usulan perbaikan kinerja perusahaan (kpi) dengan

89
USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN METODE OMAX DI PT. GLOBALINDO INTIMATES KLATEN JAWA TENGAH TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Nama : Sugeng Priyo Wibowo No. Mahasiswa : 13522176 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2017

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN METODE OMAX

DI PT. GLOBALINDO INTIMATES KLATEN JAWA TENGAH

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Nama : Sugeng Priyo Wibowo

No. Mahasiswa : 13522176

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2017

Page 2: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Demi Allah, saya akui bahwa karya ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali kutipan

dan ringkasan yang setiap salah satunya telah saya jelaskan sumbernya. Jika

dikemudianhari ternyata terbukti pengakuan saya ini tidak benar dan melanggar peraturan

yang sah dalam karya tulis dan hak kekayaan intelektual maka saya bersedia ijazah yang

telah saya terima untuk ditarik oleh Universitas Islam Indonesia.

Yogyakarta, 16 Februari 2018

Sugeng Priyo Wibowo

13522176

Page 3: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

iii

SURAT BUKTI PENELITIAN

DARI PT GLOBALINDO INTIMATES KLATEN

Page 4: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

iv

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN METODE OMAX

DI PT. GLOBALINDO INTIMATES KLATEN JAWA TENGAH

TUGAS AKHIR

Oleh:

Nama : Sugeng Priyo Wibowo

NIM : 13 522 176

Fak/Jurusan : FTI/Teknik Industri

Yogyakarta, 16 Februari 2018

Menyetujui

Dr. Ir. Elisa Kusrini, MT., CPIM.

Page 5: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN METODE OMAX

DI PT. GLOBALINDO INTIMATES KLATEN JAWA TENGAH

TUGAS AKHIR

Oleh:

Nama : Sugeng Priyo Wibowo

NIM : 13 522 176

Fak/Jurusan : FTI/Teknik Industri

Telah dipertahankan di depan sidang penguji sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata-1 Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta, Januari 2018

Tim Penguji

Dr. Ir. Elisa Kusrini, MT., CPIM.

Ketua

1 Ir. Hudaya, M.M.

Anggota I

2 Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng

Anggota II

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Industri

Universitas Islam Indonesia

Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng

Page 6: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan Kenikmatan,

Kesehatan serta Kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini

Terimakasih untuk kedua orang tua yang sangat saya sayangi, adik-adik serta keluarga

besar yang selalu mendoakan setiap waktu, memberikan kasih sayang, nasihat, motivasi

dan dukungan

Yang terhormat Ibu Elisa Kusrini yang dengan sabar memberikan bimbingan dalam

melakukan penyusunan penelitian ini

Page 7: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

vii

MOTTO

β€œMaka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

(QS Ar-Rahman: 13)

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan

bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”.

(QS Al-Baqarah: 152)

Perbanyaklah mengingat Allah, karena itu adalah obat. Jangan buat dirimu terlalu

banyak mengingat manusia, karena itu adalah penyakit.

(Sugeng Priyo Wibowo)

Page 8: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa tercurahkan kehadirat Allah SWT,

berkat segala rahmat serta hidayah-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan pengikutnya hingga

akhir zaman, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

β€œUSULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN METODE OMAX

DI PT. GLOBALINDO INTIMATES KLATEN JAWA TENGAH” dengan baik.

Adapun Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi

untuk dapat menyelesaikan studi Strata-1 pada jurusan Teknik Industri Fakultas

Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia.

Dalam penyelesaian penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari dukungan, bantuan,

dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah memberikan

dukungan secara langsung maupun tidak langsung, Semoga Laporan Tugas Akhir ini bisa

bermanfaat dan penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs., Imam Djati Widodo M.Eng.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknologi

Industri Universitas Islam Indonesia.

2. Bapak Yuli Agusti Rochman, ST., M.Eng selaku Ketua Prodi Teknik Industri

Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.

3. Ibu Dr. Ir. Elisa Kusrini, MT., CPIM. selaku pembimbing Laporan Tugas Akhir yang

telah memberikan ilmu, motivasi, serta bimbingan dalam penyusunan ini.

4. Kedua orang tua, Bapak Tri Martono dan Ibu Sumiyati untuk segala doa, dukungan,

nasihat dan motivasi.

5. Kepada adik saya, serta keluarga besar yang selalu memberikan doa dan dukungan.

6. PT Globalindo yang telah memberikan izin sebagai tempat penelitian.

7. Ibu Puji, Mbak Lastri, Mbak Anita selaku pembimbing lapangan.

Page 9: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

ix

8. Sahabat seperjuangan saya Jatu Sandyakalaning, Imam Kurniawan, Wahyu

Wijanarko, Muhammad Fariz Hadian, Nindita Rahman, untuk segala dukungan dan

kebersamaan selama ini.

9. Teman-teman Kost Keluarga yang telah memberikan dukungan dan menemani

penulis selama ini.

10. Teman-teman Cangcimeng yang telah memberikan dukungan dan menemani penulis

selama ini.

11. Teman-teman Pejuang Skripsi yang selalu menemani dan memberikan semangat

kepada penulis.

12. Seluruh teman-teman seperjuangan mahasiswa Teknik Industri angkatan 2013 yang

telah menemani mencapai kesuksesan, Amin Ya Rabbal Alamin.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak

yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini. Penulis

menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis

mohon kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan

penulisan dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat digunakan sebagai mana mestinya serta

berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 16 Februari 2018

Sugeng Priyo Wibowo

Page 10: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

x

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada PT. Globalindo Intimates, yang bertujuan untuk

menentukan indikator-indikator atau kriteria yang mempengaruhi tingkat kinerja perusahaan

serta mengukur dan menentukan adanya peningkatan atau penurunan tingkat kinerja yang

terjadi pada PT. Globalindo Intimates.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Performance Prism yang

bertujuan untuk menentukan indikator-indikator atau yang disebut dengan key performance

indicator (KPI). Analytical Hierachy Process dilakukan melalui pembobotan masing-masing

KPI dan Objective Matrix untuk mengukur tingkat kinerja.

Rancangan pengukuran kinerja menunjukkan bahwa stakeholder PT. Globalindo

Intimates meliputi; pimpinan perusahaan, konsumen, karyawan, supplier, dan regulator.

Sistem pengukuran kinerja memuat 52 KPI yang meliputi stakeholder pimpinan perusahaan

memiliki 10 KPI, stakeholder konsumen memiliki 11 KPI, stakeholder karyawan memiliki

11 KPI, stakeholder supplier memiliki 10 KPI, serta stakeholder regulator memiliki 10 KPI.

Dari perhitungan Objective Matrix menunjukkan nilai total untuk semua KPI sebesar 6.799

dan indeks perbaikannya sebesar 126,63%. Hasil pengukuran ini menjadi landasan tolak ukur

pihak PT. Globalindo Intimates untuk mengevaluasi dan menentukan rencana kerja

perbaikan.

Kata kunci : Pengukuran Kinerja, Performance Prism, Analytical Hierarchy Process,

Objective Matrix

Page 11: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

xi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................................... ii

SURAT BUKTI PENELITIAN .................................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...............................................................iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................vi

MOTTO ..................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

ABSTRAK .................................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3

1.4 Batasan Masalah ............................................................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5

2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 5

2.2 Kinerja ............................................................................................................ 7

2.3 Performance Prism ......................................................................................... 8

2.4 AHP (Analytical Hierarchy Process) ........................................................... 12

2.5 OMAX dan Traffic Light System .................................................................. 15

2.6 Key Performance Indicator .......................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 18

3.1. Rancangan Penelitian.................................................................................... 18

3.2. Objek Penelitian ........................................................................................... 18

3.3. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 18

3.4. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 19

3.5. Pengujian Instrument Penelitian ................................................................... 20

3.6. Diagram Alur Penelitian ............................................................................... 22

BAB IV PENGOLAHAN DATA ............................................................................... 23

4.1 Gambaran Umum ......................................................................................... 23

4.1.1 Profil PT Globalindo ................................................................................ 23

4.1.2 Visi dan Misi PT. Globalindo .................................................................. 24

4.2 Pengumpulan Data ........................................................................................ 24

4.2.1 Data Observasi ......................................................................................... 24

4.3 Pengolahan Data ........................................................................................... 25 4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 25

4.3.2 Identifikasi Satisfaction dan Contribution ............................................... 30

Page 12: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

xii

4.3.3 Identifikasi Lima Sisi Perfomance Prism dan Key Performance Indicator

pada Masing-Masing Stakeholder ............................................................ 37

4.3.4 Pengukuran Kinerja Terhadap Masing-Masing Stakeholder ................... 41

4.3.5 Data Key Performance Indicator ............................................................. 47

4.3.6 Pembobotan KPI dengan Menggunakan Analytical Hierachy Process

(AHP) ....................................................................................................... 49

4.3.7 Perhitungan OMAX dan Traffic Light System ......................................... 57

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................ 65

5.1 Analisis Strategi Objective dan Key Performance Indicator (KPI) Pada

Perspektif Performance Prism ...................................................................... 65

5.2 Pembobotan KPI dengan AHP ..................................................................... 68

5.3 Perhitungan Value Total dan Index Perbaikan ............................................. 69

5.4 Rekomendasi Perbaikan KPI ........................................................................ 69

BAB VI PENUTUP .................................................................................................... 71

6.1 Kesimpulan ................................................................................................... 71

6.2 Saran ............................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 73

LAMPIRAN ................................................................................................................ 75

Page 13: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Matrik Perbandingan Berpasangan..........................................................13

Tabel 2.2 Nilai Index Random..............................................................................................14

Tabel 4.1 Data Obesrvasi......................................................................................................24

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Karyawan...................................................26

Tabel 4.3 Tabel Reliabilitas Kuesiner Karyawan.................................................................30

Tabel 4.4 Tabel Hasil Reliabilitas Kuesiner Karyawan........................................................30

Tabel 4.5 Tabel Kepuasan dan Kontribusi Stakeholder...................................................... 35

Tabel 4.6 Rancangan KPI Pimpinan Perusahaan................................................................ 37

Tabel 4.7 Rancangan KPI Konsumen.................................................................................. 38

Tabel 4.8 Rancangan KPI Karyawan....................................................................................39

Tabel 4.9 Rancangan KPI Supplier.......................................................................................40

Tabel 4.10 Rancangan KPI Regulator...................................................................................41

Tabel 4.11 Data Key Performance Indicator........................................................................47

Tabel 4.12 Skala Penilaian AHP...........................................................................................49

Tabel 4.13 Perhitungan AHP................................................................................................50

Tabel 4.14 Nilai Matriks Baru..............................................................................................51

Tabel 4.15 Perhitungan Nilai AHP.......................................................................................51

Tabel 4.16 Perhitungan AHP Stakehlder Pimpinan Perusahaan..........................................52

Tabel 4.17 Perhitungan AHP Stakehlder Konsumen...........................................................53

Tabel 4.18 Perhitungan AHP Stakehlder Karyawan............................................................54

Tabel 4.19 Perhitungan AHP Stakehlder Supplier...............................................................54

Tabel 4.20 Perhitungan AHP Stakehlder Regulator.............................................................55

Tabel 4.21 Nilai Eigen Vector Masing-Masing KPI............................................................56

Tabel 4.22 Perhitungan OMAX Stakeholder Pimpinan Perusahaan...................................59

Tabel 4.23 Perhitungan AHP Stakeholder Konsumen.........................................................60

Tabel 4.24 Perhitungan AHP Stakeholder Karyawan..........................................................61

Tabel 4.25 Perhitungan AHP Stakeholder Supplier.............................................................62

Tabel 4.26 Perhitungan AHP Stakeholder Regulator...........................................................63

Page 14: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lima Facet Performance Prism ......................................................................8

Gambar 2.2 Ruang Lingkup Model Performance Prism.....................................................9

Gambar 2.3 Struktur Hierarki AHP.....................................................................................12

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian..................................................................................22

Gambar 4.1 Logo Perusahaan .............................................................................................24

Gambar 4.2 Objective Matrix .............................................................................................57

Page 15: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri manufaktur merupakan salah satu bidang industri yang turut bersaing di kancah

perekonomian global. Industri merupakan suatu kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, yaitu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik (Sidiki et al., 2014). Di

Indonesia sendiri, telah berdiri berbagai jenis perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.

Salah satu sektor industri yang sangat menunjang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di

Indonesia adalah sektor industri garment, salah satunya yaitu PT. Globalindo Intimates. PT.

Globalindo Intimates merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang garment

pakaian dalam wanita, dengan sistem produksi make to order yaitu perusahaan akan

menyelesaikan produk sesuai dengan permintaan dari buyer (style, warna, ukuran, dan lain –

lain) jika menerima pesanan dari buyer brand dan semua hasil produksi semua di ekspor tidak

untuk dijual didalam negeri. PT. Globalindo Intimates telah menghasilkan produk yang cukup

baik dalam bekerja sama dengan brand – brand luar. Untuk tetap dapat mempertahankannya

di tengah persaingan global saat ini harus mampu meningkatkan kualitas sesuai dengan

tuntutan buyer.

Semakin meningkatnya persaingan di dunia industri mengakibatkan para manajer dari

industri perlu memainkan peranan yang benar dalam sistem industri manufaktur tersebut.

Susanto & Sumarauw (2014) mengatakan bahwa esensi dari persaingan terletak pada

bagaimana perusahaan mengimplementasikan proses dalam menghasilkan produk baik, barang

atau jasa yang lebih baik, lebih murah dan cepat dibanding pesaingnya, untuk itu sebuah

perusahaan harus dapat memperbaiki kinerja karyawannya agar dapat terus bersaing dan

mengalami kemajuan.

Pengukuran kinerja yang telah banyak diterapkan oleh perusahaan yaitu dengan

menggunakan metode balanced scorecard yang hanya mengidentifikasi stakeholder hanya dari

sisi stakeholder dan customer saja. Stakeholder yang diukur dengan metode balanced

Page 16: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

2

scorecard ini belum dapat mencakup semua stakeholder, sehingga belum cukup sebagai dasar

untuk mengukur kinerja perusahaan. Maka dari itu diperlukan suatu metode pengukuran

kinerja yang dapat mengidentifikasi seluruh stakeholder perusahaan.

Untuk memperbaiki keadaan yang demikian, maka muncul pengukuran-pengukuran

seperti tingkat kepuasan konsumen, pengembangan organisasi, dan lain sebagainya. Salah satu

metode yang dapat digunakan dalam sistem pengukuran kinerja tersebut yaitu performance

prism. Performance Prism merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang menggambarkan

kinerja organisasi sebagai bangun 3 dimensi yang memiliki 5 bidang sisi, yaitu kepuasan

stakeholder, strategi, proses, kapabilitas, dan kontribusi stakeholder (Neely dan Adams, 2000).

Dibandingkan dengan metode lain, metode Performance Prism memiliki kelebihan yakni

mengukur kinerja tidak hanya dari sebagian tetapi seluruh stakeholder yang bersangkutan,

seperti customer, investor, regulator, supplier, dan employee.

Dalam pengukuran kinerja perusahaan dapat dibantu dengan metode pembobotan agar

memudahkan pengukurannya. Banyak metode pembobotan yang dapat digunakan dalam

pengukuran kinerja perusahaan. Metode yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja

perusahaan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Perbedaan antara model AHP dengan

model pembobotan lainnya terletak pada jenis inputnya. Model AHP memakai pandangan

manusia yang dianggap expert sebagai input utamanya. Sebagai scoring system digunakan

metode Objective Matrix (OMAX). Kemudian metode traffic light system juga akan digunakan,

metode ini berguna untuk membagi tingkat performansi menjadi tiga yaitu bagus akan

diberikan warna hijau, performansi sedang akan diberikan warna kuning, dan merah akan

diberikan kepada kriteria dengan tingkat performansi rendah.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis dalam penelitian ini menggunakan metode

Performance Prism dan metode OMAX. Hasil yang diharapkan oleh peneliti diantaranya yaitu

terbentuknya KPI-KPI dan skor akhir kinerja perusahaan. Nilai dari skor akhir yang dihasilkan

juga diharapkan dapat menunjang perusahaan dalam mengevaluasi kinerjanya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat

diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja PT. Globalindo Intimates?

Page 17: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

3

2. Apa saja KPI (Key Performance Indicator) yang terbentuk pada PT. Globalindo

Intimates?

3. Berdasarkan analisis dan hasil perancangan yang telah dilakukan, apa saja rekomendasi

usulan perbaikan kinerja pada PT. Globalindo Intimates?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan dari rumusan masalah pada subbab sebelumnya maka diperoleh tujuan

dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

1. Mengetahui desain pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode Performance

Prism.

2. Dapat mengetahui KPI (Key Performance Indicator) pada Globalindo Intimates.

3. Mengukur dan menganalisis kinerja Globalindo Intimates berdasarkan hasil

perancangan yang telah dilakukan kemudian merekomendasikan usulan perbaikan

kinerja perusahaan.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini digunakan untuk meminimalisir menyimpangnya

penelitian dari tujuan yang diinginkan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian difokuskan pada PT. Globalindo Intimates.

2. Data historis pengukuran kinerja yang digunakan hanya pada tahun 2016-2017.

3. Metode yang digunakan untuk pengukuran kinerja yaitu Performance Prism.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan dapat mengukur keberhasilan dari perusahaan itu sendiri dilihat dari setiap

sisi prisma yang ada pada metode Performance Prism.

2. Perusahaan dapat menetapkan langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk

meningkatkan kinerja dari perusahaan agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis

yang semakin ketat.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk lebih terstrukturnya penulisan tugas akhir ini maka selanjutnya sistematika penulisan ini

disusun sebagai berikut:

Page 18: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

4

BAB I PENDAHULUAN

Membuat kajian singkat tentang latar belakang permasalahan, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penelitian.

BAB II STUDI PUSTAKA

Berisi tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk memecahkan

masalah penelitian. Disamping itu juga untuk memuat uraian tentang hasil

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yang ada

hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Mengandung uraian tentang, kerangka dan bagan alir penelitian, teknik yang

dilakukan, model yang dipakai, pembangunan dan pengembangan model, bahan

atau materi, alat, tata cara penelitian dan data yang akan dikaji serta cara analisis

yang dipakai.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada sub bab ini berisi tentang data yang diperoleh selama penelitian dan

bagaimana menganalisa data tersebut. Hasil pengolahan data ditampilkan baik

dalam bentuk tabel maupun grafik. Yang dimaksud dengan pengolahan data

juga termasuk analisis yang dilakukan terhadap hasil yang diperoleh. Pada sub

bab ini merupakan acuan untuk pembahasan hasil yang akan ditulis pada sub

bab V yaitu pembahasan hasil.

