vegetarian dalam perspektif spiritual

9
WEJANGAN BHAGAVAN TENTANG VEGETARIAN “Mulai dari saat sekarang, marilah bagi siapapun juga, apakah dia yang menganggap dirinya sebagai seorang bhakta (pemuja Tuhan) atau tidak, dia seharusnya melepaskan kebiasaan makan daging. Mengapa? Mengkonsumsi daging hanya akan meningkatkan sifat-sifat binatang di dalam diri kita. Hal ini telah jelas dikatakan bahwa makanan yang dikonsumsi seseorang akan menentukan pikiran seseorang. Dengan mengkonsumsi berbagai jenis daging binatang, maka sifat-sifat dari binatang ini akan ikut terserap. Betapa sangat berdosanya dengan makan daging binatang yang juga disusun oleh lima unsur yang sama! Hal ini akan menuntun seseorang pada kecendrungan tindakan jahat dan kejam, selain telah melakukan kebengisan pada binatang. Karena itu, bagi mereka yang berhasrat dengan tulus untuk menjadi bhakta-Nya Tuhan harus melepaskan makanan yang bukan vegetarian. Dengan memanggil diri mereka sebagai bhakta- Nya Sai atau bhakta-Nya Rama dan Krishna, namun mereka malah memelihara ayam untuk disembelih. Bagaimana mungkin mereka menganggap diri mereka sebagai bhakta-Nya Sai? Bagaimana mungkin Tuhan bisa menerima orang seperti ini sebagai seorang bhakta? Maka dari itu, apakah mereka seorang bhakta di India atau di luar India, mereka harus segera melepaskan kebiasaan makan daging. Maka dari itu, bagi mereka yang bercita-cita untuk menjadi pemuja- Nya Tuhan harus melepaskan makan daging, merokok dan minuman keras.” Wejangan Bhagavan 23 November 1994, Sanathana sarathi bulan Desember 1994, halaman 315 Aku telah menekankan betapa pentingnya bagi setiap orang untuk melepaskan kebiasaan makan makanan yang bukan vegetarian bahkan ketika dalam masa anak-anak-Ku. Makan daging akan mengembangkan kualitas binatang dalam diri manusia dan membuatnya terseret kedalam tingkat raksasa; adalah sebuah pemandangan yang begitu menghancurkan hati ketika melihat beberapa sapi harus dibunuh dan dipotong untuk dipakai sebagai makanan bagi manusia. Sapi telah dipuja sebagai ibu di tanah Bharat sejak jaman dahulu. Pemotongan sapi adalah menjijikkan bagi kebudayaan negeri ini. Persediaan air minum bagi orang-orang dan mengakhiri pembantaian binatang untuk makanan adalah dua kebutuhan penting bagi negeri ini dalam upaya untuk mendapatkan kembali kemuliaannya yang sejati. Kekerasan dalam

Upload: nyoman-sumantra

Post on 26-Mar-2016

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Ulasan tentang vegetarian yang bematerikan tentang arti dan manfaat dari vegetarian. Manfaat disini berkaitan pada phisik dan mental.

TRANSCRIPT

Page 1: Vegetarian dalam perspektif Spiritual

WEJANGAN BHAGAVAN TENTANG VEGETARIAN

“Mulai dari saat sekarang, marilah bagi siapapun juga, apakah dia yang menganggap dirinya

sebagai seorang bhakta (pemuja Tuhan) atau tidak, dia seharusnya melepaskan kebiasaan

makan daging. Mengapa? Mengkonsumsi daging hanya akan meningkatkan sifat-sifat binatang

di dalam diri kita. Hal ini telah jelas dikatakan bahwa makanan yang dikonsumsi seseorang akan

menentukan pikiran seseorang. Dengan mengkonsumsi berbagai jenis daging binatang, maka

sifat-sifat dari binatang ini akan ikut terserap. Betapa sangat berdosanya dengan makan daging

binatang yang juga disusun oleh lima unsur yang sama! Hal ini akan menuntun seseorang pada

kecendrungan tindakan jahat dan kejam, selain telah melakukan kebengisan pada binatang.

