vol. 06, no. 04, agustus 2018 - erepo.unud.ac.id

25
Vol. 06, No. 04, Agustus 2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Vol. 06, No. 04, Agustus 2018

Vol. 06, No. 04, Agustus 2018

DAFTAR ISI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK MEREK TERKENAL DI

INDONESIA

Putu Eka Krisna Sanjaya, Dewa Gde Rudy

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENERIMA WARALABA DALAM

PERJANJIAN WARALABA ACK FRIED CHICKEN DI DENPASAR

I Kadek Bagus Indra Dwi Prawira, R.A. Retno Murni, Ni Putu Purwanti

PENYELESAIAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA ANAK DIBAWAH UMUR DI

INDONESIA

I Gusti Agung Indah Kusumayuni, I Made Walesa Putra

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM OLEH PELAKU USAHA JASA

AKOMODASI TIMESHARE TERHADAP KONSUMEN (STUDI PADA PT. ROYAL

RESORT INTERNATIONAL)?

Anak Agung Istri Gita Kharisma, I Ketut Markeling, Ida Bagus Putu Sutama

PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (STUDI KASUS

HOTEL DI DESA KALIBUKBUK)

Gede Donny Sumarjaya Nada, Ni Ketut Supasti Dharmawan, Ni Putu Purwanti

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DAN UPAYA HUKUM DEBITOR PAILIT

TERKAIT PENGGUNAAN PAKSA BADAN DALAM KEPAILITAN

Ernes Gabriel Sihotang, Ida Bagus Putra Atmadja, Ida Ayu Sukihana

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERKAIT IKLAN PRODUK PROPERTI

SEBELUM DIBANGUN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN

KONSUMEN

I Made Purwita, I Ketut Sudantra

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL BEKAS YANG

MENGANDUNG CACAT TERSEMBUNYI

Kadek Melia Febryanti, Ayu Putu Laksmi Danyathi

Vol. 06, No. 04, Agustus 2018

FUNGSI PERJANJIAN PERKAWINAN TERHADAP STATUS KEPEMILIKAN

HARTA PADA PERKAWINAN CAMPURAN

Putu Rahajeng Pebriana, I Made Sarjana

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN KERJA PADA PEKERJA DI HOTEL

KUBU BALI HOUSE DI KABUPATEN BADUNG

Komang Ritha Sudewi, A.A. Ngurah Wirasila

PENYELESAIAN WANPRESTASI JUAL BELI RUMAH ANTARA KONSUMEN

DENGAN PELAKU USAHA MELALUI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA

KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

I Kadek Alit Buda Astawa, Dewa Gde Rudy, Ida Bagus Putu Sutama

RAHASIA BANK TERKAIT PERLINDUNGAN DATA NASABAH PASCA

DITERBITKANNYA PERPPU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES

INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN

Fabian Margiano Alexander Latubatara, Dewa Gde Rudy, Ni Putu Purwanti

PEMBERIAN SANKSI HUKUM BAGI PERUSAHAAN BERKAITAN DENGAN

PELANGGARAN KEWAJIBAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

I Gede Arya Badra Suta, Desak Putu Dewi Kasih, A.A. Sagung Wiratni Darmadi

PEMBATALAN PERJANJIAN JUAL BELI ONLINE SECARA SEPIHAK OLEH

LAZADA.CO.ID (STUDI KASUS)

Liberty Sinaga, I.B Surya Dharma Jaya

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP EKSPRESI BUDAYA TRADISONAL

INDONESIA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014

I KADEK WAHYU PUTRAYANA, I NYOMAN DARMADHA

PERAN BPOM PROVINSI BALI DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN

TERHADAP KONSUMEN BERKAITAN DENGAN PEREDARAN OBAT YANG

MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA (POLICRESULEN)

Gede Jaya Kesuma, Ida Bagus Putra Atmadja

WAPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA PADA

LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DI KOTA DENPASAR

Vol. 06, No. 04, Agustus 2018

Luh Suni Muci Paryani, Dewa Gde Rudy

PENERAPAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DENGAN JAMINAN FIDUSIA

DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA KOPERASI SERBA USAHA SWARTA

DHARMA

Putu Gede Prasetya Teja Kumara, Marwanto Marwanto, Suatra Putrawan

PERANAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN

KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA ELECTRONIC MONEY INDUSTRI

PERBANKAN

Tasya Febri Ramadhanti, I Made Sarjana, Ida Bagus Putu Sutama

EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 56/PRP/1960 TENTANG

PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN DALAM JUAL BELI HAK MILIK ATAS

TANAH PERTANIAN DI KOTA DENPASAR

Ni Komang Lina Permatasari, I Ketut Markeling, I Nyoman Mudana

PELAKSANAAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ANTARA PT. TAMAN

BURUNG CITRA BALI INTERNATIONAL DENGAN PEKERJA KONTRAK

DALAM PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (STUDI KASUS PUTUSAN

NOMOR: 845 K/Pdt.Sus-PHI/2017)

