vermes dan moluska
DESCRIPTION
ghdfgtdfrsTRANSCRIPT
VERMES DAN MOLLUSCA
Oleh :
Nama : Egia Riska FazrinNIM : B1J013048Rombongan : VIIKelompok : 5Asisten : Firda Isdianto
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2015
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan praktikum acara Porifera dan Cnidaria, antara lain :
1. Praktikan mengenal beberapa anggota Phylum Platyhelmintes, Annelida dan
Mollusca.
2. Praktikan menegetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan
klasifikasi anngota Phylum Platyhelmintes, Annelida dan Mollusca.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Platyhelminthes disebut cacing pipih. Platyhelminthes mempunyai tubuh
lunak berbentuk pipih seperti pita atau daun. Tubuh cacing ini berukuran sangat
kecil, namun panjangnya dapat mencapai beberapa mater. Hidup di air tawar serta di
tempat lembab. Anggota platyhelminthes banyak yang hidup sebagai parasit.
Platyhelminthes mempunyai alat penghisap. Filum Platyhelminthes dibagi dalam 3
kelas, yaitu Kelas Turbelaria, Kelas Trematoda dan Kelas Cestoda. Filum
platyhelmithes (cacing pita) adalah hewan aselomata yang pipih secara
dorsoventral,species ini hidup di habitat air laut, air tawar, dan daratan yang
lembab.Selain memiliki banyak bentuk yang hidup bebas, cacing pipih meliputi
banyak pula spesies parasit, seperti cacing pipih dan cacing pita.Cacing pipih disubut
demikian karena, tubuhnya tipis diantara permukaan torsal dan ventral. Ukurannya
berkisar antara species hidup bebas yang mkroskopis hingga cacing pita yang
panjangnya lebih dari 20 m.
Nemathelminthes disebut juga cacing benang. Tubuh tidak beruas-ruas,
ukuran tubuh mikroskopis, tetapi ada yang makroskopis. Tubuh bagian luar ditutupi
selapis kutikula. Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup pada
inangnya dari pada cacing yang hidup bebas. Filum Nemnathelminthes terbagi
menjadi dua kelas, yaitu Kelas Nematoda dan Kelas Nematomorpha.
Annelida disebut cacing cincin, cacing gelang, atau cacing
bersegmen. Annelida mempunyai saluran pencernaan yang sudah sempurna, namun
tidak mempunyai rangka luar. Bentuk tubuh bulat panjang dan bersegmen-segmen
seolah-olah seperti sederetan cincin memanjang. Segmen-segmen tidak hanya
terdapat pada tubuh bagian luar, tetapi juga pada tubuh bagian dalam. Berdasarkan
jumlah seta, Annelida dikelompokkan ke dalam 3 kelas yaitu Polychaeta,
Oligochaeta, dan Hirudinea.
Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus
dengan serabut saraf yang melebar.Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari
mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Ada pula yang memiliki rahang dan lidah
pada mollusca tertentu.Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut
radula.Radula berfungsi untuk melumat makanan.Mollusca yang hidup di air
bernapas dengan insang.Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki
insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah
yang berfungsi sebagai paru-paru.Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang
berperan sebagai ginjal.
Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu kaki merupakan penjulur
bagian ventral tubuhnya yang berotot.Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau
menggali.Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel
yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Massa viseral adalah bagian tubuh
mollusca yang lunak.Massa viseral merupakan kumpulansebagaian besar organ
tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Mantel membentuk rongga
mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi,
dan anus.Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada
mollusca bercangkang.
Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus
dengan serabut saraf yang melebar.Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari
mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Ada pula yang memiliki rahang dan lidah
pada mollusca tertentu.Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut
radula.Radula berfungsi untuk melumat makanan.Mollusca yang hidup di air
bernapas dengan insang.Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki
insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah
yang berfungsi sebagai paru-paru. Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang
berperan sebagai ginjal.
