupun tidak

pada perusahaan.

Itulah sebabnya,ada sejumlah aturan yang

harus kita ketahui, ketika hendak mencari

pembaca para netizen.

Aturan #1: Relevan

Pernah dengar ‘Rahasia Gadis’, salah

satu akun Instagram yang populer

dengan 2 juta pengikut? Kontennya

kerap membahas isu soal perempuan,

dan materi ini sangat bermanfaat sebagai

informasi bagi para perempuan remaja.

Namun menariknya, justru follower

terbesar dari akun ini bukanlah dari

kaum hawa, tapi justru laki-laki remaja

sebagaimana disampaikan oleh pendiri

akun ini dalam salah satu seminarnya.

Rupanya, bagi laki-laki remaja, rahasia

gadis adalah hal penting yang perlu

mereka ketahui, dan inilah alasan

mengapa mereka mengikuti akun ini.

Poinnya adalah, ketika kita hendak

menggunakan konten digital sebagai

saluran publikasi, maka kita wajib untuk

menyampaikan materi yang relevan

dengan target pasar.

Bayangkan saja, data dari Kompas.

com menyebutkan, populasi penduduk

Indonesia saat ini mencapai 262 juta

orang. Lebih dari 50 persen atau sekitar

143 juta orang telah terhubung jaringan

internet sepanjang 2017, menurut laporan

teranyar Asosiasi Penyelenggara Jasa

Internet Indonesia ( APJII). Mayoritas

pengguna internet sebanyak 72,41 persen

masih dari kalangan masyarakat urban.

“..ketika kita hendak

menggunakan

konten digital

sebagai saluran

publikasi, maka

kita wajib untuk

menyampaikan

materi yang

relevan dengan

target pasar.”

Page 22: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

22 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Sebanyak 49,52 persen pengguna internet

di Tanah Air adalah mereka yang berusia

19 hingga 34 tahun.

Inilah gambaran dari pembaca konten

digital, para netizen yang menjadi sasaran

target pasar produk atau karya kita jika

dipasarkan untuk geografi tanah air.

Jumlah yang sangat besar dan rasanya

sulit untuk mencapai semuanya.

Karena itu penting untuk menyelaraskan

materi yang kita buat, agar memiliki

frekuensi yang sama dengan target pasar

yang kita bidik. untuk para penggemar

sepak bola, maka akan mengikuti akun

yang terkait dengan informasi sepak bola,

atau atlet idolanya. Yang suka motor

custom, cenderung mencari informasi

terkait hal ini.

AirBnB, perusahaan jasa yang

menawarkan kerjasama penginapan

dari warga, kerap mengunggah gambar

dan informasi yang keren terkait dengan

tempat wisata, mengajak orang untuk

bertualang, yang pada gilirannya,

mereka mau menyampaikan pesan untuk

menggunakan jasa AirBnB sebagai

saluran akomodasinya.

Tugas sebagai kreator, adalah membuat

konten yang relevan dengan target

pasar dan tujuan (obyektif) dari

proses penyampaian konten tersebut.

Mengetahui Kebutuhan (Needs), Hasrat

(Desires) dan Masalah (Problems)

dari pasar kita. Tentukan siapa target

pembacanya, klasifikasinya bisa dari

usia, jenis kelamin, status pernikahan,

demografi, pendidikan, pekerjaan, jabatan,

Tugas kita sebagai Kreator, adalah membuat konten yang relevan dengan

target pasar dan tujuan (obyektif) dari proses penyampaian konten tersebut.

Mengetahui Kebutuhan (Needs), Hasrat (Desires) dan Masalah (Problems)

dari pasar kita. Tentukan siapa target pembacanya, klasifikasinya bisa dari usia, jenis kelamin, status pernikahan, demografi, pendidikan, pekerjaan, jabatan, pendidikan, tempat tinggal, karakter, fans dari asosiasi apa,

hobi, ideologi, pandangan politik hingga karakternya. Kemudian kita

membangun konten yang ‘atmosfernya’ sesuai dengan karakter mereka. “

SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE

pendidikan, tempat tinggal, karakter,

fans dari asosiasi apa, hobi, ideologi,

pandangan politik hingga karakternya.

Kemudian kita membangun konten yang

‘atmosfernya’ sesuai dengan karakter

mereka. Dengan cara ini, maka target

pembaca kita, dapat terpengaruh

dengan pesan yang kita sampaikan, dan

menjadikan konten yang kita gunakan

sebagai mediatornya menjadi komoditas

bernilai jual.

Aturan #2: Topik ala Kita

Ini aturan penting lainnya yang enggak

boleh sama sekali dinafikan. Buatlah

akun atau saluran digital yang sesuai

dengan topik atau genre tertentu, yang

kita ahli dalam bidang tersebut, kemudian

dibahas secara fokus. Jika saluran digital

yang dibuat adalah media pemasaran

perusahaan yang produknya anak-anak

muda perkotaan, maka tentu konten yang

diproduksi terkait dengan isu-isu anak

muda, tren make up atau fashion terkait

dengan gaya ala urban misalnya.

Jika target pembacanya pada pengusaha

di bidang tekstil, maka channel yang

dibangun terkait dengan entreprenerial,

tip atau isu seputar tekstil, fokuslah pada

hal-hal yang sifatnya memberdayakan

mereka.

Jangan terbawa arus, atau ikut-ikutan

ketika ada sebuah tema baru yang

tengah trending, apalagi jika isu tersebut

diliput oleh semua media termasuk yang

komersial kelas kakap, maka konten kita

bisa tenggelam tak terlihat. Konten yang

baik, membahas apa-apa yang kita piawai

di satu bidang, dan membahasnya secara

berulang dari sisi yang berbeda selama

tidak keluar dari jalur yang terlampau jauh.

Aturan #3: Unik

Ini rumus baku di bidang pemasaran

sejak zaman bahuela. Memang klise

untuk diulang-ulang lagi, tapi ini rumus

Page 23: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

23Vol. 114 | Ags - Sep 2019

sakti untuk menang dalam persaingan.

Suka enggak suka, kreatifitaslah yang

membedakan satu produk dengan produk

lainnya. Makanya ada yang bilang, sedikit

lebih beda, itu lebih baik dari sedikit lebih

baik. Keunikanlah yang akan membuat

sebuah konten itu terlihat. Keunikan ini

pula yang bisa membuat konten kita

bersaing dengan media-media dari

perusahaan lain, terutama yang punya

dana besar.

Aturan #4:

Saluran yang tepat

Yang berikutnya adalah channel

publikasinya, karena setiap saluran dan

media sosial, memiliki karakter dan

pengguna yang berbeda-beda. Ada 2

saluran yang umum untuk kita ketahui,

yakni blog platform di mana kita bisa

mempublikasikan karya melalui platform

tersebut, seperti Kompasiana misalnya.

Namun setiap platform tersebut memiliki

aturan dan kebijakannya masing-masing

yang harus kita taati, agar karya kita dapat

dipublikasikan dan bahkan mendapatkan

highlight jika berkualitas, hal ini akan

mengundang lebih banyak orang untuk

melihat apa yang kita publikasikan.

Yang kedua adalah channel sendiri, yakni

saluran yang kita buat untuk kepentingan

publikasi materi konten sendiri, baik itu

blog, akun media sosial seperti Instagram,

Facebook atau YouTube. Namun

perhatikan masing-masing karakter dari

platform media sosial yang kita buat.

Jika target pasarnya para remaja, mereka

umumnya tidak memiliki akun Facebook,

tapi Instagram, maka publikasikan karya

kita di Instagram agar lebih efektif.

Aturan #5:

Akun yang sesuai

Kenalilah beberapa karakter akun untuk

media sosial, agar aset digital yang

kita bangun beroperasi efektif. Karena

bagaimanapun, salah satu tujuan kita aktif

melalui media sosial, untuk membangun

trafik. Membawa banyak pengunjung

datang ke akun kita. Berikut adalah

beberapa klasifikasi akun untuk media

sosial:

• Brand Account. Merupakan

akun korporasi yang berisi identitas

perusahaan (corporate identity).

Konsepnya harus profesional agar

membangun kepercayaan, dan mampu

merepresentasikan reputasi dari

perusahaan tersebut.

• Shopping Account. Yup, ini

merupakan akun untuk jual beli. Yang

perlu diperhatikan adalah nama akunnya,

agar sesuai dengan produk yang

dipasarkan. Sebisa mungkin dengan

menjadikan nama produk yang kita jual,

misal yang dijual kain batik, maka pilihan

nama akunnya adalah Batik Indonesia,

atau Batik Nusantara.

• Community / Hobby Account.

Kontennya tak jauh-jauh dari aktifitas

suka-suka, misal komunitas pecinta

game Angry Bird atau komunitas kolektor

Hotwheel.

• Media Account. Perannya tentu

sebagai pembawa berita seperti Instagram

misalkan. Karena banyak keterbatasan,

maka konten yang dibuat harus semenarik

mungkin.

• Blogger / Influencer.

Akun dengan tujuan ini, harus punya

topik yang jelas, akan membahas soal

film, traveling, makanan atau tema-tema

lainnya yang disampaikan secara fokus

dan detil.

Sum

ber

: w

ww

.jo

urn

alis

m.o

rg

Page 24: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

24 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

• Portofolio Account. Akun ini bisa

digunakan untuk mengumpulkan hasil

karya atau track record pekerjaan kita.

Cara ini juga bisa menjadi sarana promosi

yang mendukung profesi kita.

Aturan #6:

Periodisasi

untuk media berformat cetak, umumnya

terbit bulanan atau triwulan. Namun yang

digital, tentu saja tidak boleh bulanan.

untuk video misalnya, setidaknya

seminggu sekali sudah ada konten baru,

sementara foto atau artikel, updatelah

sesering mungkin. Namun untuk media

yang sifatnya bukan berita, setidaknya

ada update minimal 3-5 kali sehari.

Sejumlah riset menunjukkan, bahwa akun

atau channel yang konsisten diupdate,

dan hal ini mampu dilakukan dengan

stabil selama setahun, maka akan

menciptakan trafik yang signifikan.

Jadi rumus pertama ketika kita membuka

saluran dari digital, apapun itu, baik media

sosial maupun website, baik konten

tulisan, foto atau video, adalah dengan

membuat materi yang konsisten sesering

mungkin. Jika follower kita kecewa

karena informasi yang tertera itu-itu saja,

maka bukan tidak mungkin mereka akan

meninggalkan akun kita.

untuk blog atau konten YouTube,

minimal sekali seminggu diperbaharui,

jika memugkinkan agar memiliki jadwal

tetap, misal setiap hari Rabu. Namun

jika bisa lebih banyak lagi materi yang

diisi, tentu semakin baik. Seminggu 2-3

kali misalnya. Sementara di Instagram,

Facebook atau Twitter, posting-lah konten

minimal 3-5 kali per hari. untuk sejumlah

platform berita online, maka bisa mem-

posting ratusan konten perhari, di Kompas

misalkan, dalam sehari mem-posting 150

konten, baik berupa teks, foto, infografis

atau video. Sementara Tempo.co, mereka

berupaya meng-update berita minimal

300 konten perhari. Semakin tinggi tingkat

update-nya, maka peluang trafiknya

semakin tinggi.

Pastikan pula tema konten dengan

periodisasinya, misalkan periode

publikasinya seperti majalah bulanan,

maka buatlah konten yang ketika

majalah tersebut terbit, informasi yang

disampaikan belum basi, alias masih layak

baca.

Aturan #7: Kanal komunikasi 2 arah

Salah satu karakter dari platform digital,

adalah bentuk komunikasinya yang 2 arah,

kanal 2 way conversation, apa yang kita

publikasikan, bisa langsung mendapatkan

respon, berbeda dengan iklan di TV, koran

atau baliho, yang sifatnya hanya satu arah.

Netizen bisa langsung merespon apakah

mereka suka, ataupun sebaliknya, atas

apa yang kita publikasikan.

Namun kala 2 arah ini juga menjadi

keuntungan bagi kita untuk meminta saran

dan perbaikan, juga sesekali bertanyalah

pada mereka apa konten yang ingin kita

bahas. Memberikan bonus atau ‘reward’

untuk para pengunjung setia akan jadi

nilai plus, nggak perlu yang mahal, e-book

atau produk digital lainnya bisa menjadi

hadiah yang tak kalah menarik. Satu

lagi, jangan malas membalas komen

mereka ya, responlah dengan cepat untuk

menunjukkan bahwa kita peduli.

SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE

Sumber : Food photo created by tirachardz - www.freepik.com

Page 25: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

25Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 26: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

26 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

AnAtoMIKontenpembaca dengan jumlah follower

mencapai lebih dari 200 ribu orang di

Instagram. Slogan yang mereka usung

juga kece, restoring optimism, rebuilding

confidence.

Namun semua kembali pada tujuan dan

format konten yang dibuat, jika berkonsep

sebagai media berita umum, maka semua

materi berita yang layak dikabarkan, harus

disampaikan, baik itu berita buruk ataupun

sebaliknya. Namun konsep lainnya, kita

bisa membuat konten yang fokus pada

hal-hal positif saja, karena berpotensi

untuk mendapatkan atensi lebih besar

daripada berita negatif. Sifat informasinya

bisa bermacam-macam, baik yang

mengedukasi, menghibur atau berbagi

inspirasi.

Bentuk penyampaiannya bisa lewat

tulisan, foto, desain, video atau audio

land

era

pp

.co

m

SPECIAL FEATURE

Pepatah lama yang kerap

jadi falsafah para kuli tinta,

bad news is a good news.

Ini seperti jadi motor

perusahaan berita agar cash flow

terus berputar. Berita-berita heboh

yang sensasional, korupsi dari para

orang-orang besar, atau kisah artis yang

terlibat narkoba dan sejenisnya, adalah

bad news yang memiliki daya tarik yang

dicari pembaca. Semakin sensasional

sebuah berita, maka semakin tinggi oplah

sebuah media.

Tapi itu tidak berlaku sebagai falsafah

konten digital, sebagaimana disampaikan

Jonah Berger dalam bukunya Contagious.

Analisa statistiknya justru menyebutkan,

bahwa konten yang membangkitkan ‘rasa

takjub’, bisa mendongkrak keinginan

seseorang untuk berbagi.

Video yang bercerita soal wanita paruh

baya bernama Susan Boyle misalnya,

seorang yang tampak seperti ibu-ibu

kebanyakan dalam acara Britains Got

Talent, ternyata tampil mengejutkan,

membangkitkan rasa takjub, hanya dalam

9 hari video ini dilihat lebih dari 100 juta

kali. Atau kisah seekor Gorila yang sedih

karena kehilangan sesama yang sangat

disayanginya.

Jadi kata Jonah, artikel positif 13% lebih

mungkin dibagikan ke banyak orang

daripada artikel negatif. Artinya, orang

justru lebih suka mem-viral-kan berita

positif daripada berita negatif. Bahkan di

Indonesia, ada platform media berita yang

namanya Good News From Indonesia,

salah satu portal yang hanya membagikan

berita positif saja, dan memiliki banyak

Sumber : landerapp.com

Page 27: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

27Vol. 114 | Ags - Sep 2019

(podcast). Salurannya bisa melalui blog,

media sosial, email atau game dan digital

paper. Inilah yang kita sebut sebagai

anatomi konten, yang formatnya bisa

disampaikan dalam berbagai bentuk.

Berikut adalah beberapa tipe dari sebuah

konten :

• News, Feature, Interview & Stories

Konten bisa berupa berita atau tulisan

bersifat feature, dapat pula berupa

interview seseorang baik figur publik

ataupun orang yang punya daya pikat.

Penyampaiannya bisa lewat berbagai

bentuk, apakah tulisan, video ataupun

foto. Bahkan dengan adanya kamera di

handphone, -yang kualitasnya pun terus

membaik dan banyak orang memilikinya,

maka foto atau video kini telah menjadi

salah satu format konten yang disukai.

Seperti @infodenpasar, salah satu

akun Instagram yang isinya membahas

hal-hal yang terjadi diseputar kota

Denpasar, mulai dari info kemacetan

atau pencopetan. Tidak jarang, akun ini

mendapatkan materi dari publik, yang

kemudian disiarkan kembali.

• Top List & Review

Top List atau review, saat ini cukup

banyak mendapatkan atensi dari

pembaca. Top List 10 tempat wisata

terbaik atau 10 Film India Terbaik

misalnya. Demikian pula dengan review,

baik film, buku ataupun sebuah produk

baru yang bisa dikemas dalam materi

unboxing.

• Tutorial / Free Guides / Demo Produk

Konten ini bisa disampaikan lewat semua

bentuk, baik tulisan, foto, video atau

kombinasi ketiganya. Isinya tutorial, yakni

panduan untuk berkarya, misalkan tutorial

make up yang cukup banyak peminatnya,

atau tutorial memasang Hijab, serta

fashion meliputi pakaian dan pernak-

perniknya.

Bisa juga dari dapur, mendemonstrasikan

cara membuat masakan, atau berbagi

soal teknik merawat barang-barang di

dapur misalkan. Menjahit baju juga bisa,

termasuk membuat merchandise atau

hiasan menarik dari barang sisa.

• Film Panjang / Film Pendek / Video

Viral

Format konten yang ini relatif lebih sulit

daripada materi konten lainnya, terutama

jika disampaikan dalam bentuk film

panjang. Namun saat ini, sudah banyak

film-film bagus yang diproduksi bahkan

hanya dengan kamera HP.

Film yang banyak disukai umumnya Film

Pendek (umumnya berdurasi kurang dari

20 menit), atau film dokumenter dan video

soal perjalanan dan obyek wisata. Namun

banyak pula para vloger yang membuat

video jenaka, dengan materi yang kocak

dan diproduksi untuk hiburan semata.

• Webinar

Buat ikut seminar, kita mesti beli tiketnya,

datang ke lokasi seminar dan duduk

manis mengikuti acara berlangsung.

Tapi itu dulu. Sekarang, teknologi

memungkinkan peserta untuk ikut seminar

bahkan diskusi dan talkshow secara

online, atau menggunakan internet tanpa

harus bertatap muka secara langsung

sama sekali.

• eBook / eMagazine / eSlide (materi

presentasi online)

Awalnya ketika digital menjadi satu

kebiasaan baru, maka sejumlah buku atau

majalah cetak mulai dikonversi dalam

bentuk digital, yang bisa diakses (baca)

melalui digital pula. Namun kini, sudah

Sumber : People photo created by freestockcenter - www.freepik.com

Page 28: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

28 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

banyak produk eBook / eMagazine yang

memang dibuat untuk versi digitalnya

saja, tanpa harus dicetak yang umumnya

membutuhkan biaya sangat besar.

Hal yang sama juga berlaku dengan

eSlide, materi presentasi yang biasanya

dibuat dalam format power point, kini bisa

menjadi material konten, yang dibagikan

melalui saluran digital.

• Infografis / Ilustrasi / Komik dan

grafis lainnya

Ada banyak teknik penyampaian materi

dengan format gambar, baik komik

atau infografis. Si Juki bisa jadi contoh

pas buat menggambarkan soal konten

ini, cerita komik pendek yang bisa

disampaikan dengan cara jenaka.

Selain Juki, ada begitu banyak para

kartunis yang kerap menyampaikan

karyanya sebagai konten di saluran digital.

