visi misi - habitat for humanity indonesia · indonesia yang lebih cerah, melalui keluarga yang...
TRANSCRIPT
32
VisiDunia dimana setiap orang
memiliki tempat tinggalyang layak.
MisiBerupaya mewujudkan
kasih Tuhan, Habitat for Humanity mengajak semua orang bersama membangun rumah, masyarakat,
dan harapan.
Annual Report
2014
54
Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita para pendiri Republik Indonesia tercinta. Bangsa yang maju ditentukan oleh kecerdasan bangsa itu sendiri. Dan para pendiri republik kita menginginkan tumbuhnya generasi yang cerdas di tanah air.
Kesadaran itu sangat relevan dengan hal yang saya amati belakangan ini. Di tengah era persaingan global saat ini, banyak orang tua ingin mendapatkan sekolah terbaik untuk anak-anak mereka. Apa yang ditawarkan sekolah A? Siapa guru di sekolah B? Berapa perbandingan kegiatan akademik dan kegiatan non-akademik? Namun saya amati pula, orang tua sering lupa, bahwa tempat terbaik untuk belajar itu adalah RUMAH.
Mencerdaskan kehidupan bangsa tentu bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga keluarga. Dan rumah menjadi elemen yang amat sangatpenting. Karena di rumah, keluarga bisa melaksanakan tanggung jawab menanamkan nilai-nilai moral, etika, agama, dan motivasi, bahkan nilai-nilai antikorupsi yang sekarang sedang digalakkan oleh pemerintah. Serta tentu saja mendukung pembelajaran di sekolah dengan dikerjakannya latihan dan pekerjaan rumah dari guru-guru.
Pertanyaannya, apakah sudah semua keluarga bisa tinggal di rumah yang layak huni? Di sinilah Habitat for Humanity Indonesia mengambil peranan, dengan membantu mereka untuk bisa tinggal di rumah yang layak, nyaman, dan sehat, sehingga potensi belajar anak-anak yang adalah penentu masa depan bangsa bisa berkembang optimal.
Dengan mengangkat value rumah sebagai tempat belajar bagi anak-anak kita, kami berharap bisa menggalang dukungan lebih banyak dalam mewujudkan impian jutaan anak di tanah air tercinta, yaitu bisa belajar dengan nyaman di rumah sendiri.Dan dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Sang Maha Pengasih, Habitat forHumanity Indonesia dengan dukungan sangat banyak pihak, bisa membantu lebih dari 3.000 keluarga dalam periode Januari - Desember 2014. Berarti, sejak didirikan pada tahun 1997, kami sudah membantu lebih dari 43.000 keluarga. Melalui program pembangunan rumah layak huni, perbaikan dan rehabilitasi rumah, pembuatan sarana air bersih dan MCK, serta fasilitas komunitas.
Meskipun demikian, masih ada begitu banyak keluarga yang membutuhkan rumah layak huni. Kami menunggu kepedulian dan keterlibatan semua kalangan untuk mempersiapkan masa depan Indonesia yang lebih cerah, melalui keluarga yang tinggal di rumah layak huni. Mari kita semua membangun Rumahku Tempat Belajarku.
SambutanKetua Dewan Pembina
Jimmy MasrinKetua Dewan Pembina
Habitat for Humanity Indonesia
245689
10121314161718
1920212223242526272829
30313234353637384045
Daftar IsiVisi & Misi Daftar IsiSambutan Dewan PembinaIndonesia Selayang PandangJumlah Keluarga TerlayaniOur Goals and Objectives for 2014-18Habitat for Humanity InternationalTentang Habitat for Humanity IndonesiaSambutan Direktur NasionalYang Telah Kami Bangun di Tahun 2014Pengelolaan DanaPeningkatan Kesadaran5 Standar Rumah Layak Huni
PROGRAM & KEGIATANBatamMedanJakartaBandungYogyakartaSurabayaDenpasarManadoRespon dan Pengurangan Risiko BencanaPelatihan Participatory Approach forSafe Shelter Awareness (PASSA)Pelatihan StaffHabitat Youth Build & 28uild.idWomen BuildAmbassador DigsBuilding Beyond FaithCelebs Build Indonesia Habitat GolfKilas Balik 10 Tahun : Tsunami Mengguncang AcehMitra & Donor Kami Kontak Kami
76
IndonesiaSelayang Pandang
34,4 juta orangtinggal di daerah kumuh
27,73 juta orang miskin
127 gunungberapi aktif5 juta orang
tinggal di kawasan gunungberapi aktif
7,9 juta unitRumah tak layak huni
253 juta orangnegara dengan jumlah pendudukterbanyak keempat
6 7
Kebutuhan nasional untuk perumahanyang aman dan terjangkau
98
Jumlah KeluargaTerlayani
Desember
2013 40.604Desember 2012 38.123Juni 2010 25.844Juni 2009 18.696Juni 2008 11.576
17.491dari 43.783 keluarga
terlayani oleh programtanggap bencana Feb 2002 hingga
Des 2014 Gempa Takengon, Aceh7 Juli 2013 – 30 Juni 2014
Erupsi Gunung Sinabung,Sumatera Utara
30 January 2014
Banjir ManadoApril – November 2014
Erupsi Gunung Kelud,Jawa Timur
Mar - Nov 2013
Banjir Teluk BangoMar - Nov 2013
Letusan Hunung Merapi, Yogyakarta
Okt 2010 - Jun 2013
Banjir Banten,Jan - Jul 2012
Tsunami Aceh2004-2011
Tsunami MentawaiOkt 2010 - Nov 2011
Gempa Padang PariamanSept 2009 - Nov 2011
Gempa Jawa BaratSept 2009 - Feb 2011
Banjir Karawang,Jawa BaratMaret 2010
Gempa Yogyakarta2006-2008
Banjir JakartaMaret - Juni 2007
Banjir JakartaFeb 2002
43.783Desember
2014
BuildCommunity
ImpactInspire Action to
End PovertyHousing
Serve as a leading voice in growing awareness
of housing as a criticalfoundation for breaking the
cycle of poverty
Mobilize volunteersas hearts, hands andvoices for the cause
of adequate,affordable housing
Our Goals andObjectives for 2014-18
Seeking to put God’s love into action by addressing urgent housing needs in our communities, nations and world,Habitat for Humanity will be a partner and catalyst to:
Build A Sustainable OrganizationMobilize Resources and Steward From Faithfully
Fund the missionGrow skills and leadership capabilities
Operate with excellence
BuildCommunity
ImpactImprove Housing
Conditions
Serve families through sustainable construction and housing support
services
Leverage shelter as a catalyst for community transformation
Grow capacity to serve the most vulnerable, the disaster affected
and the urbanizing world
Build Sector Impact
Partner toIncrease
Shelter Access
Support market approaches that increase products,
services and financing foraffordable housing
Promote policies and systems that advance access
to adequate,affordable housing
1110
Habitat for HumanityInternational
Amerika Latindan KaribiaArgentinaBoliviaBrazilChileKolombiaKosta RikaRepublik DominikaEkuador †
El SalvadorGuatemalaGuyanaHaitiHondurasMexicoNikaraguaParaguayPeru†Trinidad dan Tobago
Amerika Serikatdan Kanada50 negara bagian, District of Columbia,Kanada, Bermuda, Guam, Puerto Rico,dan Kepulauan Virgin
Eropa, Timur Tengah, dan AfrikaArmeniaAzerbaijan†BosniaHerzegovina†BulgariaPantai GadingMesirEthiopiaJermanGhanaInggris RayaHungariaYordaniaKenyaKyrgyzstanLebanonLesothoMacedonia
MadagascarMalawiMozambiqueBelandaIrlandia UtaraPolandiaPortugalRepublik IrlandiaRomaniaSerbia†Slovakia†Afrika SelatanTajikistanTanzaniaUgandaUkraina†Zambia
Lembaga Kemanusiaan No. 65dalam “2014 Global Top 500 NGOs”
Jangkauan GlobalKANTOR Asia Pasifik 18Eropa, Timur Tengah and Afrika 34Latin America and the Caribbean 19United States and Canada 2
PRIMER† Program KemitraanKerja Habitat dalam Program KemitraanKerangka Kemitraan dengan Organisasi Non HfH
Lembaga Kemanusiaan Terbesar No. 16dalam Forbes “The 50 Largest U.S. Charities” (2014)
Brand Nonprofit Terkemuka No. 7dalam daftar “Cone Nonprofit Power Brand 100” (2009)
Asia PasifikAustraliaBangladeshKambojaChinaFijiIndiaIndonesiaJapanMalaysiaMongolia
Myanmar†NepalSelandia BaruFilipinaSingapuraKorea SelatanSri LankaVietnam
1312
Tentang Habitat for Humanity Indonesia
Habitat for Humanity adalah organisasi kemanusiaan global yang bergerak khusus dalam bidang pembangunan rumah, serta merupakan institusi non-profit dalam penyediaan rumah layak huni bagi keluarga berpenghasilan rendah. Didirikan pada tahun 1976 sebagai organisasi kemanusiaan berdasar nilai-nilai kristiani, Habitat for Humanity dengan kantor pusat di Georgia, Amerika Serikat, telah mengubah kehidupan jutaan orang di seluruh penjuru dunia.