Silvia Syarafina, Ida Bagus Putra Atmadja, I Made Dedy Priyanto

PENGATURAN HAK PEKERJA YANG DI PHK BERKAITAN DENGAN

PERUSAHAAN PAILIT

Ni Nyoman Nityarani Sukadana Putri, Ni Ketut Supasti Dharmawan

KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI BILAMANA AHLI WARIS LEBIH

DULU MENINGGAL DUNIA MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM

PERDATA

Pande Putu Keke Surya Dewantari, A.A.Sagung Wiratni Darmadi, Suatra Putrawan

AKIBAT HUKUM PENGUNGGAHAN KARYA CIPTA FILM TANPA IZIN

PENCIPTA DI MEDIA SOSIAL

Luh Mas Putri Pricillia, I Made Subawa

TANGGUNGJAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN ATAS

TAYANGAN IKLAN DI TELEVISI YANG MENYESATKAN

Vol. 06, No. 04, Agustus 2018

I Gusti Ayu Ratih Purnamasari, I Nyoman Darmadha

PENGATURAN PERJANJIAN PERKAWINAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI NOMOR 69/PUU-XIII/2015

Ni Nyoman Maha Prami Saraswati Dewi, I Nyoman Darmadha

PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA AHLI WARIS PELAKU TINDAK PIDANA

KORUPSI DALAM MENGEMBALIKAN KERUGIAN NEGARA

Ni Made Dwi Julia Patria Dewi, I Made Dedy Priyanto, I Wayan Wiryawan

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI LUKISAN DI BATU BELAH

ART SPACE KLUNGKUNG

Maysha Uri Vatriska, I Wayan Novy Purwanto

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN JAMINAN

KECELAKAAN KERJA DI UD. DWI ASIH JAYA JEMBRANA

I Made Khrisna Sujaya, I Nyoman Mudana

PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM PENDIRIAN BANGUNAN DITINJAU

DARI HUKUM PERIKATAN

Ida Ayu Asmari Utami Gandhi, I Ketut Westra, I Nyoman Darmadha

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA SPBU PERTAMINA TERHADAP

KERUGIAN KONSUMEN PADA PEMBELIAN BBM DENGAN JUMLAH

TAKARAN YANG TIDAK SESUAI DI KECAMATAN KERAMBITAN TABANAN

Gusti Agung Sagung Istri Dianita, A.A Sri Indrawati, I Made Dedy Priyanto

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PEMAKAIAN

PRODUK KOSMETIK MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA PADA TOKO

FEMALE WORLD SHOP GROSIR-DENPASAR

Kadek Nanda Githa Utami, Ida Bagus Putu Sutama

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PEKERJA KONTRAK

CLEANING SERVICE PADA PT. BPR KARYA SARI SEDANA DI KABUPATEN

BADUNG

Luh Putu Sintia Arwini, Anak Agung Ketut Sukranatha

Vol. 06, No. 04, Agustus 2018

PEMBAGIAN HARTA BERSAMA BERBENTUK TABUNGAN BANK DALAM

PERKARA GUGATAN HARTA BERSAMA

Mira Henstin, Marwanto Marwanto, Ni Putu Purwanti

PELAKSANAAN KETENTUAN KEWAJIBAN INVENTARISASI EKSPRESI

BUDAYA TRADISIONAL TERHADAP TABUH TELU BUAYA MANGAP DI

KABUPATEN GIANYAR

I Kadek Anjas Pajar Sedayu, A.A Sri Indrawati, I Made Dedy Priyanto

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN ATAS

JASA PRAKTEK TUKANG GIGI DI KOTA DENPASAR

I Gede Wahyu Dananjaya, Ida Bagus Putu Sutama, I Made Dedy Priyanto

PELAKSANAAN KEWAJIBAN PENGUSAHA TERHADAP PEKERJA

PEREMPUAN YANG BEKERJA PADA MALAM HARI DI HOTEL MAYA UBUD

Putu Lia Apriyanti, I Nyoman Mudana, I Made Pujawan

IMPLEMENTASI PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT

PADA PT BPR SINAR PUTERA MAS

Putu Dian Kusuma Wardani, Dewa Gde Rudy, I Wayan Wiryawan

PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ANAK PADA USAHA ASONGAN DI

SAYAN DELODAN MENGWI BADUNG

Made Aditya Ambara, I Made Udiana, I Nyoman Mudana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASAR RAKYAT DARI KEBERADAAN

TOKO SWALAYAN DALAM RANGKA MENCEGAH PERSAINGAN USAHA

TIDAK SEHAT DI KABUPATEN TABANAN

Gusti Ayu Nadina Utama Pramadani, I Made Sarjana, I Nyoman Mudana

PENGGUNAAN BITCOIN SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NO 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG

Aan Kurnia, Putu Sudarma Sumadi

INDIKASI PERJANJIAN INTEGRASI VERTIKAL DALAM PERSPEKTIF HUKUM

PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT (STUDI KASUS : PT. GARUDA

INDONESIA)

Vol. 06, No. 04, Agustus 2018

Randy Saputra, Marwanto Marwanto, I Nyoman Mudana

PELAKSANAAN PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA SECARA ELEKTRONIK

