uts pak narto
TRANSCRIPT
10 Soal-Soal yang harus dikerjakan !
1. Komponen-komponen dari : Kualitas Tanah, Kualitas Lingkungan,
dan Pertanian Berlanjut.
Kualitas Tanah :
Kualitas tanah (soil health atau soil quality) adalah kondisi tanah yang
menggambarkan tanah itu sehat, yaitu mempunyai sifat tanah yang baik
dan produktifitasnya tinggi secara berkelanjutan. (Utomo, 2002 dan
Reintjes et al, 1999). Tanah yang berkualitas, tidak saja tanah tersebut
subur dan produktif akan tetapi harus mencakup aspek lingkungan dan
kesehatan.
Tanah yang berkualitas tidak akan menunjukkan polusi yang nyata, tidak
mengalami degradasi, tidak meracuni tanaman, menghasilkan produksi
pertanian yang aman dikonsumsi baik oleh manusia maupun hewan dan
memberika keuntunga pada petani secara berkelanjutan.
Menurut Doran dan Parkin (1993) pengertian kualitas tanah harus
mencakup:
(1) produktivitas, kemampuan tanah untuk mengahsilkan tanaman,
(2) kualitas lingkungan, kemampuan taah untuk menetralisis kontaminan-
kontaminan lingkungan, pathogen dan aspek-aspek merusak lainya,
(3) kesehatan, kemampuan tanah mempertahankan kesehatan tanaman,
hewan dan manusia. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kualitas tanah
adalah sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Indicator sifat fisika tanah
adalah kapasitas menahan air tanah, laju infiltrasi, agregasi dan struktur
tanah, berat isi tanah, tekstur tanah, serta kedalaman zone perakaran.
Indikato sifat kimia tanah adalah bahan organic tanah, kapaitas tukar
kation, ketersedia hara, keasaman tanah da konduktivitas tanah. Sedangka
indicator sifat biologi tanaha adalah biomassa biota tanah, biodiversitas
tanah dan aktifitas respirasi dan mineralisasi tanah. Kontribusi indicator-
indikator itu dalam menentukan kualitas tanah.
Aspek lainya sebagai komponen kualitas tanah adalah produktivitas tanah.
Produktivitas tanah merupakan perwujudan dari sektor tanah dan non
tanah. Dengan demikian produktivitas tanah merupakan gambaran
kemampuan tanah yang berdasarkan pertimbangan baik tanah maupun
ekonomis.
Kualitas Lingkungan :
Lingkungan hidup itu terdiri dari dua komponen yaitu komponen abiotik
dan biotik :
a. Komponen abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah,
udara, cahaya, matahari dan sebagainya.
b. Komponen biotik, yaitu terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan
dan manusia.
Kualitas lingkungan meliputi beberapa komponen penyusun
lingkungan, yaitu kualitas udara, kemurnian air, kualitas tanah.
Kualitas udara tidak hanya berkaitan dengan proses respirasi pada
makhluk hidup, tapi juga berbagai aspek kehidupan lainny a sebab
antara keempat komponen yang mempengaruhi kualitas lingkungan
salingberhubungan.Kualitas udara dilihat dari ada tidaknya gas-gas
beracun yang membahayakan kehidupan serta kesimbangan jumlah
molekul gas-gas lain di alam, misalnya gasC O2 di alam, dalam
jumlah normal sangat diperlukan untuk mempertahankan suhubumi
namun dalam jumlahberlebih dapat menyebabkan suhubumi terlalu
tinggi sehingga tidak mendukung kelangsungan kehidupan.
Pencemaran udara oleh aktivitas manusia diantaranya gas buang
kendaraan bermotor dan mesin- mesin, kebakaran hutan dan
sebagainya.
Yang kedua adalah kualitas air. Air sangat penting bagi kehidupan.