Karena itu, bagi mereka yang berhasrat dengan tulus untuk menjadi bhakta-Nya Tuhan harus

melepaskan makanan yang bukan vegetarian. Dengan memanggil diri mereka sebagai bhakta-

Nya Sai atau bhakta-Nya Rama dan Krishna, namun mereka malah memelihara ayam untuk

disembelih. Bagaimana mungkin mereka menganggap diri mereka sebagai bhakta-Nya Sai?

Bagaimana mungkin Tuhan bisa menerima orang seperti ini sebagai seorang bhakta? Maka dari

itu, apakah mereka seorang bhakta di India atau di luar India, mereka harus segera melepaskan

kebiasaan makan daging. Maka dari itu, bagi mereka yang bercita-cita untuk menjadi pemuja-

Nya Tuhan harus melepaskan makan daging, merokok dan minuman keras.”

Wejangan Bhagavan 23 November 1994, Sanathana sarathi bulan Desember 1994, halaman 315

“Aku telah menekankan betapa pentingnya bagi setiap orang untuk melepaskan kebiasaan

makan makanan yang bukan vegetarian bahkan ketika dalam masa anak-anak-Ku. Makan

daging akan mengembangkan kualitas binatang dalam diri manusia dan membuatnya terseret

kedalam tingkat raksasa; adalah sebuah pemandangan yang begitu menghancurkan hati ketika

melihat beberapa sapi harus dibunuh dan dipotong untuk dipakai sebagai makanan bagi

manusia. Sapi telah dipuja sebagai ibu di tanah Bharat sejak jaman dahulu. Pemotongan sapi

adalah menjijikkan bagi kebudayaan negeri ini. Persediaan air minum bagi orang-orang dan

mengakhiri pembantaian binatang untuk makanan adalah dua kebutuhan penting bagi negeri

ini dalam upaya untuk mendapatkan kembali kemuliaannya yang sejati. Kekerasan dalam

Page 2: Vegetarian dalam perspektif Spiritual

bentuk apapun adalah merupakan kejahatan dan membunuh binatang yang tidak berdosa

secara jelas adalah sebuah kekejaman. Aku memberkati perdana mentri India dan

mengharapkannya untuk sampai kesana dan menyelesaikan dua hal semasih dia menjabat.”

Sanathana Sarathi, Desember 1994, halaman 322

“Adalah penting untuk dicatat bahwa bagi mereka yang menjalani kehidupan dengan

vegetarian akan lebih kurang terserang penyakit, sedangkan bagi mereka yang menjalani

kehidupan bukan vegetarian akan mengalami lebih banyak terserang penyakit. Mengapa?

Karena makanan yang bersumber dari hewan adalah tidak cocok dengan tubuh manusia.”

Wejangan musim panas 1990, halaman 34

“Ibu Easwaramma merawat anaknya (Sathya Narayena Raju) dengan kasih dan perhatian. Hari

berganti demi hari dan Sathya kecil sudah menjadi seorang anak laki-laki. Anak ini adalah

seorang mithabhashi dan mithaahari (seseorang yang sedikit makan dan sedikit bicara).

Easwaramma menjadi bingung dengan tingkah laku yang aneh dari anaknya. Biasanya anak-

anak suka sekali makan. Khususnya beberapa orang lebih memilih makanan yang bukan

vegetarian seperti ikan dan daging. Namun anak laki-lakinya benar-benar menolak dan

menentang makanan yang bukan vegetarian. Beliau bahkan tidak mau berkunjung ke rumah

tempat makanan non vegetarian itu dimasak. Melihat sifatnya yang begitu mulia, Easwaramma

menyadari bahwa anak laki-lakinya bukanlah anak pada umumnya, namun seseorang yang

mempunyai sifat keTuhanan. Saudara Beliau yang perempuan yang bernama Venkamma juga

menyadari sifat keTuhanan dari anak ini. Bersama-sama, mereka membesarkan anak laki-laki ini

dengan kasih dan perhatian.”

Wejangan suci Bhagavan 23 November 2003

“Di dalam upaya untuk mendapatkan pikiran yang baik, maka lepaskanlah kebiasan-kebiasaan

yang tidak baik seperti mengkonsumsi makanan yang bukan vegetarian, merokok dan

meminum minuman keras.”

Wejangan Bhagavan, 21 November 1999

Page 3: Vegetarian dalam perspektif Spiritual

“Ada beberapa kebiasaan-kebiasaan tertentu. Para anggota dari sebuah oragnisasi seharusnya

memiliki kebiasaan yang baik. Jaisa Anna, Vaisa Mann – sebagaimana makanannya begitulah

pikirannya. Sebagaimana pikirannya maka begitulah pengalamannya – Yad bahvam tad Bhavati.

