uts_surono_12114024

11
Harapan sebagai Pribadi sebagai bagian suatu bangsa dan mencapai tujuan bersama Nama : Surono NIM : 12114024 Mata Kuliah : Etika Dosen : Prof. Dr. Ir. Dahmir Dahlan Msc Tugas : Harapan sebagai Pribadi sebagai bagian suatu bangsa dan mencapai tujuan bersama. Sebagai warga Individu banyak hal yang sangat memiliki harapan bahwa sepuluh tahun mendatang saya tetap tinggal di Negeri ini dalam kondisi yang lebih nyaman. Berada di tempat tinggal yang keamanan, ketertiban dan kelayakannya terjamin. Dapat melakukan aktivitas dengan lebih baik karena ditunjang oleh sarana publik yang memadai seperti transportasi yang lancar dan nyaman, tempat – tempat publik yang lebih terjaga keamanannya. Sepuluh tahun yang akan datang saya telah memiliki pekerjaan yang mapan dengan mobilitas tinggi. Waktu akan menjadi sangat berharga dan menentukan banyak keputusan penting dalam berbagai hal. Memiliki kendaraan pribadi adalah pilihan yang harus dan tidak bisa terhindarkan, sehingga kelancaran lalu lintas dan keamanan wilayah – wilayah publik sangat penting untuk membuat saya merasa nyaman untuk beraktivitas dalam waktu apapun baik siang maupun malam. Pelanggaran lalu lintas telah menjadi hal yang biasa di negeri ini, dan celakanya aparat tidak mampu menindak tegas dan memberikan sanksi yang membawa efek jera pada pelakunya. Contohnya adalah pengendara sepeda motor yang seharusnya berhenti di belakang garis saat lampu merah, di banyak lampu merah hal ini adalah menjadi hal yang biasa untuk dilanggar. 1

Upload: yosuammanaekp

Post on 11-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

uts etika

TRANSCRIPT

Harapan sebagai Pribadi sebagai bagian suatu bangsa dan mencapai tujuan bersama

Nama : Surono

NIM

: 12114024Mata Kuliah: EtikaDosen

: Prof. Dr. Ir. Dahmir Dahlan Msc

Tugas : Harapan sebagai Pribadi sebagai bagian suatu bangsa dan mencapai tujuan bersama.

Sebagai warga Individu banyak hal yang sangat memiliki harapan bahwa sepuluh tahun mendatang saya tetap tinggal di Negeri ini dalam kondisi yang lebih nyaman. Berada di tempat tinggal yang keamanan, ketertiban dan kelayakannya terjamin. Dapat melakukan aktivitas dengan lebih baik karena ditunjang oleh sarana publik yang memadai seperti transportasi yang lancar dan nyaman, tempat tempat publik yang lebih terjaga keamanannya. Sepuluh tahun yang akan datang saya telah memiliki pekerjaan yang mapan dengan mobilitas tinggi. Waktu akan menjadi sangat berharga dan menentukan banyak keputusan penting dalam berbagai hal. Memiliki kendaraan pribadi adalah pilihan yang harus dan tidak bisa terhindarkan, sehingga kelancaran lalu lintas dan keamanan wilayah wilayah publik sangat penting untuk membuat saya merasa nyaman untuk beraktivitas dalam waktu apapun baik siang maupun malam.

Pelanggaran lalu lintas telah menjadi hal yang biasa di negeri ini, dan celakanya aparat tidak mampu menindak tegas dan memberikan sanksi yang membawa efek jera pada pelakunya. Contohnya adalah pengendara sepeda motor yang seharusnya berhenti di belakang garis saat lampu merah, di banyak lampu merah hal ini adalah menjadi hal yang biasa untuk dilanggar. Sehingga kadang karena terlalu jauhnya mereka melewati garis menyebabkan kemacetan pada jalur lain yang seharusnya jalan. Harapan dari sisi kesejahteraan adalah dimana pemerintah telah mampu menyentuh masyarkat secara menyeluruh dan semua level baik dari segi pendidikan dan sosial. Pemerintah harus menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi kemajuan, tidak hanya kemajuan suatu individu namun juga kemajuan suatu bangsa. Bangsa ini tidak dapat dibesarkan hanya oleh segelintir orang sehebat dan secerdas apapun mereka. Pendidikan harus dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Bukan hanya pendidikan asal asalan yang penting bisa baca, yang penting bisa nulis namun pendidikan yang mampu membuka wawasan bagi setiap anak bangsa. Pendidikan yang mampu mengantarkan dan membawa anak bangsa mewujudkan harapannya.

