fadjar1992.files.wordpress.com file · web viewtaylor memiliki pemahaman yang jelas perihal peranan...
TRANSCRIPT
Sejarah perkembangan MSDM
Sejarah perkembangan keilmuan MSDM tidak bisa dilepaskan dari perkembangan
negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang. Pada tahun 1920-30-an keilmuan MSDM
mulai muncul dan berkembang (Alwi, 2001). MSDM dengan pendekatan soft
approach dikemukakan oleh HBS (Harvard Business School), dimana lebih menekankan
pada sisi humanistik. Sedangkan MBS (Michigan Business School) mengemukakan MSDM
dengan pendekatan hard approach. Jadi ada dua inti utama dalam MSDM yakni pengelolaan
aktivitas dan perilaku.
MSDM sudah ada sejak dahulu dalam berbagai bentuk. Manajemen sumber daya
manusia muncul begitu manusia berkumpul untuk sebuah tujuan yang sama. Meskipun
demikian, keberadaan MSDM belum dapat dipastikan secara jelas pertama kali muncul.
Tetapi dalam kurun waktu terakhir, proses memanajemen manusia menjadi formal.
Suharyanto menyebutkan bahwa aktivitas MSDM berawal dari tahun 1915 ketika
militer Amerika Serikat mengembangkan suatu korps pengujian psikologi, suatu tim penguji
serikat buruh dan suatu tim semangat kerja (Suharyanto:2005). Beberapa orang yang terlatih
dalam praktek-praktek di ketiga tim tersebut kemudian menjadi manajer-manajer personalia
di bidang industri.
Manajemen kepegawaian di Inggris dan Amerika Serikat dikembangkan lebih dahulu
daripada di Australia ketika negara-neara ini mengadopsi proses kerja produksi massa,
mengikuti perkembangan revolusi industri. Salah satu tokoh besar dalam masa ini adalah FW
Taylor dengan Gerakan Manajemen Ilmiah sebagai hasil Studi Gerak dan Waktu. Perangkat
yang digerakkan oleh energi dan sistem produksi yang dikembangkan, memungkinkan
produksi yang lebih murah. Oleh karenanya, hal ini menciptakan banyak tugas yang
monoton, tidak sehat dan bahkan berbahaya. Dampaknya adalah terdistorsinya peran manusia
dalam perusahaan.
SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Pemikiran tentang memahami dan menganalisis kerja manusia baru tercetus kira-kira 70
tahun yang lalu yang dirintis oleh Frederick Winslow Taylor (1856 – 1915) dengan karyanya
Scientific Management.
FREDERICK WINSLOW TAYLOR (1856 – 1915)
Taylor memusatkan perhatiannya pada 5 langkah, yaitu seleksi orang, menemukan metoda
kerja yang paling baik, merancang sarana kerja yang cocok serat memanfaatkan, melatih dan
memotivasi karyawan. Ia mempersamakan manusia dengan mesin. Mesin akan bekerja baik
jika dipelihara dan dilumasi dengan baik, demikian juga halnya dengan manusia. Manusia
harus disediakan kondisi kerja yang baik, harus terlatih dan diupah secukupnya, sehingga ia
otomatis akan bekerja dengan baik. Ternyata Taylor telah kehilangan penglihatan terhadap
hal-hal yang essential, yaitu bahwa : manusia adalah kreatif, memiliki perasaan dan emosi
serta memiliki kecerdasan. Taylor memiliki pemahaman yang jelas perihal peranan
manajemen dan kebutuhan akan peningkatan produktivitas, namun ia tidak tahu bagaimana
menggugah semangat kerja para karyawan.
FRANK GILBRETH ( 1868 – 1924 )
Frank Gilbreth dapat dianggap sebagai pencetus System Management. Dia memandang
semua gerakan operasional satu dengan lainnya berkaitan dan harus dilakukan dengan cara
yang paling sistematis. Gilbreth menanggapi kenyataan bahwa tingkat produksivitas
seseorang tergantung dari kepribadian dan lingkungan kerjanya.
ELTON MAYO (1880 – 1949)
Elton Mayo terkenal dengan penelitiannya di bidang Human Relations pada Western Electric
Company di Hawthorne – Chicago. Mayo berkesimpulan, pertama bahwa orang dapat
menunjukkan produktivitas yang tinggi bila menyadari bahwa dia memperoleh pengakuan
dan penghargaan. Kedua, bahwa para pekerja akan mengembangkan norma-norma
produksinya sendiri dan tidak mengakui norma-norma resmi. Mereka ini mempunyai
pemimpin informal sendiri yang lebih mereka patuhi daripada pemimpin regu kerjanya yang
resmi.
Produktivitas dikendalikan oleh para rekan sekerja dan para pengawas. Perilaku para pekerja
dikendalikan oleh suasana kelompok. Pekerja secara individual kehilangan identitasnya dan
menjadi anggota kelompok sepenuhnya. Pemahaman yang cukup terhadap kelompok-
kelompok kerja semacam itu adalah penting demi tercapainya efisiensi organisasi.
