visualisasi morfologi, kuantifikasi nutrisi dan …eprints.unram.ac.id/6969/1/journal aya.pdf ·...

15
VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN ANALISIS KECERNAAN IN VITRO (BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK) ISI OMASUM SAPI BALI JANTAN PUBLIKASI ILMIAH Diserahkan Guna Memenuhi Sebagian Syarat yang Diperlukan untuk Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan pada Program Studi Peternakan Oleh NURHIDAYAH B1D 012 224 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2016

Upload: vonhan

Post on 27-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN ANALISIS

KECERNAAN IN VITRO (BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK)

ISI OMASUM SAPI BALI JANTAN

PUBLIKASI ILMIAH

Diserahkan Guna Memenuhi Sebagian Syarat yang Diperlukan

untuk Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan

pada Program Studi Peternakan

Oleh

NURHIDAYAH

B1D 012 224

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2016

Page 2: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan
Page 3: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN ANALISIS

KECERNAAN IN VITRO (BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK) ISI

OMASUM SAPI BALI JANTAN

Nurhidayah/B1D 012 224 Fakultas Peternakan Universitas Mataram

INTISARI

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September-Desember 2015

bertujuan untuk menganalisis visualisasi morfologi, kuantifikasi nutrisi dan

analisis kecernaan in vitro isi omasum sapi Bali jantan berdasarkan hasil

pengambilan sampel 3 organ dan isi omasum sapi Bali jantan. Analisis proksimat

dan kecernaan in vitro bahan kering dan bahan organik isi omasum dilaksanakan

di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Unversitas

Mataram dengan metode analisis proksimat dan kecernaan in vitro. Data yang

bersifat kualitatif dianalisis secara deskritif sedangkan data yang bersifat

kuantitatif dihitung nilai arithmetic mean ( x ± STDEV) menggunakan komputer

program Microsoft Excel. Hasil penelitian untuk analisis proksimat isi omasum

sapi Bali jantan dapat dilihat rata-rata dari bahan kering yaitu 94,9616 1,39%,

abu 28,5035 3,87%, bahan organik 71,4965 3,87%, protein kasar

13,4941 1,49%, lemak kasar 6,8434 2,60%, serat kasar 29,7889 9,41%, dan

bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 16,3318 8,61%. Untuk hasil penelitian

kecernaan in vitro bahan kering isi omasum sapi Bali jantan rata-ratanya yaitu

31,76 5,33% dan untuk kecernaan bahan organiknya yaitu 21,93 7,81%.

Kata kunci: sapi bali jantan, isi omasum, analisis proksimat, kecernaan

in vitro

VISUALIZATION MORPHOLOGICAL , QUANTIFICATION

NUTRITION AND ANALYSIS OF IN VITRO DIGESTIBILITY (DRY

MATTER AND ORGANIC MATTER) CONTENTS OMASUM MALE

CATTLE BALI

Nurhidayah/B1D 012 224 Animal Science Faculty of Mataram University

Abstract

This research has been conducted on a September - December 2015 aims

to analyze the morphology visualization, quantification and analysis of the

nutrient content of in vitro digestibility Omasum Bali cattle bull by the results of

sampling 3 organ and contents Omasum male Bali cattle. Proximate analysis and

in vitro digestibility of dry matter and organic matter content of Omasum

conducted at the Laboratory of Nutrition and Feed Faculty of Animal Science of

Mataram University with proximate analysis method and in vitro digestibility.

Qualitative data was analyzed by descriptive whereas quantitative data calculated

arithmetic mean value (± STDEV) using the computer program Microsoft Excel.

Results of research for the contents proximate analysis Omasum male Bali cattle

can be seen an average of dry matter that is 94.9616 ± 1.39%, ash 28.5035 ±

Page 4: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

3.87%, organic matter 71.4965 ± 3.87%, protein rough 13.4941 ± 1.49%, crude

fat 6.8434 ± 2.60%, crude fiber 29.7889 ± 9.41%, and extract materials without

nitrogen (BETN) 16.3318 ± 8.61%. To research in vitro digestibility of dry matter

content of beef Bali Omasum the average male is 31.76 ± 5.33% and for organic

matter digestibility is 21.93 ± 7.81%.

