uts manajemen rumah sakit eri juniarta

10
UTS MANAJEMEN RUMAH SAKIT OLEH : I PUTU ERI JUNIARTA 13120706035 PRODI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Upload: cahya-septia

Post on 16-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Uts Manajemen Rumah Sakit Eri Juniarta

TRANSCRIPT

UTS MANAJEMEN RUMAH SAKIT

OLEH :

I PUTU ERI JUNIARTA

13120706035PRODI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN, SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS DHYANA PURA

2014UJIAN MANAJEMEN RUMAH SAKITUJIAN TAKE HOME

1. Uraikan ulasan saudara tentang filosofi adanya rumah sakit dan pergeseran yang terjadi dalam manajemen rumah sakit dewasa ini

2. Jelaskan pendapat saudara mengapa mutu menjadi penting dalam pelayanan rumah sakit dalam konteks rumah sakit sebagai produk jasa

3. Uraikan bagaimana pengelolaan pelayanan rumah sakit dalam konteks jkn sesuai UU Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS

4. Jelaskan upaya yang harus dilakukan rumah sakit untuk mewujudkan patient safety

5. Buat analisa ketidaksesuaian study kasus sebuah rumah sakit yg saudara ketahui berdasarkan aturan perundang-undangan terkait rumah sakit.JAWABAN :1. Dalamsejarah kuno, kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat erat. Salah satu contoh institusi pengobatan tertua adalahkuilMesir. KuilAsclepiusdi Yunani juga dipercaya memberikan pengobatan kepada orang sakit, yang kemudian juga diadopsi bangsa Romawi sebagai kepercayaan. Kuil Romawi untuksculapiusdibangun pada tahun291 SMdi tanahTiber, Roma dengan ritus-ritus hampir sama dengan kepercayaan Yunani.Institusi yang spesifik untuk pengobatan pertama kali, ditemukan diIndia.Rumah sakit Brahmantipertama kali didirikan di Sri Lanka pada tahun431 SM, kemudian RajaAshokajuga mendirikan 18 rumah sakit diHindustanpada230 SMdengan dilengkapi tenaga medis dan perawat yang dibiayai anggaran kerajaan.Rumah sakitpertama yang melibatkan pula konsep pengajaran pengobatan, dengan mahasiswa yang diberikan pengajaran olehtenaga ahli, adalahAkademi GundishapurdiKerajaan Persia.Bangsa Romawimenciptakanvaletudinariauntuk pengobatan budak,Gladiator,dan prajurit sekitar100 SM. Adopsi kepercayaanKristianiturut mempengaruhipelayanan medisdi sana.Konsili NiceaIpada tahun325memerintahkan pihak Gereja untuk juga memberikan pelayanan kepada orang-orang miskin, sakit, janda, dan musafir. Setiap satukatedraldi setiap kota harus menyediakan satupelayanan kesehatan. Salah satu yang pertama kali mendirikan adalahSaint SampsondiKonstantinopeldanBasil,Bishop of Caesarea. Bangunan ini berhubungan langsung dengan bagunan gereja, dan disediakan pula tempat terpisah untukpenderita lepra.Rumah sakit abad pertengahandi Eropa juga mengikuti pola tersebut. Di setiap tempat peribadahan biasanya terdapat pelayanan kesehatan olehpendetadansuster (Frase Perancisuntuk rumah sakit adalahhtel-Dieu, yang berarti hostel of God.). Namun beberapa di antaranya bisa pula terpisah dari tempat peribadahan. Ditemukan pula rumah sakit yang terspesialisasi untukpenderita lepra, kaum miskin, atau musafir.Rumah sakit dalamsejarahIslammemperkenalkan standar pengobatan yang tinggi pada abad 8 hingga 12. Rumah sakit pertama dibangun pada abad 9 hingga 10 mempekerjakan 25 staf pengobatan dan perlakuan pengobatan berbeda untuk penyakit yang berbeda pula. Rumah sakit yang didanai pemerintah muncul pula dalam sejarah Tiongkok pada awal abad 10.Perubahan rumah sakit menjadi lebih sekular di Eropa terjadi pada abad 16 hingga 17. Tetapi baru pada abad 18 rumah sakit modern pertama dibangun dengan hanya menyediakan pelayanan dan pembedahan medis. Inggris pertama kali memperkenalkan konsep ini.Guys Hospitaldidirikan diLondonpada1724atas permintaan seorang saudagar kayaThomas Guy. Rumah sakit yang dibiayai swasta seperti ini kemudian menjamur di seluruh Inggris Raya. Dikoloni Inggrisdi Amerika kemudian berdiriPennsylvania General HospitaldiPhiladelphiapada1751. setelah terkumpul sumbangan 2,000. Di Eropa Daratan biasanya rumah sakit dibiayai dana publik. Namun secara umum pada pertengahan abad 19 hampir seluruh negara di Eropa dan Amerika Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.Sejarah perkembangan rumah sakit di Indonesia pertama sekali didirikan oleh VOC tahun 1626 dan kemudian juga oleh tentara Inggris pada zamanRafflesterutama ditujukan untuk melayani anggota militer beserta keluarganya secara gratis. Jika masyarakat pribumi memerlukan pertolongan, kepada mereka juga diberikanpelayanan gratis.Bidang manajemen di berbagai bidang pada akhir-akhir ini mengalamai pergeseran paradigma yang sangat menyolok. Setidaknya juga pada pengelolaan kesehatan dan rumah sakit di dunia dan tidak terkecuali di Indonesia.