Saya sungguh berharap, anak anak saya kelak dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik. Kualitas yang mampu bersaing di dunia internasional. Sungguh miris melihat kenyataan saat ini bahwa pendidikan yang berkualitas hanya dapat dinikmati oleh mereka mereka yang memiliki uang. Meskipun pemerintah dan beberapa pihak swasta telah menggulirkan berbagai program beasiswa, namun beasiswa tersebut bukan sesuatu yang mudah untuk didapat. Melalui berbagai administrasi yang tidak sedikit dan persyaratan yang tidak mudah. Sehingga si kaya akhirnya bertambah maju dan si miskin hanya bergantung pada nasib dan keberuntungan. Sekolah sekolah dengan standar internasional di Indonesia masih sangat sedikit jumlahnya dan itu pun dengan harga yang tidak murah, beberapa sekolah bahkan mewajibkan para siswa melakukan pembayaran uang sekolah dengan mata uang dolar. Saya berharap hal ini telah berubah sepuluh tahun yang akan datang. Dimana pemerintah telah mampu memperbaiki sarana pendidikan bagi warga dengan mengesampingkan komersial. Kemajuan suatu individu akan menentukan kemajuan suatu bangsa. Dari sisi sosial saya berharap dapat tinggal di lingkungan yang lebih baik, dengan tata kota yang lebih baik. Begitu memprihatinkan di pulau jawa dan khusunya Jabodetabek dimana wilayahnya sangat berddekatan dengan Ibu kota negara dan pemerintahan, banyak rakyat yang tidak memiliki tempat tinggal dan hidup tidak layak. Bagaimana pemerintah mampu menyentuh mereka mereka yang tinggal di pulau pulau terpencil di daerah pedalaman. Tentu sebagai individu tidak cukup kita hanya mendapatkan pengakuan sebagai warga negara Indonesia. Sebagai bagian dari bangsa ini setiap individu termasuk saya pasti ingin mendapatkan fasilitas dan hidup yang lebih baik.Begitu banyak kita mendapati cerita bagaimana pasien pasien dari kalangan bawah di tolak oleh berbagai rumah sakit dan berakhir dengan meninggal dunia hanya karena ketidakmampuan mereka membayar uang muka di rumah sakit tersebut. Pemerintah telah menyediakan berbagai sarana kesehatan seperti puskemas, RSUD dan lain lain. Namun kita juga tidak dapat menutup mata betapa buruknya pelayanan di tempat tempat berobat milik negara ini. Dimulai dengan antrian yang sangat panjang, lalu pemerikasaan dokter yang asal asalan, sampai pada suster dan staff yang tidak ramah. Sehingga muncul ke engganan masyarakat dalam menggunakan sarana kesehatan negara ini. Pengguna sarana kesehatan dnegara ini pada umumnya adalah mereka mereka yang sungguh sungguh tidak memiliki uang sama sekali atau mereka mereka yang teah sungguh sungguh sakit. Sangat jarang kita dapati orang datang ke sarana kesehatan negara ini hanya untuk melakukan pemeriksaan rutin atau medical check up.Saya sering membaca artikel dan mendengar cerita kawan tentang bagaimana kota kota metropolitan diluar negeri. Tentang kenyamanan lingkungannya terutama sarana sarana publik, bagaimana segala sesuatunya dapat teratur dengan baik dan warganya memperhatikan berbagai macam hal hal kecil yang di Indonesia sudah dianggap hal yang salah tapi biasa untuk dilakukan. Contoh, membuang sampah sembarangan adalah hal yang sepertinya dianggap biasa oleh kebanyakan orang, bahkan peraturan pun tidak mampu membuat seorang mau membuang sampah pada tempatnya. Untuk bisa mendapatkan pemandangan yang bersih, tertib dan nyaman kita hanya bisa mendapati saat kita pergi ke sekitar istana negara, sekitar gedung DPR MPR dan beberapa wilayah di Jakarta namun perbandingannnya sangat sedikit jika dibandingkan luasnya kota Jakarta dan luasnya negara Indonesia.Pemerintah bukanlah Tuhan yang memiliki kekuatan ajaib untuk merubah segala keterpurukan dan berantakannya Negeri ini. Pemerintah hanyalah sebuah lembaga yang terdiri dari kumpulan individu yang dipilih dan dipercaya rakyat untuk dapat memberikan pikiran dan tenaga demi membawa Negeri ini ke arah yang lebih baik. Sehingga kembali lagi semua itu tetap di kembalikan bagaimana individdu individu yang duduk didalam pemerintahan tersebut terbentuk dan berasal dari habitat yang mana. Sekumpulan Individu yang berkualitas dalam sebuah pemerintahan tentu dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih yang luar biasa bagi kesejahteraan dan kemajuan negeri ini. Namun apabila dari sekumpulan individu didalam pemerintahan hanya terdapat segelintir kecil yang berkualitas tentu tidak akan menghasilkan sesuatu yang berarti besar.Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam memperbaiki negeri ini. Perlu adanya kesadaran dari kita semua sebagai warga untuk sama sama merasa bahwa kita adalah bagian dari bangsa ini. Sekecil apapun diri kita dan siapapun diri kita, kita tetap bagian dari bangsa ini. Rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap negeri ini akan membuat kita mau melakukan hal hal baik dan menjaga seluruh aturan yang telah ditetapkan. Saat kita melakukan pelanggaran peraturan kita menyadari bahwa hal itu adalah sesuatu yang pada akhirnya merugikan diri kita sendiri. Secara keseluruhan tujuan kita berbangsa dan bernegara telah tertuang dalam Pancasila. Sebagai individu kita wajib berketuhanan yang maha esa. Kita melakukan kegiatan ibadah sebagai tanggung jawab individu kita terhadap Tuhan dan negara menjamin hak tiap tiap warga negara untuk melakukan ibadah dengan tenang dan tanpa paksaan. Hubungan manusia dengan tuhan, yang menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengan kewajiban manusia sebagai makhluk tuhan terkandung dalam nilai-nilai agama. Maka menjadi suatu kewajiban manusia sebagai makhluk tuhan, untuk merealisasikan nilai-nilai agama yang hakikatnya berupa nila-nilai kebaikan, kebenaran dan kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Disisi lain Negara adalah suatu lembaga kemanusiaan suatu lembaga kemasyarakatan yang anggota-anggotanya terdiri atas manusia, diadakan oleh manusia untuk manusia, bertujuan untuk melindungi dan mensejahterakan manusia sebagai warganya. Maka Negara berkewajiban untuk merealisasikan kebaikan, kebenaran, kesejahteraan, keadilan perdamaian untuk seluruh warganya. Maka dapatlah disimpulkan bahwa Negara adalah sebagai akibat dari manusia, karena Negara adalah lembaga masyarakat dan masyarakat adalah terdiri atas manusia-manusi adapun keberadaan nilai-nilai yang berasal dari tuhan. Jadi hubungan Negara dengan tuhan memiliki hubungan kesesuaian dalam arti sebab akibat yang tidak langsung, yaitu Negara sebagai akibat langsung dari manusia dan manusia sebagai akibat adanya tuhan. Maka sudah menjadi suatu keharusan bagi Negara untuk merealisasikan nilai-nilai agama yang berasal dari tuhan. Jadi hubungan antara Negara dengan landasan sila pertama, yaitu ini sila ketuhanan yang mahaesa adalah berupa hubungan yang bersifat mutlak dan tidak langsung. Hal ini sesuai dengan asal mula bahan pancasila yaitu berupa nilai-nilai agama , nilai-nilai kebudayaan, yang telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala yang konsekuensinya harus direalisasikan dalam setiap aspek penyelenggaraan negara Kemanusiaan yang adil dan beradab. Inti sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah landasan manusia. Maka konsekuensinya dalam setiap aspek penyelengaraan Negara antara lain hakikat Negara, bentuk Negara, tujuan Negara , kekuasaan Negara, moral Negara dan para penyelenggara Negara dan lain-lainnya harus sesuai dengan sifat-sifat dan hakikat manusia. Hal ini dapat dipahami karena Negara adalah lembaga masyarakat yang terdiri atas manusia-manusia, dibentuk oleh anusia untuk memanusia dan mempunyai suatu tujuan bersama untuk manusia pula. Maka segala aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan hakikat dan sifat-sifat manusia Indonesia yang monopluralis , terutama dalam pengertian yang lebih sentral pendukung pokok Negara berdasarkan sifat kodrat manusia monodualis yaitu manusia sebagai individu dan makhluk sosial.

