usulan penjadwalan perawatan preventif mesin bl 1 di pt

73
Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT. ENOVA TEKNIK Oleh Johny Tjahjadi NIM: 004201105059 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2015

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT. ENOVA TEKNIK

Oleh Johny Tjahjadi

NIM: 004201105059

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Strata Satu

pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri

2015

Page 2: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

i

LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING

Skripsi berjudul “Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin

BL di PT. ENOVA TEKNIK” yang disusun dan diajukan oleh

Johny Tjahjadi sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan

gelar Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik telah ditinjau dan

dianggap memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh karena itu, Saya

merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.

Cikarang, Indonesia, 1 April 2015

Anastasia Lidya Maukar, ST., MSc., MMT

Page 3: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Usulan Penjadwalan

Perawatan Preventif Mesin BL di PT. ENOVA TEKNIK” adalah

hasil dari pengetahuan terbaik saya dan belum pernah diajukan ke

Universitas lain maupun diterbitkan baik sebagian maupun secara

keseluruhan.

Cikarang, Indonesia, 1 April 2015

Johny Tjahjadi

Page 4: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

iii

USULAN PENJADWALAN PERAWATAN

PREVENTIF MESIN BL1 di PT ENOVA TEKNIK

Oleh

Johny Tjahjadi

NIM. 004201105059

Disetujui oleh.

Anastasia Lidya Maukar, ST., MSc., MMT Ir. Andira, M.T Pembimbing Skripsi 1 Pembimbing Skripsi 2

Herwan Yusmira, B.Sc. MET, MTech Ketua Program Studi Teknik Industri

Page 5: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

iv

ABSTRAK

PT Enova Teknik merupakan perusahaan yang bergerak di industri manufakturing

otomotif yaitu jasa machining part untuk komponen perakitan mobil. Di dalam

menjalankan kegiatan produksinya, perusahaan membutuhkan mesin yang

beroperasi dengan lancar maka dari itu dibutuhkan perawatan mesin yang baik

dan benar. Selama ini perusahaan melakukan perawatan secara korektif, akibatnya

mesin sering mengalami kerusakan secara tiba-tiba. Penelitian ini mencoba untuk

menerapkan perawatan preventif terhadap mesin yang di gunakan oleh perusahaan

yaitu mesin Bench Lathe 1 ( BL1 ). Metode yang akan di gunakan untuk

mengetahui komponen mana saja yang sering mengalami kerusakan atau

komponen yang dianggap kritis adalah menerapkan konsep pareto. Menentukan

MTTF, cost of Failure ( Cf ), tingkat keandalan, serta biaya perawatan preventif

(Cp) dilakukan untuk mengetahui selang waktu dalam penggantian komponen

dengan biaya yang rendah. Setelah melakukan penerapan perawatan preventif

diperoleh untuk tiga komponen kritis mengalami penurunan biaya masing-masing

untuk cutter sebesar 11%, untuk collet chuck sebesar 21% dan untuk cutter screw

sebesar 42%.Tingkat keandalan menjadi cutter menjadi 77%, cutter screw menjadi

76%, dan collet chuck menjadi 73,9%. Penurunan biaya ini berpengaruh besar

terhadap menurunnya jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

dalam melakukan proses produksi yang berdampak pada bertambahnya profit

yang dihasilkan perusahaan.

Kata kunci: maintenance, breakdown, perbaikan preventive, keandalan, laju

kerusakan, biaya

Page 6: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

v

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena kasih-Nya yang senantiasa menyertai penulis sehingga dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penulisan laporan ini merupakan

salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir pada

perkuliahan jurusan teknik industri President University. Dalam penulisan laporan

ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan namun demikian penulis

mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak yang

membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada:

• PT.Enova Teknik yang telah menyediakan waktu dan tempat kepada penulis

untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

• Anastasia Lidya Maukar,ST.,MSc.,MMT selaku dosen pembimbing 1

• Ir. Andira, M.T. selaku dosen pembimbing 2.

• Teman-teman mahasiswa President Univesity khususnya mahasiswa jurusan

Teknik Industri angkatan 2011 yang telah banyak membantu dalam

pengerjaan tugas akhir ini.

• Keluarga tercinta yang selalu memberi perhatian dorongan dan bantuan yang

besar kepada penulis didalam segala kegiatan perkuliahan maupun dalam

kegiatan penyelesaian laporan internship ini.

Cikarang, April 2015

Penulis

Page 7: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING ................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar belakang masalah ............................................................................ 1

1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 2

1.3 Tujuan penelitian ...................................................................................... 2

1.4 Batasan masalah ....................................................................................... 2

1.5 Asumsi ...................................................................................................... 2

1.6 Sistematika penulisan ............................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 4

2.1 Konsep dasar Perawatan ........................................................................... 4

2.2 Perawatan Terencana ................................................................................ 7

2.3 Pengertian Keandalan ............................................................................... 8

2.4 Distribusi Kerusakan ................................................................................ 8

2.4.1 Distribusi Lognormal................................................................................ 8

2.4.2 Distribusi Normal ..................................................................................... 9

2.5 Pengertian Komponen Mesin BL 1 ........................................................ 10

2.6 Mengetahui Pola Distribusi Dengan Nilai Anderson Darling ................ 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 14

3.1 Studi Pendahuluan .................................................................................. 15

3.2 Identifikasi masalah ................................................................................ 15

Page 8: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

vii

3.3 Landasan teori ........................................................................................ 15

3.4 Data dan analisis ..................................................................................... 15

3.5 Simpulan dan Saran ................................................................................ 17

BAB IV DATA DAN ANALISA ......................................................................... 18

4.1 Studi Pendahuluan .................................................................................. 18

4.1.1 Data Mesin BL 1 .................................................................................... 18

4.1.2 Data Waktu Kerusakan Komponen ....................................................... 21

4.2 Pengolahan Data ..................................................................................... 24

4.2.1 Time To Repair (TTR) dan Time To Failure (TTF) ................................ 24

4.2.2 Identifikasi Pola Distribusi dan Parameter ............................................. 28

4.2.2.1Identifikasi Pola Distribusi dan Parameter TTR .................................... 29

4.2.2.2Identifikasi Pola Distribusi dan Parameter TTF..................................... 31

4.2.3 Menghitung MTTR (Mean Time To Repair) ......................................... 32

4.2.4 Menghitung MTTF (Mean Time To Failure) ......................................... 33

4.2.5 Menghitung Biaya Produksi ................................................................... 34

4.2.6 Menghitung Biaya Maintenance ............................................................ 34

4.2.7 Menghitung Biaya Korektif Maintenance (Cf) ...................................... 34

4.2.8 Menghitung Biaya Preventif Maintenance (Cp) .................................... 35

4.2.9 Menghitung Interval Penggantian Komponen ........................................ 36

4.3 Analisa Data ........................................................................................... 43

4.3.1 Perbandingan Biaya Perbaikan Korektif dan Preventif .......................... 43

4.3.2 Perbandingan Waktu Perbaikan Korektif dan Preventif ......................... 44

4.3.3 Jadwal Penggantian Komponen yang Disarankan .................................. 45

4.3.4 Jadwal penggantian komponen pada hari sabtu ..................................... 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 54

5.1 Simpulan ................................................................................................. 54

5.2 Saran ....................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55

LAMPIRAN .......................................................................................................... 56

Page 9: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Jumlah Jam Operasi Mesin BL 1............................................................ 18

Tabel 4.2 Data Perbaikan Korektif Mesin BL1 .............................................................. 19

Tabel 4.3 Kerusakan Komponen Mesin BL 1 ................................................................. 20

Tabel 4.4 Data Perbaikan Mesin BL1 untuk Komponen Cutter ..................................... 22

Tabel 4.5 Data Perbaikan Mesin BL 1 untuk Komponen Cutter Screw ......................... 23

Tabel 4.6 Data Perbaikan Mesin BL 1 untuk Komponen Collet Chuck ......................... 24

Tabel 4.7 Tabel TTR dan TTF untuk Komponen Cutter ................................................ 25

Tabel 4.8 Tabel TTR dan TTF untuk Komponen Cutter Screw ..................................... 27

Tabel 4.9 Tabel TTR dan TTF untuk Komponen Collet Chuck ..................................... 28

Tabel 4.10 Tabel Pola Distribusi dan Nilai Anderson Darling TTR ................................ 29

Tabel 4.11 Tabel Parameter Distribusi Lognormal ........................................................... 31

Tabel 4.12 Tabel Pola Distribusi dan Nilai Anderson Darling TTF ................................. 32

Tabel 4.13 Tabel Parameter Distribusi Normal ................................................................ 32

Tabel 4.14 Tabel MTTR Komponen Cutter, Cutter Screw, Collet Chuck ........................ 33

Tabel 4.15 Tabel MTTF Komponen Cutter, Cutter Screw, Collet Chuck ........................ 33

Tabel 4.16 Output Produksi Mesin BL 1 per Jam ............................................................. 34

Tabel 4.17 Penghitungan Interval Penggantian Komponen Cutter................................... 38

Tabel 4.18 Penghitungan Interval Penggantian Komponen Cutter Screw ........................ 40

Tabel 4.19 Penghitungan Interval Penggantian Komponen Collet Chuck ........................ 42

Tabel 4.20 Tabel Costdown jika Dilakukan Preventif Maintenance ................................ 43

Tabel 4.21 Tabel Perbandingan Waktu Perbaikan Korektif dan Preventif ....................... 45

Tabel 4.22 Jadwal Penggantian Komponen Cutter Mesin BL1 ........................................ 46

Tabel 4.23 Jadwal Penggantian Komponen Cutter Screw Mesin BL1 ............................. 46

Tabel 4.24 Jadwal Penggantian Komponen Collet Chuck Mesin BL1 ............................. 46

Tabel 4.25 Perbandingan Biaya Perawatan Hari Keja dan Hari Sabtu ............................. 47

Tabel 4.26 Jadwal Penggantian Komponen Bulan Januari ............................................... 48

Tabel 4.27 Jadwal Penggantian Komponen Bulan Februari ............................................. 49

Tabel 4.28 Jadwal Penggantian Komponen Bulan Maret ................................................. 50

Tabel 4.29 Jadwal Penggantian Komponen Bulan April .................................................. 51

Tabel 4.30 Jadwal Penggantian Komponen Bulan Mei .................................................... 52

Tabel 4.31 Jadwal Penggantian Komponen Bulan Juni .................................................... 53

Page 10: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Distribusi Lognormal ............................................................................ 8

Gambar 2.2 Pola Distribusi Normal ................................................................................ 10

Gambar 2.3 Cutter .......................................................................................................... 11

Gambar 2.4 Cutter Screw ................................................................................................ 11

Gambar 2.5 Collet Chuck ................................................................................................ 11

Gambar 2.6 Push Button ................................................................................................. 12

Gambar 2.7 Bearing Spindle ........................................................................................... 12

Gambar 2.8 Kampas Rem ............................................................................................... 12

Gambar 2.9 Motor Dinamo ............................................................................................. 13

Gambar 2.10 V Belt .......................................................................................................... 13

