torhutankota · web viewtujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan...

41
1 HUTAN KOTA DAN PERLINDUNGAN ATMOSFER (diabstraksikan : smno.psdl.ppsub) 1. PENDAHULUAN Pesatnya kegiatan pembangunan sarana dan prasarana fisik di wilayah metropolitan Surabaya dan sekitarnya telah berdampak pada berkurangnya populasi tegakan pohon, baik yang berada di ruang-ruang terbuka publik, maupun yang berada di ruang-ruang milik privat. Pada sisi lain kegiatan- kegiatan industri, transportasi, konstruksi, perdagangan, pusat-pusat perkantoran dan aktivitas rumahtangga berkembang demikian pesat, dengan salah satu dampaknya ialah akumulasi aneka jenis polutan di lingkungan kota, termasuk di udara. Kedua fenomena ini pada akhirnya mengakibatkan penurunan kualitas udara, dan mengurangi tingkat kesehatan, kenyamanan dan estetika lingkungan udara di wilayah perkotaan. Dengan mempertimbangkan permasalahan semakin rendahnya kualitas udara di wilayah perkotaan tersebut, maka diperlukan upaya-upaya penelitian dan pengembangan untuk lebih menunjang keberhasilan program penghijauan kota, penataan taman kota dan pengembangan hutan kota, serta gerakan sejuta pohon (GSP) yang selama ini telah dilaksanakan, baik di ruang-ruang terbuka milik publik maupun ruang-ruang milik privat. Degradasi kualitas udara perkotaan merupakan masalah lingkungan di masa datang. Sumber utama terjadinya pencemaran udara di Jawa Timur antara lain : industri padat modal, kendaraan bermotor, aktivitas rumah tangga, penggunaan pupuk nitrogen, dan aktivitas gunung berapi. Keberadaan pabrik semen, pupuk, kertas, gula dan kendaraan bermotor masing- masing akan menghasilkan emisi gas SOx, NOx dan partikulat. Aktivitas rumah tangga dalam pembakaran sampah akan menghasilkan gas CO2. Penggunaan pupuk nitrogen di sawah dalam kondisi anaerobe akan dihasilkan gas methan (CH4), serta aktivitas gunung berapi akan dihasilkan gas SOx ke atmosfer. Gas SOx, NOx, CO2 dan partikulat secara potensial akan berdampak terhadap suhu dan kualitas atmosfer. Dampak pencemaran udara umumnya terasa di wilayah pusat industri, jalur lalu lintas atau terminal, pemukiman padat penduduk, kemungkinan wilayah persawahan dan pusat kegiatan gunung berapi di Jawa Timur. Sebagai gambaran di beberapa kota di Jawa Timur seperti Gresik, Surabaya, Sidoarjo, dan Malang. Lawang yang semula suhunya relatif sejuk, saat ini cenderung menjadi panas. Hal ini diduga akibat peningkatan pembakaran bahan bakar dari organik maupun anorganik yang menyebabkan naiknya konsentrasi CO2 di udara.

Upload: ngohanh

Post on 13-May-2018

269 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

1

HUTAN KOTA DAN PERLINDUNGAN ATMOSFER(diabstraksikan : smno.psdl.ppsub)

1. PENDAHULUAN

Pesatnya kegiatan pembangunan sarana dan prasarana fisik di wilayah metropolitan Surabaya dan sekitarnya telah berdampak pada berkurangnya populasi tegakan pohon, baik yang berada di ruang-ruang terbuka publik, maupun yang berada di ruang-ruang milik privat. Pada sisi lain kegiatan-kegiatan industri, transportasi, konstruksi, perdagangan, pusat-pusat perkantoran dan aktivitas rumahtangga berkembang demikian pesat, dengan salah satu dampaknya ialah akumulasi aneka jenis polutan di lingkungan kota, termasuk di udara. Kedua fenomena ini pada akhirnya mengakibatkan penurunan kualitas udara, dan mengurangi tingkat kesehatan, kenyamanan dan estetika lingkungan udara di wilayah perkotaan.

Dengan mempertimbangkan permasalahan semakin rendahnya kualitas udara di wilayah perkotaan tersebut, maka diperlukan upaya-upaya penelitian dan pengembangan untuk lebih menunjang keberhasilan program penghijauan kota, penataan taman kota dan pengembangan hutan kota, serta gerakan sejuta pohon (GSP) yang selama ini telah dilaksanakan, baik di ruang-ruang terbuka milik publik maupun ruang-ruang milik privat.

Degradasi kualitas udara perkotaan merupakan masalah lingkungan di masa datang. Sumber utama terjadinya pencemaran udara di Jawa Timur antara lain : industri padat modal, kendaraan bermotor, aktivitas rumah tangga, penggunaan pupuk nitrogen, dan aktivitas gunung berapi. Keberadaan pabrik semen, pupuk, kertas, gula dan kendaraan bermotor masing-masing akan menghasilkan emisi gas SOx, NOx dan partikulat. Aktivitas rumah tangga dalam pembakaran sampah akan menghasilkan gas CO2. Penggunaan pupuk nitrogen di sawah dalam kondisi anaerobe akan dihasilkan gas methan (CH4), serta aktivitas gunung berapi akan dihasilkan gas SOx ke atmosfer. Gas SOx, NOx, CO2 dan partikulat secara potensial akan berdampak terhadap suhu dan kualitas atmosfer.

Dampak pencemaran udara umumnya terasa di wilayah pusat industri, jalur lalu lintas atau terminal, pemukiman padat penduduk, kemungkinan wilayah persawahan dan pusat kegiatan gunung berapi di Jawa Timur. Sebagai gambaran di beberapa kota di Jawa Timur seperti Gresik, Surabaya, Sidoarjo, dan Malang. Lawang yang semula suhunya relatif sejuk, saat ini cenderung menjadi panas. Hal ini diduga akibat peningkatan pembakaran bahan bakar dari organik maupun anorganik yang menyebabkan naiknya konsentrasi CO2 di udara.

Keberadaan pabrik, kendaraan bermotor, aktivitas rumah tangga, penggunaan pupuk nitrogen di lahan sawah sangat diperlukan untuk mendukung sumber pendapatan masyarakat dan negara serta peluang kesempatan kerja. Sebagai misal bahwa produksi semen untuk memperlancar pembangunan sarana dan prasarana fisik, kendaraan untuk memperlancar kegiatan ekonomi masyarakat, pupuk nitrogen untuk peningkatan produksi pangan. Sedangkan aktivitas gunung berapi yang menghasilkan emisi gas SOx merupakan proses alam yang seoptimal mungkin diantisipasi lebih awal agar tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan atmosfer. Namun masyarakat membutuhkan keberadaan emisi gas dan bahan partikulat tersebut tidak mengganggu kesehatan lingkungan, khususnya kesehatan manusia.

Atmosfer sebagai salah satu medium lingkungan perlu mendapat perlindungan terhadap bahan pencemar yang mengganggu kesehatan manusia. Sebagai medium lingkungan, atmosfer berfungsi untuk menampung gas oksigen, karbon dioksida, sulfur oksida, nitrogen oksida, methan, ozon dan hidrokarbon yang dihasilkan oleh aktivitas manusia maupun alam seperti gunung berapi. Keberadaan gas-gas tersebut di atmosfer dalam batas dibawah ambang baku mutu tidak membahayakan kehidupan manusia dan demikian juga sebaliknya.

Dalam kurung waktu sekitar 10 tahun terakhir bahan pencemar berupa emisi gas dan partikulat di atmosfer cenderung meningkat melebihi batas ambang membahayakan kesehatan manusia. Salah satu indikator terjadinya pencemaran atmosfer adalah langit tampak tidak berwarna biru, akibat emisi gas dan partikulat yang dihasilkan dari aktivitas industri padat modal, knalpot kendaraan bermotor, asap dari rumah

Page 2: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

2

tangga, gas belerang yang dihasilkan dari aktivitas gunung berapi dan gas methan(CH4) dari persawahan. Pada tahun 1998 pertumbuhan industri di Jawa Timur mengalami peningkatan sebesar 22, 52%, penduduk meningkat 9, 69 % dari 32,24 juta menjadi 34.899.236 jiwa, dan transportasi meningkat menjadi 18.84 % (Bapedalda, 1998). Kegiatan pembakaran biomassa bahan organik dan anorganik berupa minyak dan kayu dari aktivitas Industri, kendaraan bermotor dan penduduk tersebut akan menghasilkan emisi gas dan partikulat yang dapat mencemari atmosfer. Kondisi tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan kualitas atmosfer menurun. Menurunnya kualitas atmosfer ditandai dengan meningkatnya konsentrasi gas beracun dari belerang, methan, nitogen oksida dan bahan toksin lainnya di atmosfer yang melampaui batas ambang diperkenankan bagi kesehatan manusia.

Alon-alon Bunder Kota Malang: RTH Kota dengan fungsi keindahan, kenyamanan dan kesehatan lingkungan kota (smno.psdl.ppsub.2012)

Perlindungan atmosfer dapat dilakukan dengan pendekatan secara terintregasi dengan mempertimbangkan lingkungan dan energi antara sektor pembangkit tenaga listrik, transportasi, industri, pertanian, rumah tangga, dan bencana alam kebakaran hutan dan aktivitas gunung berapi. Di Jawa Timur terdapat dua jenis pembangkit tenaga listrik yaitu PLTU dan PLTD dengan bahan bakar batubara dan minyak solar. Sebagai contoh PLTU di Paiton, PLTD di beberapa kota besar di Jawa Timur. Sektor transportasi terutama di kota-kota besar di Jawa Timur seperti di Surabaya perlu mempertimbangan emisi gas yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang mengkonsumsi energi. Aktivitas industri yang mengkonsumsi energi minyak bumi maupun limbah organik seperti blotong (ampas tebu) yang didaur ulang untuk sumber energi akan menghasilkan partikulat ke atmosfer, sehingga beban lingkungan atmosfer meningkat. Aktivitas penduduk membakar sampah juga perlu mendapat perhatian dalam konteks meningkatkan konsentrasi gas CO dan lainnya ke dalam lingkungan atmosfer.

Tujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan kemampuan lingkungan atmosfer untuk mendaur ulang emisi gas dan partikulat dan (3) mensosialisaikan tentang bahaya dan resiko akibat emisi gas dan partikulat yang melampaui baku mutu. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan rencana strategi

Page 3: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

3

sebagai berikut: (1) Menggunakan bahan bakar untuk industri, kendaraan bermotor dan rumah tangga yang ramah lingkungan (2) Membatasi peredaran dan penggunaan pupuk nitrogen di lahan sawah, (3) Mengembangkan desain mesin industri dan kendaraan bermotor dan alat-alat rumah tangga yang bersih dan minim menghasilkan emisi gas dan partikulat ke atmosfer, (4) Menciptakan lingkungan sentra industri, jalur lalu lintas dan terminal, serta kawasan pemukiman padat penduduk yang mampu mendaur ulang emisi gas dan partikulat, (5) Memperkecil kemungkinan terjadinya kebakaran hutan, (6) Menginvetarisasi emisi gas dan partikulat dari aktivitas gunung berapi.

Beberapa permasalahan serius dan sangat mendesak untuk dicari penyelesaiannya adalah:1. Berapa sebenarnya populasi minimum tegakan pohon (vegetasi) yang harus ada di wilayah perkotaan, baik

di ruang-ruang publik, maupun di ruang-ruang privat ?2. Bentuk-bentuk komunitas tegakan pohon seperti apa yang paling sesuai untuk ruang-ruang publik dan

ruang-ruang privat di perkotaan (tinjauan biofisik, estetika, ekonomi, dan budaya) ?3. Jenis-jenis tegakan pohon apa saja yang esuai dengan daya dukung dan kualitas lingkungan kota, serta

diminati / sesuai dengan aspirasi masyarakat kota ?4. Kendala apa saja yang yang selama ini dihadapi oleh stake-holder (pemerintah, suasta dan masyarakat)

dalam kegiatan penghijauan dan GSP di wilayah perkotaan ? (termasuk kendala peraturan perundangan dan enforcementnya, sarana/prasarana, dan cita-rasa masyarakat)

5. Bagaimana langkah-langkah strategis yang dapat secara efektif digunakan dalam kegiatan sosialisasi dan implementasi program penghijauan kota, dan gerakan sejuta pohon (GSP), serta melestarikan hasil-hasilnya?

2. Agenda 21 Indonesia: Bidang Perlindungan Atmosfer

Pencemaran udara perkotaan merupakan salah satu masalah lingkungan yang sangat serius di masa mendatang. Sumber utama terjadinya pencemaran udara di Jawa Timur antara lain : industri padat modal, kendaraan bermotor, aktivitas rumah tangga, penggunaan pupuk nitrogen, dan aktivitas gunung berapi. Keberadaan pabrik semen, pupuk, kertas, gula dan kendaraan bermotor dan penerbangan masing-masing akan menghasilkan emisi gas SOx, NOx dan partikulat. Aktivitas rumah tangga dalam pembakaran sampah akan menghasilkan gas CO2. Penggunaan pupuk nitrogen di sawah dalam kondisi anaerobe akan dihasilkan gas methan (CH4), serta aktivitas gunung berapi akan dihasilkan gas SOx ke atmosfer. Gas SOx, NOx, CO2 dan partikulat secara potensial akan berdampak terhadap suhu dan kualitas atmosfer.

Permasalahan pencemaran udara, kebisingan dan getaran umumnya terasa di pemukiman padat penduduk pada wilayah pusat industri, jalur lalu lintas atau terminal, lapangan terbang, dan kemungkinan wilayah persawahan dan pusat kegiatan gunung berapi di Jawa Timur. Sebagai gambaran di beberapa kota di Jawa Timur seperti Gresik, Surabaya, Sidoarjo, dan Malang. Lawang yang semula suhunya relatif sejuk, saat ini cenderung menjadi panas. Hal ini diduga akibat peningkatan pembakaran bahan bakar dari organik maupun anorganik yang menyebabkan naiknya konsentrasi CO2 di udara.

Keberadaan pabrik, kendaraan bermotor, penerbangan, aktivitas rumah tangga, penggunaan pupuk nitrogen di lahan sawah sangat diperlukan untuk mendukung sumber pendapatan masyarakat dan negara serta peluang kesempatan kerja. Sebagai misal bahwa produksi semen untuk memperlancar pembangunan sarana dan prasarana fisik, kendaraan untuk memperlancar kegiatan ekonomi masyarakat, pupuk nitrogen untuk peningkatan produksi pangan. Sedangkan aktivitas gunung berapi yang menghasilkan emisi gas SOx merupakan proses alam yang seoptimal mungkin diantisipasi lebih awal agar tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan atmosfer. Namun masyarakat membutuhkan keberadaan emisi gas dan bahan partikulat tersebut tidak mengganggu kesehatan lingkungan, khususnya kesehatan manusia.

Fenomena meningkatnya jumlah emisi gas dan partkulat di atmosfer tersebut diduga karena belum adanya pengawasan terhadap penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan (misal mengandung Pb), serta teknologi proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi belum standart sehingga cerobong pabrik tetap mengeluarkan asap yang masih mengandung partikulat yang menyebabkan pencemaran udara. Konsentrasi emisi gas dan partikulat dari knalpot kendaraan pada jalur lalu lintas dan terminal yang ada di Jawa Timur terus

Page 4: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

4

bertambah. Aktivitas rumah tangga membakar sampah dan kemungkinan bahaya kebakaran hutan terus terjadi. Demikian juga penggunaan pupuk nitrogen di lahan sawah terus meningkat, serta kemungkinan emisi gas SOx yang dihasilkan oleh aktivitas gunung berapi di Jawa Timur terus terjadi. Kondisi tersebut kurang menguntungkan dari segi kesehatan lingkungan manusia, karena konsentrasi bahan pencemar di udara telah melampuai batas ambang. Meskipun telah ada aturan batas minimal tinggi cerobong, bahan bakar berkadar Pb rendah, kecenderungan melanggar peraturan yang ada cukup tinggi, hal ini karena lemahnya sistem dalam pranata hukum yang ada.

Pada Agenda 21 ke depan diharapkan dapat tercipta lingkungan atmosfer yang bersih dari gas pencemar dan partikulat yang mengandung bahan polutan udara serta bebas dari kebisingan dan getaran yang dapat mengganggu kesehatan lingkungan. Tujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan kemampuan lingkungan atmosfer untuk mendaur ulang emisi gas dan partikulat dan (3) mensosialisaikan tentang bahaya dan resiko akibat emisi gas dan partikulat yang melampaui baku mutu dan 4) menurunkan tingkat kebisingan dan getaran. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan rencana strategi sebagai berikut: (1) Menggunakan bahan bakar untuk industri, kendaraan bermotor dan rumah tangga yang ramah lingkungan (2) Membatasi peredaran dan penggunaan pupuk nitrogen di lahan sawah, (3) Mengembangkan desain mesin industri dan kendaraan bermotor dan alat-alat rumah tangga yang bersih dan minim menghasilkan emisi gas dan partikulat ke atmosfer, (4) Menciptakan lingkungan sentra industri, jalur lalu lintas dan terminal, serta kawasan pemukiman padat penduduk yang mampu mendaur ulang emisi gas dan partikulat, (5) Memperkecil kemungkinan terjadinya kebakaran hutan, (6) Menginvetarisasi emisi gas dan partikulat dari aktivitas gunung berapi.

Atmosfer sebagai salah satu medium lingkungan perlu mendapat perlindungan terhadap bahan pencemar yang mengganggu kesehatan manusia. Sebagai medium lingkungan, atmosfer berfungsi untuk menampung gas oksigen, karbon dioksida, sulfur oksida, nitrogen oksida, methan, ozon dan hidrokarbon yang dihasilkan oleh aktivitas manusia maupun alam seperti gunung berapi. Keberadaan gas-gas tersebut di atmosfer dalam batas dibawah ambang baku mutu tidak membahayakan kehidupan manusia dan demikian juga sebaliknya.

Pada 10 tahun terakhir bahan pencemar berupa emisi gas dan partikulat di atmosfer cenderung meningkat melebihi batas ambang membahayakan kesehatan manusia. Salah satu indikator terjadinya pencemaran atmosfer adalah langit tampak tidak berwarna biru, akibat emisi gas dan partikulat yang dihasilkan dari aktivitas industri padat modal, knalpot kendaraan bermotor, asap dari rumah tangga, gas belerang yang dihasilkan dari aktivitas gunung berapi dan gas methan(CH4) dari persawahan. Pada tahun 1998 pertumbuhan industri di Jawa Timur mengalami peningkatan sebesar 22, 52%, penduduk meningkat 9, 69 % dari 32,24 juta menjadi 34.899.236 jiwa, dan transportasi meningkat menjadi 18.84 % (Bapedalda, 1998). Kegiatan pembakaran biomassa bahan organik dan anorganik berupa minyak dan kayu dari aktivitas Industri, kendaraan bermotor dan penduduk tersebut akan menghasilkan emisi gas dan partikulat yang dapat mencemari atmosfer. Kondisi tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan kualitas atmosfer menurun. Menurunnya kualitas atmosfer ditandai dengan meningkatnya konsentrasi gas beracun dari belerang, methan, nitogen oksida dan bahan toksin lainnya di atmosfer yang melampaui batas ambang diperkenankan bagi kesehatan manusia.

Perlindungan atmosfer dapat dilakukan dengan pendekatan secara terintregasi dengan mempertimbangkan lingkungan dan energi antara sektor pembangkit tenaga listrik, transportasi, industri, pertanian, rumah tangga, dan bencana alam kebakaran hutan dan aktivitas gunung berapi. Di Jawa Timur terdapat dua jenis pembangkit tenaga listrik yaitu PLTU dan PLTD dengan bahan bakar batubara dan minyak solar. Sebagai contoh PLTU di Paiton, PLTD di beberapa kota besar di Jawa Timur. Sektor transportasi terutama di kota-kota besar di Jawa Timur seperti di Surabaya perlu mempertimbangan emisi gas yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang mengkonsumsi energi. Aktivitas industri yang mengkonsumsi energi minyak bumi maupun limbah organik seperti blotong (ampas tebu) yang didaur ulang untuk sumber energi akan menghasilkan partikulat ke atmosfer, sehingga beban lingkungan atmosfer meningkat. Aktivitas penduduk menggunakan pupuk nitrogen di sawah dalam kondisi anaerobe akan dihasilkan gas methan (CH4). Keberadaan gas methan di atmosfer akan berbanding lurus dengan luas sawah dan jumlah penggunaan pupuk nitrogen dalam budidaya padi di Jawa Timur. Aktivitas penduduk membakar sampah juga perlu mendapat

Page 5: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

5

perhatian dalam konteks meningkatkan konsentrasi gas CO dan lainnya ke dalam lingkungan atmosfer.