Kualitas air ditentukan ada tidaknya bahan pencemaryang terkandung
didalamnya.Airyang sehat memiliki syarat tidak berbau, tidak berasa,
tidak berwarna, tidak mengandung bahan kimia yang membahayakan
kesehatan sepertibahan radio aktif, mengandungbahan kimia
sepertiflour dan klor dalam jumlah cukup, serta tidak mengandung
mikroorganisme yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Pencemaran air oleh aktivitas manusia diantaranya pembuangan
limbah cair dari pabrik maupun limbah rumah tangga ke sungai
ataupun saluran air lainnya. Yang ketiga adalah kualitas tanah. Tanah
pun mempunyai peranan yang besar sebab tanah merupakan sumber
pangan utama bagi manusia.Jika tanah tercemar, maka dapat
dikatakan sumber makanan manusia pun tercemar yangberarti akan
mempengaruhi kesehatan manusia. Pencemaran tanah oleh aktivitas
manusia antara lain pembuangan sampah-sampah plastik.
Pertanian Berlanjut :
Pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik, biologi dan
sosioekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang
melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada
sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma,
memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input
maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi
tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
.
2. Paradigma baru pengelolaan tanah, pertanian berlanjut.
Praktek pengelolaan tanah dalam pertanian berlanjut antara lain :
• Uji tanah. Unsur hara menyediakan energi bagi tanah, respon tanaman
untuk penambahan unsur hara dan kebutuhan hara yang berubah-ubah
dapat diamankan melalui uji tanah dengan memilih target yang tepat dan
aplikasi untuk peningkatan jumlah unsur hara, meningkatkan kesuburan
tanah dan hasil tanaman.
• Konservasi tanah dan air. Untuk menghindari hilangnya produktivitas
tanah, hasil panen dan pengukuran secara mekanis umumnya penanaman
dalam galur, penanaman menurut kontur, keseimbangan hayati, pemulsaan
dan lain-lain harus diikuti.
• Penggunaan bahan organik dan pupuk hayati. Untuk menjaga atau
meningkatkan kesuburan tanah, sifat fisika dan kimia dari tanah dan
meningkatkan kapasitas memegang air dari penggunaan bahan organik
tanah, kompos, vermikompos, limbah hasil panen, aplikasi sapitek akan
menolong dalam membentuk jaringan bahan organik sebagai indeks
tersedia dari kesuburan. Cacing tanah bekerja dalam tanah sebagai
indikator dari kesehatan agroekosistem untuk kestabilan agregasi dari
bahan organik komplit dalam tanah lempungan dan efisiensi penyediaan
hara.
• Meningkatkan keadaan fisika tanah. Batasan fisika berpengaruh terhadap
produktivitas dan praktek pengelolaan sebagai berikut : tanah padat dapat
diperbaiki dengan pemecahan atau pengolahan yang dalam, pemadatan
tanah yang mudah hancur, mencegah pembentukan remah oleh bahan
penutup tanah organic.
• Penyelesaian masalah tanah. Untuk mengatasi masalah penurunan
produktivitas tanaman pada tanah garam dapat diatasi dengan
menambahkan bahan penetral tanah seperti sulfur, pirit, gypsum. Atau
menambahkan bahan untuk menjaga kelembaban tanah seperti sisa hasil
pertanian yang dikembalikan, pupuk kandang, dan bahan organik lain.
• Peningkatan penggunaan unsur hara sekunder dan mikro. Aplikasi unsur
hara makro melalui pemupukan kimia berpengaruh langsung terhadap
hasil tanaman, juga menunjukkan defisiensi unsur hara sekunder dan
mikro. Respon tanaman terhadap unsur hara terbatas dan dibatasi oleh
beberapa faktor pembatas.
3. Level urutan dari Pertanian Berlanjut, Pertanian Sehat, Pertanian
Organik !