Saat ini Habitat for Humanity ber-operasi di lebih dari 70 negara, di ribuan komunitas masyarakat, dan telah membantu lebih dari enam juta orang melalui pembangunan, perbaikan, dan rehabilitasi rumah, serta me-ningkatkan akses pada tempat tinggal layak melalui berbagai pelayanan. Di masa ini, setiap tujuh menit, satu keluarga bisa memiliki rumah dan kehidupan yang lebih layak berkat Habitat for Humanity dan relawan serta mitranya.
Habitat for Humanity Indonesia didirikan pada tanggal 1 Mei 1997. Hingga Desember 2014, Habitat for Humanity Indonesia telah melayani lebih dari 43.700keluarga melalui program perumahan, pelatihan, tanggap bencana, serta fasilitas air dan sanitasi; yang kesemuanya tersebar
di 59 kecamatan di 13 provinsi di seluruh Indonesia (Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Utara).
Pada saat ini di Indonesia, problema perumahan sudah menjadi hal mendesak yang menuntut perhatian dan kepedulian lebih besar lagi. Data dari pemerintah menyebutkan, ada 7,9 juta unit rumah tidak layak huni di tanah air, serta 34,4 juta orang di daerah kumuh.
Apalagi di saat bencana alam melanda. Angka kebutuhan rumah layak huni langsung meningkat dengan pesat.
Sambutan Direktur Nasional
Dengan berkat dan pertolongan Tuhan, pada tahun 2014 Habitat for Humanity Indonesia mencapai usia 17 tahun. Suatu usia yang tidak muda lagi, dan dipandang sebagai momentum yang penuh dengan energi serta keinginan untuk memberikan tampilan terbaik.
Usia ini ditandai dengan selesainya penyusunan dokumen Perencanaan StrategisHabitat for Humanity Indonesia untuk periode lima tahun mendatang. Kami bersepakat bahwa pendekatan cluster yang telah digunakan dalam tiga tahun terakhir akan menjadi salah satu pola yang akan terus digunakan sehingga HFH Indonesia bisa tetap berada bersama keluarga-keluarga yang kurang beruntung dan berpenghasilan rendah.
Dalam pendekatan ini, setiap kantor cabang akan memiliki paling tidak satu kawasan cluster, yang mampu menampung seluruh kegiatan donor dan mitra. Pola ini juga memberi kesempatan kepada para donor dan mitra HFH Indonesia untuk mengonsentrasikan bantuannya dalam satu wilayah tertentu saja. Sehingga kontribusi itu bisa dilihat dengan lebih nyata.
Pada saat yang sama HFH Indonesia terus membangun dan memperluas jejaring kemitraan dengan mengajak perusahaan, institusi, dan individu untuk mendapat kesempatan turun langsung “ke lapangan” menjadi relawan dan mendanai pembangunan rumah layak huni.
Sejalan dengan tema tahun 2014: Rumahku Tempat Belajarku, maka dalam laporatahunan ini, kami menyajikan beberapa testimoni dari keluarga mitra terkait dengan semakin terbukanya kesempatan belajar yang lebih baik bagi anak-anak keluarga mitra HFH Indonesia. Suatu pengalaman yang tidak terlupakan bagi banyak pihak manakala mengetahui bahwa kontribusi mereka sungguh berperan besar dalam perbaikan hidup yang sangat fundamental: semangat belajar anak-anak, penentu masa depan bangsa ini.
Sementara itu dengan memahami bahwa pertumbuhan ekonomi di tanah air tahun 2014 tidak seindah yang diharapkan, namun dengan berkah dari Sang Maha Pengasih dan Penya-yang serta dukungan dari banyak pihak, HFH Indonesia bisa melayani dan membantu lebih dari 3.000 keluarga. Untuk itulah, melalui kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan HFH Indonesia melakukan program kerja dan pelayanannya. Kami masihterus menantikan partisipasi dan kepedulian dari semua pihak agar kampanye jangka panjangAku Bangun Indonesiaku dapat menjadikenyataan melalui rumah layak huni bagi siapa saja di tanah air tercinta.
Mari bersama-sama membangun rumah dan membangun kehidupan.
James L. TumbuanDirektur NasionalHabitat for Humanity Indonesia
1514
Total Pencapaian2001-2014 9.288
Total Pencapaian2002-2014 2.005
Total Pencapaian1999-2014 12.089
Total Pencapaian2004-2014 1.785
Total Pencapaian2009-2014 2.940
Total Pencapaian2003-2014 4.178
Total Pencapaian2000-2014 1.689
674 2.505 27rehabilitasi &perbaikan
rumahbaru
Yang TelahKami Bangundi Tahun 2014
fasilitaskomunitas
& Bali
1716
Pengelolaan Dana(dalam Rupiah)
Tahun
42,432,443,023.00
25,739,052,497.00
28,553,589,312.00
35,223,900,494.00
Saldo awal
8,295,951,413.00
8,049,085,636.00
7,897,081,311.00
6,927,270,860.00
2013/2014
2012/2013
2011/2012
2010/2011
Total
50,728,394,436.00
33,788,138,133.00
36,450,670,623.00
42,151,171,354.00
Auditor
Tjahjadi & Tamara - Independent
Member of Morison International
Griselda,Wisnu & Arum
- Audit AllianceInternational
Griselda,Wisnu & Arum
- Audit AllianceInternational
Kosasih,Nurdiyaman, Tjahjo
& Rekan- Geneva Group
International
Hasil audit dari auditorindependen
Opini Audit
Wajar tanpa pengecualian
Wajar tanpa pengecualian
Wajar tanpa pengecualian
Wajar tanpa pengecualian
Dana yang dikelola
Dana yang diterimadi tahun berjalan
*Tahun Fiskal Juli ke Juni
Peningkatan Kesadaranakan makna rumah layak huni sebagai pemutus rantai kemiskinanhingga Desember 2014
habitatindonesia.org
Media Sosial
5.444 Fans dan Followers
ImpresI Media
2.980.028
68.336 tampilan halaman
Partisipan
1.630event Habitat
E-Newsletter
1.500
1918
5 Standar Rumah Layak Huni
1. DESAINLuas Rumah – minimal 3,5 m² / orang dan minimum 2 ruangan.
Bahan Baku – menggunakan tenaga kerja & material lokal yang aman bagi lingkungan &kesehatan penghuni rumah serta memungkinkan perawatan yang mudah melalui penggunaan sumber daya lokal.
Lokasi – rumah terletak di lokasi yang aman ; risiko dari bencana alam diupayakan seminimal mungkin, dan bukan wilayah yang mudah terjangkit penyakit menular & ancaman kesehatan.
2. KETAHANAN Pencegahan Bencana – di wilayah yang rawan bencana, konstruksi & spesifikasi materialdapat mencegah dampak terburuk dari bencana yang mungkin terjadi.
Keamanan – material struktur cukup kuat untuk memberikan kesempatan kepada penghuni rumah guna menyelamatkan diri pada saat terjadi bencana alam, serta memenuhi standar kon-struksi yang disetujui Habitat for Humanity Indonesia dan pihak berwenang (pemerintah).
3. KEPEMILIKAN TANAH Kepemilikan – ada hak kepemilikan tanah & bangunan yang sah dari pemerintah, berupaSertifikat Tanah atau Surat Keterangan Hak Milik dari pemerintah setempat.
4. AIR BERSIH Kualitas – memiliki suplai kualitas air bersih.
Akses & Kuantitas – ada akses air bersih yang aman & mencukupi untuk kebutuhan minum, memasak, serta kebutuhan pribadi. Public Water Point cukup dekat dengan rumah sebagai suplai minimum kebutuhan air keluarga (minimum 15 liter/hari, jarak maksimum Public Water Point 500 meter, waktu mengantri tidak melebihi 30 menit).
