usulan penelitian hibah...

36
i USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PEMANFAATAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA WARM MIX ASPHALT (WMA) UNTUK LAPIS PERKERASAN JALAN (AC-WC) DI KOTA PALANGKA RAYA Peneliti Utama Hendra Cahyadi, ST, MT NIDN 0011107701 Anggota Nirwana Puspasari, ST, MT NIDN 1102057301 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA APRIL 2013 421/Teknik sipil

Upload: others

Post on 13-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

i

USULAN

PENELITIAN HIBAH BERSAING

PEMANFAATAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA WARM

MIX ASPHALT (WMA) UNTUK LAPIS PERKERASAN JALAN

(AC-WC) DI KOTA PALANGKA RAYA

Peneliti Utama

Hendra Cahyadi, ST, MT

NIDN 0011107701

Anggota

Nirwana Puspasari, ST, MT

NIDN 1102057301

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

APRIL 2013

421/Teknik sipil

Page 2: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

ii

Menyetujui

Page 3: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

1

BAB 1

BAB 2

BAB 3

BAB 4

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI

RINGKASAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………...

1.2 Tujuan Khusus Penelitian……………………………………..

1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian………………………………

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lapis Perkerasan Beton Aspal………………………………..

2.2 Bahan Campuran Beton Aspal………………………………...

2.2.1 Agregat…………………………………………………

2.2.2 Aspal…………………………………………………..

2.2.3 Filler……………………………………………………..

2.3 Kadar Aspal Rencana………………………………………….

2.4 Minyak Pelumas Bekas (MPB)……………………………….

2.5 Karakteristik Beton Aspal…………………………………….

2.6 Studi Pendahuluan……………………………………………

METODE PENELITIAN

3.1 Langkah Kerja………..……………………………………....

3.2 Pengujian Agregat……………………………………………

3.2.1 Pengujian Agregat Kasar ………………………………

3.2.2 Pengujian Agregat Halus ………………………………

3.2.3 Pengujian Bahan Pengisi (Filler) ………………………

3.3 Pengujian Bahan Bitumen……………………………………..

3.4 Pengolahan MPB………………………………………………

3.5 Uji Marshall……………………………………………………

3.6 Uji Marshall Dengan Variasi MPB…………………………….

3.7 Hasil Yang Diharapkan……………………………………….

3.8 Lokasi Penelitian………………………………………………

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya……………………………………………….

4.2 Jadwal Penelitian......................................................................

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..

LAMPIRAN………………………………………………………...

i

ii

1

2

3

4

4

5

5

5

7

8

9

9

10

12

13

14

14

15

15

15

15

16

16

17

17

18

18

20

21

Page 4: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

2

Ringkasan

Penelitian tentang Minyak Pelumas Bekas (MPB) belum begitu banyak dilakukan di

Palangka Raya, sehingga penggunaan MPB di Palangka Raya masih jarang ditemui.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian agar MPB ini dapat dipakai dalam

campuran lapis perkerasan jalan. Dalam campuran Asphalt Concrete (AC) atau beton

aspal biasanya dicampur, dihampar, dan dipadatkan secara hot mix pada suhu

tertentu. Proses Hot Mix Asphalt (HMA) yang suhunya mencapai 138° sampai 160°

C membutuhkan energi bahan bakar yang tinggi dan gas pembuangan yang tinggi

pula. Selain itu menurut Vienti Hadsari (2009) pada suhu 60oC aspal dan residu oli

sudah dapat menyelimuti agregat dengan sempurna. Oleh karena itu penelitian ini

menggunakan metode Warm Mix Asphalt (WMA) yang suhunya 20° sampai 55°C

lebih rendah daripada temperatur Hot Mix Asphalt (HMA). Penelitian ini

menggunakan metode eksperimental yang dilakukan di laboratorium dengan variasi

MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang

berat aspal dalam campuran AC. Pengujian sampel dengan menggunakan alat uji

Marshall Test. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat Minyak

Pelumas Bekas (MPB) sebagai bahan tambah aspal dalam campuran lapis perkerasan

aspal.

Kata kunci : Beton Aspal , Marshall Test, MPB, Warm Mix Asphalt

Page 5: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian mengenai perkerasan jalan raya dengan menggunakan material

hasil daur ulang telah banyak dilakukan. Beberapa yang bisa dijadikan contoh adalah

penggunaan serbuk ban karet bekas, abu terbang, aspal daur ulang dan residu oil atau

Minyak Pelumas Bekas (MPB) sebagai campuran dalam perkerasan jalan. Campuran

perkerasan jalan hasil dari penggunaan bahan-bahan daur ulang tersebut, tentunya

harus melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Departemen

Pekerjaan Umum (DPU).

Sebagai salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia, Palangka

Raya banyak melakukan pekerjaan perkerasan jalan dengan menggunakan campuran

aspal baik dalam rangka pembuatan jalan baru, perbaikan maupun peningkatan

kualitas jalan. Pekerjaan tersebut tentu memerlukan jumlah material aspal relatif

banyak yang memerlukan biaya cukup tinggi. Untuk mengurangi penggunaan aspal

sebagai bahan campuran lapis perkerasan, maka perlu dicari material pengganti yang

lebih murah dan memenuhi syarat. Salah satu material yang patut dipertimbangkan

adalah MPB.

Sebagian besar pembangunan jalan di Indonesia termasuk di Palangka Raya

menggunakan Asphalt Concrete (AC). Dalam pelaksanaannya, campuran AC

biasanya dicampur, dihampar, dan dipadatkan secara Hot Mix Asphalt (HMA) pada

suhu sekitar 138° sampai 160° C (Eka Ambarwati, 2010). Proses tersebut

membutuhkan energi bahan bakar yang tinggi dan gas pembuangan yang tinggi pula.

Salah satu kelebihan MPB adalah pada suhu pencampuran yang lebih rendah, aspal

dan MPB sudah dapat menyelimuti agregat agregat dalam campuran. Hal ini

berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Vienti Hadsari (2009) yang

menyatakan bahwa pada suhu 60°C, aspal dan residu oil (MPB) sudah dapat

menyelimuti agregat dengan sempurna. Metode ini disebut dengan metode Warm

Mix Asphalt (WMA) yang suhunya 20° sampai 55° C lebih rendah daripada

temperatur Hot Mix Asphalt (HMA).

