web viewpresentasi kasus . vertigo mixtype. pada dispepsia. disusun untuk memenuhi syarat mengikuti...

50
PRESENTASI KASUS VERTIGO MIXTYPE PADA DISPEPSIA Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Diajukan Kepada : Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, SpS, Msc Disusun Oleh : Meula Puspitasari Aulia 1610221037 KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU BAGIAN SARAF

Upload: lykiet

Post on 15-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

PRESENTASI KASUS

VERTIGO MIXTYPE PADA DISPEPSIA

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di

Departemen Ilmu Bagian Saraf

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Diajukan Kepada :

Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, SpS, Msc

Disusun Oleh :

Meula Puspitasari Aulia 1610221037

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU BAGIAN SARAF

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

PERIODE 7 AGUSTUS – 9 SEPTEMBER 2017

Page 2: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

“VERTIGO MIXTYPE PADA DISPEPSIA”

Disusun oleh:

Meula Puspitasari Aulia 1610221037

Presentasi kasus ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu syarat mengikuti

ujian kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf Rumah Sakit Umum Daerah

Ambarawa

Ambarawa, Agustus 2017

Pembimbing,

dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, SpS, Msc

2

Page 3: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-

Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan presentasi kasus Co-Assistant FK UPN

“Veteran” Jakarta stase Saraf RSUD Ambarawa tahun ajaran 2017/2018 yang berjudul “Vertigo

Mixtype”.

Tujuan dari penulisan presentasi kasus ini adalah sebagai salahsatu syarat untuk

mengikuti ujian kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf dan juga untuk

memperdalam pengetahuan tentang Vertigo Mixtype dd General Disease bagi dokter-dokter

muda yang sedang menjalankan kepaniteraan klinik di RSUD Ambarawa. Penulis berharap

presentasi kasus ini dapat bermanfaat untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pendidikan,

penelitian dan dapat digunakan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada dr.

Nurtakdir Kurnia Setiawan, SpS, Msc selaku pembimbing yang telah banyak memberi masukan

serta bimbingan demi kesempurnaan makalah kasus ini dan rekan dokter muda atas semua

dukungan dan bantuannya dalam penyelesaian presentasi kasus ini.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan presentasi kasus ini masih terdapat

banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala masukan yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan guna perbaikan untuk penulisan berikutnya.

Ambarawa, Agustus 2017

Penulis,

Meula Puspitasari Aulia

3

Page 4: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

LAPORAN KASUS

I.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. E

Umur : 46 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Menikah

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Bejalen Barat 05/02 Ambarawa Kab. Semarang

No CM : 132***

Tanggal masuk RS : 20 Agustus 2017, pasien rawat inap Bangsal Mawar

I.2 Data Dasar

Keluhan Utama:

Pusing berputar dirasakan semakin memberat sejak 1,5 jam SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang:

Keluhan pusing berputar sering dialami pasien sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu.

Keluhan hilang timbul, dalam 1 bulan keluhan pusing berputar dapat terjadi lebih dari 5 kali.

Keluhan dapat berlangsung dari beberapa jam sampai 1 hari. Saat ini pasien merasa pusing

berputar sejak pagi hari namun dirasakan memberat sejak 1,5 jam SMRS. Keluhan diawali

pasien terlambat makan kemudian timbul rasa tidak nyaman pada ulu hati dan berlanjut timbul

rasa pusing berputar yang muncul secara perlahan. Kemudian pusing berputar dirasakan semakin

memberat dan timbul rasa mual dan muntah sebanyak 2x. Pusing berputar dirasakan bertambah

jika pasien membuka mata sehingga untuk berjalan pasien perlu bantuan dan pasien tidak dapat

melakukan aktivitas. Keluhan dipengaruhi perubahan posisi. Pasien mengatakan keluhan

berkurang jika pasien tidur dan meminum obat. Keluhan juga disertai pandangan menjadi silau

jika melihat cahaya. Demam disangkal, nyeri pada bagian tubuh yang lain disangkal, jika

4

Page 5: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

keluhan timbul ada rasa malas dan kelelahan elakukan aktivitas dakui pasien. Keluhan telinga

berdenging atau pendengaran berkurang disangkal, pingsan disangkal, riwayat trauma disangkal.

BAK dan BAB normal.

.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat penyakit lainnya:

1) Riwayat vertigo : diakui

2) Riwayat Gigi berlubang : diakui

3) Riwayat Sinusitis : Disangkal

4) Riwayat Diabetes Melitus : Disangkal

5) Riwayat Kejang : Disangkal

6) Riwayat Jantung : Disangkal

7) Riwayat Keganasan : Disangkal

8) Riwayat Hipertensi : Disangkal

9) Riwayat alergi : Disangkal

10) Riwayat pingsan : Disangkal

11) Riwayat Trauma : Disangkal

12) Riwayat mengkonsumsi obat-obatan : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

1) Riwayat keluhan serupa : disangkal

2) Riwayat Diabetes Melitus : Disangkal

3) Riwayat Jantung : Disangkal

4) Riwayat Keganasan : Disangkal

5) Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat Pengobatan

- Untuk keluhan pusing berputar pasien belum pernah memeriksakannya ke dokter, jika

kambuh pasien biasanya mengkonsumsi obat warung Panadol atau Puyer 16

(mengandung Paracetamol) untuk mengurangi rasa pusing yang dirasakan pasien dan

5

Page 6: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

mengkonsumsi Promaag untuk mengurangi keluhan rasa tidak nyaman di ulu hati. Pasien

mengaku setelah minum obat dan tidur keluhan dapat berkurang.

Riwayat Sosial, Ekonomi, Pribadi :

Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tidak menkonsumsi alkohol dan

tidak merokok. Pasien mengaku jarang berolahraga. Siklus menstruasi pasien 1 tahun terakhir ini

jaraknya menjauh menjadi 2 bulan sekali. Pasien memilki pikiran terhadap masalah keluarga,

sehingga membuat pasien sering terlambat makan. Masalah ekonomi dan masalah dengan

lingkungan sekitar disangkal.