BAB V PEMBAHASAN

Melakukan pembahasan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dan kesesuaian

hasil dengan tujuan penelitian sehingga dapat menghasilkan sebuah

rekomendasi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan terhadap analisis yang dibuat dan rekomendasi atau

saran-saran atas hasil yang dicapai dan permasalahan yang ditemukan selama

penelitian, sehingga perlu dilakukan rekomendasi untuk dikaji pada penelitian

lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 19: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Kajian induktif diambil dari pengamatan di lapangan atau data historis dan beberapa jurnal

yang diterbitkan sebelumnya. Data historis yang didapatkan dari perusahaan PT. Globalindo

Intimates yaitu antara bulan Januari 2016 sampai bulan November 2017. Berdasarkan masalah

yang dihadapi perusahaan, yaitu belum adanya pengukuran kinerja tingkat korporasi yang bisa

memberikan penilaian performa perusahaan secara keseluruhan, maka perlu dilakukan upaya

yaiut dengan menggunakan pengukuran kinerja yang mengedepankan pentingnya aspek

perusahaan (stakeholder) secara keseluruhan ke dalam suatu framework pengukuran yang

strategis serta mencari solusi perbaikannya.

Kajian mengenai evaluasi metode pengukuran kerja dan key performance indicator

sudah beberapa dilakukan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengukur seberapa

besar kinerja perusahaan yang sudah berjalan. Vanany dan Tanukhidah (2004) melakukan

penelitian mengenai perancangan dan implementasi sistem pengukuran kinerja dengan metode

performance prism. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada hotel X. Dari

kondisi objektif hotel X, model yang tepat digunakan adalah model Performance Prism

dibanding model lain. Hasil rancangan menunjukkan bahwa stakeholder hotel X meliputi:

konsumen, tenaga kerja, supplier, pemilik/investor, serta pemerintah dan masyarakat sekitar

lingkungan hotel. Sistem pengukuran kinerja memuat 36 KPI yang meliputi 6 KPI konsumen,

9 KPI staff manajerial, 9 KPI staff operasional, 4 KPI supplier, 3 KPI pemilik/investor, serta

5 KPI pemerintah dan masyarakat di sekitar lingkungan hotel. Dari hasil implementasi sistem

pengukuran kinerja dengan proses scoring system menggunakan metode OMAX menunjukkan

nilai current performance indicator yang telah dicapai oleh hotel X adalah sebesar 50,75%.

Nurjaman (2013) meneliti tentang pengukuran kinerja dengan menggunakan metode

Balanced Scorecard. Metode balanced scorecard meliputi 4 aspek yaitu aspek finansial, aspek

customer, aspek internal process, dan aspek learning and growth. Analisis ini bertujuan untuk

mengetahui faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan

Page 20: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

6

bahwa perusahaan berada pada kondisi baik, tetapi menghadapi tantangan, sehingga strategi

yang harus dipilih adalah strategi diversifikasi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah terpilihnya

beberapa KPI dan 6 (enam) program kerja yang harus dilakukan yaitu melakukan FGD dengan

pelanggan tetap (wholesale dan reseller), melaksanakan program penjualan referensi,

melakukan pull marketing dan program target marketing, melakukan penetapan waktu baku

penyelesaian produk, melakukan program kompetensi desain, melakukan survei pasar,

melakukan program sosialisasi SOP perusahaan kepada karyawan, melakukan penilaian

kemampuan SDM yang ada, melaksanakan program bonus untuk capaian target, dan

membangun profil kompetensi.

Dengan menggunakan metode yang sama, Susetyo & Sabakula melakukan penelitian

(2014) tentang pengukuran kinerja dengan menggunakan balanced scorecard dan Integrated

Performance Measurement System (IPMS). IPMS pada penelitian ini berguna untuk melihat

kebutuhan dari stakeholder perusahaan. Berdasarkan hasil analisis Balanced Scorecard tolak

ukur yang mengalami kinerja kurang baik antara lain Working Capital Turn Over (WTCO)

dengan rata-rata sebesar -19,80 ; Total Debt to Equity Ratio (TDER) :175,13 %; pengukuran

rasio tingkat pertumbuhan dan permintaan rata-rata sebesar : 6,5% . Hasil analisis

menggunakan IPMS diperoleh 30 KPI, dan prioritas utama perusahaan dengan urutan :

Stakeholder pelanggan, Stakeholder penanam modal, Stakeholder tenaga kerja, Stakeholder

supplier, dan Stakeholder masyarakat, dengan demikian dari hasil pembobotan KPI, kinerja

perusahaan yang sudah baik adalah Stakeholder pelanggan karena lebih memperhatikan

kepuasan dan kenyamanan pelanggan.

Suliantoro dan Nugrahani (2015) melakukan penelitian mengenai pengukuran dan

evaluasi kinerja supply chain dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard-

Analytical Network Process (BSC-ANP) di PT. Madubaru Yogyakarta. Pengukuran kinerja

rantai pasok menggunakan metode balanced scorecard yang mencakup 4 perspektif, yaitu

finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Pembobotan

dilakukan dengan Analytical Network Process (ANP) untuk menentukan prioritas perbaikan

pada rantai pasok perusahaan. Hasilnya menunjukan bahwa perspektif yang memiliki bobot

terbesar dan menjadi fokus utama perbaikan rantai pasok adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran. Hasil pengukuran terhadap kinerja rantai pasok secara keseluruhan sebesar

70,266%. Pencapaian tersebut termasuk dalam kategori menengah dan belum mencapai target

yang dicanangkan perusahaan.

Terakhir merupakan penelitian yang dilakukan oleh Achmad (2010) tentang analisa dan

pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode Performance Prism dan Fuzzy

Page 21: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

7

AHP. Penelitian ini didukung oleh beberapa metode yaitu pembobotan dengan Fuzzy AHP

untuk mengetahui skala nilai prioritas setiap KPI, scoring system dengan menggunakan metode

Objective Matrix (OMAX). Perancangan pengukuran kinerja pada PT. Semen Gresik dengan

Performance Prism diperoleh 38 KPI meliputi 10 KPI pada perspektif karyawan, 9 KPI pada

perspektif konsumen, 8 KPI pada perspektif jajaran direksi, 6 KPI pada perspektif supplier, 5

KPI pada perspektif masyarakat sekitar. Dari perhitungan pengukuran kinerja dengan

menggunakan metode OMAX diperoleh nilai kinerja perusahaan sebesar 8,334 yang berarti

pencapaian kinerja PT. Semen Gresik berhasil memuaskan.

Selanjutnya pada penelitian yang akan kami lakukan yaitu mengenai analisis

pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Performance Prism dan metode

OMAX. Yang menjadi fokus dari penelitian ini yaitu bagaimana agar dapat menentukan

metode pengukuran kinerja perusahaan yang tepat sehingga dapat menjadi acuan untuk

menjadi lebih baik. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada

penelitian ini akan dilakukan penilaian dengan metode traffic light system terhadap KPI yang

sudah ada sehingga nantinya diharapkan key perfomance indicator yang memiliki nilai rendah

dapat segera diperbaiki agar dapat menunjang kinerja perusahaan lebih baik.

2.2 Kinerja

Pengertian dari kinerja (prestasi kerja) menurut Husein (2002) adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja

adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Kriteria keberhasilan ini

bisa berupa tujuan atau targer yang ingin dicapai. Tanpa adanya sebuah tujuan atau target,

kinerja seseorang tidak akan bisa diketahui seberapa besarnya karena tidak adanya tolak ukur.

2.2.1 Pengukuran Kinerja Perusahaan

Dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja sebuah perusahaan, terdapat istilah yang biasa

digunakan, yaitu pengukuran kinerja (performance measurement). Pengukuran kinerja

(performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap suatu

tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Mahsun, 2006). Pengukuran kinerja

sebenarnya merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan karena dapat digunakan

untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi.

Page 22: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

8

2.3 Performance Prism

2.3.1 Definisi Performance Prism

Performance Prism merupakan suatu model yang digunakan untuk pengukuran kinerja yang

menggambarkan kinerja organisasi sebagai bangun 3 dimensi (prisma) yang memiliki 5 bidang

sisi. Sistem pengukuran kinerja model Performance Prism berupaya menyempurnakan model-

model sebelumnya diantaranya Balanced Scorecard. Model ini tidak hanya didasari oleh

strategi tetapi juga memperhatikan kepuasan dan kontribusi stakeholder, proses dan kapabilitas

perusahaan (Arianto & Partiwi, 2012). Pada prinsipnya metode ini dilakukan dari dua arah

yaitu mempertimbangkan kepuasan serta kebutuhan dana dari semua stakeholder dan juga

melihat kontribusi apa saja yang diberikan oleh stakeholder terhadap perusahaan.

Kelebihan Performance Prism jika dibandingkan dengan Balanced Scorecard

misalnya, terletak pada pertimbangan stakeholder perusahaan yang diturunkan secara

sistematis dimulai dari faktor yang mendasari kepuasan konsumen sampai dengan kontribusi

yang diberikan oleh stakeholder tersebut. Sedangkan kelemahan dari model Performance

Prism adalah model ini tidak memiliki sistem pengukuran yang standar. Oleh karena itu, untuk

membantu memfasilitasi strategi, proses, kapabilitas untuk mencapai kepuasan stakeholder dan

mengetahui kontribusi yang diberikan oleh stakeholder, digunakan success map. Tujuan dari

success map adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara stakeholder yang diprioritaskan

dengan keinginan dan kebutuhan organisasi (strategi, proses dan kapabilitas).

Filosofi performance prism berasal dari sebuah bangun prisma dimana bangun ini

memiliki lima sisi, yaitu sisi atas dan bawah adalah sisi satisfaction dan contribution,

sedangkan tiga sisi lainnya yaitu strategy, process, dan capability. Lima facet dari performance

prism ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Lima facet performance prism

Page 23: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

9

Ruang lingkup dari performance prism adalah stakeholder satisfaction dan stakeholder

contribution berada pada dua sisi dari prisma, sedangkan strategi, proses, dan kapabilitas

berada pada tiga sisi prisma yang tersisa, untuk lebih jelasnya ruang lingkup ini dapat dilihat

pada gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2 Ruang lingkup model Performance Prism

Pendekatan pengukuran kinerja performance prism tidak dimulai dari strategi

melainkan dari kepuasan para stakeholdernya. Identifikasi kepuasan dan kontribusi para

stakeholdernya maka akan didapatkan strategi yang tepat sehingga perusahaan dapat

mengevaluasi strategi yang telah dilakukan sebelumnya. Memahami atribut apa saja yang

menyebabkan para stakeholder itu puas merupakan langkah yang penting dalam model

pengukuran performance prism, dan untuk mencapai kepuasan tersebut pihak perusahaan harus

mampu mempertimbangkan strategi-strategi apa saja yang perlu dilakukan (Neely dan Adam,

2000).

2.3.2 Kerangka Performance Prism

Menurut Mardiono, et al (2011) Performance Prism mempunyai 5 perspektif kinerja yang

saling berkaitan, yaitu:

a. Kepuasan Stakeholder

Siapa saja stakeholder organisasi dan apa saja keinginan dan kebutuhan mereka?

Stakeholder yang dipertimbangkan di sini meliputi konsumen, tenaga kerja, supplier,

pemilik/investor, serta pemerintah dan masyarakat sekitar. Penting bagi perusahaan

berupaya memberikan kepuasan terhadap apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh

Page 24: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

10

stakeholder-nya serta melakukan komunikasi yang baik dengan mereka agar stakeholder

dapat menjalankan perannya secara baik demi keberhasilan perusahaan.

b. Strategi

Strategi apa yang dibutuhkan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan

kebutuhan para stakeholder? Strategi dalam hal ini sangat diperlukan untuk mengukur

kinerja organisasi sebab dapat dijadikan sebagai monitor (acuan) sudah sejauh mana tujuan

organisasi telah dicapai, sehingga pihak manajemen bisa mengambil langkah cepat dan

tepat dalam membuat keputusan untuk menyempurnakan kinerja organisasi.

c. Proses

Proses-proses apa saja yang dibutuhkan untuk meraih strategi yang sudah ditetapkan?

Proses di sini diibaratkan sebagai mesin dalam meraih sukses: yaitu bagaimana caranya

agar organisasi mampu memperoleh pendapatan yang tinggi dengan pengeluaran serendah

mungkin, misalnya dengan pengoptimalan sistem pengadaan barang.

d. Kapabilitas

Kemampuan-kemampuan apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan proses yang ada?

Kapabilitas atau kemampuan di sini maksudnya adalah kemampuan yang dimiliki oleh

organisasi meliputi keahlian sumber dayanya, praktik-praktik bisnisnya, pemanfaatan

teknologi, serta fasilitas-fasilitas pendukungnya. Kemampuan organisasi ini merupakan

pondasi yang paling dasar yang harus dimiliki oleh organisasi untuk dapat bersaing dengan

organisasi-organisasi lainnya.

e. Kontribusi Stakeholder

Kontribusi apa yang perusahaan butuhkan dan inginkan dari para stakeholder untuk

mengembangkan kemampuan yang dimiliki? Untuk menentukan apa saja yang harus

diukur yang merupakan tujuan akhir pengukuran kinerja dengan model Performance

Prism ini, maka organisasi harus mempertimbangkan hal-hal apa saja diinginkan dan

dibutuhkan dari para stakeholdernya. Sebab organisasi dikatakan memiliki kinerja yang

baik jika mampu menyampaikan apa yang diinginkannya dari para stakeholder yang

sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisasi mereka.

2.3.3 Stakeholder

Stakeholder merupakan sekelompok orang yang memiliki peran penting dalam sebuah

perusahaan, baik yang berperan secara langsung diperusahaan maupun tidak langsung.

Dalam sebuah perusahaan biasanya terdapat stakeholder antara lain:

Page 25: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

11

a. Investor

Investor merupakan pemilik modal atau pemilik perusahaan, pihak ini merupakan

penyedia sumber keuangan perusahaan, dan memiliki tanggug jawab penuh terhadap

proses yang terdapat di perusahaan.

b. Pelanggan

Pelanggan merupakan konsumen yang dapat berupa grup, individu, maupun organisasi,

yang memiliki peran penting karena berperan sebagai pengguna dan pembeli produk yang

di produksi oleh perusahaan. Para pelanggan biasanya menuntut sebuah perusahaan untuk

memiliki standar kualitas yang baik dalam memproduksi produknya maupun dari

pelayanan yang diberikan.

c. Karyawan

Karyawan adalah pihak yang berperan secara langsung di perusahaan dan termasuk pihak

yang penting didalam sebuah perusahaan, karena kinerja dan kualitas karyawan dapat

menentukan kualitas produk dan pelayanan perusahaan.

d. Supplier

Supplier merupakan penyedia bahan baku yang dibutuhkan untuk kebutuhan perusahaan

dalam memproduksi barang/produk. Sehingga peran pemasok ini sangat penting untuk

menunjang kelangsungan perusahaan dalam hal produksi.

e. Regulator

Regulator atau pemerintah merupakan pihak yang berperan secara tidak langsung namun

keberadaannya sangat dibutuhkan perusahaan, karena pihak regulator memiliki

kemampuan untuk mengeluarkan izin usaha maupun izin lainnya yang terkait dengan

kelangsungan perusahaan.

Menurut Saaty (1999), secara umum apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh stakeholder

dapat diprediksi sebagai berikut:

a. Customer menginginkan konsep fast, right, cheap, and easy dan disamping itu dituntut

untuk memberikan trust, unity, profit, dan growth.

b. Supplier menginginkan konsep trust, unity, profit, dan growth dan dituntut untuk

memberikan fast, right, cheap, easy.

c. Investor ingin dipenuhi konsep return, reward, figures, dan faith, dan diharapkan

memberikan capital, credit, risk, support.

d. Employee ingin dipenuhi kebutuhan akan purpose, care, skills, dan pay dan diharapkan

memberikan hands, hearts, minds, dan voices.

Page 26: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

12

e. Regulator menginginkan konsep legal, fair, dan true, untuk dipenuhi serta diharapkan

memberikan rules, reasons, clarity, dan advice.

2.4 AHP (Analytical Hierarchy Process)

2.4.1 Definisi Analytical Hierarchy Process

Menurut Neely (2000) Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendekatan

yang memberikan kesempatan bagi para perencana dan pengelola program bidangnya untuk

dapat membangun gagasan-gagasan atau ide-ide dan mendefinisikan persoalan-persoalan yang

ada dengan cara membuat asumsi-asumsi dan selanjutnya mendapatkan pemecahan yang

diinginkannya. Penggunaan metode AHP menerapkan dengan cerdas pendekatan matematis

yang kompleks namun berdasarkan pendekatan kualitatif yang dapat diterima oleh semua atke

holder dan pengelola program.

Pada perkembangannya, AHP dapat memecahkan masalah yang kompleks atau tidak

berkerangka dengan aspek atau kriteria yang cukup banyak. Kompleksitas ini disebabkan oleh

struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambilan keputusan, serta

ketidakpastian tersedianya atau bahkan tidak ada sama sekali data statistik yang akurat.

2.4.2 Tahapan AHP

Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.

Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan

alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki seperti Gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Struktur Hierarki AHP

Page 27: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

13

2. Penilaian kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1990),

untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan

pendapat.

Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai

tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses perbandingan

berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria,

misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3.

Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada tabel

2.1 matriks di bawah.

Tabel 2.1 Tabel contoh matrik perbandingan berpasangan

A1 A2 A3

A1 1

A2 1

A3 1

Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1

sampai 9 seperti pada Tabel 2.1 Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan

yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai kepentingan

terhadapnya. Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai

1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j

dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.

Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung

(direct), yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-

nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian yang

detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki pengalaman

atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dia dapat

langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif.

3. Penentuan Prioritas

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise

comparisons). Nilai-nilai perbandingan relative kemudian diolah untuk menentukan

peringkat alternatif dari seluruh alternatif.

Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai

dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas.Bobot atau

Page 28: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

14

prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan

matematik. Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis

untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.

b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi matriks.

4. Konsistensi Logis

Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai

dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan

secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan

tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut (Suryadi & Ramdhani, 1998):

Hubungan kardinal : aij . ajk = aik

Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut :

a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak empat kali

dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang maka anggur lebih enak

delapan kali dari pisang.

b. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari mangga dan

mangga lebih enak dari pisang maka anggur lebih enak dari pisang.

Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut,

sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena

ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang. Penghitungan konsistensi logis dilakukan

dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian.

b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris.

c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.

d. Hasil c dibagijumlahelemen, akandidapatΞ»maks.

e. Indeks Konsistensi (CI) = (Ξ»maks-n) / (n-1)

f. Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio

konsistensi ≀ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan.

Daftar RI dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2 Nilai Indeks Random

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

RC 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51

Page 29: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

15

2.5 OMAX dan Traffic Light System

2.5.1 Definisi Objective Matrix

Menurut Fitri Agustina dan Nina Aris (2011), Objective Matrix (OMAX) adalah suatu sistem

pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas disetiap

bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian

tersebut (objective). Metode ini dikembangkan oleh James L. Riggs PE yang dikenalkan pada

tahun 80-an di Amerika Serikat, seorang profesor produktivitas dari Departement of Industrial

Engineering at Oregon University. Objective Matrix (OMAX) adalah suatu sistem pengukuran

produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di tiap bagian

perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut

(objektif).

Indikator atau indeks yang diperoleh dari hasil pengukuran produktivitas OMAX

berguna untuk:

1. Memperlihatkan sasaran atau target peningkatan produktivitas.

2. Mengetahui posisi dan pencapaian target.

3. Alat peringatan dan pengambilan keputusan dalam usaha peningkatan produktivitas.

Secara garis besar dalam penyusunan matriks OMAX, ada tiga langkah utama yang

harus dilakukan, antara lain (Joniarto Parung, 1999) :

a) Pendefinisian

Performansi suatu unit kerja dapat ditentukan oleh banyak faktor, dimana faktor- faktor ini

merupakan kategori yang diidentifikasi sebagai kriteria produktivitas. Faktor-faktor

tersebut antara lain kuantitas, kualitas, ketepatan waktu, produksi, pemanfaaatan, serta

sifat kelompok.

b) Kuantifikasi

Kerangka OMAX yang akan dibuat tersusun oleh 11 level pencapaian, mulai dari level 0

sampai dengan level 10. Level 0 menunjukkan tingkat performansi yang buruk, sedangkan

level 10 menunjukkan tingkat performansi yang baik. Matriks-matriks ini memiliki

beberapa skala penilaian, antara lain:

a. Level 10, berisi tingkat pencapaian realistis optimal yang mungkin dicapai.

b. Level 3, berisi tingkat performansi pada waktu awal pengukuran.

c. Level 0, berisi tingkat pencapaian terburuk yang mungkin terjadi.

Page 30: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

16

Diantara level 0 sampai level 10 terdapat level 1-9, yang berisi kisaran pencapaian dari

nilai terjelek sampai nilai optimal. Level 1 dan 2 diperoleh dari interpolasi nilai level 0 dan

3, dan level 4-9 diperoleh dari interpolasi nilai level 3 dan 10. Anggota dari grup kerja

yang dibentuk seharusnya berpartisipasi dalam penetuan level-level tersebut.

c) Pemantauan

Pemantauan merupakan bagian dimana dilakukan penilain terhadap suatu indeks

performansi yang didapatkan melalui penggabungan skor dari kriteria dengan bobot

kriteria, kemudian hasilnya akan dimasukkan ke dalam garis performansi matriks yang

nantinya akan dituangkan ke dalam bentuk skor sesuai tingkatan skala pada masing-

masing kriteria. Setelah nilai masing-masing perspektif diketahui, selanjutnya akan dicari

tingkat perbaikan dengan menggunakan rumus :

Indeks Perbaikan = π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘£π‘Žπ‘™π‘’π‘’βˆ’3.00

3.00 x 100%

Kriteria penilaian skor adalah sebagai berikut :

0,00 ≀ Total Pengukuran ≀ 3,00 : Kinerja perusahaan kurang baik

3,01 ≀ Total Pengukuran ≀ 8,00 : Kinerja perusahaan cukup baik

8,01 ≀ Total Pengukuran ≀ 10,00 : Kinerja perusahaan baik

Jika nilai dari tingkat perbaikan menunjukkan nilai yang positif, maka dapat dikatakan bahwa

terjadi perbaikan yang membawa dampak ke arah yang positif dan begitu pula sebaliknya.

2.5.2 Traffic Light System

Traffic light system merupakan alat bantu untuk melihat posisi performansi suatu kriteria yang

diukur, metode ini menggunakan tiga warna dalam aplikasinya, yaitu warna hijau dengan range

level 8 sampai dengan level 10, warna kuning dengan range level 4 sampai level 7, dan warna

merah dengan range level 3 sampai dengan level 0. Warna hijau menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan telah mencapai bahkan melebihi target, warna kuning menunjukkan bahwa target

yang belum tercapai namun sudah dalam kondisi cukup tetapi tetap harus diperhatikan,

sedangkan warna merah menunjukkan kinerja perusahaan yang sangat buruk dibawah

pencapaian sebelumnya dan harus segera mendapatkan perbaikan.

Page 31: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

17

2.6 Key Performance Indicator

KPI merupakan indikator atau ukuran yang digunakan untuk mengukur level pencapaian

kinerja atas sasaran strategi yang telah ditentukan. Hal yang rumit berkaitan dengan KPI adalah

bagaimana menentukan KPI itu sendiri. Untuk itu penentuan KPI harus dilakukan oleh tim

secara cermat dengan mempertimbangkan visi dan tujuan organisasi. Upaya melibatkan

pemangku kepentingan di dalam organisasi merupakan bagian dari umpan balik dan sosialisasi

yang mempunyai implikasi baik. Dari sisi praktek terbaik dalam organisasi (best practice),

penyusunan KPI untuk setiap sasaran strategis berkisar satu sampai dua saja. Dengan demikian

secara keseluruhan, sebuah peta strategi dalam organisasi memiliki KPI yang tidak terlalu

banyak. Pembatasan jumlah KPI agar organisasi menjadi lebih fokus dalam pencapaian sasaran

strategi.

Page 32: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai analisis pengukuran kinerja karyawan dengan

menggunakan metode Performance Prism dan metode OMAX. Rancangan lokasi penelitian

yang akan dilakukan di Globalindo Intimates.

3.2. Objek Penelitian

Objek dari penelitian yang dilakukan adalah orang-orang yang terkait secara langsung dengan

perusahaan, yaitu orang-orang yang terlibat dari manajemen perusahaan hingga para karyawan

yang melakukan kegiatan produksi, serta para konsumen dari perusahaan.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan

obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Globalindo Intimates.

3.3.2 Sampel

Dalam penelitian ini digunakan metode Slovin untuk menghitung penentuan jumlah responden

dalam pengisian kuisioner pelanggan, perhitungannya sebagai berikut:

𝑛 = 𝑁

1 + (𝑁. 𝑒2)

Keterangan :

n= jumlah elemen/anggota sampel

N= jumlah elemen/anggota populasi

Page 33: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

19

e= error level (tingkat kesalahan). (catatan: umumnya digunakan 1% atau 0,01, 5% atau

0,05, dan 10% atau 0,1 yang dapat ditentukan oleh peneliti).

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data

Data adalah informasi yang dapat diketahui sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

Berdasarkan dari sifatnya data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berasal dari penelitian yang berbentuk perhitungan,

sedangkan data kualitatif merupakan data yang didapat melalui keikutsertaan dalam proses

penelitian dimana hasil yang didapat tidak berupa perhitungan melainkan lebih menekankan

pada proses penelitian, seperti data hasil angket, kuesioner, wawancara, maupun observasi

langsung.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil secara langsung oleh peneliti dan berhubungan

dengan objek yang akan diteliti, data-data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Data profil perusahaan, data ini berisikan mengenai informasi umum mengenai

perusahaan dan diambil dengan cara wawancara pihak yang berkompeten di

perusahaan.

b. Data stakeholder, data ini diperlukan untuk mengetahui stakeholder pada perusahaan

ini dan diambil dengan metode wawancara.

c. Data observasi merupakan data yang berasal dari penyebaran kuisioner kepada para

stakeholder yang nantinya berisikan data mengenai KPI atau indikator kepuasan

masing-masing stakeholder serta kontribusinya.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang bersumber dari penelitian yang ada terlebih dahulu,

juga data-data perusahaan seperti file, dokumen, atau arsip perusahaan. Data sekunder

didapat melalui dokumentasi pribadi perusahaan secara literatur yang berhubungan dengan

perusahaan.

Page 34: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

20

3.5. Pengujian Instrument Penelitian

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam penelitian itu

valid atau tidak, sehingga dapat ditentukan apakah layak digunakan atau tidak. Langkah-

langkah pengujian validitas adalah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis

H0 : Skor atribut berkolerasi positif dengan skor faktor (valid)

H1 : Skor atribut tidak berkolerasi positif dengan skor faktor (tidak valid)

b. Menentukan nilai rtabel

Dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) = n-2, maka nilai rtabel dapat

dilihat pada tabel r.

c. Menentukan nilai rhitung

π‘Ÿ = 𝑛(π‘‹π‘–π‘Œπ‘–) βˆ’ (𝛴𝑋𝑖)(π›΄π‘Œπ‘–)

√[𝑛(𝛴𝑋𝑖2 βˆ’ (𝛴𝑋𝑖)2][𝑛(π›΄π‘Œπ‘–2 βˆ’ (π›΄π‘Œπ‘–)2]

d. Membandingkan besar nilai rtabel dengan rhitung

Jika nilai rhitung β‰₯ rtabel maka H0 diterima

Jika nilai rhitung < rtabel maka H0 ditolak

e. Kesimpulan

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menentukan hipotesis

H0 : Skor atribut berkolerasi positif dengan skor faktor (reliabel)

H1 : Skor atribut tidak berkolerasi positif dengan skor faktor (tidak reliabel)

b. Menentukan nilai rtabel

Dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) = n-2, maka nilai rtabel dapat

dilihat pada tabel r.

c. Menentukan nilai rhitung

Menghitung jumlah varians menggunakan :

𝜎 =𝛴𝑋2 βˆ’

(𝛴𝑋)²𝑛

𝑛

Page 35: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

21

Menghitung koefisien Cronbach Alpha:

π‘Ÿ1 βˆ’ π‘–π‘˜

π‘˜ βˆ’ 1(1 βˆ’

π›΄πœŽ1 βˆ’ 𝑖

πœŽπ‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™)

Hasil perhitungan rhitung dapat dilihat pada nilai Cronbach Alpha pada software SPSS.

Apabila koefisien reliabilitas mendekati satu, maka kuesioner tidak mempunyai

reliabilitas yang baik.

d. Membandingkan besar nilai rtabel dengan rhitung

e. Kesimpulan

Page 36: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

22

3.6. Diagram Alur Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

Mulai

Penelitian Terdahulu

Identifikasi kepuasan dan

kontribusi stakeholder

Tujuan Penelitian

Perumusan Masalah

Identifikasi KPI

Identifikasi Satisfaction,

Contribution, Strategy,

Process, Capabilities

KPI Strategy KPI Capabilities KPI Process

Rancangan Akhir KPI

KPI sesuai?

Scoring menggunakan OMAX

dan Traffic Light System

Pembobotan menggunakan

AHP

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Page 37: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

23

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Profil PT Globalindo

PT. Globalindo Intimates merupakan salah satu perusahaan swasta garment manufacture yang

bergerak dibidang underwear. PT Globalindo Intimates didirikan pada tahun 2008 untuk

memenuhi kebutuhan export pakaian dalam wanita (underwear) diberbagai negara seperti

Hanes Inc dan H&M yang diekspor ke USA, Canada, Germany dan berbagai negara di Asia.

PT Globalindo Intimates didirikan oleh Teti Yani Hartono yang mempunyai visi

β€œLakukan dengan benar sejak dari awal” yang menginginkan PT Globalindo Intimates menjadi

menjalan seluruh kegiatan proses dilakukan benar dari awal agar output yang dihasilkan dapat

memiliki kualitas yang baik. Mempunyai 1300 pekerja untuk semua operator. PT. Globalindo

Intimatates terbagi menjadi 2 gedung yaitu GI 1 untuk memproduksi Ladies Underware

(pakaian dalam wanita) dan GI 2 memproduksi Men’s underwaer, short, pyjama, ladies blouse.

Kegiatan utama perusahaan adalah untuk produksi Ladies Underware, Men’s underwaer,

short, pyjama, ladies blouse. Dan produksi produk berkualitas tinggi untuk semua barang yang

di eksport. Proses produksi di PT. Globalindo Untimates terdiri dari Fabrics Inspection,

cutting, moulding, sewing, finishing, folding dan packing. Dan telah mendapat Gold Certificate

Of Compliance dari WRAP (Worldwide Responsible Accredited Production) dari tahun 2012,

BSCI dan Others (e.g. ISO9000).

Pembayaran di PT Globalindo Intimates dilakukan dengan hitungan USD dan

kapasitas produksi setiap bualn sebanyak 350.000 pcs/bulan. Beberapa clients yang bekerja

sama dengan PT. Globalindo Intimates.

Page 38: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

24

Gambar 4.1 Logo Perusahaan

4.1.2 Visi dan Misi PT. Globalindo

Berikut ini merupakan visi dan misi PT. Globalindo Intimates yaitu :

1. Visi Perusahaan

Menjadi Perusahaan global dalam industri garment yang selalu melakukan perbaikan

secara terus menerus dalam aspek kualitas, kemananan dan keselamatan kerja serta

legalitas dengan berorientasi pada hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan

untuk internal dan external.

2. Misi Perusahaan

Melalui peningkatan produktifitas, pengembangan kompetensi karyawan, perbaikan dan

peremajaan mesin serta pengelolaan dan penerapan sistem management yang terkendali,

terukur dan terarah untuk memenuhi keinginan konsumen

4.2 Pengumpulan Data

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui data sekunder dari PT

Globalindo Intimates, yaitu :

4.2.1 Data Observasi

Data observasi merupakan data yang didapatkan dari hasil observasi, dalam penelitian ini data

didapatkan dengan menyebarkan kuisioner kepada para stakeholder.

Tabel data observasi ini disajikan dalam tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1 Tabel Data Observasi

Stakeholder Disebar Kembali

Pimpinan 1 1

Karyawan 50 50

Page 39: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

25

Stakeholder Disebar Kembali

Pelanggan 2 2

Supplier 2 2

Regulator 1 1

4.3 Pengolahan Data

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek

penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2007). Sebenarnya terdapat

dua jenis validitas penelitian antara lain validitas internal dan validitas eksternal. Validitas

internal berkaitan dengan tingkat akurasi dari desain penelitian dengan hasil penelitian yang

dicapai. Sedangkan validitas eksternal lebih berkaitan dengan apakah hasil penelitian tersebut

dapat diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.

Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu

melakukan fungsinya dengan baik sesuai sebagai alat ukur yang diinginkan. Dengan adanya

uji validitas ini dapat digunakan untuk menguji apakah hasil jawaban dari kuisioner terhadap

responden sudah relevan dengan penelitian yang dilakukan sehingga nantinya diperoleh tingkat

kevalidan dari suatu instrument pertanyaan.

Pada penelitian ini yang dilakukan uji validasi dan reliabilitas hanya pada kuesioner

karyawan saja dikarenakan untuk kuesioner pimpinan perusahaan, kuesioner konsumen,

kuesinoer supplier, dan kuesioner regulator menggunakan seluruh populasi. Untuk

perhitungan kuesioner karyawan tingkat signifikasi Ξ± = 5% dan derajat kebebasan (df) = 50

didapatkan nilai rtabel sebesar 0,278. Perhitungan rhitung dilakukan dengan bantuan Software

SPSS18.0 for windows. Jika nilai rhitung > rtabel, maka dianggap valid.

Contoh perhitungan manual dari perhitungan validitas dari kuesioner karyawan adalah

sebagai berikut.

Perhitungan validitas kuesioner karyawan pertanyaan 1 :

π‘Ÿ = 𝑛(π‘‹π‘–π‘Œπ‘–) βˆ’ (𝛴𝑋𝑖)(π›΄π‘Œπ‘–)

√[𝑛(𝛴𝑋𝑖2 βˆ’ (𝛴𝑋𝑖)2][𝑛(π›΄π‘Œπ‘–2 βˆ’ (π›΄π‘Œπ‘–)2]

= 50(11513) βˆ’ (165)(3403)

√[50(593 βˆ’ (165)2][50(238817 βˆ’ (3403)2]

Page 40: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

26

= 575650 βˆ’ 561495

√[29650 βˆ’ 2725][11940850 βˆ’ 11580409]

= 14155

√[2425][360441]

= 14155

√(874069425)

= 14155

29564,665

= 0,4787 dibulatkan menjadi 0,479

Keterangan :

n = Jumlah responden

X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

Y = Skor yang diperoleh dari seluruh item

Ξ£X = Jumlah skor dalam distribusi X

Ξ£Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

Ξ£XΒ² = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

Ξ£YΒ² = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

Dalam pengujian validitas karyawan setelah diolah dengan menggunakan SPSS

diperoleh hasil pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Karyawan

Pertanyaan r hitung r tabel Kesimpulan

1. 0,479 0,278 Valid

2. 0,460 0,278 Valid

3. 0,755 0,278 Valid

4. 0,632 0,278 Valid

5. 0,370 0,278 Valid

6. 0,810 0,278 Valid

7. 0,712 0,278 Valid

8. 0,703 0,278 Valid

Page 41: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

27

Pertanyaan r hitung r tabel Kesimpulan

9. 0,442 0,278 Valid

10. 0,728 0,278 Valid

11. 0,646 0,278 Valid

12. 0,558 0,278 Valid

13. 0,664 0,278 Valid

14. 0,752 0,278 Valid

15. 0,382 0,278 Valid

16. 0,725 0,278 Valid

17. 0,737 0,278 Valid

18. 0,680 0,278 Valid

19. 0,605 0,278 Valid

20. 0,663 0,278 Valid

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan (Sugiyono,

2007). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil jawaban dari kuisioner

oleh responden benar-benar stabil dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Dapat juga

memiliki makna yaitu atribut-atribut kuisioner tersebut dinyatakan pada responden yang

berbeda, maka hasilnya tidak akan menyimpang terlalu jauh dari rata-rata hasil jawaban

responden.

