· web viewdalam peraturan presiden nomor 5 tahun 2010 tentang rpjmn 2010-2014, salah satu...

89
LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPULIK INDONESIA KATA PENGANTAR Ucapan puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena atas rakhmat-Nya maka Kertas Karya Kelompok (KKK) yang berjudul : “Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah Guna Mewujudkan Ketahanan Pangan Dalam Rangka Kemandirian Bangsa” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. KKK ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan kerjasama semua anggota kelompok E, yang berawal dari proses diskusi kelompok yang mendalam dan komprehensif berkaitan dengan perumusan masalah, pokok persoalan, kebijakan, strategi dan upaya, penyusunan alur pikir, pola pikir dan kerangka tulis materi. Pada kesempatan ini pula, kami atas nama kelompok E, mengucapkan terima kasih yang tak terhingga serta penghargaan yang tulus kepada Bapak Tutor Pendamping diskusi Kelompok Brigjend. TNI (Purn) Ir. Agus Susarso, M. Eng Sc, MM yang telah memberikan arahan dalam pelaksanaan diskusi masalah ini dan Pembantu Pendamping Lettu Inf Endro Jatmoko, SE, serta kepada rekan-rekan peserta PPRA XLVIII, Lemhannas RI Tahun 2012, yang telah memberikan bantuan dan dorongan baik moral dan semangat, sehingga KKK revisi ini dapat kami selesaikan sebagaimana mestinya. Kami sepenuhnya menyadari bahwa tulisan Kertas Kerja Kelompok ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami sangat berbesar hati untuk menerima saran ataupun masukan untuk dapat lebih menyempurnakannya. 1

Upload: trinhdien

Post on 18-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPULIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Ucapan puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh

karena atas rakhmat-Nya maka Kertas Karya Kelompok (KKK) yang berjudul :

“Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah Guna Mewujudkan Ketahanan Pangan Dalam Rangka Kemandirian Bangsa” ini dapat diselesaikan dengan

baik dan tepat pada waktunya. KKK ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan

kerjasama semua anggota kelompok E, yang berawal dari proses diskusi

kelompok yang mendalam dan komprehensif berkaitan dengan perumusan

masalah, pokok persoalan, kebijakan, strategi dan upaya, penyusunan alur pikir,

pola pikir dan kerangka tulis materi.

Pada kesempatan ini pula, kami atas nama kelompok E, mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga serta penghargaan yang tulus kepada Bapak

Tutor Pendamping diskusi Kelompok Brigjend. TNI (Purn) Ir. Agus Susarso, M.

Eng Sc, MM yang telah memberikan arahan dalam pelaksanaan diskusi masalah

ini dan Pembantu Pendamping Lettu Inf Endro Jatmoko, SE, serta kepada rekan-

rekan peserta PPRA XLVIII, Lemhannas RI Tahun 2012, yang telah memberikan

bantuan dan dorongan baik moral dan semangat, sehingga KKK revisi ini dapat

kami selesaikan sebagaimana mestinya.

Kami sepenuhnya menyadari bahwa tulisan Kertas Kerja Kelompok ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami sangat berbesar hati untuk menerima

saran ataupun masukan untuk dapat lebih menyempurnakannya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rakhmat, petunjuk,

bimbingan dan perlindungan-Nya kepada kita sekalian dalam pengabdian kepada

bangsa dan negara Indonesia. Aaamiiin.

Jakarta, 17 September 2012

Kelompok “E” DK-17

Ketua,

Drs. Zulkarnain

1

Page 2:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

DAFTAR ISI

KONTRIBUSI TEKNOLOGI DALAM ZONING WILAYAHGUNA MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN

DALAM RANGKA KEMANDIRIAN BANGSA

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

Bab I Pendahuluan.

1 Umum .................................................................................. 4

2 Maksud dan Tujuan ............................................................. 6

3 Ruang Lingkup dan Sistimatika ........................................... 6

4 Metode dan Pendekatan ..................................................... 7

5 Pengertian ........................................................................... 7

Bab II Landasan Pemikiran.

6 Umum .................................................................................. 11

7 Paradigma Nasional ............................................................ 12

8 Peraturan Perundang-undangan ......................................... 14

9 Landasan Teori ................................................................... 19

10 Tinjauan Pustaka ................................................................ 21

Bab III Kondisi Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah, Implikasi

Teknologi Dalam Zoning Wilayah Terhadap Perwujudan

Ketahanan Pangan dan Kemandirian Bangsa Serta

Permasalahannya.

11 Umum .................................................................................. 23

12 Teknologi Dalam Zoning Wilayah Saat Ini .......................... 23

13 Implikasi Teknologi Dalam Zoning Wilayah Terhadap

Perwujudan Ketahanan Pangan dan Implikasi Perwujudan

Ketahanan Pangan Terhadap Kemandirian Bangsa ........... 27

14 Permasalahan yang Ditemukan .......................................... 31

Bab IV Pengaruh Perkembangan Lingkungan Strategis

15 Umum ............................................................................... 34

16 Pengaruh Perkembangan Global ........................................ 34

17 Pengaruh Perkembangan Regional .................................. 39

2

Page 3:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

18 Pengaruh Perkembangan Nasional ..................................... 39

19 Peluang dan Kendala .......................................................... 40

Bab V Kondisi Teknologi Dalam Zoning Wilayah yang Dapat Mendukung

Perwujudan Ketahanan Pangan dan Kemandirian Bangsa.

20 Umum ................................................................................. 44

21 Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah yang

Diharapkan ......................................................................... 44

22 Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah Terhadap

Perwujudan Ketahanan Pangan dan Kontribusi

Perwujudan Ketahanan Pangan Terhadap Kemandirian

Bangsa ............................................................................. 45

23 Indikator Keberhasilan ........................................................ 47

Bab VI Konsepsi Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah yang Mampu

Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Kemandirian Bangsa.

24 Umum .............................................................................. 49

25 Kebijakan ............................................................................ 49

26 Strategi ............................................................................... 49

27 Upaya ................................................................................. 50

Bab VII Penutup.

28 Kesimpulan ........................................................................ 57

29 Saran .................................................................. .............. 58

LAMPIRAN :

1. ALUR PIKIR.2. POLA PIKIR.3. DAFTAR PUSTAKA.

KONTRIBUSI TEKNOLOGI DALAM ZONING WILAYAHGUNA MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN

DALAM RANGKA KEMANDIRIAN BANGSA

BAB I

3

Page 4:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

PENDAHULUAN

1. Umum.

Teknologi sebagaimana kita ketahui bersama dimaknakan sebagai metode

ilmiah untuk mencapai tujuan praktis atau ilmu pengetahuan terapan; diartikan

juga keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi

kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.1 Dari pemaknaan teknologi yang

sederhana ini, dikaitkan dengan zoning wilayah maupun dengan upaya

mewujudkan ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa maka peran

teknologi amatlah penting dan strategis. Teknologi sebagai salah satu modal

untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih berdaya guna dan berhasil

guna (efektif dan efesien) dalam pengelolaan ataupun pemamfaatan zoning

wilayah untuk kepentingan suatu pembangunan baik pembangunan secara

nasional maupun pembangunan di daerah-daerah provinsi, Kabupaten/ Kota dan

pada tingkat Desa. Seperti diketahui juga, secara sederhana zoning dimaknakan

sebagai pembagian kawasan kedalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan

karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain.

Pemaknaan zoning ini berkaitan erat dengan zoning regulation atau peraturan

tentang zoning wilayah yang umumnya diartikan sebagai ketentuan yang

mengatur tentang klasifikasi, notasi dan kodifikasi zona-zona dasar, peraturan

penggunaan, peraturan pembangunan dan berbagai prosedur pelaksanaan

pembangunan atau juga dapat didifinisikan ketentuan yang mengatur tentang

klasifikasi zona, pengaturan lebih lanjut mengenai pemamfaatan lahan dan

prosedur pelaksanaan pembangunan.

Zoning ini menjadi sangat penting posisinya, karena zoning akan

menentukan perencanaan suatu rencana tata ruang wilayah (RTRW). Jadi RTRW

merupakan out put dari pada zoning, tetapi bukanlah berarti rencana tata ruang

merupakan bagian dari peraturan zonasi. Peraturan zonasi merupakan buku

manual bagi para planner (perencana) dalam menyusun rencana suatu wilayah

atau kota, ketiadaan zoning dapat membuat rencana kota menjadi bersifat multi

tafsir, sehingga bisa dimamfaatkan untuk tujuan yang menyimpang. Zoning

merupakan dasar dalam menyiapkan suatu rencana wilayah/ kota yang bersifat

operasional dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dalam prakteknya

penataan ruang, peraturan zonasi atau zoning wilayah ini lebih penting

kedudukannya ketimbang perencanaan, sehingga ditetapkan sebagai prioritas

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke Tiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2007, hal. 1158.

4

Page 5:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

dalam penyusunannya. Begitu penting peraturan zonasi ini, sehingga dikatakan

“better regulation without planning rather than planning without regulation”.2

Dalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014,

salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya

peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pembangunanan ekonomi yang

berdasarkan kepada keunggulan daya saing, pengelolaan kekayaan sumber daya

alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa yang didukung penuh oleh

kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Daya saing ini tentu saja

ditujukan kepada kemampuan bangsa dalam persaingan global yang semakin

ketat. Oleh karenanya negara-negara industri di dunia berupaya untuk menguasai

dan mengembangkan teknologi dengan meningkatkan kegiatan penelitian dan

pengembangan (research and development) dalam bidang teknologi manufaktur

(manufacturing technology) dan teknologi produk (product technology). Pada

umumnya negara industri maju menempuh langkah ini dalam rangka

meningkatkan daya saing produknya atau paling tidak untuk mempertahankan

daya saing produknya ketika dimemasuki pasaran internasional ataupun dalam

memasuki pasar internasional (istilahnya technology pushed - production). Sejalan

dengan persaingan yang makin ketat antar industri melalui perkembangan

teknologi tersebut ternyata sistem perekonomian duniapun mengalami pergeseran

menuju kearah terbentuknya sistem ekonomi global.

Dari pemaknaan teknologi sebagai salah satu modal dalam mencapai

suatu tujuan yang praktis atau sebagai ilmu pengetahuan terapan, kemudian

dikaitkan dengan kegunaan atau posisi penting zoning wilayah dalam menentukan

perencanaan tata ruang wilayah sebagai salah satu dasar perencanaan

pembangunan, maka pemamfaatan teknologi ataupun ilmu pengetahuan terapan

dalam zoning wilayah sangatlah penting sebagai upaya mempercepat proses

pembangunan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lebih-lebih apabila

hal ini kita kaitkan dengan upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan dalam

rangka kemandirian bangsa. Jika dikaitkan dengan salah satu tujuan atau

embanan nasional khususnya dalam memajukan kesejahteraan umum atau

masyarakat; pemerintah memiliki strategi, program dan kegiatan-kegiatan untuk

berupaya menjamin ketersediaan akan pangan bagi masyarakat sampai pada

level individu dalam kaitannya dengan ketahanan pangan. Ketersediaan pangan

2 Website http://imazu.wordpress.com/zoning/, Arti Zoning, diunduh tanggal 14 Agustus 2012, hal. 2.

5

Page 6:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

yang cukup baik jumlah maupun mutunya (dalam hal ini diantaranya adalah mutu

gizinya), aman, merata dan terjangkau (bisa dibeli masyarakat), tidak bisa tidak

haruslah diwujudkan secara berdaulat atau mengutamakan produksi sendiri

sebagai bagian dari upaya mewujudkan kemandirian bangsa. Bertitik tolak dari

program pemerintah ini maka tulisan kertas karya kelompok ini merumuskan

pokok permasalahannya adalah : Bagaimana kontribusi teknologi dalam zoning wilayah guna mewujudkan ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa ?.

2. Maksud dan Tujuan.

Maksud penulisan naskah ini adalah untuk memberi gambaran tentang

pentingnya kontribusi teknologi dalam zoning wilayah guna mewujudkan

ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa. Sedangkan tujuannya

adalah untuk memberikan masukan yang bersifat konseptual strategis dalam

upaya memamfaatkan teknologi (ilmu pengetahuan terapan) guna mewujudkan

ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa.

3. Ruang Lingkup dan Sistimatika.

Ruang lingkup penulisan naskah ini dibatasi pada kontribusi teknologi

ataupun ilmu pengetahuan terapan dalam zoning wilayah guna mewujudkan

ketahanan pangan. Tata urut penulisan naskah ini disusun sebagai berikut :

a. BAB I; Pada bab ini diuraikan secara singkat garis besar latar

belakang makalah, Maksud dan Tujuan Penulisan, Ruang Lingkup dan

Tata Urut serta beberapa Pengertian yang terkait dengan judul penulisan.

b. BAB II; Bab ini membahas dasar-dasar pemikiran yang digunakan

sebagai landasan dalam menyusun makalah dan digunakan sebagai

instrumental input dalam pemecahan persoalan berupa paradigma

nasional yang meliputi Landasan ldiil Pancasila, Landasan UUD Negara

RI 1945, Landasan Visional Wawasan Nusantara, dan Landasan

Konsepsional Ketahanan Nasional dan Landasan Operasional peraturan

perundang-undangan yang terkait serta teori yang relevan dan tinjauan

pustaka.

c. BAB III; Pada bab ini dibahas tentang kondisi kontribusi teknologi

dalam zoning wilayah saat ini, dan implikasinya terhadap mewujudkan

ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa, serta

mengindentifikasi permasalahan yang dihadapi.

6

Page 7:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

d. BAB IV; Pada bab ini diuraikan tentang perkembangan lingkungan

strategis yang mencakup Lingkungan Global, Lingkungan Regional, dan

Lingkungan Nasional, berikut Peluang dan Kendala yang mempengaruhi

kontribusi teknologi dalam zoning wilayah guna mewujudkan ketahanan

pangan dalam rangka kemandirian bangsa.

e. BAB V; Pada bab ini dibahas tentang kontribusi teknologi dalam

zoning wilayah yang diharapkan, dan kontribusinya terhadap ketahanan

pangan dalam rangka kemandirian bangsa, serta indikator keberhasilan.

f. BAB VI; Pada Bab ini diuraikan konsepsi mewujudkan kontribusi

teknologi atau ilmu pengetahuan terapan guna mewujudkan ketahanan

pangan dalam rangka kemandirian bangsa yang berisikan kebijakan yang

ditempuh, strategi yang diterapkan dan upaya yang dilakukan.

g. BAB VII; Pada Bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan

pembahasan dan beberapa saran yang dikemukakan.

4. Metode dan Pendekatan.

Dalam penulisan ini metode yang digunakan adalah deskriptif analitis,

yakni menyajikan data maupun informasi yang berkaitan dengan materi

permasalahan, sekaligus analisis yang didasarkan pada tinjauan kepustakaan

(library research), serta menerapkan pendekatan komprehensif integral dan

holistik dengan menggunakan pisau analisis Ketahanan Nasional dengan

beberapa gatra di dalamnya.

5. Pengertian.Untuk menghindari perbedaan persepsi, dalam naskah ini dicantumkan

beberapa pengertian sebagai berikut :

a. Pemerintah dalam kamus besar bahasa Indonesia dimaknakan

sebagai : (1) sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur

kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-

bagiannya; (2) sekelompok orang yg secara bersama-sama memikul

tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan; (3) penguasa

suatu negara, bagian negara; (4) badan tertinggi yang memerintah suatu

negara, seperti kabinet merupakan suatu pemerintah.3 Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik

3 Website http://www.artikata.com/arti-344810-perintah.html, diunduh pada tanggal 28 Juni 2012.

7

Page 8:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah daerah, adalah Gubernur,

Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.4

b. Tehnologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu

pengetahuan terapan atau keseluruhan sarana untuk menyediakan

barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan

hidup manusia.5

c. Zoning adalah pembagian kawasan kedalam beberapa zona sesuai

dengan fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi

pengembangan fungsi-fungsi lain. Penggunaan istilah zoning

berhubungan erat dengan istilah zona dan zoning regulation. Zona adalah sebagai kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik

lingkungan yang spesifik. Zona dalam Kamus Besar Indonesia diartikan :

(1) Salah satu dari lima bagian besar permukaan bumi yang dibatasi oleh

garis khayal di sekeliling bumi, sejajar dengan khatulistiwa, yaitu satu

zona tropik, dua zona sedang dan dua zona kutub; jalur iklim; (2) Daerah

yang ditandai dengan kehidupan jenis binatang atau tumbuhan tertentu

yang juga ditentukan oleh kondisi tertentu disekitarnya; (3) Daerah dalam

kota dengan pembatasan khusus; kawasan industri sama dengan zona

industri.6 Sedangkan zoning regulation diartikan sebagai ketentuan yang

mengatur tentang klasifikasi, notasi dan kodifikasi zona-zona dasar,

peraturan penggunaan, peraturan pembangunan dan berbagai prosedur

pelaksanaan pembangunan atau juga didifinisikan ketentuan yang

mengatur tentang klasifikasi zona, pengaturan lebih lanjut mengenai

pemamfaatan lahan dan prosedur pelaksanaan pembangunan.

d. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan

ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan

wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan,

dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata ruang adalah wujud

struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-

pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang

berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang 4 ______ UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, Pasal 1 ayat (7) dan (8).5 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke Tiga, Balai Pustaka, 2007, hal. 1158.6 Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke tiga, Jakarta, 2007, hal. 1281.

