vertical drain

Upload: t-ichsan-nurrady-ii

Post on 15-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Vertical DrainPara ahli teknik sering dihadapkan pada kondisi untuk mendirikan bangunan pada lahan dengan tanah berbutir halus dan jenuh air yang mempunyai properti drainase yang jelek.Apabila tidak dilakukan perkuatan terhadap tanah pada saat permulaan , maka tambahan beban dari struktur baru akan menyebabkan air terperas keluar dari waktu ke waktu. Lapisan tanah akan terpadatkan atau mengalami penurunan bersamaan dengan waktu air dikeluarkan.Selama keseluruhan proses konsolidasi ini, pergerakan atau pergeseran pondasi dari struktur akan berlanjut hingga penurunan tanah selesai. Pada saat tersebut maka akanterjadi kerusakan struktur yang tidak bisa diperbaiki.Hal yang kritis adalah seluruh tekanan air yang berlebih harus dipindahkan dari dalam tanah sebelum pekerjaan konstruksi dimulai. Sehinggaakan meningkatkan daya dukung tanah untuk mampu mendukung beban dari bangunan baru atau struktur lain di atasnya. Namun demikian,tanah berbutir halus dan dapat terkompresi mempunyai permeabilitas yang rendah sehinggamemerlukan waktu konsolidasi yang lama. Masalah ini dapat diatasi dengan memasang vertikal drain yang menyediakan jalur drainase yang lebih pendek dan lebih mudah supaya air bisa keluar dengan cepat. Pada akhirnya derajat konsolidasi yang sama akan tercapai baik dengan vertikal drain ataupun tidak. Vertikal drain berguna untuk mempercepat waktu penurunan yang diperlukan dalam menyelesaikan proses konsolidasi. Makin pendek jarak antar vertikal drain yang dipasang, maka akan makin cepat laju penurunannya.Timbunan ditempatkan di atas lahan berfungsi untuk memicu terjadinya pergerakan air. Peningkatan tekanan air pori yang disebabkan oleh gaya dari berat timbunan (gradient) akan memindahkan air ke jalur drainase terdekat dan kemudian naik menuju lapis drainase yang terdapat pada permukaan tanah di bawah timbunan. Bilamana target konsolidasi sudah tercapai maka pekerjaan konstruksi dapat dilanjutkan. Lahan dapat dipersiapkan dalam waktu hanya beberapa bulan dibandingkan dengan bertahun - tahun atau bahkan puluhan tahun apabila tidak menggunakan vertikal drain.Konsep awal vertikal drain dikembangkan pada tahun 1920-an, dengan membuat kolom pasir di dalam tanah. Kolom pasir bertindak sebagai jalur drainase karena pasir memiliki permeabilitas yang lebih baik daripada lempung atau lanau disekitarnya. Pada tahun 1940-an, Walter Kjellman mengembangkan prefabrikasi vertikal drain yang pertama (sumbu) yang terdiri dari beberapa saluran yang dilekatkan pada inti berupa karton yang kaku. Konsep tersebut kemudian dikembangkan pada awal tahun 1970-an, dengan penggunaan inti drainase berbahan sintetik dengan saluran-saluran arah memanjang ataupun yang berupa celah-celah, yang kemudian dibungkus dengan kertas atau filter non woven.Performa Vertikal DrainSelama proses konsolidasi,vertikal drain akan terkena gaya tarik dan juga gaya tekan akibat proses pergeseran dan penurunan tanah. Hal tersebut akan menimbulkan pengaruh yang berat ataskemampuan fungsi drainase sebagai berikut: Perpindahan tanah ke arah lateral dapat menyebabkan beberapa vertikal drain tertentu akan mengalami pemuluran yang dapat melebihi batas titik runtuhnya. Kompresi tanah secara vertikal (penurunan) menyebabkan beberapa vertikal drain terjepit,beberapa kejadian mengakibatkan bagian inti vertikal drain menjadi terlipat dan tertekuk.Performa vertikal drain pada kedua kondisi tersebut di atas harus dipertimbangkan dalam memilih vertikal drain. Kegagalan fungsi vertikal drain secara serius akan merugikan jadwal konstruksi proyek dan juga kestabilan struktur.Prefabricated Vertical DrainSecara khas, inti vertikal drain dirancang secara khusus untuk memastikan kecukupan dari kapasitas pengaliran yang akan terjaga sepanjang waktu, bahkan padakondisi yang paling berat.Vertikal drain tersedia dalam beberapa tipe geotekstil filter dan beberapa tipe inti vertikal drain untuk menyesuaikan berbagai kondisi tanah dan pekerjaan teknis.Create byGEOSYNTHETICS INDONESIA (KNOWLEDGE CENTER)on5:44 PMNo comments:GeotubeGEOTUBE

Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di duniayang diapit oleh dua samudra luas, abrasi terhadap garis pantai merupakan salah satu hal serius yang dihadapi oleh Indonesia. Ditambah lagi dengan banyaknyafasilitas publik di sekitarpantai, sehinggamemerlukan penangananyang tepat guna dan ekonomis.Berbagai cara dapat diterapkan untuk mengendalikan abrasi misalnya denganmembuat bangunan pantai seperti : pemecah gelombang, krib, dan dinding laut, atau dengan cara menanam tanaman pencegah abrasi seperti pohon bakau.Sejalan dengan perkembangan teknologi, salah satu cara lain yang relatif ramah lingkungan dan murah karena dapat memanfaatkan material setempat adalah konstruksi geotube dan geobag.Geotextile Containmentadalah material yang dibuat dari bahan geotekstil dengan kuat tarik yang cukup tinggi dan sudah difabrikasi dalam keadaan sudah jadi sehingga hanya memerlukan proses pengisian dan penempatan di lokasi proyek.Disain material tersebut sudah mempertimbangkan faktor gaya yang bekerja secara internal maupun eksternal sehingga mampu bertahan baik selama proses pemasangan maupun setelah pemasangan terhadap gaya gelombang yang mengenainya.Fungsi utama Geotextile containmentadalah sebagai pengganti inti bangunan pantai yang biasanya menggunakan batu, sehingga material ini bisa dikategorikan sebagai material yang ramah lingkungan dan memudahkan dalam konstruksi bangunan.Berdasarkan ukuran dan cara pelaksanaan di lapangan, geotextile containment dibedakan menjadi 3 jenis yaitu geobag, geotube dan geocontainer.

Wisata Sambil KerjaPowered by Telkomsel BlackBerryCreate byGEOSYNTHETICS INDONESIA (KNOWLEDGE CENTER)on5:37 PMNo comments:WEDNESDAY, JANUARY 13, 2010About IGSScopeThe International Geosynthetics Society (IGS) was founded in Paris, on 10 November 1983, by a group of geotechnical engineers and textile specialists (Council History). The Society brings togetherindividualandcorporate membersfrom all parts of the world, who are involved in the design, manufacture, sale, use or testing of geotextiles, geomembranes, related products and associated technologies, or who teach or conduct research about such products.ObjectivesThe aims of the IGS are: to collect and disseminate knowledge on all matters relevant to geotextiles, geomembranes and related products, e.g. by promotingseminars, conferencesetc. to promote advancement of the state of the art of geotextiles, geomembranes and related products and of their applications, e.g. by encouraging, through its members, the harmonization of test methods, equipment and criteria to improve communication and understanding regarding such products, e.g. between designers, manufacturers and users and especially between the textile and civil engineering communitiesOrganizationThe IGS is registered in the USA as a non-profit organization. It is managed by five Officers and a Council made up of 10 to 16 elected members and a maximum of 5 additional co-opted members. TheseOfficers and Council membersare responsible to the General Assembly of members which elects them and decides on the main orientations of the Society.Various IGS activities are being dealt withinopen committees: Asian Activities African Activities Communication Corporate Education European Activities North American Activities South American Activities Strategy/Membership Technical

There are also fiveclosed committees: Awards Committee(membership is selected by the IGS Council) Bylaws Committee(committee is formed as necessary) International Liaison(membership is selected by the IGS Council) Financial Committee(membership is selected by the IGS Council) Investment Advisory Committee(membership is selected by the IGS Council)Where it befits the objectives of the Society,local chapters can be established. 31chaptersare already in existence and others are in the formative stage.NTRODUCTIONThe International Geosynthetics Society is a professional society composed of many types of members: producers, suppliers, contractors, consultants, academicians, students and others. This variety presents many different points of view and interests.Our geosynthetics discipline and industry, however, requires that all members support a common code of conduct when dealing with other members of the society, other members of our industry, and the general public who expect the IGS to be a leader in promoting the common good of the geosynthetics discipline.In 1994 the Corporate Members Committee requested that the IGS Council develop a Code of Ethics in order to increase the credibility and image of the IGS and to remind our members of our professional responsibilities.This request was approved and the IGS Council in February 1995 tasked this writer to prepare a draft Code of Ethics. The draft was published in the July 1995 edition of the IGS News and on the IGS Web site. Comments were invited from all interested persons.Based on received comments, two Past Presidents of the IGS, Dr. J.P. Giroud and Prof. R. K. Rowe, and President of the IGS, Prof. C.J.F.P. Jones, revised the draft document.The final version of the Code of Ethics was presented to the IGS Council during the 10 March 1997 meeting in Long Beach, California. It was unanimously approved by the Council.This Code of Ethics is clearly a voluntary code, but reflects our wish that members of the IGS execute the mission of our society within a framework of the highest professional conduct.http://www.geosyntheticssociety.org

