sk 3 urinary system

17
Nama : Retma Rosela Nurkayanty Npm : 1102011228 LI 1. MM Makroskopik dan Mikroskopik Prostat LO 1.1 Makroskopik Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh kapsul fibromuskuler, yang terletak di sebelah inferior vesika urinaria, mengelilingi bagian proksimal uretra (uretra pars prostatika) dan berada disebelah anterior rektum. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa kurang lebih 20 gram, dengan jarak basis ke apex kurang lebih 3 cm, lebar yang paling jauh 4 cm dengan tebal 2,5 cm. Gambar 1.1.1 prostat Kelenjar prostat terbagi menjadi 5 lobus, yaitu : a. Lobus medius b. Lobus lateralis (2 lobus) c. Lobus anterior d. Lobus posterior Selama perkembangannya lobus medius, lobus anterior, lobus posterior akan menjadi satu dan disebut lobus medius saja. Pada penampang, lobus medius kadang-kadang tak tampak karena terlalu kecil dan lobus lain tampak homogen berwarna abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut kelenjar prostat.

Upload: retma-rosela-nurkayanty

Post on 22-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok urin

TRANSCRIPT

Page 1: Sk 3 Urinary System

Nama : Retma Rosela Nurkayanty

Npm : 1102011228

LI 1. MM Makroskopik dan Mikroskopik Prostat

LO 1.1 Makroskopik

Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh kapsul fibromuskuler, yang terletak di sebelah inferior vesika urinaria, mengelilingi bagian proksimal uretra (uretra pars prostatika) dan berada disebelah anterior rektum. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa kurang lebih 20 gram, dengan jarak basis ke apex kurang lebih 3 cm, lebar yang paling jauh 4 cm dengan tebal 2,5 cm.

Gambar 1.1.1 prostat

Kelenjar prostat terbagi menjadi 5 lobus, yaitu :a. Lobus medius b. Lobus lateralis (2 lobus)c. Lobus anteriord. Lobus posterior

Selama perkembangannya lobus medius, lobus anterior, lobus posterior akan menjadi satu dan disebut lobus medius saja. Pada penampang, lobus medius kadang-kadang tak tampak karena terlalu kecil dan lobus lain tampak homogen berwarna abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut kelenjar prostat.Mc Neal (1976) membagi kelenjar prostat dalam beberapa zona, antara lain zona perifer, zona sentral, zona transisional, zona fibromuskuler anterior, dan zona periuretral. Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada zona transisional yang letaknya proksimal dari sfincter eksternus di kedua sisi dari verumontanum dan di zona periuretral. Kedua zona tersebut hanya merupakan 2% dari seluruh volume prostat. Sedangkan pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari zona perifer. Prostat mempunyai kurang lebih 20 duktus yang bermuara di kanan dari verumontanum dibagian posterior dari uretra pars prostatika. Di sebelah depan didapatkan ligamentum pubo

Page 2: Sk 3 Urinary System

prostatika, di sebelah bawah ligamentum triangulare inferior dan di sebelah belakang didapatkan fascia denonvilliers.Fascia denonvilliers terdiri dari 2 lembar, lembar depan melekat erat dengan prostat dan vesika seminalis, sedangkan lembar belakang melekat secara longgar dengan fascia pelvis dan memisahkan prostat dengan rektum. Antara fascia endopelvic dan kapsul sebenarnya dari prostat didapatkan jaringan peri prostat yang berisi pleksus prostatovesikal.Pada potongan melintang kelenjar prostat terdiri dari :1. Kapsul Anatomis

Sebagai jaringan ikat yang mengandung otot polos yang membungkus kelenjar prostat. 2. Jaringan Stroma

Terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskuler.3. Jaringan Kelenjar

Terbagi atas 3 kelompok bagian:a. Bagian luar disebut glandula principalis atau kelenjar prostat sebenarnya yang

menghasilkan bahan baku sekret.b. Bagian tengah disebut kelenjar submukosa, lapisan ini disebut juga sebagai

adenomatous zone.c. Di sekitar uretra disebut periurethral gland atau glandula mukosa yang merupakan

bagian terkecil. Bagian ini sering membesar atau mengalami hipertrofi pada usia lanjut.