2.1. Strategi Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka masalah yang dihadapi oleh Jawa Timur dalam

hubungannya dengan perlindungan atmosfer adalah terkait dengan faktor geografi, kebijakan perizinan dan pengawasan; perilaku sosial-ekonomi dan budaya masyarakat. Penyusunan Implementasi Agenda 21 Jawa Timur, sehubungan dengan upaya perlindungan atmosfer harus mendapatkan prioritas utama. Rencana strategis untuk 20 tahun kedepan sebagai berikut :

1. Menetapkan baku mutu bahan pencemar dan partikulat di atmosfer secara akurat2. Mengembangkan bahan bakar untuk industri, kendaraan bermotor dan rumah tangga yang ramah

lingkungan 3. Mengembangkan desain mesin industri dan kendaraan bermotor agar dapat menghasilkan emisi gas

yang bersih dan membatasi jumlah kendaraan bermotor 4. Menetapakan kawasan sentra industri, menciptakan hutan kota dan jalur hijau di pusat

pemukiman dan aktivitas lalu lintas untuk membersihkan polutan di atmosfer 5. Membatasi penggunaan pupuk nitrogen di lahan sawah 6. Menginventarisasi gas beracun dari aktivitas gunung berapi dan lahan sawah7. Menurunkan tingkat kebisingan dan getaran di wilayah sentra industri, lalu lintas darat dan udara

Jalur hijau jalan raya (Jalan Bandung Kota Malang): Pohon pebeduh juga berfungsi untuk keindahan dan kesehatan lingkungan kota (smno.psdl.ppsub.2012)

2.2. Visi Menciptakan lingkungan atmosfer yang bersih dari emisi gas dan partikulat serta tingkat kebisngan

dan getaran di sentra industri, di sepanjang jalur lalu lintas dan terminal, pemukiman padat penduduk, lahan pertanian dan wilayah pedesaan. Dengan lingkungan atmosfer yang bersih diharapkan terwujud lingkungan yang sehat untuk mendukung kesinambungan pembangunan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan, kemajuan dan kemandirian di Jawa Timur.

2.3. Misi Misi perlindungan atmosfer mencakup (1) Mengembangkan metode pengukuran baku mutu gas-gas

Page 6: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

6

penyebab efek rumah kaca yang akurat , (2) Mengembangkan desain mesin industri dan kendaraan bermotor yang effisien dalam penggunaan energi dan minim menghasilkan emisi gas dan partikulat (3) Pengembangan dan penataan paru-paru kota di wilayah pusat industri, jalur hijau di sepanjang jalur lalu lintas dan terminal, serta wilayah pemukiman padat penduduk untuk mengurangi beban lingkungan atmosfer dari gas beracun dan partikulat, (4) Penetapan dan pengaturan wilayah sentra industri, pusat transportasi (terminal), (5) Mensosialisasikan peraturan untuk pelaksanaan program pengawasan pencemaran udara secara berkelanjutan dan (6) Mengembangkan pusat informasi aktivitas gunung berapi yang aktif menghasilkan emisi gas beracun di Jawa Timur

2.4. Tujuan Arah pembangunan di Jawa Timur dalam Agenda 21, secara bertahap diharapkan mampu mewujudkan

atmosfer yang bersih. Untuk mendukung keberlanjutan pembangunan, maka perlu melakukan perlindungan atmosfer agar lingkungan atmosfer tetap bersih dan memberikan manfaat bagi kehidupan sepanjang masa. Berdasarkan pertimbangan, strategi, visi dan misi maka tujuan perlindungan atmosfer dapat dirumuskan sebagai berikut :1. Mengembangkan alat ukur yang akurat untuk monitoring bahan pencemar dan partikulat di atmosfer di

wilayah sentra industri, transportasi darat dan udara, pemukiman padat penduduk, di wilayah persawahan dan gunung berapi

2. Melakukan kajian secara sistematis untuk mendapatkan alternatif pengganti bahan energi yang terbarukan dan ramah lingkungan

3. Meningkatkan pengawasan penggunaan sumber energi beremisi gas dan partikulat tinggi dan memberikan sanksi hukum bagi yang melanggar peraturan yang telah disepakati bersama.

4. Menetapkan wilayah sentra kawasan industri, pemukiman dan hutan kota serta jalur hijau untuk mendaur ulang emisi gas dan partikulat

5. Mensosialisikan kebijakan tentang perlindungan atmosfer pada industriawan, pengguna kendaraan bermotor, rumah tangga dan masyarakat agar berkemampuan untuk ikut berpartisipasi dalam mencegah terjadinya efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon.

2.5. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGHADAPI PENIPISAN LAPISAN OZON

2.5.1. Dasar PertimbanganLapisan ozon adalah lapisan yang terdapat pada ketinggian 20 - 50 km dari permukaan bumi pada

lapisan stratosfer. Lapisan ozon ini mampu menahan sinar ultra violet (UV) yang datang dari matahari sampai 99 %, sinar UV diketahui merupakan mutagenik dan karsinogenik. Apa yang terjadi bila UV bereaksi dengan 03 (ozon). Secara alamiah produk akhir ini akan menyatu kembali untuk membentuk 03 dan menghasilkan panas. Dengan kata lain lapisan ozon mampu melindungi sekaligus mendaur ulang produk akhirnya. Bila perlindungan tidak ada maka segala makhluk hidup di bumi akan musnah karena radiasi sinar UV akan mematikan tumbuhan dan spesies lain yang nutrisinya didapat dari tumbuhan.

Penduduk di Jawa Timur telah banyak menggunakan bahan - bahan yang dapat merusak lapisan ozon seperti freon (chlorofluoro carbon), gas methan dari pupuk nitrogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu molekul freon (CFC) dapat merusak 100.000 molekul ozon. Lebih lanjut dikemukakan bahwa penurunan kadar ozon sebanyak 1% akan meningkatkan kasus kanker sebanyak 2-4%, sampai akhir tahun 2000 akan terdapat 300.000 kasus kanker dengan kematian sebanyak 4%. Tidak hanya kanker, sinar UV yang berlebih juga menyebabkan katarak, bila kadar O3 menurun sebanyak 10 % maka insiden katarak akan meningkat sebanyak 1.6 juta kasus (Chiras, 1998).

Selain efek rumah kaca, kegiatan industri banyak menghasilkan gas belerang yang merupakan bahan polutan yang bersifat asam. Pertumbuhan Industri di Jawa Timur pada 10 tahun terakhir meningkat sangat pesat hampir 20 % - 30 %. Gas belerang dan NOx yang bercampur dengan air hujan akan menghasilkan H2S dan asam nitrat. Sedangkan gas belerang dan NOx yang kering berupa bahan partikulat sulfat dan nitrat di atmosfer langsung mengendap ke tanah.

Berdasarkan hal tersebut, tantangan kedepan bagi Jawa Timur adalah bagaimana mengurangi dampak

Page 7: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

7

emisi gas dan bahan partikulat dari industri, transportasi, rumah tangga dan kegiatan gunung berapi yang semakin besar. Dampak penggunaan batu bara, minyak tanah dan solar pada PLTU dan PLTD dapat di antisipasi dengan meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik, penggunaan mesin yang minim menghasilkan emisi gas, mencarikan bahan energi alternatif yang minim menghasilkan emisi gas dan partikulat yang mengandung bahan pencemar di atmosfer.

2.5.2. Tujuan Pada 20 tahun ke depan, kebutuhan atmosfer dengan udara bersih dari bahan pencemar di Jawa

Timur diharapkan dapat diwujudkan. Kondisi tersebut merupakan salah satu syarat untuk mengatasi terjadinya penipisan lapisan ozon. Gerakan tersebut akan lebih berhasil apabila dikaitkan dengan persyaratan ekolabelling dan berlakunya ISO 14000 dalam era perdagangan bebas dan global saat ini.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka upaya peningkatan kualitas atmosfer ditujukan untuk :1. Menurunkan konsumsi bahan kimia perusak lapisan ozon antara lain clorflourocarbon (CFC) dan

penggunaan pupuk nitrogen di lahan sawah2. Mengembangkan penilitian untuk mendapatkan alternatif bahan pengganti CFC3. Mensosialisaikan pada masyarakat akan bahaya penggunaan bahan CFC terhadap penipisan lapisan

ozon dan kesehatan manusia

2.5.3. Rencana Strategis Bertolak dari dasar pemikiran, tujuan program dan tantangan yang akan datang di Jawa Timur

sehubungan dengan efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon, maka disusun rencana strategis untuk 20 tahun kedepan sebagai berikut :1. Menggunakan bahan kimia alternatif sebagai pengganti CFC yang menyebabkan efek rumah kaca dan

penipisan lapisan ozon 2. Meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang bahan CFC dan penggantinya 3. Membatasi masuknya bahan CFC dan sejenisnya ke wilayah Jawa Timur

2.6. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM GLOBAL

2.6.1. Dasar pertimbanganKeberadaan gas CO2 akibat kebakaran hutan, gas methan karena penggunaan pupuk nitrogen di lahan

sawah dalam kondisi anaerobe ; chlorflorocarbon (CFC) dan NO2 di Jawa Timur pada sepuluh terakhir cenderung meningkat. Kondisi ini menyebabkan kualitas atmosfer menurun, utamanya di wilayah sentra industri, lahan sawah, dan pemukiman padat penduduk dan di kawasan hutan yang terbakar. Gas belerang merubah danau-danau menjadi asam membunuh ikan-ikan dan kehidupan dalam air lainnya, disamping itu juga merusak hasil panen. Bahan sulfur juga dapat merusak hutan, patung-patung dan bangunan. Bahan sulfur dapat dibagi menjadi dua katagori besar yaitu basah dan kering. Bahan sulfur basah diakibatkan oleh hujan yang proses pembentukannya merupakan hasil percampuran uap air di udara dengan gas SOx dan NO2 yang mengakibatkan H2S dan asam nitrat. Bahan sulfur kering berupa partikel sulfat dari udara langsung mengendap ke tanah.

Sumber terbesar dari bahan sulfur di Jawa Timur berasal dari daerah perkotaan padat kendaraan bermotor dan kawasan industri. Sekitar 70 % dari SO2 berasal dari pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batubara. Walaupun sulfur oksida dan nitrogen oksida dapat berasal dari berbagai sumber, tetapi sumber terpenting adalah dari pembangkit listrik dan asap kendaraan bermotor. Dengan adanya pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batubara dan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di kota - kota besar di Jawa Timur menyebabkan kondisi emisi gas dan bahan partikulat meningkat. Berdasarkan laporan Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Jawa Timur (1998) menunjukkan bahwa energi listrik yang berbahan bakar batu bara akan menghasilkan debu : 183.160 ton/tahun; SO2 sebesar 535.380 ton/tahun, NOx sebesar 211.390 ton/tahun dan Hidro Carbon sebesar 14.090 ton/tahun.