OLEH NOTARIS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NOMOR 9 TAHUN

2013

Dewa Gede Wibhi Girinatha, Marwanto Marwanto, A.A.Ketut Sukranatha

Peredaran Produk Rokok Elektronik Yang Tidak Mencantumkan Label Komposisi Zat

Adiktif Dalam Perspektif Hukum Perlindungan Konsumen

Putu Gracia Hacinka Batan, I Ketut Westra

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN TERHADAP

KETERLAMBATAN PENERBANGAN

Ni Wayan Melda Ika Damayanthi, I Wayan Parsa

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT CAIRAN ROKOK

ELEKTRIK YANG TIDAK MENCANTUMKAN TANGGAL KADALUARSA

I Made Kresnayana, I Wayan Parsa

PELAKSANAAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA JASA PARKIR

ATAS TERJADINYA KEHILANGAN KENDARAAN BERMOTOR MILIK

KONSUMEN DI KOTA DENPASAR

I Made Eri Prastikanala Sastrawan, A.A Sri Indrawati, I Made Dedy Priyanto

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA KLINIK KESEHATAN

PADMA BAHTERA MEDICAL CENTRE DENPASAR DENGAN DOKTER

Dewa Ayu Mas Candra Pramadianthi, Ida Bagus Putra Atmadja, A.A. Sri Indrawati

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA PERTAMINI SEBAGAI PENJUAL BAHAN

BAKAR MINYAK ECERAN DI KOTA DENPASAR

Ni Made Widiantari Riyasti, I Made Subawa

PELAKSANAAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT)

PADA PROSES PERSALINAN YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN DI KLINIK

CITRA ASRI YOGYAKARTA

Intan Pratiwi, Ida Bagus Putra Atmadja, I Nyoman Bagiastra

Vol. 06, No. 04, Agustus 2018

TANGGUNG JAWAB UD. LUIGI’S VESPA SEBAGAI SUPPLIER TERKAIT

DENGAN CACAT PRODUK BARANG

Hardy Pranata, Dewa Gde Rudy

PENETAPAN HAK ASUH ANAK TERKAIT DENGAN PERCERAIAN ORANG TUA

(studi kasus perkara No. 182/Pdt.G/2017/PN.Sgr)

Ni Putu Sari Wulan Amrita, Desak Putu Dewi Kasih, Ni Putu Purwanti

IMPLEMENTASI KETENTUAN RESTRUKTURISASI KREDIT OLEH BANK BRI

CABANG KARANGASEM

Verjenia Beatriks Regon, Dewa Gde Rudy, I Nyoman Mudana

PENGATURAN CONFIDENTIALITY AGREEMENT TERHADAP

PERLINDUNGAN RAHASIA DAGANG

Ni Kadek Ayu Sucipta Dewi, I Wayan Novy Purwanto

EKSISTENSI HAK CUTI KARENA ISTRI MELAHIRKAN BAGI PEKERJA PRIA

MENURUT UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TENTANG

KETENAGAKERJAAN

Ida Bagus Yoga Raditya, I Made Dedy Priyanto

KEKUATAN PEMBUKTIAN SURAT DI BAWAH TANGAN DALAM AKTA

PERJANJIAN JUAL-BELI

Yudha Tri Dharma Iswara, I Ketut Markeling

AKIBAT HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN ATAS MUSNAHNYA OBJEK

JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT

Komang Gede Palguna Gautama, I Nengah Suantra

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA DENGAN PERJANJIAN

KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA PERUSAHAAN OUTSOURCING CV.

ARBY JAYA, NUSA DUA, BALI

I Ketut Alit Adi Saputra, I Made Udiana, I Ketut Markeling

PENGATURAN GANTI RUGI BAGI KONSUMEN BERKAITAN DENGAN VAKSIN

PALSU

I Komang Kertiyasa, I Made Pujawan

Vol. 06, No. 04, Agustus 2018

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KECELAKAAN KERJA

BAGI PEKERJA MINI MARKET(STUDI KASUS : INDOMARET KEBO IWA

DENPASAR)

Eka Prasetya Purnomo, I Ketut Markeling, I Nyoman Darmadha

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN TERKAIT

CACAT TERSEMBUNYI PADA BARANG ELEKTRONIK DALAM TRANSAKSI

ONLINE

Komang Bulan Tri Laksmi Devi, Ni Ketut Supasti Dharmawan

AKIBAT HUKUM LEWATNYA JANGKA WAKTU PERMOHONAN

PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA BERBASIS ELEKTRONIK

Ni Wayan Ponik, Putu Tuni Cakabawa Landra

DEPOSITO BERJANGKA SEBAGAI JAMINAN GADAI PADA BANK DALAM

PERJANJIAN KREDIT

Ni Putu Via Nita Ika Santi, I Made Dedy Priyanto

EKSISTENSI SURAT PERINGATAN KREDITUR KEPADA DEBITUR TERKAIT

KREDIT MACET DAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN MELALUI LELANG

