logam berat

Upload: asepirwan

Post on 13-Jul-2015

303 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

LOGO

EKOTOKSIKOLOGI LAUT

Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jatinangor 2011

Kelompok 7

ANGGOTA :1. Gravito Eko V. 2. Allan Darma P 3. Asep Irwan 4. Jaya Kelvin 5. Fika Andina 6. Dadan Khusnudzan (230210090004) (230210090046) (230210090056) (230210090064) (230210090072) (230210090089)

Studi Kasus Pencemaran Logam Berat (Arsen dan Merkuri) di Teluk Buyat, Minahasa, Manado

2011. 11. 9

www.themegallery.com

1) Pendahuluan2) Pembahasan 3) Kesimpulan

Sumber Gambar: newmont.co.id

Tujuan Presentasi

Mempelajari kasus pencemaran logam berat (Arsen dan Merkuri) di Teluk Buyat, Minahasa, Manado, akibat pembuangan limbah PT. Newmont Minahasa Raya (PTNMR).

Profil PT. Newmont Minahasa RayaPT. Newmont Minahasa Raya (NMR) adalah perusahaan pertambangan di Sulawesi Utara tepatnya di kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Selatan berdekatan dengan Teluk Buyat. Kesepakatan penandatanganan Kontrak Karya (KK) antara Pemerintah Indonesia dengan Newmont Corp dilakukan pada tahun 1986 dilanjutkan kemudian dengan ditemukannya deposit emas Minahasa di Messel, Terusan Nibong dan beberapa tempat lainnya. Kerangaka Acuan ANDAL telah disetujui oleh pemerintah pada tahun 1993, sedangkan Dokumen AMDAL telah disetujui pada tahun 1994.

Sumber Gambar: chusnan.web.ugm.ac.id

Latar Belakang Kasus PencemaranAwal mulanya muncul kasus pencemaran logam berat di Teluk Buyat, Minahasa, Manado, berawal dari penyakit aneh yang dialami oleh warga sekitar Teluk Buyat. Sehingga, muncul banyak aksi dari beberapa pihak untuk meneliti hal tersebut. Sumber pencemaran yang terjadi di Teluk Buyat adalah limbah yang dibuang oleh PT. Newmont Minahasa (WALHI, 2004). Pernyataan yang dilontarkan oleh WALHI didasarkan pada hasil laporan resmi Tim Teknis Penanganan Kasus Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Teluk Buyat Teluk Ratatotok pada Tahun 2004. Selain itu, WALHI juga menggugat PT. Newmont telah melanggar hukum atas pasal 41 (1), pasal 45, 46, 47 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pencemaran Lingkungan, PT Newmont Minahasa Raya menggugat balik WALHI senilai US$ 100.000 (setara Rp 9 Miliar, dengan asumsi 1 US$ = Rp 9.000).

Sumber Pencemar

2.3

2.2

2.4 2.5

2.1

Sumber pencemaran yang terjadi di Teluk Buyat adalah limbah yang dibuang oleh PT. Newmont Minahasa (WALHI, 2004). Untuk tailing PTNMR, diketahui bahwa komposisinya adalah lempung silika, 45-50% padatan dengan densitas kurang lebih 1,336 kg/m3 pada suhu 40oC sampai 50oC. Padatan tailing terdiri atas partikel yang sangat halus, lebih dari 93 % partikel (93% partikel padat dalam tailing berukuran lebih kecil dari 74 mikron, sisanya lebih besar dari 74 mikron) tersebut akan berukuran lebih halus dari 74 mikron.

Arsen (As)

2.4

2.3

2.5 2.1

2.2.1

Arsen di perairan umum berukuran kecil dan terikat bersama bahan organik, bahan ini yang dimakan oleh organisme perairan, seperti yang dikemukan oleh beberapa peneliti Inggris, mereka temui kandungan arsenik pada oyster, udang dan ikan 3-174 mg/kg. Kandungan ini cukup tinggi dan diragukan akan terdistribusi kepada manusia yang memekannya, yang akhirnya menyebabkan kanker pada manusia. Penelitian lain yang dilakukan oleh Vinogradov (1959), dari sampel biota perairan yang diteliti ternyata pada Sponge (8-24 mg/kg berat basah), moluska (1-68 mg/kg berat basah), krustasea (10-79 mg/kg). Sedangkan pad ikan terdapat bervariasi, yaitu 2 sampai 15 mg/kg berat basah atau 2 sampai 25 mg/kg berat kering.