Gambar 2.11 Mesin Bench Lathe ...................................................................................... 13

Gambar 3.1 Diagram alir Metodologi Penelitian ............................................................ 14

Gambar 3.2 Kerangka Penelitian .................................................................................... 16

Gambar 4.1 Jumlah Jam Operasi Mesin BL 1 ................................................................ 19

Gambar 4.2 Frekuensi Kerusakan Mesin BL 1 ............................................................... 20

Gambar 4.3 Pareto Chart Kerusakan Komponen ............................................................ 21

Gambar 4.4 Pola Distribusi Lognormal Komponen Cutter ............................................ 30

Gambar 4.5 Pola DIstribusi Lognormal Komponen Cutter Screw ................................. 30

Gambar 4.6 Pola Distribusi Lognormal Komponen Collet Chuck ................................. 30

Gambar 4.7 Komparasi Keandalan dan Biaya Cutter ..................................................... 38

Gambar 4.8 Komparasi Keandalan dan Biaya Cutter Screw .......................................... 40

Gambar 4.9 Komparasi Keandalan dan Biaya Collet Chuck .......................................... 42

Gambar 4.10 Perbandingan Biaya Korektif dan Preventif Komponen Cutter .................. 43

Gambar 4.11 Perbandingan Biaya Korektif dan Preventif Komponen Cutter Screw ....... 44

Gambar 4.12 Perbandingan Biaya Korektif dan Preventif Komponen Collet Chuck ....... 44

Page 11: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

x

DAFTAR ISTILAH

• Perawatan (maintenance) : suatu tindakan yang dilakukan untuk

memelihara dan menjaga suatu barang agar

dapat berjalan sebagaimana mestinya dan

dalam kondisi yang dapat diterima.

• Rusak (breakdown) : kegagalan fungsi dari suatu barang

sehingga menghilangkan atau mereduksi

kegunaan barang tersebut

• preventive maintenance : tindakan perawatan yang dilakukan pada

selang waktu tertentu yang telah ditetapkan

dan direncanakan sebelumnya dengan cara

membersihkan dan melakukan penggantian

terhadap komponen komponen yang memang

sudah habis masa pakainya agar tidak sampai

terjadi kerusakan pada suatu mesin

• Keandalan : Suatu barang atau alat dikatakan andal jika

probabilitas barang tersebut dalam

menjalankan fungsinya selama periode waktu

tertentu berjalan secara konsisten.

Page 12: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

PT Enova Teknik adalah perusahaan yang bergerak dalam industri manufakturing

otomotif yaitu jasa permesinan komponen untuk mobil. Part tersebut dipotong

membentuk sudut 15° untuk masing masing sisi nya dengan menggunakan mesin

Bench Lathe. Perusahaan mempunyai 3 unit mesin Bench Lathe, namun penulis

hanya memfokuskan pada 1 mesin saja karena mesin tersebut identik satu sama

lain yaitu mesin Bench Lathe nomor 1 yang kemudian akan disebut dengan mesin

BL1.

Mesin BL1 adalah mesin bubut kecil manual dengan kapasitas pencekaman

maksimal diameter 15 mm. Mesin ini dioperasikan oleh operator dengan

menginjak pedal yang dihubungkan pada motor dinamo sehingga menggerakan

perputaran collet chuck. PT Enova Teknik memiliki departemen yang khusus

menangani perawatan dan perbaikan terhadap fasilitas produksi di perusahaan,

salah satunya adalah mesin BL 1. Penanganan masalah kerusakan bersifat koreksi

setelah terjadi kerusakan dan kemacetan yang tidak terduga. Hal ini di luar dari

perhitungan tim maintenance karena pelaksanaan perawatan preventif sudah

mengikuti jadwal yang telah ditetapkan.

Berdasarkan dari data mesin Bulan Januari 2014 sampai dengan Desember 2014

terjadi breakdown selama 59,74 jam dengan jumlah jam operasi selama 5832 jam.

Total frekuensi terjadinya kerusakan sebanyak 94 kali kerusakan selama setahun.

Rata rata breakdown yang terjadi setiap bulannya sebesar 0,84% dari total waktu

produksi. Lama breakdown yang terjadi karena kerusakan tiba-tiba

mengakibatkan berhentinya proses produksi. Selama 1 jam mesin dapat

berproduksi sebanyak 499 unit , sehingga per tahun perusahaan kehilangan output

sebanyak 28.910 unit.. Dengan menggunakan konsep pareto maka diketahui

bahwa kerusakan yang sering terjadi pada mesin BL1 terjadi pada komponen

Page 13: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

2

cutter, cutter screw, dan collet chuck. Ketiga komponen tersebut yang akan

menjadi fokus dalam penelitian ini.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi permasalahan, yaitu

bagaimana melakukan penjadwalan perawatan preventif dengan tingkat keandalan

yang baik dan biaya yang rendah pada mesin BL1?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengusulkan penjadwalan

perbaikan preventive pada mesin BL1.

1.4. Batasan Masalah

Dalam penelitian kali ini masalah yang dibahas dibatasi sebagai berikut:

a. Pengambilan data dilakukan hanya pada periode Januari 2014 sampai

Desember 2014.

b. Tidak membahas penyebab kerusakan.

c. Kemampuan operator dianggap sama.

1.5. Asumsi

Beberapa asumsi yang digunakan:

a. Perhitungan lamanya waktu breakdown dilakukan dari mesin mulai dibuka,

diperbaiki, ditutup dan sampai siap digunakan kembali.

b. 3 unit mesin bench lathe yang dimiliki identik satu sama lain sehingga sampel

menggunakan mesin BL1 saja

1.6. Sistematika penulisan

Laporan ini ditulis secara sistematik yang dibagi menjadi 6 bab pembahasan,

yakni:

Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari penjelasan yang berisi tentang hal-hal yang

menjadi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

Page 14: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

3

laporan magang, batasan masalah, asumsi dan sistematika

penulisan.

Bab II Landasan teori

Pada bab ini diberikan teori-teori ahli yang berkaitan dengan

permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan ini yaitu distribusi

normal, lognormal, tingkat keandalan, MTTF, MTTR.

Bab III Metodologi penelitian

Bab ini berisikan tetang proses penelitian dan langkah singkat yang

digunakan untuk menyelesaikan permasalahan didalam kegiatan

laporan magang ini.

Bab IV Data dan analisis

Bab ini menjelaskan tentang proses analisis data penyebab

timbulnya masalah serta data setelah dilakukan perbaikan.

Bab V Simpulan dan saran

Bab ini merupakan pembahasan terakhir pada kegiatan ini yang

menjelaskan tentang simpulan dari hasil penelitian. Pada bagian ini

juga disampaikan saran-saran yang dapat digunakan untuk

penelitian selanjutnya.

Page 15: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep dasar Perawatan

Menurut Vincent Gasperz (1996), perawatan (maintenance) adalah suatu tindakan

atau kegiatan yang dilakukan demi mencapai tujuan untuk menjamin lancarnya

suatu sistem produksi secara fungsional sehingga sistem tersebut dapat

menghasilkan output sesuai yang telah ditetapkan.

Sistem perawatan memiliki keterkaitan dengan sistem produksi, hal ini

dikarenakan semakin intens sistem produksi beroperasi maka kegiatan perawatan

akan dilakukan lebih intens agar sistem produksi tersebut memiliki kehandalan

dalam beroperasi.

Ada beberapa istilah yang biasa digunakan dalam sistem perawatan menurut

Corder Anthony (1988) diantaranya:

a. Perawatan (maintenance)

Merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara dan menjaga

suatu barang agar dapat berjalan sebagaimana mestinya dan dalam kondisi

yang dapat diterima.

b. Perawatan darurat (emergency maintenance)

Merupakan tindakan perawatan yang perlu dilakukan secepatnya untuk

mencegah dampak yang lebih serius dari suatu kerusakan pada barang.

c. Perawatan terencana (planning maintenance)

Merupakan tindakan perawatan yang telah terorganisasi dengan baik dan

telah direncanakan dalam suatu jadwal perawatan dan perbaikan sehingga

pengendalian dan pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Page 16: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

5

d. Rusak (breakdown)

Merupakan kegagalan fungsi dari suatu barang sehingga menghilangkan

atau mereduksi kegunaan barang tersebut.

e. Perawatan pencegahan (preventive maintenance)

Merupakan tindakan perawatan yang dilakukan pada selang waktu tertentu

yang telah ditetapkan dan direncanakan sebelumnya dengan cara

membersihkan dan melakukan penggantian terhadap komponen komponen

yang memang sudah habis masa pakainya agar tidak sampai terjadi

kerusakan pada suatu mesin.

f. Perawatan jalan (running maintenance)

Merupakan tindakan perawatan yang dapat dilakukan pada saat mesin

beroperasi.

g. Perawatan berhenti (shutdown maintenance)

Merupakan tindakan perawatan yang dilakukan pada saat mesin berhenti

beroperasi.

h. Waktu nganggur (downtime)

Periode dimana suatu barang atau alat dalam keadaan tidak mampu

beroperasi secara normal sehingga tidak dapat menghasilkan output yang

diinginkan.

Menurut Assauri (1993), beberapa tujuan dilakukan nya tindakan perawatan

terhadap mesin industri di antaranya adalah:

a. Memperpanjang waktu untuk fasilitas industri tersebut beroperasi

semaksimal mungkin dengan biaya seminimal mungkin.

b. Untuk menjamin keberlangsungan fasilitas industri agar dapat berfungsi

sebagaimana mestinya sehingga menghasilkan output baik berupa barang

maupun jasa dan menghasilkan keuntungan maksimum.

c. Untuk menjamin ketersediaan dan kesiapan operasional fasilitas industri

yang dibutuhkan dalam keadaan dan waktu apapun.

d. Menyediakan informasi yang dibutuhkan baik masalah teknis maupun dari

segi biaya yang dapat menunjang dalam proses tindakan perawatan.

Page 17: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

6

e. Membantu menciptakan kondisi kerja yang nyaman dan aman.

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kegagalan fungsi atau kerusakan

pada mesin/alat, yaitu:

a. Pemilihan rancang bangun yang tidak sesuai.

b. Keterampilan pekerja dan petugas perawatan dari departemen maintenance

yang tidak bagus.

c. Kelalaian dalam perawatan dasar, seperti standar kebersihan mesin dan

pelumasan.

d. Kondisi alat atau mesin yang sudah tidak baik akibat gesekan.

e. Kesalahan dalam menangani kondisi mesin pada saat beroperasi.

Menurut Devi Costania Siagian(2013), dalam melakukan penghitungan biaya

perbaikan secara korektif menggunakan rumus sebagai berikut:

Cp= Biaya Komponen + ( waktu penggantian X gaji per jam ) + ( kapasiti per

jam X waktu penggantian X loss produksi ) (2-1)

Cp = Biaya Perbaikan korektif

Suatu fasilitas dapat dikatakan memiliki perawatan yang baik jika memiliki enam

syarat berikut:

a. Operator yang terlatih

b. Sumber daya yang memadai

c. Kemampuan untuk merencanakan perbaikan dan perawatan secara berkala

d. Kemampuan dan otoritas untuk melakukan perencanaan kebutuhan

komponen pendukung

e. Kemampuan dalam mengidentifikasi penyebab terjadinya kerusakan pada

mesin

f. Kemampuan untuk mendesain cara untuk memperluas mean time between

failure (waktu rata-rata kegagalan).