Oleh karena itu dalam kaitannya dengan hakikat Negara harus sesuai dengan hakikat sifat kodrat manusia yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk social. Maka bentuk dan sifat Negara Indonesia bukanlah Negara individualis yang hanya menekankan sifat makhluk individu, namaun juga bukan Negara klass yang hanya menekankan sifat mahluk social, yang berarti manusia hanya berarti bila ia dalam masyarakat secara keseluruhan. maka sifat dan hakikat Negara Indonesia adalah monodualis yaitu baik sifat kodrat individu maupun makhluk social secara serasi, harmonis dan seimbang. Selain itu hakikat dan sifat Negara Indonesia bukan hanya menekan kan segi kerja jasmani belaka, atau juga bukan hanya menekankan segi rohani nya saja, namun sifat Negara harus sesuai dengan kedua sifat tersebut yaitu baik kerja jasmani maupun kejiwaan secara serasi dan seimbang, karena dalam praktek pelaksanaannya hakikat dan sifat Negara harus sesuai dengan hakikat kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk berdiri seniri dan makhluk tuhanInti sila persatuan Indonesia yaitu hakikat dan sifat Negara dengan hakikat dan sifat-sifat satu. Kesesuaian ini meliputi sifat-sifat dan keadaan Negara Indonesia yang pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan yang utuh, setiap bagiannya tidak berdiri sendiri-sendiri. Jadi Negara merupakan suatu kesatuan yang utuh , setiap bagiannya tidak berdiri sendiri-sendiri. Jadi Negara Indonesia ini merupakan suatu kesatuan yang mutlak tidak terbagi-bagi , merupakan suatu Negara yang mempunyai eksistensi sendiri, yang mempunyai bentuk dan susunan sendiri. Mempunyai suatu sifat-sifat dan keadaan sendiri. Kesuaian Negara dengan hakikat satu tersebut meliputi semua unsur-unsur kenegaraan baik yang bersifat jasmaniah maupun rohania, baik yang bersifat kebendaan maupun kejiwaan. Hal itu antara lain meliputi rakyat yang senantiasa merupakan suatu kesatuan bangsa Indonesia, wilayah yaitu satu tumpah darah Indonesia, pemerintah yaitu satu pemerintahan Indonesia yang tidak bergantung pada Negara lain, satu bahasa yaitu bahasa nasional indoneisa,satu nasib dalam sejarah, satu jiwa atau satu asas kerokhanian pancasila. Kesatuan dan persatuan Negara, bangsa dan wilayah Indonesia tersebut, membuat Negara dan bangsa indoneisa mempunyai keberadaan sendiri di antara Negara-negara lain di dunia ini Oleh karena itu dalamn realisasi penyelenggaraan negaranya, baik bentuk Negara, penguasa Negara, lembaga Negara, tertib hukum, rakyat dan lain sebagainya harus sesuai dengan hakikat satu serta konsekuensinya harus senantiasa merealisakan kesatuan dan persatuan. Dalam pelaksanaannya realisasi persatuan dan kesatuan ini bukan hanya sekedarberkaitan dengan hal persatuannya namun juga senantiasa bersifat dinamis yaitu harus sebagaimana telah dipahami bahwa Negara pada hakekatnya berkembang secara dinamis sejalan dengan perkembangan zaman, waktu dan keadaanInti sila keempat adalah kesesuaian sifat-sifat dan hakikat Negara dengan sifat-sifat dan hakikat rakyat. Dalam