MARY PARKER FOLLET ( 1868 – 1933 )
Follet berkeyakinan bahwa segala masalah manajemen pada dasarnya merupakan masalah
hubungan antar manusia dan bahwa pada dasarnya manusia itu konstruktif dan koperatif.
Adalah menjadi tanggung jawab manajemen untuk mengorganisasi perusahaan sedemikian
rupa agar orang-orang berperan serta sepenuh hati dalam segala kegiatannya. Follet
berpendapat bahwa di dalam suatu organisasi yang baik, orang – orang akan mengembangkan
diri dengan menunjang pengembangan organisasi itu sendiri. Hal ini bertentangan dengan
gagasan Taylor dalam Scientific Management, yaitu bahwa individu tidak memiliki
kebebasan bertindak maupun ruang lingkup bagi inisiatif. Oleh karena itu falsafah Follet ini
tepat bila disebut falsafah manajemen yang demokratis dan dinamis. Menurut Follet tujuan
utama manajemen hendaknya adalah pencapaian suatu kesatuan yang terpadu.Apabila
berhasil dikembangkan rasa tanggung jawab bersama maka perselisihan yang tidak perlu
dapat diminimumkan.Tanggung jawab besama menuju kepada pengembangan semangat
kerja tim yang merupakan dasar bagi kreativitas bersama.
ABRAHAM MASLOW (1908 – 1970)
Maslow menyatakan bahwa di antara segala sumber daya yang tersedia bagi seorang manajer,
sumber daya manusia adalah yang terpenting. Manusialah yang merupakan unsur pemberi
kehidupan dalam setiap organisasi. Maslow telah mengemukakan teorinya mengenai
kebutuhan manusia. Teori inilah yang kemudian diakui sebagai dasar Douglas Mc Gregor
mengembangkan teori Y yang terkenal. Jika Sigmund Freud mengatakan bahwa manusia
adalah binatang yang agresif, penuh nafsu dan ceroboh, maka Maslow berpendapat
sebaliknya. Maslow menganggap manusia pada dasarnya adalah baik dan layak, bahkan
kadang-kadang berbuat luhur dan mulia. Manusia tidak pernah sepenuhnya terpuaskan.
Kebutuhan yang tidak terpuaskan itulah yang memotivasi seseorang.
DOUGLAS MC GREGOR (1906 – 1964)
Mc Gregor terkenal dengan bukunya The Human Side of Enterprise mengemukakan
anggapan tentang manusia, yaitu Teori yang tradisional dan Teori Y yang potensial. Mc
Gregor menganggap bahwa sumber daya manusia tidak sepenuhnya didayagunakan pada
organisasi-organisasi modern. Orang tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri.
Inisiatif individual seringkali dibekukan.
PERKEMBANGAN PENDEKATAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Aliran pemikiran manajemen
Pendekatan MSDM
· Manajemen Ilmiah
· Hubungan manusiawi/perilaku
· Sistem sosial
· Mekanis (1900-1920)
· Paternalistik (1920-1930)
· Kontingensi/situasional (1930->)
Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya manajemen sumber daya manusia
yaitu factor internal dan factor eksternal :
Faktor Internal :
· Misi dan tujuan organisasi
· Taktik dan strategi
· Bentuk pekerjaan
· Teknologi
· Faktor ekonomi
Faktor Eksternal :
· Faktor politik
· Faktor sosial budaya
· Faktor Globalisasi
· Faktor IPTEK
Jika mau melihat dengan detail sejarah manajemen SDM, juga tidak akan terlepas
dari istilah manajemen personalia. Awal MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) adalah
dari perkembangan keilmuan manajemen personalia. Manajemen personalia ditengarai oleh
beberapa pakar hanya mencakup ”scientific management” dalam mengelola manusia sebagai
karyawan atau pekerja perusahaan. Dalam pemerintahan, manajemen personalia menjadi
tugas ”Biro Kepegawaian”. Maksud dari ”scientific management” adalah pengelolaan
manusia dipandang melibatkan faktor pengaturan aktivitas. Sebagai
contohnya staffing, penerimaan gaji, kompensasi, insentif, absensi dan jejang karir yang
bersifat teknis. Sedangkan MSDM sebagai sesuatu yang baru menawarkan satu cabang lagi
selain ”scientific management”, yakni ”human management”. Dimana pengelolaan manusia
sebagai seorang karyawan dikelola perilaku atau behaviour-nya. Sebagai contoh faktor
kepemimpinan, motivasi, kedisiplinan dan hubungan antar karyawan.
produktivitas karyawan ternyata mempengaruhi daya saing perusahaan. Faktor
manusia menjadi bagian penting dalam perusahaan karena pengelolaan karyawan yang
Kesadaran akan pentingnya peran manusia dalam organisasi berkembang ketika baik
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas di satu sisi dan daya saing
perusahaan di sisi lain. Hal inilah yang kemudian mendorong manajemen
personalia/kepegawaian berubah menjadi kajian Manajemen SDM (Gomes:1995).