Salah satu narasumber kami, adalah

Gus Mang yang mempopulerkan karya

muralnya lewat brand bernama Monez,

tokoh unik berupa monster lucu. Monez

tak hanya juara di media sosial, namun

jasanya juga diminta sebagai pembuat

mural di sejumlah perusahaan.

Namun memang, ini bukan karya

kebanyakan, karena membuat materi

ini membutuhkan keterampilan khusus

yang umumnya dimiliki oleh mereka yang

memang senang bervisualisasi.

Sedikit lebih mudah dengan konten

infografis, saat ini sudah tersedia

sejumlah template pembuatan infografis

yang sederhana, kita tinggal melakukan

perubahan agar sesuai dengan materi

infografis yang hendak kita sampaikan.

Freepik.com salah satunya.

Infografis umumnya merupakan

penyampaian materi riset melalui ilustrasi

yang menarik.

• Kuis / Kontes

Membuat kuis atau kontes punya

pasarnya sendiri, cara ini bisa memberikan

banyak keuntungan khususnya bagi

sebuah brand perusahaan, karena

mengajak komunikasi kepada publik,

yang sangat mungkin akan menjadi calon

konsumen.

Kuis atau kontes yang dibuat tidak harus

sulit, misalkan perusahaan deterjen

mengajak pembaca untuk berfoto dengan

mereka, cara ini memberikan semua

keuntungan, baik untuk brand produk

deterjennya, maupun bagi konsumen

dalam hal ini pembacanya.

SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE

Sumber : Freepik.com

Page 29: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

29Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 30: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

30 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE

Dari perkembangan yang

ada, tersedia begitu banyak

pilihan bagi kita untuk

mengembangkan profesi ini

dengan sejumlah pendekatan. Setidaknya,

ada 6 model bisnis bagi Kreator Konten

secara umum, yang bisa dipilih sebagai

model bisnis.

MoDel BIsnIs PRoDuK Konten

Model #1 Jasa memproduksi konten

Peran ini dengan menjadi pihak ketiga

antara perusahaan (klien) dengan

konsumennya. Pemasukannya dari order

yang diberikan oleh klien, dan sistem kerja

ini bisa dijalankan dengan modal awal

yang kecil, namun butuh reputasi dan

rekam jejak yang baik sebelum membuka

jasa seperti ini, karena kebanyakan klien

akan melihat track record perusahaan

sebelum mempercayakan materi

pemasarannya. Apalagi jika kita hendak

membidik pangsa pasar perusahaan-

perusahaan besar.

Kendala terbesar dari model bisnis ini,

adalah mengintrepretasikan dengan baik

apa keinginan klien, dan kemampuan

kreator agar klien mencapai tujuannya

melalui konten yang diproduksi.

Produk yang umumnya dibuat juga

beragam, beberapa agency ada yang

hanya spesialis di beberapa bidang saja,

namun secara umum konten yaang dibuat

meliputi foto, tulisan, desain marketing

tools seperti flyer atau katalog, membuat

buku biografi, profil perusahaan (company

profile) atau laporan tahunan (annual

report) perusahaan, termasuk membuat

majalah korporasi (corporate magazine),

corporate identity (logo) dan konten-

konten lain yang disampaikan lewat

saluran digital seperti media sosial atau

website.

Bahkan lebih jauh, jasa seperti ini juga

memberikan layanan pembuatan iklan,

baik elektronik berformat video (TV, IGTV,

YouTube) ataupun audio (radio).

Kunci dari model bisnis ini memiliki follower yang

banyak, atau trafik yang tinggi, semakin banyak

jumlahnya, semakin besar peluang kita dilirik pihak

lain yang hendak mempromosikan produk mereka

melalui channel atau akun yang kita miliki.”

Sumber : Freepik.com

Page 31: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

31Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Model #2 Memproduksi dan menjual konten secara independen

Konsep yang ini, membuat konten bukan

berdasarkan permintaan klien, tapi

diproduksi agar bisa dipasarkan oleh

kreatornya. Beberapa pekerjaan Kreator

Konten dengan model bisnis seperti ini

diantaranya :

• PenuLIS LePaS

Bentuk produknya bisa bermacam-

macam, bisa artikel, buku atau sebagai

editor. untuk penulis artikel misalnya,

dengan menjual gagasan atau ide (opini)

ke media cetak (koran, tabloid, majalah)

atau platform digital. Besaran bayarannya

tergantung dari perusahaan atau media

apa yang mempublikasikan tulisan kita.

Media cetak besar dan skala nasional,

memberikan honor yang jumlahnya

lumayan besar per artikel atau tulisan.

Tulisan fiksi seperti cerpen, kadang

dibayar lebih tinggi daripada tulisan opini.

• DeSaIn & FoTo

Selain format tulisan, produk yang bisa

kita jual adalah desain dan foto. Konsep

kerjasamanya juga beragam, hampir mirip

dengan tulisan. Kita bisa membuat materi

desain seperti animasi, komik, ilustrasi,

foto atau materi sejenis lainnya, yang

bisa kita jual untuk korporasi, pesanan

klien ataupun kita kemas dalam bentuk

produk kreatif yang dijual secara retail,

seperti bentuk komik atau poster inspiratif

misalnya.

Model #3

Memproduksi konten untuk mendapatkan iklan

Dalam pemasaran yang umum, kita

mengenal istilah brand ambasaddor,

umumnya artis atau tokoh publik yang

dikenal massa secara luas dan memiliki

pengaruh dan pengikut, sehingga ketika

mereka menggunakan satu produk,

maka hal yang dilakukannya menjadi

pengaruh bagi pengikut atau fans mereka

untuk menggunakan produk yang sama.

Alasan kenapa banyak perusahaan yang

menggunakan figur publik sebagai model

dalam sebuah produk.

Sekarang, terutama di platform digital,

istilah ini kerap disebut influencer, dan

memunculkan profesi bernama media

sosial artis. Ada sebutan selebtweet untuk

mereka yang menjadi artis di Twitter,

atau selebgram untuk platfom Instagram.

Mereka adalah orang-orang yang memiliki

pengikut (follower) dalam jumlah besar,

inilah pangsa pasarnya. Channel ataupun

akun yang dimiliki para influencer ini,

adalah medium pemasaran yang ampuh

untuk membangun brand.

Menariknya soal ini, tidak harus tokoh

publik yang dikenal melalui saluran televisi

atau media umum saja yang kini populer,

tidak sedikit yang justru bermunculan

menjadi penarik pasar karena konten

yang mereka buat. Kunci dari model

bisnis ini, adalah memiliki follower yang

banyak, atau trafik yang tinggi, semakin

banyak jumlahnya, semakin besar

peluang kita dilirik pihak lain yang hendak

mempromosikan produk mereka melalui

channel atau akun yang kreator miliki.

Platform-nya bisa bermacam-macam,

mulai dari blog sampai media sosial.

Bahkan pada level tertentu, sejumlah

orang bisa mendiversifikasikan konten ke

platform yang lebih luas.

Bloger Raditya Dika misalkan yang

menulis kisah kehidupannya sebagai

mahasiswa lewat laman berjudul Kambing

Jantan, atau Trinity yang menceritakan

kisah-kisah perjalanannya keliling dunia

lewat blog Naked Travellers. Tulisan-

tulisan mereka dalam blog, yang memiliki

trafik tinggi, kemudian menjadi buku yang

bahkan belakangan, diangkat ke layar

lebar.

Model #4 Memproduksi Konten untuk riset pasar & membangun merek

Angka statistik menyebutkan, bahwa

70% produk baru gagal saat dipasarkan

di tahap awal, dan ini bermuara karena 3

alasan, pertama karena produknya tidak

cocok dengan keinginan pasar. Kedua,

gagal secara teknis karena produk cacat

ataupun tidak layak. Ketiga, karena

pemilihan waktu peluncuran produk yang

tidak tepat.

Dengan alasan inilah, konten yang dibuat

bisa berperan untuk mereduksi 3 hal

diatas. Platform digital sifat komunikasinya

2 arah, dan bisa mendapatkan respon

secara cepat dari pembaca. Sehingga

riset kecil atau peluncuran “sample” bisa

dilakukan uji coba melalui digital, untuk

melihat respon pasar dan mendapatkan

Page 32: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

32 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

SOCIAL MEDIA STARSSPECIAL FEATURE

kritik atau masukan.

Cara ini juga mengajak konsumen turut

berperan terhadap produk kita, dan

menimbulkan efek psikologis sebagai

‘ikatan’ antara produsen dan konsumen,

yang pada gilirannya, ini menjadi cikal

bakal terciptanya loyalitas konsumen.

Model #5

Mendistribusikan Konten

Yang ini tidak memproduksi konten,

namun publiklah yang memproduksi,

namun platform bisnisnya mendapatkan

pemasukan dari iklan atau kerjasama

program dengan pihak ketiga.

Contoh konsep seperti ini dilakukan oleh

Kompasiana atau uCNews, mereka tidak

memproduksi berita atau tulisan, namun

masyarakat umumlah yang mem-posting

pemikiran dan ide mereka melalui platform

ini, dan mereka mendapatkan trafik dan

memiliki nilai jual, sehingga perusahaan

bersedia memasang iklan melalui saluran

ini, atau mengajak kerjasama.

Model #6

“Makelar” Konten

Sebuah platfom yang mempertemukan

antara pembuat konten dengan mereka

yang membutuhkan jasa pembuatan

konten. Portal seperti ini, misalnya Sribu.

com, Shutterstock.com atau Freepik.com.

Di Seribu.com misalnya, perusahaan

atau pihak yang membutuhkan jasa

desain logo atau flyer, bisa mengajukan

permohonannya ke Sribu.com, nanti Sribu.

com akan menyampaikan permohonan

dari klien tersebut kepada para desainer

yang bergabung dengan mereka,

konsepnya dilelang. Para desainer ini

nantinya akan berlomba membuat logo

atau flyer yang sesuai dengan permintaan

klien. Desain yang dipilih oleh klienlah

yang nantinya akan dibayar, di mana

desainernya akan menerima upah dari

hasil karyanya.

Sementara di Shutterstock, konsepnya

menjajakan foto atau desain, siapapun

para pembuat konten, bisa mendaftar

di platform ini, tentu dengan syarat-

syarat tertentu, jika lolos kurasi, maka

karya seorang pembuat konten, baik

foto ataupun ilustrasi akan dipajang oleh

Shutterstock, nantinya jika ada yang

membeli foto atau ilustrasi tersebut, maka

yang punya karya akan mendapatkan

bayaran.

“Angka statistik menyebutkan,

bahwa 70% produk baru gagal

saat dipasarkan di tahap

awal, dan ini bermuara karena

3 alasan, pertama karena

produknya tidak cocok dengan

keinginan pasar. Kedua, gagal

secara teknis karena produk

cacat ataupun tidak layak.

Ketiga, karena pemilihan waktu

peluncuran produk yang tidak

tepat.”

Sumber : Freepik.com

Page 33: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

33Vol. 114 | Ags - Sep 2019

IKlAn lestARI

Page 34: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

34 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Rindu bercampur dengan impian. Aku

melihat sesuatu yang belum terjadi, dan itu

kita di pelaminan. (zh)

Kontan, lebih dari 8600 like

menghujani teks di atas,

ditambah 155 komen yang

berseliweran merespon.

‘Perangkai kata’ nya, bernama Zarry

Hendrik, pria kelahiran Jakarta 32 tahun

silam. Seorang selebtweet, label yang ia

sanggah karena menurutnya, profesinya

lebih tepat disebut sebagai kreator konten

atau wordpreneur.

Ia mulai populer di tahun 2012, melalui

sajak dan puisi yang kerap diunggahnya

melalui Twitter, topiknya, apalagi kalau

bukan soal remaja masa kini dan

WoRDPReneuRPELAPAK KAtA-KAtA

IntErvIEw wIth

ZARRy henDRIK

INTERVIEWSPECIAL FEATURE

Page 35: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

35Vol. 114 | Ags - Sep 2019

dilematikanya, namun semua disampaikan

lewat barisan kata-kata yang tak biasa.

Zarry juga sudah menerbitkan sejumlah

buku, di antaranya Dear Zarry’s dan Cerita

Sahabat 2 di awal kepopulerannya. Ia juga

disebut sebagai komedian lantaran pernah

tampil di Stand up Comedy Indonesia dan

berhasil lolos sebagai salah satu finalis.

Ia juga aktif menulis cerita bersambung

di akun Tumblr, dan belakangan, ia

mendirikan Kapitulis, sebuah perusahaan

jasa yang menjual kata-kata sebagai

produk kulaannya. Bagaimana kisah

lengkap karir dan perjalanannya, berikut

hasil interview kami dengannya.

Mengawali karir yang dulunya belum

pernah ada tentu tidak mudah,

bagaimana memulai semua ini?

Sejujurnya, waktu itu saya tidak sadar

kalau sudah memulai sebuah usaha yang

akan berkembang seperti sekarang,

menjadi perusahaan. Awalnya hanya

sebatas bercanda (menawarkan jasa

bikin caption), dan ada yang menanggapi

canda ini dengan “serius” (mau membayar

jasanya), sesederhana itu awal mulanya.

Jadi ini tidak direncanakan ya?

Mengalir begitu saja, saya tidak

merencanakan ini akan menjadi besar.

Bahkan, tidak merencanakan akan

memiliki usaha ini. Semua mengalir

begitu saja, sampai kemudian permintaan

semakin menumpuk, baru saya

memikirkan untuk mengelolanya.

Dari mana belajar keterampilan

menulis?

Saya pada dasarnya suka menulis,

awalnya hobi. Sejak SMP menyukai

pelajaran bahasa Indonesia. Pada

dasarnya saya punya cerita, yang tidak

mudah diceritakan. Problem keluarga, dan

lain-lain. Saya menyukai menulis, karena

saya butuh bercerita dengan baik, tanpa

menelanjangi diri sendiri. Awalnya, saya

jatuh cinta pada puisi.

Jika selebriti sosial media adalah

profesi, apa yang harus dipersiapkan

untuk menggeluti profesi ini?

Persiapan pertama menurut saya

adalah persona, ingin dikenal sebagai

apa. Biasanya kita memilih 3 hal yang

berhubungan dengan kita, identik

dengan diri kita. Itu dinamakan persona.

Ketiga hal tersebut yang menjadi modal

selanjutnya untuk menciptakan konten

demi kontennya. Maka selanjutnya adalah

konsistensi, dan juga adaptasi.

Saat ini ada kecenderungan anak-anak

muda menjadi selebriti sosial media,

sementara prosesnya tak mudah dan

kadang tak menghasilkan. Apa yang

harus mereka lakukan?

Biasanya, semua berawal dari maksud

hati ingin berbagi. Di media sosial, kita

punya maksud untuk membagi sesuatu.

Tidak mempedulikan apa timbal baliknya

dulu. Kalau fokus pertamanya di sini,

saya rasa tidak akan ada pemikiran untuk

meninggalkan, karena maksud awalnya

jelas, untuk membagi sesuatu.

Bagaimana potensi profesi ini untuk

kedepannya?

Profesi sebagai apa dulu nih, selebriti

media sosial atau apa? Kalau konteksnya

aku, sebenarnya agak sungkan disebut

selebriti media sosial. Lebih suka disebut

content creator, atau wordpreneur. Maka

Page 36: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

36 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

potensi ini menurutku akan semakin

menjanjikan. Karena menjadi content

creator, bicara soal kreativitas, sesuatu

yang semakin dibutuhkan seiring

berkembangnya zaman.

Bagaimana konsep bisnisnya, terutama

soal pendapatannya?

Dari penayangan iklan atau promosi atau

product placement di akun kita. Dari

kerjasama dengan brand, juga dari Google

Adsense. Membangun usaha sendiri

dengan memanfaatkan akun kita, sampai

menjadi pembicara di talkshow atau

seminar. Dan lain-lain.

Keterampilan dasar apa yang harus

dikuasai untuk menjalankan profesi ini?

Semua keterampilan sebenarnya bisa,

asal punya niat dasar untuk berbagi.

Keterampilan public speaking juga mau

tidak mau perlu dikuasai. Karena bermedia

sosial, kita berkomunikasi dengan orang

banyak.

Apa yang harus dilakukan agar profesi

seperti ini tetap sustain, apalagi yang

namanya selebriti atau publik figur

adalah icon yang cepat naik dan cepat

Adakah bisnis ini tercetus dari tokoh

selebriti media sosial di luar negeri?

Kalau tercetus, tidak. Tapi saya banyak

mengambil contoh baik dari luar negeri

juga.

Siapa idolamu?

Saya mengidolakan Raditya Dika, terlepas

dari karyanya, tetapi perjalanan karirnya

juga yang inspiratif.

Buku terbaik apa yang pernah kamu

baca?

Buku-buku saya sendiri. Karena tidak

mudah untuk jatuh cinta dan punya

kesenangan yang cukup atas apa yang

sudah kita buat.

Jika diidentikkan dengan seorang

tokoh atau publik figur, Zarry Hendrik

adalah…?

ummm... bingung, haahahaha...

Apa rencanamu kedepan, proyek apa

yang mau dikerjakan?

Melebarkan sayap bisnis saya sekarang

tentunya, yaitu jasa rangkai kata

dan management influencers, dll.

Saya kepikiran untuk bangun tempat

nongkrong, kedai kopi atau kafe gitu,

tetapi nanti. Setelah sudah punya cukup

konsep dan modal tentunya hehehe...

Adakah harapan yang belum

terlaksana?

Tiap tahun kita punya goal. Saya rasa,

selalu ada harapan baru yang lahir dalam

hidup ini. Maka.., banyak. hehehe.. .

pula hilang?

Mengedepankan kualitas daripada

sensasi. Memastikan apa yang dibagi

memang bisa menjadi manfaat bagi orang

banyak.

Berapa potensi penghasilan yang

diperoleh dari bisnis ini?

Rp. 30-80 juta per bulan.

Bagaimana dengan apa yang kamu

capai sejauh ini, apakah bertumbuh

secara finansial setiap tahunnya?

Seharusnya ya. Selama ada niat untuk

terus mengembangkan diri (kualitas

konten, usaha sendiri, dll). Dan ini bisa

menjadi bisnis passive income yang terus

dijalani hingga hari tua.

Kalau dilahirkan kembali, adakah jalan

hidup yang ingin di rubah?

Tidak. Memang pada dasarnya, passion

saya adalah menulis. Media sosial adalah

wadah berkarya yang kebetulan cocok.

Jika saya terlahir di zaman yang berbeda,

saya juga akan tetap ingin menulis

sepertinya.

INTERVIEWSPECIAL FEATURE

“Biasanya kita memilih 3 hal yang berhubungan

dengan kita, identik dengan diri kita. Itu

dinamakan persona. Ketiga hal tersebut yang

menjadi modal selanjutnya untuk menciptakan

konten demi kontennya. Maka selanjutnya adalah

konsistensi, dan juga adaptasi.”

Page 37: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

37Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 38: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

38 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Mungkin ini pohon mangga

paling rindang yang

pernah kami lihat, tapi toh

tak cukup menarik untuk

diperbincangkan, karena di bawah pohon

yang rimbun itu, ada yang lebih istimewa,

proses pengambilan gambar foto

dengan tukang jepretnya yang bernama

Kadek Puja Astawa. Bukan semata

karena profesinya sebagai fotografer

sebagaimana yang banyak ada, namun

karena pemilik akun instagram @HaiPuja

ini, selama setahun terakhir, menjadi pusat

perhatian para netizen di Bali.

