urinary tract infection

10
URINARY TRACT INFECTION Redita Christy : 220110100066

Upload: puspa-amandaty

Post on 29-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

URINARY TRACT INFECTION Redita Christy :

220110100066

KonsepDEFINISI Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan baik pada anak-anak,

remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.

Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik pada laki-laki maupun perempuan dari semua umur jenis kelamin ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi , umur, kurang lebih 5 – 15 %(source : http://donisyamnet.blogspot.com/2012/07/askep-infeksi-saluran-kemih.html)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih.(Enggram, Barbara, 1998)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)

Infeksi Saluran Kemih adalah merupakan infeksi traktus urinarius yang disebabkan karena adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius dengan atau disertai tanda dan gejala, infeksi ini sering mengenai kandung kemih, prostate, uretra, dan ginjal.(Brunner & Suddarth,2002: 1438)

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli: resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru,septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,1998).

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering dijumpai pada perempuan setelah infeksi saluran nafas. Dalam setiap tahun, 15% perempuan mengalami ISK. Kejadian ISK makin sering terjadi pada masa kehamilan. Perubahan mekanis dan hormonal yang terjadi pada kehamilan meningkatkan risiko keadaan yang membuat urin tertahan di saluran kencing. Juga adanya peningkatan hormon progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan berat rahim serta mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran kencing. Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir trimester dua dan awal trimester tiga yang merupakan factor yang memudahkan terjangkitnya ISK pada kehamilan. Saluran kencing yang pendek pada perempuan dan kebersihan daerah sekitar kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit dipantau pada perempuan hamil akan mempermudah ISK.

ISK postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus urinarius, terjadi sesudahmelahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.

Infeksi saluran kemih pada postpartum biasanya oleh organisme gram negative seperti Escherichia coli, yang menginvasi uretra dan kandung kemih serta menyebabkan sistitis.setelah melahirkan pasien wanita mengalami penningkatan resiko untuk mengalami masalah saluran kemih karena diuresis postpartum normal, penurunan sesitifitas kandung kemih,dan kemungkinan terhambatnya control persyarafan setelah anaestesia. Ia mungkin mengalami kesulitan berkemih karena trauma jaringan ,pembengkakan, dan nyeri perineal. Bahkan ketika ia mampu berkemih, mungkin ia akan berkemih dalam jumlah yang sedkit dan dengan interval sering, menandakan retensi dengan aliran yang berlebihan. Bila urin tertahan maka akan menjadi tempat pertumbuhan bakteri yang baik. Mungkin terjadi sistitis dan pieolonefritis.

Sistitis adalah pembengkakkan kandung kemih, pada 73% sampai 90% kasus bakteri penyebabnya adalah eschericia coli. Pielonefritis adalah inflamasi pelvic renalis yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Pada sebagian besar kasus, infeksi menjalar ke atas dari saluran kemih bagian bawah. Kedua ginjal mungkin terkena. Bila tidak diobati, korteks renalis bisa mengalami kerusakan dan fugsi ginjal terganggu.

ETIOLOGI ISK pada usia lanjut dipandang dari segi penatalaksanaan sering dibedakan atas: (Russel, B.M., 1989;

Tolkoff, Rubu N.E. dan Rubin R.H., 1989). a. ISK uncomplicated (simple)

ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomi maupun fungsionil normal. ISK sederhana ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superfisial kandung kemih. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E. coli.

b. ISK complicatedSering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotik, sering terjadi bakteriemia, sepsis, dan syok. Penyebab kuman pada ISK complicated adalah Pseudomonas, Proteus, dan Klebsiela. ISK complicated terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut: Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu (pada usia lanjut kemungkinan terjadinya batu lebih besar dari pada usia muda). Refleks vesiko urethral obstruksi, paraplegi, atoni kandung kemih, kateter kandung kemih menetap, serta prostatitis menahun.Kelainan faal ginjal, baik gagal ginjal akut (GGA) maupun gagal ginjal kronis (GGK)Bermacam-macam mikroorganisme dapat menyebabkan ISK. Mikroorganisme yang paling sering adalah bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin kurang pada bagian yang mendekati kandung kemih. Selain bakteri aerob, ISK juga dapat disebabkan oleh virus, ragi, dan jamur.Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari Gram-negatif ternyata E.Coli menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti oleh Proteus, Klebsiela, Enterobacter, dan Pseudomonas.Jenis kokus Gram-positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan entercoccus dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hipertrofi prostat atau pada pasien yang menggunakan kateter. Bila ditemukan Staphylococcus aureus dalam urin harus dicurigai adanya infeksi hematogen melalui ginjal. Demikian juga Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi Salmonella pada urin. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui jalur hematogen ialah Brusella, Nokardia, Actinomyces dan Mycobacterium tuberculosae.Virus juga sering ditemukan pada urin tanpa ada gejala ISK akut. Adenovirus tipe 11 dan 12 diduga sebagai penyebab sistitis hemoragik. Sisititis hemoragik dapat juga disebabkan oleh Schistosoma hematobium yang termasuk golongan cacing pipih. Candida merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien dengan kateter, pasien DM atau yang mendapat pengobatan dengan antibiotik spektrum luas. Candida yang paling sering ialah Candida albicans dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen

Penyebab yang lain dapat terjadi ialah : 1. Bakteri (Eschericia coli)2. Jamur dan virus3. Infeksi ginjal4. Prostat hipertropi (urine sisa)5. Dapat berasal dari organisme pd faeces yang naik dari perineum uretra dan kandung kemih, serta

menempel pd permukaan mucosa.6. pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap7. Gangguan status metabolis (diabetes)8. Refluks uretrovesikel refluks (aliran balik) urine dari uretra ke dalam kandung kemih.9. Refluks uretrovesikel dapat disebabkan o/ disfungsi leher kandung kemih uretra. Uretrovesikel

atau refluks uretrovesikel aliran balik urin dari kandung kemih ke dlm kedua ureter.10. Kontaminasi fekal11. Hubungan seksual berperan masuknya organisme dari perineum kedalam kandung kemih12. Pemasangan alat kedalam traktus urinarius13. statis urine(source :http://rhirinmw.blogspot.com/2012/02/askep-infeksi-saluran-kemih.html)

secara garis besar Organisme yang menyerang traktus urinarius akibat persalinan adalah penghuni normal dari area perineum, mungkin juga dari luar.Faktor predisposisi infeksi saluran kemih postpartum yaitu:

1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, seperti perdarahan, dan kurang gizi atau malnutrisi

2. Adanya hambatan pada aliran urin3. Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.4. Anemia, higiene, kelelahan5. Proses persalinan bermasalah : Partus lama/macet, korioamnionitis, persalinan traumatik, kurang

baiknya proses pencegahan infeksi, manipulasi yang berlebihan, dapat berlanjut ke infeksi dalam masa nifas.

MANIFETASI KLINIS Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah (sistitis):

Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis Hematuria Nyeri punggung dapat terjadi

Tanda dan gejala ISK bagian atas (pielonefritis) Demam Menggigil Nyeri panggul dan pinggang Nyeri ketika berkemih Malaise Pusing Mual dan muntah

Gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa gejala. Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan. Nyeri suprapubik dan daerah pelvis juga ditemukan. Polakisuria terjadi akibat kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 ml karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing. Stranguria, tenesmus, nokturia, sering juga ditemukan enuresis nokturnal sekunder, prostatismus, nyeri uretra, kolik ureter dan ginjal. Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi pada bagian bawah.Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik.Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang.

ISK yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena tanpa disadari, penyakit tersebut akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang yang bersangkutan terinfeksi tetapi dia tidak tahu dan biasanya malah menjadi kronis.1. Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :

- Mukosa memerah dan oedema- Terdapat cairan eksudat yang purulent- Ada ulserasi pada urethra- Adanya rasa gatal yang menggelitik- Adanya nanah awal miksi- Nyeri pada saat miksi- Kesulitan untuk memulai miksi- Nyeri pada abdomen bagian bawah.

2. Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :- Disuria (nyeri waktu berkemih)- Peningkatan frekuensi berkemih- Perasaan ingin berkemih- Adanya sel-sel darah putih dalam urin- Nyeri punggung bawah atau suprapubic- Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

3. Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :- Demam- Menggigil

- Nyeri pinggang- Disuria

4. Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.

(Pada Post Partum) Disuria,urgensi dan frekuensi urine yang sering, nyeri abdomen rendah atau area suprapubik, ketidaknyamanan punggung bagian bawah, dan kemungkinan hematuria. Sebagai tambahan tanda dan gejala sistitis, pielonepritis dicirikan dengan kekeruhan urine dan tanda sistemik seperti demam tinggi, menggigil,mual, dan muntah-muntah, malaise, kelelahan,nyeri panggul berat, dan nyeri tekan pada sudut kostovertebral.

KOMPLIKASI1. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal.2. Gagal ginjal

KLASIFIKASI Jenis Infeksi Saluran Kemih, antara lain:

1. Kandung kemih (sistitis)2. uretra (uretritis)3. prostat (prostatitis)4. ginjal (pielonefritis)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi:1. ISK uncomplicated (simple)

ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.

2. ISK complicated Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi, atoni

kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis.b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.c. Gangguan daya tahan tubuhd. Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp yang memproduksi

urease.

PEMERIKSAAN1. Urinalisis

Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih

Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.

2. Bakteriologis Mikroskopis Biakan bakteri

3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah

atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.5. Metode tes

Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.

Tes Penyakit Menular Seksual (PMS):

Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).

Tes- tes tambahan:Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

PATOFISIOLOGI

PENDIDIKAN KESEHATAN1) Masa kehamilan

a) Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.

b) Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.c) Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena

dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.

2) Selama persalinanUsaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir :a) Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.b) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam

dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.c) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti

dengan tranfusi darah.d) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus sterile) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik,

apalagi bila ketuban telah pecah.3) Selama nifas

a) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.

b) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.

c) Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.

PENATALAKSANAAN1) Penanganan umum

· Antisipasi setiap kondisi (faktor predisposisi dan masalah dalam proses persalinan) yang dapat berlanjut menjadi penyulit/komplikasi dalam masa nifas.

· Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami infeksi nifas.· Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi yang dikenali pada saat

kehamilan ataupun persalinan.· Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui.· Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah dan gejala-gejala yang harus

diwaspadai dan harus mendapat pertolongan dengan segera.· Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir, dari ibu yang mengalami infeksi

pada saat persalinan. Dan Berikan hidrasi oral/IV secukupnya.2) Pengobatan secara umum

· Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dan sekret vagina, luka operasi dan darah serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam pengobatan.,

· Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat.· Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan antibiotika spektrum luas (broad

spektrum) menunggu hasil laboratorium.· Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus atau transfusi darah diberikan,

perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yang dijumpai.3) Penanganan infeksi postpartum :

· Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4 kali sehari.· Berikan terapi antibiotic (kolaborasi dengan dokter), Perhatikan diet. Lakukan transfusi darah bila

perlu, Hati-hati bila ada abses, jaga supaya nanah tidak masuk ke dalam rongga perineum.

Asuhan Keperawatan

NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL