validasi kuesioner littlears berbahasa indonesia...

72
VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK USIA 0 6 BULAN DI DESA NAGRAK Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: WITHA NOVIALY BARNAS NIM: 11141030000060 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Upload: ledan

Post on 01-Apr-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA

INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK

USIA 0 – 6 BULAN

DI DESA NAGRAK

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

WITHA NOVIALY BARNAS

NIM: 11141030000060

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA

INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK

USIA 0 – 6 BULAN

DI DESA NAGRAK.

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

WITHA NOVIALY BARNAS

NIM: 11141030000060

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 3: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

ii

Page 4: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

iii

Page 5: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

iv

Page 6: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan nikmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat belajar higga tepat

pada waktunya penulis harus menuliskan laporan penelitian ini. Penulis

menyadari, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka penelitian ini

tidak akan pernah terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih:

1. Kepada Prof. DR. H. Arif Sumantri, M.Kes, Prof. Dr. dr. Sardjana, Sp.OG

(K), SH, Yardi, PhD, Apt, Fase Badriah, SKM, M.Kes, Ph.D selaku Dekan

dan Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Kepada dr. Nouval, SpU, Ph.D, FICS, FACS selaku Ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter atas kesempatan yang diberikan kepada

penulis untuk menggali ilmu di PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Kepada dr. Fikri Mirza Putranto, SpTHT-KL selaku pembimbing 1 yang

telah mempercayai untuk bergabung dalam penelitian Beliau, serta tak

pernah lelah untuk mencurahkan waktu, tenanga, semangat, dan ilmunya

untuk berbagi bersama penulis dan timnya.

4. Kepada dr. Cut Warnaini, MPH selaku pembimbing 2 yang turut

mencurahkan waktu, tenaga, semangat, dan ilmunya serta tak pernah lelah

untuk megoreksi laporan penelitian ini.

5. Kepada Ibu Silvi F. Nasution, M.Biomed selaku pembimbing akademik

yang tak pernah luput untuk mengingatkan perkembangan akademik setiap

anak bimbingnya.

6. Kepada Bapak Chris Adhiyanto, M. Biomed, PhD selaku

penanggungjawab modul riset yang turut memupuk semangat penulis

untuk menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya.

7. Kepada Bidan Ine Achdiani, Amkeb dan Ibu Kader Desa Nagrak,

Kecamatan Cangkuang, Bandung, Jawa Barat yang telah memberikan izin

Page 7: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

vi

untuk mengambil data responden pada daerah tersebut serta turut serta

membantu dalam pengambilan data responden.

8. Kepada Segenap responden penelitian ini yang telah meluangkan

waktunya untuk mengisi kuesioner dan melakukan wawancara terhadap

tumbuh kembang putra-putrinya serta selalu senantiasa mendoakan

peneliti untuk segera menyelasaikan penelitianya. Untuk Abang

fotococopy Bandung dan kampus yang telah sabar membantu proses print

dan penjilidan.

9. Kepada dua orang tercinta, orang tua saya, Rudi Barnas dan Yeni Andari

Nurhasanah atas limpahan kasih sayang dan pengorbanan yang tak dapat

terbalaskan oleh apapun. Terimakasih banyak atas doa yang senantiasa

mengiringi langkah putrimu, atas perjuangan yang tak kenal lelah selama

mencari responden satu per satu, dan atas kesabaran yang telah

mengajarkan putrimu banyak hal.

10. Kepada Adiku tersayang, Regar Bolyvia, terimakasih atas doa dan

dukunganmu, semoga kelak kau dapat menjadi kebanggaan mamah dan

papah.

11. Kepada Nenek tersayang, Alm. Syariah yang senantiasa mengiringi

langkah cucu mu dengan doa hingga penulis kelak akan menjadi seorang

dokter.

12. Kepada Selvia Oktaviani Agustine yang telah mengajak penulis untuk

melakukan penelitian di Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Bandung,

Jawa Barat, serta senantiasa menemani penulis untuk menyusun laporan

ini.

13. Kepada Teman-teman satu kelompok penelitian: Selvia Oktaviani A,

Harningtyas Alifin Jasmin, Nida Rania, Sherly Trisna. Terimakasih atas

kerjasama yang luar biasa selama melakukan penelitian dan menyusun

laporan penelitian.

14. Kepada Sahabat-sahabat yang turut mewarnai hari-hari selama masa

kuliah; Putri Rahma Azizah, Raissya Armila, Desy Islamiati, Amalina

Fitrasari, Selvia Oktaviani A, Harningtyas Alifin Jasmin, Nida Rania,

Page 8: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

vii

Sherly Trisna. Terimakasih untuk selalu ada saat suka dan duka.

Terimakasih untuk tak pernah lelah untuk mengingatkan.

15. Keluarga besar USMR dan PTBMMKI yang menjadi bagian tantangan

selama penyusunan laporan ini serta memberikan banyak pengalaman

dalam berorganisasi.

16. Kepada Sahabat-sahabat SMP Negeri 14 Bandung dan SMA Negeri 2

Bandung: Rizka Hasna Delvika, Siti Fatimah Zainatun Nisa, Dhea Sahira

Nuruhyani, Untari Nur Usmani, Melania Fadhillah, Rachmawati

Octaviani, Diona Riska Furi, Indi Marsya, Takara Tantarto, Muthia Nur

Azizah, Syarah Istanti Caesara, Ivanna Crecentia, Diah Ayu Prawitasari,

Sitti Maulidina Khairisna, Tiara Andriani Andi yang selalu mempercayai

penulis untuk mengejar mimpinya. Semoga jarak dan waktu tak menjadi

penghalang bagi kita untuk terus menjalin persahabatan ini. Semoga kelak

kita bertemu ketika mimpi-mimpi kita sudah tercapai.

17. Kepada teman-teman lain yang turut menemani penulis selama menyusun

skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan. Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi

perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Ciputat, 16 Juni 2017

Penulis

Page 9: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

viii

ABSTRAKWitha Novialy Barnas. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Validasikuesioner LittlEARS berbahasa Indonesia pada orang tua dengan anak usia 0 – 6bulan di Desa Nagrak. 2017. Objektif: Mengetahui validitas dan reliabilitaskuesioner LittlEARS berbahasa Indonesia di Desa Nagrak dengan tingkatpendidikan responden SMA kebawah dan menilai korelasi usia dengan total skor.Metode: Penelitian dilakukan di Desa Nagrak pada bulan Agustus-Desember 2016dengan desain penelitian potong lintang yang dilakukan secara mandiri danwawancara. Jumlah responden 40 dengan anak usia 0-6 bulan yang tidakmemiliki faktor resiko gangguan dengar, laki-laki 75% (30 orang) dan perempuan25%(10 orang). Hasil: kuesioner LittlEARS yang telah diadaptasi ke dalamBahasa Indonesia bersifat valid dan reliabel (cronbach’s alpha mandiri: 0,914,wawancara: 0,654). Terdapat korelasi usia anak dengan total skor pada pengisianmandiri dan wawancara (r mandiri: 0,424, wawancara: 0,516). Beda rerata zscore di bawah SMA dan SMA pada pengisian mandiri -0.330 (KI 95%),wawancara 0.458 (KI 95%). Kesimpulan: Kuesioner LittlEARS dapat digunakanuntuk responden dengan tingkat pendidikan SMA kebawah.Kata Kunci: Pendengaran anak, Kuesioner LittlEARS, Vailiditas dan Reliabilitas

ABSTRACT

Witha Novialy Barnas.Medical Studies and Physician Profession Program.Validation the LittlEARS questionnaire in “Bahasa Indonesia” for parents withchildren 0 – 6 months in Nagrak Village. 2017. Objective: To Find validity andreliability of LittlEARS questionnaire in “Bahasa Indonesia” in Nagrak Villagewith respondents whose educational status are high school graduates or lower andasses the correlation between the child’s age and total score questionnaire.Method: The study was conducted in Nagrak Village in August-December 2016with a cross-sectional design, done with respondens filling out questionnaire bythemselves (independent) and being interviewed by the researcher. The numberof respondents 40 participants whom have children’s age 0 – 6 months withouthearing impairment risks, boys 75%(30 people) and girls 25% (10 people). Result:The LittlEARS questionnaire adapted to “Bahasa Indonesia” is valid and reliable(cronbach’s alpha independent: 0,914, interview: 0,654). The correlation betweenthe children’s age and total score questionnaire (r independent: 0,424, interview:0,516). Mean difference of z score between two groups, high school graduatesand lower in answering question independently -0.330 (CI 95%), and answeringquestion by interview 0.458 (CI 95%). Conclusion: The LittlEARS questionnairecan be used for respondents whose educational status are high school graduates orlower.Keywords: Children’s Hearing, LittlEARS Quesionnaire, Validity and Reliability

Page 10: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India
Page 11: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India
Page 12: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India
Page 13: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan bicara dan bahasa pada anak ..........................................8

Tabel 4.1 Karakteristik Responden .......................................................................25

Tabel 4.2 Korelasi usia anak dengan total skor mandiri dan wawancara .............26

Tabel 4.3 Perbedaan rerata Z score berdasarkan pendidikan ................................27

Tabel 4.4 Reliabilitas mandiri dan wawancara ....................................................27

Tabel 4.5 Validitas butir pertanyaan kuesioner pada pengisian mandiri ...............28

Tabel 4.6 Uji kappa pada pengisian mandiri dan wawancara ................................30

Page 14: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian ................................................................17

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................18

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian ......................................................................22

Page 15: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 inform consent ...................................................................................42

Lampiran 2 Kuesioner Keterangan Responden ....................................................43

Lampiran 3 Kuesioner LittlEARS Bahasa Indonesia ............................................45

Lampiran 4 Kuesioner LittlEARS Bahasa Inggris ...............................................48

Lampiran 5 Saran Revisi Pertanyaan Kuesioner LittlEARS ...............................51

Lampiran 6 Surat Kode Etik Penelitian ...............................................................52

Lampiran 7 Kurva Korelasi Usia Dengan Total Skor Mandiri dan Wawancara ..53

Riwayat Peneliti ....................................................................................................54

Page 16: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGangguan pendengaran merupakan suatu kelainan yang sulit dideteksi,

mengingat ketulian tidak dapat terlihat.1 Data World Health Organization 2017

menunjukan terdapat 360 juta orang di dunia mengalami gangguan pendengaran

dan 32 juta diantaranya terjadi pada anak-anak.2 Terdapat variasi angka gangguan

pendengaran di berbagai negara, didapat angka gangguan pendengaran yang lebih

tinggi pada negara dengan pendapatan rendah atau menengah.3 Indonesia

termasuk empat negara di Asia dengan prevalensi gangguan pendengaran yang

cukup tinggi (4,6%) berdasarkan data World Health Organization Multi Center

Study tahun 1998, sementara tiga negara lainnya adalah Sri Lanka (8,8%).

Myanmar (8,4%), dan India (6,3%).4 Gangguan pendengaran dikelompokan

menjadi gangguan pendengaran kongenital dan gangguan pendengaran didapat.5

Terdapat 0,1% sampai dengan 0,3% bayi di dunia yang mengalami gangguan

pendengaran kongenital atau diperkirakan dari 1000 kelahiran hidup terdapat satu

sampai tiga bayi yang menderita gangguan pendengaran. Bila di Indonesia angka

kelahiran diperkirakan 2,6% maka terdapat 5000-10.000 bayi lahir dengan

gangguan pendengaran di Indonesia setiap tahunnya.4

Angka gangguan pendengaran yang tinggi di Indonesia, keterbatasan akses

dalam melakukan pemeriksaan pendengaran anak, rendahnya pengetahuan orang

tua mengenai adanya gangguan pendengaran serta budaya menunggu merupakan

faktor utama keterlambatan dalam mendeteksi adanya gangguan pendengaran

pada anak. Data World Health Organization 2017 mengatakan seharusnya 60%

gangguan pendengaran pada anak dapat dicegah dengan penatalaksanaan yang

benar dan deteksi gangguan dini.2

Gangguan pendengaran baru terdeteksi ketika orang tua mengganggap

anaknya terlambat dalam berbicara (delayed speech), anak tidak merespon ketika

dipanggil maupun diberi rangsangan suara, kosakata anak tidak sesuai dengan

Page 17: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

2

usianya, bicara anak tidak jelas, atau anak berbicara dengan isyarat.1

Keterlambatan dalam mendeteksi gangguan pendengaran dapat menyebabkan

keterlambatan dalam melakukan penanganan terhadap gangguan pendengaran

sehingga menyebabkan gangguan dalam komunikasi yang akan memengaruhi

kecakapan anak dalam proses belajar.6

The Joint Committee in Hearing Children 2007 (JCIH), menyarankan

untuk dilakukan skrining gangguan pendengaran pada bayi sebelum usia 1 bulan

dan dilakukan intervensi pada bayi dengan gangguan pendengaran sebelum usia 6

bulan.6 Intervensi yang dilakukan sejak dini ini harus dilakukan mengingat

mielinisasi pada saraf pendengaran & batang otak sempurna pada usia 6 bulan.

Selain itu, perkembangan auditorik berkaitan dengan pematangan otak dan neuron

di bagian korteks akan mengalami pematangan dalam 3 tahun pertama kehidupan

dan 12 bulan pertama terjadi perkembangan otak yang sangat cepat.6

Kuesioner LittlEARS merupakan suatu alat praskrining gangguan

pertumbuhan dan perkembangan pendengaran anak usia 0 – 24 bulan berdasarkan

pengamatan orang tua atau pengasuh. Kuesioner ini merupakan kuesioner pertama

yang dikembangkan di Jerman dan telah diadaptasi ke dalam 15 bahasa berbeda.

Adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia pertama kali dilakukan oleh tim peneliti

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Validasi adaptasi kuesioner LittlEARS dalam Bahasa Indonesia pada kelompok

responden dengan tingkat pendidikan SMA ke atas di RS Budi Kemuliaan dan

sekitar Jabodetabek didapatkan kuesioner LittlEARS dapat digunakan untuk

mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan pendengaran anak.7–10

Indonesia memiliki karakteristik penduduk yang beragam. Terdapat

perbedaan baik dari segi kebudayaan maupun sosial ekonomi antara kelompok

masyarakat daerah perkotaan dan pedesaan. Perbedaan karakteristik tersebut

membuat peneliti tertarik untuk melakukan validasi kuesioner LittlEARS dalam

Bahasa Indonesia pada kelompok masyarakat pedesaan. Desa Nagrak, Kecamatan

Cangkuang, Kabupaten Bandung sebagai tempat tujuan dalam penelitian ini,

memiliki angka kelahiran yang cukup tinggi yaitu 975 pada tahun 2013 dengan

91% tingkat pendidikan kepala keluarga di bawah jenjang SMA.11 Dalam

penelitian ini peneliti berharap dapat mengetahui validasi kuesioner LittlEARS

Page 18: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

3

dalam Bahasa Indonesia sebagai alat pra skrining gangguan pertumbuhan dan

perkembangan pendengaran anak usia 0 – 6 bulan pada kelompok responden

dengan tingkat pendidikan responden SMA ke bawah.

1.2 Rumusan MasalahPenelitian ini bertujuan untuk megetahui validasi kuesioner LittlEARS dalam

Bahasa Indonesia sebagai alat pra skrining pertumbuhan dan perkembangan

pendengaran anak usia 0 – 6 bulan pada kelompok ibu dengan tingkat pendidikan

SMA ke bawah.

1.3 HipotesisKuesioner LittlEARS yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia

dapat digunakan sebagai alat pra skrining tumbuh kembang pendengaran anak

usia 0 – 6 bulan pada kelompok ibu dengan tingkat pendidikan SMA ke bawah.

1.4 Tujuan penelitian

1.4.1 Tujuan UmumMenilai validasi kuesioner LittlEARS yang telah diadaptasi ke dalam

Bahasa Indonesia.

1.4.2 Tujuan Khususa. Melihat korelasi total skor kuesioner LittlEARS dengan usia anak 0 – 6

bulan

b. Mendapatkan validitas dan reliabilitas kuesioner LittlEARS yang telah di

adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia pada kelompok responden dengan

tingkat pendidikan di bawah SMA yang memiliki anak usia 0 – 6 bulan

c. Mengetahui hubungan karakteristik responden terhadap validitas dan

reliabilitas kuesioner LittlEARS.

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Bagi peneliti

a. Membantu peneliti menyelesaikan tugasnya sebagai prasyarat untuk lulus

mendapatkan gelar sarjana serta melanjutkan ke jenjang klinik.

Page 19: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

4

b. Membantu peneliti untuk mengetahui validitas kuesioner LittleEARS pada

kelompok responden dengan tingkat pendidikan di bawah SMA yang

memiliki anak usia 0 – 6 bulan.

1.5.2 Bagi Subjek Penelitian

a. Melakukan penilaian terhadap tumbuh kembang pendengaran anak serta

melakukan deteksi dini terhadap gangguan pendengaran.

b. Meningkatkan perhatiannya terhadap tumbuh kembang pendengaran

anaknya.

c. Meningkatkan awareness terhadap adanya gangguan pendengaran.

. 1.5.3 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi bahwa terdapat kuesioner LittlEARS yang dapat

digunakan sebagai instrument skrining serta diagnosis dini gangguan

pendengaran pada anak.

1.5.4 Bagi Akademis

a. Mengembangkan nama institusi dengan memperkenalkan penelitian kuesioner

LittlEARS.

b. Bahan bacaan atau sumber bagi penelitian berikutnya.

1.5.5 Bagi Kalangan Medis

Kuesioner LittlEARS dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk

deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pendengaran anak.

Page 20: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

5

Page 21: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Pelayanan KesehatanKesehatan merupakan salah satu indikator kemajuan suatu negara. Derajat

kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan sarana dan

prasarana kesehatan. Sarana dan prasarana kesehatan itu sendiri terdiri atas tempat

pelayanan kesehatan dan penyelenggara pelayanan kesehatan. Puskesmas

merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

pelayananan kesehatan masyarakat dan upaya tingkat kesehatan perseorangan

tingkat pertama. Untuk mendukung fungsi dan tujuan puskesmas diperlukan

sumber daya manusia berupa tenaga kesehatan.12

Dokter merupakan salah satu tenaga kesehatan yang menunjang sarana dan

prasarana puskesmas. Survey kesehatan tahun 2015 menyatakan terdapat 38,5%

puseksmas di Indonesia yang memiliki dokter melebihi jumlah standar yang

ditetapkan, 35,9% puskesmas sudah cukup dokter, dan terdapat 25,7% puskesmas

kurang dokter. 12

Bidan juga merupakan tenaga kesehatan yang turut menunjang sarana dan

prasarana Puskesmas. Survey kesehatan Indonesia 2015 menyatakan terdapat 56%

Puskesmas dengan jumlah bidan yang melebihi jumlah yang ditetapkan, 6,4%

sudah cukup bidan, dan 37,6% puskesmas kekurangan bidan.12

Data tersebut menunjukan bahwa keadaan sarana dan prasarana kesehatan

di Indonesia kurang merata, sehingga akan didapat keadaan kualitas kesehatan

pada berbagai daerah pun akan berbeda.12

Data survey kesehatan 2015 menyatakan terdapat kendala dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil baik berupa akses maupun

kualitas pelayanan kesehatan. Keberadaan puskesmas seharusnya dapat didukung

oleh aksesibilitas yang baik. Keadaan tersebut menunjukan bahwa penyediaan

sarana dan prasarana kesehatan belum dapat menunjang secara utuh pelayanan

kesehatan bagi masyarakat Indonesia. 12

Page 22: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

6

2.2 Tumbuh Kembang Pendengaran AnakPerkembangan auditorik pada manusia berkaitan dengan perkembangan

otak. Neuron bagian korteks mengalami proses pematangan pada 3 tahun pertama

kehidupan, dan masa 12 bulan pertama kehidupan terjadi perkembangan otak

yang sangat cepat.5

Perkembangan pendengaran pada anak sudah berlangsung sejak masa

prenatal. Pada masa prenatal, koklea telah mencapai fungsi seperti orang dewasa

setelah usia gestasi 20 minggu. Pada masa tersebut, janin dalam kandungan telah

dapat memberikan respon suara disekitarnya, namun reaksi janin masih besifat

sepeti refleks Moro. Telah dibuktikan bahwa respon terhadap suara berupa refleks

autopalpebral yang konsisten pada janin normal usia 24-25 minggu. 5

Perkembangan pendengaran anak dapat kita nilai melalui perkembangan

persepi pendengaran. Persepsi pendengaran merupakan interpretasi atau

pemberian kesan sebagai respon terhadap suara yang dihasilkan oleh suatu objek

atau kejadian.13

Perkembangan pendengaran anak dapat dilihat berdasarkan kemampuan

auditorik anak yang dikelompokan menurut usia yaitu kelompok usia 0-4 bulan,

4-7 bulan, 7-9 bulan, dan 9-13 bulan.1

Kemampuan pendengaran anak usia 0 – 4 bulan diantaranya adalah bila

diberikan stimulus bunyi, respon yang diberikan masih berupa behavioral respone

seperti refleks autopalpebral (mengejapkan mata), heart rate meningkat, mata

melebar, cessation (berhenti menyusu), dan grimacing (mengerutkan wajah).1

Kemampuan pendengaran anak usia 4 – 7 bulan yaitu pada usia 4 bulan

apabila diberikan stimulus bunyi maka anak akan memutar kepala namun masih

lemah (belum konsisten). Pada usia 7 bulan, apabila diberikan stimulus bunyi

maka anak akan memutar kepala pada arah horizontal dengan cepat, namun pada

arah bawah masih lemah.1

Pada usia 7 – 9 bulan, apabila diberikan stimulus bunyi maka respon yang

diberikan yaitu memutar kepala dengan cepat dan mengidentifikasi bunyi dengan

tepat.1

Page 23: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

7

Menginjak usia 9 – 13 bulan kemampuan pendengaran semakin

berkembang yaitu pada usia 12 bulan keingintahuan terhadap bunyi semakin

besar dan mulai mencari sumber bunyi dari arah atas. Kemudian pada usia 13

bulan, anak dapat mengindentifikasi bunyi dari semua arah dengan cepat.1

Perkembangan pendengaran sejalan dengan perkembangan otak. Pada 12

bulan pertama dan dalam waktu 3 tahun, neuron di bagian korteks mengalami

perkembangan yang sangat cepat. Untuk itu habilitasi adanya gangguan

pendengaran pada anak perlu dilakukan sedini mungkin agar tidak menghambat

perkembangan otak.1

Tumbuh kembang pendengaran anak dapat tercapai apabila ambang

pendengaran anak memadai, otak mampu mengolah informasi dengan baik, serta

rutin diberikan stimulus dan pelatihan yang cukup.

2.3 Tumbuh kembang bicara dan bahasa anakBicara merupakan suatu kemampuan untuk mengungkapkan suatu bahasa

dalam bentuk verbal. Sementara bahasa merupakan proses memahami

komunikasi. Kemampuan dalam berbahasa itu sendiri meliputi komponen

kemampuan dalam menerima bahasa (receptive) dan kemampuan dalam

mengekspresikan bahasa (yang meliputi kemampuan dalam menyampaikan ide,

perasaan, dan informasi). 13 Perkembangan kematangan berbicara dan berbahasa

salah satunya dipengaruhi oleh kapasitas pendengaran dalam menerima dan

mentransmiksikan informasi ke saraf pusat selama perkembangan awal

pendengaran.13 Maka dari itu adanya gangguan berbicara maupun berbahasa dapat

berkaitan dengan adanya gangguan pendengaran.

Page 24: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

8

Tabel 2.1 perkembangan berbicara dan berbahasa:1

Sumber: Buku panduan tatalaksana bayi baru lahir di rumah sakit. HTA Indonesia:2010.

Perkembangan dalam kosakata dan bahasa bergantung pada keluarga dan

pengalamannya di sekolah. Keluarga dapat melatih kemampuan berbicara dan

berbahasanya dengan membacakan cerita, permainan kosakata, dan membaca

buku bersama.8

USIA PERKEMBANGAN

Neonatus Menangis, suara mendengkur (cooing), suara berkumur (gurfles)

2-3 bulan Tertawa dan mengoceh tanpa arti: aaa,ooo

4-6 bulan

Mengeluarkan suara kombinasi vocal dan konsonan.

-ocehan bermakna (true babbling) atau laling: pa…pa.., da..da

-memberi respon terhadap suara marah atau bersahabat

-belajar menangis dengan suara yang bervariasi sesuai kebutuhan

7-11 bulan

Menggabungkan kata atau suku kata yang tidak memiliki arti, seperti

bahasa asing. Usia 10 bulan mampu menirukan suara.

Mengerti kata perintah:

-mengerti kata perintah sederhana: kesini

-mengerti nama objek sederhana: sepatu, cangkir

12-18 bulan

-menjawab pertanyaan sederhana

-mengerti instruksi sederhana dan menunjuk bagian tubuh dan nama

mainan

24-35 bulan

-Kata yang diucapkan antara 150-300 kata

-volume dan pitch suara belum terkontrol

-mengenali warna, mengerti konsep besar,

36-47 bulan-Jumlah kata yang diucapkan 900-1200 kata.

-Memberi respon terhadap 2 kalimat perintah yang tidak berhubungan

Page 25: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

9

2.4 Gangguan Pendengaran

2.4.1 Gangguan Pendengaran Anak IndonesiaBerdasarkan Keputusuan Menteri Kesehatan, dari hasil World Helath

Organization Multi Center Study tahun 1998, Indonesia termasuk 4 (empat)

negara di Asia Tenggara dengan prevalensi ketulian yang cukup tinggi (4,6%), 3

(Tiga) negara lainnya yaitu Sri Lanka (8,8%), Myanmar (8,4%), dan India

(6,3%).4

Sebelumnya menurut hasil Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan

pendengaran tahun 1994-1996 yang dilaksanakan di 7 provinsi di Indonesia

menunjukan prevalensi ketulian 0,4%. Dari angka tersebut, angka ketulian pada

kelompok umur balita (0 – 4 tahun) sebesar 0,4% juga lebih tinggi dibandingkan

dengan kelompok umur pra-sekolah dan sekolah. Di seluruh dunia, terdapat 0,1%

sampai dengan 0,13% bayi yang menderita ketulian sejak lahir atau diperkirakan

dari 1000 kelahiran hidup terdapat 1 – 3 bayi menderita ketulian. Bila di Indonesia

angka kelahiran bayi mencapai 2,6% maka akan terdapar 5000-10.000 bayi lahir.4

Adanya gangguan pendengaran pada anak memengaruhi pula

perkembangan bicara anak. Adanya gangguan bicara pada anak merupakan

manifestasi keterlambatan dalam melakukan deteksi dini gangguan pertumbuhan

dan perkembangan pendengaran anak. Melalui penelitian mengenai karakteristik

gangguan bicara di klinik khusus tumbuh kembang RS Harapan Kita tahun 2008-

2009, didapat 260 pasien baru dengan keluhan gangguan bicara yang mana 1,9%

nya atau sebanyak lima anak diakibatkan gangguan pendengaran berupa tuli

sensorineural.14

Walaupun gangguan pendengaran di Indonesia memiliki angka yang

cukup tinggi, namun hal ini belum diiringi dengan program nasional yang

menetapkan keharusan pada setiap anak untuk melakukan skrining gangguan

dengar dan untuk pemasangan implan koklea sudah terdapat di 5 tempat di

Indonesia. 15

Page 26: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

10

2.4.2 Etiologi dan Klasifikasi Gangguan PendengaranEtiologi gangguan pendengaran berdasarkan waktu dikelompokan menjadi

empat kategori. Gangguan pendengaran dapat disebabkan sebelum lahir

(kongenital) atau setelah lahir dan gangguan pendengaran dengan faktor genetik

atau faktor non-genetik.8

Gangguan pendengaran sebelum lahir (kongenital) dapat disebabkan

karena faktor genetik maupun non genetik. Diperkirakan 25% gangguan

pendengaran sebelum lahir (kongenital) disebabkan karena faktor non genetik

yang diantaranya adalah infeksi pada ibu (seperti infeksi rubella, cytomegalovirus,

dan virus herpes simplex), bayi lahir premature, toxin termasuk obat-obatan dan

alkohol yang dikonsumsi ibu selama masa masa kehamilan, diabetes gestasional,

kekurangan oksigen, bayi dengan ikterik.4

Faktor genetik menyebabkan 50% gangguan pendengaran sebelum lahir

(kongenital). Faktor genetik tersebut dapat disebabkan karena faktor autosomal

resesif maupun autosomal dominan dan pada kasus yang sangat jarang gangguan

pendengaran ini dapat disebabkan terkait kromosom X.4 Gangguan pendengaran

kongenital karena faktor genetik juga dapat merupakan bagian dari suatu

sindrom.8 Terdapat beberapa sindrom terkait genetik yang melibatkan gangguan

pendengaran didalamnya, diantaranya adalah Down syndrome, Usher syndrome,

Treacher-Cholins syndrome, Crouzon syndrome, Alport syndrome, Waldeyer

syndrome.4

Gangguan pendengaran didapat atau gangguan pendengaran yang muncul

setelah masa kelahiran. Gangguan pendengaran ini dapat muncul kapan saja yang

diakibatkan baik karena akibat dari suatu penyakit maupun karena akibat suatu

kecelakaan. Penyebabnya diantaranya adalah infeksi pada telinga, pengobatan

yang bersifat toxic pada telinga, meningitis, campak, ensefalitis, flu, penyakit

gondok, cedera kepala, cacar air, dan pajanan terhadap suara keras.4

Gangguan pendengaran dapat pula dibedakan menurut tipenya (konduktif

dan sensorineural), frekuensi, dan beratnya. Gangguan pendengaran konduktif

merupakan penyebab tersering kehilangan pendengaran dengan derajat ringan

sampai sedang pada anak.11 Gangguan pendengaran konduktif ini disebabkan oleh

Page 27: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

11

gagalnya transmisi suara yang melalui bagian luar atau tengah telinga atau

ketidaknormalan transduksi suara menuju aktivitas persarafan di bagian dalam

telinga atau nervus ke delapan. Kelainan yang menyebabkan gangguan

pendengaran konduktif diantaranya atresia atau stenosis, otitis media, perforasi

membrane timpani 12

Adapun gangguan sensorineural disebabkan oleh kegagalan perkembangan

telinga bagian dalam. Gangguan sensorineural ini penyebab kehilangan

pendengaran derajat berat. Umumnya penyebab gangguan sensorineural adalah

infeksi kongenital misalnya rubella atau sitomegalivirus.12

Walaupun telah banyak diketahui berbagai penyebab gangguan

pendengaran, namun gejala gangguan pendengaran masih sulit diketahui

mengingat ketulian tidak dapat terlihat. Umumnya gejala gangguan pendengaran

ini terlihat setelah adanya dampak dari gangguan pendengaran seperti

keterlambatan dalam berbicara.1

Gangguan pendengaran yang lambat dideteksi akan berdampak pada

perkembangan wicara dan aspek perkembangan bahasa,di mana ketiga

perkembangan tersebut akan berdampak besar pada perkembangan kognitif.10

2.5 Deteksi Gangguan Pendengaran

2.5.1 Sasaran Pemeriksaan Deteksi Gangguan PendengaranIdealnya deteksi gangguan pedengaran ini dilakukan pada semua bayi baru

lahir baik dengan atau tanpa faktor resiko dan dilakukan sebelum keluar RS atau

setidaknya sebelum berusia 1 bulan. Pemantauan lebih lanjut dilakukan pada usia

3 & 6 bulan. 1

Selain itu pemeriksaan skrining gangguan pendengaran juga harus

dilakukan pada anak dengan faktor resiko gangguan pendengaran seperti riwayat

perawawatan di NICU >48 jam, mengalami suatu sindrom yang berkaitan dengan

pedengeran seperti sindrom rubella, adanya riwayat gangguan pedengaran dalam

keluarga, infeksi intrauterine seperti TORCHS, adanya keterlambatan dalam

bicara, adanya riwayat otitis media berulang, riwayat penggunaan obat sitotoksik,

dan riwayat meningitis. 1

Page 28: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

12

Mengingat gangguan pendengaran ini berdampak pada gangguan bicara,

maka adanya gangguan pedengaran dapat dinilai dengan keterlambatan bicara

yaitu apabila pada usia 12 bulan anak belum dapat mengoceh (babbling) dan

meniru, pada usia 18 bulan belum mampu mengucapkan satu kata berarti, usia 24

bulan pembendaharaan kata kurang dari 10 kata, dan usia 30 bulan belum dapat

merangkai dua kata.1

2.5.2 Alat Diagnostik Pemeriksaan Gangguan PedengaranSkrining gangguan pendengaran pada bayi baru lahir bertujuan untuk

menemukan gangguan pendengaran sedini mungkin agar habilitasi pendengaran

yang optimal dapat segera dilakukan sehingga dampak negatif dari cacat

pendengaran dapat dihindari.1

Skrining gangguan pendengaran di rumah sakit (hospital based hearing

screening) dikelompokan menjadi:

a. Universal newborn hearing screening

b. Targeted newborn hearing screening

Universal newborn hearing screening (UNHS) dilakukan pada seluruh

bayi baru lahir baik itu dengan faktor risiko maupun tanpa faktor risiko gangguan

pendengaran. Skrining awal ini menggunakan Otoacoustic Emission (OAE) yang

dilakukan saat bayi berusia 2 hari atau paling lambat pada bayi berusia 1 bulan

jika bayi dilahirkan di fasilitas kesehatan tanpa sarana OAE. Pemeriksaan OAE

ini bertujuan untuk mengetahui sehat tidaknya koklea.1 Pada pemeriksaan dengan

OAE, anak akan diberikan stimulus bunyi dari luar kemudian akan diproses oleh

koklea menjadi stimulus listrik selanjutnya akan dikirim ke otak melalui saraf

pendengaran, namun tidak semua suara dikirim ke saraf pendengaran sebagian

akan kembali ke liang telinga. Produk sampingan koklea ini yang disebut sebagai

emisi otoakustik (otoacoustic emission). Pemeriksaan dengan OAE menggunakan

kriteria pass/lulus dan refer/tidak lulus, pemeriksaan ini tidak invasif, mudah dan

tidak membutuhkan waktu yang lama . 5

Page 29: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

13

Selanjutnya pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan BERA

(Brainstem evoked Respone) pada usia 1 – 3 bulan. Pemeriksaan BERA ini

bertujuan untuk menilai integritas saraf sepanjang persarafan pendengaran.1

Selanjutnya pada usia 3 bulan, anak harus sudah dapat dipastikan ada atau

tidaknya gangguan pendengaran. Bayi yang telah dipastikan mengalami gangguan

pendengaran akan melanjutkan tes ASSR (Auditory steady state respone) untuk

dipeorleh ambang dengar pada masing-masing frekuensi. Anak diharapakan

melakukan habilitasi pada usia 6 bulan apabila seluruh pemeriksaan telah

memastikan didapatkan adanya gangguan pendengaran.

Targetted hearing screening hanya dilakukan pada bayi yang memiliki

faktor resiko gangguan pendengaran. Pemeriksaan ini biasa dilakukan di NICU

atau ruang perinatalogi. Metode ini dianggap kurang efektif karena 50% bayi

dengan gangguan pendengaran tidak diketahui faktor resikonya.1

Macam-macam pemeriksaan yang telah disebutkan sebelumnya yaitu

OAE, BERA, dan ASSR merupakan pemeriksaan yang bersifat objektif. Adapun

pemeriksaan lainnya yang memiliki fungsi yang sama untuk deteksi dini

gangguan pendengaran namun bersifat subjektif diantaranya adalah Behavioral

Observation Test (BOT) atau Behavioral Observation Audiometry (BOA), Visual

Reinforcement Audiometry (VRA) dan Conditioned Play Audiometry (CPA).1

Pemeriksaan Behavioral Observation Test (BOT) dilakukan berdasarkan

penilaian respon anak terhadap stimulus bunyi. Biasanya metode ini dilakukan

pada bayi dengan usia 0 – 6 bulan. Pemeriksaan Visual Reinforcement Test (VRT)

dilakukan berdasarkan penilaian respon yang telah dilatih sebelumnya terhadap

stimulus bunyi. Pemeriksaan VRT ini dilakukan untuk bayi berusia 7 – 30 bulan.