Melalui berbagai video drama komedinya,

ia menjadi pesohor yang dikenal

dimana-mana. Ketika kami datang,

ia meninggalkan pekerjaannya dan

menyambut kami dengan sapa renyah

beserta sejumlah kudapan.

Perawakan pria kelahiran Singaraja ini

layaknya kebanyakan orang melayu,

berkulit gelap dengan tinggi sedang, pun

dengan paras penampilan yang biasa.

Ketika berbincang dengannya, atmosfer

ramah dan gigih langsung terasa, bahkan

ketika ia bertutur soal perjalanan hidupnya

yang miris, memengaruhi obyektifitas kami

selaku jurnalis.

Bahkan misi edukasi akan budaya yang

menjadi perhatian serius di matanya, juga

ia kisahkan dalam pertemuan ini. Ia juga

berbicara panjang soal karya-karyanya

yang mendapatkan respon luar biasa, dan

meroketkan karirnya sebagai pesohor

layar digital dalam waktu singkat. Bersama

kami, ia tumpahkan kisahnya disini.

Bagaimana awalnya memulai karir

sebagai influencer?

Saya seorang fotografer profesional, saya

memfoto human interest dan landscape,

saya memamerkan karya-karya saya

di ranah orang asing. Kenapa mereka?

Karena orang asing lebih tertarik melihat

budaya kita dibanding orang kita sendiri.

Contohnya kalau orang kita, lihat ngaben

ya biasa aja, tapi kalau bule kesannya

wow, mereka lebih terpesona. Jadi

mungkin pasar orang asing yang mau

membeli karya saya.

SPECIAL FEATURE

KoMeDI AlA PuJA

IntErvIEw wIth

PuJA AstAWA

Page 39: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

39Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 40: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

40 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Seiring dengan berjalannya waktu, kamera

yang saya miliki itu sudah dilengkapi

dengan kemampuan recording, dan

ternyata dari informasi yang saya dapat,

hasil record-nya sudah bagus. Lalu saya

pikir, kenapa nggak sekalian dipakai

untuk video juga, akhirnya saya belajar

video dengan teman yang waktu itu mau

mengajari saya.

Berangkat dari situ, saya berpikir,

bagaimana kalau seandainya saya

memberikan informasi tentang Bali

dengan cara yang lebih asik, lebih lunak,

mungkin orang mau mendengarkan.

Mungkin bisa disampaikan lewat nyanyi

atau komedi, tapi nyanyi saya enggak

bisa, akhirnya saya pilih komedi.

Lalu saya mulai membuat video, tahun

2017 waktu itu, ternyata banyak yang

nonton. Tapi pada saat itu saya tidak

ikut berperan, karena saya sebagai

videografer-nya aja. Nah pada satu waktu,

saya susah mencari pemain (pemeran

tokoh dalam video), karena begitu saya

tawarkan, nggak banyak yang tertarik,

mereka bilangnya, kalau cuma buat di

facebook, malas, karena asumsinya cuma

berapa uang yang akan didapat? Tapi

saya maklum itu.

Delapan bulan saya vakum karena susah

cari talent, akhirnya saya memutuskan,

daripada saya pusing-pusing, akhirnya

saya belajar talent. Lalu saya pakai tripod,

saya akhirnya jadi pemerannya juga di

depan kamera. Dan ternyata banyak yang

suka, akhirnya saya banyak belajar lagi

di internet soal akting, menyusun kata-

kata, soal bagaimana video itu agar bisa

diterima orang lain, dengan sistem apa.

Juga tanya-tanya dengan orang yang lebih

mengerti, yah…melengkapi diri lah.

Kenapa menggunakan bahasa daerah,

bahkan dialek Singaraja yang kental?

Itulah yang saya bisa, bisa aja sih pakai

bahasa Indonesia, tapi kan kita tinggalnya

di Bali. Nah, bahasa Bali dengan karakter

Singaraja itu bisa saya lakukan dengan

sempurna. Ketika karya itu dikerjakan

dengan sempurna, orang akan lebih

menerima dibandingkan memaksakan

untuk menggunakan bahasa Indonesia asli

justru jadi kaku.

Awalnya itu susah diterima, banyak yang

komentar negatif, itu kurang mendidik,

bahasanya terlalu kasar. Tapi jangan

sampai lupa, bahwa ada yang memakai

bahasa seperti ini di daerah utara sana.

Bahasa saya ini, diterima baik di sana,

sebaliknya kalau saya berbicara dengan

bahasa halus, malah tidak diterima.

Bagaimana dengan konsep ceritanya?

Konten-konten yang saya tonjolkan

itu berbau hal-hal yang biasa terjadi

di masyarakat. Sebagai contoh, soal

menantu yang berantem dengan mertua,

itu kan hal-hal yang umum terjadi pada

kita. Sehingga yang menonton pasti akan

berpikir, loh ne kan cara raga (baca: sama

seperti saya), hanya saja ketika mereka

menonton video itu dengan tertawa, maka

dia bisa berpikir, “oh, ternyata saya begitu

ya dengan mertua”. Karena sebenarnya

kalau kita sadari, tidak ada yang salah

INTERVIEWSPECIAL FEATURE

Page 41: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

41Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Delapan bulan saya vakum karena susah cari talent,

akhirnya saya memutuskan, daripada saya pusing-

pusing, akhirnya saya belajar talent. Lalu saya pakai

tripod, saya akhirnya jadi pemerannya juga didepan

kamera. Dan ternyata banyak yang suka,..”

antara menantu atau mertua, karena

hidup mereka berbeda, sudah pasti

menghasilkan pola pikir yang berbeda.

Harapannya dengan video itu, mereka bisa

sama-sama memperbaiki diri. Ini sama

halnya ketika meminta anak kita tidak

merokok, sementara kita sendiri merokok,

kan itu sebenarnya lucu. Yang seperti itu

harus diluruskan, caranya dengan apa,

dengan komedi itulah.

Anda juga mengangkat isu soal budaya

di Bali?

Selama ini kebanyakan orang

menceritakan Bali itu hanya dari sisi

depannya aja, covernya aja. Sementara

saya ingin menceritakan isi dalamnya.

Misalnya tentang perkawinan beda kasta,

atau soal pengadaan biaya pernikahan

di Bali yang sangat besar, padahal biaya

nikah itu nggak besar, tapi menjadi besar

karena ada penggabungan budaya

dengan agama.

Untuk menjadi komedian kan nggak

gampang, pada sebagian orang,

mereka mendapatkan itu selayaknya

bakat?

Menurut orang-orang, saya memang

dikenal suka ngelucu. Membawa nuansa

kelucuan di setiap kesempatan, saya tidak

pernah jaim. Sama halnya ketika saya

berakting, saya selalu tampil apa adanya,

tidak harus tampak cakep atau ganteng.

Begitu juga yang saya tekankan dengan

lawan main saya. Sehingga filmnya jadi

tampak natural, itu yang saya suka. Dan

orang yang melihat juga akan seperti itu,

bukan suatu yang tampak settingan.

Ada sejumlah pemeran dalam video-

video Anda, dan mereka tampak

responsif dengan skenarionya?

Jadi begini, seni peran itu sebenarnya

tidak jauh-jauh dari, menghapalkan dialog

di luar kepala, ekspresi wajah dan bahasa

tubuh. Nah kalau itu dikuasai, orang

akan mampu membawakan suatu peran

dengan baik, itu menurut saya. Misalnya

adegan mau nampar saya, ya tidak apa

nampar beneran, saya enggak mau kalau

pura-pura. Makanya kadang, kalau habis

mengambil gambar gitu, yang bisa sampai

sepuluh kali take, itu bikin saya memar-

memar ha..ha.. Tapi saya menikmati itu,

karena memang begitulah seni peran.

Apakah ide ceritanya muncul dari

keresahan?

Kalau saya mau bilang diri ini sebagai

pemerhati sosial gitu kok rasanya sok

pinter banget ya ha..ha.. Saya hanya

melihat kenyataan di lapangan saja.

Contohnya, saya melihat ada keluarga

yang tidak mau ngaben masal, tapi

tidak punya uang, kenapa, karena malu

dianggap orang tidak mampu, terus

memaksakan diri dengan cara minjem

uang? Padahal kan nggak apa-apa juga

kalau ikut ngaben masal? Nah, pemikiran

seperti itu masih ada di sekitar kita,

padahal esensi ngaben itu sama saja di

hadapan Tuhan, tapi budayanya yang

membentuk seolah jadi berbeda antara

yang masal dan yang sendiri.

Bukannya saya sok baik, atau bagaimana,

tapi saya ingin menyadarkan orang-

orang yang pura-pura kaya dan gengsi di

depan manusia lain. Dan itu bukan cuma

penilaian dari saya sendiri, saya juga

bertanya kepada orang-orang yang lebih

mengerti dan kompeten soal itu.

Pernah mendapat resistensi karena

mengangkat isu-isu semacam itu?

Tidak, karena itu juga diamini oleh

mereka. Dan saya jalan terus, tidak

masalah walaupun dari sekian banyak

orang ada beberapa orang yang tidak

sependapat. Coba perhatikan, di Canggu

itu banyak sekali bule-bule yang naik

sepeda motor tanpa helm, kenapa mereka

melakukannya, karena mereka meniru

hal ini dari masyarakat lokalnya. Jadi

kita menularkan budaya yang kurang

bagus kepada bule-bule yang datang ke

sini. Jadi saya mencoba menyampaikan

budaya yang layak diangkat dan

diceritakan.

Bagaimana dengan karir sebelum terjun

sebagai influencer?

Page 42: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

42 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Waktu masih muda, saya dan istri

berdagang, berdagang itu adalah

sesuatu yang sangat mengasyikkan,

saya senang berdagang karena tiap

hari saya bisa pegang uang, saya tahu

rotasinya, dan dari berdagang saya jadi

bisa punya banyak properti. Saya juga

ingin anak saya menjadi pedagang,

pedagang apa saja. Apalagi saya dari

keluarga pedagang, saya tidak akan

meninggalkan berdagang. Juga ada jasa

foto prewedding, pembuatan video dan

company profile.

Masa kecil Anda saya dengar sulit

secara ekonomi, benarkah?

Iya, saya miskin banget, dulu hidup tinggal

di pinggir kali Banyuasri, numpang di

tanah orang. Kalau di sebelah selatan

tempat tinggal saya mendung hitam, maka

air di dekat rumah saya akan banjir. Jadi

kalau sudah begitu harus siap-siap buat

pindah. Jadi tas dan buku sudah masuk

kampil (karung). Begitu banjir, rumah

hanyut, jadi bikin lagi yang baru dari

bambu, selalu begitu.

Saya juga bikin jajan, saya dan adik jam

3 sudah bangun, sorenya cari kayu bakar.

Kami 3 bersaudara, kakak pertama saya

putus sekolah waktu SMP, mungkin

karena biaya. Saya pagi jualan bantu ibu,

kalau sudah jam sekolah, kakak saya yang

melanjutkan. Dulu sebelum putus sekolah,

kami bertiga sama-sama bawa dagangan

ke sekolah.

Saya dulu jarang sekali bawa bekal,

kalaupun bawa paling Rp. 25,-. Pulang

sekolah saya jualan Es Kaput, punya

tetangga, setelah sore saya cari kayu,

itu saya lakukan sampai SMA tanpa rasa

malu, karena saya sadar, kalau saya tidak

bantu, saya tidak bisa bertahan hidup.

Padahal usia segitu gengsinya sedang

tinggi. Makanya saya enggak pernah

merasakan pacaran, tahu diri.

Dan karena terbiasa hidup seperti itu,

sekarang pun saya tidak terlalu merasa

yang bagaimana, meskipun istilahnya,

kalau tiap bulan mau beli mobil, saya bisa,

tapi saya kemana-mana tetap pakai motor.

Saya enjoy, meskipun sejak usia 24 tahun

saya sudah punya semua, rumah, mobil,

dan sejumlah toko.

Bagaimana dengan karir sekarang

sebagai pembuat konten?

Sekarang kalau lagi bikin konten, sampai

lupa makan, lupa tidur. Video yang saya

buat bikin ketawa, kadang ada yang

tiba-tiba kirim pesan, bilang terima kasih

karena orang tuanya sembuh menonton

video saya. Saya malah bingung, mungkin

karena masalah beliau psikologis ya,

jadi setelah lihat video saya dan tertawa

akhirnya sembuh.

Saat ini saya sedang melebarkan diameter

penikmat video dengan menggarap

yang berbahasa Indonesia, karena kalau

di YouTube itu, semakin banyak yang

nonton, akan meningkatkan penghasilan

kita juga.

Dari semua platform, YouTube,

Instagram dan Facebook, mana yang

memberikan pemasukan paling besar?

Sama besar semuanya.

INTERVIEWSPECIAL FEATURE

Page 43: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

43Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Kalau dibanding proporsinya lebih

banyak penghasilan dari Adsense atau

endorse?

Sama besarnya juga, kan sebenarnya itu

satu pekerjaan yang saya kerjakan sekali

tapi dapat bayaran dua kali, on air dapet,

off air dapet. Misalnya saya buat iklan

untuk satu brand A, dari brand A itu saya

dibayar, sementara dari YouTube juga

dibayar.

Katanya, jumlah penghasilan di

YouTube itu kira-kira 3 kali dari jumlah

viewer-nya, betul kah?

Enggak tuh, punya saya banyak kali.

Video saya itu ditonton 200 sampai 1 juta

viewer, tapi yang copy video saya, dan di-

upload lagi juga banyak. Malah biasanya,

kalau saya telat masukkan di salah satu

channel, pasti tahu-tahu sudah lebih dulu

ada di channel lain. Saya baru posting di

IG misalnya, dan belum di YouTube, tapi di

YouTube sudah ada tapi bukan saya yang

upload, tapi orang lain.

Sejak kapan bisnis ini mulai

memberikan pemasukan?

Saya mulai bikin konten itu November

2017, dan bulan Juli 2018 mulai

menghasilkan. Dan bukan hanya uang,

tapi dari membuat konten ini saya jadi

tahu banyak hal, dan punya banyak

teman. Karena dari orderan itu, untuk

membuat video kan saya harus belajar

dulu, cari materi biar sesuai dengan

pesanan, dari sana saya mendapatkan

pengetahuan tambahan. Misalnya video

tentang stunting, pada saat mengerjakan

video inilah saya tahu hal-hal terkait

dengan stunting ini. Jadi secara financial

dapat, non financial juga dapat.

Seberapa besar peningkatan secara

ekonomi dari profesi sebelumnya?

Kalau di luar berdagang, misal

dibandingkan waktu jadi fotografer, itu

jauh banget, mungkin 50 kali lipatnya

dalam hitungan setahun. Orang banyak

yang mengiklan ke saya, karena dia butuh

influencer.

Kenapa orang tertarik menjadikan Anda

sebagai influencer?

Saya membuat iklan dengan pendekatan

soft selling, mengajak penonton tertawa

dulu, daripada bikin yang hard selling,

tapi tidak ada yang nonton. Tapi ada

juga perusahaan yang minta dibuatkan

iklan hard selling, cuma ya mereka harus

tanggung sendiri konsekuensinya.

Kemarin saya dapat orderan semacam itu,

sebenernya saya sudah tidak mau, karena

permintaanya harus seperti iklan model

lama, yang menampilkan tempat bagus

ada ini dan ada itu. Kan nanti orang bakal

males nonton. Wong kalau kita sendiri

nonton YouTube aja, begitu ada iklan kita

langsung skip, enggak perlu nunggu 1-2

menit. Tapi kalau disampaikan dengan

cara lucu, pasti akan bertahan ditonton,

bisa sampai 3 menit.

Siapa saja tim kerjanya?

Timnya keluarga saya. Ketika saya

punya ide, saya akan menghubungi

teman-teman, saya tidak mau hanya

menggunakan satu orang agar yang

nonton tidak bosan. Biar orang tidak bisa

baca alur ceritanya, dan lebih berwarna.

Berapa jumlah rata-rata klien perbulan?

Sekitar 10, karena memang dibatasi,

supaya saya maksimal mengerjakan

proyeknya. Daripada kebanyakan order

tapi hasilnya nggak bagus.

Page 44: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

44 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

“Saya membuat iklan

dengan pendekatan

soft selling, mengajak

penonton tertawa dulu,

daripada bikin yang

hard selling, tapi tidak

ada yang nonton.”

Berapa lama proses pengerjaan per

satu pembuatan video?

Kalau sudah ada scene-nya, paling 3-4

jam sudah selesai. Yang bikin lama itu

kalau belum ada. Total paling lama kalau

dari nol bisa sampai 2-3 minggu. Juga

kalau sudah dapat idenya, bisa cepat

prosesnya.

Lebih mudah mana, bekerja dengan

skrip dari klien atau sendiri?

Lebih mudah kalau saya kerjakan sendiri.

Misalnya sekarang lagi mengerjakan

orderan dari sebuah lembaga soal

pewarna makanan, ternyata banyak

jajanan Bali yang pakai pewarna yang

bukan untuk makanan. Jadi saya kerjakan

sendiri dengan ide sendiri.

Semua pekerjaan dilakukan sendiri?

Sendiri, saya biasa melakukan semua

sendiri.

Berkisar berapa biayanya untuk satu

video?

Kisaran Rp 10-15 juta, dan videonya

langsung menjadi milik klien

Sudah berapa banyak video yang

dibuat?

Sekitar 300-400-an video, itu total

termasuk yang dari pesanan klien juga

Bagaimana tentang film yang terbaru?

Ini film panjang berjudul Bali 1000 hari,

film yang mengangkat sebuah keluarga

berkasta yang sayang anaknya, dan tidak

mau melepas anaknya kepada lelaki

dengan kasta di bawahnya. Sampai saat

ini belum banyak orang tua yang berani

ngomong, sementara anak sekarang

beranggapan saat ini hal itu sudah tidak

relevan.

Bukankah beda antara film panjang

dan film pendek, dari segi bisnis

bagaimana?

Film ini untuk sementara akan diputar

lokal saja dulu, targetnya bukan uang,

saya ingin orang paham kalau Bali itu

punya keunikan tersendiri.

Apa harapan yang belum tercapai?

Sebenarnya, semua ini mengalir apa

adanya, tapi saya ingin memajukan

orang Bali. Saya juga ingin berinvestasi

di banyak hal, termasuk dunia usaha,

karena itu mengasyikan buat saya. Masih

banyaklah pokoknya.

INTERVIEWSPECIAL FEATURE

Page 45: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

45Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 46: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

46 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Perkembangan media sosial yang begitu pesat, membuat banyak orang

seakan berlomba menjadi terkenal dengan memiliki banyak pengikut. Ya,

sebutannya bisa Selebgram, Youtubers, Vloggers, atau Influencer. Bagaimana

tidak, bisnis di dunia digital, khususnya media sosial begitu menggiurkan.

Namun dari sekian banyak bentuk layanannya, ada pula yang konsepnya berbeda,

dan bahkan menghebohkan, diantaranya adalah curhat berbayar di media sosial.

Sosok di balik itu adalah Jonathan End. Pria kelahiran 18 November 1984 ini pernah

mempublikasikan di laman twitternya soal membuka jasa ngobrol berbayar. Ia kemudian

diserbu protes warganet. Meski demikian, hingga kini ia masih menerima layanan

‘curhat’ tersebut. Topiknya beragam, mulai dari kehidupan asmara, keluarga, dan yang

paling sering adalah soal pekerjaan dan bisnis.

