dpdjatengfpm.com viewpapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut fpm diatur dengan pedoman...

21
ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PEKERJA MANDIRI BAB I KEDUDUKAN, DEWAN PIMPINAN PUSAT, DAN DEWAN PENGURUS DAERAH FEDERASI PEKERJA MANDIRI Pasal 1 Dewan Pimpinan Pusat Federasi Pekerja Mandiri disingkat DPP FPM berkedudukan di Jakarta. Untuk membantu tugas melaksanakan fungsi dan peran DPP FPM, di tiap provinsi se-Indonesia dibentuk DPD, dan DPC di Kota/Kabupaten seluruh Indonesia. Sesuai dengan kedudukan Federasi Pekerja Mandiri sebagai organisasi pekerja yang tidak mempunyai hubungan kerja (mandiri) yang bersifat terbuka, demokratis, independent, bebas, professional dan bertanggungjawab, DPP dan DPDdan DPC merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan. BAB II SEKRETARIAT DAN ATRIBUT ORGANISASI Pasal 2

Upload: nguyennhu

Post on 13-Jun-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

ANGGARAN RUMAH TANGGA 

FEDERASI PEKERJA MANDIRI

BAB I

KEDUDUKAN, DEWAN PIMPINAN PUSAT, DAN DEWAN PENGURUS DAERAH

FEDERASI PEKERJA MANDIRI

Pasal 1

Dewan Pimpinan Pusat Federasi Pekerja Mandiri disingkat DPP FPM berkedudukan di

Jakarta.

Untuk membantu tugas melaksanakan fungsi dan peran DPP FPM, di tiap provinsi se-

Indonesia dibentuk DPD, dan DPC di Kota/Kabupaten seluruh Indonesia.

Sesuai dengan kedudukan Federasi Pekerja Mandiri sebagai organisasi pekerja yang tidak

mempunyai hubungan kerja (mandiri) yang bersifat terbuka, demokratis, independent,

bebas, professional dan bertanggungjawab, DPP dan DPDdan DPC merupakan bagian

integral dan tidak terpisahkan.

BAB II

SEKRETARIAT DAN ATRIBUT ORGANISASI

 

Pasal 2

DPP berkantor di ibukota negara, sedangkan DPD berkantor di ibukota provinsi dan DPC

berkantor di ibukota kota/kabupaten.

Papan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman

penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP.

Page 2: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

BAB III

SUSUNAN DAN PERANGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI

 

Pasal 3

Federasi Pekerja Mandiri mempunyai susunan organisasi sebagai berikut:

1. Ditingkat pusat dengan cakupan seluruh indonesia disebut DPP FPM;

2. Di tingkat provinsi disebut DPD FPM provinsi;

3. Di tingkat kota/kabupaten disebut DPC FPM kota/kabupaten.

Perangkat pengambilan keputusan organisasi FPM terdiri dari:

1. Musyawarah FPM;

2. Rapat kerja, rapat pimpinan FPM;

3. Rapat dewan pembina FPM;

4. Rapat dewan penasehat FPM.

Pasal 4

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas dan peran FPM, pimpinan FPM dapat

membentuk kompartemen, biro-biro dan badan khusus organisasi sesuai kebutuhan.

Badan khusus sebagai perangkat organisasi FPM adalah badan pembantu FPM untuk

melaksanakan kegiatan khusus berdasarkan program kerja FPM.

Badan khusus dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada pimpinan dan

dalam melaksanakan fungsinya di bawah koordinasi ketua bidang.

Pembentukan badan khusus FPM disahkan dengan surat keputusan dewan pimpinan

pusat FPM dan dilaporkan kepada rapat kerja.

Page 3: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

BAB IV

KEGIATAN

 

Pasal 5

Kegiatan FPM sesuai dengan fungsinya meliputi penguatan kelembagaan, meningkatkan

fungsi advokasi, dan meningkatkan fungsi fasilitasi bagi pekerja mandiri.