Page 18: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

7

2.2. Perawatan Terencana

Menurut Supandi (2009), tindakan perawatan yang telah terorganisasi dengan baik

dan telah direncanakan dalam suatu jadwal perawatan dan perbaikan sehingga

pengendalian dan pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya.

1. Perawatan Pencegahan (preventive maintenance)

Perawatan pencegahan bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan

mesin yang sudah dapat diprediksi sebelumnya dengan perencanaan

perawatan yang baik. Perawatan pencegahan diantaranya adalah

pekerjaan pengecheckan, pelumasan, penyetelan dan perbaikan perbaikan

kecil sehingga peralatan maupun mesin dapat terhindar dari kerusakan.

Perawatan pencegahan dilakukan sebelum terjadi kerusakan.

2. Perawatan korektif (corrective maintenance)

Merupakan tindakan perawatan atau perbaikan yang dilakukan untuk

meningkatkan kondisi dari suatu fasilitas pabrik sehingga dapat

beroperasi sesuai standar yang telah ditetapkan. Perawatan korektif

direncanakan untuk mengembalikan kondisi barang ke kondisi semula

akibat tidak berfungsi dengan baik dan mengalami kerusakan.

3. Perawatan jalan (running maintenance)

Adalah perawatan yang dilakukan pada saat mesin sedang beroperasi.

Tindakan perawatan dilakukan pada mesin yang terus beroperasi dalam

melakukan proses produksi. Pada saat melakukan tindakan perawatan

jalan dibarengi dengan monitoring secara aktif agar tidak mengganggu

jalan nya proses produksi.

4. Perawatan prediktif (predictive maintenance)

Tindakan perawatan ini dilakukan agar dapat mengetahui perubahan yang

terjadi atau kelainan teknis dari suatu alat atau mesin. Biasanya tindakan

perawatan prediktif menggunakan alatbantu teknologi atau panca indera.

5. Perawatan setelah kerusakan (breakdown maintenance)

Page 19: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

8

Perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan. Dalam melakukan

perawatan dan perbaikan dibutuhkan komponen atau spare part

pengganti.

2.3. Pengertian keandalan

Menurut Dhillon (1985), suatu barang atau alat dikatakan andal jika probabilitas

barang tersebut dalam menjalankan fungsinya selama periode waktu tertentu

berjalan secara konsisten. Dalam statistik fungsi keandalan R(t) adalah

probabilitas suatu barang untuk tidak mengalami kerusakan selama periode waktu

tertentu (t) . Fungsi keandalan R(t) juga seringkali didefinisikan sebagai

probabilitas suatu barang untuk berjalan sesuai fungsinya dengan spesifikasi yang

telah ditetapkan pada selang periode waktu tertentu (t).

2.4. Distribusi kerusakan

Distribusi kerusakan adalah informasi dasar mengenai umur komponen mesin

dalam sebuah populasi. Distribusi kerusakan yang biasanya digunakan

diantaranya adalah Weibull Distribution, Lognormal Distribution, Normal

Distribution, dan Exponential Distribution. Dalam penelitian ini kita hanya

membahas 2 distribusi yang digunakan yaitu distribusi lognormal dan distribusi

normal.

2.4.1. Distribusi Lognormal

Distribusi ini memerlukan 2 parameter di dalamnya dimana s sebagai shape

parameter dan t med sebagai location parameter. Biasanya menggunakan mean µ

dan deviasi standart σ dari log(X).

Page 20: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

9

Gambar 2.1 Pola distribusi Lognormal

Beberapa fungsi yang biasa digunakan pada distribusi lognormal

1. Probability Density Function

𝒇(𝒕) = 𝟏𝒔𝒕√𝟐𝝅

𝒆�𝟏𝟐𝒔𝟐

�𝐥𝐧 𝒕𝒕𝒎𝒆𝒅�

𝟐� (2-2)

For t ≥ 0

2. Cumulative Distribution Function

𝑭(𝒕) = ɸ�𝟏𝒔𝐥𝐧 𝒕

𝒕𝒎𝒆𝒅� (2-3)

3. Reliability Function

𝑹(𝒕) = 𝟏 − 𝑭(𝒕) (2-4)

4. Failure Rate Function

𝝀(𝒕) = 𝑭(𝒕)𝒔𝒕𝑹(𝒕)

(2-5)

5. Mean Time To Failure

𝑴𝑻𝑻𝑭 = 𝒕𝒎𝒆𝒅 . 𝒆�𝒔𝟐

𝟐 � (2-6)

6. Variance

𝝈𝟐 = 𝒕𝒎𝒆𝒅𝟐𝒆𝒔𝟐�𝒆𝒔𝟐 − 𝟏� (2-7)

Page 21: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

10

2.4.2. Distribusi Normal

Distribusi normal merupakan distribusi yang paling sering digunakan di berbagai

analisa statistik. Parameter nya mengandung mean (µ) dan standart deviasi (σ).

Gambar 2.2 Pola distribusi normal

Beberapa fungsi yang biasa digunakan pada distribusi normal

1. Probability Density Function

𝒇(𝒕) = 𝟏𝝈√𝟐𝝅

𝒆�(𝒕−µ)𝟐𝝈𝟐

𝟐� (2-8)

2. Cumulative Distribution Function

𝑭(𝒕) = ɸ�𝒕−µ𝝈� (2-9)

3. Reliability Function

𝑹(𝒕) = 𝟏 − 𝑭(𝒕) (2-10)

4. Failure Rate Function

𝝀(𝒕) = 𝑭(𝒕)𝝈𝑹(𝒕)

(2-11)

5. Mean Time To Failure

𝑴𝑻𝑻𝑭 = µ (2-12)

2.5 Pengertian komponen mesin BL 1

Komponen-komponen yang sering mengalami kerusakan pada mesin BL1

diantaranya adalah:

1. Cutter

Alat potong dari bahan metal yang digunakan untuk memotong produk di

mesin.

Page 22: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

11

Gambar 2.3 Cutter

2. Cutter screw

Baut kecil untuk menghubungkan cutter dengan tool post nya.

Gambar 2.4 Cutter screw 3. Collet chuck

Untuk menjepit komponen yang akan di potong.

Gambar 2.5 Collet chuck 4. Push Button

Tombol sederhana yang berfungsi memutuskan dan menghubungkan arus

listrik dengan sistem kerja tekan.

Page 23: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

12

Gambar 2.6 Push Button

5. Bearing Spindle

Komponen mesin yang berfungsi untuk membatasi gerak relatif antara dua

atau lebih komponen mesin agar selalu bergerak pada arah yang diinginkan

sehingga perputaran spindle tetap pada porosnya.

Gambar 2.7 Bearing Spindle

6. Kampas Rem

Menghentikan putaran motor dinamo yang sedang bekerja.

Gambar 2.8 Kampas Rem 7. Motor Dinamo

Komponen mesin yang berfungsi untuk memutar spindel pada mesin bench

lathe.

Page 24: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

13

Gambar 2.9 Motor Dinamo

8. V. Belt

Berfungsi sebagai penghubung tenaga putar yang dihasilkan oleh motor

dinamo dengan spindel melalui pulley.

Gambar 2.10 V Belt

9. Mesin Bench Lathe

Mesin turret kecil menggunakan motor dynamo sebagai penggerak.

Gambar 2.11 Mesin Bench Lathe

2.6 Mengetahui Pola Distribusi dengan nilai Anderson Darling

Untuk mengetahui pola distribusi dari sampel dapat menggunakan bisa gunakan

fasilitas Anderson-Darling (AD) statistik mengukur kesesuaian distribusi data

terhadap distribusi tertentu. Untuk sekumpulan data tertentu, jika dipetakan

dengan menggunakan fasilitas AD-statistik, maka data tersebut akan memenuhi

distribusi tertentu, diindikasikan dengan nilai yang terkecil. Semakin kecil nilai

AD-statistic semakin baik maka sebaran tersebut tersebut akan semakin sesuai

dengan datanya.

Page 25: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

14

𝑨𝟐 = −𝒏 − 𝑺 (2-13)

n = Jumlah sampel

S = data sejumlah n

BAB III

METODE PENELITIAN

Penulis mencoba membuat langkah-langkah penelitian dalam diagram alir pada

gambar 3.1. Diagram ini merupakan ikhtisar dari prosedur penelitian yang

dilakukan.

STUDI PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI MASALAH

LANDASAN

DATA DAN ANALISIS

SIMPULAN DAN SARAN

Studi pendahuluan: • Mencari data historikal kerusakan dan

perbaikan mesin pada bulan Januari 2014-Desember 2014.

• Memahami metode dalam penanganan kerusakan mesin.

Identifikasi masalah: • Menganalisa metode penanganan kerusakan

mesin yang sedang berjalan. • Mengamati sistem perawatan di PT. Enova. • Menentukan batasan masalah penelitian. Landasan teori: • Penjelasan mengenai sistem perawatan. • Penjadwalan sistem perawatan. • Penjelasan mengenai jangka waktu

penggantian komponen mesin. Data dan analisis: • Mengumpulkan data penggantian komponen

mesin tahun 2014. • Mengumpulkan data kerusakan dan

pemakaian mesin. • Menghitung nilai tingkat keandalan mesin. • Menentukan MTBF komponen mesin. • Analisa biaya perawatan mesin. Simpulan dan saran: • Menyimpulkan hasil perhitungan dan analisis

Page 26: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

15

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian

3.1. Studi Pendahuluan

Observasi perusahaan dilakukan sejak bulan Januari 2014 sampai dengan

Desember 2014 di PT Enova Teknik pada depatemen maintenance . Kegiatan

observasi ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pimpinan department

maintenance guna pengumpulan data dapat dilakukan dengan tepat agar data yang

didapatkan merupakan aktual dari kondisi yang sesungguhnya.

3.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari analisa yang dilakukan setelah melakukan observasi terhadap

data kerusakan seluruh mesin Bench Lathe ( BL 1) ditemukan bahwa semakin

seringnya terjadi kerusakan pada mesin BL 1 yang terjadi di luar perhitungan.

Sehingga menyebabkan hilangnya waktu produksi perusahaan.

3.3. Landasan Teori

Melakukan studi pustaka dengan mempelajari penelitian sebelumnya dengan

menggunakan teori yang berkaitan demi mendukung analisa dan penyelesaian

masalah dengan mengacu pada batasan yang sudah ditentukan. Studi pendahuluan

dilakukan dengan mencari dan mendapatkan referensi dari sumber – sumber yang

ada terkait.

3.4. Data dan Analisis

Bagian dari sistematika penelitian untuk menganalisis data, membuktikan,

menjelaskan, atau menjawab akar permasalahan penelitian. Data yang

dikumpulkan berkaitan dengan masalah kerusakan mesin sesuai dengan tujuan

penelitian. Data-data tersebut berupa data umum didalam internal perusahaan

Page 27: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

16

yang tingkat kerahasiaanya tidak terlalu tinggi namun dianggap sudah cukup

untuk kemudian di olah pada tahap selanjutnya.