Pada BPH, kapsul pada prostat terdiri dari 3 lapis :1. Kapsul anatomis2. Kapsul chirurgicum, ini terjadi akibat terjepitnya kelenjar prostat yang sebenarnya

(outer zone) sehingga terbentuk kapsul3. Kapsul yang terbentuk dari jaringan fibromuskuler antara bagian dalam (inner zone)

dan bagian luar (outer zone) dari kelenjar prostatBPH sering terjadi pada lobus lateralis dan lobus medialis karena mengandung

banyak jaringan kelenjar, tetapi tidak mengalami pembesaran pada bagian posterior daripada lobus medius (lobus posterior) yang merupakan bagian tersering terjadinya perkembangan suatu keganasan prostat. Sedangkan lobus anterior kurang mengalami hiperplasi karena sedikit mengandung jaringan kelenjar. (Anonim, 1997)

Secara histologis, prostat terdiri atas kelenjar-kelenjar yang dilapisi epitel thoraks selapis dan di bagian basal terdapat juga sel-sel kuboid, sehingga keseluruhan epitel tampak menyerupai epitel berlapis.Vaskularisasi

Vaskularisasi kelenjar prostat yanng utama berasal dari a. vesikalis inferior (cabang dari a. iliaca interna), a. hemoroidalis media (cabang dari a. mesenterium inferior), dan a. pudenda interna (cabang dari a. iliaca interna). Cabang-cabang dari arteri tersebut masuk lewat basis prostat di Vesico Prostatic Junction. Penyebaran arteri di dalam prostat dibagi menjadi 2 kelompok , yaitu:1. Kelompok arteri urethra, menembus kapsul di postero lateral dari vesico prostatic junction

dan memberi perdarahan pada leher buli-buli dan kelompok kelenjar periurethral.2. Kelompok arteri kapsule, menembus sebelah lateral dan memberi beberapa cabang yang

memvaskularisasi kelenjar bagian perifer (kelompok kelenjar paraurethral).Aliran LimfeAliran limfe dari kelenjar prostat membentuk plexus di peri prostat yang kemudian bersatu untuk membentuk beberapa pembuluh utama, yang menuju ke kelenjar limfe iliaca interna , iliaca eksterna, obturatoria dan sakral. (A.T.K. Cockett dan K. Koshiba, 1979; Snell, 1992)

Persarafan

Page 3: Sk 3 Urinary System

Sekresi dan motor yang mensarafi prostat berasal dari plexus simpatikus dari Hipogastricus dan medula sakral III-IV dari plexus sakralis.

LO 1.2 Mikroskopik

Menurut konsep terbaru kelenjar prostat merupakan suatu organ campuran terdiri atas berbagai unsur glandular dan non glandular. Telah ditemukan lima daerah/ zona tertentu yang berbeda secara histologi maupun biologi, yaitu: Zona Anterior atau Ventral

Sesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma fibromuskular. Zona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat.

Zona PeriferSesuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi 70% massa kelenjar prostat. Zona ini rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal karsinoma terbanyak.

Zona Sentralis.Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah meliputi 25% massa glandular prostat. Zona ini resisten terhadap inflamasi.

Zona Transisional.Zona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar preprostatik. Merupakan bagian terkecil dari prostat, yaitu kurang lebih 5% tetapi dapat melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi benign prostatic hyperpiasia (BPH).

Kelenjar-Kelenjar PeriuretraBagian ini terdiri dan duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar abortif tersebar sepanjang segmen uretra proksimal.