Keywords : male Bali cattle , the contents of omasum , proximate analysis , in

vitro digestibility

Page 5: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

PENDAHULUAN

Sapi adalah ternak ruminansia yang mempunyai lambung yang terdiri dari

empat bagian yaitu: rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Proses

pencernaan zat makanan di dalam rumen, retikulum, dan omasum dilakukan oleh

mikroba rumen (bakteri, fungi, dan protozoa) yang merombak makanan secara

fermentatif sehingga menjadi senyawa lain yang berbeda dari molekul zat

makanan asalnya, misalnya protein dirombak menjadi NH3 dan karbohidrat

dirombak menjadi asam lemak atsiri (FVA = Folatile Fatty Acid) (Partama, 2013)

Menurut Arora (1989), dari kompartemen-kompartemen lambung

ruminansia, terdapat organ setelah retikulo-rumen yang disebut omasum. Omasum

merupakan suatu organ yang berisi lipatan-lipatan yang menyerupai lipatan buku,

itulah sebabnya omasum sering disebut perut kitab. Omasum terletak di sebelah

kanan rumen dan retikulum persis pada kaudal hati. Pertautan antara omasum dan

abomasum terdapat suatu susunan lipatan membran mukosa “vela terminalia”

yang berperan sebagai katup untuk mencegah kembalinya bahan-bahan dari

abomasum menuju ke omasum.

Di dalam omasum terdapat lembara-lembaran seperti buku yang berfiungsi

sebagai tempat absorbsi atau penyerapan air dan penyerapan asam lemak

menguap sehingga di bagian organ selanjutnya yaitu abomasum bentuk dari feses

agak padat. Fungsi dari lembaran-lembaran omasum ini juga berfungsi sebagai

pemisah antara partikel yang satu dengan yang lainnya. Visualisasi bentuk dari

omasum secara makroskopis sudah banyak kita lihat tetapi bentuk dari omasum

secara mikroskopis jarang atau belum pernah kita lihat. Nilai kandungan nutrisi

pakan di dalam omasum dapat diketahui dengan melakukan analisis proksimat,

tetapi hal ini belum menunjukan nilai nyata bahan makanan tersebut dapat dicerna

oleh ternak. Daya cerna dapat diukur dengan menggunakan metode in vivo atau in

vitro (Williamson dan Payne, 1993).

Page 6: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui visualisasi morfologi,

kuantifikasi nutrisi dan kandungan nutrisi kecernaan in vitro (bahan kering dan

bahan organik) dari isi omasum sapi Bali jantan dan sebagai bahan informasi bagi

ilmuwan serta masyarakat pada umumnya serta sebagai data pembanding bagi

mahasiswa dalam melakukan penelitian selanjutnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Sebelum pengambilan isi omasum terlebih dahulu ternak disembelih.

Kemudian melakukan proses pengulitan dan mengikat masing-masing batas organ

isi dalam dari sapi Bali jantan dengan 2 buah klem penjepit kemudian pembatas

dipotong. Setelah itu melakukan penimbangan masing–masing organ dan

membuka satu penutup organ kemudian mengambil cuplikan sampel isi omasum

secara acak sebanyak 5–6 kali pengambilan. Membersihkan organ dari sisa isi

omasum kemudian mengisi air sampai penuh dan menghitung organ berisi air

(volume), kemudian buang air dan timbang dinding omasum yang bersih. Setelah

itu melakukan pembedahan masing–masing organ untuk menghitung panjang,

lebar, luas dan ketebalan dari omasum. Kemudian mengambil sampel jaringan

dari masing–masing organ omasum kemudian dilanjutkan mengamati visualisasi

morfologi dibawah mikroskop cahaya. Setelah itu melakukan analisis proksimat

dan kecernaan in vitro bahan kering dan bahan organik di Laboratorium Ilmu

Nutrisi Makanan Ternak Ruminansia/Herbivora Fakultas Peternakan Universitas

Mataram.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari visualisasi morfologi dan kuantifikasi dianalisis

menggunakan analisis deskriptif, sedangkan untuk analisis proksimat dan in vitro

dihitung secara kuantitatif dengan menggunakan metode arithmatics berdasarkan

nilai rata-rata dan standar deviasi menggunakan komputer program Microsoft

Excel (Santosa dan Ashari, 2005).