Perbaikan tanah secarahidrolis01AGULapisan tanah lunak (kuat dukung rendah) umumnya disebabkan banyaknya kandungan air yang tertahan dalam tanah, secara sedehana upaya perbaikan lapisan tanah lunak adalah dengan mengeluarkan air dari pori-pori tanah, usaha perbaikan tanah dengan cara mengeluarkan air dari pori-pori tanah ini disebut perbaikan tanah secara hidrolis.Perbaikan tanah secara hidrolis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :1. Pra pembebanan (Preloading)2. Drainase vertikal (Vertical drain) dikombinasikan denganpreloading.Prapembebanan (Preloading)Prapembebanan (Preloading) merupakan suatu metode perbaikan tanah dengan cara menempatkan timbunan pada lokasi yang akan distabilisasi dengan berat sekrang-kurangnya sama dengan berat struktur (beban permanen) di masa yang akan datang. Akibat adanya beban timbunan tersebut maka lapisan tanah di bawahnya akan tertekan sehingga air yang berada di dalam pori-pori tanah akan terperas keluar (terkonsolidasi) lebih cepat. Apabila konsolidasi yang diinginkan telah tercapai sebagian atau timbunanpreloadingdapat dibuang.

Gambar.Penempatan timbunan tanah sebagaipreloadingDrainase vertikal (Vertikal drain)a. Drainase vertikal dari kolom pasir ; pada tahun 1925, Daniel E. Moran (USA) memperkenalkan pemakaian drainase vertikal dari kolom-kolom pasir untuk mempercepat proses konsolidasi tanah pada kedalaman yang besar. Tipe drainase vertikal ini selanjutnya dikenal dengansand drain.b. Drainase vertikal dengan bahan sintetis (Wick darin) ; pada tahun 1936, Kjellman (Swedia) memperkenalkan sistem vertikal drain dengan bahan sintetis. Bahan sisntesis dipilih karena dibandingakan dengan bahan lain, bahan ini lebih cepat mempercepat mengalirkan air (drain) dari dalam tanah lunak menju permukaan tanah sehingga proses konsolidasi berlangsung lebih singkat. Perbaikan tanah secara hidrolis lebih efektif dengan mengkombinasikan antarapreloadingdengan vertikal drain.

Gambar. Kombinasipreloadingdanvertical drainPrinsip kerja kombinasipreloadingdanvertical drain1. Akibat penempatan timbunan preloading, tekanan air pori tanah meningkat.2. Kelebihan tekanan air pori tanah akan terdipasi (terlepaskan) dengan mengalirkan ke arah horisontal radial menujuvertical drain. Selanjutnya air akan mengalir ke arah vertikal melewati vertikal drain.3. Setelah mencapa atas air akan menglalir secara horisontal menuju parit.4. Proses keluarnya air dari pori-pori tanah disebut konsolidasi dan slama proses konsolidasi, tanah mangalami penurunan konsolidasi.5. Setelah konsolidasi selesai tanah menjadi lebih stabil dan tidak mengalami penurunan.6. Dalam teori, besar penurunan konsolidasi adalah sama, hanya laju penurunan bisa dibuar lebih cepat.

Untuk mendirikan suatu bangunan pada tanah tersebutsebelumnya perlu dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu.Perbaikan tanah yang dapat dilakukan pada tanah lunak tersebutadalah dengan menerapkan suatu drainase vertikal untuk mempercepatproses konsolidasi yang terjadi sehingga pembangunan dapat segeradilakukan di atas tanah tersebut. Drainase vertikal adalah suatu prosesuntuk mengeluarkan air dari dalam pori tanah dengan menggunakanpipa-pipa saluran yang bertujuan untukmempercepat terjadinya konsolidasi.Penelitian ini ditujukan untuk merencanakan suatu timbunanpada tanah lunak (Soft Soil), sehingga kita dapat mengetahuipenurunan serta stabilitas yang terjadi pada timbunan tersebut. Darihasil penelitian ini dimanfaatkan untuk menentukanpemasangan drainase vertikal secara dinamis sehingga dapatdiketahui penurunan yang terjadi pada timbunan tanah lunak tersebut.Dalam perencanaan pembangunan jalan di atas tanah lunakmasalah timbunan adalah masalah yang sering dihadapi. Masalah yangpaling mendasar adalah stabilitas lereng timbunan. Dan masalah lainyang perlu diperhitungkan adalah masalah penurunan (settlement)pada timbunan akibat konsolidasi. Sehingga terjadi kelongsoran diruas-ruas jalan di atas tanah lunakOleh karena itu diperlukan analisis untuk mengetahui stabilitasdan penurunan yang akan terjadi, sehingga bisa dianalisispengaruhnya terhadap keadaan sekitar. Dalam skripsi ini digunakanmetode elemen hingga untuk menganalisa konstruksinya. Metodaelemen hingga yang digunakan adalah dengan bantuan software Plaxisversi 8.2Penimbunan yang dilakukan di atas tanah lunak akanmengakibatkan penurunan ang cukup besar karena konsolidasi. Untukmengatasi masalah ini, perlu dilakukan perkuatan tanah dasar. Padatugas akhir ini, perkuatan tanah yang digunakan adalah menggunukanvertikal drain.