Ni Made Shinta Teja Paramitha, I Ketut Markeling

KEDUDUKAN PENYEDIA APLIKASI TERKAIT KETIDAKSESUAIAN BARANG

YANG DITERIMA OLEH KONSUMEN DALAM JUAL BELI MELAUI INTERNET

DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG

PERLINDUNGAN KONSUMEN

I Made Dwija Di Putra, Ida Ayu Sukihana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KURATOR DALAM MELAKSANAKAN

TUGAS PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA DEBITOR PAILIT

Ida Bagus Adi Wiradharma, Ida Ayu Sukihana

PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN SERTA

PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELANGGARAN PERJANJIAN TERAPEUTIK

BERDASARKAN HUKUM PERDATA

Sagung Ayu Yulita Dewantari, Putu Tuni Cakabawa Landra

Vol. 06, No. 04, Agustus 2018

KEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR KAWIN DITINJAU DARI UNDANG-

UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

Ni Kadek Wulan Suryawati, I Wayan Bela Siki Layang

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH MENGENAI PEMBERIAN KREDIT

USAHA RAKYAT GUNA MENINGKATKAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG KABUPATEN

TABANAN

I Dewa Made Wisnu Adi Kesawa P, I Made Udiana

INDIKASI DISKRIMINASI HARGA DERAJAT II PADA PASAR TRADISIONAL

Nyoman Mya Ariastuti Dewi, I Ketut Markeling

PERAN BURSA EFEK INDONESIA TERHADAP PENGAWASAN

PERDAGANGAN WARAN

Ni Putu Sunari Dewi, I Ketut Markeling

PELAKSANAAN TANGGUNGJAWAB JUAL-BELI TENAGA LISTRIK PT. PLN

(PERSERO) RAYON SINGARAJA AKIBAT PEMADAMAN LISTRIK SECARA

SEPIHAK

Nyoman Asri Premasanti, Putu Tuni Cakabawa Landra

1

KEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR KAWIN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974

TENTANG PERKAWINAN

Oleh :

Ni Kadek Wulan Suryawati*

I Wayan Bela Siki Layang, SH., MH**

Program Kekhususan Hukum Bisnis

Fakultas Hukum Universitas Udayana

ABSTRAK

Perkawinan merupakan suatu yang sakral yang mengikat seorang pria dan wanita dalam ikatan perkawinan. Perkawinan bukan

hanya merupakan seorang pria dan wanita hidup bersama, melainkan ada tanggung jawab yang harus dijalani sebagai

sepasang suami isteri. Pada Pasal 1 Undang-Undang Tentang perkawinan menjelaskan arti dari perkawinan itu sendiri merupakan ikatan lahir batin suami isteri untuk membentuk

keluarga yang bahagia berdasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ketentuan pada Pasal 42 Undang-Undang Perkawinan

menjelaskan anak yang sah adalah anak yang lahir dari akibat perkawinan yang sah. Kedudukan anak diluar perkawinan

menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya saja. Metode yang digunakan dalam penulisan ini yakni

menggunakan penelitian normatif. Yang bahan hukumnya diperoleh dari buku-buku maupun Undang-Undang yang terkait

dengan judul yang penulis angkat. Tujuan dari penulisan ini yakni agar dapat mengetahui secara jelas bagaimana kedudukan anak di

luar perkawinan yang berpatokan pada ketentuan yang ada pada Undang-Undang Perkawinan, dan adanya perlindungan hukum terhadap anak yang lahir di luar perkawinan yang harusnya

mendapat perlindungan hukum tanpa adanya diskriminatif antara

*

Ni Kadek Wulan Suryawati adalah Mahasiswa Program Kekhususan

Hukum Bisnis, Fakultas Hukum Universitas Udayana, Korespondensi dengan

penulis melalui email [email protected] ** I Wayan Bela Siki Layang, SH., MH adalah Dosen Fakultas Hukum

Universitas Udayana.

2

anak sah maupun anak yang tidak sah. Merajuk kepada kedudukan hukum anak di luar kawin mengenai status

hukumnya hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya saja. Mengenai perlindungan hukum yang didapatkan anak di luar

kawin, sejatinya setiap individu telah mendapat hak untuk hidup sejak dalam kandungan dan tidak memandang dari status

maupun latar belakang dari anak tersebut.

Kata Kunci : Kedudukan hukum, Anak di luar kawin.

ABSTRACT

Marriage is a sacred thing that binds a man and woman in a marriage bond. Marriage is not only a man and woman living

together, but there is a responsibility that must be lived as a husband and wife. In Article 1 of the Law concerning marriage explains the meaning of marriage itself is a bond born of husband

and wife to form a happy family based on God Almighty. The provisions in Article 42 of the Marriage Law explain that legitimate

children are children born from a legal marriage. The position of the child outside of marriage according to Law Number 1 of 1974

concerning Marriage only has a civil relationship with his mother. The method used in this paper is using normative research. The legal material is obtained from books and laws related to the title

that the author has adopted. The purpose of this paper is to be able to know clearly how the position of children outside of marriage who

are based on the provisions of the Marriage Law, and the legal protection of children born out of wedlock who should receive legal

protection in the absence of discrimination between legitimate children or illegitimate children. Referring to the legal position of children outside of marriage regarding their legal status, they only

have civil relations with their mothers. Regarding legal protection obtained by children outside of marriage, in fact every individual

has the right to live from the womb and do not consider the status and background of the child.