Pengumpulan data kerusakan mesin BL1 : cutter, cutter screw, collet chuck, push button, bearing spindle, kampas rem,

Analisa jenis kerusakan dengan konsep pareto : yaitu cutter, cutter screw, dan collet chuck

Mencari nilai Time to Repair (TTR) = start failure sampai finish repair (jam) Time To Failure (TTF) = waktu mesin selesai diperbaiki sampai mesin rusak lagi

Mencari pola distribusi TTF dan TTR = Software Minitab

𝑀𝑇𝑇𝑅 = µ Menghitung nilai 𝑀𝑇𝑇𝐹 = 𝑡𝑚𝑒𝑑 . 𝑒�

𝑠2

2 �

Menghitung biaya korektif dan preventif maintenance = Menghitung

nilai Cp dan Cf

Analisa perbandingan biaya korektif dan preventif

Menghitung tingkat keandalan dan biaya in time =

Menghitung nilai C(t) dan R(t)

Usulan penjadwalan perawatan preventif mesin BL1

Mulai

Page 28: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

17

Gambar 3.2 Kerangka penelitian

3.5. Simpulan dan Saran

Tahap terakhir yang dilakukan dalam penelitian, dengan tujuan untuk menjelaskan

hasil simpulan penelitian dan saran untuk penelitian yang akan datang. Hasil

kesimpulan dapat mengusulkan jadwal perawatan preventif dalam penggantian

komponen mesin BL1.

Simpulan dan Saran

Selesai

Page 29: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

18

BAB IV

DATA DAN ANALISA

4.1. Studi Pendahuluan

Pada sub bab ini akan dilakukan observasi pada mesin BL1 terhadap jumlah

ioperasi mesin dan data kerusakan yang terjadi pada mesin. Data yang didapatkan

akan digunakan sebagai acuan dasar dalam menentukan kebijakan dalam

mengatur jadwal perbaikan preventif maupun perbaikan secara korektif.

4.1.1. Data Mesin BL1

Beberapa data yang akan diambil adalah sebagai berikut:

1. Data Jumlah jam operasi mesin BL 1

Data jumlah jam operasi adalah data waktu keseluruhan operasi mesin

produksi dalam periode tertentu dalam satuan jam. Data yang akan diambil

selama Januari 2014 – Desember 2014, seperti dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Data Jumlah Jam Operasi Mesin BL 1

Tahun Bulan Jumlah jam operasi (jam)

2014 January 480 2014 February 480 2014 March 480 2014 April 504 2014 May 432 2014 June 504 2014 July 432

Page 30: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

19

Gambar 4.1 Jumlah Jam Operasi Mesin BL 1

2. Data perbaikan korektif mesin BL 1

Data perbaikan korektif adalah data yang menunjukkan frekuensi kerusakan

mesin yang terjadi selama periode Januari 2014 – Desember 2014 seperti tabel

berikut: Tabel 4.2 Data perbaikan korektif mesin BL 1

2014 August 480 2014 September 528 2014 October 552 2014 November 480 2014 December 480

Total 5832

Page 31: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

20

Gambar 4.2 Frekuensi Kerusakan Mesin BL 1

3. Data kerusakan komponen mesin BL 1

Data berikut menunjukkan data frekuensi kerusakan komponen dari periode

Januari 2014 – Desember 2014:

No Bulan Frekuensi kerusakan 1 January 10 2 February 6 3 March 8 4 April 5 5 May 10 6 June 7 7 July 8 8 August 11 9 September 6

10 October 8 11 November 7 12 December 8

Total 94

No Component Frekuensi of failure

cumulative frekuensi

cumulative percentage

1 Cutter 48 48 51% 2 Cutter screw 24 72 77% 3 Collet chuck 12 84 89%

Page 32: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

21

Tabel 4.3 kerusakan komponen mesin BL 1

Dari tabel diatas dibuatkanlah grafik paretonya dimana 3 komponen teratas

yang dianggap memiliki frekuensi kerusakan yang cukup sering dan perlu

ditangani terlebih dahulu sehingga dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.3 Pareto Chart Kerusakan Komponen

4 Push Button 4 88 94% 5 Bearing Spindle 2 90 96% 6 Kampas Rem 2 92 98% 7 Motor Dinamo 1 93 99% 8 V belt 1 94 100%

Page 33: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

22

Berdasarkan dari tabel diatas menunjuukan bahwa tiga komponen teratas

dengan total kontribusi sebesar 89% kerusakan adalah cutter, cutter screw dan

collet chuck. Maka dari itu penelitian akan difokuskan kepada tiga komponen

tersebut.

4.1.2. Data waktu kerusakan komponen

Data waktu kerusakan komponen dan proses perbaikan mulai dari mesin

mengalami kerusakan setelah itu mengalami perbaikan oleh operator maintenance

sampai selesai diperbaiki yang dialami mesin BL1 berdasarkan lembar catatan

perbaikan maintenance.

Berikut adalah data waktu terjadinya kerusakan untuk tiga komponen yang

dibahas, yaitu komponen cutter, cutter screw, collet chuck mesin BL1. Data yang

diambil adalah data failure start time dan data finish repair time mesin tersebut .

Data diambil selama periode Januari 2014 – Desember 2014 :

Page 34: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

23

1. Cutter

Berikut data perbaikan mesin BL1 untuk komponen cutter tahun 2014 :

Tabel 4.4 Data perbaikan mesin BL1 untuk komponen Cutter

No Tanggal Failure Start Time (hour)

Finish Repair Time (hour)

1 3-Jan-14 0:44 0:53 2 9-Jan-14 13:36 13:45 3 16-Jan-14 22:09 22:20 4 22-Jan-14 21:37 21:46 5 30-Jan-14 7:24 7:37 6 10-Feb-14 14:50 15:12 7 19-Feb-14 5:08 5:20 8 25-Feb-14 4:19 4:31 9 6-Mar-14 15:51 16:01

10 14-Mar-14 2:05 2:17 11 21-Mar-14 1:16 1:28 12 27-Mar-14 5:30 5:38 13 11-Apr-14 23:19 23:33 14 17-Apr-14 1:03 1:15 15 23-Apr-14 12:11 12:25 16 2-May-14 19:26 19:40 17 8-May-14 6:13 6:28 18 14-May-14 4:12 4:27 19 22-May-14 10:37 10:45 20 30-May-14 18:02 18:15 21 6-Jun-14 5:21 5:36 22 12-Jun-14 18:59 19:19 23 18-Jun-14 14:51 15:11 24 24-Jun-14 15:23 15:34 25 2-Jul-14 22:40 22:52 26 8-Jul-14 11:13 11:26 27 15-Jul-14 10:43 10:56 28 21-Jul-14 11:05 11:17 29 4-Aug-14 21:44 21:57 30 11-Aug-14 16:06 16:19 31 19-Aug-14 1:10 1:23 32 25-Aug-14 19:12 19:28 33 29-Aug-14 2:18 2:29 34 10-Sep-14 15:37 15:49

Page 35: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

24

Tabel 4.4 Data perbaikan mesin BL1 untuk komponen Cutter (lanjutan)

No Tanggal Failure Start Time (hour)

Finish Repair Time (hour)

36 26-Sep-14 6:34 6:47 37 7-Oct-14 16:41 16:55 38 15-Oct-14 15:22 15:35 39 21-Oct-14 16:50 17:06 40 29-Oct-14 10:19 10:31 41 5-Nov-14 19:39 19:52 42 13-Nov-14 16:27 16:40 43 19-Nov-14 23:03 23:13 44 25-Nov-14 1:38 1:48 45 2-Dec-14 18:01 18:12 46 9-Dec-14 7:27 7:39 47 17-Dec-14 6:44 6:55 48 26-Dec-14 10:39 10:51

2. Cutter screw

Berikut data perbaikan mesin BL1 untuk komponen cutter screw tahun 2014 :

Tabel 4.5 Data perbaikan mesin BL1 untuk komponen Cutter screw

No Tanggal Failure Start Time (hour)

Finish Repair Time (hour)

1 8-Jan-14 15:50 16:02 2 20-Jan-14 3:51 4:03 3 30-Jan-14 12:40 12:52 4 17-Feb-14 13:09 13:21 5 10-Mar-14 1:19 1:33 6 25-Mar-14 9:00 9:15 7 17-Apr-14 15:32 15:46 8 9-May-14 9:09 9:22 9 19-May-14 23:41 23:55

10 28-May-14 11:32 11:46 11 11-Jun-14 19:29 19:43 12 23-Jun-14 5:57 6:18 13 1-Jul-14 16:56 17:11 14 14-Jul-14 12:51 13:08 15 7-Aug-14 15:07 15:21 16 18-Aug-14 5:40 5:58 17 28-Aug-14 7:00 7:16 18 17-Sep-14 7:06 7:20

Page 36: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

25

Tabel 4.5 Data perbaikan mesin BL1 untuk komponen Cutter screw (lanjutan)

No Tanggal Failure Start Time (hour)

Finish Repair Time (hour)

20 21-Oct-14 17:25 17:39 21 6-Nov-14 10:37 10:51 22 18-Nov-14 14:54 15:09 23 3-Dec-14 10:29 10:43 24 23-Dec-14 10:15 10:29

3. Collet chuck

Berikut data perbaikan mesin BL1 untuk komponen collet chuck tahun 2014 :

Tabel 4.6 Data perbaikan mesin BL1 untuk komponen Collet chuck

4.2. Pengolahan data

4.2.1. Time To Repair ( TTR ) dan Time To Failure ( TTF )

Untuk menghitung nilai time to failure (TTF) , mesin tersebut beroperasi 24 jam

dalam sehari dan 5 hari dalam seminggu. Waktu perbaikan (TTR) dihitung dari

mulai terjadinya kerusakan sampai mesin tersebut selesai diperbaiki. Sedangkan

waktu antar kerusakan (TTF) dihitung dari mulai beroperasi nya mesin setelah

mengalami kerusakan sampai terjadi kerusakan kembali. Berikut data 3 komponen

tersebut.

