usulan perbaikan kinerja perusahaan (kpi) dengan
TRANSCRIPT
USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN METODE OMAX
DI PT. GLOBALINDO INTIMATES KLATEN JAWA TENGAH
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Nama : Sugeng Priyo Wibowo
No. Mahasiswa : 13522176
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Demi Allah, saya akui bahwa karya ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali kutipan
dan ringkasan yang setiap salah satunya telah saya jelaskan sumbernya. Jika
dikemudianhari ternyata terbukti pengakuan saya ini tidak benar dan melanggar peraturan
yang sah dalam karya tulis dan hak kekayaan intelektual maka saya bersedia ijazah yang
telah saya terima untuk ditarik oleh Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta, 16 Februari 2018
Sugeng Priyo Wibowo
13522176
iii
SURAT BUKTI PENELITIAN
DARI PT GLOBALINDO INTIMATES KLATEN
iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN METODE OMAX
DI PT. GLOBALINDO INTIMATES KLATEN JAWA TENGAH
TUGAS AKHIR
Oleh:
Nama : Sugeng Priyo Wibowo
NIM : 13 522 176
Fak/Jurusan : FTI/Teknik Industri
Yogyakarta, 16 Februari 2018
Menyetujui
Dr. Ir. Elisa Kusrini, MT., CPIM.
v
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN METODE OMAX
DI PT. GLOBALINDO INTIMATES KLATEN JAWA TENGAH
TUGAS AKHIR
Oleh:
Nama : Sugeng Priyo Wibowo
NIM : 13 522 176
Fak/Jurusan : FTI/Teknik Industri
Telah dipertahankan di depan sidang penguji sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata-1 Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta, Januari 2018
Tim Penguji
Dr. Ir. Elisa Kusrini, MT., CPIM.
Ketua
1 Ir. Hudaya, M.M.
Anggota I
2 Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng
Anggota II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri
Universitas Islam Indonesia
Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan Kenikmatan,
Kesehatan serta Kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini
Terimakasih untuk kedua orang tua yang sangat saya sayangi, adik-adik serta keluarga
besar yang selalu mendoakan setiap waktu, memberikan kasih sayang, nasihat, motivasi
dan dukungan
Yang terhormat Ibu Elisa Kusrini yang dengan sabar memberikan bimbingan dalam
melakukan penyusunan penelitian ini
vii
MOTTO
βMaka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS Ar-Rahman: 13)
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Kuβ.
(QS Al-Baqarah: 152)
Perbanyaklah mengingat Allah, karena itu adalah obat. Jangan buat dirimu terlalu
banyak mengingat manusia, karena itu adalah penyakit.
(Sugeng Priyo Wibowo)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa tercurahkan kehadirat Allah SWT,
berkat segala rahmat serta hidayah-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan pengikutnya hingga
akhir zaman, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
βUSULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN METODE OMAX
DI PT. GLOBALINDO INTIMATES KLATEN JAWA TENGAHβ dengan baik.
Adapun Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi
untuk dapat menyelesaikan studi Strata-1 pada jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia.
Dalam penyelesaian penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari dukungan, bantuan,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah memberikan
dukungan secara langsung maupun tidak langsung, Semoga Laporan Tugas Akhir ini bisa
bermanfaat dan penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Drs., Imam Djati Widodo M.Eng.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknologi
Industri Universitas Islam Indonesia.
2. Bapak Yuli Agusti Rochman, ST., M.Eng selaku Ketua Prodi Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.
3. Ibu Dr. Ir. Elisa Kusrini, MT., CPIM. selaku pembimbing Laporan Tugas Akhir yang
telah memberikan ilmu, motivasi, serta bimbingan dalam penyusunan ini.
4. Kedua orang tua, Bapak Tri Martono dan Ibu Sumiyati untuk segala doa, dukungan,
nasihat dan motivasi.
5. Kepada adik saya, serta keluarga besar yang selalu memberikan doa dan dukungan.
6. PT Globalindo yang telah memberikan izin sebagai tempat penelitian.
7. Ibu Puji, Mbak Lastri, Mbak Anita selaku pembimbing lapangan.
ix
8. Sahabat seperjuangan saya Jatu Sandyakalaning, Imam Kurniawan, Wahyu
Wijanarko, Muhammad Fariz Hadian, Nindita Rahman, untuk segala dukungan dan
kebersamaan selama ini.
9. Teman-teman Kost Keluarga yang telah memberikan dukungan dan menemani
penulis selama ini.
10. Teman-teman Cangcimeng yang telah memberikan dukungan dan menemani penulis
selama ini.
11. Teman-teman Pejuang Skripsi yang selalu menemani dan memberikan semangat
kepada penulis.
12. Seluruh teman-teman seperjuangan mahasiswa Teknik Industri angkatan 2013 yang
telah menemani mencapai kesuksesan, Amin Ya Rabbal Alamin.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini. Penulis
menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mohon kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat digunakan sebagai mana mestinya serta
berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.
Wassalamuβalaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 16 Februari 2018
Sugeng Priyo Wibowo
x
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada PT. Globalindo Intimates, yang bertujuan untuk
menentukan indikator-indikator atau kriteria yang mempengaruhi tingkat kinerja perusahaan
serta mengukur dan menentukan adanya peningkatan atau penurunan tingkat kinerja yang
terjadi pada PT. Globalindo Intimates.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Performance Prism yang
bertujuan untuk menentukan indikator-indikator atau yang disebut dengan key performance
indicator (KPI). Analytical Hierachy Process dilakukan melalui pembobotan masing-masing
KPI dan Objective Matrix untuk mengukur tingkat kinerja.
Rancangan pengukuran kinerja menunjukkan bahwa stakeholder PT. Globalindo
Intimates meliputi; pimpinan perusahaan, konsumen, karyawan, supplier, dan regulator.
Sistem pengukuran kinerja memuat 52 KPI yang meliputi stakeholder pimpinan perusahaan
memiliki 10 KPI, stakeholder konsumen memiliki 11 KPI, stakeholder karyawan memiliki
11 KPI, stakeholder supplier memiliki 10 KPI, serta stakeholder regulator memiliki 10 KPI.
Dari perhitungan Objective Matrix menunjukkan nilai total untuk semua KPI sebesar 6.799
dan indeks perbaikannya sebesar 126,63%. Hasil pengukuran ini menjadi landasan tolak ukur
pihak PT. Globalindo Intimates untuk mengevaluasi dan menentukan rencana kerja
perbaikan.
Kata kunci : Pengukuran Kinerja, Performance Prism, Analytical Hierarchy Process,
Objective Matrix
xi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................................... ii
SURAT BUKTI PENELITIAN .................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...............................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................vi
MOTTO ..................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5
2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 5
2.2 Kinerja ............................................................................................................ 7
2.3 Performance Prism ......................................................................................... 8
2.4 AHP (Analytical Hierarchy Process) ........................................................... 12
2.5 OMAX dan Traffic Light System .................................................................. 15
2.6 Key Performance Indicator .......................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 18
3.1. Rancangan Penelitian.................................................................................... 18
3.2. Objek Penelitian ........................................................................................... 18
3.3. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 18
3.4. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 19
3.5. Pengujian Instrument Penelitian ................................................................... 20
3.6. Diagram Alur Penelitian ............................................................................... 22
BAB IV PENGOLAHAN DATA ............................................................................... 23
4.1 Gambaran Umum ......................................................................................... 23
4.1.1 Profil PT Globalindo ................................................................................ 23
4.1.2 Visi dan Misi PT. Globalindo .................................................................. 24
4.2 Pengumpulan Data ........................................................................................ 24
4.2.1 Data Observasi ......................................................................................... 24
4.3 Pengolahan Data ........................................................................................... 25 4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 25
4.3.2 Identifikasi Satisfaction dan Contribution ............................................... 30
xii
4.3.3 Identifikasi Lima Sisi Perfomance Prism dan Key Performance Indicator
pada Masing-Masing Stakeholder ............................................................ 37
4.3.4 Pengukuran Kinerja Terhadap Masing-Masing Stakeholder ................... 41
4.3.5 Data Key Performance Indicator ............................................................. 47
4.3.6 Pembobotan KPI dengan Menggunakan Analytical Hierachy Process
(AHP) ....................................................................................................... 49
4.3.7 Perhitungan OMAX dan Traffic Light System ......................................... 57
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................ 65
5.1 Analisis Strategi Objective dan Key Performance Indicator (KPI) Pada
Perspektif Performance Prism ...................................................................... 65
5.2 Pembobotan KPI dengan AHP ..................................................................... 68
5.3 Perhitungan Value Total dan Index Perbaikan ............................................. 69
5.4 Rekomendasi Perbaikan KPI ........................................................................ 69
BAB VI PENUTUP .................................................................................................... 71
6.1 Kesimpulan ................................................................................................... 71
6.2 Saran ............................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 73
LAMPIRAN ................................................................................................................ 75
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Matrik Perbandingan Berpasangan..........................................................13
Tabel 2.2 Nilai Index Random..............................................................................................14
Tabel 4.1 Data Obesrvasi......................................................................................................24
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Karyawan...................................................26
Tabel 4.3 Tabel Reliabilitas Kuesiner Karyawan.................................................................30
Tabel 4.4 Tabel Hasil Reliabilitas Kuesiner Karyawan........................................................30
Tabel 4.5 Tabel Kepuasan dan Kontribusi Stakeholder...................................................... 35
Tabel 4.6 Rancangan KPI Pimpinan Perusahaan................................................................ 37
Tabel 4.7 Rancangan KPI Konsumen.................................................................................. 38
Tabel 4.8 Rancangan KPI Karyawan....................................................................................39
Tabel 4.9 Rancangan KPI Supplier.......................................................................................40
Tabel 4.10 Rancangan KPI Regulator...................................................................................41
Tabel 4.11 Data Key Performance Indicator........................................................................47
Tabel 4.12 Skala Penilaian AHP...........................................................................................49
Tabel 4.13 Perhitungan AHP................................................................................................50
Tabel 4.14 Nilai Matriks Baru..............................................................................................51
Tabel 4.15 Perhitungan Nilai AHP.......................................................................................51
Tabel 4.16 Perhitungan AHP Stakehlder Pimpinan Perusahaan..........................................52
Tabel 4.17 Perhitungan AHP Stakehlder Konsumen...........................................................53
Tabel 4.18 Perhitungan AHP Stakehlder Karyawan............................................................54
Tabel 4.19 Perhitungan AHP Stakehlder Supplier...............................................................54
Tabel 4.20 Perhitungan AHP Stakehlder Regulator.............................................................55
Tabel 4.21 Nilai Eigen Vector Masing-Masing KPI............................................................56
Tabel 4.22 Perhitungan OMAX Stakeholder Pimpinan Perusahaan...................................59
Tabel 4.23 Perhitungan AHP Stakeholder Konsumen.........................................................60
Tabel 4.24 Perhitungan AHP Stakeholder Karyawan..........................................................61
Tabel 4.25 Perhitungan AHP Stakeholder Supplier.............................................................62
Tabel 4.26 Perhitungan AHP Stakeholder Regulator...........................................................63
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lima Facet Performance Prism ......................................................................8
Gambar 2.2 Ruang Lingkup Model Performance Prism.....................................................9
Gambar 2.3 Struktur Hierarki AHP.....................................................................................12
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian..................................................................................22
Gambar 4.1 Logo Perusahaan .............................................................................................24
Gambar 4.2 Objective Matrix .............................................................................................57
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri manufaktur merupakan salah satu bidang industri yang turut bersaing di kancah
perekonomian global. Industri merupakan suatu kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, yaitu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik (Sidiki et al., 2014). Di
Indonesia sendiri, telah berdiri berbagai jenis perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.
Salah satu sektor industri yang sangat menunjang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia adalah sektor industri garment, salah satunya yaitu PT. Globalindo Intimates. PT.
Globalindo Intimates merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang garment
pakaian dalam wanita, dengan sistem produksi make to order yaitu perusahaan akan
menyelesaikan produk sesuai dengan permintaan dari buyer (style, warna, ukuran, dan lain β
lain) jika menerima pesanan dari buyer brand dan semua hasil produksi semua di ekspor tidak
untuk dijual didalam negeri. PT. Globalindo Intimates telah menghasilkan produk yang cukup
baik dalam bekerja sama dengan brand β brand luar. Untuk tetap dapat mempertahankannya
di tengah persaingan global saat ini harus mampu meningkatkan kualitas sesuai dengan
tuntutan buyer.
Semakin meningkatnya persaingan di dunia industri mengakibatkan para manajer dari
industri perlu memainkan peranan yang benar dalam sistem industri manufaktur tersebut.
Susanto & Sumarauw (2014) mengatakan bahwa esensi dari persaingan terletak pada
bagaimana perusahaan mengimplementasikan proses dalam menghasilkan produk baik, barang
atau jasa yang lebih baik, lebih murah dan cepat dibanding pesaingnya, untuk itu sebuah
perusahaan harus dapat memperbaiki kinerja karyawannya agar dapat terus bersaing dan
mengalami kemajuan.
Pengukuran kinerja yang telah banyak diterapkan oleh perusahaan yaitu dengan
menggunakan metode balanced scorecard yang hanya mengidentifikasi stakeholder hanya dari
sisi stakeholder dan customer saja. Stakeholder yang diukur dengan metode balanced
2
scorecard ini belum dapat mencakup semua stakeholder, sehingga belum cukup sebagai dasar
untuk mengukur kinerja perusahaan. Maka dari itu diperlukan suatu metode pengukuran
kinerja yang dapat mengidentifikasi seluruh stakeholder perusahaan.
Untuk memperbaiki keadaan yang demikian, maka muncul pengukuran-pengukuran
seperti tingkat kepuasan konsumen, pengembangan organisasi, dan lain sebagainya. Salah satu
metode yang dapat digunakan dalam sistem pengukuran kinerja tersebut yaitu performance
prism. Performance Prism merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang menggambarkan
kinerja organisasi sebagai bangun 3 dimensi yang memiliki 5 bidang sisi, yaitu kepuasan
stakeholder, strategi, proses, kapabilitas, dan kontribusi stakeholder (Neely dan Adams, 2000).
Dibandingkan dengan metode lain, metode Performance Prism memiliki kelebihan yakni
mengukur kinerja tidak hanya dari sebagian tetapi seluruh stakeholder yang bersangkutan,
seperti customer, investor, regulator, supplier, dan employee.
Dalam pengukuran kinerja perusahaan dapat dibantu dengan metode pembobotan agar
memudahkan pengukurannya. Banyak metode pembobotan yang dapat digunakan dalam
pengukuran kinerja perusahaan. Metode yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja
perusahaan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Perbedaan antara model AHP dengan
model pembobotan lainnya terletak pada jenis inputnya. Model AHP memakai pandangan
manusia yang dianggap expert sebagai input utamanya. Sebagai scoring system digunakan
metode Objective Matrix (OMAX). Kemudian metode traffic light system juga akan digunakan,
metode ini berguna untuk membagi tingkat performansi menjadi tiga yaitu bagus akan
diberikan warna hijau, performansi sedang akan diberikan warna kuning, dan merah akan
diberikan kepada kriteria dengan tingkat performansi rendah.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis dalam penelitian ini menggunakan metode
Performance Prism dan metode OMAX. Hasil yang diharapkan oleh peneliti diantaranya yaitu
terbentuknya KPI-KPI dan skor akhir kinerja perusahaan. Nilai dari skor akhir yang dihasilkan
juga diharapkan dapat menunjang perusahaan dalam mengevaluasi kinerjanya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat
diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja PT. Globalindo Intimates?
3
2. Apa saja KPI (Key Performance Indicator) yang terbentuk pada PT. Globalindo
Intimates?
3. Berdasarkan analisis dan hasil perancangan yang telah dilakukan, apa saja rekomendasi
usulan perbaikan kinerja pada PT. Globalindo Intimates?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan dari rumusan masalah pada subbab sebelumnya maka diperoleh tujuan
dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut :
1. Mengetahui desain pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode Performance
Prism.
2. Dapat mengetahui KPI (Key Performance Indicator) pada Globalindo Intimates.
3. Mengukur dan menganalisis kinerja Globalindo Intimates berdasarkan hasil
perancangan yang telah dilakukan kemudian merekomendasikan usulan perbaikan
kinerja perusahaan.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini digunakan untuk meminimalisir menyimpangnya
penelitian dari tujuan yang diinginkan adalah sebagai berikut :
1. Penelitian difokuskan pada PT. Globalindo Intimates.
2. Data historis pengukuran kinerja yang digunakan hanya pada tahun 2016-2017.
3. Metode yang digunakan untuk pengukuran kinerja yaitu Performance Prism.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan dapat mengukur keberhasilan dari perusahaan itu sendiri dilihat dari setiap
sisi prisma yang ada pada metode Performance Prism.
2. Perusahaan dapat menetapkan langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk
meningkatkan kinerja dari perusahaan agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis
yang semakin ketat.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk lebih terstrukturnya penulisan tugas akhir ini maka selanjutnya sistematika penulisan ini
disusun sebagai berikut:
4
BAB I PENDAHULUAN
Membuat kajian singkat tentang latar belakang permasalahan, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
BAB II STUDI PUSTAKA
Berisi tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk memecahkan
masalah penelitian. Disamping itu juga untuk memuat uraian tentang hasil
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yang ada
hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Mengandung uraian tentang, kerangka dan bagan alir penelitian, teknik yang
dilakukan, model yang dipakai, pembangunan dan pengembangan model, bahan
atau materi, alat, tata cara penelitian dan data yang akan dikaji serta cara analisis
yang dipakai.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada sub bab ini berisi tentang data yang diperoleh selama penelitian dan
bagaimana menganalisa data tersebut. Hasil pengolahan data ditampilkan baik
dalam bentuk tabel maupun grafik. Yang dimaksud dengan pengolahan data
juga termasuk analisis yang dilakukan terhadap hasil yang diperoleh. Pada sub
bab ini merupakan acuan untuk pembahasan hasil yang akan ditulis pada sub
bab V yaitu pembahasan hasil.