Tentu tidak salah jika ia dipercaya untuk memberi solusi, mengingat pengalaman

Jonathan yang bisa dibilang tidak sedikit. Ia adalah mahasiswa arsitektur ITB yang lulus

pada tahun 2007. Ia kemudian bekerja di Singapore selama 2 tahun. Namun setelah

itu, Jonathan memilih balik ke Indonesia untuk berkarir dibidang advertising. Ia pernah

bekerja di multinational digital marketing agency hingga menduduki jabatan social

media director, serta pernah bekerja sebagai Head of Social Media Go-Jek, salah satu

perusahaan Unicorn di Indonesia.

Nah, bagaimana perjalanan seorang Jonathan End sebagai Influencer dan pendapatnya

tentang influencer itu sendiri, simak dalam perbincangan berikut ya.

Kapan sih tepatnya Jonathan berkarir

sebagai Influencer?

Jadi kalau ngomongin karir sebagai

influencer, itu sebenernya enggak

kepikiran dan tidak direncanakan juga.

Saya ini lulus arsitek ITB tahun 2007,

2008-2009 saya kerja di Singapore

sebagai arsitek. Tetapi memang kurang

sreg aja, ya passion-nya tidak disitu. Dan

saya pulang ke Indonesia, and I always

wanna try advertising, karena menurut

saya its kinda like romantic, how to affect

a million of life.

Misalnya ni, melihat dari apa yang

dilakukan Nike. Misalnya kamu mau

olaharga, tapi males, Nike mengeluarkan

Just Do It. Dan dia bisa membuat semua

orang jadi latihan maraton dan segala

macam. Jadi bagaimana kita bisa

mengubah hidup orang menjadi lebih

baik. Karena saya sendiri value yang saya

punya itu, ‘Saya hari esok, harus lebih baik

dari Saya hari ini’. Jadi there’re always an

improvement.

Saya adalah pengguna media sosial, dan

ketika pulang ke Indonesia, saya sering

ngumpul dengan teman-teman pengguna

media sosial dan membuat akun di Twitter,

namanya ‘Anjing Gombal’. Kita waktu

itu niatnya hanya pengen have fun. Tapi

lama-lama banyak yang retweet, followers

bertambah dan brand mulai masuk. Nah

dari sana saya tahu kalau ini bisa jadi

bisnis dan menghasilkan. Itu di tahun

2010, lama banget.

Long the way, sekarang saya pakai

akun instagram, saya suka sharing soal

traveling, itu aktif di tahun 2014. Kemudian

di tahun 2017, saya rebranding. Karena

saya merasa traveling ini terlalu serius,

waktu itu saya juga suka share lelucon di

instagram story, yaudah deh di IG feed

saya bikin jadi lebih santai dan tujuannya

menghibur. Dan orang terhibur, dengan

sendirinya, mereka sharing ke orang lain,

jadi pada follow dan jadi gede kayak

sekarang.

SPECIAL FEATURE

“JADI InfluenceR Itu tAnGGunG JAWAB MoRAl”

IntErvIEw wIth JonAthAn enD

Page 47: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

47Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Anda sendiri melihat influencer itu

bagaimana?

Saya kurang setuju sebenarnya influencer

sebagai profesi. Karena gini, banyak juga

yang nanya ke saya, karena kesannya

kalau jadi Influencer atau Youtubers dapat

pemasukan dari endorsement, tapi kan

enggak kayak gitu sebenarnya.

Seperti tadi saya ceritakan, pertama saya

tidak merencanakan, kedua menurut saya

Influencer itu asal katanya dari influence,

jadi bagaimana caranya kita untuk meng-

influence orang melakukan sesuatu.

Motivasi sebenarnya itu, influencing

people to do something. Jadi jangan

sampai kita meng-influence orang untuk

melakukan hal yang tidak berfaedah.

Influencer itu, punya tanggung jawab

lebih, karena mereka mempengaruhi

seseorang melakukan sesuatu, baik itu

kebaikan dan keburukan.

Dan kata influencer itu tidak mengacu ke

jumlah followers sebenarnya. Kalau cuma

punya 10,100,1000 tapi mampu meng-

influence orang, maka itulah influencer.

Misal mampu mengajak orang olahraga

lari.

Mungkin term nya agak lebih ke micro

seleb kali ya. Seleb kan celebrity di media

sosial, followers-nya banyak. Apakah

mereka bisa meng-influence orang belum

tentu. Dan influencer harus ber-followers

banyak belum tentu juga. Jadi semangat

influencer itu harus dikembalikan ke

kodratnya.

Konsep bisnis yang dikembangkan

bagaimana?

Sebenernya saya melihat media sosial ini

sebagai channel buat branding. Branding

untuk dikenal sebagai apa. Dari branding

ini, ujung-ujung larinya banyak. Misalnya

branding sebagai travel influencer.

Review-nya bagus, orang kalau nanya soal

travel ke dia. Dari situ kemudian, hotel-

hotel, brand di industri travel juga akan

mencoba reaching the audience lewat

orang ini. Jadi bisa dari itu, satu. Atau

kedua dengan dia branding sebagai travel

influencer yang bagus, kan bisa kemana-

mana, mau jadi host acara travel, speaker

dan lain-lain.

Skill yang dibutuhkan untuk menekuni

profesi ini?

Menurut saya story telling. Karena social

media is a basic storytelling. Sebenernya

orang Indonesia itu kepo, mereka ingin

tahu cerita hidup orang lain. Selanjutnya

adalah unsur visual, apalagi dengan

Page 48: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

48 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

adanya Instagram, jadi kita jadi belajar

bagaimana bikin visual yang bagus.

Bagaimana Jonathan melihat

‘influencer’ ini kedepannya?

Ini sih akan terus jalan sih, karena

kita makan aja nanya ke temen. Kita

butuh rekomendasi. Jadi influencer ini

dipandang mereka yang punya expertis di

suatu hal, misalnya ada gadget influencer,

traveling atau food influencer.

Tapi tetap, yang harus diperhatikan itu

adalah apa yang kita berikan bermanfaat

untuk audiens. Saya bertanggung jawab

dengan tindakan saya. Ada beban moral.

Ketika saya sendiri enggak percaya sama

produknya, mana mungkin saya bisa jual.

Karena balik lagi, its not just about the

money, tapi apa yang bisa kita share ke

audiens kita agar jadi win-win buat semua.

Kemaren sempet heboh karena ada

curhat berbayar, itu gimana sih?

Sebenernya itu iseng sih. Jadi

awalnya banyak yang bilang suaranya

menenangkan, terus banyak yang nanya

di Instagram kan, jujur saya mau jawab

semua tapi saya enggak ada waktu.

Followers yang bertanya banyak banget.

Enggak mungkin bisa dijawab, maka

waktu itu ya udalah kalau memang mau,

telpon saja, tapi bayar ya. Karena enggak

mungkin saya menerima telpon yang

masuk.

Karena di sini yang dibayar adalah waktu

saya. Waktu saya kan terbatas sehari 24

jam. Jika harus menelpon seseorang,

waktu saya berkurang. Jadi menurut saya,

saya akan menjual waktu dan isi pikiran

untuk mendengarkan seseorang. Dan dari

itu awalnya kayak iseng, eh ternyata benar

minta nomer rekening dan ditransfer.

Dan sampe sekarang masih

berjalankah?

Masih. Cuma dulu kan sehari saya bisa

sampe 8 gitu, lama-lama saya kayak

stres juga. Capek juga, saya dengerin

masalah orang. Saya kan okay, benar

dengerin ya. Saya sudah profesional,

siap mencurahkan waktu dan tenaga

untuk mikirin masalah kamu. Sekarang

paling sehari 2-3 orang. Kalau misalnya

ada, saya alihkan ke hari lain. Saya kan

semangatnya memang ingin bantu.

Apakah curhat berbayar ini nantinya

bisa menjadi passive income?

Bisa sih, karena mereka kan mencari

rekomendasi. Saya juga udah 35 kan,

So, I have wisdom lah in life. Dan

mungkin juga secara mindset saya lebih

terbuka. Kadang saya bisa menawarkan

perspektif lain untuk cara pandang mereka

memandang suatu masalah. Sehingga ya

ujung-ujungnya mereka bisa mengambil

keputusan yang lebih baik, karena lebih

banyak pertimbangannya. Apakah bisa

dijadikan passive income ya bisa-bisa aja

sih. Selama belum bosan, ha..ha..

Rencana kedepan Jonathan seperti

apa?

Jadi sekarang saya memutuskan untuk

mencoba resign dari pekerjaan kantor,

ingin coba jadi content creator, dengan

semangat tadi.

Jadi saya ingin bikin vlog dengan tema

adult-ing, dalam artian, ya cara kita

berpikir lebih dewasa tapi dengan santai

aja. Sesimple misalnya perlu beli rumah

ga sih? Investasi perlu enggak sih?

Relationship yang baik seperti apa? Jadi

lebih ke menyadarkan soal kedewasaan,

dan secara enggak langsung ingin

mengedukasi mindset lebih dewasa.

Di Indonesia pendidikan ke arah menjadi

pintar IQ tapi tidak secara emosional

EQ. Makanya banyak jadi bullying segala

macam. Banyak juga stres gegara media

sosial. Melihat orang lain lebih sukses.

Padahal enggak gitu, karena kan enggak

mungkin orang nangis ngepost di IG.

Media sosial kan branding mereka, ya kita

juga harus tahu di balik brand itu ada hal

lain juga. Tapi banyak orang yang belum

mengerti itu.

INTERVIEWSPECIAL FEATURE

Page 49: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

49Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 50: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

50 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Book Review

Rahmadi Deal Diliawan

Khawatir Anak Anda terjerumus

dalam internet negatif? Anak

Anda susah belajar dan

kecanduan internet?

Sarjana YouTube berisi tentang

cara mudah namun ampuh dalam

memanfaatkan internet khususnya

YouTube sebagai sarana menimba ilmu.

Dalam buku ini, para pembaca akan

belajar tentang keuntungan dan kerugian

YouTube, cara mendapatkan ilmu melalui

YouTube, cara memilih tutor online yang

baik, hingga biaya belajar di YouTube.

Penulis buku ini mengistilahkan YouTube

sebagai uY alias universitas YouTube,

tempat khalayak untuk belajar, mengabdi,

dan meneliti. Dengan paradigma tersebut,

tentu pembaca buku ini akan tersadar

bahwa YouTube dapat sangat bermanfaat

untuk kehidupan.

Sarjana YouTube

Ibaratnya nie, daripada menonton Banana

Kick by Roberto Carlos, tentu lebih

bermanfaat jika menonton How to Kick

like Roberto Carlos. Dibanding menonton

Will Smith berakting, tentunya lebih

bermanfaat jika kita menonton How to Act

like Will Smith. Dibanding menonton Farah

Quin memasak, tentu lebih bermanfaat

jika kita menonton How to Cook like Farah

Quin.

Dalam buku ini, penulis menginginkan

suasana perubahan mengglobal yang

terjadi pada pengguna internet di

kalangan remaja. Karena sebenarnya

para remaja ini penuh rasa ingin tahu,

tetapi belum tahu jalan yang baik untuk

memuaskan rasa ingin tahu mereka.

Penulis bercita-cita bahwa buku Sarjana

YouTube ini lah jawabannya.

Page 51: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

51Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 52: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

52 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Suzana ChandraManaging Director, Lestari Living

“when you give… scarcity left

your body, when you are

grateful, fears disappears and

abundance appears..”

Bersyukur Itu Penangkal Kegalauan

Pada saat saya menengok Facebook, ada postingan dari seorang kawan,

Coach Nyoman Sukadana, dari kampus Elizabeth International, saya petik di

sini, “An arrow can only be shot by pulling it backward. When life is dragging

you back with difficulties, it means it’s going to launch you into something

great. So just focus and keep aiming”.

Terjemahan bebasnya kira-kira begini, “anak panah sebelum ditembakkan, harus ditarik

dulu ke belakang. Jadi kalau hidup kita lagi susah dan mundur, artinya hidup sedang

mempersiapkan kita untuk sesuatu yang lebih baik”.

SMART FAMILY

Sumber : vvcm.org

Page 53: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

53Vol. 114 | Ags - Sep 2019

SMART FAMILY

“Suatu pembelajaran yang

luar biasa untuk saya.

Sedemikian terperangkapnya

saya di dalam kegalauan,

sehingga melupakan ritual

bersyukur yang notabene

adalah “antidote” dari

ketidakbahagiaan, kesedihan

bahkan depresi. Dalam

kegalauan, sedemikian

mudahnya kita memfokuskan

energi dan perhatian kita

kepada ketidakbahagiaan.

Sehingga lupa bersyukur

dan lupa bahwa, where focus

goes, energy flows.

Quotes tersebut membuat saya terhenyak,

karena terasa sangat pas dengan apa

yang terjadi pada saya saat itu. Suatu

komitmen membuat saya harus melepas

beberapa investment dengan nilai yang

jauh di bawah ekspektasi. Masih ada

untung sih tetapi, kurang untung.

Sebagai seorang pembelajar, saya sadar

sesadar-sadarnya dan mengerti bahwa

hal ini adalah “normal” terjadi, tetapi

karena satu dan lain hal, pada saat itu

nalar dan emosi saya tidaklah sejalan.

Subconsciously (alam bawah sadar),

level emosi yang saya rasakan adalah

kegagalan. Kecewa, sebal, mangkel dan

lain sebagainya. Komplit.

Berbagai training dan pembelajaran yang

saya lakukan, memberikan kata-kata

bijak bahwa kejengkelan, kemangkelan

dan penyesalan bukanlah “good feeling”.

Secara sadar saya tahu bahwa saya harus

cepat keluar dari perasaan negatif ini.

Sayangnya, perasaan saya susah diajak

berkompromi. Bagaimana dong?

Karena capek dengan pemikiran sendiri

yang tidak cukup kuat untuk membawa

saya keluar dari perasaan negatif, akhirnya

saya mengajak beberapa orang yang saya

anggap sebagai mentor untuk bertukar

pikiran. Kemudian di waktu senggang

(yang biasanya saya pakai untuk nonton

serial drama di Netflix), saya pakai

untuk browsing Facebook, Instagram

dan YouTube for any “good feeling”

posting atau stories. Saya mendengarkan

berbagai podcast, nonton berbagai

motivational channels, mendengarkan

interview berbagai cerita susah dan

sukses berbagai orang, dan saya share

cerita-cerita itu kepada keluarga. Suami

dan anak-anak saya mungkin sampai

kewalahan dengan begitu banyaknya

video yang saya forward.

Selama proses pembelajaran tersebut,

saya melihat dua kata yang bolak-balik

disebut dan didengungkan oleh mereka-

mereka yang gagal dan kemudian menjadi

sukses. Dua buah kata yang sangat

powerfull, seringkali kita ucapkan tetapi

tidak dimaknai dan dipraktekan dengan

benar. Kata-kata tersebut adalah “be

grateful (bersyukur) dan giving (memberi)”

yang katanya merupakan satu-satunya

“antidote” atau penangkal dari segala

kegalauan.

Hang on a minute, saya mengenal sekali

kata-kata tersebut dan kayaknya selalu

berusaha untuk bersyukur dan memberi.

Tapi belakangan ini memang harus saya

akui, karena kegalauan yang sedang

saya alami, secara tidak sadar saya suka

lupa bersyukur. Malahan lebih sibuk

memberikan perhatian dan energi kepada

kegalauan tersebut. lah kan lagi galau, apa

yang harus disyukuri? Pasti demikian yang

dipikirkan alam bawah sadar. untungnya

saya masih ingat untuk memberi.

Nah, saya sampai pada video dari salah

satu mentor saya, Anthony Robbins

(AR) yang menceritakan bahwa ada satu

saat di mana dia sedang bangkrut dan

hanya memiliki uang 20 dolar untuk hidup

seminggu, tetapi karena hatinya tersentuh

melihat ketulusan seorang anak usia 11

tahun yang ingin mentraktir ibunya tetapi

tidak cukup uang, maka seluruh uangnya

diberikan kepada anak itu. Tanpa berpikir

panjang dan tanpa ketakutan akan

kelaparan, AR tanpa sadar melakukan “act

of giving”.

Dan yang magical adalah, setelah itu AR

merasa ketakutan atas kebangkrutan,

kelaparan dan kesusahannya, hilang.

Ceritanya, sesampai di rumah, AR malah

menerima cheque senilai 1,000 dolar

yang merupakan pembayaran hutang dari

seorang teman.

Page 54: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

54 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

SMART FAMILY

Puji Tuhan, AR enggak jadi puasa

seminggu.

“when you give.., scarcity left your body,

when you are grateful, fears disappears

and abundance appears,” kata Anthony

Robbin.

Dengan cerita-cerita di atas, saya seperti

diingatkan untuk kembali fokus dengan

semua berkat yang diberikan, semua

kemudahan dan prestasi, atas bisnis yang

saya miliki, atas keluarga yang sehat,

rukun dan berbahagia, atas teman-teman

yang baik.

Bersyukur atas segala berkatnya. Being

grateful.

Saya duduk menyendiri, memandang

lingkungan dan sekeliling, melihat

Maya (anak saya) di dapur yang sedang

mempersiapkan breakfast, melihat

anjing-anjing saya yang menguik-nguik

kesenangan karena saya duduk di dekat

mereka, memperhatikan burung-burung

berkicau, melihat pak tani yang sedang

membajak. Memperhatikan bahwa begitu

banyaknya berkat yang harus saya

syukuri. Dan begitu tidak relevannya

kegalauan yang saya alami.

Bapak atau Ibu sekalian, magic happened.

Hampir secara instan, kegalauan saya

seperti beranjak pergi meninggalkan

saya. I feel abundance, I feel blessed,

I am grateful. Sepertinya bawah sadar

saya sudah mau berkompromi dengan

logika saya. Sudah sinkron, wow.., this is

working!!

Suatu pembelajaran yang luar biasa

untuk saya. Sedemikian terperangkapnya

saya di dalam kegalauan, sehingga

melupakan ritual bersyukur yang notabene

adalah “antidote” dari ketidakbahagiaan,

kesedihan bahkan depresi.

Dalam kegalauan, sedemikian mudahnya

kita memfokuskan energi dan perhatian

kepada ketidakbahagiaan kita. Sehingga

lupa bersyukur dan lupa bahwa, where

focus goes, energy flows. Semakin saya

fokus kepada kegalauan itu, maka saya

memberikan energi kepada si galau

tersebut. Maka semakin tidak happy.

Teori sih tahu, tapi pas kejadian, lupa dah.

Saya bersyukur ada banyak teman

tempat berdiskusi, bahkan ada YouTube,

Facebook dan Instagram yang bisa

dijadikan sumber pembelajaran dan

motivasi. Saya bersyukur atas segala

tantangan, sehingga saya bisa lebih kuat.

Sekarang waktunya tarik nafas bersyukur

dan mundur sedikit sebagai persiapan

untuk lebih maju.

“I am grateful for my struggle, without

it I wouldn’t have found my strength.”

(Unknown) Sumber : vvcm.org

Page 55: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

55Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 56: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

56 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Ben AbadiFounder of Ben Abadi Rapid Profit

Peran coach itulah yang dapat

membuat karyawan semakin

menguasai keterampilan atau

keahliannya agar menjadi

lebih baik.”