Sementara itu pemeriksaan CPA yaitu pemeriksaan dengan menilai ambang

pendengaran berdasarkan respon yang telah dilatih melalui kegiatan bermain

terhadap stimulus bunyi yang diberikan melalui ear phone. Pemeriksaan ini

dilakukan untuk anak dengan usia 30 bulan sampai dengan 5 tahun.1

Page 30: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

14

Diagnosis gangguan pendengaran pada anak didasarkan atas pemeriksaan

melalui anamnesis, pemeriksaan THT, pemeriksaan pendengaran baik secara

objektif maupun subjektif, pemeriksaan perkembangan motorik, kemampuan

berbicara dan psikologis.1

2.6 Kuesioner LittlEARSKuesioner pendengaran pertama kali dikembangkan pada tahun 1996 oleh

Allum-Mecklanburg untuk mengevaluasi pasien dengan implan koklea yang

berusia 3 tahun keatas.16 Adanya instrumen skrining gangguan pendengaran anak

telah membuat implan koklea pada anak dengan gangguan dengar dapat dilakukan

sejak usia di bawah 12 bulan. Terdapat perbedaan dari segi kualitas maupun

kuantitas perkembangan pendengaran anak dengan implan koklea antara usia 4 –

36 bulan dengan anak yang melakukan implan koklea di atas usia 36 bulan. Anak

dengan implan koklea di bawah usia 2 tahun dapat mengejar perkembangan

pendengaran anak sebagaimana perkembangan pendengaran pada anak normal.17

Kuesioner MAIS (Meaningful Auditory Integration Scale) merupakan

kuesioner yang ditujukan untuk menilai adanya gangguan dengar pada bayi dan

anak. Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh Weichbold, dkk

menyatakan bahwa kuesioner MAIS memiliki validitas dan reliabilitas yang

rendah terutama untuk digunakan pada anak dengan usia yang lebih muda.17

Kuesioner ASC (Auditory Skills Checklist) juga ditujukan untuk menilai

adanya gangguan dengar pada anak. Namun pada penelitian ASC ini tidak

meneliti bagaimana keterkaitan antara skor kuesioner didapat dengan usia anak.17

Kuesioner LittlEARS sendiri merupakan kuesioner yang pertama kali

dikembangkan oleh Jerman untuk menilai perkembangan pendengaran bayi dan

anak di bawah usia 2 tahun baik pada anak dengan pendengaran normal maupun

pada anak dengan gangguan pendengaran yang telah mendapatkan implan

koklea.13,16

Kuesioner ini berisi 35 pertanyaan dengan jawaban “ya” atau “tidak” yang

dapat mendokumentasikan perkembangan reseptif, semantik, dan ekspresif yang

terbentuk sebagai respon terhadap stimulus suara. Perhitungan total skor

Page 31: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

15

kuesioner ini berdasarkan total jawaban “ya”. 16 Kuesioner ini diisi berdasarkan

pengamatan orang tua terhadap respon pendengaran anak. 17

Uji validasi LittleEARS yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa

telah dilakukan diberbagai negara. Salah satunya adalah uji validasi yang telah

dilakukan oleh Coninx, dkk (2009), uji validasi kuesioner LittlEARS yang telah

diadaptasi ke dalam Bahasa Inggris dan diuji pada 15 negara dengan subjek

penelitian sebanyak 3309. Penelitian yang telah dilakukan oleh Coninx, dkk

(2009) mendapatkan terdapat korelasi yang tinggi antara usia dengan total skor

yang didapat dari seluruh bahasa dengan koefisien korelasi 0,89 - 0,93 sehingga

dapat disimpulkan bahwa kuesioner LittlEARS sesuai dengan perkembangan usia

anak. Uji Reliabilitas menunjukan dari seluruh bahasa yang diuji memiliki nilai

reliabilitas antara 0,93 - 0,98 sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner

LittlEARS bersifat valid dan relibael untuk digunakan dalam menilai tumbuh

kembang pendengaran anak16

Bahkan terdapat penelitian yang membandingkan validasi kedua bahasa

secara bersamaan. Pada penelitian tersebut, kuesioner LittleEARS diujikan pada

kelompok orang tua yang berbahasa Habrew dan kelompok orangutua yang

berbasa Arabic, adapun kelompok orang tua yang berbahasa Arabic ini berasal

dari daerah yang berbeda dan dengan dialek yang berbeda. Dari penelitian

tersebut, baik kuesioner dalam bahasa Habrew maupun Arabic dapat diandalkan

serta dapat menjadi alat yang valid untuk menilai perkembangan pendengaran

anak usia 0 – 24 bulan.15 Pada penelitian ini selain dilakukan pada kelompok anak

tanpa gangguan pendengaran juga dilakukan pada anak yang telah mendapatkan

implan koklea dan disimpulkan kuesioner ini juga dapat digunakan untuk menilai

perkembangan anak setelah mendapatkan implan koklea.18

Uji validasi kuesioner LittlEARS dalam Bahasa Indonesia telah dilakukan

sebelumnya pada tahun 2013 dengan melibatkan responden yang didapat di RS

Budi Kemuliaaan, daerah sekitar Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang. Uji

validasi ini dilakukan oleh tim riset PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

angkatan 2010 dengan membagi ke dalam 5 kelompok berdasarkan kelompok usia

dan ada tidak nya faktor resiko gangguan pendengaran pada anak. Didapatkan

Page 32: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

16

kesimpulan dari uji validasi kuesioener LittlEARS yang dilakukan pada kelima

kelompok tersebut bahwa kuesioner LittlEARS yang telah di adaptasi ke dalam

Bahasa Indonesia dapat digunakan untuk menilai tumbuh kembang anak usia 0 –

24 bulan baik pada anak normal maupun pada anak dengan resiko gangguan

pendengaran. 7–10

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Coninx, dkk (2009) didapatkan

rumus perhitungan yang berasal dari perhitungan polinominal regresi untuk

mendapatkan perkiraan total skor kuesioner berdasarkan usia anak, didapatkan:

y = 3,470 + 2,163x – 0,038x2

dengan y yaitu perkiraan skor yang didapat dan x adalah usia anak, maka

perkiraan total skor untuk anak usia 0 bulan yaitu 5 dan untuk anak usia 6 bulan

yaitu 14.16

2.7 Faktor yang Memengaruhi Pengisian KuesionerTerdapat beberapa faktor yang memengaruhi pengisian kuesioner. Faktor

tersebut dapat berasal dari dalam kuesioner itu sendiri maupun berasal dari

responden. Faktor yang berasal dari kuesioner dapat berupa pertanyaan yang

memiliki arti ganda atau pertanyaan dengan kata yang tidak biasa digunakan

sehari hari. Pertanyaan dengan jenis pertanyaan seperti itu akan menimbulkan

kebingungan pada responden sehingga cenderung didapatkan bias pada jawaban

responden. Selain itu faktor yang berasal dari responden dapat berupa

kepercayaan, kebiasaan, tingkat pemahaman dan sosial ekonomi responden.19

Page 33: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

17

2.7 Kerangka TeoriTotal skor kuesioner LittlEARS dipengaruhi oleh faktor anak, faktor

responden, dan faktor lainnya. Faktor anak akan memengaruhi bagaimana respon

pendengaran anak, adapun faktor yang turut memengaruhi respon tersebut

diantaranya usia anak dan ada atau tidaknya gangguan pendengaran pada anak.

Faktor responden seperti pendidikan responden, pekerjaan responden,

lama menemani anak bahasa yang digunakan sehari-hari, dan budaya sehari-hari

dapat memengaruhi pengisian kuesioner. Begitupun dengan faktor lainnya berupa

cara bertanya juga memengaruhi pengisian kuesioner tersebut.

Gambar 2.1Kerangka Teori Penelitian

Page 34: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

18

2.8 Kerangka Konsep

Keterangan:

: variabel bebas

: variabel terikat : hubungan yang diteliti

: variabel kontrol : tidak diteliti

Gambar 2.2

Kerangka Konsep Penelitian

Pada penelitian ini usia anak, lama menemani anak, cara bertanya, dan

pendidikan terakhir ibu/respoden merupakan variabel bebas dan total skor

kuesioner LittlEARS merupakan variabel terkontrol. Perkembangan motorik anak,

budaya masyarakat, bahasa yang digunakan sehari-hari dan faktor resiko

gangguan pendengaran merupakan variabel kontrol yang tidak dilakukan

dilakukan penilaian dalam penelitian ini.

1. Usia anak2. Lama menemani anak3. Cara bertanya4. Pendidikan terakhir

Ibu/pengasuh

Laju tumbuh kembang pendengaran anak(Total skor kuesioner LittlEARS)

1. Perkembangan motorik anak2. Budaya masyarakat3. Bahasa yang digunakan sehari-hari4. Faktor resiko gangguan

pendengaran

Anak usia 0-6 bulan

Page 35: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

19

Page 36: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

19

BAB III

METODE PENELTIAN

3.1 Jenis PenelitianBerdasarkan waktu pengambilan data, desain penelitian ini yaitu cross

sectional yang dilakukan dalam bentuk pengambilan data berulang melalui

pengisian kuesioner secara mandiri dan melalui wawancara. Desain

penelitian berdasarkan statistik yaitu menggunakan analitik observasional

untuk menilai korelasi antara usia anak dengan total skor kuesioner. Adapun

hasil penelitian ini akan di deskripsikan berdasarkan kategorinya.

3.2 Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan mulai Agustus – Desember 2016. Pengisian

kuesioner mandiri dilakukan mulai bulan Agusutus – November 2016.

Pengambilan data melalui wawancara dilakukan mulai bulan September 2016

– Desember 2016.

3.3 Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan di Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang,

Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

3.4 Populasi PenelitianPopulasi target penelitian ini adalah anak dengan usia 0-6 bulan di

Indonesia. Populasi terjangkau untuk penelitian adalah anak dengan usia

0-6 bulan di Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung,

Jawa Barat.

3.5 Sampel Penelitian dan Cara Pemilihan SampelSampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak usia 0 – 6

bulan dan pemilihan sampel ini dilakukan dengan metode concecutive

sampling yaitu berdasarkan orang tua yang membawa balita ke posyandu

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Page 37: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

20

3.6 Besar Sampel

3.6.1 Perhitungan Besar SampelPerhitungan besar sampel dihitung menggunakan dua cara yaitu

dengan menggunakan rumus perhitungan untuk menilai korelasi dan Rule

of Thumb. Perhitungan dengan menggunakan rumus untuk menilai

korelasi:

N = , [( )/( )] + 3Keterangan:

Zα= derivat baku alfa; Zβ= derivat baku beta; r= koefisien korelasi

Derivat baku alfa didapat dari kesalahan tipe I, pada penelitian ini

peneliti memilih α=5% sehingga diperoleh zα= 1,96. Derivat baku beta

didapat dari kesalahan tipe II, pada penelitian ini peneliti memilih β=10%

sehingga diperoleh zβ=0,842.

Nilai koefisien korelasi (r) total skor LittlEARS dengan usia anak

diperoleh berdasarkan penelitian sebelumnya sehingga diperoleh r=0,763.

Berdasarkan perhitungan tersebut didapat nilai N= 7,76 maka

didapat jumlah sampel sebanyak 8 sampel.

Melalui perhitungan besar sampel Rule of Thumb yaitu dengan

rumus sepuluh kali variabel bebas yang terdiri atas usia, pendidikan, lama

menemani anak, dan cara bertanya, didapat jumlah sampel sebanyak 40

sampel.

Page 38: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

21

3.6.2 Sampel yang DiambilJumlah sampel yang dibutuhkan untuk menilai korelasi antara total

skor LittlEARS dengan usia anak yaitu sebanyak 8 sampel. Sementara

untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan total skor

kuesioner LittlEARS dibutuhkan sebanyak 40 sampel. Maka jumlah

sampel yang dibutuhkan yaitu 40 sampel.

3.7 Variabel Penelitian

3.7.1 Variabel TerikatVariabel terikat dari penelitian ini yaitu total skor dari hasil

kuesioner LittlEARS.

3.7.2 Variabel BebasVariabel bebas dari penelitian ini terdiri atas usia, pendidikan, lama

menemani anak, dan cara bertanya.

3.8 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

3.8.1 Kriteria Inklusi Usia anak 0-6 bulan yang berada di Desa Nagrak, Kecamatan

Cangkuang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Orang tua/pengasuh yang memiliki waktu bermain dengan anak

3.8.2 Kriteria Eksklusi Orang tua/pengasuh yang tidak bersedia untuk menjadi responden

dalam penelitian ini

Orang tua/pengasuh dengan pendidikan di atas jenjang SMA atau

se-derajat nya

Orang tua/pengasuh yang tidak bisa berbahasa Indonesia

Anak dengan gangguan pedengaran yang telah dikonfirmasi

dengan pemeriksaan OAE/ABR

Anak dengan kecenderungan terdapat gangguan pendengaran:

- Anak lahir kurang bulan (<37 minggu)

- Berat lahir anak <2 Kg

- Anak sering pilek

- Anak dengan riwayat kejang

Page 39: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

22

- Anak dengan riwayat sakit kuning (kadar bilirubin > 20 mg/dL)

- Ibu dengan riwayat infeksi selama masa kehamilan

- Anak dengan alat bantu nafas

3.4 Analisis StatistikPada penelitian kali ini analisis/ pengolahan data menggunakan :

1. Analisis univariat untuk mengetahui karakteristik responden

2. Analisis bivariat untuk mengetahui korelasi anatara 2 variabel

3. Analisis multivariat untuk melihat apabila terdapat lebih dari 1 variabel

yang bermakna

3.10 Cara Kerja

3.10.1 Alur Penelitian

Gambar 3.1

Bagan Alur Penelitian

Page 40: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

23

3.10.2 Alat dan BahanAlat dan bahan dalam penelitian ini yaitu kuesioner karakteristik

responden dan kuesioner LittlEARS. Kuesioner karakteristik responden

berisikan gambaran umum karakteristik responden untuk memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi.

Kuesioner LittlEARS merupakan alat deteksi dini yang digunakan

untuk mendeteksi adanya gangguan pendengaran pada anak usia 0-24

bulan, berisikan 35 pertanyaan tertutup (ya atau tidak), melalui kuesioner

ini akan diperoleh korelasi antara total skor LittlEARS dan usia anak.

Page 41: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

24

3.11 Definisi Operasional

VARIABELYANG DIUKUR

DEFINISI PENGUKUR ALAT UKUR SKALAPENGUKURAN

Usia Anak Rentang waktuanak dari lahirsampai denganpengisisankuesioner

Peneliti Melalui pengisiankuesionerkarakteristikresponden

Numerik dalamsatuan bulan

Skor KuesionerLittlEARS

Total skorkuesionerLittlEARS yangdidasarkan atasperhitunganjumlah jawaban“ya”

Peneliti Skor dihitung denganmenghitung jumlahjawaban “ya” .Jawaban “ya”memiliki nilai 1 danjawaban tidakmemiliki nilai 0.jika anak tanpagangguanpendengaran dan ibusudah menjawab“tidak” sebanyak 6kali beruturut-turutmaka pengisiankuesioner dihentikan.