Prostat terdiri atas 30-50 kelenjar tubulo alveolar yang mencurahkan sekretnya ke dalam 15-25 saluran keluar yang terpisah. Saluran ini bermuara ke uretra pada kedua sisi kolikulus seminalis. Otot membentuk masa padat dan dibungkus oleh kapsula yang tipis dan kuat serta melekat erat pada stroma. Alveoli dan tubuli kelenjar sangat tidak teratur dan sangat beragam bentuk ukurannya, alveoli dan tubuli bercabang berkali-kali dan keduanya mempunyai lumen yang lebar, lamina basal kurang jelas dan epitel sangat berlipat-lipat. Sitoplasma mengandung sekret yang berbutir-butir halus, lisosom dan butir lipid. Nukleus biasanya satu, bulat dan biasanya terletak basal. Nukleoli biasanya terlihat di tengah, bulat, dan kecil

Page 4: Sk 3 Urinary System

Gambar 1.2.1.Keterangan:Diwarnai dengan hematoksilin dan eosin1 - utama kelenjar prostat2 - stroma terdiri dari sel-sel otot polos dan jaringan ikat3 - stroma terdiri dari sel-sel otot polos dan jaringan ikat4 - kapsul FIBRO-elastis5 - prostat bagian dari uretra

Pada kelenjar prostat, asini sekretorisnya merupakan bagian kelenjar tubuloasinar dengan banyak cabang kecil yang tidak teratur; ukuran asini ini bermacam-macam. Asini yang lebih besar memiliki lumen lebar yang tidak teratur dan epitel yang bervariasi. Kelenjar itu terbenam didalam stroma fibromuskular khas dengan berkas otot polos, serat-serat kolagen dan elastin yang terorientasi di berbagai arah. Meskipun epitel kelenjar umumnya selapis atau bertingkat atau bertingkat silindris dan sel-selnya pucat dibagian distal, namun dapat sangat bervariasi. Pada daerah tertentu, epitel ini dapat berbentuk gepeng atau kuboid tergantung pada status endokrin dan kegiatan kelenjar.

Gambar 1.2.2. Keterangan :epitel transisi dari bagian prostat dari uretraDiwarnai dengan hematoksilin dan eosin1 - epitel transisi2 - tunika propria dari mukosa  prostat bagian dari uretra

LI. 2 MM Fisiologi Prostat

Kelenjar prostat secara relatif tetap kecil sepanjang masa kanak-kanak dan mulai tumbuh pada

masa pubertas dibawah stimulus testosteron. Kelenjar ini mencapai ukuran maksimal pada usia

sekitar 20 tahun dan tetap dalam ukuran ini sampai usia mendekati 50 tahun. Pada waktu

tersebut pada beberapa pria, kelenjar tersebut mulai berdegenerasi bersamaan dengan

penurunan pembentukan testosteron oleh testis.

Kelenjar prostat memiliki sedikit cairan yang berwarna putih susu dan bersifat alkalis.

Cairan ini mengandung asam sitrat, asam fosfatase, kalsium dan koagulasi serta fibrinolisin.

Page 5: Sk 3 Urinary System

Selama pengeluaran cairan prostat, kapsul kelenjar prostat akan berkontraksi bersama dengan

kontraksi vas deferens dan cairan prostat bercampur dengan semen lainnya.

LI. 3 MM BPH

LO 3.1 Definisi

1. BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang bersifat jinak yang hanya timbul pada laki-laki yang biasanya pada usia pertengahan atau lanjut.

2. Pembesaran progresif dan kelenjar prostat (secra umum pada pria lebih dari 50 th ) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretal dan pembatasan aliran urinarius.

LO 3.2 Etiologi

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperplasi prostat, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasi prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dehidrostestosteron (DHT) dan proses aging proses (Aging Proses / penenuaan ). Beberapa hipotesa yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasi prostat adalah :

1. Adanya perubahan kesimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut.

2. Peranan dari Growth Faktor sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat.3. Meningkatkan lama hidup sel–sel prostat karena berkurangnya sel–sel yang mati.4. Teori sel stem menerangkan bahwa terjadi proliferasi abnormal sel stem sehingga

menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan.