Istilah coaching masih belum sering

terdengar di Indonesia. Coaching

sepertinya kalah tenar dibandingkan

training atau pelatihan. Dalam

bahasa Indonesia, coaching lebih tepat

disebut pembinaan. Manfaat coaching

untuk karyawan untuk memberikan

kemampuan leadership yang kuat,

meningkatkan kinerja dan produktivitas,

mendapatkan keterampilan dan wawasan

baru seputar dunia kerja, sebagai

sarana pendampingan untuk mencapai

target, serta membantu karyawan untuk

mengatasi masalah-masalah perilaku yang

dihadapinya.

Salah satu contohnya ketika Eric

Schimdth yang pada tahun 2001 terpilih

menjadi CEO Google, yang ditahun 2017

Kenapa Pebisnis Membutuhkan Coach

COACHING CLINIC

berada pada posisi 119 sebagai orang

terkaya di dunia versi Majalah Forbes.

Dalam interview-nya, Eric mengemukakan

alasan bagaimana ia menjadikan Google

seperti sekarang ini. Ia berkata, bahwa

yang membantunya adalah seorang

coach, dan melalui coaching, ia bisa

membesarkan Google.

Coaching bukan hanya menggali

potensi diri dari orang yang di-coaching.

Namun hasil dari coaching juga mampu

mengubah sebuah perusahaan yang

semula kecil menjadi perusahaan raksasa.

Coaching menyimpan kemampuan

tersembunyi yang mampu mengubah

apapun. Dalam proses coaching, ada

seorang pelatih yang biasa disebut coach,

dan juga ada orang dilatih yang biasa

disebut coachee. Seorang coach akan

membantu coachee dalam menggali

potensi yang ada pada dirinya sendiri.

Bagi perusahaan, coaching tentu saja

sangat bermanfaat. Jika kemampuan

karyawannya meningkat, maka kinerjanya

untuk perusahaan juga akan semakin

meningkat.

Dengan demikian, produktivitas

perusahaan juga ikut meningkat melalui

coaching, hasil yang diperoleh lebih

terlihat nyata dan si coachee menjadi

individu yang lebih kompeten dan mandiri.

Meskipun memang prosesnya memakan

waktu yang tidak singkat.

“Dengan coaching, maka coach

dapat memberikan bimbingan

mengenai masalah prioritas,

menentukan mana pekerjaan

yang harus diprioritaskan

terlebih dahulu, sesuai dengan

rencana bisnis yang ada.”

Dengan coaching, maka coach dapat

memberikan bimbingan mengenai

masalah prioritas. Jadi, mereka dapat

menentukan mana pekerjaan yang harus

diprioritaskan terlebih dahulu, sesuai

dengan rencana bisnis yang ada.

Dengan coaching, perusahaan juga

dapat melakukan proses memperbaiki

kinerja karyawannya, yang nantinya

akan berpengaruh pada kinerja

perusahaan. Dalam dunia bisnis dan

industri, khususnya departemen sumber

daya manusia, coaching adalah salah

satu teknik untuk mengembangkan

potensi karyawan. Kelebihan coaching

dibandingkan model pelatihan yang lain,

karena dalam coaching ada coach yang

berperan intensif untuk memberikan

pelatihan, juga memantau kehidupan dan

kinerja peserta coaching. Peran coach

itulah yang membuat karyawan menguasai

keahliannya agar jadi lebih baik.

Page 57: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

57Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 58: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

58 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Its Not Festival

Sekitar 6.000 penonton

memadati Rooftop ITC Depok

untuk menyaksikan Its Not

Festival pada hari Sabtu, 29

Juni lalu.

Its Not Festival dimeriahkan oleh musisi-

musisi yang sedang digandrungi anak-

anak milenial, seperti Fiersa Besari, The

Adams, Float, Maliq & D’Essentials serta

Tulus.

Pecinta Musik Indie tentu saja sudah

tidak asing lagi dengan The Adams,

Fiersa Besari dan Float. Fiersa berhasil

mengajak seluruh penonton bersendu ria

dengan single-nya ‘Waktu Yang Salah’,

sedangkan Float dengan lagu andalannya

‘Sementara’ dan ‘Pulang’.

Penonton semakin padat saat Maliq &

D’Essentials tampil. Selama kurang lebih

satu jam, Maliq menghibur penonton

dengan lagu-lagu hits miliknya, dan satu

lagu baru berjudul ‘Senja Teduh Pelita’.

Tulus berhasil menutup acara dengan

manis. Semua lagu yang ia nyanyikan,

diikuti penonton. Termasuk lagu baru

berjudul ‘Adu Rayu’.

“Acaranya seru, sangat terorganisir” ujar

Angga, vokalis Maliq & D’Essentials. Salah

satu penonton, Sonya, juga rela jauh-jauh

datang dari Jakarta untuk menonton band

favoritnya Maliq. “Kalo Maliq manggung di

seputaran Jabodetabek gue usahain buat

nonton. Soalnya udah suka Maliq dari

jaman SMP”.

Selain festival musik, di dalam venue

juga terdapat booth food and beverages

serta games corner yang memanjakan

pengunjung.

Its Not Festival sendiri adalah pra event

SoundFest, sebuah festival musik tahunan

terbesar di Kota Bekasi yang diusung

oleh Mapspro. Festival ini dijadwalkan

akan digelar pada 24-25 Agustus

mendatang bertempat di Sumarecon

Mall Bekasi. Mengusung tema “Dukung

Industri Kreatif”, akan ada banyak musisi-

musisi ternama Indonesia yang tampil di

SoundFest 2019 nanti. Jadi jangan sampai

ketinggalan!

Page 59: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

59Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Festival

17 tahun

Maliq & D’Essentials

Dalam rangka merayakan 17 tahun

berkarya, Maliq & D’Essentials rilis single

terbaru mereka yang berjudul ‘Senja

Teduh Pelita. Lagu yang diciptakan oleh

Widi Puradiredja ini terinspirasi dari kisah

sehari-hari, yaitu bercerita tentang restu

alam semesta. MALIQ & D’Essentials

Yang menarik adalah rekaman lagu ini

direkam di Organic Records Studio

Jakarta pada Januari 2019. Setelah

dilakukan proses mixing, MALIQ &

D’Essentials lalu melakukan proses

mastering di Abbey Road Studio, London,

Inggris. Di lagu ‘Senja Teduh Pelita’

sengaja diselipkan nada upbeat yang fun,

sehingga pendengar bisa lebih mudah

berdansa saat mendengarkan lagu ini.

lewat lagu ini ingin mengungkapkan

terkadang ada semacam tanda-tanda

yang muncul saat kita menginginkan suatu

keadaan.

Dari musiknya sendiri, ‘Senja Teduh Pelita’

mengusung nuansa 70 atau 80an, namun

dikemas dengan kekinian sehingga kaum

milenial juga bisa menikmati. ‘Senja Teduh

Pelita’ bisa mempertemukan era Maliq &

D’Essentials pada album-album awal dan

era yang sekarang.

Diakui Angga, sang vokalis, dalam

waktu dekat Maliq & D’Essentials

akan mengeluarkan album baru dalam

bentuk DVD dengan proses rekaman

juga dilakukan di Abbey Road Studio,

salah satu studio legendaris di London.

Selain itu, Maliq & D’Essentials juga akan

mengeluarkan video klip ‘Senja Teduh

Pelita’.

Page 60: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

60 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari

Rencana tidak akan

mengubah apa-apa.

Eksekusilah yang

bisa mengubah dan

menghasilkan nilai

bagi perusahaan dan

organisasi.”

Rencana Tidak Mengubah Apa-Apa

LEADERSHIP

Sumber : Business vector created by katemangostar - www.freepik.com

Setiap menyambut tahun

baru, sebagian orang

selalu merefleksi terhadap

pencapaian selama setahun.

Mengevaluasi, apa yang telah dicapai

dan apa yang belum tercapai. Kata

resolusi kemudian menjadi hangat

diperbincangkan banyak orang. Banyak

hal yang akan dilakukan di tahun ini.

Tujuan hidup yang lebih baik menjadi

daftar yang ingin dicapai di tahun yang

akan datang. Satu per satu rencana

dituangkan dalam tulisan. Mulai

menabung 10 persen dari penghasilan,

ikut keanggotaan di sebuah gym untuk

menguruskan badan, memulai bisnis,

membaca buku setiap pekannya, jalan-

jalan keliling dunia, membuka cabang

baru, hingga penjualan naik 50 persen.

Banyak rencana yang disusun dan akan

dilakukan. Namun, seringkali resolusi atau

rencana dari tahun ke tahun tidak tercapai.

Page 61: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

61Vol. 114 | Ags - Sep 2019

LEADERSHIP

“Sebuah ide dan

rencana itu tidak ada

apa-apanya. lebih

penting lagi adalah

bagaimana kita bisa

mengeksekusi ide dan

rencana tersebut. tidak

heran jika sebuah ide

itu dikatakan “murah”,

sedangkan yang “mahal”

adalah kemampuan

eksekusi dari sebuah

ide.”

Demikian juga dengan sebuah korporasi,

banyak hal yang akan dilakukan setiap

tahunnya.

Pertanyaannya adalah, apakah menyusun

rencana hanya sebatas tradisi dan

kewajiban ketika awal tahun menjelang?

Rencana itu penting. Tetapi rencana

saja tidak akan mengubah apapun.

Eksekusilah yang mengubah sesuatu.

Seringkali kita menghabiskan waktu dan

energi pada tahap perencanaan, tapi tidak

untuk eksekusi. Perencanaan itu penting,

merupakan bagian dari proses untuk

mencapai suatu tujuan.

Proses perencanaan tidak dapat berdiri

sendiri, untuk mencapai tujuan dibutuhkan

eksekusi yang baik dari rencana yang

telah disusun dan ditetapkan. Sebagian

besar rencana gagal dijalankan, karena

adanya gap eksekusi. Rentang waktu

antara rencana dibuat dan eksekusi

dilakukan. Semakin lama rentang waktu,

semakin buruk eksekusi yang dilakukan.

Jika Anda ingin bugar, sekarang juga

pergi ke lapangan untuk jogging keliling

lapangan. Tidak pakai nanti.

Anda dapat membuat rencana yang

matang. Tapi tidak akan ada artinya

jika rencana tersebut minim eksekusi.

Rencana dan eksekusi merupakan

dua faktor yang sangat memengaruhi

keberhasilan. Seringkali banyak pemimpin

yang terlalu fokus menyusun rencana

dan strategi, tapi mengesampingkan

eksekusinya. Banyak pemimpin gagal

menjalankan kepemimpinannya karena

terlalu mengandalkan strategi yang

canggih tapi lemah pada eksekusi.

Strategi tak ubahnya sebuah harapan

yang ditulis di secarik kertas tanpa pernah

direalisasikan, jika pemimpin tak memiliki

kemampuan eksekusi.

Sebuah ide dan rencana itu tidak ada

apa-apanya. Lebih penting lagi adalah

bagaimana kita bisa mengeksekusi

ide dan rencana tersebut. Tidak heran

jika sebuah ide itu dikatakan “murah”,

sedangkan yang “mahal” adalah

kemampuan eksekusi dari sebuah ide.

Banyak orang yang terjebak dan terlena

dalam penyajian wacana, pemikiran atau

rencana yang sangat bagus tapi tanpa

realisasi yang nyata.

Yang terpenting adalah realisasi yang

memerlukan keberanian untuk melakukan

eksekusi. Memang ada risiko. Membuka

warung nasi, ada risiko pembeli yang

datang sedikit, merugi, modal tidak

kembali dan ada risiko gagal. Ini yang

membuat orang takut untuk memulai

bisnis.

Seorang pemimpin akan selalu terpapar

risiko gagal. Jika dia bertindak dan gagal,

maka dia gagal sekali. Jika dia bertindak

lagi dan gagal, itu berarti dia gagal dua

kali. Tetapi, jika dia tidak berani bertindak,

dia gagal seumur hidup.

Eksekusi! Eksekusi! Eksekusi! Eksekusi

dan Eksekusi. Inilah lima kelemahan

utama yang membuat banyak rencana

istimewa tidak jadi kenyataan.

Rencana tidak akan mengubah apa-apa.

Eksekusilah yang bisa mengubah dan

menghasilkan nilai bagi perusahaan dan

organisasi.

Page 62: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

62 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Entertainment

HI-D adalah grup duo

pendatang baru di dunia

musik Indonesia yang berada

dibawah naungan label musik

INDO SEMAR SAKTI. Beranggotakan

2 musisi keren yaitu Ilham dan Hany,

yang sebelumnya sudah cukup lama

berkecimpung di dunia musik dan telah

memiliki karya sendiri.

Ilham Baso sudah dikenal masyarakat

Indonesia sejak mengikuti ajang pencarian

bakat “Indonesia Idol” season 3 dan

berhasil mencapai 6 besar. Selain itu, ia

juga dikenal sebagai seorang produser

dan pencipta lagu untuk beberapa artis

ternama seperti Sammy Simorangkir

“Tulang Rusuk”, Bastian Steel “Lelah”,

Delon “Kamu Cukup” dll. Salah satunya

lagu yang paling hits yang diciptakan

Ilham adalah lagu “Bukan Dia Tapi Aku”

yang dipopulerkan oleh Judika.

Hany Pattikawa adalah penyanyi jebolan

acara ajang pencarian bakat di Televisi

‘Rising Star 2016’. Sebelumnya, Hany

“TIBA-TIBA SAYANG”

HI-D

pernah merilis beberapa single seperti

“Don’t Worry Baby”, “When I Fall In Love”

dan beberapa lagu berbahasa daerah

Maluku.

Kini HI-D hadir dengan single perdana

yang berjudulnya “Tiba-Tiba Sayang”.

Lagu yang diciptakan oleh Ilham sendiri

ini, bercerita tentang pertemuan pertama

yang tidak disengaja menumbuhkan rasa

suka dan sayang. “Ide lagu ini saya dapat

dari curhatan teman. Dari omongan teman

itu terucap kata ‘Tiba-tiba Sayang’. Saya

langsung kepikiran, sepertinya menarik

juga untuk dijadikan tema lagu”, ucap

Ilham soal ide awal lagu ini.

Nama HI-D sebenarnya adalah singkatan

dari HI-Definition, yang diambil dari inisial

nama mereka masing-masing. “Kenapa

HI-Definition karena sebenarnya kita

berdua itu mau mencoba untuk melakukan

segala sesuatunya berdasarkan

definisi kita. Setiap orang kan definisi

bermusiknya berbeda-beda. Nah kita mau

HI-D ini lebih cenderung pada apa yang

kita mau buat. Jadi kita coba bikin yang

enak aja sesuai keinginan kita. Bahwa

karya ini kami buat dari hati. Suka atau

tidaknya, kita kembalikan ke pendengar.

Layaknya di musik kan banyak genre. Ada

yang suka musik RnB, tapi ada juga yang

suka musik Pop, kami menyuguh musik

kami yang seperti ini untuk meramaikan

dunia musik Indonesia”, jelas Hany.

Dengan kemampuan vokal yang luar biasa

dan musikalitas yang baik, HI-D rasanya

bisa menjadi angin segar di dunia musik

Indonesia. Seperti harapan Ilham dan

Hany, bahwa musik adalah jalur terbaik

yang mereka pilih untuk berkarya. “Kami

berharap kehadiran dan karya kami ini,

bukan cuma bisa diterima dengan baik

oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Namun juga, semoga dapat menjadi

berkat bagi banyak orang. Yang pasti

karena kami berkarya lewat musik, kami

selalu ingin memberikan yang terbaik bagi

dunia musik Indonesia,” tutup Ilham.

Page 63: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

63Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 64: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

64 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

MAu MencARI PRoPeRtI yAnG sePeRtI APA?

Property&I

Seorang kawan lama mengirimkan pesan :

Kawan : Bu, punya vila dijual, budget

maximum Rp. 10 M.

Saya : Ada.., bisa kasih tahu spesifikasi

yang dicari seperti apa?

Kawan : Buat Bule

Saya : Heh! okay.., lokasi yang

diinginkan dimana, berapa kamar, luasan

tanah dan bangunan, tujuan buat apa (dan

beberapa pertanyaan lainnya).

Kawan : Waduh.., profesional sekali

pertanyaannya, sebentar saya tanyakan

dulu.

Saya : OK

ww

w.c

onsta

nta

-pro

pert

ies.c

om

Sejak percakapan itu, seminggu

kemudian berlalu, dan sampai

sekarang belum ada klarifikasi

lagi dari kawan tersebut.

Bingung kali beliau.

Sepertinya di pulau Bali, semua orang

merupakan agen properti. Mulai dari kelas

teri sampai kelas ikan paus, semua ada.

Mulai dari yang sangat tradisional seperti

petani atau penduduk sekitar yang lewat

pada saat “investor ingak-inguk”, sampai

ke level profesional baik tingkat nasional,

maupun internasional.

Pada dasarnya, mencari properti itu bisa

dibikin gampang dan juga bisa dibikin

pusing.

Saya punya customer yang selama 5

tahun terakhir belum juga menemukan

apa yang dicari. Sepertinya, beliau masih

tidak tahu apa yang dicari. Berikut adalah

beberapa hal yang dapat “dipertajam”

dalam mencari properti :

1. KeGunaan DaRI PRoPeRTy

Apakah untuk rumah tinggal, disewakan,

multi fungsi atau komersial.

2. TUJUAN MEMILIKI PROPERTY

Apakah untuk mendapatkan cash flow

dari rental? Apakah lebih menitikberatkan

capital gain? Apakah kombinasi cash flow

dan capital gain?

Page 65: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

65Vol. 114 | Ags - Sep 2019

TOP PICK OF THE MONTH3. LOKASI DARI PROPERTI

Apakah daerah sepi, atau dekat

keramaian, atau dekat pantai, atau

pegunungan dan lain sebagainya

4. SPESIFIKASI DARI PROPERTI

Apakah tanah/ruko/rumah/villa, berapa

kamar tidur, berapa luasan bangunan,

luasan tanah.

5. PERTANYAAN LAINNNYA

Berapa budget yang disediakan, kapasitas

pinjaman, apakah cari distress asset,

premium asset, akses jalan, daerah macet

atau potensi macet, dekat dengan gym,

tempat yoga, ada view sungai, view

sawah, gunung dan lainnya.

Semakin detail pertanyaan tersebut dapat

dijawab, dan dikomunikasikan kepada

agent atau buyer agent, semakin cepat

dapat ditemukan properti yang diinginkan.

Goodluck! (adv)

JOIN OUR DREAM TEAM

([email protected])

GAIA Property Bali for All your property

NEED. Rental, Sale, Management and

Building of property, hubungi kami!

Oleh : Suzana Chandra

IG : @suzanachandra

Tanah Los PantaiPANTAI SANUR7.5 Ha ; IDR 750 juta/are

1. BEACH FRONT LAND - Saba

Beach, Beach Frontage 240m - land

6 ha - asking price IDR 580 juta/are

(ref:GAIA-LS-SB0078)

2. NEW APARTMENT - Canggu, Land

91 m2 - asking price IDR 3.486 M (ref:

GAIA-AS-CG0090)

3. QUALITY VILLA CLASSIC, design 3

bedroom - fully furnished - Canggu

- Land 295 m2 building 200 m2,

asking price IDR 7.9M (ref: GAIA-VS-

CG0032)

4. HOT DEAL. Residential House di

Jimbaran area 3 bedroom - land 110

m2 building 90 m2 asking price IDR

1M (ref: GAIA-RS-JB0091)

5. FOR RENT ! Commercial building -

premium location - Canggu - Land 70

m2 building 135 m2 asking price IDR

830 juta per 3 tahun (ref: GAIA-RR-

CG0092)

Page 66: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

66 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Entrepreneur

AgoEng SoEdARtAnto PoEtRA

Mulai Dari Koreografer Tari Sekolah, KiniKe Kancah Nasional

Dari pintu ke pintu mendatangi

teman dan keluarga untuk

mengenalkan sekolah

modelling yang dirintisnya,

merupakan strateginya menggaet murid.