Pada jaman dahulu pola manajemen yang diterapkan pada instansi rumah sakit selalu berpola pada kepentingan internal instansi, namun pada masa kini bergeser kepada pola yang mengacu kepada kepentingan dan tuntutan kebutuhan dari para konsumen. Oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau pada saat ini rumah sakit-rumah sakit telah mengembangkan sistem pelayanan kesehatan yang berbasis kepada kebutuhan konsumen.

Dengan keberpihakan kepada konsumen akan terjadi persaingan sistem pelayanan antar rumah sakit dalam hal memberikan pelayanan yang paling baik dan memuaskan bagi konsumen.

Dalam bidang manajemen, saat ini dikenal dua sistem atau proses manajemen yaitu (1) suatu proses manajemen tradisional yang selalu berorientasi kepada keadaan internal instansi dalam menentukan proses manajemen, dan (2) Oracles strategy, yang dalam penentuan proses manajemen selalu berorientasi kepada lingkungan stakeholders, pasar dan keuntungan bisnis.

Sikus manajemen performans tradisional yang diilustrasikan pada Gambar 1 diatas merupakan suatu proses yang berlasung dalam tahapan-tahapan berulang. Manajemen strategi menetapkan tujuan dan ukuran-ukuran performans dari organisasi yang dibangun atas rencana bisnis, anggaran dan prediksi ke depan yang kesemuanya selalu dimonitor secara terus-menerus mengenai aktualitas, kemudian dianalisis dan dilaporkan secara rinci dan teratur. Hasil dari analisis in kemudian digunakan sebagai informasi dan memperbaiki strategi berikutnya sesuai dengan hasil sebelumnya dan dipadukan dengan prediksi kebutuhan ke depan, yang kemudian akan digunakan untuk memulai pada siklus berikutnya atau mungkin juga dihentikan untu mencari pola yang lain.

Pada sistem Oracle strategy, suatu sistem manajemen strategik dimulai dari lingkungan dan kondisi stakeholders. Apabila hal ini dikembangkan maka akan diharapkan terciptnya pertumbuhan yang berkelanjutan. Disamping itu model ini juga mengedepankan kebutuhan pasar dan volume permintaan, oleh karena itu maka besarnya investasi yangdirencanakan harus sebanding dengan kebutuhan pasar. Model bisnis, perencanaan bisnis dan operasi bisnis disusun agar semuanya dapat dan dirancang dan diterapkan sesuai dengan kapasitas produksi yang sesuai sehingga akan dihasilkan hasil usaha yang optimal.

Para ahli saat ini telah mengembangkan model perencanaan siklus kedua dan seterusnya yang telah mendapatkan masukan dari pengalaman-pengalaman pada proses manajemen sebelumnhya.