Page 6: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

4

Penggunaan MPB sebagai bahan campuran aspal akan sangat bermanfaat

dari segi ekonomi karena harganya yang jauh lebih murah dibanding aspal dan dari

segi lingkungan karena MPB yang terbuang baik ke dalam lapisan tanah maupun ke

sungai yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Namun yang menjadi

pertanyaan adalah apakah MPB memenuhi syarat sebagai bahan lapis perkerasan

dengan kondisi agregat dan tanah di Palangka Raya?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka dilakukanlah penelitian berjudul

“Pemanfaatan Minyak Pelumas Bekas Pada Warm Mix Asphalt (WMA) Untuk Lapis

Perkerasan Jalan (AC-WC) di Kota Palangka Raya”. Penelitian ini akan

menggunakan aspal dengan penetrasi 60/70, agregat lokal yang berasal dari Bukit

Tangkiling dan Minyak Pelumas Bekas (MPB) sebagai bahan tambah aspal.

1.2 Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas MPB sebagai bahan lapis perkerasan

aspal di Kota Palangka Raya berdasarkan standar yang berlaku.

2. Untuk mengetahui apakah campuran aspal, MPB dan agregat lokal bisa

memenuhi kualitas sebagai bahan lapis perkerasan untuk kondisi tanah di

Palangka Raya.

1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian

Di Palangka Raya pemanfaatan MPB masih sangat terbatas. Sebagian besar

MPB terbuang ke lapisan tanah, saluran pembuangan dan sungai. Hal ini bisa

menimbulkan pencemaran lingkungan. Untuk mengurangi pencemaran MPB, maka

perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kegunaan MPB. Salah satunya adalah

kemungkinan penggunaan MPB sebagai bahan perkerasan jalan. Selain itu

penggunaan MPB sebagai material pengurang aspal dalam campuran lapis

perkerasan jalan akan memberikan dampak ekonomis yang cukup signifikan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan saran bagi

pemerintah, konsultan, kontraktor dan pihak terkait lainnya untuk bisa lebih

memanfaatkan MPB dalam pekerjaan lapis perkerasan jalan aspal sehingga bisa

didapatkan keuntungan baik dari aspek ekonomi maupun lingkungan.

Page 7: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lapis Perkerasan Beton Aspal

Lapisan perkerasan adalah adalah suatu lapisan yang terletak di atas

tanah dasar yang telah dipersiapkan dengan pemadatan dan berfungsi sebagai

pemikul beban di atasnya dan kemudian disebarkan ke badan jalan (tanah dasar).

Lapis beton aspal adalah suatu lapisan pada konstruksi jalan raya, yang

terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus (well

Graded) dicampur, dihampar, dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu

tertentu. Jenis agregat yang digunakan terdiri dari agregat kasar, agregat halus

dan filler, sedangkan aspal yang digunakan sebagai bahan pengikat untuk lapis

aspal beton harus terdiri dari salah satu aspal keras penetrasi 60/70 atau 80/100

yang seragam, tidak mengandung air, bila dipanaskan sampai suhu 175ºC tidak

berbusa dan memenuhi persyaratan sesuai dengan yang ditetapkan (Bina Marga,

1987).

2.2 Bahan Campuran Beton Aspal

Campuran aspal adalah kombinasi material bitumen dengan agregat yang

merupakan permukaan perkerasan yang biasa dipergunakan akhir-akhir ini. Material

aspal dipergunakan untuk semua jenis jalan raya dan merupakan salah satu bagian

dari lapisan beton aspal jalan raya kelas satu hingga di bawahnya. Material bitumen

adalah hidrokarbon yang dapat larut dalam karbon disulfat. Material tersebut

biasanya dalam keadaan baik pada suhu normal dan apabila kepanasan akan melunak

atau berkurang kepadatannya. Ketika terjadi pencampuran antara agregat dengan

bitumen yang kemudian dalam keadaan dingin, campuran tersebut akan mengeras

dan akan mengikat agregat secara bersamaan dan membentuk suatu lapis permukaan

perkerasan (Harold N. Atkins, 1997).

2.2.1 Agregat

Agregat bisa diartikan sebagai suatu kumpulan butiran batuan yang

berukuran tertentu yang diperoleh dari hasil alam langsung maupun dari pemecahan

Page 8: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

6

batu besar ataupun agregat yang disengaja dibuat untuk tujuan tertentu (Bina Marga,

1998). Seringkali agregat diartikan pula sebagai suatu bahan yang bersifat keras dan

kaku yang digunakan sebagai bahan pengisi campuran. Agregat dapat berupa

berbagai jenis butiran atau pecahan batuan, termasuk di dalamnya antara lain : pasir,

kerikil, agregat pecah, abu/debu agregat dan lain-lain.

Beberapa tipikal ketentuan penggunaan dalam penggambaran agregat

menurut Harold N. Atkins, (1997) adalah sebagai berikut :

1. Fine Aggregate (sand size/ukuran pasir) : Sebagian besar partikel agregat

berukuran antara 4,75mm (no.4 sieve test) dan 75μm (no.200 sieve test).

2. Coarse Aggregate (gravel size/ukuran kerikil) : Sebagian besar agregat

berukuran lebih besar dari 4,75mm (no.4 sieve test).

3. Pit run : agregat yang berasal dari pasir atau gravel pit (biji kerikil) yang terjadi

tanpa melewati suatu proses atau secara alami.

4. Crushed gravel : pit gravel (kerikil dengan pasir atau batu bulat) yang mana

telah didapatkan dari salah satu alat pemecah untuk menghancurkan banyak

partikel batu yang berbentuk bulat untuk menjadikan ukuran yang lebih kecil

atau untuk memproduk lapisan kasar (rougher surfaces).

5. Crushed rock : agregat dari pemecahan batuan. Semua bentuk partikel tersebut

bersiku-siku/tajam (angular), tidak ada bulatan dalam material tersebut.

6. Screenings : kepingan-kepingan dan debu atau bubuk yang merupakan produksi

dalam pemecahan dari batuan (bedrock) untuk agregat.

7. Concrete sand : pasir yang (biasanya) telah dibersihkan untuk menghilangkan

debu dan kotoran.

8. Fines : endapan lumpur (silt), lempung (clay) atau partikel debu lebih kecil dari

75μm (no.200 sieve test), biasanya terdapat kotoran atau benda asing yang tidak

diperlukan dalam agregat.

Sifat dan kualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul

beban lalu lintas karena dibutuhkan untuk lapisan permukaan yang langsung

memikul beban di atasnya dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. Dalam

penelitian ini akan dipakai agregat yang berasal dari Bukit Rawi dan Bukit Batu.