BAB V PEMBAHASAN
Melakukan pembahasan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dan kesesuaian
hasil dengan tujuan penelitian sehingga dapat menghasilkan sebuah
rekomendasi.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan terhadap analisis yang dibuat dan rekomendasi atau
saran-saran atas hasil yang dicapai dan permasalahan yang ditemukan selama
penelitian, sehingga perlu dilakukan rekomendasi untuk dikaji pada penelitian
lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Kajian induktif diambil dari pengamatan di lapangan atau data historis dan beberapa jurnal
yang diterbitkan sebelumnya. Data historis yang didapatkan dari perusahaan PT. Globalindo
Intimates yaitu antara bulan Januari 2016 sampai bulan November 2017. Berdasarkan masalah
yang dihadapi perusahaan, yaitu belum adanya pengukuran kinerja tingkat korporasi yang bisa
memberikan penilaian performa perusahaan secara keseluruhan, maka perlu dilakukan upaya
yaiut dengan menggunakan pengukuran kinerja yang mengedepankan pentingnya aspek
perusahaan (stakeholder) secara keseluruhan ke dalam suatu framework pengukuran yang
strategis serta mencari solusi perbaikannya.
Kajian mengenai evaluasi metode pengukuran kerja dan key performance indicator
sudah beberapa dilakukan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengukur seberapa
besar kinerja perusahaan yang sudah berjalan. Vanany dan Tanukhidah (2004) melakukan
penelitian mengenai perancangan dan implementasi sistem pengukuran kinerja dengan metode
performance prism. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada hotel X. Dari
kondisi objektif hotel X, model yang tepat digunakan adalah model Performance Prism
dibanding model lain. Hasil rancangan menunjukkan bahwa stakeholder hotel X meliputi:
konsumen, tenaga kerja, supplier, pemilik/investor, serta pemerintah dan masyarakat sekitar
lingkungan hotel. Sistem pengukuran kinerja memuat 36 KPI yang meliputi 6 KPI konsumen,
9 KPI staff manajerial, 9 KPI staff operasional, 4 KPI supplier, 3 KPI pemilik/investor, serta
5 KPI pemerintah dan masyarakat di sekitar lingkungan hotel. Dari hasil implementasi sistem
pengukuran kinerja dengan proses scoring system menggunakan metode OMAX menunjukkan
nilai current performance indicator yang telah dicapai oleh hotel X adalah sebesar 50,75%.
Nurjaman (2013) meneliti tentang pengukuran kinerja dengan menggunakan metode
Balanced Scorecard. Metode balanced scorecard meliputi 4 aspek yaitu aspek finansial, aspek
customer, aspek internal process, dan aspek learning and growth. Analisis ini bertujuan untuk
mengetahui faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan
6
bahwa perusahaan berada pada kondisi baik, tetapi menghadapi tantangan, sehingga strategi
yang harus dipilih adalah strategi diversifikasi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah terpilihnya
beberapa KPI dan 6 (enam) program kerja yang harus dilakukan yaitu melakukan FGD dengan
pelanggan tetap (wholesale dan reseller), melaksanakan program penjualan referensi,
melakukan pull marketing dan program target marketing, melakukan penetapan waktu baku
penyelesaian produk, melakukan program kompetensi desain, melakukan survei pasar,
melakukan program sosialisasi SOP perusahaan kepada karyawan, melakukan penilaian
kemampuan SDM yang ada, melaksanakan program bonus untuk capaian target, dan
membangun profil kompetensi.
Dengan menggunakan metode yang sama, Susetyo & Sabakula melakukan penelitian
(2014) tentang pengukuran kinerja dengan menggunakan balanced scorecard dan Integrated
Performance Measurement System (IPMS). IPMS pada penelitian ini berguna untuk melihat
kebutuhan dari stakeholder perusahaan. Berdasarkan hasil analisis Balanced Scorecard tolak
ukur yang mengalami kinerja kurang baik antara lain Working Capital Turn Over (WTCO)
dengan rata-rata sebesar -19,80 ; Total Debt to Equity Ratio (TDER) :175,13 %; pengukuran
rasio tingkat pertumbuhan dan permintaan rata-rata sebesar : 6,5% . Hasil analisis
menggunakan IPMS diperoleh 30 KPI, dan prioritas utama perusahaan dengan urutan :
Stakeholder pelanggan, Stakeholder penanam modal, Stakeholder tenaga kerja, Stakeholder
supplier, dan Stakeholder masyarakat, dengan demikian dari hasil pembobotan KPI, kinerja
perusahaan yang sudah baik adalah Stakeholder pelanggan karena lebih memperhatikan
kepuasan dan kenyamanan pelanggan.
Suliantoro dan Nugrahani (2015) melakukan penelitian mengenai pengukuran dan
evaluasi kinerja supply chain dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard-
Analytical Network Process (BSC-ANP) di PT. Madubaru Yogyakarta. Pengukuran kinerja
rantai pasok menggunakan metode balanced scorecard yang mencakup 4 perspektif, yaitu
finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Pembobotan
dilakukan dengan Analytical Network Process (ANP) untuk menentukan prioritas perbaikan
pada rantai pasok perusahaan. Hasilnya menunjukan bahwa perspektif yang memiliki bobot
terbesar dan menjadi fokus utama perbaikan rantai pasok adalah perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran. Hasil pengukuran terhadap kinerja rantai pasok secara keseluruhan sebesar
70,266%. Pencapaian tersebut termasuk dalam kategori menengah dan belum mencapai target
yang dicanangkan perusahaan.
Terakhir merupakan penelitian yang dilakukan oleh Achmad (2010) tentang analisa dan
pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode Performance Prism dan Fuzzy
7
AHP. Penelitian ini didukung oleh beberapa metode yaitu pembobotan dengan Fuzzy AHP
untuk mengetahui skala nilai prioritas setiap KPI, scoring system dengan menggunakan metode
Objective Matrix (OMAX). Perancangan pengukuran kinerja pada PT. Semen Gresik dengan
Performance Prism diperoleh 38 KPI meliputi 10 KPI pada perspektif karyawan, 9 KPI pada
perspektif konsumen, 8 KPI pada perspektif jajaran direksi, 6 KPI pada perspektif supplier, 5
KPI pada perspektif masyarakat sekitar. Dari perhitungan pengukuran kinerja dengan
menggunakan metode OMAX diperoleh nilai kinerja perusahaan sebesar 8,334 yang berarti
pencapaian kinerja PT. Semen Gresik berhasil memuaskan.
Selanjutnya pada penelitian yang akan kami lakukan yaitu mengenai analisis
pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Performance Prism dan metode
OMAX. Yang menjadi fokus dari penelitian ini yaitu bagaimana agar dapat menentukan
metode pengukuran kinerja perusahaan yang tepat sehingga dapat menjadi acuan untuk
menjadi lebih baik. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada
penelitian ini akan dilakukan penilaian dengan metode traffic light system terhadap KPI yang
sudah ada sehingga nantinya diharapkan key perfomance indicator yang memiliki nilai rendah
dapat segera diperbaiki agar dapat menunjang kinerja perusahaan lebih baik.
2.2 Kinerja
Pengertian dari kinerja (prestasi kerja) menurut Husein (2002) adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Kriteria keberhasilan ini
bisa berupa tujuan atau targer yang ingin dicapai. Tanpa adanya sebuah tujuan atau target,
kinerja seseorang tidak akan bisa diketahui seberapa besarnya karena tidak adanya tolak ukur.
2.2.1 Pengukuran Kinerja Perusahaan
Dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja sebuah perusahaan, terdapat istilah yang biasa
digunakan, yaitu pengukuran kinerja (performance measurement). Pengukuran kinerja
(performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap suatu
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Mahsun, 2006). Pengukuran kinerja
sebenarnya merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan karena dapat digunakan
untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi.
8
2.3 Performance Prism
2.3.1 Definisi Performance Prism
Performance Prism merupakan suatu model yang digunakan untuk pengukuran kinerja yang
menggambarkan kinerja organisasi sebagai bangun 3 dimensi (prisma) yang memiliki 5 bidang
sisi. Sistem pengukuran kinerja model Performance Prism berupaya menyempurnakan model-
model sebelumnya diantaranya Balanced Scorecard. Model ini tidak hanya didasari oleh
strategi tetapi juga memperhatikan kepuasan dan kontribusi stakeholder, proses dan kapabilitas
perusahaan (Arianto & Partiwi, 2012). Pada prinsipnya metode ini dilakukan dari dua arah
yaitu mempertimbangkan kepuasan serta kebutuhan dana dari semua stakeholder dan juga
melihat kontribusi apa saja yang diberikan oleh stakeholder terhadap perusahaan.
Kelebihan Performance Prism jika dibandingkan dengan Balanced Scorecard
misalnya, terletak pada pertimbangan stakeholder perusahaan yang diturunkan secara
sistematis dimulai dari faktor yang mendasari kepuasan konsumen sampai dengan kontribusi
yang diberikan oleh stakeholder tersebut. Sedangkan kelemahan dari model Performance
Prism adalah model ini tidak memiliki sistem pengukuran yang standar. Oleh karena itu, untuk
membantu memfasilitasi strategi, proses, kapabilitas untuk mencapai kepuasan stakeholder dan
mengetahui kontribusi yang diberikan oleh stakeholder, digunakan success map. Tujuan dari
success map adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara stakeholder yang diprioritaskan
dengan keinginan dan kebutuhan organisasi (strategi, proses dan kapabilitas).
Filosofi performance prism berasal dari sebuah bangun prisma dimana bangun ini
memiliki lima sisi, yaitu sisi atas dan bawah adalah sisi satisfaction dan contribution,
sedangkan tiga sisi lainnya yaitu strategy, process, dan capability. Lima facet dari performance
prism ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Lima facet performance prism
9
Ruang lingkup dari performance prism adalah stakeholder satisfaction dan stakeholder
contribution berada pada dua sisi dari prisma, sedangkan strategi, proses, dan kapabilitas
berada pada tiga sisi prisma yang tersisa, untuk lebih jelasnya ruang lingkup ini dapat dilihat
pada gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Ruang lingkup model Performance Prism
Pendekatan pengukuran kinerja performance prism tidak dimulai dari strategi
melainkan dari kepuasan para stakeholdernya. Identifikasi kepuasan dan kontribusi para
stakeholdernya maka akan didapatkan strategi yang tepat sehingga perusahaan dapat
mengevaluasi strategi yang telah dilakukan sebelumnya. Memahami atribut apa saja yang
menyebabkan para stakeholder itu puas merupakan langkah yang penting dalam model
pengukuran performance prism, dan untuk mencapai kepuasan tersebut pihak perusahaan harus
mampu mempertimbangkan strategi-strategi apa saja yang perlu dilakukan (Neely dan Adam,
2000).
2.3.2 Kerangka Performance Prism
Menurut Mardiono, et al (2011) Performance Prism mempunyai 5 perspektif kinerja yang
saling berkaitan, yaitu:
a. Kepuasan Stakeholder
Siapa saja stakeholder organisasi dan apa saja keinginan dan kebutuhan mereka?
Stakeholder yang dipertimbangkan di sini meliputi konsumen, tenaga kerja, supplier,
pemilik/investor, serta pemerintah dan masyarakat sekitar. Penting bagi perusahaan
berupaya memberikan kepuasan terhadap apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh
10
stakeholder-nya serta melakukan komunikasi yang baik dengan mereka agar stakeholder
dapat menjalankan perannya secara baik demi keberhasilan perusahaan.
b. Strategi
Strategi apa yang dibutuhkan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan
kebutuhan para stakeholder? Strategi dalam hal ini sangat diperlukan untuk mengukur
kinerja organisasi sebab dapat dijadikan sebagai monitor (acuan) sudah sejauh mana tujuan
organisasi telah dicapai, sehingga pihak manajemen bisa mengambil langkah cepat dan
tepat dalam membuat keputusan untuk menyempurnakan kinerja organisasi.
c. Proses
Proses-proses apa saja yang dibutuhkan untuk meraih strategi yang sudah ditetapkan?
Proses di sini diibaratkan sebagai mesin dalam meraih sukses: yaitu bagaimana caranya
agar organisasi mampu memperoleh pendapatan yang tinggi dengan pengeluaran serendah
mungkin, misalnya dengan pengoptimalan sistem pengadaan barang.
d. Kapabilitas
Kemampuan-kemampuan apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan proses yang ada?
Kapabilitas atau kemampuan di sini maksudnya adalah kemampuan yang dimiliki oleh
organisasi meliputi keahlian sumber dayanya, praktik-praktik bisnisnya, pemanfaatan
teknologi, serta fasilitas-fasilitas pendukungnya. Kemampuan organisasi ini merupakan
pondasi yang paling dasar yang harus dimiliki oleh organisasi untuk dapat bersaing dengan
organisasi-organisasi lainnya.
e. Kontribusi Stakeholder
Kontribusi apa yang perusahaan butuhkan dan inginkan dari para stakeholder untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki? Untuk menentukan apa saja yang harus
diukur yang merupakan tujuan akhir pengukuran kinerja dengan model Performance
Prism ini, maka organisasi harus mempertimbangkan hal-hal apa saja diinginkan dan
dibutuhkan dari para stakeholdernya. Sebab organisasi dikatakan memiliki kinerja yang
baik jika mampu menyampaikan apa yang diinginkannya dari para stakeholder yang
sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisasi mereka.
2.3.3 Stakeholder
Stakeholder merupakan sekelompok orang yang memiliki peran penting dalam sebuah
perusahaan, baik yang berperan secara langsung diperusahaan maupun tidak langsung.
Dalam sebuah perusahaan biasanya terdapat stakeholder antara lain:
11
a. Investor
Investor merupakan pemilik modal atau pemilik perusahaan, pihak ini merupakan
penyedia sumber keuangan perusahaan, dan memiliki tanggug jawab penuh terhadap
proses yang terdapat di perusahaan.
b. Pelanggan
Pelanggan merupakan konsumen yang dapat berupa grup, individu, maupun organisasi,
yang memiliki peran penting karena berperan sebagai pengguna dan pembeli produk yang
di produksi oleh perusahaan. Para pelanggan biasanya menuntut sebuah perusahaan untuk
memiliki standar kualitas yang baik dalam memproduksi produknya maupun dari
pelayanan yang diberikan.
c. Karyawan
Karyawan adalah pihak yang berperan secara langsung di perusahaan dan termasuk pihak
yang penting didalam sebuah perusahaan, karena kinerja dan kualitas karyawan dapat
menentukan kualitas produk dan pelayanan perusahaan.
d. Supplier
Supplier merupakan penyedia bahan baku yang dibutuhkan untuk kebutuhan perusahaan
dalam memproduksi barang/produk. Sehingga peran pemasok ini sangat penting untuk
menunjang kelangsungan perusahaan dalam hal produksi.
e. Regulator
Regulator atau pemerintah merupakan pihak yang berperan secara tidak langsung namun
keberadaannya sangat dibutuhkan perusahaan, karena pihak regulator memiliki
kemampuan untuk mengeluarkan izin usaha maupun izin lainnya yang terkait dengan
kelangsungan perusahaan.
Menurut Saaty (1999), secara umum apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh stakeholder
dapat diprediksi sebagai berikut:
a. Customer menginginkan konsep fast, right, cheap, and easy dan disamping itu dituntut
untuk memberikan trust, unity, profit, dan growth.
b. Supplier menginginkan konsep trust, unity, profit, dan growth dan dituntut untuk
memberikan fast, right, cheap, easy.
c. Investor ingin dipenuhi konsep return, reward, figures, dan faith, dan diharapkan
memberikan capital, credit, risk, support.
d. Employee ingin dipenuhi kebutuhan akan purpose, care, skills, dan pay dan diharapkan
memberikan hands, hearts, minds, dan voices.
12
e. Regulator menginginkan konsep legal, fair, dan true, untuk dipenuhi serta diharapkan
memberikan rules, reasons, clarity, dan advice.
2.4 AHP (Analytical Hierarchy Process)
2.4.1 Definisi Analytical Hierarchy Process
Menurut Neely (2000) Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendekatan
yang memberikan kesempatan bagi para perencana dan pengelola program bidangnya untuk
dapat membangun gagasan-gagasan atau ide-ide dan mendefinisikan persoalan-persoalan yang
ada dengan cara membuat asumsi-asumsi dan selanjutnya mendapatkan pemecahan yang
diinginkannya. Penggunaan metode AHP menerapkan dengan cerdas pendekatan matematis
yang kompleks namun berdasarkan pendekatan kualitatif yang dapat diterima oleh semua atke
holder dan pengelola program.
Pada perkembangannya, AHP dapat memecahkan masalah yang kompleks atau tidak
berkerangka dengan aspek atau kriteria yang cukup banyak. Kompleksitas ini disebabkan oleh
struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambilan keputusan, serta
ketidakpastian tersedianya atau bahkan tidak ada sama sekali data statistik yang akurat.
2.4.2 Tahapan AHP
Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan
alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki seperti Gambar 2.3 di bawah ini.
Gambar 2.3 Struktur Hierarki AHP
13
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1990),
untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan
pendapat.
Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai
tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses perbandingan
berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria,
misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3.
Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada tabel
2.1 matriks di bawah.
Tabel 2.1 Tabel contoh matrik perbandingan berpasangan
A1 A2 A3
A1 1
A2 1
A3 1
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1
sampai 9 seperti pada Tabel 2.1 Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan
yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai kepentingan
terhadapnya. Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai
1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j
dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.
Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung
(direct), yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-
nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian yang
detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki pengalaman
atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dia dapat
langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif.
3. Penentuan Prioritas
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise
comparisons). Nilai-nilai perbandingan relative kemudian diolah untuk menentukan
peringkat alternatif dari seluruh alternatif.
Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai
dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas.Bobot atau
14
prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan
matematik. Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis
untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut:
a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.
b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi matriks.
4. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai
dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan
secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan
tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut (Suryadi & Ramdhani, 1998):
Hubungan kardinal : aij . ajk = aik
Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut :
a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak empat kali
dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang maka anggur lebih enak
delapan kali dari pisang.
b. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari mangga dan
mangga lebih enak dari pisang maka anggur lebih enak dari pisang.
Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut,
sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena
ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang. Penghitungan konsistensi logis dilakukan
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian.
b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris.
c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.
d. Hasil c dibagijumlahelemen, akandidapatΞ»maks.
e. Indeks Konsistensi (CI) = (Ξ»maks-n) / (n-1)
f. Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio
konsistensi β€ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan.
Daftar RI dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2 Nilai Indeks Random
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RC 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51
15
2.5 OMAX dan Traffic Light System
2.5.1 Definisi Objective Matrix
Menurut Fitri Agustina dan Nina Aris (2011), Objective Matrix (OMAX) adalah suatu sistem
pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas disetiap
bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian
tersebut (objective). Metode ini dikembangkan oleh James L. Riggs PE yang dikenalkan pada
tahun 80-an di Amerika Serikat, seorang profesor produktivitas dari Departement of Industrial
Engineering at Oregon University. Objective Matrix (OMAX) adalah suatu sistem pengukuran
produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di tiap bagian
perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut
(objektif).
Indikator atau indeks yang diperoleh dari hasil pengukuran produktivitas OMAX
berguna untuk:
1. Memperlihatkan sasaran atau target peningkatan produktivitas.
2. Mengetahui posisi dan pencapaian target.
3. Alat peringatan dan pengambilan keputusan dalam usaha peningkatan produktivitas.
Secara garis besar dalam penyusunan matriks OMAX, ada tiga langkah utama yang
harus dilakukan, antara lain (Joniarto Parung, 1999) :
a) Pendefinisian
Performansi suatu unit kerja dapat ditentukan oleh banyak faktor, dimana faktor- faktor ini
merupakan kategori yang diidentifikasi sebagai kriteria produktivitas. Faktor-faktor
tersebut antara lain kuantitas, kualitas, ketepatan waktu, produksi, pemanfaaatan, serta
sifat kelompok.
b) Kuantifikasi
Kerangka OMAX yang akan dibuat tersusun oleh 11 level pencapaian, mulai dari level 0
sampai dengan level 10. Level 0 menunjukkan tingkat performansi yang buruk, sedangkan
level 10 menunjukkan tingkat performansi yang baik. Matriks-matriks ini memiliki
beberapa skala penilaian, antara lain:
a. Level 10, berisi tingkat pencapaian realistis optimal yang mungkin dicapai.
b. Level 3, berisi tingkat performansi pada waktu awal pengukuran.
c. Level 0, berisi tingkat pencapaian terburuk yang mungkin terjadi.
16
Diantara level 0 sampai level 10 terdapat level 1-9, yang berisi kisaran pencapaian dari
nilai terjelek sampai nilai optimal. Level 1 dan 2 diperoleh dari interpolasi nilai level 0 dan
3, dan level 4-9 diperoleh dari interpolasi nilai level 3 dan 10. Anggota dari grup kerja
yang dibentuk seharusnya berpartisipasi dalam penetuan level-level tersebut.
c) Pemantauan
Pemantauan merupakan bagian dimana dilakukan penilain terhadap suatu indeks
performansi yang didapatkan melalui penggabungan skor dari kriteria dengan bobot
kriteria, kemudian hasilnya akan dimasukkan ke dalam garis performansi matriks yang
nantinya akan dituangkan ke dalam bentuk skor sesuai tingkatan skala pada masing-
masing kriteria. Setelah nilai masing-masing perspektif diketahui, selanjutnya akan dicari
tingkat perbaikan dengan menggunakan rumus :
Indeks Perbaikan = πππ‘ππ π£πππ’πβ3.00
3.00 x 100%
Kriteria penilaian skor adalah sebagai berikut :
0,00 β€ Total Pengukuran β€ 3,00 : Kinerja perusahaan kurang baik
3,01 β€ Total Pengukuran β€ 8,00 : Kinerja perusahaan cukup baik
8,01 β€ Total Pengukuran β€ 10,00 : Kinerja perusahaan baik
Jika nilai dari tingkat perbaikan menunjukkan nilai yang positif, maka dapat dikatakan bahwa
terjadi perbaikan yang membawa dampak ke arah yang positif dan begitu pula sebaliknya.
2.5.2 Traffic Light System
Traffic light system merupakan alat bantu untuk melihat posisi performansi suatu kriteria yang
diukur, metode ini menggunakan tiga warna dalam aplikasinya, yaitu warna hijau dengan range
level 8 sampai dengan level 10, warna kuning dengan range level 4 sampai level 7, dan warna
merah dengan range level 3 sampai dengan level 0. Warna hijau menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan telah mencapai bahkan melebihi target, warna kuning menunjukkan bahwa target
yang belum tercapai namun sudah dalam kondisi cukup tetapi tetap harus diperhatikan,
sedangkan warna merah menunjukkan kinerja perusahaan yang sangat buruk dibawah
pencapaian sebelumnya dan harus segera mendapatkan perbaikan.
17
2.6 Key Performance Indicator
KPI merupakan indikator atau ukuran yang digunakan untuk mengukur level pencapaian
kinerja atas sasaran strategi yang telah ditentukan. Hal yang rumit berkaitan dengan KPI adalah
bagaimana menentukan KPI itu sendiri. Untuk itu penentuan KPI harus dilakukan oleh tim
secara cermat dengan mempertimbangkan visi dan tujuan organisasi. Upaya melibatkan
pemangku kepentingan di dalam organisasi merupakan bagian dari umpan balik dan sosialisasi
yang mempunyai implikasi baik. Dari sisi praktek terbaik dalam organisasi (best practice),
penyusunan KPI untuk setiap sasaran strategis berkisar satu sampai dua saja. Dengan demikian
secara keseluruhan, sebuah peta strategi dalam organisasi memiliki KPI yang tidak terlalu
banyak. Pembatasan jumlah KPI agar organisasi menjadi lebih fokus dalam pencapaian sasaran
strategi.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai analisis pengukuran kinerja karyawan dengan
menggunakan metode Performance Prism dan metode OMAX. Rancangan lokasi penelitian
yang akan dilakukan di Globalindo Intimates.
3.2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian yang dilakukan adalah orang-orang yang terkait secara langsung dengan
perusahaan, yaitu orang-orang yang terlibat dari manajemen perusahaan hingga para karyawan
yang melakukan kegiatan produksi, serta para konsumen dari perusahaan.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan
obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Globalindo Intimates.
3.3.2 Sampel
Dalam penelitian ini digunakan metode Slovin untuk menghitung penentuan jumlah responden
dalam pengisian kuisioner pelanggan, perhitungannya sebagai berikut:
π = π
1 + (π. π2)
Keterangan :
n= jumlah elemen/anggota sampel
N= jumlah elemen/anggota populasi
19
e= error level (tingkat kesalahan). (catatan: umumnya digunakan 1% atau 0,01, 5% atau
0,05, dan 10% atau 0,1 yang dapat ditentukan oleh peneliti).
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Data
Data adalah informasi yang dapat diketahui sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Berdasarkan dari sifatnya data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berasal dari penelitian yang berbentuk perhitungan,
sedangkan data kualitatif merupakan data yang didapat melalui keikutsertaan dalam proses
penelitian dimana hasil yang didapat tidak berupa perhitungan melainkan lebih menekankan
pada proses penelitian, seperti data hasil angket, kuesioner, wawancara, maupun observasi
langsung.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil secara langsung oleh peneliti dan berhubungan
dengan objek yang akan diteliti, data-data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Data profil perusahaan, data ini berisikan mengenai informasi umum mengenai
perusahaan dan diambil dengan cara wawancara pihak yang berkompeten di
perusahaan.
b. Data stakeholder, data ini diperlukan untuk mengetahui stakeholder pada perusahaan
ini dan diambil dengan metode wawancara.
c. Data observasi merupakan data yang berasal dari penyebaran kuisioner kepada para
stakeholder yang nantinya berisikan data mengenai KPI atau indikator kepuasan
masing-masing stakeholder serta kontribusinya.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang bersumber dari penelitian yang ada terlebih dahulu,
juga data-data perusahaan seperti file, dokumen, atau arsip perusahaan. Data sekunder
didapat melalui dokumentasi pribadi perusahaan secara literatur yang berhubungan dengan
perusahaan.
20
3.5. Pengujian Instrument Penelitian
3.5.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam penelitian itu
valid atau tidak, sehingga dapat ditentukan apakah layak digunakan atau tidak. Langkah-
langkah pengujian validitas adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis
H0 : Skor atribut berkolerasi positif dengan skor faktor (valid)
H1 : Skor atribut tidak berkolerasi positif dengan skor faktor (tidak valid)
b. Menentukan nilai rtabel
Dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) = n-2, maka nilai rtabel dapat
dilihat pada tabel r.
c. Menentukan nilai rhitung
π = π(ππππ) β (π΄ππ)(π΄ππ)
β[π(π΄ππ2 β (π΄ππ)2][π(π΄ππ2 β (π΄ππ)2]
d. Membandingkan besar nilai rtabel dengan rhitung
Jika nilai rhitung β₯ rtabel maka H0 diterima
Jika nilai rhitung < rtabel maka H0 ditolak
e. Kesimpulan
3.5.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menentukan hipotesis
H0 : Skor atribut berkolerasi positif dengan skor faktor (reliabel)
H1 : Skor atribut tidak berkolerasi positif dengan skor faktor (tidak reliabel)
b. Menentukan nilai rtabel
Dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) = n-2, maka nilai rtabel dapat
dilihat pada tabel r.
c. Menentukan nilai rhitung
Menghitung jumlah varians menggunakan :
π =π΄π2 β
(π΄π)Β²π
π
21
Menghitung koefisien Cronbach Alpha:
π1 β ππ
π β 1(1 β
π΄π1 β π
ππ‘ππ‘ππ)
Hasil perhitungan rhitung dapat dilihat pada nilai Cronbach Alpha pada software SPSS.
Apabila koefisien reliabilitas mendekati satu, maka kuesioner tidak mempunyai
reliabilitas yang baik.
d. Membandingkan besar nilai rtabel dengan rhitung
e. Kesimpulan
22
3.6. Diagram Alur Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
Mulai
Penelitian Terdahulu
Identifikasi kepuasan dan
kontribusi stakeholder
Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah
Identifikasi KPI
Identifikasi Satisfaction,
Contribution, Strategy,
Process, Capabilities
KPI Strategy KPI Capabilities KPI Process
Rancangan Akhir KPI
KPI sesuai?
Scoring menggunakan OMAX
dan Traffic Light System
Pembobotan menggunakan
AHP
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
23
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Profil PT Globalindo
PT. Globalindo Intimates merupakan salah satu perusahaan swasta garment manufacture yang
bergerak dibidang underwear. PT Globalindo Intimates didirikan pada tahun 2008 untuk
memenuhi kebutuhan export pakaian dalam wanita (underwear) diberbagai negara seperti
Hanes Inc dan H&M yang diekspor ke USA, Canada, Germany dan berbagai negara di Asia.
PT Globalindo Intimates didirikan oleh Teti Yani Hartono yang mempunyai visi
βLakukan dengan benar sejak dari awalβ yang menginginkan PT Globalindo Intimates menjadi
menjalan seluruh kegiatan proses dilakukan benar dari awal agar output yang dihasilkan dapat
memiliki kualitas yang baik. Mempunyai 1300 pekerja untuk semua operator. PT. Globalindo
Intimatates terbagi menjadi 2 gedung yaitu GI 1 untuk memproduksi Ladies Underware
(pakaian dalam wanita) dan GI 2 memproduksi Menβs underwaer, short, pyjama, ladies blouse.
Kegiatan utama perusahaan adalah untuk produksi Ladies Underware, Menβs underwaer,
short, pyjama, ladies blouse. Dan produksi produk berkualitas tinggi untuk semua barang yang
di eksport. Proses produksi di PT. Globalindo Untimates terdiri dari Fabrics Inspection,
cutting, moulding, sewing, finishing, folding dan packing. Dan telah mendapat Gold Certificate
Of Compliance dari WRAP (Worldwide Responsible Accredited Production) dari tahun 2012,
BSCI dan Others (e.g. ISO9000).
Pembayaran di PT Globalindo Intimates dilakukan dengan hitungan USD dan
kapasitas produksi setiap bualn sebanyak 350.000 pcs/bulan. Beberapa clients yang bekerja
sama dengan PT. Globalindo Intimates.
24
Gambar 4.1 Logo Perusahaan
4.1.2 Visi dan Misi PT. Globalindo
Berikut ini merupakan visi dan misi PT. Globalindo Intimates yaitu :
1. Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan global dalam industri garment yang selalu melakukan perbaikan
secara terus menerus dalam aspek kualitas, kemananan dan keselamatan kerja serta
legalitas dengan berorientasi pada hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan
untuk internal dan external.
2. Misi Perusahaan
Melalui peningkatan produktifitas, pengembangan kompetensi karyawan, perbaikan dan
peremajaan mesin serta pengelolaan dan penerapan sistem management yang terkendali,
terukur dan terarah untuk memenuhi keinginan konsumen
4.2 Pengumpulan Data
Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui data sekunder dari PT
Globalindo Intimates, yaitu :
4.2.1 Data Observasi
Data observasi merupakan data yang didapatkan dari hasil observasi, dalam penelitian ini data
didapatkan dengan menyebarkan kuisioner kepada para stakeholder.
Tabel data observasi ini disajikan dalam tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1 Tabel Data Observasi
Stakeholder Disebar Kembali
Pimpinan 1 1
Karyawan 50 50
25
Stakeholder Disebar Kembali
Pelanggan 2 2
Supplier 2 2
Regulator 1 1
4.3 Pengolahan Data
4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2007). Sebenarnya terdapat
dua jenis validitas penelitian antara lain validitas internal dan validitas eksternal. Validitas
internal berkaitan dengan tingkat akurasi dari desain penelitian dengan hasil penelitian yang
dicapai. Sedangkan validitas eksternal lebih berkaitan dengan apakah hasil penelitian tersebut
dapat diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu
melakukan fungsinya dengan baik sesuai sebagai alat ukur yang diinginkan. Dengan adanya
uji validitas ini dapat digunakan untuk menguji apakah hasil jawaban dari kuisioner terhadap
responden sudah relevan dengan penelitian yang dilakukan sehingga nantinya diperoleh tingkat
kevalidan dari suatu instrument pertanyaan.
Pada penelitian ini yang dilakukan uji validasi dan reliabilitas hanya pada kuesioner
karyawan saja dikarenakan untuk kuesioner pimpinan perusahaan, kuesioner konsumen,
kuesinoer supplier, dan kuesioner regulator menggunakan seluruh populasi. Untuk
perhitungan kuesioner karyawan tingkat signifikasi Ξ± = 5% dan derajat kebebasan (df) = 50
didapatkan nilai rtabel sebesar 0,278. Perhitungan rhitung dilakukan dengan bantuan Software
SPSS18.0 for windows. Jika nilai rhitung > rtabel, maka dianggap valid.
Contoh perhitungan manual dari perhitungan validitas dari kuesioner karyawan adalah
sebagai berikut.
Perhitungan validitas kuesioner karyawan pertanyaan 1 :
π = π(ππππ) β (π΄ππ)(π΄ππ)
β[π(π΄ππ2 β (π΄ππ)2][π(π΄ππ2 β (π΄ππ)2]
= 50(11513) β (165)(3403)
β[50(593 β (165)2][50(238817 β (3403)2]
26
= 575650 β 561495
β[29650 β 2725][11940850 β 11580409]
= 14155
β[2425][360441]
= 14155
β(874069425)
= 14155
29564,665
= 0,4787 dibulatkan menjadi 0,479
Keterangan :
n = Jumlah responden
X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
Y = Skor yang diperoleh dari seluruh item
Ξ£X = Jumlah skor dalam distribusi X
Ξ£Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
Ξ£XΒ² = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
Ξ£YΒ² = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
Dalam pengujian validitas karyawan setelah diolah dengan menggunakan SPSS
diperoleh hasil pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Karyawan
Pertanyaan r hitung r tabel Kesimpulan
1. 0,479 0,278 Valid
2. 0,460 0,278 Valid
3. 0,755 0,278 Valid
4. 0,632 0,278 Valid
5. 0,370 0,278 Valid
6. 0,810 0,278 Valid
7. 0,712 0,278 Valid
8. 0,703 0,278 Valid
27
Pertanyaan r hitung r tabel Kesimpulan
9. 0,442 0,278 Valid
10. 0,728 0,278 Valid
11. 0,646 0,278 Valid
12. 0,558 0,278 Valid
13. 0,664 0,278 Valid
14. 0,752 0,278 Valid
15. 0,382 0,278 Valid
16. 0,725 0,278 Valid
17. 0,737 0,278 Valid
18. 0,680 0,278 Valid
19. 0,605 0,278 Valid
20. 0,663 0,278 Valid
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan (Sugiyono,
2007). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil jawaban dari kuisioner
oleh responden benar-benar stabil dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Dapat juga
memiliki makna yaitu atribut-atribut kuisioner tersebut dinyatakan pada responden yang
berbeda, maka hasilnya tidak akan menyimpang terlalu jauh dari rata-rata hasil jawaban
responden.
Salah satu metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas yaitu dengan
menggunakan metode cronbachβs alpha. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel
atau tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya yaitu dengan perbandingan antara nilai r
hitung dan r tabel pada taraf tingkat kepercayaan tertentu. Jika perhitungan uji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan metode cronbachβs alpha, maka nilai r hitung akan diwakili
dengan oleh nilai Ξ± (alpha). Apabila nilai alpha hitung lebih besar daripada nilai r tabel dan
alpha hitung bernilai positif maka dapat dikatakan instrumen penelitian tersebut reliabel.
