· web viewcara perladangan liar dan berpindah-pindah dapat mengganggu kelestarian alam dan karena...
TRANSCRIPT
21. DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN
21. DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN
I . GAMBARAN UMUM
1. Keadaan daerah
Wilayah Daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi Selatan
meliputi areal seluas 72,8 ribu km2. Pada tahun 1986
penggunaan tanah di wilayah Sulawesi Selatan meliputi areal
persawahan sekitar 552.118 ha atau 7,6%, areal perkebunan
sekitar 347.528 ha atau 4,7%, areal tambak sekitar 59.008
ha atau 0,9%, areal padang rerumputan sekitar 590.900 ha atau
8,1%, areal tanah kering sekitar 843.000 ha atau 11,6%,
areal hutan sekitar 4.206.742 ha atau 57,8%, areal rawa,
penggaraman, kolam, dan lain-lain sekitar 678.804 ha atau 9,3%
dari seluruh luas wilayah.
Secara administratif Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan
terdiri dari 21 kabupaten/Daerah Tingkat II dan 2 kotamadya/
Daerah Tingkat II. Seluruh Daerah Tingkat II tersebut meliputi
kota administratif Palopo, 177 kecamatan dan 1.263 desa dan
kelurahan.
Pada tahun 1988 penduduk Propinsi Sulawesi Selatan diper-
kirakan berjumlah 6.917.837 jiwa. Kepadatan pendudukan rata-
737
rata pada tahun 1988 adalah 95 jiwa per km2 (kepadatan rata-
rata penduduk Indonesia 91 jiwa per km2). Kabupaten Jene-
ponto merupakan kabupaten dengan kepadatan penduduk tertinggi
di Propinsi Sulawesi Selatan, yaitu 375 jiwa per km2. Kabupa
ten Mamuju merupakan daerah dengan kepadatan penduduk teren-
dah, yaitu 12 jiwa per km2. Pada tahun 1985 penduduk Propinsi
Sulawesi Selatan yang tinggal di daerah perkotaan meliputi
19,0% dan pada tahun 1988 diperkirakan meningkat menjadi
19,5%. Sebagian besar penduduk (31,6%) berdiam di bagian Se-
latan yang meliputi kabupaten-kabupaten Gowa, Takalar, Jene-
ponto, Bantaeng, Bulukumba dan Kotamadya Ujung Pandang, yang
luas wilayah seluruhnya 7,9% dari seluruh luas wilayah Pro-
pinsi Sulawesi Selatan, sedang sebagian kecil penduduk (10,9%)
berdiam di bagian Utara yang meliputi Kabupaten Mamuju dan
Kabupaten Luwu dengan luas wilayah 46,2% dari seluruh luas
wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1985 penduduk usia kerja (10 tahun ke atas)
berjumlah 4.803.747 orang (75,0%). Dari jumlah tersebut yang
masuk ke dalam angkatan kerja sebanyak 2.058.748 orang, dan
angkatan kerja yang bekerja berjumlah 2.004.606 orang. Pada
tahun 1985 tingkat partisipasi angkatan kerja adalah 42,86%.
Menurut tingkat pendidikannya angkatan kerja yang ada terbagi
dalam: 59,8% tidak dan belum pernah tamat Sekolah Dasar (SD),
22,9% tamat SD, 6,6% tamat Sekolah Menengah Tingkat Pertama
(SMTP), 4,0% tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA), 5,1%
tamat Sekolah Kejuruan dan 1,6% tamat Perguruan Tinggi atau
yang setingkat. Pada tahun 1985 angkatan kerja yang bekerja
di sektor pertanian 59,6%, di sektor industri 9,1%, di sektor
perdagangan 12,1%, dan di sektor-sektor lainnya 19,2%. Angka-
angka ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih memegang
peranan yang cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja.
738
Dalam periode 1983-1986 laju pertumbuhan produksi daerah
di luar minyak dan gas bumi daerah Sulawesi Selatan rata-rata
5,7% per tahun. Dalam periode tersebut sektor pertanian tum-
buh dengan laju pertumbuhan rata-rata 6,4% per tahun, sedang-
kan industri 7,9% per tahun. Pada tahun 1986 sektor pertanian
telah memberikan sumbangan terbesar kepada PDRB, yaitu 45,1%,
dan sektor perdagangan, memberikan sumbangan .terbesar kedua,
yaitu 18,2%. Dalam pada itu sektor industri baru dapat membe-
rikan sumbangan kepada PDRB sebesar 4,6%.
Pada tahun 1986 produksi pertanian pangan telah mencapai
tingkat penyediaan 277,5 kg produksi beras per kapita per ta-
hun. Kegiatan perkebunan antara lain menghasilkan kelapa, ka-
ret, kopi, tembakau, cengkeh, kapas, jambu mete, pala, lada,
kakao, kemiri, kapok, teh, tebu, dan wijen. Di samping itu
Propinsi Sulawesi Selatan juga memproduksi hasil hutan ikutan
terutama rotan, damar, bambu, dan kemiri yang semuanya meru-
pakan komoditi perdagangan yang cukup berarti.
Prasarana pengairan yang pada awal Repelita IV dapat
mengairi areal sawah seluas 209.892 ha, pada akhir Repeli
ta IV dapat mengairi areal sawah sekitar 256.124 ha. Sementara
itu masih ada sebagian persawahan sekitar 295.994 ha yang me-
rupakan sawah tadah hujan.
Bidang perhubungan di daerah ini selama Repelita IV te-
lah mencapai kemajuan yang berarti. Pada umumnya, seluruh ibu
kota kecamatan di Propinsi Sulawesi Selatan telah dapat
dihubungi melalui jalan darat. Pada tahun 1986 panjang selu-
ruh jaringan jalan 18.868 km meliputi 589 km jalan nasional,
1.922 km jalan propinsi, dan 15.390 km jalan kabupaten dan
967 km jalan kotamadya. Keadaan jalan nasional pada umumnya
cukup baik, demikian pula jalan propinsi, sedang jalan kabu-
paten sekitar 46% masih dalam kondisi rusak.
739
Pelabuhan laut Sukarno-Hatta di Ujung Pandang, yang me-
rupakan pelabuhan utama (gateway port) untuk wilayah Indone-
sia Timur, perlu ditingkatkan fasilitasnya, terutama dalam
hal fasilitas dermaga, pergudangan, pelataran peti kemas de-
ngan perlengkapannya dan jalan aksesnya. Pelabuhan-pelabuhan
Pare-Pare, Mamuju, dan Palopo juga masih memerlukan pening-
katan. Demikian juga pelabuhan-pelabuhan penyeberangan Bajoe
di Bone, Bira di Bulukumba, dan Pamutata di Selayar, terutama
fasilitas dermaganya. Pelabuhan udara Hasanuddin di Ujung
Pandang telah dapat didarati oleh pesawat jenis DC-10/Air Bus
(A-300) dengan kapasitas muatan penuh, pelabuhan udara perin-
tis, Soroako di Kabupaten Luwu, dan Pongtiku di Kabupaten Ta
na Toraja, telah dapat didarati pesawat jenis Cassa.
Pelayanan jasa Pos dan Giro secara berkala telah men-
jangkau hampir seluruh desa meliputi 22 buah Kantor Pos Be-
sar, 70 buah Kantor Pos Pembantu, 1 buah Sentral Giro, 6 buah
Trayek Pos Keliling Kota, dan 60 buah Trayek Pos Keliling De-
sa. Sementara itu fasilitas pelayanan telepon telah meningkat
pula. Fasilitas sentral telepon otomat di Ujung Pandang ber-
kapasitas 12.200 SS otomat dan 3.640 SS manual, di Pare-Pare
berkapasitas 1.600 SS` otomat dan 3.500 SS manual. Di samping
itu sebanyak 18.775 Sambungan Induk telepon di 23 Daerah
Tingkat II.