No Tanggal Failure Start Time (hour)

Finish Repair Time (hour)

1 24-Jan-14 10:37 11:43 2 21-Feb-14 5:42 6:57 3 21-Mar-14 21:48 22:41 4 25-Apr-14 7:49 8:59 5 23-May-14 19:06 20:26 6 27-Jun-14 19:12 20:14 7 18-Jul-14 18:12 19:02 8 22-Aug-14 21:16 22:11 9 26-Sep-14 20:45 21:57 10 24-Oct-14 1:12 2:19 11 21-Nov-14 21:21 22:27 12 19-Dec-14 21:37 22:57

Page 37: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

26

1. Cutter

Data diambil dari awal mula kerusakan (failure start time) sampai selesai

diperbaiki (finish repair time). Berikut tabel time to repair (TTR) dan time to

failure (TTF) untuk komponen cutter:

Tabel 4.7 Tabel TTR dan TTF untuk komponen Cutter

No Tanggal Failure Start Time (jam)

Finish Repair Time (jam) TTR (jam) TTF (jam)

1 3-Jan-14 0:44 0:53 0,15 0,00 2 9-Jan-14 13:36 13:45 0,15 108,72 3 16-Jan-14 22:09 22:20 0,18 104,38 4 22-Jan-14 21:37 21:46 0,15 95,27 5 30-Jan-14 7:24 7:37 0,22 129,62 6 10-Feb-14 14:50 15:12 0,37 151,20 7 19-Feb-14 5:08 5:20 0,20 157,92 8 25-Feb-14 4:19 4:31 0,20 94,97 9 6-Mar-14 15:51 16:01 0,17 179,32 10 14-Mar-14 2:05 2:17 0,20 230,03 11 21-Mar-14 1:16 1:28 0,20 118,97 12 27-Mar-14 5:30 5:38 0,13 100,02 13 11-Apr-14 23:19 23:33 0,23 257,67 14 17-Apr-14 1:03 1:15 0,20 73,48 15 23-Apr-14 12:11 12:25 0,23 82,92 16 2-May-14 19:26 19:40 0,23 151,00 17 8-May-14 6:13 6:28 0,25 82,53 18 14-May-14 4:12 4:27 0,25 93,72 19 22-May-14 10:37 10:45 0,13 126,15 20 30-May-14 18:02 18:15 0,22 103,27 21 6-Jun-14 5:21 5:36 0,25 107,08 22 12-Jun-14 18:59 19:19 0,33 109,37 23 18-Jun-14 14:51 15:11 0,33 91,52 24 24-Jun-14 15:23 15:34 0,18 96,18 25 2-Jul-14 22:40 22:52 0,20 151,08 26 8-Jul-14 11:13 11:26 0,22 84,33 27 15-Jul-14 10:43 10:56 0,22 119,27 28 21-Jul-14 11:05 11:17 0,20 96,13 29 4-Aug-14 21:44 21:57 0,22 106,45 30 11-Aug-14 16:06 16:19 0,22 114,13

Page 38: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

27

Tabel 4.7 Tabel TTR dan TTF untuk komponen Cutter (lanjutan)

No Tanggal Failure Start Time (jam)

Finish Repair Time (jam) TTR (jam) TTF (jam)

32 25-Aug-14 19:12 19:28 0,27 113,80 33 29-Aug-14 2:18 2:29 0,18 78,82 34 10-Sep-14 15:37 15:49 0,20 205,12 35 19-Sep-14 20:06 20:18 0,20 172,27 36 26-Sep-14 6:34 6:47 0,22 106,25 37 7-Oct-14 16:41 16:55 0,23 177,93 38 15-Oct-14 15:22 15:35 0,22 142,43 39 21-Oct-14 16:50 17:06 0,27 97,23 40 29-Oct-14 10:19 10:31 0,20 137,20 41 5-Nov-14 19:39 19:52 0,22 129,12 42 13-Nov-14 16:27 16:40 0,22 140,57 43 19-Nov-14 23:03 23:13 0,17 102,37 44 25-Nov-14 1:38 1:48 0,17 74,40 45 2-Dec-14 18:01 18:12 0,18 136,20 46 9-Dec-14 7:27 7:39 0,20 109,23 47 17-Dec-14 6:44 6:55 0,18 142,23 48 26-Dec-14 10:39 10:51 0,20 147,73

Contoh perhitungan TTF pada komponen cutter:

• Mesin beroperasi 24 jam sehari dan 5 hari dalam seminggu

• Contoh yang diambil pada tanggal 9 Jan 2014 mulai terjadi kerusakan 13:36

selesai diperbaiki 13:45

• 3 Jan 0:53 sampai 24:00 23,12 jam

3 Jan – 9 Jan 3 hari kerja x 24 jam 72 jam

9 Jan 0:00 sampai 13:36 13,6 jam

Nilai TTF 108,72 jam

2. Cutter screw

Data diambil dari awal mula kerusakan (failure start time) sampai selesai

diperbaiki (finish repair time). Berikut tabel time to repair (TTR) dan time to

failure (TTF) untuk komponen cutter screw:

Page 39: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

28

Tabel 4.8 Tabel TTR dan TTF untuk komponen Cutter screw

No Tanggal Failure Start Time (jam)

Finish Repair Time (jam)

TTR (jam )

TTF (jam)

1 8-Jan-14 15:50 16:02 0,20 0 2 20-Jan-14 3:51 4:03 0,20 155,8 3 30-Jan-14 12:40 12:52 0,20 200,6 4 17-Feb-14 13:09 13:21 0,20 264,27 5 10-Mar-14 1:19 1:33 0,23 347,57 6 25-Mar-14 9:00 9:15 0,25 271,26 7 17-Apr-14 15:32 15:46 0,23 390,27 8 9-May-14 9:09 9:22 0,22 239,37 9 19-May-14 23:41 23:55 0,23 133,68 10 28-May-14 11:32 11:46 0,23 131,6 11 11-Jun-14 19:29 19:43 0,23 223,7 12 23-Jun-14 5:57 6:18 0,35 178,27 13 1-Jul-14 16:56 17:11 0,25 154,65 14 14-Jul-14 12:51 13:08 0,28 211,65 15 7-Aug-14 15:07 15:21 0,23 289,97 16 18-Aug-14 5:40 5:58 0,30 157,3 17 28-Aug-14 7:00 7:16 0,27 193,02 18 17-Sep-14 7:06 7:20 0,23 335,82 19 2-Oct-14 1:16 1:30 0,23 257,92 20 21-Oct-14 17:25 17:39 0,23 327,09 21 6-Nov-14 10:37 10:51 0,23 280,95 22 18-Nov-14 14:54 15:09 0,25 196,03 23 3-Dec-14 10:29 10:43 0,23 259,32 24 23-Dec-14 10:15 10:29 0,23 335,52

Contoh perhitungan TTF pada komponen cutter screw:

• Mesin beroperasi 24 jam sehari dan 5 hari dalam seminggu

• Contoh yang diambil pada tanggal 20 Jan 2014 mulai terjadi kerusakan 3:51

selesai diperbaiki 4:03

• 8 Jan 16:02 sampai 24:00 7,97 jam

8 Jan – 20 Jan 6 hari kerja x 24 jam 144 jam

20 Jan 0:00 sampai 3:51 3,85 jam

Nilai TTF 155,8 jam

Page 40: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

29

3. Collet chuck

Data diambil dari awal mula kerusakan (failure start time) sampai selesai

diperbaiki (finish repair time). Berikut tabel time to repair (TTR) dan time to

failure (TTF) untuk komponen collet chuck:

Tabel 4.9 Tabel TTR dan TTF untuk komponen Collet chuck

No Tanggal Failure Start Time (jam)

Finish Repair Time (jam)

TTR (jam )

TTF (jam)

1 24-Jan-14 10:37 11:43 1,10 0 2 21-Feb-14 5:42 6:57 1,25 449,97 3 21-Mar-14 21:48 22:41 1,15 494,83 4 25-Apr-14 7:49 8:59 1,17 536,12 5 23-May-14 19:06 20:26 1,33 442,1 6 27-Jun-14 19:12 20:14 1,03 550,75 7 18-Jul-14 18:12 19:02 1,25 357,95 8 22-Aug-14 21:16 22:11 1,38 458,22 9 26-Sep-14 20:45 21:57 1,20 598,55 10 24-Oct-14 1:12 2:19 1,12 459,23 11 21-Nov-14 21:21 22:27 1,10 499,02 12 19-Dec-14 21:37 22:57 1,33 479,15

Contoh perhitungan TTF pada komponen cutter screw:

• Mesin beroperasi 24 jam sehari dan 5 hari dalam seminggu

• Contoh yang diambil pada tanggal 21 Feb 2014 mulai terjadi kerusakan 5:42

selesai diperbaiki 6:57

• 24 Jan 11:43 sampai 24:00 12,27 jam

24 Jan – 21 Feb 18 hari kerja x 24 jam 432 jam

21 Feb 0:00 sampai 5:42 5,7 jam

Nilai TTF 449,97 jam

4.2.2. Identifikasi pola distribusi dan parameter

Setelah mendapatkan data TTR dan TTF, langkah selanjutnya adalah mencari pola

distribusi yang tepat yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Dengan

Page 41: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

30

menggunakan software Minitab dapat dilihat pola distribusi yang tepat untuk

masing-masing komponen. Melakukan uji Goodness of fit test untuk memperoleh

nilai Anderson Darling (AD) dan nilai P-Value dari beberapa dugaan distribusi.

Semakin kecil nilai AD semakin baik pola distribusi nya. P-value yang kecil tidak

menunjukkan kedua variabel itu saling berhubungan, kedua variabel memiliki

korelasi yang kuat namun koefisiennya mendekati nol. P-value disini hanya

mengukur korelasi linier bukan non linier. Penentuan distribusi yang tepat

berdasarkan nilai AD terkecil. Berikut tabel hasil perhitungan menggunakan

software Minitab.

4.2.2.1. Identifikasi pola distribusi dan parameter TTR

Identifikasi pola distribusi dan parameter time to failure untuk ketiga komponen

tersebut sehingga didapatkan hasil distribusi yang cocok.

Dengan menggunakan software minitab maka didapatkanlah hasil pola distribusi

yang cocok sebagai berikut :

Tabel 4.10 Tabel pola distribusi dan nilai Anderson Darling TTR

No Komponen Distribusi Nilai AD P-Value Result 1 Cutter Normal 1,768 < 0,005 NOT OK Eksponential 14,578 < 0,003 NOT OK Weibull 2,55 < 0,010 NOT OK Lognormal 1,162 < 0,005 OK 2 Cutter Screw Normal 1,845 < 0,005 NOT OK Eksponential 8,732 < 0,003 NOT OK Weibull 2,352 < 0,010 NOT OK Lognormal 1,574 < 0,005 OK 3 Collet Chuck Normal 0,273 0,598 NOT OK Eksponential 4,608 < 0,003 NOT OK Weibull 0,388 < 0,250 NOT OK Lognormal 0,247 0,692 OK

Page 42: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

31

Gambar 4.4 Pola Distribusi Lognormal cutter

Gambar 4.5 Pola Distribusi Lognormal cutter screw

Gambar 4.6 Pola Distribusi Lognormal collet chuck

Page 43: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

32

Berdasarkan hasil perhitungan software menunjukkan bahwa pola distribusi TTR

Cutter adalah distribusi lognormal, karena menghasilkan nilai AD terkecil di

antara pola distribusi lainnya sebesar 1,162 ,kemudian pada pola distribusi TTR

Cutter screw adalah distribusi lognormal, karena menghasilkan nilai AD terkecil

di antara pola distribusi lainnya sebesar 1,574 lalu pada pola distribusi TTR Collet

chuck adalah distribusi lognormal, karena menghasilkan nilai AD terkecil di

antara pola distribusi lainnya sebesar 0,247

Setelah mengetahui pola distribusi yang cocok untuk masing-masing komponen,

selanjutnya dilakukan analisa pola distribusi lognormal sehingga didapatkan

parameter scale dan median sebagai acuan penghitungan MTTF.