8

Page 9:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pola ruang adalah

distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan

ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

e. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan

aspek administratif dan/ atau aspek fungsional. Kawasan lindung adalah

wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian

lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya

buatan. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan

fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber

daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,

termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan

pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,

pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

f. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan

air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan

tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang

digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan

makanan atau minuman.7

g. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi

rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik

jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.8

h. Kemandirian diartikan hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa

tergantung pada orang lain. Padanan katanya independent, otonom,

swasembada, sendiri dan bebas. Dalam pembelajaran “Implementasi

7 ______ UU No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan, Pasal 1 ayat (1) dan Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan, Pasal 1 ayat (2).8 ______ Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan, Pasal 1 ayat (1).

9

Page 10:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

Sismennas Dalam Penyelengaraan Negara Guna Mendukung Ketahanan

Pangan Dalam Rangka Kemandirian Bangsa” yang disampaikan oleh

Mayjend. TNI (Pur) SHM Lerrick, kemandirian bangsa tidak berarti bahwa

segala upaya pembangunan diprogramkan dan dianggarkan sendiri tanpa

bantuan dari negara lain. Kebutuhan pangan nasional tidaklah mungkin

dipenuhi dari dalam negeri saja, tetapi impor pangan tetap dibutuhkan

tanpa mengorbankan produk-produk pangan nasional. Kemandirian Bangsa diartikan sebagai kemampuan untuk mewujudkan cita-cita

berbangsa dan bernegara melalui kerja keras secara mandiri dan mampu

berdikari (berdiri di atas kaki sendiri). Suatu bangsa dikatakan mandiri

apabila proses penyelenggaraan bernegara diarahkan sepenuhnya bagi

kepentingan bangsa itu sendiri dan dilakukan oleh seluruh komponen

bangsa secara berdaulat. Bangsa yang mandiri dikatakan jika : (1)

Mampu berdiri di atas kekuatan sendiri dengan sumber daya yang dimiliki,

(2) Mampu memecahkan persoalan yang dihadapi, (3) Mampu

mengembangkan inovasi dan riset di berbagai bidang dan (4) Memiliki

keunggulan dan daya saing. 9 Ir. Soekarno (Presiden I R.I), dalam pidato

peringatan HUT Kemerdekaan R.I Tahun 1965 menyampaikan konsep

berdikari atau “berdiri di atas kaki sendiri”. Menurut beliau untuk

berdikari ada tiga prinsif utama, yaitu (1) Berdaulat dibidang politik, (2)

Berdikari dalam bidang ekonomi dan (3) Berkepribadian dalam

kebudayaan. Ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan, saling kait mengkait.

BAB II

LANDASAN PEMIKIRAN

6. Umum.

Seperti telah disinggung di atas bahwa penggunaan teknologi atau ilmu

pengetahuan terapan dalam zoning wilayah adalah sebagai salah satu cara agar

segala sesuatu yang dijalankan dalam proses pembangunan menjadi lebih efektif

dan efesien, teknologi digunakan untuk kelangsungan dan kenyamanan hidup

manusia itu sendiri. Tentu saja penggunaan teknologi maupun ilmu pengetahuan

9 Asep Karsidi, M.Sc., Ph.D., Kepala Badan Informasi Geospasial, Bahan Ceramah Ilmiah Pada PPRA XLVIII, Jakarta, 2012.

10

Page 11:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

terapan tersebut tidaklah boleh sembarangan, tetapi harus dikaitkan dengan

situasi dan kondisi dimana teknologi tersebut akan digunakan. Seperti misalnya

secara struktur apakah kapasitas sumber daya manusia (SDM) sudah memadai,

apakah sarana dan prasarana lainnya telah mendukung, secara substansi apakah

sudah ada landasan operasionalnya atau peraturan perundang-undangannya

telah mendukung dan secara kutur apakah budaya masyarakat mendukung atas

penggunaan teknplogi tersebut. Khusus masalah penggunaan teknologi dalam

zoning wilayah, menurut penulis tentunya harus juga dikaitkan dengan tujuan dari

pada zoning wilayah tersebut, yaitu : (1) Mengatur kepadatan penduduk dan

intensitas kegiatan, mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan tanah

dan menentukan tindakan atas suatu satuan ruang, (2) Melindungi kesehatan,

keamanan dan kesejahteraan masyarakat, (3) Mencegah kesemerawutan,

menyediakan pelayanan umum yang memadai serta meningkatkan kualitas hidup,

(4) Meminimumkan dampak pembangunan yang merugikan dan (5) Memudahkan

pengambilan keputusan secara tidak memihak dan berhasilguna serta mendorong

peran serta masyarakat. 10

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka penggunaan teknologi dalam

zoning wilayah dalam tatanan kehidupan nasional saat ini dan dalam

memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara, tentu saja sangatlah

dibutuhkan. Dalam operasionalisasinya penggunaan teknologi dalam zoning

wilayah tentu saja haruslah berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945, Wawasan

Nusantara, dan Ketahanan Nasional, yang merupakan empat komponen

Paradigma Nasional; serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang nasional

(RPJPN) 2005-2025, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) sebagai pelaksanaan RPJPN 2005-2025 dalam kurun waktu lima tahun

(RPJMN 2010-2014). Oleh karena itu, Paradigma Nasional sangatlah relevan

difungsikan sebagai landasan pemikiran dalam upaya penggunaan teknologi

dalam zoning wilayah untuk mewujudkan ketahanan pangan. Selain itu, diperlukan

peraturan perundang-undangan serta teori dan tinjauan pustaka untuk mendukung

kebenaran proses.

7. Paradigma Nasional.

a. Pancasila sebagai Landasan Idiil.

Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila memegang peranan

penting yang dapat menyadarkan rakyat Indonesia bahwa hakekat hidup

pada dasarnya adalah keterkaitan antara manusia dengan Tuhannya, 10 Ibid, hal. 5.

11

Page 12:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

antara sesama manusia dan antara manusia dengan lingkungannya.

Pancasila memberikan pemahaman bahwa kodrat manusia ialah sebagai

makhluk individu dan sekaligus sebagai makhluk sosial. Dengan demikian,

Pancasila merupakan penuntun dan pengikat moral serta norma sikap dan

tingkahlaku Bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

b. UUD Negara R.I 1945 (Amandemen) sebagai Landasan Konstitusional.

UUD Negara RI 1945 merupakan keputusan politik nasional yang

dituangkan dalam norma-norma konstitusi dalam rangka menentukan

sistem dan pemerintahan negara. Seluruh aspek kehidupan bangsa dan

negara dengan demikian tercakup dalam pengaturan yang tertuang dalam

perundang-undangan berdasarkan konstitusi. Negara RI bukanlah negara

kekuasaan yang dilaksanakan dengan sistem totaliter, karena

penyelenggaraan negara didasarkan atas hukum. Dengan demikian,

kekuasaan hanya dilaksanakan melalui pengaturan menurut hukum yang

berlaku.

Hukum sebagai pranata sosial disusun bukan untuk kepentingan

kekuasaan golongan maupun perorangan, namun untuk kepentingan

seluruh rakyat Indonesia agar dapat berfungsi sebagai penjaga ketertiban

bagi seluruh rakyat. Sebagai landasan konstitusional UUD Negara RI 1945

merupakan sumber hukum yang menuntun bagaimana penerapan hukum

atau pelaksanaan kebijakan yang diantaranya untuk mewujudkan

penggunaan teknologi dalam zoning wilayah guna mewujudkan ketahanan

pangan maupun sinergitas antar instansi pemerintah guna peningkatan

ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa.

c. Wawasan Nusantara sebagai Landasan Visional.

Wawasan atau cara pandang dalam mencapai tujuan

pembangunan nasional adalah Wawasan Nusantara, yang mencakup:

perwujudan kepulauan Nusantara sebagai suatu kesatuan politik, kesatuan

ekonomi, kesatuan sosial budaya dan kesatuan hankam dalam kaitan

dengan ideologi nasional. Wawasan Nusantara merupakan

operasionalisasi lebih lanjut dari ideologi nasional dalam memandang diri

dan lingkungannya. Keyakinan yang mantap terhadap Pancasila dan UUD

12

Page 13:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

Negara RI 1945 merupakan modal dasar dalam pencapaian tujuan

nasional. Dengan demikian, sesungguhnya seluruh komponen bangsa

seperti birokrat, politisi (supra struktur politik, infra struktur politik) harus

berwawasan Nusantara, yaitu memberikan pengakuan dan kesadaran

bahwa masyarakat Indonesia adalah manusia yang mendiami kepulauan

Nusantara, serta memiliki komitmen menuju kesejahteraan bersama

melalui pembangunan nasional di tengah-tengah keanekaragaman.

Penerapan tehnologi dalam zoning wilayahpun seharusnyalah juga

berwawasan untuk menyatukan Indonesia sebagai sebuah satu kesatuan,

bukan sebaliknya terpecah-pecah dan tidak ada integrasinya.

d. Ketahanan Nasional Sebagai Landasan Konsepsional.

Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan kehidupannya,

eksistensinya dan untuk mewujudkan tujuan berdasarkan ideologi

nasionalnya perlu memiliki pemahaman ideologi nasional, konstitusi,

wawasan geopolitik dan dalam implementasinya diperlukan suatu

geostrategi. Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi

pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan

penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi,

selaras dan berkeadilan dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan

menyeluruh dan terpadu berdasarkan Pancasila, UUD Negara RI 1945 dan

Wawasan Nusantara.

Ketahanan Nasional harus diwujudkan dan dibina secara dini dan

terus menerus serta sinergis, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan,

daerah dan nasional berdasarkan pemikiran geostrategi yang dirancang

dan dirumuskan dengan memperhatikan kondisi bangsa dan geografi

Indonesia. Pemikiran tersebut merupakan konsepsi Ketahanan Nasional

yang dapat digunakan untuk melandasi penggunaan teknologi yang

berkaitan dengan zoning wilayah maupun penataan ruang ataupun

geografi Indonesia sebagai wadah untuk melaksanakan pembangunan.

8. Peraturan Perundang-undangan.

a. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. UU ini sebagai pengganti dari pada UU sebelumnya yaitu UU No. 24

Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, diganti dikarenakan UU penataan

ruang yang lama sudah tidak memadai lagi sesuai dengan perkembangan

13

Page 14:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

yang ada maupun semakin merosotnya penggunaan ruang sesuai dengan

yang telah ditentukan sebelumnya. Dikatakan dalam UU No. 26 Tahun

2007 ini bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

merupakan negara kepulauan berciri Nusantara baik sebagai kesatuan

wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk

ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu ditingkatkan

upaya pengelolaannya secara bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna

dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang

wilayah nasional dapat terjaga keberlanjutannya demi terwujudnya

kesejahteraan umum dan keadilan sosial sesuai dengan landasan

konstitusional Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Dikatakan juga bahwa UU No. 26 Tahun 2007 ini didasarkan pada

perkembangan situasi dan kondisi nasional dan internasional, yang

menuntut penegakan prinsip keterpaduan, keberlanjutan, demokrasi,

kepastian hukum, dan keadilan dalam rangka penyelenggaraan penataan

ruang yang baik sesuai dengan landasan idiil Pancasila. UU ini dibuat juga

sebagai upaya untuk memperkukuh Ketahanan Nasional berdasarkan

Wawasan Nusantara dan sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang

memberikan kewenangan semakin besar kepada pemerintah daerah

dalam penyelenggaraan penataan ruang, maka kewenangan tersebut perlu

diatur demi menjaga keserasian dan keterpaduan antardaerah dan antara

pusat dan daerah agar tidak menimbulkan kesenjangan antardaerah.

Penataan ruang ini dikatakan juga didasarkan kepada geografis Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berada pada kawasan rawan bencana

sehingga diperlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana

sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan

dan penghidupan.

Hal lain yang cukup penting dalam pengaturan UU No. 26 Tahun

2007 ini adalah asas penataan ruang yang diuraikan sebagai berikut : a)

keterpaduan; b) keserasian, keselarasan, dan keseimbangan; c)

keberlanjutan; d) keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; e) keterbukaan;

f) kebersamaan dan kemitraan; g) pelindungan kepentingan umum; h)

kepastian hukum dan keadilan; dan i) akuntabilitas. Tujuan dari pada

penataan ruang dikatakan adalah untuk mewujudkan ruang wilayah

nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan

Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan : a) terwujudnya

14

Page 15:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; b)

terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan

sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan c)

terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif

terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Masih ada beberapa

peraturan yang berkaitan dengan penataan ruang ini, diantaranya PP No.

26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan

beberapa Peraturan Presiden seperti Perpres No. 13 Tahun 2012 Tentang

Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera, beberapa Peraturan Menteri seperti

Permen PU Nomor : 20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Tehnis Analisis

Aspek Phisik dan Lingkungan, Ekonomi, Sosial Budaya Dalam

Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Permen PU Nomor :

11/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Persetujuan Substansi Dalam

Penetapan Rancangan Perda Tentang RTRW Provinsi dan RTRW

Kabupaten/ Kota beserta rencana rincinya.

b. Undang-undang Nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi. UU ini mengatur masalah lembaga Litbang khususnya yang

ada di setiap Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang yang dibentuk secara

khusus, badan usaha dan lembaga penunjang. Walaupun sudah ada UU

ini tetapi penerapannya masih sangat minim sekali, apalagi dalam

penerapannya untuk zoning wilayah.

c. Undang-undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan. UU ini

mengatur tentang pangan yang pembuatannya didasarkan pada beberapa

pasal dalam UUD 1945 (amandemen), yaitu : pasal 5 (1) tentang hak

Presiden mengajukan rancangan UU, pasal 20 (1) tentang kekuasaan DPR

membentuk UU, pasal 27 (2) tentang hak tiap-tiap warga negara atas

pekerjaannya dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan pasal

33 tentang perekonomian negara disusun sebagai usaha bersama

berdasarkan atas asas kekeluargaan.

UU ini bertujuan mengatur, membina dan mengawasi masalah

pangan agar : 1) Tersediannya pangan yang memenuhi persyaratan

keamanan, mutu, dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia. 2)

Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab; dan

15

Page 16:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

3) Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan

terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.11

Undang-undang tentang Pangan dimaksudkan sebagai landasan

hukum bagi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap kegiatan

atau proses produksi, peredaran, dan atau perdagangan pangan. Sebagai

landasan hukum di bidang pangan, undang-undang ini dimaksudkan

menjadi acuan dari berbagai peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan pangan, baik yang sudah ada maupun yang akan

dibentuk.

d. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan. PP ini dibuat atas dasar UUD 1945 (amandemen) pasal 5 (2) dan

sebagai penjabaran dari UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan.

Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka

pembangunan nasional untuk membentuk manusia Indonesia yang

berkualitas, mandiri, dan sejahtera melalui perwujudan ketersediaan

pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi dan beragam serta tersebar

merata di seluruh wilayah Indonesia dan terjangkau oleh daya beli

masyarakat. PP No. 68/ 2002 ini juga mengatur tentang ketersediaan

pangan, cadangan pangan nasional, penganekaragaman pangan,

pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, pengendalian harga,

peran pemerintah daerah dan masyarakat. Peran pemerintah daerah

dijelaskan sebagai berikut : Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/

Kota dan/ atau Pemerintah Desa melaksanakan kebijakan dan

bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan ketahanan pangan

diwilayahnya masing-masing, dengan memperhatikan pedoman, norma,

standar, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Pemerintah

Propinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota dan/ atau Pemerintah Desa

mendorong keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan ketahanan

pangan. Dalam mendorong keikutsertaan masyarakat dalam

penyelenggara-an ketahanan pangan sebagaimana dimaksud dapat

dilakukan dengan : 1) Memberikan informasi dan pendidikan yang

berkaitan dengan penyelenggaraan ketahanan pangan; 2) Membantu

kelancaran penyelenggaraan ketahanan pangan; 3) Meningkatkan motivasi

11 ______ UU R.I. Nomor 7 tahun 1996 Tentang Pangan, Pasal 3.

16

Page 17:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

masyarakat dalam penyeleng-garaan ketahanan pangan; 4) Meningkatkan

kemandirian rumah tangga dalam mewujudkan ketahanan pangan.

e. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-Undang ini mengatur

perencanaan jangka panjang untuk kurun waktu 20 tahun, pembangunan

jangka menengah untuk kurun waktu 5 tahun, dan pembangunan

tahunan.12 Sebagaimana dikemukakan dalam pembelajaran Sismennas

UU Sisren Bangnas ini merupakan salah satu ujud dari implementasi

Sistem Informasi Nasional atau Simnas dalam Sistem Manajemen

Nasional. Dalam UU ini yang berkaitan dengan masalah ruang

dikemukakan dalam pasal 31, yaitu Perencanaan Pembangunan Nasional

dilaksanakan berdasarkan data dan informasi (spasial dan nonspasial)

yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan, yang berarti peran

teknologi sangatlah penting dan dibutuhkan dalam zoning wilayah/

penataan ruang.

f. Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN. Dalam

konteks kontribusi tehnologi dalam zoning wilayah guna mewujudkan

ketahanan pangan, di dalam RPJMN 2005-2025 memuat tema aspek

wilayah/spasial haruslah diintegrasikan ke dalam, dan menjadi bagian,

kerangka perencanaan pembangunan di semua tingkatan pemerintahan.

g. Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014. Di dalam Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

ditentukan visinya adalah terwujudnya Indonesia yang sejahtera,

demokratis dan berkeadilan yang memiliki program aksi sebelas prioritas

pembangunan nasional dan tiga prioritas lainnya, dimana prioritas ke-lima

adalah ketahanan pangan.

Peningkatan ketahanan pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian

untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk

pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan

dan sumber daya alam. Peningkatan pertumbuhan PDB sektor pertanian

sebesar 3,7% per tahun dan Indeks Nilai Tukar Petani sebesar 115-120

pada 2014. Oleh karena itu, substansi inti program aksi ketahanan

12 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, Pokja Bidang Studi Sistem Manajemen Nasional, Pokok Bahasan : Sistem Manajemen Nasional, Jakarta, 2012.

17

Page 18:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

pangan adalah sebagai berikut : 1) Lahan, Pengembangan Kawasan dan

Tata Ruang Pertanian: Penataan regulasi untuk menjamin kepastian

hukum atas lahan pertanian, pengembangan areal pertanian baru seluas 2

juta hektar, penertiban serta optimalisasi penggunaan lahan terlantar; 2)

Infrastruktur: Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan

angkutan, pengairan, jaringan listrik, serta teknologi komunikasi dan sistem

informasi nasional yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian

demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta kemampuan

pemasarannya; 3) Penelitian dan Pengembangan: Peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian yang mampu menciptakan benih unggul dan hasil penelitian lainnya menuju kualitas dan produktivitas hasil pertanian nasional yang tinggi; 4)

Investasi, Pembiayaan, dan Subsidi: Dorongan untuk investasi pangan,

pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk lokal oleh pelaku usaha

dan pemerintah, penyediaan pembiayaan yang terjangkau, serta sistem

subsidi yang menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji,

pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu,

tepat jumlah, dan terjangkau; 5) Pangan dan Gizi: Peningkatan kualitas gizi

dan keanekaragaman pangan melalui peningkatan pola pangan harapan;

6) Adaptasi Perubahan Iklim: Pengambilan langkah-langkah kongkrit terkait

adaptasi dan antisipasi sistem pangan dan pertanian terhadap perubahan

iklim.

h. Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan. Untuk lebih mengoptimalkan tugas Dewan

Ketahanan Pangan serta menyesuaikan fungsi dan tugas Dewan

Ketahanan Pangan dengan perkembangan keadaan saat ini, dipandang

perlu mengatur Dewan Ketahanan Pangan dimaksud. Perpres No. 83/

2006 ini mengatur tentang pembentukan, tugas dan susunan organisasi

Dewan Ketahanan Pangan. Ketuanya ditentukan adalah Presiden R.I,

Ketua Harian adalah Menteri Pertanian dan Sekretaris Dewan adalah

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kemtan. Anggotanya adalah 18

Kementerian/ Lembaga dan Badan. Diatur juga tentang Sekretariat,

kelompok kerja dan struktur Dewan Ketahanan Pangan Provinsi dan

Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten/ Kota.

9. Landasan Teori.

18

Page 19:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

a. Teori Geografi Preston E. James. Teori ini digunakan karena

dalam tulisan ini mengangkat masalah ruang atau geografi suatu negara

atau pemerintah baik pusat dan daerah yang penggunaannya berdasarkan

zoning wilayah maupun peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan tata ruang wilayah seperti UU No. 26 Tahun 2007 Tentang

Penataan Ruang. Teori Preston E. James mengatakan “Geography is the

mother of science”. Dalam pohon ilmu dikatakan geografi dapat

diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan. Banyak bidang

ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk kemudian

beralih pada studi masing-masing.

GAMBAR POHON ILMUPRESTON E. JAMES

Ini menunjukkan bahwa ruang sebagai sesuatu yang penting bagi

kehidupan umat manusia maupun makluk hidup lainnya sebagaimana

dikatakan ruang sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan

ruang udara termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,

tempat manusia dan mahluk hidup lainnya melakukan kegiatan dan

memelihara kelangsungan hidupnya.

b. Teori Induced Technological Change. Teori ini berpendapat

bahwa perubahan teknologi disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi lain,

19

SUMBER : http://www.genetologisch-onderzoek.nl/index.php/category/Philosophy / , dikemukakan ulang oleh Drs. Sukendra Martha, M.Sc., MAppSc., Pada kuliah di PPRA XLVIII Lemhannas R.I

Page 20:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

seperti perubahan faktor permintaan dan pertumbuhan (Dixon, 1997:

1518). Dalam teori induced technological change, menurut Ruttan (1997:1520-1526), ada tiga tradisi utama yang mencoba untuk mengkon-

frontasikan dampak-dampak perubahan dalam lingkungan ekonomi

terhadap perubahan tingkat atau arah perubahan teknologi. Tiga tradisi

tersebut, sebagaimana direview oleh Ruttan, adalah sebagai berikut :

Pertama, tradisi tarikan permintaan (demand pull), yang menekankan

pentingnya perubahan permintaan pasar terhadap pengetahuan dan

teknologi. Griliches (1957) menunjukkan peran permintaan dalam

menentukan waktu dan lokasi penemuan. Schmooker (1962, 1966)

menyimpulkan bahwa permintaan lebih penting dalam mendorong

penemuan daripada kemajuan ilmu pengetahuan. Kedua, tradisi teori

pertumbuhan atau ekonomi makro. Tradisi ini muncul dari perdebatan pada

awal 1960-an mengenai alasan stabilitas dalam pangsa faktor pada kondisi

tingkat kenaikan upah yang sangat cepat. Keterbatasan utama dari versi

teori pertumbuhan ekonomi adalah batas kemungkinan inovasi (Innovation

Possibility Frontier) yang tidak masuk akal Menurut Kennedy, bentuk dari

Innovation Possibility Frontier tidak tergantung pada bias jalur perubahan

teknologi. Selama perubahan teknologi tidak ada efek trade off antara

perubahan teknologi yang disebabkan tenaga kerja dan kapital. Ketiga, tradisi ekonomi mikro. Model mikro dibangun pada awal pengamatan yang

dilakukan oleh Hicks. Hicks mengatakan bahwa perubahan relatif harga

faktor-faktor produksi mendorong inovasi dan penemuan sesuatu yang

diarahkan pada penggunaan faktor yang digunakan relatif lebih mahal

menjadi ekonomis (Hicks, 1932: 124-5). Model ini digerakkan oleh

perubahan eksogen dalam lingkungan ekonomi dimana perusahaan-

perusahaan atau agen riset publik menemukan perubahan eksogen

tersebut oleh diri mereka sendiri. Model ekonomi mikro dihasilkan oleh

sejumlah besar penelitian empiris dan bermanfaat untuk mengklarifikasi

proses historis suatu perubahan, terutama pada tingkat industri atau sektor

di dalam atau antar negara (Hayami and Ruttan, 1970, 1971, 1985;

Binswanger, 1974; Binswanger and Ruttan, 1978; Thirtle and Ruttan,

1987). Kelemahan utama dari model ekonomi mikro adalah bahwa

20

Page 21:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

mekanisme internalnya; mempelajari, meneliti, dan proses formal R and D,

masih tetap di dalam “kotak hitam”. 13

10. Tinjauan Pustaka.

Prof. Dr. Ahmad Suryana (Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian

Pertanian) maupun Dr. Ir. Hermanto, MS Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

Kementerian Pertanian menyampaikan dalam makalah ilmiahnya yang

disampaikan di depan peserta Lemhannas PPRA XLVIII-2012 di Lemhannas R.I

tanggal 28 Agustus 2012 dan 28 Maret 2012, bahwa sistem ketahanan pangan

nasional ditentukan oleh tiga aspek, yaitu aspek ketersediaan, keterjangkauan dan

konsumsi pangan. Ketiga aspek ini dipengaruhi juga oleh kebijakan ekonomi dan

kebijakan pangan serta kebijakan otonomi dan desentralisasi akan pangan.

Disamping itu ditentukan juga oleh sumber daya, antara lain seperti ketersediaan

lahan, air irigasi, SDM, tehnologi, kelembagaan dan budaya.

Kondisi ketahanan pangan ini juga dipengaruhi oleh perkembangan

lingkungan strategi baik dalam negeri maupun luar negeri seperti kondisi

penduduk, perubahan iklim, kinerja ekonomi, dinamika pasar sektor non pangan

maupun pangan sendiri di dalam negeri maupun luar negeri dan shock atau

bencana.

Tentu saja pendapat ini menurut penulis sangatlah benar adanya. Akan

tetapi berdasarkan pemahaman lebih lanjut bila dikaitkan dengan pendekatan

manajemen dalam sistem manajemen nasional (Sismennas), kepemimpinan

nasional dan pemberdayaan masyarakat, ketahanan pangan tidak hanya

ditentukan oleh ketiga aspek tersebut (ketersediaan, keterjangkauan dan

konsumsi), tetapi juga ditentukan oleh dua aspek lainnya yang relatif berdiri sendiri

sebagai aspek yang mempengaruhi ketahanan pangan, yaitu : aspek pemberdayaan masyarakat dan aspek manajemen. Aspek pemberdayaan

masyarakat ini misalnya keterbatasan sarana dan belum adanya mekanisme

kerja yang efektif di masyarakat dalam merespon adanya kerawanan pangan,

terutama dalam penyaluran pangan kepada masyarakat yang membutuhkan,

keterbatasan keterampilan dan akses masyarakat miskin terhadap sumber daya

usaha seperti pendanaan, tehnologi, informasi pusat dan sarana prasarana yang menyebabkan masyarakat kesulitan memasuki lapangan kerja dan

menumbuhkan usaha. Kurang efektifnya program pemberdayaan masyarakat 13 Website http://journal.uii.ac.id/index.php/JSB/article/viewFile/1020/952, Masykur Wiratmo, Berbagi Teori Mengenai Perkembangan Teknologi, diunduh tanggal 24 Agustus 2012.

21

Page 22:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

yang selama ini bersifat top-down karena tidak memperhatikan aspirasi,

kebutuhan dan kemampuan masyarakat yang bersangkutan. Belum berkembang-

nya sistem pemantauan kewaspadaan pangan dan gizi secara dini dan akurat

dalam mendeteksi kerawanan pangan dan gizi pada tingkat masyarakat.

Aspek manajemen, keberhasilan pembangunan ketahanan dan

kemandirian pangan dipengaruhi oleh efektifitas penyelenggaraan fungsi-fungsi

manajemen pembangunan yang meliputi aspek perencanan, pelaksanaan,

pengawasan dan pengendalian serta koordinasi berbagai kebijakan dan program.

Masalah yang dihadapi dalam aspek manajemen adalah : (1) Terbatasnya

ketersediaan data yang akurat, konsisten, dipercaya dan mudah diakses yang

diperlukan untuk perencanaan pengembangan kemandirian dan ketahanan

pangan. Disini berarti peran teknologi sangatlah dominan. (2) Belum adanya

jaminan perlindungan bagi pelaku usaha dan konsumen kecil di bidang pangan.

(3) Lemahnya koordinasi dan masih adanya iklim egosentris dalam lingkup

instansi dan antar instansi, subsektor, sektor, lembaga pemerintah dan non

pemerintah, pusat dan daerah dan antar daerah.

BAB III

KONDISI KONTRIBUSI TEKNOLOGI DALAM ZONING WILAYAH, IMPLIKASI TEKNOLOGI DALAM ZONING WILAYAH TERHADAP PERWUJUDAN

KETAHANAN PANGAN DAN KEMANDIRIAN BANGSA SERTA PERMASALAHANNYA

11. Umum.

22

Page 23:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

Pada BAB II di atas telah dikemukakan tentang paradigma nasional yaitu

Pancasila sebagai landasan idiil, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional,

Wawasan Nusantara sebagai landasan visional dan ketahanan nasional sebagai

landasan konsepsional, yang tentu mempengaruhi terhadap penggunaan

teknologi dalam zoning wilayah atau penataan ruang sebagai wadah dalam

pembangunan dibidang apapun termasuk dalam upaya mewujudkan ketahanan

pangan. Telah juga disinggung berdasarkan teori geografi Preston E. James yang

menyatakan bahwa betapa pentingnya geografi sebagai ruang dalam pandangan

ilmu pengetahuan, bahkan geografi dikatakan sebagai ibunya ilmu pengetahuan

yang lain. begitu juga berdasarkan pendekatan teori induced technological change

yang menguraikan bahwa perubahan teknologi disebabkan oleh faktor-faktor

ekonomi, seperti faktor permintaan dan pertumbuhan. Dengan demikian

pembangunan ekonomi yang membutuhkan ruang sesuai ketentuan sangatlah

bergantung pada penggunaan teknologi itu sendiri. Di bawah ini akan diuraikan

bagaimana kondisi saat ini dan permasalahan-permasalahan yang ada,

khususnya dalam penggunaan teknologi dalam zoning wilayah maupun ketahanan

pangan.

12. Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah Saat Ini.

Seperti telah dijelaskan bahwa zoning wilayah ini amatlah penting, karena

merupakan dasar dalam proses penyusunan perencanaan suatu wilayah/ Kota,

yang dalam UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang keluarannya adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/ Kota masing-

masing daerah. Jika kita lihat kontribusi penggunaan teknologi dalam zoning

wilayah ini masih sangatlah minim. Kondisi tersebut dapat kita lihat dari berbagai

data yang menunjukkan masih belum optimalnya output dari pada zoning wilayah

yang ditandai dengan produk-produk peraturan daerah (Perda) RTRW masing-

masing sebagai landasan pembangunan daerah tersebut dalam menggunakan

ruang atau geografi mereka.