Anamnesis Sistem :

Sistem serebrospinal : pusing berputar (+), pingsan (-) riwayat vertigo (+)

Sistem kardiovaskular : tidak ada keluhan

Sistem respirasi : tidak ada keluhan

Sistem gastroinstestinal : nyeri perut (+) mual (+), muntah (+), BAB (+) normal tidak ada

keluhan

Sistem musculoskeletal : tidak ada keluhan

Sistem integument : tidak ada keluhan

Sistem urogenitasl : tidak ada keluhan

I.3 Resume Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis. Pasien perempuan usia 46 tahun datang ke

RSUD Ambarawa dengan keluhan pusing berputar sejak 1,5 jam SMRS. Keluhan hilang timbul

dirasakan pasien sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu. Keluhan diawali karena terlambat makan

dan timbul rasa tidak nyaman pada ulu hati dan berlanjut timbul secara perlahan pusing berputar.

Kemudian pusing berputar dirasakan semakin memberat dan timbul rasa mual dan muntah

sebanyak 2x. Pusing berputar dirasakan bertambah jika pasien membuka mata sehingga untuk

berjalan pasien perlu bantuan dan pasien tidak dapat melakukan aktivitas

6

Page 7: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

I.4 Diskusi I

Berdasarkan anamnesis keluhan pusing berputar sering dialami pasien sejak kurang lebih

5 tahun yang lalu. Keluhan hilang timbul, dalam 1 bulan keluhan pusing berputar dapat terjadi

lebih dari 5 kali. Keluhan berlangsung dari beberapa jam sampai 1 hari. Saat ini pasien merasa

pusing berputar sejak pagi hari namun dirasakan memberat sejak 1,5 jam SMRS. Keluhan

diawali pasien terlambat makan kemudian timbul rasa tidak nyaman pada ulu hati dan berlanjut

pusing berputar muncul secara perlahan. Kemudian pusing berputar dirasakan semakin

memberat dan timbul rasa mual dan muntah sebanyak 2x. Pusing berputar dirasakan bertambah

jika pasien membuka mata sehingga untuk berjalan pasien perlu bantuan dan pasien tidak dapat

melakukan aktivitas. Keluhan dipengaruhi perubahan posisi. Pasien mengatakan keluhan

berkurang jika pasien tidur dan meminum obat. Keluhan juga disertai pandangan menjadi silau

jika melihat cahaya. Keluhan pusing berputar merupakan gejala dari vertigo. Vertigo merupakan

sebuah perasaan berputar akibat gangguan simetri tonik pada masukan nukleus vestibular.

Vertigo terbagi menjadi 2 yaitu vertigo vestibular dan vertigo nonvestibular. Dari keluhan pasien

didapatkan pusing yang dirasakan berputar, kemudian keluhan seperti ini sering dialami pasien

sebelumnya dan hilang timbul, kemudian pusing dipengaruhi oleh perubahan posisi pasien dan

terdapat gejala mual muntah termasuk karakterisitik vertigo vestibuler. Vertigo vestibular

memiliki kriteria sebagai berikut: vertigo rotasi, vertigo posisi atau pusing permanen dengan

mual dan gangguan keseimbangan lainnya. Vertigo rotasi diartikan sebagai perasaan dirinya

berputar atau objek yang berputar. Vertigo posisi diartikan sebagai perasaan pusing karena

perubahan posisi kepala seperti berbaring dan bangkit dari tidur. Vertigo vestibular selanjutnya

dapat dibedakan menjadi vertigo vestibular perifer dan sentral.

Berdasarkan onset yaitu pusing timbul secara tiba-tiba dan hilang timbul, pusing berputar

dapat berlangsung dari beberapa jam hingga 1 hari, juga pusing berputar ini hingga

menyebabkan pasien tidak dapat melakukan aktivitas, keluhan mual dan muntah, pusing dapat

dipengaruhi oleh posisi, keluhan ini umumnya terjadi pada vertigo perifer. Pasien tidak

mengalami keluhan telinga berdenging ataupun pendengaran berkurang, keluhan pandangan

mata kabur disangkal, ciri ini umumnya terdapat pada vertigo sentral.

Riwayat hipertensi disangkal, riwayat diabetes melitus disangkal, riwayat infeksi pada

telinga disangkal, riwayat gigi berlubang diakui pasien namun sudah ditambal, riwayat

kejang sebelumnya disangkal, riwayat pingsan disangkal, riwayat keganasan disangkal,

7

Page 8: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

riwayat trauma disangkal. Pada keluarga pasien riwayat keluhan serupa disangkal, riwayat

hipertensi disangkal, riwayat diabetes melitus diangkal, riwayat keganasan disangkal.

I.5. Vertigo

Definisi

Vertigo merupakan sebuah perasaan berputar akibat gangguan simetri tonik pada

masukan nukleus vestibular.1 Vertigo dapat dianggap sebagai suatu perasaan hilang

keseimbangan yang disebabkan karena alat keseimbangan kedua belah sisi tidak dapat

memelihara keseimbangan tubuh.2 Vertigo berasal dari bahasa latin, vertere artinya memutar.

Derajat ringan sampai yang paling ringan dari vertigo disebut dizziness dan giddiness.

Vertigo adalah persepsi dari perasaan bergerak atau berputar terhadap objek di sekitarnya.

Dizziness adalah rasa pusing tidak spesifik seperti goyah, rasa disorientasi ruangan seperti

berbalik.

Pusing merupakan salah satu masalah keseimbangan yang sering dikeluhkan masyarakat.

Pusing yang dikeluhkan pasien seperti perasaan benda sekeliling berputar terhadapnya sekitar

21%, pusing ringan dan hilang timbul sekitar 29%, atau pusing dan menganggap dirinya berputar

terhadap sekelilingnya sekitar 13%. Gejala pusing dapat hilang beberapa hari, minggu sampai

bulan.