Pertanian Organik Pertanian Sehat Peratanian Berlanjut
Pertanian Berlanjut akan terbentuk jika kita sudah menjalankan pertanian
sehat, yaitu dengan memperhatikan lingkungan sekitar dan menjaga
keseimbangan alam, hal ini dapat terbentuk apabila kita telah melakukan
pertanian secara organik.
4. Peristiwa- Peristiwa dalam proses penambahan dan
pengurangan/kehilangan/kebocoran unsur hara tanaman. (nomor 5 )
Penambahan Unsur Hara Tanaman :
Dengan melakukan pemupukan organik, unsur hara yang
terkandung dalam tanah akan meningkat, secara perlahan-lahan
ketersediaan unsur hara dalam tanah akan tercukupi.
Kehilangan Unsur Hara Tanaman :
Erosivitas dapat menyebabkan tanah kehilangan unsur hara,karena
apabila proses erosi itu terjadi, maka unsur-unsur hara yang ada
dalam tanah akann tercuci air dan terbawa air ke sungai.
5. Dasar Kesuburan Tanah dan Dasar Pengelolaan tanah.
Dasar Kesuburan Tanah :
Kesuburan Tanah adalah sebagai hasil panen yang diukur dengan
bobot/berat bahan
kering yang dipungut/dipanen per satuan luas dan per satuan waktu
(ton/ha/th.
m3/ha/th = riap) (Scwhoroeder, 1984)
Kesuburan tanah pada hakekatnya ditentukan oleh sifat-sifat : Fisik, Kimia
dan
Biologi tanahnya atau dengan kata lain ditentukan oleh Kesuburan Fisik,
Kesuburan
Kimia dan Kesuburan Biologinya. (Thompson dan Troch, 1978)
Kesuburan kimia merupakan salah satu faktor sangat penting dan
menentukan tingkat kesuburan tanah,k emampuan tanah memasok unsur-
unsur hara esensial kepada tanaman menjadi sangat penting. Pasokan hara
dalam jumlah yang cukup dan berimbang menjadi syarat berlangsungnya
proses metabolisme normal, berikut hasil tanaman. tanah sebagai penyedia
unsur-unsur hara mineral esensial bagi tanaman; sifat-sifat dan perilaku
unsur-unsur hara esensial di dalam tanah; ketersediaan unsur-unsur
tersebut di dalam tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya; dan
mekanisme penyerapan unsur-unsur hara esensial oleh tanaman. Bahan
organic tanah, baik sebagai pemasok unsur hara maupun sebagai faktor
yang mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur hara bagi tanaman; dan
kemasaman tanah, baik sebagai salah satu faktor tanah yang sangat
mempengaruhi ketersediaan unsur hara dan persoalan-persoalan kesuburan
tanah yang ditimbulkannya.
Kesuburan Fisika
S t r u k t u r
a. Tekstur : geluh (loam)
b. Bahan Organik
c. Kelembaban : Lembab tidak terbentuk struktur tanah bila kering
terbentuk padang pasir
W a r n a :
Warna menjadi indikator kesuburan :
(Subur) Hitam – Coklat – Merah – Kuning – Putih
Semakim gelap warna tanah kadungan humus makin tinggi
Merah dan Kuning pelapukan lanjut pH rendah Keasaman tinggi
Warna menggambarkan : 1. Humus, 2. Drainase, 3.Tingkat Pelapukan
Kesuburan Biologi
Indikator biologi bila tanah subur dilihat dari adanya :
1. Bakteri
2. Cacing Tanah
Karena syarat hidup keduanya sama dengan tumbuhan sepeerti
memerlukan :
a. Bahan Organik
b. O2
c. Kelembaban (air)
d. Suhu
e. Ph
6. Penekanan dalam Ekologi Pertanian, manajemen agroekosistem,
pengelolaan tanah berlanjut, dan pertanian berlanjut.
Ekologi pertanian : ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya agar tidak merusak
lingkungan pertanian itu sendiri.
Manajemen agroekosistem : pengelolaan ekosistem yang berhasil untuk
usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah
sekaligus mempertahankan dan terus berkelanjutan serta meningkatkan
kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.