5. SANITASIAkses ke Toilet – komunitas memiliki jumlah toilet yang cukup, cukup dekat dengan rumah, dan memungkinkan untuk dijangkau dengan cepat dan aman setiap waktu. Untuk pembangunan rumah baru, wajib disertai dengan toilet pribadi.
Desain, Konstruksi, & Kegunaan Toilet – toilet diletakkan, dirancang, dibangun, dan dapatdipelihara sedemikian rupa sehingga nyaman, higienis, dan aman. Letak toilet setidaknya 10 meter dari sumber air & 1,5 meter di atas permukaan air tanah. Untuk toilet komunal, pengguna maksi-mum 20 orang/toilet, serta harus dipisahkan antara pria & wanita.
Drainase – rumah memiliki lingkungan yang aman dari gangguan kesehatan karena erosi dan genangan air, termasuk semburan air, banjir, air kotor rumah tangga, & air kotor fasilitas medis.
2120
Dormauli (48) warga Blok A2 No.122, Kav. Bukit Mulia, Kabil, Kecamatan Nongsa, adalah perempuan bersuara emas. Dan dia ingin sekali memuji Tuhan dengan suaranya, bergabung dengan paduan suara gereja.
Akan tetapi, kenyataan bicara lain. Niatan hati terkendala oleh kondisi rumahnya yang sudah sembilan tahun ia tinggali, dan berwujud gubug kayu tua, rusak berat, serta atap bocor di sana sini. Tidak mungkin rumahnya dipakai untuk tempat latihan paduan suara. Keadaan itu membuat Dormauli rendah diri. Ia sama sekali tidak berani untuk menggabungkan diri ke paduan suara gereja.
Meskipun demikian, Dormauli tetap yakin akan tiba suatu saat Tuhan menunjukkan kemurahan hati. Ia tetap rajin ke gereja, serta membantu Wilhelmus Sugiwua (54) suaminya yang bekerja sebagai pemulung. Sebisa mungkin ia bersihkan barang-barang bekas yang dikumpulkan sang suami, sehingga harga jualnya bisa lebih tinggi.
Di tengah kekhawatiran akan nasib mereka di masa depan dengan rumah yang sudah tidak layak huni, pasangan Wilhelmus dan Dormauli terpilih menjadi keluarga mitra Habitat for Humanity Indonesia. Dan rumah mereka selesai dibangun
ulang pada bulan September 2014 silam. Dan rumah itu sungguh sangat mengubah kehidupan keluarga itu. Seperti dituturkan oleh Dormauli:
“Saya ingin sekali aktif dalam kegiatan di gereja. Tidak hanya duduk menganggur di rumah setiap hari Minggu. Namun, saya sangat malu untuk bergabung dengan paduan suara gereja. Padahal saya sangat ingin memuji Tuhan dengan nyanyian. Saya tidak mungkin membawa orang datang dan tahu betapa parahnya rumah saya. Saya malu sekali. Juga tidak mungkin mengadakan persekutuan doa di rumah.“
Dormauli pun menambahkan: “Namun, Tuhan sangat baik. Ia tidak menghukum saya karena tidak mau berbuat lebih untuk gereja. Tuhan memberikan kasih sayang melalui Habitat for Humanity Indonesia sehingga rumah kami bisa menjadi layak dihuni. Bahkan Tuhan memberi kekuatan untuk menyempurnakan rumah. Kami diberi rezeki untuk membuat dapur, membayar biaya tukang, dan sekarang kami bisa memplester dinding bagian dalam. Setelah rumah kami selesai dibangun, saya bergabung dengan paduan suara perempuan. Bahkan kami mengadakakan persekutuan doa di rumah. Bukan hanya satu kali, tetapi dua kali.”
Rumah untukMemuji Tuhan
B ATA M
Keceriaan terlihat di wajah Mona (6) ketika ia bermain bersama temannya, Christian di dalam rumah barunya. Seringkali mereka tertawa lepas. Kakaknya, Sella (10) siang itu belum pulang dari sekolah.
Mona dan Sella adalah anak dari pasangan Rostonius Barus dan Kerianta Ginting di Desa Namoriam, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Mereka mendapatkan bantuan dari tim GV Waseda University Jepang.
“Dulu waktu rumah kami masih gubuk, Sella dan Mona suka malu ngajak teman-teman main kerumah. Sella bahkan sering nolak teman-temannya yang ingin main ke rumah,” cerita Rostonius. Keadaan berubah setelah mereka memiliki rumah baru. “Rumahnya sudah bagus dan cantik,” kata Rostonius, menirukan ucapan
Sella dan Mona. Kini kedua anaknya merasa gembira dan lebih percaya diri untuk memperbolehkan kawan-kawannya bermain ke rumah. Semangat belajar mereka pun meningkat.
Jika sebelumnya rumah dingin dan lembap karena hujan sering kali masuk dari dinding tepas atau atap rumbia rumah mereka, sekarang walaupun hujan deras, anak-anak bisa belajar dengan lebih baik tanpa ada gangguan air dan rasa dingin.
Rumah baru Habitat ini juga menjadi kado spesial bagi Kerianta Ginting, istri Rostonius, yang pada Desember 2013 lalu mengalami kecelakaan lalu-lintas dan dirawat di rumah sakit. “Saya bersyukur sekali, setelah kejadian begini dan keluar banyak uang untuk biaya pengobatan, Tuhan beri keluarga kami hadiah terindah berupa rumah ini,” tutur Kerianta.
M E D A N
Kado Terindah
2322
Suara anak-anak melafalkan ayat-ayat suci Alquran terdengar di suatu sore dari sebuah rumah di Kampung Tanjung Kait, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk, Tangerang. Sekitar sepuluh anak usia SD sedang lesehan di ruang keluarga rumah berukuran 27 meter persegi ini. Sang pemilik rumah, Khaerudin (33), mengajari anak-anak tersebut mengaji. Di antara murid-muridnya, terlihat Apik (8) anaknya turut dalam kelas mengaji sang ayah.
Khaerudin adalah salah satu keluarga mitra Habitat for Humanity Indonesia. Di samping mata pencaharian utamanya sebagai nelayan, Khaerudin juga berprofesi sebagai guru mengaji. Sebelum mendapatkan bantuan, rumahnya masih berupa bilik bambu berlantai semen plester. Anak istrinya melakukan berbagai aktivitas di atas lantai yang lembap dengan pencahayaan dan penghawaan yang kurang baik, begitu pula dengan murid-muridnya.
Anak-anak Lebih Semangat Belajar Mengaji
“Dulu saat hujan, air masuk ke dalam rumah. Dan saat angin barat yang sangat kencang, beberapa bilik rumah kami yang telah usang seolah-olah mau terbang,” tutur Khaerudin.
Kini rumahnya telah berdiri kokoh, dengan dinding bata dan lantai keramik. Rumah baru mereka pun lebih sehat, dengan adanya kloset/kamar mandi serta cahaya dan udara yang masuk dari jendela, menjadikan rumah lebih sejuk dan terang.
Setelah memiliki rumah tersebut, bapak satu anak ini lebih semangat bekerja dan lebih peduli kepada orang lain. Ia selalu membantu tetangganya membangun rumah dan terlibat dalam gotong-royong di kampung. Para murid yang datang setiap harinya juga lebih semangat mengaji karena tempat belajar mereka jauh lebih nyaman. Ke depannya, Khaerudin bercita-cita untuk menyekolahkan anaknya setinggi mungkin agar kelak menemukan penghidupan yang jauh lebih baik darinya.
J A K A R TA B A N D U N G
Firda Fajriana (11 tahun) kelas 5 SD boleh jadi hanya bisa berandai-andai ketika menuangkanimajinasinya ke kertas gambar. Ketika anak-anak lain seusia dia bisa merasakan hangat dannyamannya tinggal di dalam rumah yang layak, Firda bersama seorang kakak serta ayah ibunya terpaksa tinggal di rumah lapuk dan bocor di sana sini. “Dingin dan lembab,” ujar Firda.
Ayahnya, Entang Tamah warga Desa Pasirhalang, Cisarua, Kabupaten Bandung menambahkan, “Rumah lama kami atapnya sudah rusak parah. Kayu-kayunya pun lapuk sehingga saya dan keluarga merasa ketakutan atap akan roboh jika hujan.”