Sebagai penjabaran ayat (1) pasal ini, maka pembagian bidang / biro kegiatan FPM,

antara lain:

1. Bidang organisasi dan kelembagaan, melakukan kegiatan penguatan dan pemantapan

kelembagaan FPM; pemantapan dan pengembangan organisasi; pengembangan sarana

dan prasarana; pemantapan dan peningkatan kemampuan pekerja mandiri; pemantapan

dan peningkatan pelayanan advokasi dan sosialisasi; penguatan dan peningkatan

kemampuan peran pekerja mandiri;

2. Bidang administrasi dan pembiyaan, melakukan pengumpulan dan penguatan database;

penyusunan kebijakan penyelenggaraan kegiatan; pengembangan dan pengayaan dana;

pengembangan dan penguatan jaringan kemitraan dan permodalan; penguatan dan

pengembangan jaminan pekerja;

3. Bidang fasilitasi program, melakukan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan;

pemantapan kerjasama dalam rangka penguatan sistem jaringan pekerja mandiri;

pengkajian terhadap hal-hal strategis khususnya yang berkaitan dengan ekonomi,

kelembagaan, infrastruktur bisnis dan kajian hukum ekonomi dalam arti yang seluas-

luasnya.

 

Page 4: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

BAB V

KEANGGOTAAN

Pasal 6

Setiap orang yang melakukan pekerjaan dan termasuk klasifikasi tenaga kerja, dengan

ketentuan sebagai berikut:

1. Tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya tanpa adanya hubungan kerja;

2. Melakukan pekerjaanya kurang dari 8 (delapan) jam sehari;

3. Berpenghasilan tidak menentu.

Kelompok-kelompok usaha yang melakukan pekerjaan sejenis seperti kelompok tani,

kelompok nelayan, kelompok pedagang pasar tradisional, kelompok pedagang kaki lima,

dan lain sebagainya, yang dalam menjalankan usahanya secara mandiri.

Pengusaha-pengusaha yang termasuk klasifikasi koperasi usaha mikro kecil menengah

(UMKM)

Penerimaan anggota FPM disahkan dengan surat keputusan pimpinan FPM yang

dilanjutkan dengan pemberian kartu anggota dan surat pengantar mengikuti program

Jamsostek.

DPD dan DPC FPM memberikan laporan kepada DPP mengenai pendaftaran anggota di

daerahnya masing-masing.

 

Pasal 7

Anggota luar biasa adalah:

1. Pekerja yang bekerja pada perusahaan baik yang telah mempunyai badan hukum maupun

yang tidak berbadan hukum yang mempunyai pekerja kurang dari 10 (sepuluh) orang;

2. Pengusaha yang melakukan usahanya memiliki karyawan kurang dari 10 (sepuluh) orang.

Page 5: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

Syarat dan ketentuan menjadi anggota luar biasa FPM diatur dalam peraturan organisasi.

Pasal 8

Berakhirnya keanggotaan karena:

1. Anggota meninggal dunia;

2. Mengundurkan diri dari keanggotaan FPM;

3. Diberhentikan oleh FPM.

 

BAB VI

RAPAT-RAPAT

Pasal 9

Rapat Federasi pekerja mandiri terdiri dari:

1. Rapat Kerja Nasional;

2. Rapat Kerja Daerah;

3. Rapat Kerja Cabang;

4. Rapat Pimpinan.

Pasal 10

RAPAT KERJA NASIONAL

Rapat kerja nasional sebagaimana diatur dalam anggaran dasar FPM diselenggarakan

oleh dewan pimpinan pusat FPM sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode

kepengurusan.

Page 6: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

Rapat kerja nasional di hadiri oleh seluruh pengurus dewan pimpinan pusat FPM dan

utusan dari dewan pimpinan daerah FPM Provinsi.

Pasal 11

RAPAT KERJA DAERAH

Rapat kerja daerah sebagaiman diatur dalam anggaran dasar FPM di selenggarakan oleh

dewan pimpinan daerah FPM provinsi sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)

periode kepengurusan.

Rapat kerja daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dihadiri oleh seluruh

pengurus dewan pimpinan daerah FPM provinsi dan perwakilan dewan pimpinan cabang

kota/kabupaten.

Rapat kerja daerah membahas program kerja daerah.

Pasal 12

RAPAT KERJA CABANG

Rapat kerja cabang sebagaiman diatur dalam anggaran dasar FPM diselenggarakan oleh

dewan pimpinan daerah FPM kota/kabupaten sekurang-kurangnya 1 (satu)kali dalam 1

(satu) periode kepengurusan.