2. Mutu merupakan kepuasan bagi setiap konsumen. Pemberi jasa juga merasa puas jika konsumen puas dengan pelayanan yang diberikan. Dewasa ini, karena pengaruh dari Globalisasi banyak orang yang menginginkan pelayanan dengan mutu yang berkualitas, terlebih dalam bidang kesehatan. Apalagi ditunjang dengan adanya progam pemerintah yang memberlakukan ASKES dan JAMPERSAL untuk masyarakat kurang mampu, tak ayal, banyak dari mereka menggunakan fasilitas pemerintah ini dengan sebaik-baiknya untuk melakukan pengobatan ke institusi yang lebih bermutu dari pada hanya menggandalkan obat yang terjual bebas di pasaran tanpa resep dokter bahkan dosis tertentu. Nah, ini lah tugas kita sebagai tenang kesehatan yang memberikan pelayanan, bagaimana cara kita untuk bersaing dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan.Terwujudnya kesadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya orang-per orang atau keluarga, akan tetapi juga oleh kelompok dan bahkanoleh seluruh anggota masyarakat. Adapun yang dimaksudkan dengan sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Kesehatan dipandang sebagai sumber daya yang memberikan kemampuan pada individu, kelompok, dan masyarakat untuk menungkatkan kemampuan mengelola bahkan merubah pola hidup, kebiasaan dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan arah pembangunan kesehatan kita yang meninggalkan paradigma sehat, dalam rangka menuju Indonesia sehat 2010.

Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatanmasyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat, melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang memuaskan harapan dan kebutuhan pemberi pelayanan, pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien. Interaksi ketiga pilar utama pelayanan kesehatan yang serasi, merupakan panduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang memuaskanUpaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah langkah terpenting untuk meningkatkan daya saing usaha Indonesia di sektor kesehatan.Bergagai fakta menunjukkan adanya masalah serius dalam mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena belum adanya sistem pengendali mutu yang terbaik yang diterapkan.Upaya peningkatan mutu adalah aksomia yang lemah capaian individunya, pada umumnya mencerminkan kegagalan sistem atau ketidakmampuan dari suatu organisasi memandang dan mengimprovisasikan sistem jaminan mutu.Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan.Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiaprumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan.Dari beberapa penyataan diatas, kita dapat menarik kesimpulan bawasanya kita harus meningkatkan mutu pelayanan demi memberikan kepuasan pada klien. Karna semakin berkembangnya jaman masyarakat akan semakin mengerti tentang betapa pentingnya kesehatan dan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik, aman, dan terjamin.3. Undang-Undang BPJS Nomor 24 Tahun 2011mengamanatkan bahwa lembaga yang melakukan pengawasan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional adalah Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) dan lembaga Independen. Lembaga independen yang dimaksud adalah Otoritas Jasa Keuangan. Permasalahannya, sejauh mana peran OJK dalam monitoring pelaksanaan JKN oleh BPJS Kesehatan.Masalah lain adalah besarnya re-imbustment dari BPJS untuk rumah sakit yang menyangkut besaran jasa medik. Perubahan sistem pembiayaan yang kurang menghargai tenaga kesehatan dan pengelola rumahsakit dapat menurunkan mutu pelayanan.Dengan demikian BPJS mempunyai risiko sampingan antara lain: ketidakadilan geografis karena akses yang tidak seimbang, menurunnya mutu pelayanan,keluhan masyarakat dan tenaga medis serta manajemen tata kelola rumahsakit. Tatakelola rumah sakit di Indonesia yang belum sepenuhnya BLUD menambah beban pengelolaan tersendiri bagi rumah sakit, dimana akhirnya manajemen rumah sakit akan kembali dihadapkan pada proses akuntabilitas.

Lingkup monitoring dan evaluasi kebijakan SJSN dan BPJS dapat dibedakan dalam dua area besar: (1) Penyediaan Pelayanan Kesehatan; dan (2) Pembiayaan Kesehatan secara menyeluruh[2]. Penyediaan pelayanan kesehatan tergantung pada infrastruktur di masyarakat.Tanpa ada perbaikan infrastruktur dikawatirkan pemerataan pelayanan kesehatan menjadi sulit dan jaminan kesehatan bagi masyarakat merupakan hal yang tidak riil.

