virus

22
Tugas IMUNOLOGI DISUSUN OLEH : VIKA HASRUNI O11113502 FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: rizki-pratiwi

Post on 12-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

TAKE HOME EXAM

TRANSCRIPT

Page 1: Virus

Tugas

IMUNOLOGI

DISUSUN OLEH :

VIKA HASRUNI

O11113502

FAKULTAS KEDOKTERAN

PRODI KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Page 2: Virus

1. Apa yang anda ketahui tentang virus?

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme

biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi

dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan

selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat

dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah

kecil asam nukleat yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas

protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik

protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang

dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel

eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara

istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel

prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak

dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini

virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus

influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya -

virus mosaik tembakau)

2. Coba sebutkan cara mematikan virus dan mengawetkan virus!

CARA MENGAWETKAN VIRUS

Untuk tujuan penelitian, pembuatan vaksin dan keperluan lainnya, maka virus perlu

diawetkan sehingga bisa disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa cara yang

dapat digunakan untuk kualitas partikel virus tidak berubah adalah:

1. Temperatur

Kebanyakan virus tahan hidup selama beberapa hari dalam temperatur 4 C .

keuntungan penyimpanan virus dalam suhu ini ialah dapat menghindari proses

pembekuan dan pencairan (freeze thawing) suspensi virus yang dapat merusak partikel

virus. Untuk menyimpan virus dalam waktu lama  ( berbulan-bulan atau sampai

bertahun-tahun) digunakan temperatur -70 C (dalam freezer) atau -196 C (dalam

Page 3: Virus

tabung berisi nitrogen cair). Bagi virus-virus yang berada dalam sel ( cell associated)

atau  gliserol sampai 50% untuk mengawetkan sel-sel tersebut sehingga virus tetap

hidup.

2. Bahan Kimia

a. Jika virus disimpan pada temperatur -70 C, bahan kimia yang dapat dipakai untuk

mengurangi kerusakan virus adalah DMSO dengan konsentrasi 10%

b. Bila virus tersebut Cell associated, disamping DMSO 10%, pada media

penyimpanan virus ditambahkan pula serum sampai 10% untuk menjaga keutuhan

sel.

c. Gliserol sebagai alkohol polihidrat dapat menstabilkan dinding sel dan partikel

virus. Pada konsentrasi 50% gliserol digunakan untuk mengawetkan virus pox dan

sel epitel yang mengandung virus PMK.

Sulfoxide Dimetil (DMSO) adalah senyawa organosulfur dengan formula

(CH 3) 2 SO. DMSO merupakan cairan tak berwarna yang bersifat  polar dan

merupakan  pelarut aprotic yang melarutkan baik senyawa polar dan nonpolar

dalam berbagai pelarut organik serta air. DMSO memiliki sifat yang unik yakni

mampu menembus kulit  dengan sangat mudah, sehingga orang dapat

mencicipinya segera setelah terjadi  kontak dengan kulit. DMSO memiliki rasa

seperti  tiram atau bawang putih.

Senyawa ini pertama kali disintesis pada tahun 1866 oleh ilmuwan Rusia

Alexander Zaytsev, yang melaporkan temuannya di tahun 1867. Sulfoxide Dimetil

sebenarnya merupakan produk sampingan dari kraft pulping. Oxidation of

dimethylsulfide with oxygen or nitrogen dioxide gives DMSO. Proses oksidasi dari

Dimethylsulfide dengan oksigen atau nitrogen dioksida menghasilkan DMSO.

DMSO merupakan pelarut polar aprotic. DMSO bersifat kurang toksik jika

dibandingkan dengan anggota lain dari kelasnya  seperti dimetilformamida ,

dimetilasetamida , N-metil-2-pirolidon , dan HMPA. Karena sifat pelarutnya yang

sangat baik, DMSO sering digunakan sebagai pelarut untuk reaksi kimia yang

melibatkan garam, terutama reaksi Finkelstein dan reaksi lain seperti substitusi

nukleofilik . Selain itu, DMSO juga banyak digunakan sebagai ekstraktan dalam

biokimia dan biologi sel. Karena titik didih tinggi, DMSO menguap perlahan pada

Page 4: Virus

tekanan atmosfer normal. Reaksi dilakukan dalam DMSO sering diencerkan

dengan air untuk mengendapkan atau produk-fase terpisah.