Jadi, kita harus makan dengan jalan yang benar. Ini disebabkan karena segala jenis makanan

yang kita miliki bersifat durguna, duralochana dan duschinta – kebiasaan yang buruk, pikiran

yang buruk. Jadi, lepaskanlah kebiasaan merokok. Dan juga meneguk minuman keras. Minuman

beralkohol dan rokok akan merusak kesehatanmu. Seseorang yang tidak sehat dan sakit tidak

akan mampu mencapai hal yang kecil. Makan daging juga adalah sesuatu yang sangat buruk.

Jika kalian menikmati makanan yang berasal dari binatang, maka kalian mengembangkan sifat-

sifat kebinatangan. Sebagaimana makanannya maka begitulah pikirannya. Jadi kalian harus

mempunyai aturan dalam hal makanan. Kemudian yang keempat adalah judi. Kesemuanya ini

dalam bidang spiritual harus dilepaskan mulai dari merokok, minum minuman memabukkan,

makan daging dan berjudi. Keempat kebiasaan ini adalah sangat buruk.

Kalian ikut dalam makan daging. Banyak orang harus membunuh binatang karena

kesukaan kalian dalam menikmati makanan yang bukan vegetarian. Kalian yang harus

bertanggung jawab atas kematian binatang-binatang itu. Mereka dibunuh karena kalian

berhasrat memakannya. Ini adalah dosa. Betapa berdosanya kalian dengan membunuh

binatang yang tidak berdosa dan memakannya.”

Wejangan Bhagavan, 21 November 1995

Mulai dari saat kelahiran kita sampai pada waktu hancurnya badan ini, kita melakukan banyak

cara untuk menghasilkan uang dan mendapatkan makanan. Di dalam upaya menumpuk

kekayaan, kita memakai berbagai bentuk cara dan metode yang juga dipakai oleh unggas dan

binatang.

Dalam hal mencari makanan, kita menggunakan berbagai jenis kekuatan, keahlian dan

kemampuan yang juga sama digunakan oleh para binatang dan unggas. Adalah tidak benar

dengan mengatakan bahwa kita menggunakan semua pengetahuan dan keahlian kita untuk

melakukan sesuatu yang juga sama dilakukan oleh unggas dan binatang. Dalam proses

Page 4: Vegetarian dalam perspektif Spiritual

menghabiskan semua energi yang kita miliki untuk mendapatkan makanan, kita pergi terlalu

jauh dari aspek Atma. Untuk tujuan memberi makan diri kita, banyak kehidupan yang harus

dikorbankan. Dalam proses kita mencari makanan, banyak benda seperti pohon, unggas, ikan

dan binatang yang dikorbankan. Karena berbagai jenis kehidupan yang dikorbankan dan

menyatu dengan umat manusia, maka mereka juga memperoleh kelahiran sebagai manusia

pada kelahiran berikutnya. Tidak satupun dari jiva ini yang mendapatkan kesempatan untuk

meningkat lebih daripada kehidupan sebagai manusia. Seluruh hidup telah dihabiskan untuk

melakukan sebuah usaha untuk lahir kembali setelah kematian seseorang, jadi mengulangi

perputaran kelahiran dan kematian. Kita menjadi budak dari proses kelahiran dan kematian.

Kita seharusnya tidak mengijinkan diri kita menjadi budak dalam proses ini. Kita harus

melakukan sebuah usaha untuk menjadi seseorang dengan jiwa yang bersinar cemerlang.

Wacana musim panas di Brindavan, 1974

“Di hari yang suci seperti Vijaya Dasami ambillah sebuah janji untuk melepaskan kebiasaan

seperti merokok, minum minuman keras, makan makanan yang bukan vegetarian. Banyak yang

tidak menyadari akibat buruk dari kebiasaan yang jelek ini. Jika seorang perokok

menghembuskan asap rokoknya pada sehelai sapu tangan putih maka dia akan menemukan

bercak kuning diatas kain ini. Ini adalah tanda dari penyakit. Merokok menuntun pada penyakit

kanker. Minum minuman yang memabukkan adalah kebiasaan yang sangat jelek. Ini akan

