vitamin a dan vitamin e
DESCRIPTION
Vitamin A umumnya terdapat pada dalam pangan hewani seperti hati, daging, susu, ikan, telur. Sedangkan yang terdapat pangan nabati adalah karoten yang merupakan provitamin A. Sumber karoten diantaranya adalah sayuran berwarna hijau tua serta sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kangkung, bayam, wortel, tomat, dll. Minyak kelapa sawit yang berwarna merah juga kaya akan karoten.TRANSCRIPT
Vitamin A dan Vitamin E
Tugas Mata Kuliah Analisis Zat Gizi
Oleh :
Dian Fajriyah Pangestika
25010110120018
PEMINATAN GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
Vitamin A
Sifat Kimia
Vitamin A merupakan suatu kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam lemak atau
pelarut lemak. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester retinil, yaitu
terikat pada asam lemak rantai panjang. Vitamin A tahan terhadap cahaya panas dan alkali, tetapi
tidak tahan terhadap asam dan oksidasi.
Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan nabati mengandung
karotenoid yang merupakan prekusor (provitamin) vitamin A. Diantara ratusan karotenoid yang
terdapat dialam hanya bentuk alfa, beta, dan gama serta kriptosantin yang berperan sebagai
provitamin A. Beta karoten adalah bentuk provitamin A palin aktif, yang terdiri atas dua molekul
retinol yang saling berkaitan. Karotenoid terdapat didalam kloroplas tanaman dan berperan
sebagai katalisator dalam fotosintesis yang dilakukan oleh klorofil. Oleh karena itu karotenoid
paling banayk terdapat dalam sayuran berwarna hijau tua.
Sumber
Vitamin A umumnya terdapat pada dalam pangan hewani seperti hati, daging, susu, ikan,
telur. Sedangkan yang terdapat pangan nabati adalah karoten yang merupakan provitamin A.
Sumber karoten diantaranya adalah sayuran berwarna hijau tua serta sayuran dan buah-buahan
yang berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kangkung, bayam, wortel, tomat, dll.
Minyak kelapa sawit yang berwarna merah jug akaya akan karoten.
Analisis Vitamin A
Analisis vitamin A dapat dilakukan secara biokimia. Yaitu dengan beberapa cara sebagai
berikut:
1. Analisis darah
a. Serum retinol
Kadar serum retinol menggambarkan status vitamin A hanya ketika cadangan vitamin
A dalam hati kekurangan dalam tingkat yang berat (<0,07 µmol/g hati) atau
berlebihan sekali (>1,05 µmol/g hati). Faktor yang berpengaruh pada kadar serum
retinol antara lain umur, jenis kelamin dan ras. Faktor lain adalah asupan lemak yang
rendah dalam makanan, misalnya asupan < 5-10 g/hari, akan mengganggu absorpsi
dari provitamin A karoten dan pada jangka panjang menurunkan konsentrasi plasma
retinol.
b. Serum Retinol Binding Protein (RBP)
Serum RBP terjadi pada 1:1:1 M complex dengan retinol and transthyretin. Karena
1:1 complex, konsentrasi serum RBP dapat menggambarkan konsentrasi serum
retinol dan karena itu mungkin dapat digunakan untuk indikator status vitamin A.
Penentuan RBP umumnya digunakan pada populasi di mana sumber daya manusia
dan tehnik pendukung terbatas, pengumpulan sampel lebih mudah dan prosedur
analisis lebih mudah dan murah dibandingkan dengan serum retinol. Terdapat
beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi ikatan RBP pada retinol, yaitu kurang energi
protein, penyakit hati, gagal ginjal kronik.
c. Serum retinyl ester
Pengukuran konsentrasi retinyl ester dalam serum yang paling baik adalah dengan
fase normal dari HPLC, saat di mana kadar rendah serum puasa dapat diukur
bersamaan dengan kadar serum retinol.
d. Serum karotenoid
Komponen utama dari serum karoten adalah β-karoten, likopen dan beberapa
karotenoid. Diketahui beberapa faktor non-gizi berpengaruh pada konsentrasi serum
karoten, faktor tersebut adalah umur, jenis kelamin, asupan alkohol, status fisiologis,
indeks massa tubuh dan musim. Merokok juga mungkin mempengaruhi hubungan
antara asupan β-karoten dan kadar serum β-karoten.