Page 9: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

7

2.2.2 Aspal

Apal adalah material berwarna hitam atau coklat tua. Pada temperatur ruang

berbentuk padat sampai agak padat, jika dianaskan sampai temperatur tentu dapat

menjadi lunak / cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu

pembuatan campuran aspal beton atau sapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada

penyemprotan/ penyiraman pada perkerasan macadam atau pelaburan. Jika

temperatur mulai turun, aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya

atau bersifat termoplastis (Leo Sentosa).

Hidrocarbon adalah bahan dasar utama dari aspal yang umumnya disebut

bitumen. Sehingga aspal sering juga disebut bitumen. Aspal merupakan salah satu

material konstruksi perkerasan lentur. Aspal merupakan komponen kecil umumnya 4

– 10 % dari berat campuran, tetapi merupakan komponen yang relatif mahal. Aspal

umumnya berasal dari salah satu hasil destilasi minyak bumi (Aspal Minyak) dan

bahan alami (aspal Alam), Aspal minyak (Aspal cemen) bersifat mengikat agregat

pada campuran aspal beton dan memberikan lapisan kedap air, serta tahan terhadap

pengaruh asam, basa dan garam. Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur,

aspal akan menjadi kaku dan rapuh dan akhirnya daya adhesinya terhadap partikal

agregat akan berkurang (Leo Sentosa).

Berdasarkan cara diperolehnya aspal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis

yaitu :

1. Aspal alam, dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Aspal gunung (rock asphalt).

b. Aspal danau (lake asphalt).

2. Aspal buatan, yaitu :

a. Aspal minyak, merupakan hasil penyulingan minyak bumi.

b. Tar, merupakan hasil penyulingan batu bara.

Khusus untuk aspal minyak, berdasarkan bentuknya akan terbagi menjadi

tiga yaitu:

1. Aspal keras/panas (Asphalt Cement), aspal yang digunakan dalam keadaan panas

dan cair, pada suhu ruang berbentuk padat.

2. Aspal dingin / cair (Cut Back Asphalt), aspal yang digunakan dalam keadaan

dingin dan cair, pada suhu ruang berbentuk cair.

Page 10: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

8

3. Aspal emulsi (Emulsion Asphalt), aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi

dandigunakan dalam kondisi dingin dan cair.

Aspal keras pada suhu ruang (25° – 30° C) berbentuk padat. Aspal keras

dibedakan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat kekerasannya). Aspal keras yang biasa

digunakan adalah (Bina Marga, 1987):

1. AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 – 50

2. AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 – 79

3. AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 – 100

4. AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300

Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas, volume

lalu lintas tinggi. Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca

dingin, lalu lintas rendah. Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70

dan 80/100.

Aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspal keras dengan

penetrasi 60/70 dan mempunyai nilai karakteristik yang telah memenuhi persyaratan

yang ditetapkan Bina Marga.

2.2.3 Filler

Filler adalah agregat yang lolos saringan no 200, bersifat non plastis. Filler

bersifat mendukung agregat kasar bersama dengan agregat halus dan binder. Filler

dapat memperluas bidang kontak yang ditimbulkan butiran, sehingga mengakibatkan

tahanan terhadap gaya geser bertambah (Bina Marga, 1987).

Syarat umum filler adalah :

1. Lolos saringan no. 200 (75 μm)

2. Bersifat non plastis

3. Mempunyai spesifik gravity ≥ 2,75

Menurut Bina Marga tahun 1987 macam dari filler adalah abu batu, abu

batu kapur (limestone dust), abu terbang (fly ash), semen portland, kapur padam dan

bahan non plastis lainnya. Untuk penelitian ini filler yang digunakan adalah Semen

Portland.

Page 11: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

9

2.3 Kadar Aspal Rencana

Perkiraan awal kadar aspal optimum dapat direncanakan setelah dilakukan

pemilihan dan pengabungan pada tiga fraksi agregat. Sedangkan perhitungannya

adalah sebagai berikut (Rian Putrowijoyo, 2006):

Pb = 0,035(%CA) + 0,045(%FA) + 0,18(%FF) + K ...................................….(2.1)

Keterangan :

Pb : Perkiraan kadar aspal optimum

CA : Nilai proewntase agregat kasar

FA : Nilai prosentase agregat halus

FF : Nilai proentase Filler

K : konstanta (kira-kira 0,5 - 1,0)

Hasil perhitungan Pb dibulatkan ke 0,5% ke atas terdekat.

2.4 Minyak Pelumas Bekas (MPB)

Oli merupakan bahan pelumas yang di gunakan pada kendaraan bermotor.

Pada oli juga terkandung beberapa unsur kimia yang membahayakan. Bisa kita

bayangkan berapa banyak motor dan mobil yang mengganti oli setiap harinya. Oleh

karena itu oli bekas harus di kelola dengan baik agar tidak menggangu (Laskar

Suzuki, 2009):

1. Kesehatan

Di dalam kandungan oli terdapat beberapa unsur kimia, unsur kimia tersebut

termasuk dalam logam berat. Sedangkan logam berat apabila telah masuk ke

dalam tubuh tidak dapat di keluarkan lagi dan terakumulasi (menumpuk) di

dalam tubuh kita. Apabila telah melebihi batas kewajaran, tubuh kita tidak

akan mampu dan akan sakit.

2. Lingkungan

a. Pencemaran air. Oli yang tercecer atau tumpah ke selokan dan akhirnya

mengalir ke sungai akan mengakibatkan pencemaran, yang akan

mengakibatkan air akan beracun sehingga ikan bisa mati.Oli juga akan

mengalir dan meracuni setiap tempat yang di lalui

b. Pencemaran Tanah

Oli yang tercecer atau tumpah ke tanah akan mengakibatkan pencemaran,

Page 12: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

10

sedangkan tanah adalah media bagi tumbuhnya tumbuhan. Oli juga bisa

meresap dan meracuni air tanah yang biasa kita gunakan untuk keperluan

sehari hari.

c. Pencemaran Air Laut

Air yang telah tercemar oleh oli dari bengkel akan mengalir ke selokan dan

terus mengalir melewati sungai dan akan bermuara di laut. Akibat

tercemarnya air laut akan mengakibatkan penurunan hasil panen ikan dari

laut.

d. Pencemaran Udara

Oli bekas biasanya digunakan untuk membakar keramik dan lain - lain.

Padahal oli bekas apabila di bakar secara sembarangan akan menimbulkan

gas beracun seperti : CO2, CO, Pb, NOx dan HC.