Tabel 4.11 Tabel parameter distribusi lognormal

Komponen Parameter

Scale Median Cutter 0,205305 0,207269

Cutter screw 0,12706 0,238253 Collet chuck 0,0867264 1,19659

Berdasarkan hasil perhitungan distribution overview software menunjukkan

beberapa data untuk komponen cutter diantaranya scale parameter sebesar

0,205305, mean sebesar 0,211684, standar deviasi sebesar 0,0439216, dan median

sebesar 0,207269 untuk distribusi lognormal, kemudian pada komponen cutter

screw diantaranya scale parameter sebesar 0,127060, mean sebesar 0,240184,

standar deviasi sebesar 0,0306414, dan median sebesar 0,235283 untuk distribusi

lognormal. Lalu pada komponen collet chuck diantaranya scale parameter sebesar

0,0867264, mean sebesar 1,20110, standar deviasi sebesar 0,104363, dan median

sebesar 1,19659 untuk distribusi lognormal.

4.2.2.2 Identifikasi pola distribusi dan parameter TTF

Dengan menggunakan software minitab maka didapatkanlah hasil pola distribusi

yang cocok sebagai berikut :

Page 44: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

33

Tabel 4.12 Tabel pola distribusi dan nilai Anderson Darling TTF

No Komponen Distribusi Nilai AD Result 1 Cutter Normal 1,199 OK 2 Cutter screw Normal 0,227 OK 3 Collet chuck Normal 1,362 OK

Berdasarkan hasil perhitungan software menunjukkan bahwa pola distribusi TTF

Cutter adalah distribusi normal, dengan nilai AD sebesar 1,199 sedangkan pada

pola distribusi TTF Cutter screw adalah distribusi normal, dengan nilai AD

sebesar 0,227 lalu pada pola distribusi TTF Collet chuck adalah distribusi normal,

dengan nilai AD sebesar 1,362

Tabel 4.13 Tabel parameter distribusi normal

Komponen Parameter

Mean Std Deviasi Cutter 122,051 42,3472

Cutter screw 230,651 85,8343 Collet chuck 443,824 145,953

Berdasarkan hasil perhitungan distribution overview software menunjukkan

beberapa data untuk komponen cutter diantaranya mean sebesar 122,051, standar

deviasi sebesar 42,3472, dan median sebesar 122,051 untuk distribusi normal.

Kemudian pada komponen cutter screw diantaranya mean sebesar 230,651,

standar deviasi sebesar 85,8343, dan median sebesar 230,651 untuk distribusi

normal. Lalu pada komponen collet chuck diantaranya mean sebesar 443,824,

standar deviasi sebesar 145,953, dan median sebesar 443 untuk distribusi normal.

4.2.3. Menghitung MTTR ( Mean Time To Repair )

Berikut tabel hasil penghitungan menggunakan software Minitab

Page 45: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

34

Tabel 4.14 Tabel MTTR komponen Cutter, Cutter screw, Collet chuck

Cara menghitung MTTR pada distribusi lognormal :

1. Cutter

𝑴𝑻𝑻𝑹 = 𝟎,𝟐𝟎𝟕𝟑 . 𝒆�(𝟎,𝟐𝟎𝟓𝟑)𝟐

𝟐 � = 𝟎,𝟐𝟏𝟐

2. Cutter screw

𝑴𝑻𝑻𝑹 = 𝟎,𝟐𝟑𝟖𝟑 .𝒆�(𝟎,𝟏𝟐𝟕𝟏)𝟐

𝟐 � = 𝟎,𝟐𝟒𝟎

3. Collet chuck

𝑴𝑻𝑻𝑹 = 𝟏,𝟏𝟗𝟔𝟔 .𝒆�(𝟎.𝟎𝟖𝟔𝟕)𝟐

𝟐 � = 𝟏,𝟐𝟎𝟏

4.2.4. Menghitung MTTF ( Mean Time To Failure )

Berikut tabel hasil penghitungan menggunakan software Minitab

Tabel 4.15 Tabel MTTF komponen Cutter, Cutter screw, Collet chuck

Komponen Distribusi Mean MTTF Cutter Normal 122,051 122,051

Cutter screw Normal 230,651 230,651 Collet chuck Normal 443,824 443,824

Cara menghitung MTTF pada distribusi normal :

𝑴𝑻𝑻𝑭 = µ ( 𝒎𝒆𝒂𝒏 )

Komponen Distribusi tmed scale MTTR ( jam ) MTTPM ( jam )

Cutter Lognormal 0,2073 0,2053 0,212 0,083 Cutter screw Lognormal 0,2383 0,1271 0,240 0,083 Collet chuck Lognormal 1,1966 0,0867 1,201 0,5

Page 46: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

35

4.2.5. Menghitung Biaya produksi

Biaya produksi diperlukan untuk mendapatkan nilai produksi per jam yang

diterima perusahaan. Data produksi yang di ambil dari periode 11 September 2014

– 16 September 2014.

Tabel 4.16 Output produksi mesin BL 1 per jam

Berdasarkan tabel produksi dari tanggal 11 September- 16 September 2014 di atas

menunjukkan bahwa rata-rata output yang dihasilkan mesin BL1 yang beroperasi

normal sebesar 499 unit / jam.

4.2.6. Menghitung Biaya Maintenance

Dalam menghitung biaya perbaikan diperlukan beberapa data pendukung yang

digunakan, diantara nya adalah :

1. Output produksi mesin BL 1 adalah 499 unit/jam.

2. Harga cutter adalah Rp. 80.000 / unit

3. Harga cutter screw adalah Rp. 36.000 / unit

4. Harga collet chuck adalah Rp. 565.000 / unit

5. Loss produksi jika terjadi kerusakan mesin adalah Rp. 4.990 / jam

Cara menghitung loss produksi : 499 x Rp. 10

6. Gaji operator per jam = Rp. 3.100.000 / 22 hari / 8 jam

= Rp. 17.610 / jam

4.2.7. Menghitung Biaya Korektif Maintenance ( Cf )

Production Date Item

Machine ID NG Qty

Production Qty Prod / Hour NG %

11-Sep-14 F-0028 BL1 40 11958 498 0,33% 12-Sep-14 F-0028 BL1 23 11985 499 0,19% 15-Sep-14 F-0028 BL1 14 11982 499 0,12% 16-Sep-14 F-0028 BL1 38 11970 498 0,32%

Rata-rata output per jam 499

Page 47: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

36

Biaya yang timbul akibat kerusakan yang tiba tiba. Berikut rumus yang

digunakan:

𝑪𝒇 =

𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒐𝒎𝒑𝒐𝒏𝒆𝒏 + ( 𝒅𝒐𝒘𝒏𝒕𝒊𝒎𝒆 𝑿 𝒈𝒂𝒋𝒊 𝒑𝒆𝒓 𝒋𝒂𝒎 ) +

( 𝒌𝒂𝒑𝒂𝒔𝒊𝒕𝒊 𝒑𝒆𝒓 𝒋𝒂𝒎 𝑿 𝒅𝒐𝒘𝒏𝒕𝒊𝒎𝒆 𝑿 𝒍𝒐𝒔𝒔 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 )

a. Cutter

Cf = Rp 80.000 + ( 0,212 x Rp 17.610 ) + ( 499 x 0,212 x 4990 )

= Rp 80.000 + Rp 3.733,32 + Rp 527.882

= Rp 611.615,32

Untuk biaya perawatan korektif pada komponen cutter adalah sebesar Rp.

611.615,32

b. Cutter screw

Cf = Rp 36.000 + ( 0,240 x Rp 17.610 ) + ( 499 x 0,240 x 4990 )

= Rp 36.000 + Rp 4.226,4 + Rp 597.602

= Rp 637.828,4

Untuk biaya perawatan korektif pada komponen cutter screw adalah sebesar Rp.

637.828,4

c. Collet chuck

Cf = Rp 565.000 + ( 1,201 x Rp 17.610 ) + ( 499 x 1,201 x 4990 )

= Rp 565.000 + Rp 21.149,61 + Rp 2.990.502

= Rp 3.576.651,61

Untuk biaya perawatan korektif pada komponen collet chuck adalah sebesar Rp.

3.576.651,61

4.2.8. Menghitung Biaya Preventif Maintenance ( Cp )

Biaya yang timbul akibat perbaikan yang sudah dijadwalkan. Berikut rumus yang

digunakan:

Page 48: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

37

𝑪𝒑 = 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑲𝒐𝒎𝒑𝒐𝒏𝒆𝒏 + ( 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊𝒂𝒏 𝑿 𝒈𝒂𝒋𝒊 𝒑𝒆𝒓 𝒋𝒂𝒎 ) +

( 𝒌𝒂𝒑𝒂𝒔𝒊𝒕𝒊 𝒑𝒆𝒓 𝒋𝒂𝒎 𝑿 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊𝒂𝒏 𝑿 𝒍𝒐𝒔𝒔 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 )

a. Cutter

Cp = Rp 80.000 + ( 0,083 x Rp 17.610 ) + ( 499 x 0,083 x 4990 )

= Rp 80.000 + Rp 1.461,63 + Rp 206.670,83

= Rp 288.132,46

Untuk biaya perawatan preventif pada komponen cutter adalah sebesar Rp.

288.132,46

b. Cutter screw

Cp = Rp 36.000 + ( 0,083 x Rp 17.610 ) + ( 499 x 0,083 x 4990 )

= Rp 36.000 + Rp 1.461,63 + Rp 206.670,83

= Rp 244.132

Untuk biaya perawatan preventif pada komponen cutter screw adalah sebesar Rp.

244.132

c. Collet chuck

Cp = Rp 565.000 + ( 0,5 x Rp 17.610 ) + ( 499 x 0,5 x 4990 )

= Rp 565.000 + Rp 8.805 + Rp 1.245.005

= Rp 1.818.810

Untuk biaya perawatan preventif pada komponen collet chuck adalah sebesar Rp.

