uud sebelum dan sesudah diamandemen

10
ANALISIS UUD 1945 SEBELUM & SESUDAH AMANDEMEN PASAL 1 s/d 18B Pasal 1 ayat 2 Sebelum Amandemen: Kedaulatan memang berada di tangan rakyat, tetapi dilaksanakan sepenuhnya berada di tangan rakyat, sehingga kelemahan di sini MPR dalam menjalankan kedaulatnnya tidak dibatasi oleh undang-undang Sesudah Amandemen: Sesudah amandemen, kedaulatan masih berada di tangan rakyat tetapi semuanya harus sesuai dengan undang-undang. Kelebihan dari amandemen ayat ini adalah mengurangi kesewenang- wenangan penggunaan kedaulatan oleh rakyat dan harus sesuai dengan undang-undang Pasal 1 ayat 3 Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA) Sesudah Amandemen: Negara Indonesia mempertegas statusnya sebagai negara hukum karena pada saat Orde Baru kekuasaan banyak diselewengkan dan semuanya dikuasai oleh para ‘kerah-putih’ sehingga dengan di tambahkannya pasal ini, maka semua orang Indonesia, tanpa melihat statusnya dalam berbuat harus tetap dipertanggungjawabkan di depan hukum yang berlaku di Indonesia Pasal 2 ayat 1 Sebelum Amandemen: Kelemahan dari ayat ini adalah anggota MPR yang berasal dari golongan-golongan daerah bisa saja tidak sesuai dengan kualifikasi yang diminta untuk duduk di kursi MPR Sesudah Amandemen: Kelebihan dari amandemen ayat ini adalah anggota DPD yang akan duduk di MPR haruslah melalui pemilihan umum sehingga bukan asal pilih saja Pasal 3 ayat 1 Sebelum Amandemen: MPR hanya berperan untuk menetapkan UUD dan GBHN. Pengubahan UUD bukan menjadi hak MPR Sesudah Amandemen: MPR bisa melakukan perubahan pada UUD, selain menetapkannya. Apabila dipandang suatu pasal tidak sesuai dengan zaman, maka MPR bisa melakukan perubahan sesuai dengan UU yang berlaku Pasal 3 ayat 2 Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA) Sesudah Amandemen: MPR berwenang sebagai lembaga yang melantik

Upload: ibanez-powell

Post on 26-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asli bukan bajakan

TRANSCRIPT

Page 1: Uud Sebelum Dan Sesudah Diamandemen

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM & SESUDAH

AMANDEMEN PASAL 1 s/d 18B

Pasal 1 ayat 2

Sebelum Amandemen: Kedaulatan memang berada

di tangan rakyat, tetapi dilaksanakan sepenuhnya

berada di tangan rakyat, sehingga kelemahan di

sini MPR dalam menjalankan kedaulatnnya tidak

dibatasi oleh undang-undang

Sesudah Amandemen: Sesudah amandemen,

kedaulatan masih berada di tangan rakyat tetapi

semuanya harus sesuai dengan undang-undang.

Kelebihan dari amandemen ayat ini adalah

mengurangi kesewenang-wenangan penggunaan

kedaulatan oleh rakyat dan harus sesuai dengan

undang-undang

Pasal 1 ayat 3

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Negara Indonesia

mempertegas statusnya sebagai negara hukum

karena pada saat Orde Baru kekuasaan banyak

diselewengkan dan semuanya dikuasai oleh para

‘kerah-putih’ sehingga dengan di tambahkannya

pasal ini, maka semua orang Indonesia, tanpa

melihat statusnya dalam berbuat harus tetap

dipertanggungjawabkan di depan hukum yang

berlaku di Indonesia

Pasal 2 ayat 1

Sebelum Amandemen: Kelemahan dari ayat ini

adalah anggota MPR yang berasal dari golongan-

golongan daerah bisa saja tidak sesuai dengan

kualifikasi yang diminta untuk duduk di kursi MPR

Sesudah Amandemen: Kelebihan dari amandemen

ayat ini adalah anggota DPD yang akan duduk di

MPR haruslah melalui pemilihan umum sehingga

bukan asal pilih saja

Pasal 3 ayat 1

Sebelum Amandemen: MPR hanya berperan untuk

menetapkan UUD dan GBHN. Pengubahan UUD

bukan menjadi hak MPR

Sesudah Amandemen: MPR bisa melakukan

perubahan pada UUD, selain menetapkannya.