Di garasi pinjaman dari tantenya, Agoeng

menularkan ilmunya. Ia berprinsip,

pekerjaan yang dilakukan dengan hati,

akan membawa pada kebahagiaan.

Agoeng Soedartanto Poetra, begitu nama

yang disematkan kedua orangtuanya.

Kelahiran Jember, 27 Oktober 1966

dari pasangan Mas Agoes Soedir dan

Hj. Siti Maryam. Sejak kecil, pengagum

Guruh Soekarno Putra ini sudah ditempa

untuk hidup mandiri dan sederhana.

Ketika Agoeng lahir, sang Ayah menjabat

Kapolsek Rambipuji, Jember, sedangkan

ibunya seorang guru. Kelak, tempaan

kedua orangtuanya ini dirasakan Agoeng

sangat berguna bagi karir profesionalnya

di dunia fashion dan modelling.

Ditemui di studio sekaligus kediamannya

di kawasan Soekarno Hatta, Malang,

belum lama ini, laki-laki yang akrab disapa

Panda oleh orang-orang terdekatnya ini

dengan senang membagi kisah hidupnya.

Tanggal 18 September 1990, sejarah

hidupnya di dunia fashion dan modelling di

Kota Malang ia mulai. Impiannya terwujud,

sekolah modelling resmi ia dirikan. Dengan

keyakinan, siapa saja yang ingin serius

Page 67: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

67Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Entrepreneur

menerjuni dunia model profesional, harus

punya ilmu dan wawasan.

Ellite Model, nama yang ia sematkan

untuk sekolahnya. Nama itu, kenang

Agoeng adalah ide dari temannya. Meski

bernama Ellite Model, bukan berarti

lokasinya di kawasan elit atau di gedung

mewah. Agoeng yang juga pembina

Kakang Mbakyu Malang ini justru

meminjam garasi tantenya di kawasan

Monginsidi, Malang untuk disulap sebagai

studio tempat belajar mengajar.

Ketika menamai sekolahnya dengan Ellite

Model, dirinya belum tahu jika ada model

agency besar Elite Model yang didirikan

John Casblancas di Paris. Pertimbangan

itulah, kelak akhirnya ia memutuskan

untuk mengubah nama sekolahnya

menjadi Color Indonesia Models di tahun

1994.

Agoeng tak ingin bermasalah di kemudian

hari, meski tulisan Ellite dan Elite Model

Paris pada dasarnya berbeda. ”Saya

juga tidak ingin dicap mengekor Elite

Model Paris. Saya ingin jadi diri sendiri,

tidak ingin meniru orang lain apalagi yang

sudah punya nama besar untuk mendapat

ketenaran,” terang laki-laki yang menjalani

masa kecil dan remaja di Banyuwangi ini.

Nama Color Indonesia Models bertahan

hingga 2002. Lalu, ia menggantinya

dengan nama Color Models Inc yang

bertahan hingga saat ini. Ada alasan

mengapa nama itu dipilihnya. Kata

Agoeng, siswa yang belajar di sekolahnya

berasal dari berbagai kalangan, suku, ras,

dan agama.

Ada Jawa, Kalimantan, Arab, keturunan

Jerman dan lainnya. ”Berwarna-

warni. Nama Color merepresentasikan

keberagaman itu,” terangnya.

Agoeng mengingat, ketika merintis

sekolah, ia hanya berpromosi secara

sederhana. Ia datangi rumah kawan dan

saudara untuk menyampaikan keberadaan

sekolah dan visi misinya. Bertemu

langsung dengan banyak orang, bisa

membuatnya berkomunikasi lebih leluasa.

Dan cara itu terbukti sangat efektif.

Empat orang murid berhasil digaetnya

untuk belajar. Meski di kelas perdana

hanya mengajar segelintir murid saja, tapi

sudah membahagiakan dirinya.

Ia mengajar dengan semangat dan

profesional, tanpa asisten. Penggemar

karakter Panda ini mengajar seluk-beluk

dunia model, cara berjalan di atas catwalk

dan banyak hal yang dibutuhkan di dunia

model profesional.

Tak hanya mengajar di Malang saja. Laki-

laki berkacamata ini juga mendapatkan

murid di sejumlah kota di Jawa Timur,

seperti Tulungagung, Banyuwangi, Jember

dan lainnya. untuk mengajar, Agoeng

mendatangi mereka untuk mengajar privat

fashion dan modelling. ”Ada juga ibu-ibu

pejabat yang minta dilatih etiket, fashion,

table manner dan sebagainya,” ujarnya

berbinar.

Dalam perjalanannya, siswa Color

Indonesia Models Inc terus bertambah

jumlahnya. Ia membuka kelas mulai anak-

anak, remaja dan dewasa. Peminatnya di

setiap kelas pun luber. Ia pernah mengajar

siswa yang baru berusia dua tahun.

Agoeng juga menerima banyak murid

dari luar daerah yang ingin belajar untuk

kemudian jadi instruktur di tempatnya.

Dalam mengajar, Agoeng tak pernah

segan membagikan semua ilmu kepada

siswanya. Ia berprinsip, buah yang

memiliki biji untuk ditanam kembali

akan melahirkan banyak pohon baru.

”Kebanggaan saya akan berlipat saat

mendengar kabar sebagian besar siswa

saya sukses mendirikan sekolah modelling

dan agency sendiri,” tandasnya.

Sejumlah nama seperti Fitri Fiza, Kadek,

Tangting, dan Asmadi adalah murid-

muridnya yang sudah sukses mendirikan

sekolah modelling sendiri.

“Agoeng tak pernah segan

membagikan semua

ilmunya kepada siswanya.

Ia berprinsip, buah yang

memiliki biji untuk ditanam

kembali akan melahirkan

banyak pohon baru.

”Kebanggaan saya akan

berlipat saat mendengar

kabar sebagian besar siswa

saya sukses mendirikan

sekolah modelling dan

agency sendiri,..”

Page 68: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

68 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Entrepreneur

Kemudian, Marcellino, Rizal Djibran,

Faris Djibran, Della Puspita, Cindy Fatika

Sari, Eza Gionino dan Taufik Zein, adalah

alumnus Color yang diperhitungkan di

dunia enternain ibukota.

Dari tangannya, Agoeng juga mencetak

siswa yang kemudian lolos menjadi finalis

Putri Indonesia, seperti Felicia, Nadia, Peni

dan Tiffany. untuk Miss Indonesia, ada

Jesica dan Ovia Dian, lalu di pemilihan

Wajah Femina, ada Magda, Elvira, Nindy,

Bondan, Inge, Rani dan Lia Chandra.

”Kebahagiaan seorang guru tak lain ketika

anak-anak didiknya bisa berprestasi dan

sukses melebihi gurunya,” ujar Agoeng

melanjutkan.

Agoeng mengembangkan usahanya

dengan membuka agency. Itu dilakukan

untuk melatih dan meningkatkan skill

para model, membuatkan portofolio dan

tentunya mencarikan job untuk para

model yang bernaung, seperti ; fashion

show, pemotretan maupun iklan.

untuk merekrut para model, ia

tak serampangan. Ia juga tidak

mengistimewakan alumnus sekolahnya

untuk bisa masuk agency-nya setelah

lulus. ”Saya harus tetap profesional,

mempertimbangkan potensinya dalam

dunia industri model dan hiburan,”

paparnya.

Seiring waktu, ia juga merintis Color

Personality Development, yang bergerak

dalam memberikan pelatihan seputar

pengembangan kepribadian dan Sumber

Daya Manusia (SDM). Kliennya sebagian

besar adalah perusahaan-perusahaan

yang butuh jasa untuk mendidik staf dan

pegawai untuk memberikan pelayanan

bagus pada customer, serta perubahan

sikap dan perilaku lebih baik pada

anggotanya.

Bidang lainnya yang ia kembangkan

yakni event organizer. Selama ini, tender

datang justru dari klien yang pernah di

handle Agoeng. Beberapa proyek yang

ditangani seperti pembukaan departement

store, butik dan kini merambah wedding

organizer. untuk mendukung kelancaran

divisi usahanya, Agoeng dibantu sejumlah

staf dan kru. ”Saya bersyukur memiliki

tim yang bekerja dengan profesional,”

katanya.

Berjuang dari nol

Kesibukan wara-wiri ke luar kota,

membuat Agoeng akrab dengan bus.

Masa awal-awal membangun sekolah

modelling itu, tuturnya, ia belum memiliki

kendaraan pribadi. Meski begitu, ia tak

gengsi. Walau di luaran sana, dunia

fashion dan modelling identik dengan

kehidupan glamour. Agoeng justru apa

adanya. ”Saya juga biasa bertemu klien

atau ke tempat show dengan sepeda

motor kalau di dalam kota,” ujarnya sambil

tertawa kecil.

Baginya, bergaul di dunia modelling cukup

menjadi diri sendiri. Tak perlu gengsi

dan ingin dilihat ”wah” di mata orang

lain. Menurutnya, jujur dan hidup sesuai

kemampuan jauh lebih membahagiakan.

Agoeng mengaku, beli barang sesuai

kebutuhan dan tidak gila merek. ”Yang

penting saya nyaman memakainya, tak

perlu mahal,” ujarnya.

Memulai debut karirnya sebagai

koreografer tari sejak di bangku SMu,

Agoeng menampilkan karya pertamanya

di panggung Pentas Seni Sekolah setiap

semester. Ia menamai karya pertama yang

diciptakannya dengan nama ”Karyaku

untukmu.”

Dengan kaset Guruh Soekarno Putra,

laki-laki yang menjalani masa kecil

hingga remaja di Banyuwangi ini juga

melatih para penari untuk benar-benar

bisa menari dengan gemulai. Tak hanya

itu, bungsu dari empat bersaudara ini

juga menyelaraskan gerakan para penari

hingga menyajikan satu pertunjukan yang

indah dan megah. Dia juga menyiapkan

seluruh kostum yang dikenakan para

penari untuk mendukung pementasan.

Page 69: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

69Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Entrepreneur

Pertunjukan tari ”Karyaku untukmu”,

menjadi semacam kontemplasi bagi

Agoeng, bahwa menjadi koreografer

itu tidaklah mudah. Ia harus berkali-kali

melatih penari untuk menguasai tarian.

Pertimbangan itulah yang akhirnya

membuat Agoeng mengubah cita-citanya.

Tetap menjadi koreografer tapi di bidang

peragaan busana. Kebetulan, dirinya

pernah menyiapkan fashion show di

sekolahnya, dan prosesnya lebih mudah

dan tidak butuh waktu lama.

Menempuh pendidikan S1 di Fisip

universitas Merdeka (unmer) Malang,

Agoeng terus mengasah bakatnya

di bidang koreografi. Ia mengerjakan

koreografi untuk almamaternya atas

permintaan adik-adik kelasnya. Tercatat

ada tujuh seri tarian yang diciptakan

sejak ia duduk di bangku SMu hingga

mahasiswa. ”Setelah itu, saya tidak mau

lagi bikin koreografi. Harus ada regenerasi

dari setiap angkatan. Saya yakin mereka

bisa dan harus diberi kesempatan,”

kenangnya sembari tersenyum.

Lulus kuliah, Agoeng semakin

memantapkan pilihan hidupnya dengan

sekolah di OQ Modelling School di

Jakarta milik peragawati senior Okky

Asokawati. Ia merasa bersyukur mendapat

dukungan keluarga. Ayahnya mendorong

dirinya untuk belajar koreografi secara

profesional. Sedangkan biaya studi

ditanggung oleh kakak keduanya.

Dengan penuh semangat, Agoeng

berangkat ke Jakarta untuk sungguh-

sungguh belajar fashion dan modelling.

Sempat, katanya ia merasa tidak percaya

diri ketika akan memulai belajar. Di depan

Okky Asokawati, ia meyakinkan sang guru

bahwa ia ingin menjadi koreografer, bukan

jadi model. Dirinya sadar, posturnya tidak

memenuhi standar menjadi peragawan.

Agoeng berusaha menyerap semua ilmu

yang diberikan Okky dengan sebaik-

baiknya. Apalagi, lanjutnya, sosok

gurunya tidak pelit berbagi ilmu. Di setiap

kesempatan, sang guru, kata Agoeng

kerap berbagi cerita tentang pengalaman

di dunia model. ”Saya merasa beruntung

bisa berguru pada Okky Asokawati. Saya

banyak menimba ilmu dan wawasan.

Pikiran saya jadi terbuka untuk melihat

dunia,” lanjutnya.

Penyuka bacaan kesehatan ini tak dapat

melupakan pengalamannya ketika diajak

Okky dan suaminya menonton show Iwan

Tirta di tempat Pieter Saerang. Bertemu

para duta besar hingga keluarga keraton

Solo dan Yogyakarta yang menonton

pagelaran membuat dirinya bangga dan

beruntung. Mengingat tak semua murid

di sekolah modelling Okky bisa dapat

kesempatan seperti itu.

usai menyaksikan fashion show

tersebut, Agoeng langsung berangkat

ke Palembang untuk pagelaran dan

dilanjut liburan ke Eropa bersama

Okky Asokawati. Program jalan-jalan

gratis dari sebuah biro perjalanan

itu menginspirasinya untuk menjadi

koreografer yang bisa berkarya keliling

Indonesia. ”Waktu itu, saya juga bercita-

cita jika sudah sukses, akan liburan ke luar

negeri mengajak kawan-kawan dengan

gratis,” imbuhnya mengenang.

Sempat dilema

Meski mendapat restu keluarga untuk

menekuni passion-nya, bukan berarti

perjalanan Agoeng memerjuangkan

impiannya tanpa hambatan. Ia ternyata

sempat mengalami situasi dilematis. Tak

lain ketika Ayahnya meminta ia untuk

daftar PNS. Masa itu, pekerjaan menjadi

abdi negara adalah dambaan banyak

orang.

Waktu itu, kenangnya, dirinya sudah

lulus dari OQ Modelling School. Agoeng “Pertunjukan tari ”Karyaku

Untukmu”, menjadi semacam

kontemplasi bagi Agoeng,

bahwa menjadi koreografer

itu tidaklah mudah. Ia harus

berkali-kali melatih penari

untuk menguasai tarian.

Pertimbangan itulah yang

akhirnya membuat Agoeng

mengubah cita-citanya. Tetap

menjadi koreografer tapi di

bidang peragaan busana.”

Page 70: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

70 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

memilih untuk kembali ke Malang. Ia

menolak tawaran Okky Asokawati untuk

mengajar di lembaganya. Meski ia tahu,

dengan bekerjasama dengan top model

wahid tanah air, bisa membuka jalannya

untuk membangun karir dan jaringan luas

dengan orang-orang yang berkecimpung

di dunia model nasional. ”Saya sudah

berkomitmen untuk mendedikasikan

ilmu dan pengalaman di Malang

yang belum banyak disentuh tangan-

tangan koreografer dan mereka yang

paham dunia fashion,” terang Agoeng

mengenang.

Dia menuturkan, meski dalam hati

kecilnya menolak pilihan Ayahnya, tapi

bukan lantas membuatnya melawan

orangtua. Dengan jujur, kolektor keramik

lawasan ini menghadap orangtuanya

untuk mengemukakan keresahan hatinya.

Berikut meyakinkan Ayahandanya bahwa

pekerjaan yang menghasilkan uang

tak hanya jadi abdi negara saja. ”Saya

katakan pada beliau, bahwa saya bisa

sukses menjadi koreografer. Saya bisa

survive melalui passion yang saya cintai,”

terangnya.

Bagi Agoeng, jujur sejak awal lebih baik

daripada memaksakan diri untuk sekedar

menyenangkan Ayahnya.

Singkat cerita, Ayahnya luluh dengan

pilihan Agoeng. Sejak itu, laki-laki

yang suka travelling ini mulai menjalani

pekerjaan koreografer. Bekal pendidikan

di sekolah modelling ternyata tidak

cukup untuk meyakinkan orang

lain bahwa dirinya bisa menangani

koreografer fashion. Bahkan tak sedikit

yang memandangnya sebelah mata

ketika mendengar rencana dirinya akan

Entrepreneur

membuka sekolah modelling.

Apakah Agoeng patah semangat? Tidak.

Ia berpikiran positif bahwa orang-orang

yang meragukan kemampuannya semata

karena belum mengenal dirinya. Dia

bergeming. Baginya, satu-satunya cara

untuk menunjukkan bahwa dia mampu

adalah dengan karya nyata.

Meski gigih dengan cita-citanya, Agoeng

tetap realistis. untuk mewujudkan sekolah

impiannya tetap membutuhkan biaya.

Dia tidak mungkin minta modal kepada

keluarga. Ia ingin berdiri dengan kakinya

sendiri.

Maka, ketika diterima kerja di sebuah

pabrik sisa-sisa benang untuk membuat

kain pel di Gresik, ia melakukannya

dengan sungguh-sungguh. Pekerjaan

kasar yang dilakoninya memang berat. Ia

harus menimbang, mengisinya dengan

benang lantas menimbang ulang untuk

tahu berapa kilo sisa-sisa benang. Ia

berusaha tidak mengeluh.

”Saya memahami bahwa untuk

mewujudkan cita-cita, harus bekerja

keras dan mau berusaha dari nol,” terang

Agoeng yang selalu menonton MNC

Fashion ini.

Gaji yang diperolehnya dari pekerjaan

itu ia atur sedemikian rupa. Dengan Rp

120 ribu per bulan, Agoeng tidak lupa

menyisihkan penghasilannya untuk

ditabung. Hidup ”prihatin” bagi dirinya

tak masalah. Ia sudah terbiasa sederhana

sejak kanak.

Enam bulan bekerja di pabrik sudah

cukup baginya. Dia sudah mencicip

bagaimana ”ikut” orang lain dan betapa

kerasnya pekerjaan. Pengalaman ini

memberi makna bagi hidupnya. ”Kelak,

jika saya memiliki usaha sendiri, harus

bisa menghargai tim yang bekerja. Siapa

pun dalam kapasitasnya masing-masing,

karena mereka punya andil keberhasilan

sebuah pekerjaan,” terangnya.

BerkolaBoraSi dengan

deSainer papan ataS

Agoeng bersyukur menjadi koreografer

fashion, karena dunia itu sudah menjadi

passion sejak kanak. Ratusan karya sudah

ia telurkan. Pekerjaan yang dilakoninya

itu juga membuatnya berelasi dan

bekerjasama dengan banyak model dan

desainer. Tercatat lebih dari 200 desainer

pernah bekerjasama dengannya.

Ia menuturkan, faktor penting yang

mendukung keberhasilan fashion show

yaitu pemilihan musik yang tepat untuk

mengiringi jalan para model. Musik,

lanjutnya berperan penting karena harus

disesuaikan dengan tema busana serta

pagelaran fashion. ”Musik memberi

pengaruh dalam fashion show selain

busana yang diperagakan para model.

Jadi satu kesatuan utuh,” terangnya.