1.818.810

4.2.9. Menghitung interval penggantian komponen

Untuk mencari nilai interval penggantian komponen, harus diketahui dulu pola

distribusi yang dihasilkan. Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan

software minitab maka digunakan pola distribusi normal untuk melakukan

penghitungan, berikut hasilnya :

1. Cutter

Page 49: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

38

Berdasarkan pola distribusi normal maka menggunakan perhitungan

sebagai berikut:

a. Probability Density Function

𝒇(𝒕) = 𝟏𝝈√𝟐𝝅

𝒆�(𝒕−µ)𝟐𝝈𝟐

𝟐�

𝒇(𝟏𝟐𝟎) = 𝟏𝟒𝟐,𝟑𝟒𝟕𝟐√𝟐𝝅

𝒆�(𝟏𝟐𝟎−𝟏𝟐𝟐.𝟎𝟓𝟏)𝟐 𝒙 𝟒𝟐.𝟑𝟒𝟕𝟐𝟐

𝟐�

𝒇(𝟏𝟐𝟎) = 𝟎,𝟎𝟎𝟗𝟒𝟏𝟐

b. Cumulative Distribution Function

𝑭(𝒕) = ɸ�𝒕−µ𝝈�

𝑭(𝒕) = ɸ�𝒕−𝟏𝟐𝟐.𝟎𝟓𝟏𝟒𝟐,𝟑𝟒𝟕𝟐

𝑭(𝟏𝟐𝟎) = 𝟎,𝟒𝟖𝟎𝟔𝟖𝟔

c. Reliability Function

𝑹(𝒕) = 𝟏 − 𝑭(𝒕)

𝑹(𝒕) = 𝟏 − 𝟎,𝟒𝟖𝟎𝟔𝟖𝟔

𝑹(𝟏𝟐𝟎) = 𝟎,𝟓𝟏𝟗𝟑𝟏𝟒

d. Cumulative Hazard Function

𝑯(𝒕) = ∫ 𝒇(𝒕)𝑹(𝒕)

𝒕𝟎 𝒅𝒕

𝑯(𝟏𝟐𝟎) = ∫ 𝟎.𝟎𝟎𝟗𝟒𝟏𝟐𝟎.𝟓𝟏𝟗𝟑𝟏𝟒

𝒕𝟎 𝒅𝒕

𝑯(𝟏𝟐𝟎) = 𝟎,𝟒𝟖𝟏

e. Cost per unit in time

Page 50: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

39

𝑪(𝒕) = 𝑪𝒑+(𝑪𝒇 𝒙 𝑯 (𝒕))𝒕

𝑪(𝟏𝟐𝟎) = (𝟐𝟖𝟖𝟏𝟑𝟐,𝟒𝟔+(𝟔𝟏𝟏𝟔𝟏𝟓.𝟑𝟐∗𝟎.𝟒𝟖𝟏))𝟏𝟐𝟎

𝑪(𝟏𝟐𝟎) = 𝑹𝒑 𝟒.𝟖𝟓𝟏,𝟎𝟗

Tabel 4.17 Penghitungan interval penggantian komponen Cutter

t f(t) F(t) R(t) H(t) C(t) 70 0,004427 0,109507 0,890493 0,110 5072,98 80 0,005755 0,160353 0,839647 0,160 4827,581 90 0,007076 0,224565 0,775435 0,225 4727,555

100 0,008228 0,30128 0,69872 0,301 4724,001 110 0,009049 0,387984 0,612016 0,388 4776,631 120 0,009412 0,480686 0,519314 0,481 4851,059

Gambar 4.7 Komparasi keandalan dan biaya cutter

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan biaya terkecil terdapat pada waktu ke 90

jam sebesar Rp 4.727,555 dengan tingkat keandalan sebesar 77% , sehingga

interval yang dianjurkan dalam melakukan penggantian komponen cutter yaitu 90

jam

Page 51: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

40

2. Cutter screw

Berdasarkan pola distribusi normal maka menggunakan perhitungan

sebagai berikut:

a. Probability Density Function

𝒇(𝒕) = 𝟏𝝈√𝟐𝝅

𝒆�(𝒕−µ)𝟐𝝈𝟐

𝟐�

𝒇(𝟐𝟑𝟎) = 𝟏𝟖𝟓.𝟖𝟑𝟒𝟑√𝟐𝝅

𝒆�(𝟐𝟑𝟎−𝟐𝟑𝟎.𝟔𝟓𝟏)𝟐 𝒙𝟖𝟓.𝟖𝟑𝟒𝟑 𝟐

𝟐�

𝒇(𝟐𝟑𝟎) = 𝟎,𝟎𝟎𝟒𝟔𝟒𝟗

b. Cumulative Distribution Function

𝑭(𝒕) = ɸ�𝒕−µ𝝈�

𝑭(𝒕) = ɸ�𝒕−𝟐𝟑𝟎.𝟔𝟓𝟏𝟖𝟓,𝟖𝟑𝟒𝟑

𝑭(𝟐𝟑𝟎) = 𝟎,𝟒𝟗𝟔𝟗𝟕𝟒

c. Reliability Function

𝑹(𝒕) = 𝟏 − 𝑭(𝒕)

𝑹(𝒕) = 𝟏 − 𝟎,𝟒𝟗𝟔𝟗𝟕𝟒

𝑹(𝟐𝟑𝟎) = 𝟎,𝟓𝟎𝟑𝟎𝟐𝟔

d. Cumulative Hazard Function

𝑯(𝒕) = ∫ 𝒇(𝒕)𝑹(𝒕)

𝒕𝟎 𝒅𝒕

𝑯(𝟐𝟑𝟎) = ∫ 𝟎.𝟎𝟎𝟒𝟔𝟒𝟗𝟎.𝟓𝟎𝟑𝟎𝟐𝟔

𝒕𝟎 𝒅𝒕

𝑯(𝟐𝟑𝟎) = 𝟎,𝟒𝟗𝟕

e. Cost per unit in time

Page 52: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

41

𝑪(𝒕) = 𝑪𝒑+(𝑪𝒇 𝒙 𝑯 (𝒕))𝒕

𝑪(𝟐𝟑𝟎) = (𝟐𝟒𝟒𝟏𝟑𝟐+(𝟔𝟑𝟕𝟖𝟐𝟖.𝟒∗𝟎.𝟒𝟗𝟕))𝟐𝟑𝟎

𝑪(𝟐𝟑𝟎) = 𝑹𝒑.𝟐.𝟒𝟑𝟗,𝟔𝟑𝟔

Tabel 4.18 Penghitungan interval penggantian komponen Cutter screw

t f(t) F(t) R(t) H(t) C(t) 160 0,003313 0,205222 0,794778 0,205 2343,928 170 0,003622 0,239905 0,760095 0,240 2336,178 180 0,003906 0,27756 0,72244 0,278 2339,822 190 0,004156 0,317893 0,682107 0,318 2352,068 200 0,004362 0,36051 0,63949 0,361 2370,377 210 0,004516 0,404936 0,595064 0,405 2392,435 220 0,004613 0,450623 0,549377 0,451 2416,145 230 0,004649 0,496974 0,503026 0,497 2439,636

Gambar 4.8 Komparasi keandalan dan biaya cutter screw

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan biaya terkecil terdapat pada waktu ke 170

jam sebesar Rp 2.336,178 dengan tingkat keandalan 76%, sehingga interval yang

dianjurkan dalam melakukan penggantian komponen cutter screw yaitu 170 jam

Page 53: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

42

3. Collet chuck

Berdasarkan pola distribusi normal maka menggunakan perhitungan

sebagai berikut:

a. Probability Density Function

𝒇(𝒕) = 𝟏𝝈√𝟐𝝅

𝒆�(𝒕−µ)𝟐𝝈𝟐

𝟐�

𝒇(𝟒𝟒𝟎) = 𝟏𝟏𝟒𝟓.𝟗𝟓𝟑√𝟐𝝅

𝒆�(𝟒𝟒𝟎−𝟒𝟒𝟑.𝟖𝟐𝟒)𝟐 𝒙𝟏𝟒𝟓.𝟗𝟓𝟑 𝟐

𝟐�

𝒇(𝟒𝟒𝟎) = 𝟎,𝟎𝟎𝟐𝟕𝟑𝟑

b. Cumulative Distribution Function

𝑭(𝒕) = ɸ�𝒕−µ𝝈�

𝑭(𝒕) = ɸ�𝒕−𝟒𝟒𝟑.𝟖𝟐𝟒𝟏𝟒𝟓.𝟗𝟓𝟑

𝑭(𝟒𝟒𝟎) = 𝟎,𝟒𝟖𝟗𝟓𝟒𝟗

c. Reliability Function

𝑹(𝒕) = 𝟏 − 𝑭(𝒕)

𝑹(𝒕) = 𝟏 − 𝟎.𝟒𝟖𝟗𝟓𝟒𝟗

𝑹(𝟒𝟒𝟎) = 𝟎,𝟓𝟏𝟎𝟒𝟓𝟏

d. Cumulative Hazard Function

𝑯(𝒕) = ∫ 𝒇(𝒕)𝑹(𝒕)

𝒕𝟎 𝒅𝒕

𝑯(𝟒𝟒𝟎) = ∫ 𝟎.𝟎𝟎𝟐𝟕𝟑𝟑𝟎.𝟓𝟏𝟎𝟒𝟓𝟏

𝒕𝟎 𝒅𝒕

𝑯(𝟒𝟒𝟎) = 𝟎,𝟒𝟗𝟎

e. Cost per unit in time

𝑪(𝒕) = 𝑪𝒑+(𝑪𝒇 𝒙 𝑯 (𝒕))𝒕

Page 54: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

43

𝑪(𝟒𝟒𝟎) = (𝟏𝟖𝟏𝟖𝟖𝟏𝟎+(𝟑𝟓𝟕𝟔𝟔𝟓𝟏.𝟔𝟏∗𝟎.𝟒𝟗𝟎))𝟒𝟒𝟎

𝑪(𝟒𝟒𝟎) = 𝑹𝒑 𝟖.𝟏𝟏𝟑,𝟎𝟖𝟏

Tabel 4.19 Penghitungan interval penggantian komponen Collet chuck

t f(t) F(t) R(t) H(t) C(t) 330 0,002017 0,217734 0,782266 0,218 7871,425 340 0,002123 0,238433 0,761567 0,238 7857,652 350 0,002224 0,260165 0,739835 0,260 7855,226 360 0,002318 0,282875 0,717125 0,283 7862,654 370 0,002406 0,306496 0,693504 0,306 7878,487 380 0,002485 0,33095 0,66905 0,331 7901,323 390 0,002554 0,356147 0,643853 0,356 7929,807 400 0,002614 0,381989 0,618011 0,382 7962,629 410 0,002662 0,408368 0,591632 0,408 7998,534 420 0,002698 0,435168 0,564832 0,435 8036,323 430 0,002722 0,46227 0,53773 0,462 8074,861 440 0,002733 0,489549 0,510451 0,490 8113,081

Gambar 4.9 Komparasi keandalan dan biaya collet chuck

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan biaya terkecil terdapat pada waktu ke

350jam sebesar Rp 7.855,226 dengan tingkat keandalan sebesar 73.9%, sehingga

Page 55: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

44

interval yang dianjurkan dalam melakukan penggantian komponen collet chuck

yaitu 350 jam

4.3. Analisa data

4.3.1 Perbandingan biaya perbaikan korektif dan preventif

Setelah perusahaan melakukan perawatan preventif yang disarankan , terjadi

perubahan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Biaya yang dikeluarkan dengan

perawatan preventif lebih kecil dibanding biaya yang dikeluarkan saat terjadi

kerusakan tiba-tiba pada mesin.