Dalam bidang sosial budaya, upaya peningkatan kecerdasan
penduduk telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas 10
tahun yang buta huruf menjadi 26,8 orang per 1.000 penduduk
pada tahun 1985 dan berhasil menaikkan persentase anak umur
7-12 tahun yang masuk sekolah dari 95,2% pada akhir Repeli
ta III menjadi 99,4% pada akhir Repelita IV. Pada akhir Re-
pelita IV fasilitas pendidikan dasar telah cukup merata.
740
Setiap desa rata-rata telah memiliki 5-6 buah lembaga pendi-
dikan dasar (SD) atau 7.088 buah SD di Propinsi Sulawesi Se-
latan. Di samping itu telah terdapat 716 buah SMTP, 444 buah
SMTA, 19 buah Sekolah Teknik Menengah, dan 48 buah Akademi/
Universitas.
Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar mencapai 27,5
orang per 1.000 penduduk (rata-rata nasional 28,7). Angka ke-
matian kasar mencapai 9,0 orang per 1.000 penduduk (rata-rata
nasional 7,9); dan angka kematian bayi mencapai 66,8 bayi per
1.000 kelahiran hidup (rata-rata nasional 58,4). Harapan hi-
dup rata-rata mencapai 60,7 tahun (rata-rata nasional 62,8
tahun).
2. Masalah-masalah
Pembangunan yang telah dilaksanakan selama Repelita IV
telah menghasilkan perkembangan daerah yang cukup tinggi, na
mun masih ada masalah-masalah yang memerlukan penanganan
khusus.
Persebaran penduduk yang belum seimbang merupakan masa-
lah pembangunan daerah Sulawesi Selatan yang cukup besar. Ka-
bupaten Mamuju dan Kabupaten Luwu yang letaknya di bagian
Utara Sulawesi Selatan dengan luas 46,2% dari luas wilayah
daerah ini, jumlah penduduknya 10,9% dari jumlah penduduk Su-
lawesi Selatan. Meskipun pembangunan prasarana pengairan dan
program transmigrasi telah dilaksanakan di kabupaten-kabupa-
ten tersebut, masih kurang memadainya prasarana perhubungan
telah membatasi kecepatan perkembangan daerah tersebut.
Pada tahun 1985 sebesar 17,4% angkatan kerja berada di
daerah perkotaan dan 82,6% berada di pedesaan. Persebaran ini
741
telah menimbulkan permasalahan yang cukup berarti, antara
lain berupa mengalirnya kelebihan tenaga kerja ke kota-kota.
Dalam pada itu tingkat pengangguran terbuka meskipun me-
nunjukkan angka persentase yang menurun, jumlahnya cukup ba-
nyak. Pada tahun 1985 jumlah pengangguran terbuka diperkira
kan sebanyak 54.140 orang atau 2,6%.
Daerah Sulawesi Selatan termasuk daerah yang memiliki
jaringan prasarana irigasi yang cukup besar. Namun demikian
jaringan irigasi yang ada baru dapat mengairi secara baik
50,3% dari sawah yang ada di daerah ini. Sisanya masih meru-
pakan sawah tadah hujan.
Usaha meningkatkan produksi pertanian perlu didorong,
terutama di lahan yang berpotensi di daerah bagian utara Su-
lawesi Selatan. Daerah ini sekarang masih sulit dijangkau ka-
rena terbatasnya prasarana dan sarana perhubungan darat yang
ada.
Cara perladangan liar dan berpindah-pindah dapat meng-
ganggu kelestarian alam dan karena itu perlu diatasi. Tanah-
tanah kritis yang memerlukan penanganan yang sungguh-sungguh
terdapat di kawasan DAS Jeneberang, DAS Bila Walanae dan DAS
Sadang.
Prasarana dan sarana perhubungan, yang sudah mengalami
kemajuan masih perlu ditingkatkan untuk mengimbangi mening-
katnya arus barang dan orang, sebagai akibat meningkatnya ke-
giatan-kegiatan perdagangan di dalam daerah dan kegiatan-ke-
giatan ekspor dan pariwisata. Keadaan jalan yang menghubung
kan beberapa daerah produksi dan permukiman yang masih ter-
isolir, serta ruas-ruas jalan yang menghubungkan Sulawesi Se-
latan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, kondisinya
742
masih belum memadai. Keterbatasan jangkauan prasarana perhu-
bungan darat ke daerah perbatasan Sulawesi Tengah dan—Sulawe-
si Tenggara dan daerah-daerah potensial lainnya, telah memba-
tasi kemampuan berkembang daerah-daerah tersebut.
Pelayanan perhubungan laut masih dibatasi oleh kurangnya
sarana dan prasarana pendukung pelabuhan laut seperti derma-
ga, gudang, dan fasilitas keselamatan pelayaran, terutama pe-
labuhan-pelabuhan yang merupakan pelabuhan antar pulau, se-
perti Pare-Pare, Mamuju dan Palopo. Pelabuhan penyeberangan
Bajoe, Bira dan Pamutata juga masih memerlukan peningkatan
dalam fasilitas dermaganya dan fasilitas lainnya. Fasilitas
perhubungan udara yang ada .juga masih perlu ditingkatkan,
terutama pelabuhan udara perintis Pongtiku di Kabupaten Tana
Toraja dan Soroako di Kabupaten Luwu.
Pengembangan kegiatan kepariwisataan di Sulawesi Selatan
juga masih memerlukan sarana dan prasarana pendukung, seperti
sarana dan prasarana perhubungan, akomodasi dan telekomunika-
si serta tenaga terampil yang berpengetahuan.
Di bidang pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan,
seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang laboratorium, buku
dan guru, baik di tingkat SMTP, SMTA maupun di Perguruan
Tinggi masih perlu ditingkatkan untuk menghadapi meningkatnya
volume kegiatan pendidikan dan kebutuhan untuk menghasilkan
pendidikan yang mutunya memadai.
Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan pelayanan
kesehatan, khususnya dalam pengadaan vaksinasi dan pemberan-
tasan penyakit menular, antara lain melalui penambahan pus-
kesmas keliling, fasilitas rumah sakit, serta tenaga medis
dan paramedis.
743
Hal lain yang dihadapi ialah perlunya peningkatan peran
serta lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial dalam pe-
laksanaan pembangunan di daerah. Demikian pula masih perlunya
usaha perkoperasian didorong agar dapat lebih mandiri dan da
pat berperan dalam pembangunan perekonomian di daerah teruta
ma di pedesaan.
Penataan ruang dan pertanahan di, Sulawesi Selatan masih
menghadapi berbagai masalah sehubungan dengan kesulitan peme-
rintah daerah dalam melaksanakan koordinasi pembangunan, pe-
ngendalian penggunaan ruang dan pengendalian sumber daya
alam. Rencana Umum Tata Ruang kabupaten, kotamadya dan kawas
an-kawasan pengembangan industri dan pariwisata masih belum
tersedia sebagaimana mestinya. Mekanisme pengendalian penggu-
naan ruang terutama di daerah perkotaan masih belum mantap.
I I . KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di daerah Sulawesi Selatan merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional dan bertumpu pada Trilogi
Pembangunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin nyata
dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional dan peman-
tapan perwujudan Wawasan Nusantara.