Agoeng yang pernah mengkoreografi

fashion show Anne Avantie, Ali Charisma,

Musa Widyamojo, Deden Siswanto

dan lainnya ini, memaparkan bahwa

pekerjaannya tidak bisa dilakukan sendiri.

Laki-laki yang pernah menjadi Ketua

Asosiasi Modelling Malang (2012) ini

menyebut, ia harus bisa bersinergi baik

dengan desainer, music director dan para

Page 71: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

71Vol. 114 | Ags - Sep 2019

“..faktor penting yang

mendukung keberhasilan

fashion show yaitu pemilihan

musik yang tepat untuk

mengiringi jalan para

model. Musik, lanjutnya,

berperan penting karena

harus disesuaikan dengan

tema busana serta pagelaran

fashion. ”Musik memberi

pengaruh dalam fashion

show selain busana yang

diperagakan para model.

Jadi satu kesatuan utuh.”

Entrepreneur

model.

”Saya menciptakan koreografi sesuai

dengan musik yang dibuat dan

konsep yang diinginkan perancang

busana, setelah itu giliran para model

yang fitting baju dan desainer membuat

urutan model yang keluar di catwalk,” ujar

Agoeng yang pernah dipercaya menjadi

trainer BPR se-Jatim ini.

Dari sekian banyak pengalamannya, ia

terkesan ketika dipercaya menangani

fashion show Gregorious Vicy, Hary

Ibrahim, Deden Siswanto, Anne Avantie

dan Sebastian Gunawan.

”Saya harus mendiskusikan konsep dan

memaparkan koreografi untuk busana-

busana mereka secara detil. Mereka

menginginkan pagelaran peragaan

busananya sempurna,” urai Agoeng yang

sejak awal berkarya selalu terlibat dalam

berbagai event beauty pageant di berbagai

daerah Jawa Timur.

Berkolaborasi dengan desainer papan

atas, kata Agoeng tidaklah mudah.

Karena semuanya harus tepat dan

sempurna. Sehingga tak heran jika

tekanan pekerjaannya tinggi. Namun hal

itu justru membuat Agoeng yang pernah

menjadi koreografer Surabaya Fashion

Week itu merasa tertantang dan menjadi

pengalaman tersendiri baginya. Dengan

begitu, lanjutnya, ia bisa termotivasi untuk

terus menciptakan ide-ide kreatif. ”Saya

juga melatih diri untuk mengontrol emosi

ketika sedang proses menciptakan karya,

latihan dengan model hingga pelaksanaan

Page 72: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

72 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

fashion show,” jelasnya.

Agoeng juga dipercaya menangani

koreografi Surabaya Fashion Parade

yang menampilkan karya para desainer

seperti; Deden Siswanto, Barly Asmara,

Musa Widyatmodjo dan lainnya. Selain

itu ada pula 18 desainer dari Asosiasi

Perancang Pengusaha Mode Indonesia

(APPMI) BPD Jawa Timur, seperti; Djoko

Sasongko, Kharis Kirani, Yunita Kosasih,

Melia Wijaya, Lia Afif dan lainnya.

Sejumlah brand dunia juga dia pegang

koreografinya dalam Surabaya Fashion

Parade, seperti ; Guess, Banana

Republik, Mango, Gosh, Lee Cooper, Et

Cetera, Lee dan Wrangler.

Agoeng yang saban pagi tak pernah

absen baca koran ini menyebut,

kesuksesannya ini tak lain karena

dukungan orangtua dan keluarganya.

Ia merasa, doa ibunya mengantarkan

dirinya pada kehidupan saat ini.

“Bertemu banyak orang juga

bisa mengisi batin untuk terbuka

dengan banyak hal baru.”

Kesibukannya yang padat baik mengajar

mau pun menciptakan koreografi

pagelaran show membuatnya butuh

refreshing. Travelling ke luar negeri ala

backpacker jadi pilihannya. Laki-laki

yang sedang menyiapkan roadshow

di lima kota besar di Indonesia

bekerjasama dengan salah satu

perusahaan kosmetika ini melakukan

Entrepreneur

hobinya tak sendiri. ”Saya backpacker-an

dengan sahabat dan tim,” terangnya.

Backpacker-an dipilihnya, karena lebih

leluasa untuk mengeksplorasi banyak

tempat dan mengenal budaya serta

keseharian negara yang dikunjungi.

”Travelling seperti itu bisa memberi

inspirasi dan ide dalam berkarya. Bertemu

banyak orang juga bisa mengisi batin

untuk terbuka dengan banyak hal baru,”

tuturnya sambil menunjukkan sejumlah

koleksi suvenir dari perjalanannya ke

sejumlah negara.

Saat travelling, dirinyalah yang membayari

seluruh biaya perjalanan orang-orang yang

diajaknya. Ia melakukan itu, lanjutnya,

karena dulu, sering diajak desainer untuk

pergi jalan-jalan baik dalam maupun

luar negeri. ”Saya terinspirasi untuk bisa

melakukan hal yang sama, mengajak

kawan, sahabat, saudara dan tim untuk

melihat dunia yang luas,” katanya.

untuk keperluan jalan-jalan itu,

Agoeng punya kebiasaan menyisihkan

penghasilannya ke dalam tabungan piknik.

Dengan begitu, ia tak merasa berat untuk

mengajak orang lain plesiran, karena ia

sudah menyiapkan anggarannya.

Bermunculannya sekolah modelling dan

agency di Kota Malang membuatnya

senang. Karena artinya, dunia fashion dan

modelling semakin hidup. Ia tak merasa

tersaingi. Justru, dirinya bisa bermitra

dengan lembaga lain dan bekerjasama

dengan lebih banyak model.

Ditanya apa arti bahagia? Agoeng

mengungkapkan bahwa bagi dirinya,

kebahagiaan adalah ketika bisa

bermanfaat dan membahagiakan orang

lain. Secara pribadi, ia merasa sukses.

Karena mimpinya sudah terwujud. “Tapi

kesuksesan yang sesungguhnya, hanya

orang lain yang menilainya,” pungkas

Agoeng mengakhiri wawancara. (Yeti

Kartikasari)

“Agoeng mengungkapkan

bahwa bagi dirinya,

kebahagiaan adalah

ketika bisa bermanfaat

dan membahagiakan

orang lain. Secara pribadi,

ia merasa sukses. Karena

mimpinya sudah terwujud.

“Tapi kesuksesan

yang sesungguhnya,

hanya orang lain yang

menilainya,..”

Page 73: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

73Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 74: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

74 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Kementerian Komunikasi dan

Informatika (Kemkominfo),

telah membuka pendaftaran

program pembinaan Gerakan

Nasional 1000 Startup Digital hingga akhir

tahun ini. “Selama 3 tahun perjalanan

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital,

telah memberikan kesempatan bagi

puluhan ribu anak Indonesia untuk

mendapat wadah merealisasikan mimpi

besar mereka melalui solusi digital, di

tahun ini Gerakan Nasional 1000 Startup

Digital hadir dengan strategi, tahapan dan

fitur-fitur yang berbeda dari sebelumnya.

Dengan penampilan baru kita akan rilis

Ignite the Nation, Kobarkan Bangsa!

Membangun Bangsa Dengan Mimpi!

Mimpi Besar yang merupakan solusi

bangsa dan dunia!” jelas Direktur Jenderal

Aplikasi Informatika Kemkominfo, Semuel

Abrijani Pangerapan.

Gerakan penampilan baru ini membawa

konsep untuk perluasan skala dan

peningkatan kualitas pengembangan

startup digital, termasuk mengajak

kementerian dan lembaga lain serta mitra

lokal. Tak hanya itu, kurikulum program

pun telah direvisi dengan fokus pada

inkubasi. Selain itu, portofolio dan kualitas

mentor akan ditingkatkan dan terjadwal

PENDAFTARAN GERAKAN NASIONAL 1000 STARTUP

DIGITAL 2019 DIBUKA SEPANJANG TAHUN

Community

dengan baik, menurut Staf Khusus

Menteri Kominfo Bidang Ekonomi Digital,

Lis Sutjiati. “Gerakan ini bukan sekolah,

tapi merupakan upaya untuk menciptakan

ekosistem ekonomi digital. Apalagi di

Indonesia masih banyak peluang untuk

membuat solusi dari permasalahan

sehari-hari sampai masalah kota dan

bangsa; mulai dari pertanian, pendidikan,

kesehatan dll,” ungkap Staf Khusus

Menteri Kominfo Bidang Ekonomi Digital.

Faye Alund, CEO Kumpul, menjelaskan,

“Kami sangat mengapresiasi Kemkominfo

untuk kepercayaannya kepada Kumpul

sebagai koordinator nasional program

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.

Kumpul sebagai platform pembelajaran

bersama yang memberdayakan

coworking space, bertujuan untuk

membangun ekosistem yang fokus pada

pertumbuhan wirausaha. Melalui Gerakan

Nasional 1000 Startup Digital, kami

berharap dapat menghadirkan jaringan

kewirausahaan yang lebih inklusif dan

berkelanjutan.” Ayo, semua milenials

daftar dan bergabung melalui www.

participant.1000startupdigital.id

yo

ung

ste

r.id

Page 75: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

75Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 76: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

76 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Ke Museum, M

engisi waktu luang di weekend atau libur panjang,

kalau cuma ke mal aja pasti sudah bosan. Nah, bagi

yang tinggal di Jakarta atau sekitarnya, Museum

Macan bisa jadi alternatif. Serunya main ke Museum

tentu saja bisa me-refresh pikiran, dengan melihat karya-karya seni

yang menakjubkan.

Nah bagi yang belum tau, Museum Seni Modern dan Kontemporer

di Nusantara (Museum Macan) bisa dibilang menjadi pionir

museum seni kontemporer di Indonesia. Di sini banyak dipamerkan

karya-karya dari seniman Indonesia dan berbagai belahan dunia.

Travellers Notes

yuk!

Page 77: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

77Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Travellers Notes

Saat saya berkunjung ke Museum

Macan, sedang berlangsung pameran

dengan tema ‘Dunia dalam Berita’. Dalam

pameran ini diceritakan pergolakan politik

Indonesia melalui seni kontemporer di

masa menjelang reformasi dan setelah

reformasi tahun 1998. Pameran ini

menampilkan karya dari sepuluh perupa

kontemporer Indonesia Agus Suwag, FX

Harsono, Heri Dono, I GAK Murniasih,

I Nyoman Masriadi, Krisna Murti, Mella

Jaarsma, S. Teddy D, Taring Padi, dan

Tisna Sanjaya.

Kurasi pameran berpusat pada dua

peristiwa penting dalam perkembangan

seni kontemporer di Indonesia: dampak

transisi dari era Orde Baru ke Reformasi

pada sekelompok perupa antara tahun

1990-an hingga awal 2000-an, juga

pengaruh kultur pop global di Indonesia,

yang muncul dari demokratisasi media

dan visual.

Salah satu karya instalasi yang unik

datang dari seniman Krisna Murti. Karya

ini sebenarnya dibuat pertama kali pada

tahun 1999, kemudian direkonstruksi

ulang dalam Pameran Dunia dalam Berita

di Museum Macan. Karya ini adalah

instalasi video, yang melihat politik

identitas di Indonesia sebagai salah

satu implikasi dari keragaman budaya.

Instalasi terdiri dari 12 jenis makanan yang

dihadirkan bersama proyeksi video dalam

closet duduk berwarna merah muda.

Page 78: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

78 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Travellers Notes

Namun sayang, pameran ini telah berakhir

pada 21 Juli lalu. Tapi jangan khawatir,

Museum Macan akan menghadirkan

program tiap 3-6 bulan. Nah, yang

terdekat adalah Perupa asal Tingkok, Xu

Bing yang akan memamerkan karyanya

di sini.

Yang lagi di Museum Macan terdapat

Children Space, yakni ruang khusus anak.

Jadi jika Anda ke sini, tentu saja sangat

ramah dengan anak-anak. Asal, peraturan

sebelum masuk museum harus diingat,

seperti tidak membawa makanan dan

minuman ke dalam museum ya...

Nah, salah satu spot yang hits banget

disini adalah Infinity Room yang di

dalamnya terdapat karya seniman Yayoi

Kusama. Sebelumnya karya Yayoi sempat

dipamerkan selama kurang lebih 5 bulan.

Karena banyak peminatnya, maka infinity

room ini menjadi koleksi tetap Museum

Macan.

“Kurasi pameran berpusat

pada dua peristiwa penting

dalam perkembangan seni

kontemporer di Indonesia:

dampak transisi dari era

Orde Baru ke Reformasi

pada sekelompok perupa

antara tahun 1990-an

hingga awal 2000-an, juga

pengaruh kultur pop global

di Indonesia, yang muncul

dari demokratisasi media

dan visual.”

Page 79: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

79Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 80: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

80 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Marketing

Sepuluh Iklan Ramadhan Paling Dicintai Pemirsa Indonesia

Lembaga riset Kantar Indonesia, merilis hasil studi “Most Loved Indonesian

Ramadhan Ad 2019”, studi terhadap 1.000 konsumen di seluruh Indonesia

yang digelar secara online pada periode 17-27 Mei dan 4-19 Juni 2019.

Hasilnya, jumlah perusahaan yang menggunakan momen Ramadhan 2019

untuk membangun koneksi dengan orang Indonesia semakin meningkat. Sementara

itu, berdasarkan Kantar Facial Coding, pemirsa menjadi 50% lebih ekspresif ketika

menonton pemenang iklan “Most Loved” Indonesian Ramadhan Ad.

Suresh Subramanian, CEO Kantar Indonesia, Divisi Insight Kantar Indonesia,

mengungkapkan, “Iklan Ramadhan paling sukses tahun ini telah mendobrak norma

iklan tradisional Ramadhan. Penerimaan pemirsa Indonesia akan terobosan tersebut

mencerminkan perubahan Indonesia yang mencari dan menghargai ketulusan dari

tujuan yang otentik”.

Inilah lima iklan Ramadhan yang dipilih oleh pemirsa Indonesia terkait studi “Most Loved

Indonesian Ramadhan Ad 2019”.

#1. GO-JEK

Go-Jek berhasil memenangkan

penghargaan iklan Ramadhan “Most

Loved”. Tema ‘‘Cari Kebaikan” rupanya

menarik hati orang Indonesia melalui

humornya, yang menunjukkan bagaimana

GO-JEK dapat membantu mereka

melakukan perbuatan baik dengan lebih

mudah. Penampilan masalah konsumen

yang berlebihan selama Ramadhan tanpa

menggurui, membawa nuansa unik yang

lucu. Berdasarkan Kantar facial coding,

pemirsa menjadi 50% lebih ekspresif

ketika menonton iklan ini dibandingkan

dengan iklan Ramadhan lainnya.

#2. Matahari

Tema “Maknai Kebersamaan” dari

iklan Matahari mampu memenangkan

penghargaan iklan Ramadhan ‘Most

Enjoyable’. Iklan ini berkisah tentang

kerinduan seorang anak laki-laki kepada

Ayahnya. Menariknya, anak tersebut

berpenampilan dan berperilaku seperti

Ayahnya. Cerita menjadi lengkap ketika

sang Ayah akhirnya pulang ke rumah.

Page 81: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

81Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Marketing

#3. Djarum

Tema ‘Syukuri Hari’ oleh Djarum mendapatkan penghargaan iklan Ramadhan ‘Most

Buzzworthy’’. Cerita dan pesan mengenai intropeksi diri mampu mendorong para

pemirsa untuk merasa bersyukur dan menjadi lebih positif selama bulan Ramadhan.

“The Top Ten Most Loved Ads 2019”

1. GO-JEK, Cari Kebaikan

2. Djarum, Syukuri Hari

3. Pepsodent, Sahur Amal

4. Marjan, Timun Mas dan Buto Ijo

5. Sprite, ujian Puasa

6. Matahari, Maknai Kebersamaan

7. Nippon Paint, Mas Kulin Pulang

8. Zilingo, Belanja Versi Gue

9. Blibli, Bahagia itu kita yang buat

10. Ramayana, Lebaran di Planet udique

#4, Sprite’s

Iklan Sprite’s ‘ujian Puasa’ terpilih sebagai

iklan Ramadhan “Most Noticed” untuk

humor yang ringan. Adegan iklan juga

berkesan dan menyegarkan. Momen

puasa digunakan untuk menciptakan

godaan terhadap merek, tanpa

menunjukkan momen konsumsi apa pun.

#5. P&G

P&G ‘Aku Pilih Maaf Ibu’ terpilih sebagai

iklan Ramadhan “Most Popular”. Cerita

tampil mengharukan dan membahas

bagaimana ibu dan anak mengatasi

ketegangan mereka karena perbedaan.

Iklan tersebut memperoleh buzz tingkat

tinggi dengan 25 juta views di YouTube.

Berikut ini 10 iklan yang paling dicintai

pemirsa Indonesia,

Page 82: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

82 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

News

CEO TALK

‘Pointers for Event Organizer’

Bisnis event organizer

berkembang pesat dalam

dekade terakhir. Bahkan untuk

tahun ini, diproyesikan tumbuh

hingga 20% dengan nilai industri lebih

dari Rp 500 triliun. Salah satu pemainnya

adalah Bali VIP Wedding Organizer, yang

menggejot pemasarannya lewat digital,

bahkan rencananya, tak lama lagi akan

meluncurkan sebuah platform aplikasi

khusus di Playstore untuk mempermudah

solusi perencanaan sebuah pernikahan.

“Bahkan saat ini jika orang mengklik

kata ‘pernikahan di Bali’ pada pencarian

search engine di dunia maya (Google)

maka tampilan portal balivipwedding.com

akan muncul paling atas, dan hal tersebut

sangatlah efektif dari segi pemasaran,

terutama banyak ‘inquiry’ datang dari

seluruh dunia,” kata Veronika Prawasti,

CEO Bali VIP Wedding Organizer saat

‘CEO TALK : Pointers for Event Organizer’

yang digelar Majalah Money&I di kampus

AKuBANK awal Juli lalu.

Menurut Veronika yang juga sebagai

Head of Wedding Organizer Division di

Bali Wedding Association, hal tersebut

menunjukan bahwa akselerasi peran

media sosial baik Portal, Instagram

dan Facebook Fanpage sangatlah

mutlak dalam meningkatkan performa

pemasaran.

“Bali memiliki daya tarik luar biasa di mata

wisatawan, terbukti banyak dari wisman

yang berencana melaksanakan pernikahan

di Bali, untuk itu kita harus menangkap

peluangnya dengan mengetengahkan

‘konsep dan tampilan’ yang berbeda dari

yang biasa pada umumnya, Nilai bisnisnya

juga sangat fantastis,” terang Veronika.

“Pernah dalam satu acara wedding bisa

sampai Rp. 1 miliar, dan hal tersebut

sudah biasa dan kerap dilakukan oleh

selebritis dan miliuner,” jelas Veronika

seraya mengatakan, dalam setahun

pihaknya rata-rata bisa menangani sekitar

80 klien yang kebanyakan dari Australia.

Ia bukan saja menangani klien saat

wedding, juga dari prawedding hingga

pascawedding.

Sementara itu, Kanoraituha Wiwin dari

Wisurya Event Business Management

memaparkan bahwa Bali merupakan

tempat yang kerap digunakan dalam

berbagai perhelatan yang salah satunya

penyelenggara bisinis (business event)

yang mengarah ke MICE (Meetings,

Incentives, Conferences and Exhibitions)

dan special event yang mengetengahkan

pagelaran musik, festival, outdoor event,

sport event, termasuk pula wedding.