Berikut ini merupakan perhitungan manual dari uji reliabilitas dengan metode
cronbachβs alpha.
Langkah 1: Mencari nilai jumlah varians, dengan mencari dulu varian setiap butir pertanyaan
Ο1 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
593β1652
50
50=
48,50
50= 0,97
28
Ο2 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
621β1712
50
50=
36,18
50= 0,72
Ο3 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
646β1722
50
50=
54,32
50= 1,09
Ο4 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
647β1732
50
50=
48,42
50= 0,97
Ο5 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
713β1852
50
50=
28,50
50= 0,57
Ο6 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
556β1602
50
50=
44,00
50= 0,88
Ο7 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
590β1642
50
50=
52,08
50= 1,04
Ο8 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
612β1702
50
50=
34,00
50= 0,68
Ο9 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
816β1982
50
50=
31,92
50= 0,68
Ο10 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
653β1752
50
50=
40,50
50= 0,81
Ο11 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
628β1702
50
50=
50,00
50= 1,00
Ο12 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
796β1962
50
50=
27,68
50= 0,55
Ο13 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
665β1772
50
50=
36,42
50= 0,77
Ο14 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
612β1682
50
50=
47,52
50= 0,95
Ο15 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
584β1622
50
50=
59,12
50= 1,18
Ο16 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
580β1642
50
50=
42,08
50= 0,84
Ο17 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
572β1602
50
50=
60,00
50= 1,20
Ο18 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
503β1472
50
50=
70,82
50= 1,42
29
Ο19 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
612β1682
50
50=
47,52
50= 0,95
Ο20 =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
558β1582
50
50=
58,72
50= 1,17
Οtotal = 0,97 + 0,72 + 1,09 + 0,97 + 0,57 + 0,88 + 1,04 + 0,68 + 0,64 + 0,81 + 1,00 + 0,55 +
0,77 + 0,95 + 1,18 + 0,84 + 1,20 + 1,42 + 0,95 + 1,17
= 18,41
Langkah 2: Mencari nilai varians total
Ο =π΄π2β
(π΄π)2
π
π =
238817β34032
50
50=
7208,82
50= 144,18
Langkah 3: Masukkan ke rumus Alpha
π1 = ππ
π β 1(1 β
π΄π1 β π
ππ‘ππ‘ππ)
= 50
50β1(1 β
18,41
144,18)
= 50
49(1 β 0,128)
= (1,0204)(0,872)
= 0,890
Keterangan :
r = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
Ξ£Ο1 = Jumlah varians butir
Ξ£total = Varians total
Selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner karyawan yang dihitung dengan
menggunakan software SPSS 18.0, hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.3
dibawah:
30
Tabel 4.3 Tabel Reliabilitas Kuesioner Karyawan
Nilai Cronbachβs Batas Reliabel Kesimpulan
0,918 0,6 Reliabel
Selanjutnya setelah diperoleh hasil bahwa kuesioner yang sebar memiliki hasil data
yang valid dan reliabel, maka kuesioner tersebut layak untuk digunakan dalam perhitungan
selanjutnya.
4.3.2 Identifikasi Satisfaction dan Contribution
Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan perbandingan nilai satisfaction (kepuasan) dan
contribution (kontribusi) terhadap lima stakeholder yang didapatkan dari hasil perhitungan
kuesioner. Skala yang digunakan pada kuesioner tersebut dengan menggunakan skala likert
dengan skala 1-5. 1 menunjukkan bahwa responden sangat tidak puas, dan skala 5
menunjukkan bahwa responden sangat puas. Nilai kepuasan dan kontribusi masing-masing
stakeholder dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Kepuasan dan Kontribusi Stakeholder
Stakeholder Kepuasan Nilai
Kepuasan Kontribusi
Nilai
Kontribusi
Pimpinan
Perusahaan
Transparansi pelaporan
neraca rugi laba 4
Memberikan kepuasan
terhadap pengalokasian
dana
4
Pemakaian dana
operasinal dengan baik 4
Menyediakan dana
untuk operasional
perusahaan
4
Adanya SDM yang
terampil dan kompeten 4
Memberikan seleksi dan
meningkatkan
keterampilan karyawan
4
Pemantauan dan
pengawasan
kelengkapan perusahaa
5
Menjamin ketersediaan
kelengkapan
perusahaan
4
31
Stakeholder Kepuasan Nilai
Kepuasan Kontribusi
Nilai
Kontribusi
Pemantauan dan
pengawasan skill
karyawan
4
Menjamin kualitas
kemampuan dari
karyawan
4
Adanya pengembangan
riset 4
Mengadakan riset dan
pengembangan produk 4
Adanya peningkatan
kapasitas produksi 4
Penyediaan modal guna
meningkatkan kapasitas
produksi
4
Meminimalisasi biaya
produksi 5
Adanya pemberian
saran dan masukan 4
Karyawan
Kenyamanan
berkomunikasi antar
karyawan
3,3
Tidak ada jarak (gap)
antara atasan dengan
bawahan
3,4
Tidak ada kerancuan
tugas antar jabatan 3,42
Karyawan mengerti
tugas dan
tanggungjawab masing-
masing
3,92
Pemberian fasilitas
yang sesuai dengan
pekerjaaan dan jabatan
3,44 Pengoptimalan fasilitas
dalam bekerja 3,54
Adanya tindak lanjut
jika terjadi
penyimpangan kerja
3,46
Mengontrol setiap
aktivitas di dalam
lingkungan kerja
3,36
Diadakannya training
oleh perusahaan untuk
karyawan
3,7
Perusahaan memberi
kesempatan untuk
meningkatkan skill
3,24
Pemberian
penghargaan atas
prestasi kerja
3,2 Meningkatkan motivasi
kerja karyawan 3,28
Adanya evaluasi tingkat
produktivitas karyawan 3,28
Mengetahui
optimalisasi 3,2
32
Stakeholder Kepuasan Nilai
Kepuasan Kontribusi
Nilai
Kontribusi
pemberdayaan
karyawan sesuai dengan
potensi
Karyawan merasa puas
dengan kedisiplinan
yang sudah dicapai
3,4
Perhatian terhadap
absensi dan pemberian
bonus kepada karyawan
2,94
Adanya pemberian
jaminan sosial dan
kesehatan
3,96
Mengoptimalkan kerja
karyawan karena
kondisi aman
3,36
Karyawan merasa
nyaman dengan
lingkungan tempat
kerja
3,5
Mengetahui toleransi
kebijakan perusahaan
dan tekanan pekerjaan
yang dapat diterima
3,16
Konsumen
Konsumen memiliki
peluang yang kecil
untuk mendapatkan
produk yang cacat
4
Perusahaan melakukan
proses produksi sesuai
dengan standar produksi
yang layak
4,5
Produk yang dihasilkan
memiliki daya tahan
yang cukup bagus jika
disimpan dalam waktu
yang lama
4
Perusahaan menjamin
ketahanan produk
underwear sesuai
dengan standar produksi
4,5
Dapat diandalkan
ketika adanya keluhan
dari pelanggan
5
Perusahaan mampu
menjawab keluhan dari
konsumen
5
Konsumen dapat
menerima bentuk dari
inovasi produk yang
dibeli
4
Bentuk produk
underwear sudah
memenuhi standar
produksi yang layak
4
33
Stakeholder Kepuasan Nilai
Kepuasan Kontribusi
Nilai
Kontribusi
Kepercayaan dari
konsumen untuk terus
memakai produk
underwear Globalindo
4
Perusahaan dapat
mengetahui konsumen
yang loyal
4
Konsumen mudah
mendapatkan informasi
pembuatan produk dari
awal sampai akhir
4
Pemberian informasi
pengolahan yang mudah
dimengerti oleh
konsumen
3,5
Konsumen merasa puas
dengan kualitas dari
produk underwear
4,5 Kualitas produk dapat
diterima oleh konsumen 4
Konsumen
mendapatkan potongan
harga pada waktu
tertentu dari perusahaan
3
Perusahaan
menawarkan potongan
harga di waktu tertentu
3
Supplier
Adanya hubungan dan
komunikasi yang
terjalin dengan baik
4
Terjalin hubungan kerja
yang baik dan
transparan
5
Terdapat toleransi yang
besar terhadap bahan
baku yang cacat
3
Menyediakan bahan
baku dengan kualitas
yang baik
5
Adanya penjaminan
terhadap kualitas bahan
baku
5
Tersedianya bahan baku
sesuai dengan standar
pabrik
4
Pembayaran tepat
waktu 5
Adanya kepercayaan
terhadap pembayaran 4
Adanya pemberian
waktu (lead time) yang
cukup dari pemesanan
s/d pengiriman
4,5
Menyediakan bahan
baku tepat pada
waktunya
4
34
Stakeholder Kepuasan Nilai
Kepuasan Kontribusi
Nilai
Kontribusi
Harga beli yang sesuai
dengan standar jual dari
supplier
4
Kepuasan terhadap
tingkat kesesuaian
bahan baku
4
Adanya peningkatan
jumlah pembelian
bahan baku
4,5
Ketersediaan bahan
baku yang dibutuhkan
tinggi
4
Regulator
Adanya peningkatan
penyediaan lapangan
pekerjaan
4 Ketersediaan lapangan
kerja yang memadai 4
Adanya pemberian
kegiatan sosial yang
bermanfaat
4
Memberikan kegiatan
sosial yang berguna bagi
masyarakat
3
Adanya pelaksanaan
program CSR 5
Program CSR sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat
4
Menjalin hubungan
yang baik dengan
masyarakat
5
Memberikan citra
positif di lingkungan
masyarakat
4
Adanya pemberian izin
usaha kepada
masyarakat
4
Perusahaan membantu
meningkatkan
perekonomian
masyarakat sekitar
3
Hasil dari kuesioner tersebut kemudian diolah dengan melakukan eliminasi terhadap indikator
yang memiliki nilai kontribusi yang lebih besar daripada nilai kepuasan. Sehingga diperoleh
tabel indikator yang akan digunakan untuk menentukan rancangan KPI sebagai berikut:
35
Tabel 4.5 Hasil Pengolahan Kuesiner Kepuasan dan Kontribusi Stakeholder
Stakeholder Kepuasan Kontribusi
Pimpinan
Perusahaan
Transparansi pelaporan neraca rugi
laba
Memberikan kepuasan terhadap
pengalokasian dana
Pemakaian dana operasinal dengan
baik
Menyediakan dana untuk operasional
perusahaan
Adanya SDM yang terampil dan
kompeten
Memberikan seleksi dan meningkatkan
keterampilan karyawan
Pemantauan dan pengawasan
kelengkapan perusahaa
Menjamin ketersediaan kelengkapan
perusahaan
Pemantauan dan pengawasan skill
karyawan
Menjamin kualitas kemampuan dari
karyawan
Adanya pengembangan riset Mengadakan riset dan pengembangan
produk
Adanya peningkatan kapasitas
produksi
Penyediaan modal guna meningkatkan
kapasitas produksi
Meminimalisasi biaya produksi Adanya pemberian saran dan masukan
Karyawan
Adanya tindak lanjut jika terjadi
penyimpangan kerja
Mengontrol setiap aktivitas di dalam
lingkungan kerja
Diadakannya training oleh
perusahaan untuk karyawan
Perusahaan memberi kesempatan untuk
meningkatkan skill
Adanya evaluasi tingkat
produktivitas karyawan
Mengetahui optimalisasi pemberdayaan
karyawan sesuai dengan potensi
Karyawan merasa puas dengan
kedisiplinan yang sudah dicapai
Perhatian terhadap absensi dan
pemberian bonus kepada karyawan
Adanya pemberian jaminan sosial
dan kesehatan
Mengoptimalkan kerja karyawan karena
kondisi aman
Karyawan merasa nyaman dengan
lingkungan tempat kerja
Mengetahui toleransi kebijakan
perusahaan dan tekanan pekerjaan yang
dapat diterima
Konsumen memiliki peluang yang
kecil untuk mendapatkan produk
yang cacat
Perusahaan melakukan proses produksi
sesuai dengan standar produksi yang
layak
36
Stakeholder Kepuasan Kontribusi
Konsumen
Dapat diandalkan ketika adanya
keluhan dari pelanggan
Perusahaan mampu menjawab keluhan
dari konsumen
Konsumen dapat menerima bentuk
dari inovasi produk yang dibeli
Bentuk produk underwear sudah
memenuhi standar produksi yang layak
Kepercayaan dari konsumen untuk
terus memakai produk underwear
Globalindo
Perusahaan dapat mengetahui konsumen
yang loyal
Konsumen mudah mendapatkan
informasi pembuatan produk dari
awal sampai akhir
Pemberian informasi pengolahan yang
mudah dimengerti oleh konsumen
Konsumen merasa puas dengan
kualitas dari produk underwear
Kualitas produk dapat diterima oleh
konsumen
Supplier
Adanya penjaminan terhadap
kualitas bahan baku
Tersedianya bahan baku sesuai dengan
standar pabrik
Pembayaran tepat waktu Adanya kepercayaan terhadap
pembayaran
Adanya pemberian waktu (lead time)
yang cukup dari pemesanan s/d
pengiriman
Menyediakan bahan baku tepat pada
waktunya
Harga beli yang sesuai dengan
standar jual dari supplier
Kepuasan terhadap tingkat kesesuaian
bahan baku
Adanya peningkatan jumlah
pembelian bahan baku
Ketersediaan bahan baku yang
dibutuhkan tinggi
Regulator
Adanya peningkatan penyediaan
lapangan pekerjaan
Ketersediaan lapangan kerja yang
memadai
Adanya pemberian kegiatan sosial
yang bermanfaat
Memberikan kegiatan sosial yang
berguna bagi masyarakat
Adanya pelaksanaan program CSR Program CSR sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
Menjalin hubungan yang baik dengan
masyarakat
Memberikan citra positif di lingkungan
masyarakat
37
Stakeholder Kepuasan Kontribusi
Adanya pemberian izin usaha kepada
masyarakat
Perusahaan membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar
4.3.3 Identifikasi Lima Sisi Perfomance Prism dan Key Performance Indicator pada
Masing-Masing Stakeholder
1. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism dan Key Performance Indicator Pada
Stakeholder Pimpinan Perusahaan
Lima sisi performance prism serta KPI dari stakeholder pimpinan perusahaan dapat
dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.
Tabel 4.6 Rancangan KPI Pimpinan Perusahaan
Stakeholder Pimpinan Perusahaan KPI
Satisfaction
Stakeholder
1. Peningkatan keuntungan
2. Meminimasi biaya
1. ROA
2. ROI
Strategi 1. Peningkatan jumlah
penjualan
2. Meminimalisasi biaya bahan
baku
1. Prosentase produk
terjual
2. Prosentase penurunan
biaya bahan baku
Proses 1.Meningkatkan margin
2. Pemesanan bahan baku
1. Prosentase margin
ditingkatkan
2. Jumlah pemesanan
bahan baku
Kapabilitas 1. Pengendalian keuangan
2. Kepuasan investor
1. Jumlah keuangan
defisit
2. Tingkat kepuasan
investor
Contribution
Stakeholder
1. Penyediaan dan peningkatan
investasi
2. Pemberian saran dan masukan
1. Jumlah investasi
diberikan
2. Jumlah saran
diberikan
38
2. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism dan Key Performance Indicator Pada
Stakeholder Konsumen
Lima sisi performance prism serta KPI dari stakeholder konsumen dapat dilihat pada
tabel 4.7 dibawah ini.
Tabel 4.7 Rancangan KPI Konsumen
Stakeholder Konsumen KPI
Satisfaction
Stakeholder
1. Kualitas Produk
2. Ketepatan melayani keluhan
konsumen
3. Kepuasan pelanggan
1. Prosentase produk cacat
2. Prosentase komplain
dari konsumen
3. Tingkat kepuasan
pelanggan
Strategi 1. Menjaga kualitas produk
2. Manajemen keluhan
1. Pemeriksaan produk
2. Prosentase keluhan
dilayani
Proses 1. Pelayanan pelanggan
2. Pembaharuan alat produksi
1. Tingkat Layanan
pelanggan
2. Jumlah pembelian
mesin baru
Kapabilitas 1. Memeriksa produk jadi
2. Costumer Acquistion
1. Prosentase pemeriksaan
produk jadi
2. Prosentase costumer
acquistion
Contribution
Stakeholder
1. Memberikan masukan &
saran
2. Keluhan pelanggan
1. Total masukan
diberikan
2. Tingkat keluhan
pelanggan
3. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism dan Key Performance Indicator Pada
Stakeholder Karyawan
Lima sisi performance prism serta KPI dari stakeholder karyawan dapat dilihat pada
tabel 4.8 dibawah ini.
39
Tabel 4.8 Rancangan KPI Karyawan
Stakeholder Karyawan KPI
Satisfaction
Stakeholder
1. Tidak terjadi kecelakaan saat
bekerja
2. Lingkungan kerja yang
nyaman
3. Peraturan karyawan
1. Prosentase keluhan
karyawan terhadap
jaminan sosial dan
kecelakaan kerja dan
kesehatan
2. Prosentase
karyawan yang puas
dan nyaman dengan
lingkungan
3. Tingkat kesesuaian
peraturan karyawan
Strategi 1. Melakukan pelatihan karyawan
2. Membuat 5s
1. Pelatihan karyawan
2. Prosentase 5s
dipatuhi
Proses 1. Membuat k3 pada karyawan
2. Pemberian pelatihan
1. Prosentase
kecelakaan kerja
2. Frekuensi
pemberian pelatihan
Kapabilitas 1. Pengendalian k3
2. Membuat peraturan dan tata
tertib
1. Prosentase
pengimplementasian
K3
2. Jumlah pelanggaran
yang terjadi
Contribution
Stakeholder
1. Produktivitas karyawan
2. Kedisiplinan karyawan
1. Tingkat
produktivitas
karyawan
2. Tingkat
kedisiplinan karyawan
40
4. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism dan Key Performance Indicator Pada
Stakeholder Supplier
Lima sisi performance prism serta KPI dari stakeholder supplier dapat dilihat pada tabel
4.9 dibawah ini.