Sesuai dengan prioritas pembangunan dalam Repelita V,
pembangunan daerah Sulawesi Selatan diarahkan pada peningkat-
an perkembangan sektor pertanian dan sektor industri disertai
peningkatan penguasaan dan kualitas teknologi, sehingga dapat
memberikan sumbangan yang optimal kepada pertumbuhan dan mutu
produksi daerah. Peningkatan mutu produksi, ekspor dan pemera-
taan hasil-hasil pembangunan di daerah tersebut. Di samping
itu pembangunan sektor sosial, kependudukan dan ekonomi lain-
744
nya yang secara keseluruhan dilakukan secara terpadu dalam
rangka pembangunan wilayah, juga diarahkan kepada peningkatan
kualitas, pertumbuhan dan pemerataan yang optimal, perluasan
kesempatan kerja dan berusaha, dan peningkatan pendapatan
nyata, kesejahteraan serta taraf hidup seluruh lapisan masya-
rakat.
Pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Selatan selama Repe-
lita V diharapkan dapat dicapai terutama melalui peningkatan
produksi dan perubahan teknologi di sektor pertanian dan in-
dustri serta peningkatan penyediaan jasa yang secara keselu-
ruhan berorientasi pada peningkatan kesempatan kerja di ber-
bagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan pembangunan yang telah
ditempuh selama Repelita IV akan dilanjutkan dan ditingkatkan
agar perbaikan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan se-
makin nyata dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, dan ke-
majuan yang serasi antar wilayah di daerah Sulawesi Selatan
serta antara daerah Sulawesi Selatan dan daerah-daerah lain
di Indonesia makin dapat diwujudkan.
Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas dan mem-
perhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi dan
prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan
daerah Sulawesi Selatan yang akan dikembangkan dalam Repeli
ta V pada pokoknya sebagai berikut.
Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas
akan terus ditingkatkan dengan tujuan meningkatkan produksi
dan memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan
para petani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan
industri akan bahan baku, dan untuk membantu peningkatan eks-
por. Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan antara
industri dan pertanian dalam struktur ekonomi nasional, usaha
745
pembangunan dan pengembangan sektor industri, terutama agro
industri, juga terus didorong. Iklim berusaha yang lebih men-
dorong partisipasi swasta dalam kegiatan pembangunan akan di-
usahakan melalui berbagai usaha pemberian informasi dan pem-
berian kemudahan. Di samping itu akan dilakukan kegiatan-ke-
giatan promosi untuk merangsang pihak swasta agar bersedia
melakukan investasi di daerah Sulawesi Selatan.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di bi-
dang pertanian dan industri, upaya peningkatan prasarana dan
sarana perhubungan, komunikasi, peningkatan efisiensi dalam
bidang perdagangan melalui bimbingan dan penyuluhan, penyem-
purnaan sistem informasi pasar dan penyempurnaan sistem ang-
kutan akan ditingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan mengikut-
sertakan dan mendorong prakarsa pengusaha-pengusaha swasta.
Dalam rangka upaya memperluas lapangan kerja juga akan
diusahakan agar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah dite-
rapkan pola investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Di
samping itu diarahkan kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber
daya alam agar memenuhi persyaratan kelestarian lingkungan
dan pembangunan yang berkelanjutan.
Usaha koperasi akan terus didorong agar makin mandiri
dan dapat lebih berperanan dalam pembangunan di daerah. Seja-
lan dengan itu akan terus dikembangkan iklim yang dapat men-
dorong lembaga swadaya masyarakat agar makin banyak berparti-
sipasi dalam pembangunan daerah.
Kegiatan pariwisata di daerah Sulawesi Selatan, terutama
wisata keindahan alam di Tana Toraja, selama Repelita V akan
terus didorong agar dapat berkembang menjadi daerah tujuan
wisata yang menarik. Untuk itu berbagai fasilitas akomodasi,
pengangkutan dan telekomunikasi dari dan ke lokasi daerah pa-
746
riwisata tersebut akan terus dikembangkan dan ditingkatkan.
Upaya untuk peningkatan pendidikan dan kesehatan masya-
rakat Sulawesi Selatan akan dilanjutkan. Sejalan dengan itu
peningkatan penyuluhan dan penyediaan berbagai fasilitas pe-
layanan masyarakat, baik di bidang pendidikan, di bidang ke-
sehatan maupun di bidang sosial lainnya, diusahakan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pendidikan dan
keterampilan penduduk ditingkatkan melalui berbagai kegiatan
pelatihan dan peningkatan pendidikan formal yang diarahkan
agar sebagian dari peningkatan jumlah tenaga kerja yang ber-
asal dari pertambahan penduduk di pedesaan lebih mampu berta-
ni dengan cara-cara yang lebih maju dan agar sebagian dari
mereka dapat lebih mudah memperoleh pekerjaan di luar sektor
pertanian.
Untuk mempertahankan kemampuan prasarana dan sarana per-
tanian, pendidikan, kesehatan dan perhubungan yang ada, ke-
giatan operasi dan pemeliharaannya akan ditingkatkan. Dalam
hubungan ini partisipasi masyarakat akan disalurkan antara
lain melalui pembayaran iuran pemakaian air irigasi dan ke-
giatan-kegiatan gotong royong.
Selanjutnya dalam rangka peningkatan usaha pemerataan
pembangunan, perhatian khusus akan diberikan kepada daerah
yang relatif tertinggal, daerah kritis dan daerah padat pen-
duduk. Sejalan dengan itu pembangunan masyarakat desa akan
terus ditingkatkan. Pembangunan daerah perkotaan akan dilan-
jutkan pula secara terencana dan terpadu dengan memperhatikan
perkembangan penduduk dan kepentingan mereka agar dapat men-
jamin lingkungan yang sehat untuk hidup, bekerja dan berusa
ha. Dengan pembangunan yang serasi antara desa dan kota diha-
rapkan arus urbanisasi dapat dikendalikan.
747
Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan ketidakseim-
bangan kepadatan penduduk serta perbedaan perkembangan antara
wilayah padat penduduk dan wilayah jarang penduduk di daerah
Sulawesi Selatan, akan ditempuh peningkatan program Keluarga
Berencana dan langkah-langkah kebijaksanaan yang dapat mendo-
rong perpindahan penduduk antara lain melalui pembangunan
pertanian di desa-desa yang kurang penduduk. Di samping itu
perhatian akan diberikan secara selektif kepada pengembangan
daerah kritis, daerah relatif terbelakang dan pengembangan
daerah yang berpotensi untuk pertanian baik yang berlokasi di
wilayah pedalaman maupun di wilayah kepulauan.
Pembangunan pedesaan diarahkan agar mampu menyerap per-
tambahan tenaga kerja yang terjadi dan dengan demikian dapat
mengurangi arus urbanisasi. Sejalan dengan itu pengembangan
kota sedang dan kecil akan ditingkatkan untuk membantu mengu-
rangi derasnya arus urbanisasi ke kota-kota besar. Sementara
itu pengembangan iklim usaha yang mendorong pertumbuhan sek-
tor informal di kota akan ditingkatkan.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan pembangunan akan dilakukan pula lang-
kah-langkah pendayagunaan aparatur. Hal tersebut antara lain
meliputi upaya untuk peningkatan pendapatan asli daerah. Upa-
ya ini dijalankan melalui penggalian dan pengerahan potensi
sumber pendapatan baru sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan yang berlaku dan tidak menghambat perkembangan du-
nia usaha. Dalam hubungan ini diusahakan penyempurnaan meka-
nisme perpajakan dan retribusi daerah, peningkatan kemampuan
aparat pemerintah daerah di dalam memungut pajak dan retribu-
si daerah, dan peningkatan hasil memungut Pajak Bumi dan Ba-
ngunan (PBB). Bersamaan dengan itu usaha-usaha untuk mendo-
rong agar swasta lebih berpartisipasi dalam membiayai kegiat-
748
an pembangunan di daerah akan ditingkatkan pula. Di samping
itu akan dilanjutkan pula program pendidikan dan pelatihan
pegawai, penyempurnaan sistem informasi, komunikasi, kerja
sama, koordinasi, dan penyederhanaan prosedural. Langkah-
langkah tersebut diharapkan dapat lebih memantapkan usaha
untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan
bertanggung jawab yang pelaksanaannya bertitik berat pada
Daerah Tingkat II.
Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata
Ruang di daerah Sulawesi Selatan akan ditingkatkan agar peme-
rintah daerah dapat lebih mampu mengatur pemanfaatan ruang
dan sumber daya yang ada secara lebih terarah. Penataan per-
tanahan akan ditingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata
Ruang Daerah agar masalah ketidakserasian penggunaan ruang
dapat diselesaikan secara lebih terarah.
Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas, dalam
Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak
dan gas bumi diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya
4,9% rata-rata per tahun. Laju pertumbuhan tersebut diperhi-
tungkan cukup memadai untuk mendukung peningkatan pendapatan
per kapita penduduk Sulawesi Selatan dan penciptaan lapangan
kerja yang dapat menyerap tambahan angkatan kerja yang terja-
di di daerah itu selama lima tahun yang akan datang. Sedang
kan laju pertumbuhan sektor yang dapat dicapai per tahun di-
perkirakan masing-masing sebagai berikut. Sektor pertanian
dan sektor industri masing-masing rata-rata akan tumbuh 4,1%
dan 7,9% per tahun. Sedangkan pertumbuhan per tahun sektor
pertambangan 2,1%, sektor bangunan 7,4%, sektor perdagangan
5,5%, sektor pengangkutan dan komunikasi 5,5% serta sektor
lain-lain 5,0%.
749
Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk di Propinsi
Sulawesi Selatan diharapkan akan turun menjadi rata-rata 1,1%
per tahun, sehingga pada tahun 1993 penduduk propinsi Sulawe
si Selatan diperkirakan akan berjumlah 7,3 juts, jiwa. Untuk
menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut akan diusahakan
penurunan angka kelahiran kasar dari 27,5 orang per 1.000
penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 23,9 pada akhir Repe-
lita V, dan angka kematian kasar dari 9,0 orang per 1.000
penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 8,4 pada akhir Repe-
lita V. Sejalan dengan upaya tersebut akan diusahakan pula
peningkatan kesejahteraan masyarakat agar angka kematian bayi
per 1.000 kelahiran hidup menurun dari 66,8 orang pada akhir
Repelita IV menjadi 56,6 orang pada akhir Repelita V. Bersa-
maan dengan itu harapan hidup rata-rata diharapkan naik dari
60,7 tahun pada akhir Repelita IV menjadi 63,1 tahun pada
akhir Repelita V.
Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan
diusahakan peningkatan kecerdasan masyarakat dengan sasaran
antara lain, jumlah penampungan anak usia 7 - 12 tahun di SD
ditingkatkan dari 99,4% pada akhir Repelita IV menjadi 99,8%
pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah lulusan SD yang da-
pat ditampung di SMTP ditingkatkan dari 80,7% pada akhir Re-
pelita IV menjadi 98,1% pada akhir Repelita V, lulusan SMTP
yang dapat ditampung di SMTA diharapkan meningkat dari 93,9%
pada akhir Repelita IV menjadi 95,8% pada akhir Repelita V.
Peningkatan di bidang pendidikan ini juga disertai dengan pe-
ningkatan dalam mutu pendidikan, yang akan diusahakan melalui
peningkatan dalam penyediaan prasarana pendidikan, penyediaan
buku-buku dan penataran guru-guru.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diketengahkan di atas
diperkirakan akan dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja
750
yang terjadi selama Repelita V yang diperkirakan meningkat
dengan 3,U% per tahun atau diperkirakan akan berjumlah 2,7
juta jiwa pada akhir Repelita V. Penyusunan rencana umum tata
ruang daerah akan dilanjutkan dan ditingkatkan secara selek
tif untuk beberapa kawasan. Dengan demikian, daerah akan mem-
punyai sarana untuk upaya pemanfaatan ruang dan sumber daya
secara optimal yang menjamin percepatan dan keserasian laju
pertumbuhan daerah, pemanfaatan keunggulan komparatif antar
wilayah serta lebih terpenuhinya persyaratan-persyaratan pem-
bangunan yang berkelanjutan.
III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di bidang pertanian, dilaksanakan dalam
rangka memenuhi kebutuhan rakyat daerah Sulawesi Selatan akan
pangan, meningkatkan pendapatan per jiwa mereka, membantu me-
mantapkan swasembada pangan nasional, menghasilkan bahan men-
tah untuk industri dan mendorong ekspor produksi pertanian.
Hal tersebut akan dilakukan melalui usaha-usaha intensifika
si, diversifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi. Pening-
katan produksi tanaman pangan akan dilaksanakan melalui inten-
sifikasi tanaman padi, palawija dan sayuran. Untuk menunjang
usaha-usaha peningkatan produksi tanaman pangan akan diting-
katkan pengadaan benih padi, palawija dan hortikultura mela-
lui balai-balai benih dan penangkar benih yang diusahakan
oleh pemerintah dan swasta. Di samping itu untuk memperoleh
benih yang baik dan tahan hama akan dilaksanakan pengawasan
mutu dan sertifikasi benih. Untuk mengatasi kemungkinan tim-
bulnya jenis hama pengganggu, akan ditingkatkan kegiatan un-
tuk mengatasinya melalui pengembangan sistem pengendalian ha-
ma terpadu.
751
Dalam rangka meningkatkan produksi palawija pembinaan
petani palawija akan dilakukan melalui pengembangan Unit-unit
Pelayanan Pengembangan (UPP) dan pengembangan paket teknologi
tepat guna. Di samping itu pemanfaatan pupuk kandang, kompos
dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.
Dalam bidang produksi peternakan, jenis-jenis ternak
yang akan dikembangkan adalah unggas, sapi, kerbau, ternak
perah, kambing, dan domba. Di samping itu pembinaan balai-ba-
lai penelitian ternak akan terus dikembangkan melalui inves-
tasi swasta dan swadaya masyarakat yang khusus diarahkan un
tuk menghasilkan induk-induk dan pejantan unggul. Untuk itu
inseminasi buatan akan dilanjutkan. Peningkatan produksi
ternak sapi akan didukung pula dengan kegiatan pengamanan ter
nak, pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak. Dalam hu-
bungan ini, peranan Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Ma
kanan Ternak (BPT-HMT) akan semakin ditingkatkan demikian pu
la peranan sektor swasta. Di samping itu akan diusahakan un
tuk mengurangi tingkat kematian ternak dan untuk mencegah
berjangkitnya dan berkembangnya penyakit serta dengan mengem-
bangkan pusat-pusat pelayanan kesehatan hewan dan mengembang-
kan penyediaan sarana kesehatan ternak. Dalam rangka mening-
katkan kemampuan dan keterampilan petani ternak penyuluhan
akan makin ditingkatkan baik kualitas maupun frekuensinya
yang akan dilakukan melalui pemberian latihan-latihan kepada
para kontak tani.
Produksi perikanan akan dikembangkan di daerah-daerah
pantai, laut lepas, dan perairan air tawar. Untuk membantu
perkembangan usaha penangkapan ikan di laut akan dibangun
pangkalan pendaratan ikan, saluran tambak dan balai benih
udang. Di samping itu akan ditingkatkan pelaksanaan operasi-
752
onal pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan, sa-
luran tambak, balai benih udang dan balai benih ikan.
Produksi perkebunan akan ditingkatkan melalui usaha in-
tensifikasi dan ekstensifikasi. Di samping itu melalui perke-
bunan inti rakyat (NES/PIR) akan ditingkatkan produksi komo-
diti kelapa sawit. Selanjutnya akan dilaksanakan rehabilitasi
dan peremajaan (PRPTE) tanaman kelapa.