Apabila dipandang suatu pasal tidak sesuai dengan

zaman, maka MPR bisa melakukan perubahan

sesuai dengan UU yang berlaku

Pasal 3 ayat 2

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: MPR berwenang sebagai

lembaga yang melantik presiden dan wakil

presiden saja, karena sebelumnya MPR juga

memilih, mengangkat, dan memberhentikan

presiden dan wakil presiden

Pasal 3 ayat 3

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: MPR hanya berwenang

untuk memakzulkan presiden dan wakil presiden

berdasarkan UUD, dengan alasan presiden/wapres

itu gagal dalam melaksanakan pemerintahan.

Mereka tidak berwenang untuk memilihnya

Pasal 5 ayat 1

Sebelum Amandemen: Presiden memiliki hak

penuh untuk membentuk UU dengan persetujuan

DPR sehingga dengan demikian UU yang dibentuk

itu pasti bisa disahkan

Sesudah Amandemen: Presiden hanya berhak

untuk membuat dan mengajukan RUU kepada

DPR untuk kemudian dibahas dan disahkan.

Kelebihan dari pengubahan ini adalah RUU yang

sebelum dijadikan UU bisa dilakukan wacana

terlebih dahulu, apakah sesuai dengan kondisi yang

ada di masyarakat

Pasal 6 ayat 1

Page 2: Uud Sebelum Dan Sesudah Diamandemen

Sebelum Amandemen: Latar belakang presiden

Indonesia pada saat itu hanya disebutkan harus

orang Indonesia tanpa menjelaskan syarat yang

lebih jelas lainnya

Sesudah Amandemen: Sesudah amandemen latar

belakang seorang presiden semakin dipertegas

dengan beberapa syarat, seperti harus mampu

melaksanakan tugas kepresidenan secara jasmani

dan rohani

Pasal 6 ayat 2

Sebelum Amandemen: Presiden dipilih langsung

oleh MPR dengan suara terbanyak tanpa adanya

campur tangan rakyat, sehingga rakyat tak pernah

tahu bagiamana sosok/figur yang akan menjadi

pemimpin negara waktu itu

Sesudah Amandemen: Syarat-syarat untuk menjadi

presiden dan wapres diatur oleh UU sehingga

sesuai dengan ketentuan  UU, maka dalam hal ini

masyarakat Indonesia berhak untuk memilih

presiden serta wapres, tanpa ikut campur MPR

secara langsung

Pasal 6A ayat 1

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Di sini menegaskan tentang

hak pilih rakyat dalam pemilihan Presiden dan

Wakil Presiden secara langsung, sehingga hal ini

tentu berbeda dengan masa Orde Baru saat era

kepemimpinan mantan Presiden Soeharto

Pasal 6A ayat 2

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Calon Presiden dan

Wakilnya merupakan usulan dari satu parpol

ataupun gabungan beberapa parpol (koalisi)

sebelum dilaksanakan pemilihan umum

Pasal 6A ayat 3

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Ayat ini membahas

mengenai syarat sah untuk menjadi seorang

Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan jumlah

suara yang diperolehnya pada saat pemilu, yakni

lebih dari 50% secara nasional dan lebih dari 20%

di tiap provinsi di Indonesia

Pasal 6A ayat 4

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Apabila dalam

penghitungan ditemukan suara yang terbanyak

yang sama pada dua calon pasangan presiden dan

wapresnya, maka akan dilaksanakan pemilu ulang

dengan calon para  pemenang suara pertama dan

kedua tersebut oleh rakyat secara langsung

Pasal 6A ayat 5

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Syarat-syarat untuk menjadi

seorang Presiden dan Wakil Presiden lebih

lanjutnya akan diterangkan di undang-undang yang

berlaku

Pasal 7

Sebelum Amandemen: Presiden memiliki hak

untuk diangkat kembali sebagai presiden  dalam

jangka 5 tahun kepemerintahan dan selanjutnya

bisa dipilih kembali tanpa batas yang ada. Hal ini

bisa saja membuat seorang Presiden untuk

mencalonkan dirinya berkali-kali atau selamanya

Sesudah Amandemen: Presiden memiliki hak

kepemerintahan sebanyak dua kali masa jabatan 

yang masing-masing berjangka 5 tahun untuk

dipilih oleh masyarakat Indonesia secara langsung.