Dugesia sp. merupakan salah satu species Platyhelminthes yang masuk ke
dalam classis Turbellaria. Hewan ini dikelompokkan ke dalam classis Tubellaria
karena memiliki beberapa karakteristik, yaitu pada permukaan tubuhnya terdapat
silia (rambut getar) yang digunakan untuk bergerak, kemudian di bagian anterior
tubuhnya berbentuk segitiga dan memiliki sepasang bintik mata yang berfungsi
untuk membedakan keadaan gelap dan terang (Agisni, 2012).
Cacing sutra (Tubifex sp.) adalah cacing berwarna merah darah yang
termasuk dalam kelas Oligochaeta air tawar. Cacing sutra hidup dengan membentuk
koloni dan diperoleh dari hasil tangkapan di sungai atau melalui proses budidaya
pada medium bahan organik. Perkembangbiakan cacing sutra tergolong cepat, dalam
waktu 42 haricacing sutra tumbuh menjadi dewasa dan segera berkembang biak.
Pada umumnya cacing sutra digunakan untuk pakan ikan hias, ikan lele dan
merupakan sumber protein baru dalam pakan ternak (Mandila dan Hidajati. 2013)
Sepia officinalis merupakan binatang yang bersifat phototaksis positif,
mudah tertarik dengan cahaya dan naik ke permukaan air. Ciri khas dari Sepia
officinalis adalah dapat menyemprotkan cairan hitam dari tentakel yang terletak
dimulut. Cairan hitam tersebut berfungsi untuk mengecoh musuhnya dan jari-jari
yang mempunyai mangkuk penghisap untuk menangkap mangsanya. Sepia sp dapat
dijumpai di daerah pantai, perairan laut dangkal, perairan payau dan laut terbuka
sampai kedalaman 400 meter. Ada sekitar 120 spesies yang diketahui dari
genus Sepia yang ditemukan di seluruh dunia.
Chitons hidup di seluruh dunia, dalam air dingin dan di daerah tropis.
Kebanyakan dari mereka mendiami zona intertidal atau subtidal dan tidak melampaui
zona yg berhubung dgn cahaya.Mereka tinggal pada permukaan keras, seperti pada
atau di bawah batu, atau di celah-celah batu. Beberapa spesies hidup cukup tinggi di
zona pasang surut dan terkena udara dan cahaya untuk waktu yang lama. Lainnya
hidup subtidally. Sebuah beberapa spesies hidup di air dalam, sedalam 6.000 m
(sekitar 20.000 ft).
Menurut Moeljanto dan Heruwati (1975) diacu dalam Kasry (2003), Anadara
sp. atau kerang darah merupakan salah satu jenis kerang yang mempunyai nilai
ekonomis penting dan disukai masyarakat. Selanjutnya Ismail (1971) diacu dalam
Kasry (2003) mengatakan kerang darah mempunyai rasa yang guring karena
mengandung lemak dan kadar protein yang tinggi. Komposisi kimia kerang dara
(Anadara sp.) adalah air 83%, lemak 0.91%, protein 10.33% dan kadar abu 1.84%
(Moeljanto dan Heruwati 1975 diacu dalam Kasry 2003). Kerang darah yang telah
dewasa yang berukuran diameter 4 cm dapat memberikan sumbangan energi sebesar
59 kalori serat mengandung 8 gram protein, 1.1 gram lemak, 3.6 gram karbohidrat,
133 mg kalsium, 170 mg phosfor, 300 SI vitamin A dan 0.01 mg vitamin B1
(Karnadi 1991 diacu dalam Kasry 2003).
BAB III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara 1 yaitu bak preparat, kaca
pembesar, mikroskop, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan yaitu beberapa specimen anggota dari Phylum Vermes
dan Mollusca yaitu Dugesia sp., Tubifex sp., Chiton sp., Anadara sp., Sepia
officinalis dan satu spesimen dari family Ficidae.
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum antara lain:
1. Diamati, digambar dan dideskripsikan karakter pada specimen yang diamati
berdasarkan ciri-ciri morfologi.