menyebabkanmu menjadi mabuk dan lupa akan dirimu sendiri. Mengkonsumsi makanan yang

bukan vegetarian juga adalah kebiasaan yang buruk. Ketika tubuh manusia sendiri terbuat dari

daging, apakah perlunya mengkonsumsi daging yang berasal dari unggas dan binatang? Kalian

seharusnya hanya makan makanan yang suci. Hanya dengan demikian kalian bisa memiliki

perasaan yang suci. Untuk mendapatkan pikiran yang suci dan perbuatan yang suci, makanan

yang suci adalah sangat mendasar.” Wejangan Bhagavan, 1 Oktober 1998

“Lidah seharusnya hanya disibukkan dengan berbicara yang benar, berbicara yang lembut dan

mengkonsumsi apa yang baik dan berguna bagi tubuh. Manusia menurunkan derajatnya sendiri

Page 5: Vegetarian dalam perspektif Spiritual

dengan mengkonsumsi minuman yang memabukkan dan makanan yang bukan vegetarian dan

menuruti kesenangan untuk merokok. Kebiasaan yang meracuni ini juga berakibat pada otak.”

Wejangan Bhagavan, 6 Oktober 1997

“Sebuah sifat dasar dapat dirubah dengan cara latihan; bahkan anjing dapat berhenti

menikmati daging ketika dilatih hanya untuk menikmati makanan vegetarian.”

Sabda Sathya Sai XII, Bab 36

“Adalah sebuah fakta bahwa tumbuhan juga mempunyai jiwa sama halnya dengan binatang.

Namun binatang diberkati dengan pikiran, dan system syaraf juga sedangkan tumbuhan tidak

memilikinya. Binatang dapat menangis dan menjerit ketika mereka dipaksa untuk dibunuh. Hal

ini tidak terjadi pada tumbuhan; menyamakan antara membunuh binatang dengan

menghancurkan tumbuhan adalah penalaran yang salah. Lebih lanjut, membunuh binatang dan

menikmati daging mereka menuntun pada menyebarnya sifat dan tingkah laku binatang pada

diri manusia (artinya manusia mendapatkan sifat hewan dengan menikmati dagingnya). Jadi

sifat hewan ini akan ada dalam diri kita seperti sifat tamasik yang dimiliki oleh kerbau dan

domba. Karena itu, kebiasaan makan daging harus dibuang.

Makanan dapat mengkondisikan keadaan sifat dari pikiran. Sedangkan sifat pikiran menuntun

pada pola pikir yang dimiliki. Pola pikir menghasilkan tindakan. Akhirnya tindakan menuntun

kita pada hasil dan akibatnya. Rantai tindakan antara makanan yang kita makan dan hasil dari

tindakan kita menyoroti kenyataan bahwa makan daging menuntun pada tindakan yang kejam

dan menghasilkan akibat yang buruk.”

Sathya Sai, Awatara kasih, halaman 132.

“Tindakan dan makanan yang harus kalian hindari serta jauhi. Nishidda Karma adalah tindakan

yang benar-benar harus dihindari. Sebagai contoh, seorang peminat spiritual harus mengikuti

beberapa aturan berkaitan dengan makanan. Dia harus secara total menghindari makanan yang

bersifat rajasik seperti minuman beralkohol dan makanan dari daging. Sifat dasar dari makanan

Page 6: Vegetarian dalam perspektif Spiritual

menentukan sifat dasar dari pikiran, perasaan dan tindakan seseorang. Jika tindakan seseorang

harus benar dan pantas maka dia harus secara hati-hati mengikuti disiplin dalam hal makanan.”

Sabda Sathya Sai XXIX, Bab 20

“Ada beberapa aturan yang berkaitan dalam hal makanan. Banyak dokter yang menekankan

nilai dari protein dan mereka menyarankan untuk makan daging, telur, dsb. Namun protein

yang dibicarakan disini hanya untuk membangun tubuh phisik, namun benar-benar dapat

merusak pikiran. Para dokter hanya fokus pada pertumbuhan badan jasmani. Mereka kurang

memberikan perhatian pada bentuk halus dari susunan tubuh rohani atau batin. Kebanyakan

penyakit yang lumrah terjangkit di dunia pada saat sekarang adalah terkait dengan pikiran.