Sebagai sebuah data untuk melaksanakan amanat UU No. 26 Tahun 2007

Tentang Penataan Ruang, yang mengamanatkan bahwa paling lambat dua tahun

sejak diundangkannya UU No. 26/ 2007 tanggal 26 April 2007 maka setiap

Provinsi harus sudah selesai menyusun RTRW Provinsi masing-masing dan

dalam waktu tiga tahun paling lambat untuk Kabupaten dan Kota harus sudah

selesau menyusun RTRW masing-masing. Tetapi kenyataannya masih sangat

23

Page 24:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

kecil baik Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang sudah selesai menyusun RTRW

masing-masing dalam bentuk Peraturan Daerah. 14

TABEL 1 : STATUS RTRW PROVINSI

Sumber : Dirjen Penataan Ruang Kementerian PU, 2010 15

Dari data di atas, sampai pada bulan Oktober 2010 yang lalu, dari 33 (tiga

puluh tiga) Provinsi, baru 6 (enam) Provinsi yang sudah selesai membuat RTRW

Provinsi dan sudah dalam bentuk Peraturan Daerah, sedangkan yang lain masih

dalam proses dan bahkan ada yang sama sekali belum melakukan revisi.

TABEL 2 : STATUS RTRW KABUPATEN/ KOTA

Sumber : Dirjend Penataan Ruang Kementerian PU, 2010 16

Data di atas menunjukkan dari 502 (lima ratus dua) Kabupaten/ Kota, baru 12

(dua belas) Kabupaten/ Kota yang sudah memiliki Perda RTRW, selebihnya masih

dalam proses, bahkan ada yang sama sekali belum membuat (belum revisi).

Masih lemahnya penggunaan teknologi dalam zoning wilayah ini dapat juga

kita lihat dari penyalahgunaan ruang atau lahan yang sudah dizoning sebagai

14 Direktur Jenderal Penataan Ruang, Ir.Imam S. Ernawi, Mcm. Msc, Arah Pengembangan Kota Masa Depan Melalui Pendekatan “Smart Green City Planning”, Jakarta, disampaikan pada pertemuan Bakohumas Kementerian tanggal 21 Oktober 2010. 15 Ibid, Slide 41.16 Ibid, Slide 42.

24

Page 25:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

persawahan, kemudian beralih fungsi untuk perumahan, industri maupun

perkantoran. Demikian juga untuk kota-kota besar terjadi peralihan ruang terbuka

hijau (RTH) yang cukup mengkhawatirkan kita, apabila hal ini tidak diatasi.

TABEL 3 : PENGALIHAN LAHAN SAWAH

Sumber : Dirjend Penataan Ruang Kementerian PU, 2010 17

TABEL 4 : PERUBAHAN RTH DI DKI JAKARTA

Sebagai sebuah kenyataan, bahwa geografi Indonesia juga merupakan

pertemuan dari tiga lempeng tektonik dunia, sehingga Indonesia juga rawan

bencana maupun rawan gempa. Sebagai sebuah data dapat dilihat dari data di

bawah ini.

17 Ibid, Slide 12.

25

SUMBER : DIRJEN PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PU, 2010

Page 26:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

TABEL 5 : POSISI INDONESIA PADA TIGA LEMPENG TEKTONIK

Sumber : Drs. Sukendra Martha, M.Sc., MappSc, Tajar Bidang Geografi Lemhannas R.I.

Dalam pembelajaran yang diberikan oleh Prof. Didin S Damanhuri 18 pada

saat ceramah di depan peserta Lemhannas PPRA XLVIII tanggal 15 Juni 2012,

beliau menyampaikan bahwa kondisi pangan Indonesia saat ini secara umum

sebagai berikut :

a. Ketergantungan pada pangan impor meningkat.b. Kualitas pangan rakyat kita relatif masih kurang baik.c. Bangsa kita sedang digiring untuk menjadi pemakan produk pangan berbahan baku gandum.d. Indonesia memang belum memiliki politik pertanian/ pangan.

TABEL 6 : JALUR GEMPA DUNIA DAN INDONESIA

Sumber : Drs. Sukendra Martha, M.Sc., MappSc, Tajar Bidang Geografi Lemhannas R.I.

Lebih lanjut Prof. Dr. Didin S Damanhuri menyampaikan tentang kondisi

kerawanan pangan diberbagai daerah sebagai berikut :

a. Dari 346 kabupaten yang dianalisis Dewan Ketahanan Pangan (DKP) terdapat 100 kabupaten yang memiliki tingkat resiko kerentanan pangan yang tinggi dan memerlukan skala prioritas penanganan.

18 Prof.Dr.Didin S Damanhuri, Tenaga Ahli Pengajar Bidang Ekonomi Lemhannas, Guru Besar Fakultas Ekonomi IPB, Salah seorang Pendiri INDEF (Institute for Development Economics & Finance), Pengamat Ekonomi dan lain-lain.

26

JALUR GEMPA DI DUNIA

Page 27:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

b. Di antara 100 kabupaten berperingkat terbawah yang disebut dalam Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan 2009 tersebut dibagi lagi menjadi tiga wilayah prioritas, yakni: prioritas 1, prioritas 2 dan prioritas 3.c. Ada 30 Kabupaten yang termasuk Prioritas 1 untuk mendapatkan penanganan, yakni sebagian besar kabupaten tersebar di Indonesia bagian Timur, terutama di Papua (11 kab), NTT (6 kab) dan Papua Barat (5 kab). Total jumlah penduduknya mencapai 5.282.571 jiwa.d. Yang termasuk Prioritas 2 terdapat 30 Kabupaten, yakni sebagian besar terdapat di Kalimantan Barat (7 kab), NTT (5 kab), NAD (4 kab), dan Papua (3 kab). Total jumlah penduduknya mencapai 7.671.614 jiwa.e. Yang termasuk Prioritas 3 terdapat 40 Kabupetan, yakni sebagian besar terdapat di Kalimantan Tengah (6 kab), Sulawesi Tengah (5 kab) dan NTB (4 kab). Total jumlah penduduk di wilayah Prioritas 3 ini 11.785.667 jiwa.

Data kebutuhan import kita akan pangan dapat digambarkan sebagai berikut :

TABEL 7 : KONDISI IMPOR PANGAN

KOMODITI PERSEN THD KEBUTUHAN NASIONALDaging sapi 25 % ( K.L 600.000 ekor)Gula 30 % (K.L 1,3 juta ton)Beras 2 % ( K.L 1,2 juta ton)Bawang putih 90 %Kedelai 70 % ( K.L 1,4 juta ton)Garam 50 %Jagung 10 %Kacang Tanah 15 %Susu 70 %

Sumber : Prof. Dr. Didin S Damanhuri, Kuliah Ilmiah PPRA XLVIII, 2012

13. Implikasi Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah Terhadap Perwujudan Ketahanan Pangan dan Implikasi Perwujudan Ketahanan Pangan Terhadap Kemandirian Bangsa.

Beranjak dari pemaknaan teknologi itu sendiri, yakni metode ilmiah untuk

mencapai tujuan praktis atau penerapan dari pada ilmu pengetahuan itu sendiri

dalam proses pembangunan untuk kelangsungan dan kenyamanan manusia itu

sendiri, maka apabila kita kaitkan dengan zoning wilayah dalam arti praktisnya

menjaga agar ruang ataupun lahan tidak dialih fungsikan secara sembarangan,

maka penggunaan teknologi juga akan memberikan kontribusi terpeliharanya

lahan sesuai zoningnya dengan baik. Artinya jika zoning wilayahnya

diperuntukkan untuk lahan atau ruang pertanian, tidak akan dengan mudah

dipindah fungsikan karena hanya kehendak dari investor atau konglemerat atau

kapitalis pemilik modal.

27

Page 28:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

a. Implikasi Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah Terhadap Perwujudan Ketahanan Pangan.

Berdasarkan beberapa tabel diatas, yang menunjukkan masih

tingginya peralihan lahan sawah untuk pertanian kepada fungsi lainnya,

yang berkorelasi langsung dengan ketahanan pangan, khususnya pada

aspek ketersediaan pangan (produksi), maka apabila penggunaan

teknologi yang baik dalam zoning wilayah, asumsinya peralihan lahan

sawah akan semakin berkurang atau berhenti sama sekali. Dengan

demikian salah satu faktor menurunnya produksi pangan akan teratasi.

Belum lagi jika penggunaan teknologi ini diterapkan dalam pengolahan

lahan dalam konteks intensifikasi lahan, maka akan semakin memberikan

kontribusi pada peningkatan produksi pangan. Lebih jauh program seperti

pengadaan lahan pertanian dua juta hektar atau surplus produksi gabah

sepuluh juta ton pada tahun 2014 bukanlah sesuatu yang mustahil dan

sangat realistis.

Lebih lanjut, seperti telah juga dikemukakan di atas bahwa sistem

ketahanan pangan itu mencakup aspek-aspek ketersediaan pangan,

distribusi pangan, konsumsi pangan, pemberdayaan masyarakat dan

manajemen. Dari tiap tiap aspek ini dapat kita lihat permasalahan dan

tantangan yang harus dihadapi adalah sebagai berikut :

1) Aspek ketersediaan pangan. Dalam aspek ketersediaan

pangan, masalah pokok adalah semakin terbatas dan menurunnya

kapasitas produksi dan daya saing pangan nasional. Hal ini

disebabkan oleh faktor-faktor teknis dan sosial-ekonomi. Secara

tehnis hal-hal yang mempengaruhi produksi ini misalnya : a)

Berkurangnya areal lahan pertanian karena derasnya alih lahan

pertanian ke non pertanian seperti industri dan perumahan, laju 1%

setiap tahun. b) Teknologi produksi yang belum efektif dan efisien.

c) Infrastruktur pertanian (irigasi) yang tidak bertambah selama

krisis dan kemampuannya semakin menurun.

2) Aspek distribusi pangan. Faktor tehnis disebabkan oleh

antara lain : a) Belum memadainya infrastruktur, prasarana

distribusi darat dan antar pulau yang dapat menjangkau seluruh

wilayah konsumen. b) Belum merata dan memadainya infrastruktur

pengumpulan, penyimpanan dan distribusi pangan, kecuali beras.

28

Page 29:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

Faktor Sosial-ekonomi : a) Belum berperannya kelembagaan

pemasaran hasil pangan secara baik dalam menyangga kestabilan

distribusi dan harga pangan. b) Masalah keamanan jalur distribusi

dan pungutan resmi pemerintah pusat dan daerah serta berbagai

pungutan lainnya sepanjang jalur distribusi dan pemasaran telah

menghasilkan biaya distribusi yang mahal dan meningkatkan harga

produk pangan.

3) Aspek konsumsi pangan. Faktor teknis : a) Belum

berkembangnya teknologi dan industri pangan berbasis sumber

daya pangan local. b) Belum berkembangnya produk pangan

alternatif berbasis sumber daya pangan lokal. Faktor Sosial-ekonomi : a) Tingginya konsumsi beras per kapita per tahun

tertinggi di dunia > 100 kg, Thailand 60 kg, Jepang 50 kg. b)

Kendala budaya dan kebiasaan makan pada sebagian daerah dan

etnis sehingga tidak mendukung terciptanya pola konsumsi pangan

dan gizi seimbang serta pemerataan konsumsi pangan yang bergizi

bagi anggota rumah tangga.

4) Aspek pemberdayaan masyarakat. Aspek ini diantaranya

melingkupi hal-hal sebagai berikut : a) Keterbatasan rasarana dan

belum adanya mekanisme kerja yang efektif di masyarakat dalam

merespon adanya kerawanan pangan, terutama dalam penyaluran

pangan kepada masyarakat yang membutuhkan. b) Keterbatasan

keterampilan dan akses masyarakat miskin terhadap sumber daya

usaha seperti permodalan, teknologi, informasi pasar dan sarana

pemasaran meyebabkan mereka kesulitan untuk memasuki

lapangan kerja dan menumbuhkan usaha. c) Kurang efektifnya

program pemberdayaan masyarakat yang selama ini bersifat top-

down karena tidak memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan

kemampuan masyarakat yang bersangkutan. d) Belum berkem-

bangnya sistem pemantauan kewaspadaan pangan dan gizi secara

dini dan akurat dalam mendeteksi kerawanan panagan dan gizi

pada tingkat masyarakat.

5) Aspek manajemen. Keberhasilan pembangunan

ketahanan dan kemandirian pangan dipengaruhi oleh efektifitas

penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen pembangunan yang

29

Page 30:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

meliputi aspek perencanan, pelaksanaan, pengawasan dan

pengendalian serta koordinasi berbagai kebijakan dan program.

Masalah yang dihadapi dalam aspek manajemen adalah : a)

Terbatasnya ketersediaan data yang akurat, konsisten, dipercaya

dan mudah diakses yang diperlukan untuk perencanaan

pengembangan kemandirian dan ketahanan pangan. b) Belum

adanya jaminan perlin-dungan bagi pelaku usaha dan konsumen

kecil di bidang pangan. c) Lemahnya koordinasi dan masih adanya

iklim egosentris dalam lingkup instansi dan antar instansi,

subsektor, sektor, lembaga pemerintah dan non pemerintah, pusat

dan daerah dan antar daerah.

Dari uraian permasalahan aspek-aspek ketahanan pangan di atas

hampir setiap aspek dapat disentuh dengan peran teknologi. Misalnya

pada aspek ketersediaan pangan (produksi) ada pada teknologi produksi

itu sendiri. Pada aspek distribusi juga sangat jelas sekali membutuhkan

penerapan teknologi misalnya untuk pengang-kutan dalam distribusi

pangan. Pada aspek konsumsi, sentuhan teknologi yang visibel adalah

pada teknologi dan industri pangan yang berbasis sumber daya lokal.

Aspek pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan pemberian

pasilitas yang memadai terhadap masyarakat miskin dalam penggunaan

teknologi dan informasi pasar misalnya. Sedangkan aspek manajemen

biasanya pada kemudahan dan keterbukaan dalam mengakses informasi

yang akurat, konsisten, dapat dipercaya dan mudah dengan menggunakan

teknologi informasi seperti online ataupun jejaring sosial lainnya.

b. Implikasi Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah Terhadap Kemandirian Bangsa.

Sebagaimana dimaknai bahwa kemandirian bangsa sebagai

kemampuan untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara melalui

kerja keras secara mandiri dan mampu berdikari, maka sesungguhnya

kondisi ketahanan pangan adalah bagian dari pada kemandirian bangsa itu

sendiri. Artinya ketahanan pangan sebagai bagian dari pembangunan

ekonomi bangsa, jika terwujud akan memberikan kontribusi besar pada

terwujudnya kemandirian bangsa. Penggunaan teknologi dalam zoning

wilayah tidak saja akan mewujudkan ketahanan pangan tetapi akan

memperkuat kemandirian bangsa dan ketahanan nasional.

30

Page 31:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

Jika kita mengacu pada pemaknaan kemandirian bangsa

khususnya dalam kemampuan mengembangkan inovasi dan riset

diberbagai bidang dan memiliki keunggulan serta daya saing, maka

kontribusi teknologi adalah sesautu yang wajib sifatnya. Artinya

penggunaan teknologilah sebagai salah satu modal untuk mempercepat

proses pembangunan dan pencapaian kemandirian itu sendiri. Lebih lanjut

jika kita kaitkan dengan konsep prinsif-prinsif berdikari founding father

Presiden R.I pertama Ir. Soekarno, khususnya pada prinsif berkepribadian

dalam kebudayaan, maka penggunaan atau budaya teknologi masuk

dalam ranah ini. Artinya juga bahwa budaya penggunaan teknologi harus

juga memperhatikan pada hasil pengembangan R and D serta

kemampuan sendiri. Dengan demikian unsur kemandirian dan kedaulatan

akan sangat dirasakan dalam arti penggunaan teknologi tidaklah terlalu

tergantung pada negara lain secara penuh.

14. Permasalahan yang Ditemukan.

Dari uraian di atas tentang kondisi kontribusi teknologi dalam zoning

wilayah saat ini, yang juga sebagian digambarkan dalam tabel-tabel seperti status

RTRW pada tingkat Provinsi, Kabupaten/ Kota, besarnya peralihan fungsi lahan

atau ruang sawah ataupun ruang terbuka hijau, posisi geografi yang berada pada

rawan bencana, maka pokok permasalahan dalam Kertas Karya Kelompok (KKK)

ini adalah : Bagaimana Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah Guna Mewujudkan Ketahanan Pangan Dalam Rangka Kemandirian Bangsa ?.