kaitannya dengan sila keempat ini, maka segala aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan sifat-sifat dan hakekat rakyat, yang merupakan suatu keseluruhan penjumlahan semua warga Negara yaitu Negara Indonesia. Maka dalam penyelenggaraan Negara bukanlah terletak pada suatu orang dan semua golongan satu buat semua, semua buat satu. Dalam hal ini Negara berdasarkan atas hakikat rakyat , tidak pada golongan atau individu. Negara berdasarkan atas permusyawaratan dan kerjasama dan berdasarkan atas kekuasaan rakyat. Negara pada hakikatnya didukung oleh rakyat oleh rakyat itu dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan. Negara dilakukan untuk kepentingan seluruh rakyat , atau dengan lain perkataan kebahagian seluruh rakyat dijamain oleh Negara. Dalam praktek pelaksanaannya pengertian kerakyatan bukan hanya sekedar berkaitan dengan pengertian rakyata secara kongkrit saja namun mengandung suatu asas kerokhanian , mengandung cita-cita kefilsafatan. Maka pengertian kesesuaian dengan hakikat rakyat tersebut, juga menentukan sifat dan keadaan Negara, yaitu untuk keperluan seluruh rakyat . maka bentuk dan sifat-sifat Negara mengandung pengertian suatu cita-cita kefilsafatan yang demokrasi yang didalam pelaksanaannya meliputi demokrasi politik dan demokrasi politik dan demokrasi sosial ekonomi.Inti sila kelima yaitu keadilan yang mengandung makna sifat-sifat dan keadaan Negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat adil, yaitu pemenuhan hak dan wajib pada kodrat manusia hakikat keadilan ini berkaitan dengan hidup manusia , yaitu hubungan keadilan antara manusia satu dengan lainnya, dalam hubungan hidup manusia dengan tuhannya, dan dalam hubungan hidup manusia dengan dirinya sendiri (notonegoro). Keadilan ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam pengertian sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya hakikat adil sebagaimana yang terkandung dalam sila kedua ini terjelma dalam sila kelima, yaitu memberikan kepada siapapun juga apa yang telah menjadi haknya oleh karena itu inti sila keadilan social adalah memenuhi hakikat adil. Realisasi keadilan dalam praktek kenegaraan secara kongkrit keadilan social ini mengandung cita-cita kefilsafatan yang bersumber pada sifat kodrat manusia monodualis , yaitu sifat kodrat manusia sebagai individu dan makhluk social. Hal ini menyangkut realisasi keadilan dalam kaitannya dengan Negara Indonesia sendiri (dalam lingkup nasional) maupun dalam hubungan Negara Indonesia dengan Negara lain (lingkup internasional) Saat semua individu di Indonesia masih memiliki harapan dan cinta pada Negeri ini maka masih selalu ada harapan membawa Negeri ini ke arah yang lebih baik. Tidak penting bagi kita untuk melihat kesalahan yang orang lain lakukan namun sangat utama untuk membuat diri kita sebagai pribadi untuk semakin hari semakin baik dan bertambah baik. Jika semua warga negara mau berpikir untuk maju dan menjadi baik maka membawa negeri ini menjadi negara ideal bagi kita semua tentu bukan hanya mimpi.6