Hal ini diharapkan bisa menghilangkan

kepemerintahan abadi

Pasal 7A

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Page 3: Uud Sebelum Dan Sesudah Diamandemen

Sesudah Amandemen: MPR dengan usul DPR bisa

saja memberhentikan jabatan seorang Presiden

maupun Wakil Presiden apabila dia terbukti telah

melakukan pengkhianatan terhadap negara,

korupsi, penyuapan serta tindakan pidana berat

lainnya ataupun sudah tidak memenuhi syarat-

syarat untuk menjadi seorang Presiden ataupun

Wakil Presiden lagi

Pasal 7B ayat 1

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Sebelum memberikan

usulan kepada MPR untuk memberhentikan

seorang Presiden ataupun Wakil Presiden yang

terbukti salah melakukan tindakan semacam

korupsi, penyuapan, dan semacamnya, maka DPR

terlebih dahulu mengajukan permintaan ke MK

sebelum memutuskan apakah Presiden atau

Wapres tersebut terbukti melakukan tindakan

tersebut

Pasal 7B ayat 2

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: DPR memiliki fungsi

pengawasan terhadap kinerja seorang Presiden

beserta Wakil Presidennya, dan apabila terbukti

salah satunya ataupun keduanya melakukan

kesalahan, maka DPR telah menjalankan fungsi

pengawasannya

Pasal 7B ayat 3

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Sebelum mengajukan

permintaan untuk memberhentikan seorang

presiden atau wapresnya yang terbukti melakukan

kesalahan ke MK, DPR haruslah melakukan sidang

& mendapatkan suara paling tidak 2/3 dari

anggotanya dan anggota yang hadir dalam sidang

paling tidak sebanyak 2/3 dari keseluruhannya

untuk bisa mengajukan permintaan pemberhentian

presiden / wapres

Pasal 7B ayat 4

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: MK diberi waktu paling

lambat 90 hari untuk memeriksa, mengadili, dan

memutus usulan DPR setelah MK menerima

usulan permintaan pemberhentian presiden atau

wakilnya

Pasal 7B ayat 5

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Apabila MK telah

menemukan bahwa usul yang disampaikan DPR itu

benar mengenai kesalahan-kesalahan yang

dilakukan presiden atau wakilnya dan

menyetujuinya, maka DPR berhak untuk

meneruskan usul pemberhentian itu ke MPR

Pasal 7B ayat 6

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Setelah menerima

persetujuan dari MK dan mendapat tembusan dari

DPR, maka MPR berhak menyelenggarakan sidang

dan memutuskannya paling lambat 30 hari setelah

usul dari DPR tersebut diterima MPR

Pasal 7B ayat 7

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Presiden atau wakil

presiden yang terbukti bersalah akan

korupsi/suap/tindakan tercela lainnya diberi hak

untuk menyampaikan penjelasannya di sidang

paripurna MPR sebelum MPR melakukan

penghitungan suara dari anggotanya dengan jumlah

anggota yang hadir paling tidak ¾ dan jumlah

suara paling tidak sebanyak 2/3 dari yang hadir itu

Pasal 7C

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Page 4: Uud Sebelum Dan Sesudah Diamandemen

Sesudah Amandemen: Presiden tidak meiliki hak

untuk membekukan ataupun membubarkan DPR

karena DPR adalah lembaga wakil rakyat yang

berfungsi utuk melaksanakan fungsi

pengawasannya terhadap kinerja pemerintah

Pasal 8 ayat 1

Sebelum Amandemen: Wakil presiden memiliki

hak untuk menggantikan posisi presiden apabila

ada kondisi tertentu yang menghalanginya untuk

berhenti bertugas. Wakil presiden tersebut akan

menggantikannya sampai habis

Sesudah Amandemen: Wakil Presiden berhak

menggantikan posisi presiden dalam menjalankan

tugasnya sampai masa presiden yang mangkat itu

habis, bukannya sampai masa seumur hidup

Pasal 8 ayat 2

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Apabila terjadi kekosongan

jabatan wakil presiden yang disebabkan oleh

sakit/meninggal dunia/sebab lainnya, maka MPR

akan menyelenggarakan rapat sidang untuk

membahas dua calon wapres yang sebelumnya

diusulkan oleh presiden

Pasal 8 ayat 3

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Apabila terdapat keadaan di

mana presiden & wakil presiden secara bersama-

sama tidak bisa melaksanakan kewajibannya, maka

pelaksana tugas kepresidenan yang terdiri dari

Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan

Menteri Pertahanan berkewajiban melaksanakan

tugas kepresidenan untuk sementara. Sedangkan

MPR diberi hak selambat-lambatnya 30 hari untuk

melakukan sidang dalam penentuan Presiden dan

Wakil Presiden baru dengan calon yang diusulkan

oleh dua partai politik yang menduduki posisi dua

dan tiga pada pemilihan umum sebelumnya. Calon

Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih itu

nantinya akan bekerja selama masa jabatan

Presiden yang berhalangan sebelumnya.