Etiologi

Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan

yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area

tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang

menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa

berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-

tiba.3

8

Page 9: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

Tabel 1. Etiologi Vertigo

V = Vascular a. Vertebrobasilar insufficiency

b. Stroke

c. Migraine

d. Hypotensi

e. Anemia

f. Hypoglycaemi

g. Meniere’s disease

E = Epilepsy

R = Receiving any treatment a. Antibiotic

b. Cardiac drugs

c. Antihypertensive drugs

d. Sedative dan transquillisers

e. Aspirin

f. Quinine

T = 1. Tumour

2. Trauma

3. Tyroid

a. Primary

- Acoustic neuromas

- Glioma

- Intraventricular tumour

b. Metastatic

- Meningeal

- Carcinomatosis

- To labyrinth (temporal bone fracture)

- To brainstem (cervical vertebrae

fractures)

- Hypofunction

I = Infection a. Bacterial – Labyrinithitis

b. Viral – Vestibular neuronitis

c. Spirochaetal – Syphilis

G = Glial disease (multiple sclerosis)

O = Ocular diseases or imbalance

9

Page 10: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

Klasifikasi

Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu vertigo vestibular dan non-vestibular.

Vertigo vestibular adalah vertigo yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular, sedangkan

vertigo non vestibular adalah vertigo yang disebabkan oleh gangguan sistem visual dan

somatosensori.

Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non-vestibular

Karakteristik Vertigo Vestibular Vertigo Non-vestibular

Waktu Episodik Konstan

Sifat Vertigo Berputar Melayang

Faktor pencetus Gerakan kepala, perubahan

posisi

Stress, hiperventilasi

Gejala Penyerta Mual, muntah, tuli, tinnitus Gangguan mata, gangguan

somatosensorik

Vertigo vestibular selanjutnya dapat dibedakan menjadi vertigo vestibular perifer dan

sentral. Vertigo vestibular perifer adalah vertigo yang terjadi akibat gangguan alat keseimbangan

tubuh di labirin (telinga dalam) atau di ganglion vestibular atau di saraf kranial VIII (Saraf

Vestibulokoklear) divisi vestibular. Contoh penyakit-penyakit di labirin adalah BPPV, penyakit

Meniere, fistula perilymph, obat-obat ototoksiksik dan labirintitis. Obat-obat ototoksik

mencakup: streptomisin, kinine, berbiturat, alcohol, aspirin, caffeine, antikonvulsan,

antihipertensi, tranquilizer, psikotropik dan obat hipoglikemik. Contoh penyakit di nervus

vestibularis adalah neuritis vestibularis dan neuroma akustikus. 4

Vertigo vestibular sentral adalah vertigo yang terjadi akibat gangguan alat keseimbangan

tubuh di sistem saraf pusat, baik di pusat integrasi (serebelum dan batang otak) ataupun di area

persepsi (korteks). Penyebab vertigo sentral antara lain adalah perdarahan atau iskemik di

serebelum, nukleus vestibular, dan koneksinya di batang otak, tumor di sistem saraf pusat,

infeksi, trauma, dan sklerosis multiple. Vertigo yang disebabkan neuroma akustik juga

termasuk dalam vertigo sentral. Vertigo akibat gangguan di korteks sangat jarang terjadi,

biasanya menimbulkan gejala kejang parsial kompleks. 5,6

10

Page 11: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

Perbedaan Vertigo Sentral dan Perifer

1. Vertigo perifer beronset akut, sedangkan vertigo sentral beronset kronis atau perlahan

(gradual). Dengan kata lain, durasi gejala pada vertigo perifer terjadi dalam hitungan menit,

harian, mingguan, namun berulang(recurrent)

2. Penyebab umum vertigo perifer adalah infeksi (labyrinthitis), Ménière's, neuronitis, iskemia,

trauma, toksin. Penyebab umum vertigo sentral adalah vaskuler, demyelinatin, neoplasma

3. Intensitas vertigo perifer sedang hingga berat, sedangkan vertigo sentral ringan hingga

sedang

4. Mual (nausea) dan muntah (vomiting)  umumnya terjadi pada vertigo perifer dan jarang

terjadi pada vertigo sentral.

5. Vertigo perifer umumnya berhubungan dengan posisi (positionally related),sedangkan

vertigo sentral jarang berhubungan dengan posisi.

6. Kehilangan pendengaran (hearing loss) hingga ketulian (deafness) umumnya terjadi pada

vertigo perifer dan jarang terjadi pada vertigo sentral.

7. Tinnitus (telinga berdenging) seringkali menyertai vertigo perifer. Pada vertigo sentral,

biasanya tidak disertai tinnitus.

8. Pada vertigo perifer tidak ada defisit neurologis. Defisit neurologis (neurologic deficits)

umumnya terjadi pada vertigo sentral.

9. Sifat nistagmus pada vertigo perifer adalah fatigable, berputar (rotary)atau horisontal, dan

dihambat oleh fiksasi okuler, sedangkan sifat nystagmus pada vertigo sentral adalah

nonfatigable,banyak arah(multidirectional), dan tidak dihambat oleh fiksasi okuler.4

Tabel 3. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral

Karakteristik V. Vestibular Perifer V. Vestibular Sentral

Onset Tiba-tiba, onset mendadak Perlahan, onset gradual

Durasi Menit hingga jam Minggu hingga bulan

Frekuensi Biasanya hilang timbul Biasanya konstan

Intensitas Berat Sedang

Mual muntah Tipikal Sering kali tidak ada

Diperparah perubahan

posisi kepala

Ya Kadang tidak berkaitan

11

Page 12: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

Usia pasien Berapapun, biasanya muda Usia lanjut

Gangguan status mental Tidak ada atau kadang-

kadang

Biasanya ada

Defisit nervi cranial

atau cerebellum

Tidak ada Kadang disertai ataxia

Pendengaran Seringkali berkurang atau

dengan tinnitus

Biasanya normal

Nistagmus Nistagmus horizontal dan

rotatoar; ada nistagmus

fatique 5-30 detik

Nistagmus horizontal atau

vertikal; tidak ada nistagmus

fatique

Penyebab Meniere’s disease

Labyrinthitis

Positional vertigo

Massa Cerebellar / stroke

Encephalitis/ abscess otak

Insufisiensi A. Vertebral

Neuroma Akustik

Sklerosis Multiple

Patofisiologi

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat

kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau

keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan.

Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan proprioseptif, jaras-jaras yang

menghubungkan nuclei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan

vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh

akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler

memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul kemudian reseptor visual dan

yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.7

Dalam kondisi fisiologis atau normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat

keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri

akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih

lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam

keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap

12

Page 13: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi

tidak normal atau tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka

proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala

otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul

gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri atau berjalan

dan gejala lainnya. 4,7

Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang

mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi

oleh susunan saraf pusat.8 Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian tersebut :

1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation)

Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis

semisirkularis sehingga fungsinya terganggu, akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual

dan muntah.

2. Teori konflik sensorik.

Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor

sensorik perifer yaitu mata/visus, vestibulum dan proprioceptif, atau ketidakseimbangan/asimetri

masukan sensorik yang berasal dari sisi kiri dan kanan. Ketidakcocokan tersebut menimbulkan

kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha

koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa

melayang, berputar (berasal dari sensasi kortikal). Berbeda dengan teori rangsang berlebihan,

teori ini lebih menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab.

3. Teori neural mismatch

Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik, menurut teori ini otak mempunyai

memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu, sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan

yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan

saraf otonom. Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi

mekanisme adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala.

13

Page 14: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

4. Teori otonomik

Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi

gerakan/perubahan posisi, gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya

hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan.

5. Teori neurohumoral

Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan teori serotonin (Lucat) yang

masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam pengaruhi sistim saraf

otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.

6. Teori Sinap

Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan neurotransmisi dan

perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat.

Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF (corticotropin releasing

factor), peningkatan kadar CRF selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang

selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf

parasimpatik. Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat,

berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang berkembang menjadi gejala

mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi aktivitas susunan saraf

parasimpatis.

Pemeriksaan

Harus diketahui lebih dulu bentuk vertigo yang dialami oleh pasien apakah melayang,

goyang berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. Selain itu harus diketahui rasa

pusing tersebut timbul pada saat melakukan kegiatan apa, apakah sedang melakukan perubahan

posisi kepala dan tubuh atau adanya keletihan ketegangan. Harus diketahui juga timbulnya gejala

tersebut akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksismal, kronik, progresif atau membaik.

Ada tidaknya gangguan pendengaran yang menyertai timbulnya pusing. Pasien sedang

mengkonsumsi obat-obat seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, dan sebagainya atau tidak.

Ada tidaknya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, dan

14

Page 15: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

penyakit paru.8

Pemeriksaan neurologis yang harus dilakukan terdiri dari:

1. Fungsi vestibular atau serebral

a. Test Romberg

Dimana penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata

terbuka kemudian tertutup. Pada kelainan vestibular hanya pada mata tertutup badan

penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah dan kemudian kembali lagi. Pada mata

terbuka badan penderita tetap tegak. Pada kelainan serebelar badan penderita akan

bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.5

b. Tandem gait

Dimana penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri atau kanan diletakkan pada ujung

jari kaki kanan atau kiri bergantian. Pada kelainan vestibular perjalanannya akan

menyimpang dan pada kelainan serebelar penderita akan cenderung jatuh.5

c. Uji Unterberger

Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan

mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi

penderita akan menyimpang atau berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang

melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah

lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai

nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.5

15

Page 16: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

d. Past-pointing test ( uji tunjuk Barany)

Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat

lengannnya ke atas kemudian ditrunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa.

Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan

vestibular akan terlihat pennyimpangan lengan penderita ke arah lesi.5,7

e. Fukuda test dimana dengan mata tertutup pasien berjalan di tempat sebanyak 50 langkah

kemudian diukur sudut penyimpangan kedua kaki, normal sudut penyimpangan tidak

lebih dari 30°.

16

Page 17: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

2. Pemeriksaan Neurotologi

Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau

perifer

a. Uji Dix Hallpike

Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke belakang dengan cepat,

sehingga kepalanya menggantung 45º di bawah garis horisontal, kemudian kepalanya

dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan

nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral. Perifer (benign

positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam

waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali

(fatigue). Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit,

bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).7

17

Page 18: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

b. Tes Kalori

Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga kanalis semisirkularis lateralis dalam

posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air dingin (30ºC) dan air hangat (44ºC)

masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul dihitung

lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).

Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional preponderance ke kiri atau ke

kanan. Canal paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang air

hangat maupun air dingin, sedangkan directional preponderance ialah jika abnormalitas

ditemukan pada arah nistagmus yang sama di masing-masing telinga. Canal paresis

menunjukkan lesi perifer di labirin atau N.VIII, sedangkan directional preponderance

menunjukkan lesi sentral.5,7

c. Elektronistagmogram

Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam gerakan mata

pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis secara kuantitatif.

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi.

2. Foto Rontgen tengkorak, leher

3.Neurofisiologi:Elektroensefalografi (EEG),Elektromiografi (EMG), Brainstem Auditory

Evoked Pontential (BAEP).

4. Pencitraan: CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Penatalaksanaan

Terbagi 3 : kausal, simtomatik, rehabilitatif

1. Kausal

Sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui kausanya sehingga terapi lebih banyak bersifat

simtomatik dan rehabilitatif.

2. Simptomatik

18

Page 19: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

-Gol.antikolinergik : Mengurangi eksitatori kolinergik ke nervus vestibularis. Ini akan

menurunkan firing rate dan respons nervus vestibularis terhadap rangsang. Contoh obat dalam

golongan ini adalah skopolamin dan atropine. Efek sampingnya adalah mulut kering.

-Gol. Antihistamin : Mempunyai efek antikolinergik, menginhibisi monoaminergik dan

menginhibisi nervus vestibularis. Contoh obatnya adalah sinarisin, dimenhidrinat, prometasin

dan betahistin.