Jumlah penyakit jiwa telah melebihi penyakit pada tubuh jasmani. Wedhaantha telah

menjelaskan bahwa pikiran adalah sebab dari keterikatan dan kebebasan dari manusia. Hal ini

berarti bahwa pikiran harus digunakan dengan sepantasnya dan diputar menuju jalan Tuhan.

Sama halnya juga bahwa pikiran yang harus bertanggung jawab pada kesehatan dan rasa sakit.

Dalam konteks ini, makanan juga memegang peranan yang sangat penting. Protein yang

dibutuhkan terdapat dalam susu, dadih susu dan sayuran yang banyaknya sama dengan yang

terdapat dalam daging. Jika berkaitan dengan diet, para dokter memberikan resep yang benar

untuk bisa menyembuhkan pasien dari rasa sakit.

Wejangan Sri Sathya Sai Baba 7 Pebruari 1993.

“Makan daging adalah tidak apa-apa bagi mereka yang memusatkan perhatian pada tubuh

jasmani dan ingin memiliki kekuatan, namun untuk peminat spiritual makan daging adalah

buruk.”

Hislop, John S., Percakapan dengan Sathya Sai Baba, halaman 19

Kalian seharusnya tidak salah paham dan salah mengambil makna dari apa yang Aku katakan.

Adalah kewajiban-Ku untuk menyampaikan kepada kalian kebenaran seperti apa adanya. Saat

sekarang ada alasan mengapa populasi umat manusia meningkat, dan itu disebabkan karena

tingkah laku dan sikap dari manusia. Manusia bekerja dengan susah payah untuk mengisi

Page 7: Vegetarian dalam perspektif Spiritual

perutnya yang kecil dan Tuhan dengan kasih Beliau telah menciptakan banyak hal di dunia ini.

Beliau menciptakan banyak tumbuhan padi, begitu banyak buah-buahan, banyak gandum.

Begitu banyaknya makanan yang bagus telah diciptakan oleh Tuhan, namun kita pergi untuk

menikmati daging dan ikan. Dan semua jenis ikan yang kita bunuh dan makan lahir kembali

sebagai manusia.”

Wacana musim panas di Brindawan 1977, halaman 182

“Daging dan minuman beralkohol memberikan ancaman yang begitu besar bagi kesehatan

manusia, menyebabkan banyak penyakit di dalam dirinya.

Wejangan Sri Sathya Sai Baba, 21 Januari 1994

“Kebutuhan yang ketiga adalah makanan yang sathwik. Ini mengandung makna bahwa tidak

satupun dari jenis makanan yang dapat dimakan harus banyak mengandung rasa masam, pahit

atau pedas. Kalian seharusnya menjauhkan diri makanan yang bersifat rajasik seperti ikan dan

daging. Bahkan makanan yang bersifat sathwik seharusnya tidak dikonsumsi secara berlebihan.

Beberapa orang mengkonsumsi begitu banyak makanan sathwik walaupun itu adalah bersifat

satwam, tapi kalau berlebihan akan mengambangkan kualitas dari sifat rajasik. Semuanya akan

menjadi sathwik jika kalian datang duduk dengan perut yang kosong dan pergi dengan perut

yang tidak terlalu penuh! Jika kalian datang dengan perut kosong dan pergi dengan perut yang

kepenuhan, maka hal ini akan menjadi ramona.”

Wejangan Sri Sathya Sai Baba, 29 Desember 1985

“Kategori yang ketiga dijelaskan sebagai “Madhyapaanoratha daanavah” (seseorang yang

kecanduan dengan minuman yang memabukkan dan makan daging dan mengarah pada

kehidupan yang mengumbar kenikmatan panca indria adalah seorang iblis). Orang yang seperti

itu benar-benar mementingkan diri sendiri dan tidak mempunyai perasaan atau perhatian

terhadap yang lainnya. Orang yang jahat, dipengaruhi oleh hasrat yang jahat dan perbuatan

yang jahat pula adalah merupakan gambaran dari seorang raksasa.”