Keywords: Legal position, Children outside of marriage.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkawinan merupakan perilaku makhluk ciptaan

Tuhan yang diharapkan dapat berkembang dengan baik.

3

Tuhan menciptakan manusia yang dimana pada dasarnya

tidak bisa hidup sendiri. Manusia diciptakan dengan jenis

kelamin yang dimana dapat dibedakan menjadi dua yaitu

pria dan wanita.1 Bagi warga negara khususnya Indonesia

baik yang beragama Islam, Budha, maupun Hindu

hendaknya melakukan perkawinan dengan memenuhi

ketentuan-ketentuan tentang hukum perkawinan sesuai

dengan hukum agamanya masing-masing.2Jika dilihat dari

sudut pandang islam, perkawinan bukan hanya merupakan

suatu yang sakral saja melainkan kesepakatan yang dibuat

oleh kedua belah pihak.3Abdul Ghofur Anshori menegaskan

bahwa perkawinan juga merupakan kesepakatan kedua

belah pihak.4Dalam Undang–Undang perkawinan yakni

Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1974 menjelaskan arti dari

sebuah perkawinan yakni “ Ikatan lahir batin antara seorang

pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan

kekal berdasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa”.

Penjelasan Undang–Undang diatas dapat disimak

bahwa suatu perkawinan tidak hanya sekedar seorang pria

dan seorang wanita hidup bersama melainkan ada tanggung

jawab di dalamnya yang mengikat pasangan tersebut.

Tanggung jawab yang dimaksud yakni sama–sama

bertanggung jawab atau sama–sama memiliki tujuan yang

sama, visi dan misi yang sama yakni membentuk keluarga

1Al Gozali, 1995, Menyingkap Hakekat Perkawinan, Kharisma, Bandung,

hal. 120 2Buchari Fuan, 2014, “Kedudukan Anak Akibat Pembatalan

Perkawinan”, Vol. 1, No. 2, Fakultas Hukum, Pekanbaru Riau, hal 1 3Seyyed Hossein Nasr, 2003, Islam: Agama Sejarah dan Peradaban,

Risalah Gusti, Surabaya, hal. 80 4 Abdul Ghofur Anshori, 2006, Pokok-Pokok Hukum Per-janjian Islam di

Indonesia, Citra Media, Yogyakarta, hal. 26

4

atau rumah tangga yang bahagia, dan menghasilkan

keturunan yang cerdas yang dimana diharapkan keturunan–

keturunan tersebut dapat menjadikan Negara ini lebih baik

dikedepannya.

Ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan BAB IX mengenai Kedudukan Anak

Pasal 42 menjelaskan bahwa anak yang sah adalah anak

yang lahir dari perkawinan yang sah.Lalu, bagaimana

apabila anak yang lahir bukan dari perkawinan yang sah?.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menjelaskan

bahwa status hukum anak diluar perkawinan hanya

mempunyai hubungan keperdataan dengan ibunya saja. Hal

tersebut juga terdapat dalam Undang-Undang Perkawinan

Pasal 43 ayat (1) yang dimana “Anak yang dilahirkan diluar

perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan

ibunya dan keluarga ibunya”. 5

Pernyataan tersebut memberikan makna bahwa pihak

dari keluarga ibu akan di hadapkan pada segala kebutuhan

dari anak tersebut. Tentunya itu akan menjadi suatu beban

yang cukup berat yang dihadapkan pada pihak perempuan.

Sedangkan dari pihak ayah tidak mendapatkan atau tidak

dibebani dengan kewajiban atau tanggung jawab apapun

atas anak tersebut, walaupun sejatinya itu merupakan hasil

perbuatannya sendiri anak tersebut lahir.

Di Indonesia masih marak terjadi lahirnya anak diluar

perkawinan. Seperti yang dialami oleh anak yang bernama

El Barack Alexander yang dimana merupakan anak dari

5 Isyana K. Konoras, 2013, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Diluar

Nikah Di Indonesia”, Vol. 1, No. 2, Jurnal Hukum Edisi Khusus, Universitas

Sam Ratulangi, Manado, hal.44

5

artis Jessica Iskandar bersama dengan seorang pria asal

Jerman yang bernama Ludwig. Ludwig yang diduga ayah

biologis dari anak Jessica Iskandar mengajukan gugatan

pembatalan pernikahan ke Pengadilan Negeri Jakarta

Selatan. Bahwasanya Ludwig merasa tidak pernah menikah

dengan Jessica Iskandar tersebut. Dalam hal ini juga

menanyakan bagaimana status hukum anak diluar

perkawinan, dan bagaimana perlindungannya dalam segi

hukum.

Penulis mengharapkan dalam penulisan ini dapat

memberikan pemahaman mengenai kasus anak diluar

kawin agar dapat meminimalisir terjadinya hal tersebut. Dan

bagaimanapun anak yang terlahir diluar perkawinan

sejatinya hanya memilikihubungan keperdataan dengan

ibunya saja sehingga, perlindungan hukum maupun hak-

hak dari anak tersebut sangatlah sedikit.