Page 7: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Visualisasi Morfologi dan Kuantifikasi Omasum

Tabel 1 berikut memaparkan kuantifikasi dari organ omasum kedua sapi,

variabel yang diamati meliputi: berat awal organ, berat dinding, berat isi, volume,

panjang, lebar, luas, ketebalan, berat segar isi omasum, berat kering isi omasum,

suhu, pH, jumlah papila yang diamati dibawah mikroskop 3 dimensi, dan banyak

lipatan omasum.

Tabel 1. Kuantifikasi Omasum

Variabel yang Diamati

Omasum Sapi ke-

Rata-rata 1 2

Berat Awal (kg) 2,02 2,19 2,11

Berat Dinding (kg) 1,49 1,02 1,26

Berat Isi (kg) 0,5 1,17 0,84

Volume (L) 2,06 3,24 2,65

Panjang (cm) 27 31,6 29,3

Lebar (cm) 18,6 20,66 19,63

Luas (cm2) 271,58 335,1 303,34

Ketebalan (mm) 6,6 6,33 6,47

Suhu (0C) 37 35,2 36,1

Berat segar (gr) 160 80 120

Berat kering (gr) 31,52 17,05 24,29

pH 7 7 7

Jumlah papila/luas bidang

pandang (cm) 30,96 39,36 35,16

Banyak Lipatan 60 56 58

Sumber: Data primer diolah (2016)

Hasil yang diperoleh dari data lapangan kuantifikasi dari omasum kedua

sapi Bali jantan dengan dua kali ulangan adalah, rata-rata berat awal organ 2,11

kg, berat dinding organ 1,26 kg, berat isi omasum 0,84 kg, volume omasum 2,65

liter, panjang omasum 29,3 cm, lebar omasum 19,63 cm, luas omasum 303,34

cm2, ketebalan omasum 6,47 mm, berat segar isi omasum 120 gr, berat kering isi

omasum 24,29 gr, suhu omasum 36,1 0C , pH omasum 7, jumlah papila yang

diamati dibawah mikroskop 3 dimensi dengan luas bidang pandang 0,79 cm yaitu

35,16, banyak lipatan dari omasum sebanyak 58 lembar.

Page 8: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

Bentuk omasum dan jumlah dari lembaran-lembaran setiap lamela

berbeda-beda antara ternak yang satu dengan yang lainnya. Seperti yang

dilaporkan Becker dkk (1963), jumlah lembaran-lembaran dari omasum pedet

sapi jersey berjumlah rata-rata 85 lembar. Hasil yang dilaporkan dimaksud sedikit

lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian yang didapatkan meskipun dalam

penelitiannya yang diteliti adalah pedet sapi Jersey. Perbedaan ini disebabkan oleh

berbagai faktor yaitu: jenis ternak, genetik ternak, umur ternak, pakan yang

dimakan, lingkungan dan lain-lain. pH cairan omasum yang didapat dari

laporannya Ewing dkk, (1918) adalah 5,2 sampai 6,8. Hasil yang dilaporkan

sedikit berbeda dengan hasil penelitian yang didapat rata-rata pH 7. Perbedaan

dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali

jantan dari penelitian ini disembelih secara tradisional yang dimana ternaknya

dibanting ke tanah yang menyebabkan cairan yang berada di dalam rumen

tercampur dengan cairan yang berada di dalam omasum sehingga pH yang berada

di dalam omasum tinggi. Jumlah volume omasum yang dilaporkan oleh Becker

dkk (1963) untuk umur sapi yang berbeda-beda adalah sapi jersey umur 150 hari

adalah 331±2,643 ml.