Tabel 4.20 Tabel costdown jika dilakukan preventive maintenance

Komponen Corrective Maintenance

Preventive Maintenance Costdown

Cutter Rp. 611.615,32 Rp. 288.132,46 Rp. 323.482,54 41% Cutter screw Rp. 637.828,40 Rp. 244.132,00 Rp. 393.696,40 62% Collet chuck Rp. 3.576.651,61 Rp. 1.818.810,00 Rp. 1.757.841,61 49%

Gambar 4.10 Perbandingan biaya perbaikan korektif dan preventif komponen Cutter

Page 56: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

45

Terjadi penurunan biaya sebesar 41% untuk komponen cutter dari Rp 611.615,32

menjadi sebesar Rp 288.132,46

Gambar 4.11 Perbandingan biaya perbaikan korektif dan preventif komponen

Cutter screw

Terjadi penurunan biaya sebesar 62% untuk komponen cutter screw dari Rp

637.828,40 menjadi Rp 244.132

Gambar 4.12 Perbandingan biaya perbaikan korektif dan preventif komponen

Collet chuck

Terjadi penurunan biaya sebesar 49% untuk komponen cutter screw dari Rp

3.576.651,61 menjadi Rp 1.818.810

4.3.2. Perbandingan waktu perbaikan korektif dan preventif

Page 57: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

46

Rata-rata waktu perbaikan secara korektif untuk masing-masing komponen

memiliki perbedaan yang cukup besar dengan rata-rata waktu perbaikan secara

preventif. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan perbaikan secara korektif ada

komponen waktu tunggu yang cukup lama sehingga mengakibatkan waktu

perbaikan korektif menjadi besar.

Tabel 4.21 Tabel perbandingan waktu perbaikan korektif dan preventive

Komponen

Rata-rata perbaikan korektif

(jam)

Rata-rata perbaikan preventive

(jam)

Persentase perbandingan waktu

korektif dan preventif

Cutter 0,211684 0,083 61% Cutter screw 0,240184 0,083 65% Collet chuck 1,2011 0,5 78%

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa untuk komponen cutter mempunyai

perbedaan waktu perbaikan sebanyak 61% , perbaikan korektif membutuhkan

waktu sebesar 0,211684 jam sedangkan perawatan preventif membutuhkan waktu

sebesar 0.083 jam. Komponen cutter screw mempunyai perbedaan waktu

sebanyak 65%, perbaikan korektif membutuhkan waktu sebesar 0,240184 jam

sedangkan perawatan preventif membutuhkan waktu sebesar 0.083 jam .Dan

untuk komponen collet chuck mempunyai perbedaan waktu sebanyak 78%,

perbaikan korektif membutuhkan waktu sebesar 1,2011 jam sedangkan perawatan

preventif membutuhkan waktu sebesar 0.5 jam

4.3.3. Jadwal penggantian komponen yang disarankan

Berdasarkan penghitungan interval penggantian untuk tiap-tiap komponen dengan

biaya terendah didapat untuk interval komponen cutter sebesar 90 jam, komponen

cutter screw sebesar 170 jam dan komponen collet chuck sebesar 350 jam.

Dengan menggunakan data di atas, dapat di jadwalkan penggantian komponen

tersebut sehingga di dapat jadwal selama 6 bulan pertama untuk periode tahun

2015 sebagai berikut :

Page 58: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

47

Tabel 4.22 Jadwal penggantian komponen cutter Mesin BL 1

No Komponen Jan Feb Mar Apr May Jun

Tanggal Jam Tanggal Jam Tanggal Jam Tanggal Jam Tanggal Jam Tanggal Jam 1 Cutter 07-Jan-15 4:00 05-Feb-15 0:00 02-Mar-15 4:00 07-Apr-15 16:00 06-May-15 12:00 01-Jun-15 4:00 13-Jan-15 8:00 11-Feb-15 4:00 06-Mar-15 8:00 13-Apr-15 20:00 12-May-15 16:00 08-Jun-15 8:00 19-Jan-15 12:00 17-Feb-15 8:00 13-Mar-15 12:00 20-Apr-15 0:00 19-May-15 20:00 12-Jun-15 12:00 23-Jan-15 16:00 24-Feb-15 12:00 19-Mar-15 16:00 24-Apr-15 4:00 26-May-15 0:00 18-Jun-15 16:00 29-Jan-15 20:00 25-Mar-15 20:00 30-Apr-15 8:00 24-Jun-15 20:00 31-Mar-15 12:00

Tabel 4.23 Jadwal penggantian komponen cutter screw Mesin BL 1

No Komponen Jan Feb Mar Apr May Jun

Tanggal Jam Tanggal Jam Tanggal Jam Tanggal Jam Tanggal Jam Tanggal Jam 2 Cutter Screw 12-Jan-15 18:00 03-Feb-15 18:00 12-Mar-15 0:00 07-Apr-15 12:00 04-May-15 0:00 09-Jun-15 6:00 23-Jan-15 12:00 16-Feb-15 12:00 24-Mar-15 18:00 20-Apr-15 6:00 12-May-15 18:00 22-Jun-15 0:00 27-Feb-15 6:00 26-May-15 12:00

Tabel 4.24 Jadwal penggantian komponen collet chuck Mesin BL 1

No Komponen Jan Feb Mar Apr May Jun

Tanggal Jam Tanggal Jam Tanggal Jam Tanggal Jam Tanggal Jam Tanggal Jam 3 Collet Chuck 27-Jan-15 2:00 20-Feb-15 4:00 17-Mar-15 6:00 10-Apr-15 8:00 06-May-15 10:00 01-Jun-15 12:00 25-Jun-15 14:00

46

Page 59: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

48

4.3.4. Jadwal penggantian komponen pada hari Sabtu

Penggantian komponen pada hari kerja diasumsikan dilakukan pada hari Sabtu

dimana hari tersebut mesin tidak berjalan sehingga tidak menggangu operator

dalam melakukan pekerjaan. Departemen maintenance dihitung lembur selama

pekerjaan berlangsung saja.Contohnya pada bulan Januari komponen cutter screw

jadwal hari kerja pada tanggal 12 januari 2015 dan 23 januari 2015 dirubah ke

hari Sabtu dari tanggal selanjutnya menjadi tanggal 17 januari 2015 dan 24 januari

2015, Berikut perbandingan biaya perawatan pada hari kerja dan biaya perawatan

pada hari sabtu:

𝐶𝑝 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 + ( 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑋 𝑔𝑎𝑗𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 )

a. Cutter

Cp = Rp 80.000 + ( 0,083 x Rp 17.610 )

= Rp 80.000 + Rp 1.461,63

= Rp 81.461,63

b. Cutter screw

Cp = Rp 36.000 + ( 0,083 x Rp 17.610 )

= Rp 36.000 + Rp 1.461,63

= Rp 37.461,63

c. Collet chuck

Cp = Rp 565.000 + ( 0,5 x Rp 17.610 )

= Rp 565.000 + Rp 8.805

= Rp 573.805

Tabel 4.25 Perbandingan biaya perawatan hari kerja dan hari libur

Komponen Biaya

Perawatan Hari Kerja

Biaya Perawatan Hari Libur

Costdown

Cutter Rp 288.132,46

Rp 81.461,63

Rp 206.670,83 72%

Cutter Screw

Rp 244.132,00

Rp 37.461,63

Rp 206.670,37 85%

Collet Chuck

Rp 1.818.810,00

Rp 573.805,00

Rp 1.245.005,00 68%

Page 60: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

49

Tabel 4.26 Jadwal penggantian komponen bulan Januari

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu1 2 3

4 5 6 7 8 9 10

cutter

11 12 13 14 15 16 17

cuttercutter screw

18 19 20 21 22 23 24

cuttercutter screw

25 26 27 28 29 30 31

cuttercollect chuck

Januari

49

Page 61: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

50

Tabel 4.27 Jadwal penggantian komponen bulan Februari

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

1 2 3 4 5 6 7

cuttercutter screw

8 9 10 11 12 13 14

cutter

15 16 17 18 19 20 21cutter

cutter screw collet chuck

22 23 24 25 26 27 28

cuttercollect chuck

Februari

50

Page 62: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

51

Tabel 4.28 Jadwal penggantian komponen bulan Maret

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu1 2 3 4 5 6 7

cutter

8 9 10 11 12 13 14

cuttercutter screw

15 16 17 18 19 20 21

cuttercollect chuck

22 23 24 25 26 27 28

cuttercutter screw

29 30 31

Maret

51

Page 63: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

52

Tabel 4.29 Jadwal penggantian komponen bulan April

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu1 2 3 4

cutter

5 6 7 8 9 10 11cutter

cutter screw collet chuck

12 13 14 15 16 17 18

cutter

19 20 21 22 23 24 25

cuttercutter screw

26 27 28

April

52

Page 64: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

53

Tabel 4.30 Jadwal penggantian komponen bulan Mei

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu1 2

3 4 5 6 7 8 9cutter

cutter screw collet chuck

10 11 12 13 14 15 16

cuttercutter screw

17 18 19 20 21 22 23

cutter

24 25 26 27 28 29 30

cuttercutter screw

Mei

53

Page 65: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

54

Tabel 4.31 Jadwal penggantian komponen bulan Juni

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu1 2 3 4 5 6

cuttercollet chuck

7 8 9 10 11 12 13

cuttercutter screw

14 15 16 17 18 19 20

cutter

21 22 23 24 25 26 27

cuttercutter screw

28 29 30

Juni

54

Page 66: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

55

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Perbaikan yang dilakukan secara korektif pada mesin BL1 berakibat

bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan karena adanya waktu

tunggu baik menunggu kedatangan komponen maupun administrasi perbaikan.

Maka dari itu diperlukan penjadwalan penggantian komponen yang baik sehingga

biaya tunggu dapat dikurangi. Dari hasil analisa ketiga komponen teratas

didapatkan penurunan biaya yang cukup signifikan setelah merubah metode

perbaikan dari perbaikan korektif menjadi perbaikan preventif. Terjadi penurunan

biaya sebesar 41% untuk komponen cutter dari Rp 611.615,32 menjadi sebesar

Rp 288.132,36. Kemudian terjadi penurunan biaya sebesar 62% untuk komponen

cutter screw dari Rp 637.828,40 menjadi Rp 244.132 dan terjadi penurunan biaya

sebesar 49% untuk komponen cutter screw dari Rp 3.576.651,61 menjadi Rp

1.818.810.

5.2. Saran

Dengan adanya hasil yang baik setelah melakukan perbaikan preventif maka

penelitian ini disarankan sebagai acuan penelitian lebih lanjut dalam integrasi

dengan penjadwalan produksi dan penjadwalan preventif maintenance di

perusahaan tersebut.

Page 67: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

56

DAFTAR PUSTAKA

Corder, Antony S., Maintenance Management Techniques, McGraw Hill Ltd, English, 1974.

Supandi., Manajemen Perawatan Industri, Ganeca Exact, Bandung, 2009.

Dhillon, B.S, Reiche, Hans., Reliability and Maintainability Management, CBS Publisher & Distributor, Delhi, 1985.

Assauri, S. (1993). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Devi Costania Siagian, H. N. (2013). Usulan Perawatan Mesin Berdasarkan Keandalan Spare Part Sebagai Solusi Penurunan Biaya Perawatan pada PT. XYZ. e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, 47-52.

Gasperzs, V. (1996). Total Quality Management. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 68: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

57

LAMPIRAN

cutter

Page 69: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

58

Page 70: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

59

Cutter screw

Page 71: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

60

Page 72: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

61

Collet chuck

Page 73: Usulan Penjadwalan Perawatan Preventif Mesin BL 1 di PT

62