1.2 Rumusan Masalah

1 Bagaimana kedudukan hukum anak diluar

perkawinan ditinjau dari Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan?

2 Bagaimana perlindungan hukum anak yang

lahir di luar perkawinan yang sah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah penulis ingin

mengetahui bagaimana kedudukan anak diluar

perkawinan dan bagaimana perlindungan

hukum terhadap anak yang lahir diluar

perkawinan tersebut, khususnya ditinjau dari

6

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

II. ISI MAKALAH

2.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam

membuat jurnal ini adalah jenis penelitian normatif. Yang

dimana, dalam proses penganalisisan menggunakan bahan

hukum sekunder, yakni dalam pengumpulan data yang

dimana bahan hukum yang diperoleh dari buku-buku

maupun jurnal hukum yang terkait dengan kedudukan

anak diluar perkawinan. Tidak lupa juga penulis berpatokan

kepada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan.

2.2 Pembahasan

2.2.1 Kedudukan Hukum Anak Diluar Perkawinan Ditinjau

dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Negara hukum, Negara yang dimana setiap prilaku

masyarakatnya terdapat aturan yang mengikat. Hukum

perlindungan anak yang berlaku sebagai hukum positif di

Indonesia, hanya sebatas mengacu pada perlindungan anak

di dalam tataran kesepakatan, seperti hak dan kewajiban

anak, kewajiban orang tua memberikan nafkah kepada

anak, pengakuan anak, pengesahan anak, dan lain-lainnya

yang umumnya dikemukakan di dalam sistem hukum yang

ada yakni sistem hukum baik menurut sistem hukum

7

perdata, sistem hukum adat, sistem hukum islam, maupun

dalam berbagai peraturan Perundang-Undangan.6

Undang-Undang Perkawinan pada ketentuan BAB IX

yang dimana menjelaskan mengenai kedudukan anak. Pada

Pasal 42 menjelaskan bahwa “ Anak yang sah adalah anak

yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang

sah”. Jadi, dapat diartikan bahwa apabila anak tersebut

dapat dikatakan sah secara hukum maupun agama kiranya

terlaksananya perkawinan yang sah.

Status hukum anak diluar perkawinan apabila

berpatokan pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPer/BW) bahwasanya anak diluar perkawinan hanya

memiliki hubungan keperdataan dengan pihak ibu dan

keluarga dari ibunya saja. Sama halnya dalam ketentuan

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pasal 43 ayat (1) yang menjelaskan “ Anak yang dilahirkan

di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata

dengan ibunya dan keluarga ibunya”.

Penjelasan Undang-Undang tersebut sangat jelas

menegaskan kedudukan anak di luar perkawinan hanya

memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya saja bukan

dengan ayah maupun keluarga dari ayahnya. Jelas sangat

besar pengaruhnya terhadap perlindungan yang di

dapatkan oleh anak yang lahir diluar perkawinan yang

dimana perlindungan hukum, mengenai kesejahterahan

anak maupun kebutuhan si anak tersebut menjadi

terbatasi. Tidak hanya itu hal tersebut sangat berpengaruh

juga terhadap kelangsungan hidup dari pihak ibu maupun

keluarga dari sang ibu yang harus mengurus secara penuh

6 Ibid

8

semua kebutuhan dari anak tersebut baik secara materi,

perlindungan hukum, status anak tersebut menjadi

pewaris, maupun kesejahterahan dari anak tersebut.

Berbeda dengan pihak ayah dari anak yang lahir diluar

perkawinan yang dimana tidak dibebani dengan kewajiban

maupun tanggung jawab apapun terhadap anaknya

meskipun sejatinya secara biologis dia merupakan ayah

dari anak tersebut.

Keputusan mengenai sah atu tidaknya anak dapat

diajukan ke Pengadilan sesuai dengan para pihak yang

berkepentingan.7 Pada setiap peristiwa hukum sejatinya

harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.8Apabila ada

seorang anak yang lahir di luar perkawinan tanpa diketahui

siapa si ayah dari anak tersebut dapat disebut anak

kampang atau anak yang hanya mempunyai hubungan

keperdataan dengan ibu dan keluarga ibunya saja, tidak

dengan ayah biologisnya.9

Sejatinya dalam hukum positif di Indonesia pada

ketentuan Undang-Undang tentang Perkawinan anak hanya

dapat mempunyai hubungan keperdataan dengan ibunya

saja. Pada dasarnya mempunyai anak di luar kawin

tidaklah dianjurkan karna akan berdampak pada status

dari anak yang dilahirkan baik secara mental maupun

kondisi jasmani sang anak. Kiranya melakukan atau

membangun rumah tangga yang baik diatas suatu

perkawinan yang sah demi terciptanya tujuan dari

7Hilman Hadikusuma, 2007, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut

Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama, Cet.3, CV. Mandar Maju, Bandung,

hal.124 8 I Made Udiana, 2011, Rekontruksi Pengaturan Penyelesaian sengketa

Penanaman Modal Asing, Udayana University, Denpasar, hal. 7 9 Ibid, hal 125

9

perkawinan itu sendiri yang dimana berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa.