Sumber lain yang menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon adalah karena terjadinya kebakaran

Page 8: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

8

hutan. Kebakaran hutan pada akhir-akhir ini sering menimbulkan masalah asap yang mengganggu sistem pernafasan masyarakat. Kebakaran hutan mengakibatkan sebagian plasma nutfah di hutan mengalami kepunahan. Asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan mempunyai kemiripan dengan terjadinya pembakaran terbuka dari sampah rumah tangga dari perkotaan. Laporan dari Neraca Kualitas Hidup di Jawa Timur menunjukkan bahwa pembakaran sampah kota memberikan beban pencemaran debu sebesar 164 ton/tahun, SO2 sebesar 10.250 ton/tahun dan NO2 61.5 ton /tahun.

Berdasarkan hal tersebut, tantangan kedepan bagi Jawa Timur untuk menghadapi perubahan iklim global dan langkah-langkah untuk mengatasinya adalah dengan : mencarikan bahan energi alternatif yang minim menghasilkan emisi gas dan bahan partikulat di atmosfer. Sedangkan gas beracun dari gunung berapi perlu diwaspadai dan difikirkan jalan keluar bagi keselamatan penduduk di sekitar gunung.

2.6.2. Tujuan Kebutuhan udara yang bebas bahan gas pencemar di Jawa Timur Pada 20 tahun ke depan,

diharapkan dapat diwujudkan. Kondisi tersebut merupakan salah satu syarat untuk mendukung kesinambungan pembangunan. Berdasarkan beberapa pertimbangan dan upaya penurunan bahan sulfur serta asap maka dirumuskan tujuan sebagai berikut :1. Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan batu bara, bakar minyak untuk industri, transportasi dan

rumah tangga.2. Mengupayakan hutan kota, penghijauan di sepanjang jalur lalu lintas dan terminal, serta di wilayah hutan 3. Mengaktifkan penelitian bidang energi dan kehutanan untuk pengendalian emisi gas dan bahan partikulat 4. Mensosialisasikan hasil-hasil penelitian melalui penyuluhan tentang bahaya kronis akibat atmosfer yang

tercemar dengan bahan polutan dan efek rumah kaca.

2.6.3. Rencana Strategis Bertolak dari permasalahan dan tantangan saat ini dan yang akan datang di Jawa Timur akibat efek

akumulasi asam dan asap dari proses pembakaran sampah dan kebarakaran hutan di atmosfer , maka disusun rencana strategis untuk 20 tahun kedepan sebagai berikut: 1. Memperluas hutan kota, khususnya di wilayah sentra industri, pemukiman padat penduduk dan jalur

tranportasi 2. Mengelola kawasan hutan secara proporsional dengan mempertimbangkan sisi ekonomi dan ekosistem

termasuk menjaga dari bahaya kebakaran 3. Meningkatkan peran serta industriawan, pemerintah dan masyarakat dalam ikut menjaga lingkungan

atmosfer yang bersih dan sehat untuk kesinambungan pembangunan 4. Pengembangan penelitian untuk mendapatkan bahan bakar yang ramah lingkungan dan lingkungan yang

mampu mendaur ulang emisi gas dan partikulat

3. Pengertian dan Peranan Hutan Kota

3.1. Pengertian Hutan KotaHutan kota (urban forest) adalah suatu lahan yang bertumbuhan pohon-pohonan di wilayah perkotaan,

di tanah negara atau tanah milik, berfungsi sebagai penyangga lingkungan dalam hal pengaturan tata air, udara, habitat flora dan fauna, yang memiliki nilai estetika dan dengan luasan yang solid merupakan ruang terbuka hijau pohon-pohonan, serta areal tersebut ditetapkan sebagai hutan kota.

Hutan kota juga dapat didefinisikan sebagai pepohonan dan hutan di dalam kota dn di sekitar kota yang berguna dan berpotensi sebagai pengelola lingkungan perkotaan oleh tumbuhan dalam hal ameliorasi iklim, rekreasi, estetika, fisiologi, sosial, dan kesejahteraan ekonomi masyraakat kota.

Fakuara (1987) mendefinisikan hutan kota sebagai tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam kegunaan-kegunaan proteksi, estetika, rekreasi, dan kehgunaan khusus lainnya.

Page 9: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

9

3.2. Peranan Hutan KotaHutan kota dapat berfungsi sebagai komponen perlindungan kehidupan masyarakat yang tinggal di

wilayah perkotaan dan sekitarnya, karena dapat berfungsi sebagai penyerap polutan, penyerap bau, peredam kebisingan, habitat satwa liar, ameliorasi iklim, mengurangi bahaya banjir, mengurangi intrusi air laut, pengelolaan air tanah, penahan angin dan lainnya.

a. Identitas Kota dan Pelestarian Plasma NutfahHutan kota dapat dijadikan tempat koleksi keaneka-ragaman hayati, dengan flora dan fauna yang

spesifik-endemik untuk suatu daerah. Beberapa jenis tanaman dan hewan merupakan simbol suatu kota atau daerah. Misalnya Enau, Kayu Manis, Trulek kayu, Pelatuk Jambul Jingga, Kambing Gunung, dan lainnya.

b. Penahan dan Penyaring Partikel dari udaraDaun yang berbulu dan berlekuk, seperti daun bunga matahari, mempunyai kemampuan tinggi

menyerap partikel dari udara.Jenis pohon berdaun lebar mampu mereduksi partikel dalam udara kota hingga 30%, sedangkan pohon

berdaun jarum mampu mereduksi partikel dalam udara kota hingga 42%.

c. Penyerap dan penjerap partikel TimbelUmasda (1989) mengklasifikasikan kemampuan jenis pohon menyerap partikel timbal dari udara sbb:

1. Jenis pohon dengan kemampuan menyerap sangat baik: Jambu batu, Ketapang, dan Bungur2. Jenis pohon dengan kemampuan menyerap sedang: Mahoni, Mangga, Cemara gunung, Angsana3. Jenis pohon dengan kemampuan menyerap rendah: Daun kupu-kupu, Kersen, KenangaKere

payung, Karet munding, Kenari, Akasia, Dadap.

d. Penyerap dan penjerap Debu SemenJenis tanaman yang cocok untuk tujuan ini adalah Mahoni, Tanjung, Kenari, Meranti merah, Kere

payung, dan Kayu Hitam (Irawati, 1990).

e. Peredam KebisinganJenis tumbuhan yang efektif meredam suara ialah yang tajuknya tebal dengan daun yang rindang.

Page 10: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

10

Vegetasi di Pulau Jalan berfungsi sebagai keindahan dan kenyamanan, juga untuk meredam kebisingan akibat kendaraan bermotor. (smno.psdl.ppsub.2012)

f. Menanggulangi Hujan AsamPohon dapat membantu mengatasi dampak hujan asam melalui proses fisiologis yang disebut GUTASI.

Proses ini akan menghasilkan unsur alkalis seperti Ca, Na, K, dan Mg, serta senyawa organik seperti glutamin dan gula (Smith, 1981). Unsur alkalis ini akan menhgikat sulfat atau nitrat yang terdapat dalam air hujan.

g. Penyerap Karbon-monoksidaHutan kota dapat menyerap gas CO hingga 2.2 ton/ha/tahun (Smith, 1981). Gas CO bersenyawa

dengan O2 menjadi CO2, dan selanjutnya gas CO2 ini serap daun untuk fotosintesis.

h. Penyerap CO2 dan Penghasil O2Umumnya tanaman C3 lebih responsif terhadap kenaikan konsentrasi CO2 dalam udara, dibandingkan

dengan tanaman C4. Titik kompensasi CO2 tumbuhan C3 dapat mencapai 50-150 ppm.

i. Penahan AnginHutan kota mempunyai kemampuan mengurangi kecepatan aliran angin kencang hingga 75-80%.

Persyaratan jenis pohon untuk keperluan ini adalah (1) memiliki dahan yang kuat, biasanya berat jenis kayunya > 0.4, (2) daunnya tidak mudah rontok oleh terpaan angin, (3) akarnya menghunjam kuat masuk ke dalam tanah, (4) mempunyai kerapatan yang cukup (50-60%).

j. Peredam BauTanaman dapat menyerap bau busuk secara langsung, pepohonan mampu menahan gerakan angin yang

mengalir dari sumber bau. Tanaman tertentu dapat mengeluarkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk; jenis tanaman ini seperti Cempaka dan Tanjung.

k. Mengurangi Penggenangan

l. Mengatasi Intrusi Air LautJenis tanaman yang dipilih adalah tahan salinitas tinggi, evapo-transpirasi rendah, mempunyai

kemampuan memperbesar infiltrasi dan perkolasi air hujan.

m. Produksi Terbatas

n. Ameliorasi IklimDaun mempunyai kemampuan memantulkan sinar infra merah sebesar 70%, dan visible light 6-12%.

Cahaya hijau yang paling banyak dipantulkan daun (10-20%), sedangkan jingga dan merah paling sedikit dipantulkan daun (3-10%). Ultra violet yang dapat dipantulkan daun tidak lebih dari 3% (Larcher, 1980).

Suhu udara pada daerah berhutan lebih nyaman daaripada daerah yang tidak ditumbuhi oleh tanaman. Suhu udara yang dianggap nyaman untuk manusia di Indonesia adalah sekitar 25oC.

o. Pengelolaan Sampah

p. Konservasi Air TanahBesarnya intersepsi tajuk ditentukan oleh jenis tanaman, jarak tanam, kondisi angin, evaporasi,

intensitas hujan, lamanya hujan, dan curah hujan. Sistem perakaran pohon dan seresah yang berubah menjadi bahan organik tanah akan memperbesar jumlah pori tanah, infiltrasi dan perkolasi air hujan.

q. Peredam Cahaya Silau

Page 11: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

11

Keefektifan pohon dalam meredam dan melunakkan cahaya matahari tergantung pada ukuran dan kerapatannya. Jenis pohon dapat dipilih berdasarkan ketinggian maupun kerimbunan tajuknya.

r. Meningkatkan KeindahanTanaman dengan bentuk, warna dan tekstur tertentu dapat dipadukan dengan benda-benda buatan

seperti bangunan gedung, jalan dan lainnya untuk mendapatkan komposisi tertentu. Warna daun, bunga, atau buah menjadi komponen yang kontras atau untuk memenuhi rancangan yang bergradasi lembut.

s. Sebagai Habitat BurungSalah satu saywa liar yang dapat dikembangkan di wilayah perkotaan adalah burung. Beberapa

manfaat dari satwa ini adalah (1) membantu mengendalikan serangga hama, (2) membantu penyerbukan bunga, (3) mempunyai nilai ekonomi tinggi, (4) memiliki suara yang khas, menimbulkan suasana yang menyenangkan, (5) atraksi rekreasi, (6) sumber plasma nutfah, (7) obyek pendidikan dan penelitian.