2.6 Karakteristik Beton Aspal

Menurut Silvia Sukirman (2003), terdapat tujuh karakteristik campuran

yang harus dimiliki oleh beton aspal yaitu:

1. Stabilitas adalah kemampuan perkerasan jalan menerima beban lalu lintas tanpa

terjadi perubahan bentuk tetap seperti gelombang, alur dan bleeding. Kebutuhan

akan stabilitas sebanding dengan fungsi jalan dan beban lalu lintas yang

dilayani. Jalan yang melayani volume lalu lintas tinggi dan mayoritas kendaraan

berat membutuhkan perkerasan jalan dengan stabilitas tinggi.

2. Keawetan atau durabilitas adalah kemampuan beton aspal menerima repetisi

beban lalu lintas seperti berat kendaraan dan gesekan antara roda kendaraan dan

permukaan jalan, serta menahan keausan akibat penaruh cuaca dan iklim, seperti

udara, air, atau perubahan temperatur. Durabilitas aspal dipengaruhi oleh

tebalnya film atau selimut aspal, banyaknya pori dalam campuran, kepadatan

dan kedap airnya campuran.

3. Kelenturan atau fleksibilitas adalah kemampuan beton aspal untuk

menyesuaikan diri akibat penurunan (konsolidasi/settlement) dan pergerakan

dari pondasi atau tanah dasar, tanpa terjadi retak. Penurunan terjadi akibat dari

repetisi beban lalu lintas ataupun akibat beban sendiri tanah timbunan yang

dibuat di atas tanah asli.

Page 13: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

11

4. Ketahanan terhadap kelelahan (Fatique Resistance) adalah kemampuan beton

aspal untuk menerima lendutan berulang akibat repetisi beban, tanpa terjadinya

kelelahan berupa alur dan retak. Hal ini dapat tercapai jika menggunakan kadar

aspal yang tinggi.

5. Kekesatan/tahanan geser adalah kemampuan permukaan beton aspal terutama

pada kondisi basah, memberikan gaya esek pada roda kendaraan sehingga

kendaraan tidak tergelincir ataupun slip. Faktor-faktor untuk mendapatkan

kekesatan jalan sama dengan untuk mendapatkan stabilitas yang tinggi, yaitu

kekasaran permukaan dari butir-butir agregat, luas bidang kontak antar butir atau

bentuk butir, gradasi agregat, kepadatan campuran dan tebal film aspal.

6. Kedap air adalah kemampuan beton aspal untuk tidak dapat dimasuki air

ataupun udara lapisan beton aspal. Air dan udara dapat mengakibatkan

percepatan proses penuaan aspal dan pengelupasan selimut aspal dari permukaan

agregat.

7. Workability adalah kemampuan campuran beton aspal untuk mudah

dihamparkan dan dipadatkan. Kemudahan pelaksanaan menentukan tingkat

effisensi pekerjaan.

Berdasarkan Uji Marshall syarat campuran beton aspal adalah sebagaimana

terlihat pada Tabel 2.1 berikut ini

Tabel 2.1 Kriteria Minimum Karakteristik Marshall

No Kriteria Spesifikasi

1 Stabilitas (kg) Minimum 800

2 Kelelehan (mm) Minimum 3

3 Hasil Bagi Marshall (kg/mm) Minimum 250

4 Rongga di antara Mineral Agregat (VMA) (%) Minimum 15

5 Rongga Dalam Campuran (VIM) (%) Minimum 3,5

Maksimum5,5

6 Rongga Terisi Aspal (VFA) (%) Minimum 65

Sumber Rian Putrowijoyo (2006)

Page 14: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

12

2.6 Studi Pendahuluan

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan

penggunaan pelumas bekas sebagai pengikat dalam campuran aspal dan dapat

dijadikan acuan atau literatur untuk penyusunan penelitian ini, di antaranya adalah:

1. Eka Ambarwati (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “ Kajian Kuat Tekan

Terhadap Karakteristik Aspal Beton Pada Campuran Hangat Dengan Modifikasi

Agregat Baru- Rap Dan Aspal Residu Oli” menggunakan variasi campuran

residu oli sebesar 1%, 10% dan 20% dari kadar aspal. Penelitian ini juga

menggunakan bahan daur ulang lain yaitu aspal daur ulang atau RAP (Reclaimed

Asphalt Pavement) sebagai bahan tambah agregat.

2. Kukuh Budi Prasetyo (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh

Penggunaan Modifier Oli Bekas Pada Campuran Perkerasan Lasbutag Dengan

Sistem Hotmix” menggunakan komposisi 70% aspal minyak 30% oli bekas,

65% aspal minyak 35% oli bekas, dan 60% aspal minyak 40% oli bekas.

3. Afni Badriyatus Sholihah (2005) dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Nilai

Penetrasi Kombinasi Aspal Penetrasi 60/70 Dengan Residu Oli Terhadap

Karakteristik Marshall Pada Campuran Hot Rolled Shet-Wearing Course (HRS-

WC)” menggunakan kombinasi campuran aspal+residu oli 5%,10%,15%,20%,

dan 25%.

Page 15: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

13

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Langkah Kerja

Bagan alir penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.1, yang merupakan urutan

pekerjaan. Seluruh pengujian dalam penelitian ini mengacu pada Standar

Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah Tahun 2004.

Syarat Bahan

Dasar

Pengujian Agregat Pengujian Aspal

Studi Literatur

Persiapan Alat dan Bahan

Mulai

Pengujian Filler

Uji Marshall dengan Kadar Aspal Rencana Sesuai Persamaan 2.1

Kadar Aspal Rencana = (-0,1%;-0,5%; Pb; +0,5%;+0,1%)

Penentuan Kadar Aspal Optimum

Tidak Memenuhi

Memenuhi

Syarat Campuran

Beton Aspal

Memenuhi

Tidak Memenuhi

B C

Pembuatan Benda Uji Dengan Kadar Aspal Optimum

A

Page 16: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

14

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

3.2 Pengujian Agregat

3.2.1 Pengujian Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan adalah dari Bukit Tangkiling, Palangka Raya

Pengujian laboratorium untuk agregat kasar yang digunakan dalam campuran adalah

(Departemen Permukiman dan Prasaran Wilayah, 2004):

1. Pengujian analisa saringan (SNI 03-4142-1996).

2. Pengujian berat jenis dan penyerapan (AASHTO T-85 - 81).

3. Pengujian keausan (SNI 03-2417-1991).

Uji Marshall 2x75 kali tumbukan

Analisa

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Pembuatan Benda Uji Beton Aspal