Tabel 4.9 Rancangan KPI Supplier
Stakeholder Supplier KPI
Satisfaction
Stakeholder
1.Kelangsungan kerja
sama yang baik
2. Peningkatan jumlah
pembelian
1. Prosentase pembayaran tepat
waktu
2. Prosentase peningkatan
jumlah pembelian
Strategi 1. Menjaga komunikasi
2. Tingkat pemenuhan
bahan baku produksi
1. Prosentase kewajiban
dipenuhi
2. Prosentase tingkat pemenuhan
bahan baku
Proses 1. Kualitas bahan baku
2. Membuat standar
produk mutu
1. Tingkat kesesuaian produk
2. Mengatur perencanaan
pemesanan
Kapabilitas 1. Tingkat keahlian
pegawai
2. Pengecekan kualitas
bahan
1. Jumlah pegawai ahli
2. Informasi stok bahan
pemesanan
Contribution
Stakeholder
1. Pengiriman tepat waktu
2. Kesesuian barang
1. Prosentase pengiriman tepat
waktu
2. Tingkat kesesuaian barang
5. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism dan Key Performance Indicator Pada
Stakeholder Pimpinan Perusahaan
Lima sisi performance prism serta KPI dari stakeholder regulator dapat dilihat pada
tabel 4.10 dibawah ini.
41
Tabel 4.10 Rancangan KPI Regulator
Stakeholder Regulator KPI
Satisfaction
Stakeholder
1. Penyediaan lapangan
pekerjaan
2. Kepuasan regulator
1. Jumlah lapangan kerja
tersedia
2. Tingkat kepuasan regulator
Strategi 1. Pemberdayaan
masyarakat
2. Memberikan aktivitas
sosial
1. Jumlah masyarakat yang
diberdayakan
2. Tingkat aktivitas sosial
Proses 1. Program pelatihan
2. Perekrutan karyawan
sekitar
1. Prosentase jumlah
pelatihan
2. Jumlah perekrutan
Kapabilitas 1. Pelaksanaan program
CSR
2. Manajemen hubungan
masyarakat
1. Jumlah pelaksanaan
program CSR
2. Citra positif di masyarakat
Contribution
Stakeholder
1. Memberikan izin usaha
2. Memberikan penyuluhan
1. Prosentase izin diberikan
2. Jumlah penyuluhan
diberikan
4.3.4 Pengukuran Kinerja Terhadap Masing-Masing Stakeholder
a) Kriteria Stakeholder Pimpinan Perusahaan
1. Return On Asset (ROA)
Merupakan gambaran tingkat laba yang dihasilkan dengan jumlah aset pada
perusahaan. Indikator pada perspektif ini menggunakan perhitungan :
Return On Asset (ROA) = Laba
Total Aset π₯ 100%
42
2. Return On Investment (ROI)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi
yang dihasilkan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Indikator pada perspektif ini
menggunakan perhitungan :
Return On Invesment (ROI) = Laba
Investasi x 100%
3. Prosentase produk terjual
Merupakan gambaran seberapa besarnya tingkat terjualnya produk yang sudah
diproduksi. indikator pada perspektif ini menggunakan perhitungan:
Prosentase produk terjual = Banyaknya produk terjual
Total produk jadi x 100%
4. Prosentase biaya bahan baku turun
Penurunan bahan baku merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui
seberapa besar biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk bahan baku produksi.
Prosentase produk terjual = Biaya periode sebelumβbiaya periode sekarang
Biaya periode sekarang x 100%
5. Prosentase margin ditingkatkan
Profit Margin merupakan salah satu rasio yang menggambarkan laba (rugi) bersih per
penjualan yang dihasilkan semakin tinggi nilai profit margin berarti semakin baik,
karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
Rumus untuk mencari profit margin adalah sebagai berikut:
Prosentase margin = Laba bersih
Penjualan x 100%
b) Kriteria Stakeholder Konsumen
1. Prosentase produk cacat
Jumlah produk cacat adalah prosentase penyimpangan produksi yang terjadi ketika
produksi berjalan.
ππ’πππβ π‘ππ‘ππ πππππ’π ππππ β (ππ’πππβ π‘ππ‘ππ πππππ’π ππππβππ’πππβ πππππ’π πππππ‘)
ππ’πππβ π‘ππ‘ππ πππππ’π ππππ Γ100
43
Dalam perusahaan telah disediakan data mengenai produk cacat dalam rekapitulasi
dalam benruk excel. Untuk tahun 2016 produk cacat sebanyak 3,3% dan tahun 2017
terdapat produk cacat sebanyak 2,67%.
2. Prosentase keluhan dilayani
Prosentase keluhan dilayani = Jumlah keluhan direspon
Total keluhan x 100%
3. Prosentase customer acquisition
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pelanggan
perusahaan dari tahun ke tahun. Indikator pada perspektif ini menggunakan perhitungan
:
πΆπ’π π‘πππππ΄πππ’ππ π‘πππ =Jumlah Pelanggan Baru
Jumlah Pelangganx 100%
a. Customer Acquistion 2014
2
6π₯100% = 30%
b. Customer Acquistion 2015
1
4π₯100% = 25%
4. Prosentase masukan diberikan
Masukan disini merupakan sebuah saran yang diberikan oleh konsumen dari PT.
Globalindo Intimates. Masukan/saran yang diberikan oleh konsumen pada PT.
Globalindo mempunyai prosentase 100% setiap tahunnya yang berarti konsumen selalu
memberikan masukan setiap kali adanya pembuatan produk.
5. Jumlah keluhan masuk
Prosentase complain adalah seberapa banyak perusahaan menerima keluhan dari
konsumen. Jumlah keluhan yang masuk dari konsumen (buyer) dibandingkan dengan
banyaknya produksi setiap periodenya. Sepanjang tahun 2016 terdapat 5% keluhan
masuk dari konsumen untuk produksi tahun 2016, sedangkan 2017 tidak ada keluhan
yang masuk untuk produksi tahun tersebut.
c) Kriteria Stakeholder Karyawan
1. Prosentase keluhan karyawan terhadap jamsos dan k3
Prosentase keluhan karyawan terhadap k3 = Jumlah keluhan
Total karyawan x 100%
44
a. Tahun 2016
150
1519π₯100% = 10%
b. Tahun 2017
110
1840π₯100% = 6%
2. Prosentase karyawan puas dan nyaman dengan lingkungan
Prosentase karyawan puas dengan lingkungan = Banyaknya karyawan puas
Total karyawan x 100%
a. Tahun 2016
1306
1519π₯100% = 86%
b. Tahun 2017
1693
1840π₯100% = 92%
3. Prosentase 5s dipatuhi
Prosentase 5s = Jumlah 5s diterapkan
Total 5s dibuat x 100%
a. Tahun 2016
22
26π₯100% = 85%
b. Tahun 2017
24
26π₯100% = 92%
4. Prosentase kecelakaan kerja
Prosentase kecelakaan kerja = Jumlah kasus
Total Tenaga Kerja x 100%
a. Tahun 2016
9
1519π₯100% = 0,6%
b. Tahun 2017
5
1840π₯100% = 0,26%
5. Prosentase pengimplementasian K3
Prosentase pengimplementasian K3 = Jumlah K3 diterapkan
Total SOP K3 dibuat x 100%
Berdasarkan pengamatan di PT. Globalindo Intimates sudah diterapkan seluruh SOP
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
45
6. Prosentase jumlah pelanggaran yang terjadi
Prosentase jumlah pelanggaran = Total pelanggaran yang terjadi
Total karyawan x 100%
a. Tahun 2016
276
1519π₯100% = 18,2%
b. Tahun 2017
283
1840π₯100% = 15,4%
7. Tingkat produktivitas karyawan
Pada PT. Globalindo Intimates setiap bulannya dilakukan perhitungan mengenai tingkat
produktivitas karyawan. Berdasarkan data perusahaan diperoleh bahwa produktivitas
karyawan pada tahun 2016 adalah 96,5% dan pada tahun 2017 produktivitas karyawan
sebesar 97,55%.
8. Tingkat kedisiplinan karyawan
Prosentase kedisiplinan karyawan = 100% - prosentase jumlah pelanggaran yang
terjadi.
a. Tahun 2016
100% - prosentase pelanggaran yang terjadi
= 100% - 18,2%
= 81,8%
b. Tahun 2017
100% - prosentase pelanggaran yang terjadi
= 100% - 15,4%
= 84,6%
d) Kriteria Stakeholder Supplier
1. Prosentase pembayaran tepat waktu
Rumusnya, prosentase pembayaran tepat waktu = Jumlah pembayaran tepat
Total seluruh pembayaran x 100%
a. Tahun 2016
Pada tahun 2016 terdapat pembayaran terhadap supplier yang telat beberapa tetapi
tidak dalam jumlah yang banyak. Tingkat prosentase pembayaran tepat pada tahun
ini sebesar 90%
46
b. Tahun 2017
Pada tahun 2017 tidak ada sama sekali pembayaran yang telat kepada supplier
sehingga tingkat prosentase pembayaran tepat waktu sebesar 100%.
2. Prosentase peningkatan jumlah pembelian
Rumusnya = Jumlah pembelian peride sekarangβjumlah pembelian peride sebelumnya
Jumlah periode sebelumnya x 100%
Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan didapatkan tahun 2016 sebesar 90%
dan tahun 2017 sebesar 95%.
3. Prosentase kewajiban dipenuhi
= Jumlah kewajiban supplier dipenuhi
Total kewajiban x 100%
Supplier selalu memenuhi kewajiban terhadap perusahaan sehingga memiliki tingkat
prosentase 100%.
4. Prosentase material cacat
Prosentase material cacat = Jumlah Bahan Baku Cacat
Total Bahan Baku diterima x 100%
a. Tahun 2016
Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan diketahui bahwa prosentase
material cacat pada tahun 2016 sebesar 3,6%.
b. Tahun 2017
Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan diketahui bahwa prosentase
material cacat pada tahun 2016 sebesar 2,5%.
5. Informasi stok bahan pemesanan
Informasi stok bahan baku selalu diberikan untuk memantau persediaan yang masih
tersedia di gudang, oleh karena itu memiliki tingkat prosentase 100%.
6. Prosentase pengiriman tepat waktu
= Total pengirimanβpengiriman terlambat
Total pengiriman supplier x 100%
Pengiriman bahan baku oleh supplier pada tahun 2016 dan 2017 selalu tepat waktu
sehingga memiliki prosentase sebesar 100%.
47
e) Kriteria Stakeholder Regulator
1. Prosentase penyediaan lapangan kerja
Rumus perhitungan prosentase penyediaan lapangan kerja :
= Jumlah lapangan kerja disediakan
Total lapangan kerja bidang industri kabupaten Klaten x 100%
a. Tahun 2016
1519
151513π₯100% = 1%
b. Tahun 2017
1840
151513π₯100% = 1,21%
2. Prosentase jumlah pelatihan
Rumus prosentase jumlah pelatihan = Jumlah pelatihan dilakukan
Total rencana dilakukan x 100%
a. Tahun 2016
4
4π₯100% = 100%
b. Tahun 2017
4
4π₯100% = 100%
4.3.5 Data Key Performance Indicator
Berikut merupakan data KPI yang telah di peroleh dari PT. Globalindo Intimates:
Tabel. 4.11 Data Key Performance Indicator
Stakeholder faset KPI No KPI TAHUN
2016
TAHUN
2017
TARGET
PERUSAHAAN TERBURUK
Pimpinan
Perusahaan
satisfaction KPI I 1 ROA 9.58% 11.99% 14% 8.5%
KPI I 2 ROI 115.09% 126.76% 140% 87%
strategy KPI I 3 Prosentase produk terjual 90% 95% 100% 80%
KPI I 4
Prosentase biaya bahan baku
turun 16% 14% 15% 9%
process KPI I 5 Prosentase margin ditingkatkan 49.3% 64.9% 70% 41%
KPI I 6 Jumlah Pemesanan bahan baku 78x 70x 72x 92x
capabilities KPI I 7 Jumlah keuangan defisit 1x 0x 0x 2x
KPI I 8
Tingkat kepuasan pimpinan
perusahaan 90% 95% 100% 85%
contribution KPI I 9 Jumlah investasi diberikan 2x 2x 2x 2x
48
Stakeholder faset KPI No KPI TAHUN
2016
TAHUN
2017
TARGET
PERUSAHAAN TERBURUK
KPI I 10 Jumlah saran diberikan 24x 24x 24x 20x
Konsumen
satisfaction KPI C-1 Prosentase Produk cacat 3.3% 2.67% 2.5% 5.47%
KPI C-2 Jumlah komplain dari konsumen 3 1 0 5
KPI C-3 Tingkat kepuasan konsumen 90% 95% 100% 80%
strategy KPI C-4 Pemeriksaan produk in process 100% 100% 100% 100%
KPI C-5 Prosentase keluhan dilayani. 100% 100% 100% 100%
process KPI C-6 Jumlah mesin baru. 59 12 25 92
KPI C-7 Tingkat layanan pelanggan 90% 100% 100% 86%
capabilities KPI C-8 Prosentase pemeriksaan produk
jadi. 100% 100% 100% 100%
KPI C-9 Prosentase costumer acquisition 30% 25% 30% 15%
contribution KPI C-
10 Prosentase masukan diberikan 100% 100% 100% 100%
KPI C-
11 Jumlah Keluhan masuk 5% 0% 0% 10%
Karyawan
satisfaction KPI E-1 Prosentase keluhan karyawan
terhadap jamsos dan K3 10% 6% 0% 14%
KPI E-2
Prosentase karyawan yang puas
dan nyaman dengan lingkungan 86% 92% 100% 70%
KPI E-3
Tingkat kesesuaian peraturan
karyawan 100% 100% 100% 100%
strategy KPI E-4 Jumlah pelatihan karyawan 4x 4x 4x 2x
KPI E-5 Prosentase 5S dipatuhi 85% 92% 100% 81%
process KPI E-6 Prosentase kecelakaan kerja 0.6% 0.26% 0% 0.93%
KPI E-7 Frekuensi pemberian pelatihan 2x 2x 2x 1x
capabilities KPI E-8 Prosentase pengimplementasian
K3 100% 100% 100% 80%
KPI E-9 Jumlah Pelanggaran yang terjadi 18.2% 15.4% 0% 19.8%
contribution KPI E-
10 Tingkat produktivitas karyawan 96.5% 97.55% 100% 92.75%
KPI E-
11 Tingkat kedisiplinan karyawan 81.8% 84.6% 100% 80.2%
Supplier
satisfaction KPI S-1 Prosentase pembayaran tepat
waktu. 90% 100% 100% 90%
KPI S-2
Prosentase peningkatan jumlah
pembelian. 90% 95% 100% 84%
strategy KPI S-3 Prosentase kewajiban dipenuhi. 100% 100% 100% 90%
KPI S-4
Prosentase tingkat pemenuhan
bahan baku. 96% 95% 100% 89%
process KPI S-5 Mengatur perencanaan
pemesanan. 88% 84% 100% 76%
KPI S-6 Prosentase material cacat. 3.6% 2.5% 0% 5.2%
capabilities KPI S-7 Jumlah Pegawai ahli 2 2 2 2
49
Stakeholder faset KPI No KPI TAHUN
2016
TAHUN
2017
TARGET
PERUSAHAAN TERBURUK
KPI S-8
Memberikan informasi stok
bahan pemesanan. 100% 100% 100% 100%
contribution KPI S-9 Prosentase pengiriman tepat
waktu 100% 100% 100% 98%
KPI S-
10 Kesesuain barang 97% 99% 100% 96%
Regulator
satisfaction KPI R-1 Prosentase penyediaan lapangan
kerja 1% 1.21% 1.2% 0.97%
KPI R-2 Tingkat kepuasan regulator 90% 90% 100% 85%
strategy KPI R-3 Jumlah masyarakat yang
diberdayakan
1519
orang
1841
orang 1800 orang 1400 orang
KPI R-4 Jumlah aktivitas sosial 8 9 10 5
process KPI R-5 Prosentase jumlah pelatihan 100% 100% 100% 50%
KPI R-6 Jumlah Perekrutan 223 331 250 382
capabilities KPI R-7 Jumlah pelaksanaan program
CSR 10 10 10 8
KPI R-8
Menjaga citra positif di
masyarakat. 100% 100% 100% 100%
contribution KPI R-9 Prosentase ijin diberikan. 100% 100% 100% 100%
KPI R-
10 Jumlah penyuluhan dilakukan. 2x 2x 2x 0x
4.3.6 Pembobotan KPI dengan Menggunakan Analytical Hierachy Process (AHP)
Setelah KPI ditentukan maka akan dilakukan perhitungan untuk memberikan bobot kepada
KPI menggunakan metode AHP. Perhitungan ini dimulai dengan perhitungan perbandingan
berpasangan yang dilakukan terdahadap tiap level, ini digunakan untuk mengetahui bobot
kriteria tiap level dan juga tingkat konsistensi validitas data. Tabel skala penilaiannya dapat
dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini.
Tabel 4.12 Skala Penilaian AHP
Intensitas
Kepentingan Keterangan Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen memiliki pengaruh
yang sama besar terhadap tujuan
3
Elemen yang satu sedikit lebih
penting daripada elemen yang
lainnya
Pengalaman dan penilaian sedikit
menyokong satu elemen
dibanding elemen lainnya
50
Intensitas
Kepentingan Keterangan Penjelasan
5
Elemen yang satu lebih penting
daripada yang lainnya Pengalaman dan penilaian sangat
kuat menyokong satu elemen
dibanding elemen yang satunya
7
Satu elemen jelas lebih mutlak
penting daripada elemen lainnya Bukti yang mendukung elemen
yang satu terhadap elemen lain
memiliki tingkat penegasan
tertinggi dan mungkin
menguatkan
9
Satu elemen mutlak penting dari
ada elemen lainnya Bukti yang mendukung elemen
yang satu terhadap elemen yang
lain memiliki tingkat penegasan
tertinggi dan mungkin
menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai
pertimbangan-pertimbangan
yang berdekatan
Nilai ini diberikan jika ada
kompromi diantara dua nilai
Pada perhitungan ini dilakukan perbandingan berdasarkan levelnya, penentuan level ini
diusulkan oleh peneliti berdasarkan dari analisis performance prism, yaitu level satu adalah
stakeholder, dan level dua merupakan KPI-KPInya.