Pasal 9 ayat 1

Sebelum Amandemen: Presiden diterangkan dalam

janjinya untuk menjalankan peraturan dengan

seluas-luasnya tanpa batas yang nyata. Sehingga,

hal ini membuat suatu kelemahan pada citra

Presiden tanpa memandang rakyat

Sesudah Amandemen: Janji presiden sesudah

amandemen berubah yang dicirikan dengan

Presiden menjalankan peraturan selurus-lurusnya

dengan UU sehingga diharapkan tidak terjadi

penyelewengan kekuasaan

Pasal 9 ayat 2

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Sumpah yang diucapkan

oleh Presiden dan wakilnya haruslah disaksikan

oleh MPR dihadapan MA, apabila MPR atau DPR

tidak bisa mengadakan sidang. Dengan demikian,

kesaksian oleh mereka bisa dibenarkan

Pasal 11 ayat 2

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Dalam pembuatan

perjanjian Internasional dengan negara lain yang

berdampak pada perekonomian rakyat, Presiden

haruslah melakukan perundingan/pembahasan

dengan DPR

Pasal 11 ayat 3

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Segala ketentuan mengenai

Perjanjian Internasional diatur oleh Undang-

Undang yang berlaku

Pasal 13 ayat 2

Page 5: Uud Sebelum Dan Sesudah Diamandemen

Sebelum Amandemen: Presiden berhak menerima

duta dari negara lain tanpa melalui pertimbangan

siapapun

Sesudah Amandemen: Setelah diamandemen, ayat

2 mempertegas ayat pertama dalam hal

pengangkatan duta negara lain tapi harus melalui

perundingan dengan DPR

Pasal 13 ayat 3

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Amandemen pada ayat 3

lebih mempertegas ayat 2 namun dengan

perbedaan dalam penempatan duta negara lain

yang perlu memperhatikan usulan/melalui

perundingan dengan DPR

Pasal 14 ayat 1

Sebelum Amandemen: Presiden berhak

memberikan grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi

kepada siapapun yang dikehendakinya

Sesudah Amandemen: Pemberian grasi dan

rehabilitasi oleh Presiden kepada orang tertentu

harus melalui pertimbangan Mahkamah Agung

sehingga dengan demikian Presiden tidak

sewenang-wenang dalam memberikan grasi dan

semacamnya

Pasal 14 ayat 2

Sebelum Amandemen: Presiden berhak

memberikan grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi

kepada siapapun yang dikehendakinya

Sesudah Amandemen: Pada ayat 2, pemberian

amnesti dan abolisi oleh Presiden harus melalui

pertimbangan DPR, bukannya MA

Pasal 15

Sebelum Amandemen: Presiden berhak kapanpun

dan sesuai dengan kemauannya memberikan gelar,

tanda jasa, dan tanda-tanda kehormatan kepada

siapapun

Sesudah Amandemen: Sesudah amandemen,

Presiden dalam memberikan gelar, tanda jasa, dan

tanda kehormatan kepada seseorang haruslah

sesuai dengan perundangan yang berlaku

Pasal 16 ayat 1

Sebelum Amandemen: Susunan Dewan

Pertimbangan Agung ditetapkan sesuai dengan

perundangan yang berlaku di Indonesia

Pasal 16 ayat 2

Sebelum Amandemen: DPA berkewajiban

memberikan jawab kepada Presiden dan

memajukan usul kepada pemerintah

Pasal 16 ayat 1 dan 2

Sesudah Amandemen: Sesudah amandemen,

Presiden berhak mengangkat DPA yang memiliki

tugas untuk memberikan nasehat dan pertimbangan

kepada Presiden sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku. Dengan demikian,

pasal 16 ayat (1) dan (2) sesudah amandemen

dilebur menjadi satu tapi dirubah dalam hal konten

Pasal 17 ayat 2

Sebelum Amandemen: Presiden memiliki hak

untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-

menteri yang membantunya dalam bertugas

Sesudah Amandemen: Sesudah amandemen, tidak

ada perubahan pada ayat 2 ini secara kontekstual

Pasal 17 ayat 3

Sebelum Amandemen: Sebelum era reformasi,

menteri-menteri bekerja memimpin departemen

pemerintahan

Sesudah Amandemen: Sesudah amandemen, para

menteri membidangi dalam urusan tertentu

kepemerintahan

Pasal 17 ayat 4

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Page 6: Uud Sebelum Dan Sesudah Diamandemen