2. Diidentifikasi spesimen dengan kunci identifikasi.
3. Dibuat kunci identifikasi sederhana berdasarkan karakter specimen yang diamati.
4. Dibuat laporan sementara dari hasil praktikum.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Sepiida
Famili : Sepiidae
Genus : Sepia
Spesies : Sepia officinalis
Keterangan Gambar :
1. Lengan
2. Mata
3. Mulut
4. Mantel
5. Lateral fin/sirip
6. Tentakel
7. Sucker
12
3
4
5
Klasifikasi :
1. Kingdom : Animalia
2. Filum : Mollusca
3. Class : Amphineura
4. Ordo : Cryptochiton
5. Family : Chitonidae
6. Genus : Chiton
7. Spesies : Chiton sp.
Keterangan Gambar :
1. Placophora
2. Mantel
3. Mulut
4. Head foot
5. Insang
6. Anus
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Fillum : Moluska
Kelas : Bivalva
Ordo : Arcoida
Famili : Arcidae
Subfamili : Anadarinae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara sp.
Keterangan Gambar :
1. Umbo
2. Valve
3. Digilateral
4. Lengkung palial
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
1
2
3
4
5
6
1
234
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Haplotaxida
Famili : Tubifisidae
Genus : Tubifex
Spesies : Tubifex sp.
Keterangan Gambar :
1. Metamer
2. Protostomia
3. Anus
4. Cetae
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Platyhelminthes
Classis : Turbellaria
Ordo : Tricladida
Familia : Dugesiidae
Genus : Dugesia
Species : Dugesia sp.
Keterangan Gambar :
1. Eye spot
2. Head
3. Trunk
4. Gastrovascular
5. Pharynx
Kunci identifikasi :
1. Rongga tubuh
a. Selomata……………………………………………..(2)
b. Aselomata……………………………………………(Dugesia sp.)
2. Segmen tubuh
a. Metamerik……………………………………………(Tubifex sp.)
b. Non metamerik………………………………………(3)
3. Cangkang
a. Eksoskeleton…………………………………………(4)
b. Endoskeleton………………………………………...(Sepia officinalis)
4. Lempeng dorsal
a. Ada…………………………………………………..(Chiton sp.)
b. Tidak ada…………………………………………….(5)
5. Ada tidaknya Valve
a. Ada…………………………………………………..(Anadhara sp.)
b. Tidak ada…………………………………………….(Ficidae)
B. Pembahasan
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. ………..
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini yakni....
DAFTAR REFERENSI
Mandila, S.P. dan Hidajati. N, 2013. Identifikasi Asam Amino Pada Cacing Sutra
(Tubifex Sp.) yang Diekstrak Dengan Pelarut Asam Asetat dan Asam Laktat.UNESA
Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1.
Jurnal 5 tahun terakhir, yang dilampirkan 1 jurnal inggris
DAFTAR REFERENSI HARVARD STYLE
Penulisan Daftar Pustaka menggunakan Sistem Harvard (author-date style).
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan
pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang
sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau
c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar
pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan
huruf italic. Terdapat banyak varian dari sistem Harvard yang digunakan dalam
berbagai jurnal di dunia.
Contoh :
Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress syndrome.
NewEngland J Med 337(6): 435-439.
Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners into
rench rural
communities. J Rural Studies 10(2):197–210.
Dower M. 1977. Planning aspects of second homes. di dalam Coppock JT (ed.),
SecondHomes: Curse or Blessing? Oxford: Pergamon Pr. Hlm 210–237.
Grinspoon L, Bakalar JB. 1993. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Press.
Palmer FR. 1986. Mood and Modality. Cambridge: Cambridge Univ Press.
Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan:
"Smith (1983) menemukan bahwa tumbuhan pengikat N dapat diinfeksi oleh
beberapa
spesies Rhizobium yang berbeda”.
"Integrasi vertikal sistem rantai pasokan dapat menghemat total biaya distribusi
antara
15% sampai 25 % (Smith, 1949, Bond et al., 1955, Jones dan Green, 1963)."
"Walaupun keberadaan Rhizobium normalnya mampu meningkatkan pertumbuhan
kacang-kacangan (Nguyen, 1987), telah didapat pula hasil yang berbeda bahkan
berlawanan (Washington, 1999)."