1. DHT hypothesisa. DHT merupakan mediator pertumbuhan prostat, tapi bukan penyebab BPHb. DHT disintesis di sel stroma prostat dari testosterone dengan bantuan enzim 5α-

reductase tipe 2. DHT memiliki efek kerja: - Autokrin - Sel stroma- Parakrin - Sel epitel

c. DHT bekerja dengan mengikat reseptor androgen nucleus, dan memberikan sinyal transkripsi faktor pertumbuhan -> terjadi sintesis RNA, DNA, Growth Factors & Protein sitoplasma -> meningkatkan aktivitas mitosis epitel & stroma

2. Ketidakseimbangan estrogen-testosterona. BPH ditandai dengan peningkatan estrogen (estradiol) & penurunan androgen b. Memberi efek hiperplasi stromalc. Estrogen, pada orang lansia akan meningkat sehingga membantu ekspresi reseptor

DHT pada sel parenkim -> Efek DHT meningkat3. Interaksi stroma-epitel

a. Peningkatan EGF/FGF& penurunan TGF-βb. Memberi efek hyperplasia stroma & epitelial

4. Penurunan kematian sela. Disebabkan karena peningkatan estrogen b. Peningkatan usia hidup stroma & epitelial

Page 6: Sk 3 Urinary System

5. Teori stem sela. Peningkatan stem sel b. Memberi efek proliferasi transit sel

LO 3.3 Epidemiologi1. Hiperplasia prostat benigna ini dapat dialami oleh sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun.

Angka ini akan meningkat hingga 90% pada pria berusia di atas 80 tahun.2. Pada usia 40an, seorang pria mempunyai kemungkinan terkena BPH sebesar 25%.

Menginjak usia 60-70 tahun, kemungkinannya menjadi 50%.Dan pada usia diatas 70 tahun, akan menjadi 90%.

LO 3.4 Klasifikasi

Berdasarkan jumlah sel yang mengalami hyperplasia:

1. Ringan 2. Sedang 3. Berat

LO 3.5 Patofisiologi dan Patogenesis

Page 7: Sk 3 Urinary System

LO 3.6 Manifestasi Klinis

1. Gejala pada saluran kemih bagian bawah terdiri atas sejak obstruksi dan iritatif yang umumnya meliputi :

a. Ingin miksi tapi tidak jadi (Hesistansi).

b. Aliran kemih menjadi lemah, tidak lancar, volume sedikit.

c. Sering miksi di malam hari (nocturia)

d. Masih ada tetesan air kemih setelah miksi (terminal dribbling).

e. Frekuensi miksi bertambah (polakisuria).

f. Adanya perasaan kandung kemih belum kosong semua pada waktu miksi.

g. Perasaan ingin miksi, yang tidak bisa ditahan (urgensi).

h. Kadang–kadang miksi tidak dapat ditahan sama sekali (urgen inkontinensia).

i. Perasaan nyeri pada saat kencing (disuria).

j. Retensi urine.

Page 8: Sk 3 Urinary System

Untuk menilai tingkat keparahan dari keluhan pada saluran kemih digunakan sistem skoring secara subjektif dapat diisi dan dihitung oleh pasien. Dari skore 1 – P35 dapat dikelompokan gejalanya dalam 3 derajat yaitu :

a. Ringan 0 –7.b. Sedang 8 –19.c. Berat 20 –35.

Derajat berat obstruksi dapat diukur juga dengan menentukan jumlah sisa urine setelah miksi spontan. Bila sisa urine lebih dari 100 CC biasanya dianggap sebagai batas indikasi BPH.

2. Gejala pada saluran kemih bagian atasKeluhan akibat penyulit hiperplasia prostat pada saluran bagia atas berupa gejala obstruksi antara lain ; nyeri pinggang, benjolan dipinggang (yang merupakan tanda dari Hydroneprhosis) atau demam yang merupakan tanda dari infeksi atau urosepsis.

3. Gejala diluar saluran kemih.Tidak jarang pasien berobat kedokter karena mengeluh adanya hernia inguinalis dan hemoroid akibat sering mengejan pada saat meningkatkan tekanan intra abdomen. Selain itu pada pemeriksaan fisik mungkin di dapat buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa kistik di daerah supra simphisis akibat retensi urine. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan konsistensi prostat kenyal seperti mraba ujung hidung, lotus kanan dan kiri simetris dan tidak di dapatkan nodul.