Salah satu metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas yaitu dengan

menggunakan metode cronbach’s alpha. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel

atau tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya yaitu dengan perbandingan antara nilai r

hitung dan r tabel pada taraf tingkat kepercayaan tertentu. Jika perhitungan uji reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan metode cronbach’s alpha, maka nilai r hitung akan diwakili

dengan oleh nilai Ξ± (alpha). Apabila nilai alpha hitung lebih besar daripada nilai r tabel dan

alpha hitung bernilai positif maka dapat dikatakan instrumen penelitian tersebut reliabel.

Berikut ini merupakan perhitungan manual dari uji reliabilitas dengan metode

cronbach’s alpha.

Langkah 1: Mencari nilai jumlah varians, dengan mencari dulu varian setiap butir pertanyaan

Οƒ1 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

593βˆ’1652

50

50=

48,50

50= 0,97

Page 42: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

28

Οƒ2 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

621βˆ’1712

50

50=

36,18

50= 0,72

Οƒ3 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

646βˆ’1722

50

50=

54,32

50= 1,09

Οƒ4 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

647βˆ’1732

50

50=

48,42

50= 0,97

Οƒ5 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

713βˆ’1852

50

50=

28,50

50= 0,57

Οƒ6 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

556βˆ’1602

50

50=

44,00

50= 0,88

Οƒ7 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

590βˆ’1642

50

50=

52,08

50= 1,04

Οƒ8 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

612βˆ’1702

50

50=

34,00

50= 0,68

Οƒ9 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

816βˆ’1982

50

50=

31,92

50= 0,68

Οƒ10 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

653βˆ’1752

50

50=

40,50

50= 0,81

Οƒ11 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

628βˆ’1702

50

50=

50,00

50= 1,00

Οƒ12 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

796βˆ’1962

50

50=

27,68

50= 0,55

Οƒ13 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

665βˆ’1772

50

50=

36,42

50= 0,77

Οƒ14 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

612βˆ’1682

50

50=

47,52

50= 0,95

Οƒ15 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

584βˆ’1622

50

50=

59,12

50= 1,18

Οƒ16 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

580βˆ’1642

50

50=

42,08

50= 0,84

Οƒ17 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

572βˆ’1602

50

50=

60,00

50= 1,20

Οƒ18 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

503βˆ’1472

50

50=

70,82

50= 1,42

Page 43: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

29

Οƒ19 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

612βˆ’1682

50

50=

47,52

50= 0,95

Οƒ20 =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

558βˆ’1582

50

50=

58,72

50= 1,17

Οƒtotal = 0,97 + 0,72 + 1,09 + 0,97 + 0,57 + 0,88 + 1,04 + 0,68 + 0,64 + 0,81 + 1,00 + 0,55 +

0,77 + 0,95 + 1,18 + 0,84 + 1,20 + 1,42 + 0,95 + 1,17

= 18,41

Langkah 2: Mencari nilai varians total

Οƒ =𝛴𝑋2βˆ’

(𝛴𝑋)2

𝑛

𝑛 =

238817βˆ’34032

50

50=

7208,82

50= 144,18

Langkah 3: Masukkan ke rumus Alpha

π‘Ÿ1 = π‘–π‘˜

π‘˜ βˆ’ 1(1 βˆ’

π›΄πœŽ1 βˆ’ 𝑖

πœŽπ‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™)

= 50

50βˆ’1(1 βˆ’

18,41

144,18)

= 50

49(1 βˆ’ 0,128)

= (1,0204)(0,872)

= 0,890

Keterangan :

r = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

Σσ1 = Jumlah varians butir

Ξ£total = Varians total

Selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner karyawan yang dihitung dengan

menggunakan software SPSS 18.0, hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.3

dibawah:

Page 44: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

30

Tabel 4.3 Tabel Reliabilitas Kuesioner Karyawan

Nilai Cronbach’s Batas Reliabel Kesimpulan

0,918 0,6 Reliabel

Selanjutnya setelah diperoleh hasil bahwa kuesioner yang sebar memiliki hasil data

yang valid dan reliabel, maka kuesioner tersebut layak untuk digunakan dalam perhitungan

selanjutnya.

4.3.2 Identifikasi Satisfaction dan Contribution

Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan perbandingan nilai satisfaction (kepuasan) dan

contribution (kontribusi) terhadap lima stakeholder yang didapatkan dari hasil perhitungan

kuesioner. Skala yang digunakan pada kuesioner tersebut dengan menggunakan skala likert

dengan skala 1-5. 1 menunjukkan bahwa responden sangat tidak puas, dan skala 5

menunjukkan bahwa responden sangat puas. Nilai kepuasan dan kontribusi masing-masing

stakeholder dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Kepuasan dan Kontribusi Stakeholder

Stakeholder Kepuasan Nilai

Kepuasan Kontribusi

Nilai

Kontribusi

Pimpinan

Perusahaan

Transparansi pelaporan

neraca rugi laba 4

Memberikan kepuasan

terhadap pengalokasian

dana

4

Pemakaian dana

operasinal dengan baik 4

Menyediakan dana

untuk operasional

perusahaan

4

Adanya SDM yang

terampil dan kompeten 4

Memberikan seleksi dan

meningkatkan

keterampilan karyawan

4

Pemantauan dan

pengawasan

kelengkapan perusahaa

5

Menjamin ketersediaan

kelengkapan

perusahaan

4

Page 45: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

31

Stakeholder Kepuasan Nilai

Kepuasan Kontribusi

Nilai

Kontribusi

Pemantauan dan

pengawasan skill

karyawan

4

Menjamin kualitas

kemampuan dari

karyawan

4

Adanya pengembangan

riset 4

Mengadakan riset dan

pengembangan produk 4

Adanya peningkatan

kapasitas produksi 4

Penyediaan modal guna

meningkatkan kapasitas

produksi

4

Meminimalisasi biaya

produksi 5

Adanya pemberian

saran dan masukan 4

Karyawan

Kenyamanan

berkomunikasi antar

karyawan

3,3

Tidak ada jarak (gap)

antara atasan dengan

bawahan

3,4

Tidak ada kerancuan

tugas antar jabatan 3,42

Karyawan mengerti

tugas dan

tanggungjawab masing-

masing

3,92

Pemberian fasilitas

yang sesuai dengan

pekerjaaan dan jabatan

3,44 Pengoptimalan fasilitas

dalam bekerja 3,54

Adanya tindak lanjut

jika terjadi

penyimpangan kerja

3,46

Mengontrol setiap

aktivitas di dalam

lingkungan kerja

3,36

Diadakannya training

oleh perusahaan untuk

karyawan

3,7

Perusahaan memberi

kesempatan untuk

meningkatkan skill

3,24

Pemberian

penghargaan atas

prestasi kerja

3,2 Meningkatkan motivasi

kerja karyawan 3,28

Adanya evaluasi tingkat

produktivitas karyawan 3,28

Mengetahui

optimalisasi 3,2

Page 46: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

32

Stakeholder Kepuasan Nilai

Kepuasan Kontribusi

Nilai

Kontribusi

pemberdayaan

karyawan sesuai dengan

potensi

Karyawan merasa puas

dengan kedisiplinan

yang sudah dicapai

3,4

Perhatian terhadap

absensi dan pemberian

bonus kepada karyawan

2,94

Adanya pemberian

jaminan sosial dan

kesehatan

3,96

Mengoptimalkan kerja

karyawan karena

kondisi aman

3,36

Karyawan merasa

nyaman dengan

lingkungan tempat

kerja

3,5

Mengetahui toleransi

kebijakan perusahaan

dan tekanan pekerjaan

yang dapat diterima

3,16

Konsumen

Konsumen memiliki

peluang yang kecil

untuk mendapatkan

produk yang cacat

4

Perusahaan melakukan

proses produksi sesuai

dengan standar produksi

yang layak

4,5

Produk yang dihasilkan

memiliki daya tahan

yang cukup bagus jika

disimpan dalam waktu

yang lama

4

Perusahaan menjamin

ketahanan produk

underwear sesuai

dengan standar produksi

4,5

Dapat diandalkan

ketika adanya keluhan

dari pelanggan

5

Perusahaan mampu

menjawab keluhan dari

konsumen

5

Konsumen dapat

menerima bentuk dari

inovasi produk yang

dibeli

4

Bentuk produk

underwear sudah

memenuhi standar

produksi yang layak

4

Page 47: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

33

Stakeholder Kepuasan Nilai

Kepuasan Kontribusi

Nilai

Kontribusi

Kepercayaan dari

konsumen untuk terus

memakai produk

underwear Globalindo

4

Perusahaan dapat

mengetahui konsumen

yang loyal

4

Konsumen mudah

mendapatkan informasi

pembuatan produk dari

awal sampai akhir

4

Pemberian informasi

pengolahan yang mudah

dimengerti oleh

konsumen

3,5

Konsumen merasa puas

dengan kualitas dari

produk underwear

4,5 Kualitas produk dapat

diterima oleh konsumen 4

Konsumen

mendapatkan potongan

harga pada waktu

tertentu dari perusahaan

3

Perusahaan

menawarkan potongan

harga di waktu tertentu

3

Supplier

Adanya hubungan dan

komunikasi yang

terjalin dengan baik

4

Terjalin hubungan kerja

yang baik dan

transparan

5

Terdapat toleransi yang

besar terhadap bahan

baku yang cacat

3

Menyediakan bahan

baku dengan kualitas

yang baik

5

Adanya penjaminan

terhadap kualitas bahan

baku

5

Tersedianya bahan baku

sesuai dengan standar

pabrik

4

Pembayaran tepat

waktu 5

Adanya kepercayaan

terhadap pembayaran 4

Adanya pemberian

waktu (lead time) yang

cukup dari pemesanan

s/d pengiriman

4,5

Menyediakan bahan

baku tepat pada

waktunya

4

Page 48: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

34

Stakeholder Kepuasan Nilai

Kepuasan Kontribusi

Nilai

Kontribusi

Harga beli yang sesuai

dengan standar jual dari

supplier

4

Kepuasan terhadap

tingkat kesesuaian

bahan baku

4

Adanya peningkatan

jumlah pembelian

bahan baku

4,5

Ketersediaan bahan

baku yang dibutuhkan

tinggi

4

Regulator

Adanya peningkatan

penyediaan lapangan

pekerjaan

4 Ketersediaan lapangan

kerja yang memadai 4

Adanya pemberian

kegiatan sosial yang

bermanfaat

4

Memberikan kegiatan

sosial yang berguna bagi

masyarakat

3

Adanya pelaksanaan

program CSR 5

Program CSR sesuai

dengan kebutuhan

masyarakat

4

Menjalin hubungan

yang baik dengan

masyarakat

5

Memberikan citra

positif di lingkungan

masyarakat

4

Adanya pemberian izin

usaha kepada

masyarakat

4

Perusahaan membantu

meningkatkan

perekonomian

masyarakat sekitar

3

Hasil dari kuesioner tersebut kemudian diolah dengan melakukan eliminasi terhadap indikator

yang memiliki nilai kontribusi yang lebih besar daripada nilai kepuasan. Sehingga diperoleh

tabel indikator yang akan digunakan untuk menentukan rancangan KPI sebagai berikut:

Page 49: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

35

Tabel 4.5 Hasil Pengolahan Kuesiner Kepuasan dan Kontribusi Stakeholder

Stakeholder Kepuasan Kontribusi

Pimpinan

Perusahaan

Transparansi pelaporan neraca rugi

laba

Memberikan kepuasan terhadap

pengalokasian dana

Pemakaian dana operasinal dengan

baik

Menyediakan dana untuk operasional

perusahaan

Adanya SDM yang terampil dan

kompeten

Memberikan seleksi dan meningkatkan

keterampilan karyawan

Pemantauan dan pengawasan

kelengkapan perusahaa

Menjamin ketersediaan kelengkapan

perusahaan

Pemantauan dan pengawasan skill

karyawan

Menjamin kualitas kemampuan dari

karyawan

Adanya pengembangan riset Mengadakan riset dan pengembangan

produk

Adanya peningkatan kapasitas

produksi

Penyediaan modal guna meningkatkan

kapasitas produksi

Meminimalisasi biaya produksi Adanya pemberian saran dan masukan

Karyawan

Adanya tindak lanjut jika terjadi

penyimpangan kerja

Mengontrol setiap aktivitas di dalam

lingkungan kerja

Diadakannya training oleh

perusahaan untuk karyawan

Perusahaan memberi kesempatan untuk

meningkatkan skill

Adanya evaluasi tingkat

produktivitas karyawan

Mengetahui optimalisasi pemberdayaan

karyawan sesuai dengan potensi

Karyawan merasa puas dengan

kedisiplinan yang sudah dicapai

Perhatian terhadap absensi dan

pemberian bonus kepada karyawan

Adanya pemberian jaminan sosial

dan kesehatan

Mengoptimalkan kerja karyawan karena

kondisi aman

Karyawan merasa nyaman dengan

lingkungan tempat kerja

Mengetahui toleransi kebijakan

perusahaan dan tekanan pekerjaan yang

dapat diterima

Konsumen memiliki peluang yang

kecil untuk mendapatkan produk

yang cacat

Perusahaan melakukan proses produksi

sesuai dengan standar produksi yang

layak

Page 50: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

36

Stakeholder Kepuasan Kontribusi

Konsumen

Dapat diandalkan ketika adanya

keluhan dari pelanggan

Perusahaan mampu menjawab keluhan

dari konsumen

Konsumen dapat menerima bentuk

dari inovasi produk yang dibeli

Bentuk produk underwear sudah

memenuhi standar produksi yang layak

Kepercayaan dari konsumen untuk

terus memakai produk underwear

Globalindo

Perusahaan dapat mengetahui konsumen

yang loyal

Konsumen mudah mendapatkan

informasi pembuatan produk dari

awal sampai akhir

Pemberian informasi pengolahan yang

mudah dimengerti oleh konsumen

Konsumen merasa puas dengan

kualitas dari produk underwear

Kualitas produk dapat diterima oleh

konsumen

Supplier

Adanya penjaminan terhadap

kualitas bahan baku

Tersedianya bahan baku sesuai dengan

standar pabrik

Pembayaran tepat waktu Adanya kepercayaan terhadap

pembayaran

Adanya pemberian waktu (lead time)

yang cukup dari pemesanan s/d

pengiriman

Menyediakan bahan baku tepat pada

waktunya

Harga beli yang sesuai dengan

standar jual dari supplier

Kepuasan terhadap tingkat kesesuaian

bahan baku

Adanya peningkatan jumlah

pembelian bahan baku

Ketersediaan bahan baku yang

dibutuhkan tinggi

Regulator

Adanya peningkatan penyediaan

lapangan pekerjaan

Ketersediaan lapangan kerja yang

memadai

Adanya pemberian kegiatan sosial

yang bermanfaat

Memberikan kegiatan sosial yang

berguna bagi masyarakat

Adanya pelaksanaan program CSR Program CSR sesuai dengan kebutuhan

masyarakat

Menjalin hubungan yang baik dengan

masyarakat

Memberikan citra positif di lingkungan

masyarakat

Page 51: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

37

Stakeholder Kepuasan Kontribusi

Adanya pemberian izin usaha kepada

masyarakat

Perusahaan membantu meningkatkan

perekonomian masyarakat sekitar

4.3.3 Identifikasi Lima Sisi Perfomance Prism dan Key Performance Indicator pada

Masing-Masing Stakeholder

1. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism dan Key Performance Indicator Pada

Stakeholder Pimpinan Perusahaan

Lima sisi performance prism serta KPI dari stakeholder pimpinan perusahaan dapat

dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.

Tabel 4.6 Rancangan KPI Pimpinan Perusahaan

Stakeholder Pimpinan Perusahaan KPI

Satisfaction

Stakeholder

1. Peningkatan keuntungan

2. Meminimasi biaya

1. ROA

2. ROI

Strategi 1. Peningkatan jumlah

penjualan

2. Meminimalisasi biaya bahan

baku

1. Prosentase produk

terjual

2. Prosentase penurunan

biaya bahan baku

Proses 1.Meningkatkan margin

2. Pemesanan bahan baku

1. Prosentase margin

ditingkatkan

2. Jumlah pemesanan

bahan baku

Kapabilitas 1. Pengendalian keuangan

2. Kepuasan investor

1. Jumlah keuangan

defisit

2. Tingkat kepuasan

investor

Contribution

Stakeholder

1. Penyediaan dan peningkatan

investasi

2. Pemberian saran dan masukan

1. Jumlah investasi

diberikan

2. Jumlah saran

diberikan

Page 52: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

38

2. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism dan Key Performance Indicator Pada

Stakeholder Konsumen

Lima sisi performance prism serta KPI dari stakeholder konsumen dapat dilihat pada

tabel 4.7 dibawah ini.

Tabel 4.7 Rancangan KPI Konsumen

Stakeholder Konsumen KPI

Satisfaction

Stakeholder

1. Kualitas Produk

2. Ketepatan melayani keluhan

konsumen

3. Kepuasan pelanggan

1. Prosentase produk cacat

2. Prosentase komplain

dari konsumen

3. Tingkat kepuasan

pelanggan

Strategi 1. Menjaga kualitas produk

2. Manajemen keluhan

1. Pemeriksaan produk

2. Prosentase keluhan

dilayani

Proses 1. Pelayanan pelanggan

2. Pembaharuan alat produksi

1. Tingkat Layanan

pelanggan

2. Jumlah pembelian

mesin baru

Kapabilitas 1. Memeriksa produk jadi

2. Costumer Acquistion

1. Prosentase pemeriksaan

produk jadi

2. Prosentase costumer

acquistion

Contribution

Stakeholder

1. Memberikan masukan &

saran

2. Keluhan pelanggan

1. Total masukan

diberikan

2. Tingkat keluhan

pelanggan

3. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism dan Key Performance Indicator Pada

Stakeholder Karyawan

Lima sisi performance prism serta KPI dari stakeholder karyawan dapat dilihat pada

tabel 4.8 dibawah ini.