Rapat kerja cabang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dihadiri oleh seluruh

pengurus dewan pimpinan cabang FPM kota/kabupaten dan perwakilan kelompok-

kelompok pekerja mandiri yang telah terdaftar.

Rapat kerja cabang membahas mengenai program kerja cabang.

Pasal 13

RAPAT PIMPINAN

Page 7: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

Rapat pimpinan diselenggarakan oleh setiap tingkatan dewan pengurus dan

diselenggarakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun dan atau setiap waktu apabila

diperlukan.

Rapat pimpinan dihadiri oleh ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan apabila

diperlukan dapat menghadirkan ketua-ketua biro.

Rapat pimpinan membahas mengenai kebijakan-kebijakan organisasi selama kebijakan

dimaksud belum diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga FPM.

BAB VII

MUSYAWARAH PESERTA DAN WAKTU PELAKSANAAN MUSYAWARAH

 

Pasal 14

MUSYAWARAH

Sesuai dengan Anggaran Dasar FPM musyawarah terdiri dari:

1. Musyawarah Besar;

2. Musyawarah Daerah;

3. Musyawarah Cabang;

4. Musyawarah Luar Biasa.

Pasal 15

MUSYAWARAH BESAR

Musyawarah Besar merupakan kekuasaan tertinggi FPM

Musyawarah Besar diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali.

Musyawarah berwenang untuk:

Page 8: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

1. memilih dan mengangkat ketua umum dewan pimpinan pusat FPM;

2. menolak laporan pertanggungjawaban dewan pimpinan pusat FPM;

3. menilai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga FPM;

4. menentukan kebijakan-kebijakan umum organisasi.

 

Pasal 16

PESERTA MUSYAWARAH BESAR

Peserta musyawarah besar terdiri dari:

1. Seluruh dewan pengurus DPP FPM;

2. 3 (tiga) orang perwakilan DPD FPM provinsi;

3. 1 (satu) orang perwakilan dari kelompok pekerja mandiri yang dipilih dan ditunjuk oleh

masing-masing DPC FPM kota/kabupaten.

Pasal17

MUSYAWARAH DAERAH

Musyawarah daerahdilaksanakan pada setiap 5 (lima) tahun sekali.

Musyawarah daerahberwenang untuk:

1. mengangkat dan memilih ketua dewan pimpinan daerah FPM provinsi;

2. menilai laporan pertanggungjawaban dewan pimpinan daerah FPM provinsi;

3. menentukan arah kebijakan daerah selama tidak melanggar arah dan kebijakan yang telah

ditetapkan oleh dewan pimpinan pusat FPM.

Page 9: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

Pasal 18

PESERTA MUSYAWARAH DAERAH

Musyawarah daerah dihadiri oleh:

1. 2 (dua) orang perwakilan dari dewan pimpinan pusat FPM;

2. seluruh pengurus dewan pimpinan daerah FPM provinsi bersangkutan;

3. 3 (dua) orang perwakilan dari dewan pimpinan cabang FPM kota/kabupaten.

Pasal 19

MUSYAWARAH CABANG

Musyawarah cabang dilaksanakan pada setiap 5 (lima) tahun sekali.

Musyawarah Cabang berwenang untuk:

1. mengangkat dan memilih ketua dewan pimpinan cabang FPM kota/kabupaten;

2. menilai laporan pertanggung jawaban dewan pimpinan cabang FPM kota/kabupaten;

3. menentukan arah kebijakan cabang selama tidak melanggar arah dan kebijakan yang

telah ditetapkan oleh dewan pimpinan pusat FPM.

Pasal 20

PESERTA MUSYAWARAH CABANG

Musyawarah cabang dihadiri oleh:

1. 2 (dua) orang perwakilan dari dewan pimpinan daerah FPM provinsi;

2. seluruh pengurus dewan pimpinan cabang FPM kota/kabupaten bersangkutan;

3. 3 (dua) orang perwakilan dari koordinator kecamatan.

Page 10: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

Pasal 21

WAKTU PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Waktu tempat dan lamanya musyawarah yang diselenggarakan ditetapkan oleh dewan

pimpinan pusat untuk penyelenggaraan musyawarah besar, dewan pimpinan daerah untuk

penyelenggaraan musyawarah daerah, dan dewan pimpinan cabang untuk

penyelenggaraan musyawarah cabang.