WHO menganjurkan klasifikasi untuk menentukan beratnya gangguan miksi yang disebut WHO PSS (WHO Prostate Symptoms Score). Skor ini berdasarkan jawaban penderita atas delapan pertanyaan mengenai miksi

PERTANYAAN JAWABAN DAN SKORKeluhan pada bln terakhir Tidak

sama

sekali

< 1

sampai

5 kali

> 5

sampai

15 x

15

kali

> 15

kali

Hampir

selalu

Apakah anda merasa buli-buli tidak kosong setelah b.a.k

0 1 2 3 4 5

Beberapa kali anda hendak b.a.k lagi dalam waktu 2 jam setelah b.a.k

0 1 2 3 4 5

Beberapa kali terjadi bahwa arus air kemih berhenti sewaktu b.a.k

0 1 2 3 4 5

Beberapa kali terjadi anda

tidak dapat menahan air kemih

0 1 2 3 4 5

Beberapa kali terjadi arus

Pernah sekali sewaktu b.a.k

0 1 2 3 4 5

Beberapa kali tjd anda mengalami kesulitan memulai b.a.k.

0 1 2 3 4 5

Beberapa kali anda bangun Tdk lx 2x 3x 4x 5x

Page 9: Sk 3 Urinary System

untuk pernah b.a.k di waktu malam

pernah

Andaikata cara bak seperti anda alami skrg ini akan seumur hidup tetap seperti ini

0 1 2 3 4 5

Nilai :     0 = baik sekali

1 = baik

2 = kurang baik

3 = kurang

4 = buruk

5 = buruk sekali

LO 3.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding

1. Diagnosis

a. Pemeriksaan Laboratorium

Sedimen urin à kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih

Kultur urin à mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan

Pemeriksaan darah o elektrolito ureum (blood urea nitrogen)o kreatinin

Untuk mengetahui fungsi ginjal.

Prostate Specific Antigen (PSA) 4 dicurigai adanya keganasan

b. Pemeriksaan Pencitraan

Foto polos perut à mencari adanya batu saluran kemih. Adanya batu/kalkulosa prostat dan kadangkala menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi urin, yang merupakan tanda dari retensi urin.

Pielografi Intravena (PIV)

Untuk mengetahui:

1. kelainan pada ginjal maupun ureter berupa hidroureter atau hidronefrosis2. memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan oleh dentasi prostat

(pendesakan buli-buli oleh kelenjar prostat) atau ureter

Page 10: Sk 3 Urinary System

3. penyulit yang terjadi pada buli-buli, yaitu adanya trabekulasi, divertikel atau sakulasi buli-buli

Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Dapat dilakukan secara transabdominal dan transrektal (TRUS = Trans Rectal Ultrasonografi).

Ultrasonografi transrektal digunakan untuk :

1. mengetahui besar / volume kelenjar prostat2. adanya kemungkinan pembesaran prostat maligna3. sebagai petunjuk melakukan biopsi aspirasi prostat4. menentukan jumlah residual urin5. mencari kelainan lain yang ada di buli-buli6. Ultrasonografi transabdominal, dapat digunakan untuk mendeteksi adanya

hidronefrosis atau kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH yang lama.

c. Pemeriksaan LainPemeriksaan, derajat obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan cara mengukur :

Residual urine, yaitu jumlah sisa urin setelah miksi.   Ditentukan dengan cara kateterisasi setelah miksi atau dengan USG setelah miksi

Pancaran urine (uroflowmetri), dengan jalan menghitung jumlah urine dibagi dengan lamanya miksi per detik (ml/detik), atau dengan alat uroflowmetri

2. Diagnosis bandinga. Kanker vesica urinaria -> ada gejala frekuensi & ditemukan eritrosit b. Kanker prostat c. Striktur uretra -> memiliki gejala obstruktif d. Batu vesica urinaria e. Infeksi f. Polyuria g. Neuropathy / neurogenic bladder (protrusi discus lumbal)

LO 3.8 Penatalaksanaan

Jika gejala masih ringan, sebaiknya dilakukan pengamatan lebih lanjut. Pada keadaan tidak dapatbuang air kecil (berarti sumbatan sudah total), maka pertolongan pertama yang dilakukan adalahpemasangan kateter. Jika upaya pemasangan kateter ini gagal, maka dapat dilakukan tindakan operasi.Selain itu, tindakan operasi dapat dilakukan jika : terjadi infeksi saluran kemih yang berulang, buangair kecil yang berdarah, ada batu saluran kemih, divertikulum kandung kemih, atau gagal ginjal.