Numerik denganskor 0-35

Pendidikan Pendidikanterakhir yangditempuhresponden

Peneliti Melalui pengisiankuesionerkarakteristikresponden

Ordinal:1. SD2. SMP3. SMA

Lama MenemaniAnak

Durasirespondenberinteraksidengan anak

Responden Melalui wawancarakepada responden

Numerik dalamsatuan jam

Cara Bertanya Terdiri ataspengisianmandiri danwawancara

Peneliti - Pengisianwawancara &Mandiri

Page 42: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik RespondenPengambilan data sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah

ditetapkan. Penelitian dilakukan terhadap 40 responden dengan tingkat pendidikan

setingkat SMA atau se-derajat maupun SMA kebawah yang memiliki anak usia 0-

6 bulan di Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, dengan

krakteristik responden seperti tabel berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

KARAKTERISTIK PRESENTASE

(n=40)

Usia Anak0-3 Bulan 57,5% (23)>3-6 Bulan 42.5% (17)

Jenis KelaminPerempuan 25% (10)Laki-laki 75% (30)

Pendidikan RespondenSMA/SMK 72,5% (29)SMP 20% (8)SD 7,5% (3)

Pekerjaan RespondenIbu rumah tangga 42,5% (17)Wiraswasta 27,5% (11)Pegawai 30% (12)

Waktu Bermain>4 Jam 80% (32)<4 Jam 20% (8)

Dari 40 responden dalam penelitian ini didapat rata-rata anak berusia 2

bulan, jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki dengan presentase 75%, pendidikan

orang tua terbanyak yaitu pada jenjang SMA/SMK sebanyak 72,5%, pekerjaan

Page 43: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

26

orang tua terbanyak yaitu ibu rumah tangga dengan presentase 42,5% dan waktu

bermain dengan anak rata-rata lebih dari 4 jam dengan presentase 80%.

4.2 Korelasi Total Skor Kuesioner dengan Usia AnakUji korelasi Pearson digunakan untuk menilai korelasi antara usia anak

dan total skor. Pada penelitian ini dilakukan dua kali uji Pearson yaitu pertama

untuk mengetahui korelasi antara usia anak dan total skor kuesioner saat pengisian

mandiri dan korelasi antara usia anak dan total skor kuesioner saat pengisian

wawancara.

Tabel 4.2 Korelasi Usia Anak dengan Total Skor Mandiri dan Wawancara

r (koefisien korelasi) p value

Mandiri 0,424 0,006

Wawancara 0,516 0,001

Uji korelasi usia anak dengan total skor kuesioner pada pengisian mandiri

didapat korelasi positif yang bermakna (r=0,424, p=0,006) dan uji korelasi usia

anak dengan total skor kuesioner pada pengisian wawancara didapat korelasi

positif yang bermakna (r=0,516, p=0,001).

4.3 Uji Komparatif Pendidikan Terhadap Rerata Z SkorZ score digunakan untuk menilai sejauh mana skor yang didapat terhadap

nilai normalnya. Z score didapat dari hasil pengurangan nilai yang didapatkan

berdasarkan pengisian mandiri dan wawancara dengan nilai ekspektasi sesuai

dengan rumus yang diajukan oleh Coninx dkk., (2009) dibagi dengan standar

deviasi. Makin tinggi nilai z score maka makin menjauhi nilai normal begitupun

sebaliknya. Pada pengisian mandiri didapatkan 23 responden memiliki nilai z

score di atas nilai normal. Sementara pada wawancara didapatkan sebanyak 21

responden memilliki nilai z score di atas normal.

Perbedaan rerata antara kedua kelompok pendidikan terhadap rerata z

score didapat melalui uji komparatif baik pada rerata z score yang didapat melalui

pengisian mandiri maupun wawancara. Uji komparatif ini dilakukan untuk

Page 44: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

27

mengetahui apakah tingkat pendidikan responden memengaruhi hasil dari

pengisian kuesioner.

Tabel 4.3 Perbedaan rerata z score berdasarkan pendidikan

Metode SD-SMP SMA Nilai p

Mandiri 1,264 (1,51) 1,594 (1,45) 0,529

Wawancara 1,456 (0,71) 0,998 (0,75) 0,090

Dari hasil uji komparatif ini tidak didapatkan adanya perbedaan bermakna

antara kelompok responden dengan pendidikan di bawah SMA dan SMA baik

pada pengisian mandiri (beda rerata -0,330 dan interval kepercayaan 95%)

maupun wawancara (beda rerata 0,458 dan interval kepercayaan 95%).

4.4 Validitas dan ReliabilitasNilai Cronbach’s alpha digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan

atau reliabilitas kuesioner LittlEARS.

Tabel 4.4. Reliabilitas kuesioner pengisian mandiri dan wawancara

Cronbach’s alpha

Pengisian Mandiri 0,914

Pengisian Wawancara 0,654

Kuesioner LittlEARS bersifat reliabel baik pada pengisian mandiri

maupun wawancara (cronbach’s alpha mandiri = 0,914, cronbach’s alpha

wawancara = 0,654).

Uji validasi digunakan untuk menilai kecermatan suatu alat ukur dalam

menjalankan fungsinya.

Page 45: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

28

Tabel 4.5 Nilai validasi butir pertanyaan pada pengisian mandiri dan wawancara

Butirpertanyaan

r (kekuatan relasi)mandiri

r(kekuatan relasi)wawancara

1 0.518 -2 0.518 0.1613 0.446 -4 0.472 0.4085 0.400 0.2266 0.420 0.1107 0.489 0.4858 0.483 0.2139 0.607 0.406

10 0.498 0.54211 0.509 0.25612 0.658 0.24413 0.586 0.21314 0.531 0.08715 0.525 0.38416 0.633 0.43417 0.617 0.47218 0.627 0.40319 0.606 0.56220 0.358 0.14421 0.406 0.20422 0.566 0.51623 0.474 0.45024 0.533 -25 0.497 0.03026 0.622 -27 0.462 0.14428 0.490 0.31629 0.533 0.31930 0.543 -31 0.619 0.16832 0.645 0.24633 0.325 0.40134 0.316 -35 0.473 0.172

Nilai r-tabel yang digunakan untuk n=40 dengan derajat kebebasan 38 (n-

2) pada signifikasi 5% yaitu 0,3120. Apabila nilai r-hitung lebih besar r-tabel

maka butir pertanyaan tersebut memiliki jawaban bervariasi.

Berdasarkan tabel perhitungan r-hitung pengisian kuesioner mandiri

didapatkan seluruh r-hitung lebih besar dari r-tabel maka dapat disimpulkan

seluruh pertanyaan memiliki jawaban bervariasi pada anak usia 0-6 bulan melalui

pengisian mandiri dengan taraf signifikansi 5%.

Page 46: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

29

Berdasarkan tabel perhitungan r-hitung didapatkan butir pertanyaan nomor

4, 7, 9,10,16,17,18,19,22,23,25,28,29,dan 33 memiliki jawaban yang bervariasi

pada anak usia 0-6 bulan melalui pengisian wawancara dan butir pertanyaan

nomor 1,3,24,26,30, dan 34 tidak dapat dinilai karena seluruh responden

menjawab “ya” atau “tidak”.

4.5 Uji Konsistensi Jawaban

Nilai Kappa digunakan untuk menilai konsistensi jawaban kesioner

LittlEARS antara pengisian kuesioner mandiri dan wawancara. Apabila nilai

Kappa >0,8 maka didapatkan jawaban kuesioner LittlEARS baik melalui

pengisian mandiri maupun wawancara konsisten. Nilai Kappa yang makin rendah

artinya makin tidak konsisten jawaban antara pengisian mandiri dan wawancara

terhadap butir pertanyaan tesebut.

Page 47: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

30

Tabel 4.6 Nilai kappa pada pengisian mandiri dan wawancara

Butir pertanyaan nomor 1,3,24,26,30,34 memiliki jawaban yang konsisten

(nilai kappa >0,8) artinya seluruh responden menjawab dengan jawaban yang

sama baik pada saat mandiri mapun wawancara. Butir pertanyaan nomor 8, 13,

29, 32, 20, 5 memiliki konsistensi paling rendah.

ButirPernyataan

Koefisien Kappa P value

1 1 -2 -0.034 0.8163 1 -4 0.330 0.0205 -0.117 0.4076 -0.039 0.7737 0.379 0.0168 -0.046 0.6419 0.437 0.00510 0.496 0.00211 0.091 0.55512 -0.009 0.95413 -0.046 0.64114 0.310 0.04615 0.250 0.10216 0.356 0.02017 0.085 0.58918 0.250 0.11319 0.310 0.04620 -0.111 0.48221 0.417 0.00422 0.138 0.37623 0.236 0.09424 1 -25 0.415 0.00826 1 -27 0.167 0.29228 0.189 0.15529 -0.064 0.67930 1 -31 0.219 0.16132 -0.071 0.62933 -0.013 0.92634 1 -35 0.362 0.019

Page 48: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

31

BAB V

DISKUSI

5.1 Karakteristik RespondenSubjek pada penelitian yaitu 40 anak dengan karakteristik responden yang

akan dibahas dalam penelitian ini yaitu usia anak, jenis kelamin, pendidikan orang

tua, pekerjaan orang tua, dan lama menemani anak.

Usia anak berbanding lurus dengan pertumbuhan dan pendengaran anak.

Setiap usia memiliki respon pendengaran yang berbeda. Pada penelitian ini

menggunakan usia sampel anak 0 – 6 bulan, menurut penelitian yang dilakukan

oleh Coninx, dkk(2009) didapatkan total skor kuesioner LittlEARS untuk anak

usia 0 – 6 bulan diperkirakan kurang lebih 14 dan minimum skor (dengan interval

kepercayaan 95%) yaitu 6.16 Pada penelitian ini didapatkan rata-rata total skor

kuesioner LittlEARS pada pengisian mandiri yaitu 15, dengan rentang skor 0 –

33, sementara pada pengisian melalui wawancara didapatkan rata-rata total skor

yaitu 16 dengan rentang skor 11 – 21. Berdasarkan rata-rata total skor yang

didapat rata-rata skor cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan total skor yang

diperkirakan oleh penelitian Coninx, dkk(2009). Adapun variasi total skor

masing-masing responden yang didapat memiliki arti bahwa terdapat variasi usia

pada anak responden yang memengaruhi respon pendengaran anak.

Pada penelitian ini jumlah sampel anak perempuan sebanyak 10 anak dan

anak laki-laki sebanyak 30 anak. Berdasarkan perkembangan pendengaran dan

bicara, anak perempuan memiliki perkembangan pendengaran dan bicara yang

lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki, walaupun pada awal

perkembangan perbedaan perkembangan ini tidak begitu signifikan. 20,21 Namun,

pada penelitian yang dilakukan oleh Coninx, dkk (2009) dikatakan bahwa jenis

kelamin tidak memengaruhi total skor kuesioner LittlEARS yang didapat.16

Page 49: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

32

Tingkat pendidikan responden didapat SD sebanyak 3 orang, SMP 8

orang, dan SMA 29 orang. Pendidikan orang tua terutama pendidikan ibu

berkaitan dengan tingkat kewaspadaan ibu. Tingkat kewaspadaan yang dimaksud

bervariasi dapat berupa kewasapadaan ibu dalam memilih makanan yang sehat,

melakukan sejumlah metode pencegahan, kebersihan lingkungan rumah,

pengobatan diri sendiri dan keluarganya22. Dengan tingkat kewaspadaan yang

tinggi, seharusnya setiap ibu dapat lebih waspada terhadap pertumbuhan dan

perkembangan anaknya, dengan begitu setiap ibu dapat memerhatikan dengan

sungguh-sungguh perkembangan anaknya, sebisa mungkin melakukan

pencegahan, dan memerhatikan sedini mungkin apabila terdapat gangguan

pertumbuhan dan perkembangan.

Peneliti menduga bahwa pendidikan responden memengaruhi pengisian

kuesioner karena pendidikan akan memengaruhi wawasan responden dalam

memahami pertumbuhan dan perkembangan anak, kosakata yang kompleks, serta

penggunaan media yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak

misalnya dengan memberikan stimulus musik untuk melihat perkembangan

respon pendengaran anak. Namun didapat berdasarkan uji komparatif antara

kelompok responden pendidikan SMA ke bawah dan SMA tidak didapatkan

perbedaan yang signifikan baik pada pengisian mandiri maupun wawancara,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak memengaruhi bagaimana

responden mengisi kuesioner.Peneliti menduga bahwa terdapat faktor lain yang

memengaruhi pengisian kuesioner yaitu faktor budaya.

