verminous pneumonia
DESCRIPTION
PatogenesisTRANSCRIPT
Verminous pneumonia, karena migrasi larva T.canis dapat terjadi pada puppy.
Dalam usus, cacing dewasa mengambil nutrisi dari hospes definitifnya dengan
menyebabkan kelukaan dinding usus dan mengambil nutrisi dari sirkulasi. Berdasarkan
siklus hidupnya, larva menyebabkan penyakit dengan fase migrasi yang meninggalkan
lesi pada organ dan jaringan yang dilalui. Keparahannya bergantung kepada jumlah, baik
pada cacing dewasa maupun larva. Perjalanan larva infektif T. cati melalui jaringan
paru-paru dan hati dapat menyebabkan terjadinya edema pada kedua organ tersebut.
Paru-paru yang mengalami edema mengakibatkan batuk, dipsnoe, selesma, dengan
eksudat yang berbusa dan kadang mengandung darah. Perjalanan larva lewat lambung,
pada yang berat menyebabkan distensi lambung, diikuti oleh muntah, dan mungkin
disertai keluarnya cacing yang belum dewasa didalam bahan yang dimuntahkan
(vomitus).
Cacing dewasa dapat menyebabkan kerusakan pada usus halus, pada hewan dewasa
kadang tidak terlihat gejalanya.
Hewan yang mengalami infestasi cacing yang berat dapat menunjukkan gejala
kekurusan, bulu kusam, perbesaran perut (pot-belly), juga gangguan usus yang antara
lain ditandai dengan sakit perut (kolik). Obstruksi usus baik parsial maupun total, dan
dalam keadaan ekstrim terjadi perforasi usus hingga tampak gejala peritonitis. Pada
beberapa kasus bisa menunjukkan anemia, muntah, diare atau konstipasi. Pada kasus
yang sangat berat tapi jarang terjadi, bisa terdapat obstruksi usus. Gejala batuk dapat
teramati sebagai akibat adanya migrasi melalaui sistema respirasi. Pada hewan muda,
migrasi larva dapat berakibat pneumonia. Adanya cacing yang banyak menyebabkan
penurunan bahan makanan yang diserap, hingga terjadi hipoalbuninemia, yang
selanjutnya menyebabkan kekurusan dengan busung perut (asites). Perut
memperlihatkan pembesaran dan tampak menggantung.
Gejala klinis pada puppy dan kitten misalnya muntah, diare, obstruksi intestinal dapat
terlihat namun tidak umum, kematian dapat terjadi pada infeksi prenatal atau lactogenic
yang parah pada puppy dan kitten setelah 2-3 minggu setelah kelahiran. Larva dapat
menyebabkan visceral larval migrans (VLM) atau ocular larval migrans (OLM) pada
manusia, saat telur infektif tertelan, menetas dan larva secara berlanjut bermigrasi pada
bermacam jaringan, terjadi reaksi radang bentuk granuloma menyebabkan kematian
larva. Tingkat keparahan dan karakteristik gejala tergantung pada jaringan tempat larva
berada, banyaknya larva yang bermigrasi dan frekuensi dari reinfeksi (Ballweber,2001).