DMSO digunakan dalam PCR untuk menghambat struktur sekunder dalam

DNA template atau primer DNA. DMSO ditambahkan ke campuran PCR sebelum

bereaksi, dimana DMSO akan membatu pembentukan komplemen DNA dan

meminimalkan reaksi-reaksi yang mengganggu. Namun, penggunaan DMSO di

PCR dapat meningkatkan tingkat mutasi. DMSO juga dapat digunakan sebagai

cryoprotectant, yang ditambahkan ke media sel untuk mencegah kematian sel

selama proses pembekuan Sekitar 10% dapat digunakan dengan metode freeze-

lambat, dan sel dapat dibekukan pada -80 ° C atau disimpan dalam nitrogen cair

dengan aman.

3. Proses Kering Beku

Cara ini juga disebut liofilisasi dan  merupakan yang terbaik dalam

mengawetkan virus,  terutama bila sebelumnya suspensi virus tersebut mengandung

10% serum anak sapi. Virus yang sudah kering beku dapat disimpan dalam temperatur

4 C selama berbulan-bulan. Metode ini digunakan dalam penyimpanan vaksi aktif.

4. Proses Kering Beku

Cara ini juga disebut liofilisasi dan  merupakan yang terbaik dalam

mengawetkan virus,  terutama bila sebelumnya suspensi virus tersebut mengandung

10% serum anak sapi. Virus yang sudah kering beku dapat disimpan dalam temperatur

4 C selama berbulan-bulan. Metode ini digunakan dalam penyimpanan vaksin aktif.

METODE LAIN UNTUK MENGINAKTIFKAN VIRUS

          Virus dapat menjadi inaktif oleh berbagai sebab antara lain: terhadap sterilisasi

laboratorium, desinfektan permukaan atau kulit,membuat air minum yang aman dan

memproduksi vaksin virus inaktif. Metode dan bahan kimia yang berbeda digunakan untuk

keperluan ini.

A. Sterilisasi : Tekanan uap,pemanasan kering,oksidasi ethylene,irradiasi sinar g.

Page 5: Virus

B. Disinfeksi permukaan : natrium hipoklorin, gluataraldehid, formaldehid,asam pirasetik.

C. Disinfeksi kulit : Klorheksidin, ethanol 70%, iodophore

D. Produksi vaksin : formaldehid,propiolakton b,psoralen+ irradiasi ultraviolet,deterjen

(subunit vaksin).

3. Apa perbedaan antara sterilisasi dan desinfeksi? Jelaskan dan berikan masing-masing

3 contoh!

A. Pengertian Sterilisasi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan

lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen

maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan

suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah

pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis,

pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap

pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga

penting.

Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi.

Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman

apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara

merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara

lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi

ionnisasi.

Contoh-contoh sterilisasi

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan

kimiawi:

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat

kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan

Page 6: Virus

tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya

larutan enzim dan antibiotic

2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran

o Pemanasan

Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh

alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas

penggunaanya.

o Penyinaran dengan sinar UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk

membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet

dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan

senyawa desinfektan antara lain alkohol.

o Sinar Gamma Daya kerjanya digunakan pada sterilisasi bahan makanan, terutama

bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan  Bahan disposable:

alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar

gamma disebut juga “sterilisasi dingin”

3.  Sterilisasi dengan Cara Kimia

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia

Rongga (space)

Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)

Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat

Pengenceran harus sesuai dengan anjuran

Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat

sangat mudah menguap

Merawat tangan setelah berkontak dengan disinfekstan, Sebaiknya menyediakan

hand lation

Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi

Alkohol

Page 7: Virus

Yodium

Klorin

Fenol (as. Karbol)

Peroksida (H2O2)

Gas Etilen Oksida

B. Desinfeksi

Hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh

mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat

digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat

menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang

desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai

antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.

Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari

debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi.

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan

dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme,

disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes,

tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.

Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan

seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit. Untuk mendesinfeksi permukaan,

umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut

memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk

waktu 10 menit.

Contoh desinfektan yang digunakan:

1. Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.

Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi

unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian

Page 8: Virus

alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa

meninggalkan efek sisa.

2. Aldehid

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran

gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan

yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak

dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril

yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat

mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan

sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif

seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang

spora baru alan mati setelah 10 jam.

3. Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas

dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4%

larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin

glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada

konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat

aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut

terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.

4. Senyawa halogen.

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.

Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat

diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).

5. Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk

membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat

organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian

besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan

laboratorium.

6. Klorsilenol

Page 9: Virus

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan

sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya

terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

4. Apa yang anda ketahui tentang vaksinasi aktif dan vaksinasi pasif? Berikan contoh!

Vaksinasi atau Immunisasi adalah salah satu cara untuk mencegah terkenanya

berbagai macam penyakit infeksi. Vaksinasi bisa di bedakan menjadi dua, yaitu vaksinasi

secara aktif dan pasif.  Vaksinasi secara aktif artinya kita di berikan vaksin yang berisi

virus/bakteri yang sudah di matikan atau di lemahkan atau hanya bagian tertertentu dari

virus/ bakteri itu sendiri atau bahkan hanya toksinnya saja. (toksin adalah zat racun yang di

produksi bakteri tertentu, sepeti pada tetanus,dll). Tujuan pemberian vaksin secara aktif

adalah untuk memacu tubuh kita mengenali virus/bakteri tersebut sehingga tubuh membentuk

antibody melawannya dan ketika suatu saat kita terinfeksi dgn bakteri/virus tersebut, tubuh

kita bisa dengan cepat mengenali dan mengeliminasi/mengancurkan “benda asing” yg masuk

tadi. antibody yang di bentuk tubuh kita sifatnya spesifis, artinya satu jenis antibody hanya 

mengenal satu macam bakteri/virus tertentu yang kita “perkenalkan” melalui vaksinasi.

Sehingga jumlah antibody dalam tubuh byk sekali untuk melawan berbagai macam penyakit

yang mungkin terjadi. Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio atau campak.  Berbeda

dengan vaksinasi secara aktif, vaksinasi secara pasif dilakukan dengan cara memasukkan

serum yang sudah mengandung antibody tuk melawan  jenis penyakit tertentu atau toksinnya

dalam konsentrasi tinggi. Dalam hal ini tubuh kita tidak di pacu secara “aktif”

menghasilkan/membentuk antibody sendiri tetapi hanya menerima antibody yg sudah ada,

mengingat proses pembentukan antibody bisa berminggu-minggu  lamanya. Contohnya

adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan.

Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir di mana bayi tersebut menerima

berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya

antibodi terhadap campak.

5. Coba definisikan istilah vaksinasi!

Page 10: Virus

Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi). Vaksin adalah bahan

antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga

dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau “liar”.

Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan

penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein,

peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau

hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin.

Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).

Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk

antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah

dengan vaksin. Ada beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu

menstimulasi reaksi kekebalan tanpa menimbulkan penyakit.

6. Sebutkan jenis vaksin!

JENIS-JENIS VAKSIN

1. Live attenuated vaccine

Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya

virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang, namun masih mampu

menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah. Sifat vaksin live

attenuated vaccine, yaitu :

Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan respon imun sehingga

diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen

Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak perlu dosis berganda

Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek netralisasi jika waktu

pemberiannya tidak tepat.

Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik

Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah

Page 11: Virus

Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan keefektifan mencapai 95%

Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh, meningkatkan dosisi asli

dan berperan sebagai imunisasi ulangan

Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam tifoid, vaksin campak,

gondongan, dan cacar air (varisela).