4.3.5.1 Perhitungan AHP level satu atau stakeholder
Pada tahap selanjutnya setelah disebarkan kuisioner mengenai perbandingan stakeholder, maka
didapatkan matriks awal yang disajikan pada tabel 4.13 dibawah ini.
Tabel 4.13 Perhitungan AHP
Stakeholder Pemilik Konsumen Karyawan Supplier Regulator
Pimpinan
Perusahaan 1.000 3.000 4.000 5.000 7.000
Konsumen 0.333 1.000 2.000 3.000 5.000
Karyawan 0.250 0.500 1.000 4.000 5.000
Supplier 0.200 0.333 0.250 1.000 4.000
Regulator 0.143 0.200 0.200 0.250 1.000
jumlah 1.926 5.033 7.450 13.250 22.000
51
Kemudian setelah mengetahui matrik awalnya, maka akan dicari matrik baru dengan
menggunakan perhitungan :
πππππ ππππ πππ‘πππ ππ€ππ
βπππππ π π‘πππβπππππππ¦π
Untuk contoh perhitungannya,
1
β1.926 = 0,519
Setelah semua nilai pada matrik awal dihitung maka akan didapatkan sebuah matrik baru,
matrik baru ini disajikan dalam tabel 4.14 dibawah.
Tabel 4.14 Nilai Matrik Baru
Kriteria Pemilik Konsumen Karyawan Supplier Regulator
Pemilik 0.51915946 0.5960265 0.5369128 0.3773584 0.318181818
Konsumen 0.17305315 0.1986755 0.2684563 0.2264150 0.227272727
Karyawan 0.12978986 0.0993377 0.1342282 0.3018867 0.227272727
Supplier 0.10383189 0.0662252 0.033557 0.0754716 0.181818182
Regulator 0.07416564 0.0397351 0.0268456 0.0188679 0.045454545
Jumlah 1 1 1 1 1
Langkah selanjutnya adalah mencari nilai eigen vector/rerata, caranya adalah
menjumlahkan matrik baru secara horizontal pada kolomnya lalu bagi dengan jumlah kolom
tersebut, seperti pada contoh perhitungan dibawah ini :
Contoh Perhitungan eigen vector pada konsumen
= βπππππ π ππ‘πππ ππππππ ππππ πππππ πππ‘πππ ππππ’
βπππππππ¦π
=0.173+0.209+0.355+0.280+0.227
5 = 0.219
Tabel 4.15 Perhitungan nilai AHP
Stakeholder
eigen
vector
perkalian
vektor
eigen
value
lamda
maks CI RI
CR
Pimpinan 0.470 2.588 5.512 5.351 0.088 1.120 0.078
Konsumen 0.219 1.214 5.549
Karyawan 0.179 0.979 5.485
Supplier 0.092 0.468 5.074
Regulator 0.041 0.211 5.135
jumlah 1.000 5.459 26.753
52
Setelah mengetahui eigen vector selanjutnya adalah mencari eigen value. Perhitungan
eigen value dengan cara membagikan eigen vector pada perkalian vector.
Nilai consistency index (CI) = πΏππππ ππππ βπ
πβ1
= 5.351β5
5β1 = 0.088
cari nilai random index (RI) didapat dari tabel (ketentuan)
bila N=5 maka RI (Random index) = 1.120
Consistency Ratio (CR) = πΆπΌ
π πΌ
= β0.088
1.120
= 0,078
Karena nilai CR < 0,1 dimana 0,078 <0,1, maka kuisioner untuk perbandingan stakeholder
pada level 1 dinyatakan valid atau konsisten.
4.3.5.2 Perhitungan AHP level dua atau masing-masing KPI tiap stakeholder
Setelah diketahui nilai eigen vector dan eigen value dari masing masing stakeholdernya pada
level 1, dilanjutkan lagi dengan penghitungan yang sama seperti diatas. Nilai selengkapnya
dari masing masing KPI dan stakeholder dapat kita lihat pada penjelasan berikut.
a. Stakeholder Pimpinan Perusahaan
Berikut ini merupakan tabel 4.16 yang berisi perhitungan eigen vector dan nilai CR
(Consistency Ratio) pada stakeholder pimpinan perusahaan.
Tabel 4.16 Perhitungan AHP Stakeholder Pimpinan Perusahaan
Eigen
Vector
Perkalian
matrix
Eigen
Value Ξ» Maks CI RI CR Keterangan
0,081 0,856 10,633
10,739 0,082 1,490 0,055 Konsisten
0,062 0,643 10,404
0,305 3,469 11,383
0,188 2,156 11,474
0,128 1,429 11,119
0,132 1,480 11,171
0,036 0,369 10,290
0,022 0,227 10,294
0,030 0,304 10,142
0,016 0,170 10,484
1,000 11,102 107,393
53
Setelah diketahui nilai eigen vector untuk masing-masing KPI pada level II, seperti
langkah perhitungan stakeholder pada level 1, kemudian dicari nilai KPI untuk masing β
masing kriteria. Kriteria pimpinan perusahaan mempunyai nlai CR = 0.055, dimana pada
kriteria tersebut nilai CR < 0.1 maka kuisioner untuk perbandingan masing-masing KPI
pada level II untuk stakeholder pimpinan perusahaan dinyatakan valid atau konsisten.
b. Stakeholder Konsumen
Berikut ini merupakan tabel 4.17 yang berisi perhitungan eigen vector dan nilai CR
(Consistency Ratio) pada stakeholder konsumen.
Tabel 4.17 Perhitungan AHP Stakeholder Konsumen
Eigen
Vector
Perkalian
matrix
Eigen
Value Ξ» Maks CI RI CR Keterangan
0,146 1,939 13,268
11,156 0,016 1,510 0,010 Konsisten
0,066 0,808 12,206
0,084 1,053 12,595
0,252 3,238 12,832
0,105 1,348 12,873
0,036 0,406 11,426
0,029 0,326 11,319
0,200 2,626 13,153
0,014 0,162 11,676
0,020 0,224 11,363
0,049 0,589 11,921
1,000 12,719 122,712
Setelah diketahui nilai eigen vector untuk masing-masing KPI pada level II, seperti
langkah perhitungan stakeholder pada level 1, kemudian dicari nilai KPI untuk masing β
masing kriteria. Kriteria konsumen mempunyai nlai CR = 0.010, dimana pada kriteria
tersebut nilai CR < 0.1 maka kuisioner untuk perbandingan masing-masing KPI pada level
II untuk stakeholder konsumen dinyatakan valid atau konsisten.
c. Stakeholder Karyawan
Berikut ini merupakan tabel 4.18 yang berisi perhitungan eigen vector dan nilai CR
(Consistency Ratio) pada stakeholder karyawan.
54
Tabel 4.18 Perhitungan AHP Stakeholder Karyawan
Eigen
Vector
Perkalian
matrix
Eigen
Value Ξ» Maks CI RI CR Keterangan
0,042 0,482 11,366
11,812 0,081 1,510 0,054 Konsisten
0,032 0,346 10,837
0,193 2,809 14,541
0,220 2,930 13,335
0,014 0,160 11,759
0,021 0,231 11,261
0,142 2,283 16,114
0,080 1,100 13,743
0,054 0,643 11,809
0,127 1,929 15,165
0,075 0,965 12,846
1,000 13,880 129,930
Setelah diketahui nilai eigen vector untuk masing-masing KPI pada level II, seperti
langkah perhitungan stakeholder pada level 1, kemudian dicari nilai KPI untuk masing β
masing kriteria. Kriteria karyawan mempunyai nlai CR = 0.054, dimana pada kriteria
tersebut nilai CR < 0.1 maka kuisioner untuk perbandingan masing-masing KPI pada level
II untuk stakeholder karyawan dinyatakan valid atau konsisten.
d. Stakeholder Supplier
Berikut ini merupakan tabel 4.19 yang berisi perhitungan eigen vector dan nilai CR
(Consistency Ratio) pada stakeholder supplier.
Tabel 4.19 Perhitungan AHP Stakeholder Supplier
Eigen
Vector
Perkalian
matrix
Eigen
Value Ξ» Maks CI RI CR Keterangan
0,088 0,993 11,287
11,069 0,119 1,490 0,080 Konsisten
0,062 0,674 10,785
0,034 0,346 10,197
0,193 2,297 11,884
0,276 3,193 11,566
0,154 1,827 11,890
0,015 0,157 10,603
0,021 0,219 10,434
0,107 1,234 11,587
0,050 0,527 10,460
1,000 11,466 110,693
55
Setelah diketahui nilai eigen vector untuk masing-masing KPI pada level II, seperti
langkah perhitungan stakeholder pada level 1, kemudian dicari nilai KPI untuk masing β
masing kriteria. Kriteria supplier mempunyai nlai CR = 0.080, dimana pada kriteria
tersebut nilai CR < 0.1 maka kuisioner untuk perbandingan masing-masing KPI pada level
II untuk stakeholder supplier dinyatakan valid atau konsisten.
e. Stakeholder Regulator
Berikut ini merupakan tabel 4.20 yang berisi perhitungan eigen vector dan nilai CR
(Consistency Ratio) pada stakeholder regulator.
Tabel 4.20 Perhitungan AHP Stakeholder Regulator
Eigen
Vector
Perkalian
matrix
Eigen
Value
Ξ»
Maks CI RI CR Keterangan
0,249 2,895 11,604
11,158 0,129 1,490 0,086 Konsisten
0,060 0,658 10,931
0,091 1,034 11,403
0,049 0,524 10,616
0,034 0,352 10,343
0,158 1,907 12,093
0,214 2,572 12,033
0,108 1,258 11,644
0,022 0,231 10,353
0,014 0,153 10,559
1,000 11,584 111,579
Setelah diketahui nilai eigen vector untuk masing-masing KPI pada level II, seperti
langkah perhitungan stakeholder pada level 1, kemudian dicari nilai KPI untuk masing β
masing kriteria. Kriteria regulator mempunyai nlai CR = 0.086, dimana pada kriteria
tersebut nilai CR < 0.1 maka kuisioner untuk perbandingan masing-masing KPI pada level
II untuk stakeholder regulator dinyatakan valid atau konsisten.
4.3.5.3 Nilai Eigen Vector Pada Masing- Masing KPI
Nilai eigen vector pada perhitungan AHP ini nantinya digunakan untuk menentukan besarnya
bobot yang akan digunakan pada perhitungan objective matrix. Rekapitulasi nilai eigen vector
masing-masing stakehoder baik pada level satu maupun level dua dapat dilihat pada tabel 4.21
berikut.
56
Tabel 4.21 Nilai Eigen Vector masing-masing KPI
Kinerja Perusahaan
Stakeholder eigen
vektor
Pimpinan Perusahaan 0,47
Konsumen 0,22
Karyawan 0,18
Supplier 0,09
Regulator 0,04
KPI
eigen
vektor
I-1 0,08
I-2 0,06
I-3 0,30
I-4 0,19
I-5 0,13
I-6 0,13
I-7 0,04
I-8 0,02
I-9 0,03
I-10 0,02
C-1 0,15
C-2 0,07
C-3 0,08
C-4 0,25
C-5 0,10
C-6 0,04
C-7 0,03
C-8 0,20
C-9 0,01
C-10 0,02
C-11 0,05
E-1 0,04
E-2 0,03
E-3 0,20
E-4 0,22
E-5 0,01
E-6 0,02
E-7 0,14
E-8 0,08
E-9 0,05
E-10 0,13
E-11 0,07
S-1 0,09
S-2 0,06
57
Kinerja Perusahaan
Stakeholder eigen
vektor
S-3 0,03
S-4 0,19
S-5 0,28
S-6 0,15
S-7 0,01
S-8 0,02
S-9 0,11
S-10 0,05
R-1 0,25
R-2 0,06
R-3 0,09
R-4 0,05
R-5 0,03
R-6 0,16
R-7 0,21
R-8 0,11
R-9 0,02
R-10 0,01
4.3.7 Perhitungan OMAX dan Traffic Light System
Langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap indikator-indikator dalam
pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode OMAX. Metode OMAX ini
sendiri terdiri atas beberapa bagian yang dapat dilihat dalam matrik berikut :
Gambar 4.2 Objective Matrix
58
Keterangan :
a. Baris A adalah blok pendefinisian yang terdiri atas kriteria produktivitas dan tingkat
pencapaian kinerja (Performance) sekarang
1. Kriteria perspektif, yaitu indicator-indikator atau kriteria yang menjadi ukuran
persepektif yang akan diukur kinerjanya.
2. Performansi sekarang, yaitu nilai tiap perspektif berdasarkan pengukuran
terakhir.
b. Baris B adalah blok kualifikasi yang berisi sel-sel matrik.
Skala, yaitu angka-angka yang menunjukan tingkat performansi dari pengukuran
tiap kinerja perspektif. Terdiri dari bagian 0 sampai 10 semakin besar skor maka
semakin baik kriterianya, level tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Tingkat 0 : Tingkat terendah dari kinerja selama periode dasar.
b. Tingkat 3 : Hasil yang menunjukkan tingkat kinerja kelompok kerja.
c. Tingkat 10 : Tingkat realistis yang diharapkan dapat dicapai pada tahun-tahun
berikutnya. d.
c. Baris C terdiri atas baris skor, bobot, nilai dan indicator pencapaian.
1. Skor, yaitu nilai level dimana pengukuran berada.
2. Bobot, yaitu besarnya bobot dari tiap kriteria perspektif terhadap total kinerja.
3. Nilai, merupakan perkalian tiap skor dengan bobotnya.
Penilaian terhadap indikator-indikator pengukuran kinerja berdasarkan perhitungan
masing-masing tolak ukur diperoleh dengan cara mengalikan antara bobot dengan skor.
Contoh perhitungan untuk KPI I-1 ( ROI )
1. Perhitungan kenaikan setiap level pada KPI I-1
Level 0 = 8.5%
Level 3 = 9.58%
Level 10 = 14%
Kenaikan level 1 dan 2 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu :
πππ£ππ 3βπππ£ππ 0
3β0 =
9.58β8.5
3
= 0.36
Kenaikan level 4 sampai dengan level 9 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu:
πππ£ππ 10βπππ£ππ 3
10β3 =
14β9.58
7
59
= 0.63
2. Penentuan skor pada KPI I-1
Penetapan skor diperoleh dari nilai terdekat dari nilai performansi, contoh pada KPI
I-1 memiliki performance sebesar 11.99 nilai tersebut berada pada skor 7. Sehingga
skor yang digunakan untuk KPI I-1 adalah 7.
3. Perhitungan bobot pada KPI I-1
Bobot stakeholder pemilik : 0.47
Bobot KPI I-1 : 0.08
Total bobot pada KPI I-1 : 0.038
4.3.6.1 Perhitungan OMAX dan Traffic Lifght System Pada Masing-Masing KPI
a) Kriteria Pada Stakeholder Pimpinan Perusahaan
Hasil perhitungan OMAX pada kriteria pemilik dapat dilihat pada tabel 4.22 dibawah ini.
Tabel 4.22 Perhitungan OMAX Stakeholder Pimpinan Perusahaan
Kriteria
KPI
I-1
KPI I-
2
KPI
I-3
KPI
I-4
KPI
I-5
KPI
I-6
KPI
I-7
KPI
I-8
KPI
I-9
KPI I-
10
Performansi 11,99 126,76 95 14 64,9 70 0 95 2 24
10 14 140 100 18 70 12 0 100 2 24
9 13,36 136,45 98,58 17,74 67,06 21,48 0 98,58 2 24
8 12,73 132,89 97,15 17,45 64,1 30,9 0 97,15 2 24
7 12,1 129,33 95,72 17,16 61,14 40,32 0 95,72 2 24
6 11,47 125,77 94,29 16,87 58,18 49,74 0,01 94,29 2 24
Skor
performansi 5 10,84 122,21 92,86 16,58 55,22 59,16 0,34 92,86 2 24
4 10,21 118,65 91,43 16,29 52,26 68,58 0,67 91,43 2 24
3 9,58 115,09 90 16 49,3 78 1 90 2 24
2 9,22 105,72 86,66 13,66 46,52 82,66 1,34 88,34 2 22,66
1 8,86 96,36 83,33 11,33 43,76 87,33 1,67 86,67 2 21,33
0 8,5 87 80 9 41 92 2 85 2 20
Skor 6 6 6 2 8 4 7 6 10 10
Bobot 0,038 0,029 0,143 0,088 0,06 0,062 0,017 0,01 0,014 0,008
Nilai 0,227 0,174 0,858 0,176 0,483 0,249 0,118 0,062 0,141 0,076
Pada tabel telah dihitung performansi pada kriteria pimpinan perusahaan dimana
terdapat KPI I-1 sampai dengan KPI I-10. Pada KPI I-1 memiliki nilai performansi 6
dimana berada dalam zona warna kuning, kemudian untuk mendapatkan nilai dari KPI
60
I-1 maka skor akan dikalikan bobot sehingga dapat diketahui nilai KPI I-1 sebesar 0.227.
Kemudian untuk KPI I-2 performansinya berada di skor 6 di zona warna kuning dengan
nilai akhirnya sebesar 0.174. Performansi KPI I-3 berada di zona warna kuning, skor 6
dengan nilai akhirnya sebesar 0.858. Performansi KPI I-4 berada di zona warna merah
dengan skor 2 dan nilai akhirnya sebesar 0.176 sehingga menunjukkan performansi KPI
ini masih sangat buruk dan perlu adanya tindakan perbaikan. KPI I-5 memiliki skor
performansi sebesar 8, berada pada zona warna hijau dan nilai akhir sebesar 0.483.