Sesudah Amandemen: Pembentukan, pengubahan,

dan pembubaran jajaran dalam kementrian sesudah

amandemen harus disesuaikan/diatur dalam

undang-undang yang berlaku. Bukan sepenuhnya

ada di tangan Presiden

Pasal 18 ayat 1

Sebelum Amandemen: Pembagian daerah-daerah

di Indonesia, baik besar ataupun kecilnya tidak

hanya didasarkan pada undang-undang yang

berlaku di Indonesia tetapi juga harus berdasarkan

asas permusyawaratan yang berlaku pada sistem

pemerintahan yang ada. Selain itu hak-hak untuk

membentuk daerah-daerah istimewa di Indonesia,

seperti Yogyakarta juga harus dipertimbangkan

Sesudah Amandemen: Ayat ini mempertegas

struktur provinsi. Provinsi terdiri dari kabupaten

dan kota serta kesemuanya diatur dalam

perundangan yang berlaku

Pasal 18 ayat 2

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Pemerintah daerah provinsi,

kabupaten maupun kota memiliki hak untuk

mengurusi daerahnya sendiri menurut asas otonomi

dan tugas pembantuan

Pasal 18 ayat 3

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Di setiap pemerintahan

daerah provinsi, kabupaten maupun kota memiliki

DPRD di tiap tingkatannya, tetapi para anggotanya

harus dipilih melaui pemilihan umum

Pasal 18 ayat 4

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Gubernur, Bupati, dan

Walikota harus dipilih berdasarkan pemilihan

umum yang diselenggarakan di provinsi, kabupaten

ataupun kota secara demokratis sehingga peran

serta masyarakat sangat menentukan dalam

pemilukada ini, selain pilpres

Pasal 18 ayat 5

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Pemda dapat menjalankan

otonomi daerah seluas-luasnya, semisal tambang

yang berfungsi demi kemaslahatan penduduk di

situ namun masih dalam pengawasan pemerintah

pusat dan juga pajak daerah. Namun, urusan pusat

bukanlah perhatian dari Pemda

Pasal 18 ayat 6

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Pemda bisa membuat

peraturan daerahnya sendiri demi kepentingan

otonomi daerah dan tugas pembantuan. Peraturan

lainnya juga termasuk hak otonomi daerah.

Semuanya berfungsi untuk memajukan

kesejahteraan penduduk di dalamnya

Pasal 18 ayat 7

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Penyelenggaraan

pemerintah daerah untuk lebih lanjut diatur dalam

undang-undang, termasuk susunan dan tata cara

penyelenggaraannya

Pasal 18A ayat 1

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Mengatur hubungan

wewenang antara pemerintah pusat dengan

pemerintah daerah (Pemprov, Pemkab, Pemkot)

yang sesuai dengan undang-undang dengan

memperhatikan kehususan dan keistimewaan yang

dimiliki oleh tiap daerah di Indonesia. Dengan

demikian, tidak akan terjadi kebebasan yang tidak

bertanggungjawab di Pemda karena kesalahan

pemahaman otonomi daerah dan tidak adanya

pemantauan dan kendali dari Pemerintah Pusat

Page 7: Uud Sebelum Dan Sesudah Diamandemen

Pasal 18A ayat 2

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Mengatur masalah

pemanfaatan sumberdaya alam antara pemerintah

daerah dengan pemerintah pusat demi kepentingan

bersama, meskipun pemda diberikan hak otonomi

untuk mengelola sumberdaya yang terkandung di

daerahnya masing-masing. Sumberdaya alam yang

ada di Indonesia sendiri dimanfaatkan untuk

kepentingan masyarakat bersama, bukan hanya

miliki suatu daerah tertentu secara penuh

Pasal 18B ayat 1

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Satuan-satuan pemerintah

daerah yang bersifat khusus ataupun istimewa akan

diakui oleh Pemerintah Pusat, seperti Satpol PP

dan Kepolisian Pamong Praja. Namun, semuanya

juga harus diatur dengan Undang-Undang yang

berlaku

Pasal 18B ayat 2

Sebelum Amandemen: (TIDAK ADA)

Sesudah Amandemen: Adat istiadat yang

berkembang di Indonesia, seperti kesatuan

masyarakat adat suku Bali, Kekeratonan

Surakarta/Ngayogyakarta, dll secara resmi

mendapat pengakuan dari Negara, tetapi harus

berdasarkan prinsip yang berlaku di NKRI ini, dan

yang terutama mengutamakan asas Ketuhanan.