Kondisi itu membuat Firda dan Ahmad, kakaknya yang murid kelas 2 SMP, tidak bersemangat untuk belajar. “Malas sekali anak-anak saya belajar. Karena kamar bocor dan lantainya puntanah lembab. Pulang sekolah pun mereka lebih suka pergi lagi, main ke rumah kawannya,”kata Entang.
Namun ada yang berbeda di satu hari sepulang sekolah. Firda menunjukkan gambar rumah hasil karya dia di kelas. Memang menggambar dan kesenian adalah pelajaran kesukaan Firda.
Rumah yang terlihat rapi di atas kertas itu bagai impian buat Firda. Sampai akhirnya pada
MenggambarRumah Impian
bulan Juli 2014, Firda sadar bahwa gambar berupa rumah itu akan mewujud nyata saat orang tuanya menjadi keluarga mitra Habitat for Humanity Indonesia.
Kegembiraan diungkapkan oleh ibunya. “Rasanya seperti mimpi. Kami dibantu, dengan dana yang cukup, tidak ada potongan; semuanya untuk membangun ulang rumah menjadi lebih kokoh, sehat, dan nyaman,” ujar Siti Aminah, ibunda Firda. Anak-anaknya pun terlihat lebih bersemangat ketika belajar dan berangkat ke sekolah.
“Wajah mereka ceria. Saya lihat sendiri ketika saya siapkan sarapan sebelum berangkat sekolah,” kata Siti Aminah. “Sepulang sekolah pun, setelah mengganti baju seragam, mereka bisa langsung mengerjakan PR dengan nyaman, dan menyiapkan bahan pelajaran untuk besoknya. Sesudahnya, kadang mereka membantu saya menyiapkan barang jualan,” lanjutnya. Ia dan suami berharap, anak-anaknya bisa bersekolah setinggi mungkin demi cerahnya masa depan.
Tampaknya imajinasi Firda dan kegembiraan keluarga Entang ini menjadi suatu bukti dari ucapan ilmuwan terkemuka, Albert Einstein: Imajinasi adalah cuplikan gambar dari suka cita kehidupan yang akan datang.
2524
Kini Musibah pun Berlalu
Y O G YA K A R TA
Hujan bagi kebanyakan orang terlebih para petani sangat dirindukan, namun beda dengan Joko Susilo(46). Hujan bagi Joko Susilo yang tinggal di Kalialang Baru RT 03, RW 07 Kel. Sukorejo, Kec Gunungpati, Kota Semarang adalah adalah musibah. Ketika hujan tiba berarti masalah pun datang. Kondisi rumahnya itulah yang menyebabkan pria yang akrab dipangil Pak Beye itu menderita. Rumahnya terbuat dari kayu, berdinding papan, beralaskan tanah, beratap seng yang sudah banyak karat dan berlubang.
Secara otomatis ketika air hujan turun dari langit, air akan langsung menerobos lewat seng yang telah berlubang. Tetesan air yang deras membuat lantai menjadi becek. Dinding papan yang telah keropos tidak mampu menahan hembusan dinginnya angin. Bahkan bila hujan disertai angin, atap seng tersebut akan terbang. Penderitaan yang baru akan muncul ketika matahari bersinar terik. Pak Beye berujar, “Bila hujan datang rumah bocor, dan bila matahari terik rumah sangat panas.”
Penderitaan belum berakhir. Kondisi rumah yang demikian membuat tidak nyaman anak-anaknya untuk belajar. Joko Susilo menuturkan, “Bila belajar anak-anak menggelar tikar dan di bawahnya diberi papan supaya tidak dingin, bila hujan tiba saya menambal atap yang bocor dengan kayu atau plastik supaya anak tidak terkena air.” Pak Beye juga merasa minder dengan keluarga dan tetangga. Kondisi rumah yang tak layak huni itu membuat dia tidak pernah mengajak keluarga atautetangganya mampir ke rumahnya. Itulah yang membuat dirinya mengisolasi dirinya sendiri dari
masyarakat. Meski demikian laki-laki yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan dan kadang berjualan barang bekas itu tidak pantang menyerah dan berharap pasti akan ada berkat Tuhan yang melimpah. Ia dan istrinya, Semiyati (35) juga terus-menerus mendorong anak-anaknya untuk belajar demi perubahan masa depan.
Berkat pun hadir, mereka terpilih menjadi keluarga mitra Habitat for Humanity Indonesia. Rumahnya dibangun ulang dan akhirnya membawa banyak perubahan bagi kehidupan keluarga pak Beye. “Dahulubila mau pergi saya sangat khawatir, sebab bila hujan datang pasti akan bocor dan becek, anak-anak tidak bisa belajar dan istrihat tidak nyaman. Namun sekarang saya tidak lagi khawatir bila pergi, anak-anak sudah aman dan nyaman. Lagian bila mandi tidak jauh dan bila buang air besar tidak di sungai lagi, sekarang sudah punya kamar mandi sendiri yang lebih bersih dan sehat, musibah telah berlalu.”
Dampak dari pembangunan rumah tidak berhenti sampai situ saja. Dampak yang paling dirasakan adalah anaknya Shima Latifatul Aula (13) lebih punya semangat untuk belajar dan akhirnya berhasil masuk 10 besar, karena dia bisa belajar lebih nyaman. Sedangkan adiknya Akbar Chairul Sanny (5) bisa bermain dengan senang dan aman di rumah yang lebih bersih. “Sekarang saya tidak minder lagi dengan keluarga dan tetangga, sebab bila ada tamu saya tidak malu lagi” imbuh Pak Beye.
Senyum lebar menghias wajah Warji (40) saat diminta menceritakan bagaimana anak-anaknya belajar di rumah baru dan dibandingkannya ketika rumah mereka belum dibangun ulang. “Anak saya paling suka belajar kelompok,” katanya mengisahkan Septia Kartikasari, anaknya yang duduk di kelas 2 SMP. “Ada lima kawannya dalam satu kelompok,” lanjut Warji.
Persoalannya, bagaimana bisa belajar kelompok itu dilaksanakan di rumah yang sempit dan gelap. Maka Warji dan Cici isterinya mau tidak mau membolehkan Septia untuk belajar di rumah kawan-kawannya. Padahal sebagai orang tua, keduanya ingin sekali menyaksikan anak belajar bersama sahabat-sahabatnya.
Pasangan suami-isteri itu sangat bersyukur ketika terpilih sebagai keluarga mitra Habitat for Humanity Indonesia, di Kelurahan Tegalsari tRT06/RW05 Kota Surabaya, yang termasuk permukiman padat. Rumahnya yang sempit di gang senggol akan direnovasi menjadi dua lantai.
Anak-anak Sulit Belajardi Rumah Sempit dan Gelap
Kewajiban untuk melaksanakan “modal keringat” dalam pembangunan rumahnya, sempat membuat Warji ragu-ragu karena hal itu berarti ia harus meninggalkan aktivitas berjualan bakwan keliling. Dari berjualan itulah, Warji bisa menghidupi keluarganya. Namun, demi masa depan yang lebih cerah bagi dua anaknya: Septia dan adiknya Shella yang duduk di bangku SD, Warji pun menjadi keluarga mitra. “Saya ngobrol lagi sama isteri, bagaimana memperoleh penghasilan selama tidak berjualan bakwan,” katanya.
Dan akhirnya Septia serta Shella bisa tersenyum gembira. Keduanya bisa bergantian mengajak sahabatnya masing-masing untuk belajar bersama. “Di lantai atas mereka leluasa belajar,” kata Warji. Ia berharap prestasi belajar anak-anaknya bisa meningkat. Selama ini mereka tidak pernah mendapat peringkat kelas di luar 10 besar. “Anak saya dua-duanya suka sekali pelajaran bahasa,” tutur Warji.
S U R A B AYA
2726
Buku bagi Made Dwi Prayoga (7) hanya bisa dibolak-balik saja. Ia belum bisa menikmati sang jendela dunia itu. Batinnya menjerit, ingin segera bisa membaca dan menulis. Dwi ingin seperti teman-teman sekelasnya di sekolah, yang sudah lebih lancar baca tulis.
Kakaknya Gede Eka Pratama (11) bukannya tidak mau tahu. Ia mau mengajari si adik untuk cepat bisa membaca dan menulis, sehingga bisa berbagi cerita dari buku-buku yang mereka baca.