2. Inactivated vaccine (Killed vaccine)

Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia (formaldehid)

atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari

bakteri atau virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu :

Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan dalam bentuk

antigen

Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya sedikit atau tidak

menimbulkan imunitas seluler

Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan dosis ulangan,

dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan

menyiapkan system imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan

ketiga

Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody

Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik

Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah

Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia

pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.

3. Vaksin Toksoid

Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit dengan

memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat imunogenik yang

Page 12: Virus

dibuat dari toksin kuman. Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai

natural fluid plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin.

Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk

memperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh :

Vaksin Difteri dan Tetanus

4. Vaksin Acellular dan Subunit

Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan melakukan

kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan

vaksin antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib)

dan vaksin Influenza.

5. Vaksin Idiotipe

Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding) dari antibodi

yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang disebut sebagai

idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat

menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor

pre sel B.

6. Vaksin Rekombinan

Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar. Gen virus

yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot

meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan

selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai

vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen

untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus vaksinia dan

imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik.

Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen.

Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi

sel penerima vaksin.

Page 13: Virus

7. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)

Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi dalam

menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke

dalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang

diinsersikan ke dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap

dalam nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom),

selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya.

Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang bersifat imunostimulan

yang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba

yang mengandung kode antigenyang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan

penelitian. Hasil akhir  penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin

DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan selular yang cukup

kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang dilakukan.

7. Coba jelaskan bagaimana cara pembuatan vaksin?

Metode Pembuatan Vaksin

Tahap produksi vaksin

Produksi vaksin memiliki beberapa tahap. Proses pembuatan vaksin memiliki langkah-

langkah berikut:

o Inaktivasi-ini melibatkan membuat persiapan antigen

o Pemurnian-antigen terisolasi dimurnikan

o Perumusan-antigen dimurnikan dikombinasikan dengan ajuvan, stabilisator dan pengawet

untuk membentuk persiapan akhir vaksin.

Menghasilkan antigen dari mikroba

Produksi awal melibatkan generasi antigen dari mikroba. Untuk ini virus atau

mikroba tumbuh baik pada sel-sel dasar seperti telur ayam (misalnya di influenza) atau

pada sel baris atau berbudaya manusia sel (misalnya Hepatitis A). Bakteri terhadap

vaksin dikembangkan dapat tumbuh di bioreactors (misalnya Haemophilus influenzae

Page 14: Virus

tipe b). Antigen juga mungkin racun atau toxoid dari organisme (misalnya difteri atau

tetanus) atau mungkin menjadi bagian dari mikroorganisme juga. Protein atau bagian dari

organisme dapat dihasilkan jamur, bakteri atau sel budaya. Bakteri atau virus mungkin

melemah dengan menggunakan bahan kimia atau panas untuk membuat vaksin (misalnya

vaksin polio).

Isolasi antigen

Setelah antigen yang dihasilkan, sangat terisolasi dari sel-sel yang digunakan

untuk menghasilkan itu. Untuk lemah atau selubung virus pemurnian lebih lanjut tidak

mungkin diperlukan. Protein rekombinan perlu banyak operasi melibatkan kromatografi

ultrafiltration dan kolom untuk pemurnian sebelum mereka siap untuk administrasi.

Ajuvan, stabilisator dan pengawet

Setelah antigen dikembangkan vaksin yang diformulasikan dengan menambahkan

ajuvan, stabilisator dan pengawet. Peran ajuvan adalah untuk meningkatkan respon imun

antigen. Stabilisator meningkatkan kehidupan penyimpanan, dan pengawet

memungkinkan penggunaan multi dosis cawan.

Hal ini sulit untuk mengembangkan dan memproduksi vaksin kombinasi karena

kemungkinan tidak kompatibel dan interaksi antara antigen dan bahan-bahan lain dari

vaksin.

Persyaratan-persyaratan produksi vaksin

Produk perlu dilindungi dari udara, air dan kontaminasi manusia. Lingkungan perlu

dilindungi dari tertumpah antigen.

Page 15: Virus