Gambar 1. Bentuk omasum utuh

Page 9: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

Gambar 2. Bentuk omasum bagian dalam

Gambar 3. Bentuk papila omasum secara makro

Gambar 4. Bentuk papila omasum secara mikro

Soeharsono, dkk (2010) menyatakan, bahwa dalam omasum, selulose dan

pentosa dikonsentrasikan karena sebagian air diabsorpsi disini, khususnya pada

lembaran-lembaran omasum tersebut. Karena tingginya absorpsi air, maka

Page 10: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

elektrolit seperti Na dan K turut diabsorpsi, sehingga konsentrasinya dalam

omasum sangat rendah. Sifat mengabsorpsi air pada omasum diduga berfungsi

untuk mencegah turunnya pH pada abomasum dengan pengenceran. Pada anak

sapi jantan Mg dan Phospor juga diabsorpsi sedangkan pada domba tidak (Arora,

1989).

Dari gambar 1 diatas, hasil yang diperoleh dalam peneltian ini berdasarkan

analisis deskriptif yaitu bentuk utuh dari omasum bulat menyerupai bola dan

terdapat sisa partikel pakan di dalamnya yang masih mengandung air. Gambar 2

memperlihatkan bentuk omasum bagian dalam secara langsung adalah seperti

lembaran buku atau lembaran kitab dan mempunyai papila-papila seperti gambar

3 dan gambar 4 jika dilihat dengan bantuan mikroskop 3 dimensi. Seperti yang

dikemukaan oleh Lauwers (1973), menyatakan bahwa, omasum merupakan

lambung ketiga yang ditaburi lamina pada permukaannya sehingga menambah

luas permukaan tersebut. Papila Kecil yang berada diatas permukaan menambah

luas permukaan menjadi 28 %. Bentuknya ellip terletak sebelah kanan reticulum

kurang lebih pada rusuk ke 7-11. Mucosa omasum mempunyai lembaran-

lembaran selaput lendir yang tersusun seperti kitab tulis, maka omasum ini disebut

perut kitab-kitab dan lembaran-lembaran ini disebut lamina omasi. Lembaran ini

tersusun tidak sama besar/panjang, tetapi berselang-seling besar-kecil sampai

bertingkat 5 (Egan, 1982).

2. Kuantifikasi Nutrisi Isi Omasum Sapi Bali Jantan

Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis di Laboratorium Ilmu Nutrisi

dan Makanan Ternak Ruminansia/ Herbivora Fakultas Peternakan Universitas

Mataram pada tanggal 07 November sampai dengan 03 Desember 2015 diperoleh

rata-rata analisis proksimat lengkap: abu, serat kasar, lemak kasar, protein kasar,

dan BETN sampel isi omasum sapi Bali jantan. Data yang dimaksud dapat dilihat

pada tabel berikut.

Page 11: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Isi Digesta Omasum Sapi Bali Jantan

Sumber: Data primer diolah (2016)

Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kandungan komposisi

kimia digesta omasum sapi Bali jantan lebih tinggi daripada komposisi kimia

digesta rumen yang dilaporkan Rasyid (1981) disitasi oleh Suhermiyati (1984)

memiliki kandungan abu 18,54%, protein kasar 8,86%, lemak kasar 2,60, serat

kasar 28,78%, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen BETN 41,24%. Perbedaan yang

dimaksud disebabkan karena jenis pakan yang dimakan oleh ternak tersebut.

3. Analisis Kecernaan In Vitro Bahan Kering dan Bahan Organik

Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis di Laboratorium Ilmu Nutrisi

dan Makanan Ternak Ruminansia/ Herbivora Fakultas Peternakan Universitas

Mataram pada tanggal 07 November sampai dengan 03 Desember 2015 diperoleh

rata-rata kecernaan in-vitro bahan kering dan kecernaan bahan organik sampel isi

omasum sapi Bali jantan. Data yang dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut.