Dengan Bahan Tambah MPB 5% MPB dan 95% Aspal

10% MPB dan 90% Aspal

15% MPB dan 85% Aspal

B

Data Hasil Penelitian

Uji Marshall Pada Kadar Aspal Optimum

Syarat Campuran

Beton Aspal Tidak Memenuhi

Memenuhi

Dewatering dan

Defueling

Bahan Tambah

MPB

C A

Page 17: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

15

3.2.2 Pengujian Agregat Halus

Agregat halus yang digunakan adalah pasir dan batu pecah alam yang

diperoleh dari mesin pemecah batu. Untuk pasir maka yang digunakan adalah pasir

Bukit Rawi, sedangkan batu pecah berasal dari Bukit Tangkiling. Pengujian yang

dilakukan adalah (Departemen Permukiman dan Prasaran Wilayah, 2004):

1. Pengujian analisa saringan (SNI-03-4428-1997).

2. Pengujian berat jenis dan penyerapan (AASHTO T-85 - 81).

3. Pengujian pemeriksaan sand equivalent (SNI 03-4428-1997).

3.2.3 Pengujian Bahan Pengisi (Filler)

Pengujian laboratorium terhadap bahan pengisi meliputi (Departemen

Permukiman dan Prasaran Wilayah, 2004):

1. Pengujian berat jenis (AASHTO T-85 - 81).

2. Pengujian analisa saringan (SNI M-02-1994-03).

3.3 Pengujian Bahan Bitumen

Pengujian laboratorium terhadap bahan bitumen meliputi (Departemen

Permukiman dan Prasaran Wilayah, 2004):

1. Uji penetrasi pada suhu 25º C (SNI 06-2456-1991).

2. Specific Gravity (SNI 06-2441-1991).

3. Daktilitas (SNI 06-2432-1991).

4. Uji Titik Lembek (SNI 06-2434-1991).

5. Titik Nyala (SNI 06-2433-1991).

6. Kelarutan Bitumen dalam CCL4 (SNI 06-2438-1991).

3.5 Pengolahan MPB

MPB diproses untuk menghilangkan kadar air yang terkandung di

dalamnya. Poses ini disebut dengan dewatering. Proses selanjutnya adalah

defuelling yang bertujuan untuk menghilangkan bahan bakar yang mungkin

terkandung didalamnya, (seperti solar, bensin). Dari proses defuelling, MPB

dimasukkan dalam distilasi unit dan hidro finishing unit.

Page 18: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

16

3.5 Uji Marshall

Untuk menentukan kadar aspal optimum diperkirakan dengan penentuan

kadar optimum secara empiris dengan persamaan (Pb) sesuai pada Persamaan 2.1.

Nilai Pb hasil perhitungan dibulatkan mendekati 0,5%. Ditentukan 2 (dua) kadar

aspal di atas dan 2 (dua) kadar aspal di bawah kadar aspal perkiraan awal yang sudah

dibulatkan mendekati 0,5% ini. Kemudian dilakukan penyiapan benda uji untuk tes

Marshall sesuai tahapan berikut ini.

Berdasarkan perkiraan kadar aspal optimum Pb dibuat benda uji dengan

jenis aspal keras dengan dua variasi kadar aspal di atas Pb dan dua variasi kadar

aspal di bawah Pb (-1,0%; -0,5%; Pb; +0,5%; +1,0%). Masing-masing variasi akan

dibuat tiga buah benda uji (dimana akan diambil nilai rata-ratanya). Kemudian

dilakukan pengujian Marshall standar dengan 2x75 tumbukan dan pengujian

durabilitas untuk menentukan VIM, VMA, VFA, kepadatan, stabilitas, kelelehan,

dan hasil bagi Marshall. Setelah itu dilihat apakah hasil pengujian sudah sesuai

standar seperti pada Tabel 2.1. Kalau sudah memenuhi standar, maka dapat

ditentukan hubungan antara kadar aspal dengan parameter Marshall. Berdasarkan

hubungan antara kadar aspal dengan parameter Marshall dapat ditentukan kadar

aspal optimum. Seluruh kriteria hasil Marshall yang didapatkan mengacu pada

Standar Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah (2004).

Perincian perkiraan jumlah benda uji yang akan digunakan dalam pengujian

dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini

Tabel 3.1 Jumlah Benda Uji Yang Direncanakan

Pengujian Variasi Jumlah Benda

Uji

Marshall Kadar Aspal

Optimum (KAO)

Kad

ar A

spal

(%

) -1 3

-0,5 3

Pb 3

+0,5 3

+1 3

3.6 Uji Marshall Dengan Variasi MPB

Setelah diketahui nilai Kadar Aspal Optimum (KAO), penelitian dilanjutkan

dengan pengujian Marshall pada saat Kadar Aspal Optimum. Jumlah benda uji yang

Page 19: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

17

digunakan direncanakan sebanyak tiga buah. Setelah memenuhi syarat seperti pada

Tabel 2.1, pengujian dilanjutkan dengan menggunakan MPB sebagai bahan

pengurang berat aspal. Variasi penggunaan MPB adalah

1. 5% MPB dan 95% Aspal

2. 10% MPB dan 90% Aspal

3. 15% MPB dan 85% Aspal

Kemudian dilakukan uji marshall dengan kondisi stadar (2x75 tumbukan)

untuk menentukan VIM, VMA, VFA, kepadatan, stabilitas, kelelehan dan hasil bagi

Marshall.

Perincian perkiraan jumlah benda uji yang akan digunakan dalam pengujian

dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini

Tabel 3.2 Jumlah Benda Uji Yang Direncanakan Untuk Beberapa Variasi MPB

Pengujian

Variasi

Jumlah Benda Uji

MPB (%) Aspal

(%)

Marshall (2 x 75)

5 95 3

10 90 3

15 85 3

3.7 Hasil Yang Diharapkan

Dari hasil penelitian ini, diharapkan bahwa penggunaan Minyak Pelumas

Bekas (MPB) sebagai bahan ganti aspal pada campuran beton aspal dengan variasi

5%, 10% dan 15% bisa dilakukan. Ini artinya bahwa hasil Uji Marshall untuk beton

aspal tersebut memenuhi spesifikasi yang sudah ditentukan. Spesifikasi yang

dimaksud terlihat pada Tabel 2.1 pada bab sebelumnya.

Bila hasil penelitian tahun pertama ini bisa mencapai hasil yang diharapkan,

maka penelitian ini akan dilanjutkan pada tahun berikutnya, dengan menambah

variasi MPB menjadi di atas 15%.

3.8 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik dan

Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.

Page 20: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

18

BAB 4

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya

Anggaran biaya pelaksanaan penelitian tercantum pada Tabel 4.1 di bawah

ini.