Dari rumusan pokok permasalan tersebut di atas dan memperhatikan

berbagai hal kondisi kontribusi teknologi dalam zoning wilayah atau rencana tata

ruang wilayah pada umumnya, maka pokok-pokok persoalannya antara lain

adalah :

a. Belum adanya rumusan penggunaan tehnologi apa dan bagaimana yang akan dipakai dalam zoning wilayah maupun pemantauan rencana tata ruang wilayah. Hal ini berkaitan dengan

kebijakan pemerintah baik pusat dan daerah tentang pemilihan jenis

tehnologi apa dan bagaimana menggunakannya dalam zoning wilayah.

Kondisi yang ada seperti dikemukakan oleh Kepala Badan Informasi

Geospasial setiap kementerian dan pemerintah daerah menggunakan

teknologi masing-masing yang tidak terintegrasi, jadi seperti pulau-pulau

yang terpisah-pisah.

31

Page 32:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

b. Masih lemahnya kapasitas SDM baik aparat yang menangani teknologi zoning wilayah atau RTRW, aparat yang menyusun RTRW pada tingkat Provinsi, Kabupaten/ Kota maupun masyarakat petani dalam penggunaan teknologi pertanian sesuai dengan zoning wilayah. Hal ini berkaitan dengan tingkat pemahaman para SDM tentang

bagaimana menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah di tingkat Provinsi,

Kabupaten dan Kota serta implementasinya yang masih tidak sesuai

dengan rencana yang dibuat dan penerapan teknologi dalam zoning

wilayah maupun SDM petani dalam menggunakan tekonologi pertanian

sesuai dengan zoning wilayah.

c. Lemahnya sinergitas Kementerian terkait dan lembaga non kementerian maupun Pemda otonom terhadap zoning wilayah atau penataan ruang. Hal ini berkaitan dengan seringnya terjadi arogansi

setiap kementerian ataupun lembaga yang memiliki unsur pelaksana di

daerah seperti misalnya Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian,

BPN dan Pemda Provinsi, Kabupaten dan Kota yang tidak sinkron. Kondisi

ini dapat mengakibatkan terjadi kelambatan dalam penyusunan rencana

tata ruang Provinsi, Kabupaten dan Kota atupun sulitnya zoning wilayah.

Hal lain yang berkaitan dengan sinergitas ini adalah pemberian ijin suatu

ruang tertentu untuk kepentingan lain yang tidak sesuai dengan fungsinya

seperti lahan sawah atau ruang terbuka hijau untuk industri, perumahan

dan perkantoran. Hal lain adalah perluasan suatu zoning wilayah atau

ruang tertentu seperti perluasan ruang untuk hutan oleh Pemda atau

Kementerian Kehutanan secara arogansi atau sepihak, sehingga dapat

menimbulkan konflik baik antar pemerintah dan dengan masyarakat.

d. Masih lemah atau belum optimalnya Pengawasan dan penegakan hukum tentang penataan ruang. Hal ini berkaitan dengan

peran unsur pengawas baik ditingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota

dibidang Penataan Ruang secara berjenjang serta penegakan hukum baik

oleh Polri maupun Penyidik Pegawai Negeri Sipil di ligkungan Kementerian

PU ataupun pada level Provinsi, Kabupaten dan Kota.

e. Posisi geografis Indonesia yang berada pada kawasan pertemuan tiga lempeng tektonik yang rawan bencana. Hal ini

berkaitan dengan sering terjadinya bencana alam yang tentu saja relatif

sulit untuk diprediksi, sehingga dapat menimbulkan kerugian baik phisik

32

Page 33:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

maupun non phisik relatif besar, misalnya bencana gunung meletus,

gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor dan lain-lain. Dengan demikian

adalah sebagai keharusan setiap perencanaan tata ruang wilayah maupun

rencana pembangunan suatu zona tertentu haruslah memperhatikan

mitigasi bencana.

BAB IV

PENGARUH PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGI

15. Umum.

33

Page 34:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

Perkembangan lingkungan global merupakan dinamika internasional yang

mendunia, mempengaruhi dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap

idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam di suatu negara.

Perkembangan global ini pada satu sisi dapat menjadi peluang tetapi disisi lain

dapat pula menjadi penghambat atau kendala upaya suatu bangsa dalam

melaksanakan pembangunan nasional. Hal ini juga tentu berpengaruh pada isue

penggunaan teknologi dalam zoning wilayah ataupun penyusunan rencana tata

ruang wilayah maupun dalam pemamfaatan ruang tersebut disuatu wilayah.

16. Pengaruh Perkembangan Global.

a. Pengaruh Global Amerika Serikat.

Pada tahun 2012 ini Amerika Serikat (A.S) masih menjadi satu-

satunya kekuatan adidaya di dunia, walaupun terjadi persaingan dan

peningkatan pengaruh global dari China dan Rusia, namun demikian posisi

dan kepentingan nasionalnya cenderung dijadikan kepentingan global

untuk mengintervensi negara-negara lain termasuk Indonesia, dengan

alasan keamanan dan perdamain dunia. A.S secara politik tampil sebagai

negara yang memiliki kemampuan dan keunggulan, baik dalam bidang

tehnologi, ekonomi maupun kekuatan militer. Hal ini sejalan dengan visi

mereka “Global Enggement” dimana dengan kekuatan dan

kemampuannya itu A.S senantiasa hadir dalam segala persoalan strategis

yang ada diseluruh penjuru dunia, termasuk pada tahun 2012 ini A.S

sedang menyiapkan perisai di kawasan Asia Pasifik, Asia Selatan dan

Timur Tengah dalam melindungi kawasan dari senjata rudal Iran dan

Korea Utara, serta mempengaruhi pemilihan Presiden Bank Dunia yang

dapat menuruti kepentingan A.S, sehingga dianggap oleh negara-negara

lain sebagai polisi dunia. Kondisi ini tentu berpengaruh juga bagi

perubahan dan dinamika politik dan keamanan di Indonesia, termasuk

dalam penggunaan zona/ ruang atau geografi Indonesia.

b. Pengaruh Perekonomian Global.

Perkembangan skenario global terutama dipengaruhi oleh faktor

kemunduran hegemoni A.S yang memicu terjadinya kompetisi strategis

antara A.S dan China. Kemunduran hegemoni A.S ditandai dengan

terjadinya stagnasi ekonomi yang disebabkan oleh melemahnya sistem

ekonomi liberal yang dikenal dengan sistem Reaganomics. Melemahnya

sistem Reagannomics ini ditandai dengan semakin besarnya defisit

34

Page 35:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

anggaran dan perdagangan A.S yang melemahkan posisi mata uang

Dollar sebagai mata uang internasional. Di tahun 2012 ini kemunduran A.S

akan semakin tajam terutama karena terjadinya krisis utang A.S yang

berhimpitan dengan krisis utang Eropa.

Walaupun terjadi krisis perekonomian di Eropa, namun diprediksi

bahwa dalam tahun 2012, perekonomian global akan didorong oleh

kemajuan perekonomian Asia, khususnya China dan India. Di kawasan

Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi akan berkisar 5,6 s/d 6,8 persen,

dengan motor penggerak Indonesia, Vietnam dan Singapura. Hal ini

karena aktivitas ekonomi dikebanyakan negara berkembang telah

menunjukkan peningkatan pertumbuhan ekonomi secara perlahan.

Sebaliknya, banyak negara-negara maju (high-income countries) masih

belum sepenuhnya berhasil mengatasi kondisi krisis akibat tekanan baru

yang ditimbulkan dari langkah-langkah pemulihan dan restrukturisasi

sebelumnya sebagaimana yang dialami negara-negara Eropa menyusul

krisis (sovereign debt crisis) di Yunani, Irlandia dan Portugal.

c. Pengaruh Pasar Bebas.

Perdagangan bebas yang mulai digulirkan pada era globalisasi,

dimaksudkan untuk mengembangkan perekonomian dunia dengan

menghapuskan hambatan penjualan produk antar negara berupa pajak

ekpor-impor atau hambatan perdangangan lainnya. Sejauh ini beberapa

kesepakatan sebagai perdagangan bebas yang sudah disepakati antara

lain AFTA (ASEAN Free Trade Area), CAFTA (China-ASEAN Free Trade

Agreement), APEC (Asia-Pasific Economic Cooperation). AFTA yang

disepakati pada KTT ASEAN ke IV tanggal 27-28 Januari 1992 di

Singapura, merupakan moment bersejarah bagi masa depan kawasan

Asia Tenggara dalam bidang perdangan yang pemberlakuannya dimulai

pada 1 Januari 2003, kemudian dipercepat menjadi tahun 2002.

Dengan diberlakukannya perdagangan bebas dunia secara bertahap

dibeberapa kawasan dunia, maka akan terbuka peluang yang besar bagi

produk satu negara untuk diperdagangkan ke negara lain tanpa adanya

hambatan terutama yang berkaitan dengan pajak, dimana hal ini

menyebabkan masyarakat di kawasan tersebut akan lebih mudah

mendapatkan produk yang dibutuhkan denga harga yang relatif murah.

Kondisi ini akan membuka peluang bagi negara-negara yang mampu

35

Page 36:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

mengahasilkan produk secara efisienuntuk merebut pangsa pasar di

negara lain, sehingga akan dapat mengembangkan perekonomian

nasional. Sedangkan bagi negara yang tidak dapat memproduksi secara

efisien akan kebanjiran dengan produk-produk luar negeri, yang akan

menyebabkan ketergantungan negara tersebut terhadap produk dari luar

negeri dan melemahkan perekonomian nasionalnya. Fenomena ini perlu

diwaspadai oleh Indonesia agar mampu bersaing dalam menguasai pasar

dalam negeri dan merebut peluang pasar di luar negeri agar perekonomian

nasional dapat berkembang.

d. Pengaruh Masalah Energi.

Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi , batubara dan

gas alam untuk kepentingan industri saat ini, akan dapat menimbulkan

krisis energi dimasa depan. Kemungkinan ini akan terjadi karena

persediaan yang terbatas dan akan semakin minipis dan merupakan

energi yang tidak dapat diperbaharui, disisi lain konsumsi energi fosil ini

diperkirakan masih akan terus meingkat sekitar 1,8% pertahunnya.

Diperkirakan permintaan minyak dunia tumbuh mnejadi 16 juta barrel tiap

harinya untuk tahun 2012 dan akan mencapai angka 103 juta barrel per

hari pada tahun 2030 nanti. Banyak upaya telah dilakukan untuk

mengembangkan energi lain yang dapat terbaharukan untuk mengganti

energi fosil, namun upaya tersebut belum mendapat hasil yang

diharapkan, sehingga sampai saat ini dunia masih tergantung pada energi

fosil. Oleh karena itu negara-negara di dunia bersaing untuk mendapatkan

energi guna memenuhi kebutuhan industrinya. Kondisi ini lebih diperparah

dengan pertambahan penduduk dunia, laju pembangunan serta belum

efektifnya upaya diversifikasi sumber energi untuk kepentingan

pembangunan, menyebabkan minyak dan gas bumi semakin terbatas dan

tetap menjadi sumber daya strategis yang semakin diperebutkan. Saat ini

produsen produsen minyak bumi terbesar adalah negara-negara Timur

Tengah, sedangkan konsumen energi terbesar adalah A.S, Uni Eropa,

China, Jepang, India dan Rusia. Yang menimbulkan kekhawatiran dimasa

depan adalah ketika konsumsi minyak dunia telah melampaui kemampuan

produksi produksi secara global. Kondisi akan memicu persaingan akan

semakin tajam dan harga minyak global akan cenderung semakin

meningkat, tidak hanya karena faktor produksi melainkan juga karena

faktor transfortasi, iklim dan permainan spekulan.

36

Page 37:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

Perkembangan energi dunia ini akan sangat mempengaruhi

perekonomian negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Dalam hal ini

Indonesia harus mewaspadai dampak dari meningkatnya harga minyak

dunia agar tidak terlalu memperburuk perekonomian nasional, yang dapat

memperburuk aspek kehidupan yang lain. Di samping itu harus dapat

memamfaatkan sebaik mungkin energi terbarukan yang cukup melimpah

terkandung dalam bumi Indonesia agar dapat dimamfaatkan dalam jangka

waktu yang panjang untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

e. Pengaruh Pemanasan Global (Global Warming).

Pemanasan global (global warming) merupakan suatu proses

meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Suhu rata-

rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 kurang lebih 0.18

derajat Celcius (1.33 lebih kurang 0.32 derajat Farenhit) selama seratus

tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

menyimpulkan bahwa, “semakin besar peningkatan suhu rata-rata global

sejak pertengahan abad ke 20 kemungkinan besar disebabkan oleh

meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia”

melalui efek rumah kaca. Meningkatnya suhu global telah menyebabkan

terjadinya perubahan antara lain seperti naiknya permukaan air laut,

meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ektrim, serta perbahan

jumlah dan pola presipitasi.

Masyarakat dunia berupaya mengatasi dampak dari pemanasan

global ini dengan berbagai cara, agar dapat meminimalisi jatuhnya korban

jiwa dan harta benda, upaya yang sama dilakukan oleh masing-masing

negara sesuai kondisi yang dihadapi. Untuk negara yang kaya akan

mengeluarkan dana dalam mencegah dan mengatasi dampak yang timbul,

tetapi bagi negara yang miskin tidak dapat berbuat banyak, sehingga akan

mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. Kondisi ini juga telah dirasakan

dampaknya oleh Indonesia, oleh karena itu perlu mewaspadai dan

mengambil langkah-langkah yang serius untuk mencegah dan

mengatasinya agar tidak menimbulkan korban jiwa dan harta benda bagi

masyarakat.

17. Pengaruh Perkembangan Regional.

Hampir semua negara di Asia Tenggara menghadapi permasalahan internal, seperti terorisme, separatis, dan konflik

37

Page 38:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

komunal antar suku, agama, dan nuansa kekeluargaan dalam kerangka ASEAN untuk mengatasi permasalahan tersebut cenderung semakin menguat.

Beberapa negara di kawasan Asia Tenggara masih memiliki permasalahan dan sengketa perbatasan dengan negara tetangganya, terutama masalah tumpang-tindih klaim Laut China Selatan. Meskipun Indonesia bukan negara yang ikut klaim atas kawasan tersebut, namun karena secara geografis berdekatan dan berbatasan langsung, maka konflik di kawasan itu akan berpengaruh terhadap keamanan Indonesia. Isue keamanan Selat Malaka yang tidak pernah surut dari keinginan negara-negara besar terutama Amerika Serikat, Jepang, China dan Korea Selatan untuk mengintervensi melalui kehadiran militernya dengan dalih pengamanan jalur internasional. Namun Indonesia dan Malaysia terus menolak kehadiran militer asing dengan meningkatnya kerjasama patroli keamanan yang melibatkan Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.

Meskipun terdapat beberapa permasalahan yang terjadi diantara negara-negara anggota ASEAN, namun kerjasama antar negara-negara ASEAN semakin meningkat terlebih dengan telah disepakatinya ASEAN Charter. Indonesia sebagai negara terbesar dan sebagai pendiri ASEAN memiliki peluang yang besar untuk mengambil peran penting dalam menyelesaikan sengketa serta bisa mengembangkan pengaruh di negara-negara ASEAN.

18. Pengaruh Perkembangan Nasional.

Pengaruh perkembangan Nasional ini diuraikan melalui pendekatan gatra geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan sebagai berikut :

a. Geografi.Secara geografi, ruang hidup bangsa Indonesia memiliki

tiga dimensi yang relatif sangat luas. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki posisi berada di tengah-tengah dua samudera dan dua benua. Iklim tropis Indonesia juga disamping dapat menjadi sumber bencana, manakala hutan yang sangat luas tersebut, dikelola dan dimanfaatkan dengan tidak

38

Page 39:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

bertanggung jawab tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungan dan keberlanjutannya. Hal ini perlu menjadi perhatian mengingat pada musim hujan curah hujan sangat besar, dan akan menimbulkan bencana banjir dan longsor akibat penggundulan hutan, sementara pada musim kemarau sering terjadi kekeringan, dan kebakaran yang dapat menghanguskan hutan.b. Demografi.

Penduduk Indonesia pada saat ini menduduki peringkat ke empat setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, berjumlah kurang lebih 237,6 juta jiwa (BPS 2010). Jumlah penduduk yang sangat besar tersebut membawa pengaruh terhadap konsumsi pangan. Saat ini laju pertumbuhan penduduk masih 1,49 persen per tahun. Ini berarti bahwa pada tahun 2045 jumlah penduduk Indonesia diprediksi akan menembus angka 400 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan yang masih tinggi memerlukan perhatian khusus terutama dalam hal pemamfaatan lahan atau ruang dan penyediaan pangan.