-Gol. Fenotiasin : Bersifat antidopaminergik, empunyai efek anti muntah yang besar.

Contoh obat adalah klopromasin, proklorperasin. Efek samping adalah efek ekstrapiramidal.

-Gol. Benzodiazepine : Mengurangi kecemasan untuk psikogenik vertigo

-Gol. Selective Ca++ entry blocker : Mencegah akumulasi dari intraseluler secara spesifik,

proteksi dari sel otak dari hipoksia, perbaikan mikrosirkulasi, proteksi sel neuronal, proteksi sell

endothelial, anti vasokonstriksi, menekan aktivitas vestibuler, dan efek samping saluran cerna

yang rendah. Contoh obat adalah flunarisin.

3. Rehabilitatif

Bertujuan untuk menimbulkan dan meningkatkan kompensasi sentral. Dengan terapi

rehabilitative juga dapat menimbulkan habituasi berkurangnya respons terhadap stimulasi

sensorik. Contohnya ialah : Metode Brand-Daroff, Latihan visual vestibuler, Latihan berjalan

(gait exercise).5,8

a. Metode Brand-daroff

Penderita duduk di tepi tempat tidur dengan kaki tergantung. Kedua mata ditutup,

berbaring dengan cepat pada salah satu sisi tubuh selama 30 detik, kemudian duduk tegak

kembali. Setelah 30 detik, baringkan tubuh ke sisi lain dengan cara yang sama, tunggu

selama 30 detik, setelah itu duduk kembali. Dilakukan 5 kali pagi dan 5 kali malam.5,7

19

Page 20: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

b. Latihan visual vestibuler

Cara 1 : Pada pasien yang masih berbaring

-Melirik ke atas,kebawah,kesamping kiri, kanan,selanjutnya gerakan serupa sambil

menatap jari yang digerakkan pada jarak 30 cm,mula-mula lambat, makin lama makin

cepat.

- Gerakan kepala fleksi dan ekstensi makin lama makin cepat, dilakukan dengan mata

buka dan mata tutup.

Cara 2 : Untuk pasien yang sudah bisa duduk

- Gerakan kepala dengan cepat ke atas dan ke bawah sebanyak 5 kali, lalu tunggu 10

detik sampai vertigo hilang,ulangi latihan sebanyak 3 kali.

-Gerakan kepala menatap ke kiri, kanan,atas,bawah selama 30 detik, kembali ke posisi

biasa selama 30 detik,ulangi latihan sebanyak 3 kali.

Cara 3 : Untuk pasien yang sudah bisa berdiri atau berjalan.

-Latihan seperti waktu berbaring dan duduk

-Duduk di kursi lalu berdiri dengan mata tertutup

-Jalan menyeberang ruangan dengan mata terbuka dan tertutup.6

c. Latihan berjalan (gait exercise)

- Jalan menyeberang ruangan dengan mata terbuka dan mata tertutup,

- berjalan tandem dengan mata terbuka dan tertutup dan terbuka bergantian,

- jalan turun naik pada lantai miring atau tangga, mata tertutup dan terbuka bergantian

- jalan mengelilingi seseorang sambil melempar bola.6

20

Page 21: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

I. 5 Diagnosis Sementara

a. Klinis : vertigo kronis reguler, mual, muntah

b. Topis : organ vestibular

c. Etiologi: central, perifer

I.6 Pemeriksaan Fisik

I.6.1 Status Generalis

a. Keadaan umum : Tampak sakit sedang

b. Kesadaran : Compos Mentis/ GCS = E4M6V5= 15

c. TD : 140/100 mmHg

d. Nadi : 70 x/menit, Reguler

e. Pernapasan : 24 x/menit, Reguler

f. Suhu : 36,4oC

g. Kepala : normosefali, tidak ada kelainan

h. Mata : OS : pupil bulat, ø 3mm, refleks cahaya langsung (+),

Reflek kornea (+), Ptosis (-), Eksoftalmus (-)

OD : pupil bulat, ø 3mm, refleks cahaya langsung (+),

Reflek kornea (+) Ptosis (-), Eksoftalmus (-)

i. THT : rhinorea (-), otorhea (-)

j. Mulut : Mukosa tidak tampak hiperemis

1) Faring : Mukosa hiperemis (-), T1-T1 tenang, Uvula ditengah,

arcus faring simetris

2) Lidah : Atrofi papil lidah (-), lidah deviasi (-)

k. Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid tidak teraba membesar, trachea

ditengah,

o. Thoraks : Cor :

1) Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

2) Palpasi : kuat angkat, ictus cordis teraba 2 cm medial di ICS

5 linea midclavikula sinistra,

3) Perkusi :

21

Page 22: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

Kanan jantung : ICS IV linea sternalis dextra

Pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra

Kiri jantung : ICS V, 2cm medial linea midclavicula

sinistra

4) Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

: Pulmo:

1) Inspeksi : Pergerakan dada kanan dan kiri simetris saat statis

dan dinamis, retraksi dada (-)

2) Perkusi : Sonor di semua lapang paru

3) Palpasi : Taktil fremitus simetris kanan dan kiri

4) Auskultasi : Suara dasar paru (+/+), wheezing (-/-),

rhonki (-/-)

l. Abdomen : datar, supel, timpani, BU (+) normal, hepar & lien tidak teraba

m. Ekstremitas : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, edema (-/-)

I.6.2 Status Psikiatrikus

a. Cara berpikir : Wajar, sesuai umur

b. Tingkah laku : Wajar, pasien sadar

c. Ingatan : Baik, amnesia (-)

d. Kecerdasan : Baik, sesuai tingkat pendidikan

I.6.3 Status Neurologis

a. Sikap : Simetris dan lurus

b. Gerakan abnormal : Tidak ada gerakan abnormal

c. Cara berjalan : Tidak ada gangguan

d. Kognitif : Tidak ada gangguan komunikasi

e. Pemeriksaan Saraf Kranial :