Sapi

Nomor Ulangan ABU (%) PK (%) LK (%) SK (%)

BETN

(%)

1

1 31,20 14,11 7,95 20,98 22,68

2 30,10 13,66 9,94 21,92 20,89

2

1 32,32 14,79 6,33 28,68 11,50

2 28,71 14,06 6,72 28,32 16,24

Rata-rata

30,58 14,15 7,74 24,98 17,83

Standar

Deviasi 1,54 0,47 1,62 4,09 5,01

Page 12: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

Tabel 3. Kecernaan In-Vitro BK dan BO Sampel Isi Omasum Sapi

Bali Jantan

Sapi

Nomor Ulangan

BK As

feed (%)

BK Awal

(%)

BO

Awal

(%)

KCBK

(%)

KCBO

(%)

1

1

19,09

96,92 68,80 39,95 32,00

2 96,51 69,90 33,74 27,71

2

1

19,95

93,63 67,68 27,67 16,90

2 94,05 71,29 35,00 26,07

Rata-rata

19,52 95,28 69,42 34,09 25,67

Standar

Deviasi 0,61 1,68 1,54 5,05 6,36

Sumber: Data primer diolah (2016)

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata bahan kering as feed isi omasum

sapi Bali jantan yaitu 15,52%, bahan kering udara 95,28%, bahan organik 69,42%,

kecernaan bahan kering 34,09%, kecernaan bahan organik 25,67%.

Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa kandungan dari bahan kering

isi omasum 95,28%, relatif sama dengan yang dilaporkan oleh Fatihah (2015)

bahwa kandungan bahan kering dari hijauan pakan Euphorbia hirta L adalah

92,25%, kemungkinan rata-rata dari ternak yang disembelih yang diambil sampel

isi omasumnya untuk dianalisis mengkonsumsi pakan jenis hijauan tersebut.

Tingginya kandungan bahan kering disebabkan karena sampel yang didapatkan

berbentuk cair kemudian dikeringkan dengan sinar matahari dan di oven denagn

suhu 600C dan kemudian di oven lagi dengan suhu 105

0C, sehingga kandungan

bahan keringnya tinggi dan kandungan air berdasarkan bahan keringnya yang

sudah di oven 1050C tersebut rendah. Sedangkan untuk hasil penelitian rata-rata

kandungan bahan organik yang didapatkan 69,42% lebih rendah dari yang

dilaporkan oleh Adelina (2015) bahwa rata-rata kandungan bahan organik dari

jenis hijauan adalah 85,79%. Hasil yang dilaporkan dimaksud sedikit lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil penelitian yang didapatkan meskipun dalam

penelitiannya yang dianalisis adalah kecernaan bahan organik dari hijauan pakan

ruminansia besar. Rendahnya nilai kecernaan disebabkan karena di dalam

Page 13: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

omasum sudah terjadi penyerapan bahan kering dan bahan organik dari digesta isi

omasum sehingga yang diambil adalah sisa atau ampasnya.

KESIMPULAN

Dari pembahasan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa komposisi

kimia terutama kadar protein digesta isi omasum sapi Bali jantan dewasa lebih

tinggi dibanding kandungan protein rumput, meskipun potensinya sebagai pakan

ternak tidak terlalu tinggi disebabkan daya cerna bahan kering maupun bahan

organiknya tergolong rendah. Kecernaan bahan kering dari digesta isi omasum

sapi Bali jantan dewasa yaitu 34,09 5,05% dan kecernaan bahan organik

25,67 6,36%.

DAFTAR PUSTAKA

Adelina, W. 2015. Analisis Kandungan Serat Kasar dan Kecernaan In-Vitro

Bahan Organik Pakan Ruminansia Besar. Skripsi. Fakultas Ppeternakan

Universitas Mataram. Mataram.

Akhter, S. and M.M. Hossain. 1998. Cow Faeces in Vitro Digestibility Assay of

Forage. Aust. J. Anim. Sci., 1 (1): 51-54.

Anggorodi, R. 2005. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia: Jakarta.

Arora, S.P. 1989. Pencernaggoan Mikroba pada Ruminansia. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Barnes, R.F. 1973. Laboratory Methods of Evaluating Feeding Value of Herbage.