Page 53: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

39

Tabel 4.8 Rancangan KPI Karyawan

Stakeholder Karyawan KPI

Satisfaction

Stakeholder

1. Tidak terjadi kecelakaan saat

bekerja

2. Lingkungan kerja yang

nyaman

3. Peraturan karyawan

1. Prosentase keluhan

karyawan terhadap

jaminan sosial dan

kecelakaan kerja dan

kesehatan

2. Prosentase

karyawan yang puas

dan nyaman dengan

lingkungan

3. Tingkat kesesuaian

peraturan karyawan

Strategi 1. Melakukan pelatihan karyawan

2. Membuat 5s

1. Pelatihan karyawan

2. Prosentase 5s

dipatuhi

Proses 1. Membuat k3 pada karyawan

2. Pemberian pelatihan

1. Prosentase

kecelakaan kerja

2. Frekuensi

pemberian pelatihan

Kapabilitas 1. Pengendalian k3

2. Membuat peraturan dan tata

tertib

1. Prosentase

pengimplementasian

K3

2. Jumlah pelanggaran

yang terjadi

Contribution

Stakeholder

1. Produktivitas karyawan

2. Kedisiplinan karyawan

1. Tingkat

produktivitas

karyawan

2. Tingkat

kedisiplinan karyawan

Page 54: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

40

4. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism dan Key Performance Indicator Pada

Stakeholder Supplier

Lima sisi performance prism serta KPI dari stakeholder supplier dapat dilihat pada tabel

4.9 dibawah ini.

Tabel 4.9 Rancangan KPI Supplier

Stakeholder Supplier KPI

Satisfaction

Stakeholder

1.Kelangsungan kerja

sama yang baik

2. Peningkatan jumlah

pembelian

1. Prosentase pembayaran tepat

waktu

2. Prosentase peningkatan

jumlah pembelian

Strategi 1. Menjaga komunikasi

2. Tingkat pemenuhan

bahan baku produksi

1. Prosentase kewajiban

dipenuhi

2. Prosentase tingkat pemenuhan

bahan baku

Proses 1. Kualitas bahan baku

2. Membuat standar

produk mutu

1. Tingkat kesesuaian produk

2. Mengatur perencanaan

pemesanan

Kapabilitas 1. Tingkat keahlian

pegawai

2. Pengecekan kualitas

bahan

1. Jumlah pegawai ahli

2. Informasi stok bahan

pemesanan

Contribution

Stakeholder

1. Pengiriman tepat waktu

2. Kesesuian barang

1. Prosentase pengiriman tepat

waktu

2. Tingkat kesesuaian barang

5. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism dan Key Performance Indicator Pada

Stakeholder Pimpinan Perusahaan

Lima sisi performance prism serta KPI dari stakeholder regulator dapat dilihat pada

tabel 4.10 dibawah ini.

Page 55: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

41

Tabel 4.10 Rancangan KPI Regulator

Stakeholder Regulator KPI

Satisfaction

Stakeholder

1. Penyediaan lapangan

pekerjaan

2. Kepuasan regulator

1. Jumlah lapangan kerja

tersedia

2. Tingkat kepuasan regulator

Strategi 1. Pemberdayaan

masyarakat

2. Memberikan aktivitas

sosial

1. Jumlah masyarakat yang

diberdayakan

2. Tingkat aktivitas sosial

Proses 1. Program pelatihan

2. Perekrutan karyawan

sekitar

1. Prosentase jumlah

pelatihan

2. Jumlah perekrutan

Kapabilitas 1. Pelaksanaan program

CSR

2. Manajemen hubungan

masyarakat

1. Jumlah pelaksanaan

program CSR

2. Citra positif di masyarakat

Contribution

Stakeholder

1. Memberikan izin usaha

2. Memberikan penyuluhan

1. Prosentase izin diberikan

2. Jumlah penyuluhan

diberikan

4.3.4 Pengukuran Kinerja Terhadap Masing-Masing Stakeholder

a) Kriteria Stakeholder Pimpinan Perusahaan

1. Return On Asset (ROA)

Merupakan gambaran tingkat laba yang dihasilkan dengan jumlah aset pada

perusahaan. Indikator pada perspektif ini menggunakan perhitungan :

Return On Asset (ROA) = Laba

Total Aset π‘₯ 100%

Page 56: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

42

2. Return On Investment (ROI)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi

yang dihasilkan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Indikator pada perspektif ini

menggunakan perhitungan :

Return On Invesment (ROI) = Laba

Investasi x 100%

3. Prosentase produk terjual

Merupakan gambaran seberapa besarnya tingkat terjualnya produk yang sudah

diproduksi. indikator pada perspektif ini menggunakan perhitungan:

Prosentase produk terjual = Banyaknya produk terjual

Total produk jadi x 100%

4. Prosentase biaya bahan baku turun

Penurunan bahan baku merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui

seberapa besar biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk bahan baku produksi.

Prosentase produk terjual = Biaya periode sebelumβˆ’biaya periode sekarang

Biaya periode sekarang x 100%

5. Prosentase margin ditingkatkan

Profit Margin merupakan salah satu rasio yang menggambarkan laba (rugi) bersih per

penjualan yang dihasilkan semakin tinggi nilai profit margin berarti semakin baik,

karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

Rumus untuk mencari profit margin adalah sebagai berikut:

Prosentase margin = Laba bersih

Penjualan x 100%

b) Kriteria Stakeholder Konsumen

1. Prosentase produk cacat

Jumlah produk cacat adalah prosentase penyimpangan produksi yang terjadi ketika

produksi berjalan.

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘—π‘Žπ‘‘π‘– βˆ’ (π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘π‘Žπ‘–π‘˜βˆ’π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘π‘Žπ‘π‘Žπ‘‘)

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘—π‘Žπ‘‘π‘– Γ—100

Page 57: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

43

Dalam perusahaan telah disediakan data mengenai produk cacat dalam rekapitulasi

dalam benruk excel. Untuk tahun 2016 produk cacat sebanyak 3,3% dan tahun 2017

terdapat produk cacat sebanyak 2,67%.

2. Prosentase keluhan dilayani

Prosentase keluhan dilayani = Jumlah keluhan direspon

Total keluhan x 100%

3. Prosentase customer acquisition

Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pelanggan

perusahaan dari tahun ke tahun. Indikator pada perspektif ini menggunakan perhitungan

:

πΆπ‘’π‘ π‘‘π‘œπ‘šπ‘’π‘Ÿπ΄π‘π‘žπ‘’π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘œπ‘› =Jumlah Pelanggan Baru

Jumlah Pelangganx 100%

a. Customer Acquistion 2014

2

6π‘₯100% = 30%

b. Customer Acquistion 2015

1

4π‘₯100% = 25%

4. Prosentase masukan diberikan

Masukan disini merupakan sebuah saran yang diberikan oleh konsumen dari PT.

Globalindo Intimates. Masukan/saran yang diberikan oleh konsumen pada PT.

Globalindo mempunyai prosentase 100% setiap tahunnya yang berarti konsumen selalu

memberikan masukan setiap kali adanya pembuatan produk.

5. Jumlah keluhan masuk

Prosentase complain adalah seberapa banyak perusahaan menerima keluhan dari

konsumen. Jumlah keluhan yang masuk dari konsumen (buyer) dibandingkan dengan

banyaknya produksi setiap periodenya. Sepanjang tahun 2016 terdapat 5% keluhan

masuk dari konsumen untuk produksi tahun 2016, sedangkan 2017 tidak ada keluhan

yang masuk untuk produksi tahun tersebut.

c) Kriteria Stakeholder Karyawan

1. Prosentase keluhan karyawan terhadap jamsos dan k3

Prosentase keluhan karyawan terhadap k3 = Jumlah keluhan

Total karyawan x 100%

Page 58: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

44

a. Tahun 2016

150

1519π‘₯100% = 10%

b. Tahun 2017

110

1840π‘₯100% = 6%

2. Prosentase karyawan puas dan nyaman dengan lingkungan

Prosentase karyawan puas dengan lingkungan = Banyaknya karyawan puas

Total karyawan x 100%

a. Tahun 2016

1306

1519π‘₯100% = 86%

b. Tahun 2017

1693

1840π‘₯100% = 92%

3. Prosentase 5s dipatuhi

Prosentase 5s = Jumlah 5s diterapkan

Total 5s dibuat x 100%

a. Tahun 2016

22

26π‘₯100% = 85%

b. Tahun 2017

24

26π‘₯100% = 92%

4. Prosentase kecelakaan kerja

Prosentase kecelakaan kerja = Jumlah kasus

Total Tenaga Kerja x 100%

a. Tahun 2016

9

1519π‘₯100% = 0,6%

b. Tahun 2017

5

1840π‘₯100% = 0,26%

5. Prosentase pengimplementasian K3

Prosentase pengimplementasian K3 = Jumlah K3 diterapkan

Total SOP K3 dibuat x 100%

Berdasarkan pengamatan di PT. Globalindo Intimates sudah diterapkan seluruh SOP

mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.

Page 59: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

45

6. Prosentase jumlah pelanggaran yang terjadi

Prosentase jumlah pelanggaran = Total pelanggaran yang terjadi

Total karyawan x 100%

a. Tahun 2016

276

1519π‘₯100% = 18,2%

b. Tahun 2017

283

1840π‘₯100% = 15,4%

7. Tingkat produktivitas karyawan

Pada PT. Globalindo Intimates setiap bulannya dilakukan perhitungan mengenai tingkat

produktivitas karyawan. Berdasarkan data perusahaan diperoleh bahwa produktivitas

karyawan pada tahun 2016 adalah 96,5% dan pada tahun 2017 produktivitas karyawan

sebesar 97,55%.

8. Tingkat kedisiplinan karyawan

Prosentase kedisiplinan karyawan = 100% - prosentase jumlah pelanggaran yang

terjadi.

a. Tahun 2016

100% - prosentase pelanggaran yang terjadi

= 100% - 18,2%

= 81,8%

b. Tahun 2017

100% - prosentase pelanggaran yang terjadi

= 100% - 15,4%

= 84,6%

d) Kriteria Stakeholder Supplier

1. Prosentase pembayaran tepat waktu

Rumusnya, prosentase pembayaran tepat waktu = Jumlah pembayaran tepat

Total seluruh pembayaran x 100%

a. Tahun 2016

Pada tahun 2016 terdapat pembayaran terhadap supplier yang telat beberapa tetapi

tidak dalam jumlah yang banyak. Tingkat prosentase pembayaran tepat pada tahun

ini sebesar 90%

Page 60: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

46

b. Tahun 2017

Pada tahun 2017 tidak ada sama sekali pembayaran yang telat kepada supplier

sehingga tingkat prosentase pembayaran tepat waktu sebesar 100%.

2. Prosentase peningkatan jumlah pembelian

Rumusnya = Jumlah pembelian peride sekarangβˆ’jumlah pembelian peride sebelumnya

Jumlah periode sebelumnya x 100%

Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan didapatkan tahun 2016 sebesar 90%

dan tahun 2017 sebesar 95%.

3. Prosentase kewajiban dipenuhi

= Jumlah kewajiban supplier dipenuhi

Total kewajiban x 100%

Supplier selalu memenuhi kewajiban terhadap perusahaan sehingga memiliki tingkat

prosentase 100%.

4. Prosentase material cacat

Prosentase material cacat = Jumlah Bahan Baku Cacat

Total Bahan Baku diterima x 100%

a. Tahun 2016

Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan diketahui bahwa prosentase

material cacat pada tahun 2016 sebesar 3,6%.

b. Tahun 2017

Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan diketahui bahwa prosentase

material cacat pada tahun 2016 sebesar 2,5%.

5. Informasi stok bahan pemesanan

Informasi stok bahan baku selalu diberikan untuk memantau persediaan yang masih

tersedia di gudang, oleh karena itu memiliki tingkat prosentase 100%.

6. Prosentase pengiriman tepat waktu

= Total pengirimanβˆ’pengiriman terlambat

Total pengiriman supplier x 100%

Pengiriman bahan baku oleh supplier pada tahun 2016 dan 2017 selalu tepat waktu

sehingga memiliki prosentase sebesar 100%.

Page 61: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

47

e) Kriteria Stakeholder Regulator

1. Prosentase penyediaan lapangan kerja

Rumus perhitungan prosentase penyediaan lapangan kerja :

= Jumlah lapangan kerja disediakan

Total lapangan kerja bidang industri kabupaten Klaten x 100%

a. Tahun 2016

1519

151513π‘₯100% = 1%

b. Tahun 2017

1840

151513π‘₯100% = 1,21%

2. Prosentase jumlah pelatihan

Rumus prosentase jumlah pelatihan = Jumlah pelatihan dilakukan

Total rencana dilakukan x 100%

a. Tahun 2016

4

4π‘₯100% = 100%

b. Tahun 2017

4

4π‘₯100% = 100%

4.3.5 Data Key Performance Indicator

Berikut merupakan data KPI yang telah di peroleh dari PT. Globalindo Intimates:

Tabel. 4.11 Data Key Performance Indicator

Stakeholder faset KPI No KPI TAHUN

2016

TAHUN

2017

TARGET

PERUSAHAAN TERBURUK

Pimpinan

Perusahaan

satisfaction KPI I 1 ROA 9.58% 11.99% 14% 8.5%

KPI I 2 ROI 115.09% 126.76% 140% 87%

strategy KPI I 3 Prosentase produk terjual 90% 95% 100% 80%

KPI I 4

Prosentase biaya bahan baku

turun 16% 14% 15% 9%

process KPI I 5 Prosentase margin ditingkatkan 49.3% 64.9% 70% 41%

KPI I 6 Jumlah Pemesanan bahan baku 78x 70x 72x 92x

capabilities KPI I 7 Jumlah keuangan defisit 1x 0x 0x 2x

KPI I 8

Tingkat kepuasan pimpinan

perusahaan 90% 95% 100% 85%

contribution KPI I 9 Jumlah investasi diberikan 2x 2x 2x 2x

Page 62: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

48

Stakeholder faset KPI No KPI TAHUN

2016

TAHUN

2017

TARGET

PERUSAHAAN TERBURUK

KPI I 10 Jumlah saran diberikan 24x 24x 24x 20x

Konsumen

satisfaction KPI C-1 Prosentase Produk cacat 3.3% 2.67% 2.5% 5.47%

KPI C-2 Jumlah komplain dari konsumen 3 1 0 5

KPI C-3 Tingkat kepuasan konsumen 90% 95% 100% 80%

strategy KPI C-4 Pemeriksaan produk in process 100% 100% 100% 100%

KPI C-5 Prosentase keluhan dilayani. 100% 100% 100% 100%

process KPI C-6 Jumlah mesin baru. 59 12 25 92

KPI C-7 Tingkat layanan pelanggan 90% 100% 100% 86%

capabilities KPI C-8 Prosentase pemeriksaan produk

jadi. 100% 100% 100% 100%

KPI C-9 Prosentase costumer acquisition 30% 25% 30% 15%

contribution KPI C-

10 Prosentase masukan diberikan 100% 100% 100% 100%

KPI C-

11 Jumlah Keluhan masuk 5% 0% 0% 10%

Karyawan

satisfaction KPI E-1 Prosentase keluhan karyawan

terhadap jamsos dan K3 10% 6% 0% 14%

KPI E-2

Prosentase karyawan yang puas

dan nyaman dengan lingkungan 86% 92% 100% 70%

KPI E-3

Tingkat kesesuaian peraturan

karyawan 100% 100% 100% 100%

strategy KPI E-4 Jumlah pelatihan karyawan 4x 4x 4x 2x

KPI E-5 Prosentase 5S dipatuhi 85% 92% 100% 81%

process KPI E-6 Prosentase kecelakaan kerja 0.6% 0.26% 0% 0.93%

KPI E-7 Frekuensi pemberian pelatihan 2x 2x 2x 1x

capabilities KPI E-8 Prosentase pengimplementasian

K3 100% 100% 100% 80%

KPI E-9 Jumlah Pelanggaran yang terjadi 18.2% 15.4% 0% 19.8%

contribution KPI E-

10 Tingkat produktivitas karyawan 96.5% 97.55% 100% 92.75%

KPI E-

11 Tingkat kedisiplinan karyawan 81.8% 84.6% 100% 80.2%

Supplier

satisfaction KPI S-1 Prosentase pembayaran tepat

waktu. 90% 100% 100% 90%

KPI S-2

Prosentase peningkatan jumlah

pembelian. 90% 95% 100% 84%

strategy KPI S-3 Prosentase kewajiban dipenuhi. 100% 100% 100% 90%

KPI S-4

Prosentase tingkat pemenuhan

bahan baku. 96% 95% 100% 89%

process KPI S-5 Mengatur perencanaan

pemesanan. 88% 84% 100% 76%

KPI S-6 Prosentase material cacat. 3.6% 2.5% 0% 5.2%

capabilities KPI S-7 Jumlah Pegawai ahli 2 2 2 2

Page 63: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

49

Stakeholder faset KPI No KPI TAHUN

2016

TAHUN

2017

TARGET

PERUSAHAAN TERBURUK

KPI S-8

Memberikan informasi stok

bahan pemesanan. 100% 100% 100% 100%

contribution KPI S-9 Prosentase pengiriman tepat

waktu 100% 100% 100% 98%

KPI S-

10 Kesesuain barang 97% 99% 100% 96%

Regulator

satisfaction KPI R-1 Prosentase penyediaan lapangan

kerja 1% 1.21% 1.2% 0.97%

KPI R-2 Tingkat kepuasan regulator 90% 90% 100% 85%

strategy KPI R-3 Jumlah masyarakat yang

diberdayakan

1519

orang

1841

orang 1800 orang 1400 orang

KPI R-4 Jumlah aktivitas sosial 8 9 10 5

process KPI R-5 Prosentase jumlah pelatihan 100% 100% 100% 50%

KPI R-6 Jumlah Perekrutan 223 331 250 382

capabilities KPI R-7 Jumlah pelaksanaan program

CSR 10 10 10 8

KPI R-8

Menjaga citra positif di

masyarakat. 100% 100% 100% 100%

contribution KPI R-9 Prosentase ijin diberikan. 100% 100% 100% 100%

KPI R-

10 Jumlah penyuluhan dilakukan. 2x 2x 2x 0x

4.3.6 Pembobotan KPI dengan Menggunakan Analytical Hierachy Process (AHP)

Setelah KPI ditentukan maka akan dilakukan perhitungan untuk memberikan bobot kepada

KPI menggunakan metode AHP. Perhitungan ini dimulai dengan perhitungan perbandingan

berpasangan yang dilakukan terdahadap tiap level, ini digunakan untuk mengetahui bobot

kriteria tiap level dan juga tingkat konsistensi validitas data. Tabel skala penilaiannya dapat

dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini.