22

Page 23: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

Saraf Kranialis Kanan Kiri

N. I Olfaktorius

Daya Penghidu Normal Normal

N. II Optikus

Daya Penglihatan

Lapang Penglihatan

Melihat Warna

N

N

N

N

N

N

N. III Okulomotorius

Ptosis

Gerakan mata ke medial

Gerakan mata ke atas

Gerakan mata ke bawah

Nistagmus

Eksoftalmus

Enoftalmus

Pupil - Besar

- Bentuk

Refleks terhadap sinar

langsung/tidak langsung

Melihat ganda

(-)

Baik

Baik

Baik

(-)

(-)

(-)

3mm

Bulat, isokor, sentral

(+)

(-)

(-)

Baik

Baik

Baik

(-)

(-)

(-)

3mm

Bulat, isokor, sentral

(+)

(-)

N.IV Trokhlearis

Pergerakan mata

(ke bawah-lateral)

Srabismus konvergen

Baik

(-)

Baik

(-)

N.V Trigeminus

Sensibilitas muka

Reflek kornea

Trismus

Membuka mulut

Normal

(+)

(-)

BaikBaik

Normal

(+)

(-)

BaikBaik

23

Page 24: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

Menggigit

Refleks bersin Baik Baik

N.VI Abducen

Gerakan mata ke lateral

Strabismus konvergen

Normal

(-)

Normal

(-)

N.VII Fasialis

Sulcus nasolabialis

Kedipan mata

Sudut Mulut

Mengerutkan dahi

Menutup mata

Meringis

Mengembungkan pipi

Daya Kecap 2/3 anterior

Baik

Baik

Baik

(+)

(+)

(+)

(+)

Tidak dilakukan

Baik

Baik

Baik

(+)

(+)

(+)

(+)

Tidak dilakukan

N.VIII Vestibulokoklearis

Detik arloji

Suara berisik

Weber

Rinne

Swabach

(+)

(+)

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

(+)

(+)

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

N.IX Glossofaringeus

Daya kecap 1/3 belakang

Refleks Muntah

Arcus pharynx

Tersedak

Sengau

(+)

(+)

Simetris

(-)

(-)

(+)

(+)

Simetris

(-)

(-)

N.X Vagus

Arcus pharynx

Menelan

Berbicara

Simetris uvula di tengah

Normal, tidak tersedak

Baik

N.XI Accecorius

24

Page 25: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

Mengangkat bahu

Memalingkan kepala

Tropi otot bahu

Sikap Bahu

Baik

Baik

Eutrofi

Simetris

Baik

Baik

Eutrofi

Simetris

N.XII Hypoglossus

Sikap lidah

Artikulasi

Menjulurkan lidah

Tremor lidah

Fasikulasi

Trofi otot lidah

Deviasi (-)

Baik

Lateralisasi (-)

(-)

(-)

Eutrofi

Deviasi (-)

Baik

Lateralisasi (-)

(-)

(-)

Eutrofi

f. Badan dan anggota gerak

1) Sensibilitas kanan kiri

Taktil + +

Nyeri + +

Thermi + +

Diskriminasi + +

Lokalisasi + +

2) Pemeriksaan Motorik

PemeriksaanEkstremitas superior

(D/S)

Ekstremitas inferior

(D/S)

Gerakan Bebas/bebas Bebas/bebas

Kekuatan 5/5 5/5

Tonus N/N N/N

Trofi Eutrofi Eutrofi

Refleks fisiologis +/+ +/+

Refleks patologis -/- -/-

3) Tes Vertigo

a) Romberg Test : (+)

25

Page 26: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

b) Nistagmus : (-)

c) Dix Hallpiike : (-)

I.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

21/8/2017

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Hematologi

Hemoglobin 12.7 g/dl 11.7 – 15.5 g/dl

Leukosit 8.2 ribu 3.6 – 11.0 ribu

Eritrosit 4.13 juta 3.8 – 5.2 juta

Hematokrit 38.7 % 35 – 47%

Trombosit 362 ribu 150 – 400 ribu

MCV 93.7 82-88

MCH 30.8 27-32

MCHC 32.8 32-37

RDW 13.2 10-16

MPV 8.0 7-11

Limfosit 1.9 1.0-4,5

Monosit 0.3 0.2-1.0

Eosinophil 0.4 0.04-0.8

Basophil 0.1 0-0.2

Neutrophil 5.6 1.8-7.5

Limfosit % 22.6 25-40

Monosit % 4.0 2-8

Eosinophil % 4.6 2-4

Basophil % 0.8 0-1

Neutrophil % 58.0 50-70

PCT 0.280 0.2-0.5

Kimia Klinik

Glukosa puasa 86 mg/dl 74 – 106 mg/dL

Glukosa 2 jam PP 103 mg/dL <120 mg/dL

26

Page 27: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

SGOT 16 U/L 0 – 35 U/L

SGPT 8 IU/L 0 – 35 IU/L

Ureum 35.5 mg/dl 10 – 50 mg/dl

Kreatinin 0.79 mg/dl 0.45 – 0.75 mg/dl

Kolesterol 213 mg/dl <200 dianjurkan; 200 – 239

risiko sedang; ≥240 risiko

tinggi

HDL-kolesterol 53 mg/dl 37 – 92 mg/dl

LDL-kolesterol 145.5 mg/dl <150 mg/dl

Trigliserida 72 mg/dl 70 – 140 mg/dl

Asam urat 4.72 mg/dL 2-7 mg/dL

23/8/2017

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Anti Salmonella IgM 2 <= 2: Negatif

3 : Borderline

4-5 : Positif lemah

=>6 : Positif kuat

I.7.4 Hasil Pemeriksaan Radiologi

Foto Cervical Vertebrae AP/Lateral/Oblique

27

Page 28: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

21/8/2017

Alignment lordotik

Spondilosis cervicalis

Tak tampak kompresi maupun listesis

Kalsifikasi lig. nuchae

I.8 Resume

Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, GCS 15 (E4M6V5),

28

Page 29: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

Tekanan darah: 140/100mmHg, Nadi: 70x/menit, RR : 24x/menit, Suhu : 36,4 oC, Pupil :

Isokor, 3mm/3mm, RC +/+, RK +/+. Pada pemeriksaan saraf cranial tidak ditemukan adanya

kelainan. Kekuatan motorik ekstremitas atas (5/5), ekstremitas bawah (5/5), atrofi (-), tonus otot

normal. Refleks fisiologis (+) dan refleks patologis (-) pada semua ekstremitas. Berdasarkan

pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan nilai kreatinin sedikit meningkat dari nilai

normal yakni 0.79 mg/dl dan kolesterol totalmeningkat dari nilai normal sebanyak 213 mg/dl.