In: G.W. Butler and R.W Bailey (eds). Chemistry and Bio-chemistry of

Herbage. Academic Press, London and New York. Pp 178-214.

Becker, S. P. Marshall, And .P. T. Dix Arnold. 1963. Anatomy, Development, And

Functions Of The Bovine Omasum. Journal Series No. 1678. Department

Of Dairy Science, :Florida Agricultural Experiment Station, Gainesville.

Borba, A.E.S., P.J.A. Corella, J.M.M.Fernandes and A.F.R.S. Sorba. 2011.

Comparison of Three Sources of Inocula for Predicting Apparent

Digestibility of Ruminant Feedstuff. J. Anim. Res., 50: 265-273.

BPS. 2014. Kecamatan Sekarbela Dalam Angka 2014. Sekarbela District in

Figures 2013. BAPPEDA Kota Mataram.

Egan, A.R. 1982. Physiology Ruminansia dan Bioenergy. Terjemahan dari

Fisiologi Ruminansia dan Bioenergi Oleh Hamid Sukmaraga. A.U.I.D.P.

Universitas Brawijaya. Malang.

Ewing, P. V., and Wright, L. H. 1918. A Study Of The Physical Changes Which

Take Place In Cattle During Digestion. J. Agr. Re-Search, 13: 639.

Page 14: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

Fatihah, S. 2015. Analisis Kandungan Protein Kasar dan Kecernaan In-Vitro

Bahan Kering Pakan Ruminansia Besar. Skripsi. Fakultas Peternakan

Universitas Mataram. Mataram.

Feati. 2011. Teknologi Penggemukan Sapi Bali. BPTP NTB it-2. pdf.

Guntoro, S. 2002. Membudidayakan Sapi Bali. Kanisius. Yogyakarta.

Harrison, F.A. 1971. Peiloshophical Transactions of the Royal Society. London.

13262: 301-305.

Hornicke, H. 1964. Tierernahr Fuuttermittelk. 19: 92-117. Dalam Egan.

Physiology Ruminansia dan Bioenergy. Terjemahan dari Fisiologi

Ruminansia dan Bioenergi Oleh Hamid Sukmaraga. A.U.I.D.P.

Universitas Brawijaya. Malang.

Kamal, M. 1998. Nutrisi Ternak Dasar. Laboratorium Makanan Ternak Jurusan

Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.

Lauwers, H. 1973. Morfologische Bijdrage Totde Kennis Vanhet Resorberad

Vermogen Van Runder Voormagen. Dalam Egan. Physiology Ruminansia

dan Bioenergy. Terjemahan dari Fisiologi Ruminansia dan Bioenergi Oleh

Hamid Sukmaraga. A.U.I.D.P. Universitas Brawijaya. Malang.

Legowo, A.M. dan Nurwantoro. 2004. Diktat Kuliah Analisis Pangan. Fakultas

Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.

Leng, R.A. 1970. Formation and Production of Volatile Fatty Acids in the Rumen.

In Physiology of Digestion and Metabolism in Ruminants. (Ed) A.T.

Phillipson, PP. 406-421. Oreil Press, New Castle Upon Tyne, England.

Mahadevamma, S., Shamala, T.R. and Tharanathan, R.N. 2004. Resistant Starch

Derived from Processed Legumes: In Vitro and In Vivo Fermentation

Characteristics. Dalam Sudirman. Evaluasi Pakan Tropis Dari Konsep ke

Aplikasi (Metode In-Vitro Feses). Pustaka Reka Cipta: Bandung, pp 20.

Meijer, M.C.P. 1962. Das Balirind. Dalam Egan. Physiology Ruminansia dan

Bioenergy. Terjemahan dari Fisiologi Ruminansia dan Bioenergi Oleh

Hamid Sukmaraga. A.U.I.D.P. Universitas Brawijaya. Malang.