1. Pengobatan orala. α blockers

Page 11: Sk 3 Urinary System

Kelenjar prostat memiliki suatu reseptor yang dinamakan α 1 adrenoreseptor, dengan menghambat reseptor ini, maka kontraksi kelenjar prostat dapat dikurangi sehingga dapat mengurangi gejala pada pasien BPH. Contoh obatnya adalah fenoxibenzamin dan prazosin. Keduanya memiliki efektivitas dan hasil nyata yang berkaitan dengan perbaikan gejala. Namun banyak memiliki efek samping seperti hipotensi yang dipengaruhi posisi (ortostatik), pusing, rasa lelah, dan sakit kepala.

b. 5 α reduktase inhibitor5α reduktase inhibitor adalah obat yang mencegah pengubahan testoteron menjadi dihidrotestoteron.Contoh obat ini adalah finasteride. Obat ini dapat mengurangi ukuran kelenjar prostat. Dibutuhkan waktu sekitar 6 bulan untuk melihat efek maksimum pengobatan pada ukuran prostat maupun pada gejala penyakit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 5 α reduktase inhibitor merupakan obat yang efektif dan aman untuk digunakan namun perbaikan gejala penyakit hanya dijumpai pada pasien dengan pembesaran prostat yang lebih dari 40 cm3. Efek samping yang ditimbulkan antara lain turunnya libido, berkurangnya volume ejakulasi, dan impotensi. Penurunan PSA dijumpai pada sekitar 50% pasien yang dirawat dengan menggunakan 5 α reduktase inhibitor sehingga mungkin saja hal ini dapat mengganggu deteksi kanker. Laporan terakhir menyatakan bahwa penggunaan finasteride dapat mengurangi kejadian tidak dapat berkemih (retensi urin) dan kebutuhan tindakan bedah pada pria dengan pembesaran prostat dengan gejala sedang sampai berat.

c. FitoterapiPenggunaan ekstrak tumbuh-tumbuhan untuk terapi BPH akhir-akhir ini menjadi populer. Beberapa tumbuhan yang digunakan antara lain saw palmetto berry, kulit kayu tumbuhan Pygeum africanuum, akar Echinacea purpurea dan Hypoxis rooperi, serta ekstrak serbuk sari. Mekanisme dari fitoterapi ini sebagian besar tidak diketahui dan belum dilakukan uji coba mengenai efektivitas dan keamanan dari penggunaan obat-obatan ini.

2. Bedah Konvensionala. Pembedahan terbuka

Indikasi absolut yang memerlukan pembedahan terbuka dibanding pilihan bedah lainnya adalah terdapatnya keterlibatan kandung kemih yang perlu diperbaiki seperti adanya divertikel atau batu kandung kemih yang besar. Prostat yang melebihi 80-100 cm3 biasanya dipertimbangkan untuk dilakukan pengangkatan prostat secara terbuka. Pembedahan terbuka mempunyai nilai komplikasi setelah operasi seperti tidak dapat menahan buang air kecil dan impotensi. Perbaikan klinis yang terjadi sebesar 85-100%.

b. Transurethral resection of the prostate (TURP)TURP merupakan metode paling sering digunakan dimana jaringan prostat yang menyumbat dibuang melalui sebuah alat yang dimasukkan melalui uretra (saluran kencing). Secara umum indikasi untuk metode TURP adalah pasien dengan gejala sumbatan yang menetap, progresif akibat pembesaran prostat, atau tidak dapat diobati dengan terapi obat lagi. Prosedur ini dilakukan dengan anestesi regional atau umum dan membutuhkan perawatan inap selama 1-2 hari.

c. Transurethral incision of the prostate (TUIP)Metode ini digunakan pada pasien dengan pembesaran prostat yang tidak terlalu besar dan umur relative muda.

d. Laser prostatekomiDengan teknik laser ini komplikasi yang ditimbulkan dapat lebih sedikit, waktu penyembuhan lebih cepat, dan dengan hasil yang kurang lebih sama. Sayangnya

Page 12: Sk 3 Urinary System

terapi ini membutuhkan terapi ulang setiap tahunnya. Penggunaaan laser ini telah berkembang pesat tetapi efek lebih lanjut dari pemakaian laser belum diketahui secara pasti.