Performansi KPI I-6 memiliki skor sebesar 4, berada di zona warna kuning dengan nilai
akhirnya sebesar 0.249. Performansi KPI I-7 memiliki skor sebesar 7, berada di zona
kuning dengan nilai akhir sebesar 0.118. Performansi KPI I-8 memiliki skor 6, berada
di zona warna kuning dan nilai akhirnya sebesar 0.062. Performansi KPI I-9 berada di
zona warna hijau dengan skor 10 dan nilai akhir sebesar 0.141. Performansi KPI I-10
berada di zona warna hijau dengan skor 10 dan nilai akhirnya sebesar 0.076.
b) Kriteria Pada Stakeholder Konsumen
Hasil perhitungan OMAX pada kriteria konsumen dapat dilihat pada tabel 4.23 dibawah
ini.
Tabel 4.23 Perhitungan OMAX Stakeholder Konsumen
Kriteria
KPI
C-1
KPI
C-2
KPI
C-3
KPI
C-4
KPI
C-5
KPI
C-6
KPI
C-7
KPI
C-8
KPI
C-9
KPI
C-10
KPI
C-11
Performansi 2,67 1 95 100 100 12 100 100 25 100 0
10 2,5 0 100 100 100 25 100 100 30 100 0
9 2,64 0,42 98,58 100 100 29,84 100 100 30 100 0,74
8 2,75 0,85 97,15 100 100 34,7 100 100 30 100 1,45
7 2,86 1,28 95,72 100 100 39,56 100 100 30 100 2,16
6 2,97 1,71 94,29 100 100 44,42 99,99 100 30 100 2,87
Skor
performansi 5 3,08 2,14 92,86 100 100 49,28 96,66 100 30 100 3,58
4 3,19 2,57 91,43 100 100 54,14 93,33 100 30 100 4,29
3 3,3 3 90 100 100 59 90 100 30 100 5
2 4,03 3,66 86,66 100 100 70 88,66 100 25 100 6,66
1 4,75 4,33 83,33 100 100 81 87,33 100 20 100 8,33
0 5,47 5 80 100 100 92 86 100 15 100 10
Skor 8 7 6 10 10 10 10 10 2 10 10
Bobot 0,032 0,0145 0,018 0,055 0,023 0,008 0,006 0,044 0,003 0,004 0,011
Nilai 0,256 0,101 0,110 0,552 0,229 0,078 0,063 0,437 0,006 0,0432 0,108
61
Pada tabel telah dihitung performansi pada kriteria konsumen dimana terdapat KPI
C-1 sampai dengan KPI C-11. Pada KPI C-1 memiliki nilai performansi 8 dimana
ditandai dengan warna hijau, kemudian untuk mendapatkan nilai dari KPI C-1 maka skor
akan dikalikan bobot sehingga dapat diketahui nilai KPI C-1 sebesar 0.256, kemudian
untuk KPI C-2 performansinya berada di zona kuning dengan skor sebesar 7, dan nilai
akhirnya sebesar 0.202. Performansi KPI C-3 memiliki skor sebesar 6, berada di zona
warna kuning dan nilai akhirnya sebesar 0.110. Performansi KPI C-4 sampai dengan C-
8 berturut-turut berada pada zona warna hijau dengan skor 10, dan masing-masing skor
berturut-turut yaitu 0.552, 0.229, 0.078, 0.063, dan 0.437. Performansi KPI C-9 berada
di skor 2 dengan zona warna merah dengan nilai akhir sebesar 0.006, sehingga dapat
dikatakan bahwa performansi KPI pada kriteria ini masih sangat buruk dan perlu
diperbaiki. Performansi KPI C-10 berada di zona warna hijau memiliki skor 10 dengan
nilai akhirnya sebesar 0.432. Performansi KPI C-11 berada di zona warna hijau memiliki
skor 10 dan nilai akhir sebesar 0.108.
c) Kriteria Pada Stakeholder Karyawan
Hasil perhitungan OMAX pada kriteria karyawan dapat dilihat pada tabel 4.24 dibawah
ini.
Tabel 4.24 Perhitungan OMAX Stakeholder Karyawan
Kriteria
KPI
E-1
KPI
E-2
KPI
E-3
KPI
E-4
KPI
E-5
KPI
E-6
KPI
E-7
KPI
E-8
KPI
E-9
KPI
E-10
KPI
E-11
Performansi 6 92 100 4 92 0,26 2 100 15,4 97,55 84,6
10 0 100 100 4 100 0 2 100 0 100 100
9 1,42 98 100 4 97,84 -3,7 2 100 2,6 99,5 97,4
8 2,85 96 100 4 95,7 -2,84 2 100 5,2 99 94,8
7 4,28 94 100 4 93,56 -1,98 2 100 7,8 98,5 92,2
6 5,71 92 100 4 91,42 -1,12 2 100 10,4 98 89,6
Skor
performansi 5 7,14 90 100 4 89,28 -0,26 2 100 13 97,5 87
4 8,57 88 100 4 87,14 0,6 2 100 15,6 97 84,4
3 10 86 100 4 85 0,6 2 100 18,2 96,5 81,8
2 11,34 80,66 100 3,34 83,66 0,71 1,66 93,34 18,74 95,25 81,26
1 12,67 75,33 100 2,67 82,33 0,82 1,33 86,67 19,27 94 80,73
0 14 70 100 2 81 0,93 1 80 19,8 92,75 80,2
Skor 6 6 10 10 6 5 10 10 4 5 4
Bobot 0,007 0,005 0,035 0,039 0,002 0,003 0,025 0,015 0,009 0,024 0,013
Nilai 0,043 0,032 0,354 0,389 0,014 0,017 0,254 0,146 0,036 0,119 0,052
62
Pada tabel telah dihitung performansi pada kriteria karyawan dimana terdapat
KPI E-1 sampai dengan KPI E-11. Pada KPI E-1 memiliki nilai performansi 6 dimana
ditandai dengan warna kuning, kemudian untuk mendapatkan nilai dari KPI E-1 maka
skor akan dikalikan bobot sehingga dapat diketahui nilai KPI E-1 sebesar 0.043.
Selanjutnya untuk KPI E-2 performansinya berada di zona warna kuning memiliki skor
6 dan nilai akhirnya sebesar 0.032. KPI E-3 memiliki nilai performansi skor 10, berada
di zona warna hijau dengan nilai akhirnya sebesar 0.354. Performansi KPI E-4 berada di
skor 10 dengan nilai akhirnya sebesar 0.389. KPI E-5 memiliki skor performansi sebesar
6, berada di zona warna kuning dan nilai akhir sebesar 0.014. Performansi KPI E-6
memiliki skor 5 dan berada di zona warna kuning dengan nilai akhirnya sebesar 0.017.
Performansi KPI E-7 dan E-8 berada di zona warna hijau memiliki skor 10 dengan nilai
akhir berturut-turut sebesar 0.254 dan 0.146. Performansi KPI E-9 berada di zona warna
kuning dan memiliki skor 4 dengan nilai akhirnya sebesar 0.036. Performansi KPI E-10
berada di skor 5 dan nilai akhir sebesar 0.119. KPI E-11 memiliki skor performansi
sebesar 4, berada di zona warna kuning dan nilai akhirnya sebesar 0.052.
d) Kriteria Pada Stakeholder Supplier
Hasil perhitungan OMAX pada kriteria karyawan dapat dilihat pada tabel 4.25 dibawah
ini.
Tabel 4.25 Perhitungan OMAX Stakeholder Supplier
Kriteria
KPI
S-1
KPI
S-2
KPI
S-3
KPI
S-4
KPI
S-5
KPI
S-6
KPI
S-7
KPI
S-8
KPI
S-9
KPI
S-10
Performansi 100 95 100 95 84 2,5 2 100 100 99
10 100 100 100 100 100 0 2 100 100 100
9 98,58 98,58 100 99,42 98,26 0,54 2 100 100 99,58
8 97,15 97,15 100 98,85 96,55 1,05 2 100 100 99,15
7 95,72 95,72 100 98,28 94,84 1,56 2 100 100 98,72
6 94,29 94,29 100 97,71 93,13 2,07 2 100 100 98,29
Skor
performansi 5 92,86 92,86 100 97,14 91,42 2,58 2 100 100 97,86
4 91,43 91,43 100 96,57 89,71 3,09 2 100 100 97,43
3 90 90 100 96 88 3,6 2 100 100 97
2 90 88 96,66 93,66 84 4,14 2 100 99,34 96,66
1 90 86 93,33 91,33 80 4,67 2 100 98,67 96,33
0 90 84 90 89 76 5,2 2 100 98 96
Skor 10 6 10 2 2 5 10 10 10 7
Bobot 0,008 0,006 0,003 0,018 0,025 0,014 0,001 0,002 0,010 0,005
63
Nilai 0,081 0,035 0,031 0,036 0,051 0,071 0,014 0,019 0,098 0,033
Pada tabel telah dihitung performansi pada kriteria supplier dimana terdapat KPI
S-1 sampai dengan KPI S-10. Pada KPI S-1 memiliki nilai performansi 10 dimana
ditandai dengan warna hijau, kemudian untuk mendapatkan nilai dari KPI S-1 maka skor
akan dikalikan bobot sehingga dapat diketahui nilai KPI S-1 sebesar 0.081. Kemudian
untuk KPI S-2 memiliki nilai performansi skor 6, berada di zona kuning dengan nilai
akhirnya sebesar 0.035. Performansi KPI S-3 memiliki skor sebesar 10, berada di zona
warna hijau dan nilai akhirnya sebesar 0.031. Performansi KPI S-4 dan S-5 berada pada
skor 2 dengan ditandai warna merah dimana masing-masing KPI memiliki nilai akhir
berturut-turut yaitu 0.036 dan 0.051, sehingga dapat dikatakan performansi untuk kedua
KPI ini sangat buruk dan perlu adanya perbaikan. Performansi KPI S-6 berada di skor 5,
dengan zona warna kuning dan nilai akhirnya sebesar 0.071. Performansi KPI S-7 berada
di skor 10, dengan zona warna hijau dan nilai akhir sebesar 0.014. Performansi KPI S-8
berada di skor 10 dengan nilai akhir sebesar 0.019. KPI S-9 memiliki nilai performansi
sebesar 10 dan nilai akhir sebesar 0.098. Performansi KPI S-10 berada di skor 7, berada
di zona warna kuning dan nilai akhirnya sebesar 0.033.
e) Kriteria Pada Stakeholder Regulator
Hasil perhitungan OMAX pada kriteria supplier dapat dilihat pada tabel 4.26 dibawah
ini.
Tabel 4.26 Perhitungan OMAX Stakeholder Regulator
Kriteria
KPI
R-1
KPI
R-2
KPI R-
3
KPI
R-4
KPI
R-5
KPI
R-6
KPI
R-7
KPI
R-8
KPI
R-9
KPI
R-10
Performansi 1,21 90 1841 9 100 331 10 100 100 2
10 1,2 100 1800 10 100 250 10 100 100 2
9 1,18 98,58 1759,84 9,74 100 246,16 10 100 100 2
8 1,15 97,15 1719,7 9,45 100 242,3 10 100 100 2
7 1,12 95,72 1679,56 9,16 100 238,44 10 100 100 2
6 1,09 94,29 1639,42 8,87 100 234,58 10 100 100 2
Skor
performansi 5 1,06 92,86 1599,28 8,58 100 230,72 10 100 100 2
4 1,03 91,43 1559,14 8,29 100 226,86 10 100 100 2
3 1 90 1519 8 100 223 10 100 100 2
2 0,99 88,34 1479,34 7 83,34 276 9,34 100 100 1,34
1 0,98 86,67 1439,67 6 66,67 329 8,67 100 100 0,67
0 0,97 85 1400 5 50 382 8 100 100 0
64
Skor 10 3 10 6 10 1 10 10 10 10
Bobot 0,010 0,002 0,004 0,002 0,001 0,006 0,009 0,004 0,001 0,001
Nilai 0,102 0,007 0,037 0,012 0,014 0,006 0,088 0,044 0,009 0,006
Pada tabel telah dihitung performansi pada kriteria regulator dimana terdapat KPI
R-1 sampai dengan KPI R-10. Pada KPI R-1 memiliki nilai performansi 10 dimana
ditandai dengan warna hijau, kemudian untuk mendapatkan nilai dari KPI R-1 maka skor
akan dikalikan bobot sehingga dapat diketahui nilai KPI R-1 sebesar 0.102. Selanjutnya
untuk KPI R-2 performansinya berada di skor 3 dengan warna indikator merah sehingga
bisa dikatakan performansi pada KPI ini sangat buruk dan perlu adanya perbaikan, nilai
akhirnya sebesar 0.007. Performansi KPI R-3 memiliki nilai sebesar 10, berada di zona
hijau dengan nilai akhirnya sebesar 0.037. KPI R-4 memiliki nilai performasi sebesar 6,
berada di zona warna kuning dan nilai akhirnya sebesar 0.012. Performansi KPI R-5
berada di zona warna hijau dengan skor 10 dan nilai akhir sebesar 0.014. Performansi
KPI R-6 hanya berada di skor 1 dengan warna indikator merah sehingga performasi pada
KPI ini juga masih buruk, dengan nilai akhirnya sebesar 0.006. Performansi KPI R-7
sampai dengan R-10 berada di skor 10 sehingga memiliki warna indikator hijau, dengan
masing-masing nilai akhir berturut-turut yaitu 0.088, 0.044, 0.009, dan 0.006.
65
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Analisis Strategi Objective dan Key Performance Indicator (KPI) Pada Perspektif
Performance Prism
Perancangan prism pada PT. Globalindo Intimates yang menjadi stakeholder ada 5, yaitu
pimpinan perusahaan, konsumen, karyawan, supplier, dan regulator. Dimana pada pimpinan
perusahaan di identifikasi satisfaction adalah peningkatan laba dan tingkat pengembalian
investasi. Hal ini dikarenakan untuk melihat seberapa besar kemajuan perusahaan. Kontribusi
didapatkan KPI penyediaan dan peningkatan investasi untuk mengetahui sejauh mana investor
menyediakan investasinya, kemudian pemberian saran dan masukan dari pimpinan perusahaan
agar dapat diketahui seberapa sering masukan yang diberikan oleh pimpinan perusahaan.
Sehingga didapatkan pada sisi strategi adalah prosentase produk terjual dan minimalisasi biaya
bahan baku untuk mengurangi biaya produksi. Pada sisi proses didapatkan meningkatkan
margin agar laba yang didapat dari penjualan produk akan semakin besar, kemudian yang
kedua yaitu pemesanan bahan baku agar lebih terjadwal. Pada sisi kapabilitas didapatkan
identifikasi pengendalian keuangan dan tingkat kepuasan pimpinan perusahaan. Pengendalian
keuangan untuk mengetahui yang dilakukan oleh perusahaan buruk atau baik dari banyaknya
perusahaan mengalami defisit keuangan.
Pada stakeholder konsumen didapatkan identifikasi sisi satisfaction adalah kualitas
produk underwear PT. Globalindo Intimates dimana KPI nya yaitu prosentase produk cacat
karena untuk mengukur seberapa baik produk yang keluar ke pasaran, melayani keluhan tepat
waktu dimana KPI nya adalah prosentase komplain dari konsumen, serta kepuasan pelanggan
dimana KPI nya tingkat kepuasan pelanggan. Pada sisi strategy kualitas produk yaitu menjaga
kualitas produk dimana KPI nya adalah pemeriksaan produk agar menjaga kualitas dari produk
yang dihasilkan, dan manajemen keluhan dimana KPI nya prosentase keluhan dilayani karena
presentase keluhan dapat dijadikan parameter seberapa cepat keluhan knsumen diproses. Pada
sisi proses adalah dengan pembaharuan alat produksi dimana KPI nya adalah jumlah pembelian
mesin baru karena banyaknya mesin dalam perusahaan juga perlu diperhatikan. Pada proses
66
pelayanan pelanggan dimana KPI nya adalah dengan tingkat layanan pelanggan. Kemudian
pada sisi kapabilitas didapatkan kriteria memeriksa produk jadi dengan KPI prosentase
pemeriksaan produk jadi, hal ini juga dilakukan demi menjaga kualitas mutu produk. Pada
costumer aquastion KPI nya adalah prosentase costumer aquastion untuk melihat seberapa
besar peningkatan jumlah konsumen baru.
Pada stakeholder karyawan satisfaction didapatkan lingkungan kerja yang nyaman dan
tidak terjadi kecelakaan saat bekerja. Didapatkan KPI pada lingkungan kerja yang nyaman
adalah jumlah karyawan yang puas dan nyaman dengan lingkungan. Pada tidak terjadi
kecelakaan saat pekerja didapatkan KPI dengan prosentase keluhan karyawan terhadap
jaminan sosial kecelakaan kerja yang menandakan adanya jaminan keselamatan kerja
diperusahaan baik. Sedangkan KPI pada peraturan karyawan yaitu tingkat kesesuaian peraturan
karyawan. Pada sisi strategy didapatkan dengan membuat 5S dan pelatihan karyawan. Pada
membuat 5S KPI adalah prosentase 5S dipatuhi oleh karyawan, dimana untuk mengetahui
parameter lingkungan kerja yang baik dan nyaman. Pada pelatihan karyawan didapatkan KPI
dengan pelatihan karyawan dilakukan, dimana untuk melihat perusahaan sudah melakukan
perencanaan pelatihan karyawan yang baik atau belum. Pada sisi process didapatkan kriteria
membuat K3 pada karyawan dan pemberian pelatihan. Pada membuat K3 pada karyawan
didapatkan KPI dengan mengetahui accident karyawan, sedangkan pada pemberian pelatihan
didapatkan KPI yaitu frekuensi pemberian pelatihan untuk mengetahui seberapa sering
perusahaan melakukan pelatihan. Pada kapabilitas didapatkan tata tertib pengendalian K3 dan
membuat peraturan. Pada pengendalian K3 KPI nya adalah prosentase karyawan
mengimplementasikan K3, sedangkan pada membuat peraturan dan tata tertib didapatkan KPI
dengan mengetahui jumlah pelanggaran yang terjadi, dimana untuk mengetahui sejauh mana
kedisiplinan karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Pada kontribusi yaitu dengan
produktivitas karyawan dan kedisiplinan karyawan. Pada produktivitas karyawan diperoleh
KPI dengan tingkat produktivitas, lalu pada kedisiplinan karyawan diperoleh KPI tingkat
kedisiplinan karyawan.