Beberapa jenis tumbuhan yang banyak difatangi burung adalah (1) Ficus spp., (2) dadap, (3) Dangdeur berbunga merah, (4) aren, dan (5) Bambu.

3.3. Tipe dan Bentuk Hutan Kota

3.3.1. Tipe Hutan KotaHutan kota dapat berbentuk kebun raya/ hutan raya, taman, jalur hijau (peneduh jalan, tepi jalan tol),

dan hutan. Pemilihan bentuk ini berdasarkan pada kondisi lokasi dan peruntukan lahannya.

a. Tipe PemukimanTipe ini dapat berupa taman engan komposisi tanaman pohon yang tinggi dikombinasikan dengan

semak dan rerumputan. Taman adalah lahan terbuka dengan luasan tertentu dan di dalamnya ditanami pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang dikombinasikan dengan kreasi dari bahan-bahan lainnya.

b. Tipe Kawasan IndustriBeberapa jenis tanaman mampu menyerap polutan di udara bebas, serta ada jenis-jenis yang tahan

terhadap polutan udara.

c. Tipe Rekreasi dan KeindahanRekreasi dapat berarti kegiatan manusia untuk memanfaatkan waktu luangnya, terjadi di dalam

ruangan (indoor) atau di alam terbuka (outdoor). Rekreasi di alam terbuka dapat mendatangkan pengalaman baru, lebih menyehatkan jasmani dan rohani, serta meningkatkan ketrampilan.

Rekreasi di hutan kota bertujuan untuk menyegarkan kembali kondisi badan yang sudah penat dan jenuh dengan kegiatan rutin, hingga siap mengahadpi tugas baru.

d. Tipe Konservasi Plasma NutfahHutan konservasi ini mempunyai tujuan mencegah kerusakan, perlindungan dan konservasi

sumberdaya alam; bentuknya dapat berupa kebun raya, hutan raya dan kebun binatang.

e. Tipe PerlindunganTermasuk dalam tipe ini adalah jalur hijau di sepanjang tepi jalan bebas hambatan. Dengan menanam

jenis perdu yang liat dan dilengkapi dengan jalur pohon dan tanaman jenis legume merambat secara berlapis-lapis, diharapkan dapat menahan kendaraan yang ke luar dari jalur jalan.

Kota yang rawan air tawar akibat menipisnya jumlah air tanah dangkal dan atau terancam intrusi air laut, maka hutan lindung harus dibangun di lokasi tangkapan sebagai penyerap, penyimpan, dan pemasok air.

3.3.2. Bentuk Hutan Kota

Page 12: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

12

a. Jalur HijauJalur hijau ini dapat berupa pohon peneduh jalan raya, jalur hijau di bawah kawat listrik tegangan

tinggi, jalur hijau bantaran sungai, dan lainnya.

b. TamanTaman berisi tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian rupa, sebagian atau seluruhnya merupakan

hasil rekayasa manusia, untuk mendapatkan komposisi tertentu yang indah. Keindahan dapat berasal dari bentuk/warna/tekstur tajuk, tekstur daun, bentuk percabangan, bunga dan buahnya.

c. Kebun dan Halaman rumahTanaman yang ditanam biasanya tanaman buah berumur panjang seperti mangga, sawo, durian,

rambutan, jambu, jeruk, delima; atau jenis-jenis pohon estetika seperti cemara, palem, pakis, fisilium dan lainnya.

Tanaman halaman rumah mempunyai fungsi integrasi antara fungsi hutan-alam dan fuingsi sosial-ekonomio-budaya masyarakat.

d. Kebun Raya dan Kebun BinatangTanaman dalam kawasan ini dapat berasal dari daerah sekitar yang mempunyai nilai ekonomis dan/atau

nilai ilmiah yang tinggi.

e. Hutan Lindung.Daerah yang lerengnya curam dan rawan longsor harus dijadikan kawasan hutan lindung.

4. Pembangunan Hutan Kota / Penghijauan Kota

4.4.1. PerencanaanAspek-aspek yang harus dicakup dalam perencanaan hutan hota adalah lokasi, fungsi dan pemanfaatan

lahan, teknik silvikultur, arsitektur lansekap, sarana dan prasarana, dan teknik pengelolaan lingkungan.Data dan informasi yang diperlukan dalam eperencanaan adalah (1) data fisik wilayah, (2) data sosial

ekonomi masyarakat, (3) keadaan lingkungan, (4) rencana pembangunan wilayah, dan (5) bahan penunjangn lainnya.

Rencana pengembangan hutan kota dan penghijauan kota lazimnya terdiri atas tiga bagian, yaitu: (1) Rencana jangka panjang, (2) Rencana detail, disain dan rancang-bangun fisik, dan (3) Rencana tahun pertama dan seterusnya.

4.4.2. Pemilihan JenisMenurut Dibyosuwarno (1986), beberapa kriteria pemilihan jenis tanaman untuk penghijauan kota

adalah (1) mempunyai perakaran yang dalam (2) pertumbuhannya cepat dan tahan terhadap pemangkasan dan gangguan fisik, (3) Tahan terhadap kekurangan air, (4) selalu hijau dan berbunga, (5) dapat tumbuh pada berbagai kondisi tanah, (6) tajuknya melebar, (7) cabangnya tidak mudah rontok, (8) berpengaruh baik terhadap tanah, (9) dapat tumbuh pada lahan terbuka, (10) disenangi oleh warga kota.

Kriteria untuk pemilihan pohon peneduh adalah (1) mudah tumbuh pada tanah yang padat, (2) tidak mempunyai akar yang besar di permukaan tanah , (3) tahan terhadap hembusan angin yang kuat, (4) dahan dan ranting tidak mudah patah, (5) pohon tidak mudah tumbang, (6) buah tidak terlalu besar, (7) seresah yang dihasilkan sedikit, (8) tahan terhadap bahan pencemar dari emisi kendaraan bermotor dan industri, (9) luka akibat benturan fisik mudah sembuh, (10) cukup teduh, tetapi tidak terlalu gelap.

Persyaratan jenis tanaman untuk keperluan estetika adalah (1) tajuk dan bentuk percabangannya indah, (2) bunga dan buahnya mempunyai warna dan bentuk yang indah.

Persyaratan untuk pemanfaatan khusus sesuai dengan tujuan penghijauan kota adalah (1) tahan terhadap salinitas tinggi, (2) tahan terhadap polutan dari emisi kendaraan bermotor dan industri, (3) mempunyai

Page 13: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

13

kemampuan tinggi menyerap gas-gas, (4) tahan terhadap hujan asam, (5) mempunyai efek hidrologis yang baik, (6) menjadi habitat burung, dan (7) menghasilkan wewangian.

5. Variabel Penting Lingkungan Perkotaan

5.1. VARIABEL : KARBON MONOKSIDA (CO)

DEFINISI DAN PENGUKURAN KONDISI AWAL:Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, yang

terbentuk oleh pembakaran bahan bakar berkarbon. Gas ini perupakan polutan udara yang tersebar luas dan paling lazim dijumpai. Atas dasar tonasenya, total emisi CO ke dalam atmosfer melebihi total dari semua polutan udara lainnya. Mayoritas CO atmosferik dihasilkan oleh proses pembakaran yang tidak sempurna bahan berkarbon yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, penghangat ruangan dan industri. Baku mutu udara ambient juga mencantumkan gas CO. Dampak buruk terhadap kesehatan telah diamati terjadi pada konsentrasi CO sebesar 12 - 17 mg/M3 selama delapan jam. Baku mutu udara ambient (USA) untuk CO adalah:Konsentrasi maksimum dalam 8 jam tidak melebihi sekali setahun = 10 mg/m3 atau 9 ppmKonsentrasi maksimum dalam satu jam tidak melebihi sekali setahun = 40 mg/m3 atau 35 ppmKonsentrasi CO dapat diukur secara kontinyu dengan menggu-nakan teknik spektroskop infra-merah non-

dispersif.

PENDUGAAN DAMPAK:Sumber utama gas CO adalah emisi kendaraan bermotor, termasuk mobil dan peralatan bermesin

lainnya. Untuk mengukur peubah ini dalam kondisi lingkungan yang ada, tim interdisiplin harus mengumpulkan informasi yang ada tentang konsentrasi CO di lokasi proyek, demikian juga data tentang inventarisasi emisi CO di daerah sekitarnya. Konsentrasi CO yang ada dapat dibandingkan dengan baku mutu udara ambient yang diberlakukan.

Pendugaan dampak akan melibatkan pertimbangan-pertimbangan kontribusi potensial proyek terhadap emisi regional untuk gas CO. Hal ini lazim disebut sebagai pendugaan dampak sekala-meso. Faktor emisi CO untuk kendaraan bermotor dan aktivitas pembukaan lahan dapat digunakan. Kontribusi proyek terhadap emisi regioanl dapat dinyatakan dalam bentuk persentase, dan kurva fungsional berikut ini dapat dipakai. Harus juga dipertimbangkan kemungkinan timbulnya gas CO dari pertumbuhan sekunder di lokasi proyek, termasuk pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri.

Kalau peningkatan emisi regional CO melebihi 5%, atau kalau konsentrasi CO yang ada dalam atmosfer adalah marginal dalam kaitannya dnegan baku mutu udara, maka harus dilakukan perhitungan khusus konsentrasi CO di permukaan tanah (ground-level). Hal seperti ini lazim disebut dengan “pendugaan dampak sekala mikro”. Persamaan difusi atmosferik telah tersedia dari berbagai sumber ilmiah, termasuk Turner (1969).

Konsentrasi ground-level yang dihitung pada kondisi meteorologis “worst” harus dibandingkan dengan baku mutu udara ambient. Kurva fungsional untuk pendugaan dampak sekala mikro disajikan berikut ini. Bentuk kurva fungsional tersebut disebabkan oleh fakta bahwa karboksi-haemoglobin terbentuk dalam darah dengan kecepatannya merupakan fungsi dari konsentrasi CO. Biasanya dianggap merupakan respon yang reversibel-sempurna, hingga terjadi efek yang membahayakan kesehatan (sekitar 10 ppm) kurva fungsional hampir datar. Pada tingkat konsentrasi toksik (sekitar 40 ppm) kurva akan menurun drastis.