Tabel 4.1 Anggaran Biaya Penelitian

No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp)

Tahun I Tahun II

1 Gaji dan Upah

16,800,000.00

16,800,000.00

2 Bahan Habis Pakai dan

Peralatan

28,187,500.00

28,187,500.00

3 Perjalanan

16,300,000.00

16,300,000.00

4 Lain-Lain

10,000,000.00

10,000,000.00

Jumlah

71,287,500.00

71,287,500.00

4.2 Jadwal Penelitian

Pelaksanaan penelitian direncanakan dilakukan dalam 2 (dua) tahun. Secara

umum jadwal pelaksanaan penelitian tergambar pada Gambar 4.1 berikut ini

Page 21: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

19

NO JENIS KEGIATAN Tahun I Tahun II

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

I PERSIAPAN

1 Peninjauan Lokasi

2 Perijinan

3 Persiapan Peralatan

II PELAKSANAAN

1 Pengumpulan Material

2 Pengujian Aspal, Agregat dan Filler

3 Pembuatan Benda Uji Untuk Menentukan

KAO

4 Pengujian Benda Uji Untuk Menentukan KAO

5 Pembuatan Benda Uji Dengan Variasi MPB

6 Pengujian Benda Uji Dengan Variasi MPB

III PEMBUATAN LAPORAN

1 Analisis Data

2 Pembuatan draft laporan

3 Pembuatan laporan lengkap

IV PENGGANDAAN LAPORAN

Gambar 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Page 22: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

20

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eka., 2010, Kajian Kuat Tekan Terhadap Karakteristik Aspal Beton

Pada Campuran Hangat Dengan Modifikasi Agregat Baru- Rap Dan Aspal

Residu Oli, Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Petunjuk Pelaksanaan Lapis aspal beton

(Laston) Untuk Jalan Raya. Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Badan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (PUSLATJAKONS) Proyek

Pengembangan dan Pembinaan Konstruksi, 2004, Material Campuran Aspal

Panas, LTA-05-2004.

Hadsari, Vienti., 2009, Kajian Karakter Marshall pada Asphalt Concrete dalam

Campuran Material RAP dengan Residu Oli, Skripsi, Universitas Sebelas

Maret, Surakarta.

Harold N. Atkins, 1997, Highway Materials, Soils and Concretes, 3th Edition

Prentice Hall, New Jersey.

Prasetyo, Kukuh Budi., 2007, Pengaruh Penggunaan Modifier Oli Bekas Pada

Campuran Perkerasan Lasbutag Dengan Sistem Hotmix.

Putrowijoyo, Rian., 2006, Kajian Laboratorium Sifat Marshall Dan Durabilitas

Asphalt Concrete - Wearing Course (AC-WC) Dengan Membandingkan

Penggunaan Antara Semen Portland Dan Abu Batu Sebagai Filler, Tesis,

Universitas Diponegoro, Semarang.

Sholihah, Afni Badriyatus, 2005, Pengaruh Nilai Penetrasi Kombinasi Aspal

Penetrasi 60/70 Dengan Residu Oli Terhadap Karakteristik Marshall Pada

Campuran Hot Rolled Shet-Wearing Course (Hrs-Wc), Skripsi, Universitas

Sebelas Maret, Surakarta.

Sukirman, Silvia., 2003, Buku Beton Aspal Campuran Panas, Edisi 1, Granit,

Jakarta.

Sentosa, Leo, ?, Slide Jalan Raya II,?

www.laskarsuzuki.bogdetik.com/ dampak-dan-bahaya-pengelolaan-tidak.html, 2011,

diakses 2 April 2013.

Page 23: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

21

LAMPIRAN

Lampiran 1 Justifikasi anggaran penelitian

Honor Honor/Jam (Rp) Waktu

(Jam/Minggu) Minggu

Honor per Tahun (Rp)

Tahun I Tahun II

Ketua

20,000.00 12 40

9,600,000.00

9,600,000.00

Anggota

15,000.00 12 40

7,200,000.00

7,200,000.00

SUB TOTAL (Rp)

16,800,000.00

16,800,000.00

2. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan

(Rp)

Harga Peralatan Penunjang (Rp)

Tahun I Tahun II

TTiimmbbaannggaann EElleekkttrroonniikk MMeenngguukkuurr bbeerraatt ssaammppeell 1 Ls 200,000.00

200,000.00 200,000.00

TTiimmbbaannggaann MMaannuuaall MMeenngguukkuurr bbeerraatt ssaammppeell 1 Ls 115,000.00

115,000.00 115,000.00

PPeenneettrroommeetteerr MMeenngguukkuurr ppeenneettrraassii aassppaall 1 Ls 225,000.00

225,000.00 225,000.00

RRiinngg AAnndd BBaallll TTeesstt MMeenneennttuukkaann ttiittiikk lleemmbbeekk

aassppaall 1 Ls 200,000.00

200,000.00 200,000.00

Page 24: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

22

CClleevveellaanndd OOppeenn CCuupp FFllaasshh

PPooiinntt TTeesstt MMeenneennttuukkaann ttiittiikk nnyyaallaa ddaann

ttiittiikk bbaakkaarr aassppaall 1 Ls 200,000.00

200,000.00 200,000.00

Piknometer MMeenngguukkuurr vvoolluummee ddaann bbeerraatt

jjeenniiss aassppaall aattaauu aaggrreeggaatt 1 Ls 215,000.00

215,000.00 215,000.00

BBaakk PPeemmaannaass LLiissttrriikk MMeerreennddaamm bbeennddaa uujjii ppaaddaa

tteemmppeerraattuurr tteerrtteennttuu 3 Kali 500,000.00

1,500,000.00 1,500,000.00

AAllaatt MMaarrsshhaallll MMeenneennttuukkaann ssttaabbiilliittaass ddaann

kkeelleelleehhaann bbeennddaa uujjii 3 Kali 4,500,000.00

13,500,000.00 13,500,000.00

LLooss AAnnggeelleess AAbbrraassiioonn

MMaacchhiinnee MMeenngguujjii kkeettaahhaannaann aaggrreeggaatt

tteerrhhaaddaapp kkeeaauussaann 1 Ls 750,000.00

750,000.00 750,000.00

SSaarriinnggaann uunnttuukk SSiieevvee

AAnnaallyyssiiss MMeenneennttuukkaann ddiissttrriibbuussii

uukkuurraann aaggrreeggaatt 1 Ls 300,000.00

300,000.00 300,000.00

MMeessiinn PPeennuummbbuukk EElleekkttrriikk MMeemmaaddaattkkaann ccaammppuurraann

bbeettoonn aassppaall 3 Kali 2,250,000.00

6,750,000.00 6,750,000.00

OOvveenn MMeemmaannaasskkaann bbeennddaa uujjii 2 Kali 400,000.00

800,000.00 800,000.00

TTeerrmmoommeetteerr MMeenngguukkuurr tteemmppeerraattuurr 1 Ls 100,000.00

100,000.00 100,000.00

Page 25: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

23

UUnniitt DDeessttiillaassii MMeenngghhiillaannggkkaann aaiirr ddaann

bbaahhaann bbaakkaarr ddaarrii MMPPBB 1 Ls 400,000.00

400,000.00 400,000.00

SUB TOTAL (Rp)