3. Terapi Invasi Minimala. Transurethral needle ablation of the prostate (TUNA)

TUNA termasuk dalam teknik minimal invasif yang biasa digunakan pada pasien yang gagal dengan pengobatan medikamentosa, pasien yang tidak tertarik pada pengobatan medikamentosa, atau tidak bersedia untuk tindakan TURP. Teknik ini menggunakan kateter uretra yang didesain khusus dengan jarum yang menghantarkan gelombang radio yang panas sampai mencapai 100oC di ujungnya sehingga dapat menyebabkan kematian jaringan prostat. Pasien dengan gejala sumbatan dan pembesaran prostat kurang dari 60 gram adalah pasien yang ideal untuk tindakan TUNA ini. Kelebihan teknik TUNA dibanding dengan TURP antara lain pasien hanya perlu diberi anestesi lokal. Selain itu angka kekambuhan dan kematian TUNA lebih rendah dari TURP.

b. Transurethral electrovaporization of the prostateTeknik ini menggunakan rectoskop (seperti teropong yang dimasukkan melalui anus) standar dan loop konvensional. Arus listrik yang dihantarkan menimbulkan panas yang dapat menguapkan jaringan sehingga menghasilkan timbulnya rongga di dalam uretra.

c. TermoterapiMetode ini menggunakan gelombang mikro yang dipancarkan melalui kateter transuretral (melalui saluran kemih bagian bawah). Namun terapi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat keefektivitasannya.

d. Intraurethral stentsAlat ini dapat bertujuan untuk membuat saluran kemih tetap terbuka. Setelah 4-6 bulan alat ini biasanya akan tertutup sel epitel. Biasanya digunakan pada pasien dengan usia harapan hidup yang minimum dan pasien yang tidak cocok untuk menjalani operasi pembedahan maupun anestesi. Saat ini metode ini sudah jarang dipakai.

e. Transurethral balloon dilation of the prostatePada tehnik ini, dilakukan dilatasi (pelebaran) saluran kemih yang berada di prostat dengan menggunakan balon yang dimasukkan melalui kateter. Teknik ini efektif pada pasien dengan prostat kecil, kurang dari 40 cm3. Meskipun dapat menghasilkan perbaikan gejala sumbatan, namun efek ini hanya sementara sehingga cara ini sekarang jarang digunakan.

LO 3.9 Komplikasi

1. Hipertropi M.Detrusora. Vesica urinaria mengalami Trabekulasi, Sacculasi & Diverticulasi b. Menurunkan kemampuan kontraksi M.Detrussor (Irreversible)

2. Adanya residu urin -> Infeksi & Pembentukan batu 3. Obstructive uropathy

a. Ditandai dengan hydroureter & hydronephrosis b. Obstruksi menyebabkan kehilangan fungsi tubulus ginjal, sehingga tubulus

kehilangan kemampuan dalam menjaga air & garamc. Menyebabkan gangguan filtrasi glomerular -> uremia

Page 13: Sk 3 Urinary System

LO 3.10 Prognosis

Lebih dari 90°% pasien mengalami perbaikan sebagian atau perbaikan dari gejala yang dialaminya. Sekitar 10 – 20% akan mengalami kekambuhan penyumbatan dalam 5 tahun.

LO 3.11 Pencegahan

Mengurangi makanan kaya lemak hewan Meningkatkan makanan kaya lycopene (dalam tomat), selenium (dalam makanan laut),

vitamin E, isoflavonoid (dalam produk kedelai) Makan sedikitnya 5 porsi buah dan sayuran sehari Berolah raga secara rutin Pertahankan berat badan ideal