Page 14: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

14

KURVA FUNGSIONAL

INDEKS Kualitas

1.0

0.67

A

0.33 B

C

0.00

0 2.5 5.0 Peningkatan emisi regional (%)

A = Laporan pendugaan dampak meso-scale B = Laporan pendugaan dampak meso-scale, memperhatikan pelaksanaan pendugaan dampak meso-scale C = Laporan pendugaan dampak meso-scale, melaksanakan pendugaan dampak meso-scale

Indeks Kualitas

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0 0 10 20 30 40 50 Konsentrasi satu jam (ppm)

PERHATIAN KHUSUSAplikasi konsep meso-scale harus didasarkan pada pembahasan dengan BAPEDALDA. Pendugaan

Page 15: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

15

dampak meso-scale mungkin tidak diperlukan untuk kebanyakan proyek-proyek pembangunan sumberdaya air.

5.2. VARIABEL : HIDRO-KARBON

DEFINISI DAN PENGUKURAN KONDISI AWAL:Hidrokarbon menunjukkan beberapa tipe senyawa organik yang dilepaskan dari sumber-sumber

alamiah dan buatan manusia. Emisi kendaraan bermotor hampir separo dari kompleks campuran hidrokarbon yang dilepaskan ke atmosfer; dan hidrokarbon sisanya berasia dari sumber alamiah seperti tumbuhan darat dan vegetasi hutan. Komponen-komponen khusus dari campuran hidrokarbon adalah methan, ethane, propane, dan turunan dari senyawa-senyawa organik alifatif dan aromatik lainnya. Hidrokarbon sangat penting terutama karena mereka dapat bereaksi dengan oksida-oksida nitrogen membentuk oksidan foto-kimia (smog). Efek langsung keberadaan hidrokarbon dalam atmosfer hanya terjadi kalau konsentrasinya tinggi (sekitar 1000 ppm atau lebih), konsentrasi tinggi ini akan mengakibatkan gangguan pada penyerapan oksigen. Efek dari pembentukan oksidan fotokimia terjadi pada konsentrasi yang lebih rendah; misalnya, hidrokarbon non-methan pada 200 mikrogram per meter kubik (atau 0.30 ppm) selama TIGA jam (pukul 06.00 - 09.00), konsentrasi oksidan fotokimia hingga 200 Ug/m3 (0.10 ppm) dapat mengakibatkan gangguan 2-4 jam kemudian dan bertahan selama satu jam. Oksidan fotokimia pada 130 g/m3 selama satu jam secara rata-rata telah mengganggu penampilan para atlit. Baku mutu udara ambien dari pemerintah Federal USA untuk hidrokarbon adalah sbb:

Konsentrasi maksimum selama tiga jam (06.00 - 09.00) tidak lebih sekali dalam setahun = 160 g/m3 atau 0.24 ppm.

Hidroharbon dapat diukur secara semi-kontinyu dengan menggunakan teknik gas kromatografi.

PENDUGAAN DAMPAK:Sumber utama hidrokarbon dalam hubungannya dengan proyek sumberdaya air adalah emisi dari

lalulintas kendaraan bermotor, termasuk otomobil dan peralatan mesin konstruksi. Untuk mengukur peubah ini dalam kondisi lingkungan yang ada maka timinterdisiplin harus menghimpun informasi yang ada tentang konsnetrasi hidrokarbon di lokasi proyek, serta mengikhtisarkan data catatan emisi polutan ini di sekitar lokasi. Konsentrasi hidrokarbon yang ada dapat dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara ambien yang berlaku di daerah dan yang diberlakukan oleh pemerintah Pusat. Pendugaan dampak akan mempertimbangkan kontribusi proyek terhadap emisi hidrokarbon regional. Hal seperti ini disebut pendugaan dampak sekala meso. Faktor emisi hidrokarbon untuk kendaraan bermotor dan aktivitas pembukaan lahan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan. Kontribusi proyek terhadap emisi regional dapat dinyatakan sebagai persentase, dan kurva fungsional di bawha ini dapat digunakan. Harus dipertimbangkan pula hidroharbon yang dihasilkan oleh pertumbuhan sekunder di lokasi proyek, termasuk peningkatan populasi penduduk dan perkembangna industri.

Kalau persentase peningkatan emisi hidrokarbon regional lebih dari 5% , atau kalau konsentrasi hidrokarbon dalam atmosfer telah mendekati baku mutu udara ambient , maka harus dilakukan perhitungan khusus konsentrasi hidrokarbon di permukaan tanah. Hal seperti ini lazimnya disebut pendugaan dampak sekala mikro. Model persamaan difusi atmosferik telah tersedia di berbagai referensi ilmiah, termasuk Turner (1969). Hasil perhitungan konsentrasi hidrokarbon atmosfer di permukaan tanah pada kondisi meteorologis “worst” harus dibandingkan dengan baku mutu udara ambient.

Kurva fungsional untuk pendugaan dampak sekala mikro disajikan di bawah ini (Battelle Environmental Evaluation Systems, 1972). Bentuk kurva fungsional berhubungan dengan derajat sampai dimana peningkatan produksi smog. Kualitas lingkungan menurun dengan cepat kalau kondisinya mendekati pembentukan smog (0.15 ppm hingga 0.25 ppm selama 3 jam secara rata-rata). Dalam kisaran ini akan terjadi penurunan kualitas lingkungan secara tajam. Di atas konsentrasi hidrokarbon 0.25 ppm , kurva fungsional akan mendatar secara gradual hingga dampak marjinal akibat peningkatan konsentrasi hidrokarbon sangat kecil.

PERHATIAN KHUSUSAplikasi konsep sekala-meso harus berdasarkan pada pembahasan dengan kantor BAPEDAL.

Page 16: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

16

Pendugaan dampak sekala meso lazimnya tidak diperlukan pada kebanyakan proyek pembangunan sumberdaya air.

KURVA FUNGSIONAL (Sekala meso)

INDEKS Kualitas

1.0

0.67

A

0.33 B C

0.00 0 2.5 5.0 Peningkatan emisi regional (%) A = Laporan pendugaan dampak meso-scale B = Laporan pendugaan dampak meso-scale, memperhatikan pelaksanaan pendugaan dampak meso-scale C = Laporan pendugaan dampak meso-scale, melaksanakan pendugaan dampak meso-scale

Kurva fungsional (Sekala mikro)

Indeks Kualitas

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Rataan tiga jam (06.00 - 09.00) (ppm)

Page 17: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

17

5.3. VARIABEL : OKSIDA NITROGEN

DEFINISI DAN PENGUKURAN KONDISI AWAL:Oksida nitrogen bersama dengan hidrokarbon merupakan komponen kimia pokok dalam reaksi

fotokimia yang mengakibatkan pembentukan oksidan fotokimia (smog). Berbagai jenis oksida nitrogen dapat terbentuk dalam atmosfer, termasuk oksida nitrat (NO), nitrogen dioksida (NO2), dan nitrous oksida (N2O). Istilah oksida nitrogen digunakan untuk menyatakan konsentrasi komposit atmosferik dari semua bentuk oksida nitrogen. Sumber utama oksida nitrogen dalam atmosfer adalah pembakaran suhu tinggi berbagai macam bahan bakar, dimana kendaraan bermotor menyumbangkan bagian terbesar dari semua emisi oksida nitrogen. Dampak buruk kesehatan terjadi kalau konsentrasi atmosferik 118 - 156 g/m3, selama 24 jam rata-rata enam bulan, pada saat mana terjadi gangguan bronkhitis akut pada bayi dan anak sekolah. Baku mutu udara ambient untuk oksida nitrogen adalah sbb:Rataan tahunan = 100 g/m3 atau 0.05 ppmOksida nitrogen dapat diukur dengan menggunakan teknik sampling gas-absorption dan prosedur kolorimetrik untuk analisisnya.

PENDUGAAN DAMPAK:Sumber utama oksida nitrogen dalam hubungannya dengna proyek pembangunan (sumberdaya air)

adalah emisi dari kendaraan bermotor , termasuk otomobil dan peralatan konstruksi. Untuk mengukur peubah ini, di lingkungan yang ada, tim interdisiplin harus menghimpun informasi tentang konsentrasi oksida nitrogen di lokasi proyek, serta mengikhtisarkan data emisi di sekitar lokasi. Konsentrasi oksida nitrogen yang ada dibandingkan dengan baku mutu udara yang berlaku. Pendugaan dampak akan mempertimbangkan kontribusi proyek tehadap emisi oksida nitrogen regional. Hal seperti ini disebut pendugaan dampak sekala meso. Faktor emisi oksida nitrogen untuk kendaraan bermotor dan aktivitas pembukaan lahan dapat digunakan sebagai referensi. Kontribusi proyek terhadap emisi regional dapat dinyatakan sebgaai persentase, dan kurva fungsional di bawah ini dapat digunakan. Harus juga dipertimbangkan oksida nitrogen yang mungkin dihasilkan dari pertumbuhan sekunder di daerah proyek, termasuk pertambahan penduduk dan perkembangan industri.

KURVA FUNGSIONAL (Pendugaan sekala meso)

INDEKS Kualitas

1.0

0.67

A 0.33 B C 0.00 0 2.5 5.0

Peningkatan emisi regional (%)

A = Laporan pendugaan dampak meso-scale B = Laporan pendugaan dampak meso-scale, memperhatikan pelaksanaan pendugaan dampak meso-scale C = Laporan pendugaan dampak meso-scale, melaksanakan pendugaan dampak meso-scale

Page 18: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

18

Kalau persentase peningkatan emisi oksida nitrogen regional lebih dari 5% , atau kalau konsentrasi atmosferik telah mendekati batas ambang baku mutu udara, maka harus dilakukan perhitungan khusus konsentrasi oksida nitrogen di permukaan tanah. Hal seperti ini lazim disebut pendugaan dampak sekala mikro.

Kurva fungsional untuk pendugaan dampak sekala mikro disajikan berikut ini. Kurva ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada umumnya konsentrasi oksida nitrogen di bawah 0.05 ppm (secara rata-rata) tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Ekspose dengan konsentrasi yang lebih tinggi dapat menimbulkan gangguan respirasi/pernafasan akut. Pada konsentrasi yang lebih tinggi dari yang lazim terjadi dalam udara ambient (sekitar 0.05 ppm), oksida nitrogen dapat berfungsi sebagai agen toksik dan kurva fungsional mencerminkan penurunan kualitas lingkungan.

Kurva fungsional: Pendugaan dampak sekala mikro.