Manajemen SDM merupakan terminologi modern yang mengemuka sejak tahun 1970
an dan telah diterima luas sejak tahun 1989 setelah Perhimpunan Amerika untuk Administrasi
Personalia (ASPA) menngganti nama menjadi Perhimpunan Manajemen Sumber Daya
Manusia ( SHRM). Namun istilah manajemen personalia dan manajemen sdm mengacu pada
hal serupa, personalia yang bekerja bagi sebuah perusahaan mewakili sdm perusahaan
tersebut. Karena sdm merupakan aktiva organisasi yang paling penting, semua manajer sudah
selayaknya berkepentingan dengan manajemen sdm. Perbedaan kedua istilah hanya terletak
pada penekanannya, manajemen sdm dipakai untuk memperlihatkan ruang lingkup yang
lebih luas.
Manajemen sumber daya manusia timbul sebagai masalah baru pada tahun 1960-an,
sebelum itu kurang lebih pada tahun 1940-an yang mendominasi adalah manajemen
personalia. Antara keduanya jelas terdapat perbedaan di dalam ruang lingkup dan
tingkatannya.; sedangkan manajemen personalia lebih banyak berkaitan dengan sumber daya
manusia yang berada dalam perusahaan-perusahaan, yang umum dikenal dengan sector
modern itu.
Manajemen sumber daya manusia sebenarnya merupakan suatu gerakan pengakuan
terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial, yang perlu
dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal
bagi organisasi maupun pengembangan dirinya.
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen
umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi atau bidang produksi, pemasaran, keuangan
maupun kepegawaian. Karena sumber daya manusia dianggap semakin penting peranannya
dalam pencapaian tujuan, maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang
sumber daya manusia (SDM) dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut dengan
Manajemen sumber daya manusia. Istilah “manajemen” mempunyai arti sebagai kumpulan
pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage (mengelola) sumber daya manusia.
Perbedaan dan persamaan Manajemen Sumber Daya Manusia dan Manajemen
Personalia
Persamaan mendasar : Keduanya merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu
organisasi agar mendukung terwujudnya tujuan yang diharapkan.
Perbedaan :
Manajemen Sumber Daya manusia dikaji secara makro, sedangkan manajemen
personalia dikaji secara mikro
Manajemen Sumber Daya Manusia menganggap karyawan adalah kekayaan (asset)
utama organisasi, jadi harus dipelihara dengan baik, Sedangkan Manajemen
personalia menganggap karyawan adalah faktor produksi, jadi harus dimanfaatkan
secara produktif
Manajemen Sumber Daya Manusia pendekatannya secara modern sedangkan
manajemen personalia pendekatannya secara klasik
Jadi intinya, Perkembangan saat ini memperlihatkan bahwa perusahaan telah
mengganti sebutan departemen personalia menjadi departemen sumber daya manusia.
Penggantian ini bukan hanya sekedar perubahan nama, penggantian ini mengindikasikan
adanya perubahan sikap dan pendekatan terhadap hubungan antara perusahaan dengan
kalangan karyawan berkenaan dengan aktivitas rekrutmen, seleksi, pengembangan, dan
pemeliharaan karyawan yang kompeten dan produktif.
Pergantian istilah dari manajemen personalia dengan manajemen sumber daya
manusia, dianggap sebagai suatu gerakan yang mencerminkan pengakuan adanya peranan
vital dan menunjukkan pentingnya sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Adanya
tantangan-tantangan yang semakin besar dalam pengelolaan sumber daya manusia secara
efektif, serta terjadinya pertumbuhan ilmu pengetahuan dan profesionalisme di bidang
manajemen sumber daya manusia.
Manajemen SDM bersifat proaktif daripada reaktif, mencakup sistem yang lebih luas
daripada bagian per bagian, memperlakukan karyawan sebagai modal sosial ketimbang
sebagai biaya variabel, lebih berorientasi pada tujuan daripada hasil, dan akhirnya lebih
berorientasi pada komitmen daripada hasil.
Manajemen SDM lebih menekankan strategi dan perencanaan daripada penyelesaian
atas sengketa dan permasalahan, Manajemen SDM memiliki fokus strategik dan terintegrasi
dengan semua kebijakan bisnis perusahaan.
Terdapat 3 hal penting yang mebedakan manajemen SDM dengan manajemen personalia:
manajemen SDM diterapkan terhadap para manajer dan karyawan ; manajemen SDM
memperhatikan masalah pengelolaan manusia dan sumber daya lainnya di dalam organisasi;
manajemen SDM menekankan pengelolaan kultur organisasi sebagai pusat aktivitas
manajemen senior.
Referensi:
http://www.peutuah.com/pengertian-manajemen-sumber-daya-manusia/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/sejarah-ilmu-manajemen.html
http://buabuazone88.blogspot.com/2008/12/jurnal-manajemen.html
Sulistyani, Ambar Teguh, dan Rosdah. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep teori dan pengembangan dalam konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003.
Nankervis, Alan R, Robert L Compton, Terence E McCarthy. Strategic Human Resource Management (Second Edition), Nelson An International Thomson Publishing Company. 1999
Suharyanto, Hadriyanus dan Agus Heruanto Hadna. Manajemen Sumber Daya Manusia. Media Wacana. Yogyakarta. 2005.
Gomes, Faustino Cardeso. Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta. 1995.