Pekerjaan responden terdiri dari ibu rumah tangga sebanyak 17 orang,

wiraswasta sebanyak 11 orang, dan pegawai sebanyak 12 orang. Pekerjaan

responden selain berpengaruh terhadap tingkat sosioekonomi juga memengaruhi

lama waktu menemani anak. Keadaan sosioekonomi yang rendah dapat

memengaruhi kesehatan selama masa prenatal seperti kurang adekuatnya nutrisi

selama kehamilan. Keadaan tersebut menyebabkan anak dengan keluarga

sosioekonomi rendah memiliki faktor resiko untuk mengalami gangguan selama

masa kehamilan seperti retardasi mental, lahir dengan prematur, berat bayi lahir

rendah, dan lahir dengan asfiksia.23 Berbagai dampak sosioekonomi rendah

Page 50: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

33

tersebut dapat menjadi faktor resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan

anak.

Selain berdampak pada keadaan sosioekonomi, pekerjaan responden juga

berkaitan dengan lama waktu menemani anak. Didapat dari penelitian ini,

pekerjaan responden terdiri atas ibu rumah tangga, wiraswasta, dan pegawai, dari

ketiganya rata-rata memiliki waktu yang cukup untuk menemani anak yaitu

>4jam. Didapat dalam penelitian ini 32 responden menemani anak >4 jam dan 8

responden menemani anak <4 jam. Lama waktu menemani anak ini penting

menentukan lama waktu interaksi antara orang tua dengan anak. Melalui interaksi

timbal balik tersebut anak dapat memuhi kebutuhannya psikososialnya yang

meliputi stimulus komunikasi, bicara, dan intelegensi. Sangat penting bagi anak

usia 0-6 bulan untuk mendapatkan stimulus tersebut untuk menunjang

perkembangan pendengaran, kognitif, dan bahasa.23

5.2 Korelasi Usia Anak dengan Total SkorMelalui uji Pearson, didapat nilai korelasi usia anak dengan total skor

pengisian mandiri yaitu r = 0,424 dengan nilai signfikasi p = 0,006 dan nilai

korelasi usia anak dengan total skor melalui pengisian wawancara yaitu didapat r

= 0,516 dengan nilai signifikasi p = 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

korelasi antara usia anak dengan total skor kuesioner LittlEARS baik melalui

pengisian mandiri maupun wawancara. Korelasi tersebut dapat diartikan bahwa

setiap peningkatkan usia maka akan didapat peningkatan total skor. Korelasi

tersebut didapat karena pada penelitian ini tidak terdapat anak dengan gangguan

pendengaran maupun anak dengan faktor resiko gangguan pendengaran.

Apabila koefisien korelasi dalam penelitian ini dibandingkan dengan

koefisian yang dilakukan oleh Conix, dkk (2009) yaitu antara 0.89 - 0.93 16,

koefisien korelasi yang didapat pada penelitian ini lebih rendah, hal tersebut dapat

disebabkan oleh kurangnya pemahaman responden terhadap beberapa butir

pertanyaan kuesioner sehingga hasil yang didapat kurang mampu menggambarkan

perkembangan pendengaran anak berdasarkan usia anak. selain itu nilai korelasi

yang lebih rendah dapat juga disebabkan karena jumlah sampel dalam penelitian

ini tidak sebanyak jumlah sampel yang dilakukan oleh Coninx, dkk (2009). Pada

Page 51: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

34

penelitian yang dilakukan oleh Coninx, dkk (2009) didapatkan rata-rata jumlah

sampel dalam suatu negara lebih dari 40.16

Terdapat perbedaan angka korelasi antara pengisian melalui mandiri

maupun wawancara hal ini dapat disebakan pada pengisian wawancara terdapat

intervensi dari peneliti sehingga responden dapat menanyakan butir pertanyaan

yang dianggap kurang dimengerti maka dari itu didapatkan koefisien korelasi

pada pengisian wawancara didapat lebih tinggi daripada melalui mandiri.

5.3 Validitas dan ReliabilitasUji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan suatu alat ukur dalam

menjalankan fungsi ukurnya. Untuk mengetahui validitas suatu instrument

biasanya dengan teknik korelasi Pearson product moment yaitu dengan cara

melakukan korelasi antara skor masing-masing variabel dengan skor totalnya,

dalam hal ini dengan membandingkan nilai r-hitung dan r-tabel.24

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan suatu

instrumen. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut

memiliki hasil yang relatif sama setelah dilakukan beberapa kali uji pada

kelompok subjek yang sama. Selain itu, suatu instrumen dikatakan reliabel

apabila setiap butir pertanyaan tidak memiliki kecenderungan untuk mengarahkan

jawaban responden dan setiap butir pertanyaan tidak memiliki makna yang

sama.24

Nilai reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha. Dalam

penelitian ini dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner LittlEARS baik melalui

pengisian mandiri maupun wawancara.

Didapatkan nilai cronbach’s alpha dari pengisian mandiri yaitu 0,914,

nilai tersebut menunjukan pengisian kuesioner melalui pengisian mandiri

memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Sementara nilai cronbach’s alpha dari

pengisian melalui wawancara didapat 0,654, nilai tersebut juga menunjukan

pengisian kuesioner melalui wawancara memiliki tingkat kepercayaan tinggi.

Nilai cronbach’s alpha pada pengisian wawancara didapatkan lebih

rendah daripada nilai cronbach’s alpha mandiri, hal ini disebabkan pada pengisian

Page 52: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

35

kuesioner melalui wawancara didapatkan kendala berupa sulitnya menentukan

waktu yang tepat untuk wawancara sehingga terkadang saat melakukan

wawancara melalui telepon ter ganggu oleh anak yang tiba-tiba menangis atau

keadaan mendesak lainnya, kemudian gangguan sinyal juga dapat menghambat

proses wawancara, dan cara bertanya penanya juga dapat memengaruhi hasil

wawancara sehingga diperoleh nilai reliabilitas yang lebih rendah pada pengisian

melalui wawancara. Selain itu, nilai cronbach’s alpha yang rendah pada

wawancara juga didapat karena pada wawancara terdapat intervensi dari penanya

sehingga bisa terdapat kecenderungan mengarahkan jawaban pada responden.

Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai r-hitung

yang didapat melalui uji pearson dengan nilai r-tabel. Nilai r-tabel pada penelitian

ini yaitu 0,3120 (untuk n=40 dengan derajat kebebasan 38 (n-2) pada signifikasi

5%).

Pada penelitian ini didapatkan seluruh butir yang ditanyakan melalui

pengisian mandiri memiliki nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel, sehingga dapat

disimpulkan seluruh butir partanyaan tersebut memiliki jawaban yang bervariasi

pada anak usia 0-6 bulan melalui pengisian mandiri.

Namun terdapat variasi nilai r-hitung yang didapat melalui pengisian

wawancara. Didapat melalui penelitian ini pertanyaan nomor 1,3,24,26,30, dan 34

memiliki nilai 0 artinya seluruh responden menjawab “ya” atau “tidak”.

Sementara pada butir pertanyaan 4,7,9,10,16,17,18,19,22,23,25,28,29,33 didapat

nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel artinya pada butir pertanyaan tersebut

memiliki jawaban yang bervariasi dan pada butir pertanyaan

2,5,6,8,11,12,13,14,15,20,21,27,31,32,35 didapat nilai r-hitung lebih kecil dari r-

tabel artinya butir pertanyaan tersebut memiliki jawaban yang kurang bervariasi.

Adanya variasi jawaban dari pertanyaan tersebut didapat karena adanya variasi

perkembangan respon pendengaran anak yang berbeda.

Faktor pertanyaan dalam kuesioner dapat menjadi faktor perancu dalam

menilai validitas kuesioner LittlEARS. Seperti pertanyaan pada no 8 dan 14 yaitu

“Apakah anak Anda berhenti menangis ketika Anda berbicara dengannya

Page 53: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

36

walaupun ia tak melihat Anda?” dan “Ketika anak Anda sedih atau murung,

bisakah ia ditenangkan atau dipengaruhi dengan musik?”. Menurut uji validasi

yang dilakukan Coninx, dkk(2009) kedua butir pertanyaan tersebut dipengaruhi

oleh kebiasaan orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya. Kebanyakan orang

tua cenderung menenangkan anaknya yang sedang menangis hanya dengan

mendekat dan menyentuh anaknya, sehingga kedua butir pertanyaan ini dianggap

tidak realistis.16

Faktor karakterisitik responden juga dapat memengaruhi perbedaan nilai r-

hitung antara pengisian mandiri dan wawancara serta variasi nilai r-hitung

wawancara. Pada anak usia 0-6 bulan perkembangan respon pendengaran yang

terjadi meliputi bila diberikan stimulus bunyi, respon yang diberikan berupa

behavioral seperti refleks autopalpebral (mengejapkan mata), heart rate

meningkat, mata melebar, cessation (berhenti menyusu), grimacing (mengerutkan

wajah), dan memutar kepala namun masih lemah.1 Berdasarkan perkembangan

tersebut maka seharusnya tidak semua pertanyaan dalam kuesioner dapat

ditanyakan untuk anak usia 0 – 6 bulan. Sementara itu didapat semua pertanyaan

yang ditanyakan melalui pengisian mandiri dapat ditanyakan pada responden

dengan anak usia 0 – 6 bulan.

Setelah melakukan perhitungan z score baik pada pengisian mandiri

maupun wawancara didapat sebanyak 23 responden pada pangisian mandiri dan

21 responden pada pengisian wawancara cenderung menjawab “ya”. Peneliti

menduga hal tersebut dikarenakan terdapat faktor eksternal yang memengaruhi

responden dalam mengisi kuesioner seperti budaya masyarakat yang permisif

sehingga masyarakat cenderung menganggap tidak terdapat gangguan

pendengaran. Selain itu stigma dalam masyarakat mengenai gangguan

pendengaran juga dapat memengaruhi responden dalam mengisi kuesioner.

Budaya setempat juga dapat memengaruhi pengisian kuesioner, hampir

seluruh responden dalam penelitian ini menggunakan Bahasa Sunda dalam

kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan sehari-hari dapat memengaruhi

pemahaman responden dalam memahami setiap butir pertanyaan dalam kuesioner.

Page 54: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

37

Metode wawancara juga dapat memengaruhi variasi nilai r-hitung yang

didapat, karena saat wawancara didapat beberapa kendala seperti waktu

wawancara yang kurang tepat, terkendala oleh sinyal, dan perbedaan cara

bertanya juga memengaruhi variasi nilai r-hitung pada hasil wawancara. Sehingga

disarankan sebaiknya apabila instrumen ini akan digunakan di kemudian hari

dengan metode wawancara maka wawancara harus dilakukan oleh penanya yang

mengerti setiap butir pertanyaan kuesioner LittlEARS serta mampu memberikan

contoh yang mudah dimngerti oleh responden, sehingga diperlukan pelatihan

khusus bagi petugas yang akan melakukan wawancara.

5.4 Uji Konsistensi JawabanDalam penelitian ini juga menilai bagaimana konsistensi jawaban

responden melalui pengisian mandiri dan wawancara. Penilaian konsistensi

jawaban ini dilakukan melalui uji Kappa. Dikatakan konsisten apabila didapatkan

nilai Kappa lebih besar dari 0,8. Dari hasil perhitungan nilai kappa butir

pertanyaan nomor 1,3,24,26,30,34 memiliki nilai Kappa tidak lebih besar 0,8

maka dapat disimpulkan bahwa jawaban pengisian pada pertanyaan nomor

tersebut memiliki jawaban yang konsisten baik “ya” atau “tidak” sedangkan pada

pertanyaan lainnya memiliki tingkat konsistensi yang rendah.

Adapun 5 nilai terendah kappa didapat pada butir pertanyaan nomor 8 dan

13 dengan nilai kappa -0.046, nomor 29 dengan nilai Kappa -0.064, nomor 32

dengan nilai Pappa -0-1071, nomor 20 dengan nilai Kappa -0,111 dan nomor 5

dengan nilai Kappa -0.117 . Konsistensi yang rendah ini didapat apabila terdapat

perbedaan jawaban antara pengisian mandiri dan wawancara. Sebagai contohnya

pada butir pertanyaan nomor 5, didapat 2 responden menjawab “ya” pada

pengisian mandiri dan “tidak” pada saat wawancara. Peneliti menduga perubahan

jawaban tersebut didapat karena terdapat kebingungan pada saat pengisian

mandiri. Kemudian pada butir pertanyaan tersebut didapat 7 responden menjawab

“tidak” pada pengisian mandiri dan “ya” pada saat wawancara, peneliti menduga

perubahan jawaban tersebut didapat karena saat wawancara respon pendengaran

anak baru memasuki tahap perkembangannya, namun tidak menutup

kemungkinan didapat kebingungan pula pada responden. Kebingungan pada

responden di konfirmasi pula pada hasil uji nilai z score, didapatkan pada

Page 55: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

38

pengisian mandiri, sebanyak 23 responden memiliki nilai z score di atas +1

artinya sebanyak 23 responden cenderung menjawa “ya” sementara pada

pengisian melalui wawancara didapatkan sebanyak 21 responen memiliki nilai z

score di atas +1. Pada responden dengan anak usia 0-6 bulan seharusnya tidak di

dapat kecenderungan menjawab “ya” karena sebagaimana perkembangan respon

pendengaran pada anak usia 0 – 6 bulan juga belum berkembang banyak.