Akan tetapi, keinginan mereka terkendala ketiadaan tempat belajar di rumah. Maklum, kondisi rumah mereka yang berada di Desa Munduk, Buleleng, Bali, sangat memprihatinkan. Rumah itu hanya berlantai tanah, berdinding bambu dan kayu yang lapuk, serta atap yang bocor. Tiada ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
Bahkan, kamar mandi pun tidak ada di dalam rumah itu. Untuk keperluan mandi cuci kakus, mereka harus melakukannya di kebun.
Meskipun demikian, kedua bocah tidak bisa mengeluhkan hal itu kepada orang tuanya. Mereka sadar sepenuhnya, penghasilan Wayan Pasek (40) dan Luh Sridati (33)—orang tua mereka—tidak akan pernah bisa menutupi biaya perbaikan rumah.
Penghasilannya dicukup-cukupkan untuk kehidupan mereka berenam: ayah ibu, Eka, Dwi, seorang adik lagi yakni Nyoman Triwulansari (3), dan nenek Ketut Witi. Karena itulah, selain tidak mengeluh, Eka dan Dwi rajin membantu orangtuanya dengan menyabit rumput dan mengumpulkan kayu.
Bulan Juni 2014, keluarga ini menjadimitra Habitat for Humanity Indonesia. “Kami harus bekerja keras memindahkan material dan membangun rumah, tetapi kami sangat bahagia. Ini bantuan yang luar biasa dan yang pertama kami nikmati,” ujar Sridati.
Sebulan kemudian mereka bisa menempati rumah yang lebih kokoh, layak huni, dan sehat. Eka tidak bisa menyembunyikan keceriaannya.
“Sekarang rumahnya sudah bagus.Ruangannya lega. Bisa bermain, bisa belajar bersama teman. Lantainya bersih. Aku bisa bermain dengan adik dan membaca buku di lantai.Mengajari adik membaca. Aku senang sekali. Terima kasih banyak Habitat,” ujar Eka.
Dan keluarga ini pun bisa memiliki tempat yang nyaman untuk tinggal, serta membangun masa depan yang lebih cerah.
Sekarang Eka bisa Mengajari Adiknya Belajar Baca Tulis
D E N PA S A R
Lampu Tenaga Surya Menerangi Komunitas Klabat dan Dembet
M A N A D O
Belajar bersama bukan hanya berlaku bagi anak-anak. Orang dewasa pun memerlukan kesempatan untuk bisa saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan gagasan mencerahkan, yang bertujuan mencerdaskan dan mencapai kemajuan bersama. Hal ini dirasakan pula oleh keluarga-keluarga yang tinggal di Kamp Klabat dan Dembet, Bitung, Sulawesi Utara.
Selama ini area kamp tempat tinggal mereka memang sudah dialiri listrik tetapi kondisinya sangat tidak stabil. Sering kali terjadi aliran listrik padam. Pada saat terjadi pemadaman listrik inilah warga berkumpul di luar rumah untuk berbincang-bincang tentang banyak hal. Di tengah gelap malam buta yang dingin, perbincangan mereka berlangsung hangat dan bersahabat.
Sejak bulan Juni 2014, lokasi kumpulan warga di kala malam gelap pun menjadi lebih terang. Lampu penerangan jalan bertenaga surya sudah terpasang dan bekerja dengan baik. Sinarnya menerangi pertemuan mereka.
Selain bisa menerangi lokasi yang biasa menjadi tempat warga berkumpul, warga pun merasa aman dan nyaman untuk berjalan di malam hari dengan adanya cahaya lampu yang menerangi jalur jalan.
Bob Roath, warga Dembet sangat bergembira dengan pemasangan lampu penerangan jalan bertenaga surya itu. Ia berharap lebih banyak lagi lampu bisa dipasang di lokasi kamp sehingga banyak keluarga bisa menikmati penerangan.
Kegembiraan serupa disampaikan oleh Kundrat Rewfutu, warga kamp Klabat. Menurut dia, lampu jalan bertenaga surya itu sangat terang menyinari jalan. Sebagai pekerja konstruksi di projek Habitat for Humanity, ia bersama sejumlah warga lain kerap kali pulang ke rumah saat hari sudah malam.
“Sebelumnya, saya dan teman-teman berjalan di malam hari diterangi cahaya seadanya dari senter telepon seluler. Sekarang, lampu bertenaga surya ini sangat terang menyinari jalan sehingga kaki tidak mudah terantuk batu atau apa saja,” kata Kundrat.
2928
Respon dan PenguranganRisiko Bencana
Ribuan rumah rusak, terutama atap.
Habitat bekerja sama dengan PKPU untuk mendistribusikan 240 kit perbaikan terdiri dari bahan atap dan alat konstruksi.
Erupsi Gunung Kelud,Jawa Timur240 KELUARGA TERLAYANI
Erupsi Gunung Sinabung, Sumatera Utara 630 KELUARGA TERLAYANI
Banjir Manado, Sulawesi Utara123 KELUARGA TERLAYANI
Gempa Takengon, Nanggroe Aceh Darussalam258 KELUARGA TERLAYANI
Sistem Hydram dapat mengangkat air setinggi90 meter tanpa listrik.
258 keluarga memiliki akses ke air bersih.
Pelatihan Participatory Approachfor Safe Shelter Awareness(PASSA)
Sejalan dengan fokus organisasi HFH Indonesia pada pengurangan resiko bencana, mitigasi dan respon, Pendekatan Partisipatif untuk Hunian Kesadaran Aman (PASSA), bekerja sama dengan HFH Australia dan Federasi Internasional Palang Merah (IFRC).
Pelatihan PASSA diselenggarakan di Yogyakarta 19-23 Mei 2014, dan diikuti sejumlah lembaga: HFH Kamboja, PMI (Palang Merah Indonesia), YEU (Yakkum Emergency Unit), Dompet Dhuafa, PKPU (Lembaga Kemanusiaan Nasional), Muhammadiyah Disaster Management Center, Yayasan Griya Mandiri, Humanitarian Benchmark, IFRC, dan Karinakas.
3130
Pelatihan Staff
Laju perkembangan dunia disegala lini begitu cepat. Siapa cepat menjadi pemenang. HFH Indonesia pun tidak mau ketinggalan. Dalam rangka meningkatkan efektifitas kegiatan operasional serta mencetak SDM yang lebih berkualitas, HFH Indonesia menyelenggarakan Training Team Support (TTS). TTS diselenggarakan di Pondok Remaja PGI, Cipayung, Puncak, Rabu-Jumat (21-23 Mei 2014). TTS ini diikuti oleh seluruh team support Kantor Nasional dan karyawan baru HFH Indonesia, dengan total 39 peserta.
Bagi Laurentius Wisnu (HR Recruitment & Dev. Specialist), ada beberapa tujuan diadakannya TTS, “Pertama memberikan pengetahuan khusus untuk menjadi karyawan yang efektif, efisien, profesional, mandiri dan penuh tanggung jawab. Kedua, peserta memiliki daya reflektif yang kuat sehingga bisa menjadi individu yang unggul dan cerdas. Selain itu TTS juga sebagai momen ‘penyegaran’ dari rutinitas pekerjaan, sehinga peserta dapat meningkatkan nilai-nilai pelayanan dalam pekerjaan.“
Untuk menjamin keberhasilan TTS, HFH Indonesia bekerja sama dengan LPPM Universitas Pelita Harapan. Para fasilitator memiliki kompetensi dan kapasitas di bidangnya. Mereka adalah Rudi Pramono, Esther Kurniawati dan Maya Indriani Budiono. Para fasilitator memberikan pengetahuan dan motivasi yang bagus sehingga para peserta pun sangat senang. Salah satu peserta TTS, Maya (Finance Officer) mengungkapkan “Sekarang saya lebih punya visi ke depan, terlebih dalam menghadapi kesulitan. Selain itu dengan TTS ini saya semakin semangat dalam bekerja dan bisa mengelola waktu serta membuat prioritas dalam pekerjaan.”
TTS ini diselenggarakan dalam 3 hari. Selain berkutat dengan materi dari fasilitator, panitia juga menyiapkan game yang menyenangkan serta membangun team work. Pada malam terakhir juga diadakan bakar jagung dan dance competition yang semakin menghangatkan suasana serta persaudaraan di HFH Indonesia. TTS tidak akan berhenti sampai di sini, program ini akan menjadi program terapan yang ke depannya menjadi program rutin bagi karyawan, sehingga semakin berkualitas dan unggul.