Merkuri (Hg)

2.4

2.3

2.5 2.1

2.2.2

Perisitiwa adanya kontaminasi di teluk oleh merkuri yang berasal dari buangan industri kimia asetaldehid yang menggunakan merkuri oksida di dalam asam sulfurik sebagai bahan katalis. Akumulasi metil merkuri di dalam tubuh ikan sebagai akibat adanya alkilasi anorganik merkuri oleh plankton dan organisme hidup laut lainnya. Merkuri terdistribusi luas di bebatuan, tanah, udara, dan perairan. Merkuri banyak terdapat pada batu berasal dari gunung berapi, konsentrasinya lebih dari 200 ppb, dalam ukuran serpihan kecil, gumpalan tanah dan di tanah sangat bervariasi kandungannya, yaitu 30-2300 ppb (Fleischer, 1970).

Mekanisme Pencemaran

Mekanisme Pencemaran

Aktivitas Penambangan

Penempatan Limbah

2.5

2.4

Pengolahan Limbah Pembuangan

2.1 2.2

2.3

Terakumulasi di PerairanBioakumulasi pada Ikan Penangkapan ikan Konsumsi Ikan

Penanganan

2.1

2.5

2.2 2.3

2.4

Penanganan yang sudah dilakukan oleh PT. Newmont Minahasa Raya sendiri hanyalah sekedar proses pengolahan limbah sebelum dibuang ke laut yang terbukti masih menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, dari pemerintah hanya mengurus semua bentuk pemeriksaan lebih lanjut dan mengkaji pelanggaran apa yang telah dilakukan oleh PTNMR. Bioremoval merupakan pendekatan yang potensial dan secara ekonomis layak digunakan untuk teknologi removing dan rekoveri ion logam berat dari suatu cairan tercemar. Penggunaan proses imobilisasi mikroorganisme sangat mampu dan menjanjikan beberapa kelebihan-kelebihan (Suhendrayatna, 2001)

Regulasi

2.2

2.1

2.3 2.4

2.5

Kasus pencemaran lingkungan sudah diatur oleh Undang-Undang dan beberapa Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, pada Pasal 1 ayat 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang berbunyi : Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat , energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Serta harus sesuai dengan baku mutu :-KEPMEN KLH No. 02/1988 menyatakan bahwa baku mutu lingkungan untuk Merkuri (Hg) adalah sebesar 0.003 ppm. -KEPMEN KLH No. 02/1988 menyatakan bahwa baku mutu lingkungan untuk Plumbum (Pb) adalah sebesar 0.05 ppm.

Berdasarkan kenyataan yang ada seharusnya PT. Newmont Minahasa Raya mendapatkan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan akibat melanggar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi Manusia. Kerusakan lingkungan yang diakibatkanoleh pembuangan limbah tailing mempengaruhi kondisi lingkungan dan kesehatan manusia di sekitar Teluk Buyat. Maka dari itu, seharusnya PT. Newmont Minahasa Raya diberikan hukuman yang pantas. Tetapi, kenyataan yang terjadi adalah dibebaskannnya segala tuntutan atas PTNMR.

Dahuri, R., Rais J., Ginting S. P. dan Sitepu M. J. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita: Jakarta Mulyadi E., Laksmono R. dan Aprianti D. 2010. Fungsi Mangrove Sebagai Pengendali Logam Berat. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 No.1 Edisi Khusus

Indonesian CorpWatch. 2008. PT. Newmont Minahasa Raya, Pencemar Teluk Buyat.http://indocorpwatch.wordpress.com/2008/02/27/pt-newmont-minahasa-raya-pencemar teluk-buyat/ Prasetyo, Radyan. 2010. Sub Marine Tailing Placement (STP). http://radyanprasetyo.blogspot.com/2010/12/tentang-sub-marine-tailing-placement.html Rompas R. M., Rumampuk N. D. C. dan Rompas J. R. 2009. Oseanografi Kimia. PT. Walaw Bengkulen: Jakarta Siswati, N. D., Indrawati T. dan Rahmah M. 2010. Biosorpsi Logam Berat Plumbum (Pb) Menggunakan Biomassa Phanerochaete chrisosporium. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 No.2 Suhendrayatna. 2001. Bioremoval Logam Berat Dengan Menggunakan Mikroorganisme: Suatu Kajian Pustaka. Sinergy Forum PPI Tokyo Institute of Technology Surahman. 2011. My Legal Opinion About Buyat Case. http://surahmanarea.wordpress.com/2011/01/03/my-legal-opinion-about-buyat-case/