Tabel 4.12 Skala Penilaian AHP

Intensitas

Kepentingan Keterangan Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen memiliki pengaruh

yang sama besar terhadap tujuan

3

Elemen yang satu sedikit lebih

penting daripada elemen yang

lainnya

Pengalaman dan penilaian sedikit

menyokong satu elemen

dibanding elemen lainnya

Page 64: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

50

Intensitas

Kepentingan Keterangan Penjelasan

5

Elemen yang satu lebih penting

daripada yang lainnya Pengalaman dan penilaian sangat

kuat menyokong satu elemen

dibanding elemen yang satunya

7

Satu elemen jelas lebih mutlak

penting daripada elemen lainnya Bukti yang mendukung elemen

yang satu terhadap elemen lain

memiliki tingkat penegasan

tertinggi dan mungkin

menguatkan

9

Satu elemen mutlak penting dari

ada elemen lainnya Bukti yang mendukung elemen

yang satu terhadap elemen yang

lain memiliki tingkat penegasan

tertinggi dan mungkin

menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai

pertimbangan-pertimbangan

yang berdekatan

Nilai ini diberikan jika ada

kompromi diantara dua nilai

Pada perhitungan ini dilakukan perbandingan berdasarkan levelnya, penentuan level ini

diusulkan oleh peneliti berdasarkan dari analisis performance prism, yaitu level satu adalah

stakeholder, dan level dua merupakan KPI-KPInya.

4.3.5.1 Perhitungan AHP level satu atau stakeholder

Pada tahap selanjutnya setelah disebarkan kuisioner mengenai perbandingan stakeholder, maka

didapatkan matriks awal yang disajikan pada tabel 4.13 dibawah ini.

Tabel 4.13 Perhitungan AHP

Stakeholder Pemilik Konsumen Karyawan Supplier Regulator

Pimpinan

Perusahaan 1.000 3.000 4.000 5.000 7.000

Konsumen 0.333 1.000 2.000 3.000 5.000

Karyawan 0.250 0.500 1.000 4.000 5.000

Supplier 0.200 0.333 0.250 1.000 4.000

Regulator 0.143 0.200 0.200 0.250 1.000

jumlah 1.926 5.033 7.450 13.250 22.000

Page 65: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

51

Kemudian setelah mengetahui matrik awalnya, maka akan dicari matrik baru dengan

menggunakan perhitungan :

π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘‘π‘Ÿπ‘–π‘˜ π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™

βˆ‘π‘˜π‘œπ‘™π‘œπ‘š π‘ π‘‘π‘Žπ‘˜π‘’β„Žπ‘œπ‘™π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘›π‘¦π‘Ž

Untuk contoh perhitungannya,

1

βˆ‘1.926 = 0,519

Setelah semua nilai pada matrik awal dihitung maka akan didapatkan sebuah matrik baru,

matrik baru ini disajikan dalam tabel 4.14 dibawah.

Tabel 4.14 Nilai Matrik Baru

Kriteria Pemilik Konsumen Karyawan Supplier Regulator

Pemilik 0.51915946 0.5960265 0.5369128 0.3773584 0.318181818

Konsumen 0.17305315 0.1986755 0.2684563 0.2264150 0.227272727

Karyawan 0.12978986 0.0993377 0.1342282 0.3018867 0.227272727

Supplier 0.10383189 0.0662252 0.033557 0.0754716 0.181818182

Regulator 0.07416564 0.0397351 0.0268456 0.0188679 0.045454545

Jumlah 1 1 1 1 1

Langkah selanjutnya adalah mencari nilai eigen vector/rerata, caranya adalah

menjumlahkan matrik baru secara horizontal pada kolomnya lalu bagi dengan jumlah kolom

tersebut, seperti pada contoh perhitungan dibawah ini :

Contoh Perhitungan eigen vector pada konsumen

= βˆ‘π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘ π‘’π‘™π‘’π‘šπ‘’π‘› π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘  π‘šπ‘Žπ‘‘π‘Ÿπ‘–π‘˜ π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘’

βˆ‘π‘˜π‘œπ‘™π‘œπ‘šπ‘›π‘¦π‘Ž

=0.173+0.209+0.355+0.280+0.227

5 = 0.219

Tabel 4.15 Perhitungan nilai AHP

Stakeholder

eigen

vector

perkalian

vektor

eigen

value

lamda

maks CI RI

CR

Pimpinan 0.470 2.588 5.512 5.351 0.088 1.120 0.078

Konsumen 0.219 1.214 5.549

Karyawan 0.179 0.979 5.485

Supplier 0.092 0.468 5.074

Regulator 0.041 0.211 5.135

jumlah 1.000 5.459 26.753

Page 66: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

52

Setelah mengetahui eigen vector selanjutnya adalah mencari eigen value. Perhitungan

eigen value dengan cara membagikan eigen vector pada perkalian vector.

Nilai consistency index (CI) = πΏπ‘Žπ‘šπ‘‘π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ βˆ’π‘

π‘βˆ’1

= 5.351βˆ’5

5βˆ’1 = 0.088

cari nilai random index (RI) didapat dari tabel (ketentuan)

bila N=5 maka RI (Random index) = 1.120

Consistency Ratio (CR) = 𝐢𝐼

𝑅𝐼

= βˆ’0.088

1.120

= 0,078

Karena nilai CR < 0,1 dimana 0,078 <0,1, maka kuisioner untuk perbandingan stakeholder

pada level 1 dinyatakan valid atau konsisten.

4.3.5.2 Perhitungan AHP level dua atau masing-masing KPI tiap stakeholder

Setelah diketahui nilai eigen vector dan eigen value dari masing masing stakeholdernya pada

level 1, dilanjutkan lagi dengan penghitungan yang sama seperti diatas. Nilai selengkapnya

dari masing masing KPI dan stakeholder dapat kita lihat pada penjelasan berikut.

a. Stakeholder Pimpinan Perusahaan

Berikut ini merupakan tabel 4.16 yang berisi perhitungan eigen vector dan nilai CR

(Consistency Ratio) pada stakeholder pimpinan perusahaan.

Tabel 4.16 Perhitungan AHP Stakeholder Pimpinan Perusahaan

Eigen

Vector

Perkalian

matrix

Eigen

Value Ξ» Maks CI RI CR Keterangan

0,081 0,856 10,633

10,739 0,082 1,490 0,055 Konsisten

0,062 0,643 10,404

0,305 3,469 11,383

0,188 2,156 11,474

0,128 1,429 11,119

0,132 1,480 11,171

0,036 0,369 10,290

0,022 0,227 10,294

0,030 0,304 10,142

0,016 0,170 10,484

1,000 11,102 107,393

Page 67: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

53

Setelah diketahui nilai eigen vector untuk masing-masing KPI pada level II, seperti

langkah perhitungan stakeholder pada level 1, kemudian dicari nilai KPI untuk masing –

masing kriteria. Kriteria pimpinan perusahaan mempunyai nlai CR = 0.055, dimana pada

kriteria tersebut nilai CR < 0.1 maka kuisioner untuk perbandingan masing-masing KPI

pada level II untuk stakeholder pimpinan perusahaan dinyatakan valid atau konsisten.

b. Stakeholder Konsumen

Berikut ini merupakan tabel 4.17 yang berisi perhitungan eigen vector dan nilai CR

(Consistency Ratio) pada stakeholder konsumen.

Tabel 4.17 Perhitungan AHP Stakeholder Konsumen

Eigen

Vector

Perkalian

matrix

Eigen

Value Ξ» Maks CI RI CR Keterangan

0,146 1,939 13,268

11,156 0,016 1,510 0,010 Konsisten

0,066 0,808 12,206

0,084 1,053 12,595

0,252 3,238 12,832

0,105 1,348 12,873

0,036 0,406 11,426

0,029 0,326 11,319

0,200 2,626 13,153

0,014 0,162 11,676

0,020 0,224 11,363

0,049 0,589 11,921

1,000 12,719 122,712

Setelah diketahui nilai eigen vector untuk masing-masing KPI pada level II, seperti

langkah perhitungan stakeholder pada level 1, kemudian dicari nilai KPI untuk masing –

masing kriteria. Kriteria konsumen mempunyai nlai CR = 0.010, dimana pada kriteria

tersebut nilai CR < 0.1 maka kuisioner untuk perbandingan masing-masing KPI pada level

II untuk stakeholder konsumen dinyatakan valid atau konsisten.

c. Stakeholder Karyawan

Berikut ini merupakan tabel 4.18 yang berisi perhitungan eigen vector dan nilai CR

(Consistency Ratio) pada stakeholder karyawan.

Page 68: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

54

Tabel 4.18 Perhitungan AHP Stakeholder Karyawan

Eigen

Vector

Perkalian

matrix

Eigen

Value Ξ» Maks CI RI CR Keterangan

0,042 0,482 11,366

11,812 0,081 1,510 0,054 Konsisten

0,032 0,346 10,837

0,193 2,809 14,541

0,220 2,930 13,335

0,014 0,160 11,759

0,021 0,231 11,261

0,142 2,283 16,114

0,080 1,100 13,743

0,054 0,643 11,809

0,127 1,929 15,165

0,075 0,965 12,846

1,000 13,880 129,930

Setelah diketahui nilai eigen vector untuk masing-masing KPI pada level II, seperti

langkah perhitungan stakeholder pada level 1, kemudian dicari nilai KPI untuk masing –

masing kriteria. Kriteria karyawan mempunyai nlai CR = 0.054, dimana pada kriteria

tersebut nilai CR < 0.1 maka kuisioner untuk perbandingan masing-masing KPI pada level

II untuk stakeholder karyawan dinyatakan valid atau konsisten.

d. Stakeholder Supplier

Berikut ini merupakan tabel 4.19 yang berisi perhitungan eigen vector dan nilai CR

(Consistency Ratio) pada stakeholder supplier.

Tabel 4.19 Perhitungan AHP Stakeholder Supplier

Eigen

Vector

Perkalian

matrix

Eigen

Value Ξ» Maks CI RI CR Keterangan

0,088 0,993 11,287

11,069 0,119 1,490 0,080 Konsisten

0,062 0,674 10,785

0,034 0,346 10,197

0,193 2,297 11,884

0,276 3,193 11,566

0,154 1,827 11,890

0,015 0,157 10,603

0,021 0,219 10,434

0,107 1,234 11,587

0,050 0,527 10,460

1,000 11,466 110,693

Page 69: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

55

Setelah diketahui nilai eigen vector untuk masing-masing KPI pada level II, seperti

langkah perhitungan stakeholder pada level 1, kemudian dicari nilai KPI untuk masing –

masing kriteria. Kriteria supplier mempunyai nlai CR = 0.080, dimana pada kriteria

tersebut nilai CR < 0.1 maka kuisioner untuk perbandingan masing-masing KPI pada level

II untuk stakeholder supplier dinyatakan valid atau konsisten.

e. Stakeholder Regulator

Berikut ini merupakan tabel 4.20 yang berisi perhitungan eigen vector dan nilai CR

(Consistency Ratio) pada stakeholder regulator.

Tabel 4.20 Perhitungan AHP Stakeholder Regulator

Eigen

Vector

Perkalian

matrix

Eigen

Value

Ξ»

Maks CI RI CR Keterangan

0,249 2,895 11,604

11,158 0,129 1,490 0,086 Konsisten

0,060 0,658 10,931

0,091 1,034 11,403

0,049 0,524 10,616

0,034 0,352 10,343

0,158 1,907 12,093

0,214 2,572 12,033

0,108 1,258 11,644

0,022 0,231 10,353

0,014 0,153 10,559

1,000 11,584 111,579

Setelah diketahui nilai eigen vector untuk masing-masing KPI pada level II, seperti

langkah perhitungan stakeholder pada level 1, kemudian dicari nilai KPI untuk masing –

masing kriteria. Kriteria regulator mempunyai nlai CR = 0.086, dimana pada kriteria

tersebut nilai CR < 0.1 maka kuisioner untuk perbandingan masing-masing KPI pada level

II untuk stakeholder regulator dinyatakan valid atau konsisten.

4.3.5.3 Nilai Eigen Vector Pada Masing- Masing KPI

Nilai eigen vector pada perhitungan AHP ini nantinya digunakan untuk menentukan besarnya

bobot yang akan digunakan pada perhitungan objective matrix. Rekapitulasi nilai eigen vector

masing-masing stakehoder baik pada level satu maupun level dua dapat dilihat pada tabel 4.21

berikut.

Page 70: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

56

Tabel 4.21 Nilai Eigen Vector masing-masing KPI

Kinerja Perusahaan

Stakeholder eigen

vektor

Pimpinan Perusahaan 0,47

Konsumen 0,22

Karyawan 0,18

Supplier 0,09

Regulator 0,04

KPI

eigen

vektor

I-1 0,08

I-2 0,06

I-3 0,30

I-4 0,19

I-5 0,13

I-6 0,13

I-7 0,04

I-8 0,02

I-9 0,03

I-10 0,02

C-1 0,15

C-2 0,07

C-3 0,08

C-4 0,25

C-5 0,10

C-6 0,04

C-7 0,03

C-8 0,20

C-9 0,01

C-10 0,02

C-11 0,05

E-1 0,04

E-2 0,03

E-3 0,20

E-4 0,22

E-5 0,01

E-6 0,02

E-7 0,14

E-8 0,08

E-9 0,05

E-10 0,13

E-11 0,07

S-1 0,09

S-2 0,06

Page 71: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

57

Kinerja Perusahaan

Stakeholder eigen

vektor

S-3 0,03

S-4 0,19

S-5 0,28

S-6 0,15

S-7 0,01

S-8 0,02

S-9 0,11

S-10 0,05

R-1 0,25

R-2 0,06

R-3 0,09

R-4 0,05

R-5 0,03

R-6 0,16

R-7 0,21

R-8 0,11

R-9 0,02

R-10 0,01

4.3.7 Perhitungan OMAX dan Traffic Light System

Langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap indikator-indikator dalam

pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode OMAX. Metode OMAX ini

sendiri terdiri atas beberapa bagian yang dapat dilihat dalam matrik berikut :

Gambar 4.2 Objective Matrix

Page 72: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

58

Keterangan :

a. Baris A adalah blok pendefinisian yang terdiri atas kriteria produktivitas dan tingkat

pencapaian kinerja (Performance) sekarang

1. Kriteria perspektif, yaitu indicator-indikator atau kriteria yang menjadi ukuran

persepektif yang akan diukur kinerjanya.

2. Performansi sekarang, yaitu nilai tiap perspektif berdasarkan pengukuran

terakhir.

b. Baris B adalah blok kualifikasi yang berisi sel-sel matrik.

Skala, yaitu angka-angka yang menunjukan tingkat performansi dari pengukuran

tiap kinerja perspektif. Terdiri dari bagian 0 sampai 10 semakin besar skor maka

semakin baik kriterianya, level tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu :

a. Tingkat 0 : Tingkat terendah dari kinerja selama periode dasar.

b. Tingkat 3 : Hasil yang menunjukkan tingkat kinerja kelompok kerja.

c. Tingkat 10 : Tingkat realistis yang diharapkan dapat dicapai pada tahun-tahun

berikutnya. d.

c. Baris C terdiri atas baris skor, bobot, nilai dan indicator pencapaian.

1. Skor, yaitu nilai level dimana pengukuran berada.

2. Bobot, yaitu besarnya bobot dari tiap kriteria perspektif terhadap total kinerja.

3. Nilai, merupakan perkalian tiap skor dengan bobotnya.

Penilaian terhadap indikator-indikator pengukuran kinerja berdasarkan perhitungan

masing-masing tolak ukur diperoleh dengan cara mengalikan antara bobot dengan skor.

Contoh perhitungan untuk KPI I-1 ( ROI )

1. Perhitungan kenaikan setiap level pada KPI I-1

Level 0 = 8.5%

Level 3 = 9.58%

Level 10 = 14%

Kenaikan level 1 dan 2 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu :

𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 3βˆ’π‘™π‘’π‘£π‘’π‘™ 0

3βˆ’0 =

9.58βˆ’8.5

3

= 0.36

Kenaikan level 4 sampai dengan level 9 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu:

𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 10βˆ’π‘™π‘’π‘£π‘’π‘™ 3

10βˆ’3 =

14βˆ’9.58

7

Page 73: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

59

= 0.63

2. Penentuan skor pada KPI I-1

Penetapan skor diperoleh dari nilai terdekat dari nilai performansi, contoh pada KPI

I-1 memiliki performance sebesar 11.99 nilai tersebut berada pada skor 7. Sehingga

skor yang digunakan untuk KPI I-1 adalah 7.

3. Perhitungan bobot pada KPI I-1

Bobot stakeholder pemilik : 0.47

Bobot KPI I-1 : 0.08

Total bobot pada KPI I-1 : 0.038

4.3.6.1 Perhitungan OMAX dan Traffic Lifght System Pada Masing-Masing KPI

a) Kriteria Pada Stakeholder Pimpinan Perusahaan

Hasil perhitungan OMAX pada kriteria pemilik dapat dilihat pada tabel 4.22 dibawah ini.

Tabel 4.22 Perhitungan OMAX Stakeholder Pimpinan Perusahaan

Kriteria

KPI

I-1

KPI I-

2

KPI

I-3

KPI

I-4

KPI

I-5

KPI

I-6

KPI

I-7

KPI

I-8

KPI

I-9

KPI I-

10

Performansi 11,99 126,76 95 14 64,9 70 0 95 2 24

10 14 140 100 18 70 12 0 100 2 24

9 13,36 136,45 98,58 17,74 67,06 21,48 0 98,58 2 24

8 12,73 132,89 97,15 17,45 64,1 30,9 0 97,15 2 24

7 12,1 129,33 95,72 17,16 61,14 40,32 0 95,72 2 24

6 11,47 125,77 94,29 16,87 58,18 49,74 0,01 94,29 2 24

Skor

performansi 5 10,84 122,21 92,86 16,58 55,22 59,16 0,34 92,86 2 24

4 10,21 118,65 91,43 16,29 52,26 68,58 0,67 91,43 2 24

3 9,58 115,09 90 16 49,3 78 1 90 2 24

2 9,22 105,72 86,66 13,66 46,52 82,66 1,34 88,34 2 22,66

1 8,86 96,36 83,33 11,33 43,76 87,33 1,67 86,67 2 21,33

0 8,5 87 80 9 41 92 2 85 2 20

Skor 6 6 6 2 8 4 7 6 10 10

Bobot 0,038 0,029 0,143 0,088 0,06 0,062 0,017 0,01 0,014 0,008

Nilai 0,227 0,174 0,858 0,176 0,483 0,249 0,118 0,062 0,141 0,076

Pada tabel telah dihitung performansi pada kriteria pimpinan perusahaan dimana

terdapat KPI I-1 sampai dengan KPI I-10. Pada KPI I-1 memiliki nilai performansi 6

dimana berada dalam zona warna kuning, kemudian untuk mendapatkan nilai dari KPI

Page 74: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

60

I-1 maka skor akan dikalikan bobot sehingga dapat diketahui nilai KPI I-1 sebesar 0.227.