Pertanian Berlanjut : suatu sistem pertanian yang menerapkan
penggunaan sumber daya alam yang optimal dengan memperhatikan
lingkungan sekitar agar diperoleh hubungan yang harmonis dengan alam
sehingga diperoleh pertanian yang dapat terus berlangsung (berkelanjutan)
tanpa merusak lingkungan sekitar.
Pengelolaan Tanah Berlanjut : suatu usaha yang dapat mengebalikan,
memperbaiki atau mempertahankan sifat dan ciri tanah dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang optimal sehingga dapat
dilaksanakan pemakaian tanah sebagai lahan pertanian secara
berkelanjutan.
7. Indikator sifat ciri tanah, tanah sebagai media tumbuh, support air
udara, unsur hara, tunjangan mekanik
Tanah dapat digunakan sebagai media tumbuh tanaman, sebagai bahan
bangunan yang semestinya tidak dilakukan karena dapat mengurangi tanah
yang ada karena yang diambil adalah tanah dalam jumlah banyak dan
kadang melebihi waktu tanah itu terbentuk. Didalam tanah ada beberapa
kandungan yakni air, udara, dan hara, yang terbanyak terkandung didalam
tanah adalah air dan sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk bermacam-
macam kegiatan tanaman yang menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya. Begitu pula dengan unsur hara, tanaman tumbuh
membutuhkan nutrisi yang disebut sebagai hara. Nutrisi yang dibutuhkan
tanaman ada berbagai macam dan tergantung dari jumlah tanaman tersebut
membutuhkan. Hara ada 16 jumlahnya yang terbagi dari hara makro dan
hara mikro yang pembagian itu berdasarkan atas kebutuhan jumlah hara
untuk tanaman. Tanah juga memiliki tekstur dan dan partikel yang dapat
atau tidak dapat ditembus oleh akar tanaman, kedalaman tanah yang dapat
ditembus oleh akar tanaman dapat diperoleh dari aktivitas organisme tanah
yang membentuk liang-liang pada tanah. Dan liang-liang tersebut yang
digunakan akar untuk jalan ujung akar tanaman itu mencapai kedalaman
untuk mengambil air dan hara tanaman yang etrletak di bagian bawah
tanah.
8. Pertanian intensif, produksi tinggi dan pengurasan unsur hara
Menurut FAO, tanah yang dikerjakan secara intensif dapat mencapai
produktifitas diatas 8 ton/ha. Dengan kata lain lahan yang dikerjakan
secara intensif mendapatkan hasil yang tinggi karena didalam
pengerjaannya dilakukan tanpa adanya pengelolaan yang baik untuk
lahannya. Yang dilakukan hanya untuk mendapatkan hasil tanaman yang
tinggi dan dpat memenuhi kebutuhan hidup dan untung yang besar.
9. Pengelolaan vs pengolahan, konservasi tanah
Pengeloaan adalah suatu sistem/rencana yang akan dijalankan untuk
mengerjakan suatu kegiatan itu agar berjalan denga baik, dengan kata lain
pengelolaan itu dilakukan untuk mencapai kebaikan yang sangat
memperhatikan ekosistem, lingkungan dan habitat asli dari tanah maupun
hutan. Jika pengolahan tanah adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia
untuk memanipulasi lahan pertaniannya agar menjadi baik dan memperoleh
hasil yang optimal. Lahan yang sudah dimanipulasi sedemikian rupa pasti
mengalami kerusakan-kerusakan yang dapat menggangu kegiatan pertanian
yang dijalankan maka dari itu dilakukan konservasi untuk memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat manipulasi manusia terhadap
lahannya.