Pada pemeriksaan foto cervical didapatkan hasil adanya spondilosis cervicalis dan kalsifikasi

ligamnetum nuchae.

I.9 Diskusi II

Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan tidak ditemukan adanya kelainan.

Kemudian dari anamnesis menunjukkan bahwa gejala-gejala yang dialami pasien mengarah ke

penyakit verrtigo, tapi belum diketahui apakah vertigo central atau perifer. Karena terdapat

gejala dari vertigo central dan perifer maka disebut vertigo mixtype. Selanjutnya dilakukan

pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis vertigo. Pada Romberg Test dimana penderita

berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup.

Pada kelainan vestibular hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi

garis tengah dan kemudian kembali lagi. Pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Pada

kelainan serebelar badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata

tertutup. Pada pasien didapatkan sewaktu menutup mata badan pasien bergoyang menjauhi garis

tengah. Berdasarkan pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan nilai kreatinin sedikit

meningkat dari nilai normal yakni 0.79 mg/dl dan kolesterol totalmeningkat dari nilai normal

sebanyak 213 mg/dl. Pada pemeriksaan foto cervical didapatkan hasil adanya spondilosis

cervicalis dan kalsifikasi ligamentum nuchae. Dari pemeriksaan radiologi ditemukan

kemungkinan penyebab dapat berasal dari cervicogenik, yakni adanya spondilosis servikalis.

Vertigo berkaitan dengan perubahan degeneratif pada oasien spondilosis servikalis dan hilangnya

aliran darah ke otak. Pada spondilitis servikalis pembentukan osteofit dapat menekan arteri

vertebralis yang menyebabkan oklusi mekanis dan menurunkan aliran darah sehingga timbul

keluhan vertigo.

I.10 Diagnosis Akhir

Diagnosis Klinis : vertigo kronis reguler, mual, muntah

29

Page 30: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

Diagnosis Topis : organ vestibular

Diagnosis Etiologi : vertigo central ec psikogenik, chemoreseptor trigger zone

vertigo perifer ec cervicogenik

dd general disease

PLANNING

Terapi :

Injeksi Ceftriaxon 2x1 gr

Injeksi Piracetam 2x3 gr

Injeksi Ranitidin 2x1 amp

Injeksi Metycobalamin 1x1 amp

Injeksi Ondancentron 3x1 amp (prn)

PO: Betahistin 3x1

PO: Paracetamol 2x650 mg

PROGNOSIS

Death : Dubia ad bonam

Disease : Dubia

Dissability : Dubia ad bonam

Discomfort : Dubia

Dissatisfaction : Dubia

Distutition : Dubia

I.11 Diskusi III

Injeksi Ceftriaxon

Ceftriaxone adalah golongan antibiotik cephalosporin yang dapat digunakan untuk

mengobati beberapa kondisi akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia, sepsis, meningitis,

infeksi kulit, gonore atau kencing nanah, dan infeksi pada pasien dengan sel darah putih

yang rendah. Selain itu, ceftriaxone juga bisa diberikan kepada pasien yang akan menjalani

operasi-operasi tertentu untuk mencegah terjadinya infeksi.

Injeksi Piracetam

30

Page 31: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

Piracetam bekerja dengan cara meningkatkan efektifitas dari fungsi telensefalon otak

melalui peningkatan fungsi neurotransmiter kolinergik. Telensefalon inilah yang mengatur

fungsi kognitif pada manusia (memori, kesadaran, belajar dan lain). Fungsi lain dari

piracetam adalah menstimulasi glikolisis oksidatif, meningkatkan konsumsi oksigen pada

otak, serta mempengaruhi pengaturan cerebrovaskular dan juga mempunyai efek

antitrombotik. 

Injeksi Ranitidin

termasuk dalam golongan antihistamin, lebih tepatnya disebut H2-antagonis. Ranitidin

digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung sehingga dapat mengurangi rasa nyeri

uluhati akibat ulkus atau tukak lambung, dan masalah asam lambung tinggi lainnya.

Injeksi Metycobalamin

Methylcobalamin atau mecobalamin adalah salah satu bentuk kimia dari vitamin B12

(cobalamin), yaitu vitamin larut air yang memegang peranan penting dalam pembentukan

darah serta menjaga fungsi sistem saraf dan otak.

Injeksi Ondancentron

Ondansetron adalah obat untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan oleh

pengobatan kanker (kemoterapi) dan terapi radiasi. Obat ini juga digunakan untuk mencegah

dan mengatasi muntah-muntah usai operasi. Cara kerja ondansetron adalah

dengan memblokir salah satu substansi natural tubuh (serotonin) yang menyebabkan

muntah.Ondansetron tergolong dalam kelas obat 5-HT3 blockers.

PO Betahistin

Betahistine bekerja dengan dua mekanisme. Pertama, obat ini merangsang reseptor histamin

H1 yang terletak pada pembuluh darah di telinga bagian dalam. Rangsangan ini

mengakibatkan terjadinya vasodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas sehingga bisa

mengurangi tekanan endolimfatik. Kedua, sebagai antagonis reseptor histamin H3 yang

sangat kuat, obat ini meningkatkan kadar neurotransmiter histamin, asetilkolin, norepinefrin,

31

Page 32: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

serotonin, dan GABA yang dilepaskan dari ujung saraf. Peningkatan kadar histmain dapat

menyebabkan efek vasodilatasi di telinga bagian dalam

PO Paracetamol

Obat ini termasuk sebagai analgesik 9antinyeri) dan antipiretik (penurun panas), mekanisme

kerja paracetamol yaitu sebagai inhibitor prostaglandin yang lemah. Jadi mekanisme

kerjanya dengan menghalangi produksi prostaglansin yang merupakan bahan kimia yang

terlibat dalam transmisi pesan rasa sakit ke otak.