25,255,000.00 25,255,000.00

3. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan

(Rp)

Harga Peralatan Penunjang (Rp)

Tahun I Tahun II

Aspal Material campuran AC 5 Kg

50,000.00

250,000.00

250,000.00

Aggregat Kasar Material campuran AC 5 Kg

20,000.00

100,000.00

100,000.00

Agregat Halus Material campuran AC 5 Kg

15,000.00

75,000.00

75,000.00

Filler Material campuran AC 5 Kg

1,500.00

7,500.00

7,500.00

Kertas Pembuatan laporan, pencatatan data 15 Rim

30,000.00

450,000.00

450,000.00

Flash Disk Penyimpanan data 1 Buah

150,000.00

150,000.00

150,000.00

Tinta Cetak data, laporan 4 Btl

50,000.00

200,000.00

200,000.00

Alat Tulis Administrasi penelitian 1 Set

100,000.00

100,000.00

100,000.00

Cartridge Cetak data, laporan 4 Buah

350,000.00

1,400,000.00

1,400,000.00

Fotocopy Administrasi penelitian 1 Ls

200,000.00

200,000.00

200,000.00

SUB TOTAL (Rp)

2,932,500.00

2,932,500.00

Page 26: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

24

4. Perjalanan

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Harga Peralatan Penunjang (Rp)

Tahun I Tahun II

Perjalanan Ke Bukit

Rawi

Survei dan Pengambilan

Sampel 2 Kali 1,200,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00

Perjalanan Ke Bukit Batu Survei dan Pengambilan

Sampel 2 Kali 2,200,000.00 4,400,000.00 4,400,000.00

Komunikasi Komunikasi Tim 10 Bulan 200,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00

Perjalanan Dalam Kota Pengambilan Sampel dan

Pengujian Lab 10 Bulan 750,000.00 7,500,000.00 7,500,000.00

SUB TOTAL (Rp) 16,300,000.00 16,300,000.00

5. Lain-Lain

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Harga Peralatan Penunjang (Rp)

Tahun I Tahun II

Administrasi Seminar Undangan Seminar, ATK Peserta

Seminar, Penyediaan Ruang

Seminar 1 Kali 2,500,000.00 2,500,000.00 2,500,000.00

Promosi Acara Seminar Pembuatan Baliho, Spanduk dan

Iklan Seminar 1 Ls 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00

Konsumsi Seminar Konsumsi Pesrta Seminar 75 Org 50,000.00 3,750,000.00 3,750,000.00

Penggandaan laporan Penggandaan Laporan Hasil

Seminar 7 Eks 250,000.00 1,750,000.00 1,750,000.00

SUB TOTAL (Rp) 10,000,000.00 10,000,000.00

Page 27: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

25

Lampiran 2. Dukungan sarana dan prasarana penelitian

Penelitian ini didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup. Laboratorium

Transportasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang akan digunakan sebagai

sarana melakukan proses penelitian dengan peralatan yang cukup memadai. Sedangkan

untuk kekurangannya seperti alat UUnniitt DDeessttiillaassii aakkaann ddiisseeddiiaakkaann oolleehh FFaakkuullttaass IIllmmuu

KKeesseehhaattaann ((FFIIKK)) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Peralatan utama yang tersedia seperti tabel berikut :

No Peralatan Justifikasi Pemakaian Lokasi Kondisi

Peralatan

1 TTiimmbbaannggaann

EElleekkttrroonniikk MMeenngguukkuurr bbeerraatt ssaammppeell

Lab.

Transportasi

UM

Palangkaraya

Baik

2 TTiimmbbaannggaann MMaannuuaall MMeenngguukkuurr bbeerraatt ssaammppeell

Lab.

Transportasi

UM

Palangkaraya

Baik

3 PPeenneettrroommeetteerr MMeenngguukkuurr ppeenneettrraassii

aassppaall

Lab.

Transportasi

UM

Palangkaraya

Baik

4 RRiinngg AAnndd BBaallll TTeesstt MMeenneennttuukkaann ttiittiikk

lleemmbbeekk aassppaall

Lab.

Transportasi

UM

Palangkaraya

Baik

5 CClleevveellaanndd OOppeenn CCuupp

FFllaasshh PPooiinntt TTeesstt MMeenneennttuukkaann ttiittiikk nnyyaallaa

ddaann ttiittiikk bbaakkaarr aassppaall

Lab.

Transportasi

UM

Palangkaraya

Baik

6 Piknometer MMeenngguukkuurr vvoolluummee ddaann

bbeerraatt jjeenniiss aassppaall aattaauu

aaggrreeggaatt

Lab.

Transportasi

UM

Palangkaraya

Baik

7 BBaakk PPeemmaannaass LLiissttrriikk MMeerreennddaamm bbeennddaa uujjii

ppaaddaa tteemmppeerraattuurr tteerrtteennttuu

Lab.

Transportasi

UM

Palangkaraya

Baik

8 AAllaatt MMaarrsshhaallll MMeenneennttuukkaann ssttaabbiilliittaass

ddaann kkeelleelleehhaann bbeennddaa uujjii

Lab.

Transportasi

UM

Baik

Page 28: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

26

Palangkaraya

9 LLooss AAnnggeelleess

AAbbrraassiioonn MMaacchhiinnee

MMeenngguujjii kkeettaahhaannaann

aaggrreeggaatt tteerrhhaaddaapp

kkeeaauussaann

Lab.

Transportasi

UM

Palangkaraya

Baik

10 SSaarriinnggaann uunnttuukk SSiieevvee

AAnnaallyyssiiss MMeenneennttuukkaann ddiissttrriibbuussii

uukkuurraann aaggrreeggaatt

Lab.

Transportasi

UM

Palangkaraya

Baik

11 MMeessiinn PPeennuummbbuukk

EElleekkttrriikk MMeemmaaddaattkkaann ccaammppuurraann

bbeettoonn aassppaall

Lab.