5.5 Keterbatasan PenelitianDalam penelitian ini, didapat beberapa keterbatasan penelitian. yaitu salah

satunya adalah metode pengisian kuesioner melalui wawancara juga memiliki

keterbatasan terutama pada wawancara tanpa tatap langsung. Keterabatasan pada

wawancara tanpa tatap langsung diantara nya waktu wawancara tidak tepat,

adanya gangguan sinyal, dan faktor penanya yang berbeda-beda dalam

menyampaikan pertanyaan, sehingga karakteristik pewawancara dapat

memengaruhi terhadap hasil kuesioner.

Page 56: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

39

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan1. Terdapat korelasi total skor kuesioner LittlEARS dengan usia anak pada

anak usia 0 – 6 bulan baik pada pengisian mandiri maupun wawancara

dengan nilai koefisien korelasi pada pengisian mandiri 0,424 dan pada

pengisian melalui wawancara 0,516.

2. Kuesioner LittlEARS valid dan reliabel untuk digunakan oleh ibu dengan

tingkat pendidikan di bawah SMA dengan anak usia 0-6 bulan baik pada

pengisian mandiri maupun wawancara.

3. Karakteristik repsonden (pendidikan) tidak memengaruhi pengisian

kuesioner LittlEARS. Peneliti menduga terdapat faktor lain yang

memengaruhi pengisian kuesioner itu budaya.

6.2 Saran1. Dilakukan pelatihan terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan untuk

melakukan wawancara sehingga harapan kedepannya kuesioner ini dapat

digunakan oleh tenaga kesehatan setempat dalam mendeteksi gangguan

pertumbuhan dan perkembangan pendengaran anak.

2. Dilakukan metode wawancara terpimpin, yaitu bukan pewawancara yang

memberikan contoh namun menanyakan kembali contoh perkembangan

yang dimaksud responden seperti apa sehingga dapat mengetahui apakah

responden benar-benar mengerti butir pertanyaan tersebut atau tidak.

3. Dilakukan penelitian yang serupa di tempat yang berbeda untuk

mendapatkan informasi mengenai kemampuan masyarakat secara umum

dalam memahami kuesioner LittlEARS.

4. Dilakukan evalusi lebih lanjut untuk butir-butir pertanyaan yang sesuai

dengan perkembangan anak usia 0 – 6 bulan tanpa mengubah manka butir

pertanyaan tersebut.

Page 57: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

39

Page 58: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

40

DAFTAR PUSTAKA1. Aminullah A, Sugiarno I, Rohsiswanto R, R.L Baatubara J. Buku panduan

tatalaksana bayi baru lahir di rumah sakit. Jakarta: Direktorat Jenderal BinaPelayanan Medik Kementrian Kesehatan RI; 2010. 20-33 hal.

2. WHO. Deafness and hearing loss [Internet]. WHO; 2017 Feb [dikutip 20April 2017]. Tersedia pada: www.who.int/mediacentre/factsheet/fs300/en/

3. Abu-Shaheen A, Al-Masri M, El-Bakri N, Nofal A, Abdulmoety D.Prevalence and risk factors of hearing loss among infants in Jordan: Initialresults from universal neonatal screening. Int J Audiol 2014. 2014;1–6.

4. Kementrian K. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor879/Menkes/SK/XI/2006 Tentang Rencana Strategis NasionalPenanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian Untuk MencapaiSound Hearing 2030 [Internet]. Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2006[dikutip 11 November 2016]. Tersedia pada: http://peraturan.bkpm.go.id

5. Arsyad Soepardi E, Iskandar N, Bashirudin J, Ratna Dwi R. Telinga HidungTenggorok Kepala & Leher edisi ketujuh. Badan Penerbit FaakultasKedokteran Indonesia; 2012. 34 hal.

6. Principles and Guidelines for Early Hearing Detection and Invention Program[Internet]. Joint comittee on infant hearing. 2007 [dikutip 8 November 2016].Tersedia pada: http://jcih.org

7. Fadhilah H. validasi kuesioner LittlEars berbahahasa Indonesia pada bayi usia0-6 bulan di jakarta [Internet]. Jakarta; 2014 [dikutip 9 September 2016].Tersedia pada: http://repository.uinjkt.ac.id

8. Fauzan Maulana M. Validasi Kuesioner LittlEar Berbahasa Indonesia PadaAnak 19-24 Bulan [Internet]. Jakarta: UIN S yarif Hidayatullah Jakarta; 2014[dikutip 12 September 2016]. Tersedia pada: http://repository.uinjkt.ac.id

9. Prisila M. Validasi Kuesioner LittlEars Berbahasa Indonesia Untuk MenilaiTumbuh Kembang Pendengaran Anak usia 07-12 Bulan di Jakarta Tahun2013. 2010 [dikutip 12 September 2016]; Tersedia pada:http://repository.uinjkt.ac.id

10. Nalendra H. Validasi Kuesioner LittlEars berbahasa Indonesia PadaPertumbuhan dan Perkembangan Pendengaran Anak usia 0-24 Bulan DenganFaktor Resiko Gangguan Pendengaran [Internet]. PSKPD UIN, 2010; [dikutip12 September 2016]. Tersedia pada: http://repository.uinjkt.ac.id

11. Pasundan U. Laporan Profil Kepependudukan Kabupaten Bandung Tahun2014 [Internet]. Bandung: Universitas Pasundan; [dikutip 26 Mei 2017] hal.61,80-81, 90-91. Tersedia pada: http://casip.bandungkab.go.id

Page 59: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

41

12. Kesehatan K. Profil Kesehatan Indonesia 2015 [Internet]. KementrianKesehatan Republik Indonesia; 2016 [dikutip 14 Mei 2017] hal. 25–64.Tersedia pada: www.depkes.go.id

13. Boothroyd A. Auditory development of the hearing child. Grad Sch City UnivOd N Y. 1997;26:9–16.

14. Dewanti A, Widjaja JA, Tjandrajani A, Burhany A. Karakteristikketerlambatan bicara klinik tumbuh kembang Rumah Sakit Anak dan BundaHarapan Kita 2008-2009. Sari Pediatri. 2009;14:1–5.

15. WHO. Newborn and Infant Hearing Screening [Internet]. Geneva,Switzerland: World Healath Organization; 2009 Nov [dikutip 20 April 2017]hal. 15. Tersedia pada: http://www.who.int

16. Coninx F, Weichbold V, Tsiakpini, Autrique E, Bescond G. Validation of theLittlEars Auditory Questionnare in Children With Normal Hearing.ELSEVIER. 2009;73:1761–8.

17. May-Medereka B, Kuehn H, Vogel A. Evaluation of Auditory Developmentin Infant and Toddlers Who Received Cochlear Implant Under the Age of 24Months with the LittlEARS Auditory Questionnare. Int J PediatrOtorhinolaryngol. 2010;74:1149–55.

18. Geal-Dor M, Jbarah R, Meijson S, Adelman C, Levi H. The Herbrew and theArabic Version of the LittlEARS Auditory Questionnaire for the assesment ofAuditory Development: Result in Normal Hearing Children and Children withCochlear Implants. ELSEVIER. 2011;75:1327–32.

19. Quelhas A, Santos A, Araujo B. Biases in questionnaire construction; howmuch do they influence the answers given. Fac Med Universadade Proto[Internet]. Juni 2011 [dikutip 4 Juni 2017]; Tersedia pada:http://medicina.med.up.pt

20. University N. Boys and Girls Brains Are Different: Gender Differences inLanguage Appear Biological [Internet]. 2008 [dikutip 10 Mei 2017]. Tersediapada: http://www.sciencedaily.com

21. Jennifer K, Erika S, Kraus N. Sex difference in auditory subcortical function.Chin Neurophysiol. 2012;123(3):590–7.

22. Mahgoub A, Elkhalifa MY, Medani KA, Abdalla WM. Mother’s HealthAwareness and Nutritional Status of Children in Khartoum State-Sudan. MedJ Islam World Acad Sci. 2014;22(2):61–4.

23. Bradley RH, Corwyn RF. Socioeconomic Status And Child Development.Cent Appl Stud Educ Univ Ark. 2002;53:371–99.

24. Dahlan S. Statitstik untuk Kedokteran dan Kesehatan edisi 5. Jakarta; 2011.

Page 60: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

42

Page 61: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

42

LAMPIRANLAMPIRAN 1

Inform consent

Lembar Persetujuan (Informed Consent) Responden Validasi

Kuesioner LittlEARS Berbahasa Indonesia untuk Mendeteksi

Gangguan Pendengaran Anak 0-6 bulan

Assalamualaikum wr. wb.

Saya, Witha Novialy Barnas, mahasiswi S1 Program StudiPendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta, bermaksud mengadakan penelitian untuk validasi kuesionerLittlEARS berbahasa Indonesia dalam mendeteksi gangguan pendengaran anakusia 0-6 bulan. Penelitian ini bertuj uan untuk menyelesaikan studi saya diProgram Studi Pendidikan Dokter, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kuesioner ini bertujuan untuk mengadaptasi kuesionerperkembangan pendengaran anak usia 0-6 bulan di Indonesia. Semua informasidari hasil kuesioner ini kami jamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, kami harapBapak/Ibu/Saudara/Saudari dapat mengisi kuesioner ini dengan lengkap danbersedia untuk mengisi kuesioner ini lagi melalui telepon dalam rentang waktu 2minggu sampai 1 bulan.

Jika Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bersedia untuk mengisi kuesioner ini,silahkan mengisi identitas dan tanda tangan di bawah ini. Terima kasih ataswaktu yang telah Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan untuk mengisi kuesioner ini.

Wassalamualaikum wr. wb.

Yang menyetujui,Peneliti Responden

__________________ _________________

Page 62: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

43

LAMPIRAN 2

Kuesioner Keterangan Responden

KETERANGAN RESPONDEN PENELITIAN

Tanggal:

Nama anak :

Tanggal lahir anak :

Usia :

Nama orang tua/wali :

Nomor yang bisa dihubungi :Rumah :HP :

Pekerjaan orang tua/wali :

Pendidikan orang tua/wali :

Lama menemani anak (jam/hari) :

Anak ke :

Bahasa yang digunakan sehari-hari :

Riwayat selama kehamilan :

Rutin cek ke dokter : (ya/tidak)

Konsumsi obat/jamu : (ya/tidak)

Sakit selama kehamilan : (ada/tidak ada)

Riwayat infeksi selama kehamilan : (ada/tidak ada)

Page 63: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

44

(Lanjutan)Riwayat kelahiran :

Lahir cukup bulan, ≥ 37 minggu : (ya/tidak)

Berat lahir > 2 kg : (ya/tidak)

Normal/tidak : (ya/tidak)

Perlu alat bantu nafas : (ya/tidak)

Riwayat kuning : (ya/tidak)

Riwayat anakImunisasi rutin sesuai jadwal : (ya/tidak)

Anak sering pilek : (ya/tidak)

Page 64: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

45

Lampiran 3

Kuesioner LittlEARS

KUESIONER PERKEMBANGAN PENDENGARAN ANAKLittlEARS

No Respon Auditori Jawaban Contoh1 Apakah anak Anda

merespon suara yang sudahlazim?

( ) Ya( ) Tidak

Tersenyum; melihat ke arahsumber, berbicara denganmimic

2 Apakah anak Andamendengar orang lain yangsedang berbicara?

( ) Ya( ) Tidak

Mendengar; menunggu danmendengar; melihat ke arahorang yang berbicara untukwaktu lama

3 Ketika seseorangberbicara, apakah anakAnda menoleh ke arahpembicara?

( ) Ya( ) Tidak

4 Apakah anak Anda tertarikdengan mainan yangmengeluarkan suara ataubunyi?

( ) Ya( ) Tidak

Mainan yang diremasberbunyi keretak keretuk

5 Apakah anak Andamencari orang yangberbicara yang tidakterlihat olehnya?

( ) Ya( ) Tidak

6 Apakah anak Andamendengarkan ketika radioatau pemutar CD ataupemutar kaset dimainkan?

( ) Ya( ) Tidak

Mendengar: menoleh kearah suara, memperhatikan,tertawa ataubernyanyi/berbicara“mengikuti suara”

7 Apakah anak Andamerespon suara yang jauh?

( ) Ya( ) Tidak

Ketika dipanggil di ruanglain

8 Apakan anak Andaberhenti menangis ketikaAnda berbicara dengannyawalaupun ia tak melihatAnda?

( ) Ya( ) Tidak

Anda mencoba membuatnyaman sang anak dengansuara lembut atau lagutanpa adanya kontak mata

9 Apakah anak Andamerespon denganketakutan (kegelisahan)ketika mendengar suaramarah?

( ) Ya( ) Tidak

Menjadi sedih dan mulaimenangis

10 Apakah anak Anda“mengenali” tanda-tanda

( ) Ya( ) Tidak

Kotak musik menjelangtidur; nina bobo; air

Page 65: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

46

akustik? mengalir dalam tabung11 Apakah anak Anda

mencari sumber suara yangberada di kiri, kanan, ataubelakangnya?