Membangun Kualitas Meningkatkan Kinerja TimDua kali dalam satu tahun,
generasi muda berkesempatan menunjukkan kepeduliannya kepada keluarga-keluarga yang terpaksa tinggal di rumah tidak layak huni yakni melalui program Habitat Youth Build pada bulan Mei dan 28UILD.ID pada bulan Oktober.
Habitat Youth Build merupakan agenda Habitat for Humanity Asia Pasifik untuk menggerakkan kepedulian pemuda sekawasan, dalam wujud aksi pembangunan rumahlayak huni, penggalangan dana, hingga membangun kesadaran publik dan advokasi. Di tanah air, kegiatan Habitat Youth Build ini diselenggarakan melalui aktivitas kompetisi foto melalui media sosial dan flashmob di lokasi publik yang strategis: Taman Tribeca Mal Central Park Jakarta. Pada tanggal 3 Mei 2014, sekitar 50 muda-mudi berpartisipasi dalam gerakan flashmob yang disaksikan ratusan orang di Mal Central Park Jakarta. Sementara di media sosial, kompetisi foto bertema “Apa Makna Rumah Bagimu”, berhasil menjaring respons berupa Facebook like sebanyak 5.300 like.
Berlanjut ke bulan Oktober 2014, sekitar 500 anak muda di Jakarta, Batam, Bandung, dan Surabaya ikut serta terjun langsung sebagai relawan dalam membangun rumah layak huni dan perbaikan fasilitas umum. Sementara di Medan diselenggarakan aksi flashmob berlokasi di Lapangan Merdeka.
Anak Muda IndonesiaIkut Serta Membangun
Pelatihan Staff
3332
National Women Build Week31 Oktober-1 November Bantul, Yogyakarta
Tribute to Mom 10 Mei Mauk, Tangerang
21 rumah terbangun
12 murid dari Uni Emirat Arab berpatisipasi
238 orang relawan
20 rumah terbangun
350 orang relawanikut perawatan kesehatan
Usia Tak Menyurutkan Semangat untukMembantu Sesama
Adalah Bariyah (65), janda yang bekerja sebagai tukang cuci. Ia tinggal serumahdengan anak dan cucunya di Bebulak, Desa Margamulya, Kec. Mauk, Tangerang. Rumahnya begitu sederhana, berdindingkan tepas, rangka kayu yang telah lapuk, berlantai tanah serta, tanpa toilet.
Meski usia sudah menginjak kepala 6, Bariyah tidak kenal lelah. Ia berprinsip untuk tidak mau merepotkan anaknya. Karena itu, Bariyah bekerja sebagai buruh cuci. Dari segi upah memang tidak seberapa, namun itu sangat berarti baginya.
Bariyah adalah salah satu penerima bantuan rumah dari program Women Build bertajuk “Tribute to Mom”, sebagai ekspresi cinta dan penghargaan kepada para ibu. Acara puncak-nya dilaksanakan pada Sabtu, 10 Mei 2014 di Mauk, Tangerang. Ada sekitar 260 relawan, yang didominasi wanita, turut menjadi bagian dalam pembangunan 20 rumah layak huni.
Kenangan yang Tergores pada Plakat
Nama “Hotma br. Gurning”, tertera pada plakat rumah Bariyah. Seseorang telah mendedikasikan kasih kepada Bariyah berupa rumah. Rupanya seorang yang berhati mulia itu adalah Minar Manurung (80), satu dari kelima anak Hotma br. Gurning (Alm.). Ia juga ibu mertua Corina Riantoputra, seorang dosen psikologi sekaligus anggota Dewan Pengawas HFH Indonesia.
Hotma adalah ibu dari lima anak, yang kehilangan suaminya ketika anak-anaknya masih kecil. Sebagai janda, Hotma tidak pernah menyulitkan orang lain dan tetap setia
membiayai anak-anaknya. Meskipun menghadapi begitu banyak kesulitan hidup, ia tetap sabar. Kesulitan hidup tidak membuatnya menjadi egois, melainkan semakin murah hati kepada siapa pun yang punya kesulitan hidup.
Kasih yang Berdampak Sikap hidup yang begitu mulia inilah yang
masih membekas dalam hati Minar. Dan akhirnya memotivasinya untuk juga peduli kepada orang lain. Salah satu perbuatan kasihnya adalah menyumbang rumah atas nama sang ibu. Minar juga turut ambil bagian sebagai relawan membangun rumah yang ia sumbangkan tersebut. Ia juga mengajak anak lelakinya (B. Willy Riantoputra) beserta menantu (Corina) dan ketiga cucunya (Cara, Keagan, Kai).
Memberi dalam Kehilangan
“Sebenarnya Women Build ini adalah saat yang cukup sulit bagi ibu mertua saya, karena beliau baru kehilangan suaminya kurang dari tiga bulan. Kepergian suami tentunya sangat berat bagi beliau,” kata Corina.
Namun kes-edihan harus dibayar dengan kasih. Karya kasih adalah kekuatan yang luar biasauntuk menghilangkan kesedihan. Oleh karena itu Minar pun rela untuk memberikan kasih bukan sekedar uang melainkan juga tenaga. Ia berusaha bangkit dari kesedihan dengan mengarahkan energinya mengikuti jejak almarhumah ibundanya, yang dalam kesulitan hidup tetap menunjukkan kasih kepada sesama.
Minar cukup kagum dengan para relawan Women Build 2014. “Mereka orang-orang yang diberkati dalam pendidikan dan pekerjaan, tapi mereka tidak fokus pada diri sendiri dan mau berkorban untuk orang lain. Semoga semakin banyak orang yang mau berbagi kasih sayang dengan sesama,” ujar Minar. Bagi Minar, kasih harus diwujudnyatakan melalui perbuatan. Corina menambahkan,“Allah adalah kasih. Ketika manusia memilih untuk mengasihi, maka sesungguhnya ia memilih untuk lebih dekat dengan Allah. Kasih memang membutuhkan pengorbanan, tetapi pengorbanan yang diberikan selalu lebih kecil dari sukacita, damai, dan makna kehidupan yang kita tuai.”
Komunitas PerempuanMembangun Kehidupan
3534
Perwakilan dari 17 kedutaan besar berkumpul pada 18 November 2014 untuk membangun 9 rumah layak huni bersama Habitat for Humanity Indonesia di Kampung Cimangurang, Desa Cijayanti, Babakan Madang, Sentul, Bogor. Mereka berasal dari Amerika Serikat, Belgia, Denmark, Rumania, Finlandia, Paraguay, Afganistan, Slovakia, Jepang, Argentina, Kanada, Swiss, Selandia Baru, Nigeria, Ceko, Palestina, dan Papua Nugini. Ini merupakan bagian dari Nation Builder yang dilaksanakan perdana pada 17 November 2014 di Hotel Four Seasons, Jakarta.
Program Ambassador Digs tersebut diprakarsai oleh Dubes AS Robert Blake bersama rekan-rekan duta besar lainnya; pimpinan perusahaan lokal maupun multinasional, seperti Edwin Soeryadjaya (Pendiri Saratoga), Eddy Sariaatmadja (Komisaris SCTV), Jimmy Lie (Direktur Pelaksana Bank BSI); selebriti Whulandary Herman dan Kelly Tandiono; serta komunitas ekspatriat.
18 November Desa Cijayanti, Sentul
Ardiansyah, Disaster Risk Reduction ProgramManager DMC Dompet Dhuafa, organisasi kemanusiaan bernafas Islami.
“Bunda Teresa, seorang pahlawan kemanusiaan mengatakan, ‘Bukan seberapa banyak pekerjaan yang kita lakukan, tetapi seberapa besar kasih yang kita tempatkan dalam setiap tindakan’. Oleh karena itu, setiap batu yang kita letakkan, setiap sendok semen yang kita tambahkan, setiap cangkul yang kita ayunkan, setiap saput cat yang kita oleskan, lakukanlah dengan kasih,” ujar James Tumbuan, Direktur Nasional HFH Indonesia, memotivasi para peserta.
27 September Desa Bojong Koneng, Sentul
HFH Indonesia mengajak kalangan agamawi serta organisasi berbasis rohani untuk bersama-sama mewujudkaniman melalui perbuatan. Building Beyond Faith menjadi salah satu sarananya. Acara ini bersifat lintas agama dan keyakinan, namun bekerja dengan misi yang sama: membantu masyarakat kurang mampu di Indonesia untuk memiliki rumahlayak huni. Ada 7 rumah di Desa Bojong Koneng, Sentul, Jawa Barat yang dibantu penyelesaian pembangunannya pada Sabtu, 27 September 2014.