Untuk membantu memperlancar pelaksanaan musyawarah dapat membentuk panitia dan

kelompok kerja.

Undangan dan bahan dibahas dalam musyawarah sudah di terima selambat-lambatnya 7

(tujuh) hari sebelum musyawarah di selenggarakan.

Pasal 22

MUSYAWARAH LUAR BIASA

Musyawarah luar biasa sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dapat dilaksanakan

sewaktu-waktu apabila:

1. Organisasi berada dalam keadaan darurat dan atau dalam keadaan yang dapat

mengancam kelangsungan organisasi;

2. Adanya suatu keadaan yang dihadapi sehingga mengharuskan perlunya perubahan

anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Apabila organisasi dalam keadaan sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini, dan atas

permintaan secara tertulis dari sedikitnya 2/3 jumlah DPD FPM provinsi musyawarah

luar biasa DPP FPM dapat dilaksanakan.

Untuk musyawarah luar biasa DPC FPM kota/kabupaten dapat dilaksanakan berdasarkan

keadaan sebagaimana tersebut pada ayat (1) satu pasal ini, dan atas permintaan 2/3

kelompok-kelompok pekerja mandiri yang telah dibentuk dan disahkan.

 

Page 11: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

BAB VIII

HAK SUARA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 23

HAK SUARA

Hak peserta musyawarah biasa maupun musyawarah luar biasa ditentukan dalam tata tertib

musyawarah.

Pasal 24

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan dilaksanakan secara kekeluargaan atas dasar musyawarah untuk

mufakat.

Jika tidak tercapai kesepakatan seperti yang dimaksud dalam ayat (1) maka keputusan

diambil dengan cara pemungutan suara dan keputusannya sah jika disetujui oleh lebih

dari ½ (setengah) tambah 1 (satu) jumlah suara yang masuk.

Jika jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka pemungutan suara

diulang sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali.

Pemungutan suara secara tertulis dilakukan dengan bebas dan rahasia dengan cara:

1. Menuliskan pilihannya diatas secarik kertas yang telah disediakan khusus untuk itu oleh

panitia;

2. Menyerahkan kembali kertas tersebut kepada panitia untuk selanjutnya diadakan

perhitungan suara diumumkan.

Jika dalam pemungutan suara yang di maksud ayat (4) suara yang masuk berimbang

maka pemungutan suara diulang sekali lagi.

Jika dalam pemungutan suara ternyata jumlah suara yang masuk lebih dari jumlah

anggota yang hadir dan berhak memberikan suara, maka pemungutan suara tidak sah dan

harus diulang.

Page 12: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

Apabila dalam anggaran dasar ini pengambilan keputusan dalam musyawarah belum

cukup diatur, maka akan diatur dalam tata tertib musyawarah.

Hal-hal yang belum di atur tentang pengambilan keputusan ini akan di atur dalam tata

tertib musyawarah.

 

BAB IX

KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 25

KEUANGAN

Keuangan FPM berasal dari iuran yang besar dan ketentuannya akan diatur dalam rapat

pimpinan.

Sumbangan kepada FPM yang berasal dari donatur yang tidak mengikat.

Bantuan rutin dari pusat dan daerah yang dapat bersumber pada APBN dan APBD.

Penerimaan dana bantuan baik dari dalam maupun dari luar negeri yang sifatnya tidak

mengikat atau tidak bertentangan dengan ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga FPM.

Usaha-usaha lain yang sah dan tidak bertentangan dengan ketentuan anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga FPM.

Semua penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan dana-dana DPP FPM, DPD FPM dan

DPC FPM dicatat dan dibukukan secara teratur menggunakan sistem akuntansi indonesia.

Pasal 26

KEKAYAAN

Seluruh kekayaan berupa barang bergerak dan tidak bergerak DPP FPM, DPD FPM dan

DPC FPM secara hukum adalah kekayaan FPM.

Page 13: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

Seluruh kekayaan DPP FPM, DPD FPM dan DPC FPM sebagaimana ayat (1) dicatat

dalam buku daftar inventaris.

BAB X

SANKSI ORGANISASI

Pasal 27

Sanksi organisasi dapat diberikan kepada setiap anggota FPM dengan jenis sanksi sebagai

berikut:

1. Teguran atau peringatan;

2. Pemberhentian sementara sebagai anggota;

3. Pemberhentian tetap sebagai anggota.

Pasal 28

Anggota yang terkena ketentuan pasal 27 huruf a diatas adalah anggota yang dianggap

telah melakukan pelanggaran organisasi yang dapat merugikan, akan tetapi masih

dianggap sebagai pelaanggaran ringan dan dapat diperbaiki.