Di bidang kehutanan akan dilaksanakan pemantapan dan pe-
ngukuhan kawasan hutan tetap. Di samping itu juga akan dilak-
sanakan inventarisasi hutan produksi khusus non kayo dan pe-
ngadaan peta dasar.
Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian, kemampu-
an jaringan pengairan akan ditingkatkan. Bersamaan dengan itu
akan akan dilaksanakan Operasi dan Pemeliharaan (O&P) seluruh
jaringan irigasi yang ada. Atas beberapa jaringan pengairan
akan diadakan pemeliharaan berat dan rehabilitasi. Dalam Re-
pelita V akan diusahakan pembangunan jaringan irigasi baru,
antara lain di Sanrego, Langkeme, Pamukulu, Bontomanai, Malo-
so, Jeneberang, Kalaena Kiri dan Kalaena Kanan. Pengembangan
air tanah akan dilaksanakan di daerah-daerah yang sumber air
permukaannya relatif terbatas.
Kegiatan-kegiatan pembangunan jalan akan meliputi reha-
bilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan, peningkatan ja-
lan dan jembatan serta pembangunan jalan dan jembatan yang
diperlukan oleh daerah-daerah yang selama ini belum terjang-
kau. Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan akan
dilaksanakan antara lain pada ruas-ruas jalan di antara Bulu-
kumba - Tondong - Sinjai - Bajoe, Maros - Ujung Lamuru,
Saloanro - Pari Paria, Pangkajene - Sidenreng - Soppeng dan
Polewali - Majene. Peningkatan dilaksanakan pada ruas-ruas
753
jalan antara lain di antara Wotu - Batas Sulawesi Tengah,
Pinrang - Pare Pare dan Pinrang - Polewali. Pembangunan jalan
dan jembatan baru akan dilaksanakan terutama di kota besar
guna menampung pertumbuhan lalu lintas kota dan untuk peme-
karan kota antara lain akan dilaksanakan pada ruas jalan di
antara pelabuhan Ujung Pandang - Kawasan Industri. Di samping
itu kegiatan-kegiatan tersebut juga akan dilakukan di daerah-
daerah pemukiman transmigrasi, daerah pertanian dan daerah
perkebunan.
Dalam rangka pengembangan pelayanan angkutan jalan raya,
akan dilanjutkan perbaikan dan penambahan lampu lalu lintas
penyediaan rambu jalan, pembuatan marka jalan, pemasangan pa-
gar pengaman jalan, pembangunan fasilitas pengujian kendaraan
bermuatan serta pengadaan bis kota.
Pembangunan perhubungan laut akan ditekankan pada ke-
giatan pemeliharaan dan rehabilitasi serta peningkatan dan
pengembangan fasilitas pelabuhan antara lain pembangunan der-
maga, lapangan penumpukan dan pembangunan pergudangan. Selain
itu, rehabilitasi dan pembangunan berbagai fasilitas kesela-
matan pelayaran akan dilanjutkan, terutama pembangunan dan
rehabilitasi menara suar, rambu suar, peralatan telekomunika-
si dan radio pantai. Armada pelayaran rakyat dan armada pe-
rintis, pengoperasiannya akan dilanjutkan dan ditingkatkan.
Di bidang perhubungan udara pengembangan fasilitas ban-
dar udara akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dalam
rangka pengoperasian berbagai jenis pesawat penerbangan ko-
mersial. Fasilitas bandar udara Hasanuddin akan ditingkatkan
hingga dapat didarati oleh pesawat udara sejenis DC-10/A-300
dengan kapasitas muatan penuh. Sehubungan dengan itu alat
bantu navigasi dan fasilitas keselamatan penerbangan lainnya.
juga akan ditingkatkan kemampuannya. Di samping itu akan di-
754
tingkatkan fasilitas lapangan terbang perintis antara lain
Pongtiku di Tana Toraja.
Pengembangan jasa pos dan giro dalam Repelita V akan men-
cakup pembangunan Kantor Pos Pembantu/Kantor Pos Tambahan,
dan Kantor Pos Keliling dan Rumah Pos. Di samping itu akan
dilaksanakan pengadaan bis Surat, kendaraan bermotor untuk
dinas Pos Keliling Kota dan untuk Pos Keliling Desa, jaringan
sambungan telepon, telex, telegrap dan faksimile. Pembangunan
telekomunikasi pedesaan akan diperluas.
Di bidang kepariwisataan akan dilaksanakan kegiatan pem-
bangunan obyek wisata dengan potensi wisata keindahan alam
dan kebudayaan di Tana Toraja. Selain itu akan dimantapkan
upaya promosi wisata nasional ke luar negeri dan dalam negeri.
Di bidang industri akan dilanjutkan pengembangan indus-
tri dengan orientasi ekspor. Untuk itu usaha pengembangan in-
dustri-industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan,
seperti pengolahan kelapa, kelapa sawit, tembakau dan indus-
tri pengolahan minyak astiri akan ditingkatkan. Dalam rangka
pemanfaatan hasil peternakan akan dilanjutkan usaha pening-
katan produksi dan pengembangan industri pengolahan daging
dan industri pengolahan susu. Di samping itu akan terus di-
tingkatkan hasil-hasil industri dari kelompok aneka industri,
seperti industri pengolahan kayu, pengolahan rotan dan indus-
tri untuk mengolah hasil tambang bahan logam.
Untuk memperbaiki mutu produksi industri bimbingan dan
penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan pada peningkatan
kemampuan berproduksi dengan penggunaan teknologi tepat guna
dan peningkatan kemampuan manajemen pemasaran.
Di bidang perdagangan akan dilanjutkan usaha peningkatan
efisiensi penyaluran barang dan jasa. Demikian pula akan di-
755
lanjutkan usaha penyebarluasan informasi pasar bagi para pro-
dusen, pengusaha dan lembaga-lembaga pemasaran di daerah Su-
lawesi Selatan.
Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan
usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai
bahan baku untuk industri. Beberapa kegiatan penyelidikan.
umum untuk eksplorasi mineral industri yang telah dilaksana-
kan akan dilanjutkan. Di samping itu, beberapa jenis hasil
tambang di daerah Sulawesi Selatan, terutama hasil galian se-
derhana yang saat ini berada dalam tahap awal eksploitasi,
terus didorong untuk dapat berfungsi semestinya. Dalam hu-
bungan ini akan dilanjutkan bimbingan dan pembinaan pengusa-
haan bahan-bahan galian C.
Pembangunan di bidang energi akan dilakukan melalui pe-
ningkatan eksplorasi, eksploitasi dan produksi sumber energi
utama, yaitu minyak bumi, panas bumi, gas bumi dan tenaga air.
Peningkatan penyediaan tenaga listrik akan terus dilak-
sanakan melalui pengembangan sarana pusat pembangkit tenaga
listrik, baik untuk memenuhi kebutuhan industri maupun untuk
konsumsi rumah tangga. Sesuai dengan perkiraan kebutuhan te
naga listrik di daerah Sulawesi Selatan, akan dilakukan lang
kah-langkah untuk mempersiapkan pembangunan pusat-pusat pem-
bangkit tenaga listrik antara lain: pembangunan PLTD Ujung
Pandang dengan kapasitas 24 MW, penambahan kapasitas PLTU
Ujung Pandang sebanyak 100 MW dan pembangunan PLTA Bakaru I
dan II dengan kapasitas 126 MW. Di samping itu akan dilaksa
nakan peningkatan jaringan transmisi sepanjang 449 km dengan
kapasitas 170 MVA, peningkatan sarana distribusi sebanyak
1.447 gardu distribusi untuk 208.300 pelanggan serta pengem-
bangan tenaga listrik untuk daerah pedesaan di 199 desa untuk
756
memenuhi kebutuhan tambahan 67.105 pelanggan dan pembangunan
gardu induk 8 buah.