Masalah lain yang terkait dengan demografi adalah kualitas penduduk kita juga masih rendah yaitu urutan 124 dari 187 negara, dan persebarannya pun sekitar 67 persen penduduk mendiami pulau Jawa yang luas wilayahnya sekitar 7 persen dari total wilayah Indonesia.c. Ideologi

Ideologi merupakan variabel penting dalam membawa arah pembangunan yang hendak dicapai suatu bangsa. Ideologi pada dasarnya merupakan suatu pandangan hidup dan pedoman hidup suatu bangsa dan negara dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam konteks ini, upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan kurang memperhatikan Pancasila sebagai ideologi negara terutama dari tataran instrumental. Hal ini dapat dicermati masih banyak peraturan perundang-undangan yang kurang berpihak kepada masyarakt kecil dan menafikan kesejahteraan masyarakat banyak. Keluhuran nilai-nilai Pancasila landasan utama dalam melakukan pengelolaan SKA sehingga dapat membangun

39

Page 40:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

perekonomian nasional yang berpengaruh terhadap peningkatan ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa.d. Politik

Keadaan politik nasional sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan pertanian khususnya ketahanan pangan. Oleh karena itu para politisi dan pembuat kebijakan harus memahami karakteristik aspirasi dan hak-hak Petani, lahan pertanian, dan norma budaya masyarakat dalam merumuskan kebijakan ketahanan pangan dan pertanian. Demikian juga dalam memamfaatkan teknologi untuk kepentingan peningkatan produksi pangan dan zoning wilayah/ pengaturan perencanaan tata ruang.e. Ekonomi.

Kondisi perekonomian Indonesia yang mulai stabil masih bisa

ketika krisis keuangan dunia melanda benua Eropa. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sekitar 6,3%, jauh diatas rata-rata negara lain kecuali China dan India. Indonesia sebagai salah satu anggota G-20 membuktikan bahwa perekonomian nasional berada pada urutan yang membanggakan diantara 20 negara yang tingkat perekonomiannya menjanjikan.f. Sosial Budaya.

Kehidupan sosial budaya masyarakat dalam kaitan dengan ketahanan pangan perlu diperbaiki terutama dalam hubungannya dengan kebiasaan makan nasi 3 kali sehari. Kebiasaan ini makin diperparah sejak makin menurunnya kebiasaan sebagian masyarakat yang semula makan sagu atau jagung, justeru kini beralih makan nasi. Jika kondisi ini terus dibiarkan, bukan hal mustahil pada suatu saat nanti Indonesia akan kesulitan untuk memenuhi pangan dalam hal ini beras karena jumlah penduduk terus bertambah sekitar 3,5 s/d 4 juta setiap tahun dengan angka pertumbuhan 1,49% pertahun.g. Pertahanan Keamanan.

Pertahanan ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan negara dan bangsa Indonesia agar tidak diganggu oleh bangsa

40

Page 41:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

lain. Masalah utama yang sedang berkembang di dalam negeri berkaitan dengan keterjangkauan pangan adalah masalah distribusi pangan untuk menjangkau pulau-pulau yang bersebaran membentang dari timur ke barat dengan daya jelajah yang sangat luas dan jauh. Keamanan dalam pendistribusian ini penting untuk menjamin pasokan pangan sampai kepada sasaran dengan aman.

19. Peluang dan Kendala.Perkembangan lingkungan strategis seperti yang telah dijelaskan

di atas akhirnya akan menciptakan peluang yang harus dimanfaatkan dan kendala yang harus dihadapi. Peluang dan kendala yang terkait dengan kontribusi teknologi zoning wilayah guna mewujudkan ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa, antara lain :

a. Peluang.

1) Perkembangan situasi baik nasional dan internasional yang

menuntut dilakukannya penegakan prinsif-prinsif keterpaduan,

keberlanjutan, demokrasi, keadilan dalam penyelenggaraan

penataan ruang yang baik sebagai bagian dari mewujudkan good

governance dan clean governmen.

2) Kebijakan otonomi daerah yang memberikan wewenang

yang semakin besar di daerah akan penyelenggaraan penataan

ruang, sehingga pelaksanaan kewenangan tersebut perlu diatur

untuk menjaga keserasian dan keterpaduan antar daerah dan tidak

menimbulkan kesenjangan antardaerah.

3) Kesadaran dan pemahaman masyarakat yang semakin

tinggi terhadap penataan ruang yang memerlukan pengaturan,

pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang agar

sesuai dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat.

4) Pertumbuhan ekonomi global khususnya di Asia yang

dimotori oleh China dan India. Pertumbuhan diprediksi sekitar 5,6%

s/d 6,8% dengan motornya untuk di Asia Tenggara adalah

Indonesia, Vietnam dan Singapore. Kondisi ini juga mempengaruhi

terhadap penggunaan teknologi di Indonesia.

5) Adanya pengaturan pasar bebas dunia dan kawasan seperti

AFTA, CAFTA, APEC memberikan peluang pasar baru bagi

41

Page 42:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

produk-produk Indonesia, apabila produk Indonesia memang sudah

memiliki keunggulan dan daya saing. Indonesia merupakan

anggota WTO yang dapat secara aktif memperjuangkan

perdagangan untuk membuka pasar hasil tanaman pangan kepada

Negara-negara lain sebagai akses pasar yang sangat luas.

6) Kebutuhan energi dunia yang semakin hari semakin

meningkat dan masih tergantung pada penggunaan bahan bakar

fosil seperti minyak bumi, gas dan batu bara. Indonesia dengan

kondisi memiliki cadangan SKA yang besar akan diuntungkan oleh

kondisi ini.

7) Pengaruh pemanasan global dimana Indonesia salah satu

negara yang berada di garis khatulistiwa dan memiliki hutan tropis

cukup besar sebagai salah satu paru-paru dunia. Kondisi ini akan

menjadikan Indonesia menjadi salah satu motor penggerak dunia

dalam upaya mengurangi gas buang atau pencemaran akibat

industrialisasi dunia khususnya negara-negara adidaya seperti

Eropa dan Amerika. Kondisi ini memberikan peluang bagi

Indonesia untuk memperoleh dana konpensasi maupun pemberian

teknologi yang berkelanjutan sebagai upaya menjaga ruang

ataupun zoning wilayah hutan maupun ruang-ruang yang lain.

8) Jumlah penduduk Indonesia yang relatif cukup besar

(urutan nomor empat dunia), kondisi ini sebagai potensi pasar

domistik maupun pengembangan teknologi yang potensial, apalagi

jika kapasitas sumber daya manusia tersebut dapat ditingkatkan

kapasitasnya akan menjadi kekuatan yang luar biasa bagi

Indonesia maupun dunia.

b. Kendala.1) Masih adanya oknum pejabat baik pemerintah pusat dan

daerah yang bermain mata dengan para pemilik modal untuk

mengalih fungsikan penggunaan lahan yang menyalahi zoning

wilayah yang sudah ditentukan, sehingga mengakibatkan masih

besarnya alih fungsi lahan atau ruang sawah dan ruang terbuka

hijau.

2) Karena besarnya penyerahan kewenangan kepada

pemerintah daerah, membuat beberapa Kepala Daerah seperti

42

Page 43:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

“raja-raja kecil”, sehingga kebijakan yang diambil bisa tidak sinkron

dan tidak sinergi dengan kebijakan pemerintah di atasnya maupun

sesama antar pemerintah daerah khususnya dalam penataan

ruang masing-masing.

3) Kemampuan pengawasan secara struktural dan berjenjang,

penegakan hukum baik oleh Polri maupun Penyidik Pegawai

Negeri Sipil masih sangat lemah, bahkan secara praktis belum ada

upaya-upaya penegakan hukum terhadap penataan ruang tersebut.

5) Adanya pasar bebas baik dunia maupun kawasan akan

mengakibatkan matinya produk-produk dalam negeri, apabila

produk Indonesia belum memiliki keunggulan dan daya saing

produk. Kondisi ini termasuk dalam industri teknologi dibidang

apapun juga.

6) Penggunaan sumber energi fosil yang semakin hari

semakin besar, akan mengakibatkan ekploitasi pada negara

berkembang seperti Indonesia ini secara besar-besaran. Kondisi ini

akan mengakibatkan semakin rusaknya lingkungan atau ruang

hidup dan disisi yang lain akan menjadikan semakin tipisnya

cadangan energi untuk Indonesia dimasa depan atau bagi anak

cucu kemudian.

7) Negara seperti Indonesia yang memiliki hutan tropis cukup

besar dan sebagai paru-paru dunia, adalah kewajiban untuk

melestarikannya. Kondisi ini diasatu sisi akan menguntungkan,

tetapi sekaligus juga sebagai kendala dalam upaya Indonesia

mengembangkan potensi perkebunan, pemamfaatan hasil hutan

dan lain-lain.

8) Jumlah penduduk yang besar tentu saja akan mengakibatkan kebutuhan akan pangan semakin besar. Lebih-lebih jika kualitas sumber daya manusia tersebut relatif tidak baik, maka kondisi ini akan menjadi permasalahan bagi Indonesia maupun dunia.

43

Page 44:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

BAB V

KONDISI KONTRIBUSI TEKNOLOGI DALAM ZONING WILAYAH YANG DAPAT MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN DAN

KEMANDIRIAN BANGSA

20. Umum.

Setelah kita melihat kondisi kontribusi teknologi dalam zoning wilayah

ataupun penataan ruang yang masih kurang, sehingga kondisi penataan ruang

yang belum sepenuhnya dipenuhi dalam bentuk rencana tata ruang wilayah,

masih besarnya pengalihan fungsi ruang atau lahan untuk sawah maupun ruang

terbuka hijau. Kondisi masih kurangnya ini juga kita dapat lihat dari gambaran

ketahanan pangan masih mengkhawatirkan, dimana kondisi tersebut setidaknya

ditunjukkan masih besarnya ketergantungan Indonesia kepada sumber pangan

dari import maupun peta data kerawanan pangan yang masih cukup luas dan

memprihatinkan, kemudian melihat perkembangan lingkungan strategis baik

global, regional maupun nasional, yang memberikan peluang sekaligus tantangan,

maka perlu digambarkan postur kontribusi teknologi dalam zoning wilayah yang

diharapkan.

21. Kontribusi Teknologi Dalam Zoning WIlayah yang Diharapkan.

Pada BAB III di atas telah diuraikan pokok permasalahan dan beberapa

pokok-pokok persoalan sebagai permasalahan yang dipilih dalam tulisan KKK ini.

Pada prinsifnya tidak hanya masalah tehnologi saja yang berkaitan dengan zoning

wilayah atau penataan ruang, tetapi juga masalah kapasitas SDM, sinergitas dan

lain-lain. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang ada, kondisi yang

diharapkan antara lain :

44

Page 45:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

a. Adanya Kebijakan penggunaan teknologi dari pemerintah yang

terintegrasi antar pemangku kepentingan yang digunakan untuk zoning

wilayah maupun dalam pengelolaan perencanaan tata ruang wilayah. Para

stakeholder ini misalnya Kemdagri, Bappenas, Kementerian PU, Badan

Informasi Geospasial (BIG), Badan Metereologi dan Geofisika (BMG),

BNPB, BASARNAS, TNI dan Polri, Pemda baik Provinsi dan Kabupaten/

Kota.

b. Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia (SDM) khusus yang

mengelola teknologi zoning wilayah ataupun penataan ruang maupun SDM

yang menyusun rencana tata ruang wilayah pada tingkat Provinsi,

Kabupaten dan Kota serta pemahaman dan operasional teknologi

pertanian oleh petani.

c. Meningkatnya sinergitas antara Kementerian terkait, Pemda

Provinsi, Kabupaten/ Kota dalam penggunaan zoning wilayah maupun

penyusunan dan revisi rencana tata ruang wilayah dan pemamfaatannya

dalam pembangunan yang dilaksanakan oleh Kementerian/ Lembaga

maupun Pemerintah Daerah. Mewujudkan sinergitas dalam kerangka

pengembangan wilayah dengan melakukan upaya untuk mendorong

penataan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang dengan prinsip

harmonisasi kepentingan nasional dan kebutuhan daerah serta keserasian

antardaerah untuk kepentingan masyarakat.

d. Berjalannya fungsi pengawasan secara struktural yang berjenjang

dari pemerintah pusat sampai pemerintah Kabupaten/ Kota dalam

pengelolaan teknologi zoning wilayah dan penyusunan rencana tata ruang

wilayah. Bersamaan dengan berfungsinya pengawasan ini adalah

berfungsinya proses penegakan hukum dalam penataan ruang baik oleh

Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kementerian PU, Pemda Provinsi,

Kabupaten/ Kota maupun Penyidik Polri. Dalam penegakan hukum ini

tentu dilihat dari substansi hukum yang ada menyangkut masalah tata

ruang, aparat yang menegakkan maupun budaya masyarakat dalam

mendukung proses penagakan hukum itu sendiri.

e. Meningkatnya kesadaran geografi (Geographical Awareness) bagi

seluruh masyarakat khususnya untuk wilayah-wilayah yang secara

geografis berada dekat atau digaris lempeng tektonik dan rawan bencana

baik gunung berapi, banjir, longsor dan angin topan. Kesadaran ini juga

ditunjukkan pada setiap penyusunan rencana tata ruang wilayah maupun

45

Page 46:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

pembangunan suatu ruang atau kawasan tertentu yang berbasiskan pada

mitigasi bencana.

22. Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah Terhadap Perwujudan Ketahanan Pangan dan Kontribusi Perwujudan Ketahan Pangan Terhadap Kemandirian Bangsa.

Apabila gambaran beberapa kontribusi teknologi dalam zoning wilayah dan

penataan ruang yang diharapkan di atas dapat terwujud, maka dengan sendirinya

akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan ketahanan pangan maupun

kemandirian bangsa. Beberapa hal kontribusi dari penggunaan teknologi diuraikan

sebagai berikut :

a. Kontribusi Teknologi Dalam Zoning Wilayah Terhadap Peningkatan Ketahanan Pangan.

1) Secara keseluruhan akan terpenuhinya pangan bagi seluruh

warga negara sampai pada tingkat individu yang cukup baik

jumlahnya, mutunya, aman, bergizi, merata, terjangkau, sesuai

dengan keyakian dan dapat untuk hidup sehat, aktif, produkstif dan

berkelanjutan.

2) Negara dapat menentukan kebijakan pangan sendiri tanpa

terpengaruh oleh upaya-upaya tekanan dari pihak luar dalam bentuk

negara maupun non negara/ pengusaha besar.

3) Dapat menjamin hak atas pangan rakyat dan memberikan hak

bagi masyarakat untuk menentukan sistem usaha pangannya sesuai

dengan potensi sumberdaya lokal.

4) Terjaminnya ketersediaan lahan pertanian pangan

berkelanjutan yang cukup untuk merealisaikan program pencapaian

surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014, dikarenakan para

stakeholder dan aparat penegak hukum sudah bersinergi dengan baik

dalam menegakkan hukum zoning wilayah atau penataan ruang.

5) Digunakannya berbagai hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan tehnologi dalam pengolahan pertanian pangan

seperti penggunaan pupuk yang baik, bibit unggul, peralatan yang

semakin baik untuk meningkatkan produksi pangan maupun

peningkatan produksi pangan yang berbasis sumber daya pangan

lokal.

46

Page 47:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

6) Adanya penanganan yang sinergis terhadap kemungkinan

kegagalan produksi yang disebabkan oleh faktor iklim ataupun

bencana seperti misalnya El-Nino yang mengakibatkan kekeringan

ataupun kebanjiran.

7) Tersedianya infrastruktur, sarana dan prasarana untuk

distribusi pangan baik darat, laut antar pulau yang dapat menjangkau

serta terkoneksi seluruh wilayah produsen maupun konsumen serta

terjaminnya keamanan.