Wejangan Sri Sathya Sai Baba, 25 Desember 1991

Page 8: Vegetarian dalam perspektif Spiritual

“Dengan makan daging tubuh jasmani akan mendapatkan protein, namun protein untuk jiwa

tidak akan ada di dalam daging. Jika kalian berhasrat penuh dalam kehidupan spiritual,

mengkonsumsi daging adalah tidak ada manfaatnya sama sekali; namun jika kalian menaruh

perhatian yang besar pada kehidupan duniawi, daging adalah tidak menjadi masalah. Ada juga

alasan spiritual lainnya. Ketika kalian membunuh binatang itu berarti kalian membuatnya

menjadi menderita, tersiksa dan disakiti. Tuhan ada di dalam setiap makhluk hidup, lantas

bagaimana kalian bisa memberikan penderitaan yang begitu kejam? Kadang-kadang ketika

seseorang digigit anjing dia menjadi menangis, dia merasa begitu kesakitan. Coba bandingkan

berapa besar rasa sakit yang ditimbulkan ketika dalam proses pembunuhan. Binatang lahir ke

dunia bukan untuk tujuan menjadi makanan bagi umat manusia. Mereka datang untuk

menemukan dan berkembang sesuai dengan kehidupan mereka sendiri di dunia ini. Ketika

manusia meninggal, rubah dan binatang yang lainnya mungkin ingin menyantap mayat ini,

namun manusia lahir ke dunia bukan untuk menjadi makanan bagi binatang itu; kita lahir bukan

untuk tujuan itu. Sama halnya, manusia makan binatang, namun binatang tidak lahir untuk

menjadi makanan bagi manusia.”

Hislop, John S, Percakapan dengan Sathya Sai Baba, halaman 19

”Madhya paana ratho dushtah” (manusia yang jahat gemar terhadap minuman yang

memabukkan). Makan daging dan minum minuman keras adalah sifat buruk dari orang jahat.

Bagi mereka yang terseret dalam kebiasaan minum minuman keras kehilangan semua rasa

kesopanan, tidak ada perasaan kasih sayang atau rasa iba dan berubah menjadi makhluk yang

jahat.

Wejangan Sri Sathya Sai Baba, 30 Juli 1994

“Bagaimana perubahan seorang individu dapat dicapai? Ada beberapa kebiasaan buruk

diantara para individu-individu seperti halnya merokok, minum minuman beralkohol, makan

daging dan berjudi. Kebiasaan buruk ini tidak hanya menurunkan martabat seorang individu

namun juga membebankan kesusahan bagi semua anggota keluarga mereka. Kebiasaan buruk

Page 9: Vegetarian dalam perspektif Spiritual

ini harus di lepaskan untuk tujuan agar seorang individu dapat mengejewantahkan nilai

kemanusiaan yang terkandung di dalam dirinya. Kepribadian seseorang dapat berkembang

mekar hanya ketika dia berjalan dalam kehidupan yang bermoral.”

Wejangan Sathya Sai Baba, 7 Pebruari 1993

“Semua anggota dalam organisasi Sai seharusnya mengembangkan kegiatan tertentu yang

sangat diperlukan sekali. Sebagai contoh, mereka seharusnya mengatur makanan mereka,

karena makanan dapat memberikan pengaruh yang sangat kuat bagi pikiran. Merokok dan

minum minuman keras harus segera ditinggalkan. Semuanya ini dapat menghancurkan

kesehatan. Makan daging juga harus dihindari karena makan daging hewan akan

mengembangkan sifat dan naluri binatang. Iblis yang keempat yang patut untuk ditinggalkan

adalah berjudi. Bagi mereka yang mengambil jalan spiritual seharusnya menjauhkan diri sebisa

mungkin dari kegiatan empat hal ini.”

Wejangan Sri Sathya Sai Baba, 21 November 1995

“Daging sangat tidak baik bagi kehidupan spiritual yang membutuhkan “protein jiwa”, dan juga

karena membuat binatang mengalami penderitaan dan harus dibunuh.”

Hislop, John S,. Percakapan dengan Sathya Sai Baba, halaman 19-20

“Namun sedikit susu, mentega dan keju dapat diterima karena tidak ada kekerasan yang

dilakukan untuk mendapatkan semuanya ini.”

Hislop, John S,. Percakapan dengan Sathya Sai Baba, halaman 20

“Bagian terpenting dari ajaran Swami, ada sebuah point yang Beliauu tekankan berulang kali

adalah hanya makan makanan yang suci. Hindari makan daging. Makanan ini tidak dapat

mengembangkan kemajuan dalam kehidupan spiritual.”

Rodriguez, Brigitte, Glimpses of the Divine, halaman 225