Dalam rangka peningkatan iklim penanaman modal dan untuk
lebih memberikan kepastian berusaha bagi para penanam modal,
maka akan terus dilanjutkan langkah penyederhanaan sistem
perizinan serta peraturan-peraturan daerah lainnya. Demikian
pula akan disempurnakan dan dilanjutkan penyusunan dan penye-
barluasan data dan informasi penanaman modal, profil proyek
penanaman modal, profil potensi daerah serta informasi pasar.
Usaha untuk meningkatkan pelayanan penanaman modal yang lebih
efisien akan ditempuh dengan cara meningkatkan koordinasi pe-
laksanaan pengendalian dengan instansi terkait.
Di bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan or-
ganisasi tata laksana dan usaha akan dilanjutkan agar kopera
si dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang man-
diri. Upaya peningkatan kemampuan koperasi itu tetap akan di-
prioritaskan untuk koperasi primer, khususnya Koperasi Unit
Desa (KM), yang 'melaksanakan usaha dalam bidang pertanian
pangan, peternakan rakyat, perikanan rakyat, perkebunan rak-
yat, kerajinan rakyat, industri kecil, perkreditan atau sim
pan pinjam, kelistrikan desa, jasa angkutan pedesaan dan yang
melaksanakan usaha produksi dan atau pemasaran berbagai jenis
komoditi ekspor yang diproduksi masyarakat pedesaan.
Lain dari pada itu mutu dan intensitas kemampuan penge-
lola koperasi dan anggotanya juga akan ditingkatkan. Untuk
itu akan diusahakan adanya penyempurnaan dalam metode, materi
dan penyelenggaraan pendidikan, penataran dan pelatihan kete-
rampilan pengurus, badan pemeriksa, manajer dan karyawan ko-
perasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga ma-
najemen yang terdidik atau terlatih kepada KUD yang dianggap
757
masih memerlukan bantuan yang dimaksud. Untuk menciptakan
iklim yang mendukung pengembangan kehidupan koperasi yang se-
hat, penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan
dan ditingkatkan.
Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lapangan ker-
ja, terutama di daerah pedesaan yang padat penduduk serta di
daerah yang relatif tertinggal akan dilaksanakan kegiatan
Proyek Padat Karya Gaya Baru (PPKGB). PPKGB ditujukan kepada
kegiatan pembangunan di sektor pertanian dan non pertanian
yang berorientasi pada perluasan lapangan kerja sebesar mung-
kin untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi pedesaan.
Di samping itu, dalam usaha mengatasi masalah melimpahnya
angkatan kerja usia muda terdidik, akan disebarkan dan ditu-
gaskan tenaga kerja sukarela terdidik sebagai konsultan kope-
rasi, pemandu wirausaha dan tenaga teknis di sektor-sektor
pembangunan. Kegiatan penyaluran dan penyebaran tenaga kerja
melalui mekanisme AKAD terus didorong dan ditingkatkan.
Dalam pada itu tenaga kerja yang akan dilatih melalui
balai Latihan Kerja (BLK) dan Latihan Keliling selama Repeli-
ta V akan diarahkan agar mampu mendukung kegiatan-kegiatan
pembangunan desa, pengembangan industri, khususnya dalam
rangka menunjang ekspor dan usaha mandiri.
Dalam rangka membuka dan mengembangkan daerah produksi
dan daerah pertanian baru, maka pembangunan daerah transmi-
grasi akan dilanjutkan dan ditingkatkan, baik untuk transmi-
grasi umum maupun untuk transmigrasi swakarsa. Selama
Repeli-ta V di daerah Sulawesi Selatan diperkirakan akan
dibuka 10.750 ha bagi penempatan sekitar 18.000 KK
transmigran. Jumlah ini terdiri dari 5.000 KK yang ditempatkan
di daerah persawahan beririgasi, 7.000 KK dikaitkan dengan
pengembangan perkebunan, 1.000 KK pola kehutanan, 2.000 KK
untuk menunjang
758
usaha perikanan, dan 3.000 KK dengan pola jasa lainnya. Di
samping itu dalam Repelita V akan dilanjutkan dan ditingkatkan
pembinaan transmigran yang sudah ada di tempat pemukiman agar
dapat mandiri.
Sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan, akan
ditingkatkan pengadaan alat peraga dan alat pendidikan lain
nya untuk setiap jenis dan jenjang sekolah. Demikian pula di-
tingkatkan pengadaan buku pelajaran dan buku bacaan. Pada
tingkat SD akan diteruskan usaha rehabilitasi gedung SD agar
tetap layak digunakan sebagai tempat berlangsungnya proses
belajar mengajar. Di samping itu dalam rangka memantapkan
perluasan dan pemerataan kesempatan belajar akan dibangun ge-
dung SMTP dan SMTA, penambahan ruang kelas baru, pembangunan
ruang laboratorium dan perpustakaan serta rehabilitasi ba-
ngunan. Untuk gedung SD akan dibangun SD kecil di daerah ter-
pencil, dalam rangka memantapkan pelaksanaan wajib belajar
bagi anak usia 7 - 12 tahun. Khusus di daerah-daerah pemukim-
an transmigrasi yang telah dihuni, akan dibangun gedung SD
baru, dan gedung SMTP baru di tempat-tempat yang telah memer-
lukan. Di samping itu akan direhabilitasi dan dikembangkan
Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama (SMKTP) dengan tam
bahan ruangan penunjangnya, seperti ruang praktek dan perpus-
takaan. Sementara itu akan dilaksanakan peningkatan daya tam
pung yang ada baik negeri maupun swasta, serta pemeliharaan
bagi beberapa gedung SMTA.
Dalam rangka pembinaan pendidikan masyarakat akan dilak-
sanakan berbagai kegiatan, antara lain dilanjutkan penyeleng-
garaan kelompok belajar (Kejar) Paket A yang dipadukan dengan
pendidikan mata pencaharian, penyelenggaraan Kejar Paket B
sebagai usaha untuk mendukung perintisan pelaksanaan wajib
belajar tingkat SMTP, penyelenggaraan Program Magang, penye-
759
lenggaraan Kejar Usaha.
Di bidang kebudayaan akan ditingkatkan antara lain usa-
ha-usaha inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya; pem-
binaan kebahasaan, kesusasteraan dan perpustakaan; pembinaan
kesenian; pembinaan tradisi, peninggalan sejarah dan permu-
seuman. Sementara itu akan lebih digairahkan kegiatan peles-
tarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah sebagai warisan
budaya bangsa.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 28 Puskesmas,
152 Puskesmas Pembantu, 7 Puskesmas Perawatan dan pengadaan
120 Puskesmas Keliling yang jenisnya disesuaikan dengan kon-
disi wilayah setempat. Sedang untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya pelayanan kesehatan, akan digalak-
kan upaya penyuluhan kesehatan. Dengan demikian diharapkan
akan lebih banyak Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang di-
bentuk dan dikelola oleh masyarakat dengan dukungan teknis
dari petugas Puskesmas setempat.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan, akan di-
laksanakan melalui seluruh RSU kelas D yang ada. Dalam pada
itu RSU Palu akan ditingkatkan kemampuannya. Sementara itu
pelayanan kesehatan jiwa akan ditingkatkan pula. Sedangkan
upaya pelayanan laboratorium kesehatan akan lebih dimantapkan
mutunya.
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular akan
dilaksanakan melalui jalur institusi upaya kesehatan; selu-
ruhnya meliputi imunisasi, penanggulangan penyakit diare, ma-
laria, rabies, frambusia, demam berdarah, tb-paru, pengamanan
kesehatan transmigran terhadap penyakit yang menimbulkan wa-
bah atau kejadian luar biasa serta peningkatan pengamatan ke-
760
jadian penyakit. Sementara itu melalui upaya perbaikan gizi
akan ditingkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan
sumber pangan yang tersedia dan menaikkan mutu makanan dalam
memenuhi kebutuhan gizi secara aman. Di samping itu akan di-
upayakan peningkatan pencegahan penanggulangan kekurangan ka-
lori dan protein, kekurangan vitamin A dan anemia gizi besi
melalui kegiatan UPGK di seluruh desa. Selanjutnya juga akan
dilakukan pencegahan endemik di daerah gondok endemik serta
ditingkatkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan program
gizi. Sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan dikem-
bangkan.
