upaya penurunan aki

8
TUGAS MATA KULIAH KESEHATAN MASYARAKAT Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Disusun oleh: Nama : Qorina Aulia Rakhmah NIM : 12/337094/SV/01997 PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

Upload: qorina-aulia-rakhmah

Post on 13-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAH KESEHATAN MASYARAKATUpaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu

Disusun oleh:

Nama:Qorina Aulia Rakhmah

NIM:12/337094/SV/01997

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu

Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara - negara berkembang. Sekitar 25-50% kematian perempuan usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan menjadi penyebab utama mortalitas perempuan pada masa puncak produktivitasnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan di seluruh dunia. Dari jumlah ini 20 juta perempuan mengalami kesakitan sebagai akibat kehamilan. Sekitar 8 juta mengalami komplikasi yang mengancam jiwa, dan lebih dari 500.000 meninggal pada tahun 1995. Sebanyak 240.000 dari jumlah ini hampir 50% terjadi di negara-negara Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia.Banyak Negara yang tidak bisa mencapai sasaran yang ditetapkan dalam Millenium Development Goals (MDGs). Hal ini karena kurangnya pelibatan semua pihak yang berkaitan dengan pembangunan, khususnya pelibatan masyarakat sipil yang merasakan permasalahan yang ada serta mengetahui kebutuhan paling signifikan untuk dipenuhi. Berangkat dari semangat untuk menerapkan proses pelibatan semua pengalaman kerja dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi masyarakat sipil di beberapa wilayah Indonesia maka dibuatlah usulan untuk permasalahan kesehatan yang perlu diperhatikan. Termasuk membahas yang sudah atau belum dicapai sehubungan dengan target MDGs terkait permasalahan kesehatan, khususnya Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah banyaknya perempuan yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI diperhitungkan pula pada jangka waktu enam minggu hingga setahun setelah melahirkan.AKI merupakan salah satu target yang masih sulit dicapai di Indonesia, dimana target MDGs 2015 ialah menurunkan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup namun hingga 2007 AKI di Indonesia masih 228/100.000 kelahiran hidup. Dari semua target MDGs, kinerja penurunan angka kematian ibu secara global masih rendah. Target pencapaian MDG pada tahun 2015 adalah sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut. Walaupun pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan telah cukup tinggi, beberapa faktor seperti risiko tinggi pada saat kehamilan dan aborsi perlu mendapat perhatian. Berdasarkan angka di atas diketahui bahwa target penurunan AKI di Indonesia bahkan belum mencapai setengah angka yang diharapkan.Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan 28 %, preeklampsi/eklampsi 24 %, infeksi 11 %, sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri 5 % dan lain lain 11 % (WHO, 2007).Separuh dari kematian ibu disebabkan oleh perdarahan. Dua pertiga dari semua kasus perdarahan pascapersalinan terjadi pada ibu tanpa faktor risiko yang diketahui sebelumnya, dua pertiga kematian akibat perdarahan tersebut adalah dari jenis retensio plasenta, dan tidak mungkin memperkirakan ibu mana yang akan mengalami atonia uteri maupun perdarahan (WHO, 2008). Perdarahan, khususnya perdarahan post-partum, terjadi secara mendadak dan lebih berbahaya apabila terjadi pada wanita yang menderita anemia. Seorang ibu dengan perdarahan dapat meninggal dalam waktu kurang dari satu jam (Kemenkes RI,2008). Kondisi kematian ibu secara keseluruhan diperberat oleh empat terlambat yaitu terlambat mendiagnosa, terlambat dalam pengambilan keputusan, terlambat mencapai tempat rujukan, terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang tepat di fasilitas kesehatan.Ada beberapa tantangan dan kendala yang ditemukan selama proses penurunan AKI di Indonesia, yaitu :1. Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK).

2. Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah, kualitas dan persebarannya, terutama bidan.

3. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan ibu.

4. Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil.

5. Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need.

6. Pengukuran AKI masih belum tepat, karena sistem pencatatan penyebab kematian ibu masih belum adekuat.

Upaya percepatan penurunan angka kematian ibu telah banyak dilakukan, antara lain melalui peningkatan aksessibilitas serta kualitas pelayanan. Upaya peningkatan aksessibilitas pelayanan kesehatan dilakukan dengan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui paket penempatan tenaga bidan dan polindes di berbagai pelosok pedesaan serta tenaga dokter di daerah terpencil atau sangat terpencil. Sedangkan dari aspek kualitas pelayanan, dilakukan melalui upaya peningkatan kemampuan/kompetensi tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dasar dan rujukan (PONED/PONEK), serta berbagai program intervensi lain (Kemenkes RI, 2008).

Pada kasus kematian ibu akibat perdarahan faktor budaya yang berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu adalah kecenderungan bagi ibu di perdesaan dan keluarga miskin untuk melahirkan dengan bantuan dukun beranak, bukan dengan bantuan petugas medis yang telah disediakan, intervensi yang dilakukan adalah intensitas penyuluhan dan pendidikan mengenai masalah kesehatan, kehamilan, dan melahirkan, program kerjasama antara dukun dengan Polindes di beberapa desa. Intervensi yang dilakukan untuk masyarakat kurang mampu dengan menyediakan pembiayaan kesehatan melalui Jamkesmas dan Jamkesda. Pemerataan polindes dan bidan desa merupakan intervensi yang dilakukan untuk mendekatkan akses layanan kesehatan karena geografis yang jauh serta penyediaan ambulan desa sebagai sarana transportasi. Memanfaatkan sumber daya atau kelembagaan masyarakat merupakan salah satu intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat, sehingga keluarga dan masyarakat mempunyai perencanaan untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Dinas Kesehatan juga melaksanakan berbagai program yang berdampak langsung untuk menurunkan AKI melalui pelatihan- pelatihan untuk meningkatkan keterampilan petugas dalam penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan.MDGs ke-5 akan tercapai apabila 50% kematian ibu per provinsi dapat dicegah, dengan cara:

1. Memastikan setiap komplikasimaternal mendapatkan penanganan secara adekuat dan tepat waktu melalui pemantapan jejaring rujukan2. Memastikan setiap ibu hamilmendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar3. Mengupayakan setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan4. Memberikan pelayanan KB sesuai standar untuk mencegah kehamilan 4 Terlalu5. Meningkatkan pemberdayaan suami, keluarga dan masyarakat dalam kesehatan reproduksi responsif gender6. Mengoptimalkan manajemen kesehatan ibu di setiap tingkatan7. Memastikan dukungan pembiayaan program kesehatan ibu

Mengingat pentingnya AKI sebagai salah satu indikator pembangunan Negara, maka sudah sewajarnya pemerintah membuat sebuah kebijakan mengenai anggaran untuk meningkatkan kesehatan perempuan. Tidak hanya menggunakan indikator angka sebagai target tetapi juga indikator input dan proses seperti penetapan anggaran kesehatan perempuan, pemerataan jumlah tenaga kesehatan yang terjangkau, serta pendidikan kesehatan reproduksi untuk perempuan.

DAFTAR PUSTAKA1. Afifah D, Mulyono B, Pujiati N. Perbedaan tingkat nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin normal primigravida dan multigravida di rb nur hikmah desa kuwaron gubug kabupaten grobogan tahun 2011. Jurnal Kebidanan. 2011. [1.p.].2. http://wri.or.id/editorial/11-mengurangi-angka-kematian-ibu. Mengurangi Angka Kematian Ibu (Editorial) (diakses pada 29 Maret 2014 Pkl. 20.10 WIB)3. http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-290-270711906-bab%20i.terbaru.pdf (diakses pada 29 Maret 2014 Pkl. 20.41 WIB)