8) Adanya kemudahan akses bagi para petani untuk

mendapatkan permodalan melalui lembaga perbankan maupun

lembaga keuangan lainnya dengan bunga yang ringan tanpa

tergantung dari tengkulak yang memberatkan serta adanya akses

untuk mendapatkan tehnologi, informasi pasar serta sarana prasarana

lainnya untuk penumbuhan dan pengembangan usaha pertanian

pangan.

b. Kontribusi Terwujudnya Ketahanan Pangan Terhadap Kemandirian Bangsa.

Seperti dikemukakan di atas bahwa kemandirian bangsa tidaklah

berarti bahwa segala upaya pembangunan diprogramkan dan

dianggarkan sendiri tanpa bantuan dari negara lain. Kebutuhan pangan

nasional tidaklah mungkin dipenuhi dari dalam negeri saja, tetapi impor

pangan tetap dibutuhkan tanpa mengorbankan produk-produk pangan

nasional. Tetapi sesuatu yang prinsif bahwa kemandirian pangan

haruslah diupayakan yaitu kemampuan negara memproduksi pangan

dalam negeri untuk mewujudkan ketahanan pangan dengan

memamfaatkan sebesar-besarnya potensi sumberdaya alam, manusia,

sosial, ekonomi dan kearifan lokal secara bermartabat tanpa

menggantungkan diri dari import.

Dalam konteks kebangsaan, bangsa yang mandiri itu artinya

bangsa yang mampu berdiri di atas kekuatan sendiri dengan segala

sumberdaya yang dimiliki, mampu memecahkan persoalan yang

dihadapi dan mampu mengembangkan inovasi dan riset di bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi yang akhirnya memiliki keunggulan dan

daya saing.

Ketahanan pangan dalam kaitan dengan kemandirian bangsa

berbanding lurus, artinya semakin tinggi ketahanan pangan suatu

47

Page 48:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

bangsa, maka semakin mandiri bangsa tersebut. Pemaknaan lainnya

adalah untuk mewujudkan kemandirian bangsa, maka salah satu

prasyarat yang harus dipenuhi adalah ketahanan pangan.

23. Indikator Keberhasilan.

Kontribusi teknologi dalam zoning wilayah maupun penataan ruang dapat

dikatakan terujud atau berhasil dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan dan

kemandirian bangsa, jika beberapa indikator dibawah ini dapat dilihat akan

keberadaan-nya, yaitu diantaranya :

a. Pemerintah telah mampu mengeluarkan kebijakan atau adanya

kebijakan penggunaan teknologi yang terintegrasi antar stake holder atau

pemangku kepentingan dalam zoning wilayah atau penataan ruang secara

efektif dan efisien.

b. Kualitas SDM yang menangani teknologi untuk zoning wilayah/

penataan ruang maupun SDM penyusunan/ revisi RTRW pada level

Provinsi, Kabupaten/ Kota semakin membaik dengan ditandai

terealisasinya penyusunan/ revisi RTRW tepat pada waktunya serta

semakin berkurangnya alih fungsi suatu ruang atau lahan seperti lahan

sawah, kawasan hutan baik hutan kayu maupun mangrove dan ruang

terbuka hijau dan lain-lain sesuai dengan zoning wilayah yang sudah

ditentukan. Meningkatnya pemahaman dan penggunaan teknologi

pertanain oleh petani dalam upaya meningkatkan produksi pertanian.

c. Tidak adanya keterlambatan pembuatan maupun revisi RTRW

Provinsi, Kabupaten/ Kota yang disebabkan oleh tidak sinerginya para

stake holder seperti antara pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/ Kota

yang ada dibawahnya atau dengan Kementerian terkait yang ada dipusat

seperti Kementerian Kehutanan, Pertanian dan lain-lain. Tidak adanya

konflik yang meluas baik antar pemerintah maupun pemerintah dengan

masyarakat karena permasalahan penyimpangan fungsi lahan atau ruang

yang sudah ditentukan sesaui zoning wilayah atau RTRW yang ada.

d. Adanya pelaporan fungsi pengawasan secara berjenjang,

khususnya yang menyangkut masalah zoning wilayah/ penataan ruang dari

setiap provinsi, Kabupaten/ Kota serta adanya penyelesaian kasus

pelanggaran hukum penataan ruang baik oleh PPNS pada level provinsi,

Kabupaten/ Kota dan Kementerian PU maupun oleh penyidik Polri.

48

Page 49:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

e. Berkurangnya kerugian materiil maupun immateriil setiap kali ada

bencana alam dan proses rehabilitasi pasca bencana relatif lebih cepat

serta tidak ada kasus-kasus KKN pada penggunaan teknologi dalam

zoning wilayah/ penataan ruang yang tidak tepat guna maupun pasca

penanganan bencana yang penuh dengan manipulasi dan korupsi.

BAB VI

KONSEPSI KONTRIBUSI TEKNOLOGI DALAM ZONING WILAYAH YANG DAPAT MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN

DAN KEMANDIRIAN BANGSA24. Umum.

Pada BAB III khususnya sub bab 14 telah ditentukan beberapa

permasalahan dalam tulisan kontribusi teknologi dalam zoning wilayah atau

penataan ruang ini, yaitu setidaknya ada lima permasalahan. Dengan demikian

pembahasan konsepsi dibawah akan menitik beratkan pada kelima permasalahan

tersebut. Sesungguhnya dalam RPJMN 2010-2014 khususnya dalam Buku I,

masalah teknologi ini dikatakan sebagai peluang dalam penyelenggaraan

pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, disamping

teknologi dan ilmu pengetahuan itu sebagai bagian pendukung dari pembangunan

dalam mencapai cita-cita luhur Indonesia yaitu masyarakat yang sejahtera, aman,

adil dan damai. Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, berkelanjutan dan berdaya

saing dan dikatakan menjadi faktor penentu dalam mencapai pembangunan yang

inklusif dan berkelanjutan. Bahkan lebih lanjut dalam mencapai kesejahteraan

rakyat yang diujudkan melalui pembangunan ekonomi yang berdasarkan pada

keunggulan dan daya saing, kekayaan sumber daya alam, SDM dan budaya

bangsa haruslah dikelola dengan penguasaan dan penggunaan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Untuk mewujudkan kontribusi teknologi dalam zoning wilayah/ penataan

ruang guna mewujudkan ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa

beberapa konsepsi dilakukan sebagai berikut dibawah ini dalam kebijakan,

strategi dan upaya.

25. Kebijakan.

49

Page 50:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

Kebijakan yang diambil untuk mewujudkan kontribusi teknologi

dalam zoning wilayah atau penataan ruang guna mewujudkan ketahanan

pangan dalam rangka kemandirian bangsa ini adalah “Terbentuknya Rencana Tata Ruang Wilayah dan atau Zoning Wilayah Seluruh Pemda yang Didukung Oleh Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi Modern”.

26. Strategi.Untuk mewujudkan kebijakan di atas maka strategi yang ditempuh

adalah :

a. Perumusan penggunaan ilmu pengetahuan dan tehnologi apa dan

bagaimana yang akan dipakai atau diterapkan dalam zoning wilayah atau

penataan ruang dengan menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi itu sendiri.

b. Meningkatkan kapasitas SDM baik aparat pada tingkat Provinsi,

Kabupaten dan Kota dalam menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah dan

yang mengoperasionalkan teknologi penataan ruang/ zoning wilayah serta

meningkatkan SDM petani dalam pemahaman dan penggunaan teknologi

pertanian untuk meningkatkan produksi pangan.

c. Memperkuat sinergitas Kementerian terkait dan lembaga maupun

Pemda otonom dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah dan dengan

pihak swasta dalam penggunaan tata ruang.

d. Mengoptimalkan peran pengawasan dan penegakan hukum yang

berkaitan dengan penataan ruang/ zoning wilayah dan sinkronisasi

peraturan perudang-undangan yang berkaitan dengan tata ruang untuk

meminimalisasi penyimpangan atau peralihan lahan sesuai dengan RTRW/

zoning wilayah yang telah ditentukan serta menjamin tersedianya lahan

pertanian pangan secara berkelanjutan.

e. Meningkatkan kesadaran geografis atau ruang Indonesia yang

berada pada kawasan pertemuan tiga lempeng tektonik dan rawan

bencana lainnya.

27. Upaya.

Upaya strategi-1; Perumusan penggunaan ilmu pengetahuan dan

tehnologi apa dan bagaimana yang akan dipakai atau diterapkan dalam zoning

wilayah dengan menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan.

50

Page 51:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

a. Pemerintah Pusat maupun daerah menggunakan data yang

dikeluarkan oleh satu badan yaitu Badan Informasi Geopasial, dimana

pengumpulan data untuk membuat peta rupabumi Indonesia sudah melalui

informasi dari berbagai perkembangan ilmu pengetahuan seperti satelit,

pesawat udara, survey darat, survey laut dan lain-lain.

b. Pemerintah Pusat dan Badan Informasi Geopasial merumuskan

penggunaan tehnologi seperti spaceborne SAR dan OPTIK, kapal survey,

airborne OPTIC dan LIDAR, ground survey seperti GPS, ETS dan Grafity.

Data yang diperoleh tersebut dilakukan konpilasi data, sistem pengolahan

data, sistem penyajian data dan sistem desiminasi data sesuai ketentuan.

c. Pemerintah pusat maupun daerah menggunakan informasi geopasial

baik yang berupa basic Geopasial Information (bGI) maupun thematic

Geopasial Information (tGI) dan informasi geopasial yang sudah diolah

yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan,

keputusan dan atau kegiatan yang berkaitan atau berhubungan dengan

pembuatan rencana tata ruang wilayah atau lebih sederhananya Badan

Informasi Geopasial menyediakan peta atau informasi spasial digital.

d. Pemerintah pusat maupun daerah menggunakan kemajuan tehnologi

terkini dalam mempublikasikan rencana tata ruang wilayah maupun zoning

wilayah mereka seperti melalui website atau portal dan jejaring sosial yang

ada seperti twitter, facebook maupun youtobe. Penggunaan media online

ini sebagai upaya memudahkan publik mengakses berbagai informasi

publik yang berkaitan dengan tata ruang maupun zoning wilayah, kecuali

informasi yang dikecualikan dapat diajukan melalui proses permohonan

tertulis.

e. Pemerintah pusat, daerah, Badan Informasi Geopasial dan Badan

Metereologi dan Geofisika menggunakan tehnologi terkini dan yang

terintegrasi sebagai cara untuk mendeteksi secara dini adanya

kemungkinan berbagai bencana dan memberikan early warning kepada

masyarakat luas.

Upaya strategi-2; Meningkatkan kapasitas SDM baik aparat pada tingkat

Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah

dan yang mengoperasionalkan teknologi penataan ruang/ zoning wilayah serta

meningkatkan SDM petani dalam pemahaman dan penggunaan teknologi

pertanian untuk meningkatkan produksi pangan.

51

Page 52:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

a. Pemerintah pusat dengan Kementerian yang terkait memberikan

kesadaran sejak dini kepada seluruh warga negara Indonesia tentang

geografi Indonesia sebagai ruang dan alat juang mereka dengan segala

kelebihan atau peluang maupun kekurangan atau kendala yang ada

didalamnya.

b. Pemerintah pusat maupun daerah serta Badan Nasional Pengelola

Perbatasan melakukan sosialisasi UU No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah

Negara Indonesia yang terdiri dari beribu pulau dengan kondisinya seperti

keanekaragaman hayati, sebagai perlintasan kapal internasional,

merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik, potensi minyak dan gas serta

mineral lainnya.

c. Kementerian Dalam Negeri, PU, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/

Kota melakukan program pendidikan dan pelatihan terhadap SDM yang

ada di tiap-tiap Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab

terhadap pembuatan rencana tata ruang wilayah masing-masing.

d. Kementerian dan lembaga yang menggunakan teknologi dalam

penataan ruang/ zoning wilayah bertanggung jawab untuk meningkatkan

kapasitas SDM mereka dalam mengoperasionalkan teknologi yang

digunakan secara berkelanjutan dengan memperhatikan prinsif-prinsif

transfer atau alih teknologi.

e. Pemerintah pusat melakukan assistensi kepada pemerintah daerah

seperti menurunkan Konsultan Mananjemen Regional (KMR) maupun Tim

Pendamping Daerah (TPD) sebagai upaya mempercepat penyelesaian

penyusunan RTRW masing-masing daerah.

f. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian, LIPI dan Perguruan Tinggi

mengoptimalkan program sosialisasi pentingnya teknologi dalam

pengolahan pertanian.

g. Optimalisasi penyuluhan penerapan teknologi bidang pertanian sesuai

zoning wilayah, baik dalam pembibitan, pemupukan, pengolahan lahan dan

pengolahan pasca panen, yang disesuaikan dengan potensi dari zoning

wilayah tersebut.

h. Mengadakan pendidikan dan latihan bagi kelompok tani dalam

penerapan teknologi bidang pertanian sesuai potensi zoning wilayah

masing-masing.

52

Page 53:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

i. Mengoptimalkan proyek percontohan dalam penerapan teknologi

pertanian, untuk menanamkan kepercayaan masyarakat petani terhadap

hal-hal yang baru.

Upaya Strategi-3; Memperkuat sinergitas Kementerian terkait dan

lembaga maupun Pemda otonom dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah

dan dengan pihak swasta dalam penggunaan tata ruang.

a. Wakil Presidien memfungsikan kinerja Kementerian Koordinator

Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat guna mensinergikan dan

menghilangkan ego sektoral dari Kementerian dan Lembaga yang terkait

dalam mewujudkan ketahanan pangan khususnya yang berkaitan dengan

penataan ruang atau pelaksanaan zoning wilayah.

b. Pemerintah pusat yang dapat diwakili oleh Kementerian

Koordinator maupun Kementerian PU ataupun Bappenas mengkoordi-

nasikan dan mensinergikan Kementerian terkait dengan urusan ruang

ataupun lahan seperti kementerian kehutanan, pertanian, Badan

Pertanahan Nasional dengan Pemda Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam

menyusun maupun merevisi rencana tata ruang wilayah masing-masing.

c. Pemerintah pusat berupaya menghindarkan konflik atau menjadi

mediator karena adanya arogansi kementerian/ lembaga tertentu dalam

penggunaan lahan baik dalam proses pemberian ijin (pengurangan lahan)

maupun perluasan lahan seperti misalnya perluasan lahan hutan yang bisa

menimbulkan konflik antara pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/ Kota

maupun dengan masyarakat disekitar lahan hutan tersebut.

d. Pemerintah pusat membuat sistem intsentif atau reward kepada

pemerintah Provinsi, Kabupaten/ Kota, antar pemerintah daerah maupun

kelompok warga masyarakat yang memperhatikan keberlangsungan

penggunaan tata ruang sesuai rencana yang dibuat.

e. Melakukan inventarisasi kebijakan-kebijakan di bidang penataan

ruang dan pangan yang tumpang tindih dan tidak sesaui dengan penataan

ruang/ zoning wilayah sehingga menjadi penyebab ketidak sinergian antar

aparat pemerintah dan masyarakat, untuk kemudian dilakukan revisi atau

perbaikan.

f. Setiap Kementerian dan Lembaga dalam pelaksanaan

pemamfaatan penataan ruang sebagi kebijaksanaan yang sudah

diputuskan harus juga tetap memperhatikan suasana kebathinan

53

Page 54:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

masyarakat, dalam arti tidak hanya memperhatikan kepastian

kebijaksanaan itu ditegakkan, tetapi juga melihat aspek keadilan dan

kemamfaatan yang hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat.

Untuk itu Kementerian dan Lembaga senantiasa dalam pelaksanaan

kebijaksanaan yang ada khususnya dibidang penataan ruang untuk

melakukan evaluasi, kajian dengan melibatkan para ahli maupun kelompok

pakar dan LSM pemerhati kebijaksanaan publik.