Transportasi

UM

Palangkaraya

Baik

12 OOvveenn MMeemmaannaasskkaann bbeennddaa uujjii

Lab.

Transportasi

UM

Palangkaraya

Baik

13 TTeerrmmoommeetteerr MMeenngguukkuurr tteemmppeerraattuurr

Lab.

Transportasi

UM

Palangkaraya

Baik

14 UUnniitt DDeessttiillaassii MMeenngghhiillaannggkkaann aaiirr ddaann

bbaahhaann bbaakkaarr ddaarrii MMPPBB

Lab. FIK UM

Palangkaraya Baik

Page 29: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

27

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama/NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu

Alokasi

Waktu

(Jam/Minggu)

Uraian tugas

1 Hendra Cahyadi, MT

0011107701

Fakultas

Teknik, UM

Palangkaraya

Manajemen

Rekayasa

Konstruksi

12

Ketua Tim,

Koordinator

pelaksanaan

penelitian,

surveyor

2 Nirwana Puspasari,

MT 1102057301

Fakultas

Teknik, UM

Palangkaraya

Manajemen

Rekayasa

Transportasi

12

Anggota

tim,

surveyor,

pengolah

data

Page 30: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

28

Lampiran 5 Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti

Biodata Ketua Peneliti

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Hendra Cahyadi, ST, MT

2 Jenis Kelamin Laki-Laki

3 Jabatan Fungsional Lektor

4 NIP 197710112005011001

5 NIDN 0011107701

6 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin 11 Oktober 1977

7 Email [email protected]

8 Nomor Telepon/HP 0511 – 3363694 / 08125027541

9 Alamat Kantor Jl. RTA Milono Km. 1,5 Palangkaraya

10 Nomor Telepon/Faks 0536-3222184, faks 0356-3222184

11 Lulusan yang telah dihasilkan S1 = 194 orang ; S2 = - orang ; S3=-

orang

12 Mata Kuliah yang Diampu Struktur Bangunan

Pemindahan Tanah Mekanis / Alat-Alat

Berat

Manajemen Konstruksi

Teknologi Bahan Konstruksi

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi

Universitas

Lambung

Mangkurat

Universitas

Lambung

Mangkurat

-

Bidang Ilmu Teknik Sipil Teknik Sipil -

Tahun Masuk-Lulus 1996 - 2002 2006-2009 -

Judul Skripsi/Thesis/Disertasi

Hubungan

Tahanan Ujung

Konus (qc) dan

California

Desain

Rusunawa

Kelayan Selatan

Berdasarkan

-

Page 31: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

29

Bearing Ratio

(CBR) Untuk

Tanah di

Banjarmasin

Kelayak Hunian

dan Harga Sewa

Nama Pembimbing/Promotor Ir. Rustam

Effendi, M.A.Sc

Dr. Rusdi, HA -

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jml (juta

Rp)

1 2009

Penggunaan Variabel Intrinsik,

Lingkungan dan Jarak Dalam

Penilaian Properti Oleh Pembeli

Rumah Kelas Menengah di

Palangka Raya

Mandiri 2,5

2 2010

Persepsi Penghuni Terhadap

Rumah Sederhana Sehat (Studi

Kasus Perumahan RSS di

Palangka Raya)

Mandiri 3

3 2011

Hubungan Tahanan Ujung Konus

dengan California Bearing Ratio

(CBR) Untuk Tanah di

Banjarbaru

Kopertis

XI 3

4 2012

Pengaruh Pasang Surut Terhadap

Endapan Pada Aliran Sungai

Kahayan Di Palangka Raya

Universitas 4

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Pada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (juta

Rp)

1 2009 Mewujudkan Rumah yang Sehat

dan Hemat Energi Mandiri 1

2 2010

Pemanfaatan Pekarangan Untuk

Meningkatkan Kesejahteraan

Keluarga

Universitas 3

3 2011 Mewujudkan Lingkungan yang

Sehat Universitas 4

Page 32: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

30

Page 33: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

31

Biodata Anggota Peneliti

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Nirwana Puspasari, ST, MT

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 NIK 98.000.024

5 NIDN 1102057301

6 Tempat dan Tanggal Lahir Kandangan, 2 Mei 1973

7 Email [email protected]

8 Nomor Telepon/HP Hp. 081349083088

9 Alamat Kantor Jl. RTA Milono Km. 1,5 Palangkaraya

10 Nomor Telepon/Faks 0536-3222184, faks 0356-3222184

11 Lulusan yang telah dihasilkan S1 = 194 orang ; S2 = - orang ; S3=-

orang

12 Mata Kuliah yang Diampu Kalkulus

Sistem Transportasi

Rekayasa Lalu Lintas

Struktur Baja

Struktur Kayu

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi

Universitas

Lambung

Mangkurat

Institut 10

November

Surabaya

-

Bidang Ilmu Teknik Sipil Teknik Sipil -

Tahun Masuk-Lulus 1992-1998 2001-2003 -

Judul Skripsi/Thesis/Disertasi

Pengaruh

Penggunaan Filler

Abu Batu Pecah

Terhadap

Pengaruh

Ukuran Sampel

Terhadap Model

Bangkitan dan

-

Page 34: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

32

Stabilitas HRS

Dengan Marshall

Test

Hasil Bangkitan

Perjalanan di

Kota Palangka

Raya

Nama Pembimbing/Promotor Ir. Luther

Mangalik, MT

Ir. Dudung

Purwadi, M.Sc

Ir. Hitapria S,

M.Sc

-

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jml (juta

Rp)

1 2009

Pemodelan Bangkitan Perjalanan

di Kota Palangka Raya Mandiri 3

2 2011

Analisis Pengaruh Penggunaan

Portland Cement Type I

Terhadap Daya Dukung Tanah

Untuk Jalan Raya

Universitas 4

3 2012

Pengaruh Dari Berhentinya

Angkutan Kota di Sembarang

Tempat Pada Arus Padat lalu

Lintas

Kopertis

XI 3,5

4 2012

Analisis Tanah Palangka Raya

Distabilisasi Dengan Semen

Untuk Lapis Pondasi Jalan

Universitas 4

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Pada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (juta

Rp)

1 2011 Pembuatan Pupuk Kompos

Takakura di Kelurahan Sabaru Universitas 4

2 2012

Wujud Menanamkan Budaya

Bersih Pada Lingkungan

Masyarakat Dengan Membuang

Sampah Pada Tempatnya

Universitas 3

Page 35: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

33

Page 36: USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAINGumpalangkaraya.ac.id/dosen/hendracahyadi/wp-content/uploads/201… · MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang berat

34