2.2.2 Perlindungan Hukum Terhadap Anak yang Lahir

Diluar Perkawinan yang Sah

Lahirnya anak di dunia mengacu pada terdapatnya

ayah dan ibu yang melahirkan anak tersebut10. Dalam

terjadinya suatu perkara yang sepatutnya dibuktikan

oleh para pihak bukanlah hukumnya, melainkan adanya

suatu peristiwa atau hubungan hukumnya.11Berarti

dalam hal ini anak merupakan hasil perbuatan atau

dengan kata lain persetubuhanyang terjadi antara ayah

dan ibu dari sang anak yang menyebabkan anak lahir ke

dunia. Perlindungan hukum kepada anak kiranya

merupakan suatu usaha atau kegiatan seluruh lapisan

masyarakat dalam berbagai jenis kedudukan yang

dimana menyadari arti penting anak bagi bangsa dan

negara di kemudian hari.12Anak pada dasarnya

merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang sudah

sepatutnya dijaga dan dilindungi. Pada ketentuan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang HAM

menjelaskan bahwasanya “Setiap anak berhak atas

perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan

Negara” (Pasal 52 ayat (1)). Setiap anak walaupun anak

tersebut berstatus anak kandung, anak tiri, anak di luar

10 Djoko Prakoso, 1987, Asas-Asas Hukum Perkawinan Di Indonesia, Cet.

1, Bina Aksara, Jakarta, hal. 122 11 I Made Udiana, 2016, Kedudukan Dan Kewenangan Pengadilan

Hubungan Industrial, Udayana University Press, Denpasar, hal. 185 12 Putu Sauca Arimbawa Tusan, 2017, “Perlindungan Hukum Terhadap

Anak Akibat Perceraian Orang Tua”, Vol. 6, No. 2, Jurnal Magister Hukum

Udayana (Udayana Master Law Journal), Fakultas Hukum, Universitas

Udayana, hal. 205

10

perkawinan pada dasarnya tidak ada pembedaan dalam

segi perlindungan hukum dalam kata lain semua sama di

mata hukum. Setiap orang telah memiliki hak-hak

keperdataan atau mendapat perlindungan hukum sejak

dalam kandungan dan selalu melekat pada diri

seseorang.

Ketentuan hukum di Indonesia yang merupakan

hukum positif menentukan status dari anak tersebut

melalui hukum perkawinan yang dilaksanakan oleh

kedua orang tuanya.Apabila anak tersebut lahir atas

dasar kedua orang tua mereka melaksanakan

perkawinan yang sah, maka status anak tersebut

merupakan anak yang sah. Begitu pula sebaliknya

apabila anak tersebut lahir dari perkawinan yang tidak

sah atau anak lahir di luar kawin maka status anak

tersebut hanya memiliki hubungan keperdataan dengan

ibu dan keluarga ibunya saja.

Seorang anak walaupun masih dalam proses

pertumbuhan di dalam perut ibunya dianggap oleh

hukum telah ada apabila jika pada proses pelahiran

dilahirkan dalam keadaan hidup. Dan jikalau anak

tersebut telah meninggal baik sewaktu masih ibunya

mengandung maupun telah melahirkan dianggap tidak

pernah ada. Status seorang anak lebih menekankan pada

adanya hak yang didapatkan oleh anak tersebut daripada

kewajiban karena anak tersebut masih di dalam

kandungan.

Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofyan jika dilihat

hak-hak keperdataan mengacu pada lingkup hukum

perdata, bliau merumuskan pengertian dari hukum

11

perdata yakni hukum yang dimana mengatur

kepentingan antara warga negara satu dengan warga

negara yang lainnya.13Hak pada dasarnya sangat erat

kaitannya dengan kewajiban. Yang mana hak merupakan

suatu kebebasan yang diberikan kepada seorang individu

dalam melakukan, bertindak atau melaksanakan sesuatu

yang dimana hal tersebut memberikan kenikmatan pada

seorang individu. Lain dengan kewajiban yaitu suatu

tanggung jawab yang diberikan kepada seorang individu

maupun kelompok untuk dilaksanakan.

Salim HS menjelaskan sebagian dari hak-hak

keperdataan yang merupakan bagian dari hukum perdata

dalam arti objektif yakni :

a. Hak-hakkepribadian (persoonlijkheidsrrechten),

merupakan hak-hak manusia atas dirinya

sendiri, seperti hak-hak manusia atas jiwa,

raga, serta kehormatannya.

b. Hak-hak keluarga (familierechten), merupakan

hak-hak yang timbul dari hubungan keluarga.

Yang termasuk di dalamnya yakni kekuasaan

suami terhadap isteri, kekuasaan keluarga

terhadap anaknya, maupun kekuasaan wali

terhadap anaknya;

c. Hak-hak harta benda (vermogensrechten), yang

dimana merupakan hak-hak mempunyai nilai

uang;

d. Hak-hak kebendaan (zakelijkerechten),

merupakan hak-hak harta benda yang

13 Sri Soedewi, 1981, Hukum Perdata : Hukum Benda, Liberti,

Yogyakarta, hal. 1

12

memberikan kekuasaan langsung atas suatu

benda;

e. Hak-hak atas barang-barang tak berwujud

(rechten opimmateriele gorderen), yang

merupakan hak-hak tentang hasil pemikiran

manusia.