Teguran atau peringatan diberikan sebanyak 3 (tiga) kali dan setiap peringatan berlaku

sampai dengan 3 (tiga) bulan.

Surat peringatan diberikan berdasarkan hasil rapat pimpinan dan ditandatangani oleh

Ketua dan Sekretaris.

Pasal 29

Bahwa apabila anggota yang telah dilakukan peneguran sebanyak 3 (tiga) kali berturut-

turut dan ternyata tidak mengindahkannya, maka berdasarkan hasil keputusan rapat

pimpinan, anggota yang bersangkutan dapat dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam

pasal 18 anggaran dasar ini yang berlaku selama 6 (enam) bulan.

Page 14: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

Bahwa apabila anggota melakukan pelanggaran yang dapat dikategorikan sebagai

pelanggaran terhadap anggaran dasar dan anggaran rumah tangga rapat pimpinan dapat

memutuskan langsung untuk memberikan sanksi sebagaimana diatur dalam pasal 19

anggaran rumah tangga ini yang berlaku selama 6 (enam) bulan, tanpa adanya teguran

atau peringatan terlebih dahulu.

Pasal 30

Terhadap anggota FPM yang melanggar dan atau tidak mematuhi anggaran dasar atau anggaran

rumah tangga, melanggar peraturan dan ketentuan organisasi atau bertindak merugikan atau

mencemarkan nama baik FPM pada umumnya, rapat pimpinan dapat menjatuhkan sanksi secara

bertahap sebagai berikut:

1. Keputusan pemberhentian sementara berlaku untuk jangka waktu tiga bulan;

2. Keputusan pemberhentian secara tetap;

3. Apabila pemberhentian sementara tersebut pada pasal 27 huruf c setelah jangka waktu

tiga bulan tidak disusuli dengan keputusan pemberhentian tetap, maka pemberhentian

sementara tersebut batal dengan sendirinya.

Pasal 31

Anggota FPM dapat memberikan sanksi sebagaimana diatur pada pasal 25 huruf

berdasarkan hasil keputusan rapat pimpinan apabila:

1. Anggota sudah melakukan pelanggaran berat dan dianggap sudah tidak dapat diperbaiki

lagi;

2. Anggota telah melakukan tindak pidana yang diancam hukuman lebih dari 5 (lima) tahun

dan dianggap dapat menghambat serta merugikan organisasi.

Surat keputusan pemberhentian sementara atau tetap disampaikan kepada yang

bersangkutan dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal surat

keputusan.

Page 15: dpdjatengfpm.com viewPapan nama, kepala surat, cap dan atribut-atribut FPM diatur dengan pedoman penyelenggaraan administrasi yang disusun oleh pimpinan DPP. BAB III SUSUNAN DAN PERANGKAT

Pasal 32

Sanksi-sanksi yang tersebut dalam pasal 29 dan 30 tidak menutup kemungkinan adanya

penuntutan oleh organisasi sesuai dengan hukum yang berlaku.

 

BAB X

TATA CARA PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 33

Musyawarah besar perubahan anggaran rumah tangga dapat diusulkan oleh peserta

musyawarah besar atau sekurang-kurangnya ½ (setengah) tambah 1 (satu) suara peserta

musyawarah besar.

Keputusan musyawarah besar mengenai perubahan anggaran rumah tangga dihadiri

sekurang-kurangnya oleh 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta musyawarah besar dan

keputusannya sah jika disetujui oleh suara terbanyak dari peserta yang hadir.

Usulan perubahan anggaran rumah tangga yang berasal dari peserta disampaikan secara

tertulis kepada pimpinan musyawarah sebelum musyawarah besar dilaksanakan.

BAB XI

PENUTUP

Pasal 34

PENUTUP

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam anggaran rumah tangga ini akan diatur lebih

lanjut dalam peraturan organisasi oleh keputusan rapat pimpinan FPM yang tidak boleh

bertentangan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Anggaran rumah tangga ini ditetapkan dan disahkan pada tanggal 19 mei tahun 2013.