Sebanyak 79 peserta menjadi relawan dalam acara ini. Mereka terdaftar secara individu maupun kelompok, misalnya gereja (GMI Imanuel, JICF, Gereja Baptis Grogol, GBI Keluarga Allah), organisasi kemanusiaan Muslim (PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional dan Dompet Dhuafa), sekolah swasta (Binus, Global Jaya, Gandhi Memorial), dan organisasi Kristiani World Vision Indonesia.
“Semua agama mengajarkan kebaikan. Tidak ada salahnya kita bersama-sama membantu mereka yang membutuhkan tanpa memandang perbedaan agama,” kata Syamsul
Aksi NyataSolidaritas Antarbangsa
Mewujudkan Iman Melalui Perbuatan
3736
Tujuh pesohor berpartisipasi dalam program perdana “Celebs Build Indonesia” HFH Indonesia. Mereka adalah Indra Bekti (pembawa acara), Whulandary Herman(Putri Indonesia 2013/model), Kelly Tandiono(model/aktris), Melinda Priskila (model), Rikas Harsa (L-Men of The Year 2010/aktor), Mario Gerungan (kapten tim basket Aspac), dan vanessaTM (penyanyi/penulis lagu). Mereka menjadi relawan dalam acara bangun rumah yang dilaksanakan pada 18 Agustus 2014 di Desa Karang Tengah, Babakan Madang, Sentul, Bogor.
“Melihat bahwa di lokasi yang cuma berjarak satu jam dari kota masih ada masyarakat yang hidup dalam kondisi seperti ini, sangat menyentuh hati saya. Mereka berkekurangan, tapi tetap bersyukur dengan apa yang mereka punya. Saya harap masyarakat dapat melihat bahwa memberi waktu kita, walau hanya sedikit, bisa memberi perbedaan dalam kehidupan mereka,” kata Indra Bekti. Whulandary Herman menambahkan, “Sangat mudah untuk membantu. Jika setiap orang membantu sesama seperti ini, kita bisa membantu negara untuk berkembang dan memiliki masa depan yang lebih baik.”
18 Agustus Desa Cijayanti, Sentul
Setelah pekerjaan setengah hari tersebut mendekati akhirnya, salah seorang dari keluarga mitra dimintai pendapat tentang perasaannya memiliki rumah yang dibangun oleh selebriti. Ia menjawab saat ditanya apakah mau bila rumahnya dijual untuk harga satu juta dolar,”Saya tidak akan menjual rumah ini untuk apapun. Walaupun saya bisa mendapatkan uang banyak dengan menjual rumah ini, pengalaman ini jauh lebih berharga. Melihat artis-artis datang ke sini untuk membantu saya hidup lebih baik adalah momen yang tidak akan saya lupakan.”
Turnamen golf untuk amal diselenggarakan oleh Habitat for Humanity Indonesia pada 21 Mei 2014 di Emeralda Golf Club, Depok. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu 30 keluarga kurang mampu dengan membangun rumah layak huni untuk mereka tinggal. Masing-masing rumah seharga Rp 30juta. Dan itulah harga yang harus dibayar setiap tim, yang terdiri dari 4 pemain, untuk berpartisipasi dalam turnamen tersebut.
Jumlah tim yang mendaftar ada 37, tetapi hanya 30 tim yang mengikuti turnamen. Tujuh lainnya memberi donasi cuma-cuma. Sumbangan juga datang dari program “Melawan Pemain Pro” dan “Menyewa Pemain Pro” yang terintegrasi di dalam turnamen tersebut. Ada dua pemain golf profesional Indonesia, yaitu Jordan Irawan dan George Gandranata, yang dapat disewa untuk membantu tim yang bertanding. Kesempatan untuk melawan atau menyewa para pemain pro ini menarik perhatian banyak orang.
Meskipun ini adalah turnamen di mana orang seharusnya saling berkompetisi, namun mereka tidak berambisi demikian. Sekitar 180 orang berkumpul dan fokus mereka bukan pada trofi, tetapi pada pengumpulan dana dan kesempatan untuk memperluas jaringan profesional mereka. Pengumpulan donasi melebihi target awal, dari 30 menjadi 41 rumah layak huni. Ke-41 rumah tersebut dibangun di 3 wilayah: Namoriam (Medan), Kabil (Batam), dan Selopamioro (Yogyakarta).
PanggungSesungguhnya...
Turnamen Habitat Golf untuk Kemanusiaan
3938
DAMPAK BENCANA
167.540 korban jiwa500.000 korban jiwa141.000 rumah hancur4.500M kerugian ekonomi (USD)
Habitat for Humanity Indonesiaterlibat langsung dalam prosesrekonstruksi pascabencana di Aceh sejak Februari 2005 – Juni 2011.
Lokasi proyekdan jumlahkeluarga yangmendapatbantuan rumah Aceh Jaya 739
Kilas Balik 10 Tahun:Tsunami Mengguncang Aceh 26 Desember 2004
Banda Aceh 1.661Sigli 393
Aceh Barat 1.623 Nagan Raya 575
TOTAL 4.991
Bantuan FisikFASILITAS UMUM- KLI NIK, TK, TAMAN BERMAIN,
GEDUNG SERBAGUNA
RUMAH BARU 4.824RUMAH RENOVASI 167FASILITAS AIR BERSIH 3.379
TOTAL KELUARGA YANGTERLAYANI
8.370
Mengalami kehilangan dalam hidup bukan hal yang baru bagi Zuhra (44). Suami keduanya, Anwar Amaluddin meninggal tahun 2013 karena komplikasi akibat diabetes dan penyakit lambung. Mereka menikah 3 tahun setelah tsunami. Sepuluh tahun lalu, Zuhra harus kehilangan tiga dari lima anaknya selama musibah Tsunami Samudera Hindia pada 26 Desember 2004.
Saat ini, Zuhra menemukan pelipur lara dan kebahagiaan dalam kemajuan dan keberhasilan anak-anaknya serta perannya sebagai ketua PKK di Desa Meunasah Mesjid tempat ia dan anaknya, Aidil Warian (6) tinggal di salah satu rumah Habitat.
Sebagai anak satu-satunya dengan Anwar, Aidil telah menjadi biji matanya. Dengan rasa sayang ia menggambarkan anak paling kecilnya tersebut sebagai anak yang “keras kepala, sedikit nakal, tapi dia mau mendengarkan saya.” Ia bangga bercerita bahwa Aidil “disiplin dan akan bangun pukul 6 pagi untuk salat” dan ia mendukung impian anaknya untuk menjadi seorang tentara.
Untuk kedua saudara (lain ayah) perempuannya, yang baru bertemu sekali dengan Aidil, Zuhra telah membuatpengorbanan besar untuk memastikan keberhasilan mereka di masa depan. Sejak tsunami, ia merelakan diri berpisah dengan Eka Santi (22) dan Elma Purwanti (18) untuk memberi mereka kesempatan
Cer i ta tentang Keluarga ZuhraRumah dan Pendidikan, Batu Loncatan untuk Maju
menempuh pendidikan. Keputusan menyakitkan harus ia buat, yaitu mengirim kedua anaknya tinggal di panti asuhandaerah Jawa Barat agar mereka kemu-dian bisa sekolah, karena saat itu tidak ada sekolah yang dekat dengan tempat tinggalsementara mereka. Eka baru saja lulus perguruan tinggi dengan beasiswa dan saat ini bekerja paruh waktu di butik muslimah untuk menutupi biaya hidup dan mengirim uang ke rumah.
“Saya ingin mereka terdidik sehingga bisa mendapatkan pekerjaan yang baik, tidak seperti saya,” pembicaraan Zuhra terhenti karena ia tak mampu menahan isak tangisnya. Ia merindukan kedua putrinya namun senang bahwa mereka mendapatkan hasil yang baik di sekolah, dengan nilai danperingkat yang tinggi. Pendidikan anak-anaknya menjadi fokus utamanya saat ini, namun ia berharap masih dapat menabung untuk memindahkan warung tempatnya berjualan pisang goreng dan mie ke lokasi yang lebih strategis.