Indeks Kualitas

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

0 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 Rataan tahunan (ppm)

PERHATIAN KHUSUSAplikasi konsep sekala meso harus didasarkan pada pembahasan dengan BAPEDAL. Pendugaan

dampak sekala mikro lazimnya tidak diperlukan dalam kebanyakan proyek pembangunan sumberdaya air.

5.4. VARIABEL : PARTIKULAT

DEFINISI DAN PENGUKURAN KONDISI AWAL:Partikulat adalah partikel padatan dan cairan halus yang tersuspensi dalam udara ambient. Ukuran

diameternya berkisar 0.01 mikron hingga 100 mikron. Partikulat dalam atmosfer dapat bersumber dari alamiah dan sumber buatan. Hembusan angin berdebu alamiah menyediakan konsnetrasi partikulat “background”, sedangkan sumber-sumber buatan termasuk aktivitas konstruksi dan proses-proses industri. Dampak buruk kesehatan akibat partikulat dalam atmosfer telah diketahui untuk konsentrasi rataan tahunan 80 g/m3.

Page 19: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

19

Partikulat dapat mengakibatkan gangguan bronkhitis, gangguan emphysema dan penyakit kardiovaskuler. Partikulat juga dapat menimbulkan masalah visibilitas yang serius. Bangunan logam dan baja dapat mengalami korosi akibat dari ekspose terhadap partikulat dan kelembaban udara. Baku mutu udara ambient pemerintah Federal USA untuk partikulat adalah sbb:Baku mutu protektif primer untuk kesehatan publik:

Rataan geometrik tahunan = 75 g/m3Konsentrasi maks 24 jam tidak lebih sekali dlam setahun = 260 g/m3.

Baku mutu protektif sekunder untuk kesejahteraan publik:Rataan geometrik tahunan = 40 g/m3Konsentrasi maks 24 jam tidak lebih sekali dlm setahun = 15 g/m3.

Total partikulat tersuspensi dapat diukur dengan menggunakan alat sampler high-volume dan analisis gravimetrik material yang tersaring.

PENDUGAAN DAMPAK:Sumber utama partikulat dalam kaitannya dengan proyek (pembangunan sumberdaya air) adalah emisi

dari pembukaan lahan dan aktivitas konstruksi lainnya. Untuk mengukur peubah ini dalam kondisi lingkungan yang ada, tim interdisiplin harus menghimpun informasi tentang konsentrasi partikulat di lokasi proyek, serta mengikhtisarkan data inventory emisi di sekitarnya. Konsentrasi partikulat yang ada dapat dibandingkan dengan baku mutu udara ambient yang berlaku. Pendugaan dampak akan mempertimbangkan kontribusi potensial dari proyek terhadap inventori emisi partikulat secara regional. Hal seperti ini lazimnya disebut pendugaan dampak sekala meso. Faktor emisi partikulat untuk aktivitas pembukaan lahan dan aktivitas konstruksi lainnya dapat digunakan, karena keduanya ada dalam “Air Pollution Emission Factors” (1973). Kontribusi proyek terhadap inventory emisi partikulat dapat dinyatakan dalam persentase, dan kurva fungsional berikut ini dapat digunakan. Harus juga dipertimbangkan partikulat yang mungkin berasal dari pertumbuhan skeunder di lokasi proyek, termasuk pertambahan penduduk dan perkembangan industri.

KURVA FUNGSIONAL: SEKALA MESO

A = Laporan pendugaan dampak meso-scaleB = Laporan pendugaan dampak meso-scale, memperhatikan pelaksanaan pendugaan dampak meso-scaleC = Laporan pendugaan dampak meso-scale, melaksanakan pendugaan dampak meso-scale

INDEKS Kualitas

1.0

0.67

A 0.33 B

C 0.00 0 2.5 5.0 Peningkatan emisi regional (%)

Page 20: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

20

Kalau persentas epeningkatan inventory emisi regional lebih dari 5%, atau kalau konsnetrasi partikulat yang telah ada dalam atmosfer mendekati baku mutu udara, maka harus dilakukan perhitungan khusus terhadap konsentrasi partikulat di permukaan tanah. Hal seperti ini lazimnya disebut pendugaan dampak sekala mikro. Persamaan difusi atmosferik telah tersedia di berbagai referensi ilmiah, termasuk Turner (1969). Konsentrasi partikulat di permukaan tanah dlaam kondisi cuaca “worst” harus dibandingkan dengan baku mutu udara ambient yang berlaku. Kurva fungsional untuk pendugaan sekala mikro didasarkan pada kenyataan bahwa efek partikulat terhadap kualitas lingkungan berkisar dari problematik visibilitas hingga gangguan kesehatan. Penurunan visibilitas terjadi pada konsentrasi serendah 25 g/m3. Kalau konsentrasi partikulat meningkat hingga sekitar 200 g/m3 , kesehatan manusia mulai terganggu. Konsentrasi ini semuanya menyatakan rata-rata selama 24 jam. Konsentrasi partikulat kurang dari 25 g/m3 dianggap tidak penting bagi kualitas lingkungan karena mereka akan menjadi inti konsensasi pembentukan titik-titik kabut dan awan.

Kurva Fungsional: Sekala Mikro

Indeks Kualitas

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0 Rataan 24 jam ( g/m3) 0 100 200 300 400 500

PERHATIAN KHUSUSPenerapan konsep sekala meso harus didasarkan pada pembahasan dengan kantor BAPEDAL,

Pendugaan dampak sekala mikro diperlukan selama masa konstruksi proyek.

5.5. VARIABEL : FAKTOR DIFUSI

DEFINISI DAN PENGUKURAN KONDISI AWAL:Faktor difusi merupakan istilah-umum yang digunakan untuk mendeskripsikan potensi dispersi

atmosferik di suatu daerah. Parameter yang dapat berfungsi sebagai indikator bagi kemampuan difusi/dispersi adalah episode-day. Suatu episode-day dapat didefinisikan menurut “mixing height”, rataan kecepatan angin dalam lapisan pencampuran, derajat presipitasi, dan periode waktu persistensi. Holzworth (1972) menyediakan informasi yang bagus mengenai episode-day di USA. Telah berhasil dipetakan ISOPLETH total banyaknya episode-day dalam lima tahun dengan mixing-height sama dengan atau kurang dari 500 m, dengan kecepatan

Page 21: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

21

angin sama atau kurang dari 4 m per detik, dan tidak ada hujan selama dua hari terakhir.

PENDUGAAN DAMPAK:Pengukuran peubah ini akan melibatkan penggunaan peta ISOPLETH yang menunjukkan episode-day.

Perkiraan harus dilakukan utnuk mengetahui banyaknya episode-day yang terjadi di daerah proyek dan sekitarnya selama periode lima tahun. Pendugaan dampak proyek terhadap jumlah epiosde-day akan melibatkan pertimbangan kualitatif apakah peribahan klimatologis potensial seperti peningkatan lembab nisbi akan menyebabkan kondisi cuaca berubah secara drastis untuk dapat meningkatkan jumlah episode-day (memperendah potensi dispersi atmosferik).

KURVA FUNGSIONAL

INDEKS Kualitas

1.0

0.75

0.50

0.25

0.00 0 5 25 50 100 Episode-hari dalam periode lima tahun

A = Laporan pendugaan dampak meso-scaleB = Laporan pendugaan dampak meso-scale, memperhatikan pelaksanaan pendugaan dampak meso-scaleC = Laporan pendugaan dampak meso-scale, melaksanakan pendugaan dampak meso-scale

PERHATIAN KHUSUSPeubah ini sangat potensial digunakan dalam kaitannya dengan seleksi lokasi, akan tetapi biasanya

informasi yang tersedia sangat langka.

5.6. VARIABEL: KEBISINGAN

DEFINISI DAN PENGUKURAN RONA AWALKebisingan dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan atau bunyi yang terjadi di tempat

yang salah pada waktu yang tidak tepat. Kebisingan mempunyai efek buruk terhadap manusia dalam lingkungannya, termasuk lahan, bangunan, dan hewan domestik. Kebisingan juga dapat mengganggu kehidupan alami dan sistem ekologis. Pengukuran bising dinyatakan dengan satuan SPL = sound pressure level, yang merupakan logaritma rasio antara tekanan bunyi dengan tekanan-referensi, dan dinyatakan dengan satuan dB (decibel). Tekanan referensi sebesar 0.0002 mikrobar. Tingkat kebisingan di suatu lokasi dapat

Page 22: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

22

ditentukan dengan menggunakan Sound-Level-Meter.

PENDUGAAN DAMPAKTingkat kebisingan yang ada di lokasi proyek harus ditetapkan melalui survei pemantauan bising atau

determinasi land-use di sekeliling lokasi. Kalau epenggunaan lahan digunakan untuk menduga tingkat bising yang ada, maka harus digunakan sumber referensi umum seperti Canter (1977) yang menghubungkan penggunaan lahan dengan tingkat bising. Pendugaan dampak proyek harus melibatkan pertimbangan tentang fase konstruksi dan fase operasional yang menghasilkan bising. Bising selama fase operasional proyek dapat terjadi sebagai akibat dari aktivitas proyek sumberdaya air atau dari pembangunan sekunder, termasuk pertambahan penduduk dan perkembangan industri. Tingkat bising spesifik dari aktivitas manusia dpaat dicari dari berbagai referensi ilmiah. Pendugaan dampak bising pada berbagai jarak dari sumber dapat diestimasi dengna menggunakan model propagasi point-source atau model propagasi line-source.

Kalau telah diketahui tingkat bising yang ada dan dugaan tingkat bising akibat proyek di suatu lokasi, selanjutnya dapat digunakan untuk menduga kualitas lingkungan dengan bantuan kurva fungsional berikut ini. Kurva fungsional ini disusun berdasarkan dua macam indikator bising, yaitu intensitas dan frekuensi. Intensitas dinyatakan sebagai decibel pada sekala A; Sekala A menyatakan sekala pengukuran bising yang paling menyerupai respon telinga manusia terhadap bunyi. Data spesifik dapat dipakai untuk menetapkan intensitas, sedangkan justifikasi kualitatif harus dilakukan oleh tim inter-disiplin yang mendefinisikan frekuensi kejadian bising dan distribusinya di lokasi proyek. Secara umum, semakin besar intensitas dan frekuensi kejadian bising, semakin rendah kualitas lingkungannya. Di beberapa lokasi dapat dibandingkan tingkat bising alami dan dugaan tingkat bising untuk menetapkan standar dan kriteria bising.