10. Kunci pengelolaan tanah berlanjut dan mother soil
Penentuan strategi pengolahan tanah dipengaruhi oleh tujuannya, dalam
jangka panjang atau pendek. Mengingat pemulihan kesuburan tanah-tanah
terdegradasi butuh waktu yang sangat lama, maka pengelolaan tanah yang
tepat perlu mendapat perhatian yang serius. 10 prinsip pengelolaan tanah
secara secara biologi dituliskan dalam bahasa inggris berupa singkatan
“MOTHER SOIL”
Maintain biodiversity
Optimize biological N2 fixation
Tune demand for and supply of N to minimize losses and need for fertilizer
Have deep-rooted compounts included as safety-nets for leaching nutrient
Effective acid soil tolerant germplasm and Al detoxification br organic
matter
Replace phosphorus ang cation export in harvested products
Supply permanent soil cover
Omit or minimize soil tillage
Integreted “service” components into the cropping system
Let excessive rainfall escape via by-pass flow channels
I. Hubungan timbal balik antara :
TANAH, TANAMAN, DAN PENGELOLAAN.
1. Tanah :
Tanah merupakan komponen alam yang tersusun atas mineral
tanah dan bahan organik taanh, air/cairan dan gas yang di isi oleh
udara yang berada di permukaan tanah, di dalam ruang dan di
bawah tanah. Tanah memiliki lapisan-lapisan atau horison-horizon
tanah yang pembagiaannya karena pembentukan tanah,
penambahan tanah, kehilangan, pemindahan dan transformasi
materi atau kemampuan tanah dalam mendukung tegaknya
tanaman karena akar tanaman dan mendukung tersedianya hara
yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah sebagai media tumbuh yang
menopang tanaman untuk tegak dan menyediakan hara tanaman
untuk pertumbuhan tanaman.
2. Syarat tumbuh tanaman
Iklim
1) Curah hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun dengan
hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan
basah adalah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan
yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan bunga gugur
sehingga tidak dapat menjadi buah.
2) Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara
50-60% setiap harinya, terutama pada saat pembungaan.
3) Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C.
4) Kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel sekitar 5-85%.
Media Tanam
1) Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah yang bersolum d
dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, dan struktur tanahnya
remah dan gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, dan porositas
baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara dan kemampuan
menyimpanan airnya optimal.
2) Tanah yang cocok adalah Latosol, Andosol dan Regosol.
3) Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tanaman apel
adalah 6-7 dan kandungan air tanah yang dibutuhkan adalah air
tersedia.
4) Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan
air tanah yang cukup.
5) Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan
tanaman, sehingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka
tanah masih layak ditanami.
Ketinggian Tempat
Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-
1200 m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl.
3. Pengelolaan di lapangan
Pada lahan yang curam atau bahkan sangat curam dapat
menggunakan cara pembuatan ters sering yang memiliki penopang
atau penguat teras, hal ni dijaga agar tidak terjadi erosi atau bahkan
longsor. Dan jika tanah kurang cocok dengan syarat tumbuh dapat
dilakukan cara memanipulasi tanah dengan mengatur kelembapan
tanah menggunakan mulsa seresah atau jika pH yang kurang cocok
dapat menggunakan kapur atau menambahkan bahan-bahan yang
dapat menetralkan pH tanah agar tanaman apel dapat tumbuh
dengan baik.
SKEMA HUBUNGAN ANTARA TANAH, TANAMAN, DAN
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
TanamanTanah
Biologi (misal, mikroorganisme dalam tanah)
Fisika ( misal, kemantapan agregat tanah,konservasi tanah )
Kimia ( misal, Kadar unsur hara yang ada dalam tanah )
Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (OPT)
Ketersediaan Sinar Matahari
Ketersediaan Unsurhara untuk tanaman.
TUGAS TAKE HOME UTS
MATA KULiAH MANAJEMEN TANAH BERLANJUT
Dosen pengampu Dr.Ir Sunarto Ismunandar, M,sc
Oleh:
Nama : Muhammad Alimin
NIM : 0910480252
KELAS : Agroekoteknologi E
Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya
Malang
2011