Kemudian untuk KPI I-2 performansinya berada di skor 6 di zona warna kuning dengan

nilai akhirnya sebesar 0.174. Performansi KPI I-3 berada di zona warna kuning, skor 6

dengan nilai akhirnya sebesar 0.858. Performansi KPI I-4 berada di zona warna merah

dengan skor 2 dan nilai akhirnya sebesar 0.176 sehingga menunjukkan performansi KPI

ini masih sangat buruk dan perlu adanya tindakan perbaikan. KPI I-5 memiliki skor

performansi sebesar 8, berada pada zona warna hijau dan nilai akhir sebesar 0.483.

Performansi KPI I-6 memiliki skor sebesar 4, berada di zona warna kuning dengan nilai

akhirnya sebesar 0.249. Performansi KPI I-7 memiliki skor sebesar 7, berada di zona

kuning dengan nilai akhir sebesar 0.118. Performansi KPI I-8 memiliki skor 6, berada

di zona warna kuning dan nilai akhirnya sebesar 0.062. Performansi KPI I-9 berada di

zona warna hijau dengan skor 10 dan nilai akhir sebesar 0.141. Performansi KPI I-10

berada di zona warna hijau dengan skor 10 dan nilai akhirnya sebesar 0.076.

b) Kriteria Pada Stakeholder Konsumen

Hasil perhitungan OMAX pada kriteria konsumen dapat dilihat pada tabel 4.23 dibawah

ini.

Tabel 4.23 Perhitungan OMAX Stakeholder Konsumen

Kriteria

KPI

C-1

KPI

C-2

KPI

C-3

KPI

C-4

KPI

C-5

KPI

C-6

KPI

C-7

KPI

C-8

KPI

C-9

KPI

C-10

KPI

C-11

Performansi 2,67 1 95 100 100 12 100 100 25 100 0

10 2,5 0 100 100 100 25 100 100 30 100 0

9 2,64 0,42 98,58 100 100 29,84 100 100 30 100 0,74

8 2,75 0,85 97,15 100 100 34,7 100 100 30 100 1,45

7 2,86 1,28 95,72 100 100 39,56 100 100 30 100 2,16

6 2,97 1,71 94,29 100 100 44,42 99,99 100 30 100 2,87

Skor

performansi 5 3,08 2,14 92,86 100 100 49,28 96,66 100 30 100 3,58

4 3,19 2,57 91,43 100 100 54,14 93,33 100 30 100 4,29

3 3,3 3 90 100 100 59 90 100 30 100 5

2 4,03 3,66 86,66 100 100 70 88,66 100 25 100 6,66

1 4,75 4,33 83,33 100 100 81 87,33 100 20 100 8,33

0 5,47 5 80 100 100 92 86 100 15 100 10

Skor 8 7 6 10 10 10 10 10 2 10 10

Bobot 0,032 0,0145 0,018 0,055 0,023 0,008 0,006 0,044 0,003 0,004 0,011

Nilai 0,256 0,101 0,110 0,552 0,229 0,078 0,063 0,437 0,006 0,0432 0,108

Page 75: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

61

Pada tabel telah dihitung performansi pada kriteria konsumen dimana terdapat KPI

C-1 sampai dengan KPI C-11. Pada KPI C-1 memiliki nilai performansi 8 dimana

ditandai dengan warna hijau, kemudian untuk mendapatkan nilai dari KPI C-1 maka skor

akan dikalikan bobot sehingga dapat diketahui nilai KPI C-1 sebesar 0.256, kemudian

untuk KPI C-2 performansinya berada di zona kuning dengan skor sebesar 7, dan nilai

akhirnya sebesar 0.202. Performansi KPI C-3 memiliki skor sebesar 6, berada di zona

warna kuning dan nilai akhirnya sebesar 0.110. Performansi KPI C-4 sampai dengan C-

8 berturut-turut berada pada zona warna hijau dengan skor 10, dan masing-masing skor

berturut-turut yaitu 0.552, 0.229, 0.078, 0.063, dan 0.437. Performansi KPI C-9 berada

di skor 2 dengan zona warna merah dengan nilai akhir sebesar 0.006, sehingga dapat

dikatakan bahwa performansi KPI pada kriteria ini masih sangat buruk dan perlu

diperbaiki. Performansi KPI C-10 berada di zona warna hijau memiliki skor 10 dengan

nilai akhirnya sebesar 0.432. Performansi KPI C-11 berada di zona warna hijau memiliki

skor 10 dan nilai akhir sebesar 0.108.

c) Kriteria Pada Stakeholder Karyawan

Hasil perhitungan OMAX pada kriteria karyawan dapat dilihat pada tabel 4.24 dibawah

ini.

Tabel 4.24 Perhitungan OMAX Stakeholder Karyawan

Kriteria

KPI

E-1

KPI

E-2

KPI

E-3

KPI

E-4

KPI

E-5

KPI

E-6

KPI

E-7

KPI

E-8

KPI

E-9

KPI

E-10

KPI

E-11

Performansi 6 92 100 4 92 0,26 2 100 15,4 97,55 84,6

10 0 100 100 4 100 0 2 100 0 100 100

9 1,42 98 100 4 97,84 -3,7 2 100 2,6 99,5 97,4

8 2,85 96 100 4 95,7 -2,84 2 100 5,2 99 94,8

7 4,28 94 100 4 93,56 -1,98 2 100 7,8 98,5 92,2

6 5,71 92 100 4 91,42 -1,12 2 100 10,4 98 89,6

Skor

performansi 5 7,14 90 100 4 89,28 -0,26 2 100 13 97,5 87

4 8,57 88 100 4 87,14 0,6 2 100 15,6 97 84,4

3 10 86 100 4 85 0,6 2 100 18,2 96,5 81,8

2 11,34 80,66 100 3,34 83,66 0,71 1,66 93,34 18,74 95,25 81,26

1 12,67 75,33 100 2,67 82,33 0,82 1,33 86,67 19,27 94 80,73

0 14 70 100 2 81 0,93 1 80 19,8 92,75 80,2

Skor 6 6 10 10 6 5 10 10 4 5 4

Bobot 0,007 0,005 0,035 0,039 0,002 0,003 0,025 0,015 0,009 0,024 0,013

Nilai 0,043 0,032 0,354 0,389 0,014 0,017 0,254 0,146 0,036 0,119 0,052

Page 76: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

62

Pada tabel telah dihitung performansi pada kriteria karyawan dimana terdapat

KPI E-1 sampai dengan KPI E-11. Pada KPI E-1 memiliki nilai performansi 6 dimana

ditandai dengan warna kuning, kemudian untuk mendapatkan nilai dari KPI E-1 maka

skor akan dikalikan bobot sehingga dapat diketahui nilai KPI E-1 sebesar 0.043.

Selanjutnya untuk KPI E-2 performansinya berada di zona warna kuning memiliki skor

6 dan nilai akhirnya sebesar 0.032. KPI E-3 memiliki nilai performansi skor 10, berada

di zona warna hijau dengan nilai akhirnya sebesar 0.354. Performansi KPI E-4 berada di

skor 10 dengan nilai akhirnya sebesar 0.389. KPI E-5 memiliki skor performansi sebesar

6, berada di zona warna kuning dan nilai akhir sebesar 0.014. Performansi KPI E-6

memiliki skor 5 dan berada di zona warna kuning dengan nilai akhirnya sebesar 0.017.

Performansi KPI E-7 dan E-8 berada di zona warna hijau memiliki skor 10 dengan nilai

akhir berturut-turut sebesar 0.254 dan 0.146. Performansi KPI E-9 berada di zona warna

kuning dan memiliki skor 4 dengan nilai akhirnya sebesar 0.036. Performansi KPI E-10

berada di skor 5 dan nilai akhir sebesar 0.119. KPI E-11 memiliki skor performansi

sebesar 4, berada di zona warna kuning dan nilai akhirnya sebesar 0.052.

d) Kriteria Pada Stakeholder Supplier

Hasil perhitungan OMAX pada kriteria karyawan dapat dilihat pada tabel 4.25 dibawah

ini.

Tabel 4.25 Perhitungan OMAX Stakeholder Supplier

Kriteria

KPI

S-1

KPI

S-2

KPI

S-3

KPI

S-4

KPI

S-5

KPI

S-6

KPI

S-7

KPI

S-8

KPI

S-9

KPI

S-10

Performansi 100 95 100 95 84 2,5 2 100 100 99

10 100 100 100 100 100 0 2 100 100 100

9 98,58 98,58 100 99,42 98,26 0,54 2 100 100 99,58

8 97,15 97,15 100 98,85 96,55 1,05 2 100 100 99,15

7 95,72 95,72 100 98,28 94,84 1,56 2 100 100 98,72

6 94,29 94,29 100 97,71 93,13 2,07 2 100 100 98,29

Skor

performansi 5 92,86 92,86 100 97,14 91,42 2,58 2 100 100 97,86

4 91,43 91,43 100 96,57 89,71 3,09 2 100 100 97,43

3 90 90 100 96 88 3,6 2 100 100 97

2 90 88 96,66 93,66 84 4,14 2 100 99,34 96,66

1 90 86 93,33 91,33 80 4,67 2 100 98,67 96,33

0 90 84 90 89 76 5,2 2 100 98 96

Skor 10 6 10 2 2 5 10 10 10 7

Bobot 0,008 0,006 0,003 0,018 0,025 0,014 0,001 0,002 0,010 0,005

Page 77: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

63

Nilai 0,081 0,035 0,031 0,036 0,051 0,071 0,014 0,019 0,098 0,033

Pada tabel telah dihitung performansi pada kriteria supplier dimana terdapat KPI

S-1 sampai dengan KPI S-10. Pada KPI S-1 memiliki nilai performansi 10 dimana

ditandai dengan warna hijau, kemudian untuk mendapatkan nilai dari KPI S-1 maka skor

akan dikalikan bobot sehingga dapat diketahui nilai KPI S-1 sebesar 0.081. Kemudian

untuk KPI S-2 memiliki nilai performansi skor 6, berada di zona kuning dengan nilai

akhirnya sebesar 0.035. Performansi KPI S-3 memiliki skor sebesar 10, berada di zona

warna hijau dan nilai akhirnya sebesar 0.031. Performansi KPI S-4 dan S-5 berada pada

skor 2 dengan ditandai warna merah dimana masing-masing KPI memiliki nilai akhir

berturut-turut yaitu 0.036 dan 0.051, sehingga dapat dikatakan performansi untuk kedua

KPI ini sangat buruk dan perlu adanya perbaikan. Performansi KPI S-6 berada di skor 5,

dengan zona warna kuning dan nilai akhirnya sebesar 0.071. Performansi KPI S-7 berada

di skor 10, dengan zona warna hijau dan nilai akhir sebesar 0.014. Performansi KPI S-8

berada di skor 10 dengan nilai akhir sebesar 0.019. KPI S-9 memiliki nilai performansi

sebesar 10 dan nilai akhir sebesar 0.098. Performansi KPI S-10 berada di skor 7, berada

di zona warna kuning dan nilai akhirnya sebesar 0.033.

e) Kriteria Pada Stakeholder Regulator

Hasil perhitungan OMAX pada kriteria supplier dapat dilihat pada tabel 4.26 dibawah

ini.

Tabel 4.26 Perhitungan OMAX Stakeholder Regulator

Kriteria

KPI

R-1

KPI

R-2

KPI R-

3

KPI

R-4

KPI

R-5

KPI

R-6

KPI

R-7

KPI

R-8

KPI

R-9

KPI

R-10

Performansi 1,21 90 1841 9 100 331 10 100 100 2

10 1,2 100 1800 10 100 250 10 100 100 2

9 1,18 98,58 1759,84 9,74 100 246,16 10 100 100 2

8 1,15 97,15 1719,7 9,45 100 242,3 10 100 100 2

7 1,12 95,72 1679,56 9,16 100 238,44 10 100 100 2

6 1,09 94,29 1639,42 8,87 100 234,58 10 100 100 2

Skor

performansi 5 1,06 92,86 1599,28 8,58 100 230,72 10 100 100 2

4 1,03 91,43 1559,14 8,29 100 226,86 10 100 100 2

3 1 90 1519 8 100 223 10 100 100 2

2 0,99 88,34 1479,34 7 83,34 276 9,34 100 100 1,34

1 0,98 86,67 1439,67 6 66,67 329 8,67 100 100 0,67

0 0,97 85 1400 5 50 382 8 100 100 0

Page 78: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

64

Skor 10 3 10 6 10 1 10 10 10 10

Bobot 0,010 0,002 0,004 0,002 0,001 0,006 0,009 0,004 0,001 0,001

Nilai 0,102 0,007 0,037 0,012 0,014 0,006 0,088 0,044 0,009 0,006

Pada tabel telah dihitung performansi pada kriteria regulator dimana terdapat KPI

R-1 sampai dengan KPI R-10. Pada KPI R-1 memiliki nilai performansi 10 dimana

ditandai dengan warna hijau, kemudian untuk mendapatkan nilai dari KPI R-1 maka skor

akan dikalikan bobot sehingga dapat diketahui nilai KPI R-1 sebesar 0.102. Selanjutnya

untuk KPI R-2 performansinya berada di skor 3 dengan warna indikator merah sehingga

bisa dikatakan performansi pada KPI ini sangat buruk dan perlu adanya perbaikan, nilai

akhirnya sebesar 0.007. Performansi KPI R-3 memiliki nilai sebesar 10, berada di zona

hijau dengan nilai akhirnya sebesar 0.037. KPI R-4 memiliki nilai performasi sebesar 6,

berada di zona warna kuning dan nilai akhirnya sebesar 0.012. Performansi KPI R-5

berada di zona warna hijau dengan skor 10 dan nilai akhir sebesar 0.014. Performansi

KPI R-6 hanya berada di skor 1 dengan warna indikator merah sehingga performasi pada

KPI ini juga masih buruk, dengan nilai akhirnya sebesar 0.006. Performansi KPI R-7

sampai dengan R-10 berada di skor 10 sehingga memiliki warna indikator hijau, dengan

masing-masing nilai akhir berturut-turut yaitu 0.088, 0.044, 0.009, dan 0.006.

Page 79: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

65

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Analisis Strategi Objective dan Key Performance Indicator (KPI) Pada Perspektif

Performance Prism

Perancangan prism pada PT. Globalindo Intimates yang menjadi stakeholder ada 5, yaitu

pimpinan perusahaan, konsumen, karyawan, supplier, dan regulator. Dimana pada pimpinan

perusahaan di identifikasi satisfaction adalah peningkatan laba dan tingkat pengembalian

investasi. Hal ini dikarenakan untuk melihat seberapa besar kemajuan perusahaan. Kontribusi

didapatkan KPI penyediaan dan peningkatan investasi untuk mengetahui sejauh mana investor

menyediakan investasinya, kemudian pemberian saran dan masukan dari pimpinan perusahaan

agar dapat diketahui seberapa sering masukan yang diberikan oleh pimpinan perusahaan.

Sehingga didapatkan pada sisi strategi adalah prosentase produk terjual dan minimalisasi biaya

bahan baku untuk mengurangi biaya produksi. Pada sisi proses didapatkan meningkatkan

margin agar laba yang didapat dari penjualan produk akan semakin besar, kemudian yang

kedua yaitu pemesanan bahan baku agar lebih terjadwal. Pada sisi kapabilitas didapatkan

identifikasi pengendalian keuangan dan tingkat kepuasan pimpinan perusahaan. Pengendalian

keuangan untuk mengetahui yang dilakukan oleh perusahaan buruk atau baik dari banyaknya

perusahaan mengalami defisit keuangan.

Pada stakeholder konsumen didapatkan identifikasi sisi satisfaction adalah kualitas

produk underwear PT. Globalindo Intimates dimana KPI nya yaitu prosentase produk cacat

karena untuk mengukur seberapa baik produk yang keluar ke pasaran, melayani keluhan tepat

waktu dimana KPI nya adalah prosentase komplain dari konsumen, serta kepuasan pelanggan

dimana KPI nya tingkat kepuasan pelanggan. Pada sisi strategy kualitas produk yaitu menjaga

kualitas produk dimana KPI nya adalah pemeriksaan produk agar menjaga kualitas dari produk

yang dihasilkan, dan manajemen keluhan dimana KPI nya prosentase keluhan dilayani karena

presentase keluhan dapat dijadikan parameter seberapa cepat keluhan knsumen diproses. Pada

sisi proses adalah dengan pembaharuan alat produksi dimana KPI nya adalah jumlah pembelian

mesin baru karena banyaknya mesin dalam perusahaan juga perlu diperhatikan. Pada proses

Page 80: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

66

pelayanan pelanggan dimana KPI nya adalah dengan tingkat layanan pelanggan. Kemudian

pada sisi kapabilitas didapatkan kriteria memeriksa produk jadi dengan KPI prosentase

pemeriksaan produk jadi, hal ini juga dilakukan demi menjaga kualitas mutu produk. Pada

costumer aquastion KPI nya adalah prosentase costumer aquastion untuk melihat seberapa

besar peningkatan jumlah konsumen baru.

Pada stakeholder karyawan satisfaction didapatkan lingkungan kerja yang nyaman dan

tidak terjadi kecelakaan saat bekerja. Didapatkan KPI pada lingkungan kerja yang nyaman

adalah jumlah karyawan yang puas dan nyaman dengan lingkungan. Pada tidak terjadi

kecelakaan saat pekerja didapatkan KPI dengan prosentase keluhan karyawan terhadap

jaminan sosial kecelakaan kerja yang menandakan adanya jaminan keselamatan kerja

diperusahaan baik. Sedangkan KPI pada peraturan karyawan yaitu tingkat kesesuaian peraturan

karyawan. Pada sisi strategy didapatkan dengan membuat 5S dan pelatihan karyawan. Pada

membuat 5S KPI adalah prosentase 5S dipatuhi oleh karyawan, dimana untuk mengetahui

parameter lingkungan kerja yang baik dan nyaman. Pada pelatihan karyawan didapatkan KPI

dengan pelatihan karyawan dilakukan, dimana untuk melihat perusahaan sudah melakukan

perencanaan pelatihan karyawan yang baik atau belum. Pada sisi process didapatkan kriteria

membuat K3 pada karyawan dan pemberian pelatihan. Pada membuat K3 pada karyawan

didapatkan KPI dengan mengetahui accident karyawan, sedangkan pada pemberian pelatihan

didapatkan KPI yaitu frekuensi pemberian pelatihan untuk mengetahui seberapa sering

perusahaan melakukan pelatihan. Pada kapabilitas didapatkan tata tertib pengendalian K3 dan

membuat peraturan. Pada pengendalian K3 KPI nya adalah prosentase karyawan

mengimplementasikan K3, sedangkan pada membuat peraturan dan tata tertib didapatkan KPI

dengan mengetahui jumlah pelanggaran yang terjadi, dimana untuk mengetahui sejauh mana

kedisiplinan karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Pada kontribusi yaitu dengan

produktivitas karyawan dan kedisiplinan karyawan. Pada produktivitas karyawan diperoleh

KPI dengan tingkat produktivitas, lalu pada kedisiplinan karyawan diperoleh KPI tingkat

kedisiplinan karyawan.