2. Metode table isotop dan cadangan total vitamin A
Prosedur isotop dilution hanyalah metode yang mengukur secara kuantitatif
cadangan vitamin A di dalam hati. Yang dilakukan adalah memberi secara oral
tetradeuterated vitamin A. Pemberian isotop memungkinkan untuk seimbang dengan
cadangan vitamin A di dalam tubuh, kemudian dilakukan pengambilan darah dan rasio
dari komponen deurated dan non-deuterated diukur dengan spektrofotometri.
3. Relative dose respone (RDR)
Metode RDR dapat digunakan untuk menduga cadangan vitamin A dalam hati
karena itu dapat mengidentifikasi seseorang dengan defisiensi vitamin A marginal. Tes
ini didasarkan pada observasi bahwa selama terjadi kekurangan vitamin A, cadangan
dalam hati menurun, RBP berakumulasi dalam hati sebagai apo-RBP. Setelah pemberian
vitamin A test dose, sebagian vitamin A mengikat kelebihan apo-RBP dalam hati.
Kemudian keluar sebagai holo-RBP (RBP berikatan dengan retinol) ke dalam aliran
darah.
4. MRDR (Modified Relative Dose Response)
Penentuan MRDR didasarkan pada prinsip yang benar-benar sama dengan RDR.
Prinsip MRDR: selama terjadi penurunan vitamin A apo-RBP berakumulasi dalam hati.
Dengan pemberian test dose, 3,4 didehydroretinyl acetate (vitamin A2) akan muncul
setelah 4-6 jam dalam serum terikat pada RBP sebagai 3,4 didehydroretinol (DR).
MRDR hanya memerlukan satu pengambilan darah namun untuk analisis diperlukan alat
High Performance Liquid Chromatography (HPLC).
Vitamin E
Sifat Kimia
Vitamin E disebut juga sebagai tokoferol. Vitamin E murni memiliki sifat tidak berbau
dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sintetik biasanya berwarna kuning muda hingga
kecoklatan. Vitamin E larut dalam lemak dan dalam sebagian besar pelarut organik, tetapi tidak
larut dalam air. Vitamin E agak tahan panas dan asam tetapi tidak tahan alkali, sinar ultraviolet
dan oksigen. Vitamin E rusak bila bersentuhan dengan minyak tengik, timah, dan besi.
Ada empat jenis tokoferol yang penting dalam makanan, yaitu alfa-, beta-, gama-, delta-,
tokoferol, dan tokotrienol. Tokoferol terdiri atas struktur cincin 6-kromanol dengan rantai
samping jenuh panjang 16 karbon fitol. Perbedaan antar jenis tokoferol terletak pada jumlah dan
posisi gugus metil pada struktur cincin.
Tokotrienol memiliki tiga ikatan rangkap pada rantai samping. Perbedaan struktur
mempengaruhi tingkat aktivitas vitamin E secara biologik. Tokotrienol tidak banyak terdapat di
alam karena kurang aktif secara biologik. Alfa-tokoferol adalah bentuk vitamin E paling aktif.
Bentuk sintetik vitamin E mempunyai aktifitas biologik 50% daripada alfa-tokoferol yang
terdapat dialam.
Sumber
Sumber utama vitam E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah
dan biji-bijian. Minyak kelapa dan zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E. Sayuran dan
buah-buahan juga merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan kacang-
kacangan mengandung vitamin E dalam jumlah yang terbatas.
Analisis Vitamin E
Penentuan kadar vitamin E dalam serum dapat dilakukan dengan spektroflourometri.
Metode spektroflourometri adalah suatu metode pengukuran berdasarkan sinar berflourensi.
Flourensi adalah gejala dari suatu molekul setelah radiasi cahaya, melepas kembali radiasi tadi
dengan panjang gelombang yang lebih panjang. Penentuan kadar vitamin E dengan
menggunakan metode spektroflourometri merupakan análisis kuantitatif.
DATAR PUSTAKA
Almatsier 2002, Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Media Utama.
Permaesih, Dewi 2008. Penilaian Status Vitamin A secara Biokimia, diakses tanggal 2 Mei 2013
< http://www.persagi.org/document/makalah/133_makalah.doc>
Sudarmadji, S 1996, Teknik Analisa Biokimia. Yogyakarta: Liberty.