Dalam rangka melindungi masyarakat terhadap penyalahgu-
naan obat, makanan, kosmetika dan bahan lain yang berbahaya,
pengawasan atas bahan-bahan tersebut akan ditingkatkan. Untuk
itu akan ditingkatkan fungsi balai pemeriksaan obat dan ma-
kanan yang ada. Sedangkan untuk menjamin kelancaran distribu-
si dan pengadaan obat-obatan di unit-unit pelayanan kesehat-
an, akan dilanjutkan pembangunan sarana penyimpanan obat,
alat dan perbekalan kesehatan di kabupaten yang belum memili-
kinya. Sementara itu dalam rangka meningkatkan derajat kese-
hatan rakyat di daerah pemukiman pedesaan yang kekurangan
.persediaan air bersih dan rawan penyakit menular akin dilan-
jutkan peningkatan penyediaan air bersih dan penyehatan ling-
kungan pemukiman.
Dalam rangka menunjang program kesehatan secara keselu-
ruhan akan diupayakan perubahan perilaku masyarakat melalui
penyuluhan kesehatan yang akan dilakukan dengan jalan menye-
barluaskan informasi kesehatan, mengembangkan potensi swadaya
masyarakat dan mengembangkan metode penyuluhan kesehatan.
Dalam bidang kesejahteraan sosial kegiatan pembinaan dan
pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan antara lain da-
761
lam bentuk penyuluhan, bimbingan sosial dan pembinaan Pekerja
Sosial Masyarakat; pembinaan swadaya masyarakat, dalam bidang
perumahan dan lingkungan; dan pembinaan organisasi sosial ser
ta lembaga swadaya masyarakat.
Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial akan di-
laksanakan antara lain pengentasan anak terlantar dan yatim
piatu, penyantunan dan pengentasan penyandang cacat.
Selain itu pembinaan generasi muda dalam wadah Karang
Taruna akan dilaksanakan dengan upaya meningkatkan peran ser-
ta Karang Taruna dalam berbagai bidang pembangunan di pede-
saan.
Peranan dan fungsi wanita akan lebih didorong untuk me-
nangani masalah-masalah kesejahteraan sosial, pencegahan tim-
bulnya masalah kenakalan remaja dan masalah-masalah pelayanan
sosial lainnya.
Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk sebanyak
111,6 ribu pasangan usia subur akan diajak menjadi peserta KB
Baru. Di samping itu akan diberikan pembinaan kepada peserta
KB Aktif yang berjumlah 96,7 ribu pasangan, agar tetap ber-KB.
Dalam rangka mengusahakan adanya keserasian antara pem-
bangunan kota dan pembangunan desa, maka akan diusahakan pe-
ningkatan pembangunan pedesaan. Dalam rangka itu pula akan
diusahakan juga agar sarana dan prasarana mobilitas penduduk
dapat ditingkatkan sehingga apabila perlu setiap hari dapat
bepergian ke kota secara ulang-alik dengan lancar. Dengan de-
mikian penduduk di pedesaan tidak mudah terdorong untuk pin
dah ke kota. Di samping itu, akan diusahakan pula pengembang
an kota-kota kecil sebagai suatu sarana untuk mengendalikan
hasrat penduduk agar tidak berkeinginan pindah ke kota-kota
besar.
762
Perumahan sederhana akan terus dibangun sesuai dengan
hasil studi kelayakan yang dibuat untuk masing-masing kota.
Di samping itu, usaha perbaikan kampung akan dilanjutkan,
antara lain di kota-kota Ujung Pandang, Pare-Pare, Palopo,
Watampone, Mejene, Sengkang, Sungguminasa, Polewali dan Pin-
rang. Di propinsi ini direncanakan akan diperbaiki lingkungan
pemukiman seluas sekitar 1.000 ha.
Kegiatan pemugaran perumahan desa yang meliputi pening-
katan mutu rumah serta perbaikan lingkungan pemukimannya akan
terus dilanjutkan di 1.100 desa. Dalam pelaksanaannya perha-
tian khusus diberikan pada desa-desa kritis, terbelakang,
miskin, desa nelayan dan desa-desa yang menjadi pusat pertum-
buhan bagi desa-desa lain di sekitarnya.
Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dengan
menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum serta mening-
katkan kapasitas penyediaan dengan jalan merehabilitasi ins-
talasi, mengurangi kebocoran dan membangun instalasi baru.
Program ini akan dilaksanakan antara lain di kota-kota Ujung
Pandang, Pare-Pare, Palopo, Watampone, Majene, Sengkang,
Sungguminasa, Polewali dan Pinrang. Dalam program ini juga
termasuk usaha-usaha untuk menyediakan air bersih bagi pendu
duk pedesaan, baik dengan sistem perpipaan maupun non perpi-
paan. Usaha-usaha di bidang penyehatan lingkungan pemukiman
akan terus pula ditingkatkan dan sasarannya ialah pemelihara
an dan perbaikan sistem penanganan air limbah, drainase, dan
persampahan. Program ini akan dilaksanakan antara lain di ko
ta-kota Bantaeng, Pangkajene, Sungguminasa, Pare-Pare, Watam-
pone, Majene, Sengkang, Sungguminasa, Polewali dan Ujung
Pandang.
Dalam rangka pembangunan di bidang agama dalam Repe
lita V akan dilaksanakan antara lain penyediaan bantuan untuk
763
pembangunan atau rehabilitasi tempat peribadatan, penyediaan
kitab suci dan rehabilitasi Balai Nikah dan Penasehat Perka-
winan, serta rehabilitasi Balai Sidang Pengadilan Agama serta
kantor-kantor Urusan Agama tingkat kecamatan, kabupaten/kota-
madya dan wilayah.
Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama terus
ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat khu
sus. Dalam rangka peningkatan mutu perguruan agama yang meli-
puti Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Pendidikan
Guru Agama Negeri (PGAN), akan ditingkatkan dan disempurnakan
prasarana dan sarananya. Di samping itu akan disediakan juga
bantuan bagi perguruan agama swasta.
Dalam pada itu dalam rangka pengembangan perguruan ting-
gi agama akan dilanjutkan rehabilitasi atau perluasan fasili-
tas perkuliahan, fasilitas pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KKN), dan fasilitas penelitian ilmiah pada IAIN Allaudin
serta penyediaan bantuan bagi perguruan tinggi agama swasta.
Pembangunan di bidang hukum tetap dilanjutkan dengan
berbagai upaya yang pada dasarnya merupakan kegiatan penun
jang bagi usaha-usaha penegakan hukum dan peradilan. Semuanya
dilaksanakan dalam rangka mendekatkan jangkauan pelayanan hu-
kum kepada masyarakat serta memeratakan kesempatan memperoleh
peradilan. Upaya yang akan dilaksanakan adalah rehabilitasi
sejumlah kantor Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri dan Kan-
tor Imigrasi. Selanjutnya sebagai upaya penunjangan tugas-tu-
gas pemasyarakatan, diusahakan rehabilitasi sejumlah Lembaga
Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara atau Cabang Rumah Tahan-
an Negara dan Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan
Anak.
764
Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat,
berbagai pola penyuluhan hukum yang ada akan terus dilaksana
kan secara lebih terpadu. Selanjutnya dalam usaha untuk mewu-
judkan pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlin-
dungan hukum, penyelenggaraan pemberian bantuan dan konsulta
si hukum bagi golongan masyarakat yang kurang mampu akan te
tap dilanjutkan.