Pada stakeholder supplier, satisfaction yang didapatkan adalah kelangsungan kerja

sama yang baik dan penigkatan jumlah pembelian. Pada kelangsungan kerja yang baik

diperoleh KPI prosentase pembayaran tepat waktu, dimana untuk melihat seberapa tepat

perusahaan membayar kewajiban kepada pemasok. Kemudian pada peningkatan jumlah

pembelian KPI nya adalah prosentase peningkatan jumlah pembelian, dimana untuk melihat

seberapa besar perusahaan membutuhkan pasokan dari pemasok. Sisi strategy yang didapatkan

adalah menjaga komunikasi dan tingkat pemenuhan baku produksi. Pada menjaga komunikasi

Page 81: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

67

KPI nya adalah prosentase kewajiban dipenuhi, untuk melihat apakah perusahaan memenuhi

kewajiban dengan baik. Pada tingkat pemenuhan bahan baku KPI nya adalah prosentase tingkat

pemenuhan bahan baku. Pada sisi process didapatkan kualitas bahan baku dan membuat

standar mutu produk. Pada standar mutu produk KPI nya adalah mengatur perencanaan

pemesanan perusahaan agar lebih efektif dan efisien. Pada kualitas bahan baku didapatkan KPI

nya adalah prosentase material cacat, untuk mengetahui kualitas material yang dikirim. Pada

sisi kapabilitas didapatkan kriteria keahlian pegawai dan pengecekan kualitas bahan. Pada

keahlian pegawai didapatkan KPI dengan jumlah pegawai ahli. Pada pengecekan kualitas

bahan KPI nya adalah memberikan informasi stok dan bahan. Pada sisi kontribusi didapatkan

pengiriman tepat waktu dan ketersediaan material. Pada pengiriman tepat waktu KPInya adalah

pengiriman yang tepat waktu, untuk melihat seberapa besar ketepatan pengiriman bahan baku.

Pada ketersediaan material didapatkan KPI nya adalah tingkat kesesuaian material.

Pada stakeholder regulator, satisfaction nya adalah penyediaan lapangan pekerjaan dan

kepuasan masyarakat. Pada penyediaan lapangan pekerjaan KPI nya adalah jumlah lapangan

kerja tersedia untuk mengetahui berapa lapangan kerja yang disediakan oleh perusahaan,

sedangkan pada kepuasan masyarakat KPI nya adalah tingkat kepuasan masyarakat. Pada sisi

strategy didapatkan kriteria pemberdayaan masyarakat dan memberikan aktivitas sosial. Pada

pemberdayaan masyarakat KPI nya adalah jumlah masyarakat diperbedayakan, sedangkan

pada aktivitas sosial KPI nya adalah tingkat aktivitas sosial dimana untuk mengukur

keterlibatan perusahaan terhadap lingkungan sosial sekitarnya. Pada sisi process didapatkan

kriteria program pelatihan dan perekrutan masyarakat sekitar. Pada program pelatihan

didapatkan KPI nya adalah prosentase jumlah pelatihan. Pada perekrutan masyarakat sekitar

KPI nya adalah dengan jumlah perekrutan, untuk mengetahui seberapa banyak perekrutan yang

dilakukan oleh perusahaan tiap periodenya. Pada sisi kapabilitas didapatkan pelekasanaan

program CSR dan manajemen hubungan masyarakat. Pada pelaksanaan program CSR KPI nya

adalah dengan jumlah pelaksanaan program CSR, dimana untuk melihat apakah program CSR

yang sudah direncanakan benar-benar dijalankan oleh perusahaan. Pada manajemen hubungan

masyarakat KPI nya adalah dengan menjaga citra positif di perusahaan. Pada sisi kontribusi

adalah memberikan penyuluhan dan memberikan ijin usaha. Pada memberikan penyuluhan

KPI nya adalah dengan jumlah penyuluhan dilakukan, dimana untuk mengetahui jumlah

penyuluhan kepada perusahaan dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Pada memberikan

ijin usaha KPI nya adalah dengan prosentase ijin diberikan, untuk mngetahui apakah

pemerintah memberikan dukungan kepada perusahaan.

Page 82: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

68

5.2 Pembobotan KPI dengan AHP

Pada perhitungan AHP pada level 1 yaitu pada level stakeholder didapatkan eigen vector pada

stakeholder pimpinan perusahaan yaitu sebesar 0.470 pada stakeholder konsumen sebesar

0.219, stakeholder karyawan sebesar 0.179, stakeholder supplier sebesar 0.092 dan pada

stakeholder regulator sebesar 0.041, dengan nilai CR sebesar 0.078 maka data tersebut

konsisten.

Pada perhitungan AHP level 2 yaitu perhitungan pada masing-masing kriteria KPI.

Pada stakeholder pimpinan perusahaan didapatkan nilai eigen vector pada ROA sebesar 0.081,

pada ROI sebesar 0.062, pada prosentase produk terjual sebesar 0.305, pada prosentase biaya

bahan baku turun sebesar 0.188, pada prosentase margin ditingkatkan sebesar 0.128, pada

jumlah pemesanan bahan baku sebesar 0.132, pada jumlah keuangan defisit sebesar 0.036, pada

tingkat kepuasan pimpinan perusahaan sebesar 0.022, pada jumlah investasi diberikan sebesar

0.030, dan saran diberikan sebesar 0.016. pada perhitungan ini didapatkan hasil CR sebesar

0.055 yang berarti konsisten.

Pada stakeholder konsumen didapatkan nilai eigen vector pada prosentase produk cacat

sebesar 0.146, pada prosentase kompain dari konsumen sebesar 0.066, pada tingkat kepuasan

konsumen sebesar 0.084, pada pemeriksaan produk in process sebesar 0.252, pada prosentase

keluhan dilayani sebesar 0.105, pada jumlah mesin baru sebesar 0.036, pada tingkat layanan

pelanggan sebesar 0.029, pada pemeriksaaan produk jadi sebesar 0.200, pada prosentase

customer acquisition sebesar 0.014, pada prosentase masukan diberikan sebesar 0.020, serta

pada jumlah keluhan masuk sebesar 0.049. Nilai CR pada stakeholder konsumen yaitu 0.010,

maka data tersebut berarti konsisten.

Pada stakeholder karyawan didapatkan nilai eigen vector pada prosentase keluhan

karyawan sebesar 0.042, prosentase karyawan puas sebesar 0.032, pada tingkat kesesuaian

peraturan sebesar 0.193, jumlah pelatihan karyawan sebesar 0.220, pada prosentase 5s dipatuhi

sebesar 0.014, prosentase kecelakaan kerja sebesar 0.021, pada frekuensi pemberian pelatihan

sebesar 0.142, prosentase pengimplementasian K3 sebesar 0.080, pada jumlah pelanggaran

yang terjadi sebesar 0.054, pada tingkat produktivitas karyawan sebesar 0.127, pada tingkat

kedisiplinan karyawan sebesar 0.075. Nilai CR pada stakeholder konsumen yaitu 0.054, maka

data tersebut berarti konsisten.

Pada stakeholder supplier didapatkan nilai eigen vector pada prosentase pembayaran

tepat waktu sebesar 0.088, prosentase peningkatan jumlah pembelian sebesar 0.062, prosentase

kewajiban dipenuhi sebesar 0.034, prosentase pemenuhan bahan baku sebesar 0.193, pada

Page 83: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

69

mengatur perencanaan pemesanan sebesar 0.276, prosentase material cacat sebesar 0.154, pada

jumlah pegawai ahli sebesar 0.015, pada stok bahan pemesanan sebesar 0.021, prosentase

pengiriman tepat waktu sebesar 0.107, serta pada material tersedia sebesar 0.050. Nilai CR

pada stakeholder supplier yaitu 0.080, maka data tersebut berarti konsisten.

Pada stakeholder regulator didapatkan nilai eigen vector pada jumlah lapangan kerja

tersedia sebesar 0.249, tingkat kepuasan regulator sebesar 0.060, pada jumlah masyarakat yang

diberdayakan sebesar 0.091, pada jumlah aktivitas sosial sebesar 0.049, prosentase jumlah

pelatihan sebesar 0.034, pada jumlah perekrutan pegawai sebesar 0.158, pada jumlah

pelaksaaan program CSR sebesar 0.214, menjaga citra positif sebesar 0.108, pada prosentase

ijin diberikan sebesar 0.022, serta pada jumlah penyuluhan pelatihan sebesar 014. Nilai CR

pada stakeholder regulator yaitu 0.086, maka data tersebut berarti konsisten.

5.3 Perhitungan Value Total dan Index Perbaikan

Dimana dalam perhitungan nilai value pada perfomance prism telah diperoleh nilai value pada

pimpinan perusahaan didapatkan sebesar 2.564, pada konsumen didapatkan nilai sebesar 1.983,

pada karyawan didapatkan nilai sebesar 1.457, pada supplier didapatkan nilai sebesar 0.468,

dan pada regulator didapatkan nilai sebesar 0.327, maka total value didapatkan sebesar 6.799

yang mana total ini berada pada kisaran 3.01 ≀ 6.799 ≀ 8.00 sehingga dapat dikatakan bahwa

kinerja PT. Globalindo Intimates cukup baik. Dengan perhitungan index perbaikan seperti

dibawah ini.

Indeks perbaikan = π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘£π‘Žπ‘™π‘’π‘’ βˆ’ π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘£π‘–π‘œπ‘’π‘  π‘£π‘Žπ‘™π‘’π‘’

π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘£π‘–π‘œπ‘’π‘  π‘£π‘Žπ‘™π‘’π‘’ x 100%

= 6.799βˆ’3

3x 100% = 126, 63%

Karena hasil index perbaikan sebesar 126,63 > 100 maka kinerja perusahaan bisa

dikatakan bernilai positif, yang berarti kinerja perusahaan ini menunjukkan peningkatan

kinerja. Pada metode traffic light system, diketahui terdapat 27 KPI yang berada pada warna

hijau, 19 KPI yang berada pada warna kuning, dan 6 KPI yang berada pada warna merah.

5.4 Rekomendasi Perbaikan KPI

Dari 52 KPI yang terbentuk terdapat 3 KPI yang berada pada kategori kuning dengan tingkat

performansi paling rendah, dan 6 KPI yang berada pada kategori merah. KPI yang

mendapatkan nilai performansi rendah antara lain KPI I-4, KPI I-6, KPI C-9, KPI E-9, KPI E-

11, KPI S-4, KPI S-5, KPI R-2, dan KPI R-6.

Page 84: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

70

Untuk KPI I-4 prosentase biaya bahan baku turun, perlu dilakukan dengan cara

mendapatkan bahan baku dengan kualitas baik tapi dengan harga yang lebih rendah, dengan

begitu biaya produksi dapat lebih ditekan. Kemudian KPI I-6 mengenai jumlah pemesanan

bahan baku, bisa dilakukan pengendalian bahan baku dengan menerapkan metode EOQ

(Economic Order Quantity) untuk mengetahui kuantitas optimal setiap kali pembelian bahan

baku dan menerapkan ROP untuk mengetahui titik waktunya mengadakan pemesanan kembali.

Untuk KPI C-9 tentang prosentase customer acquisition, dapat dilakukan dengan cara

menerapkan metrik retention yang mana bisa membantu perusahaan dalam memecahkan fokus

apakah ingin menggaet pelanggan baru atau tetap mempertahankan pelanggan lama,

dikarenakan terkadang biaya yang diperlukan untuk mencari pelanggan baru bisa lebih tinggi

dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan.

Pada KPI E-9 dan E-11 tentang jumlah pelanggaran yang terjadi dan tingkat

kedisiplinan karyawan, bisa dilakukan perbaikan dengan cara menerapkan peraturan yang lebih

ketat lagi terhadap pegawai agar lebih disiplin, bisa juga menambahkan sanksi yang tegas

kepada pelanggaran dengan tingkat tertentu.

Kemudian untuk KPI S-4 mengenai prosentase tingkat pemenuhan bahan baku dapat

menggunakan metode SCM (Supply Chain Management), dimana metode ini dapat diterapkan

pada perbaikan pola distribusi material yang lebih baik, sehingga perusahaan memiliki

ketersediaan bahan baku yang baik. Selanjutnya pada KPI S-5 tentang mengatur perencanaan

pemesanan bisa dilakukan dengan menerapkan metode EOQ yang merupakan model

persediaan yang cukup sederhana.

KPI R-2 tentang tingkat kepuasan regulator, bisa dilakukan perbaikan melakukan

komunikasi yang lebih baik dan menjaga hubungan kepada regulator atau dalam hal ini bisa

pemerintah maupun masyarakat sekitar. Selanjutnya KPI R-6 mengenai jumlah perekrutan,

mungkin lebih kepada menekan jumlah rekrutmen yang berlebihan sesuai dengan kebutuhan

agar angka turnover karyawan tidak tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara rekrut kandidat

yang tepat dari awal, mengatur kompensasi dan tunjangan yang setimpal, memperhatikan

kebutuhan karyawan, serta tingkatkan keterlibatan karyawan misal dalam interaksi sosial dan

penghargaan.

Page 85: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

71

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan pada PT. Globalindo Intimates diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kinerja PT. Globalindo Intimates berada pada capaian yang cukup baik dengan total

value sebesar 6.799, dengan indeks performansi sebesar 126,63% yang menunjukkan

peningkatan performansi dari tahun sebelumnya. Dari 52 KPI yang terbentuk terdapat

27 KPI yang berada pada warna hijau, 19 KPI yang berada pada warna kuning, dan 6

KPI yang berada pada warna merah.

2. Dari identifikasi KPI yang dilakukan pada PT. Globalindo Intimates terdapat 52 KPI,

dimana stakeholder pimpinan perusahaan memiliki 10 KPI, stakeholder konsumen

memiliki 11 KPI, stakeholder karyawan memiliki 11 KPI, stakeholder supplier

memiliki 10 KPI, serta stakeholder regulator memiliki 10 KPI.

3. Rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan kepada KPI yang berada pada kategori

kuning dengan nilai performansi rendah dan kategori merah antara lain, mendapatkan

bahan baku dengan harga lebih rendah, menerapkan sistem EOQ dan ROP, menerapkan

metrik retention, penerapan sanksi yang lebih bijak dan tegas dengan tingkat

pelanggaran tertentu, menerapkan metode SCM, menjaga hubungan yang baik dengan

regulator, serta menekan angka rekrutmen pegawai sesuai dengan kebutuhan.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada PT. Globalindo maupun kepada

penelitian yang akan dilakukan selanjutnya yaitu :

1. Melakukan pengukuran kinerja secara periodik agar data kinerja dan KPI yang ada bisa

disesuaikan dengan kondisi yang paling baru.

2. Menerapkan rekomendasi yang telah diberikan oleh peneliti yang mempertimbangkan

berdasarkan tingkat kategori kepentingan.

Page 86: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

72

3. Agar dilakukan penelitian-penelitian serupa dengan metode pengukuran kinerja yang

lebih baik dikemudian hari.

Page 87: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

73

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. M., (2010). Analisa dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode

Performance Prism dan Metode Fuzzy AHP. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Yogyakarta.

Arianto, E. Z., & Partiwi, S. G. (2012). Analisa Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan

Metode Performance Prism. Jurnal Teknik Industri, 50-66.

Fitri, A dan Nina, A. (2011). Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode Objective

Matrix. Jurnal Teknik dan Manajemen Industri, 150-158.

Husein. (2002). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada

Bagian Produksi CV. EPSILON Bandung. Jurnal Strategic, 59-72.

Mahsun, M., 2006. pengukuran kinerja sektor publik. BPFE=Yogyakarta. Yogyakarta.

Mardiono, L., et al. 2011. Pengukuran Kinerja Menggunakan Model Performance Prism (Studi

Kasus di Perusahaan Makanan). Proceedings National Industrial Engineering

Conference (NIEC-6), 108-115

Neely, A.D, & Adams, C. (2000). The Performing Prism in Practice, Centre for Business

Performance, Cranfield School of Management, UK.

Nurjaman, S. (2013). Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard. Trikonomika,

113-124.

Parang, J. (1999). Analisis Produktivitas Stasiun Proses Pemurnian Nira Menggunakan Metode

Objective Matrix. 1-14.

Saaty, Thomas L., 1990. How to make a decision: the analytic hierarchy process.

Saaty, Thomas L., (1999). How to Make a Decision: The Analytic Hierarchy Process. European

Journal of Opeation Research. 48, 9-26.

Sidiki, A. P., Mangantar, M., & Mekel, P. A. (2014). Perbandingan Kinerja Keuangan Pada

Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bei Khususnya PT. Gudang Garam, Tbk Dan PT.

HM. Sampoerna, Tbk. Jurnal EMBA, 2, 808-816.

Suliantoro, H., & Nugrahani, D. (2015). Pengukuran dan evaluasi kinerja supply chain dengan

menggunakan pendekatan balanced scorecard-analytical network process (BSC-ANP)

di PT. Madubaru Yogyakarta. Prosiding SNST (hal. 17-23). Semarang: Fakultas Teknik

Universitas Wahid Hasyim.

Page 88: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

74

Susetyo, J., & Sabakula, A. (2014). Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Balanced

Scorecard Dan Integrated Performance Measurement System (IPMS). Jurnal

Teknologi, 7(1), 56-63.

Sutanto, M. R., & Sumarauw, J. S. (2014). Evaluasi Kinerja Sistem Logistik Pada Perusahaan

Vulkanisir UD. Sumber Ban, Tateli. Jurnal EMBA, 2(3), 588-596.

Vanany, I., & Tanukhidah, D. (2014). Perancangan Dan Implementasi Sistem Pengukuran

Kinerja Dengan Metode Performance Prism. Jurnal Teknik Industri, 148-155.

Page 89: USULAN PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (KPI) DENGAN

75

LAMPIRAN