Upaya Strategi-4; Mengoptimalkan peran pengawasan dan penegakan

hukum yang berkaitan dengan penataan ruang/ zoning wilayah dan sinkronisasi

peraturan perudang-undangan yang berkaitan dengan tata ruang untuk

meminimalisasi penyimpangan atau peralihan lahan sesuai dengan RTRW/ zoning

wilayah yang telah ditentukan serta menjamin tersedianya lahan pertanian pangan

secara berkelanjutan.

a. Secara substansi atau isi peraturan perundang-undangan,

pemerintah dalam hal ini Menkopolhukam, MA, Kemenkum HAM, BPN,

Kemdagri, Kemen PU, Kejagung, Polri melakukan evaluasi dan

sinkronisasi peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan

penataan ruang dan penggunaan ruang seperti UU No. 26 Tahun 2007

Tentang Penataan Ruang, UU No. 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dengan UU No. 2 Tahun 2012

Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum. UU No. 2 Tahun 2012 hanya menekankan kepada penyediaan

tanah dengan cara mengganti rugi yang layak kepada pihak yang berhak

tanpa ada penekanan untuk memperhatikan rencana tata ruang wilayah

atau zoning wilayah, walaupun ada klausal dalam pasal 7 yang

mengatakan bahwa pengadaan tanah untuk kepentingan umum

diselenggarakan sesuai dengan RTRW, rencana pembangunan nasional/

daerah, rencana strategis dan rencana setiap instansi yang memerlukan

tanah untuk kepentingan umum. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa jika

atas nama “kepentingan umum” maka tanah atau lahan apapun dapat

diambil dengan ganti rugi walaupun tanah atau lahan tersebut sudah di

zoning sebagai lahan pertanian pangan yang subur. Dengan kata lain UU

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Penataan Ruang

dapat dikalahkan, dan kondisi ini, apabila pihak yang membutuhkan tanah

tersebut lebih “kuat” akan semakin memberikan peluang semakin

54

Page 55:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

berkurangnya lahan pertanian atau zoning wilayah tidak berfungsi dengan

baik.

b. Secara struktur atau aparat baik pemerintah dan penegak hukum

melaksanakan beberapa kegiatan antara lain :

1) Pemerintah pusat melakukan pengawasan kepada pemerintah

Provinsi, Kabupaten/ Kota dan seterusnya secara berjenjang sesuai

kewenangan masing-masing melalu proses pemantauan, evaluasi dan

pelaporan.

2) Pemerintah Pusat maupun Provinsi dalam proses pengawasan ini

melibatkan peran masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat

dalam bentuk pelaporan atau pemberian informasi khususnya jika ada

pelanggaran penggunaan tata ruang baik oleh pemerintah sendiri

maupun oleh perusahaan tertentu.

3) Pemerintah pusat melakukan pemotongan dana infrastruktur

Provinsi, Kabupaten dan Kota jika ada keterlambatan dalam

perumusan RTRW masing-masing.

4) Pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota membentuk dan

kemudian melakukan pendidikan dan pelatihan baik kepada anggota

Polri sebagai penyidik maupun Penyidik Pegawai Negeri Sipil di tiap-

tiap Provinsi, Kabupaten/ Kota sebagai upaya penegakan hukum

peraturan perundang-undangan penataan ruang.

5) Pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota secara berjenjang

meningkatkan kesadaran akan kualitas lingkungan hidup masing-

masing khususnya berkaitan dengan penggunaan atau ekploitasi

ruang SDA yang berlebihan.

c. Secara kultur, Kementerian Hukum dan HAM maupun aparat

penegak hukum lainnya seperti MA, Kejagung, Polri dan jajaran

kementerian terkait yang menjadi leading sektor terhadap penataan ruang

atau penggunaan ruang seperti Kementerian PU, Pertanian, Kemdagri,

BPN untuk melakukan kegiatan antara lain :

1) Sosialisasi secara sistemik dan berkelanjutan baik kepada

masyarakat petani, mahasiswa dan para pengusaha tentang berbagai

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penataan

ruang atau penggunaan lahan.

55

Page 56:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

2) Menguatkan kelompok-kelompok sipil atau LSM yang peduli

pada masalah-masalah pembangunan yang berkelanjutan dan

berwawasan pada lingkungan sesuai dengan penataan ruang.

Upaya Startegi-5; Meningkatkan kesadaran geografis atau ruang

Indonesia yang berada pada kawasan pertemuan tiga lempeng tektonik dan

rawan bencana.

a. Pemerintah pusat maupun Pemda melalui lembaga pendidikan,

secara dini memberikan pemahaman kepada warga negara tentang

posisi geografi/ wilayah Indonesia yang berada pada lempeng tektonik

yaitu Indian Ocean-Australian Plate, West Pasific Plate dan South East

Asian Plate. Kemudian juga dipenui oleh jalur gempa duia maupun

beberapa tempat sebagai wilayah yang berpotensi tsunami apabila terjadi

gempa bumi.

b. Pemerintah pusat, Kementerian terkait dan Pemda dalam membuat

RTRW baik kepulauan, Provinsi, Kabupaten dan Kota sudah berisi zona

wilayah yang rawan bencana.

c. Pemerintah pusat, Kementerian terkait dan Pemda menggunakan

tehnologi yang terpadu serta terintegrasi untuk mencapai kedaya-gunaan

dan keefektifan sebagai sistem early detection maupun early warning

kepada masyarakat.

d. Kementerian pendidikan dan kebudayaan dan Pemda bersama-

sama masyarakat musisi menciptakan lagu-lagu ataupun produk budaya

lainnya yang menumbuhkan kesadaran akan ruang/ wilayah geografi

Indonesia.

e. Pemerintah pusat maupun kementerian terkait dan Pemda

melakukan ekpedisi geografi secara rutin bagi sekolah-sekolah maupun

kelompok mahasiswa, pemuda dan komunitas lainnya.

f. Pemerintah pusat maupun Pemda harus betul-betul memperhatikan

bahwa setiap produk RTRW masing-masing sudah mengandung aspek

mitigasi bencana maupun adaptasi perubahan iklim.

56

Page 57:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

BAB VII

PENUTUP

28. Kesimpulan.

Setelah diuraikan secara panjang lebar dalam bab-bab di atas tentang

kontribusi teknologi dalam zoning wilayah atau penataan ruang guna mewujudkan

ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa, maka beberapa hal dapat

disimpulkan sebagai berikut :

a. Teknologi sebagai metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis

atau ilmu pengetahuan terapan yang diimplementasikan ke berbagai

aktifitas pembangunan baik nasional maupun daerah, tidak terkecuali

dalam zoning wilayah atau pembagian kawasan kedalam beberapa zona

sesuai dengan fungsi dan karakteristik semula atau sengaja diarahkan bagi

pengembangan fungsi-fungsi lain sesuai dengan rencana tata ruang

wilayah maupun untuk pertanian sebagai upaya meningkatkan produksi

pangan itu sendiri. Pemaknaan zoning wilayah sangat berkaitan erat

dengan penataan ruang yakni suatu sitem proses perencanaan tata ruang,

pemamfaatan ruang dan pengendalian pemamfaatan ruang untuk

kepentingan pembangunan yang berwawasan lingkungan, berkelanjutan

dan memiliki kemampuan daya saing. Penggunaan teknologi tidak hanya

dalam zoning wilayah, tetapi juga dalam penataan ruang sebagaimana

diatur dalam UU No. 26 Tahun 2007. Hal tersebut menjadi sangat penting

karena memang posisi zoning wilayah sebagai dasar dari pada pembuatan

rencana tata ruang wilayah atau RTRW sebagai out-put disatu sisi dan

57

Page 58:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

disisi lain teknologi sebagai pendukung dalam pembangunan Indonesia

menuju kesejahteraan.

b. Dalam kenyataannya untuk kesuksesan suatu penataan ruang

sebagi out-put dari pada zoning wilayah, tidak hanya karena adanya suatu

kebijakan penggunaan teknologi yang terintegratif antara pemangku

kepentingan, tetapi juga ada permasalahan-permasalahan yang lain

seperti misalnya kapasitas SDM dibidang teknologi maupun petugas-

petugas penyusun rencana tata ruang wilayah yang ada di level Provinsi,

Kabupaten dan Kota. Permasalahan lainnya yang juga sangat penting

adalah berjalannya secara efektif dan efesien fungsi pengawasan dan

penegakan hukum penataan ruang, meningkatnya sinergitas antar

pemangku kepentingan penataan ruang seperti Kementerian Pertanian,

Kementerian Kehutanan, BPN, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota

dan meningkatnya kesadaran geografis Indonesia yang berada pada tiga

lempeng tektonik dunia, dalam jalur beberapa gunung berapi dan rawan

bencana lainnya.

c. Untuk mewujudkan kontribusi penggunaan teknologi dalam zoning

wilayah atau penataan ruang guna mewujudkan ketahanan pangan maka

perlu dilakukan upaya-upaya secara sistematis. Sebelum upaya-upaya

tersebut maka kebijakan yang diambil adalah “Terbentuknya Rencana Tata

Ruang Wilayah dan atau Zoning Wilayah Seluruh Pemerintah Daerah yang

Didukung Oleh Teknologi yang Modern”. Untuk mewujudkan kebijakan

tersebut maka dirumuskan dalam beberapa strategi, yaitu strategi pertama adalah adanya kebijakan penggunaan teknologi yang terintegrasi

antar pemangku kepentingan. Strategi kedua adalah meningkatkan

kapasitas SDM dibidang teknologi kepada petugas penyusun rencana tata

ruang wilayah/ zoning wilayah dan meningkatkan pemahaman/

penggunaan teknologi pertanian oleh masyarakat. Strategi ketiga adalah

memperkuat sinergitas antar pemegang kepentingan dalam penataan

ruang/ zoning wilayah. Strategi keempat adalah meningkatkan peran

pengawasan dan penegakan hukum penataan ruang serta mensinergikan

peraturan perundang-undangan dibidang penataan ruang maupun pangan

dan Strategi kelima adalah meningkatkan kesadaran akan geografi

Indonesia khususnya wilayah yang rawan bencana.

58

Page 59:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

d. Apabila kebijakan, strategi dan upaya-upaya yang sudah

direncanakan dapat diujudkan maka produksi pangan Indonesia, seperti

misalnya program surplus beras 2014 sepuluh juta ton atau mencetak dua

juta Ha sawah baru akan cepat terealisasi. Dengan demikian ketahanan

pangan akan terwujud dan seiring itu kemandirian bangsa akan menjadi

sebuah realita.

29. Saran.

Dari pembahasan maupun kesimpulan di atas maka ada dua hal yang

disarankan dalam Kertas Karya Kelompok ini, yaitu :

a. Didasarkan pada luasnya ruang atau geografi Indonesia, baik

ruang darat, ruang laut, ruang udara dan ruang di dalam bumi serta

besarnya kebutuhan akan penggunaan teknologi baik untuk zoning wilayah

dan penataan ruang itu sendiri maupun penerapan teknologi untuk

peningkatan produk pertanian, maka disarankan atau diupayakan teknologi

yang digunakan merupakan produk dalam negeri. Artinya, walaupun saat

ini masih menggunakan produk luar negeri, tetapi kedepan harus

diupayakan produk sendiri sebagai upaya mendukung kemandirian bangsa

dan pembangunan yang berkelanjutan dalam penggunaan teknologi

tersebut. Disadari bahwa saran ini mudah untuk ditulis, tetapi sulit untuk

dilaksanakan dikarenakan negara-negara produk teknologi atau negara

maju tidak begitu ikhlas untuk melepaskannya, oleh karena itu kebijakan

pemerintah yang kuat sangat dibutuhkan untuk kepentingan bangsa dan

negara.

b. Khusus dalam penegakan hukum tata ruang, perlu adanya suatu

upaya yang luar biasa untuk membawa kasus-kasus tertentu kepengadilan

dan diupayakan ada sebuah target tertentu di setiap Provinsi atau

Kabupaten/ Kota. Upaya ini sebagai cara untuk memberikan efek

deterrend atau penangkal terhadap kemungkinan munculnya pelaku-

pelaku baru yang mengalih fungsikan suatu ruang atau lahan misalnya

lahan sawah dijadikan komplek perumahan, industri dan lain-lain.

Disamping itu tentu melakukan upaya-upaya pencegahan pengalihan

fungsi suatu ruang atau lahan secara normatif seperti penyuluhan,

peningkatan kapasitas SDM dan penggunaan teknologi itu sendiri.

59

Page 60:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

Jakarta, 17 September 2012

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Ketahanan Nasional R.I., Pokja Bidang Studi Kepemimpinan, B.S Kepemimpinan Nasional, Jakarta, 2012.

Lembaga Ketahanan Nasional R.I., Pokja Bidang Studi Geostrategi dan Ketahanan Nasional, Pokok Bahasan : Kondisi Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional, Jakarta, 2012.

Prof. Ahmad Suryana (Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian) dan Dr. Ir. Hermanto, MS (Sekretaris Badan Ketahanan Pangan), Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional, Bahan Ajaran Untuk Peserta Pendidikan Reguler Lemhannas Angkatan XLVIII, Jakarta, 2012.

Dr. Ir. Kaman Nainggolan, MS., Kebijakan dan Strategi Ketahanan Pangan Untuk Pembangunan Daerah, www.nampa-ind.com/index.php?option=com_docman, Jakarta, 2008.

Kemenristek, Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Jakstranas IPTEK 2005-2009), Jakarta, 2005.

Taufik, A Tatang Dr., Kebijakan Inovasi Di Indonesia: Bagaimana Sebaiknya, BPPT, 12 Maret 2008.

Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Visi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Indonesia 2025, Jakarta, 2010

Lembaga Administrasi Negara, Aspek-aspek Fundamental Perwujudan Good Governance dan Clean Government, Jakarta, 1999.

Harold Koontz, Cyril O’Donnell dan Heinz Weihrich, Manajemen (Jilid I dan II), Penerbit Erlangga, Jakarta, 1990.

Asep Karsidi, M.Sc., Ph.D., Kepala Badan Informasi Geospasial, Bahan Ceramah Ilmiah Pada PPRA XLVIII, Jakarta, 2012.

60

KETUA KELOMPOK “E” DAK 17

Drs. ZulkarnainKombes Pol. Nrp. 61100610

Lampiran 3

Page 61:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

Direktur Jenderal Penataan Ruang, Ir.Imam S. Ernawi, Mcm. Msc, Arah Pengembangan Kota Masa Depan Melalui Pendekatan “Smart Green City Planning”, Jakarta, disampaikan pada pertemuan Bakohumas Kementerian tanggal 21 Oktober 2010.

Prof. Dr. Didin S Damanhuri, Tenaga Ahli Pengajar Bidang Ekonomi Lemhannas, Guru Besar Fakultas Ekonomi IPB, Salah seorang Pendiri INDEF (Institute for Development Economics & Finance), Pengamat Ekonomi dan lain-lain, Ceramah Ilmiah

Website http://www.genetologisch-onderzoek.nl/index.php/category/ Philosophy / , dikemukakan ulang oleh Drs. Sukendra Martha, M.Sc., MAppSc., Pada Kuliah Ilmiah di PPRA XLVIII Lemhannas R.I Dengan Judul Kesadaran Geografi, 2012.

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PT. Balai Pustaka, Jakarta, 1997.

Lembaga Ketahanan Nasional R.I., Naskah Lembaga Perkembangan Lingstra Tahun 2012, Jakarta, 2012.

Lembaga Ketahanan Nasional R.I., Term of Reference (TOR) Diskusi Kelompok dan Antar Kelompok PPRA XLVIII Tahun 2012 Bidang Studi Sismennas, Jakarta, 2012.

________ Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Amandemen), Jakarta, 2002.

________ Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan, Lembaran Negara R.I Tahun 1996 Nomor 99, Jakarta, 1996.

________ Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Penyediaan Lahan Pertanian Berkelanjutan, Jakarta, 2009.

________ Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Lembaran Negara R.I Tahun 2012 Nomor 22.

________ UU RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Jakarta, 2007.

________ UU RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta : BP. Cipta Jaya, 2004.

________ UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, Jakarta, 2007.

________ Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan, Lembaran Negara R.I Nomor 4254, Jakarta, 2002.

________ Peraturan Presiden R.I., Nomor 83 Tahun 2006 Tentang Dewan Ketahanan Pangan, Jakarta, 2006.

61

Page 62:  · Web viewDalam Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, salah satu cita-cita luhurnya pembangunan nasional adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat

Website http://imazu.wordpress.com/zoning/, Arti Zoning, diunduh tanggal 14 Agustus 2012.

Website http://www.artikata.com/arti-344810-perintah.html, diunduh pada tanggal 28 Juni 2012.

Website http://journal.uii.ac.id/index.php/JSB/article/viewFile/1020/952, Masykur Wiratmo, Berbagi Teori Mengenai Perkembangan Teknologi, diunduh tanggal 24 Agustus 2012.

62