Program-program sektoral yang ada di daerah ditunjang
dengan program-program bantuan pembangunan kepada daerah.
Program-program bantuan pembangunan kepada daerah tersebut
meliputi program-program berikut.
Program Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan pengguna-
annya untuk membiayai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (O&P)
jalan propinsi, jaringan irigasi, rumah sakit dan kegiatan-
kegiatan lain yang telah menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah Tingkat I. Diharapkan berbagai prasarana yang telah
dibangun dapat dimanfaatkan secara optimal. Program Pening
katan Jalan dan Penggantian Jembatan Propinsi digunakan untuk
menangani peningkatan jalan Propinsi dan peningkatan jemba-
tannya agar seimbang dengan meningkatnya arus lalu lintas dan
muatan.
Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan untuk
membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan kabupaten/
kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tanggung
jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.
Program Peningkatan Jalan Kabupaten/Kotamadya digunakan
untuk meningkatkan prasarana jalan dalam rangka memenuhi ke-
butuhan prasarana perhubungan yang makin meningkat. Program
pembinaan pendidikan dasar digunakan terutama untuk membiayai
765
kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana pendidikan dasar un-
tuk meningkatkan mutu pendidikan dasar, dan untuk membiayai
pembangunan sekolah dasar baru dalam rangka memenuhi kebutuh
an akan prasarana pendidikan di daerah transmigrasi, PIR dan
pemukiman baru. Program pelayanan kesehatan digunakan untuk
membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana kesehatan
yang meliputi Rumah Sakit Kabupaten, Puskesmas, Puskesmas Ke-
liling, Puskesmas Pembantu serta untuk membiayai penyediaan,
obat-obatan. Program Rehabilitasi Hutan dan Tanah Kritis di-
sediakan untuk membantu Daerah Tingkat II yang menghadapi ma-
salah tanah kritis, untuk membiayai penyuluhan dan percontoh
an mengenai pengembangan pelestarian dengan konservasi dan
pencegahan perluasan daerah kritis serta kegiatan lain dalam
rangka menjaga kelestarian sumber daya alam. Program Pemba
ngunan Desa digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan pem-
bangunan desa, peningkatan swakarsa dan swadaya masyarakat
serta pengembangan kawasan terpadu (PKT) dalam rangka mengem-
bangkan daerah terpencil, daerah perbatasan dan daerah padat
penduduk.
Dalam rangka pengembangan meteorologi dan geofisika akan
ditingkatkan 4 buah stasiun meteorologi dan 1 buah stasiun
geofisika.
Rehabilitasi hutan dan tanah kritis akan dilaksanakan
melalui kegiatan-kegiatan pembangunan dan pembinaan kawasan
konservasi, rehabilitasi sungai dan pengembangan DAS serta
pengendalian dan penanggulangan bencana alam di DAS Sadang, Bila
Walanae, Jeneberang dan Kelara. Di samping itu di DAS terse-
but juga dilaksanakan upaya untuk membina kemampuan masyara
kat guna meningkatkan peran sertanya secara swadaya dalam re-
habilitasi hutan dan tanah kritis. Usaha pelestarian kemampuan
766
sumber Jaya alam dan lingkungan dan peningkatan fungsinya
serta pengendalian kerusakannya juga akan dilaksanakan dengan
mengembangkan pola tata ruang yang dinamis.
Dalam rangka pelaksanaan program rehabilitasi hutan dan
tanah kritis akan dilakukan kegiatan reboisasi dan penghijau
an di DAS terpenting yang meliputi areal lahan kering dan la-
han kritis dengan sasaran fisik seluas 245.000 ha penghijauan
dan 140.000 ha reboisasi. Di samping itu akan dilakukan kon-
servasi atas tanah usaha tani yang mempunyai kemiringan di
atas 40%, rehabilitasi lahan kritis dalam pola terpadu di
DAS, pengembangan hutan tanaman industri di daerah alang-
alang, pengembangan hutan rakyat, penyuluhan dan rehabilitasi
hutan rusak dalam wilayah HPH seluas 68.000 ha, pembangunan
hutan tanaman industri seluas 37.000 ha. Selanjutnya akan di-
lakukan pemukiman kembali peladang sebanyak 11.000 KK.
Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian dalam ke-
giatan-kegiatan pembangunan, kegiatan penataan ruang daerah
akan dilanjutkan dan penyusunannya akan lebih dipadukan de
ngan berbagai program terkait. Kegiatan yang akan dilaksana
kan di antaranya mencakup penyusunan Rencana Struktur Tata
Ruang Daerah Tingkat I dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah
Tingkat II serta penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kawasan
beserta rinciannya di kawasan-kawasan yang dirasa strategis
ataupun kritis.
Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program Pengem-
bangan Operasi Penerangan dengan pendekatan keterkaitan antar
sektor yang memuat pesan-pesan pembangunan melalui radio, te-
levisi dan pers serta pemanfaatan mekanisme Bakohumas. Semen-
tara itu untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna siaran
radio dan televisi ditingkatkan kerja sama lintas sektoral
767
dalam menyusun substansi isi acara-acara siaran. Dalam rangka
peningkatan mutu dan jangkauan siaran radio, televisi dan
film di daerah Sulawesi Selatan, dilaksanakan rehabilitasi
dan pengembangan pemancar radio dan televisi yang ada.
Dalam Repelita V pengembangan bidang Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Penelitian di Sulawesi Selatan juga akan dilan-
jutkan melalui kegiatan inventarisasi dan evaluasi sumber da
ya lahan serta pengembangan Sistem Informasi Geografi yang
diperlukan untuk mendukung perencanaan pembangunan berdasar
kan kemampuan sumber dayanya.
768
TABELWILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK PROPINSI SULAWESI SELATAN
Perkiraan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk/km2DAERAH TINGKAT II 1985
(jiwa) 1988 (jiwa)
1985 (jiwa)
1988 (jiwa)
LuasWilayah Jumlah Jumlah (Km2 )
Kecamatan Desa
Kotamadya:
Ujungpandang 175,77 62 62 859.366 918.019 4.889 5.223Pare Pare 99,33 12 12 93.942 98.187 946 988
Kabupaten:
Mamuju 11.057,81 6 27 119.969 127.948 11 12Luwu 17,791,43 21 161 631.345 678.967 35 35Majene 947,84 4 20 150.639 161.832 159 171Polewale Mamasa 4.781,53 9 85 383.813 399.542 80 84Tanah Toraja 3.205,77 9 83 340.623 352.034 106 110Pinrang 1.961,77 8 44 270.587 278.597 138 142Enrekang 1.786,01 5 28 136.170 140.898 76 79Sidanreng Rappang 1.883,25 7 32 223.406 232.653 119 124W a j o 2.506,19 10 79 397.706 414.249 159 165Soppeng 1.359,44 5 34 232.684 238.928 171 176Barr' 1.174,71 5 24 136.172 139.993 116 119Pangkajene Kepulauan 1.112,29 9 70 225.013 232.412 202 209Bone 4.559,00 21 203 629.201 648.085 138 142Maros 1.619,12 4 41 201.412 206.982 124 128Gowa 1.883,32 9 49 400.319 421.156 213 224Sinjai 819,96 5 38 178.747 185.779 218 227Bulukumba 1.154,67 7 43 320.674 333.914 278 289Bantaeng 395,83 3 15 134.136 141.641 339 358Jeneponto 737,64 5 58 264.122 276.381 358 375Takalar 566,51 6 35 183.596 190.894 324 337Selayar 903,35 5 20 95.966 98.747 106 109
Jumlah 72.781,00 177 1.263 6.609.608 6.917.837 91 95
769
770