4140
Mitra &DonorKami
Sekolah -Universitas -GerejaBeacon Academy Kelapa Gading
Bina Bangsa School Pantai Indah Kapuk
Bina Bangsa School Kebon Jeruk
Binus Serpong
Binus Simprug
Building Beyond Faith
Buddhist Reborn
Catholic Fellowship Jakarta
IndividualAndie Purba
Andrew Hidayat
Arwin Rasyid
Bharat Advani
Charmie Hamami
Chaterine Halim
Divya
Eddy Indrayadi
Emilya Saputra
Gabriel Tri Swastono
Gavriel Sadeli
Helena Abidin
Gandhi International School-Bali
Gandhi School Ancol
Gereja Baptis Indonesia Grogol
Grace Of Christ Community Church (GCCC)
Global Sevilla International School
GKMI Anugerah Tanah Abang
GKY BSD
international English Service (IES)
IES Thursday Menteng LIFE Group
Jakarta Intercultural School
Jakarta International Christian Fellowship (JICF)
Jakarta Nanyang School
Kairos Gracia Christian School
National High Jakarta School
North Jakarta International School
Persekutuan Gereja-gereja Tionghoa di Indonesia
(PGTI)
Raffles International Christian School
Sekolah Pelita Harapan
SinarMas World Academy
Singapore International School Medan
Singapore International School Pantai Indah Kapuk
Singapore National Academy Surabaya
STT Amanat Agung
Tunas Muda International School
Universitas Ciputra
Universitas Internasional Batam
Universitas Pelita Harapan
Organisasi /Korporat
ACE life Assurance
Assera Capital
Adhya Tirta Batam
Alfamart
Angle Investment
Astakaraya
Astra Buana
Asuransi Astra Buana
ATA Rotary Club
AXA Services Indonesia
Bank Mandiri
Bechtel - APLNG module yard Batam
BFI Finance Indonesia
Bintang Baja Sinar Cemerlang
Biyan
Blackberry
Bank of America and Meryll Lynch
Barclays Bank
Bright PLN Batam
BSI Bank (Singapore) Limited
Cargill Indonesia
Caterpillar Indonesia
Cathay Pacific
Charities Aid Foundation of America
Chevron Pacific
Cigna International
Cikarang Listrindo
CIMB Niaga Indonesian Masters
Citi Foundation
CMC
Commonwealth Bank
Coutts and Co Ltd Singapore
Crossfit Senayan
Daya Dimensi Indonesia
DOW Indonesia
Dunia Kimia Utama
Dunia Kimia Jaya
Ecogreen Oleochemicals
Eli Lilly
Emergent Capital Partners
EP-TEC Solutions Indonesia
Eternit Gresik
Everbest
Exxon Mobil
Falcon (PT. Havanna Teguh Pertiwi)
Farpoint Realty Indonesia
Garuda Indonesia
General Electric (GE)
Gesit Alumnas
Gift of Hope
Jimmy Masrin
Judy Kurniawan
Kwik Wan Tien
Lucye Kwee
Mark Hajadi
Mita Anindya
Padraig Harrington
Raja Do
Sarah Nabila
Sara Sofyan
Tan Kian
4342
Habitat for Humanity Australia
Habitat for Humanity International
Habitat Golf
Happy Hearts Fund Indonesia
Habitat for Humanity Great Britain
Habitat for Humanity Korea
Habitat for Humanity Singapore
Hotel Kristal
HSBC
I Climb for Indonesia
IMECO
Indah Kiat Pulp & Paper ( APP )
Indesso Niagatama
Indomo Mulia (Modena)
Indonesian Acids Industry
Intanwijaya International
Jakarta Players Community Theatre
Johnson Controls (York Aditama Teknik)
Karya Brothers Nusamesindo (KBN)
Kawan Lama
Keraton at The Plaza
KOICA
Lautan Luas Tbk
Lautan Otsuka Chemical
Leadbetter Golf Academy Indonesia
Lego Indonesia
Liku Telaga
LINC Group
Mahkota Indonesia
Media Insani Abadi
Menorah Community Church
Rich’s Products Corporation
Rotary Club Batam
Saga Trade Murni
Samuel International
Samsung
Samsung Electronics Indonesia
Sanwa Engineering
Selavip
Sentul City
Sinarmas World Academy
Sodexo Indonesia
Sorini Agro Asia
Surya Mas Agung
Surya Toto Indonesia
Surya Semesta Internusa Tbk
Tower Bersama Group
Unggul Indah Cahaya
UPS
WahanaArtha Group
White Oil Nusawon
William Soeryadjaya Foundation
Women Build Batam
WRP - Diet Center
Yayasan Agung Podomoro
Yayasan Astra Honda Motor
Yayasan Kasih A & A Rahmat
Yayasan Sentuhan Kasih Bangsa
Yogya Organic
Metabisulphite
Metropolitan Lingga Jaya
Micro Save
MIracle Aesthetic Clinic
Mitrada Selaras - MSCOAL
Mitra Graha Agung
Mitra Pinasthika Mustika
Monsanto
Nation Builder - 100 house campaign
Newera Equipment Singapore
Newway Advisory (Singapore)
Nylex (Malaysia) Berhad
Nissan Motor Indonesia
Nusa Raya Cipta
Pacinesia Chemical Industry
Perkumpulan Wiraswastawan Indonesia
Pertamina Retensi
Petro Energy
Pin High
PLN
Provident Agro
Prima Energy
Principia
PKG Lautan Indonesia
Quarto Capital Inc
Red Nose Foundation
Terima Kasih Habitat Crew! Kontribusi Anda setiap bulan ditahun 2014 telah didedikasikan oleh Habitat for HumanityIndonesia untuk membantulebih banyak keluarga yang membutuhkan rumahlayak huni.
Habitat Crew adalah salah satu pilar dari karya
Habitat for Humanity Indonesia. Melalui donasi
bulanan, Habitat Crew memberikan sumber
pendanaan yang berkelanjutan sehingga
memungkinkan Habitat for Humanity Indonesia
untuk merencanakan lebih efektif dan menjangkau
lebih banyak keluarga.
Jadilah bagian dari Habitat Crew:
habitatindonesia.org/crew
Gift in Kind
Blue Bird Group
Colorbox
DOKU
Falcon Blocks
Gilang Communications
IndoKasih
Istania.net
Mal Central Park
Mal Gandaria City
Miioo Photography (Suban Edyono)
Mitra Graha Agung
Rajawali Hiyoto
Sari Ayu Martha Tilaar Group
Salesforce Foundation
Svingolf
4544
Kontak KamiKantor Nasional:The Bellezza Shopping Arcade Lt.2 Unit 25&27Jl. Letjen Soepeno No.34 Arteri Permata HijauJakarta Selatan 12210Tel. (021) 2991 6074Fax. (021) 2991 6164email: [email protected]
Yogyakarta:Jl. K H Muhdi, 100 BRT 04 / RW 05, MaguwoharjoSleman, Yogyakarta - 55582Tel. (0274) 747 8281Fax. (0274) 486 687email: [email protected]
Manado:Lingkungan III No. 65Kel. Ranotana Weru, Kec. WaneaManado, Sulawesi UtaraTel./Fax. (0431) 846 731email: [email protected]
Surabaya:Jl. Rungkut Asri 9/11RL 2D/21, SurabayaTel. (031) 8703699email: [email protected]
Bali:Taman Wira Segara Tahap 2TWS XII No. 16, Pantai PenimbanganSingaraja, BaliTel. (+62) 812 89 53 433email: [email protected]
Bandung:Jl. Kebon Bibit Utara No.4RT 02 / RW 10 Taman Sari, BandungTel./Fax. (022) 253 4194email: [email protected]
Batam:Komplek Ruko Taman Niaga Sukajadi Block C/ No.6Jl. Jend. Ahmad Yani, Batam – Kep. RiauTel. (0778) 737 2202Fax. (0778) 737 2033email: [email protected]
Medan:Jl. Sei Bahorok No.17BKelurahan Babura, Medan BaruMedan - Sumatera UtaraTel./Fax.: (061) 452 9566email: [email protected]
Rekening Bank
IDR: Habitat Kemanusiaan Ind Yay,BCA: 210-3002958
US Dollar: Yayasan HabitatKemanusiaan Indonesia,
Citibank: 0-104495-567,Swift code: CITIIDJX
46
MEDAN
Kantor Nasional:The Bellezza Shopping Arcade Lt. 2 Unit 25&27Jl. Letjen Soepeno No. 34 Arteri Permata Hijau, Jakarta Selatan 12210, IndonesiaTel. (021) 2991 6074 | Fax. (021) 2991 6164email: [email protected]