Pembiayaan kesehatan secara menyeluruh berhubungan dengan strategi kebijakan pembiayaan yang tidak melalui skema BPJS. Dalam hal ini adalah pembiayaan investasi dan berbagai tindakan medic yang mungkin belum terkover oleh BPJS. Disamping itu perlu dibahas peranan pemerintah daerah dalam memberikan pembiayaan kesehatan.

Permasalahan yang muncul dalam konteks monitoring dan evaluasi sebuah kebijakan adalah apakah kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan ini dapat meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada seluruh warga Indonesia dengan asas keadilan. Permasalahan kedua adalah sosialisasi mekanisme pelaksanaan BPJS Kesehatan baik ke provider kesehatan, dokter keluarga, klinik swasta maupun stakeholder yang lain. Pertanyaan ini penting karena sampai saat ini belum ada rencana untuk monitoring dan evaluasi kebijakan secara independen yang berfokus pada akses dan mutu pelayanan dalam konteks pemerataan keadilan pelayanan kesehatan.

4. Untuk mewujudkanPatien Safetydi Rumah Sakit maka perlu dilakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :a. Bentuk tim keselamatan pasien rumahsakit

b. Kembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang insiden

c. Rumah sakit melakukan pelaporan insiden ke KKPRS secara rahasia

d. Rumah sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien

e. Menyusun standar pelayanan klinis berdasarkan hasil analisis akar masalah

5. Salah satu kasus dalam pelanggaran undang-undang tentang kesehatan adalah masih kurang amannya kerahasian data Rekam Medik pasien di suatu rumah sakit. Rahasia Medik adalah adalah segala sesuatu yang dianggap rahasia oleh pasien yang terungkap dalam hubungan medis dokter-pasien baik yang diungkapkan secara langsung oleh pasien (subjektif) maupun yang diketahui oleh dokter ketika melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang (objektif). Rahasia medis ini juga sering disebut sebagai rahasia jabatan dokter yang timbul karena menjalankan tugas profesionalnya sebagai dokter. Rahasia medis merupakan hak pasien yang harus dilindungi dan dijunjung tinggi oleh setiap penyelenggara pelayanan kesehatan. Pelanggaran terhadap hak pasien ini merupakan sebuah kejahatan yang dapat dimintai pertanggung jawaban hukum. Perlindungan terhadap hak rahasia medis ini dapat di lihat dalam peraturan perundang-undangan antara lain:

1. Pasal 57 UU No.36/ 2009 tentang Kesehatan mengatakan bahwa setiap orang berhak atas kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan

2. Pasal 48 UU No. 29/2004 tentang Praktek kedokteran mengatakan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokterannya wajib menyimpan rahasia kedokteran

3. Pasal 32 (i) UU No,44 Tentang Rumah Sakit mengatakan bahwa hak pasien untuk mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya

Pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan tersebut diancam pidana kurungan badan sebagai mana yang diatur dalam pasal 322KUHP yang mengatakan : " barang siapa yang dengan sengaja membuka rahasia yang wajib ia simpan karena jabatannya atau karena pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya sembilan ribu rupiah.

Rahasia medis ini hanya dapat dibukan oleh rumah sakit, dokter dan tenaga kesehatan lainnya dalam hal telah mendapatkan persetujuan dari pasien yang bersangkutan, demi untuk kepentingan orang banyak atau untuk kepentingan penegakan hukum.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka semua rahasia medis yang tertuang dalam rekam medik adalah menjadi hak sepenuhnya dari pasien yang bersangkutan dan oleh sebab itu maka berkas rekam medik perlu di jaga kerahasiaanya agar tidak dengan mudah di baca oleh pihak-pihak yang tidak berkompeten untuk mengetahui rahasia medis pasien tersebut. Di beberapa negara yang menganut kebebasan mutlak melaksanakan perlindungan rahasia medik dengan sangat ketat, sehingga rekam medik menjadi sangat konfidensial. Seorang suami tidak dengan mudah mendapatkan isi rekam medik istrinya ataupun sebaliknya jika oleh suami atau istri tersebut menyatakan bahwa hal tersebut konfidens bagi pasangannya. Sebegitu ketatnya perlindungan rahasia medis tersebut , terkadang sampai meninggalpun rahasia tersebut tetap tersimpan rapi.