32

Page 33: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

FOLLOW UP

Tanggal S O A P

21/08/2017

Pusing berputar

berkurang (+), mual (+),

muntah (-), nyeri perut

(+)

Kepala bagian belakang

hingga leher terasa nyeri

(+)

KU: sakit sedang

Kes: compos

mentis

GCS: E4 V5 M6

TD: 120/80 mmHg

N: 70 x/mnt

RR: 20 x/mnt

S: 36ºC

Vertigo mixtype I

Inj. Ceftriaxon 2x1 gr

Inj. Piracetam 2x3 gr

Inj. Ranitidin 2x1 amp

Inj. Metycobalamin 1x1 amp

Inj. Ondancentron 3x1 amp

(prn)

PO Betahistin 3x1

PO Paracetamol 2x650 mg

22/08/2017

Pusing berputar

berkurang (+), gliyer (+)

mual (+), muntah (-),

nyeri perut (+)

Kepala bagian belakang

hingga leher terasa

pegal (+)

KU: sakit sedang

Kes: compos

mentis

GCS: E4 V5 M6

TD: 110/80 mmHg

N: 78 x/mnt

RR: 20 x/mnt

S: 36,3ºC

Vertigo mixtype

dd general disease

II

Inj. Ceftriaxon 2x1 gr

Inj. Piracetam 2x3 gr

Inj. Ranitidin 2x1 amp

Inj. Metycobalamin 1x1 amp

Inj. Ondancentron 3x1 amp

(prn)

Inj Sohobion 1x1 (drip)

PO Betahistin 3x1

PO Paracetamol 2x650 mg

PO Sucralfat 3xC1

23/08/2017

Pusing berputar (-),

gliyer berkurang (+)

mual (+), muntah (-),

nyeri perut terkadang(+)

Kepala bagian belakang

hingga leher terasa

pegal berkurang (+)

KU: sakit sedang

Kes: compos

mentis

GCS: E4 V5 M6

TD: 120/80 mmHg

N: 78 x/mnt

RR: 20 x/mnt

S: 36,3ºC

Vertigo mixtype

dd general disease

III

Inj. Ceftriaxon 2x1 gr

Inj. Piracetam 2x3 gr

Inj. Ranitidin 2x1 amp

Inj. Metycobalamin 1x1 amp

Inj. Ondancentron 3x1 amp

(prn)

Inj Sohobion 1x1 (drip)

PO Betahistin 3x1

PO Paracetamol 2x650 mg

PO Sucralfat 3xC1

24/08/2017 Pusing berputar (-), KU: sakit sedang Vertigo mixtype Inj. Ceftriaxon 2x1 gr

33

Page 34: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

gliyer berkurang (+)

mual saat setelah makan

(+), muntah (-), nyeri

perut berkurang (+)

Kepala bagian belakang

hingga leher terasa

pegal berkurang

Kes: compos

mentis

GCS: E4 V5 M6

TD: 110/70 mmHg

N: 70 x/mnt

RR: 20 x/mnt

S: 36ºC

dd general disease

IV

Inj. Piracetam 2x3 gr

Inj. Ranitidin 2x1 amp

Inj. Metycobalamin 1x1 amp

Inj. Ondancentron 3x1 amp

(prn)

Inj Sohobion 1x1 (drip)

PO Betahistin 3x1

PO Paracetamol 2x650 mg

PO Sucralfat 3xC1

25/08/2017

Pusing berputar (-),

gliyer (-)

mual (-), muntah (-),

nyeri perut (+)

Kepala bagian belakang

hingga leher terasa

pegal berkurang

KU: sakit sedang

Kes: compos

mentis

GCS: E4 V5 M6

TD: 110/80 mmHg

N: 74 x/mnt

RR: 20 x/mnt

S: 36ºC

Vertigo mixtype

dd general disease

V

Inj. Ceftriaxon 2x1 gr

Inj. Piracetam 2x3 gr

Inj. Ranitidin 2x1 amp

Inj. Metycobalamin 1x1 amp

Inj. Ondancentron 3x1 amp

(prn)

Inj Sohobion 1x1 (drip)

PO Betahistin 3x1

PO Paracetamol 2x650 mg

PO Sucralfat 3xC1

Pasien dibolehkan pulang

DAFTAR PUSTAKA

34

Page 35: Web viewPRESENTASI KASUS . VERTIGO MIXTYPE. PADA DISPEPSIA. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf

1. Tanto, C., Liwang, F. et al., eds. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4 Jilid 2. Jakarta:

Media Aesculapius.

2. Mardjono, M., Sidharta P. 2009. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat

3. Sasmoyohati. Vertigo dalam pengenalan dan penatalaksanaan kasus-kasus neurologi,

buku kedua. Jakarta: Departemen Saraf RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.

4. Aris CB, Dani R. Vertigo. 2006. Benign Paroxysmal Positional Vertigo( BPPV). Badan

penerbit Universitas Diponegoro,Semarang, Indonesia

5. Budi RW. 2004. Vertigo: Aspek Neurologi. Cermin Dunia Kedokteran No. 144.

6. Ropper AH, Brown RH, editors. 2005. Adams and Victors principles of neurology. 8th

ed. New York: Mc Graw Hill.

7. Baehr M, Fotscher M. 2010. Diagnosis topic neurologi Duus: anatomi, tanda, gejala.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

8. Bashiruddin J. 2008. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak. Dalam : Arsyad E, Iskandar N,

Editor. Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI.

9. Taylor Danette C. Vertigo. Edisi : 29 Januari 2014. Diunduh dari:

http://www.medicinenet.com/vertigo_overview/article.htm, 1 Juli 2015.

35