“Industri ini sangat menjanjikan terutama

untuk mendongkrak kunjungan pariwisata,

Namun tantangan di bisnis ini juga cukup

banyak. EO menurut Wiwin harus memiliki

passion, people skill, communication skill,

entrepreneurship style yang mumpuni

serta mampu mengatasi masalah serta

mengolah jadwal dengan tepat,’’ pungkas

Wiwin.

Jadi, bisnis event organizer adalah bisnis

yang menggiurkan dan menjajakan banyak

peluang. Persoalannya, menjalankan

bisnis event organizer ternyata susah-

susah gampang, tak banyak yang bisa

bertahan apalagi bertumbuh.

Page 83: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

83Vol. 114 | Ags - Sep 2019

BAtch 9Mei - September 2019

ACCOUNTING & TAX FOR SMALL BUSINESS#Mudah MeMahaMi PajaK

WAKTU PELATIHAN SETIAP KAMIS-JUMAT JAM 18.00 s/d 22.00 WITA

TEMPAT : KAMPUS AKUBANK JL. DEWI MADRI III RENON DENPASAR

MODUL

MATERI

COFFEE

BREAK

SERTIFIKASI

PROFESI /

KEAHLIAN*

FASILITAS

Desak (082 144 021 868)

www.akubank.co.id

[email protected]

Brevet A Rp. 1.850.000

Brevet B Rp. 1.850.000

• Pertemuan 1 : Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)

& Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh OP)

• Pertemuan 2&3 : PPh Potong dan Pungut (PPh Pasal 21/26)

• Pertemuan 4 : SPT PPh Orang Pribadi 1770 / 1770 S

• Pertemuan 5 : PPN & PPn BM + SPT PPN & PPnBM

• Pertemuan 6 : Bea Materai & Penagihan Pajak dengan Surat

Paksa (PPSP)

• Pertemuan 7&8 : e-(elektronik) SPT 21 dan Orang Pribadi

• Pertemuan9 :Tes/UjianSertifikasi

BREVET A (04 Juli-16 Aug 2019)

• Pertemuan 1 : Pajak Bumi Bangunan & Bea Perolehan Hak

atas Tanah dan Bangunan

• Pertemuan 2&3 : PPh Potong dan Pungut (PPh Pasal 22/23/4(2)

dan Pasal 24,25

• Pertemuan 4,5,6 : Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) &SPT

PPh Badan 1771

• Pertemuan 7 : e-(elektronik) SPT & e-Filing PPH Badan

• Pertemuan 8 : Akuntansi Pajak

• Pertemuan9 :Tes/UjianSertifikasi

BREVET B (22 Aug-20 Sept 2019)

Page 84: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

84 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Movie

Film Bali: Beats of Paradise, Segera Tayang di Indonesia

Setelah sukses di bioskop-

bioskop Amerika dan Korea

Selatan, film garapan sineas

Indonesia Livi Zheng yang

mengambil latar di Pulau Dewata berjudul

Bali: Beats of Paradise segera tayang di

jaringan bioskop di Tanah Air mulai 22

Agustus 2019.

Film yang berdasarkan pada kisah nyata

ini menampilkan keindahan pariwisata Bali

dan mengangkat kisah inspiratif pemain

dan komposer gamelan Nyoman Wenten,

yang mengejar mimpi sebagai seniman

Bali di Amerika Serikat lewat musik

gamelan Bali.

Tema gamelan dalam film Bali : Beats

of Paradise menurut Livi cukup menarik

bagi dirinya. Pasalnya, musik gamelan

yang dikenal sebagai seni tradisional

Indonesia, sekarang ini sudah mendunia

dengan dijadikan sebagai ilustrasi musik

dalam film Avatar, TV seri Star Trek, game

Nintendo, hingga NASA pada 1977 dalam

program komunikasinya.

Beberapa prestasi juga sudah ditorehkan

oleh film yang telah diputar di teater

dengan layar terbesar di dunia di Korsel.

Kabar terbaru Bali: Beats of Paradise

akan didistribusikan oleh iQiyi, salah satu

perusahaan online streaming terbesar di

dunia, yang berbasis di Beijing, China.

Perusahaan milik taipan China, Baidu,

yang memiliki 96,8 juta pelanggan di

dunia, juga akan menayangkan Bali: Beats

of Paradise yang sempat masuk seleksi

nominasi Oscar untuk kategori the Best

Picture.

Tidak hanya itu, film karya sutradara asal

Blitar, Jawa Timur, yang bermukim di Los

Angeles, Amerika Serikat (AS) ini

juga sempat di lirik dan akhirnya tayang

di Walt Disney Animation Studios. Hingga

akhirnya Livi mendapat kesempatan

bekerja di sana.

“Saya berharap film ini bisa berperan

mempopulerkan budaya Indonesia pada

dunia dan menginspirasi remaja Indonesia

untuk mencintai budaya bangsa. Jangan

lupa nonton film Bali: Beats of Paradise

serentak di Bioskop kota-kota besar di

Indonesia mulai 22 Agustus 2019,” kata

Livi Zheng di Gedung Sapta Pesona,

Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta,

17/7.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya

mengapresiasi film karya Livi Zheng

yang sudah mendapat sambutan hangat

dari masyarakat internasional yang akan

segera tayang di Indonesia.

“Film Bali: Beats of Paradise ini sukses

besar mengangkat budaya Indonesia

di AS secara menyeluruh. Apa yang

dilakukan Livi dengan idealismenya sangat

menginspirasi. Film memang media yang

ideal untuk mempromosikan budaya dan

alam Indonesia,” kata Arief.

Arief Yahya mendukung mempromosikan

film ini, agar Indonesia semakin dikenal di

seluruh dunia, melalui keindahan alamnya,

keunikan budayanya, dan keramahan

masyarakatnya.

Page 85: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

85Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 86: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

86 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Corporate News

hIDEAwAY rESIDEnCE | UnGASAn, BALI

“GRAnD oPenInG hIDeAWAy ResIDence”

Satu dari ratusan pengembang

properti yang terpercaya di

Bali, yang dikenal dengan

nama Hideaway Development

dengan jargon “Building with Heart”,

saat ini dengan bangga mengumumkan

peresmian salah satu properti barunya

dengan hunian yang eksklusif dan elegan

dengan nama Hideaway Residence

ungasan Bali dengan Jargon tersendiri

yaitu “Your Home Away From Home”.

Perayaan Grand Opening ini diadakan di

Hideaway Residence ungasan Bali pada

tanggal 20 Juli 2019.

Konsep Natural

Hideaway Residence adalah hunian

istimewa yang terletak di ungasan Bali.

Dengan fasilitas yang sudah menjadi

idaman dari setiap masyarakat yang ingin

ber-investasi mulai dari kelas menengah

keatas. Hideaway Residence memiliki

26 unit dengan desain yang elegant dan

mewah serta pemandangan landscape

yang mengagumkan dari Laut Selatan

Bali. Situasi yang tenang dan nyaman

serta jauh dari tengah kota, menjadi

suasana yang paling dinantikan oleh

setiap orang yang ingin tinggal atau

berlibur di seputaran area Kuta Selatan ini.

Fasilitas

Hideaway Residence memiliki 2 bedroom

dan 3 bedroom villa yang terdiri dari 6

unit untuk villa tipe 2 bedroom dan 3 unit

untuk villa dengan tipe 3 bedroom villa.

Setiap unitnya memiliki fasilitas kamar

tidur, kamar mandi di setiap kamar, kolam

renang, ruang tamu, garase dan dapur

beserta peralatan dapurnya. Villa ini juga

menyediakan sarapan pagi berdasarkan

permintaan tamu.

Lokasi

Lokasinya hanya berjarak 30 menit

berkendara dari Bandara International

Ngurah Rai, 11 menit berkendara menuju

GWK dan 14 menit berkendara menuju

Page 87: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

87Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Corporate News

Pantai Pandawa. Tidak hanya Pantai

Pandawa saja, Anda juga akan disuguhi

berbagai pemandangan pantai dengan

keistimewaan yang berbeda-beda. Hanya

dengan jarak berkendara beberapa

menit saja Anda sudah dapat menjelajahi

berbagai pantai seperti Pantai Melasti,

Pantai Dreamland, Pantai Nyang-Nyang,

Pantai Labuan Sait, juga Pantai Nusa Dua

dengan Waterblow nya yang terkenal.

Bagi Anda yang sangat senang berwisata

untuk menikmati pemandangan pura

cantik sembari mengagumi terbenamnya

matahari yang indah dari atas tebing,

Anda hanya akan menghabiskan waktu

19 menit berkendara dari Hideaway

Residence menuju Pura uluwatu yang

melegenda. Semua ini merupakan alasan

yang tepat bagi setiap investor untuk

semakin yakin dalam menginvestasikan

Hideaway Residence.

Peresmian Hideaway Residence

diselenggarakan dengan berbagai acara

penyambutan, live acoustic saxophone

band, Fire dance, berbagai doorprize dan

berbagai hidangan khas Indonesia.

Lounge & Spa

South Gravity Lounge merupakan nama

lounge dari Hideaway Residence yang

konsepnya diambil dari posisi Hideaway

Residence yang terletak di ungasan

tepatnya Bali bagian selatan dan akan

menjadi daya tarik (gravitasi) bagi Anda

yang sedang menikmati liburan di Bali

selatan.

Saat ini South Gravity Lounge atau

yang dikenal dengan sebutan G Lounge

sedang dalam proses pengerjaan tentunya

akan sangat membuat Anda penasaran

bukan hanya karena menunya, namun

pemandangan perbukitan yang luas akan

Anda rasakan ketika Anda duduk dan

menikmati secangkir kopi yang hangat.

Bagi Anda yang ingin merelaksasikan

tubuh dengan pijatan khas bali, tentu

Hidden Spa menjadi tempat yang tepat

bagi Anda yang lelah sehari penuh berlibur

di Bali Selatan. Hidden Spa yang disebut

H Spa memiliki arti Spa yang letaknya

jauh dari hiruk pikuk kota. Fasilitas yang

mewah, pijatan yang memanjakan dari

terapis yang profesional dan suasana

yang nyaman dengan suara air mancur

juga suguhan pemandangan luas dari

perbukitan dapat Anda nikmati saat

memilih H Spa untuk merawat tubuh

Anda. (adv)

uNTuK MEDIA INFORMASI,

SILAHKAN KONTAK :

YUNIK ASTARI

(Marketing Communication Executive)

HIDEAWAY DEVELOPMENT

Jl. By Pass Ngurah Rai, No. 33,

Denpasar.Telp. (+62-361) 449 3338

EMAIL :

[email protected]

Page 88: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

88 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Logo Baru, Simbol Evolusi Gojek Platform Teknologi On-Demand

Terdepan di Asia Tenggara

Untuk memperkokoh posisi

sebagai platform teknologi

terdepan di Asia Tenggara,

Gojek melakukan pergantian

logo (rebranding) yang diumumkan di

Jakarta, Senin (22/7). Perubahan logo ini

merupakan tonggak sejarah baru yang

menandai evolusi Gojek dari layanan

ride-hailing, menjadi sebuah ekosistem

terintegrasi yang menggerakkan orang,

barang, dan uang.

“Pencapaian Gojek sejak diluncurkan lima

tahun lalu merupakan bukti kepercayaan

mitra, konsumen, partner bisnis, dan

investor terhadap visi dan model bisnis

yang kami kembangkan. Kami tidak

mungkin ada di sini tanpa dukungan

jutaan mitra kami beserta keluarga

mereka, sekaligus ratusan juta konsumen

kami yang telah mempercayakan berbagai

kebutuhan (transaksi) sehari-hari kepada

layanan di platform Gojek,” ujar Kevin

Aluwi, Co-Founder Gojek.

Dari Juni 2016 hingga Juni 2019, jumlah

transaksi yang diproses dalam platform

melesat hingga 1.100%, atau 12 kali lipat.

“Pertumbuhan signifikan ini didorong oleh

peningkatan permintaan konsumen akan

layanan terintegrasi dari Gojek,” kata

Kevin.

Gojek yang dimulai dengan 20 mitra

pengemudi, kini telah bermitra dengan

lebih dari 2 juta mitra pengemudi, 400 ribu

mitra merchant dan 60 ribu penyedia jasa

di Asia Tenggara.

ww

w.inew

s.id

id.t

echin

asia

.co

m

Page 89: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

89Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Apps

Gojek, tambah Kevin, telah berevolusi

dari sebuah call center menjadi sebuah

ekosistem teknologi yang menawarkan

cara pintar untuk mengurangi tantangan

yang masyarakat hadapi dalam kehidupan

sehari-hari. “Kami memanfaatkan

teknologi, data dan pemahaman kami

mengenai pasar tempat kami beroperasi

untuk menghadirkan inovasi dan

kesempatan bagi semua pihak di dalam

ekosistem kami supaya bisa hidup lebih

baik. Kami mengoptimalisasi produk dan

layanan, serta mempersonalisasi produk

sesuai dengan preferensi tiap konsumen.

Saat ini di ekosistem kami sudah terdapat

tiga aplikasi super yang saling berkaitan

untuk membantu konsumen, mitra dan

merchant,” ungkap Kevin.

Di sisi aplikasi konsumen, yang awalnya

hanya menyediakan 3 layanan, kini telah

berevolusi menjadi 22 layanan on-demand

untuk berbagai kebutuhan. Bahkan,

aplikasi Gojek juga menjadi platform

sosial saat memperkenalkan fitur chat

antar pengguna bulan April lalu. Selain

itu, konsumen Gojek dapat dengan

mudah memberikan tip secara cashless

melalui fitur tipping. Tercatat total tip yang

diberikan melalui aplikasi Gojek hingga

saat ini mencapai Rp 285 miliar.

Di sisi aplikasi mitra, teknologi Gojek

juga berevolusi dari aplikasi mencari

order menjadi aplikasi yang tidak

hanya mempermudah mitra mendapat

dan menjalankan order, tetapi juga

membukakan akses pada berbagai

produk finansial serta fitur keselamatan

dan keamanan.

Sementara itu di sisi mitra merchant,

platform Gojek telah berevolusi menjadi

sebuah aset digital untuk ekspansi bisnis

dan naik kelas. “Teknologi yang kami

tawarkan kepada merchant dari hulu

ke hilir. Kami menawarkan kemudahan

perluasan pasar melalui GoFood,

kemudahan pembayaran, inventori, point

of sale hingga kemudahan membuat

promo sendiri,” tambah Kevin.

Sebagai sebuah platform dengan lebih

dari dua puluh layanan on-demand,

jutaan mitra driver dan merchant, serta

puluhan juta konsumen, banyak sekali

faktor yang harus dipertimbangkan untuk

menyeimbangkan kebutuhan para mitra

maupun konsumen. Guna memastikan

tetap memberikan pengalaman yang

terbaik, Gojek terus memanfaatkan

teknologi terkini termasuk teknologi

machine learning dan artificial intelligence

untuk membangun sistem alokasi pintar.

Dengan sistem alokasi yang canggih

dan pintar ini, terjadi peningkatan

signifikan di sisi pengalaman driver dan

juga konsumen, mulai dari penurunan

tingkat pembatalan hingga utilisasi, serta

peningkatan dispatch time.

Andre Soelistyo, Presiden Gojek

Grup dalam kesempatan yang sama

menyatakan kehandalan teknologi

dan model bisnis ekosistem yang

dikembangkan Gojek membuat aplikasi

ini terus memimpin di Indonesia – pasar

terbesar di Asia Tenggara.

“Kami memulai layanan dengan ride-

hailing tapi hanya dalam waktu singkat

kami telah berevolusi menjadi yang

terdepan di layanan transportasi, pesan-

antar makanan, pembayaran digital,

logistik, serta layanan merchant,” kata

Andre.

“Kami memanfaatkan teknologi,

data dan pemahaman kami

mengenai pasar tempat kami

beroperasi untuk menghadirkan

inovasi dan kesempatan bagi

semua pihak di dalam ekosistem

kami supaya bisa hidup lebih

baik. Kami mengoptimalisasi

produk dan layanan, serta

mempersonalisasi produk

sesuai dengan preferensi tiap

konsumen.”

Page 90: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

90 Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Data yang dilansir Nikkei, menyebutkan

jumlah pengguna aktif bulanan Gojek di

Indonesia paling banyak dibandingkan

dengan aplikasi on-demand lainnya. Data

yang sama juga menyebutkan bahwa

jumlah pengguna aktif bulanan Gojek di

Indonesia setara dengan jumlah pengguna

aktif bulanan aplikasi ride-sharing terbesar

dunia di Amerika. Data ini juga diperkuat

dengan hasil survei terbaru dari Alvara

Research Center yang mengatakan bahwa

tiga layanan Gojek yaitu transportasi,

pesan-antar makanan, dan pembayaran

digital menjadi pilihan milenial nusantara.

“Tidak hanya di Indonesia, di negara-

negara lain tempat kami berekspansi,

Gojek mendapatkan sambutan hangat.

Keputusan kami menggabungkan

teknologi Gojek dan pengetahuan

mendalam tim lokal terbukti sukses.

Di Vietnam, Thailand, dan Singapura

kehadiran kami ditunggu-tunggu oleh

konsumen dan mitra driver karena bisa

memberikan pilihan,” kata Andre.

Nadiem Makarim, Founder dan CEO Gojek

Grup menambahkan, kehadiran logo baru

ini diilhami oleh perjalanan Gojek yang

telah berhasil menjadi platform teknologi

terdepan di Asia Tenggara. Logo baru ini

melambangkan alasan utama hadirnya

Gojek, yaitu memecahkan masalah melalui

teknologi.

“Logo ini melambangkan satu tombol

untuk semua. Di lain pihak, lingkaran di

logo baru ini mewakili ekosistem Gojek

yang semakin solid memberikan manfaat

untuk semua. Logo ini mewakili semangat

kami untuk selalu menawarkan cara

pintar dalam mengatasi tantangan yang

dihadapi para pengguna untuk hidup yang

lebih mudah bagi konsumen, untuk akses

Apps

pendapatan tambahan yang lebih luas

bagi mitra, untuk peluang pertumbuhan

bisnis yang pesat bagi para merchant,

dan masih banyak lagi. Dengan Gojek

#PastiAdaJalan, itu intinya,” kata Nadiem.

Logo baru ini tetap menempatkan mitra

di posisi istimewa. Sebagai contoh,

logo ini menyerupai ikon driver yang

terdapat di fitur layanan GoRide di aplikasi

Gojek. “Kami bangga dengan para

mitra Gojek yang mampu berkembang

bersama kemajuan teknologi, sehingga

mereka bisa diandalkan oleh semua

lapisan masyarakat kapan pun, di mana

pun. Mereka berperan aktif dalam

menggerakan pertumbuhan ekonomi

digital dengan membantu mempermudah

hidup jutaan masyarakat setiap hari,”

lanjut Nadiem.

Dengan logo baru, Gojek akan terus

berinovasi menghadirkan berbagai cara

pintar mengatasi tantangan yang dihadapi

dan terus memberikan dampak sosial dan

ekonomi nyata bagi masyarakat sekaligus

membangun posisi Indonesia sebagai hub

teknologi di Asia Tenggara.

Sum

ber

: w

ww

.dre

am

.co

.id

Page 91: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

91Vol. 114 | Ags - Sep 2019

Page 92: VOL. 114 AGS-SEP ’19 - BPR Lestari

92 Vol. 114 | Ags - Sep 2019