SPL, Sound pressure, dan sumber kebisingan dalam kehidupan sehari-hari

Sound pressure (bar)

SPL (dBA)

Teladan

0.0002 0 Ambang pendengaran0.00063 100.002 20 Studio untuk sound picture0.0063 30 Studio untuk penyiaran pembicaraan0.02 40 Ruangan sangat tenang /sepi0.063 50 Residence: Tempat tinggal0.2 60 Pembicaraan /percakapan konvensional0.63 70 Lalulintas jalan pada 100 ft1.0 74 Mobil lewat dengan kecepatan 20 ft2.0 80 Prahoto ringan dengan kecepatan 20 ft6.3 90 Subway dengan kecepatan 20 ft20 100 Looms dalam industri tekstil63 110 Sepeda-motor keras dengan laju 20 ft200 120 Level puncak dari musik rock and roll2000 140 Pesawat Jet pada landasan dengan 20 ft

Page 23: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

23

KURVA FUNGSIONAL (Battelle Environmental Evaluation System, 1972)

Indeks Kualitas

1.0

0.8

Infrequent/Sparse 0.6

Frequent/Few sites 0.4

0.2 Continuous/Several sites

0.0

dB(A) 50 60 70 75 80 90 100

Alami Acceptable Annoying Loud

Intensity

PERHATIAN KHUSUSJustifikasi seorang profesional diperlukan dalam menghimpun dan mengimplementasikan informasi

kebisingan. Seorang ahli spesialis kebisingan diperlukan dalam proyek pengembangan sumberdaya air perkotaan.

5.7. VARIABEL: RAGAM TIPE VEGETASI

DEFINISI DAN PENGUKURAN RONA AWALSemakin besar keragaman di antara spesies tumbuhan dalam suatu tipe vegetasi dan/atau antar tipe

vegetasi, maka daya tarik visual suatu lokasi semakin besar. Misalnya, hutan campuran yang terdiri atas pohon deciduous dan konifer biasanya lebih tampak indah dan secara estetika lebih menarik dibandingkan dengan hutan yang hanya terdiri atas satu jenis tumbuhan. Selain itu, spesies tumbuhan langka dan spesies yang unik sangat menambah daya tarik estetika dan daya tarik lokasi.

Penentuan rona awal untuk peubah ini harus melibatkan kunjungan lapangan oleh tim inter-disiplin. Selain itu juga dipersyaratkan partisipasi aktif ahli botani. Justifikasi kualitatif perlu dilakukan untuk memperkirakan ragam di antara tipe-tipe vegetasi. Pada umumnya, semakin besar ragam tumbuhan , semakin baik kualitas lingkungannya.

PENDUGAAN DAMPAKPENDUGAAN DAMPAK AKAN MELIBATKAN KEPUTUSAN KUALITATIF, SEPERTI seberapa

besar perubahan varietas tumbuhan di dalam lokasi proyek. Perhatian khusus harus diberikan terhadap

Page 24: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

24

perubahan musiman secara alamiah dan juga suksesi ekologis pada saat mengevaluasi peubah ini.

KURVA FUNGSIONAL (Battelle Environmental Evaluation System, 1972)

Indeks Kualitas

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Relatif Agak Spesies unik seragam beragam dan atraktif, aneh

Varietas tumbuhan

PERHATIAN KHUSUSAhli botani yang profesional diperlukan untuk menelaah dan melakukan pendugaan dampak variabel ini.

5.8. VARIABEL: BINATANG-DOMESTIK

DEFINISI DAN PENGUKURAN RONA AWALSatwa domestik dalam suatu padang gembalaan, terutama sapi dan kuda, merupakan asset estetika dari

suatu bentang lahan. Satwa seperti ini ikut berpengaruh terhadap dinamika dan kehidupan pedesaan, tetapi jumlah yang berlebihan akan berdampak buruk terhadap kualitas visual, dan mungkin karena over-grazing dan bau busuk kotorannya dapat mengurai kualitas estetika lingkungan. Karena alasan seperti inilah maka kurva fungsional berikut ini menunjukkan kualitas lingkungan menurun kalau jumlah satwa berlebihan.

Pengukuran peubah ini akan melibatkan kunjungan lapangan oleh tim interdisiplin. Partisipasi ahli zoologi sangat diperlukan. Justifikasi kualitatif relatif terhadap banyaknya satwa domestik yang menghuni bentang lahan perlu diketahui untuk mengkalsifikasikannya menjadi jarang, biasa, atau berlebihan. Pertimbangan perlu diberikan terhadap variasi musiman dalam hal jumlah satwa domestik yang menghuni bentang lahan.

PENDUGAAN DAMPAKPendugaan dampak suatu proyek akan meliputi pertimbangan tentang banyaknya bentang lahan yang

akan kehilangan fungsi grazing-nya. Justifikasi kualitatif harus dilakukan dalam menduga perubahan potensial

Page 25: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

25

jumlah satwa domestik yang menghuni bentang lahan.

KURVA FUNGSIONAL (Battelle Environmental Evaluation System, 1972)

Indeks Kualitas

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Jarang Biasa Berlebihan/banyak

PERHATIAN KHUSUSAhli zoologi yang profesional diperlukan untuk menduga dan menganalisis peubah ini secara tepat.

5.9. VARIABEL: SATWA LIAR

DEFINISI DAN PENGUKURAN RONA AWALAdanya mamalia dan burung liar dalam suatu lokasi mempunyai nilai estetika. Mamalia besar

pemakan herba (moose, elk, deer, antelope, mountain goats dan sheep) dan mamalia kecil serta semua burung liar mendukung nilai-nilai estetika suatu area dalam hal keindahan pemandangan dan bunyi-bunyian. Hewan besar karnivora mungkin mempunyai nilai estetika campuran. Misalnya, orang bercengkerama di kawasan habitat beruang yang pemandangan alamnya indah, tetapi kemungkinan karena rasa takut menghantuinya maka aktivitasnya menjadi terbatas dan akibatnya mengurangi kenyamanannya menikmati pemandangan. Adanya spesies yang menakutkan atau berbahaya (seperti ular, burung elang, singa, dan lainnya) mungkin justru menjadi asset estetika yang utama dan jelas menyediakan insentif bagi pengunjung lokasi tersebut. Umumnya vertebrata kecil berdarah dingin juga menjadi anasir yang bernilai estetika tinggi dalam ekosistem air dan lahan. Berbagai jenis ikan dan satwa air juga mempunyai daya tarik alamiah tersendiri. Beberapa jenis reptil mungkin mempunyai nilai-nilai estetika terselubung. Misalnya, meskipun kebanyakan orang menikmati pemandangan alam dan mengidentifikasi semua kehidupan liar, termasuk ular dan binatang beracun lainnya, namun sikap yang terlalu hati-hati terhadap bahaya dari satwa seperti ini dapat mengakibatkan seseorang tidak dapat menikmati keindahan alam secara penuh. Meskipun tidak dianggap sebagai bagian dari peubah ini, invertebrata seperti kupu-kupu, dragonflies, dan kumbang juga mempunyai efek positif terhadap nilai estetika suatu lokasi.

Pengukuran variabel ini akan melibatkan kunjungan lapangan lokasi proyek oleh tim interdisiplin. Partisipasi ahli zoologi yang profesional sangat diperlukan. Informasi pustaka tentang satwa liar di suatu lokasi kalau dipadukan dengan justifikasi kualitatif hasil kunjungan lapang, akan memungkinkan tin interdisiplin

Page 26: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

26

mengestimasi kelimpahan relatif satwa liar besar dan kecil.

PENDUGAAN DAMPAKPendugaan dampak akibat suatu proyek terhadap satwa liar di suatu lokasi akan melibatkan

pertimbangan sampai seberapa besar perubahan pengunaan lahan dan justifikasi kualitatif tentang dampak perubahan ini terhadap kelimpahan relatif satwa liar besar dan kecil. Pertimbangan harus diberikan kepada dampak pengembangan lahan sekunder yang kungkin akan terjadi sebagai akibat dari adanya konstruksi dan operasi suatu proyek tertentu.

KURVA FUNGSIONAL (Battelle Environmental Evaluation System, 1972)

Indeks Kualitas

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Jarang Lazim Berlebihan Binatang-binatang kecil

PERHATIAN KHUSUSPakar zoologi yang profesional diperlukan untuk memper-timbangkan dan mengkaji informasi

tentang variabel ini.

5.10. VARIABEL: Bunyi-bunyian

DEFINISI DAN PENGUKURAN RONA AWALBunyi-bunyian dinilai berdasarkan tingkat / intensitasnya untuk menimbulkan efek “menyenangkan”

atau “tidak-menyenangkan”, serta frekuensi kejadiannya. Bunyi yang menyenangkan termasuk bunyi satwa alam seperti kicau burung, angsa liar, dan suara-suara mamalia liar. Bunyi bagus lainnya dapat dihasilkan oleh angin sepoi yang menghembus hamparan pepohonan, tetesan air yang menimpa bebatuan atau pukulan ombak laut menerpa pantai. Bunyi yang tidak menyenangkan termasuk bunyi-bunyi yang keras, memekakkan telinga, dan bising buatan yang dihasilkan oleh kegiatan industri, kendaraan kereta-api cepat, pesawat terbang dan mesin-mesin lainnya.

Pengukuran peubah ini mensyaratkan kunjungan lapangan oleh tim interdisiplin dalam rangka untuk

Page 27: torhutankota · Web viewTujuan utama perlindungan atmosfer adalah: (1) mencegah kadar emisi gas dan partikulat di lingkungan atmosfer agar tidak melampaui baku mutu (2) meningkatkan

27

mengestimasi frekuensi bunyi di likasi proyek. Dua level kejadian (sering dan kadang-kala) harus digunakan sesuai dengan dua level persepsi manusia terhadap bunyi (menyenangkan dan tidak menyenangkan). Keputusan kualitatif tentang bunyi yang mencirikan lokasi proyek sangat diperlukan.

PENDUGAAN DAMPAKPendugaan dampak proyek meliputi pertimbangan tentang bunyi dari fase konstruksi dan operasi.

Demikian juga, justifikasi kualitatif diperlukan terhadap kejadian bunyi dan persepsi manusia.

KURVA FUNGSIONAL (Battelle Environmental Evaluation System, 1972)

Indeks Kualitas

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0 Sering Kadang-kadang Kadang-kadang Sering Tidak menyenangkan Menyenangkan

Kejadian bunyi-bunyian

PERHATIAN KHUSUSKeahlian mengenai rekreasi sangat diperlukan dalam menghimpun dan menginterpretasikan

informasi.

................ dan selanjutnya ............. bersambung!!!