Pada stakeholder supplier, satisfaction yang didapatkan adalah kelangsungan kerja
sama yang baik dan penigkatan jumlah pembelian. Pada kelangsungan kerja yang baik
diperoleh KPI prosentase pembayaran tepat waktu, dimana untuk melihat seberapa tepat
perusahaan membayar kewajiban kepada pemasok. Kemudian pada peningkatan jumlah
pembelian KPI nya adalah prosentase peningkatan jumlah pembelian, dimana untuk melihat
seberapa besar perusahaan membutuhkan pasokan dari pemasok. Sisi strategy yang didapatkan
adalah menjaga komunikasi dan tingkat pemenuhan baku produksi. Pada menjaga komunikasi
67
KPI nya adalah prosentase kewajiban dipenuhi, untuk melihat apakah perusahaan memenuhi
kewajiban dengan baik. Pada tingkat pemenuhan bahan baku KPI nya adalah prosentase tingkat
pemenuhan bahan baku. Pada sisi process didapatkan kualitas bahan baku dan membuat
standar mutu produk. Pada standar mutu produk KPI nya adalah mengatur perencanaan
pemesanan perusahaan agar lebih efektif dan efisien. Pada kualitas bahan baku didapatkan KPI
nya adalah prosentase material cacat, untuk mengetahui kualitas material yang dikirim. Pada
sisi kapabilitas didapatkan kriteria keahlian pegawai dan pengecekan kualitas bahan. Pada
keahlian pegawai didapatkan KPI dengan jumlah pegawai ahli. Pada pengecekan kualitas
bahan KPI nya adalah memberikan informasi stok dan bahan. Pada sisi kontribusi didapatkan
pengiriman tepat waktu dan ketersediaan material. Pada pengiriman tepat waktu KPInya adalah
pengiriman yang tepat waktu, untuk melihat seberapa besar ketepatan pengiriman bahan baku.
Pada ketersediaan material didapatkan KPI nya adalah tingkat kesesuaian material.
Pada stakeholder regulator, satisfaction nya adalah penyediaan lapangan pekerjaan dan
kepuasan masyarakat. Pada penyediaan lapangan pekerjaan KPI nya adalah jumlah lapangan
kerja tersedia untuk mengetahui berapa lapangan kerja yang disediakan oleh perusahaan,
sedangkan pada kepuasan masyarakat KPI nya adalah tingkat kepuasan masyarakat. Pada sisi
strategy didapatkan kriteria pemberdayaan masyarakat dan memberikan aktivitas sosial. Pada
pemberdayaan masyarakat KPI nya adalah jumlah masyarakat diperbedayakan, sedangkan
pada aktivitas sosial KPI nya adalah tingkat aktivitas sosial dimana untuk mengukur
keterlibatan perusahaan terhadap lingkungan sosial sekitarnya. Pada sisi process didapatkan
kriteria program pelatihan dan perekrutan masyarakat sekitar. Pada program pelatihan
didapatkan KPI nya adalah prosentase jumlah pelatihan. Pada perekrutan masyarakat sekitar
KPI nya adalah dengan jumlah perekrutan, untuk mengetahui seberapa banyak perekrutan yang
dilakukan oleh perusahaan tiap periodenya. Pada sisi kapabilitas didapatkan pelekasanaan
program CSR dan manajemen hubungan masyarakat. Pada pelaksanaan program CSR KPI nya
adalah dengan jumlah pelaksanaan program CSR, dimana untuk melihat apakah program CSR
yang sudah direncanakan benar-benar dijalankan oleh perusahaan. Pada manajemen hubungan
masyarakat KPI nya adalah dengan menjaga citra positif di perusahaan. Pada sisi kontribusi
adalah memberikan penyuluhan dan memberikan ijin usaha. Pada memberikan penyuluhan
KPI nya adalah dengan jumlah penyuluhan dilakukan, dimana untuk mengetahui jumlah
penyuluhan kepada perusahaan dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Pada memberikan
ijin usaha KPI nya adalah dengan prosentase ijin diberikan, untuk mngetahui apakah
pemerintah memberikan dukungan kepada perusahaan.
68
5.2 Pembobotan KPI dengan AHP
Pada perhitungan AHP pada level 1 yaitu pada level stakeholder didapatkan eigen vector pada
stakeholder pimpinan perusahaan yaitu sebesar 0.470 pada stakeholder konsumen sebesar
0.219, stakeholder karyawan sebesar 0.179, stakeholder supplier sebesar 0.092 dan pada
stakeholder regulator sebesar 0.041, dengan nilai CR sebesar 0.078 maka data tersebut
konsisten.
Pada perhitungan AHP level 2 yaitu perhitungan pada masing-masing kriteria KPI.
Pada stakeholder pimpinan perusahaan didapatkan nilai eigen vector pada ROA sebesar 0.081,
pada ROI sebesar 0.062, pada prosentase produk terjual sebesar 0.305, pada prosentase biaya
bahan baku turun sebesar 0.188, pada prosentase margin ditingkatkan sebesar 0.128, pada
jumlah pemesanan bahan baku sebesar 0.132, pada jumlah keuangan defisit sebesar 0.036, pada
tingkat kepuasan pimpinan perusahaan sebesar 0.022, pada jumlah investasi diberikan sebesar
0.030, dan saran diberikan sebesar 0.016. pada perhitungan ini didapatkan hasil CR sebesar
0.055 yang berarti konsisten.
Pada stakeholder konsumen didapatkan nilai eigen vector pada prosentase produk cacat
sebesar 0.146, pada prosentase kompain dari konsumen sebesar 0.066, pada tingkat kepuasan
konsumen sebesar 0.084, pada pemeriksaan produk in process sebesar 0.252, pada prosentase
keluhan dilayani sebesar 0.105, pada jumlah mesin baru sebesar 0.036, pada tingkat layanan
pelanggan sebesar 0.029, pada pemeriksaaan produk jadi sebesar 0.200, pada prosentase
customer acquisition sebesar 0.014, pada prosentase masukan diberikan sebesar 0.020, serta
pada jumlah keluhan masuk sebesar 0.049. Nilai CR pada stakeholder konsumen yaitu 0.010,
maka data tersebut berarti konsisten.
Pada stakeholder karyawan didapatkan nilai eigen vector pada prosentase keluhan
karyawan sebesar 0.042, prosentase karyawan puas sebesar 0.032, pada tingkat kesesuaian
peraturan sebesar 0.193, jumlah pelatihan karyawan sebesar 0.220, pada prosentase 5s dipatuhi
sebesar 0.014, prosentase kecelakaan kerja sebesar 0.021, pada frekuensi pemberian pelatihan
sebesar 0.142, prosentase pengimplementasian K3 sebesar 0.080, pada jumlah pelanggaran
yang terjadi sebesar 0.054, pada tingkat produktivitas karyawan sebesar 0.127, pada tingkat
kedisiplinan karyawan sebesar 0.075. Nilai CR pada stakeholder konsumen yaitu 0.054, maka
data tersebut berarti konsisten.
Pada stakeholder supplier didapatkan nilai eigen vector pada prosentase pembayaran
tepat waktu sebesar 0.088, prosentase peningkatan jumlah pembelian sebesar 0.062, prosentase
kewajiban dipenuhi sebesar 0.034, prosentase pemenuhan bahan baku sebesar 0.193, pada
69
mengatur perencanaan pemesanan sebesar 0.276, prosentase material cacat sebesar 0.154, pada
jumlah pegawai ahli sebesar 0.015, pada stok bahan pemesanan sebesar 0.021, prosentase
pengiriman tepat waktu sebesar 0.107, serta pada material tersedia sebesar 0.050. Nilai CR
pada stakeholder supplier yaitu 0.080, maka data tersebut berarti konsisten.
Pada stakeholder regulator didapatkan nilai eigen vector pada jumlah lapangan kerja
tersedia sebesar 0.249, tingkat kepuasan regulator sebesar 0.060, pada jumlah masyarakat yang
diberdayakan sebesar 0.091, pada jumlah aktivitas sosial sebesar 0.049, prosentase jumlah
pelatihan sebesar 0.034, pada jumlah perekrutan pegawai sebesar 0.158, pada jumlah
pelaksaaan program CSR sebesar 0.214, menjaga citra positif sebesar 0.108, pada prosentase
ijin diberikan sebesar 0.022, serta pada jumlah penyuluhan pelatihan sebesar 014. Nilai CR
pada stakeholder regulator yaitu 0.086, maka data tersebut berarti konsisten.
5.3 Perhitungan Value Total dan Index Perbaikan
Dimana dalam perhitungan nilai value pada perfomance prism telah diperoleh nilai value pada
pimpinan perusahaan didapatkan sebesar 2.564, pada konsumen didapatkan nilai sebesar 1.983,
pada karyawan didapatkan nilai sebesar 1.457, pada supplier didapatkan nilai sebesar 0.468,
dan pada regulator didapatkan nilai sebesar 0.327, maka total value didapatkan sebesar 6.799
yang mana total ini berada pada kisaran 3.01 β€ 6.799 β€ 8.00 sehingga dapat dikatakan bahwa
kinerja PT. Globalindo Intimates cukup baik. Dengan perhitungan index perbaikan seperti
dibawah ini.
Indeks perbaikan = πππ‘ππ π£πππ’π β ππππ£πππ’π π£πππ’π
ππππ£πππ’π π£πππ’π x 100%
= 6.799β3
3x 100% = 126, 63%
Karena hasil index perbaikan sebesar 126,63 > 100 maka kinerja perusahaan bisa
dikatakan bernilai positif, yang berarti kinerja perusahaan ini menunjukkan peningkatan
kinerja. Pada metode traffic light system, diketahui terdapat 27 KPI yang berada pada warna
hijau, 19 KPI yang berada pada warna kuning, dan 6 KPI yang berada pada warna merah.
5.4 Rekomendasi Perbaikan KPI
Dari 52 KPI yang terbentuk terdapat 3 KPI yang berada pada kategori kuning dengan tingkat
performansi paling rendah, dan 6 KPI yang berada pada kategori merah. KPI yang
mendapatkan nilai performansi rendah antara lain KPI I-4, KPI I-6, KPI C-9, KPI E-9, KPI E-
11, KPI S-4, KPI S-5, KPI R-2, dan KPI R-6.
70
Untuk KPI I-4 prosentase biaya bahan baku turun, perlu dilakukan dengan cara
mendapatkan bahan baku dengan kualitas baik tapi dengan harga yang lebih rendah, dengan
begitu biaya produksi dapat lebih ditekan. Kemudian KPI I-6 mengenai jumlah pemesanan
bahan baku, bisa dilakukan pengendalian bahan baku dengan menerapkan metode EOQ
(Economic Order Quantity) untuk mengetahui kuantitas optimal setiap kali pembelian bahan
baku dan menerapkan ROP untuk mengetahui titik waktunya mengadakan pemesanan kembali.
Untuk KPI C-9 tentang prosentase customer acquisition, dapat dilakukan dengan cara
menerapkan metrik retention yang mana bisa membantu perusahaan dalam memecahkan fokus
apakah ingin menggaet pelanggan baru atau tetap mempertahankan pelanggan lama,
dikarenakan terkadang biaya yang diperlukan untuk mencari pelanggan baru bisa lebih tinggi
dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan.
Pada KPI E-9 dan E-11 tentang jumlah pelanggaran yang terjadi dan tingkat
kedisiplinan karyawan, bisa dilakukan perbaikan dengan cara menerapkan peraturan yang lebih
ketat lagi terhadap pegawai agar lebih disiplin, bisa juga menambahkan sanksi yang tegas
kepada pelanggaran dengan tingkat tertentu.
Kemudian untuk KPI S-4 mengenai prosentase tingkat pemenuhan bahan baku dapat
menggunakan metode SCM (Supply Chain Management), dimana metode ini dapat diterapkan
pada perbaikan pola distribusi material yang lebih baik, sehingga perusahaan memiliki
ketersediaan bahan baku yang baik. Selanjutnya pada KPI S-5 tentang mengatur perencanaan
pemesanan bisa dilakukan dengan menerapkan metode EOQ yang merupakan model
persediaan yang cukup sederhana.
KPI R-2 tentang tingkat kepuasan regulator, bisa dilakukan perbaikan melakukan
komunikasi yang lebih baik dan menjaga hubungan kepada regulator atau dalam hal ini bisa
pemerintah maupun masyarakat sekitar. Selanjutnya KPI R-6 mengenai jumlah perekrutan,
mungkin lebih kepada menekan jumlah rekrutmen yang berlebihan sesuai dengan kebutuhan
agar angka turnover karyawan tidak tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara rekrut kandidat
yang tepat dari awal, mengatur kompensasi dan tunjangan yang setimpal, memperhatikan
kebutuhan karyawan, serta tingkatkan keterlibatan karyawan misal dalam interaksi sosial dan
penghargaan.
71
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan pada PT. Globalindo Intimates diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kinerja PT. Globalindo Intimates berada pada capaian yang cukup baik dengan total
value sebesar 6.799, dengan indeks performansi sebesar 126,63% yang menunjukkan
peningkatan performansi dari tahun sebelumnya. Dari 52 KPI yang terbentuk terdapat
27 KPI yang berada pada warna hijau, 19 KPI yang berada pada warna kuning, dan 6
KPI yang berada pada warna merah.
2. Dari identifikasi KPI yang dilakukan pada PT. Globalindo Intimates terdapat 52 KPI,
dimana stakeholder pimpinan perusahaan memiliki 10 KPI, stakeholder konsumen
memiliki 11 KPI, stakeholder karyawan memiliki 11 KPI, stakeholder supplier
memiliki 10 KPI, serta stakeholder regulator memiliki 10 KPI.
3. Rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan kepada KPI yang berada pada kategori
kuning dengan nilai performansi rendah dan kategori merah antara lain, mendapatkan
bahan baku dengan harga lebih rendah, menerapkan sistem EOQ dan ROP, menerapkan
metrik retention, penerapan sanksi yang lebih bijak dan tegas dengan tingkat
pelanggaran tertentu, menerapkan metode SCM, menjaga hubungan yang baik dengan
regulator, serta menekan angka rekrutmen pegawai sesuai dengan kebutuhan.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada PT. Globalindo maupun kepada
penelitian yang akan dilakukan selanjutnya yaitu :
1. Melakukan pengukuran kinerja secara periodik agar data kinerja dan KPI yang ada bisa
disesuaikan dengan kondisi yang paling baru.
2. Menerapkan rekomendasi yang telah diberikan oleh peneliti yang mempertimbangkan
berdasarkan tingkat kategori kepentingan.
72
3. Agar dilakukan penelitian-penelitian serupa dengan metode pengukuran kinerja yang
lebih baik dikemudian hari.
73
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A. M., (2010). Analisa dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode
Performance Prism dan Metode Fuzzy AHP. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Arianto, E. Z., & Partiwi, S. G. (2012). Analisa Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan
Metode Performance Prism. Jurnal Teknik Industri, 50-66.
Fitri, A dan Nina, A. (2011). Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode Objective
Matrix. Jurnal Teknik dan Manajemen Industri, 150-158.
Husein. (2002). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada
Bagian Produksi CV. EPSILON Bandung. Jurnal Strategic, 59-72.
Mahsun, M., 2006. pengukuran kinerja sektor publik. BPFE=Yogyakarta. Yogyakarta.
Mardiono, L., et al. 2011. Pengukuran Kinerja Menggunakan Model Performance Prism (Studi
Kasus di Perusahaan Makanan). Proceedings National Industrial Engineering
Conference (NIEC-6), 108-115
Neely, A.D, & Adams, C. (2000). The Performing Prism in Practice, Centre for Business
Performance, Cranfield School of Management, UK.
Nurjaman, S. (2013). Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard. Trikonomika,
113-124.
Parang, J. (1999). Analisis Produktivitas Stasiun Proses Pemurnian Nira Menggunakan Metode
Objective Matrix. 1-14.
Saaty, Thomas L., 1990. How to make a decision: the analytic hierarchy process.
Saaty, Thomas L., (1999). How to Make a Decision: The Analytic Hierarchy Process. European
Journal of Opeation Research. 48, 9-26.
Sidiki, A. P., Mangantar, M., & Mekel, P. A. (2014). Perbandingan Kinerja Keuangan Pada
Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bei Khususnya PT. Gudang Garam, Tbk Dan PT.
HM. Sampoerna, Tbk. Jurnal EMBA, 2, 808-816.
Suliantoro, H., & Nugrahani, D. (2015). Pengukuran dan evaluasi kinerja supply chain dengan
menggunakan pendekatan balanced scorecard-analytical network process (BSC-ANP)
di PT. Madubaru Yogyakarta. Prosiding SNST (hal. 17-23). Semarang: Fakultas Teknik
Universitas Wahid Hasyim.
74
Susetyo, J., & Sabakula, A. (2014). Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Balanced
Scorecard Dan Integrated Performance Measurement System (IPMS). Jurnal
Teknologi, 7(1), 56-63.
Sutanto, M. R., & Sumarauw, J. S. (2014). Evaluasi Kinerja Sistem Logistik Pada Perusahaan
Vulkanisir UD. Sumber Ban, Tateli. Jurnal EMBA, 2(3), 588-596.
Vanany, I., & Tanukhidah, D. (2014). Perancangan Dan Implementasi Sistem Pengukuran
Kinerja Dengan Metode Performance Prism. Jurnal Teknik Industri, 148-155.
75
LAMPIRAN