( ) Ya( ) Tidak

Anda memanggil ataumengucapkan sesuatu,anjing menggonggong, danlain-lain. Dan anak Andamencari dan menemukansumber suara tersebut.

12 Apakah anak Andabereaksi ketika namadipanggil?

( ) Ya( ) Tidak

13 Apakah anak Andamencari sumber suara yangberada di atas ataubawahnya?

( ) Ya( ) Tidak

Jam dinding atau sesuatuyang jatuh di lantai

14 Ketika anak Anda sedihatau murung, bisakah iaditenangkan ataudipengaruhi denganmusik?

( ) Ya( ) Tidak

15 Apakah anak Andamendengarkan di telepondan apakah ia tampakmengetahui adanya orangyang sedang berbicara?

( ) Ya( ) Tidak

Ketika nenek atau ayahmenelpon, sang anakmengambil alat penerimadan “mendengarkan”

16 Apakah anak Andamerespon musik dengangerakan ritmik?

( ) Ya( ) Tidak

Sang anak mendengarkanlengan atau kaki sesuaidengan alunan music

17 Apakah anak Andamengetahui bahwa suaratertentu berhubungandengan objek atau kejadiantertentu?

( ) Ya( ) Tidak

Sang anak mendengar suarapesawat dan melihat kearah langit. Atau mendengarmobil dan melihat ke arahjalan

18 Apakah anak Andamerespon dengan sesuaiterhadap ucapan pendekatau sederhana?

( ) Ya( ) Tidak

“Berhenti!”“Yekh!”“! Jangan!”

19 Apakah anak Andamerespon kata “jangan”dengan menghentikankegiatannya saat itu?

( ) Ya( ) Tidak

Kata “Jangan, jangan” –yang diucapkan denganintonasi kuat meski si anaktidak melihat Anda (!) –sangatlah efektif

20 Apakah anak Andamengetahui nama anggotakeluarganya?

( ) Ya( ) Tidak

Mana-ayah, Ibu, Mark, …

21 Apakah anak Andamenirukan suara ketikaditanya?

( ) Ya( ) Tidak

“Aaa”, “Ooo”, “Iii”

22 Apakah anak Anda ( ) Ya “Kesini”; “Lepas

(Lanjutan)

Page 66: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

47

mengikuti perintahsederhana?

( ) Tidak sepatumu”

23 Apakah anak Andamengerti perintahsederhana?

( ) Ya( ) Tidak

“Mana perut ibumu?”;“Mana ayah?”

24 Apakah anak Andamembawakan barang yangdiminta?

( ) Ya( ) Tidak

“Ambilkan saya bola danlain-lain”

25 Apakah anak Anda menirusuara atau kata-kata yangAnda ucapkan?

( ) Ya( ) Tidak

“Ucapkan: Guk, Guk”;katakan: m-o-b-i-l

26 Apakah anak Andamenghasilkan suara yangsama dengan mainan?

( ) Ya( ) Tidak

“Brum” untuk mobil,“Moo” untuk sapi

27 Apakah anak Andamengetahui suara tertentuyang muncul dari binatangtertentu?

( ) Ya( ) Tidak

Guk guk = anjing, meong =kucing, kukuruyuk = suaraayam jantan muda/ayamjantan

28 Apakah anak Andamencoba meniru suara disekelilingnya?

( ) Ya( ) Tidak

Suara binatang, suara alat-alat rumah tangga, suarasirine mobil polisi

29 Apakah anak Andamengulang rangkaian sukukata pendek dan panjangdengan benar?

( ) Ya( ) Tidak

“La-la-laa”

30 Apakah anak Andamemilih benda yang benardari sekumpulan bendaketika ditanya?

( ) Ya( ) Tidak

Anda memainkan mainanberbentuk hewan danmenanyakan “Kuda”; Andamemainkan bola warna-warni dan menanyakan“Bola warna merah”

31 Apakah anak Andamencoba ikutmenyanyikan lagu ketikamendengar sebuah lagu?

( ) Ya( ) Tidak

“Sajak anak-anak”

32 Apakah anak Andamengulang kata tertentuketika diminta?

( ) Ya( ) Tidak

“Katakan halo pada nenek”

33 Apakah anak Anda sukamendengarkan dongeng?

( ) Ya( ) Tidak

Dari buku atau dari bukugambar

34 Apakah anak Andamengikuti perintah yangrumit?

( ) Ya( ) Tidak

“Lepas sepatumu dankesinilah”

35 Apakah anak Andamencoba menyanyikanlagu-lagu tertentu?

( ) Ya( ) Tidak

Nina bobo

(Lanjutan)

Page 67: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

48

Lampiran 4

Kuesioner LittlEARS Bahasa Inggris

Auditory Response Answer Example1 Does your child respond to

a familiar voice?( ) Yes( ) No

Smiles; looks towardsources; talks animatedly

2 Does your child listen tosomebody speaking?

( ) Yes( ) No

Listen; waits and listens;looks at the speaker for alonger time

3 When somebody isspeaking, does your childturn his/her head towardthe speaker?

( ) Yes( ) No

4 Is your child interested intoys producing sounds ormusing?

( ) Yes( ) No

Rattle, squazzing toy

5 Does your child look for aspeaker he/she cannot see?

( ) Yes( ) No

6 Does your child listenwhen the radio/CD

( ) Yes( ) No

Listening turn towards thesound, is attentive, laughs orsing/talks “along”

7 Does your child respond todistant sound?

( ) Yes( ) No

When being called fromanother room

8 Does your child stopcrying when you speak tohim/her without him/herseeing you?

( ) Yes( ) No

You try to comfort the childwith a soft voice or songwithout eye contact

9 Does your child respondwith alarm when hearingan angry voice?

( ) Yes( ) No

Becomes sad and startscrying

10 Does your child“recognise” acousticrituals?

( ) Yes( ) No

Musical box by bed; lullaby,watr running into the tub

11 Does your child look forsound source located at theleft, right, or back?

( ) Yes( ) No

You call or say something,the dog barks, etc. and thechild looks and finds thesource

12 Does your child react tohis/her name?

( ) Yes( ) No

13 Does your child look forsound sources locatedabove or below?

( ) Yes( ) No

A clock on the wall, orsomething falling for thefloor

14 When your child is sad or ( ) Yes

Page 68: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

49

moody, can he/she becalmed down or influencedby music?

( ) No

15 Does your child listen onthe telephone and doesshe/he seem to recognisethat somebody is talking?

( ) Yes( ) No

When granma or daddycalls, the child taeks thereceiver and “listens”

16 Does your child respond tomusic with rhtmicalmovement?

( ) Yes( ) No

The child movo tesarms/legs to the music

17 Does your child know thata certain sound is relatedto a certain object orevent?

( ) Yes( ) No

The child hears the sound ofan aeroplane and lookstoward the sky, or hears thecars and look toward thestreet

18 Does your childappropriately respond toshort and sample remarks?

( ) Yes( ) No

“stop!” “yack1” “don’t”

19 Does your child respond to“no”by typicallyinterrupting his/her currentactivity?

( ) Yes( ) No

A strongly pronounced“no,no!” – although thechild does not see you (!)- iseffective

20 Does your child knowfamily member’s name?

( ) Yes( ) No

Where is __ daddy,mummy, Mark, ___

21 Does your child imitatesound when asked?

( ) Yes( ) No

“Aaaa”, “oooo”, “iii”

22 Does your child followsimple commans?

( ) Yes( ) No

“come here!” ; “take offyour shoes!”

23 Does your childunderstand simplequestions?

( ) Yes( ) No

“where is tummy?”;”whereis daddy?”

24 Does your child bringitems when asked?

( ) Yes( ) No

“Bring me the ball!” etc.

25 Doe syour child imitatesound or words you say?

( ) Yes( ) No

“say: woof woof” “say: c-a-r”

26 Does your child producethe right sound to a toy?

( ) Yes( ) No

“Vurm” with a car, “moo”with cow

27 Does your child know thatcertain sounds go withcertain animals?

( ) Yes( ) No

Woof woof = dog;meow=cat; cokc-a-doodle-do=cockerel/rooster

28 Does your child ty toimitate environmentalsounds?

( ) Yes( ) No

Animal sounds. Sounds ofhousehold appliances, plocecar siren

29 Does your child correctlyreapeat a sequence of shortand long syllables ypuhave said?

( ) Yes( ) No

“La-la-laa”

(Lanjutan)

Page 69: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

50

30 Does your child select theright object from a numberof object when asked?

( ) Yes( ) No

You are palying toy animalsand ask “the horse” : youare palying with colouredballs and ask for the “Redballs”

31 Does your child try tosing along when hearing asong?

( ) Yes( ) No

Nusery rhymes

32 Does your child repatcertain words when asked?

( ) Yes( ) No

“Say ‘Hello’ to granma”

33 Does your child like beingread to?

( ) Yes( ) No

From book or picture took

34 Does your child followcomplex command?

( ) Yes( ) No

“Take your shoes off andcome here”

35 Does your child try to singwith familiar song?

( ) Yes( ) No

Lullaby

Page 70: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

51

Lampiran 5

Saran Revisi Pertanyaan Kuesioner LittlEARS

No Respon Auditori Jawaban Contoh5 Apakah anak Anda mencari

orang yang berbicara yangtidak terlihat olehnya?

( ) Ya( ) Tidak

Orang yang berbicara beradadi ruangan lain yang tidakterlihat oleh anak

8 Apakah anak Anda berhentimenangis ketika Andaberbicara dengannyawalaupun Ia tak ada kontakmata dengan Anda?

( ) Ya( ) Tidak

Anda mencoba membuatnyaman sang anak dengansuara lembut atau lagu tanpaadanya kontak mata

14 Ketika anak Anda sedih ataumurung, bisakah Iaditenangkan ataudipengaruhi dengan music?

( ) Ya( ) Tidak

Berhenti menangis ketikadinyanyikan lagu

16 Apakah anak Andamerespon music denganmenari sesuai irama?

( ) Ya( ) Tidak

Sang anak menggerakanlengan atau kaki sesuaidengan alunan musik

17 Apakah Anda tahu bahwasuara tertentu berasal dariobjek atau kejadian tertentu?

( ) Ya( ) Tidak

Sang anak mendengar suarapesawat dan melihat ke arahlangit. Atau mendnegarmobil dan melihat ke arahjalan.

20 Apakah anak Andamengetahui yang manaanggota keluarganya?

( ) Ya( ) Tidak

Mana-ayah, Ibu, Mark..

21 Apakah anak Andamenrukan suara ketikaditanya?

( ) Ya( ) Tidak

Ketika anak Anda dimintakatakan “aaa”, “ooo”, “iii”,anak Anda menirukannya

26 Apakah anak Andamenirukan suara yang miripdengan mainan?

( ) Ya( ) Tidak

“Brum” untuk mobil, “Moo”untuk sapi

29 Apakah anak Andamengulang suku kata pendekdan panjang dengan benar?

( ) Ya( ) Tidak

Suku kata pendek = “A-pa”Suku kata panjang = “se-ko-lah”

32 Apakah anak Andamengulang kata tertentuketika diminta?

( ) Ya( ) Tidak

“Katakan ‘Halo’ padanenek” dan anakmengikutinya

35 Apakah anak Anda mencobamenyanyikan lirik lagutertentu?

( ) Ya( ) Tidak

Nina Bobo

Page 71: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

52

Lampiran 6

Surat Kode Etik Penelitian

Page 72: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37345/1/WITHA... · perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. ... dan India

53

RIWAYAT PENELITI

Nama : Witha Novialy Barnas

Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 18 November 1996

Alamat : Jl. Pasir Kaliki Reuma No. 20 Sadang Serang Bandung

No. Telpon : 08568902944

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. TKN Pembina Bandung

2. SDN Ciujung IV

3. SMPN 14 Bandung

4. SMAN 2 Bandunng

Riwayat Organisasi : 1. Sekretaris OSIS SMAN 2 Bandung

2. Sekretaris 2 UIN Syahid Medical Rescue (USMR)

3. Sekretaris Umum UIN Syahid Medical Rescue (USMR)

4. Kepala Staf Hubungan PTBMMKI