Dari penjelasan hak-hak tersebut kiranya dalam

pemenuhan hak anak sebagai anak di luar

kawinberpatokan pada hak-hak keluarga karena dalam

penentuan perlindungan hukum terhadap anak kiranya

tidak menentukan apakah anak tersebut berstatus sah

kah atau tidak. Sejatinya hukum dapat memberikan

perlindungan kepada setiap orang atau individu tanpa

melihat status maupun latar belakang dari orang

tersebut. Setiap orang berhak atas hidup dan berhak

untuk mempertahankan kehidupan yang ia jalani,

berhak berkembang serta berhak perlindungan atas

dirinya dari kekerasan dan berhak atas perlindungan

apabila terjadi diskriminasi terhadap dirinya. Hal

tersebut telah dijelaskan pada ketentuan BAB XA

Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

I. Ketentuan dalam Pasal 42 Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 menjelaskan bahwa anak yang sah adalah

anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat

perkawinan yang sah. Jadi apabila anak yang dilahirkan

berstatus anak yang sah kiranya harus ada atau

terjadinya perkawinan terlebih dahulu. Merajuk kepada

13

bagaimana kedudukan hukum anak di luar kawin atau di

luar perkawinan mengenai status hukumnya yakni hanya

memiliki hubungan keperdataan dengan ibu dan

keluarga ibunya saja (Pasal 43 ayat (1)). Mengenai

kebutuhan sang anak baik dilihat dari segi materi, ibu

dan keluarga dari sang ibu bertanggung jawab secara

penuh dalam pemenuhan kebutuhan sang anak.

II. Pada dasarnya anak merupakan ciptaan Tuhan yang

harus dijaga oleh semua pihak terutama orang tua dari

anak tersebut tanpa melihat status dari anak baik anak

kandung, anak tiri, maupun anak di luar perkawinan.

Mengenai perlindungan hukum yang didapatkan anak di

luar perkawinan sejatinya setiap individu telah mendapat

hak sejak dalam kandungan. Hak yang dimiliki setiap

anak untuk hidup kiranya tidak memandang dari status

maupun latar belakang dari anak tersebut.

3.2 Saran

Saran yang dapat di sampaikan penulis yakni, diharapkan

pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan dapat dilakukannya revisi mengenai status

anak diluar perkawinan yang dimana mempertegas

mengenai status hukum anak tersebut. Dan, dalam

putusan apabila anak di luar perkawinan hanya memiliki

hubungan keperdataan dengan ibu dan keluarga dari

ibunya, kiranya itu merupakan suatu yang tidak adil.

Diharapkan adanya pencerahan yang dapat ditindak lanjuti

agar tidak terjadinya diskriminasi antara anak yang sah

maupun anak yang tidak sah akibat lahir di luar

perkawinan.

14

DAFTAR PUSTAKA

Buku – Buku

Al Gozali, 1995, Menyingkap Hakekat Perkawinan, Kharisma, Bandung.

Seyyed Hossein Nasr, 2003, Islam: Agama Sejarah dan

Peradaban, Risalah Gusti, Surabaya.

Abdul Ghofur Anshori, 2006, Pokok-Pokok Hukum Per-janjian

Islam di Indonesia, Citra Media, Yogyakarta. Hilman Hadikusuma, 2007, Hukum Perkawinan Indonesia

Menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama, Cet.3, CV. Mandar Maju, Bandung.

Sri Soedewi, 1981, Hukum Perdata : Hukum Benda, Liberti,

Yogyakarta.

Djoko Prakoso, 1987, Asas-Asas Hukum Perkwinan Di Indonesia, Cet. 1, Bina Aksara, Jakarta.

I Made Udiana, 2011, Rekontruksi Pengaturan Penyelesaian

sengketa Penanaman Modal Asing, Udayana

University, Denpasar.

, 2016, Kedudukan Dan Kewenangan Pengadilan Hubungan Industrial, Udayana University Press,

Denpasar.

Jurnal Hukum

Buchari Fuan, 2014, “Kedudukan Anak Akibat Pembatalan Perkawinan”, Vol. 1, No. 2, Fakultas Hukum,

Pekanbaru Riau. Isyana K. Konoras, 2013, “Perlindungan Hukum Terhadap

Anak Diluar Nikah Di Indonesia”, Vol. 1, No. 2, Jurnal Hukum Edisi Khusus, Universitas Ratulangi, Manado.

Putu Sauca Arimbawa Tusan, 2017, “Perlindungan Hukum

Terhadap Anak Akibat Perceraian Orang Tua”, Vol. 6, No. 2, Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana

15

Master Law Journal), Fakultas Hukum, Universitas Udayana.

Peraturan Perundang – Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijk Wetboek).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan ( Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1974 Nomor 1).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165).