Nozawa, K. 1979. Phylogenetic Studies on the Native Domestics Animals in East

and Southeast Asia. Proceding Workshop Animal Genetic Resources In

Asia and Oceania. Tsukuba, 3-7 September 1979. Hal. 23-43.

Omed, H.M, D.K. Lovett, and R.F.E. Oxford. 2000. Faeses as a Source of

Microbial Enzymes For Estimating Digestibility. CAB International, pp.

135-154.

Pane, I. 1990. Upaya Peningkatan Mutu Genetik Sapi Bali. Dalam Makalah

Seminar Nasional Sapi Bali. Bali.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Penerbit

Universitas Indonesia. Jakarta

Partama, I.B.G. 2013. Nutrisi dan Pakan Ternak Ruminansia. Udayana University

Press. Denpasar.

Payne, W.J.A., and D.H.L. Rollinson. 1973. Bali Cattle. Worl Anim. Rev. 7: 13-

21.

Santoso, U. 1989. Limbah Bahan Ransum Unggas yang Rasional. Bharata Karya

Aksara. Jakarta

Santosa, P. B., dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan

SPSS. Penerbit ANDI: Yogyakarta.

Page 15: VISUALISASI MORFOLOGI, KUANTIFIKASI NUTRISI DAN …eprints.unram.ac.id/6969/1/JOURNAL AYA.pdf · dari pH yang didapat disebabkan karena proses penyembelihan ternak sapi Bali jantan

Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penerbit Penebar Swadaya.

Jakarta.

Soeharsono, H., Kurnia, A.K., Andi, M. 2010. Fisiologi Ternak. Penerbit Widya

Padjadjaran. Bandung.

Soelaksono, M.E. 1981. Serat Kasar dan Peranannya Dalam Ransum Ternak.

Majalah. Warta Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Stevens, C.E. 1970. Basic Characteristics of the Digestsystem. Dalam Sudirman.

Evaluasi Pakan Tropis Dari Konsep ke Aplikasi (Metode In-Vitro Feses).

Pustaka Reka Cipta: Bandung, pp 20.

Sudirman.2013. Evaluasi Pakan Tropis dari Konsep ke Aplikasi (Metode In-Vitro

Feses). Penerbit Pustaka Reka Cipta. Mataram.

Suhermiyati, S. 1984. Pengujian Cobaan Bahan Limbah RPH dan Ragi Makanan

Ternak serta Kombinasinya dalam Ransum Ayam Pedaging. Thesis.

Fakultas Peternakan IPB. Bogor.

Sutardi, T. 2009. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid I. Fakultas Peternakan Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Thu, N.V. 2003. Effect of Different Strategies of Processing Rice Staw on In Vitro

Digestibility Using Rumen Fluid or Faecal Inocula of Local Cattle. Dalam

Sudirman. Evaluasi Pakan Tropis Dari Konsep ke Aplikasi (Metode In-

Vitro Feses). Pustaka Reka Cipta: Bandung, pp 20.

Tilley, J.M., and R.A. Terry.1963. A Two-Stage Technique for the In Vitro

Digestion of Forage Crops. J. Br. Grass. Soc., 18: 105-111.

Tillman, A., Hartadi, H., Soedomo, R., Soeharto, P., dan Soekanto, L..1986. Ilmu

Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tillman, A., Hartadi, H., Soedomo, R., Soeharto, P., dan Soekanto, L.1989. Ilmu

Makanan Ternak Dasar. Cetakan ketiga. Fakultas Pertanian Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta.

Tumiran, H. 1992. Estimasi Produksi dan Komposisi Botani Padang

Penggembalaan di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Barat. Skripsi.

Fakultas Peternakan Universitas Mataram. Mataram.

Utomo, R. 2012. Evaluasi Pakan dengan Metode Noninvasif. PT. Citra Aji

Parama. Yogyakarta.

Van Soest, P.J.1994. Nutritional Ecology of Ruminants. Second Edition. Cornell

University Press. Itacha, USA.

Williamson, G., and Payne, W.J.A.1993. Pengantar Peternakan di Daerah

Tropis. Gadjah Mada University press. Yogyakarta.